FLYPAPER EFFECT PADA DANA ALOKASI UMUM (DAU) DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP BELANJA DAERAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH
TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Akuntansi Minat Utama : Akuntansi Sektor Publik
Diajukan Oleh : Hartati NIM : S 4307072
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 i
FLYPAPER EFFECT PADA DANA ALOKASI UMUM (DAU) DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP BELANJA DAERAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH
Disusun Oleh : Hartati NIM : S 4307072
Telah disetujui Pembimbing Pada tanggal : 29 April 2009
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Rahmawati, M.Si., Ak
Drs. Eko Arief Sudaryono, M.Si., Ak
NIP. 196 804 011 993 032 001
NIP. 196 112 311 988 031 006
Mengetahui : Ketua Program Studi Magister Akuntansi
Doddy Setiawan, S.E., M.Si., IMRI., Ak. NIP. 197 502 182 000 121 001
ii
FLYPAPER EFFECT PADA DANA ALOKASI UMUM (DAU) DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP BELANJA DAERAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH
Disusun Oleh : Hartati NIM : S 4307072
Telah disetujui Penguji Pada tanggal,
Ketua Tim Penguji : Drs. Djoko Suhardjanto, M.Com(Hons), Ph.D., Ak. ……… Pembimbing I
: Dr. Rahmawati, M.Si., Ak
…...….
Pembimbing II
: Drs. Eko Arief Sudaryono, M.Si., Ak
……....
Mengetahui : Direktur PPs UNS
Ketua Program Studi Magister Akuntansi
Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D.
Doddy Setiawan, S.E., M.Si., IMRI., Ak.
NIP. 19570820 198503 1 004
NIP. 19750218 200012 1 001 iii
PERNYATAAN
Nama
:
Hartati
NIM
:
S4307072
Program Studi
:
Magister Akuntansi
Konsentrasi
:
Akuntansi Sektor Publik
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul ”Flypaper Effect Pada Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja
Daerah
Serta
Dampaknya
Terhadap
Kinerja
Keuangan
Pada
Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Tengah” adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh atas tesis tersebut.
Surakarta,
Mei 2009
Yang menyatakan,
Hartati
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tesis ini Kupersembahkan untuk : ♦ Allah SWT yang telah memberiku kekuatan untuk menyelesaikan amanah ini. ♦ Bapak dan Ibu tercinta, motifator terbesar dalam hidupku. Ku tahu kau berharap dalam doamu, ku tahu kau berjaga dalam langkahmu, dan ku tahu selalu ada cinta dalam senyummu. ♦ Saudara-saudaraku, yang memberikan dorongan untuk setiap jalanku. ♦ Pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dalam perjalananku menempuh dan menyelesaikan studi ini.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis tujukan ke hadirat ALLAH SWT yang selalu ada dalam setiap langkah penulis atas Karunia dan Hidayah serta akal pikiran dan atas segala kemudahan untuk bisa menyelesaikan amanah dan segala kewajiban sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul FLYPAPER EFFECT PADA DANA ALOKASI UMUM (DAU) DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP BELANJA DAERAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP
KINERJA KEUANGAN
PADA KABUPATEN/KOTA DI
PROPINSI JAWA TENGAH. Tesis ini tersusun sebagai salah satu syarat untuk Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tesis ini penulis mendapat bantuan yang sangat besar dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M. Com, Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta 2. Doddy Setiawan, S.E., M.Si., IMRI., Ak. selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta 3. Dr. Rahmawati, M.Si., Ak selaku Pembimbing tesis yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, arahan dan masukan kepada penulis.
vi
4. Drs. Eko Arief Sudaryono, M.Si., Ak selaku Pembimbing tesis yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, arahan dan masukan kepada penulis. 5. Drs. Djoko Suhardjanto, M.Com(Hons), Ph.D., Ak. Selaku Ketua Tim Penguji tesis yang telah memberikan arahan dan masukan kepada penulis. 6. Seluruh dosen Program Studi Magister Akuntansi yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas seluruh ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan. 7. Bapak & Ibu tercinta yang selalu menguatkan hatiku, memberi semangat dan menjadi sumber inspirasiku untuk menyelesaikan tanggungjawab ini. Tiada kata yang mampu penulis sampaikan untuk semua yang telah kalian berikan. Thank’s for being my parent.
8. Mbak Ning Yoga, Kakak, Kak Tono, Mbak Ning Oi, ketiga jagoanku : Adhi, Yoga, dan Roihan dan seluruh keluarga, yang senantiasa mendoakan di setiap langkah penulis. Terima kasih untuk kasih sayang, perhatian, kesabaran, dan dukungan yang telah kalian berikan. 9. Teman-teman di Mess Gardenia : De’Umi, De’ Kiki, Mbak Lilik, De’ Nita, De’ Siti, dan mantan penghuni (M.Sriel, Mbak Pipit) makasih buat kebersamaan, semangat dan doanya. 10. Bu Any, Bu Ratna, Mbak Suci, Mbak Santi, Niken, Mas Bayu, Mas Sigit, Mas Supri, Mas Monot, Pak Amin, Mbak Eny, Pak Putut, dan seluruh temanteman seperjuangan di MAKSI terutama kelas A yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas kebersamaan, bantuan dan dukungan yang selalu diberikan kepada penulis.
vii
11. Pak Syukriy Abdullah, yang telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, terima kasih atas nasehat dan masukannya. 12. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam penyusunan tesis ini. Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang ada pada penulis sehingga tidak menutup kemungkinan bila tesis ini masih banyak kekurangan. Akhir kata, penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pembaca.
Surakarta, April 2009
Penulis
viii
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI........................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIATISME ........................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................
v
KATA PENGANTAR.................................................................................
vi
DAFTAR ISI ...............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................
xvii
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xviii
INTISARI ....................................................................................................
xxii
ABSTRACT.................................................................................................
xxiii
BAB 1 PENDAHULUAN ...........................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................
1
1.2 Perumusan Masalah ...................................................................
6
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................
7
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ..................................................................................
8
2.1 Tinjauan Pustaka ........................................................................
8
ix
2.1.1 Flypaper Effect..................................................................
8
2.1.2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).........
9
2.1.3 Pendapatan Asli Daerah (PAD) .......................................
14
2.1.4 Dana Alokasi Umum (DAU) ...........................................
16
2.1.5 Belanja Daerah (BD) ........................................................
17
2.1.6 Transfer (Grants) ..............................................................
19
2.1.7 Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah..............................
20
2.1.8 Penelitian Terdahulu .........................................................
22
2.2 Pengembangan Hipotesis ...........................................................
29
2.2.1 Flypaper Effect .................................................................
29
2.2.2 Pengaruh DAU dan PAD pada Prediksi Belanja Daerah
32
2.2.3 Perbedaan flypaper effect pada Kabupaten/Kota yang PAD-nya tinggi dengan Kabupaten/Kota yang PAD-nya rendah................................................................................
34
2.2.4 Dampak Flypaper effect terhadapKinerja Keuangan Daerah ................................................................................
35
BAB III METODA PENELITIAN............................................................
37
3.1 Metoda Dasar Penelitian ............................................................
37
3.2 Populasi dan Sampel ..................................................................
37
3.3 Data dan Sumber Data ..............................................................
37
3.4 Definisi Operasional ..................................................................
38
3.5 Alat Analisis ..............................................................................
39
3.6 Analisis Data (Uji Asumsi Klasik) ............................................
42
3.6.1 Uji Multikolonieritas ........................................................
43
3.6.2 Uji Heteroskedastisitas......................................................
43
x
3.6.3 Uji Normalitas ..................................................................
45
3.6.4 Uji Autokorelasi ...............................................................
45
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN...............................................................................
46
4.1 Data ............................................................................................
46
4.2 Analisis Statistik Deskriptif .......................................................
46
4.2.1 Statistik Deskriptif untuk Belanja Daerah .......................
47
4.2.2 Statistik Deskriptif untuk Dana Alokasi Umum ..............
48
4.2.3 Statistik Deskriptif untuk Pendapatan Asli Daerah..........
48
4.2.4 Statistik Deskriptif untuk Total Pendapatan Daerah........
49
4.3 Uji Asumsi Klasik......................................................................
49
4.3.1 Uji Multikolonieritas.........................................................
50
4.3.2 Uji Heteroskedastisitas......................................................
51
4.3.3 Uji Normalitas...................................................................
53
4.3.4 Uji Autokorelasi................................................................
55
4.4 Analisis Data ..............................................................................
56
4.4.1 Pengaruh DAU dan PAD terhadap BD ........................
56
4.4.2 Pengaruh DAUt-1 dan PADt-1 pada Prediksi Belanja Daeraht ..............................................................................
59
t
t
t
4.4.2.1 Pengaruh DAU2002 dan PAD2002 pada Prediksi Belanja Daerah2003 ......................................
60
4.4.2.2 Pengaruh DAU2003 dan PAD2003 pada Prediksi Belanja Daerah2004.....................................................
63
4.4.2.3 Pengaruh DAU2004 dan PAD2004 pada Prediksi Belanja Daerah2005.....................................................
65
xi
4.4.2.4 Pengaruh DAU2005 dan PAD2005 pada Prediksi Belanja Daerah2006.....................................................
68
4.4.2.5 Pengaruh DAU2006 dan PAD2006 pada Prediksi Belanja Daerah2007.....................................................
71
4.4.3 Perbedaan flypaper effect pada Kabupaten/Kota yang PAD-nya tinggi dengan Kabupaten/Kota yang PAD-nya rendah.................................................................................
73
4.4.4 Analisis Flypaper Effect terhadap Kinerja Keuangan Daerah ................................................................................
77
4.4.4.1 Uji Asumsi Klasik Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Keuangan ........................................
77
4.4.4.2 Analisis Data Pengaruh Flypaper effect Terhadap Rasio Keuangan Daerah............................................
96
4.4.4.2.1 Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Lancar...............................................................
97
4.4.4.2.2 Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Cepat (Quick Rasio) .........................................
98
4.4.4.2.3 Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Solvabilitas.......................................................
99
4.4.4.2.4 Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Utang Terhadap PAD.......................................
100
4.4.4.2.5 Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal............................
102
4.4.4.2.6 Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Kemandirian Keuangan Daerah .......................
103
4.4.4.2.7 Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah ..................
104
4.4.4.2.8 Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Arus Kas Bebas.........................................................
106
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian .....................................................
107
4.5.1 Pengaruh DAU dan PAD terhadap B D .......................
107
t
t
xii
t
4.5.2 Pengaruh DAUt-1 dan PADt-1 pada Prediksi Belanja Daeraht......................................................................................................................
109
4.5.3 Perbedaan flypaper effect pada Kabupaten/Kota yang PAD-nya tinggi dengan Kabupaten/Kota yang PAD-nya rendah.................................................................................
111
4.5.4 Dampak Flypaper Effect terhadap Kinerja Keuangan Daerah ................................................................................
113
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI ..........
117
5.1 Kesimpulan ...............................................................................
117
5.2 Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi untuk Penelitian Berikutnya ..................................................................................
118
5.3 Implikasi Penelitian....................................................................
119
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
121
LAMPIRAN ................................................................................................
122
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel
Hal
Tabel 1 Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah......................
11
Tabel 2 Variabel Dependen dan Variabel Independen dalam Persamaan Regresi Dan Nama Variabel Dalam Pengolahan Statistik.............
39
Tabel 3 Statistik Deskriptif .........................................................................
47
Tabel 4 Uji Multikolonieritas .....................................................................
51
Tabel 5 Uji Heteroskedastisitas...................................................................
53
Tabel 6 Uji Normalitas................................................................................
54
Tabel 7 Uji Autokorelasi.............................................................................
56
Tabel 8 Analisis Pengaruh DAUt dan PADt terhadap BDt ....................................
57
Tabel 9 Analisis Pengaruh PAD
dan DAU
terhadap BD
60
Tabel 10 Analisis Pengaruh PAD
dan DAU
terhadap BD
63
Tabel 11 Analisis Pengaruh PAD
dan DAU
terhadap BD
66
Tabel 12 Analisis Pengaruh PAD
dan DAU
terhadap BD
68
Tabel 13 Analisis Pengaruh PAD
dan DAU
terhadap BD
2007 ..................
71
Tabel 14 Statistik Deskriptif Uji T................................................................
75
Tabel 15 Independent Sampel Test ...............................................................
76
Tabel 16 Hasil Uji Heteroskedastisitas Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Lancar ..................................................................
77
Tabel 17 Hasil Uji Normalitas Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Lancar ..................................................................
78
Tabel 18 Hasil Uji Autokorelasi Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Lancar ..................................................................
79
2002
2003
2004
2005
2006
2002
2003
2004
2005
2006
xiv
2003 ..................
2004 ..................
2005 ..................
2006 ..................
Tabel 19 Hasil Uji Heteroskedastisitas Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Cepat ....................................................................
80
Tabel 20 Hasil Uji Normalitas Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Cepat ....................................................................
81
Tabel 21 Hasil Uji Autokorelasi Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Cepat ....................................................................
82
Tabel 22 Hasil Uji Heteroskedastisitas Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Solvabilitas ..........................................................
82
Tabel 23 Hasil Uji Normalitas Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Solvabilitas ..........................................................
83
Tabel 24 Hasil Uji Autokorelasi Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Solvabilitas...........................................................
84
Tabel 25 Hasil Uji Heteroskedastisitas Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Utang Terhadap PAD ..........................................
85
Tabel 26 Hasil Uji Normalitas Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Utang Terhadap PAD ..........................................
85
Tabel 27 Hasil Uji Autokorelasi Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Utang Terhadap PAD ..........................................
86
Tabel 28 Hasil Uji Heteroskedastisitas Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal ...............................
87
Tabel 29 Hasil Uji Normalitas Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal ...............................
88
Tabel 30 Hasil Uji Autokorelasi Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal ...............................
89
Tabel 31 Hasil Uji Heteroskedastisitas Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Kemandirian Keuangan Daerah...........................
89
Tabel 32 Hasil Uji Normalitas Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Kemandirian Keuangan Daerah...........................
90
Tabel 33 Hasil Uji Autokorelasi Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Kemandirian Keuangan Daerah...........................
91
Tabel 34 Hasil Uji Heteroskedastisitas Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah ......................
92
xv
Tabel 35 Hasil Uji Normalitas Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah ......................
92
Tabel 36 Hasil Uji Autokorelasi Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah ......................
93
Tabel 37 Hasil Uji Heteroskedastisitas Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Arus Kas Bebas..............................................................
94
Tabel 38 Hasil Uji Heteroskedastisitas Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Arus Kas Bebas..............................................................
95
Tabel 39 Hasil Uji Heteroskedastisitas Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Arus Kas Bebas..............................................................
96
Tabel 40 Analisis Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Lancar ..........
97
Tabel 41 Analisis Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Cepat............
98
Tabel 42 Analisis Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Solvabilitas ..
99
Tabel 43 Analisis Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Utang Terhadap PAD ...............................................................................
101
Tabel 44 Analisis Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal..........................................................
102
Tabel 45 Analisis Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Kemandirian Keuangan Daerah .....................................................
103
Tabel 46 Analisis Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah ................................................
105
Tabel 47 Analisis Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Arus Kas Bebas.......................................................................................
106
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Hal
Gambar 1 Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Plot ................................
52
Gambar 2 Uji Normalitas dengan Histogram .............................................
55
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Hal LAMPIRAN 1 Ringkasan Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2002- 2007 .............
126
LAMPIRAN 2 Ringkasan Realisasi Dana Alokasi Umum Tahun Anggaran 2002- 2007 ....
127
LAMPIRAN 3 Ringkasan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2002- 2007 ....................................................................................................
128
LAMPIRAN 4 Ringkasan Realisasi Total Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2003- 2007 ....................................................................................................
129
LAMPIRAN 5 Analisis Statistik Deskriptif ..........................................................................
130
LAMPIRAN 6 Hasil Uji Asumsi Klasik .....................................................................................
131
LAMPIRAN 7 Hasil Regresi Pengaruh DAU t dan PADt terhadap BDt ...............................
136
LAMPIRAN 8 Hasil Regresi Pengaruh DAU t-1(2002) dan PADt-1(2002) terhadap BDt(2003) .....
137
LAMPIRAN 9 Hasil Regresi Pengaruh DAU t-1(2003) dan PADt-1(2003) terhadap BDt(2004) .....
138
LAMPIRAN 10 Hasil Regresi Pengaruh DAU t-1(2004) dan PADt-1(2004) terhadap BDt(2005) .....
xviii
139
LAMPIRAN 11 Hasil Regresi Pengaruh DAU t-1(2005) dan PADt-1(2005) terhadap BDt(2006) .....
140
LAMPIRAN 12 Hasil Regresi Pengaruh DAU t-1(2006) dan PADt-1(2006) terhadap BDt(2007) .....
141
LAMPIRAN 13 Pengelompokkan Daerah PAD Tinggi dan PAD Rendah.............................
142
LAMPIRAN 14 Perhitungan Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah.................................
143
LAMPIRAN 15 Hasil t-test : Uji Beda Daerah PAD Rendah dengan Daerah PAD Tinggi ...
144
LAMPIRAN 16 Perhitungan Rasio Lancar Kabupaten/Kota di Jawa Tengah........................
145
LAMPIRAN 17 Perhitungan Rasio Cepat (Quick Rasio) .......................................................
146
LAMPIRAN 18 Perhitungan Rasio Solvabilitas .....................................................................
147
LAMPIRAN 19 Perhitungan Rasio Utang Terhadap Pendapatan Asli Daerah.......................
148
LAMPIRAN 20 Rata-rata Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal...............................................
149
LAMPIRAN 21 Perhitungan Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemda Kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah.....................................................
xix
150
LAMPIRAN 22 Perhitungan Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah.................................
151
LAMPIRAN 23 Analisis Arus Kas Bebas (Free Cash Flow)..................................................
152
LAMPIRAN 24 Uji Asumsi Klasik Pengaruh Flypaper Effect terhadap Rasio Lancar Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................................
153
LAMPIRAN 25 Uji Asumsi Klasik Pengaruh Flypaper Effect terhadap Rasio Cepat Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................................
154
LAMPIRAN 26 Uji Asumsi Klasik Pengaruh Flypaper Effect terhadap Rasio Solvabilitas Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................................
155
LAMPIRAN 27 Uji Asumsi Pengaruh Flypaper Effect terhadap Rasio Utang Terhadap PAD Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................................
156
LAMPIRAN 28 Uji Asumsi Pengaruh Flypaper Effect terhadap Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal .....................................................................................
157
LAMPIRAN 29 Uji Asumsi Pengaruh Flypaper Effect terhadap Rasio Kemandirian Keuangan Daerah..........................................................................................
158
LAMPIRAN 30 Uji Asumsi Pengaruh Flypaper Effect terhadap Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah..........................................................................................
159
LAMPIRAN 31 Uji Asumsi Pengaruh Flypaper Effect terhadap Arus Kas Bebas.................
xx
160
LAMPIRAN 32 Hasil Regresi Pengaruh Flypaper Effect terhadap Rasio Lancar ..................
161
LAMPIRAN 33 Hasil Regresi Pengaruh Flypaper Effect terhadap Rasio Cepat....................
162
LAMPIRAN 34 Hasil Regresi Pengaruh Flypaper Effect terhadap Rasio Solvabilitas ..........
163
LAMPIRAN 35 Hasil Regresi Pengaruh Flypaper Effect terhadap Rasio Utang Terhadap PAD...............................................................................................................
164
LAMPIRAN 36 Hasil Regresi Pengaruh Flypaper Effect terhadap Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal .....................................................................................
165
LAMPIRAN 37 Hasil Regresi Pengaruh Flypaper Effect terhadap Rasio Kemandirian Keuangan Daerah..........................................................................................
166
LAMPIRAN 38 Hasil Regresi Pengaruh Flypaper Effect terhadap Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah..........................................................................................
167
LAMPIRAN 39 Hasil Regresi Pengaruh Flypaper Effect terhadap Arus Kas Bebas .............
xxi
168
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya flypaper effect pada Belanja Daerah di Kabupaten/Kota di propinsi Jawa Tengah, mengetahui pengaruh DAU dan PAD dalam memprediksi Belanja Daerah, dan mengetahui kemungkinan adanya perbedaan flypaper effect antara Kabupaten/Kota yang PADnya tinggi dengan Kabupaten/Kota yang PADnya rendah serta mengetahui dampak flypaper effect terhadap kinerja keuangan daerah. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi. Populasi dalam penelitian ini adalah Propinsi Jawa Tengah dan sampelnya terdiri dari 29 kabupaten dan 6 kota di Propinsi Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan alat analisis yaitu regresi berganda (multiple regression). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel independen yang meliputi Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan satu variabel dependen yaitu Belanja Daerah. Untuk menguji hipotesis ketiga digunakan statistik inferensi uji t untuk independen sample t test. Untuk menguji hipotesis ketiga digunakan analisis kinerja keuangan dengan menggunakan rasiorasio keuangan. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data runtut waktu (time series) yang terdapat pada laporan realisasi APBD Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Tengah dari tahun 2003 sampai tahun 2007. Analisis data yang digunakan yaitu uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, uji normalitas dan uji autokorelasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Belanja Daerah pada kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah lebih dipengaruhi oleh Dana Alokasi Umum (DAU) daripada Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hal ini menunjukan bahwa terjadi flypaper effect. Hasil analisis menunjukkan bahwa DAUt-1dan PADt-1 secara serentak berpengaruh terhadap prediksi Belanja Daerah. DAUt-1 mempunyai daya prediksi yang lebih kuat daripada PADt-1 dalam mempengaruhi prediksi Belanja Daerah. Hasil penelitian juga membuktikan terdapat perbedaan terjadinya flypaper effect antara Kabupaten/Kota yang PADnya tinggi dengan Kabupaten/Kota yang PADnya rendah. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa terjadinya flypaper effect berdampak pada menurunnya kinerja keuangan daerah.
Kata Kunci : Flypaper effect, Belanja Daerah, Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD)
xxii
ABSTRACT
This research is intented to detect the possibility of flypaper effect occurencess at local government expenditure in Central Java province, to know the influence of DAU and PAD in predicting of local government expenditure, to know there is possibility flypaper effect difference among high PAD’s regency/municipality with low PAD’s regency/municipality, and to know the impact of flypaper effect to local government financial performance. Basic method used in this research is explanation method. Population in this research is Central Java Province and the sampel consisted of 29 regency and 6 municipality in Central Java Province. Multiple regression was used as an analysis tool. There are two variables in this research, they are independent variable and dependent variable. Common Allocation Fund (DAU) and Original Earnings Local Area ( PAD) as the independent variables and Lokal Expenditure as a dependent variable. To test the third hypothesis statistical inference t test is used for t-test independent sample. To test the fourth hypotesis financial ratio analysis is used to analyze financial performance. This secondary data is used in this research in the form of time series data which is found at the realization report of APBD on regency/municipality in Central Java Province from 2003 to 2007. In analyzing the data, classic assumption test is used. The classic assumption test consists of multikolonieritas test, heteroskedastisitas test, normalitas test and autocorellation test. The result of this research shows that local expenditure in Central Java province was more influenced by DAU than PAD. It means that there is flypaper effect. The result of the analysis shows that DAUt-1 and PADt-1 at the same time are influencing toward local expenditure prediction. DAUt-1 has stronger prediction than PADt-1 in influencing the local expenditure prediction. The result of the research also shows that there is flypaper effect differences between high PAD’s regency/municipality with low PAD’s regency/municipality. The result of the research also shows that there is flypaper effect impact to decrease financial performance of local government. Keyword : Flypaper Effect, local expenditure, DAU, PAD
xxiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan Pemerintah Indonesia tentang Otonomi Daerah, yang mulai dilaksanakan secara efektif tanggal 1 januari 2001, merupakan kebijakan yang dipandang sangat demokratis dan memenuhi aspek desentralisasi pemerintah yang sesungguhnya. Otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan (Halim, 2007). Seperti dikemukakan oleh Menteri Keuangan Budiono (dalam sidik et al., 2002:v), tujuan otonomi adalah untuk lebih meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat, pengembangan
kehidupan
berdemokrasi,
keadilan,
pemerataan,
dan
pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah. Dalam UU No. 22/1999 dan UU No. 25/1999 yang menjadi landasan otonomi tersebut dijelaskan lebih jauh bagaimana pengaplikasian hal-hal tersebut melalui beberapa Peraturan Pemerintah (PP), yang kemudian dipandu dengan Kepmendagri No. 29/2002. Pada tahun 2004, dikeluarkan UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang menggantikan UU No.22 Tahun 1999. Begitu pula UU No.25 Tahun 1999 digantikan oleh UU No.33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan pemerintah pusat dengan daerah. Dalam UU No.32 Tahun 2004 disebutkan bahwa untuk pelaksanaan kewenangan Pemerintah
xxiv
Daerah, Pemerintah Pusat akan mentransfer Dana Perimbangan yang terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan dana Bagi Hasil yang bersumber dari pajak dan sumber daya alam. Disamping dana perimbangan tersebut, Pemda mempunyai sumber pendanaan sendiri berupa Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pembiayaan, dan lain-lain pendapatan (Maimunah, 2006). Kebijakan penggunaan semua dana tersebut diserahkan kepada Pemerintah daerah. Dana transfer dari Pempus diharapkan digunakan secara efektif dan efisien oleh Pemda untuk meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat. Kebijakan penggunaan dana tersebut sudah seharusnya pula secara transparan dan akuntabel. Sekarang ini, kemampuan asli sebagian besar daerah yang tercermin dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD) hanya mampu mengumpulkan tidak lebih dari 15% nilai APBD. Oleh karena itu, kekurangannya harus dibantu oleh Pemerintah Pusat melalui mekanisme dana perimbangan yang terdiri dari DBH, DAU, dan DAK yang satu sama lain saling mengisi dan melengkapi (Usman et al., 2008). UU No.32 Tahun 2004 menyebutkan bahwa transfer dari pemerintah berupa Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana bagi hasil digunakan untuk pelaksanaan kewenangan Pemda. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Saragih (2003), dana bagi hasil berperan sebagai penyeimbang fiskal antara pusat dan daerah dari pajak yang dibagihasilkan. DAU berperan sebagai pemerataan fiskal antardaerah (fiscal equalization) di Indonesia. Sedangkan DAK berperan sebagai dana yang didasarkan pada kebijakan yang bersifat darurat. Diluar dari fungsi tersebut, untuk secara
xxv
detailnya, penggunaan dana tersebut diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah kabupaten/kota yang bersangkutan. Oleh karena itu, diharapkan pemerintah kabupaten/kota dapat menggunakan dana ini dengan efektif dan efisien untuk peningkatan pelayanan pada masyarakat dengan disertai pertanggungjawaban atas penggunaan dana tersebut. Transfer dari Pemerintah Pusat merupakan dana utama Pemerintah Daerah untuk membiayai operasi utamanya sehari-hari, yang oleh Pemerintah Daerah dilaporkan diperhitungan APBD. Terdapat perbedaan penafsiran mengenai DAU oleh daerah-daerah. Dalam Saragih (2003), berbagai penafsiran tersebut diantaranya (a) DAU merupakan hibah yang diberikan pemerintah
pusat
tanpa
ada
pengembalian,
(b)
DAU
tidak
perlu
dipertanggungjawabkan karena DAU merupakan konsekuensi dari penyerahan kewenangan atau tugas-tugas umum pemerintahan ke daerah, (c) DAU harus dipertanggungjawabkan, baik ke masyarakat lokal maupun ke pusat, karena DAU berasal dari dana APBN. Padahal tujuan dari transfer ini adalah untuk mengurangi (kalau tidak mungkin menghilangkan) kesenjangan fiskal antar pemerintah dan menjamin tercapainya standar pelayanan publik minimum di seluruh negeri (Simanjuntak dalam Sidik et al., 2002). Penelitian sebelumnya telah banyak yang mengangkat permasalahan transfer ini, di Amerika Serikat, persentase transfer dari seluruh pendapatan mencapai 50% untuk pemerintah federal dan 60% untuk pemerintah daerah (Fisher, 1982). Khususnya di daerah Winconsin di AS sebesar 47% pendapatan Pemda berasal dari transfer Pempus (Deller et al., 2002). Di
xxvi
negara-negara lain, persentase transfer atas pengeluaran Pemda adalah 85% di Afrika selatan, 67%-95% di Nigeria, dan 70%-90% di Meksiko. Sayangnya, alokasi transfer di negara-negara sedang berkembang pada umumnya lebih banyak didasarkan pada aspek belanja tetapi kurang memperhatikan kemampuan pengumpulan pajak lokal. Akibatnya, dari tahun ke tahun pemerintah daerah selalu menuntut transfer yang lebih besar lagi dari pusat, bukannya mengeksplorasi basis pajak lokal secara lebih optimal (Oates, 1999 dalam Halim 2003). Keadaan tersebut juga ditemui pada kasus pemerintah daerah kota dan kabupaten di Indonesia (Kuncoro, 2007). Dominannya peran transfer relatif terhadap PAD dalam membiayai belanja pemerintah daerah sebenarnya tidak memberikan panduan yang baik bagi governansi (governance) terhadap aliran transfer itu sendiri. Bukti-bukti empiris secara internasional menunjukkan bahwa tingginya ketergantungan pada transfer ternyata berhubungan negatif dengan pemerintahannya (Mello dan Barenstrein, 2001). Hal ini berarti pemerintah daerah akan lebih berhatihati dalam menggunakan dana yang digali dari masyarakat sendiri daripada uang yang diterima dari pusat. Fakta di atas memperlihatkan bahwa perilaku fiskal pemerintah daerah dalam merespon transfer dari pusat menjadi determinan penting dalam menunjang efektivitas kebijakan transfer. Beberapa peneliti menemukan respon Pemda berbeda untuk transfer dan pendapatan sendiri (seperti pajak). Artinya ketika penerimaan daerah berasal dari transfer, maka stimulasi atas belanja yang ditimbulkannya berbeda dengan stimulasi yang muncul dari pendapatan daerah (terutama pajak daerah). Ketika respon (belanja) daerah lebih besar terhadap transfer, maka
xxvii
disebut flypaper effect (Oates, 1999 dalam Halim 2003). Pengaruh DAU dan PAD terhadap Belanja Pemerintah Daerah di Pulau Jawa dan Bali sebelumnya telah diteliti dan menghasilkan analisis bahwa ketika tidak digunakan tanpa lag, pengaruh PAD terhadap Belanja daerah lebih kuat daripada DAU, tetapi dengan digunakan lag, pengaruh DAU terhadap Belanja daerah justru lebih kuat dari pada PAD (Abdullah dan Halim, 2003). Hal ini berarti terjadi flypaper effect dalam respon Pemda terhadap DAU dan PAD. Selanjutnya Deller dan Maher (2005) meneliti kategori pengeluaran daerah dengan fokus pada terjadinya flypaper effect. Mereka menemukan pengaruh unconditional grants pada kategori pengeluaran adalah lebih kuat pada kebutuhan non esensial atau kebutuhan luxury seperti taman dan rekreasi, kebudayaan dan pelayanan pendidikan daripada kebutuhan esensial atau normal seperti keamanan dan proteksi terhadap kebakaran. Maimunah (2006) telah melakukan pengujian adanya flypaper effects pada belanja daerah pemerintah kabupaten/kota di pulau Sumatera tahun 2004. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa flypaper effect terjadi pada DAU terhadap Belanja Daerah. Namun hasil penelitian tersebut tidak dapat digeneralisasikan untuk seluruh wilayah Indonesia. Karena menurut Halim (2002) Pemda kabupaten/kota di Jawa-Bali memiliki kemampuan keuangan berbeda dengan Pemda kabupaten/kota di luar Jawa-Bali. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai flypaper effect Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Daerah serta dampaknya terhadap kinerja keuangan di Provinsi Jawa Tengah dengan alasan bahwa Jawa Tengah memiliki karakteristik ekonomi
xxviii
dan geografis yang sama dan ketersediaan data. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu dimana penelitian ini mencoba menganalisis pengaruh flypaper effect DAU dan PAD terhadap Belanja Daerah dengan menggunakan data runtun waktu (time series) (2003-2007), sehingga
diharapkan
dapat
memberikan
hasil
analisis
yang
lebih
komprehensif. Selain itu penelitian ini juga dihubungkan dengan kinerja keuangan pada pemerintah daerah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. Sehingga penulis mengajukan judul ”FLYPAPER EFFECT PADA DANA ALOKASI UMUM (DAU) DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP BELANJA DAERAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH”. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang ada, maka pertanyaan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah terjadi flypaper effect pada pengaruh DAUt dan PADt terhadap Belanja Daeraht pada Kabupaten/Kota di provinsi Jawa Tengah? 2. Bagaimana pengaruh DAUt-1 dan PADt-1 dalam memprediksi Belanja Daeraht? 3. Jika terjadi flypaper effect, apakah ada perbedaan pada Kabupaten/Kota yang PAD-nya tinggi dengan Kabupaten/Kota yang PAD-nya rendah? 4. Bagaimana dampak flypaper effect terhadap kinerja keuangan daerah?
xxix
1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui kemungkinan terjadinya flypaper effect pada Belanja Daerah pada Kabupaten/Kota di provinsi Jawa Tengah. 2. Mengetahui pengaruh DAUt-1 dan PADt-1 dalam memprediksi Belanja Daeraht. 3. Mengetahui kemungkinan adanya perbedaan flypaper effect antara Kabupaten/Kota yang PADnya tinggi dengan Kabupaten/Kota yang PADnya rendah. 4. Mengetahui dampak flypaper effect terhadap kinerja keuangan daerah? 1.4 Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah berupa kontribusi empiris, teori dan kebijakan, yaitu : 1. Kontribusi empiris, untuk memperkuat penelitian sebelumnya, berkenaan dengan adanya flypaper effect yang terjadi dalam transfer dana (DAU) dan PAD terhadap Belanja daerah. 2. Kontribusi kebijakan, memberikan masukan baik bagi Pemerintah Pusat maupun Daerah dalam hal penyusunan kebijakan di masa yang akan datang yang berkaitan dengan perencanaan, pengendalian, dan evaluasi dari APBN dan APBD, serta UU dan PP yang menyertainya. 3. Kontribusi teori, sebagai bahan referensi dan data tambahan bagi penelitipeneliti lainnya yang tertarik pada bidang kajian ini.
xxx
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Flypaper Effect Flypaper effect dianggap sebagai suatu keanehan dalam perilaku yang sulit untuk dirasionalkan, dimana pemerintah daerah menggunakan transfer1 yang mereka terima dari pemerintah pusat untuk meningkatkan pengeluaran daerah2 yang mana tidak konsisten dengan teori ekonomi (Hines & Thaler, 1995). Transfer disini adalah pemindahan atau pengiriman dana dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Ketika suatu pemerintah daerah menerima transfer dimungkinkan untuk meningkatkan belanja daerah tanpa meningkatkan pajak. Pilihan masyarakat lebih ditentukan pada bagaimana cara uang dibelanjakan. Dimana transfer dianggap sebagai tambahan pendapatan masyarakat, sehingga semestinya dibelanjakan dengan cara yang sama pula. Peneliti terdahulu menggunakan berbagai pendekatan untuk menjelaskan perilaku pemerintah daerah dalam mengalokasikan dana yang dimilikinya, baik dana yang bersumber dari transfer pemerintah di atasnya ataupun dari pendapatannya sendiri. Pemerintah daerah bisa merespon transfer dari pemerintah pusat secara simetris dan tidak simetris (Gamkhar & Oates, 1996). Beberapa peneliti menemukan bahwa respon pemerintah 1
Istilah transfer dan grants dalam tulisan ini memiliki arti yang sama dan digunakan bergantian. DAU adalah salah satu bentuk transfer atau grants. 2 Istilah pengeluaran daerah atau belanja daerah merupakan padanan kata dari local expenditure, yang dalam tulisan ini digunakan bergantian.
xxxi
daerah berbeda untuk transfer dan pendapatan sendiri seperti pajak. Artinya, ketika penerimaan daerah berasal dari transfer, maka stimulasi atas belanja yang ditimbulkannya berbeda dengan stimulasi yang muncul dari pendapatan daerah terutama pajak daerah. Ketika respon belanja daerah lebih besar terhadap transfer, maka disebut flypaper effect (Oates, 1999). 2.1.2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah. APBD memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah. b. Penyusunan APBD berpedoman kepada RKPD dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada masyarakat untuk tercapainya tujuan bernegara. c. APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi. d. APBD, perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD setiap tahun ditetapkan dengan peraturan daerah.
xxxii
Di era (pasca) reformasi, bentuk APBD mengalami perubahan yang cukup mendasar. Bentuk APBD yang pertama didasari oleh keputusan Menteri Dalam Negeri (Kepmendagri) No 29 tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Sejalan dengan perubahan yang terjadi bentuk APBD sekarang ini didasari pada Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No 13 tahun 2006 (Halim, 2007). Peraturan-peraturan
di
era
reformasi
keuangan
daerah
mengisyaratkan agar laporan keuangan semakin informatif. Untuk itu dalam bentuk yang baru APBD terdiri atas tiga bagian yaitu pendapatan, belanja dan pembiayaan. Pembiayaan merupakan kategori baru agar APBD semakin informatif, yaitu memisahkan pinjaman dari pendapatan daerah. Hal ini sesuai dengan definisi pendapatan sebagai hak pemda, sedangkan pinjaman belum tentu menjadi hak pemda. Selain itu dalam APBD mungkin terdapat surplus atau defisit. Pos pembiayaan ini merupakan alokasi surplus atau sumber penutupan defisit anggaran (Halim, 2007). Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.
xxxiii
Tabel 1 Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Bagian APBD
Rincian APBD
Pendapatan
1. Pendapatan Asli Daerah a. Pajak daerah b. Retribusi daerah c. Bagian Laba Usaha Daerah 2. Dana Perimbangan a. Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak b. Dana Alokasi Umum c. Dana Alokasi Khusus d. Dana Perimbangan dari propinsi 3. Lain-lain Pendapatan yang sah.
Belanja
1. Aparatur Daerah 1) Belanja Administrasi Umum a. Belanja Pegawai/Personalia b. Belanja Barang dan Jasa c. Belanja Perjalanan Dinas d. Belanja Pemeliharaan 2) Operasional dan Pemeliharaan a. Belanja Pegawai/Personalia b. Belanja Barang dan Jasa c. Belanja Perjalanan Dinas d. Belanja Pemeliharaan 3) Belanja Modal 2. Belanja Publik 1) Belanja Administrasi Umum a. Belanja Pegawai/Personalia b. Belanja Barang dan Jasa c. Belanja Perjalanan Dinas d. Belanja Pemeliharaan
xxxiv
2) Operasional dan Pemeliharaan a. Belanja Pegawai/Personalia b. Belanja Barang dan Jasa c. Belanja Perjalanan Dinas d. Belanja Pemeliharaan 3. Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan 4. Belanja tak tersangka Surplus/ Defisit Pembiayaan
1. Penerimaan Daerah 1) Sisa lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu 2) Transfer dari Dana Cadangan 3) Penerimaan Pinjaman dan Obligasi 4) Hasil Penjualan Aset Daerah Yang Dipisahkan 2. Pengeluaran Daerah 1) Transfer ke Dana Cadangan 2) Penyertaan Modal 3) Pembayaran Utang Pokok Yang Jatuh Tempo 4) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Berjalan
Sumber : Kepmendagri No 29 Tahun 2002 Tertanggal 10 Juni 2002 Menurut Kumorotomo dan Purwanto (2005) dalam Abdullah (2005), struktur APBD tersebut merupakan satu kesatuan yang terdiri dari Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan. Pendapatan Daerah adalah semua penerimaan kas daerah dalam periode tahun anggaran tertentu yang menjadi hak daerah. Pendapatan daerah ini dirinci menurut kelompok pendapatan yang meliputi pendapatan asli daerah, dana
xxxv
perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah. Belanja daerah merupakan semua pengeluaran kas daerah dalam periode tahun anggaran tertentu yang menjadi beban daerah. Belanja daerah meliputi semua pengeluaran yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran yang akan menjadi pengeluaran kas daerah. Belanja dikelompokkan menjadi belanja aparatur, belanja pelayanan publik, belanja bagi hasil dan bantuan keuangan dan belanja tidak tersangka. Pembiayaan adalah transaksi keuangan daerah yang dimaksud untuk menutup selisih antara pendapatan daerah dan belanja daerah. Pembiayaan meliputi transaksi keuangan untuk menutup deficit atau memanfaatkan surplus. Selisih antara anggaran pendapatan daerah dan anggaran belanja daerah inilah yang dapat mengakibatkan terjadinya surplus atau defisit anggaran. Terjadinya surplus apabila anggaran pendapatan daerah lebih besar dari anggaran belanja daerah, sedangkan defisit apabila pendapatan daerah lebih kecil dari anggaran belanja daerah. Adanya surplus anggaran kemudian dapat dimanfaatkan antara lain untuk transfer ke dana cadangan, pembayaran pokok utang, penyertaan modal (investasi) dan atau sisa perhitungan anggaran tahun berkenaan yang dianggarkan pada kelompok pembiayaan jenis pengeluaran daerah. Apabila terjadi defisit akan dibiayai dari sisa anggaran tahun yang lalu, pinjaman daerah, penjualan obligasi daerah, hasil penjualan barang milik daerah yang dipisahkan, transfer dari dana cadangan yang dianggarkan pada kelompok pembiayaan dan jenis penerimaan daerah (Halim, 2007).
xxxvi
2.1.3 Pendapatan Asli Daerah (PAD) Menurut Abdul Halim 2007, dalam bukunya yang berjudul ”Akuntansi
Sektor
Publik,
Akuntansi
Keuangan
Daerah”
beliau
menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Adapun kelompok pendapatan asli daerah dipisahkan menjadi empat jenis pendapatan, yaitu: 1. Pajak Daerah. Pajak Daerah merupakan pendapatan daerah yang berasal dari pajak. 2. Retribusi Daerah. Retribusi Daerah merupakan pendapatan daerah yang berasal dari retribusi daerah. Dalam struktur APBD baru dengan pendekatan kinerja, jenis pendapatan yang berasal dari pajak daerah dan restribusi daerah berdasarkan UU No.34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Rertibusi Daerah, dirinci menjadi: a. Pajak Provinsi. Pajak ini terdiri atas: (i) Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air, (ii) Bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) dan kendaraan di atas air, (iii) Pajak bahan bakar kendaran bermotor, dan (iv) Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan. b. Jenis pajak Kabupaten/kota. Pajak ini terdiri atas: (i) Pajak Hotel, (ii) Pajak Restoran, (iii) Pajak Hiburan, (iv) Pajak Reklame, (v)
xxxvii
Pajak penerangan Jalan, (vi) Pajak pegambilan Bahan Galian Golongan C, (vii) Pajak Parkir. c. Retribusi. Retribusi ini dirinci menjadi: (i) Retribusi Jasa Umum, (ii) Retribusi Jasa Usaha, (iii) Retribusi Perijinan Tertentu. 3. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan merupakan penerimaan daerah yang berasal dari hasil perusahaan milik daerah dan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan berikut: a. Bagian laba perusahaan milik daerah. b. Bagian laba lembaga keuangan bank. c. Bagian laba lembaga keuangan non bank. d. Bagian laba atas pernyataan modal/investasi 4. Lain-lain PAD yang sah. Pendapatan ini merupakan penerimaan daerah yang berasal dari lain-lain milik pemerintah daerah. Jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan berikut: a. Hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan. b. Penerimaan jasa giro. c. Peneriman bunga deposito. d. Denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan. e. Penerimaan ganti rugi atas kerugian/kehilangan kekayaan daerah (TP-TGR).
xxxviii
Sumber PAD merupakan penerimaan murni daerah dan peranannya merupakan indikator sejauh mana telah dilaksanakan otonomi tersebut secara luas, nyata, dan bertanggungjawab. Besarnya PAD menunjukkan kemampuan
daerah
untuk
memenuhi
kebutuhannya
sendiri
dan
memelihara serta mendukung hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan dan yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang (Mamesah, 1995, dalam Abdullah dan Halim, 2003). Menurut Septiana (2007) pendapatan asli daerah adalah seluruh penerimaan yang masuk ke kas daerah, yang diatur dengan peraturan yang berlaku, yang digunakan untuk menutupi pengeluaran daerah. PAD merupakan salah satu modal dasar pemerintah daerah dalam mendapatkan dana pembangunan dalam memenuhi belanja daerah, selain itu merupakan usaha daerah guna memperkecil ketergantungan dalam mendapatkan dana (subsidi) dari pemerintah pusat. 2.1.4 Dana Alokasi Umum (DAU) Dana alokasi umum adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi (UU No. 33 Tahun 2004). Adapun cara menghitung dana alokasi umum menurut ketentuan adalah sebagai berikut: a. Dana alokasi umum (DAU) ditetapkan sekurang-kurangnya 26% dari penerimaan dalam negeri yang ditetapkan dalam APBN.
xxxix
b. Dana alokasi umum (DAU) untuk daerah propinsi dan untuk daerah kabupaten/kota ditetapkan masing-masing 10% dan 90% dari dana alokasi umum sebagaimana ditetapkan diatas. c. Dari dana alokasi (DAU) untuk suatu daerah kabupaten/kota tertentu ditetapkan berdasarkan perkalian jumlah dana alokasi umum untuk daerah kabupaten/kota yang ditetapkan APBN dengan porsi daerah kabupaten/kota yang bersangkutan. d. Porsi daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud diatas merupakan proporsi bobot daerah kabupaten/kota
yang bersangkutan terhadap
jumlah bobot semua daerah kabupaten/kota diseluruh indonesia. Tujuan Dana Alokasi Umum (DAU) terutama adalah untuk : (a) horizontal equity dan (b) sufficiency. Tujuan horizontal equity merupakan kepentingan pemerintah pusat dalam rangka melakukan distribusi pendapatan secara adil dan merata agar tidak terjadi kesenjangan yang lebar antar daerah. Sementara itu yang menjadi kepentingan daerah adalah kecukupan (sufficiency) terutama adalah untuk menutup fiscal gab. Sufficiency dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu kewenangan beban dan Standar Pelayanan Minimum (SPM). 2.1.5 Belanja Daerah (BD) Menurut Kepmendagri No. 29/2002 disebutkan bahwa belanja daerah merupakan semua pengeluaran kas daerah dalam periode tahun anggaran tertentu yang menjadi beban daerah. Belanja daerah meliputi semua pengeluaran yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran yang akan menjadi pengeluaran kas daerah. Pengeluaran ini xl
dilakukan
oleh
Pemda
untuk
melaksanakan
wewenang
dan
tanggungjawabnya kepada masyarakat dan pemerintah diatasnya (pemprov dan pempus). Menurut Kepmendagri No 13 tahun 2006 dan UU No 33 Tahun 2004, belanja daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Menurut UU No. 25 tahun 1999 belanja daerah dibagi kedalam dua kelompok yaitu belanja rutin dan belanja pembangunan. Belanja rutin adalah belanja yang keluarannya tidak berupa fisik dan terjadi berulangulang sepanjang waktu atau periode. Belanja rutin terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, belanja pemeliharaan, belanja perjalanan dinas, belanja lain-lain, anggaran pinjaman/hutang dan bunga, bantuan keuangan, pengeluaran yang tidak termasuk bagian lain dan pengeluaran tak terduga. Belanja pembangunan adalah belanja yang ditujukan untuk pembiayaan proses pembangunan, sebagai kegiatan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Terdiri dari 21 jenis yang berorientasi ke 20 jenis sektor pembangunan dan satu jenis kelompok pengeluaran pembangunan lainnya, antara lain industri, pertanian dan kehutanan, sumberdaya air dan irigasi, tenaga kerja, perdagangan, pengembangan urusan daerah, keuangan dan koperasi, transportasi, meteorologi dan geofisika, pertambangan dan energi, pariwisata, pos dan telekomunikasi dll. Setelah pergantian UU No. 25 tahun 1999 menjadi UU No. 33 tahun 2004 dan berdasarkan Kepmendagri No. 29 tahun 2002, maka pengelompokkan belanja diubah menjadi belanja aparatur dan belanja
xli
pelayanan publik. Belanja aparatur daerah adalah bagian belanja berupa belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan, serta belanja modal/pembangunan yang dialokasikan pada atau digunakan untuk membiayai kegiatan yang hasil, manfaat dan dampaknya tidak secara langsung dinikmati oleh masyarakat (publik). Belanja pelayanan publik adalah bagian belanja berupa belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan serta belanja modal/pembangunan yang dialokasikan pada atau digunakan untuk membiayai kegiatan yang hasil, manfaat dan dampaknya secara langsung dinikmati oleh masyarakat (publik). Berdasarkan Kepmendagri No. 29 tahun 2002 ada pengeluaran daerah lainnya yaitu belanja bagi hasil dan bantuan keuangan dan belanja tidak tersangka. Belanja bagi hasil dan bantuan keuangan berbentuk kegiatan pengalihan uang dan atau barang dari Pemerintah Daerah. Belanja Tidak Tersangka adalah Belanja Pemerintah Daerah yang dianggarkan untuk pengeluaran penanganan bencana alam, bencana sosial atau pengeluaran penanganan lainnya yang sangat diperlukan. 2.1.6 Transfer (Grants) Di Indonesia, seperti ditegaskan dalam UU No. 25/1999, bentuk transfer yang paling penting adalah DAU dan DAK, selain bagi hasil (revenue sharing). Transfer merupakan konsekuensi dari tidak meratanya kemampuan keuangan dan ekonomi daerah. Selain itu, tujuan transfer adalah mengurangi kesenjangan keuangan horisontal antar daerah,
xlii
megurangi kesenjangan vertikal Pusat dan daerah, dan untuk menciptakan stabilisasi aktifitas perekonomian daerah (Abdullah dan Halim, 2003). Transfer atau grants dari pemerintah pusat secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yakni matching grants dan non matching grants. Kedua grant tersebut digunakan oleh Pemda untuk memenuhi belanja aparatur daerah dan belaja pelayanan publik. Belanja aparatur daerah dialokasikan atau digunakan untuk membiayai kegiatan yang hasil, manfaat dan dampaknya tidak secara langsung dinikmati oleh masyarakat (publik). Belanja pelayanan publik dialokasikan atau digunakan untuk membiayai kegiatan yang hasil, manfaat dan dampaknya secara langsung dinikmati oleh masyarakat (publik) (Abdullah dan Halim, 2003). 2.1.7 Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Pemda sebagai pihak yang diserahi tugas menjalankan roda pemerintahan,
pembangunan
dan
pelayanan
masyarakat
wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan daerahnya untuk menilai apakah pemda berhasil menjalankan tugasnya dengan baik atau tidak. Salah satu alat untuk menganalisis kinerja pemda dalam mengelola keuangan daerahnya adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan terhadap APBD yang telah ditetapkan dan dilaksanakannya (Halim, 2007). Dalam instansi pemerintahan pengukuran kinerja tidak dapat diukur dengan rasio-rasio yang biasa di dapatkan dari sebuah laporan keuangan dalam suatu perusahaan seperti, Return Of Investment. Hal ini disebabkan karena sebenarnya dalam kinerja pemerintah tidak ada “Net Profit”.
Kewajiban
pemerintah
xliii
untuk
mempertanggung
jawabkan
kinerjanya dengan sendirinya dipenuhi dengan menyampaikan informasi yang relevan sehubungan dengan hasil program yang dilaksanakan kepada wakil rakyat dan juga kelompok-kelompok masyarakat yang memang ingin menilai kinerja pemerintah (Mardiasmo, 2004). Pelaporan
keuangan
pemerintah
pada
umumnya
hanya
menekankan pada pertanggung jawaban apakah sumber yang diperoleh sudah digunakan sesuai dengan anggaran atau perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian pelaporan keuangan yang ada hanya memaparkan informasi yang berkaitan dengan sumber pendapatan pemerintah, bagaimana penggunaannya dan posisi pemerintah saat itu (Mardiasmo, 2004). Salah satu alat untuk menganalisis kinerja pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerahnya adalah dengan melaksanakan analisis rasio terhadap APBD yang telah ditetapkan dan dilaksanakannya (http://www.feuhamka.com/artikel22.htm). Analisis rasio keuangan pada APBD dilakukan dengan membandingkan hasil yang dicapai dari satu periode dibandingkan dengan periode sebelumnya sehinggga dapat diketahui bagaimana kecenderungan yang terjadi. Selain itu dapat pula dilakukan dengan cara membandingkan dengan rasio keuangan pemerintah daerah tertentu dengan rasio keuangan daerah lain yang terdekat ataupun potensi daerahnya relatif sama untuk dilihat bagaimana posisis keuangan pemerintah daerah tersebut terhadap pemerintah daerah lainnya (Halim, 2007).
xliv
2.1.8 Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dahlberg et al., dalam Journal of Publik Finance tahun 2006 bertujuan untuk mempelajari efek dari dana transfer tak bersyarat dari pemerintah pusat ke pemerintah lokal pada pajak dan belanjaan lokal di Swedia. Penelitian ini menggunakan suatu data runtut waktu dari 283 kotamadya yang diamati selama periode 1996-2004. Penelitian ini bersifat kuantitatif. Dataset meliputi semua kotamadya. Analisa data menggunakan analisa grafik dan analisa econometrik. Hasil dari penelitian ini yaitu adanya suatu dampak positif dari dana bantuan pada pembelanjaan dan tidak ada efek pada tarif pajak. Jadi terbukti bahwa dana pemerintah pusat diarahkan lebih ke belanja lokal, tetapi bukan untuk mengurangi pajak lokal. Hasil ini juga konsisten dengan adanya suatu flypaper effect untuk Sweden. Knight (2002) dalam penelitiannya bertujuan memberikan suatu penjelasan
teoritikal
untuk
flypaper
effect
dan
secara
empiris
membenarkan penjelasan itu dengan menggunakan data dari Program Bantuan Jalan Pemerintah Pusat. Penelitian ini menggunakan suatu kerangka teoritikal melalui suatu model dana transfer endogen dan model empiris melalui estimasi OLS ( Ordinary Least Squares). Data yang digunakan yaitu data survey sensus tahunan dari pemerintah dan administrasi jalan pemerintah pusat. Penelitian ini menemukan bahwa pengeluaran publik negara bagian meningkat lebih banyak, setiap dolar per dolar melalui penerimaan dana transfer pemerintah pusat dibandingkan
xlv
dengan peningkatan dalam pendapatan pribadi daerah. Keanehan ini disebut sebagai flypaper effect. Deller et al., (2002) menganalisis hubungan pendapatan yang berasal dari bagi hasil dengan menggunakan suatu model perilaku keuangan lokal dengan menggunakan data 581 kota dan desa di Wisconsin, Amerika Serikat dan menemukan untuk setiap dollar kenaikan dalam pendapatan per kapita, maka pengeluaran total perkapita meningkat sekitar 12 sampai 15 sen. Untuk setiap kenaikan dalam pendapatan bagi hasil perkapita, peningkatan pengeluaran perkapita mencapai 46-55 sen. Deller et al (2002) menduga bahwa pola respon daerah ini juga dipengaruhi oleh formula penentuan bagi hasil itu sendiri. Hasil ini konsisten dengan hipotesis flypaper effect. Studi
Legrenzi
&
Milas
(2001),
menggunakan
sampel
municipalities di Italia, menemukan bukti empiris bahwa dalam jangka panjang tidak ada hubungan langsung antara belanja daerah dan pajak, dimana belanja daerah secara keseluruhan dipengaruhi oleh transfer yang diterima dari pemerintah pusat. Secara spesifik mereka menegaskan bahwa variabel-variabel kebijakan pemerintah daerah dalam jangka pendek disesuaikan
(adjusted)
dengan
transfer
yang
diterima,
sehingga
memungkinkan terjadinya respon yang non-linear dan asymmetric3. Bae dan Felock (2004) melakukan penelitian yang bertujuan untuk menunjukkan bahwa dampak rangsangan dana transfer antar pemerintah
3
Istilah respon asymmetric dalam tulisan ini bermakna respon yang tidak simetri terhadap perubahan besaran transfer.
xlvi
pada belanja, yaitu flypaper effect disebabkan oleh struktur pemerintah lokal. Dalam penelitian ini mencoba menangkap dampak dari gerakan politik dalam menentukan belanja publik dengan mempertimbangkan variabel kelembagaan. Data yang digunakan berasal dari 334 kota (dengan ukuran kota medium) yang berlokasi di Amerika Serikat. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel kelembagaan politik dapat menjadi salah satu variabel penjelas untuk flypaper effect. Penelitian Dollery dan Worthington (1995) bertujuan untuk menggambarkan analisis empiris dari ilusi keuangan di Australia yang disebabkan oleh keberadaan transfer dana antar pemerintah antara negara bagian dan pemerintah pusat. Penelitian ini menggunakan suatu analisis time series dari Pembelanjaan Persemakmuran Australia dari 1981 sampai 1992. Hasil dari penelitian ini menyediakan beberapa dukungan empiris yang bersifat sementara tentang keberadaan flypaper effect pada pembelanjaan publik di Australia. Studi Holtz-Eakin et al., (1994) menganalisis model maximizing under uncertainty of intertemporal utility function dengan menggunakan data runtut waktu selama tahun 1934-1991 untuk mengetahui seberapa jauh pengeluaran daerah dapat dirasionalkan melalui suatu model, dimana keputusan-keputusan didasarkan pada ketersediaan sumberdaya secara permanen,
bukan
ketersediaan
yang
sifatnya
temporer,
mereka
menemukan bahwa semua pengeluaran ditentukan oleh sumbersumbernya. Holtz-Eakin et al., menyatakan bahwa terdapat keterkaitan sangat erat antara transfer dari Pemerintah pusat dengan belanja
xlvii
pemerintah daerah. Secara spesifik mereka menegaskan bahwa variabelvariabel kebijakan pemerintah daerah dalam jangka pendek disesuaikan (adjusted) dengan transfer yang diterima, sehingga memungkinkan terjadinya respon yang non-linier dan asymmetric. Melo (2002) menganalisis flypaper effect pada belanja daerah sektor publik Kolumbia dengan mempertimbangkan perbedaan struktur kelembagaan. Analisis dilakukan dengan penggunaan alternatif dan model data panel fungsional format. Data yang digunakan berasal dari Pusat data bank pusat Kolumbia periode 1980 sampai 1997. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) dengan mempertimbangkan perbedaan struktur kelembagaan ditemukan flypaper effect pada transfer antar pemerintah dimana pendapatan daerah sangat tergantung pada transfer antar pemerintah. Khususnya, ketika transfer lebih dari 50%, transfer antar pemerintah cenderung merangsang belanja publik
lokal dibanding
peningkatan dalam pendapatan regional, (2) flypaper effect sangat sensitif terhadap spesifikasi dari belanja daerah, (3) analisis asimetri dalam reaksi terhadap transfer antar pemerintah menunjukkan bahwa pengurangan transfer per kapita secara nyata menyebabkan pengurangan dalam belanja publik daerah. Hasilnya menyatakan bahwa ketika entitas pemerintah daerah sangat bergantung terhadap transfer, koefisien asimetri signifikan secara statistik, dimana pemerintah daerah menutup pengurangan transfer dengan menggunakan sumber pendapatan yang lain. Penelitian Lalvani (2002) menggambarkan tes empiris mengenai flypaper effect untuk perekonomian di India. Penelitian ini juga menguji
xlviii
hipotesis asimetri yang terlihat pada dampak pengurangan dana bantuan. Penelitian dilakukan secara terpisah selama dekade 1980an (1980-1981 sampai 1989-1990) dan 1990an (1991-1992 sampai 1997-1998). Teknik yang digunakan Pooled cross-section time series dengan menggunakan prosedur Generalized Least Squares (GLS). Hasil yang diperoleh pada penelitian menunjukkan bahwa flypaper effect tetap ada. Penelitian ini juga menemukan bahwa selama periode pengurangan dana bantuan, pemerintahan negara bagian mengelola program belanja mereka melalui peningkatan penerimaan pajak mereka sendiri. Ini menyatakan bahwa dana bantuan dari pusat memberikan dampak yang tidak mendorong dan dapat menjadi suatu alasan bahwa pemerintahan negara bagian tidak memanfaatkan pajak potensial mereka secara penuh. Studi Aaberge & Langorgen (1997) menganalisis perilaku fiskal dan belanja Pemda dengan pengaturan secara bersama-sama (simultaneous setting). Penelitian ini menunjukkan estimasi untuk 8 sektor jasa berdasarkan suatu versi modifikasi dari suatu Extended Linear Expenditure System (ELES) dan menggunakan observasi pada level municipal di Norwegia. Model econometrik mengakui respon daerah dan defisit anggaran sebagai variabel endogen. Hasil empiris menunjukkan bahwa suatu flypaper effect yang kuat ditampakkan oleh respon daerah terhadap perubahan pendapatan. Esensi dari temuan-temuan tersebut adalah perubahan dalam total belanja daerah (rutin dan pembangunan) sebagai akibat dari perubahan dalam transfer dari pemerintah pusat (Abdullah dan Halim, 2003)
xlix
Dalam perspektif teori keagenan, Aaberge & Langorgen (1997) menyatakan bahwa agen atau politisi di pemerintah daerah bersikap seolah-olah
mereka
memaksimalkan
utilitas
individu
(voter)
berpendapatan menengah kebawah di dalam masyarakat. Apabila dikaitkan dengan belanja publik untuk periode tertentu, agen akan mengalokasikan
sumberdaya
yang
dimilikinya
berdasarkan
pada
ekspektasinya terhadap lingkungan ekonomi pada masa yang akan datang. Secara teoritis diasumsikan bahwa semua pengeluaran pada suatu periode tertentu
tergantung
pada
ketersediaan
sumberdaya
pada
periode
bersangkutan, namun dengan batasan aturan anggaran yang ada, misalnya anggaran berimbang (balanced-budget rule). Heyndels (2001) dalam papernya menyatakan bahwa penelitian pada Pemerintah AS mengindikasikan
adanya suatu asimetri dalam
flypaper effect : elastisitas dari belanja publik yang berhubungan dengan perubahan dalam dana bantuan secara signifikan berbeda untuk perubahan yang positif dan negatif. Dengan menggunakan data panel dari Kotamadya Flemish selama tahun 1986-1996 ditemukan bukti atas reaksi asimetris. Hasil penelitian menyatakan adanya suatu tipe pergantian fiskal yaitu ketika dana bantuan bertambah pengeluaran terbanyak kotamadya berasal dari tambahan pendapatan tersebut. Sedangkan ketika dana bantuan berkurang pengeluaran tidak terpengaruh dan kotamadya mengganti kerugian melalui tambahan pajak. Witterblad (2007) dalam penelitiannya meneliti faktor penentu belanjaan publik lokal dan khususnya mencoba untuk menjelaskan yang
l
disebut flypaper effect. Analisa menggunakan suatu model politik ekonomi untuk
menghubungkan
ukuran
dan
keberadaan
flypaper
effect
mempengaruhi karakteristik kotapraja seperti rata-rata dasar pajak, dispersi pendapatan dan ya atau tidaknya suatu perubahan dalam rata-rata dasar pajak mempengaruhi pembagian pajak dari mayoritas individu (majority voter). Data berasal dari data penerimaan dan belanja daerah Swedia untuk periode 1996-2004. Hasil menunjukkan bahwa ukuran flypaper effect bervariasi antar kotamadya tergantung komposisi relatif dari dana transfer dan dasar pajak. Haryo Kuncoro (2004) dalam penelitiannya berjudul “Fenomena Flypaper Effect Pada Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota Dan Kabupaten Di Indonesia” menganalisis tentang pengaruh transfer antar pemerintah pada kinerja fiskal pemerintah daerah kota dan kabupaten di indonesia. Temuan dari penelitian ini yaitu, peningkatan alokasi transfer diikuti dengan penggalian PAD yang lebih tinggi. Simpulan ini mengindikasikan sikap overaktif pemerintah daerah terhadap arti pentingnya transfer. Bagi pemerintah pusat, transfer memang diharapkan menjadi pendorong agar pemerintah daerah secara intensif menggali sumber-sumber penerimaan sesuai kewenangannya. Maimunah (2006) dalam penelitianya berjudul “Flypaper effect pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan asli Daerah (PAD) terhadap belanja daerah pada Kabupaten/Kota di pulau Sumatera”, melakukan pengujian adanya flypaper effect pada belanja daerah pemerintah kabupaten/kota di pulau Sumatera tahun 2006. Dari penelitian
li
tersebut diperoleh kesimpulan bahwa flypaper effect terjadi pada DAU terhadap Belanja Daerah. 2.2 Pengembangan Hipotesis 2.2.1 Flypaper Effect Dalam literatur ekonomi dan keuangan daerah, hubungan pendapatan dan belanja daerah didiskusikan secara luas sejak akhir dekade 1950-an tentang hubungan tersebut diuji secara empiris (Chang & Ho, 2002), sebagian studi menyatakan bahwa pendapatan mempengaruhi belanja. Sementara sebagian lainnya menyatakan bahwa belanjalah yang mempengaruhi pendapatan (Aziz, 2000, Doi, 1998 dalam Maimunah, 2006). Sementara studi tentang pengaruh transfer dari pemerintah pusat terhadap keputusan pengeluaran atau belanja pemerintah daerah sudah berjalan lebih dari 30 tahun (Bradford & Oates, 1971a). Namun, dalam studi empiris hal tersebut tidak selalu terjadi. Artinya, stimulus terhadap pengeluaran daerah yang ditimbulkan oleh transfer tersebut sering lebih besar dibandingkan dengan stimulus dari pendapatan /pajak daerah sendiri (flypaper effect). Holtz-Eakin et al., (1985) menyatakan bahwa terdapat keterkaitan sangat erat antara transfer dari pemerintah pusat dengan belanja pemerintah daerah. Esensi dari temuan-temuan terebut adalah perubahan dalam total belanja daerah (rutin dan pembangunan) sebagai akibat dari perubahan dalam transfer dari pemerintah pusat (Abdullah dan Halim, 2003).
lii
Hipotesis yang menyatakan bahwa pendapatan daerah (terutama pajak) akan memepengaruhi anggaran belanja pemerintah daerah dikenal dengan nama tax-spend hypothesis (Aziz et al, 2000; Doi, 1998; von Furstenberg et al., 1986 dalam Maimunah, 2006). Dalam hal ini, pengeluaran pemerintah daerah akan disesuaikan dengan perubahan dalam penerimaan pemerintah daerah atau perubahan pendapatan terjadi sebelum perubahan pengeluaran. Beberapa studi empiris menunjukkan bahwa perbedaan stimulus antara grants dan pendapatan sendiri memang terjadi (Aaberge & Langorgen, 1997; Deller et al.,2002; dan Slack, 1980). Heyndels (2001), melakukan studi analisis dan empirik dengan sampel kotamadya di Flemish dan menyatakan bahwa kenaikan tambahan transfer kepada kotamadya diiringi dengan kenaikan dalam pengeluaran kotamadya. Becker (1996) dan Bailey dan Connolly (1998) mengidentifikasi beberapa isu yang selalu muncul dalam pembahasan mengenai flypaper effect. Salah satu isu yang penting adalah respon yang tidak simetri terhadap perubahan transfer. Teori perilaku konsumen di atas menjelaskan bahwa respon terhadap perubahan transfer seharusnya indiferen. Hal ini berarti bahwa pengaruh perubahan transfer pada perilaku fiskal pemerintah daerah akan sama terlepas apakah sumbangan tersebut diperoleh melalui runtutan kenaikan atau melalui serangkaian kenaikan lalu dikurangi secara gradual. Melo (2002) menyatakan dalam kasus keuangan daerah ada respon yang tidak simetri terhadap perubahan besaran transfer. Ia menjelaskan
liii
bahwa transfer diberikan untuk jangka waktu tertentu. Selama periode tersebut, pihak-pihak tertentu yang memperoleh keuntungan dari penerimaan transfer mulai meningkat. Setelah transfer dikurangi, mereka melakukan lobi untuk mempertahankan keuntungannya melalui kenaikan pajak. Pemerintah daerah dan masyarakat pada umumnya cenderung lebih sensitif terhadap penurunan kesejahteraan daripada sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa untuk melakukan penggantian sumber pembiayaan anggaran (fiscal replacement), biaya politik atas kenaikan pajak menjadi lebih besar daripada keuntungan politik yang diperoleh pemerintah atas pengurangan pajak. Flypaper effect pada transfer dana antar pemerintahan juga ditemukan
di
negara
Kolumbia
dimana
dilakukan
dengan
mempertimbangkan perbedaan struktur kelembagaan (Melo, 2002). Hal ini juga diperkuat dengan hasil penelitian Bae dan Felock (2004) yang menyatakan variabel kelembagaan politik dapat menjadi salah satu variabel penjelas untuk flypaper effect. Penelitian Legrenzi dan Milas (2001) juga memberikan bukti empiris tentang adanya flypaper effect dalam jangka panjang untuk sampel kotamadya di Italia. Zampelli (1986) memberikan bukti senada untuk data pemerintah kota di Amerika Serikat, yakni terjadinya flypaper effect dalam reaksi belanja terhadap transfer tak bersyarat (unconditional grants). Pada penelitian Syukriy Abdullah & Abdul Halim (2003) terjadi flypaper effect dalam merespon (belanja) transfer (DAU) dan PAD di
liv
pulau Jawa dan Bali. Maka hipotesis untuk menguji flypaper effect di Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah ini adalah: H1: Pengaruh DAUt terhadap BDt lebih besar daripada pengaruh PADt terhadap BDt 2.2.2 Pengaruh DAU dan PAD pada Prediksi Belanja Daerah Kesit Bambang Prakosa (2004) tentang analisis pengaruh dana alokasi umum (DAU) dan pendapatan asli daerah (PAD) terhadap prediksi belanja daerah, studi empirik di wilayah Propinsi Jawa Tengah dan DIY, dari hasil penelitian menunjukan bahwa DAU dan PAD berpengaruh signifikan terhadap belanja daerah baik dengan maupun tanpa lag. Ketika tidak menggunakan lag, pengaruh PAD terhadap belanja daerah lebih kuat daripada DAU, tetapi dengan digunakan lag, pengaruh DAU terhadap belanja daerah justru lebih kuat daripada PAD. Secara empiris penelitian ini membuktikan bahwa besarnya belanja daerah dipengaruhi oleh jumlah DAU yang diterima dari pemerintah pusat. Dari hasil penelitian tersebut, menunjukkan bahwa DAU dan PAD berpengaruh signifikan terhadap belanja daerah. Dalam model prediksi BD, daya prediksi DAU terhadap BD tetap lebih tinggi dibanding daya prediksi PAD. Hal ini menunjukan telah terjadi flypaper effect. Sulistyawan (2005) menyatakan bahwa pengujian atas pengaruh DAU dan PAD terhadap belanja daerah dengan lag dilakukan untuk mengetahui apakah DAU t-1dan PAD t-1dapat memprediksi BDt. Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa DAU
lv
t-1dan
PAD
t-1
berpengaruh
signifikan positif terhadap BDt. Dijelaskan juga bahwa nilai t-statistic DAU
t-1
lebih besar daripada PADt-1. Dengan demikian, dapat diketahui
bahwa signifikansi pengaruh DAUt-1 secara statistik lebih kuat daripada pengaruh PADt-1 terhadap BDt sehingga terjadi flypaper effect. Lebih lanjut penelitian yang pernah dilakukan oleh Maimunah (2006) yang dilakukan di pulau Sumatera menyatakan bahwa telah terjadi Flypaper Effect dalam merespon belanja teransfer DAU dan PAD di Pulau itu. Ia juga meneliti bahwa Flypaper Effect berpengaruh untuk memprediksi belanja daerah periode kedepan. Holtz-Eakin et al., (1985) menyatakan bahwa terdapat keterkaitan sangat erat antara transfer dari Pempus dengan belanja pemerintah daerah. Secara spesifik mereka menegaskan bahwa variabel-variabel kebijakan pemda dalam jangka pendek disesuaikan (adjusted) dengan transfer yang diterima, sehingga memungkinkan terjadinya respon yang non-linier dan asymmetric. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Sukriy & Halim (2003) bahwa daya prediksi DAU terhadap Belanja Daerah adalah lebih kuat pada regresi dengan lag (DAU 2001 terhadap Belanja Daerah 2002). Berdasarkan penelitian-penelitian yang ada, maka hipotesis untuk menguji hubungan DAU dan PAD sebagai prediksi Belanja Daerah periode berikutnya adalah: H2: Pengaruh DAUt-1 terhadap BDt lebih besar daripada pengaruh PADt-1 terhadap BDt
lvi
2.2.3 Perbedaan flypaper effect pada Kabupaten/Kota yang PAD-nya tinggi dengan Kabupaten/Kota yang PAD-nya rendah Dalam Undang –undang No.33 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah disebutkan bahwa PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundangan-undangan. PAD sendiri tidak sama besarnya antar satu daerah dengan daerah lainnya, beberapa dari kabupaten/kota di Indonesia mempunyai Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang relatif besar sementara yang lain tidak (Ediharsi dkk, 1998). Besar kecilnya PAD dihubungkan dengan total pendapatan daerah dijadikan salah satu ukuran kemampuan (kaya atau miskin) daerah. Dengan kata lain, daerah kabupaten/kota tersebut dapat tergolong pada pemerintah daerah kabupaten/kota kaya, sedang, dan miskin dalam kaitannya dengan tingkat pendapatan daerahnya/PAD-nya (Insukindro dkk., 1994; dan Halim dkk., 1996 dalam Maimunah, 2006). Dalam disertasinya, Halim (2002), menyatakan bahwa adanya perbedaan yang signifikan pada rata-rata varian PAD/Hasil Pajak Daerah/Hasil Retribusi Daerah. Dengan menggunakan asumsi bahwa kluster yang dilakukan adalah valid dan dengan menggunakan teori komparatif dapat dibuktikan bahwa di Indonesia terdapat kelompok pemerintah daerah kabupaten/kota kaya dan miskin. Atas dasar tersebut dikembangkan sebuah hipotesis alternatif sebagai berikut:
lvii
H3: Terdapat perbedaan flypaper effect antara daerah yang PAD-nya rendah dengan daerah yang PAD-nya tinggi 2.2.4 Dampak Flypaper effect terhadap Kinerja keuangan Daerah Fenomena flypaper effect membawa implikasi lebih luas bahwa transfer akan meningkatkan belanja pemerintah daerah yang lebih besar daripada penerimaan transfer itu sendiri (Turnbull, 1998 dalam kuncoro, 2007). Fenomena flypaper effect dapat terjadi dalam dua versi (Gorodnichenko, 2001 dalam Kuncoro, 2007). Pertama merujuk pada peningkatan pajak daerah dan anggaran belanja pemerintah yang berlebihan. Kedua mengarah pada elastisitas pengeluaran terhadap transfer yang lebih tinggi daripada elastisitas pengeluaran terhadap penerimaan pajak daerah. Kinerja atau kemampuan keuangan daerah merupakan salah satu ukuran yang dapat digunakan untuk melihat kemampuan daerah dalam menjalankan otonomi daerah (Halim, 2007). Semakin baik kinerja keuangan daerah maka semakin baik kemampuan daerah untuk menjalankan tugasnya. Salah satu alat untuk menganalisis kinerja pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerahnya adalah dengan melaksanakan analisis rasio keuangan. Dalam
penelitiannya,
Kuncoro
(2007)
menyatakan
bahwa
peningkatan alokasi transfer diikuti dengan penggalian PAD yang lebih tinggi. Namun, penggalian PAD yang hanya didasarkan pada faktor inkremental akan berakibat negatif pada perekonomian daerah. Di sisi lain,
lviii
peningkatan alokasi transfer juga diikuti dengan pertumbuhan belanja yang lebih tinggi. Ada indikasi peningkatan belanja yang tinggi tersebut disebabkan karena inefisiensi belanja pemerintah daerah terutama belanja operasional. Faktor lainnya adalah munculnya persaingan pengeluaran antardaerah. Kecenderungan ini dalam jangka panjang akan berakibat pada peningkatan ketidakmerataan fiskal secara horizontal. Simpulan ini mengisyaratkan bahwa ketergantungan pemerintah daerah pada transfer dari pusat akan semakin membesar. Ini berarti bahwa kinerja keuangan daerah semakin menurun. Atas dasar tersebut dikembangkan sebuah hipotesis alternatif sebagai berikut: H4: Flypaper effect berpengaruh terhadap rasio keuangan pemerintah daerah.
lix
BAB III METODA PENELITIAN
3.1 Metoda Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi yaitu berusaha menjelaskan hubungan satu variabel dengan variabel yang lain, dengan menyoroti hubungan yang telah dirumuskan sebelumnya (Nazir, 2003). Penelitian ini menggunakan satu variabel terikat (dependen) yaitu belanja daerah dan dua variabel bebas (independen) yaitu Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD). 3.2 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah Propinsi Jawa Tengah. Sampel dalam penelitian ini adalah 29 kabupaten dan 6 kota di Propinsi Jawa Tengah. Alasan pemilihan sampel di propinsi ini adalah (1) memiliki karakteristik ekonomi maupun geografis yang sama, (2) ketersediaan data. 3.3 Data dan Sumber Data Data yang dianalisis adalah data sekunder yang berupa data runtut waktu (time series) yang bersumber dari laporan realisasi APBD Pemda kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah, yakni data Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Belanja Daerah (BD), Total Pendapatan Daerah dan laporan keuangan (neraca, laporan realisasi APBD, laporan aliran kas) dari tahun 2003 sampai tahun 2007, yang diperoleh melalui situs
lx
Departemen Keuangan Dirjen Perimbangan Keuangan Pusat, Badan Pemeriksa Keuangan dan Daerah dan Badan Pusat Statistik. 3.4 Definisi Operasional a. Flypaper effect merupakan suatu kondisi yang terjadi saat pemerintah daerah merespon (belanja) lebih banyak/boros dengan menggunakan dana transfer (grants) yang diproksikan dengan Dana Alokasi Umum (DAU) daripada
menggunakan
kemampuan
sendiri,
diproksikan
dengan
Pendapatan Asli Daerah (PAD). b. Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang berasal dari APBN, yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pembelanjaannya dalam rangka pelaksanaan desentralisasi (UU No. 33 Tahun 2004). Dana Alokasi Umum dinyatakan dalam satuan rupiah. Dana alokasi umum ini sebagai variabel independen (variable bebas). c. Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah (Abdul Halim, 2002). Pendapatan Asli Daerah dinyatakan dalam satuan rupiah. Pendapatan asli daerah ini sebagai variabel independen (variable bebas). d. Belanja Daerah adalah semua pengeluaran kas daerah pada periode tahun anggaran tertentu yang menjadi beban daerah (Kepmendagri 29 Tahun 2002). Belanja daerah dinyatakan dalam satuan rupiah. Belanja daerah dalam penelitian ini sebagai variabel dependen (variable bebas).
lxi
3.5 Alat Analisis Penelitian ini menggunakan alat analisis yaitu regresi berganda (multiple regression). Menurut Gujarati (2003) dalam Ghozali (2005) bahwa analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen dengan tujuan mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. Hasil analisis adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel dependen dengan suatu persamaan. Tabel 2 Variabel Dependen dan Variabel Independen dalam Persamaan Regresi Dan Nama Variabel Dalam Pengolahan Statistik. No Variabel Dependent
1 2
Belanja Daerah belanja daerah) -
3
-
Variabel Independen (jumlah
-
Nama Variabel dalam Pengolahan Statistik Yt
Jumlah DAUt
DAUt
Jumlah PADt
PADt
Sumber : Maimunah, 2006 Regresi berganda yang dipakai untuk memenuhi tujuan penelitian dalam membuktikan hipotesis dijabarkan di bawah ini dalam bentuk persamaan-persamaan. Berikut persamaan-persamaan yang digunakan dalam pengujian hipotesis 1 dan 2: Yt = a + b1 DAUt + b2 PADt + e
(1)
Yt = a + b1 DAUt-1 + b2 PADt-1 + e
(2)
lxii
dimana Yt adalah jumlah belanja daerah (BDt), a konstanta, b1 b2 koefsien regresi, DAUt jumlah DAUt, DAUt-1 adalah DAUt dengan lag, PADt jumlah PADt, PADt-1 adalah PADt dengan lag, dan e error term. Untuk menentukan apakah terjadi flypaper effect, dibandingkan koefisien standar beta dan nilai t-statistik untuk masing-masing variabel. Dikatakan oleh Ghozali (2005) bahwa koefisien standar beta digunakan untuk melihat pentingnya masing-masing variabel independen secara relatif. Begitu juga untuk melakukan pengujian keberartian tiap-tiap koefisien a, b1, dan b2 dapat dilihat pada nilai t stat (Supranto, 2001). Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005). Apabila efek DAU terhadap Belanja Daerah lebih besar daripada efek PAD, maka dapat disimpulkan terjadi flypaper effect (Abdullah dan Halim, 2003). Untuk menguji hipotesis ketiga digunakan statistik inferensi uji t untuk independen sample t test. Caranya adalah dengan melihat pada data PAD yang tersedia. Berdasarkan data yang ada diklasifikasikanlah menjadi PAD tinggi dan PAD rendah. Pengkategorian tersebut berasal dari perbandingan nilai PAD
masing-masing
daerah
dengan
nilai
PAD
rata-rata
dari
35
kabupaten/kota di Jawa Tengah. Dengan kriteria jika PAD kabupaten/kota lebih besar dari PAD rata-rata maka dimasukkan dalam kelompok PAD tinggi dan jika PAD kabupaten/kota lebih kecil dari PAD rata-rata maka dimasukkan dalam kelompok PAD rendah.
lxiii
Untuk menguji hipotesis keempat maka dilakukan analisis rasio keuangan sebagai penilai kinerja keuangan daerah. Rasio keuangan yang digunakan yaitu (Mahmudi, 2007): Aktiva Lancar Utang Lancar
a) Rasio Lancar (Current Ratio ) =
Rasio lancar merupakan ukuran standar untuk menilai kesehatan keuangan organisasi, baik organisasi bisnis maupun pemerintah daerah. Nilai standar rasio lancar yang dianggap aman adalah 2:1. b) Rasio Cepat (Quick Ratio) =
Aktiva Lancar - Persediaan Utang Lancar
Rasio cepat mengindikasikan apakah pemerintah daerah dapat membayar utangnya dengan cepat. Rasio ini juga menunjukkan berapa alat likuiditas yang paling cepat yang bisa digunakan untuk melunasi utang lancar. c) Rasio Solvabilitas =
Total Aktiva Total Utang
Rasio solvabilitas dapat digunakan untuk melihat kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi seluruh kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. d) Rasio Utang terhadap Pendapatan Asli Daerah =
Total Utang Pendapatan Asli Daerah
Rasio ini digunakan untuk menggambarkan kapasitas pemerintah daerah untuk membayar kembali utangnya dengan pendapatan asli daerah. e) Derajat Desentralisasi Fiskal =
Pendapatan Asli Daerah Total Pendapatan Daerah
lxiv
Rasio ini menunjukkan derajat kontribusi PAD terhadap total penerimaan daerah. Semakin tinggi kontribusi PAD maka semakin tinggi kemampuan pemerintah daerah dalam menyelenggarakan desentralisasi. f) Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
=
Pendapatan Asli Daerah Transfer Pusat + Propinsi + Pinjaman
Semakin tinggi angka rasio ini menunjukkan pemerintah daerah semakin tinggi kemandirian keuangan daerahnya. g) Rasio ketergantungan keuangan daerah =
Pendapatan Transfer Total Pendapatan Daerah
Rasio ketergantungan keuangan daerah adalah rasio yang memperlihatkan tingkat ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat dan / atau pemerintah provinsi. h) Analisis Arus Kas Bebas Arus Kas Bebas =
Arus Kas Bersih Aktivitas Operasi - Belanja Modal
Arus kas bebas menunjukkan jumlah uang yang masih tersisa setelah pemerintah daerah menjalankan operasional pokoknya dan melakukan belanja modal dalam rangka menjaga kesinambungan pelayanan dan peningkatan kapasitas pelayanan. Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap pengaruh flypaper effect terhadap rasio keuangan dengan persamaan regresi linear berikut : Yi = a + b1 FE+ e..................................................
(3)
Dimana Yi adalah rasio keuangan, a adalah konstanta, b1 adalah koefisien regresi, FE adalah flypaper effect, dan e adalah error term.
lxv
3.6 Analisis Data (Uji Asumsi Klasik) Untuk memenuhi asumsi klasik, maka model persamaan regresi diatas terlebih dahulu melalui pengujian-pengujian berikut : 3.6.1 Uji Multikolonieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable independent. Jika variable independent saling berkorelasi, maka variablevariabel ini tidak ortogonal. Variabel orthogonal adalah variable independent yang nilai korelasi antar sesama variable independent sama dengan nol (Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam suatu model regresi adalah sebagai berikut: 2
a. Nilai R yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variable-variabel independent banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variable independent. b. Menganalisis matrik korelasi variable-variabel independent. Jika antar variable independent ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. c. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variation inflation factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance <0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10.
lxvi
3.6.2 Uji Heteroskedastisitas Dalam Ghozali (2005), uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah Homokedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi Heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, besar). Beberapa
cara
untuk
mendeteksi
ada
atau
tidaknya
heteroskedastisitas: a. Melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat(dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Dasar analisisnya : 1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka
mengindikasikan
telah
terjadi
heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka
0
pada
sumbu
Y,
maka
tidak
terjadi
heteroskedastisitas. b. Uji Park Park mengemukakan metode bahwa variance (s2) merupakan fungsi dari variabel-variabel independen. Apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi dari persaamaan regresi Ln U2 signifikan
lxvii
secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data model empiris yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas, dan sebaliknya jika parameter beta tidak signifikan secara statistik, maka asumsi homoskedastisitas pada data model tersebut tidak dapat ditolak. 3.6.3 Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov. 3.6.4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi liniear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari suatu observasi ke observasi lainnya.
lxviii
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1 Data Sampel
yang
digunakan
dalam
penelitian
sebanyak
35
kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah pertahun. Penelitian ini menggunakan jangka waktu lima tahun maka total sampel adalah 175 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan dan diolah dari kabupaten/kota yang menjadi sampel meliputi data : a. Dana Alokasi Umum (DAU) dari laporan realisasi APBD tahun anggaran 2003-2007. b. Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari laporan realisasi APBD tahun anggaran 2003-2007. c. Total Belanja Daerah dari laporan realisasi APBD tahun anggaran 20032007. d. Total Pendapatan Daerah dari laporan realisasi APBD tahun anggaran 2003-2007. 4.2 Analisis Statistik Deskriptif Dari data yang diperoleh sebanyak 35 sampel seperti yang telah dikemukakan diatas diperoleh statistik deskriptif yang mencakup n (banyaknya data yang diperoleh) nilai minimun, nilai maksimum, rata-rata (mean) dan deviasi standar (standar deviation) atas variabel-variabel penelitian. Variabel-variabel tersebut meliputi Belanja Daerah, Pedapatan
lxix
Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Total Pendapatan daerah. Tabel dibawah ini menyajikan statistik deskriptif untuk semua variabel dalam penelitian dari data periode 2003 sampai 2005. Tabel 3 Statistik Deskriptif
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
BELANJA DAERAH
175 161956860 1127846242 457949602.02 172961923.87
DAU
175 105690000 743064000 343288178.28 128847669.41
PAD
175
TOTAL PENDAPATAN DAERAH Valid N (listwise)
13679480 238237999 45639997.21
30692180.98
175 161979609 1173328383 471647992.21 181296747.13 175
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 4.2.1 Statistik Deskriptif untuk Belanja Daerah Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa kabupaten/kota yang memiliki belanja daerah minimum adalah Kota Salatiga pada tahun 2003 yaitu sebesar Rp161.956.860.000 dan kabupaten/kota yang memiliki nilai maksimum adalah Kota Semarang pada tahun 2007 sebesar Rp 1.127.846.242.000. Nilai rata-rata hitung untuk belanja daerah adalah sebesar Rp 457.949.602.022,9. Hal ini berarti bahwa kabupaten/kota yang dijadikan sampel dalam penelitian ini memiliki nilai belanja daerah ratarata sebesar Rp 457.949.602.020. Belanja daerah kabupaten/kota yang dijadikan sampel dalam penelitian ini memiliki deviasi standar sebesar 172.961.923.870. Deviasi standar yang berada dibawah nilai rata-rata
lxx
menunjukkan besarnya belanja daerah kabupaten/kota yang dijadikan sample dalam penelitian ini memiliki nilai yang tidak bervariasi. 4.2.2 Statistik Deskriptif untuk Dana Alokasi Umum Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa kabupaten/kota yang memiliki Dana Alokasi Umum minimum adalah Kota Salatiga pada tahun 2003 yaitu sebesar Rp105.690.000.000 dan kabupaten/kota yang memiliki nilai maksimum adalah Kabupaten Cilacap pada tahun 2007 sebesar Rp 743.064.000.000. Nilai rata-rata hitung untuk Dana Alokasi Umum adalah sebesar Rp 343.288.178.280. Hal ini berarti bahwa kabupaten/kota yang dijadikan sampel dalam penelitian ini memiliki nilai Dana Alokasi Umum rata-rata
sebesar
Rp
343.288.178.280.
Dana
Alokasi
Umum
kabupaten/kota yang dijadikan sampel dalam penelitian ini memiliki deviasi standar sebesar 128.847.669.410. Deviasi standar yang berada dibawah nilai rata-rata menunjukkan besarnya Dana Alokasi Umum kabupaten/kota yang dijadikan sample dalam penelitian ini memiliki nilai yang tidak bervariasi. 4.2.3 Statistik Deskriptif untuk Pendapatan Asli Daerah Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa kabupaten/kota yang memiliki Pendapatan Asli Daerah minimum adalah Kota Pekalongan pada tahun 2003 yaitu sebesar Rp13.679.480.000 dan kabupaten/kota yang memiliki nilai maksimum adalah Kota Semarang pada tahun 2007 sebesar Rp 238.237.999.000. Nilai rata-rata hitung untuk Pendapatan Asli Daerah adalah sebesar Rp 45.639.997.210. Hal ini berarti bahwa kabupaten/kota yang dijadikan sampel dalam penelitian ini memiliki nilai Pendapatan Asli
lxxi
Daerah rata-rata sebesar Rp 45.639.997.210. Pendapatan Asli Daerah kabupaten/kota yang dijadikan sampel dalam penelitian ini memiliki deviasi standar sebesar 30.692.180.980. Deviasi standar yang berada dibawah nilai rata-rata menunjukkan besarnya Pendapatan Asli Daerah kabupaten/kota yang dijadikan sample dalam penelitian ini memiliki nilai yang tidak bervariasi. 4.2.4 Statistik Deskriptif untuk Total Pendapatan Daerah Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa kabupaten/kota yang memiliki Total Pendapatan Daerah minimum adalah Kota Salatiga pada tahun 2004 yaitu sebesar Rp161.979.609.000 dan kabupaten/kota yang memiliki nilai maksimum adalah Kota Semarang pada tahun 2007 sebesar Rp 1.173.328.383.000. Nilai rata-rata hitung untuk Total Pendapatan Daerah adalah sebesar Rp 471.647.992.210. Hal ini berarti bahwa kabupaten/kota yang dijadikan sampel dalam penelitian ini memiliki nilai Total Pendapatan
Daerah
rata-rata sebesar Rp
471.647.992.210.
Total
Pendapatan Daerah kabupaten/kota yang dijadikan sampel dalam penelitian ini memiliki deviasi standar sebesar 181.296.747.130. Deviasi standar yang berada dibawah nilai rata-rata menunjukkan besarnya Total Pendapatan Daerah kabupaten/kota yang dijadikan sample dalam penelitian ini memiliki nilai yang tidak bervariasi. 4.3 Uji Asumsi Klasik Pengujian Asumsi Klasik dilakukan agar data yang digunakan memenuhi kriteria Best, Linear, Unbiased Estimator (BLUE). Uji asumsi
lxxii
klasik yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, uji normalitas data, dan uji autokorelasi. 4.3.1 Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas merupakan suatu bentuk pengujian untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat adanya korelasi atau hubungan yang linier antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2005). Dalam hal ini variabel bebas itu yaitu Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum. Uji ini muncul karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen. Uji multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) (Ghozali, 2005). Jika hasil dari pengujian menunjukkan bahwa tidak ada nilai toleransi yang kurang dari 10% ataupun hasil perhitungan VIF yang menunjukkan bahwa tidak ada nilai VIF yang lebih dari 10 dari setiap variabel independen maka didalam model regresi tidak terdapat gejala adanya multikolonieritas antar variabel independen(Ghozali, 2005). Berikut ini adalah hasil dari uji multikolonieritas menggunakan nilai toleransi dan nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) dengan menggunakkan software SPSS 16.
lxxiii
Tabel 4 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1 (Constant)
Std. Error
a
Collinearity Statistics t
Beta
Sig. Tolerance
VIF
1.516E7
9.423E6
1.609 .110
DAU
1.053
.029
.784 36.847 .000
.799
1.252
PAD
1.782
.120
.316 14.855 .000
.799
1.252
a. Dependent Variable: BELANJADAERAH
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Berdasarkan hasil pengujian multikolonieritas pada Tabel 4, dapat diketahui bahwa semua variabel memiliki nilai tolerance lebih dari 10% dan nilai VIF kurang dari 10 dari setiap independennya. Untuk itu maka dapat disimpulkan bahwa tidak adanya multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi. 4.3.2 Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varience dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskesdatisitas
atau
tidak
terjadi
Heteroskesdatisitas.
Uji
Heteroskedastisitas diperlukan dalam penelitian ini karena dari data yang
lxxiv
ada mengandung data yang mewakili berbagai ukuran/ nilai yang beragam (ada data yang nilainya rendah,sedang, dan juga tinggi). Pengujian ini dapat dilakukan dengan menggunakan grafik plot dan
uji
park.
Di
bawah
ini
merupakan
hasil
dari
pengujian
heteroskedastisitas dengan menggunakkan grafik plot dan uji park dengan program SPSS 16.
Gambar 1 Uji Heteroskedastisitas Dengan Grafik Plot
Dengan melihat Gambar 1 dapat dilihat bahwa tidak adanya pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis dari uji park sebagai berikut.
lxxv
Tabel 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
(Constant)
Std. Error -7.357
.515
DAU
1.486E-9
.000
PAD
1.135E-8
.000
Coefficients t
Beta
Sig.
-14.290
.000
.080
.952
.343
.145
1.732
.085
a. Dependent Variable: LNU2
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Hasil tampilan output SPSS pada Tabel 5 memberikan koefisien parameter beta untuk variabel independen tidak ada yang signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat Heteroskedastisitas. Hal ini konsisten dengan hasil uji Scatterplots. 4.3.3 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Jika nilai Asymp.Sig suatu variabel yang dihasilkan oleh uji Kolmogorov Smirnov > α (0.05) dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut terdistribusi normal. Pada Tabel 6 berikut ini disajikan hasil uji normalitas.
lxxvi
Tabel 6 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
175
Normal Parameters
a
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000 4.31581671E7
Absolute
.079
Positive
.079
Negative
-.058
Kolmogorov-Smirnov Z
1.043
Asymp. Sig. (2-tailed)
.227
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dapat dibuat hipotesis : H0 : F (x) = F0 (x) atau data residual berdistribusi normal H1 : F (x) ≠ F0 (x) atau data residual tidak berdistribusi normal Pengambilan keputusan : Jika signifikansi > 0.05 maka H0 diterima Jika signifikansi < 0.05 maka H0 ditolak Keputusan : Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov Smirnov besarnya Kolmogorov Smirnov adalah 1.043 dan signifikan pada 0,227, hal ini berarti H0 diterima yang berarti data residual terdistribusi normal. Hal ini sejalan dengan hasil uji
lxxvii
normalitas dengan menggunakan grafik histogram pada Gambar 2 berikut ini.
Gambar 2 Uji Normalitas Dengan Histogram 4.3.4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan Uji Lagrange Multiplier (LM Test). Uji autokorelasi dengan LM test terutama digunakan untuk sampel besar diatas 100 observasi. Karena dalam penelitian ini sampel yang diteliti cukup besar (lebih dari 100 observasi) maka lebih tepat digunakan uji Lagrange Multiplier (LM Test). Uji ini memang lebih tepat digunakan dibandingkan uji DW terutama bila sampel yang digunakan relatif besar dan derajat autokorelasi lebih dari satu. Uji LM akan menghasilkan statistik Breusch-Godfrey (BG test). Pengujian Breusch-Godfrey (BG test)
lxxviii
dilakukan
dengan
meregres
variabel
pengganggu
(residual)
ut
menggunakan autogresive model (ghozali, 2005). Pada Tabel 7 berikut ini disajikan hasil uji autokorelasi dengan Uji Lagrange Multiplier (LM Test). Tabel 7 Hasil Uji Autokorelasi dengan Langrange Multiplier Test Coefficients
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1 (Constant)
a
Std. Error
-2.371E6
9.185E6
PAD
.017
.116
DAU
.004
RES2
.175
t
Beta
Sig. -.258
.797
.012
.146
.884
.028
.013
.157
.875
.064
.177
1.928
.064
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Dari Tabel 7 menunjukkan bahwa koefisien parameter untuk residual lag2 (res_2) memberikan probabilitas signifikan 0.064 hal ini menunjukkan indikasi tidak adanya autokorelasi tingkat satu. 4.4 Analisis Data 4.4.1 Pengaruh DAU dan PAD terhadap BD t
t
t
Analisis atas hipotesis pertama dilakukan dengan melakukan pengujian pengaruh atas persamaan regresi linear berikut : Yt = a + b1 DAUt + b2 PADt + e.................................................. (1) Dimana Y
= Belanja Daerah (BDt)
a
= Konstanta
b1b2
= Koefisien regresi lxxix
DAUt = Jumlah DAUt PADt = Jumlah PADt e
= error term
Pengujian atas pengaruh DAU dan PAD terhadap Belanja t
t
Daerah (BD ) dimaksudkan untuk mengetahui apakah secara bersamat
sama kedua variabel tersebut berpengaruh terhadap Belanja Daerah dan untuk mengetahui yang mana yang lebih dominan diantara kedua variabel tersebut. Untuk dapat dikatakan telah terjadi flypaper effect maka dibandingkan koefisien regresi beta dan nilai t-statistik untuk masingmasing variabel. Tabel dibawah ini merupakan hasil analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh DAU
t
dan PAD
t
terhadap BD
t
secara bersamaan.
Tabel 8 Analisis Pengaruh DAUt dan PADt terhadap BDt Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant)
B
Std. Error
15159357.608
9.423E6
DAU
1.053
.029
PAD
1.782
.120
a. Dependent Variable:BELANJADAERAH
Sumber : Data sekunder diolah, 2009
lxxx
Coefficients t
Beta
Sig.
1.609
.110
.784
36.847
.000
.316
14.855
.000
Dengan memperhatikan model regresi dan hasil regresi linier yang ada maka didapat persamaan tentang pengaruh DAU dan PAD terhadap BD sebagai berikut : BD = 15159357.608+ 1.053DAU + 1.782PAD+ e.........................(1.1) Dari persamaan 1.1 dapat diartikan bahwa nilai konstanta sebesar 15159357.608 tidak mempunyai pengaruh apa-apa dalam persamaan diatas, hal ini karena nilai probabilitas konstanta > 0,05 yaitu 0.110. Koefisien regresi DAU sebesar 1.053, berarti jika DAU mengalami t
t
peningkatan sebesar 1 % maka BD akan meningkat sebesar 1.053 % t
dengan asumsi variabel lain dalam kondisi konstan. Sedangkan koefisien regresi PAD sebesar 1.782 menunjukkan bahwa jika PAD dari pemerintah t
t
pusat mengalami peningkatan sebesar 1% maka BD di Kabupaten/Kota di t
Jawa Tengah akan meningkat sebesar 1.782 % dengan asumsi variabel lain dalam kondisi konstan. Hasil uji signifikansi pada Tabel 8 menunjukkan bahwa untuk DAU diperoleh t statistik sebesar 36.847 dengan nilai signifikansi sebesar t
0,000 yang nilainya jauh dibawah taraf signifikansi yang ditolerir 0,05, yang berarti DAU berpengaruh secara positif terhadap BD tahun berjalan. t
Hal ini berarti semakin tinggi DAU dari pemerintah pusat maka semakin t
besar pula belanja daerah. Hasil uji signifikansi menunjukkan bahwa untuk PAD diperoleh t statistik sebesar 14.855 dengan nilai signifikansi sebesar t
0,000 yang nilainya jauh lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditolerir
lxxxi
yakni 0,05, yang berarti PAD berpengaruh secara positif terhadap BD . t
t
Hal ini berarti semakin tinggi PAD maka semakin besar pula belanja t
daerah Kabupaten/Kota. Sedangkan besarnya pengaruh DAU dan PAD t
t
terhadap BD ditunjukkan dengan nilai Adjusted R Square yaitu sebesar t
0.937 atau sebesar 93,7%. Hal ini berarti BD 0.937% dapat dijelaskan oleh t
DAU dan PAD . t
t
Hasil uji koefisien standar beta pada Tabel 8 menunjukkan bahwa nilai koefisien standar beta DAUt sebesar 0,784 lebih besar dari koefisien beta PADt yaitu 0,316 dan hasil dari regresi menunjukkan bahwa nilai uji statistik t DAU memiliki pengaruh yang signifikan lebih besar t
yaitu 36.847, dibandingkan pengaruh PAD terhadap BDt yaitu sebesar t
14.855. Ini memberi arti bahwa DAUt lebih berpengaruh terhadap BDt daripada PAD terhadap BD . Dengan demikian hipotesis pertama (H1) t
t
yang menyatakan pengaruh DAU terhadap BD lebih besar daripada pengaruh PAD terhadap BD diterima. Hal ini berarti telah terjadi flypaper efect. Hasil ini konsisten dengan temuan-temuan sebelumnya seperti Aaberge dan Langorgen (1997), Deller et al (2002), Legrensi & milas (2001), zampelli (1986), dan Maimunah (2006). 4.4.2 Pengaruh DAUt-1 dan PADt-1 pada Prediksi Belanja Daeraht Analisis atas hipotesis kedua dilakukan dengan melakukan pengujian pengaruh atas persamaan regresi linear berikut : Yt = a + b1 DAUt-1 + b2 PADt-1 + e.............................................. (2)
lxxxii
Dimana Y
= Belanja Daerah (BDt)
a
= Konstanta
b1b2
= Koefisien regresi
DAUt-1 = Jumlah DAUt-1 PADt-1
= Jumlah PADt-1
e
= Error term
Pengujian atas pengaruh DAU dan PAD terhadap belanja daerah dengan lag dilakukan untuk mengetahui apakah DAUt-1 dan PADt-1 dapat memprediksi BDt. 4.4.2.1 Pengaruh DAU2002 dan PAD2002 pada Prediksi Belanja Daerah2003 Pada analisis ini dilakukan regresi yaitu dengan meregresikan variabel PAD
2002
dan DAU
2002
terhadap BD
2003
. Hasil regresi tersebut
dapat dilihat pada Tabel 10 berikut: Tabel 9 Analisis Pengaruh PAD
2002
dan DAU
2002
Coefficients
Model 1
(Constant)
terhadap BD
2003
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
3377973.804
1.960E7
DAU2002
1.301
.085
PAD2002
2.326
.270
a. Dependent Variable: BELANJADAERAH2003
Sumber : Data sekunder diolah, 2009
lxxxiii
t
Beta
Sig. .172
.864
.758
15.317
.000
.426
8.615
.000
Dengan memperhatikan model regresi dan hasil regresi linier yang ada maka didapat persamaan tentang pengaruh PAD
2002
DAU
2002
BD
2003
terhadap BD
2003
dan
sebagai berikut :
= 3377973.804 + 1.301DAU
2002
+ 2.326 PAD
2002
....................(2.1)
Dari persamaan (2.1) dapat diartikan bahwa nilai konstanta sebesar 3377973.804 tidak mempunyai pengaruh apa-apa dalam persamaan diatas, hal ini karena nilai probabilitas konstanta > 0,05 yaitu 0.864. Koefisien regresi PAD2002 sebesar 2.326, berarti jika PAD2002 mengalami peningkatan sebesar 1 % maka BD
2003
akan meningkat
sebesar 2.326% dengan asumsi variabel lain dalam kondisi konstan. Sedangkan koefisien regresi DAU2002 sebesar 1.301 menunjukkan bahwa jika DAU
dari pemerintah pusat mengalami peningkatan sebesar 1%
maka BD
di Kabupaten/Kota di Jawa Tengah akan meningkat sebesar
2002
2003
1.301% dengan asumsi variabel lain dalam kondisi konstan. Hasil uji signifikansi menunjukkan bahwa untuk DAU
2002
diperoleh t statistik sebesar 15.317 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang nilainya jauh dibawah taraf signifikansi yang ditolerir 0,05, yang berarti DAU
2002
berpengaruh secara positif terhadap BD2003. Hal ini
berarti semakin tinggi DAU
2002
dari pemerintah pusat maka semakin
besar pula belanja daerah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah.
lxxxiv
Hasil uji signifikansi pada Tabel 9 di atas menunjukkan bahwa untuk PAD
2002
diperoleh t statistik sebesar 8.615 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 yang nilainya jauh lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditolerir yakni 0,05, yang berarti PAD
berpengaruh
2002
secara positif terhadap BD
2003
. Hal ini berarti semakin tinggi PAD
2002
maka semakin besar pula belanja daerah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Sedangkan besarnya pengaruh DAU
2002
BD
2003
dan PAD
2002
terhadap
ditunjukkan dengan nilai Adjusted R Square yaitu sebesar 0,923
atau sebesar 92,3%. Hal ini berarti BD
2003
di Kabupaten/Kota di Jawa
Tengah 92,3% dapat dijelaskan oleh dana alokasi umum tahun lalu (DAU2002) dan pendapatan asli daerah tahun lalu (PAD2002). Pada Tabel 9 dijelaskan bahwa nilai koefisien standar beta DAU2002 sebesar 0,758 lebih besar dari koefisien standar beta PAD2002 yaitu 0,426 dan nilai t-statistic DAU2002 sebesar 15.317 lebih besar daripada PAD2002 sebesar 8.615 pada α = 5%. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa signifikansi pengaruh DAU2002 secara statistik lebih kuat daripada pengaruh PAD2002 terhadap BD2003. Sehingga hipotesis kedua yang berbunyi ”Pengaruh DAUt-1 terhadap BDt lebih besar daripada pengaruh PADt-1 terhadap BDt”, diterima. Hasil ini konsisten dengan pandangan Aaberge dan Langorgen (1997), Deller et al (2002), Legrensi & milas (2001), zampelli (1986), Abdullah & Halim (2003), dan analisis yang dilakukan oleh Maimunah (2006).
lxxxv
4.4.2.2 Pengaruh DAU2003 dan PAD2003 pada Prediksi Belanja Daerah2004 Pada analisis ini dilakukan regresi yaitu dengan meregresikan variabel PAD2003 dan DAU2003 terhadap BD2004. Hasil regresi tersebut dapat dilihat pada Tabel 10 berikut: Tabel 10 Analisis Pengaruh PAD
2003
dan DAU
2003
Coefficients
terhadap BD
2004
a
Standardized Coefficients
Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant) 26206354.580
t
Beta
1.550E7
Sig.
1.691
.101
DAU2003
1.057
.058
.755
18.070
.000
PAD2003
2.018
.189
.445
10.663
.000
a. Dependent Variable: BELANJADAERAH2004
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Dengan memperhatikan model regresi dan hasil regresi linier yang ada maka didapat persamaan tentang pengaruh PAD
2003
DAU
2003
BD
2004
terhadap BD
2004
dan
sebagai berikut :
= 26206354.580 + 1.057 DAU
2003
+ 2.018PAD
2003
..................(2.2)
Dari persamaan 2.2 dapat diartikan bahwa nilai konstanta sebesar 26206354.580 tidak mempunyai pengaruh apa-apa dalam persamaan diatas, hal ini karena nilai probabilitas konstanta > 0,05 yaitu 0.101. Koefisien regresi PAD2003 sebesar 2.018, berarti jika PAD
2003
mengalami peningkatan sebesar 1 % maka BD
2003
akan meningkat
sebesar 2.018% dengan asumsi variabel lain dalam kondisi konstan. lxxxvi
Sedangkan koefisien regresi DAU2003 sebesar 1.057 menunjukkan bahwa jika DAU
dari pemerintah pusat mengalami peningkatan sebesar 1%
maka BD
di Kabupaten/Kota di Jawa Tengah akan meningkat sebesar
2003
2004
1.057 % dengan asumsi variabel lain dalam kondisi konstan. Hasil uji signifikansi menunjukkan bahwa untuk DAU
2003
diperoleh t statistik sebesar 18.070 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang nilainya jauh dibawah taraf signifikansi yang ditolerir 0,05, yang berarti DAU2003 berpengaruh secara positif terhadap BD2004. Hal ini berarti semakin tinggi DAU
2003
dari pemerintah pusat maka semakin
besar pula belanja daerah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Hasil uji signifikansi pada Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa untuk PAD
2003
diperoleh t statistik sebesar 10.663 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 yang nilainya jauh lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditolerir yakni 0,05, yang berarti PAD
berpengaruh
2003
secara positif terhadap BD
2004
. Hal ini berarti semakin tinggi PAD
2003
maka semakin besar pula belanja daerah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Sedangkan besarnya pengaruh DAU
2003
BD
2004
dan PAD
2003
terhadap
ditunjukkan dengan nilai Adjusted R Square yaitu sebesar 0,945
atau sebesar 94,5%. Hal ini berarti BD
2004
di Kabupaten/Kota di Jawa
Tengah 94,5% dapat dijelaskan oleh dana alokasi umum tahun lalu (DAU2003) dan pendapatan asli daerah tahun lalu (PAD
2003
lxxxvii
).
Pada tabel 10 dijelaskan bahwa nilai koefisien beta DAU2003 sebesar 0,755 lebih besar dari koefisien beta PAD2003 yaitu 0,445 dan nilai t-statistic DAU2003 sebesar 18.070 tetap lebih besar daripada PAD2003 sebesar 10.663 pada α = 5%. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa signifikansi pengaruh DAU2003 secara statistik lebih kuat daripada pengaruh PAD2003 terhadap BD2004. Sehingga hipotesis kedua yang berbunyi ”Pengaruh DAUt-1 terhadap BDt lebih besar daripada pengaruh PADt-1 terhadap BDt”, diterima. Hasil ini konsisten dengan pandangan Aaberge dan Langorgen (1997), Deller et al (2002), Legrensi & milas (2001), zampelli (1986), Abdullah & Halim (2003), dan analisis yang dilakukan oleh Maimunah (2006). 4.4.2.3 Pengaruh DAU2004 dan PAD2004 pada Prediksi Belanja Daerah2005 Pada analisis ini dilakukan regresi yaitu dengan meregresikan variabel PAD
2004
dan DAU
2004
terhadap BD2005. Hasil regresi tersebut
dapat dilihat pada Tabel 11 berikut:
lxxxviii
Tabel 11 Analisis Pengaruh PAD
2004
dan DAU
2004
Coefficients
Model
2005
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1 (Constant)
terhadap BD
Std. Error
-4708974.211
2.015E7
DAU2004
1.133
.074
PAD2004
2.196
.219
t
Beta
Sig. -.234
.817
.727
15.409
.000
.474
10.033
.000
a. Dependent Variable: BELANJADAERAH2005
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Dengan memperhatikan model regresi dan hasil regresi linier yang ada maka didapat persamaan tentang pengaruh PAD
2004
DAU
2004
BD
2004
terhadap BD
2005
dan
sebagai berikut :
= -4708974.211+ 1.133 DAU
2003
+ 2.196PAD
2003
....................(2.3)
Dari persamaan 2.3 dapat diartikan bahwa nilai konstanta sebesar -4708974.211 tidak mempunyai pengaruh apa-apa dalam persamaan diatas, hal ini karena nilai probabilitas konstanta > 0,05 yaitu 0.817. Koefisien regresi PAD2004 sebesar 2.196, berarti jika PAD
2004
mengalami peningkatan sebesar 1 % maka BD
2003
akan meningkat
sebesar 2.196% dengan asumsi variabel lain dalam kondisi konstan. Sedangkan koefisien regresi DAU2003 sebesar 1.133 menunjukkan bahwa jika DAU
2004
dari pemerintah pusat mengalami peningkatan sebesar 1%
lxxxix
maka BD
2005
di Kabupaten/Kota di Jawa Tengah akan meningkat sebesar
1.133 % dengan asumsi variabel lain dalam kondisi konstan. Hasil uji signifikansi menunjukkan bahwa untuk DAU
2004
diperoleh t statistik sebesar 15.409 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang nilainya jauh dibawah taraf signifikansi yang ditolerir 0,05, yang berarti DAU
2004
berpengaruh secara positif terhadap BD2005. Hal ini
berarti semakin tinggi DAU
2004
dari pemerintah pusat maka semakin
besar pula belanja daerah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Hasil uji signifikansi pada Tabel 11 di atas menunjukkan bahwa untuk PAD
2004
diperoleh t statistik sebesar 10.033 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 yang nilainya jauh lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditolerir yakni 0,05, yang berarti PAD
berpengaruh
2004
secara positif terhadap BD
2005
. Hal ini berarti semakin tinggi PAD
2004
maka semakin besar pula belanja daerah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Sedangkan besarnya pengaruh DAU
2003
BD
2004
dan PAD
2003
terhadap
ditunjukkan dengan nilai Adjusted R Square yaitu sebesar 0,929
atau sebesar 92,9%. Hal ini berarti BD
2005
di Kabupaten/Kota di Jawa
Tengah 92,9% dapat dijelaskan oleh dana alokasi umum tahun lalu (DAU2004) dan pendapatan asli daerah tahun lalu (PAD
2004
).
Pada Tabel 11 dijelaskan bahwa nilai koefisien beta DAU2004 sebesar 0,727 lebih besar dari koefisien beta PAD2004 yaitu 0,474 dan nilai t-statistic DAU2003 sebesar 15.409 tetap lebih besar daripada
xc
PAD2003 sebesar 10.033 pada α = 5%. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa signifikansi pengaruh DAU2004 secara statistik lebih kuat daripada pengaruh PAD2004 terhadap BD2005. Sehingga hipotesis kedua yang berbunyi ”Pengaruh DAUt-1 terhadap BDt lebih besar daripada pengaruh PADt-1 terhadap BDt”, diterima. Hasil ini konsisten dengan pandangan Aaberge dan Langorgen (1997), Deller et al (2002), Legrensi & milas (2001), zampelli (1986), Abdullah & Halim (2003), dan analisis yang dilakukan oleh Maimunah (2006). 4.4.2.4 Pengaruh DAU2005 dan PAD2005 pada Prediksi Belanja Daerah2006 Pada analisis ini dilakukan regresi yaitu dengan meregresikan variabel PAD
2005
dan DAU
2005
terhadap BD2006. Hasil regresi tersebut
dapat dilihat pada Tabel 12 berikut: Tabel 12 Analisis Pengaruh PAD
2005
dan DAU
2005
Coefficients
terhadap BD
2006
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant)
B
Std. Error
Coefficients t
Beta
Sig.
-9802732.826
2.418E7
-.405
.688
DAU2005
1.541
.085
.771 18.050
.000
PAD2005
2.140
.221
.414
.000
a. Dependent Variable: BELANJADAERAH2006
Sumber : Data sekunder diolah, 2009
xci
9.686
Dengan memperhatikan model regresi dan hasil regresi linier yang ada maka didapat persamaan tentang pengaruh PAD
2005
DAU
20035
BD
2006
terhadap BD
2006
dan
sebagai berikut :
= -9802732.826 + 1.541DAU
2005
+ 2.140PAD
2005
....................(2.4)
Dari persamaan 2.4 dapat diartikan bahwa nilai konstanta sebesar -9802732.826 tidak mempunyai pengaruh apa-apa dalam persamaan diatas, hal ini karena nilai probabilitas konstanta > 0,05 yaitu 0.688. Koefisien regresi PAD2005 sebesar 2.140, berarti jika PAD
2005
mengalami peningkatan sebesar 1 % maka BD
2006
akan meningkat
sebesar 2.140% dengan asumsi variabel lain dalam kondisi konstan. Sedangkan koefisien regresi DAU2005 sebesar 1.541 menunjukkan bahwa jika DAU
dari pemerintah pusat mengalami peningkatan sebesar 1%
maka BD
di Kabupaten/Kota di Jawa Tengah akan meningkat sebesar
2005
2006
1.541 % dengan asumsi variabel lain dalam kondisi konstan. Hasil uji signifikansi menunjukkan bahwa untuk DAU
2005
diperoleh t statistik sebesar 18.050 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang nilainya jauh dibawah taraf signifikansi yang ditolerir 0,05, yang berarti DAU
2005
berpengaruh secara positif terhadap BD2006. Hal ini
berarti semakin tinggi DAU
2005
dari pemerintah pusat maka semakin
besar pula belanja daerah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Hasil uji signifikansi pada Tabel 12 di atas menunjukkan bahwa untuk PAD
2005
diperoleh t statistik sebesar 9.686 dengan nilai
xcii
signifikansi sebesar 0,000 yang nilainya jauh lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditolerir yakni 0,05, yang berarti PAD
berpengaruh
2005
secara positif terhadap BD
2006
. Hal ini berarti semakin tinggi PAD
2005
maka semakin besar pula belanja daerah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Sedangkan besarnya pengaruh DAU
2005
BD
2006
dan PAD
2005
terhadap
ditunjukkan dengan nilai Adjusted R Square yaitu sebesar 0,943
atau sebesar 94,3%. Hal ini berarti BD
2004
di Kabupaten/Kota di Jawa
Tengah 94,3% dapat dijelaskan oleh dana alokasi umum tahun lalu (DAU2005) dan pendapatan asli daerah tahun lalu (PAD
2005
).
Pada Tabel 12 dijelaskan bahwa nilai koefisien beta DAU2005 sebesar 0,771 lebih besar dari koefisien beta PAD2005 yaitu 0,414 dan nilai t-statistic DAU2005 sebesar 18.050 tetap lebih besar daripada PAD2005 sebesar 9.686 pada α = 5%. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa signifikansi pengaruh DAU2005 secara statistik lebih kuat daripada pengaruh PAD2005 terhadap BD2006. Sehingga hipotesis kedua yang berbunyi ”Pengaruh DAUt-1 terhadap BDt lebih besar daripada pengaruh PADt-1 terhadap BDt”, diterima. Hasil ini konsisten dengan pandangan Aaberge dan Langorgen (1997), Deller et al (2002), Legrensi & milas (2001), zampelli (1986), Abdullah & Halim (2003), dan analisis yang dilakukan oleh Maimunah (2006).
xciii
4.4.2.5 Pengaruh DAU2006 dan PAD2006 pada Prediksi Belanja Daerah2007 Pada analisis ini dilakukan regresi yaitu dengan meregresikan variabel PAD
2006
dan DAU
2006
terhadap BD2007. Hasil regresi tersebut
dapat dilihat pada Tabel 13 berikut: Tabel 13 Analisis Pengaruh PAD
2006
dan DAU
2006
Coefficients
terhadap BD
2007
a
Standardized Coefficients
Unstandardized Coefficients Model 1
B
(Constant)
Std. Error
t
Beta
Sig.
-12595073.247
3.547E7
-.355
.725
DAU2006
1.250
.084
.761 14.854
.000
PAD2006
2.218
.293
.388
.000
7.580
a. Dependent Variable: BELANJADAERAH2007
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Dengan memperhatikan model regresi dan hasil regresi linier yang ada maka didapat persamaan tentang pengaruh PAD
2006
DAU
2006
BD
2007
terhadap BD
2007
dan
sebagai berikut :
= -12595073.247+ 1.250DAU
2006
+ 2.218PAD
2006
...................(2.5)
Dari persamaan 2.5 dapat diartikan bahwa nilai konstanta sebesar -12595073.247 tidak mempunyai pengaruh apa-apa dalam persamaan diatas, hal ini karena nilai probabilitas konstanta > 0,05 yaitu 0.725. Koefisien regresi PAD2006 sebesar 2.218, berarti jika PAD
2006
mengalami peningkatan sebesar 1 % maka BD
2007
xciv
akan meningkat
sebesar 2.218% dengan asumsi variabel lain dalam kondisi konstan. Sedangkan koefisien regresi DAU2006 sebesar 1.250 menunjukkan bahwa jika DAU
dari pemerintah pusat mengalami peningkatan sebesar 1%
maka BD
di Kabupaten/Kota di Jawa Tengah akan meningkat sebesar
2006
2007
1.250% dengan asumsi variabel lain dalam kondisi konstan. Hasil uji signifikansi menunjukkan bahwa untuk DAU
2006
diperoleh t statistik sebesar 14.854 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang nilainya jauh dibawah taraf signifikansi yang ditolerir 0,05, yang berarti DAU
2006
berpengaruh secara positif terhadap BD2007. Hal ini
berarti semakin tinggi DAU
2006
dari pemerintah pusat maka semakin
besar pula belanja daerah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Hasil uji signifikansi pada Tabel 13 di atas menunjukkan bahwa untuk PAD
2006
diperoleh t statistik sebesar 7.580 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 yang nilainya jauh lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditolerir yakni 0,05, yang berarti PAD
berpengaruh
2006
secara positif terhadap BD
2007
. Hal ini berarti semakin tinggi PAD
2006
maka semakin besar pula belanja daerah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Sedangkan besarnya pengaruh DAU
2006
BD
2007
dan PAD
2006
terhadap
ditunjukkan dengan nilai Adjusted R Square yaitu sebesar 0,920
atau sebesar 92,0%. Hal ini berarti BD
2007
di Kabupaten/Kota di Jawa
Tengah 92,0% dapat dijelaskan oleh dana alokasi umum tahun lalu (DAU2006) dan pendapatan asli daerah tahun lalu (PAD
2006
xcv
).
Pada tabel 13 dijelaskan bahwa nilai koefisien beta DAU2006 sebesar 0,761 lebih besar dari koefisien beta PAD2006 yaitu sebesar 0,388 dan nilai t-statistic DAU2006 sebesar 14.854 tetap lebih besar daripada PAD2006 sebesar 7.580 pada α = 5%. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa signifikansi pengaruh DAU2006 secara statistik lebih kuat daripada pengaruh PAD2006 terhadap BD2007. Sehingga hipotesis kedua yang berbunyi ”Pengaruh DAUt-1 terhadap BDt lebih besar daripada pengaruh PADt-1 terhadap BDt”, diterima. Hasil ini konsisten dengan pandangan Aaberge dan Langorgen (1997), Deller et al (2002), Legrensi & milas (2001), zampelli (1986), Abdullah & Halim (2003), dan analisis yang dilakukan oleh Maimunah (2006). 4.4.3 Perbedaan flypaper effect pada Kabupaten/Kota yang PAD-nya tinggi dengan Kabupaten/Kota yang PAD-nya rendah Pengujian ini dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan flypaper effect pada daerah kabupaten/kota yang PADnya tinggi dengan daerah kabupaten/kota yang PADnya rendah. Pengujian ini menggunakan uji-t atau uji beda. Sebelum pengujian dilakukan pengelompokkan data terlebih dahulu. Pengelompokkan data yang dimaksud disini adalah pembagian salah satu variabel independen, dalam hal ini adalah data PAD yang akan dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu PAD tinggi dan PAD rendah. Pengelompokkan dilakukan dengan menggunakan sampel dari 35 PAD kabupaten/ kota di Jawa Tengah.
xcvi
Pengelompokkan tersebut dilakukan dengan cara melihat jumlah PAD masing-masing daerah. Nilai PAD masing-masing kabupaten/kota ini dibandingkan dengan rata-rata PAD dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Dengan kriteria jika PAD kabupaten/kota lebih besar dari PAD rata-rata maka dimasukkan dalam kelompok PAD tinggi dan jika PAD kabupaten/kota lebih kecil dari PAD rata-rata maka dimasukkan dalam kelompok PAD rendah. Nilai
dari
flypaper
effect
dihitung
berdasarkan
rasio
ketergantungan keuangan daerah. Rasio ketergantungan keuangan daerah adalah rasio yang memperlihatkan tingkat ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat dan / atau pemerintah propinsi. Rasio ketergantungan keuangan daerah dihitung dengan cara membandingkan jumlah pendapatan transfer yang diterima oleh pemerintah daerah (diproksikan dengan DAU) dengan total pendapatan daerah. Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar tingkat ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat dan / atau pemerintah propinsi (Mahmudi, 2007). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut : Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah
=
æ Pendapatan Transfer (DAU) ö çç ÷÷ è Total Pendapatan Daerah ø
Pengelompokkan data ini bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya perbedaan flypaper effect pada daerah yang PADnya rendah dan PADnya tinggi. Berikut ini adalah tabel hasil uji beda dengan menggunakan Independent Sample T test.
xcvii
Tabel 14 Statistik Deskriptif Uji T Group Statistics PAD FLYPAPER EFFECT
TINGGI RENDAH
N
Mean
Std. Deviation Std. Error Mean
67 .700709920
.0832881209
.0101752635
108 .750201210
.0473861389
.0045597333
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Tabel 14 adalah statistic deskriptif hasil uji t untuk melihat perbedaan flypaper effect pada daerah kabupaten/kota yang PADnya rendah dan PADnya tinggi. Untuk daerah yang PADnya rendah dengan 108 sampel (n) diperoleh nilai rata-rata flypaper effect adalah 0,750201210, sedangkan untuk daerah yang PADnya tinggi memiliki nilai rata-rata flypaper sebesar 0,700709920 dengan 67 sampel. Dari hasil ini terlihat bahwa rata-rata terjadinya flypaper effect berbeda antara daerah yang PADnya rendah dengan daerah yang PADnya tinggi. Untuk melihat perbedaan ini apakah nyata secara statistic maka harus dilihat hasil uji kedua yaitu independent sample test. Untuk menguji asumsi apakah varians populasi kedua sampel tersebut sama (equal variance assumed) ataukah berbeda (equal variance not assumed) dengan melihat nilai levene test (Ghozali, 2005). Untuk mengetahui apakah varians populasi identik ataukah tidak dengan hipotesis sebagai berikut : H0 :
Variance populasi flypaper effect antara PAD tinggi dan PAD rendah adalah sama.
xcviii
HA :
Variance populasi flypaper effect antara PAD tinggi dan PAD rendah adalah berbeda.
Pengambilan keputusan : Jika probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak, jadi variance sama. Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak, jadi variance berbeda. Tabel 15 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the
F FLYPAPER
Equal variances
EFFECT
assumed
10.786
Sig.
.001
t
Sig. (2-
Mean
Std. Error
tailed)
Difference
Difference
df
Difference Lower
Upper
-5.010
173
.000
-.0494912896 .0098788220
-.0689898254
-.0299927539
-4.439
92.859
.000
-.0494912896 .0111502087
-.0716338381
-.0273487412
Equal variances not assumed
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Pada Tabel 15 terlihat bahwa F hitung untuk flypaper effect dengan equal variance assumed (diasumsikan kedua varian sama atau menggunakan pooled variance t test) adalah 10,786 dengan probabilitas 0,01. Oleh karena probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak, atau keduanya memiliki variance yang berbeda. Dengan demikian analisis uji beda harus menggunakan asumsi equal variance not assumed (diasumsikan kedua variace berbeda). Dari Tabel 15 terlihat bahwa t hitung untuk flypaper effect dengan equal variace not assumed adalah -4,439 dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas uji dua sisi (two tail) maka nilai tersebut dibagi
xcix
dua yaitu 0,000/2 = 0,000 adalah < 0,025, maka dapat diambil keputusan bahwa H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa kedua rata-rata (mean) flypaper effect pada daerah dengan PAD tinggi dan daerah dengan PAD rendah berbeda. Jadi terbukti secara statistik bahwa rata-rata terjadinya flypaper effect dengan PAD tinggi berbeda secara signifikan dengan rata-rata terjadinya flypaper effect dengan PAD rendah di Provinsi Jawa Tengah. 4.4.4 Analisis Flypaper Effect terhadap Kinerja Keuangan Daerah 4.4.4.1 Uji Asumsi Klasik 4.4.4.1.1 Uji Asumsi Klasik Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Lancar 4.4.4.1.1.1 Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Di bawah ini merupakan hasil dari pengujian heteroskedastisitas dengan menggunakkan uji park dengan program SPSS. Tabel 16 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
1
(Constant)
6.669
1.599
FLYPAPEREFFECT
2.243
2.177
Std. Error
a. Dependent Variable: LNU2
Sumber : Data sekunder diolah, 2009
c
t
Beta
.078
Sig.
4.170
.000
1.030
.304
Hasil tampilan output SPSS pada Tabel 16 memberikan koefisien parameter beta untuk variabel independen tidak signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat Heteroskedastisitas. 4.4.4.1.1.2 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Pada Tabel 17 berikut ini disajikan hasil uji normalitas. Tabel 17 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
175
Normal Parameters
a
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000 1.65682070E2
Absolute
.286
Positive
.286
Negative
-.280
Kolmogorov-Smirnov Z
2.784
Asymp. Sig. (2-tailed)
.147
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Dari Tabel 17 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov Smirnov besarnya Kolmogorov Smirnov
ci
adalah 2.784 dan signifikan pada 0,147, hal ini berarti H0 diterima yang berarti data residual terdistribusi normal. 4.4.4.1.1.3 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi
dalam penelitian ini menggunakan Uji Lagrange
Multiplier (LM Test). Pada Tabel 18 berikut ini disajikan hasil uji autokorelasi dengan Uji Lagrange Multiplier (LM Test). Tabel 18 Hasil Uji Autokorelasi dengan Langrange Multiplier Test
Model
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1 (Constant) FLYPAPEREFFECT RES_2
Unstandardized
Std. Error
1.915
136.851
-2.517
186.360
.080
.076
t
Beta
Sig. .014
.989
-.001
-.014
.989
.080
1.045
.297
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Dari Tabel 18 menunjukkan bahwa koefisien parameter untuk residual lag2 (res_2) memberikan probabilitas signifikan 0.297 hal ini menunjukkan indikasi tidak adanya autokorelasi tingkat satu.
cii
4.4.4.1.2 Uji Asumsi Klasik Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Cepat 4.4.4.1.2.1 Uji Heteroskedastisitas Di
bawah
ini
merupakan
hasil
dari
pengujian
heteroskedastisitas dengan menggunakan uji park dengan program SPSS 16. Tabel 19 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
1
(Constant)
6.947
1.584
FLYPAPEREFFECT
1.693
2.157
Std. Error
t
Beta
.060
Sig.
4.385
.000
.785
.434
a. Dependent Variable: LNU2
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Hasil tampilan output SPSS pada Tabel 19 memberikan koefisien parameter beta untuk variabel independen tidak signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat Heteroskedastisitas. 4.4.4.1.2.2 Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Pada Tabel 20 berikut ini disajikan hasil uji normalitas.
ciii
Tabel 20 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
175
Normal Parameters
a
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000 1.58301177E2
Absolute
.285
Positive
.283
Negative
-.285
Kolmogorov-Smirnov Z
2.769
Asymp. Sig. (2-tailed)
.151
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Dari Tabel 20 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov Smirnov besarnya Kolmogorov Smirnov adalah 2.769 dan signifikan pada 0,151, hal ini berarti H0 diterima yang berarti data residual terdistribusi normal. 4.4.4.1.2.3 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi
dalam penelitian ini menggunakan Uji Lagrange
Multiplier (LM Test). Pada Tabel 21 berikut ini disajikan hasil uji autokorelasi dengan Uji Lagrange Multiplier (LM Test).
civ
Tabel 21 Hasil Uji Autokorelasi dengan Langrange Multiplier Test Coefficients Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
1
2.264
130.735
-3.033
178.032
.082
.076
(Constant) FLYPAPEREFFECT
a
RES_2
Std. Error
t
Beta
Sig. .017
.986
-.001
-.017
.986
.082
1.076
.283
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Dari Tabel 21 menunjukkan bahwa koefisien parameter untuk residual lag2 (res_2) memberikan probabilitas signifikan 0.283 hal ini menunjukkan indikasi tidak adanya autokorelasi tingkat satu. 4.4.4.1.3 Uji Asumsi Klasik Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Solvabilitas 4.4.4.1.3.1 Uji Heteroskedastisitas Di
bawah
ini
merupakan
hasil
dari
pengujian
heteroskedastisitas dengan menggunakan uji park. Tabel 22 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients
Model 1
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant) FLYPAPEREFFECT
Std. Error
10.613
1.458
3.673
1.986
a. Dependent Variable: LNU2
Sumber : Data sekunder diolah, 2009
cv
t
Beta
.139
Sig.
7.278
.000
1.850
.066
Hasil tampilan output SPSS pada Tabel 22 memberikan koefisien parameter beta untuk variabel independen tidak signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat Heteroskedastisitas. 4.4.4.1.3.2 Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Pada Tabel 23 berikut ini disajikan hasil uji normalitas. Tabel 23 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
175
Normal Parameters
a
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000 2.97040513E3
Absolute
.344
Positive
.344
Negative
-.326
Kolmogorov-Smirnov Z
2.557
Asymp. Sig. (2-tailed)
.121
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Dari Tabel 23 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov Smirnov besarnya Kolmogorov Smirnov adalah 2.557 dan signifikan pada 0,121, hal ini berarti H0 diterima yang berarti data residual terdistribusi normal.
cvi
4.4.4.1.3.3 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi
dalam penelitian ini menggunakan Uji Lagrange
Multiplier (LM Test). Pada Tabel 7 berikut ini disajikan hasil uji autokorelasi dengan Uji Lagrange Multiplier (LM Test). Tabel 24 Hasil Uji Autokorelasi dengan Langrange Multiplier Test Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant) FLYPAPEREFFECT
a
Std. Error
228.702
2482.308
-311.391
3380.575
-.051
.077
RES_2
t
Beta
Sig.
.092
.927
-.007
-.092
.927
-.051
-.661
.510
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Dari Tabel 24 menunjukkan bahwa koefisien parameter untuk residual lag2 (res_2) memberikan probabilitas signifikan 0.510 hal ini menunjukkan indikasi tidak adanya autokorelasi tingkat satu.
4.4.4.1.4 Uji Asumsi Klasik Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Rasio utang Terhadap PAD 4.4.4.1.4.1 Uji Heteroskedastisitas Di
bawah
ini
merupakan
hasil
heteroskedastisitas dengan menggunakan uji park.
cvii
dari
pengujian
Tabel 25 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
1
-3.367
1.636
-.700
2.228
(Constant) FLYPAPEREFFECT
Std. Error
t
Beta
-.024
Sig.
-2.058
.041
-.314
.754
a. Dependent Variable: LNU2
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Hasil tampilan output SPSS pada Tabel 25 memberikan koefisien parameter beta untuk variabel independen tidak signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat Heteroskedastisitas. 4.4.4.1.4.2 Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Tabel 26 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N a Normal Parameters
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data sekunder diolah, 2009
cviii
175 .0000000 .42529236 .303 .281 -.303 2.012 .189
Dari Tabel 26 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov Smirnov besarnya Kolmogorov Smirnov adalah 2.012 dan signifikan pada 0,189, hal ini berarti H0 diterima yang berarti data residual terdistribusi normal. 4.4.4.1.4.3 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi
dalam penelitian ini menggunakan Uji Lagrange
Multiplier (LM Test). Pada Tabel 27 berikut ini disajikan hasil uji autokorelasi dengan Uji Lagrange Multiplier (LM Test). Tabel 27 Hasil Uji Autokorelasi dengan Langrange Multiplier Test Coefficients Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
1
.029
.356
FLYPAPEREFFECT
-.039
.485
RES_2
-.043
.077
(Constant)
a
Std. Error
t
Beta
Sig.
.082
.935
-.006
-.080
.936
-.043
-.558
.578
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Dari Tabel 27 menunjukkan bahwa koefisien parameter untuk residual lag2 (res_2) memberikan probabilitas signifikan 0.578 hal ini menunjukkan indikasi tidak adanya autokorelasi tingkat satu.
cix
4.4.4.1.5 Uji Asumsi Klasik Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal 4.4.4.1.5.1 Uji Heteroskedastisitas Di
bawah
ini
merupakan
hasil
dari
pengujian
heteroskedastisitas dengan menggunakan uji park. Tabel 28 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
1
(Constant)
-5.699
1.456
FLYPAPEREFFECT
-4.143
1.983
Std. Error
t
Beta
-.157
Sig.
-3.914
.000
-2.090
.088
a. Dependent Variable: LNU2
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Hasil tampilan output SPSS pada Tabel 28 memberikan koefisien parameter beta untuk variabel independen tidak signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat Heteroskedastisitas. 4.4.4.1.5.2 Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Pada Tabel 29 berikut ini disajikan hasil uji normalitas.
cx
Tabel 29 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
175
Normal Parameters
a
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000 .02383254
Absolute
.072
Positive
.060
Negative
-.072
Kolmogorov-Smirnov Z
.947
Asymp. Sig. (2-tailed)
.332
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Dari Tabel 29 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov Smirnov besarnya Kolmogorov Smirnov adalah 0.947 dan signifikan pada 0,332, hal ini berarti H0 diterima yang berarti data residual terdistribusi normal. 4.4.4.1.5.3 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi
dalam penelitian ini menggunakan Uji Lagrange
Multiplier (LM Test). Pada Tabel 30 berikut ini disajikan hasil uji autokorelasi dengan Uji Lagrange Multiplier (LM Test).
cxi
Tabel 30 Hasil Uji Autokorelasi dengan Langrange Multiplier Test Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
a
Std. Error
-2.777E-5
.020
.000
.027
-.009
.077
FLYPAPEREFFECT RES_2
t
Beta
Sig.
-.001
.999
.000
.006
.995
-.009
-.119
.905
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Dari Tabel 30 menunjukkan bahwa koefisien parameter untuk residual lag2 (res_2) memberikan probabilitas signifikan 0.905 hal ini menunjukkan indikasi tidak adanya autokorelasi tingkat satu.
4.4.4.1.6 Uji Asumsi Klasik Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Kemandirian Keuangan Daerah 4.4.4.1.6.1 Uji Heteroskedastisitas Di
bawah
ini
merupakan
hasil
dari
pengujian
heteroskedastisitas dengan menggunakan uji park. Tabel 31 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
1
(Constant)
-4.624
1.569
-2.947
.104
FLYPAPEREFFECT
-5.084
2.137
-.178 -2.380
.218
Std. Error
a. Dependent Variable: LNU2
Sumber : Data sekunder diolah, 2009
cxii
Beta
t
Sig.
Hasil tampilan output SPSS pada Tabel 31 memberikan koefisien parameter beta untuk variabel independen tidak signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat Heteroskedastisitas. 4.4.4.1.6.2 Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Pada Tabel 32 berikut ini disajikan hasil uji normalitas. Tabel 32 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
175
Normal Parameters
a
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000 .03032531
Absolute
.065
Positive
.058
Negative
-.065
Kolmogorov-Smirnov Z
.861
Asymp. Sig. (2-tailed)
.449
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Dari Tabel 32 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov Smirnov besarnya Kolmogorov Smirnov adalah 0.861 dan signifikan pada 0,449, hal ini berarti H0 diterima yang berarti data residual terdistribusi normal.
cxiii
4.4.4.1.6.3 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi
dalam penelitian ini menggunakan Uji Lagrange
Multiplier (LM Test). Pada Tabel 33 berikut ini disajikan hasil uji autokorelasi dengan Uji Lagrange Multiplier (LM Test). Tabel 33 Hasil Uji Autokorelasi dengan Langrange Multiplier Test Coefficients
Model 1
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
6.860E-5
.025
FLYPAPEREFFECT
7.243E-5
.034
-.028
.077
RES_2
t
Beta
Sig.
.003
.998
.002
.998
-.027 -.357
.721
.000
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Dari Tabel 33 menunjukkan bahwa koefisien parameter untuk residual lag2 (res_2) memberikan probabilitas signifikan 0.721 hal ini menunjukkan indikasi tidak adanya autokorelasi tingkat satu.
4.4.4.1.7 Uji Asumsi Klasik Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah 4.4.4.1.7.1 Uji Heteroskedastisitas Di
bawah
ini
merupakan
hasil
heteroskedastisitas dengan menggunakan uji park.
cxiv
dari
pengujian
Tabel 34 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
1
(Constant)
-6.837
1.909
FLYPAPEREFFECT
-1.814
2.600
Std. Error
t
Beta
-.053
Sig.
-3.581
.000
-.698
.486
a. Dependent Variable: LNU2
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Hasil tampilan output SPSS pada Tabel 34 memberikan koefisien parameter beta untuk variabel independen tidak signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat Heteroskedastisitas. 4.4.4.1.7.2 Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Pada Tabel 35 berikut ini disajikan hasil uji normalitas. Tabel 35 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N a Normal Parameters
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data sekunder diolah, 2009
cxv
175 .0000000 .04292428 .112 .071 -.112 1.479 .125
Dari Tabel 35 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov Smirnov besarnya Kolmogorov Smirnov adalah 1.479 dan signifikan pada 0,125, hal ini berarti H0 diterima yang berarti data residual terdistribusi normal. 4.4.4.1.7.3 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi
dalam penelitian ini menggunakan Uji Lagrange
Multiplier (LM Test). Pada Tabel 36 berikut ini disajikan hasil uji autokorelasi dengan Uji Lagrange Multiplier (LM Test). Tabel 36 Hasil Uji Autokorelasi dengan Langrange Multiplier Test Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
a
Std. Error
-.002
.035
FLYPAPEREFFECT
.003
.047
RES_2
.197
.075
t
Beta
Sig.
-.069
.945
.005
.068
.946
.196
2.609
.110
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Dari Tabel 36 menunjukkan bahwa koefisien parameter untuk residual lag2 (res_2) memberikan probabilitas signifikan 0.110 hal ini menunjukkan indikasi tidak adanya autokorelasi tingkat satu.
cxvi
4.4.4.1.8 Uji Asumsi Klasik Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Arus Kas Bebas 4.4.4.1.8.1 Uji Heteroskedastisitas Di
bawah
ini
merupakan
hasil
dari
pengujian
heteroskedastisitas dengan menggunakan uji park. Tabel 37 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients
Model 1
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
52.436
1.782
FLYPAPEREFFECT
-5.977
2.427
t
Beta
-.184
Sig.
29.419
.000
-2.463
.115
a. Dependent Variable: LNU2
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Hasil tampilan output SPSS pada Tabel 5 memberikan koefisien parameter beta untuk variabel independen tidak signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat Heteroskedastisitas. 4.4.4.1.8.2 Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Pada Tabel 6 berikut ini disajikan hasil uji normalitas.
cxvii
Tabel 38 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
175
Normal Parameters
a
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
-.0000016 1.06271914E11
Absolute
.275
Positive
.275
Negative
-.236
Kolmogorov-Smirnov Z
2.644
Asymp. Sig. (2-tailed)
.116
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Dari Tabel 38 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov Smirnov besarnya Kolmogorov Smirnov adalah 2.644 dan signifikan pada 0,116, hal ini berarti H0 diterima yang berarti data residual terdistribusi normal. 4.4.4.1.8.3 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi
dalam penelitian ini menggunakan Uji Lagrange
Multiplier (LM Test). Pada Tabel 39 berikut ini disajikan hasil uji autokorelasi dengan Uji Lagrange Multiplier (LM Test).
cxviii
Tabel 39 Hasil Uji Autokorelasi dengan Langrange Multiplier Test Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
(Constant) FLYPAPEREFFECT RES_2
Coefficients
Std. Error
Beta
t
Sig.
-.005
.996
-4.628E8
8.801E10
9.634E8
1.198E11
.001
.008
.994
.018
.076
.018
.238
.812
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Dari Tabel 39 menunjukkan bahwa koefisien parameter untuk residual lag2 (res_2) memberikan probabilitas signifikan 0.812 hal ini menunjukkan indikasi tidak adanya autokorelasi tingkat satu. 4.4.4.2 Analisis Data Pengaruh Flypaper effect terhadap Rasio keuangan Daerah Analisis atas hipotesis keempat dilakukan dengan melakukan pengujian pengaruh atas persamaan regresi linear berikut : Yi = a + b1 FE+ e.................................................. Dimana Yi
(3)
= Rasio Keuangan
a
= Konstanta
b1
= Koefisien regresi
FE
= Flypaper Effect
e
= error term
Pengujian atas pengaruh flypaper effect terhadap rasio keuangan dimaksudkan untuk mengetahui apakah flypaper effect berpengaruh cxix
terhadap kinerja keuangan daerah yang diproksikan dengan rasio keuangan. Dalam analisis ini rasio yang digunakan adalah rasio likuiditas (rasio lancar dan rasio cepat), rasio solvabilitas, rasio utang terhadap pendapatan asli daerah, rasio derajat desentralisasi fiskal, rasio kemandirian keuangan daerah, rasio ketergantungan keuangan daerah, dan analisis arus kas bebas. 4.4.4.2.1 Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Lancar Pada analisis ini dilakukan regresi yaitu dengan meregresikan flypaper effect
terhadap rasio lancar. Hasil regresi tersebut dapat
dilihat pada Tabel 40 berikut: Tabel 40 Analisis Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Lancar Coefficients
Model 1
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
45.647
136.479
FLYPAPEREFFECT
61.918
185.845
t
Beta
.025
Sig.
.334
.738
.333
.739
a. Dependent Variable: RASIO LANCAR
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Dengan memperhatikan model regresi dan hasil regresi linier yang ada maka didapat persamaan tentang pengaruh flypaper effect terhadap rasio lancar sebagai berikut : Y = 45.647+ 61.918 FE+ e....................(3.1)
cxx
Dari persamaan (3.1) dapat diartikan bahwa nilai konstanta sebesar 45.647 tidak mempunyai pengaruh apa-apa dalam persamaan diatas, hal ini karena nilai probabilitas konstanta > 0,05 yaitu 0.738. Hasil uji signifikansi menunjukkan bahwa untuk flypaper effect diperoleh t statistik sebesar 0,333 dengan nilai signifikansi sebesar 0,739 yang nilainya jauh diatas taraf signifikansi yang ditolerir 0,05, yang berarti flypaper effect tidak berpengaruh terhadap rasio lancar. Dengan demikian hipotesis keempat (H4) yang menyatakan Flypaper effect berpengaruh terhadap rasio keuangan pemerintah daerah, ditolak. 4.4.4.2.2 Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Cepat (Quick Rasio) Pada analisis ini dilakukan regresi yaitu dengan meregresikan flypaper effect terhadap rasio cepat. Hasil regresi tersebut dapat dilihat pada Tabel 41 berikut: Tabel 41 Analisis Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Cepat Coefficients
Model 1
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
50.493
130.399
FLYPAPEREFFECT
47.468
177.566
t
Beta
.020
Sig.
.387
.699
.267
.790
a. Dependent Variable: RASIOCEPAT
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Dengan memperhatikan model regresi dan hasil regresi linier yang ada maka didapat persamaan tentang pengaruh flypaper effect terhadap rasio cepat sebagai berikut :
cxxi
Y = 50.493+ 47.468FE+ e....................(3.2) Dari persamaan (3.2) dapat diartikan bahwa nilai konstanta sebesar 50.493 tidak mempunyai pengaruh apa-apa dalam persamaan diatas, hal ini karena nilai probabilitas konstanta > 0,05 yaitu 0.699. Hasil uji signifikansi menunjukkan bahwa untuk flypaper effect diperoleh t statistik sebesar 0,267 dengan nilai signifikansi sebesar 0,790 yang nilainya jauh diatas taraf signifikansi yang ditolerir 0,05, yang berarti flypaper effect tidak berpengaruh terhadap rasio cepat. Dengan demikian hipotesis keempat (H4) yang menyatakan Flypaper effect berpengaruh terhadap rasio keuangan pemerintah daerah, ditolak. 4.4.4.2.3 Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Solvabilitas Pada analisis ini dilakukan regresi yaitu dengan meregresikan flypaper effect terhadap rasio solvabilitas. Hasil regresi tersebut dapat dilihat pada Tabel 42 berikut: Tabel 42 Analisis Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Solvabilitas Coefficients
Model 1
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
-398.427 2446.843
FLYPAPEREFFECT
2106.289 3331.895
a. Dependent Variable: RASIOSOLVABILITAS
Sumber : Data sekunder diolah, 2009
cxxii
t
Beta
.048
Sig.
-.163
.871
.632
.528
Dengan memperhatikan model regresi dan hasil regresi linier yang ada maka didapat persamaan tentang pengaruh flypaper effect terhadap rasio solvabilitas sebagai berikut : Y = -398.427+ 2106.289FE+ e....................(3.3) Dari persamaan (3.3) dapat diartikan bahwa nilai konstanta sebesar -398.427tidak mempunyai pengaruh apa-apa dalam persamaan diatas, hal ini karena nilai probabilitas konstanta > 0,05 yaitu 0.871. Hasil uji signifikansi menunjukkan bahwa untuk flypaper effect diperoleh t statistik sebesar 0,632 dengan nilai signifikansi sebesar 0,528 yang nilainya jauh diatas taraf signifikansi yang ditolerir 0,05, yang berarti flypaper effect tidak berpengaruh terhadap rasio solvabilitas.
Dengan
demikian
hipotesis
keempat
(H4)
yang
menyatakan Flypaper effect berpengaruh terhadap rasio keuangan pemerintah daerah, ditolak. 4.4.4.2.4 Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Utang Terhadap PAD Pada analisis ini dilakukan regresi yaitu dengan meregresikan flypaper effect
terhadap rasio utang terhadap PAD. Hasil regresi
tersebut dapat dilihat pada Tabel 43 berikut:
cxxiii
Tabel 43 Analisis Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Utang Terhadap PAD Coefficients
Model 1
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
.207
.350
FLYPAPEREFFECT
.015
.477
t
Beta
.002
Sig.
.590
.556
.031
.975
a. Dependent Variable: RASIOUTANGTHDPAD
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Dengan memperhatikan model regresi dan hasil regresi linier yang ada maka didapat persamaan tentang pengaruh flypaper effect terhadap rasio utang terhadap PAD sebagai berikut : Y = 0.207+ 0.015FE+ e....................(3.4) Dari persamaan (3.4) dapat diartikan bahwa nilai konstanta sebesar 0.207 tidak mempunyai pengaruh apa-apa dalam persamaan diatas, hal ini karena nilai probabilitas konstanta > 0,05 yaitu 0.556. Hasil uji signifikansi menunjukkan bahwa untuk flypaper effect diperoleh t statistik sebesar 0,031 dengan nilai signifikansi sebesar 0,975 yang nilainya jauh diatas taraf signifikansi yang ditolerir 0,05, yang berarti flypaper effect tidak berpengaruh terhadap rasio utang terhadap PAD. Dengan demikian hipotesis keempat (H4) yang menyatakan Flypaper effect berpengaruh terhadap rasio keuangan pemerintah daerah, ditolak.
cxxiv
4.4.4.2.5 Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal Pada analisis ini dilakukan regresi yaitu dengan meregresikan flypaper effect terhadap rasio derajat desentralisasi fiskal. Hasil regresi tersebut dapat dilihat pada Tabel 44 berikut: Tabel 44 Analisis Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant) FLYPAPEREFFECT
a
Std. Error .393
.020
-.406
.027
t
Beta
-.756
Sig.
20.022
.000
-15.184
.000
a. Dependent Variable: RASIODERAJATDESENTRALISASIFISKAL
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Dengan memperhatikan model regresi dan hasil regresi linier yang ada maka didapat persamaan tentang pengaruh flypaper effect terhadap rasio derajat desentralisasi fiskal sebagai berikut : Y = 0.393 -0.406FE+ e....................(3.5) Dari persamaan (3.5) dapat diartikan bahwa nilai konstanta sebesar 0.393 mempunyai pengaruh dalam persamaan diatas, hal ini karena nilai probabilitas konstanta < 0,05 yaitu 0.000. Ini berarti bahwa jika tidak ada FE maka besarnya rasio derajat desentralisasi fiskal akan sama dengan konstantanya yaitu sebesar 0,393. Koefisien regresi FE sebesar -0,406, berarti jika FE mengalami peningkatan cxxv
sebesar 1 % maka rasio derajat desentralisasi fiskal akan menurun sebesar 0,406% dengan asumsi variabel lain dalam kondisi konstan. Hasil uji signifikansi menunjukkan bahwa untuk flypaper effect diperoleh t statistik sebesar -15.184 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang nilainya jauh dibawah taraf signifikansi yang ditolerir 0,05, yang berarti flypaper effect berpengaruh secara negatif terhadap rasio derajat desentralisasi fiskal. Dengan demikian hipotesis keempat (H4) yang menyatakan Flypaper effect berpengaruh terhadap rasio keuangan pemerintah daerah, diterima. 4.4.4.2.6 Pengaruh
Flypaper
Effect
Terhadap
Rasio
Kemandirian
Keuangan Daerah Pada analisis ini dilakukan regresi yaitu dengan meregresikan flypaper effect terhadap rasio kemandirian keuangan daerah. Hasil regresi tersebut dapat dilihat pada Tabel 45 berikut: Tabel 45 Analisis Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Coefficients Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
1
.528
.025
-.572
.034
(Constant) FLYPAPEREFFECT
a
Std. Error
a. Dependent Variable: RASIOKEMANDIRIANKEUANGANDAERAH
Sumber : Data sekunder diolah, 2009
cxxvi
t
Beta
-.788
Sig.
21.139
.000
-16.818
.000
Dengan memperhatikan model regresi dan hasil regresi linier yang ada maka didapat persamaan tentang pengaruh flypaper effect terhadap rasio kemandirian keuangan daerah sebagai berikut : Y = 0.528 -0.572FE+ e....................(3.6) Dari persamaan (3.6) dapat diartikan bahwa nilai konstanta sebesar 0.528 mempunyai pengaruh dalam persamaan diatas, hal ini karena nilai probabilitas konstanta < 0,05 yaitu 0.000. Ini berarti bahwa jika tidak ada FE maka besarnya rasio derajat desentralisasi fiskal akan sama dengan konstantanya yaitu sebesar 0,528. Koefisien regresi FE sebesar -0,572, berarti jika FE mengalami peningkatan sebesar 1 % maka rasio kemandirian keuangan daerah akan menurun sebesar 0,572% dengan asumsi variabel lain dalam kondisi konstan. Hasil uji signifikansi menunjukkan bahwa untuk flypaper effect diperoleh t statistik sebesar -16.818 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang nilainya jauh dibawah taraf signifikansi yang ditolerir 0,05, yang berarti flypaper effect berpengaruh secara negatif terhadap rasio kemandirian keuangan daerah. Dengan demikian hipotesis keempat (H4) yang menyatakan Flypaper effect berpengaruh terhadap rasio keuangan pemerintah daerah, diterima. 4.4.4.2.7 Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah Pada analisis ini dilakukan regresi yaitu dengan meregresikan flypaper effect terhadap rasio ketergantungan keuangan daerah. Hasil regresi tersebut dapat dilihat pada Tabel 46 berikut:
cxxvii
Tabel 46 Analisis Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah Coefficients
Model 1
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
.560
.035
FLYPAPEREFFECT
.465
.048
t
Beta
.592
Sig.
15.830
.000
9.666
.000
a. Dependent Variable: RASIOKETERGANTUNGANKEUANGANDAERAH
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Dengan memperhatikan model regresi dan hasil regresi linier yang ada maka didapat persamaan tentang pengaruh flypaper effect terhadap rasio ketergantungan keuangan daerah sebagai berikut : Y = 0.560 + 0.465FE+ e....................(3.7) Dari persamaan (3.7) dapat diartikan bahwa nilai konstanta sebesar 0.560 mempunyai pengaruh dalam persamaan diatas, hal ini karena nilai probabilitas konstanta < 0,05 yaitu 0.000. Ini berarti bahwa jika tidak ada FE maka besarnya rasio derajat desentralisasi fiskal akan sama dengan konstantanya yaitu sebesar 0,560. Koefisien regresi FE sebesar 0,465, berarti jika FE mengalami peningkatan sebesar 1 % maka rasio ketergantungan keuangan daerah akan meningkat sebesar -0,572% dengan asumsi variabel lain dalam kondisi konstan. Hasil uji signifikansi menunjukkan bahwa untuk flypaper effect diperoleh t statistik sebesar 9.666 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang nilainya jauh dibawah taraf signifikansi yang ditolerir 0,05, cxxviii
yang berarti flypaper effect berpengaruh secara positif terhadap rasio ketergantungan keuangan daerah. Dengan demikian hipotesis keempat (H4) yang menyatakan Flypaper effect berpengaruh terhadap rasio keuangan pemerintah daerah, diterima. 4.4.4.2.8 Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Arus Kas Bebas Pada analisis ini dilakukan regresi yaitu dengan meregresikan flypaper effect terhadap arus kas bebas. Hasil regresi tersebut dapat dilihat pada Tabel 47 berikut: Tabel 47 Analisis Pengaruh Flypaper Effect Terhadap Arus Kas Bebas Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant) FLYPAPEREFFECT
a
Std. Error
t
Beta
1.775E11 8.754E10 -1.792E11 1.192E11
-.114
Sig.
2.027
.044
-1.503
.135
a. Dependent Variable: ARUSKASBEBAS
Sumber : Data sekunder diolah, 2009 Dengan memperhatikan model regresi dan hasil regresi linier yang ada maka didapat persamaan tentang pengaruh flypaper effect terhadap arus kas bebas sebagai berikut : Y = 1.775E11-1.792E11FE+ e....................(3.8) Dari persamaan (3.8) dapat diartikan bahwa nilai konstanta sebesar 1.775E11 mempunyai pengaruh dalam persamaan diatas, hal ini karena nilai probabilitas konstanta < 0,05 yaitu 0.044. Ini berarti
cxxix
bahwa jika tidak ada FE maka besarnya rasio derajat desentralisasi fiskal akan sama dengan konstantanya yaitu sebesar 1.775E11. Hasil uji signifikansi menunjukkan bahwa untuk flypaper effect diperoleh t statistik sebesar -1.503 dengan nilai signifikansi sebesar 0,135 yang nilainya jauh diatas taraf signifikansi yang ditolerir 0,05, yang berarti flypaper effect tidak berpengaruh terhadap arus kas bebas. Dengan demikian hipotesis keempat (H4) yang menyatakan Flypaper effect berpengaruh terhadap rasio keuangan pemerintah daerah, ditolak. 4.5 Pembahasan Hasil Penelitian 4.5.1 Pengaruh DAU dan PAD terhadap BD t
t
t
Flypaper Effect, menurut Maimunah (2006) adalah suatu kondisi keuangan pemerintah daerah yang membelanjakan lebih banyak atau lebih boros dengan menggunakan dana transfer (grants) yang diproksikan dengan DAU dari pada menggunakan kemampuan sendiri, diproksikan dengan PAD. Untuk menentukan apakah terjadi flypaper effect, maka efek DAU terhadap BD dibandingkan dengan efek PAD terhadap BD . t
t
t
t
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda yang telah disajikan, tampak bahwa nilai t statistik DAU lebih besar daripada nilai t statistik PAD. Hal ini berarti telah terjadi flypaper effect, karena sesuai dengan syarat pertama terjadinya flypaper effect yaitu bila nilai t statistik DAU lebih besar daripada nilai t statistik PAD. Hal ini berarti bahwa pemda merespon belanja lebih banyak atau boros menggunakan dana transfer (grants yang diproksikan dengan DAU) daripada menggunakan
cxxx
kemampuan sendiri (yang diproksikan dengan PAD). Dengan demikian hipotesis yang menyatakan pengaruh DAU terhadap BD lebih besar t
t
daripada PAD terhadap BD diterima. t
t
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Abdullah dan Halim (2003) ketika menggunakan lag, pengaruh DAU terhadap BD justru lebih kuat daripada PAD, hal ini berarti terjadi flypaper effect dalam respon pemerintah daerah terhadap transfer (DAU) dan PAD di Pulau Jawa dan Bali. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Maimunah (2006) pada Kabupaten/ Kota di pulau Sumatera yang menyatakan bahwa pengaruh DAU terhadap Belanja Daerah lebih besar daripada PAD terhadap Belanja Daerah, sehingga terjadi flypaper effect pada Kabupaten/ Kota di pulau Sumatera. Penelittian ini juga sama dengan hasil penelitian yang dilakukan Legrenzi dan Milas (2001) yang memberikan bukti empiris tetang adanya flypaper effect dalam jangka panjang untuk sampel municipalities di Italia. Mereka menyatakan bahwa: “Local government consistenly increase their expenditure more with respect to increase in state transfer rather than increase in own revenues”. Dimana belanja daerah secara keseluruhan dipengaruhi oleh transfer yang diterima dari pemerintah pusat Penelitian ini sesuai dengan kenyataan dilapangan, bahwa besaran Belanja Daerah lebih dipengaruhi oleh DAU daripada PAD. Hal ini dikarenakan porsi transfer dari pemerintah pusat yaitu DAU lebih besar daripada porsi PAD, dimana jumlah PADnya tidak mencukupi untuk membiayai Belanja Daerahnya atau sebagian besar Belanja Daerah
cxxxi
dibiayai oleh DAU. Oleh karena itu pemda merespon (belanja) lebih banyak menggunakan DAU daripada PAD. 4.5.2 Pengaruh DAUt-1 dan PADt-1 pada Prediksi Belanja Daeraht Pengujian atas pengaruh DAU dan PAD terhadap belanja daerah dengan lag dilakukan untuk mengetahui apakah DAUt-1 dan PADt-1 dapat memprediksi BDt. Hipotesis kedua dalam penelitian ini menyatakan bahwa “Pengaruh DAUt-1 terhadap BDt lebih besar daripada pengaruh PADt-1 terhadap BDt”. Dari angka-angka hasil analisis, peneliti menemukan bahwa DAU dan PAD berpengaruh secara positif terhadap t-1
t-1
BD . Ini berarti bahwa DAU t
t-1
dan PAD
dapat digunakan untuk
t-1
memprediksi BDt. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan HoltzEakin (1994) dalam Kesit Bambang Prakosa (2004) yang menyatakan bahwa terdapat keterikatan yang sangat erat antara transfer dari Pemerintah Pusat dengan Belanja Daerah. Studi Legrenzi & Milas (2001) dengan menggunakan sampel municipalities di Italia, menemukan bukti empiris bahwa dalam jangka panjang transfer berpengaruh terhadap Belanja Daerah. Hal ini juga sesuai dengan prinsip anggaran berimbang yang menyatakan bahwa besarnya belanja daerah disesuaikan dengan dana yang ada. Penelitian Gamkhar dan Oates (1996) dalam Kesit Bambang Prakosa (2004) mengenai respon Pemerintah daerah terhadap perubahan jumlah transfer dari pemerintah federal di Amerika Serikat untuk tahun
cxxxii
1953-1991
menyebutkan
bahwa
pengurangan
jumlah
transfer
menyebabkan penurunan dalam pengeluaran daerah. Dalam perspektif teori keagenan, Aaberge & Langorgen (1997) menyatakan bahwa agen atau politisi di pemerintah daerah bersikap seolah-olah mereka memaksimalkan utilitas individu (voter). Apabila dikaitkan dengan belanja publik untuk periode tertentu, agen akan mengalokasikan
sumberdaya
yang
dimilikinya
berdasarkan
pada
ekspektasinya terhadap lingkungan ekonomi pada masa yang akan datang. Secara teoritis diasumsikan bahwa semua pengeluaran pada suatu periode tertentu
tergantung
pada
ketersediaan
sumberdaya
pada
periode
bersangkutan. Seiring dengan masih seringnya terjadi keterlambatan dalam penyampaian informasi mengenai informasi mengenai besarnya jumlah DAU yang akan direalisasi mengakibatkan pemerintah daerah sering menggunakan dasar realisasi DAU tahun sebelumnya dalam penyusunan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah). Dalam penelitian ini, yaitu dalam pengujian hipotesis kedua dari tahun 2003-2007 berturut-turut diketahui bahwa signifikansi pengaruh DAUt-1 terhadap BDt lebih besar daripada pengaruh PADt-1 terhadap BDt . Hal ini berarti bahwa dalam memprediksi Belanja Daerah, daya prediksi DAUt-1 terhadap BDt lebih kuat daripada daya prediksi PADt-1. Artinya, kebijakan Belanja Daerah lebih didominasi oleh jumlah DAU daripada jumlah PAD, atau penentuan besarnya belanja daerah tidak diukur berdasarkan potensi penerimaan daerah (PAD) yang didapat tetapi lebih
cxxxiii
kepada transfer (DAU) dari pusat. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan pengaruh DAUt-1 terhadap BDt lebih besar daripada pengaruh PADt-1 terhadap BDt diterima. Hasil ini konsisten dengan temuan-temuan sebelumnya, seperti Holtz-eakin (1994), Aaberge dan Langergen (1997), Deller et al (2002), Legrenzi & Milas (2001), zampelli (1986), Abdullah & Halim (2003) dan Maimunah (2006). 4.5.3 Perbedaan flypaper effect pada Kabupaten/Kota yang PAD-nya tinggi dengan Kabupaten/Kota yang PAD-nya rendah Hipotesis ketiga menyatakan bahwa ”Terdapat perbedaan flypaper effect antara daerah yang PAD-nya rendah dengan daerah yang PAD-nya tinggi”. Dengan terjadinya flypaper effect, yang telah dibuktikan pada hipotesis pertama, mengindikasikan bahwa pemerintah daerah lebih banyak menggunakan DAU daripada PAD untuk Belanja Daerah. Hal ini berarti bahwa terjadi ketergantungan fiskal terhadap pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Ketergantungan ini dinyatakan dalam rasio ketergantungan keuangan daerah. Semakin besar rasio ketergantungan keuangan daerah maka semakin besar terjadinya flypaper effect. Hal ini berbanding terbalik dengan besarnya PAD. Semakin tinggi PAD suatu daerah maka kemampuan untuk membiayai belanja daerah semakin besar dan rasio ketergantungan keuangan daerah semakin kecil dan flypaper effect juga menurun. Sebaliknya, semakin rendah PAD suatu daerah maka kemampuan untuk membiayai belanja daerah semakin kecil dan rasio
cxxxiv
ketergantungan keuangan daerah semakin besar dan flypaper effect juga meningkat. Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa bahwa rata-rata terjadinya flypaper effect dengan PAD tinggi berbeda dengan rata-rata terjadinya flypaper effect dengan PAD rendah di Jawa Tengah. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan terdapat perbedaan flypaper effect antara daerah yang PAD-nya rendah dengan daerah yang PAD-nya tinggi, diterima. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Maimunah (2006) yang menyatakan rata-rata (mean) terjadinya flypaper effect pada daerah dengan PAD tinggi dan dengan PAD rendah tidak berbeda pada kabupaten/kota di Pulau Sumatera. Menurut Halim (2002) bahwa Pemerintah kabupaten/kota di Jawa dan Bali memiliki kemampuan keuangan berbeda dengan Pemerintah Daerah kabupaten/kota di luar Pulau Jawa. Luar Jawa memiliki karakteristik
ekonomi,
kepadatan
penduduk,
tingkat
pengetahuan
masyarakat dalam memahami otonomi daerah dan letak geografis yang juga berbeda dengan pulau Jawa. Kawasan Jawa-Bali lebih banyak menghadapi persoalan keuangan daerah yang tidak memadai, misalnya yang disebabkan rendahnya jumlah PAD dan besarnya defisit anggaran yang harus ditanggung oleh daerah. Hal ini dapat dimaklumi karena tidak banyak daerah dikawasan ini memiliki potensi sumber daya alam yang cukup sebagaimana banyak dimiliki daerah luar Jawa-Bali yang dapat diharapkan sebagai sumber pendapatan yang dapat diandalkan daerah.
cxxxv
Menurut Khusaini (2006) dalam Laksmiarti (2006), masih rendahnya
derajat
desentralisasi
pendapatan
menunjukkan
bahwa
implementasi desentralisasi penerimaan di Indonesia masih semu. Hal ini disebabkan oleh aspek penerimaan pajak yang menjadi komponen utama PAD masih banyak yang menjadi wewenang pemerintah pusat. Pemerintah daerah hanya memiliki kewenangan terhadap sumber-sumber penerimaan yang nilainya relatif kecil. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan keuangan pemerintah daerah menurut Bahl (2002) dalam Laksmiarti (2006) yaitu dengan memberikan taxing power yang lebih besar. Selain itu pemerintah daerah juga harus berusaha menggali potensi sumber daya dengan optimal dan melakukan efisiensi dalam pengelolaan keuangan daerah. 4.5.4 Dampak Flypaper Effect terhadap Kinerja Keuangan Daerah Analisis kinerja keuangan dilakukan dengan menggunakan analisis rasio-rasio keuangan. Rasio-rasio yang digunakan yaitu rasio likuiditas (rasio lancar dan rasio cepat), rasio solvabilitas, rasio utang terhadap pendapatan asli daerah, rasio derajat desentralisasi fiskal, rasio kemandirian keuangan daerah, rasio ketergantungan keuangan daerah, dan analisis arus kas bebas. Analisis pengaruh flypaper effect terhadap kinerja keuangan daerah dilakukan dengan meregresikan flypaper effect terhadap rasio keuangan. Dari hasil analisis, didapat bahwa flypaper effect tidak berpengaruh terhadap rasio lancar, rasio cepat, rasio solvabilitas, rasio
cxxxvi
utang terhadap Pendapatan asli daerah dan arus kas bebas. Sedangkan untuk rasio derajat desentralisasi fiskal, rasio kemandirian keuangan daerah, dan rasio ketergantungan keuangan daerah terpengaruh dengan terjadinya flypaper effect. Dari hasil analisis didapat bahwa flypaper effect berpengaruh secara negatif terhadap rasio desentralisasi fiskal. Pengaruh negatif flypaper effect terhadap rasio derajat desentralisasi fiskal berarti bahwa terjadinya flypaper effect maka akan memperkecil rasio derajat desentralisasi fiskal, yang berarti semakin rendah kemampuan pemerintah daerah dalam menyelenggarakan desentralisasi. Dari hasil analisis juga didapat bahwa flypaper effect berpengaruh secara negatif terhadap rasio kemandirian keuangan daerah. Pengaruh negatif flypaper effect terhadap rasio kemandirian keuangan daerah berarti bahwa terjadinya flypaper effect maka memperkecil rasio kemandirian keuangan daerah, yang berarti semakin rendah kemandirian keuangan daerahnya. Pengujian pengaruh flypaper effect terhadap rasio ketergantungan keuangan daerah didapat bahwa flypaper effect berpengaruh secara positif terhadap rasio ketergantungan keuangan daerah. Pengaruh positif flypaper effect terhadap rasio ketergantungan keuangan daerah berarti bahwa semakin tinggi terjadinya flypaper effect maka akan semakin memperbesar rasio ketergantungan keuangan daerah, yang berarti memperbesar tingkat ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat dan/ pemerintah provinsi.
cxxxvii
Rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio utang terhadap Pendapatan asli daerah tidak terpengaruh dengan flypaper effect karena rasio-rasio ini dihitung berdasarkan akun-akun yang berada dalam neraca, dimana neraca daerah hanya menunjukkan posisi keuangan pemerintah daerah tanggal tertentu. Sedangkan untuk rasio derajat desentralisasi fiskal, rasio kemandirian keuangan daerah, dan rasio ketergantungan keuangan daerah terpengaruh dengan flypaper effect karena rasio-rasio ini dihitung berdasarkan akun-akun yang berada pada laporan perhitungan APBD dan nota perhitungan APBD. Menurut Halim (2007), dari laporan APBD dapat dianalisis sumber dan penggunaan dana oleh pemda selama satu tahun fiskal. Dimana laporan perhitungan APBD dan nota perhitungan APBD memuat informasi tentang kinerja keuangan pemda selama periode anggaran tertentu (meliputi pendapatan, belanja dan pembiayaan). Jadi disini rasio-rasio yang dapat menggambarkan kinerja keuangan daerah adalah rasio derajat desentralisasi fiskal, rasio kemandirian keuangan daerah, dan rasio ketergantungan keuangan daerah. Dimana hasil analisis dari rasio-rasio ini dapat diambil kesimpulan bahwa dengan terjadinya flypaper effect pada Dana Alokasi Umum dan PAD terhadap belanja daerah maka kinerja keuangan daerah pemerintah daerah kabupaten /kota di Provinsi Jawa Tengah menjadi menurun. Hal ini terlihat dari semakin rendahnya derajat desentralisasi fiskal dan rasio kemandirian keuangan daerah dan semakin tingginya ketergantungan keuangan daerah.
cxxxviii
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Kuncoro (2007) yang mengindikasikan terjadi kecenderungan ketergantungan yang semakin tinggi terhadap pemerintah pusat. Transfer pemerintah pusat disatu sisi bermanfaat bagi peningkatan kapasitas fiskal daerah, namun disisi lain bisa berdampak negatif terhadap optimalisasi berbagai potensi lokal yang dimiliki.
cxxxix
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Hasil Pengujian hipotesis pertama yang tujuannya untuk mengetahui kemungkinan
terjadinya
flypaper
effect,
diterima.
Hal
tersebut
membuktikan bahwa terjadi flypaper effect pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Daerah pada kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah. Dengan kata lain Belanja Daerah pada kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah lebih dipengaruhi oleh Dana Alokasi Umum (DAU) daripada Pendapatan Asli Daerah (PAD). 2. Hasil pengujian hipotesis kedua yang tujuannya untuk mengetahui pengaruh DAUt-1
dan PADt-1
dalam memprediksi Belanja Daeraht,
diterima. Hal ini membuktikan bahwa pengaruh DAUt-1 terhadap BDt lebih besar daripada pengaruh PADt-1 terhadap BDt. Ini berarti penentuan besarnya belanja daerah tidak diukur berdasarkan potensi penerimaan daerah (PAD) yang didapat tetapi lebih kepada transfer (DAU) dari pusat. 3. Hasil Pengujian hipotesis ketiga yang tujuannya untuk mengetahui kemungkinan adanya perbedaan flypaper effect antara Kabupaten/Kota yang PADnya tinggi dengan Kabupaten/Kota yang PADnya rendah, diterima. Hal ini membuktikan antara Kabupaten/Kota yang PADnya tinggi dengan Kabupaten/Kota yang PADnya rendah terdapat perbedaan
cxl
terjadinya flypaper effect. Hal ini berarti bahwa perbedaan besarnya PAD Kabupaten/Kota berpengaruh pada flypaper effect. 4. Hasil Pengujian hipotesis keempat yang tujuannya untuk mengetahui dampak flypaper effect terhadap kinerja keuangan daerah diterima. Hal ini membuktikan bahwa flypaper effect berdampak pada penurunan kinerja keuangan daerah. 5.2 Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi untuk Penelitian Berikutnya Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang memerlukan perbaikan dan pengembangan dalam penelitian-penelitian berikutnya. Keterbatasan-keterbatasan studi ini adalah: 1. Menggunakan sampel kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah, jadi tidak sepenuhnya dapat dijadikan landasan untuk menangkap kasus di Indonesia. Penelitian berikutnya diharapkan dapat memasukkan kabupaten di Jawa-Bali dan luar Jawa-Bali dan membandingkan kedua kelompok ini. 2. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan APBD. Penelitian berikutnya diharapkan dapat menggunakan pendekatan lain yang lebih mendalam, misalnya dengan menggunakan field research dengan kuesioner dan wawancara dengan subjek eksekutif dan legislatif daerah. 3. Penggunaan data laporan realisasi APBD dengan hanya mengambil total Belanja Daerah, DAU, PAD, dan Total Pendapatan Daerah. Untuk penelitian berikutnya diharapkan dapat menggunakan belanja aparatur maupun belanja publik dan dana perimbangan selain DAU, sehingga bisa
cxli
membuktikan belanja daerah mana (publik/aparatur) yang dipengaruhi oleh DAU atau PAD. 4. Penelitian ini lebih banyak mengacu pada peraturan Kepmendagri No. 29 Tahun 2002. Diharapkan penelitian berikutnya dapat membandingkan penggunaan peraturan antara Kepmendagri No.29 Tahun 2002 dengan Permendagri No.13 Tahun 2006. 5. Penelitian ini mengukur kinerja keuangan daerah selama pelaksanaan otonomi daerah. Diharapkan penelitian berikutnya dapat membandingkan kinerja keuangan daerah sebelum dan sesudah otonomi daerah. 5.3 Implikasi Penelitian Temuan penelitian ini memberikan implikasi penting terkait dengan kebijakan pemberian DAU saat ini. Kebijakan pemberian transfer Dana Alokasi Umum diindikasikan tidak mendorong daerah untuk meningkatkan kapasitas fiskal, tetapi justru sebaliknya. Daerah menunjukkan ketergantungan yang lebih tinggi terhadap pemerintah pusat. Kemandirian daerah yang menjadi tujuan otonomi daerah justru semakin jauh dari harapan. Pemerintah pusat perlu memformulasi kebijakan pemberian DAU yang benar-benar dapat menjadi insentif bagi peningkatan kapasitas fiskal daerah namun disini lain tetap bisa mengatasi persoalan konvergensi fiskal horizontal. Mengingat tingginya ketergantungan pemerintah daerah terhadap besarnya transfer DAU maka untuk mengurangi ketergantungan terhadap pemerintah
pusat,
pemerintah
daerah
harus
mengupayakan
untuk
memaksimalkan potensi daerahnya yang akan berdampak pada meningkatnya PAD seperti mendorong kinerja industri manufaktur, agroindustri, jasa dan
cxlii
sektor ekonomi lainnya yang potensial dikembangkan. Selain itu pemerintah daerah juga perlu meningkatkan penerimaan dari perpajakan dan retribusi daerah dengan mengadakan reformasi pajak-pajak daerah yaitu dengan meniadakan pajak-pajak yang tidak produktif. Dengan demikian maka biaya pemungutan dapat ditekan, dikurangi dan perhatian dapat difokuskan pada pajak yang lebih produktif.
cxliii
DAFTAR PUSTAKA
Aaberge, Rolf & Audun Langorgen. 1997. Fiscal and Spending Behavior of Local Government: An empirical analysis based on Norwegian data. Statistics Norway, Discussion paper no. 196. Abdullah, Sukriy dan Abdul Halim. 2003. Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Pemerintah Daerah Studi Kasus Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali. Simposium Nasional Akuntansi VI, Yogyakarta, Hal 1140-1159 Abdullah. 2005. Hubungan Belanja Modal dengan Belanja Pemeliharaan pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia Periode 2003-2004. Program Magister Sains. Pasca Sarjana UGM. Thesis. Bae, Sang Seok dan Richard C. Felock. 2004. The Flypaper Effect Revisited: Intergovernmental Grants and Local Governance. International Journal Of Public Administration Vol. 27, Nos. 8 & 9, pp. 577–596. Bailey, S.J. dan S. Connolly. 1998. “The Flypaper Effect: Identifying Areas for Further Research”, Public Choice, 95(3/4), Juni: 335-58. Bastian, Indra. 2001. Manual Akuntansi Keuangan Daerah. Yogyakarta.
PPA FE UGM,
Becker, E. 1996. The Illusion of Fiscal Illusion: Unsticking the Flypaper Effect. Public Choice, 86(1/2), Februari: 85-102. Bradford, D. dan W. Oates. 1971a. The analysis of revenue sahring in a new Approach to collective fiscal decisions. Quarterly Joernal of Economics 83 (3): _____________ dan ______________. 1971b. Towards a predictive theory of intergovernmental grant. American Economic Review 61 (2): 440-448. Chang, Tsangyao dan Yuan Hong Ho. 2002. Tax or spend, what cause what: Taiwan’s experience . International Journal of Business and economics 1 (2): 157-165. Dahlberg, Matz, Eva mork, Jorn rattso, Hanna agren. 2006. Using a discontinuous grant rule to identify the effect of grant on local taxes and spending. Cesifo Working Paper. www.RePEc.org ( 15 Agustus 2008, 06.30 WIB) Deller, Steven, Craig Maher, dan Victor Lledo. 2002. Wisconsin Local Government, State Share Revenue And The Illusive Flypaper Effect. Working paper, University of Wisconsin-Madison.
cxliv
Deller, Steven, Craig Maher. 2005. Categorical Municipal Expenditures with a focus on the flypaper effect. Public Budgeting/Fall. Dollery, Brian dan Andrew Worthington. 1995. Federal Expenditure and Fiscal Illusion: A Test of the Flypaper Hypothesis in Australia. Publius, Vol. 25, No. 1 , pp. 23-34. Ediharsi, Werri Darta Taifur, Husna Rosa dan Syahrudin. 1998. Praktek Penyusunan Anggaran Daerah Di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Manajemen (Vol 6 No.1): 69-113. Fisher, Ronald C. 1982. Income and Grant Effect On Local Expenditure : The Flypaper Effect and Other Difficulties. Jurnal Of Urban Economics.12, 324345. Gamkhar, Shama dan Wallace Oates. 1996. Asymetries in response to increase And decrease in intergovernmental grants: Some empirical findings. National Tax Journal 49 (4):501-512. Ghozali, Imam. 2005. Analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, Damodar N. 1995. Basic Econometrics. Third Edition McGraw-Hill. Inc. New York. Halim, Abdul. 2001. Anggaran daerah dan “fiscal stress” (sebuah studi kasus pada Anggaran daerah provinsi di Indonesia). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia 16 (4): 346-357. ____________. 2002. Analisis Varian Pendapatan Asli Daerah Dalam Laporan Perhitungan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota Di Indonesia. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, Disertasi, tidak diterbitkan. ____________. 2003. Akuntansi Sektor Publik: Peran Dan Tantangannya Di Era Keterbukaan. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Himpunan Mahasiswa Akuntansi FE-UPN ”Veteran” Yogyakarta, 12 Juli 2003. ____________. 2007. Seri Akuntansi Sektor Publik-Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Penerbit Salemba empat. Heyndels, Bruno. 2001. Asymmetries In The Flypaper Effect : Empirical Evidence For The Flemish Municipalities. Applied Economics, 33, 1329± 1334 Hines, J.R. dan Richard H. Thaler. 1995. Anomalies – The flypaper effect. Journal of Economic Perspectives 9 (4): 217-226.
cxlv
Holtz-Eakin, Douglas, Harvey S. Rosen, dan Schuyler Tilly. 1994. Intertemporal Analysis of state in local governemnt spending: Theory and test. Journal Of Urban Economics 35: 159-174. Knight, Brian. 2000. The Flypaper Effect Unstuck : Evidence On Endogenous Grants From The Federal Highway Aid Program.The American Economic Review Vol. 92 No.1 Kuncoro, Haryo. 2007. Fenomena Flypaper Effect pada Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota dan Kabupaten di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi X, Padang. Laksmiarti, Afrina. 2006. Analisis Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Fiskal dalam Penerapan Kebijaksanaan Desentralisasi Fiskal di Indonesia Tahun 1994-2004. Tesis pada Program Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, tidak dipublikasikan. Lalvani, Mala. 2002. The flypaper effect : Evidence from India. Public Budgeting & Finance Fall 2002. Legrenzi. Gabriella dan Costas Milas. 2001. Non-Linier And Asymetrics Adjustment In The Local Revenue –Expenditure Models: Some Evidence From The Italian Municipalities. Working paper. University of Milan. Mahmudi. 2007. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Yogyakarta : UPP STIM YKPN. Maimunah, Mutiara. Flypaper effect pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan asli Daerah (PAD) terhadap belanja daerah pada Kabupaten/Kota di pulau Sumatera, Simposium nasional Akuntansi IX, Padang, 2006. Mamesah, D.J. 1995. Sistem administrasi Keuangan daerah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Penerbit ANDI _________. 2004. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Jakarta : Penerbit Andi Offset. _________. 2006. Sosialisasi Kebijakan Dan Perhitungan Dana Perimbangan Tahun 2007. Jakarta 20 November 2006. Mello Jr., L.R.D. dan M. Barenstrein. 2001. Fiscal Decentralization and Governance: A Cross-Country Analysis, IMF, Washington, DC. Melo, Ligia. The Flypaper Effect Under Different Institutional Contexts: The Colombian Case. Public Choice 111: 317–345. cxlvi
Nazir, Mohammad. 2003. Metode Penelitian; Ghalia Indonesia, Jakarta. Oates, W.E. 1999. An Essay on Fiscal Federalis”, Journal of Economic Literature, 37(3), September: 1120-49. Prakosa, Kesit Bambang, Analisis Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Darah (PAD) terhadap Prediksi Belanja Daerah (studi empirik di wilayah Propinsi Jawa Tengah dan DIY), JAAI, Vol. 8 No. 2, 2004. Republik Indonesia. 1999. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. ________. 1999. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. ________. 2000. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 105 tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah. ________. 2002. Keputusan Menteri Dalam Negeri No 29/2002 tentang pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD. ________. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. ________. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. ________. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan. ________. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Saragih, Panglima Juli, “Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah dalam Otonomi”, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003. Septiana, Asti Dwi. 2007. Pengaruh PAD terhadap Belanja Modal dan Pengaruh Belanja Modal Terhadap Belanja Operasional dan Pemeliharaan Pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia. Tesis pada Program Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, tidak dipublikasikan. Sidik, Machfud, B. Raksaka Mahi, Robert Simanjutak, & Bambang Brodjonegoro. Dana Alokasi Umum – Konsep, Hambatan, dan Prospek di Era Otonomi Daerah”, Penerbit Buku Kompas, Jakarta, 2002.
cxlvii
Sulistyawan, Eko. 2005. Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota Di Sumatera.(www.google.co.id, diakses tanggal 14 januari 2009 jam 16.30 WIB). Supranto, J. 2001. Statistik : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Erlangga. Usman, Syaikhu, M. Sulton Mawardi, Adri Poesoro, Asep Suryahadi dan Charles Samford. 2008. Mekanisme dan Penggunaan DAK. Lembaga Penelitian SMERU. No.25 Januari-April. 2008. Witterblad, Mikael. 2007. Income Heterogeneity and the Flypaper Effect. Department of Economics Umea University. SE-901 87. Yustikasari, Yulia. 2007. Hubungan antara Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Modal. Tesis pada Program Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, tidak dipublikasikan. Zampelli, Ernest M. 1986. Resource Fungibility, The Flypaper Effect, and the Expenditure impact of grants-in-aid. The Review of economics and Statistics 67: 33-40.
cxlviii
LAMPIRAN 1
Ringkasan realisasi Belanja Daerah (BD) Pemda kab/kota se-Propinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2002-2007 (000 Rupiah) No Kabupaten/Kota 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Kab. Banjarnegara Kab. Banyumas Kab. Batang Kab. Blora Kab. Boyolali Kab. Brebes Kab. Cilacap Kab. Demak Kab. Grobogan Kab. Jepara Kab. Karanganyar Kab. Kebumen Kab. Kendal Kab. Klaten Kab. Kudus Kab. Magelang Kab. Pati Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Purbalingga Kab. Purworejo Kab. Rembang Kab. Semarang Kab. Sragen Kab. Sukoharjo Kab. Tegal Kab. Temanggung Kab. Wonogiri Kab. Wonosobo Kota. Magelang Kota. Pekalongan Kota. Salatiga Kota. Semarang Kota. Surakarta Kota. Tegal
2002
2003
2004
2005
2006
2007
253205380 374393380 215516010 327882530 287112590 354580300 389405480 230461860 320855970 290306770 266567400 352473700 358644110 364272110 147980910 361898948 315030844 256791680 281545500 280918930 278232230 202741510 285329670 276284950 239662080 310179620 254228530 300401010 235247000 141675820 133676210 110040020 308716500 262624680 158163670
331694770 471777490 296802730 398203760 390543660 470672930 545722030 362426906 424580830 370344030 348659940 431176490 407490040 483962190 329560870 390323610 419773700 304568120 408865100 350141650 374020350 265460000 357769620 390467390 336907120 445003510 321522390 403593890 335183940 178912850 168958370 161956860 663887750 351968337 218966950
344791090 488534620 325408820 377671510 395622550 475275800 507788660 335464950 473481020 385527380 351188880 427806040 396809050 494976200 335573020 417632230 437343080 252064890 417909670 346236140 353881410 286605170 363569880 380335920 328493080 439398560 307170940 421874650 351619870 175413690 180287990 168950590 661416260 328310680 311462410
379515630 532868530 309373480 370991820 427428740 466160780 552924740 360640550 452077240 401140560 388737610 414256930 367294150 521073680 427004400 440995770 453304270 337490910 390986700 354338890 354170860 278421580 373669300 403874760 329236580 436224110 256108690 499064981 334134880 172104240 179445700 172229940 712545910 340095170 247588420
506621230 719985010 404498710 448504870 530077210 633700300 825875110 491235760 582165710 539720210 493849850 618431280 552938660 729415770 476145900 622661600 576233100 446989520 582362250 478543640 463907480 411063300 531147400 592406430 486775930 605018460 418443730 604211110 433928260 242473470 259967480 225666720 927224310 470560730 291812160
610375533 864944737 502074689 568153122 738497675 857239224 1067102839 599431958 787585439 670960562 619989534 956431941 597617567 866452800 654272995 734790190 747390737 550622269 651124069 556381842 583132018 539153489 503515233 701934395 634302937 703315830 503515233 635205765 512548075 317029445 314877861 253684635 1127846242 656247692 333581748
cxlix
LAMPIRAN 2 Ringkasan realisasi Dana Alokasi Umum (DAU) Pemda kab/kota se-Propinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2002-2007 (000 Rupiah) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Kabupaten/Kota Kab. Banjarnegara Kab. Banyumas Kab. Batang Kab. Blora Kab. Boyolali Kab. Brebes Kab. Cilacap Kab. Demak Kab. Grobogan Kab. Jepara Kab. Karangayar Kab. Kebumen Kab. Kendal Kab. Klaten Kab. Kudus Kab. Magelang Kab. Pati Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Purbalingga Kab. Purworejo Kab. Rembang Kab. Semarang Kab. Sragen Kab. Sukoharjo Kab. Tegal Kab. Temanggung Kab. Wonogiri Kab. Wonosobo Kota. Magelang Kota. Pekalongan Kota. Salatiga Kota. Semarang Kota. Surakarta Kota. Tegal
2002
2003
2004
2005
2006
2007
215477410
248820000
260996000
276999000
422509000
452544000
321924060
381941930
374866990
404114000
603887000
654154000
212735650
224887870
222399000
222826000
333433680
362659000
286552490
270140000
285249980
285250000
410074390
447775000
250946370
292070000
303635550
313078000
492181350
528505000
304222460
357380000
375145860
402905000
609597300
657982000
328181810
368270000
405543790
392866000
661263130
743064000
196740000
232453830
274319730
280831000
408452530
438288000
268106390
339381580
331415000
344330000
512838200
563699000
232522270
248660000
258973000
276946000
403189870
461230000
222497810
266550000
277906000
284448000
421432060
459156000
287464210
315400000
339716000
362789000
536689220
585365000
286810000
270560000
286808000
286808000
409296500
453755000
331679050
409386140
382345000
404869000
635487880
694207000
185867630
228308490
229738000
227890000
359183830
421953000
267001000
300629990
304621000
345991000
502945060
548521000
266005000
300900000
316828680
337244000
509572800
559748000
206186370
222580000
233319000
253342000
377379130
411159000
250279320
297359580
312263680
330899890
491282220
530443000
234944960
254460360
246694000
282267980
383925180
416181000
225780000
269059880
275194000
281270000
432012640
471735000
173125940
188930000
196642000
215234000
342777220
361876000
215290000
258283870
268217000
279060000
412468130
455990000
238900000
271940000
283621000
306460000
466851420
513575000
213634140
273518050
281710730
272531000
421438220
460662000
256867600
309629610
340516640
344868890
510555010
550407000
196610000
221660000
228086000
233303000
357822130
389124000
253974330
311090000
326104000
336549000
523439320
556874000
215728580
237249610
246292320
254864000
359723270
389671000
106457880
119980000
122298000
125606000
216061820
235917000
99269950
122170000
125408000
132335000
209650870
235899000
100590970
105690000
107734000
124117000
185429020
212614000
266950000
308710000
314104410
332098000
513812450
586736000
178390000
232342000
218045000
218082000
334287200
374501000
163413860
151650000
189057750
178273000
189007490
220303000
cl
LAMPIRAN 3 Ringkasan realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemda kab/kota se-Propinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2002-2007 (000 Rupiah) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Kabupaten/Kota Kab. Banjarnegara Kab. Banyumas Kab. Batang Kab. Blora Kab. Boyolali Kab. Brebes Kab. Cilacap Kab. Demak Kab. Grobogan Kab. Jepara Kab. Karanganyar Kab. Kebumen Kab. Kendal Kab. Klaten Kab. Kudus Kab. Magelang Kab. Pati Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Purbalingga Kab. Purworejo Kab. Rembang Kab. Semarang Kab. Sragen Kab. Sukoharjo Kab. Tegal Kab. Temanggung Kab. Wonogiri Kab. Wonosobo Kota. Magelang Kota. Pekalongan Kota. Salatiga Kota. Semarang Kota. Surakarta Kota. Tegal
2002
2003
2004
2005
2006
2007
22038390
25303140
30622370
34210830
43886240
44873490
37499520
45045840
51224310
63767250
84391270
95714781
21384880
23308570
23610800
23301040
31030150
30968198
25757560
26933910
29530460
29432590
36637790
43392417
24460330
32781310
36960020
46616170
59307280
67437551
19793550
25288380
25735110
36401590
47995350
65350835
46833920
48301120
53499090
66462070
78895460
82175122
14597120
16507820
17449370
19987130
33811860
34892164
27067570
37296070
37038760
38336530
41926790
51564443
45111750
53740240
47266550
50745470
54110380
54110690
23188520
25196920
29485260
34302570
46052120
56889064
22760200
29807200
26264660
31707790
92533200
52469400
34830020
37174070
31671370
38403130
63330010
75781451
17519440
22288970
27047600
29084660
33920000
52110860
30018528
38842600
41617400
43696080
51311620
52726631
29445623 23411773
35808180
43687040
52858630
62226150
69962597
40826750
55030350
57156110
66197690
78965732
22278220
22734770
27224990
29079680
30803320
42185039
25001560
28982710
26905820
43226930
58450070
56046047
23603060
28300570
28619780
43553510
47694610
52744391
20733840
21882950
26277060
27888430
32813870
48237524
14427180
18295450
18715700
28589410
39998290
42249359
30058620
40269710
44634640
56511820
66625760
70860501
24347950
42976690
43547110
42848550
52019760
65157983
18555320
19929270
21701840
30384470
44008080
42449908
32581300
38336280
39009420
48015430
53852900
63363141
18021900
18580060
19572480
24018630
31187560
34695194
23108190
25998750
25290370
36272330
47864480
50329495
26380310
24385840
23869510
23335690
30618480
36606618
19191420
23567460
22628700
28643560
36954060
35814845
11629270
13679480
15864600
15192710
20444520
25737351
17703830
20181960
21619400
27784720
32444850
36192748
122590240
143157300
155824660
190184690
224822680
238237999
45112370
54815680
59632520
66169010
78585750
88034379
30410520
35147570
42359750
50342160
63725640
62969695
cli
LAMPIRAN 4 Ringkasan Total Pendapatan Daerah Pemda kab/kota se-Propinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2003-2007 (000 Rupiah) No
Kabupaten/Kota
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Kab. Banjarnegara Kab. Banyumas Kab. Batang Kab. Blora Kab. Boyolali Kab. Brebes Kab. Cilacap Kab. Demak Kab. Grobogan Kab. Jepara Kab. Karangayar Kab. Kebumen Kab. Kendal Kab. Klaten Kab. Kudus Kab. Magelang Kab. Pati Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Purbalingga Kab. Purworejo Kab. Rembang Kab. Semarang Kab. Sragen Kab. Sukoharjo Kab. Tegal Kab. Temanggung Kab. Wonogiri Kab. Wonosobo Kota. Magelang Kota. Pekalongan Kota. Salatiga Kota. Semarang Kota. Surakarta Kota. Tegal
2003
2004
2005
2006
2007
336000752 477970051 279676192 367628082 389246882 457563136 498239551 309846314 439831033 359871693 343078662 413249832 379323473 476480330 340091351 383145349 417562678 276874077 430200879 328491005 354675188 252361336 363287642 405554277 338998069 402977615 291371530 404098282 391880773 166310562 172741671 163267291 637999644 356483585 245408376
346154322 524312693 280568879 372515081 402608976 467995184 529583869 335223419 439831033 372042119 353393889 434678644 380349691 492005810 334497402 431330244 437031453 283785884 393740095 343353597 364507289 271447576 380755124 395271904 343400995 431157560 298717547 423948790 312255570 178517931 181052921 161979609 699162402 364632607 255045039
380294420 566256318 306379929 389932314 398262209 512166080 565921137 330881579 457888044 411000176 397044734 479950708 408871124 520114073 365725307 457573569 491122000 312317204 427237188 373971473 385327836 306700517 410313702 412243716 380338167 467972600 312492752 452255414 331059223 192088702 192501499 191383605 790214166 366098564 262294266
552724134 803084869 441187114
629936072 869377558 503000814 616062991 691712478 836639932 1024452227 564200485 731481621 689656991 641317357 775468995 649416780 881645648 668482258 764307473 786092424 556847401 686519224 586644539 639845972 510244058 656531045 740548294 615262195 710722353 515295440 726402345 543694625 325828691
clii
539469611 630290113 763221215 932736973 497960436 594579462 539720214 547727748 713786454 576116856 763401801 526871486 663398074 612560418 475316079 582936610 514030873 541553521 486077398 571988038 617931704 549271166 658887735 455673346 653850801 490201304 271847015 274809552 272730533 1055716854 510880034 289459851
331051726 302688639 1173328383 603158341 343697244
LAMPIRAN 5 Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Statistic
Statistic
Statistic
Mean Statistic
Std. Deviation Std. Error
Statistic
BELANJA DAERAH
175 161956860 1127846242 457949602.02
13074692.48 172961923.87
DAU
175 105690000 743064000 343288178.28
9739968.29 128847669.41
PAD
175
2320110.80
TOTAL PENDAPATAN DAERAH Valid N (listwise)
13679480 238237999
45639997.21
175 161979609 1173328383 471647992.21 175
cliii
30692180.98
13704745.89 181296747.13
LAMPIRAN 6 Hasil Uji Asumsi Klasik: Uji Multikolonieritas Variables Entered/Removed
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
b
Method
a
PAD, DAU
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: BELANJADAERAH
b
Model Summary
Model
R
1
.968
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.938
.937
4.34084E7
a. Predictors: (Constant), PAD, DAU b. Dependent Variable: BELANJADAERAH
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
4.881E18
2
2.441E18
Residual
3.241E17
172
1.884E15
Total
5.205E18
174
a. Predictors: (Constant), PAD, DAU b. Dependent Variable: BELANJADAERAH
cliv
F 1.295E3
Sig. .000
a
Coefficients Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
1 (Constant)
Std. Error
a
Collinearity Statistics t
Beta
Sig. Tolerance
VIF
1.516E7
9.423E6
1.609 .110
DAU
1.053
.029
.784 36.847 .000
.799
1.252
PAD
1.782
.120
.316 14.855 .000
.799
1.252
a. Dependent Variable: BELANJADAERAH
Coefficient Correlations Model 1
a
PAD Correlations
Covariances
DAU
PAD
1.000
-.449
DAU
-.449
1.000
PAD
.014
-.002
DAU
-.002
.001
a. Dependent Variable: BELANJADAERAH
Collinearity Diagnostics
a
Variance Proportions
Dimensi Model
on
Eigenvalue
Condition Index
1
1
2.756
1.000
.01
.01
.03
2
.184
3.867
.17
.04
.89
3
.060
6.780
.81
.95
.08
a. Dependent Variable: BELANJADAERAH
clv
(Constant)
DAU
PAD
Uji Heteroskedastisitas
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant)
B
Std. Error
Coefficients t
Beta
-7.357
.515
DAU
1.486E-9
.000
PAD
1.135E-8
.000
a. Dependent Variable: LNU2
clvi
Sig.
-14.290
.000
.080
.952
.343
.145
1.732
.085
Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
175 a
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
4.31581671E7
Absolute
.079
Positive
.079
Negative
-.058
Kolmogorov-Smirnov Z
1.043
Asymp. Sig. (2-tailed)
.227
a. Test distribution is Normal.
clvii
Uji Autokorelasi Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
-2.371E6
9.185E6
PAD
.017
.116
DAU
.004
RES2
.175
Coefficients t
Beta
Sig. -.258
.797
.012
.146
.884
.028
.013
.157
.875
.064
.177
1.928
.064
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
clviii
LAMPIRAN 7 Hasil Regresi Pengaruh DAU t dan PADt terhadap BDt
Variables Entered/Removed
b
Variables Model
Variables Entered
1
PAD, DAU
Removed
Method
a
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: BELANJADAERAH
Model Summary
Model
R
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square .968
a
.938
.937
4.34084E7
a. Predictors: (Constant), PAD, DAU
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
4.881E18
2
2.441E18
Residual
3.241E17
172
1.884E15
Total
5.205E18
174
F
Sig.
1.295E3
.000
a
a. Predictors: (Constant), PAD, DAU b. Dependent Variable: BELANJADAERAH
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
1.516E7
9.423E6
DAU
1.053
.029
PAD
1.782
.120
a. Dependent Variable: BELANJADAERAH
clix
Coefficients t
Beta
Sig. 1.609
.110
.784
36.847
.000
.316
14.855
.000
LAMPIRAN 8 Hasil Regresi Pengaruh DAU t-1(2002) dan PADt-1(2002) terhadap BDt(2003)
Variables Entered/Removed
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
b
PAD2002, DAU2002
Method . Enter
a
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: BELANJADAERAH2003
Model Summary
Model
R
1
.963
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.927
.923
2.79947E7
a. Predictors: (Constant), PAD2002, DAU2002
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
3.193E17
2
1.596E17
Residual
2.508E16
32
7.837E14
Total
3.444E17
34
F
Sig.
203.699
.000
a
a. Predictors: (Constant), PAD2002, DAU2002 b. Dependent Variable: BELANJADAERAH2003
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
3377973.804
1.960E7
DAU2002
1.301
.085
PAD2002
2.326
.270
a. Dependent Variable: BELANJADAERAH2003
clx
Coefficients t
Beta
Sig. .172
.864
.758
15.317
.000
.426
8.615
.000
LAMPIRAN 9 Hasil Regresi Pengaruh DAU t-1(2003) dan PADt-1(2003) terhadap BDt(2004)
Variables Entered/Removed
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
PAD2003, DAU2003
b
Method . Enter
a
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: BELANJADAERAH2004
Model Summary
Model
R
1
.974
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.948
.945
2.30854E7
a. Predictors: (Constant), PAD2003, DAU2003
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
3.123E17
2
1.562E17
Residual
1.705E16
32
5.329E14
Total
3.294E17
34
F
Sig.
293.015
.000
a
a. Predictors: (Constant), PAD2003, DAU2003 b. Dependent Variable: BELANJADAERAH2004
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
26206354.580
1.550E7
DAU2003
1.057
.058
PAD2003
2.018
.189
a. Dependent Variable: BELANJADAERAH2004
clxi
Coefficients t
Beta
Sig.
1.691
.101
.755
18.070
.000
.445
10.663
.000
LAMPIRAN 10 Hasil Regresi Pengaruh DAU t-1(2004) dan PADt-1(2004) terhadap BDt(2005)
Variables Entered/Removed
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
PAD2004, DAU2004
b
Method . Enter
a
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: BELANJADAERAH2005
Model Summary
Model
R
1
.966
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.934
.929
2.93108E7
a. Predictors: (Constant), PAD2004, DAU2004
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Regression
3.865E17
2
1.932E17
Residual
2.749E16
32
8.591E14
Total
4.140E17
34
Sig.
224.931
.000
a
a. Predictors: (Constant), PAD2004, DAU2004 b. Dependent Variable: BELANJADAERAH2005
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
-4708974.211
2.015E7
DAU2004
1.133
.074
PAD2004
2.196
.219
a. Dependent Variable: BELANJADAERAH2005
clxii
Coefficients t
Beta
Sig. -.234
.817
.727
15.409
.000
.474
10.033
.000
LAMPIRAN 11 Hasil Regresi Pengaruh DAU t-1(2005) dan PADt-1(2005) terhadap BDt(2006) Variables Entered/Removed
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
PAD2005, DAU2005
b
Method . Enter
a
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: BELANJADAERAH2006
Model Summary
Model
R
1
.973
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.946
.943
3.56183E7
a. Predictors: (Constant), PAD2005, DAU2005
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
7.167E17
2
3.583E17
Residual
4.060E16
32
1.269E15
Total
7.573E17
34
F
Sig.
282.462
.000
a
a. Predictors: (Constant), PAD2005, DAU2005 b. Dependent Variable: BELANJADAERAH2006
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
-9802732.826
2.418E7
DAU2005
1.541
.085
PAD2005
2.140
.221
a. Dependent Variable: BELANJADAERAH2006
clxiii
Coefficients t
Beta
Sig. -.405
.688
.771
18.050
.000
.414
9.686
.000
LAMPIRAN 12 Hasil Regresi Pengaruh DAU t-1(2006) dan PADt-1(2006) terhadap BDt(2007)
Variables Entered/Removed
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
b
PAD2006, DAU2006
Method . Enter
a
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: BELANJADAERAH2007
Model Summary
Model
R
1
.962
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.925
.920
5.50562E7
a. Predictors: (Constant), PAD2006, DAU2006
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1.198E18
2
5.988E17
Residual
9.700E16
32
3.031E15
Total
1.295E18
34
F
Sig.
197.544
.000
a
a. Predictors: (Constant), PAD2006, DAU2006 b. Dependent Variable: BELANJADAERAH2007
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
-12595073.247
3.547E7
DAU2006
1.250
.084
PAD2006
2.218
.293
a. Dependent Variable: BELANJADAERAH2007
clxiv
Coefficients t
Beta
Sig. -.355
.725
.761
14.854
.000
.388
7.580
.000
LAMPIRAN 13 Pengelompokkan Daerah PAD Tinggi dan PAD Rendah No Kab/ Kota 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Ratarata PAD
2003
2004
2005
2006
2007
PAD
Kriteria
PAD
Kriteria
PAD
Kriteria
PAD
Kriteria
PAD
Kriteria
25303140 45045840 23308570 26933910 32781310 25288380 48301120 16507820 37296070 53740240 25196920 29807200 37174070 22288970 38842600 35808180 40826750 22734770 28982710 28300570 21882950 18295450 40269710 42976690 19929270 38336280 18580060 25998750 24385840 23567460 13679480 20181960 1.43E+08 54815680 35147570
R T R R R R T R T T R R T R T T T R R R R R T T R T R R R R R R T T T
30622370 51224310 23610800 29530460 36960020 25735110 53499090 17449370 37038760 47266550 29485260 26264660 31671370 27047600 41617400 43687040 55030350 27224990 26905820 28619780 26277060 18715700 44634640 43547110 21701840 39009420 19572480 25290370 23869510 22628700 15864600 21619400 1.56E+08 59632520 42359750
R T R R T R T R T T R R R R T T T R R R R R T T R T R R R R R R T T T
34210830 63767250 23301040 29432590 46616170 36401590 66462070 19987130 38336530 50745470 34302570 31707790 38403130 29084660 43696080 52858630 57156110 29079680 43226930 43553510 27888430 28589410 56511820 42848550 30384470 48015430 24018630 36272330 23335690 28643560 15192710 27784720 1.9E+08 66169010 50342160
R T R R T R T R R T R R R R T T T R T T R R T R R T R R R R R R T T T
43886240 84391270 31030150 36637790 59307280 47995350 78895460 33811860 41926790 54110380 46052120 92533200 63330010 33920000 51311620 62226150 66197690 30803320 58450070 47694610 32813870 39998290 66625760 52019760 44008080 53852900 31187560 47864480 30618480 36954060 20444520 32444850 2.25E+08 78585750 63725640
R T R R T R T R R R R T T R R T T R T R R R T R R R R R R R R R T T T
44873490 95714781 30968198 43392417 67437551 65350835 82175122 34892164 51564443 54110690 56889064 52469400 75781451 52110860 52726631 69962597 78965732 42185039 56046047 52744391 48237524 42249359 70860501 65157983 42449908 63363141 34695194 50329495 36606618 35814845 25737351 36192748 2.38E+08 88034379 62969695
R T R R T T T R R R R R T R R T T R R R R R T T R T R R R R R R T T T
33876388
36315396
43100325
clxv
54870801
60037076
LAMPIRAN 14 Perhitungan Flypaper Effect
No
Kabupaten/Kota
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Kab. Banjarnegara Kab. Banyumas Kab. Batang Kab. Blora Kab. Boyolali Kab. Brebes Kab. Cilacap Kab. Demak Kab. Grobogan Kab. Jepara Kab. Karangayar Kab. Kebumen Kab. Kendal Kab. Klaten Kab. Kudus Kab. Magelang Kab. Pati Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Purbalingga Kab. Purworejo Kab. Rembang Kab. Semarang Kab. Sragen Kab. Sukoharjo Kab. Tegal Kab. Temanggung Kab. Wonogiri Kab. Wonosobo Kota. Magelang Kota. Pekalongan Kota. Salatiga Kota. Semarang Kota. Surakarta Kota. Tegal
2003
2004
2005
2006
2007
0.7405341 0.7990918 0.8041009 0.7348187 0.7503464 0.7810507 0.7391424 0.7502230 0.7716181 0.6909685 0.7769355 0.7632187 0.7132699 0.8591879 0.6713152 0.7846369 0.7206104 0.8039034 0.6912110 0.7746342 0.7586093 0.7486488 0.7109624 0.6705391 0.8068425 0.7683544 0.7607469 0.7698375 0.6054127 0.7214214 0.7072410 0.6473434 0.4838717 0.6517607 0.6179496
0.75398741 0.71496837 0.79267166 0.76574076 0.75416985 0.80160197 0.76577822 0.81831911 0.75350527 0.69608517 0.78639164 0.78153368 0.75406398 0.77711481 0.68681550 0.70623613 0.72495624 0.82216563 0.79307057 0.71848381 0.75497530 0.72441981 0.70443438 0.71753392 0.82035502 0.78977309 0.76355073 0.76920611 0.78875237 0.68507404 0.69265936 0.66510841 0.44925815 0.59798547 0.74127202
0.72838040 0.71365915 0.72728655 0.73153722 0.78611024 0.78666865 0.69420627 0.84873567 0.75199605 0.67383426 0.71641298 0.75588804 0.70146309 0.77842347 0.62311794 0.75614289 0.68668070 0.81116889 0.77451097 0.75478479 0.72994986 0.70177254 0.68011377 0.74339520 0.71654918 0.73694248 0.74658692 0.74415693 0.76984413 0.65389582 0.68744919 0.64852473 0.42026328 0.59569204 0.67966793
0.76441207 0.75195913 0.75576478 0.76014363 0.78088065 0.79871640 0.70894920 0.82025097 0.86252256 0.74703496 0.76941886 0.75189045 0.71044007 0.83244221 0.68172949 0.75813464 0.83187353 0.79395406 0.84277126 0.74689129 0.79772843 0.70519062 0.72111321 0.75550650 0.76726806 0.77487405 0.78526017 0.80054856 0.73382765 0.79479195 0.76289513 0.67989828 0.48669532 0.65433600 0.65296617
0.71839671 0.75243948 0.72099088 0.72683314 0.76405301 0.78645780 0.72532811 0.77683024 0.77062633 0.66878174 0.71595754 0.75485288 0.69871154 0.78739911 0.63121047 0.71767060 0.71206385 0.73836925 0.77265571 0.70942619 0.73726337 0.70922139 0.69454446 0.69350643 0.74872470 0.77443322 0.75514738 0.76661922 0.71670931 0.72405226 0.71257445 0.70241817 0.54187716 0.62089998 0.64097983
clxvi
LAMPIRAN 15 Hasil t-test : Uji Beda Daerah PAD Rendah dengan Daerah PAD Tinggi
Group Statistics PAD
N
FLYPAPEREFFECT TINGGI RENDAH
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
67
.700709920
.0832881209
.0101752635
108
.750201210
.0473861389
.0045597333
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the
F FLYPAPER
Equal variances
EFFECT
assumed
10.786
Sig.
.001
t
df
Sig. (2-
Mean
Std. Error
tailed)
Difference
Difference
Difference Lower
Upper
-5.010
173
.000
-.0494912896 .0098788220
-.0689898254
-.0299927539
-4.439
92.859
.000
-.0494912896 .0111502087
-.0716338381
-.0273487412
Equal variances not assumed
clxvii
LAMPIRAN 16 Perhitungan Rasio Lancar Kabupaten/Kota di Jawa Tengah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Kabupaten/Kota Kab. Banjarnegara Kab. Banyumas Kab. Batang Kab. Blora Kab. Boyolali Kab. Brebes Kab. Cilacap Kab. Demak Kab. Grobogan Kab. Jepara Kab. Karangayar Kab. Kebumen Kab. Kendal Kab. Klaten Kab. Kudus Kab. Magelang Kab. Pati Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Purbalingga Kab. Purworejo Kab. Rembang Kab. Semarang Kab. Sragen Kab. Sukoharjo Kab. Tegal Kab. Temanggung Kab. Wonogiri Kab. Wonosobo Kota. Magelang Kota. Pekalongan Kota. Salatiga Kota. Semarang Kota. Surakarta Kota. Tegal Rata-Rata
2003 82.0701488 34.09183 74.1344388 16.1856753 9.18408222 2.05884172 3.83495587 16.694865 1.38057247 25.3221844 38.4666952 40.8060584 3.32446782 74.8367217 25.389379 21.7864135 ∞ 6.15789464 7.46113238 21.3677115 5.17999814 35.9132692 2.01204739 14.4475055 68.26657 70.9693232 16.6478316 1.75602726 10.4374621 14.5247427 8.81881006 4.81492091 460.45029 3.52634145 73.7781777 37.0313538
2004 98.11444488 13.47923474 147.9301338 10.97951043 42.01979341 8.854805918 34.21559239 55.01452087 35.78435036 ∞ 36.16065975 2.158735368 5.117476534 69.96025776 1.838766337 33.20852187 ∞ 40.83164677 1.014367086 243.7503328 0.776617528 2.766606599 41.80277633 18.13309178 110.2459396 3.518055627 55.00868602 12.65215022 0.528743971 33.20852187 1.358573438 133.3484573 2.21879272 0.220140336 529.7795824 52.17142533
clxviii
2005 133.0549 14.21078 84.60962 842.7638 141.7339 44.45183 50.11764 33.37658 4.451698 ∞ 7.169204 426.4007 43.11269 51.71 0.30801 364.2751 ∞ 37.96237 19.27297 28.72805 0.611834 35.33139 39.70382 10.06014 230.7987 191.5601 ∞ 4.771278 0.837596 86.33084 17.81041 74.48969 6.856589 4.434994 570.2257 102.90094
2006 188.6485 32.48817 38.2111 1033.624 593.3597 79.09548 22.05684 71.8871 10.34287 31.02549 17.86541 825.7621 25.3836 10.01927 0.796125 75.36012 ∞ 135.0166 46.06231 54.85798 39.07712 728.9374 96.92633 26.86776 367.0869 219.606 328.9463 5.442222 4.587982 44.2566 20.83793 66.56927 68.63946 9.7695 59.10115 153.67185
2007 66.93289287 38.49677923 247.0178112 20.32159773 21.18079327 299.6706686 26.77025252 34.15739639 5.587086492 34.5389339 48.16360894 507.666435 23.47654214 443.601348 100.6508967 49.55635852 ∞ 56.41309765 103.6436304 67.10011727 138.6112672 103.4373094 47.34343809 14.55279106 400.5434464 108.5908281 15.48953985 113.583326 17.92219759 29.24518215 313.1356238 56.97871386 118.3799308 7.882183958 129.1307353 108.8506503
LAMPIRAN 17 Perhitungan Rasio Cepat (Quick Rasio) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Kabupaten/Kota Kab. Banjarnegara Kab. Banyumas Kab. Batang Kab. Blora Kab. Boyolali Kab. Brebes Kab. Cilacap Kab. Demak Kab. Grobogan Kab. Jepara Kab. Karangayar Kab. Kebumen Kab. Kendal Kab. Klaten Kab. Kudus Kab. Magelang Kab. Pati Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Purbalingga Kab. Purworejo Kab. Rembang Kab. Semarang Kab. Sragen Kab. Sukoharjo Kab. Tegal Kab. Temanggung
28 29 30 31 32 33 34 35
Kab. Wonogiri Kab. Wonosobo Kota. Magelang Kota. Pekalongan Kota. Salatiga Kota. Semarang Kota. Surakarta Kota. Tegal Rata-rata
2003 81.2344905 33.8764036 73.2613212 16.0519335 9.10994147 1.76413517 3.82579384 16.0168465 1.34823528 14.7445775 32.5422396 40.5883965 2.70958441 51.4268889 25.2094954 21.7681029
2004 87.52465 11.74111 146.8436 10.9175 37.85178 8.821908 28.26024 48.48794 30.28799
2005 121.8487 12.39413 79.1156 774.2597 131.0431 41.86765 39.88323 24.74009 3.214744
∞
∞
35.80531 2.148748 4.083781 55.31773 1.356659 30.91187
7.040796 402.5562 37.89453 44.59 0.255162 334.4342
2006 174.3106777 29.861501 35.97925287 995.5463381 568.4463383 75.55998557 20.79742183 61.51312492 9.055097225 26.23123287 17.57609565 792.96105 22.99332714 9.375531705 0.691880462 69.21989292
2007 62.6399409 38.4399479 221.420711 19.9773921 19.6037736 299.512875 24.6241264 29.0096465 5.56875852 30.2659209 46.4940198 507.594105 21.9478221 413.811518 93.8474949 46.9138886
∞
∞
∞
∞
∞
5.98553352 5.95612376 21.0268926 3.77777028 35.84247 1.9540121 14.320372 60.3546212 70.6196483
37.1536 0.769558 185.6209 0.300297 2.287566 32.94951 15.20015 95.34325 3.479722
34.25714 16.07185 24.44354 0.418342 32.22209 33.82037 8.874312 213.3974 149.2634
124.8593778 41.93336269 51.24245706 35.27122998 697.544062 93.20361573 24.93504263 347.3078612 200.2567646
52.5308701 95.3523799 59.8528135 130.0346 102.92954 44.6106946 13.644558 374.932095 101.214297
16.5659159 1.68748987 10.3528817 13.9889033 6.9203668 4.73185725 456.073176 3.50943201 73.7219243 35.2247936
54.45221 12.14293 0.522716 30.91187 1.313918 104.1096 2.111827 0.10278 517.0465 46.74799
∞
309.622694 4.730829778 4.028857039 42.74700247 19.4460114 63.82463985 66.41642083 9.082917267 57.94082395 145.8432205
14.0630043 111.3394 16.170794 27.772685 310.262303 55.208353 114.245155 7.36901017 125.661501 103.9676
clxix
4.460894 0.733219 80.37751 16.29441 63.07434 6.586897 3.058953 555.7659 94.23595
LAMPIRAN 18 Perhitungan Rasio Solvabilitas No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Kabupaten/Kota Kab. Banjarnegara Kab. Banyumas Kab. Batang Kab. Blora Kab. Boyolali Kab. Brebes Kab. Cilacap Kab. Demak Kab. Grobogan Kab. Jepara Kab. Karangayar Kab. Kebumen Kab. Kendal Kab. Klaten Kab. Kudus Kab. Magelang Kab. Pati Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Purbalingga Kab. Purworejo Kab. Rembang Kab. Semarang Kab. Sragen Kab. Sukoharjo Kab. Tegal Kab. Temanggung Kab. Wonogiri Kab. Wonosobo Kota. Magelang Kota. Pekalongan Kota. Salatiga Kota. Semarang Kota. Surakarta Kota. Tegal Rata-rata
2003 1021.446154 271.8130889 1839.30301 296.6901926 572.0465173 73.92279747 58.02210019 106.7579838 82.46265276 1569.245605 358.2360401 2066.274191 317.4111721 5155.17448 217.2776496 283.6173832
2004 2624.89165 242.237847 4807.63508 284.180057 406.596607 169.148548 649.25682 643.46311 809.857338 453.871814 408.553318 173.426883 223.069854 5553.38483 173.977178 626.084617
2005 3827.55554 305.587843 922.796679 3074.96325 907.762488 249.43237 841.398011 775.340312 35.6328695 97.308041 11985.2618 429.081868 4285.71222 19.2445373 1062.69004
2006 1710.337822 4028.280906 325.2294662 2269.38162 1397.214838 265.1524548 248.5016585 873.2366996 38.87775354 2940.097334 265.6373127 13244.73206 342.7261509 596.5787262 39.45096443 551.0294705
2007 1452.318768 328.4723579 675.929152 210.2218256 183.2450297 243.7036926 407.3069992 409.761089 48.29684346 2677.611822 1582.722407 2229.709132 312.0526481 30290.52605 820.2645575 425.3034227
∞
∞
∞
∞
∞
∞
336.1359322 237.3064113 212.0664294 113.6444656 427.4729231 20.59425328 1670.977842 884.370169 487.919274 284.6944567 57.27353698 150.2562658 167.2209198 166.1676405 129.4602173 11568.562 874.7725065 308.0630179 925.3331223
1123.0828 67.5782412 1055.90911 33.1257292 59.0973416 831.872838 296.009165 120.474354 33.5545053 1176.65254 521.079591 17.2285948 626.084617 29.7896904 1295.37306 41.4126736 52.0693699 288.87162 740.5400398
1149.40747 223.685874 328.62581 23.1415491 330.402604 551.237061 181.277722 385.158994 628.045805
1139.166064 212.363766 458.3619282 338.8496804 762.3842413 1060.479643 470.0120604 512.029757 583.2040242 9922.541727 112.2670544 105.9631175 668.5565934 384.6461213 606.6173004 189.4395531 127.8610869 161.5791266 1341.508231
1042.104153 304.9980649 570.3306085 673.8809761 618.6806694 620.3850835 232.563464 711.8170195 541.1078963 411.1949805 92.82777984 404.6081607 564.4163733 8006.118256 510.2107157 222.1295188 104.8776304 239.3963115 1661.974099
clxx
∞ 161.048972 31.6669579 1941.37843 179.425095 910.599832 97.235432 109.59093 336.470027 1039.6619
LAMPIRAN 19 Perhitungan Rasio Utang Terhadap Pendapatan Asli Daerah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Kabupaten/Kota Kab. Banjarnegara Kab. Banyumas Kab. Batang Kab. Blora Kab. Boyolali Kab. Brebes Kab. Cilacap Kab. Demak Kab. Grobogan Kab. Jepara Kab. Karangayar Kab. Kebumen Kab. Kendal Kab. Klaten Kab. Kudus Kab. Magelang Kab. Pati Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Purbalingga Kab. Purworejo Kab. Rembang Kab. Semarang Kab. Sragen Kab. Sukoharjo Kab. Tegal Kab. Temanggung Kab. Wonogiri Kab. Wonosobo Kota. Magelang Kota. Pekalongan Kota. Salatiga Kota. Semarang Kota. Surakarta Kota. Tegal Rata-rata
2003 0.060452108 0.11167484 0.038426695 0.205572674 0.028193788 0.233137426 0.576568601 0.202790722 0.208964809 0.029061132 0.137789835 0.148683772 0.101931466 0.037454708 0.140623766 0.097340298 0 0.411171807 0.215573303 0.111475616 0.200107646 0.052900731 1.295737281 0.08115945 0.029501614 0.038596817 0.187240828 1.22232632 0.360643276 0.268074963 0.322870367 0.292164548 0.002227938 0.048304165 0.092603546 0.216895624
2004 0.02423396 0.14222934 0.01464992 0.22991638 0.0422073 0.15807929 0.05043394 0.04406724 0.02642219 0.16702219 0.11798936 2.46679467 0.21452373 0.03181843 0.1694823 0.04298996 0 0.10924319 0.88669753 0.02805587 0.63540776 0.40059235 0.03481135 0.05055627 0.22189118 0.60983238 0.04944835 0.14579434 3.47177545 0.08299656 1.60038013 0.02802285 0.59759625 0.85624038 0.09500236 0.395634421
clxxi
2005 0.015331827 0.095947785 0.056906287 0.025207043 0.016579402 0.08751498 0.034869728 0.0437962 0.655781592 0 0.499543032 0.032690695 0.097752416 0.038829212 1.602323182 0.021411549 0 0.10132754 0.172564588 0.063287837 0.995014444 0.051097351 0.043947679 0.096252866 0.05671494 0.031014357 0 0.339366899 2.00938935 0.021982998 0.366497215 0.033263942 0.239738897 0.358164784 0.07267135 0.239336628
2006 0.028971199 0.073034812 0.130793912 0.029249505 0.01062495 0.085658177 0.117386663 0.026975634 0.628159641 0.024535555 0.170826016 0.010294123 0.083607132 0.245912628 0.73406645 0.039496153 0 0.099535568 0.148217698 0.048085562 0.074858571 0.020266043 0.021264309 0.051386369 0.035588337 0.036576164 0.005063216 0.407236144 0.497243722 0.053681124 0.137352071 0.048104103 0.098806086 0.273460941 0.125411192 0.132049422
2007 0.036685 0.081036 0.068495 0.288484 0.082168 0.073686 0.07749 0.068978 0.549724 0.028208 0.053585 0.01315 0.083743 0.003243 0.035275 0.049866 0 0.081631 0.118437 0.039705 0.030432 0.033817 0.038782 0.097279 0.029954 0.038889 0.12408 0.507528 0.118398 0.072422 0.113574 0.057685 0.084815 0.360717 0.090826 0.103793914
LAMPIRAN 20 Rata-rata Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal No 1
Kabupaten/Kota Kab. Banjarnegara
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Kab. Banyumas Kab. Batang Kab. Blora Kab. Boyolali Kab. Brebes Kab. Cilacap Kab. Demak Kab. Grobogan Kab. Jepara Kab. Karangayar Kab. Kebumen Kab. Kendal Kab. Klaten Kab. Kudus Kab. Magelang Kab. Pati Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Purbalingga Kab. Purworejo Kab. Rembang Kab. Semarang Kab. Sragen Kab. Sukoharjo Kab. Tegal Kab. Temanggung Kab. Wonogiri Kab. Wonosobo Kota. Magelang Kota. Pekalongan Kota. Salatiga Kota. Semarang Kota. Surakarta Kota. Tegal Rata-rata
2003
2004
2005
2006
2007
0.075306796 0.094244064 0.083341273 0.073264017 0.084217271 0.055267521 0.096943568 0.053277445 0.084796359 0.149331667 0.073443565 0.072128765 0.098000974 0.046778363 0.114212255 0.093458475 0.097773944 0.08211231 0.067370178 0.086153257 0.061698565 0.072497041 0.110848004 0.105970255 0.058788742 0.09513253 0.063767589 0.06433769 0.062227702 0.141707536 0.079190388 0.123613002 0.224384608 0.153767753 0.143220743 0.092644978
0.088465 0.097698 0.084153 0.079273 0.091801 0.05499 0.101021 0.052053 0.084211 0.127046 0.083435 0.060423 0.083269 0.054974 0.124418 0.101284 0.125919 0.095935 0.068334 0.083354 0.072089 0.068948 0.117227 0.11017 0.063197 0.090476 0.065522 0.059654 0.076442 0.126759 0.087624 0.13347 0.222873 0.163541 0.166087 0.096175286
0.089959 0.112612 0.076053 0.075481 0.117049 0.071074 0.117441 0.060406 0.083725 0.123468 0.086395 0.066065 0.093925 0.05592 0.119478 0.115519 0.116379 0.093109 0.101178 0.116462 0.072376 0.093216 0.137728 0.10394 0.079888 0.102603 0.076861 0.080203 0.070488 0.149116 0.078923 0.145178 0.240675 0.180741 0.19193 0.105587543
0.0794 0.105084 0.070333 0.067914 0.094095 0.062885 0.084585 0.067901 0.070515 0.100256 0.084078 0.129637 0.109926 0.044433 0.097389 0.093799 0.108067 0.064806 0.100268 0.092785 0.060592 0.082288 0.116481 0.084184 0.080121 0.081733 0.068443 0.073204 0.062461 0.135937 0.074395 0.118963 0.212957 0.153824 0.220154 0.095825514
0.071235 0.110096 0.061567 0.070435 0.097494 0.078111 0.080214 0.061844 0.070493 0.07846 0.088707 0.067662 0.116692 0.059106 0.078875 0.091537 0.100453 0.075757 0.081638 0.089909 0.075389 0.082802 0.107932 0.087986 0.068995 0.089153 0.067331 0.069286 0.067329 0.109919 0.077744 0.119571 0.203045 0.145956 0.183213 0.091026743
clxxii
LAMPIRAN 21 Perhitungan Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemda Kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Kabupaten/Kota Kab. Banjarnegara Kab. Banyumas Kab. Batang Kab. Blora Kab. Boyolali Kab. Brebes Kab. Cilacap Kab. Demak Kab. Grobogan Kab. Jepara Kab. Karangayar Kab. Kebumen Kab. Kendal Kab. Klaten Kab. Kudus Kab. Magelang Kab. Pati Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Purbalingga Kab. Purworejo Kab. Rembang Kab. Semarang Kab. Sragen Kab. Sukoharjo Kab. Tegal Kab. Temanggung Kab. Wonogiri Kab. Wonosobo Kota. Magelang Kota. Pekalongan Kota. Salatiga Kota. Semarang Kota. Surakarta Kota. Tegal Rata-rata
2003 0.08144 0.10455 0.09092 0.08818 0.09949 0.0585 0.10919 0.0672 0.10512 0.17497 0.07589 0.07917 0.10884 0.06449 0.14464 0.10417 0.10837 0.0841 0.07888 0.11017 0.07123 0.07816 0.12467 0.13653 0.06274 0.10549 0.06811 0.06878 0.06614 0.16272 0.08605 0.14105 0.28988 0.18925 0.16716 0.107322
2004 0.10273 0.1169 0.09189 0.08633 0.10748 0.0571 0.11237 0.05491 0.0892 0.15317 0.08583 0.06431 0.09214 0.06121 0.14381 0.11439 0.14406 0.09568 0.07139 0.09139 0.07668 0.07405 0.14972 0.12381 0.06913 0.0962 0.07016 0.06408 0.08277 0.14621 0.09604 0.15403 0.30146 0.19428 0.19917 0.109545
clxxiii
2005 0.09885 0.12702 0.08524 0.08164 0.11971 0.07651 0.13307 0.05763 0.0927 0.14086 0.096 0.07074 0.10914 0.05809 0.12686 0.13049 0.13322 0.09275 0.11087 0.13189 0.08229 0.10278 0.15973 0.12167 0.08686 0.12052 0.08326 0.09269 0.07583 0.17702 0.08569 0.16983 0.3317 0.21546 0.23833 0.120484
2006 0.08625 0.11781 0.07598 0.07308 0.10437 0.06816 0.09659 0.06882 0.07021 0.10643 0.0918 0.14895 0.12437 0.04671 0.1079 0.10351 0.10843 0.0693 0.10111 0.10393 0.06468 0.09173 0.13184 0.09192 0.0871 0.08941 0.07347 0.07866 0.0675 0.14575 0.07759 0.13506 0.2823 0.18212 0.2823 0.10729
2007 0.0783 0.12537 0.06561 0.07322 0.10779 0.0912 0.08721 0.06033 0.08169 0.08661 0.09844 0.07789 0.1421 0.06315 0.09243 0.10517 0.11167 0.08199 0.09335 0.09975 0.08223 0.09028 0.12099 0.10037 0.07417 0.0982 0.07256 0.0757 0.07498 0.12349 0.10031 0.13581 0.26389 0.17594 0.22736 0.103987
LAMPIRAN 22 Perhitungan Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Kabupaten/Kota Kab. Banjarnegara Kab. Banyumas Kab. Batang Kab. Blora Kab. Boyolali Kab. Brebes Kab. Cilacap Kab. Demak Kab. Grobogan Kab. Jepara Kab. Karangayar Kab. Kebumen Kab. Kendal Kab. Klaten Kab. Kudus Kab. Magelang Kab. Pati Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Purbalingga Kab. Purworejo Kab. Rembang Kab. Semarang Kab. Sragen Kab. Sukoharjo Kab. Tegal Kab. Temanggung Kab. Wonogiri Kab. Wonosobo Kota. Magelang Kota. Pekalongan Kota. Salatiga Kota. Semarang Kota. Surakarta Kota. Tegal Rata-rata
2003 0.924699 0.901451 0.916659 0.830813 0.846492 0.944711 0.887835 0.792844 0.80665 0.853447 0.967786 0.911027 0.900417 0.725379 0.789625 0.897183 0.902226 0.976359 0.854088 0.781998 0.866174 0.927503 0.889152 0.776185 0.93696 0.901823 0.936232 0.935366 0.940898 0.87088 0.920242 0.876387 0.774048 0.812516 0.856779 0.875223829
2004 0.861139 0.835711 0.915847 0.918291 0.85413 0.963117 0.898979 0.947911 0.944053 0.829439 0.972137 0.939577 0.903736 0.89818 0.865146 0.885433 0.874082 1.002717 0.957193 0.91205 0.94009 0.931052 0.782985 0.88983 0.914199 0.940459 0.933868 0.930995 0.92359 0.866951 0.912376 0.866524 0.739313 0.841779 0.833914 0.897908371
clxxiv
2005 0.910041 0.886548 0.892219 0.924519 0.977799 0.928926 0.882563 1.048149 0.903172 0.876532 0.89997 0.933935 0.860569 0.962586 0.941844 0.885256 0.873588 1.003912 0.912612 0.883003 0.879542 0.906965 0.862272 0.854302 0.919717 0.851358 0.923135 0.865293 0.929512 0.842362 0.921077 0.854822 0.725587 0.83888 0.805305 0.896224914
2006 0.920575 0.892002 0.9257 0.929305 0.901562 0.922588 0.875747 0.986706 1.004283 0.941954 0.915922 0.870363 0.88387 0.951296 0.902571 0.906198 0.996658 0.935194 0.991674 0.892766 0.936815 0.897081 0.883519 0.915816 0.919879 0.914098 0.931557 0.930685 0.925299 0.932677 0.958847 0.880848 0.754354 0.844631 0.779846 0.9129396
2007 0.909715 0.90114 0.938433 0.961906 0.90445 0.916252 0.919786 0.989648 0.917618 0.90588 0.901104 0.894491 0.913593 0.935906 0.913218 0.896567 0.899547 0.924029 0.918229 0.901317 0.916796 0.917143 0.892068 0.984668 0.930213 0.907903 0.927888 0.915312 0.897964 0.890084 0.895869 0.946504 0.85467 0.962194 0.922194 0.917837114
LAMPIRAN 23 Analisis Arus Kas Bebas (Free Cash Flow) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Kabupaten/Kota Kab. Banjarnegara Kab. Banyumas Kab. Batang Kab. Blora Kab. Boyolali Kab. Brebes Kab. Cilacap Kab. Demak Kab. Grobogan Kab. Jepara Kab. Karangayar Kab. Kebumen Kab. Kendal Kab. Klaten Kab. Kudus Kab. Magelang Kab. Pati Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Purbalingga Kab. Purworejo Kab. Rembang Kab. Semarang Kab. Sragen Kab. Sukoharjo Kab. Tegal Kab. Temanggung Kab. Wonogiri Kab. Wonosobo Kota. Magelang Kota. Pekalongan Kota. Salatiga Kota. Semarang Kota. Surakarta Kota. Tegal Rata-rata
2003 1783764300 4152296400 3226416300 5600173100 5304386453 2.61E+10 1.01E+10 1421132890 4029124030 2634360620 1.79E+10 2.97E+10 2.17E+10 4695897120 4174178900 3131898500 3362161500 2.00E+10 1.45E+10 2334796453 6.03E+11 -6330013652 7.95E+11 3.02E+10 4756221569 1.48E+10 -5069161548 1.45E+10 6.15E+11 4861829523 5.10E+11 1.46E+10 8.37E+10 2.05E+10 -5.35E+10 80939098927
2004 1717674173 35785720075 11004675000 3090709200 6945122744 -5134564951 27102039911 42712108000 1550519850 -1.35E+10 8803736400 4567368300 7859727731 6929841193 -1.44E+10 -3.53E+10 -140284680 -1629404770 -1.35E+10 -1189561835 15065120733 -1925605207 17932142914 14935985301 25478090445 6488245000 5102784190 1969369146 -3.94E+10 -3.53E+10 3323118000 -6970154886 39890464547 37245379272 2678865134 4564749455
clxxv
2005 942583781 33296374384 -3146029270 19131092868 3.82E+11 46005293439 11376065124 5964803151 2739292809 9859612154 2125519226 65693777703 22895080031 8665513837 -3.98E+10 10645892069 37046170495 5127449830 36261176454 19632567003 32008982162 27367144161 3.78E+11 3.55E+11 50751193621 31439831270 42632534515 27058004350 -3400173147 19984464457 13055596366 19153664131 77670254913 33534757476 13980503739 51262674613
2006 32465799868 36866003000 55608210670 90942426322 1.00E+11 39865099000 1.07E+11 34051982474 47952244000 22782225547 53544405734 58491829000 23163540260 30738912896 61820935772 40876182565 1.05E+11 79123426180 54729975413 45288698986 12228382162 77722379000 40820592988 25525283157 76305884759 53869273770 75046120573 52182738942 56273036145 48327938521 35964534600 47016756939 1.28E+11 22875947016 -2352307135 53446498832
2007 19574466022 72231325000 925575354 75829385884 1.26E+11 67391681000 -42650611458 18897411219 45135248000 19832088600 21327822793 38901671000 51170029283 6128346210 63374851649 28210983907 28888331860 5989234481 35184688735 89875556283 59867488203 97056473000 4280199553 38613899283 -2.063E+10 7406523578 19233174636 91183311895 31246400952 8800246944 89442603100 48914890861 2.05E+11 11884734077 8909967822 42090114653
LAMPIRAN 24 Uji Asumsi Klasik Pengaruh Flypaper Effect terhadap Rasio Lancar Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
1
(Constant)
6.669
1.599
FLYPAPEREFFECT
2.243
2.177
Std. Error
t
Beta
.078
Sig.
4.170
.000
1.030
.304
a. Dependent Variable: LNU2
Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
175
Normal Parameters
a
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
1.65682070E2
Absolute
.286
Positive
.286
Negative
-.280
Kolmogorov-Smirnov Z
2.784
Asymp. Sig. (2-tailed)
.147
a. Test distribution is Normal.
Hasil Uji Autokorelasi dengan Langrange Multiplier Test Standardized Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) FLYPAPEREFFECT RES_2
B
Std. Error
Coefficients t
Beta
1.915
136.851
-2.517
186.360
.080
.076
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
clxxvi
Sig. .014
.989
-.001
-.014
.989
.080
1.045
.297
LAMPIRAN 25 Uji Asumsi Klasik Pengaruh Flypaper Effect terhadap Rasio Cepat Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
1
(Constant)
6.947
1.584
FLYPAPEREFFECT
1.693
2.157
Std. Error
t
Beta
Sig.
4.385
.000
.785
.434
.060
a. Dependent Variable: LNU2
Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
175
Normal Parameters
a
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
1.58301177E2
Absolute
.285
Positive
.283
Negative
-.285
Kolmogorov-Smirnov Z
2.769
Asymp. Sig. (2-tailed)
.151
a. Test distribution is Normal.
Hasil Uji Autokorelasi dengan Langrange Multiplier Test Coefficients Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
1
2.264
130.735
-3.033
178.032
.082
.076
(Constant) FLYPAPEREFFECT RES_2
a
Std. Error
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
clxxvii
t
Beta
Sig. .017
.986
-.001
-.017
.986
.082
1.076
.283
LAMPIRAN 26 Uji Asumsi Klasik Pengaruh Flypaper Effect terhadap Rasio Solvabilitas Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
(Constant)
Coefficients
Std. Error
10.613
1.458
3.673
1.986
FLYPAPEREFFECT
t
Beta
.139
Sig.
7.278
.000
1.850
.066
a. Dependent Variable: LNU2
Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
175
Normal Parameters
a
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
2.97040513E3
Absolute
.344
Positive
.344
Negative
-.326
Kolmogorov-Smirnov Z
2.557
Asymp. Sig. (2-tailed)
.121
a. Test distribution is Normal.
Hasil Uji Autokorelasi dengan Langrange Multiplier Test Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model
B
1
228.702
2482.308
-311.391
3380.575
-.051
.077
(Constant) FLYPAPEREFFECT RES_2
Std. Error
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
clxxviii
Coefficients t
Beta
Sig.
.092
.927
-.007
-.092
.927
-.051
-.661
.510
LAMPIRAN 27 Uji Asumsi Pengaruh Flypaper Effect terhadap Rasio Utang Terhadap PAD Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
(Constant) FLYPAPEREFFECT
Coefficients
Std. Error
t
Beta
-3.367
1.636
-.700
2.228
Sig.
-2.058
.041
-.314
.754
-.024
a. Dependent Variable: LNU2
Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
175
Normal Parameters
a
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
.42529236
Absolute
.303
Positive
.281
Negative
-.303
Kolmogorov-Smirnov Z
2.012
Asymp. Sig. (2-tailed)
.189
a. Test distribution is Normal.
Hasil Uji Autokorelasi dengan Langrange Multiplier Test Coefficients
Model 1
(Constant)
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error .029
.356
FLYPAPEREFFECT
-.039
.485
RES_2
-.043
.077
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
clxxix
t
Beta
Sig. .082
.935
-.006
-.080
.936
-.043
-.558
.578
LAMPIRAN 28 Uji Asumsi Pengaruh Flypaper Effect terhadap Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
1
(Constant)
-5.699
1.456
FLYPAPEREFFECT
-4.143
1.983
Std. Error
t
Beta
-.157
Sig.
-3.914
.000
-2.090
.088
a. Dependent Variable: LNU2
Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
175
Normal Parameters
a
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
.02383254
Absolute
.072
Positive
.060
Negative
-.072
Kolmogorov-Smirnov Z
.947
Asymp. Sig. (2-tailed)
.332
a. Test distribution is Normal.
Hasil Uji Autokorelasi dengan Langrange Multiplier Test Coefficients
Model 1
(Constant) FLYPAPEREFFECT RES_2
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
-2.777E-5
.020
.000
.027
-.009
.077
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
clxxx
t
Beta
Sig.
-.001
.999
.000
.006
.995
-.009
-.119
.905
LAMPIRAN 29 Uji Asumsi Pengaruh Flypaper Effect terhadap Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
1
(Constant)
-4.624
1.569
-2.947
.104
FLYPAPEREFFECT
-5.084
2.137
-.178 -2.380
.218
Std. Error
t
Beta
Sig.
a. Dependent Variable: LNU2
Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
175
Normal Parameters
a
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
.03032531
Absolute
.065
Positive
.058
Negative
-.065
Kolmogorov-Smirnov Z
.861
Asymp. Sig. (2-tailed)
.449
a. Test distribution is Normal.
Hasil Uji Autokorelasi dengan Langrange Multiplier Test Coefficients
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
1
(Constant)
6.860E-5
.025
FLYPAPEREFFECT
7.243E-5
.034
-.028
.077
RES_2
Std. Error
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
clxxxi
t
Beta
Sig.
.003
.998
.000
.002
.998
-.027
-.357
.721
LAMPIRAN 30 Uji Asumsi Pengaruh Flypaper Effect terhadap Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients
a
Standardized Coefficients
Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
-6.837
1.909
FLYPAPEREFFECT
-1.814
2.600
t
Beta
-.053
Sig.
-3.581
.000
-.698
.486
a. Dependent Variable: LNU2
Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
175
Normal Parameters
a
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
.04292428
Absolute
.112
Positive
.071
Negative
-.112
Kolmogorov-Smirnov Z
1.479
Asymp. Sig. (2-tailed)
.125
a. Test distribution is Normal.
Hasil Uji Autokorelasi dengan Langrange Multiplier Test Coefficients
Model 1
(Constant)
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error -.002
.035
FLYPAPEREFFECT
.003
.047
RES_2
.197
.075
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
clxxxii
t
Beta
Sig. -.069
.945
.005
.068
.946
.196
2.609
.110
LAMPIRAN 31 Uji Asumsi Pengaruh Flypaper Effect terhadap Arus Kas Bebas Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients
Model 1
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
52.436
1.782
FLYPAPEREFFECT
-5.977
2.427
t
Beta
-.184
Sig.
29.419
.000
-2.463
.115
a. Dependent Variable: LNU2
Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
175
Normal Parameters
a
Mean
-.0000016
Std. Deviation Most Extreme Differences
1.06271914E11
Absolute
.275
Positive
.275
Negative
-.236
Kolmogorov-Smirnov Z
2.644
Asymp. Sig. (2-tailed)
.116
a. Test distribution is Normal.
Hasil Uji Autokorelasi dengan Langrange Multiplier Test Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant) FLYPAPEREFFECT RES_2
B
Std. Error
Coefficients Beta
t
Sig.
-.005
.996
-4.628E8
8.801E10
9.634E8
1.198E11
.001
.008
.994
.018
.076
.018
.238
.812
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
clxxxiii
LAMPIRAN 32 Hasil Regresi Pengaruh Flypaper Effect terhadap Rasio Lancar Variables Entered/Removed
b
Variables Model
Variables Entered
1
FLYPAPEREFFE
Removed
Method . Enter
a
CT
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: RASIOLANCAR
Model Summary
Model
R
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square .025
a
.001
-.005
166.16023
a. Predictors: (Constant), FLYPAPEREFFECT
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
3064.700
1
3064.700
Residual
4776395.403
173
27609.222
Total
4779460.103
174
F
Sig.
.111
.739
a. Predictors: (Constant), FLYPAPEREFFECT b. Dependent Variable: RASIOLANCAR
Coefficients
Model 1
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
45.647
136.479
FLYPAPEREFFECT
61.918
185.845
a. Dependent Variable: RASIOLANCAR
clxxxiv
t
Beta
.025
Sig.
.334
.738
.333
.739
a
LAMPIRAN 33 Hasil Regresi Pengaruh Flypaper Effect terhadap Rasio Cepat
Variables Entered/Removed
b
Variables Model
Variables Entered
1
FLYPAPEREFFE
Removed
Method . Enter
a
CT
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: RASIOCEPAT
Model Summary
Model
R
1
R Square .020
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.000
-.005
158.75804
a. Predictors: (Constant), FLYPAPEREFFECT
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
1801.166
1
1801.166
Residual
4360311.691
173
25204.114
Total
4362112.858
174
F
Sig. .071
.790
a. Predictors: (Constant), FLYPAPEREFFECT b. Dependent Variable: RASIOCEPAT
Coefficients
Model 1
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
50.493
130.399
FLYPAPEREFFECT
47.468
177.566
a. Dependent Variable: RASIOCEPAT
clxxxv
t
Beta
.020
Sig. .387
.699
.267
.790
a
LAMPIRAN 34 Hasil Regresi Pengaruh Flypaper Effect terhadap Rasio Solvabilitas
Variables Entered/Removed
b
Variables Model
Variables Entered
1
FLYPAPEREFFE
Removed
Method . Enter
a
CT
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: RASIO SOLVABILITAS
Model Summary
Model
R
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square .048
a
.002
-.003
2978.97775
a. Predictors: (Constant), FLYPAPER EFFECT
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
F
3546401.055
1
3546401.055
Residual
1.535E9
173
8874308.437
Total
1.539E9
174
Sig. .400
.528
a. Predictors: (Constant), FLYPAPER EFFECT b. Dependent Variable: RASIO SOLVABILITAS
Coefficients
Model 1
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
-398.427
2446.843
FLYPAPEREFFECT
2106.289
3331.895
a. Dependent Variable: RASIO SOLVABILITAS
clxxxvi
t
Beta
.048
Sig.
-.163
.871
.632
.528
a
LAMPIRAN 35 Hasil Regresi Pengaruh Flypaper Effect terhadap Rasio Utang Terhadap PAD
Variables Entered/Removed
b
Variables Model
Variables Entered
1
FLYPAPEREFFE
Removed
Method . Enter
a
CT
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: RASIOUTANGTHDPAD
Model Summary
Model
R
1
R Square .002
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.000
-.006
.42652
a. Predictors: (Constant), FLYPAPEREFFECT
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
.000
1
.000
Residual
31.472
173
.182
Total
31.472
174
F
Sig. .001
.975
a
a. Predictors: (Constant), FLYPAPEREFFECT b. Dependent Variable: RASIOUTANGTHDPAD
Coefficients
Model 1
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
.207
.350
FLYPAPEREFFECT
.015
.477
a. Dependent Variable: RASIOUTANGTHDPAD
clxxxvii
t
Beta
.002
Sig. .590
.556
.031
.975
LAMPIRAN 36 Hasil Regresi Pengaruh Flypaper Effect terhadap Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal Variables Entered/Removed
b
Variables Model
Variables Entered
1
FLYPAPEREFFE
Removed
Method . Enter
a
CT
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: RASIODERAJATDESENTRALISASIFISKAL
Model Summary
Model
R
1
R Square .756
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.571
.569
.02390
a. Predictors: (Constant), FLYPAPEREFFECT
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
.132
1
.132
Residual
.099
173
.001
Total
.231
174
F 230.540
Sig. .000
a. Predictors: (Constant), FLYPAPEREFFECT b. Dependent Variable: RASIODERAJATDESENTRALISASIFISKAL
Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant) FLYPAPEREFFECT
a
Std. Error .393
.020
-.406
.027
t
Beta
-.756
a. Dependent Variable: RASIODERAJATDESENTRALISASIFISKAL
clxxxviii
Sig.
20.022
.000
-15.184
.000
a
LAMPIRAN 37 Hasil Regresi Pengaruh Flypaper Effect terhadap Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Variables Entered/Removed
b
Variables Model
Variables Entered
1
FLYPAPEREFFE
Removed
Method . Enter
a
CT
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: RASIOKEMANDIRIANKEUANGANDAERAH
Model Summary
Model
R
1
R Square .788
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.620
.618
.03041
a. Predictors: (Constant), FLYPAPEREFFECT
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Regression
.262
1
.262
Residual
.160
173
.001
Total
.422
174
Sig.
282.831
.000
a. Predictors: (Constant), FLYPAPEREFFECT b. Dependent Variable: RASIOKEMANDIRIANKEUANGANDAERAH
Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant) FLYPAPEREFFECT
a
Std. Error .528
.025
-.572
.034
t
Beta
-.788
a. Dependent Variable: RASIOKEMANDIRIANKEUANGANDAERAH
clxxxix
Sig.
21.139
.000
-16.818
.000
a
LAMPIRAN 38 Hasil Regresi Pengaruh Flypaper Effect terhadap Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah Variables Entered/Removed
b
Variables Model
Variables Entered
1
FLYPAPEREFFE
Removed
Method . Enter
a
CT
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: RASIOKETERGANTUNGANKEUANGANDAERAH
Model Summary
Model
R
1
R Square .592
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.351
.347
.04305
a. Predictors: (Constant), FLYPAPEREFFECT
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
.173
1
.173
Residual
.321
173
.002
Total
.494
174
F 93.424
Sig. .000
a
a. Predictors: (Constant), FLYPAPEREFFECT b. Dependent Variable: RASIOKETERGANTUNGANKEUANGANDAERAH
Coefficients
Model 1
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
.560
.035
FLYPAPEREFFECT
.465
.048
a. Dependent Variable: RASIOKETERGANTUNGANKEUANGANDAERAH
cxc
t
Beta
.592
Sig.
15.830
.000
9.666
.000
LAMPIRAN 39 Hasil Regresi Pengaruh Flypaper Effect terhadap Arus Kas Bebas Variables Entered/Removed
b
Variables Model
Variables Entered
1
FLYPAPEREFFE
Removed
Method . Enter
a
CT
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: ARUSKASBEBAS
Model Summary
Model
R
1
R Square .114
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.013
.007
1.06579E11
a. Predictors: (Constant), FLYPAPEREFFECT
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
2.566E22
1
2.566E22
Residual
1.965E24
173
1.136E22
Total
1.991E24
174
F
Sig.
2.259
.135
a. Predictors: (Constant), FLYPAPEREFFECT b. Dependent Variable: ARUSKASBEBAS
Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant) FLYPAPEREFFECT
a
Std. Error
t
Beta
1.775E11 8.754E10 -1.792E11 1.192E11
a. Dependent Variable: ARUSKASBEBAS
cxci
-.114
Sig. 2.027
.044
-1.503
.135
a