TESIS
STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN PERALATAN PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) DI MAKASSAR
FRINS APUL SIMARMATA
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015
TESIS
STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN PERALATAN PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) DI MAKASSAR
FRINS APUL SIMARMATA NIM : 1190661022
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015
STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN PERALATAN PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) DI MAKASSAR
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Udayana
FRINS APUL SIMARMATA NIM : 1190661022
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015
Lembar Pengesahan
Tesis ini Telah Disetujui Tanggal, 28 Mei 2015
Pembimbing Utama,
Pembimbing Pendamping,
Prof. Dr. IG.B. Wiksuana, SE., MS SE.,MSi NIP.19610827 198601 1 001
Prof.Dr.
Luh
PutuWiagustini,
NIP. 19630801 198702 2 001
Mengetahui
Direktur Manajemen Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Ketua
Program
Studi
Magister
Prof.Dr.dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) NIP. 19590215 198510 2 001
Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE., MSi NIP. 19590801 198601 2 001
Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Tesis ini Telah Diuji pada Tanggal, 28 Mei 2015
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana No. 773/UN14.4/HK/2015, Tanggal 20 Pebruari 2015
Ketua
: Prof. Dr. IG.B. Wiksuana, SE., MS
Anggota
: 1.
Prof. Dr. L.P. Wiagustini, SE.,MSi
2.
Dr. I. B. Anom Purbawangsa, SE., MM
3.
Dr. I. B. Panji Sedana SE, M.Si
4.
Dr. Henny Rahyuda SE, MM., Ak
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Nama
: Frins Apul Simarmata
Nim
: 1190661022
Program Studi
: Magister Manajemen
Judul Tesis
: Studi Kelayakan Investasi Pengadaan Peralatan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Di Makassar
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 28 Mei 2015
(Frins Apul Simarmata)
UCAPAN TERIMA KASIH Pertama-tama penulis memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas asung wara nugraha-Nya/karunia-Nya, tesis ini dapat diselesaikan. Pada saat kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE., MS sebagai pembimbing utama yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti pendidikan pada program Magister Menajemen, khususnya dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Luh Putu Wiagustini SE., M.Si sebagai Pembimbing Pendamping yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada Rektor Universitas Udayana atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp. S(K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE., MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana atas ijn yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan program Magister Manajemen. Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE., M.Si sebagai Ketua Program Magister Manajemen Universitas Udayana. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada para penguji tesis yaitu Dr. I. B. Anom Purbawangsa, SE., MM, Dr. I. B. Panji Sedana SE., M.Si dan Dr. Henny Rahyuda SE., MM., Ak yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus disertai penghargaan kepada seluruh guru-guru yang telah membimbing penulis, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua dan mertua, yang dengan penuh kasih sayang dan penuh cinta membesarkan, mendidik, dan memberikan dasar-dasar berpikir logik dan suasana demokratis sehinga tercipta lahan yang baik untuk berkembangnya kreativitas. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada istri tercinta dr. Floria Eva Sitinjak M.Biomed., Sp.A yang dengan penuh pengorbanan telah memberikan kepada penulis kesempatan untuk lebih berkonsentrasi menyelesaikan tesis ini. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini serta kepada penulis sekeluarga. Denpasar, 28 Mei 2015 Penulis
ABSTRAK STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN PERALATAN PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) DI MAKASSAR
Investasi secara sederhana adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan atas uang atau dana tersebut. Dalam kenyataannya suatu investasi dapat menguntungkan dan tidak menguntungkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji apakah suatu investasi dapat dikatakan layak atau tidak layak. Penelitian ini dilakukan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Terminal Petikemas Makassar (TPM) menggunakan alat analisis keuangan Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Profitability Index (PI). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Payback Period selama 7 tahun 2 bulan menunjukkan investasi peralatan Forklift 32 Ton tersebut layak (2) NPV lebih kecil daripada nol menunjukkan bahwa investasi peralatan Forklift 32 Ton tersebut tidak layak (3) IRR lebih kecil daripada biaya modal menunjukkan investasi peralatan Forklift 32 Ton tersebut tidak layak (4) PI lebih kecil daripada 1 (satu) menunjukkan investasi peralatan Forklift 32 Ton tersebut tidak layak (5) Hasil analisis sensitivitas yaitu optimis, moderat dan pesimis menunjukkan bahwa hanya Payback Period yang menjelaskan investasi forklift 32 ton tersebut layak dilaksanakan sedangkan untuk Net Present Value, Internal Rate of Return dan Profitability Index menunjukkan bahwa investasi tersebut tidak layak untuk dilaksanakan.
Kata Kunci : Investasi, Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),danProfitability Index (PI).
ABSTRACT FEASIBILITY STUDY ON INVESTMENT EQUIPMENT PROCUREMENT PT PELABUHAN INDONESIA IV ( PERSERO ) IN MAKASSAR Investments in a simple is put money or funds in the hope of obtaining additional or gain upon money or these funds. In reality an investment favorable and unfavorable. The purpose of this study is to assess whether an investment it can be said feasible or not feasible. This reasearch conducted in PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Makassar Container Terminal (TPM) used a financial analysis Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Profitability Index (PI). The results of this research shows that (1) Payback Period (PP) for seven years two months show investment equipment forklift 32 tons is feasible (2) NPV smaller than the zero shows that investment equipment forklift 32 tons is not feasible (3) Internal Rate of Return (IRR) smaller than the cost of capital show investment equipment forklift 32 tons is not feasible (4) Profitability Index (PI) smaller than 1 (one) show investment equipment forklift 32 tons is not feasible (5) Sensitivity analysis of optimistic, moderate and pessimistic show that only Payback Period explains investment forklift 32 tons said feasible to be implemented while Net Present Value, Internal Rate of Return and Profitability Index shows that investment is not feasible tobe implemented.
Keywords : Investment, Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),and Profitability Index (PI).
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
PRASYARAT GELAR .................................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................
iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI .............................................................
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT..............................................
v
UCAPAN TERIMA KASIH .........................................................................
vi
ABSTRAK ....................................................................................................
vii
ABSTRACT ..................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................
1
1.2RumusanMasalah.............................................................................
10
1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................
10
1.4 Manfaat Penelitian .........................................................................
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1Investasi ...........................................................................................
12
2.2Biaya ................................................................................................
18
2.3Studi Kelayakan Proyek ...................................................................
22
2.4 Capital Budgeting ...........................................................................
34
2.5Metode Profitabilitas Investasi .........................................................
37
BAB III KERANGKAPIKIR DAN KONSEPTUAL 3.1 KerangkaBerpikir ...........................................................................
42
3.2KerangkaKonseptual ........................................................................
43
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1Jenis dan Ruang Lingkup Penelitian................................................
46
4.2Metode Pengumpulan Data..............................................................
46
4.3Metode Analisis Data ......................................................................
46
4.4Asumsi-asumsi.................................................................................
49
BAB V PEMBAHASAN 5.1Gambaran Umum Perusahaan .........................................................
51
5.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ..................................................
51
5.1.2 Visi dan Misi Perusahaan .....................................................
52
5.1.3 Nilai dan Budaya Perusahaan ...............................................
52
5.1.4 Struktur Organisasi dan Wilayah Kerja ................................
54
5.1.5 Sumber Daya Manusia Perusahaan ......................................
55
5.2Aspek-Aspek Studi Kelayakan ........................................................
55
5.2.1 Aspek Pasar ..........................................................................
56
5.2.2 Aspek Operasional/Teknis....................................................
61
5.2.3 Aspek Keuangan ...................................................................
64
5.2.3.1 Proyeksi Arus Kas ....................................................
64
5.2.3.2 Analisis Kelayakan Investasi ...................................
69
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan ..........................................................................................
77
5.2Saran ................................................................................................
78
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
80
LAMPIRAN..................................................................................................
83
DAFTAR TABEL
No.
Nama Tabel
Halaman
1.1. Trafik pertumbuhan jasa Terminal Petikemas Makassar (TPM) .........
6
1.2. Peralatan Terminal Petikemas Makassar (TPM) .................................
6
5.1. Pertumbuhan Jasa Pelayanan PT Pelindo IV (Persero) .......................
56
5.2. Proyeksi Trafik Total Jasa Pelayanan PT Pelindo IV(Persero) ...........
57
5.3. Tarif Pergerakan Forklift PT Pelindo IV (Persero) Tahun 2014 – 2023 ..............................................................................
65
5.4. Produksi Pergerakan Forklift PT Pelindo IV (Persero) Tahun 2014 – 2023 ..............................................................................
66
5.5. Proyeksi Laba Rugi PT Pelindo IV (Persero) Tahun 2014 – 2023 .....
68
5.6. Perhitungan Payback Period (PP) Investasi Forklift 32 Ton dengan Disc.Fact 12% .........................................................................
70
5.7. Perhitungan Net Present Value (NPV) Investasi Forklift 32 Ton dengan Disc.Fact 12% .........................................................................
71
5.8. Perhitungan Internal Rate of Return (IRR) Investasi Forklift 32 Ton dengan Disc.Fact 12% .........................................................................
72
5.9. Analisis Sensitivitas .............................................................................
75
5.10. Tabel Keputusan Investasi ...................................................................
75
DAFTAR GAMBAR
No.
3.1.
Nama Gambar
Halaman
Kerangka Berpikir Penelitian ..............................................................
42
5.1.4. Struktur Organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) .................
54
5.2. Wilayah Kerja PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) ........................
55
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Nama Lampiran
Halaman
1.
Trafik .....................................................................................................
83
2.
Produksi .................................................................................................
84
3.
Tarif........................................................................................................
85
4.
Perhitungan biaya pegawai ....................................................................
86
5.
Perhitungan biaya bahan .......................................................................
87
6.
Perhitungan biaya rutin dan lainnya ......................................................
88
7.
Perhitungan biaya penyusutan ...............................................................
89
8.
Perhitungan biaya asuransi ....................................................................
90
9.
Perhitungan biaya administrasi kantor ...................................................
91
10. Perhitungan biaya umum .......................................................................
92
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara kesatuan Republik Indonesia sebagai Negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau, maka untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut mutlak diperlukan sarana dan prasarana perhubungan darat, laut dan udara. Eksistensi sub sektor perhubungan laut merupakan salah satu aktivitas yang sangat menentukan dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan yang menghendaki kesatuan teknologi, politik, ekonomi, sosial budaya pengetahuan yang terakumulasi dalam mempertahankan nusantara. Transportasi laut merupakan tulang punggung perdagangan dunia dan mendorong timbulnya globalisasi, karena hampir 80% perdagangan dunia ditransfer melalui laut (seaborne trade). Perdagangan dunia lewat laut pada tahun 2007 mencapai 8,02 milyar ton, atau meningkat 4,8% tiap tahun. Perkembangan ini sejalan dengan meningkatnya produk domestik gross dunia (the world gross domestic product, GDP) yaitu 3,8% seiring dengan pertumbuhan ekonomi di Negara berkembang dan pemulihan ekonomi global (Gurning, 2007). Jasa pelabuhanan sebagai salah satu sarana utama transportasi laut yang sangat dibutuhkan terutama dalam menunjang pemerataan pembangunan ke seluruh pelosok tanah air. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang digunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang dan bongkar muat barang, berupa terminal yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan/keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antra moda transportasi (UU No.17 Tahun 2008). Pelabuhan mempunyai peran penting dan strategis untuk pertumbuhan industri dan perdagangan serta dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional. Hal ini membawa konsekuensi terhadap pengelolaan segmen usaha pelabuhan agar pengoperasiannya dapat dilakukan secara efektif, efisien dan profesional sehingga pelayanan pelabuhan menjadi lancar, aman, dan cepat dengan biaya yang terjangkau. Pelayanan yang diberikan oleh pelabuhan adalah pelayanan terhadap kapal dan pelayanan termasuk muatan (barang dan penumpang). Barang yang diangkut dengan kapal akan dibongkar dan dipindahkan ke moda lain, seperti moda darat (truk atau kereta api). Sebaliknya barang yang diangkut dengan truk atau kereta api ke pelabuhan bongkar akan dimuat lagi ke kapal. Oleh karena itu, berbagai kepentingan saling bertemu di pelabuhan seperti perbankan, perusahaan pelayaran, bea cukai, imigrasi, karantina, syahbandar dan pusat kegiatan lainnya. Atas dasar inilah dapat dikatakan bahwa pelabuhan sebagai salah satu infrastruktur transportasi yang dapat meningkatkan kegiatan perekonomian suatu wilayah karena merupakan bagian dari mata rantai dari sistem transportasi maupun logistik. Kawasan Indonesia Timur merupakan wilayah yang memiliki potensi besar, namun hingga kini secara relatif masih belum berkembang yang disebabkan antara lain oleh masih minimnya prasarana dan sarana yang dimiliki. Perhubungan
laut merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk menghubungkan berbagai wilayah yang tersebar, dimana terdapat pelabuhan yang dapat digunakan sebagai tempat persinggahan. PT Pelabuhan Indonesia IV yang berkantor pusat di Jalan Soekarno Makassar, merupakan salah satu pintu gerbang keluar masuk kapal dan barang baik secara domestik maupun ekspor-impor dan tergolong pelabuhan kelas utama keempat setelah Pelabuhan Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan sebagai pelabuhan laut terbesar di Kawasan Timur Indonesia yang terletak di selat Makassar, memegang peran utama dalam pendistribusian barang yang telah dilengkapi dengan fasilitas bongkar muat barang dari dan ke kapal sampai di gudang penerima. Pendirian PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) tidak terlepas dengan sejarah mengenai kebijakan sistem pengelolaan pelabuhan laut di Indonesia. Sebelum tahun 1983 pengelolaan pelabuhan laut yang diusahakan dilaksanakan oleh 8 (delapan) Badan Usaha berbentuk Perusahaan Negara yaitu PN.Pelabuhan I – VIII. Pada tahun 1983 sejalan dengan kebijakan tatanan kepelabuhanan nasional yaitu pemerintah menetapkan adanya 4 (empat) pintu gerbang perdagangan luar negeri nasional, maka dilakukan merger 8 Badan Usaha PN.Pelabuhan menjadi 4 (empat) Badan Usaha yang berstatus Perusahaan Umum (Perum), salah satu diantaranya adalah Perum Pelabuhan IV. Perum Pelabuhan IV merupakan hasil merger PN. Pelabuhan V, VI, VII, dan VIII, ditambah dengan 6 (enam ) pelabuhan yang tidak diusahakan di Propinsi Irian Jaya, yang pendiriannya didasarkan pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 17
Tahun 1983 yo PP. No. 7 Tahun 1985. Selanjutnya pada tahun 1992, berdasarkan PP. 59 tahun 1991 status Badan Usaha Perum dialihkan menjadi Persero yaitu menjadi PT. Pelabuhan Indonesia IV yang dikuatkan dengan Anggaran Dasar Perusahaan yang pengesahannya melalui Akta Notaris Imas Fatimah, SH No. 7 tanggal 1 Desember 1992. PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) membagi segmen usahanya menjadi beberapa bagian, diantaranya: 1) Pelayanan kapal, yang meliputi: penyediaan dan pelayanan jasa labuh (anchorage service), penyediaan dan pelayanan jasa pandu (pilotage), penyediaan dan pelayanan jasa tunda, penyediaan dan pelayanan jasa tambat, dan penyediaan air bersih untuk kapal. 2) Pelayanan barang, meliputi: jasa bongkar muat, tenaga bongkar muat, pemanfaatan gudang, lapangan penumpukan, dermaga, dan pemadam kebakaran. 3) Pelayanan rupa-rupa usaha, yakni untuk pelayanan selain kapal dan barang, di mana PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) juga menyediakan pelayanan lain seperti: pelayanan terminal penumpang, pas pelabuhan, terminal konvensional (stevedoring, cargodoring, receiving/delivery), terminal petikemas (pelayanan paket FCL/LCL, penumpukan petikemas, gudang CFS, Delivery/receiving petikemas, dermaga), Pengusahaan Peralatan (pemanfaatan alat mekanik dan non-mekanik), dan Pelayanan TBL (pemanfaatan tanah, pemanfaatan bangunan, pelayanan listrik).
Perubahan pola distribusi barang dari lepasan ke kemasan terus mengalami peningkatan dan perkembangan, hal ini ditandai dengan semakin besarnya pertumbuhan arus petikemas (siginifikan). Konsekuensi dari pertumbuhan kegiatan tersebut harus didukung dengan penyediaan peralatan bongkar muat untuk menunjang pelayanan kegiatan petikemas. Saat ini, sebagian besar pelabuhan di lingkungan PT Pelindo IV (Persero) belum dilengkapi dengan peralatan bongkar muat petikemas penunjang di lapangan yang dimiliki oleh PT Pelindo IV (Persero), sementara potensi terhadap kontribusi pendapatan ralatif besar. Khusus untuk Pelabuhan TPM, arus petikemas berdasarkan data realisasi tahun 2012 telah mencapai 529.396 Teus, dengan pertumbuhan arus petikemas rata-rata mencapai ± 10% pertahun. Sebagai implementasi UU 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dan PP 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhan, maka PT Pelindo IV (Persero) harus lebih siap menghadapi kompetisi dengan salah satu cara melakukan pengembangan suprastruktur dalam meraih pangsa pasar dari kegiatan penunjang. Terminal Petikemas Makassar (TPM) direncanakan juga untuk menangani kegiatan petikemas secara full di Pelabuhan Bitung, sehingga alokasi kegiatan di pelabuhan konvensional akan secara bertahap berpindah ke Terminal Petikemas Bitung (TPB).
Tabel 1.1 Trafik pertumbuhan jasa Terminal Petikemas Makassar (TPM) NO
URAIAN
SATUAN
2009
2010
2011
2012
2013
1
2
3
4
5
Pertumbuhan
1
20' Full
Box
243.052
280.423
281.017
315.015
313.218
1,07
2
20' Empty
Box
52.270
77.920
58.398
74.099
74.278
1,13
3
40' Full
Box
25.104
27.420
36.477
43.652
46.991
1,17
4
40' Empty
Box
12.501
14.685
19.099
26.489
26.587
1,23
Box
332.927
400.448
394.991
459.255
461.074
1,09
Teus
370.532
442.553
450.567
529.396
534.651
1,10
Jumlah
Sumber:Direktorat Komersial dan Pengembangan Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV
Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa rata-rata pertumbuhan dari tahun 2009 sampai tahun 2013 mengalami pertumbuhan sebesar 1%. Selanjutnya sebagai bentuk kontribusi dalam rangka menunjang kecepatan bongkar/muat petikemas di pelabuhan dan mempersingkat waktu kapal di pelabuhan, maka perlu didukung dengan sarana penunjang kegiatan lapangan. Berdasarkan latar belakang atas kebutuhan tersebut, PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar (TPM) yang berada di Jl.Nusantara No. 329 Makassar, pada tahun 2013 berencana akan melakukan investasi dengan melakukan pengadaan alat yang mendukung dalam optimalisasi pendapatan perusahaan yaitu 1 unit Forklift 32 Ton. Tabel 1.2 Peralatan Terminal Petikemas Makassar (TPM) No.
Jenis Peralatan
Jumlah (Unit)
1
Reach Stacker
2
Unit PT. Pelindo IV
2
Transtainer
14
Unit PT. Pelindo IV
3
Side Loader
1
Unit PT. Pelindo IV
4
Forklift 7 ton
1
Unit PT. Pelindo IV
Sumber: Direktorat Komersial dan Pengembangan Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV
Berdasarkan data Tabel 1.2, dapat dilihat Saat ini seluruh kegiatan lapangan yang dilaksanakan oleh Terminal Petikemas Makassar sebagai bentuk
single operator kegiatan di terminal. Hanya terkadang dalam satu waktu, terjadi kegiatan pelayanan secara paralel yaitu kegiatan bongkar muat dan kegiatan receiving-delivery, ditambah adanya kegiatan angsur petikemas. Kondisi di atas, mengakibatkan seringnya terjadi keterlambatan pelayanan dikarenakan harus ada kegiatan yang diprioritaskan, kondisi ini membutuhkan dukungan tambahan peralatan lapangan. Harapan perusahaan dengan adanya pertambahan peralatan tersebut adalah agar tercapainya dalam “level of service” untuk kegiatan petikemas, peningkatan pangsa pasar pelayanan khususnya petikemas, peningkatan kecepatan dan kualitas bongkar muat, bertumbuhnya image perusahaan terhadap operasional, dan sebagai wujud salah satu bentuk implementasi operasional terhadap UU 17 Tahun 2008 dan PP 61 Tahun 2009. PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang TPM berharap pengadaan peralatan tersebut sudah dapat beroperasi pada tahun 2013 agar dapat melayani bongkar muat petikemas pengguna jasa dengan cepat dan dapat memberikan pelayanan dengan lebih baik. Biaya yang digunakan untuk investasi peralatan 1 unit Forklift 32 ton tersebut sebesar Rp 5.000.000.000,-. Pengertian investasi secara sederhana adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan atas uang atau dana tersebut. Uang ditempatkan dengan cara dibelikan properti, ditabung atau ditanam ke dalam suatu usaha. Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang (Halim, 2005). Kasmir dan Jakfar (2007) membagi
investasi menjadi dua jenis, yaitu: (1) Investasi nyata (real investment) merupakan investasi yang dibuat dalam harta tetap (fixed asset) seperti tanah, bangunan, peralatan, atau mesin-mesin; dan (2) Investasi keuangan (financial investment) merupakan investasi dalam bentuk kontrak kerja, pembelian sahma atau obligasi atau surat berharga lainnya seperti sertifikat deposito. PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) dalam melakukan investasi pengadaan peralatan tentu memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, analisis kelayakan investasi sangat penting terutama investasi yang berskala besar seperti investasi peralatan 1 unit Forklift 32 ton. Tujuan dilakukan studi kelayakan adalah untuk menghindari investasi yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Tentu saja studi kelayakan ini akan membutuhkan biaya, tetapi biaya itu relatif kecil apabila dibandingkan dengan resiko kegiatan suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah besar. Analisis kelayakan investasi merupakan penelitian terhadap rencana investasi pengadaan peralatan yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak investasi tersebut, tetapi juga pada saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. Analisis kelayakan investasi dapat dapat juga digunakan untuk membuktikan usulan penggantian mesin produksi
yang baru sehingga
memberikan manfaat lebih bagi perusahaan, karena dapat menekan waktu operasional sehingga produktivitas perusahaan meningkat yang pada akhirnya
perusahaan mendapatkan keuntungan karena biaya untuk operasional serta perawatan mesin lebih murah. Sehubungan dengan investasi pengadaan peralatan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) yang layak ditindak-lanjuti dengan menganalisis tingkat kelayakan ditinjau dari berbagai aspek, antara lain: aspek pasar, aspek operasional, dan aspek keuangan. Ketiga aspek analisis kelayakan investasi peralatan tersebut sangat penting dalan pengambilan keputusan pengembangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) akan lebih obyektif, termasuk kecepatan Bongkar/Muat per Kapal (Kecepatan Bongkar Muat di Pelabuhan dan Kecepatan Bongkar Muat di Tambatan). Analisis kelayakan ditinjau dari aspek pasar dan pemasaran meliputi analisa terhadap beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: permintaan, penawaran, proyeksi permintaan dan penawaran, harga, produk (barang/jasa), segmentasi pasar, strategi dan implementasi pemasaran (Subagyo, 2008; Mukti, 2009). Selanjutnya aspek operasional meliputi: skala produksi sudah optimal, proses produksi sudah tepat, mesin-mesin dan perlengkapan yang dipilih sudah tepat, perlengkapan-perlengkapan tambahan dan pekerjaan teknis tambahan sudah dilakukan, tata letak dari fasilitas cukup baik, dan sebagainya. Sedangkan dari aspek keuangan meliputi: dana yang diperlukan untuk investasi, sumber-sumber pembelajaran yang akan dipergunakan, taksiran penghasilan, proyeksi keuangan, manfaat dan biaya financial (seperti PP, NPV,IRR, PI).
Analisis kelayakan investasi penambahan atau pengadaan peralatan yang dilakukan jika telah memiliki asset usaha yang sedang berjalan, namun ingin menambah kapasitas dan kualitas produksi dengan menggunakan 1 unit Forklift 32 ton yang memiliki kapasitas besar. Kelayakan investasi pengadaan peralatan tersebut dilakukandengan menghitung nilai beberapa kriteria investasi, yaitu: analisis NPV (Net Present Value) merupakan selisih nilai sekarang dari penerimaan dengan nilai sekrang pengeluaran pada tingkat bunga tertentu. Usaha dikatakan layak jika NPV lebih besar atau sama dengan nol. Jika NPVsama dengan nol berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar social opportunity cost of capital. Jika NPV lebih kecil dari nol maka proyek dinyatakan tidak layak untuk dijalankan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: “Studi Kelayakan Investasi Pengadaan Peralatan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) di Makassar”.
1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah rencana pengadaan peralatan 1 unit Forklift 32 ton tersebut layak dilihat dari aspek pasar, aspek operasional, dan aspek keuangan.
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui kelayakan investasi peralatan 1 (satu) unit Forklift 32
ton di Terminal Petikemas Makassar (TPM) PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) ditinjau dari aspek pasar, aspek operasional, dan aspek keuangan.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Praktis Diharapkan dapat menjadi saran dan tambahan pemikiran bagi manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) dalam menentukan kebijakan yang tepat dan menguntungkan di masa yang akan datang. 2. Manfaat Teoritis Diharapkan sebagai sarana pembelajaran dan informasi bagi para pembaca dalam
pertimbangan
pengambilan
keputusan
investasi
khususnya
pengadaan peralatan dan sebagai pedoman bagi penelitian selanjutnya dalam meneliti hal-hal yang berkaitan dengan studi kelayakan investasi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Investasi Menurut Martono dan Harjito (2010), dalam Manajemen Keuangan mempunyai 3 (tiga) fungsi utama, yaitu: 1.
Keputusan Investasi (Investment Decision) Investasi diartikan sebagai penanaman modal perusahaan.Penanaman modal dapat dilakukan pada aktiva riil ataupun aktiva finansial.Aktiva riil merupakan aktiva yang bersifat fisik atau dapat dilihat jelas secara fisik, misalnya persediaan barang, gedung, tanah, dan bangunan.Sedangkan aktiva finansial merupakan aktiva berupa surat-surat berharga seperti saham dan obligasi.
2.
Keputusan Pendanaan (Financing Decision) Keputusan pendanaan menyangkut beberapa hal, antara lain : a. Keputusan mengenai penetapan sumber dana yang diperlukan untuk membiayai investasi. Sumber dana yang akan digunakan untuk membiayai investasi tersebut dapat berupa hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri. b. Penetapan tentang perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau sering disebut struktur modal yang optimum. Struktur modal optimum merupakan perimbangan hutang jangka panjang dan modal sendiri dengan biaya modal rata-rata minimum.
3. Keputusan Pengelolaan Aktiva (Assets Management Decision) Apabila aset telah diperoleh dengan pendanaan yang tepat, maka aset-aset tersebut memerlukan pengelolaan secara efisien. Dalam suatu investasi jangka panjang, manajemen keuangan sering dikaitkan dengan penganggaran modal atau capital budgeting. Pegertian capital terkait dengan barang modal yaitu aktiva tetap yang digunakan dalam proses produksi sedangkan pengertian budget adalah suatu rencana atau proyeksialiran kas dalam kurun waktu tertentu. Menurut Sjahrial (2010), Penganggaran Modal (Capital Budgeting) mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan: 1. Dana yang dikeluarkan untuk penganggran modal akan terkait untuk jangka waktu lama dan secara berangsur-angsur melalui penyusutan/depresiasi dapat dicairkan sesuai jangka waktu penyusutan aktiva tetap tersebut. 2. Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap peningkatan produksi dan penjualan dimasa datang. 3. Pengeluaran investasi untuk pembelian: tanah, bangunan, mesi-mesin produksi, alat pembangkit tenaga listrik, alat transport merupakan pengeluaran yang cukup besar. 4. Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran pembelian barang modal tersebut akan mempunyai akibat yang panjang dan berat. Menurut Sjahrial (2010), Investasi adalah penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu aset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan di masa yang akan datang. Dilihat dari jangka waktunya, investasi
dibedakan menjadi 3 macam yaitu investasi jangka pendek, investasi jangka menengah dan investasi jangka panjang. Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan yang bersangkutan. Hal ini karena keputusan investasi menyangkut dana yang digunakan untuk investasi, jenis investasi yang akan dilakukan, pengambilan investasi dan resiko investasi yang mungkin akan ada. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefenisikan bahwa Investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Investasi dapat diartikan sebagai penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha (Kasmir,2003). Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut (Kamaruddin, 2004). Selanjutnya investasi yaitu setiap pengeluaran modal atau dana yang ditanamkan keberbagai aktiva dengan harapan dana tersebut akan diterima kembali baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan yang mengadakan investasi dalam investasi aktiva tetap tentunya mempunyai harapan bahwa perusahaan tersebut akan memperoleh kembali dana yang diinvestasikan seperti halnya dalam aktiva lancar. Perbedaaan antara aktiva lancar dan aktiva tetap terletak pada waktu dan cara perputaran dana yang tertanam. Investasi dalam aktiva lancar diharapkan dapat diterima kembali dalam waktu yang relatif singkat atau kurang dari satu tahun. Sebaliknya, investasi dalam
aktiva tetap akan diterima kembali secara keseluruhan dalam beberapa tahun dan kembalinya berangsur-angsur melalui depresiasi. Dalam melakukan investasi akan memerlukan dana yang cukup besar jumlahnya dan dana tersebut akan terikat untuk jangka waktu panjang jadi setiap keputusan untuk melakukan investasi pada aktiva tetap memerlukan perencanaan yang baik agar semua yang direncanakan sesuai dengan tujuan perusahaan. Menurut Martono dan Harjito (2005), Investasi adalah penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan kedalam suatu aset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang. Kegiatan investasi merupakan kegiatan penting yang memerlukan biaya besar dan berdampak jangka panjang terhadap kelanjutan usaha (Giatman, 2006). Oleh karena itu, analisis sistematis dan rasional sangat dibutuhkan sebelum kegiatan itu direalisasikan. Suatu investasi merupakan kegiatan menanamkan modal jangka panjang, dimana selain investasi tersebut perlu disadari juga dari awal bahwa investasi akan diikuti sejumlah pengeluaran lain yang secara periodik perlu disiapkan. Pengeluaran tersebut terdiri dari biaya operasional (operation cost), biaya perawatan (maintenance cost), dan biaya-biaya lainnya yang tidak dapat dihindarkan. Dalam investasi jangka panjang, pengembangan fasilitas dan usaha perlu dilakukan agar nilai perusahaan tersebut dapat semakin tinggi. Berdasarkan pemahaman ini maka sebuah investasi yang dilakukan oleh perusahaan merupakan sesuatu hal yang penting dalam rangka memaksimalkan kekayaan dari para pemegang saham perusahaan (Alexandri, 2008).
Investasi dari jenis aktivanya dapat dibedakan ke dalam investasi aktiva riil atau nyata (real investment) dan investasi non-riil atau sering disebut investasi finansial (financial investment). 1) Investasi nyata (real investment) Investasi nyata merupakan investasi yang dibuat dalam harta tetap (fixed asset) seperti tanah, bangunan, peralatan atau mesin-mesin. 2) Investasi finansial (financial investment) Investasi finansial merupakan
investasi
dalam bentuk
kontrak
kerja,
pembelian saham, obligasi atau surat berharga lainnya seperti sertifikat deposito (Husnan, 2004). Menurut Sjahrial (2008), investasi jangka panjang dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu: 1) Investasi Penggantian (Replacements) Investasi penggantian aset merupakan penggantian aset yang sudah usang atau sudah tidak layak digunakan dalam operasional atau karena adanya teknologi yang terbaru. 2) Investasi Perluasan (Expansion) Investasi perluasan berupa penambahan kapasitas produksi karena adanya kesempatan usaha yang lebih baik. 3) Investasi Pertumbuhan (Growth) Investasi
pertumbuhan
diversifikasi produk.
menyangkut
penambahan
produk
baru
atau
4) Investasi Lain-lain (Others) Investasi lain yang tidak termasuk ke dalam ketiga kategori tersebut meliputi peralatan pengendalian polusi dan investasi peningkatan keselamatan kerja. Dalam mengambil keputusan investasi, diperlukan langkah-langkah yang harus diikuti dengan cermat mengingat keputusan yang telah diambil sulit untuk diperbaiki. Misalnya: dalam investasi aktiva tetap apabila kurang tepat dalam mengambil keputusan maka aktiva tersebut kurang bermanfaat. Menurut Haming dan Basalamah (2003), besarnya dana yang diperlukan untuk membiayai suatu rencana investasi sangat tergantung pada jenis proyek dan skala proyek. Proyek berskala besar memerlukan dana yang besar pula, sedangkan proyek berskala kecil hanya memerlukan dana investasi yang relatif kecil jumlahnya. Pengadaan peralatan dan pengoperasian suatu proyek dapat dibiayai dengan dua sumber pembiayaan utama yaitu dengan Dana sendiri (equity investment) dan Pinjaman dari pihak ketiga (project financing). Haming dan Basalamah (2003), berpendapat bahwa kebutuhan dana investasi dapat dipenuhi melalui tiga sumber, yaitu dana sendiri dari pengusaha (investor, self financing), dana sendiri dan dana pinjaman investasi (leverage financing), atau dana sendiri dan dana pinjaman atau kerjasama asing (joint venture). Pada umumnya permodalan dipenuhi dengan cara yang kedua, yaitu leverage financing. Kebijakan pendanaan ini membawa konsekuensi terhadap struktur modal proyek atau perusahaan, dan selanjutnya berdampak pada biaya modal dan nilai perusahaan.
Haming dan Basalamah (2003), juga menyatakan sekalipun menurut analisis optimalisasi struktur modal, debt ratio yang lebih besar akan menghasilkan kondisi yang lebih layak, baik dilihat dari sisi prospek pendapatan investasi maupun dari sisi biaya modal investasi, namun manajemenmasih perlu melihatnya dari sisi arus kas. Struktur modal dengan debt ratio yang lebih besar memiliki dampak pada lebih besarnya bunga dan cicilan pengembalian utang yang harus ditanggung di masa mendatang. Dalam investasi selalu membutuhkan penerimaan dan akan adanya pengeluaran tertentujuga. Penerimaan dan pengeluaran tersebut biasa disebut dengan arus kas atau cash flow dimana pengertian paling tepat adalah arus masuk dan arus keluar kas. Arus kas keluar adalah pengeluaran uang atau pengeluaran lain yang mempunyai nilai uang tertentu. Arus kas keluar ini digunakan untuk mengadakan investasi baru. Sedangkan arus kas masuk adalah penerimaan uang atau bentuk penerimaan lain yang mempunyai nilai tertentu. Arus kas masuk ini merupakan hasil dari investasi yang ditanamkan.Informasi keuangan mengenai keuangan yang dilaporkan kurang tepat jika digunakan sebagai penilaian usulan investasi.Akan tetapi lebih tepat jika didasarkan pada arus kas, karena keuntungan yang dilaporkan dalam laporan rugi laba belum tentu dalam bentuk kas.Oleh karena itu perusahaan bisa memiliki kas lebih besar atau lebih kecil dan dilaporankan dalam laba rugi (Lukman, 2005). 2.2 Biaya Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Suatu perusahaan untuk mendapatkan laba atau keuntungan harus
dapat menghasilkan pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah biaya yang dikorbankannya. Agar dapat bersaing, suatu perusahaan harus memahami konsep dasar biaya dan unit-unit perusahaan sehingga biaya tersebut tetap dapat dikendalikan. Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Suatu perusahaan untuk mendapatkan laba atau keuntungan harus dapat menghasilkan pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah biaya yang dikorbankannya (Riyanto, 2009). Oleh karena itu untuk bisa bersaing, suatu perusahaan harus memahami konsep dasar biaya dan unit-unit perusahaan sehingga biaya tersebut tetap dapat dikendalikan. Menurut Sumastuti (2006), pengaturan keperluan biaya proyek yang efektif perlu memperhatikan beberapa faktor dibawah ini: 1) Adanya usul-usul investasi; 2) Penaksiran aliran kas dari usul-usul investasi tersebut; 3) Evaluasi aliran kas tersebut; 4) Memilih investasi/proyek-proyek sesuai dengan ukuran tertentu, dan 5) Penilaian terus menerus terhadap proyek investasi setelah proyek tersebut diterima. Investasi dapat berupa pengeluaran untuk aktiva lancar maupun aktiva tetap, dalam penyusunan studi kelayakan ada beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan dalam memperlakukan modal kerja dan memandang total investment cost. Kesalahan karena tidak diproyeksikannya modal kerja untuk keperluan operasional akan bersifat fatal, terutama terdapat pada tahap-tahap awal
operasi dimana pemasukan yang diharapkan masih lebih kecil dari pengeluaran yang ada. Menurut Sucipto (2006), seorang investor yang menginvestasikan dananya pada suatu perusahaan dengan tingkat resiko yang ada tentunya mempunyai harapan untuk mendapatkan imbalan yang memuaskan. Imbalan tersebut bagi perusahaan akan dipandang sebagai biaya penggunaan modal atau biaya (Cost of Capital). Cost of Capital sebagai salah satu alat perencanaan dan pengendalian biaya sangatlah penting artinya bagi perusahaan sebelum memutuskan kebijaksanaan pembelanjaan jangka panjang. Cost of Capital ini untuk menentukan besarnya riil dari penggunaan modal masing-masing sumber dana. Disamping itu juga untuk menentukan biaya modal rata-rata dari keseluruhan dana yang digunakan di dalam perusahaan (Sucipto, 2006). Menurut Sucipto (2006) bahwa: "…adapun cost of capital dari masingmasing sumber dana adalah sebagai berikut: 1) Biaya Hutang Jangka Pendek Pada dasarnya hutang jangka pendek yang digunakan untuk modal kerja terdiri dari hutang dagang, hutang wesel, dan kredit jangka pendek dari bank. Tingkat bunga pinjaman untuk hutang dagang biasanya sudah diketahui dimuka. Sedangkan untuk kredit jangka pendek biasanya bank langsung memotong bunganya dimuka dari jumlah hutang yang diberikan. 2) Biaya Hutang Jangka Panjang Biaya ini timbul akibat pinjaman jangka panjang, baik kepada lembaga keuangan dalam bentuk kredit maupun kepada masyarakat dalam bentuk
obligasi. Pada dasarnya biaya penggunaan hutang jangka panjang atau biaya penggunaan dana yang berasal dari obligasi dapat dihitung dengan menggunakan tabel present value. 3) Biaya Saham Preferen Saham preferen mempunyai karakteristik campuran antara hutang dan saham biasa.Seperti halnya hutang, saham preferen juga mengandung kewajiban tetap berupa pembayaran deviden secara periodik, hanya saja pembayaran bisa ditangguhkan sesuai dengan kemampuan perusahaan. Untuk saham preferen yang merupakan modal sendiri maka devidennya diambil dari laba bersih sesudah pajak. Dalam hal likuidasi, saham preferen mempunyai hak didahulukan atas pembagian kekayaan sebelum saham biasa dan setelah pembayaran hutang jangka panjang atau obligasi. 4) Biaya Saham Biasa Biaya saham biasa cara perhitungannya berbeda dengan saham preferen atau obligasi. Biaya saham biasa merupakan penyisihan yang telah dianggarkan dari laba setelah pajak yang diperolehnya. Oleh karena itu besarnya saham biasa dalam bentuk deviden tidak tetap. 5) Biaya Laba Ditahan Besarnya biaya modal yang berasal dari laba ditahan adalah sebesar tingkat pendapatan investasi dalam saham yang akan diterima oleh investor. Laba ditahan merupakan keuntungan perusahan yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. Pendapatan pemegang saham sebelum ditanamkan kembali pada perusahaan terlebih dahulu dikurangi dengan pajak yang harus dibayar.
Oleh karena itu, apabila perusahaan langsung menggunakan laba ditahan untuk modal suatu proyek perlu dilakukan penyesuaian terhadap pajak yang harus dibayar pemegang saham. 6) Biaya Modal Keseluruhan Tingkat biaya modal yang harus diperhatikan perusahaan adalah tingkat biaya modal secara keseluruhan. Apabila suatu proyek dibiayai oleh suatu sumber modal yaitu modal sendiri, maka yang menjadi discount factor untuk menilai suatu usulan investasi adalah biaya modal itu sendiri. Tetapi apabila biaya proyek selain dari modal sendiri dan modal pinjaman discount factor yang digunakan merupakan biaya modal rata-rata tertimbang dari beberapa sumber biaya tersebut. 2.3 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayanan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Tentu saja semakin besar proyek yang akan dijalankan, semakin luas dampak yang terjadi (Afandi, 2009). Dampak ini bias berupa dampak ekonomis, dan bias juga bersifat sosial. Oleh karena itu, ada yang melengkapi studi kelayakan ini dengan analisa yang disebut analisa manfaat dan pengorbanan (cost and benefit analysis) termasuk di dalamnya semua manfaat dan pengorbanan sosial (social cost ad social benefit). Pada umumnya suatu studi kalayakan proyek akan menyangkut tiga aspek, yaitu:
1) Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi proyek itu sendiri (manfaat financial), artinya proyek dipandang cukup menguntungkan apabila dibandingkan dengan risiko proyek tersebut. 2) Manfaat ekonomis proyek ini bagi Negara tempat proyek dilaksanakan (manfaat ekonomi nasional) yang menunjukkan manfaat proyek tersebut bagi ekonomi makro suatu Negara. 3) Manfaat sosial proyek itu bagi masyarakat sekitar proyek tersebut yang merupakan studi yang relatif sulit dilakukan (Mukti, 2009). Semakin sederhana proyek yang akan dilaksanakan, maka semakin sederhana pula lingkup penelitian yang akan dilakukan. Bahkan banyak proyekproyek investasi yang mungkin tidak pernah dilakukan studi kelayakan secara formal, tetapi ternyata kemudian terbukti berjalan dengan baik pula. Tujuan dilakukan studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran investasi yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Tentu saja studi kelayakan akan menelan biaya, tetapi biaya yang dikeluarkan tersebut relatif kecil dibandingkan dengan resiko kegiatan suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah besar (Subagyo, 2008). Umar (2005) mengemukakan bahwa hal-hal yang perlu diketahui dalam studi kelayakan proyek adalah sebagai berikut: 1) Ruang lingkup kegiatan proyek, yakni perlu dijelaskan/ditentukan bidangbidang apa proyek akan beroperasi.
2) Cara kegiatan proyek dilakukan, yakni perlu ditentukan apakah proyek akan ditangani sendiri atau akan diserahkan pada beberapa pihak lain atau siapa yang akan menangani proyek itu. 3) Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan berhasilnya seluruh proyek dengan mengidentifikasi faktor-faktor kunci keberhasilan proyek tersebut. 4) Sarana yang diperlukan oleh proyek, menyangkut bukan hanya kebutuhan seperti material, dan tenaga kerja, tetapi termasuk juga fasilitas-fasilitas pendukung seperti: jalan raya, dan transportasi. 5) Hasil kegiatan proyek ini serta biaya-biaya yang harus ditanggung untuk memperoleh hasil tersebut. 6) Akibat-akibat yang bermanfaat maupun yang tidak dari adanya proyek itu atau disebut sebagai manfaat dan pengorbanan ekonomi dan sosial. 7) Langkah-langkah rencana untuk mendirikan proyek beserta jadwal dari masing-masing kegiatan ini sampai dengan investasi siap berjalan. Penilaian terhadap keadaan dan proyek suatu proyek investasi dilakukan atas dasar kriteria-kriteria yang bias mempertimbangkan manfaat proyek bagi perusahaan, dan bias juga dengan memperhatikan aspek yang lebih luas (Widiyanthi, 2007). Beberapa proyek mungkin diteliti dengan sangat mendasar, mencakup berbagai aspek yang terpengaruh, bahkan sering juga dijumpai bahwa ada rencana-rencana investasi yang penilaiannya tidak dilakukan secara formal. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi intensitas studi kelayakan, diantaranya adalah:
1) Besarnya dana yang diinvestasikan Umumnya semakin besar jumlah dana yang ditanamkan, semakin mendalam studi yang perlu dilakukan atau akan diteliti dalam aspek yang lebih luas seperti dampak sosial ekonomi. 2) Tingkat ketidakpastian proyek Semakin sulit memperkirakan penghasilan penjualan, biaya, aliran kas dan lain-lain, maka semakin penting melakukan studi kelayakan. Berbagai cara ditempuh untuk mengatasi ketidakpastian proyek yakni dengan analisa sensivitas dengan taksiran konservatif dan sebagainya. 3) Kompleksitas elemen-elemen yang mempengaruhi proyek Setiap proyek dipengaruhi dan juga mempengaruhi faktor-faktor lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu proyek mungkin menjadi sangat kompleks, sehingga pihak yang melakukan studi kelayakan terhadap proyek tersebut akan semakin berhati-hati. Semakin besar dana yang diinvestasikan, maka semakin tidak pasti taksiran yang dibuat akan semakin kompleks faktorfaktor yang mempengaruhinya dan semakin mendalam studi yang perlu dilakukan. Dalam studi kelayakan proyek, langkah pertama yang perlu ditentukan adalah sejauhmana aspek-aspek yang mempengaruhi proyek yang akan diteliti, kemudian untuk masing-masing aspek tersebut perlu dianalisa sehingga mempunyai gambaran kelayakan masing-masing aspek. Dengan demikian, alat dan kerangka analisa perlu disiapkan. Setelah itu perlu ditentukan data dan
sumber data untuk analisa tersebut, dengan mengendalikan sebagian besar data dari data sekunder, dan juga data primer (Sawir, 2005). Subagyo (2008) mengemukakan berbagai aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan kajian terhadap kelayakan suatu proyek. 1) Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Pasar merupakan aspek yang sangat perlu diperhatikan dan dikaji oleh investor dalam memberikan dana nya pada perusahaan agar dapat meningkatkan laba perusahaan. Pada saat ini, perusaaan harus dapat mengkaji apakah perlu dilakukannya investasi fisik atau non fisik jika permintaan dari pengguna jasa/konsumen tidak terlalu signifikan pertumbuhannya Kajian terhadap aspek pasar pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui seberapa besar potensi/peluang pasar yang bisa dimanfaatkan guna mendapatkan keuntungan. Dalam aspek iniada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu: pasar dan jenisnya, analisis penawaran dan permintaan serta analisis tren perkembangan permintaan. Kajian atas peluang pasar ini merupakan fondasi bagi perencanaan dan strategi pemasaran. Aspek pasar dan pemasaran mencoba mempelajari tentang: a. Permintaan, baik secara total ataupun diperinci menurut daerah, jenis konsumen perubahan besar pemakai, sehingga perlu diperkirakan tentang proyeksi permintaan tersebut. b. Penawaran baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari impor. Bagaimana perkembangannya di masa lalu dan bagaimana perkiraan di masa yang akan datang. Faktor-faktor yang mempengaruhi
penawaran ini seperti jenis barang yang bias menyaingi, perlindungan dari pemerintah, dan sebagainya perlu pula diperhatikan. c. Harga dilakukan perbandingan dengan barang-barang impor, produksi dalam negara lainnya. d. Progam pemasaran mencakup strategi pemasaran yang akan dipergunakan “marketing mix” identifikasi siklus kehidupan produk, pada tahap apa produk yang akan dibuat. e. Perkiraan penjualan yang bias dicapai perusahaan, market share yang bias dikuasai perusahaan. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan investasi yang ditinjau dari aspek pasar, yaitu: a. Peluang Pasar Syarat bagi keberhasilan perusahaan dalam mengembangkan strategi pemasaran adalah mencari peluang-peluang yang terbuka bagi diadakannya kegiatan pemasaran. Menurut Kotler (2000), peluang pasar adalah suatu kebutuhan dimana perusahaan dapat bergerak dengan memperoleh laba. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa peluang dapat diperoleh dan dipilih menurut daya tariknya, dan kemungkinan keberhasilan dalam memanfaatkan peluang yang ada. Perusahaan akan berhasil apabila kekuatan bisnisnya tidak hanya sesuai dengan kebutuhan utama dalam pasar sasaran tersebut, namun juga unggul dari pesaingnya. Perusahaan yang paling berhasil adalah perusahaan yang dapat
menciptakan nilai pelanggan tertinggi dan melakukannya dalam jangka panjang. b. Peramalan permintaan Tujuan dari peramalan permintaan adalah untuk mendapatkan gambaran atau informasi mengenai permintaan pengguna jasa/konsumen pada saat ini maupun pada masa yang akan datang sehingga perusahaan tidak melakukan kesalahan dalam mengambil dan menerapkan strategi pemasarannya. Menurut Husnan dan Suwarsono (2000) yang dimaksud peramalan permintaan adalah usaha untuk mengetahui jumlah produk atau sekelompok produk dimasa yang akan datang dalam kendala satu set kondisi tertentu. Peramalan permintaan tidak dapat diartikan sebagai kegiatan yang bertujuan mengukur permintaan dimasa yang akan datang secara pasti, melainkan merupakan usaha untuk mengurangi terjadinya hal yang
berlawanan
antara
keadaan
yang
sungguh-sungguh
terjadi
dikemudian hari dengan apa yang menjadi hasil peramalan. Dengan kata lain, hasil maksimal dari kegiatan peramalan adalah melakukan ketidakpastian secara minimal yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang. Beberapa metode peramalan dalam mengukur besarnya permintaan dimasa yang akan datang, diantaranya adalah dengan menggunakan metode trend. Metode ini digunakan untuk meramalkan tingkat kenaikan
harga, penjualan, atau permintaan, maupun biaya dimasa yang akan datang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode trend linear. Metode Trend Linier, dengan fungsi persamaan adalah: Y = a + bx Koefisien a dan b dapat diperoleh dengan: a=
∑Y
b=
n
∑ xy Jika ∑ x = 0 ∑x 2
Keterangan: Y = variabel permintaan x = variabel permintaan n = jumlah data a = jumlah permintaan b = kecenderungan perubahan permintaan. Kelebihan metode trend adalah dapat digunakan untuk jangka waktu menengah dan panjang, sedangkan kelemahan metode ini penggunaannya
harus
didukung
oleh
data
yang
memadai
jika
menginginkan hasil peramalan yang optimal. 2) Aspek Operasional Aspek teknis atau operasional juga dikenal sebagai aspek produksi. Penilaian untuk kelayakan terhadap aspek ini sangat penting dilakukan sebelum perusahaan melakukan investasi. Penentuan kelayakan teknis atau operasional
perusahaan
menyangkut
hal-hal
yang
berkaitan
dengan
teknis/operasional, sehingga apabila tidak dianalisis dengan baik, maka akan berakibat fatal bagi perusahaan dalam perjalannya di kemudian hari.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah masalah penentuan lokasi, luas produksi, tata letak (layout), penyusunan peralatan pabrik dan proses produksinya termasuk pemilihan teknologi. Kelengkapan kajian aspek operasi sangat tergantung dari jenis usaha yang akan dijalankan, karena setiap jenis usaha memiliki prioritas tersendiri.Jadi, analisis dari aspek operasi adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi dan layout serta pengadaan mesin-mesin yang akan digunakan. Aspek Operasional merupakan aspek yang perlu diperhatikan oleh pihak intern perusahaan karena pada aspek operasional menjelaskan biayabiaya yang akan dikeluarkan dari adanya suatu investasi. Banyak hal yang perlu dikaji pada aspek operasional dalam investasi 1 unit Forklift 32 ton seperti biaya untuk SDM, asuransi peralatan, pemeliharaan peralatan dan biaya-biaya umum lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengkaji biaya-biaya yang akan dikeluarkan perusahaan dalam merekrut 2 orang pegawai atau operator untuk pengoperasian forklift tersebut, dimana calon pegawai atau operator dari investasi tersebut dikelempokkan pada kelas jabatan yang disesuaikan dengan pendidikan terakhir calon pegawai. Biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan berupa gaji, tunjangan prestasi, tunjangan cuti, bonus, tunjangan regional dan tunjangantunjangan lainnya. Biaya-biaya tersebut harus dianggarkan cabang Terminal Petikemas Makassar terlebih dahulu sebelum perusahaan akan melakukan investasi peralatan 1 unit forklift 32 ton.
3) Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek terpenting dalam studi kelayakan bisnis sederhana yaitu hitung-hitungan keuangan. Berbagai hal yang menyangkut keuangan perlu dibahas mulai dari awal perencanaan, periode persiapan, pelaksanaan pembangunan proyek dan periode operasi ketika usaha berjalan. Periode tersebut dibedakan menjadi dua yaitu:periode persiapan dan periode operasi. Implikasi keuangan periode persiapanakan tercermin dalam kebutuhan dana investasi, sedangkan dalam masa operasi tercermin padaproyeksi rugi-laba, proyeksi neraca, proyeksi aruskas dan proyeksi kemampuan melunasi pinjaman serta tingkat pengembalian. Aspek keuangan memperhitungkan berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk membiayai suatu proyek. Pembiayaan diperoleh dari dua sumber, yaitu dari modal sendiri dan modal asing atau pinjaman. Dari aspek keuanganini bisa diketahui berapa besarnya pendapatan dan biaya-biaya yang dikeluarkan serta tingkat laba yang dicapai oleh perusahaan. Apabila perusahaan sudah mampu menutup pengeluaran investasi dan mendapatkan laba sesuai dengan yang diharapkan, maka perusahaan dianggap layak untuk melakukan perluasan usaha. Tetapi sebaliknya, apabila dari analisis keuangan diketahui bahwa perusahaan rugi dan tidak bisa menutupi pengeluaran investasinya, maka dapat dikatakan bahwa perluasan usaha yang dilakukan oleh perusahaan tidak layak untuk dilakukan. Adapun variabel-variabel dalam aspek keuangan yang akan dianalisis dalam penelitian ini, meliputi:
a. Aliran kas awal (Initial Cash Flow) adalah aliran kas yang berhubungan dengan pengeluaran kas pertama kali untuk keperluan investasi seperti harga perolehan pembelian tanah, pembangunan pabrik, pembelian mesin, perbaikan mesin dan investasi aktiva tetap lainnya dalam satuan rupiah dimana objek penelitian peneliti yaitu pembelian 1 unit Forklift 32 ton yang akan dilakukan tahun 2013. b. Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) adalah aliran kas masuk bersih selama masa operasional peralatan yaitu selama 10 tahun mulai dari tahun 2014 sampai 2023 dalam satuan rupiah. Aliran kas ini dicari dengan cara
mengurangkan
aliran
kas
masuk
dengan
kas
keluar.
Aliran kas masuk bersih (proceeds) dapat diperoleh melalui pendapatan dalam penggunaan peralatan dengan penaksiran selama masa operasional. Aliran kas masuk bersih di dapat dari jumlah laba setelah pajak ditambah dengan penyusutan/depresiasi ditambah bunga (1 – tax). Untuk aliran kas keluar selama masa operasional, berupa biaya-biaya yang terjadi dalam pengoperasian peralatan seperti biaya pegawai, biaya bahan (bensin), biaya pemeliharaan, biaya penyusutan, biaya asuransi, biaya administrasi kantor, dan biaya umum. Dana yang digunakan untuk investasi aktiva tetap dapat berasal dari modal sendiri dan atau modal asing (hutang). Perbedaan sumber modal
yang
digunakan
untuk
investasi
tersebut
mempengaruhi
perhitungan proceeds (aliran kas masuk) investasi yang bersangkutan.
Perhitungan proceeds dari kedua sumber modal tersebut adalah sebagai berikut: 1) Perhitungan besarnya proceeds bila investasi menggunakan modal sendiri. Proceeds = Laba bersih setelah pajak + Depresiasi 2) Perhitungan proceeds bila investasi menggunakan Modal Sendiri atau Hutang. Proceeds = Laba bersih setelah pajak + Depresiasi + Bunga (1Pajak) c. Aliran kas masuk akhir (Terminal Cash Flow) adalah aliran kas masuk yang diterima oleh perusahaan sebagai akibat habisnya umur ekonomis investasi peralatan 1 unit Forklift 32 ton. Terminal Cash Flow akan diperoleh pada akhir umur ekonomis suatu proyek investasi dan dapat juga diperoleh dari nilai sisa (residu) dari aktiva dan modal kerja yang digunakan untuk investasi. Nilai residu suatu investasi merupakan nilai aktiva pada akhir umur ekonomisnya yang dihitung dari nilai buku peralatan tersebut. d. Biaya modal (Cost of Capital) adalah biaya riil yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan. Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana atau disebut biaya modal individu. Biaya modal individual tersebut dihitung satu per satu untuk
setiap jenis modal. Apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata berimbang (weighted average cost of capital/WACC) dari seluruh modal yang digunakan. Dalam melakukan investasi peralatan 1 unit Forklift 32 ton, perusahaan akan menggunakan jasa pihak ketiga dalam membiayai investasi peralatan tersebut dimana biaya yang dikeluarkan dalam pembelian 1 unit Forklift 32 ton tersebut sebesar Rp 5.000.000.000,-. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa analisis studi kelayakan proyek dalam hal ini investasi merupakan penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek investasi dilaksanakan dengan berhasil, yang bertujuan menghindari keterlanjuran investasi yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Dengan demikian, aspek-aspek yang akan dianalisis terkait dengan kelayakan investasi pengadaan peralatan antara lain: aspek pasar, aspek operasional, dan aspek keuangan.
2.4 Capital Budgeting Capital Budgeting adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kelayakan suatu proyek atau investasi modal dalam jangka panjang yang diharapkan akan menghasilkan keuntungan dimasa datang (Peterson, 2002). Hal-hal yang dilakukan pada pada investasi jangka panjang yaitu pembelian mesin-mesin baru, peralatan-peralatan baru dalam meningkatkan kapasitas produksi perusahaan ataupun dengan pembangunan gedung atau pabrik untuk memperluas kegiatan perusahaan. Analisa Capital Budgeting merupakan
suatu alat bantu bagi perusahaan untuk pengambilan keputusan dalam menentukan apakah suatu proyek investasi dapat dikatakan layak untuk dilaksanakan dilihat dari sudut pandang keuangan (Muslich, 2008). Menurut Sjahrial (2010) bahwa, Penganggaran Modal (Capital Budgeting) mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan: 1) Dana yang dikeluarkan untuk penganggaran modal akan terikat untuk jangka waktu lama dan secara berangsur-angsur melalui penyusutan/depresiasi dapat dicairkan sesuai jangka waktu penyusutan aktiva tetap tersebut. 2) Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap peningkatan produksi dan penjualan dimasa datang. 3) Pengeluaran investasi untuk pembelian tanah, bangunan, mesin-mesin produksi, alat pembangkit tenaga listrik, alat transportasi merupakan pengeluaran yang cukup besar. 4) Kesalahan dalam penagambilan keputusan mengenai pengeluaran pembelian barang modal tersebut akan mempunyai akibat yang panjang dan berat. Investasi menurut Martono dan Harjito (2010) adalah penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu asset dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang. Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan yang bersangkutan, Hal ini karena keputusan investasi menyangkut dana yang digunakan untuk investasi, jenis investasi yang akan dilakukan, pengambilan investasi dan resiko investasi yang mungkin akan timbul. Keputusan investasi ini
yang dapat menutup biaya-biaya yang dikeluarkannya. Penerimaan investasi yang akan diterima berasal dari proyeksi keuntungan atas investasi tersebut. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Susi Dwi Rahayu dengan judul “Studi Kelayakan Usaha Penganggaran Modal Pada Pembukaan Cabang Baru Dealer Chanel Multi Wijoyo Motor” bahwa cara yang dilakukan dalam menganalisis kelayakan suatu usaha dapat dihitung dengan beberapa metode penilaian atau criteria proyek investasi, yaitu : metode Net Present Value (NPV), metode Payback Period (PP), metode Internal Rate of Return (IRR) dan metode Profitability Index (PI). Susi Dwi Rahayu berpendapat bahwa dalam perhitungan dengan keempat metode tersebut jika nilai PP yang dihasilkan atau periode pengembaliannya lebih pendek dari periode yang diisyaratkan maka usaha atau investasi dapat dikatakan “layak”, jika NPV yang dihasilkan lebih besar dari nol maka investasi tersebut dikatakan “layak”, Jika IRR yang dihasilkan lebih besar dari bunga modal maka investasi tersebut dikatakan “layak” dan jika nilai PI yang dihasilkan lebih besar dari 1 maka investasi yang akan dilakukan dikatakan “layak”. Menurut Kasmir dan Jakfar (2010) dalam penelitian Rahayu bahwa Studi Kelayakan Bisnis adalah suatu kegiatan yang memperlajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak datau tidak usaha tersebut dijalankan. Penelitian yang dilakukan Rahayu tidak hanya berdasarkan aspek keuangan saja tetapi juga berdasarkan pada aspek-aspek lainnya seperti aspek pasar/pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek sumber daya manusia, aspek
manajemen, aspek persaingan dan lingkungan eksternal sehingga proses hasil analisis dari aspek-aspek tersebut saling terintegrasi.
2.5 Metode Profitabilitas Investasi Suatu perusahaan dalam melaksanakaan kegiatannya pada umumnya mempunyai tujuan pokok yaitu memperoleh laba tersebut, tetapi tidak mutlak bahwa dengan diperolehnya laba tersebut maka perusahaan telah menggunakan dana atau modal secara efektif dan efisien. Profitabilitas merupakan suatu ukuran keberhasilan dari perusahaan dalam mengelola dan memanfaatkan modalnya secara efektif dan efisien atau dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana perusahaan mengendalikan perusahaan secara efisien untuk menghasilkan laba (Munawir, 2004). Dalam menilai profitabilitas suatu investasi dapat digunakan beberapa metode di antaranya adalah: 1) Payback Period (PP) Menurut Sjahrial (2010), metode Payback Period merupakan metode penilaian investasi yang menunjukkan berapa lama investasi dapat tertutup kembali dari aliran kas bersihnya. Selanjutnya Menurut Martono dan Harjito (2010), metode Payback Period merupakan suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran suatu investasi dengan menggunakan aliran kas masuk netto (proceeds) yang diperoleh. Menurut Keown, Martin, Petty, dan Scott (2011), metode Payback Period merupakan banyaknya tahun yang dibutuhkan untuk mengembalikan pengeluaran kas yang pertama dari proyek penganggaran modal. Selanjutnya Menurut Suliyanto (2010) Payback Period merupakan metode yang
digunakan untuk menghitung lama periode
yang diperlukan untuk
mengembalikan uang yang telah diinvestaikan dari aliran kas masuk (proceeds) tahunan yang dihasilkan oleh proyek investasi. Rumus yang digunakan apabila jumlah aliran kas setiap periode tidak sama yaitu:
Dimana;
Payback Period = 𝑡 +
𝑏−𝑐 𝑥 12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑑−𝑐
t = Tahun terakhir dimana jumlah cash inflow sebelum menutup initial investment b = Initial investment c = Kumulatif cash inflow pada tahun t d = Kumulatif cash flow pada tahun t + 1 2) NPV (Net Present Value) Net Present Value adalah suatu perhitungan yang didasarkan atas selisih atas perhitungan PV (present value) penerimaan dengan present value pengeluaran. Bilamana NPV ini positif maka proyek (investasi) yang diharapkan ini akan menguntungkan, akan tetapi bilamana NPV tersebut negatif maka proyek (investasi) ini tidak dapat diharapkan. Dalam menghitung PV atau NPV ini ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu: (1) menaksir arus kas yang mendekati suatu akurasi yang benar; (2) menentukan tingkat bunga yang relevan. Menurut Sjahrial (2009), NPV adalah selisih antara nilai sekarang aliran kas masuk bersih dengan nilai sekarang investasi. Selanjutnya Martono dan Harjito (2010) mengemukakan metode NPV ini merupakan metode untuk mencari selisih antara nilai sekarang dan aliran kas neto (proceeds) dengan
nilai sekarang dari suatu investasi (outlays). Menurut Keown, Martin, Petty, dan Scott (2011) menyatakan bahwa NPV adalah kriteria keputusan anggaran modal yang ditentukan dari nilai sekarng arus kas bebas setelah dikurangi pajak dan pengeluaran awal. Menurut Suliyanto (2010), NPV merupakan metode yang dilakukan dengan cara membandingkan nilai sekarang dari aliran kas masuk bersih (proceeds) dengan nilai sekarang dari biaya pengeluaran suatu investasi (outlays). Rumusnya yang dipakai adalah sebagai berikut:
NPV =
CF1 (1 + k)
+
CF2 (1 + k)²
+ …
CFn (1 + k)ⁿ
-I
Dimana: CF = Arus kas bersih (cash flow) I = Besarnya Investasi n = Umur Proyek k = Tingkat Bunga Penilaian proyek investasi berdasarkan NPV: NPV > 0, Proyek investasi layak. NPV < 0, Proyek investasi tidak layak. 3) Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return merupakan metode untuk menghitung tingkat bunga yang dapat menyamakan present value dari semua aliran kas masuk dengan aliran kas keluar dari suatu investasi proyek (Suliyanto, 2010). Metode ini dipakai untuk menghitung besarnya nilai tingkat suku bunga yang menyamakan nilai sekarang atas penerimaan kas bersih yang akan datang.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: 𝑛
Dimana:
𝑛
𝑅𝑡 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐼𝑅𝑅 = � 𝑅𝑡(1 + 𝑟)ˉ¹ 𝐼𝑅𝑅 = � (1 + 𝑟)¹ 𝑡=1
𝑡=1
R= Arus Kas bersih tiap tahun t = Periode (tahun) r = Tingkat Bunga Kriteria penilaian IRR adalah : Jika IRR > dari suku bunga yang telah ditetapkan, maka investasi diterima. Jika IRR < dari suku bunga yang telah ditetapkan, maka investasi ditolak. 4) Profitability Index (PI) Menurut Martono dan Harjito (2010), metode Profitability Index merupakan metode yang memiliki hasil keputusan sama dengan metode NPV maka akan diterima pula jika dihitung menggunakan metode Profitability Index (PI). Menurut Keown, et.al. (2011), Profitability Index merupakan rasio nilai sekarang dari arus kas bebas masa depan terhadap pengeluaran awal. Menurut Suliyanto (2010), metode Profitability Index merupakan metode yang menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang (proceeds) dengan nilai sekarang investasi (outlays). Apabila proceeds suatu investasi tidak sama besarnya dari tahun ke tahun maka, seperti halnya dalam metode NPV untuk menghitung dengan metode PI, harus menghitung Present Value dari proceeds setiap tahunnya
terlebih dahulu untuk dijumlahkan sehingga diperoleh jumlah Net Present Value dari keseluruhan proceeds yang diharapkan dari investasi. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: PI =
Present Value of Cash Flow Initial Investment
Kriteria untuk Profitabilitas Indeks :
Proyek dinilai layak jika PI > atau = 1,00, sebaliknya dinilai tidak layak jika PI < 1,00. Keempat metode alat analisis tersebut yakni Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Profitability Index (PI) digunakan dengan pertimbangan bahwa hanya keempat metode tersebut yang mendasarkan pada kas, karena informasi kas sangat penting bagi perusahaan dalam pengambilan suatu keputusan investasi, termasuk investasi pengadaan peralatan.
BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Berpikir Berdasarkan kajian pustaka dan teori, terdapat beberapa hal yang mendasari pemikiran dalam penelitian ini, yaitu:
Kajian Teoritis:
Kajian Empiris: • Rencana investasi pengadaan peralatan • Survey-survey dari pihak internal dan ekternal
• Teori Investasi • Teori kelayakan proyek
Masalah Kelayakan Investasi
Analisis Deskriptif/Kelayakan Invetasi
Tesis
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian
3.2 Kerangka Konseptual Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan dating. Rencana suatu investasi memerlukan penilaian, melalui suatu studi kelayakan investasi.Analisis kelayakan investasi merupakan penelitian terhadap rencana investasi pengadaan peralatan yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak investasi tersebut, tetapi juga pada saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. Tujuan dilakukan studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran investasi yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) dalam melakukan investasi pengadaan peralatan tentu perlu menganalisis tingkat kelayakannya, baik ditinjau dari aspek pasar, aspek operasional, maupun aspek keuangan. Aspek pasar merupakan aspek yang sangat perlu diperhatikan dan dikaji oleh investor dalam memberikan dana nya pada perusahaan agar dapat meningkatkan laba perusahaan. Aspek operasional merupakan aspek yang perlu diperhatikan oleh pihak internal perusahaan karena pada aspek operasional menjelaskan kegiatan operasional atau pergerakan dari forklift. Aspek keuangan merupakan aspek terpenting yang memperhitungkan berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk membiayai suatu proyek, dimana pembiayaan diperoleh dari dua sumber, yaitu dari modal sendiri dan modal asing atau pinjaman.
Capital Budgeting adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kelayakan suatu proyek atau investasi modal dalam jangka panjang yang diharapkan akan menghasilkan keuntungan dimasa datang. Analisa Capital Budgeting merupakan suatu alat bantu bagi perusahaan untuk pengambilan keputusan dalam menentukan apakah suatu proyek investasi dapat dikatakan layak untuk dilaksanakan dilihat daru sudut pandang keuangan. Penilaian profitabilitas suatu investasi dapat digunakan beberapa metode di antaranya adalah: Payback Period (PP), NPV (Net Present Value), Internal Rate of Return (IRR), dan Profitability Index (PI). Payback Period merupakan metode penilaian investasi yang menunjukkan berapa lama investasi dapat tertutup kembali dari aliran kas bersihnya. NPV adalah selisih antara nilai sekarang aliran kas masuk bersih dengan nilai sekarang investasi. Internal Rate of Return merupakan metode untuk menghitung tingkat bunga yang dapat menyamakan present value dari semua aliran kas masuk dengan aliran kas keluar dari suatu investasi proyek. Profitability Index merupakan metode yang memiliki hasil keputusan sama dengan metode NPV maka akan diterima pula jika dihitung menggunakan metode. Aspek keuangan yang diteliti dalam penelitian ini meliputi aliran kas awal, aliran kas operasi, aliran kas akhir dan Cost of Capital. Dimana tehnik yang dilakukan dalam aspek keuangan yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP), dan Profitability Index (PI). Aspek non keuangan yang perlu diperhatikan dalam penilaian investasi tersebut yaitu dari sisi
pemasaran dan operasional. Aspek keuangan merupakan aspek yang dikaji lebih mendalam dibandingkan aspek lainnya karena lebih berperan penting bagi penelitian ini. Oleh karena itu, keempat metode profitabiltias investasi tersebut yakni Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Profitability Index (PI) perlu dianalisis untuk mengetahui kelayakan investasi pengadaan peralatan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar. Setelah hasil analisis secara keseluruhan diketahui maka akan dapat dinilai apakah rencana investasi dari pengadaan peralatan tersebut dikatakan layak atau tidak layak, dimana kesimpulan beserta saran diberikan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan. Berdasarkan kajian pustaka dan teori, maka dapat dirumuskan suatu desain penelitian yang akan dipergunakan sebagai acuan dalam penelitian ini, yaitu menilai apakah investasi yang akan dilakukan perusahaan dalam pengadaan peralatan 1 unit Forklift 32 ton tersebut layak atau tidak layak.
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Jenis dan Ruang Lingkup Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian Deskriptif tentang evaluasi rencana investasi pengadaan peralatan 1 unit Forklift 32 ton di Cabang Terminal Petikemas Makassar (TPM) PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero). 4.2 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Observasi, yaitu metode pengumpulan data dengan cara melihat dan menggunakan dokumen-dokumen, seperti: laporan-laporan, catatancatatan dan formulir-formulir yang terdapat di perusahaan. 2) Metode Wawancara, yaitu metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya-jawab secara langsung dengan pihak manajemen perusahaan. 3) Studi dokumenter, yaitu menelaah dan memperoleh informasi melalui buku-buku, publikasi, laporan, serta dokumen-dokumen perusahaan yang ada kaitannya dengan penelitian. 4.3 Metode Analisis Data Analisis data yang dilakukan meliputi analisis pasar, analisis operasional dan analisis keuangan, seperti yang dijelaskan dibawah ini:
1. Analisis pasar dan pemasaran a. Permintaan Pasar Dilakukan analisis mengenai proyeksi jumlah petikemas yang akan dilayani. Peramalan dapat dilakukan menggunakan metode yang sesuai yaitu: Metode trend linier: Y=a+bX
Keterangan :
’a =
’b =
∑Y n
∑ x. y ∑x 2
Y’ = Jumlah Permintaan n
= Jumlah data
X
= Variabel tahun
b. Peluang pasar Perhitungan peluang pasar yang dapat diraih, jika pasar yang ada cukup menjanjikan maka proyek ini dapat dilangsungkan. Perhitungan perihal peluang pasar dapat dilakukan dengan cara membandingkan jumlah petikemas dengan ketersediaan forklift di lapangan.
2. Aspek Operasional Aspek yang perlu diperhatikan oleh pihak internal perusahaan karena pada aspek operasional menjelaskan kegiatan operasional atau pergerakan dari forklift. 3. Aspek Keuangan Analisis aspek keuangan meliputi: a.
Jumlah Investasi Investasi yang dimaksud adalah biaya yang dikeluarkan oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) dalam membeli 1 unit Forklift 32 ton dan biaya-biaya lainnya yang diperlukan untuk membeli forklift tersebut.
b.
Proyeksi Laba Rugi Merupakan proyeksi terhadap pendapatan dan biaya yang akan dikeluarkan setelah forklift tersebut beroperasi.
c.
Proyeksi Arus Kas Merupakan proyeksi arus kas, yaitu arus kas investasi awal, arus kas operasional (proceed), arus kas initial (nilai sisa) yang digunakan sebagai dasar penilaian kelayakan investasi.
d.
Penilaian Investasi Menilai kelayakan investasi yaitu dengan analisis kelayakan investasi berupa : Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Profitability Index (PI).
e.
Analisis sensitivitas Analisa ini akan memberikan gambaran sejauh mana suatu keputusan berhadapan dengan perubahan parameter yang mempengaruhi. Analisis sensitivitas dilakukan dengan mengubah nilai dari suatu parameter pada suatu saat untuk selanjutnya dilihat bagaimana pengaruhnya terhadap suatu alternatif investasi. Parameter-parameter yang biasanya berubah dan perubahannya bisa mempengaruhi keputusan-keputusan dalam studi ekonomi teknik adalah tarif dan biaya-biaya manajemen sebagainya. Analisis sensitivitas yang dilakukan dengan menggunakan skenario: 1) Pendapatan mengalami kenaikan, sedangkan biaya operasional tetap. Dimana kenaikan pendapatan dapat terjadi karena Receiving-Delivery barang mengalami kenaikan. 2) Pendapatan
tidak
mengalami
kenaikan,
sedangkan
biaya
operasional mengalami kenaikan. Dimana penurunan pendapatan dapat terjadi karena biaya operasional mengalami kenaikan. 3) Pendapatan mengalami penurunan, sedangkan biaya operasional mengalami kenaikan. Dimana penurunan pendapatan dapat terjadi karena kurangnya aktivitas receiving-delivery tetapi biaya operasional mengalami kenaikan. 4.4 Asumsi Yang Digunakan Adapun asumsi yang akan digunakan oleh penulis yang membatasi pembahasan penelitian ini antara lain :
1.
Investasi awal berasal dari pinjaman.
2.
Umur Ekonomis Forklift 10 tahun dengan penyusutan per tahun 10% dan nilai sisa 10% dari nilai perolehan.
3.
Komponen harga 1 unit forklit Rp 5.100.000.000 yaitu harga 1 unit forklift seharga Rp 5.000.000.000, dan modal kerja Rp 100.000.000.
4.
Biaya hutang 12% dan diperhitungkan sebagai discount factor.
5.
Pegawai 2 orang dengan Kelas Jabatan (KJ) 12 masing-masing menerima penghasilan sebesar Rp 2.492..000, Tunjangan Prestasi sebesar Rp 1.050.000, Olahraga dan Kesenian sebesar Rp 500.000, Pakaian Dinas sebesar Rp 1.000.000, Pendidikan dan Pelatihan sebesar Rp 250.000, Tunjangan Regional sebesar Rp. 500.000, Tunjangan Mobilitas sebesar Rp 450.000, dan Perawatan Kesehatan Rp 350.000.
6.
Kenaikan tarif Forklift diasumsikan 1x dalam 3 tahun dengan pertambahan sebesar 25%.
7.
Biaya pemeliharan pada awal periode sebesar 2% dari nilai investasi dan diasumsikan kenaikan biaya pemeliharaan setiap tahun sebesar 10%.
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) 10.1.1 Sejarah Singkat Pendirian PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) tidak terlepas dengan sejarah mengenai kebijakan sistem pengelolaan pelabuhan laut di Indonesia. Pengelolaan pelabuhan laut sebelum tahun 1983 dilaksanakan oleh 8 (delapan) Badan Usaha berbentuk Perusahaan Negara
yaitu PN.
Pelabuhan I – VIII. Pada tahun 1983 sejalan dengan kebijakan tatanan kepelabuhanan nasional yaitu pemerintah menetapkan adanya 4 (empat) pintu gerbang perdagangan luar negeri nasional, maka dilakukan merger 8 Badan Usaha PN.Pelabuhan menjadi empat Badan Usaha yang berstatus Perusahaan Umum (Perum), salah satu diantaranya adalah Perum Pelabuhan IV. Perum Pelabuhan IV merupakan hasil merger PN.Pelabuhan V, VI, VII, dan VIII, ditambah dengan 6 (enam) pelabuhan yang tidak diusahakan di Propinsi Irian Jaya, yang pendiriannya didasarkan padaPP No. 17 Tahun 1983 dan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1985. Selanjutnya pada tahun 1992, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 59 tahun 1991 status Badan Usaha
Perum
dialihkan
menjadi
Persero
yaitu
menjadiPT
PelabuhanIndonesia IV (Persero) yang dikuatkan dengan Anggaran Dasar Perusahaan yang pengesahannya melalui Akta Notaris Imas Fatimah, SH No. 7 tanggal 1 Desember 1992.
10.1.2 Visi dan Misi Perusahaan a) Visi Menjadi
perusahaan
jasa
kepelabuhanan
yang
berstandar
internasional yang mandiri, sehat dan menjamin kesinambungan sistem transportasi nasional. b) Misi 1) Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan optimal bagi pemegang saham; 2) Mendorong percepatan pengembangan wilayah PT Pelindo IV (Persero); 3) Memberikan pelayanan jasa yang berkualitas, tepat waktu dengan tarif layak; 4) Mengembangkan kompetensi, komitmen dan meningkatkan kesejahteraan SDM. 10.1.3 Nilai dan Budaya Perusahaan a) Nilai Perusahaan 1) Profesionalisme 2) Kerjasama tim 3) Kreativitas 4) Kejujuran 5) Integritas b) Budaya Perusahaan 1) Sejarah
2) Adat Budaya 3) Profesionalisme 4) Lingkungan Hidup 5) Kerjasama 6) Kebersamaan 7) Kejujuran 8) Keterbukaan 9) Disiplin 10) Dedikasi 11) Ikhlas 12) Kreatif
5.1.4. Struktur Organisasi& Wilayah Kerja Managing DirectorDirektur Head of Internal AuditorsSatuan Pengawas
Head of Stategic BureauBiro CSM
Corporate SecretarySekretaris
Head of Legal BureauBiro Hukum
Project Managemen Unit Satuan
Head of Logistic Biro Logistik
Operational & Commercial Director Direktur Operasi dan Komersial
Financial Director Direktur Keuangan
Human Resources & General Director Direktur SDM& Umum
Senior Manager Management Accounting
Senior Manager General Affairs
Senior Manager Akuntansi Manajemen
Senior Manager Umum
Senior Manager Port Services
Senior Manager Financial Accounting& Asset Management
Senior Manager Organization Planning, HR& WelfareSenior
Senior Manager Pelayanan Terminal
Senior Manager Akuntansi Keuangan dan Manajemen Aset
Manager Perencanaan Organisasi, SDM& Kesra
Senior Manager Business Development and Rates
Senior Manager Treasury and Coorporate Finance Senior Manager Perbendaharaan dan Keuangan perusahaan
Senior Manager Ships Services Senior Manager Pelayanan Kapal
SMPengembangan Usaha dan Pentarifan
Facilities and Equipment Director Direktur Fasilitas dan Peralatan
Senior Manager Planning & Engineering Senior Manager Perencanaan & Rekayasa Faslatpel
Senior Manager Port Facilities Senior Manager Fasilitas Pelabuhan
Senior Manager Development HR
Senior Manager Port Equipment
Senior Manager Pengembangan SDM
Senior Manager Perlengkapan
Senior Manager Various Business and Property
Senior Manager Environment & Facilities
Senior Manager Aneka Usaha dan Properti
Senior Manager Lingkungan & Fasilitas Penunjang General Managers &Unit Managers
Gambar 5.1Struktur Organisasi
Wilayah Kerja
Gambar 5.2Wilayah kerja PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
5.1.5
Sumber Daya Manusia PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Pada tahun 2013 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero), kekuatan Sumber Daya Manusia sebanyak 1.509 orang pegawai. Semua karyawan bertekad untuk mewujudkan pelayanan kepelabuhanan yang prima, berkualitas, kompetitif, dan efisien.Tekad ini merupakan upaya mewujudkan kepuasan pelanggan, pembinaan dan peningkatan kualitas karyawan melalui pendidikan dan pelatihan secara berjenjang baik didalam maupun luar negeri terus dilakukan.
5.2 Aspek-aspek dalam studi kelayakan Untuk mendukung penelitian ini, penulis hanya mengkaji investasi pengadaan 1 unit forklift 32 ton dari aspek pasar, aspek operasional dan aspek keuangan.
5.2.1
Analisis Aspek Pasar Dalam melakukan studi kelayakan investasi ini, data yang digunakan
berasal dari beberapa direktorat dalam lingkup PT Pelindo IV (Persero), sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang pelabuhan yang memberikan jasa dalam bentuk kegiatan bongkar muat, receiving-delivery dan kegiatan angsur petikemas yang menguasai kegiatan kepelabuhanan wilayah timur Indonesia. Tabel.5.1. Pertumbuhan Jasa Pelayanan PT Pelindo IV (Persero)
NO URAIAN
2009
2010
2011
2012
2013
1
2
3
4
5
SATUAN
Rata-rata Pertumbuhan (%)
1
20' Full
Box
243,052
280,423
281,017
315,015
313,218
1,07
2
20' Empty
Box
52,270
77,920
58,398
74,099
74,278
1,13
3
40' Full
Box
25,104
27,420
36,477
43,652
46,991
1,17
4
40' Empty
Box
12,501
14,685
19,099
26,489
26,587
1,23
Box
332,927
400,448
394,991
459,255
461,074
1,09
Teus
370.532
442.553
450.567
529.396
534.651
1.10
Jumlah
Sumber : Data primer diolah, 2014. Berdasarkan data Tabel 5.1 memberikan gambaran tentang perkembangan dan pertumbuhan jasa pelayanan Terminal Petikemas Makassar (TPM) yang mencerminkan secara spesifik bahwa trend pertumbuhannya secara positif, namun adapula penurunan jasa pelayanan TPM, tetapi secara keseluruhan terjadi trend kenaikan yang signifikan. Berdasarkan frekuensi tingkat pelayanan jasa TPM dari tahun 2009 – 2013, terdapat kondisi pada tahun-tahun tertentu seperti pada tahun 2012 memiliki jumlah permintaan/pelayanan TPM yang cukup besar dan cenderung meningkat
dari tahun ke tahun dalam memenuhi kebutuhan/permintaan pelayanan jasabongkar muat, receiving-delivery dan kegiatan angsur petikemas. Kajian terhadap aspek pasar didapat hasil perhitungan bahwa peluang pasar untuk penggunaan alat forklift 32 ton sangatlah dibutuhkan karena dalam tabel 5.1 pertumbuhan untuk jasa pelayanan petikemas 40' Full dan 40' Empty dari tahun ke tahun sangatlah berkembang. Aspek pasar yang akan dikaji oleh penulis adalah aspek pasar dari sisi proyeksi trafik dari forklift tersebut. Dengan prediksi aspek pasar diharapkan dapat memberikan gambaran apakah investasi 1 unit forkllift dapat dikatakan layak untuk dilaksanakan. Berdasarkan hasil rata-rata pertumbuhan jasa pelayananan dari tahun 2009-2013, maka proyeksi jasa pelayanan TPM dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel.5.2. Proyeksi Trafik Total Jasa Pelayanan PT Pelindo IV (Persero) Tahun 2014-2023
NO
URAIAN
2014
2015
2016
2017
2018
1
2
3
4
5
339.022
356.515
374.007
391.500
408.992
79.451
83.471
87.490
91.510
95.529
53.930
59.931
65.931
71.932
77.932
31.865
35.863
39.860
43.858
47.856
Box
504.269
535.779
567.289
598.799
630.309
Teus
590.064
631.573
673.081
714.589
756.097
SATUAN
1
20' Full
Box
2
20' Empty
Box
3
40' Full
Box
4
40' Empty
Box
Jumlah
Tabel.5.2. Proyeksi Trafik Total Jasa Pelayanan PT Pelindo IV (Persero) Tahun 2014-2023 (Lanjutan)
NO
URAIAN
2019
2020
2021
2022
2023
6
7
8
9
10
426.484
443.977
461.469
478.962
496.454
99.549
103.568
107.588
111.607
115.627
83.933
89.933
95.934
101.934
107.935
51.853
55.851
59.848
63.846
67.844
Box
661.819
693.329
724.839
756.350
787.860
Teus
797.605
839.114
880.622
922.130
963.638
SATUAN
1
20' Full
Box
2
20' Empty
Box
3
40' Full
Box
4
40' Empty
Box
Jumlah
Sumber : Data primer diolah, 2014. Data tersebut diperoleh dari: Trafik 20' Full Tahun 2009-2013 Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 Jumlah
Trafik (Y) 243.052 280.423 281.017 315.015 313.218 1.432.725
X (2) (1) 1 2 -
XY (486.104) (280.423) 315.015 626.436 174.924
Yt = a + b X Dimana a = ∑ Y / n
atau 1.432.725 / 5 =286.545
b =∑ XY/∑X² atau 174.924 / 10 = 17.492 Didapat persamaan linier:
Yt = 286.545 + 17.492 X
X² 4 1 1 4 10
Dari persamaan perhitungan diatas dapat dicari dengan memasukkan parameter tahun yaitu: Tahun 2014 ( 3 ) atau
Yt = 286.545 + 17.492 ( 3 )
Tahun 2015 ( 4 ) atau
Yt = 286.545 + 17.492 ( 4 )
Trafik 20' Empty Tahun 2009-2013 Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 Jumlah
Trafik (Y) 52.270 77.920 58.398 74.099 74.278 336.965
X (2) (1) 1 2 -
XY (104.540) (77.920) 74.099 148.556 40.195
X² 4 1 1 4 10
Yt = a + b X Dimana a = ∑ Y / n
atau 336.965 / 5 =67.393
b =∑ XY/∑X² atau 40.195 / 10 = 4.019 didapat persamaan linier Yt = 67.393 + 4.019 X Dari persamaan perhitungan diatas dapat dicari dengan memasukkan parameter tahun yaitu: Tahun 2014 ( 3 ) atau
Yt = 67.393 + 4.019 ( 3 )
Tahun 2015 ( 4 ) atau
Yt = 67.393 + 4.019 ( 4 )
Trafik 40' Full Tahun 2009-2013
Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 Jumlah
Trafik (Y) 25.104 27.420 36.477 43.652 46.991 179.644
X (2) (1) 1 2 -
XY (50.208) (27.420) 43.652 93.981 60.005
X² 4 1 1 4 10
Yt = a + b X Dimana a = ∑ Y / n
atau 179.644 / 5 =35.929
b =∑ XY/∑X² atau 60.000/ 10 = 6.000 Didapat persamaan linier:Yt = 35.929+ 6.000X Dari persamaan perhitungan diatas dapat dicari dengan memasukkan parameter tahun yaitu: Tahun 2014 ( 3 ) atau
Yt = 35.929+ 6.000( 3 )
Tahun 2015 ( 4 ) atau
Yt = 35.929+ 6.000 ( 4 )
Trafik 40' Empty Tahun 2009-2013
Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 Jumlah
Trafik (Y) 12.501 14.685 19.099 26.489 26.587 99.361
X (2) (1) 1 2 -
XY (25.002) (14.685) 26.489 53.174 39.976
Yt = a + b X Dimana a = ∑ Y / n
atau 99.361 / 5 =19.872
b =∑ XY/∑X² atau 39.976 / 10 = 3.998
X² 4 1 1 4 10
Didapat persamaan linier: Yt = 19.872 + 3.998 X Dari persamaan perhitungan diatas dapat dicari dengan memasukkan parameter tahun yaitu: Tahun 2014 ( 3 ) atau
Yt = 19.872 + 3.998 ( 3 )
Tahun 2015 ( 4 ) atau
Yt = 19.872 + 3.998 ( 4 )
Kajian pada Aspek Pasar menjelaskan bahwa investasi 1 unit forklift dikatakan layak dikarenakan dengan adanya tambahan 1 unit forklift tersebut mempercepat pelayanan didaerah pelabuhan. Hal tersebut dapat dilihat dari proyeksi perhitungan yang dilakukan oleh peneliti. 5.2.2
Aspek Operasional/Teknis Analisis kelayakan investasi suatu bisnis atau produk, analisis terkait
operasional dan tehnis adalah salah satu analisis yang sangat dibutuhkan karena terkait dengan produktifitas dari investasi yang akan dilakukan dan berujung pada efisiensi dan efektifitas dari output yang dihasilkan oleh investasi tersebut. Investasi layak dilakukan secara tehnis jika memenuhi syarat sebagai berikut: 1) Terjadinya kecepatan tingkat pelayanan yang lebih dibandingkan sebelum investasi dilakukan. 2) Ketersediaan
fasilitas
secara
langsung
dan
tidak
langsung
dalam
operasionalitas investasi seperti: ketersediaan SDM yang menjalankan mesin atau peralatan, infrastruktur yang telah disediakan dalam menjalankan mesin atau peralatan. 3) Terjadinya peningkatan pendapatan yang dihasilkan dengan penambahan dan peningkatan hasil/output yang dihasilkan setelah investasi.
Saat ini, PT Pelindo IV (Persero) dalam memberikan pelayanan jasa TPM menggunakan beberapa alat, diantaranya Reach Stacker, Transtainer, Side Loader dan Forklift 7 Ton. Dengan keberadaan dari peralatan-peralatan tersebut, PT Pelindo IV (Persero) telah melakukan pelayanan jasa secara single operator, dari pelayanan tersebut sering kali terjadi kegiatan pelayanan secara paralel yaitu kegiatan bongkar muat dan kegiatan receiving-delivery, ditambah adanya kegiatan angsur petikemas yang terjadi keterlambatan pelayanan dikarenakan harus ada kegiatan yang diprioritaskan, kondisi ini membutuhkan dukungan tambahan peralatan lapangan. Dengan pengadaan Forklift 32 ton, diperkirakan kecepatan pelayanan bongkar muat oleh TPM PT Pelindo IV (Persero) bisa meningkat, sehingga tak ada lagi kegiatan yang diprioritaskan untuk dilakukan terlebih dahulu terkait dengan pelayanan bongkar muat pada TPM. Kecepatan pelayanan tersebut dapat diprediksikan dengan melakukan perbandingan antara kapasitas Forklift 7 ton dan Forklift 32 ton, berarti dari sisi bobot dari muatan bongkar minimal empat kali dari bobot sebelum investasi. Penambahan petugas operator untuk menjalankan Forklift tersebut tentunya memberikan dampak kenaikan terhadap biaya tenaga kerja serta biaya pemeliharaan alat serta biaya penyusutannya, disisi lain dengan adanya kecepatan pelayanan membuat pendapatan meningkat jauh diatas peningkatan biaya yang diakibatkan oleh investasi Forklift 32 ton. Dengan operator yang telah berpengalaman menjalankan forklift 7 ton, membuat kegiatan pelayanan tidak terhambat oleh ketersediaan operator atau sumber daya manusia.
Investasi seringkali terhambat oleh kurang tersedianya infrastruktur yang mendukung peralatan/mesin dalam berproduksi sesuai dengan tuntutan dari dilakukannya suatu investasi.PT Pelindo IV (Persero) dalam menjalankan aktifitas bongkar muatnya telah memperbaiki dan mengatur sedemikian rupa terhadap kondusifitas fasilitas pendukung bongkar muat seperti, gudang/penampungan, lama angsuran muat, tempat khusus peralatan, serta jaminan keselamatan bagi pekerja. Aspek operasional/tehnik yang dikaji oleh penulis adalah dari sisi pergerakan/operasional
dari
forklift
tersebut.
Dengan
prediksi
aspek
operasional/tehnik diharapkan dapat memberikan gambaran apakah investasi 1 unit forkllift dapat dikatakan layak untuk dilaksanakan. Kajian dari Aspek Operasional menyatakan investasi 1 unit forklift dikatakan layak karena dengan tambahan peralatan tersebut mempercepat atau mempersingkat waktupelayanan proses
receiving-delivery
petikemas
dari
dermaga
ke
area
lapangan
penumpukanyang disewa oleh penggunga jasa/customer dan juga lebih efektifnya forklift 32 ton dalam mengangkat beban lebih dari 20 ton dan juga lebih efisien pergerakan atau manufer dari forklift di area yang lebih sempit. Manajemen mengambil langkah melakukan investasi 1 unit forklift tersebut 32 ton dikarenakan karena harga yang lebih murah dibandingkan peralatan sejenisnya seperti Reachstacker dan Top Loader.
5.2.3 Aspek Keuangan 5.2.3.1 Proyeksi Arus Kas Dana investasi awal pengadaan Forklift 32 ton sebesar Rp. 5.000.000.000,yang dibiayai dengan melakukan pinjaman. Arus kas operasi diperoleh melalui pengurangan aliran kas masuk dengan kas keluar. Arus kas masuk didapat dengan cara memproyeksikan jumlah laba atau rugi kemudian ditambah dengan penyusutan atau amortisasi. 1.
Arus Kas Masuk Arus kas masuk berasal dari proyeksi pendapatan dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2023 sesuai hasil perhitungan pada Tabel 5.3, yang diperoleh berdasarkan penambahan pendapatan jasa pelabuhan (perkalian dari tarif dan produksi) dan penyusutan.
2.
Arus Kas Keluar Arus kas keluar berupa biaya-biaya operasional diluar penyusutan, meliputi biaya listrik, telpon, dan air, biaya perbaikan alat dan pemeliharaan alat, biaya administrasi dan marketing, biaya gaji karyawan dan biaya lain-lain. Untuk memproyeksikan biaya operasional tahun 2014 sampai dengan tahun 2023 dipergunakan asumsi-asumsi yang digunakan untuk membatasi permasalahan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1).
Proyek memiliki umur ekonomis alat selama 10 tahun.
2).
Besarnya pajak penghasilan tetap yang terbebankan untuk menghitung secara riil penghasilan yang diterima sesuai dengan UU Nomor 17 tahun 2000, besarnya tarif pajak yang dikenakan 25% dari Earning Before Tax.
3).
Biaya Pegawai, Biaya Bahan, Biaya Pemeliharaan, Biaya Penyusutan, Biaya Asuransi,Biaya Adm.Kantor dan Biaya Umum. Dilakukan proyeksi sesuai dengan rata-rata peningkatan biaya dengan masingmasing biaya mengalami kenaikan sebesar 2% dan 10% tiap tahunnya.
4).
Untuk penyusutan digunakan metode garis lurus.
3. Proyeksi Laba Rugi 1) Variabel Pendapatan Variabel pendapatan ditentukan oleh tarif receiving/delivery dan angsur yang dikalikan dengan produksi setiap tahun dari pergerakan forklift. a)
Tarif Tarif untuk Tahun 2014 merupakan tarif awal yang ditentukan oleh manajemen dimana untuk setiap 3 tahun berikutnya akan ada penyesuaian tarif sebanyak 25% dari tahun sebelumnya. Tabel 5.3 Tarif Pergerakan Forklift PT Pelindo IV (Persero) Tahun 2014 – 2023
NO
URAIAN
A Bongkar Muat
SATUAN
1. 20' Full
Rp.
1. 20' Full
Rp.
2. 40' Full
B Receiving/ Delivery
Rp.
2014 1
2015 -
92.000
2
2016 -
-
92.000
3
2017 -
-
92.000
115.000
115.000
138.000
138.000
2. 40' Full
Rp.
138.000
138.000
138.000
92.000
92.000
-
115.000
138.000
Rp.
-
-
115.000
Rp.
1. 20' Full
-
5
92.000
2. 40' Full
C Angsur
4
2018
172.500 172.500
172.500 172.500
Tabel 5.3 Tarif Pergerakan Forklift PT Pelindo IV (Persero) Tahun 2014 – 2023 (Lanjutan)
NO
URAIAN
A Bongkar Muat B
SATUAN
2019
2021
2020
6
7
8
2022 9
2023 10
1. 20' Full
Rp.
1. 20' Full
Rp.
115.000
143.750
143.750
143.750
179.688
Rp.
115.000
143.750
143.750
143.750
179.688
2. 40' Full
Receiving/ Delivery 2. 40' Full
C Angsur
1. 20' Full
2. 40' Full
2) Produksi
Rp.
Rp.
Rp.
-
-
-
-
172.500
-
215.625
172.500
-
-
215.625
215.625
-
215.625
215.625
215.625
-
-
269.531
269.531
Produksi untuk Tahun 2014 merupakan hasil perkalian dari trafik yang dikalikan dengan asumsi proyeksi pasar sebesar 3%. Tabel 5.4 Produksi Pergerakan Forklift PT Pelindo IV (Persero) Tahun 2014 – 2023
NO
URAIAN
A Bongkar Muat 1. 20' Full
2. 40' Full
B Receiving/ Delivery 1. 20' Full
2. 40' Full
C Angsur
1. 20' Full
2. 40' Full
SATUAN Box
Box
2014 1
2015 -
-
2
2016 -
-
3
2017 -
-
4
2018 -
-
5
-
-
Box
10.171
10.695
11.220
11.745
12.270
Box
1.589
1.669
1.750
1.830
1.911
Box
Box
1.618 637
1.798 717
1.978 797
2.158 877
2.338 957
Tabel 5.4 Produksi Pergerakan Forklift PT Pelindo IV (Persero) Tahun 2014 – 2023 (Lanjutan) NO
URAIAN
A Bongkar Muat 1. 20' Full
2. 40' Full
B Receiving/ Delivery 1. 20' Full
2. 40' Full
C Angsur
1. 20' Full
2. 40' Full
2) Variabel Biaya
SATUAN
2019 6
Box
Box
2020 -
-
7
2021 -
-
8
2022 -
-
9
2023 -
-
10
-
-
Box
12.795
13.319
13.844
14.369
14.894
Box
1.991
2.071
2.152
2.232
2.313
Box
Box
2.518
1.037
2.698
1.117
2.878
1.197
3.058
1.277
3.238
1.357
Variabel biaya yang akan dibiayakan oleh perusahaan yaitu: a) Biaya Pegawai: Gaji pegawai, Tunjangan prestasi, Tunjangan cuti, Tunjangan regional, dan Bonus. b) Biaya Bahan: Bahan bakar, Bahan pelumas, Bahan makanan, Perlengkapan, Insentif operasional. c) Biaya Pemeliharaan: Nilai perolehan alat dan kenaikan prosentase pemeliharaan alat pertahun. d) Biaya Penyusutan. e) Biaya Asuransi: Asuransi alat, Hari tua, Asuransi kematian, Asuransi Multiguna. f) Biaya Administasi Kantor: Cetak dan Fotocopy dan lainnya.
g) Biaya Umum: Biaya olahraga, Pakaian dinas kerja, Biaya pendidikan dan latihan, Bantuan sosial/THR, Iuran dana pensiun, Biaya perawatan kesehatan, Biaya mobilitas, dan lainnya. Proyeksi laba rugi dan cash flow untuk PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) tercantum pada Tabel 5.5, menunjukan kecenderungan laba yang semakin meningkat. Tabel 5.5 Proyeksi Laba Rugi dan Cash Flow PT Pelindo IV (Persero) Tahun 2014 – 2023 No
Uraian
A PENDAPATAN 1. Pendapatan Kotor
Satuan
Rupiah
2. Reduksi
Rupiah
3. Pendapatan Bersih
Rupiah
B BIAYA - BIAYA 1. Biaya Pegawai
Rupiah
2. Biaya Bahan
Rupiah
3. Biaya Pemeliharaan
Rupiah
4. Biaya Penyusutan
Rupiah
5. Biaya Asuransi
Rupiah
6. Biaya Sewa
Rupiah
7. Biaya Administrasi Kantor
Rupiah
8. Biaya Umum
Rupiah Jumlah Biaya :
Rupiah
C EBIT ( Earning Before Interest & Tax)
Rupiah
D Bunga Pinjaman
Rupiah
E EBT ( Earning Before Tax )
Rupiah
F Pajak 25%
Rupiah
G EAT ( Earning After Tax )
Rupiah
H Cash Flow ( EAT + Penyusutan + Bunga (1-Pajak)
Rupiah
2014 1
1.393.109.217 1.393.109.217
182.016.000 519.108.201 100.000.000 490.000.000 41.200.000 32.000.000 43.268.000 1.407.592.201 (14.482.985) 600.000.000 (614.482.985) (614.482.985) 325.517.015
2015 2
1.484.659.256 1.484.659.256
200.217.600 559.186.614 110.000.000 490.000.000 42.120.000 35.200.000 47.594.800 1.484.319.014 340.241 480.000.000 (479.659.759) (479.659.759) 370.340.241
2016 3
1.576.209.295 1.576.209.295
220.239.360 601.006.633 121.000.000 490.000.000 43.068.000 38.720.000 52.354.280 1.566.388.273 9.821.022 360.000.000 (350.178.978) (350.178.978) 409.821.022
2017 4
2.084.699.167 2.084.699.167
242.263.296 644.656.500 133.100.000 490.000.000 44.045.520 42.592.000 57.589.708 1.654.247.024 430.452.143 240.000.000 190.452.143 47.613.036 142.839.107 812.839.107
2018 5
2.199.136.716 2.199.136.716
266.489.626 690.230.755 146.410.000 490.000.000 45.054.206 46.851.200 63.348.679 1.748.384.466 450.752.250 120.000.000 330.752.250 82.688.063 248.064.188 828.064.188
Tabel 5.5 Proyeksi Laba Rugi dan Cash Flow PT Pelindo IV (Persero) Tahun 2014 – 2023 (lanjutan) No
Uraian
A PENDAPATAN 1. Pendapatan Kotor 2. Reduksi 3. Pendapatan Bersih B BIAYA - BIAYA 1. Biaya Pegawai 2. Biaya Bahan 3. Biaya Pemeliharaan 4. Biaya Penyusutan 5. Biaya Asuransi 6. Biaya Sewa 7. Biaya Administrasi Kantor 8. Biaya Umum Jumlah Biaya : C EBIT ( Earning Before Interest & Tax) D Bunga Pinjaman E EBT ( Earning Before Tax ) F Pajak 25% G EAT ( Earning After Tax ) H Cash Flow ( EAT + Penyusutan + Bunga (1-Pajak) I Modal Kerja J Nilai Sisa
Satuan
2019 6
2020 7
2021 8
2022 9
2023 10
Rupiah Rupiah Rupiah
2.313.574.265 2.313.574.265
3.035.014.768 3.035.014.768
3.178.061.704 3.178.061.704
3.321.108.640 3.321.108.640
4.330.194.470 4.330.194.470
Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah
293.138.588 737.830.793 161.051.000 490.000.000 46.095.844 51.536.320 69.683.547 1.849.336.092 464.238.173 464.238.173 116.059.543 348.178.630 838.178.630
322.452.447 787.565.483 177.156.100 490.000.000 47.172.370 56.689.952 76.651.901 1.957.688.253 1.077.326.514 1.077.326.514 269.331.629 807.994.886 1.297.994.886
354.697.692 839.551.845 194.871.710 490.000.000 48.285.887 62.358.947 84.317.091 2.074.083.172 1.103.978.532 1.103.978.532 275.994.633 827.983.899 1.317.983.899
390.167.461 893.915.793 214.358.881 490.000.000 49.438.682 68.594.842 92.748.801 2.199.224.459 1.121.884.181 1.121.884.181 280.471.045 841.413.135 1.331.413.135
429.184.207 950.792.953 235.794.769 490.000.000 50.633.240 75.454.326 102.023.681 2.333.883.176 1.996.311.294 1.996.311.294 499.077.824 1.497.233.471 1.987.233.471 100.000.000 100.000.000
Sumber : Data Primer diolah 2014. 5.2.3.2 Analisis Kelayakan Investasi 1. Analisis Payback Period (PP) Hasil perhitungan waktu yang diperlukan untuk mengembalikan jumlah dana investasi Forklift 32 Ton, sesuai tabel di bawah ini :
Tabel 5.6 Perhitungan Payback Period (PP) Investasi Forklift 32 Ton dengan Disc.Fact 12% Tahun ke-n
Tahun Proyeksi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Cash Flow
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
1.
Discount Factor
325.517.015 370.340.241 409.821.022 812.839.107 828.064.188 838.178.630 1.297.994.886 1.317.983.899 1.331.413.135 2.187.233.471 ∑ Present Value Investasi Awal Net Present Value
Payback Period
0,893 0,797 0,712 0,636 0,567 0,507 0,452 0,404 0,361 0,322
Present Value (5.100.000.000) 290.640.192 295.232.973 291.702.509 516.573.948 469.865.858 424.647.379 587.146.968 532.311.591 480.120.924 704.230.640 4.592.472.982 5.100.000.000 (507.527.018)
Pay Back Periode (4.774.482.985) (4.404.142.744) (3.994.321.722) (3.181.482.614) (2.353.418.427) (1.515.239.797) (217.244.911) 1.100.738.987 2.432.152.123 4.619.385.594
Formula Pay Back Periode 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 2 0 0 0 0 7 2
7 tahun 2 bulan
Sumber : Data Primer diolah 2014. Perhitungan jangka waktu pengembalian modal dalam investasi Forklift 32 Ton, adalah: Payback Period
=7+
Rp 5.100.000.000 − Rp 4.882.755.088,69 𝑥 12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 Rp 6.200.738.987,42 − Rp 4.882.755.088,69
= 7,16 (7 Tahun 2 bulan)
Payback period digunakan dalam penelitian ini karena mudah untuk menerapkan dan mudah dipahami. Payback period dianggap sebagai metode analisis dengan keterbatasan dan kualifikasi untuk penggunaannya, karena tidak memperhitungkan nilai waktu uang, risiko, pembiayaan atau pertimbangan penting lainnya, seperti biaya kesempatan. Oleh karena itu, hasil perhitungan payback period akan terjadi pengembalian investasi dalam jangka waktu 7 tahun 2 bulan. Asumsi yang digunakan cash inflow tahun pertama sebesar Rp325.517.015.
Pada tahun kedelapan sudah terjadi surplus sebesar Rp 1.100.738.987 setelah dikurangi dengan sisa kewajiban dalam memperoleh nilai payback period. 2. Analisis Net Present Value (NPV) Metode NPV ini digunakan untuk mencari selisih antara nilai saat ini (nilai pada saat proyek) seluruh net cash flow tahunan yang akan diterima investor selama umur ekonomis proyek gedung konvensi dan nilai (anggaran) investasi proyek. Dengan proceeds investasi ini tidak sama besarnya dari tahun ke tahun, maka perhitungan NPV-nya menjadi: Tabel 5.7 Perhitungan Net Present Value (NPV) Investasi Forklift 32 Ton dengan Disc.Fact 12% Tahun ke-n
Tahun Proyeksi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Cash Flow
Discount Factor (12%)
325.517.015 370.340.241 409.821.022 812.839.107 828.064.188 838.178.630 1.297.994.886 1.317.983.899 1.331.413.135 2.187.233.471 ∑ Present Value Investasi Awal Net Present Value
0,893 0,797 0,712 0,636 0,567 0,507 0,452 0,404 0,361 0,322
Present Value (5.100.000.000) 290.640.192 295.232.973 291.702.509 516.573.948 469.865.858 424.647.379 587.146.968 532.311.591 480.120.924 704.230.640 4.592.472.982 5.100.000.000 (507.527.018)
Sumber : Data primer dioah 2014. Nilai waktu uang dengan discount rate sebesar 12% pada tahun pertama sebesar Rp 290.640.192, tahun kedua sebesar Rp 295.232.972 hingga pada tahun kesepuluh total pengembalian investasi sebesar Rp 704.230.640. Dengan Nilai Total Present Value sebesar Rp4.592.472.982 dikurangi investasi awal sebesar Rp 5.100.000.000 maka Net Present Value dari investasi Forklift 32 Ton sebesar
(Rp 507.527.018). Dalam perhitungan Forklift 32 TonPTPelindo IV (Persero) dengan memperhatikan nilai waktu uang 10 tahun,discount factor 12% pertahun, arus kas serta sisa proyek, maka proyek Forklift 32 Ton tidak layak untuk dilaksanakan karena pada akhir masa investasi yang direncanakan tidak dapat menutupi nilai investasi awal. 3. Analisis Internal Rate of Return (IRR) Metode ini digunakan untuk menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi Forklift 32 Ton dengan nilai sekarang penerimaanpenerimaan kas bersih di masa-masa mendatang. Adapun hasil perhitungan nilai IRR dapat dilihat dari tabel 5.8 sebagai berikut : Tabel 5.8 Perhitungan Internal Rate of Return (IRR) Investasi Forklift 32 Ton dengan Disc.Fact 12% Tahun Proyeksi 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Cash Flow
Discount Factor (12%)
325.517.015 370.340.241 409.821.022 812.839.107 828.064.188 838.178.630 1.297.994.886 1.317.983.899 1.331.413.135 2.187.233.471 ∑ Present Value Investasi Awal Net Present Value
1. Internal Rate of Return ( IRR )
0,893 0,797 0,712 0,636 0,567 0,507 0,452 0,404 0,361 0,322
Present Value 290.640.192 295.232.973 291.702.509 516.573.948 469.865.858 424.647.379 587.146.968 532.311.591 480.120.924 704.230.640 4.592.472.982 5.100.000.000 (507.527.018)
Discount Factor (9%) 0,917 0,842 0,772 0,708 0,650 0,596 0,547 0,502 0,460 0,422
Present Value 298.639.463 311.707.972 316.457.023 575.835.716 538.184.905 499.778.531 710.047.652 661.451.676 613.019.594 923.911.055 5.449.033.587 5.100.000.000 349.033.587
10%
Sumber : Data primer diolah 2014.
IRR (5.100.000.000) 325.517.015 370.340.241 409.821.022 812.839.107 828.064.188 838.178.630 1.297.994.886 1.317.983.899 1.331.413.135 2.187.233.471
(507.527.018) IRR = 12% +
x ( 9% - 12% ) (4.592.472.982 - 5.449.033.587)
IRR = 10%
Dari hasil perhitungan terlihat bahwa investasi Forklift 32 Ton memberikan tingkat IRR sebesar 10% yang menjelaskan bahwa investasi Forklift 32 Ton memiliki IRR dibawah dari tingkat suku bunga yang ditetapkan yaitu 12%. Karena usulan investasi memiliki nilai IRR lebih kecil dari suku bunga yang ditetapkan sebesar 12%, maka usulan untuk investasi tidak dapat diterima. 4. Analisis Profitability Index (PI) Metode ini digunakan untuk mengukur profitabilitas rencana investasi proyek dengan jalan membandingkan jumlah seluruh PV net cash flows dan salvage value dengan nilai investasi proyek investasi Forklift 32 Ton, sehingga didapatkan :
PI =
Total .Nilai.Uang Rp.4.592.472.982 = Total .Investasi Rp.5.100.000.000
= 0,90. Karena usulan investasi memiliki nilai PI lebih kecil daripada 1, maka usulan untuk investasi tidak dapat diterima. Hasil perhitungan tersebut di atas dengan nilai PI sebesar 0,89 yang menjelaskan bahwa kemampuan investasi pengadaan Forklift 32 Ton tidak mampu mengembalikan investasi awal sebesarRp 5.100.000.000,- selama 10 tahun sebagaimana nilai ekonomis Forklift 32 Ton tersebut.
5. Analisis Sensitivitas Bertujuan untuk mencari variabel yang paling sensitif diantara variabel perubahan pendapatan dan variabel biaya operasional terhadap penilaian kelayakan investasi dalam rencana penambahan Forklift 32 Ton untuk jasa bongkar muat PT Pelindo IV (Persero), maka perlu dilakukan perhitungan analisis sensitivitas. Dengan penetapan kondisi dalam 3 (tiga) kategori, yaitu optimis, moderat, dan pesimis. Penilaian analisis sensitivitas secara kuantitatif dilakukan dengan memberikan batasan terhadap masing-masing kondisi kategori. Kategori tersebut adalah : 1. Optimis : Pendapatan naik 5%dan Biaya tetap. 2. Moderat : Pendapatantetap dan Biaya naik 5%. 3. Pesimis : Pendapatan turun 5% dan Biaya naik 5%. Untuk lebih komprehensif dalam membandingakan ketiga kondisi sensitifitas dari pendapatan dan biaya terhadap tingkat pengembailan investasi, berikut ini kami tampilkan tabel secara keseluruhan kondisi dan tingkat pengembaliannya:
Tabel 5.9 Perhitungan Analisis Sensitivitas Sensitivitas No
Uraian
Perhitungan Awal
Pend. Naik 5%; Biaya Tetap
Pend. Tetap;
Pend. Turun (-5%);
Biaya Naik 5%
Biaya Naik (+5%)
1
Initial Investment
5.100.000.000
5.100.000.000
5.100.000.000
5.100.000.000
2
Jk.Waktu Perhitungan
10 Tahun
10 Tahun
10 Tahun
10 Tahun
3
Discount Factor
12%
12%
12%
12%
4
Net Present Value
(507.528.018)
7.181.383
(781.148.900)
(1.295.857.301)
5
Internal Rate Return
10%
12,03%
9,12%
7,12%
6
Profitabilty Index
0,90
1
0,85
0,72
7
Payback Period
7 THN 2 BLN
6 THN 9 BLN
7 THN 5 BLN
8 THN
Tabel 5.10 Tabel Keputusan Investasi Metode
Net Present Value
Internal Rate of Return
Payback Period
Profitability Index
Skenario
Hasil
Keputusan
Perhitungan
Investasi
Rp 7.181.383
I II
(Rp781.148.900)
Layak Tidak Layak
III
(Rp 1.295.857.301)
Tidak Layak
I II
12,03% 9,12%
Layak Tidak Layak
III
7,12%
Tidak Layak
I II
6,9 tahun 7,5 tahun
Layak Layak
III
8 tahun
Layak
I II
1 0,85
Layak Tidak Layak
III
0,72
Tidak Layak
Dari ketiga skenario seperti ditunjukkan pada Tabel 5.10, dimana hasil pengambilan keputusan tersebut adalah sebagai berikut: a.
Bila pendapatan dinaikkan sebesar 5% dan biaya tetap (alternatif I), NPV mengalami peningkatan sebesar Rp 7.181.383, dengan IRR 12,03% lebih besar dari discount factor sebesar 12% (layak), Payback Period 6 tahun 9 bulan sedangkan Profitability Index sebesar 1 (layak). Secara keseluruhan investasi tersebut dikatakan layak karena dengan menggunakan ke 4 (empat) alat analisis tersebut memenuhi standar dari kelayakan.
b.
Bila pendapatan tetap sedangkanbiayanaiksebesar 5% (Alternatif II), NPV tetap mengalami kerugian sebesar Rp781.148.900, dengan IRR 9,12% lebih kecil dari discount factor sebesar 12% (tidak layak), Payback Period 7 tahun 5 bulan sedangkan Profitability Index 0,85 (tidak layak). Secara keseluruhan investasi tersebut dapat dikatakan tidak layak karena dengan menggunakan ke 4 (empat) alat analisis tersebut, nilai yang diperoleh NPV, IRR dan PI tidak memenuhi standar dari kelayakan.
c.
Bila pendapatan turun 5% sedangkan biaya naik sebesar 5% (Alternatif III), NPV tetap mengalami kerugian sebesar Rp1.295.857.301, dengan IRR 7,12% lebih kecil dari discount factor sebesar 12% (tidak layak), Payback Period 8 tahun sedangkan Profitability Index 0,72 (tidak layak). Secara keseluruhan investasi tersebut dapat dikatakan tidak layak karena dengan menggunakan ke 4 (empat) alat analisis tersebut, nilai yang diperoleh NPV, IRR dan PI tidak memenuhi standar dari kelayakan.
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan Simpulan yang dapat diambil dari studi kelayakan investasi Forklift 32 Ton di Terminal Petikemas Makassar (TPM) PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) adalah: 1) Dari aspek pasar atau pemasaran, penambahan Forklift 32 Ton sangat dibutuhkan dan potensial untuk meningkatkan pelayanan bongkar muat karena meningkatnya jumlah box bongkar muat pada pelayanan Terminal Petikemas Makassar (TPM) setiap tahunnya. Di lihat dari segi permintaan pasar, terdapat potensi pangsa pasar penggunaan jasa bongkar muat yang positif yang disebabkan bahwa TPM sebagai pintu gerbang dari pertukaran barang dan jasa angkutan laut untuk wilayah timur Indonesia. 2) Dari aspek operasional, penambahan Forklift 32 Ton sangat dibutuhkan karena dengan adanya tambahan peralatan tersebut dapat mempersingkat dan mempercepat waktu pelayanan receiving-delivery petikemas. Penambahan peralatan tersebut sangatlah efektif dan efisien karena peralatan tersebut dapat mengangkat beban lebih besar dari 20 ton dan lebih baik manufer/pergerakan nya di dalam area yang lebih sempiit dibandingkan peralatan sejenisnya. 3) Dari aspek keuangan dapat disimpulkan sebagai berikut : 3.1. Payback Period investasi Forklift 32 ton selama 7 tahun 2 bulan, dikatakan menguntungkan dan layak karena payback period nya lebih
pendek dan lebih cepat proses pengembalian investasinya dibandingkan dengan masa ekonomis proyek investasi. 3.2. Net Present Value negatif yang lebih kecil daripada nol yaitu sebesar (Rp 507.527.018) menunjukkan bahwa investasi peralatan Forklift 32 Ton tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. 3.3. Internal Rate of Return sebesar 10% lebih kecil daripada biaya modal yang dipandang layak oleh pemilik modal sebesar 12%. Hal ini menunjukkan
bahwa
rencana
investasi
tersebut
dinilai
tidak
menguntungkan dan investasi tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. 3.4. Profitability Index sebesar 0,90 lebih kecil daripada 1, menunjukkan bahwa usulan investasi peralatan Forklift 32 Ton tersebut tidak dapat diterima. 3.5. Hasil analisis sensitivitas, menunjukkan bahwa hasil skenario yaitu optimis, moderat dan pesimis menunjukkan bahwa hanya hanya dalam skenario optimis yang menjelaskan investasi forklift 32 ton dikatakan layak untuk dilaksanakan sedangkan untuk skenario moderat dan pesimis bahwa hanya payback period yang menunujukkan bahwa investasi layak untuk dilaksanakan. 6.2 Saran Ditinjau dari berbagai aspek studi kelayakan yang diteliti, bahwa dalam kajian aspek keuangan untuk rencana investasi Forklift 32 Ton tersebut tidak layak untuk dilanjutkan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar (TPM). Saran yang dapat diberikan adalah perlunya analisa yang lebih
mengedepankan kajian kelayakan investasi yang lebih lengkap dan detail agar dalam melakukan investasi tidak terjadi permasalahan kedepannya setelah suatu investasi
sudah dilakukan. Investasi dikatakan tidak layak dalam proses
pengkajian tetapi manajemen tetap melakukan investasi tersebut, maka manajemen dapat menjelaskan kepada stake-holder bahwa dilakukannya investasi tersebut untuk meningkatkan pelayanan jasa PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) kepada pengguna jasa. Sehingga dengan adanya percepatan pelayanan yang didapatkan oleh para pengguna jasa semakin mengokohkan fungsi dan peran Terminal Petikemas Makassar (TPM) PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) sebagai pintu gerbang pertukaran barang dan jasa untuk wilayah timur Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Afandi, 2009. Analisis Studi Kelayakan Investasi Pengembangan Usaha Distribusi PT. Aneka Andalan Karya. Jurnal Ekonomi. Vol. 1. No. 2:1113. Alexandri, Moh. Benny, 2008. Manajemen Keuangan Bisnis. Alfabeta, Bandung. Giatman, M., 2006. Ekonomi Teknik. Raja Gravindo Persada, Jakarta. Halim, A. 2005.Analisis Investasi.SalembaEmpat: Jakarta. Haming, M dan Basalamah, S. 2003.Studi Kelayakan Investasi Proyek dan Bisnis. PPM, Jakarta. Husnan, S dan Suwarsono, M. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Edisi ke-4. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan. Husnan, Suad, 2004.Pembelanjaan Perusahaan, Cetakan Pertama, Edisi Pertama, Liberty, Yogyakarta. , 2006. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang), Edisi Keempat, Cetakan Pertama, Yayasan Badan Penerbit, Yogyakarta. JR, 2011. Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan. Edisi Kesepuluh. Jilid Pertama. PT. Indeks. Kamaruddin, A.,2004. Dasar-dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. PT Rineka Cipta. Edisi Revisi Jakarta: Kasmir, 2003. Manajemen Perbankan, Jakarta: PT.Raja Gravindo Persada. KasmirdanJakfar. 2007. StudiKelayakanBisnis. Edisi 2.Kencana: Jakarta Kasmir dan Jakfar, 2010. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Kedua, Penerbit: Kencana Prenada Media Goup, Jakarta. Keown, Arthur J & John D. Martin& J. William Petty& David F. Scott. Kotler, Philp.,Terjemahan A.B. Susanto, 2000, Manajemen Pemasaran di Indonesia, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, Salemba Empat. Jakarta.
Lukman, S., 2005. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Baru, Cetakan Keempat, Grafindo Persada. Jakarta. Martono dan Harjito, D. Agus, 2005. Manajemen Keuangan, Penerbit Ekonisia, Yogyakarta. _____,
2010.Manajemen Yogyakarta.
Keuangan,
Edisi
Pertama,
Penerbit:
Ekonisia,
Muslich, M, 2008, Manajemen Keuangan Modern (Analisis, Perencanaan, dan Kebijaksanaan), Bumi Aksara, Jakarta. Mukti.
2009. AnalisisKelayakanInvestasiPabrikKelapaSawitStudiKasusKabupaten Aceh Utara, Naggroe Aceh Darussalam. InstitutPertanian Bogor: Bogor. SkripsiManajemenAgribisnis. Vol. 1 No. 2:24-26.
Peterson, PP &Fabozzi, FJ,. 2002. Capital Budgeting: Theory and Practice. John Wiley & Sons inc. Rahayu. SW., 2012. Studi Kelayakan Usaha Penganggaran Modal pada Pembukaan Cabang Baru Dealer Chanel Multi Wijoyo Motor, Skripsi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma. Riyanto, Bambang, 2009. Pembelanjaan Perusahaan, Edisi 4, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Sawir,
Agnes, 2005. AnalisisKinerjaKeuangandanPerencanaanKeuangan Perusahaan, GramediaPustakaUtama, Jakarta.
Sjahrial, D., 2008. Manajemen Keuangan. Edisi Kedua. Mitra Wacana Media. Jakarta. _______, 2010.Manajemen Keuangan. Edisi Keempat. Mitra Wacana Media. Jakarta. Subagyo, A. 2008.StudiKelayakanTeoridan Aplikasi.PT Elex Media Komputindo: Jakarta. Sumastuti, AM., 2006. Keunggulan NPV sebagai Alat Analisis Uji Kelayakan Investasi dan Penerapannya. Sucipto,2006,Pada Skripsi Dede Moch. Fathurrohman. Analisis Kelayakan Investasi untuk Rencana Perluasan Jaringan pada PT.Telkom (Persero) Cabang Malang.
Suliyanto, 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Andi Offset. Yogyakarta. Umar, H. 2005. StudiKelayakanBisnis. PT. GramediaPustakaUtama: Jakarta. Warsono, 2003, ManajemenKeuangan Perusahaan, Bayumedia, Malang. Weston, J. Fred dan E. Capeland, 2002.Managerial Finansial. Dharma Aksara, Jakarta. Widiyanthi, F., 2007.Analisis Kelayakan Investasi Penambahan Mesin Vacuum Frying Untuk Usaha Kecil Pengolahan Kacang Studi Kasus Di PD. Barokah Cikuing Majalengka Jawa Barat. Institut Pertanian Bogor: Bogor. Skripsi Manajemen Agribisnis. Vol. 2. No.3:24-27.