Tergila-Gila Dengan Cinta : Lari Ke Hal-Hal Fiktif Assalamu'alaikum Wr.Wb. Saya mengeluhkan problemku kepada kalian dengan harapan kalian bisa membantuku. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala selalu memberi kalian petunjuk. Saya gadis berusia 23 tahun. Ketika semester akhir aku berkenalan dengan seorang pemuda yang seusia denganku. Aku hanya selisih 3 bulan lebih tua darinya. Ketika di kampus aku sering mengikuti berbagai kegiatan keislaman -disini seperti LDK dsb-. Sebenarnya aku telah berniat untuk berhijab, karena itulah aku selalu berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar memberiku petunjuk. Akhirnya aku dipertemukan dengan seorang pemuda yang selalu menasihatiku dengan petuah-petuah berharga. Kisahku bermula sejak munculnya pemuda ini di kampusku. Kami sering bekerjasama dalam berbagai hal. Ia tidak memiliki hubungan khusus dengan seorang gadis, termasuk denganku, dan ia termasuk tipe pemuda yang taat beragama. Saat itu aku memang belum memakai hijab. Karena kami sering bertemu dan sering bersama-sama maka kamipun jadi bertambah dekat (witing tresno jalaran soko kulino). Timbul kecocokan dan saling pengertian diantara kami dan kami mulai membatasi hubungan dengan orang lain. Saat itu kami masih malu-malu kucing dan belum berani mengungkapkan perasaan kami. Akupun lulus dan hubungan kami berhenti selama kurang lebih satu bulan. Ketika bertemu kembali kami merasakan kerinduan kami bertambah besar dan kami pun bercumbu sedikit. Ketika ngobrol kami saling bertanya tentang
sebabnya.
Iapun
menjawab
bahwa
itu
adalah
"CINTA".
Akupun
mengingatkannya dan mengatakan bahwa cinta bisa berlanjut ke dua hal, yaitu antara haram atau pernikahan. Ia mengatakan bahwa ia ingin menikahiku, padahal aku tahu bahwa saat itu ia belum siap untuk menikah. Hubungan kami berlanjut dan semakin parah sampai kami melakukan apa yang dinamakan "Mini Seks atau Pemanasan Zina". Ketika itu ia mengatakan bahwa hubungan
kami tidak bisa dilanjutkan karena ia merasa tidak bisa mengendalikan dirinya. Aku pun ingin putus dengannya, tetapi aku tetap berharap ada ungkapannya yang memberiku secercah harapan bahwa ia akan menikahiku kelak. Akan tetapi yang ia katakan adalah yang tidak kuharapkan. Ia mengatakan bahwa ia tidak sepenuhnya mencintaiku, bahkan ia merasa bahwa cintanya kepadaku semakin berkurang. Kamipun akhirnya berpisah. Kemudian setelah empat bulan, karena beberapa hal tertentu, kami bertemu kembali. Kami kembali membahas masalah yang telah lalu. Ia meminta maaf atas apa yang telah ia ucapkan saat itu. Ia mengatakan terpaksa harus berpisah, dan akhirnya kamipun berpisah. Akupun mencela dirinya yang menyinggung tentang pernikahan, juga diriku yang mengatakan sanggup menunggunya. Ia pernah mengatakan bahwa alasannya karena aku lebih tua darinya. Aku menjadi terpukul dengan pikirannya yang picik dan perilakunya yang tidak sesuai dengan kesalehannya. Kamipun memohon ampun dan bertobat kepada Allah SWT. Akan tetapi aku merasa sulit untuk memaafkannya. Apakah dihari kiamat nanti kami akan dihisab oleh Allah atas perbuatan kami ? termasuk perbuatannya terhadapku dan perbuatanku terhadapnya ?. Menurut anda apakah yang harus ia lakukan terhadapku ?. apakah ada hadits nabi yang berkaitan dengan hal ini ?. Sekalipun demikian aku tetap berdoa kepada Allah agar ia menjadi milikku. Akupun
menunaikan
shalat
istikharah
untuk
memohon
kepadaNya.
Setelah
melakukannya aku melihat sesuatu dalam mimpi yang membuatku semakin bersemangat untuk berdoa. Sejak seminggu ini aku selalu menunaikan shalat istikharah untuk memohon petunjuk kepada Allah tentang masalah ini. Setelah itu hatiku menjadi tentram dan tenang. Aku ingin tahu apakah shalat istikharah benar atau apa yang aku rasakan hanya bisikan syetan belaka ?. Sampai sekarang aku belum berbicara lagi dengannya. Saya mohon bantuan anda, apakah yang harus aku lakukan ?. Mohon maaf bila surat ini terlalu panjang. Semoga Allah selalu memberikan petunjuk-Nya kepada kita semua.
SOLUSI Konsultan : DR. Sahar Thal'at
Saudariku yang budiman, bila anda berdiri diatas pantai dan melihat seseorang yang menceburkan dirinya ke laut, padahal kamu tahu bahwa ia tidak bisa berenang, kemudian ia menentang laut hingga hampir tenggelam, siapakah yang akan kamu cela ?. Apakah
orang
tersebut
yang
akan
kamu
cela
ataukah
laut
yang
hampir
menenggelamkannya ?. Kemudian karakter apakah yang akan kamu timpakan kepada orang tersebut ?. Mungkin kamu akan mengatakan bahwa ia gegabah dan tidak tahu diri. Kuharap anda tidak marah jika aku mengatakan bahwa kondisimu seperti orang tersebut, karena kamu menyelami lautan cinta padahal kamu tidak memahami trik-trik berenang didalamnya. Saya turut prihatin atas musibah yang menimpamu. Hanya Allah-lah yang tahu kepedihanku melihat kasus yang menimpamu dan juga yang menimpa gadis-gadis seusiamu. Hati kami sedih melihat para gadis menangis dan mengeluhkan kekasih mereka, padahal mereka telah melakukan segala-galanya atas nama pengorbanan cinta. Ukhti yang baik, saya telah mendengar keluhanmu, dan saya harap pertanyaanmu ini akan selalu terngiang ditelinga setiap gadis. Kamu dilanda kebingungan karena telah beberapa
bulan
ditinggal
kekasihmu,
sebenarnya
apakah
yang
membuatnya
meninggalkanmu ?. Kisah seperti ini biasanya dimulai dengan sepasang kekasih yang saling mengharapkan satu sama lain. Mereka bermimpi indah dan mengkhayalkan hubungan mereka akan berakhir di pelaminan sesuai sunnah Allah dan Rasul-Nya. Akan tetapi kondisi dan keadaan yang tidak mengijinkan telah menghalangi impian mereka dan mereka hanya ditekan oleh nafsu syahwat yang bergejolak dalam dada. Disisi lain kontrol agama dan keimanan berusaha mencegah mereka dari perbuatan yang melampaui batas. Masing-masing pihak berusaha menjaga keseimbangan (balance) karena kontrol agama yang ada pada diri mereka. Akan tetapi disaat mereka sedang berkhalwat muncul dorongan nafsu yang bergejolak dan godaan syetan yang terkutuk. Sang lelaki meminta pemuasan nafsu dari kekasihnya dan sang wanita tidak
menolaknya dengan alasan sebagai bukti kasih sayang kepadanya, juga karena ia memang sedang membutuhkan kehangatan. Dimana ada aksi disitulah ada reaksi. Merekapun bercumbu dan bercumbu hingga kadang-kadang sampai melakukan zina secara total. Ketika keduanya berpisah, sang wanita tetap mengharap kekasihnya menghargai pengorbanannya. Akan tetapi apakah yang dilakukan sang kekasih ?, sungguh jauh dari apa yang ia harapkan!. Lelaki timur telah terdoktrinasi dengan pendapat yang mengatakan bahwa wanita harus menjadi miliknya satu-satunya dan tidak dimiliki orang lain. Ia harus menjadi orang pertama yang menikmati mekar bunganya. Karena itulah kita dapati mayoritas laki-laki tidak mau menikah dengan janda atau wanita yang telah bercerai, kecuali bila kondisinya sama dengan wanita tersebut. Telah kita maklumi bersama bahwa wanita ada yang baik dan ada yang tidak baik. Dan syak wasangka selalu menghantui pikiran kaum muda. Mereka selalu dihantui pertanyaan yang membuat mereka ragu, "Bagaimana aku bisa percaya terhadap wanita yang menyerahkan dirinya kepadaku ?, siapa yang menjamin bahwa ia tidak dimiliki selain aku sebelumnya ?, siapa yang menjamin ia akan tetap setia setelah menikah ?, dan siapa yang menjamin ia akan tetap menjadi milikku setelah aku menjadi suaminya ?". Berbagai prasangka inilah yang mendorongnya tidak mau melanjutkan hubungan dengan kekasihnya. Iapun mengemukakan berbagai alasan yang tidak kuat untuk membela diri, seperti "Aku tidak sepenuhnya mencintaimu", atau "Tidakkah kamu tahu bahwa kamu lebih tua dariku ?", dan masih banyak lagi alasan lain yang akan dikemukakannya untuk membela diri, padahal semua itu hanyalah alasan karena yang sesungguhnya ia tidak mau bertanggungjawab. Sudahkah kalian semua, wahai para remaja putri, mengetahui akan hal ini ?. Apakah setiap gadis telah memahaminya sebelum ia menyelam di lautan cinta yang akan berujung luka dan kenistaan padanya ?. Saudariku yang budiman, kamu salah bila beranggapan aku mencelamu atas apa yang telah terjadi. Yang telah terjadi adalah dosa yang merupakan tanggungjawabmu terhadap Tuhan-Mu. Yang harus kamu lakukan adalah bertobat dan menyesal atas apa yang telah kamu lakukan serta bertekad untuk tidak akan mengulanginya lagi dimasa mendatang. Dengan bertobat dan banyak melakukan kebajikan maka itu akan melebur dosa-dosamu dimasa lalu. Menambah ketaatan dan banyak beramal saleh akan bisa
menghapus kesalahanmu dimasa lalu. Aku hanya ingin menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada kekasihmu agar kebingungan yang selama ini menyelimuti pikiranmu bisa hilang. Aku mengatakan ini agar kamu menyadari bahwa sampai kapanpun kekasihmu tidak akan menikahimu untuk selamanya, dan bahwasanya sekalipun ia menikahimu maka kamu tidak akan mendapatkan kebahagiaan darinya, akan tetapi hanya keraguan dan cemburu buta. Yang wajib kamu lakukan saat ini adalah melupakan segala kenangan masa lalumu dengannya. Berdoalah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar melepaskanmu dari kebingungan ini. Berusahalah semaksimal mungkin untuk tidak memikirkannya. Jangan kamu hubungi dia lagi untuk mengemis cintanya. Fokuskanlah dirimu untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat dan jangan sia-siakan waktu luangmu begitu saja. Yakinlah bahwa kelak dikemudian hari Allah akan memberimu jodoh yang benar-benar mencintaimu dengan tulus. Akan tetapi kamu harus bersabar dan jangan buru-buru mencari pasangan lain karena kondisimu sekarang sedang trauma dan tidak stabil. Tunggulah sampai lukamu benar-benar sembuh hingga kamu bisa bersikap bijak dalam menentukan pilihanmu. Mengenai pertanyaanmu tentang hukum syara' yang berkaitan dengan masalah ini, saya sarankan agar kamu tidak usah terlalu memikirkannya. Akan tetapi jika kamu benar-benar ingin mengetahuinya, kamu bisa menanyakannya dalam rubrik Fatwa di situs ini. Adapun tentang Istikharah yang kamu tanyakan, maka yang sebenarnya harus kamu lakukan adalah menyingkirkan hawa nafsu dan menyerahkan semua urusan kepada Allah, dan ini tidak terjadi denganmu. Semua yang kamu rasakan, seperti perasaan tenang atau mimpi indah hanyalah ekspresi dari hawa nafsumu dan keinginanmu yang kuat untuk bersama kekasihmu; karena itu ia tidak termasuk Istikharah. Saudariku yang budiman, mungkin kamu akan heran jika aku mengatakan bahwa anggota Tim Konsultasi telah membahas problemmu dengan detail. DR. Ahmad Abdullah tertarik dengan fenomena ini, dimana banyak kaum muda yang terkecoh antara alam nyata dan alam khayal/fiktif. seorang gadis mencintai seorang pemuda dan ingin menikah dengannya. Karena ia tidak mau memikirkan masa depan hubungannya dan bagaimana kesuksesan atau kegagalannya dalam dunia nyata, maka iapun lari dan
memilih dunia khayal/fiktif untuk merealisasikan impiannya. Iapun mengatakan bahwa ia telah melakukan Istikharah dan hatinya telah tenang. Sikap yang tidak realistis ini, yang diindikasikan dengan pelariannya ke hal-hal fiktif, menyebabkan ia mengatakan bahwa langit telah memudahkan jalannya dimana itu tidak ia dapatkan dari bumi dan dunia nyata. Ada juga contoh lain dari pencampuradukkan antara dunia nyata dan dunia khayal, yaitu orang yang gagal menikah dan mengatakan bahwa sebabnya karena SIHIR dan sebagainya (ia tidak mau bersikap rasional dan realistis dan menimpakan kesalahan pada sesuatu yang belum tentu sesuai dengan tuduhannya/lari ke hal-hal fiktif). Adapun Konsultan lain, DR. Fairuz Umar, maka beliau bertanya-tanya, "Mengapa Cinta melahirkan semua ini pada manusia ?, mengapa cinta membutakan penglihatan sehingga mereka tidak bisa melihat kenyataan sekalipun itu telah jelas didepan mata ?, mengapa cinta menghilangkan akal sehat sehingga seseorang tenggelam dalam khayalan yang tidak ada dasarnya sama sekali ?, mengapa seseorang tidak mengatur cinta dengan benar dan menggunakan akal sehatnya untuk menguasainya ?". Fenomena seperti ini yang menegatifkan keinginan manusia harus segera diatasi. Harus ada tekad yang kuat dan niat yang benar untuk mengatasinya dengan selalu menggunakan akal sehat dan meminta petunjuk Allah SWT. Akhirnya marilah kita sama-sama berdoa, "Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami bahwa yang benar itu benar dan berilah kami kekuatan untuk mengikutinya. Dan tunjukkanlah kepada kami bahwa yang batil itu batil dan berilah kami kekuatan untuk menjauhinya".