perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA MENGOPTIMALKAN KEMAMPUAN LARI CEPAT DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI BUKURAN 1 KALIJAMBE SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011
Skripsi Oleh: MARTONO NIM. X.4608535
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA MENGOPTIMALKAN KEMAMPUAN LARI CEPAT DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI BUKURAN 1 KALIJAMBE SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011
Oleh: MARTONO NIM. X.4608535 SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 PERSETUJUAN
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi
ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, 8 April 2011
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes. NIP. 19620518 198702 1 001
Sri Santoso Sabarini, S.Pd., M.Or. NIP. 19760822 200501 2 001
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Martono. UPAYA MENGOPTIMALKAN KEMAMPUAN LARI CEPAT DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BATU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI BUKURAN 1 KALIJAMBE SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dabn Ilmu Pendidikan, Unuversitas Sebelas Maret Surakarta, April 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan kemampuan lari cepat pada siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/ 2011. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/ 2011 yang berjumlah 27 siswa terdiri dari 13 siswa putra dan 14 siswa putri. Teknik survey data dengan tes pengukuran dan observasi proses kegiatan pembelajaran lari cepat dengan menggunakan alat bantu pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang didasarkan pada analisis kualitatif. Prosedur penelitian ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh simpulan bahwa menggunakan alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani dapat mengoptimalkan kemampuan lari cepat pada siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/ 2011. Dari hasil analisis yang diperoleh terdapat peningkatan kemampuan lari cepat dan hasil ketuntasan belajar siswa, dari kondisi awal, siklus I hingga siklus II. Kemampuan lari cepat pada kondisi awal (9.97), siklus I (9.41) dan siklus II (8.88), sehingga peningkatan dari kondisi awal hingga akhir siklus II sebesar (0.91). Sedangkan hasil ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal (29.63%), siklus I (70.73) dan siklus II (88.89%), sehingga peningkatan hasil ketuntasan belajara dari kondisi awal hingga akhir sklus II sebesar (59.26%).
ABSTRACTION
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Martono. OPTIMIZING PERFORMANCE MEASURES TO RUN FASTER BY USING THE LEARNING TOOL IN PHYSICAL EDUCATION CLASS IV ELEMENTARY SCHOOL STATE YEAR BUKURAN 1 KALIJAMBE SRAGEN LESSON 2010/2011. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, University of Surakarta Eleven March, April 2011. The purpose of this study was to optimize the ability to run fast on the fourth grade students of public elementary school Bukuran 1 Kalijambe Sragen school year 2010/2011, which totaled 27 students consisted of 13 boys and 14 students daughter. Engineering survey data with the test measurement and observation process run faster learning activities using learning aids. The data analysis technique used in this research is descriptive, based on qualitative analysis. The procedure of this study include the planning, implementation, observation and reflection. Based on research results, we concluded that using physical education learning tool to optimize the ability to run fast on the fourth grade students of public elementary school Bukuran 1 Kalijambe Sragen school year 2010/2011. From the analysis results obtained have increased capacity to run fast and the thoroughness student learning outcomes, from the initial conditions, the cycle I to cycle II. The ability to run fast in the initial conditions (9.97), cycle I (9:41) and cycle II (8.88), so an increase from the beginning to the end of the cycle II of (0.91). While the results of mastery learning outcomes of students in the initial conditions (29.63%), cycle I (70.73%) and cycle II (88.89%), thus increasing the learning completeness of the initial conditions until the end of the second cycle of (59.26).
MOTTO
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MARTONO
Sebaik-baiknya manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain (Hadila, Edisi 37 Juli 2010:07)
Jer Basuki Mowo Beo (Penulis)
PERSEMBAHAN
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kupersembahkan skripsi ini untuk: Keluarga ku, istri dan anak ku yang menjadi semangat dan motivasi ku Temam-teman yang selalu membantuku Teman-teman ku Angkatan ’08 FKIP JPOK UNS Surakarta Almamater
KATA PENGANTAR
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahka rahmat dan hidayah-Nya, sehigga dapat mengyelesaikan penulisan sekripsi ini. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terimakasih kepada yang terhormat: 1.
Prof.Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unuversitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Drs. H. Agus Margono, M.Kes., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.
Drs, H, Sunardi, M.Kes., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4.
Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes., sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi.
5.
Sri Santoso Sabarini, S.Pd, M.Or., sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi.
6.
Bapak dan Ibu Dosen JPOK FKIP UNS Surakarta yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.
7.
Jumadi., selaku Kepala Sekolah SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpin.
8.
Suyatmi, S.Pd., guru kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen yang telah bersedia menjadi mitra kolaborator.
9.
Siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2020/ 2011 yang telah bersedia menjadi subjek penelitian. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik saran yag membangun penulis harapkan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Surakarta, April 2011 Penulis
DAFTAR ISI Halaman JUDUL ……………………………………………………………………. i PENGAJUAN..............................................................................................
commit to user x
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN..........................................................................................
iii
PENGESAHAN ……………………………………………………………
iv
ABSTRAK....................................................................................................
v
MOTTO........................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN........................................................................................
vii
KATA PENGANTAR.................................................................................
viii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………
x
DAFTAR TABEL........................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................
xvii
BAB
I . PENDAHULUAN ………………………………………………
1
A. Latar Belakang Masalah……………………………….……
1
B. Perumusan Masalah …………………………………………
4
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………
4
D. Manfaat Penelitian ………………………………………….
4
BAB II. LANDASAN TEORI …………………………………………
6
A. Tinjauan Pustaka ……………………………………………
6
1. Atletik………………………………………………….
6
2. Lari Cepat ……………………………………………..
6
a. Pengertian Lari Cepat …………………………….
6
b. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Lari Cepat
7
c. Pengertian Kecepatan …………………………….
7
d. Kecepatan Lari ……………………………………
8
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Lari
9
f. Teknik Lari Cepat………. ……………………….
10
3. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Sekolah Dasar ………………………………………………….. a. Hakikat
Pendidikan
Jasmani
Olahraga
12
dan
Kesehatan ………………………………………….
12
b. Manfaat Pendidikan Jasmani ……………………...
13
c. Tujuan
Pendidikan
Jasmani
commit to user xi
Olahraga
dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kesehatan Sekolah Dasar …………………………
15
d. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar 4. Pembelajaran Lari pada Siswa Sekolah Dasar ………..
17
a. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ………………..
17
b. Pembelajaran Lari Untuk Siswa Sekolah Dasar …..
19
5. Alat Bantu Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk Meningkatkan Kemampuan Lari Cepat ………..……...
20
a. Hakikat Alat Bantu ………………………………..
20
b. Penggunaan Alat Bantu dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani ………………………………..
21
c. Pengaruh Alat Bantu Pembelajaran Pendidikan Jasmani terhadap Peningkatan Kemampuan Lari Cepat ..............…………………………………….. d. Macam-macam
Alat
Bantu
23
Pembelajaran
Pendidikan Jasmani ………………………………..
25
B. Penelitian yang Relevan......................................................
31
C. Kerangka Pemikiran......………………………………….
32
D. Perumusan Hipotesis………………………………………
33
BAB III. METODE PENELITIAN …………………………………..
34
A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………
34
B. Subjek Penelitian…………………………………………
34
C. Sumber Data……………………………………………...
34
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data……………………..
35
E. Analisis Data……………………………………………..
35
F. Prosedur Penelitian………………………………………
36
BAB IV. HASIL PENELITIAN………………………………………
39
A. Survei Awal………………………………………………
39
B. Deskripsi Data……………………………………………
39
1. Kondisi Awal…………………………………………
40
2. Siklus I………………………………………………..
42
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Siklus II………………………………………………. C. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………
51 58
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN…………………...
68
A. Simpulan………………………………………………….
68
B. Implikasi………………………………………………….
68
C. Saran……………………………………………………...
69
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………..
71
LAMPIRAN …………………………………………………………….
73
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Teknik dan Alat Pengumpulan Data…………………………… Tabel 2. Kondisi Awal Kemampuan Lari Cepat dan Hasil Belajar Siswa
commit to user xiii
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun
1
Pelajaran 2010/2011…………………………………………...
40 1
Tabel 3. Diskripsi Data Hasil Belajar Lari Cepat pada Kondisi Awal Sebelum Menggunakan Alat Bantu……………………………
4 41 4
Tabel 4. Kemampuan Lari Cepat dan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar
4
Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen
6
Tahun Pelajaran 2010/2011 pada Siklus 1.................................
47 6
Tabel 5. Diskripsi Data Hasil Belajar Lari Cepat Setelah Menggunakan Alat Bantu pada Siklus I……………………………………….. Tabel 6. Kemampuan Lari Cepat dan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 pada Siklus 2.................................. Tabel 7. Diskripsi Data Hasil Belajar Lari Cepat Setelah Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran Siklus II…………………………….
6 6 48 6 7 7 56 8 9 57 10
Tabel 8. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lari Cepat Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal ke Siklus 1…………………….. Tabel 9. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal ke Siklus 1…………………… Tabel 10. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lari Cepat
Siswa
Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Siklus I ke Siklus II……………….. Tabel 11. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Siklus I ke Siklus II…………………………… Tabel 12. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lari Cepat Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal ke Siklus II………… Tabel 13. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD
commit to user xiv
12 59 12 13 60 15 16 61 17 17 19 62 20 20 63 21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal ke Siklus 1…………………......
64 23 25 31 32 33 34 34 34 34 35 35 35
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Penekanan Program Penjas Sekolah Dasar..............................
23
Gambar 2. Lari Menggunakan Bendera....................................................
26
Gambar 3. Lari Menggunakan Kerucut....................................................
26
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4. Lari dengan Menggunakan Tali atau Karet.............................
27
Gambar 5. Lari Menggunakan Bilah.........................................................
28
Gambar 6. Lari Menggiring Simpai..........................................................
28
Gambar 7. Lari Melewati Simpai..............................................................
29
Gambar 8. Lari Memasukkan Simpai atau ban.........................................
29
Gambar 9. Gerak Lari Menyentuh Kotak atau Kardus..............................
30
Gambar 10. Gerak Lari Membawa Kotak atau Kardus...............................
30
Gambar 11. Gerak Lari Memindahkan Kardus.........................................
31
Gambar 12. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)..............................
37
Gambar 13. Grafik Perbandingan Rata-Rata Kemampuan Lari Cepat Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/ 2011 dari Kondisi Awal Ke Siklus I.................................................................................
59
Gambar 14. Grafik Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Lari Cepat pada Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011...................................... Gambar 15. Grafik Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lari Cepat
60
Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/ 2011 dari Siklus I ke Siklus II............................................................................................
61
Gambar 16. Grafik Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Lari Cepat pada Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Siklus I ke Siklus II............................................................................................
63
Gambar 17. Grafik Perbandingan Rata-Rata Kemampuan Lari Cepat Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/ 2011 dari Kondisi Awal ke Siklus II................................................................................ Gambar 18. Grafik Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Lari Cepat
commit to user xvi
64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pada Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal ke Siklus II.................................................................................
65
Gambar 19. Grafik Peningkatan Kemampuan Lari Cepat pada Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.............................................................
66
Gambar 20. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Lari Cepat pada Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.............................................................
67
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I………… Halaman 74 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II………... 84 Lampiran 3. Petunjuk Pelaksanaan Siklus I……………………………….
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 4.
digilib.uns.ac.id
Hasil Observasi Kemampuan Lari Cepat Siswa Kelas IV
96
SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/ 20011 pada Kondisi Awal…………………………... Lampiran 5.
Hasil Observasi Hasil Belajar Lari Cepat Siswa Kelas IV
97
SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/ 20011pada Kondisi Awal…………………………… Lampiran 6.
Hasil Observasi Kemampuan Lari Cepat Siswa Kelas IV
98
SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/ 20011 pada Siklus I…………………………………. Lampiran 7.
Hasil Observasi Hasil Belajar Lari Cepat Siswa Kelas IV
99
SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/ 20011pada Siklus I………………………………….. Lampiran 8.
Hasil Observasi Kemampuan Lari Cepat Siswa Kelas IV
100
SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/ 20011 pada Siklus II………………………………... Lampiran 9.
Hasil Observasi Hasil Belajar Lari Cepat Siswa Kelas IV
101
SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/ 20011pada Siklus II………………………………… Lampiran 10. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lari Cepat dan
102
Hasil Belajar pada Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010 2011 dari Kondisi Awal ke Siklus I…………………………………………… Lampiran 12. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lari Cepat dan
103
Hasil Belajar pada Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010 2011 dari Siklus I ke Siklus II………………………………………………… Lampiran 13. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lari Cepat pada
104
Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010 2011 dari Kondisi Awal ke Siklus II…………………………………………………………… Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian……………………………………
commit to user xviii
105
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
106
commit to user xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B A B
I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah adalah sebagian dari pendidikan secara umum,sebagai sub system pendidikan secara keseluruhan. Pembelajaran pendidikan jasmani dapat dibatasi sebagai proses belajar dan atau pendidikan yang ditujukan untuk melalui aktifitas gerak fisik dan olahraga tertentu di sekolah. Melalui aktifitas gerak fisikdan olahraga yang dilaksanakan di sekolah-sekolah dapat dijadikan. sebagai instrument
pendidikan
yang
mempunyai
peran
penting
dalam
mengembangkan kualitas manusia Indonesia. Pelajaran pendidikan jasmani di sekolah mengajarkan berbagai cabang olahraga terpilih, sebagaimana tercantum dalam struktur kurikulum yang berlaku. Atletik merupakan olahraga wajib yang yang diajarkan mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Atletik yang diajarkan di sekolah mencakup empat nomor yang dilombakan yaitu: (1) Jalan, (2) Lari, (3) Lompat, (4) Lempar. Menurut observasi selama ini pada nomor lari khususnya lari cepat di SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dirasa kurang maksimal karena guru bidang studi mengajar dengan monoton atau pembelajaran konvensional, didasarkan pada pembelajaran keterampilan sebenarnya.Lari cepat merupakan salah satu nomor lari yang diajarkan di sekolah-sekolah. Untuk siswa Sekolah Dasar lari cepat yang diajarkan yaitu 40 meter. Jika dibandingkan dengan nomor lari lainnya, lari cepat lebih sederhana dibandingkan dengan nomor lari lainnya, sehingga lari cepat lebih awal diajarkan bagi siswa sekolah sebelum mempelajarai nomor lari lainnya. Lari cepat bagi siswa Sekolah Dasar perlu diupayakan oleh guru. Seorang guru penjasorkes dituntut untuk mampu menciptakan kondisi belajar yang baik. Pembelajaran
yang
diberikan kepada siswa harus dapat membangkitkan motivasi belajar siswa
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
dengan memberikan bentuk-bentuk pembelajaran yang menyenangkan. Banyaknya model pembelajaran atletik yang mengharuskan seorang guru selalu mengikuti
perkembangan
dan
kemajuan
model-model
pembelajaran
termasuk nomor cabanga olah raga atletik. Penggunaan alat bantu dalam pembelajaran penjas sangat penting bagi siswa Sekolah Dasar. Misalnya pembelajaran lempar lembing dengan menggunakan alat bantu bola berekor,pembelajaran lari dengan menggunakan ban, lompat dengan menggunakan kardus dan lain sebagainya. Melalui alat bantu sederhana dalam membelajarkan materi pendidikan jasmani,maka para siswa akan memperoleh suasana atau hal baru. Dengan peralatan yang sederhana dan menarik perhatian siswa akan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. Pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa, hal ini akan membuat siswa lebih aktif bergerak dalam mengikuti pembelajaran sehingga kemampuan lari cepat akan meningkat. Penggunaan alat bantu merupakan solusi untuk mengatasi kendala atau kesulitan yang dihadapi siswa dalam mengikuti pembalajaran pendidikan jasmani. Melalui
alat
bantu
dalam
pembelajaran
pendidikan
jasmani
diharapkan kemampuan lari cepat siswa akan meningkat. Namun penggunaan alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani ini brlum diketahui seberapa besar pengaruhnya untuk meningkatkan kemampuan lari cepat. Untuk membuktikan apakah penggunaan alat bantu pembelajara penjas dapat meningkatkan kemampuan lari, maka perlu dibuktikan. melalui PTK. Penelitian Tindakan Kelas atau PTK merupakan upaya untuk mengetahui seberapa besar optimalnya modifikasi sarana pembelajaran pendidikan jasmani terhadap peningkatan kemampuan lari cepat anak. Menurut Sutama dan Main Sufanti (2009: 7) bahwa: Peneltian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang bersifat reflektif. Kegiatan penelitian berangkat dari permasalahan riil yang dihadapi oleh praktisi pendidikan dan tugas pokok dan fungsinya masingmasing, kemudian direfleksikan alternatif pernecahan masalahnya dan tindak lanjut dengan tindakan-tindakan nyata yang terencana dan terukur
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penggunaan alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani ini diberikan pada siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahu Pelajaran 2010/ 2011. Berdasarkan silabus dan kurikulum yang ada pada tempat penelitian ini cabang olahraga atletik yang diajarkan untuk nomor lari yaitu lari cepat 40 meter. Ditinjau dari pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di SD Negeri 01 Bukuran ini belum maksimal. Sering
dijumpai
dalam
pelaksanaan
pembelajaran
pendidikan jasmani, guru kurang memperhatikan gendala yang dihadapi oleh siswa dalam mengikuti pembelajaran. Jika kendala atau kesulitan yang dihadapai siswa dalam mengikuti pembelajaran tidak segera dicarikan solusi maka akan mengakibatkan aktifitas atau gerak yang dilakukan oleh siswa kurang maksimal. Pembelajaran atletik di Sekolah Dasar Negeri 1 Bukuran belum maksimal, pada umunnya siswa tidak menyukai pembelajaran atletik, karena materi yang diajarkan oleh guru masih monoton, tidak menarik, membosankan dan sangat melelahkan. Hal ini disebabkan guru mengajarkan materi atletik khususnya lari cepat berdasarkan keterampilan yang sebenarnya tanpa menggunakan modifikasi maupun alat bantu pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa. Dari pembelajaran yang sebenarnya ini membuat siswa sering kali mengeluh capek, dan banyak siswa yang malas mengikuti pembelajaran, sehingga kemampuan lari cepat masih rendah, begitu juga dengan nilai ketuntasan hasil belajar masih di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 70. Penggunaan alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani sangat penting agar kendala atau kesulitan siswa teratasi. Selain itu melalui alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani siswa akan lebih tertarik dan senang dalam mengikuti pembelajaran, sehingga siswa lebih aktif bergerak. Dengan siswa aktif bergerak maka akan meningkatkan kemampuan lari cepat. Maka perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas Dengan judul " Upaya Mengoptimalkan Kemampuan Lari Cepat dengan Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran Pendidikan Jasmani Pada Siswa Kelas W SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/ 2011 ".
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani dapat mengoptimalkan kemampuan lari cepat pada siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/ 2011? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengoptimalkan kemampuan lari cepat pada siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/ 2011. D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, antara lain: 1. Manfaat Teoritis a. Bagi siswa Dengan menggunakan alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani, khususnya pembelajaran lari cepat, siswa menjadi lebih antuasias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran. b. Bagi Guru Sebagai wawasan dan menumbuhkan kreatifitas guru dalam hal meningkatkan kemampuan lari cepat siswa Sekolah Dasar. c. Bagi Peneliti Peneliti mendapatkan fakta bahwa dengan menggunakan alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani dapat meningkatkan kemampuan lari cepat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk referensi penlitian selanjutnya yang berhubungan dengan hal yang sama. b. Dapat digunakan sebagai media alternatif bagi guru sekolah lain dalam mengajarkan materi atletik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Atletik Atletik mempunyai peranan penting terhadap cabang-cabang olahraga karea gerakan-gerakannya merupakan gerakan dari seluruh gerakan olahraga. Menurut Aip Syarifuddin (1992 : 2) atletik berasal dari bahasa Yunani yaitu “atlon” yang mempunyai arti pertandingan, perlombaan, pergulatan atau perjuangan. Orang yang melakukan dinamakan “athleta” (atlit) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa atletik adalah salah satu cabang yang diperlombakan yang terdiri atas nomor-nomor jalan, lari, lempar, lombat. Gerakan-gerakan yang dilakukan terdapat pada semua cabang olah raga, pada intinya merupakan gerakan dasar yang berasal dari gerakan atletik. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan jika atletik dikatakan ibu (induk) dari semua cabang olahraga (Aip Syarifuddin, 1992:1). Dalam cabang olahraga atletik ada empat nomor lompat, yaitu nomor : lompat jauh, lompat jangkit, lompat tinggi dan lompat tinggi galah. Dalam cabang olahraga atletik di sekolah dasar saat ini dikenal dengan Atletic kids, nomor yang dipertandingkan adalah Lari 40 m, Lompat katak dan lempar turbo. Nomor lari yang dipertandingkan adalah lari 40 m, lari 40 m merupakan salah satu unsur nomor atletik yang wajib diajarkan pada siswa Sekolah Dasar, karena atletik juga merupakan sarana bagi pendidikan jasmani peserta didik dalam upaya meningkatkan daya tahan, kekuatan, kecepatan, kelincahan. 2. Lari Cepat a. Pengertian Lari Cepat Pengertian atau definisi lari menurut Soegito (1992: 8) bahwa, “Lari ialah gerak maju yang diusahakan agar dapat mencapai tujuan (finish) secepat
commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
mungkin atau dalam waktu singkat”. Kemudian juga definisi lari cepat atau lari jarak pendek menurut Aip Syarifudin (1992: 41) disebutkan bahwa: Lari jarak pendek atau lari cepat (sprint) adalah suatu cara lari dimana si atlet harus menempuh seluruh jarak dengan kecepatan semaksimal mungkin. Artinya harus melakukan lari-lari yang secepat-cepatnya dengan mengerahkan seluruh kekuatannya mulai awal (mulai dari start) sampai melewati garis akhir (finish)”. Hal itu seperti yang dikemukakan oleh Aip Syarifudin dan Muhadi (1992: 63) bahwa, “Lari jarak pendek (sprint) adalah suatu cara lari dimana si atlet harus menempuh seluruh jarak dengan kecepatan yang maksimal mungkin”. Dari pengertian yang telah dikemukakan diatas, dapat diketahui bahwa lari cepat adalah suatu cara lari untuk menempuh jarak tertentu yang dilakukan dengan kecepatan yang maksimal dengan waktu yang sesingkat-singkatnya dari garis start sampai finish. Untuk dapat melakukan lari cepat dengan baik dan benar, maka harus menguasai teknik lari cepat dengan baik dan benar. b. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Lari Cepat Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan lari cepat agar bisa diperoleh prestasi yang maksimal. Seperti dikemukakan oleh Tamsir Riyadi (1985: 23) bahwa, “Pada lari jarak pendek perlu memperhatikan 4 masalah yaitu: (1) starting position, (2) starting action, (3) sprinting action, (4) finishing action”. Berdasarkan pendapat diatas diketahui bahwa, faktor yang dapat mempengaruhi pencapai prestasi lari cepat meliputi faktor teknik dan faktor fisik. Faktor teknik dalam lari cepat meliputi starting position, starting action finishing action. Sedangkan faktor fisik meliputi banyak hal seperti tenaga oto, koordinasi, kecepatan kontraksi, dan hal lainnya yang berhubungan dengan fisik. c. Pengertian Kecepatan Banyak dalam cabang olahraga kecepatan merupakan komponen fisik yang esensial. Kecepatan menjadi faktor penentu di dalam cabang olahraga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
seperti sprint, tinju beberapa cabang olahraga permainan dan lain sebagainya. Kecepatan tidak hanya menggerakkan seluruh tubuh dengan cepat, tetapi dapat pula terbatas pada menggerakkan anggota-anggota tubuh dalam waktu yang sesingat-singkatnya. Kecepatan ditentukan frekuensi stimulus, kemauan, mobilitas syarat, kecepatan kontraksi otot, tingkat otomatis gerak dan power otot. Berkaitan dengan kecepatan Andi Suhendro (1999:4.20) menyatakan bahwa, “kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan dalam waktu yang sesingakt-singkatnya”. Sedangkan menurut Mulyono B (2007:58) “Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan suatu gerak dalam periode waktu yang singat. Menurut Suharno HP (1993 : 23) bahwa, ”kecepatan adalah suatu kecepatan reaksi otot yang ditandai dengan pertukaran antara kontraksi dan relaksasi yang menuju maksimal”. Pada prinsipnya kedua pendapat ahli tersebut mempunyai pengertian yang hampir sama. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, kecepatan merupakan bentuk gerakan berulang-ulang untuk menempuh jarak tertentu yang di lakukan dalam waktu sesingkat mungkin. Untuk mendapatkan kecepatan yang maksimal, maka harus didukung gerakan dari bagian tubuh yang mendukung gerakan lari (ayunan lengan) yang dilakukan secara baik dan benar. Seperti dikemukakan M. Furqon H. (1995:70) bahwa, “untuk lari cepat (siklik), lebar ayunan gerakan-gerakan yang optimal (misalnya panjang langkah) dan frekuensi gerakan-gerakan (misalnya rata-rata langkah) merupakan karakteristik utama”. d. Kecepatan Lari Lari adalah suatu gerakan dengan kaki yang berpindah tempat untuk mencapai tujuan, menurut Soegito (1989: 8) lari adalah “gerak maju untuk mencapai tujuan (finish) secepat mungkin atau dalam waktu sesingkatsingkatnya”. Gerakan lari pada dasarnya sama hanya tergantung pada nomor lari yang akan dipelajari. Tujuan lari adalah menggerakkan badan ke depan akibat dari gaya dorongan ke belakang terhadap tanah, dengan melakukan gerak mengais
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
(pawing movement). Kesalahan yang sering dilakukan oleh para pelari adalah selalu berlari dalam posisi duduk, kaki tidak diluruskan sepenuhnya, dan tubuh tidak condong ke depan. Tehnik-tehnik khusus yang harus diperhatikan dalam lari adalah sebagai berikut: Badan condong ke depan 25-30 derajat, usahakan badan rileks. Kaki ditolakan kuat-kuat sampai lurus ke belakang, kemudian satu lutut ditarik ke depan diangkat tinggi setinggi panggul (rata pinggang), tungkau bawah mengayun ke depan untuk mencapai langkah lebar sesuai dengan panjang tungkai masing-masing pelari. Lengan bergantung di samping badan secara wajar, siku ditekuk 90 derajat, tangan menggenggam rileks. Gerakan atau ayunan lengan ke depan dan belakang, mengikuti gerakan tungkai. Tangan dan kaki bergerak berimbang, semakin cepat gerakan kaki maka semakin cepat pula gerak tangan mengikutinya. Punggung lurus dengan kepala, pandangan lurus ke depan. e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Lari Potensi atau pembawaan sejak lahir merupakan faktor yang dominan yang akan mempengaruhi kecepatan lari seseorang. Salah satu faktor yang dominan dari pembawaan adalah tipe otot yang dimiliki. Menurut Bompa (1983) yang dikutip Harsono (1988:218) faktor yang mempengaruhi kecepatan yaitu : “(1) Keturunan (geredity) dan natural talent. (2) Waktu reaksi, (3) Kemampuan untuk mengatasi tahanan (resistance) ekternal, (4) Teknik, (5) Konsentrasi dan semangat, (6) Elasisitas otot”. Pendapat lain dikemukakan Suharno HP. (1993:48) bahwa faktor-faktor penentu kecepatan secara umum adalah: (1) Macam fibril otot yang dibawa sejak lahir (pembawaan), fibril berwarna putih (pahsic) baik untuk gerak yang cepat, (2) Pengaturan nervous system, (3) Kekuatan otot, (4) Kemampuan elastisitas dan relaksasi suatu otot, (5), Kemauan dan disiplin individu atlet. Faktor bawaan khususnya fibril otot putih merupakan faktor yang menentukan kecepatan yang dimiliki seseorang. Semakin banyak fibril otot putih dimiliki, maka kecepatannya akan baik. Lebih lanjut, Suharno HP. (1993 : 48) faktor-faktor penentu khusus kecepatan lari meliputi : (1) Tergantung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
pada kekuatan otot yang bekerja, (2) Panjang tungkai atas, (3) Frekuensi gerak dan (4) Teknik lari yang sempurna. f. Teknik Lari Cepat Di dalam lari cepat terdapat 3 macam teknik yang harus dipahami dan dikuasai, menurut Aip Syarifuddin (1992: 41) bahwa, “Dalam lari jarak pendek ada tiga teknik yang harus dipahami dan dikuasai yaitu mengenai: (1) teknik start, (2) teknik lari, (3) teknik melewati garis finish”. Penguasaan teknik lari cepat yang baik akan dapat mendukung pencapaian prestasi lari cepat secara optimal. Agar siswa dapat melakukan lari cepat dengan baik dan memperoleh prestasi yang optimal, maka teknik-teknik tersebut harus dipahami dan dikuasai. Untuk lebih jelasnya ketiga teknik lari cepat tersebut akan dijelaskan secara singkat sebagai berikut: (1) Teknik Start Start atau disebut juga pertolakan merupakan kunci pertama yang harus dikuasai oleh seorang sprinter. Dalam melakukan start bila terjadi keterlambatan itu berarti kerugian besar bagi seorang sprinter. Dalam lari cepat 50 meter kemenangan diperoleh dengan selisih waktu yang sangat kecil, karena itu kemampuan melakukan start yang baik sangat diperlukan. Dalam hal ini teknik start untuk lari cepat adalah start jongkok. Start jongkok yaitu start atau sikap awal lari dengan posisi jongkok. Dengan kaki kiri berada di depan dan kaki kanan berada di belakang. Start jongkok terdiri dari tiga macam yaitu: (1) short start yaitu posisi lutut sejajar dengan tumit, (2) medium start yaitu posisi lutut sejajar pada tumit bagian tengah, (3) long start yaitu posisi lutut berada di belakang tumit. (2) Teknik Lari Cepat Selain teknik start dalam lari cepat juga harus memperhatikan teknik lari yang benar. Waktu melakukan lari cepat, posisi badan hampir tegak lurus pada tanah dan condong ke depan ± 60 derajat. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Rusli Lutan dkk. (1992: 137) menyatakan, “Posisi badan lari cepat dipertahankan tetap menghadap ke depan dan agak condong ke depan. Sikap badan seperti ini memungkinkan titik berat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
badan selalu berada di depan”. Kecepatan lari juga akan bertambah bila didukung dengan gerak ayunan kedua tangan. Pada waktu berlari, ayunan kedua lengan harus rileks dan posisi kedua tangan mengepal serta ibu jadi menyilang pada jari telunjuk. Beberapa prinsip teknik lari cepat menurut Soegito (1992: 12) antara lain : (1) Lari pada ujung kaki. (2) Menumpu dengan kuat, agar mendapatkan dorongan kedepan dengan kuat pula. (3) Badan condong ke depan ± 60 derajat, sehingga titik berat badan selalu didepan. (4) Ayunan lengan kuat-kuat dan cepat, siku dilipat, tangan menggenggam lemas, agar gerakan langkah kaki juga cepat dan kuat. (5) Setelah ± 20 m dari garis start, langkah diperlebar tetapi condong badan harus tetap dipertahankan. Serta ayunan lengan dan gerakan langkah kaki juga dipertahankan kecepatan dan kekuatannya, bahkan kalau mungkin ditingkatkan. Kecepatan yang maksimal juga harus dilakukan oleh seorang sprinter pada waktu melakukan start sampai jarak 50 meter atau finish. Jika sprinter telah mencapai kecepatan puncak, maka harus dipertahankan dengan sekuat tenaga bahkan ditingkatkan dengan cara memperlebar langkah dan diusahakan tidak mengurangi kecepatan, selain itu juga didukung dengan menggerakkan kedua lengan sesuai arah ayunan. (3) Teknik Memasuki Garis Finish Memasuki garis finish adalah fase akhir penentu menang atau kalahnya seorang spritner. Teknik memasuki garis finish sangat penting untuk dipahami dan dikuasai oleh spinter, sebab meski punya kekuatan dan kecepatan bila teknik memasuki garis finish dari sprinter tidak baik, bisa menyebabkan kekalahan. Seorang sprinter bebas menentukan dengan cara ataupun teknik sendiri melewati garis finish yang dianggap paling efektif dan efisien.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Agus Mukholid (2004: 102) bahwa, “ teknik melewati garis finish terbagi menjadi tiga cara, yaitu : 1) Dengan cara terus secepat-cepatnya melewati garis finish dengan tidak mengubah posisi lari. 2) Saat akan menyentuh pita atau melewati garis finish, dada dicondongkan ke depan. 3) Saat akan menyentuh pita atau melewati garis finish, dada diputar sehingga salah satu bahu maju ke depan terlebih dahulu”. 3. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Sekolah Dasar a. Hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sering kali disalah artikan oleh banyak orang. Banyak anggapan bahwa, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan hanyalah suatu pelajaran untuk membuat anak bersenang-senang dan bergembira atau pelajaran selingan dari pelajaran lain yang menuntut berpikir dengan keras. Bahkan juga dikatakan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan pendidikan yang tidak berbobot dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya seperti matematikan, bahasa inggris dan lain sebagainya. Agus Mahendra (2004: 16) menyatakan, “Pendidikan jasmani merupakan wahana pendidikan yang memberikan kesempatan bagi anak untuki mempelajari hal-hal yang penting. Oleh karena itu, pelajaran pendidikan jasmani tidak kalah pentingnya dengan pelajaran lain seperti; Matematika, Bahasa, IPS, IPA dan lain-lain”. Pendapat tersebut menunjukkan, pendidikan jasmani tidak kalah pentingnya dengan mata pelajaran lainnya. Namun demikian tidak semua guru menyadari hal tersebut, sehingga banyak anggapan pendidikan jasmani dilaksanakan secara serampangan. Hal ini tercermin dari berbagai gambaran negatif tentang pembelajaran pendidikan jasmani mulai dari kelemahan proses, misalnya membiarkan anak bermain sendiri hingga rendahnya mutu hasil pembelajarannya seperti kebugaran jasmani yang rendah. Di kalangan guru pendidikan jasmani sendiri ada anggapan bahwa, pelajaran pendidikan jasmani
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
dapat dilakukan seadanya, sehingga pelaksanaannya dengan cara menyuruh anak pergi ke lapangan, menyediakan bola dan anak disuruh bermain sendiri, guru mengawasi dari pinggir lapangan atau bahkan tanpa ada pengawasan dari guru. Hal ini dapat terjadi karena ketidak pahaman guru tentang arti dan tujuan pendidikan jasmani di sekolah. Di samping itu, kemungkinan guru yang bersangkutan kurang mencintai sepenuh hati sebagai guru pendidikan jasmani. Adapun yang dimaksud dengan pendidikan jasmani menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sekolah dasar (2003: 6) bahwa, “Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan direncanakan secara sistematis bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, sosial dan emosional”. Sedangkan menurut Agus Mahendra (2004: 17) bahwa, “Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan”. Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan, pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani atau olahraga yang mempunyai pengertian mendidik. Yang membedakan pendidikan jasmani dengan mata pelajaran lainnya adalah alat yang digunakan adalah gerak insani, manusia yang bergerak secara sadar. Gerak tersebut dirancang secara sadar oleh gurunya dan diberikan dalam situasi yang tepat, agar dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak didik. b. Manfaat Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan umum. Melalui program pendidikan jasmani dapat diupayakan peranan pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu. Tanpa ada pendidikan jasmani di lingkungan sekolah, maka akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Menurut Agus Mahendra (2004: 7-8) bahwa, ”Secara umum manfaat pendidikan jasmani di sekolah mencakup: 1) Memenuhi kebutuhan anak akan gerak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
2)
3)
4)
5)
Pendidikan jasmani memang merupakan dunia anak-anak dan sesuai dengan kebutuhan anak-anak. Di dalamnya anak-anak dapat belajar sambil bergembira melalui penyaluran hasratnya. Semakin terpenuhi kebutuhan akan gerak dalam masa-masa pertumbuhannya, semakin besar kemaslahatannya bagi keulaitas pertumbuhan itu sendiri. Mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi dirinya Pendidikan jasmani adalah waktu untuk berbuat. Anak-anak akan lebih memilih untuk berbuat sesuatu daripada hanya harus melihat atau mendengarkan oarng lain ketika mereka sedang belajar. Suasana kebebasan yang ditawarkan di lapangan atau gedung olahraga sirna karena sekian lama terkurung di antara batas-batas ruang kelas. Keadaan ini benar-benar tidak sesuai dengan dorongan nalurinya. Dengan bermain dan bergerak anak benar-benar belajar tentang potensinya dan dalam kegiatan ini anak-anak mencoba mengenali lingkungan sekitarnya. Para ahli sepaham bahwa pengalaman ini penting untuk merangsang pertumbuhan intelektual dan hubungan sosialnya dan bahkan perkembangan harga diri yang menjadi dasar kepribadian kelak. Menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna Peranan pendidikan jasmani di sekolah dasar cikup unik, karena turut mengembangkan dasar-dasar keterampilan yang diperlukan anak untuk menguasai berbagai keterampilan dalam kehidupan dikemudian hari. Karena pada usia SD tingkat pertumbuhan sedang lambat-lambatnya, maka pada usia-usia inilah kesempatan anak untuk mempelajari keterampilan gerak sedangkan tiba pad amasa kritisnya. Konsekuensinya, keterlantaran pembinaan pada masa ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak pad amasa berikutnya. Menyalurkan energi yang berlebihan Anak adalah makhluk yang sedang berada dalam nasa kelebihan keseimbangan perilaku dan mental anak. Segera setelah kelebihan energi tersalukan, anak akan memperoleh kembali keseimbangan dirinya, karena setelah istirahat, anak akan kembali memperbaharui dan memulihkan energi secara optimum. Merupakan proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental maupun emosional Pendidikan jasmani yang benar akan memberikan sumbangan yang sangat berarti terhadap pendidikan anak secara keseluruhan. Hasil nyata yang diperoleh dari pendidikan jasmani adalahperkembangan yang lengkap, meliputi aspek fisik, metal, emosi , sosial dan moral”.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan, banyak manfaat yang diperoleh dari pendidikan jasmani di antaranya sebagai pemenuhan akan gerak anak, mengenalkan lingkungan dan potensi anak, menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna, untuk menyalurkan energi yang berlebihan dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
sebagai proses secara serempak baik fisik, mental maupun emosional. Hal ini artinya, pendidikan jasmani merupakan suatu pendidikan yang di dalamnya mencakup pengembangan individu secara menyeluruh. Cakupan pendidikan jasmani tidak hanya pada aspek jasmani saja, tetapi juga aspek mental, emosional dan spiritual. c. Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Sekolah Dasar Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan jenis pendidikan yang mengutamakan aktivitas gerak sebagai media pendidikan. Berdasarkan kurikulum pendidikan jasmani bahwa, tujuan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dari masing-masing jenjang pendidikan berbeda-beda. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Dasar (2006: 2-3) bahwa, “ Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Sekolah Dasar bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya mengembangkan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga terpilih. 2) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik. 3) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar. 4) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. 5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis. 6) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. 7) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif”. Pendapat tersebut menunjukkan, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah dasar bertujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani, pertumbuhan fisk, perkembangan psikis, meningkatkan keterampilan gerak, membentuk
karakter
mengembangkan
moral
keterampilan
yang
baik,
menjaga
menumbuhkan keselamatan
commit to user
sikap
dan
sportif,
pencapaian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup yang sehat dan kebugaran serta memiliki sikap yang sportif. d. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar Ruang lingkup pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk sekolah dasar mencakup banyak aspek. Menurut M. Furqon H. (2007: 4) bahwa, ”Ruang lingkup pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1) Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan, eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non lokomotor dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepakbola, bola basket, bolavoli, tenis meja, tenis lapangan, bulutangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya. 2) Aktivitas pengembangan diri meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya. 3) Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya. 4) Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya. 5) Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan gerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya. 6) Pendidikan luar kelas meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan. 7) Kesehatan meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek”. Pendapat tersebut menunjukkan, ruang lingkup pendidikan jasmani untuk sekolah dasar meliputi enam aspek yaitu: olahraga permainan, pengembangan diri, aktivitas senam, aktivitas ritmik, aktivitas air dan pendidikan luar kelas. Dari masing-masing aspek tersebut di dalamnya terdiri beberapa macam cabang olahraga yang telah diatur berdasarkan kurikulum yang berlaku.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
4. Pembelajaran Lari Pada Siswa Sekolah Dasar a.
Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Program pembelajaran yang baik adalah program pembelajaran yang
sesuai dengan kondisi pelakunya. Pemberian pembelajaran yang baik harus memperhatikan tingkat kemampuan dan perkembangan siswa. Pengajar, khususnya di Sekolah Dasar perlu mengetahui karakteristik pertumbuhan dan perkembangan siswa SD. Kemampuan fisik, psikomotor dan psikologis manusia berkembang sesuai dengan tingkatan usia dan taraf pertumbuhan fisiknya. Manusia dari anak-anak hingga dewasa mengalami berbagai perkembangan, antara lain yaitu perkembangan fisiologis, psikologis, intelektual, sosial dan kemampuan gerak. Secara kronologis sepanjang hidupnya manusia dapat dibedakan dalam lima tahapan kehidupan, yaitu “(a) fase sebelum lahir (prenatal), (b) fase bayi (infant), (c) fase anak-anak (childhood), (d) fase adolesensi (adolescene), dan (e) fase dewasa (adulthood)” (Sugiyanto, 1998: 7). Setiap fase kehidupan manusia memiliki kecenderungan-kecenderungan karakteristik tertentu, termasuk di dalamnya yang berhubungan dengan perkembangan fisiknya. Pada umumnya siswa-siswa di SD, khususnya kelas IV dan V usianya adalah antara 9 sampai 12 tahun. Dalam tahapan perkembangan usia 9 sampai 12 tersebut dapat diklasifikasikan pada taraf perkembangan pada fase anak-anak yaitu anak besar. Hal ini seperti yang dikemukakan Sugiyanto (1998:9) bahwa, fase anak besar yaitu “usia 6 sampai 10 atau 12 tahun”. Kelompok usia 9-12 tahun tersebut termasuk dalam kelompok umur anak besar. Anak usia tersebut memiliki kerakteristik perkembangan dan pertumbuhan besifat khusus, yang berbeda dengan kelompok usia lain. Pada usia anak besar, anggota gerak atas dan anggota gerak bawahnya bertambah dengan cepat. Keadaan tersebut berpengaruh pada perkembangan kemampuan gerak yang dicapainya. Dengan cepatnya pertumbuhan anggota gerak atas maupun bawah tersebut, maka perkembangan kemampuan gerak anak juga cukup pesat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
Perkembangan kemampuan gerak manusia berlangsung secara bertahap. Secara kronologis, tahapan kehidupan tersebut adalah masa bayi, masa anak kecil, masa anak besar, masa remaja, masa dewasa dan masa tua. Sejalan dengan pertumbuhan fisik di mana anak semakin tinggi dan besar, maka kemampuan gerak anak meningkat. Kemampuan koordinasi merupakan unsur dasar yang baik dalam perkembangan keterampilan dan dalam belajar gerak. Kecepatan seseorang dalam mempelajari suatu keterampilan gerak dipengaruhi oleh kemampuan koordinasi yang dimiliki. Perkembangan kemampuan
gerak pada fase anak besar cukup pesat.
Perkembangan tersebut seiring dengan meningkatnya minat anak terhadap aktivitas fisik. Minat anak terhadap aktivitas fisik dipengaruhi oleh kondisi bpsikologos dan sosialnya. Mengenai sifat-sifat psikologis dan sosial yang menonjol pada masa anak besar adalah sebagai berikut : 1)
Imajinatif serta menyenangi suara dan gerak ritmik
2)
Menyenangi pengulangan aktivitas.
3)
Menyayangi aktivitas kompetitif.
4)
Rasa ingin tahunya besar.
5)
Selalu memikirkan sesuatu yang dibutuhkan atau diinginkan.
6)
Lebih menyenangi aktivitas kelompok daripada aktivitas individual.
7)
Meningkatkan minatnya untuk terlibat dalam permainan yang diorganisasi, tetapi belum siap untuk mengerti peraturan permainan yang rumit.
8)
Cenderung membandingkan dirinya dengan taman-temannya, dan mudah merasa ada kekurangan pada dirinyan atau mengalami kegagalan.
9)
Mudah gembira karena pujian, dan mudah patah hati atau tidak senang kalau dikritik.
10) Senang menirukan idolanya. 11) Selalu menginginkan persetujuan orang dewasa tentang apa yang diperbuat. Kemampuan koordinasi berkembang sejalan dengan pertumbuhan dan kematangan anak. Menurut Sugiyanto ( 1998: 166) bahwa, “Pada masa anak besar, berbagai gerak dasar dan variasinya yang telah bisa dilakukan sebelumnya akan mengalami peningkatan kualitas atau mengalami penyempurnaan”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
Peningkatan kualitas penguasaan sangat dipengaruhi oleh kesempatan untuk melakukannya. Anak besar memerlukan aktivitas gerak yang beragam yang bisa meningkatkan kemampuan fisik, keterampilan, kreativitas, serta sifat sosialnya. Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa karakteristik siswa SD kelas IV adalah sebagai berikut : 1) Siswa SD kelas IV berada pada fase perkembangan anak besar. 2) Ukuran dan proporsi bagian-bagian tubuh anak besar belum matang. Secara proporsional kaki dan tangan tumbuh lebih cepat dibandingkan pertumbuhan togok. 3) Minatnya terhadap kegiatan fisik makin meningkat, imajinasi, rasa ingin tahu dan kegiatan sosial juga makin meningkat. 4) Menyukai aktivitas kelompok dan permainan. 5) Perkembangan kemampuan gerak pada fase anak besar cukup pesat. Gerakannya dapat dilakukan dengan mekanika tubuh yang efisien, semakin lancar dan terkontrol, pola atau bentuk gerakan makin bervariasi serta gerakan semakin bertenaga. b.
Pembelajaran Lari Untuk Siswa Sekolah Dasar. Teknik lari memiliki kedudukan yang penting dalam pembelajaran lari.
Oleh karena itu, sdalam pembelajaran lari harus diberikan pembelajaran teknik secara tepat dan intensif. Dalam melakukan pembelajaran lari diperlukan strategi pembelajaran yang sesuai. Dengan melalui pembelajaran yang sistematis, teratur dan kontinyu serta dengan strategi pembelajaran yang sesuai, maka penguasaan kemampuan lari akan dapat tercapai. Pengajar harus memberikan pembelajaran dengan pendekatan yang baik agar dapat mengantarkan siswanya kepada penguasaan kemampuan lari secara optimal. Pembelajaran lari pada siswa SD, perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Kondisi fisik siswa SD belum matang sehingga program pembelajarannya memerlukan berbagai modifikasi agar hasilnya lebih optimal. Modifikasi pembelajaran olahraga, menurut Yoyo Bahagia dan Adang Suherman (1992: 2) meliputi 4 aspek yaitu, “(a) tujuan, (b) karakteristik materi, (c) kondisi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
lingkungan dan (d) evaluasinya”. Modifikasi pembelajaran dapat dilakukan dengan memodifikasi beberapa aspek atau salah satu aspek saja. Dalam penelitian ini modifikasi pembelajaran lari dilakukan pada aspek kondisi lingkungan yaitu berupa peralatan. Modifikasi kondisi lingkungan meliputi, peralatan, penataan ruang gerak dan jumlah siswa yang terlibat. Pembelajaran lari untuk siswa SD perlu modifikasi, agar hasilnya optimal. Modifikasi yang diterapkan dalam pembelajaran lari pada penelitian ini adalah modifikasi lingkungan belajar siswa. Dalam penelitian ini dikaji pembelajaran menggunakan alat bantu. 5. Alat Bantu Pembelajaran Penjas Untuk Meningkatkan Kemampuan Lari Cepat atau Sprint a. Hakikat Alat Bantu Alat bantu mengajar merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan belajar mengajar. Kelancaran kegiatan pembelajaran dapat dipengaruhi oleh tersedianya alat bantu yang baik dan memadai. Srijono Brotosuryo dkk. (1994: 294) menyatakan, “Alat-alat yang digunakan oleh guru sebagai sarana untuk membantu pelaksanaan kegiatan mengajar”. Menurut H.J. Gino dkk., (1998: 37) berpendapat, “Alat bantu belajar atau pembelajaran adalah semua alat yang digunakan dalam bahan kegiatan belajar mengajar
dengan
maksud
untuk
menyampaikan
pesan
(informasi)
pembelajaran dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (siswa)”. Sedangkan Slameto (1995: 67-68) menyatakan, “Media atau alat pembelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pembelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa”. Alat bantu mempunyai arti penting dalam kegiatan pembelajaran. Alat bantu dapat dijadikan sarana untuk menyampaikan materi pelajaran kepada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
siswa. Selain itu, alat bantu akan memudahkan siswa dalam mempelajari metari pembelajaran. Lebih lanjut Srijono Brotosuryo dkk., (1994: 297) menyatakan, “Dengan menggunakan alat bantu mengajar atau media, pengajaran dapat menjadi lebih konkrit dan menarik, sehingga mudah untuk dimengerti dan dipahami anak didik”. Sedangkan M. Sobry Sutikno (2009: 106-107) menyatakan: Ada beberapa fungsi penggunaan media atau alat dalam proses pembelajaran di antaranya: 1) Menarik perhatian siswa. 2) Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran. 3) Memperjelas penyajian pesat agar tidak bersifat verbalitis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan) 4) Mengatasi keterbatasan ruang 5) Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif 6) Waktu pembelajaran bisa dikondisikan 7) Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar 8) Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu atau menimbulkan gairah belajar 9) Melayani gaya belajar siswa beraneka ragam 10) Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran”. Alat bantu atau media pembelajaran memiliki fungsi yang sangat luas dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan menggunakan alat bantu pembelajaran yang baik dan tepat, maka akan mendukung pencapaian hasil belajar yang optimal. Oleh karena itu, seorang guru penjas harus mampu memanfaatkan berbagai macam alat bantu pembelajaran, jika dalam pembelajaran materi penjas banyak kendala. b. Penggunaan Alat Bantu dalam Pembelajaran Penjas Penggunaan alat bantu dalam pembelajaran penjas sangat penting. Banyak kendala yang dihadapi guru pendidikan jasmani dalam pembelajaran materi penjas, karena keterbatasan alat bantu atau bahkan sama sekali tidak ada alat bantu yang disediakan oleh sekolah. Rusli Lutan (2005: 45) bahwa, “Keluhan umum guru pendidikan jasmani yakni keterbatasan alat. Tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
tersedianya alat dapat menjadi faktor penghambat karena berpengaruh langsung terhadap struktur pelajaran pengaturan siswa”. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, alat bantu dalam pembelajaran pendidikan jasmani sangat penting. Tersedianya alat bantu yang relevan dan memadai akan sangat menunjang kelancaran proses belajar mengajar. Namun sebaliknya jika alat bantu tidak tersedia menuntut seorang guru berkreativitas agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan diperoleh hasil belajar yang optimal. Lebih lanjut Rusli Lutan (2000: 46) menyatakan, “Terbuka kesempatan guru pendidikan jasmani untuk membuat sendiri alat-alat sesuai dengan kebutuhan guna menyampaikan bahan pelajaran”. Kreativitas dan inisiatif seorang guru penjas untuk menciptakan untuk membuat alat bantu dalam pembelajaran penjas sangat penting. Jika siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran penjas, maka dapat menggunakan alat bantu. Penggunaan alat bantu tersebut pada prinsipnya untuk mempermudah mempelajari keterampilan, jika keterampilan yang sebenarnya sulit dikuasai. Penggunaan alat bantu dalam pembelajaran penjas dapat menggunakan alat bantu. Penggunaan alat bantu tersebut pada prinsipnya untuk mempermudah mempelajari keterampilan, jika keterampilan yang sebenarnya sulit dikuasai. Penggunaan alat bantu dalam pembelajaran penjas dapat menggunakan berbagai macam peralatan, misalnya pembelajaran lempar lembing menggunakan bola berekor, tongkat estafet, bilah, pembelajaran lompat jauh atau lompat tinggi dapat menggunakan kardus, tali, ban bekas dan lain sebagainya. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka harus ditunjang alat bantu yang relevan. Dengan menggunakan alat bantu yang relevan, maka siswa akan menjadi lebih senang dan motivasi belajar meningkat. Kesulitankesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran penjas dapat diatasi, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
c. Pengaruh Alat Bantu Pembelajaran Penjas terhadap Peningkatan Kemampuan Lari Cepat Pendidikan jasmani di sekolah merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dengan pelajaran lainnya. Toko Cholik dan Rusli Lutan (2001: 10) menyatakan, “Program pendidikan jasmani di sekolah seharusnya diarahkan pada upaya mengembangkan pribadi anak secara menyeluruh (multilateral development)”. Pendapat tersebut menunjukkan, dalam membelajarkan pendidikan jasmani bagi siswa harus diberi kesempatan seluas-luasnya. Pembelajaran pendidikan jasmani tidak hanya difokuskan pada salah satu materi saja, namun berbagai macam materi pelajaran pendidikan jasmani harus diberikan. Lebih lanjut Toho Cholik dan Rusli Lutan (2001: 10-11) menyatakan, “Pembatasan aktivitas gerak pada anak akan merugikan pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Anak akan kurang memiliki kekayaan dan keluwesan gerak yang mana sangat dibutuhkan untuk menghadapi tuntutan gerak yang kompleks lebih lanjut”. Sedangkan Wall dan Ried (1992) yang dikutip M. Furqon H. (2002: 19) memberikan gambaran penekanan program pendidikan jasmani di sekolah dasar sebagai berikut:
K
SE
SE
K
KS WL
KS
Tahun-tahun awal SD
Tahun-tahun akhir SD
Gambar 1. Penekanan Program Penjas Sekolah Dasar (M. Furqon H., 2002: 19) Keterangan: Perubahan penekanan program pendidikan jasmani di sekolah dasar. Catatan: K = pengembangan, keterampilan, SE = pengembangan sosial-emosi, KS = pengembangan kesegaran jasmani dan WL = kesadaran pemanfaatan waktu luang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
Berdasarkan skema penekanan program pendidikan jasmani di sekolah dasar, khususnya tahun-tahun akhir sekolah dasar atau kelas IV menunjukkan, pengembangan keterampilan memiliki prosesntase lebih besar dibandingkan dengan pengembangan sosial-emosi kesegaran jasmani dan kesadaran luang memanfaatkan waktu luang. Hal ini artinya, pada tahun-tahun akhir atau kelas IV sekolah dasar, pembelajaran pendidikan jasmani harus ditekankan pada pengembangan kemampuan gerak dasar anak. Membelajarkan pendidikan jasmani pada tahun-tahun akhir atau kelas IV lebih ditekankan pada keterampilan gerak. Untuk membelajarkan pendidikan jasmani pada kelas IV perlu didukung alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani. Namun pada kenyataannya masih banyak guru penjas dan membelajarkan pendidikan jasmani dilakukan seperti kegiatan olahraga orang dewasa agar anak didiknya mampu berprestasi. Pembelajaran pendidikan jasmani seperti ini harus dirubah, karena akan berdampak buruk terhadap kemampuan gerak anak. M. Furqon H. (2002: 20) menyatakan, “Anak bukan orang dewasa kecil, tetapi anak adalah anak, yaitu anak harus dipandang sebagai anak yang memiliki dunianya sendiri yang disesuaikan dengan karakteristiknya. Tidaklah tepat mengharapkan anak melakukan kegiatan seperti yang dilakukan orang dewasa dan tidak juga mengharapkan anak melakukan kondisi yang sama sebagaimana yang dilakukan orang dewasa”. Pendapat lain dikemukakan Toho Cholik dan Rusli Lutan (2001: 11) bahwa: Dewasa ini sering kita liwat bahwa pengajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar pada umumnya dilaksanakan secara tradisional, dimana kegiatan yang dilakukan anak sama dengan apa yang dilakukan oleh orang dewasa tanpa melakukan modifikasi. Seharusnya modifikasi baik dalam aturan, ukuran, alat dan lapangan, maupun jumlah pemain perlu dilakukan agar sesuai dengan kemampuan anak. Dengan demikian anak dapat ikut berpartisipasi aktif, senang dan menggairahkan mengikuti pelajaran. Sebaliknya, anak akan sering mengalami kegagalan dan kekecewaan sehingga akhirnya dapat menumbuhkan rasa tidak senang dan frustasi”. Pendapat tersebut menunjukkan, melakukan modifikasi sarana pembelajaran pendidikan jasmani atau menggunakan alat bantu sangat penting
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
agar anak terlibat aktif dan senang dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani. Jika akan terlibat aktif dalam pembelajaran pendidikan jasmani, maka akan meningkatkan kemampuan larinya. Oleh karena itu, menggunakan alat bantu sangatlah penting dalam pembelajaran. d. Macam-Macam Alat Bantu Pembelajaran Pendidikan Jasmani Berkaitan dengan kemampuan lari cepat, bentuk latihan yang diberikan dalam Penilitian Tindakan Kelas (PTK) khususnya untuk lari cepat 40 meter. Menurut Soegito (1992: 8) bahwa, “Lari ialah gerak maju yang diusahakan agar dapat mencapai tujuan (finish) secepat mungkin atau dalam waktu singkat”. Kemudian juga definisi lari cepat atau lari jarak pendek menurut Aip Syarifudin (1992: 41) disebutkan bahwa: Lari jarak pendek atau lari cepat (sprint) adalah suatu cara lari dimana si atlet harus menempuh seluruh jarak dengan kecepatan semaksimal mungkin. Artinya harus melakukan lari-lari yang secepat-cepatnya dengan mengerahkan seluruh kekuatannya mulai awal (mulai dari start) sampai melewati garis akhir (finish)”. Berkaitan dengan lari cepat yang dikemukakan dua ahli tersebut, dalam PTK ini akan memberikan perlakuan pembelajaran lari cepat dengan menggunakan alat bantu pembelajaran. Mochamad Djumidar A.Widya (2004:1527) dan M. Yudha Saputra (2001: 109-115) memberikan bentuk pembelajaran lari sebagai berikut: 1. Lari menggunakan bendera Bertujuan untuk melatih kecepatan. Langkah-langkah pembelajarannya yaitu: a) Guru menyiapkan 3 lintasan lari b) Masing-masing lintasan ditata bendera-bendera yang telah disediakan dengan jarak yang telah ditentukan kira-kira 1 meter. c) Siswa dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing kelompok menempati lintasan yang telah disediakan. d) Siswa melakukan lari zig-zag melewati bendera, siswa melakukan secara bergantian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
Gambar 2. Lari Menggunakan Bendera 2. Lari menggunakan kerucut Bertujuan untuk melatih kecepatan dan agar siswa tidak bosan. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut: a) Guru dan siswa membuat gambar bintang di tengah lapangan in door atau out door. b) Guru menyiapkan alat pembelajaran yang diperlukan yaitu benda berbentuk kerucut. c) Sebuah kerucut ditempatkan di titik pusat bintang. d) Tahap pertama, semua siswa diberikan kesempatan untuk berlari mengintari kerucut. e) Tahap ke dua, satu per satu siswa lari (joging) mengelilingi bintang. f) Tahap ke tiga, setiap siswa ditugasi untuk berlari secepat mungkin melewati kerucut yang ada pada bintang tersebut.
Gambar 3. Lari Menggunakan Kerucut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
3. Lari menggunakan tali atau karet Bertujuan untuk melatih kecepatan, koordinasi langkah dan gerak tangan. Langkah-langkah pembelajarannya yaitu: a) Guru menyiapkan 3 lintasan dan menyediakan tali atau karet panjang 3 buah. b) Siswa dibagi menjadi 3 kelompok dan menempati lintasan yang disediakan. c) Siswa yang paling depan membawa tali atau karet dan melakukan lari dengan memutar-mutar karet (uding individu) sampai ke tepi, siswa melakukan secara bergantian.
Gambar 4. Lari dengan Menggunakan Tali atau Karet 4. Lari menggunakan bilah Bertujuan untuk mengatur langkah saat lari. Langkah-langkah pembelajarannya yaitu: a) Guru menyiapkan beberapa lintasan lari. b) Masing-masing lintasan ditata bilahdengan jarak yang telah ditentukan. c) Tahap pertama, siswa melakukan lari jinjit dengan bilah yang ditata dekat. d) Tahap ke dua, siswa melakukan lari dengan langkah panjang, bilah ditata dengan jarak 0,5-1 meter. e) Siswa melakukan gerak lari secara bergantian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
Gambar 5. Lari Menggunakan Bilah 5. Lari menggunakan simpai atau ban Bertujuan untuk melatih kecepatan dan siswa tidak bosan. Terdapat beberapa variasi pembelajaran lari dengan menggunakan simpai atau ban, diantaranya yaitu: a) Gerak lari menggiring simpai Gerak lari menggiring simpai ini dilakukan dengan formasi berhadap-hadapan, siswa dibagi sama banyak dan menempati lintasan yang telah disediakan kemudian melakukan lari menggiring simpai secara bergantian.
Gambar 6. Lari Menggiring Simpai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
b) Gerak lari melewati simpai Siswa dibagi menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok menempati lintasan yang telah ditata simpai dengan jarak 0,5-1 meter. Siswa secara bergantian melakukan lari melewati simpai.
Gambar 7. Lari Melewati Simpai c) Gerak lari memasukkan simpai ban Guru menyediakan beberapa lintasan lari, masing-masing lintasan diberi patok A dan B, masing-masing patok A diberi simpai atau ban sebanyak 3-5 buah. Siswa melakukan lari memindahkan patokpatok tersebut dari A ke B.
Gambar 8. Lari Memasukkan Simpai atau ban 6. Lari menggunakan kotak atau kardus Bertujuan untuk memperbaiki ayunana lengan, memperbaiki gerak togok agar waktu berlari bahunya tidak goyang. Variasi dari bentuk pembelajaran lari menggunakan kotak atau kardus yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
a) Gerak lari menyentuh kardus atau kotak Guru menyediakan 3 lintasan, masing-masing lintasan ditata 2 kotak atau kardus (kotak A dan B). Setiap siswa secara bergantian melakukan lari menyentuh kotak A kemudian kotak B baru ke sebrang, begitu juga sebaliknya (hilir mudik diantara kotak atau kardus)
Gambar 9. Gerak Lari Menyentuh Kotak atau Kardus b) Gerak lari membawa kotak atau kardus Guru menyiapkan lintasan lari dan kotak atau kardus. Siawa secara berpasangan membawa kardus atau kotak tersebut dari start sampai ke finish.
Gambar 10. Gerak Lari Membawa Kotak atau Kardus c) Lari memindahkan kotak atau kardus Guru menyiapkan lintasan, masing masing lintasan diberikan 3-5 kardus yang disusun yang nantinya akan dipindahkan siswa dari A ke B.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
Gambar 11. Gerak Lari Memindahkan Kardus Dari bentuk-bentuk pembelajaran lari diatas telah menggunakan alat bantu pembelajaran.
Dengan
menggunakan
alat
bantu
pembelajaran
yang
menyenangkan siswa akan aktif bergerak, sehingga kemampuan lari cepatnya akan meningkat.
B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis yang dikemukakan. Sampai saat ini telah banyak penelitian ilmiah yang telah dilakukan khususnya yang terkait dengan penggunaan alat bantu pembelajaran dan kemampuan lari cepat atau sprint dengan hasil yang bervariasi atau beragam. 1. Penelitian Purwo Nugroho berjudul, ” Upaya Mengoptimalkan Kemampuan Roll Belakang Senam Lantai dengan Menggunakan Alat Bantu pada Siswa Kelas VI SD Negeri Sawahan II Ngempak Boyolali Tahun Pelajaran 2010/ 2011”, menunjukkan bahwa penggunaan alat bantu dapat meningkatkan kemampuan roll belakang senam lantai. Hasil belajar siswa pada Siklus I siswa dalam ketegori tuntas 71.22% yaitu 13 siswa,dan pada siklus II siswa dalam kategori tuntas 100% yaitu 18 siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
2. Penelitian Lina Oktafia Fajriyani berjudul, ” Optimalisasi Kemampuan Gerak Dasar Lokomotor Dengan Memodifikasi Sarana Pembelajaran Pendidikan Jasmani pada Siswa Kelas 2 SD Negeri 01 Rejosari Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/ 2011”, menunjukkan bahwa modifikasi sarana pembelajaran dapat mengoptimalkan kemampuan gerak dasar yang terdiri dari jalan, lari dan lompat. Peningkatan kemampuan gerak dasar lokomotor dari konsi awal ke siklus II sebesar 32.75, sedangkan hasil belajarnya mengalami peningkatan sebesar 76.5%.
C. Kerangka Pemikiran Atletik mempunyai peran penting terhadap cabang-cabang olahraga karena gerakan-gerakanya merupakan gerakan dari seluruh gerakan olahraga. Gerakangerakan yang dilakukan terdapat pada semua cabang olahraga, pada intinya merupakan gerakan dasar yang berasal dari gerakan atletik. Cabang olahraga atletik terdiri dari nomor jalan, lari, lompat dan lempar. Pembelajarn atletik di Sekolah Dasar saat ini dikenal dengan Atletic Kids, nomor yang dipelombakan adalah lari 40 meter, lompat katak dan lempar turbo. Lari cepat merupakan salah satu nomor lari dalam cabang olahraga atletik. Lari cepat merupakan suatu gerak lari untuk menempuh jarak tertentu yang dilakukan dengan kecepatan yang maksimal dengan waktu yang sesingkatsingkatnya dari garis start sampai ke finish. Lari cepat atau sprint menempuh jarak tertentu, didasarkan pada kurikulum pembelajaran yang ada pada tempat penelitian serta bentuk tes yang diberikan pada subjek penelitian. Pendidikan jasmani merupakan salah satu sarana untuk dapat digunakan untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kecepatan dan kelincahan siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani diajarkan berbagai macam cabang olahraga salah satunya atletik. Untuk mengembangkan kemampuan atletik siswa melalui pendidikan jasmani, maka siswa harus diberi kesempatan aktif bergerak seluas-luasnya agar aspek-aspek dalam pandidikan jasmani dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
berkembang seperti, keterampilan gerak, kesegaran jasmani, aspek emosi, sosial dan laun sebagainya. Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani tentu banyak gendala atau kesulitan yang dihadapai siswa. Kendala atau kesulitan tersebut harus segera dicarikan solusi yang tepat, salah satunya dengan menggunakan alat bantu pembelajaran. Jika dalam pembelajaran pendidikan jasmani kendala atau kesulitan yang dihadapi tidak segera dicarikan solusi yang tepat, maka siswa tidak dapat aktif mengikuti pembelajaran, sehingga hal ini berdampak buruk pada kemampuan atletik siswa. Pembelajaran lari cepat dengan menggunakan alat bantu ini meliputi: (1) lari menggunakan bendera dengan tujuan untuk melatih kecepatan, (2) lari menggunakan kerucut dengan tujuan melatih kecepatan, agar siswa tidak bosan, (3) lari menggunakan tali atau karet bertujuan untuk melatih koordinasi langkah dengan gerak tangan, (4) lari menggunakan bilah bertujuan untuk mengatur langkah saat berlari, (5) lari menggunakan simpai atau ban untuk melatih kecepatan, agar siswa tidak bosan, (6) lari menggunakan kotak atau kardus bertujuan untuk memperbaiki gerak togok agar waktu berlari tidak goyang. Melalui pembelajaran lari menggunakan alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani siswa menjadi lebih senang dan berpartisipasi aktif. Dengan siswa aktif mengikuti pembelajaran lari, maka dapat mengoptimalkan kemampuan lari cepat dan hasil belajarnya.
D. Perumusan Hipotesis Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan diatas dapat dirumuskan hipotesis bahwa penggunaan alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani dapat mengoptimalkan kemampuan lari cepat pada siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/ 2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Bukuran 1 Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen.
2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama satu setengah bulan dan dilaksanakan pada minggu ke dua bulan Maret sampai dengan minggu ke ke dua bulan April 2011. B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/2011 yang terdiri dari 13 putra dan 14 putri. Keseluruhan siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/2011 dijadikan subjek penelitian. C. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut: 1.
Siswa, untuk mendapat data tentang kemampuan dan hasil belajar lari cepat dengan menggunaan alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/ 2011.
2.
Guru, sebagai kolabolator, untuk melihat tingkat keberhasilan peningkatan kemampuan dan hasil belajar lari cepat dengan menggunakan alat bantu
commit to user 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/ 2011. D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri dari: tes dan observasi. 1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil lari cepat yang dilakukan siswa. 2. Observasi dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa selama kegiatan pendidikan jasmani dengan menggunakan alat bantu (bendera, kerucut , tali atau karet , bilah, kotak atau kardus, simpai atau ban). Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut: Tabel 1. Teknik dan Alat Pengumpulan Data NO Sumber
Jenis Data
Data 1
Siswa
Teknik Pengumpulan
Hasil kemampuan lari
Tes praktek
cepat. 2
Siswa
Instrumen Tes
kemampuan
lari cepat.
Partisipasi dan
Praktik
kemampuan melakukan
unjuk kerja
dan Melalui
lembar
observasi siswa
pembelajaran lari cepat menggunakan alat bantu
E. Analisis Data Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam pendidikan jasmani. 1.
Hasil kemampuan lari cepat yaitu dengan menganalisis nilai rata-rata tes lari cepat. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
2.
Kemampuan dan hasil belajar siswa dalam melakukan lari cepat menggunakan alat bantu yaitu dengan mengobservasi kegiatan pembelajaran serta menganalisis gerakan lari menggunakan alat bantu. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini melalui angka-angka yang diperoleh saat unjuk
kerja lari cepat.
F. Prosedur Penelitian Proses penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilalui oleh peneliti dalam menerapkan metode yang akan digunakan dalam penelitian. Langkah selanjutnya adalah menentukan banyaknya tindakanyang akan dilakukan dalam setiap siklus. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan tindakan yang berlangsung secara terus menerus pada subjek penelitian. Langkah-langkah
PTK
secara
prosedurnya
dilaksanakan
secara
parsisipasif atau kolaboratif antara (peneliti dan guru) bekerjasama mulai dari tahap orientasi hingga penyususnan rencana tindakan dalam siklus pertama, diskusi yang bersifat analitik, kemudian dilanjutkan dengan refleksi evaluatif atas kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi dan penyempurnaan pada siklus berikutnya. Untuk memperoleh hasil penelitian tindakan seperti yang diharapkan, proseedur penelitian secara keseluruhan meliputi tahap-tahap sebagai berikut: 1.
Tahap Persiapan Observasi Kondisi Awal Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi sekolah atau kelas yang akan dijadikan sebagai tempat Penelitian Tindakan Kelas. Meninjau sejauh mana pembelajaran lari cepat diterapkan dalam sekolah tersebut.
2.
Tahap Seleksi Informan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah: a. Menentukan subjek penelitian b. Menyiapkan instrumen penelitian serta evaluasi c. Menetapkan indikator ketercapaian ketuntasan hasil belajar siswa dengan nilai KKM 70 sebesar 75% dari keseluruhan jumlah siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
Menyusun rencana tindakan yang terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari: 1) Planning (merencanakan alat bantu pembelajaran lari). 2) Acting (memberi perlakukan dengan beberapa macam bentuk alat bantu dalam pembelajaran lari, untuk mengetahui tingkat kemampuan lari siswa sebelum dan sesudah diberi alat bantu pembelajaran penjas). 3) Observasi (melakukan tes dan pengukuran kemampuan lari siswa, apakah kemampuan lari siswa meningkat setelah menggunakan alat bantu pembelajaran penjas). 4) Reflecting (menyimpulkan tingkat kemampuan lari cepat siswa setelah mendapat perlakuan penggunaan alat bantu pembelajaran penjas dengan membandingkan kondisi awal sebelum diberi alat bantu pembelajaran penjas dan sesudah diberi alat bantu pembelajaran penjas)
Gambar 12. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (PTK UNS: 2009) 3.
Tahap Pengumpulan Data dan Tindakan Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan tabulasipenelitian yang terdiri atas:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
a. Kemampuaan siswa terhadap proses pembelajaran b. Pelaksanaan pembelajaran c. Semangat dan keaktifan siswa d. Tes kemampuan lari cepat siswa 4.
Tahap Analisis Data Dalam tahap ini analisis data yang digunakan adalah deskritif kualitatif. Teknik analisis tersebut dilakukan karena data yang terkumpul berupa uraian deskriptif tentang perkembangan belajar serta hasil tes kemampuan lari cepat siswa yang dideskritifkan melalui hasil kualitatif.
5.
Tahap Penyusunan Laporan Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
BAB IV HASIL PENELITIAN
A.
Survei Awal
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan survei untuk mengetahui keadaan nyata di lapangan. Hasil dari survei awal sebagai berikut: (1) siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/ 2011 berjumlah 27 siswa yang terdiri atas 9 siswa putra dan 8 siswa putri. Dilihat dari proses pembelajaran lari cepat dikatakan proses pembelajaran dalam kategori kurang berhasil, (2) minat siswa dan tingkat ketertarikan siswa terhadap materi pembelajaran lari cepat masih kurang, (3) masih banyak siswa yang menganggap pembelajaran lari adalah pembelajaran yang sangat melelahkan dan membosankan, (4) siswa kesulitan dalam mengikuti pembelajaran, karena materi yang duajarkan guru berdasarkan pada keterampilan yang sebenarnya, tanpa ada modifikasi ataupun alat bantu pembelajaran, model pembelajaran lari cepat yang diterapkan masih monoton. (5) Guru kesulitan menemukan model dan media pembelajaran yang tepat, guru kurang
kreatif
dalam
menciptakan
alat
bantu
pembelajaran.
Hal
ini
mengakibatkan motivasi belajar siswa menurun, sehingga akan berdampak pada rendahnya kemampuan lari cepat siswa, (6) terbatasnya sarana dan prasarana yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran pendidikan jasmani. Hal ini terbukti dengan kurangnya peralatan-peralatan pembelajaran penjas di sekola..
B.
Deskripsi Data
Tujuan penelitian dapat dicapai melalui pengambilan data terhadap sampel yang telah ditentukan. Data yang dikumpulkan dari hasil tes kemampuan lari cepat dan nilai ketuntasan hasil belajar sebelum diberi pembelajaran penjas dengan menggunakan alat bantu pembelajaran, setelah diberi siklus I dan siklus II. Berikut ini disajikan secara berturut-turut dari kondisi awal kemampuan lari cepat
commit to user 39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
dan nilai ketuntasan hasil belajar, setelah diberi siklus I dan siklus II dari pembelajaran penjas dengan menggunakan alat bantu pendidikan jasmani sebagai berikut: 1. Kondisi Awal Kemampuan Lari Cepat dan Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi awal kemampuan lari cepat dan nilai ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/ 2011 diketahui melalui observasi dan tes kemampuan lari 50 yard. Tes awal kemampuan lari cepat tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah dari siklus I dan siklus II yang diberikan ada peningkatan terhadap kemampuan lari cepat. Kondisi awal kemampuan lari cepat dan ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/ 2011 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 2. Kondisi Awal Kemampuan Lari Cepat dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. No
Nama
Kemampuan Lari
Nilai Ketuntasan
Cepat
Hasil Belajar
1
Abdullah Rizki M
9.02
66.00
2
Bella Isti Tania A
10.58
65.00
3
Alfian Mughofur
10.48
71.00
4
Wiwin Dwi W
10.32
71.00
5
Tri Utami
10.63
71.40
6
Dandi Setyawan
9.78
68.40
7
Mutmainah Janah
11.35
62.60
8
Novi Aulia S
9.69
65.60
9
Nur Widiyanto
9.19
67.40
10
Muh. Rifai
9.56
65.00
11
Wakida Fajar H
9.55
62.60
12
Ikhsanudin
8.32
71.60
13
Annisa Rofiatul M
10.18
60.00
14
Selfia Selly Margareta
9.86
62.60
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
15
Dewi Indahsari
9.93
63.00
16
Widya Ardiyana
9.56
72.50
17
Mukhlis Tri Nugroho
9.40
65.80
18
Thomas Triyanto
8.77
67.40
19
Alfi Nur Hayati
12.01
65.00
20
Lena Listiyana
10.12
68.40
21
Ade Era Dwi S
8.30
74.00
22
Yuda Kurnia
9.66
65.00
23
Yudi Setyawan
8.94
67.40
24
Iwan Kurniawan
10.32
74.40
25
Anis Nur Hidayati
10.88
67.00
26
Andri Candra S
8.28
67.60
27
Riko Vidriyan
9.73
71.40
9.79
67.37
RATA-RATA
Tabel 3. Diskripsi Data Hasil Belajar Lari Cepat pada Kondisi Awal Sebelum Menggunakan Alat Bantu Rentang Nilai >86
Keterangan
Kriteria
Jumlah Anak
Prosentase
Baik Sekali
Tuntas
0
0,0%
81 – 85
Baik
Tuntas
0
0,0%
76 – 80
Cukup Baik
Tuntas
0
0,0%
71 – 75
Cukup
Tuntas
8
29,63%
<70
Kurang
Tidak Tuntas
19
70, 37%
27
100%
JUMLAH
Berdasarkan data kondisi awal kemampuan lari cepat dan nilai ketuntasan hasil belajar menunjukkan bahwa, rata-rata kemampuan lari cepat siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/ 2011 yaitu 9.7, sedangkan nilai ketuntasan belajar rata-rata 67.37. Siswa yang berada pada criteria tuntas berdasarkan KKM 70 yaitu 8 siswa (29,63%).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
Melalui diskripsi data awal yang telah diperoleh tersebut, msing-masing aspek menuju kriteria keberhasilan pembelajaran kurang. Maka disusun sebuah tindakan untuk mengoptimalkan kualitas pembelajaran materi lari cepat pada siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/ 2011, dengan menggunakan alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani. Pelaksanaan tindakan akan dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) analisis dan refleksi.\
2. Diskripsi Siklus 1 Berdasarkan data kondisi awal kemampuan lari cepat siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/ 2011, maka prosentase nilai perlu ditingkatkan dengan pembelajaran yang tepat yaitu membuat siswa tertarik, tidak bosan, tidak cepat lelah dan mudah melakukannya dengan cara menggunakan alat bantu
pembelajaran
pendidikan
jasmani. Pembelajaran
dengan menggunakan alat bantu merupakan bentuk pembelajaran yang dapat mendatangkan ketertarikan, kemudahan sehingga rasa senang muncul pada peserta didik. Pada siklus I ini diberikan tiga bentuk alat bantu pembelajaran. Bentuk alat bantu pembelajaran pada siklus I sebagai berikut: (1) lari menggunakan bendera, (2) lari menggunakan kerucut, (3) lari menggunakan tali atau karet. Pembelajaran lari cepat dengan menggunakan alat bantu pembelajaran siklus I dilakukan selama 2 kali pertemuan yaitu 6 x 35 menit. a. Rencana Siklus I Kegiatan perencanaan tindakan I peneliti dan guru kelas yang bersangkutan (mitra kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada siklus I termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I. Melalui RPP siklus I tersebut maka disepakati bahwa pelaksanaan tindakan siklus I diadakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
selama dua kali pertemuan. Peneliti bersama kolaborator melakukan penilaian kemampuan lari cepat pada siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/ 2011. Dari hasil pengukuran dan penilaian diperoleh hasil yang kurang maksimal, dari keseluruhan siswa yang mengikuti pembelajaran dan tes hasilnya belum optimal. Masih banyak siswa yang nilainya kurang, di bawah nilai KKM (70) atau tidak tuntas. Melalui hasil penelitian tersebut maka peneliti dan kolaborator merancang rencana pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut: (1) peneliti bersama kolaborator merancang model pembelajaran dengan menggunakan alat batu pembelajaran pendidikan jasmani, untuk mengoptimalkan kemampuan lari cepat siswa, (2) peneliti dan kolaborator menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) lari cepat dengan menggunakan alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani. Peneliti dan guru menyiapkan alat bantu pembelajaran yang akan digunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran lari cepat seperti: bendera, kerucut, tali atau karet, (3) peneliti kolaborator mrnyusun media pembelajaran berupa tes dan non tes. Instrumen tes dinilai dari hasil kemampuan lari cepat yang ditentukan oleh waktu tempuh, sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formulir/ rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP, (4) peneliti dan kolaborator menyusun standar penilaian pada penguasaan kemampuan gerak dasar lokomotor siswa, (5) peneliti dan kolaborator menentukan lokasi pelaksanaan tindakan I, yakni Lapangan SD Negeri Bukuran 1 dan Lapangan Jetis Karangpung Kalijambe Sragen. b. Pelaksanaan Siklus I Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan, selama dua minggu yakni pada hari Sabtu 12 dan 19 Maret 2011, di Lapangan SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 3 x 35 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus I ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan guru kelas yang bersangkutan, dan sekaligus melaksanakan observasi terhadap proses pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
Materi pada pelaksanaan siklus I, pertemuan pertama (Sabtu, 12 Maret 2011) adalah praktik lari cepat dengan menggunakan alat bantu yaitu: lari menggunakan bendera, lari menggunakan kerucut dan lari menggunakan tali atau karet. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah: (1) peneliti dan kolaborator menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran dengan berdo’a kemudian presensi, (2) peneliti dan kolaborator memberi mitivasi kepada siswa dan menyampaikan materi pembelajaran, (3) peneliti memberikan pemanasan dengan permainan ” Ular-Ularan”, (4) peneliti menyampaikan penjelasan mengenai materi pertama yakni lari menggunakan bendera. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan contoh yang dicontohkan peliti, (5) siswa diminta untuk melakukan gerakan lari menggunakan bendera, sesuai dengan contoh yang dicontohkan peneliti, (6) peneliti memberikan bimbingan dan evaluasi kepaa siswa tentang gerakan yang dilakukan serta memberikan kesempatan bertanya apabila terjadi kesulitan, (7) peneliti dan kolaborator menyampaikan penjelasan mangenai materi yang kedua yakni lari menggunakan kerucut. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan contoh yang dicontohkan oleh peneliti, (8) siswa diminta melakukan gerakan lari menggunakan kerucut sesuai dengan contoh yang dilakukan peneliti, (9) peneliti dan kolaborator memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan yang dilakukan serta memberikan kesempatan bertanya apabila terjadi kesulitan, (10) peneliti menyampaikan penjelasan mengenai materi yang ke tiga yakni lari menggunakan tali atau karet. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan yang dicontohkan oleh peneliti, (11) siswa diminta melakukan gerakan lari menggunakan tali atau karet sesuai dengan contoh yang dilakukan oleh peneliti dan guru, (12) peneliti dan kolaborator memberikan motivasi kepada para siswa agar dapat melakukan gerakan-gerakan tersebut dengan sungguh-sungguh dan benar, (15) para siswa mengulang-ulang gerakan tersebut sampai waktu yang telah ditentukan oleh peneliti, (16) diakhir pertemuan peneliti dan kolaborator melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan, (17) pelajaran diakhiri dengan berdo’a dan siswa dibubarkan untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
Materi pada pelaksanaan siklus I, pertemuan ke dua (Sabtu, 19 Maret 2011) adalah mengulangi materi pada pertemuan 1 dan melakukan penilaian proses pembelajaran. Urutan pelaksanaan tersebut : (1) peneliti dan kolaborator menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran dengan berdo’a kemudian mempresensi, (2) peneliti dan kolaborator memberi motivasi kepada siswa dan menyampaikan materi pembelajaran, (3)peneliti dan koaborator memberikan pemanasan dengan permainan ”Ular-Ularan”. (4) siswa mengulangi pembelajaran lari menggunakan bendera, lari menggunakan kerucut, dan lari menggunakan tali atau karet. (5) peneliti dan kolaborator melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan praktik yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan praktik lari cepat, serta menyiapkan materi selanjutnya, (6) peneliti dan kolaborator menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir siklus I dengan memanggil satu per satu untuk melakukan lari menggunakan alat bantu yang telah diajarkan, (7) peneliti dan kolaborator melakukan tes untuk siklus I, dengan mencatat dan menilai kualitas lari cepat pada blangko penilaian yang telah disiapkan, (8) diakhir pertemuan peneliti dan kolaborator melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan, serta memberikan informasi mengenai pelaksanaan tes kemampuan lari cepat 50 yard. Pada pertemuan berikutnya (Selasa, 22 Maret 2011), peneliti melakukan tes pengukuran kemampuan lari cepat pada siklus I. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1) peneliti dan kolaborator menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir pada siklus I dengan memanggil satu per satu untuk melakukan tes kemampuan lari cepat 50 yard. Peneliti dan kolaborator melakukan tes untuk siklus I dengan mencatat hasil tes kemampuan lari cepat pada blangko yang telah disiapkan, (2) diakhir pertemuan peneliti dan kolaborator melakukan evaluasi terhadap hasil tes yang telah dilakukan serta memberi informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
c. Observasi dan Interpretasi Siklus I Observasi dan interpretasi siklus I dilakukan selama siklus I berlangsung. Peneliti dan kolaborator melakukan observasi dan interpretasi siklus I, adapun pelaksanaan siklus I yakni: (1) sebelum pembelajaran berlangsung peneliti dan kolaborator bersangkutan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran, (2) sebelum siklus I dilaksanakan peneliti dan kolaborator mengobservasi hasil belajar dan tes kemampuan lari cepat sebagai bahan acuan dalam membandingkan hasil observasi kondisi awal dengan hasil observasi pada akhir siklus I, (2) peneliti melakukan proses pembelajaran lari cepat, dalam hai ini peneliti mengacu pada sintaks (alur pembelajaran) pada model pembelajaran, yakni adanya penjelasan materi, demontrasi/ unjuk kerja contoh, serta pelaksanaan instruksi secara langsung oleh siswa, (3) peneliti mengamati proses pembelajaran lari cepat dengan menggunakan alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen. Pada pertemuan pertama (Sabtu, 12 Maret 2011 selama 3x 35 menit), peneliti mengajarkan materi lari cepat dengan menggunakan alat bantu pembelajaran, yakni: lari menggunakan bendera, lari menggunakan kerucut, lari menggunakan tali atau karet. Pada pertemuan ke dua ( Sabtu, 19 Maret 2011, selama 3x35 menit) peneliti memberikan materi yang sama, mengulangi pembelajaran pada pertemuan pertama, serta mengadakan observasi akhir siklus I. Peneliti bersama kolaborator melakukan penilaian melalui lembar observasi siswa, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran lari cepat dengan menggunakan alat bantu pembelajaran, (4) pada pertemuan berikutnya (Selasa, 22 Maret 2011) peneliti mengadakan observasi tes kemampuan lari cepat 50 yard. Tes ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan kemampuan lari cepat siswa setelah siklus I.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
d. Diskripsi Data Hasil Setelah Siklus I Selama pelaksanaan siklus I, maka peneliti melakukan pengambilan data penelitian melalui observasi dan tes kemampuan lari cepat. Adapun deskripsi data peningkatan kemampuan lari cepat dan nilai ketuntasan hasil belajar dengan menggunakan alat batu pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/ 2011, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4. Kemampuan Lari Cepat dan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 pada Siklus 1 NO
NAMA
KEMAMPUAN LARI CEPAT
HASIL BELAJAR
1
Abdullah Rizki M
12.24
78.30
2
Bella Isti Tania A
10.77
68.30
3
Alfian Mughofur
10.20
80.00
4
Wiwin Dwi W
9.27
79.30
5
Tri Utami
9.44
78.70
6
Dandi Setyawan
9.45
69.30
7
Mutmainah Janah
9.79
67.70
8
Novi Aulia S
9.92
71.00
9
Nur Widiyanto
9.45
75.20
10
Muh. Rifai
8.90
74.80
11
Wakida Fajar H
9.99
74.30
12
Ikhsanudin
8.77
81.20
13
Annisa Rofiatul M
8.89
9.30
14
Selfia Selly Margareta
8.89
68.50
15
Dewi Indahsari
9.00
71.30
16
Widya Ardiyana
8.98
75.80
17
Mukhlis Tri Nugroho
8.79
71.40
18
Thomas Triyanto
9.30
69.30
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
19
Alfi Nur Hayati
9.90
67.70
20
Lena Listiyana
9.78
70.40
21
Ade Era Dwi S
8.40
72.70
22
Yuda Kurnia
8.74
72.40
23
Yudi Setyawan
9.60
71.50
24
Iwan Kurniawan
8.53
82.20
25
Anis Nur Hidayati
8.61
75.90
26
Andri Candra S
9.55
69.60
27
Riko Vidriyan
8.87
82.60
JUMLAH
254.02
1928.70
RATA-RATA
9.41
71.43
Tabel 5. Diskripsi Data Hasil Belajar Lari Cepat Setelah Menggunakan Alat Bantu pada Siklus I Rentang Nilai >86
Keterangan
Kriteria
Jumlah Anak
Prosentase
Baik Sekali
Tuntas
0
0,0%
81 – 85
Baik
Tuntas
3
11,11%
76 – 80
Cukup Baik
Tuntas
6
22,22%
71 – 75
Cukup
Tuntas
10
37,04%
<70
Kurang
Tidak Tuntas
8
29,63%
27
100%
JUMLAH
Data siklus I kemampuan lari cepat dan nilai ketuntasan hasil belajar menunjukkan bahwa, rata-rata kemampuan lari cepat siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/ 2011 yaitu 9.41, sedangkan nilai ketuntasan belajar rata-rata 71.43. Siswa yang berada pada criteria tuntas berdasarkan KKM 70 yaitu 19 siswa (70.37%). Dalam pelaksanaan siklus I terdapat kelebihan dan yang dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan siklus I, adapun kelebihan dalam pelaksanaan siklus I diantaranya: (1) siswa merasa tertarik dengan metode baru yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
disampaikan oleh peneliti yakni dengan melalui penjelasan guru dan peneliti, penyampaian materi model inovatif dengan permainan pada pemanasan dan penggunaan alat bantu dalam melakukan pembelajaran lari cepat yakni: lari menggunakan bendera, lari menggunakan kerucut, lari menggunakan tali atau kerucut, siswa merasa senang dengan kegiatan belajar dengan menggunakan alat bantu pembelajaran sehingga siswa mudah melakukan gerakan lari cepat yang selama ini dianggap membosankan, melelahkan untuk melakukannya, disamping itu model pelaksanaan pembelajaran ini dianggap jarang digunakan dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada mata pelajaran pendidikan jasmani, (2) siswa mudah menyerap pelaksanaann kegiatan menggunakan alat bantu karena sangat membantu sekali siswa dalam melakukan lari cepat, sehingga pelaksanaan KBM menjadi terlaksana dengan baik, dan siswa dapat secara cepat mengadaptasi materi karena sudah melihat gerakan yang diinstruksikan sebelumnya oleh peneliti. Situasi kelas lebih tertata, sehingga materi yang diberikan terarah. Akan tetapi dalam pelaksanaan siklus I ini masih terdapat kelemahan sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan siklus I, adapun kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan siklus I tersebut adalah: (1) mayoritas siswa belum dapat mempraktekkan beberapa gerak dasar lari cepat yang dicontohkan oleh peneliti secara benar, (2) saat pembelajaran lari menggunakan bendera siswa tidak melewati (zig-zag) tetapi dilompati, hal ini dikarenakan alat bantu yang digunakan terlalu kecil, (3) saat pembelajaran lari menggunakan karet, siswa saling berebut lintasan dan memilih-milih alat bantu yang lebih bagus, (4) masih terdapat siswa yang kurang serius dalam melaksanakan pembelajaran, sering bercanda menggoda teman yang sedang melakukan pembelajaran, (5) siswa kurang mampu mencermati contoh pelaksanaan lari melewati bendera, lari melewati kerucut dan lari menggunakan tali atau karet, sehingga siswa belum dapat menunjukkan kualitas gerak dasar lari cepat yang optimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
e. Analisis dan Refleksi Siklus I Berdasarkan observasi siklus I tersebut, peneliti dan kolaborator melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut: (1) jumlah dan frekuensi pertemuan pada siklus I telah menunjukkan hasil yang sesuai, (2) pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I, (3) observasi kondisi awal untuk mengetahui kemampuan siswa pada kondisi awal sebelum mendapatkan siklus, (4) alat bantu pembelajaran yang ditetapkan oleh peneliti dan kolaborator mampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal, (5) hasil pekerjaan siswa pada pelaksanaan siklus I belum menunjukkan hasil yang maksimal, masih banyak nilai siswa yang di bawah KKM dan belum sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu ketuntasn nilai siswa sebesar 75%, sehingga dilanjutkan ke siklus II, (6) kelebihan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I, akan dipertahankan dan ditingkatkan, (7) dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama pelaksanaan siklus I, maka disusun langakah antisipasif yakni: a) mengganti alat bantu bendera dengan alat bantu yang bentuknya lebih tinggi atau besar, b) penelitin dan kolaborator memberikan reward bagi siswa yang dapat melakukan gerak dasar lari secara benar, c) peneliti tidak hanya berada di depan saja saat memberikan penjelasankepada siswa. Peneliti juga harus memonitor siswa yang berada di bagian belakang, agar mereka juga ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar, d) menambah lintasan agar siswa mempunyai kesempatan lebih banyak untuk melakukan pembelajaran, (e) menambah atau mengganti alat bantu yang lebih berbeban. Peneliti dan guru sepakat menyusun tindakan perbaikan dan menganulir sebagian materi yang sianggap
sudah dapat dilaksanakan siswa
dengan baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
3. Deskripsi Siklus II Siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I, dimana dalam pelaksanaan siklus I, rata- rata siswa menunjukkan hasil yang kurang maksimal dan belum sesuai dengan target yang ditentukan. Pelaksanaan siklus II mengacu pada pelaksanaan siklus I, karena merupakan perbaikan dari siklus I. Adapun tahapan yang dilakukan pada siklus II ini diantaranya: a. Rencana Siklus II Peneliti dan kolaborator yang bersangkutan mendiskusikan perencanaan siklus II yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada siklus II, mengacu pada hasil analisis dan refleksi siklus I yang termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II. Melalui hasil observasi tersebut maka peneliti dan kolaborator merancang rencana pelaksanaan siklus II sebagai berikut: (1) peneliti bersama kolaborator merancang scenario model
pembelajaran dengan menggunakan alat bantu
pembelajaran pendidikan jasmani, untuk meningkatkankan motivasi serta kemampuan lari cepat siswa. Dengan sinteks pembelajaran sebagai berikut: a) peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya
pelajaran,
menyiapkan
siswa
untuk
belajar,
b)
peneliti
mendemontrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap, c) peneliti dan kolaborator merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal, d) mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi upan balik, e) peneliti mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari, (2) peneliti dan kolaborator menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) lari cepat yang terdiri dari lari menggunakan bendera, lari menggunakan kerucut dan lari menggunakan tali atau kerucut dengan menggunakan alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani. Peneliti dan guru menyiapkan alat bantu pembelajaran yang akan digunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran gerak dasar lari cepat seperti: bilah, kotak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
atau kardus, simpai atau ban, rafia, peluit, (3) peneliti kolaborator menyusun media pembelajaran berupa tes dan non tes. Instrumen tes dinilai hasil peningkatan kemampuan lari cepat siswa. Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, melalui formulir penilaian/ rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP, (4) peneliti dan kolaborator menyusun standar penilaian pada penguasaan kemampuan gerak dasar lokomotor siswa, (5) peneliti dan kolaborator menentukan lokasi pelaksanaan tindakan II, yakni di halaman Lapangan SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen. b. Pelaksanaan Siklus II Siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan, selama dua minggu yakni pada hari Sabtu 26 Maret dan 2 April 2011, di lapangan SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 3 x 35 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus II ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan guru kelas yang bersangkutan, dan sekaligus melaksanakan observasi terhadap proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu yang berbeda agar siswa tidak bosan. Materi pada pelaksanaan siklus II, pertemuan pertama (Sabtu, 26 Maret 2011) adalah praktik gerak dasar lari cepat yaitu: lari menggunakan bilah, lari menggunakan simpai atau ban dan lari menggunakan kotak atau kardus. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah: (1) peneliti dan kolaborator menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran dengan berdo’a kemudian presensi, (2) peneliti dan kolaborator memberi motivasi kepada siswa dan menyampaikan materi pembelajaran, (3) peneliti memberikan pemanasan dengan permainan ” Bintang beralih”, (4) peneliti menyampaikan penjelasan mengenai materi pertama yakni lari menggunakan bilah. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan contoh yang dicontohkan peliti, (5) siswa diminta untuk melakukan gerakan lari menggunakan bilah, sesuai dengan contoh yang dicontohkan peneliti, (6) peneliti memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
dilakukan serta memberikan kesempatan bertanya apabila terjadi kesulitan, (7) peneliti dan kolaborator menyampaikan penjelasan mangenai materi yang kedua yakni lari melewati simpai atau ban. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan contoh yang dicontohkan oleh peneliti, (8) siswa diminta melakukan gerakan lari menggunakan simpai atau ban sepeda sesuai dengan contoh yang dilakukan peneliti, (9) peneliti dan kolaborator memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan yang dilakukan serta memberikan kesempatan bertanya apabila terjadi kesulitan, (10) peneliti menyampaikan penjelasan mengenai materi yang ke tiga yakni lari melewati kotak atau kardus. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan yang dicontohkan oleh peneliti, (11) siswa diminta melakukan gerakan lari meggunakan kotak atau kardus sesuai dengan contoh yang dilakukan oleh peneliti dan guru, (12) peneliti dan kolaborator memberikan motivasi kepada para siswa agar dapat melakukan gerakan-gerakan tersebut dengan sungguhsungguh dan benar, (15) para siswa mengulang-ulang gerakan tersebut sampai waktu yang telah ditentukan oleh peneliti, (16) diakhir pertemuan peneliti dan kolaborator melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan, (17) pelajaran diakhiri dengan berdo’a dan siswa dibubarkan untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan ke dua (Selasa,2 April 2011) adalah melakukan gerak lari menggunakan bilah, lari menggunakan simpai atau ban dan lari menggunakan kotak atau kardus. Mengulangi materi pada pertemuan pertama dan melakukan penilaian proses pembelajaran. Urutan pelaksanaan tersebut : (1) peneliti dan kolaborator menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran dengan berdo’a kemudian mempresensi, (2) peneliti dan kolaborator memberi motivasi kepada siswa dan menyampaikan materi pembelajaran, (3) peneliti dan koaborator memberikan pemanasan dengan permainan ”Hijau Hitam”. (4) siswa mengulangi pembelajaran lari menggunakan bilah, lari menggunakan simpai atau ban, lari menggunakan kotak atau kardus (5) peneliti dan kolaborator melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan praktik yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
siswa yang melakukan praktik lari cepat, serta menyiapkan materi selanjutnya, (6) peneliti dan kolaborator menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir siklus II dengan memanggil satu per satu untuk melakukan gerak lari yang telah diajarkan, (7) peneliti dan kolaborator melakukan observasi atau tes untuk siklus II, dengan mencatat dan menilai kualitas gerak lari cepat pada blangko penilaian yang telah disiapkan, (8) diakhir pertemuan peneliti dan kolabolator melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan, serta memberikan informasi mengenai pelaksanaan tes kemampuan lari cepat 50 yard. Pada pertemuan berikutnya (Selasa, 5 April 2011), peneliti melakukan tes pengukuran kemampuan lari cepat siklus II. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1) peneliti dan kolaborator menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir pada siklus II dengan memanggil satu per satu untuk melakukan tes kemampuan gerak lari cepat 50 yard. Peneliti dan kolaborator melakukan tes untuk siklus II dengan mencatat hasil tes kemampuan lari cepat pada blangko yang telah disiapkan, (2) diakhir pertemuan peneliti dan kolaborator melakukan evaluasi terhadap hasil tes yang telah dilakukan.
d. Observasi dan Interpretasi Siklus II Observasi dan interpretasi
Siklus II dilakukan selama siklus II
berlangsung. Peneliti dan kolaborator melakukan observasi dan interpretasi siklus II, adapun pelaksanaan siklus II yakni: (1) peneliti mengamati proses pembelajaran gerak lari cepat dengan menggunakan alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/ 2011, (2) sebelum pembelajaran berlangsung peneliti dan kolaborator bersangkutan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tindakan II sebagai pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran, (3) peneliti melakukan proses pembelajaran lari cepat, dalam hai ini peneliti mengacu pada sintaks (alur pembelajaran) pada model pembelajaran, yakni adanya penjelasan materi, demontrasi/ unjuk kerja contoh, serta pelaksanaan instruksi secara langsung oleh siswa, (4) peneliti dan kolaborator memberikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
motivasi kepada siswa agar mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sebelumnya peneliti dan kolaborator memberikan contoh gerakan dengan benar. Siswa dengan semangat melakukan apa yang diperintahkan guru. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar diperoleh gambaran tentang motivasi dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu siswa yang senang, bersemangat dan tidak cepat merasa lelah maupun bosan. Dari hasil wawancara dari siswa yang kurang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, diperoleh penjelasan bahwa diantara mereka ada yang kurang percaya diri, takut diejek teman karena kurang bisa melakukan gerakan yang diajarkan, (5) peneliti, kolaborator dan siswa selalu memberi applause kepada setiap penampilan siswa. Peneliti dan kolaborator juga memberikan reward berupa pujian, seperti: ” Bagus Sekali”, ”Ayo Semangat”, ”Ya Bagus”, dan lainlain. Suasana tampak hidup dengan semangat dan antusiasme siswa yang tinggi, (6) peneliti bersama kolaborator melakukan penilaian melalui lembar observasi, dan tes kemampuan lari cepat siswa dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan alat bantu pembelajaran terhadap kemampuan lari cepat siswa.
d. Diskripsi Data Setelah Siklus II Selama pelaksanaan siklus II, maka peneliti melakukan pengambilan data penelitian. Adapun deskripsi data peningkatan kemampuan kemampuan lari cepat dan nilai ketuntasan hasil belajar dengan menggunakan alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/ 2011, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
Tabel 6. Kemampuan Lari Cepat dan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 pada Siklus 2 NO
NAMA
KEMAMPUAN LARI CEPAT
HASIL BELAJAR
1
Abullah Rizki M
8.29
76.50
2
Bella Isti Tania A
9.77
69.90
3
Alfian Mughofur
7.89
81.80
4
Wiwin Dwi W
8.26
80.20
5
Tri Utami
7.93
79.00
6
Dandi Setyawan
9.21
78.10
7
Mutmainah Janah
9.87
79.50
8
Novi Aulia S
9.43
78.80
9
Nur Widiyanto
8.52
75.20
10
Muh. Rifai
8.90
78.20
11
Wakida Fajar H
9.20
79.20
12
Ikhsanudin
8.16
82.10
13
Annisa Rofiatul M
10.10
81.70
14
Selfia Selly Margareta
9.59
68.80
15
Dewi Indahsari
8.26
70.20
16
Widya Ardiyana
8.67
81.30
17
Mukhlis Tri Nugroho
8.61
79.50
18
Thomas Triyanto
8.79
69.60
19
Alfi Nur Hayati
9.73
79.90
20
Lena Listiyana
9.75
81.20
21
Ade Era Dwi S
8.27
80.20
22
Yuda Kurnia
8.61
80.20
23
Yudi Setyawan
8.57
81.10
24
Iwan Kurniawan
8.97
77.90
25
Anis Nur Hidayati
9.30
75.00
26
Andri Candra S
8.51
86.30
27
Riko Vidriyan
8.52
79.90
JUMLAH
239.68
2111.30
RATA-RATA
8.88
78.20
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
Tabel 7. Diskripsi Data Hasil Belajar Lari Cepat Setelah Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran Siklus II Rentang Nilai >86
Keterangan
Kriteria
Jumlah Anak
Prosentase
Baik Sekali
Tuntas
1
3,71%
81 – 85
Baik
Tuntas
6
22,22%
76 – 80
Cukup Baik
Tuntas
14
51,85%
71 – 75
Cukup
Tuntas
3
11,11%
<70
Kurang
Tidak Tuntas
3
11,11
27
100%
JUMLAH
Data siklus II kemampuan lari cepat dan nilai ketuntasan hasil belajar menunjukkan bahwa, rata-rata kemampuan lari cepat siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/ 2011 yaitu 8.88, sedangkan nilai ketuntasan belajar rata-rata 78.20. Siswa yang berada pada criteria tuntas berdasarkan KKM 70 yaitu 24 siswa (88.89%). Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama pelaksanaan siklus II berlangsung hasil pekerjaan siswa dapat diidentifikasi. Telah memenuhi target dengan capaian berhasil atau tuntas lebih dari target pencapaian yang diharapkan. Dalam pelaksanaan siklus II terdapat kelebihan yang dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan pada pelaksanaan siklus II, adapun kelebihan pada pelaksanaan siklus II diantaranya: (1) sebagian siswa telah mampu menunjukkan gerak lari cepat dengan menggunakan alat bantu pembelajaran dengan baik. Walau ada sebagian kecil siswa dapat melakukannya kurang baik atau benar, (2) dengan dibantu oleh beberapa teman peneliti tidak kerepotan dalam proses transfer materi kepada siswa. Melalui penguatan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu pembelajaran, siswa menjadi lebih tertarik dan senang melakukannya, sehingga siswa aktif dalam pembelajatan. Akan tetapi dalam pelaksanaan siklus II ini masih terdapat kelemahan sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan siklus II, adapun kelemahan atau kekurangan dalam pelaksanaan siklus II tersebut adalah: masih ada siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
yang
kurang
serius
sehingga
kegiatan
pembelajaran
kurang
maksimal
dilaksanakan, terutama siswa bercanda dan menggoda teman yang sedang mengikuti pembelajaran e. Analisis dan Refleksi Siklus II Berdasarkan observasi siklus II tersebut, peneliti dan kolaborator melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut: (1) jumlah dan frekuensi pertemuan pada siklus II telah menunjukkan hasil yang sesuai
yakni 2 kali
pertemuan dengan 1 kali pertemuan untuk pengambilan data akhir siklus II, (2) pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II, (3) model pembelajaran dengan menggunakan alat bantu yang diterapkan oleh peneliti dan guru mampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal, serta penguatan materi yang dilakukan pada siklus II dapat terlaksana dengan baik, (4) melihat hasil yang diperoleh pada tindakan II maka Penelitian Tindakan Kelas telah memenuhi target dari rencana target yang telah ditentukan. Dan dirasa sudah optimal sesuai dengan yang diharapkan. C.
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/ 2011 dapat dipaparkan pembahasan hasil penelitian sebagai berikut: 1. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lari Cepat dari Kondisi Awal ke Siklus I Perbandingan peningkatan kemampuan lari cepat dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/2011 dari kondisi awal ke siklus I disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
Tabel 8. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lari Cepat Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal ke Siklus 1. Rata-Rata Kondisi
Rata-Rata Kondisi Siklus
Peningkatan Kemampuan
Awal Kemampuan Lari
1
Lari Cepat
Cepat 9.79
9.41
0.38
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan peningkatan kemampuan lari cepat siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/2011 dari kondisi awal ke siklus 1 sebagai berikut: Peningkatan Kemampuan Lari Cepat dari Kondisi Awal ke Siklus 1 9.79
10
9.41
7.5 5.0 0.38
2.5 0
Kondisi Awal
Siklus 1
Peningkatan
Gambar 13. Grafik Perbandingan Rata-Rata Kemampuan Lari Cepat Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/ 2011 dari Kondisi Awal Ke Siklus I. Berdasarkan Grafik tersebut menggambarkan rata-rata kemampuan lari cepat pada siswa kelas IV SD Negeri Bukran 1 Kalijambe Sragen mengalami peningkatan. Rata-rata kemampuan lari cepat pada kondisi awal 9.79, kemudian diberi pendekatan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu pada siklus I, rata-rata kemampuan lari cepat menjadi 9.41, sehingga peningkatannya sebesar 0.38.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
2. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Lari Cepat dari Kondisi Awal ke Siklus I Perbandingan peningkatan ketuntasan hasil belajar lari cepat siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/ 2011 dari kondisi awal ke siklus I disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 9. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal ke Siklus 1. Rata-Rata Hasil Belajar
Rata-Rata Kondisi
Peningkatan Hasil
Awal Hasil Belajar Lari Siklus 1
Belajar
Cepat 67.37
73.69
6.32
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/2011 dari kondisi awal ke siklus I sebagai berikut Peningkatan Ketentuasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus 1
80
67.37
73.69
60 40 6.32
20 0
Kondisi Awal
Siklus 1
Peningkatan
Gambar 14. Grafik Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Lari Cepat pada Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
2010/2011 mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat bahwa, ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan dari kondisi awal ke siklus I sebesar 6.32. 3. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lari Cepat dari Siklus I ke Siklus II Perbandingan peningkatan kemampuan gerak dasar lokomotor siswa kelas 2 SD Negeri 01 Rejosari Gondangrejo Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2010/ 2011 dari siklus I ke siklus II disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 10. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lari Cepat Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Siklus I ke Siklus II. Rata-Rata Kemampuan
Rata-Rata Kemampuan
Peningkatan Kemampuan
Lari Cepat Siklus I
Lari Cepat Siklus II
Lari Cepat
9.41
8.88
0.53
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan peningkatan kemampuan lari cepat siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/2011 dari siklus I ke siklus II sebagai berikut: Peningkatan Kemampuan Lari Cepat dari Kondisi Awal ke Siklus 1 9.41
10
8.88
7.5 5.0 0.53
2.5 0
Siklus I
Siklus II
Peningkatan
Gambar 15. Grafik Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lari Cepat Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/ 2011 dari Siklus I ke Siklus II.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, kemampuan lari cepat siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/2011 mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat bahwa, kemampuan lari cepat mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 0.53. 4. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Lari Cepat dari Siklus I ke Siklus II Perbandingan peningkatan ketuntasan hasil belajar lari cepat siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/ 2011 dari siklus I ke siklus II disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 11. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Siklus I ke Siklus II. Rata-Rata Hasil Belajar
Rata-Rata Hasil Belajar
Peningkatan Hasil
Siklus I
Siklus II
Belajar
73.69
78.20
4.51
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/2011 dari siklus I ke siklus II sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
Peningkatan Ketentuasan Hasil Belajar dari Siklus I ke siklus II 78.20
73.69
80 60 40
4.51
20 0
Siklus I I
Siklus II
Peningkatan
Gambar 16. Grafik Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Lari Cepat pada Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Siklus I ke Siklus II. Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/2011 mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat bahwa, ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan dari siklus I ke Siklus II sebesar 4.51. 5. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lari Cepat dari Kondisi Awal ke Siklus II Perbandingan peningkatan kemampuan lari cepat siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/2011 dari kondisi awal ke siklus II disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 12. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lari Cepat Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal ke Siklus II. Rata-Rata Kondisi
Rata-Rata Kondisi Siklus
Peningkatan Kemampuan
Awal Kemampuan Lari
II
Lari Cepat
Cepat 9.79
8.88
commit to user
0.91
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik perbandingan peningkatan kemampuan lari cepat siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/2011 dari kondisi awal ke siklus 1 sebagai berikut:
Peningkatan Kemampuan Lari Cepat dari Kondisi Awal ke Siklus 1 9.79
10
8.88
7.5 5.0 0.91
2.5 0
Kondisi Awal
Siklus II
Peningkatan
Gambar 17. Grafik Perbandingan Rata-Rata Kemampuan Lari Cepat Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/ 2011 dari Kondisi Awal ke Siklus II. Berdasarkan Grafik tersebut menggambarkan rata-rata kemampuan lari cepat pada siswa kelas IV SD Negeri Bukran 1 Kalijambe Sragen mengalami peningkatan. Rata-rata kemampuan lari cepat pada kondisi awal 9.79, kemudian diberi pendekatan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu pada siklus II, rata-rata kemampuan lari cepat menjadi 8.88, sehingga peningkatannya sebesar 0.91. 6. Perbandingan Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus II Perbandingan peningkatan ketuntasan hasil belajar lari cepat siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/ 2011 dari kondisi awal ke siklus II disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 13. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal ke Siklus 1. Rata-Rata Kondisi
Rata-Rata Hasil Belajar
Awal Hasil Belajar Lari Siklus II
Peningkatan Hasil Belajar
Cepat 67,37
78,20
commit to user
10,83
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/2011 dari kondisi awal ke siklus II sebagai berikut Peningkatan Ketentuasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus II
80
67.37
78.20
60 40 10.83
20 0
Kondisi Awal
Siklus II
Peningkatan
Gambar 18. Grafik Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Lari Cepat pada Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal ke Siklus II. Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/2011 mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat bahwa, ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan dari kondisi awal ke siklus II sebesar 10.38. 7. Peningkatan Kemampuan Lari Cepat dari Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II Peningkatan kemampuan lari cepat pada siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/2011 dari kondisi awal, siklus I dan siklus II disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
Peningkatan Kemampuan Lari Cepat dari Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II 9.79
9.41
10
8.88
7.5 5.0 2.5 0
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Gambar 19. Grafik Peningkatan Kemampuan Lari Cepat pada Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II. Berdasarkan
grafik
tersebut
menunjukkan
bahwa,
kondisi
awal
kemampuan lari cepat siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/2011 yaitu 9.79, siklus I sebesar 9.41 dan siklus II sebesar 8.88. Sehingga peningkatan dari kondisi awal sebelum menggunakan alat bantu pembelajaran hingga pemberian alat bantu pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 0.91. 8. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Lari Cepat pada Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II Peningkatan hasil belajar lari cepat pada siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/2011 dari kondisi awal, siklus I dan siklus II disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
80.00%
70.37%
70.00% 60.00%
58.80%
51.85%
Kondisi Awal Siklus 1
50.00% 37.04%
40.00% 30.00%
22.22%
29.63%
22.22%
29.63% 11.11%
20.00% 10.00%
3.71%
0.00%
11.11%
0.00% Baik sekali
11.11%
0.00%
0.00% Baik
Siklus 2
Cukup Baik
Cukup
Kurang
Gambar 20. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Lari Cepat pada Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II. Berdasarkan
grafik
tersebut
menunjukkan
bahwa,
kondisi
awal
ketuntasan hasil belajar lari cepat siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/2011 yang memiliki kategori cukup (tuntas) sebanyak 8 siswa (29.63%) dan kategori kurang (tidak tuntas) sebanyak 19 siswa (70.37%). Pada siklus I yang memiliki kategori baik (tuntas) sebanyak 3 siswa (11.11%), yang memiliki kategori cukup baik (tuntas) sebanyak 6 siswa (22.22%), kategori cukup (tuntas) sebanyak 10 siswa (37.04%) dan kategori kurang (tidak tuntas) sebanyak 8 siswa (29.63%). Pada siklus II yang memiliki kategori baik(tuntas) sekali sebanyak 1 siswa (3.71%), kategori baik(tuntas) sebanyak 6 siswa (22.22%), kategori cukup baik (tuntas) sebanyak 14 siswa (51.58%), kategori cukup (tuntas) sebanyak 3 siswa (11.11%) dan kategori kurang (tidak tuntas) sebanyak 3 siswa (11.11%). Dari data dan grafik tersebut dapat disimpulkan pada kondisi awal siswa yang tuntas sebanyak 29,63%, siklus I sebanyak70.37% dan siklus II sebesar 88.89%. Peningkatan hasil belajar dari kondisi awal sebelum menggunakan alat bantu hingga akhir siklus II sebesar 59.26%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/2011 dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah diungkapkan pada BAB IV, diperoleh simpulan yaitu penggunaan alat batu pembelajaran pendidikan jasmani dapat mengoptimalkan kemampuan lari cepat pada siswa kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/2011. Dari hasil analisis yang diperoleh terdapat peningkatan dari kondisi awal ke siklus I dan siklus II, baik dari peningkatan kemampuan lari cepat maupun nilai ketuntasan hasil belajar. Kemampuan lari cepat pada kondisi awal (9.79), siklus I (9.41) dan siklus II (8.88), sehingga peningkatan dari kondidi awal ke siklus II sebesar (0.91). Sedangkan nilai ketuntasan hasil belajar pada kondisi awal (29.63%), siklus I (70.37%) dan siklus II (88.89%), sehingga peningkatan dari kondisi awal ke siklus II sebesar (59.26%).
B. Implikasi Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa serta alat/media pembelajaran yang digunakan. Kemampuan guru dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi, mengelola kelas, metode yang digunakan dalam proses pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Faktor dari siswa yaitu, minat dan motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
ketersediaan alat/media pembelajaran yang menarik dapat membantu siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa, dengan penggunaan alat bantu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (baik proses maupun hasil), sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin menggunakan media yang berupa peralatan yang sederhaha seperti: (1) bendera yang bertujuan untuk melatih kecepatan, (2) kerucut yang bertujuan untuk kecepatan dan siswa agar tidak bosan, (3) karet atau tali yang bertujuan untuk melatih kecepatan, koordinasi langkah kaki dan gerak tangan, (4) bilah yang bertujuan untuk mengatur langkah, (5) simpai atau ban yang bertujuan untuk melatih kecepatan dan siswa agar tidak bosan, (6) simpai atau ban yang bertujuan untuk melarih kecepatan siswa. Bagi guru bidang studi Pendidikan Jasmani, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam melaksanakan proses pembelajaran pendidikan jasmani khususnya yang berkaitan dengan mengoptimalkan kemampuan lari cepat yang efektif dan menarik yang membuat siswa lebih aktif serta menghapus persepsi siswa mengenai pembelajaran pendidikan jasmani yang pada awalnya membosankan menjadi pembelajaran yang menyenangkan. C. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal, khususnya kepada para guru pendidikan jasmani serta pihak SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen sebagai berikut: 1. Guru pendidikan jasmai hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi, serta dalam mengelola kelas, sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, guru hendaknya mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan, saran, dan kritikan agar dapat lebih memperbaiki kualitas mengajarnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
2. Guru pendidikan jasmani hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan metode untuk menyampaikan materi pembelajaran. 3. Sekolah hendaknya berusaha menyediakan fasilitas yang dapat mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani. 4. Bagi calon peneliti dapat menggunakan alat bantu untuk mengoptimalkan variabel selain lari cepat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
DAFTAR PUSTAKA
Agus Mahendra.2004. Azas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan. Bagian Proyek Pengendalian dan Peningkatan Mutu Guru Penjas Dikdasmen. Andi Suhendro.1999. Dasar-Dasar Kepelatihan. Jakarta: Universitas Terbuka Aip Syarifudin. 1979. Atletik. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti, PPTK. Aip Syarifudin dan Muhadi. 1992. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud. Dirkendekti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Depdiknas. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Standart Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Depdiknas. Harsono. 1988. Choaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Choaching. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan. H J. Gino, dkk. 1988. Belajar dan Pembelajaran II. Surakarta: UNS Press Iskandar Z. Sapoetra dkk. 1999. Panduan Teknis Tes dan Latihan Kesegaran Jasmani. Jakarta: Pusat Pengkajian dan Pengembangan Iptek Olahraga. Kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga. M. Furqon H. 2002. Pembinaan Olahraga Usia Dini. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Universitas Sebelas Maret. . 2007. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Surakarta: POK UNS. M. Sajoto. 1995. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang: IKIP Semarang Press.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
Mochamad Djumidar A. Widjaya. 2004. Belajar Berlatih Gerak-Gerak Dasar Atletik dalam Bermain. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Rusli Lutan. 1988. Belajar dan Pembelajarn. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti, Proyek Pendidikan Akademi. Rusli Lutan dan Adang Suherman. 2000. Perencanaan Pembelajaran Penjaskes. Jakarta: Depdikbud. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Menengah. Bagian Proyek Penataran Guru SLTP setara D II. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sugiyanto. 1998. Perkembangan dan Belajar Motorik. Jakarta: Depdikbud. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Bagian Proyek Peningkatan Muru Guru SD setara D II. Suharno HP. 1993. Metodologi Pelatihan. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. Sutama dan Main Sufanti. 2009. Pendalaman PTK dan Karya Ilmiah. Surakart: Departemen
Pendidikan
Nasional
Universitas
Muhamadiyah
Surakarta. Toho Cholik dan Rusli Lutan. 2001. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: CV Maulana. Yudha M. Saputra. 2001. Dasar-Dasar Keterampilan Atletik Pendekatan Bermain untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Bekerjasama dengan Direktorat Jendral Olahraga.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 1 Sekolah
: SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen
Mata Pelajaran
: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas / Semester
: IV / II
Standar Kompetensi : Melakuakan unsur dasar keterampilan permaianan dan olahraga perorangan atau beregu dan memiliki pengetahuan atau konsep serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Kompetensi Dasar
: Melakukan unsur dasar keterampilan atletik dengan peraturan yang dimodifikasi
Indikator
: 1. Kognitif: 1.1 Mengerti gerakan teknik start jongkok. 1.2 Mengerti gerakanlari menggunakan bendera 1.3 Mengerti gerak lari menggunakan kerucut 1.4 Mengerti gerak lari menggunakan tali atau karet. 2.Afektif: 2.1
Melakukan gerakan dengan sportifitas
2.2
Melakukan gerakan dengan kejujuran
2.3
Melakukan gereakan dengan kerjasama
2.4
Melakukan gerakan dengan dengan toleransi
2.5
Melakukan gerakan dengan percaya diri
2.6
Melakukan gerakan dengan kesungguhan
3. Psikomotor: 3.1
Melakukan gerakan teknik start berdiri sesuai dengan contoh.
3.2
Melakukan gerak lari menggunakan bendera sesuai dengan contoh.
3.3
Melakuakan gerak lari menggunakan kerucut sesuai dengan contoh.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
3.4
Melakukan gerak lari dengan menggunakan tali atau karet sesuai dengan contoh.
Alokasi waktu I.
: 3 x 35 menit (Pertemuan 2)
Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif: 1.1
Siswa dapat mengerti gerakan teknik start jongkok, lari dan memasuki finish
1.2
Siswa dapat mengerti gerakan lari menggunakan bendera.
1.3
Siswa dapat mengerti gerak lari menggunakan kerucut
1.4
Siswa dapat mengerti gerak lari menggunakan tali atau karet.
2.Afektif: 2.1
Siswa dapat melakukan gerakan dengan sportifitas
2.2
Siswa dapat melakukan gerakan dengan kejujuran
2.3
Siswa dapat melakukan gereakan dengan kerjasama
2.4
Siswa dapat melakukan gerakan dengan dengan toleransi
2.5
Siswa dapat melakukan gerakan dengan percaya diri
2.1
Siswa dapat melakukan gerakan dengan kesungguhan
3. Psikomotor: 3.1
Siswa dapat melakukan gerakan teknik start jongkok, lari, memasuki finish .
3.2
Siswa dapat melakukan gerak lari menggunakan bendera sesuai dengan contoh.
3.3
Siswa dapat melakukan gerak lari menggunakan kerucut sesuai dengan contoh.
3.4
Siswa dapat melakukan derak lari dengan menggunakan tali atau karet sesuai dengan contoh.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
II. Materi Pembelajaran 1
Melakukan gerakan lari menggunakan bendera.
2
Melakukan gerakan lari menggunakan kerucut
3
Melakikan gerakan lompat menggunakan tali atau karet.
III. Metode Pembelajaran 1. Demonstrasi 2. Latihan 3. whole-whole part 4. Resiprokal IV. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran 1
Pendahuluan (30 menit) 1)
Siswa dibariskan menjadi 3 bersap, berdo’a, presensi.
2)
Memberi motivasi dan menjelaskan materi pelajaran.
3)
Pemanasan dengan bermain ular-ularan. Cara permainan: Siswa dibagi menjadi 2 kelompok sama banyak, masing-masing kelompok menempatkan diri di tempat/ lapangan yang telah disediakan. Siswa paling depan berjalan mengikuti garis yang telah disediakan, jika kedua siswa tersebut bertemu di perjalanan sepanjang garis maka melakukan suit, yang menang melanjutkan perjalanan hingga daerah lawan dan disusul teman lainnya dengan cara yang sama. Pemenang: kelompok siswa yang paling banyak sampai di tempat lawan. Siswa yang kalah harus menggendong siswa yang menang.
4)
Siswa dibariskan menjadi 3 bersap Memberikan penjelasan dan mendemontrasikan cara teknik start jongkok sebagai berikut: Aba-aba “bersedia” berdiri di belakang garis, menempatkan kaki kiri di depan, kaki kanan dibelakang, letakkan lutut kaki kanan ke tanah, letakkan tangan ke tanah selebar bahu, pandangan kedepan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
Aba-aba “siap” badan condong ke depan, lutut diangkat, berat badan pada kaki depan, pandangan ke lintasan pada jarak 3-4 meter. Aba-aba “ ya” kaki kiri menolak dengan kuat dan kaki kanan secepatnya melangkah kedepan. Menjelaskan dan mendemontrasikan teknik berlari yaitu: badan condong ke depan, siku ditekuk 90 derajat, ayunan lengan mengimbangi kecepatan langkah atau gerak kaki. Menjelaskan dan mendemontrasikan teknik memasuki finish yaitu: berlari secepatnya ke finish tanpa mengubah posisi lari, saat akan melewati garis finish dada dicindongkan ke depan, bahu diputar sehingga salah satu bahu kedepan nterlebih dahulu. 2
Inti Pembelajaran (60 menit) 1)
Lari menggunakan bendera Bertujuan untuk melatih kecepatan lari siswa. Langkah-langkah pembelajarannya yaitu: a. Guru menyiapkan 3 lintasan lari b. Masing-masing lintasan ditata kun-kun dengan jarak yang telah ditentukan kira-kira 1 meter. c. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok menempati lintasan yang telah disediakan d. Siswa melakukan lari zig-zag melewati kun, siswa melakukan secara bergantian.
Gambar. Lari Menggunakan Bendera
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
2)
Lari menggunakan kerucut Bertujuan untuk melatih kecepatan dan siswa agar tidak bosan. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut: a. Guru dan siswa membuat gambar bintang di tengah lapangan in door atau out dor b. Guru menyiapkan alat yang diperlukan yaitu benda berbentuk kerucut. c. Sebuah kerucut ditempatkan di titik pusat. d. Tahap pertama, semua siswa diberi kesempatan untuk berlari mengintari kerucut. e. Tahap ke dua, satu per satu siswa lari joging mengelilingi bintang. f. Tahap ke tiga, setiap siswa ditugasi untuk berlari secepat mungkin melewati kerucut yang ada pada setiap bintang tersebut.
Gambar. Lari Menggunakan Kerucut 3)
Lari menggunakan tali atau karet Bertujuan untuk melatih kecepatan, koordinasi langkah dan gerak tangan. Langkah-langkah pembelajarannya yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
b. Guru menyiapkan 3 lintasan yang menyediakan tali atau karet panjang 3 buah c. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok
Gambar. Lari Menggunakan Tali atau Karet 3
Penutup (10 menit) 1)
Siswa dikumpulkan, dibariskan menjadi 3 bersap.
2)
Mengevaluasi kegiatan pembelajaran.
3)
Melakukan tes.
4)
Siswa disiapkan, berdo’a dan dibubarkan.
V Sumber dan Alat Pembelajaran 1
Sumber
: Dasar-Dasar keterampilan Atletik Pendekatan Bermain
untuk
Sekolah
Lanjutan
Tingkat
Pertama. Yuda M. Saputra. 2001. Gerak-Gerak Dasar Atletik dalam Bermain, Mochamad Djumidar A. Widjaya, 2004 2
Alat Pembelajaran
: • Rafia • Bendera • Kerucut • Tali atau karet
VI Penilaian A. Instrumen Penilaian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
1. Pemahaman konsep (Kognitif) •
Penilaian: 1) Siswa dapat mengerti gerakan teknik start jongkok 2) Siswa dapat mengerti gerakanlari zig-zag melewati bendera 3) Siswa dapat mengerti gerak lari menggunakan kerucut 4) Siswa dapat mengerti gerak lari menggunakan tali atau karet.
2. Pengamatan Sikap (Afektif) •
Aspek yang dinilai: 1) Sportifitas 2) Kejujuran 3) Kerjasama 4) Toleransi 5) Percaya diri
3. Unjuk Kerja Siswa (Psikomotor) •
Aspek yang dinilai: 1) Lari menggunakan kun Siswa melakukan gerakan lari menggunakan kun sesuai dengan aba-aba yang diberikan oleh guru. 2) Lari menggunakan kerucut Melakukan gerakan lari menggunakan kerucut dengan baik dan benar. 3) Lari menggunakan tali atau karet Melakukan gerakan lari menggunakan tali atau karet sesuai dengan contoh.
B. Rubrik Penilaian 1. Pemahaman Konsep (Kognitif) Indikator
Konsep/ pengetahuan
1. Teknik start berediri
Siswa gerakan
dapat
mengerti
teknik
start
jongkok, lari dan memasuki
commit to user
Skor 0-90
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
finish. 2. Melakukan lari zig zag menggunakan bendera
Sswa dapat mengerti cara melakukan
lari
0-90
zig-zag
melewati kun. 3. Melakukan lari
Siswa dapat menmgerti cara
menggunakan kerucut
melakukan
lari
0-90
melewati
kerucut. 4. Melakukan gerakan lari
Siswa dapat mengerti cara
menggunakan tali tau
melakukan
karet
menggunakan tali atau karet. JUMLAH SKOR MAKSIMAL
0-90
lari
360
Skor didasarkan pada KKM (KKM = 70) Keterangan: Nilai 0
: Tidak masuk sekolah
<
: Tidak atau belum bisa
70
71 – 80
: Cukup - bisa
81 – 90
: Bisa - sempurna
Nilai
b)
: Skor yang diperoleh X 100 Skor maksimal
Pengamatan Sikap (Afektif) Indikator
Aspek yang dinilai
skor
dengan Sportifitas
0-90
menggunakan alat bantu Kejujuran
0-90
pembelajaran pendidikan Kerjasama
0-90
jasmani
Toleransi
0-90
Percaya diri
0-90
Kesungguhan
0-90
Belajar
lari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
JUMLAH SKOR MAKSIMAL
540
Keterangan: Nilai 0
: Tidak masuk sekolah
<
: Tidak atau belum bisa
70
71 – 80
: Cukup - bisa
81 – 90
: Bisa - sempurna
Nilai
: Skor yang diperoleh X 100 Skor maksimal
3. Unjuk Kerja Siswa (Psikomotor) Indikator
Aspek yang dinilai teknik
Skor
Melakukan teknik start
gerakan
start
berdiri
jongkok, lari dan memasuki
0-90
finish sesuai contoh Melakukan lari zig zag
Gerakan
menggunakan bendera
mengikuti mengikuti kun yang
lari
telah
zig ditata
zag
0-90
atau
disediakan sesuai dengan contoh. Melakukan lari melewati
Gerakan
lari
mengikuti
kerucut
bintang
dan
melewati
kerucut
sesuai
0-90
dengan
contoh. Melakukan gerak lari
Gerakan lari menggunakan
menggunakan tali atau
tali atau karet sesuai dengan
karet
contoh. JUMLAH SKOR MAKSIMAL
Keterangan:
commit to user
0-90
360
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
Nilai 0
: Tidak masuk sekolah
<
: Tidak atau belum bisa
70
71 – 80
: Cukup - bisa
81 – 90
: Bisa - sempurna
Nilai
: Skor yang diperoleh X 100 Skor maksimal
NILAI
: Nilai kognitif + nilai afektif + nilai psikomotor 3 Sragen, Maret 2011
Kolaborator
Peneliti
( SUYATMI, S.Pd ) NIP. 1926652412955411111
( MARTONO ) NIM. X4608532
Mengetahui, Kepala SDN Bukuran 1
(
JUMADI
)
NIP. 19530415 197512 2 00519
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Sekolah
: SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen
Mata Pelajaran
: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas / Semester
: IV / II
Standar Kompetensi : Melakuakan unsur dasar keterampilan permaianan dan olahraga perorangan atau beregu dan memiliki pengetahuan atau konsep serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Kompetensi Dasar
: Melakukan unsur dasar keterampilan atletik dengan peraturan yang dimodifikasi
Indikator
: 1. Kognitif: 1.1
Mengerti gerakan teknik start jongkok, lari dan memasuki finish.
1.2
Mengerti gerakan lari melewati bilah.
1.3
Mengerti gerak lari menggunakan simpai atau ban
1.4
Mengerti gerak lari menggunakan kotak atau kardus.
2. Afektif: 2.1
Melakukan gerakan dengan sportifitas
2.2
Melakukan gerakan dengan kejujuran.
2.3
Melakukan gereakan dengan kerjasama
2.4
Melakukan
gerakan
dengan
dengan
toleransi. 2.5
Melakukan gerakan dengan percaya diri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
2.6
Melakukan gerakan dengan kesungguhan
3. Psikomotor: 3.1
Melakukan gerakan teknik start jongkok, lari dan memasuki finish sesuai dengan contoh
3.2
Melakukan gerak lari dengan menggunakan bilah sesuai dengan contoh.
3.3
Melakuakan gerak lari menggunakan simpai atau ban sesuai dengan contoh.
3.4
Melakukan gerak lari menggunakan kotak atau kardus sesuai dengan contoh.
Alokasi waktu
: 6 x 35 menit (2x pertemuan)
I. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif: 1.1 Siswa dapat mengerti gerakan teknik start jongkok, lari dan memasuki finish. 1.2 Siswa dapat mengerti gerakan lari melewati bilah. 1.3 Siswa dapat mengerti gerak lari menggunakan simpai atau ban 1.4 Siswa dapat mengerti gerak lari menggunakan kotak atau kardus. 2. Afektif: 2.1 Siswa dapat melakukan gerakan dengan sportifitas. 2.2 Siswa dapat melakukan gerakan dengan kejujuran. 2.3 Siswa dapat melakukan gereakan dengan kerjasama 2.4 Siswa dapat melakukan gerakan dengan dengan toleransi. 2.5 Siswa dapat melakukan gerakan dengan percaya diri. 2.6 Siswa dapat melakukan gerakan dengan kesungguhan. 3. Psikomotor:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
3.1 Melakukan gerakan teknik start jongkok, lari dan memasuki finish sesuai dengan contoh 3.2 Melakukan gerak lari dengan menggunakan bilah sesuai dengan contoh. 3.3
Melakuakan gerak lari menggunakan simpai atau ban sesuai dengan contoh.
3.4
Melakukan gerak lari menggunakan kotak atau kardus sesuai dengan contoh.
II. Materi Pembelajaran 1. Melakukan gerakan lari menggunakan bilah. 2. Melakukan gerakan lari menggunakan simpai atau ban 3. Melakikan gerakan lompat menggunakan kotak atau kardus. III. Metode Pembelajaran 1. Demonstrasi 2. Latihan 3. whole-whole part 4. Resiprokal IV. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Pendahuluan (30 menit) 1) Siswa dibariskan menjadi 3 bersap, berdo’a, presensi. 2) Memberi motivasi dan menjelaskan materi pelajaran. 3) Pemanasan dengan bermain “bintang beralih”. Siswa dibagi menjadi 2 kelompok setiap kelompok terdiri dari 4 siswa diambil 2 siswa untuk menjadi penjaga dan pemain (bintang). Sedangkan teman yang mendapat kelompok berbaris dengan anggota kelompok dan semua kelompok membentuk lingkaran. Tugas Penjaga : Mengejar pemain (bintang) Tugas Pemain
: Berlari agar tidak terkejar penjaga, jika ingin bergantian, pemain bisa hinggap di depan kelompok bintang,
maka
barisan
commit to user
paling
belakang
dari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
kelompok tersebut berlari menggantikan posisi pemain, begitu dan seterusnya. 4) Siswa dibariskan menjadi 3 bersap 5) Memberikan penjelasan dan mendemontrasikan cara teknik start jongkok sebagai berikut: Aba-aba “bersedia” berdiri di belakang garis, menempatkan kaki kiri di depan, kaki kanan dibelakang, letakkan lutut kaki kanan ke tanah, letakkan tangan ke tanah selebar bahu, pandangan kedepan Aba-aba “siap” badan condong ke depan, lutut diangkat, berat badan pada kaki depan, pandangan ke lintasan pada jarak 3-4 meter. Aba-aba “ ya” kaki kiri menolak dengan kuat dan kaki kanan secepatnya melangkah kedepan. Menjelaskan dan mendemontrasikan teknik berlari yaitu: badan condong ke depan, siku ditekuk 90 derajat, ayunan lengan mengimbangi kecepatan langkah atau gerak kaki. Menjelaskan dan mendemontrasikan teknik memasuki finish yaitu: berlari secepatnya ke finish tanpa mengubah posisi lari, saat akan melewati garis finish dada dicindongkan ke depan, bahu diputar sehingga salah satu bahu kedepan nterlebih dahulu. 2. Inti Pembelajaran (60 menit) 1) Lari menggunakan bilah Bertujuan untuk mengatur langkah saat lari. Langkah-langkah pembelajarannya yaitu: a. Guru menyiapkan beberapa lintasan lari b. Masing-masing lintasan ditata bilah dengan jarak yang telah ditentukan. c. Tahap pertama, siswa melakukan lari jinjit dengan bilah yang ditata dekat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
d. Tahap kedua, siswa melakukan lari dengan langkah panjang, bilah ditata dengan jarak 0,5-1 meter.
Gambar Lari Menggunakan Bilah 2) Lari menggunakan simpai atau ban Terdapat beberapa variasi pembelajaran lari dengan menggunakan simpai atau ban, diantaranya yaitu: a. Gerak lari menggiring simpai Bertujuan untuk merangsang kecepatan. Gerak lari menggiring menggiring simpai ini dilakukan dengan formasi berhadap-hadapan, siswa dibagi sama banyak dan menempati lintasan yang telah disediakan kemudian melakukan lari menggiring simpai secara bergantian.
Gambar. Lari Menggiring Simpai atau Ban
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
b. Gerak lari melewati simpai atau ban Bertujuan untuk menstabilkan langkah. Guru menyediakan beberapa lintasan lari, siswa dibagi menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok menempati lintasan yang telah ditata simpai dengan jarak 0,5-1 meter. S iswa secara bergantian melakukan lari melewati simpai.
Gambar. Lari Melewati Simpai atau Ban c. Gerak lari memasukkan simpai atau ban Bertujuan untuk melatih kecepatan. Guru menyediakan beberapa lintasn lari, masinh-masing lintasn diberi patok A dan B, masing-masing patok A diberi simpai atau ban sebanyak 3-5 buah. Siswa melakukan lari memindahkan patokpatok tersebut dari A ke B.
Gambar. Lari Memasukkan Simpai atau Ban
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
3) Lari menggunakan kotak atau kardus Variasi dari bentuk pembelajaran lari menggunakan kotak atau kardus yaitu: a. Gerak lari menyentuh kardus atau kotak Bertujuan untuk melatih kecepatan. Guru menyediakan 3 lintasan, masing-masing lintasn ditata 2 kotak atau kardus (kotak A dan B). Setiap siswa secara bergantian melakukan lari menyentuh kotak A kemudian kotak B baru ke sebrang, begitu juga sebaliknya (hilir mudik diantara kotak atau kardus)
Gambar. Lari Menyentuh Kotak atau Kardus b. Gerak lari membawa kotak atau kardus Bertujuan untuk menyeimbangkan langkah dan ayunan lengan. Guru menyiapkan lintasn lari dan kontak atua kardus. Siswa secara berpasangan membewa kardus atau kotak tersebut dari start ke finish
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
Gambar. Lari Membawa Kotak atau Kardus c. Lari memindahkan kotak atau kardus Bertujuan untuk memperbaiki gerak togok agar waktu berlari bahunya tidak goyang. Guru menyiapkan lintasan, masing-masing lintasan diberikan 3-5 kardus yang disusun yang nantinya akan dipindahkan siswa dari A ke B.
Gambar. Lari Memindahkan Kotak atau Kardus 3.
Penutup (10 menit) 1) Siswa dikumpulkan, dibariskan menjadi 3 bersap. 2) Mengevaluasi kegiatan pembelajaran. 3) Melakukan observasi dan tes. 4) Siswa disiapkan, berdo’a dan dibubarkan.
V. Sumber dan Alat Pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 92
1. Sumber
: Dasar-Dasar keterampilan Atletik Pendekatan Bermain untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Yuda M. Saputra. 2001. Gerak-Gerak Dasar Atletik dalam Bermain, Mochamad Djumidar A. Widjaya, 2004
2. Alat Pembelajaran : •
Rafia
•
Bilah
•
Simpai atua Ban
•
Kotak atau kardus
•
Peluit
VI. Penilaian 1. Instrumen Penilaian 1) Pemahaman konsep (Kognitif) Pemahaman siswa: a. Mengerti cara teknik start jongkok, lari dan memasuki finish. b. Mengerti cara melakukan gerak lari menggunakan bilah. c. Mengerti cara melakukan lari menggunakan simpai atau ban. d. Mengerti cara melakukan lari menggunakan kotak atau kardus. 2) Pengamatan Sikap (Afektif) Aspek yang dinilai: a. Kejujuran b. Kerjasama c. Toleransi d. Percaya diri e. Sportifitas 3) Unjuk Kerja Siswa (Psikomotor) Aspek yang dinilai: a. Teknik start jongkok, lari dan memasuki finish. Siswa melakukan teknik start jongkok, lari dan memasuki finish sesuai dengan contoh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
b. Lari melewati bilah Siswa melakukan gerakan lari melewati bilah dengan jinjit maupun langkah lebar sesuai dengan contoh. c. Lari menggunakan Simpai atau Ban Melakukan gerakan lari menggunakan simpai atau ban sesuai dengan contoh. d. Lari menggunakan Kardus Melakukan gerakan lari menggunakan kardus sesuai dengan contoh. 2. Rubrik Penilaian 1) Pemahaman Konsep (Kognitif) Indikator
Pemahaman Siswa
Skor
Teknik start jongkok,
Mengerti cara melakukan
0-90
lari dan memasuki
teknik start jongkok, lari
finish
dan memasuki finish.
Lari menggunakan bilah Mengerti cara melakukan
0-90
lari menggunakan bilah Lari melewati simpai
Mengerti cara melakukan
atau ban
lari menggunakan simpai
0-90
atau ban. Lari menggunak kotak
Mengerti cara melakukan
atau kardus
lari menggunakan kotak
0-90
atau kardus JUMLAH SKOR MAKSIMAL KKM
: 70
Keterangan: Nilai 0
: Tidak masuk sekolah
<
: Tidak atau belum bisa
70
71 – 80
: Cukup - bisa
81 – 90
: Bisa - sempurna
Nilai
: Skor yang diperoleh X 100
commit to user
360
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 94
Skor maksimal 2) Pengamatan Sikap (Afektif) Indikator
Aspek yang dinilai
skor
dengan Sportifitas
0-90
menggunakan alat bantu Kejujuran
0-90
pembelajaran
Kerjasama
0-90
pendidikan jasmani
Toleransi
0-90
Percaya diri
0-90
Belajar
lari
JUMLAH SKOR MAKSIMAL KKM
450
: 70
Keterangan: Nilai 0
: Tidak masuk sekolah
<
: Tidak atau belum bisa
70
71 – 80
: Cukup - bisa
81 – 90
: Bisa - sempurna
Nilai
: Skor yang diperoleh X 100 Skor maksimal
3) Unjuk Kerja Siswa (Psikomotor) Indikator
Aspek yang dinilai
Melakukan teknik start
Dapat
melakukan
jongkok, lari dan
start
memasuki finish
memasuki
jongkok,
lari
finish
Skor
teknik
0-90
dan sesuai
dengan contoh. Lari menggunakan bilah
Dapat
melakukan
lari
0-90
menggunakan bilah sesuai dengan contoh Lari menggunakan simpai
Dapat melakukan gerak lari
atau ban
menggunkan simpai atau
0-90
ban sesuai dengan contoh Melakukan lari
Dapat melakukan lari
menggunakan kardus atau
menggunakan kardus atau
commit to user
0-90
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 95
kotak
kotak sesuai dengan contoh. JUMLAH SKOR MAKSIMAL
KKM
: 70
Keterangan: Nilai 0
: Tidak masuk sekolah
<
: Tidak atau belum bisa
70
71 – 80
: Cukup - bisa
81 – 90
: Bisa - sempurna
Nilai
: Skor yang diperoleh X 100 Skor maksimal
N. KOMULATIF :
N.Kognitif(20%)+N.Afektif(30%)+ N.Psikomotor(50%)
3
Sragen, Maret 2011 Kolaborator
Peneliti
( SUYATMI, S.Pd ) NIP. 1926652412955411111
( MARTONO ) NIM. X4608532
Mengetahui, Kepala SDN Bukuran 1
(
JUMADI commit to user
)
360
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 96
NIP. 19530415 197512 2 00519
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 97
Lampiran 3 Petunjuk Pelaksanaan Tes dan Pengukuran Kemampuan Lari 50 Yard
Untuk mengukur kemampuan lari cepat dari AAHPRD 1976; Johnson and Nelson 1986 yang dikutip Mulyono B (2009 69-70). Prosedur pelaksanaan dari tes dan pengukuran kemampuan lari cepat 50 yard yaitu: Tes Lari 50 Yard a) Bertujuan
: untuk mengukur kecepatan
b) Tingkatan umur
: 6 -17 tahun
c) Jenis kelamin
: laki-laki dan perempuan
d) Reliabilitas
: belum ada
e) Validitas
: face validity
f) Perlengkapan
: Lintasan lari (sedikitnya 60 meter), stopwatch blangko dan alat tulis.
g) Pelaksanaan: (1) Testi menempatkan diri pada garis start dengan sikap start berdiri. (2) Pada aba-aba “siap – ya” testi lari secepat-cepatnya dari garis start sampai garis finish. h) Skoring: waktu dicacat sampai sepersepuluh detik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 98
Lampiran 4. Hasil Observasi Kemampuan Lari Cepat Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/ 20011 pada Kondisi Awal NO
NAMA
WAKTU
NILAI
1
Abdullah Rizki M
9.02
85
2
Bella Isti Tania A
10.58
75
3
Alfian Mughofur
10.48
75
4
Wiwin Dwi W
10.32
75
5
Tri Utami
10.63
75
6
Dandi Setyawan
9.78
80
7
Mutmainah Janah
11.35
70
8
Novi Aulia S
9.69
80
9
Nur Widiyanto
9.19
85
10
Muh. Rifai
9.56
80
11
Wakida Fajar H
9.55
80
12
Ikhsanudin
8.32
90
13
Annisa Rofiatul M
10.18
85
14
Selfia Selly Margareta
9.86
85
15
Dewi Indahsari
9.93
85
16
Widya Ardiyana
9.56
85
17
Mukhlis Tri Nugroho
9.40
85
18
Thomas Triyanto
8.77
90
19
Alfi Nur Hayati
12.01
65
20
Lena Listiyana
10.12
80
21
Ade Era Dwi S
8.30
90
22
Yuda Kurnia
9.66
80
23
Yudi Setyawan
8.94
85
24
Iwan Kurniawan
10.32
75
25
Anis Nur Hidayati
10.88
70
26
Andri Candra S
8.28
90
27
Riko Vidriyan JUMLAH RATA‐RATA
9.73 264.41 9.79
commit to user
80 2180 80.74074074
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 99
Lampiran 5. Hasil Observasi Hasil Belajar Lari Cepat Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/ 20011pada Kondisi Awal Afektif Kognitif Psikomotor Total NO NAMA Score Score Score Score Nilai Nilai Nilai (30%) (20%) (50%) 1 Abdullah Rizki M 65 19.5 70 14 65 32.5 66.00 2 Bella Isti Tania A 65 19.5 65 13 65 32.5 65.00 3 Alfian Mughofur 70 21 75 15 70 35 71.00 4 Wiwin Dwi W 70 21 75 15 70 35 71.00 5 Tri Utami 70 21 72 14.4 72 36 71.40 6 Dandi Setyawan 68 20.4 70 14 68 34 68.40 7 Mutmainah Janah 62 18.6 65 13 62 31 62.60 8 Novi Aulia S 65 19.5 68 13.6 65 32.5 65.60 9 Nur Widiyanto 68 20.4 65 13 68 34 67.40 10 Muh. Rifai 65 19.5 65 13 65 32.5 65.00 11 Wakida Fajar H 62 18.6 65 13 62 31 62.60 12 Ikhsanudin 72 21.6 70 14 72 36 71.60 13 Annisa Rofiatul M 60 18 60 12 60 30 60.00 14 Selfia Selly M 62 18.6 65 13 62 31 62.60 15 Dewi Indahsari 62 18.6 67 13.4 62 31 63.00 16 Widya Ardiyana 70 21 70 14 75 37.5 72.50 17 Mukhlis Tri N 66 19.8 65 13 66 33 65.80 18 Thomas Triyanto 68 20.4 65 13 68 34 67.40 19 Alfi Nur Hayati 65 19.5 65 13 65 32.5 65.00 20 Lena Listiyana 68 20.4 70 14 68 34 68.40 21 Ade Era Dwi S 75 22.5 70 14 75 37.5 74.00 22 Yuda Kurnia 65 19.5 65 13 65 32.5 65.00 23 Yudi Setyawan 68 20.4 65 13 68 34 67.40 24 Iwan Kurniawan 75 22.5 72 14.4 75 37.5 74.40 25 Anis Nur Hidayati 67 20.1 67 13.4 67 33.5 67.00 26 Andri Candra S 67 20.1 70 14 67 33.5 67.60 27 Riko Vidriyan 70 21 72 14.4 72 36 71.40 JUMLAH 1810 543 1833 366.6 1819 909.5 1819.10 RATA‐RATA 67.04 20.111111 67.89 13.577778 67.37 33.68519 67.37
Keterangan: NILAI PSIKOMOTOR= (hasil tes kemampuan lari cepat+ teknik start+tenik lari+teknik memasuki finish+rubric penilaian RPP) :5
commit to user
KET BT BT T T T BT BT BT BT BT BT T BT BT BT T BT BT BT BT T BT BT T BT BT T
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 100
Lampiran 6. Hasil Observasi Kemampuan Lari Cepat Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/ 20011 pada Siklus I.
NO
NAMA
WAKTU
NILAI
1
Abdullah Rizki M
12.24
65
2
Bella Isti Tania A
10.77
80
3
Alfian Mughofur
10.20
75
4
Wiwin Dwi W
9.27
85
5
Tri Utami
9.44
85
6
Dandi Setyawan
9.45
85
7
Mutmainah Janah
9.79
80
8
Novi Aulia S
9.92
80
9
Nur Widiyanto
9.45
80
10
Muh. Rifai
8.90
85
11
Wakida Fajar H
9.99
80
12
Ikhsanudin
8.77
90
13
Annisa Rofiatul M
8.89
85
14
Selfia Selly Margareta
8.89
85
15
Dewi Indahsari
9.00
85
16
Widya Ardiyana
8.98
85
17
Mukhlis Tri Nugroho
8.79
90
18
Thomas Triyanto
9.30
80
19
Alfi Nur Hayati
9.90
80
20
Lena Listiyana
9.78
80
21
Ade Era Dwi S
8.40
90
22
Yuda Kurnia
8.74
90
23
Yudi Setyawan
9.60
80
24
Iwan Kurniawan
8.53
90
25
Anis Nur Hidayati
8.61
90
26
Andri Candra S
9.55
90
27
Riko Vidriyan JUMLAH RATA‐RATA
8.87 254.02 9.41
85
commit to user
2255 83.51851852
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 101
Lampiran 7. Hasil Observasi Hasil Belajar Lari Cepat Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/ 20011pada Siklus I Afektif NO
NAMA
Nilai
Score (30%)
Kognitif
Psikomotor
Nilai
Score (20%)
Nilai
Score (50%)
Total Score
KET
1
Abdullah Rizki M
80
24
79
15.8
77
38.5
78.30
T
2
Bella Isti Tania A
68
20.4
67
13.4
69
34.5
68.30
BT
3
Alfian Mughofur
81
24.3
81
16.2
79
39.5
80.00
T
4
Wiwin Dwi W
79
23.7
78
15.6
80
40
79.30
T
5
Tri Utami
79
23.7
75
15
80
40
78.70
T
6
Dandi Setyawan
68
20.4
67
13.4
71
35.5
69.30
BT
7
Mutmainah Janah
66
19.8
67
13.4
69
34.5
67.70
BT
8
Novi Aulia S
70
21
70
14
72
36
71.00
T
9
Nur Widiyanto
76
22.8
72
14.4
76
38
75.20
T
10
Muh. Rifai
75
22.5
69
13.8
77
38.5
74.80
T
11
Wakida Fajar H
75
22.5
69
13.8
76
38
74.30
T
12
Ikhsanudin
80
24
81
16.2
82
41
81.20
T
13
Annisa Rofiatul M
69
20.7
67
13.4
72
36
70.10
T
14
Selfia Selly Margareta
67
20.1
67
13.4
70
35
68.50
BT
15
Dewi Indahsari
70
21
69
13.8
73
36.5
71.30
T
16
Widya Ardiyana
75
22.5
74
14.8
77
38.5
75.80
T
17
Mukhlis Tri Nugroho
68
20.4
70
14
74
37
71.40
T
18
Thomas Triyanto
68
20.4
67
13.4
71
35.5
69.30
BT
19
Alfi Nur Hayati
66
19.8
67
13.4
69
34.5
67.70
BT
20
Lena Listiyana
70
21
67
13.4
72
36
70.40
T
21
Ade Era Dwi S
72
21.6
68
13.6
75
37.5
72.70
T
22
Yuda Kurnia
71
21.3
68
13.6
75
37.5
72.40
T
23
Yudi Setyawan
72
21.6
67
13.4
73
36.5
71.50
T
24
Iwan Kurniawan
81
24.3
82
16.4
83
41.5
82.20
T
25 26
Anis Nur Hidayati Andri Candra S
76 69
22.8 20.7
68 67
13.6 13.4
79 71
39.5 35.5
75.90 69.60
T BT
27
Riko Vidriyan JUMLAH RATA‐RATA
83 1974 73.11
24.9 592.2 21.933
81 1924 71.26
16.2 384.8 14.251852
83 2025 75
41.5 1012.5 37.5
82.60 1989.50 73.69
T
Keterangan: NILAI PSIKOMOTOR= (hasil tes kemampuan lari cepat+ teknik start+tenik lari+teknik memasuki finish+rubric penilaian RPP) :5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 102
Lampiran 8. Hasil Observasi Kemampuan Lari Cepat Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/ 20011 pada Siklus II NO
NAMA
WAKTU
NILAI
1 2
Abdullah Rizki M Bella Isti Tania A
8.29 9.77
90
3
Alfian Mughofur
7.89
90
4
Wiwin Dwi W
8.26
90
5
Tri Utami
7.93
90
6
Dandi Setyawan
9.21
90
7
Mutmainah Janah
9.87
80
8
Novi Aulia S
9.43
85
9
Nur Widiyanto
8.52
90
10
Muh. Rifai
8.90
85
11
Wakida Fajar H
9.20
85
12
Ikhsanudin
8.16
85
13
Annisa Rofiatul M
10.10
80
14
Selfia Selly Margareta
9.59
80
15
Dewi Indahsari
8.26
90
16
Widya Ardiyana
8.67
90
17
Mukhlis Tri Nugroho
8.61
90
18
Thomas Triyanto
8.79
90
19
Alfi Nur Hayati
9.73
80
20
Lena Listiyana
9.75
80
21
Ade Era Dwi S
8.27
90
22
Yuda Kurnia
8.61
85
23
Yudi Setyawan
8.57
90
24
Iwan Kurniawan
8.97
85
25 26 27
Anis Nur Hidayati Andri Candra S Riko Vidriyan JUMLAH RATA‐RATA
9.30 8.51 8.52 239.68 8.88
85
commit to user
85
90 90
2340 86.66666667
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 103
Lampiran 9. Hasil Observasi Hasil Belajar Lari Cepat Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/ 20011pada Siklus II Afektif NO
NAMA
Nilai
Score (30%)
Kognitif
Psikomotor
Nilai
Score (20%)
Nilai
Score (50%)
Total Score
KET
1 2 3
Abdullah Rizki M Bella Isti Tania A Alfian Mughofur
76 68 81
22.8 20.4 24.3
76 70 80
15.2 14 16
77 71 83
38.5 35.5 41.5
76.50 69.90 81.80
T BT T
4
Wiwin Dwi W
79
23.7
80
16
81
40.5
80.20
T
5
Tri Utami
78
23.4
78
15.6
80
40
79.00
T
6
Dandi Setyawan
77
23.1
80
16
78
39
78.10
T
7
Mutmainah Janah
78
23.4
78
15.6
81
40.5
79.50
T
8
Novi Aulia S
79
23.7
78
15.6
79
39.5
78.80
T
9
Nur Widiyanto
76
22.8
72
14.4
76
38
75.20
T
10
Muh. Rifai
77
23.1
78
15.6
79
39.5
78.20
T
11
Wakida Fajar H
78
23.4
79
15.8
80
40
79.20
T
12
Ikhsanudin
82
24.6
80
16
83
41.5
82.10
T
13
Annisa Rofiatul M
81
24.3
82
16.4
82
41
81.70
T
14
Selfia Selly Margareta
69
20.7
68
13.6
69
34.5
68.80
BT
15
Dewi Indahsari
71
21.3
72
14.4
69
34.5
70.20
T
16
Widya Ardiyana
78
23.4
82
16.4
83
41.5
81.30
T
17 18 19
Mukhlis Tri Nugroho Thomas Triyanto Alfi Nur Hayati
79 70 80
23.7 21 24
79 68 82
15.8 13.6 16.4
80 70 79
40 35 39.5
79.50 69.60 79.90
T BT T
20
Lena Listiyana
81
24.3
82
16.4
81
40.5
81.20
T
21 22
Ade Era Dwi S Yuda Kurnia
80 79
24 23.7
76 80
15.2 16
82 81
41 40.5
80.20 80.20
T T
23
Yudi Setyawan
82
24.6
75
15
83
41.5
81.10
T
24
Iwan Kurniawan
78
23.4
75
15
79
39.5
77.90
T
25 26 27
Anis Nur Hidayati Andri Candra S Riko Vidriyan JUMLAH RATA‐RATA
74 83 78 2092 77.48
22.2 24.9 23.4 627.6 23.244
74 82 80 2086 77.26
14.8 16.4 16 417.2 15.451852
76 90 81 2133 79
38 45 40.5 1066.5 39.5
75.00 86.30 79.90 2111.30 78.20
T T T
Keterangan: NILAI PSIKOMOTOR= (hasil tes kemampuan lari cepat+ teknik start+tenik lari+teknik memasuki finish+rubric penilaian RPP) :5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 104
Lampiran 10. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lari Cepat dan Hasil Belajar pada Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010 2011 dari Kondisi Awal ke Siklus I. NO
NAMA
1
Abdullah Rizki M
KONDISI AWAL TES HASIL LARI BELAJAR 66.00 9.02
SIKLUS I TES HASIL LARI BELAJAR 78.30 12.24
PENINGKATAN TES HASIL LARI BELAJAR 3.22 12.30
65.00
68.30
0.19
3.30
80.00 79.30
‐0.28 ‐1.05
9.00 8.30
71.40
10.77 10.20 9.27 9.44
78.70
‐1.19
7.30
2
Bella Isti Tania A
3 4
Alfian Mughofur Wiwin Dwi W
5
Tri Utami
10.58 10.48 10.32 10.63
6
Dandi Setyawan
9.78
68.40
9.45
69.30
‐0.33
0.90
7
Mutmainah Janah
62.60
‐1.56
5.10
Novi Aulia S Nur Widiyanto
71.00 75.20
0.23 0.26
5.40 7.80
10
Muh. Rifai
65.00
9.79 9.92 9.45 8.90
67.70
8 9
11.35 9.69 9.19 9.56
74.80
‐0.66
9.80
11
Wakida Fajar H
9.55
67.60
9.99
74.30
0.44
6.70
12
Ikhsanudin
8.32
71.76
8.77
81.20
0.45
9.44
13
Annisa Rofiatul M
10.18
60.00
8.89
70.10
‐1.29
10.10
9.86
62.60
8.89
68.50
‐0.97
5.90
14
Selfia Selly Margareta
71.00 71.00
65.60 67.40
15
Dewi Indahsari
9.93
63.00
9.00
71.30
‐0.93
8.30
16
Widya Ardiyana
9.56
72.50
8.98
75.80
‐0.58
3.30
9.40
65.80
8.79
71.40
‐0.61
5.60
17
Mukhlis Tri Nugroho
18
Thomas Triyanto
8.77
67.40
9.30
69.30
0.53
1.90
19
Alfi Nur Hayati
12.01
65.00
9.90
67.70
‐2.11
2.70
20
Lena Listiyana
10.12
68.40
9.78
70.40
‐0.34
2.00
21
Ade Era Dwi S
8.30
74.00
8.40
72.70
0.10
‐1.30
22
Yuda Kurnia
9.66
65.00
8.74
72.40
‐0.92
7.40
23
Yudi Setyawan
8.94
67.40
9.60
71.50
0.66
4.10
24
Iwan Kurniawan
10.32
74.40
8.53
82.20
‐1.79
7.80
25
Anis Nur Hidayati
10.88 8.28 9.73 264.41 9.79
67.00
8.61 9.55 8.87 254.02 9.41
75.90
‐2.27
8.90
69.60 82.60 1989.50 73.69
1.27 ‐0.86 ‐10.39 ‐0.38
2.00 11.20 165.24 6.12
26 27
Andri Candra S Riko Vidriyan JUMLAH RATA‐RATA
67.60 71.40 1824.26 67.57
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 105
Lampiran 12. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lari Cepat dan Hasil Belajar pada Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010 2011 dari Siklus I ke Siklus II
Abdullah Rizki M Bella Isti Tania A Alfian Mughofur Wiwin Dwi W Tri Utami
SIKLUS I TES HASIL LARI BELAJAR 78.30 12.24 68.30 10.77 80.00 10.20 79.30 9.27 78.70 9.44
SIKLUS II TES HASIL LARI BELAJAR 76.50 8.29 69.90 9.77 81.80 7.89 80.20 8.26 79.00 7.93
PENINGKATAN TES HASIL LARI BELAJAR ‐3.95 ‐1.80 ‐1.00 1.60 ‐2.31 1.80 ‐1.01 0.90 ‐1.51 0.30
6
Dandi Setyawan
9.45
69.30
9.21
78.10
‐0.24
8.80
7
Mutmainah Janah
9.79
67.70
9.87
79.50
0.08
11.80
8
Novi Aulia S
9.92
71.00
9.43
78.80
‐0.49
7.80
9
Nur Widiyanto
9.45
75.20
8.52
75.20
‐0.93
0.00
10
Muh. Rifai
8.90
74.80
8.90
78.20
0.00
3.40
11
Wakida Fajar H
9.99
74.30
9.20
79.20
‐0.79
4.90
12
Ikhsanudin
8.77
81.20
8.16
82.10
‐0.61
0.90
13
Annisa Rofiatul M
8.89
70.10
10.10
81.70
1.21
11.60
8.89
68.50
9.59
68.80
0.70
0.30
NO
NAMA
1 2 3 4 5
14
Selfia Selly Margareta
15
Dewi Indahsari
9.00
71.30
8.26
70.20
‐0.74
‐1.10
16
Widya Ardiyana
8.98
75.80
8.67
81.30
‐0.31
5.50
8.79
71.40
8.61
79.50
‐0.18
8.10
17
Mukhlis Tri Nugroho
18
Thomas Triyanto
9.30
69.30
8.79
69.60
‐0.51
0.30
19
Alfi Nur Hayati
9.90
67.70
9.73
79.90
‐0.17
12.20
20
Lena Listiyana
9.78
70.40
9.75
81.20
‐0.03
10.80
21
Ade Era Dwi S
8.40
72.70
8.27
80.20
‐0.13
7.50
22
Yuda Kurnia
8.74
72.40
8.61
80.20
‐0.13
7.80
23
Yudi Setyawan
9.60
71.50
8.57
81.10
‐1.03
9.60
24
Iwan Kurniawan
8.53
82.20
8.97
77.90
0.44
‐4.30
25
Anis Nur Hidayati
8.61
75.90
9.30
75.00
0.69
‐0.90
26
Andri Candra S
9.55
69.60
8.51
86.30
‐1.04
16.70
27
Riko Vidriyan
8.87 254.02 9.41
82.60
8.52 239.68 8.88
79.90
‐0.35
‐2.70
2111.30 78.20
‐14.34 ‐0.53
121.80 4.51
JUMLAH RATA‐RATA
1989.50 73.69
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 106
Lampiran 13. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lari Cepat pada Siswa Kelas IV SD Negeri Bukuran 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010 2011 dari Kondisi Awal ke Siklus II KONDISI AWAL
SIKLUS II
PENINGKATAN
NO
NAMA
TES LARI
HASIL BELAJAR
TES LARI
HASIL BELAJAR
TES LARI
HASIL BELAJAR
1
Abdullah Rizki M
9.02
66.00
8.29
76.50
‐0.73
10.50
2
Bella Isti Tania A
10.58
65.00
9.77
69.90
‐0.81
4.90
3
Alfian Mughofur
10.48
71.00
7.89
81.80
‐2.59
10.80
4
Wiwin Dwi W
10.32
71.00
8.26
80.20
‐2.06
9.20
5
Tri Utami
10.63
71.40
7.93
79.00
‐2.70
7.60
6
Dandi Setyawan
9.78
68.40
9.21
78.10
‐0.57
9.70
7
Mutmainah Janah
11.35
62.60
9.87
79.50
‐1.48
16.90
8
Novi Aulia S
9.69
65.60
9.43
78.80
‐0.26
13.20
9
Nur Widiyanto
9.19
67.40
8.52
75.20
‐0.67
7.80
10
Muh. Rifai
9.56
65.00
8.90
78.20
‐0.66
13.20
11
Wakida Fajar H
9.55
67.60
9.20
79.20
‐0.35
11.60
12
Ikhsanudin
8.32
71.76
8.16
82.10
‐0.16
10.34
Annisa Rofiatul M
10.18
60.00
10.10
81.70
‐0.08
21.70
9.86
62.60
9.59
68.80
‐0.27
6.20
13 14
Selfia Selly Margareta
15
Dewi Indahsari
9.93
63.00
8.26
70.20
‐1.67
7.20
16
Widya Ardiyana
9.56
72.50
8.67
81.30
‐0.89
8.80
9.40
65.80
8.61
79.50
‐0.79
13.70
17
Mukhlis Tri Nugroho
18
Thomas Triyanto
8.77
67.40
8.79
69.60
0.02
2.20
19
Alfi Nur Hayati
12.01
65.00
9.73
79.90
‐2.28
14.90
20
Lena Listiyana
10.12
68.40
9.75
81.20
‐0.37
12.80
21
Ade Era Dwi S
8.30
74.00
8.27
80.20
‐0.03
6.20
22
Yuda Kurnia
9.66
65.00
8.61
80.20
‐1.05
15.20
23
Yudi Setyawan
8.94
67.40
8.57
81.10
‐0.37
13.70
24
Iwan Kurniawan
10.32
74.40
8.97
77.90
‐1.35
3.50
25
Anis Nur Hidayati
10.88
67.00
9.30
75.00
‐1.58
8.00
26
Andri Candra S
8.28
67.60
8.51
86.30
0.23
18.70
27
Riko Vidriyan
9.73
71.40
8.52
79.90
‐1.21
8.50
JUMLAH
264.41
1824.26
239.68
2111.30
‐24.73
287.04
RATA‐RATA
9.79
67.57
8.88
78.20
‐0.92
10.63
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 107
Lampiran 14. Dokumentasi Penelitian OBSERVASI
SIKLUS I PEMBELAJARAN LARI MENGGUNAKAN BENDERA
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 108
PEMBELAJARAN LARI MENGGUNAKAN KERUCUT
PEMBELAJARAN LARI MENGGUNAKAN KARET
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 109
TES SIKLUS I
LARI 50 YARD
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 110
SIKLUS II PEMBELAJARAN LARI MENGGUNAKAN BILAH
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 111
PEMBELAJARAN LARI MENGGUNAKAN SIMPAI/ BAN
PEMBELAJARAN LARI MENGGUNAKAN KOTAK ATAU KARDUS
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 112
TES SIKLUS II
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 113
commit to user