Prosiding Seminar Nasional Keolahragaan Tahun 2017 Tren Terbaru Dalam Penelitian dan Penelitian Bidang Olahraga STOK BinaGuna Medan, Jumat 07 April 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN LARI CEPAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR Ahmad Almunawar Dosen STOK Bina Guna Medan Abstrak In general, the purpose of this research and development was to produce a learning model of sprint on elementary school students. The development research was user a model of Research & Development (R & D) approach of Brog and Gall. The subjects of the research and development were 35 male of fifth grader students in Duren Sawit 13 Elementary School, East Jakarta.In testing the effectiveness of the development of this sprint learning model can be seen from the psychomotor data. The effectiveness level of the previos teaching model was 66% of the expected criteria. While the effectiveness level of a new learning model is was 76% of the expected criteria, it meant that there was an increase of 10%.Based on this study, it can be concludedthat: (1) learning model of sprint through games canimprove the multilateralmovementon students, (2) the learning model was more effective and efficient in order to increase students interestandmotivationinlearningphysical education. Keywords : model of learning, sprint, games Pendahuluan Sekolah merupakan suatu lembaga formal yang tersistem sebagai usaha peningkatan prestasi anak didik, kegiatan proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang pokok dari kegiatan pendidikan di sekolah. Berhasil atau tidaknya kegiatan pendidikan di sekolah ditunjukkan dari perubahan tingkah-laku, pengetahuan, sikap, maupun keterampilan siswa sebagai peserta didik. Fokus kegiatan pembelajaran di sekolah adalah interaksi pendidik dan peserta didik dalam mempelajari suatu materi pembelajaran yang telah disusun dalam suatu kurikulum. Dalam melaksanakan pembelajaran para pendidik disamping harus menguasai materi ajar, tentu perlu pula mengetahui bagaimana materi itu akan disampaikan dan bagaimana karakteristik peserta didik yang menerima materi pelajaran tersebut. Kegagalan guru dalam menyampaikan sebuah materi ajar bukan karena guru tersebut tidak menguasai materi yang akan diajarkan melainkan guru tidak menguasai cara untuk menyampaikan materi yang akan diajarkan tersebut dengan baik dan tepat sehingga terciptanya suasana yang menyenangkan dan juga kondusif. Untuk itu para pendidik perlu memiliki pengetahuan mengenai teknik-teknik pendekatan dalam mengajar. Peneliti sering menemukan anak yang bermasalah dengan cara berjalannya misalkan anak berjalan dengan kelainan kaki X atau O, dengan pendidikan jasmani di sekolah diharapkan dapat mengurangi masalah berjalan pada anak melalui aktivitas-aktivitas fisik yang menjadi objek utama dalamproses pembelajarannya. Berdasarkan pada uraian di atas, maka dianggap perlu adanya perbaikan, kreativitas dan inovasi dalam mengajarkan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan khususnya pada materi lari cepat. Pada dasarnya mengajar pada anak usia sekolah dasar harus mengacu pada kegiatan yang aman, nyaman dan menyenangkan. Untuk itu dalam penelitian ini peneliti mencoba untuk 1
Prosiding Seminar Nasional Keolahragaan Tahun 2017 Tren Terbaru Dalam Penelitian dan Penelitian Bidang Olahraga STOK BinaGuna Medan, Jumat 07 April 2017 mengembangkan model pembelajaran lari cepat pada siswa sekolah dasar melalui pendekatan permainan. 1. Lari Cepat Lari merupakan gerak dasar manusia, lari adalah gerakan berpindah tempat dari satu tempat ke tempat yang lain baik itu maju, mundur ataupun menyamping. Menurut Lukman, lari dan berjalan adalah sama, kecuali gerakan dalam lari sangat ditonjolkan. Dua perbedaan lainnya yang nyata adalah : (1) dalam lari, ada kurun waktu yang pendek dimana tidak ada hubungan dengan permukaan. (2) dalam lari, tidak ada kurun waktu dimana kedua kaki berhubungan dengan permukaan pada waktu yang sama Unsur-unsur berlari dapat dibagi atas tiga kategori, yaitu : (1) awalan, sikap pada saat start, (2) saat berlari; sikap badan yang condong kedepan, ayunan tungkai dan ayunan lengan, (3) sikap badan saat memasuki finish. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Syarifuddin, “dalam lari jarak pendek ada tiga teknik yang harus dipahami dan dikuasai, yaitu mengenai: (a) Teknik Start, (b) Teknik Lari, (c) Teknik Melewati garis finish. 2. Permainan Bermain dan permainan merupakan dua istilah yang sering dipakai secara bergantian namun memiliki makna yang berbeda. Bermain merupakan kata kerja dan permainan merupakan kata benda, artinya bermain merupakan kegiatannya dan permainan adalah objek dari kegiatan. Bermain secara harfiah dapat diartikan sebagai kegiatan yang menyenangkan hati dimana aturan dari bermain itu disepakati atau dibuat diawal atau pada saat kegiatan, sedangkan permainan merupakan sesuatu yang dimainkan. Defenisi bermain sendiri secara komprehensif selalu berkembang, menurut Erickson dalam O’Connor, bermain itu sendiri merupakan hal yang menyenangkan. Selanjutnya Csikszentmihalyi dalam O’Connor menyatakan bahwa bermain pada hakikatnya merupakan hal yang utuh, tidak tergantung pada ganjaran dari luar atau orang lain. Bermain merupakan aktivitas langsung dan spontan saat anak berinteraksi dengan lingkungan ataupun benda-benda sekitar, situasi gembira, menyenangkan dan suka rela yang penuh imajinasi. Bermain juga merupakan alat untuk mengembangkan potensi anak sehingga anak menjadi aktual. Hal senada dengan ungkapan Bredekamp yang mengatakan bahwa aspek perkembangan anak meliputi: (1) Perkembangan fisik, (2) Perkembangan kognitif, (3) Perkembangan mental. Menurut Hans Daeng (dalam Andang Ismail, 2009: 17) permainan adalah bagian mutlak dari kehidupan anak dan permainan merupakan bagian integral dari proses pembentukan kepribadian anak. METODOLOGI PENELITIAN Secara umum hasil dari sebuah penelitian pengembangan adalah menghasilkan produk baru yang nantinya akan dipakai dalam kegiatan pembelajaran guna mempermudah guru dalam menyampaikan materi ajar tersebut. Penelitian pengembangan model pembelajaran lari cepat melalui permainan pada siswa kelas V sekolah dasar ini secara khusus memiliki tujuan sebagai berikut : 1. Memperoleh informasi secara mendalam mengenai proses pembelajaran lari cepat (sprint) di sekolah dasar. 2. Meningkatkan proses dan hasil pembelajaran lari cepat (sprint) di sekolah dasar. 3. Mengembangkan model pembelajaran lari cepat (sprint) melalui permainan di sekolah dasar. 4. Memberikan motivasi pada anak untuk aktif secara kinestetik 2
Prosiding Seminar Nasional Keolahragaan Tahun 2017 Tren Terbaru Dalam Penelitian dan Penelitian Bidang Olahraga STOK BinaGuna Medan, Jumat 07 April 2017 Tujuan akhir dari penelitian pengembangan ini adalah untuk menghasilkan model pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran khususnya pembelajaran pendidikan jasmani pada materi lari cepat (sprint) di sekolah dasar. Adapun produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah sebuah modifikasi, kreatifitas dalam bentuk permainan yang dianggap dapat melengkapi dan membantu ketercapaian proses pembelajaran lari cepat (sprint) pada siswa sekolah dasar. HASIL PENELITIAN Hasil pengembangan model pembelajaran lari cepat pada siswa sekolah dasar ini dituliskan dalam bentuk naskah (storyboard script) yang menyajikan berbagai bentuk model pembelajaran lari cepat, dikemas dalam bentuk modifikasi permainan-permainan dengan pendekatan yang disesuaikan pada karakteristik anak sekolah dasar dan tahapan-tahapan dalam berlari serta mudah untuk diterapkan di lapangan. 1. Hasil Analisis Kebutuhan Secara garis besar terdapat tiga tujuan dari dilakukannya analisis kebutuhan yaitu : (1) Memberikan informasi seberapa jauh pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada materi lari cepat sejalan dengan tujuan atau sesuai dengan karakteristik kurikulum yang telah dirumuskan. (2) Seberapa penting adanya modifikasi pembelajaran lari cepat dengan menggunakan bentuk permainan dilakukan guna tercapainya proses pembelajaran yang efektif, efesien dan menarik. (3) Menganalisis untuk mendapatkan solusi dari kendala yang dijumpai di lapangan serta memberdayakan potensi yang mendukung di lapangan. Dari beberapa tujuan yang dipaparkan maka peneliti melakukan studi pendahuluan dengan melakukan survey yang bertujuan untuk mendapatkan data mengenai karakteristik sekolah, letak geografis, budaya bahkan aturan-aturan yang berlaku. Sedangkan untuk mendapatkan data awal proses pembelajaran di dalam kelas, maka peneliti menggunakan instrumen wawancara (in-depthinterview) kepada guru pendidikan jasmani. Hal ini dilakukan untuk menganalisis seberapa penting pengembangan model pembelajaran untuk dilakukan. Analisis kebutuhan siswa dilaksanakan pada tanggal 6 Maret 2013, dimana peneliti melakukan wawancara kepada 35 orang siswa kelas V dengan menggunakan angket di Sekolah Dasar Negeri Duren Sawit 13 Pagi Jakarta Timur.Dari angket analisis kebutuhan tersebut dapat diketahui bahwa : (a) 100% siswa senang dengan mata pelajaran olahraga di sekolah, (b) 100% siswa senang berolahraga dengan bentuk-bentuk permainan, (c) 37,14% siswa mengatakan materi lari membosankan, (d) 85,71% siswa tahu dan pernah mempraktekkan awalan (start jongkok) pada saat berlari, dan (e) 42,86% siswa mengalami kesulitan dalam belajar lari cepat. Hasil akhir dari penelitian ini adalah sebuah produk yang dinilai mampu meningkatkan tujuan dari pembelajaran pendidikan jasmani khususnya materi lari cepat pada siswa sekolah dasar kelas V. Model yang dirancang dan disempurnakan ini didasarkan pada kebutuhan siswa sekolah dasar kelas V yang berumur kisaran 10 sampai 12 tahun. Konsep dasar dari pembuatan model ini adalah karakteristik siswa yang masih cenderung pada dunia bermain, maka untuk itulah diperlukan model pembelajaran yang dapat memasuki dunia anak tanpa anak tersebut kehilangan masa bermainnya. Berdasarakan pada tabel diatas menunjukkan keberhasilan pembelajaran yang dicapai melalui model permainan, artinya bahwa model pembelajaran ini sudah dapat dikatakan cukup efektif dan mampu memenuhi kebutuhan pembelajaran siswa kelas V sekolah dasar. Sekolah yang 3
Prosiding Seminar Nasional Keolahragaan Tahun 2017 Tren Terbaru Dalam Penelitian dan Penelitian Bidang Olahraga STOK BinaGuna Medan, Jumat 07 April 2017 merupakan subjek dari penelitian ini adalah sekolah yang dinilai baik dalam kepemilikan sarana dan prasarana namun masih belum mampu untuk mengeksploitasikannya, maka dengan adanya model pembelajaran ini diharapkan akan merangsang daya kreatifitas guru dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran ini memiliki kelemahan dan perlu pembenahan namun juga memiliki keunggulan sebagai berikut : 1. Memberikan ruang bagi anak untuk belajar sambil bermain 2. Merangsang anak untuk bergerak secara motorik 3. Memperkaya gerak multilateral anak 4. Merangsang antusias siswa, memotivasi siswa dan menumbuhkan semangat untuk mengikuti mata pelajaran khususnya pendidikan jasmani 5. Memerlukan alat sederhana yang diperoleh dari hasil modifikasi 6. Dapat dilakukan oleh semua siswa, artinya tidak ada siswa yang pasif dalam proses pembelajaran 7. Proses pembelajaran tidak lagi monoton (bersifat teacher center) Penelitian ini telah dilakukan, diupayakan secara maksimal sesuai dengan kemampuan peneliti, namun dalam penelitian ini masih mendapatkan beberapa keterbatasan yang harus diakui dan dikemukakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengeneralisir hasil dari penelitian ini. Kesimpulan Berdasarkan pada data yang diperoleh, dari hasil ujicoba kelompok kecil, uji lapangan serta pembahasan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Pengembangan model pembelajaran lari cepat ini membantu guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran secara efektif dan efesien 2. Melalui model pembelajaran yang diberikan dapat memberikan peningkatan hasil belajar lari cepat pada siswa sekolah dasar kelas V dan membantu guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran
4
Prosiding Seminar Nasional Keolahragaan Tahun 2017 Tren Terbaru Dalam Penelitian dan Penelitian Bidang Olahraga STOK BinaGuna Medan, Jumat 07 April 2017 DAFTAR PUSTAKA Aip Syarifuddin. Atletik. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan: 1992. Angga, Prayogi Dwina. Pengembangan Model Pembelajaran Gerak Dasar Lari Siswa Sekolah Dasar. Jakarta: PPS UNJ 2011. Ardiwinata, Achmad Allatief, dkk, Kumpulan Permainan Rakyat Olahraga Tradisional. Jakarta : Cerdas Jaya 2006. Ateng, Abdulkadir Asas Dan Landasan Pendidikan Jasmani, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Pendidikan 1992. Bompa, Periodezation (Theory and methodology of training), United State of America: Human Kinetics, 2009. Brog. W. R & Gall, M. D, Education Research AnIntroduction New York: Longman 1983 Dinata, Marta “Permainan Kecil dan Permainan Tradisional”. Bandar Lampung: 2003. Dwiyogo, Wasis D. “Langkah-langkah Penelitian Pengembangan” Disajikan dalam Lokakarya Nasional Angkata II, Metodologi Penelitian Pengembangan Bidang Pendidikan dan Pembelajaran Malang: Universitas Negeri Malang, 2002. Gallahue, David L. dan Jhon C. Ozmun, Understanding motor development: Infants, children, adolescents, adults New York: McGraw Hill, 2002. Harsono, Ilmu Melatih, Jakarta: Pusat Ilmu Olahraga KONI Pusat, 1986. Husdarta dan Nurlan Kusmaedi, Pertumbuhan dan Perkembangan (Olahraga dan Kesehatan), Bandung; Alfabeta, 2010
5