TEORI DAN PENDEKATAN FAMILY SYSTEM MAKALAH Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah : Teori Dan Pendekatan BK Dosen Pengampu : Widayat Mintarsih, M.Pd.
Disusun oleh : M Yusril Ihza
(1501016026)
Nurul Mufida
(1501016027)
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2016
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah suatu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai suatu kesatuan, mereka tinggal dalam satu rumah, tetapi tidak selalu ada hubungan darah. Biasanya dibawah asuhan seorang kepala keluarga. Peran lingkungan keluarga sangatlah berpengaruh pada kepribadian seseorang dalam berbagai aspek. Tidak sedikit masalah yang dialami seseorang berkaitan dengan kondisi keluarga dan hubungan individu dengn anggota keluarganya. Sebuah keluarga adalah system social yang alami, dimana seseorang menyusun aturan, peran, struktur kekuasaan, bentuk komunikasi, cara mendiskusikan masalah sehingga dapat melaksanakan berbagai kegiatan dengan efektif. Maka dari itu, teori family system ini cukup efektif dalam menyelesaikan masalah seseorang, terutama masalah dalam keluarga.
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana biografi tokoh-tokoh Teori Family System ? 2. Bagaimana sudut pandang tentang hakikat manusia ? 3. Bagaimana konsep teori dan pendekatan Family System ? 4. Apa peranan konselor ? 5. Apa tujuan konseling ? 6. Apa saja teknik dari teori dan pendekatan Family System ? 7. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari teori dan pendekatan Family System ? 8. Bagaiman study kasus dari teori dan pendekatan Family System ? 9. Bagaiman analisis kasus dari teori dan pendekatan Family System ?
BAB II PEMBAHASAN 1.
Tokoh-Tokoh Teori Family System
A. Murray Bowen Pada tahun 1950, Dr. Murray Bowen memperkenalkan Family system Theory. Dia adalah seorang dokter dan anak perta dari keluarga besar yang kuat di Tennese, salah satu Negara bagian di Amerika Serikat. Dia mempelajari skizofrenia, pemikikiran penyebab terjadinya simbiosis antara ibu dan anak yang dapat menimbulkan kecemasan dan hubungan yang tidak sehat. Dia kemudian mempelajari tentang hubungan dua arah (antara orang tua-orang tua-anak dan kakek/ nenek-orang tua-anak). Pelopor family therapy tersebut mengakui bahwa tekanan terhadap kehidupan social dan bentuk budaya menyebabkan perubahan dalam nilainilai keluarga. Teori Bowen memfokuskan pada dua kekuatan, yaitu kebersamaan dan keunikan, namun kedua hal tersebut perlu kesimbangan karna bila salah satu dominan maka akan menimbulkan masalah.1 B. Virginia Satir Adalah seorang psikiatris pekerja social yang berafiliasi dengan Chicago Psichiatri Institute (CPI). Ia tertarik pada pekerjaan Bowen dalam National Institute of Mental Health (NIMH). Selanjutnya Satir bersama Jackson di MRI mengembangkan pola-pola komunikasi dalam keluarga.
1
Fatchiah E. Kartamuda, Konseling Pernikahan untuk Keluarga Indonesia, Jakarta: Salemba Humanika, 2009, Hlm 128
C. Jay Haley Jay Haley bergabung di MRI. Sementar itu ia mengajar mahasswanya mengenai proses komunikasi antar manusia dan aplikasi dalam interaksi keluarga. Haley menyarankan ketika terapis membangun suatu kerangka yang penuh kebaikan dimana perubahan sedang berlangsung, si terapis juga membolehkan klienya melanjutkan perilaku yang tak berubah dan membiarkannya. D. Salvadore Minuchin Keluar dari MRI, Hakey bergabung dengan Minuchin di klinik bimbingan anak Philadelphia (tahun 60-an). Menurut Minuchin, factorfaktor pentingbyang menentukan pola interaksi dalam keluarga ialah struktur keluarga, batas-batas wewenang anggota keluarga, proses sistem keluarga, dan pembagian tugas dalam keluarga.2
2. Sudut Pandang Tentang Hakikat Manusia Bowen percaya bahwa ada ansieta kronis didalam semua kehidupan yang bersifat fisik dan emosional. Beberapa individu lebih terpengaruh oleh ansietas ini dari pada yang lain karena cara generasi sebelumnya dalam keluarga mereka mentransmisikannya kepada mereka. (Friedman, 1991). Jika ansietas tetap rendah, masalah yang muncul pada diri atau keluarga tersebut hanyalah sedikit. Namun, jika ansietas pada keluarga tinggi, maka akan lebih rentan terhadap penyakit jadi, pada teori
2
Sofyan s. williis konseling keluarga, Bandung, Alfabeta, 2011, Hlm 28-30
system bowen ini terletak pada perbedaan atau membedakan pikiran seseorang, dan dari diri sendiri dari orang lain.3
3. Konsep Teori dan Pendekatan Family System Teori Family System ini focus pada bagaimana interaksi dari bagian-bagian itu dapat mempengaruhi operasi system tersebut secara keseluruhan. Penyebab sirkular adalah salah satu dari konsep utama dalam teori ini, dengan gagasan yaitu bahwa peristiwa-peristiwa saling berhubungan melalui serentetan umpan balik yang berhubunngan. Pada pendekatan ini, dikembangkan untuk membantu orang membedakan dirinya dari keluarganya.4 4. Peranan Konselor Perananan dalam teori ini adalah untuk melatih dan mengajar klien agar lebih kognitif saat berhadapan dengan orang lain. Proses konseling, dalam kondisi terbaiknya, ibaratnya dengan “dialog socratic”, dengan guru atau ”pelatih” mengajukan pertanyaan-pertanyaan, sampai siswa belajar untuk berpikir bagi dirinya sendiri (Samuel 276)
5.
Tujuan Konseling Tujuan dari konseling ini adalah membantu klien memahami dan mengubah strategi dan pola dalam menghadapi stress yang diwariskan dari generasi ke generasi. Klien tidak lagi menunjukan ansietas di dalam
3
Samuel T. Glading, Konseling: Profesi yang Menyeluruh, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Indeks. 2012. Hlm. 275 4 Dr. Sayekti Pujosuwarno, M.Pd., bimbingan dan konseling keluarga, Yogyakarta:menara mas offset, 1994 hlm 103
kehidupan sehari-hari, dan akan dapat memisahkan pikiran dari perasaan serta dari sendiri dari orang lain. Tujuan yang lain menurut Corey (1990) adalah agar setiap anggota mampu melakukan hal-hal berikut.5 a. Dapat belajar untuk mempercayai satu sama lain. b. Mencapai
pengetahuan
diri
(self
knowledge)
dan
memngembangkan keunikan yang ada dalam diri mskngmasing. c. Meyakini bahwa setiap orang memiliki kebutuhan dan masalah yang biasa dan mengembangkan rasa kebersamaan. d. Meningkatkan penerimaan diri (self acceptance), kepercayaan diri (self confidence), dan rasa hormat pada diri sendiri (self respect).sehingga dapat mencapai pandangan dan pemahaman baru tentang diri. e. Menemukan alternative dalam mengatasi masalah-masalah perkembangan dan pemecahan terhadap konflik-konflik. f. Meningkatkan pengarahan diri (sef direction), kemandirian, tanggung jawab anggota satu dengan yang lainnya. g. Menjadi peduli dengan pilihan-pilihan dari setiap anggota keluarga dan dapat membuat pilihan yang sederhana. h. Membuat rencana khusus untuk perubahan perilaku dan berkomitmen kepada anggota keluarga atau pasangan agar rencana dapat terlaksana sesuai yang dihararpkan. i. Belajar lebih efektif tentang kemampuan sosia. j. Menjadi lebih sensitive terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain. k. Belajar menghadapi masalah dengan baik, perhatian, jujur, dan hidup dengan harapan yang ada dalam diri sendiri. 5
Samuel T. Glading, Konseling: Profesi yang Menyeluruh, Hlm 276
l. Menjelaskan nilai-nilai yang dimiliki dan bagaimana nilai tersebut dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan.6
6. Teknik dari Teori dan Pendekatan Family System Teknik yang dipakai pada system ini a. Berpusat pada perbedaan individu yang terdapat pada setiap anggota keluarga. Dalam proses konseling, setiap individu diharapkan apat memiliki konsep diri positif, sehingga tidak menimbulkan kecemasan pada saat interaksi konseling berlangsung. b. Memahami silsilah atau genogram(berupa gambar dari sejarah gambar keluarga) c. dari keluarga dan penekanan pada evaluasi terhadap peristiwa dan interaksi dalam hubungan antara keluarga secara bersamasama. Kegunaan genogram yaitu untuk melihat peta dari koalisasi keluarga, alisansi signifikansi peristiwa masa lalu dalam keluarga, peristiwa perubahan hidup, mitos-mitos dan aturan yang terdapat dalam keluarga.
7. Kelebihan dan Kekurangan Teori dan Pendekatan Family System Kelebihan system ini adalah: a. Pendekatan ini berfokus pada riwayat keluuarga multigenerasi dan pentingnya memahami dan menghadapi pola-pola dimasa lalu, agar dapat menghindari pengulangan tingkah laku tertentu dalam hubungan antar pribadi. b. Pendekatan ini menggunakan genogram dan memplot hubungan riwayat, yang merupakan spesifikdari pendekatan bowen. 6
Fatchiah E. Kartamuda, Konseling Pernikahan untuk Keluarga Indonesia, Hlm 124
Kekurangan system ini adalah: a. Pendekatan ini kompleks dan ekstensif, teorinya tidak dapat dipisahkan dari terapi. Dan jalinan tersebut membuat pendekatan ini lebih mempunyai keterlibatan daripada kebanyakan pendekatan lainnya. b. Klien yang dapat memetik ke untungan paling banyak dari teori Bowen adalah yang mempunyai disfungsi berat atau pembedaan diri yang rendah. c. Pendekatan ini membutuhkan investasi yang besar pada berbagai tingkatan, yang mungkin sebagai klien tidak mau atau tidak bisa melakukannya.7
8. Study kasus dari teori dan pendekatan Family System Ana adalah anak pertama dari dua bersaudara sebelumnya dia adalah anak yang manja dan selalu mendapat apa yang dia inginkan, namun
setelah
memanjakannya.
kelahiran Ana
adiknya
merasa
ayah
ayah
ibunya
tidak
lagi
dan
ibunya
tidak
lagi
menyayanginya dan menganggap san adik telah merebut seluruh perhatian dan kasih saying kedua orang tuanya. Hingga Ana berubah menjadi anak pendiam dan pemurung. Orang tua Ana menghawatirkan perubahan tingkah laku Ana yang cenderung membenci adiknya.
9. Analisis Kasus Orang tua Ana mendatangi konselor, kemudian konselor menyarankan agar mereka memberikan pegertian pada Ana bahwa mereka tetap menyayanginya sama seperti mereka menyayangi sang 7
Samuel T. Gladding. 2012. Konseling Profesi yang Menyeluruh ,
Hlm 275-278
adik dan memperbaiki komunikasi pada Ana. Serta bersikap seadil mungkin pada kedua anaknya.
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN Teori ini ditemukan dan dikembangkan oleh murray bowen (1950). Bowen percaya bahwa ada ansieta kronis didalam semua kehidupan yang bersifat fisik dan emosional. Beberapa individu lebih terpengaruh oleh ansietas ini dari pada yang lain karena cara generasi sebelumnya dalam keluarga mereka mentransmisikannya kepada mereka. Tujuan dari konseling ini adalah membantu klien memahami dan mengubah strategi dan pola dalam menghadapi stress yang diwariskan dari generasi ke generasi.
B. PENUTUP Demikian makalah yang dapat kami buat, guna memnuhi tugas kuliah Psikologi. Kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Glading, Samuel T. 2012 Konseling: Profesi yang Menyeluruh, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Indeks Kertamuda, Fatchiah E. 2009. Konseling Pernikahan untuk Keluarga Indonesia, Jakarta: Salemba Humanika Pujosuwarno, Sayekti. 1994. Bimbingan dan Konseling Keluarga, Yogyakarta: Menara Mas Offset Willis. Sofyan S. 2011. Konseling Keluarga (Family Counseling). Bandung: Alfabeta