10 AgroinovasI
Teknologi Budidaya Untuk Menghasilkan Bunga Krisan yang Berkualitas dan Berdaya Saing Secara Komersial Krisan merupakan salahsatu bunga potong dengan nilai ekonomi yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan tingginya produktivitas tanaman ini. Pada tahun 2006 produksi bunga potong krisan menempati urutan pertama sebesar 63.716.256 tangkai atau 38,23%. Angka ini di atas mawar, sedap malam, gladiol dan anggrek. Tahun 2008 produksinya meningkat hingga 99.158.942 tangkai jauh di atas anggrek dengan produksi 15.343.040, mawar 39.161.603 tangkai dan sedap malam 21.180.043 tangkai. Tahun 2009 total produksinya sudah mencapai 107.847.072 tangkai, dan tahun 2010 dengan 185.232.970 tangkai. Permintaan pasar akan produk krisan ini rata-rata meningkat 10% per tahun. Tahun 2009 permintaan produk ini di Pasar Rawa Belong saja mencapai 1.631.060 tangkai, belum lagi di kota-kota lain. Tingginya produksi krisan dibandingkan bunga potong lain berimplikasi pada kebutuhan benih, teknologi budidaya dan varietas yang cukup tinggi pula. Balithi telah melepas 4 varietas baru krisan pada tahun 2008, yaitu: Mustika Kaniya, Swarna Kencana, Padma Buana dan Tirta Ayuni. Sedangkan pada tahun 2009, Balithi melepas sebanyak 12 varietas baru krisan, yaitu: Puspa Kayani, Dwina Kencana, Dwina Pelangi, Paras Ratu, Pasopati, Wastu Kania, Ratna Wisesa, Tiara Salila, Asmarandana, Raspati, Pamudita dan Permana. Tahun 2010, 14 varietas unggul baru dilepas. Semua varietas tersebut diperbanyak benih sumbernya di UPBS Balithi dan siap didistribusikan ke petani bunga/krisan dan penangkar benih krisan di seluruh Indonesia. Teknologi budidaya krisan yang optimal merupakan salahsatu kebutuhan penting dalam pengembangan krisan secara komersial di tingkat petani dan pengusaha kecil di daerah. Oleh karena itu untuk menunjang keberhasilan sosialisasi dan pemanfaatan varietas-varietas unggul baru krisan yang telah dihasilkannya, Balithi juga telah menyiapkan teknologi budidaya krisan secara komersial yang dapat diadopsi dan dimanfaatkan oleh petani dan pengguna. Teknologi budidaya krisan secara komersial tersebut diuraikan lebih rinci pada uraian selanjutnya. SYARAT TUMBUH KRISAN Krisan umumnya dibudidayakan dan tumbuh baik di dataran medium sampai tinggi pada kisaran 650 hingga 1.200 m dpl. Di habitat aslinya, krisan merupakan tanaman yang bersifat menyemak dan dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 30– 200 cm. Berdasarkan siklus hidupnya, krisan dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu krisan semusim (hardy annual) dan krisan tahunan (hardy perennial). Tanaman krisan yang dibudidayakan saat ini merupakan krisan modern hasil hibridisasi, seleksi dan rekayasa genetik yang telah dilakukan para pemulia krisan. Media tanam
Edisi 7-14 Maret 2012 No.3447 Tahun XLII
Badan Litbang Pertanian
AgroinovasI
11
Gambar 1. Type rumah plastik sederhana, terbuat dari bambu yang dapat digunakan untuk produksi krisan
krisan yang baik di tanah bertekstur liat berpasir, dengan kerapatan jenis 0,2 - 0,8 g/cm3 (berat kering), total porositas 50–75%, kandungan air 50-70%, kandungan udara dalam pori 10–20%, kandungan garam terlarut 1–1,25 dS/m2 dan kisaran pH sekitar 5,5 – 6,5. Kondisi ini dapat dicapai dengan memodifikasi media tumbuh dalam bedengan. PERSIAPAN SARANA PRODUKSI Pembuatan Rumah Plastik Pembuatan rumah plastik bertujuan melindungi tanaman dari kondisi cuaca dan lingkungan ekstrim yang dapat memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan tanaman. Ukuran rumah plastik sebaiknya tidak terlalu besar berkisar antara 100-200 m2 per unit, hal ini bertujuan untuk menghindari kerusakan ketika terjadi musim angin besar yang hampir setiap tahun terjadi di Indonesia. Ukuran memanjang disesuaikan dengan kondisi lahan, sedangkan lebar kelipatan dari 6,5 m. Rumah plastik dapat dibuat sederhana dengan bahan konstruksi dari kayu dan bambu, seperti pada gambar 1 di bawah ini. Sarana Instalasi Pencahayaan Tanaman krisan membutuhkan panjang hari tertentu untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatifnya. Panjang hari yang dibutuhkan untuk fase vegetatif adalah lebih dari batas kritisnya (13,5–16 jam). Oleh karena itu, untuk fase vegetatif pada budidaya krisan, pemberian cahaya tambahan dengan menggunakan lampu pada malam hari mutlak diperlukan. Intensitas cahaya lampu untuk tanaman krisan pada malam hari berkisar antara 40–100 lux, setara dengan lampu pijar 75– 100 watt atau esensial 18-23 watt dengan jarak antar titik lampu 2x2 m dan dengan ketinggian 1,5–2 meter di atas permukaan bedengan. Durasi pemberian cahaya tambahan sekitar 4-5 jam per malam mulai pukul 22.00–02.00. Untuk menghemat energi listrik, pencahayaan dapat diatur secara siklik dengan 10 menit hidup dan 20 menit mati dalam rentang waktu 4-5 jam dengan menggunakan pewaktu Badan Litbang Pertanian
Edisi 7-14 Maret 2012 No.3447 Tahun XLII
AgroinovasI
12
atau timer. Pemasanagan instalasi cahaya tambahan tersebut sebaiknya dilakukan sebelum pengolahanan tanah, seperti pada gambar 2. Sarana dan Prasarana Produksi lain meliputi :
• Pompa air dan selang yang digunakan untuk menarik/mendorong air dari sumbernya hingga sampai ke lahan produksi.
• Sower kebun digunakan/dipasang di ujung selang supaya air yang keluar lebih halus sehingga tidak memadatkan media tanaman dan sebaran air lebih merata.
• Pompa gendong/power sprayer digunakan untuk aplikasi pestisida pada saat pengendalian hama dan penyakit.
• Jaring penegak berfungsi untuk menyangga tanaman agar tidak roboh ketika tanaman bertambah tinggi, selain penyangga tanaman jaring penegak juga berfungsi sebagai pengatur jarak tanam. • Gunting stek digunakan pada saat panen; sedangkan ember besar digunakan untuk menampung hasil panen. PROSES PRODUKSI Proses produksi meliputi pengolahan tanah, pemasangan pupuk dasar, pemasangan jaring penegak (sekaligus sebagai pengatur jarak tanam), penyiapan bahan tanaman, penanaman dan pemeliharaan tanaman (pemberian air, pemupukan susulan, penyiangan, perlindungan tanaman dari hama dan penyakit penting serta pemeliharaan khusus lainnya). Pengolahan tanah diawali dengan pembersihan gulma yang dilanjutkan dengan mencangkul tanah sedalam 30-40 cm, selanjutnya dibentuk bedengan pertanaman setinggi 25-30 cm dengan lebar 1-1,2 meter dan jarak antar bedengan 50-75 cm, panjang bedengan disesuaikan dengan bentuk lahan dan rumah plastik
2a
2b
Gambar : 2a. Proses pemasangan instalasi cahaya tambahan, Gambar : 2b Contoh rangkaian timer pengatur waktu pencahayaan. Edisi 7-14 Maret 2012 No.3447 Tahun XLII
Badan Litbang Pertanian
AgroinovasI 13 produksi. Setelah bedengan terbentuk, ditambahkan pupuk kandang yang sudah matang dengan dosis setara 1 m3/100 m2 dan humus bambu 0,5 m3/100 m2 (untuk tanah kering), 1 m3/100 m2, Urea 15 g/m2, SP36. 20 g/m2 dan KCl 35 g/m2, sebagai pupuk dasar. Aduk pupuk dasar sampai rata dan rapihkan kembali bedengannya, Selanjutnya dilakukan pemasangan jaring penegak tanaman yang sekaligus berfungsi sebagai pengatur jarak tanam, siram tanah (media tumbuh) setiap hari selama 5-7 hari sebelum tanam. Pada saat hari tanam sebaiknya selokan antar bedengan diairi sampai mengenai permukaan akar, kemudian air dibuang kembali. Proses persiapan produksi sampai tanam dapat dilihat pada gambar 3a, 3b, 3c, dan 3d. Pemberian pupuk susulan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam dan diulang setiap minggu menggunakan pupuk KNO3 merah yang dilarutkan, dengan dosis 2-3 gram/liter air, dengan volume siram 3-5 liter/m2 sampai umur 8 minggu setelah tanam. Sedangkan pengendalian hama dan penyakit dilakukan setiap minggu dengan menggunakan pestisida yang sistemik dan kontak secara bergantian, untuk menghindari resistensi hama/penyakit terhadap pestisida. Penyiangan gulma dilakukan dua minggu sekali atau desesuaikan dengan kondisi di lapangan. Penyiraman dilakukan 2-3 kali per minggu, dengan menggunakan selang yang ujungnya disambung dengan sower kebun supaya air merata ke semua permukaan media tanam. Penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Pemeliharaan khusus meliputi pinching, yaitu pembuangan tangkai bunga bagian bawah dengan hanya menyisakan satu kuntum bunga untuk krisan jenis standar, kegiatan ini dilakukan pada saat kuntum bunga pertama mencapai tinggi 1 cm, kegiatan ini dilakukan secara bertahap 2-3 kali pinching, karena tunas samping tumbuh secara bertahap pula dari bagian atas ke bawah. Sedangkan untuk krisan jenis spray dilakukan toping yaitu pembuangan bunga paling atas yang dilakukan sekali pada saat kuntum bunga pertama mencapai tinggi 1 cm. PANEN DAN PASCA PANEN Secara umum bunga krisan dapat dipanen pada umur 12-14 minggu setelah tanam tergantung genotifnya. Bunga potong krisan dapat dipanen apabila sudah mencapai kemekaran 75%, seperti pada gambar 4 berikut ini. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dan segera dimasukkan ke dalam air bersih sesaat setelah panen, serta simpan di tempat yang teduh. Setelah selesai panen dilakukan sortasi berdasarkan warna dan varietasnya. Tahapan selanjutnya yaitu grading berdasarkan kualitasnya (tinggi tanaman, diameter batang, jumlah bunga per tangkai, dan diameter bunga). Setelah selesai grading bunga dibungkus per 10 tangkai, kemudian dimasukkan ke dalam dus dan siap untuk didistribusikan ke konsumen untuk digunakan sebagai rangkaian, dekorasi dan keperluan lainnya. Seperti pada gambar 5 berikut ini:
Badan Litbang Pertanian
Edisi 7-14 Maret 2012 No.3447 Tahun XLII
14 AgroinovasI
Gambar : 3a (pengolahan tanah), gambar 3b (pemasangan pupuk dasar), gambar 3c (pemasangan jaring penegak) dan gambar 3d (kegiatan penanaman).
Gambar 4a. Masa panen untuk krisan jenis standar (var. Mustika kaniya) Edisi 7-14 Maret 2012 No.3447 Tahun XLII
Badan Litbang Pertanian
AgroinovasI
15
Gambar 4b. Masa panen untuk krisan jenis spray (beberapa varietas krisan Balithi yang telah dibudidayakan secara komersial). Gambar 4c. Penyimpanan bunga setelah panen.
Gambar 4d : Pengepakan bunga yang siap didistribusikan ke konsumen. Badan Litbang Pertanian
Edisi 7-14 Maret 2012 No.3447 Tahun XLII
16
AgroinovasI
Gambar : 5a dan 5b rangkaian bunga Cane (5a) yang digunakan untuk upacara keagamaan di Bali dan rangkaian bunga untuk kegiatan formal (5b).
Penulis: Dr. Muchdar Soedarjo, Herni Shintiavira, SP, MSi., MSc., Yadi Supriyadi, SP., dan Yiyin Nasihin, SP Peneliti pada Balai Penelitian Tanaman Hias Jl. Raya Ciherang Segunung Pacet Cianjur, Telp. 0263-517056, 514138
Petunjuk Cara Melipat:
Cover
r ve
Co
Cover
1. Ambil dua Lembar halaman tengah tabloid
2. Lipat sehingga cover buku (halaman warna) ada di depan.
Edisi 7-14 Maret 2012 No.3447 Tahun XLII
3. Lipat lagi sehingga dua melintang ke dalam kembali
Cover
Cover
4. Lipat dua membujur ke dalam sehingga cover buku ada di depan
5. Potong bagian bawah buku sehingga menjadi sebuah buku
Badan Litbang Pertanian