BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Garis-garis Besar Haluan Negara menegaskan bahwa pembangunan Nasional
bertujuan untuk membangun manusia Indonesia yang seutuhnya. Itu berarti upaya membangun langkah awal sebagai usaha peningkatan kesejahteraan rakyat. Salah satu aspek terpenting dari kesejahteraan rakyat adalah masalah pelayanan pendidikan. Dikatakan demikian karena membangun di sektor ini merupakan faktor penentu dalam usaha mencerdaskan bangsa. Peran institusi perguruan tinggi dalam menciptakan sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi sangat dibutuhkan. Untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas baik, maka tidak terlepas dari kualitas pendidikan di perguruan tinggi itu sendiri.
Kualitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti:
mahasiswa, fasilitas sarana pendukung proses belajar mengajar dan tak kalah pentingnya adalah faktor dosen sebagai tenaga pendidik.
Ketiga faktor tersebut
saling mempengaruhi satu dengan lainnya dalam melaksanakan proses pembelajaran. Kualifikasi dosen sangat diperlukan dalam mewujudkan tenaga-tenaga yang handal dan berkualitas tinggi, maka keberadaan dosen sebagai tenaga pendidik yang profesional di instansi perguruan tinggi sangat dibutuhkan. Dosen merupakan salah satu kelompok sumber daya manusia yang sangat menentukan dalam keberhasilan melaksanakan tugas perguruan tinggi yang terkandung dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu tugas melaksanakan kegiatan
Universitas Sumatera Utara
pendidikan dan pengajaran, kegiatan penelitian serta kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Kemampuan dosen dalam menjalankan tugasnya sebagai tenaga
pengajar dan pendidik akan menghasilkan kinerja yang optimal. Kinerja dosen diukur berdasarkan beban kerja yang mencakup kegiatan-kegiatan seperti: perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan
proses
pembelajaran,
evaluasi
pembelajaran,
pembimbingan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Menurut penelitian Simbolon (2005), menurunnya penyerapan lulusan perguruan tinggi di dunia kerja tentunya menjadi pokok permasalahan yang cukup penting bagi perguruan tinggi, sehingga mengharuskan lebih memfokuskan dirinya dalam penyelenggaraan pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi. Proses pembelajaran yang baik tergantung pada kinerja dosen yang baik dan juga peranan mahasiswa yang termotivasi baik juga. Kinerja dosen dalam proses pembelajaran sangat menentukan kualitas pembelajaran dan akhirnya dapat berpengaruh terhadap kualitas lulusannya.
Kinerja dosen pada kondisi saat ini
banyak dikeluhkan oleh masyarakat, ditinjau dari segi kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran, penguasaan materi kuliah, lemahnya budaya menulis, dan lain-lain. Selain itu Simbolon juga menyatakan bahwa, banyak dosen gagal untuk berkonsentrasi mengajar sepenuhnya di perguruan tinggi tempatnya bekerja. Hal ini disebabkan tidak sebandingnya kinerja dosen dengan penghasilan/penghargaan yang diberikan oleh perguruan tinggi tersebut. Motivasi mengajar berkonsentrasi untuk proses pembelajaran yang lebih baik sudah berkurang karena perguruan tinggi tidak dapat meningkatkan pendapatan para dosen sesuai dengan kebutuhannya.
Universitas Sumatera Utara
Masalah yang serupa terjadi saat ini di Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Medan. Pada perencanaan dalam proses belajar mengajar, berdasarkan dokumen kurikulum sebagian dosen tidak membuat Satuan Acara Pembelajaran (SAP). Pembuatan SAP awal semester mengalami penurunan dari 81,8% pada tahun akademik 2008/2009 menjadi 63,6% pada tahun akademik 2009/2010. Pada awal proses belajar mengajar, dari 44 (empat puluh empat) orang dosen tetap STIKOM Medan hanya sebagian dosen yang memberikan SAP sebagai rencana pembelajaran yang akan dicapai dan sebagian menyerahkan setelah pembelajaran berjalan serta ada yang tidak memberikan SAP sampai kuliah berakhir. Sebagian dosen tatap mukanya tidak terpenuhi sesuai dengan rencana dalam SAP, kadang tidak tepat waktu sehingga mengajar tidak sesuai dengan jumlah waktu dan materi yang harus dicapai. Tingkat kehadiran dosen dalam proses belajar mengajar tergolong baik yaitu rata-rata 94% (di atas standard minimum yang telah ditetapkan institusi
yaitu
minimal 75% tatap muka), tetapi rata-rata jumlah persentase tingkat kehadiran dosen yang datang mengajar tepat waktu mengalami penurunan dari tahun akademik 2008/2009 sampai 2009/2010, khususnya pada semester genap (B) Tahun Akademik 2009/2010 yaitu dibawah 75%, dapat dilihat pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1 Rata-rata Persentase Tingkat Kehadiran Dosen MengajarTepat Waktu dalam Proses Belajar Mengajar Tahun Akademik 2008/2009 sampai 2009/2010 pada Semester Ganjil (A)
No.
Semester
1. 2. 3. 4.
Semester I Semester III Semester V Semester VII Rata-rata
Tingkat Kehadiran Dosen Mengajar Tepat Waktu ( % ) T.A 2008/2009 T.A 2009/2010 86,6% 79,5% 88,6% 81,8% 93,2% 79,5% 79,2% 81,8% 86,9% 80,7%
Sumber: BAAK STIKOM Medan, 2010
Dari Tabel 1.1 terlihat bahwa rata-rata persentase tingkat kehadiran dosen mengajar tepat waktu dalam proses belajar mengajar Tahun Akademik 2008/2009 sampai 2009/2010 pada semester ganjil (A) mengalami penurunan dari 86,9% menjadi 80,7%, tapi penurunan ini masih dikategorikan di atas persyaratan minimal yaitu 75%.
Sedangkan pada semester genap (B), Tabel 1.2 memperlihatkan
penurunan yang tajam yaitu 75,6% menjadi 60,2% (di bawah persyaratan minimal 75%). Tabel 1.2 Rata-rata Persentase Tingkat Kehadiran Dosen Mengajar Tepat Waktu dalam Proses Belajar Mengajar Tahun Akademik 2008/2009 sampai 2009/2010 pada Semester Genap (B)
No.
Semester
1. 2. 3. 4.
Semester II Semester IV Semester VI Semester VIII Rata-rata
Tingkat Kehadiran Dosen Mengajar Tepat Waktu ( % ) T.A 2008/2009 T.A 2009/2010 79,5% 61,4% 88,6% 54,5% 68,2% 63,6% 65,9% 61,4% 75,6% 60,2%
Sumber: BAAK STIKOM Medan, 2010
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap 5 (lima) orang mahasiswa, mereka menyatakan bahwa pada saat proses pembelajaran berlangsung, kebanyakan para dosen STIKOM Medan tidak dapat berinteraksi dengan baik dengan para mahasiswa, sering kurang memadai dalam pencapaian kompetensi mahasiswa seperti peningkatan skill, keterampilan belajar, dan lain-lain. Hal ini disebabkan kurangnya pengalaman dan pelatihan dosen mengajar serta kurang berkompetensi khususnya pada mata kuliah bidang komputer. Adapun jumlah pelatihan yang pernah dilakukan oleh dosen STIKOM Medan dapat dilihat pada Tabel 1.3 berikut:
Tabel 1.3 Jumlah Dosen STIKOM Medan yang Pernah Mengikuti Pelatihan Tahun Akademik 2008/2009 sampai 2009/2010 No.
Tahun Akademik
1. 2.
2008/2009 2009/2010 Total
Jumlah Dosen (orang) 20 16 36
Sumber: Bagian Akademik STIKOM Medan, 2010
Dari Tabel 1.3 terlihat bahwa pada Tahun Akademik 2008/2009, jumlah dosen
STIKOM Medan yang pernah mengikuti pelatihan sebanyak 20 orang
sedangkan Tahun Akademik 2009/2010 hanya 16 orang (menurun 20%). Pelatihan yang dilakukan belum spesifik pada bidang komputer tapi masih pelatihan yang bersifat umum seperti: pelatihan/workshop revisi kurikulum, akreditasi, hibah dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu juga dosen tidak termotivasi dan tidak dapat berkonsentrasi secara penuh dalam menjalankan tugasnya untuk meningkatkan kualitas pengajarannya hanya pada satu perguruan tinggi saja, tetapi para dosen cenderung datang mengajar hanya pada waktu jam mengajar dan setelah selesai mengajar langsung pergi ke tempat perguruan tinggi lainnya untuk mengajar lagi. Jadi dosen tidak mempunyai waktu untuk memberikan pembimbingan ataupun perhatian yang penuh terhadap para mahasiswa. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dosen sesuai dengan kebutuhannya. Kompensasi yang diterima hanya dalam bentuk gaji tetap (masih setara dengan penggajian PNS tahun 2003) sesuai dengan beban SKS yang telah ditetapkan yaitu 12 SKS dan apabila ada kelebihan SKS, maka akan diberi honor mengajar disesuaikan dengan jabatan fungsional yang berlaku. Sementara itu dalam pelaksanaan evaluasi pengajaran, dosen tidak pernah mendapatkan kompensasi pembuatan soal dan koreksi ujian serta tambahan kompensasi lainnya seperti: transportasi, tunjangan fungsional, dan lain-lain Dalam bidang penelitian dan pengabdian pada masyarakat, dirasakan sangat minim, iklim meneliti dan mengabdi sangat rendah dan kualifikasi tenaga peneliti juga masih rendah serta dana untuk penelitian belum pernah terealisasikan. Tahun Akademik 2008/2009
dibandingkan Tahun Akademik 2009/2010 walaupun
mengalami kenaikan jumlah penelitian (40%) dan pengabdian pada masyarakat (50%%), akan tetapi belum mencapai target yang diharapkan yaitu semua dosen tetap (44 orang) sudah pernah melakukan penelitian, dan secara rutin setiap tahunnya (satu kali dalam setahun) melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.4 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.4 Jumlah Dosen yang Melakukan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Tahun Akademik 2008/2009 sampai 2009/2010
No. 1. 2.
Tahun Akademik 2008/2009 2009/2010 Total
Jumlah Dosen Pengabdian pada Penelitian Masyarakat 3 2 5 4 8 6
Sumber: Bagian LPPM STIKOM Medan, 2010
Berdasarkan latar belakang tersebut, menunjukkan adanya penurunan kinerja dosen dalam melaksanakan pembelajaran di Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Medan. Hal ini akan berdampak terhadap kredibilitas institusi pendidikan dan
tentunya berpengaruh terhadap lulusan serta dapat dipastikan apabila
permasalahan ini tidak segera diatasi, maka institusi akan ditinggalkan oleh masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan pada institusi tersebut.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu : apakah kompensasi, pelatihan dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Medan?
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompensasi, pelatihan dan motivasi terhadap kinerja dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Medan.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Bagi para pengambil keputusan di Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Medan dalam hal meningkatkan kinerja para dosen dengan melihat pada faktorfaktor yang dapat mempengaruhi tingkat kinerja dosen.
Selain itu dapat
digunakan sebagai masukan dalam menyusun kebijakan mengenai kompensasi dan pelatihan. b. Bagi Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana USU, merupakan tambahan kekayaan penelitian studi kasus untuk dapat dipergunakan dan dikembangkan. c. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan pengetahuan yang dimiliki bertambah terutama mengenai kompensasi, pelatihan dan tingkat kinerja dosen. d. Bagi peneliti lain, dapat digunakan sebagai bahan referensi khususnya mengenai kompensasi, pelatihan dan kinerja dosen.
Universitas Sumatera Utara