Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
MENGENAL BEBERAPA PENYAKIT TERNAK YANG DAPAT MENULAR PADA MANUSIA (ZOONOSIS) NANA SURYANA' DAN BAMBANG KUSHARTONO 2 'Balai Besar Penelitian Veleriner P.O .Box 52, Bogor 16114 'Balai Penelitian Ternak P .O. Box 221 Bogor 16002
RINGKASAN Meningkatnya kesadaran gizi, bertambahnya jurnlah penduduk dan membaiknya pendapatan masyarakat telah menimbulkan gelombang permintaan akan produk peternakan, seperti daging, telur, dan susu . Sejak dahulu ternak telah berdampingan dengan manusia sebagai tenaga kerja, ternak piaraan, kesayangan bahkan sebagai hewan percobaan semua itu ditujukan untuk kesejahteraan manusia . Namun dibalik itu semua ternak juga sebagai penular langsung maupun tak langsung penyakit ke manusia ( zoonosis ) . Makin meluasnya penyakit ternak yang dapat menularnya pada manusia maka perlu kiranya kita mengenal penyakit-penyakit yang umum seperti Antraks, Rabies, Toksoplasmosis, Skabies, Influenza, Brucellosis . Dengan mengenal penyakitpenyakit tersebut diharapkan dapat mencegah penularan dan penyebar luasannya . Kata kunci : penyakit ternak zoonosis, Antraks, Rabies, Toksoplasmosis, Skabies, Influenza, Brucellosis
PENDAHULUAN Semakin tinggi tingkat pengetahuan masyarakat akan semakin terasa oleh mereka pentingnya produk peternakan . Salah satu pentingnya produk peternakan ialah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan protein hewani khususnya dan kebutuhan akan gizi pada umumnya . Kebutuhan akan produk peternakan khususnya daging, telur dan susu terus meningkat, hingga cenderung tidak mampu diikuti oleh perkembangan produksinya . Meningkatnya kesadaran gizi, bertambahnyajumlah penduduk terlebih lagi membaiknya pendapatan masyarakat telah peningkatan menimbulkan gelombang permintaan akan hasil produk peternakan tersebut . Sudah lama ternak menyatu dalam kehidupan manusia, pemeliharaan ternak bukan hanya di daerah pedesaan, di daerah perkotaanpun banyak ternak dipelihara meskipun dalam jumlah terbatas . Sejak dahulu ternak telah berdampingan dengan manusia . Manusia banyak menggunakan ternak sebagai tenaga kerja, piaraan dan kesayangan bahkan sebagai percobaan untuk penelitian-penelitian di laboratorium, semuanya itu tentunya ditujukan untuk kesejahteraan manusia . Nanum dibalik itu semua ternak dapat merupakan bencana,
Pusat Penelitian dan Pengemhangan Peternakan
yaitu sebagai penular langsung maupun tak langsung penyakit-penyakit pada manusia (zoonosis) yang dapat menimbulkan keresahan di masyarakat bahkan berakibat fatal . Penyakit-penyakit ternak yang dapat menular pada manusia telah mendapat perhatian khusus dalam pencegahan maupun pemberantasannya baik dilakukan oleh Departemen Kesehatan maupun Departemen penyakit-penyakit Pertaniain . Diantara tersebut adalah Antraks, Rabies, Toksoplasmosis, Skabies, Influensa, Brucellosis serta penyakit-penyakit yang ditularkan serangga seperti demam berdarah . Tujuan penulisan makalah ini adalah dengan makin meluasnya penyakit-penyakit ternak yang dapat menular pada manusia maka perlu kiranya kita mengetahui apa dan bagaimana penyakit-penyakit tersebut, juga penularan ke manusia bagaimana cara disertai gejala-gejala klinis yang dapat ditimbulkannya . Dengan demikian diharapkan kita dapat mencegah penyebarluasan penyakit-penyakit dikalangan masyarakat .
179
Team Teknis IVasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
PENYAKIT-PENYAKIT MENULAR Penyakit Antraks Antraks atau penyakit radang limpa merupakan penyakit infeksius yang bersifat akut dapat menyerang semua hewan berdarah panas dan manusia (Mardinah dkk 1998) . Penyakit ini disebabkan oleh Bacillus anthrac s yaitu gram positif, bersifat patogenik dan membentuk spora yang sulit dimusnahkan . Penyakit ini dapat menular pada manusia dan dikelompokan ke dalam penyakit zoonosis yang berbahaya. Di Indonesia Antraks telah diketahui sejak tahun 1885 (Soemanagara,1958 dalam Koko Barkah dkk 1996) . Ternak yang dapat diserang adalah hampir semua jenis ternak peliharaan seperti sapi, kerbau, domba, kambing, babi, burung unta dan ternak unggas seperti angsa, itik . Penyakit antraks bisa juga menyerang hewan kesdyangan seperti harimau, singa, kijang, beruang, gajah, anjing, kucing . Tikus, marmut dan kelinci merupakan ternak percobaan yang peka. Kerentanan berbagai jenis ternak terhadap serangan antraks berbeda-beda. Ruminansia besar (sapi, kerhau), ruminansia kecil (domba, kambing) serta kuda termasuk katagori sangat rentan, sedangkan babi, anjing dan manusia tergolong rentan (HARDJOUTOMO dkk 1986) . Penularan penyakit antraks ke manusia melalui beberapa cara a . Peroral dari makanan/minuman yang terkontaminasi spora antraks atau makanan berasal dari ternak yang menderita antraks . b . Perinhalasi dari bulu-bulu domba yang mederita antraks Perkutan melalui kulit yang luka atau lecet Gejala-gejala klinis pads manusia antara lain a . Mual, muntah, dernam, sakit kepala, tinja bercampur darah dan sesak nafas . b . Bentuk luka di kulit ditandai dengan adanya abses (Bisul) yang pusatnya berwarna hitam dan terasa panas
1 80
Tindakan pencegahan : •
• •
Ternak piaraan seperti sapi, kerbau, domba, kambing dan lainnya divaksinasi anthraks secara teratur . Sanitasi dan kebersihan kandang harus dijaga . Hasil ternak seperti daging dimasak secara sempurna sebelum dikonsumsi .
Penyakit Rabies Dari sejumlah penyakit hewan menular yang bersifat zoonosis rabies merupakan penyakit yang ditakuti, karena rabies dapat menyebabkan kematian yang mengenaskan bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat . Rabies merupakan infeksi akut pada susunan syaraf pusat yang berakibat fatal . Pola penyebaran rabies di lapangan berawal dari kondisi anjing yang tidak terpelihara dengan baik atau anjing liar yang sulit dikendalikan . Anjing yang positif rabies akan menggigit siapapun yang ditemui . Anjing liar yang positif rabies dan anjing peliharaan bila saling menggigit akan tertular rabies, tentunya hal ini akan sulit dikendalikan . Pada umumnya manusia merupan korban gigitan terakhir, karena anjing liar dan anjing peliharaan setiap saat dapat menggigit manusia . Masa inkubasi di manusia 2-16 minggu atau lebih . Namun dalam beberapa kasus hanya 2-3 minggu, dan biasanya pada anak-anak lebih pendek bila dibandingkan orang dewasa Tindakan pencegahan : • • •
Hewan piaraan seperti anjing, kucing, kera sebaiknya harus divaksinasi secara teratur ke petugas Dinas Peternakan atau Dokter Hewan . Menangkap dan membunuh (mengeliminasi) anjing-anjing dan kucing liar atau yang tidak ada pemiliknya dilingkungan kita .
Tindakan pengobatan 1 . Bila seseorang digigit anjing sebaiknya segera luka bekas gigitan dicuci dengan air sabun berulang-ulang dan dikeringkan . 2 . Luka bekas gigitan diberi alkohol 70% dan obat nierah/betadine .
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
3 . Kemudian pasien dibawa ke Rumah untuk memperoleh Sakit terdekat pengobatan lebih lanjut . Toksoplasmosis Toksoplasmosis disebabkan oleh Toxoplasma gondii dan tergolong zoonosis yang dapat menimbulkan keguguran dan kelahiran bayi yang abnormal . Dewasa ini toksoplasmosis pada manusia menjadi masalah karena Toxoplasma gondii menimbulkan ensefasilitis (radang selaput otak) yang serius dan fatal . Sementara itu toksoplasmosis pada ternak menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar yang menyebabkan keguguran, cacat dan lain-lain (MATSUO 1996) Penularan penyakit ke manusia dapat terjadi beberapa cara antara lain : •
•
•
Pada orang dewasa bisa terjadi bila orang tersebut bergaul erat dengan kucing, kucing ternyata merupakan host potensial penyebar penyakit toksoplasmosis Penyebab infeksi penyakit ini paling bibit dominan adalah kontaminasi penyakit didaging mentah, susu, sayuran dan buah-buahan . Penularan secara aktif dapat terjadi karena mengkonsumsi daging yang mengandung cista txoplasma gondoii atau mengkonsumsi susu yang mengandung tachizoii
Gejala-gejala klinis pada manusia Ada 2 cara transmisi penularan yaitu secara pasif yang umumnya transplasental dan aktif melalui perolehan . Penularan secara transplasental dapat terjadi pada ibu hamil yang sama sekali tidak menunjukkan gejala klinis . Pada infeksi yang terjadi dengan usia kehamilan muda dapat menyebabkan keguguran spontan, kematian bayi didalam rahim dan radang pada selaput pembungkus otak dan bahkan dapat terjadi pengapuran di dalam tengkorak . Sedangkan infeksi yang terjadi pada usia kehamilan tua (6-9 bulan) biasanya memperlihatkan kelahiran normal, namun 20% dapat menyebabkan retinochoroiditis
Pus at Penelitian dan Pengembangan Peternakan
(radang selaput mata) setelah remaja atau dewasa . Tindakan pencegahan penyakit : Cara pencegahan yang sangat dianjurkan adalah agar dalam mengkonsumsi makanan, mencuci bersih tangan sebelum makan adalah langkah yang utama dan penting . Memasak daging dengan sempurna sekitar 88° C selama 20 menit. Membatasi populasi kucing dalam suatu area, dan mengingat kucing sebagai hospes definitif, maka memberikan makanan yang baik adalah patut dilakukan dan hindarkan kucing berburu tikus . Tindakan pengobatan 1 . Dengan minimnya informasi yang muncul dari gejala klinis pada hewan atau manusia,ini berarti menjadikan sulit dalam menentukan diagnostic penyakit tersebut . 2 . Pengobatan terhadap infeksi ini adalah dengan pemberian obat derivate sulfa (Sulfanamida) seperti Sulfadiazine, sulfamerazin, sulfa inetazine dan pvrimethami ne. Skabies Skabies atau kudis adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh tungau/kutu Sat-copies scabiei yang dapat menyerang hewan dan manusia . Penyakit ini sulit disembuhkan karena tungau berkembang biak didalam lapisan tanduk kulit dan merusak kulit . Berbagai jenis hewan seperti kerbau, babi, kelinci,anjing dan kucing dapat diserang oleh tungau tersebut . Penyakit ini menimbulkan kegatalan, menurunkan produksi daging dan kualitas kulit juga mengganggu kesehatan masyarakat . (MANURUNG et al .,1999) . Penyakit skabies banyak dijumpai didaerah tropis terutama di kalangan anakanak dari masyarakat yang hidup dalam lingkungan yang tertutup atau berkelompok, dengan tingkat sanitasi dan sosial ekonomi yang relatif rendah . Timbulnya penyakit ini disebabkan pola dan kebiasaan hidup yang kurang bersih dan benar, salah satu faktor yang dominan yaitu, penyediaan air yang
181
Tenni Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
kurang atau kehidupan bersama dengan kontak yang relatif erat . Gejala klinis scabies pada manusia Gejala yang ditimbulkan adalah gatal-gatal terutama pada malam hari yang dapat mengganggu ketenangan tidur . Gatalgatal ini disebabkan karena sensitisasi terhadap ekskret dan secret tungau pada bagiaan yang terinfeksi yang didahului dengan timbulnya bintik-bintik merah . Tempat yang terserang terutama terjadi pada lapisan kulit yang tipis seperti jari tangan, pergelangan tangan bagian dalam, siku bagian luar, lipatan ketiak depan, pusar, daerah pantat, alat kelamin bagian luar . Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan kaki . (K/SWORO, 1995) Cara oengobatan pada manusia ; Obat-obatan yang dapat digunakan pada manusia antara lain : emulsi benzin benzoat 20-35% dioleskan keseluruh tubuh, kecuali muka, dibiarkan selam 24 jam dapat diulang I minggu kemudian . Krim/salep krotamiton, obat ini mempunyai efek anti gatal dan anti skabies, pemakaian dengan cara dioleskan setiap hari selama 2 hari kemudian dicuci 24 jam setelah pemakaian ke dua . Salep sulfur 5-10% obat ini sudah sulfur dipakai sejak lama, denagn presipitatus 5-10% dalam Vaseline, dipakai 3 hari berturut-urut dan diulang setelah 1 minggu . Pencegahan dan pengendalian penyakit : Dalam pencegahan dan pengendalian penyakit ini perlu diperhatikan pola hidup, sanitasi, pemindahan hewan, karantina dan pengobatan . Pola dan kebiasaan hidup yang kurang bersih dan benar memungkinkan berlangsungnya siklus hidup skabies dengan baik . Sanitasi termasuk kualitas penyediaan air yang kurang dan ternak yang terlalu padat perlu dihindari . Influenza Suatu penyakit yang akut dan sangat menular, terutama perubahannya pada saluran pernafasan, biasanya timbul pada musim dingin dan hujan . Penyakit ini mulamula terjadi infeksi oleh virus dan kemudian bakteria, mikroorganisme itu diikuti
1 82
ditularkan melalui cairan-cairan yang dibatukkan . Kandang yang kurang ventilasi atau ternak yang kedinginan merupakan penyebab utama . Influenza bisa menyerang manusia dan ternak seperti ayam, itik, babi dan kuda . Penularan dari ternak ke manusia adalah melalui kontak dengan ternak yang sakit . Masa inkubasi pada manusia 1-3 hari . Penyakit influenza pada manusia dimulai dengan kedinginan, diikuti dengan kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, kemudian batuk-batuk . Gejala-gelala Minis : Tanda permulaan demam, lemah, batuk-batuk dan keluar cairan dari mata dan hidung, kemudian diikuti dengan diare . Penyakit ini penyebarannya sangat cepat pada kelompok ternak tersebut . Pada ternak yang terserang suka bergerombol dan tidak mau dipisahkan . Tindakan pencegahan : Tempatkan ternak pada kandang yang bersih, hangat, ventilasi cukup,tidak lembab pada musim dingin dan hujan, dan beri makanan yang bergizi balk Brocellosis Penyakit Brucellosis disebabkan oleh bakteri Brucella yang terdiri beberapa spesies, yaitu Brucella abortus, Brucella melitensis, Brucella suis,dan Brucella canis . Brucellosis adalah penyakit bakterial menular pada ternak khususnya sapi perah, sapi potong dan babi . Penyakit ini dapat menular pada manusia, sehingga dikenal sebagai salah satu penyakit zoonosis pada manusia . Penyebab utama penyakit ini adalah kuman yang menyebabkan keguguran berasal dari spesies Brucella abortus
Penyakit brucellosis telah menimbulkan kerugian ekonomi bagi peternak. Kerugian yang ditimbulkan dari penyakit brucellosis sebagai berikut : (1) abortus atau keguguran, (2) kematian dini pada pedet, (3) gangguan reproduksi seperti infertilitas, (4) penurunan produksi susu, (5) penurunan daya kerja ternak akibat peradangan persendian lutut, (6) penurunan nilai ekonomi ternak yang terinfeksi .
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
Brucellosis Penyebaran penyakit disebabkan karena meningkatnya mutasi dan aktivitas penyebaran ternak dari sumber bibit ternak yang terinfeksi ke berbagai wilayah di Indonesia (SETIAWAN dkk, 1995) . Pada manusia, infeksi Brucellosis dapat terjadi akibat kontak dengan ternak yang terinfeksi atau mengkonsumsi produk ternak yang terkontaminasi oleh Brucella . Infeksi penyakit ini pada manusia umumnya berkaitan dengan pekerjaan, seperti pekerja potong hewan, pada pada rumah peternakan .Manusia dapat terinfeksi kuman Brucella akibat kontak langsung juga peroral melalui susu dari ternak yang sakit atau dari hasil produksinya, perinhalasi dan perkutan misalnya ketika menolong ternak yang positif Brucellosis yang mengalami abortus . Gejala klinis pada manusia yang terinfeksi Brucellosis a . Demam, kedinginan, sakit kepala, sakit persendian, lemah dan lymphonodus membengkak . b . Sering terjadi komplikasi sendi, tulang dan syaraf. PENUTUP Pengetahuan mengenai penyakitpenyakit ternak ataupun hewan yang dapat menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya (zoonosis) sangat perlu diketahui masyarakat pertanian, terutama bagi peternakan yang khususnya dibidang langsung berhubungan dengan ternak atau merupakan individu-individu yang rentan terhadap semua penyakit zoonosis tadi . Bagi orang-orang yang sangat rentan terhadap penyakit-penyakit zoonosis harus selalu mematuhi prosedur operasional standar yaitu : Memakai alat pelindung yang diharuskan apabila mcmasuki kandang atau laboratorium ternak . Mencuci tangan apabila kontak dengan hewan sakit . Tidak makan kandang atau atau minum didalam laboratorium . Untuk menghindari atau mencegah zoonosis tertularnya penyakit-penyakit adalah dengan cara : Pencegahan yang sangat dianjurkan adalah agar dalam mengkonsumsi makanan,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
mencuci bersih tangan sebelum makan adalah langkah yang utama dan penting . Memasak daging dengan sempurna sekitar 80°C selama 20 menit . DAFTAR BACAAN HARDJO UTOMO,S ., M .B . POERWADIKARTA,
DAN
1986 . Antraks pada hewan dan manusia di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner . Cisarua-Bobor, 7-8 November 1995 . H : 305-318 . E . MARTINDAH
B . 1995 .Prevalensi skabies pada balita di kecamatan Laclubar, Timor Timur Medika. 21 : 972-974
KtswoRO,
M.B . POERWADIKARTA . 1996 . Teknik isolasi kuman antraks pada Bahan pemeriksaan dari daerah . Prosiding Lokakarya Fungsional Non Peneliti . Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Penelitian dan Pengembangan Pertanian . Hal 166-172 .
KOKO BARKAH DAN
MANURUNG, J .T. ISKANDAR, DAN BERIAJAYA . 1999 . Penanggulangan kudis pada kambing di Kecamatan Cigudeg, Tenjo dan Parung Panjang Kabupaten Bogor . Pros . Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan . Departemen Pertanian . Hal 999-1003 MARTINDAH, E. DAN S . WAHYUWARDANI 1998 . POIa kasus Antraks pada ternak di Propinsi Nusa Tenggara Barat . Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner . Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan . Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian . 3 (1) . H : 39-46 . MATSUO, K . 1996 . Survei serologik antibodi Toxoplasma gondii dengan uji Aglotinasi lateks pada ayam di propinsi Lampung . Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner . Pusat Peneltian Peternakan. dan Pengembangan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian . 3 (1) Hal 73-75 .
1 83
Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
PRAYOGO 1974 . Diktat Kapita Selekta Penyakit . Sekolah Peternakan Menengah Atas. Mal ang . SETIAWAN, E .D ., A . SUDIBYO DAN PRIADI . 1995 . Brucellosis pada ternak dan
1 84
manusia. Prosiding Semenar Nasional Peternakan dan Veteriner . Jilid 1 . Cisarua, 7-8 November 1995 . Hal 345-354 .
Pusat Penelittan don Pengembangan Peternakan