BAB 4 ANTRAKS 1.
Defenisi Penyakit Antraks Kuman antraks pertama kali di isolasi oleh Robert Koch pada tahun 1877. Meskipun
penyakit alaminya sudah banyak berkurang, antraks menarik perhatian karena dapat digunakan sebagai senjata biologi. Antraks merupakan penyakit pada hewan terutama hewan berdarah panas dan pemakan rumput (herbivora) seperti sapi, kerbau, kambing, domba dan kuda. Antraks dapat juga di temukan pada hewan liar seperti babi hutan, rusa dan kelinci (Masriadi,2014). Bacillus anthracis merupakan satu-satunya obligant pathogen di antara genus Basillu yang ada. Antraks merupakan salah satu penyakit menular yang dapat bertahan lama di lingkungan karena kemampuannya melindungi diri terhadap pengaruh factor lingkungan yang keras dengan membentuk Spora ( Akoso,2009). Bacillus anthracis merupakan organisme yang hidup di tanah yang pada kondisi iklim tertentu, dapat bermutiplikasi dan menyebabkan antraks pada herbivora. 2. Etiologi Bacillus antrhacis adalah bakteri gram positif, tidak bisa bergerak, berkapsul, dan mampu membentuk spora. Pembentukan spora terjadi pada keadaan aerob dan sedikit kalsium, yaitu di alam terbuka seperti di tanah atau udara luar. Kuman vegetative akan segera mati pada keadaan itu, sehingga kuman menjadi inaktif dan membentuk spora yang bisa bertahan hidup bertahun-tahun pada tanah dan produk hewan seperti bulu. Spora antraks berbentuk oval, tidak terlihat pada pewarnaan gram kecuali dengan pewarnaan khusus. Spora antraks tahan terhadap cuaca panas dan dingin dan akan kembali aktif setelah masuk ke dalam tubuh hewan. Spora dapat bertahan selama 60 tahun pada tanah kering. Spora akan mati pada suhu 1000 C (suhu air mendidih) dalam waktu 10 menit, pada karbol 5% dalam waktu 40 hari, pada formalin 10% dalam waktu 4 jam, dan pada hydrogen peroksida dalam waktu 1 jam. Kuman antraks dapat tumbuh optimal pada media umum di laboratorium, misalnya pada media 43
agar bernutrisi atau media darah pada suhu 370C dan PH 7-7,4. Bakteri vegetative mudah mati atau antibiotik, disinfektan, atau antiseptic. Kuman mati pada suhu 540C dalam waktu 30 menit (Masriadi,2014). 2.
Gejala klinis dan Tanda Secara spesifik gejala klinis penyakit antraks dibedakan berdasarkan tipe penyakit
antraks (Murtiastatik Dwi,2008) : a.
Tipe kulit (cutaneous Antrax)
1)
Mula-mula terjadi papel, disertai gatal-gatal dan rasa sakit.
2)
2-3 hari kemudian menjadi vesikel yang berisi cairan kemerahan.
3)
Haemorhagic dan menjadi jaringan nekrotik yang berbentuk ulcus dengan kerak
berwarna hitam di tengah dan kering yang disebut eschar ( tanda patognomonik antraks). 4)
Diikuti oleh bentuk vesikel disekitarnya.
5)
Disekitar ulcus sering di dapati erytema dan edema.
6)
ada edema tapi tidak lunak dan tidak lekuk (non pitting) bila di tekan.
b.
Tipe pencernaan (gastro Intestinal Anthrax)
1)
Bersifat perakut atau akut.
2)
Gejala awal rasa sakit perut yang hebat, mual, muntah, tidak nafsu makan dan suhu tubuh
meningkat. 3)
Konstipasi diikuti diare akut berdarah.
4)
Hematemesis.
5)
Toxemia.
6)
Shock dan meninggal biasanya kurang dari 2 hari.
7)
CFR bervariasi 5-75% 44
8)
Tipe ini umumnya terjadi karena memakan daging yang tidak masak dengan sempurna.
c.
Tipe pernapasan (Pulmonary Anthrax)
1)
Sangat jarang terjadi biasanya akibat dari perluasan antraks tipe kulit atau karena
menghirup udara yang mengandung spora antraks gajala awal ringan dan spesifik. 2)
Dimulai dengan lemah, lesu,subfebril, batuk non produktif (seperti tanda-tanda
bronchitis). 3)
Mendadak dispnoe, sianosis, stridor dan gangguan respirasi berat.
4)
shock, meninggal biasanya dalam waktu 24 jam.
d.
Tipe radang otak (Meningitis Anthrax)
1)
Merupakan komplikasi antraks tipe pulmonal intestinal atau cutaneus yang kemudian
melalui aliran darah tiba pada jaringan otak sehingga menimbulkan peradagangan. 2)
Demam, sakit kepala hebat, kejang, kesadaran menurun, kaku kuduk.
3)
Muntah.
4)
Diakhiri dengan koma Liquor cerebra spinalis (LCS) berwarna keruh kuning kemerahan.
3.
Penularan dan Penyebaran Antraks
a.
Penularan dari hewan ke hewan atau ke manusia Antraks tidak bisa ditularkan oleh hewan yang satu ke hewan yang lainnya atau
dari manusia ke manusia secara langsung. Penularan dapat terjadi bila hewan atau manusia terkena lewat cairan tubuh yang mengandung kuman antraks atau oleh spora yang ada disekelilingnya. Wabah antraks biasanya berhubungan dengan kondisi tanah dalam derajat keasaman netral atau tanah berkapur alkalis. Kondisi tanah yang demikian merupakan inkubator adanya pertumbuhan kuman antraks. Bila keadaan tetap menguntungkan, kuman antraks akan berkembang biak dan lebih lanjut dapat membentuk spora dalam jumlah yang lebih banyak.
45
b.
Penularan melalui spora Basil antraks berada dan berkerumun di dalam berbagai jaringan hewan sakit, yang
dalam keadaan demikian kuman akan dikeluarkan dari tubuh melalui sekresi dan ekskresi selama sakit atau menjelang kematiannya. Bila hewan sakit mati di ladang tanpa ada kesempatan menguburnya, dan kemudian bangkainya dimakan oleh anjing, kucing, atau burung pemakan bangkai yang mengakibatkan terdedahnya darah oleh udara, atau bila secara tidak sengaja telah dilakukan pembedahan bangkai, maka jaringan beserta cairan darah atau cairan lainnya akan terbuka ke udara. c.
Penularan melalui hewan dan pakan ternak
Rumput yang dipangkas untuk pakan ternak sangat potensial sebagai pembawa spora dan berisiko menularkan antraks dari satu daerah kedaerah lain. Pada musim kemarau panjang ketika persedian pakan disekitar tidak mencukupi, maka peternak akan berusaha mencari sumber pakan hijauan dari daerah lain dengan memotong dedaunan atau rumput untuk pakan ternaknya. Ketika rumput untuk pakan ternak semakin ke pangkal batang yang berdekatan dengan tanah. Dengan demikian, ada tanah yang terbawa pada rumput tersebut. Bila tanah tersebut mengandung spora antraks, maka akan menjadi sumber pencemaran di daerah tempat d. Penularan melalui konsentrat atau bahan pakan dari hewan
4.
Cara Pemberantasan
a.
Upaya pencegahan 1) Berikan imunisasi kepada orang dengan resiko tinggi dengan vaksin cell free yang
disiapkan dari filtrate kultur yang mengandung antigen protektif. Terbukti bahwa vaksin tersebut efektif mencegah antraks kulit dan pernapasan. 2) Beri penyuluhan kepada para pekerja yang menangani bahan yang potensial terkontaminasi antraks sebagai penular antraks, sebaiknya para peternak menjaga kulit agar tidak lecet dan menjaga kebersihan perorangan.
46
3) Membersihkan debu dan membuat ventilasi yang baik di tempat kerja pada industry berbahaya. 4) Lakukan pencucian secara menyeluruh. 5) Kulit binatang yang terpajan antraks jangan dijual. 6) Awasi dengan ketat buang air limbah dari tempat yang menangani binatang-binatang yang potensial terkontaminasi antraks dan limbah dari pabrik. 7) berikan imunisasi sedini mungkin dan lakukan imunisasi ulang setiap tahun kepada semua hewan yang beresiko terkena antraks. b.
Pengawasan penderita,kontak dan lingkungan sekitar 1) Laporan kepada instansi kesehatan setempat. 2) Isolasi. 3) Desinfeksi serentak. 4) Karantina : tidak diperlukan. 5) Imunisasi kontak. 6) Investigasi kontak tidak diperlukan. 7) Pengobatan spesifik.
47
TES FORMATIF Untuk mencapai tujuan belajar maka kerjakan tes formatif berikut ini
Petunjuk 1.
Pilih jawaban yang paling tepat antara jawaban A,B,C,D dan E
2.
Bila terdapat pilihan 1,2,3, dan 4 :
A.
Bila 1,2, dan 3 benar
B.
Bila 1 dan 3 benar
C.
Bila 2 dan 4 benar
D.
Bila hanya 4 yang benar
E.
Bila semua benar
Pertanyaan :
Umpan balik( tindak Lanjut) 1.
Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban yang tersedia
Pada bagian akhir kegiatan belajar ini. 2.
Hitung jumlah jawaban yang benar dengan menggunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan materi pada kegiatan belajar 1.
48
3.
Tingkat penguasaan yang Anda dapatkan adalah …………….
4.
Kemudian cocokkan nilai dengan pedoman sebagai berikut.
A.
85 – 100
B.
75 – 84
C.
60 – 74
D.
56 – 59
E.
0 - 55
5.
Apakah tingkat pencapaian Anda mencapai 60%?
6.
Jika ya, Anda dapat melanjutkan BAB 5 .
49