Tanya Jawab Seputar PLN, Menyongsong 2013 Pada 2013, PLN merencanakan meningkatkan kemampuan menjual listrik hingga 182 TWh guna mendorong pergerakan perekonomian dan memungkinkan lebih dari 2,5 juta pelanggan baru menggunakan listrik untuk kehidupan yang lebih baik. Karena harga Jual masih relative lebih rendah dari biaya pokok penyediaan, maka peningkatan penjualan listrik ini berdampak kepada peningkatan besaran subsidi listrik dari Pemerintah. Karenanya, perlu disiasati agar besaran subsidi listrik tidak terlalu membebani Pemerintah.
PT PLN (Persero) Jl. Trunojoyo Blok M Jakarta Selatan 021.7251234 021.7252554 27 Desember 2012
PERTANYAAN 1. Apakah benar Pemerintah akan menaikkan tarif listrik tahun 2013? 2. Apakah rencana Pemerintah menaikkan tarif listrik pada 2013 merupakan usulan PLN?
PENJELASAN Ya, Pemerintah telah menetapkan kenaikan tarif tenaga listrik untuk PT PLN (Persero) pada 2013.
Ya, sesuai Peraturan Pemerintah nomor 14 tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik, untuk penetapan tarif tenaga listrik, PLN harus mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri ESDM. Namun, pada dasarnya, keinginan menaikkan tariff tenaga listrik adalah dari Pemerintah guna mengendalikan besaran subsidi listrik yang cenderung naik karena naiknya penjualan listrik dan naiknya harga energi primer. Bagi PLN sendiri, penjualan listrik dengan tariff saat ini tidak menjadi masalah walaupun harga jual di bawah biaya pokok penyediaan. Model bisnis PLN saat ini memungkinkan PLN mendapatkan subsidi atas selisih dari biaya dengan harga jual. Model bisnis PLN saat ini memungkinkan PLN mendapatkan subsidi dari Pemerintah atas selisih antara Biaya (+Margin) vs. Pendapatan. 250250250250250
250250250250250
Rp Triliun
Rp Triliun 250
250250250250250
200200200200200
200200200200200
16 1616 TriliunTriliun Triliun RpTriliun Triliun Rp RpTriliun Rp16 Rp16Rp
Rp Triliun
Subsidi
150150150150150
7979797979
150150150150150 100100100100100
7979797979
Rp Triliun
Subsidi Rp 84,5 Rp Rp Rp 84,5 TSeries2 84,5 Rp 84,5 TSeries2 Rp 84,5 T T84,5 T T Margin Series2 Series2 Series2
5858585858 7979797979 9313 93939393 Pendapatan dari tarif Series1 Series1 Series1 Series1 Series1 13131313 Biaya PLN 150 150 150150 150 150
161616 1616
Margin Margin Margin Rp Margin 13,5 Margin Rp Rp TMargin 13,5 Rp 13,5 Rp 13,5 T T93 13,5 Rp T93 13,5 T9393 T 93
1313131313
0 0
190 190 190190 190
1313131313
0 0 0
2005
2008
150150150150150
-
-- -
Subsidi 58585858 58 797979 79 9313 9379 939393 Pendapatan dari tarif 13131313
150150150150150 100100100100100
7979797979
5858585858
-
-
Subsidi
2011 2010 1616 16 1616 9313 93939393 Pendapatan dari tarif Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan + Subsidi Pendapatan ++Subsidi Subsidi + Subsidi + Subsidi + Subsidi 13131313
Margin Series2 Series2 Series2 Series2 Series2
BiayaBiaya +Biaya Margin Biaya +Biaya +Margin Margin +Biaya Margin + Margin + Margin
Margin Series2 Series2 Series2 Series2 Series2 Series1 Series1 Series1 Series1 Series1 Biaya PLN
190 190 190190 190
163 163 163 163 163 Biaya PLN 148 148 148 148 148Peraturan Menteri ESDM tentang 3. Sejauh mana proses Menteri13ESDM 13131313 telah menandatangani 190 190 190 190 190 113 113113 113 103 103 103 103 103 113 penyesuaian tarif Tarif Tenaga Listrik untuk PLN yang mulai berlaku per 1 Januari 2013. 163 163 163 163 163 84148 84148 84148 8484 767676148 76 76 1313131313 6363636363 148 listrik hingga saat ini? 113 113 113 113 113 103 103 103 103 103 ESDM Peraturan Menteri tersebut saat ini sedang diproses administrasinya 8476 84848484 76767676 6363636363 di Kementerian 2011 2005 2010 Hukum2008 dan HAM. Series1 Series1 Series1 Series1 Series1
100100100100100
50 50 50 50 50
50 50 50 50 50
0 0
0 0
0 0 0
Pendapata
Series1 Series1 Series1 Serie Se Biaya PLN
41% 41% 41% 41% 41% 100100100100 100 41% Margin Series2 Series2 Series2 Series2 Series2 190 190 190 190 190
5858585858 163 163 163 163 163
Subsidi
Margin Series2 Series2 Series2 Serie Se
5858585858
163 163 163 163 163 Series1 Series1 Series1 Series1 Series1 Biaya PLN 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 1313131313 BiayaBiaya Biaya Biaya Biaya Biaya 100 100 100100 100 100 113 113 113 113 113 190 190 190 190 190 113 113 113 113 50 50 50 50 50 103 103 103 103 103 Rp 192,6T Rp Rp 192,6T Rp 192,6T Rp 192,6T 192,6T Rp 192,6T 50 50 50 50 50 103 103 103 103 103 113 Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan 163 163 8476 84848484 250250250250250 8476 84163 84163 84163 84 148 76767676 76 76 76 76 148 148 148 148 63 63 63Rp 13131313 Rp63 121,6 Rp Rp Rp 121,6 121,6 T63Rp 121,6 121,6 TT 121,6 T T T 6313 63636363 Rp Triliun 113 113 113 113 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 103 103 103 103 103 113 8476 84848484 0 0 059 0% 0 59 5959 %% 59 %% 59 % 0 0 076 076 07676 2011 2005 63 63 63 63 63 2008 2010 200 200 200 200 200 2011 2005 2008 2010 161616 1616
100100100100100
200200200200200
APBNP 2012
200 200 200 200 16200 16200 1693 1693 16 93 93 93 Pendapatan dari tarif 13131313 13 150150150 150150 Subsidi Subsidi Subsidi Subsidi Subsidi Subsidi
200200200200200
250250250250250
250 250250 250 250
0 0 0
2011 2008penyesuaian 2010 Rencana tariff listrik sudah diindikasikan pada Nota Keuangan Presiden RI dan disetujui oleh DPR pada Rapat Kerja Menteri ESDM dengan Komisi VII DPR RI.
2005
Nota Keuangan Presiden RI tanggal 29 Agustus 2012 tentang RAPBN 2013, menyebutkan bahwa besaran subsidi listrik tahun 2013 sekitar Rp 80,9 triliun, dan sekaligus diperlukan kenaikan tarif listrik sekitar 15%.
Menindaklanjuti Nota Keuangan tersebut, pada rapat kerja Menteri ESDM dengan Komisi VII DPR RI, diputuskan bahwa subsidi sektor kelistrikan sebesar Rp 78,63 triliun (bila termasuk kekurangan bayar Subsidi Listrik 2011 hasil audit BPK, dan luncuran subsidi ke 2014, subsidi listrik sama seperti tersebut pada Nota Keuangan, yaitu Rp 80,9 triliun), dan dilakukan penyesuaian tarif tenaga listrik dengan tidak membebani kepada rakyat kecil yaitu para pelanggan listrik 450 VA dan 900 VA. Dengan demikian, kesimpulannya: Pemerintah dan DPR menyetujui penyesuaian tarif tenaga listrik pada tahun 2013 dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 4. Berapa besarnya subsidi listrik tahun 2013 bila tarif listrik tidak disesuaikan?
subsidi listrik sebesar Rp 78,63 triliun, tidak membebani pelanggan 450 VA dan 900 VA, dan Kenaikan tariff listrik sekitar 15%.
Subsidi listrik pada tahun 2013 diperkirakan dapat mencapai Rp 93,52 triliun. Sedangkan bila tarif listrik disesuaikan dengan kenaikan sekitar 15%, subsidi listrik menjadi Rp 78,63 triliun atau berarti akan ada pengurangan subsidi listrik sebesar Rp 14,89 triliun. Dengan demikian, untuk penyediaan tenaga listrik yang dikonsumsi konsumen, biaya sebesar Rp 14,89 triliun kini menjadi kontribusi konsumen, bukan lagi menjadi beban Pemerintah dalam bentuk subsidi listrik.
5. Berapa besarnya subsidi listrik beberapa tahun terakhir ini?
Besarnya subsidi listrik tahun 2009 sd 2013 berturut-turut adalah sbb.: - 2009 : Rp 53,72 triliun - 2010 : Rp 58,10 triliun - 2011 : Rp 93,18 triliun - 2012 : Rp 64,97 triliun (APBN-P) - 2013 : Rp 78,63 triliun (RAPBN) atau Rp 93,52 triliun bila tariff tidak naik. 93,52
93,18
100 90
78,63
Subsidi (Triliun Rp)
80 70 60
53,72
64,97
58,10
50 40 30 20 10 0
2009
6. Mengapa besarnya subsidi listrik naik terus?
2010
2011
2012*)
2013**)
2013***)
Subsidi listrik adalah selisih antara (“Biaya Pokok Penyediaan+Margin”) dengan (“Harga Jual”) dikalikan dengan Volume Penjualan. Atau:
Subsidi= (Biaya – Harga) x (Volume kWh Terjual)
Dengan demikian, naiknya subsidi listrik dapat saja karena: naiknya Biaya Pokok Penyediaan (BPP), dan atau meningkatnya volume penjualan. Biaya Pokok Penjualan (BPP) sangat dipengaruhi oleh nilai tukar dollar Amerika terhadap Rupiah, dan harga untuk energi primer terutama harga batubara, gas, dan BBM. Sedangkan harga jual sangat dipengaruhi oleh tarif tenaga listrik yang ditetapkan Pemerintah. Sebagai gambaran, besarnya BPP dan harga jual tahun 2010 hasil audit BPK adalah: BPP Rp 1.089/kWh, Harga Jual Rp 693/kWh. Dengan demikian, untuk setiap kWh yang dikonsumsi konsumen, Pemerintah memberikan subsidi listrik Rp (1.089 – 693)/kWh= Rp 396/kWh. Perbandingan besarnya BPP dari tahun ke tahun adalah sbb.: - 2010 : Rp 1.089/kWh - 2012 : Rp 1.152/kWh - 2013 : Rp 1.163/kWh Bila dilihat dari besaran BPP per tahun, besaran BPP meningkat terus dari tahun ke tahun. Apakah berarti PLN gagal melakukan efisiensi? Untuk membandingkan nilai BPP dari satu tahun dengan tahun lainnya, sebaiknya BPP dihitung dengan variabel yang sama, artinya asumsi kurs, harga energi yang sama. 1.236
Rp/kWh
1.209
1.200
1.152
1.163
1.187 1.152
1.163
1.128
1.100
Keterangan :
1.008
= BPP 2010
1.008
1.001
1.000
988
= BPP 2012 = BPP 2013 900
800
700
No.
Uraian
1 BPP (Rp/kWh) 2 Asumsi Makro Ekonomi Kurs (Rp/ USD) ICP (USD/barrel) Harga gas (USD/BBTU) Harga Batubara (Rp/kg) Harga BBM (Rp/liter)
2010 2012 2013 (Audit) (APBN-P) (RAPBN) 1.008 1.152 1.163 9.085 79,40 4,65 636 5.825
9.000 105,00 6,12 792 8.356
9.300 100,00 7,96 792 8.223
2010 1.008
2012
2013
1.001
988 9.085 79,40 4,65 636 5.825
2010 1.209
2012
2013
1.152
1.128
9.000 105,00 6,12 792 8.356
2010 1.236
2012
2013
1.187
1.163
9.300 100,00 7,96 792 8.223
Bagaimana membaca grafik di atas? Ada tiga situasi asumsi makro ekonomi, yaitu situasi tahun 2010, 2012, dan 2013. Asumsi makro yang berpengaruh terhadap biaya adalah kurs, harga ICP, harga gas, harga batubara, dan harga BBM. Kalau menggunakan acuan besaran harga pada 2010, maka yang digunakan adalah grafik yang di bawahnya ada kotak merah dengan acuan harga yang sama untuk kurs (9085), ICP (79,4), dll.
Kalau menggunakan acuan besaran harga pada 2012, maka yang digunakan adalah grafik yang di bawahnya ada kotak biru dengan acuan harga yang sama untuk kurs (9000), ICP (105), dll. Kalau menggunakan acuan besaran harga pada 2013, maka yang digunakan adalah grafik yang di bawahnya ada kotak hijau dengan acuan harga yang sama untuk kurs (9300), ICP (100), dll. Bila dihitung dengan variable yang sama, (lihat gambar di atas, dengan contoh besaran tahun 2012 sebagai acuan), maka besaran BPP adalah sbb.: - 2010 : Rp 1.209/kWh - 2012 : Rp 1.152/kWh - 2013 : Rp 1.128/kWh Dengan demikian, sebenarnya besaran BPP tahun 2012 dan tahun 2013 mengalami perbaikan/ penurunan relatif terhadap BPP tahun 2010. 7. Mengapa besarnya subsidi listrik perlu dikurangi?
Pemerintah menilai bahwa besaran subsidi BBM dan listrik sudah sangat besar, dan perlu dikendalikan agar keuangan negara tidak tergerus untuk membiayai subsidi, apalagi kalau subsidi itu dipakai bukan keperluan yang produktif. Besaran subsidi listrik sendiri dari waktu ke waktu meningkat terus, walaupun misalnya biaya pokok penyediaan (Rp/kWh) relatif tetap. Penyebabnya, karena setiap tahun ada pertumbuhan penjualan sekitar 10%, sedangkan posisi saat ini (2012), seluruh golongan tarif masih disubsidi. Bila misalnya tidak ada perubahan BPP dan perubahan tarif, maka setiap tahun akan ada tambahan subsidi sebesar 10%. Bila subsidi dapat dikurangi, maka hal itu akan menambah keleluasaan dan kemampuan Pemerintah mengalokasikan pendapatan negara kepada sektor lainnya yang lebih bermanfaat bagi masyarakat, seperti pembangunan jalan, jembatan, pelabuhan, lapangan terbang, perbaikan layanan kesehatan, dll.
8. Siapa saja penerima subsidi listrik?
Gambaran 10 golongan tarif penerima terbesar subsidi listrik pada 2012 (un-audited) berurutan mulai penerima subsidi terbesar adalah sbb. (lihat juga grafik): 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Rumah Tangga sangat kecil, daya 450 VA Industri skala besar, > 200 kVA Rumah Tangga kecil, daya 900 VA Industri skala sangat besar, >30 MVA Rumah Tangga kecil daya 1300 VA Rumah Tangga sedang, 2200 VA Bisnis, skala sangat besar >200 kVA Bisnis, skala besar, 2200 sd 200 kVA Industri, skala menengah, 14 kVA sd 200 kVA Rumah Tangga besar, 2200 VA sd 6600 VA
Rp 24,84 triliun Rp 16,24 triliun Rp 15,08 triliun Rp 5,92 triliun Rp 5,60 triliun Rp 3,65 triliun Rp 3,07 triliun Rp 2,60 triliun Rp 2,38 triliun Rp 2,18 triliun.
30
25
24,84006
Subsidi untuk pelanggan kecil (450VA dan 900VA) diperkirakan sebesar Rp. 39,92 T 44,5 % dari total subsidi (37,6 juta pelanggan)
20
Kebutuhan subsidi listrik berjalan 2012 Rp. 89,60 T
16,24338 15,07678 15
10
5,91944 5
5,59559 3,64878
3,07272
2,59539
2,38162
2,17860
0 R-1 / s/d 450 VA
11. Berapa besar subsidi yang diterima konsumen di setiap golongan tarifnya?
I-3 / >200 kVA
R-1 / 900 VA
I-4 / >30.000 kVA
R-1 / 1300 VA R-1 / 2200 VA B-3 / > 200 kVA B-2 / 2200 VA s/d 200 kVA
I-2 / >14 kVA R-2 / >2200 s/d s/d 200 kVA 6600 VA
Penerima subsidi listrik terbesar adalah konsumen rumah tangga sangat kecil 450 VA, yaitu sebesar Rp 21,15 triliun (perkiraan 2013). Namun, subsidi ini bagi 22,17 juta konsumen. Sehingga setiap konsumen Rumah Tangga sangat kecil dengan daya 450 VA ini hanya rata-rata memperoleh subsidi listrik Rp 79 ribu/bulan/konsumen. Bandingkan dengan subsidi listrik yang diterima konsumen industri besar > 200 kVA, yaitu sebesar Rp 12,9 triliun, yang dinikmati hanya oleh 10.486 konsumen. Berarti setiap konsumen industri besar ini rata-rata menikmati subsidi listrik Rp 103 juta/bulan/konsumen. Bila dibanding dengan subsidi listrik yang diterima konsumen industri dengan skala daya tersambung >30 MVA, yaitu sebesar Rp 4,9 triliun, hanya dinikmati 74 konsumen. Berarti setiap konsumen industri sangat besar ini rata-rata menikmati subsidi listrik Rp 5,5 milyar/bulan/ konsumen. Dari gambaran ini terlihat bahwa, pengusaha industri skala sangat besar menerima bantuan Pemerintah (subsidi listrik) Rp 5,5 milyar per bulan per konsumen. Sementara konsumen rumah tangga sangat kecil hanya menerima bantuan Pemerintah melalui subsidi listrik sebesar Rp 79 ribu per bulan per konsumen.
Gambaran subsidi listrik per konsumen th 2013 (dengan asumsi tarif listrik naik sekitar 15%) dapat dilihat pada Tabel. No.
Golongan Tarif
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
I-4 / 30.000 kVA (TT) ke atas C / >200 kVA (TM) I-3 / >200 kVA (TM) T / > 200 kVA (TM) S-3 / > 200 kVA (TM) P-2 / > 200 KVA (TM) B-3 / > 200 kVA (TM) I-2 / >14 kVA s/d 200 kVA (TR) S-2 / 3500 VA s/d 200 kVA (TR) P-3 (TR) I-1 / 3500VA s/d 14 kVA (TR) R-2 / 3500 s/d 5500 VA (TR) S-2 / 2200 VA (TR) R-1 / 2200 VA (TR) P-1 / 6600 VA s/d 200 kVA (TR) P-1 / 2200 VA s.d 5500 VA (TR) I-1 / 2200 VA (TR) B-2 / 6600 VA s/d 200 kVA (TR)
Rp/bulan/kons 5.515.080.390 114.354.703 102.507.093 85.038.974 29.442.985 18.192.850 12.034.149 4.829.762 892.646 807.717 357.966 217.071 180.560 150.814 149.063 142.831 138.996 133.730
No.
Golongan Tarif
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
B-1 / 2200 VA s.d 5500 VA (TR) S-2 / 1300 VA(TR) I-1 / 900 VA (TR) B-1 / 900 VA (TR) I-1 / 1300 VA (TR) S-2 / 900 VA (TR) R-1 / 900 VA (TR) B-1 / 1300 VA (TR) L (Layanan Khusus) (TR/TM/TT) I-1 / 450 VA (TR) R-1 / 1300 VA (TR) R-1 /450 VA (TR) R-3 / 6600 VA ke atas (TR) S-2 / 450 VA (TR) B-1 / s/d 450 VA (TR) P-1 / s/d 450 VA (TR) P-1 / 900 VA (TR) P-1 / 1300 VA (TR)
Rp/bulan/kons 128.125 111.680 108.324 104.964 102.096 93.486 93.052 90.162 88.325 84.990 81.587 79.486 75.179 71.490 66.544 64.721 62.601 62.441
12. Apakah pemberian subsidi merupakan hal yang lajim?
Pemberian subsidi merupakan kebijakan yang lajim di berbagai negara, terutama di negara yang sedang berkembang. Tujuannya terutama adalah untuk membantu pihak yang disubsidi (dengan berbagai alasan) agar tidak terlalu terbebani oleh beban biaya bila dikenakan biaya apa adanya untuk penyediaan energi. Sebagai contoh, Afrika Selatan memberi subsidi listrik kepada konsumen tidak mampu dengan cara menggratiskan pemakaian listrik per bulan hingga 50 kWh. Pemerintah Arab Saudi memberi harga BBM bersubsidi bagi rakyatnya.
13. Apa saja langkah untuk mengurangi besarnya subsidi listrik?
Subsidi listrik adalah selisih antara Biaya Pokok Penyediaan (BPP+margin) vs Pendapatan. Dengan demikian, untuk menekan besaran subsidi, dapat dicapai dengan dua cara: (1) Menekan BPP, dan atau (2) Menaikkan Pendapatan. Seperti tergambar berikut ini: HARGA GAS
MARGIN
BIAYA ENERGI PRIMER
BPP + Margin
HARGA BATUBARA
HARGA BBM BIAYA POKOK PENYEDIAAN (BPP) INFRASTRUKTUR DAN PASOKAN GAS
SUBSIDI LISTRIK
ENERGY MIX PENYESUAIAN COD PLTU BATUBARA
TARIF TENAGA LISTRIK PENDAPATAN
LOSSES PENJUALAN
PRODUKSI LISTRIK
Menekan BPP berarti menekan biaya-biaya, seperti biaya bahan bakar, biaya pemeliharaan, biaya kepegawaian, dll. Penekanan biaya bahan bakar terutama dengan mengendalikan harga energy primer, meningkatkan efisiensi produksi, memperbaiki efisiensi penyaluran (susut energy), memperbaiki fuel mix sehingga semakin banyak menggunakan energy yang harganya relative lebih murah. Menaikkan Pendapatan, berarti menaikkan penjualan terutama penjualan listrik kepada pelanggan yang harga jualnya relative tinggi. 14. Untuk menekan besarnya subsidi listrik, mengapa bukan menekan besarnya biaya?
Tentu PLN dari waktu ke waktu terus berupaya menekan biaya operasional per satuan energy yang dijual ke konsumen (Rp biaya/kWh). Dan itu jugalah yang menyebabkan terjadinya penurunan biaya secara relative dari tahun ke tahun seperti tergambarkan pada penjelasan butir 6 di atas. Peningkatan biaya karena kenaikan harga bahan bakar, seperti harga minyak dunia, harga gas, harga batubara, tentu di luar kendali PLN karena PLN membeli bahan bakar dengan harga pasar.
15. Apakah PLN sudah efisien dalam operasionalnya yang berdampak kepada biaya?
Dengan kondisi yang ada saat ini, PLN sebagai perusahaan listrik sudah masuk dalam jajaran perusahaan listrik yang efisien. Dari kajian yang dilakukan oleh Morgan Stanley seperti pada gambar berikut ini, terlihat bahwa posisi pencapaian efisiensi produksi PLN sudah jauh lebih baik dari perusahaan listrik sejenis di dunia. Pada gambar di berikut ini, bila dilihat dari biaya Operasi & Pemeliharaan USD/kWh (tanpa memasukkan harga bahan bakar), maka posisi PLN sudah lebih baik dari perusahaan listrik: - Malaysia (TNB), - Inggris (SSE), - Prancis (EDF), - Amerika (Entergy; Xcel Energy), - HongKong (HKE, CLP), - Itali (Enel), dan - Spanyol (Endesa), kecuali perusahaan listrik Korea (Kepco) yang efisiensinya lebih baik.
Grafik di atas adalah hasil kajian Morgan Stanley untuk efisiensi produksi pembangkit listrik di berbagai perusahaan listrik dunia. Selain itu, efisiensi suatu perusahaan listrik juga dapat dilihat dari besarnya susut jaringan. Pada tahun 2012, susut jaringan PLN sudah pada skala single digit, yaitu sekitar 9%. Dengan kondisi PLN sebagai perusahaan listrik yang masih mengedepankan meningkatkan rasio elektrifikasi maka besaran susut jaringan sekitar 9% relatif sudah baik. Besaran susut jaringan dapat ditekan lagi, namun memerlukan investasi yang relative besar untuk menambah trafo sisipan, menambah jaringan, memperbaiki sambungan-sambungan, dll. Investasi yang besar tersebut lebih baik sebagian digunakan untuk memperluas jaringan guna melistriki daerah-daerah yang belum memiliki akses jaringan listrik. 16. Bagaimana proses penyesuaian tarif listrik untuk pengurangan subsidi listrik?
Proses penyesuaiannya adalah sbb.: a. PLN mengajukan gambaran prognosa penjualan listrik pada 2013, lengkap dengan perkiraan biaya, pendapatan, dan subsidi listrik. b. Pemerintah (ESDM/Ditjen Ketenagalistrikan, dan Kemenkeu/Ditjen Anggaran) mengkaji usulan PLN, dan menyampaikan indikasi postur keuangan dan subsidi 2013 kepada DPR melalui Komisi VII. c. Pemerintah menyampaikan Nota Keuangan untuk rencana penyusunan APBN 2013. d. Komisi VII melakukan rapat kerja dengan Menteri ESDM dan menyimpulkan rencana besaran subsidi energy 2013. e. Badan Anggaran DPR RI membahas dan menyetujui rencana APBN 2013. f. Rapat Pleno DPR RI menetapkan Undang-Undang APBN 2013. g. Menteri ESDM menerbitkan Peraturan Menteri untuk penetapan Tarif Listrik bagi PT PLN (Persero).
17. Bagaimana gambaran harga jual listrik dari setiap golongan tariff saat ini?
Untuk menggambarkan posisi harga jual dari setiap golongan tariff saat ini, dapat disajikan dengan menggambarkan persentase harga jual dibanding BPP pada golongan tariff tersebut. Gambaran ini akan lebih mudah menunjukkan posisi dari setiap golongan tariff walaupun tegangan pelayanannya berbeda, atau besaran BPP-nya berbeda. Grafik di bawah ini menyajikan positioning dari setiap golongan tariff. Dari gambar ini terlihat, misalnya, pelanggan R1/1300 VA saat ini masih membayar 63% dari harga yang seharusnya dibayar konsumen. Contoh lain, industri sangat besar I.4, membayar hanya 64% dari harga yang seharusnya dibayar konsumen. S-1 / 220 VA (TR)
9%
S-2 / 450 VA (TR)
R-1 /450 VA (TR)
32%
S-2 / 900 VA (TR) I-1 / 450 VA (TR) B-1 / s/d 450 VA (TR) I-1 / 900 VA (TR)
R-1 / 900 VA (TR)
46%
S-2 / 1300 VA(TR) B-1 / 900 VA (TR) S-2 / 2200 VA (TR)
P-1 / s/d 450 VA (TR) C / >200 kVA (TM) S-2 / 3500 VA s/d 200 kVA (TR) I-1 / 1300 VA (TR) I-1 / 2200 VA (TR)
R-1 / 1300 VA (TR)
63%
T / > 200 kVA (TM) B-1 / 1300 VA (TR) R-1 / 2200 VA (TR)
63%
P-1 / 900 VA (TR)
I-4 / 30.000 kVA (TT) ke atas
64%
P-3 (TR) I-2 / >14 kVA s/d 200 kVA (TR)
69%
P-1 / 1300 VA (TR) P-1 / 2200 VA s.d 5500 VA (TR)
I-3 / >200 kVA (TM)
70%
R-2 / 3500 s/d 5500 VA (TR)
70%
B-1 / 2200 VA s.d 5500 VA (TR) I-1 / 3500VA s/d 14 kVA (TR)
S-3 / > 200 kVA (TM) P-2 / > 200 KVA (TM) B-3 / > 200 kVA (TM)
84%
B-2 / 6600 VA s/d 200 kVA (TR)
91%
R-3 / 6600 VA ke atas (TR)
P-1 / 6600 VA s/d 200 kVA (TR) L (Layanan Khusus) (TR/TM/TT) 0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
18. Golongan tarif mana saja yang akan mengalami kenaikan?
Pada awalnya, seluruh golongan tariff akan dinaikkan sekitar 15% per April 2013 sehingga besaran subsidi listrik 2013 Rp 78,63 triliun. Namun, pada rapat kerja Menteri ESDM dengan Komisi VII, salah satu kesimpulan rapat adalah disepakati agar penyesuaian tariff tenaga listrik 2013 tidak membebani pelanggan 450 VA dan 900 VA. Bila pelanggan 450 VA dan 900 VA sama sekali tidak naik, maka tambahan pendapatan dari yang semula diharapkan dari rekening pelanggan 450 VA dan 900 VA ini harus dipikul oleh konsumen golongan tariff lainnya, sehingga sangat mungkin ada golongan tariff akan mengalami kenaikan lebih dari 15%. Pada Peraturan Menteri ESDM mengenai Tarif Tenaga Listrik 2013, Golongan Tarif yang tidak mengalami perubahan (harga maupun format) adalah golongan tarif dengan daya tersambung: sd 450 VA dan 900 VA. Dengan demikian, ada sejumlah 38,851,103 pelanggan yang tidak mengalami kenaikan tarif listrik dari total 49,092,897 pelanggan.
19. Berapa banyak jumlah pelanggan 450 VA dan 900 VA se Indonesia?
Posisi November 2012, jumlah pelanggan 450 VA dan 900 VA sebesar 38,851,103 pelanggan (79,14% dari total pelanggan 49,092,897), di mana: - pelanggan 450 VA sebanyak 21,396,388 pelanggan, dan - pelanggan 900 VA sebanyak 17,454,715 pelanggan. Gambaran pelanggan PLN pada November 2012 adalah sebagai berikut: GOLONGAN TARIF 1
SOSIAL R.1 / 450 VA R.1 / 900 VA R.1 / 1.300 VA R.1 / 2.200 VA R.2 / > 3.500 s/d 5.500 VA R.3 / 6.600 VA ke atas RUMAH TANGGA B.1 / 450 VA B.1 / 900 VA B.1 / 1.300 VA B.1 / 2.200 s/d 5.500 VA B.2 / 6.600 s/d 200 kVA B.3 / > 200 kVA BISNIS I.1 / 450 VA s/d 14 kVA I.2 / > 14 kVA s/d 200 kVA I.3 / > 200 kVA I.4 / 30.000 kVA ke atas INDUSTRI BANGUNAN PEMERINTAH TRAKSI, CURAH, dan L JUMLAH
PELANGGAN 2
1,096,055 20,573,558 16,705,938 5,639,430 1,830,263 621,760 145,148 45,516,097 331,085 384,351 412,689 651,418 296,748 5,005 2,081,296 12,522 29,340 10,184 61 52,107 267,450 79,892 49,092,897
3
3.46 11.29 18.33 8.94 4.91 3.14 2.33 48.94 0.18 0.42 0.66 2.39 7.92 7.14 18.71 0.03 2.98 16.76 3.88 23.74 3.51 0.16 100%
GWH Nov 2012
PENDAPATAN (M Rp)
Rp./kWh
4
5
6
415 1,694 2,066 1,154 676 423 248 6,262 24 53 83 269 884 1,156 2,469 10 375 3,687 1,223 5,296 525 266 15,233
286 699 1,214 909 532 374 289 4,018 12 32 66 243 1,030 1,013 2,396 9 330 2,726 753 3,818 473 291 11,282
690 413 587 788 787 885 1,165 642 505 601 794 905 1,165 876 970 907 879 739 616 721 900 1,096 741
20. Apakah jumlah golongan tarif pada tarif listrik yang baru nanti akan berubah? 21. Apakah tariff listrik prabayar juga akan dinaikkan? 22. Mulai kapan kenaikan tarif listrik rencananya diberlakukan?
Golongan Tarif masih tetap sama: 37 Golongan Tarif.
23. Apa konsekuensi dari kenaikan tariff listrik 2013 secara triwulanan ini?
Secara teknis operasionalnya, PLN siap melaksanakan penyesuaian tarif listrik secara triwulanan. Karena system informasi tata usaha langganan PLN sudah terpusat menggunakan satu aplikasi (AP2T) sehingga sangat fleksibel untuk melakukan perubahan. Hal yang harus menjadi perhatian PLN adalah dapat saja kenaikan pada triwulan 2, atau triwulan-3 atau triwulan-4 ada pihak-pihak yang mencoba menggagalkannya dengan cara mengaitkannya dengan misalnya menurunnya BPP atau tidak membaiknya pelayanan PLN. Karenanya, setiap unit PLN agar mengantisipasinya dengan cara antara lain: tetap memperbaiki pelayanan penyambungan baru/tambah daya, tetap meningkatkan keandalan pasokan dan perbaikan tegangan pelayanan (walaupun PLN tetap memperbaiki pelayanan terlepas dari apakah TTL naik atau tidak), dan tetap berprilaku efisien dalam keseharian operasional PLN.
24. Bagaimana posisi harga listrik PLN saat ini dibanding dengan harga listrik dari perusahaan listrik di Negara lain?
Gambaran harga listrik PLN saat ini didudukkan dengan harga listrik perusahaan listrik lainnya adalah seperti terlihat pada grafik berikut ini.
Ya, sama, juga akan mengalami penyesuaian.
Kenaikan tariff listrik 2013 diberlakukan mulai pemakaian 1 Januari 2013. Kenaikannya triwulanan sepanjang tahun 2013. Artinya, ada empat kali kenaikan. Tujuan kenaikan bertahap ini adalah untuk meringankan beban konsumen atas kenaikan tarif listrik.
Tarif listrik beberapa Negara di Asia
25. Apakah kenaikan tariff listrik akan menyebabkan melemahnya daya saing industry?
LPEM Fakultas Ekonomi UI pada 2011 melakukan kajian dan menyimpulkan bahwa kenaikan tariff listrik tidak akan menyebabkan daya saing industry di Indonesia berada pada level yang mengkhawatirkan. Memang, kenaikan tariff listrik akan menyebabkan kondisi industry tekstil akan semakin sulit karena saat ini saja industry tekstil berjuang keras berkompetisi dengan produk tekstil dari Negara lain. Namun, industry lainnya secara umum cukup kuat.
26. Apakah kenaikan tarif listrik ini akan menaikkan inflasi?
Ya, setiap kenaikan harga produk public cenderung menaikkan inflasi. Kajian Perguruan Tinggi atas dampak kenaikan TTL ini terhadap inflasi adalah sekitar 0,3%.
27. Apakah dengan adanya kenaikan tarif listrik ini, konsumen listrik prabayar yang sudah membeli voucher token sebelum kenaikan maka otomatis nilai tokennya berubah? 28. Bila demikian, konsumen listrik prabayar bisa membeli sebanyak-banyak dong sebelum kenaikan tarif listrik.
Tidak. Bila konsumen listrik prabayar membeli token sebelum tarif dinaikkan, maka kWh yang sudah dibeli tetap sama dengan harga lama.
Tidak bisa, karena komputer PLN sudah mengantisipasinya sehingga konsumen prabayar hanya dapat membeli dengan jumlah sewajarnya saja dalam setiap bulannya.