TANYA JAWAB SEPUTAR PERUNDUNGAN SIBER Cyberbullying Frequently Asked Questions
Tanya jawab seputar perundungan siber ini dibuat berdasarkan pertanyaanpertanyaan yang pernah disampaikan kepada saya sebagai pendiri sekaligus pengelola blog indonesia anti bullying di https://bigloveadagio.wordpress.com dan website anti perundungan indonesia http://antibullyingindonesia.org/. Juga saya tambahkan beberapa pertanyaan yang mungkin ditanyakan. Jika ada pertanyaan yang tidak terdapat disini, silahkan kirimkan pertanyaannya melalui email ke
[email protected]
Tisna Rudi Bandung, 9 Desember 2016.
halaman 1 dari 25 | Anti Perundungan Indonesia | Memahami untuk Mencegah
Sebelum menjawab beberapa pertanyaan ada beberapa hal yang perlu diluruskan. 1. Istilah Bullying berkaitan dengan Pola Perilaku, misalnya Bullying behavior. 2. Istilah Bully berkaitan dengan Pelaku bullying (orang yang melakukan bullying) Menyeragamkan pengertian istilah (apalagi istilah yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan) perlu agar tidak terjadi kesalahpahaman atau salah kaprah. Sejak awal Januari 2016, Pemerintah menyarankan agar istilah bullying diganti dengan Bahasa Indonesia, yaitu Perundungan (berasal dari kata rundung http://kbbi.web.id/rundung Tapi mungkin karena lebih enak didengar , masyarakat dan sebagian media cenderung menggunakan istilah bully, misalnya: “Saya di bully hater” daripada misalnya “hater melakukan bullying kepada saya”.
1. Apa pengertian cyberbullying dan perbedaannya dengan traditional bullying? Perundungan Siber (Cyberbullying) adalah perbuatan disengaja dan berulangkali untuk menyakiti orang lain yang dilakukan melalui sarana komputer, ponsel, atau alat komunikasi elektronik lainnya. Ada unsur: 1. Disengaja (dengan sengaja). Jadi tidak kebetulan atau tidak sengaja. 2. Berulangkali: Bullying berkaitang dengan pola perilaku (berulangkali). 3. Menyakiti (mengejek, menghina, mempermalukan): Tidak diinginkan oleh korban. 4. Komputer, ponsel, atau alat komunikasi elektronik lainnya: Dengan menggunakan alat komunikasi digital/elekronik inilah yang membedakan Cyberbullying dengan Traditional Bullying.
halaman 2 dari 25 | Anti Perundungan Indonesia | Memahami untuk Mencegah
Catatan: Dikutip dari https://id.wikipedia.org/wiki/Cyberbullying Cyber bullying dianggap valid bila pelaku dan korban berusia di bawah 18 tahun dan secara hukum belum dianggap dewasa. Bila salah satu pihak yang terlibat (atau keduanya) sudah berusia di atas 18 tahun, maka kasus yang terjadi akan dikategorikan sebagai cyber crime atau cyber stalking (sering juga disebut cyber harassment).
Perbedaan Cyber-Bullying dan Traditional Bullying o Cyberbullying dapat dilakukan dari jarak jauh (Tidak berhadapan muka secara langsung sehingga cenderung lebih berani menyerang. Kapan saja; sehari 24 jam, seminggu 7 hari, setahun 365 hari, dan darimana saja asal ada koneksi internet). Pelaku dapat menggunakan identitas palsu, atau menggunakan identitas orang lain (membajak akun orang lain dan berpura-pura sebagai orang yang akunnya dibajak). Karena itulah korban sering tidak tahu siapa pelakunya dan mengapa mereka dijadikan sasaran. Korban tidak bisa melihat siapa pelakunya, tapi pelaku dapat melihatlihat akun profil online sasarannya. o Cyberbullying dapat beredar secara luas sehingga sejumlah besar orang dapat mengetahuinya dengan sangat cepat (menjadi Viral). o Cyberbullying dilakukan melalui media online (media sosial, email, blog, website, SMS, Telephone, game online) dengan menggunakan alat komunikasi digital/elekronik (Komputer, Laptop, Tablet, Smartphone, ponsel). o Dalam Traditional Bullying ada unsur perbedaan kekuatan sehingga
korban kesulitan atau tidak berdaya membela diri. Dalam Cyber bullying, unsur perbedaan kekuatan ini belum tentu ada. Orang yang memiliki predikat “Ter..” (Terkenal, tergemuk, terkurus, terpandai, tercantik, terkaya. Terkontroversial) juga berpotensi jadi sasaran cyberbullying.
halaman 3 dari 25 | Anti Perundungan Indonesia | Memahami untuk Mencegah
2. Apa beda traditional bullying dengan cyberbullying dari segi korban dan pelaku?
Traditional Bullying Pelaku Bullying (Bully) 1. Memiliki karakter bersifat menyerang, baik terhadap teman sebaya maupun orang dewasa. 2. Pelaku bullying seringkali bertindak menuruti apa kata hatinya (Impulsif) tanpa dipikir dulu. 3. Mereka menunjukan kebutuhan ingin berkuasa (Intimidatif atau ingin mendominasi) 4. Kurang Empati (kurang dapat merasakan dan memahami perasaan orang lain) 5. Seringkali menyelesaikan masalah konflik perbedaan dengan cara kekerasan. Korban 1. 2. 3. 4.
Secara fisik kelihatan lemah Kurang Percaya Diri (Low Self-Esteem) Kesulitan bergaul (menyendiri) Penampilan berbeda berdasarkan pakaian yang dipakai, berat badan, tampilan fisik, atau siswa baru. 5. Ter... (Tergemuk, terkurus, terkontroversial, terpandai, terkenal, tercantik, terkaya) juga berpotensi jadi sasaran bullying.
Ilustrasi Traditional Bullying Gambar dibawah ini memperlihatkan ilustrasi kejadian traditional bullying. Sumber: http://antibullyingindonesia.org/perundungan/lingkaran-bullying
halaman 4 dari 25 | Anti Perundungan Indonesia | Memahami untuk Mencegah
A (Pelaku Bullying) Siswa ini ingin mem-bully. Dia memulai dan bertindak sebagai pelaku utama bullying. B (Follower, ikut-ikutan mem-bully) Siswa ini ikut aktif mem-bully, tapi tidak memulai dan bukan pelaku utama. C (Pendukung bully atau pasif bully) Siswa ini secara aktif dan terbuka mendukung bully, misalnya dengan mentertawakan korban, tapi tidak bergabung sebagai bully. D (Pendukung pasif, dan kemungkinan ikut mem-bully) Siswa ini menyukai kejadian bullying, tapi tidak memperlihatkan diri sebagai pendukung. E (Penonton) Siswa ini jadi penonton saja. Dia hanya ingin melihat apa yang akan terjadi, dan merasa kejadian bullying ini samasekali bukan urusannya. F (Kemungkinan jadi pembela korban) Siswa ini tidak menyukai kejadian bullying, dan berpikir harus menolong korban, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. G (Membela Korban) Dia tidak suka bullying, dan menolong atau mencoba untuk menolong korban.
halaman 5 dari 25 | Anti Perundungan Indonesia | Memahami untuk Mencegah
Cyber Bullying Kenapa Orang Melakukan Cyberbullying? Kemungkinan motivasi atau alasannya: o o o o o o o o o o o
Masalah personal, sosial, atau masalah keluarga. Pengalaman waktu kecil, termasuk cara pendidikan dalam keluarga. Tidak suka terhadap seseorang. Terpancing orang lain atau merasa gusar. Balas dendam atau mungkin pernah jadi korban cyberbullying. Butuh perrhatian atau ingin jadi perhatian. Self-esteem rendah (kurang percaya diri), depresi atau tidak dapat mengendalikan diri kemarahan. Keinginan menonjolkan diri dan meningkatkan popularitas dan status sosial. Ketidakmampuan atau ketidakmauan menghargai dan merasakan perasaan orang lain. Keinginan merasa berkuasa dan menguasai orang lain. Kebosanan atau sebagai bentuk hiburan/bercanda.
Sasaran Korban Dalam cyberbullying, korban belum tentu secara fisik kelihatan lemah dan kurang percaya diri, atau ada perbedaan kekuatan. Orang yang memiliki predikat “Ter..” ( Tergemuk, tercantik, terkenal, terpandai) juga berpotensi jadi sasaran cyber bullying.
halaman 6 dari 25 | Anti Perundungan Indonesia | Memahami untuk Mencegah
Ilustrasi Perundungan Siber Ancaman melalui e-mail, mengunggah foto yang mempermalukan korban, membuat situs web untuk menyebar fitnah dan mengolok-olok korban hingga mengakses akun jejaring sosial orang lain untuk mengancam korban dan membuat masalah.
3. Bagaimana persentase cyberbullying di Indonesia? Khususnya yang dilakukan oleh remaja atau anak? Sampai saat ini saya belum menemukan data statistik terbaru berdasarkan penelitian atau survey yang komprehensif dan khusus mengenai cyber bullying di Indonesia. Penelitian atau Survey skala Nasional tentunya memerlukan biaya tidak sedikit dan perlu kerjasama dengan beerbagai pihat terkait. Sumber: FENOMENA CYBERBULLYING PADA REMAJA(Studi Analisis Media Sosial Facebook) Machsun Rifauddin http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/khizanah-alhikmah/article/view/1068/pdf_11 Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan UNICEF pada tahun 2011 hingga 2013 yang dirilis Februari 2014, menyatakan sebagian besar remaja di Indonesia telah menjadi korban cyberbullying. Studi melibatkan 400 anak dan remaja rentang usia 10 hingga 19 tahun. Dari ini juga terungkap bahwa sembilan dari sepuluh siswa atau 89 persen responden berkomunikasi secara online dengan teman-teman mereka, 56 persen halaman 7 dari 25 | Anti Perundungan Indonesia | Memahami untuk Mencegah
berkomunikasi online dengan keluarga, dan 35 persen berkomunikasi secara online dengan guru mereka. Sebanyak 13 persen responden mengaku menjadi korban cyberbullying dengan bentuk hinaan dan ancaman.
Sumber: http://www.ipsos-na.com/news-polls/pressrelease.aspx?id=5462 halaman 8 dari 25 | Anti Perundungan Indonesia | Memahami untuk Mencegah
4. Apa saja bentuk perilaku cyberbullying yang terjadi di Indonesia, dan yang paling sering? Sebagaimana dijelaskan dalam jawaban untuk pertanyaan nomor tiga di atas, data konkretnya belum ada. Dugaan saya, yang paling sering adalah berupa komentar-komentar dari netizen dengan menggunakan bahasa yang bersifat mengejek, menghina, atau mempermalukan (Harassment). Hal ini pun mungkin hanya sekali komentar saja dari satu atau dari sekian banyak orang. Jadi belum tentu ada unsur pola perilaku berulangkali yang dilakukan oleh seseorang sebagai salah satu kriteria/syarat cyber bullying. Berikut beberapa contoh bentuk cyber bullying menurut Nancy Willard, M.S.,J.D. Educator’s Guide to Cyberbullying and Cyberthreats. 1. Flaming Perselisihan online dengan menggunakan bahasa kasar, marah, dan mungkin juga menghina atau mengancam. 2. Harassment Berungkali mengirimkan pesan dengan bahasa yang kasar, menghina, dan menyakitkan. 3. Denigration Menyebarkan berita/cerita bohong untuk merusak reputasi dan persahabatan korban. 4. Impersonation (Peniruan) Membajak atau membobol akun seseorang lalu mengirimkan pesan atau memposting sedemikian rupa agar korban yang akunnya dibajak dimata temantemanya jadi kelihatannya tidak baik. Dapat berakibat merusak reputasinya, merusak persahabatannya, hingga membuatnya dalam masalah atau bahaya.
halaman 9 dari 25 | Anti Perundungan Indonesia | Memahami untuk Mencegah
5. Outing and Trickery Memperdayai korban untuk menceritakan rahasia atau informasi memalukan, kemudian disebarkan secara online. 6. Exclusion (Pengucilan) Mengucilkan korban dari group online. 7. Cyberstalking Berulangkali mengirimkan pesan yang membuat korban khawatir keselamatan dirinya.
5. Media sosial apa yang paling sering menjadi tempat terjadinya cyberbullying? Khususnya di Indonesia Kembali kepada jawaban untuk pertanyaan nomor tiga di atas, data statistik terbaru dan komprehensif belum ada. Tapi berdasarkan hasil survey APJII padaTahun 2016 (Gambar dibawah), untuk konten media sosial yang sering dikunjungi adalah Facebook 54% (71,6 juta), Instagram 15% (19,9 juta), dan YouTube 11% (14,5 juta).
Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia https://www.apjii.or.id/
halaman 10 dari 25 | Anti Perundungan Indonesia | Memahami untuk Mencegah
6. Apa alasan yang membuat cyberbullyng berkembang pesat? khususnya di Indonesia (1) Secara umum pengguna internet di Indonesia tiap tahun meningkat. Survei yang dilakukan APJII pada Tahun 2014 hanya ada 88,1 juta pengguna internet. Kemudian pada hun 2016 menjadi 132,7 juta orang dari total penduduk Indonesia 256,2 juta orang.
Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia https://www.apjii.or.id/
halaman 11 dari 25 | Anti Perundungan Indonesia | Memahami untuk Mencegah
Dari jumlah tersebut (132,7 juta pengguna), sebanyak 18,4 persen ( 24,4 juta pengguna) merupakan pengguna internet usia 10 sampai 24 tahun.
Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia https://www.apjii.or.id/
Dan jenis konten yang sering diakses adalah media sosial.
Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia https://www.apjii.or.id/
halaman 12 dari 25 | Anti Perundungan Indonesia | Memahami untuk Mencegah
(2) Peningkatan jumlah pengguna internet ini tidak dibarengi dengan sosialisasi atau kampanye gencar/masif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, orang tua, dan pelajar usia anak-anak (dibawah 18 Tahun) mengenai cyber bullying, esafety (keamanan online), dan reputasi online. (3) Kesibukan dan ketidak-tahuan orang tua. Orang tua membelikan smartphone, tablet, dan laptop untuk anak, tapi penggunaannya kurang pengawasan dari orang tua, dan kurang di didik bagaimana sebaiknya menjaga reputasi, etika, dan keamanan diri dalam menggunakan media sosial dan internet pada umumnya. Tidak jarang, orang tua pasangan muda, ibunya sendiri malah keasyikan menggunakan media sosialnya sehingga anaknya yang masih kecil dibiarkan tanpa pengawasan. (4) Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa karena berada di dunia maya (online) yang tanpa batas (lintas negara) terus merasa bebas sebebas-bebasnya ber-ekspresi atau menggunakan bahasa yang kasar dalam memberikan komentar. Padahal meskipun berada di dunia maya tapi sebagaimana berada di tempat umum, kita tetap perlu menjaga diri, ada etika, peraturan, dan bahkan untuk kasus cyber crime bisa dilacak (cyber/digital forensik).
7. Bagaimana efek dari cyberbullying bagi korban dan pelaku? Dampak terhadap korban 1. Merasa sedih, marah, frustasi , dan depresi (murung,tertekan). 2. Merasa tidak berharga, kehilangan kepercayaan terhadap diri sendiri. 3. Takut atau Malu pergi ke sekolah 4. Kesulitan belajar 5. Masalah Kesehatan akibat Psikologis 6. Pikiran untuk bunuh diri. Dampak terhadap Pelaku Perilaku bullying pada anak-anak (dibawah 18 Tahun) pada dasarnya dipelajari dan dapat pula tidak dipelajari. Anak-anak yang masih labil mencari identitas diri, belajar dan dipengaruhi oleh lingkungan dirumahnya, lingkungan tempat tinggalnya, teman-temannya, tayangan TV, Film, dan game.
halaman 13 dari 25 | Anti Perundungan Indonesia | Memahami untuk Mencegah
Mungkin mereka juga pernah jadi korban dari tindakan kekerasan atau bullying, dan mereka melakukan bullying lagi terhadap teman-temannya. Jadi pelaku bullying atau cyber bullying juga butuh bantuan untuk merubah perilaku negatifnya. Kalau dibiarkan, tidak menutup kemungkinan mereka akan menjadi perilaku kriminal.
8. Apakah di Indonesia telah ada badan khusus yang menangani korban atau laporan ttg cyberbullyng? Sepengetahuan saya secara khusus belum ada. Idealnya ditangani secara intern lokal, misalnya di sekolah masing-masing, tapi sekolah harus sudah punya sistem kebijakan dalam menghadapi kejadian bullying dan cyberbullying (Baca juga jawaban untuk pertanyaan No. 10) Jika ada kejadian cyber bullying, orang tua korban dapat melaporkan kepada 1. Melalui website terkait (Facebook, instagram, dll) yang menyediakan fasiltas melaporkan penyalahgunaan komunitas/website. 2. Sekolah 3. TRUST+ Positif (Internet Sehat dan Aman) http://trustpositif.kominfo.go.id/ 4. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) http://www.kpai.go.id/ 5. Polisi Untuk menangani masalah psikologis korban, orang tua dapat memberikan dukungan dan perhatian kepada anak. Jika perlu minta bantuan psikolog atau Perguruan Tinggi yang ada jurusan psikologi dan layanan kepada masyarakat. 9. Apakah masyarakat Indonesia sudah cukup sadar mengenai cyberbullying? Saya kira masih kurang. Masyarakat harus mau belajar, didik diri sendiri. Pemerintah (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, TRUST+ Positif Internet Sehat dan Aman)
halaman 14 dari 25 | Anti Perundungan Indonesia | Memahami untuk Mencegah
Berbagai LSM (Internet Sehat) sudah melakukan upaya sosialisasi melalui website. 10. Usaha apa yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menangani masalah cyberbullying di Indonesia? Traditional Bullying dan Cyber Bullying tidak akan efektif dicegah dan ditangani hanya dengan sekali-kali mengadakan kampanye anti-bullying sesaat, sewaktu-waktu mengadakan seminar dan workshop, atau secara sektoral oleh sekolah saja. Harus dibuat sistem pencegahan yang berkelanjutan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan (Orang tua, guru, Sekolah, pelajar/anak-anak, Pemerintah, dan unsur masyarakat) yang peduli dan berkomitmen untuk menciptakan iklim yang sehat dan aman bagi anak-anak agar potensi mereka sebagai generasi penerus bangsa dapat berkembang membentuk karakter positif. Sistem berkelanjutan ini terdiri dari: 1. Rumusan kebijakan nasional dan kebijakan di tiap-tiap sekolah dalam menghadapi masalah perilaku bullying dan cyber bullying. 2. Memahami bullying dan cyber bullying secara mendalam dan menyeluruh agar dapat melakukan intervensi secara tepat dan efektif. 3. Membuat mekanisme atau standard operating procedure dalam menangani kejadian bullying dan cyber bullying. 4. Membuat mekanisme atau standard operating procedure dalam menanggapi kejadian bullying dan cyber bullying. 5. Membuat mekanisme upaya mengurangi atau mencegah potensi terjadinya bullying dan cyber bullying. 6. Membuat mekanisme bagaimana cara atau apa saja yang harus dilakukan untuk merubah perilaku bullying dan cyber bullying, menggantinya dengan kegiatan-kegiatan bermanfaat untuk membentuk karakter positif. 7. Evaluasi 1 sampai dengan 6 untuk membuat lebih baik, lebih efektif, dan disesuaikan dengan perkembangan.
halaman 15 dari 25 | Anti Perundungan Indonesia | Memahami untuk Mencegah
11. Mengambil contoh kasus awkarin, menurut saya dia merupakan korban dari cyberbullying namun ia malahan diposisikan sebagai tersangka, bagaimana pendapat anda mengenai kasus awkarin? Sepengetahuan saya, Awkarin dipanggil Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk diingatkan, bahwa beberapa konten (Foto, Video, ucapan, teks kalimat) di akun media sosialnya dapat memberikan pengaruh tidak baik bagi anak-anak atau remaja penggemar/followernya . Seperti saya jelaskan dalam jawaban untuk pertanyaan nomor 6, bahwa di dunia maya orang cenderung merasa bebas meng-ekspreskan dirinya, atau menjadi seperti penonton pertandingan sepak bola, kalau ada pemain yang melakukan kesalahan atau tidak diharapkan, penonton mencelanya, padahal kalau penonton tersebut berada di posisi sebagai pemain, belum tentu dia bisa sebaik pemain yang dimakinya. Selain itu, media sosial merupakan contoh dari produk pembentuk kebiasaan (Habit Forming Product) yang dirancang untuk membuat penggunanya jadi kebiasaan, ketagihan, bahkan kecanduan. Orang jauh bisa jadi dekat, sebaliknya teman yang duduk disebelah malah jadi jauh karena masing-masing sibuk melihat-lihat smartphone dan status di media sosial. Salah satu unsur dari Habit Forming Product ini adalah adanya Reward (imbalan) ketika kita melakukan unsur Action (Aksi), misalnya kita terpicu melakukan aksi dengan meng-upload foto selfie. Di dunia maya dan media sosial, reward ini bergantung pada apa dan bagaimana konten yang kita upload. Reward-nya bisa berupa komentar mengagumi, like, atau follower bertambah. Bisa juga tidak ada komentar dan like, atau komentar tidak suka berupa kritik dan celaan dari hater dengan menggunakan bahasa yang kasar dan menyakitkan. Unsur reward ini mendorong pengguna media sosial untuk kalau perlu melakukan apa saja, atau menghalalkan segala macam cara untuk membuat orang lain terkesan. Mulai dari sekedar posting foto selfie di cafe terkenal (ada juga kasus orang sampai tewas terjatuh karena selfie di bangunan tinggi), membuat sensasi yang menimbulkan kontroversial, membeli like dan follower, halaman 16 dari 25 | Anti Perundungan Indonesia | Memahami untuk Mencegah
membuat komentar spam di akun selebritis untuk mempromosikan produknya, hingga posting hal yang dapat menimbulkan masalah hukum kepada dirinya dan menyusahkan orang lain orang lain dengan mem-posting berita bohong (Hoax), mem-provokasi, atau menyebarluaskan kebencian. Beberapa waktu lalu, di Bandung ada dua siswi SMA terkenal membuat video di dalam kelas sambil merokok, ada ucapan mari kita budayakan mata merah (mabuk-mabukan?), dan ucapan edankeun sekolah kita. Video tersebut di upload ke youtube dan menjadi viral. Mereka mungkin sekedar ingin membuat sensasi agar jadi perhatian atau menimbulkan kesan keren. Tapi mereka tidak tahu bahwa perbuatan tersebut justru dapat merusak citra atau reputasi mereka sendiri dan reputasi sekolahnya. Ketika video tersebut jadi viral dan pihak sekolahnya mengetahui, mereka dikenai sanksi.
THINK Sebelum Berbagi di Media Sosial Truth = Apakah Benar? Helpful/Hurtful? = Apakah akan Bermanfaat dan tidak menyakitkan orang lain? Inspiring = Apakah akan mengingatkan atau memberikan inspirasi? Necessary = Apakah Perlu atau Penting? Kind = Jika diungkapkan apakah akan membawa kebaikan?
Sumber: https://bigloveadagio.wordpress.com/2016/11/14/keamanan-online-infografik/
halaman 17 dari 25 | Anti Perundungan Indonesia | Memahami untuk Mencegah
12. Apa tanda-tanda anak yang menjadi korban cyberbullying? Anak tersinggung atau marah setelah menggunakan komputer. Tidak tertarik lagi dengan komputer, atau menghindarinya. Menyembunyikan sesuatu, menutup-nutupi layar komputer. Menarik diri dari teman-temannya dan keluarganya
13. Apa yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mencegah terjadinya cyberbullying? 1. Ketahui dan patuhi Batasan Usia penggunaan Media Sosial
2. Tanya Anak untuk memperlihatkan situs apa saja yang biasa dikunjungi. Cari fitur keamanannya dan cara melaporkan jika ada masalah. 3. Katakan kepada Anak anda untuk mengaktifkan fitur privasi pada akun profile onlinenya. 4. Tanya Anak tentang teman-teman onlinenya. Anak harus berteman dengan orang yang dikenalnya dan dipercaya di dunia nyata. 5. Tanya Anak anda untuk memperlihatkan dulu foto yang akan di posting di media sosial atau website, dan kepada siapa mereka mengirimkannya. 6. Komputer sebaiknya di ruang keluarga agar dapat diawasi oleh orang tua dan anggota keluarga lainnya.
halaman 18 dari 25 | Anti Perundungan Indonesia | Memahami untuk Mencegah
14. Apa yang harus dilakukan orang tua jika anaknya jadi sasaran cyberbullying? Katakan Kepada Anak untuk: 1. Tidak Menggapi atau membalas. Jika kamu berurusan dengan haters, Jangan menanggapi atau membalas dendam, abaikan saja mereka. Balas dendam bukan penyelesaian. Bully sering berusaha untuk mendapatkan perhatian atau reaksi dari targetnya. Kamu dapat menghentikan hal tersebut dengan tidak menanggapi. 2. Mem-blokir Email, nomor Telepon, dan jangan mengikuti bully. 3. Memberitahu Orang Tua atau Guru jika mengetahui hal-hal yang tidak pantas. Sebagai Orang Tua 1. 2. 3. 4.
Cari tahu kapan kejadiannya dimulai. Ambil Screenshot sebagai bukti. Laporkan Penyalahgunaan pada website atau media sosial terkait. Beritahu Sekolah
15. Bagaimana saya melindungi informasi pribadi? Informasi pribadi adalah setiap informasi atau kombinasi dari informasi yang dapat meng-identifikasi seseorang. Apa saja informasi pribadi ini?
Nama Lengkap Alamat Rumah Nomor Telephone Sekolah Tanggal dan tempat Lahir Alamat email Nama pengguna (username) dan Kata sandi (password) Detail Bank.
Banyak layanan online mengharuskan penggunanya memberikan beberapa informasi personal untuk menggunakannya. Berikut beberapa aktivitas online dimana anda harus memberikan informasi personal.
halaman 19 dari 25 | Anti Perundungan Indonesia | Memahami untuk Mencegah
Belanja online: untuk verifikasi identitas pembeli, proses pembayaran,dan untuk pengiriman barang. Mendaftar atau Berlanganan berita: paling tidak perlu id username dan alamat email. Tapi mungkin juga diminta untuk melengkapi informasi tambahan, antara lain usia, jenis kelamin, alamat, dan foto. Mengikuti perlombaan berhadiah: seringkali memerlukan data demografis dan personal interests untuk promosi produk atau layanan. Game online: pengguna biasanya perlu mendaftar sebelum mulai main.
Berikut tips melindungi informasi personal di dunia maya (online): 1. Ketika belanja online, informasi yang berkaitan dengan finansial dan Bank biasanya diperlukan untuk proses pembayaran. Hanya dalam website yang keamanannya terjamin saja informasi tersebut diberikan. Ciri dari website yang aman adalah menggunakan alamat website atau URL (Uniform Resource Locator) https:// (Hyper Text Transfer Protocol Secure ) dan simbol kunci gembok berwarna hijau yang terkunci yang berarti bahwa data yang kita input di encryp. 2. Jika meragukan legitimasi suatu website, carilah informasi sebanyak mungkin dari internet dan orang lain yang pernah menggunakan website tersebut. Jika ada, hubungi organisasi yang dapat memberikan saran dan informasi identifikasi website yang mungkin melakukan penipuan. 3. Institusi atau Perusahaan Bank yang resmi tidak akan pernah mengirimkan email bersifat pribadi untuk menanyakan username, password atau nomor PIN. Jika menerima email seperti itu yang mengaku mewakili dari suatu Perusahaan Bank, laporkanlah kepada Bank terkait. Jangan menjawab dan jangan sekali-kali meng-klik link yang diberikan dalam email tersebut. 4. Bacalah kebijakan privasi (privacy policies), sayarat dan ketentuan penggunaan (Term of use), dan persetujuan anda sebagai pengguna. Tidak sedikit organisasi perusahaan menggunakan informasi alamat email dan nomor telepon untuk tujuan mengirimkan promosi, atau mungkin data tersebut dijual ke pihak perusahaan marketing yang lain. Jika anda tidak pernah menyetujui untuk menerima email promosi tersebut,tapi anda menerimanya, maka itu termasuk email spam. 5. Pahami bahwa informasi pribadi yang dibagikan secara online berpotensi akan menjadi permanen, pengguna mungkin tidak akan dapat mengontrol siapa saja yang dapat melihat atau meng-akses informasi pribadi tersebut. halaman 20 dari 25 | Anti Perundungan Indonesia | Memahami untuk Mencegah
6. Buatlah password yang kuat. Jika membuat password, hal-hal yang harus dilakukan dan jangan dilakukan adalalah: Lakukan o Password minimal terdiri dari 8 karakter o Terdiri dari kombinasi huruf, angka, huruf besar dan huruf kecil, dan simbol karakter. o Ubah password secara berkala. Jangan dilakukan o Menggunakan nama hewan peliharaan, tanggal lahir, alamat rumah, nama teman atau nama anggota keluarga lain. o Berbagi atau memberitahukan password dengan orang lain atau dengan teman pun jangan. o Menyimpannya dalam alat yang tidak diproteksi.
16. Apa pengertian reputasi online atau reputasi digital? Semua pengguna internet, apakah anak-anak, remaja, orang dewasa atau orang tua mempunyai jejak reputasi digital atau reputasi online. Reputasi ini adalah pendapat atau pandangan orang lain terhadap seorang pengguna berdasarkan apa yang dikatakan dan dilakukannya secara online. Reputasi digital kamu didefinisikan oleh perilaku kamu di dunia maya, dan oleh konten yang di-posting tentang diri sendiri dan orang lain. Photo yang di tag, posting di blog, interaksi dan komentar di media sosial akan membentuk siapa kamu di mata orang lain, online dan oflline, sekarang mau pun di masa akan datang. Reputasi digital yang buruk dapat mempengaruhi pertemanan, hubungan dan bahkan prospek pekerjaan. Karena itu sangat penting kamu menyadarinya dan menjaganya. Untuk keamanan dan privasi, sangat penting kamu menyadari dimana dan bagaimanana informasi pribadi kamu terdapat di internet, siapa yang dapat meng-aksesnya, apa yang orang lain lakukan terhadap informasi tersebut dan kesan apa yang mereka peroleh. halaman 21 dari 25 | Anti Perundungan Indonesia | Memahami untuk Mencegah
Kamu harus mengerti dan menyadari semua fitur dan syarat-syarat penggunaan media sosial, khususnya bagaimana mengatur profile kamu menjadi privat. Kamu harus mengerti bahwa setiap informasi yang kamu sediakan secara online atau melalui SMS dapat dibagikan lebih luas dari apa yang kamu pikirkan. Bahkan meskipun profile msedia sosial kamu diatur privat, kamu tidak bisa mengontrol apa yang akan dilakukan oleh teman-teman kamu dengan informasi yang kamu terbitkan. Pikirkanlah terlebih dahulu dan berhati-hati sebelum berbagi foto, gambar atau pesan secara online atau melalui smartphone. Kamu harus memahami ketika mengambil atau menyebarluaskan foto-foto seksi kamu sendiri atau foto-foto seksi teman-teman kamu akan dapat berakibat kriminal penyalahgunaan materi pornografi anak-anak. Jangan membagikan, melakukan interaksi, atau diteruskan kepada orang lain dengan cara apa pun. Apa yang perlu diketahui? o Sekali informasi berada di dunia online akan menjadi sulit untuk dihilangkan dan dapat dengan mudah dan cepat disebarkan. o Gambar, foto dan kata-kata dapat disalahtafsirkan dan diubah dalam perjalanannya disebarluaskan. o Konten yang dimaksudkan untuk group kecil antara teman-teman dapat menjadi persoalan ketika disebarluaskan keluar group. o Kamu harus mempertimbangkan bagaimana mengelola pesan dan gambar. o Pengaturan privasi di media sosial perlu diatur untuk melindungi reputasi digital kamu. o Pikirkan dulu setiap konten (video, foto, gambar, kalimat) sebelum ditayangkan atau dikirimkan. o Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan. o Atur profile kamu menjadi privat, dan periksa setiap saat untuk memastikan pengaturan tidak berubah. o Cermati foto yang di tag oleh teman kamu, dan hilangkan tag yang tidak relevan atau bersifat menyerang.
halaman 22 dari 25 | Anti Perundungan Indonesia | Memahami untuk Mencegah
Jagalah nama baik diri sendiri, nama baik keluarga, nama baik Sekolah atau Kampus an nama baik perusahaan tempat kamu bekerja. Jangan mem-posting Video, Foto, atau Teks Kalimat yang dapat mempermalukan diri sendiri atau mempermalukan orang lain. Ingat informasi kamu di dunia maya dapat berada terus disana selamanya, dan informasi pribadi kamu mungkin dilihat oleh orang yang tidak kamu kenal. Kamu tidak tahu siapa siapa saja yang melihat-lihat profil online kamu. Tidak ada jaminan meskipun fitur Privasi diaktifkan. Orang lain bisa saja mengambil screenshot posting kamu dan kemudian disebarluaskan untuk mempermalukan kamu. Dapatkah Reputasi digital dihapus? Membersihkan reputasi digital dapat menjadi tugas yang tidak mudah tapi bukan hal yang tidak mungkin.
17. Tips menggunakan Smartphone
1. Jangan pernah meninggalkan ponsel tanpa pengawasan. Kalau perlu gunakan password untuk mencegah orang lain mengakses ponsel kamu. 2. Ketahui Aplikasi yang akan kamu install. Periksa dengan orang tua sebelum kamu mengunduh aplikasi dan pelajari cara pengaturannya dengan orang tua. 3. Koneksi Internet hanya jika diperlukan saja. Matikan koneksi internet dan Wi-Fi jika tidak menggunakannya. 4. Hati-hati jika mengungkapkan lokasi dimana kamu sekarang sedang berada. Matikan akses lokasi. 5. Perhatikan jam, jangan menghabiskan waktu seharian online.
halaman 23 dari 25 | Anti Perundungan Indonesia | Memahami untuk Mencegah
18. Tips menggunakan komputer Jagalah informasi pribadi saat menggunakan internet. Nama, alamat, umur, nomor telepon, ulang tahun, alamat email, di mana kamu sekolah, dan hal-hal lain tentang informasi pribadi, jangan dibagi tanpa Orang Tua memeriksa terlebih dahulu. Jangan berkomunikasi secara online dengan orang yang tidak dikenal. jangan pernah setuju untuk bertemu langsung. Jangan mengirim photo untuk orang lain yang tidak dikenal.\ Berhati-hatilah sebelum meng-klik link. Hati-hati terhadap kemungkinan trik yang dirancang agar kamu memberikan informasi pribadi atau mengklik pada link yang secara otomatis akan menginstal malware atau spyware. Beberapa email dibuat terlihat resmi, seolah-olah dikirim dari Lembaga, Perusahaan, atau Sekolah. Tapi berhati-hatilah karena bisa jadi trik untuk mendapatkan informasi pribadi. Email palsu ini biasanya mendesak kamu untuk segera membalas dengan memberikan informasi pribadi dan atau meminta kamu untuk tidak memberitahukan kepada siapa pun. Beritahu Orang Tua atau orang dewasa jika menerima pesan yang tidak pantas, atau aneh. Jangan mengunduh/men-download apapun tanpa izin. Buatlah password yang tidak mudah diterka, terdiri dari delapan karakter atau lebih dengan menggunakan kombinasi huruf, angka, dan simbol. Jangan berbagi password dengan siapa pun (Kecuali untuk orang tua). Install Software Anti-Virus di Komputer dan Telepon Seluler. Biasakanlah untuk keluar (log out) dari akun kamu di media sosial atau dari akun email setelah selesai menggunakannya.
halaman 24 dari 25 | Anti Perundungan Indonesia | Memahami untuk Mencegah
Referensi http://cyberbullying.org/what-is-cyberbullying http://cyberbullying.org/Cyberbullying-Identification-Prevention-Response.pdf https://id.wikipedia.org/wiki/Cyberbullying Educator’s Guide to Cyberbullying and Cyberthreats Nancy Willard, M.S.,J.D. https://education.ohio.gov/getattachment/Topics/Other-Resources/SchoolSafety/Safe-and-Supportive-Learning/Anti-Harassment-Intimidation-andBullying-Resource/Educator-s-Guide-Cyber-Safety.pdf.aspx FENOMENA CYBERBULLYING PADA REMAJA(Studi Analisis Media Sosial Facebook) Machsun Rifauddin http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/khizanah-alhikmah/article/view/1068/pdf_11 Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia https://www.apjii.or.id/ Blog Anti Perundungan Indonesia https://bigloveadagio.wordpress.com/2016/11/23/perundungan-siber-infografis/ https://bigloveadagio.wordpress.com/2016/11/14/keamanan-online-infografik/ Anti Perundungan Indonesia http://antibullyingindonesia.org/
halaman 25 dari 25 | Anti Perundungan Indonesia | Memahami untuk Mencegah