TAKHRIJ HADITS DOA KELUAR JAMBAN Segala Puji Bagi Allah dan sholawat serta salam terlimpah curahkan kepada Nabi kita Muhammad , keluarga beserta sahabatnya . Amma Ba’du : Pada artikel sebelumnya kami telah menjelaskan status hadits doa keluar jamban “Ghufronaak” yang kesimpulannya hadits tersebut shahih atau minimalnya hasan, sehingga layak dijadikan hujjah untuk diamalkan. Disana juga kami membantah pihakpihak yang melemahkan hadits ini, khususnya dari mereka para ulama kontemporer. Pada kesempatan ini dengan izin Allah , kami akan menjelaskan status hadits doa keluar jamban lainnya, yaitu : 1. Diriwayatkan bahwa Nabi ketika keluar dari jamban berdoa :
!"# : “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan dariku gangguan dan memberikan keafiatan kepadaku”. Hadits ini ditakhrij dari beberapa jalan sebagai berikut : 1. Dari Shahabat Anas bin Malik secara marfu’ kepada Nabi , diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dalam “As-Sunan” (no. 320) dari jalan :
> = 8 * + <! * 9 : ; # *7 * 65 7 8 * + 3 4 - . * 12+) * & %0 / $%& , - . * + (' #) $%& « 2!"# KJ 2 » FE G H * 8 C 0 D . @6-# 4 B 2A@ 12/% ( ? “haddatsanaa Harun bin Ishaq, haddatsanaa Abdur Rokhman Al Muharibiy dari Ismail bin Muslim dari Al Hasan dari Qotadah dari Anas bin Malik ia berkata, Nabi jika keluar dari jamban berdoa : idem”. Kedudukan sanad : Harun bin Ishaq (w. 258 H), dinilai shoduq oleh Al Hafidz dalam “At-Taqriib”. Perowi selanjutnya adalah perowi Bukhori-Muslim yang tsiqoh, kecuali Ismail bin Muslim, dilemahkan oleh Imam Ahmad, Imam Ibnu Ma’in, Imam Ibnul Madini, Imam Abu Zur’ah, Imam Abu Hatim dan Imam Ibnu Hibban, Imam Nasa’I menilainya “Matruk”. Kesimpulan : hadits ini sangat lemah tidak dapat dijadikan penguat. 2. Dari Abu Dzar secara mauquf bahwa beliau ketika keluar jamban berdoa : idem Dikeluarkan oleh Imam Ibnu Abi Syaibah dalam “Al Mushonaf” (1/12), Imam Thabrani dalam “Ad-Du’aa (no. 339) semuanya dari jalan :
FGS *8 C0D . NQR (? ) + ( P * )NO8 * (4M- * “dari Sufyan dari Manshur dari Abi Ali dari Abu Dzar secara mauquf”.
Kedudukan sanad : semua perowinya tsiqoh, perowi Bukhori-Muslim kecuali Abu Ali ‘Ubaid bin Ali, seorang Tabi’I wasith. dinilai maqbul oleh Al Hafidz dalam “At-
Taqriib”. Kesimpulan : riwayat mauquf Abu Dzar hanya dapat dijadikan sebagai penguat. Dalam riwayat Imam Ibnu Sunniy dalam “Amalul Yaum wal Lailah” (no. 22) diriwayatkan dari Abu Dzar secara marfu kepada Nabi dari jalan :
V `4M P * V )NO8 * V ]/^_ * V [\+ P *+ YZ $& V )NO8 *+ W7X $& V *U0 / N+ !TD FGS *8 C0D . 6-# 4 B 2A B N-) (? : B a) ) P * “Akhbaronaa Abdur Rokhman, haddatsanaa Al Husain bin Manshur, haddatsanaa Yahya bin Abi Bukair dari Syu’bah dari Manshur dari Abil Faidh dari Abu Dzar ia berkata, adalah Rasulullah jika keluar jamban berdoa : idem”. Kedudukan sanad : Al Husain perowi Bukhori yang tsiqoh, sisanya adalah perowi Bukhori Muslim yang tsiqoh, kecuali Abul Faidh ia adalah nama lain dari Abu Ali Ubaid bin Ali diatas, sehingga riwayat yang dimarfukan ini diduga kuat adalah berasal dari kegoncangannya. Dalam “Al Ilaal” Imam daruquthni mengatakan :
* 3g-# fA N# "NN8 ) P * ] e& P *+ * `4M QR 3d) * )NO8 * ]/^_ * R#0R b[c# ];+$ ;/ A Q" ] e& P *+ 3h“dan selainnya meriwayatkan dari Syu’bah dari seorang yang dikatakan Al Faidh dari Ibnu Abi Khatsmah dari Abu Dzar secara mauquf dan ini yang lebih shahih. Imam Daruquthni ditanya tentang Sahl bin Abi Khatsmah ? Jawabnya : ‘ia sebagai seorang sahabat telah tsabit. 3. Dari Abu Darda secara mauquf yang diriwayatkan Imam Ibnu Abi Syaibah dalam “Al Mushonaf” (1/12) dari jalan :
FGS *8 C0D . F:) N+ (? : #0 *+ hk * j4 * i0 $& : )NO8 *+ , -. $& .o"# n m l8 B X : “haddatsanaa Ishaq bin Manshur dari Huroim dari Laits dari Al Minhaal bin ‘Amr ia berkata, biasanya Abu Darda jika kelua jamban berdoa : “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan bahaya dariku dan memberikan kesehatan””. Kedudukan sanad : Hadits ini terdiri dari para perowi shoduq. Kesimpulan : minimalnya riwayat ini Hasan haditsnya. 4. Dari Khudzaifah secara mauquf bahwa beliau ketika keluar jamban berdoa : idem Dikeluarkan oleh Imam Ibnu Abi Syaibah dalam “Al Mushonaf” (1/12) dari jalan :
m B X @ FGS *8 m^R @ : C0D . NQR ]MR& (? q r * TRNd * 9/ $& o"# n “haddatsanaa ‘’Abdah dari Juwaibir dari Adh-Dhohaak ia berkata, Khudzaifah jika keluar jamban berdoa : ‘idem”. Kedudukan sanad : Juwaibir bin Sa’id (w. >140 H), Tabi’I shoghir, dinilai Al Hafidz, dhoifun jiddan (sangat lemah) (lihat At-Taqriib). Dhohaak (w> 100 H), Al Hafidz menilainya shoduq banyak memursalkan (lihat At-Taqriib), berdasarkan tahun wafatnya agaknya beliau tidak berjumpa dengan Shahabat Khudaifah yang wafat pada tahun 36 H. Hadits ini memiliki mutaba’ah dari Imam Muhammad bin Fudhoil dalam kitabnya “Ad-Du’aa” (no. 38) dari jalan :
FGS *8 C0D . NQR (? ! V ]MR& * V 640+. * V :U * V 34s. $& “haddatsanaa Ismail dari Hammaad dari Ibrohim dari Khudaifah bahwa ia berdoa ketika keluar jamban : idem”. Kedudukan sanad : Ismail disini adalah Ibnu Muslim, seorang perowi yang lemah sebagaimana telah lewat. Sisanya adalah perowi tsiqoh, hanya saja terjadi keterputusan sanad antara Ibrohim An Nakho’I (146 H-196 H) dengan Khudzaifah yang wafat pada tahun 36 H. Kesimpulan : riwayat mauquf Khudzaifah dapat dijadikan sebagai penguat. 5. Riwayat mursal ibrohim At Taimiy, dikeluarkan oleh Imam Ibnu Abi Syaibah dalam “Al Mushonaf” (1/12) dari jalan :
wxy *8 C0D . (? v &N! ( 4; 640+. * uN^ * 64t $& “haddatsanaa Hasyiim dari Al’Awaam dari Ibrohim At-Taimiy bahwa Nabi Nuh jika keluar dari jamban membaca : idem”. Kedudukan sanad : Hasyiim bin Basyir ibnul Qosim (104H-183H), perowi BukhoriMuslim, dinilai “Tsiqoh, tsabat banyak melakukan tadlis dan memursalkan dengan mursal khofiy” (lihat At-Taqriib). Al ‘Awaam bin Hausyab (w. 148 H), perowi BukhoriMuslim, dinilai oleh Al Hafidz “Tsiqoh, tsabat” (lihat At-Taqriib). Ibrohim bin Yazid bin Syarik (152H-192H), Tabi’I shoghir, perowi Bukhori-Muslim, dinilai Al Hafidz “tsiqoh, namun ia memursalkan dan melakukan tadlis. Kesimpulan hadits ini shahih Mursal, artinya seorang Tabi’I langsung meriwayatkan kisah Nuh ini tanpa melalui perantara, sehingga ini juga dikategorikan sebagai hadits dhoif. Namun riwayat ini dapat dijadikan sebagai penguat.
6. Dari Thawus secara mursal bahwa doa Nabi adalah :
*8 6?& C0D . 6-# 4 B 2A B N-) : |#} * u0# *+ ] - * ]^8{ * z4?# $& " m^MR 8 >78# mRNR 8 m B X 3Q4" FGS “haddatsanaa Waki’ dari Zam’ah bin Wahroom dari Thawus ia berkata, Rasulullah bersabda : “jika kalian keluar dari jamban, berdoalah ‘segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan dariku sesuatu yang mengganggu dan tetap mempertahankan seuatu yang bermanfaat bagiku”. Dikeluarkan oleh Imam Ibnu Abi Syaibah dalam “Al Mushonaf” (1/12). Kedudukan sanad : Zam’ah bin Sholih, perowi muslim, dinilai lemah oleh Al Hafidz dalam “At Taqriib”. Salamah bin Wahroom, seorang perowi shoduq (lihat At-Taqriib). Thawus bin Kaisan (w. 106 H), seorang Tabi’I wasith, perowi Bukhori-Muslim, seorang Imam ahlus sunnah yang masyhur. Kesimpulan : riwayat mursal Thawus lemah, namun dapat dijadikan sebagai penguat. Dari pemaparan jalan-jalan diatas, kami berharap dalam hal ini berlaku kaedah “penggabungan jalan-jalan hadits akan saling menguatkan satu sama lainnya”, terlebih lagi telah datang dengan jalan dari para perowi hasanul hadits dari Abu Darda yang mengamalkan hadits ini dan tidak tertutup kemungkinan bahwa amalan ini berasal dari Nabi , karena telah datang dari jalur lain, sekalipun jalur tersebut tidak selamat dari kelemahan, namun dapat saling menguatkan satu sama lainnya. Sehingga kesimpulannya haditsnya minimal hasan, sehingga doa ini dapat diamalkan. Diantara ulama yang berhujjah atau menganjurkan mengamalkan hadits ini : 1. Dari kalangan madzhab Hanafi, diantaranya : a. Imam Ibnu Abidin dalam “Bahrur Roqooiq” (2/457). b. Imam Muhammad Allaudin dalam “Roddul Mukhtar” (3/65). c. Imam Hasan bin ‘Ammaar dalam “Marooqil Falah” (1/22). 2. Dari kalangan madzhab Maliki, diantaranya : a. Imam Abul Barakat dalam “Syarah Kabiir” (1/106). b. Imam Al Kholili dalam “Mawaahibul Jalill” (2/331). c. Imam Abul Hasan Al Maliki dalam “Hasyiyah Al ‘Adawiy” (8/229). d. Imam Dasuqi dalam “Al Hasiyah” (1/354). e. Imam Ash-Shoowi dalam “Al Hasiyyah” (1/145). f. Imam Kholil bin Ishaq dalam “Manhul Jaliil” (1/199). g. Imam Syihabuddin dalam “Asyroful Masalik” (1/12).
3. Dari kalangan madzhab Syafi’I, diantaranya : a. Imam Zakariya Al Anshori dalam “Fathul Wahhab” (1/22). b. Syaikh Al Milyabaari dalam “Fathul Mu’in” (1/132). c. Imam Nawawi dalam “Al Minhaj” (1/7). d. Imam Abu Bakr Ad-Damsyiqiy dalam “Kifayatul Akhyar” (1/32). e. Imam Al Fairuz Abadi dalam “Al Muhadzab” (1/45). f. Imam Mawardi dalam “Al Hawi Kabir” (1/268). 4. Dari kalangan madzah Hambali, diantaranya : a. Imam Ibnu Qudamah dalam “Syarhul Kabir” (1/83) dan “Al Mughni” (1/290). b. Imam Musa Al Hijawiy dalam “Al Iqnaa’” (1/45) dan “Zaadul Mustaqni” (1/3). c. Imam Ibnu Muflih dalam “Al Furu” (1/73). d. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam “Syarah Umdahtul Fikih” (1/45). e. Imam Ibrohim bin Muhammad dalam “Manarus Sabil” (1/11). f. Imam Manshur Al Buhutiy dalam “Roudhul Murobi’ (1/5). 5. Dari Kalangan Muhaqiqin, diantaranya : a. Imam Shon’aniy dalam “Subulus Salam” (1/254) beliau berkata : 3 e8 " j R ]' % O l ' 0 ;t R # V ] ^ 2 0\ _ ^4 d h+ ( 4 " | + %\
“Namun tidak mengapa mengamalkan doa itu semua sebagai rasa syukur atas nikmat yang diberikan dan tidak dipersyaratkan shahih haditsnya untuk hal seperti ini”. b. Imam Suyuthi menshahihkan haditsnya sebagaimana dinukil oleh Imam Syaukani dalam “Nailul Author” (1/186). c. Imam Syaukani sebagaimana dalam kitabnya diiatas. 6. Dari kalangan ulama Kontemporer, diantaranya : a. Syaikhul Islam Ibnul Qoyyim dalam “Wabilus Shoyyib” (1/213) b. Imam Sidiq Hasan Khon dalam “Roudhotun Nadhiyah” (1/27) kata beliau :
“Imam Ibnu Majah meriwayatkan dengan sanad Sholih dari hadits Anas ”. c. Imam As-Sa’diy dalam “Minhajus Salikin” (1/8). d. Syaikh Ibnu Jibrin dalam “Syaroh Ahdhor” (4/2). e. Tim Kementerian agama Kuwait dalam “Mausual Fiqhiyah” (2/6636).
2. Diriwayatkan juga bahwa Nabi jika keluar jamban membaca doa :
b # . %N' " 2Q+ # : C 0 D . ' N'QR ( ? “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kepadaku kelezatannya, ketetapan kekuatannya dan menghilangkan dariku gangguannya”. Hadits ini ditakhrij dari beberapa jalan sebagai berikut : 1. Dari Aisyah secara marfu’ dari Nabi Ditakhrij oleh Imam Baihaqi dalam “Syu’abul Iman” (no. 4469) dan Imam Ibnu Abid Dunya dalam “Asy-Syukur” (no. 124) dari jalan :
B a) ]tx * V ( ^ u ;$& : V 3/_ *+ )X * V
4" *+ _ $& V 0M^d *+ |/^ m$& X : V n. w FGD * 6QR uG7 4 &N! (. » : V 6-# 4 B 2A v * V h;$& V h « b m C0D# V 7d ;^M8 2Q+# V m B “haddatsanii Al ‘Abbas bin Ja’far, haddatsanaa Syadz bin Fiyaadh dari Al Harits bin Syabal ia berkata, haddatsanaa Ummu Nu’man dari Aisyah ia menceritakan dari Nabi bahwa Beliau berkata : “sesungguhnya Nuh tidak beranjak keluar dari jamban, kecuali berdoa : idem”. Kedudukan sanad : Al Hafidz Ibnu Hajar dalam “Nataijul Afkar” (1/221) berkata :
eR& *8 0\;- 4" *+ # 24Q^ b:)# # 4^a N # 3/_ *+ )X R0} *8 “dari jalan Al Harits bin Syabal ia perowi lemah, Imam Uqoili dan Imam Ibnu Adiy telah mendatangkan hadits yang diingkari oleh mereka”. Kesimpulan : hadits ini masih dapat dijadikan penguat 2. Dari Shahabat Ibnu Umar secara marfu’ kepada Nabi . Ditakhrij oleh Imam Thabrani dalam “Ad-Du’aa’” (no. 337) dari jalan :
(? : B a) V 0 *+ * V z"! * V z"! *+ R#: * V z") *+ 34s. * V *+ (/& $ « b m z":# N 2Q+# m B X » : FGS *8 C0D . 6-# 4 B 2A B N-) “haddatsanaa Hibban bin Ali dari Ismail bin Roofi’ dari Duwaid bin Naafi’ dari Naafi’ dari Ibnu Umar ia berkata : ‘adalah Rasulullah ketika keluar jamban membaca doa : ‘idem”. Dalam riwayat Ibnus Sunniy dalam “Amalul Yaum” (no. 25) terdapat tambahan :
j/Hk j4/S <
+ N o. 6h » : FGS 3D: . (? 6-# 4 B 2A v ( « 64d0 (4t “Nabi ketika masuk jamban membaca doa : dst”. Kedudukan sanad : a. HIbban bin Ali (w. 271/272 H), dinilai Al Hafidz dalam “At-Taqriib” dhoif (sekalipun) ia adalah ahli fikih dan memiliki keutamaan.
b. Ismail bin Roofi’ (w. sekitar 150 H), dinilai lemah hapalannya oleh Al Hafidz dalam “At-Taqriib”. c. Duwaid bin Nafi’, dinilai Imam Ibnu Hibban “Mustaqim (lurus) haditsnya jika yang meriwayatkan darinya perowi tsiqoh”. Ditsiqohkan oleh Imam Al’Ijli. d. Nafi’ adalah Imam yang tsiqoh yang masyhur. Kesimpulan : sanad ini lemah karena kelemahan pada Hibban dan Ismail, namun masih bisa dijadikan penguat. 3. Dari Al Awaam bahwa Nabi Nuh berdoa seperti itu Ditakhrij oleh Imam Ibnu Abi Syaibah dalam “Al Mushonaf” (1/12) dari jalan :
: NQR (? &N! ( $& : uN^ !TD : 64t $& “haddatsanaa Hasyiim dari Al ’Awaam bahwa Nabi Nuh jika keluar dari jamban membaca : idem”. Kedudukan sanad : Hasyim dan Al ‘Awaam telah berlalu, Al ‘Awaam adalah perowi yang sezaman dengan Tabi’I shoghir, sehingga ini adalah hadits Mursal. 4. Dari Ibnu Juraij dari sebagian penduduk Madinah, secara Mursal bahwa Nabi Nuh dst. Al Hafidz dalam “Nataijul Afkar” (1/221) menyebutkan mursal ini diriwayatkan oleh Imam Abdur Rozak dari Ibnu Juraij dari sebagian penduduk madinah. Kesimpulan akhir, kami berharap dalam masalah ini juga berlaku kaedah penggabungan jalan-jalan lemah yang menaikkan statusnya menjadi Hasan lighorihi, sehingga layak dijadikan hujjah. Diantara ulama yang berhujjah dengannya atau menganjurkan mengamalkan hadits ini : 1. Dari kalangan madzhab Syafi’i, diantara mereka : a. Imam Dimyathi dalam “I’anatut Tholibin” (1/132). b. Imam Syawani dalam “Al Hawasy” (1/173). c. Penulis “Mughnil Muhtaj” (1/184). d. Imam Zakariya Al Anshori dalam “Hasyiyah Jamal” (1/315). e. Imam Al Bujairimiy dalam “Al Hasiyah” (2/169). f. Imam Abu Sujaa dalam “Al Iqnaa’” (1/78). 2. Dari kalangan madzhab hambali, diantara mereka : a. Imam Ibnu Muflih dalam “Al Mubada’” (1/60). b. Imam Musa Al Hijawiy dalam “Al Iqnaa’” (1/45). 3. Dari kalangan ulama kontempores, diantara mereka : a. Syaikh Ibnu Jibrin dalam “Syarah Ahdhor” (4/2). b. Tim kementerian agama kuwait dalam “Maushuah fiqihiyah” (2/3711). c. Syaikh Sayyid Sabiq dalam “Fiqhus Sunnah” (1/37).
Pada akhirnya bagi seseorang yang merasa tentram menerima kedua hadits diatas sebagai bacaan doa ketika keluar jamban karena status haditsnya yang dapat dijadikan hujjah dan didukung oleh para ulamanya umat ini, maka silahkan untuk mengamalkan hadits tersebut sebagai rasa syukur kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan-Nya. Sholawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad beserta para pengikutnya. Amiin.