TAKE HOME UAS ANALISIS STATISTIKA (STK511) Oleh: Nuralim Pasisingi C251120031 Program Studi: SDP 1. Perancangan percobaan Perancangan percobaan adalah suatu rancangan yang dibuat untuk mendapatkan informasi yang diperlukan yang berhubungan dengan persoalan yang sedang diselidiki dan merupakan langkah-langkah lengkap sebelum percobaan dilakukan sehingga membawa penelitian kepada analisis dan kesimpulan yang obyektif. Menurut Mattjik & Sumertajaya perancangan percobaan merupakan suatu atau sederet uji baik menggunakan statistika deskripsi maupun statsitika inferensia yang bertujuan mengubah peubah input menjadi suatu output yang merupakan respon percobaan tersebut
INPUT
PROSES
OUTPUT
Tujuan umum dari suatu perancangan percobaan adalah: Memilih peubah terkendali yang paling berpengaruh terhadap respon Memilih gugus peubah X terkendali yang paling mendekati nilai harapan Y Memilih gugus peubah X yang menyebabkan keragaman respon paling kecil Memilih gugus peubah X yang mengakibatkan pengaruh peubah tak terkendali paling kecil Prinsip dasar perancangan percobaan: Randomisasi Randomisasi merupakan syarat penelitian eksperimental yang bertujuan agar terjadi komparabilitas (validitas internal) antara kelompok studi dan kontrol sama. Randomisasi tidak sama dengan pengambilan sampel secara random. Setiap unit percobaan harus memiliki peluang untuk diberi suatu perlakuan tertentu. Pengacakan perlakuan pada percobaan dapat menggunakan tabel bilangan acak, sistem lotre secara manual atau dapat juga menggunakan komputer. Replikasi Replikasi atau ulangan berfungsi untuk menghasilkan nilai dugaan bagi galat percobaan, meningkatkan ketepatan percobaan dengan memperkecil simpangan baku nilai tengah perlakuan, memperluas daya cakup kesimpulan percobaan melalui pemilihan dan penggunaan yang tepat satuan-satuan percobaan yang lebih bervariasi, mengendalikan ragam galat percobaan. Lokal kontrol Usaha mengendalikan keragaman yang muncul akibat keheterogenan kondisi lingkungan. Usaha pengendalian lingkungan yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan pengelompokan satu arah, dua arah maupun multi arah. Pengelompokan dikatakan baik jika keragaman di dalam kelompok lebih kecil dibandingkan dengan keragaman antar kelompok. Pembuatan kelompok biasanya lebih didasarkan pada kondisi atau karakteristik obyek percobaan yang digunakan dengan syarat kelompok tidak berinteraksi dengan perlakuan. Tujuan dari pengelompokan adalah mereduksi pengaruh dari peubah-peubah yang tak terkendali
Nuralim Pasisingi_C251120031_Take Home UAS STK 511
Page 1
Beberapa istilah dalam perancangan percobaan adalah perlakuan (treatment), aras (level), kontrol, satuan percobaan (experimental unit/plot), peubah, variasi (natural variation), rancangan perlakuan, rancangan percobaan, dan kelompok. Beberapa istilah dalam peneltian adalah perlakuan (treatment), aras (level), kontrol, satuan percobaan (experimental unit/plot), peubah, variasi (natural variation), rancangan perlakuan, rancangan percobaan, dan kelompok. Perlakuan (Treatment) Perlakuan dapat diartikan sebagai kondisi yang pengaruhnya diamati dalam penelitian. Perlakuan selalu terkait dengan pertanyaan atau hipothesis yang akan dijawab atau dibuktikan dalam percobaan. Aras (level) Aras merupakan perbedaan kondisi suatu perlakuan. Aras biasanya merupakan perluasan atau pengembangan dari perlakuan. Terdapat aras kualitatif dan aras kuantitatif. Kontrol (control) Kontrol adalah standar perlakuan yang biasanya digunakan sebagai pembanding dalam mengkaji pengaruh perlakuaan. Kontrol pada umumnya diartikan sebagai tanpa perlakuan. Penggunaan kontrol dalam suatu percobaan sangat embantu dalam melihat pengaruh suatu perlakuan. Penggunaan kontrol memungkinkan peneliti dapat segera melihat kelemahan atau keunggulan dari perlakuan yang sedang dikaji. Satuan percobaan (experimental unit/plot) Satuan percobaan adalah individu atau kelompok individu yang mendapat satu perlakuan. Pengukuran peubah dilakukan pada setiap satuan percobaan. Berbagai jenis pengukuran dapat dilakukan dalam setiap satu satuan percobaan. Peubah (variable) Peubah adalah penampilan unit percobaan yang diamati dan merupakan respon terhadap perlakuan. Contoh peubah adalah konsumsi ransum, produksi susu, bobot badan atau pertambahan bobot badan. Peubah yang diukur harus disesuaikan dengan tujuan penelitian atau hipothesis yang diuji dalam penelitian. Keragaman (variation) Keragaman adalah perbedaan nilai suatu peubah hasil pengukuran antara satu individu dengan individu lainnya yang diamati. Jika suatu kelompok ternak mempunyai keragaman genetis tinggi maka tampilan produksi ternak akan sangat beragam walaupun kondisi lingkungannya sama. Kelompok (group/block) Kelompok adalah sejumlah individu yang mempunyai kesamaan sifat tertentu. Pada percobaan biasanya dikenal pengelompokan satuan percobaan. Pengelompokan satuan percobaan dilakukan untuk mengurangi atau memisahkan sumber keragaman dalam suatu percobaan agar pengaruh perlakuan yang diuji lebih terlihat.
Nuralim Pasisingi_C251120031_Take Home UAS STK 511
Page 2
2. Perbedaaan penelitian experimental dengan ex post facto
Penelitian experimental adalah penelitian yang perancangannya disesuaikan dengan keinginan peneliti. Umumnya penelitian ini berukuran kecil dan skala laboratorium. Karena mencapai kehomogenan lingkungan cukup sulit jika ukuran unit percobaan cukup besar Teladan: Suatu penelitian untuk mengujikan pengaruh pemberian suhu berbeda terhadap Survival Rate (SR) ikan mas. Jika ingin dibuat pengulangan. Maka peneliti perlu merancang percobaanya mulai dari akuarium yang berukuran sama, volume air yang sama, jumlah ikan sama, kondisi ikan diupayakan sama, kondisi lingkungan air juga harus sama. Kemudian pada masing-masing akuarium diberikan perlakuan suhu yang berbeda-beda sesuai dengan keinginan peneliti tentunya perlu pertimbangan landasan kelimuan yang tepat.
Penelitian ex post facto adalah penelitian yang tidak dirancang. Namun mennggunakan kondisi yang telah ada dan disesuaikan denngan tujuan penelitian. Teladan: Suatu penelitian untuk mengetahui pengeruh kandungan bahan organik berbeda terhadap kelimpahan kerang air tawar. Maka pengambilan contoh dilakukan di bagian hulu sungai untuk mewakili kondisi perairan dengan kadar bahan organik rendah, di bagian tengah sungai untuk mewakili kondisi perairan dengan kadar bahan organik sedang dan bagian hilir untuk kondisi perairan dengan kadar bahan organik tinggi. Peneliti, dalam hal ini, tidak merancang konsentrasi bahan organik yang diinginkan, tetapi menyesuaikan dengan kandungan bahan organik yang ada tentunya dengan pertimbangan keilmuan yang tepat.
Nuralim Pasisingi_C251120031_Take Home UAS STK 511
Page 3
3. Tujuan penelitian: mengetahui pengaruh ekosistem terhadap hasil tangkapan ikan (kg) a. Tabel sidik ragam SK Ekosistem Sisa Total
db 3 8 11
JK 3,036 0,856 3,892
KT 1,012 0,107
F-hit 9,458
b. Perlakuan dalam penelitian ini adalah jenis ekosistem yang berbeda-beda c. Perlakuan yang dilakukan sebanyak 4 dengan 3 kali ulangan dengan satuan percobaan adalah ekosistem dengan luasan tertentu d. Rancangan Acak Lengkap-1 Faktor. Rancangan lingkungannya terdiri dari faktor perlakuan dan ulangan. Adapun rancangan perlakuannya hanya melibatkan 1 faktor yaitu jenis ekosistem dengan 4 taraf bebeda.
Nuralim Pasisingi_C251120031_Take Home UAS STK 511
Page 4
4. Tujuan penelitian: mengetahui apakah ada perbedaan suhu pada musim yang berbeda dan pada lokasi yang berbeda.
Faktor B
Data hasil penelitian suhu permukaan perairan selatan Jawa Faktor A Lokasi Lokasi Lokasi A B C 28,9 28,6 29,2 Musim 29,1 28,9 29,3 Barat 29,2 28,8 29,5 87,2 86,3 88 261,5 28,2 27,4 26,9 Musim 28,3 26,6 26,6 Timur 27,9 27,3 27 84,4 81,3 80,5 246,2 507,7 a. b. c.
Rancangan Acak Lengkap – Faktorial Faktor A: Lokasi berbeda dengan 3 taraf yaitu Lokasi A, Lokasi B dan Lokasi C Faktor B: Musim berbeda dengan 2 taraf yaitu musim barat dan musim timur Model Rancangan:
Keterangan: Pengamatan suhu permukaan air karena pengaruh faktor lokasi ke-i, faktor musim ke-j dan ulangan ke-k Rataan umum Pengaruh faktor lokasi ke-i terhadap suhu permukaan air Pengaruh faktor musim ke-j terhadap suhu permukaan air Pengaruh interaksi antara faktor lokasi dan faktor musim terhadap suhu permukaan Galat akibat faktor lokasi ke-i, musim ke-j dan ulangan ke-k d.
Tabel Sidik Ragam SK Perlakuan Lokasi Musim Interaksi lokasi dan musim Sisa Total
db 5 2 1
JK 16,3161 1,4678 13,0050
2 12 17
1,8433 0,6933 17,0094
KT
Fhit
Ftab
0,7339 13,0050
12,7019 225,0865
3,8853 4,7472
0,9217 0,0578
15,9519
3,8853
*Prosedur perhitungan dijabarkan dalam file excel (Nuralim Pasisingi_C251120031_Take Home UAS STK 511)
e.
Hipotesis Ho: H1: mininal ada satu i dimana
Nuralim Pasisingi_C251120031_Take Home UAS STK 511
Page 5
F hit > F tabTolak Ho (perlu uji lanjut) Ho: H1: F hit > F tabTolak Ho Ho: H1: mininal ada satu ij dimana F hit > F tabTolak Ho (perlu uji lanjut) Faktor lokasi, faktor musim dan interaksi antara faktor lokasi dan faktor musim memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap suhu permukaan perairan di selatan Jawa pada selang kepercayaan 95% Perlu dilakukan uji lanjut untuk mengetahui lokasi mana dan interaksi mana yang memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap suhu perairan maka. Jenis uji yang digunakan adalah BNT (Beda Nyata Jujur). Oleh karena faktor musim hanya terdiri dari dua taraf maka tidak perlu dilakukan uji lanjut. Hasil uji lanjut pengaruh faktor lokasi Lokasi B Lokasi C Lokasi B sama Lokasi C Lokasi A -
Lokasi A beda beda -
Hasil uji lanjut pengaruh interaksi faktor lokasi dan faktor musim LokasiC-Timur B-Timur A-Timur B-Barat A-Barat Musim C-Timur sama beda beda beda B-Timur beda beda beda A-Tmur beda beda B-Barat sama A-Barat C-Barat -
C-Barat beda beda beda beda sama -
*Prosedur pengujian lanjut dijabarkan dalam file excel (Nuralim Pasisingi_C251120031_Take Home UAS STK 511)
f. Kesimpulan Faktor lokasi, faktor musim dan interaksi antara faktor lokasi dan faktor musim memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap suhu permukaan perairan di selatan Jawa. Berdasarkan uji lanjut: Semua lokasi memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap suhu permukaan perairan di selatan Jawa kecuali lokasi lokasi B dan lokasi C. Interaksi lokasi dan musim memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap suhu permukaan perairan di selatan Jawa, kecuali interaksi lokasi C musim timur dan lokasi B musim timur, interaksi lokasi B musim barat dan lokasi A musim barat, dan interaksi lokasi A musim barat dan lokasi C musim barat (sebagaimana disajikan dalam tabel).
Nuralim Pasisingi_C251120031_Take Home UAS STK 511
Page 6
5. Skala Pengukuran Data merupakan kumpulan dari karakteristik objek yang diamati atau sering juga disebut sebagai kumpulan peubah. Berdasarkan skala pengukurannya peubah dapat dikategorikan menjadi peubah kategorik yang nilainya hanya bersifat mengkelaskan obyek yang saling terpisah (Nominal dan Ordinal) serta peubah pengukuran merupakan peubah yang nilainya diperoleh dengan menggunakan alat ukur sperti timbangan, meteran (Interval dan Rasio). Empat jenis skala pengukuran: 1. Skala nominal: Angka yang disajikan hanya sebagai penggolongan bukan ukuran, tetapi sebagai lambang saja. Teladan: Pemberian kode 1 pada ikan jantan dan 0 pada ikan betina, tidak berarti jantan mempunyai tingkatan yang lebih tinggi dari betina atau sebaliknya. Angka 1,0 hanya membedakan antara jantan dan betina. 2. Skala ordinal: Angka yang disajikan hanya sebagai penggolongan. Namun, penggolongan angka dalam skala ordinal telah membentuk suatu tataan. Pada skala ini ada angka yang dianggap tingkat terendah dan tertinggi. Walaupun demikian jarak antara dua angka atau golongan yang berurutan tidak perlu sama. Teladan: Angka ini menunjukkan sikap sangat setuju memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari setuju. Sikap setuju memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari sikap tidak setuju. Namun, jarak antara nilai 6,4,2 tidak perlu sama karena kita tidak dapat mengukur jarak sikap antara sangat setuju, setuju dan tidak setuju. sangat setuju: 6; setuju: 4; tidak setuju: 2. Kasus ini umunya digunakan dalam kuisioner penelitian yang bersifat sosial. 3. Skala interval: Angka yang disajikan telah menunjukkan tingkatan. Angka yang berurutan memiliki jarak yang sama tetapi tidak dapat diperbandingkan. Karna skala selang tidak memiliki nilai dasar mutlak. Teladan: Tidak berarti air yang memiliki suhu 800 C panasnya dua kali air yang memiliki suhu 400 C. Karena 00 C merupakan suatu kondisi pada saat air murni membeku menjadi es pada tekanan 76Hg dan bukan berarti pada kondisi tersebut air tidak memiliki derajat panas 4. Skala rasio: merupakan skala pengukuran tertinggi. Angka yang disajikan telah menunjukkan tingkatan. Angka yang berurutan memiliki jarak yang sama serta dapat diperbandingkan. Karna skala rasio memiliki nilai dasar mutlak. Teladan: Ikan 10 kg, bobotnya sama dengan dua kali ikan yang memiliki bobot 5 kg.
Nuralim Pasisingi_C251120031_Take Home UAS STK 511
Page 7
6. Peubah Ganda (Multifaktor) Analisis peubah ganda adalah analisis secara simultan peubah-peubah yang diamati pada setiap objek atau statistika yang digunakan untuk menganalisis data dengan karakteristik lebih dari satu peubah independent dan atau lebih dari satu peubah dependent. Secara umum teknik-teknik statistika dalam analisis peubah ganda dapat digunakan pada penelitian dengan tujuan : 1. Reduksi data dan penyederhanaan struktur 2. Pemilahan dan pengelompokan 3. Pengamatan mengenai ketergantungan diantara peubah 4. Peramalan 5. Pembentukan dan pengujian hipotesis Langkah-langkah untuk menentukan analisis statistika peubah ganda yang cocok disajikan pada bagan berikut: Multivariate Analysis
Dependence models
1 criterion
metric
Non-metric
Logit Analysi
interdependence models
2 ≥ criterion
metric
MANOVA
Non-metric
Canonical Analysis
Multiple regression Discriminant Analysis
metric
Non-metric Principle Components Analysis Factor Analysis Multidimensional Scalling Cluster Analysis
Multidimensional Scalling
Nuralim Pasisingi_C251120031_Take Home UAS STK 511
Log Linear Model
Page 8