219
Tabel 7 : Daftar Peubah Ekonomi Rumahtangga Nelayan Payang A. Rumahtangga Nelayan Juragan No
Daftar Peubah
1
TEK
Keterangan jenis teknologi kapal dan alat tangkap yang digunakan RT Juragan Payang (hasil analisis data sekunder).
2
SSDA
tingkat pemanfaatan sumberdaya hasil analisis data sekunder (lebih kecil dari MSY = 1, lebih besar dari MSY = 0).
3
DESA
prasarana desa (kaya/miskin), termasuk ketersediaan prasarana Pelabuhan perikanan hasil analisis data sekunder (desa kaya = 1, miskin = 0).
4
HKJ
kekayaan RT Juragan : emas, rumah, tanah atau tabungan di bank dan kekayaan lainnya pada tahun ini (Rp);
5
ASKJ
aset kapal (dalam ton, GT) yang digunakan Juragan untuk operasi melaut
6
JKJ
Jumlah kapal armada penangkapan ikan milik Juragan (unit)
7
KRKJ
Kredit formal maupun tidak formal (dari pedagang) selama ini untuk investasi kapal/ alat tangkap
RT
Juragan
(peubah dummy, menerima kredit = 1; tidak menerima kredit = 0). 8
DPI
jarak daerah penangkapan ikan dari pangkalan pendaratan ikan (Km).
9
NY
Kearifan Lokal Nyabis
10
ONJ
Kearifan lokal Onjhem
11
PRM
produktifitas armada penangkapan ikan per hari per trip melaut (ton).
12
PL
Kearifan lokal Petik Laut
13
FQM
frekwensi melaut per tahun ( kali trip).
14
ITMJ
nilai alat tangkap yang digunakan RT Juragan (Rp).
15
QNM
hasil tangkap ikan per tahun pada tahun ini (ton).
220
16
AKJ
angkatan kerja (umur lebih dari 12 tahun)
RT
Juagan
(orang). 17
AKRJ
anggota keluarga RT Juragan (orang).
18
AKJL
angkatan kerja laki-laki RT Juragan (orang).
19
AKJP
angkatan kerja perempuan RT Juragan (orang).
20
PDPJ
lama pendidikan dan pengalaman kerja Juragan (tahun).
21
WA
rata-rata upah agroindustri/ dagang ikan (Rp/orang/hari).
22
WL
rata-rata upah non-agro/ non dagang ikan (Rp/hari/orang).
23
CDJM
jumlah hari kerja melaut dalam
RT Juragan
per tahun
(ribu / hari). 24
TEL
25
CDJA
Kearifan lokal Telasan jumlah hari kerja dalam RT. juragan untuk agroindustri dan perdagangan ikan per tahun (ribu hari).
26
CDJL
jumlah hari kerja dalam anggota RT Juragan untuk nonperikanan per tahun (ribu hari).
27
CDJT
jumlah hari kerja
dalam anggota RT
Juragan seluruh
kegiatanmelaut, agro-dagang ikan dan non-perikanan per tahun (ribu hari). 28
CLJM
total jumlah hari kerja melaut luar anggota RT Juragan per tahun (ribu hari).
29
CTJM
total jumlah hari kerja melaut total
dari dalam dan luar
rumahtangga Juragan per tahun (ribu hari). 30
PIK
harga ikan (rata-rata) dalam per kg hasil tangtkap (Rp. ribu).
31
RJM
nilai hasil tangkap, sebelum dibagi antara Juragan dan ABK per tahun (Rp. juta).
32
AND
Kearifan lokal Andun
33
BBM
jumlah BBM untuk keperluan operasi penangkapan ikan melaut tahun ini (ribu liter).
34
PBM
harga solar di wilayah perikanan tahun 2012 (Rp/liter).
221
35
PBBM
PBBM = jumlah nilai biaya BBM tahun ini untuk keperluan operasi penangkapan ikan melaut (Rp. juta).
36
BTM
biaya perbekalan (beras dll.) ABK. Untuk melaut per tahun (Rp.juta).
37
BRPI
biaya lelang di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) per tahun (Rp. juta).
38
LABK
nilai lawuhan (oleh-oleh
nelayan dari melaut)
per
tahun(Rp. juta). 39
BOM
biaya operasi melaut (PBBM + BTM + BRPI + LABK) per tahun (Rp. juta).
40
BABK
bagian dari hasil tangkap, setelah dikurangi biaya melaut yang dibagikan untuk ABK melaut per tahun (Rp. juta).
41
PNM
penerimaan hasil tangkap setelah dipotong biaya melaut sebagai bebanbersama antara Juragan dan ABK pada tahun ini (Rp. juta).
42
BTPJ
biaya penyusutan alat dan kapal tangkap ikan per tahun (Rp. juta).
43
PJMK
penerimaan Juragan setelah dipotong bagen ABK sesuai bagi hasil (BGJ)atas dasar sistem bagi hasil yang berlaku tahun 2012 per tahun (Rp. juta).
44
BIPI
biaya ijin penangkapan ikan (beban Juragan) per tahun (Rp. juta).
45
PJM
pendapatan bersih yang diterima Juragan dari melaut per tahun (Rp. juta).
46
PJML
pendapatan RT Juragan lainnya dari melaut per tahun (Rp. juta).
47
JABK
jumlah ABK kapal untuk operasi penangkapan ikan melaut (orang);
48
YJM
jumlah pendapatan RT Juragan melaut per tahun (Rp. juta).
49
YJA
jumlah pendapatan RT Juragan dari agroindustri/dagang ikan per tahun (Rp. juta).
50
YJL
jumlah pendapatan RT. Juragan dari non-perikanan per tahun (Rp. Juta)
222
51
YJT
total seluruh pendapatan RT Juragan per tahun ( Rp. juta).
52
BPKJ
biaya pajak bangunan dan pengeluaran retribusi lainnya juragan per tahun (Rp. juta).
53
YJSPK
pendapatan RT
Juragan setelah pajak per tahun (Rp.
juta). 54
LPABK
nilai lawuhan untuk setiap orang ABK (Rp. juta) per tahun, yang dihitung atas dasar jumlah bagen ABK dibagi dengan jumlah ABK (JABK).
55
KKPPJ
konsumsi kebutuhan pokok pangan RT Juragan per tahun (Rp. juta).
56
KKNPJ
konsumsi
kebutuhan
pokok
non-pangan
(pakaian,
perumahan, pendidikan, dll) RT Juragan per tahun
(Rp.
juta). 57
PNG
Kearifan lokal Pangambak
58
TKKJ
total konsumsi kebutuhan
pokok dan non-pokok RT
Juragan per tahun (Rp. juta). 59
INVJ
Iinvestasi RT
Juragan untuk
perawatan dan perbaikan
“besar” seperti kerusakan mesin kapal dan lain-lain, armada
kapal
dan
alat
tangkap
untuk
operasi
penangkapan ikan melaut tahun ini (Rp.juta). 60
TABJ
jumlah tabungan RT juta);
Juragan (emas dll) tahun ini (Rp.
223
B. Rumahtangga Nelayan Pendega (ABK) No
Daftar Peubah
Keterangan
61
AKP
62
AKRP
anggota keluarga RT Pendega (orang).
63
AKPL
angkatan kerja laki-laki pada RT Pendega (orang).
64
AKPP
angkatan kerja perempuan RT Pendega (orang).
65
PDPP
lama pendidikan dan pengalaman Pendega (tahun).
67
HKP
68
CDPM
angkatan kerja RT Pendega (orang).
harta kekayaan RT Pendega (Rp. juta). curahan hari kerja melaut RT Pendega per tahun (ribu hari).
69
CDPA
curahan hari kerja RT Pendega pada agro/dagang ikan per tahun (ribu hari).
70
CDPL
curahan hari kerja RT.Pendega non-perikanan per tahun (ribu hari).
71
CDPT
curahan total hari kerja RT. Pendega per tahun (ribu hari).
72
LABK
nilai lawuhan (oleh-oleh
nelayan ABK dari melaut)
per
tahun (Rp. juta). 73
LPABK
nilai lawuhan untuk setiap orang ABK per orang, per tahun (Rp. juta).
74
BABK
bagian dari hasil tangkap, setelah dikurangi biaya melaut yang dibagikan untuk ABK melaut per tahun (Rp. juta).
75
USPM
bagian untuk seorang Pendega (anggota ABK) melaut per tahun atas dasar sistem bagi hasil yang berlaku diantara ABK (Rp. juta).
76
PPLM
penerimaan
Pendega lainnya ketika berangkat melaut,
diluar perbekalan melaut per tahun (Rp. juta). 77
SK
78
PPM
Kearifan Lokal Sistem Kontrak
pendapatan Pendega melaut (LPABK + USPM + PPLM) per tahun (Rp. juta).
224
79
PPML
pendapatan RT Pendega melaut lainnya
per tahun (Rp.
juta). 80
YPM
pendapatan RT Pendega melaut (PPM + PPML) per tahun (Rp. juta).
81
YPA
pendapatan RT
Pendega pada agro/dagang ikan
per
tahun (Rp. juta). 82
YPL
pendapatan RT
Pendega pada
non melaut dan non
agro/dagang ikan per tahun (Rp. juta). 83
YPT
84
BPKP
total pendapatan RT Pendega per tahun (Rp. juta). pajak dan pengeluaran retribusi desa pada RT Pendega per tahun (Rp. juta).
85
YPSPK
pendapatan RT
Pendega setelah pajak per tahun (Rp.
juta). 86
KKPPP
konsumsi kebutuhan pokok pangan RT Pendega
per
tahun (Rp. juta). 87
KKPNP
konsumsi
kebutuhan
pokok
non-pangan
(pakaian,
perumahan dll) RT Pendega per tahun (Rp. juta). 88
PNG
PNG
= Kearifan lokal Pangambak
89
KKPP
total konsumsi kebutuhan pokok RT Pendega per tahun (Rp. juta).
90
KKNPP
konsumsi kebutuhan non pokok (santai, wisata dll) RT Pendega per tahun (Rp. juta).
91
TKKP
total untuk kebutuhan konsumsi RT. Pendega per tahun (Rp juta).
92
TTABP
jumlah tabungan RT Pendega juta).
(emas dll) tahun ini (Rp.
225
4.6.3. Menyusun Model Pemberdayaan Nelayan untuk Mengoptimalkan Kearifan Lokal yang Dapat Mempengaruhi Perilaku Rumah Tangga Nelayan Payang Untuk Kelestarian Sumberdaya Perikanan. 4.6.3.1. ANALISIS KUALITATIF Dalam penelitian ini termasuk penelitian deskriptif mengingat tidak dilakukan
pengontrolan
terhadap
perlakukan
(Arikunto,
1997)
dengan
menerapkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan
atau
mendeskripsikan
kearifan
lokal
yang
dapat
efektif
mempengaruhi perilaku rumahtangga nelayan payang. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu suatu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Effendi dan Singarimbun, 1984). Selanjutnya Nawawi (1996), berpendapat bahwa pengertian tidak hanya sekedar menemukan data atau fakta, namun juga melakukan analisis serta menyajikan data dan factor yang sudah terolah beserta penafsirannya. Dalam penelitian ini data yang dibutuhkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung
dari
sumbernya berupa tanggapan atau pendapat responden mengenai suatu permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Sementara data sekunder dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh dari sumber lain, misalnya dengan menyalin atau mengutip data dalam bentuk yang sudah jadi. Data sekunder tersebut diperoleh dari referensi atau Key informantdan informasi yang didokumentasikan oleh instansi/ dinas terkait. Teknik
pengumpulan data
adalah sebagai berikut :
yang
digunakan dalam
penelitian
ini
226
1. Kuesioner Penyebaran kuesioner dan wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner diajukan kepada responden untuk mendapatkan data primer yang akurat dan terpercaya. Pertanyaan dalam kuesioner tersebutberupa pertanyaan terbuka dan tertutup, dimana pertanyaan terbuka berisi pertanyaan yang dapat dijawab secara bebas oleh responden sementara pertanyaan tertutup berisi pertanyaan yang harus dijawab oleh responden dengan alternative/pilihan jawaban yang sudah disediakan. Kuesioner ditujukan kepada masyarakat nelayan payang yang dipilih dengan sengaja untuk memperoleh data yang representative. Sedangkan wawancara langsung ditujukan pada Key informan dan pada pihak instansi/ dinas pemerintahan terkait yang berhubungan dengan kearifan lokal dalam pengelolaan sumberdaya perikanan di Selat Madura. 2. Dokumentasi Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data sekunder yang digunakan sebagai data pendukung/pelengkap dari data primer. Teknik ini dilakukan
pada
pihak-pihak terkait
yang
berhubungan dengan materi
penelitian. 3. Observasi Lapangan Observasi lapangan dilakukan untuk mengetahui lokasi penelitian dan memperoleh data sekunder untuk melengkapi data primer. Observasi lapangan dalam penelitian ini dilakukan dengan pengambilan dokumentasi gambar di lapangan untuk memperkuat fakta yang ditemukan. Instrumen yang digunakan dalam observasi ini adalah kamera digital dan catatan pengamatan lapangan. Data primer yang telah dikumpulkan dari hasil penyebaran kuesioner dan wawancara langsung masih merupakan data mentah. Agar data tersebut dapat
227
lebih berguna bagi penelitian ini, diperlukan suatu pengolahan dan penyajian data sehingga dapat dilakukan analisis data. Adapun tahap-tahap yang akan dilakukan dalam teknik pengolahan dan penyajian data ini adalah sebagai berikut : 1. Editing Editing merupakan kegiatan pemeriksaan data-data yang berhasil dikumpulkan untuk memastikan apakah data tersebut benar-benar
telah
sesuai
dengan
kebutuhan
penelitian
ataukah belum. 2. Pengkodean data Merupakan proses pemberian kode/tanda/symbol pada setiap data yang termasuk dalam kelompok yang sama supaya mudah untuk dianalisis. Simbol atau kode tersebut dapat berupa angka atau huruf. 3. Penyajian data Bentuk penyajian data dalam penelitian ini dilakukan dalam bentuk table, matriks atau sketsa yang dapat menunjukkan hubungan antar data dan untuk mempermudah proses penyampaian, analisis dan penarikan kesimpulan. Data kualitatif seringkali berupa frase, kalimat dan pernyataan. Dalam penyajian data dalam bentuk kuesioner, digunakan transfer table yang berfungsi sebagai dokumen atau arsip. Isian untuk butir pertanyaan disesuaikan dengan skala yang telah dibuat.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan Karena berkaitan dengan kajian kearifan lokal
228
yang menggunakan data-data dari informan. Menurut Suharto (1993) dalam Masri (2010) tujuan penelitian deskriptif adalah untuk memuat gambaran atau lukisan secara sistematik, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki Metode
penelitian
kualitatif
dilakukan
dalam
situasi
yang
wajar
(naturalsetting) dan data yang dikumpulkan bersifat kualitatif. Metode kualitatif lebih
berdasarkan
pada
filsafat
fenomenologis
yang
mengutamakan
penghayatan. Metode kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu (Usman dan Akbar, 2006). Menurut Moleong (2004) penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berisi kutipan-kutipan data unutk memberi gambaran penyajian laporan berupa katakata dan bukan dalam angka. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan
pengertian
tentang
individu
dan
kejadian
dengan
memperhitungkan konteks yang relevan.Sedangkan tujuan penelitian kualitatif yaitu untuk memahami fenomena sosial melalui gambaran holistic dan memperbanyak pemahaman mendalam. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan fenomonologi. Asumsi pendekatan fenomonologi adalah bahwa bagi individu melakukan interaksi dengan sesamanya ada banyak cara penafsiran pengalaman, makna dari pengalaman itulah yang sebenarnya membentuk realitas tindakan yang ditampakkan. Fenomonologi berupaya untuk memahami makna kejadian, gejala yang timbul dan atau interaksi bagi individu pada sikon tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Ia mengkaji masuk kedalam dunia makna yang terkonsep dalam diri individu kemudian diekspresikan dalam bentuk fenomena. Ia berupaya
229
menerobos untuk menjawab pertanyaan bagaimanakah struktur dan hakekat pengalaman terhadap suatu gejala bagi individu (Ritzer, 1992, Orleans, 1997, Campbell, 1994, Fatchan, 2011). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data kualitatif.Proses ini berlangsung dengan proses:(1) mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itudiberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri; (2)mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensistesiskan,membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya; (3) berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data lapangan mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum. 4.6.3.2. ANALISIS KUANTITATIF Dalam penelitian ini dilakukan identifikasi model yang ditujukan untuk mengetahui apakah estimasi parameter persamaan struktural yang dipilih dalam penelitian ini dapat dilakukan. Jika estimasi bisa diperoleh , maka persamaan dapat teridentifikasi, dan sebaliknya bila tidak, maka persamaan tidak dapat diidentifikasi. Proses identifikasi dalam penelitian ini menggunakan syarat order condition untuk identifikasi, sebagai berikut : (K-k) > (m-1) Dimana, K : Total Variabel dalam model k : Jumlah predetermined setiap persamaan m : Jumlah variabel endogen setiap persamaan Berdasarkan hasil identifikasi tersebut, maka estimasi model dapat dilakukan dengan metode OLS (Ordinary Least Square). Pengolahan data dilakukan dengan program SAS (Statistical Analysis System). Untuk validasi model dilakukan dalam rangka mengetahui peubah endogen dalam model yang digunakan dapat mendeskripsikan informasi yang tidak jauh berbeda dengan
230
nilai aktualnya (Purwanti. P, 2005). Pindyck dan Rubinfeld (1991) menunjukkan bahwa banyak kriteria yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja dari model simulasi yang terkadang hasilnya tidak konsisten.
Dalam banyak situasi,
hubungan sebab akibat satu arah atau tidak langsung tidak mempunyai arti. Hal ini terjadi jika Y ditentukan oleh X dan variabel X lainnya , sebaliknya ditentukan oleh Y. Hakekatnya terdapat hubungan dua arah atau hubungan simultan Y dan beberapa X yang membuat perbedaan antara variabel dependent dan variabel independent menjadi meragukan. Lebih baik menyatukan bersama suatu set dari variabel yang dapat ditentukan secara simultan oleh set variabel yang tersisa, tepat apa yang dilakukan pada model persamaan. Dalam model tersebut, terdapat lebih dari satu persamaan. Satu untuk masing-masing, atau bersamasama, Variabel endogen atau variabel dependent. Tdak seperti model persamaan tunggal, dalam model persamaan simultan tidak dapat diestimasikan parameter dari persamaan tunggal tanpa memasukkan informasi yang diberikan oleh persamaan lainnya dalam sistem (Gujarati, D.N. dan Porter. D.C. 2012) Menurut
Priyatno
(2008),
Durbin-Watson
merupakan
nilai
yang
menunjukkan ada atau tidaknya autokorelasi dalam model regresi. Autokorelasi adalah hubungan yang terjadi antara residual dari pengamatan satu dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik seharusnya tidak menunjukkan autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, maka nilai DW akan dibandingkan dengan DW tabel. Kriteria yang dipakai adalah sebagai berikut.
Jika DW < dL atau DW > 4 – dL, berarti terdapat autokorelasi.
Jika DW terletak antara dU dan4 – dU, berarti tidak ada autokorelasi.
Jika DW terletak antara dL dan dU atau diantara 4 - dU dan 4 – dL, maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.