terdahulu. Penggunaan lahan terbesar selanjutnya adalah fungsi
Rencana pola ruang bagi Kabupaten Pacitan terdiri atas kawasan
budidaya, yaitu sebagai kawasan ruang terbuka hijau, pertanian
lindung dan kawasan budidaya. Adapun klasifikasi peruntukan lahan
di
Kabupaten
Pacitan
berdasarkan
dan permukiman, baik permukiman perkotaan maupun pedesaan.
rencana
Adapun Rencana luasan penggunaan lahan di Kabupaten Pacitan
pengembangan kawasan lindung dan budidaya terdiri atas: A.
berdasarkan rencana pola ruang wilayah Kabupaten Pacitan
Kawasan Lindung, terbagi atas beberapa kawasan berikut:
adalah sebagai berikut.
A.1. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan dibawahnya, terdiri atas: A.1.1
Kawasan Hutan Lindung
A.1.2
Kawasan Karst
Tabel 5. 1 Eksisting Luas Penggunaan Lahan No
Kawasan sempadan pantai
A.2.2
Kawasan sempadan sungai
A.2.3
Kawasan sekitar mata air
A.2.4
Kawasan sekitar SUTT
A.3.1. Kawasan cagar alam A.3.2. Kawasan cagar budaya A.4. Kawasan Rawan Bencana Alam, terdiri atas: A.4.1. Kawasan rawan gempa bumi A.4.2. Kawasan rawan tanah longsor/gerakan tanah A.4.4. Kawasan rawan banjir
No
A.5. Kawasan Lindung lainnya, terdiri atas:
Kawasan Hutan Rakyat Cagar Alam/Cagar Budaya Hutan Produksi Pertanian Permukiman Ruang Terbuka Hijau/Lahan Cadangan 7 Lain-lain Jumlah Sumber: Hasil Analsis, 2008
A.5.2. Kawasan terumbu karang B. Kawasan Budidaya, terbagi atas beberapa kawasan berikut: Kawasan peruntukan hutan rakyat
B.3.
Kawasan peruntukan pertanian
B.4.
Kawasan peruntukan perikanan
B.5.
Kawasan peruntukan pertambangan
B.6.
Kawasan peruntukan industri
B.7.
Kawasan peruntukan pariwisata
B.8.
Kawasan peruntukan permukiman, terdiri atas:
B.9.
B.7.1
Permukiman Perkotaan
B.7.2
Permukiman Pedesaan
5.1
Kawasan andalan
B.8.2
Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan
Luas (ha)
Prosentase (%)
65.951,00 1.254,13 1.484,39 13.033 16.253,31 26.720,37
47,45 0,9 1,07 9,38 11,69 19,23
14.291,00 138.987,20
10,28 100,00
R E N C A N A P E L E ST A R I A N K A W A SA N L I ND U NG
Dengan mengacu pada Keppres No. 32 tahun 1990 tentang Pengolahan Kawasan Lindung dan Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, maka kawasan lindung yang akan
Kawasan peruntukan lainnya, terdiri atas: B.8.1
Penggunaan Lahan
1 2 3 4 5 6
A.5.1. Kawasan ruang terbuka hijau
B.2.
0,41 3,30 2,43 0,20 25,05 51,00 6,69 0,27 9,34 0,25 0,99 0,07 100,00
Tabel 5. 2 Rencana Luas Penggunaan Lahan
A.4.3. Kawasan gelombang pasang tsunami
Kawasan peruntukan hutan produksi
Prosentase (%)
Hutan Lebat 573,37 Hutan Belukar 4.583,26 Hutan Buatan 3.377,29 Kebun Rakyat 282,5 Kebun Campuran 34.819,72 Tegalan 70.884,36 Sawah 2x Tanam 9.295,37 Sawah 1x Tanam 378,81 Permukiman 12.979,09 Tanah Rusak 341,43 Sungai 1.375,75 Danau 96,25 Jumlah 138.987,20 Sumber: Kompilasi Data (Peta Dasar: Bakosurtanal)
A.3. Kawasan suaka alam dan cagar budaya, terdiri atas:
B.1.
Luas (ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A.2. Kawasan perlindungan setempat, terdiri atas: A.2.1
Penggunaan Lahan
dimantapkan di wilayah Kabupaten Pacitan yang dinyatakan sebagai kawasan non-budidaya adalah kawasan hutan lindung dan kawasan karst 1 yang berfungsi sebagai kawasan konservasi
(KKOP) Pangkalan Udara TNI AU Iswahyudi
dan resapan; kawasan perlindungan setempat yang terdiri atas
Rencana Penggunaan lahan di Kabupaten Pacitan hingga tahun
sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar mata air,
2028 sebagian besar diperuntukan sebagai hutan rakyat, hal ini
kawasan sekitar SUTT; kawasan suaka alam laut serta kawasan
disebabkan Kabupaten Pacitan memiliki kawasan hutan rakyat
rawan bencana alam, yang terdiri atas kawasan rawan gempa
yang beragam seperti yang telah disebutkan pada pembahasan
bumi, kawasan rawan tanah longsor/gerakan tanah,
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5-1
Peta 5. 1
Eksisting Pola Ruang
kawasan rawan banjir, kawasan rawan gelombang pasang dan
kawasan yang dapat diusahakan sebagai hutan oleh orang pada tanah yang dibebani hak milik.
tsunami. 2.
Kriteria kawasan lindung di Kabupaten Pacitan adalah sebagai
Kawasan karst (khususnya karst kelas 1), ditetapkan dengan
berikut:
kriteria:
1.
Kawasan Hutan lindung, ditetapkan dengan kriteria:
kawasan hutan dengan faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan yang jumlah hasil perkalian
tetap(permanen) dalam bentuk
akuifer, sungai bawah
tanah,
bawah
telaga
atau
danau
tanah
yang
keberadaannya mencukupi fungsi umum hidrologi;
bobotnya sama dengan 175 (seratus tujuh puluh lima) atau lebih;
Berfungsi sebagai penyimpan air bawah tanah secara
Mempunyai sungai-sungai bawah tanah yang aktif yang kumpulannya
kawasan hutan yang mempunyai ketinggian paling sedikit 2.000 (dua ribu) meter di atas permukaan laut.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5-2
membentuk
jaringan
baik
mendatar
maupun tegak yang sistemnya mencukupi fungsi hidrologi
masih asli atau belum diganggu manusia;
dan ilmu pengetahuan;
Gua-guanya
mempunyai
speleotum
aktif
atau
peninggalan-peninggalan sejarah sehingga berpotensi untuk dikembangkan menjadi obyek wisata dan budaya;
memiliki luas dan bentuk tertentu; atau
memiliki ciri khas yang merupakan satu-satunya contoh di suatu
8.
daratan sepanjang tepian laut dengan jarak paling sedikit
sisa-sisanya,
yang
berumur
sekurang-
daratan
sepanjang
tepian
sungai
tidak
9.
bertanggul
puluh)
tahun,
serta
dianggap
benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting
berpotensi dan/atau pernah mengalami gempa bumi dengan skala VII sampai dengan XII Modified Mercally Intensity (MMI
10. Kawasan rawan tanah longsor/gerakan tanah, ditetapkan dengan kriteria:
memiliki tingkat kerentanan gerakan tanah tinggi.
11. Kawasan gelombang pasang tsunami, ditetapkan dengan
daratan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat untuk mempertahankan fungsi mata air; dan
kriteria:
wilayah dengan jarak paling sedikit 200 (dua ratus) meter
pantai yang rawan terhadap gelombang pasang dengan kecepatan antara 10 (sepuluh) sampai dengan 100 (Seratus) kilometer per jam yang timbul akibat angin kencang atau gravitasi bulan atau matahari.
daratan di sepanjang SUTT dengan lebar 10 (sepuluh)
sampai 50 (lima puluh) meter sebagai ruang terbuka hijau;
12. Kawasan rawan banjir, ditetapkan dengan kriteria:
memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan, satwa, dan tipe
ekosistemnya; biota
tertentu
dan/atau
pantai dengan elevasi rendah dan/atau berpotensi atau pernah mengalami tsunami.
Kawasan cagar alam, ditetapkan dengan kriteria:
formasi
(lima
Kawasan rawan gempa bumi, ditetapkan dengan kriteria:
daratan sepanjang tepian sungai yang terpengaruh
memiliki
50
bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
Kawasan sekitar SUTT, ditetapkan dengan kriteria:
atau
dan kebudayaan;
daratan sepanjang tepian sungai bertanggul dengan
Kawasan sekitar mata air, ditetapkan dengan kriteria:
benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak
mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan,
dari mata air.
7.
yang
kurangnya
(seratus) meter dari tepi sungai.
tinggi
gaya yang khas dan mewakili masa gaya sekurang-
pasang surut air laut dengan lebar paling sedikit 100
6.
bernilai
terhadap bentuk dan kondisi fisik pantai.
tepi sungai pada waktu ditetapkan; dan
yang
fisik pantainya curam atau terjal dengan jarak proporsional
dengan lebar 10 (sepuluh) sampai 100 (seratus) meter dari
manusia
kurangnya 50 (lima puluh) tahun, atau mewakili masa
sepanjang kaki tanggul;
5.
budaya
daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi
lebar 3 (tiga) sampai 5 (lima) meter di sebelah luar
hasil
bagian
Kawasan sempadan sungai, ditetapkan dengan kriteria:
memerlukan
yang berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-
arah darat; atau
keberadaannya
dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
100 (seratus) meter dari titik pasang air laut tertinggi ke
4.
serta
Kawasan cagar budaya, ditetapkan dengan kriteria:
Kawasan sempadan pantai, ditetapkan dengan kriteria:
daerah
konservasi.
pengembangan ilmu pengetahuan.
Mempunyai kandungan flora dan fauna khas yang memenuhi arti dan fungsi sosial , ekonomi, budaya serta
3.
memiliki kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang
diidentifikasikan
sering
dan/atau
mengalami bencana alam banjir.
unit-unit
penyusunnya;
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5-3
berpotensi
tinggi
Peta 5. 2
Rencana Pola Ruang
13. Kawasan peruntukan ruang terbuka hijau, ditetapkan dengan
(empat puluh) sampai dengan 75 (tujuh puluh lima) meter.
kriteria: berbentuk satu hamparan, berbentuk jalur, atau kombinasi
5.1.1 KAWASAN YANG MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KAWASAN BAWAHANNYA
dari bentuk satu hamparan dan jalur; dan didominasi komunitas tumbuhan.
Kawasan
14. Kawasan terumbu karang, ditetapkan dengan kriteria:
dipisahkan oleh laguna dengan kedalaman antara 40
yang
bawahannya
memberikan
merupakan
perlindungan
daerah-daerah
yang
kawasan memiliki
berupa kawasan yang terbentuk dari koloni masif dari
kendala fisik tertentu seperti lereng curam, tekstur agak kasar
hewan kecil yang secara bertahap membentuk terumbu
sehingga mudah lepas, rawan longsor dan erosi, batuan
karang;
permukaan banyak, dan kedalaman efektif agak dangkal
terdapat di sepanjang pantai dengan kedalaman paling
hingga dangkal.
dalam 40 (empat puluh) meter; dan RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5-4
5.1.1.1
Kawasan Hutan Lindung
40%
Kecamatan
Arjosari
dan
Kecamatan
Tegalombo, dengan persentase penggunaan lahan di
Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai
masing-masing kecamatan adalah sebesar 78,34% dan
fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga
70,80%.
kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan
Untuk melindungi kawasan hutan lindung, maka perlu
memelihara kesuburan tanah. Sebagian besar hutan di
adanya buffer zone hutan lindung, dengan lebar 500 m
Kabupaten Pacitan merupakan hutan rakyat, kawasan
(untuk hutan lindung yang telah ditata batasnya) atau
hutan rakyat yang termasuk hutan lindung adalah:
1.000 m (untuk hutan lindung yang belum ditata batasnya).
a. kawasan hutan dengan faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan yang jumlah hasil
Sebaran lokasi dengan peruntukan lahan sebagai
perkalian bobotnya sama dengan 175 (seratus tujuh
kawasan hutan lindung dan hutan rakyat dapat dilihat
puluh lima) atau lebih;
pada peta rencana kawasan hutan lindung dan hutan rakyat.
b. kawasan hutan yang mempunyai ketinggian paling
5.1.1.2
sedikit 2.000 (dua ribu) meter di atas permukaan laut.
Kawasan Karst
c. kawasan yang dapat diusahakan sebagai hutan
Wilayah karst Pacitan ini terbagi menjadi karst barat dan
oleh orang pada tanah yang dibebani hak milik.
karst timur. Wilayah karst barat merupakan wilayah yang termasuk dalam ekokarst I. Berdasarkan Surat Keputusan
Tabel 5. 3 Luas Kawasan dengan Kemiringan > 40% KEMIRINGAN KECAMATAN
adalah
E (41-60)
F (>60)
2.948
6.223
ARJOSARI
LUAS TOTAL KAW. DG KEMIRINGAN > 40%
Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral No. 1456 K/20/MEM
%
LUAS KECAMATAN
2000
tentang
9.171
78,34
11.706,3
secara tetap(permanen) dalam bentuk
11.734,1
sungai bawah tanah, telaga atau danau bawah
BANDAR
2.996
2.217
5.213
DONOROJO
1.543
2.342
3.885
35,61
10.909,2
tanah
KEBONAGUNG
3.602
1.331
4.933
39,51
12.484,7
umum hidrologi;
NAWANGAN
4.150
3.360
7.510
60,54
12.405,6
NGADIROJO
2.471
3.555
6.026
62,83
9.590,5
PACITAN
1.318
1.264
2.582
33,49
7.710,8
PRINGKUKU
2.166
1.168
3.334
25,08
13.292,5
PUNUNG
1.114
2.786
3.900
35,84
10.880,7
SUDIMORO
2.384
1.576
3.960
55,11
7.185,6
TEGALOMBO
3.971
6.597
10.568
70,80
14.925,7
TULAKAN
4.965
2.486
7.451
46,10
16.161,5
33.628
34.905
68.533
49,31
138.987,2
yang
keberadaannya
akuifer,
mencukupi
fungsi
b. Mempunyai sungai-sungai bawah tanah yang aktif yang
kumpulannya
mendatar
maupun
membentuk tegak
jaringan
yang
baik
sistemnya
mencukupi fungsi hidrologi dan ilmu pengetahuan; c. Gua-guanya
mempunyai
peninggalan-peninggalan
speleotum sejarah
aktif
atau
sehingga
berpotensi untuk dikembangkan menjadi obyek wisata dan budaya; d. Mempunyai kandungan flora dan fauna khas yang
Keterangan: E(41-60) F (>60)
Pengelolaan
a. Berfungsi sebagai penyimpan air bawah tanah 44,42
TOTAL
Pedoman
Kawasan Karst, kriteria Kawasan Karst Kelas I yaitu :
= Daerah agak bergunung dengan kemiringan 41-60% = Daerah bergunung dengan kemiringan lebih dari 60%
memenuhi arti dan fungsi sosial , ekonomi, budaya serta
pengembangan
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa wilayah yang termasuk kedalam kriteria kawasan hutan lindung dilihat dari kemiringan lahan lebih dari 40%, terdapat di seluruh kecamatan di Kabupaten Pacitan, dengan luas total kawasan 68.533 Ha atau 49,31% dari luas total Kabupaten Pacitan (138.987,2 Ha). Kecamatan yang sebagian besar wilayahnya memiliki klerengan lebih dari RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5-5
ilmu
pengetahuan.
Peta 5. 3
Rencana Kawasan Lindung dan Hutan Rakyat
Wilayah Karst Pacitan Barat yang terletak di wilayah
bersifat tufan. Bukit-bukit kecil berjulang antara 20-50
Selatan – Barat merupakan kawasan Karst kelas 1
meter di atas muka air laut merupakan bentukan hasil
dengan luas 21.867,80 ha (15,73% dari luas wilayah
erosi,
Kabupaten Pacitan), sehingga di wilayah ini tidak boleh
terumbu. Sungai besar yang memotong satuan ini
dilakukan
adalah S. Baksoko, yang kelurusannya dipengaruhi oleh
kegiatan
pertambangan
Kawasan
Karst
yang
umumnya
disusun
oleh
batugamping
sistem retakan.
diartikan sebagai wilayah singkapan batuan karbonat (batu gamping dan dolomit) yang telah dan sedang
Adapun desa dan kecamatan yang termasuk kawasan
mengalami gejala karstifikasi akibat pelarutan oleh air.
karst 1 seperti terlihat pada peta 5.4.
Satuan karst menyebar di sepanjang pantai selatan, terutama disusun oleh batugamping, yang setempat
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5-6
Peta 5. 4
Rencana Kawasan Karst
5.1.2.1
5.1.2 KAWASAN PERLINDUNGAN SETEMPAT
Kawasan Sempadan Pantai Kawasan sempadan pantai diadakan dengan tujuan
Kawasan perlindungan setempat merupakan suatu upaya
untuk melindungi kawasan pantai dari gangguan
dalam melindungi dan melestarikan ruang terbuka hijau di
kegiatan yang mengganggu kelestarian fungsi pantai.
sepanjang atau disekitar kawasan sumberdaya air yang
Ketentuan kawasan lindung sempadan pantai adalah
dapat bermanfaat bagi kelesatarian lingkungan. Adapun
100 m dari titik pasang tertinggi. Namun sesuai dengan
rencana pola ruang wilayah Kabupaten Pacitan yang
Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun
termasuk kedalam kawasan perlindungan setempat, terdiri
2006 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi
atas sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar
Jawa Timur 2005-2020, pantai di Kabupaten Pacitan
mata air, dan kawasan sekitar SUTT.
dimasukan kedalam daerah bahaya I (satu) terhadap bencana
tsunami
sehingga
pencegahan bahaya tsunami. RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5-7
harus
memperhatikan
Peta 5. 5
5.1.2.2
Rencana Kawasan Sempadan Pantai
Kawasan Sempadan Sungai
sungai
bertanggul
di
dalam
kawasan
perkotaan ditetapkan sekurang-kurangnya 3
Kawasan sempadan sungai diarahkan bagi 5 daerah
(tiga) meter di sebelah luar sepanjang kaki
aliran sungai (DAS) di Kabupaten Pacitan, yaitu DAS
tanggul.
Grindulu, DAS Baksoko, DAS Lorog, DAS Pagotan dan DAS Bawur. Rencana sempadan sungai yang terletak di
Garis sempadan sungai tak bertanggul di luar
lingkungan yang belum terbangun diterapkan secara
kawasan perkotaan pada sungai besar (DAS ≥
konsisten, yaitu:
500 km2) ditetapkan sekurang-kurangnya 100
(seratus) meter, sedangkan pada sungai kecil
Garis sempadan sungai bertanggul di luar kawasan
perkotaan
ditetapkan
(DAS<500 km2) ditetapkan sekurang-kurangnya
sekurang-
50 (lima puluh) meter, dihitung dari tepi sungai
kurangnya 5 (lima) meter di sebelah luar sepanjang
kaki
tanggul.
Garis
pada waktu ditetapkan.
sempadan
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5-8
Peta 5. 6
Rencana Kawasan Sempadan Sungai
Garis sempadan sungai tak bertanggul di
dalam kawasan perkotaan yang mempunyai
dalam
kedalaman
kedalaman maksimum >20 (duapuluh) meter,
<3
(tiga)
meter,
sekurang-kurangnya
10
dihitung
sungai
dari
tepi
ditetapkan
(sepuluh) pada
kawasan
perkotaan
dengan
meter,
ditetapkan sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh)
waktu
meter, dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
ditetapkan.
Garis sempadan sungai tak bertanggul di
Garis sempadan sungai tak bertanggul di
Garis sempadan sungai yang terpengaruh
dalam kawasan perkotaan yang mempunyai
pasang surut air laut ditetapkan sekurang-
kedalaman
kurangnya 100 (seratus) meter dari tepi sungai.
3-20
(tiga
sampai
duapuluh)
meter, ditetapkan sekurang-kurangnya 15 (lima
Daerah Aliran Sungai Grindulu mempunyai wilayah
belas) meter, dihitung dari tepi sungai pada
paling
waktu ditetapkan.
besar
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5-9
yaitu
meliputi
sebagian
wilayah
9
kecamatan yaitu Kecamatan Pacitan, Kebonagung, Arjosari,
Tulakan,
Punung,
Pringkuku,
Tabel 5. 4 Rencana Lokasi Kawasan Sekitar Mata Air
Tegalombo,
Nawangan dan Bandar. Luas DAS kurang lebih 1.500 km2 NO
penurunan kualitas (degradasi) fisik DAS akibat tekanan
1
Telaga
Hadi Luwih
Ngadirejo
2
Surupan
Plumbungan
Kebonagung
tata guna lahan dengan luas lahan tegalan mencapai
3
Kali Sobo
Ketepung
Kebonagung
6.0
1.0
80,90%.
4
Sumber Maron
Sugihwaras
Nawangan
158.0
70.0
penduduk setempat berdampak terhadap perubahan
DESA
KECAMATAN
HUJAN
KEMARAU
4.0
2.0
20.0
7.0
5
Sumber Dung Wil
Sugihwaras
Nawangan
50.0
23.3
6
Kali Putih I
Jati Gunung
Tulakan
0.0
0.0
7
Kali Putih II
Jati Gunung
Tulakan
0.0
0.0
8
Salak
Jati Gunung
Tulakan
0.0
0.0
9
Jlubang
Jlubang
Pringkuku
5.0
1.0
10
Kali Bule
Candi
Pringkuku
250.0
150.0
11
Kali Barong
Candi
Pringkuku
600.0
400.0
12
Watu lawang
Wonodadi
Pringkuku
4.0
1.0
13
Kali Cokel
Watu Karung
Pringkuku
250.0
200.0
14
Kali Sumber
Dersono
Pringkuku
100.0
70.0
15
Kali Kiman
Dersono
Pringkuku
0.0
0.0
16
Kali Sirah
Dersono
Pringkuku
0.0
0.0
17
Dung Wil
Sugihwaras
Pringkuku
50.0
23.0
18
P2AT
Belah
Donorojo
18.0
18.0
19
Jenggung
Kalak
Donorojo
2.0
1.0
20
Ngasem
Sendang
Donorojo
4.0
2.0
Grindulu. Dengan maksud disepanjang wilayah yang
21
Waru
Gendaran
Donorojo
4.0
2.0
dilalui oleh DAS-DAS tersebut penggunaan lahannya
22
Dung Timo I
Widoro
Donorojo
75.0
70.0
harus
yang
23
Dung Timo II
Widoro
Donorojo
0.0
0.0
diperbolehkan dikembangkan di sepanjang sempadan
24
Ngoro Dowo
Gedompol
Donorojo
8.0
2.0
sungai.
25
Dung Banteng
Dolo,Sekar
Donorojo
50.0
21.0
26
Gendaran
Gendaran
Donorojo
0.0
0.0
Untuk memperbaiki konsidi DAS Grindulu, maka perlu diberlakukan kawasan perlindungan setempat bagi DAS Grindulu selebar 100 m di sepanjang Kecamatan Pacitan,
Kebonagung,
Arjosari,
Tulakan,
Punung,
Pringkuku, Tegalombo, Nawangan dan Bandar dengan diberlakukannya arahan kegiatan yang dibatasi. Untuk DAS Baksoko yang terletak di wilayah Kecamatan Donorojo,
Kecamatan
Pringkuku,
DAS
wilayahKecamatan
Punung
Bawur
dan
yang
Sudimoro,
DAS
Kecamatan terletak
Pagotan
di yang
terletak di wilayah Kecamatan Tulakan dan Kecamatan Ngadirojo, kemudian DAS Lorog yang terletak di wilayah Kecamatan
Ngadirojo
dan
Kecamatan
Sudimoro,
mendapatkan perlakuan yang sama dengan DAS
5.1.2.3
NAMA MATA AIR
DEBIT (lt/dt)
dengan panjang kurang lebih 52 km. Saat ini terjadi
diatur
sesuai
dengan
jenis
kegiatan
Kawasan Sekitar Mata Air
27
Jumbleng
Pager Kidul
Sudimoro
10.0
5.0
Kawasan lindung di sekitar mata air dan air pada
28
Papringan
Pager Kidul
Sudimoro
7.0
3.0
sumber air lainnya memiliki maksud untuk melindungi
29
Joho
Pager Kidul
Sudimoro
4.0
1.0
mata air dan air pada sumber air lainnya dari kegiatan
30
Ngalian
Pager Kidul
Sudimoro
20.0
10.0
31
Tlogo Cilik
Pager Kidul
Sudimoro
6.0
3.0
32
Pakel
Pager Kidul
Sudimoro
4.0
2.0
33
Pideh
Sukorejo
Sudimoro
4.0
2.0
34
Dawung
Sukorejo
Sudimoro
5.0
2.0
35
Ngumbul
Sukerejo
Sudimoro
20.0
10.0
36
Ngreneng
Sukorejo
Sudimoro
4.0
2.0
budidaya yang dapat mengganggu dan/atau merusak kualitas air serta kelestarian fungsi mata air dan air pada sumber air lainnya. Adapun ketentuan perlindungan kawasan sekitar mata air adalah jari-jari 200 m dari titik mata air. Kabupaten Pacitan memiliki potensi mata air yang cukup banyak, yaitu sebanyak 36 buah mata air
Sumber: BAPPEDA & PM Kabupaten Pacitan, 2008
seperti pada tabel berikut.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 10
Peta 5. 7
5.1.2.4
Rencana Kawasan Sekitar Mata Air
Kawasan Sekitar SUTT Dalam terutama
penetapan SUTT
ini, maka ditetapkan bahwa lokasi sepanjang jalur
sempadan
mengacu
pada
jaringan
transmisi SUTT 70 KV merupakan kawasan ruang
listrik,
terbuka hijau. Adapun persebaran lokasi yang
Permentamben
dinyatakan sebagai ruang terbuka hijau tersebut
No.01.P/47/MPE/ 1992 tentang Ruang Bebas Saluran
berlokasi di sebagian wilayah kecamatan berikut ini:
Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara
1. Kecamatan Tegalombo, yaitu sepanjang jalur
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) untuk Penyaluran Tegangan Listrik untuk sempadan ini ditetapkan 10-
SUTT
di
Desa
50 meter dari titik tengah gawang menara.
Kemuning,
Tahunan,
Desa
Desa
Kebondalem
Ploso,
Desa
Kecamatan
Bandar, yaitu sepanjang jalur SUTT di Desa
Berdasarkan keberadaan atau lokasi Saluran Udara
Kledung dan Desa Petungsinarang
Tegangan Tinggi di Kabupaten Pacitan pada saat
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 11
Peta 5. 8
Rencana SUTT
2. Kecamatan Arjosari, yaitu sepanjang jalur SUTT di
PLTU Pacitan tersebut hingga Gardu Induk (GI) di
Desa Kedunbendo, Desa Mangunharjo, Desa
Kecamatan Pacitan. Sepanjang jalur transmisi ini juga
Gegeran, Desa Borang, Desa Gembong, Desa
ditetapkan
Pagutan, Desa Gunungsari
direncanakan akan melewati sebagian wilayah 5 (lima)
SUTT di Desa Ketepung
1. Kecamatan
4. Kecamatan Pacitan, yaitu sepanjang jalur SUTT di
di
Desa
Sukorejo
hijau
yang
Sudimoro
(Desa
Sukorejo,
Desa
2. Kecamatan Ngadirojo (Desa Bogoharjo, Desa
Dengan adanya rencana pengembangan Pembangkit Uap
terbuka
Pager kidul dan Desa Pager Lor)
Desa Purworejo dan Desa Nanggungan. Tenaga
ruang
Kecamatan dan 14 (14) desa, antara lain:
3. Kecamatan Kebonagung, yaitu sepanjang jalur
Listrik
sebagai
Cangkring dan Desa Tanjung Lor)
Kecamatan
3. Kecamatan
Sudimoro maka akan ada lokasi yang akan dilalui oleh
Tulakan
(Desa
Ngumbul,
Bungur, Desa Tulakan dan Desa Jatigunung)
jalur transmisi SUTT 150 KV sepanjang 45 km mulai dari
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 12
Desa
5.1.3.1
4. Kecamatan Kebonagung (Desa Ketro dan Desa Ketepung)
Kawasan Cagar Alam Kawasan cagar alam dapat pula diartikan sebagai
5. Kecamatan Pacitan (Desa Purworejo dan Desa
kawasan dengan ciri khas tertentu baik darat maupun
Widoro)
pengairan
Sebagian besar lahan yang dilalui oleh jalur transmisi
yang
memiliki
fungsi
pokok
sebagai
kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan
tersebut adalah lahan hutan milik negara. Fungsi lahan
dan satwa serta ekosistem didalanya, kawasan ini juga
di sempadan jalur SUTT adalah sebagai ruang terbuka
berfungsi sebagai wilayah penyangga kehidupan.
hijau.
Beberapa
kawasan
yang
ditetapkan
sebagai
Pada masa mendatang, perlu diantisipasi bahwa SUTT
kawasan cagar alam diantaranya :
selain dibangun dari PLTU di Sudimoro hingga ke Gardu
a. Kawasan cagar alam Hutan Wisata Pacitan Indah
Induk Pacitan, juga akan dibangin SUTT dari gardu induk Pacitan
ke
Ponorogo
dan
Wonogiri.
Lokasi
(Kecamatan Pringkuku),
RTH
b. Kawasan cagar alam Hutan bakau (Kecamatan
sepanjang jalur SUTT dapat dilihat pada peta rencana
Ngadirojo),
kawasan Ruang Terbuka Hijau di sepanjang jalur SUTT.
c. Gua Kalak dan Gua Luweng Ombo (Kecamatan Donorojo), d. Gua Putri, Gua Gong dan Gua Tabuhan
5.1.3 KAWASAN SUAKA ALAM DAN CAGAR B UD A Y A
(Kecamatan Punung), e. Gua Kendil dan Gua Luweng Jaran (Kecamatan
Di Kabupaten Pacitan, kawasan suaka alam dan cagar
Pringkuku),
budaya terdiri dari:
f.
1. Kawasan Cagar Alam
g. Gua Pentung dan Gua Sumopuro (Kecamatan
2. Kawasan Cagar Budaya Kawasan
cagar
alam
merupakan
kawasan
keanekaragaman
jenis
tumbuhan,
satwa,
Tulakan) dan,
memiliki
dan
h. Gua Papringan, Gua Kambil, Sukorejo (Kecamatan
tipe
Sudimoro).
ekosistemnya; memiliki formasi biota tertentu dan/atau unit-
Disamping itu terdapat pula goa yang merupakan
unit penyusunnya; memiliki kondisi alam, baik biota maupun
habitat hewan seperti burung walet dan kelelawar. Goa
fisiknya yang masih asli atau belum diganggu manusia;
tersebut diantaranya Gua Butun, Gua Kayuaking, Gua
memiliki luas dan bentuk tertentu; atau memiliki ciri khas
Dampar, Gua Bandung, Gua Karangbolong, Gua
yang merupakan satu-satunya contoh di suatu daerah serta
Grinjing, Gua Ngasinan, Gua Branjang, Gua Bayutarung,
keberadaannya memerlukan konservasi. Adapun
Gua Srinten, Gua Guprak, Gua Seropan, Gua Ganjuran,
kawasan cagar budaya adalah kawasan dan
Gua
ruang disekitar bangunan bernilai budaya tinggi serta
2.
ilmu pengetahuan;
3.
pendidikan,
pelatihan,
Pandanduwur,
Gua
Plantar, Gua Sawo, Gua Temon dan Gua Grebes
dimanfaatkan untuk keperluan: penelitian dan pengembangan;
Gua
Klopan, Gua Wedi Putih, Gua Curi, Gua Klopo, Gua
Pada kawasan Cagar Alam dan Cagar budaya dapat 1.
Watukurung,
Watugudang, Gua Watulumbung, Gua Klamun, Gua
mempunyai nilai situs purbakala yang khas.
sedangkan gua dibagian barat yang dihuni burung walet adalah GuaSirondo, Gua Singkil, Gua Princen, Gua Klatakan, Gua Ngandan dan Gua Watusingar.
penerangan,
5.1.3.2
penyuluhan; 4.
Gua Clangap (Kecamatan Kebonagung),
kegiatan penunjang budidaya dan budaya
Kawasan Cagar Budaya Kawasan Cagar Budaya adalah kawasan dan ruang
Berdasarkan tingkat perkembangan kawasan Cagar Alam
disekitar
bangunan
yang ada di wilayah Kabupaten Pacitan pada tahun 2028
mempunyai nilai situs purbakala yang khas, memiliki nilai
direncanakan mencapai 1.254,13 Ha atau sekitar 0,90% dari
ekonomis sehingga harus dipelihara kelestariannya serta
luas keseluruhan Kabupaten Pacitan.
mendapatkan perlindungan.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 13
bernilai
budaya
tinggi
serta
Peta 5. 9
Rencana Kawasan Cagar Alam 5. Upacara Jangkrik Genggong di Kecamatan
Kawasan yang direncanakan menjadi kawasan
Ngadirojo,
cagar budaya di Kabupaten Pacitan dibagi menjadi
6. Upacara adat Jrubungmojo di Kecamatan
2 (dua) kelompok, yaitu kelompok kawasan cagar
Punung,
budaya berdasarkan kegiatan budaya (acara adat)
7. Seni Tradisional Jaranan Nem/ Geduk di
kelompok kawasan cagar budaya berdasarkan
Kecamatan Sudimoro,
lokasi yang memiliki nilai bersejarah.
8. Seni Tradisional Tari Eklek di Kecamatan
Kegiatan budaya yang berupa acara adat dan seni
Pringkuku,
tradisional terdiri atas:
9. Seni Tradisional Kethek Ogleng di Kecamatan
1. Upacara Ceprotan di Kecamatan Donorojo,
Nawangan,
2. Upacara Serumbung Mojo,
10. Seni Tradisional Rondo Tetek,
3. Upacara Baritan di Kecamatan Kebonagung,
11. Seni Tradisional Kucingan,
4. Upacara Badut Sinampurno,
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 14
12. Seni Tradisional Sentewere, 13. Wayang Beber di Kecamatan Donorojo,
5.1.4 KAWASAN RAWAN BENCANA ALAM
14. Badut Simparno di Kecamatan Tegalombo,
Kawasan lindung di Kabupaten Pacitan yang tergolong
dan
sebagai kawasan rawan bencana terbagi atas empat jenis
15. Pondok Termas di Kecamatan Arjosari
kawasan, yaitu kawasan rawan gempa bumi, kawasan
Kawasan yang direncanakan menjadi kawasan
rawan tanah longsor/gerakan tanah, kawasan rawan
cagar budaya berdasarkan nilai sejarahnya dan
gelombang pasang dan tsunami, kawasan rawan banjir.
berhak mendapatkan perlindungan adalah sebagai
5.1.4.1
berikut: a) Monumen
Palagan
Tumpak
Rinjing
(dilokasi
Daerah Kabupaten Pacitan yang berada di atas
tersebut terjadi perang fisik antara tentara pelajar
dan
patroli
tentara
di
Dusun
Palem,
terdapat
Belanda) Desa
lempeng India-Australia kondisinya saat ini sangat rapat
yang
karena mendapat tekanan dari lempeng Eropa-Asia.
Dadapan
Berdasarkan
Kecamatan Pringkuku.
5.1.4.2
manusia purba) yang terdapat di Song Keplek, Song
Gupuh,
Desa
Wareng
Kecamatan Punung.
yang memiliki kriteria tersebut penggunaan lahan
d) Peninggalan prasejarah Kerajaan Wirati dan
sedapat mungkin berupa hutan lindung/hutan rakyat.
Makam Kyai Santri di Desa Punung Kecamatan
5.1.4.3
Punung. tugu
yang
merupakan prasasti dan dipercayai sebagai
bencana
Kecamatan Bandar
penggunaan
laut.
terdiri atas Makam Kuno Ki Ageng petung dan
5.1.4.4
Notopuro di Desa Kembang, Makam Kanjeng
Kawasan Rawan Banjir
Kuno
Titik-titik rawan kejadian banjir di wilayah Kabupaten
Buwono Keling di Desa Purwoasri Kecamatan
Pacitan sangat erat kaitannya dengan keberadaan
Kebonagung; Makam Kono Astono Genthong di
sungai - sungai utama yang ada yaitu Sungai Baksoko,
Desa Dadapan Kecamatan Pringkuku; Makam
Sungai Lorog, Sungai Pagotan, Sungai Bawur dan
Eyang Putri dan Iro Kombor di desa Bandar serta
terutama Sungai Grindulu. Daerah yang masuk kedalam
Makam
kawasan
Mbah
Wager
di
Makam
diatur
sungai-sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air
h) Makam-makam kuno: di Kecamatan Pacitan,
Pacitan;
perlu
landai dan juga wilayah-wilayah yang dilalui oleh
g) Situs Bak Soka di Desa Soka Kecamatan Punung
Kelurahan
dan
selatan Kabupaten Pacitan yang memiliki kemiringan
Ngreco Kecamatan Tegalombo
di
tsunami
lahannya adalah seluruh wilayah pantai di bagian
Batu tulis dan Makam Sutononggo di Desa
Jimat
Kawasan Rawan Gelombang Pasang Tsunami Adapun kecamatan yang merupakan kawasan rawan
pathoknya Pulau Jawa) di Desa Watu Pathok f)
Kawasan Rawan Tanah Longsor/Gerakan Tanah
memiliki jenis tanah Redzina dan litosol. Pada kawasan
Baru Kecamatan Nawangan.
(berupa
wilayah
kemiringan lahan lebih dari 40% dan kawasan yang
militer II) yang terdapat di Dusun Sobo Desa Pakis
pathok
seluruh
di Kabupaten Pacitan merupakan daerah yang memiliki
Jenderal Sudirman (digunakan pada saat agresi
wathu
maka
Adapun kawasan rawan tanah longsor/gerakan tanah
c) Monumen, Markas, dan rute Panglima Besar
e) Tugu
tersebut
gempa bumi.
berupa kapak batu, anak panah dan kerangka Terus,
hal
Kabupaten Pacitan termasuk kedalam kawasan rawan
b) Situs Purbakala (Peninggalan yang ditemukan
Song
Kawasan Rawan Gempa Bumi
Desa
Watupatok
Kecamatan Bandar; dan Makam Kanjeng Bayat
rawan
banjir
adalah
sebagian
Kecamatan Arjosari, Pacitan dan Kebonagung.
di Desa Hadiwarno Kecamatan Ngadirojo.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 15
wilayah
yang berlokasi di pantai Teleng Ria Kabupaten Pacitan dan
5.1.5 KAWASAN LINDUNG LAINNYA 5.1.5.1
Hutan Kota Stadion yang berlokasi di sekitar stadion olah raga Kabupaten Pacitan. Adapun luasan yang ditetapkan
KAWASAN RUANG TERBUKA HIJAU
untuk masing-masing lokasi secara berurutan adalah seluas
Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan ruang
0.5 Ha dan 2 Ha.
pasal 29, disebutkan bahwa yang termasuk ruang terbuka
Pada masa mendatang perlu ada perencanaan kawasan
hijau adalah taman kota, taman pemakaman umum, jalur
hijau (green area) baik berupa taman kota, taman toga
hijau sepanjang jalan, sungai dan pantai. Selain itu, yang
maupun kawasan hayati lainnya yang berfungsi sebagai
termasuk kedalam kawasan terbuka hijau yang ada di
kawasan pendukung iklim mikro yang disesuaikan antara
Kabupaten Pacitan dengan melihat standar Permendagri
jumlah “supplier oksigen” dan jumlah penduduk yang
No.1 tahun 2007 pasal 6, adalah taman kota, taman wisata
mendiami suatu kawasan.
alam, taman rekreasi, taman lingkungan perumahan dan permukiman, taman lingkungan perkantoran dan gedung
5.1.5.2
komersial, hutan kota, hutan lindung, bentang alam seperti
Terumbu karang adalah ekosistem khas daerah tropis
gunung bukit lembah, cagar alam, pemakaman umum,
dengan produktivitas dan keanekaragaman yang tinggi.
lapangan olah raga, lapangan upacara, parkir terbuka,
Terumbu karang tersusun atas beberapa jenis karang batu
lahan pertanian perkotaan, jalur dibawah SUTT, sempadan
yang di dalamnya hidup beraneka ragam biota perairan.
sungai dan pantai, jalur pengaman jalan, median jalan,
Ekosistem terumbu karang di Kabupaten Pacitan mencakup
pipa gas, pedestrian, kawasan dan jalur hijau dan daerah
areal seluas 37 hektar. Adapun lokasi kawasan terumbu
penyangga lapangan udara. Hutan
kota
kelestarian,
karang
diselenggarakan keserasian
dan
dengan
tujuan
keseimbangan
untuk
lautan
yang
lautan
Publik dan sisanya (10%) adalah RTH privat.
Sudimoro,
menjadi
perkotaan adalah wilayah dengan kemiringan
termasuk
pada
wilayah
Kecamatan
yang
termasuk
Kecamatan
pada
wilayah
Ngadirojo
dan
Kecamatan Kecamatan
Tulakan berupa fringgingreef dengan jenis karang
Luas Kecamatan Pacitan adalah 7.848 Ha, namun yang berkembang
Pacitan
2. Persebaran Kawasan terumbu karang, berada di dalam
seluas 30% dari luas kota, dan 20% diantaranya adalah RTH
untuk
Kabupaten
di daerah ini adalah Acropora dan Porites.
keanekaragaman
hayati. Ruang Terbuka Hijau pada wilayah Kota minimal
memungkinkan
pesisir
luasan-luasan kecil, dengan jenis karang yang terdapat
menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik pelestarian
di
Donorojo dan Kecamatan Pringkuku dalam bentuk
menjaga iklim mikro, nilai estetika dan meresapkan air, serta mendukung
tersebar
1. Persebaran Kawasan terumbu karang, berada di dalam
budaya. Hutan kota berfungsi untuk memperbaiki dan
serta
yang
dikelompokan menjadi:
ekosistem
perkotaan yang meliputi unsur lingkungan, sosial dan
kota,
KAWASAN TERUMBU KARANG
Acropora dan Porites. Di sekitar Lorok, Teluk Siwil Desa
daerah
Sidomulyo Kecamatan Ngadirejo dan di sekitar Tanjung
dibawah
Tiangcentakan merupakan kawasan lindung terumbu
40%, yaitu seluas 3717 Ha. Hal ini berarti setidaknya luas
karang masing-masing seluas 2.12 Ha dan 3.93 Ha.
ruang terbuka hijau yang seharusnya ada di Kota Pacitan minimal seluas 1115 Ha. Ruang terbuka hijau di wilayah kota,
Untuk
yaitu
akan
terumbu karang tersebut, maka lokasi-lokasi perairan
dikembangkan di alun-alun Kota Pacitan, selain itu kawasan
yang memiliki ekosistem terumbu karang diarahkan
terbuka hijau dilakukan dengan bentuk memanjang, antara
sebagai
lain
mendapatkan perlindungan secara hukum didalam
di
berupa
sempadan
Kecamatan
jalur
Pacitan,
peneduh
sungai,
jalan
diarahkan
raya, jalur
sempadan
pantai
hijau
di
menghindari
kawasan
pengelolaanya.
dengan
memperhatikan zona pengaman fasilitas/instalasi yang sudah ada, antara lain ruang bebas SUTT. Selain itu berdasarkan Keputusan Bupati Pacitan Tanggal 22 Februari 2007 Nomor 188.45/52/408.11/2007, lokasi hutan kota Kabupaten Pacitan terdiri atas Hutan Kota Teleng Ria RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 16
terjadinya
lindung
kerusakan
lainnya
ekosistem
yang
berhak
Peta 5. 10
Rencana Kawasan Ruang Terbuka Hijau alam dan kawasan pelestarian alam maupun bentuk lindung
5.2
lainnya yang telah ditetapkan, diharapkan akan mendapatkan
R E NC A NA P E NGEL O L A AN K A WAS A N L I ND U NG
perlindungan
dan
perlakuan
khusus,
sehingga
tujuan
pembangunan yang berkelanjutan dapat tercapai.
Kawasan lindung berfungsi memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, untuk itu menjaga kelestarian fungsi
5.2.1 PENGELOLAAN KAWASAN YANG MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KAWASAN DIBAWAHNYA
ekologis kawasan lindung merupakan kewajiban yang harus diemban oleh setiap anggota masyarakat. Pengelolaan
kawasan
lindung
dilakukan
dengan
adanya
5.2.1.1
pembatasan/pelarangan terhadap aktivitas manusia yang dapat
Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung
lindung.
Saat ini sebagian besar hutan di Kabupaten Pacitan
Berbagai kawasan lindung, baik dalam bentuk kawasan suaka
merupakan hutan rakyat, yaitu seluas 65.951 Ha dan
mengganggu
kelestarian
fungsi
ekologis
kawasan
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 17
terletak pada kelerengan > 40%. Dalam UU No. 41/1999,
pelibatan
masyarakat
sekitar
hutan rakyat dimaksudkan sebagai hutan yang tumbuh
prosesnya
sehingga
dapat
di atas tanah yang dibebani hak milik. Definisi diberikan
keutuhan hutan tersebut nantinya. 3)
untuk membedakannya dari hutan negara, yaitu hutan
Pelaksanaan
rehabilitasi
menjaga
hutan asli
lindung
dengan
milik atau tanah negara. Dalam pengertian ini, tanah
Penanaman dilakukan di sela-sela tanaman
negara mencakup tanah-tanah yang dikuasai oleh
yang ada.
masyarakat
atau
merupakan tanaman yang mempunyai tajuk
aturan-aturan adat atau aturan-aturan masyarakat lokal
rimbun dan perakaran dalam serta sebagai
(biasa disebut masyarakat hukum adat).
penghasil produk non kayu. Penggunaan jenis
ketentuan-ketentuan
pohon
dalam
yang tumbuh di atas tanah yang tidak dibebani hak
berdasarkan
jenis
di
setempat.
Jenis pohon yang ditanam
pohon yang diambil kayunya, dikhawatirkan
Hutan rakyat pada saat ini memiliki fungsi sebagai hutan
apabila pada saat panen, akan ditebang
produksi dengan jumlah produksi sebesar 222.462,50 m3
sehingga menyebabkan fungsi hutan lindung
pada tahun 2008. Hutan rakyat ini terletak di kawasan
yang diharapkan tidak tercapai. Kegiatan
yang seharusnya memiliki fungsi lindung, dilihat dari
rehabilitasi ini diharapkan dapat dilaksanakan
kemiringan lahan yang lebih dari 40% bahkan lebih dari
secara berkesinambungan sampai kondisi
60%, kemudian dilihat pula dari struktur tanahnya yang
vegetasi
berupa litosol dan redzina yang merupakan lapisan
pohon
dominan
jumlahnya.
Disamping itu pemerintah kabupaten harus
yang rentan dan memiliki tingkat erosi yang tinggi. Hutan
berupaya keras untuk menumbuhkan sektor-
lindung mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan
sektor
sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air,
andalan
lainnya,
perlahan-lahan
mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah
dapat
yang
secara
menggeser
ketergantungan masyarakat terhadap hasil
intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.
hutan;
Perubahan fungsi ini memberikan salah satu dampak
4)
yang dirasakan pada musim hujan yaitu banjir, untuk itu
Pelarangan
penebangan
pohon
dalam
kawasan hutan lindung dengan radius atau
seharusnya perlu adanya pengembalian fungsi menjadi
jarak sampai dengan 2 (dua) kali kedalaman
fungsi lindung.
jurang dari tepi jurang berdasarkan Peraturan
Arahan pengelolaan kawasan hutan lindung agar
Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 4 Tahun
dapat dikembalikan fungsinya sebagai perlindungan
2003 Tentang Pengelolaan Hutan Di Propinsi
sistem penyangga kehidupan, tetapi dengan tidak
Jawa Timur. 5)
mengorbankan keberadaan kebun/hutan rakyat yang
Pengendalian
terhadap
meluasnya
perkebunan rakyat di kawasan hutan lindung
sudah ada antara lain:
dengan penegakan hukum, dan dengan a. Hutan rakyat yang berada pada kelerengan > 40%
melakukan kegiatan pemancangan batas,
jika memungkinkan dialihkan menjadi milik negara
pemeliharaan batas dan mempertahankan
(masyarakat menjual hutan rakyat tersebut ke
luas dan fungsi.
pemerintah, atau dengan cara lain yang sah).
6)
Pemanfaatan hutan lindung dikembangkan
Selanjutnya pemerintah menetapkan lahan tersebut
produk bukan kayu seperti rotan dan madu
menjadi
yang pengelolaannya dilakukan bersama
hutan
lindung
(mutlak).
Selanjutnya
diarahkan sebagai berikut: 1)
dipertahankan 2)
masyarakat.
Kawasan hutan lindung yang ada saat ini sebagai
kawasan
7)
hutan
Untuk
mempertahankan
fungsi
lindung,
hendaknya pengembangan infrastruktur di
lindung.
kawasan hutan lindung dibatasi. Sehingga
Kawasan hutan lindung yang pada saat ini
permukiman
masih banyak memiliki lahan terbuka atau
kegiatan
sudah tidak berhutan lagi, direkomendasikan
perkembangannya dapat dibatasi.
untuk segera ditanami kembali dengan sistem RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 18
yang
telah
ada
budidaya
ataupun lainnya
8)
Pada
beberapa
kawasan
hutan
sejajar
yang
agar
tidak
memungkinkan, diusulkan kegiatan wisata
tingkat erosi yang tinggi.
alam, seperti jogging track, hiking, wisata ilmu
Gambar 5. 1 Rencana Kawasan Hutan Lindung
pengetahuan dan lain-lain. 9)
kontur
menyebabkan
Agar hutan mendapat perlindungan, maka perlu adanya kegiatan sosialisasi/penyuluhan fungsi perlindungan hutan, pembuatan ilaran api, pemeliharaan sekat bakar, pengadaan sarana pemadam kebakaran, pengaturan penggembalaan
ternak
dalam
hutan,
pengambilan rumput dan makanan ternak lainnya serta serasah dari dalam kawasan hutan. 10) Sosialisasi
kawasan
lindung
kepada
masyarakat sekitar, termasuk pemancangan papan nama dan papan larangan serta sosialisasi tentang resiko bencana. b. Jika kawasan dengan kriteria hutan lindung telah terpenuhi
namun
statusnya
dimiliki
masyarakat,
Kegiatan
budidaya
sebelumnya,
baik
yang
telah
berupa
hutan
lindung
Pengelolaan
dilakukan
secara
untuk
menjaga keberadaan hutan lindung adalah A. Kegiatan
atau diminimalkan gangguannya terhadap
yang
fungsi lindung.
terkait
Penebangan hasil hutan dilakukan secara
usaha mencegah
terbatas.
dan
Pada lahan yang saat ini sudah digunakan
menanggulangi
sebagai kegiatan pertanian dan perkebunan,
gangguan
Sistem Parak dapat menjadi alternatif. Sistem
bencana
alam
Parak merupakan sistem pengelolaan hutan
terhadap
hutan-
dengan
hutan yang ada di
menanami
kebun
pepohonan
dengan
campuran yang terletak di lereng-lereng di
Kabupaten
antara desa dan kawasan dengan kriteria
Pacitan meliputi:
hutan
a. pemantauan
lindung.
keanekaragaman
Parak spesies
memiliki
dan
hutan
yang
beragam
untuk
GOA DI KAWASAN KARST
biofisik
kerapatan
lingkungan yang berpotensi menimbulkan bencana
pohon yang tinggi serta dapat menghasilkan hasil
KAWASAN KARST
sebagai berikut:
agar kegiatan tersebut tidak mengganggu
4)
Timur
Timur, kegiatan yang
keberadaannya, maka harus diupayakan
3)
Jawa
Hutan Di Propinsi Jawa
bertahap. Bila terpaksa harus dipertahankan
2)
Daerah
Tentang
bangunan,
prinsipnya harus dikeluarkan dari kawasan kriteria
Peraturan
Nomor 4 Tahun 2003
ada
budidaya pertanian, hutan rakyat, dsb, pada dengan
dengan
Propinsi
maka diarahkan sebagai berikut: 1)
Sesuai
alam ;
dijual
maupun untuk memenuhi kebutuhan rumah
b. pembuatan bangunan yang bersifat sipil teknis ;
tangga.
c. pembinaan kesadaran dan penyuluhan kepada masyarakat;
Teknik penanaman harus mengikuti kaidah konservasi tanah, yaitu penanaman dilakukan
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 19
penggunaan utama lahan di kawasan ini adalah
d. penjagaan kelestarian nilai, dan fungsi hutan serta
ekosistem hutan lindung;
lingkungannya ;
b. Untuk
e. penjagaan mutu, nilai, dan kegunaan hutan ;
c. Potensi
a. perencanaan pengamanan hutan;
karst
masih
dapat
secara terbatas tanpa merusak
pengembangan
e. sosialisasi peraturan perundang-undangan di bidang masyarakat
infrastruktur
di
kawasan
karst
dibatasi.
kehutanan;
e. Mengembangkan kawasan karst sebagai obyek
sekitar
wisata budaya, serta flora dan fauna khas bernilai
kawasan hutan;
ekologi
g. melakukan pengawasan dan pengendalian;
f.
C. Kegiatan yang terkait dengan usaha mencegah dan terhadap
Permukiman pedesaan yang saat ini berada di kawasan ini diupayakan untuk tidak melakukan
hutan
perkembangan. Disinsentif perlu diberikan dengan
dilakukan :
meminimalkan pelayanan infrastuktur permukiman.
a. penunjukan lokasi penggembalaan ; b. pencarian lokasi penggembalaan ternak yang lebih
5.2.2 PENGELOLAAN KAWASAN PERLINDUNGAN SETEMPAT
menguntungkan masyarakat ; c. pencarian alternatif mata pencaharian masyarakat
5.2.1.2
kawasan
d. Untuk mempertahankan fungsi lindung, hendaknya
d. pengamanan secara preventif dan atau represif;
ternak
menjadi
fungsinya secara keseluruhan;
c. penyediaan sarana dan prasarana;
gangguan
ekonomi
diberdayakan
b. penyusunan organisasi pengamanan hutan;
menanggulangi
pertanian
konservasi
dilakukan meliputi kegiatan:
kesejahteraan
dari
terhadap petani untuk menerapkan sistem pertanian
menanggulangi gangguan manusia terhadap hutan
meningkatan
fungsi
kawasan lindung, maka perlu dilakukan pembinaan
B. Kegiatan yang terkait dengan usaha mencegah dan
f.
merubah
5.2.2.1
Pengelolaan Kawasan Karst
Pengelolaan Kawasan Sempadan Pantai Berdasarkan ketentuan yang berlaku, yang dimaksud
Kawasan Karst diartikan sebagai wilayah singkapan
dengan kawasan lindung sempadan pantai adalah 100
batuan karbonat (batu gamping dan dolomit) yang
m diukur dari garis pantai pada saat titik pasang
telah dan sedang mengalami gejala karstifikasi akibat
tertinggi ke arah darat. Untuk kawasan pesisir bukan
pelarutan oleh air. Wilayah Karst Pacitan Barat yang
pantai yaitu pesisir berupa tebing dengan ketinggian
terletak di wilayah Selatan – Barat merupakan kawasan
tebing minimal 10 m, sempadan pantai yang berlaku
Karst kelas 1, sehingga di wilayah ini tidak boleh
juga 100 m untuk menjaga kemungkinan terjadinya
dilakukan kegiatan pertambangan dan ditetapkan
longsor.
sebagai area konservasi. Karena sifat yang dimilikinya, maka kawasan yang memiliki perbukitan kars mutlak
Namun pantai di Kabupaten Pacitan dimasukan ke
tidak
dalam daerah bahaya I (satu) terhadap bencana
bisa
dilakukan
eksploitasi
dan
diperlakukan
tsunami.
sebagai kawasan konservasi. Kawasan lindung karst di wilayah Kabupaten Pacitan
disusul dengan zona perikanan/tambak, dan zona
karst di Kabupaten Pacitan adalah:
perkebunan. Pengembangan ekosistem mangrove dan
kawasan
karst
tanaman
sebagai
lain
kelestarian
kawasan penyimpan cadangan air tanah dengan dan
dari
kawasan mangrove dan vegetasi pantai di sisi terluar,
ekosistemnya, maka arahan pola pengelolaan kawasan
reboisasi
terlindung
Kabupaten Pacitan dibagi menjadi tiga zona, yaitu zona
kawasan lindung karst tidak menjadi lebih terganggu
melakukan
pantai
penggunaan lahan di kawasan sempadan pantai di
kegiatan budidaya pertanian dan hutan rakyat. Agar
fungsi
kawasan
yang mengganggu kelestarian fungsi pantai, maka
saat ini sudah banyak yang dimanfaatkan untuk
a. Mengembalikan
Agar
gelombang tsunami dan juga dari gangguan kegiatan
memiliki
fungsi
fungsi
pantai
lain
dan
yaitu
menjaga
mengembangkan
kegiatan ekonomi wilayah pesisir. Perkecualian untuk
mengembangkan
daerah
pantai
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 20
yang
sudah
digunakan
untuk
pertahanan
dan
keamanan
serta
fasilitas
5.2.2.2
umum
penangkapan perikanan masih dapat dipertahankan namun
tetap
ada
pembatasan
Pengelolaan Kawasan Sempadan Sungai Sungai, termasuk anak-anak sungai dan sungai buatan,
didalam
adalah alur atau tempat atau wadah air berupa
pengembangannya.
jaringan pengaliran air, sedimen, dan ekosistem yang
Untuk wilayah pantai barat Pacitan, yang sepanjang
terkait mulai dari hulu dan/atau mata air sampai muara,
pantai sudah ditumbuhi tanaman sebagai Green Belt,
dengan
sehingga ditetapkan sebagai daerah kawasan lindung
pengalirannya oleh garis sempadan.
dengan batasan lebar 50 m dari tepi hutan menghadap
dibatasi
kanan
dan
kiri
di
sepanjang
Rencana sempadan sungai yang melintasi wilayah
ke arah pantai atau lebar 130 kali nilai rata-rata
Kabupaten Pacitan harus diterapkan secara konsisten
perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan
seperti pada pembahasan terdahulu, yaitu terbagi atas
yang diukur dari garis surut terendah dan titik pasang
tujuh kelompok, diantaranya Garis sempadan sungai
tertinggi, tidak boleh ada perubahan guna lahan di
bertanggul di luar kawasan perkotaan (sempadan ≥5m),
kawasan ini.
garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan
Adapun pengelolaan sempadan pantai di sepanjang
perkotaan (sempadan ≥3m), garis sempadan sungai tak
wilayah selatan Kabupaten Pacitan adalah sebagai
bertanggul di luar kawasan perkotaan pada sungai
berikut:
besar (sempadan ≥100m) dan pada sungai kecil
a. Diusulkan
pariwisata
(sempadan
pantai dan laut, namun dengan perencanaan yang
pengembangan
kegiatan
bertanggul
mempertimbangkan
mempunyai kedalaman <3 (tiga) meter (sempadan
faktor
keselamatan
dari
kemungkinan terjadinya bencana tsunami. b. Pembatasan disepanjang
pengembangan kawasan
ini
yang
mengendalikan
mengakibatkan
dalam
sempadan
kawasan
sungai
perkotaan
(tiga sampai duapuluh) meter (sempadan
yang
≥15m),
sempadan sungai tak bertanggul di dalam kawasan
pengurangan
perkotaan
dengan
(impound) areal mangrove harus dihentikan atau
(duapuluh)
meter
dialihkan
sempadan untuk sungai yang terpengaruh pasang surut
dengan
kegiatan
lain
yang
tidak
mengakibatkan pengrusakan.
kedalaman (sempadan
maksimum
≥30m)
air laut (sempadan ≥100m).
d. Kegiatan yang dapat dikembangkan di pantai yang memiliki hutan bakau adalah tempat pemijahan ikan/udang,
filter
pencemar,
dan
Gambar 5. 2 Rencana Penetapan Penggunaan Lahan di Sempadan Sungai Besar Tidak Bertanggul Di Luar Kawasan Perkotaan
penahan
ombak/arus laut e. Kawasan hutan mangrove yang terdegradasi perlu dilakukan rehabilitasi dengan memperhatikan zonasi vegetasi mangrove. f.
tak
kawasan perkotaan yang mempunyai kedalaman 3-20
perkembangan wilayah di sepanjang pantai. c. Kegiatan
di
garis
≥10m), garis sempadan sungai tak bertanggul di dalam
infrastruktur
guna
≥50m),
Penggunaan lahan terbatas dapat dilakukan di kawasan lindung sempadan pantai dalam bentuk pembangunan pelantar atau dermaga, TPI, fasilitas pelayanan
umum
lainnya
yang
mendukung
kegiatan pariwisata dan kegiatan penangkapan ikan. g. Penanaman
vegetasi
pantai
(seperti
keben,
ketapang, cemara laut, waru laut, dll) disepanjang pantai sebagai upaya perlindungan dari bencana tsunami.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 21
serta
>20 garis
erosi,
Gambar 5. 3 Rencana Penetapan Penggunaan Lahan Di Sempadan Sungai Kecil/ Kali Tidak Bertanggul Dan Sungai Di Wilayah Terbangun
gerusan
dan
longsoran
tebing
serta
sedimentasi, b. Pencegahan berkembangnya kegiatan budidaya di sepanjang sungai yang dapat mengganggu atau merusak kualitas air, kondisi fisik dan dasar sungai serta alirannya c. Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar sungai.
Pemantauan
diperbolehkan
terhadap
berlokasi
di
kegiatan
sempadan
yang sungai,
diantaranya jalan inspeksi dan bangunan pengolah air d. Pengamanan daerah aliran sungai dari kegiatan terbangun dan memfungsikannya sebagai hutan lindung.
Kemudian ditetapkan Bantaran sungai harus bebas dari
e. peningkatan kesadaran, kepedulian, partisipasi dan
bangunan kecuali untuk pengembangan jalan inspeksi
pemberdayaan
untuk mengendalikan pemanfaatan lahan/ruang di sekitar
tepi
sungai,
diupayakan
pula
pada
sempadan
penanaman
sungai
vegetasi
masyarakat
ini
para
dalam
pemilik
kepentingan
melestarikan
dan
sungai
dan
terutama
yang
lingkungannya.
dengan
f.
perakaran yang kuat.
Rehabilitasi
hutan
dan
lahan,
memberikan dampak baik langsung maupun tidak
Terhadap sempadan sungai yang terletak di tengah
langsung terhadap perubahan fungsi dan kualitas
kawasan
sungai,
terbangun,
yang
kurang
atau
tidak
memungkinkan segera diterapkan lebar sempadan
g. pengaturan prasarana dan sarana sanitasi di seluruh
sungai 10 meter dan jalan inspeksi, perlu dilakukan
wilayah Kabupaten Pacitan, terutama di kawasan
upaya untuk mencapai tujuan perlindungannya, yaitu
yang memiliki fungsi budidaya, hal ini dilakukan
melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat
untuk menjaga kualitas air sungai.
mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi
Pengendalian kegiatan yang ada disekitar sungai
fisik pinggir dan dasar sungai, serta mengamankan aliran
dengan memanfaatkan lahan di daerah manfaat
sungai, untuk itu langkah prioritas yang diterapkan
sungai dapat diperuntukan bagi kegiatan tertentu
adalah pembangunan dinding penahan (retaining wall), pelarangan pembuangan sampah dan limbah ke
sebagai berikut:
badan sungai.
a. Kegiatan budidaya pertanian dengan jenis tanaman yang diizinkan; namun lebih diutamakan dilakukan
Pengendalian sungai perlu dilakukan sebagai upaya untuk
mencegah
dan
menanggulangi
penanaman tumbuhan/ pepohonan berakar dalam
terjadinya
guna mencegah terjadinya longsor;
kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh banjir, pencemaran,
kekeringan,
erosi,
dan
b. Untuk
sedimentasi.
penyuluhan
Langkah-langkah kebijakan lainnya guna memberikan
sungai/aktivitas keanekaragaman
daratan, hayati,
oleh
serta
rambu-rambu sarana
bantu
telepon, dan pipa air minum;
daerah manfaat sungai, aliran air, muara serta terpengaruh
peringatan,
papan
c. Untuk pemasangan rentang kabel listrik, kabel
daerah tangkapan air, daerah resapan air, mata air, yang
reklame,
navigasi pelayaran;
a. Pemulihan fungsi sungai dengan melestarikan fungsi
pantai
dan
papan
pekerjaan/pengamanan,
perlindungan bagi sungai, diantaranya:
daerah
pemasangan
d. Untuk pemancangan tiang atau pondasi prasarana
aliran
jalan/jembatan umum; dan
pelestarian
e. Untuk pembangunan prasarana lalu lintas air dan
dengan
bangunan pengambilan dan pembuangan air.
mempertimbangkan interaksi hulu-hilir, pengendalian
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 22
f.
Untuk menyelenggarakan kegiatan bagi masyarakat
Keberadaan mata air ini sangat bermanfaat bagi
yang tidak menimbulkan dampak merugikan bagi
penduduk setempat sebagai alternatif pemenuhan
kelestarian dan fungsi sungai (dapat digunakan
kebutuhan hidup akan air bersih dan sebagai potensi
untuk olah raga, rekreasi, parkir dan lain-lain).
pariwisata. Untuk itu sumber air yang ada perlu tetap melalui
dilindungi dengan menjaga sempadan mata air agar
peraturan daerah sesuai dengan kondisi sungai dan
tidak berubah fungsi menjadi daerah terbangun yang
kondisi daerah, serta tetap mempertimbangkan
dapat mengancam sumber air yang ada. Langkah-
kelestarian dan fungsi sungai.
langkah perlindungan kawasan sempadan mata air,
g. Untuk
pemanfaatan
lain
yang
diatur
diantaranya adalah:
Sedangkan pemanfaatan badan air sungai dapat
a.
diperuntukan bagi kegiatan tertentu sebagai berikut:
Pencegahan berkembangnya kegiatan budidaya di
a. prasarana angkutan air b.
d. perikanan
mata air c.
mengganggu ekosistem sungai, kelestarian sungai
Pengembalian kawasan hutan di sempadan mata air yang telah mengalami kerusakan melalui
dan kualitas air sungai)
program rehabilitasi, reboisasi dan konservasi
g. kegiatan budaya dan keagamaan
d.
Melindungi kawasan atasnya sebagai kawasan resapan
Pengelolaan Kawasan Sekitar Mata Air 5.2.2.4
Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai Dan Bekas dari
kegiatan
maksimal 10 meter – 50 meter, yaitu sebagai zona
kecuali bangunan untuk penyaluran air. Dalam radius
penghalang.
kawasan sekitar mata air ini tidak boleh ada alih fungsi
b. Penerapan sempadan tersebut hanya bisa diterapkan
lahan.
pada lahan yang masih relatif kosong, sedangkan untuk
Sesuai dengan kondisi tanah setempat, mata air yang
lahan
ada di Kabupaten Pacitan terdapat di 36 (tiga puluh
Nawangan,
Kecamatan
c. Penetapan jarak bebas minimum antara penghantar SUTT dengan tanah dan benda lain, dapat dilihat pada
Kebonagung,
gambar dan tabel berikut ini.
Kecamatan Donorojo, Kecamatan Punung, Kecamatan Ngadirejo,
Kecamatan
Tulakan
dan
yang sudah padat perlu sosialisasi dan kearifan
daerah didalam penanganannya
di
Kabupaten Pacitan, yaitu di Kecamatan Pringkuku, Kecamatan
Pengelolaan Kawasan Sekitar SUTT
tower tegangan tinggi dan kiri kanan bidang sejajar
radius 15 m dari mata air harus bebas dari bangunan
Kecamatan
dan
a. Pengamanan terhadap tegakan bangunan sebidang
adalah jari-jari 200 m dari titik mata air. Kawasan dengan
8
tanah
untuk yang sedang direncanakan (PLTU Sudimoro) ini meliputi:
ditetapkan perlindungan bagi kawasan sekitar mata air
di
air
Kabupaten Pacitan, baik yang saat ini telah ada maupun
kualitas air serta kelestarian fungsi mata air, maka
tersebar
mengisi
Rencana penanganan terhadap jaringan SUTT yang melalui
budidaya yang dapat mengganggu dan/atau merusak
yang
untuk
di kawasan resapan air tanah
Tahun 1993 Tentang : Garis Sempadan Sungai, Daerah mata air
air
membatasi berkembangnya kegiatan terbangun
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 63
lokasi
tidak
berlangsung lama), agar tidak mengganggu fungsi
tertentu, dalam arti kegiatan yang dilakukan tidak
enam)
agar
di sekitar mata air (penggunaan lahan yang telah
penambangan bahan galian (dengan batasan
melindungi
air,
Pengendalian kegiatan budidaya yang telah ada
e. pembangkit listrik tenaga air (jika memungkinkan)
Sungai, untuk
mata
sumber air bersih)
c. olah raga air
5.2.2.3
sekitar
mengganggu fungsi mata air (terutama sebagai
b. sarana kegiatan pariwisata
f.
kawasan
Kecamatan
Sudimoro.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 23
tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya
Tabel 5. 5 Jarak Bebas Minimum Antara Penghantar SUTT Dengan Tanah Dan Benda Lain Lokasi
berlangsung secara alami.
SUTT 66 KV (m)
SUTT 150 KV (m)
6.5
7.5
12.5 3.5 8 3.5
13.5 4.5 9 4.5
12.5 3
13.5 4
1. Lapangan terbuka atau daerah terbuka
Di Kabupaten Pacitan ada beberapa kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan cagar alam, seperti yang telah
2. Daerah dengan keadaan tertentu: -
diuraikan
pada
bagian
terdahulu.
Untuk
melindungi kawasan-kawasan cagar alam tersebut
Bangunan tidak tahan api Bangunan tahan api Lalu lintas jalan/ jalan raya Pohon-pohon pada umumnya, hutan, perkebunan Lapangan Olah Raga SUTT lainnya, penghantar udara tegangan tengah, jaringan telekomunikasi, antena radio, antena televisi dan kereta gantung Rel kereta biasa Jembatan besi, rangka besi penahan penghantar, kereta listrik terdekat dsb
harus
dilakukan
penetapan
penataan
kawasan,
oleh
batas
kawasan
karena
itu
dan
diperlukan
rencana-rencana peruntukan ruang bagi kawasan tersebut. Adapun arahan pengelolaan ruang untuk kawasan cagar alam yang terdapat di Kabupaten Pacitan
8 3
9 4
antara lain: 1. Kawasan ini dapat diperuntukan sebagai objek wisata alam dengan tingkat intensitas rendah (quota
Sumber: Lampiran Permentamben, No:01.P/47/MPE/1992, tanggal 7 Februari 1992
tourism) dan jenis wisata minat khusus, terutama
Gambar 5. 4 Rencana Ruang Bebas SUTT 66/150 KVA
untuk penelitan dan wisata pendidikan. 2. Kawasan
ini
membatasi
perlu
skala
dipertahankan
pengembangan
dengan infrastruktur
permukiman, kecuali infrastruktur yang mendukung perkembangan pariwisata. Adapun pemanfaatan kawasan cagar alam yang diperbolehkan adalah sebagai berikut: 1. penelitian dan pengembangan; 2. ilmu pengetahuan; 3. pendidikan, pelatihan, penerangan, penyuluhan; 4. kegiatan penunjang budidaya dan budaya 5. wisata alam
5.2.3.2
Penggunaan lahan di sempadan SUTT adalah tanaman
jenis
rumput-rumputan
yang
juga
Setelah menginventarisasi dan menetapkan kawasan
berfungsi sebagai ruang terbuka hijau. Antara
cagar budaya, langkah selanjutnya untuk memberikan
jaringan SUTT dengan permukiman dibatasi oleh
perlindungan terhadap lokasi-lokasi yang memiliki nilai
zona penghalang, yaitu berupa pepohonan akar
budaya dan sejarah di Kabupaten Pacitan yang
keras dan jalan inspeksi.
menyebar di berbagai macam lokasi, dengan jenis
Tinggi menara jaringan transmisi listrik di Kabupaten Pacitan
dibatasi
oleh
peraturan
Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya
cagar budaya berupa acara adat dan seni tradisional
mengenai
serta kawasan yang memiliki nilai sejarah, adalah
kawasan latihan militer TNI AU Iswahyudi.
dengan menetapkan luasan dan batas kawasan. Kemudian
5.2.3 PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN CAGAR BUDAYA 5.2.3.1
nilai
karena
cagar keadaan
alam
merupakan
alamnya
suatu
mempunyai
dilindungi
dengan
melakukan
estetika.
Kawasan
cagar
budaya
dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan kegiatan ekonomi
Pengelolaan Kawasan Cagar Alam Kawasan
kawasan
penataan lingkungan setempat agar lebih mempunyai
lokal dengan melibatkan penduduk pada masingkawasan
masing
kekhasan
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
daerah,
tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 24
yang
ketentuan
pelaksanaannya
Langkah-langkah
pengamanan
kawasan
sosialisasi kepada masyarakat tentang managemen resiko
cagar
bencana dengan mitigasi bencana.
budaya di Kabupaten Pacitan, diantaranya: 1.
Pengelolaan
kawasan
cagar
budaya
sesuai
B. Arahan Zona Resiko Bencana Banjir
dengan tujuan perlindungannya masing-masing, 2.
Pelarangan
dilakukannya
kegiatan
Bahaya bencana banjir selain merupakan bahaya bencana
budidaya
yang disebabkan oleh proses alamiah siklus air, juga banyak
apapun, kecuali kegiatan yang berkaitan dengan
dipengaruhi oleh perbuatan manusia dalam mengolah alam
kegiatan wisata budaya yang tidak mengubah
dan sumberdayanya yang menyebabkan keseimbangan
fungsinya, bentang alam, kondisi penggunaan lahan, bentuk
dan
arsitektur
bangunan
ekosistem dan alam menjadi tidak stabil. Salah satu penyebab
serta
terjadinya banjir yang terjadi di wilayah Kabupaten Pacitan
ekosistem alami yang ada, 3.
adalah adanya perilaku merusak (vandalism) yang dilakukan
Melindungi dan mencegah terjadinya pencurian
oleh manusia antara lain pengrusakan hutan, kawasan
atau pengrusakan terhadap situs-situs peninggalan
penyangga dan daerah aliran sungai mengakibatkan siklus air
sejarah, 4.
yang secara alami terjadi menjadi tidak seimbang antara run
Pemberdayaan masyarakat yang berada di sekitar kawasan
cagar
budaya
untuk
secara
off
aktif
inventarisasi
dan
hilir
yang
Pagotan, Sungai Bawur dan terutama Sungai Grindulu. Sungai
dan
yang sering mengalami banjir dalam DAS Grindulu adalah
penetapan kawasan perkampungan tua dengan
Grindulu Hilir, Asem Gandok dan Kebonagung. Di Kecamatan
Peraturan Bupati
Pacitan, wilayah yang dilalui oleh Kali Bengkal dan Kali Tani yang merupakan anak Sungai Grindulu juga termasuk sebagai
5.2.4 PENGELOLAAN KAWASAN RAWAN BENCANA A LA M 5.2.4.1
hulu
utama yang ada yaitu Sungai Baksoko, Sungai Lorog, Sungai
perlindungan kawasan-kawasan cagar budaya kegiatan
antara
sangat erat kaitannya dengan keberadaan sungai - sungai
Untuk memberikan jaminan hukum terhadap upaya dilakukan
serta
Titik-titik rawan kejadian banjir di wilayah Kabupaten Pacitan
peninggalan sejarah yang ada
perlu
serapan
mengakibatkan bencana banjir dan juga tanah longsor.
menjaga dan memelihara seni tradisional dan 5.
dan
Kawasan Rawan Banjir. Daerah yang masuk kedalam kawasan rawan banjir adalah
Arahan Zona Resiko Bencana Alam
Kecamatan Arjosari, Pacitan dan Kebonagung. Desa-desa yang
A. Arahan Zona Resiko Bencana Gempa
termasuk
daerah
rawan
banjir
adalah
Kelurahan
Baleharjo, Desa Sirnoboyo, Desa Kembang, Desa Mentoro,
Kawasan Koridor Pansela Jawa yang merupakan bagian dari
Desa Semanten, Desa Banjarsari, Desa Gembong, Desa
Lempeng Eurasia di bagian utara garis equator mempunyai
Arjosari, Desa Jatimalang, Desa Mlati, Desa Gayuhan, Desa
potensi zona tumbukan (subduktif aktif) dengan Lempeng
Cangkring, Desa Cokrokembang, Desa Bogoharjo, Desa
Indo-Australia di bagian selatan garis equator di Samudera
Hadiwarno dan Desa Hadiluwih.
Hindia. Potensi tumbukan ini dapat menimbulkan gempa tektonik mengingat gerakan alami lempeng menuju garis
Saat ini penggunaan lahan di kawasan rawan banjir di
equator sebagai akibat gaya sentrifugal putaran bola bumi.
Kabupaten Pacitan adalah sebagai kawasan permukiman. Penggunaan
Daerah Kabupaten Pacitan yang berada di atas lempeng India-Australia
kondisinya
saat
ini
sangat
rapat
direncanakan
karena
menimbulkan
gempa.
Berdasarkan
Kawasan
akan
yang
berubah,
rawan namun
banjir untuk
meningkatkan luasan ruang hutan kota dan kawasan terbuka
Jawa Selatan yang rapat dan tertekan itu sewaktu-waktu bisa sehingga
tidak
di
meminimalkan kemungkinan terjadinya banjir adalah dengan
mendapat tekanan dari lempeng Eropa-Asia. Kondisi lempeng patah
lahan
hijau,
hal
terutama
di
daerah
hulu,
guna
meningkatkan
penyerapan air hujan kedalam tanah dan meminimalkan air
tersebut maka seluruh wilayah Kabupaten Pacitan termasuk
limpasan (run off), serta dengan melakukan pengembangan
kedalam kawasan rawan gempa bumi dan perlu adanya
sistem prasarana drainase.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 25
Peta 5. 11
Kawasan Rawan Banjir
Di Kabupaten Pacitan, ada daerah yang belum mengalami
penggunaan
banjir namun berpotensi untuk mengalami banjir selain lokasi-
dimaksudkan untuk menjaga agar tanah disekitar daerah
lokasi yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu daerah yang
rawan longsor menjadi lebih stabil karena diikat oleh akar-akar
memiliki kemiringan lahan yang landai sekitar 0-8%. Untuk
tumbuhan.
menghindari kemungkinan terjadinya banjir di masa yang akan datang maka daerah resapan air perlu dipertahankan dan dengan perencanaan sistem drainase harus dilakukan sesuai
kedalam kawasan tanah longsor adalah Kecamatan Arjosari
dengan perkembangan wilayah.
(Desa Mangunharjo dan Desa Temon), Kecamatan Tegalombo
bencana
longsor
Adapun
kawasan
Kabupaten
Pacitan
merupakan
kemiringan
lahan
lebih
dari
hutan
rawan
lindung.
tanah
daerah
Hal
longsor
yang
ini
di
memiliki
40%. Daerah yang termasuk
Puncangombo bagian Utara, dan Desa Gedangan), Desa Sendang
Sesuai dengan pembahasan terdahulu, kawasan yang memiliki terhadap
sebagai
(Desa Kebondalem, Desa Ngreco, Desa Tegalombo, Desa
C. Arahan Zona Resiko Bencana Longsor/Gerakan Tanah kerawanan
lahannya
Kecamatan
Kecamatan Pacitan.
ditetapkan
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 26
Donorojo,
dan
Desa
Sidoharjo
1.
D. Arahan Zona Resiko Bencana Tsunami
Kecamatan
Tsunami merupakan gelombang pasang yang disebabkan
terdiri
Gelombang pasang semacam ini bisa melanda daerah pantai
segala apa yang ada di pantai dan di daratan.
2.
akhirnya akan menimbulkan tsunami memanjang di sepanjang
3.
pantai selatan Jawa. Berdasarkan hal tersebut diketahui kawasan
rawan
bencana
Pacitan
tsunami
Untuk
Desa
atas
Kelurahan
Ploso,
Desa
Kembang,
Desa
Wilayah Subdas Pagotan, terdiri atas Desa Sidomulyo Wilayah Subdas Lorog, terdiri atas Desa Hadiwarno, Desa Hadiluwih dan Desa Tanjungpuro Kecamatan Ngadirojo
merupakan
tinggi.
dan
Kecamatan Ngadirojo, Desa Padi Kecamatan Tulakan
Kabupaten Pacitan terletak di jalur gempa tektonik yang pada
Kabupaten
Watukarung
Kecamatan Pacitan.
meter jauhnya dari pantai, sehingga menyapu dan merusak
Selatan
Desa
Sirnoboyo, Kelurahan Baleharjo dan Kelurahan Sidoharjo
sampai puluhan meter tingginya dan ratusan hingga ribuan
pantai
Donorojo,
Dersono Kecamatan PringkukuWilayah Subdas Grindulu,
oleh gempa bumi atau longsoran di lereng dasar laut.
bahwa
Wilayah Subdas Baksoko, terdiri atas Desa Sendang
4.
itu
Wilayah
Subdas
Bawur,
terdiri
atas
Desa
Sukorejo
Kecamatan Sudimoro.
penggunaan dan pengembangan lahan di sepanjang pantai
5.2.4.2
Kabupaten Pacitan harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat meminimalkan dampak yang akan terjadi jika ada tsunami.
Arahan Manajemen Resiko Bencana Dalam Pemanfaatan Ruang Wilayah
Kabupaten Pacitan dilihat dari letaknya di atas batas salah satu
Sesuai dengan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 2
lempengan bumi merupakan kawasan yang rawan bencana.
Tahun 2006 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi
Berbagai macam bencana yang diprediksikan dapat dialami oleh
Jawa Timur 2005-2020, pantai di Kabupaten Pacitan dimasukan
wilayah Kabupaten Pacitan adalah bencana gempa bumi, tanah
kedalam daerah bahaya I (satu) terhadap bencana tsunami
longsor dan gelombang pasang tsunami. Kemudian ditambah lagi
sehingga
dengan wilayah yang dilalui oleh 4 DAS, Kabupaten Pacitan
ketentuan
pengaturan
sempadan
harus
memiliki resiko masuk ke dalam kawasan rawan banjir.
memperhatikan bahaya tsunami. rawan
Agar Kabupaten Pacitan siap menghadapi bencana alam yang
bencana tsunami dan perlu diatur penggunaan lahannya
mungkin dapat terjadi, terutama bencana alam, maka perlu
adalah
adanya penanganan bahaya bencana alam atau sering dikenal
Adapun
kecamatan wilayah
yang
pantai
merupakan
di
bagian
kawasan
selatan
Kecamatan Pacitan,
dengan mitigasi bencana. Penanganan bahaya bencana alam
Kecamatan Kebonagung, Kecamatan Tulakan, Kecamatan
atau mitigasi bencana alam secara umum dapat dilakukan
Ngadirojo dan Kecamatan Sudimoro
dengan tindakan preventif – yaitu melalui upaya pencegahan
Donorojo,
Kecamatan
Pringkuku,
Kecamatan
dampak bencana alam; serta tindakan penanggulangan saat
Lokasi yang diarahkan penggunaan lahannya sebagai bahaya
terjadi dan pasca kejadian bencana alam. Tujuan utama mitigasi
I tsunami adalah seluruh pantai yang terletak di Kabupaten
bencana alam adalah untuk mereduksi kerugian dan korban yang
Pacitan bagian Selatan dengan kemiringan lahan yang landai
diakibatkan terjadinya bencana alam.
sekitar 0-15%.
Mitigasi bencana yang memiliki tujuan berupa pengurangan risiko
Pantai-pantai tersebut berada di bagian Selatan beberapa
bencana
kecamatan berikut ini: Pantai Klayar di Kecamatan Donorojo,
dan
Pantai
Wawaran
di
Pacitan,
dilakukan
dengan
semua pihak terkait. Upaya ini dilakukan dengan komitmen yang
Pantai Tamperan dan Pantai Telengria di Kecamatan Pacitan, Bakung
Kabupaten
mempertimbangkan aspek berkelanjutan dan partisipasi dari
Pantai Watukarung dan Pantai Srau di Kecamatan Pringkuku, Pantai
di
kuat dengan mengedepankan tindakan-tindakan yang harus
Kecamatan
diprioritaskan. Penyusunan prioritas ini perlu dilakukan untuk
Kebonagung, Pantai Jetak di Kecamatan Tulakan, Pantai
membangun dasar yang kuat dalam melaksanakan upaya
Sidomulyo dan Pantai Taman di Kecamatan Ngadirojo serta
pengurangan
Pantai Ngobyok di Kecamatan Sudimoro.
risiko
bencana
yang
berkelanjutan
serta
mengakomodasikan kesepakatan internasional dan regional dalam
Wilayah yang dilalui sungai yang dipengaruhi oleh pasang
rangka mewujudkan upaya bersama yang terpadu.
surut air laut dan masuk kedalam kawasan rawan tsunami
Adapun prioritas pengurangan risiko bencana yang harus dilakukan
adalah sebagai berikut:
adalah: RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 27
rawan bencana terhadap bahaya bencana alam yang dapat
1. Meletakkan pengurangan risiko bencana sebagai prioritas
terjadi sewaktu-waktu.
Kabupaten Pacitan yang pelaksanaannya harus didukung oleh kelembagaan yang kuat
Perangkat yang dimaksud terkait dengan penyediaan sistem
2. Mengidentifikasi, mengkaji dan memantau risiko bencana
informasi yang jelas dan tepat sasaran. Penyediaan sistem
serta menerapkan sistem peringatan dini 3. Memanfaatkan pengetahuan, inovasi untuk
membangun
kesadaran
dan
informasi ini dapat berupa selebaran yang dikeluarkan secara
pendidikan
keselamatan
diri
periodik,
dan
spanduk-spanduk,
penyiaran
ketahanan terhadap bencana pada semua tingkatan
melalui
Sistem
Dengan demikian diharapkan masyarakat dan pemerintah
tingkatan masyarakat agar respons yang dilakukan lebih
(daerah) yang selalu mewaspadai kemungkinan bahaya
efektif
bencana alam yang dapat terjadi setiap saat.
Dilihat dari upaya penanganan, mitigasi bencana dapat dilakukan
3.
dengan penyediaan perangkat lunak (software) dan perangkat
Perencanaan yang berbasis pada keselamatan dari bahaya
keras (hardware). Perangkat lunak yang dimaksud antara lain
bencana alam
penyediaan
Upaya
mengatur
(broadcasting).
langkah strategis saat dan pasca terjadi bencana alam.
5. Memperkuat kesiapan menghadapi bencana pada semua
yang
dan/atau
mereduksi kemungkinan kerugian akibat bencana alam dan
4. Mengurangi faktor-faktor penyebab risiko bencana
hukum
massa
peringatan
informasi ini dapat berupa arahan langkah strategis untuk
masyarakat
perangkat
media
papan
pengelolaan
mereduksi
jumlah
kerugian
dan
korban
yang
kawasan-kawasan rawan bencana; sedangkan perangkat keras
diakibatkan oleh adanya bencana alam dapat dilakukan
yang dimaksud antara lain penyediaan peralatan dan/atau
dengan melaksanakan proses perencanaan yang benar,
infrastruktur yang mampu mendeteksi adanya bencana alam dan
sehingga dalam pelaksanaannya, mengacu pada produk
mereduksi dampak yang ditimbulkan oleh bencana alam.
perencanaan tersebut.
Beberapa arahan konsep mitigasi bencana alam yang dapat
Dalam hal ini produk perencanaan tata ruang menjadi
dilakukan antara lain dengan penyediaan:
perangkat yang vital dalam merencanakan, mengawasi dan
1.
Perangkat/peralatan
untuk
mendeteksi
adanya
mengendalikan pemanfaatan ruang terutama pada kawasan-
gejala
kawasan rawan bencana.
bencana alam Penyediaan
perangkat
atau
peralatan
pendeteksi
4.
awal
adanya gejala bencana alam ditujukan untuk mengetahui
alam
kecenderungan perubahan situasi pada kawasan rawan
Mekanisme peringatan dini yang disosialisasikan kepada
bencana alam. Perangkat yang dimaksud bermacam-macam
seluruh
disesuaikan dengan jenis bahaya dan tingkat kebutuhannya;
bencana
misalnya detektor tsunami yang dipasang pada pantai-pantai
menghadapi bahaya bencana alam.
yang mempunyai potensi terjadi tsunami, detektor debit air
penduduk
yang
sebagai
berada
bentuk
pada
langkah
kawasan
rawan
strategis
dalam
Bentuk-bentuk peringatan dini ini dapat disebarkan melalui
yang dipasang pada daerah-daerah pengaliran atau menara
media massa atau dengan bentuk lain sehingga setiap
pengawas pada kawasan-kawasan rawan bencana.
penduduk yang bermukim atau tinggal pada kawasan yang
Dengan ketersediaan alat/perangkat pendeteksi bahaya
rawan
bencana
persiapan dalam mengantisipasi datangnya bencana alam.
masyarakat
alam
tersebut,
memperoleh
diharapkan
pemerintah
gambaran
awal
dan
mengenai
terkena
pengaruh
bencana
alam
mempunyai
Tingkat kesuksesan mekanisme peringatan dini ini juga tergan
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi selanjutnya untuk
juga
dapat melakukan langkah-langkah strategis dengan tujuan
tergantung
pada
kesiapan
aparat,
kelengkapan
perangkat pendukung dan sistem informasi yang akurat. Tanpa
mereduksi korban dan kerugian akibat bencana alam. 2.
Sosialisasi atau peringatan dini terhadap bahaya bencana
disukung faktor-faktor di atas, kemungkinan keberhasilan
Sistem informasi bahaya bencana alam
mekanisme peringatan dini ini akan menjadi relatif rendah.
Salah satu upaya mitigasi bencana yaitu dengan penyediaan
Dengan adanya mekanisme peringatan dini ini diharapkan
perangkat yang tepat guna terutama dalam meningkatkan
masyarakat dan aparat berwenang dapat merumuskan
kewaspadaan pemerintah dan masyarakat sekitar kawasan
langkah-langkah
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 28
strategis/taktis
dalam
mengantisipasi
5.
datangnya bencana alam sehingga kerugian terutama korban
Untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya banjir, maka
jiwa dapat direduksi.
perlu dilakukan hal-hal berikut ini: Penanaman kembali tumbuhan dengan akar kuat di
Penanganan saat dan pasca terjadi bencana alam
daerah hulu sungai untuk mungurangi besaran limpasan
Langkah terakhir dalam mitigasi bencana alam ini adalah
air hujan
penanganan pada saat dan pasca terjadinya bencana alam. Pada saat kondisi terjadi dan pasca bencana alam perlu
Mempertahankan fungsi hutan lindung sebagai pengatur
adanya penanganan yang sigap dan terpadu antar pihak-
tata air dan pencegahan banjir
pihak terkait baik pemerintah, swasta maupun masyarakat
Menerapkan KDB yang rendah dan tingkat kepadatan
sendiri.
rendah di Kawasan rawan banjir agar daya serap terhadap limpasan air hujan menjadi tinggi
Sasaran utama adalah melakukan langkah-langkah untuk mengurangi jumlah korban jiwa dan kerugian material lainnya.
Memberdayakan masyarakat akan budaya menanam
Sedangkan langkah berikutnya adalah melakukan tindakan
pohon diperkarangan rumahnya didukung oleh aturan-
yang bersifat rehabilitasi pada kawasan yeng terkena dampak
aturan yang ditetapkan pemerintah daerah.
bencana alam.
Diadakannya Pacitan
Rehabilitasi ini dapat berupa rehabilitasi fisik yaitu dengan terjadinya
bencana
alam
dan
yang
terhadap
membuat
kualitas
masyarakat
sungai,
sehingga
kebersihan sungai-sungai tetap terjaga. Dan program ini
rekonstruksi dan perencanaan kembali kawasan yang terkena dampak
program
peduli
perlu didukung dengan peraturan yang tegas terhadap
rehabilitasi
usaha pemeliharaan kualitas sungai.
mental/psikhis dengan sasaran untuk mengeliminasi rasa ketakutan dan traumatis bagi penduduk yang terimbas
Angkutan
dampak bencana alam
menimbulkan dampak pendangkalan pada sungai dan
sedimen
yang
berasal
dari
DAS
dapat
saluran yang berakibat mengurangi kapasitas aliran dan
A. Arahan Manajemen Resiko Bencana Gempa
dapat menimbulkan banjir, untuk mereduksi angkutan
Gempa bumi adalah guncangan tiba-tiba yang terjadi akibat
sediment, maka perlu dibangun dam pengendali sedimen
proses endogen pada kedalaman tertentu. Kerak bumi tempat
(cek dam) pada alur sungai di bagian hulu. Sedimentasi
kita tinggal ini terdiri dari sejumlah lempeng atau bongkahan
pada saluran drainase Kota Pacitan utamanya bersumber
besar yang selalu bergerak, pergerakan itu menyebabkan
dari angkutan sedimen di kali Tani dan kali Kunir.
terlepasnya energi yang menimbulkan getaran sehingga
Tanggul pengendali banjir sungai-sungai yang sering
dapat mengguncang permukaan bumi.
meluap
pada
hujan,
Sungai
dengan
tingkat
kawasan
perlindungan tertentu sehingga masyarakat yang tinggal
bumi
adalah
dengan
sampai
bagi
Grindulu,
gempa
ditingkatkan
terutama
Pengelolaan Kabupaten Pacitan yang termasuk kedalam rawan
perlu
musim
mengembangkan arsitektur bangunan penduduk beserta
di lokasi banjir akan merasa aman.
infrastruktur lainnya yang tahan terhadap gempa.
Dilakukan pengamatan muka air pada saat terjadi banjir, rekaman data hujan dan muka air dikirim secara teratur ke
B. Arahan Manajemen Resiko Bencana Banjir Pada
umumnya
sungai-sungai
yang
melalui
instansi
wilayah
Kabupaten Pacitan, yaitu Sungai Grindulu, Sungai Baksoko, hampir
sama
yaitu
airnya
meluap
pada
berwenang
untuk
antisipasi
terjadinya
Peningkatan kapasitas aliran saluran drainase, terutama
Sungai Lorog, Sungai Pagotan dan Sungai Bawur memiliki pola yang
yang
kerusakan yang lebih besar akibat banjir bagi Kota Pacitan untuk menghindari terjadinya genangan
musim
di dalam kota.
penghujan sehingga menggenangi daerah aliran sungai (DAS). Dari catatan laporan banjir beberapa tahun terakhir diperoleh
Kota Pacitan memiliki permasalahan yang khusus mengenai
informasi secara umum sungai yang sering mengalami banjir
masalah banjir. Kota ini dilalui oleh sungai Grindulu dan anak-
dalam DAS Grindulu adalah Grindulu Hilir, Asem Gandok dan
anak sungainya, diantaranya adalah Kali Tani, Kali Blimbing
Kebonagung.
sawah,
dan Kali Bengkal. Variasi debit air sungai pada musim
pekarangan, rumah penduduk dan prasarana umum di
penghujan tidak tetap, kadang kala pada musim hujan diatas
Kecamatan Arjosari, Pacitan dan Kebonagung.
200 mm dan kondisi ini selalu terulang pada periode 10 - 25
Banjir
yang
terjadi
menggenangi
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 29
tahun sehingga berakibat banjir. Kali Bengkal dan Kali Tani
efek pembendungan maupun besarnya debit yang harus
merupakan sungai sekunder yang berfungsi juga sebagai
dialirkan dari daerah hulu. Saluran Bengkal merupakan satu-
sistem drainase kota. Sedangkan dimensi sungai itu sendiri saat
satunya saluran pembuang dari daerah Nanggungan. Pintu air
ini sudah tidak layak lagi menampung air, terutama
yang ada di tepi Jalan Basuki Rahmat hanya dapat berfungsi
bila
apabila muka air Grindulu dalam kondisi rendah.
datang musim hujan. Kedua anak sungai tersebut bertemu pada Dam Cuwik, dimana pada bagian hilir dam tersebut
Untuk perencanaan penanggulangan genangan maupun
dimensinya tidak memenuhi kapasitas daya tampung air
banjir di seluruh wilayah Kota Pacitan, maka sistem drainase
Dengan kondisi wilayah Kota Pacitan baik topografi maupun
Kota Pacitan dibagi dalam 4 (empat) sub sistem yang terdiri
iklim, maka kejadian banjir yang sering menimpa Kota Pacitan
dari Sub sistem Nanggungan, Sub sistem Utara, Sub sistem
adalah sesuatu hal yang wajar. Drainase kota sudah tidak
Selatan, dan Sub sistem Timur.
memungkinkan lagi dialirkan secara bebas ke kali Grindulu,
Untuk perencanaan penanggulangan genangan maupun
disamping Kali Grindulu sebagai drainase utama (mayor) sering
banjir di seluruh wilayah Kota Pacitan, maka system drainase
mengalami banjir, hal ini dikarenakan kapasitas tampung
kota Pacitan dibagi dalam 4 (empat) sub system yang terdiri
sungai yang tidak memadahi, elevasi dasar sungai tidak jauh
dari Sub sistem Nanggungan, Sub sistem Utara, Sub sistem
berbeda dengan elevasi daerah perkotaan dan selalu
Selatan, dan Sub sistem Timur. Berikut rencana detail untuk
mengalami agradasi. Permasalahan banjir kota Pacitan ini
masing-masing Sub sistem.
sangat terkait sekali dengan kondisi DAS Grindulu secara keseluruhan. Tingkat agradasi secara nyata akibat perubahan
1.
tata guna lahan dan buruknya tata pengelolaa DAS secara
Penanggulangan Masalah Banjir Sub Sistem Nanggungan Sub
nyata telah berpengaruh terhadap menurunnya daya dukung
sistem
Nanggungan
meliputi
wilayah
Desa
Nanggungan yang terkurung oleh pegunungan sebelah
lahan DAS dalam penyediaan air yang berkelanjutan.
barat dan tanggul Kali Grindulu di sebelah timur. Banjir
Kali Teleng yang merupakan penyaluran aliran banjir di sebelah
yang terjadi banyak disebabkan oleh adanya backwater
barat kota mengalami penyumbatan pada bagian pintu klep
dari saluran Bengkal. Saluran Bengkal selain berfungsi
dan muara sungai, disamping juga sangat dipengaruhi oleh
sebagai pematusan juga berfungsi sabagi suply irigasi
pasang surut muka air laut. Akibatnya aliran air yang berasal
pada musin hujan tidak mampu menyalurkan debit.
dari Kali Tani, Kali Kunir dan Saluran Bengkal terhambat di
Langkah yang efektif adalah menyalurkan debit yang
wilayah perkotaan dan mengakibatkan banjir.
berasal dari wilayah tersebut langsung ke Kali Grindulu.
Penanggulangan banjir di sebelah kiri saluran Bengkal hanya
Berhubung pada waktu banjir muka air Grindulu juga relative tinggi, maka pemasangan pompa di ujung hilir sub
mengandalkan saluran dari Buk Muso sampai klep Pulosari di tanggul Kali Grindulu. Pintu air pada saluran buk Muso tidak
sistem merupakan alternatif yang cukup baik.
dapat berfungsi dengan baik untuk menahan masuknya air
Disamping untuk penanggulangan banjir di musim hujan
dari saluran Bengkal ke daerah yang dilindungi. Pintu klep
dengan memompa air menuju kali Grindulu, pemasangan
Pulosari dalam keadaan rusak sehingga tidak berfungsi,
pompa dapat difungsikan ganda untuk meghisap air
akibatnya dapat menambah kemungkinan terjadinya banjir
Grindulu pada saat dibutuhkan sebagai suply irigasi pada
dengan masuknya air kali Grindulu pada saat banjir.
saat dibutuhkan.
Banjir di sebelah timur Kota Pacitan merupakan dampak dari
2.
muka air pembendungan (backwater) banjir Grindulu dan Kali
Penanggulangan Masalalah Banjir Sub Sistem Utara
Jelok. Pintu-pintu klep yang dipasang pada tanggul tidak
Saluran-saluran drainase di wilayah sub sistem utara
dapat berfungsi dengan sempurna, baik untuk menahan aliran
kondisinya cukup baik dengan adanya pelapisan saluran
masuk maupun untuk mengalirkan debit keluar. Disamping itu,
dengan pasangan batu (tahan terhadap arus aliran) dan
saluran drainase yang bersal dari wilayah Menadi, Mentoro,
terjaganya saluran dari endapan sediment Lumpur dan
Sirnoboyo, Arjowinangun, Purworejo, dan lain-lain menghilang
sampah. Penyebab genangan/banjir dari luapan-luapan
di daerah selatan dekat tanggul sungai.
saluran dikarenakan sistem drainase yang mengumpul (memusat menuju Dam Cuwik) dan tidak berfungsinya
Banjir di daerah Nanggungan lebih banyak disebabkan karena
beberapa saluran. Prinsip penanggulangan pad sub sistem
tidak mampunya saluran Bengkal di sebelah hulu, baik karena
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 30
4.
ini adalah sedapat mungkin membuang aliran air keluar dari daerah perkotaan dan meningkatkan kapasitas aliran
Wilayah sub sistem wilayah timur ini terletak di sebelah
pada saluran drainasenya serta peningkatan kapasitas bangunan-bangunan
pengendali
banjir,
timur kali Grindulu yang kemudian membelok ke kali Jelok.
bangunan-
Di beberapa tempat dilengkapi dengan pintu klep
bangunan silang, gorong-gorong dan meningkatkan fungsi
otomatis yang terbuat dari kayu sebagai perangkai yang
pintu-pintu pengendali banjir.
dimaksudkan untuk menahan masuknya air kali Grindulu
Kali Teleng sangat berperan besar sebagai tempat
dan kali Jelok (pengaruh backwater), namun untuk
penyaluran debit aliran dari sub sistem utara ini yakni
terbukanya pintu klep mememerlukan beda tekanan
dalam pengendalian elevasi muka air. Disamping lokasi ini
hidrostatis yang cukup besar antara muka air hulu dan hilir
masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut, pintu klep
pintu, akibatnya walaupun muka air kali Grindulu dan Jelok
yang terletak di Kali Teleng mempunyai ukuran kurang
telah surut karena pembukaan terlalu kecil akibat berat
memadai sehingga mudah terjadi penyumbatan aliran
pintu, maka aliran menjadi lambat. Untuk mempercepat
dan menimbulkan efek pembendungan sampai di saluran
aliran oleh penduduk dengan cara melepas pintu-pintu
primer. Dampak pembendungan ini adalah sulitnya aliran
kelp tersebut.
air drainase wilayah perkotaan masuk ke saluran primer.
Untuk menanggulangi banjir pada sub sistem timur ini
Oleh karena itu kapasitas aliran kali Teleng melalui klep
antara lain dengan penggantian pintu-pintu klep otomatis
harus ditingkatkan dengan cara merehabilitasi pintu klep
dari
tersebut.
sebelah
tanggul
kiri
pintu
klep
fungsinya
ringan,
pemasangan
Kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan rawan tanah
menahan intrusi air laut. Namun demikian fungsi sebagai
longsor, tidak diperkenankan untuk digunakan oleh kegiatan
penahan air asin sekarang tidak ada artinya karena telah
budidaya apapun, karena dikhawatirkan akan menimbulkan
rusak. Sedangkan fungsi sebagai pelimpah banjir menjadi
gangguan pada lereng kawasan ini dan menyebabkan
kurang efektif dan bahkan memberikan dampak negative
terjadinya bencana longsor. Untuk menguatkan tanah-tanah di
terhadap penanggulangan banjir dikarenakan elevasi
kawasan ini, maka penggunaan lahannya adalah sebagai
puncak ambang pelimpah relatif tinggi, namun elevasi ini elevasi
minimum
untuk
kawasan
mengatasi/menahan
Namun
usaha
reboisasi
dan
saja, namun daerah-daerah sekitarnya pun harus dijadikan
mampu meningkatkan kapasitaas alur aliran dengon
kawasan hutan lindung dengan fungsi sebagai kawasan
menambah lebar pelimpah.
penyangga (buffer zone).
Penanggulangan Masalalah Banjir Sub Sistem Selatan
D. Arahan Manajemen Resiko Bencana Tsunami
Sistem drainase ini pada wilayah ini alirannya masuk ke
Tsunami adalah gelombang pasang yang disebabkan oleh
saluran Bengkal. Baik yang dari perkotaan maupun dari
gempabumi atau longsoran di lereng dasar laut. Gelombang
buangan dari sawah. Terjadinya genangan pada sub
pasang semacam ini bisa melanda daerah pantai sampai
sistem ini adalah karena kondisi saluran Bengkal yang tidak
puluhan meter tingginya dan ratusan hingga ribuan meter
mampu menampung aliran tersebut. Penyelesaian ini dengan
lindung.
kawasan yang dinyatakan sebagai kawasan rawan longsor
mengatasinya perlu medifikasi struktur pelimpah, sehingga
dilakukan
hutan
mengembangkan ekosistem hutan ini tidak cukup dilakukan di
masuknya air laut pada waktu muka air pasang. Untuk
dapat
lebih
C. Arahan Manajemen Resiko Bencana Longsor/Gerakan Tanah
untuk
melimpahkan kelebihan air, pada musim kemarau untuk
adalah
yang
drainasenya.
muara juga dilengkapi bangunan pelimpah yang berada di
bahan-bahan
pompa pengendali banjir dan penyempurnaan saluran
Selain di lengkapi pintu klep, kali Teleng pada bagian
3.
Penanggulangan Masalalah Banjir Sub Sistem Timur
sistem
pemompaan
jauhnya dari pantai, sehingga menyapu dan merusak segala
untuk
apa yang ada di pantai dan di daratan.
membuang air banjir ke kali Grindulu, atau mengatur saluran drainase untuk diarahkan ke saluran Muso yang kemudian dibuang ke pintu air Pulosari atau buk Muso.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 31
dapat bergerak cepat mengevakuasi diri ke tempat-tempat
Gambar 5. 5 Rencana Pengaturan Ruang Sempadan Pantai Sebagai Salah Satu Solusi Untuk Menghadapi Bahaya Tsunami
tersebut secara spontan.
5.2.4.3
Arahan Ruang Evakuasi Bencana
Seluruh penduduk yang berada pada kawasan rawan bencana, harus mengetahui ruang-ruang yang diperuntukan bagi evakuasi penduduk jika bencana terjadi. Adapun ruang yang diperuntukan bagi ruang evakuasi bencana (terutama menghadapi bencana tsunami dan banjir) adalah ruang-ruang yang memiliki kemiringan lahan lebih dari 15% atau daerah-daerah dengan ketinggian diatas 5 meter. Lokasi tersebut harus ditunjang oleh jalan inspeksi mulai dari lokasi permukiman penduduk sampai ke ruang yang ditetapkan sebagai ruang evakuasi bencana. Secara detail penanganan mengenai ruang evakuasi bencana yang memuat ruang penampungan, alur evakuasi, penyediaan sarana dan pembentukan Tim Satkorlak, disusun didalam rencana detail ruang kota.
5.2.5 PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG LA I N N YA Kabupaten Pacitan dimasukan kedalam daerah bahaya I
5.2.5.1
(satu) terhadap bencana tsunami. Untuk menghindari bahaya dampak tsunami, maka perlu ada penataan ruang khusus di
Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau
sempadan pantai yang berfungsi memecah gelombang
mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka,
tsunami dan juga memperlambat kecepatan gelombang
tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah
yang datang. Kebijakan yang diberikan terkait dengan hal
maupun yang sengaja ditanam, dan termasuk didalamnya
tersebut adalah di sepanjang sempadan tersebut dibuat suatu
adalah
zona-zona khusus yang terdiri aras zona kawasan mangrove,
zona
permukiman,
baru
diijinkan
kota.
Berdasarkan
Peraturan
Pemerintah
hutan kota diselenggarakan dengan tujuan untuk kelestarian,
zona-zona tersebut pengembangan zona-zona budidaya seperti
hutan
Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2002 Tentang Hutan Kota,
zona perikanan darat/tambak, dan zona perkebunan. Setelah lainnya,
PENGELOLAAN KAWASAN RUANG TERBUKA HIJAU
keserasian dan keseimbangan ekosistem perkotaan yang
untuk
dikembangkan.
meliputi unsur lingkungan, sosial dan budaya, kemudian hutan
Konsep tata ruang dengan membangun zona-zona khusus
mikro, nilai estetika dan meresapkan air, serta menciptakan
kota juga berfungsi untuk memperbaiki dan menjaga iklim
penahan gelombang ini hanya dapat dilaksanakan bagi wilayah-wilayah
pesisir
perkembangan
yang
pantai pesat.
yang Untuk
belum wilayah
keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota, serta
mengalami yang
mendukung pelestarian keanekaragaman hayati.
telah
berkembang dengan kegiatan utama berupa permukiman di
Pengelolaan ruang terbuka hijau, diantaranya adalah:
pinggir pantai, seperti Kecamatan Pacitan, penerapan zona ini
a.
Penyediaan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan
sangat sulit untuk diterapkan. Langkah-langkah yang bisa
paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas kawasan
dilakukan hanyalah dengan penanaman hutan mangrove di
perkotaan yang terdiri dari 20 (dua puluh) persen ruang
sempadan pantai yang belum terbangun, menyiapkan lokasi-
terbuka hijau publik dan 10 (sepuluh) persen ruang
lokasi yang dapat dijadikan sebagai tempat berlindung, serta
terbuka hijau privat
dengan menyiapkan masyarakat untuk menghadapi bahaya tsunami.
Pemetaan
daerah
pengungsian
dan
b.
jalur-jalur
Menutup areal yang gundul dengan pepohonan atau rumput-rumputan/ semak belukar
evakuasi yang aman dan tersosialisasi sehingga masyarakat RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 32
c.
b.
Melarang penebangan pohon di kawasan ini tanpa seijin instansi
atau
memberikan
pejabat
sangsi
yang
yang
berwenang,
cukup
berat
bagi
serta
yang dibangun dalam satu kesatuan lahan yang
para
kompak. c.
pelanggarnya d.
e.
Menyebar, yaitu merupakan ruang terbuka hijau yang
Melakukan penguatan dengan menggunakan tanaman
dibangun
keras terhadap tebing-tebing yang lebih tinggi dari 3
berbentuk jalur dan atau kelompok yang terpisah dan
meter dengan kemiringan lebih besar dari 20 %
merupakan satu kesatuan pengelolaan.
Pengembangan jenis tanaman semusim dan dilakukan yang
dapat
cukup
kota
secara
1.
pengembanga kegiatan
budidaya
akan
keperluan
dikembangkan
Ruang
Terbuka
pariwisata
alam,
di
Kabupaten
Pacitan
hijau
yang
terletak
di
Kawasan
terbuka hijau yang dibangun pada areal permukiman, yang berfungsi sebagai penghasil oksigen, penyerap
dapat
karbondioksida,
lahan
pepohonan
peresap
air,
penahan
angin,
dan
peredam kebisingan, berupa jenis komposisi tanaman
berfungsi sebagai
untuk
Permukiman. Tipe ruang terbuka hijau ini adalah ruang ALUN - ALUN
terbuka
hijau
dimanfaatkan
dikelompokan menjadi beberapa kelompok berikut ini:
atau
Ruang
dapat
Kemudian untuk ruang terbuka hijau yang merupakan hutan
penebangan
n
yang
pendidikan; dan atau budidaya hasil hutan bukan kayu.
terjadi
liar
kelompok-kelompok
rekreasi dan atau olah raga; penelitian dan pengembangan;
ketat agar tidak
pohon
dalam
Ruang terbuka hijau yang terdapat di Kabupaten Pacitan
pengawasan
f.
Mengelompok, yaitu merupakan ruang terbuka hijau
yang
tinggi
dikombinasikan
dengan
tanaman perdu dan rerumputan. Adapun jenis atau
cadangan
karakteristik
untuk
pepohonan
yang
di
kembangkan
di
kawasan ini adalah:
pembangunan/ pengembanga
pohon-pohon dengan perakaran kuat, ranting tidak
n kegiatan yang
mudah patah, daun tidak mudah gugur.
mendukung
pohon-pohon
keberadaan
bernilai ekonomis.
ruang
terbuka
2.
hijau.
yang
Ruang Terbuka hijau yang terletak di Kawasan Industri, industri memiliki fungsi untuk mengurangi polusi udara
bentuknya
ruang hijau
Kabupaten
dan kebisingan, yang ditimbulkan dari kegiatan industri.
di
Pacitan
direncanakan terbagi
bunga/buah/biji
yaitu ruang terbuka hijau yang dibangun di kawasan
Berdasarkan terbuka
penghasil
JALUR HIJAU
akan
Adapun
Karakteristik
pepohonannya:
berdaun
lebar
rindang,
dan
berbulu
pohon-pohon dan
yang
mempunyai permukaan kasar/berlekuk, bertajuk tebal,
kedalam
tanaman yang menghasilkan bau harum.
bentuk-bentuk
3.
Ruang Terbuka hijau yang memiliki fungsi sabagai
berikut ini:
kawasan Rekreasi untuk dengan jenis pepohonan yang
a.
indah dan unik, dan atau penghasil bunga/ buah
Bentuk Jalur, yaitu ruang terbuka hijau yang dibangun
(vector) yang digemari oleh satwa, seperti burung, kupu-
memanjang antara lain berupa jalur peneduh jalan raya,
kupu dan sebagainya.
jalur hijau di sempadan sungai, sempadan pantai dengan
memperhatikan
zona
4.
pengaman
Ruang terbuka hijau dengan tipe pengamanan, yaitu kawasan yang berfungsi untuk meningkatkan keamanan
fasilitas/instalasi yang sudah ada, antara lain ruang
pengguna jalan pada jalur kendaraan dengan membuat
bebas SUTT
jalur hijau dengan kombinasi pepohonan dan tanaman RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 33
adalah
Untuk menjaga kelestarian kawasan terumbu karang, perlu
pohon-pohon yang berakar kuat dengan ranting yang
adanya pengelolaan kawasan ini. Beberapa kegiatan yang
tidak mudah patah, yang dilapisi dengan perdu yang
diarahkan di kawasan ini adalah sebagai berikut:
perdu.
Adapun
karakteristik
pepohonannya
liat, dilengkapi jalur pisang-pisangan dan atau tanaman
Kawasan terumbu karang dapat difungsikan sebagai
merambat dari legum secara berlapis-lapis.
5.2.5.2
daerah
PENGELOLAAN KAWASAN TERUMBU KARANG
wisata
bahari.
Selain
itu
kekayaan
dan
keanekaragaman biota di sini membentuk panorama bawah air yang merupakan daya tarik tersendiri bagi kegiatan olahraga bahari seperti scuba diving dan skin
Terumbu karang adalah ekosistem khas daerah tropis dengan
diving.
produktivitas dan keanekaragam
Terumbu karang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan
an yang tinggi. Terumbu karang tersusun atas beberapa jenis
pendidikan, penelitian dan bioteknologi kelautan karena
karang batu yang di dalamnya hidup beraneka ragam biota
merupakan sumberdaya yang penting sebagai substansi
perairan. Dari segi ekologi terumbu karang berfungsi sebagai
bioaktif.
habitat dari berbagai biota yang memiliki nilai ekonomis tinggi
Mempromosikan dan mengontrol kegiatan pariwisata
bahkan biota yang sudah mulai dilindungi, dan dilihat dari
dengan cara memberikan wawasan kepada masyarakat
nilai ekologisnya antara lingkungan kehidupan biota dengan
setempat
lingkungan terumbu karang memiliki saling ketergantungan
merupakan aset nasional yang tidak dapat dinilai dengan
yang sangat erat. Dari segi keanekaragaman hayati, terumbu
uang
karang sangat kaya dengan berbagai jenis ikan, avertebrata
Mencari berbagai sumber alternatif bahan konstruksi dan
serta menjadi lintasan bagi berbagai jenis lumba-lumba dari
kalsium karbonat
jenis Tursiops truncatus dan Tursiops aduncus.
mencegah penambangan dan kehilangan sumber daya alam
dan
yang
wisatawan
tidak
bahwa
terumbu
karang
(bahan kapur dan semen) untuk dapat
diperbaharui
atau
tidak
berkelanjutan (non-sustainable). Alternatif yang mungkin dilakukan, yaitu penambangan terumbu karang mati. Melarang
pengerukan
atau
aktivitas
lainnya
yang
menyebabkan teraduknya sedimentasi dan membuat air keruh atau di arah hulu dari terumbu karang. Menghindarkan pencemaran dan peningkatan nutrien ke dalam ekosistem terumbu karang dengan menempatkan lokasi industri yang jauh dari letak terumbu karang. Melarang penggunaan bahan peledak dan bahan beracun sebagai alat penangkap ikan serta memberikan pengarahan kepada masyarakat nelayan mengenai dampak penggunaan bahan peledak terhadap biota Ekosistem terumbu karang di Kabupaten Pacitan mengalami
laut termasuk didalamnya dalah terumbu karang.
kerusakan yang terjadi sebesar 20% yang disebabkan oleh
Menetapkan batas maksimum pemanfaatan tahunan
pencemaran berupa sedimentasi dan penangkapan lobster
terhadap
dengan bahan terlarang seperti potassium. Permasalahan
berasosiasi dengannya seperti ikan dan karang-karangan.
yang ada dalam usaha konservasi terumbu karang, yaitu
Melakukan
terbatasnya sarana dan prasarana keamanan laut.
ekosistem terumbu karang.
bahan-bahan pemantauan
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 34
karang secara
dan
species
berkala
yang
terhadap
Peta 5. 12
Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung Kawasan budidaya yang mencakup perwilayahan Kabupaten
5.3 Kawasan
Pacitan terdiri atas kawasan peruntukan hutan produksi, kawasan
R E N C A N A P E N G E M B A N G A N K A W A SA N B UD ID AY A budidaya
keberadaannya
sangat
penting
peruntukan hutan rakyat, kawasan peruntukan pertanian, kawasan peruntukan
perikanan,
kawasan
peruntukan
pertambangan,
kawasan peruntukan industri, kawasan peruntukan pariwisata,
bagi
kawasan peruntukan permukiman, dan kawasan peruntukan
pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat setempat dan ekonomi
lainnya.
wilayah Kabupaten Pacitan. Berdasarkan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Kawasan Budidaya adalah
Kriteria kawasan budidaya di Kabupaten Pacitan adalah sebagai
wilayah
berikut:
yang
ditetapkan
dengan
fungsi
utama
untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam,
1.
sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan.
Kawasan peruntukan hutan produksi, ditetapkan dengan kriteria:
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 35
Kawasan peruntukan hutan rakyat terbatas ditetapkan
dengan kriteria memiliki faktor kemiringan lereng, jenis
pemusatan
tanah, dan intensitas hujan dengan jumlah skor 125
berkelanjutan; dan/atau
(seratus dua puluh lima) sampai dengan 174 (seratus tujuh
puluh empat).
Kawasan peruntukan hutan rakyat tetap ditetapkan
6.
merupakan bagian proses upaya merubah kekuatan
Kawasan peruntukan industri, ditetapkan dengan kriteria: wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan industri;
besar 124 (seratus dua puluh empat).
tidak mengganggu kelestarian fungsi lingkungan hidup; dan/atau
Kawasan peruntukan hutan rakyat yang dapat dikonversi 7.
skor paling besar 124 (seratus dua puluh empat); dan/atau merupakan kawasan yang apabila dikonversi mampu mempertahankan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
8.
merupakan hutan yang tumbuh di atas tanah yang
permukiman,
memiliki objek dengan daya tarik wisata; dan/atau
mendukung upaya pelestarian budaya, keindahan alam,
dapat pertanian,
Kawasan peruntukan permukiman, ditetapkan dengan kriteria: memiliki akses menuju pusat kegiatan masyarakat di luar kawasan; dan/atau
didominasi komunitas tumbuhan tahunan. yang
Kawasan peruntukan pariwisata, ditetapkan dengan kriteria:
dibebani dengan hak milik
wilayah
tidak mengubah lahan produktif.
dan lingkungan.
Kawasan peruntukan hutan rakyat, ditetapkan dengan kriteria:
dimanfaatkan perkebunan,
untuk hutan
memiliki kelengkapan prasarana, sarana, dan utilitas pendukung.
kegiatan rakyat,
9.
maupun kegiatan budidaya yang lain.
Kawasan andalan, ditetapkan dengan kriteria:
Kawasan peruntukan pertanian, ditetapkan dengan kriteria:
Kawasan
memiliki kesesuaian lahan untuk dikembangkan sebagai mendukung ketahanan pangan wilayah; dan/atau
dapat dikembangkan sesuai dengan tingkat ketersediaan
a.
wilayah
yang
dapat
dimanfaatkan
untuk
Kawasan andalan prospektif berkembang ditetapkan dengan kriteria:
kegiatan
a. b.
tidak mengganggu kelestarian lingkungan hidup. peruntukan
memiliki
prasarana
berupa
jaringan
jalan,
dan
prasarana lainnya yang belum memadai; dan
perikanan; dan/atau
pertambangan,
ditetapkan
memiliki
sektor
unggulan
yang
potensial
untuk
dikembangkan.
dengan
10. Kawasan
kriteria:
memiliki sektor unggulan yang sudah berkembang dan/atau sudah ada minat investasi.
Kawasan peruntukan perikanan, ditetapkan dengan kriteria:
Kawasan
dengan
memiliki prasarana berupa jaringan jalan, prasarana
b.
penangkapan, budi daya, dan industri pengolahan hasil
5.
ditetapkan
penunjang kegiatan ekonomi kawasan; dan
air.
berkembang
listrik, telekomunikasi, dan air baku, serta fasilitas
andalan
kriteria:
kawasan pertanian;
4.
secara
lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan dengan jumlah
3.
pertambangan
tanah, dan intensitas hujan dengan jumlah skor paling
ditetapkan dengan kriteria memiliki faktor kemiringan
2.
kegiatan
ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil.
dengan kriteria memiliki faktor kemiringan lereng, jenis
merupakan wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk
Keselamatan
Operasi
Penerbangan
(KKOP)
Pangkalan Udara TNI AU Iswahyudi, ditetapkan dengan kriteria:
memiliki sumber daya bahan tambang yang berwujud padat, cair, atau gas berdasarkan peta/data geologi;
ruang udara yang ditetapkan untuk tujuan keselamatan operasi penerbangan.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 36
Peta 5. 13
Rencana Kawasan Peruntukan Hutan Produksi luas total wilayah Kabupaten Pacitan), seperti pada tabel
5.3.1 KAWASAN PERUNTUKAN HUTAN PRODUKSI
Luas Kawasan Hutan Produksi:
Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai
Dalam kawasan peruntukan hutan produksi di Kecamatan
fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Kawasan peruntukan
Pacitan dan Nawangan telah dilakukan reskoring, sehingga
hutan produksi merupakan kawasan hutan di luar kawasan
sebagian kawasan peruntukan hutan produksi menjadi
hutan lindung. Jenis kayu hutan di Kabupaten Pacitan terdiri
hutan lindung. Hutan produksi yang direskoring sehingga
dari kayu jati, mahoni, pinus, akasia, sanakeling, dan lain-
sebagian kawasannya menjadi hutan lindung tersebut
lain. Berdasarkan analisis kesesuaian lahan, arahan lokasi
adalah:
yang digunakan untuk kawasan peruntukan hutan produksi
1.
hingga tahun 2028 adalah hutan produksi yang telah
Hutan produksi di Kecamatan Pacitan pada petak 85d, 87a, 87c, 90b, dan petak 92a.
berkembang saat ini, yaitu seluas 1.484,39 ha (1,07% dari
2.
Hutan produksi di Kecamatan Nawangan pada petak 97a, 97b, 97c, 103a, 103b, 104, dan petak 105.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 37
5.3.3 KAWASAN PERUNTUKAN PERTANIAN
Perkembangan hutan produksi dapat dilakukan di tanah yang rusak/tandus. Pada kawasan tersebut diperbolehkan
Kawasan peruntukan pertanian di Kabupaten Pacitan
adanya kegiatan dan bangunan secara terbatas dengan
dengan luas 13.033 ha (9,38% dari luas wilayah Kabupaten
tetap memperhatikan fungsi perlindungan dibawahnya.
Pacitan),
Kemudian hutan produksi terbatas juga dikembangkan di kawasan karst seperti yang telah diuraikan pada bahasan
1.
Donorojo
2.
Punung
3.
Pringkuku
4.
Pacitan
5.
Kebonagung
6. 7.
Hutan Produksi (Ha)
dengan
pengairan
Kawasan peruntukan pertanian yang menggunakan irigasi
Tabel 5. 6 Luas Kawasan Hutan Produksi Kecamatan
pertanian
sederhana, irigasi desa/non PU, dan tadah hujan (tabel 5.7).
terdahulu.
No
meliputi
menggunakan irigasi teknis, irigasi setengah teknis, irigasi
teknis
berlokasi
di
Kecamatan
Punung,
Pacitan,
Kebonagung, Arjosari, Tegalombo, Nawangan, Tulakang,
Persentase
dan
Ngadirojo.
Kawasan
peruntukan
pertanian
yang
77,3
5.21%
9,2
0.62%
377,1
25.40%
241,75
16.29%
Kebonagung, Arjosari, Tegalombo, Nawangan, Bandar,
-
0.00%
Tulakan, Ngadirojo, dan Sudimoro. Kawasan pertanian yang
Arjosari
81,5
5.49%
menggunakan irigasi sederhana berlokasi di Kecamatan
Tegalombo
41,1
2.77%
Punung,
8.
Nawangan
212,74
14.33%
9.
Bandar
409,4
27.58%
10.
Tulakan
-
0.00%
11.
Ngadirojo
16,3
1.10%
12.
Sudimoro
18
1.21%
1.484,39
100 %
TOTAL
menggunakan Kecamatan
irigasi
setengah
Donorojo,
Pringkuku,
teknis
Punung,
Pacitan,
berlokasi
Pringkuku,
Arjosari,
di
Pacitan,
Tegalombo,
Nawangan, Bandar, Tulakan, Ngadirojo, dan Sudimoro. Kawasan peruntukan pertanian yang menggunakan irigasi desa/non PU berlokasi di Kecamatan Pringkuku, Pacitan, Kebonagung, Bandar, Tulakan, Ngadirojo, dan Sudimoro. Kawasan yang menggunakan sawah tadah hujan berlokasi di
Sumber: PT. Perhutani
Kecamatan
Donorojo,
Punung,
Pringkuku,
Pacitan,
Kebonagung, Arjosari, Tegalombo, Nawangan, Bandar, Tulakan, Ngadirojo, dan Sudimoro. Sesuai dengan Undang-
5.3.2 KAWASAN PERUNTUKAN HUTAN RAKYAT
Undang 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan
Sebagian besar hutan yang ada di Kabupaten Pacitan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, ditetapkan mengenai
merupakan
lahan pertanian berkelanjutan dengan kriteria:
hutan
rakyat,
namun
demikian
kawasan
peruntukan hutan rakyat tersebut berada pada kelerengan >
40%
yang
pada
umumnya
dimanfaatkan
untuk
permukiman, pertanian, kebun/area hutan rakyat, maupun
1.
Lahan beririgasi;
2.
Lahan reklamasi rawa pasang surut dan nonpasang
3.
Lahan tidak beririgasi.
surut (lebak), dan / atau;
kegiatan budidaya yang lain. Kawasan dengan kemiringan > 40% yang merupakan hutan rakyat yaitu seluas 65.951 Ha (47,45% dari luas total Kabupaten Pacitan). Oleh karena itu,
Perlindungan
kawasan dengan kemiringan lereng > 40% ini memerlukan
berkelanjutan dilakukan dengan berdasarkan perencanaan
penanganan tersendiri (tidak mutlak menjadi hutan lindung,
lahan pertanian pangan berkelanjutan yang dilakukan
karena lahannya dimiliki masyarakat). Kawasan peruntukan
pada:
hutan rakyat dengan lokasi yang menyebar pada seluruh wilayah Kabupaten Pacitan. Sebaran lokasi dengan peruntukan lahan sebagai kawasan hutan lindung dan hutan rakyat dapat dilihat pada peta
lahan
pertanian
pangan
1.
Kawasan pertanian pangan berkelanjutan;
2.
Lahan pertanian pangan berkelanjutan; dan
3.
Lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan.
Penetapan
rencana kawasan hutan lindung dan hutan rakyat (Peta
terhadap
lahan
peretanian
pangan
bekerlanjutan
dilakukan dengan:
5.3).
1.
Kawasan pertanian pangan berkelanjutan;
2.
Lahan pertanian pangan berkelanjutan di dalam dan di luar kawasan pertanian pangan berkelanjutan; dan
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 38
Peta 5. 14 3.
Rencana Kawasan Peruntukan Pertanian
Lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan di dalam
dan
di
luar
kawasan
pertanian
No
Kecamatan
pangan
Irigasi Teknis
berkelanjutan. Tabel 5. 7 Luas Kawasan Pertanian No
Kecamatan
Luas Lahan Pertanian Irigasi Setenga h teknis
Irigasi Sederha na
Irigasi Desa/no n PU
Tadah Hujan
-
8
-
-
83
54
105
55
32
-
562
-
-
57
95
11
319
-
Irigasi Teknis
Lainnya
1.
Donorojo
2.
Punung
3.
Pringkuku
4.
Pacitan
94
243
190
15
664
-
5.
Kebonagung
155
251
-
787
575
-
Luas Lahan Pertanian Irigasi Setenga h teknis
Irigasi Sederha na
Irigasi Desa/no n PU
Lainnya
6.
Arjosari
246
303
86
-
240
-
7.
Tegalombo
137
187
165
-
728
-
8.
Nawangan
223
294
315
-
848
251
9.
Bandar
-
460
642
34
277
264
10.
Tulakan
157
102
325
15
828
353
11.
Ngadirojo
291
165
175
30
75
-
12.
Sudimoro TOTAL
-
97
140
15
210
-
1.408
2.222
2.165
907
5.409
922
Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 39
Tadah Hujan
B. Kawasan Peruntukan Peternakan
Kawasan peruntukan pertanian tersebut dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu budidaya tanaman pangan, holtikultura,
Kawasan
buah-buahan, dan bio farmaka; budidaya, peruntukan
seluruh
peternakan; dan peruntukan perkebunan.
peruntukan wilayah
di
peternakan Kabupaten
menyebar Pacitan.
pada
Kawasan
peruntukan peternakan dikelompokkan menjadi dua kawasan
A. Kawasan Tanaman Pangan dan Holtikultura, Buah-
pengembangan,
pengembangan
buahan, dan Bio Farmaka
ternak
yaitu
kerbau
kawasan
dan
kawasan
pengembangan ternak sapi, kambing, dan domba.
Kawasan budidaya tanaman pangan dan holtikultura dikelompokkan menjadi: kelompok palawija, kelompok
Arahan
hortikultura/sayuran, kelompok pertanian padi sawah,
ternak
kelompok buah-buahan, dan kelompok bio farmaka.
topografi datar 0-8%, dekat sumber air dan banyak
Kawasan pengembangan palawija berada di lahan
sumber hijauan pakan ternak. Daerah yang memenuhi
dataran rendah dengan kemiringan <15%. Sedangkan
kriteria tersebut adalah beberapa desa di Kecamatan
kawasan pengembangan tanaman sayuran berada di
Donorojo, Kecamatan Pacitan, Kecamatan Punung dan
lahan dataran tinggi dengan kemiringan <15% dan
Kecamatan Pringkuku.
berhawa sejuk. Kawasan budidaya pertanian padi
Arahan
sawah berada di dataran datar sampai berombak,
dan
Bandar,
diunggulkan
untuk
Nawangan,
pengembangan
rendah,
kawasan
kecamatan di Kabupaten Pacitan, kecuali Kelurahan Sidoharjo,
Tegalombo
pengembangan
dataran
Daerah yang memenuhi kriteria tersebut adalah seluruh
Bio
Farmaka adalah: a. Kecamatan
lokasi
lahan
antrax.
Kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan Tanaman Buah-buahan,
pemilihan
di
kawasan
hijauan pakan ternah dan bukan daerah endemis
kemampuan lahan. Holtikultura,
adalah
pengembangan
kering, hawanya tidak terlalu panas, banyak sumber
buahan dan bio farmaka dikembangkan sesuai dengan
dan
kerbau
lokasi
peternakan sapi, kambing, dan domba adalah di lahan
yang memilki sumber air mencukupi. Kelompok buah-
pangan
pemilihan
Kelurahan
Kecamatan
tanaman
Ploso
Pacitan,
dan
serta
Desa
Desa
Kembang
Plumbungan
Kecamatan Kebonagung.
pepaya, sawo, nanas, jeruk, durian, jambu biji, rambutan, melinjo, manggis, nangka, alpukat, sirsak,
C. Kawasan Peruntukan Perkebunan
belimbing, mangga, pisang, salak, sukun; jahe gajah
Kawasan peruntukan perkebunan menyebar pada
(bio farmaka).
seluruh kecamatan di Kabupaten Pacitan. Kawasan ini
a. Kecamatan Ngadirojo, Sudimoro diunggulkan untuk
menempati
lereng
bergelombang
hingga
agak
pengembangan tanaman melinjo, durian, dukuh,
berbukit. Lokasi pengembangan kawasan perkebunan
pepaya, jeruk jambu biji, rambutan, sawo, nanas,
adalah meliputi seluruh wilayah Kabupaten Pacitan.
manggis,
Komoditi perkebunan yang ada dan sangat prospektif
nangka,
alpukat,
sirsak,
belimbing,
mangga, pisang, salak & sukun; b. Kecamatan
Pacitan
untuk dikembangkan dibedakan menjadi 2 kelompok
diunggulkan
untuk
yaitu:
pengembangan tanaman melinjo. c. Kecamatan diunggulkan pepaya,
Punung, untuk
Donorojo,
pengembangan
a. tanaman semusim: kapas,
Pringkuku
b. tanaman tahunan: kelapa, panili, cengkeh, kopi,
tanaman
kakao.
sawo, nanas, jeruk, durian, jambu biji,
Lokasi pengembangan kawasan perkebunan:
rambutan, melinjo, manggis, nangka, alpukat, sirsak, belimbing, mangga, pisang, salak & sukun. d. Kecamatan diunggulkan
Kebonagung, untuk
Arjosari,
pengembangan
a. Kapas: Donorojo, Punung
Tulakan
b. Kelapa, panili, getah pinus: Bandar, Ngadirojo
tanaman
c. Kelapa:
pepaya, sawo, nanas, jeruk, durian, jambu biji,
Pacitan,
Punung,
Donorojo,
Kebonagung, Sudimoro, Arjosari
rambutan, melinjo, manggis, nangka,alpukat, sirsak, belimbing.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 40
Pringkuku,
Peta 5. 15 d. Panili:
Nawangan,
Sudimoro
Rencana Kawasan Peruntukan Perikanan
Getah
pinus:
Nawangan, Tegalombo
5.3.4 KAWASAN PERUNTUKAN PERIKANAN
e. Cengkeh: Kebonagung, Tegalombo, Nawangan,
Kawasan peruntukan perikanan adalah kawasan tempat
Tulakan, Bandar, Ngadirojo, Sudimoro f.
budidaya tambak, kolam, karamba, dan jala apung.
Kopi: Kebonagung, Nawangan, Bandar, Ngadirojo
Arahan Pemilihan lokasi Kawasan Budidaya Perikanan Air
g. Kakao: Kebonagung, Tulakan, Ngadirojo h. Untuk
lebih
pertanian
jelasnya,
dapat
dilihat
penyebaran
kawasan
pada
Rencana
peta
Payau terletak di pesisir pantai dan bukan ekosistem hutan bakau. Sedangkan lokasi kawasan Budidaya Air Tawar terletak pada daerah yang mempunyai potensi air yang
Kawasan Pertanian.
cukup untuk usaha budidaya, topografi datar, tekstur tanah halus, kualitas air baik.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 41
Kawasan peruntukan perikanan berlokasi di sebagian wilayah
Kecamatan
Pacitan,
Kebonagung,
Tulakan,
Ngadirojo, Sudimoro, Punung, Donorojo, Arjosari, Pringkuku, Tegalombo dan Bandar. Pengembangan
budidaya
perikanan
tambak
juga
dikembangkan disepanjang pantai Kabupaten Pacitan
b.
Batu gamping di Kecamatan Tulakan, Ngadirojo, Pacitan, Kebonagung, Sudimoro.
c.
Dolomit di Kecamatan Kebonagung, Tulakan.
d.
Gypsum di Kecamatan Tegalombo, Nawangan.
e.
Bentonit di Kecamatan Donorojo, Punung, Tulakan, Pringkuku, Tegalombo.
f.
Kalsit di Kecamatan Pringkuku, Punung, Donorojo.
yang termasuk kedalam kawasan sempadan pantai yang
g.
Zeolit di Kecamatan Bandar.
termasuk kedalam daerah rawan tsunami. Sedangkan untuk
h.
Oker di Kecamatan Bandar, Tegalombo, Tulakan.
wilayah tangkapan ikan laut terbagi atas dua kelompok
i.
Phospat di Ngadirojo.
j.
Pirophylit di Kecamatan Arjosari, Nawangan.
k.
Kaolin di Kecamatan Bandar, Punung, Tegalombo, Pringkuku, Arjosari.
l.
Feldspar di Kecamatan Sudimoro, Pacitan, Tulakan, Punung, Arjosari.
wilayah, yaitu tangkapan ikan di wilayah perairan laut dangkal dan wilayah perairan laut dalam dengan kewenangan Pemerintah Kabupaten Pacitan
4
mil
laut.
Untuk
lebih
jelasnya,
lokasi
penyebaran kawasan perikanan dapat dilihat pada peta Rencana Kawasan Peruntukan Perikanan (peta
Kecamatan
Donorojo,
Pringkuku,
m. Pasir kuarsa di Kecamatan Tegalombo, Ngadirojo, Donorojo, Pacitan.
5.15).
n.
Toseki di Kecamatan Arjosari, Nawangan.
o.
Ball clay di Kecamatan Punung, Kebonagung, Tegalombo, Tulakan, Ngadirojo.
p.
Fosil kayu di sepanjang sungai di seluruh wilayah Kabupaten Pacitan.
dengan tingginya persentase luasan kawasan lindung di
q.
Rijang di Kecamatan Punung, Ngadirojo.
Pacitan,
r.
Kalsedon/agate di sepanjang sungai di seluruh wilayah Kabupaten Pacitan.
s.
Jasper di Pacitan.
5.3.5 KAWASAN PERUNTUKAN PERTAMBANGAN Potensi bahan tambang dan galian di Kabupaten Pacitan mencapai 85% dari luas Kabupaten Pacitan. Namun menyebabkan
diperbolehkan
untuk
terbatasnya
kegiatan
lokasi
tambang.
yang
Kawasan
peruntukan pertambangan meliputi pertambangan mineral dan pertambangan batu bara. Pertambangan mineral meliputi: 1.
Pertambangan mineral radioaktif, meliputi a.
2.
4.
Uranium di Kecamatan Tulakan.
a.
Timah putih di Kecamatan Ngadirojo.
b.
Nikel di Kecamatan Ngadirojo.
c.
Timah hitam di Kecamatan Ngadirojo, Tulakan, Nawangan. Pacitan,
Tegalombo,
Emas di Kecamatan Ngadirojo, Tegalombo, Punung, Arjosari, Pringkuku, Nawangan, Tulakan, Bandar.
g. Pasir besi di Kecamatan Ngadirojo, Donorojo. h. Batu besi di Kecamatan Kebonagung, Pacitan, Tegalombo. 3.
5.
Kristal kuarsa di Kecamatan Nawangan.
u.
Agat di Kecamatan Tegalombo.
Kawasan potensial pertambangan mineral batuan, a.
Batu pasir di Kecamatan Arjosari.
b.
Lempung (tanah liat) di Kecamatan Tegalombo, Tulakan, Pacitan, Kebonagung.
c.
Batuan beku di Kecamatan Nawangan, Ngadirojo, Pacitan, Tulakan, Bandar.
d.
Sirtu di sepanjang Sungai Grindulu, Brongkah, Pacitan, Watugaleng, Tumpuk, Guyangan, Lorok, Ngroto, Bawur.
e.
Marmer di Sudimoro.
f.
Trass di Kecamatan Kebonagung, Tulakan.
Mangaan di Kecamatan Tegalombo, Nawangan, Bandar.
Tulakan
Kebonagung,
Batubara di Kecamatan Tulakan (Desa Jatigunung, Desa Gasang, dan Desa Kalikuning), Kebonagung (Desa Ketepung), Punung (Desa Mendolo Kidul).
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 42
Kecamatan
Pertambangan batu bara meliputi: a.
Pertambangan mineral bukan logam, meliputi: a.
Tegalombo,
t.
e. Seng di Kecamatan Ngadirojo, Tulakan, Tegalombo. f.
Donorojo,
meliputi:
Pertambangan mineral logam, meliputi:
d. Tembaga di Kecamatan Tulakan, Ngadirojo.
Kecamatan
Peta 5. 16
Rencana Kawasan Peruntukan Pertambangan
Saat ini kegiatan pertambangan di Kabupaten Pacitan
Lokasi
telah mendapatkan ijin untuk beroperasi ada sebanyak 44
kawasan peruntukan industri adalah daerah yang memiliki
Lokasi yang menyebar di Kecamatan Pacitan, Kecamatan
kemiringan lereng sekitar 0-8% dari kecamatan-kecamatan
Arjosari, Kecamatan Tegalombo, Kecamatan Nawangan,
berikut ini:
Kecamatan Tulakan, Kecamatan Sudimoro, Kecamatan
Pacitan
prospektif
adalah
industri
dikembangkan yang
untuk
dibangun
sebagai
satu industri yang prospektif dikembangkan adalah industri produksi sale pisang dan batik tulis.
5.3.6 KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI yang
diperbolehkan
a. Kecamatan Ngadirojo dan Sudimoro, dengan salah
Pringkuku dan Kecamatan Kebonagung.
Industri
yang
di
mendukung
b. Kecamatan Donorojo dengan salah satu industri Kabupaten
yang
prospektif
dikembangkan
adalah
industri
kegiatan
produksi sale pisang, produksi Batu Aji/Batu Mulia,
pertanian (terutama di kawasan agropolitan), pariwisata,
dan industri gula merah, pengolahan hasil tambang.
perikanan, pertambangan dan industri rumah tangga. RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 43
Peta 5. 17
Rencana Kawasan Peruntukan Industri produksi sale pisang, Batik Tulis, industri pengolahan
c. Kecamatan Punung dengan salah satu industri yang
ikan.
prospektif dikembangkan adalah industri produksi sale pisang produksi mainan anak yang terbuat dari
e. Kecamatan Nawangan dengan salah satu industri
kayu jati, pengolahan hasil tambang.
yang
prospektif
dikembangkan
adalah
industri
Kecamatan Kebonagung dengan salah satu industri
pendukung hasil pertanian dan produksi sale pisang
yang
serta produksi anyaman bambu.
prospektif
dikembangkan
adalah
industri
produksi sale pisang, produksi keramik/gerabah seni
f.
dan industri gula merah
prospektif dikembangkan adalah industri pendukung hasil pertanian, pengolahan hasil tambang.
d. Kecamatan Pacitan dan Ngadirojo dengan industri yang
prospektif
Kecamatan Arjosari dengan salah satu industri yang
dikembangkan
adalah
Untuk lebih jelasnya, lokasi penyebaran industri dapat dilihat
industri
pada peta Rencana Kawasan Peruntukan Industri. RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 44
Peta 5. 18
Rencana Kawasan Peruntukan Pariwisata
5.3.7 KAWASAN PERUNTUKAN PARIWISATA
Dengan tema pengembangan wisata: “Kelautan dan Ekowisata Alam/Ekowisata Karst”
Kawasan ini merupakan kawasan yang berpotensi wisata
2. Kawasan Pengembangan Pariwisata (KPP) B
seperti obyek wisata pantai, goa, sejarah dan arkheologis, budaya, dan obyek wisata pemandian sebagaimana telah
Pusat
disebutkan dalam Bab 2.
dengan cakupan wilayah Kecamatan Pacitan, Punung
Rencana
perwilayahan
kawasan
dengan
cakupan
terletak wilayah
di
Kecamatan Kecamatan
di
Kecamatan
Pacitan,
barat), Kebonagung (sebagian kecil wilayah barat). Dengan
1. Kawasan Pengembangan Pariwisata (KPP) A pelayanan
terletak
(bagian timur), Pringkuku (bagian timur), Arjosari (bagian
pengembangan
pariwisata di Kabupaten Pacitan adalah: Pusat
pelayanan
tema
pengembangan
wisata
Budaya, and Wisata Kota
Punung,
3. Kawasan Pengembangan Pariwisata (KPP) C
Donorojo,
Punung (bagian barat), Pringkuku (bagian barat). RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 45
“Kelautan,
Pusat pelayanan terletak di Kecamatan ngadirojo,
2028
diperkirakan
ada
dengan cakupan wilayah Kecamatan kebonagung,
permukimannya
Sudimoro, Tegalombo (bagian selatan), Arjosari (bagian
perkotaan, diantaranya adalah permukinan disepanjang
selatan dan timur), Tulakan, Ngadirojo, serta Pacitan
jalur kolektor primer. Selain itu juga diperkirakan adanya
(sebagian
akan
beberapa bergeser
kecamatan
menjadi
yang
permukiman
tema
desa-desa yang akan tumbuh pesat akibat adanya
pengembangan wisata “Kelautan, Alam, dan Wisata
pembangunan Jalan Lintas Selatan (JLS) yaitu desa-desa
Budaya”.
yang dilalui oleh JLS.
kecil
wilayah
timur).
Dengan
Permukiman pedesaan sebagian besar tersebar di seluruh
4. Kawasan Pengembangan Pariwisata (KPP) D Pusat pelayanan terletak di Kecamatan Nawangan,
kecamatan di Kabupaten Pacitan dengan pengelompokan
dengan cakupan wilayah
Kecamatan Nawangan,
skala kecil. Permukiman pedesaan yang tersebar di wilayah
Tegalombo (bagian utara), Bandar, dan Arjosari (bagian
Kabupaten Pacitan lokasinya menyebar yang disebabkan
utara). Dengan tema pengembangan wisata “Benda-
terbatasnya lahan di Kabupaten Pacitan yang dapat atau
Benda
dan
layak digunakan sebagai permukiman. Penyebaran lokasi
Agrowisata”. Untuk jelasnya dapat dilihat peta Rencana
permukiman pedesaan, juga menyebabkan permukiman
Pengembangan Kawasan pariwisata.
pedesaan tidak dapat dilayani prasarana permukiman
Buatan
Manusia,
Wisata
Sejarah,
secara merata.
5.3.8 KAWASAN PERUNTUKAN PERMUKIMAN
Pemenuhan
pelayanan
prasarana
bagi
permukiman
pedasaan dilakukan dengan alternatif penggunaan teknik
Rencana kawasan peruntukan permukiman di Kabupaten
yang lebih sederhana. Lokasi permukiman dapat dilihat
Pacitan saat ini berkembang mengikuti struktur jalan di Kabupaten Pacitan, dan diprediksikan akan tetap seperti itu
pada peta rencana kawasan permukiman.
permukiman dengan luas 16.253,31 ha (11,69% dari luas
Hal lain yang perlu diperhatikan pada masa mendatang adalah,
wilayah Kabupaten Pacitan). Kawasan permukiman adalah
seiring
dengan
semakin
berkembangnya
pembangunan, maka perlu penyediaan ruang untuk
suatu kawasan yang dimanfaatkan untuk tempat tinggal
kegiatan sektor informal, terutama di kawasan perkotaan
dan kegiatan masyarakatnya. Arahan Pemilihan lokasi
dan ibukota kecamatan.
Kawasan Permukiman untuk Kabupaten Pacitan adalah memiliki bentuk wilayah relatif datar (lereng<15%), tidak ada
5.3.9 KAWASAN PERUNTUKAN LAINNYA
bahaya banjir, ada sumber air bersih dan terdapat sarana dan prasarana jalan.
5.3.9.1
Kawasan Andalan
Kecamatan yang diarahkan akan dikembangkan sebagai
Merujuk
daerah permukiman hingga tahun 2028 adalah Kecamatan
sekitarnya (termasuk didalamnya Kabupaten Pacitan) telah
Pacitan, Kecamatan Sudimoro (dengan adanya kegiatan
ditetapkan sebagai kawasan andalan nasional untuk
PLTU), serta lokasi sepanjang jalan Kecamatan Pringkuku,
Pertanian, Industri Pengolahan, Perikanan, Perkebunan,
Kecamatan Punung dan Kecamatan Ngadirojo. Namun
Pariwisata.
demikian tidak menutup kemungkinan pengembangan dibagi
menjadi
permukiman
perdesaan
Permukiman
perkotaan
dan
dua
kelompok,
permukiman
merupakan
Nasional,
wilayah
Madiun
dan
yang dimiliki dan peluang pengembangannya, kawasan yaitu
andalan di Kabupaten Pacitan ditetapkan terdiri dari:
perkotaan.
permukiman
RTRW
Dengan penetapan tersebut, maka berdasarkan potensi
permukiman di sekitar permukiman yang telah ada. Permukiman
pada
1.
yang
Kawasan
andalan
pertanian,
meliputi
kawasan
peruntukan pertanian di seluruh wilayah Kabupaten
sebagian besar kegiatannya bukan pertanian dan ini
Pacitan dengan konsentrasi pada kawasan strategis
terletak di Kecamatan Pacitan.
ekonomi
Permukiman lainnya selain Kecamatan Pacitan, saat ini
(kawasan
agropolitan)
Nawangan dan Kecamatan Bandar.
merupakan permukiman pedesaan. Namun hingga tahun RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 46
di
Kecamatan
Peta 5. 19 2.
Kawasan
andalan
perikanan,
peruntukan
perikanan
Kecamatan
Punung,
Kecamatan
Pacitan,
Kecamatan
Arjosari,
di
Rencana Kawasan Peruntukan Permukiman
meliputi
Kecamatan Kecamatan
Kecamatan
3.
kawasan
dan
Kecamatan
konsentrasi
pada
perikanan
di
meliputi
kawasan
Pacitan.
5.3.9.2
Tegalombo,
Sudimoro laut
pariwisata,
Pringkuku,
Kecamatan Bandar, Kecamatan Tulakan, Kecamatan Ngadirojo,
andalan
peruntukan pariwisata di seluruh wilayah Kabupaten
Kebonagung,
Kecamatan
Kawasan
Donorojo,
dengan KKOP
Kecamatan
Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) Pangkalan Udara TNI AU Iswahyudi (Kawasan
Keselamatan
Operasi
Penerbangan)
Donorojo, Kecamatan Pringkuku, Kecamatan Pacitan,
secara umum meliputi ruang udara di wilayah Kabupaten
Kecamatan
Pacitan. Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Kebonagung,
Kecamatan
Tulakan,
Nomor 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan dijelaskan
Kecamatan Ngadirojo, dan Kecamatan Sudimoro.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 47
untuk:
pada pasal 11, bahwa Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) di sekitar bandar udara meliputi:
Menyediakan kebutuhan domestik akan kayu bangunan.
a. kawasan pendaratan dan lepas landas;
Melakukan reboisasi pada areal-areal yang gundul.
b. kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan;
Mencegah dan mengendalikan perambahan hutan.
c. kawasan di bawah permukaan horizontal-dalam;
Melakukan penghijauan dengan menanam jenis-jenis
d. kawasan di bawah permukaan horizontal-luar;
kayu hutan guna mengendalikan erosi
e. kawasan di bawah permukaan kerucut;
Melakukan pembinaan pengrajin mebel sehingga hasil
f.
kayu yang dipasarkan sudah memiliki nilai tambah.
kawasan di bawah permukaan transisi; dan
g. kawasan di sekitar penempatan alat bantu navigasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor
penerbangan.
4 Tahun 2003 Tentang Pengelolaan Hutan Di Propinsi Jawa Timur untuk menjaga keberlanjutan hutan yang digunakan
KKOP yang terkait dengan ruang wilayah Kabupaten
sebagai hutan produksi, maka perlu dilakukan rehabilitasi
Pacitan yang dikemukakan tersebut akan mempengaruhi prinsip
penetapan
ketinggian
bangunan
maksimal
hutan dan lahan diselenggarakan melalui kegiatan
di
reboisasi, penghijauan, penanaman dan pemeliharaan,
Kabupaten Pacitan.
pengayaan tanaman; atau penerapan teknik rehabilitasi lahan dan konservasi tanah secara vegetatif dan sipil
5.4
R E NC A NA P E NGEL O L A AN K A WAS A N B UD ID AY A
teknis, pada lahan kritis dan tidak produktif. Kegiatan pemanfaatan hasil hutan wajib melaksanakan halhal sebagai berikut:
Kegiatan budidaya yang direncanakan akan berkembang di Kabupaten
Pacitan
terdiri
atas
kawasan
peruntukan
a. mengikuti aturan teknis yang berlaku;
hutan
b. setiap produksi yang dihasilkan wajib dilaporkan kepada
produksi, pertanian, perikanan, pertambangan, industri, pariwisata,
Bupati melalui Dinas;
kawasan peruntukan permukiman, kawasan peruntukan ruang
c. setiap yang diproduksi dan atau yang akan diangkut
terbuka hijau, dan kawasan peruntukan lainnya.
wajib dilakukan pemeriksaan berupa pengukuran dan atau
5.4.1 PENGELOLAAN KAWASAN PERUNTUKAN HUTAN PRODUKSI
pengujian
hasil
hutan
oleh
petugas
yang
berwenang; d. terhadap setiap hasil hutan yang diangkut, dimiliki, dan
Dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.18/Menhut-
atau dikuasai wajib disertai dengan bukti legalitas hasil
II/2004 dijelaskan bahwa kawasan hutan produksi adalah
hutan berupa Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan
wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh
(SKSHH) atau Surat Angkutan Tumbuhan dan Satwa (SATS);
pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai
e. khusus bagi Pengusaha Industri Pengolahan Hasil Hutan
hutan tetap yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil
wajib mendaftarkan dan melaporkan kepada Bupati
hutan. Hutan Produksi juga merupakan kawasan hutan yang
melalui
mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan yang
penerimaan hasil hutan sebagai bahan baku, hasil
letaknya di luar kawasan hutan lindung.
produksi, dan pemasaran serta hasil hutan yang diterima
Di Kabupaten Pacitan pengelolaan hutan produksi diarahkan
berasal dari sumber-sumber yang sah.
GOA GONG
VEGETASI ASLI
SONGGUPUH
Dinas
ARTEFAK
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 48
mengenai
keberadaannya
KELELAWAR
serta
Kegiatan pengamanan hutan dilakukan oleh polisi hutan
mengganggu
yang berwenang untuk:
terhadap fungsi lindung.
a.
melakukan
kegiatan
dan
tindakan
2) Penebangan
dibidang
kegiatan
beragam
dan
dalam
waktu
yang
ditindak
lanjuti
sesuai
dengan
maupun
untuk
memenuhi
tidak menyebabkan tingkat erosi yang tinggi.
secepatnya
5) Agar
hutan
adanya
peraturan
perundang-undangan yang berlaku ; g.
dijual
tanah, yaitu penanaman dilakukan sejajar kontur agar
menyerahkan kepada Penyidik Pegawai Negeri Sipil untuk
untuk
4) Teknik penanaman harus mengikuti kaidah konservasi
berwenang
menangkap dan menahan tersangka beserta barang bukti
dapat
kebutuhan rumah tangga.
hutan, dan hasil hutan ; tangan,
perkebunan,
tinggi serta dapat menghasilkan hasil hutan yang
tindak pidana yang menyangkut hutan, kawasan tertangkap
dan
keanekaragaman spesies dan kerapatan pohon yang
mencari keterangan dan barang bukti terjadinya
hal
pertanian
antara desa dan kawasan hutan. Parak memiliki
menerima laporan tentang telah terjadinya tindak
dalam
secara
pepohonan campuran yang terletak di lereng-lereng di
pidana yang menyangkut hutan dan kehutanan;
f.
dilakukan
sistem pengelolaan hutan dengan menanami kebun
hutan atau wilayah hukumnya;
e.
hutan
menggunakan Sistem Parak. Sistem Parak merupakan
memeriksa surat-surat atau dokumen yang berkaitan dengan pengangkutan hasil hutan di dalam kawasan
d.
hasil
gangguannya
3) Pada lahan yang saat ini sudah digunakan sebagai
mengadakan patroli di dalam kawasan hutan atau wilayah hukumnya;
c.
diminimalkan
terbatas/bertahap.
kehutanan yang bersifat preventif dan represif; b.
atau
membuat dan menandatangani laporan tentang
mendapat
kegiatan
perlindungan,
maka
perlu
sosialisasi/penyuluhan
perlindungan
hutan,
pemeliharaan
sekat
pembuatan bakar,
fungsi
ilaran
pengadaan
api, sarana
pemadam kebakaran, pengaturan penggembalaan
terjadinya tindak pidana yang menyangkut hutan,
ternak
kawasan hutan dan hasil hutan.
dalam
hutan,
pengambilan
rumput
dan
makanan ternak lainnya serta serasah dari dalam kawasan hutan.
5.4.2 PENGELOLAAN KAWASAN PERUNTUKAN HUTAN RAKYAT
5.4.3 PENGELOLAAN KAWASAN PERUNTUKAN PERTANIAN
Saat ini sebagian besar hutan di Kabupaten Pacitan merupakan hutan rakyat, yaitu seluas 65.951 Ha. Dalam UU
Pengembangan komoditas pertanian di Kabupaten Pacitan
No. 41/1999, hutan rakyat dimaksudkan sebagai hutan yang
diarahkan
tumbuh di atas tanah yang dibebani hak milik. Hutan rakyat
melalui
pendekatan
pembangunan sistem dan usaha
pada saat ini memiliki fungsi sebagai hutan produksi dengan
agribisnis. Pembangunan sistem
jumlah produksi sebesar 222.462,50 m3 pada tahun 2008.
agribisnis dapat diartikan sebagai
Hutan rakyat ini terletak di kawasan yang seharusnya
cara
memiliki fungsi lindung, dilihat dari kemiringan lahan yang
pandang
dengan
menekankan kepada tiga hal,
lebih dari 40% bahkan lebih dari 60%, kemudian dilihat pula
yaitu
dari struktur tanahnya yang berupa litosol dan redzina yang
Pertama,
pembangunan
merupakan lapisan yang rentan dan memiliki tingkat erosi
melalui agribisnis,
yang tinggi.
pendekatan
Arahan pengelolaan kawasan peruntukan hutan rakyat
pendekatan
yang sudah ada antara lain:
pendekatan yang berdasarkan
pertanian
pembangunan ditingkatkan
dari
produksi
ke
bisnis. Dengan orientasi kepada 1) Kegiatan budidaya yang telah ada sebelumnya, baik
bisnis,
maka
pembangunan
berupa bangunan, budidaya pertanian, hutan rakyat,
usaha bisnis yang berdaya saing
dsb, bila terpaksa harus dipertahankan keberadaannya
dan berkelanjutan menjadi dasar
dan harus diupayakan agar kegiatan tersebut tidak
pertimbangan
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 49
utama.
Kedua,
dalam pembangunan agribisnis pembangunan pertanian
tanaman
bukan
perkebunan.
semata
pembangunan
sektoral
namun
juga
terkait/ditentukan oleh agroindustri hilir, agroindustri hulu dan lembaga
jasa
pertanian
penunjang.
bukan
Dan
sebagai
Ketiga,
1. Kawasan
pembangunan
pembangunan
upaya-upaya
peningkatan
dataran rendah dengan kemiringan <15%. Sedangkan kawasan pengembangan tanaman sayuran berada di lahan dataran tinggi dengan kemiringan <15% dan
ekonomi yang menghasilkan sarana produksi bagi pertanian
berhawa sejuk. Kawasan budidaya pertanian padi sawah
primer (usahatani), yang dapat berupa pupuk, benih,
berada di dataran datar sampai berombak, yang memilki
pestisida, infrastruktur, saprodi; (2) Sub agribisnis usahatani (on-
sumber air mencukupi. Kelompok buah-buahan dan bio
farm agribusiness) atau pertanian primer, yaitu kegiatan yang
farmaka
menghasilkan
kegiatan
ekonomi
yang
Palawija
(finished
product),
yang
dapat
dikembangkan
tumpangsari
bentuk produk antara (intermediate product) maupun bentuk akhir
dengan
kemampuan
adalah sebagai berikut:
mengolah
komoditas pertanian primer menjadi produk olahan baik produk
sesuai
a. Adapun arahan Pengembangan Tanaman Palawija
kelompok tani, budidaya. (3) Sub agribisnis hilir (down-stream yaitu
dikembangkan
lahan.
komoditas pertanian primer, yang dapat berupa petani, agribusiness)
Buah-
Kawasan pengembangan palawija berada di lahan
agribisnis hulu (upstream agribusiness) yaitu seluruh kegiatan
untuk
Holtikultura,
kelompok buah-buahan, dan kelompok bio farmaka.
merupakan suatu rangkaian dan keterkaitan dari: (1) Sub
produksi
dan
dan
hortikultura/sayuran, kelompok pertanian padi sawah,
pendapatan
Pembangunan pertanian dalam kerangka system agribisnis
sarana
Pangan
peternakan
dikelompokkan menjadi: kelompok palawija, kelompok
masyarakat pertanian.
menggunakan
Tanaman
holtikultura,
Kawasan budidaya tanaman pangan dan holtikultura
pembangunan wilayah, khususnya pedesaan yang berkaitan dengan
dan
buahan, dan Bio Farmaka
parsial
pengembangan komoditas, melainkan sangat terkait dengan erat
pangan
dengan
sebagai
tanaman
tanaman perkebunan
(dibawah kelapa dan cengkih).
berupa
Palawija dikembangkan untuk meningkatkan Indek
agroindustri, pemasaran; dan (4) Sub jasa penunjang yaitu
Pertanaman (IP) di lahan sawah irigasi dan tadah
kegiatan yang menyediakan jasa bagi ketiga sub agribisnis di
hujan.
atas, yang dapat berupa KUD, perbankan, pendidikan dan pelatihan.
b. Arahan Pengembangan Tanaman Sayuran:
Pengembangan meningkatkan
usaha kuantitas,
agribisnis
merupakan
kualitas
upaya
menajemen,
Tanaman sayuran terdiri atas bawang daun,
dan
kentang, wortel, tomat dan kacang merah
kemampuan untuk melakukan usaha secara mandiri, dan
Tanaman
memanfaatkan peluang pasar dari pelaku agribisnis. Pelaku utama agribisnis adalah petani dan dunia usaha meliputi
Pengembangan
merancang, merekayasa dan melakukan kegiatan agribisnis produksi.
Perlu dikombinasikan dengan usaha peternakan,
tempat
di
sehingga
pertanian
Kabupaten
menyebar
Pacitan,
di
dengan
secara
Perlu adanya pasar dan laboratorium ekolabeling.
usaha agribisnis tersebut. Peruntukan
sayuran
organik .
Pemerintah
memberikan fasilitas dan mendorong berkembangnya usahaKawasan
tanaman
berangsur dikembangkan kearah sistem pertanian
itu sendiri mulai dari identifikasi pasar yang kemudian proses
sebagai
dengan tindakan konservasi tanah dan air.
menengah, maupun usaha besar. Pelaku agribisnis tersebut
kedalam
dikembangkan
Pengembangan tanaman sayuran harus disertai
usaha rumah-tangga, usaha kelompok, koperasi, usaha
diterjemahkan
sayuran
tanaman pokok di dataran tinggi.
berbagai
limbahnya
dapat
didayagunakan
secara imbal balik.
pusat c. Arah Pengembangan Tanaman Padi Sawah:
pengembangan potensi pertanian di Kecamatan Nawangan dan Kecamatan Bandar. Kegiatan pertanian di Kabupaten
Debit air perlu diatur secara teratur.
Pacitan terbagi atas tiga jenis kegiatan pertanian, yaitu
Perlu
menjaga
sumber
kelangsungan irigasi. RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 50
air
untuk
menjaga
Mengendalikan alih fungsi lahan irigasi dengan
diperuntukkan
mengarahkan pembangunan permukiman kearah
meningkatkan
lahan kering, sehingga ada lahan irigasi permanen
peternakan yang dikembangkan di Kabupaten Pacitan
(sawah status S1).
perlu dilakukan dengan teknologi tinggi. Teknologi tinggi limbah
adalah pengembangan pertanian dilakukan pada lahansekaligus
yang
sesuai
peternak/para
untuk
penyuluhan, kemitraan
kandungan kimiawi dan struktur tanahnya dinyatakan arahan
yang
pengaturan
pemupukan
akan yang
Pacitan,
terbatas
disini
adalah
bahwa
peternak minimum
pengembangan
kawasan
peternakan
di
sebaiknya dibuat dengan luasan
wajib
menyediakan
pengolahan
limbah
yang
dapat
ditolerir.
peternakan
ini
Dengan tidak
demikian
mengganggu
yang tinggi atau dihentikan kegiatan usahanya. 3. Kawasan Peruntukan Perkebunan
Pengembangan paket wisata pertanian (agro-tourism)
Kawasan
dengan memanfaatkan kegiatan tani sebagai obyek
pertanian
tanaman
tahunan/perkebunan
merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan
wisata yang dapat dinikmati oleh para wisatawan,
pertanian tanaman tahunan/perkebunan dengan jenis
misalnya:
komoditi utama berupa hasil perkebunan yang memiliki
o
Kegiatan panen
o
Kegiatan persemaian
o
Kegiatan pemerahan susu
nilai ekonomis tinggi dan pangsa pasar yang baik. Agar jenis tanaman ini mempunyai nilai ekonomis tinggi perlu dilakukan upaya penguasaan teknologi perkebunan, baik melalui pelatihan, bimbingan atau studi banding. Untuk itu
2. Kawasan Peruntukan Peternakan
diperlukan
Kawasan budidaya peternakan dikelompokkan menjadi pengembangan, kerbau
yaitu dan
merupakan
kawasan
aktif
Pemerintah
terutama
dalam
meningkatkan kemampuan untuk menguasai teknologi
kawasan
kawasan
peran
membangun tempat pelatihan bagi para petani guna pertanian.
pengembangan ternak sapi, kambing, dan domba. peternakan
hal
peternak, perlu adanya pengenaan sanksi berupa denda
yang terkontrol
Kawasan
dalam
peternak
luas. Apabila kewajiban ini tidak dapat dipenuhi oleh para
pada satu sistem irigasi dan penggunaan pestisida
ternak
terutama
dengan
lingkungan sekitarnya, terutama bagi masyarakat secara
dilakukan
dengan menggunakan pengairan yang terkontrol
kawasan
pola
peternak
pengembangan
keberadaan
Pengembangan pertanian di kawasan sempadan
pengembangan
terbentuknya
buangan untuk di treatment sesuai ambang batas
yang
diusahakan saat ini tidak dapat diperluas.
dua
dan
Selain itu untuk menjaga lingkungan agar tetap higienis,
dilakukan
luasan
sungai (bibir sungai) khususnya dapat
para
pembinaan
yang tidak terlalu besar dengan luasan maksimal 100 Ha.
terbatas dengan tidak mengubah fungsi lindungnya. Arti
antara
mendorong
Kabupaten Pacitan
Bagi kegiatan pertanian di perbatasan atau di dalam pengembangannya
serta
melalui
Untuk menjaga kelestarian kawasan lindung di Kabupaten
ramah
yang berada di kawasan sempadan sungai lindung,
dapat
unggul dan bantuan pemasaran.
dituju,
lingkungan, terutama bagi lahan-lahan pertanian
kawasan
yang
teknologi peternakan, penyediaan/pengembangan bibit
terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: Perlunya
perternakan
petugas
besar/swasta,
sesuai bagi pengembangan kegiatan pertanian. memperhatikan
kegiatan
usaha secara bergulir, pemberdayaan sumber daya
dikembangkan pertanian” adalah lahan-lahan yang
Dengan
dari
penunjang kegiatan ini, pemberiaan bantuan modal
yang berada di kawasan sempadan sungai. Sementara “lahan
kegiatan
instansi terkait melalui penyediaan fasilitas dan prasarana
diusahakan sebagai lahan kegiatan pertanian, termasuk dengan
maka
diupayakan oleh Pemerintah Kabupaten Pacitan dan
dari lahan saat ini adalah lahan-lahan yang sudah
dimaksud
peternakan,
Untuk
produksi peternakan yang di kelola oleh masyarakat, perlu
diupayakan
menunjang pengembangan kegiatan pariwisata. Maksud
yang
produksi
peternakan.
mengganggu lingkungan setempat. Untuk meningkatkan
lahan saat ini dan lahan-lahan yang sesuai untuk pertanian
kegiatan
ini juga akan menyebabkan tidak adanya bau dan
Sedangkan arahan untuk seluruh jenis tanaman pertanian
dikembangkan
bagi
yang
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 51
Untuk meningkatkan nilai jual hasil tani di Kabupaten
sehingga masyarakat nelayan mempunyai peluang
Pacitan
dan
untuk memperoleh nilai tambah dari hasil produksinya.
tanaman lainnya, perlu adanya pengembangan industri
Pengawasan dan pengendalian dalam pengelolaan
pengolahan dan industri kemasan hasil perkebunan.
sumberdaya kelautan dan perikanan perlu mendapat
Kawasan budidaya perkebunan dikembangkan di seluruh
perhatian semua pihak, mengingat sumberdaya ikan
kecamatan
Arahan
bukan merupakan sumberdaya yang tidak dapat
pengembangan kawasan perkebunan adalah sebagai
habis. Pengawasan terhadap aktivitas penangkapan
berikut:
ikan yang menggunakan teknik dan alat yang dapat
seperti
melinjo, kemiri,
di
sukun, nangka
Kabupaten
Pacitan.
merusak ekosistem perairan hendaknya ditingkatkan,
Pemilihan jenis komoditi disesuaikan dengan
sebagai
agroekosistem (kesesuaian lahan).
upaya
untuk
menjaga
kelestarian
sumberdaya ikan dan biota lainnya sehingga tetap
Komoditi yang dikembangkan berorientasi pasar.
lestari.
Manajemen pengelolaan bersifat agribisnis.
Untuk kegiatan perikanan yang berdekatan dengan lokasi obyek wisata dapat dikembangkan sebagai
5.4.4 PENGELOLAAN KAWASAN PERUNTUKAN PERIKANAN
paket wisata yang dapat dikembangkan
sebagai
paket wisata perikanan (fisheries tourism) dengan
Wilayah Pesisir Kabupaten Pacitan tersebar di 7 kecamatan.
memanfaatkan kegiatan meliputi: pembibitan ikan,
Panjang
penen ikan, pemberian pakan, penambahan jumlah
Pantai
di
Kabupaten
Pacitan
70,709
km,
membentang dari Kecamatan Sudimoro hingga Kecamatan
ikan dan pemancingan.
Donorojo. Wilayah pesisir diarahkan kepada pengembangan
Untuk menjaga ekosistem laut, maka perlu adanya
kegiatan budidaya air payau dan perikanan tangkap. Di
pelarangan penangkapan ikan laut dengan bahan
wilayah
peledak, potas, serta alat tangkap pukat harimau.
yang
dialiri
aliran
sungai,
diarahkan
untuk
pengembangan perikanan budidaya, yaitu untuk budidaya ikan air tawar.
5.4.5 PENGELOLAAN KAWASAN PERUNTUKAN PERTAMBANGAN
Komoditas air payau yang dikembangkan adalah udang vanname dan bandeng, sedangkan untuk budidaya air
Potensi tambang di Kabupaten Pacitan terdiri atas bahan
tawar dikembangkan budidaya lele, nila, tombro, tawes dan
tambang dan galian klasifikasi A, klasifikasi B dan Kalsifikasi C
gurami. Untuk budidaya air laut di Kabupaten Pacitan
yang tersebar di 85% wilayah Kabupaten Pacitan. Namun
dikembangkan rumput laut. Komoditi perikanan tangkap
potensi ini tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal,
yang menonjol adalah tuna/baby tuna, cakalang, tongkol,
karena kondisi fisik Pacitan yang tidak memungkinkan.
dorang, kembung, tengiri, layur, kakap, pari, cucut, runang,
Berdasarkan hal tersebut maka arahan pengelolaan potensi
lemuru, tiga waja, manyung, kuwe, petek, rebon, julung dan
pertambangan adalah sebagai berikut:
teri. Memperhatikan
arah
pengembangan
diatas
Penetapan Wilayah Pertambangan (WP) yang meliputi
terdapat
Wilayah
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: Upaya
peningkatan
produksi
perikanan
Usaha
Pertambangan
(WUP);
Wilayah
Pertambangan Rakyat (WPR); dan Wilayah Pencadangan Negara (WPN).
tangkap
hendaknya didukung dengan peningkatan kapasitas
Agar
sumberdaya manusia nelayan, peningkatan teknologi
perkembangan
kawasan
pertambangan
tidak
merusak lingkungan, kegiatan ini perlu diawasi secara
penangkapan ikan serta penguatan modal usaha.
ketat
Akses pasar yang lebih memberikan peluang bagi
perkembangannya
dan
dibuat
aturan
yang
mengharuskan para investor ini untuk menguruk bekas
nelayan dan pengusaha perikanan di Kabupaten
galiannya agar tidak meninggalkan lubang-lubang bekas
Pacitan seyogyanya menjadi salah satu prioritas
galian
dalam pengembangan usaha perikanan tangkap.
yang
dapat
menimbulkan
negatif/kerusakan terhadap lingkungan.
Demikian pula aspek pengelolaan hasil produksi,
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 52
dampak
Arahan jenis tambang yang dikembangkan di Kabupaten
industri berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah yang
Pacitan adalah yang mempunyai nilai ekonomis dan
ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Pacitan.
diterima pasar.
Sebagian besar jenis industri yang ada di Kabupaten Pacitan oleh
merupakan industri kecil. Kegiatan industri yang prospektif
beberapa pihak. Bahan galian atau sumber daya mineral
dikembangkan hingga tahun 2028 adalah jenis industri yang
yang telah dieksplorasi pada tahun 2007 adalah batu
mendukung perkembangan potensi daerah, yaitu industri
bara di Kecamatan Tulakan seluas 0,56 ha; mangan di
yang menudukung kegiatan pertanian, pariwisata, perikanan
Kecamatan Tegalombo 2 KP ( 0,54 ha dan 1,2 ha ) dan di
dan pengolahan hasil galian di Kabupaten Pacitan. Industri
Kecamatan Bandar 2 KP ( 3,06 ha dan 2,74 ha); emas di
yang dikembangkan ini harus dapat memanfaatkan secara
Kecamatan Nawangan seluas 5.612 ha; batu gamping di
optimal sumber daya manusia, alam, dan sumber daya
Kecamatan Pringkuku sebanyak 2 SIPD (1,87 dan 0,5 ha);
teknologi.
Sejumlah
bahan
tambang
telah
dieksplorasi
bentonit di Kecamatan Pringkuku, Desa Pelem sebanyak 4
Untuk mewujudkan tertib ruang dalam pengembangan
SIPD (49,375 ha,0,72 ha,0,77 ha, dan 1,45 ha) dan Desa
kegiatan industri di Kabupaten Pacitan, perizinan investasi
Tamanasri 1 SIPD (0,92 ha); zeloit di Kecamatan Bandar 1
industri harus diarahkan ke kawasan peruntukan industri yang
SIPD (0,32 ha); lempung di Kecamatan Tegalombo
telah ditetapkan. Sedangkan lokasi industri yang sudah ada
sebanyak 1 SIPD (0,04 ha); feldspar di Kecamatan Arjosari
dan berada di luar kawasan peruntukan industri yang telah
1 SIPD (0,45 ha) dan di Kecamatan Tulakan 1 SIPD (0,10
ditetapkan dan tersebar di seluruh wilayah Kabupaten
ha), batuan breksi di Kecamatan Nawangan Desa Jetis
Pacitan, terutama yang terindikasi dan/atau berpotensi
Lor 4 SIPD (0,27 ha,1,60ha,0,38 ha,0,5 ha), di Desa
mencemari lingkungan harus dipindahkan secara bertahap
Nawangan 1 SIPD (1,69 ha), di Desa Tokawi 2 SIPD (0,93 ha
ke kawasan peruntukan industri yang sudah di tetapkan
dan 2,42 ha), di Kecamatan Pacitan 2 SIPD (0,51 ha dan
dalam tata ruang Kabupaten Pacitan ini. Langkah ini perlu
1,40 ha), di Kecamatan Bandar 1 SIPD (0,67 ha); dasit, basalt,
andesit,
dan
granit
di
Kecamatan
diambil
Pacitan
untuk
menghindari
sebanyak 1 SIPD (0,87 ha) dan di Kecamatan Tegalombo
memudahkan terjadinya
1 SIPD (1,23 ha); serta sirtu di aliran sungai Grindulu Kecamatan Pacitan 15 SIPD (9,02 ha) dan Kecamatan Arjosari 9 SIPD (8,405 ha), di aliran sungai Lorok Kecamatan Ngadirojo 2 SIPD (1,10 ha) dan Kecamatan Kebonagung 1 SIPD (0,27 ha). Pemegang ijin pertambangan tersebut wajib melaksanakan reklamasi pada kawasan hutan bekas areal pertambangan sesuai dengan tahapan kegiatan pertambangan. Setiap pengajuan ijin pertambangan yang rencana kegiatannya
akan
menimbulkan
dampak
terhadap
lingkungan wajib melengkapi dengan AMDAL atau UKLUPL yang direkomendasi instansi yang bertanggung jawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup.
5.4.6 PENGELOLAAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI Kawasan peruntukan industri merupakan kawasan tempat pemusatan
kegiatan
industri
yang
dilengkapi
dengan
prasarana dan sarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola
oleh
Perusahaan.
Kawasan
Peruntukan
Industri
adalah bentangan lahan yang diperuntukan bagi kegiatan RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 53
kontrol
konflik
dan
pengawasan,
kepentingan
dengan
lingkungan sekitarnya, mengurangi tingkat pencemaran yang
maksimalisasi daya tarik panorama alam dan melestarikan
ditimbulkan terhadap lingkungan sekitarnya, serta untuk
bangunan
menjaga tingkat kenyamanan dan keindahan Kabupatan
masyarakat setempat.
Pacitan.
bersejarah
Arahan-arahan
dengan
sebagaimana
melibatkan tersebut
peran
di
atas
aktif dapat
diwujudkan dengan memperhatikan beberapa hal, seperti:
Industri yang diperkirakan akan berdampak pada lingkungan, harus menggunakan teknologi yang ramah lingkungan
Pengembangan
sehingga limbah industri yang dihasilkan memenuhi baku
Pacitan
mutu lingkungan yang berlaku. Kualitas lingkungan sekitar
kepariwisataan terpadu dalam satu kesatuan Kawasan
industri tersebut harus tetap dapat terjaga dan melengkapi
Pengembangan Pariwisata.
usaha dengan dokumen/formulir studi lingkungan yang
Pengembangan produk kepariwisataan mengacu pada
direkomendasi instansi yang bertanggung jawab di bidang
pendekatan koridor wisata terpadu lintas batas wilayah
lingkungan hidup, yaitu AMDAL atau UKL-UPL.
(borderless tourism).
Agar kegiatan industri yang akan dikembangkan ini dapat memberi manfaat terhadap masyarakat setempat serta upaya
ketrampilan
bagi
pemberdayaan masyarakat
dan
setempat
serta usaha untuk meningkatkan penguasaan teknologi, baik transfer
teknologi
atau
melalui
sarana
dan
kepariwisataan
berbasis
alam
wisata
dan
Kabupaten
wisata
tematik
Pacitan
budaya
melalui dan
dipertahankan
dan
pelayanannya
untuk
tetap
ditingkatkan
kualitas
wisatawan/pengunjung
kelestarian
lingkungan
dengan
dan
tetap
menjaga kebersihan lingkungan di sekitarnya. Obyek
untuk menunjang pengembangan kegiatan industri perlu pula kelengkapan
Pengembangan
memperhatikan
peningkatan
kemampuan terhadap teknologi yang digunakan. Selain itu, ditunjang
pengembangan
Kegiatan wisata yang berada di kawasan lindung dapat
berminat
bekerja di sektor ini, meningkatkan produktivitas tenaga kerja melalui
strategi
Kabupaten
inovatif.
peningkatan
yang
melalui
kepariwisataan
pengembangan paket-paket wisata yang kreatif
berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dilakukan
produk
wisata
alam
sebaiknya
membatasi
jumlah
bangunan dan dikonsentrasikan pada lokasi yang sesuai
prasarana
Untuk kegiatan wisata sejarah, bangunan bersejarah yang
pendukungnya, seperti peningkatan aksessibilitas yang baik,
ada dipertahankan dengan:
serta suplai air, listrik dan telekomunikasi yang memadai.
o
Mengembalikan
fungsinya
sebagai
bangunan
bersejarah dan obyek wisata.
5.4.7 PENGELOLAAN KAWASAN PERUNTUKAN PARIWISATA
o
Merenovasi bangunan yang sudah tua dan rusak
o
Mempertahankan dan menambah nuansa budaya di lingkungan sekitar obyek wisata bersejarah.
Kegiatan pariwisata yang akan dikembangkan di Kabupaten o
Pacitan dititikberatkan pada kegiatan wisata budaya, wisata
Penataan fisik lingkungan di sekitar obyek wisata
alam dan wisata bahari, dengan target market tidak hanya
bersejarah,
penduduk Kabupaten Pacitan dan sekitarnya saja tetapi juga
tersebut. o
untuk menarik minat wisatawan manca negara berkunjung di
dengan
fokus
pada
obyek
wisata
Jika bangunan bersejarah di pinggir jalan, sebaiknya
kabupaten ini. Agar pariwisata dapat berkembang, maka
disediakan lahan parkir dan tempat beristirahat
rencana pengembangan kegiatan pariwisata diarahkan
yang cukup, sehingga tidak mengganggu lalu lintas. Kawasan karst yang merupakan salah satu kawasan yang
pada pengembangan pusat-pusat informasi obyek wisata,
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 54
dapat dimanfaatkan sebagai obyek pariwisata, perlu
Kecamatan yang berfungsi sebagai pusat permukiman yang
dikembangkan
skala
potensinya,
dilestarikan
dan
luas
adalah
Kecamatan
Pacitan.
Arahan
fungsi
mendapatkan perlindungan agar tidak mengakibatkan
kota/pusat permukiman yang mengarah menjadi status kota
bencana untuk wilayah disekitarnya. Untuk itu diperlukan
untuk Kecamatan Pacitan dalam kurun waktu 20 tahun (Th.
beberapa kebijakan pembangunan di kawasan kars,
2028)
diantaranya adalah perlindungan kawasan hutan lindung,
perkembangan fungsi kota tetapi ditentukan berdasarkan
pengembangan daerah tangkapan mata air dan sungai
atas peluang-peluang ekonomi maupun rencana-rencana
bawah
pengembangan sektoral wilayah hinterland dari rencana
tanah,
pengelolaan
sempadan
pantai,
Perumahan
Dan
permukiman
dilalui
untuk
masyarakatnya.
tempat
Pada
tinggal
dan
prinsipnya
Untuk
yang
kegiatan
Pengembangan
kegiatan
permukiman
seperti
harus
permukiman
baru
melihat
Tulakan,
walupun
kecenderungan
disinsetif
berupa
pembatasan
pelayanan
sarana dan prasarana serta adanya arahan pengembangan
itu.
permukiman yang diijinkan. Adapun
arahan
pengembangan
kawasan
peruntukan
permukiman adalah sebagai berikut: Perlu memperhatikan tata air, budaya lokal serta
akan
kepentingan umum.
dikembangkan dengan permukiman penduduk yang sudah
Pada permukiman/perumahan nelayan harus dilakukan
ada, sehingga tercipta keserasian dan dapat dihindari
upaya penataan dan perbaikan untuk meningkatkan
tumbuhnya kerawanan sosial akibat adanya kesenjangan.
kualitas
Khusus untuk pengembangan kawasan permukiman di lokasi yang
Kecamatan
diadakannya
dibarengi
yang
apabila
cepat, mengingat adanya keterbatasan ruang, maka perlu
Pola pengembangan kegiatan permukiman ini harus saling antara
itu
lindung. Untuk mengendalikan pertumbuhan yang terlalu
dengan pelengkapan sarana dan prasarana. terintegrasi
Selain
wilayah Kecamatan Tulakan memiliki fungsi sebagai kawasan
Kabupaten Pacitan yang saat ini mengikuti pola jalan dan berkembang
jalan.
akan datang lebih dikendalikan. Karena sebagian besar
pengembangan
Direncanakan pengembangan kawasan permukiman di terus
Jaringan
penduduknya tumbuh sangat cepat, sebaiknya di masa yang
produktif dan memiliki kemiringan lereng dibawah 15%.
akan
oleh
permukiman.
permukiman dapat dialokasikan pada lahan yang kurang
diprediksikan
dengan
kawasan berkemiringan 0-8 % yang cocok menjadi kawasan
yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. dimanfaatkan
dibandingkan
topografinya, kecamatan-kecamatan tersebut terletak di
tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan kawasan
banyak
cukup memadai serta telah terlayani listrik, air bersih dan
maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan
merupakan
paling
tersebut memiliki sarana dan prasarana lingkungan yang
Permukiman,
kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan
permukiman
kecenderungan
kecamatan yang lain. Hal ini dikarenakan lima kecamatan
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar
Kawasan
oleh
Ngadirojo diprediksikan menjadi lokasi yang memiliki jumlah
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tentang
ditetapkan
Kecamatan Donorojo, Pringkuku, Pacitan, Tulakan, dan
5.4.8 PENGELOLAAN KAWASAN PERUNTUKAN PERMUKIMAN 1992
saja
pengembangannya itu sendiri.
pengelolaan sempadan mata air dan pengelolaan gua.
Tahun
tidak
lingkungan
perumahan
saat ini berlokasi di daerah yang rawan terhadap
nelayan
dan
kawasan.
Penempatan
baru
hendaknya
disesuaikan
dengan potensi sumber daya sekitar dan “market” hasil
bencana, diarahkan pada permukiman dengan perumahan berkepadatan rendah.
budidaya perikanan.
Setiap pusat permukiman (yang mengarah menjadi kota)
Program pemanfaatan kawasan yang dapat diterapkan untuk kawasan peruntukan permukiman yang telah ada
diarahkan untuk mampu berfungsi sebagai pusat wilayah
antara
belakangnya, terutama dalam kegiatan perdagangan dan
lain:
revitalisasi/penataan
bangunan,
penyediaan utilitas, penanganan sarana air bersih, air
pemasaran bagi produk-produk yang dihasilkan oleh hutan
limbah
lindung disamping memberikan pelayanan sosial dan jasa.
dan
drainase.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 55
persampahan,
serta
pemeliharaan
Program pemanfaatan kawasan yang dapat diterapkan
setempat,
untuk kawasan peruntukan permukiman baru antara
jangan sampai berubah agar tidak menambah
lain: penataan bangunan, pengaturan pengambilan air
beban
tanah,
pembangunan jalan lingkungan sekunder yang
reklamasi,
pengaturan
batas
sempadan
kembali
fungsi
dan
cagar
bangunan
alam) serta
serta tata
dalam
hal
lingkungan
Kemiringan
dapat
0 - 15% Kepadatan
Kepadatan
Kepadatan
Tinggi
Sedang
Rendah
80 %
70 %
60 %
50
25
17
rumah/Ha
rumah/Ha
rumah/Ha
Sedang
Rendah
Rendah
mendukung daya tarik wisata. (dalam Blok
peruntukan lahannya.
30 - 40 %
50 %
50 %
Peruntukan) Kepadatan
Permukiman yang saat ini tersebar di berbagai wilayah
Bangunan
memiliki sistem pengelolaan yang berbeda:
Maksimum Klasifikasi
a. Permukiman yang saat ini berada di kawasan
Kepadatan
lindung, tidak diperkenankan untuk berkembang
Sumber:
lagi. Permukiman yang ada tetap diberi pelayanan infrastruktur, namun untuk mencegah terjadinya infrastruktur
dilakukan
hanya
2
1
rumah/
rumah/
Ha
Ha
Sangat
Sangat
Rendah
Rendah
Hasil Analisis 2008
Tabel 5. 9 Rencana Penataan Bangunan Permukiman Perdesaan
perluasan kawasan permukiman maka peningkatan
Permukiman Perdesaan
untuk
Kemiringan
memenuhi permintaan pelayanan permukiman saat ini.
0-8%
8 - 15%
15 - 30%
30 – 40 %
60 %
50 %
40 %
40 %
3 rumah/ Ha
2 rumah/Ha
-
Sangat
Sangat
Sangat
Sangat
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
KDB Maks (dalam Blok
b. Permukiman yang terletak di kawasan budidaya (non
15 – 30 %
KDB Maks
Pengaturan KDB, KLB, ketinggian bangunan berdasarkan
pelayanan
alternatif
Permukiman Perkotaan
pengaturan
yang
dikembangkan
untuk
Tabel 5. 8 Rencana Penataan Bangunan Permukiman Perkotaan
peran
kawasan lindung (seperti kawasan sempadan, hutan, dan
dijaga
perlu melalui jalan utama.
Penetapan kawasan peruntukan permukiman dilakukan menegaskan
jalan,
bangunan
melayani pergerakan antar perumahan agar tidak
bangunan, program penghijauan sempadan, dll. dengan
kepadatan
pertanian)
mendapatkan
Peruntukan)
insentif
Kepadatan
pengembangan dengan meningkatkan pelayanan infrastruktur.
rumah/Ha
Maksimum Klasifikasi
Untuk mewujudkan lingkungan permukiman yang baik,
Kepadatan
maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
Sumber:
a. Untuk bangunan di sempadan sebaiknya tidak ada penambahan
bangunan
baru,
sarana lingkungan sesuai kebutuhan yang meliputi fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, dan fasilitas ekonomi sebagai
daerah yang lebih tinggi (+ 2 lantai), sistem
berikut:
pembuangan domestik (cair dan padat) diatur rupa
sehingga
tidak
Hasil Analisis 2008
Pengembangan permukiman diikuti dengan pengembangan
ketinggian
bangunan tidak melebihi ketinggian bangunan di
sedemikian
5
Bangunan
A. Fasilitas Kesehatan
mengganggu
kualitas air
Fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Pacitan adalah
b. Jika permukiman yang saat ini telah berkembang di
rumah sakit umum, puskesmas, puskesmas pembantu, praktek
kawasan lindung (hutan), maka kegiatan budidaya
dokter, balai pengobatan, dan posyandu. Jumlah rumah sakit
masyarakat perlu diatur agar tidak mengganggu
yang ada saat ini adalah 1 buah yang terletak di Kecamatan
fungsi lindung sebagai catchment area.
Pacitan. Seiring pertambahan penduduk berdasarkan proyeksi hingga tahun 2028, Kabupaten Pacitan membutuhkan 2 buah
c. Untuk bangunan/permukiman di sepanjang jalan
rumah sakit umum. Jadi hanya dibutuhkan penambahan
utama arsitektur bangunan diatur dengan rapi dan
rumah sakit umum serta peningkatan kualitas rumah sakit yang
indah dengan mencirikan kekhasan masyarakat
telah ada.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 56
Untuk pelayanan puskesmas, di Kabupaten Pacitan pada saat
bersentuhan
ini memiliki unit puskesmas sebanyak 24 yang tersebar di seluruh
permasalahan kesehatan di tingkat desa.
kecamatan.
Berdasarkan
prediksi
perkembangan
jumlah
hampir
seluruh
kecamatan
tidak
memerlukan
Donorojo Punung Pringkuku Pacitan Kebonagung Arjosari Nawangan Bandar Tegalombo Tulakan Ngadirojo Sudimoro Jumlah
Tulakan. Setiap puskesmas membawahi 5 puskesmas pembantu di setiap kecamatan. Fasilitas posyandu sama halnya dengan fasilitas puskesmas, telah tersebar diseluruh kecamatan bahkan untuk fasilitas posyandu pelayanan telah sampai kepelosok desa, dengan jumlah pelayanan posyandu pada saat ini 753
unit.
Hingga
tahun
2028
direncanakan
penambahan fasilitas posyandu hanya untuk Kecamatan Nawangan, Bandar dan Sudimoro dengan masing-masing penambahan posyandu sebanyak 8 unit, 2 unit dan 2 unit.
dan
2008
2013
2018
2028
66 45 51 102 81 60 51 48 56 97 64 32 753
66 45 51 102 81 60 51 48 56 97 64 32 753
66 45 51 102 81 60 54 48 56 97 64 32 756
66 45 51 102 81 60 59 50 56 97 64 34 765
Jumlah tempat praktek dokter yang telah beroperasi pada saat ini adalah sebanyak Terdapat 39 praktek dokter yang
Tahun
RUMAH SAKIT (Kabupaten Pacitan)
desa
Sumber: Hasil Analisis 2008
Tabel 5. 10 Rencana Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Lokasi
masyarakat
Tahun
Kecamatan
penambahan unit puskesmas, kecuali untuk Kecamatan
sebanyak
dengan
Tabel 5. 11 Rencana Kebutuhan Fasilitas Kesehatan (Posyandu)
penduduk di Kabupaten Pacitan hingga tahun 2028, diketahui bahwa
langsung
2008
2013
2018
2028
tersebar di kecamatan-kecamatan dengan jumlah dokter
2
2
2
2
terbanyak di Kecamatan Pacitan, yaitu sebanyak 20 dokter. Pada tahun 2008 hingga tahun 2013 jumlah kebutuhan praktek
PUSKESMAS (Kecamatan)
dokter meningkat menjadi 117 buah, pada tahun 2018
Donorojo
2
2
2
2
Punung
2
2
2
2
kebutuhan akan pelayanan dokter meningkat kembali menjadi
Pringkuku
2
2
2
2
121 dan pada tahun 2028 kebutuhannya menjadi 133 buah
Pacitan
2
2
2
2
praktek dokter. Jumlah penambahan dokter hingga tahun
Kebonagung
2
2
2
2
2028 terjadi di seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Pacitan,
Arjosari
2
2
2
2
Nawangan
2
2
2
2
dengan jumlah penambahan dokter sekitar 5-17 praktek
Bandar
2
2
2
2
Tegalombo
2
2
2
2
Tulakan
2
2
2
3
Ngadirojo
2
2
2
2
Sudimoro
2
2
2
2
24
24
24
25
Jumlah
dokter. Kebutuhan tertinggi akan praktek dokter adalah Kecamatan Tulakan. Tabel 5. 12 Rencana Kebutuhan Fasilitas Kesehatan (Praktek Dokter) Kecamatan Donorojo Punung Pringkuku Pacitan Kebonagung Arjosari Nawangan Bandar Tegalombo Tulakan Ngadirojo Sudimoro Jumlah
Sumber: Hasil Analisis 2008
Posyandu adalah salah satu bentuk dari Upaya Kesehatan Bersumber
Daya
Masyarakat
(UKBM)
yang
lebih
mengedepankan langkah preventif dan promotif. Ini berbeda fungsi dengan Puskesmas yang merupakan institusi milik Pemerintah yang memiliki 4 fungsi sekaligus yaitu preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif. Institusi milik masyarakat yang memiliki fungsi lengkap (4 fungsi) yang mirip Puskesmas di tingkat desa adalah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) yang
Tahun 2008 8 7 6 20 9 8 10 8 10 16 9 6 117
2013 8 7 6 20 9 8 10 8 10 16 9 6 117
2018 8 8 7 20 9 8 10 9 10 17 9 6 121
2028 9 9 7 20 10 9 11 10 12 19 11 6 133
Sumber: Hasil Analisis 2008
sekarang sedang dikenalkan dengan program Desa Sinaga.
Kabupaten Pacitan juga memerlukan fasilitas kesehatan
Institusi lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah Pondok
berupa apotek. Berdasarkan proyeksi penduduk, pada tahun
Bersalin Desa dengan tenaga Bidan di desanya yang
2008 kebutuhan apotek adalah sebanyak 53 buah yang
merupakan aparat kesehatan Pemerintah paling bawah yang
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 57
tersebar di tiap kecamatan dan meningkat menjadi 61 unit
Meskipun jumlah SD tidak memerlukan penambahan jumlah
apotek pada tahun 2028. Tiap apotek harus dapat melayani
yang signifikan, namun ada hal lain yang perlu diperhatikan,
masyarakat dengan radius 1500 meter.
yaitu kualitas pendidikan SD yang telah ada apakah sudah memenuhi standar kualitas pendidikan atau perlu ditingkatkan.
Tabel 5. 13 Rencana Kebutuhan Fasilitas Kesehatan (Apotik) Kecamatan
2008
Donorojo Punung Pringkuku Pacitan Kebonagung Arjosari Nawangan Bandar Tegalombo Tulakan Ngadirojo Sudimoro Jumlah
4 3 3 6 4 4 5 4 5 8 4 3 53
Tahun 2013 2018 4 3 3 6 4 4 5 4 5 8 4 3 53
4 4 3 7 4 4 5 4 5 8 4 3 55
Dengan menggunakan standar minimal
pelayanan fasilitas
2028
SLTP sebanyak 1 unit untuk setiap 25.000 penduduk, maka
4 4 3 8 5 4 5 5 6 9 5 3 61
jumlah fasilitas pendidikan yang diperlukan hingga tahun 2028 adalah berjumlah 27 unit fasilitas, ini berarti jumlah fasilitas yang ada saat ini telah mencukupi kebutuhan hingga tahun 2028. Disamping itu juga dikembangkan sarana pendidikan setingkat perguruan tinggi dimana pada tahun 2008 terdapat perguruan tinggi swasta. Tabel 5. 14 Rencana Kebutuhan Fasilitas Pendidikan (Setingkat TK-SD) Kecamatan
Sumber: Hasil Analisis 2008
Donorojo
B. Fasilitas Pendidikan Berdasarkan proyeksi penduduk, jumlah fasilitas pendidikan untuk TK dan SMU yang ada hingga tahun 2008 dirasa kurang
TK
SD
2013
2018
2028
43
44
48
2013 7
2018 7
2028 8
Punung
41
41
46
7
7
8
Pringkuku
34
36
39
6
6
6
Pacitan
68
72
82
11
12
14 9
Kebonagung
47
49
54
8
8
memenuhi kebutuhan yang ada. Jumlah kebutuhan fasilitas
Arjosari
42
44
48
7
7
8
pendidikan pada tahun 2013 sebesar 723 sekolah yang terdiri
Nawangan
52
54
59
9
9
10
dari TK, SD, SLTP, dan SLTA. Sedangkan pada tahun 2018 jumlah
Bandar
45
47
50
7
8
8
Tegalombo
52
55
60
9
9
10
Tulakan
82
86
95
14
14
16
Ngadirojo
47
50
56
8
8
9
Sudimoro
31
32
35
5
5
6
Jumlah
584
611
672
97
102
112
kebutuhan tersebut meningkat kembali menjadi 757 dan pada tahun 2028 menjadi 834. Penambahan jumlah kebutuhan ini perlu diiringi dengan peningkatan kualitas fasilitas pendidikan. Adapun jenis fasilitas sekolah yang direncanakan akan
Sumber: Hasil Analisis 2008
dikembangkan di Kabupaten Pacitan adalah:
Tabel 5. 15 Rencana Kebutuhan Fasilitas Pendidikan (Setingkat SLTP-SLTA)
SD meliputi SD negeri, SD swasta, madrasah ibtidaiyah negeri, dan madrasah ibtidaiyah swasta.
Kecamatan
SLTP meliputi SLTP negeri, SLTP swasta, madarasah tsanawiyah negeri dan swasta. SLTA meliputi SLTA negeri, SLTA swasta, madrasah aliyah negeri, dan madrasah aliyah swasta.. Penambahan TK di Kabupaten pacitan hingga tahun 2028 mencapai lebih dari 200% dari jumlah yang telah ada saat ini.
SLTP 2013
2018
SLTA 2028
2013
2018
2028
Donorojo
2
2
2
1
1
2
Punung
2
2
2
1
1
2
Pringkuku
1
1
2
1
1
1
Pacitan
3
3
3
2
2
3
Kebonagung
2
2
2
2
2
2
Arjosari
2
2
2
1
1
2
Nawangan
2
2
2
2
2
2
Kebutuhan tertinggi terhadap fasilitas Taman Kanak-Kanak
Bandar
2
2
2
1
2
2
terdapat
Tegalombo
2
2
2
2
2
2
penambahan fasilitas sebanyak 57 unit.
Tulakan
3
3
4
3
3
3
Rencana pengembangan fasilitas pendidikan Sekolah Dasar
Ngadirojo
2
2
2
2
2
2
Sudimoro
di
Kecamatan
Tulakan,
yang
membutuhkan
berdasarkan proyeksi perkembangan jumlah penduduk di
Jumlah
1
1
1
1
1
1
23
24
27
19
20
22
Sumber: Hasil Analisis 2008
Kabupaten Pacitan hingga tahun 2028 tidak membutuhkan peningkatan. Jumlah yang ada saat ini telah mencukupi kebutuhan fasilitas pendidikan dasar hingga tahun 2028.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 58
Fasilitas ekonomi saat ini yang terdapat di Kabupaten Pacitan
5.4.9 PENGELOLAAN KAWASAN PERUNTUKAN LA I N N YA
adalah koperasi, pasar milik PEMDA, pertokoan, warung/kios,
5.4.9.1
C. Fasilitas Ekonomi
dan sebagainya. Pada tahun 2013 dan 2018 peningkatan
Pengelolaan Kawasan Andalan
Pengelolaan kawasan andalan pertanian, perikanan, dan
jumlah kebutuhan warung dan pertokoan secara berturut-turut
pariwisata diatur sebagai berikut:
adalah sebanyak 2321 dan 2684 untuk warung, 225 dan 236
1.
untuk pertokoan. Pada tahun 2028 kebutuhan pelayanan akan
Rencana pengelolaan kawasan andalan pertanian
warung di lingkungan mencapai 2.684 unit, sedangkan
merujuk
pertokoan 265 unit.
peruntukan pertanian sebagaimana dimaksud dalam
pengelolaan
kawasan
strategis ekonomi (kawasan agropolitan) sebagaimana
standar minimal tersedia 1 buah pasar untuk setiap 30.000
dimaksud dalam Sub Bab 6.3.
penduduk, maka jumlah pasar yang seharusnya tersedia di
2.
seluruh Kabupaten Pacitan adalah sebanyak unit 19 pasar
Rencana pengelolaan kawasan andalan perikanan merujuk
pada tahun 2013, 20 unit pada tahun 2018 dan 22 unit pada
pada
rencana
pengelolaan
kawasan
peruntukan perikanan sebagaimana dimaksud dalam
tahun 2028. Berikut tabel prediksi kebutuhan fasilitas ekonomi di
Sub Bab 5.4.4 dan rencana pengembangan wilayah
setiap kecamatan hingga tahun 2028.
pesisir dan pulau-pulau kecil sebagaimana dimaksud
Tabel 5. 16 Rencana Kebutuhan Fasilitas Ekonomi Warung
rencana
Sub Bab 5.4.3 dan rencana pengelolaan kawasan
Untuk pelayanan perekonomian skala pasar, berdasarkan
Kecamatan
pada
dalam Sub Bab 5.5. 3.
Pertokoan
Rencana pengelolaan kawasan andalan pariwisata merujuk
pada
rencana
pengelolaan
kawasan
2008
2013
2018
2028
2008
2013
2018
2028
Donorojo
167
170
177
193
16
17
17
19
Punung
153
156
164
182
15
15
16
18
Pringkuku
133
136
142
154
13
13
14
15
Pacitan
264
271
288
327
26
27
28
32
Kebonagung
186
189
197
215
18
18
19
21
Arjosari
163
166
174
192
16
16
17
19
Nawangan
202
206
216
237
20
20
21
23
Bandar
176
179
186
201
17
17
18
20
Tegalombo
205
209
219
241
20
20
21
24
Tulakan
322
328
345
381
32
32
34
38
Arahan
Ngadirojo
184
188
199
223
18
18
19
23
Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) sekitar Pangkalan
Sudimoro
121
123
128
138
12
12
12
13
Udara, sebenarnya banyak ditentukan oleh fungsi atau
Jumlah
2276
2321
2435
2684
223
225
236
265
kegiatan pemanfaatan ruangnya.
peruntukan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Sub Bab 5.4.7 dan rencana pengelolaan kawasan strategis
sosio-kultural
(kawasan
sebagaimana dimaksud dalam Sub Bab 6.2.
5.4.9.2
Pengelolaan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) Pangkalan Udara TNI AU Iswahyudi ketinggian
bangunan
terkait
dengan
Sumber: Hasil Analisis 2008
Rekomendasi
arahan
Adapun yang terkait dengan sektor informal, direncanakan
diperhitungkan
secara
sebagai berikut:
detail/rencana teknik, dengan memperhatikan:
Kegiatan
sektor
dialokasikan
di
informal kawasan
secara
umum
peruntukan
alat
permukiman,
terbuka
dalam
perlu rencana
altimeter
dan
GPS),
di
mana
selisih
antara
yang dimungkinkan; KKOP yang terkena pada lokasi yang bersangkutan, di
dampak lingkungan diarahkan untuk dialokasikan pada ruang
bangunan
seksama
ketinggian lokasi dengan KKOP merupakan ketinggian
Kegiatan sektor informal yang diperkirakan memberikan peruntukan
ketinggian lebih
Kawasan
ketinggian tempat/lokasi secara lebih akurat (dengan
dapat
khususnya pada kawasan perdagangan dan jasa.
kawasan
pariwisata)
mana untuk KKOP yang merupakan bidang datar (PHD,
hijau/lahan
PHL) perhitungan selisih ketinggian dapat dihitung
cadangan, atau disesuaikan antara jenis kegiatan
langsung, tetapi untuk KKOP yang merupakan bidang
informal dengan jenis rencana peruntukan lahannya.
miring (PPLL, PT, PK) selisih ketinggian harus dihitung
Kegiatan sektor informal harus tetap memperhatikan
sesuai dengan jarak lokasi dari Pangkalan Udara;
kenyamanan dan keamanan lingkungan.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 59
fungsi/kegiatan pada lokasi tersebut (berkaitan dengan
dan pelaksanaan pembangunan nasional, dengan
land value); aspek urban design dan/atau keindahan
tidak mengorbankan kelestarian sumberdaya pesisir di
kota.
dalam memenuhi kebutuhan baik untuk generasi sekarang maupun bagi generasi yang akan datang.
5.5
Untuk itu, laju pemanfaatan sumberdaya pesisir harus
R E NC A NA P E NGE M B ANG A N W IL AY AH P E SI S I R D A N P U L A U - P U L A U K E C I L
dilakukan kurang atau sama dengan laju regenerasi
Dalam mengelola kelautan, wilayah pesisir, dan pulau-pulau kecil
sumberdaya
hayati
atau
menemukan
substitusi
laju
inovasi
non-hayati.
untuk
Dalam
hal
ketidakmampuan manusia mengantisipasi dampak
diperlukan adanya suatu perencanaan yang matang dalam
lingkungan di pesisir akibat berbagai aktivitas, maka
mengalokasikan sumber daya alam (SDA) yang dimiliki. Dalam
setiap pemanfaatan harus dilakukan dengan hati-hati.
setiap perencanaan diperlukan adanya kerjasama dan koordinasi
Untuk menjaga keseimbangan ekologi, pemanfaatan
yang baik antar sektor-sektor terkait, baik pemerintah, swasta,
lahan untuk kawasan lindung dan konservasi harus
maupun masyarakat lokal.
mendapat perhatian khusus, setelah kawasan ini
Wilayah pesisir rmerupakan daerah peralihan antara ekosistem
terpenuhi baru ditentukan kawasan budidaya.
darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut ke arah darat mencakup wilayah administrasi kecamatan dan ke
2.
Kesesuaian Lahan
arah laut sejauh 12 mil laut diukur dari garis pantai. Menurut kriteria
Aktivitas yang akan ditempatkan pada suatu ruang di
tersebut, maka secara administratif Kabupaten Pacitan memiliki 7
wilayah
kecamatan pesisir yaitu Kecamatan Donorojo, Pringkuku, Pacitan,
memperhatikan
Kebonagung, Tulakan, Ngadirojo, Sudimoro dan 26 desa pesisir.
(demand)
Adapun pembagian kewenangan ke arah laut adalah:
menyediakan sumberdaya (carrying capacity). Dengan
0-4 mil laut
dan
pulau-pulau
kesesuaian
dengan
kecil
antara
kemampuan
harus
kebutuhan lingkungan
mengacu kepada keseimbangan antara demand dan
: kewenangan Pemerintah Kabupaten Pacitan
supply,
4-12 mil laut : kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur
maka
akan
dicapai
suatu
optimasi
pemanfaatan ruang antara kepentingan masa kini,
12-200 mil laut : kewenangan Pemerintah Pusat
masa datang serta menghindari terjadinya konflik
Pada wilayah Kabupaten Pacitan, terdapat 6 buah gugusan batu
pemanfaatan ruang. Kesesuaian lahan tidak saja
terpisah dari daratan yang menyerupai pulau kecil dengan
mengacu kepada kriteria biofisik semata, tetapi juga
karakteristik:
meliputi kesesuaian secara sosial ekonomi dan sosial.
Terpisah dari pulau induk (mainland) namun jaraknya
3.
sangat dekat dengan pulau induk (< 100m)
Keterkaitan Kawasan. Interaksi antar beberapa aktivitas pada wilayah pesisir
Terdapat beberapa vegetasi yang hidup di atasnya
dengan
Penghuni hanya binatang sejenis burung, kelelawar, dan
kawasan
daratan
akan
tercipta
dan
memungkinkan terjadinya perkembangan yang optimal
terkadang jika air surut terjadi migasi kera dari pulau induk
antar unit-unit kawasan maupun dengan kawasan
Tidak ada penduduk yang melakukan aktivitas di atasnya
sekitarnya. Untuk itu penyusunan pemanfaatan wilayah
karena kondisi pulau yang sangat terjal dan berupa
pesisir dan pulau-pulau kecil dibuat sedemikian rupa
bebatuan
sehingga kegiatan-kegiatan antar kawasan dapat
Luas pulau suah memenuhi kriteria sebagai pulau kecil (<
saling menunjang dan memiliki keterkaitan dengan
2000 km2)
kawasan yang berbatasan.
Konsep pengembangan tata ruang pesisir Kabupaten
Agar
Pacitan terdiri atas SWP-Pesisir Pusat, SWP-P Barat dan SWP-P
dapat
menempatkan
berbagai
kegiatan
pembangunan di lokasi sesuai secara ekologis, maka
Timur. Hal ini mengacu kepada: 1.
pesisir
kelayakan biofisik (biophysical suitability) di wilayah
Kelestarian Sumberdaya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
pesisir dan pulau-pulau kecil harus diidentifikasi lebih
Tujuan utama dari pengelolaan pesisir terpadu adalah
dahulu.
untuk dapat dimanfaatkannya sumberdaya pesisir dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 60
Peta 5. 20
Rencana Pengelolaan Kawasan Budidaya
Pendugaan kelayakan biofisik ini dilakukan
SWP-P mengingat kedua kecamatan ini mengelilingi Teluk
dengan
cara mendefinisikan persyaratan biofisik (biophysical
Pacitan
requirements)
kecamatan berada di Teluk Pacitan serta memiliki potensi
kemudian
setiap
dipetakan.
kegiatan Dengan
cara
pembangunan, ini
Kecamatan
Pacitan
2
dan
(dua)
kecamatan,
Kecamatan
nelayan
di
kedua
Secara umum sektor-sektor perekonomian di SWP-P ini dibagi menjadi kelompok sektor utama dan sektor
5.5.1 RENCANA TATA RUANG SATUAN WILAYAH PENGEMBANGAN PESISIR (SWP-P) PUSAT meliputi
beberapa
pengembangan ekonomi pesisir.
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Pusat
aktifitas
dan karakteristik sumberdaya yang mengarah ke pusat
dapatlah
ditentukan kesesuaian penggunaan setiap unit (lokasi)
SWP-P
dan
pendukung. Sektor utama yang akan dikembangkan adalah perikanan dan pariwisata. Sektor perikanan yang dikembangkan adalah perikanan tangkap di wilayah
yaitu
perairan laut sepanjang pesisir Kecamatan Pacitan dan
Kebonagung.
Kecamatan Kebonagung sampai jarak 4 mil dari pantai.
Pelingkupan kedua kecamatan ini ke dalam satu wilayah
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 61
Pusat pendaratan berada di dua lokasi, yaitu pelabuhan
kecamatan ini memiliki potensi pariwisata yang baik dan
pendaratan ikan (PPI) bagi nelayan yang menangkap di
berpeluang untuk berkembang. Sesuai dengan SWP-P
Teluk Pacitan dan TPI wawaran bagi nelayan yang
Pusat, sektor-sektor perekonomian di SWP-P Barat juga
menangkap ikan di Teluk Wawaran. Seperti halnya sektor
dibagi menjadi kelompok sektor utama dan sektor
perikanan, aktivitas pariwisata juga harus mendukung
pendukung. Sektor utama yang dikembangkan di SWP-P
upaya pelestarian lingkungan, yang berarti akan turut
ini adalah pariwisata
menjaga stok ikan diperairan laut, khususnya di Kawasan
berupa Pantai Srau, Pantai Watukarung dan Pantai Klayar.
Teluk Pacitan. Lokasi pariwisata berada di dua tempat,
Sedangkan untuk sektor pendukung terdiri atas sektor
yaitu Pantai Teleng Ria dan Pantai Ngambur.
perikanan tangkap baik ikan maupun biota non ikan,
Sektor-sektor
pendukung
yang
permukiman, pertanian dan kehutanan. Adapun lokasi
direncanakan
dan peruntukan lahan di SWP-P Barat adalah sebagai
dikembangkan adalah sektor industri penyedia sarana
berikut.
perikanan dan pemanfaatan hasil perikanan, pabrik es, pabrik
kapal,
kemudian
sentra
sektor
pengolahan
perdagangan
hasil
dan
Tabel 5. 18 Rencana Pengembangan SWP-Pesisir Barat
perikanan, jasa,
sektor
No
permukiman, sektor pertanian dan kehutanan. Adapun lokasi dan peruntukan lahan di SWP-P Pusat dapat dilihat
Kawasan Lindung
Kawasan Budidaya
1
Desa Candi, Kecamatan Pringkuku
Sempadan Kali Srau dan Kali Blue Sempadan Pantai Srau Perairan Srau (Terumbu Karang) Hutan Lindung
Pariwisata Perikanan: Tambak udang swasta dan TPI Kembang Pemukiman penduduk Public area
2
Desa Watukarung, Kecamatan Pringkuku
Sempadan pantai Watukarung Perairan Watukarung (Terumbu karang) Perlindungan danau dan sekitarnya
Perikanan: TPI Watukarung, Pengendalian pangkalan ubur-ubur Pariwisata Pemukiman penduduk Public area
3
Desa Sendang, Kecamatan Donorojo
Sempadan pantai Klayar Tebing pantai Perairan Pantai Klayar (terumbu karang) Hutan Lindung Perlindungan kawasan mata air Perlindungan danau dan sekitarnya
Pariwisata: panorama pantai klayar, fasilitas umum lainnya Perikanan: penangkapan lobster Pertanian dan perkebunan Permukiman penduduk Public area
4
Desa Widoro Kecamatan Donorojo
Tebing pantai Hutan Lindung Perlindungan danau dan Sekitarnya
Pemukiman penduduk Public area
5
Desa Kalak, Kecamatan Donorojo
Tebing pantai Hutan Lindung Perlindungan danau dan Sekitarnya
Pariwisata goa kalak Pemukiman penduduk Public area
pada tabel berikut.
Lokasi
Tabel 5. 17 Rencana Pengembangan SWP-Pesisir Pusat No
Lokasi
1
Desa Kembang, Kecamatan Pacitan
Sempadan Pantai Sempadan S. Grindulu Tebing Pantai
Perikanan: Tambak udang swasta, TPI Kembang Pemukiman penduduk Public area
2
Desa ploso, Kecamatan Pacitan
Sempadan pantai
Pemukiman penduduk Public area
3
Pantai Teleng Ria, Kecamatan Pacitan
Sempadan pantai Tebing pantai
Pengembangan sektor pariwisata berupaL panorama sisi pantai teleng ria, wisata air, sarana olah raga, restoran dan kios cinderamata, hotel dan fasilitas umum lainnya
4
Pantai Tamperan, Kecamatan Pacitan
Sempadan pantai Sempadan Sungai Teleng Tebing pantai
Perikanan: PPI Temperan, tambak percontohan, tambak udang swasta Pariwisata: kompleks pantai teleng ria Pemukiman penduduk Public area
5
Kawasan Lindung
Teluk Wawaran, Desa Wawaran Kecamatan Kebonagung
Kawasan Budidaya
Sempadan pantau Sempadan Sungai JEtak Tebing pantai
dengan lokasi-lokasi wisata pesisir
Perikanan: TPI Wawaran, Pemukiman Nelayan dan industri kapal fiber
Sumber: Hasil Analisis 2008
5.5.3 SATUAN WILAYAH PENGEMBANGAN PESISIR (SWP-P) TIMUR
Sumber: Hasil Analsis 2008
5.5.2 SATUAN WILAYAH PENGEMBANGAN PESISIR (SWP-P) BARAT
Wilayah SWP-P Timur meliputi 3 (tiga) kecamatan yang berada
di
pesisir
timur
Kecamatan
Ngadirojo dan Tulakan. Letak kota yang tidak terlalu jauh
pesisir
di
kedua
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 62
Kecamatan
Ketiga
kecamatan
Wilayah
adalah
Pacitan.
Wilayah SWP-P Barat meliputi Kecamatan Donorojo dan Pringkuku.
tersebut
Kabupaten
Sudimoro,
dari
pantai
ditetapkan
menyebabkan
sebagai
pusat
Kecamatan
SWP-P
Timur.
Menggunakan bahan peledak, bahan beracun, dan/atau
Ngadirojo
bahan lain yang merusak ekosistem terumbu karang
Karakteristik
Menggunakan peralatan, cara, dan metode lain yang
potensi wilayah ini adalah sektor perikanan, sehingga
merusak ekosistem terumbu karang
aktivitas perikanan tangkap dan budidaya di SWP-P ini ditetapkan menjadi sektor utama dengan jenis biota yang
Menggunakan cara dan metode yang merusak ekosistem
dapat dibudidayakan di lokasi ini adalah udang, lobster,
mangrove yang tidak sesuai dengan karakteristik wilayah
ikan kerapu, rumput laut dan lain-lain.
pesisir dan pulau-pulau kecil Melakukan konversi ekosistem mangrove di kawasan atau
Sektor-sektor pendukung yang dapat dikembangkan di SWP-P
Timur
adalah
sektor
pariwisata,
jasa
zona budidaya yang tidak memperhitungkan keberlanjutan
dan
fungsi ekologis pesisir dan pulau-pulau kecil
perdagangan, permukiman, sektor pertanian, perkebunan
Menebang mangrove di kawasan konservasi untuk kegiatan
dan kehutanan. Adapun lokasi dan peruntukan lahan di
industri, permukiman, dan/atau kegiatan lain
SWP-P Timur adalah sebagai berikut.
Menggunakan cara dan metode yang merusak padang
Tabel 5. 19 Rencana Pengembangan SWP-Pesisir Timur No 1
2
Lokasi
Kawasan Lindung
Pantai Teluk Soge, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirejo
Sempadan Pantai Sempadan Sungai
lamun Melakukan penambangan pasir, minyak, gas, dan mineral
Kawasan Budidaya
pada wilayah yang apabila secara teknis, ekologis, sosial,
Areal tambak udang ramah lingkungan (200 ha) Kawasan wisata pantai tawang/ teluk soge
dan/atau budaya menimbulkan kerusakan lingkungan dan/atau pencemaran lingkungan dan/atau merugikan masyarakat sekitarnya melakukan
pembangunan
fisik
yang
menimbulkan
kerusakan lingkungan dan/atau merugikan masyarakat
Teluk Siwil, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo
Kawasan revitalisasi/ reboisasi mangrove (4ha) jenis Rhizophora, sp.
3
Teluk Anakan Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadiarojo
Sempadan pantai Tebing pantai
TPI Tawang Budidaya Jaring Apung, Lobster dan Budidaya Rumput Laut
4
Pantai Taman, Desa Hadiwarno Kecamatan Ngadirojo
Sempadan Sungai Lorok yang menjadi sumber sedimentasi Teluk Anakan Perlindungan Sempadan Pantai
Pertambakan ramah lingkungan pada areal perkebunan kelapa
5
Tanjung tiangcentakan, Desa Pagerkidul Kecamatan Sudimoro
Kawasan tebing/ bukit dengan tanaman akasia (penghijauan) Spot-spot terumbu karang
6
Pesisir Bawur, Desa Sukerejo, Kecamatan Sudimoro
Sempadan pantai Tebing pantai Sempadan sungai bawur
sekitarnya.
Pertambakan udang ramah lingkungan Areal publik untuk taman wisata pesisir
Sumber: Hasil Analisis 2008
Pada wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil setiap orang secara langsung dan tidak langsung dilarang: Menambang terumbu karang yang menimbulkan kerusakan ekosistem terumbu karang Mengambil terumbu karang di kawasan konservasi
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
5 - 63