PENGARUH TOTAL QUALITY TEACHING DAN GAYA KEPEMIMPINAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA SISWA SMA KRISTEN KANAAN JAKARTA KELAS X DAN XI Susan Kristiani Bina Nusantara University, Kampus Anggrek: Jln Kebon Jeruk Raya 27, Kemanggisan, Palmerah, 021-5345830,
[email protected]
Cecep Hidayat, Drs., M.Si Bina Nusantara University, Kampus Anggrek: Jln Kebon Jeruk Raya 27, Kemanggisan, Palmerah, 021-5345830,
[email protected]
ABSTRACT The purpose of this research is to analyze the impacts of Total Quality Teaching, Parents’ Leadership Styles and Learning Motivation in relation to the Performance of Grade X dan XI Kanaan Jakarta Christian Senior High School Students. Data were collected by obtaining student’s grades as written on their report books and distributing questionnaires to 100 respondents, both were processed afterwards using path analysis and Pearson correlation tests. The research results show that each of Total Quality Teaching and Parents’ Leadership Styles individually brings a significant impact on Learning Motivation with the bigger impact coming from Parents’ Leadership Styles. Both of them simultaneously also bring a significant impact on Learning Motivation. On the other hand, each of Total Quality Teaching, Parents’ Leadership Styles and Learning Motivation brings a significant impact on Student Performance, with the biggest impact coming from Parents’ Leadership Styles, followed by Learning Motivation, while the least impact comes from Total Quality Teaching. Be it Total Quality Teaching or Parents’ Leadership Styles, each is found to have a bigger direct influence towards Student Performance compared to its indirect influence through Learning Motivation. The three of them simultaneously also bring a significant impact on student performance. Kanaan Jakarta Christian Senior High School is advised to improve its Total Quality Teaching and encourage parents to improve their Leadership Styles in order for the students to attain higher Learning Motivation and Performance. Keywords : total quality teaching, parents’ leadership styles, learning motivation, student performance, path analysis
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dari Total Quality Teaching, Gaya Kepemimpinan Orang Tua, dan Motivasi Belajar dalam kaitannya dengan Kinerja Siswa SMA Kristen Kanaan Jakarta Kelas X dan XI. Data dikumpulkan dengan menghimpun nilai rapor dan menyebarkan kuesioner kepada 100 responden untuk kemudian diolah menggunakan path analysis dan uji korelasi Pearson. Diperoleh hasil bahwa Total Quality Teaching dan Gaya Kepemimpinan Orang Tua masingmasing memiliki pengaruh yang signifikan secara individual terhadap Motivasi Belajar dimana Gaya Kepemimpinan Orang Tua membawa pengaruh yang lebih besar terhadap Motivasi Belajar dibandingkan Total Quality Teaching. Keduanya juga berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Motivasi Belajar. Di sisi lain, Total Quality Teaching, Gaya Kepemimpinan Orang Tua, dan Motivasi Belajar masing-masing memiliki pengaruh yang signifikan secara individual terhadap Kinerja Siswa, dimana pengaruh terbesar berasal dari Gaya Kepemimpinan Orang Tua, diikuti oleh Motivasi Belajar, dan yang terkecil adalah Total Quality Teaching. Ketiganya juga berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Kinerja Siswa. Adapun baik Total Quality Teaching maupun Gaya Kepemimpinan Orang Tua memiliki pengaruh langsung terhadap Kinerja Siswa yang lebih besar daripada pengaruh tidak langsungnya melalui variabel Motivasi Belajar. SMA Kristen Kanaan Jakarta diharapkan dapat meningkatkan Total Quality Teaching dan mendorong orang tua untuk meningkatkan kepemimpinannya agar siswa bisa memiliki motivasi belajar dan kinerja yang lebih baik. Kata kunci : total quality teaching, gaya kepemimpinan orang tua, motivasi belajar, kinerja siswa, path analysis
PENDAHULUAN Dewasa ini kemajuan perekonomian bangsa disertai perkembangan iptek telah meningkatkan kesadaran berbagai pihak akan pentingnya pendidikan bagi masa depan dan kehidupan yang lebih baik. Hal ini terlihat antara lain dari akan dimulainya program ‘Wajib Belajar 12 Tahun’ pada tahun 2013 menggantikan program ‘Wajib Belajar 9 Tahun’ yang berlaku selama ini dimana Kemendikbud menargetkan semua warga Indonesia berpendidikan minimal SMA (Damarjati, 2012, dalam situs berita Detik), serta dari tidak sedikitnya siswa lulusan pendidikan menengah atas yang berjuang agar dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, antara lain karena ingin meraih gelar Sarjana, Pasca Sarjana, dan/atau Doktor yang diyakini memberikan jaminan akan kesempatan kerja yang lebih baik di masa depan. Namun kenyataannya, jumlah kursi yang tersedia di perguruan tinggi memang tidak sebanding dengan jumlah lulusan pendidikan menengah atas (Widiyanto, 2012, dalam situs berita Kompas). Beratnya persaingan siswa untuk memperoleh tempat di universitas pilihan semakin terasa ketika yang dituju adalah institusi unggulan seperti Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang memiliki kapasitas amat terbatas. Sebagai contoh, situs berita Tempo menyebutkan bahwa pendaftar SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) 2013 jalur undangan ke Universitas Padjadjaran melonjak 4 kali lipat dibanding tahun lalu, dimana peminatnya mencapai 141.864 orang, sedangkan daya tampung lewat jalur tersebut hanya 3.733 orang (Siswadi, 2013). Adapun menurut situs berita Detik, pada pendaftaran SNMPTN tahun ini terdapat 779.000 lulusan SMA/SMK/MA yang memperebutkan 130.000 hingga 150.000 kursi PTN (Widhi, 2013). Karena itu, kinerja siswa semasa SMA menjadi salah satu poin penting untuk memenangkan persaingan ini. Seperti Indeks Prestasi mahasiswa yang menjadi pintu masuk awal ke dunia kerja, demikian nilai rapor siswa SMA juga menjadi salah satu pintu masuk awal ke dunia pendidikan tinggi. Nilai rapor umumnya menjadi bahan pertimbangan utama perguruan tinggi di dalam menyeleksi kandidatnya. Misalnya seperti seleksi SNMPTN 2013 yang didasarkan pada hasil Ujian Nasional, nilai rapor, serta prestasi lain siswa dimana siswa juga harus mengantongi rekomendasi dari kepala sekolah (Afifah, 2012 dalam situs berita Kompas). Dengan demikian, tanpa nilai akademik yang memadai dan perilaku belajar yang suportif, akan sulit bagi siswa untuk mendapatkan tempat di perguruan tinggi dengan mutu yang terjamin dan diakui. Hasil pengamatan yang dilakukan pada siswa SMA Kristen Kanaan Jakarta kelas X dan XI menunjukkan bahwa kinerja siswa secara keseluruhan belum memenuhi ekspektasi pihak sekolah. Dari
segi akademik, terdapat empat poin yang menunjukkan hal tersebut. Pertama, harapan sekolah agar 100% siswanya tidak tinggal kelas belum terwujud, misalnya pada tahun ajaran 2010/2011 terdapat satu orang siswa kelas X dan satu orang siswa kelas XI yang tidak naik kelas. Kemudian pada tahun ajaran 2011/2012 juga masih terdapat dua orang siswa kelas X yang tidak naik kelas. Kedua, para guru mengamati tingginya jumlah siswa yang tidak lulus Ujian Tengah Semester maupun Ujian Akhir Semester dalam sejumlah mata pelajaran, seperti Matematika, Fisika, dan lain-lainnya, sehingga mayoritas siswa harus mengikuti ujian remedial agar bisa mencapai Standar Ketuntasan Minimal (SKM). Ketiga, rendahnya jumlah siswa yang dinyatakan berhak untuk masuk ke jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Diketahui bahwa pada tahun ajaran 2012/2013 ini, hanya terdapat 17 siswa yang duduk di jurusan IPA dibandingkan dengan 33 siswa kelas XI yang berada di jurusan IPS. Rendahnya jumlah siswa di kelas IPA tidak sepenuhnya dapat diterjemahkan sebagai buruknya kinerja siswa, akan tetapi sejumlah guru mengamati bahwa sebenarnya terdapat cukup banyak siswa yang berharap dapat duduk di jurusan IPA, namun tidak mengerahkan cukup upaya untuk memperbaiki kinerjanya sehingga mereka pun ditempatkan di jurusan IPS. Keempat, klasifikasi laporan hasil belajar atau nilai rapor siswa pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 1.1 menunjukkan bahwa kinerja akademik siswa terkonsentrasi pada kategori sangat tidak memuaskan dan tidak memuaskan, yaitu sebesar 50,6% dari populasi kelas X, 70,6% dari populasi kelas XI-IPA, serta 36,6% dari populasi kelas XI-IPS memperoleh nilai rapor yang tergolong dalam kedua kategori tersebut
Tabel 1 Klasifikasi Laporan Hasil Belajar Siswa Kelas X dan XI
Rentang Nilai 67,26-71,23 71,24-75,21 75,22-79,19 79,20-83,17 83,18-87,15 Rentang Nilai 76,08-78,32 78,33-80,57 80,58-82,82 82,83-85,07 85,08-87,32 Rentang Nilai 72,76-75,66 75,67-78,57 78,58-81,48 81,49-84,39 84,40-87,30
KELAS X Kategori Jumlah Siswa Sangat Tidak Memuaskan 9 Tidak Memuaskan 33 Cukup 25 Memuaskan 12 Sangat Memuaskan 4 KELAS XI-IPA Kategori Jumlah Siswa Sangat Tidak Memuaskan 8 Tidak Memuaskan 4 Cukup 4 Memuaskan 0 Sangat Memuaskan 1 KELAS XI-IPS Kategori Jumlah Siswa Sangat Tidak Memuaskan 2 Tidak Memuaskan 10 Cukup 11 Memuaskan 7 Sangat Memuaskan 3
Persentase 10,84% 39,76% 30,12% 14,46% 4,82% Persentase 47,06% 23,53% 23,53% 0% 5,88% Persentase 6,06% 30,30% 33,33% 21,21% 9,09%
Tidak memuaskannya kinerja akademik siswa SMA Kristen Kanaan Jakarta ini diduga merupakan akibat dari rendahnya motivasi siswa. Para guru mengamati bahwa rata-rata siswa di sekolah ini pada umumnya memiliki motivasi belajar yang tergolong rendah. Siswa ingin memperoleh nilai yang baik, akan tetapi tidak mau bekerja keras untuk meraihnya. Siswa tampak enggan untuk berpikir atau bersusah payah belajar ketika akan menghadapi ujian. Misalnya sebagaimana telah dipaparkan di atas, terdapat cukup banyak siswa yang menyatakan keinginannya untuk masuk ke jurusan IPA, akan tetapi tidak mau mengerahkan cukup upaya untuk memperbaiki hasil belajarnya agar memenuhi prasyarat nilai yang sudah ditetapkan.
Terkait dengan masalah di atas, sekolah ingin sekali mengetahui penyebabnya. Sekolah ingin mengetahui apakah mungkin masalah utamanya terletak pada pihak sekolah atau pihak lain di luar sekolah seperti orang tua. Sekolah bertanya-tanya apakah kualitas pendidikan yang selama ini dikelola dan diupayakan perbaikannya, baik itu terkait program belajar mengajar, kualitas guru, maupun sarana prasarana, membawa pengaruh yang besar terhadap kinerja dan motivasi siswa, serta bagaimana sesungguhnya pandangan siswa akan kualitas pengajaran yang diterimanya sehari-hari, dimana hal ini memiliki kaitan erat dengan visi sekolah untuk “menyelenggarakan pendidikan berkualitas yang berlandaskan nilai-nilai kristiani.” Di sisi lain, sekolah ingin mengetahui apakah orang tua punya andil besar dalam menentukan motivasi dan prestasi siswa, seperti misalnya apakah cara orang tua memimpin dan mengasuh anak-anaknya, mempengaruhi nilai yang siswa dapatkan maupun keinginannya untuk terus belajar dan berprestasi. Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, penelitian skripsi ini diberikan judul “PENGARUH TOTAL QUALITY TEACHING DAN GAYA KEPEMIMPINAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA SISWA SMA KRISTEN KANAAN JAKARTA KELAS X DAN XI”. Judul tersebut digambarkan oleh kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Dari penelitian terdahulu yang berjudul “The Effect of Learning Motivation, Total Quality Teaching and Peer-Assisted Learning on Study Achievement: Empricial Analysis from Vocational Universities or College’s students in Taiwan” yang dilakukan oleh Lee (2010), ditemukan bahwa Total Quality Teaching membawa pengaruh yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar, serta bahwa Motivasi Belajar memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar. Demikian juga dengan kurikulum yang merupakan salah satu isu yang diamati dalam penelitian ini terkait dengan variabel Total Quality Teaching, ditemukan dalam penelitian Shawer, Gilmore, dan Banks-Joseph (2008) yang berjudul “Student Cognitive and Affective Development in the Context of Classroom-level Curriculum Development” bahwa pengembangan kurikulum pada tingkat ruang kelas membawa dampak yang positif bagi motivasi siswa melalui pemenuhan kebutuhan dan minat para siswa serta negosiasi seputar konten kurikulum dengan mereka. Adapun Penelitian Aliah (2012) yang berjudul “Perbedaaan Motivasi Belajar Siswa Ditinjau dari Pola Asuh Orang Tua di SMA 10 November Semarang” menemukan bahwa motivasi belajar tinggi ada pada siswa yang diasuh orang tuanya menggunakan pola asuh otoritatif sedangkan motivasi belajar rendah ada pada responden yang diasuh oleh orang tuanya menggunakan pola asuh permisif. Selain itu, penelitian berjudul “Relations of Authoritative Parenting Style to Student Outcomes: The Mediating Role of Self-Efficacy and Task Value” yang dipresentasikan oleh Aye, Lau, dan Nie dalam Annual Meeting off the American Educational Research Association (2008) menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan orang tua yang authoritative membawa pengaruh yang positif pada kinerja akademik dan perilaku remaja. Total Quality Teaching berarti memberikan perhatian pada teaching development dan teaching auxiliaries untuk secara komprehensif meningkatkan kualitas pendidikan, baik dari segi input (sumber daya dan proses sekolah), maupun output (prestasi siswa) dimana standar dari kualitas pengajaran harus
didefinisikan berdasarkan tuntutan pelanggan, dinilai melalui pengembangan aktivitas pengajaran, dan ditetapkan melalui sejumlah indikator (Lee, 2010, dirangkum kembali). Variabel ini diukur menggunakan dua dimensi, yaitu teaching development dan teaching auxiliaries (Lee, 2010). Gaya Kepemimpinan Orang Tua merupakan konstruk yang digunakan untuk menangkap keragaman-keragaman yang wajar dalam upaya orang tua untuk mengendalikan anak dan menjadikannya seseorang yang mampu bersosialisasi (Baumrind, 1991, dalam Erden dan Uredi, 2008). Variabel ini diukur menggunakan dua dimensi yang dicetuskan oleh Baumrind (1991) dalam Erden dan Uredi (2008), yakni tuntutan (demandingness) dan ketanggapan (responsiveness). Selain itu, kombinasi tinggi rendahnya kedua dimensi tersebut menghasilkan empat tipe gaya kepemimpinan orang tua yang berbeda, yaitu authoritarian, authoritative, induldgent, dan neglectful (Maccoby dan Martin, 1983 dalam Santrock, 2009). Motivasi Belajar dapat dimaknai sebagai sebuah kekuatan yang bisa memberikan energi, mengarahkan, dan menopang perilaku belajar siswa (Lei, 2010). Adapun dimensi yang dipakai untuk mengukur variabel ini secara operasional adalah motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik (Lei, 2010). Brumbach (1998) dalam Idemobi dan Onyeizubge (2011) mendefinisikan kinerja sebagai “both behavior (perilaku) dan results (hasil)” sehingga di dalam penelitian ini, definisi kinerja siswa adalah “hasil belajar dan perilaku siswa” dimana kedua hal ini merupakan dua dimensi yang dipakai untuk mengukur variabel kinerja siswa.
METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat asosiatif, yang oleh Sugiono (2004) dimaknai sebagai penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Unit analisis adalah individu, yaitu siswa SMA Kristen Kanaan Jakarta Kelas X dan XI. Time Horizon penelitian ini merupakan cross sectional dimana data hanya dikumpulkan satu kali pada waktu tertentu. Populasi penelitian berjumlah 133 siswa. Pengambilan sample dilakukan memakai teknik Proportionate Stratified Random Sampling, yang oleh Riduwan dan Kuncoro (2012) didefinisikan sebagai pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional, dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen (tidak sejenis) dimana rumus yang dapat digunakan menurut Riduwan dan Kuncoro (2012) adalah sebagai berikut: . Total sample sebanyak 100 siswa dengan asumsi derajat kebebasan sebesar 5% dimana pengambilan sample dilakukan secara proprosional untuk masing-masing ruang kelas (kelas X-1, X-2, X-3, XI-IPA, dan XI-IPS). Data yang dihimpun diperoleh baik dari sumber primer (melalui pengisian kuesioner oleh sample siswa serta wawancara dengan sejumlah guru), maupun dari sumber sekunder (mencakup studi pustaka dan nilai laporan hasil belajar siswa atau rapor semester ganjil tahun ajaran 2012/2013). Seluruh data berjenis kualitatif terkecuali data nilai rapor yang berjenis kuantitatif. Skala pengukuran yang dipakai dalam penelitian ini adalah skala ordinal (untuk data yang bersumber dari kuesioner) dan skala rasio (untuk data yang bersumber dari nilai rapor, yang kemudian diklasifikasikan ke dalam lima peringkat, atau diubah ke dalam skala ordinal untuk memudahkan pengolahan data). Kedua skala tersebut selanjutnya ditransformasikan menjadi skala interval dengan menggunakan MSI (Method of Successive Interval) sebagai salah satu asumsi yang mendasari path analysis (Riduwan dan Kuncoro, 2012). Uji validitas untuk setiap butir pernyataan yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dan rtabel. Suatu butir pernyataan dikatakan valid jika rhitung positif serta rhitung ≥ rtabel. Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: bahwa data kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach’s Alpha ≥ 0,60. Data diolah menggunakan metode korelasi Pearson untuk menentukan seberapa erat hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya (Sanusi, 2012) serta Path Analysis untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen) (Riduwan dan Kuncoro, 2012) dengan bantuan program SPSS 16.0 (Statistical Product and Service Solutions).
HASIL DAN BAHASAN Gaya Kepemimpinan Orang Tua
Setelah melakukan transformasi data kuesioner menjadi skala interval, dilakukan pengelompokkan nilai data kuesioner untuk masing-masing variabel menggunakan rumus Sturges. Terdapat dua penggolongan untuk variabel Gaya Kepemimpinan Orang Tua, yaitu kriteria rendah bagi butir pernyataan berada pada interval 1,00-2,76; serta kriteria tinggi bagi butir pernyataan berada pada interval 2,77-4,53. Kombinasi tinggi rendahnya dimensi tuntutan dan ketanggapan orang tua menghasilkan empat gaya kepemimpinan (Authoritarian, Authoritative, Neglectful, dan Indulgent) sebagaimana ditunjukkan oleh tipologi berikut ini:
Gambar 2 Tipologi Gaya Kepemimpinan Orang Tua dan Skalanya
Selanjutnya dilakukan pemetaan Gaya Kepemimpinan Orang Tua untuk masing-masing responden berdasarkan penilaian siswa atas tingkat tuntutan dan ketanggapan orang tua mereka, dan ditemukan terdapat 1 orang siswa dengan orang tua bergaya neglectful, 2 orang siswa dengan orang tua bergaya indulgent, 13 orang siswa dengan orang tua bergaya authoritarian, serta 84 orang siswa dengan orang tua bergaya authoritative. Uji korelasi dengan Motivasi Belajar dan Kinerja Siswa kemudian dilakukan pada siswa dengan orang tua bergaya authoritarian dan authoritative, dan dihasilkan temuan sebagai berikut: (1) Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara Gaya Kepemimpinan Orang Tua Authoritarian dengan Motivasi Belajar, serta terdapat hubungan yang tidak signifikan antara Gaya Kepemimpinan Orang Tua Authoritarian dengan Kinerja Siswa; (2) Terdapat hubungan yang signifikan antara Gaya Kepemimpinan Authoritative dengan Motivasi Belajar dimana hubungan yang ada bersifat kuat dan searah, serta juga terdapat hubungan yang signifikan antara Gaya Kepemimpinan Orang Tua Authoritative dengan Kinerja Siswa dimana hubungan yang ada bersifat cukup dan searah. Hasil uji korelasi dapat ditemukan pada tabel berikut ini:
Tabel 2 Hasil Uji Korelasi Gaya Kepemimpinan Orang Tua Authoritarian dan Authoritative Hubungan Antara X2_Authoritarian dengan Y X2_Authoritarian dengan Z X2_Authoritative dengan Y X2_Authoritative dengan Z
Nilai Sig. 0,186 0,394 0,000 0,000
Korelasi 0,392 0,259 0,526 0,451
Sifat Hubungan Tidak signfikan; cukup dan searah Tidak signifikan; cukup dan searah Signifikan; kuat dan searah Signifikan; cukup dan searah
Struktur Hubungan Analisis Jalur: Sub-Struktur 1 dan Sub-Struktur 2 Analisis jalur dilakukan pada empat variabel Total Quality Teaching (X1), Gaya Kepemimpinan Orang Tua (X2), Motivasi Belajar (Y), dan Kinerja Siswa (Z) sebagaimana tergambar dalam struktur hubungan berikut ini:
Gambar 3 Struktur Hubungan X1, X2, Y, dan Z
Pengujian dilakukan dengan membagi struktur di atas ke dalam dua bagian, yaitu sub-struktur 1 dan sub-struktur 2. Analisis pengaruh Total Quality Teaching (X1) dan Gaya Kepemimpinan Orang Tua (X2) terhadap Motivasi Belajar (Y) siswa SMA Kristen Kanaan Jakarta kelas X dan XI baik secara simultan maupun individual digambarkan dalam sub-struktur 1 sebagaimana ditunjukkan oleh gambar berikut.
Gambar 4 Sub-struktur 1
Sedangkan analisis pengaruh Total Quality Teaching (X1), Gaya Kepemimpinan Orang Tua (X2), dan Motivasi Belajar (Y) terhadap Kinerja Siswa (Z) SMA Kristen Kanaan Jakarta kelas X dan XI baik secara simultan maupun individual digambarkan dalam sub-struktur 2.
Gambar 5 Sub-Struktur 2
Uji Korelasi Sub-Struktur 1 dan Sub-Struktur 2 Uji korelasi yang dilakukan pada sub-struktur 1 menghasilkan temuan berikut sebagaimana ditunjukkan oleh Tabel: (1) Terdapat hubungan yang signifikan antara Total Quality Teaching dan Motivasi Belajar dimana hubungan yang ada bersifat kuat dan searah; (2) Terdapat hubungan yang signifikan antara Total Quality Teaching dan Motivasi Belajar dimana hubungan yang ada bersifat cukup dan searah; serta (3) Terdapat hubungan yang signifikan antara antara Gaya Kepemimpinan Orang Tua dan Motivasi Belajar dimana hubungan yang ada bersifat kuat dan searah.
Tabel 3 Hasil Uji Korelasi Sub-Struktur 1 Hubungan Antara X1 dengan X2 X1 dengan Y X2 dengan Y
Nilai Sig. 0,000 0,000 0,000
Korelasi 0,554 0,481 0,533
Sifat Hubungan Signifikan; kuat dan searah Signifikan; cukup dan searah Signifikan; kuat dan searah
Sedangkan uji korelasi yang dilakukan pada sub-struktur 2 menghasilkan temuan berikut sebagaimana ditunjukkan oleh Tabel: (1) Terdapat hubungan yang signifikan antara Total Quality Teaching dan Kinerja Siswa dimana hubungan yang ada bersifat cukup dan searah; (2) Terdapat hubungan yang signifikan antara Gaya Kepemimpinan Orang Tua dan Kinerja Siswa dimana hubungan yang ada bersifat cukup dan searah; serta (3) Terdapat hubungan yang signifikan antara Motivasi Belajar dan Kinerja Siswa dimana hubungan yang ada bersifat cukup dan searah.
Tabel 4 Hasil Uji Korelasi Sub-Struktur 2 Hubungan Antara X1 dengan Z X2 dengan Z Y dengan Z
Nilai Sig. 0,000 0,000 0,000
Korelasi 0,461 0,496 0,460
Analisis Jalur Sub-Struktur 1 dan Sub-Struktur 2
Sifat Hubungan Signifikan; cukup dan searah Signifikan; cukup dan searah Signifikan; cukup dan searah
Gambar 6 menunjukkan diagram jalur dan seluruh koefisien jalur yang menggambarkan pengaruh Total Quality Teaching (X1) dan Gaya Kepemimpinan Orang Tua (X2) terhadap Motivasi Belajar (Y) dan dampaknya terhadap Kinerja Siswa (Z) SMA Kristen Kanaan Jakarta Kelas X dan XI.
Gambar 6 Struktur Hubungan X1, X2, Y, dan Z serta Koefisien Jalur
Dengan demikian didapatkan persamaan sub-struktur 1 dan sub-struktur 2 sebagai berikut: • Y = 0,268X1 + 0,385X2 + 0,816ε1……………………………(persamaan sub-struktur 1) • Z = 0,210X1 + 0,263X2 + 0,218Y + 0,820ε2………………….(persamaan sub-struktur 2) Selain itu, dari gambar 4.12 di atas dapat diketahui koefisien jalur, pengaruh kausal langsung, pengaruh kausal tidak langsung, serta pengaruh kausal total masing-masing variabel, maupun pengaruh bersama variabel independen terhadap variabel dependen untuk masing-masing sub-struktur. Adapun hasilnya dirangkum dalam Tabel 4.43 berikut ini:
Tabel 5 Rangkuman Hasil Pengaruh Berdasarkan Koefisien Jalur
Variabel X1 Terhadap Y X2 Terhadap Y X1 Terhadap Z X2 Terhadap Z Y Terhadap Z ε1 ε2 X1 dan X2 Terhadap Y X1, X2, dan Y Terhadap Z
Pengaruh Kausal Tidak Langsung Total Melalui Y 0,268 x 0,218 0,268 + 0,218 = 0,058 = 0,486 0,385 x 0,218 0,385 + 0,218 = 0,084 = 0,603 -
Nilai Sig.
Koefisien Jalur
Langsung
0,008 0,000
0,268 0,385
0,268 0,385
0,047
0,210
0,210
0,017
0,263
0,263
0,036 -
0,218 0,816 0,820
0,218 0,816 0,820
0,000
-
-
-
-
0,000
-
-
-
-
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa:
Pengaruh Bersama (R) = 0,578 = 0,572
1. Pengujian X1 dan X2 terhadap Y: Uji signifikansi membuktikkan bahwa Total Quality Teaching dan Gaya Kepemimpinan Orang Tua memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap Motivasi Belajar siswa SMA Kristen Kanaan Jakarta Kelas X dan XI dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,578. Besar kontribusi Total Quality Teaching dan Gaya Kepemimpinan Orang Tua secara simultan terhadap Motivasi Belajar adalah 33,4% dan sisanya sebesar 66,6% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. 2. Pengujian X1 terhadap Y: Uji signifikansi membuktikkan bahwa Total Quality Teaching memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Motivasi Belajar siswa SMA Kristen Kanaan Jakarta Kelas X dan XI, dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,268. Adapun besarnya kontribusi Total Quality Teaching terhadap Motivasi Belajar adalah sebesar 0,2682 x 100% = 7,18%. Setiap kali nilai Total Quality Teaching meningkat sebesar satu, maka nilai Motivasi Belajar juga akan naik sebesar 0,268. Demikian juga setiap kali nilai Total Quality Teaching menurun sebesar satu, maka nilai Motivasi Belajar juga akan turun sebesar 0,268. 3. Pengujian X2 terhadap Y: Uji signifikansi membuktikkan Gaya Kepemimpinan Orang Tua memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Motivasi Belajar siswa SMA Kristen Kanaan Jakarta Kelas X dan XI, dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,385. Adapun besarnya kontribusi Gaya Kepemimpinan Orang Tua terhadap Motivasi Belajar adalah sebesar 0,3852 x 100% = 14,8%. Setiap kali nilai Gaya Kepemimpinan Orang Tua meningkat sebesar satu, maka nilai Motivasi Belajar juga akan naik sebesar 0,385. Demikian juga setiap kali nilai Gaya Kepemimpinan Orang Tua menurun sebesar satu, maka nilai Motivasi Belajar juga akan turun sebesar 0,385. 4. Pengujian X1, X2, dan Y terhadap Z: Uji signifikansi membuktikkan bahwa Total Quality Teaching, Gaya Kepemimpinan Orang Tua, dan Motivasi Belajar memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap Kinerja Siswa SMA Kristen Kanaan Jakarta Kelas X dan XI, dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,572. Besar kontribusi Total Quality Teaching, Gaya Kepemimpinan Orang Tua, dan Motivasi Belajar secara simultan terhadap Kinerja Siswa adalah 32,7% dan sisanya sebesar 67,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. 5. Pengujian X1 terhadap Z: Uji signifikansi membuktikkan bahwa Total Quality Teaching memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja SMA Kristen Kanaan Jakarta Kelas X dan XI, dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,210. Adapun besarnya kontribusi Total Quality Teaching terhadap Kinerja Siswa adalah sebesar 0,2102 x 100% = 4,41%. Pengaruh tidak langsung Total Quality Teaching terhadap Kinerja Siswa melalui Motivasi Belajar adalah sebesar 0,058. Sedangkan pengaruh total Total Quality Teaching terhadap Kinerja Siswa adalah sebesar 0,486. Setiap kali nilai Total Quality Teaching meningkat sebesar satu, maka nilai Kinerja Siswa juga akan naik sebesar 0,210. Demikian juga setiap kali nilai Total Quality Teaching menurun sebesar satu, maka nilai Kinerja Siswa juga akan turun sebesar 0,210. 6. Pengujian X2 terhadap Z: Uji signifikansi membuktikkan bahwa Gaya Kepemimpinan Orang Tua memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Siswa SMA Kristen Kanaan Jakarta Kelas X dan XI, dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,263. Adapun besarnya kontribusi Gaya Kepemimpinan Orang Tua terhadap Kinerja Siswa adalah sebesar 0,2632 x 100% = 6,92%. Pengaruh tidak langsung Gaya Kepemimpinan Orang Tua terhadap Kinerja Siswa melalui Motivasi Belajar adalah sebesar 0,084. Sedangkan pengaruh total Gaya Kepemimpinan Orang Tua terhadap Kinerja Siswa adalah sebesar 0,603. Setiap kali nilai Gaya Kepemimpinan Orang Tua meningkat sebesar satu, maka nilai Kinerja Siswa juga akan naik sebesar 0,263. Demikian juga setiap kali nilai Gaya Kepemimpinan Orang Tua menurun sebesar satu, maka nilai Kinerja Siswa juga akan turun sebesar 0,263. 7. Pengujian Y terhadap Z: Uji signifikansi membuktikkan bahwa Motivasi Belajar memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap Kinerja Siswa SMA Kristen Kanaan Jakarta Kelas X dan XI, dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,218. Adapun besarnya kontribusi Motivasi Belajar terhadap Kinerja Siswa adalah sebesar 0,2182 x 100% = 4,75%. Setiap kali nilai Motivasi Belajar meningkat sebesar satu, maka nilai Kinerja Siswa juga akan naik sebesar 0,218. Demikian juga setiap kali nilai Motivasi Belajar menurun sebesar satu, maka nilai Kinerja Siswa juga akan turun sebesar 0,218.
Implikasi Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Total Quality Teaching memiliki pengaruh yang positif dan signifikan, baik terhadap Motivasi Belajar maupun terhadap Kinerja Siswa SMA Kristen Kanaan Jakarta Kelas X dan XI sehingga perbaikan yang dilakukan sekolah atas mutu pengajaran terpadunya, khususnya pada aspek teaching development dan teaching auxiliaries akan membawa peningkatan terhadap motivasi belajar maupun kinerja siswa. Sekolah dapat memberikan perhatian yang lebih besar khususnya terhadap efektivitas layanan Bimbingan dan Konseling, strategi guru untuk membangkitkan suasana kelas yang jenuh, cara mengajar guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, serta juga pentingnya meminta pendapat siswa sebagai upaya untuk meningkatkan atau memperbaiki strategi mengajar guru dimana keempat hal tersebut merupakan hal-hal yang mendapat penilaian paling rendah di antara pernyataan yang diujikan dalam penelitian ini. Demikian pula dengan variabel X2 dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa Gaya Kepemimpinan Orang Tua memiliki pengaruh yang positif dan signifikan, baik terhadap Motivasi Belajar maupun terhadap Kinerja Siswa SMA Kristen Kanaan Jakarta Kelas X dan XI sehingga peningkatan Gaya Kepemimpinan Orang Tua, khususnya pada aspek tuntutan dan ketanggapan terhadap anak akan membawa peningkatan terhadap motivasi belajar maupun kinerja siswa. Pengaruh variabel ini terhadap Motivasi Belajar maupun Kinerja Siswa diketahui lebih besar dibandingkan pengaruh yang dibawa oleh Total Quality Teaching terhadap masing-masing kedua variabel tersebut. Ini menunjukkan bahwa orang tua memiliki peran yang penting akan keinginan belajar maupun prestasi anak. Sekolah dapat menyampaikan hal ini kepada orang tua siswa agar mereka dapat menyeimbangkan tuntutan dan ketanggapan mereka terhadap anak, di samping juga senantiasa memberikan informasi kepada orang tua mengenai perkembangan anak-anak mereka di sekolah, baik mengenai motivasi belajar maupun kinerja mereka. Variabel Motivasi Belajar diketahui juga memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Kinerja Siswa SMA Kristen Kanaan Jakarta Kelas X dan XI sehingga peningkatan motivasi belajar siswa akan membawa perbaikan terhadap kinerjanya. Adapun beberapa hal yang patut menjadi perhatian sekolah terkait motivasi belajar adalah agar sekolah dapat menanamkan pentingnya menjadi juara kelas, berdiskusi dengan siswa mengenai alasan-alasan apa yang membuat ujian terasa berat, membimbing siswa di dalam membuat dan melaksanakn rencana, serta mencari tahu penghargaan apa yang siswa inginkan karena imbalan yang disediakan sekolah saat ini tidak terlalu membuat siswa menjadi lebih semangat dalam meraih prestasi.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1.
2.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Total Quality Teaching dan Gaya Kepemimpinan Orang Tua memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap Motivasi Belajar siswa SMA Kristen Kanaan Jakarta Kelas X dan XI. Total Quality Teaching memiliki pengaruh yang signifikan secara individual terhadap Motivasi Belajar siswa SMA Kristen Kanaan Jakarta Kelas X dan XI. Gaya Kepemimpinan Orang Tua memiliki pengaruh yang signifikan secara individual terhadap Motivasi Belajar siswa SMA Kristen Kanaan Jakarta Kelas X dan XI. Adapun Gaya Kepemimpinan Orang Tua merupakan faktor yang lebih berpengaruh terhadap Motivasi Belajar siswa SMA Kristen Kanaan Jakarta Kelas X dan XI dibandingkan Total Quality Teaching. Total Quality Teaching, Gaya Kepemimpinan Orang Tua, dan Motivasi Belajar memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap Kinerja Siswa SMA Kristen Kanaan Jakarta Kelas X dan XI. Total Quality Teaching memiliki pengaruh yang signifikan secara individual terhadap Kinerja Siswa SMA Kristen Kanaan Jakarta Kelas X dan XI. Gaya Kepemimpinan Orang Tua memiliki pengaruh yang signifikan secara individual terhadap Kinerja Siswa SMA Kristen Kanaan Jakarta Kelas X dan XI. Motivasi Belajar memiliki pengaruh yang signifikan secara individual terhadap Kinerja Siswa SMA Kristen Kanaan Jakarta Kelas X dan XI. Adapun Gaya Kepemimpinan Orang Tua merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap Kinerja Siswa SMA Kristen Kanaan Jakarta kelas X dan XI. Ini menunjukkan peran orang tua yang sangat penting di dalam menentukan baik buruknya siswa berprestasi dan bertingkah laku. Sedangkan faktor kedua yang paling mempengaruhi Kinerja Siswa adalah Motivasi Belajar, dan dengan demikian, pengaruh terkecil berasal dari Total Quality Teaching.
Saran Berdasarkan butir-butir pernyataan kuesioner yang mendapat nilai-nilai terendah, saran-saran yang dinilai paling penting untuk diberikan kepada SMA Kristen Kanaan Jakarta adalah sebagai berikut: • Untuk meningkatkan Total Quality Teaching, pihak sekolah dan guru dapat: o Mengevaluasi efektivitas pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling serta menggali fungsinya dengan lebih dalam lagi agar masing-masing siswa secara pribadi dapat merasakan manfaat yang lebih signifikan. Sekolah disarankan untuk secara jelas mengumumkan dan menyatakan kepada para siswa akan eksistensi, peran, dan manfaat Bimbingan dan Konseling bagi mereka sehingga siswa juga tidak ragu berkonsultasi dengan layanan ini manakala menghadapi masalah. o Menyiapkan strategi dengan lebih baik lagi untuk mengantisipasi suasana kelas yang jenuh agar kembali bersemangat. Sekolah disarankan untuk mengalokasikan di pagi hari mata pelajaran yang rata-rata kinerja siswanya belum memuaskan, yakni ketika siswa masih penuh semangat. Guru harus lebih peka untuk menyadari kejenuhan suasana kelas dan mengambil tindakan antisipatif, seperti memancing diskusi dengan pertanyaan yang menarik namun relevan dengan pelajaran, mencari sisi menarik konten pelajaran misalnya mengaitkan materi pelajaran dengan isu terbaru yang sedang hangat, dan sebagainya. o Guru harus terus-menerus melakukan introspeksi secara mendalam akan cara mengajarnya sehubungan dengan motivasi belajar siswa guna mengetahui pasti kekuatan dan kelemahan dari cara mengajarnya tersebut, untuk kemudian tidak segan melakukan perubahan yang diperlukan. Sekolah disarankan untuk mengadakan training guru dengan mengundang psikolog maupun pendidik yang telah terbukti prestasinya di dalam mengajar. o Meminta pendapat siswa untuk memperbaiki strategi mengajar guru khususnya ketika rata-rata siswa dalam kelas mendapat nilai yang tidak memuaskan. Sekolah dan guru disarankan untuk mendorong siswa dan membuka akses seluas-luasnya supaya siswa secara aktif menyampaikan pendapatnya mengenai strategi mengajar yang sebaiknya guru gunakan agar nilai mereka dapat meningkat. • Untuk meningkatkan Gaya Kepemimpinan Orang Tua, sekolah dan guru dapat: o Menyampaikan hasil penelitian ini kepada para orang tua untuk meningkatkan kesadaran mereka bahwa gaya kepemimpinan orang tua membawa pengaruh yang positif dan signifikan terhadap motivasi belajar maupun kinerja siswa o Mengadakan penelitian lanjutan mengenai variabel ini dalam kaitannya dengan Motivasi Belajar dan Kinerja Siswa menggunakan dimensi dan indikator lain. • Untuk meningkatkan Motivasi Belajar, sekolah dan guru dapat: o Meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya menjadi juara kelas atau siswa berprestasi. Sekolah dan guru perlu mengubah mindset siswa supaya mereka menyadari dan meyakini pentingnya hal tersebut, misalnya dengan mengundang alumni atau tokoh dengan prestasi belajar yang baik yang kini sukses berkarir agar menjadi inspirasi bagi siswa, membangun suasana kelas yang kompetitif, dan sebagainya. o Mengajak siswa untuk berdiskusi guna menggali lebih lanjut alasan di balik mengapa siswa merasa ujian adalah beban yang sangat berat. Dengan saling bertukar pikiran, diharapkan sekolah dapat menemukan celah yang bisa diperbaiki dan mengambil tindakan korektif yang diperlukan. o Membimbing siswa di dalam membuat dan melaksanakan rencana karena hal ini menjadi salah satu isu yang dihadapi siswa SMA Kristen Kanaan Jakarta. Sekolah perlu mengadakan pelatihan bagi siswanya sehubungan dengan masalah ini, misalnya dibantu oleh guru Bimbingan dan Konseling, agar ketika siswa membuat rencana untuk belajar ujian atau mengerjakan tugas, rencana tersebut dapat mereka laksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Mencari tahu imbalan apa yang paling diinginkan siswa, misalnya dengan menyebarkan angket atau melakukan wawancara, karena penghargaan seperti beasiswa, piagam, dan piala tidak terlalu membuat rata-rata siswa menjadi lebih semangat dalam meraih prestasi. Untuk meningkatkan Kinerja Siswa, sekolah dan guru dapat: o Meningkatkan Total Quality Teaching, Gaya Kepemimpinan Orang Tua, maupun Motivasi Belajar sesuai dengan pembahasan dan saran yang telah diberikan sebelumnya. o Mendorong siswa untuk secara aktif dapat memberikan saran untuk perbaikan kelas. o Mendorong inisiatif siswa untuk mendiamkan suasana kelas yang gaduh dan memperhatikan teman yang tidak masuk sekolah, yaitu dengan memberikan imbalan berupa pujian atau tambahan nilai bagi siswa yang berinisiatif melakukan hal tersebut, serta menegur siswa yang tingkat kepedulian atau inisiatifnya rendah. o
•
REFERENSI Afifah, R. (2012). Ini Syarat untuk Ikuti SNMPTN 2013. Diperoleh 2 Mei 2013 dari www.edukasi.kompas.com Aina, S. dan Kayode, O. (2012). Application of Total Quality Management in the Classroom. British Journal of Arts and Social Sciences. 11 (1), 22-32. Al-Tarawneh, H. A. dan Mubaslat, M. M. (2011). The Implementation of Total Quality Management (TQM) On the Higher Educational Sector in Jordan. International Journal of Industrial Marketing. 1 (1), 1-10. Ali, M. dan Shastri, R. K. (2010). Implementation of Total Quality Management in Higher Education. Asian Journal of Business Management. 2 (1), 9-16. Ali, Z., Tatlah, I. A., dan Saeed, M. (2011). Motivation and Student’s Behavior: A Tertiary Level Study. International Journal of Psychology and Counseling. 32 (2), 29-32. Aliah, U. (2012). Perbedaan Motivasi Belajar Siswa Ditinjau dari Pola Asuh Orang Tua di SMA 10 November Semarang. Skripsi S1. Program Studi S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang, Semarang. Amri, S. (2013). Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah: Dalam Teori, Konsep dan Analisis. (Cetakan Pertama). Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Aye, K. M., Lau, S., dan Nie, Y. (2008). Relations of Authoritative Parenting Style to Student Outcomes: The Mediating Role of Self-Efficacy and Task Value. Paper presented at the Annual Meeting of the American Educational Research Association. Brahmasari, I. A. dan Suprayetno, A. (2008). Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan (Studi Kasus pada PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. 10 (2), 124-135. Cheang, K. I. (2009). Instructional Design and Assessment: Effect of Learner-Centered Teaching on Motivation and Learning Strategies in a Third-Year Pharmacotherapy Course. American Journal of Pharmaceutical Education. 73 (3), 1-8. Cheng, Y. dan Yeh, H. (2009). From Concepts of Motivation to Its Application in Instructional Design: Reconsidering Motivation from an Instructional Design Perspective. British Journal of Educational Technology. 40 (4), 597-605. Colquitt, J. A., LePine, J. A., dan Wesson, M. J. (2009). Organizational Behavior: Improving Performance and Commitment in the Workplace. Amerika Serikat: McGraw-Hill Higher Education. Damarjati, D. (2012). Mendikbud: 2013, Wajib Belajar 12 Tahun & Kurikulum Baru Diterapkan. Diperolah 2 Mei 2013 dari www.news.detik.com Dehyadegary, E., Yacoob, S. N., Juhari, R. B., dan Talib, M. A. (2012). Relationship between Parenting Style and Academic Achievement among Iranian Adolescent in Sirjan. Asian Social Science. 8 (1), 156- 160. Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Erden, M. dan Uredi, I. (2008). The Effect of Perceived Parenting Styles on Self-Regulated Learning Strategies and Motivational Beliefs. International Journal about Parents in Education. 2 (1), 2534. Hines, E. M. dan Holcomb-McCoy, C. (2013). Parental Characteristics, Ecological Factors, and the Academic Achievement of African American Males. Journal of Counseling & Development. 91 (1), 68-77. Hisar, A. (2009). Perspektif tentang Mengevaluasi Siswa: Tiga Syarat Pemberian Nilai. Jurnal Pendidikan Penabur. 8 (12), 40-49. Hughes, R. L., Ginnett, R. C., dan Curphy, G. J. (2006). Leadership: Enhancing the Lessons of Experience. (5th edition). New York: McGraw-Hill/Irwin. Idemobi, E. I. dan Onyeizugbe, C. (2011). Performance Management as an Imperative for Effective Performance in Delta State of Nigerian Public Owned Organizations. Sacha Journal of Policy and Strategic Studies. 1 (2), 46-54. Kayani, T. (2012). Total Quality Management in Classroom at University Level in Islamabad City. Pakistan Journal of Commerce and Social Sciences. 6 (2), 392-404. Kazemi, A., Ardabili, H. E., dan Solokian, S. (2010). The Association Between Social Competence in Adolescents and Mothers’ Parenting Style: A Cross Sectional Study on Iranian Girls. Child and Adolescent Social Work Journal. 27 (6), 395-403. Kordi, A. dan Baharudin, R. (2010). Parenting Attitude and Style and Its Effect on Children’s School Achievements. International Journal of Psychological Studies. 2 (2), 217-222. Lee, I. (2010). The Effect of Learning Motivation, Total Quality Teaching and Peer-Assisted Learning on Study Achievement: Empirical Analysis from Vocational Universities or Colleges’ students in Taiwan. The Journal of Human Resource and Adult Learning (6) 2, 56-73. Lei, S. A. (2010). Intrinsic and Extrinsic Motivation: Evaluating Benefits and Drawbacks from College Instructors’ Perspectives. Journal of Instructional Psychology. 37 (2), 153-160. Lucas, R. I., Pulido, D., Miraflores, E., Ignacio, A., Tacay, M., dan Lao, J. (2010). A Study on the Intrinsic Motivation Factors in Second Language Learning Among Selected Freshman Students. Philippine ESL Journal. 4, 3-23. Madura, J. Diterjemahkan oleh Yulianto, A. A., dan Krista. (2007). Introduction to Business: Pengantar Bisnis. (edisi ke-4, buku-1). Jakarta: Salemba Empat. New York Times. (2013). 2013 College Acceptance Rates. Diperoleh 2 Mei 2013 dari www.nytimes.com Nilsen, H. (2009). Influence on Student Academic Behaviour through Motivation, Self-Efficacy and Value Expectation: An Action Research Project to Improve Learning. Issues in Informing Science and Information Technology. 6, 545-556. Odera, F. Y. (2011). Motivation: The Most Ignored Factor in Classroom Instruction in Kenyan Secondary Schools. International Journal of Science and Technology. 1 (6), 283-288. Ormrod, J. E. (2011). Educational Psychology: Developing Learners. (7th edition). Boston: Allyn & Bacon. Pӑunescu, C. dan Cantaragiu, R. (2012). How does the Risk Preference Impact the Need for Achievement in Business Contexts. Management & Marketing Challenges for the Knowledge Society. 7 (1), 89-106. Pourrajab, M., Basri, R., Daud, S. M., dan Asimiran, S. (2011). Applying Total Quality Management in the Classroom and Solving Students Failure. KASBIT Business Journal. 4 (1), 69-76. Qaisar, M. U., Rehman, M. S., dan Suffyan, M. (2012). Exploring Effects of Organizational Commitment on Employee Performance: Implications for Human Resource Strategy. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business. 3 (11), 248-255. Riduwan dan Kuncoro, E. A. (2012). Cara Menggunakan dan Memaknai Path Analysis (Analisis Jalur). (cetakan ke-4). Bandung: Alfabeta. Robbins, S. P. dan Coulter, M. (2007). Management. New Jersey: Pearson Education, Inc. Santrock, J. W. (2008). Educational Psychology. (3rd edition). New York: McGraw-Hill. Santrock, J. W. (2009). Child Development. (12th edition). New York: McGraw-Hill. Sanusi, A. (2012). Metodologi Penelitian Bisnis: Disertai Contoh Proposal Penelitian Bidang Ilmu Ekonomi dan Manajemen. (cetakan ke-2). Jakarta: Salemba Empat. Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. (edisi pertama, cetakan pertama). Yogyakarta: Graha Ilmu. Sarwono, J. (2012). Path Analysis dengan SPSS: Teori, Aplikasi, Prosedur Analisis untuk Riset Skripsi, Tesis dan Disertasi. (cetakan pertama). Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Sarwono, S. W., Meinarno, E. A., Takwin, B., Istiqomah, W., Halida, R., Mashoedi, S. F., Riauskina, I. I., Putra, I. E., Hafiyah, N., Prawasti, C. Y., Ariyanto, A. A., Pelupessi, D. C., Djuwita, R., dan Ramdhan, M. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika. Sarwono, S. W. dan Meinarno, E. A. (Eds.) Shawer, S. F., Gilmore, D., dan Banks-Joseph, S. R. (2008). Student Cognitive and Affective Development in the Context of Classroom-level Curriculum Development. Journal of the Scholarship of Teaching and Learning. 8 (1), 1-28. Siswadi, A. (2013). Pendaftar SNMPTN Unpad Melonjak 400 Persen. Diperoleh 2 Mei 2013 dari www.tempo.co Snell, S. dan Bohlander, G. (2010). Principles of Human Resource Management. (15th edition). China: South-Western, Cengage Learning. Spector, P. E. (2008). Industrial and Organizational Psychology. (5th edition). United States of America: John Wiley & Sons, Inc. Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis. (cetakan ke-6). Bandung: Alfabeta, CV. Sultana, A., Irum, S., Ahmed, K., dan Mehmood, N. (2012). Impact of Training on Employee Performance: A Study of Telecommunication Sector in Pakistan. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business. 4 (6), 646-661. Syaifurahman dan Ujiati, T. (2013). Manajemen Dalam Pembelajaran. Jakarta: PT Indeks. Talib, J., Mohamad, Z., dan Mamat, M. (2011). Effects of Parenting Style on Children Development. World Journal of Social Sciences. 1 (2), 14-35. Ula, S. S. (2013). Buku Pintar Teori-Teori Manajemen Pendidikan Efektif. (cetakan pertama). Jogyakarta: Berlian. Usher, A. dan Kober, N. (2012). Summary Paper - Student Motivation: An Overlooked Piece of School Reform. Diperoleh 10 April 2013 dari http://www.cep-dc.org/displayDocument.cfm?DocumentID=405 Wandini, K. (2008). Pengaruh Pola Asuh Belajar, Lingkungan Pembelajaran, Motivasi Belajar dan Potensi Akademik Terhadap Prestasi Akademik Siswa Sekolah Dasar. Skripsi S1. Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Widhi, N. (2013). 779 Ribu Peserta SNMPTN 2013 Perebutkan 130-150 Ribu Kursi PTN. Diperoleh 2 Mei 2013 dari www.news.detik.com Widiyanto, Y. N. (2012). Akuntabilitas dan Ekuitas Penerimaan Siswa. Diperoleh 2 Mei 2013 dari www.edukasi.kompas.com Widoyoko, S. E. P. dan Rinawati, A. (2012). Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Cakrawala Pendidikan. 31 (2), 278-289. Yahya, K. K., dan Johari, J. (2009). Linking Organizational Structure, Job Characteristics, and Job Performance Constructs: A Proposed Framework. International Journal of Business and Management. 4 (3), 145-152.
RIWAYAT PENULIS Susan Kristiani lahir di kota DKI Jakarta pada 29 Juli 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Bina Nusantara University dalam bidang Manajemen pada tahun 2013.