PT BANK SINARMAS Tbk Laporan Keuangan dan Catatan atas Laporan Keuangan Untuk Periode yang Berakhir 31 Maret 2011 (tidak Diaudit) dan 31 Desember 2010 (Diaudit)
PT BANK SINARMAS Tbk DAFTAR ISI
Halaman
Surat Pernyataan Direksi Tentang Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan PT Bank Sinarmas Tbk untuk Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
LAPORAN KEUANGAN - Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 Neraca
1
Laporan Laba Rugi Komprehensif
3
Laporan Perubahan Ekuitas
5
Laporan Arus Kas
7
Catatan atas Laporan Keuangan
8
PT BANK SINARMAS Tbk Neraca 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 Maret 2011 Rp '000,000
Catatan
Desember 2010 Rp '000,000
ASET Kas
276.101
2c,2f,33,34
Giro pada Bank Indonesia
985.597
2c,2f,2g,4,33,34
Giro pada bank lain Pihak yang berelasi Pihak ketiga Cadangan kerugian penurunan nilai
15 169.691 -
Jumlah - bersih Penempatan pada bank lain Pihak ketiga Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah - bersih Efek-efek Pihak ketiga Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah - bersih Efek yang dibeli dengan janji jual kembali - pihak ketiga Bunga diterima dimuka yang belum diamortisasi Jumlah bersih Kredit yang diberikan Pihak yang berelasi Pihak ketiga Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah - bersih
269.274 1.067.918
2b,2c,2f,5,33,34 2d,31 2j
169.706
277 86.295 86.572
2b,2c,2f,2h,6,33,34 130.927 (950)
2j
129.977
706.189 0 706.189
2b,2c,2f,7,33,34 2.163.973 (40) 2.163.933
29.366 (198) 29.168
775.561 6.737.779 7.513.340 (80.099) 7.433.241
2j
2c,2f,8,33,34
2b,2c,2f,2i,9,33,34 2d,31
2j
1.472.091 0 1.472.091
75.221 (283) 74.938
794.940 6.216.856 7.011.796 (77.638) 6.934.158
Pendapatan bunga yang masih akan diterima
49.644
2c,2d,2f,2s,10,33,34
47.353
Biaya dibayar dimuka
60.950
2d,2o,11,31
46.100
Aset tetap Biaya perolehan Akumulasi penyusutan Jumlah - bersih
2o,12,28,29 340.771 (72.133)
294.339 (66.362)
268.638
227.977
Obyek Ijarah - bersih
172.858
2i,13
219.158
Aset lain-lain - bersih
142.848
2c,2d,2f,2m,2u,14,33,34
80.451
JUMLAH ASET
11.882.661
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
1
11.232.179
PT BANK SINARMAS Tbk Neraca 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 (Lanjutan) 2011 Rp '000,000
Catatan
2010 Rp '000,000
LIABILITAS DAN EKUITAS Liabilitas Liabilitas segera lainnya Simpanan Pihak yang berelasi Pihak ketiga Jumlah
4.318.248 6.247.540 10.565.788
Simpanan dari bank lain Pihak yang berelasi Pihak ketiga Jumlah
13.638 159.256 172.894
Utang pajak Surat berharga yang diterbitkan Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Bunga yang masih harus dibayar Liabilitas pajak tangguhan - bersih Cadangan imbalan pasti pasca-kerja Liabilitas lain-lain Jumlah Liabilitas Ekuitas Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham tahun 2010 dan Rp 500.000 per saham tahun 2009 Modal dasar - 20.000.000.000 saham tahun 2010 dan 4.000.000 saham tahun 2009 Modal ditempatkan dan disetor 7.280.500.000 saham tahun 2010 dan 1.050.000 saham tahun 2009 Tambahan modal disetor Cadangan umum Rugi yang belum direalisasi atas penurunan nilai wajar efek Saldo laba Jumlah Ekuitas JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
44.364
2c,2d,2f,15,31,33,34 2c,2f,2p,16,33,34 2d,31
2c,2f,2p,17,33,34 2d,31
46.739 4.443.285 5.375.929 9.819.214
14.250 352.603 366.853
11.216 1.616
2c,2v,19,33 2r,34
25.208 1.616
3.742 26.425 14.016 7.925 91.329
2c,2t,20,32,33 2c,2d,2f,2s,21,31,33,34 2v 2v 2c,2d,2f,22,31,33,34
3.537 24.564 14.016 8.324 10.614
10.939.315
10.320.685
728.050 75.323 3.000
23 2q,23 35
728.050 75.322 3.000
(40.214) 177.187
2f,7 2b
(39.572) 144.694
943.346
911.494
11.882.661
11.232.179
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
2
PT BANK SINARMAS Tbk Laporan Laba Rugi Komprehensif Untuk Periode Tiga Bulan yang berakhir 31 Maret 2011 dan 31 Maret 2010 Maret 2011 Rp '000.000
Catatan
Maret 2010 Rp '000.000
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan Bunga dan Bagi Hasil Beban Bunga dan Bagi Hasil
288.063 165.338
Pendapatan Bunga - Bersih
122.725
Pendapatan Operasional Lainnya Provisi dan komisi selain dari kredit Keuntungan dari kenaikan nilai wajar efek yang diperdagangkan - bersih Keuntungan kurs mata uang asing - bersih Lain-lain
2s,13,25 2s,26
222.714 117.452 105.262
17.565
2t
15.577
1.084 37 124
2c
441 20 68
Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya - Bersih
18.810
Beban Operasional Lainnya Umum dan administrasi Tenaga kerja Kerugian penurunan nilai aset keuangan Penyusutan aset tetap Lain-lain
49.534 36.412 7.070 5.818 524
Jumlah Beban Operasional Lainnya
99.358
90.166
Beban Operasional Lainnya - Bersih
(80.548)
(74.060)
42.177
31.202
LABA OPERASIONAL
16.106
2d,2x,26,31
37.845 23.997 22.736
2f,2j,5,6,7,8,9 2j,12
5.255 333
PENDAPATAN DAN BEBAN NON-OPERASIONAL Pendapatan Non-Operasional - Bersih Beban Non-Operasional
2.198 1.091
PENDAPATAN NON-OPERASIONAL - BERSIH
1.107
12,14,28 12,14,29
285 454 (169)
LABA SEBELUM PAJAK
43.284
BEBAN PAJAK Kini
10.790
7.758
10.790
7.758
32.494
23.275
LABA BERSIH
31.033 2v
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR (Dalam Rupiah Penuh)
2w,30
Dasar
4,46
Dilusian
3,85
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
3
4,10 -
PT BANK SINARMAS Tbk Laporan Laba Rugi Komprehensif Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2011 dan 31 Maret 2010 (Lanjutan) Maret 2011 Rp '000.000
Catatan
Maret 2010 Rp '000.000
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN:
-
-
Selisih kurs penjabaran laporan dalam valuta asing
-
-
Aset keuangan tersedia untuk dijual
(40.214)
Lindung nilai arus kas
-
-
Keuntungan revaluasi aset tetap
-
-
Keuntungan (kerugian) aktuarial program pensiun manfaat pasti
-
-
Bagian pendapatan komprehensif lain entitas asosiasi
-
-
Pajak Penghasilan Terkait
-
-
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN SETELAH PAJAK
(40.214)
(40.504)
TOTAL LABA RUGI KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
(7.720)
(17.229,00)
Total laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan non pengendali
2f,7
-
(40.504,00)
-
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
4
PT BANK SINARMAS Tbk Laporan Perubahan Ekuitas Untuk Periode yang Berakhir 31 Maret 2011
Catatan
Saldo pada tanggal 1 Januari 2011 Kapitalisasi saldo laba menjadi modal saham
Modal Saham Rp '000.000
Cadangan Umum Rp '000.000
728.050
23
Tambahan Modal Disetor - Bersih
3.000
Laba (Rugi) yang Belum Direalisasi atas Penurunan Nilai Wajar Efek Rp '000.000
75.322
-
-
-
Rugi yang belum direalisasi atas penurunan nilai wajar efek
-
-
-
Kenaikan cadangan umum
-
-
-
Laba bersih tahun berjalan
-
-
Saldo per 31 Maret 2011
728.050
-
5
(40.214)
911.494
-
-
(642) -
-
-
Jumlah Ekuitas Rp '000.000
144.694
-
(642)
75.322
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
(39.572)
-
3.000
Saldo Laba Rp '000.000
32.494
32.494
177.188
943.346
PT BANK SINARMAS Tbk Laporan Perubahan Ekuitas Untuk Periode yang Berakhir 31 Maret 2010
Catatan
Saldo pada tanggal 1 Januari 2010 Kapitalisasi saldo laba menjadi modal saham
Modal Saham Rp '000.000
Cadangan Umum Rp '000.000
Laba (Rugi) yang Belum Direalisasi atas Penurunan Nilai Wajar Efek Rp '000.000
2.500
(42.072)
525.000
23
0
Laba yang belum direalisasi atas penurunan nilai wajar efek
-
Kenaikan cadangan umum
-
Laba bersih tahun berjalan
-
Saldo per 31 Maret 2010
525.000
-
Saldo Laba Rp '000.000 86.001
-
-
0
1.569 0
2.500
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
6
Jumlah Ekuitas Rp '000.000 571.429
-
-
1.569
-
0
-
23.275
23.275
109.276
596.273
(40.503)
-
PT BANK SINARMAS Tbk Laporan Arus Kas Untuk Periode yang Berakhir 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 Catatan
31 Maret 2011 Rp '000.000
31 Desember 2010 Rp '000.000
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Pendapatan bunga, provisi dan komisi selain kredit Pendapatan operasional lainnya Beban bunga dan beban keuangan lainnya Keuntungan selisih kurs mata uang asing - bersih Beban umum dan administrasi Beban tenaga kerja Beban non-operasional - bersih
285.772 17.689 (163.477) 7.667 (50.457) (36.412) 1.107
Arus kas operasional sebelum perubahan aset dan kewajiban operasi
10,25
912.763 62.071 (488.745) 23.206 (177.697) (103.905) (3.177)
21,26 27 27 26,29
61.889
Penurunan (kenaikan) aset operasi : Penempatan pada bank lain Efek-efek Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Kredit yang diberikan Biaya dibayar dimuka Obyek ijarah - bersih Aset lain-lain Kenaikan (penurunan) kewajiban operasi : Liabilitas Simpanan Simpanan dari bank lain Utang pajak Surat berharga yang diterbitkan Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Liabilitas lain-lain Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi
224.516
(450.520) 45.770 (551.490) (14.850) 46.300 (62.203)
6 7 8 9 11 13 14
97 (346.635) (64.920) (1.663.590) (8.070) (219.158) (31.414)
(2.375) 746.574 (193.959) (14.332) 80.715
15 16 17 19
(18.623) 2.986.792 128.227 (29.009) (1.010) (258.428) (260)
18 22
(308.481)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil penjualan aset tetap Perolehan aset tetap
121 (58.143)
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas investasi
(58.022)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Perolehan dari penawaran umum perdana saham Pembiayaan biaya emisi saham Penambahan modal disetor
-
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas investasi
-
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
698.515
12,28 24
190 (32.616) (32.426)
23 23 23
240.000 (4.678) 235.322
(366.503)
901.411
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN Pengaruh perubahan kurs mata uang asing
2.301.226 39.802
1.420.684 (20.869)
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
1.974.525
2.301.226
276.101 985.597 169.706
269.274 1.067.918 86.572
130.927
706.189
412.194 -
171.273 -
1.974.525
2.301.226
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Kas dan Setara Kas terdiri dari : Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada bank lain - jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang sejak tanggal perolehan Efek-efek Bank Indonesia Intervensi - bersih Sertifikat Bank Indonesia - bersih Jumlah Kas dan Setara Kas TRANSAKSI BUKAN KAS Kapitalisasi saldo laba menjadi modal saham Reklasifikasi aset tetap menjadi aset tetap tidak digunakan Reklasifikasi aset tetap yang tidak digunakan menjadi aset tetap Penghapusbukuan aset tetap Penghapusbukuan kredit yang diberikan
-
23
43.050
-
12,14 12 9
63.015
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
7
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
1. Umum a. Pendirian dan Informasi Umum PT Bank Sinarmas Tbk (“Perusahaan”) didirikan pada tahun 1989 dengan nama PT Bank Shinta Indonesia, berdasarkan Akta No. 52 tanggal 18 Agustus 1989 dari Buniarti Tjandra, S.H., notaris di Jakarta, dan telah diubah dengan Akta No. 91 tanggal 15 September 1989 dari notaris yang sama. Akta pendirian ini telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-9142.HT.01.01-TH.89 tanggal 27 September 1989 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 49 tanggal 21 Juni 2005, Tambahan No. 6448. Pada tanggal 26 Januari 2007, Perusahaan berganti nama menjadi PT Bank Sinarmas. Perubahan nama tersebut telah disetujui melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan yang didokumentasikan dalam Akta No. 1 tanggal 21 November 2006 dari Triphosa Lily Ekadewi, S.H., notaris di Jakarta. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. W7-03960 HT.01.04-TH.2006 tanggal 20 Desember 2006. Perubahan nama tersebut juga telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.9/4/KEP.GBI/2007 tanggal 22 Januari 2007 tentang Perubahan Izin Usaha Atas Nama PT Bank Shinta Indonesia menjadi Izin Usaha Atas Nama PT Bank Sinarmas. Berdasarkan dengan Akta No. 1 tanggal 8 Oktober 2009 dari Endang Saritomo Utari, S.H., notaris di Jakarta, mengenai perubahan Anggaran Dasar dalam rangka melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip perbankan syariah dan perpanjangan masa jabatan direksi dan komisaris. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-AH.01.10-22483. Tahun 2009 tanggal 11 Desember 2009. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 6 April 2010 yang didokumentasikan dalam Akta No. 31 tanggal 6 April 2010 dari Sutjipto, S.H., Mkn, notaris di Jakarta, disetujui sebagai berikut: a. Pemecahan nilai nominal saham Perusahaan dari Rp 500.000 per saham menjadi Rp 100 per saham. b. Penggunaan saldo laba pada tanggal 31 Desember 2009 sebesar Rp 500 juta untuk menjadi Cadangan Umum dan sebesar Rp 43.050 juta menjadi saham untuk dibagikan secara proporsional kepada pemegang saham mulai efektif pada bulan April 2010. c.
Perubahan status perusahaan dari Perseroan Terbatas Tertutup menjadi Perseroan Terbatas Terbuka (Tbk).
d. Mengubah seluruh Anggaran Dasar Perusahaan dalam rangka penyesuaian dengan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.J.I, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep 179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik. e. Mengubah seluruh Anggaran Dasar Perusahaan, antara lain nama Perusahaan berubah menjadi PT Bank Sinarmas Tbk. Perubahan tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-22745.AH.01.02 Tahun 2010 tanggal 4 Mei 2010.
8
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
1. Umum (Lanjutan) a. Pendirian dan Informasi Umum (Lanjutan) Kantor pusat Perusahaan beralamat di Plaza BII Tower I, Jln. M.H. Thamrin No. 51, Jakarta. Perusahaan memiliki 1 kantor cabang utama, 54 kantor cabang, 57 kantor cabang pembantu, 1 kantor cabang syariah dan 4 kantor Kas di Indonesia. Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (grup) Sinar Mas. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar, maksud dan tujuan didirikannya Perusahaan adalah untuk menjalankan usaha di bidang perbankan. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 16 Februari 1990, sesuai dengan izin usaha yang diberikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.156/KMK.013/1990 tanggal 16 Februari 1990. Sesuai dengan Surat Keputusan Bank Indonesia No. 27/156/KEP/DIR tanggal 22 Maret 1995, Perusahaan memperoleh peningkatan status menjadi Bank Devisa. b. Pada tanggal 29 November 2010, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) melalui surat No. S-10683/BL/2010 untuk penawaran umum perdana atas 1.600 juta lembar saham Perusahaann dengan nominal Rp 100 per saham pada harga penawaran Rp 150 per saham dimana melekat 1.920 juta waran Seri I (Catatan 24). Setiap pemegang 5 (lima) saham baru Perusahaan berhak memperoleh 6 (enam) waran dimana setiap 1 (satu) waran memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 (satu) saham baru Perusahaan dengan harga pelaksanaannya sebesar Rp 150, yang dapat dilakukan mulai tanggal 13 Juni 2011 sampai dengan tanggal 11 Desember 2015. Saham-saham Perusahaan telah tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 13 Desember 2010. IPO Perusahaan telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat No. 12/52/DPB3/TPB 3 – 1 tanggal 5 Agustus 2010. Pada tanggal 31 Maret 2011, sebesar 98,74% atau sebanyak 7.188.495.000 saham Perusahaan telah tercatat di Bursa Efek Indonesia. c. Dewan Komisaris Direksi dan Karyawan Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 25 August 2010 yang didokumentasikan dalam Akta No. 148 tanggal 25 Agustus 2010 dari Aulia Taufani, S.H., notaris pengganti Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta, adalah sebagai berikut: Komisaris Utama Komisaris Independen
: : :
Tjendrawati Widjaja Wimpie Rianto Antonius Chandra Satya Napitupulu
Direktur Utama Wakil Direktur Utama Direktur Operasional dan Tresuri Direktur Unit usaha syariah dan GA Direktur Kepatuhan Direktur Manajemen Resiko
: : : : : :
Freenyan Liwang Dani Lihardja Hadi Christianto Wijaya Heru Agus Wuryanto Salis Teguh Hartono Loa Johnny Mailoa
9
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
1. Umum (Lanjutan) c. Dewan Komisaris Direksi dan Karyawan (Lanjutan) Direktur Kepatuhan Perusahaan adalah Salis Teguh Hartono, yang penunjukannya telah mendapatkan persetujuan Bank Indonesia melalui Surat No. 9/154/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 8 Oktober 2007. Susunan keanggotaan komite-komite yang dimiliki Perusahaan yaitu Komite Audit, Komite Renumerasi dan Nominasi, Komite Pemantau Risiko dan Dewan Pengawas Syariah pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut : K o m ite A u dit K etua A n g g o ta
K o m ite R e m u n e ra s i d a n N o m in a s i K e tu a A n g g o ta K o m i t e P e m a n ta u R i s i k o K etua A n g g o ta
D e w a n P e n g a w a s S y a r ia h K etua A n g g o ta
2011
2010
A n to n i u s C . S . N a p i tu p u l u W im p ie R ia n t o E d w in H i d a y a t A b d u l l a h A g u s t in u s A n t o n iu s
A n to n i u s C .S . N a p i t u p u l u W i m p ie R i a n t o E d w i n H i d a y a t A b d u l la h A g u s t i n u s A n to n i u s
A n to n i u s C . S . N a p i tu p u l u T je n d r a w a t i W i d j a j a T ru s t o J a t i P r a k o s o
A n to n i u s C .S . N a p i t u p u l u T j e n d r a w a t i W id ja j a T r u s to J a t i P r a k o s o
W im p ie R ia n t o A n to n i u s C . S . N a p i tu p u l u A g u s t in u s A n t o n iu s E d w in H i d a y a t A b d u l l a h
W i m p ie R i a n t o A n to n i u s C .S . N a p i t u p u l u A g u s t i n u s A n to n i u s E d w i n H i d a y a t A b d u l la h
A l i M u s ta f a Y a q u b A h m a d i b in S u k a rn o
A l i M u s ta fa Y a q u b A h m a d i b in S u k a rn o
Pembentukan Komite Manajemen Risiko adalah sesuai dengan Lampiran 1 Surat Edaran Bank Indonesia No. 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003 tentang “Pedoman Standar Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum”. Jumlah gaji dan tunjangan dewan komisaris dan direksi sebesar Rp 1.308 juta dan Rp 4.824 juta untuk periode yang berakhir 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010. Jumlah rata-rata karyawan Perusahaan (tidak diaudit) untuk periode yang berakhir 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 adalah 1.798 karyawan dan 1.764 karyawan. Direksi telah menyelesaikan laporan keuangan PT Bank Sinarmas Tbk. pada tanggal 27 April 2011 serta bertanggung jawab atas laporan keuangan tersebut.
10
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting a.
Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yakni Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), peraturan Bank Indonesia, peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) No. VIII.G.7 tanggal 13 Maret 2000 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang merupakan Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan Surat Edaran No. SE-02/BL/2008 tanggal 31 Januari 2008 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Publik Industri Pertambangan Umum, Minyak dan Gas Bumi dan Perbankan”. Laporan keuangan tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 telah sesuai dengan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) yang diterbitkan tahun 2008. Pencatatan transaksi Unit Usaha Syariah adalah berdasarkan PSAK No. 102, “Akuntansi Murabahah”, PSAK 105, “Akuntansi Mudharabah”, PSAK No. 106, “Akuntansi Musyarakah”, PSAK No. 107 (Revisi 2009), “Akuntansi Ijarah” (efektif sejak 1 Januari 2010) dan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI). Laporan keuangan disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masingmasing akun tersebut. Dasar penyusunan laporan keuangan adalah dasar akrual, kecuali laporan arus kas. Laporan arus kas disusun dengan metode langsung. Sehubungan dengan dicabutnya PSAK 31, “Akuntansi Perbankan” pada tahun 2010, dan untuk tujuan penyusunan laporan arus kas, efektif 1 Januari 2010, kas dan setara kas mencakup kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain yang tidak dibatasi pencairannya. Untuk tujuan penyusunan laporan arus kas, cadangan kerugian penurunan nilai tidak diperhitungkan sebagai bagian dari saldo kas dan setara kas. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (Rupiah). Angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan ini, kecuali bila dinyatakan secara khusus, adalah dalam jutaan Rupiah.
11
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) b.
Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Revisi Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK revisi berikut: (1) PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, yang berisi persyaratan pengungkapan instrumen keuangan dan kriteria informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan diterapkan berdasarkan klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, yakni aset keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian bunga, dividen, keuntungan dan kerugian yang terkait; dan situasi tertentu dimana saling hapus aset dan liabilitas keuangan diizinkan. PSAK ini juga mewajibkan pengungkapan atas, antara lain, informasi mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi pemilihan kebijakan akuntansi atas instrumen keuangan.PSAK No. 16 (Revisi 2007) “Aset Tetap”, yang mengatur perlakuan akuntansi atas aset tetap. Standar ini mengatur antara lain mengenai pengakuan aset tetap, penentuan jumlah tercatat, penyusutan dan penurunan nilai. Selain itu, standar ini mewajibkan untuk menghitung dan memasukkan biaya pembongkaran dan pemindahan atau restorasi lokasi aset sebagai bagian dari biaya perolehan, serta mewajibkan entitas untuk memilih di antara model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi atas aset tetapnya. Standar ini menggantikan PSAK No. 50 “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”. (2) PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang menetapkan dasar-dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan dan kontrak-kontrak pembelian atau penjualan instrumen non-keuangan. PSAK ini menjelaskan di antaranya definisi derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penentuan kriteria lindung nilai. Standar ini menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 1999) “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Lindung Nilai”. (3) PSAK No. 107 (Revisi 2009), “Akuntansi Ijarah”, yang mencakup pengaturan untuk pembiayaan multijasa yang menggunakan akad ijarah. Dalam penerapan standar baru diatas, Perusahaan telah mengidentifikasi sejumlah penyesuaian transisi sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 mengenai Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Dampak transisi PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) terhadap neraca Perusahaan pada tanggal 1 Januari 2010 dijelaskan pada tabel berikut: Sebagaimana dilaporkan 1 Januari 2010/ As reported January 1, 2010 Rp'000.000
Penyesuaian Transisi/ Transition Adjustments Rp'000.000
Setelah disesuaikan 1 Januari 2010/ As adjusted January 1, 2010 Rp'000.000
Aset Keuangan - Bersih Giro pada bank lain Penempatan pada bank lain Efek-efek Kredit yang diberikan
87.698 273.277 941.637 5.322.975
Jumlah Aset Keuangan - Bersih
6.625.587
437
6.626.024
86.001
437
86.438
Ekuitas Saldo laba
886 2.760 1.107 (4.316)
12
88.584 276.037 942.744 5.318.659
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) b. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Revisi (Lanjutan) Penyesuaian transisi di atas berasal dari dampak penilaian kembali kerugian penurunan nilai aset keuangan, yang merupakan selisih antara cadangan kerugian penurunan nilai yang dihitung berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2006) dengan cadangan kerugian penurunan nilai yang dihitung dengan menggunakan Peraturan Bank Indonesia mengenai penyisihan penghapusan aset produktif (Catatan 2j). c.
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Perusahaan menyelenggarakan pembukuannya dalam mata uang Rupiah. Transaksitransaksi dalam mata uang asing yang terjadi di sepanjang tahun dicatat dengan nilai kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi yang bersangkutan. Pada tanggal neraca, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs Reuters pada pukul 16.00 WIB. Keuntungan atau kerugian yang timbul sebagai akibat dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dicatat sebagai laba rugi tahun berjalan. Keuntungan atau kerugian selisih kurs dari aset dan liabilitas moneter merupakan selisih antara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal periode, yang disesuaikan dengan suku bunga efektif dan pembayaran selama periode berjalan, dengan biaya perolehan diamortisasi yang dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurs pada akhir periode.
d.
Transaksi Pihak Berelasi Pihak-pihak yang berelasi berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7 tentang “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”, adalah: 1. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries); 2. Perusahaan asosiasi; 3. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan); 4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan 5. Perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan.
13
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) d. Transaksi Pihak Berelasi (Lanjutan) Karyawan, selain karyawan kunci, tidak dikelompokkan sebagai pihak yang berelasi. Semua transaksi dengan pihak yang berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga diungkapkan dalam laporan keuangan. e.
Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. Estimasi dan asumsi yang digunakan tersebut ditelaah kembali secara terus-menerus. Revisi atas estimasi akuntansi diakui dalam periode yang sama pada saat terjadinya revisi estimasi atau pada periode masa depan yang terkena dampak. Informasi mengenai ketidakpastian yang melekat pada estimasi dan pertimbangan yang mendasari dalam penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki dampak signifikan terhadap jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan, dijelaskan pada Catatan 3 atas laporan keuangan.
f.
Instrumen Keuangan Sebagaimana dijelaskan pada Catatan 2b, Perusahaan telah menerapkan kebijakan akuntansi berikut berdasarkan PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan No. 55 (Revisi 2006) yang berlaku efektif 1 Januari 2010. Perusahaan mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan pada neraca, jika dan hanya jika, Perusahaan menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal liabilitas keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, termasuk biaya transaksi.
14
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) f.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas keuangan, dimana biaya tersebut adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan instrumen keuangan. Biaya transaksi tersebut diamortisasi sepanjang umur instrumen menggunakan metode suku bunga efektif. Termasuk dalam biaya transaksi adalah fee dan komisi yang dibayarkan pada agen (termasuk karyawan yang berperan sebagai agen penjual), konsultan, perantara efek dan pedagang efek, pungutan wajib oleh pihak regulator dan bursa efek, serta pajak dan bea yang dikenakan atas transfer yang dilakukan. Biaya transaksi tidak termasuk premium atau diskonto utang, biaya pendanaan (financing cost), atau biaya administrasi internal atau biaya penyimpanan (handling cost). Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode selama periode yang relevan, menggunakan suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari instrumen keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perusahaan mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tanpa mempertimbangkan kerugian kredit di masa depan, namun termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai untuk penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih. Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan instrumen tersebut dan mempertimbangkan apakah instrumen tersebut memiliki kuotasi harga di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan liabilitas lain-lain; dan melakukan evaluasi kembali atas kategori-kategori tersebut pada setiap tanggal pelaporan, apabila diperlukan dan tidak melanggar ketentuan yang disyaratkan.
15
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) f.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal neraca adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi penjual/dealer (bid price untuk posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan biaya transaksi. Apabila bid price dan ask price yang terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi. Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, kecuali investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga, maka nilai wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net present value), perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi, model harga opsi (options pricing models), dan model penilaian lainnya. Laba/Rugi Hari ke-1 Apabila harga transaksi dalam suatu pasar yang tidak aktif berbeda dengan nilai wajar instrumen sejenis pada transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atau berbeda dengan nilai wajar yang dihitung menggunakan teknik penilaian dimana variabelnya merupakan data yang diperoleh dari pasar yang dapat diobservasi, maka Perusahaan mengakui selisih antara harga transaksi dengan nilai wajar tersebut (yakni Laba/Rugi hari ke-1) dalam laporan laba rugi, kecuali jika selisih tersebut memenuhi kriteria pengakuan sebagai aset yang lain. Dalam hal tidak terdapat data yang dapat diobservasi, maka selisih antara harga transaksi dan nilai yang ditentukan berdasarkan teknik penilaian hanya diakui dalam laporan laba rugi apabila data tersebut menjadi dapat diobservasi atau pada saat instrumen tersebut dihentikan pengakuannya. Untuk masing-masing transaksi, Perusahaan menerapkan metode pengakuan Laba/Rugi Hari ke-1 yang sesuai. Aset Keuangan 1. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi meliputi aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki untuk diperdagangkan apabila aset keuangan tersebut diperoleh terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat. Derivatif juga diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Aset keuangan ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal jika memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidakkonsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul dari pengukuran aset atau pengakuan keuntungan dan kerugian karena penggunaan dasar-dasar yang berbeda; atau b. Aset tersebut merupakan bagian dari kelompok aset keuangan, liabilitas keuangan, atau keduanya, yang dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan; atau
16
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) f.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Aset Keuangan (Lanjutan) 1. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (Lanjutan) c.
Instrumen keuangan tersebut memiliki derivatif melekat, kecuali jika derivatif melekat tersebut tidak memodifikasi secara signifikan arus kas, atau terlihat jelas dengan sedikit atau tanpa analisis, bahwa pemisahan derivatif melekat tidak dapat dilakukan.
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat pada neraca pada nilai wajarnya. Perubahan nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi. Bunga yang diperoleh dicatat sebagai pendapatan bunga, sedangkan pendapatan dividen dicatat sebagai bagian dari pendapatan lain-lain sesuai dengan persyaratan dalam kontrak, atau pada saat hak untuk memperoleh pembayaran atas dividen tersebut telah ditetapkan. Pada tanggal 31 Maret 2011, Perusahaan mengklasifikasikan efek-efek berupa obligasi korporasi dalam kategori ini. 2. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat dan tidak diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau aset tersedia untuk dijual. Setelah pengukuran awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi. Pada tanggal 31 Maret 2011, kategori ini mencakup kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada bank lain, kredit yang diberikan, pendapatan bunga yang masih akan diterima serta aset lain-lain berupa setoran jaminan, tagihan sehubungan dengan penyelesaian Bank Indover, tagihan komisi asuransi, tagihan sehubungan dengan ATM bersama dan kiriman uang. 3. Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dan manajemen Perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Apabila Perusahaan menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo, maka seluruh aset keuangan dalam kategori tersebut terkena aturan pembatasan (tainting rule) dan harus direklasifikasi ke kelompok tersedia untuk dijual.
17
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) f.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Aset Keuangan (Lanjutan) 3. Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (Lanjutan) Setelah pengukuran awal, investasi ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. Keuntungan dan kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi pada saat penghentian pengakuan dan penurunan nilai dan melalui proses amortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Pada tanggal 31 Maret 2011, kategori ini mencakup investasi efek-efek dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Bank Indonesia Intervensi, obligasi Pemerintah, obligasi korporasi, Republik Indonesia - ROI Loan, Credit Linked Note, pinjaman subordinasi dan tagihan atas wesel ekspor. 4. Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual Aset keuangan tersedia untuk dijual merupakan aset yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan dalam kategori instrumen keuangan yang lain. Aset keuangan ini diperoleh dan dimiliki untuk jangka waktu yang tidak ditentukan dan dapat dijual sewaktu-waktu untuk memenuhi kebutuhan likuiditas atau karena perubahan kondisi pasar. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar. Komponen hasil (yield) efektif dari efek utang - tersedia untuk dijual serta dampak penjabaran mata uang asing (untuk efek utang dalam mata uang asing) diakui dalam laporan laba rugi. Laba atau rugi yang belum direalisasi yang timbul dari penilaian pada nilai wajar atas aset keuangan tersedia untuk dijual tidak diakui dalam laporan laba rugi, melainkan dilaporkan sebagai laba atau rugi bersih yang belum direalisasi pada bagian ekuitas dalam neraca dan laporan perubahan ekuitas. Apabila aset keuangan dilepaskan, atau dihentikan pengakuannya, maka laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam laporan ekuitas langsung diakui dalam laporan laba rugi. Bunga yang diperoleh dari aset keuangan tersedia untuk dijual diakui sebagai pendapatan bunga yang dihitung berdasarkan suku bunga efektif. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai aset keuangan juga diakui dalam laporan laba rugi. Pada tanggal 31 Maret 2011, kategori ini mencakup efek-efek dalam bentuk obligasi Pemerintah dan Republik Indonesia – ROI Loans.
18
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) f.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Liabilitas Keuangan 1. Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Liabilitas keuangan diklasifikasikan dalam kategori ini apabila liabilitas tersebut merupakan hasil dari aktivitas perdagangan atau transaksi derivatif yang tidak dimaksudkan sebagai lindung nilai, atau jika Perusahaan memilih untuk menetapkan liabilitas keuangan tersebut dalam kategori ini. Perubahan dalam nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi. Pada tanggal 31 Maret 2011, Perusahaan tidak memiliki liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. 2. Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, jika subtansi perjanjian kontraktual mengharuskan Perusahaan untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pemegang instrumen keuangan, atau jika liabilitas tersebut diselesaikan tidak melalui penukaran kas atau aset keuangan lain atau saham sendiri yang jumlahnya tetap atau telah ditetapkan. Komponen instrumen keuangan yang diterbitkan yang terdiri dari komponen liabilitas dan komponen ekuitas harus dipisahkan, dimana komponen ekuitas merupakan bagian residual dari keseluruhan instrumen keuangan setelah dikurangi nilai wajar komponen liabilitas pada tanggal penerbitan. Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar dan sesudah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, dengan memperhitungkan dampak amortisasi (atau akresi) berdasarkan suku bunga efektif atas premi, diskonto dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pada tanggal 31 Maret 2011, kategori ini mencakup liabilitas segera lainnya, simpanan, simpanan dari bank lain, surat berharga yang diterbitkan, bunga yang masih harus dibayar, serta liabilitas lain-lain dalam bentuk liabilitas premi penjaminan Pemerintah serta setoran jaminan L/C dan bank garansi.
19
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) f.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Instrumen Keuangan Derivatif Derivatif melekat dipisahkan dari kontrak utama dan dicatat sebagai derivatif jika seluruh kondisi berikut terpenuhi: a. Karakteristik ekonomi dan risiko dari derivatif melekat tidak berkaitan erat dengan karakteristik ekonomi dan risiko dari kontrak utama. b. Instrumen terpisah yang memiliki persyaratan yang sama dengan derivatif melekat memenuhi definisi sebagai derivatif; c.
Instrumen campuran atau instrumen yang digabungkan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Derivatif yang berdiri sendiri dan derivatif melekat yang dipisahkan diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, kecuali derivatif tersebut ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Pada pengakuan awal, instrumen derivatif diukur pada nilai wajar pada tanggal transaksi derivatif terjadi atau dipisahkan, dan selanjutnya diukur pada nilai wajar. Derivatif disajikan sebagai aset apabila nilai wajarnya positif, dan disajikan sebagai liabilitas apabila nilai wajarnya negatif. Laba atau rugi dari perubahan nilai wajar derivatif langsung diakui dalam laporan laba rugi. Manajemen menelaah apakah derivatif melekat harus dipisahkan dari kontrak utamanya pada saat pertama kali Perusahaan menjadi salah satu pihak dari kontrak tersebut. Penelaahan kembali dilakukan apabila terdapat perubahan syarat-syarat kontrak yang mengakibatkan modifikasi arus kas secara signifikan. Saling Hapus Instrumen Keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca jika, dan hanya jika, Perusahaan saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
20
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) f.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Penurunan Nilai Dari Aset Keuangan Pada setiap tanggal neraca, manajemen Perusahaan menelaah apakah suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi telah mengalami penurunan nilai. (1) Aset keuangan pada biaya perolehan diamortisasi Manajemen pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual terdapat penurunan nilai secara individual atau kolektif. Jika manajemen menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas aset dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut (yang merupakan suku bunga efektif yang dihitung pada saat pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang terjadi atau menggunakan akun cadangan kerugian penurunan nilai dan jumlah kerugian yang terjadi diakui di laporan laba rugi. Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka dilakukan penyesuaian atas akun cadangan kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui. Pemulihan penurunan nilai selanjutnya diakui dalam laporan laba rugi, dengan ketentuan nilai tercatat aset setelah pemulihan penurunan nilai tidak melampaui biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan tersebut. (2) Aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan tidak diukur pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskonto pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa.
21
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) f.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Penurunan Nilai Dari Aset Keuangan (Lanjutan) (3) Aset keuangan tersedia untuk dijual Dalam hal instrumen ekuitas dengan kelompok tersedia untuk dijual, penelaahan penurunan nilai ditandai dengan penurunan nilai wajar dibawah biaya perolehannya yang signifikan dan berkelanjutan. Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka kerugian penurunan nilai kumulatif yang dihitung dari selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai yang sebelumnya telah diakui dalam laporan laba rugi, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui dalam laporan laba rugi. Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi (harus diakui melalui ekuitas). Kenaikan nilai wajar setelah terjadinya penurunan nilai diakui di ekuitas. Atas instrumen utang dalam kelompok tersedia untuk dijual, penurunan nilai ditelaah berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Bunga tetap diakru berdasarkan suku bunga efektif asal yang diterapkan pada nilai tercatat aset yang telah diturunkan nilainya, dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang meningkat dan peningkatan nilai wajar tersebut karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan melalui laporan laba rugi. Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan (1) Aset Keuangan Aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya jika: a. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; b. Perusahaan tetap memiliki hak untuk menerima arus kas dari aset keuangan tersebut, namun juga menanggung liabilitas kontraktual untuk membayar kepada pihak ketiga atas arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa adanya penundaan yang signifikan berdasarkan suatu kesepakatan; atau c.
Perusahaan telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.
Ketika Perusahaan telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aset keuangan atau telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan dan masih memiliki pengendalian atas aset tersebut, maka aset keuangan diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut. Keterlibatan berkelanjutan dalam bentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur berdasarkan jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dengan nilai maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Perusahaan.
22
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) f.
Instrumen Keuangan (Lanjutan) Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) (2) Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut berakhir, dibatalkan atau telah kadaluarsa. Jika liabilitas keuangan tertentu digantikan dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama namun dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau terdapat modifikasi secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang ada saat ini, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dianggap sebagai penghentian pengakuan liabilitas keuangan awal. Pengakuan timbulnya liabilitas keuangan baru serta selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan awal dengan yang baru diakui dalam laporan laba rugi periode berjalan.
g. Giro Wajib Minimum Pada tanggal 4 Oktober 2010, Bank Indonesia (BI) mengeluarkan peraturan No. 12/19/PBI/2010 mengenai perubahan atas Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 10/25/PBI/2008 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing. Peraturan tersebut kemudian diperbaharui dengan peraturan No. 13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011 yang berlaku efektif tanggal 1 Maret 2011. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM Rupiah terdiri dari GWM Utama, GWM Sekunder dan GWM LDR. GWM Utama ditetapkan sebesar 8% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah ditambah dengan GWM LDR yang ditetapkan sebesar selisih LDR yang dimiliki oleh Bank dan target LDR yang diwajibkan BI. GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan sebesar 2,5% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah sedangkan GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 5% dari dana pihak ketiga dalam mata uang asing. GWM Utama adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro pada BI yang besarnya ditetapkan oleh BI sebesar persentase tertentu dari dana pihak ketiga. GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Utang Negara (SUN) dan/atau Excess Reserve, yang besarnya ditetapkan BI sebesar persentase tertentu. GWM LDR adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening Giro pada Bank Indonesia sebesar persentase dari DPK yang dihitung berdasarkan selisih LDR yang dimiliki oleh bank dan target LDR yang wajib dipenuhi oleh bank. h. Penempatan pada Bank Lain Penempatan pada bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk deposito berjangka syariah, call money, deposit on call dan lain-lain.
23
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) i.
Kredit yang Diberikan Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disetarakan dengan kas, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan debitur yang mewajibkan debitur untuk melunasi utang berikut bunganya setelah jangka waktu tertentu.
j.
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai serta Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi Penilaian kualitas dan cadangan kerugian penurunan nilai dilakukan terhadap aset produktif dan aset non-produktif. Aset Produktif Aset produktif terdiri dari giro pada bank lain, penempatan pada bank lain, efek-efek, efek yang dibeli dengan janji jual kembali, kredit, tagihan akseptasi, komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening administratif yang mempunyai resiko kredit serta aset produktif yang berasal dari kegiatan syariah, sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Aset Non-produktif Aset non-produktif merupakan aset non-keuangan, terdiri dari agunan yang diambil alih (AYDA) dan aset tetap yang tidak digunakan, rekening antar kantor dan suspense account sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Sejak 1 Januari 2010, setiap tanggal neraca Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai kelompok dimiliki hingga jatuh tempo, tersedia untuk dijual, pinjaman diberikan dan piutang mengalami penurunan nilai seperti yang dijelaskan pada Catatan 2.f. Penerapan Ketentuan Transisi dari Bank Indonesia untuk Penurunan Nilai Secara Kolektif kredit yang Diberikan Pada tanggal 8 Desember 2009, Bank Indonesia mengeluarkan Surat Edaran No. 11/33/DPNP yang mengatur mengenai estimasi penurunan nilai kolektif kredit yang diberikan dengan keterbatasan pengalaman kerugian spesifik. Bagi bank yang belum memiliki data kerugian historis yang memadai untuk menentukan besarnya penurunan nilai atas kredit yang diberikan secara kolektif sesuai dengan persyaratan dalam PSAK No. 55 (Revisi 2006) dan PAPI, maka pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai dapat menggunakan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum”. Sejak tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menerapkan ketentuan transisi dari Bank Indonesia tersebut. Sebelum 1 Januari 2010, penentuan kualitas aset dan cadangan kerugian penurunan nilai mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/3/DPNP tanggal 31 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum” dengan perubahan terakhir melalui Peraturan Bank Indonesia No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009. Perusahaan tetap mengacu pada peraturan tersebut untuk perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai sejak 1 Januari 2010 sesuai penerapan ketentuan transisi yang dijelaskan di atas.
24
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) j.
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai serta Kontinjensi (Lanjutan)
Estimasi
Kerugian
Komitmen
dan
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Produktif Cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif serta estimasi komitmen dan kontinjensi berdasarkan penelaahan terhadap kualitas masing-masing aset produktif, komitmen dan kontinjensi sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengklasifikasikan aset produktif tersebut dalam lima (5) kategori dengan besarnya persentase cadangan kerugian penurunan nilai sebagai berikut: Persentase Cadangan Kerugian Penurunan Nilai/ Precentage of Allowance Klasifikasi Lancar Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet
for impairment losses Minimum Minimum Minimum Minimum
1% 5% 15% 50%
100%
Persentase cadangan kerugian penurunan nilai diatas diterapkan terhadap saldo aset produktif setelah dikurangi nilai agunan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia kecuali untuk aset produktif serta komitmen dan kontinjensi yang diklasifikasikan sebagai lancar yang diterapkan terhadap saldo aset produktif serta komitmen dan kontinjensi yang bersangkutan. Sertifikat Bank Indonesia (SBI), penempatan pada Bank Indonesia (BI Intervensi) dan Obligasi Pemerintah tidak dibentuk cadangan kerugian penurunan nilai. Kerugian untuk komitmen dan kontinjensi (kecuali akseptasi) yang dibentuk disajikan dalam akun “Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi.” Sampai dengan saat ini, pembentukan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi tetap dihitung berdasarkan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum”. Aset produktif dihapusbukukan dengan cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif pada saat manajemen berpendapat bahwa aset produktif tersebut harus dihapuskan karena secara operasional debitur sudah tidak mampu membayar dan atau sulit untuk ditagih. Penerimaan kembali aset produktif yang telah dihapuskan dicatat sebagai penambahan cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif yang bersangkutan pada saat diterima kembali. Jika jumlah yang diterima kembali lebih besar daripada nilai pokok, kelebihan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga.
25
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) j.
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai serta Kontinjensi (Lanjutan)
Estimasi
Kerugian
Komitmen
dan
Cadangan Penurunan Nilai Aset Non-Produktif Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai aset non-produktif tetap dihitung berdasarkan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum”. Perusahaan membentuk cadangan kerugian penurunan nilai aset non-produktif berdasarkan penelaahan terhadap kualitas masing-masing aset non-produktif tersebut sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, yang mengklasifikasikan aset non-produktif dalam empat (4) kategori berdasarkan lamanya aset tersebut telah dimiliki oleh Perusahaan dengan besarnya persentase cadangan kerugian penurunan nilai sebagai berikut:
Kategori Lancar Kurang lancar Diragukan Macet
Persentase Penyisihan Penghapusan/ Percentage of Allowance for Possible Losses
Minimum Minimum Minimum
1% 15% 50% 100%
k. Aset Tetap Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan. Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap. Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa manfaat aset tetap atau jangka waktu sewa, yang mana lebih pendek (khusus untuk perbaikan aset yang disewa) sebagai berikut: Tahun Bangunan Inventaris kantor Kendaraan bermotor
20 10 4
26
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) k. Aset Tetap (Lanjutan) Aset tetap yang tidak digunakan (properti terbengkalai) dinyatakan berdasarkan nilai tercatat atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah, dan disajikan sebagai bagian dari akun “Aset lain-lain”. Atas properti terbengkalai, dibentuk penyisihan penghapusan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku (Catatan 2.u). Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya. Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya. Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi pada tahun terjadinya penghentian pengakuan. Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya. l.
Aset Ijarah Aset ijarah diakui sebesar biaya perolehan (mengacu pada PSAK No. 16: Aset Tetap dan PSAK No. 19: Aset tidak berwujud). Aset ijarah, yakni kendaraan bermotor, mesin, alat berat dan piranti lunak disusutkan atau diamortisasi sesuai dengan jangka waktu sewa atau umur ekonomis aset, mana yang lebih pendek, dimana pada akhir periode, aset tersebut akan dihibahkan ke nasabah. Untuk akad ijarah muntahiyah bitamlik (sewa pembiayaan), apabila pada saat perpindahan kepemilikan aset ijarah dari pemilik kepada penyewa dilakukan dengan cara hibah, maka jumlah tercatat aset ijarah diakui sebagai beban. Pendapatan sewa selama masa akad diakui pada saat manfaat atas aset telah diserahkan kepada penyewa. Pendapatan ijarah disajikan secara neto setelah dikurangi beban yang terkait yakni penyusutan dan pemeliharaan serta perbaikan. Pendapatan ijarah neto disajikan sebagai bagian dari “pendapatan bungan dan bagi hasil – kredit yang diberikan” dalam Laporan Laba Rugi.
27
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) m. Agunan yang Diambil Alih Agunan kredit yang diberikan, berupa tanah dan aset lainnya, yang telah diambil alih oleh Perusahaan disajikan dalam perkiraan “Aset lain-lain”. Agunan yang diambil alih diakui sebesar nilai realisasi bersih. Nilai realisasi bersih adalah nilai wajar agunan yang diambil alih dikurangi biaya-biaya untuk melikuidasi aset tersebut. Selisih lebih saldo kredit di atas nilai realisasi bersih dari agunan yang diambil alih yang telah diterima pada saat kredit diambil alih, dibebankan ke dalam akun penyisihan penghapusan aset produktif. Apabila terjadi selisih lebih nilai realisasi bersih di atas saldo kredit, agunan yang diambil alih diakui maksimum sebesar saldo kredit. Selisih antara nilai agunan yang telah diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan agunan. Biaya-biaya yang berkaitan dengan pemeliharaan agunan yang diambil alih dibebankan ke laporan laba rugi pada saat terjadinya. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. Atas agunan yang diambil alih, dibentuk penyisihan penghapusan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku (Catatan 2.u). n. Sewa Penentuan apakah suatu kontrak merupakan, atau mengandung unsur sewa adalah berdasarkan substansi kontrak pada tanggal awal sewa, yakni apakah pemenuhan syarat kontrak tergantung pada penggunaan aset tertentu dan kontrak tersebut berisi hak untuk menggunakan aset tersebut. Evaluasi ulang atas perjanjian sewa dilakukan setelah tanggal awal sewa hanya jika salah satu kondisi berikut terpenuhi: a. Terdapat perubahan dalam persyaratan perjanjian kontraktual, kecuali jika perubahan tersebut hanya memperbarui atau memperpanjang perjanjian yang ada; b. Opsi pembaharuan dilakukan atau perpanjangan disetujui oleh pihak-pihak yang berelasi dalam perjanjian, kecuali ketentuan pembaharuan atau perpanjangan pada awalnya telah termasuk dalam masa sewa; c.
Terdapat perubahan dalam penentuan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada suatu aset tertentu; atau
d. Terdapat perubahan subtansial atas aset yang disewa. Apabila evaluasi ulang telah dilakukan, maka akuntansi sewa harus diterapkan atau dihentikan penerapannya pada tanggal dimana terjadi perubahan kondisi pada scenario a, c atau d dan pada tanggal pembaharuan atau perpanjangan sewa pada scenario b. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam lapporan laba rugi dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.
28
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) n. Sewa (Lanjutan) Perusahaan sebagai lessor. Sewa dimana Perusahaan tetap mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Biaya langsung awal yang dapat diatribusikan secara langsung dengan negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke nilai tercatat aset sewaan dan diakui ke laba rugi tahun berjalan selama masa sewa sesuai dengan dasar pengakuan pendapatan sewa. o. Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. p. Simpanan dan Simpanan dari Bank Lain Simpanan merupakan liabilitas kepada nasabah dalam bentuk giro, tabungan dan deposito berjangka. Giro merupakan simpanan nasabah yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui cek atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya. Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai dengan syarat tertentu yang disepakati pada saat pembukaan rekening tabungan. Penarikan atas tabungan tidak dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau instrumen sejenis, tetapi menggunakan formulir penarikan tersendiri yang hanya berlaku di bank yang bersangkutan dan/atau menggunakan kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat jatuh tempo sesuai dengan jangka waktu yang disepakati dengan nasabah pada saat penempatannya, dimana nasabah akan dikenakan penalti apabila melakukan penarikan sebelum tanggal jatuh temponya. Simpanan termasuk simpanan syariah dan investasi tidak terikat yang terdiri dari: ·
Tabungan Wadiah merupakan titipan dana dalam bentuk tabungan dimana pemilik dana mendapatkan pendapatan bonus.
·
Investasi tidak terikat dalam bentuk giro, tabungan dan deposito berjangka mudharabah merupakan simpanan dana pelanggan yang memberikan pemilik dana imbalan bagi hasil dari pendapatan unit syariah atas penggunaan dana tersebut sesuai dengan nisbah yang ditetapkan dan disetujui sebelumnya.
Simpanan dari bank lain merupakan liabilitas kepada bank lain dalam bentuk giro, call money kurang dari atau 90 hari, dan deposito berjangka dengan periode jatuh tempo menurut perjanjian masing-masing.
29
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) q. Biaya Emisi Saham Biaya emisi saham dikurangkan dari bagian tambahan modal disetor yang timbul dari penerbitan saham dan tidak diamortisasi. r.
Surat Berharga yang Diterbitkan Surat berharga yang diterbitkan adalah surat berharga dalam bentuk cek perjalanan (travellers’ cheques).
s. Pengakuan Pendapatan Bunga, Beban Bunga, Pendapatan Syariah dan Bagi Hasil Syariah Pendapatan dan Beban Bunga Sejak tanggal 1 Januari 2010, pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya transaksi yang terjadi dan dapat diatribusikan secara langsung terhadap perolehan atau penerbitan instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diamortisasi sepanjang umur instrumen keuangan menggunakan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi terkait aset keuangan, dan sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi terkait liabilitas keuangan. Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo, pinjaman yang diberikan dan piutang, serta tersedia untuk dijual telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelah penurunan nilai diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai. Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan dan beban bunga diakui secara akrual berdasarkan suku bunga kontraktual, kecuali pendapatan bunga atas kredit yang diberikan dan aset produktif lainnya yang diklasifikasikan sebagai non-performing. Pendapatan bunga tersebut diakui pada saat pendapatan tersebut telah diterima. Pendapatan bunga yang diakui tetapi belum tertagih harus dibatalkan pada saat kredit diklasifikasikan non-performing. Pendapatan bunga atas aset non-performing yang belum diterima dilaporkan sebagai tagihan kontinjensi dalam rekening administratif dan diakui sebagai pendapatan pada saat diterima tunai. Sedangkan diskonto dan premi dari surat berharga diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus dan dicatat sebagai bagian atas pendapatan dan beban bunga. Kredit yang diberikan dan aset produktif lainnya (tidak termasuk efek-efek) diklasifikasikan sebagai non-performing jika telah masuk dalam klasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. Sedangkan, efek-efek diklasifikasikan sebagai non-performing jika penerbit efek tidak dapat memenuhi pembayaran bunga dan atau pokok. Seluruh penerimaan yang berhubungan dengan kredit diragukan dan macet diakui terlebih dahulu sebagai pengurang pokok kredit, dan kelebihan penerimaan dari pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga.
30
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) s. Pengakuan Pendapatan Bunga, Beban Bunga, Pendapatan Syariah dan Bagi Hasil Syariah (Lanjutan) Pendapatan dan Beban/Bagi Hasil Syariah Pendapatan syariah terdiri dari keuntungan murabahah, pendapatan ijarah muntahiyah bittamlik (sewa), dan bagi hasil pembiayaan mudharabah. Keuntungan murabahah dan pendapatan ijarah muntahiyah bittamlik diakui selama periode akad berdasarkan konsep akrual. Pendapatan bagi hasil pembiayaan mudharabah diakui pada saat diterima atau dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai porsi bagi hasil (nisbah) yang disepakati. t.
Pengakuan Pendapatan dan Beban Provisi dan Komisi Provisi dan Komisi Terkait Instrumen Keuangan Sejak 1 Januari 2010, pendapatan dan beban provisi komisi yang terkait dengan perolehan instrumen keuangan dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo, pinjaman diberikan dan piutang, serta tersedia untuk dijual, atau terkait jangka waktu tertentu yang jumlahnya signifikan, dicatat sebagai bagian dari nilai wajar aset atau liabilitas keuangan dan diamortisasi sesuai dengan jangka waktunya dengan menggunakan suku bunga efektif. Sedangkan, pendapatan dan beban provisi dan komisi yang jumlahnya tidak signifikan langsung diakui sebagai pendapatan pada saat penerimaan atau beban pada saat pembayarannya. Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan dan beban provisi dan komisi yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan perkreditan atau pinjaman yang diterima yang jumlahnya signifikan, serta terkait dengan jangka waktu diperlakukan sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus sesuai dengan jangka waktu kredit atau pinjaman yang bersangkutan. Sedangkan, pendapatan dan beban provisi dan komisi yang jumlahnya tidak signifikan langsung diakui sebagai pendapatan pada saat penerimaan atau beban pada saat pembayarannya. Provisi dan Komisi Lainnya Provisi dan komisi lainnya yang tidak terkait dengan kegiatan perolehan instrumen keuangan dan jangka waktu tertentu yang yang jumlahnya signifikan, diperlakukan sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus sesuai dengan jangka waktu transaksi yang bersangkutan. Sedangkan, pendapatan dan beban provisi dan komisi lainnya yang tidak signifikan langsung diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya transaksi. Pendapatan provisi dan komisi lainnya, meliputi pendapatan yang tidak terkait dengan kredit, seperti jasa banca assurance pendapatan sebagai pemimpin sindikasi, pendapatan terkait dengan ekspor impor dan bank garansi, dan pendapatan yang diakui terkait dengan jasa yang diberikan.
31
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) u. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Manajemen menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset non-keuangan pada tanggal neraca dan kemungkinan penyesuaian ke nilai yang dapat diperoleh kembali apabila terdapat keadaan yang mengindikasikan terjadinya penurunan nilai aset. Kerugian penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Nilai aset yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai pakai atau harga jual bersih, mana yang lebih tinggi. Di lain pihak, pemulihan penurunan nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak lagi terjadi. Penurunan (pemulihan) nilai aset diakui sebagai beban (pendapatan) pada laba rugi tahun berjalan. Cadangan kerugian penurunan nilai aset non-keuangan berupa aset non-produktif (terdiri dari agunan yang diambil alih, aset tetap yang tidak digunakan, rekening administratif dan suspense account) dibentuk sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (lihat Catatan 2.j). v. Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan serta rugi fiskal yang belum dikompensasikan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di neraca, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini. Perubahan terhadap liabilitas pajak dicatat ketika surat tagihan pajak diterima atau, jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat hasil banding telah ditetapkan. w. Laba per Saham Laba per saham dasar dihitung berdasarkan laba bersih dibagi jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Perhitungan laba per saham dasar disesuaikan secara retrospektif sejak awal laporan keuangan yang disajikan sebagai akibat dari pemecahan nilai nominal (stock split) dari Rp 500.000 menjadi Rp 100 pada tanggal 6 Agustus 2010 (Catatan 1.a dan 30). Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada periode yang bersangkutan yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa dilutif.
32
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) x. Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial. Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto sebagai liabilitas pada neraca setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar dan sebagai beban pada laba rugi tahun berjalan. Imbalan pasca-kerja Imbalan pasca-kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan, beban bunga dan dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika ada) diakui pada laba rugi tahun berjalan. Beban jasa lalu yang belum menjadi hak karyawan dan keuntungan atau kerugian aktuarial bagi karyawan yang masih aktif bekerja diamortisasi selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan. y. Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis. Segmen usaha adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan jasa (baik jasa individual maupun kelompok atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Segmen geografis adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain. 3. Penggunaan Estimasi, Pertimbangan dan Asumsi Manajemen atas Instrumen Keuangan Manajemen berkeyakinan bahwa pengungkapan berikut telah mencakup ikhtisar estimasi, pertimbangan dan asumsi signifikan yang dibuat oleh manajemen, yang berdampak terhadap jumlah-jumlah yang dilaporkan serta pengungkapan dalam laporan keuangan. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2010, prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mensyaratkan pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajarnya, dan penyajian ini mengharuskan penggunaan estimasi dan pertimbangan akuntansi. Komponen pengukuran nilai wajar yang signifikan ditentukan berdasarkan bukti obyektif yang dapat diverifikasi (seperti nilai tukar, suku bunga), sedangkan saat dan besaran perubahan nilai wajar dapat menjadi berbeda karena penggunaan metode penilaian yang berbeda. Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan diungkapkan pada Catatan 34.
33
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
3. Penggunaan Estimasi, Pertimbangan dan Asumsi Manajemen atas Instrumen Keuangan (Lanjutan) Aset Keuangan yang Tidak Memiliki Kuotasi Harga di Pasar yang Aktif Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan mengklasifikasikan aset keuangan dengan mengevaluasi, antara lain, apakah aset tersebut memiliki atau tidak memiliki kuotasi harga di pasar yang aktif. Evaluasi tersebut juga mencakup apakah kuotasi harga suatu aset keuangan di pasar yang aktif, merupakan kuotasi harga yang tersedia secara reguler, dan kuotasi harga tersebut mencerminkan transaksi di pasar yang aktual dan terjadi secara reguler dalam suatu transaksi wajar. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan Cadangan kerugian penurunan nilai dipelihara pada jumlah yang menurut manajemen adalah memadai untuk menutup kemungkinan tidak tertagihnya aset keuangan. Efektif tanggal 1 Januari 2010, pada setiap tanggal neraca Perusahaan secara spesifik menelaah apakah telah terdapat bukti obyektif bahwa suatu aset keuangan telah mengalami penurunan nilai (tidak tertagih). Jumlah cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk adalah berdasarkan pengalaman penagihan masa lalu dan faktor-faktor lainnya yang mungkin mempengaruhi kolektibilitas, antara lain kemungkinan kesulitan likuiditas atau kesulitan keuangan yang signifikan yang dialami oleh debitur atau penundaan pembayaran yang signifikan. Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka saat dan besaran jumlah yang dapat ditagih diestimasi berdasarkan pengalaman kerugian masa lalu. Cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk atas akun-akun yang diidentifikasi secara spesifik telah mengalami penurunan nilai. Aset keuangan dihapusbukukan berdasarkan keputusan manajemen bahwa aset keuangan tersebut tidak dapat ditagih atau direalisasi meskipun segala cara dan tindakan telah dilaksanakan. Suatu evaluasi atas aset keuangan, yang bertujuan untuk mengidentifikasi jumlah cadangan yang harus dibentuk, dilakukan secara berkala sepanjang tahun. Oleh karena itu, saat dan besaran jumlah cadangan kerugian penurunan nilai yang tercatat pada setiap periode dapat berbeda tergantung pada pertimbangan dan estimasi yang digunakan.
34
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
4. Giro pada Bank Indonesia 31 Maret 2011 Rp '000.000
31 Desember 2010 Rp '000.000
Rupiah Mata uang asing (Catatan 33)
840.030 145.567
674.609 393.309
Jumlah
985.597
1.067.918
Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, termasuk dalam giro pada Bank Indonesia adalah giro yang didasarkan pada prinsip perbankan syariah sebesar Rp 25.579 juta dan Rp 8.806 juta. Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, setiap bank di Indonesia diwajibkan memiliki saldo giro minimum di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas sebesar persentase tertentu dari dana pihak ketiga baik dalam Rupiah maupun valuta asing. Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, Giro Wajib Minimum (GWM) Perusahaan dalam mata uang Rupiah untuk GWM Utama masing-masing adalah sebesar Rp 828.595 juta dan Rp 672.744 juta serta untuk GWM sekunder masing-masing adalah sebesar Rp 213.095 juta dan Rp 207.559 juta, sedangkan untuk mata uang asing masing-masing adalah sebesar Rp 145.502 juta dan Rp 30.694 juta. Rasio GWM Perusahaan untuk mata uang Rupiah dan mata uang asing pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 adalah:
GWM yang wajib dibentuk Rupiah GWM Primer Konvensional Syariah GWM Sekunder GWM LDR Mata uang asing GWM yang telah dibentuk Rupiah GWM Primer Konvensional Syariah GWM Sekunder Konvensional Syariah Mata uang asing Konvensional Syariah
31 Maret 2011 %
31 Desember 2010 %
8,00% 5,00% 2,5% 1,42% 5,00%
8,00% 5,00% 2,50% 1,00%
9,44% 5,03%
8,02% 5,06%
7,13% 95,82%
7,74% -
5,00% 2,54%
12,82% 4,47%
35
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
5. Giro pada Bank Lain 31 Maret 2011 Rp '000.000
31 Desember 2010 Rp '000.000
15
277
6.477 1 74 109 4 1.759 2
14.041 68 59 5 6
8.426
14.180
28.871 13.755 17.429 3.599 60.788
32.924 4.730 21.545 2.464 1.402
527
198
53 284 28.893 217 503 5.170 558 178 440
225 188 1.705 224 3.153 454 554 1.817 532
161.265
72.115
Pihak yang berelasi (Catatan 31) Mata uang asing (Catatan 33) Bank International Ningbo Pihak ketiga Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT. Bank Lippo Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk Standard Chartered Bank PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk Jumlah Mata uang asing (Catatan 33) PT Bank Central Asia Tbk United Overseas Bank, Singapura PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Wells fargo Bank, N.A, Inggris Wells fargo Bank, N.A, Amerika Serikat Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Jepang Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Amerika Serikat Standard Chartered Bank, Inggris Standard Chartered Bank, Amerika Serikat Standard Chartered Bank, Hongkong OCBC, Singapura ANZ Banking Group Ltd, Australia UBS AG, Singapura UBS AG, Swiss DBS Bank, Hong Kong Jumlah - pihak ketiga Jumlah
-
1
169.691
86.295
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
169.706 -
86.572 -
Jumlah - bersih
169.706
86.572
Kolektibilitas dari giro pada bank lain pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 dikelompokkan lancar. Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, tidak terdapat saldo giro pada bank lain yang diblokir.
36
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
5. Giro pada Bank Lain (Lanjutan) Suku bunga rata-rata per tahun giro pada bank lain adalah sebagai berikut
Rupiah Valas
31 Maret 2011 %
31 Desember
0.85 - 0.90
0,85 - 0,90
2010 %
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain adalah sebagai berikut: 31 Desember
Rupiah Rp '000.000
31 Maret 2011 Mata Uang Asing Rp '000.000
Jumlah Rp '000.000
Saldo awal tahun Penyesuaian sehubungan dengan penerapan PSAK No. 55 (Revisi 2006) (Catatan 2b) Penyisihan tahun berjalan
-
-
-
Rupiah Rp '000.000
2010 Mata Uang Asing Rp '000.000
Jumlah Rp '000.000
-
112
774
886
-
-
(112)
(774)
(886)
-
-
-
-
-
-
Selisih kurs penjabaran
-
-
-
-
-
-
Saldo akhir tahun
-
-
-
-
-
-
Transaksi dengan pihak yang berelasi dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga.
37
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
6. Penempatan pada Bank Lain Penempatan pada bank lain berdasarkan jenis penempatan adalah sebagai berikut:
Jenis Penempatan Rupiah Deposito berjangka Call Money (SIMA)
Jangka Waktu
31 hari 3 - 31 hari
31 Maret 2011 Suku Bunga Rata-rata % 6,60 6,60
Jumlah Mata uang asing (Catatan 33) Deposito berjangka Deposito on call
Pihak Ketiga Rp '000.000 65.000 30.000 95.000
31 hari 4 hari
0,50 -
Jumlah
34.830 1.097 35.927
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
130.927
Jumlah - bersih
129.977
Jenis Penempatan
(950)
31 Desember 2010 Suku Bunga Jangka Waktu Rata-rata %
Pihak Ketiga Rp '000.000
Rupiah Deposito Berjangka Jumlah
3-25 hari
6,00
90.000 90.000
Mata uang asing (Catatan 33) Call Money Deposito berjangka Deposito on call Jumlah
1 - 31 hari 27 hari 4 hari
0,85 0,90 0,05
566.039 36.040 14.110 616.189 706.189
Cadangan kerugian penurunan nilai
-
Jumlah - bersih
706.189
38
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
6. Penempatan pada Bank Lain (Lanjutan) Penempatan berupa deposito berjangka dan call money dalam mata uang Rupiah per 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 merupakan penempatan pada: Nama Bank
Deposito berjangka PT Bank Rakyat Indonesia Tbk - Syariah PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (dahulu PT BPD Jawa barat) - Syariah PT Bank Victoria International Tbk - Syariah
31 Maret 2011 Rp '000.000
Jumlah Jumlah
50.000
50.000
15.000
25.000 15.000
65.000
90.000
-
Jumlah Call money PT Bank Internasional Indonesia Tbk - Syariah PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (dahulu PT BPD Jawa Barat) - Syariah PT Bank Mega Tbk - Syariah
31 Desember 2010 Rp '000.000
-
30.000
-
30.000
-
-
95.000
90.000
Penempatan berupa deposito dan call money dalam mata uang asing merupakan penempatan pada: Nama Bank
31 Maret 2011 US$
Call Money Wells Fargo Bank, N.A. Amerika Serikat Standartd Charterd Bank, Amerika Serikat Lepbaga Pembiayaan Eksport Indonesia Jumlah
Deposito berjangka PT Bank Internasional Indonesia Tbk - Syariah Deposito on call UBS AG, Singapura Jumlah
31 Desember 2010 US$
-
15.400.000 41.862.945 10.000.000
-
67.262.945
4.000.000
4.000.000
126.002
1.566.027
4.126.002
72.828.972
39
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
6. Penempatan pada Bank Lain (Lanjutan) Kolektibilitas penempatan pada bank lain pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 adalah lancar. Jumlah tercatat penempatan pada bank lain berdasarkan tanggal jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
Jenis penempatan Rupiah Deposito berjangka Lainnya Jumlah Mata uang asing (Catatan 33) Deposito berjangka Call money Jumlah Jumlah
Jenis penempatan Rupiah Deposito berjangka Jumlah Mata uang asing (Catatan 33) Call Money Deposito berjangka Deposito on call Jumlah Jumlah
Kurang dari atau s.d. 1 bulan Rp '000.000
Lebih dari 1 s.d. 3 bulan Rp '000.000
31 Maret 2011 Lebih dari Lebih dari 3 s.d. 6 6 s.d. 12 bulan bulan Rp '000.000 Rp '000.000
Lebih dari 12 bulan Rp '000.000
Jumlah Rp '000.000
65.000 30.000
-
-
-
-
65.000 30.000
95.000
-
-
-
-
95.000
34.830 1.097
-
-
-
-
34.830 1.097
35.927
-
-
-
-
35.927
130.927
-
-
-
-
130.927
Kurang dari atau s.d. 1 bulan Rp '000.000
Lebih dari 1 s.d. 3 bulan Rp '000.000
31 Desember 2010 Lebih dari Lebih dari 3 s.d. 6 6 s.d. 12 bulan bulan Rp '000.000 Rp '000.000
Lebih dari 12 bulan Rp '000.000
Jumlah Rp '000.000
90.000
-
-
-
-
90.000
90.000
-
-
-
-
90.000
566.039 36.040 14.110
-
-
-
-
566.039 36.040 14.110
616.189
-
-
-
-
616.189
-
706.189
706.189
-
-
-
40
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
6. Penempatan pada Bank Lain (Lanjutan) Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai penempatan pada bank lain adalah sebagai berikut:
Saldo awal tahun Penyesuaian sehubungan dengan penerapan PSAK No. 55 (Revisi 2006) (Catatan 2b) Penyisihan (pemulihan) tahun berjalan Selisih kurs penjabaran Saldo akhir tahun
Rupiah Rp '000.000
31 Maret 2011 Mata Uang Asing Rp '000.000
Jumlah Rp '000.000
-
-
-
1,292
1,468
2,760
-
-
-
(1,292)
(1,468)
(2,760)
-
950 -
-
-
-
950
-
-
-
950 950
-
31 Desember 2010 Mata Uang Rupiah Asing Jumlah Rp '000.000 Rp '000.000 Rp '000.000
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai untuk penempatan pada bank lain pada tanggal 31 Maret 2011 adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang akan timbul akibat tidak tertagihnya penempatan pada bank lain tersebut.
41
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
7. Efek-Efek a.
Jenis dan tujuan investasi efek-efek adalah sebagai berikut:
Rupiah Pihak ketiga Dimiliki hingga jatuh tempo Bank Indonesia Intervensi Bunga diterima dimuka yang belum diamortisasi Nilai bersih Sertifikat Bank Indonesia Bunga diterima dimuka yang belum diamortisasi
31 Maret 2011 Rp '000.000
31 Desember 2010 Rp '000.000
387,000
171,300
(240) 386,760
(27) 171,273
26,488
-
(1,054)
-
25,434
-
80,000 75,000 70,000 50,000 40,000 30,000 30,000 30,000 30,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 10,000 10,000 10,000
78,746 10,005 72,043 52,256 39,139 33,214 29,635 28,104 27,522 21,711 21,045 20,684 20,759 20,509 17,258 10,489 75,021 9,743
Jumlah Premi yang belum diamortisasi
585,000 2,161
587,883 -
Nilai bersih
587,161
587,883
Obligasi korporasi PT Excelcomindo Pratama Tbk PT Indomobil Finance Indonesia Sukuk Ijarah Indosat IV 2009 Seri A
26,000 20,000 2,000
24,138 20,000 2,000
Jumlah Diskonto yang belum diamortisasi
48,000 (1,540)
46,138 -
Nilai bersih
46,460
46,138
1,045,815
805,294
Nilai bersih Obligasi Pemerintah FR0028 ORI-04 FR0026 FR0038 FR0027 FR0020 FR0031 FR0043 FR0042 FR0034 FR0033 FR0017 FR0036 FR0023 FR0045 FR0018 ORI-03 FR0040
Jumlah dimiliki hingga jatuh tempo
42
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
7. Efek-Efek (Lanjutan) a. Jenis dan tujuan investasi efek-efek adalah sebagai berikut: (Lanjutan) 31 Maret 2011 Rp '000.000 Rupiah (Lanjutan) Pihak Ketiga (Lanjutan) Tersedia untuk dijual Obligasi Pemerintah IFR003 IFR006 IFR005 Nilai wajar
20.981 5.070
-
26.051
16.806
Obligasi korporasi PT Bank Nagari Jumlah tersedia untuk dijual Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Obligasi korporasi PTBank Pan Indonesia Tbk Keuntungan (kerugian) belum terealisasi atas kenaikan (penurunan) nilai wajar Nilai wajar Jumlah Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Jumlah - pihak ketiga
31 Desember 2010 Rp '000.000
2.000
5.380 11.426
-
28.051
16.806
30.000
30.000
30.000 30.000
120 30.120 30.120
1.103.866
852.220
1.103.866
852.220
162.186
167.753
43.538 17.415
45.050 18.020
60.953
63.070
772.081
322.030
Jumlah dimiliki hingga jatuh tempo
995.220
552.853
Tersedia untuk dijual Republik Indonesia - ROI Loan
18.547
19.687
Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Reksadana PT Henan Putihrai Asset Management
-
47.331
46.340 -
-
46.340
-
46.340
47.331
Jumlah mata uang asing
1.060.107
619.871
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
2.163.973 (40)
1.472.091 -
Jumlah - Bersih
2.163.933
1.472.091
Jumlah Rupiah Mata uang asing (Catatan 33) Pihak Ketiga Dimiliki hingga jatuh tempo Republik Indonesia - ROI Loan Credit Linked Notes Merril Lynch Notes UBS Jersey Notes Jumlah Tagihan atas wesel ekspor
Obligasi korporasi Enercoal Resources Pte. Ltd Reksadana Maestro PT Bank Internasional Indonesia Tbk Jumlah Jumlah - diperdagangkan
43
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
7. Efek-Efek (Lanjutan) b.
Efek-efek dimiliki hingga jatuh tempo pada diklasifikasikan sebagai berikut: Sampai dengan 1 tahun Rp '000.000 Berdasarkan jangka waktu Rupiah Bank Indonesia Intervensi Obligasi Pemerintah Obligasi korporasi
412.194
-
-
Jumlah - Rupiah Mata uang asing Republik Indonesia - ROI Loan Credit Linked Notes Pinjaman subordinasi Tagihan atas wesel ekspor
31 Maret 2011 Lebih dari Lebih dari 1-5 tahun 5 tahun Rp '000.000 Rp '000.000
412.194
60.953 -
772.081
502.137
412.194 587.161 46.460
502.137
1.045.815
162.186
162.186 60.953 772.081
-
131.484
-
Jumlah - Mata uang asing
85.024 46.460
Jumlah Rp '000.000
-
772.081
60.953
162.186
995.220
Jumlah
1.184.275
192.437
664.323
2.041.035
Berdasarkan jatuh tempo Rupiah Bank Indonesia Intervensi Obligasi Pemerintah Obligasi korporasi
-
285.749
412.194 587.161 46.460
285.749
1.045.815
57.627
162.186 60.953 772.081
412.194
Jumlah - Rupiah Mata uang asing Republik Indonesia - ROI Loan Credit Linked Notes Pinjaman subordinasi Tagihan atas wesel ekspor
789.496
148.097
57.627
995.220
495.969
343.376
2.041.035
Jumlah
31 Desember 2010 Lebih dari Lebih dari 1-5 tahun 5 tahun Rp '000.000 Rp '000.000
171.273
-
171.273
-
-
322.030
482.173 2.000
171.273 587.883 46.138
149.848
484.173
805.294
167.753 63.070
167.753 63.070 322.030 -
-
-
493.303
230.823
552.853
714.996
1.358.147
292.143 44.138
285.735 2.000
171.273 587.883 46.138
336.281
287.735
805.294
59.625 45.050
167.753 63.070 322.030 -
149.848
171.273 10.005
-
181.278
-
-
108.128 18.020 322.030
-
-
Jumlah Rp '000.000
105.710 44.138
-
322.030
Jumlah - Rupiah
Jumlah - Mata uang asing
-
1.201.690
Jumlah
Mata uang asing Republik Indonesia - ROI Loan Credit Linked Notes Tagihan atas wesel ekspor Pinjaman subordinasi
-
772.081
Jumlah - Mata uang asing
Berdasarkan jatuh tempo Rupiah Bank Indonesia Intervensi - bersih Obligasi Pemerintah Obligasi korporasi - bersih
104.559 43.538
17.415 -
Jumlah - Rupiah Mata uang asing Republik Indonesia - ROI Loan Credit Linked Notes Tagihan atas wesel ekspor Pinjaman subordinasi
-
347.872
-
Sampai dengan 1 tahun Rp '000.000 Berdasarkan jangka waktu Rupiah Bank Indonesia Intervensi - bersih Obligasi Pemerintah - bersih Obligasi korporasi - bersih
301.412 46.460
412.194
Jumlah - Mata uang asing Jumlah
-
-
322.030
126.148
104.675
552.853
503.308
462.429
392.410
1.358.147
44
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
7. Efek-Efek (Lanjutan) c.
d.
Tingkat bunga rata-rata per tahun efek-efek adalah sebagai berikut: 31 Maret 2011 %
31 Desember 2010 %
Rupiah Sertifikat Bank Indonesia Bank Indonesia Intervensi Obligasi Pemerintah Obligasi korporasi
6,75 - 6.80 5,75 - 6,60 9,40 - 14,27 10,50 - 17,00
5,50 9,40 - 14,27 10,75 - 17,00
Mata uang asing Republik Indonesia - ROI Loan Credit Linked Notes Obligasi korporasi Collateralized Debt Obligation
5,87 - 10,37 6,75 - 9,35 -
5,87 - 10,37 6,75 - 9,35 -
Nilai wajar dari obligasi (termasuk obligasi Pemerintah) yang dimiliki hingga jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 adalah masing-masing sebesar Rp 930.854 juta dan Rp 907.905 juta. Rincian peringkat obligasi korporasi dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo) atau Moody’s seperti yang dilaporkan oleh Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut: 31 Maret 2011 PT Excelcomindo Pratama Tbk PT Indomobil Finance Indonesia PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Nagari PT Bank Pan Indonesia Tbk Sukuk Ijarah PT Indosat Tbk Enercoal Resources Pte. Ltd. Merrill Lynch Notes UBS Jersery Notes
31 Desember 2010
idAAidA idBBB idAA idAA+(sy)
idAAidAidAA idAA+(sy) Ba3 A2 Aa3
A2 Aa3
e.
Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 kolektibilitas efek-efek adalah lancar.
f.
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai efek-efek adalah sebagai berikut:
Rupiah Rp '000.000
31 Maret 2011 Mata Uang Asing Rp '000.000
Jumlah Rp '000.000
Saldo awal tahun
-
-
Penyesuaian sehubungan dengan penerapan PSAK No. 55 (Revisi 2006) (Catatan 2b)
-
Penyisihan (pemulihan) tahun berjalan Selisih kurs penjabaran
-
Saldo akhir tahun
40
40
Rupiah Rp '000.000
31 Desember 2010 Mata Uang Asing Rp '000.000
Jumlah Rp '000.000
-
500
607
1.107
-
-
(500)
(607)
(1.107)
-
-
40
-
-
40
-
-
-
-
-
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai efek-efek pada tanggal 31 Maret 2011 adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang akan timbul akibat tidak tertagihnya efek-efek.
45
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
8. Efek yang Dibeli dengan Janji Jual Kembali Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, efek-efek yang dibeli dengan janji jual kembali terdiri dari:
Jenis
Jangka waktu
Tanggal jatuh tempo
Rupiah Obligasi Korporasi Bank Lampung II 2007 Bank Lampung II 2007
31 hari 31 hari
21 April 2011 23 April 2011
Jumlah
Jenis Rupiah Obligasi Pemerintah FR040 Obligasi Korporasi Bank Lampung Bank Lampung
Jangka waktu
31 Maret 2011 Pendapatan bunga Nilai yang belum Nilai nominal direalisasi bersih Rp '000.000 Rp '000.000 Rp '000.000
9.784 19.582
62 136
9.722 19.446
29.366
198
29.168
31 Desember 2010 Pendapatan bunga Nilai yang belum Nilai Tanggal jatuh tempo nominal direalisasi bersih Rp '000.000 Rp '000.000 Rp '000.000
40 hari
10 Januari 2011
45.889
116
45.773
32 hari 31 hari
17 Januari 2011 20 Januari 2011
9.770 19.562
49 118
9.721 19.444
75.221
283
74.938
Jumlah
Efek yang dibeli dengan janji jual kembali pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 telah diselesaikan pada tanggal jatuh tempo.
46
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
9. Kredit yang Diberikan a. Jenis Kredit 31 Maret 2011 Rp '000.000 Pihak yang berelasi (Catatan 31) Rupiah Pinjaman tetap Pinjaman karyawan Pinjaman konsumsi Pinjaman cicilan Pinjaman rekening koran Piutang syariah - murabahah Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah - bersih
31 Desember 2010 Rp '000.000
228.063 48 6.585 1.570 3.769 15 240.050 (8.285) 231.765
231.557 580 6.939 1.682 67 240.825 (150) 240.675
535.511
554.115
767.276
794.790
Pihak ketiga Rupiah Pinjaman konsumsi Pinjaman cicilan Pinjaman tetap Pinjaman anjak piutang Pinjaman investasi Pinjaman rekening koran Pinjaman karyawan Piutang syariah - murabahah Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah - bersih
2.628.991 1.444.771 1.318.238 632.560 58.296 156.125 7.891 243.658 6.490.530 (68.472) 6.422.058
2.323.631 1.445.533 1.251.931 592.291 59.297 146.137 8.165 146.895 5.973.880 (75.058) 5.898.822
Mata uang asing (Catatan 33) Pinjaman tetap Pinjaman cicilan Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah - bersih
63.245 184.004 247.249 (3.342) 243.907
166.573 76.403 242.976 (2.430) 240.546
Mata uang asing (Catatan 33) Pinjaman tetap Jumlah kredit yang diberikan kepada pihak yang berelasi
Jumlah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga
6.665.965
6.139.368
Jumlah kredit yang diberikan - bersih
7.433.241
6.934.158
47
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
9. Kredit yang Diberikan (Lanjutan) b. Sektor Ekonomi 31 Maret 2011 31 Desember 2010 Rp '000.000 Rp '000.000
c.
Rupiah Pertanian, perburuan dan sarana pertanian Pertambangan Industri pengolahan Listrik, gas dan air Konstruksi Perdagangan, restoran dan hotel Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Jasa-jasa dunia usaha Jasa-jasa sosial/masyarakat Lain-lain Jumlah
48.819 250.562 249.969 98.576 274.414 1.332.404 250.453 1.086.757 271.005 2.867.621 6.730.580
58.552 206.320 218.101 22.523 299.012 519.526 298.622 1.284.413 206.423 3.101.213 6.214.705
Mata uang asing (Catatan 33) Pertambangan Industri pengolahan Konstruksi Perdagangan, restoran dan hotel Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Jasa-jasa dunia usaha Lain-lain Jumlah Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
31.636 542.591 100.118 26.520 19.640 40.405 21.850 782.760 7.513.340 (80.099)
65.753 542.899 108.999 13.724 24.466 16.291 24.959 797.091 7.011.796 (77.638)
Jumlah - bersih
7.433.241
6.934.158
Jangka Waktu Jangka waktu kredit diklasifikasikan berdasarkan periode kredit sebagaimana yang tercantum dalam perjanjian kredit dan waktu yang tersisa sampai dengan saat jatuh temponya. Berdasarkan Periode Perjanjian Kredit: 31 Maret 2011 Rp '000.000
31 Desember 2010 Rp '000.000
Rupiah Kurang dari atau sama dengan 1 tahun Lebih dari 1 - 2 tahun Lebih dari 2 - 5 tahun Lebih dari 5 tahun Jumlah
2.117.725 924.695 2.548.428 1.139.732 6.730.580
1.440.837 1.342.919 2.257.600 1.173.349 6.214.705
Mata uang asing (Catatan 33) Kurang dari atau sama dengan 1 tahun Lebih dari 1 - 2 tahun Lebih dari 2 - 5 tahun Lebih dari 5 tahun Jumlah Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
573.414 26.458 82.770 100.118,00 782.760 7.513.340 (80.099)
607.588 24.931 57.909 106.663 797.091 7.011.796 (77.638)
7.433.241
6.934.158
Jumlah - bersih
48
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
9. Kredit yang Diberikan (Lanjutan) c.
Jangka Waktu (Lanjutan) Berdasarkan Sisa Umur Jatuh Tempo: 31 Maret 2011 Rp '000.000
31 Desember 2010 Rp '000.000
Rupiah Kurang dari atau sama dengan 1 tahun Lebih dari 1 - 2 tahun Lebih dari 2 - 5 tahun Lebih dari 5 tahun Jumlah
2.739.526 993.369 2.391.811 605.874 6.730.580
2.590.571 767.708 2.160.474 695.952 6.214.705
Mata uang asing (Catatan 33) Kurang dari atau sama dengan 1 tahun Lebih dari 1 - 2 tahun Lebih dari 2 - 5 tahun Lebih dari 5 tahun Jumlah Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
598.813 26.543 57.286 100.118 782.760 7.513.340 (80.099)
586.405 47.696 53.992 108.998 797.091 7.011.796 (77.638)
Jumlah - bersih
7.433.241
6.934.158
Termasuk dalam kredit yang jatuh tempo kurang dari atau sama dengan 1 tahun adalah kredit yang telah jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar masingmasing Rp 36 juta dan Rp 12.200 juta. d. Tingkat bunga rata-rata per tahun kredit diberikan adalah sebagai berikut:
Rupiah Dolar Amerika
31 Maret 2011 %
31 Desember 2010 %
6,00 - 30,50 4,25 - 9,50
5,95 - 26,97 4,25 - 9,50
e. Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, saldo kredit yang diberikan kepada pihak yang berelasi masing-masing sebesar Rp 767.390 juta dan Rp 756.932 juta dijamin oleh deposito berjangka. f.
Jumlah kredit yang dijamin dengan jaminan tunai pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing sebesar Rp 825.789 juta dan Rp 796.606 juta (Catatan 16).
g. Saldo kredit channeling pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing adalah sebesar Rp 2.628.990 juta dan Rp 2.332.310 juta. Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, sebesar Rp 1.639.703 juta dan Rp 1.905.850 juta dari saldo kredit chanelling disalurkan melalui pihak yang berelasi (Catatan 31). h. Kredit yang diberikan kepada karyawan merupakan kredit untuk membeli kendaraan, rumah dan keperluan lainnya yang dibebani bunga 0% untuk kredit dibawah 1 tahun dan 6% untuk kredit antara 1 sampai dengan 10 tahun. Kredit kepada pihak yang berelasi, kecuali kredit kepada karyawan, diberikan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana dengan kredit yang diberikan kepada pihak ketiga. i.
Perusahaan tidak memiliki kredit yang restrukturisasi selama tahun 2011 dan 2010.
49
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
9. Kredit yang Diberikan (Lanjutan) j.
Saldo kredit pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 berdasarkan klasifikasi kolektibilitas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai berikut: 31 Maret 2011
Jenis
Rupiah Pihak yang berelasi (Catatan 31) Pihak ketiga Jumlah Mata uang asing (Catatan 33) Pihak yang berelasi (Catatan 31) Pihak ketiga Jumlah Jumlah
Lancar Rp '000.000
240.050 6.234.566 6.474.616
Jumlah - bersih
Kurang Lancar Rp '000.000
194.285 194.285
535.511 247.249 782.760 7.257.376
Cadangan kerugian penurunan nilai
Dalam Perhatian Khusus Rp '000.000
Diragukan Rp '000.000
Macet Rp '000.000
4.505 4.505
54.339 54.339
-
-
4.505
54.339
2.835 2.835
-
-
194.285
(74.670)
(649)
7.182.706
(649)
2.835
(75)
(810)
2.760
240.050 6.490.530 6.730.580
535.511 247.249 782.760
(3.895)
-
Jumlah Rp '000.000
50.444
7.513.340
(80.099) 7.433.241
31 Desember 2010
Jenis
Rupiah Pihak yang berelasi (Catatan 31) Pihak ketiga Jumlah Mata uang asing (Catatan 33) Pihak yang berelasi (Catatan 31) Pihak ketiga Jumlah Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah - bersih
Lancar Rp '000.000
240.825 5.591.739 5.832.564
554.115 242.976 797.091
Dalam Perhatian Khusus Rp '000.000
Kurang Lancar Rp '000.000
293.793 293.793
21.953 21.953
-
-
-
-
Diragukan Rp '000.000
533 533
Macet Rp '000.000
65.862 65.862
-
Jumlah Rp '000.000
240.825 5.973.880 6.214.705
-
554.115 242.976 797.091
6.629.655
293.793
21.953
533
65.862
7.011.796
(58.482)
(8.922)
(3.019)
(34)
(7.181)
(77.638)
6.571.173
284.871
18.934
499
58.681
6.934.158
50
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
9. Kredit yang Diberikan (Lanjutan) k.
Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, rincian kredit bermasalah menurut sektor ekonomi adalah sebagai berikut: 31 Maret 2011 31 Desember 2010 Rp '000.000 Rp '000.000
l.
Rupiah Pertanian, perburuan dan sarana pertanian Industri pengolahan Konstruksi Perdagangan, restoran dan hotel Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Jasa-jasa dunia usaha Jasa-jasa sosial/masyarakat Lain-lain Jumlah
101 758 4.153 5.401
12.511 49 22.342 4.337
12.499 33.620 55 5.092 61.679
12.499 33.456 62 3.092 88.348
Mata uang asing Pertambangan
-
-
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
61.679 (4.780)
88.348 (10.234)
Jumlah - bersih
56.899
78.114
Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 tidak terdapat penyediaan dana kepada pihak yang berelasi dan pihak ketiga yang melampaui Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).
m. Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, kredit non-performing yang telah dihentikan pembebanan bunganya adalah sebesar Rp12.758 juta dan Rp 88.348 juta. n. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai kredit adalah sebagai berikut: 31 Maret 2011 Mata Uang Rupiah Asing Jumlah Rp '000.000 Rp '000.000 Rp '000.000
Saldo awal Individual Kolektif Selisih penurunan nilai pada penerapan PSAK No. 55 (Revisi 2006) (Catatan 2b) Penyisihan periode berjalan Individual Kolektif Akrual bunga pada pinjaman yang mengalami penurunan nilai Penghapusan Selisih kurs penjabaran Individual Kolektif Saldo akhir
3.581 71.625
6.422 70.335 (75.206) 76.757
2.432
3.342 -
31 Desember 2010 Mata Uang Rupiah Asing Jumlah Rp '000.000 Rp '000.000 Rp '000.000
3.581 74.057
9.495 74.737
-
4.316
-
6.422 73.677
4.942 9.352
38.947
4.942 48.299
(75.206) -
(5.150) (22.484)
(40.531)
(5.150) (63.015)
(2.643)
(2.643)
2.430
77.638
(2.432)
(2.432)
-
3.342
80.099
75.208
4.697 1.960
14.192 76.697
4.316
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai untuk kredit yang diberikan adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang akan timbul akibat tidak tertagihnya kredit yang diberikan tersebut.
51
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
9. Kredit yang Diberikan (Lanjutan) o. Jaminan pemberian kredit berupa tanah, bangunan, mesin, persediaan dan deposito berjangka. p. Perusahaan telah mengevaluasi seluruh kredit yang diberikan (100%) untuk menghitung cadangan kerugian penurunan nilai kredit wajib dibentuk pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 seperti ayng ditentukan oleh Bank Indonesia. q. Rasio kredit usaha kecil terhadap jumlah kredit yang diberikan pada tanggal 31 Maret 2011 serta 31 Desember 2010 adalah masing-masing sebesar 15% dan 1,07%. 10. Pendapatan Bunga yang Masih Akan Diterima 31 Maret 2011 31 Desember 2010 Rp '000.000 Rp '000.000 Bunga atas: Kredit Efek-efek Penempatan pada bank lain
27.988 21.568 88
26.176 20.904 273
Jumlah
49.644
47.353
Pendapatan bunga yang masih akan diterima dalam mata uang asing sebesar equivalen Rp 6.518 juta pada tanggal 31 Maret 2011 dan equivalen Rp 5.028 juta pada tanggal 31 Desember 2010 (Catatan 33). Pendapatan bunga yang masih akan diterima dari pihak yang berelasi pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing adalah sebesar Rp 800 juta dan Rp 915 juta (Catatan 31). 11. Biaya Dibayar Dimuka 31 Maret 2011 Rp '000.000
31 Desember 2010 Rp '000.000
Renovasi cabang baru Sewa Pemeliharaan perangkat lunak Asuransi Lain-lain
36.216 9.941 2.114 2.480 10.199
34.068 4.971 2.930 2.410 1.721
Jumlah
60.950
46.100
Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, biaya dibayar dimuka yang dibayarkan kepada pihak yang berelasi masing-masing sebesar Rp 3.327 juta dan Rp 5.265 juta (Catatan 31). Biaya dibayar dimuka lain-lain meliputi, biaya renovasi gedung kantor dan lain-lain.
52
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
12. Aset Tetap
1 Januari 2011 Rp '000.000
Perubahan selama tahun berjalan 31 Maret 2011 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Rp '000.000 Rp '000.000
Biaya perolehan: Tanah Bangunan Inventaris kantor Kendaraan bermotor
38.506 56.365 187.481 11.987
2.094 2.497 41.815 100
Jumlah
294.339
46.506
Akumulasi penyusutan: Bangunan Inventaris kantor Kendaraan bermotor
8.377 47.777 10.208
Jumlah
66.362
Nilai Buku
-
-
40.600 58.862 229.222 12.087
(74)
-
340.771
720 4.752 346
(1) (46)
-
9.096 52.483 10.554
5.818
(47)
-
72.133
(74) -
227.977
1 Januari 2010 Rp '000.000
31 Maret 2011 Rp '000.000
268.638
Perubahan selama tahun berjalan 31 Desember 2010 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Rp '000.000
31 Desember 2010
Rp '000.000
Rp '000.000
Rp '000.000
-
38.506 56.365 187.482 11.986
Biaya perolehan: Tanah Bangunan Inventaris kantor Kendaraan bermotor
37.466 53.270 159.269 11.940
1.040 3.095 28.213 268
-
Jumlah
261.945
32.616
-
-
294.339
Akumulasi penyusutan: Bangunan Inventaris kantor Kendaraan bermotor
5.633 30.409 8.379
2.744 17.368 1.992
-
-
8.377 47.777 10.208
Jumlah
44.421
22.103
-
-
66.362
Nilai Buku
(222)
(162)
217.524
227.977
53
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 12 Aset Tetap (Lanjutan)
Jumlah beban penyusutan yang dibebankan pada laba rugi tahun berjalan pada 31 Maret 2011 dan 31 Maret 2010 masing-masing sebesar Rp 5.818 juta dan Rp 5.255 juta. Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 20 (dua puluh) dan 30 (tiga puluh) tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2012 dan 2037. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai. Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, Perusahaan menjual aset tetapnya dengan nilai buku masing-masing sebesar Rp 18 juta dan Rp 60 juta pada harga jual masing-masing sebesar Rp 8 juta dan Rp 190 juta. Keuntungan dan kerugian bersih penjualan aset tetap tersebut dibukukan pada akun Pendapatan Non Operasional (Catatan 28). Pada periode 31 Maret 2011, Perusahaan melakukan penghapus-bukuan aset tetap sebesar nilai buku Rp 6 juta. Aset tetap Perusahaan, kecuali tanah, pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 diasuransikan terhadap risiko kebakaran, gempa bumi, huru-hara, pencurian dan risiko lainnya pada pihak yang berelasi, yaitu PT Asuransi Sinar Mas dengan nilai pertanggungan masingmasing sebesar Rp 387.971 juta dan Rp 384.854 juta (Catatan 32). Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas aset tetap tersebut. Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, tidak ada aset tetap Perusahaan yang ditempatkan sebagai jaminan.
54
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
13. Aset Ijarah Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, akun ini merupakan obyek sewa dari transaksi Ijarah Muntahiyah Bittamlik dengan opsi perpindahan hak milik obyek sewa dengan hibah. Perubahan selama tahun berjalan Pengalihan pada 1 Januari 2011 Penambahan akhir masa akad
31 Maret 2011
Biaya perolehan: Kendaraan bermotor Mesin Alat-alat berat Piranti lunak
246.336 1.785 23.600 3.649
1.670 2.999 704
(28.013) -
218.323 3.455 26.599 4.353
Jumlah
275.370
5.373
(28.013)
252.730
Akumulasi penyusutan Kendaraan bermotor Mesin Alat-alat berat Piranti lunak
55.379 138 686 9
50.345 108 1.392 69
(28.254) -
77.470 246 2.078 78
Jumlah
56.212
51.914
(28.254)
79.872
Nilai Buku
219.158
1 Januari 2010
172.858
Perubahan selama tahun berjalan Pengalihan pada Penambahan akhir masa akad 31 Desember 2010
Biaya perolehan: Kendaraan bermotor Mesin Alat-alat berat Piranti lunak
-
265.741 1.785 23.600 3.649
(19.405) -
246.336 1.785 23.600 3.649
Jumlah
-
294.775
(19.405)
275.370
Akumulasi penyusutan Kendaraan bermotor Mesin Alat-alat berat Piranti lunak
-
74.784 138 686 9
(19.405) -
55.379 138 686 9
Jumlah
-
75.617
(19.405)
56.212
Nilai Buku
-
219.158
55
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
14. Aset Lain-lain - Bersih 31 Maret 2011 Rp '000.000 Kiriman uang Uang muka pembelian aset Uang muka renovasi gedung kantor Setoran jaminan Barang cetakan dan materai Tagihan komisi asuransi Tagihan sehubungan dengan ATM bersama Agunan yang diambil-alih Tagihan sehubungan dengan penyelesaian Bank Indover Uang muka dinas karyawan Aset tetap yang tidak digunakan Tagihan pada pihak yang berelasi Lain-lain
47.311
Jumlah
144.374
3.122 45.134 13.685 6.084 4.530 1.001 2.622 12.861
10.749 41.358 11.296 5.554 4.530 1.508 1.692 3.407
721 7.173 130
1.133 669 130
Cadangan kerugian penurunan nilai atas tagihan sehubungan dengan penyelesaian Bank Indover Cadangan kerugian penurunan nilai aset non - produktif Jumlah - bersih
31 Desember 2010 Rp '000.000
145 82.171
(721)
(1.133)
(805)
(587)
142.848
80.451
Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, agunan yang diambil-alih sebesar Rp 12.186 juta dan Rp 2.950 juta setelah dikurangi dengan penyisihan penghapusan masingmasing sebesar Rp 675 juta dan Rp 457 juta. Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, aset yang tidak digunakan disajikan nihil setelah dikurangi penyisihan penghapusan sebesar Rp 130 juta. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai aset non-produktif adalah sebagai berikut: 31 Maret 2011 31 Desember 2010 Rp '000.000 Rp '000.000 Saldo awal Penambahan (pemulihan)
587 218
554 33
Saldo akhir
805
587
Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 tagihan sehubungan dengan Bank Indover adalah sebesar ekuivalen Rp 721 juta dan Rp 1.133 juta. Perusahaan telah membentuk cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing sebesar ekuivalen Rp 721 juta dan Rp 1.133 juta. Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 aset lain-lain dalam mata uang asing masing-masing sebesar ekuivalen Rp 26.476 juta dan Rp 10.857 juta (Catatan 33). Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai untuk aset lain-lain adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang akan timbul akibat tidak tertagihnya aset lain-lain tersebut. 56
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
15. Liabilitas Segera Lainnya Terdiri dari: 31 Maret 2011 31 Desember 2010 Rp '000.000 Rp '000.000
Kiriman uang Liabilitas sehubungan dengan ATM bersama Cadangan bonus dan THR Biaya yang masih harus dibayar Liabilitas pada perusahaan asuransi Liabilitas administrasi kredit Liabilitas setoran Jamsostek Lain-lain
380 6.561 10.839 16.578 674 3.400 378 5.554
Jumlah
44.364
28.086 7.566 3.010 2.750 3.110 2.217 46.739
Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, liabilitas segera lainnya dalam mata uang asing sebesar ekuivalen Rp 678 juta dan Rp 28.499 juta (Catatan 33). Liabilitas segera lainnya kepada pihak yang berelasi pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 adalah masing-masing sebesar Rp 1.372 juta dan Rp 2.839 juta. 16. Simpanan Simpanan terdiri dari: 31 Maret 2011 Pihak yang berelasi Rp '000.000
Pihak ketiga Rp '000.000
31 Desember 2010 Jumlah Rp '000.000
Pihak yang berelasi Rp '000.000
Pihak ketiga Rp '000.000
Jumlah Rp '000.000
Giro Tabungan Deposito berjangka
715.312 8.571 3.594.365
986.701 1.463.472 3.797.367
1.702.013 1.472.043 7.391.732
947.191 7.668 3.488.426
920.478 1.363.807 3.091.644
1.867.669 1.371.475 6.580.070
Jumlah
4.318.248
6.247.540
10.565.788
4.443.285
5.375.929
9.819.214
57
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
16. Simpanan (Lanjutan) a. Giro terdiri atas: 31 Maret 2011 31 Desember 2010 Rp '000.000 Rp '000.000 Pihak yang berelasi (Catatan 31) Rupiah Mata uang asing (Catatan 33) Jumlah
374.382 340.930 715.312
415.805 531.386 947.191
Pihak ketiga Rupiah Mata uang asing (Catatan 33) Jumlah
588.924 397.777 986.701
422.311 498.167 920.478
1.702.013
1.867.669
Jumlah
31 Maret 2011 31 Desember 2010 % % Tingkat bunga giro per tahun Rupiah Mata uang asing
1,50 - 6,00 0,15 - 1,50
1,50 - 5,00 0,15 - 2,25
Saldo giro yang diblokir dalam rangka jaminan kredit yang diberikan, bank garansi dan letter of credit pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing adalah sebesar Rp 115 juta dan Rp 16 juta (Catatan 9 dan 32). b. Tabungan terdiri atas: 31 Maret 2011 31 Desember 2010 Rp '000.000 Rp '000.000 Rupiah Pihak yang berelasi (Catatan 31) Pihak ketiga Jumlah
8.571 1.463.472
7.668 1.363.807
1.472.043
1.371.475
Tingkat bunga tabungan per tahun pada tahun 2011 dan 2010 adalah sebesar 0,25% - 6,50%.
58
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
16. Simpanan (Lanjutan) c.
Deposito berjangka terdiri atas: 31 Maret 2011 31 Desember 2010 Rp '000.000 Rp '000.000 Pihak yang berelasi (Catatan 31) Rupiah Mata uang asing (Catatan 33) Jumlah
2.405.323 1.189.042 3.594.365
2.225.278 1.263.148 3.488.426
Pihak ketiga Rupiah Mata uang asing (Catatan 33) Jumlah
3.515.258 282.109 3.797.367
2.826.041 265.603 3.091.644
7.391.732
6.580.070
Jumlah
Klasifikasi deposito berjangka berdasarkan jangka waktu adalah sebagai berikut: Berdasarkan periode deposito berjangka: 31 Maret 2011 Pihak yang berelasi (Catatan 31) Rp '000.000 Rupiah Kurang dari 1 bulan 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan Jumlah Mata uang asing (Catatan 33) Kurang dari 1 bulan 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan Jumlah Jumlah
Pihak ketiga Rp '000.000
31 Desember 2010
Jumlah Rp '000.000
Pihak yang berelasi (Catatan 31) Rp '000.000
Pihak ketiga Rp '000.000
Jumlah Rp '000.000
319.498 1.676.939 133.305 1.617 273.964
28.225 1.667.546 1.108.439 142.896 568.152
347.723 3.344.485 1.241.744 144.513 842.116
518.750 1.293.478 137.583 1.602 273.865
27.310 1.236.165 1.115.903 194.735 251.928
546.060 2.529.643 1.253.486 196.337 525.793
2.405.323
3.515.258
5.920.581
2.225.278
2.826.041
5.051.319
203.464 762.181 18.771 204.626
7.898 187.335 60.907 23.177 2.792
211.362 949.516 79.678 23.177 207.418
194.976 837.064 19.373 211.735
169.579 65.147 27.873 3.004
194.976 1.006.643 84.520 27.873 214.739
1.189.042
282.109
1.471.151
1.263.148
265.603
1.528.751
3.594.365
3.797.367
7.391.732
3.488.426
3.091.644
6.580.070
59
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
16. Simpanan (Lanjutan) c.
Deposito berjangka terdiri atas: (Lanjutan) Berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo: 31 Maret 2011 Pihak yang berelasi (Catatan 31) Rp '000.000
Pihak ketiga Rp '000.000
Rupiah 1 bulan atau kurang 1 - 3 bulan 3 - 6 bulan 6 - 12 bulan Jumlah
2.049.601 81.141 139.481 135.100 2.405.323
Mata uang asing (Catatan 33) 1 bulan atau kurang 1 - 3 bulan 3 - 6 bulan 6 - 12 bulan Jumlah Jumlah
31 Desember 2010
Jumlah Rp '000.000
Pihak yang berelasi (Catatan 31) Rp '000.000
Pihak ketiga Rp '000.000
Jumlah Rp '000.000
2.264.733 680.778 61.948 507.799 3.515.258
4.314.334 761.919 201.429 642.899 5.920.581
1.821.627 129.286 1.000 273.365 2.225.278
1.657.476 836.548 160.448 171.569 2.826.041
3.479.103 965.834 161.448 444.934 5.051.319
967.387 17.029 161.089 43.537 1.189.042
206.966 56.893 15.930 2.320 282.109
1.174.353 73.922 177.019 45.857 1.471.151
1.013.592 37.821 211.735 1.263.148
188.079 67.589 8.411 1.524 265.603
1.201.671 105.410 8.411 213.259 1.528.751
3.594.365
3.797.367
7.391.732
3.488.426
3.091.644
6.580.070
31 Maret 2011 31 Desember 2010 % % Tingkat bunga deposito per tahun Rupiah Mata uang asing
6,25 - 10,00 1,75 - 3,75
6,25 - 9,75 2,50 - 2,75
Saldo deposito berjangka yang diblokir dalam rangka jaminan kredit yang diberikan, bank garansi, dan letter of credit pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 masingmasing adalah sebesar Rp 790.453 juta dan Rp 956.189 juta (Catatan 9 dan 32).
60
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
17. Simpanan dari Bank Lain Simpanan dari bank lain terdiri dari: 31 Maret 2011 Pihak yang berelasi (Catatan 31) Rp '000.000 Giro Call money Deposito berjangka
13.638 -
Jumlah
13.638
31 Desember 2010 Pihak yang berelasi (Catatan 31) Pihak ketiga Jumlah Rp '000.000 Rp '000.000 Rp '000.000
Pihak ketiga Rp '000.000
Jumlah Rp '000.000
64.111 95.145
77.749 95.145
14.250 -
84.183 55.000 213.420
98.433 55.000 213.420
159.256
172.894
14.250
352.603
366.853
a. Giro terdiri dari: 31 Maret 2011 31 Desember 2010 Rp '000.000 Rp '000.000 Pihak yang berelasi (Catatan 31) Mata uang asing (Catatan 33)
13.638
14.250
Pihak ketiga Rupiah
64.111
84.183
Jumlah
77.749
98.433
31 Maret 2011 31 Desember 2010 % % Suku bunga giro per tahun Rupiah Mata uang asing
1,50 - 6,50 0,15
1,50 - 5,00 0,15
b. Call money terdiri dari: 31 Maret 2011 31 Desember 2010 Rp '000.000 Rp '000.000 Pihak ketiga Rupiah Mata uang asing
-
55.000 -
-
55.000
31 Maret 2011 31 Desember 2010 % % Suku bunga call money per tahun Rupiah
-
6,00
61
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
17. Simpanan dari Bank Lain (Lanjutan) c.
Deposito berjangka merupakan deposito berjangka yang ditempatkan oleh pihak ketiga dalam Rupiah. Klasifikasi deposito berjangka berdasarkan jangka waktu adalah sebagai berikut: Berdasarkan periode deposito berjangka: 31 Maret 2011 31 Desember 2010 Rp '000.000 Rp '000.000 Kurang dari 1 bulan 1 bulan
3.000 92.145
213.420 -
Jumlah
95.145
213.420
Berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo: 31 Maret 2011 31 Desember 2010 Rp '000.000 Rp '000.000 1 bulan atau kurang 1 - 3 bulan
85.093 10.052
213.420 -
Jumlah
95.145
213.420
Suku bunga per tahun deposito berjangka 31 Maret 2011 31 Desember 2010 % % 1 bulan 3 - 6 bulan
7,00 - 8,50 7,00
6,50 - 7,25 -
18. Efek yang Dijual dengan Janji Beli Kembali Perusahaan tidak memiliki efek yang dijual dengan janji beli kembali pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010.
62
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
19. Utang Pajak Utang pajak terdiri dari: 31 Maret 2011 31 Desember 2010 Rp '000.000 Rp '000.000 Pajak Kini Pajak penghasilan Pasal 21 Pasal 23 dan 26 Pasal 25 Pasal 4 Jumlah pajak penghasilan
603 714
949 9.916 2.733
9.801 11.118
13.598
98
147
11.216
25.208
-
Pajak Pertambahan Nilai Jumlah - bersih
11.463
Besarnya pajak yang terhutang ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan sendiri oleh Perusahaan (self-assessment). Kantor Pajak dapat melakukan pemeriksaan atas perhitungan pajak tersebut sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. 20. Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi Estimasi kerugian atas transaksi komitmen dan kontinjensi yang lazim dalam kegiatan usaha Perusahaan, dibentuk sebagai berikut: 31 Maret 2011 31 Desember 2010 Rp '000.000 Rp '000.000 Rupiah Bank garansi Fasilitas kredit yang belum digunakan Irrecoverable letters of credit Jumlah Mata uang asing (Catatan 33) Bank garansi Irrecoverable letters of credit Jumlah Jumlah
1.787
1.533
1.159
1.153 27 2.713
2.946
796 796
784 40 824
3.742
3.537
-
63
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
20. Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi (Lanjutan) Kualitas transaksi komitmen dan kontinjensi (irrevocable L/C, bank garansi, fasilitas kredit yang belum digunakan) (Catatan 32) sesuai ketentuan Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
Kualitas
Lancar Dalam perhatian khusus Diragukan Jumlah Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Jumlah - bersih
Rupiah Rp '000.000
31 Maret 2011 Mata Uang Asing Rp '000.000
293.057 1 484 293.542
86.546 2.698 89.244
(2.946)
(796)
290.596
88.448
31 Desember 2010 Mata Uang Rupiah Asing Jumlah Rp '000.000 Rp '000.000 Rp '000.000
Jumlah Rp '000.000 379.603 2.699 484 382.786
(3.742) 379.044
306.144 306.144
(2.713) 303.431
163.442 163.442
469.586 469.586
(824)
(3.537)
162.618
466.049
Perubahan penyisihan penghapusan adalah sebagai berikut: 31 Maret 2011
31 Desember 2011
Mata Uang
Mata Uang
Rupiah
Asing
Jumlah
Rupiah
Asing
Jumlah
Rp '000,000
Rp '000,000
Rp '000,000
Rp '000,000
Rp '000,000
Rp '000,000
2.714
823
3.537
5.898
865
6.763
232
(26)
206
(3.184)
(1)
(1)
796
3.742
Saldo awal tahun Penyisihan (pemulihan) tahun berjalan Selisih kurs penjabaran Saldo akhit tahun
2.946
2.714
(6)
(3.190)
(36)
(36)
823
3.537
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan penghapusan untuk komitmen dan kontinjensi adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang akan timbul akibat tidak tertagihnya komitmen dan kontinjensi tersebut. 21. Bunga yang Masih Harus Dibayar Terdiri dari bunga yang masih harus dibayar atas giro, tabungan, deposito berjangka dan simpanan dari bank lain. Biaya yang masih harus dibayar kepada pihak yang berelasi pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing adalah sebesar Rp 6.604 juta dan Rp 6.718 juta (Catatan 31). Biaya yang masih harus dibayar dalam mata uang asing adalah sebesar equivalen Rp 1.479 juta dan Rp 1.585 juta masing-masing pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 (Catatan 33).
64
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
22. Liabilitas Lain–Lain 31 Maret 2011 31 Desember 2010 Rp '000.000 Rp '000.000 Pendapatan diterima dimuka Premi Penjaminan Pemerintah Setoran jaminan L/C dan bank garansi Lain-lain
11.013 901 79.415
4.231 1.748 816 3.819
Jumlah
91.329
10.614
Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, pendapatan diterima dimuka merupakan pendapatan dari provisi lainnya yang diamortisasi selama jangka waktu transaksi. Sedangkan pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 pendapatan diterima dimuka terdiri dari pendapatan provisi kredit dan provisi lainnya yang diamortisasi selama jangka waktu kredit dan transaksi. Liabilitas lain-lain dalam mata uang asing adalah sebesar ekuivalen Rp 128 juta dan Rp 53 juta masing-masing pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 (Catatan 33). Lain-lain pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 termasuk kerugian yang belum direalisasi atas pembelian atau penjualan tunai mata uang asing (spot) yang belum diselesaikan sebesar Rp 144 juta dan Rp 194 Juta (Catatan 31). 23. Modal Saham Susunan pemegang saham Perusahaan per tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 sebagai berikut:
Pemegang Saham
Jumlah Saham
31 Maret 2011 Persentase Kepemilikan %
Jumlah Modal Disetor Rp '000.000
PT Sinar Mas Multiartha Tbk PT Shinta Utama Freenyan Liwang, Direktur Utama Wimpie Rianto, Komisaris Independen Masyarakat
5.127.408.650 553.091.350 1.250.000 160.000 1.598.590.000
70,43 7,60 0,02 0,01 21,94
512.741 55.309 125 16 159.859
Jumlah
7.280.500.000
100,00
728.050
Pemegang Saham
Jumlah Saham
31 Desember 2010 Persentase Kepemilikan %
Jumlah Modal Disetor Rp '000.000
PT Sinar Mas Multiartha Tbk PT Shinta Utama Wimpie Rianto, Komisaris Independen Masyarakat
5.127.408.650 553.091.350 650.000 1.599.350.000
70,43 7,60 0,01 21,96
512.741 55.309 65 159.935
Jumlah
7.280.500.000
100,00
728.050
65
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
23. Modal Saham (Lanjutan) Pada tanggal 2 Februari 2009, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang didokumentasikan dalam Akta No. 1 tanggal 2 Februari 2009 dari Dahlia, S.H., Mkn, notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui untuk meningkatkan modal dasar Perusahaan sebesar Rp 1.500.000 juta dari Rp 500.000 juta menjadi Rp 2.000.000 juta yang terdiri dari 4.000.000 saham dengan nilai par yang sama dengan Rp 500.000 per lembar saham, serta peningkatan modal ditempatkan dan disetor sebanyak 200.000 saham yang seluruhnya diambil bagian oleh PT Sinarmas Multiartha Tbk. Dengan adanya penerbitan saham ini, jumlah modal ditempatkan dan disetor Perusahaan bertambah Rp 100.000 juta dari Rp 425.000 juta menjadi Rp 525.000 juta. Peningkatan modal dasar Perusahaan serta peningkatan modal ditempatkan dan disetor tersebut kemudian ditegaskan kembali dalam Akta No. 10 tanggal 16 April 2009 dari Dahlia, S.H., notaris di Jakarta. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-40480.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 20 Agustus 2009. Pada tanggal 6 April 2010, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham yang didokumentasikan dalam Akta No. 31 tanggal 6 April 2010 dari Sutjipto, S.H., M.kn, notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui untuk melakukan pemecahan nilai nominal saham Perusahaan dari Rp 500.000 per saham menjadi Rp 100 per saham, serta menyetujui kapitalisasi saldo laba sebesar Rp 43.050 juta untuk dibagikan kepada pemegang saham secara proporsional. Dengan adanya pemecahan nilai nominal saham dan kapitalisasi saldo laba ini, modal dasar yang semula terdiri dari 4.000.000 lembar saham berubah menjadi 20.000.000.000 lembar saham, jumlah modal ditempatkan dan disetor Perusahaan bertambah dari Rp 525.000 juta menjadi Rp 568.050 juta yang terbagi atas 5.680.500.000 lembar saham, dimana masing-masing lembar saham bernilai Rp 100. Selain itu pemegang saham menyetujui penerbitan saham baru sebanyakbanyaknya 1.600.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan penerbitan waran secara cuma-cuma sebanyak-banyaknya 1.920.000.000 lembar (Catatan 24) lembar yang melekat pada setiap saham baru Perusahaan untuk ditawarkan kepada masyarakat melalui Penawaran Umum Saham Perdana. Perubahan tersebut telah mendapat pengesahan dari menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat keputusan No. AHU-22745.AH.01.02 Tahun 2010 tanggal 4 mei 2010. Jumlah penerimaan dari penawaran umum perdana saham Rp 240.000 juta dengan biaya emisi saham Rp 4.678 juta. Pemegang saham pengendali (ultimate shareholder) 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 adalah Indra Widjaja.
Perusahaan
pada
tanggal
PT Shinta Utama, PT Sinar Mas Multiartha Tbk dan PT Sinar Mas Multifinance (pemegang saham PT Shinta Utama) telah menandatangani dan menyampaikan surat pernyataan kesanggupan untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam keikutsertaan Perusahaan dalam program penjaminan Pemerintah.
66
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
24. Waran Pada tanggal 13 Desember 2010, Perusahaan menerbitkan waran Seri I secara cuma-cuma sejumlah 1.920.000.000 waran yang melekat pada saham yang diterbitkan dalam rangka Penawaran Umum Perdana. Setiap pemegang 5 (lima) saham baru Perusahaan berhak memperoleh 6 (enam) waran dimana setiap 1 (satu) waran memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 (satu) saham baru Perusahaan dengan harga pelaksanaannya sebesar Rp 150 dan dapat dikonversi menjadi saham mulai tanggal 13 Juni 2011 sampai dengan 11 Desember 2015. Saham-saham Perusahaan telah tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 13 Desember 2010. Pada tanggal 31 Maret 2011 tidak terdapat Waran Seri I yang dikonversi. 25. Pendapatan Bunga dan Bagi Hasil
Rupiah Kredit yang diberikan Efek-efek (termasuk Sertifikat Bank Indonesia) Penempatan pada Bank lain Efek yang dibeli dengan janji jual kembali Giro pada Bank lain Jumlah Mata uang asing Kredit yang diberikan Penempatan pada Bank lain Efek yang dijual dengan janji beli kembali Efek-efek Jumlah Jumlah
31 Maret 2011 Rp '000.000
31 Maret 2010 Rp '000.000
233.410
177.926
31.056 2.395
15.684 1.424
1.507 1.038 269.406
195.034
11.212 464
10.232 410
6.981 18.657
42 16.996 27.680
288.063
222.714
Pendapatan bunga dan bagi hasil yang diterima dari pihak yang berelasi selama periode 31 maret 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 13.026 juta dan Rp 14.748 juta atau masing-masing 4,52% dan 6,62% dari jumlah pendapatan bunga yang diterima dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila diterima dari pihak ketiga (Catatan 31). Termasuk dalam pendapatan bunga dan bagi hasil selama periode 2011 dan 2010 adalah bagi hasil transaksi syariah masing-masing sebesar Rp 16.897 juta dan Rp 2.038 juta.
67
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
26. Beban Bunga dan Bagi Hasil 31 Maret 2011 Rp '000.000
31 Maret 2010 Rp '000.000
123.824 18.500 288 7.736 -
80.801 13.081 752 6.718 633
4.953 155.301
3.723 105.708
8.897 1.140 10.037
10.031 1.713 11.744
165.338
117.452
Rupiah Deposito berjangka Tabungan Simpanan dari bank lain Giro Efek dijual dengan janji beli kembali Premi penjaminan Pemerintah (Catatan 40.i) Jumlah Mata uang asing Deposito berjangka Giro Jumlah Jumlah
Selama periode 31 Maret 2011 dan 2010, bunga yang dibayar kepada pihak yang berelasi masing-masing sebesar Rp 63.299 juta dan Rp 43.144 juta atau masing-masing 38,28% dan 36,73% dari jumlah beban bunga yang dibayarkan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dibayarkan kepada pihak ketiga (Catatan 31). Selama periode 31 Maret 2011 dan 2010, termasuk dalam beban bunga dan bagi hasil adalah bagi hasil transaksi syariah sebesar Rp 6.707 juta dan Rp 26 juta. 27. Beban Umum dan Administrasi 2010 Rp '000.000
2009 Rp '000.000
Umum Promosi Komunikasi Cetakan dan alat tulis Perbaikan dan pemeliharaan Transportasi Sewa gedung Pendidikan dan pengembangan Listrik dan air Perjalanan dinas Asuransi Jasa profesional
14.137 2.757 7.623 3.962 5.594 4.985 3.772 2.204 1.072 1.572 1.779 77
8.735 1.618 6.035 4.180 5.816 4.164 3.556 1.273 1.331 648 474 15
Jumlah
49.534
37.845
Sewa yang dibayar kepada pihak yang berelasi pada tahun 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 9.855 juta dan Rp 8.085 juta (Catatan 31).
68
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
28. Pendapatan Non-Operasional Pada tahun 2011 dan 2010 pendapatan non-operasional terdiri dari keuntungan selisih kurs dan pendapatan operasional lainnya masing-masing sebesar Rp 1.170 juta dan Rp 285 juta (Catatan 12 dan 14).
29. Beban Non-Operasional Pada tahun 2011 dan 2010 beban non-operasional terdiri dari kerugian penjualan aset tetap, denda dan beban operasional lainnya masing-masing sebesar Rp 63 juta dan Rp 454 juta (Catatan 12 dan 14). 30. Laba per Saham Dasar 31 Maret 2011 Rp '000.000
31 Maret 2010 Rp '000.000
32.494
23.275
Rata-rata tertimbang jumlah saham untuk perhitungan laba per saham dasar
7.280.500.000
5.680.500.000
Rata-rata tertimbang jumlah saham untuk perhitungan laba per saham dilusian
8.442.605.263
-
4,46 3,85
-
Laba bersih (dalam Rp '000.000)
Laba bersih per saham (dalam rupiah penuh) Dasar Dilusian
4,10
Rata-rata tertimbang jumlah saham beredar untuk perhitungan laba per saham dasar telah memperhitungkan efek retroaktif dari kapitalisasi saldo laba sebesar Rp 43.050 juta atau sebesar 430.500 lembar saham dan pemecahan saham (stock split) dari Rp 500.000 menjadi Rp 100 per lembar saham (Catatan 23). Rata-rata tertimbang jumlah saham beredar untuk perhitungan laba per saham dilusian tahun 2011 telah memperhitungkan efek berpotensi saham biasa yg dilutif yakni Waran Seri I (Catatan 24).
69
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
31. Sifat dan Transaksi Pihak Berelasi Sifat Berelasi Selain karyawan kunci, pihak yang berelasi dengan Perusahaan adalah perusahaan-perusahaan yang berada dibawah grup Sinar Mas, karena grup Sinar Mas merupakan pemegang saham utama dari Perusahaan. Adapun pihak-pihak yang berelasi adalah sebagai berikut: a. Hubungan pemegang saham PT Sinarmas Multiartha Tbk, PT Shinta Utama dan Indra Widjaja b. Hubungan kepemilikan/pemegang saham yang sama PT AB Sinarmas Multifinance, PT Amantara Securities, PT Arara Abadi, Asia Merchant Bank, PT Asia Paperindo Perkasa, Asia Pulp and Paper Co Ltd, PT Asuransi Jiwa Sinarmas, PT Asuransi Sinarmas, PT Asia Trade Logistic, PT Bina Taruna Sejati, PT Bina Duta Laksana, PT Bina Maju Grahamitra, PT Borneo Indobara, PT Bumi Mekar Hijau, PT Bumimas Ekapersada, PT Bumi Serpong Damai Tbk, PT Cakrawala Mega Indah, PT Cempaka Adigraha, PT Certis Cisco, PT Chipdeco Inti Utama, PT Cisadane Perdana, PT Citra Inti Indoconstruction, Dana Pensiun Smart, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk, PT Dian Tarunaguna, PT Durman Kertas Indah, PT Duta Alam Cemerlang, PT Duta Jakarta Sejahtera, PT Duta Pertiwi Tbk, PT Duta Sarana Sejahtera, PT Dwimas Intiwisesa, PT Ekacentra Usaha Maju, PT Ekamas Fortuna, PT Ekamas International Hospital, PT Estetika Medika Prima, GAPKI Conference, PT Gema Kreasi, PT Graha Cemerlang Abadi, PT Graha Dinamika Sejahtera, PT Graha Kemasindo Indah, PT Hutani Abadi Lestari, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk, PT Intercipta Kimia Pratama, PT Inti Alam Sejahtera, PT Inti Bangun Sejahtera Tbk, PT Inti Kreasi Tjipta Indah, PT Intrapersada Puri Makmur, PT Jakarta Sinar Intertrade, PT Jakarta Teknologi Utama Motor, PT Jituloh Jinawi Sepadan, PT Kalibesar Raya Utama, PT Karawang Bukit Golf, PT Karya Cemerlang Persada, PT Kati Kartika Murni, PT Konverta Mitra Abadi, Kopsa Budi Karya, Kopsa Mukti Lestari, KUD Gajah Mada, PT Kreasi Kotak Megah, PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry, PT Makarya Ekaguna, PT Matra Olahcipta, PT Mekanusa Cipta, PT Menara Madju, PT Maju Gemilang Mandiri, PT Misaya Properindo, PT Multimas Dinamika, PT Multiraya Sinarindo, PT Mutiara Cemerlang Prima, PT Nusantara Indah Lestari, PT Oto Multiartha, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk, PT Panji Ratu Jakarta, PT Paraga Artamida, PT Paramitra Gunakarya Cemerlang, PT Paramitra Intimega, PT Pelita Reliance International Hospital, PT Pelitamas Mekar, PT Pembangunan Deltamas, PT Persada Bangun Jaya Perkasa, PT Persada Bangun Sentosa, PT Perwita Margasakti, PT Phinisindo Zamrud Nusantara, PT Pindo Deli Pulp & Paper Mills, PT Prima Sehati, PT Puradelta Lestari, PT Puragraha Dianpertiwi, PT Purinusa Ekapersada, PT Putra Alvita Pratama, PT Putra Satria Prima, PT Rolimex Kimia Nusamas, PT Sebangun Bumi Andalas Wood Industries, PT Sejahtera Puramas, PT Semesta Jayalestari, PT Shield on Service, PT Simas Money Changer, PT Simas Reinsurance Broker, PT Sinarmas Griya, PT Sinar Mas Teladan, PT Sinar Mas Tunggal, PT Simas Wisata Lestari, PT Sinar Wisata Permai, PT Sinarindo Ekapersada, PT Sinarmas Futures, PT Sinarmas Multifinance, PT Sinarmas Sekuritas, PT Sinarmas Wisesa, PT Sinarwijaya Ekapratista, PT Smart Telecom, PT Sinarmas Rendranusa, PT Smart Tbk, PT Smart Tbk, PT Summit Oto Finance, PT Super Wahana Techno, PT Swadayanusa Kencana Raharja, PT Taruna Cipta Kencana, PT The Univenus, PT Wahana Alam Lestari, PT Wijaya Pratama Raya, PT Wirakarya Sakti, PT Wireless Indonesia, Yayasan Dharma Eka Tjipta Widjaja, Yayasan Tjiptamas Eka Bangsa.
70
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
31. Sifat dan Transaksi Pihak Berelasi (Lanjutan) c.
Hubungan kepengurusan PT LIG Insurance Indonesia dan Bank International Ningbo PT Mitrabangun Adigraha
Transaksi-transaksi Pihak Berelasi Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan juga melakukan transaksi-transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang berelasi. Transaksi-transaksi tersebut telah dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama dengan yang berlaku bagi pihak ketiga, kecuali kredit yang diberikan kepada karyawan (Catatan 9.h). a. Transaksi aset dan liabilitas dengan pihak yang berelasi adalah sebagai berikut: 31 Maret 2011
31 Desember 2010
Persentase terhadap jumlah aset/kewajiban %
Jumlah Rp '000.000
Jumlah Rp '000.000
Persentase terhadap jumlah aset/kewajiban %
Aset Giro pada bank lain Kredit PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry PT Sinar Wisata Lestari PT Putra Alvita Pratama PT Sinar Wisata Permai PT Maritim Sinar Utama Kenny Santoso Lain-lain (dibawah Rp 1.000 juta) Jumlah kredit Pendapatan bunga yang masih akan diterima Biaya dibayar dimuka Liabilitas Liabilitas segera lainnya Simpanan Simpanan dari bank lain Bunga yang masih harus dibayar
15
0,01
277
0,01
635.511 61.333 29.841 36.888 3.769 1.836
5,35 0,52 0,25 0,31 0,03 0,02
653.602
5,82
61.211 29.782 36.842 4.234 1.653
0,54 0,27 0,33 0,04 0,01
6.383 775.561
0,05
800 3.327
7.616
0,07
794.940
0,07
0,01 0,03
915 5.265
0,01 0,04
1.372 4.318.248 13.638
0,01 39,47 0,12
2.839 4.443.285 14.250
0,03 43,05 0,14
6.604
0,06
6.718
0,07
b. Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, sebesar Rp 1.639.703 juta dan Rp 1.200.157 juta dari saldo kredit channeling disalurkan melalui pihak yang berelasi (Catatan 9). c.
Pendapatan bunga yang diterima dari pihak yang berelasi untuk periode 31 Maret 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 13.026 juta dan Rp 14.748 juta, atau masing-masing 4,52% dan 6,62% dari jumlah pendapatan bunga yang diterima dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila diterima dari pihak ketiga (Catatan 25).
71
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
31. Sifat dan Transaksi Pihak Berelasi (Lanjutan) Transaksi-transaksi Pihak Berelasi (Lanjutan) d. Bunga yang dibayar kepada pihak yang berelasi untuk periode 31 Maret 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 165.338 juta dan Rp 43.144 juta, atau masing-masing 38,28% dan 36,73% dari jumlah beban bunga, yang dibayarkan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dibayarkan kepada pihak ketiga (Catatan 26). e. Beban umum dan administrasi yang dibayar kepada pihak yang berelasi untuk periode 31 Maret 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 9.855 juta dan Rp 8.085 juta (Catatan 27). f.
Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, saldo transaksi komitmen dan kontinjensi (berupa L/C dan bank garansi) dengan pihak yang berelasi masing-masing sebesar Rp 9.697 juta dan Rp 37.614 juta (Catatan 32). Saldo jaminan tunai dari pihak yang berelasi sehubungan dengan transaksi L/C dan bank garansi pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing sebesar Rp 6.220 juta dan Rp 31.880 juta.
g. Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, aset tetap Perusahaan, kecuali tanah diasuransikan kepada PT Asuransi Sinar Mas dengan nilai pertanggungan seluruhnya masing-masing sebesar Rp 387.971 juta dan Rp 384.854 juta (Catatan 12). 32. Komitmen dan Kontinjensi a.
Komitmen pembelian dan penjualan tunai mata uang asing Pembelian tunai mata uang asing (spot) yang belum diselesaikan pada tanggal neraca adalah sebagai berikut:
Dolar Amerika Serikat Poundsterling Inggris
2011 Rp '000.000
2010 Rp '000.000
50.886 421
28.697 -
51.307
28.697
Penjualan tunai mata uang asing (spot) yang belum diselesaikan pada tanggal neraca adalah sebagai berikut:
Dolar Amerika Serikat Dolar Australia
2011 Rp '000.000
2010 Rp '000.000
43.538 3.872
27.030 -
47.410
27.030
72
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
32. Komitmen dan Kontinjensi (Lanjutan) b.
Perusahaan memiliki tagihan dan liabilitas komitmen dan kontinjensi dalam rangka eksporimpor, pemberian garansi dan pemberian kredit kepada nasabah dengan rincian sebagai berikut: 2011 Rp '000.000
2010 Rp '000.000
100.439 8.419
115.266 37.254
108.858
152.520
12.783
11.874
Liabilitas Kontinjensi Bank garansi
273.928
317.066
Jumlah - bersih
(261.145)
(305.192)
Komitmen Liabilitas Komitmen Fasilitas kredit kepada debitur yang belum digunakan Irrevocable letters of credit Jumlah Kontinjensi Tagihan Kontinjensi Pendapatan bunga dalam penyelesaian
Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, saldo transaksi komitmen dan kontinjensi berupa L/C dan bank garansi dengan pihak yang berelasi masing-masing sebesar Rp 9.697 juta dan Rp 37.614 juta (Catatan 31). Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, jangka waktu untuk L/C masing-masing berkisar 1 - 2 bulan dan 1 – 4 bulan, sedangkan untuk bank garansi masing-masing berkisar antara 1 – 38 bulan dan 1 - 36 bulan. Saldo L/C yang dijamin dengan jaminan tunai pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing adalah sebesar Rp 8.419 juta dan Rp 31.682 juta (Catatan 16). Saldo Bank garansi yang dijamin dengan jaminan tunai pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing adalah sebesar Rp 49.350 juta dan Rp 85.566 juta (Catatan 16).
73
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
33. Aset Dan Liabilitas Dalam Mata Uang Asing a. Posisi aset dan liabilitas dalam mata uang asing adalah sebagai berikut: 2011 Ekuiv. Rp Rp '000.000 Aset Kas
Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain - bersih
Penempatan pada bank lain Efek-efek Kredit - bersih Pendapatan bunga yang masih akan diterima Aktiva ijarah Aset lain-lain - bersih
USD SGD EUR AUD HKD USD USD EUR GBP SGD HKD AUD JPY USD USD HKD USD
45.551 6.069 6 90 112 145.567 136.361 3.778 746 14.258 440 5.170 527 35.927 1.058.361 1.746 779.418
USD USD USD
6.518 4.275 26.476
Jumlah Aset Liabilitas Liabilitas segera
Simpanan
Simpanan dari Bank lain Utang pajak Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Buga yang masih harus dibayar
Liabilitas lain-lain
Jumlah Liabilitas Aset (Liabilitas) - Bersih
2010 Ekuiv. Rp Rp '000.000
50.616 8.655 393.309 55.109 4.280 3.935 7.884 532 454 198 616.189 619.871 794.661 5.028 10.857
2.271.396
2.571.578
USD SGD AUD USD SGD EUR AUD USD USD SGD
307 206 165 2.186.289 19.952 3.403 215 13.637 716 2
28.499 2.535.563 18.941 3.801 14.250 809 2
USD USD SGD EUR USD SGD
796 1.477 1 424 8
824 1.582 2 1 45 8
2.227.598
2.604.327
-
43.798
74
(32.749)
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
33. Aset Dan Liabilitas Dalam Mata Uang Asing (Lanjutan)
a. Posisi aset dan liabilitas dalam mata uang asing adalah sebagai berikut: (Lanjutan) Kurs yang digunakan untuk menjabarkan aset dan liabilitas dalam mata uang asing pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 adalah kurs tengah Reuters pukul 16.00 WIB masing-masing sebesar. 31 Maret 2011 Poundsterling Inggris Euro Dolar Amerika Serikat Dolar Australia Dolar Singapura Dolar Hong Kong Yen Jepang
31 Desember 2010
14.037,36 12.374,67 8.707,50 9.003,56 6.906,85 1.118,92 105,21
13.941,18 12.017,99 9.010,00 9.169,48 7.025,89 1.159,08 110,75
b. Posisi Devisa Neto (PDN) Berikut ini disajikan rincian posisi devisa neto Perusahaan sebagaimana disampaikan Perusahaan kepada Bank Indonesia: 31 Maret 2011 Neraca dan Rekening Administratif Mata Uang
Aktiva Rp '000.000
Liabilitas Rp '000.000
Bersih Absolut Rp '000.000
Dolar Amerika Serikat Poundsterling Inggris Yen Jepang Dolar Hong Kong Euro Dolar Singapura Dolar Australia
2.271.267 746 948 2.298 4.950 20.327 5.260
2.155.107 4.125 20.169 4.252
116.160 746 948 2.298 825 158 1.008
Jumlah
2.305.796
2.183.653
122.143
31 Desember 2010 Neraca dan Rekening Administratif Mata Uang
Aktiva Rp '000.000
Liabilitas Rp '000
Bersih Absolut Rp '000
Dolar Amerika Serikat Poundsterling Inggris Yen Jepang Dolar Hong Kong Euro Dolar Singapura Dolar Australia
2.520.033 3.935 768 532 5.414 16.538 454
2.552.744 4.502 19.178 -
32.711 3.935 768 532 912 2.640 454
Jumlah
2.547.674
2.576.424
41.952
Posisi devisa neto per tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia. Rasio PDN Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing adalah sebesar 11,90% dan 5,45%.
75
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
34. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan Perusahaan memiliki aset keuangan dan liabilitas keuangan yang timbul secara langsung dari kegiatan usahanya. Berikut adalah nilai tercatat aset keuangan dan liabilitas keuangan Perusahaan serta estimasi nilai wajar dari aset keuangan dan liabilitas keuangan pada tanggal 31 Maret 2011 adalah sebagai berikut: Nilai Tercatat Rp '000.000
Estimasi Nilai Wajar Rp '000.000
76.340
76.340
2.041.035
2.134.334
46.598
46.598
276.101 985.597 169.706 129.977 7.433.241
276.101 985.597 169.706 129.977 7.509.420
49.644 4.123
49.644 4.123
Jumlah Aset Keuangan
11.212.362
11.381.840
Liabilitas Keuangan Diukur pada biaya perolehan diamortisasi Surat berharga yang diterbitkan Liabilitas segera lainnya Simpanan Simpanan dari bank lain Bunga yang masih harus dibayar Liabilitas lain-lain
1.616 44.364 10.565.788 172.894 26.425 1.045
1.616 44.364 10.565.788 172.894 26.425 1.045
Jumlah Liabilitas Keuangan
10.812.132
10.812.132
Aset Keuangan Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Efek-efek Dimiliki hingga jatuh tempo Efek-efek Tersedia untuk dijual Efek-efek Pinjaman diberikan dan piutang Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada bank lain Kredit yang diberikan - bersih Pendapatan bunga yang masih akan diterima Aset lain-lain
Nilai wajar efek-efek, kecuali Sertifikat Bank Indonesia dan wesel ekspor pada tanggal 31 Maret 2011 adalah berdasarkan harga pasar. Nilai wajar Sertifikat Bank Indonesia dan wesel ekspor, adalah mendekati nilai tercatatnya karena bersifat jangka pendek. Nilai wajar kredit yang diberikan pada tanggal 31 Maret 2011 adalah berdasarkan metode arus kas diskonto menggunakan suku bunga pasar yang berlaku. Nilai wajar aset keuangan selain efek-efek dan kredit yang diberikan pada tanggal 31 Maret 2011, adalah mendekati nilai tercatatnya karena bersifat jangka pendek.
76
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
35. Cadangan Umum Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham yang didokumentasikan dalam Akta No. 31 tanggal 6 April 2010 dari Sutjipto, S.H.,M.kn, notaris di Jakarta. Pemegang saham menyetujui untuk meningkatkan cadangan umum sebesar Rp 500 juta yang diambil dari saldo laba. 36. Kontinjensi – Perkara Hukum Sebagaimana lazimnya dalam dunia perbankan, Perusahaan telah menempuh jalur hukum atau litigasi dalam rangka penagihan kepada beberapa debitur bermasalah. Hasil akhir dari perkaraperkara tersebut belum dapat ditentukan saat ini, dan manajemen belum dapat memperkirakan kerugian yang mungkin timbul dari perkara-perkara tersebut. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat perkara hukum yang berdampak material terhadap laporan keuangan Perusahaan. 37. Informasi Segmen a. Segmen Usaha Informasi segmen Perusahaan disajikan berdasarkan jenis kegiatan usahanya, yakni pemasaran dan kredit, tresuri, dan ekspor-impor. Kegiatan usaha tersebut menjadi dasar pelaporan informasi segmen primer Perusahaan, sebagai berikut: Bank Umum Pemasaran dan Kredit Rp '000.000
Tresuri Rp '000.000
Pendapatan Pendapatan bunga Pendapatan operasional lainnya
230.029 4.737
41.137 2.700
Jumlah Pendapatan
234.766
43.837
Beban Beban bunga Beban operasional lainnya
158.588 4.461
43 524
Jumlah Beban
163.049
567
Pendapatan segmen - bersih Pendapatan operasional yang tidak dapat dialokasikan Beban operasional yang tidak dapat dialokasikan Laba operasional Pendapatan non-operasional - bersih Laba sebelum pajak Beban pajak
31 Maret 2011 Unit Usaha Syariah Pemasaran Ekspor-impor dan Kredit Tresuri Rp '000.000 Rp '000.000 Rp '000.000 38
14.594 -
38
14.594 6.707 967
-
652 652
7.674
-
-
Jumlah Rp '000.000
2.303
288.063 7.475
2.303
295.538
990
165.338 7.594
-
172.932 122.606 11.335 91.764 42.177 1.107 43.284 10.790
Laba bersih
32.494
77
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
37. Informasi Segmen (Lanjutan) a. Segmen Usaha (Lanjutan)
Bank Umum
31 Maret 2010 Unit Usaha Syariah Pemasaran Ekspor-impor dan Kredit Tresuri Rp '000.000 Rp '000.000 Rp '000.000
Pemasaran dan Kredit Rp '000.000
Tresuri Rp '000.000
Pendapatan Pendapatan bunga Pendapatan operasional lainnya
188.026 2.609
32.559 1.801
105
132 -
1.997 -
222.714 4.515
Jumlah Pendapatan
190.635
34.360
105
132
1.997
227.229
Beban Beban bunga Beban operasional lainnya
116.199 22.327
1.227 365
241
26 -
135
117.452 23.068
Jumlah Beban
138.526
1.592
241
26
135
140.520
Ekspor-impor Rp '000.000
Pendapatan segmen - bersih Pendapatan operasional yang tidak dapat dialokasikan Beban operasional yang tidak dapat dialokasikan Laba operasional Pendapatan non-operasional - bersih Laba sebelum pajak Beban pajak
86.709
Laba bersih
23.275
11.591 67.097 31.203 (169) 31.034 7.759
31 Maret 2011 Bank Umum Pemasaran dan Kredit Rp '000.000 Aset Aset segmen Aset yang tidak dapat dialokasikan
8.011.679
Tresuri Rp '000.000 2.573.534
Ekspor-impor Rp '000.000 445
Unit Usaha Syariah Pemasaran dan Kredit Tresuri Rp '000.000 Rp '000.000 414.095
154.641
11.154.394 728.267
Jumlah Aset Liabilitas Liabilitas segmen Liabilitas yang tidak dapat dialokasikan
Ekspor-impor Rp '000.000
11.882.661 10.323.788
2.134
31
454.139
8.000
10.788.092 151.223
Jumlah Liabilitas
10.939.315
78
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
37. Informasi Segmen (Lanjutan) a. Segmen Usaha (Lanjutan) 31 Desember 2010 Bank Umum Pemasaran dan Kredit Rp '000.000 Aset Aset segmen Aset yang tidak dapat dialokasikan
7.960.525
Tresuri Rp '000.000
Ekspor-impor Rp '000.000
2.007.851
-
Unit Usaha Syariah Pemasaran dan Kredit Tresuri Rp '000.000 Rp '000.000 373.457
191.030
10.532.863 699.316
Jumlah Aset Liabilitas Liabilitas segmen Liabilitas yang tidak dapat dialokasikan
Ekspor-impor Rp '000.000
11.232.179 9.612.890
304.076
815
206.324
63.000
10.187.105 133.580
Jumlah Liabilitas
10.320.685
b. Segmen Geografis Pendapatan bunga berdasarkan wilayah geografis adalah sebagai berikut: 31 Maret 2011 Rp '000.000
31 Maret 2010 Rp '000.000
DKI Jakarta Pulau Jawa (diluar Jakarta) Pulau Sumatera Pulau Sulawesi dan Maluku Pulau Kalimantan Pulau Bali dan Lombok Pulau Jayapura
182.209 41.899 24.148 28.306 2.795 5.673 3.033
143.548 33.176 15.387 21.722 2.213 3.653 3.015
Jumlah
288.063
222.714
79
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
37. Informasi Segmen (Lanjutan) b. Segmen Geografis (Lanjutan) Nilai tercatat aset segmen dan tambahan atas aset tetap berdasarkan wilayah geografis atau lokasi aset tersebut adalah sebagai berikut: Nilai Tercatat Aset Segmen 31 Maret 2011 31 Desember2010 Rp '000.000 Rp '000.000 DKI Jakarta Pulau Jawa (diluar Jakarta) Pulau Sumatera Pulau Sulawesi dan Maluku Pulau Bali dan Lombok Pulau Jayapura Pulau Kalimantan Jumlah
Penambahan Aset Tetap 31 Maret 2011 31 Desember 2010 Rp '000.000 Rp '000.000
8.021.834
6.713.699
51.860
20.082
1.245.023 698.449 837.456 166.700 90.799 94.133
2.126.583 874.429 374.794 172.190 87.343 183.825
4.724 4.294 460 919 1.836 3.459
5.958 5.483 377 359 17 340
11.154.394
10.532.863
67.552
32.616
38. Manajemen Risiko Dalam melaksanakan kegiatannya, Perusahaan menyadari bahwa situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan telah mengalami perkembangan yang diikuti dengan semakin kompleksnya risiko kegiatan usaha perbankan dan meningkatnya kebutuhan akan praktek tata kelola yang sehat (good corporate governance). Sebagai tanggapan Perusahaan terhadap kondisi tersebut, Perusahaan telah menerapkan suatu kebijakan manajemen risiko yang bertujuan untuk memastikan bahwa risiko-risiko yang timbul dalam kegiatan usahanya dapat diidentifikasi, diukur, dikelola dan dilaporkan, yang pada akhirnya akan memberikan manfaat berupa peningkatan kepercayaan pemegang saham dan masyarakat, memberikan gambaran lebih akurat mengenai kinerja di masa mendatang termasuk kemungkinan kerugian yang akan terjadi, dan meningkatkan metode dan proses pengambilan keputusan serta penilaian risiko dengan adanya ketersediaan informasi yang terkini, yang dengan sendirinya meningkatkan kinerja dan daya saing Perusahaan. Untuk menyesuaikan dengan manajemen risiko di perbankan internasional, secara terus menerus Perusahaan mengembangkan dan meningkatkan kerangka sistem pengelolaan risiko dan struktur pengendalian internal yang terpadu dan komprehensif, sehingga dapat memberikan informasi bagi Perusahaan adanya potensi risiko secara lebih dini dan selanjutnya mengambil langkahlangkah yang memadai untuk meminimalkan dampak risiko. Kerangka manajemen risiko ini dituangkan dalam kebijakan, prosedur, limit-limit transaksi dan kewenangan dan ketentuan lain serta berbagai perangkat manajemen risiko yang berlaku di seluruh lingkup aktivitas usaha.
80
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
38. Manajemen Risiko (Lanjutan) Perusahaan memiliki Satuan Kerja Manajemen Risiko yang dimaksudkan untuk dapat menunjang pengelolaan risiko yang lebih menyeluruh, terpadu, terukur dan terkendali. Tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Manajemen Resiko mencakup: a. Menyusun dan menyampaikan laporan profil risiko secara triwulan kepada Bank Indonesia. b. Melakukan telaah risiko dan memberikan pendapat terhadap seluruh jenis risiko yang melekat sebelum suatu transaksi diputuskan atau dilaksanakan yang meliputi Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Strategis, Risiko Kepatuhan dan Risiko Reputasi. c.
Mempersiapkan konsep dan metode pengukuran terhadap risiko komposit dari seluruh jenis risiko sesuai dengan pedoman standar Bank Indonesia dan Kebijakan Manajemen Risiko yang telah dibuat.
Dalam pelaksanaannya, penerapan manajemen risiko Perusahaan meliputi pengawasan aktif manajemen, penerapan kebijakan dan prosedur, penetapan limit risiko, proses identifikasi, pengukuran dan pemantauan risiko, penerapan sistem informasi dan pengendalian risiko serta sistem pengendalian internal. Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan (counterparty) memenuhi liabilitasnya, yang timbul dari aktivitas fungsional Perusahaan seperti perkreditan (penyediaan dana), tresuri, investasi dan pembiayaan perdagangan (trade finance). Pengelolaan kredit Perusahaan diarahkan untuk melakukan ekspansi kredit dan mengelola kualitas setiap kredit sejak saat diberikan sampai dengan dilunasi untuk mencegah kredit tersebut menjadi Non Performing Loan (NPL). Pengelolaan kredit yang efektif dapat meminimalkan kerugian dan mengoptimalkan penggunaan modal yang dialokasikan untuk risiko kredit. Perusahaan telah memiliki kebijakan dan pedoman tertulis terkait dengan kegiatan perkreditan yang antara lain mengatur prosedur analisa kredit, persetujuan kredit, pencatatan dan pengawasan kredit, dan restrukturisasi kredit. Kebijakan dan prosedur tersebut dikaji secara berkala untuk disesuaikan dengan ukuran dan kompleksitas bisnis Perusahaan. Perusahaan mengukur dan memantau risiko untuk setiap debitur baik secara individual, sektor ekonomi maupun seluruh portofolio kredit dengan menerapkan four - eyes principle secara konsisten. Perusahaan juga telah menerapkan standar dan prosedur untuk mendukung terciptanya suatu proses pemberian kredit yang mempertimbangkan risiko dan perolehan hasil. Maksimum eksposur terhadap risiko kredit terbesar adalah kategori kredit yang diberikan. Portofolio Kredit yang diberikan terdiversifikasi ke dalam 10 jenis sektor ekonomi, dimana untuk posisi 31 Maret 2011 kelompok sektor ekonomi yang memperoleh penyaluran kredit terbesar dari Perusahaan adalah sektor ekonomi Rumah Tangga dan Perdagangan, restoran dan hotel.
81
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
38. Manajemen Risiko (Lanjutan) Risiko Kredit (Lanjutan) Perusahaan mengkategorikan debitur yang menerima kredit berdasarkan segmen pasar, yaitu korporasi, komersial dan retail. Perusahaan senantiasa melakukan pemantauan terhadap perkembangan risiko portofolio kredit melalui laporan Profil Risiko Kredit yang merupakan penilaian komposit dari penilaian terhadap Risiko Inheren dan Sistem Pengendalian Risiko, dimana hal ini secara khusus diatur oleh Bank Indonesia. Parameter penilaian yang digunakan dalam Profil Risiko Kredit adalah konsentrasi pemberian kredit berdasarkan sektor ekonomi tertentu, kualitas kredit bermasalah, konsentrasi pembelian surat berharga, kecukupan cadangan dan agunan. Perusahaan senantiasa menjaga portofolio risiko kreditnya pada tingkat risiko rendah melalui pengendalian dan pengelolaan risiko kredit yang memadai dan penyempurnaan proses penerapan manajemen risiko kredit, baik melalui penyempurnaan kebijakan perkreditan maupun pengembangan sistem infomasi kredit yang memadai. Risiko Pasar Risiko pasar merupakan risiko kerugian dari portofolio yang dimiliki oleh Perusahaan karena adanya pergerakan variabel pasar seperti tingkat suku bunga, nilai tukar, termasuk turunan dari kedua risiko tersebut (risiko instrumen derivatif). Risiko pasar antara lain terdapat pada aktivitas fungsional Perusahaan seperti kegiatan tresuri dan investasi dalam surat berharga dan pasar uang, kegiatan pendanaan dan penerbitan surat utang, serta kegiatan pembiayaan perdagangan (trade finance). Risiko Pasar (Lanjutan) a. Risiko Suku Bunga Risiko suku bunga adalah potensi kerugian yang timbul akibat pergerakan suku bunga di pasar yang berlawanan dengan posisi atau transaksi Perusahaan. Untuk mengukur risiko suku bunga, Perusahaan umumnya menggunakan analisa pendapatan bunga bersih (net interest margin) dan selisih (spread) suku bunga. Selain itu, Perusahaan juga melakukan kajian laporan analisa jatuh tempo (maturity gap analysis) dan analisa gap suku bunga statis untuk memberikan gambaran statis atas posisi neraca pada tanggal tertentu berdasarkan karakteristik tanggal penentuan kembali tingkat bunganya (repricing time) atau sisa waktu sampai tanggal jatuh tempo atas aset produktif dan simpanan (remaining maturity). Perusahaan menentukan tingkat suku bunga simpanan dengan memonitor pergerakan tingkat suku bunga yang dijamin Pemerintah dan mengkaji tingkat suku bunga bank pesaing. Tingkat suku bunga kredit ditetapkan dengan menambahkan margin tertentu atas biaya pendanaan (cost of fund) Perusahaan.
82
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
38. Manajemen Risiko (Lanjutan) Risiko Pasar (Lanjutan) b. Risiko Nilai Tukar Risiko nilai tukar adalah risiko kerugian akibat fluktuasi dari nilai tukar pada saat Perusahaan memiliki posisi terbuka (open position) dari portofolio valuta asing. Kebijakan pengelolaan risiko nilai tukar berpedoman pada batas posisi devisa neto sesuai ketentuan Bank Indonesia. Bank Indonesia membatasi posisi devisa neto untuk semua jenis valuta asing tidak boleh melebihi 20% dari modal (atau maksimum 30% dari modal, jika Perusahaan memperhitungkan risiko pasar dalam perhitungan kecukupan modal). Pengelolaan posisi devisa neto ini dipusatkan pada Divisi Tresuri, yang menggabungkan seluruh posisi valuta asing harian dari semua cabang. Sementara itu, untuk mengelola posisiposisi trading book Perusahan telah menetapkan kebijakan-kebijakan dan limit-limit yang memadai sehingga potensi kerugian dapat dikendalikan. Posisi aset dan liabilitas dalam mata uang asing serta rincian Posisi Devisa Neto (PDN) Perusahaan diungkapkan pada Catatan 33. Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena Perusahaan tidak memiliki likuiditas yang cukup untuk memenuhi liabilitasnya. Risiko likuiditas ini dapat dibedakan atas risiko likuiditas pasar dimana Perusahaan tidak mampu melakukan offsetting posisi tertentu yang dimilikinya dengan harga pasar karena kondisi pasar yang tidak memadai, dan risiko likuiditas pendanaan dimana Perusahaan tidak mampu mencairkan asetnya atau memperoleh pendanaan dari sumber dana lain. Perusahaan menjaga likuiditas dengan mempertahankan jumlah aset likuid yang cukup untuk membayar simpanan para nasabah, dan menjaga agar kelebihan jumlah liabilitas yang jatuh tempo pada setiap periode berada dalam tingkat yang terkendali. Selain itu, ditetapkan pula jumlah pagu kas cabang. Penetapan pagu kas cabang ditujukan agar cabang dapat memenuhi liabilitas jangka pendeknya berupa penarikan dana pihak ketiga, sekaligus menjaga kondisi kas cabang agar tidak idle. Fungsi pengelolaan risiko likuiditas dilakukan oleh Divisi Tresuri dan ALCO (Asset Liability Committee). Sebagian besar liabilitas yang dimiliki oleh Perusahaan akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1 bulan, namun berdasarkan pengamatan Perusahaan sebagian besar dari liabilitas tersebut pada saat jatuh tempo akan di roll over. Upaya yang dilakukan Perusahaan agar nasabah tetap mempertahankan dananya pada Perusahaan yaitu dengan meningkatkan kualitas pelayanan serta memberikan penawaran suku bunga yang wajar dan kompetitif. Dengan upaya tersebut, juga diharapkan dapat menarik nasabah baru agar menempatkan dananya pada Perusahaan. Selain itu, salah satu upaya yang dilakukan Perusahaan untuk memitigasi adanya penarikan dana secara besar-besaran oleh nasabah yaitu dengan memantau 100 deposan inti, khususnya 25 deposan inti terbesar, dengan cara mengevaluasi profil dari deposan-deposan tersebut sehingga Perusahaan dapat melakukan antisipasi terhadap penarikan dana besar yang akan dilakukan deposan. Sampai dengan saat ini, Perusahaan tidak pernah mengalami kesulitan likuiditas maupun kondisi yang berpotensi menimbulkan risiko bagi Perusahaan. Bilapun terdapat potensi, maka Perusahaan telah memiliki sejumlah upaya antisipasi seperti ketersediaan Giro Wajib Minimum, Secondary Reserves, serta penetrasi yang baik terhadap pasar antar bank.
83
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
38. Manajemen Risiko (Lanjutan) Risiko Operasional Risiko operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional Perusahaan. Untuk meminimalisasi risiko operasional yang timbul, Perusahaan telah meningkatkan fungsi kontrol dalam pemrosesan transaksi yang dilakukan dengan cara antara lain dengan menerapkan prosedur yang menjamin ketepatan waktu penyelesaian transaksi, melakukan penyesuaian metode akuntansi terhadap standar yang berlaku, memelihara dokumen dan arsip secara tertib, mengamankan akses terhadap aset, data dan aset dalam kustodian melalui penggunaan password dan menerapkan prinsip mengenal nasabah. Selain itu, dalam rangka menerapkan Good Corporate Governance, Know Your Customer dan memantau bahwa kegiatan operasional Perusahaan telah melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut: ·
Meningkatkan fungsi dari Satuan Kerja Audit Internal dengan mengadakan pelatihan secara berkala sehingga menghasilkan Internal Control yang berkualitas untuk ditempatkan di cabang-cabang, yang secara reguler akan melakukan pemeriksaan terhadap kegiatan operasional perbankan.
·
Menerapkan budaya kepatuhan pada tingkat organisasi dengan memberikan informasi peraturan-peraturan perbankan bagi setiap unit kerja/cabang.
·
Menerapkan proses sentralisasi untuk mengkoordinasikan dan menerapkan kebijakan serta prosedur Know Your Customer dengan membangun sistem pelaporan dan pemantauan yang berbasis risiko transaksi nasabah.
Risiko Hukum Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung, atau kelemahan perikatan. Berkaitan dengan risiko hukum, Perusahaan memiliki Corporate Legal yang bertugas memantau atau mengurangi risiko hukum yang mungkin timbul melalui pengadministrasian dokumentasi hukum yang tertib dan memadai, melakukan prosedur analisis aspek hukum terhadap produk dan aktivitas baru, meyakinkan bahwa transaksi-transaksi telah memenuhi ketentuan aspek hukum dan apabila dibutuhkan, melakukan konsultasi dengan penasihat hukum. Risiko Strategis Risiko strategis adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya penetapan dan pelaksanaan strategi Perusahaan yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya Perusahaan terhadap perubahan eksternal. Rencana Kerja dan Rencana Strategik yang telah ditetapkan Perusahaan dikomunikasikan kepada pejabat dan pegawai Perusahaan pada setiap jenjang organisasi, dan memantau kemajuan yang dicapai dari realisasi anggaran dan kinerja sesuai dengan yang telah ditetapkan.
84
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
38. Manajemen Risiko (Lanjutan) Risiko Kepatuhan Risiko Kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan Perusahaan tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku, seperti Ketentuan Liabilitas Penyediaan Modal Minimum (KPMM), Kualitas Aset Produktif (KAP), Pembentukan Penyisihan Aset Produktif (PPAP), Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), Posisi Devisa Neto (PDN) dan lainnya. Untuk menilai risiko kepatuhan, Perusahaan menghitung jumlah dan materialitas ketidakpatuhan Perusahaan terhadap kebijakan dan prosedur internal, peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku, praktek dan standar etika bisnis yang sehat termasuk tuntutan dan keluhan nasabah. Risiko Reputasi Risiko reputasi adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Perusahaan atau persepsi negatif terhadap Perusahaan. Untuk mengendalikan risiko reputasi ini, Perusahaan secara terus menerus meningkatkan kualitas pelayanan nasabah yang sejalan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai perlindungan konsumen, termasuk menerapkan strategi penggunaan media yang efektif untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya berita negatif. Penilaian risiko Perusahaan yang disampaikan kepada Bank Indonesia dilakukan melalui proses self assessment untuk menghasilkan profil risiko yang terdiri dari risiko inheren yaitu risiko yang melekat pada aktivitas bank dan sistem pengendalian risiko yaitu pengendalian terhadap risiko inheren. Sesuai dengan kriteria ukuran dan kompleksitas usaha Perusahaan yang berlaku, maka penilaian risiko dilakukan terhadap delapan jenis risiko kredit yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko kepatuhan, risiko reputasi dan risiko strategis.
85
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
39. Informasi Lainnya a. Posisi rasio kecukupan modal pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 masingmasing sebesar 14,04% dan 14,92%. Rasio kecukupan modal per 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 dihitung sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia. Perhitungan rasio kecukupan modal per 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: 31 Maret 2011 Rp '000.000
31 Desember 2010 Rp '000.000
728.050 75.322 3.000
525.000 2.500
127.998
44.368
16.247
25.749
(4.732) 945.885
597.617
77.193
51.111
II. Total Modal Inti dan Modal Pelengkap (A + B)
1.023.078
648.728
III. Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Risiko Kredit setelah memperhitungkan risiko spesifik Risiko Pasar Risiko Operasional
7.288.178 140.023 749.015
6.529.888 54.357 322.267
8.177.216
6.906.512
I. Komponen Modal A. Modal Inti 1. Modal disetor 2. Tambahan Modal Disetor 3. Cadangan umum 4. Saldo laba yang tidak ditentukan penggunaannya setelah diperhitungkan pajak * 5. Laba tahun berjalan setelah diperhitungkan pajak (50%) * 6. Selisih kurang antara PPA dan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset produktif Jumlah Modal Inti B. Modal Pelengkap Cadangan Umum Penyisihan Penghapusan Aset Produktif (PPAP) (maksimum 1,25% dari ATMR)
Jumlah ATMR untuk risiko kredit, pasar dan operasional IV. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang tersedia KPMM dengan memperhitungkan risiko kredit KPMM dengan memperhitungkan risiko kredit dan pasar KPMM dengan memperhitungkan risiko kredit dan operasional KPMM dengan memperhitungkan risiko kredit, operasional dan pasar V. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang diwajibkan * Tidak termasuk pengaruh pajak tangguhan
86
14,04%
14,92%
13,77%
14,79%
12,73%
14,22%
12,51%
14,10%
8%
8%
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
39. Informasi Lainnya (Lanjutan) b. Rasio aset produktif yang diklasifikasikan terhadap total aset produktif pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing adalah sebesar 0,61% dan 1,53%. c.
Rasio Non-Performing Loan (NPL) Perusahaan (secara bruto) pada tanggal 31 Maret 2011 adalah sebesar 0,80% (31 Desember 2010: 1,26%), sedangkan secara neto adalah sebesar 0,74% pada 31 Maret 2011 dan 1,11% pada 31 Desember 2010.
d. Rasio kredit yang diberikan terhadap simpanan (LDR) pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing sebesar 72,75% dan 73,64%. e. Imbal hasil aset atau Return on Assets (ROA) untuk tahun yang 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing adalah sebesar 1,43% dan 1,44%. f.
Return of Equity (ROE) tahun 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing adalah sebesar 13,72% dan 15,34%.
g. Prinsip Mengenal Nasabah Dalam rangka penerapan prinsip mengenal nasabah dan penyesuaian terhadap Undangundang No. 15 Tahun 2002 tanggal 17 April 2002 yang telah diubah dengan Undang-undang No. 25 Tahun 2003 tanggal 13 Oktober 2003 tentang “Tindak Pidana Pencucian Uang”, Bank Indonesia menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 3/10/PBI/2001 tanggal 18 Juni 2001 tentang “Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer Principles)” yang telah diubah dua kali dengan perubahan terakhir berdasarkan PBI No. 5/21/PBI/2003 tanggal 17 Oktober 2003. Sesuai peraturan tersebut, Perusahaan wajib memiliki dan menerapkan kebijakan penerimaan dan identifikasi nasabah, pemantauan rekening dan transaksi nasabah, mengidentifikasikan dan menerapkan manajemen risiko atas prinsip mengenal nasabah, dan melaporkan kepada Bank Indonesia apabila terjadi transaksi yang mencurigakan selambat-lambatnya 7 hari setelah diketahui oleh Perusahaan. Perusahaan wajib memiliki sistem informasi yang memadai untuk memungkinkan pelaksanaan secara efektif. Direksi Perusahaan bertanggung jawab atas penerapan prinsip mengenal nasabah. Perusahaan telah membentuk unit kerja khusus dan menunjuk pejabat yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Kepatuhan sesuai dengan peraturan tersebut. Pada saat ini, manajemen Perusahaan masih terus melakukan penyesuaian dan penyempurnaan pelaksanaan penerapan prinsip mengenal nasabah tersebut. h. Jaminan Pemerintah Terhadap Liabilitas Pembayaran Bank Umum Sejak tahun 2005, program penjaminan Pemerintah dilaksanakan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). LPS akan membayarkan klaim penjaminan yang layak dibayar setelah melalui prosedur rekonsiliasi dan/atau verifikasi sesuai dengan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan (PLPS) yang berlaku.
87
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
40. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Baru Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK). Standar-standar akuntansi keuangan tersebut akan berlaku efektif sebagai berikut: Efektif diterapkan pada atau setelah 1 Januari 2011 PSAK a. PSAK 1 (Revisi 2009) – Penyajian Laporan Keuangan. b. PSAK 2 (Revisi 2009) – Laporan Arus Kas. c.
PSAK 3 (Revisi 2010) – Laporan Keuangan Interim.
d. PSAK 4 (Revisi 2009) – Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Keuangan Tersendiri. e. PSAK 5 (Revisi 2009) – Segmen Operasi. f.
PSAK 7 (Revisi 2010) – Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi.
g. PSAK 8 (Revisi 2010) – Peristiwa Setelah Periode Laporan. h. PSAK 12 (Revisi 2009) – Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama. i.
PSAK 15 (Revisi 2009) – Investasi dalam Entitas Asosiasi.
j.
PSAK 19 (Revisi 2010) – Aset Tak Berwujud.
k.
PSAK 22 (Revisi 2010) – Kombinasi Bisnis.
l.
PSAK 23 (Revisi 2010) – Pendapatan.
m. PSAK 25 (Revisi 2009) – Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi,dan Kesalahan. n. PSAK 48 (Revisi 2009) – Penurunan Nilai Aset. o. PSAK 57 (Revisi 2009) – Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi p. PSAK 58 (Revisi 2009) – Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan
88
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
40. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Baru (Lanjutan) ISAK a. ISAK 7 (Revisi 2009) – Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus. b. ISAK 9 – Perubahan Atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa. c.
ISAK 10 – Program Loyalitas Pelanggan.
d. ISAK 11 – Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik. e. ISAK 12 – Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer. f.
ISAK 14 – Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web.
g. ISAK 17 (2010) – Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai. Efektif diterapkan pada atau setelah 1 Januari 2012 PSAK a. PSAK 10 (Revisi 2010) – Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing. b. PSAK 18 (Revisi 2010) – Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya. c.
PSAK 24 (Revisi 2010) – Imbalan Kerja.
d. PSAK 46 (Revisi 2010) – Akuntansi Pajak Penghasilan. e. PSAK 50 (Revisi 2010) – Instrumen Keuangan : Penyajian. f.
PSAK 60 – Instrumen Keuangan : Pengungkapan.
ISAK a. ISAK 13 (2010), Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri. b. ISAK 15, PSAK 24 Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya. c.
ISAK 20, Pajak Penghasilan – Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham.
Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari penerapan standar revisi tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan.
89
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
41. Informasi Tambahan a. Perusahaan memperoleh izin usaha sebagai bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah berdasarkan Surat Keputusan Deputi Gubernur Bank Indonesia No.11/13/Kep.DpG/2009 tanggal 27 Oktober 2009. Sesuai dengan Surat dari BI No.10/57/DpG/DPbS tanggal 27 Mei 2008 perihal ”Penyeragaman Nama Produk dan Jasa Perbankan Syariah”, mulai bulan September 2008, semua produk syariah/jasa perbankan syariah diseragamkan menjadi Islamic Banking (iB). Informasi keuangan unit syariah pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, adalah sebagai berikut: 31 Maret 2011 31 Desember 2010 Rp '000.000 Rp '000.000 Neraca Aset Kas Giro Wadiah pada Bank Indonesia Penempatan pada bank syariah lain bersih Sertifikat Wadiah Bank Indonesia Obligasi syariah yang dimiliki - bersih Piutang iB - bersih Biaya dibayar dimuka Aset tetap - bersih Obyek ijarah - bersih Aset lain-lain - bersih
959 25.579
736 8.806
94.050 5.000 30.012 241.237 44 793 172.858 17.276
90.000 82.800 18.806 145.493 33 799 219.159 2.410
Jumlah
587.808
569.042
Liabilitas dan Ekuitas Liabilitas segera lainnya Dana Simpanan iB Tabungan iB Deposito iB Simpanan dari bank lain Bunga yang masih harus dibayar utang pajak Liabilitas lain-lain Rugi yang belum diakui atas penurunan nilai wajar efek Saldo laba Jumlah
208 6.123 2.821 445.088 8.000 106 578 104.213 (419) 21.090 587.808
90
4.990 2.124 199.209 63.000 170 282.268 16.695 586 569.042
PT BANK SINARMAS Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
41. Informasi Tambahan (Lanjutan) Informasi keuangan unit Syariah pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: (Lanjutan) 31 Maret 2011 Rp '000.000
31 Maret 2010 Rp '000.000
16.896 6.707
2.129 26
Penghasilan setelah bagi hasil
10.189
2.103
Pendapatan operasional lainnya Beban operasional
12 (4.778)
2 (921)
Beban operasional lainnya - bersih
(4.766)
(919)
Laba Rugi Penghasilan Operasional Bagi Hasil
Pendapatan operasional Pendapatan non-operasional Beban non-operasional
Laba (rugi) bersih
5.423 (1.037)
4.386
1.184 34 (1)
1.217
b. Pada tanggal 9 Februari 2011, Bank Indonesia telah menerbitkan Peraturan Nomor 13/10/PBI/2011 mengubah Peraturan Nomor 12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing, dimana bank diwajibkan untuk memenuhi GWM untuk simpanan dalam mata uang asing dengan tarif sebagai berikut : ·
5% dari deposito dalam mata uang asing dari tanggal 1 Maret 2011 sampai dengan 31 Mei 2011.
·
8% dari simpanan dalam mata uang asing mulai 1 Juni 2011.
**********
91