Dignasia; Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia Dalam Mewujudkan Good Governance Dignasia Junita Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Tanjungpura Pontianak Alamat E-mail :
[email protected]
Abstrak Dignasia Junita: Sumber Daya Manusia Dalam Mewujudkan Good Governance. Skripsi. Pontianak: Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan sebuah rekomendasi dalam upaya meningkatkan kulitas sumber daya manusia bagi terciptanya Good Governance di Kantor Camat Singkawang Barat. Judul skripsi ini diangkat berdasarkan permasalahan pada faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kualitas sumber daya manusia dan keterkaitannya dengan pelaksanaan prinsip efektivitas dan efisiensi yang belum maksimal. Penelitian ini menggunakan model penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap. Tahap tersebut antara lain menemukan permasalahan, merumuskan dan membuat rekomendasi terhadap temuan yang ada. Lokasi penelitian di Kota Singkawang dengan subjek penelitian yaitu Camat Singkawang Barat, Sekretaris Camat, Kasubbag Umum & Kepegawaian Kantor Kecamatan Singkawang Barat dan beberapa Staf Kecamatan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah belum optimalnya pelaksanaan salah satu prinsip Good Governance yaitu efektivitas dan efisiensi dimana pelaksanaan prinsip tersebut berkaitan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya faktor yang mempengaruhinya yaitu tingkat pendidikan dan motivasi pegawai Kantor Camat Singkawang Barat. Untuk itu rekomendasi yang diajukan adalah penambahan frekuensi dari upaya peningkatan kualitas dan mutu pegawai seperti Diklat maupun Bimtek dan juga upaya pendekatan Camat dalam meningkatkan motivasi diri pegawai. Kata kunci: sumber daya manusia, Good Governance, efektivitas dan efisiensi
Abstract The research is intended to product recommendation in an effort to improve of the human resources for Good Governance in West Singkawang goverment office. The title of this research was appointed problems on the factors that effect the relation to the implementation of the effectiveness and efficiency is not maximized. This research used a kualitatif research model which was carry through several stage. The stage include finding problems, formulate, and make recommendations on the findings are. Research sites in Singkawang City with the research subject are Singkawang Head of West, Secretary, Head of subdivision office personal, and some staff. The conclution of the research is not maximal implementation of one principle Good Governance, the principle is effectiveness and efficiency which principle related to improving the quality of human resources especially the factor influencing the level of education and staff motivatic frequency. For that, the recommendation is addition of the frequency and quality improvement such as education and training and technical as well as Head’s approach to increasing staff motivated employees. Keywords: human resources, Good Governance, effectiveness and efficiency
Governance, Jurnal Mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan FISIP UNTAN
A. PENDAHULUAN
untuk mewujudkan prinsip-prinsip GG. Di Kantor
1.
Indikasi Permasalahan
Camat Singkawang Barat terdapat indikasi salah
Pemerintah daerah memiliki Kantor Camat
satu prinsip yaitu efektivitas dan efisiensi masih
sebagai salah satu tempat dimana masyarakat
belum
mengurus urusan administrasi kependudukannya.
Berdasarkan
Praktek Good Governance di daerah juga harus
dilakukan penulis, penyelesaian pekerjaan oleh
dilaksanakan dengan baik di Kantor Camat. Kantor
aparatur seperti pembuatan laporan dan input data
Camat Singkawang Barat merupakan salah satu
masih sering tertunda.
instansi pemerintah yang mendukung pelaksanaan pemerintahan
dengan
memberikan
pelayanan
langsung kepada masyarakatnya.
bisa
Sumber
diwujudkan hasil
secara
pengamatan
Daya
Manusia
maksimal. yang
telah
(SDM)
yang
berkualitas merupakan salah satu faktor penting dan utama dalam mewujudkan GG. Menurut
Kecamatan Singkawang Barat mempunyai visi
Kartiwa
(dalam
Santosa,
2008:135) terdapat
yaitu “Mengutamakan Pelayanan, Pemberdayaan
beberapa
dan
Masyarakat
mewujudkan GG di daerah. Kendala itu antara lain
Singkawang Barat”. Visi tersebut dijabarkan
kendala politik, kendala sistem birokrasi, dan
kembali ke dalam 5 (lima) misi pembangunan
kendala sosial budaya. Santosa (2008:136) lebih
Kecamatan sesuai dengan kewenangan yang
lanjut mengatakan bahwa masih banyak praktek-
dimiliki dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
praktek birokrasi yang menganut birokrasi Weber
masyarakat, yaitu sebagai berikut:
dan itu merupakan kendala yang dihadapi oleh
a. Meningkatkan mutu pelayanan prima yang
sistem birokrasi, praktek tersebut salah satunya
Peningkatan
Kesejahteraan
berlangsung secara cepat, sederhana, cepat dan murah serta berorientasi kepada kepuasan masyarakat.
kendala
Peningkatan kualitas SDM aparatur biasanya dengan
pendidikan
dan
pelatihan.
Pendidikan dan pelatihan (Diklat) merupakan
Pemerintah dan masyarakat yang berbasis
proses transformasi dalam peningkatan kualitas
penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan
SDM aparatur, dimana salah satu tujuan khusus
iman
dari pendidikan dan pelatihan adalah meningkatkan
dalam
SDM
dalam
Aparatur
taqwa
kualitas
dihadapi
adalah kualitas SDM aparatur yang masih lemah.
dilakukan
b. Mengembangkan
yang
rangka
meningkatkan
pelayanan prima. c. Memfasilitasi
pengetahuan, keahlian, ketrampilan, dan sikap tumbuhnya
prakarsa
dan
untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara
kemandirian masyarakat dalam menggali dan
profesional
mengembangkan potensi sumber daya yang
pegawai
dimilikinya untuk peningkatan kesejahteraan.
(Sedarmayanti, 2009:103). Di Kantor Camat
d. Memelihara keharmonisan interaksi sosial antar
Singkawang Barat, dilihat dari data Daftar Urut
warga masyarakat untuk menciptakan suasana
Kepangkatan (DUK) pegawai, aparatur yang ada
kondusif dalam pembangunan.
pada Kantor Camat Singkawang Barat rata-rata
e. Menumbuhkan
sinergi
bersama
Instansi
tingkat
dilandasi
negeri
kepribadian
sesuai
pendidikan
dan
kebutuhan
akhirnya
adalah
etika
organisasi
Sekolah
Pemerintah, Masyarakat dan pihak lain dalam
Menengah Atas (SMA) dan keadaan tersebut tidak
mengupayakan kemajuan Pembangunan.
didukung dengan pelaksanaan pendidikan dan
Visi dan misi yang dimiliki Kantor Camat
pelatihan (Diklat), bimbingan teknologi (Bimtek)
Singkawang Barat secara tersirat memiliki tujuan
dan seminar dalam upaya peningkatan kualitas
Dignasia; Sumber Daya Manusia
SDM di Kantor Camat Singkawang Barat. Hal
2.) Sebagai bahan referensi untuk penelitian
tersebut merupakan faktor yang berpengaruh pada
sejenis tentang peningkatan kualitas SDM
peningkatan kualitas SDM pegawai yang ada. Pada
dalam upaya mewujudkan GG.
akhirnya hal tersebut juga berdampak pada hasil
b.
kerja pegawai di kantor, misalnya maksimal atau
1.) Sebagai rekomendasi yang dapat digunakan
tidaknya pekerjaan yang dilakukan atau tanggap
pemerintah untuk mengetahui faktor-faktor apa
atau tidak dengan perintah yang diberikan. Dengan
saja yang berpengaruh dalam peningkatan
munculnya faktor tersebut, dimungkinkan ada
kualitas SDM aparatur pemerintahan di Kantor
faktor-faktor
Camat Singkawang Barat.
lain
yang
berpengaruh
dalam
peningkatan kualitas SDM pegawai dalam upaya
Manfaat Praktis
2.) Sebagai rekomendasi yang dapat digunakan
perwujudan GG di Kantor Camat Singkawang
pemerintah
Barat.
Singkawang Barat dalam upaya meningkatkan
Dari permasalahan yang dipaparkan di atas
khususnya
Kantor
Camat
kualitas SDM yang ada bagi terciptanya GG di
pada akhirnya penulis tertarik untuk meneliti
kantor tersebut.
tentang perwujudan tata pemerintahan yang baik (GG) dari sisi peningkatan kualitas SDM di Kantor
B. KERANGKA
Camat Singkawang Barat. Oleh karena itu penulis mengambil judul penelitian “ Analisis Kualitas
TEORI
DAN
METODOLOGI 1.
Sumber Daya Manusia Aparatur dan
Sumber Daya Manusia dalam Mewujudkan Good
Konsep Good Governance
Governance di Kantor Camat Singkawang Barat.”
Peningkatan dan Pengembangan Sumber Daya
2.
Manusia (PPSDM) pada instansi pemerintah
Rumusan Masalah
“Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
hendaknya dapat melihat secara utuh, baik dalam
peningkatan kualitas SDM dalam mewujudkan GG
dimensi kehidupan lahiriah maupun batiniah
di Kantor Camat Singkawang Barat? ”
(Sulistyani, 2004:35). Dalam bukunya, Sulistyani
3.
Tujuan
juga menjabarkan tentang dua orientasi dasar
a.
Untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan
dalam PPSDM yang harus diterapkan secara
faktor-faktor yang berpengaruh dalam upaya
seimbang , antara lain:
meningkatkan kualitas SDM bagi terciptanya
a.
GG di Kantor Camat Singkawang Barat. b.
Untuk
menyusun
rekomendasi
ke
Mengarah pada kualitas kinerja aparatur pemerintah atau pegawai yang erat kaitannya
arah
dengan upaya pencapaian produktivitas dan
perwujudan GG melalui peningkatan kualitas SDM.
kinerja birokrasi. b.
Mengarah pada kesiapan kondisi mental dan
4.
Manfaat
fisik pegawai, yang erat kaitannya dengan
a.
Manfaat Teoritis
tingkat penghargaan secara utuh terhadap
1.) Sebagai temuan yang dapat digunakan kaum
harkat dan martabat kemanusiaannya.
akademisi untuk mengkaji faktor-faktor yang
Menurut Tohardi (2002:20), ada beberapa
berpengaruh terhadap peningkatan kualitas
faktor yang mempengaruhi peningkatan kualitas
SDM dalam upaya mewujudkan GG.
SDM, antara lain tingkat pendidikan, disiplin, etos kerja, dan motivasi, yang diuraikan sebagai berikut:
Governance, Jurnal Mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan FISIP UNTAN
a.
Tingkat Pendidikan
umum dan pembangunan demi terwujudnya
Dalam meningkatkan kemampuan aparatur
kepemerintahan yang baik.
pemerintah dibutuhkan pendidikan dan pelatihan
Wursanto (1991:60), mengungkapkan manfaat
(diklat).Sedamaryanti (2011:379) mengungkapkan:
pelatihan dan pendidikan adalah sebagai berikut:
“Pendidikan merupakan suatu proses, teknik, dan
1) Latihan
metode
belajar
mengajar
dengan
maksud
dan
pendidikan
meningkatkan
stabilitas pegawai;
mentransfer suatu pengetahuan dari seseorang
2) Latihan dan pendidikan dapat memperbaiki
kepada orang lain melalui prosedur yang sistematis
cara kerja pegawai, sehingga cara kerja mereka
dan terorganisir yang berlangsung dalam jangka
tidak
waktu yang relatif lama”.
disesuaikan dengan perkembangan organisasi
Beliau juga mengungkapkan bahwa:
dan volume kerja;
“Pelatihan
merupakan
suatu
proses
belajar
mengajar dengan menggunakan teknik dan metode tertentu, guna meningkatkan keahlian dan/atau keterampilan seseorang atau sekelompok orang dalam menangani tugas dan fungsi melalui prosedur yang sistematis dan terorganisir yang berlangsung dalam jangka waktu yang relatif lama.”
statis
melainkan
selalu
3) Dengan latihan dan pendidikan pegawai dapat berkembang dengan cepat; 4) Dengan latihan dan pendidikan pegawai dapat bekerja secara efisien; 5) Dengan latihan dan pendidikan pegawai mampu melaksanakan tugasnya dengan baik; 6) Dengan latihan dan pendidikan berarti pegawai diberi kesempatan untuk mengembangkan diri;
Pendidikan dan pelatihan dalam pasal (1) Peraturan Pemerintah No 101 tahun 2000 tentang
7) Latihan
b. Disiplin
penyelenggaraan belajar mengajar dalam upaya
Menurut
meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil. Dalam pasal (2) Peraturan Pemerintah tersebut juga dijabarkan tujuan dari pendidikan dan pelatihan, antara lain:
dan
pendidikan
meningkatkan
semangat kerja dan produktivitas.
Pendidikan dan Pelatihan, merupakan proses
1)
bersifat
Tohardi
(2002:394),
disiplin
dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Disiplin terhadap waktu, yaitu ketepatan dalam penggunaan waktu. 2) Disiplin terhadap peraturan atau prosedur kerja
meningkatkan
pengetahuan,
keahlian,
yang ada, yaitu ketaatan terhadap peraturan
dapat
atau prosedur kerja yang ada dalam organisasi.
secara
Masalah kedisiplinan tidak terlepas dari tiga
professional dengan dilandasi kepribadian dan
unsur kebudayaan yang ada pada diri setiap
etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi;
manusia yang dapat berpengaruh terhadap sikap
keterampilan, melaksanakan
dan
sikap
tugas
untuk
jabatan
2) menciptakan aparatur yang mampu berperan
dan perilaku orang dalam melaksanakan tugas dan
sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan
pekerjaannya (Sedarmayanti, 2009:97). Tiga unsur
kesatuan bangsa;
kebudayaan tersebut antara lain:
3) memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang
berorientasi
pada
pelayanan,
pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat; 4) menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas pemerintahan
1) Cipta, manusia dalam pekerjaannya dituntut untuk menciptakan sesuatu dimana ciptaannya akan menentukan karya dan hasil yang dicapai, di sini perlu kedisiplinan.
Dignasia; Sumber Daya Manusia
2) Karsa,
dalam
mengerjakan
pekerjaan,
penghasilannya
maka
secara
otomatis
seseorang harus mengikuti norma/ aturan yang
seseorang akan melakukan pekerjaan secara
ditetapkan, apabila melanggar akan dikenakan
maksimal.
sanksi. Di sini dituntut kedisiplinan dari
2) Kebutuhan
individu itu sendiri.
pekerjaan
merupakan
sesuatu yang dibutuhkan seseorang dalam
3) Rasa, manusia tidak terlepas dari perasaan, kenyamanan, penghargaan, dan keindahan bagi dirinya. Hal ini tidak terlepas dari rasa seni dan disiplin yang ada dalam diri setiap individu. c. Etos Kerja
hidupnya untuk memenuhi kebutuhan sehariharinya. 3) Sarana peningkatan kompetensi, pekerjaan dapat dijadikan sarana untuk meningkatkan keterampilan dan menambahn pengalaman
Menurut Tasmara (2010), etos kerja adalah totalitas
hidup,
kepribadian
mengekspresikan,
dirinya
memandang,
serta
caranya
meyakini
kerja. 4) Tempat membangun karier, setiap orang ingin
dan
agar kariernya selalu meningkat. Oleh karena
memberikan makna ada sesuatu, yang mendorong
itu mereka akan bekerja dengan baik sesuai
dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang
dengan
optimal sehingga pola hubungan antara manusia
menghasilkan pekerjaan yang maksimal.
dengan dirinya dan antara manusia dengan makhluk lainnya dapat terjalin dengan baik. Beliau juga mengungkapkan etos kerja berhubungan
tugas
dan
fungsinya
untuk
5) Aktualisasi diri, mewujudkan aktualisasi diri melalui pekerjaan yang dilakukan. 6) Sebagai
ibadah,
dengan
bekerja
secara
dengan beberapa hal penting seperti:
maksimal maka banyak manfaat yang akan
1) Orientasi ke masa depan, yaitu segala sesuatu
dirasakan baik untuk orang lain maupun diri
direncanakan
dengan baik, baik waktu,
kondisi untuk ke depan agar lebih baik dari kemarin.
sendiri. 7) Sebagai panggilan dan amanah, pekerjaan yang kita lakukan adalah anugrah dari Tuhan
2) Menghargai waktu dengan adanya disiplin waktu merupakan hal yang sangat penting guna efesien dan efektivitas bekerja.
dan harus dilakukan dengan ikhlas. d. Motivasi Kerja Dalam melakukan suatu pekerjaan, seseorang
3) Tanggung jawab, yaitu memberikan asumsi
memiliki suatu tujuan tertentu. Maslow (dalam
bahwa pekerjaan yang dilakukan merupakan
Wursanto, 1991:137), menggolongkan kebutuhan-
sesuatu
kebutuhan
yang
harus
dikerjakan
dengan
ketekunan dan kesungguhan.
manusia
menjadi
lima
tingkat
kebutuhan, yaitu:
4) Persaingan sehat, yaitu dengan memacu diri
1) Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk
agar pekerjaan yang dilakukan tidak mudah
mempertahankan hidup yang terdiri dari tiga
patah semangat dan menambah kreativitas diri.
macam kebutuhan pokok.
Menurut Simanjuntak (2011:92), berdasarkan
2) Kebutuhan akan rasa aman, yaitu kebutuhan
tingkat kesadaran seseorang atas makna suatu
akan keamanan jiwa di tempat kerja maupun di
pekerjaan, etos kerja dapat digolongkan pada 7
luar jam kerja.
tahapan yaitu yang memandang pekerjaan sebagai: 1) Sumber bahwa
penghasilan, pekerjaan
dengan adalah
memandang sumber
3) Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan akan rasa diterima
oleh
orang
lain,
kebutuhan
Governance, Jurnal Mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan FISIP UNTAN
pencapaian prestasi, dan kebutuhan akan
pembangunan berkelanjutan, dan berkeadilan sosial
perasaan ikut serta.
(Iyandri, 2010).
4) Kebutuhan akan prestise, berhubungan dengan soal status misalnya perlengkapan kerja, dll. 5) Kebutuhan akan kemampuan kerja yang lebih tinggi,
tampak
mengembangkan kemampuan
dalam
keinginan
kemampuan
kerja,
dapat dijelaskan sebagai berikut : a.
untuk
mental
misalnya
Surjadi (2009:21) mengungkapkan konsep GG
yang baik;
dan
b.
Pelaksananya disebut Government;
melalui
c.
Government
pendidikan akademis, seminar, dll. McClelland (dalam
Wursanto,
Sebagai pengelola atau kepengarahan negara
identik
dengan
pengelola,
pengurus negara; 1991:139),
d.
Pengelola negara yang mengetahui apa yang
mengungkapkan ada tiga macam kebutuhan yang
harus dikerjakan dan mengerjakan dengan
perlu
efisien;
diperhatikan
apabila
pimpinan
akan
memotivasi para pegawai, antara lain: 1) Kebutuhan
akan
kekuasaan,
e. orang yang
Bagaimana penyelenggara negara ditata dan bagaimana tatanan itu berproses.
mempunyai motivasi kekuasaan memiliki ciri
Dari definisi dan konsep yang telah dipaparkan
tegas dan lancar dalam berbicara, penuh
diatas,
tuntutan, suka berbicara di depan orang
penyelenggaraan
banyak, suka mengajar orang lain dan tidak
mempunyai proses dan tahapan tertentu demi
mudah menerima pendapat orang lain.
tercapainya
GG
dapat
dikatakan
suatu
sebagai
pemerintahan
suatu tujuan
yaitu
yang
kesejahteraan
2) Kebutuhan akan kerja sama, orang yang
masyarakat. Dalam penyelenggaraannya, GG itu
mempunyai motivasi kerja sama memiliki ciri
sendiri memiliki asas-asas atau prinsip dasar
bersifat sosial, suka berhubungan dengan
(Santosa, 2008:131), antara lain:
individu lain, suka berkonsultasi dengan orang
a.
lain, dan suka bersahabat dengan orang lain.
memiliki
ciri
berinisiatif,
artinya
dan/kebijakan
3) Kebutuhan akan penghargaan, orang yang mempunyai motivasi prestasi yang tinggi
Partisipasi,
setiap
selalu
pembuatan
melibatkan
unsur
masyarakat ( melalui wakil-wakilnya). b.
Rule of
law, artinya harus ada perangkat
mempunyai
hokum yang menindak para pelanggar,mencari
tanggung jawab yang besar, suka bekerja, dan
perlindungan HAM, tidak memihak, berlaku
semangat kerja tinggi apabila merasa unggul
pada semua warga.
dari teman kerja yang lain.
c.
Selanjutnya untuk konsep GG itu sendiri,
Transparansi, artinya ada ruang kebebasan untuk memperoleh informasi publik bagi
dimulai dari Definisi tata pemerintahan yang baik
warga
(GG) yaitu penyelenggaraan pemerintahan negara
undang-undang) . Ada ketegasan antara rahasia
yang solid dan bertanggung jawab, serta efisien dan
Negara dengan informasi yang terbuka untuk
efektif dengan menjaga, mensinergikan interaksi
publik.
yang konstruktif anatara negara, sektor swasta, dan
d.
yang
membutuhkan
(diatur
oleh
Responsiveness, artinya lembaga publik harus
masyarakat yang menjunjung tinggi keinginan
mampu
(kehendak rakyat) dan nilai-nilai yang dapat
terutama yang berkaitan dengan “ basic needs”
meningkatkan
(kebutuhan dasar) dan HAM (hak sipil, hak
pencapaian
kemampuan tujuan
nasional,
rakyat
dalam
kemandirian,
merespon
kebutuhan
masyarakat,
Dignasia; Sumber Daya Manusia
politik, hak ekonomi, hak sosial, dan hak budaya). e.
pelaksanaannya,
prinsip
tersebut
merupakan syarat bagi terciptanya GG. Pemerintah
Konsensus,
artinya
kepentingan
yang
masyarakat,
jika
ada
mendasar
perbedaan di
penyelesaian
mengutamakan
cara
akan mampu melaksanakan fungsinya dalam
dalam
kerangka
harus
administrasi publik yang kooperatif dengan kualitas
dialog/musyawarah
menjadi konsensus. f.
Dalam
GG
bila
diciptakan
suatu
sistem
SDM yang baik. Dalam penelitian ini, penulis juga merujuk
Persamaan hak, artinya pemerintah harus
pada sebuah penelitian terdahulu yang dilakukan
menjamin
tanpa
oleh Rachmawati dengan judul penelitian Analisis
terkecuali, dilibatkan dalam proses politik,
Kualitas Sumber Daya Manusia Di Lingkungan
tanpa
Pemerintah Kota Cimahi Dalam Perspektif Good
bahwa
ada
satu
semua
pihak,
pihak
pun
yang
dikesampingkan.
Governance.
Penelitian yang dilakukan
Efektivitas dan efisiensi, artinya pemerintah
Rachmawati
bertujuan untuk mengidentifikasi
harus efektif (abash) dan efisien dalam
kualitas SDM aparatur di lingkungan Pemerintah
memproduksi output berupa aturan, kebijakan,
Kota Cimahi, khususnya di tingkat Kecamatan
pengelolaan keuangan Negara, dll.
dalam perspektif GG dan untuk mengidentifikasi
Akuntabilitas, artinya ada suatu perwujudan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas
kewajiban dari suatu instansi pemerintahan
SDM aparatur di tingkat Kecamatan. Penelitian ini
untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan
menggunakan jenis penelitian kualitatif. Temuan
dan
misinya.
dari penelitian ini adalah diperoleh gambaran
Implementasi akuntabilitas dilakukan melalui
bahwa dalam perspektif GG, kualitas SDM
pendekatan
akan
aparatur di tingkat kecamatan sebagian besar
mengakomodasi perubahan-perubahan cepat
termasuk dalam kategori "kurang". Hal ini terjadi
yang terjadi pada organisasi dan secepatnya
karena sebagian besar prinsip-prinsip yang terdapat
menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut,
dalam tata pemerintahan yang baik (GG) belum
sebagai antisipasi terhadap tuntutan pihak-
terimplementasikan
pihak yang berkepentingan.
khususnya dalam pelaksanaan pelayanan publik.
Dalam pelaksanaan prinsip GG, indikator
Prinsip-prinsip GG yang belum terimplementasikan
minimal dari prinsip efektivitas dan efisiensi
antara lain prinsip Transparansi, Kesetaraan,
menurut Tim Pengembangan Kebijakan Nasional
Akuntabilitas, Efektif dan Efisien, dan Daya
Tata Kepemerintahan Yang Baik Kementrian
Tanggap. Sementara itu, prinsip-prinsip yang telah
Perencanaan
dapat terimplementasikan di tingkat kecamatan,
g.
h.
kegagalan
pelaksanaan
strategis,
Pembangunan
yang
Nasional/Bappenas
dalam
kinerja
oleh
aparatur,
(dalam Sedamaryanti, 2009:289), antara lain:
antara lain prinsip Partisipatif, Penegakkan Hukum,
a.
Terlaksananya administrasi penyelenggaraan
dan Wawasan Kedepan. Dengan demikian, perlu
negara yang berkualitas dan tepat sasaran
peningkatan
dengan
perspektif GG, sehingga diharapkan pelayanan
penggunaan
sumber
daya
yang
optimal.
kualitas
SDM
aparatur
dalam
publik dapat dilaksanakan dengan baik.
b.
Adanya perbaikan berkelanjutan.
c.
Berkurangnya
tumpang
Penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati tindih
penyelenggaraan fungsi organisasi/ unit kerja.
memiliki kesamaan dalam hal metode yang digunakan dalam penelitiannya dengan penelitian
Governance, Jurnal Mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan FISIP UNTAN
yang dilakukan oleh penulis, yaitu menggunakan
Menanggapi hal tersebut, penulis melakukan
jenis
wawancara kepada Br (47) yang mengungkapkan
penelitian
penelitian,
kualitatif.
penelitian
Dalam
yang
substansi
dilakukan
oleh
bahwa:
Rachmawati fokusnya terhadap kualitas SDM
“Rata-rata tingkat pendidikan pegawai disini adalah
dalam perspektif GG sedangkan penelitian yang
Sekolah Menengah Atas, dengan keadaan demikian
dilakukan
pegawai
oleh
penulis
fokusnya
mengenai
terkadang menemukan
kendala
dan
peningkatan kualitas SDM dalam mewujudkan GG.
hambatan terutama dalam menjalankan tugas
2.
pokok dan fungsinya sebagai staf, misalnya masih
Metodologi Jenis
penelitian
yang
digunakan
adalah
banyak pegawai yang tidak bisa menggunakan
kualitatif dengan penyajiannya secara deskriptif.
komputer
Subjek penelitian ditentukan secara purposive,
pekerjaan. Secara pribadi saya berharap untuk
yaitu ditunjuk secara langsung oleh penulis karena
pegawai kantor pendidikan minimalnya S1 supaya
subjek
lebih maksimal. Untuk saat sekarang, dalam
yang
ditunjuk
dianggap
mampu
dan
lamban
dalam
menyelesaikan
memberikan informasi terhadap permasalahan yang
meningkatkan
diteliti. Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya
mengharapkaan Diklat ataupun Bimtek, itu juga
antara lain: 1) Camat sebagai Kepala Kantor, 2)
tidak maksimal karena jarang dilakukan.”
Sekretaris
Camat
sebagai
penjabat
urusan
kemampuan
pegawai
hanya
Pernyataan tersebut dipertegas oleh Sn (48):
pemerintahan kecamatan, 3) Kasubbag Umum dan
“Kondisi
Kepegawaian Kantor Camat Singkawang Barat,
pendidikannya rata-rata adalah SMA, dampak dari
dan 4) Tiga orang staf Kantor Camat Singkawang
kondisi tersebut kita rasakan dalam kemampuan
Barat. proses analisis data yang dilakukan oleh
pegawai untuk bekerja, beberapa masih kurang
penulis antara lain, reduksi data, penyajian data,
paham terhadap apa yang dikerjakannya. Untuk
dan drawing conclution.
Diklat dan Bimtek juga jarang didapatkan oleh
pegawai
kita
untuk
tingkat
pegawai.” MEMPENGARUHI
Penulis selanjutnya melakukan wawancara
KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
kepada salah seorang staf mengenai tingkat
DAN
pendidikan dan dampaknya terhadap kemampuan
C. FAKTOR
YANG
KETERKAITANNYA
DENGAN
PELAKSANAAN PRINSIP EFEKTIVITAS
kerja. Ab (43) menuturkan:
DAN EFISIENSI
“Ada dampaknya dek, tentu pada hasil kerja dan
Dari pengamatan awal yang dilakukan penulis,
kemampuan kita dalam menyelesaikan pekerjaan.
diketahui bahwa rata-rata tingkat pendidikan akhir
Kalau untuk Diklat sendiri memang susah dapat
pegawai Kantor Camat Singkawang Barat adalah
giliran dan jarang sekalu dilakukan.”
Sekolah
Menengah
Atas
dengan
persentase
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
78,125% dari total jumlah pegawai 32 orang.
kepada beberapa informan, keadaan pegawai yang
Untuk pegawai yang pernah mengikuti Diklat
demikian berpengaruh terhadap pekerjaan dan
seperti Diklatpim, Diklat fungsional dan Diklat
tugas yang dilakukan oleh pegawai. Dampak dari
teknis hanya 6 orang dari total jumlah pegawai
keadaan tersebut juga menyebabkan kecepatan dan
dengan persentase 18,75 %.
ketanggapan
pegawai
dalam
mengerjakan
pekerjaan menjadi lebih lamban. Pelaksanaan Diklat
itu
sendiri
sangat
diperlukan
untuk
Dignasia; Sumber Daya Manusia
meningkatkan
kemampuan
pegawai,
tetapi
kesempatan pegawai untuk mengikuti Diklat sangat
pegawai
cukup
baik,
bahkan
bisa
dibilang
kekeluargaannya tinggi.”
kecil karena Diklat memang jarang dilaksanakan.
Hal yang senada dituturkan oleh Sp (47):
Sesuai dengan tujuan dan manfaat Diklat yang
“Untuk hal motivasi kerja memang yang utama itu
dipaparkan pada kajian teori, untuk Diklat memang
adalah gaji, tetapi hal lain juga termasuk seperti
sangat penting guna meningkatkan kemampuan dan
keamanan, kenyamanan ruangan, sarana dan
keterampilan pegawai dalam bekerja. Tapi jika kita
prasarana juga dapat kita jadikan motivasi.
lihat dari fakta yang ada di Kantor Camat
Kenyamanan ruangan cukup baik, sarana dan
Singkawang Barat, keadaan pegawai yang rata-rata
prasarana juga menunjang. Selanjutnya untuk
tingkat pendidikan akhirnya Sekolah Menengah
hubungan atau interaksi pegawai di kantor bisa
Atas tidak didukung dengan pelaksanaan Diklat.
dikatakan
Hal tersebut pada akhirnya berpengaruh terhadap
terkadang pegawai kantor melakukan acara makan
kecepatan, ketanggapan, serta maksimal atau
bersama.
tidaknya pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai.
meningkatkan kemampuan itu setiap pegawai
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
punya keinginan, misalnya ikut Diklat, tugas
tingkat
pendidikan
memiliki
peran
memiliki
yang
keinginan
belajar, seminar, tapi kesempatannya yang kurang
penting
serta
bahkan tidak ada, jadi semangat itu menjadi hilang
sangat
Kantor Camat Singkawang Barat.
begitu saja.” Berdasarkan
wawancara
yang
dilakukan
kepada informan untuk lima kebutuhan dalam
Selanjutnya mengenai motivasi diri pegawai, tujuan
untuk
bahkan
dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia di
memiliki
Sedangkan
tinggi
pengaruh
merupakan permasalahan yang dihadapi dalam
seseorang
kekeluargaannya
tertentu
dalam
motivasi sebagian besar sudah terpenuhi bagi pegawai
Kantor
Camat
Singkawang
Barat.
melakukan suatu pekerjaan, hal tersebut dinamakan
Kebutuhan fisiologis dapat terpenuhi dengan gaji
motivasi. Maslow menggolongkan kebutuhan-
yang didapatkan setiap bulannya. Selanjutnya
kebutuhan
tingkat
kebutuhan akan rasa aman di kantor juga terpenuhi
kebutuhan, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan
dengan adanya pengamanan dari SatpolPP dan
akan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan akan
kenyamanan ruangan kantor. Kebutuhan sosial
prestise,
kemampuan
dilihat dari interaksi yang terjadi antar pegawai, di
pertanyaan
Kantor Camat Singkawang Barat hubungan antar
kepada informan mengenai hal yang berkaitan
pegawainya sangat baik dan bersifat kekeluargaan.
dengan motivasi tepatnya mengenai kebutuhan-
Untuk kebutuhan akan prestise dilihat dari sarana
kebutuhan tersebut. Br (47) menuturkan bahwa:
dan prasarana kerja sudah cukup memadai,
“Setiap orang pasti ingin hasil kerjanya dihargai,
dokumentasi berupa foto prasarana dapat dilihat
sama halnya dengan pegawai kantor disini, gaji
pada halaman sebelumnya. Dari penelitian yang
merupakan suatu hal yang dapat dijadikan motivasi
dilakukan selanjutnya ditemukan untuk kebutuhan
kerja. Untuk kebutuhan akan rasa aman juga tentu
akan kemampuan kerja yang lebih tinggi belum
sangat diharapkan oleh pegawai, disini ada Satpol
bisa terpenuhi secara maksimal, karena pegawai
PP
terjadi
sangat sulit untuk mendapatkan kesempatan seperti
keributan,dll. Selanjutnya untuk interaksi antar
mengikuti Diklat, bimtek, seminar, dan lain-lain.
manusia
dan
kerja.Penulis
yang
menjadi
kebutuhan kembali
bisa
lima
akan
mengajukan
mengamankan
jika
Hal
tersebut
pada
akhirnya
berakibat
pada
Governance, Jurnal Mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan FISIP UNTAN
penurunan semangat dan minat pegawai untuk
dihadapi dan merupakan faktor yang berpengaruh
mengembangkan kemampuan kerjanya.
dalam peningkatan kualitas SDM di Kantor Camat
Untuk memperjelas permasalahan tentang motivasi
diri
pegawai
untuk
Singkawang Barat. Permasalahan yang dihadapi
meningkatkan
lebih spesifik terhadap motivasi diri dari masing-
kemampuan kerjanya, penulis kembali menanyakan
masing pegawai yang kehilangan semangat dalam
kepada beberapa orang staf kecamatan. Cr (42)
meningkatkan kemampuan kerjanya.
menuturkan bahwa:
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai
“Bagi saya pribadi, keinginan itu ada tetapi
keterkaitan antara prinsip efektivitas dan efisiensi
keinginan itu berangsur-angsur hilang karena
dengan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kesempatan yang ada jarang sekali bisa didapatkan.
SDM yang ada, penulis terlebih dulu akan
Misalnya untuk mengikuti Diklat, yang sering
membahas mengenai prinsip tersebut lebih spesifik
dilakukan hanya Diklatpim saja, untuk diklat teknis
terhadap indikator yang telah dipaparkan dalam
maupun fungsional jarang dilakukan.”
kajian teori. Penulis melanjutkan wawancara yang
Selanjutnya Bk (35) juga mengemukakan hal
dilakukan kepada informan dengan mengajukan
yang sama mengenai hal tersebut:
pertanyaan mengenai indikator pertama yang
“Ada keinginan, hanya saja kesempatannya yang
dikaitkan dengan penempatan pegawai apakah
sulit. Bisa dilihat sendiri dari data yang ada dalam
sudah sesuai atau tidak dengan keahlian yang
DUK pegawai, berapa jumlah pegawai yang sering
mereka miliki, Br (47) mengungkapkan:
ikut Diklat. Karena kurangnya kesempatan itu
“Penempatan pegawai yang sesuai dengan keahlian
maka keinginan itupun hilang dengan sendirinya.”
dan bidangnya agak sulit untuk dilakukan, karena
Penulis menanyakan kembali mengenai upaya
seperti yang kita tahu disini pegawainya saja
yang telah dilakukan Camat untuk meningkatkan
kebanyakan
motivasi diri pegawai, Br (47) mengungkapkan
berdasarkan pengalaman saja.”
bahwa:
Pernyataan tersebut dipertegas oleh Sp (47) yang
“Upaya pemberian motivasi biasanya melalui
menyatakan bahwa:
pencerahan pada apel yang dilaksanakan setiap
“Dengan kondisi yang ada di kantor, sangat susah
harinya.”
untuk
Dari petikan wawancara di atas diketahui bahwa pegawai Kantor Camat Singkawang Barat pada
dasarnya
memiliki
keinginan
untuk
lulusan
menempatkan
SMA,
pegawai
jadi
ditentukan
sesuai
dengan
keahliannya.” Hal yang senada diungkapkan juga oleh Sn (48):
meningkatkan kemampuan dirinya. Kurangnya
“Agak sulit untuk menempatkan pegawai sesuai
kesempatan untuk meningkatkan kemampuan diri
dengan keahliannya, karena tidak semua pegawai
pegawai berakibat pada pudarnya motivasi diri
dari lulusan khusus misalnya pemerintahan ataupun
pegawai untuk meningkatkan kemampuannya.
komputer, jadi semua disesuaikan saja.”
Upaya
untuk membangkitkan motivasi
kerja
Berdasarkan
wawancara
yang
dilakukan
pegawai dilakukan oleh Camat Singkawang Barat
penulis, untuk indikator yang pertama mengenai
dengan
penggunaan sumber daya yang optimal masih
memberikan
arahan
dan
pencerahan
melalui apel pagi yang dilaksanakan.
belum bisa dilaksanakan secara maksimal di
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk
Kantor Camat Singkawang Barat. Hal tersebut agak
motivasi juga merupakan permasalahan yang
sulit dilaksanakan karena tidak semua pegawai
Dignasia; Sumber Daya Manusia
memiliki keahlian khusus seperti keahlian khusus
“Untuk tugas pokok dan fungsi itu sudah jelas ada
pada bidang komputer, administrasi maupun
dan setiap pegawai harus bisa memahami tugas
pemerintahan. Penempatan pegawai pada akhirnya
pokok dan fungsinya masing-masing.”
ditentukan berdasarkan pengalaman kerja yang
Pernyataan tersebut dipertegas oleh Sp (47) yang
mereka miliki.
menyatakan bahwa:
Pertanyaan mengenai perbaikan berkelanjutan dalam indikator yang kedua kembali diajukan kepada informan. Pertanyaan yang diajukan kepada informan
lebih
dispesifikkan
bagaimana kita mau bekerja.” Menurut wawancara dan observasi
yang
upaya
dilakukan sudah terbagi dengan jelas dalam tugas
perbaikan yang berkaitan dengan peningkatan
pokok dan fungsi masing-masing bidang. Tugas
kemampuan
pokok dan fungsi tersebut untuk mempermudah
pegawai
kepada
“Ya jelas ada untuk tupoksi itu, kalau tidak ada
kecamatan.
Br
(47)
menuturkan bahwa:
dan memperjelas apa yang harus dilakukan
“Upaya perbaikan untuk keberhasilan visi dan misi
pegawai dalam bidang pekerjaannya. Tugas pokok
kecamatan selalu kita dukung, tapi itu semua
dan fungsi masing-masing bidang di Kantor Camat
tergantung pada keadaan dan kondisi yang kita
juga telah diuraikan oleh penulis dalam bagian
hadapi. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya
gambaran umum penelitian.
untuk
perbaikan
peningkatan
kualitas
SDM
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan
pegawai seperti Diklat ataupun Bimtek jarang
bahwa untuk pelaksanaan prinsip efektivitas dan
didapatkan oleh pegawai, jadi untuk melakukan
efisiensi di Kantor Camat Singkawang Barat belum
perbaikan berkelanjutan agak terhambat.”
dapat terlaksana secara optimal. Hal tersebut
Sp (47) kemudian menambahkan:
dikarenakan penempatan pegawai yang masih
“Untuk perbaikan berkelanjutan itu harus dilakukan
belum sesuai dengan keahlian yang mereka miliki.
guna meningkatkan hasil kerja dan sumber daya
Selain itu untuk perbaikan berkelanjutan juga
yang ada, tapi kenyataannya bisa dilihat sendiri
belum terlaksana secara maksimal karena pegawai
kondisi realnya sangat susah dilakukan.”
jarang melaksanakan Diklat maupun Bimtek.
Untuk indikator yang kedua yaitu perbaikan berkelanjutan,
pihak
berusaha
efisiensi, peningkatan kualitas SDM juga berperan
melaksanakan hal tersebut dalam upaya pencapaian
penting. Di Kantor Camat Singkawang Barat,
visi dan misi kecamatan. Namun, kenyataan yang
untuk peningkatan kualitas SDM pegawainya
dihadapi
jarang
belum terlaksana secara maksimal. Seperti yang
dilaksanakan oleh pegawai. Pada akhirnya hal
telah dipaparkan dalam pembahasan sebelumnya,
tersebut berdampak pada pelaksanaan perbaikan
terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh
berkelanjutan yang belum bisa terlaksana secara
Kantor
maksimal.
peningkatan
untuk
Indikator
kantor
Diklat
terakhir
dan
yang
selalu
Dalam pelaksanaan prinsip efektivitas dan
Bimtek
digunakan
Camat
Singkawang
kualitas
SDM
Barat
dalam
pegawainya.
yaitu
Permasalahan tersebut antara lain adalah tingkat
tumpang tindih penyelenggaraan fungsi organisasi/
pendidikan pegawai yang rata-rata SMA dengan
unit kerja. Pertanyaan yang diajukan oleh penulis
tidak didukung dengan pelaksanaan Diklat maupun
seputar tugas pokok dan fungsi masing-masing. Br
Bimtek dan motivasi diri pegawai yang rendah
(47) mengungkapkan:
dalam meningkatkan kemampuan kerjanya. Jika kita kaitkan dengan pelaksanaan prinsip efektivitas
Governance, Jurnal Mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan FISIP UNTAN
dan efisiensi, kedua hal tersebut berkaitan dalam
pada peningkatan kualitas SDM yang ada
penggunaan sumber daya yang optimal dan
berdampak pada pelaksanaan fungsi efektivitas
perbaikan
dengan
dan efisiensi terutama pada penggunaan
permasalahan yang dihadapi oleh Kantor Camat
sumber daya yang optimal dan perbaikan
Singkawang Barat dalam peningkatan kualitas
berkelanjutan. Rekomendasi yang diberikan
SDM pegawainya, maka pelaksanaan prinsip
penulis yaitu dalam perekrutan, penerimaan
efektivitas
dapat
dan pendistribusian pegawai diharapkan sesuai
terlaksana secara maksimal di Kantor Camat
dengan kebutuhan instansi pemerintah terkait.
Singkawang Barat.
Hal tersebut dimaksudkan agar penempatan
berkelanjutan.
dan
efisiensi
Jadi,
juga
belum
pegawai lebih teratur dan sesuai dengan keahlian yang mereka miliki.
D. SIMPULAN DAN KETERBATASAN 1.
SIMPULAN
a.
Ditemukan
adanya
dua
faktor
yang
2.
Keterbatasan Studi
a.
Kepribadian dan perilaku dari keseluruhan
mempengaruhi peningkatan kualitas SDM di
pegawai tidak damati secara langsung oleh
Kantor Camat Singkawang Barat, faktor
penulis karena penulis disini melakukan
tersebut
observasi nonpartisipan yang pada akhirnya
adalah
tingkat
pendidikan
dan
motivasi diri pegawai. Untuk itu rekomendasi
akan
yang diberikan oleh penulis yaitu untuk Badan
didapatkan.
Kepegawaian dan Diklat, agar dilaksanakan
b.
berpengaruh
pada
informasi
yang
Penulis mengaharapkan kritik dan saran dari
Diklat teknis maupun fungsional minimal satu
peneliti lain demi penyempurnaan penelitian
tahun sekali bagi setiap pegawai yang ada. Hal
kedepannya.
tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan sehingga
dan
keterampilan
pegawai
bisa
pegawai
maksimal
dalam
E. UCAPAN TERIMA KASIH 1.
Kepada seluruh informan dalam penelitian ini
bekerja. Selanjutnya untuk pihak Kantor
yang telah memberikan data dan informasi
Camat
yang terkait dengan penelitian.
agar
lebih
merekomendasikan
aktif
dalam
pegawai-pegawainya
2.
Kepada
Universitas
Tanjungpura
melalui
kepada Badan Kepegawaian dan Diklat untuk
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang
mengikuti Diklat. Selanjutnya
telah bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi
pemimpin
harus berperan aktif dalam menjaga motivasi yang ada dalam diri pegawai. Misalnya dengan
Kalimantan Barat. 3.
Kepada
Pemerintah
Kota
Singkawang
melakukan interaksi langsung kepada pegawai
khususnya Kantor Camat Singkawang Barat
seperti bertukar pikiran, mendengar keluh
yang
kesah pegawai tentang pekerjaan yang mereka
penelitian.
digunakan
penulis
sebagai
lokasi
lakukan, pada saat itulah pemimpin bisa
b.
mengambil kesempatan untuk memotivasi
F. REFERENSI
pegawai.
Iyandri,
Adanya
keterkaitan
antara
kualitas
SDM
pelaksanaan
dan
peningkatan prinsip
efektivitas dan efisiensi yaitu permasalahan
2010,
Kepemerintahan
Yang
Baik.
Diunduh melalui
. tanggal 12 Desember 2011.
Pada
Dignasia; Sumber Daya Manusia
Rachmawati, Herna, 2007, Analisis Kualitas Sumber Daya Manusia Di
Lingkungan
Pemerintah Kota Cimahi Dalam Perspektif Good
Governance.
Diunduh
melalui
Simanjuntak, Payaman J. 2011. Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sulistyani, Ambar Teguh. 2004. Memahami Good
http://perpustakaan-digital-ITB.ac.id/analisis-
Governance (Dalam Perspektif Sumber Daya
kualitas-sdm.html. Pada tanggal 04 April 2012.
Manusia). Yogyakarta: Gava Media.
Santosa, Pandji. 2008. Administrasi Publik (Teori dan Aplikasi Good Governance). Bandung :
Publik.
2009.
Publik. Bandung:PT. Refika Aditama. Tasmara, Toto, 2010, Definisi, Fungsi, dan Cara
Refika Aditama. Sedarmayanti.
Surjadi. 2009. Pengembangan Kinerja Pelayanan
Reformasi
Reformasi
Administrasi
Birokrasi,
dan
Menumbuhkan Etos Kerja. Diunduh melalui
Kepemimpinan Masa Depan (Mewujudkan
kerja-definisi-fungsi-dan-cara.html>.
Pelayanan Prima dan Kepemerintahan yang
tanggal 04 April 2012.
Baik). Bandung : Refika Aditama. ------. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia (Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil). Bandung : Refika Aditama.
Tohardi,
Ahmad.
2002.
Pada
Pemahaman Praktis
Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Mandar Maju. Wursanto, IG. 1991. Manajemen Kepegawaian 1. Yogyakarta: Kanisius.