Laporan Provinsi| 169
Sumatera Selatan
Jembatan Ampera Jembatan Ampera adalah sebuah jembatan di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Jembatan Ampera, yang telah menjadi semacam lambang kota, terletak di tengah-tengah Kota Palembang, menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi.
170 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
Profil Sumatera Selatan 2014 Ibu Kota Luas Wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk PDRB/Kapita2) IPM Angka Pengangguran3) Koefisien Gini4)
: Palembang : 91.592 km2 : 7,45 juta : 87 jiwa/km2 : Rp 8,0 juta : 66,75 : 4,96% : 0,383
Karakter Kemiskinan
85,2%
28,7%
82,0%
17,0%
79,0% 53,1% 52,4%
Profil Kemiskinan Multidimensi Jumlah Rumah Tangga Miskin Jumlah Penduduk Miskin Angka Kemiskinan Keparahan Kemiskinan Indeks Kemiskinan Multidimensi
: 559.629 : 2.414.273 : 28,9% : 41,59% : 0,120
Perbandingan Kemiskinan Multidimensi
Desa
Kota
470.187
89.442
2.015.367
398.906
37,3%
13,2%
41,7%
41,1%
13,9% 13,1% 4,2%
45,5%
0,155
IKM
0,054
Keterangan Simbol Kemiskinan Multidimensi
RT Miskin
Persentase Penduduk Miskin
Penduduk Miskin Kota
Keparahan Kemiskinan Multidimensi
IKM
Indeks Kemiskinan Multidimensi
Keterangan 1) Semua perhitungan kecuali pada jumlah penduduk miskin IKM menggunakan standar rumah tangga 2) PDRB/kapita tanpa Migas 3) Data Agustus 2014 4) Data 2013
Laporan Provinsi| 171
Peta Kemiskinan Multidimensi Provinsi Sumatera Selatan 2013
BANYUASIN
MUSI BANYUASIN
71
46
0 MUSI RAWAS UTARA
KOTA PALEMBANG
35
MUSI RAWAS 7
KOTA LUBUK LINGGAU
47
0 PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR
8 EMPAT LAWANG
26
34 OGAN ILIR
93
OGAN KOMERING ILIR
KOTA PRABUMULIH
LAHAT
47 MUARA ENIM
42
KOTA PAGAR ALAM
22
11
OGAN KOMERING ULU
39
OGAN KOMERING ULU TIMUR
56
OGAN KOMERING ULU SELATAN
Keterangan RT Miskin (%) >50
40-50
30-40
20-30
<20
n.a.
Jumlah RT Miskin (dalam ribu)
Keterangan Simbol Karakteristik Akses air bersih
Sanitasi
Partisipasi Sekolah
Melek Huruf
Bahan Bakar untuk Memasak
Sumber Penerangan
Pembantu Kelahiran
Gizi Seimbang Anak Balita
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kondisi Atap Lantai Dinding
Kepemilikan Aset Rumah
172 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
Analisis Kemiskinan Multidimensi Sumatera Selatan Profil Kemiskinan Multidimensi Sumatera Selatan meraih pencapaian positif dalam hal penurunan kemiskinan multidimensi tahun 2012-2014. Beberapa indikator kemiskinan multidimensi membuktikan hal ini. Tabel 1 menunjukkan bahwa pada tahun 2012 jumlah rumah tangga miskin yang semula 650.849 keluarga berkurang 14 persen dua tahun kemudian. Terjadinya perubahan ini juga seiring dengan menurunnya jumlah penduduk miskin pada periode yang sama. Perubahan positif terjadi pula dengan angka kemiskinan Sumsel pada 2014. Saat itu angka kemiskinan di provinsi ini berada di posisi 28,88 persen. Dibandingkan dengan kondisi 2012, jumlah ini berbeda 5,61 persen dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya. Angka tersebut menunjukkan bahwa terdapat tiga dari 10 rumah tangga miskin di Sumsel yang masuk kategori miskin secara multidimensi. Jika diamati sejak 2012 perubahan yang terjadi tidaklah mencolok, tetapi jika dilihat secara rinci terdapat 91.220 rumah
tangga yang berhasil keluar dari persoalan kemiskinan multidimensi. Gambaran kemiskinan multidimensi terjadi di semua wilayah Sumsel, termasuk empat wilayah perkotaan yang ada, yaitu Palembang, Lubuk Linggau, Prabumulih, dan Pagar Alam. Indeks kemiskinan Sumsel tahun 2014 adalah 0,135. Angka ini jauh di atas rata-rata nasional yang hanya sebesar 0,124. Artinya, kondisi kemiskinan multidimensi Sumsel lebih memprihatinkan dibandingkan dengan provinsi pada umumnya di Indonesia. Peringkatnya berada di urutan ke-23 dari 33 provinsi. Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan adalah wilayah dengan indeks kemiskinan tertinggi di Sumsel. Lokasinya berada di ujung paling selatan Sumsel dan menjadi wilayah termiskin di antara kabupaten/kota yang ada. Sebaliknya, Kota Palembang memiliki indeks kemiskinan terendah, yaitu 0,039. Dengan kata lain, warga ibu kota Sumsel relatif paling sejahtera di lingkup Sumsel. Seperti halnya kedua indikator kemi-
Tabel 1 Profil Kemiskinan Multidimensi Sumatera Selatan 2012-2014 2012 Keterangan
2013
2014
Desa
Kota
Desa + Kota
Desa
Kota
Desa + Kota
Desa
Kota
Desa + Kota
537.864
112.985
650.849
487.382
96.252
583.634
470.187
89.442
559.629
Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa)
2.221.640
508.608
2.730.248
2.043.292
443.438
2.486.730
2.015.367
398.906
2.414.273
Angka Kemiskinan Multidimensi (%)
43,35
17,49
34,49
38,41
14,65
30,31
37,28
13,22
28,88
Keparahan Kemiskinan Multidimensi (%)
42,4
41,3
42,2
42,1
39,4
41,6
41,7
41,1
41,6
0,184
0,072
0,146
0,162
0,058
0,126
0,155
0,054
0,120
Jumlah Rumah Tangga Miskin
Indeks Kemiskinan Multidimensi
Laporan Provinsi| 173
skinan multidimensi, yaitu angka kemiskinan dan indeks kemiskinan, yang cenderung turun selama 2012-2014, demikian juga dengan tingkat keparahan kemiskinan di Sumsel. Dalam dua tahun sejak 2012 setidaknya terdapat penurunan keparahan kemiskinan sebesar 3 persen.
Angka Kemiskinan Multidimensi
Angka kemiskinan multidimensi Sumsel memiliki pola yang berbeda dengan angka kemiskinan moneter. Perubahan angka kemiskinan moneter selama 2012-2014 cenderung tidak stabil. Sementara itu, angka kemiskinan multidimensi turun secara konstan dari waktu ke waktu. Dari sisi kemiskinan multidimensi, pada tahun 2012 terdapat 34,5 persen rumah tangga miskin di Sumsel yang tidak terlayani kebutuhan dasarnya terkait kesehatan, dan pendidikan, serta kualitas hidupnya, seperti ditunjukkan pada Grafik 1. Akan tetapi, dua tahun kemudian kondisinya menjadi lebih baik. Angka kemiskinan multidimensi di wilayah ini turun sebesar 5,6 persen atau setara dengan 91.220 rumah tangga miskin. Mereka masuk golongan yang berhasil memperoleh kehidupan lebih baik pada tahun 2014. Selain terdapat perbedaan dari segi proporsi, pola kecenderungan antara ang-
ka kemiskinan multidimensi dan moneter pun tidak sama. Pada tahun 2013, misalnya, terjadi perubahan yang bertolak belakang di antara kedua indikator tersebut. Sementara angka kemiskinan multidimensi turun 4,2 persen, angka kemiskinan moneter kembali meningkat sebesar 0,58 persen. Konsentrasi kemiskinan di Sumsel tidak berbeda jauh dengan yang terjadi di wilayah lain di Indonesia. Rumah tangga miskin yang belum bisa mengakses berbagai fasilitas kesehatan, pendidikan, dan kualitas hidup lebih banyak bermukim di perdesaan. Sisanya bertempat tinggal di perkotaan. Selain serupa dalam hal proporsi, pola kecenderungannya pun sejalan satu sama lain. Dalam tiga tahun tersebut angka kemiskinan multidimensi baik di perdesaan maupun perkotaan Sumsel selalu turun dari waktu ke waktu. Kondisi ini juga terjadi di tingkat nasional. Gambaran tersebut dapat dilihat pada Grafik 2.
Keparahan Kemiskinan Multidimensi Secara umum, keparahan kemiskinan yang dilihat dari kacamata multidimensi baik di Sumsel maupun di nasional tidak berbeda satu sama lain. Ketidakmampuan mengakses berbagai fasilitas kesehatan, pendidikan, dan kualitas hidup lebih banyak dialami oleh masyarakat miskin perdesaan dibandingkan dengan perkotaan. Pada tahun 2012 kepa-
Grafik 1 Perbandingan Angka Kemiskinan Multidimensi dengan Angka Kemiskinan Moneter (%)
174 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
rahan kemiskinan di Sumsel dialami oleh 42,2 persen penduduk di perdesaan Sumsel. Jumlah ini relatif sama dengan yang terjadi di nasional, seperti ditunjukkan pada Grafik 3. Kondisi yang dialami masyarakat miskin perkotaan di Sumsel relatif tidak berbeda jauh dengan di perdesaan. Pada tahun 2012, misalnya, keparahan kemiskinan yang terjadi di perkotaan adalah 42,4 persen atau selisih 0,02 persen lebih tinggi dibandingkan dengan di perdesaan. Dari 15 wilayah kabupaten/kota di Sumsel, kemiskinan masyarakat Kabupaten Muara Enim adalah yang terparah di tahun 2013. Artinya, ada 4-5 dari 11 variabel kebutuhan yang tidak bisa dinikmati oleh masyarakat miskin perdesaan. Sebaliknya, masyarakat miskin perkotaan kesulitan men-
gakses tak lebih dari 4 variabel kebutuhan.
Indeks Kemiskinan Multidimensi Indeks kemiskinan perkotaan di Sumsel selalu lebih rendah dibandingkan dengan perdesaan. Hal ini terjadi selama dua tahun berturut-turut sejak 2012. Pada tahun tersebut, indeks kemiskinan perkotaan adalah 0,072. Sementara perdesaan mencapai dua kali lipat lebih tinggi. Jika dilihat dari keseluruhan, Kabupaten OKU Selatan, Ogan Komering Ilir, dan Empat Lawang adalah tiga wilayah dengan indeks kemiskinan tertinggi di tahun 2013. Dengan indeks kemiskinan 0,27, Kabupaten OKU Selatan merupakan yang termiskin di antara 14 wilayah lainnya. Sementara itu, kesejahter-
Grafik 2 Angka Kemiskinan Multidimensi (%) Menurut Desa-Kota
43,3
50,0
38,4 37,3
40,0
34,5
30,8
30,3 28,9
35,0 17,5
25,0
19,4 18,5
14,6 13,2
20,0
2014
15,0
29,7
22,2
2013
30,0
35,0
2012
45,0
47,6 42,2 40,8
10,0 5,0 Desa
Kota
Desa + Kota
Desa
Sumatra Selatan
Kota
Desa + Kota
Nasional
Grafik 3 Keparahan Kemiskinan Multidimensi (%) Menurut Desa-Kota
44,0 43,0
43,4 42,442,1
41,0
41,6
41,6
41,8 41,8
40,3
40,0 39,6
39,4
2013
40,0
41,3 41,1
42,4
42,7
2012
41,7
42,0
42,7
42,2
39,0
2014
38,0 37,0
Desa
Kota Sumatra Selatan
Desa + Kota
Desa
Kota Nasional
Desa + Kota
Laporan Provinsi| 175
aan masyarakat Kota Lubuk Linggau, Pagar Alam, dan Prabumulih adalah yang tertinggi di Sumsel. Bagaimanapun kondisi masyarakat miskin Sumsel lebih baik dibandingkan dengan rata-rata nasional. Pada 2014 indeks kemiskinan Sumsel adalah 0,120 atau selisih 0,004 poin lebih tinggi dibandingkan dengan nasional, seperti ditunjukkan pada Grafik 4. Posisinya berada di urutan ke-23 dari 33 provinsi di Indonesia.
Kesimpulan dan Rekomendasi Kesimpulan
Kegiatan ekonomi Sumsel tanpa minyak dan gas tahun 2014 mencapai 436,99 triliun rupiah. Jumlah sebesar itu disokong oleh tiga sektor perekonomian utama. Pertama, sektor industri pengolahan yang proporsinya mencapai 23,7 persen. Kontributor kedua berasal dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran, yaitu 14,6 persen. Sementara itu, sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan punya andil sebesar 14,3 persen dari total PDRB Sumsel. Total kegiatan Sumsel yang mencapai 436,99 triliun rupiah belum dirasakan oleh semua warga, baik di perkotaan maupun perdesaan. Rumah tangga miskin banyak dijumpai di semua wilayah Sumsel, teruta-
ma di perdesaan. Berdasarkan pengukuran multidimensi, diperoleh gambaran bahwa Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan merupakan wilayah termiskin di Sumsel dengan indeks kemiskinan tertinggi, yaitu 0,27. Sebaliknya Kota Palembang tergolong paling sejahtera karena memiliki indeks kemiskinan terendah, yaitu 0,039. Air bersih, listrik, dan sanitasi adalah sederetan persoalan yang dihadapi masyarakat miskin Sumsel selama 2012-2014. Setidaknya 8 dari 10 rumah tangga miskin di Sumsel tidak bisa mengakses tiga kebutuhan dasar tersebut. Keterbatasan ini berlangsung terus-menerus selama 2012-2014, seperti dapat dilihat pada Grafik 5. Malangnya, warga miskin Sumsel tak hanya dihadapkan pada minimnya akses kesehatan, pendidikan, dan sarana penunjang kualitas hidup, tetapi juga menderita akibat bencana kabut asap. Bencana kabut asap yang terjadi beberapa tahun terakhir ini tidak hanya berlangsung dalam hitungan hari, tetapi terjadi berbulan-bulan, terutama di musim kemarau. Bencana kabut asap di Sumatera Selatan yang pernah terjadi setengah abad lalu, kini kembali terjadi. Pembiaran terhadap perusakan ekosistem lahan gambut secara masif ditengarai kembali memicu kebakaran lahan dan hutan. Pemberian izin penggunaan lahan gam-
Grafik 4 Indeks Kemiskinan Multidimensi Menurut Desa-Kota
0,250 0,207 0,200 0,184 0,162
0,180
0,072 0,100
0,149
0,146 0,126 0,120
0,155
0,150
0,174 0,129 0,090 0,077 0,074
0,058
0,124
0,054 0,050 Desa
Kota
Desa + Kota
Desa
Sumatra Selatan 2012
Kota Nasional
2013
2014
Desa + Kota
176 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
but yang masif sudah terjadi sejak 1997. Tahun 1994, luas kebun sawit di Sumsel baru 50.120 hektare. Namun, tahun 2015, luas areal kebun sawit telah mencapai 827.212 hektare, atau menjadi 17 kali lipat dibandingkan dengan periode sebelumnya. Adapun untuk izin hutan tanaman industri dan hak pengusahaan hutan mencapai luas 1,8 juta hektare. Saat ini maksimum hanya 10 persen lahan gambut di Sumsel yang masih dalam kondisi baik. Tahun 2014 luas kebakaran hutan di Sumsel adalah yang tertinggi di antara provinsi lainnya. Tak kurang dari 8.504,86 hektare lahan hutan mengalami kebakaran di Sumsel. Tahun 2015 Kota Palembang, Kabupaten Ogan Komering Ilir, dan Musi Banyuasin menjadi tiga wilayah yang paling terdampak bencana kabut asap. Bencana kabut asap menjadi faktor eksternal yang bisa memperlambat perbaikan kesejahteraan warga Sumsel, padahal selama 2012-2014 tren penurunan kemiskinan multidimensi sudah mulai tampak. Rekomendasi Fakta menyebutkan bahwa keparahan kemiskinan, baik di perdesaan maupun perkotaan, di Sumsel tidak jauh berbeda. Sebaliknya terjadi ketimpangan angka kemiskinan yang cukup jauh di antara keduanya. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh terpusatnya pembangunan di wilayah perkotaan saja. Agar program kebijakan untuk penanggulangan masalah kemiskinan ini dapat memberikan hasil optimal, perlu disusun rencana terpadu yang berfokus pada daerah-daerah dengan tingkat kemiskinan yang tergolong tinggi. Pemerintah, baik di tingkat daerah maupun pusat, harus menyusun berbagai program kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kualitas kondisi kehidupan penduduk. Meski persoalan pemenuhan gizi anak balita tidak menduduki peringkat pertama, perhatian pada bidang ini harus tetap diprioritaskan. Menurut data Riskesdas, hingga tahun 2013 masih terdapat 148.006 anak
balita yang masuk kategori gizi buruk dan gizi kurang. Program Intervensi Gizi Masyarakat yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Musi Banyuasin bisa menjadi contoh bagi wilayah lainnya di Sumsel. Program tersebut bisa mendorong pengetahuan masyarakat tentang pentingnya asupan pangan yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman atau disingkat dengan B2SA. Melalui program B2SA, kreativitas masyarakat dalam mengembangkan menu B2SA berbasis sumber daya lokal pun akan terwujud. Dengan memperhatikan permasalahan utama yang dialami oleh rumah tangga miskin, upaya penanggulangan kemiskinan multidimensi di provinsi ini perlu diarahkan pada: 1. Peningkatan sarana air bersih agar didorong lebih cepat dan lebih luas, terutama dilakukan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Banyuasin, OKU Selatan, dan Musi Banyuasin. 2. Pembangunan pembangkit listrik agar semakin ditingkatkan, terutama di Kabupaten OKI, Banyuasin, OKU Selatan, dan Muara Enim. 3. Penyuluhan tentang pentingnya sanitasi bagi setiap keluarga, didukung oleh bantuan secara fisik dari pemerintah, perlu digalakkan. 4. Peningkatan pengetahuan, sikap, serta perilaku setiap keluarga tentang perlunya gizi bagi pertumbuhan anak balita harus dilakukan di Kabupaten OKI, Banyuasin, Muara Enim, dan Musi Rawas.
Laporan Provinsi| 177 Lampiran 1 Jumlah RT Miskin Menurut Dimensi dan Indikator 2012-2014 2012 Indikator
2013
2014
Desa
Kota
Desa + Kota
Desa
Kota
Desa + Kota
Desa
Kota
Desa + Kota
458.671
73.471
532.142
417.346
62.112
479.458
396.338
45.538
441.876
441.255
95.659
536.914
411.378
82.403
493.781
409.198
67.475
476.674
123.263
11.920
135.183
103.405
5.722
109.127
68.852
8.802
77.654
250.794
67.000
317.794
230.523
54.005
284.528
233.219
59.988
293.207
82.051
19.638
101.689
81.245
16.790
98.035
78.534
16.491
95.025
50.564
8.401
58.965
43.558
6.768
50.326
58.243
14.806
73.049
228.072
67.476
295.548
212.719
47.770
260.489
203.376
51.238
254.614
462.687
80.028
542.716
418.015
62.825
480.839
391.875
66.757
458.632
375.108
35.018
410.126
312.861
27.104
339.965
269.958
27.363
297.321
22.921
2.113
25.034
20.018
1.296
21.313
19.467
4.015
23.482
122.264
67.653
189.916
95.969
64.065
160.034
109.209
51.255
160.464
178 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014 Lampiran 2 Kemiskinan Multidimensi Menurut Kabupaten/Kota 2012
Kode
1601 1602 1603 1604 1605 1606 1607 1608 1609 1610 1611 1671 1672 1673 1674
KABUPATEN/KOTA
Kab. Ogan Komering Ulu Kab. Ogan Komering Ilir Kab. Muara Enim Kab. Lahat Kab. Musi Rawas Kab. Musi Banyuasin Kab. Banyuasin Kab. OKU Selatan Kab. OKU Timur Kab. Ogan Ilir Kab. Empat Lawang Kota Palembang Kota Prabumulih Kota Pagar Alam Kota Lubuk Linggau 16 SUMSEL
Jumlah RT Miskin
Angka Kemiskinan Multidimensi (%)
Keparahan Indeks Kemiskinan Kemiskinan Multidimensi Multidimensi (%)
26.198
32,4
43,1
0,139
92.008
48,3
41,6
0,201
53.901 46.736 52.552 39.974 80.739 63.495 47.298 42.642 33.487 40.815 8.602 10.638 11.764 650.849
30,2 49,8 37,6 26,9 42,0 73,4 29,9 43,6 61,6 11,9 20,7 32,7 23,4
44,1 43,6 41,5 41,2 43,0 42,0 41,0 42,0 43,5 40,8 41,6 40,7 43,0
0,133 0,217 0,156 0,111 0,181 0,308 0,123 0,183 0,268 0,049 0,086 0,133 0,101
Laporan Provinsi| 179 Lampiran 3 Kemiskinan Multidimensi Menurut Kabupaten/Kota 2013
Kode
1601 1602 1603 1604 1605 1606 1607 1608 1609 1610 1611 1671 1672 1673 1674
KABUPATEN/KOTA
Kab. Ogan Komering Ulu Kab. Ogan Komering Ilir Kab. Muara Enim Kab. Lahat Kab. Musi Rawas Kab. Musi Banyuasin Kab. Banyuasin Kab. OKU Selatan Kab. OKU Timur Kab. Ogan Ilir Kab. Empat Lawang Kota Palembang Kota Prabumulih Kota Pagar Alam Kota Lubuk Linggau 16 SUMSEL
Jumlah RT Miskin
Angka Kemiskinan Multidimensi (%)
Keparahan Indeks Kemiskinan Kemiskinan Multidimensi Multidimensi (%)
21.502
25,6
40,4
0,103
93.311
46,9
42,3
0,199
46.646 41.838 46.912 45.508 71.417 55.929 39.474 33.665 26.449 34.695 8.039 11.360 6.889 583.634
25,4 43,5 33,7 30,0 37,9 62,4 23,6 34,4 47,1 9,9 19,0 34,6 13,9
42,9 42,5 40,9 41,1 41,1 42,9 41,6 40,7 41,5 39,6 41,0 41,1 39,8
0,109 0,185 0,138 0,124 0,156 0,268 0,098 0,140 0,196 0,039 0,078 0,142 0,055
Lampiran 4 Karakteristik Kemiskinan Multidimensi 2012-2014 28,7 27,4 29,2 4,2 3,7 3,8 53,1
58,2
63,0 82,0 82,4 83,4
45,5 44,6 45,4 8,6 9,1
13,1 17,0 16,8 15,6 48,8 48,8 13,9
52,4
18,7 20,8 85,2 84,6 82,5 79,0
0,0
10,0
20,0
30,0 2014
40,0 2013
2012
50,0
60,0
70,0
80,0
82,2 81,8 90,0
180 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
Lampiran 5 Jumlah RT Miskin Menurut Karakteristik Kemiskinan Multidimensi 2012 (Ribu) Dimensi Kesehatan
Dimensi Pendidikan
Jum-
Dimensi Standar Kualitas Hidup
KABUPATEN/ lah RT KOTA
Miskin
Kab. Ogan Komering Ulu Kab. Ogan Komering Ilir Kab. Muara Enim Kab. Lahat Kab. Musi Rawas Kab. Musi Banyuasin Kab. Banyuasin Kab. OKU Selatan Kab. OKU Timur Kab. Ogan Ilir Kab. Empat Lawang Kota Palembang Kota Prabumulih Kota Pagar Alam Kota Lubuk Linggau SUMSEL
26,2 21,6 18,2
5,8
11,8 20,5 20,0
1,2
10,5
92,0 79,0 75,6 14,2 42,5 17,1 11,9 34,4 81,6 51,5
3,6
26,5
53,9 43,5 39,4 18,2 28,5
9,5
6,3
31,3 45,4 26,8
1,1
19,3
46,7 39,6 36,8
23,2
3,9
3,9
20,3 40,4 36,6
1,0
20,4
52,6 46,3 40,5 10,2 25,6
6,7
3,6
25,3 43,1 36,7
-
12,0
40,0 30,5 32,2 10,2 21,7
7,3
2,1
20,3 32,5 19,7
1,9
9,4
80,7 63,0 78,5 20,5 40,3 13,2
9,8
38,4 68,6 46,4
5,3
11,8
63,5 57,9 56,0 11,3 21,4
6,3
2,1
21,7 60,3 59,5
3,3
10,0
47,3 38,1 28,7 11,4 25,9
8,8
6,7
17,7 36,3 39,9
1,0
7,0
42,6 37,0 40,0
19,8
8,6
3,8
14,7 36,8 22,1
5,0
10,5
33,5 27,6 30,4 10,4 13,8
2,7
1,0
13,1 30,8 29,2
0,7
9,7
40,8 25,9 34,0
2,6
25,7
8,8
2,3
30,5 22,8
6,0
0,4
26,7
8,6
5,5
6,8
0,8
3,5
1,4
1,2
5,0
7,2
3,8
-
5,2
10,6
9,2
9,1
1,0
5,0
1,1
0,6
4,5
8,3
5,3
0,6
5,3
11,8
7,4
10,6
1,9
7,0
2,5
1,2
6,4
7,9
6,6
0,1
5,6
651 532 537 135 318 102
59
296 543 410
25
190
9,1
7,5
14,0
3,6
2,3
Laporan Provinsi| 181
Lampiran 6 Jumlah RT Miskin Menurut Karakteristik Kemiskinan Multidimensi 2013 (Ribu) Dimensi Kesehatan
Dimensi Pendidikan
Jum-
Dimensi Standar Kualitas Hidup
KABUPATEN/ lah RT KOTA
Miskin
Kab. Ogan Komering 21,5 7,1 7,8 3,3 9,7 3,9 2,2 6,8 16,1 15,4 Ulu Kab. Ogan Komering 93,3 76,0 85,5 17,6 42,2 20,7 10,9 37,6 82,7 51,7 Ilir Kab. Muara 46,6 37,0 33,1 15,0 28,3 9,6 4,4 25,2 37,7 23,1 Enim Kab. Lahat Kab. Musi Rawas Kab. Musi Banyuasin Kab. Banyuasin Kab. OKU Selatan Kab. OKU Timur Kab. Ogan Ilir Kab. Empat Lawang Kota Palembang Kota Prabumulih Kota Pagar Alam Kota Lubuk Linggau SUMSEL
0,1
7,4
4,1
22,1
0,4
13,5
41,8 35,2 35,5 10,4 20,7
3,0
1,7
18,3 35,3 29,3
0,6
16,0
46,9 43,0 35,9 10,3 24,2
6,4
4,9
21,0 34,2 31,9
0,2
7,7
45,5 39,2 41,6 14,6 23,5
8,6
1,5
21,7 35,5 18,4
0,5
9,0
71,4 55,5 67,8
9,4
34,5 13,1
7,8
36,9 63,9 30,1
4,9
9,2
55,9 51,7 47,3
7,4
21,6
5,1
2,5
22,4 52,7 53,2
5,9
8,4
39,5 32,7 25,9
5,4
20,4
6,3
7,1
15,8 31,2 33,9
1,1
7,7
33,7 28,7 29,8
5,6
15,0
5,9
2,6
10,4 30,7 14,1
2,8
12,5
26,4 22,8 21,8
6,4
9,0
3,4
0,4
10,2 25,8 21,5
0,4
5,3
34,7 21,7 28,9
0,4
19,7
8,5
2,5
21,8 16,8
8,2
-
25,3
8,0
5,9
6,3
1,9
4,7
1,3
0,5
4,3
5,6
2,5
0,1
4,5
11,4
9,0
10,1
1,2
7,2
1,0
0,6
5,0
8,3
4,6
0,2
6,6
6,9
4,0
6,4
0,4
4,0
1,2
0,7
3,2
4,3
2,0
0,1
4,7
584
17
18
3
10
4
2
7
16
15
0
7
182 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
Lampiran 7 Peta Indikator Kemiskinan Multidimensi
KABUPATEN/KOTA
Indikator
Kab. Ogan Komering Ilir
Kab. Banyuasin
Kab. OKU Selatan
Kab. Musi Rawas
Kab. Ogan Komering Ilir
Kab. Banyuasin
Kab. OKU Selatan
Kab. Musi Banyuasin
Kab. Ogan Komering Ilir
Kab. Banyuasin
Kab. Muara Enim
Kab. Musi Rawas
Kab. Ogan Komering Ilir
Kab. Banyuasin
Kab. OKU Selatan Kab. Muara Enim