1
PROFIL PEMBANGUNAN SUMATERA SELATAN A.
GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH
Sumatera Selatan terletak pada posisi 5º 10' 1º20' LS 101º 40' - 106º 30' BT. Luas wilayah Sumatera Selatan seluas 113.339 km2.
Gambar 1. Peta Administrasi
Berdasarkan administrasi wilayah, Provinsi Sumatera Selatan terdiri dari 11 (sebelas) Pemerintah Kabupaten dan 4 (empat) Pemerintah Kota, 223 kecamatan, 363 desa dan 2.823 kelurahan. Secara administrasi Sumatera Selatan bertasan, ini berbatasan dengan provinsiJambi di sebelah utara, provinsi Lampung di sebelah selatan, provinsi Bangka Belitung di sebelah timur dan provinsi Bengkulu di sebelah barat.
B.
SOSIAL EKONOMI DAN KEPENDUDUKAN
B1.
Kependudukan
Jumlah penduduk di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2011 sebanyak 7.593.425 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 87 jiwa per km2. Penyebaran penduduk di Provinsi Sumatera Selatan masih bertumpu di Kota Palembang yakni sebesar 19,5 persen dan Kabupaten Banyuasin sebesar 10 persen sedangkan kabupaten yang lainnya dibawah 10 persen. Sementara dilihat dari kepadatan penduduk Kabupaten/Kota yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kota Palembang yakni 3.961 jiwa per Km2 dan yang paling rendah adalah Kabupaten Musi Banyuasin dengan tingkat kepadatan penduduk 40 jiwa per Km2. Dilihat dari sisi laju pertumbuhan selama sepuluh tahun terakhir (2000-2010) Provinsi Sumatera Selatan sebesar 1,85 persen lebih tinggi dari pertumbuhan nasional penduduk nasional (1,49%). Sementara untuk laju pertumbuhan penduduk kabupaten/kota tertinggi terdapat di Kabupaten Musi Banyuasin 3,27 persen sedangkan yang terendah di Kabupaten Ogan Komiring Ulu Selatan sebesar 0,62 persen.
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN
2 Tabel 1: Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2011 Kabupaten/Kota
Luas Daerah(km2)
1 Ogan Komering Ulu 2 Ogan Komering llir 3 Muara Enim 4 Lahat 5 Musi Rawas 6 Musi Banyuasin 7 Banyuasin 8 OKU Selatan 9 OKU Timur 10 Ogan llir 11 Empat Lawang 12 Palembang 13 Prabumulih 14 Pagar Alam 15 Lubuk Linggau Jumlah
Jumlah Penduduk
2 772,56 17 058,32 8 587,94 4 076,06 12 134,57 14 477,00 12 142,73 5 493,94 3 410,15 2 513,09 2 556,44 374,03 421,62 579,16 419,8 87 017,41
334 295 742 374 731 410 374 505 535 614 580 489 762 482 320 290 619 460 387 205 222 735 1 481 814 166 960 127 706 206 086 7 593 425
Kepadatan Penduduk(per km2) 120,57 43,52 85,17 91,88 44,14 40,1 62,79 58,3 181,65 154,08 87,13 3 961,75 396 220,5 490,91 87,26
Sumber: Provinsi Dalam Angka tahun 2012
B2.
Ketenagakerjaan
Perkembangan ketenagakerjaan di Provinsi Sumatera Selatan dalam 5 tahun terakhir menurut jumlah penduduk usia kerja, angkatan kerja, penduduk bekerja, dan jumlah pengangguran terbuka. Perkembangan penduduk usia kerja, penduduk bekerja secara absolute menunjukkan peningkatan. Namun jumlah pengangguran terbuka cenderung meningkat. Penduduk Usia Kerja, Perkembangan jumlah penduduk usia kerja dalam lima tahun terakhir meningkat, jumlah penduduk usia kerja tahun 2012 mencapai 5.385.732 jiwa lebih besar dari tahun 2008, dengan jumlah angkatan kerja mencapai 3.746.373 jiwa dan bukan angkatan kerja 1.639.359 jiwa. Penyebaran penduduk usia kerja paling banyak terdapat di Kota Palembang yaitu sebanyak 1.068.926 jiwa. Tabel 2: Perkembangan Penduduk Usia Kerja Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008 dan 2012 Kabupaten/Kota
SUMATERA SELATAN Kabupaten Ogan Komering Ulu Kabupaten Ogan Komering Ilir Kabupaten Muara Enim Kabupaten Lahat Kabupaten Musi Rawas Kabupaten Musi Banyuasin Kabupaten Banyuasin Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Kabupaten Ogan Ilir Kabupaten Empat Lawang Kota Palembang Kota Prabumulih Kota Pagar Alam Kota Lubuk Linggau
Penduduk Usia Kerja Angkatan Kerja 3.472.012 123.884 362.071 325.840 169.283 244.639 246.244 379.749 184.810 279.713 198.075 100.764 655.387 65.509 58.765 77.279
Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012
2008 Bukan Angkatan Kerja 1.503.207 63.875 138.404 120.762 63.536 81.550 90.384 152.402 49.420 137.014 61.412 44.020 389.782 32.908 28.256 49.482
Jumlah 4.975.219 187.759 500.475 446.602 232.819 326.189 336.628 532.151 234.230 416.727 259.487 144.784 1.045.169 98.417 87.021 126.761
Angkatan Kerja 3.746.373 147.337 395.107 367.633 197.019 306.022 267.334 353.044 183.503 322.639 210.640 116.430 644.320 76.503 65.707 93.135
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN
2012 Bukan Angkatan Kerja 1.639.359 88.406 130.355 137.669 71.685 72.692 132.744 184.030 47.495 128.641 64.747 42.178 424.606 37.955 26.293 49.863
Jumlah 5.385.732 235.743 525.462 505.302 268.704 378.714 400.078 537.074 230.998 451.280 275.387 158.608 1.068.926 114.458 92.000 142.998
3 Penduduk usia kerja menurut tingkat pendidikan terakhir yang ditamatkan, meskipun memiliki potensi penduduk usia produktif yang besar, namun sebagian besar masih merupakan tamatan pendidikan dasar mencapai 47,88 persen, dan menengah (SMP dan SMA) mencapai sekitar 45,24 persen. Sementara untuk tamatan pendidikan tinggi (universitas dan akademi) tidak sampai 10 persen dari total penduduk usia kerja. Sementara berdasarkan tipe daerah, sebagian besar penduduk usia kerja terdapat di perdesaan, yaitu sekitar 64,22 persen. Gambar 2: Distribusi Penduduk Usia Kerja menurut Pendidikan dan Tipe Daerah di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2012 Pendidikan
Tipe Daerah ≤ SD
5,49
2,23 4,65 SMTP
35,78
47,88
17,65
SMTA Umum
22,10
SMTA Kejuruan
64,22
Perkotaan
Pedesaan
Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012 Angkatan kerja. Perkembangan angkatan kerja Provinsi Sumatera Selatan selama tahun 2008-2013 meningkat. Jumlah angkatan kerja tahun 2013 tercatat sebanyak 3.905 ribu jiwa atau sekitar 3,22 persen dari total angkatan kerja nasional, yang terdiri dari 3.691 ribu jiwa penduduk bekerja dan 214,4 ribu jiwa pengangguran terbuka. Penyebaran jumlah angkatan kerja paling banyak di Kota Palembang mencapai 644.320 orang, dan paling sedikit di Kota Pagar Alam sebanyak 65.707 jiwa. Tabel 3: Perkembangan Angkatan Kerja Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008 dan 2012 Kabupaten/Kota
Kabupaten Ogan Komering Ulu Kabupaten Ogan Komering Ilir Kabupaten Muara Enim Kabupaten Lahat Kabupaten Musi Rawas Kabupaten Musi Banyuasin Kabupaten Banyuasin Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Kabupaten Ogan Ilir Kabupaten Empat Lawang Kota Palembang Kota Prabumulih Kota Pagar Alam Kota Lubuk Linggau
Penduduk Bekerja 113.031 335.614 302.418 161.701 238.324 233.208 365.877 176.953 256.719 189.992 95.144 544.687 58.678 53.740 65.269
Angkatan Kerja 2008 2012 Pengangguran Penduduk Pengangguran Terbuka Bekerja Terbuka 10.853 139.375 7.962 26.457 351.857 43.250 23.422 350.766 16.867 7.582 188.232 8.787 6.315 300.588 5.434 13.036 258.055 9.279 13.872 334.801 18.243 7.857 178.351 5.152 22.994 314.187 8.452 8.083 204.135 6.505 5.620 113.473 2.957 110.700 579.473 64.847 6.831 69.746 6.757 5.025 63.139 2.568 12.010 86.754 6.381
Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN
4 Penduduk Bekerja. Jumlah penduduk bekerja di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2013 (Februari) mencapai 3.619 ribu jiwa atau meningkat sebesar 499,25 ribu jiwa dari tahun 2008. Penyebaran penduduk bekerja sebagian besar tersedia di perdesaan dibandingkan di perkotaan, dan sebagian besar penduduk bekerja masih mengantungkan pendapatannya di sektor pertanian (56,37%) dan sektor perdagangan (14,39%). Sementara dilihat dari pendidikan yang ditamatkan, sebagian besar penduduk bekerja merupakan tamatan sekolah dasar dan menengah. Jumlah penduduk bekerja tahun 2012 antar kabupaten/kota terbesar terdapat di Kota Palembang mencapai 579.473 jiwa. Gambar 3: Distribusi Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan dan Lapangan Usaha di Provinsi Sumatera SelatanTahun 2012 Pendidikan
Lapangan Usaha
Pertanian 5,77
≤ SD
2,41 6,16
51,34
Listik-gas-Air
14,39
SMTA Umum
17,70
Industri
3,43
SMTP 16,62
Pertambangan
2,03 12,63
56,37
Bangunan Perdaggngan
SMTA Kejuruan 4,01 Diploma I/II/III/Akademi
0,19
Angkutan 1,38
Keuangan
5,58
Jasa
Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012 Pengangguran Terbuka. Jumlah pengangguran Terbuka di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2013 (Februari) mencapai 214.400 jiwa atau berkurang sebanyak 66.257 jiwa dari tahun 20108. Sementara untuk perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), TPT Provinsi Sumatera Selatan tahun 2013 sebesar 5,49 persen lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya dan kondisi TPT Sumatera Selatan berada dibawah ratarata TPT nasional. Untuk perbandingan TPT tahun 2012 antar kabupaten/kota, TPT terbesar terdapat di Kabupaten Ogan Komering Iliryaitu sebesar 10,95 persen dan TPT terendah di Kabupaten Musi Rawas (1,78 %). Gambar 4: Perkembangan Pengangguran Terbuka Provinsi, dan Kabupaten/Kota terhadap Nasional di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2004-2012. Gambar 4: Gambar 5: Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka Perbandingan Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota Provinsi terhadap Nasional Tahun 2008-2013. terhadap Provinsi dan Nasional Tahun 2012. 9,00
8,39
8,50
Sumatera Selatan Indonesia
7,87
Persen
8,00 7,50
8,08
7,14 7,61
7,00
6,56 6,14
6,50
KOTA LUBUK LINGGAU
KOTA PAGAR ALAM
KOTA PRABUMULIH
KOTA PALEMBANG
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN
TPT_Sumsel
EMPAT LAWANG
Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012
OGAN ILIR
TPT_Kab/Kota
OKU TIMUR
5,49 2012 2013 (Feb)
OKU SELATAN
2011
BANYU ASIN
2010
MUSI BANYU ASIN
2009
MUSI RAWAS
2008
5,70
LAHAT
5,77
5,00
MUARA ENIM
5,50
5,92
5,7
OGAN KOMERING ILIR
6,00
6,14
OGAN KOMERING ULU
6,65
12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 0,00
TPT_Nasional
5
B3.
Kondisi Pendidikan
Perkembangan kondisi pendidikan menurut indicator Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), dan Angka Partisipasi Sekolah (APS), secara umum kondisi pendidikan di Provinsi Sumatera Selatanmenunjukkan perbaikan dalam lima tahun terakhir (2005-2011). AMH mencapai 97,44 persen lebih tinggi dari AMH nasional (92,99%), dengan AMH tertinggi di Kabupaten Muara Enim (98,85%) dan terendah di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (94,85%). Gambar 6: Perkembangan Angka Melek Huruf Provinsi Sumatera SelatanTahun 2005-2011 98 96
%
94 92
95,90
90,90
96,59 96,66
97,44 97,05 97,21 97,36
91,87 92,19
91,45
92,99 92,58 92,91
90
Gambar 7: Perbandingan Angka Melek Huruf Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera SelatanTahun 2011 100,00 99,00 98,00 97,00 96,00 95,00 94,00 93,00 92,00 91,00 90,00
AMH_Sumatera Selatan
Kota Lubuk Linggau
Kota Pagar Alam
Kota Prabumulih
Kota Palembang
Empat Lawang
Ogan Ilir
AMH_Kab/Kota
Ogan Komering Ulu…
Ogan Komering Ulu…
2011
Banyuasin
2010
Musi Banyuasin
2009
Musi Rawas
2008
Lahat
2007
Muara Enim (Liot)
2006
Ogan Komering Ilir
86 2005
92,99
Ogan Komering Ulu
AMH_SUMATERA SELATAN AMH_NASIONAL
88
97,44
Sumber: BPS 2011 Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah tahun 2011 dari tahun 2005-2011 meningkat, RLS tahun 2011 tercatat sebesar 7,84 tahun dan nasih berada dibawah RLS nasional. Sementara untuk perbandingan RLS antar kabupaten/kota, RLS tertinggi terdapat di Kota Palembang (9,98 tahun) dan terendah Kabupaten Ogan Komering Ilir (6,75 tahun). Gambar 8:
Gambar 9:
Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Sumatera SelatanTahun 2005-2011
Perbandingan Angka Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera SelatanTahun 2011 Tahun
Tahun 8
7,92
7,94
7,8 7,6
7,72 7,54
7,60
7,60
7,60
7,82
7,84
7,4
7,47
4,00 2,00
7,52
0,00
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN
Kota Lubuk Linggau
Sumber: BPS 2011
Kota Pagar Alam
RLS_Sumsel
Kota Palembang
RLS_Kab/Kota
Kota Prabumulih
2011
Empat Lawang
2010
Ogan Ilir
2009
Ogan Komering Ulu…
2008
Ogan Komering Ulu…
2007
Banyuasin
2006
Musi Banyuasin
2005
Musi Rawas
RLS_Nasional
7
Lahat
RLS_ SUMATERA SELATAN
Muara Enim (Liot)
7,30
7,1
Ogan Komering Ilir
7,40
Ogan Komering Ulu
7,3
7,94 7,84
8,00 6,00
7,66
7,5
7,2
9,98
10,00
7,9 7,7
12,00
RLS_Nasional
6
B4.
Kesehatan
Perkembangan derajat kesehatan penduduk antarprovinsi di wilayah Sumatera Selatan selama periode terakhir menunjukkan kondisi perbaikan, yang diindikasikan oleh menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB),dan meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH).Kondisi ini sejalan dengan perkembangan perbaikan kondisi kesehatan secara nasional yang cenderung terus membaik. AngkaKematianBalita (AKB), Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), kondisi AKB menunjukan perbaikan dalam lima tahun terakhir (2005-2010), AKB tahun 2010 sebesar 23,9 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi AKB Provinsi Sumatera Selatan tergolong rendah dan berada di bawah rata-rata AKB nasional. Status GiziBalita, Kondisi kesehatan masyarakat berdasarkan indikator status gizi balita, merupakan gangguan pertumbuhan bayi yang terjadi sejak usia dini (4 bulan) yang ditandai dengan rendahnya berat badan dan tinggi badan, dan terus berlanjut sampai usia balita. Hal tersebut terutama disebabkan rendahnya status gizi ibu hamil.Perkembangan status gizi balita tahun 2010 untuk persentase balita gizi buruk (5,5%), balita gizi kurang (14,4%), dan balita kekurangan gizi (19,9%) menunjukan penurunan/semakin memburuk dan masih diatas rata-rata nasional.
Gambar 10: Perkembangan Angka Kematian Bayi Provinsi Sumatera Selatan terhadap Nasional 2005-2010 30,00
Sumatera Selatan AKB_INDONESIA
28,90
29,00
28,20
25,0
2007 2010
20,0
27,50
28,00
Gambar 11: Perkembangan Status Gizi Balita Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2007 dan 2010 terhadap Nasional
17,9
Nasional 2010
26,80 27,00
26,20 25,5
26,00 25,00
15,0
13,0
10,0
24,00 4,9
23,00
5,0 26,30
25,60
25,00
24,40
23,9
21,00
26,90
22,00
2005
2006
2007
2008
2009
2010
20,00
0,0
6,5
5,5
Gizi Buruk (%)
11,7 14,4
18,2 19,9
Gizi Kurang (%)
Gizi Buruk/ Kurang
Angka Harapan Hidup (AHH), perkembangan AHH Provinsi Sumatera Selatan dalam lima tahun terakhir meningkat dan AHH kabupeten/kota berdasarkan estimasi rata-rata menunjukkan peningkatan, sejalan dengan perkembangan AHH secara nasional. AHH Provinsi Sumatera Selatan tahun 2011 mencapai 69,80 tahun lebih tinggi dibandingkan terhadap AHH nasional. Sementara untuk perbandingan AHH antar kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan, AHH tertinggi berada di Kota Prabumulih sebesar 72,32 tahun lebih tinggi dari AHH provinsi dan nasional, dan terendah di KabupatenMusi Rawas (64,95 tahun).
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN
7 Gambar 12: Perkembangan Angka Harapan Hidup Provinsi Sumatera SelatanTahun 2005-2011
Gambar 13: Perbandingan Angka Harapan Hidup Kabupeten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2011 74,00
69,80
70 69,60 69,40
69,5
69,65
69,20
68,00
69,65
62,00 60,00 Kota Lubuk Linggau
Kota Pagar Alam
Kota Prabumulih
Kota Palembang
Empat Lawang
Ogan Ilir
Ogan Komering Ulu Timur
Banyuasin
AHH_NASIONAL
Ogan Komering Ulu Selatan
Musi Banyuasin
AHH_SUMATERA SELATAN
67,5
Musi Rawas
68,08
Lahat
68,47 68
Muara Enim (Liot)
Ogan Komering Ulu
68,70
Ogan Komering Ilir
68,30
69,80
64,00
69,21 69,00
68,5
70,00 66,00
69,43
68,80
69
67 2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
AHH_Kab/Kota
AHH_Sumatera Selatan
AHH_Nasional
Indikator kesehatan lainnya yang menggambarkan kinerja dari pelayanan kesehatan bagi masyarakat adalah kondisi kesehatan ibu dan bayi yang berkaitan dengan proses melahirkan. Kondisi ini dapat ditunjukkan melalui data persentase kelahiran balita menurut penolong kelahiran terakhir.Perkembangan dari persentase persalinan yang ditolong oleh tenaga medis dalam lima tahun terakhir di Provinsi Sumatera Selatan terus meningkat dan lebih tinggi dari angka nasional Gambar 14: Perkembangan Persentase Kelahiran Balita Ditolong Tenaga Menis terhadap Nasional 2004-2011 85,00 80,00 75,00
%
tahun
69,00
72,00
70,00
71,53 70,89
70,47
72,41 76,63
72,53
74,87 76,43
77,34 78,72
79,82 81,26
81,25 82,39
73,49
72,21
65,00 60,00 Sumsel
55,00
Indonesia
50,00 2004
2005
2006
2007
2008
2009
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN
2010
2011
8
B5.
Kondisi Kemiskinan
Perkembangan kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan dalam kurun waktu 2008-2013, secara absolut terjadi penurunan, jumlah penduduk miskin tahun 2013 (Februari) 1.110 ribu jiwa. Perkembangan Tingkat Kemiskinan tahun 2013 (Februari) tercatat 14,24 persen sedikit meningkat dari tahun sebelumnya dan kondisi kemiskinan di Sumatera Selatan tergolong tinggi dibandingkan terhadap tingkat kemiskinan nasional (11,37%). Gambar 15: Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Sumatera SelatanTahun 2004-2012 14,15
30,00 20,00
17,73
12,49
16,28
15,47
14,24
13,48
1.075
1.126
5,00
1.168
10,00
11,67
11,37
1.250,00 1.200,00
15,00 1.249,60
%
25,00
1.300,00
13,33
2008 2009 2010 Jumlah Penduduk Miskin (000 jiwa)
2011 2012 NASIONAL
14,24
1.110
15,42
1.057
35,00
1.150,00 1.100,00 1.050,00 1.000,00
950,00 2013 Sumatera Selatan
Penyebaran penduduk miskin terbesar tahun 2011 terdapat di Kota Palembangyaitu sebanyak 210,00 ribu jiwa dan Ogan Komering Ilir sebanyak 111,90 ribu jiwa, dan terendah di Kota Pagar Alam sebesar 11,90 ribu jiwa. Sementara untuk penyebaran tingkat kemiskinan tertinggi terdapat di KabupatenMusi Banyuasinsebesar 18,99% dan tingkat kemiskinan terendah di Ogan Komering Ulu Timur sebesar 9,23%. Tabel4: Perkembangan Kemiskinan Kabupaten/kota di Provinsi Sumatera SelatanTahun 2006-2011 kabupaten/kota 2006 Ogan Komering Ulu Ogan Komering Ilir Muara Enim (Liot) Lahat Musi Rawas Musi Banyuasin Banyuasin Ogan Komering Ulu Selatan Ogan Komering Ulu Timur Ogan Ilir Empat Lawang Kota Palembang Kota Prabumulih Kota Pagar Alam Kota Lubuk Linggau SUMATERA SELATAN
Pendududk Miskin (000) 2011 Δ 2006-2011
46,1 174,1 140,7 163,1 166,9 171,8 149,9 67,8 103,1 82,7 126,3 12,3 13,7 28,5 1446,9
38,30 111,90 100,40 67,70 98,00 108,90 89,30 35,30 57,50 51,30 31,30 210,00 20,20 11,90 29,70 1061,90
Keterangan: *) data kemiskinan Kabupaten/Kota 2011 belum tersedia Sumber : BPS Tahun 2011
7,80 62,20 40,30 95,40 68,90 62,90 60,60 32,50 45,60 31,40 -31,30 -83,70 -7,90 1,80 -1,20 385,00
Presentase Kemiskinan (%) 2006 2011 Δ 20062011 17,80 11,58 6,22 25,93 15,06 10,87 21,88 13,71 8,17 29,67 17,92 11,75 34,49 18,25 16,24 35,52 18,99 16,53 19,81 11,66 8,15 21,06 10,84 10,22 18,26 9,23 9,03 22,67 13,18 9,49 13,82 n.a 9,23 14,13 -4,90 9,33 12,19 -2,86 11,88 9,24 2,64 16,01 14,43 1,58 20,99 13,95 7,04
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN
9
B6.
Perkembangan IPM
Perkembangan IPM Provinsi Sumatera Selatan dalam kurun waktu 2004-2011 semakin membaik, IPM Provinsi Sumatera Selatan tahun 2011 mencapai 73,42masih rendah dibandingkan rata-rata IPM nasional (72,77), dengan ranking IPM Provinsi Sumatera Selatan tahun 2011 menduduki peringkat ke 10 secara nasional setelah Sumatera Barat dan peringkat ke 5 di Pulau Sumatera setelah Sumatera Barat. Perbandingan IPM antar kabupaten/kota tahun 2011, IPM tertinggi adalah Kota Palembang(76,69) dan menduduki peringkat ke-53 secara nasional, dan IPM terndah adalah KabupatenMusi Rawasyaitu 68,38 dan berada diperingkat ke-405 secara nasional. Gambar 17: Perkembangan IPM Provinsi dan Nasional Tahun 2004-2011 74
73,42 72,95 72,61
73 72,05
72 71,09
72,27 71,76
71 70
72,77
71,4
70,23
76,00 74,00
73,42
72,00
72,77
68,00 64,00
70,59
IPM_Nasional
Sumber: BPS Tahun 2011
D.
PEREKONOMIAN DAERAH
D1.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB Provinsi Sumatera Selatanmenurut harga lapangan usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dengan migas tahun tahun 2012 mencapai206.3 miliarrupiah.Sektor dengan kontribusi besar terhadap perekonomian Sumatera Selatan adalah sektor pertambangan (22,31%), sektor industri pengolahan dengan kontribusi sebesar 20,60%, dansektor pertanian (17,28%). PDRB Provinsi Sumatera Selatan menurut lapangan usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dengan migas tahun tahun 2012 mencapai 206,331 miliar rupiah lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. PDRB ADHB dengan migas Provinsi Sumatera Selatan menyumbang sebesar 3,07 persen terhadap PDB nasional (33 provinsi). Sementara untuk PDRB ADHK tahun 2000 dengan migas sebesar 72,094 miliar rupiah, sementara tanpa migas sebesar 58,701 miliar rupiah.
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN
Kota Lubuk Linggau
Kota Pagar Alam
Kota Prabumulih
Kota Palembang
IPM_Sumsel
Empat Lawang
Ogan Ilir
IPM_Kab/Kota
Ogan Komering Ulu Timur
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Ogan Komering Ulu Selatan
67
Banyuasin
Musi Banyuasin
Musi Rawas
Lahat
Nasional
Muara Enim (Liot)
68,7
Ogan Komering Ilir
68
Sumsel
Ogan Komering Ulu
69,57
68,38
70,00
70,1
69
76,69
78,00
66,00
71,17
69,6
Gambar 18: Perbandingan IPM Kabupaten/Kota terhadap dan Nasional, Tahun 2011
10 Tabel 5: Perkembangan PDRB menurut ADHB dan ADHK Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2008-2012. Miliar Rupiah Tahun
PDRB ADHB Dengan Migas
PDRB ADHK Tanpa Migas
Dengan Migas
Tanpa Migas
2008
133,665
89,101
58,065
44,763
2009
137,332
98,908
60,453
47,029
2010
157,735
115,327
63,859
50,315
2011
182,390
134,949
68,008
54,386
2012
206,331
157,328
72,094
58,701
Struktur perekonomian Provinsi Timur tahun 2011, Sektor dengan kontribusi besar terhadap perekonomian Sumatera Selatan adalah sektor pertambangan (22,31%), sektor industri pengolahan dengan kontribusi sebesar 20,60%, dan sektor pertanian (17,28%). Selain ketiga sektor diatas, sektor lainnya yang memiliki kontribusi cukup besar adalah sektor perdagangan (13,07%), dan sektor jasa (10,29%). Gambar 20: Struktur Perekonomian PDRB ADHB Provinsi Sumatera SelatanTahun 2011
KEUANGAN; 3,53 PENGANGKUTAN ; 4,73
PERDAGANGAN; 13,07
BANGUNAN; 7,71
LISTRIK, GAS & AIR BERSIH; 0,48
JASA; 10,29
PERTANIAN; 17,28 PERTAMBANGAN; 22,31
INDUSTRI PENGOLAHAN; 20,60
Sumber: BPS tahun 2011 Jika dilihat perbandingan nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dengan migas 2011 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan, menunjukan adanya kesenjangan pendapatan yang cukup tinggi, dimana PDRB tertinggi mencapai 58.592 miliar rupiah (Kota Palembang) dan PDRB terendah sebesar 1.435 miliar rupiah(Kota Pagar Alam).
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN
11 Tabel 5: Perbandingan Nilai PDRB ADHB Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan Tahun 2011. (Rp. miliar) KABUPATEN/KOTA 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 71 72 73 74
Kab. Ogan Komering Ulu Kab. Ogan Komering Ilir Kab. Muara Enim Kab. Lahat Kab. Musi Rawas Kab. Musi Banyuasin Kab. Banyuasin Kab. Ogan Komering Ulu Selatan Kab. Ogan Komering Ulu Timur Kab. Ogan Ilir Kab. Empat Lawang Kota Palembang Kota Prabumulih Kota Pagar Alam Kota Lubuk Linggau
2007
2008
2009
4.183 4.801 14.766 3.983 5.419 21.806 8.159 1.929 3.630 2.540 1.439 34.411 2.104 881 1.459
4.956 5.562 17.928 4.695 6.490 26.093 9.879 2.241 4.270 2.926 1.672 42.291 2.514 1.027 1.652
5.131 6.153 17.924 5.019 6.741 25.119 10.397 2.608 4.735 3.243 1.856 45.501 2.594 1.124 1.868
2010*
2011**
5.816 6.945 20.397 5.725 7.711 27.875 11.922 3.021 5.390 3.739 2.066 52.413 2.964 1.253 2.142
6.685 7.985 23.284 6.591 8.847 30.793 13.469 3.479 6.217 4.332 2.345 58.592 3.430 1.435 2.465
Sumber: BPS tahun 2011 Perkembangan ekonomi Sumatera Selatan dalam tiga tahun terakhir mengalami percepatan, laju pertumbuhan ekonomi tahun 2012 mencapai 6,01% lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara untuk pertumbuhan sektor, seluruh sektor tumbuh positif pada tahun 2011 dan sektor dengan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi serta sekaligus pendorong pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan adalah: sektor bangunan (12,77%), sektor pengangkutan (12,32%), dan sektor keuangan (8,21%). Gambar 21: Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Selatanterhadap Nasional Tahun 2004-2012, (%) % 8 7 6
5,03
5,69
5 4
4,63
4,84
6,35 5,50 5,20
6,22
6,01 4,63
5,84 5,07
6,49 6,50
5,63
6,23 6,01
4,11
3 2 Sumsel
1
Nasional
0 2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Sumber: BPS, 2011 Sementara untuk pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota, seluruh kabupaten/kota rata-rata tumbuh positif, dengan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah Kota Palembang dengan laju pertumbuhan sebesar 9,79%, dan pertumbuhan terendah di Kabupaten Musi Banyuasindengan laju pertumbuhan sebesar 3,42% dan Kota Prabumulih dengan laju pertumbuhan ekonomi 5,18%. PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN
12 Tabel 6: Laju Pertumbuhan PDRB dengan Migas ADHK 2000 Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera SelatanTahun 2007-2011 (persen) KABUPATEN/KOTA 2007 5,13 6,58 5,85 5,92 5,17 2,73 6,12 4,91 6,70 5,01 4,57 7,10 4,74 3,98 6,14 5,84
Kab. Ogan Komering Ulu Kab. Ogan Komering Ilir Kab. Muara Enim Kab. Lahat Kab. Musi Rawas Kab. Musi Banyuasin Kab. Banyuasin Kab. Ogan Komering Ulu Selatan Kab. Ogan Komering Ulu Timur Kab. Ogan Ilir Kab. Empat Lawang Kota Palembang Kota Prabumulih Kota Pagar Alam Kota Lubuk Linggau SUMATERA SELATAN
Tahun 2009 2010* 4,22 5,10 5,08 5,96 4,73 5,20 5,40 5,98 4,85 5,16 2,80 3,01 5,47 6,06 6,06 6,17 5,26 5,76 5,29 5,93 5,34 5,77 5,60 6,60 4,24 5,47 3,59 4,81 6,27 6,69 4,11 5,63
2008 4,91 5,27 5,67 6,09 5,82 2,72 5,35 5,48 5,15 5,07 5,13 6,97 5,32 3,72 6,24 5,07
2011** 6,17 6,90 5,31 6,45 5,90 3,42 6,13 6,78 6,53 6,68 6,07 9,79 5,18 5,85 6,75 6,50
Sumber: BPS, 2011 PDRBperkapita dengan migas ADHB Provinsi Sumatera Selatan dan kabupaten/kota dari tahun 20052012 meningkat setiap tahunnya, PDRB perkapita tahun 2012Sumatera Selatanmencapai sebesar 26.791 ribu/jiwa lebih rendah dari PDRB perkapita nasional (33.748 ribu/jiwa). Sementara untuk perbandingan PDRB perkapita kabupaten/kota di Sumatera Selatan kecenderungan adanya kesenjangan yang cukup tinggi, dimana sebagian besar kabupaten/kota memiliki PDRB perkapita dibawah rata-rata PDRB perkapita provinsi, dengan PDRB perkapita tertinggi mencapai 53.905 ribu/jiwa terdapat di Musi Banyuasin dan terendah sebesar 10.018 ribu/jiwa di Ogan Komering Ulu Timur. Gambar 22: PDRB Perkapita ADHB Provinsi Sumatera SelatanTahun 2005-2012, (Ribu Rupiah)
Gambar 23: PDRB Perkapita Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan,Tahun 2011
33.748
35.000
26.791
23.881
24.061
21.365
20.000
21.080
17.361
10.000 Kota Lubuk Linggau
Kota Pagar Alam
Kota Prabumulih
Empat Lawang
Kota Palembang
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN
Ogan Ilir
PDRB Perkapita_Kab/Kota
Ogan Komering Ulu Timur
Indonesia (PDB)
Ogan Komering Ulu Selatan
Banyuasin
Musi Banyuasin
Musi Rawas
Lahat
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Muara Enim
11.955
10.000
Ogan Komering Ilir
13.813
PDRB Perkapita_Sumatera Selatan
24.061
20.000
Ogan Komering Ulu
15.541
12.558
39.572
30.000
0
18.513 18.710
14.892
15.000
40.000
27.029
25.000
53.905
50.000
30.795
30.000
60.000
PDRB Perkapita_Sumsel
13
D2.
Investasi PMA dan PMDN
Perkembangan realisasi investasi PMA Provinsi Sumatera Selatan dalam tiga tahun terakhir (20102012) terus meningkat, nilai relaisasi investasi PMA tahun 2012 tercatat sebesar 786,45 juta US$ meningkat dibandingkan tahun 2011 (557,32 juta US$) dengan jumlah proyek sebanyak 107 proyek. Perkembangan realisasi investasi PMDN juga meningkat terus dalam tiga tahun terakhir,nilai investasi PMDN tahun 2012 mencapai 2.930,60miliar rupiah meningkat lebih dari dua kali dari PMDN 2011 (1.068,87 miliar rupiah) dengan jumlah proyek sebanyak 32 proyek. Tabel 7: Perkembangan Realisasi Investasi PMA dan PMDN Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010-2012 Tahun 2010 2011 2012
PMA Juta US$ 186,28 557,32 786,45
E.
PRASARANA WILAYAH
E1.
Jaringan Irigasi
PMDN Proyek 51 99 107
Rp. Miliar 1.738,44 1.068,87 2.930,60
Proyek 29 48 32
Pembangunan jaringan irigasi merupakan langkah strategis dalam mendukung peningkatan produksi pangan, serta dalam upaya mewujudkan swasembada pangan nasional.Luas Potensial jaringan irigasi diSumatera Selatan meliputi 215.814 hektar atau 2,93 persen dari jaringan irigasi potensial di Indonesia.Sementara untuk jaringan irigasi terbangun tersier sekitar 197.646 hektar dan luas jaringan irigasi utama sekitar 199.325 hektar.Sementara menurut kewenangan, sekitar 183.352 hektar atau sekitar 76 persen kewenangan pusat, 21.718 hektar (9%) kewenangan provinsi, dan 34.696 hektar (14%) kewenangan kabupaten/kota.
E2.
Infrastruktur Jalan
Kondisi panjang jalan berdasarkan status pembinaannya tahun 2011 di Provinsi Sumatera Selatan mencapai 1.620,17 km. Untuk kondisi kualitas jalan menurut kriteria IRI(International Roughness Index), Departemen PU), kualitas jalan nasional tidak mantap di Provinsi Aceh pada tahun 2011 mencapai 186,63 km yang terdiri dari 5,36 persen kondisi jalan rusak ringan dan 7,56 persen dengan kondisi rusak berat. Sementara untuk kondisi jalan mantap sepanjang 1.257,63 km atau sekitar 87,08 persen kondisi jalan mantap di Sumatera Selatan. Berdasarkan rasio panjang jalan dengan luas wilayah yang mengindikasikan kerapatan jalan (Road Density), kerapatan jalan di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 0,16. Km/Km² lebih rendah dari kerapatan jalan tingkat nasional (0,23 Km/Km²). Sementara panjang jalan menurut kondisi permukaan jalan, jalan beraspal di Provinsi Sumatera Selatan meliputi 55 persen dari total panjang jalan, dan sisanya 18 persen jalan kerikil, 26 persen jalan tanah dan lainnya.
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN
14 Tabel 8: Panjang Jalan Menurut Provinsi dan Tingkat Kewenangan Pemerintahan (km) Provinsi
Negara
Provinsi
Sumatera Selatan
Kab / Kota
Jumlah
1620,17
1620,17
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi/Kab/Kota Tabel 9: Kondisi Kemantapan Jalan Nasional Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2011 Berdasarkan Kerataan Permukaan Jalan (IRI) Status : Awal Agustus 2011 Panjang Kepmen PU (km)
Kondisi Permukaan Jalan (km)
Baik 1.444,26
294,82
Kondisi Kemantapan (km)
Sedang
Rusak Ringan
Rusak Berat
Mantap
962,81
77,47
109,16
1.257,63
Kondisi Permukaan Jalan (%)
Kondisi Kemantapan (%)
Tidak Mantap
Baik
Sedang
Rusak Ringan
Rusak Berat
Mantap
Tidak Mantap
186,63
20,41
66,66
5,36
7,56
87,08
12,92
Sumber: Subdit Informasi dan Komunikasi, Direktorat Bina Program, Bina Marga, Kementrian PU
E3.
Jaringan Listrik
Perkembangan jumlah produksi listrik yang dibangkitkan di Provinsi Sumatera Selatan dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah produksi energi listrik tahun 2011 mencapai 11869,97Gwh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya 9145,02 Gwh. Gambar 25: Tenaga Listrik Yang Dibangkitkan Provinsi Sumatera Selatan Gwh
Produksi (Gwh)
%
Perkembangan (%)
14000,00
29,80
35,00
12000,00
30,00
10000,00
25,00
8000,00 11,71
6000,00 4000,00
20,00
14,84
15,00 10,00
6,53
2000,00
5,00
0,00
0,00 2008
2009
2010
2011
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN
15
F.
POTENSI SUMBERDAYA ALAM
F1.
Sumber Daya Lahan
Kondisi lahan tahun 2010 di Sumatera Selatan didominasi oleh lahan pertanian bukan sawah (kebun, ladang, lahan sementara dan lainnya) sebesar 4.947.750 Ha, sedangkan lahan sawah yang ditanami padi baik irigasi dan non irigasi sebesar 785.483 Ha dan lahan bukan pertanian sebesar 3.983.626Ha. Jika dilihat dari penggunaanya lahan sawah, lebak mendominasi tertinggi sebesar 301.107 Ha sedangkan sawah irigasi setengah teknis sebesar 18.389 Ha.Lahan pertanian bukan sawah terbesar oleh lahan perkebunan sebesar 2.469.766 Ha dan terkecil oleh lahan kolam/empang sebesar 19.451 Ha. Luas kawasan hutan dan perairan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Kawasan Konservasi Perairan tahun 2009 di Wilayah Sumatera Selatan tercatat sekitar 3.759.327 hektar atau 2,76 persen dari total nasional. Proporsi penggunaan kawasan hutan dan perairan terluas adalah hutan produksi1.826.993 hektar atau sekitar 48,60 persen dari total kawasan hutan di Sumatera Selatan, Hutan suaka alam dan pelestarian alam sekitar 662726 (17,63%), dan hutan lindung seluas 603.793 hektar (16,06 %). Gambar26: Proporsi Luas Kawasan Hutan di Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Kawasan Konservasi Perairan 2009 11,48
Perairan
17,63
Kws. Hutan Hutan Lindung (ha) 16,06
Hutan Produksi Terbatas (ha) Hutan Produksi (ha)
5,78
48,60
F2.
Hutan Produksi yang dapat dikonversi (ha) Taman Buru (ha)
Potensi Pertanian
Sektor pertanian memiliki peran penting dalam perkembangan perekonomian Sumatera Selatan.Sektor ini berada pada urutan ketiga setelah sektor industri pengolahan dan pertambangan.Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB tahun 2010 mencapai 16,85% dengan nominal nilai output sebesar 26,85 trilyun rupiah (ADHK). Cakupan Kegiatan pertanian yang ada diprovinsi Sumatera Selatan ini terdiri atas beberapa jenis kegiatan.Sehinga untuk dapat menampilkan data lebih rinci.sektor pertanian dikelompokan dalam beberapa sub sektor yaitu Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan dan Perikanan.Pada tahun 2010 rata-rata produksi padi (padi sawah dan padi ladang) perhektar diprovinsi Sumatera Selatan Mencapai 42,53 kuintal per ha, meningkat sebesar 41,87 kuintal per ha tahun 2009.Ditahun 2010 rata-rata produksi padi sawah mencapai 44,06 kuintal per ha,sedangkan rata-rata produksi padi ladang mencapai 29,21 kuintal per ha.Jika dibandingkan pada tahun 2009 sebesar 26,68 kuintal per ha,pada tahun 2010 meningkat.pada tahun 2010 padi ladang meningkat sebesar 29,05% atau mencapai 231.417 ton.Demikian juga pada tahun 2010 padi sawah meningakat mencapai 3.041.034 ton.Kenaikannya sebesar 3,23% dibanding tahun lalu.
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN
16
F3.
Potensi Perikanan dan Kelautan
Sumatera Selatan memiliki potensi perikanan yang cukup besar.Hal ini terlihat dari besarnya produksi perikanan.Kondisi alam dengan mengalirnya sungai besar seperti sungai musi serta daerah perairan laut yang cukup luas merupakan faktor penunjang kelangsungan produksi ikan.Disamping bergantung pada kondisi alam,produksi ikan juga diperoleh dari perkembangan budidaya perikanan.Produksi perikanan menunjukan peningkatan seperti selama kurun waktu 2009-2010.Jumlah produksi perikanan tahun 2009 sebesar 240.477,2 ton meningkat menjadi 306.214 ton ditahun 2010.
F4.
Potensi Sumberdaya Mineral
Sektor pertambangan di Kalimantan Selatan menyumbang sekitar 17,56 % dari Produk Domestik Bruto Propinsi Kalimantan Selatan. Batubara merupakan produk pertambangan andalan yang menarik bagi investor dan akan berkembang pada tahun-tahun mendatang seiring dengan baiknya harga batubara. Explorasi mineral bijih besi telah dilakukan di Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru dan Balangan dan akan mulai dieksploitasi saat kondisinya memungkinkan. Masih banyak jenis mineral lainnya seperti : intan, emas, marmer, lempung, serpentinit dll yang terbuka bagi eksploitasi. Produk turunan dari mineral tersebut akan memberikan nilai tambah ekonomi dibanding memasarkan langsung mineral tersebut.
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN