Suling Bali di Monumen Atomium Brussel, Belgia
1
Ciaaattt 15 Tahun, Menebar Seni Bali di Eropa Kiriman Made Agus Wardana, S.Sn., alumni PS. Seni Karawitan, STSI/ISI
Denpasar Disampaikan pada seminar dalam rangka diesnatalis dan wisuda tahun 2011 Kesenian Bali KESENIAN adalah bahasa universal yang memiliki kemampuan menembus suatu batasan-batasan nyata dari perbedaan golongan, ras, agama, etnik dan sebagainya. Seni sebagai media komunikasi dapat mempererat tali persahabatan di antara perbedaanperbedaan tersebut. Makna universal yang terkandung dalam kesenian ini, menggugah perasaan hati seniman untuk berkreasi menebar pesona kesenian dimanapun berada. Salah satu primadona kesenian Indonesia yang menjadi ujung tombak pencitraan positif tentang Indonesia di Eropa adalah gamelan dan tari Bali.
Gamelan Bali di Karnaval Stavelot, Belgia
Gamelan dan tari Bali yang dikenal sangat dinamis, fleksibel dan adaptif diyakini secara arti luas memiliki daya tarik tersendiri dalam upaya memperkenalkan kebudayaan Indonesia di luar negeri. Daya tarik tersebut meliputi ekspresi kebyar gerak tari yang lincah, luwes, agresif dan dinamisnya suara gamelan serta kekhasan ekspresi mata ‘seledet’ yang selalu mengundang apresiasi positif penonton. Gamelan Bali Di Belgia
2
Sejak dihibahkannya Gamelan Gong Kebyar oleh Pemda Bali kepada KBRI Brussel, yang dilanjutkan dengan pengiriman tenaga pengajar Sdr. I Made Agus Wardana (Alumni ISI Denpasar), bulan Pebruari 1996 menjadi langkah awal penyebaran seni Bali di Belgia. Belgia sebagai jantung Uni Eropa sangat strategis dijadikan sebagai sentra kebudayaaan Bali, Indonesia untuk wilayah Eropa. Pada awalnya menebar seni gamelan dan tari Bali, bukan sesuatu yang mudah. Berbagai cara dilakukan untuk menarik minat masyarakat Belgia agar mencintai budaya Bali. Walaupun demikian, dengan pendekatan ke berbagai pihak serta menguatnya semangat jengah, akhirnya terbentuk berbagai ragam organisasi gamelan dan tarian. Adapun beberapa grup kesenian tersebut antara lain : Saling Asah, Kembang Nusantara, Sekolah Musik Konservatorium, Muzieklabyrint, Arjuna, PPI (Pelajar Indonesia), Iswara, Anak-Anak Indonesia, dan Dharma Wanita KBRI.
Sekehe Gong Saling Asah, Belgia
3
Murid sekolah belajar tarian Bali di Belgia
Grup tersebut terdiri dari masyarakat Belgia dan masyarakat Indonesia. Bagi mereka, menebar seni Gamelan dan tari Bali adalah sebuah kebanggaan, karena disamping kepiawaian memainkan gamelan dan menari, mereka secara langsung memperkenalkan budaya Indonesia kepada dunia internasional. Maka dari itu, serangkaian kegiatan seni budaya diagendakan secara rutin dan teratur. Partisipasi dalam aneka festival, pameran budaya, karnaval, konser, program televisi dan radio, workshop budaya di sekolah-sekolah dilakukan secara berkelanjutan. Menebar Seni Melalui Media Massa Media massa baik itu cetak ataupun elektronik mempunyai peranan dan kekuatan yang sangat besar dalam kaitannya dengan usaha mencapai keberhasilan menebar seni Bali di Eropa. Media cetak seperti koran, majalah, brosur, buletin dan media televisi dan radio dijadikan mitra khusus bahwa menebarkan seni itu memerlukan media untuk mempublikasikan semua informasi seni tsb. Disamping itu pemanfaatan situs youtube.com sebagai situs web video sharing terbesar di dunia, dimana segala video seni dapat diupload secara gratis dan di sharing kepada pengguna internet di seluruh dunia. Sebanyak 120 video seni Bali telah diupload di youtube.com, dengan jumlah pengunjung/views diatas 266,520 (sumber : data youtube.com ). Begitupula dengan situs jejaring sosial facebook dan twitter yang begitu dahsyat digemari, akan sangat berguna jika bisa dimanfaatkan sebagai media promosi secara baik. Adapun links yang digunakan sebagai media promosi tersebut adalah : www.youtube.com/agusbelgique, www.salingasah.be, facebook : Made Agus Wardana dan twitter Made Agus Wardana.
Wawancara di stasiun LibertyTV, Belgia
Dalam jaman yang serba praktis ini, para seniman dituntut untuk mampu bersaing dan memanfaatkan tekhnologi informasi. Seniman tidak saja mampu berkreasi dan berinovasi didalam seni, tetapi mampu menguasai dan memanfaatkan 4
kecanggihan masa kini dalam upaya mengembangkan dan menebarkan seni Bali kepada dunia internasional. Kolaborasi Seni Sebagai upaya untuk mengembangkan kreatifitas seni gamelan dan tarian, cara mudah untuk mendekatkan diri dengan seniman di Eropa adalah dengan cara berkolaborasi. Kolaborasi yang berarti perpaduan dua/lebih kesenian yang berbeda latar belakang, dapat disatukan ke dalam sebuah bingkai harmonisasi. Dalam seni musik misalnya, gamelan yang terdiri dari gangsa, suling, kendang, cengceng dll, dapat menjadi penghubung melodi, aksentuasi, dinamika dari setiap perpaduan musik. Diantara alat musik yang paling menarik digunakan untuk berkolaborasi adalah Suling. Suling dapat dimainkan dalam berbagai nada, baik itu pentatonis maupun diatonis. Adanya tekhnik ngunyal angkihan dengan suara gregel yang unik ternyata mendapat sambutan luar biasa dalam setiap pertunjukan.
Kolaborasi Suling dengan alat musik Cello
Kolaborasi seni musik atau tari yang dilakukan selama ini, mengindikasikan bahwa kesenian Bali dengan segala keunikannya dapat memberikan pengaruh besar dalam proses penciptaan karya seni yang baru. Untuk itulah apapun bentuk kolaborasi itu, bentuk musik ataupun tarian, tradisi atau kontemporer semakin sering dilakukan, semakin besar pula pengaruh seni yang disebarkan. Pada akhirnnya kesenian Bali itu dijadikan sumber inspirasi oleh seniman-seniman di Eropa didalam proses penciptaan sebuah karya seni.
5
Banjar Shanti Dharma, Belgia-Luksemburg Kegiatan menebar seni Bali di Eropa ini, tidak terlepas dari dukungan perkumpulan komunitas nyame Bali yaitu Banjar Shanti Dharma. Banjar ini berjumlah 50 orang anggota. Mereka secara aktif melakukan kegiatan keagamaan dan belajar berkesenian seperti mekidung, menabuh dan menari. Kegiatan tersebut merupakan bagian penting penunjang ritual keagamaan. Apalagi dengan diplaspasnya sebuah Pura yang berdiri megah di tengah sebuah taman wisata burung Parc Paradisio/Pairi Daiza, Belgia yaitu Pura Agung Santi Bhuwana. Tepatnya Senin Umanis Medangkungan tanggal 18 Mei 2009, berlangsung upacara suci pemelaspasan yang dipuput oleh Ida Pedanda Putra Telabah dan Ida Pedanda Panji Sogata. Pemelaspasan itu juga dihadiri oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI, Jero Wacik didampingi Duta Besar RI Nadjib Riphat Kesoema, Menteri Ekonomi wilayah Walonia, Belgia dan Eric Domb, CEO Parc Paradisio/Pairi Daiza. Keberadaan Pura ini menguatkan hati masyarakat Bali di Belgia akan pentingnya menjaga identitas diri. Mengajegkan budaya Bali dan tidak melupakan tanah leluhur Bali. Banjar Shanti Dharma adalah tempat berkumpulnya Komunitas Bali untuk mendukung kegiatan menebar seni Bali di Belgia khususnya dan Eropa pada umumnya.
Pura Agung Santi Bhuwana, Belgia
6
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Bapak Jero Wacik bersama Made Agus Wardana, Kelian Br. Santi Dharma, Belgia
Festival Ogoh Ogoh terbesar di Luar Indonesia. Sorak sorai pengusung ogoh ogoh, alunan lembut kidung warga sari, hentakan keras gamelan bleganjur luar biasa mengugah perhatian ratusan pengunjung yang berkerumun memadati Taman Indonesia seluas 6 hektar di Taman Wisata Parc Pairi Daiza Brugellette Belgia pada hari Sabtu tgl 11 Juni 2011. Sebuah promosi seni budaya Indonesia dengan bertema Festival Ogoh Ogoh berlangsung semarak dan meriah. Ditengah suasana dingin berawan, rintik-tintik hujan, tidak menyurutkan semangat peserta festival melakukan parade mengelilingi hamparan sawah berundag undag tanpa merasa letih sedikitpun. Mereka berbaur larut dalam kegembiraan bahwa festival Ogoh-Ogoh yang baru pertama kalinya dilakukan di Eropa merupakan ogoh ogoh terbesar dan termegah di luar Indonesia. Festival Ogoh-Ogoh ini diselenggarakan oleh Kedutaan Besar RI Brussel bekerjasama dengan Parc Pairi Daiza dan Banjar Shanti Dharma Belgia (Perkumpulan Masyarakat Hindu Bali - Indonesia). Festival ini merupakan rangkaian promosi budaya Indonesia sekaligus menyambut perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-66. Tiga Ogoh-Ogoh yang langsung didatangkan dari Bali ini antara lain : Raksasa/Detya Niwatakawaca dengan tinggi 4 meter, Arjuna Menunggang Kuda (3,5 meter) dan Dewi Saraswati (3,5 meter) yang dibuat oleh I Wayan Candra dari Sanggar Seni GASES, Sesetan Denpasar-Bali.
7
Hadir dalam festival tersebut adalah Bapak Arif Havas Oegroseno Duta Besar RI untuk Kerajaan Belgia dan Keharyapatihan Luxembourg dan Uni Eropa beserta Staf KBRI Brussel, CEO Parc Pairi Daiza Mr. Eric Domb/Pemilik Parc Pairi Daiza, Masyarakat Hindu Bali se-Eropa, Masyarakat Indonesia, friends of Indonesia, Pecinta Indonesia, Pelajar Indonesia serta Pengunjung dari masyarakat Belgia dan sekitarnya. Walaupun tidak seramai bila diselenggarakan di tempat asalnya, Bali, akan tetapi adanya Festival ini mengobati kerinduan tersendiri bagi masyarakat Indonesia yang tinggal di Eropa. Paling tidak juga sebagai tempat silaturahmi, karena bertemu dengan sesama masyarakat Bali-Indonesia yang tidak dapat ditemui setiap saat karena kesibukan masing-masing. Acara ini dimulai pada pukul 10.00 dengan doa bersama di Pura Agung Shanti Bhuwana yang dihadiri oleh ratusan umat hindu Bali yang berdomisili di Belgia, Luxembourg, Jerman, Perancis, Swiss dan Belanda. Pada pukul 14.00 ditampilkan kesenian Bali seperti Genjek, tari Baris, tari Pendet serta penampilan perdana penabuh dan penari cilik binaan KBRI brussel. Sedangkan Parade festival Ogoh-Ogoh dimulai pada pukul 14.00, diawali dengan barisan penari cilik, penabuh cilik, busana adat bali, gebogan, tedung, layangan, ogoh-ogoh dan terakhir diiringi gamelan bleganjur oleh Penabuh grup Saling Asah Belgia.
8
Dokumentasi Janger Pegok 1937 Berawal dari rasa penasaran, mendengar nasehat seniman Janger Pegok, I Wayan Randug bersama istrinya Ni Wayan Kondri yang mengatakan ”pidan janger pegok metaksu, misi kerahuan lan pepes keupah teken Tuan Mayeur/Mayor ”. (Tuan Mayeur/Le Mayeur seorang pelukis Belgia yang menikah dengan Ni Polok/Penari Kedaton). Nasehat tersebut menggugah niat kami untuk mencari dokumentasi Janger Pegok melalui internet, buku-buku seni dsbnya. Pada tahun 2010 seorang warga Jerman posting video kesenian Bali kuno di Facebook. Betapa terkejutnya kami, bahwa Janger Pegok terlihat di video tersebut. Dengan penuh kehati-hatian kami mengamati setiap wajah, gerak tari, kostum dan tempat dimana video itu direkam. Menurut dokumentasi ini, Pelukis asal Basel-Swiss, Theo Meier melihat tari Sanghyang Janger yang mengalami unsur kerauhan/trance hanya terdapat di Pegok. Ceritanya bersumber dari Calonarang, dimana penari Janger menggantikan peran sisya. Janger ini merupakan pertunjukan sakral, dalam perkembangannya berfungsi sebagai hiburan untuk pernikahan, odalan, pemelaspasan serta untuk tontonan para wisatawan.
9
Calonarang Drama und Janger-Tanz in Pegog Distributor (IWF, institut wissen und Medien, Gottingen ) Produser : Emst Schlager (Basel, Swiss ), Dipublikasi tahun 1983 Produksi tahun 1937-1945 Pada tanggal 9 Juli 2011 Video Janger Pegok yang berdurasi 10 menit tersebut dipertontonkan di Banjar Pegok Sesetan. Ratusan masyarakat Pegok yang terdiri dari Sesepuh Janger, Prajuru Banjar, Tokoh Seni, Sekehe Teruna Teruni hadir berdesakan dengan penuh antusias.
10
Kesimpulan 15 tahun adalah waktu yang sangat panjang dan lama. Menebar seni selama periode itu memberi kontribusi positif terhadap perkembangan kebudayaan Bali, Indonesia di Eropa. Perbedaan kultur masyarakat Eropa dengan budaya Indonesia tidaklah menjadi persoalan penting, malahan menjadi cambuk untuk saling menghargai satu sama lain. Perbedaan itu melahirkan kolaborasi seni. Seniman Bali dan seniman Eropa berpadu dalam ritme, dalam gerak dan membangun bingkai harmonisasi. Bingkai ini dipoles dengan unsur-unsur indah dengan gaya kreatif, adaptif dan inovatif. Sementara itu, pemanfaatan kecanggihan masa kini seperti penggunaan website, video sharing youtube, jejaring sosial facebook dan twitter adalah sangat diperlukan. Hasil dari karya seni itu bisa dengan mudah diakses oleh pengguna internet diseluruh dunia. Disamping itu berbagai kesenian bali kuno dapat dengan mudah untuk diketahui, diamati, dibandingkan, dipelajari kembali sebagai sebuah dokumentasi berharga seperti dokumentasi Janger Pegok yang dapat dilihat oleh generasi muda kini. Kesenian Bali sebagai bagian dari kebudayaan Indonesia merupakan salah satu dari ribuan wajah unik Indonesia. Keunikan ini menjadi sumber inspirasi untuk memotivasi masyarakat Bali, Indonesia agar tetap mengajegkan budaya Bali, mengembangkannya, menjaga keasliannya, melestarikan keunikannya dan tentunya menebarkannya kepada seluruh lapisan masyarakat di Eropa.
Sekian
Made ’Agus’ Wardana, S.Sn Email :
[email protected] Facebook : made agus wardana Twitter : made agus wardana www.salingasah.be phone +32 476 52 92 17 KBRI Brussel Staf Pensosbud/Diplomasi Publik Boulevard de la woluwe, 38 1200 Brussels Belgium Phone +32 2 779 09 15 www.embassyofindonesia.eu
11