Voice of indonesia
World Service
SUARA INDONESIA
Informing - Connecting - Dignifying www.voi.co.id
Tahun I - No. 3/2011
Kiprah RRI World Service Voice of Indonesia di KTT ASEAN ke-19 dan SEA Games The Roles Of RRI World Service Voice Of Indonesia In The 19th ASEAN Summit And The 26th SEA GAMES RRI World Service Menjadi Host Broadcaster Radio KTT ke19 ASEAN RRI World Service, Voice Of Indonesia, sepanjang 2011, tak pernah lepas dari kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN. November lalu, dalam penyelenggaraan KTT ke-19 ASEAN , untuk keempat kalinya, RRI World Service, LPP Radio Republik Indonesia dipercaya oleh pemerintah RI untuk menjadi Radio Host Broadcast untuk siaran Radio
Foto : Antara
Susilo Bambang Yudhoyono dan sembilan pemimpin ASEAN dalam sesi foto bersama, pada pembukaan KTT ke-19 ASEAN, di BNDCC, Bali, (17/11) Susilo Bambang Yudhoyono and nine ASEAN leaders in a photo session in the opening of the 19th ASEAN Summit at BNDCC, Bali (17/11)
RRI World Service becomes the Radio Host Broadcaster of the 19th ASEAN Summit
RRI World Service pertama kali dipercaya menjadi Host Broadcast pada saat KTT ASEAN ke-18 yang berlangsung bulan Mei 2011 di Jakarta. Kerja keras angkasawan RRI World service, mendapat apresiasi, sehingga pada Konferensi Tingkat Menteri Luar Negeri ke 44 ASEAN di Bali bulan Juli, dan Konferensi Tingkat Menteri Perdagangan ASEAN, di Manado Agustus silam, RRI World Service kembali didaulat untuk menjadi host broadcast. Tim RRI, yang terdiri atas Daulat Pane, Viqran Sink Khan, Muhammad Suhartono, Maulana Isnarto, Rini Hairani dan Dian Hapsari , setiap
RRI World Service, Voice Of Indonesia, throughout 2011, was never separated from the activities of the ASEAN Summit. Last November, in the 19th ASEAN Summit, RRI World Service Voice of Indonesia for the fourth time, has been trusted by the government of Indonesia to be a Radio Host for Radio Broadcast. RRI World Service was first trusted to be the Host Broadcast during the 18th ASEAN Summit that took place in May 2011 in Jakarta. The hard work of the RRI World service staff was appreciated, so that at the 44th ASEAN Foreign Ministers Conference in Bali in July, and the ASEAN Trade Ministerial Conference, in Manado last August, RRI World Service
Go to page 13
Tim Liputan RRI KTT ke-19 ASEAN RRI Team at the 19th ASEAN Summit
Foto : Suhartono -VOI
Bersambung ke hal 13 VOI News Letter Tahun I No. 3/2011
1
Editorial Notes - Catatan Redaksi
Dear Reader
Pembaca yang budiman.
Informing, Connecting, Dignifying for us they are not just slogan, but something that must be realized. Through our 8 language program broadcast , we strive to inform, connect, and humanize. Approaching the end of 2011, we not only did that on air through our broadcast, but off air as well. A combination of both, to be precise . Wonderful Indonesia quiz is a concrete proof. We first broadcast it on air and followed by a live-streaming on our website. Of over one hundred answers coming in, two winners came out. They are Swopan Cakroborty from Calcutta, India, and Igor Sannikov from Kirov, Russia. As the prize they were not only invited to visit Jakarta but also on a trip to Lombok. The quiz, supported by the Ministry of Tourism and Creative Economic Kreativ, becomes the main topic in this edition of Newsletter. Another topic that we consider important and interesting is the activities of RRI World Service, Voice of Indonesia reporters in covering the ASEAN summit and other high-level meetings in Denpasar held in conjunction with the SEA GAMES XVI in Palembang and Jakarta. To meet our credo and mission, at the end of this year, we have also produced 10 radio features on arts and culture. The 10 packages will not only broadcast in English but also in German, French, Spanish, Arabic, Mandarin, and Japanese. Two articles in this issue namely, the traditional Wedding ceremony in Probolinggo, and the Chinese Community in Kampung Gedong, will be the highlight of our package. For those who can not directly monitor our program can listen to Indonesian Wonder and Features section on our website. If you want to listen to the program anytime, the package features can be downloaded. Hopefully what we produced and broadcast during the year 2011 have been pleasing to you. Do not forget we are always waiting for your input and criticism in order to improve our service. Last but not least, we from RRI World Service, Voice of Indonesia wish you all Happy New Year 2012.
Informing, Connecting, Diginifying – bagi kami bukan semata - mata slogan, tetapi harus dapat diwujudkan. Melalui program siaran 8 bahasa, kami berusaha memberi informasi, menghubung-rekatkan, serta memanusiakan. Akhir tahun 2011, ini kami tidak sekedar mewujudkannya dalam siaran di udara, melainkan juga melalui kegiatan off air. Tepatnya memadukannya. Kuis Wonderful Indonesia adalah bentuk konkritnya. Pertama kami menyiarkannya di udara serta membunyikan serta menuliskannya di website kami. Kedua mendatangkan pemenangnya. Dari lebih seratus penebak kuis, beruntunglah Swopan Cakroborty dari Kalkuta India, dan Igor Sannikov dari Kirov Rusia. Mereka tidak hanya di Jakarta melainkan juga berwisata ke Lombok. Kegiatan penyelenggaraan kuis serta mendatangkan kedua pemenangnya yang merupakan kerjasama Voice of Indonesia dengan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreativ itu, menjadi sajian utama edisi News Letter ini. Sajian lainnya yang kami anggap penting dan menarik adalah kiprah angkasawan RRI World Service –Voice of Indonesia dalam meliput serta menyiarkan KTT ASEAN dan pertemuan tingkat tinggi lainnya di Denpasar yang dilaksanakan bersamaan dengan SEA GAMES XVI di Palembang dan Jakarta. Untuk memenuhi kredo dan misinya, di penghujung tahun ini, kami juga berusaha memproduksi 10 features mengenai seni dan budaya. Ke 10 paket ini akan kami siarkan tidak hanya dalam edisi bahasa Inggeris tetapi juga dalam bahasa Jerman, Perancis, Spanyol, Arab, Mandarin, dan Jepang. Dua tulisan dalam edisi ini masing masing mengenai Ritual Adat Perkawinan Probolinggo, dan Kehidupan Masyarakat Tionghoa Kampung Gedong, merupakan highlight dari paket yang akan kami siarkan. Bagi yang tidak sempat memantau secara langsung dapat mendengarkan pada rubrik Indonesia Wonder dan Features pada website kami. Bahkan bagi yang ingin menyimpan agar dapat mendengar ulang kapan saja, paket features itu dapat diunduh. Mudah mudahan apa yang kami produksi dan siarkan selama tahun 2011 ini berkenan di hati anda, Tidak lupa kami senantiasa menunggu masukan dan kritik anda guna peningkatan layanan kami. Tidak lupa kami segenap kerabat kerja RRI World Service Voice Of Indonesia mengucapkan Selamat Tahun Baru 2012. Salam VOI M. Kabul Budiono
Regards M Kabul Budionio
Daftar Isi /Table of contents Voice of indonesia
World Service
SUARA INDONESIA
Informing - Connecting - Dignifying
Tahun I - No. 3/2011
www.voi.co.id
Q Kiprah RRI World Service Voice Of Indonesia di KTT ASEAN ke-19 dan SEA GAMES ke-26 The Roles Of RRI World Service Voice Of Indonesia In The 19th ASEAN SUMMIT and The 26th SEA GAMES..................................................................................................... 1 Q Profil/Profile : Drs. Zulhaqqi Hafidz, Ketua Dewan Pengawas LPP RRI
Penanggung jawab : M. Kabul Budiono Pemimpin Redaksi : Ani Hasanah Mubarok Dewan Redaksi : Erna Geni Ria, Sulistyono, Iriani Widyastuti, Rasman, Budi Nugroho, Risal Rachim, Lina Rossini, Nouvarah Adhiba, Asep Mahendra, Ahmad Herman, Yohannes, Achmadi Redaktur Pelaksana : Borgias Jaman Koordinator Liputan : Viqran Shink Khan Fotograper : Aditya Prabowo Desain Grafis : Supriyatno, Adore Parento, Indra Zakaria Promosi : Nismah, Rita Asmara Sekretaris Redaksi : Asmawati Penulis Naskah : Wahyudi, Sepsha Dewi, Rigel Bogar, Ahmad Faisal, M. Khadafi Penerjemah : Daulat Pane, Ana Trijaya, Setiorini, Rachmawati, Sirkulasi : Jamilah, Akib Tata usaha : Sapto Wardoyo, Sugiarto, Sujoko, Alamat redaksi : Jl. Medan Merdeka Barat 4-5. Lantai 4. Email :
[email protected]
Q Kehidupan Masyarakat Tionghoa Kampung Gedong The Chinese Community In Kampung Gedong............................................................ 5 Q VOI - Jembatan Budaya Antar Bangsa VOI - Nations Cultural Bridges.................................................................................................. 7 Q Ritual Adat Perkawinan Probolinggo Wedding Customary Ritual In Probolinggo......................................................................................9 Q Tamu Kita/Our guset : Djauhari Oratmangun................................................................ 12
2
VOI News Letter Tahun I No. 3/2011
Profil - Profile
ZULHAQQI HAFIDZ “ ….. yang jelas saya berusaha bekerja dengan jujur dan ikhlas. Jujur itu kan manusiawi. kata Tuhan, Nabi iman nya juga kadang – kadang naik, kadang – kadang turun, tapi prinsip saya harus bekerja dengan jujur. Kemudian ikhlas, kalau melakukan sesuatu tidak dengan pamrih apa- apa untuk kepentingan kita. Kalau ternyata hasil pekerjaan kita memberikan manfaat kepada kita, Alhamdulillah. Jika niat saya kerjakan dengan jujur dan ikhlas, insya Allah itu bisa membuat kita bertahan’’
Z
ulhaqqi Hafidz mengawali karirnya di RRI Tanjung Karang sebagai tenaga honorer, penulis naskah pada program siaran karena ketika itu RRI Tanjung Karang membutuhkan tenaga - tenaga bidang profesi , penyiar ,penulis naskah , operator teknisi studio dan sebagainya. “ Saya mengikuti seleksi untuk penulis naskah, alhamdulillah dari sekian puluh orang itu didapatlah 5 orang, termasuk saya. Saya diangkat sebagai penulis naskah tenaga honorer ditempatkan di siaran pedesaan. Siaran pedesaan ketika itu merupakan salah satu ikon yang diperhitungkan di RRI. “ “ Saya sangat terharu ketika di siaran pedesaan itu berkunjung ke daerah Lampung, seperti Bupati berkunjung ke desa. Ketika itu memang apresiasi masyarakat begitu tinggi, mereka percaya kepada RRI karena diyakini RRI bisa meningkatkan pengetahuan mereka , ketrampilan mereka, artinya bermanfaatlah. ’’ Tidak membutuhkan waktu lama bagi pria kelahiran Lampung Selatan,24 Agustus 1950 untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil RRI. 5 bulan setelah menjadi tenaga honorer, ia resmi diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil RRI pada bulan Maret 1975 dengan SK pengangkatan Menteri Penerangan. Sejak 1977 Zulhaqqi mengikuti Pindidikan dan Latihan siaran pedesaan selama 9 minggu di Kuala Lumpur, Malaysia. Selesai melaksanakan Diklat, ia diusulkan menjadi Ketua Team Siaran Pedesaan RRI Tanjung Karang. Karirnya terus meningkat. Pada tahun 1981 sepulangnya dari mengikuti sekolah pimpinan tingkat lanjutan ia menerima SK menteri penerangan menjadi Kasubsi Reportase. Ia berada di posisi ini cukup lama dari tahun 1981 sampai dengan 1989. Ayah lima orang anak ini sebenarnya sudah memiliki kesempatan promosi jabatan baru, namun karena harus mengisi jabatan di luar daerah, Ia tidak bersedia .Ia masih muda dan juga sibuk di berbagai organisasi kemasyarakatan seperti aktif di Komite Nasional Pemuda Indonesia ( KNPI ), Persatuan Wartawan Indonesia ( PWI ), Perguruan Tinggi dan Pengelola Sekolah. Pada 1989 , Zulhaqqi menjadi Kasubsi Periklanan Jasa dan Hak Cipta. Ia bertugas meningkatkan pendapatan RRI melalui Iklan.
Foto : Elfizar/RRI
“…. obviously I have tried to work honestly and sincerely. To be honest is humane, God said. The Prophet’s faith also went up and down sometimes, but in principle I have to work with honest. Sincere also. We have to work not always due to our benefits. If the works give benefits to us, Alhamdullilah. Working honestly and sincerely makes us survive, with God’s help”
Ketua Dewan Pengawas LPP RRI/ Chief of Supervisory Board of Radio Republik Indonesia
Z
ulhaqqi Hafidz began his career in RRI Tanjung Karang station as a freelance scriptwriter. “At that time RRI Tanjung Karang needed presenters, scriptwriters, technicians for studios etc. I followed selection for scriptwriter. Alhamdullilah I was one of 5 chosen scriptwriters. I worked as a freelance scriptwriter for the rural program. At that time rural program was one of the icons of RRI programs.” “I was touched when we from the rural program visited Lampung. They treated us like the visiting regent. People appreciated very much. They believed that RRI could improve they knowledge, skills, so beneficial.” 5 months later the man, who was born in South Lampung, August 24 1950, became a full civil servant of RRI in March 1975 based on the decree of Minister of Information. Since 1977 Zulhaqqi attended a 9-month training on rural program in Kuala Lumpur, Malaysia. After that he became a team leader of rural program of RRI tanjung Karang. His career raised. In 1981 after a leadership training he became head of Reportage until 1989. The father of 5 children was actually promoted to a higher position. He turned it down because he didn’t want to leave town. He was so young and active in several organizations like the National Committee of Indonesian Youth (KNPI), the Association of Indonesian Journalists (PWI), College and School manager. In 1989 Zulhaqqi became the head of advertisement and service subsection. His job was to raise the income of RRI from commercial
VOI News Letter Tahun I No. 3/2011
3
breaks. Zulhaqqi’s career keeps rising. “In 1992 I was promoted as the head of program section until 1998. In 1998 I was the head of program planning division in RRI Medan for about 6 month. In the end of 1999 I was head of program division. In January 25, 2010 I was appointed head of RRI Tanjung Pinang.”
Zulhaqqi was promoted to be the head of RRI Bandung in July 2001. Afterward he moved to the internal supervisory unit (SPI) in Jakarta in 2004 until the end of 2006. For 1 year he led the training center in 2007. In 2008 he was installed to lead the news center. He led RRI Jakarta in 2009 and 2010. In September 2010 he was retired.
Perjalanan karir Zulhaqqi kian meningkat ,” Tahun 92 saya diangkat menjadi Kepala Seksi Siaran dan itu saya jalani sampai 98. Tahun 98 menjadi Kepala Bidang Perencanaan Siaran di RRI Medan kurang lebih 6 bulan. Pada 99 akhir, saya kepala Bidang Penyelenggara siaran. Tanggal 25 Januari 2010 saya dilantik sebagai Kepala RRI Tanjung Pinang.” Zulhaqqi dipromosikan menjadi Kepala RRI Bandung pada bulan Juli 2001. Setelah itu ia pindah ke Satuan Pengawasan Interen ( SPI ) Jakarta pada 2004 hingga 2006 akhir. Ia pun kian dipercaya dan ditugaskan memimpin Puslitbang Diklat pada 2007 lebih dari 1 tahun lamanya. Lalu ia pun diamanahkan menjadi Kepala Pusat Pemberitaan pada 2008 sekitar 1 tahun lebih sedikit. Ia kembali dipercaya menduduki jabatan baru sebagai Kepala RRI Jakarta sejak 2009 sampai 2010 dan pensiun di RRI Jakarta pada 1 September 2010.
Before he retired, Zulhaqqi followed a fit and proper test to be a member of RRI Supervisory Board. This is a beautiful moment as Zulhaqqi can continue his service to the country with his ideas for the development of RRI in the future. Based on the Presidential decree in august 15 2010 Zulhaqqi was appointed chief of RRI Supervisory Board until now.
Sebelum masa akhir pensiunnya, Zulhaqqi mengikuti tes penerimaan untuk menjadi Dewan Pengawas LPP RRI. Tentunya menjadi hal terindah dimana Zulhaqqi kembali dapat melanjutkan baktinya pada negara melalui curahan – curahan pemikirannya yang membangun bagi kemajuan RRI kedepannya . Hal itu ditandai dengan diangkatnya Zulhaqqi menjadi Ketua Dewan Pengawas LPP RRI berdasarkan SK Presiden tanggal 15 Agustus 2010 sampai sekarang ini.
The former head of news center Pro 3 RRI said, “I was a fan of RRI since my childhood. That time there was no other radio. There was only RRI. We could only listen to Malaysian or Singapore radios except RRI. During in college in 1967 there was a private radio named Radio Generasi Muda. But still I listened to RRI due to its interesting programs. I used to listen to the radio drama in Javanese language, very interesting.”
Mantan Kepala Pusat Pemberitaan Pro 3 RRI bertutur , “ Saya memang penggemar RRI sejak kecil, ya mungkin pada masa kecil saya pilihan radio untuk nasional itu cuma RRI, belum ada radio swasta. Paling – paling kalau kita dengar radio di luar RRI ada Radio Malaysia, Singapur. Ketika kuliah, tahun 67 sudah ada radio swasta di Jogya, seperti radio Generasi Muda , tapi tetap selalu dengar RRI, karena ada acara- acara RRI yang sangat menarik yang selalu disiarkan. Dulu saya selalu ikuti sandiwara radio, berbahasa Jawa, sangat menarik.”
Since he was a civil servant in RRI he kept learning about everything. He visited radio stations in Sweden, Malaysia, Japan and East Timor to make comparative studies for developing RRI.
Menurut Zulhaqqi hal yang memang sudah menjadi kekuatan hatinya sebenarnya sudah terpatri sikap keinginan belajar tanpa henti. ketika masih menjadi PNS RRI , ia berkunjung ke bebrapa radio di berbagai negara, seperti Swedia, Malaysia, Jepang, Timor Leste untuk dapat membuat perbandingan dalam membangun RRI ke depannya.
Zulhaqqi, the chief of RRI Supervisory Board explained, “theSupervisory Board is one of the RRI organs based on Law of broadcasting No. 32/2002 and the Government regulation No. 11. Its duty is formulating policies of broadcasting, institution development and appointing and supervising the directors. The directors execute the policies of the Supervisory Board. The Board supervises the implementations of the policies. As a public broadcasting institution we have to broadcast independently and neutrally. That is our principle”. /Ahmad Faisal./Setiorini
4
VOI News Letter Tahun I No. 3/2011
Zulhaqqi yang kini Ketua Dewan Pengawas LPP RRI menerangkan , “ Dewan Pengawas ini adalah salah satu organ di dalam LPP RRI yang diamanatkan oleh Undang – Undang no .32 tahun 2002 tentang penyiaran dan juga detail di dalam PP no 11 dengan tugas - tugas yang jelas bagaimana dewan pengawas diberi tugas terkait dengan perumusan berbagai kebijakan . Disamping menyusun kebijakan umum , kebijakan peyiaran, pengembangan kelembagaan,ada tugas lain yaitu mengangkat Direksi dan melaksanakan kebijakan pengawasan. Jadi kebijakan yang ditetapkan oleh Dewan Pengawas eksekusinya oleh direksi. Tugas Dewas mengawasi pelaksanaan kebijakan ini. Yang penting sebagai penyiaran publik yaitu pengawasan independensi dan netralitas siaran . Itu memang prinsip.’’/ Ahmad Faisal/Setiorini
Cross Culture - Lintas Budaya
Kehidupan Masyarakat Tionghoa Kampung Gedong The Chinese Community In Kampung Gedong
B
erada di Negeri “ Serumpun, Sebalai ” sejenak membuat kami terpesona dengan keindahan alam Nusantara. Ya, eksotisme Pulau Bangka yang menjadi tempat tujuan perjalanan kami penuh dengan eksotika dan panorama alam, berdampingan dengan galiangalian timah yang saling berpadu. Tim kami yang terdiri dari tiga orang Jurnalis RRI World Service – Voice of Indonesia ( Suprapto, Sapto Wardoyo, Muhamad Khadafi - Red ) berkesempatan mendokumentasikan pesona wisata dan kearifan lokal masyarakat Tionghoa di Propinsi Bangka Belitung ini satu diantaranya Desa Wisata Kampung Gedong : Dari berbagai macam etnis masyarakat di Bangka Belitung. Salah satu etnis yang banyak terdapat di Babel adalah etnis Tionghoa. Menurut catatan Belanda, perpindahan orang China ini berlangsung sejak awal abad ke-18 atau sekitar tahun 1710 Masehi hingga abad ke-20. Komunitas Tionghoa terbesar di Bangka belitung berasal dari suku Ke Jia (sering disebut orang Khe) dari propinsi Guang Dong, Tiongkok. Arus pertama migrasi dengan sistem bedol desa ini, tidak disertai kaum wanita, sehingga terjadilah perkawinan campuran antara buruh migran dengan wanita setempat (melayu) ataupun perempuan Jawa dan Bali. Seiring perjalanan waktu, di Pulau Bangka yang berada di bawah Kesultanan Palembang ditemukan timah, dan tenaga kerja yang dianggap berpengalaman adalah orang Tionghoa suku Kejia yang memang terkenal memiliki keahlian di bidang pertambangan timah. Salah satu perintis yang diberi kepercayaan adalah Lim Tau Kian, seorang Tionghoa Muslim asal Guang Zhou (Canton), seorang sahabat Sultan Johor. Lim Tau Kian yang memiliki nama Melayu Ce Wan Abdulhayat bermukim di Kota Mentok. Dia memiliki anak cucu yang memakai gelar dari Kesultanan Johor, yakni Abang untuk lelaki dan Daniang untuk perempuan. Permukimannya sendiri mula-mula berada di sekitar Panji dekat Teluk
Foto : Sapto - VOI
Tim Liputan RRI World Service VOI sedang mewawancarai A Kiong, pengusaha kerupuk kemplang RRI World Service team is interviewing A Kiong, a kemplang cracker businessman
Foto : Sapto -VOI
B
eing on the land of “Serumpun Sebalai” has made us fascinated by the natural beauty of the archipelago. Yes, the exotic island of Bangka which was the destination of our trip is full of exotic and natural scenery, side by side with tin pits. Our team is comprised of three RRI World Service - Voice of Indonesia Journalists (Suprapto, Sapto Wardoyo , Muhammad Gaddafi -) We had the opportunity to document the charm of local wisdom and attraction of the Chinese community in Bangka Belitung Province in Kampung Gedong Tourism village. Of the wide range of ethnic communities in Bangka Belitung the Chinese are one of the biggest ones. According to the Dutch colonial records, the migration of Chinese to the area started from the beginning of the 18th century or around the year 1710 AD until the 20th century. The largest Chinese community in Bangka Belitung is from the tribe of Ke Jia (often called the Khe) from Guang Dong province, China. The first flow of migration was not accompanied by women, so there were intermarriages between Chinese migrant workers with local women (Malay, Javanese and Balinese). Under the Sultanate of Palembang tin was found in abundance on the island of Bangka. Chinese workforce of Ke Jia tribe then were known to have expertise and experience in mining tin. One of the pioneers who was trusted by the Sultan to exploit the tin mining was Lim Tau Kian , a Chinese Muslim from Guang Zhou (Canton), a friend of the Sultan of Johor. Lim Tau Kian whose Malay name was Wan Ce Abdulhayat settled in the city of Mentok. He had children and grandchildren who took the title of the Sultanate of Johor, namely Abang for men and Daniang for women. The settlement was first established around Panji near Klabat Bay. Then, following the discovery of new mines, new settlements emerged in Toboali, Koba, Sungai Liat, Jebus, Merawang, Baturusa, and Koba in the southern isVOI News Letter Tahun I No. 3/2011
5
Foto : Sapto - VOI
A place of worship in front of every house
land of Bangka, which in turn formed a unique pattern of settlements. Bangka-Malay communities live near the river because they live from farming. While the Chinese villages were always built around the pit lane or tin traps along the island of Bangka and Belitung. It has been more than three centuries, but the pattern of the settlements continues to exist to this day. In Bangka you can find a museum of Chinese culture, mostly of the Haka tribe, housing thousands big and small pagodas, hundreds years old antique houses and the traditional lifestyle. These are the cultural heritage that is unique and matchless. According to the Secretary of Tourism, Arts and Culture of Bangka regency, Netty, one of the places depicting the life of the past that is still intact is Kampung Gedong. The Chinese community in the area are descendants of the six bosses who once controlled the region lead Trench 6 or Liuk Phun Thew in Hakka dialect. Entering the village which is about 90 kilometers from the city center or 30 minutes from Sungai Liat town we can see a line of wooden houses which look roomy measuring about 12 meters x 18 meters. In some area there are some houses with stone walls. Row of antique wooden houses with Chinese ornaments, Han Zi calligraphy, a place of worship in front of every house, and the pagodas combined with natural scenic beauty present an exotic tropical view of the island of Bangka. Remind us of some scenes reminiscent of the 1940s movies. Just like the old city of Penang, Malacca, and China Town in Singapore. However, in addition to the low population, most residents of the village are already middle-aged or elderly. A local Community Leader, Tjang Kwang Men, explained, from about 70 houses with around 600 people 92 families in Kampung Gedong, it is estimated that only a quarter of the houses are dwelled, most of the residences have migrated. Kampung Gedong will become crowded during the Chinese New Year (Sin Cia) celebration and Pray for the Death festival (Ceng Beng) . Tilling the field, fishing, or mining for tin is the daily activities undertaken by the community in Kampung Gedong, besides of course making Krupuk Kemplang, and Getas, typical snacks from Bangka,which are squid, shrimp and fish based. Interestingly, the remaining young people have gone back to work in traditional tin mines (often called Unconventional Mining) following the footsteps of their ancestors with more or less the same techniques. While the pepper cultivation is no longer done because the price has become unprofitable. It seems that the history of the Chinese and tin in Bangka island is being repeated again./TRANS ART
6
VOI News Letter Tahun I No. 3/2011
Seperti bagian kota tua di Penang, Malaka, dan China Town, Singapura. Namun, selain sepi penduduk, umumnya penghuni kampung tersebutr sudah berusia paruh baya atau sepuh. Salah seorang Tokoh Masyarakat setempat, Tjang Kwang Men, menjelaskan, dari sekitar 70 rumah dengan sekitar 600 jiwa atau lebih dari 92 keluarga di Kampung Gedong, penghuni kampung sehari-hari diperkirakan hanya seperempatnya saja, karena sebagian besar merantau. Kampung Gedong kembali
Foto : Sapto - VOI
Tempat pemujaan di depan rumah.
Klabat. Selanjutnya, seiring penemuan tambang baru, permukiman berkembang di Toboali, Koba, Sungai Liat, Jebus, Merawang, Baturusa, dan Koba di selatan Pulau Bangka yang pada akhirnya membentuk pola permukiman yang unik. Masyarakat Bangka-Melayu tinggal di dekat sungai karena mereka berkebun. Sedangkan perkampungan Tionghoa selalu berada di sekitar lubang tambang timah sesuai jalur timah (tin trap) di sepanjang Pulau Bangka dan Belitung. Pola permukiman tersebut tetap bertahan hingga hari ini atau lebih dari tiga abad. Waktu berlalu, di Bangka pun kini terdapat museum Budaya Tionghoa khususnya suku HK. Ribuan klenteng besar dan kecil, rumah antik berusia ratusan tahun, dan pola hidup tradisional merupakan warisan budaya yang unik dan tiada duanya. Menurut Sekretaris Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Bangka, NETTY, salah satu tempat yang masih utuh menggambarkan kehidupan masa silam adalah Kampung Gedong, Perkampungan tersebut adalah Kawasan komunitas Tionghoa keturunan dari enam bos timah yang dahulu menguasai kawasan Parit 6 atau Liuk Phun Thew dalam dialek Hakka. Yang kita lihat pertama kali saat memasuki perkampungan yang berjarak sekitar 90 kilometer dari pusat kota Pangkal Pinang atau Setengah Jam perjalanan yang ditempuh dari Kota Sungailiat itu berjajar rumah-rumah kayu yang umumnya tampak lapang berukuran sekitar 12 meter x 18 meter. Di beberapa bagian, rumah-rumah dengan tembok batu juga sudah berdiri. Deretan rumah kayu antik, ornamen Tionghoa, kaligrafi Han Zi, tempat pemujaan di depan rumah, dan klenteng pelindung desa merupakan pemandangan eksotis berpadu dengan alam tropis Pulau Bangka. Pemandangan tersebut mengingatkan kita pada film-film tahun 1940-an.
Pantai Tanjung Pesona, Sungai Liat Tanjung Pesona Beach, Sungai Liat
ramai pada saat Imlek (Sin Cia) dan sembahyang kubur (Ceng Beng). Kehidupan berkebun, nelayan, atau menambang timah adalah aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh masyarakat di Kampung Gedong ini, disamping tentunya membuat Krupuk Kemplang, dan Getas, penganan khas Bangka yang berbahan dasar cumi, udang dan ikan. Yang unik adalah, kaum muda yang tersisa kembali bekerja di tambang timah tradisional (kerap disebut Tambang Inkonvensional atau TI ) mengikut jejak langkah nenek moyang mereka dengan teknik yang kurang lebih sama. Sedangkan berkebun lada sudah tidak lagi dilakukan karena harga lada yang terlanjur sangat rendah. Tampaknya sejarah Tionghoa dan timah di Bangka sedang terulang kembali/ KHADAFI
Wonderful Indonesia
VOI - JEMBATAN BUDAYA ANTAR BANGSA VOI - Nations Cultural Bridges
Foto : Adit - VOI
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia
Makan malam bersama dengan pemenang Kuis Wonderful Indonesia. Dari kiri ke kanan: Igor Sannikov (dari Rusia), Esthy Resko Astuty (Direktur Sarana dan Promosi Pariwisata Kemenpar & Ekonomi Kreatif), Kabul Budiono (Kepala Stasiun Siaran Luar Negeri LPP RRI), Swopan Chakraborty (dari Kalkuta, India), Ariyanto Wiryo Atmojo (Ketua Lion’s Club). Dinner with the winners of Wonderful Indonesia Quiz. From Left to Right: Igor Sannikov (from Russia), Esthy Resko Astuty (Director of Structure and Tourism Promotion, Ministry of Tourism and Creative Economy), Kabul Budiono (Director of World Service Voice of Indonesia LPP RRI), Swopan Chakraborty (from Calcutta, India), Ariyanto Wiryo Atmojo (Chairman of Lion’s Club).
M
ewujudkan Mimpi Bersama Voice of Indonesia......!!! “My dream comes true”, demikian ungkap orang muda dari Kalkuta itu yang sebelumnya tidak menyangka, bahwa mimpinya berkunjung ke Indonesia, menjelma. Insinyur mesin dari sebuah perusahaan di salah satu kota Metropolitan itu terwujud pada 4 Desember lalu. My Dream comes true..., demikian ungkap ayah dari anak perempuan yang baru berusia 9 bulan itu, ketika berbicara dalam talkshow yang diselenggarakan RRI World Service –Voice of Indonesia (VOI), Jumat 9 Desember lalu. Ia adalah Swopan Chakroborty, pria yang lahir dan besar di Kalkuta India yang sejak beberapa tahun lalu secara rutin mendengarkan siaran bahasa Inggris Voice of Indonesia. Hal serupa dialami Igor V. Sannikov dari Rusia. Dosen pada universitas negeri Kirov, Rusia yang punya hobi mendengarkan siaran luar negeri itu, menyatakan sangat bahagia dapat menginjakkan kaki di Indonesia. Kirov adalah sebuah kota yang terletak 1000 kilometer sebelah tenggara Moskow. Swopan dan Igor adalah dua pemenang Kuis Wonderful Indonesia yang diselenggarakan Voice of Indonesia, bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI (Kemenparek). Voice of Indonesia menyediakan tiket pergi pulang dan akomodasi selama di Jakarta, sedangkan Kemenparek RI memberangkatkan keduanya dalam perjalanan dari Jakarta ke Lombok untuk menikmati pariwisata di pulau itu. Selama di Lombok NTB mereka telah menikmati keindahan pantai Kuta dan Senggigi serta menyeberang dengan kapal motor untuk mengunjungi Gili Trawangan dimana mereka telah melakukan kegiatan menyaksikan keindahan taman laut, berenang, berfoto dan aktifitas lain. Yang tak terlupakan, demikian Swopan dan Igor adalah saat dijamu makan malam di RRI Mataram dan menari bersama penari gandrung di Auditorium RRI Mataram. Selain itu, sebelum kembali ke Jakarta Swopan dan Igor sempat berbelanja madu, mutiara, makanan,
Kuis Wonderful Indonesia, disiarkan Voice of Indonesia mulai 24 Oktober sampai 20 Nopember 2011. Data dari stasiun penyiaran luar negeri RRI ini menunjukkan, sekitar 600 orang telah membuka kuis yang diterbitkan pada situs www.voi.co.id dan lainnya mendengarkan melalui siaran terestrial SW pada 7 (tujuh) bahasa asing. Jawaban yang masuk melalui email berjumlah 124 surat berasal dari pendengar yang tinggal di 4 (empat) benua yaitu Asia, Eropa, Amerika Serikat, dan Amerika Latin, serta Kanada. Jawaban terbanyak dikirimkan dari Asia Selatan. Dari Amerika Serikat berasal dari pendengar yang tinggal di pantai barat dan timur. Ada juga dari Kanada, Argentina, Brasil, Peru, dan Kolombia. Dari Asia jawaban terbanyak berasal dari Bangladesh, India dan Sri Langka. Pendengar dari Jepang dan Cina tidak ketinggalan berperan serta.
R
ealizing Dreams with Voice of Indonesia.........! “My dream comes true”, so said the young people of Calcutta who never thought that the dream visit to Indonesia, would realize. The dream of the Mechanical engineer from a company in Calcuttta came true on 4 December. Yes, “My Dream has come true ...,” so said the father of a daughter who just turned 9 months, when speaking in a talk show hosted by RRI World Service, Voice of Indonesia (VOI), on Friday, December 9 . He is Swopan Chakroborty, a man who was born and raised in Calcutta India that since a few years ago regularly listens to English language broadcasts of Voice of Indonesia. The same thing goes for Igor V. Sannikov from Russia. The Lecturer at the state university in Kirov, Russia who has a hobby of listening to foreign broadcasts, said he was very happy to set foot in Indonesia. Kirov is a city located 1000 kilometers southeast of Moscow. Swopan and Igor are the two winners of Wonderful Indonesia Radio Quiz held by Voice of Indonesia, in cooperation with the Ministry of Tourism and Creative Economic Affairs. Voice of Indonesia provided a round trip ticket and accommodation for the winners while in Jakarta, while the Ministry took them from Jakarta to Lombok to enjoy tourist attractions on the island. During their stay in Lombok, North Nusatengara province they enjoy the beauty of both Senggigi and Kuta beach and crossed by motor boat to visit the renown Gili Trawangan where they engaged in various activities like exploring the beauty of under water sea garden , swimming, taking pictures and many others. Swopan and Igor were also invited to dinner at RRI Mataram and joined and danced together with beautiful “gandrung” dancers at the auditorium of RRI Mataram. Before returning to Jakarta Swopan and Igor went shopping for typical Lombok products such as honey and VOI News Letter Tahun I No. 3/2011
7
dan menikmati makanan khas Lombok, yaitu Ayam Taliwang. Mereka mengucapkan “Thank you for all The Hospitality of the Indonesian People and thanks for having a chance to visit Lombok the very beautiful Paradise Island…”
While in Jakarta, the winners of Wonderful Indonesia Quiz had also the opportunity to visit the Indonesia in Miniature Park -TMII, the location
Berkat menjadi pemenang kuis Wonderful Indonesia, selama di Jakarta keduanya juga sudah mengunjungi TMII, bertandang ke lokasi pemancar RRI Siaran Luar Negeri di Cimanggis, dan mengunjungi markas dan studio VOI serta bercengkrama dengan para angkasawan yang selama ini hanya dikenal di udara saja. Saat berkunjung ke Museum Perangko TMII, Igor menyatakan sangat terkesan diberi kesempatan untuk membuat prangko dengan fotonya sendiri yang rupanya dapat dipergunakan untuk mengirim surat. Baik Igor maupun Swopan telah pula bertemu dengan Duta Besar negara mereka di Jakarta. Dalam pertemuan dengan Duta Besar Alexander Ivanov di Jakarta, Igor menyatakan pentingnya upaya untuk terus meningkatkan pemahaman antar kedua bangsa. Juga menegaskan perlu adanya siaran bahasa rusia di Voice of Indonesia. Usul Igor mendapat tanggapan positif dari Duta Besar Ivanov.
Foto : Yuby - VOI
pearls, and tasted the typical food of Lombok, Taliwang Chicken. They said, “Thank you for all the hospitality of the Indonesian People and thanks for having a chance to visit the very beautiful Lombok Paradise Island ...”
Wawancara reporter VOI, Viqran Shink Khan, dengan Esthy Resko Astuty (Direktur Sarana dan Promosi Pariwisata Kemenpar & Ekonomi Kreatif) Interview with VOI reporter Viqran Shink Khan with Esthy Resko Astuty (Director of Structure and Tourism Promotion, Ministry of Tourism and Creative Economy)
of VOI transmitter in Cimanggis, and toured the headquarters and studios of VOI and met the announcers who they had only known on the air before. While visiting the Museum of Stamps at TMII, Igor said he was deeply impressed for being given the opportunity to create his own stamps with his picture that apparently can be used to send a letter. Both Igor and Swopan also met their country’s Ambassadors in Jakarta. In a meeting with the Russian Ambassador Alexander Ivanov in Jakarta, Igor stated the importance of efforts to continuously improve understanding between the two nations. He also emphasized the need for a Russian language broadcast on Voice of Indonesia. The proposal received a positive response from Ambassador Ivanov. Wonderful Indonesia Quiz, was broadcast through Voice of Indonesia from October 24 through November 20, 2011. Data from RRI World Service indicates that approximately 600 people had joined the quiz which was published at www.voi.co.id radio streaming and via SW terrestrial broadcast in seven languages. Incoming answers through e-mail amounted to 124 letters from listeners in four continents, Asia, Europe, the United States and Canada , and South America. Most answers were sent from South Asia. From the United States the responds came from listeners who live on the west and east coast . There are also from Canada, Argentina, Brazil, Peru, and Colombia. From Asia mostly are from Bangladesh, India and Sri Lanka. Listeners from Japan and China also participated.
Kuis Wonderful Indonesia, disiarkan Voice of Indonesia mulai 24 Oktober sampa 20 Nopember 2011. Dta dari stasiun penyiaran luar negeri RRI ini menunjukkan, sekitar 600 orang telah membuka kuis yang diterbitkan pada situs www.voi.co.id dan lainnya mendengarkan melalui siaran terestrial SW pada 7 (tujuh) bahasa asing. Jawaban yang masuk melalui email berjumlah 124 surat berasal dari pendengar yang tinggal di 4 (empat) benua yaitu Asia, Eropa, Amerika Serikat, dan Amerika Latin, serta Kanada. Jawaban terbanyak dikirimkan dari Asia Selatan. Dari Amerika Serikat berasal dari pendengar yang tinggal di pantai barat dan timur. Ada juga dari Kanada, Argentina, Brasil, Peru, dan Kolombia. Dari Asia jawaban terbanyak berasal dari Bangladesh, India dan Sri Langka. Pendengar dari Jepang dan Cina tidak ketinggalan berperan serta. Bagi Voice of Indonesia, kuis tersebut merupakan salah satu alat untuk mengetahui siapa sesungguhnya pendengar dan keberadaan mereka. Melalui kuis ini dapat diketahui mengenai keinginan pendengar terhadap program program siaran yang diminati. Swopan dan Igor, misalnya secara langsung telah memberikan masukan mengenai jan siaran yang lebih tepat serta acara yang diinginkan. Yang pasti melalui kuis seperti ini VOI telah berusaha mewujudkan misinya yaitu meningkatkan pemahaman antar warga bangsa dan pengetahuan orang asing mengenai Indonesia, sekaligus memperkenalkan daerah wisata Indonesia. Kegiatan ini juga merupakan wujud implementasi peran media dalam mendukung upaya pemahaman antar bangsa dan negara (second track diplomacy )./Nismah
Indeed, through this quiz VOI has been trying to realize its mission of increasing understanding with other nations and to increase knowledge about Indonesia in other countries, as well as to introduce tourist destinations of Indonesia. This activity is also a form of implementing the media’s role in supporting the effort of understanding between peoples and nations (second track diplomacy)./Trans ART
8
VOI News Letter Tahun I No. 3/2011
Foto : Adit - VOI
For Voice of Indonesia, the quiz is a means to find out who the real audience are and their existence. Through this quiz it can be found out what their desires are and what programs they find interesting. Swopan and Igor, for example, have provided direct input on broadcasting hours so it will be more appropriate and desired programs .
Dialog Interaktif Menyambut Pemenang Kuiz Wonderful Indonesia di auditorium Jusuf Ronodipuro, Jumat 9 Desember 2011. Interactive Dialog to Welcome the winners of Wonderful Indonesia Quiz at auditorium Jusuf Ronodipuro, Friday 9 December 2011.
Exotic Indonesia - Pesona Indonesia
RITUAL ADAT PERKAWINAN PROBOLINGGO WEDDING CUSTOMARY RITUAL IN PROBOLINGGO
I I
Upacara Siraman Siraman (Bathing) Ritual
Foto : Dee Nugraha - VOI
ndonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia yang kaya akan berbagai budaya dan adat istiadat yang tidak dapat ditemukan di tempat lain di seluruh dunia. Tatanan budaya dan tradisi yang berbeda dari satu wilayah dengan wilayah lainnya membuat Indonesia merupakan tempat yang menarik bagi para peneliti budaya dari mancanegara. Salah satu bentuk perbedaan budaya yang menarik untuk disimak adalah bagaimana masyarakat Indonesia menggelar upacara pernikahan yang biasanya dilengkapi oleh berbagai ritual adat yang digelar sebelum dan pada saat hari pernikahan. Kami akan membawa anda untuk mengetahui lebih jauh tentang ritual yang dilakukan oleh masyarakat kota Probolinggo, sebuah kota kecil yang berada di wilayah provinsi Jawa Timur. Pada umumnya ritual yang dilakukan pada upacara perkawinan di kota Probolinggo, sama dengan adat perkawinan yang ada di kota-kota lainnya yang ada di wilayah Jawa Timur dan pulau Jawa pada umumnya. Ada tiga hal yang biasanya dilakukan oleh masyarakat di pulau Jawa saat melakukan berbagai ritual adat saat menjalani prosesi perkawinan, yaitu:
ndonesia is the world’s biggest archipelagic country, which is rich in various cultures as well as customs and traditions that cannot be found anywhere else in the world. The diverse cultures and traditions makes Indonesia become an attractive place for foreign cultural researchers. One of interesting cultural diversities is how Indonesian people hold wedding ceremonies, which usually go along with various customary rituals before and on the wedding day. We will take you to find out more about rituals done by people in the city of Probolinggo in East Java. In general, rituals in wedding ceremonies in the city of Probolinggo are the same as other cities in East Java and Java in general. People on Java Island do three things in various customary rituals when conducting a wedding procession, namely : Bathing Procession Procession for soul cleaning before akad nikah (marriage contract). Midodareni Night The night when it is believed angels descend to visit the bride. Panggih or Temu Manten Ceremony Ceremony after akad nikah ceremony and ahead of wedding reception. Siraman (bathing ritual) is done with various important rituals like putting BLEKETEPE (woven coconut leaves) in front of the bride’s house, so that people know the house owner has an occasion and he asks for their blessings. Next ritual is PITULUNGAN (helper), which is pouring water from seven different springs and it represents holiness for the bride from VOI News Letter Tahun I No. 3/2011
9
parents and old family members. At least seven people or more as long as it is not odd numbers pour the water. Bathing procession in Probolinggo is also followed by PECAH PAMOR ritual, which involves kendi (earthenware pot) breaking. This procession is a symbol to bring out the bride’s different aura when sitting on bridal dais. The last step in bathing procession is hair cutting ritual, which is a symbol to avoid bad luck, so that the bride can start marriage life calmly. After the bathing ritual, still in the bride’s house, MIDODARENI NIGHT is held. It is the night when to-be married couple will no longer be unmarried. In Midodareni held in the bride’s house, “nyantrik” ritual is done to make sure that the groom will come in ijab kabul ceremony to sign the marriage contract and accept the bride. After akad nikah ceremony, which is usually attended by families of the bride and the groom, PANGGIH ceremony or usually called TEMU MANTEN ritual is conducted before wedding reception.
PANGGIH ceremony is marked by various rituals, namely: Balangan Suruh Ritual to throw away betel leaves to symbolize loyality of the bride and the groom. Wiji Dadi Ritual to step on eggs by the groom, then the bride wash the groom’s feet with flower water to symbolize responsibility of the groom to his family. Pupuk The bride’s mother wipes off her son in law to symbolize her sincerity in accepting him to be part of the family.
Foto : Dee Nugraha - VOI
Wiji Dadi; ritual menginjak teluroleh mempelai pria Wiji Dadi Ritual; Ritual to step on eggs by the groom.
Prosesi Siraman Prosesi pembersihan jiwa dan raga yang dilakukan sebelum upacara Akad Nikah. Malam Midodareni Malam di mana kedua mempelai melepas masa lajang. Upacara Panggih atau Temu Manten Upacara yang dilakukan setelah upacara akad nikah dan menjelang resepsi pernikahan. Upacara Siraman dilakukan dengan berbagai ritual penting seperti pemasangan BLEKETEPE, sebuah anyaman daun kelapa yang dibentuk sedemikian rupa. BLEKETEPE dipasang di halaman rumah mempelai wanita sebagai bentuk pemberitahuan pada masyarakat sekitar bahwa sang pemilik rumah akan melakukan HAJATAN (perayaan) dan mohon doa restu dari masyarakat sekitarnya. Ritual yang dilakukan berikutnya adalah PITULUNGAN (penolong) yaitu menyiramkan air yang diambil dari tujuh mata air berbeda dan disucikan pada mempelai wanita oleh orangtua dan sesepuh keluarga. Jumlah penyiram bisa tujuh orang atau lebih asalkan berjumlah ganjil.
Foto : Dee Nugraha - VOI
Dahar Klimah; simbol mereka akan hidup berdampingan dalam suka dan duka. Dahar Klimah; symbol that they will live side by side for better for worse.
10
VOI News Letter Tahun I No. 3/2011
Prosesi siraman di Probolinggo ini juga dilengkapi dengan ritual PECAH PAMOR, yaitu ritual memecahkan kendi. Prosesi ini merupakan simbol agar mempelai wanita memancarkan aura yang berbeda saat bersanding di pelaminan. Yang terakhir dari prosesi siraman adalah ritual potong rambut yang merupakan simbol buang sial, agar mempelai wanita
dapat memulai kehidupan rumah tangganya dengan tenang. Setelah upacara siraman selesai, masih di kediaman mempelai wanita, dilakukan prosesi MALAM MIDODARENI, yaitu malam di mana kedua mempelai melepas masa lajangnya. Dalam acara Midodareni yang digelar di kediaman perempuan ini, ada acara “nyantrik” untuk memastikan pengantin laki-laki akan hadir pada upacara ijabkabul. Setelah upacara akad nikah yang biasanya hanya dihadiri oleh keluarga dekat dari kedua mempelai ini, dilakukan upacara PANGGIH atau biasa disebut dengan ritual TEMU MANTEN yang dilakukan sebelum resepsi perkawinan berlangsung. Upacara PANGGIH ini ditandai dengan berbagai ritual yaitu: Balangan Suruh Ritual saling melempar daun sirih sebagai simbol kesetiaan dari kedua mempelai. Wiji Dadi Ritual menginjak telur oleh mempelai pria, kemudian mempelai wanita membasuh kaki sang suami dengan air bunga sebagai simbol suami bertanggung jawab pada keluarganya. Pupuk Ibu mempelai wanita mengusap menantunya sebagai tanda keikhlasan menerimanya sebagai bagian dari keluarga. Sinduran Berjalan perlahan-lahan sebagai simbol kedua mempelai sudah berada dalam sebuah keluarga. Timbang Kedua mempelai duduk di pangkuan ayah mempelai wanita sebagai simbol kasih sayang yang seimbang dari orangtua terhadap anak dan menantu. Kacar Kucur Prosesi ini merupakan simbol bahwa sang suami wajib menafkahi keluarganya. Dahar Klimah Prosesi saling menyuapi antara kedua mempelai sebagai simbol mereka akan hidup berdampingan dalam suka dan duka.
Foto : Dee Nugraha - VOI
Upacara Kacar kucur; simbol suami wajib menafkahi keluarganya. Kacarkucur Ritual; symbol of a husband that has to financially support his family
Sinduran Walking slowly as a symbol that the groom and the bride are now a family. Timbang The groom and the bride sit on the bride’s father’s leap to symbolize balanced affection for his daughter and son in law. Kacar Kucur This procession is a symbol of a husband that has to financially support his family. Dahar Klimah Procession of feeding each other using the hands between the groom and the bride as a symbol that they will live side by side for better for worse.
Mertui Prosesi orangtua mempelai wanita menjemput orangtua mempelai pria.
Mertui Procession, which involves the bride that picks the groom’s parents up.
Sungkeman Prosesi dimana kedua mempelai memohon restu orangtua dari kedua belah pihak.
Sungkeman Procession in which the groom and the bride ask for blessings from their parents.
Demikian prosesi dari upacara adat pernikahan yang dilakukan oleh masyarakat kota Probolinggo, Jawa Timur dan masyarakat Jawa pada umumnya. Perbedaannya hanya terletak di beberapa bagian seperti sumber-sumber mata air tempat air suci siraman diambil.
That is the procession of wedding customary ceremonies usually done by people in the city of Probolinggo, East Java and Javanese people in general. The difference lies in some parts like spring of holy water for bathing ritual. The procession is one of cultural elements that has been preserved in Indonesia. Hopefully it may continue to become heritage for the next generation./ Trans Rahma
Prosesi itu adalah salah satu unsur budaya yang hingga saat ini tetap terjaga dalam tatanan hidup masyarakat Indonesia. Semoga bisa terus terjaga sebagai warisan bagi generasi penerus berikutnya./ Dee Nugraha
VOI News Letter Tahun I No. 3/2011
11
Our Guest - Tamu Kita
Djauhari Oratmangun Satu Sosok Penting Dalam Keberhasilan Keketuaan Indonesia di ASEAN 2011 An Important Figure in the Success of Indonesia’s Leadership in ASEAN 2011
Periode Keketuaan Indonesia sebagai Ketua ASEAN di tahun 2011 berakhir pada 31 Desember 2011. Dua Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN dan berbagai konferensi terkait lainnya telah sukses diselenggarakan di sepanjang tahun 2011. Indonesia pun dipandang berhasil dalam memegang Keketuaan ASEAN ini. Tentunya banyak pihak yang berperan besar dalam keberhasilan Indonesia. Salah satunya adalah Djauhari Oratmangun, Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Period of Indonesia’s leadership in ASEAN in 2011 came to an end on December 31, 2011. Two ASEAN Summits and various related conferences had been successfully held throughout 2011. Indonesia is considered successful in becoming ASEAN chairman. Many parties certainly play key roles in the success of Indonesia. One of them is Djauhari Oratmangun, director general for ASEAN Cooperation, Indonesian Foreign Ministry.
B
efore becoming ASEAN director general, Djauhari worked at the Indonesian Embassy in The Hague (the Dutch call it Den Haag) as deputy representatives chairman of Republic of Indonesia for the period of 2004-2009. The man born in Beo, North Sulawesi, 54 years ago, has become director general for ASEAN cooperation since 2009. When Indonesia was selected as ASEAN Chairman in 2011, Djauhari admitted that he prepared himself to run his functions and tasks. “I certainly do it with firm and clear direction from the country leader and ministry leader. It determines where we move”, he added. Djauhari admitted the success of Indonesia as ASEAN chairman 2011 is part of cooperation among many parties. “The obvious thing is we gain success because from the beginning the Indonesian president helped by ministers, especially Foreign Minister, set three priorities,” Djauhari explained. The three priorities are assuring progress in achieving ASEAN Community 2015, regional architecture, which involves regions after ASEAN (namely East Asia Summit that involves the US and Russia) and ASEAN contribution in the global context. “Our activities are related to the three themes”, Djauhari added. In addition to leading Indonesia to become ASEAN Chairman in 2011, Djauhari also successfully performed well in his duties as director for Multilateral Economic Cooperation and director for the UN Development Economy and Environment. The success of the man who started his career at the Foreign Ministry in 1984 is inseparable from support from his family. Djauhari stated that the main support comes from his wife and three children. “My children are growing up and they are also interested in ASEAN, while my wife had followed us (me-red), we worked together at the Foreign Ministry. So she understands about career there. I think their amazing support makes me able to work
12
VOI News Letter Tahun I No. 3/2011
S
ebelum menjabat sebagai Direktur Jenderal ASEAN, Djauhari berkantor di KBRI Den Haag sebagai Wakil Kepala Perwakilan Republik Indonesia periode 2004-2009. Sejak tahun 2009, pria kelahiran Beo, Sulawesi Utara, 54 tahun yang lalu ini, mulai menjabat sebagai Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN. Ketika ada keputusan bahwa Indonesia memegang Keketuaan ASEAN di tahun 2011, Djauhari mengaku sudah mempersiapkan diri untuk menjalankan fungsi dan tugasnya. “Tentunya dengan direction yang tegas dan jelas dari pemimpin negara maupun pimpinan kementerian. Itu kan yang menentukan ke arah mana kita bergerak”, tambahnya. Keberhasilan Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2011 diakui Djauhari adalah hasil dari kerja sama banyak pihak. “Tapi yang jelas kita berhasil karena sejak awal Presiden dan tentunya dibantu oleh menterimenteri, khususnya Menteri Luar Negeri, menetapkan tiga prioritas,” jelas Djauhari. Tiga prioritas tersebut adalah memastikan kemajuan dalam pencapaian Komunitas ASEAN 2015, regional arsitektur, yang melibatkan kawasan setelah ASEAN (seperti East Asia Summit yang melibatkan Amerika Serikat dan Rusia) dan kontribusi ASEAN dalam konteks global. “Nah, semua kegiatan kita dikaitkan dengan ketiga tema tersebut”, tambah Djauhari. Selain berhasil membawa Indonesia sebagai Ketua ASEAN di tahun 2011 ini, Djauhari juga sukses mengemban tugas dalam dua jabatan sebelumnya, yakni Direktur Kerjasama Ekonomi Multilateral dan Direktur Ekonomi Pembangunan dan Lingkungan Hidup PBB. Keberhasilan pria yang memulai karier di Kementerian Luar Negeri tahun 1984 ini dalam menjalankan tugas-tugas yang diamanatkan kepadanya tidak terlepas dari dukungan keluarga. Djauhari mengungkapkan, dukungan utama datang dari istri dan ketiga anaknya. “Anak-anak sudah besar dan mereka juga tertarik dengan ASEAN. Kalau istri sendiri kan sudah
mengikuti kami, sudah bersama-sama dengan kami sejak menjalani karier di Kementerian Luar Negeri. Jadi ya sudah paham lah. Saya kira, dukungan mereka yang luar biasa, yang membuat saya bisa bekerja dengan tenang”, jelas pria yang juga pernah ditempatkan di Perwakilan Tetap Republik Indonesia (PTRI) New York dan Jenewa. Di tahun 2012 Indonesia menyerahkan tongkat estafet Keketuaan ASEAN kepada Kamboja. Djauhari berharap, Kamboja sebagai ketua akan melanjutkan apa yang telah dilakukan oleh Indonesia. Dukungan penuh dari Indonesia dipastikan akan menyertai langkah Kamboja dalam memegang Keketuaan ASEAN 2012. “Memang teman-teman dari Kamboja sudah meminta dukungan dan bantuan kita, sharing experience selama kita menjadi ketua. Saya kira, rasa kebersamaan itu yang ingin kita berikan kepada teman kita, Kamboja”, papar Djauhari. Meskipun sudah tidak memegang keketuaan ASEAN lagi, Djauhari yakin bahwa Indonesia akan tetap memainkan peran penting dalam pencapaian Komunitas ASEAN 2015,. “Dan yang paling utama bagaimana komitmen-komitmen ASEAN menuju 2015 itu dapat memberi manfaat kepada masyarakat,” imbuhnya.
Sambungan dari hal 1
hari secara teratur melaporkan setiap kegiatan di KTT ke-19 ASEAN dan KTT Terkait yang berlangsung dari tanggal 13 -19 November di Bali Nusa Dua Convention Center. Tim liputan yang berangkat dari Jakarta dibantu rekan-rekan reporter dari RRI Denpasar dengan setia melaporkan perkembangan terbaru yang dicapai di setiap pertemuan, mulai dari Pertemuan Tingkat Pejabat Senior, Menteri dan Kepala Negara ASEAN dan Negara Mitra Dialog. Tempat penginapan yang jauh dari lokasi penyelenggaraan konferensi , tidak menyurutkan semangat tim liputan dalam melaksanakan tugastugasnya. Dengan Koordinasi yang baik dari semua anggota tim yang dimotori Nouva Ahdiba dan Yopie untuk liputan dan produk siaran, serta Ismet untuk tehnik, target yang sudah disusun sebelum berangkat ke Bali dapat diraih dengan memuaskan.
calmly”, the man who worked at the Indonesian Permanent Representatives (PTRI) in New York and Genewa explained. In 2012, Indonesia will hand over ASEAN Chairmanship to Cambodia. Djauhari hoped Cambodia as a chairman will continue what Indonesia has done. Full support from Indonesia will certainly follow the steps of Cambodia in running ASEAN Chairmanship 2012. “Friends from Cambodia have asked support and help from Indonesia indeed, sharing experience about Indonesia’s leadership. I think such togetherness that Indonesia wants to give to our friend, Cambodia”, Djauhari explained.
Although Indonesia no longer becomes ASEAN Chairman, Djauhari believes that Indonesia will play pivotal roles in reaching ASEAN Community 2015. “And what counts is how ASEAN commitment towards 2015 may give benefits to people,” he said. / Trans Rahma
From page 1
was again given the responsibility to be the Host Broadcast. RRI Team, which consists of Daulat Pane, Viqran Sink Khan, Muhammad Suhartono, Maulana Isnarto, Rini Hairani and Dian Hapsari, every day on a regular basis reported the activities at the 19th ASEAN Summit and Related Summit which took place from November 13 to 19 in Bali Nusa Dua Convention Center. The Jakarta’s team which was assisted by colleagues from RRI Denpasar wholeheartedly reported the latest developments which were achieved at each meeting, ranging from Senior Officials, Ministers and Heads of State Meetings and the ASEAN - Dialogue Partners Meetings. The hotel which is far from the conference venue, did not dampen the spirit of the coverage team in carrying-out their tasks. With good coordination of all the team members led Nouva Ahdiba and Yopie for coverage and broadcasting products, as well as Ismet, for technical matter, the target that has been drawn up before heading off to Bali could be achieved satisfactorily. The attention of the President Director of Public Broadcasting LPP RRI, Mrs. Niken Widiastuti, member of the Supervisory Board Mrs. Dwi Hernuningsih , Head of RRI World Service, Mr. Budiono Kabul and Head of RRI Denpasar, Mr. Herman Zuhdi, who took time to look at the coverage teams on the field became a “supplement”, an energy enhancer that is able to dispel fatigue and sleepiness due to sleep deprivation. The support from member of the House of Representatives Commission I, Mrs. Nurhayati Ali Assegaf was also a “injection of Spirit” to the coverage team. To refine the delivery of news to listeners, during the conference, RRI also exclusively interviewed several sources including the SecretaryGeneral of ASEAN, H.E. Surin Pitsuwan, Minister of Communication and Information, Tifatul Sembiring, Chairman of the ASEANVOI News Letter Tahun I No. 3/2011
13
China Center Mingqiang Ma, Director General of Information and Public Communication Kemkominfo Freddy H. Tulung, and Miss Tourism of Indonesia and Youth Ambassador of ASEAN in 2010 who participated in making the 19th ASEAN Summit a success. The presence of RRI World Service as Host Broadcast is more meaningful for its contribution in serving foreign journalists in need of sound recordings of Indonesian president, and president of the United States’ speeches , as well as the results of the meetings presented at the press conference. Every day some foreign journalists asked for voice recording from the sources that they want. Thank you for the hard work of the “Buddy” team in carrying out their duties selflessly, hopefully the RRI achievements as the Radio Host for Radio broadcasts can be maintained and improved, so that it is still trusted in carrying out its duties as Public Radio. Like Minister of Communications and Information, Mr. Tifatul Sembiring wrote in the message and signature sheets provided by RRI “Ayu Ting-Ting Naik Kopaja, Yang Penting Kerja”
Indonesia Gets Shiny in the 26th SEA GAMES In addition to the 19th ASEAN Summit, RRI World Service Voice of Indonesia also played an important role in the 26th SEA Games coverage in Palembang, South Sumatra and Jakarta. The stateowned radio station Radio Republik Indonesia and SEA GAMES have a strong bond. To fulfill the needs of information on the ASEAN sport event, RRI always sends coverage team including in 2011. As a host broadcast of the 26th SEA GAMES held in Jakarta and Palembang, November 11-22, 2011, RRI World Service Voice of Indonesia had delivered any information on the successful Southeast Asian sport event to the world.
Perhatian dari para petinggi LPP RRI, seperti Direktur Utama Ibu Niken Widiastuti, Dewan Pengawas Ibu Dwi Hernuningsih , Kepala Stasiun RRI World Service Bapak Kabul Budiono serta Kepala Stasiun RRI Denpasar Bapak Herman Zuhdi, yang menyempatkan diri melongok tim liputan di lapangan menjadi “suplemen” penambah energi yang mampu mengusir rasa lelah dan ngantuk karena kurang tidur. Dukungan dari anggota Komisi I DPR RI ,Ibu Nurhayati Ali Assegaf kepada tim liputan RRI juga menjadi “suntikan” semangat. Untuk menyempurnakan berita yang disampaikan kepada khalayak pendengar, selama pelaksanaan konferensi, RRI juga secara eksklusif mewawancarai beberapa narasumber diantaranya Sekretaris Jenderal ASEAN H.E. Surin Pitsuwan, Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring, Ketua ASEAN-China Center Ma Mingqiang, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemkominfo Freddy H. Tulung, serta Putri Pariwisata Indonesia dan Duta Belia ASEAN 2010 yang berpartisiapasi untuk menyukseskan pelaksanaan KTT ke-19 ASEAN. Keberadaan RRI World Service sebagai Host Broadcast semakin bermakna berkat sumbangsihnya dalam melayani para jurnalis asing yang membutuhkan rekaman suara dari pidato presiden RI, presiden Amerika Serikat, serta hasil-hasil sidang yang disampaikan dalam konferensi pers. Setiap hari selalu ada saja jurnalis asing yang meminta rekaman suara dari narasumber yang mereka inginkan. Terimakasih buat kerja keras teman-teman dalam melaksanakan tugasnya tanpa pamrih, semoga prestasi RRI sebagai Host Broadcast untuk siaran Radio dapat dipertahankan dan ditingkatkan sehingga tetap mendapat kepercayaan dalam mengemban tugas-tugasnya sebagai Radio Publik. Seperti coretan Menteri Komunikasi dan Informasi, Bapak Tifatul Sembiring di lembaran pesan dan tanda tangan yang disediakan RRI “Ayu Tingting Naik Kopaja, Yang Penting Kerja”
Indonesia Berkilau di SEA GAMES KE 26 Selain KTT ASEAN ke 19, RRI World Service Voice of Indonesia juga berperan dalam liputan SEA Games ke 26 di Palembang dan Jakarta. Radio Republik Indonesia dan SEA GAMES punya ikatan kuat. Untuk memenuhi kebutuhan informasi tentang pesta olahraga Se ASEAN, RRI selalu menurunkan tim liputan. Tak terkecuali tahun 2011 ini. Sebagai Host Broadcast atau Media tuan rumah penyelenggara SEA GAMES ke26, yang diselenggarakan di Jakarta dan Palembang, 11-22 November 2011 RRI World Service Voice of Indonesia telah menyampaikan segala informasi yang berkaitan dengan suksesnya penyelenggaraan pesta olahraga se Asia Tenggara itu keseluruh dunia.
RRI 26th SEA GAMES coverage team consists of RRI sport reporters. RRI WORLD SERVICE, Voice of Indonesia, likewise broadcast reports from SEA GAMES arena in Palembang and Jakarta. Two RRI WORLD SERVICE reporters were sent to give the latest reports. They were Wahyudi assigned in Palembang and Andy Romdoni, who had to go from one arena to another in Jakarta. Competition spirit of the athletes boosted spirit of the reporters assigned in the sport event opened by the Indonesian President
14
VOI News Letter Tahun I No. 3/2011
Tim liputan SEA GAMES 26 RRI terdiri atas gabungan reporter olahraga RRI. Begitu juga dengan RRI WORLD SERVICE, Voice Of Indonesia, ikut serta menyampaikan laporan dari arena pertandingan SEA GAMES di Palembang dan Jakarta. Dua reporter RRI WORLD SERVICE, diturunkan untuk memberikan laporan terkini. Mereka adalah Wahyudi, yang bertugas di Palembang dan Andy Romdoni, yang harus lompat dari satu gelanggang ke gelanggang lain di Jakarta. Semangat kompetisi para atlet, mempengaruhi semangat meliput para reporter pesta olahraga yang dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhono, 11 Nopember 2011 itu. Jarak penginapan yang jauh, dan cuaca panas, menjadi tantangan tersendiri bagi tim liputan SEA GAMES
RRI dalam merekam dan menyampaikan tiap goresan prestasi yang diciptakan para atlit-atlit tanah air demi mengharumkan nama bangsa. Karena faktor cuaca panasnya kota Palembang, membuat sebagian para anggota tim roboh karena sakit. Hal tersebut tidak membuat semangat sebagian tim untuk terus mengejar berita mengendur. Apalagi suntikan semangat datang dari Direktur Utama RRI, Niken Widiastuti yang memantau kesiapan studio mini RRI di Stadion Jakabaring. Dalam kesempatan itu pula Niken mengatakan kepada segenap tim agar selain mengangkat informasi olahraga, RRI juga harus mengangkat dunia pendidikkan yang terkait didalan SEA GAMES ke-26 ini. Dia mencontohkan, didalam kompetisi olahraga internasional ini pasti terdapat fair play dan semangat juang para atlit dalam meraih medali emas demi negaranya. Hal itu, tambah Niken bisa menjadi informasi pendidikkan untuk disampaikan kepada masyarakat terutama generasi muda untuk meraih prestasi tertinggi. “Fair play adalah salah satu unsur yang tak boleh lepas dalam pemberitaan RRI. Hal ini penting mengingat untuk bahan pengajaran kepada generasi muda Indonesia dalam mencapai prestasi”. Ujar Niken. Perjuangan tim liputan RRI menjadi lengkap saat Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggara telah sukses memukau mata semua pengunjung dengan menghadirkan upacara pembukaan dan penutupan SEA GAMES yang spektakuler. Hal tersebut diakui oleh salah seorang wartawan dari Malaysia, Fina Nasrom yang ikut meliput acara itu. “Pembukaan kali ini bagus.Karene menampilkan beberape sejarah tanah Melayu yah, dimana Sriwijaya dan tanah melayu saling berkaitan. dan saya rasa ini satu info yang bagus bagi kita yang ada di rantau Asia”. Ujar Fina saat ditanya oleh Voice of Indonesia. Keluar sebagai juara umum SEA GAMES tahun ini dengan koleksi 182 emas, 151 perak, dan 143 perunggu, Indonesia telah membuktikan kepada seluruh dunia bahwa Indonesia Bisa!. Indonesia bisa berprestasi. Suksesnya penyelenggaraan SEA GAMES, menjadi kemenangan semua orang, seperti yang diungkapkan Wakil Presiden Boediono. “ Pemenang dari pesta olahraga ini sesungguhnya adalah kita semua, bangsa-bangsa Asia Tenggara” Keberhasilan Indonesia menjadi tuan rumah sekaligus juara umum SEA GAMES ke-26 setidaknya menjadi contoh dan pemicu semangat kepada negara Myanmar yang menjadi tuan rumah SEA GAMES ke-27 pada tahun 2013 nanti untuk menampilkan hal yang serupa. Sampai jumpa di Myanmar./ Pane, Wahyudi
Susilo Bambang Yudhono on November 11, 2011. Far distance to lodging and hot weather were particular challenges for RRI SEA GAMES coverage team in recording and reporting every accomplishment made by national athletes for the sake of the nation. The scorching heat of Palembang city left some of team members sick. It did not make the rest of the members lose their passion to catch news. Moreover, spirit arose when RRI Head Director, Niken Widiastuti, observed the preparedness of RRI mini studio at Jakabaring Stadium. On the occasion, Niken told the team to bring up sport news and educational aspects behind the 26th SEA GAMES. For example, in the international sport competition, there must be fair play and fighting spirit of athletes in grabbing medals for their countries. Niken added it may become educative information for public, especially young generation to reach the highest accomplishment. “Fair play is one of elements inseparable from RRI coverage. This is important for Indonesian young generation to reach accomplishment,” Niken stated. The struggle of RRI coverage team was getting complete when the host Indonesia successfully amazed all visitors by presenting spectacular opening and closing ceremony of SEA GAMES. It was admitted by a journalist from Malaysia, Fina Nasrom. “The opening ceremony is good because it features some histories of Malay land in which Sriwijaya and Malay land are related and I think this is good for people in Asia,” Fina said when asked by Voice of Indonesia. Coming out as the overall champion in this year’s SEA GAMES with 182 golds, 151 silvers and 143 bronzes, Indonesia has shown the world that Indonesia Can Make It! Indonesia can make accomplishment. The successful SEA GAMES is victory for all as stated by Indonesian Vice President Boediono. “The winner of this sport competition is actually all of us, Southeast Asian nation.” The success of Indonesia in becoming the host and the overall champion in the 26th SEA GAMES may become an example and encourage Myanmar, which will host the 27th SEA GAMES in 2013 to present such thing. See you in Myanmar./ Trans Pane, Rahma
VOI News Letter Tahun I No. 3/2011
15
Language Service
Siaran Bahasa Arab. ( SW 9525 KHz – setiap hari mulai pukul 23.00 WIB atau 17.00 UTC, website www.voi.co.id ) Program Siaran dalam bahasa Arab, adalah salah satu siaran bahasa asing Voice of Indonesia (VOI), yang menjadi cikal bakal siaran internasional RRI. Mengudara selama satu jam melalui gelombang pendek ( SW ) frekwensi 9525 KHz mulai pukul 23.00 WIB, Siaran Bahasa Arab Voice of Indonesia kini diawaki oleh 7 orang dibawah koordinator Neni Kamadisastra. Selain Neni, juga ada Ahmad Romdhon, Ruhiyat, Ahuti Gultom, Siti Nurul Chasanah, Devy dan Dwi Sumartin. Selama satu jam pendengar dapat mengikuti aneka acara yaitu berita dan masalah aktual, seni budaya dan pariwisata Indonesia serta musik musik Indonesia. Sebagai respon atas isi siaran, pendengar yang memonitor melalui SW menyampaikan tanggapan baik melalui surat maupun email. Selain melalui SW, kini siaran bahasa Arab, seperti halnya bahasa lainnya yaitu Inggris, Perancis, Jerman, Spanyol, Mandarin dan Jepang, juga dapat diakses melalui situs VOI, yaitu www.voi.co.id. Pendengar yang tidak sempat mendengar siaran langsung melalui SW dapat mendengarkan bahkan mengunduh materi siaran sepenuhnya di website. Pendengar dari Aljazair, Al’id bin Amir, dan Idriss dari Maroko melalui email mengapresiasi layanan podcasting di situs VOI. Untuk memperkuat jaringan dan layanan siaran, pimpinan VOI berharap dapat meningkatkan jalinan kerjasama dengan Perwakilan Negara Sahabat yang berbahasa Arab serta lembaga lembaga penyiaran internasional lainnya, khususnya di Saudi Arabia, Timur Tengah dan Afrika Utara. Arabic Service (SW 9525 KHz - every day starting at 23:00 pm or 17:00 UTC, www.voi.co.id website) The Arabic service, is one of the foreign language services of Voice of Indonesia (VOI), which is one of the forerunners of the RRI international broadcast. Aired for one hour via short wave (SW) on frequency of 9525 kHz starting at 23:00 pm, the Arabic service of Voice of Indonesia is now manned by 7 people under Neni Kamadisastra as coordinator. In addition to Neni, there are Ahmad Romdhon, Ruhiyat, Ahuti Gultom, Siti Nurul Chasanah, Devy and Dwi Sumartin. For an hour listeners can follow news on various events and current issues, art, culture and tourism of Indonesia and Indonesian music. In response to the broadcast, listeners who monitor via SW send their request and comments delivered either by mail or email. In addition to the SW, the Arabic service, as well as other language services namely English, French, German, Spanish, Mandarin and Japanese, is also accessible through VOI site, ie www.voi.co.id. Listeners who do not listen to the live broadcast via the SW can listen and even download the full broadcast material on the website. Listeners from Algeria, Al’id bin Amir, and Idriss from Morocco via email appreciate the podcasting service on VOI site . To strengthen the network and broadcast services, VOI leaders hope to improve cooperation with Representatives of Arabic Speaking Countries as well as other institutions of international broadcasters, particularly in Saudi Arabia, Middle East and North Africa. VOI in action
Dalam rangka memperingati Hari Demokrasi Internasional 15 September 2011 lalu RRI World Service Voice of Indonesia bekerjasama dengan United Nations Information Center (UNIC) dan Hotel Sultan menyelenggarakan acara “Diplomatic Forum”. Enam narasumber pada acara tersebut (dari kiri ke kanan): Bapak Andi Malarangeng – Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Dr. Ignas Kleden – Ketua Komunitas Indonesia untuk Demokrasi, Bapak Andi Taletting Salahuddin – Asisten Deputi Direktur Urusan Luar Negeri, Dirjen HAM, Kementerian Hukum, Mr. Biren Nanda – Duta Besar India untuk Indonesia, Edwin Leo Mokodompit – Koordinator Youth Desk - Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO dan Michele Zaccheo. To observe the International Day of Democracy last 15 September 2011, RRI World Service Voice of Indonesia in cooperation with United Nations Information Center (UNIC) and Sultan Hotel Jakarta held “Diplomatic Forum”. Six speakers on the talk-show are (from left to right) Andi Malarangeng – Indonesian Minister of Youth and Sports Affairs, Dr. Ignas Kleden – Chairman of Indonesian Community for Democracy, Andi Taletting Salahuddin – Assistant of Deputy Director for Foreign Affairs, Director General of Human Rights, Ministry of Law and Human Rights, H.E. Biren Nanda – Ambassador of India to Indonesia, Edwin Leo Mokodompit – Coordinator of Youth Desk – Indonesian National Commission for UNESCO and Michele Zaccheo - Director of the United Nations Information Centre (UNIC)
16
VOI News Letter Tahun I No. 3/2011