JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014)
1
Konsep Desain Interior Sea World Indonesia Nuril Yunia Sari, dan Ir. Prasetyo Wahyudie Jurusan Desain Interior, FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail:
[email protected]
Abstrak—Rekreasi kini menjadi kebutuhan dasar dalam kehidupan manusia, yang bisa dilakukan bersama-sama, terutama dalam keluarga. Tidak sedikit orang tua yang ingin membawa anaknya ke tempat yang rekreatif sekaligus edukatif. Pengenalan biota laut melalui display akuarium menjadi salah satu alternatif edukasi yang diminati. Tidak hanya bagi anakanak, namun orang dewasa turut menikmati koleksi biota yang dihadirkan oleh satu-satunya tempat wisata akuarium terbesar di Indonesia, yaitu Sea World Indonesia. Display akuarium merupakan daya tarik utama pada Sea World Indonesia, namun desain memiliki peran penting atas penyajiannya ke dalam interior, sehingga melalui desain interior, dapat menunjang fungsi bangunan yang menyajikan display biota perairan, baik dari segi visual maupun pemenuhan kebutuhan atas aktivitas di dalamnya. Metode yang digunakan dalam mencari konsep desain yang sesuai adalah metode pengumpulan data yang dicapai melalui studi literatur dan lapangan yang meliputi observasi, survei lapangan, wawancara, dan kuisioner. Melalui kuisioner yang telah dilakukan, gaya desain interior yang banyak diminati oleh pengunjung Sea World Indonesia adalah gaya modern, sedangkan melalui analisis yang telah dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor, seperti fungsi obyek serta tipe pengunjung, didapatkan tema pantai sebagai nuansa yang dihadirkan untuk melengkapi gaya modern. Karakter gaya modern yang diaplikasikan meliputi bentukan geometris dan streamline, finishing halus dan polished, serta penggunaan warna-warna netral. Tema pantai dihadirkan melalui karakter bentuk seperti bentukan streamline yang diadaptasi dari garis gelombang ombak pada pasir, material khas pantai seperti pasir pantai, dan penggunaan warna dominan pada suasana pantai di siang hari.
Sea World, didominasi oleh keluarga yang mencakup orang tua dan anak, serta lembaga pendidikan berupa sekolahan yang mengajak murid didiknya berkunjung. Oleh karena itu sasaran pengunjung Sea World Indonesia yang utama adalah anakanak usia sekolah. Dari sasaran pengunjung tersebut, Sea World Indonesia harus mampu menghadirkan visualisasi dan suasana yang menyenangkan serta menarik. Kebutuhankebutuhan ruang yang dipenuhi, disesuaikan baik bagi anakanak maupun orang dewasa. Karena perbedaan usia pengunjung anak dan dewasa terpaut jauh, membuat kebutuhan yang muncul semakin beragam, baik dari segi fasilitas, sirkulasi, safety, maupun visualisasi. II. METODE PENELITIAN
Kata Kunci—Akuarium, karakter, modern, pantai
I. PENDAHULUAN
S
EA WORLD merupakan arena rekreasi yang menawarkan hiburan sekaligus edukasi. Di samping dapat menikmati keindahan alam bawah air, dapat pula mengenal kehidupan biota-biota perairan yang ada di dalamnya, mulai dari biota air tawar hingga air laut. Melalui Sea World Indonesia ini, diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap biota bawah air kepada para pengunjungnya sehingga dapat menumbuhkan kesadaran individu untuk turut serta dalam pemeliharaan perairan di Indonesia. Sebagai sarana rekreasi sekaligus edukasi, Sea World Indonesia menjadi pilihan yang menarik bagi para orang tua untuk mengajak anak-anaknya berlibur ke sana dan mengenal banyak biota bawah air, sehingga pengunjung yang datang ke
Gambar 1. Mind Mapping Metodologi Penelitian
A. Tahap Pengumpulan Data Primer Data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung di lapangan dengan beberapa cara, yaitu: a) Observasi dan Survei Lapangan Tujuan dilakukannya observasi ini untuk mengetahui kondisi lingkungan dan kegiatan secara langsung di dalam wahana Sea World.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014)
2 B. Tahap Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan melalui kajian pustaka. Kajian yang dilakukan yakni mengenai biota yang dikoleksi beserta standarisasi akuariumnya, seperti material, intensitas cahaya, dan luasan akuarium, serta standarisasi yang dibutuhkan dalam area akuarium, material, pencahayaan, dan fasilitas yang dikaji melalui literatur buku, internet, dan sebagainya.
Gambar 2. Layout Sea World Indonesia
C. Tahap Pengolahan Data Metode yang digunakan dalam pengolahan data yaitu metode induktif, yakni dengan cara mengumpulkan semua data yang ada kemudian dianalisis berdasarkan literatur dan diambil kesimpulannya. Selain metode induktif digunakan juga metode deduktif dan komparatif. Metode deduktif merupakan metode mengolah dan menganalisis data-data yang bersifat umum kemudian mengolahnya kembali menjadi bersifat lebih khusus sesuai dengan kebutuhan. Metode komparatif dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data sejenis dari sumber yang berbeda-beda, kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan obyek desain sesuai keperluan. Urutan jalannya metode yang digunakan, yaitu: 1. Mengumpulkan data secara keseluruhan. 2. Memilah data berdasarkan tinjauan dan kepentingan. 3. Menentukan fasilitas yang akan menjadi obyek desain. 4. Membandingkan dan menyesuaikan data terhadap obyek desain. 5. Menentukan data-data yang sesuai dengan proses desain interior.
Gambar 3. Interior Sea World Indonesia
b) Wawancara Wawancara dilakukan kepada beberapa staff, antara lain: HRD, untuk mengetahui sejarah dan latar belakang berdirinya Sea World Indonesia serta perkembangannya. Menganalisis coorporate identity dan struktur organisasi beserta gambaran umum jalannya perusahaan; education guide, untuk mengetahui seputar kegiatan yang dilakukan di Sea World, serta penjelasan singkat mengenai akuarium-akuarium dan beberapa fasilitas yang ada di dalamnya; curatorial, untuk mengetahui bagaimana perawatan serta perlakuan sehari-hari yang diberikan kepada biota yang dikoleksi; maintenance, untuk mengetahui standar keamanan akuarium dan bangunan serta perawatannya; dan pengunjung, untuk mengetahui tingkat kenyamanan dan keindahan dari sudut pandang pengunjung serta menganalisis sirkulasi dan kebutuhan pengunjung. c) Kuisioner Pengisian kuisioner dilakukan dengan cara tanya jawab, yang bertujuan untuk mengetahui tolak ukur kepuasan dan kenyamanan pengunjung seputar suasana dan fasilitas yang disediakan Sea World Indonesia. Di samping itu disediakan pula beberapa contoh gambar desain Sea World yang ada di luar negeri untuk mengetahui gambaran desain yang diminati oleh pengunjung.
III. KONSEP TEMUAN A. Karakter Sea World Indonesia Obyek desain yang diambil merupakan tempat wisata edukatif seputar biota bawah air. Display akuarium yang disajikan Sea World Indonesia memiliki berbagai ukuran, namun display akuarium besar merupakan pusat perhatian yang menjadi daya tarik bagi pengunjung seperti akuarium dugong, otter, hiu, reef tank, dan main tank. Selain ukuran display-nya, biota yang menempati juga merupakan daya tarik utama, ditambah lagi dengan adanya pertunjukan pada display tersebut, yakni feeding show. Selain fasilitas display akuarium, disajikan pula kolam sentuh yang memfasilitasi pengunjung untuk berinteraksi langsung dengan beberapa jenis biota jinak. Sea World Indonesia juga menyediakan fasilitas-fasilitas penunjang, seperti: teater, hall, perpustakaan, museum, souvenir shop, food court, ruang kesehatan, toilet, serta mushollah. Eksisting bangunan yang digunakan dalam penerapan desain Sea World Indonesia adalah gedung Spazio yang terletak di jalan Lingkar Dalam, Surabaya Barat. Penggunaan gedung ini didasari oleh beberapa faktor, yaitu fasad gedung sesuai dengan konsep yang dikaji, serta lokasinya yang dekat dengan beberapa tempat rekreasi, sehingga menjadi daerah yang strategis untuk dijadikannya area rekreasi.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014)
Gambar 4. Gedung Spazio Tampak Atas
Gambar 5. Gedung Spazio Tampak Depan
B. Konsep Dasar
3 anaknya untuk berwisata-edukasi di Sea World. Di samping melalui koleksi biota, desain yang merupakan elemen penting pada sebuah bangunan turut menjadi daya tarik utama bagi pengunjung, sehingga desain tersebut harus sesuai dengan pengunjung. Berikut beberapa analisis sebagai dasar penentuan tema pada desain interior Sea World Indonesia, yaitu: a) Salah satu fungsi Sea World adalah sebagai tempat konservasi biota laut yang menyediakan akuarium buatan yang dikondisikan sesuai habitat asli biota tersebut seperti di lautan. b) Sea World merupakan sebagian kecil kehidupan di laut yang dihadirkan di daratan, sehingga pantai merupakan pertemuan dari kedua elemen tersebut yakni lautan dan daratan. c) Tipe pengunjung Sea World dari segala usia dan berbagai kalangan hal ini menyerupai tipe pengunjung pantai. Dari beberapa hal tersebut, maka didapatkan tema “pantai” sebagai nuansa yang dihadirkan pada desain interior Sea World Indonesia. Tiga point tersebut menjadi dasar dari penerapan tema pantai. Karakteristik tema pantai digambarkan oleh sekumpulan ciri fisik yang mendominasi pantai itu sendiri, antara lain: air, pasir, karang, ebatuan, tumbuhan, jembatan, perahu/kapal.
Gambar 6. Persentase Minat Desain Pengunjung
Melalui hasil kuisioner, maka didapatkan gaya modern dengan karakteristik desain yang simple dipadukan dengan display akuarium yang besar dan luas dengan warna-warna netral yang mengisi elemen ruangan, sebagai konsep desain pada Sea World Indonesia. Selain hasil survei, terdapat pula beberapa alasan kuat lainnya yang menunjang gaya modern sebagai gaya yang diaplikasikan pada desain interior Sea World, yaitu: a) Menyesuaikan dengan tipe pengunjung yang datang, yang didominasi oleh masyarakat modern dari kotakota besar. b) Disukai dan dinikmati oleh banyak kalangan. c) Bersifat dinamis. Adapula karakteristik dari gaya modern, antara lain: a) Bentukan yang geometris, asimetris, dan streamline. b) Warna yang digunakan yakni warna-warna netral seperti putih, krem, beige, coklat, dan hitam. c) Finishing halus, lembut, dan polished. d) Estetika ditonjolkan melalui bentukan, tekstur, material, serta efek pencahayaan pada titik tertentu. C. Tema Dari hasil observasi, Sea World Indonesia banyak dikunjungi oleh keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak, tujuan utama para orang tua berkunjung adalah mendampingi
Gambar 7. Skema Adaptasi Tema Desain
D. Konsep Desain Konsep desain merupakan hasil dari korelasi antara obyek, konsep dasar dan tema. Dari ketiga point tersebut muncul beberapa keyword yang akan disimpulkan kembali menjadi konsep desain secara keseluruhan.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014)
4 Di samping warna-warna netral yang menjadi karakteristik gaya modern, dihadirkan pula warna-warna yang berkaitan dengan suasana pantai di siang hari pada interior Sea World Indonesia. Pengambilan warna pantai dilakukan melalui pemilihan warna dominan yang muncul pada perspektif tertentu.
Gambar 12. Pengolahan Karakter Warna Suasana Pantai Siang Hari
Gambar 8. Skema Konsep Desain
Dari skema konsep di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep yang diterapkan pada desain interior Sea World Indonesia yakni “Modern Bertema Pantai”. Konsep ini dicapai melalui pendekatan karakteristik dari gaya modern yang dipadukan dengan pendekatan ciri fisik dari tema pantai.
Gambar 13. Warna Logo Sea World Indonesia
C. Konsep Material Material yang digunakan pada bidang garap interior menggunakan beberapa jenis bahan, seperti:
IV. PENERAPAN KONSEP A. Konsep Bentuk Bentukan arus ombak yang menjadi ciri dari pantai diadaptasi menjadi elemen interior yang sesuai dengan bentukan streamline yang memiliki pola lengkung yang halus. Gambar 14. Panel Board dan Panel Gypsum Bertekstur
Gambar 9. Penyederhanaan Garis Ombak
Adapula bentukan dari jembatan pantai yang terdiri dari bentukan geometris, seperti kayu berbentuk papan persegi yang disusun secara horizontal dan vertical.
Gambar 15. Pasir Pantai
Gambar 16. Metal Pipe dan Metal Panel Gambar 10. Bentuk Susunan Kayu Jembatan
B. Konsep Warna
Gambar 11. Warna-Warna Netral
Gambar 17. Lantai Granit dan Keramik Bermotif Air
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014)
5
D. Konsep Pencahayaan Ada dua macam pencahayaan yang akan diterapkan pada interior Sea World yakni pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan alami diterapkan pada area-area yang dengan konsep ruang terbuka sehingga banyak kemungkinan cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan, seperti pada area bermain dan kafetaria.
F. Konsep Furniture Beberapa ciri-ciri furnishing yang sesuai dengan gaya modern bertema pantai, antara lain: Bernuansa pantai. Bergaya modern. Bentuk geometris dan streamline. Material kayu, acrylic, stainless steel dan lainnya. Halus atau bertkstur.
Gambar 18. Contoh Pencahayaan Alami
Gambar 21. Contoh Bentukan Furniture
Pada pencahayaan buatan diterapkan dalam dua jenis suasana yaitu suasana terang dan gelap. Suasana terang dihadirkan pada ruangan-ruangan secara umum seperti pada lobby, souvenir shop, perpustakaan, dan museum.
G. Konsep Elemen Estetis Elemen estetis dihadirkan melalui bentukan, corak, maupun tekstur yang ada pada bidang garap interior dan furniture. Berikut beberapa cotoh aplikasi elemen estetis, yaitu:
Gambar 19. Contoh Pencahayaan Buatan Terang
Sedangkan suasana gelap dihadirkan pada ruang teater dan area display akuarium, hal ini bertujuan untuk memberikan suasana bawah laut dan kesan kuat pada display akuarium serta menjaga kondisi biota yang ada di dalam akuarium. Gambar 22. Aplikasi Bentukan Garis dan Warna Laut
V. KESIMPULAN
Gambar 20. Contoh Pencahayaan Buatan Gelap
E. Konsep Penghawaan Penghawaan yang diterapkan pada interior Sea World Indonesia merupakan penghawaan buatan yang menggunakan tenaga listrik seperti AC (Air Conditioner) dan air curtain. Terdapat dua sistem AC yang digunakan yaitu AC Split dan AC central. Penghawaan buatan ini bertujuan untuk memberi kenyamanan kepada pengunjung, selain itu berfungsi juga dalam menjaga suhu ruangan pada area display akuarium untuk menjaga kestabilan suhu air biota di dalamnya.
Pada pembahasan desain interior Sea World Indonesia bergaya modern dengan tema pantai, dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu: a) Sea World Indonesia merupakan sebuah tempat wisata edukatif yang tidak hanya menawarkan rekreasi namun juga memberi edukasi berupa wawasan mengenai biota perairan, yang disajikan melalui display akuarium serta fasilitas-fasilitas penunjangnya. b) Gaya modern yang dihadirkan melalui karakteristik tampilannya, seperti karakter bentukan, garis, finishing, serta warnanya, merupakan gaya yang cocok dan disukai oleh banyak kalangan, sehingga penerapannya pada interior ruang publik sangat tepat. c) Tema pantai yang dihadirkan melalui aplikasi bentukan dan material yang mencirikan pantai, serta warna yang mendominasi pada pantai yang diadaptasikan dengan warna
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) coorporate image Seaworld Indonesia, dipilih untuk melengkapi gaya modern agar dapat memberi daya tarik dan menghadirkan desain yang rekreatif namun tetap berkesinambungan dengan obyek desainnya. d) Karakter bentuk yang menjadi ciri khas dalam desain interior Sea World ini adalah bentukan gelombang streamline hasil adaptasi dari bentukan arus ombak, dipadukan dengan material serta warna natural khas pantai seperti pasir pantai. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, nikmat dan karunianya. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada kedua orang tua dan keluarga yang senantiasa memberi bantuan serta dukungan, kepada Ir. Prasetyo Wahyudie, M.T sekalu dosen pembimbing, Anggri Indraprasti S.Sn, M.Ds selaku dosen koordinator Tugas Akhir, teman-teman seperjuangan angkatan 2010 Desain Interior ITS, serta senior angkatan 2006 dan 2009 Desain Interior dan Desain Komunikasi Visual ITS. DAFTAR PUSTAKA [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]
Akmal, Imelda (2006), Plafon Kreatif, ed 5/III, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Akmal, Imelda (2008), Aplikasi Dinding, ed 8/IV, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Joseph De Chiara & John Callender (1980), Time-Saver Standards for Building Types, edisi 2, McGraw-Hill Book, Singapore. Julius Panero dan Martin Zelnik (2003), Dimensi Manusia & Ruang Interior, Erlangga, Jakarta. Redaksi Gaya Kreasi (2008), 101 Inspirasi Tampilan Dinding Menarik, Penebar Swadaya, Jakarta. PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. 2013. “Sea World”, diambil dari http://www.ancol.com/Sea World pada tanggal 20 Oktober 2013. Safra, Michele. 2013. “Modern Interior Design”, diambil dari http://www.michelesafra.net/modern-interior-design/ pada tanggal 13 Desember 2013.
6