Indonesian Overseas Literature Through Voice of Indonesia Geliat Sastra Perantauan Melalui Voice of Indonesia
Staff VOI bersama pemenang Bilik Sastra VOI Award 2013 VOI staff with winners of Bilik Sastra VOI Award 2013
RRI
World Service Voice of Indonesia in 2013 for the third time
held Literary Chamber Award Short Stories Competition. Previously, similar events had been successfully held in 2011 and 2012. Up to the third Literary Chamber Award 2013, RRI World Service has invited six Indonesian citizens residing abroad, winners of the award, to visit Jakarta, as a token of appreciation for their work in literature. Not much different from the previous period, short stories included in the competition were sent by Indonesian citizens residing abroad and were read during Literary Chamber segment aired every Sunday from 1.05 pm to 2 pm, The jury this time comprised of Pipit Senja, an Indonesian novelist, Eddy Basrul Intan, a senior RRI broadcaster RRI and Irwan Kelana , who is currently working as the senior editor of Republika daily. Of the dozens of stories that aired during July 2012 to July 2013 period, 26 short stories were nominated. After going through a fairly lengthy selection process, the judges finally decided Surban Batik a short story written by Arul Chairullah as the first winner, followed by Lelaki Penantang Langit or The Man Who Challenges the Sky by Rahayu Wulansari as the second. Both winners, Arul Chairullah, an Indonesian student in Yemen and Rahayu Wulansari a migrant worker who then lived in Taiwan, were invited to Jakarta to receive the award Voice of Indonesian Literature Chamber Award 2013. The theme of the awards conferment ceremony
Go To Page 15
Dari kiri ke kanan: Rahayu Wulansari (pemenang kedua Bilik Sastra Award 2013), Miqdarul Khoir Syarofit (Pemenang pertama Bilik Sastra Award 2013), Ketua Umum Kowani Dewi Motik, dan Direktur Utama LPP RRI Niken Widiastuti From left to right: Rahayu Wulansari (runner up of Bilik Sastra Award 2013), Miqdarul Khoir Syarofit (the First winner of Bilik Sastra Award 2013), Chairman of Indonesian Women Congress Dewi Motik, and LPP RRI President Director RRI Niken Widiastuti
RRI World Service Voice of Indonesia di tahun 2013 untuk kali ketiga menggelar Lomba Cerita Pendek (Cerpen) Bilik Sastra Award. Sebelumnya even yang sama telah sukses diselenggarakan pada tahun 2011 dan 2012. Dengan terselenggaranya Bilik Satra Award 2013, RRI World Service hingga kini telah mengundang 6 anak—anak bangsa yang tinggal di luar negeri untuk berkunjung ke Jakarta, sebagai bentuk apresiasi terhadap karya mereka di bidang sastra. Tidak jauh berbeda dengan periode sebelumnya, cerpen yang diikutsertakan dalam lomba adalah cerpen dikirimkan oleh masyarakat Indonesia yang menetap di luar negeri dan dibacakan dalam acara Bilik Sastra setiap hari Minggu pukul 13:05 – 14.00 WIB. Tim juri kali ini adalah Pipet Senja, seorang Novelis Indonesia, Eddy Basrul Intan, seorang broadcaster senior RRI dan Irwan Kelana, yang saat ini bekerja sebagai redaktur senior harian Republika. Dari puluhan cerpen yang diudarakan sepanjang Juli 2012 sampai Juli 2013, 26 cerpen masuk nominasi. Setelah melalui proses penyeleksian yang cukup panjang, tim juri akhirnya memutuskan Surban Batik , karya
Bersambung ke halaman 15 VOI Newsletter Tahun III No. 10 2013
1
Editorial Notes - Catatan Redaksi
In this 10th edition of Newsletter, RRI World Service, Voice of Indonesia, comes to you again. Warm regards from us, hopefully you are doing your activities at your best. Like the previous editions, we present you information on the activities of RRI World Service, Voice of Indonesia. Through “Focus”, you can read writing by Daulat Pane about “Challenge and Hope, APEC 2014 (Diplomatic Forum). Care from Newsletter to the literature world is shown through Special Column entitled “Indonesian Overseas Literature Through Voice of Indonesia” by Asmawati that we pack with writing on “The Winner of Bilik Sastra VOI Award 2013” by Sepsha. “Bilik Sastra” is one of Voice of Indonesia's top programs. Through “Exotic Indonesia”, you cand find out about Kampung Naga, covering native people and culture of Kampung Naga. The life of people in Kampung Naga is revealed in details by the writer, Nuke K.
Pada Edisi 10 Newsletter ini, RRI World Service, Voice of Indonesia, kembali hadir menyapa anda. Salam hangat dari kami, semoga anda sukses dalam melaksanakan aktivitas masing-masing. Sama seperti edisi-edisi sebelumnya, kami memberikan informasi yang terkait dengan kegiatan RRI World Service, Voice of Indonesia. Melalui rubrik “Fokus/Focus”, dapat dibaca tulisan Daulat Pane yang menyajikan informasi terkait dengan “Tantangan dan Harapan, APEC 2014 (Diplomatic Forum). Kepedulian Newsletter terhadap dunia sastra kami tunjukkan melalui Rubrik Khusus dengan judul “Geliat Sastra Perantauan Melalui Voice of Indonesia” hasil tulisan Asmawati yang selanjutnya kami rangkai dengan tulisan tentang “Pemenang Bilik Sastra VOI Award 2013”, tulisan Sepsha. Kegiatan “Bilik Sastra” ini merupakan acara unggulan Voice of Indonesia. Melalui rubrik “Pesona Indonesia/Exotic Indonesia”, anda dapat mengenal Kampung Naga yang di dalamnya mengupas tentang masyarakat dan budaya aseli Kampung Naga. Kehidupan masyarakat di Kampung Naga itu dikupas dengan rinci oleh penulisnya, Nuke K.
As part of organization structure in the Voice of Indonesia, you may know daily activities in Administration Division, which is written in details by Asep Mahendra that you can read in Division Profile”. Next, Viqran writes “Our Guests” entitled “Dutch Prime Minister, H.E. Mark Rutte”.
Sebagai bagian dari struktur organisasi di Stasiun Siaran Luar Negeri, Voice of Indonesia, anda dapat mengetahui aktifitas sehari-jari yang dilaksanakan di Bagian Tata Usaha dan Umum, secara rinci ditulis oleh Asep Mahendra yang dapat anda baca pada rubrik “Profil Bidang/Desk Office”. Selanjutnya, Viqran membuat tulisan di rubrik “Tamu Kita/Our Guests” yang berjudul “Perdana Menteri Belanda, Y.M. Mark Rutte.
We hope the writing that we present in this edition of Newsletter will give more beneficial information to all of us.
Semoga tulisan-tulisan yang kami sajikan pada Newsletter kali ini, akan lebih memberikan informasi yang bermanfaat bagi kita semua.
Best regards Eddy Sukmana
Salam Redaksi VOI Eddy Sukmana
Daftar Isi / Table of Contents Indonesia Overseas Literature Through Voice of Indonesia............................................................... 1 Geliat Sastra Perantauan Voice of Indonesia Profil / Profile: Profiles of Winners of VOI Literary Chamber Award 2013........................................... 3 Pemenang Bilik Sastra VOI Award 2013 Pesona Indonesia / Exotic Indonesia : Exotism of Kampung Naga...................................................... 6 Eksotisme Kampung Naga
Penanggungjawab: Drs. Eddy Sukmana, SH., MM., MH Dewan Redaksi : Drs. Budi Nugroho, Erna Geni Ria, MA, Solmah, S. Sos, Risal Rachim, S.Sos, Putri Nouvarah, Ahdiba, S.Pd., Dra. Rita Asmara , Asep Mahendra, S.Sos, Ahmad Herman, SE, Yohannes Pemimpin Redaksi : Ani Hasanah Mubarok, S.Pd. M. Si Redaktur Pelaksana : Borgias Jaman Koordinator Liputan : Viqran Shink Khan Editor Foto : Yubi Suryanto Fotografer : Yubi Suryanto Desain Grafis : Yubi Suryanto Promosi : Khadafi Sekretaris Redaksi : Asmawati Rachman Penulis Naskah : Sepsha Dwi Restian, M. Khadafi, Daulat Pane, Viqran Shink Khan, Nuke Kusumawati, Asep N. Mahendra Penerjemah : Rahmawati, Anna Trijajakasih Dokumentasi : Folda Elsynora Bendahara : Sapto Wardoyo Sirkulasi : Jamilah Tata Usaha : Sugiarto
@voiindonesia
2
voice of indonesia
VOI Newsletter Tahun III No.10 2013
Tamu Kita / Our Guest : Dutch Prime Minister, H.E. Mark Rutte..........................................................8 Perdana Menteri Belanda, H.E. Mark Rutte Fokus / Focus : Challenge and Hopes, APEC 2014.............................................................................11 Tantangan dan Harapan, APEC 2014 Profil Bidang /Division Profile : Administration Division.................................................................. 14 Bagian Tata Usaha Stasiun Luar Negeri LPP RRI
VO in Action...................................................................................................................................16
Profile - Profil
PROFILES OF WINNERS OF VOI LITERARY CHAMBER AWARD 2013
I
PROFIL PEMENANG BILIK SASTRA VOI AWARD 2013
n 2013, for the third time, Voice of Indonesia, the Foreign Broadcast Station of Radio Republik Indonesia - RRI held the Voice of Indonesia Literary Chamber Award. Literary Chamber Award is an annual event of VOI-RRI aimed at appreciating Vo i c e o f I n d o n e s i a listeners who have sent their work to the weekly program. Arul Chairullah with his work “Surban Staff VOI bersama pemenang Bilik Sastra VOI Award 2013 VOI staff with winners of Bilik Sastra VOI Award 2013 Batik“(Batik Turban/Kifayeh) managed to become the first winner, and Rahayu Wulansari in the second place with “Lelaki Penantang langit” (The Man Who Challenges the Sky ) . Let's find out more about them both. Arul Chairullah “That's the turban, with dearest father, to be taken to heaven." That is a sentence from a short story by Arul Chairullah which led him to become the first winner of Voice of Indonesia Literary Chamber Award 2013. The short story titled Surban Batik won over 30 other short stories that had entered the selection. The bespectacled dark man who was born in the town of Sidoarjo , East Java on May 22, 1990 is known as Arul, while his real name is Miqdarul Khoir Syarofit. He confessed that he listened to VOI for the first time after being introduced by an Indonesian novelist, Pipit Senja. Arul who took his undergraduate degree in Yemen, was Chairman of the FLP (Forum Lingkar Pena or Pen Circle Forum) in Hadhramaut , Yemen from 2012-2013. The works of Riyadlul Jannah Islamic School graduate, in Mojokerto in 2007, have won several other writing competitions, both at national and international levels, among others:
U
ntuk ketiga kalinya pada tahun 2013, Voice of Indonesia - VOI, Stasiun Siaran Luar Negeri Radio Republik Indonesia – RRI menyelenggarakan Bilik Sastra Voice of Indonesia Award. Bilik Sastra VOI Award m e r u p a ka n a ge n d a tahunan VOI-RRI yang bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada para pendengar Voice of Indonesia yang telah mengirimkan karyanya pada program mingguan VOI-RRI yaitu Bilik Sastra. Adalah Arul Chairullah dengan karya Surban Batik yang berhasil menjadi Juara I, dan Rahayu Wulansari dengan karya Lelaki Penantang Langit . Yuk, lebih dalam mengenal mereka berdua!!! Arul Chairullah “Di sanalah surban itu berada. Bersama abah tercinta, untuk dibawa menuju surga.” Demikianlah satu kalimat cerpen karya Arul Chairullah yang membawanya menjadi juara pertama Bilik Sastra Voice of Indonesia Award 2013. Cerpen berjudul Surban Batik ini berhasil menyisihkan 30 cerpen lainnya yang telah masuk seleksi. Lelaki hitam manis berkacamata ini lahir di Kota Sidoarjo, Jawa Timur pada 22 Mei 1990. Arul, demikian sapaan akrabnya, memiliki nama asli Miqdarul Khoir Syarofit. Arul mengaku, pertama kali ia mendengarkan VOI diperkenalkan oleh seorang Novelis Indonesia, Pipit Senja. Lelaki yang sempat studi S1 di Yaman ini pernah tercatat sebagai Ketua FLP (Forum Lingkar Pena) Hadhramaut, Yaman periode 2012-2013. Karya-karya penulis muda alumnus Pesantren Riyadlul Jannah, Mojokerto tahun 2007 ini, juga telah menjuarai beberapa lomba penulisan, baik tingkat nasional maupun internasional, antara lain:
VOI Newsletter Tahun III No.10 2013 3
1. Mahligai Socotra (1st Prize Anthology of Islamic Literature PPI , August 2011 ) 2. Auf Widersehn, Insha (Runner Up, Talenta Sastra Pena, September 2011) 3. Waiting for Nurani. ( Aqwam Media 2011) 4. Ghdan, sanushalli fi Aqshana (Arabic Version, Aqrwam Media 2011) 5.For You Indonesia (Contributor of “Fregmentasi Ciuman di Bawah Hujan” or “A Kiss Under the Rain Fragmentation" Anthology, Maedchen Hübsche Publisher , Bandung ) 6. My Insha Notes (30 choices Category "When I Broke Up" script, Prio Leutika Publisher, Yogyakarta ) 7. Nyanyian Ka'bah or the Kaaba Song (favorite short story version, Qultum Media Publisher, East Jakarta) 8. Black Diary (Runner-Up I, Anthology, PPI Islamic Yemen, August 2012) 9. Surgaloka Al - Ghanna (Runner Up IV, Anthology of Islamic Literature PPI Yemen, August 2012)
1. Mahligai Socotra (Juara 1 Antologi Sastra Islami PPI, Agustus 2011) 2. Auf Widersehn, Insha (Juara II Talenta Sastra Pena, September 2011) 3. Menanti Nurani, (Aqwam Media 2011) 4. Ghadan, sanushalli fi Aqshana (Versi Arabic, Aqrwam Media 2011) 5. Untukmu Indonesia (Kontributor Antologi “Fregmentasi Ciuman di Bawah Hujan” Hubsche Maedchen Publisher, Bandung) 6. Catatan Insha-ku (Kategori 30 naskah pilihan “When I Broke Up” Leutika Prio Publisher, Yogyakarta) 7. Nyanyian Ka'bah (Cerpen Favorit versi Qultum Media Publisher, Jaktim) 8. Diary Hitam ( Juara II Antologi Islami PPI Yaman, Agustus 2012) 9. Surgaloka Al-Ghanna (Juara Harapan I Antologi Sastra Islami PPI Yaman, Agustus 2012)
"The VOI Literary Chamber Award is very challenging. Many had sent (their works) from different parts of the world, from Hong Kong, Taiwan, USA and others. Meanwhile, there wasn't any from Yemen. So (I) was inspired to send my short stories," said Arul. In addition to writing his other hobby is reading. No wonder Arul's short story “Surban Batik” though simple is full of meanings. As stated by a Senior Editor of “Republika” daily, who was also a member of the panel of jury in VOI Literary Chamber Award 2013, Irwan Kelana, “The theme of Surban Batik is simple, about friendship but it works very well , soft and slick plot . It is enjoyable with very rich diction or choice of words and sentences. How many sentences that we have not even heard before come up. It actually shows the writer is an avid reader, because good writers are good readers, "said Irwan.
“Ajang Bilik Sastra VOI Award ini sangat menantang. Banyak yang mengirim dari berbagai belahan dunia, mulai dari Hong Kong, Taiwan, Amerika dan lainnya. Sementara dari Yaman masih belum ada. Karena itu terinspirasi untuk mengirimkan cerpen saya,” ujar Arul.
Some of Arul's works have also been published, among others: 1. Anthology: "“Fregmentasi Ciuman di Bawah Hujan”, (Kissing Under the Rain Fragmentation) “When I Broke Up" , Islamic Literature PPI Yemen , and “Ikut Pramuka, Yuk!” (Let's Join the Scouts!) 2. Solo: “Novelet Serunai Mukalla” After finishing undergraduate study in Yemen, Arul daily activities are helping out in the Mosque, teaching at Islamic Schools and also regular Schools. At present Arul is also continuing his studies to pursue his Master degree in 4
VOI Newsletter Tahun III No.10 2013
Selain hobi menulis, lelaki 23 tahun ini juga memiliki hobi membaca. Tidak heran jika cerpen Arul yang berjudul Surban Batik ini sederhana namun syarat makna. Seperti dituturkan Redaktur Senior Harian Republika yang juga merupakan salah seorang Dewan Juri Bilik Sastra VOI Award 2013, Irwan Kelana, “Cerpen Surban Batik temanya sederhana, tentang persahabatan tapi digarap dengan sangat baik, lembut dan alurnya yang sangat apik yah. Sehingga bawaannya asik dan dengan diksi atau pilihan kata dan kalimat yang sangat kaya. Bagaimana banyak kalimat yang bahkan kalimat yang belum kita dengar s e b e l u m nya d i a m u n c u l ka n . I t u s e b e n a r nya memperlihatkan penulis yang rajin membaca, karena penulis yang baik adalah pembaca yang baik,” kata Irwan. Beberapa karya Arul juga telah diterbitkan, antara lain: 1. Antologi: “Fregmentasi Ciuman di Bawah Hujan”, “When I Broke Up”, Sastra Islami PPI Yaman, dan “Ikut Pramuka, Yuk!” 2. Solo: “Novelet Serunai Mukalla” Setelah lulus S1 di Yaman, kegiatan Arul sehari-hari yaitu membantu kegiatan di Mesjid, mengajar di Pesantren dan
Malaysia.
juga Sekolah. Arul juga sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang Magister di Malaysia.
Rahayu Wulansari Rahayu Wulansari Ayu , as she is familiarly called , never expected her short stories that she sent to Literary Chamber VOI can finally won the second place at VOI Literary Chamber Award. "Actually, there were a lot of works which I sent to Literary Chamber , but the one that got the attention of the jury, alhamdulillah, was the one titled “Lelaki Penantang Langit,” (The Man Who Challenges the Sky), said Ayu. It is a story about an unfulfilled love of a man who has to replace the role of his brother who committed suicide. Ayu was born on March 30, 1985 in Wonosobo, Central Java, of Hery Widiharto and Kamsiati. She went to school in a small village on the border of Wonosobo and Kebumen, Central Java. With only a high school diploma in her hands, she realized how difficult it was to find a decent job in her own country. However, it did not break her spirit. Although with a very heavy heart, in 2010 Ayu finally decided to try her luck in other country, Taiwan For 3 years, Ayu had been trusted by Mr. Hsu Ru Chuan to take care of his parents who are more familiarly called Akong (grandpa) and Ama (grandma). "It was then that I started to explore literature, although I'd already loved to pour my heart content in my diary since childhood. There are some short stories I wrote that have been published as an ??anthology, "said Ayu. In May 2012, after Akong had passed away, Ayu finally returned home. She went back to Magelang, Central Java. Upon returning home she did not just stay at home doing nothing. This very independent woman did not want to be considered spoiled by those around her. She then moved to Yogyakarta and found a job at a laundry business. Ayu who likes green color, admitted that her favorite author is her own teacher, Mrs. Nurhayati Pujiastuti. Ayu's ambition in life is quite simple. She doesn't want to dream too high. "Talking about dreams, I don't want anything fancy. Just want to be a good, solehah (pious) wife, taking care of my husband and children and keep writing of course, "said Ayu. (Trans: Anna Trijajakasih)
5
VOI Newsletter Tahun III No. 9 2013
Ayu, begitulah sapaan akrabnya, tak pernah menyangka, cerpen yang dikirimkannya ke Bilik Sastra VOI akhirnya bisa meraih juara kedua Bilik Sastra VOI Award. “Sebetulnya banyak yang saya kirim ke Bilik Sastra, cuma yang nyantol di juri alhamdulillah cerpen Lelaki Penantang Langit,” kata Ayu. Lelaki Penantang Langit adalah cerpen yang menceritakan tentang kasih tak sampai seorang saudara kembar yang harus menggantikan peran saudaranya yang telah meninggal karena bunuh diri. Perempuan kelahiran Wonosobo 30 Maret 1985 ini adalah putri dari pasangan Hery Widiharto dan Kamsiati. Ayu mengenyam pendidikan di sebuah desa kecil perbatasan Wonosobo dan Kebumen. Sekolah Dasar di SD Panerusan 02 Wadaslintang, kemudian melanjutkan ke SLTPN 1 Wadaslintang dan lulus SMKN 1 Wonosobo. Bermodalkan ijazah setingkat SMA, Ayu menyadari betapa sulitnya mencari pekerjaan di negeri sendiri. Namun hal tersebut tak begitu saja mematahkan semangat hidupnya. Meski berat, pada 2010 akhirnya Ayu memutuskan untuk mengadu nasib di negeri seberang, Taiwan. Selama 3 tahun, Ayu dipercaya oleh Tuan Hsu Ru Chuan untuk merawat kedua orangtuanya yang lebih akrab dipanggil Akong dan Ana. “Dari sinilah saya mulai mendalami literasi, meskipun sudah suka menulis curahan hati di buku diary sejak masih kecil. Sudah ada beberapa cerpen saya dijadikan buku antologi,” tutur Ayu. Pada Mei 2012, Ayu akhirnya kembali ke tanah air setelah Akong meninggal dunia. Ayu pun pulang kampung ke Magelang, Jawa Tengah. Sepulangnya ke tanah air, Ayu tidak lantas berdiam diri di rumah. Perempuan satu ini memang sangat mandiri. Ia tak ingin dianggap manja oleh orang di sekitarnya. Ayu kembali merantau ke kota Gudeg, Yogyakarta. Hingga sekarang, ia bekerja di sebuah usaha binatu. Penyuka warna hijau ini mengaku, penulis favoritnya selama ini adalah gurunya sendiri yaitu Ibu Nurhayati Pujiastuti. Ayu memang perempuan yang amat sederhana. Bahkan ia tak bermuluk-muluk dalam bercitacita. “Berbicara soal impian, saya tidak pernah mulukmuluk. Hanya ingin menjadi istri yang baik dan solehah, mengadi pada suami, mengurus anak dan pastinya tetap menulis,” tandas Ayu. (Sepsha Dewi Restian/Erna Geni Ria).
Exotic Indonesia-Pesona Indonesia
EXOTISM OF KAMPUNG NAGA Eksotisme Kampung Naga Namanya boleh seram, tapi tidak ada makhluk yang namanya disebut itu di Kampung ini. Kampung Naga, demikian orang-orang menyebutnya.
K
I
t may sound scary, but there is no such a creature in this Kampung. Kampung Naga or Dragon Village, that's what people call it.
Kampung Naga is a village inhabited by a group of people who have strong Sundanese custom passed on by ancestors. Sometime ago, VOI expedition team visited Kampung Naga to find out the origin of Kampung Naga. However, our coming coincided with one of taboo days which prohibit Kampung Naga villagers to tell about the origin of their kampung. After exploring, there was no clear history about when it was established, who founded it and background of the kampung with strong culture. Kampung Naga people call the history of their kampong as "Pareum Obor" or “Light Off”. It is called so because Kampung Naga people lost the origin of their kampung when DI/TII Kartosoewiryo Organization razed the village to the ground in 1956. Even though Kampung Naga disappeared, but its people gradually rebuilt the area. Based on official information from Tasikmalaya regency Tourism Service, history/origin of Kampung Naga began in the guardianship era of Syeh Syarif Hidayatullah or Sunan Gunung Jati. His servant named Singaparana was assigned to spread Islam to the west. He then arrived in Neglasari which now becomes Neglasari village, Salawu district, Tasikmalaya regency. One day, he got a hint to meditate. In his meditation, Singaparana got a hint to inhabit a place which is now called Kampung Naga. The most influential ancestor of Kampung Naga for Kampung Naga "Sa Naga" people is Eyang Singaparana or Sembah Dalem Singaparana or Eyang Galunggung, who was buried in the west of Kampung Naga. Tasikmalaya regency, West Java Barat realized that Kampung Naga is traditional kampung which needs to be preserved by allowing Kampung Naga heirs to manage it. “As it is traditional kampung, so it is specially managed by elder people in Kampung Naga because they are more competent and it has high idealism on heritage from their ancestors in Kampung Naga both from its layout and culture. They will be more concerned about it compared to Tourism Service. Therefore, it is fully managed by Kampung Naga older generation,“ Drs. H. Sutarman, Secretary of Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya regency Culture and Tourism Service said in his office. Kampung with 1.5 hectare in size consisting of 113 buildings where 110
ampung Naga merupakan suatu perkampungan yang dihuni oleh sekelompok masyarakat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat Sunda peninggalan leluhurnya, Beberapa waktu yang lalu, tim ekspedisi VOI berkunjung ke Kampung Naga untuk mengetahui asal usul kampung naga. Namun sangat disayangkan karena kedatangan kami bertepatan dengan salah satu hari tabu yang tidak memperbolehkan warga Kampung Nagamenceritakan asal usul kampung mereka. Setelah kami telusuri memang tak ada kejelasan sejarah, kapan dan siapa pendiri serta apa yang melatarbelakangi terbentuknya kampung dengan budaya yang masih kuat ini. Warga Kampung Naga sendiri menyebut sejarah kampungnya dengan istilah "Pareum Obor". Jika diterjemahkan secara singkat yaitu, Matinya penerangan. Disebut demikian karena memang masyarakat Kampung Naga kehilangan asal-usul sejarah kampung mereka ketika Organisasi DI/TII Kartosoewiryo membumihanguskan perkampungan tersebut pada tahun 1956. Meskipun Kampung Naga pernah hilang dari muka bumi namun masyarakatnya membangun kembali wilayah tersebut perlahan-lahan. Tetapi menurut catatan resmi Dinas Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya, sejarah/asal usul Kampung Nagamenurut salah satu versi nya bermula pada masa kewalian Syeh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, seorang abdinya yang bernama Singaparana ditugasi untuk menyebarkan agama Islam ke sebelah Barat. Kemudian ia sampai ke daerah Neglasari yang sekarang menjadi Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Suatu hari ia mendapat ilapat atau petunjuk harus bersemedi. Dalam persemediannya Singaparana mendapat petunjuk, bahwa ia harus mendiami satu tempat yang sekarang disebut Kampung Naga. Nenek moyang Kampung Naga yang paling berpengaruh dan berperan bagi masyarakat Kampung Naga"Sa Naga" yaitu Eyang Singaparana atau Sembah Dalem Singaparana yang disebut lagi dengan Eyang Galunggung, dimakamkan di sebelah Barat Kampung Naga. Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat menyadari bahwa Kampung Naga merupakan kampung adat yang patut dilestarikan dengan memberikan keleluasaan bagi pewaris Kampung Nagauntuk mengelolanya. “Karena itu adalah kampung adat ya jadi secara khusus dikelola oleh mereka jadi para sesepuh yang ada di Kampung Nagaitu, karena mereka lebih kompeten dan memiliki idealisme tinggi tentang warisan para leluhurnya di Kampung Nagaitu, baik dari segi aturan penataan ruangnya disana maupun dengan budaya-budaya kehidupan disana mereka akan lebih concern jika dibandingkan dengan pihak dinas pariwisata tentunya oleh sebab itu sepenuhnya itu dikelola oleh mereka gitu ya, para sesepuh kampung naga“ Ungkap Drs. H. Sutarman, Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya, ketika kami temui di kantornya.
VOI Newsletter Tahun III No. 10 2013 6
of them are people's houses that never increases in number since Kampung Naga was established. 3 other buildings are Patemon Hall, mosque and Bumi Ageung. 315 people in the kampung can maintain their tradition with one magic word “Pamali“. The number of houses in Kampung Naga never changes. People who do not get space in Kampung Naga go out of Kampung Naga and live in its surrounding area called Sanaga. Kampung Naga people are all Muslims, but like other customary people, they also strongly maintain tradition and faith of ancestors. They believe that doing tradition of ancetors means respecting ancestors or karuhun. If they don't do it, it means violation and disrespect for karuhun. It will cause bad luck. “Everything has mandate like in here for Kampung Naga people. Tradition can be this strong now and later because of one word “pamali“. For example, Kampung Naga people want to go to forest, but it is pamali and that word remains effective because we have customary law. The word pamali is negotiable and it contains mandate. If they violate it, it's not head of custom or local people, but the impact of their attitude,” Ijad, Kampung Naga villager, said. Pamali or taboo which is a simple word believed to have magic power for Kampung Nagaini can be defined as a simple prohibition. If it is violated, it will cause fatal impact. Everything comes from the teaching of karuhun Kampung Naga and something which is not done by karuhun is considered taboo. Taboo things also prevails in days and months among Kampung Naga people. There are three taboo days for Kampung Naga, namely Tuesday, Wednesday and Saturday. The taboo days do not prevail for visitors indeed, but Kampung Naga people are prohibited to tell tradition and the origin of Kampung Naga on the days. There are another thing that Kampung Naga people cannot do in the taboo days and months.
Kampung yang memiliki luas sekitar satu setengah hektar ini terdiri dari 113 bangunan dimana 110 diantaranya merupakan rumah penduduk yang tidak pernah ditambah jumlahnya sejak Kampung Nagaberdiri. 3 Bangunan lain adalah Balai Patemon, Masjid dan Bumi Ageung. Berpenduduk sekitar 315 orang secara keseluruhan kampung ini mampu mempertahankan tradisi mereka hanya dengan satu buah kata sakti yaitu “Pamali“. Jumlah rumah di Kampung Naga tidak pernah berubah. Penduduk yang tidak memperoleh tempat di Kampung Naga, keluar dari wilayah Kampung Naga dan tinggal di sekitarnya yang disebut Sanaga. Penduduk Kampung Nagasemuanya beragama Islam, akan tetapi sebagaimana masyarakat adat lainnya mereka juga sangat taat memegang adat-istiadat dan kepercayaan nenek moyangnya. Menurut kepercayaan masyarakat Kampung Naga, dengan menjalankan adatistiadat warisan nenek moyang berarti menghormati para leluhur atau karuhun. Apabila hal-hal tersebut dilakukan oleh masyarakat Kampung Nagaberarti melanggar adat, tidak menghormati karuhun, hal ini pasti akan menimbulkan malapetaka. “Segala sesuatu mempunyai amanat dan wasiat seperti disini untuk warga Kampung Nagasendiri ya adat budaya bisa kuat sampai sekarang mungkin ke depan juga disini hukum adat Cuma satu kalimat Pamali udah, misalnya disini warga Kampung Nagapengen masuk ke hutan cuma dikasih tau jangan kesana pamali gitu, dari kalimat pamali alhamdulillah masih ampuh soalnya disini hukum adat Cuma satu kalimat pamali soalnya dari kalimat pamali itu kalimat terakhir itu tidak bisa tawar menawar dan dari kalimat pamali itu ada amanat, yang kedua wasiat, ketiganya akibat jadi yang menghukumnya bukan ketua adat atau orang disini jadi yang menghukumnya perilaku perbuatan masing-masing seperti itu” ujar Ijad salah satu warga Kampung Naga. Pamali atau tabu Sebuah kata sederhana yang dipercaya memiliki kekuatan magis bagi masyarakat Kampung Nagaini dapat diartikan sebagai larangan sederhana yang jika dilanggar dapat memberikan akibat yang fatal. Segala sesuatu yang datangnya bukan dari ajaran karuhun Kampung Naga, dan sesuatu yang tidak dilakukan karuhunnya dianggap sesuatu yang tabu. Hal-hal tabu ternyata juga berlaku dalam hari dan bulan di masyarakat Kampung Naga. Ada tiga hari yang ditabukan oleh masyarakat Kampung Naga yaitu Selasa, Rabu dan Sabtu. Hari-hari tabu tersebut memang tidak berlaku bagi wisatawan yang ingin datang berkunjung namun masyarakat Kampung Naga dilarang membicarakan soal adat-istiadat dan asal-usul Kampung Nagapada hari-hari tersebut. Selain itu ada hal lain juga yang tidak boleh dilakukan oleh masyarakat Kampung Naga pada hari dan bulan yang ditabukan tersebut.
“So what becomes taboo do not prevail for visitors. If you want to come, just come. But Kampung Naga people usually hold traditional ceremonies six times in a year. They cannot hold traditional ceremonies in taboo days. That's what taboo means,“ Ijad explained. Rules which are still maintained until now among Kampung Naga people can also give another life meaning for people in the surrounding areas of Kampung Naga. They start to follow a simple lifestyle and live with nature. It is exotism of Kampung Naga that can give peace amid hectic modern life of Indonesians. (Trans by: Rahmawati)
7
VOI Newsletter Tahun III No.10 2013
“Jadi ditabukan itu bukannya tabu untuk pengunjung itu misalnya kalo untuk pengunjung silahkan misalnya mau kunjungan ke Kampung Nagacuman yang ditabukan itu disini warga Kampung Nagakan dalam satu tahun enam kali masih melaksanakan upacara adat itu yang disebut hajat sasi, nah misalnya ditabukan itu tidak boleh melaksanakan upacara adat pas hari-hari itu gitu“ Jelas Ijad. Peraturan-peraturan yang masih dapat dipertahankan sampai saat ini dalam masyarakat Kampung Naga juga mampu memberikan makna hidup lain bagi masyarakat sekitar Kampung Naga yang mulai mengikuti gaya hidup sederhana dan hidup bersama alam. Eksotisme a la Kampung Naga inilah yang mampu menghadirkan kedamaian hati di tengah hiruk pikuk kehidupan modern masyarakat Indonesia. (Nuke Kusumawati)
Our Guest - Tamu Kita
DUTCH PRIME MINISTER, H.E. MARK RUTTE PERDANA MENTERI BELANDA, Y.M. MARK RUTTE
D
P
utch Prime erdana Menteri Minister Belanda Y.M. Mark H.E. Mark Rutte telah melakukan Rutte paid an official kunjungan resmi ke Indonesia visit to Indonesia on pada tanggal 19-22 Nopember November 19-22, 2013 dan melakukan 2013 and met the pertemuan dengan Presiden RI I n d o n e s i a n Susilo Bambang Yudhoyono. President Susilo Namun, sebelum melakukan B a m b a n g kunjungan resmi tersebut, Yudhoyono. Perdana Menteri Mark Rutte However, before memberikan kesempatan paying the visit, kepada Reporter RRI World Prime Minister Service, Lalu Viqran Shink Khan Mark Rutte made Reporter RRI WorldService Voice of Indonesia Viqran Shink Khan bersama Perdana Menteri Belanda H.E. Mark Rutte untuk melakukan Wawancara Reporter of RRI World Service Voice of Indonesia Viqran Shink Khan with Deutch Prime Minister H.E. Mark Rutte time to have a Khusus pada tanggal 7 special interview with reporter of RRI World Service, Lalu Nopember 2013 diKantor Perdana Menteri Belanda, Den Viqran Shink Khan on November 7, 2013 at Dutch Prime Haag. Minister Office in Den Haag. Mark Rutte merupakan salah satu Perdana Menteri Mark Rutte is one of termuda di Belanda dan di dunia. Pria yang lahir tanggal youngest prime ministers in the 14 Pebruari 1967 di Den Netherlands and the world. The Haag-Belanda ini dilantik man born on February 14, 1967 in sebagai Perdana Menteri Den Haag-the Netherlands was Belanda pada tanggal 14 inaugurated as Dutch Prime Oktober 2010 dalam usia Minister on October 14, 2010 in the 43 tahun 8 bulan. Banyak age of 43 years 8 months. Many pemikiran-pemikiran thoughts and decisions by Mark ataupun keputusanRutte that paved the way for keputusan Mark Rutte mediation and peace for yang memberikan jalan good relations between the tengah ataupun kedamaian Netherlands and Muslim countries bagi hubungan baik antara like Indonesia. While Dutch Belanda dengan negarapoliticians hated and even showed negara berpenduduk Reporter RRI World Service Voice of Indonesia Viqran Shink Khan (batik merah) bersama mantan Menlu Belanda Bernard Bot stance of anti Islam, Prime Minister Reporter of RRI World Service Voice of Indonesia Viqran Shink Khan (red Batik) with former Dutch Foreign Minister Bernard mayoritas Islam, seperti Rutte, who follows protestant reformation, is really open Indonesia. Jika sebelumnya banyak politisi Belanda yang to Islam that his political rivals, especially from Partij Voor membenci bahkan anti dengan Islam, tidak begitu halnya de Vreijheid Party led by Geert Wilders, do not like him. dengan Perdana Menteri Rutte. Pria yang beraliran Prime Minister Mark Rutte possibly does this because he reformasi protestan ini mempunyai pemikiran yang sangat leads People's Party for Freedom and Democracy and he terbuka terhadap dunia Islam, sehingga sangat dibenci has got the real story about religious tolerance from his oleh lawan politiknya terutama dari partai Partij Voor de parents who have lived in Indonesia for a long time. Vreijheid pimpinan Geert Wilders. Kemungkinan hal ini
VOI Newsletter Tahun III No.10 2013 8
In the meantime, in politics Prime Minister Mark Rutte also has tolerant thoughts. For example, although many organizations from Indonesia like the Republic of South Maluku and Free Papua Movement have offices in the Netherlands and want to separate from the Unitary State of Republic of Indonesia, he is not affected. Prime Minister Mark Rutte said “The Dutch government admits territorial integrity from Indonesia and I am not affected by the movements. Therefore, I will visit Indonesia and I hope President Susilo Bambang Yudhoyono can also visit the Netherlands. I strongly keep my rule as Prime Minister and I plan many visits to Indonesia”, the single man stated. In addition, P r i m e Minister Mark Rutte really wants to keep g o o d relations between Indonesia and the Netherland s , particularly in the field of culture. Mark Rutte said “Ten percent of Dutch people have connection with Indonesia including me. My parents used to live in Indonesia. I learn from my parents. They tell me a lot about Indonesia. My parents have a business in Indonesia. We cannot stop forging relations in culture just because of dark history in the past. The world has changed. We have to keep our cultural heritage each other”. Although Prime Minister Mark Rutte has not lived in Indonesia and visited Indonesia only once, it does not make his love for Indonesia disappear. Prime Minister Mark Rutte, who still becomes an elementary school teacher, tells about his Indonesian favorite food.
dilakukan oleh Perdana Menteri Mark Rutte karena dirinya memimpin partai People's Party for Freedom and Democracy dan telah banyak mendapat cerita yang sebenarnya mengenai ajaran kehidupan toleransi beragama dari kedua orang tuanya yang pernah tinggal lama di Indonesia. Sementara itu, dalam dunia politik Perdana Menteri Mark rutte juga mempunyai pemikiran yang sangat toleran. Sebagai contoh, meskipun banyak organisasi dari Indonesia yang berkantor di Belanda dan i n g i n memisahkan diri dari Negara Kes at u a n R e p u b l i k Indonesia, seperti Republik Maluku Selatan d a n G e ra ka n Papua Merdeka atau Free Papua Movement, namun dirinya t i d a k terpengaruh dengan hal-hal tersebut. P e r d a n a Menteri Mark R u t t e mengatakan “Pemerintah Belanda mengakui teritorial integrity dari Indonesia, dan saya tidak terpengaruh dengan adanya gerakan-gerakan tersebut. Untuk itu, saya melakukan kunjungan ke Indonesia dan saya sangat berharap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga dapat melakukan kunjungan ke Belanda. Saya berpegang teguh pada aturan saya sebagai Perdana Menteri, dan saya merencanakan banyak sekali kunjungan ke Indonesia”, kata pria yang masih melajang itu. Selain itu, Perdana menteri Mark Rutte ingin sekali tetap menjaga hubungan baik antara Indonesia dan Belanda, khususnya dalam bidang kebudayaan. Mark Rutte berkata “Sepuluh persen dari orang-orang Belanda
VOI Newsletter Tahun III No.10 2013 9
“I really like rending (beef simmered in coconut milk and spices), that's my favorite. I also like sayur lodeh (vegetables cooked in coconut milk), gado-gado (mixed vegetable dishes with peanut sauce) and sambal goreng telur (spicy fried egg). Nasi goreng (fried rice) is the star, the most favorite one,” the man who likes playing the piano said. Prime Minister Mark Rutte gets used to Indonesian food because his mother always serves Indonesian food at home, especially nasi goreng which becomes a mustmenu every weekend. The prime minister who worked as Secretary of State in 2002 when he was 35 wants to come back to Indonesia. “I hope I can come back to Indonesia not as a prime minister but a tourist. I will visit not only Java, but I want to see more richness of Indonesia at my best too because I cannot go around 17,000 islands in Indonesia”. Before ending the interview with RRI World Service, Dutch Prime Minister Mark Rutte showed his optimism that Indonesia will play a key role in Asia. “Indonesia in the future will become a very developed country in various aspects and the key player in Asia. Moreover, Indonesia is G-20 member. Indonesia is a country with a rapid economic growth and it is very democratic,” he said, ending the interview./////Translator: Rahmawati
mempunyai hubungan dengan Indonesia, termasuk diri saya sendiri. Orang tua saya tinggal di Indonesia. Saya belajar dari kedua orang tua saya. Orang tua saya banyak bercerita tentang Indonesia saat datang ke Belanda, orang tua saya mempunyai bisnis di Indonesia. Kita tidak bisa berhenti menjalin hubungan di bidang kebudayaan hanya karena sejarah kelam masa lalu. Dunia sudah berubah, kita harus saling menjaga warisan budaya kita”. Meskipun, Perdana Menteri Mark Rutte belum pernah tinggal di Indonesia dan baru sekali melakukan kunjungan ke Indonesia, namun hal itu tidak menyurutkan kecintaan Perdana Menteri yang masih menjadi pengajar di sebuah sekolah dasar ini terhadap Indonesia. Perdana Menteri Mark Rutte bercerita tentang kesukaannya terhadap masakan Indonesia. “Saya sangat suka sekali dengan makanan yang bernama rendang, ini merupakan favorit saya. Kemudian saya suka sayur lodeh, gado-gado dan sambal goreng telur. Nasi goreng yang menjadi bintangnya yang merupakan favorit terbesar saya”. ungkap pria yang hobby main piano itu. Perdana Menteri Mark Rutte sangat terbiasa dengan masakan Indonesia karena Ibunya selalu menyajikan masakan Indonesia di rumahnya, terutama nasi goreng yang menjadi menu wajib di setiap akhir pekan. Perdana Menteri yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Negara pada tahun 2002 di usianya yang ke-35 itu berkeinginan untuk datang lagi ke Indonesia. “Saya berharap akan kembali mengunjungi Indonesia di masa yang akan datan, bukan sebagai Perdana Menteri tetapi sebagai pelancong biasa. Saya tidak hanya mengunjungi Jawa, tetapi juga ingin merasakan kekayaan Indonesia lainnya semampu saya karena saya tidak akan mungkin mengelilingi 17 ribu pulau di Indonesia”. Sebelum menutup perbincangan dengan RRI World Service, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte menyampaikan keyakinannya, bahwa Indonesia akan berperan besar di Asia. “Indonesia di masa mendatang akan menjadi negara yang sangat maju di berbagai aspek dan menjadi pemain kunci
VOI Newsletter Tahun III No.10 2013 10
Focus - Fokus
Challenges and Hopes, APEC 2014 Tantangan dan Harapan, APEC 2014 RRI World Service Voice of Indonesia on Tuesday, December 10, 2013 held the last edition of Diplomatic Forum in 2013. The Talk Show was broadcast live by Metropolitan International Community ServiceMICS, an English Program jointly broadcast by Voice of Indonesia and Pro 1 RRI Jakarta FM 91.2 Mhz, with the theme: Challenges and Hopes, APEC 2014.
RRI World Service Voice of Indonesia pada S e l a s a 10 D e s e m b e r 2 013 menyelenggarakan Diplomatic Forum Edisi terakhir Tahun 2013. Acara Talk Show yang disiarkan secara langsung melalui Program Bahasa Inggris Metropolitan International Community Service (MICS) VOI dan Pro 1 RRI Jakarta pada gelombang FM 91.2 Mhz itu mengangkat tema Tantangan dan Harapan, APEC 2014. Sebagai pembicara adalah Denny W Kurnia, Direktur APEC Dan Kerjasama Organisasi Internasional dan Perdagangan, Kementerian Perdagangan Indonesia dan Kamapradipta Isnomo, Wakil Kepala Sub-Direktorat APEC Kementerian Perdagangan Indonesia. Talk Show Triwulan-an itu juga dihadiri Direktur Dari kiri ke kanan: Daulat Pane (host), Kama Pradipta Isnomo (Kasubdit APEC, Kemenlu), Deny W Kurnia (Direktur Kerjasama APEC dan Organisasi lainnya,Kemendag) Program dan Produksi LPP RRI Kabul From left to right: Daulat Pane (host), Kama Pradipta Isnomo (Head of Sub Division of APEC, Ministryof Foreign Affairs), Boediono, S.Pd., Anggota Dewan Deny W Kurnia (Director of APEC and Other Organization Cooperation, Ministry of Trade) Pengawas LPP RRI Ida Bagus Alit The speakers were Denny W Kurnia, Director of APEC and the Wiratmaja, S.H., Kepala Siaran Luar Negeri RRI, Drs. Edy International Organization Cooperation and Trade Cooperation, Sukmana, S.H., M.M., M.H., pejabat struktural serta tamu Ministry of Trade of Indonesia, and Kamapradipta Isnomo, Deputy undangan dari berbagai profesi termasuk Hariseno Acharyama, Director for APEC – MFA of the Ministry of Foreign Affairs of Indonesia. Leonardy Maleke dari sebuah perusahaan keuangan swasta, Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia Dr. Ir. Bob It was also attended by Director of Program and Production of LPP RRI Iskandar MSc, MBA, MM, Mh. Dan lain-lain. Kabul Boediono S.Pd, Member of LPP RRI Advisory Board Ida Bagus Alit Wiratmaja, S.H., Head of RRI World Service-Voice of Indonesia, Drs. Edy Tema Tantangan dan Harapan diangkat karena Indonesia Sukmana S.H., M.M., M.H., and invited guests from various dipandang telah BERHASIL menyelenggarakan KTT APEC 2013 professions including Hariseno Acharyama, Leonardy Maleke of a pada bulan Oktober di Nusa Dua Bali dengan mengeluarkan 7 private financial company, the Executive Committee of the Indonesian (tujuh) butir kesepakatan. Diharapkan akan ada tindak lanjut dari Journalists Association Dr. Ir. Bob Iskandar, M.Sc, M.BA, MM, MH., etc. apa yang dicapai para pemimpin APEC di Nusa Dua, Bali Indonesia tahun 2013, pada penyelenggaraan APEC 2014 di Cina dan juga The theme, Challenges and Hopes is chosen, as Indonesia has been APEC 2015 di Filipina. successful in organizing APEC Summit in Nusa Dua, Bali on last October 2013 by issuing a 7 point agreement . It is expected that there will be a follow-up from what have been accomplished by APEC leaders in Nusa Dua, Bali, Indonesia in 2013, during the APEC 2014 in China and also APEC 2015 in the Philippines. According to Denny Kurnia, Indonesia will bring the issue of Bogor Declaration to the APEC Summit in China, under the umbrella of Regional Economic Integration. Seven points of agreement which were reached at the APEC Summit in 2013 are challenges and also hopes. A challenge to achieve them, and there is also hope that will bring the Asia-Pacific economies to a better condition, prosperous life, which can be enjoyed by all members economy equally. Deny Kurnia said the APEC summit in 2013 agreed on 7 points. The first is the Bogor Declaration. Bogor Declaration agreed at the 1994 APEC Summit in Bogor, which aims to lower Customs to zero and 5 per cent, especially in the Asia -Pacific, for Developed Countries by 2010 at the latest, and for developing countries by 2020 at the latest. The second point is the APEC members agree to increase intra - APEC
11 VOI Newsletter Tahun III No.10 2013
Menurut Denny Kurnia, Indonesia akan membawa isu Deklarasi Bogor ke pertemuan APEC di China, di bawah payung Integrasi Ekonomi Regional. Tujuh butir kesepakatan yang dicapai di KTT APEC 2013 adalah sebuah tantangan sekaligus harapan. Sebuah tantangan untuk mencapainya, dan di sana ada harapan yang akan membawa ekonomi Asia Pasifik ke kondisi yang lebih baik, kehidupan yang sejahtera, yang dapat dinikmati semua anggotanya secara merata. Deny Kurnia juga mengatakan KTT APEC 2013 menyepakati 7 (tujuh) poin kesepakatan. Yang pertama adalah Deklarasi Bogor. Deklarasi Bogor dihasilkan pada KTT APEC 1994 di Bogor, yang bertujuan untuk menurunkan Bea Cukai hingga nol dan 5 persen khususnya di Lingkungan Asia Pasifik, untuk Negara Maju selambat-lambatnya pada 2010 dan untuk Negara Berkembang selambat-lambatnya tahun 2020. Poin kedua adalah para anggota APEC sepakat untuk meningkatkan perdagangan intra-APEC. Sejalan engan Artikel Baru upaya meningkatkan Perdagangan, para pemimpin APEC
trade. Along with the New Articles, the efforts to improve trade, APEC leaders also agreed on an economic declaration which supports the multilateral trading system and agreed to ensure the successful implementation of the World Trade Organization Conference (WTO) in December in Bali. APEC leaders also agreed to accelerate APEC connectivity. Accelerating the development of APEC connectivity, physical (infrastructure), institutional, and people to people is a challenge that is not easy to be realized. The view that connectivity can help reducing the cost of production and transportation, strengthening regional supply chain, and improve the trading climate in the region is a positive thing. The fourth point is the commitment to achieve a equality, and Inclusive and sustainable global growth, while the fifth point is maintaining the limited Natural Resources. APEC Summit 2013 also agreed that APEC form in synergy with global and regional organization, such as the East Asia Summit and the G- 20. The last agreement is to develop the fisheries sector through the APEC Business Advisory Business Council (ABAC) to achieve Free Trade and encourage investment.
juga menyepakati deklarasi ekonomi yang mendukung sistem perdagangan multilateral dan sepakat untuk memastikan keberhasilan pelaksanaan konferensi organisasi perdagangan Dunia (WTO) pada bulan Desember yang lalu di Bali. Para pemimpin ekonomi APEC juga sepakat untuk mempercepat konektivitas APEC. Percepatan pembangunan konektivitas APEC, fisik (infrastruktur), institusional, maupun antar 'masyarakat adalah suatu tantangan yang tidak mudah untuk direalisaikan. Pandangan bahwa konektivitas dapat membantu mengurangi biaya Produksi Dan Transportasi, memperkuat Rantai pasokan regional, dan meningkatkan iklim perdagangan di daerah adalah suatu hal yang positif. Poin keempat adalah komitmen untuk mencapai keseimbangan, dan pertumbuhan global yang Inklusif dan yang berkelanjutan, sementara poin kelima menjaga Sumber Daya Alam yang terbatas. KTT APEC 2013 juga menyepakati agar APEC bersinergi dengan forum-forum global dan regional, seperti Pertemuan Tingkat Tinggi Asia Timur Dan G-20. Ke s e p a k a t a n t e r a k h i r a d a l a h mengembangkan sektor perikanan melalui Dewan Penasehat Bisnis APEC Bisnis (ABAC) untuk mencapai tujuan perdagangan pasar bebas serta mendorong Investasi.
Meanwhile, according to Kamapradipta Isnomo, co n n e c t i v i t y i s s u e i s something visionary. He said it was a challenge for all APEC economies to be connected. According to Kama Isnomo connectivity consists of three pillars. Sementara itu menurut Kama The first pillar is physical Pradipta Isnomo, isu Konektifitas connectivity. It is including adalah sesuatu yang visioner. Hal ini building airports, seaports adalah sebuah tantangan karena and roads. This semua ekonomi APEC harus i n f ra st r u c t u re dihubungkan. Menurut Kama Isnomo development will create a konektivitas ini terdiri dari 3 pilar. Pilar seamless flow of goods and pertama adalah konektivitas fisik, Dari kiri ke kanan: Daulat Pane (host), Kama Pradipta Isnomo (Kasubdit APEC, kemenlu), services between all 21 Deny W Kurnia (Direktur Kerjasama APEC dan Organisasi lainnya,Kemendag) yaitu bangunan bandara, pelabuhan APEC economies. Isnomo From left to right: Daulat Pane (host), Kama Pradipta Isnomo (Head of Sub Division of APEC, Ministryof Foreign Affairs), dan jalan. Pembangunan infrastruktur Deny W Kurnia (Director of APEC and Other Organization Cooperation, Ministry of Trade) said the second pillar was ini akan membuat barang dan institutional connectivity relating to the regulation. It is a matter of jasamengalir mulus antara semua 21 ekonomi APEC. Pilar kedua customs service which is also associated with the regulation. And the adalah konektivitas kelembagaan yang berkaitan dengan third pillar is very important, it is connectivity. According to Isnomo this peraturan. Ini adalah masalah layanan beacukai, juga terkait pillar includes the connectivity of tourism, education and cooperation dengan peraturan. Dan pilar ketiga yang penting, adalah with all APEC economies. konektifitas orang. Dalam pilar ini, termasuk konektivitas pariwisata, dan juga kerjasama pendidikan dengan semua Isnomo also said APEC members are also vulnerable to national ekonomi APEC. economic disaster. Therefore, he said, it is necessary to build a so-called emergency response. There will be access to get faster emergency Isnomo juga mengatakan anggota APEC juga rentan terhadap response without having worried about customs regulations. He also bencana ekonomi nasional. Untuk itu perlu dibangun apa yang said that APEC has a multiyear plan for infrastructure development. This disebut tanggap darurat. Akan ada akses untuk mendapat respon would be a good basis for the work of APEC next year. darurat lebih cepat. Tanpa harus mengkhawatirkan peraturan bea According to Isnomo the challenge for APEC in 2014 is the process of mapping or creating a blueprint that will be a working-plan for physical connectivity, institutional and people to people. Isnomo contends, for next year, APEC should have a collective effort. From the Talk Show which lasted approximately for one hour at RRI's Jusuf Ronodipuro Jakarta, it is revealed that the construction of infrastructure for connectivity requires new investment and needs to
cukai. Dia juga mengatakan APEC memiliki rencana multiyear untuk pembangunan infrastruktur dan prasarana. Hal ini akan menjadi dasar yang baik untuk pekerjaan APEC tahun depan. Menurut Direktur APEC Kementerian Luar Negeri ini tantangan untuk tahun 2014 adalah proses pemetaan atau membuat cetak biru yang akan menjadi rencana kerja untuk konektivitas fisik, kelembagaan dan people to people. Isnomo berpendapat untuk tahun depan APEC harus memiliki upaya kolektif. Dari Talk Show yang berlangsung lebih kurang satu jam di
VOI Newsletter Tahun III No.10 2013 12
involve the private sector. According to Kama Isnomo, Indonesia needs new investment, especially from foreign investors to build the infrastructure which is needed to support the Master Plan for the Acceleration and Expansion of Indonesia's Economic Development - MP3EI. He also said that the opportunities for the involvement of private sector - Public Private Partnership (PPP) in infrastructure development is increasing. He said private sector can work together to invest and build infrastructure. For Indonesia's Public Private Parnetship is a new key. Isnomo added, it is a proof that the establishment a new PPP Unit in the Ministry of Finance, which relates many PPP projects is really needed. He also said that this unit also needs a good partnership, a good business plan, good budgeting, and preparation for building, because they are the elements that are needed in Indonesia. Meanwhile, related to the involvement of the private sector in accelerating development, Denny W. Kurnia said the private sector would be given the opportunity to invest over 50 percent. And all parties (private sector) are given the same opportunity. According to Denny, this element is a competition, a competition policy. The Government will encourage more than one player to invest in this sector, so that they will compete in terms of providing good services at a lower price, or more competitive. He also said that the government's involvement and government's supervision in terms of the application of competition policy is to ensure that competition works well. Denny Kurnia said in an effort to increase private sector's involvement in infrastructure development, APEC Summit 2013 also saw the importance of the involvement of the banks in boosting productivity and competitiveness of small and medium enterprises. The involvement of the banks in promoting small and medium enterprises supported by Leonardy Maleke a policy risk analyst at a private finance company who was present in the talk show, Diplomatic Forum. According to Leonardy the finance company where he works, has collaborated with several small and medium entrepreneurs in the form of loans to develop business and improve competitiveness. The success in realizing the 7 points agreement reached at the APEC Summit 2013 in Nusa Dua, Bali is expected not to be enjoyed by the entrepreneur / the community of developed economies only, but also the general public, especially entrepreneur/ people of developing economies. APEC 2014 will take place in China. There is a challenge and also hope that will bring APEC economies to strengthen the economic growth of the Asia - Pacific community. / / / Daulat Pane
13 VOI Newsletter Tahun III No.10 2013
Audiotorium Suryodipuro RRI Jakarta itu juga diketahui bahwa pembangunan infrastuktur untuk konektifitas memerlukan investasi baru dan perlu melibatkan pihak swasta. Menurut Kama Isnomo, Indonesia memerlukan investasi baru, terutama dari luar untuk membangun infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia-MP3EI. Dia juga mengatakan saat ini peluang keterlibatan pihak swasta-public private partnership (PPP) dalam pembangunan infrastruktur semakin besar. Swasta bisa bekerja sama untuk berinvestasi dan membangun infrastruktur. Untuk Indonesia PPP ini adalah kunci baru. Isnomo menambahkan, hal ini adalah adalah suatu bukti perlunya untuk mendirikan Unit public private partnership (PPP) baru di Kementerian Keuangan, yang berkaitan banyak proyek PPP. Dia juga mengatakan Unit ini juga perlu kemitraan yang baik, rencana kerja yang baik, penyusunan anggaran yang baik, persiapan untuk membangun, karena mereka adalah elemen yang dibutuhkan di Indonesia. Sementara itu, terkait keterlibatan pihak swasta dalam percepatan pembangunan, Denny W Kurnia mengatakan swasta akan diberikan kesempatan berinvestasi di atas 50 persen. Dan semua pihak (swasta) diberikan kesempatan. Menurut Denny, elemen ini adalah kompetisi, kebijakan persaingan. Pemerintah akan mendorong lebih dari 1 (satu) pemain untuk berinvestasi di sektor ini, sehingga mereka akan bersaing dalam hal memberikan pelayanan yang baik dengan harga yang lebih rendah atau lebih kompetitif. Dia juga mengatakan, keterlibatan pemerintah dan pengawasan pemerintah, dalam hal penerapan kebijakan persaingan ini memastikan bahwa kompetisi bekerja dengan baik. Dalam upaya meningkatkan keterlibatan swasta dalam pembangunan infrastruktur, KTT APEC 2013 juga melihat pentingnya keterlibatan pihak perbankan dalam mendorong produktifitas dan daya saing usaha kecil dan menengah. Keterlibatan pihak perbankan dalam memajukan usaha kecil dan menengah didukung oleh Leonardy Maleke seorang analis resiko kebijakan sebuah perusahaan keuangan swasta yang hadir dalam talk show, Diplomatic Forum itu. Menurut Leonardy pihaknya telah bekerjasama dengan beberapa pengusaha kecil dan menengah dalam bentuk pemberian pinjaman untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan daya saing. Keberhasilan dalam merealisasikan 7 butir kesepakatan yang dicapai di Konferensi Tingkat Tinggi APEC 2013 di Nusa Dua, Bali diharapkan tidak akan dapat dinikmati pengusaha/masyarakat ekonomi maju tapi juga pengusaha terutama masyarakat umum ekonomi berkembang. APEC 2014 akan berlangsung di Cina. Di sana ada tantangan sekaligus harapan yang akan membawa ekonomi APEC dalam memperkuat pertumbuhan ekonomi dan mempererat komunitas ekonomi di Asia-Pasifik.////// Daulat Pane
Division Profile - Profil Bidang
BAGIAN TATA USAHA STASIUN SIARAN LUAR NEGERI LPP RRI
ADMINISTRATION DIVISION
Kepala Stasiun Siaran Luar Negeri Drs. Eddy Sukmana, S.H., M.M. M.H. bersama staff Sub Bagian Umum dan Sub Bagian Keuangan Head of RRI World Service Voice of Indonesia Drs. Eddy Sukmana, S.H., M.M. M.H. with Staff of Sub Division of General Affairs and Finance
W
ith the support of two sub divisions, namely General and Human Resources Sub Division which handles all administration activities and Finance Sub Division which handles finance, Administration Division keeps improving knowledge and service to develop RRI World Service in particular and tighten relations with some broadcasting stations at LPP RRI in general. Administration Division of RRI World Service led by Solmah has 23 staff spreading in each sub division, namely General and Human Resources Sub Division as well as Finance Sub Division based on their skills. From 2011 to 2014, General and Human Resources Sub Division has been chaired by Asep Nurisa Mahendra, while Finance Sub Division has been led by Ahmad Herman since 2000. Administration Division is not only engaged in administration only, but it also handles activities at RRI World Service like outbound, socialization, workshop, Diplomatic Forum, Bilik Sastra and many other outdoor activities. Administration Division works hard to look for representative places. Before D-day, they prepare everything from planning, event to post-event. Although most of Administration Division staffs are men, they keep gentle and patient in facing criticism. In the future, Administration Division will broaden knowledge and recruit competent human resources along with a better service. (Trans: Rahmawati)
D
engan dukungan dua sub bagian yakni Sub Bagian Umum dan Sumber Daya Manusia yang mengurusi semua kegiatan administrasi serta Sub Bagian Keuangan yang khusus mengurusi keungan, Bagian Tata Usaha terus berbenah diri meningkatkan pengetahuan dan pelayanan, dalam rangka memajukan Stasiun Siaran Luar Negeri khususnya, serta menjalin hubungan yang erat dengan beberapa Stasiun penyiaran di lingkungan LPP RRI pada umumnya. Bagian Tata Usaha Stasiun Siaran Luar Negeri yang dipimpin Kepala Bagian Tata Usaha Solmah mempunyai staf yang berjumlah, 23 orang dan mereka tersebar di masing-masing sub bagian, yaitu Bagian Umum dan Kepegawaian serta Bagian Keuangan, sesuai dengan keahliannya. Sejak tahun 2011 hingga 2014 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin Asep Nurisa Mahendra, sedangkan Sub Bagian Keuangan dipimpin Ahmad Herman sejak tahun 2000 hingga sekarang. Bagian Tata Usaha tidak hanya berkutat di bagian adminstrasi saja, namun juga mengurus hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan di Siaran Luar Negeri. Misalnya ketika Stasiun Siaran Luar Negeri mengadakan perhelatan besar seperti outbound, sosialisasi, lokakarya, serta acara siaran Diplomatic Forum, Bilik Sastra dan lainnya yang bentuk kegiatannya di luar ruang. Di balik kegiatan tersebut Bagian Tata Usaha bekerja keras mencari tempat yang representatif,.Sebelum hari H mereka menyiapkan segalanya, mulai dari perencanaan, kagiatan maupun pasca kegiatan. Walaupun mayoritas para staf Bagian Tata Usaha adalah pria, mereka selalu lembut dan sabar dalam menghadapi kritikan. Untuk kedepannya Bagian Tata Usaha akan menambah pengetahuan dan sumber daya manusia yang mumpuni dibarengi dengan pelayanan yang lebih baik. (Asep Nurisa Mahendra) VOI Newsletter Tahun III No.10 2013 14
From Page 1 held in October is "Indonesian Overseas Literature through Voice of Indonesia ". The Awarding event itself was attended by the Director of LPP RRI Rosarita Niken Widiastuti, Director of Programs and Production LPP RRI, M. Kabul Boediono, and Head of the Foreign Broadcast Station, RRI World Service Voice of Indonesia, Eddy Sukmana. The event was also attended by a number of authors who actively send stories to Literary Chamber. Literary Chamber Award conferment was in coincidence with the launch of Literary Chamber Book 2, which is a collection of short stories nominated in 2012. The short stories collection book is entitled "When Love Calls Me Mama” , which is also the title of the best short stories in Booth of Literature Award 2012.
Sambungan dari halaman 1
Dirut LPP RRI Niken Widiastuti, Ketua Umum Aliansi Jurnalis Wartawan Indonesia (AJWI) Neneng A Tuti, Kepsta Siaran Luar Negeri Eddy Sukmana, Direktur Program dan Produksi LPP RRI M Kabul Budiono berfoto bersama para pemenang Bilik Sastra VOI Award 2013 LPP RRI President Director Niken Widiastuti, Chairman of Indonesian Journalists Alliance (AJWI) Neneng A Tuti, Station Head of RRI World Service Voice of Indonesia Eddy Sukmana, Director of Program and Production LPP RRI M Kabul Budiono with winners of Bilik Sastra VOI Award 2013
Arul Chairullah sebagai pemenang pertama, disusul cerpen karya Rahayu Wulansari yang berjudul Lelaki Penantang Langit, pada urutan kedua. K e d u a pemenang, masing-masing Arul Chairullah, seorang mahasiswa Indonesia di Yaman dan Rahayu Wulansari seorang buruh Migran yang tinggal di Taiwan, diundang datang ke Jakarta untuk menerima penghargaan. Bilik Sastra Voice of Indonesia Award 2013. Tema yang diusung dalam acara penganugrahan penghargaan yang dilaksanakan pada bulan Oktober tersebut adalah “Geliat Sastra Perantauan Melalui Voice of Indonesia ”. Acara penganugerahan itu sendiri dihadiri oleh Direktur Utama LPP RRI Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si, Direktur Program dan Produksi LPP RRI, M. Kabul Budiono, dan Kepala Stasiun Siaran Luar Negeri, RRI World Service Voice of Indonesia, Drs. Eddy Sukmana, SH. MM. MH. Acara tersebut juga dihadiri sejumlah penulis yang aktif berkirim cerpen untuk Bilik Sastra. Acara penganugrahan Bilik Sastra Award diselingi dengan peluncuran Buku Bilik Sastra 2, yang merupakan kumpulan cerpen yang masuk nominasi pada Bilik Sastra 2012. Buku kumpulan Cerpen Bilik Sastra 2 ini diberi judul “ Ketika Cinta Memanggilku Mama, yang juga merupakan judul cerpen terbaik pada Bilik Sastra Award 2012.
L i t e r a r y Chamber Award organized by RRI World Service has received p o s i t i v e feedback from various parties, especially Indonesian writers abroad when meeting RRI correspondent in Hong Kong r e c e n t l y , Dirut LPP RRI Niken Widiastuti, Ketua Umum Aliansi Jurnalis Wartawan Indonesia (AJWI) Neneng A Tuti, Kepsta Siaran Luar Negeri Eddy Sukmana, Direktur Program dan Produksi LPP RRI M Kabul Budiono m e m b e r s o f berfoto bersama para pemenang Bilik Sastra VOI Award 2013 Forum Lingkar LPP RRI President Director Niken Widiastuti, Chairman of Indonesian Journalists Alliance (AJWI) Neneng A Tuti, Station Head of RRI World Service Voice of Indonesia Eddy Sukmana, Director of Program and Pena (FLP), a Production LPP RRI M Kabul Budiono with winners of Bilik Sastra VOI Award 2013 forum of Indonesian writers in Hong Kong, enthusiastically asked various Bilik Sastra Award yang diselenggarakan oleh RRI World Service questions related to Booth of Literature program and the mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, terutama penulis Award.According to them, the short story competitions provide Indonesia di luar negeri. Dalam pertemuannya dengan koresponden opportunities for them to continue practicing and competing to RRI Hong Kong belum lama ini, produce the best work. (Translator by Anna Trijajakasih) sejumlah anggota Forum Lingkar Pena (FLP) Hong Kong dengan antusias melontarkan berbagai pertanyaan terkait acara Bilik Sastra dan Bilik Sastra Award. Menurut mereka, lomba cerpen ini memberi kesempatan dan peluang bagi mereka untuk terus berlatih dan bermacu untuk menghasilkan karya terbaik. (Asmawati)
VOI Newsletter Tahun III No.10 2013 15
VOI In Action
ard 2013 Sastra VOI Aw menang Bilik VOI Award 2013 pe a m rsa a Staff VOI be of Bilik Sastr th winners VOI staff wi Pemenang Bilik Sastra VOI Award 2013 The winners of Bilik Sastra VOI Award 2013
16 VOI Newsletter Tahun III No. 10 2013