Suara Angkasa Edisi Juli 2010
Edisi Juli 2010
1
2
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
Majalah
SUARA ANGKASA Penanggung Jawab Marsma TNI Bambang Samoedro, S.Sos Wakil Kolonel Sus Drs. Mulyono Dewan Redaksi Kol Sus Basuki Mindarwono Kol Adm Prabowo, S.AP Letkol Pnb Dedy Ghazi Elsyaf, S.IP, M. Si Letkol Sus Bintang Yudianta Letkol Sus Lisa M. Tarigan, MSi Letkol Sus Dwi Budi Haryanto Pemimpin Redaksi Kol Sus Titiek Purbaningsih Wakil Pemred Mayor Sus Heri Susanto, SS Redaktur Pelaksana PNS III/D Dra. Sri Hatmini Staf Redaksi Kapten Adm Sumadji Kapten Sus A. Muhsin Serma Roslina Tambunan Serda Rineu Octaviani PNS III/A Yulia Himawati, A. Md Desain Grafis Kapten Sus Arsyad Kapitan, A. Md
Bulan Juli merupakan salah satu bulan yang bersejarah bagi Angkatan Udara. Pada bulan itu, 64 tahun silam, Angkatan Udara yang baru berusia satu tahun mampu membuktikan eksistensinya sebagai Angkatan Perang negara yang merdeka. Dengan semangat juang yang tinggi, para pendahulu Angkatan Udara merancang sebuah operasi udara yang belum pernah dilakukannya. Operasi udara ini disusun karena kekecewaan rakyat Indonesia terhadap Belanda yang masih saja menjadikan pangkalan-pangkalan udara yang ada pesawatnya sebagai sasaran untuk melemahkan pemerintah Indonesia. Pesawat-pesawat Angkatan Udara yang mengudara selalu menjadi incaran musuh. Operasi udara pada tangal 29 Juli 1947 sebagai bukti bahwa Indonesia adalah negara merdeka dan berdaulat; sebagai “bakti” Angkatan Udara terhadap bangsa dan negara tercinta. Memperingati Hari Bakti tidak terlepas dari dua peristiwa pada tanggal tersebut. Langkah TNI AU pada kekiniannya tidak terlepas dari kelampauan sejarah heroik-patriotis yang sudah menjadi bagian dari perjalanannya. Bahwa TNI AU merancang kekuatan diri di hari kini, harus dengan melihat kelampauan sejarahnya. Mengapa? Di kelampauan itu kita menyaksikan fakta-fakta keberhasilan kita; dari kelampauan sejarah itu membuat wajah kita mungkin cerah, menyungging senyum yang menopang optimisme menghadapi hari depan. Di lain pihak, kelampauan sejarah mungkin juga menyajikan ruang tentang kegagalan, tragedi, dan ketidakberhasilan. Keduanya tidak boleh menyurutkan bakti kita terhadap nusa dan bangsa tercinta ini. Selamat Mengenang Hari Bakti TNI AU.
Fotographer Serka Wahyu Hadi Pamungkas Serka Sahrul Kristiawan Serda W. Nugroho Distribusi Letkol Sus Drs. Taibur Rahman Kapten Adm Sri Suminingtri
Alamat Redaksi Dinas Penerangan TNI AU Cilangkap, Jakarta 13870 Telp. (021) 8709156 (021) 8709259 Fax. (021) 8714181 E-mail :
[email protected]
Redaksi menerima kiriman naskah, foto, gambar, dan karikatur dari pembaca sesuai misi majalah ini; naskah diketik 2 (dua) spasi, maksimum 6 halaman quarto 3
Daftar Isi
Laporan Khusus Kulit Muka : Pesawat Cureng yang digunakan pada Operasi Udara, 29 Juli 1947
24
Hari Bakti dan Operasi Udara I (Sebuah Refleksi Perjuangan Anak Bangsa)
Iptek Strategi Membangun Alutsista TNI AU Sampai dengan Tahun 2024
5
Laporan Utama Karya Bakti TNI AU di Lanud Eltari
14 Opsiklat Cope West 2010, TNI Angkatan Udara & USAF
61 Berita Daerah Latihan Pemadaman Api di Mabesau
4
30
Hukum Penegakan Kedaulatan dan Hukum di Dalam UU No.1 Tahun 2009
32
Sejarah Kolonel Tituler (Pur) Ir. Kusudiarso Hadinoto Penggagas Titik Lokasi Radar TNI AU
35
Psikologi Kompetensi Faktor Kunci Keberhasilan
38
Kesehatan Kurangi Konsumsi Gula Anda Sekarang
40
Lambangjaau Mari Gunakan Helm SNI
42
Manajemen Golf dari Berbagai Sudut Pandang
44
Cerpen Secercah Harapan
48
Brada Museum Karbol
56
Ordirga Lanud Balikpapan Kembangkan Minat Olahraga Dirgantara
60
Berita Sertijab Sertijab Danlanud Husein
64
Tamu Kasau
82
Kuker Kasau
84
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
5
Laporan Utama
A
ngkatan Udara sebagai salah satu komponen utama di bidang pertahanan dalam menjalankan tugasnya tidak hanya melaksanakan Operasi Militer untuk Perang tetapi juga Operasi Militer Selain Perang, diantaranya membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan. Operasi Militer Selain Perang ini terasa semakin penting kalau kita menyimak kondisi geografis negeri tercinta ini yang terdiri dari ribuan pulau sering sekali mengalami bencana alam, selama sepuluh tahun terakhir ini. Angkatan Udara terus berusaha menjaga kesiapan alutsista termasuk pesawat angkut militernya. Karena kecepatan dan daya
6
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
jangkaunyalah pesawat-pesawat angkut Angkatan Udara selalu terdepan dalam memberikan bantuan terutama dalam menanggulangi akibat gempa dan bencana alam lainnya. Bekerja sama dengan beberapa instansi terkait, Angkatan Udara tidak hanya “bergerak” ketika ada gempa atau bencana alam saja, tetapi setiap saat siap membantu dan
melaksanakan tugas negara. Sebagaimana setiap mengenang peristiwa 29 Juli yang diperingati sebagai Hari Bakti, pada peringatan ke-63 Hari Bakti, Angkatan Udara menggelar bakti sosial yang dipusatkan di Lanud Eltari, Kupang. Keadaan ekonomi masyarakat sekitar Lanud Eltari yang masih dalam kategori prasejahtera dan sejahtera 1 inilah yang menjadi salah satu alasan
diselenggarakannya bakti sosial di daerah ini. Dengan kegiatan-kegiatan semacam ini diharapkan Angkatan Udara khususnya akan lebih dekat lagi dengan masyarakat dan lebih dikenal yang pada akhirnya bisa memberikan dampak positif terhadap keberadaan Angkatan Udara di Kupang. Selama dua hari Angkatan Udara bekerja sama dengan beberapa 7
Laporan Utama
lembaga terkait seperti Yayasan Walubi (Perwalian Budha Indonesia), Yayasan Kemanusian Indonesia (YKI), RST Wirasakti, RSAL Kupang, RS Bhayangkari Kupang, Diskes Kota Kupang, BKKBN, Mahasiswa FK Undana, Mahasiswa STIKES Nusantara dan Maranatha serta Pemda Kabupaten Kupang memberikan pelayanan kesehatan gratis dan bantuan-bantuan seperti kacamata dan sarung. Pelayanan kesehatan meliputi kesehatan umum, kesehatan gigi, operasi bibir sumbing, operasi bedah minor, operasi katarak, khitanan massal, dan pelayanan KB. Pelayanan kesehatan gratis ini mendapat sambutan antusias dari masyarakat sekitar, terbukti dari 8
rencana pelayanan kesehatan selama dua hari menjadi tiga hari; warga yang datang kelihatan berjubel dengan antrean yang cukup panjang. Pelayanan kesehatan umum mencapai 1227 pasien, kesehatan gigi 416 orang, pemasangan gigi palsu 47 orang, operasi bibir sumbing 33 orang, bedah minor 34 orang, katarak 54 orang, khitanan 387 orang, pembagian kaca mata 3000 orang, pelayanan KB/MOW 134 orang serta KB implan 20 orang. Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya menyambut baik pelaksanaan karya bakti ini dan mengatakan karya bakti ini sebagai sebuah perhatian dan motivasi untuk mengejar ketertinggalan khususnya di bidang kesehatan. Karya bakti
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
Kasau dan Ketua Umum PIA Ardhya Garini Ny. Dra. Maya Imam Sufaat beserta rombongan juga melihat langsung lokasi pengobatan yang dipusatkan di Lanud Eltari. Selain itu rombongan juga mengunjungi TK Angkasa Lanud Eltari untuk melihat dari dekat kondisi dan keberadaan sarana dan prasarana sekolah yang berada di bawah pengawasan PIA Lanud Eltari. Menutup kunjungan kerja ini Kasau dan Ketua Umum PIA Ardhya Garini menghadiri acara penutupan Latihan keterampilam tata boga dan tata busana oleh pengurus PIA Pusat di Gedung Serba Guna Kantor Gubernur NTT.*
dihadiri Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, Ketua Umum PIA Ardhya Garini Ny. Dra. Maya Imam Sufaat, para asisten Kasau, para pengurus pusat PIA Ardhya Garini, pejabatpejabat TNI AU lainnya maupun pejabat Pemda Kupang. Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat tiba di Apron Lanud Eltari pukul 08.05 WITA, disambut oleh Pangkoopsau II Marsda TNI Agus Munandar, Gubernur NTT Frans Lebu Raya dan unsur Muspida Prop NTT serta tamu undangan lainnya. Kasau
mengatakan, TNI AU turut andil dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya yang berada di sekitar Pangkalan dan Satuan TNI AU; karena masyarakat sekitar ikut andil juga sebagai penyangga pertahanan pangkalan. Pada kesempatan tersebut Kasau juga meresmikan fasilitas umum berupa pengaspalan jalan, pembangunan pompa air dan bak-bak penampungan air bagi warga sekitar Satuan Radar 241 Buraen. 9
Laporan Utama
Pasien Khitan, Anak-Anak Hingga Pria Dewasa
D
i pagi hari, dimana personel Pangkalan TNI Angkatan Udara Eltari, Penfui Kupang masih belum memulai aktivitasnya, ribuan warga terdiri dari anak-anak hingga manula berbondong-bondong mendatangi Lanud Eltari. Kejadian tersebut membuat petugas keamanan baik Pomau, Paskhas maupun personel Lanud sangat sibuk mengatur warga Kupang dan sekitarnya agar tertib demi keamanan. Serbuan warga tersebut adalah agar mereka dapat memperoleh pelayanan kesehatan dengan cumacuma dari tim kesehatan yang dimotori oleh Diskes TNI AU bersama tim kesehatan lainnya. Lanud Eltari 10
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
Kupang, merupakan sasaran karya bakti dalam rangka memperingati ke63 Hari Bakti TNI Angkatan Udara yang setiap tahunnya diadakan secara bergantian di Lanud-Lanud atau pemukiman warga TNI Angkatan Udara diseluruh pelosok tanah air. Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya menyambut baik pelaksanaan karya bakti yang dilaksanakan TNI Angkatan Udara, yang telah memutuskan Kota Kupang dijadikan sasaran karya bakti ini. “Bagi kami ini merupakan sebuah perhatian dan motivasi untuk mengejar berbagai ketinggalan khususnya di bidang kesehatan. Khusus kasus balita gizi buruk dan kematian ibu dan bayi masih tinggi di NTT”, ujarnya. Dijelaskan, saat ini NTT sedang mengadakan program revolusi KIA, yaitu revolusi Kesehatan Ibu dan Anak. Yang dimaksudkan adalah setiap persalinan harus dilakukan ditempattempat kesehatan dan ditolong oleh tenaga-tenaga medis. Cara ini diharapkan dapat mengurangi angka kematian bagi ibu dan bayi. Frans juga mengatakan, selain karya bakti, masyarakat NTT khususnya warga Sumba Barat Daya juga mendukung rencana pembangunan Pangkalan dan
Satuan Radar oleh TNI AU di Tambolaka, ini dikarenakan NTT merupakan wilayah NKRI yang berbatasan langsung dengan Timor Leste dan Australia.
Antrean Warga Banyaknya antrean warga Kupang dan sekitarnya di setiap bagian pelayanan kesehatan, menandakan animo masyarakat Kupang untuk mendapat pelayan kesehatan secara cuma-cuma sangat tinggi. Bisa dimaklumi, karena masih banyak warga Kupang yang berada di bawah garis kemiskinan, sehingga karya bakti ini sangat tepat sasaran. Seperti halnya pada bagian pemeriksaan mata, ribuan orang antre berdesakan hingga membuat petugas kewalahan dalam membagikan nomor antrian; bahkan petugas kesehatan dikejar dan diserbu warga untuk mendapatkan nomor. Demikian pula di bagian pelayanan kesehatan umum terlihat dipadati warga untuk dapat dilayani, namun disini terlihat lebih tertib menunggu giliran dilayani. Yang menarik adalah dalam pelayanan pasien khitan. Dokter dan
11
Laporan Utama
paramedis memperkirakan pasien yang dilayani adalah anak-anak yang jumlahnya diperkirakan sekitar 100 orang pasien. Perkiraan itu meleset, yang datang ternyata tidak saja anakanak akan tetapi orang dewasa bahkan orang tua yang sudah berkeluarga, hingga jumlahnya ratusan orang dan membuat petugas kewalahan dan membatasi umur yang akan di khitan yaitu 15 tahun ke atas. Bisa dipahami kalau yang datang dikhitan orang dewasa bahkan mereka yang sudah
12
berkeluarga, karena pada umumnya mereka belum memahami pentingnya dikhitan secara medis, dan tidak ada keharusan untuk itu dalam agama maupun kepercayaan yang pada umumnya mereka anut. Dokter dan paramedis harus bekerja ekstra, namun hal ini tidak menyurutkan semangat untuk dapat melayani masyarakat dengan baik. Rencana pelaksanaan khitan yang dua hari harus mundur menjadi tiga hari dan itu pun bekerja hingga larut malam.
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
bagi masyarakat umum atau warga kurang mampu, tetapi juga bagi anggota TNI, PNS TNI/Polri serta PNS di jajaran pemerintahan Kota/ Kabupaten Kupang juga dilayani. Warga yang datang tidak hanya dari sekitar Kota Kupang akan tetapi hingga Kabupaten Soe bahkan dari pulaupulau sekitar Kupang di antaranya Pulau Alor, pulau terluar wilayah NKRI. Banyaknya warga yang datang ke Lanud Eltari tak lepas dari kerja keras Lanud Eltari dalam menyebarkan berita melalui media setempat, baik melalui RRI, TVRI Kupang, gerejagereja serta pusat-pusat keramaian.
Kejadian ini unik, karena pasien yang telah usai di khitan pulang diantar keluarga/kerabat bahkan diantar anak dan istrinya sambil memegang bagian depan celana, karena pada umumnya warga Kupang tidak terbiasa memakai kain sarung seperti halnya di daerah lain. Antrean juga terjadi pada pasien keluarga berencana (KB). KB metode operasi wanita (MOW) sangat diminati oleh para wanita/ibu-ibu yang telah berkeluarga. MOW juga mendapat dukungan dari BKKBN Kota Kupang, yang terlihat selalu aktif mendampingi dokter dan petugas medis dalam melayani pasien dengan memberikan motivasi kepada peserta. Seorang ibu dengan diantar suaminya mendatangi pelayanan MOW, dan mengharapkan kepada ibu-ibu warga Kupang dapat mengikuti jejaknya, dikarenakan MOW sangat membantu dalam program keluarga berencana serta menghindari risiko kematian ibu dan bayi, karena masih banyak warga yang melahirkan secara tradisional. Pelayanan kesehatan tidak saja terbatas
Sampai Pagi Selain pelayanan kesehatan dan bantuan, kegiatan karya bakti juga melaksanakan renovasi fasilitas umum berupa perbaikan jalan, perbaikan peralatan pompa air yang menyuplai air bersih. Pengaspalan jalan, pembuatan sumur dan bak penampungan air di laksanakan di Satrad 241 Buraen. Yang tidak kalah menarik dan selalu ditunggu dalam setiap kegiatan karya bakti adalah hiburan berupa
pemutaran film. Meskipun bukan filmfilm baru yang diputar, akan tetapi hiburan yang satu ini cukup menarik bagi warga sekitar Lanud. Bisa dipahami, mereka bukanlah warga kota yang bisa setiap saat menikmati hiburan. Televisi hanya satu-satunya hiburan yang ada; itu juga tidak semua keluarga memiliki. Dalam hal ini Dispenau memutar tidak kurang delapan judul film dengan tema hiburan sekaligus pendidikan; ada film action, minat dirgantara, dan lain-lain. Mereka datang berkelompok, membawa alas duduk/tikar, menonton film, santai, sambil tiduran di tikar bahkan ada yang tertidur sampai pagi, sampai film usai. * (Serma Eko Edi)
13
13
Opsdiklat
Cope West 2010 TNI Angkatan Udara & USAF
T
entara Nasional Indonesia Angkatan Udara dan Angkatan Udara Amerika (United States Air Force/USAF) menggelar latihan bersama, Cope West, selama lima hari di Jakarta, beberapa waktu silam. Latihan ini bukan untuk yang pertama kalinya, dan terus dilakukan secara berkala untuk mendapatkan pengetahuan dan meningkatkan kapabilitas personel dalam pengangkutan udara taktis terutama penggunaan peralatan parachute untuk terjun payung serta operasi VFR dalam tingkat rendah. Pagi itu, meskipun hari terakhir suasana diskusi masih sangat serius menjelang latihan di area dropping zone di lapangan Detasemen TNI AU Gorda Tangerang, Banten. Di samping untuk
14
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
meningkatkan tingkat operasi bersama antara Angkatan Udara dan USAF, dari pengalaman latihan yang berkali-kali ini diharapkan pengiriman barang dan pasukan bisa lebih efektif dilakukan. “Latihan ini untuk membiasakan kerja sama dan komunikasi dalam penanggulangan bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu,” papar Letkol David Kincaid, Commander of 36th Airlift Squadron. Latihan pengangkutan barang ini menjadi sangat penting mengingat beberapa tahun terakhir ini banyak sekali terjadi gempa dan bencana alam lainnya yang membutuhakan bantuan Angkatan Udara dalam penanggulangannya. Kedua Angkatan Udara belajar tentang hal-hal teknis berkaitan dengan pengangkutan udara baik orang maupun barang. Semua dibahas sejak pagi, dipraktikkan dan dievaluasi
bersama mulai dari teknik penyusunan barang, koordinat penjatuhan, pendataan arah angin, situasi sekitar titik sasaran, durasi penjatuhan, sampai posisi pesawat saat menjatuhkan barang. Menjatuhkan barang dari ketinggian 300 meter memang bukan perkara mudah. Banyak faktor luar yang mempengaruhi jatuhnya barang seperti angin, kecepatan pesawat, berat barang dan parameter lainnya. Tim dari TNI AU mendapat kategori excellent dengan simpangan hanya 5-7 meter dari titik sasaran pada penerbangan terakhir itu. Kegiatan latihan meliputi latihan tactical low level, cargo drop dan personel drop serta unsur-unsur operator pesawat C-130 Hercules. Latihan bersama Cope West diikuti sekitar 77 personel dari kedua Angkatan Udara. USAF menyertakan personelnya dari 374th Airlift Wing di
Pangkalan Udara Yokota, Jepang. Mereka membawa tiga pesawat Hercules C-130 keluaran tahun 1974. Skadron ini pernah membawa bantuan untuk penaggulangan akibat gempa dan tsunami Aceh, tahun 2004. Sedangkan TNI AU menggunakan pesawat terbang C-130 H dari Skadron Udara 32, Lanud Abdulrahman Saleh, Malang dan pesawat C-130 HS dari Skadron Udara 31, Lanud Halim Perdanakusuma. Menurut Danwing 1 Lanud Halim Perdanakusuma Kolonel Pnb Djoko Seno Putro, pesawat C-130 Hercules TNI AU dari segi usia memang lebih muda, namun fasilitas pendukungnya, terutama peralatan aviasi dan elektroniknya masih jauh berbeda dengan USAF. Angkatan Udara Amerika dilengkapi dengan instrumen seperti global positioning
15
Opsdiklat system yang lebih canggih. Dengan latihan bersama ini, menurut Danwing, kita juga belajar teknologi terbaru dari mereka. Teknologi ini tidak saja berkaitan dengan teknis pesawat, tetapi juga tentang perbaikan pesawat. Alat Baru Dari latihan yang dilaksanakan selama lima hari ini, Angkatan Udara mendapatkan ilmu baru tentang penjatuhan barang. Dalam hal ini USAF menggunakan sebuah alat baru yang membuat penjatuhan barang lebih akurat. Alat itu disebut improved container delivery system yang dijatuhkan terlebih dulu di dekat titik sasaran. Alat ini memiliki kemampuan untuk menangkap kecepatan dan arah angin dengan lebih akurat untuk dikirimkan ke alat navigasi pesawat. Sayangnya alat ini tidak digunakan pada Latihan “Cope West 2010” ini, karena USAF tidak menurunkan barang. Sempat terjadi beda persepsi bahwa Angkatan Udara telah berusaha membersihkan lokasi penjatuhan barang dari keberadaan masyarakat. Tetapi menurut Letkol Kincaid, di lokasi latihan untuk penurunan barang masih banyak masyarakat sedang panen, sedangkan pihaknya yang utama dalam latihan adalah keamanan. Namun demikian sedikit perbedaan persepsi ini tidak menjadikan hal signifikan yang mempengaruhi jalannya latihan. Kedua Angkatan Udara tetap komit dalam membina hubungan dan kerja sama terutama dalam membantu korban akibat bencana.*
16
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
17
Opsdiklat
Rajawali Perkasa, Uji Kesiapan Operasional Lanud Halim Perdanakusuma
S
uatu pagi, di akhir bulan April silam, dua buah pesawat C-130 Hercules dari Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta baru saja lepas landas mengangkut anggota Paskhas dari Batalyon 461 untuk melaksanakan penerjunan di Lanud Suryadarma, Kalijati, Subang. Sekembalinya dari Lanud Suryadarma, salah satu pesawat mengalami kecelakaan ketika akan mendarat kembali di Lanud Halim Perdanakusuma. Seluruh unit dari Skadron Udara 31 pun segera menuju landasan untuk melakukan pemeriksaan dan perbaikan terhadap kerusakan yang dialami pesawat tersebut. 18
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
Sementara itu, dari Skadron Udara 2 dilaporkan juga, satu unit pesawat CN-235 melakukan pengangkutan medik udara untuk para korban baik militer maupun sipil menuju rumah sakit terdekat, dalam waktu yang tidak terlalu lama. Pada saat yang bersamaan , satu unit pesawat CN-235 lainnya melakukan penerjunan perbekalan/logistik bagi satuan tempur yang sebelumnya telah diterjunkan di Lanud Suryadarma, Kalijati, Subang. Demikian diantaranya skenario latihan puncak antarsatuan Lanud Halim Perdanakusuma, crash team dan pengangkutan medik yang 19
Opsdiklat
terangkum dalam “Rajawali Perkasa 2010”, Latihan dilaksanakan selama tiga hari dengan agenda latihan berupa perencanaan, gladi posko, dan gladi lapangan. Tujuannya menguji kemampuan dan kesiapan alutsista, serta personel yang mengawakinya. Menurut Direktur Latihan, Kolonel Pnb Djoko Senoputro, latihan crash team bertujuan menguji kemampuan dan kecepatan para kru pesawat dan ground handling dalam menghadapi kecelakaan atau kerusakan pesawat yang ada. Sedangkan penerjunan personel dan logistik yang disertai kecepatan dan kemampuan menangani kerusakan pesawat diperlukan untuk memantapkan kesiapan serta kemampuan satuan dalam teknik-teknik tersebut baik dalam operasi militer untuk perang maupun operasi militer selain perang. Selain didukung dengan alutsista yang ada, latihan melibatkan personel dari Skadron Udara 2, 17, 31, Skatek 021, Wing 1 Paskhas, unsur Pangkalan dan Perbekud lainnya, sebanyak kurang lebih 450 personel. Dipaksa Mendarat Selain skenario di atas, ada lagi skenario yaitu pesawat asing yang melintasi wilayah NKRI tanpa ijin. Pesawat itu langsung di-intercept oleh pesawat-pesawat tempur TNI Angkatan Udara dan memaksa pesawat tak dikenal itu untuk mendarat. Unsur polisi militer dan intelijen Lanud Halim Perdanakusuma langsung memeriksa pesawat dan kru untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Diskenariokan juga pembajakan pesawat yang sedang membawa pejabat negara/tamu VIP oleh gerombolan teroris. Pesawat dibajak dan para penumpangnya disandera.
20
Ketika sedang mengadakan negosiasi, satuan penanggulangan teror atau Den Bravo-90 melakukan penyerangan perlahan tapi pasti. Mereka berhasil melumpuhkan teroris dan menyelamatkan para penumpang yang ada. Situasi di luar Lanud tak kalah panas dengan aksi teroris di dalam pesawat. Aksi penolakan terhadap tamu negara yang datang oleh para demonstran memaksa Den Bravo melakukan penyelamatan tamu negara melalui beberapa titik/pintu keluar. “Dengan adanya kejadian seperti ini, maka ada tiga titik yang disiapkan untuk mengamankan pejabat negara atau VIP lainnya dari lokasi pembajakan,” jelas Kolonel Pnb Djoko Senoputro. Seluruh rangkaian manuver lapangan ditutup dengan latihan penanganan sabotase dan infiltrasi yang dilakukan pada hari terakhir tengah malam hingga pagi hari berikutnya. Latihan ditutup oleh Danlanud Halim Perdanakusuma Marsma TNI
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
Bagus Puruhito (sek. Kas Koopsau I). Diharapkan dengan selesainya latihan Rajawali Perkasa akan dicapai kemampuan operasi udara sesuai fungsi masing-masing dari Skadron Udara 2, Skadron Udara17 dan Skadron Udara 31. Selain itu tercapainya kemampuan pembinaan pemeliharaan Alutsista oleh Skadron Teknik 021 dan tercapainya kesiapan satuan dalam melaksanakan pengamanan pertahanan pangkalan. Pelajaran yang ingin dikembangkan dari latihan ini adalah penerapan prosedur tetap yang ada di Lanud Halim Perdanakusuma serta pengembangan taktik dan teknik operasi udara oleh setiap unsur. Macam, metode dan sifat latihan antara lain dinamika lapangan dengan penggunaan pasukan, latihan geladi posko dan manuver lapangan.* (Pentak Lanud Hlm)
21
Opsdiklat
Patroli
K
Ambalat
ohanudnas menggelar latihan operasi pertahanan udara nasional (Hanudnas) dengan sandi “Tameng Petir/10”, di wilayah perbatasan khususnya di Ambalat dan Tarakan Kalimantan Timur, awal Mei. Operasi menggunakan pesawat tempur sergap SU 27/30 Sukhoi dari Skadron Udara 11 Lanud Makassar, pesawat angkut C-130 Hercules dan Helly SAR Super Puma serta melibatkan 405 personel dari satuan Lanud Balikpapan, Satuan Radar (Satrad) 225 Tarakan, Satrad 223 Balikpapan, Satrad 224 Kwandang dan awak pesawat dari Lanud Makassar, Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma, Skadron Udara 32 Lanud Abdulrahman Saleh, Malang dan Skadron Udara 8 Helly SAR, Lanud Atang Sendjaya, Bogor. Operasi dan latihan ini dipimpin oleh Pangkohanudnas Marsda TNI Dradjad Rahardjo, S.IP. Operasi “Tameng Petir/10” bersifat operasi sepanjang tahun, dan gelar latihan manuver lapangan operasi Hanudnas mengambil lokasi di wilayah Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosekhanudnas) II Makassar, di Tarakan, Kalimantan timur. Dalam pelaksanaan Operasi Hanud Perbatasan Ambalat ini, Pangkosek Hanudnas II Marsma TNI John Dalas Sembiring turut terbang patroli dengan Danlanud Sultan Hasanuddin Marsma TNI Agus Supriatna dan para penerbang Sukhoi (SU-27/30) lainnya. Operasi Ambalat ini dilaksanakan Kohanudnas beserta perkuatannya dalam upaya pengamanan perbatasan Ambalat di wilayah udara perbatasan RI dan Malaysia guna terwujudnya keamanan, penguasaan udara dan tidak terjadinya pelanggaran wilayah dalam rangka menegakkan kedaulatan, keutuhan dan hukum udara di NKRI.* (Pen Kohanudnas dan Pen Kosek II)
22
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
Pangkosekhanudnas II Marsma TNI John Dalas Sembiring ikut terbang pada operasi Hanudas “Tameng Petir/10”
Pangkosekhanudnas II Marsma TNI John Dalas Sembiring, Danlanud Sultan Hasanuddin Kolonel Pnb Agus Supriatna (sek. Marsma TNI) dan para penerbang pesawat SU-30 Sukhoi usai terbang pada operasi Hanudnas “Tameng Petir/10”.
23
Laporan Khusus
Hari Bakti dan
S
Operasi Udara I (Se
ejak diproklamasikannya kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, pemuda pejuang mengorganisir dirinya dalam badanbadan perjuangan untuk membela dan mempertahankan kemerdekaan. Sedangkan pemerintah menyambutnya dengan membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang berfungsi sebagai penjaga keamanan dan ketertiban. Dalam perkembangannya BKR berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Dengan terbentuknya TKR tanggal 5 Oktober 1945 tersebut, maka BKR-BKR yang ada di daerahdaerah melebur ke dalam TKR, demikian juga TKR Djawatan Penerbangan. Pada tahun 1947 diadakan penyatuan antara TRI dengan badan-badan perjuangan dan laskarlaskar menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
24
Sementara itu terjadi pertempuran di berbagai tempat yang melibatkan Angkatan Udara Republik Indonesia yang terbentuk tanggal 9 April 1946, karena yang menjadi sasaran musuh adalah pangkalan-pangkalan udara yang ada pesawatnya. Pesawatpesawat AURI (sekarang TNI AU) yang mengudara selalu menjadi incaran musuh, sehingga Kasau Komodor Udara S. Suryadarma selalu menekankan agar setiap pesawat yang mengangkasa harus silent operation atau mengangkasa tanpa menggunakan radio komunikasi dengan tujuan agar tidak terdeteksi musuh. Sebagai puncak dari kekacauan waktu itu adalah dengan dilancarkannya serangan tentara Belanda tanggal 21 Juli 1947 terhadap sasaran strategis RI, diantaranya Pangkalan Udara
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
buah Refleksi Perjuangan Anak Bangsa) Maguwo, Yogyakarta dan Pangkalan Udara Bugis, Malang yang mengakibatkan banyak pesawat TNI AU mengalami kerusakan. Untunglah saat serangan ke Yogyakarta, Pangkalan Udara Maguwo sedang diselimuti mendung, sehingga pesawat yang disembunyikan di semak-semak terlindung dari serangan pesawatpesawat Belanda. Di tengah-tengah berkecamuknya agresi Belanda, telah hadir pesawat Dakota VT-CLA di Pangakalan Udara Maguwo yang rencananya akan terbang ke luar negeri. Pada suatu kesempatan Komodor Muda Udara A.
Adisutjipto mengatakan bahwa AURI sangat terpukul karena kehilangan banyak pesawat dalam penyerangan Belanda namun beliau menyayangkan bila para Kadet yang belum berpengalaman ikut terjun dalam pertempuran, sehingga beliau menyarankan mereka dikirim ke luar negeri untuk menambah kemampuan terbangnya. Tetapi keinginan tersebut tidak terlaksana karena para kadet harus siap melaksanakan tugas yang memang sangat berat yaitu
25
Laporan Khusus Lapsus Lapsus melaksanakan serangan balas terhadap kedudukan Belanda. Untuk persiapan serangan, Suharnoko Harbani yang sedang berada di Pangkalan Udara Bugis dipanggil ke Yogyakarta, sehingga tanggal 29 Juli malam kadetkadet yang akan melaksanakan tugas penyerangan sudah berada di Pangkalan Udara Maguwo. Mereka adalah Kadet Sutardjo Sigit, Kadet Bambang Saptoadji, Kadet Mulyono dan Kadet Suharnoko Harbani yang baru tiba dari Malang. Keempat kadet tersebut diminta menghadap Kasau di Markas Besar AURI untuk mendapatkan pengarahan perihal pelaksanaan tugas yang akan dilaksanakan. Kasau menyatakan bahwa diperlukan penerbang yang dengan sukarela untuk melakukan serangan terhadap pertahanan Belanda, dan keinginan tersebut mendapat sambutan dari para kadet yang semangat mudanya meluap-luap ingin berbakti pada negerinya. Mereka berpikiran bahwa para pejuang pendahulunya yang hanya dengan bermodalkan bambu runcing saja berani melawan penjajah apalagi mereka menggunakan pesawat terbang. Semangat yang menyala nyala untuk berbakti kepada negara mengalahkan segala kemungkinan yang akan mereka hadapi. Untuk pesawat yang akan digunakan dalam operasi penyerangan adalah pesawat Guntei, Hayabusa dan Cureng peninggalan Jepang yang sudah diperbaiki oleh teknisi-teknisi handal AURI. Pesawat-pesawat ini disiapkan oleh teknisi yang dipimpin oleh Tulus, dengan melakukan perubahan fungsi menjadi pesawat pembom. Berkat semangat kerja dan dedikasi tinggi dari para teknisi telah siap empat pesawat yang terdiri dari 2 Cureng, 1 Hayabusa dan 1 Guntei. Selanjutnya pesawat tersebut diserahkan ke bagian persenjataan di bawah pimpinan Edy Sastrawidjaja untuk 26
dilakukan modifikasi. Pengerjaan modifikasi dapat dilaksanakan dengan baik terhadap pesawat Cureng dan Guntei sedangkan pesawat Hayabusa tidak bisa dilaksanakan, sehingga diputuskan Hayabusa tidak jadi digunakan dalam operasi tersebut. Operasi Penyerangan Komodor Udara Halim Perdanakusuma sebagai Perwira Operasi yang menyampaikan rencana operasi tersebut. Pelaksanaan operasi tidak semata-mata berupa perintah melainkan bersifat sukarela, namun tidak satupun diantara empat Kadet yang menolak. Para Kadet yang ratarata masih berumur 20 tahun merasa mendapat kehormatan karena mereka terpilih diantara rekan-rekannya. Selesai pendapat pengarahan mereka menuju bengkel untuk mengawasi pengerjaaan pesawat. Dengan tidak ikutnya pesawat Hayabusa menimbulkan kekecewaan bagi Kadet Bambang Saptoadji, dia merayu teman-temannya untuk bisa menggantikan tugas tersebut tetapi tidak berhasil. Penolakan tersebut bukan berarti ingin mengecewakan namun lebih condong pada kesediaan dan kesiapan diri untuk mendarmabaktikan dirinya pada negara dan bangsa. Pada malam menjelang penyerangan mereka hanya tidur selama 2 jam karena jam 03.00 harus bangun dan jam 04.00 berangkat ke base ops dimana Komodor Muda Udara Halim Perdanakusuma sudah menunggu untuk memberikan briefing. Saat pelepasan Kasau Komodor Udara S. Suryadarma hadir dan menyampaikan pesan “Saya tunggu kalian disini”. Memaknai pesan Kasau tersebut, para Kadet menanggapi dengan cara berusaha menjalankan tugas dengan sebaik mungkin dan harus
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
bisa kembali ke Maguwo dengan selamat. Pesawat Guntei yang diterbangkan Kadet Mulyono dengan air gunner Durachman terbang paling awal disusul pesawat Cureng yang dipiloti Kadet Sutardjo Sigit dengan air gunner Sutardjo dan Suharnoko Harbani dengan air gunner Kaput menggunakan pesawat Cureng terbang paling akhir. Setelah penyerangan selesai mereka kembali ke Pangkalan Udara Maguwo dengan cara terbang rendah dengan maksud untuk menghindari deteksi radar Belanda. Cureng yang dipiloti Kadet Suharnoko Harbani yang pertama landing di Maguwo, disusul Sutardjo Sigit dan Mulyono. Meskipun penyerangan tersebut tidak menimbulkan kerugian besar pihak Belanda tetapi dampak yang ditimbulkan sangat besar yaitu efek psikologis yang menunjukkan pada dunia internasional bahwa AURI mampu memberikan perlawanan. Sedang-
kan bagi negara Indonesia, serangan fajar tersebut benar-benar membanggakan hati rakyat dan menggugah tumbuhnya semangat juang. Operasi tersebut merupakan operasi pertama TNI AU sejak berdiri tahun 1946 yang dilaksanakan dengan keberanian dan kerelaan berkorban para kadet. Semangat cinta tanah air dan rela berkorban membuat mereka ikhlas dan berani menjalankan tugas yang dipercayakan padanya. Kalau pagi hari Pangkalan Udara Maguwo diliputi rasa bangga dan heroik tetapi siang harinya bangsa Indonesia umumnya dan TNI AU khususnya berduka. Pesawat Dakota VT-CLA yang tengah menjalankan misi kemanusiaan yang membawa obat-obatan bantuan Palang Merah Malaya untuk Palang Merah Indonesia jatuh di Ngoto, Yogyakarta setelah dihujani tembakan oleh 2 pesawat P40 Kitty Hawk Belanda. Dalam tragedi tersebut TNI AU kehilangan
tiga orang putra terbaiknya yaitu Marsda TNI (anumerta) A. Adisutjipto, Marsda TNI (anumerta) Prof dr. Abdulrachman Saleh dan Kapten (anumerta) Adisumarmo Wirjokusumo, sehingga menimbulkan duka dan kepedihan bagi TNI AU. Kepergian mereka justru disaat pikiran dan tenaganya sangat diperlukan untuk membangun TNI AU yang masih muda. Kejadian tersebut merupakan suatu goncangan yang sangat besat bagi TNI AU. Menyadari bahwa setiap perjuangan memang memerlukan pengorbanan tidak hanya berupa harta benda bahkan jiwa. Pengorbanan para pahlawan tersebut sebagai bukti suatu pengabdian tulus yang diberikan TNI AU kepada negara dan bangsa. Raga mereka memang telah tiada namun jiwa dan semangat juangnya tetap tumbuh dan berkembang disetiap dada prajurit TNI AU saat ini maupun generasi mendatang.
27
Laporan Khusus Pada tanggal 29 Juli 1947 AURI mengalami dua peristiwa Dharma Bakti, pertama operasi serangan terhadap kubu Belanda di kota Semarang, Salatiga dan Ambarawa. Kedua, tragedi tertembaknya pesawat Dakota VT-CLA oleh pesawat P-40 Kitty Hawk Belanda yang mengakibatkan gugurnya Marsda TNI (anumerta) A. Adisutjipto, Marsda TNI (anumerta) Prof. dr. Abdulrachman Saleh dan Kapten (anumerta) Adisumarmo Wirjokusumo. Ada tiga efek yang ditimbulkan dari operasi udara itu. Pertama, meningkatkan semangat juang bangsa Indonesia dan menambah rasa percaya diri. Kedua, aspek diplomasi yaitu pengakuan atas keberadaan dan kedaulatan Negara Republik Indonesia di masyarakat dunia. Ketiga, aspek militer yaitu keberadaan Angkatan Udara RI diperhitungkan oleh Pemerintah Belanda. Serangan yang dilancarkan di pagi buta itu, tidak hanya memporakporandakan kubu-kubu pertahanan Belanda, namun lebih dari itu menurunkan mental dan semangat pasukannya. Untuk mengembalikan semangat tempur tersebut, Belanda melancarkan serangan balasan dan
tidak mengindahkan lagi aturan perang. Kita memperingati peristiwa tersebut bukan hanya sekedar bernostalgia ke masa lalu tetapi untuk mengenang peristiwa bersejarah yang mengandung maksud dan tujuan untuk mewariskan semangat juang dan nilainilai kejuangan yang dapat diambil dari hikmah peristiwa tersebut. Untuk mengenang dan mengabadikan peristiwa gugurnya para tokoh dan perintis TNI AU ini, sejak tahun 1955 tanggal 29 Juli diperingati sebagai “Hari Berkabung” TNI AU dan mulai tahun 1962 diubah menjadi Hari Bakti TNI AU. Berdasarkan Surat Keputusan Kasau Nomor: Skep/78/VII/2000 tanggal 17 Juli 2000 tempat jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA di desa Ngoto, diresmikan menjadiMonumen Perjuangan TNI AU. Bersamaan dengan peresmian ini, dipindahkan pula kerangka jenasah Marsda TNI (anumerta) A. Adisutjipto dan Marsda TNI (anumerta) Prof. dr. Abdulrachman Saleh beserta istri dari TPU
Kuncen Yogyakarta ke pemakaman TNIAU Ngoto, Yogyakarta. Arti dan makna Setelah kita menyadari sejarah perjuangan bangsa khususnya sejarah pendahulu TNI AU, kita tergugah untuk menimbang bobot pengabdian yang kita berikan pada negara dan bangsa; sejauh mana sumbangsih kita pada negara maka akan timbul tekad untuk meneladani dan melestarikan nilai-nilai kejuangan. Menimbang bobot pengabdian bukan berarti kita mengecilkan arti dan nilai suatu perjuangan/pengorbanan seseorang, justru sebaliknya mengakui kebesaran nilai-nilai untuk dijadikan panutan dan pedoman bagi perjuangan selanjutnya. Kini, masa itu sudah lama berlalu dan kitapun telah merasakan serta mengecap hasilnya sekalipun cita-cita yang mereka dambakan belum ter-
28
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
wujud semuanya. Tugas untuk mewujudkan cita-cita mereka sekarang ada di tangan kita. Untuk itu kita dituntut bekerja lebih giat, berusaha lebih keras karena perjuangan mengisi kemerdekaan sesungguhnya tidak lebih ringan dari perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa. Setiap perjuangan senantiasa menuntut pengorbanan sebagai wujud dari pengabdian kita.
yang sedang mengemban tugas kemanusiaan tersebut menggambarkan adanya keuletan bangsa dan perjuangan tanpa pamrih yang disertai kerelaan berkorban yang tinggi. Perjuangan tersebut juga menunjukkan kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa serta mencerminkan begitu besarnya tekad dan semangat, jiwa pengabdian terhadap negara, kepercayaan terhadap kemampuan diri dalam menghadapi segala kesulitan dan keterbatasan yang memang saat itu kita alami. Hari bersejarah tersebut dapat menjadi sumber inspirasi, keteladanan dan pelajaran bagi segenap prajurit TNI AU dalam meneruskan perjuangan bangsa, menghadapi berbagai kesulitan
serta tantangan tugas saat ini dan masa mendatang. Tantangan tugas dan perjuangan di jaman teknologi maju seperti sekarang ini terasa semakin berat dan kompleks yang menuntut suatu kemampuan berpikir secara kreatif dan rasional berdasarkan kenyataan-kenyataan yang ada sekarang dan analisa kemungkinan di masa mendatang serta bercermin pada pengalaman masa lalu. Kita menyadari bahwa pembangunan TNI AU yang mengarah pada kemampuan untuk memberikan perlindungan terhadap integritas bangsa dan negara serta menjamin kelangsungan pembangunan nasional, tidak saja menuntut keterampilan teknis yang profesional tetapi juga kemampuan penyesuaian diri terhadap setiap perubahan jaman. Beradaptasi pada modernisasi tidak berarti hidup tanpa cita-cita, idealisme dan nilai-nilai spiritual yang dijiwai oleh semangat patriotisme serta kepahlawanan. Memperingati Hari Bakti TNI AU sungguh bermanfaat terutama untuk memperkuat sikap batin, kepercayaan dan keyakinan pada kemampuan diri, mempertinggi daya insipasi, imajinasi dan kreativitas serta memperkokoh tekad, semangat juang, kerelaan berkorban dan pengabdian pada tugas demi kelangsungan pembangunan bangsa khususnya kemajuan TNI AU.*
Perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan oleh para perintis, pelopor dan pendahulu TNI AU pada masa itu bukan sekadar ingin membuktikan kemampuan dirinya, melainkan justru untuk mewujudkan sikap dan pernyataan ketidakrelaan melihat bangsanya terus ditekan dan ditindas penjajah. Serangan udara terhadap kubu pertahanan Belanda dan gugurnya tiga orang pahlawan TNI AU 29
Iptek
M
emperingati ke-59 HUT Koopsau I, Makoopsau I menyelenggarakan simposium sehari dengan tema “Strategi Membangun Alutsista TNI AU Sampai dengan Tahun 2024 “ di Jakarta beberapa waktu lalu. Sebagai pembicara adalah Marsdya TNI Eris Herryanto, MA, (Sekjen Kemhan), Dr. J. Kristiadi (Peneliti Senior CSIS), Dr. Edy Prasetyono Phd (Wakil Dekan FISIP, UI), dan sebagai Moderator Komandan Lanud Husein Sastranegara Kolonel Pnb Asep Adang Supriadi. 30
Menurut Marsdya TNI Eris Herryanto, MA, strategi membangun Alutsista TNI AU sampai dengan tahun 2024, harus ditunjang oleh anggaran yang cukup, sumber daya manusia yang profesional, dan Alutsista yang sesuai dengan kebutuhan pertahanan dalam jangka panjang. Berkaitan dengan anggaran, maka tantangan ke depan adalah bagaimana mengelola anggaran yang terbatas itu dengan benar. Sumber daya manusia dapat diwujudkan dengan pendidikan dan latihan yang kompeten yaitu ditata secara bertingkat dan berlanjut. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kesiapan Alutsista perlu adanya sebuah perencanaan yang realistis, pengadaan yang tepat mutu dan kemampuan serta pemeliharaan yang efisien. Salah satu upaya peningkatan kemampuan Alutsista adalah dengan pemberdayaan industri pertahanan negara yang mampu mendukung sistem pertahanan negara dan berkontribusi pada pertumbuhan perekonomian negara. Membangun industri pertahanan diperlukan komitmen pemerintah, pengguna, dan industri sendiri serta unsur pendukung lainnya dalam upaya revitalisasi
industri pertahanan sebagai faktor pencapaian minimum essensial force (MEF). Kerjasama dengan negara lain yang telah dirintis juga merupakan upaya memperkuat posisi industri pertahanan. Di samping itu yang tidak kalah penting adalah software yang tepat yang mengatur revitalisasi industri pertahanan itu sendiri. Dari kacamata peneliti J. Kristiadi dalam makalahnya yang berjudul “Perkembangan Politik dan Demokrasi di Indonesia” dapat disimpulkan, pembangunan kekuatan pertahanan nasional sangat dipengaruhi oleh kehidupan dan tatanan politik di Indonesia. Kebijakan politik yang berkaitan dengan pertahanan, saat ini, terpinggirkan di DPR. DPR lebih fokus pada kepentingannya seperti dana aspirasi dari pada membicarakan kebijakan pertahanan. Walaupun kehidupan demokrasi di Indonesia masih banyak praktik yang kurang baik, tetapi Indonesia masih memiliki modal sosial yang kuat yaitu shared knowledge, shared trust, shared responsibility, shared asociability, dan mutual understanding. Dari polemik-polemik kehidupan berdemokrasi di Indonesia, maka perlu pembangunan karakter bangsa yang dilakukan secara perlahan-lahan. Pembangunan karakter bangsa ini sangat penting, karena suatu bangsa yang kehilangan karakternya akan kehilangan segala-galanya. Menurut Edy Prasetyono, konsep kekuatan pertahanan Indonesia masih belum jelas, dibandingkan dengan negara-negara kawasan Asia. berkaitan
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
dengan konsep MEF, pertanyaan yang timbul adalah dasar apa yang digunakan dalam penetapan konsep tersebut. Apakah berdasarkan ancaman, luas teritori, imbangan dengan kekuatan regional atau pilihan strategis yang dibangun. Menurut Wakil Dekan FISIP, Universitas Indonesia ini, membangun kekuatan udara dapat dilihat dari dua perspektif yaitu politik dan militer. Dari perspektif politik, maka kekuatan udara dapat menjadi diplomasi koersif yang efektif, sedangkan dari perspektif militer maka kekuatan udara memberikan kemampuan untuk menyerang secara langsung pada pusat kekuatan (center of gravity). Membangun kekuatan pertahanan harus ada asumsi deterrence, bargaining, dan memperluas pengaruh. Mindset politik dalam membangun kekuatan pertahanan adalah, bahwa pemenuhan kebutuhan pertahanan tidak bisa diukur dari perhitungan untung rugi, bukan pada cost-nya tetapi pada impact-nya. Negara-negara di dunia mengalokasikan anggaran sedikitnya 3-4% dari GDP-nya untuk pertahanan; sedangkan Indonesia dapat dikategorikan sebagai negara anomali; secara geo-strategis Indonesia adalah satu-satunya negara terbesar dalam kawasan tetapi kekuatan militernya lemah. Kebutuhan anggaran pertahanan dan kebutuhan dasar (basic need) masyarakat pada dasarnya sama-sama penting. Sebuah penelitian di Afrika membandingkan antara kebutuhan persenjataan (gun) dan makanan (butter). Penelitian ini dilakukan melalui beberapa kali riset, dan didukung dengan data yang akurat. Keduanya (gun dan butter) sama-sama penting dan saling mempengaruhi. Yang terjadi di Indonesia, belum ada sense dalam memperbaiki masalah pertahanan. Beberapa pihak mengatakan, menaikkan anggaran pertahanan selalu dikaitkan dengan militerism. Padahal
pengertian, membangun kekuatan militer berbeda dengan militersm. Selain pembicara-pembicara di atas ada dua lagi pembicara dari dalam, Letkol Pnb. Daan Sufi, M. Si, Komandan Skadron Udara 7, Lanud Suryadarma. Dengan makalah berjudul, “Strategi Transformasi TNI AU Mewujudkan The First Class Air Force”, disebutkan dalam mewujudkan TNI AU sebagai The First Class Air Force, diperlukan sebuah transformasi atau perubahan besar dan mendasar dalam segala aspek. Transformasi ini dikaitkan dengan
Pembangunan Kekuatan Udara melalui Konsep Heavyweight dan Lightweight Fighter Sampai Dengan Tahun 2024” menitikberatkan pada pesawat tempur yang cocok dengan konsep MEF. Menurutnya pesawat tempur yang cocok untuk konsep ini adalah pesawat tempur dengan klasifikasi heavyweight dan lightweight. Heavyweight fighter sebagai pesawat tempur yang memiliki daya jelajah jauh dan memiliki loiter time besar. Jenis pesawat ini mutlak diperlukan untuk fungsi interceptor dan air superiority. Sedangkan lightweight fighter lebih cenderung
Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto, MA. selaku Pembicara saat menyampaikan paparannya mengenai Strategi Membangun Alutsista TNI AU sampai dengan tahun 2024 pada acara Simposium dalam rangka memperingati Hari Jadi ke 59 Koopsau, di Gedung Serbaguna Makoopsau I.
kompetensi TNI yang dibangun tidak saja untuk menghadapi konflik internal, namun harus mampu juga menghasilkan efek deterence dalam menghadapi ancaman eksternal. Tiga aspek yang perlu mendapatkan perhatian dalam transformasi yaitu sumber daya manusia, Alutsista, dan anggaran. Ketiganya harus seimbang dan saling mendukung untuk menciptakan TNI AU yang besar dan kuat. Kolonel Pnb. Nanang Santoso, Komandan Lanud Pekanbaru dalam makalahnya berjudul “Strategi
dikategorikan sebagai pesawat tempur yang berfungsi sebagai pesawat tempur taktis multi role. Bagi TNI AU kedua kategori pesawat tempur tersebut diharapkan dapat mewakili semua aspek yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun sistem pertahanan udara yang sesuai dengan persepsi ancaman, kesetaraan terhadap kekuatan udara negara tetangga, dan persepsi konflik kawasan regional yang mungkin terjadi.*
31
H ukum
Penegakan Kedaulatan dan Hukum di Dalam UU No.1 Tahun 2009
Tentang Penerbangan (Oleh: Kolonel Pnb Supri Abu, S.H.,M,H./Kepala Hukum Kohanudnas)
U
ndang-Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan telah diganti dengan UU baru yaitu UU No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. Di dalam undang-undang baru tersebut masalah kedaulatan di ruang udara diatur dalam Pasal 5 yang mengadopsi Pasal 1 Konvensi Chicago 1944 yaitu bahwa “Negara Kesatuan Republik Indonesia berdaulat penuh dan eksklusif atas wilayah udara Republik Indonesia”, (berbeda dengan rumusan di dalam Pasal 4 UU No. 15 Tahun 1992 yang mengatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia berdaulat penuh dan utuh atas wilayah udara Republik Indonesia). 32
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
Rumusan baru ini disesuaikan dengan bunyi Pasal 1 Konvensi Chicago 1944. Ada beberapa hal yang perlu dijelaskan dengan adanya undang-undang baru tersebut hubungannya dengan penegakan kedaulatan dan hukum di ruang udara Indonesia. Implementasi Kedaulatan Negara Di dalam Pasal 6 dijelaskan bahwa “Dalam rangka penyelenggaraan kedaulatan negara atas wilayah udara Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pemerintah melaksanakan wewenang dan tanggung jawab pengaturan ruang udara untuk kepentingan penerbangan, perekonomian nasional, pertahanan dan keamanan negara, sosial budaya, serta lingkungan udara”. Untuk melaksanakan maksud dari Pasal tersebut selanjutnya di dalam Pasal 7 diatur sebagai berikut: “(1) Dalam rangka melaksanakan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pemerintah menetapkan kawasan udara terlarang dan terbatas. (2) Pesawat udara Indonesia atau pesawat udara asing dilarang terbang melalui kawasan udara terlarang. (3) Larangan terbang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bersifat permanen dan menyeluruh. (4) Kawasan udara terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat digunakan untuk penerbangan pesawat udara negara”. Yang dimaksud dengan pesawat udara Indonesia di atas adalah pesawat udara yang mempunyai tanda pendaftaran Indonesia dan tanda kebangsaan Indonesia, dalam hal ini adalah pesawat udara sipil dan negara milik Indonesia. Hubungannya dengan penggunaan ruang udara, selanjutnya diatur di dalam Pasal 8 bahwa: “(1) Pesawat udara yang melang-
gar wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 diperingatkan dan diperintahkan untuk meninggalkan wilayah tersebut oleh petugas pemandu lalu lintas penerbangan. (2) Pesawat udara yang akan dan telah memasuki kawasan udara terlarang dan terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) dan ayat (4) diperingatkan dan diperintahkan untuk meninggalkan wilayah tersebut oleh petugas pemandu lalu lintas penerbangan. (3) Petugas pemandu lalu lintas penerbangan wajib menginformasikan pesawat udara yang melanggar wilayah kedaulatan dan kawasan udara terlarang dan terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) kepada aparat yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang pertahanan negara. (4) Dalam hal peringatan dan perintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak ditaati, dilakukan tindakan pemaksaan oleh pesawat udara negara untuk ke luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau kawasan udara terlarang dan terbatas atau untuk mendarat di pangkalan udara atau bandar udara tertentu di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. (5) Personel pesawat udara, pesawat udara, dan seluruh muatannya yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), diperiksa dan disidik sesuai dengan ketentuan perundangundangan”. Ketentuan Pasal 8 khususnya ayat (1) dan (2) di atas hanya dapat diartikan sebagai salah satu teknis pelaksanaan dari penegakan kedaulatan dan hukum atas ruang udara Indonesia, bukan merupakan syarat perijinan memasuki ruang udara Indonesia. Kewajiban bagi pemandu lalu lintas penerbangan memperingatkan dan memerintahkan untuk meninggal-
kan wilayah tersebut itupun dengan syarat tentunya pesawat udara pelanggar tersebut komunikasi dua arah dengan petugas pemandu lalu lintas udara dan atau tertangkap radar oleh radar sipil. Jadi kalau terjadi kelalaian oleh petugas pemandu lalu lintas udara terhadap terjadinya pelanggaran kedaulatan dan hukum dan tidak memperingatkan dan memerintahkan sesuai bunyi pasal tersebut di atas, bukan berarti menjadi sahnya pelanggaran tersebut. Demikian juga, laporan Petugas pemandu lalu lintas penerbangan tentang adanya pelanggaran (bunyi Pasal 8 ayat 3) bukanlah titik awal tugas Kohanudnas, karena Kohanudnas dengan kemampuan yang dimilikinya telah bertugas 24 jam menjaga kedaulatan ruang udara Indonesia sesuai dengan tugas penegakan pada TNI AU (sesuai dengan Pasal 10 UU No. 34 Tahun 2004 tentang TNI) yang dilaksanakan oleh Kohanudnas. Pengaturan Mengenai Terjadinya Pelanggaran Bagaimana penanganan bila terjadi pelanggaran sebenarnya secara internal telah ada pengaturannya melalui Protap dan Rule of Engagement (RoE) Kohanudnas. Namun demikian karena masalah pelanggaran juga dapat dilakukan oleh pesawat sipil dan negara maka perlu diatur secara nasional yang mengacu pada aturan internasional terutama Konvensi Chicago 1944 dan Annex 2 tentang “Rules of the Air”. Untuk itu di dalam undangundang penerbangan yang baru masalah pelanggaran atas ruang udara mengamanatkan harus diatur tersendiri melalui peraturan pemerintah, hal ini diperjelas di dalam Pasal 9 bahwa, “Ketentuan lebih lanjut mengenai pelanggaran wilayah kedaulatan, penetapan kawasan udara terlarang, kawasan udara terbatas, pelaksanaan tindakan terhadap pesawat udara dan personel pesawat udara, serta tata cara 33
H ukum
dan prosedur pelaksanaan tindakan pemaksaan oleh pesawat udara negara diatur dengan Peraturan Pemerintah”. Untuk masalah tersebut di atas, sudah ada usaha dari Kohanudnas untuk merumuskan Pasal 9 tersebut berupa Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pengamanan Wilayah Udara Republik Indonesia yang prosesnya sudah pada tahap pembahasan antardepartemen yang dilaksanakan oleh Departemen Pertahanan. Masalah Perijinan Untuk masalah perijinan hubungannya dengan pengoperasian pesawat udara asing juga diatur di dalam UU No.1 Tahun 2009 yaitu di dalam Pasal 63 bahwa, Pesawat udara yang dapat dioperasikan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia hanya pesawat udara Indonesia (ayat 1). Namun dalam keadaan tertentu dan dalam waktu terbatas pesawat udara asing dapat dioperasikan setelah mendapat izin dari Menteri (ayat 2). Pelanggaran terhadap hal ini diancam pidana sebagaimana tersebut di dalam Pasal 414 bahwa “setiap orang yang mengoperasikan pesawat 34
udara asing di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia tanpa izin Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah)”. Ketentuan ini tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan pesawat udara asing apakah juga termasuk pesawat negara. Di dalam pengertiannya hanya menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan pesawat udara Indonesia adalah pesawat udara yang mempunyai tanda pendaftaran Indonesia dan tanda kebangsaan Indonesia. Dengan demikian selain yang dimaksud tersebut dapat ditafsirkan sebagai pesawat udara asing.
Sedangkan ijin untuk pesawat udara negara diatur di dalam Pasal 69 bahwa “Penggunaan pesawat udara negara asing untuk kegiatan angkutan udara dari dan ke atau melalui wilayah Republik Indonesia hanya dapat dilakukan setelah mendapat izin Pemerintah”. Rumusan pasal ini lebih sempit dibandingkan dengan undangundang sebelumnya yang tidak membatasi hanya untuk kegiatan angkutan udara. Demikian juga di dalam undang-undang ini tidak diatur secara jelas ancaman pidana bagi pesawat udara negara asing yang melanggar ruang udara Indonesia. Bandingkan dengan undang-undang lama yaitu Pasal 13 ayat (2) bahwa, “Penggunaan pesawat udara negara asing dari dan ke atau melalui wilayah Republik Indonesia, hanya dapat dilakukan berdasarkan ijin khusus Pemerintah”.*
Sejarah
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
Kolonel Tituler (Pur) Ir Kusudiarso Hadinoto Penggagas Titik Lokasi
Radar TNI AU
I
r Kusudiarso Hadinoto dilahirkan di Semarang pada tanggal 13 Agustus 1930 dari pasangan Raden Adipati Ario Hadinoto dengan Gusti Putri Koedoes. Pendidikan umum yang ditempuhnya adalah Hollands Inlandsche School (HIS) di Kudus, Meer Urgebreid Lagere Onderwijs (MULO) di Kediri, Algeeme Middlebare School (AMS) di Malang, lalu melanjutkan ke jenjang S-1 dan S-2 di Universitas Delft , Belanda mengambil jurusan Teknik Elektro, lulus tahun 1953. Pada waktu pendudukan Jepang, Kusudiarso Hadinoto pernah mendapat pendidikan kemiliteran (Seinendan) dan layaknya para pemuda saat itu yang sedang semangatsemangatnya berjuang membela tanah air. Kemudian bergabung dengan kesatuan Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) front Jombang dan front Kepanjen di Malang Selatan, Jawa Timur. Setelah penyerahan kedaulatan tahun 1949, ia ditawari tugas belajar dari Kantor Urusan Demobilisasi Pelajar (KUDP) yang beralamat di Jalan Cilacap Jakarta ke negeri Belanda. Tawaran tersebut tidak disiasiakannya, kemudian ia diberangkatkan ke negeri Belanda tepatnya di Universitas Delft dengan mengambil jurusan Teknik Elektro. Selama belajar di Belanda rupanya lebih tertarik kepada masalah radar dan untuk itulah ia mengambil thesis terakhir jurusan radar yang dipakai Angkatan Darat Belanda. Nilai akhir skripsinya sangat membanggakan dengan memperoleh nilai Caumlaude bahkan pada saat mengambil Magister nilai thesisnya
Summa Caumlaude. Prestasi ini sangat membanggakan bagi mahasiswa Indonesia yang tengah menimba ilmu di negeri Belanda. Setelah menamatkan kuliah di negeri Belanda, ia ditarik oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk dijadikan pegawai negeri sipil dan ditugaskan di Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai staf pengajar. Pada saat bersamaan tenaga-tenaga pengajar dari Belanda dikembalikan kenegara asalnya, maka timbul kekosongan tenaga pendidik dan sebagai konsekuensinya Kusudiarso Hadinoto dipercaya untuk diangkat menjadi Ketua Jurusan Teknik Elektro di ITB. Di samping mengajar di ITB, ia ditugaskan ke Universitas Indonesia untuk mendirikan jurusan Teknik Elektro lalu diangkat menjadi Ketua Jurusan Teknik di Universitas Indonesia (UI). Selain itu ia aktif mengajar di Akademi Ilmu Pelayaran Jakarta
meskipun untuk itu harus rela pulang pergi Jakarta - Bandung. Ihkwal ketertarikannya masuk AURI diawali ketika ia bekerja pada Biro Perancang Negara yang diketuai oleh Perdana Menteri Ir. Djuanda. Secara kebetulan Ir. Djuanda di dalam kabinet yang dibentuknya merangkap jabatan Menteri Pertahanan. Di dalam suatu pertemuan ia berkata : “Aku duwe Insinyur Radar Apik (aku punya seorang Insinyur radar yang bagus)”. Rupanya perkataannya didengar oleh dua orang petinggi TNI saat itu yaitu Jenderal Djati Kusumo dan Marsekal Muda R.J. Salatun. Jenderal Djati Kusumo dari Angkatan Darat berkata : “Mas mlebuo neng Angkatan Darat wae (mas masuk saja Angkatan Darat)”, begitu pula Marsekal Muda R.J. Salatun dari Angkatan Udara berkata hal yang sama. Rupanya Kusudiarso Hadinoto lebih tertarik untuk bergabung ke Angkatan Udara karena ia mempelajari radar yang lebih berguna digunakan untuk Angkatan Udara (dalam hal ini untuk sistim pertahanan udara). Bapak R.J. Salatun kemudian mengajak Ir Kusudiarso Hadinoto menghadap KSAU Komodor Udara S. Suryadarma dan berdikusi mengenai berbagai hal. Pada suatu kesempatan Komodor Udara S.Suryadarma menceritakan adanya proyek radar Decca. Ia lalu ditarik menjadi proyek engenering untuk bertugas menentukan lokasi-lokasi titik radar di Indonesia. Pada saat itulah ia mengenal lebih dekat dengan Kolonel Omar Dani yang kebetulan menjabat sebagai project officer pada proyek yang sama.
35
Sejarah
Dari kiri ke kanan : Kolonel Udara Sudjono, Kolonel Udara Ir. Kusudiarso Hadinoto dan Drs. Sudjana sedang terlibat pembicaraan serius
Karena pekerjaannya menyangkut rahasia militer, maka ia diangkat menjadi militer tituler. Bersama Kolonel Omar Dani lalu mengadakan survei udara untuk menentukan lokasi radar untuk melindungi kota Jakarta. Pak Kus sangat kagum kepada Kolonel Omar Dani yang memiliki keterampilan yang tinggi dalam menerbangkan pesawat dengan aman. Pak Kus menemukan titik lokasi di Mauk (Tanjung Kait) Tanggerang. Setelah itu diadakan survei darat; ia bersama Kolonel Omar Dani dengan mengendarai mobil Gaz buatan Rusia melaju menuju titik lokasi. Setelah sampai di lokasi, rupanya ditempat tersebut terdapat sisa-sisa peninggalan benteng Belanda. Rupanya Belanda sudah memikirkan bahwa suatu saat daerah Mauk merupakan tempat pertahanan yang sangat tepat untuk mempertahankan wilayah sekitar Jakarta. Pada saat sedang gencargencarnya dilaksanakan Operasi penumpasan terhadap gerombolan DI/ TII, ia dipanggil oleh Perdana Menteri Ir. Djuanda untuk membicarakan masalah titik lokasi radar. PM Djuanda khawatir terhadap situasi keamanan karena seringnya terjadi penerbangan gelap di Pelabuhan Ratu oleh pesawat-pesawat tidak dikenal yang melakukan dropping logistik untuk DI/TII. Ia lalu mendirikan titik 36
lokasi radar di Cimacan yang berfungsi sebagai fighter recovery dan pemantau Helikopter Presiden. PM Ir. Djuanda juga menginstruksikan Kusudiarso Hadinoto untuk memperluas jaringan radar ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. Untuk daerah Jawa Tengah bersama Kolonel Omar Dani memilih daerah Brebes di Pantai Utara. Kebetulan di Brebes diketemukan juga sisa-sisa peninggalan lapangan udara Belanda yang tidak terawat lagi maka dilapangan itulah didirikan titik lokasi radar. Untuk daerah Jawa Timur dipilih dua titik lokasi yaitu : di pegunungan kapur daerah Jombang (Ploso) yang juga berfungsi untuk fighter recovery (membantu memulangkan pesawat yang habis menyergap musuh), dan di Ngliyep Malang Selatan. Untuk luar Jawa dipilih di daerah Tanjung Pinang yang memiliki sebuah bukit yang tinggi menghadap ke Singapura dan juga Balikpapan yang memiliki pelabuhan strategis. Di bidang peroketan, pada saat Men/Pangau dijabat Laksamana Madya Omar Dani, ia ditugaskan untuk mencari peralatan yang bernama Nike Eject dan Hercules ke AS. Peralatan tersebut digunakan guna mencari sasaran tembak untuk menghancurkan target pesawat terbang rendah dan tinggi. Pada tahun 1959 atas permintaan Marsda TNI R.J. Salatun ia ditugaskan ke AS dan berkat bantuan Atase Udara Kedutaan Besar Amerika, Letkol John C. Summers, sampailah ia di Amerika. Kedatangan Ir. Kususdiarso Hadinoto disambut Atase Udara Kolonel Udara H.M. Sudjono. Bersama Kolonel H.M. Sudjono menuju Pangkalan Angkatan Udara Petershon Air Force dekat Ohio USA. Mereka mengunjungi Project Blue Book di Aerial Phenomena Group Air Technical Intellegence Center dan mendapat kesempatan untuk memasuki ruangan Projek Blue Book dengan ijin khusus dari Pentagon.
Mereka bertukar pikiran dengan pimpinan projek, Mayor Robert B Friends Jr, seorang penerbang yang mempunyai gelar dalam ilmu pengetahuan atom. Sesampainya di sana ia disambut dengan baik bahkan disediakan tempat istirahat, refreshment yang sangat istimewa. Pada saat mengunjungi pabrik, ia tidak diperkenankan melihat dari dekat peralatan dimaksud. Alasan yang dikemukakan adalah bahwa pak Kus sangat paham betul peralatan tersebut, AS khawatir alat tersebut jatuh ke tangan Indonesia. Setelah itu dilakukan uji coba, target yang dilepas ditembak oleh nike eject/hercules tepat mengenai sasaran. Kesimpulan dari hasil kunjungan tersebut bahwa AS tidak bersedia menjual roket tersebut ke Indonesia. Hasil kunjungannya ke AS dilaporkan ke Menhankam/Pangab Jenderal Nasution. Langkah selanjutnya Jenderal Nasution lalu memerintahkan mencari alternatif lain untuk membeli roket. Pilihan jatuh ke Uni Soviet dengan melirik rudal SAM 2. SAM 2 kelak dipasang dibeberapa titik lokasi salah satunya di Cilincing yang digunakan untuk menembak sasaran dari darat ke udara terhadap pesawat musuh. Pada tahun 1960 ia ditugaskan ke Jepang untuk bertemu dengan ahli roket dari University of Tokyo bernama Prof. Ideo Itokawa. Tetapi karena Jepang dilarang AS untuk mengekspor teknologi peroketan kepada negara lain maka Pak Kus dan rekannya dari Jepang mengadakan pembicaraan secara rahasia yang bertempat di suatu chofee shop. Ada cerita lucu pada saat dilakukan pertemuan pertama kali di suatu coffeeshop mereka saling menunggu padahal jarak diantara keduanya sangat dekat. Rupanya Prof. Ideo mengira bahwa yang duduk didekatnya adalah orang Jepang juga sehingga ia mengira orang yang ditunggu tidak jadi datang.
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
Dari hasil beberapa kali pertemuan Prof. Ideo menyatakan bersedia membantu Pak Kus untuk merencanakan masalah pengiriman roket disertai tenaga ahli dari Tokyo University kepada pemerintah Indonesia. Dengan alasan roket hanya digunakan untuk keperluan meteorologi akhirnya diizinkanlah permohonan itu. Kesibukan lain adalah mempersiapkan pendirian stasiun
Udara adalah Kolonel Tit Kusudiarso Hadinoto, proyek ini dikenal dengan Proyek “I” dan bersifat rahasia. Usahausaha yang dilakukan proyek ini adalah membeli dan meneliti persenjataan biologis sisa Perang Dunia II yang terdapat di Manehuria China dan Mouster gas sisa PD I yang terdapat di Perancis dan Jerman. Lembaga ini hanya bekerja selama enam bulan selanjutnya
Kolonel Udara Kusudiarso Hadinoto selaku Direktur Perencanaan dan Pengembangan Inerbang sedang memimpin rapat
peluncuran roket. Pak Kus memilih daerah Pameungpeuk sebagai daerah yang cocok untuk pendirian stasiun itu. Pada tahun 1962 stasiun Pameungpeuk disiapkan sebagai stasiun peluncuran roket pertama di Indonesia. Pada tahun 1964 ia ditugaskan di Lembaga Persenjataan Khusus (Lasenkus). Lembaga ini dibentuk untuk penelitian proyek pengembangan persenjataan NUBIKA (Nuklir Biologi Kimia). Lembaga ini merekrut dari masing-masing angkatan satu orang yaitu dari Angkatan Darat Kolonel Kaharudin Nasution, Angkatan Laut adalah Komodor Djaelani, Angkatan
dibubarkan. ia juga sempat terlibat Proyek “S” di mana AURI mengumpulkan lulusan dari Cekoslovakia dan Jepang untuk pengembangan roket dan peluru kendali di tanah air. Di antara lulusan tersebut tercantum nama Ir. Handoyo yang sempat menjadi Kepala Kantor Berita Antara dan Ir. Rahardi Ramelan yang sempat menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan di era Kabinet BJ. Habibie. Ia juga sempat ditugaskan di Dewan Penerbangan Republik Indonesia yang bertugas untuk mendirikan Bus Flying (Penerbangan Perintis).
Lembaga ini diketuai Presiden dengan Sekretaris Marsda TNI RJ. Salatun. Kolonel Kusudiarso Hadinoto duduk sebagai panitia materiil. ia juga diangkat menjadi Penasehat Ilmiah Menpangau bersama RJ.Salatun dan Nurtanio. Pada saat di Departemen Perindustrian dibentuk badan baru bernama Direktorat Jenderal Pesawat Terbang ia sempat menjadi Care Taker Dirjen karena Marsda TNI Sri Martoyo yang menjabat Dirjen sakit, ia kemudian diusulkan untuk kenaikan pangkat dari Kolonel ke Bintang satu oleh R.J. Salatun. Berhubung ada kekurangan persyaratan administrasi pengusulan pangkat tersebut ditolak. Setelah lepas dari Dirjen Pesawat Terbang, pada tahun 1972 ia masuk Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dan sempat menjabat sebagai Kepala Pusat Pemanfaatan Antariksa. Pada Tahun 1978 ia diangkat menjadi Dirjen Aneka Industri Departemen Prindustrian. Pada saat menjabat Dirjen, ia ditugaskan KSAU Marsekal Ashadi Tjahjadi membantu suksesnya acara tersebut maka ia berinisiatif menyelenggarakan pameran bekerjasama dengan para pengusaha di Pangkalan Husein Sastranegara, Bandung. . Setelah pensiun, Kolonel Tit Kusudiarso Hadinoto bergabung dalam suatu perusahaan yang didirikan oleh Marsekal TNI (Pur) Roesmin Nuryadin, Marsekal TNI (Pur) Sukardi, dan Marsdya TNI (Pur) Suharnoko Harbani yang bergerak dalam usaha swasta penomoran produk Indonesia . Dalam perusahaan tersebut sebagai Ketua Dewan Nomor Produk European Article Number Indonesia. Yang dalam perkembangannya setelah Marsda TNI (Pur) Suharnoko Harbani meninggal perusahaan berubah nama menjadi Yayasan Codex Universalis Noko. Nama Noko diambil dari nama Suharnoko dengan maksud untuk meghormati Marsda TNI (Pur) Suharnoko Harbani sebagai pendiri.* 37
Psikologi
Kompetensi Faktor Kunci Keberhasilan Kolonel Kes Drs. Herrya Hermawan, MM
Menyimak tulisan Sdr Pungki Purnadi M.W. seorang ahli dibidang manajemen SDM, dijelaskan bahwa ada faktor dalam diri seorang individu yang membuat ia dapat sukses dalam pekerjaannya. Masalah ini tampaknya sederhana saja, namun dalam kenyataannya sungguh bukan masalah main-main. Sudah lebih dari seabad lalu para peneliti melakukan berbagai riset untuk dapat menjawab permasalahan tersebut. Berbagai teori, hipotesa dan hasil penelitian telah dikemukakan ratusan ahli dari berbagai belahan dunia. Pada akhir abad 18, faktor penelitian adalah pada aspek kepribadian seseorang. Beragam tes kepribadian dikembangkan untuk dapat menilai korelasi antara kepribadian seseorang dengan keberhasilannya dalam pekerjaan. Aspek-aspek kepribadian yang dinilai sangat beragam, namun umumnya adalah karakter, sifat, traits, motif dan aspek-aspek sejenis yang seringkali bertumpang tindih definisinya. Pada kurun waktu yang kurang lebih sama, pengetahuan dan keterampilan seputar pekerjaan tertentu sudah disepakati sebagai faktor penentu keberhasilan seseorang. Sedangkan intelegensi, sudah jauh sebelumnya menjadi fokus perhatian para ahli dalam mengidentifikasi faktor kunci sukses. Ratusan tahun penelitian ternyata belum juga membuahkan jawaban yang akurat. Hingga saat ini pun kita dapat melihat bukti-bukti nyata bahwa faktor-faktor di atas seringkali memiliki korelasi yang kecil (kalau tidak mau disebut tidak berkorelasi) dengan kinerja seseorang. Seseorang fresh graduate dengan IPK mendekati sempurna banyak yang tidak perform dalam pekerjaannya. Karyawan dengan “kepribadian menarik” ternyata tidak customer oriented. Beberapa tes seringkali diragukan manfaatnya oleh para manajer bagian teknik. Track record dan surat referensi yang mengagumkan tidak menjamin kinerja yang prima. Pengertian Kompetensi Beberapa tahun terakhir ini istilah kompetensi menjadi popular dikalangan praktisi manajemen sumber daya manusia. Kompotensi, dipercaya sebagai faktor yang memegang faktor kunci dalam keberhasilan seseorang dalam pekerjaannya. Identifikasi kompetensi yang tepat dianggap memiliki nilai prediksi yang cukup valid terhadap kinerja seorang karyawan. Kompetensi yang mencakup faktor teknis dan non teknis, kepribadian dan tingkah laku, soft skills dan hard skills kemudian banyak dipergunakan sebagai aspek yang dinilai banyak perusahaan untuk merekrut karyawan ke dalam organisasinya. Sebenarnya, apa definisi sesungguhnya dari kompetensi itu? Bagaimana cara menilainya, apa kegunaan dan aplikasinya dalam manajemen? (selain untuk kegiatan rekrutmen yang telah disinggung di atas). Sekarang Anda tentu sudah sangat akrab dengan istilah “kompetensi” atau kata “kompeten”. Apabila pengertian Anda sama dengan kebanyakan orang,”kompetensi pada umumnya diartikan sebagai kecakapan, keterampilan atau kemampuan. Kata dasarnya sendiri “kompeten” tentu saja berarti cakap, mampu atau terampil. Pada konteks manajemen sumber 38
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
daya manusia, istilah kompetensi mengacu kepada atribut/karakteristik seseorang yang membuatnya berhasil dalam pekerjaan. Kompetensi sendiri bukanlah sebuah konsep yang baru. Di Amerika Serikat, konsep kompetensi modern mulai diperkenalkan pada awal tahun 70-an. Pada masa itu, penelitian banyak dilakukan para ahli untuk mengerti mengapa sebagian orang lebih berhasil dalam pekerjaannya dibandingkan dengan kebanyakan orang. Pada tahun 1973 David Mc Clelland, seorang professor dari Harvard University yang sangat terkenal dengan teori achievement motive dalam artikelnya yang berjudul “testing for competence rather for intelligence” menyimpulkan sejumlah studi/penelitian yang menunjukan bahwa tes potensi akademik yang pada saat itu banyak digunakan untuk memprediksi kinerja ternyata tidak memiliki korelasi yang signifikan terhadap untuk kerja seseorang. Testes semacam ini juga seringkali bias terhadap aspek budaya, jenis kelamin dan strata sosial ekonomi. Pengukuran lain seperti tes ketrampilan dan referensi juga menunjukkan hasil yang sama. Mc Clelland melakukan penelitian yang ekstensif untuk menganalisa apa yang menyebabkan orang sukses dalam pekerjaannya, dengan membandingkan antara kelompok yang berprestasi sangat baik dalam pekerjaannya, dengan membandingkan antara kelompok yang berprestasi sangat baik dalam pekerjaannya dengan kelompok yang menunjukkan prestasi rata-rata. Fokus perhatiannya adalah mengukur karakteristikkarakteristik dari seseorang yang mempunyai dampak paling langsung terhadap prestasi, bukan sekedar pengukuran umum terhadap kemampuan kognitif seseorang. Karakteristik itulah yang ia sebut sebagai competency, karena sangat terkait dengan “kompetensi” dalam
bahasa Indonesia. Mc Clelland mendefinisikan kompetensi (competency) sebagai karakteristik mendasar yang memprediksi kinerja yang sangat baik. Dengan kata lain, kompetensi adalah apa yang para outstanding performers lakukan lebih sering pada lebih banyak situasi dengan hasil yang lebih baik daripada apa yang dilakukan para average performers. Faktor-faktor yang Membentuk Kompetensi Seseorang Menurut Mc Celland, kompetensi biasa dianalogikan seperti “gunung es” (lihat ilustrasi dimana ketrampilan dan pengetahuan membentuk puncaknya yang berada di atas air. Bagian yang di bawah permukaan air tidak terlihat dengan mata telanjang, namun menjadi fondasi dan memiliki pengaruh terhadap bentuk bagian yang berada di atas air). Peran Sosial dan Citra Diri di bagian “sadar” seseorang, sedangkan Traits dan Motif seseorang berada pada alam “bawah sadar”nya. Berikut adalah penjelasan lebih rinci dari masing-masing kompetensi: 1. Ketrampilan : keahlian kecakapan melakukan sesuatu dengan baik. Contoh : kemampuan mengemudi
Contoh : melihat atau memposisikan sebagai seorang pemimpin. 5. Traits : karakteristik yang relative konstan pada tingkah laku seseorang. Contoh : seorang pendengar yang baik. 6. Motif : pemikiran atau niat dasar yang konstan yang mendorong individu untuk bertindak atau berprilaku Contoh : ingin selalu dihargai, dorongan untuk mempengaruhi orang lain. Ketrampilan dan pengetahuan lebih mudah untuk dikenali. Dua kompetensi ini juga relatif lebih mudah dibentuk dan dikembangkan melalui proses belajar dan pelatihan yang relatif singkat. Sebaiknya, peran sosial, citra diri dan motif tidak mudah untuk diidentifikasi, dan lebih sulit, serta membutuhkan waktu lebih lama untuk memperbaiki atau mengembangkannya. Menurut Mc Clelland, keterampilan dan pengetahuan memiliki peran penting dalam keberhasilan seseorang, tetapi 4 kompetensi lainnya memainkan peran jauh lebih besar. Hal ini sangat terasa pada pekerjaan-pekerjaan yang lebih strategis dan berada dalam hirarki lebih atas dalam organisasi.*
2. Pengetahuan : informasi yang dimiliki/dikuasai seseorang dalam bidang tertentu. Contoh : mengerti ilmu manajemen keuangan. 3. Peran Sosial : citra yang diproyeksikan seseorang kepada orang lain (the outerself). Contoh : menjadi seorang pengikut, atau seorang oposan. 4. Citra Diri : Persepsi individu tentang dirinya (the inner self).
39
Kesehatan
Kurangi Komsumsi Gula Anda Sekarang
S
egala sesuatu yang berlebihan pasti hasilnya tidak akan baik. Termasuk jika kita berlebihan mengonsumsi gula. Risiko dia betes, penurunan fungsi jantung hingga obesitas akan sangat tinggi. Meski demikian mengurangi konsumsinya secara ekstrim juga bukan tindakan yang bijaksana. Konsumsi gula per hari sebaiknya tidak lebih dari enam sendok teh. Gula didapat bukan hanya dari makanan manis, karena makanan seperti nasi, roti, kentang, dan mie memiliki kandungan gula juga. Begitu pun dalam lauk-pauk dan buah seperti pisang, semangka atau melon. Gula yang berasal dari makanan ini termasuk dalam karbohidrat kompleks. Sedangkan gula yang terdapat dalam gula pasir, sirop dan sejenisnya termasuk dalam kelompok karbohirat sederhana. Minuman bersoda juga merupakan salah satu penyumbang gula bagi tubuh bila kita terlalu sering mengonsumsinya. Tidaklah mungkin menghindari gula karena gula adalah salah satu jenis karbohidrat. Dan seperti yang sudah diketahui, karbohidrat ini sangat diperlukan untuk menghasilkan energi yang digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Maka, yang terpenting adalah bagaimana mengonsumsi gula secara seimbang agar tidak membahayakan tubuh. Efek negatif dari gula yang sering ditakuti adalah penyakit kencing manis atau diabetes khususnya diabetes melitus tipe dua. Penyakit ini disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat misalnya terlalu banyak mengonsumsi gula. Kelebihan gula juga dapat mengakibatkan naiknya berat badan bahkan obesitas yang dapat menimbulkan berbagai penyakit. Efek lainnya adalah mudah lelah, sering mengantuk dan sulit berkonsentrasi. Sedangkan orang yang kekurangan gula akan terlihat kurus, lemas akibat kekurangan energi, kekurangan gizi sehingga mudah sakit.
Konsumsi Secara Seimbang Mengonsumsi gula secara seimbang berarti mengatur agar karbohidrat yang masuk dalam tubuh seimbang dengan energi yang dikeluarkan. Energi yang dikeluarkan orang tidak sama, karena bergantung pada usia, berat badan dan aktivitas yang dilakukan. Jumlah rata-rata energi yang diperlukan adalah antara 1.500 Kkal (kilo kalori) untuk orang dengan aktivitas ringan sampai 1.800 Kkal (kilo kalori) bila melakukan aktivitas sedang. Angka ini juga termasuk energi yang diperoleh dari lemak dan protein. Karena gula tidak hanya diperoleh dari makanan berkabohidrat, maka agar tetap seimbang maka jumlah karbohidrat yang dapat dikonsumsi adalah 40% hingga 50% untuk karbohidrat kompleks, dan sisanya 10% hingga 15% untuk konsumsi karbohidrat sederhana. Singkatnya, seperti tabel berikut: Gula
Aktivitas Ringan
Aktivitas Sedang
Kebutuhan Energi
1.500 Kkal
1.800 Kkal
Konsumsi gula kompleks yang diperbolehkan (40% - 50 %)
600 Kkal – 750 Kkal
720 Kkal – 900 Kkal
150 Kkal – 225 Kkal
180 Kkal – 270 Kkal
Konsumsi Gula sederhana yang diperbolehkan (10% - 15%) 40
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
Anda tergolong orang dengan aktivitas ringan bila dalam pekerjaan, Anda lebih sering duduk, melakukan pekerjaan rumah yang tidak terlalu berat dan berolahraga seminggu sekali. Anda juga harus tetap memperhatikan jumlah gula yang terkandung dalam protein dan gula agar tidak berlebihan. Agar tidak merasakan lapar karena mengurangi jumlah karbohidrat, sebaiknya Anda lebih sering makan dengan porsi kecil daripada makan langsung dalam porsi besar. Cara ini dapat mengatasi rasa lapar. Tubuh akan menjadi sehat bila Anda mampu mengontrol keseimbangan antara energi yang masuk melalui makanan dan minuman dengan energi yang dikeluarkan melalui berbagai kegiatan fisik. Dan tentu saja, ini termasuk berlaku seimbang saat mengkonsumsi berbagai produk yang mengandung gula.
Jangan terlalu sering mengonsumsi pemanis buatan. Cobalah untuk menggantikannya dengan madu. 3. Hindari konsumsi soda dan jus dalam kemasan Sebaiknya Anda menghindari konsumsi jus buah dalam kemasan dan soda. Gula cair dalam kandungan soda dan jus mencapai 22 sendok teh. Akan lebih baik jika Anda membuat jus sendiri dari buah yang manis sehingga tidak perlu menambahkan gula. 4. Jangan selalu menambahkan gula pada makanan dan minuman Sebelum mencoba makanan atau minuman, jangan langsung menambahkan gula. Nikmati dulu rasa aslinya. Langsung menambahkan gula dalam jumlah banyak akan menjadi suatu kebiasaan, tidak hanya pada kebiasaan makanan dan minum tetapi juga pada lidah.
5. Pilih pemanis alami Saat ingin ngemil makanan manis, cari buahan-buahan yang manis. Rasa manis alami dari buah membuat hasrat pada makanan manis lebih terpenuhi daripada mengkonsumsi kue atau minuman manis seperti sirup. 6. Minumlah banyak air putih sepanjang hari. Terkadang kita salah mengartikan dehidrasi sebagai rasa lapar. 7. Pilihlah makanan berprotein karena dapat diserap lebih lama dari pada karbohidrat dan membuat rasa kenyang bertahan lama. 8. Jika terpaksa harus mengkonsumsi gula, pilihlah gula rendah kalori yang banyak tersedia di pasaran.* (Berbagai sumber)
Untuk mengontrol konsumsi gula, mulai sekarang, berikut beberapa cara yang bisa dipraktikkan langsung, dan pada akhirnya menjadi sebuah kebiasaan: 1. Hati-hati dengan label “FatFree” Tidak selalau makanan berlabel “Fat Free” sehat. Meskipun tidak mengandung lemak bukan berarti makanan tersebut juga tidak mengandung kalori yang tinggi. Lalu, karena bebas lemak kemungkinan besar kandungan gulanya sangat tinggi. Untuk itu lebih hati-hati dalam membaca label makanan. 2. Kontrol konsumsi pemanis buatan Pemanis buatan memang lebih sehat dari gula tetapi dalam jangka pendek. Karena, pemanis buatan dapat meningkatkan selera untuk makan makanan manis dan karbohidrat. 41
Lambangja
A
khir-akhir ini jajaran polisi la l u l i n t a s ( P o l a n t a s ) disibukkan oleh sosialisasi penggunaaan helm SNI (Standar Nasional Indonesia). Meski tujuannya untuk keselamatan masyarakat pengguna jalan, terutama pengendara sepeda motor, namun polisi lalu lintas perlu bekerja keras untuk menyosialisasikannya. Sosialisasi penggunaan helm standar nasional itu ternyata terhambat oleh perilaku masyarakat, khususnya pengguna sepeda motor yang cenderung mengabaikan keselamatan diri mereka sendiri. Banyak pengendara motor masih menggunakan helm abal-abal (istilah untuk menyebut “tidak memenuhi standar”). Mereka tidak taat terhadap peraturan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UULAJ). Padahal, sudah jelas hal itu diatur dalam Pasal 291 ayat 1 bahwa “Setiap orang yang me42
ngendarai sepeda motor tidak mengenakan helm Standar Nasional Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pasal 106 ayat (8) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp 250.000,00.” Kemudian pada ayat 2 disebutkan, “Setiap orang yang mengendarai sepeda motor yang membiarkan penumpangnya tidak mengenakan helm sebagaimana dimaksud dalam pasal 106 ayat (8) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp 250.000.” Pasal 291 UU No. 22 Tahun 2009 ini menjadi panduan wajib polisi lalu lintas dalam menegakkan hukum serta menertibkan para pengguna jalan (pengendara sepeda motor) dalam menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat. Khusus mengenai helm SNI, polisi sebenarnya bisa mengambil tindakan jika dalam pelaksanaannya nanti, masih ada pengguna jalan yang
melanggar ketentuan. Tapi, bukan berarti polisi bisa bertindak sewenangwenang. Ada tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk sosialisasi. Selama masa sosialisasi, polisi mengutamakan penindakan persuasif ketimbang represif yaitu dengan menegur dan memberikan arahan kepada pengendara motor yang lalai menggunakan helm SNI. Namun, ketika pasal 291 benarbenar diterapkan, polisi harus tegas menindak serta menilang pengendara motor yang mengabaikan pemakaian helm SNI. Apresiasi juga perlu kita tujukan kepada Kementerian Perindustrian selaku regulator yang mendukung lewat SK Peraturan Menteri No. 40/M-IND/Per/6/2008 tentang Pemberlakuan SNI Helm Pengendara Kendaraan Bermotor Roda Dua yang mulai efektif berlaku sejak 1 April 2010 lalu. Untuk awal-awal pelaksanaan, pasti akan muncul protes dari masyarakat yang selama ini telanjur merasa nyaman menggunakan helm
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
seadanya. Namun, hal ini wajar sebagai sebuah konsekuensi tugas. Munculnya anggapan sebagian masyarakat bahwa polisi “main tilang sembarangan” juga merupakan sesuatu yang wajar. Namun, hal ini justru menjadi tantangan yang harus disikapi secara bijak aparat Polantas. Jangan sampai protes masyarakat ini mengurangi tujuan utama penerapan helm SNI, yaitu demi keselamatan pengendara motor. Pada saatnya nanti, masyarakat akan mengerti bahwa apa yang dilakukan polisi adalah benar dan untuk kepentingan masyarakat. Sebagaimana kita tahu, sebelum pasal 291 ini dijalankan, berbagai perusahaan pembuat helm mengeluarkan produk tanpa embelembel SNI. Padahal secara fisik, helm yang dikeluarkan perusahaan sudah sesuai dengan standar nasional atau bahkan internasional. Artinya, jutaan masyarakat menggunakan helm berstandar bagus, namun helm tersebut tidak disertai stempel SNI. Dalam hal ini, polisi harus jeli. Tidak semua pengguna helm tanpa stempel SNI bisa ditilang. Polisi harus melihatnya, kemudian meneliti dan memastikan apakah helm tanpa stempel SNI itu sudah sesuai standar atau belum. Kalau sesuai, polisi juga harus jujur dan tidak perlu memberikan tilang (bukti pelanggaran) kepada pemakainya. Tetapi, kalau memang tidak sesuai standar, masyarakat pun harus sadar ketika polisi mengeluarkan surat tilang. Sembilan Parameter Data yang dihimpun oleh Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada (UGM), korban meninggal akibat kecelakaan telah mencapai lebih dari 30 ribu orang dan sebanyak 65% korban meninggal adalah pengguna sepeda motor yang sebagian besar adalah akibat cidera kepala. Melihat data tersebut, pemerintah dalam hal ini Badan Standarisasi Nasional (BSN) merasa
bertanggung jawab untuk meminimalisasi jatuhnya korban-korban baru. Langkah yang diambil adalah dengan mengembangkan dan membina kegiatan standarisasi di Indonesia. Keamanan, keselamatan, kesehatan manusia, dan kelestarian lingkungan hidup merupakan aspek yang menjadi perhatian utamanya. Bangsa yang besar adalah bangsa yang teratur, makmur, dan menghargai standar. SNI sebagai satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia juga menjamin keamanan, keselamatan, kesehatan, dan kelestarian lingkungan. Tahun 2007, sebenarnya BSN telah menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk helm, yaitu SNI 1811-2007. Standar ini menetapkan spesifikasi teknis untuk helm pelindung yang digunakan oleh pengendara dan penumpang kendaraan bermotor roda dua, meliputi klasifikasi helm standar terbuka (open face) dan helm standar tertutup (full-face). Standar ini mencakup 9 parameter uji yaitu uji penyerapan kejut, uji penetrasi, uji efektivitas sistem penahan, uji kekuatan sistem penahan dengan tali pemegang, uji untuk pergeseran tali pemegang, uji ketahanan terhadap keausan dari tali pemegang, uji impak miring, uji pelindung dagu, dan uji sifat mudah terbakar. Penerapan SNI wajib helm bagi pengendara motor, merupakan wujud tanggung jawab pemerintah dalam memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan bagi warga negara Indonesia. Keselamatan pengguna kendaraan bermotor roda dua semakin dijamin lagi dengan diterbitkannya UU Nomor 22
Tahun 2009 yang mengatur kewajiban penggunaan helm yang ber-SNI. Aturan ini mulai berlaku efektif sejak tanggal 1 April 2010. Semua aturan ini sesungguhnya bukan ditujukan untuk membebani masyarakat, tetapi justru untuk melindungi masyarakat khususnya pengguna kendaraan bermotor roda dua dari risiko cidera akibat kecelakaan. Dalam UndangUndang tersebut tertera pada pasal 57 ayat (1) “Setiap Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di jalan wajib dilengkapi dengan perlengkapan Kendaraan Bermotor” dan ayat (2) “Perlengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi Sepeda Motor berupa helm Standar Nasional Indonesia”. BSN selaku instansi yang membina dan mengembangkan standarisasi di Indonesia, sangat serius memberikan perhatian pada masalah ini agar seluruh pihak terkait dapat menaati peraturan di atas. “Bangsa yang Besar, bangsa yang menghargai Standar Nasional Indonesia”.
43
Manajemen
dari berbagai sudut pandang Letkol Pnb (Pur) Abdul Mukti, M.B.A
N
ilai aerobik olahraga golf tergolong rendah. Jauh di bawah permainan bulu tangkis, basket, atau sepak bola. Namun berjalan sepanjang 7,5 km kaki sambil memukul bola golf di udara terbuka dibawah terik matahari, angin, kadang gerimis, memerlukan kesabaran dan stamina tinggi juga. Kelebihan olahraga golf? Selama lebih kurang 4 jam, pandangan mata kita disegarkan oleh pemandangan alami, tanpa sekat dan bebas dari debu, asap mobil, bunyi klakson, ketergesa-gesaan mengejar sesuatu yang berujung pada prestasi yang tidak kita kehendaki: stres. Semua itu tergantikan oleh hamparan rumput dan pepohonan yang menghijau, suasana damai, nyaman, sambil sesekali menikmati kicau bermacam burung yang terbang bebas dari dahan satu ke ranting lain. Kita dapat menghirup oksigen murni sepuasnya yang disediakan secara gratis oleh Sang Maha Pencipta, sehingga darah kita ‘terbilas’, bersih dan akhirnya tidak mengandung gas beracun. Otak kita jadi sehat, pikiran jernih dan hati kita pun tidak lagi kusut karenanya. Golf, seperti kita ketahui adalah satu jenis olahraga yang bersifat individu, dimainkan dalam area terbuka seluas 70 ha (18 hole) menggunakan tongkat (stick) untuk memukul bola dari satu tempat (tee area), kemudian dipukul lagi melalui bermacam jenis permukaan (through the green) menuju satu tempat akhir permainan (green) di mana terdapat 44
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
sebuah lubang (hole) seukuran dua setengah kali diameter bolanya. Setiap akan tee off perlu dilihat berapa jauh jarak sampai green dan par berapa. Par, adalah angka 3, 4 atau 5 yang merupakan standar banyaknya pukulan untuk hole tersebut. Jumlah par untuk 18 holes adalah 72. Pada hole dengan par 4 misalnya, bila jumlah pukulan (stroke) kita juga 4 maka kita mendapat par. Sementara kalau 5 (satu lebih dari par), kita ‘bogey’, tetapi kalau 3 (satu di bawah par) kita memperoleh predikat ‘birdie’. Banyaknya pukulan untuk 18 hole kemudian dijumlah. Yang paling sedikit itulah yang terbaik; yang dengan demikian berhak memperoleh tropi. Jumlah pukulan tersebut bila dikurangi dengan 72, akan didapat selisih angka yang disebut ‘handicap’. Misalnya sebagai pemula, jumlah pukulan kita adalah 96 dikurangi dengan 72, maka handicap kita adalah 24. Pada pertandingan internasional, angka handicap tidak digunakan lagi alias nol. Mereka mempertandingkan berapa jumlah stroke (gross) di bawah standar par. Bila pada papan skore kita lihat 67-66-66-68 itu berarti dalam 4 hari pertandingan berturut-turut yang bersangkutan main : 5, 6, 6 dan 4 di bawah par, sehingga totalnya adalah 21 di bawah total par 288. Pemain yang paling banyak under-nya itulah yang menang. Tiger Wood adalah salah seorang master yang fenomenal karena memenangi banyak PGA Tour secara beruntun dalam usia yang tergolong masih muda. Sampai sekarang prestasinya belum tertandingi. Master legenda-
ris yang masih dikenang adalah: Jack Nicklaus, Sam Snead dan Byron Nelson. Lima Nilai Inggris pernah mengklaim sebagai tempat lahir jenis olahraga yang menurut Winston Churcillaneh ini. Ada macam-macam alat pemukul dan bola yang disimpan di museum, yang menggambarkan permainan para bangsawan di pertengahan abad 16. Namun penemuan arkeologis di China beberapa waktu lalu, berupa patung perunggu sedada manusia dengan posisi wajah dan badan menghadap ke depan, kedua tangan menggenggam tongkat kecil panjang terlipat di atas pundak kiri, merefleksikan seorang yang baru saja menyelesaikan pukulan dengan ayunan lanjut (follow trough) yang indah, mengejutkan para pecinta golf. Temuan ini jelas membatalkan klaim Inggris tadi karena hasil penelitian Carbon pada permukaan patung tersebut mengindikasikan umurnya lebih dari seribu tahun.
Dari sini terlihat bahwa sebenarnya secara eksplisit olahraga golf menanamkan nilai kejujuran. Sedikitnya ada 5 nilai yang dapat dijadikan pelajaran dalam permainan golf, yaitu : judgement, decision making, sportivitas, spirit dan honor. Pada setiap tempat di mana bola akan dipukul, kita selalu dihadapkan pada persoalan jarak, posisi bola, arah angin, elevasi sasaran, rintangan yang dihadapi seperti pohon, kolam atau bunker (pasir putih yang sengaja ditempatkan untuk menambah keindahan sekaligus faktor kesulitan). Lalu kita memproses semua parameter itu sehingga muncul perkiraan (judgement) yang akhirnya harus kita putuskan (decide) stik nomor berapa yang akan kita pakai dan dengan cara apa eksekusinya (pukulan melambung atau datar). Apapun hasil pukulan
Play as it lies! Itulah salah satu aturan yang baku dalam golf. Aturan ini juga mengandung arti “jumlahkan pukulan dengan benar”. Di permainan golf dimungkinkan orang ‘cheating’ bukan untuk menambah skore, tetapi mengurangi, dengan maksud untuk meraih kemenangan. Tentu cara ini tidak terpuji, karena telah membohongi diri sendiri dan tidak jujur kepada orang lain dalam kelompok (flight) itu. Salah satu dari mereka pasti tahu. Kalau sudah demikian, maka si ‘cheater’ akan dijauhi dari komunitas golf.
45
Manajemen kita, harus kita terima (sportif). Bukankah tidak ada orang lain yang mempengaruhinya? Semangat (spirit) bermain harus dipertahankan, sejelek apapun hasil yang kita peroleh. Kita memberi penghormatan (honor) kepada pemain dengan stroke terendah dalam flight dan hole tadi untuk tee off pertama pada hole berikutnya. Siapa yang pantas memiliki 6 nilai di atas? Membentuk Karakter Enam puluh lima tahun kita telah merdeka, namun masih saja tertinggal jauh dari ‘murid’ kita Malaysia, apalagi dari Singapura negeri ‘pulau seluas kecamatan’ tanpa sumber daya alam bahkan tanpa masa lalu. Mereka sudah menikmati kemakmuran ekonomi yang melimpah dan melesat jauh meninggalkan kita. Vietnam yang porak-poranda akibat perang dengan Amerika pun sudah bangkit dengan gagah dan tertibnya. Apalagi China yang kini menjadi kekuatan raksasa ekonomi kelas dunia, meskipun faktor kesulitannya menggunung karena penduduknya lebih dari 6 kali jumlah penduduk Indonesia di samping sering dan besarnya bencana alam di negerinya. Tidak pelak lagi salah satu penyebab utamanya adalah para pemimpin di 4 negara tadi menerapkan nilai yang kita sebut di atas secara konsisten, dengan lain kata mereka memiliki karakter yang kuat dan terpuji. Maka untuk mengejar ketertinggalan dari 4 negara tadi, tidak ada cara lain kecuali para pihak yang sedang menata praja ini proaktif menerapkan 6 nilai tadi dan secara simultan menghentikan 46
segala perbuatan yang kontraproduktif. Yang dengan demikian itu, maka ‘nation & character building’ berjalan searah dengan rekonstruksi Indonesia. Pendekatan Olahraga Mahalkah untuk mulai berolahraga golf? Secara nornatif jawabannya adalah ya. Coba jumlahkan angka-angka ini dalam jutaan rupiah. Harga stik 7, sepatu 1, gloves 0.2, topi 0.5. Mahal ‘kan? Namun bila ingin mulai golf gunakan pendekatan lain yang murah. Belilah stik bekas, 3 batang saja, yaitu nomor 3 wood (sekarang namanya iron wood), 7 iron dan putter. Oh ya, jangan lupa gloves. Paling banyak dengan 4 ratus ribu rp (sepertiganya harga raket tennis), anda sudah layak menuju ke driving range. Di sana menyewa 100 bola seharga 15 ribu rupiah. Sepatu?
Pakai kets saja. Berlatihlah dengan tekun, pelajari ayunan orang lain dan jangan lupa gunakan referensi dari buku golf yang dengan mudah diperoleh di toko dan baca Rules of Golf, biar agak terpelajar sedikit. Selamat datang di dunia golf sambil membentuk pribadi yang kokoh. Golf merupakan muara dari terapan berbagai disiplin ilmu. R & D dari semua item yang digunakan, berlangsung setiap saat. Perusahaan yang tidak melaksanakan akan ketinggalan yang berakibat tidak lakunya produk. Batang tongkat atau ‘shaft’ semula bahannya baja, ganti aluminium kemudian beralih ke ‘graphite’ atau ‘kevlar’ itu bahan non metal yang digunakan sebagai pelapis tahan panas pada pesawat ulang alik, kemudian dari bahan karet diteliti di laboratorium sehingga diperoleh bola, pegangan
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
shaft dan sepatu. Demikian pula kemajuan di pabrik pemotong rumput : dengan satu sentuhan jari tangan saja maka kita bisa mengatur tinggi pemotongan rumput secara hidrolik dengan kenaikan setebal 0,5 milimeter. Industri pompa air elektrik dengan input kelembaban permukaan tanah dapat mengatur penyiraman melalui sprinkler air ke seluruh area secara otomatis. Lapangan golf merupakan pelanggan pupuk, pestisida dan herbisida serta pengguna industri pakaian. Perlu, akademi golf untuk mengajarkan bermacam teknik swing modern. Masih banyak lagi persinggungan golf dengan dunia akademis seperti penelitian dan pengembangan rumput. Hampir setiap universitas bergengsi di AS memiliki pusat penelitian yang sekarang sudah berubah menjadi bisnis besar. Belum lagi industri media cetak serta elektronik yang menghibur, seperti kita saksikan pada pertandingan internasional di televisi. Jangan lupa lapangan golf menyerap tenaga kerja. Lebih dari 200 orang yang menggantungkan hidupnya pada manajemen dan kedi. Singkat kata golf adalah industri dari hulu ke hilir, bagi yang bisa memanfaatkannya.
mencapai 400 ton gabah atau setara dengan 200 ton beras. Banyak kan? Tetapi itu hitungan teoritis! Kenyataannya di lapangan? Dengan angan-angan seperti itu banyak aset TNI-AU tadinya berupa airstrip, kini ‘lenyap tak berbekas’, atau siap-siap dijarah pihak yang tidak bertanggung jawab. Contohnya : Sukabumi jadi Mako Yon, Pacitan, Jombang, Mojokerto (Jawa Timur) dan Gadut Bukittinggi jadi perumahan, Bengkulu dan Jayapura sekarang sebagai tempat sampah yang sebentar lagi akan jadi sumber sengketa, serta masih banyak lagi bekas airstrip di seantero tanah air yang sekarang sudah terhapus dari peta terakhir. Namun bukti bahwa airstrip itu pernah ada, dapat dilihat pada foto udara peninggalan Belanda yang masih tersimpan dengan rapih di Dispotrudau. Halim I, II dan III, Iwy, Abd. S dan terakhir lapangan golf Pattimura Ambon (2006), adalah bentuk pengamanan area yang sukses sehingga memperkecil atau bahkan meniadakan klim
dan jarahan pihak lain. Belajar dari sukses pengamanan aset TNI-AU seperti itu, maka sudah sepatutnya dilakukan pula di Lanud lainnya. Dengan pendekatan olah raga non-komersial, Konida serta Pemda setempat tentu tidak keberatan berkontribusi, karena itu berarti menggalakkan pariwisata, melestarikan lingkungan, menumbuhkan sportivitas, mencegah konflik dan menyerap tenaga kerja. TNI-AU diuntungkan karena tidak perlu menanggung biaya perawatan lahan. Kerjasama dengan investor perlu dihindari karena ada risiko berubahnya status kepemilikan lahan serta mengundang banyak pertanyaan baik dari pemeriksa intern maupun ekstern.* (J-91/mantan penerbang tempur TNI-AU pemerhati ketahanan bangsa)
Di atas sudah disinggung bahwa golf memerlukan area seluas 70 hektar (ruang terbukanya hanya sekitar 25 hektar saja). Kalau ditambah dengan driving range, parkir, bengkel pemeliharaan, ruang istirahat karyawan, ruang tunggu kedi dan mushola, akan berjumlah sekitar 100 hektar. Kalau area seluas itu berada dalam pangkalan dan ditanami padi, hasilnya bisa 47
Cerpen
T
ak dipungkiri, sejak masih duduk di bangku SLA, Alex selalu menjadi perhatian teman-temannya, terutama teman ceweknya. Maklumlah, disamping tampan, ia orangnya supel dalam bergaul. Tak heran kalau ia menjadi idola para cewek, baik dari sekolahnya ataupun dari sekolah lain. Alex yang memiliki tubuh atletis, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan bapak
48
Oleh : A. Muhsin
Raharjo dan ibu Indah Permatasari. Ia menjadi anak kesayangan keluarga. Maklumlah kakak dan adiknya semuanya perempuan, maka tak heran bapak dan ibunya, bahkan kakek dan neneknyapun selalu memanjakannya. Sejak kecil ia selalu menjadi perhatian. Kakak dan adiknya juga
sangat menyayangi. Meski dimanjakan oleh keluarganya, namun ia tetap mampu mandiri. Di sekolah, dari mulai SD hingga perguruan tinggi selalu meraih prestasi dan masuk dalam sepuluh besar. Seperti layaknya remaja, sewaktu masih di bangku SLA banyak teman cewek yang berusaha mendekati untuk menjadi pacarnya. Bahkan Rita dan
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
Wati hampir saja bertengkar memperebutkan Alex. Untung saja waktu itu bisa dilerai oleh Siska. Alex sendiri sampai lulus SLA belum mempunyai teman cewek yang istimewa. Baginya, semua dianggap sama sebagai teman biasa. Barulah sewaktu kuliah, menginjak semester dua, Alex mempunyai teman dekat, Risma namanya. Anaknya berkulit putih, rambutnya hitam panjang sepundak. Mereka berdua pertama kali bertemu di tempat foto copy. Saat itu Risma baru saja foto copy mata pelajaran Kewiraan, namun karena waktu meninggalkan tempat foto copynya buru-buru, hingga buku pelajaran lain yang ia taruh di atas meja ketinggalan. Sesampainya di tengah jalan, barulah Risma menyadari kalau bukunya ketinggalan. Buru-buru ia kembali ke tempat foto copy. Sesampainya di tempat yang dituju tiba-iba terdengar suara, “ Adik cari buku ini ?,” suara seorang pria persis berada di sampingnya. “ Oh ... iya. Tadi saya terburuburu, hingga buku ini ketinggalan deh,” jawab Risma sambil menerima buku dari tangan pria yang berada di depannya. “ Trims ya telah menemukan buku saya,” kata Risma sambil meninggalkan lokasi. “ Ee... buru-buru amat sih. Kenalkan, nama saya Alex,” katanya sambil mengulurkan tangan. “ O ... ya, maaf.” katanya. “ Risma,” tambah Risma sambil mengulurkan tangan dengan wajah sedikit tersipu malu. Entah kenapa saat keduanya berjabatan tangan, sepasang mata mereka saling beradu pandang. Risma terlihat sedikit gemetaran. Saat itu hatinya benar-benar deg-degan nggak karuan. Dalam perjalanan pulang, bahkan sudah sampai di rumahpun kehangatan
genggaman tangan Alex masih terasa. Apalagi tatapan matanya itu langsung menusuk dalam hati yang paling dalam. Demikian pula halnya dengan Alex, sampai malam hari matanya tau mau dipejamkan barang sekejap pun. Praktis semalam suntuk ia tak bisa tidur, angannya masih selalu terbayang kemolekan tubuh Risma. Dua bulan sejak pertemuan hari itu, mereka berdua terlihat lebih akrab dan semakin sering bertemu. Kemanapun Risma pergi selalu ditemani oleh Alex. Sejak saat itu, mereka berdua resmi berpacaran. Alex dan Risma selalu berbagi suka dan duka. Setiap orang yang melihatnya pasti mengatakan kalau mereka itu sangat serasi. Merekapun berjanji akan sehidup semati. Hal itu disampaikan keduanya ketika berada di tepi telaga saat berekreasi. Selesai kuliah, Alex langsung diterima bekerja di salah satu perusahaan yang cukup bonavid. Hubungan keduanya berjalan hampir empat tahun lebih dan mereka berkeinginan untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan. Namun sayang, disaat kebahagiaan itu hampir sampai ke puncak, prahara datang melanda hubungan mereka. Prahara itu berawal dari dirawatnya Alex di rumah sakit selama hampir dua minggu. Alex merasa kaget seperti disambar petir disiang hari ketika dokter memvonis kalau dirinya mengalami gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah. Ketika itu Alex tak percaya atas keterangan dokter, bahkan ia berteriak histeris. “ Dokter tentu bohong. Dokter telah salah menganalisa penyakit saya !” teriaknya histeris. “ Maaf mas Alex, anda harus percaya kalau diagnosa saya nggak salah,” jawab dokter Hamdan dengan sabar.
“ Mas Alex harus sabar dan mau menjalani cuci darah dua kali dalam seminggu,” tambahnya. Alex benar-benar terpukul atas peristiwa itu. Ingin rasanya ia mengakhiri hidupnya karena putus asa dan tak bisa menerima penyakit yang dideritanya. Untung Ibunya dengan penuh kesabaran memberikan dorongan semangat, agar Alex tetap tegar meski menjalani cuci darah. Pada awal menjalani cuci darah, hati Alex kadang-kadang masih dihantui rasa takut dan penyesalan yang tiada terkira. Ia beranggapan masa depannya telah selesai. Iapun merasa khawatir akan kelanjutan hubungannya dengan Risma jika ia mengetahui penyakit yang dideritanya. Mengetahui kekasihnya menderita penyakit gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah, pada awalnya Risma masih terlihat sayang, meski Alex merasakan ada sedikit perubahan pada diri Risma. Setiap kali cuci darah, Risma masih mau menemaninya. Namun dengan berjalannya waktu, lambat laun komunikasi keduanya mulai sedikit ada perubahan, bahkan kadang-kadang Risma tak mau lagi menemani di rumah sakit dengan berbagai macam alasan. Belum genap satu tahun menjalani cuci darah, apa yang dikhawatirkan Alex ternyata menjadi kenyataan. Risma yang dulu pernah mengikat janji sehidup semati ternyata mengingkarinya. Dengan terus terang Risma mengatakan kalau dirinya tak bisa menjalani kebersamaan dengannya lagi. Dengan begitu Risma telah mengingkari janji yang pernah ia ucapkan beberapa tahun yang lalu. Risma meninggalkan Alex sendirian. Padahal seharusnya ia mampu memberikan dorongan semangat bagi Alex yang pernah
49
Cerpen menjadi kekasihnya. Tapi nyatanya Risma memilih meninggalkan Alex, dikarenakan ia menderita penyakit gagal ginjal. Keputusan Risma meninggalkan Alex tentu saja membuat hatinya kembali hancur. Ia sama sekali tak menyangka kalau Risma yang selama ini sangat disayangi dan dicintai telah meninggalkan dirinya. Namun iapun akhirnya memaklumi, Risma meninggalkan, karena dirinya tak mampu memberikan perlindungan. Jangankan melindungi Risma, untuk dirinya sendiripun ia masih memerlukan bantuan orang lain. Alex lebih memilih diam, tak mau menyesali lagi. Ia biarkan semuanya terjadi dan mengalir secara alami. Alex sudah tak bersemangat lagi menjalani hidup ini. Iapun sudah tak peduli lagi akan kesehatannya. Setiap kali datang ke rumah sakit, Alex hanya terlentang tanpa menunjukkan ekspresi apapun. Jika ditanya oleh perawat ia hanya mengangguk atau menggeleng saja tanpa pernah mengeluarkan sepatah katapun. Perubahan sikap itu membuat tanda tanya para perawat, ada apa dengannya, namun setiap ditanya ia tak mau menjawab apa penyebabnya. Alex telah benar-benar putus asa. Semakin hari kondisinya bukan bertambah baik, justru sebaliknya yang dulu semangat hidupnya nampak kuat, tapi kini terlihat tanpa punya harapan hidup lagi. Rupanya perubahan itu tak luput dari pengamatan seorang gadis bernama Anita. Sudah lama Anita memperhatikan perubahan itu. Maklumlah ia sendiri sering berada di rumah sakit karena nunggu kakaknya yang kebetulan juga melakukan cuci darah. Anita tahu persis keadaan Alex dari pertama ia menjalani cuci darah, hingga kini Alex tergolek lemas tiada
50
semangat hidup. Entah kenapa hatinya merasa trenyuh dan kasihan melihat kondisinya. Berhari-hari bayangan Alex selalu melekat dalam dirinya, meski ia sendiri belum pernah berkenalan dengannya. Dalam diri Anita bergejolak antara membiarkan karena dia memang bukan apa-apanya atau memberi dorongan semangat agar gairah hidupnya kembali. Dua bulan lebih Anita diombangambingkan dengan perasaannya. Setiap kali melihat Alex berbaring lemas di samping mesin cuci darah, hatinya bagaikan tersayat sembilu. Namun ia belum punya kesempatan dan keberanian untuk memberikan dorongan semangat kepada Alex. Barulah, ketika hari Rabu siang yang kebetulan hari itu kakaknya berbaring persis disamping Alex, hingga Anita berkesempatan berkenalan dan bercerita banyak hal dengannya. “Mas, sudah berapa lama menjalani cuci darah ? tanya Anita membuka percakapan. “ Hampir satu tahun,” jawab Alex singkat. “ O.” “ Kenalkan, nama saya Anita,” kata Anita sambil mengulurkan tangan mengajak berkenalan. “ Alex,” jawabnya menerima uluran tangan Anita. “ Nunggu siapa,” tambah Alex. “ Ini, nunggu kakak saya.” “ Sudah berapa lama kakakmu cuci darah ? tanya Alex. “ Sudah empat tahun lebih.” “ Kok kuat ? tanya Alex penasaran. “ Maksud mas apa ? “ “ Maksud saya, kok empat tahun masih bisa kuat menjalani cuci darah. Sedangkan saya belum genap setahun rasanya sudah capek banget,” keluh Alex. “ Mungkin sebentar lagi saya
akan mati,” tambah Alex sendu. “ Mas Alex nggak boleh begitu, kita harus optimis. Meski sakit, sebagai hamba Allah yang beriman kita harus tetap tegar dan kuat menjalani hidup ini,” kata Anita memberi semangat. “ Jalani saja hidup ini dengan senang hati. Kita nggak boleh menyerah apalagi berputus asa, dosa,” tambah Anita. “ Ya, tapi buat apa hidup kalau harus membebani banyak orang dan ditinggalkan oleh teman atau orang yang pernah dekat dengan kita,” jawab Alex masih dengan suara berputus asa. “ Mas Alex, yakinlah, Allah pasti akan memberikan yang terbaik bagi umatnya yang beriman kepada-Nya.” “ Cobalah, mas Alex pasti bisa.” “ Terima kasih, saya akan mencobanya.” Rupanya saran dari Anita begitu melekat dalam hati sanubari, hingga kata demi kata Anita tersimpan baik dalam ingatannya. “ Kenapa Anita menaruh perhatian kepadaku ? kata Alex dalam hati. Sejak pertemuan itu, hari-hari berikutnya disamping menunggu kakaknya, Anita tak lupa selalu menyempatkan diri menengok dan mengobrol dengan Alex, tak lupa ia selalu memberi dorongan semangat. Lambat laun, semangat hidup Alex mulai tumbuh. Bahkan Anita sering datang ke rumah Alex, demikian pula sebaliknya. Tak jarang keduanya kini sering jalan bareng, baik ke Mall atau sekedar menikmati sejuknya udara pagi di Taman Mini Indonesia Indah. Hingga pada suatu saat keduanya sepakat untuk menjalin tali kasih. Kini Alex merasa punya Secercah Harapan untuk menjalani hidup bersama dengan Anita, setelah Anita menyatakan sanggup hidup bersamanya dengan kondisi seperti apa adanya. “ Terima kasih Tuhan, masih ada orang yang mau mencintaiku,” batin Alex bahagia.*
Berita Daerah
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
Wisuda Purnawira Perwira Tinggi TNI Angkatan Udara Tahun 2010 Sebanyak 29 Perwira Tinggi TNI Angkatan Udara dilepas untuk memasuki masa pensiun pada wisuda purnawira yang dipimpin Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat, di gedung Handrawina, Kompleks Akademi Angkatan Udara (AAU), Yogyakarta. Ke 29 Perwira Tinggi TNI Angkatan Udara tersebut terdiri satu orang berpangkat Marsekal Madya, delapan berpangkat Marsekal Muda, dan lainnya berpangkat Marsekal Pertama. Perwira Tinggi tersebut yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29.
Marsdya TNI Ida Bagus Sanubari, S.E. (jabatan terakhir Kabasarnas) Marsda TNI Agus Mudigdo, S.E. (jabatan terakhir Aspers Panglima TNI) Marsda TNI H. Chauli Marwan (jabatan terakhir Tenaga Ahli Pengajar Bidang Ekonomi Lemhannas RI) Marsda TNI Sunaryo HW (jabatan terakhir Dankoharmatau) Marsda TNI Ir. A. Chafid Hasyim, MSEE, M. Sc. (jabatan terakhir Tenaga Ahli Pengkaji Bidang Demografi Lemhannas RI) Marsda TNI Hariyantoyo, S.IP. (jabatan terakhir Aspam Kasau) Marsda TNI Yushan Sayuti, S.E. (jabatan terakhir Pangkoopsau II) Marsda TNI Surya Dharma, S.IP (jabatan terakhir Tenaga Ahli Pengajar Bidang Hubungan Internasional Lemhannas RI) Marsda TNI Gunarjadi, S.E., M.M. (jabatan terakhir Tenaga Ahli Pengajar Bidang Ideologi Lemhannas RI) Marsma TNI I Ketut Sudiasa, S.E., M.M. (jabatan terakhir Kadismatau) Marsma TNI GN Heru Purwanto, S.E. (jabatan terakhir Kadiswatpersau) Marsma TNI Suryanto, S.IP. (jabatan terakhir Ditjen Pothan Kemhan) Marsma TNI Ir. Ida Bagus Suryadikara (jabatan terakhir Kapusinfolahta Mabes TNI) Marsma TNI Drs. Emanuel Isworo (jabatan terakhir Waaslog Panglima TNI) Marsma TNI Ir. Sutjianto S. MT. (jabatan terakhir Perwira Staf Khusus Panglima TNI) Marsma TNI Heriyanto (jabatan terakhir Pati Sahli Kasau Bidang Kersalem) Marsma TNI Djumadi A.R. (jabatan terakhir Waaspers Kasau) Marsma TNI Saman Hutagaol (jabatan terakhir Irops Itjen TNI) Marsma TNI Antonius Sunaryo, S.Sos., M.M. (jabatan terakhir Dirrenbanghan Ditjen Renhan Kemhan) Marsma TNI Kabul Haryono (jabatan terakhir Pembantu Deputi Uruan Strategi Nasional Wantanas) Marsma TNI Dr. Achmad Dirwan, M.Sc. (jabatan terakhir Asdep I/IV Urusan Doktrin Menkopolhukam) Marsma TNI Sonny Budi Santoso, S.IP. (jabatan terakhir Staf Ahli Bidang Kewaspadaan Nasional Menkopolhukam) Marsma TNI I Wayan Suwitra, S.IP. (jabatan terakhir Kadislambangjaau) Marsma TNI Dr. Ir. Eddy Priyono, MSAE. (jabatan terakhir Sesbalitbang Kemhan) Marsma TNI Mahandono, S.E. (jabatan terakhir Pati Sahli Kasau Bidang Polhukam) Marsma TNI Waska, S.E., M.M. (jabatan terakhir Pati Sahli Tk II Bidang Susbud HAM Panglima TNI) Marsma TNI Ir. Winarto (jabatan terakhir Pati Sahli Kasau Bidang Sumdanas) Marsma TNI A. Andjar Kristiyanto (jabatan terakhir Pati Sahli Kasau Bidang Air Power) Marsma TNI H. Sudjono Saleh, S.E. (jabatan terakhir Irops Itjen Kemhan) 51
Berita Daerah
Pejabat-Pejabat TNI AU yang
Naik Pangkat
B
erdasarkan Surat Perintah Panglima TNI Nomor: SPRIN/921/VI/2010 Tanggal 4 Juni 2010 tentang Penanggalan Tanda Pangkat Lama dan Mengenakan Tanda Pangkat Baru, sebanyak 17 Pejabat TNI Angkatan Udara naik pangkat satu tingkat lebih tinggi, terdiri atas 4 Marsekal Muda dan 13 Marsekal Pertama. Keempat pejabat yang naik satu tingkat dari marsekal pertama menjadi marsekal muda yaitu Marsda TNI Gunpanadi Waluyo (Aspam Kasau), Marsda TNI Ignatius Basuki (Komandan Seskoau), Marsda TNI R Agus Munandar (Pangkoopsau II), Marsda TNI M Subchan, S.IP, S.E (Pengkaji Bio Sismennas Lemhannas RI). Sedangkan 13 pejabat yang berpangkat kolonel menjadi Marsekal Pertama TNI adalah Marsma TNI Ir B.B. Sulistyo, S.Sos, M.AP (Direktur SDM dan Logistik Bid II Non Akademik Unhan), Marsma TNI Muh. Nur Ali M, S.IP (Dirtrans Universal Debid Taplai Bangsa Lemhannas RI), Marsma TNI Sudjono Saleh (Irops Itjen Kementrian Pertahanan), Marsma TNI Hariyanto Rachman (Waaspam Kasau), Marsma TNI M.Z. Djamhari, M.Sc (Kadislambangjaau), Marsma TNI Agus Ruchyan Barnas (Urusan Doktrin dan Strahanneg Kemenko Polhukam). Selain itu juga Marsma Heri Wibowo Eslah (Bandep Urstranas Setjen Wantanas), Marsma TNI Ir. Agus Purnomo Wulan (Dirkon Ditjen Ranahan Kementrian Pertahanan), Marsma TNI Dr. Usra Hendra Harahap, M.Si (Wakil Komandan Sekolah Kajian Pertahanan dan Strategis (SKPS), Marsma TNI
52
Ismono Wijayanto (Komandan Lanud Iswahjudi), Marsma TNI Agus Supriatna (Komandan Lanud Hasanuddin), Marsma TNI Suprianto Basuki, M.Sc (Kepala Pusat Data dan Informasi Unhan, dan Marsma TNI dr. H. Bambang Yudhadi, Sp.B, Sp.Kp (Kepala Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Antariksa Saryanto). Menyusul kemudian, kenaikan pangkat Pati TNI berdasarkan Surat Perintah Panglima TNI Nomor: Sprin/ 1195/VI/2010 tanggal 28 Juni 2010, antara lain: Marsda TNI Dede Rusamsi (Pa Sahli Tk. III Bid. Ekkudag Panglima TNI), Marsma TNI Dr. M. Fachrudin Mulyono, Sp.THT (Kadiskesau), Marsma TNI M. Yan Mangesa (Dansatinteltek Bais TNI) dan Marsma TNI Abdul Muis (Pangkosekhanudnas II).
Bulan Juli, berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 41/TNI/Tahun 2010 tangal 13 Juli 2010 enam perwira TNI AU mendapat kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi, dari marsekal pertama menjadi marsekal muda yaitu Marsda TNI dr. Mariono Reksoprojo, Sp.OG., Sp. Kp. (Kapuskes) dan Marsda TNI Maroef Sjamsoeddin, M.B.A. Dari kolonel menjadi marsekal pertama: Marsma TNI Nurullah, S.I.P, Marsma TNI Dr. Drs. Suprapto, M.Sc., Marsma TNI Agus Dwi Putranto, dan Marsma TNI Aris Santoso Yuliadi. Berikutnya, berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 43/TNI/ Tahun 2010 tanggal 20 Juli 2010 dua pamen naik pangkat menjadi marsekal pertama yaitu Marsma TNI Tri Haryanto dan Marsma TNI Dwi Djatmiko SB.*
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
G
edung Leo Watimena Mabes AU Cilangkap terbakar; meskipun tidak ada kerugian yang berarti, kejadian ini cukup membuat panik warga Mabesau. Beruntung api bisa segera dipadamkan dan tidak sampai merembet ke lantai lainnya. Koordinasi yang cepat oleh tim terkait pantas diacungi jempol sehingga kejadian ini tidak sampai menelan korban jiwa. Setelah menerima laporan kebakaran, Satuan Pemadam Kebakaran Denma Mabesau segera berkoordinasi dengan satuan-satuan terkait, menangani sekaligus mengamankan lingkungan dan lalu lintas sekitar. Mobil pemadam kebakaran dengan cepat meluncur dan si jago dapat dipadamkan. Demikian skenario latihan pemadam kebakaran yang dilakukan oleh tim Denma Mabesau, yang terdiri dari satuan Pemadam Kebakan, Satuan Pengamanan, dan Satuan Kesehatan, dan Satuan Provost Denma Mabesau, di Mabesau, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu. Selain latihan oleh tim Denma Mabesau, pada kesempatan yang sama digelar juga latihan pemadaman kebakaran ringan kerjasama Denma Mabesau dengan Diklat Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta. Oleh petugas diperagakan bagaimana cara memadamkan api dengan cara tradisional (menggunakan karung/handuk basah) dan menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) yaitu menggunakan foam atau busa yang bisa dijual secara luas dalam tabung. Pemadaman kebakaran dengan karung basah dilakukan dengan memperhatikan cara memegang karung dengan kedua tangan, posisi ibu jari di luar dan empat jari berada sebaliknya. Posisi karung sejajar kepala. Dekati api dengan jalan menyamping, tutup api perlahan. Tunggu beberapa saat hingga keluar asap putih, pastikan api sudah padam. Beberapa anggota Mabesau memperagakan pelatihan ini, baik pria maupun wanita.* 53
Berita Daerah
Mencegah Terjadinya Perkara
Tindak Pidana
Selama periode Januari 2009 sampai dengan Pebruari 2010, terdapat tindak pidana yang dilakukan oleh prajurit dan PNS TNI yang belum terselesaikan sebanyak 776 perkara. Lima perkara yang cukup menonjol yaitu desersi 176 perkara, susila 39 perkara, penganiayaan 34 perkara, penipuan 23 perkara, serta Tidak Hadir Tanpa Izin (THTI) 21 perkara. Dari hasil riset kriminal diketahui bahwa faktor penyebabnya adalah: (1) Desersi dan THTI karena problem keluarga dan masalah ekonomi; (2) Penganiayaan karena penerapan jiwa korsa tidak pada tempatnya dan tidak dapat mengendalikan emosi; (3) Susila dikarenakan penyimpangan pemenuhan kebutuhan biologis dan kehidupan rumah tangga yang tidak harmonis serta pengaruh lingkungan; (4) Penipuan disebabkan dorongan dan keinginan untuk mendapatkan keuntungan dengan mudah. Untuk mencegah terjadinya perkara tindak pidana di lingkungan TNI, maka setiap satuan hendaknya: 1. Meningkatkan efektifitas pengawasan melekat atau pengawasan internal sebagai salah satu fungsi komando. 2. Melaksanakan program pembinaan personel dan pembinaan mental untuk meningkatkan kepatuhan, ketaatan dan kedisiplinan prajurit terhadap ajaran agama, etika dan moral serta peraturan hukum dan tata tertib. 3. Mengadakan evaluasi faktor penyebab terjadinya perkara, sehingga dapat digunakan sebagai bahan dalam upaya pencegahan dan penanggulangannya. 4. Menindak tegas prajurit TNI yang terlibat perkara pidana dengan ketentuan hukum yang berlaku serta menghindarkan proses penyelesaian yang berlarut-larut. Demikian Penpas ini disampaikan untuk dipahami dan dipedomani oleh seluruh prajurit TNI dan komandan satuan.* (Nomor Edisi : 05/IV/2010/Penpas)
Pengamanan Aset. Danlanud Jayapura Kolonel Pnb Andi Heru Wahyudi turun langsung ke lapangan mengawasi pelaksanaan operasi patok, dengan mencocokkan data sertifikat dan letak patok yang ada menggunakan GPS, beberapa waktu lalu. Lanud Jayapura memiliki aset tanah mencapai 3.132.739 m2, dan ditutupi semak belukar yang rimbun, sehingga sangat rawan terhadap pemanfaatan aset tanah oleh pihak lain. Oleh karena itu, untuk pengamanan aset, dilaksanakan upaya pemasangan patok beton dan besi untuk memagari areal, serta dilaksanakan operasi patok setiap triwulan.* (Pentak Lanud Jap) Aanwizjing Bangfas DIPA T.A 2010 di Lanud Medan. Awal Juni lalu Danlanud Medan Kolonel Pnb Taufik Hidayat, S.E membuka Aanwizjing Bangfas DIPA T.A 2010. Proyek pembangunan Bangfas tersebut mencakup dua paket pembangunan yang akan dilaksanakan secara bertahap yaitu paket pertama meliputi Pembangunan Gedung Mako Lanud Medan, dan Gedung Kantor DAAU. Tender diikuti oleh beberapa pimpnan proyek yang sudah mempunyai nama di Medan. Acara yang diketuai oleh Mayor Sus Firganzah tersebut, dihadiri oleh Komandan Lanud Medan, Kolonel Pnb Taufik Hidayat, S.E., Kasikalmat Mayor Kal Yohannes Sukendar, Panitia P2JK (Panitia Penyedia Jasa Konstruksi), serta Mayor Sus Yusrizal sebagai Pejabat pembuat komitmen serta para Perwira Lanud Medan.* (Pentak Lanud Mdn) 54
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
Satu tahun peristiwa A-1325 di Desa Geplak. Tak terasa satu tahun sudah musibah kecelakaan pesawat C-130 Hercules A-1325 terjadi. Meski demikian rasa haru dan sedih masih dirasakan oleh keluarga besar Lanud Iswahjudi. Untuk mengenang peristiwa tersebut, Danlanud Iswahjudi Kolonel Pnb Ismono Wijayanto, mengadakan ziarah tabur bunga di lokasi jatuhnya pesawat Hercules di areal persawahan Desa Geplak, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, akhir Mei lalu. Malam harinya dilaksanakan doa dan tahlil di gedung Graha Dewanto. Bagi Lanud Iswahjudi peristiwa tersebut menjadi pelajaran berharga dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan oleh TNI Angkatan Udara sehingga tahun 2010 akan terwujud “zero Accident”.* (Pentak Lanud Iwj)
Danlanud Ranai Letkol Pnb Bambang Somantri meresmikan Radio Dirgantara FM 107.7 MHz yang terletak di kantor Pentak Lanud Ranai, pada akhir April lalu yang disaksikan Kadispers Mayor Adm Jusak Salamate, Kadislog Kapten Kal Gagak Tjaksana beserta Perwira Staf Lanud Ranai. Diharapkan dioperasikannya Radio Dirgantara FM 107.7 MHz bermanfaat bagi masyarakat sekitar Lanud sehingga akan terjadi interaksi dengan masyarakat Natuna. Dengan motto “Mengudara di ujung perbatasan utara Radio Dirgantara FM 107.7 MHz selalu memancarkan aura TNI AU di pulau perbatasan terluar”. Radio Dirgantara FM ini merupakan hasil karya para personel Senkom Lanud Ranai, dengan peralatan dan bahan seadanya. Tower antena berdiri setinggi 25 meter menggunakan antena 4 bay. Awalnya power penguat akhir hanya sebesar 25 watt kemudian di tingkatkan menjadi 100 watt tetapi penguat ini ternyata mengganggu radio FM air to ground tower PLLU Lanud Ranai. Akhirnya setelah dipelajari kembali ditetapkan hanya menggunakan power sebesar 75 watt.* (Pentak Lanud Ranai). 55
Berita Daerah
Museum Karbol Museum Karbol adalah Museum yang dibangun oleh Lifting 1970 dan pada saat gempa tahun 2006 di Yogyakarta mengalami kerusakan. Nama museum Karbol diambil dari nama Pak karbol (Prof Dr.Abdurchman Saleh). Pada masa kepemimpinan Gubernur AAU Marsda TNI Imam Sufaat, S.IP. dibangun kembali dengan memperuas bangunan hingga mencapai luas 50 x 100 meter.
P
ada masa itu pula disusun kembali dan diadakan perombakan total termasuk isi dari artefak yang ada. Bangunan museum terdiri dari 2 lantai yang masing masing lantai mengambarkan perjalanan AAU sampai kini . Bagian bawah didominasi oleh artefak berupa foto-foto mantan taruna yang pernah menempuh pendidikan di AAU. Bagian depan terdapat monument peletakan batu pertama berdirinya AAU yang disana tertanggal 9 April 1960, yang berarti tanggal itulah peletakan batu pertama AAU. Dari depan kekiri terdapat sejarah AAU mulai dari pengabungan sekolah penerbangan dari ke 3 sekolah penerbangan saat itu. Pada bagian lain terdapat foto proses seleksi karbol hingga menjadi eorang karbol termasuk jenis kegiatan yang dilakukan seperti pendidikan Chandra di Magelang, terjun payung/para dasar, Terbang Layang, Wanatirta, Cakra bhuana Paksa, Exchange Visit, Piktar, Praspa dan atribut yang digunakan karbol di AAU. Lantai 2 berisi tentang miniature pesawat yang pernah mengisi jajaran alut sista TNI AU, foto Mantan Kasau dan mantan komandan-komandan AAU serta kegiatan-kegiatan yang pernah dilakukan oleh Karbol AAU. Koleksi terakhir adalah Patung Kepala Burung Garuda yang sempat mengisi Garda I atau pintu depan AAU. Yang pada tanggal 17 Maret 2010 berhasil di angkat dan disimpan di Museum Karbol. Kepala Burung garuda itu di bangun saat Gubernur AAU Marsda TNI Basri Sidahabi. Dan untuk melestarikan bangunan atau monument tersebut museum dipilih untuk menanbah koleksi Museum Karbol dan mempercantik Museum Karbol AAU.* (Pen AAU)
Danlanud Wiriadinata Letkol Pnb Tata Budi Pratama menyambut kedatangan Menteri Kehutanan RI di Apron Base Ops Lanud Wiriadinata.
Menteri Kehutanan Hadiri Konggres LMDH Di Tasikmalaya. Komandan Lanud Wiriadinata Letkol Pnb Tata Budi Pratama bersama Walikota Tasikmalaya serta unsur Muspida Kabupaten Tasikmalaya, menyambut kedatangan Menteri Kehutanan RI H. Zulkifli Hasan SE. MM. dan rombongan di Apron Base Ops Lanud Wiriadinata, pertengahan Mei. Kunjungannya menteri kehutanan di kabupaten Tasikmalaya ini dalam rangka menghadiri konggres Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) se-Jawa dan Madura di Pondok Pesantren AL-Amin Kawalu Tasikmalaya serta menghadiri Lonceng Hijau Parahyangan (penghijauan) di desa Lowisari kabupaten Tasikmalaya.* (Pentak Lanud Wir) 56
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
Latihan
Force Down di Lanud Balikpapan Untuk meningkatkan penguasaan operasi, baik dalam perencanaan dan pengendalian serta melatih koordinasi tim, Danlanud Balikpapan Letkol Pnb Arif Widianto memimpin latihan force down yang bertempat di taxi way dan parker rent base Ops Lanud Balikpapan, Balikpapan , akhir Maret. Skenario yang diangkat diawali dengan masuknya pesawat asing atau bisa disebut lassa X yang melintas, sehingga perlu untuk dilaksanakan force down. Sesampainya di darat satu unit pasukan dengan persenjataan lengkap telah siap mengamankan seluruh crew lassa X. Selanjutnya, tim interogasi dari pihak pengamanan dan juga rumkit telah siap memeriksa seluruh crew yang telah diamankan. Dalam kegiatan ini melibatkan setidaknya 35 personel terdiri dari personel Disops, polisi militer, pengamanan dan juga paskhas. Selanjutnya dilaksanakan evaluasi yang dipimpin secara langsung oleh Danlanud.* (Pentak Lanud Bpp)
Tiga Pesawat Mendarat Darurat Pertengahan April lalu, Lanud Abdulrahman Saleh melaksanakan simulasi kecelakaan pesawat. Dalam latihan tersebut diperagakan bagaimana seorang prajurit mampu menyelamatkan diri dari kecelakaan pesawat. Latihan dilaksanakan selama lima hari dengan rincian dua hari di laksanakan di Lanud yang mempelajari teori di kelas dan tiga hari di lapangan bertempat di Bendungan Selorejo, Ngantang, Malang. Disimulasikan terjadi kecelakaan dua pesawat milik TNI AU yang mendarat darurat di lapangan Wing 2 Lanud Abdulrahman Saleh serta satu pesawat mendarat di perairan sekitar Pulau Kangean, Madura. Tiga pesawat yang mendarat darurat adalah pesawat Cassa C-212, Hercules C-130 dan OV-10 Bronco. Pesawat Bronco mendarat darurat di luar landasan pacu dan pilot berhasil diselamatkan. Sementara amunisi yang diangkut juga bisa diselamatkan. Berikutnya pesawat Casa yang mengangkut 25 prajurit, juga terpaksa mendarat darurat karena sebelum masuk landasan pacu mendadak mesinnya mati dan terakhir pesawat Hercules C-130 yang mendarat di sekitar perairan Laut Jawa, dekat Pulau Kangean, Madura. Dalam kecelakaan pesawat tersebut semua penumpang selamat.* (Pentak Lanud Abd Saleh)
57
Berita Daerah
Latihan Survival Dasar di Lanud Sultan Hasanuddin Danlanud Sultan Hasanuddin Marsma TNI Agus Supriatna, awal Juni di Apron Galaktika Lanud Sultan Hasanuddin secara resmi membuka Latihan Survival Dasar Tahun 2010 dalam upacara militer yang diikuti oleh seluruh anggota militer dan Pegawai Negeri Sipil Lanud Sultan Hasanuddin serta Batalyon 466 Paskhas. Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 10 s/d 11 Juni tersebut secara resmi dibuka ditandai dengan penyematan pita peserta latihan kepada perwakilan peserta. Bertindak sebadai Dirlat Kolonel Pnb Mudjianto, S.T. Latihan Survival Dasar Tahun 2010 ini diikuti 174 orang terdiri dari 31 orang Kolat, pendukung 53 orang dan 10 orang pelatih dari Batalyon 466 Paskhas serta 80 orang peserta latihan terdiri dari penerbang dan awak pesawat dari Skadron Udara 5 dan Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin. Materi latihan bina kelas di Batalyon 466 Paskhas serta pelaksanaan praktik lapangan yang dilaksanakan di daerah Kecamatan Mamajang dan Kecamatan Tamalate serta Akkarena, Makassar.* (Pentak Lanud Sultan Hnd)
Lanud Eltari Live di TVRI Kupang Seluruh warga besar Lanud Eltari, Kompi D Paskhas dan dan PIA Ardhya Garini Cab. VII/D II mengikuti acara “Melodi Kenangan” yang secara langsung disiarkan oleh TVRI Kupang, pada akhir Mei. Kegiatan ini bertujuan untuk lebih memperkenalkan TNI Angkatan Udara di wilayah NTT dan sekitarnya karena untuk menjangkau seluruh wilayah NTT yang secara geografis berbentuk kepulauan. TVRI merupakan salah satu media yang sangat strategis karena mampu menjangkau seluruh wilayah NTT melalui siaran televisi. Sedangkan out put dari kegiatan tersebut adalah warga NTT dapat mengenal kedirgantaraan serta TNI Angkatan Udara pada khususnya sehingga tujuan dari pembinaan potensi kedirgantaraan dapat terwujud.* (Pentak Lanud Eli)
Speed March Lanud Astra Ksetra. Personel Lanud Astra Ksetra dari Tamtama sampai Perwira mengikuti speed march yang dilaksanakan tanggal 28 April 2010 yang merupakan program rutin opslat dengan menggunakan senjata organik SSI/G-3. Latihan tersebut bertujuan selain untuk meningkatkan kemampuan perorangan maupun satuan juga tidak kalah pentingnya adalah untuk menjaga dan mengamankan asset yang menjadi tanggung jawab diwilayah Lanud Astra Ksetra. Kegiatan speed march ini dipimpin langsung oleh Danlanud Astra Ksetra Letkol Pnb Dodi Fernando, SE.*(Pentak Lanud Atk)
58
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
Danlanud Sjamsudin Noor Ambil Sumpah PNS PNS yang bekerja dilingkungan TNI AU ada karena untuk memenuhi kebutuhan organisasi, dimana dalam perkembangannya PNS TNI AU diposisikan sebagai komplemen yang tak terpisahkan dari prajurit TNI Angkatan Udara; artinya PNS TNI AU bersama-sama prajurit TNI AU saling melengkapi sehingga ke depan tidak ada hambatan untuk pembinaan karier. Keduanya merupakan satu kesatuan melaksanakan tugas TNI AU. Demikian disampaikan Danlanud Sjamsudin Noor Letkol Pnb Singgih Hadi pada acara penyumpahan PNS di Lanud Sjamsudin Noor, awal Juli. PNS yang diambil sumpahnya sebanyak tiga orang yaitu PNS Gol IIC Samsul Zainu, PNS Gol IIC M.Azizun Naim dan PNS Gol IIC Ellsya Maya Kensa Sesara; masing-masing bertugas di Rumah Sakit Lanud Sjamsudin Noor. Penyumpahan PNS itu sendiri merupakan salah satu persyaratan yang harus dilaksanakan bagi PNS baru, yang akan mengabdikan diri kepada bangsa dan negara melalui TNI Angkatan Udara. Komandan juga berpesan, PNS khususnya yang bertugas di Lanud Sjamsudin Noor, agar senantiasa berusaha meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan serta profesionalisme di bidang tugas masing-masing, sehingga menjadi PNS yang berkualitas.* (Pentak Lanud Sam)
Pentingnya CCTV Bagi Lanud Iswahjudi Kasubsi Pamfik Silidpam Satpom Lanud Iswahjudi, Kapten Pom Isra Kamaruzzaman, pada briefing pagi rutin sebelum pelaksanaan operasi penerbangan di Ruang Rapat Tedy Kustari, Base Ops, awal Mei menyampaikan perlunya CCTV bagi Lanud Iwj. Camera CCTV (Closet Circuit Television) berguna untuk menangkap gerakan-gerakan/gambar di daerah/areal yang telah ditentukan. Sebagai pangkalan militer Lanud Iswahjudi memerlukan system pengamanan yang cukup ketat, sehingga diperlukan suatu Security System Program On/Of Line atau Program Sistem Keamanan On/Of Line yaitu suatu program system keamanan yang dibuat dan dirancang khusus untuk menangkap serta merekam gerakangerakan/gambar yang terjadi di daerah/areal yang diinginkan/ditentukan yang berguna untuk mengetahui keadaan dan kejadian di daerah tersebut baik yang tejadi sekarang atau sebelumnya.* (Pentak Lanud Iwj)
Lanud Balikpapan Cegah Demam Berdarah. Sebagai tindak antisipasi terhadap bahaya demam berdarah dan juga berbagai penyakit yang disebabkan akibat berkembang biaknya nyamuk Lanud Balikpapan mengadakan fogging, pada awal Mei lalu. Yang menjadi sasaran seluruh komplek TNI-AU Lanud Balikpapan, Mako Lanud dan juga seluruh tempat yang berpotensi untuk tempat berkembang biaknya nyamuk.* (Pentak Lanud Bpp) 59
Ordirga
Lanud Balikpapan Kembangkan Minat
Olahraga Dirgantara Untuk menumbuhkan minat dirgantara sekaligus sebagai sarana pelatihan bagi atlet yang dipersiapkan untuk Porprov dan Kejurnas, Lanud Balikpapan rutin mengadakan kegiatan paramotor yang dilaksanakan setiap dua kali dalam seminggu yang di Pantai Lamaru, Balikpapan. Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan prestasi atlet khususnya yang berada di daerah Kalimantan Timur sekaligus menumbuhkan minat dan juga pengenalan bagi masyarakat sekitar yang gemar dengan olahraga dirgantara. Olahraga dirgantara, sekarang ini, sudah semakin berkembang dan cabang-cabangnya pun semakin bertambah. Tidak hanya itu, perkembangan dan kemajuan juga ada baik di bidang organisasinya maupun kegiatannya. Bahkan tidak hanya orang dengan kondisi ekonomi memadai yang bisa menikmatinya, seluruh lapisan masyarakat bisa menikmati. Hal inilah yang coba dicapai Lanud Balikpapan untuk menumbuhkan minat masyarakat sekaligus lebih mengenalkan olahraga dirgantara. Selain memiliki sarana dan prasarana yang memadai Lanud Balikpapan juga memiliki tenaga pengajar yang sudah berpengalaman, sehingga masyarakat yang ingin belajar bisa mengikuti tahap demi tahapnya dengan metode yang tepat. Bagi para atlet paramotor fasilitas yang diberikan Lanud Balikpapan ini tentu sangat membantu dalam meningkatkan prestasi, sebab bisa digunakan sebagai sarana latihan rutin menuju Porprov atau Kejurnas. Selain paramotor, aeromodelling juga termasuk salah satu olahraga dirgantara yang dimiliki Lanud Balikpapan.* (Pentak Lanud Bpp)
Karbol Terbang Layang. Latihan Terbang Layang. Seorang Karbol mendorong pesawat dalam latihan terbang layang di Lanud Adisutjipto, beberapa waktu lalu. Terbang layang merupakan salah satu mata kuliah yang diperkenalkan kepada Karbol tingkat II (Sersan Karbol). Latihan kali ini dikuti oleh Karbol werving tahun 2008.* (Pen AAU)
60
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
Kejuaraan
Terjun Payung Asia
di Solo
Indonesia, dalam hal ini PB FASI menjadi tuan rumah penyelenggarakan Kejuaraan Terjun Payung, 13th Asiania Parachuting Championship 2010, selama tujuh hari di Solo, awal Juli. Kejuaraan diikuti oleh 16 negara antara lain: Australia, Bahrain, Canada, China, Irak, Jordania, Jepang, Kazhakstan, Malaysia, Mesir, Oman, Palestina, Polandia, Singapura, Saudi Arabia dan Indonesia. Even ini diharapkan mampu mendorong berkembangnya kembali olah raga terjun payung di Indonesia, sekaligus bisa melahirkan generasi baru yang lebih berkualitas, di samping juga sebagai ajang promisi pariwisata Indonesia pada umumnya. Kejuaraan ini sekaligus membuktikan kepada dunia Internasional bahwa kondisi Indonesia aman untuk dikunjungi. Jenis yang dipertandingkan antara lain ketepatan mendarat (accuracy landing), kerjasama di udara- 4 orang (4– way formation sky diving–), kerjasama parasut- 2 orang (2-way canopy formation). Berikut peringkat 3 besar yang didominasi Kazhakhstan, Oman dan Cina: nomor ketepatan mendarat individu pria dimenangkan oleh China (juara I), juara II dan III Kazhakstan. Nomor ketepatan mendarat individu wanita, juara I China, juara II dan III Kazhakstan. Nomor ketepatan mendarat tim pria, juara I Kazhakstan, juara II Oman dan juara III Indonesia. Nomor ketepatan mendarat tim wanita , juara I Kazakhstan, juara II China, juara III Indonesia. Nomor kerjasama di udara -4 orang (4-way formation skydiving ) juara I China, juara II Oman, juara III Kazhakstan. Nomor kerjasama antarparasut-4 orang ( 4-way canopy formation) juara I Kazhakstan, juara II Indonesia dan juara III Oman.*
“Jakarta TNI AU”,
Debutan Proliga 2010 yang Bersinar Proliga merupakan even paling bergengsi pada cabang bola voli tingkat nasional. Pertandingan pada level ini diikuti oleh club-club profesional yang diikuti oleh atletatlet bola voli terbaik di Indonesia ditambah perkuatan pemain asing. Jakarta TNI AU pada tahun 2010 ini mampu menembus jajaran elite voli Indonesia ini bersama empat club lainnya, yaitu BNI 46 Jakarta, Gresik Petrokimia, Elektrik PLN, dan Popsivo Polwan.
Pada laga ini Jakarta TNI AU diperkuat 6 orang Wara yaitu Sertu Elsa Permata Sakti, Serda Eka, Serda Agnestasia, Serda Fransiska Paulina Waas, Serda Ratna Sari, dan Serda Wahyu. Dua pemain asing yang menjadi andalan Jakarta TNIAU adalah Krystle Amanda dari Tinidad Tobagao yang akhirnya menjadi pemain terbaik dan Kimberli dari
Amerika Serikat. Pemain yang direkrut dari club lain adalah Desy, Sinta, Gina, dan Sulis. Berkat kegigihan dan semangat untuk berprestasi akhirnya team ini berhasil masuk final four meskipun belum bisa mendapatkan gelar juara.* (Serda Rosa) 61
Berita Sertijab Lanud Astra Ksetra. Pangkoopsau I Marsda TNI Eddy Suyanto, S.T melantik dan mengukuhkan Letkol Pnb Dodi Fernando sebagai Danlanud Astra Ksetra yang baru, menggantikan Letkol Pom Ridwan Djoko Leksono, S.E. Beberapa waktu lalu di Lanud Astra Ksetra, Lampung. Letkol Pnb Dodi Fernando alumnus AAU tahun 1991, sebelumnya berdinas di Kasibanglan Subdisislan Disbangopsau Mabesau. Sedangkan Letkol Pom R. Djoko Leksono, SE. yang juga alumnus AAU tahun 1991 selanjutnya berdinas sebagai Dostun Gol V Seskoau-Lembang Bandung. Ketiga pejabat melakukan salam komando setelah acara serah terima jabatan.* (Pentak Lanud Atk)
Lanud Medan. Jabatan Danlanud Medan diserahterimakan dari Kolonel Pnb HM Tata Endrataka kepada Kolonel Pnb Taufik Hidayat SE akhir april lalu, dipimpin oleh Pangkoopsau I Marsda TNI Eddy Suyanto, ST. Pejabat baru adalah alumnus AAU tahun 1984, sebelumnya berdinas di Paban I Spersau, sedangkan Kolonel Pnb HM Tata Endrataka yang alumnus AAU tahun 1985, selanjutnya menempati pos baru sebagai Paban II Dukopslat, Sopsau. Usai serah terima jabatan, Pangkoopsau I dan kedua pejabat melakukan salam komando.* (Pentak Lanud Mdn)
62
Skadron Udara 32. Komandan Lanud Abdulrahman Saleh Marsma TNI Ida Bagus Anom M., S.E. memasang tanda pangkat jabatan kepada Komandan Skadron Udara 32 yang baru pada upacara serah terima jabatan Komandan Skadron Udara 32 dari Letkol Pnb Yani Ajat Hermawan kepada Letkol Pnb Wayan Superman beberapa waktu lalu, di Malang. Dalam sambutannya Komandan ke depan tugas yang diemban oleh Skadron Udara 32 tidaklah ringan bila dihadapkan dengan tugas menjadikan Angkatan Udara “The First Class Air Force” dan melewati tahun 2010 tanpa accident maupun incident. Untuk itu, faktor keselamatan terbang dan kerja menjadi tolok ukur keberhasilan dalam mengemban misi ini dan menjadikan safety sebagai budaya dalam kehidupan sehari-hari.* (Pentak Lanud Abd Saleh)
62
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
Lanud Wirasaba. Pangkoopsau I Marsda TNI Eddy Suyanto, S.T memimpin upacara serahterima jabatan Komandan Lanud Wirasaba dari pejabat lama Mayor Adm Era Revianto, S.T kepada penggantinya Mayor Adm Veradiyanto, yang sebelumnya menjabat sebagai Kasibinpers Dispers Lanud Halim Perdanakusuma, pertengahan April di Lapangan Alunalun Kabupaten Purbalingga. Selanjutnya Mayor Adm Era Revianto, S.T memangku jabatan sebagai Pabandyabinpers Spers Kohanudnas. Kedua pejabat menandatangani Berita Acara Sertijab disaksikan Pangkoopsau I Marsekal Muda TNI Eddy Suyanto, S.T. * (Pen Koopsau I)
Skadron Udara 31. Danlanud Halim Perdanakusuma Marsma TNI Bagus Puruhito bertindak selaku Irup pada upacara serah terima jabatan Danskadron Udara 31 dari Letkol Pnb Ir. Purwoko Aji, MM kepada Letkol Pnb M. Iman Handojo, S. Kom di Lanud Halim Perdanakusuma, beberapa waktu silam. Letkol Pnb. M. Iman Handoyo alumnus AAU tahun 1993 sebelumnya menjabat Kabinlat Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma sedangkan Letkol Pnb. Purwoko Aji, alumnus AAU tahun 1992, selanjutnya sebagai Pabandyaasrosip Paban III/ Litbangasro Srenaau. Usai serah terima jabatan, Danlanud Halim Perdanakusuma Marsma TNI Bagus Puruhito, Danskadron Udara 31 yang baru dan yang lama melakukan salam komando.* (Pentak Lanud Hlm) 63
Berita Sertijab
Lanud Husein Sastranegara. Pangkoopsau I Marsda TNI Eddy Suyanto, S.T. menyerahkan tongkat komando kepada Komandan Lanud Husein Sastranegara yang baru Kolonel Pnb Asep Adang Supriyadi pada upacara serah terima jabatan komandan Lanud Husein Sastranegara, beberapa waktu lalu di Bandung. Kolonel Pnb Asep Adang Supriyadi menggantikan Kolonel Pnb Iman Sudrajat.* (Pentak Lanud Hsn)
Koopsau II. Pangkoopsau II Marsda TNI R. Agus Munandar menyerahkan duaja kepada Komandan Lanud Abdulrahman Saleh yang baru Kolonel Pnb Dwi Putranto pada upacara serah terima jabatan Danlanud Abdulrahman Saleh di Taxy Way Lanud Abd Saleh, Malang. Kolonel Pnb Dwi Putranto menggantikan Marsma TNI Ida Bagus Anom M., S.E. yang selanjutnya menjabat sebagai Kas Koopsau II Makassar; sedangkan pejabat baru sebelumnya menjabat sebagai Patun Seskoau.* (Pentak Lanud Abd Saleh)
Satudtani. Pangkoopsau I Marsda TNI Eddy Suyanto, S.T memimpin acara serah terima jabatan Komandan Satuan Udara Pertanian (Dansatudtani) dari Letkol Pnb Dirk Poltje Lengkey kepada penggantinya Letkol Pnb I Putu Gede, beberapa waktu lalu di Jakarta. Pejabat baru alumnus AAU tahun 1992 sebelumnya menjabat sebagai Pabandya Dukops Sops Koopsau I. Sedangkan Letkol Pnb Dirk Poltje Lengkey yang merupakan alumnus AAU tahun 1991 selanjutnya menjabat sebagai Pabandyaduklat Paban IV/Dukops Sopsau. Serah terima jabatan ditandai dengan pemasangan pangkat jabatan kepada pejabat baru oleh Pangkoopsau I.* (Pen Koopsau I) 64
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
Lanud Suryadarma. Jabatan Danlanud Suryadarma diserahterimakan dari Kolonel Pnb. Widiantoro, MBA kepada Kolonel Pnb Irwan Is Dungio, S.Sos dipimpin oleh Pangkoopsau I Marsda TNI Eddy Suyanto, ST bertempat di appron Skadron Udara 7 pertengahan Mei lalu. Kolonel Pnb Irwan Is. Dunggio. S.Sos. sebelumnya menjabat Danwing 4 Lanud Atang Senjadja. Selama memimpin Lanud Suryadarma, dari April 2009, Kolonel Pnb. Widiantoro banyak sekali kontribusinya tidak hanya untuk Lanud Suryadarma sendiri tetapi juga kepada Pemda Kabupaten Subang. Setelah upacara selesai Pangkoopsau I mengadakan salam komando bersama pejabat lama dan pejabat baru.* (Pentak Lanud Sdm)
Satrad 224 dan Satrad 225. Pangkosek Hanudnas II Marsma TNI John Dalas Sembiring melakukan salam komando dengan para pejabat lama dan pejabat baru Satrad 224 dan 225 usai memimpin upacara serah terima jabatan komandan kedua satuan awal April silam. Jabatan Dansatrad 224 Kwandang diserahterimakan dari Letkol Lek Agus Prijanto, ST kepada Mayor Lek Fuad dan jabatan Dansatrad 225 Tarakan dari Letkol Lek Hadi Siswoyo kepada Mayor Lek Aris Setianta.* (Pentak Kosek Hanudnas II)
Depohar 30. Dankoharmatau Marsda TNI Ferdinand AM melakukan salam komando dengan pejabat lama dan baru usai memimpin serah terima jabatan Dandepohar 30 dari Kolonel Tek Syahrul Effendi Lubis kepada Kolonel Tek Bebas Irianto, beberapa waktu lalu di Malang. Upacara sertijab dimeriahkan dengan atraksi barongsai oleh anggota Depohar 30 sendiri dilanjutkan acara passing out passing in.* (Pentak Abd Saleh) 65
Berita Sertijab Lanud Tanjung Pinang. Panglima Koopsau I Marsekal Muda TNI Eddy Suyanto, S.T memimpin upacara serahterima jabatan Komandan Lanud Tanjung Pinang dari Letnan Kolonel Pnb lr. R. Nandang Sukarna, M.Si, kepada Letnan Kolonel Pnb Andi M. Amran, yang sebelumnya menjabat sebagai Pamen Mabesau, awal Juli di Tanjung Pinang, Kepri. Upacara dihadiri para pejabat Koopsau I, Plt, Gubenur Kepri Drs.H M, Sani, Danlatamal IV Tanjung Pinang Laksamana Pertama TNI Djoko Teguh Wahojo, Kapolda Kepri Brigjen Pol Puji Hartanto, unsur Muspida Propinsi Kepri, Walikota Tanjung Pinang Hj. Suryati Amanan beserta unsur Muspida Kota Tanjung Pinang, Bupati Bintan Anshar Ahmad, beserta unsur Muspida Kabupaten Bintan. Usai serah terima jabatan Pangkoopsau I Marsda TNI Eddy Suyanto, S.T, melakukan salam komando dengan pejabat lama dan pejabat baru.* (Pentak Lanud Tpi)
Satrad 211 Tanjung Kait. Pangkosekhanudnas I Marsma TNI J.F.P Sitompul memimpin upacara serah terima jabatan Dansatrad 211 Tanjungkait dari Letkol Lek Rahmawan Hakim kepada pejabat baru Letkol Lek Hadi Siswoyono, di Tanjungkait, Tangerang, beberapa waktu lalu. Dalam sambutannya Pangkosekhanudnas I Marsma TNI J.F.P Sitompul mengatakan, Satrad 211 Tanjungkait harus memiliki tekad, kemauan dan komitmen yang kuat dengan meningkatkan profesionalitas dalam pengaturan operasional radar, pemeliharaan maupun perawatannya sehingga dapat mewujudkan penegakan hukum dan menjaga keamanan diwilayah udara yuridiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum internasional. Usai serah terima jabatan Panglima dan kedua pejabat melakukan salam komando.* (Pentak Kosekhanudnas I)
Kohanudnas. Jabatan Asren Kohanudnas dan Asops Kas Kohanudnas, diserahterimakan dari pejabat lama Kol. Tek. Winoto Hadi Prayitno kepada Kol. Pnb. Agus Munandar dan Kol. Pnb. Yuyu Sutisna kepada pejabat baru Kol. Pnb. Tatang Harlyansyah dalam upacara militer yang dipimpin langsung oleh Kas Kohanudnas Marsma TNI E. Adityawarman, S.IP mewakili Pangkohanudnas, bertempat di Aula Leo Wattimena Kohanudnas, Halim Perdanakusuma Jakarta, pertengahan April. Kolonel Tek Winoto Hadi Prayitno selanjutnya bertugas sebagai Pamen Sahli bidang Ekjah, sedangkan Kol Pnb Agus Munandar sebelumnya menjabat sebagai Dirjianstraops Seskoau dan Kol Pnb Yuyu Sutisna, akan melanjutkan pendidikan di Sesko TNI, sedangkan penggantinya Kolonel Pnb Tatang Harlyansyah sebelumnya menjabat Danwing 3 Lanud Iswahyudi Madiun. Dalam kesempatan tersebut Kas Kohanudnas Marsma TNI E. Adityawarman, S.IP, menyematkan tanda Jabatan Asops Kas Kohanudnas yang baru Kolonel Pnb Tatang Harlyansyah.* (Pen Kohanudnas) 66
Suara Angkasa Edisi Juli 2010 Lanud Merauke. Jabatan Komandan Lanud Merauke diserahterimakan dari Letkol Pnb Andi Kustoro kepada Letkol Nav Agus Priyanto dengan Irup Pangkoopsau II Marsma (Sek Marsda) TNI R. Agus Munandar, beberapa waktu lalu. Pejabat baru, Letkol Nav Agus Priyanto alumnus AAU tahun 1992 dan sebelumnya sebagai Kadisops Lanud Jayapura; sedangkan pejabat lama, Letkol Pnb Andi Kustoro alumnus AAU tahun 1990 menduduki jabatan barunya sebagai Kadisops Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar. Usai menyerahkan tongkat komando, Pangkoopsau II Marsma TNI R. Agus Munandar memberikan ucapan selamat kepada Letkol Nav Agus Priyanto.* (Pen Koopsau II)
Wingdiktekkal. Dankodikau Marsda TNI Daryatmo menyerahkan tongkat komando kepada Danwingdiktekkal yang baru pada acara serah terima jabatan Danwingdiktekkal dari Kolonel Tek Danardono SA., M.PP. kepada Kolonel Tek Amin Sulaksono, beberapa waktu lalu di Lanud Suryadarma, Kalijati. Pejabat baru Kolonel Tek Amin Sulaksono lulusan AAU tahun 1987, sebelumnya menjabat sebagai Kasubdisdikmatuklih Disdikau, sedangkan pejabat lama Kolonel Tek Danardono SA., M.PP adalah alumnus AAU tahun 1986 dipercaya pimpinan untuk menempati posisi baru sebagai Dosen Penuntun (Dostun) di Seskoau.* (Pentak Wingdiktekkal)
Skatek 022. Jabatan Danskatek 022 diserahterimakan dari dari Letkol Tek Semri Bija kepada Letkol Tek R.P. Buulolo di lapangan Skatek 022 Lanud Abd Saleh, beberapa waktu lalu. Upacara serah terima jabatan dipimpin oleh Danlanud Abd Saleh Marsma TNI Ida Bagus Anom M, SE ditandai dengan penandatanganan berita acara sertijab oleh pejabat lama dan yang menggantikan. Letkol Tek Rudolf Presley Buulolo sebelumnya menjabat sebagai Dansathar 31, Lanud Abd Saleh. Posisinya digantikan oleh Mayor Tek Sudi Andojo Bangkit. Skatek 022 merupakan satuan pemeliharaan tingkat sedang untuk pesawat-pesawat C-130 Hercules dan pesawat C-212 Cassa.* (Pentak Abd Saleh) 67
Berita Sertijab
Letkol Tek Herry P.S Simanjuntak Komandan Skatek 021 yang Baru D a n l a n u d H a l i m Marsma TNI Bagus Puruhito (Sek. Kas Koopsau I) bertindak selaku Irup pada serah terima jabatan Komandan Skadron Teknik 021 dari Letkol Tek I Nyoman Sumantha, S,E.,S.T. kepada penggantinya Letkol Tek Herry P.S. Simanjuntak, S.E., di Apron Hanggar Skadron Teknik 021 Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, awal April. Upacara Sertijab ditandai dengan penanggalan dan penyematan tanda jabatan oleh Irup dari pejabat lama kepada pejabat baru. Hadir menyaksikan serah terima jabatan tersebut Komandan Wing 1, para Kepala Dinas dan kepala Seksi jajaran Lanud Halim serta para undangan. Komandan Skadron Teknik 021 yang baru, Letkol Herry P.S. Simanjuntak, S.E alumnus AAU tahun 1990 sebelumnya menjabat sebagai Kadisbin Depohar 70, di Sulaiman, Bandung sedangkan Letkol Tek I Nyoman Sumantha, alumnus AAU tahun 1989, selanjutnya sebagai Kadis Rendalhar Depohar 10 Lanud Husein Sastranegara, Bandung. Pada kesem-patan tersebut Danlanud Halim Marsma TNI Bagus Puruhito menyerahkan tunggul satuan Skatek 021 kepada Danskatek 021 yang baru Letkol Tek Herry P.S. Simanjuntak, S.E.* (Pentak Lanud Hlm)
Skadron Udara 7. Bertempat di Apron Skadron Udara 7 Lanud Suryadarma, pada akhir April silam, Danlanud Suryadarma Kolonel Pnb Widiantoro, MBA memimpin serah terima jabatan Komandan Skadron Udara 7 dari Letkol Pnb Sri Duto Dhanisworo, S.AP,M.Si. kepada Letkol Pnb Daan Sulfi, S.Sos, M.Si. Letkol Pnb Sri Duto Dhanisworo, alumnus AAU tahun 1992, mendapatkan promosi jabatan sebagai Pabandya Renprolat Paban I Ren Sopsau sedangkan Letkol Daan Sulfi, alumnus AAU tahun 1993 sebelumnya menjabat sebagai Kadispers Lanud Suryadarma. Selesai upacara sertijab ketiga pejabat melakukan salam komando.* (Pentak Lanud Sdm)
Danyon 466 Paskhas. Komandan Wing II Paskhas Kolonel Psk T. Seto Purnomo, melantik Mayor Psk Drs.Sujatmiko alumnus Pa PK Angkatan Ke-2 tahun 1995 sebagai Komandan Batalyon 466 Paskhas menggantikan Letkol Psk Bambang Hariyono alumnus AAU tahun 1993, beberapa waktu lalu di Makassar. Pejabat lama selanjutnya menduduki jabatan sebagai Pabandyalitgas Sintel Korpaskhas, Bandung, sedangkan pejabat baru sebelumnya menjabat sebagai Kasikamhanlan Subdislan Disbangopsau, Jakarta.* (Pentak Lanud Sultan Hnd)
68
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
69
Berita Sertijab
Kolonel Pnb M. Nurullah Jabat Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Jabatan Komandan Lanud Halim Perdanakusuma diserahterimakan dari Marsma TNI Bagus Puruhito kepada Kolonel Pnb M. Nurullah, S.IP di Taxy Way Echo Lanud Halim Perdanakusuma, akhir Juni. Upacara serah terima jabatan dipimpin oleh Pangkoopsau I Marsda TNI Eddy Suyanto, ST. dihadiri para pejabat TNI/ Polri dan Muspida Provinsi DKI Jakarta. Marsma TNI Bagus Puruhito, lahir di Purwokerto 1962 adalah penerbang pesawat Boeing 737 yang menjabat Komandan Lanud Halim Perdanakusuma selama kurang lebih delapan bulan dan selanjutnya menempati jabatan baru sebagai Kepala Staf (Kas) Koopsau I; sedangkan Kolonel Pnb M. Nurullah, S.IP putra kelahiran Ngawi tahun 1959, adalah seorang penerbang pesawat C-130 Hercules sebelumnya menjabat sebagai Koorspri Kasau di Mabesau.* (Pentak Lanud Hlm)
Lanud Jayapura. Pangkoopsau II Marsma (Sek. Marsda) TNI R. Agus Munandar memasang pangkat jabatan kepada pejabat baru Komandan Lanud Jayapura Kolonel Pnb Andi Heru Wahyudi, pada upacara serah terima jabatan Danlanud Jayapura, beberapa waktu lalu di Jayapura. Kolonel Pnb Andi Heru Wahyudi (sebelumnya menjabat Kadisops Lanud Sultan Hasanuddin) menggantikan Kolonel Pnb Suwandi Miharja, MD, alumnus AAU tahun 1985, yang selanjutnya menempati jabatan barunya sebagai Komandan Sekkau.* (Pentak Lanud Jap)
Lanud Adi Soemarmo. Jabatan Komandan Lanud Adi Soemarmo diserahkanterimakan dari Kolonel Pnb Herry Irsal kepada Kolonel Pnb Hadi Tjahjanto, S.IP. di Solo, April silam. Upacara sertijab dipimpin oleh Dankodikau Marsda TNI Daryatmo, S.IP. Kolonel Pnb Herry Irsal selanjutnya menduduki jabatan sebagai Paban I/Ren Spersau, sedangkan Kolonel Pnb Hadi Tjahjanto, S.IP sebelumnya sebagai Pamen Disminpersau. Setelah upacara serah terima jabatan Dankodikau, bersama pejabat lama dan baru melakukan salam komando.* (Pentak Lanud Smo)
70
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
Kasum TNI. Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso memberikan ucapan selamat kepada Marsdya TNI Edy Harjoko sebagai Kasum yang baru menggantikan Laksdya TNI Y. Didik Heru Purnomo. Serah terima jabatan dilaksanakan pada pertengahan April di Mabes TNI, Cilangkap, dipimpin oleh Panglima TNI. Marsdya TNI Edy Harjoko adalah lulusan Akabri Udara tahun 1975. Beberapa jabatan yang pernah diemban sebelumnya diantaranya Kadispenau, Dankodikau, Asops Kasau dan terakhir Dansesko TNI. Laksdya TNI Y. Didik Heru Purnomo selanjutnya menjabat sebagai Kepala Pelaksana Harian Badan Koordinasi Keamanan Laut (Kalakhar Bakorkamla) Kemenko Polhukam.*
Marsda TNI Irawan Supomo Irjenau yang Baru Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP melantik Marsda TNI Irawan Supomo sebagai Irjenau menggantikan Marsda TNI Ir. K Inugroho di Mabesau Jakarta, awal Juli. Pejabat baru alumnus AAU tahun 1976, sebelumnya menjabat sebagai Pati Sahli Panglima TNI Bidang Ekkudag; sedangkan pejabat lama Marsda TNI Ir. K Inugroho alumnus AAU tahun 1975 memasuki masa purnabakti. Dalam sambutannya, Kasau menyatakan, terkait dengan tugas-tugas Inspektorat Jenderal TNI Angkatan Udara, maka fungsi pengawasan memiliki peran yang sangat penting dalam proses manajemen, termasuk manajemen militer. Kualitas pelaksanaan fungsi pengawasan akan ikut mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan tugas. Dengan pengawasan yang tepat, akan dapat dicegah dan dideteksi secara dini setiap gejala penyimpangan dan penurunan kinerja organisasi. “Sudah saatnya kita berani menerapkan reward and punishment secara konsekuen. Pemberian sanksi kepada mereka yang melakukan pelanggaran dan pemberian penghargaan kepada yang berprestasi”, tegas Kasau.* 71
Binprof
Mayor Pnb Budhi Achmadi,
Penerbang ketujuh Raih 2000 Jam P
restasi membanggakan kembali diukir salah seorang penerbang tempur Angkatan Udara, Mayor Pnb Budhi “Phantom” Achmadi dengan menuntas kan 2000 jam terbang pada pesawat tempur F-5 Tiger. Prestasi ini diraih ketika Komandan Skadron Udara 14 ini melaksanakan penerbangan air intercept di area south, awal Juni. Usai terbang dilaksanakan pemasangan badge 2000 jam terbang oleh Komandan Wing 3, Kolonel Pnb Andyawan, M.P., disaksikan para pejabat Lanud Iswahjudi dan para penerbang lainnya di shelter Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi. 72
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
Mayor Pnb Budhi “Phantom” Achmadi sejak kecil sudah bercita-cita menjadi penerbang tempur. Peraih 2000 jam terbang F-5 Tiger II ketujuh ini lulusan SMA Negeri Maospati (Smanti) tahun 1991 dan alumnus AAU tahun 1994. Menikah dengan Lulu Shelomenthi, S.E., telah dikaruniai dua buah hati Atiyyah Aura dan Kheisa Azradina. Komandan Wing 3, Kolonel Pnb Andyawan M.P., pada kesempatan tersebut mengatakan, dengan telah diraihnya 2000 jam terbang ini dapat dijadikan acuan bagi Mayor Pnb Budi Achmadi dalam mendarmabhaktikan diri kepada nusa dan bangsa, dan penerbang lainnya agar dapat meraih prestasi yang sama. Prestasi 2000 jam ini sangat membanggakan karena tak banyak penerbang tempur yang berhasil meraihnya. Selama 30 tahun pesawat F-5 Tiger mengabdi, tercatat baru tujuh orang yang berhasil meraih 2000 jam terbang yaitu Marsekal TNI (Pur) Joko Suyanto (Menkopolhukam), Marsdya TNI Erris Herryanto, Marsma TNI Ismono Wijayanto (Komandan Lanud Iswahjudi), Kolonel Pnb Bonar Hutagaol (Asop Koopsau II), Kolonel Pnb Yuyu Sutisna (Asops Kohanudnas), Kolonel Pnb Nanang Santoso (Komandan Lanud Pekanbaru) dan Mayor Pnb Budhi Achmadi (Komandan Skadron Udara 14).* (Pentak Lanud Iwj)
Kapten Pnb Ferrel “Venom” berhasih mencatatkan diri sebagai penerbang tempur pesawat F-5 yang telah meraih 1000 jam terbang. Prestasi ini diraih usai melaksanakan terbang formasi BFM di East Area, awal Juli. “Venom” lahir di Makassar 10 Juni 1978, lulus AAU tahun 2002, Sekbangau Angkatan ke68 tahun 2004. Venom beristrikan Ana Ari Sukristina dan dikaruniai sepasang putra putri Raphael Alphario dan Monica Evangelina.* 73
74
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
75
Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Dispenau) belum lama ini mengadakan outbound, “Outbound Media Dirgantara 2010” di Skadik 204 Lanud Sulaiman Bandung, dengan para wartawan berbagai media cetak dan elektronik ibukota. Acara ini sebagai salah satu upaya untuk mempererat tali silaturahmi dengan media massa/ awak media yang juga merupakan partner kerja Dispenau. “Kegiatan ini hendaknya diartikan sebagai pengetahuan bila sewaktu-waktu wartawan harus meliput di daerah konflik, “ujar Kadispenau Marsma TNI Bambang Samoedro, S.Sos, seorang jurnalis tentunya harus siap
76
ditempatkan dalam segala situasi dan kondisi, di pedesaan atau perkotaan, dalam situasi konflik atau tidak. Selama tiga hari, para awak media tersebut dilatih dan ditempa secara militer agar siap “bertempur” di segala kondisi. Outbound Media Dirgantara dipimpin oleh Kadispenau Marsma TNI Bambang Samoedra dan ikuti oleh 31 peserta. Kegiatan ini diawali dengan orientasi medan serta pembekalan dari Kadispenau. Materi pertama yang diberikan ke para peserta yaitu pengenalan senjata laras panjang SS-01. Pengenalan ini agar para peserta mengetahui jenis-jenis senjata yang digunakan TNI dan mengerti
bagaimana cara menggunakannya mulai dari mengisi peluru pada magasen sampai mengosongkan senjata. Malam harinya, para peserta yang sedang beristirahat dikejutkan dengan rentetan tembakan dari arah luar tenda. Setelah seluruh peserta berkumpul, para pelatih outbound “Media Dirgantara 2010” membawa peserta ke suatu tempat yang dikelilingi pepohonan rimbun dan area perkebunan. Para peserta dibagi dalam enam kelompok dan masingmasing kelompok diberi satu papan yang berisi pesan. Salah seorang pelatih menginstruksikan setiap anggota kelompok harus menghafal seluruh
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
isi pesan dalam papan tersebut secara utuh dan lengkap hingga titik dan komanya. Setelah itu, satu per satu peserta disuruh berjalan memasuki area perkebunan dan semak yang sepi dan cukup mencekam. Ada beberapa pos yang telah disediakan, dan seluruh peserta harus menjawab pertanyaan di setiap pos tersebut Pos pertama, peserta menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan panca indera, kemudian tentang peta, kompas, dan senjata. Bagian yang cukup mendebarkan adalah saat melewati kuburan, lengkap dengan “pocong” yang tergantung dan patung manusia tanpa kepala. Situasi dan kondisi dibuat
sedemikian rupa untuk menguji nyali seluruh peserta dan melatih daya konsentrasi Di tengah ketakutan dan harus berpikir saat menjawab pertanyaan di setiap pos, para peserta tetap tidak boleh melupakan pesan rahasia yang harus disampaikan di pos paling akhir. Begitulah latihan caraka malam. Pada hari kedua para peserta diberikan materi yang menguji mental dan fisik dengan melakukan halang rintang berupa peluncuran, lompat terjun parasut, panjat tali dan penyebrangan satu tali serta refling dari tower. Setelah itu menyusuri areal Pangkalan Udara Sulaeman menuju ke area penyebrangan basah
yang kemudian dilanjut dengan materi mengayuh, dan membalikan perahu seolah-olah untuk menghindari serangan musuh dari udara. Materi terakhir saat malam hari hingga fajar menyingsing, peserta melaksanakan latihan berganda bersama para siswa prajurit Paskhas di Skadik 204, untuk menggembleng ketahanan fisik dan mental sehingga memiliki dasar-dasar ilmu yang berkaitan dengan pasukan. Seluruh rangkaian latihan ditutup oleh Danlanud Sulaiman Kolonel Pnb Gutomo S.I.P.*
77
78
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
79
Binprof
Dosen AAU Raih Doktor Bidang Teknik Elektro dan Informatika ITB
dengan Predikat Cumlaude
L
etkol Lek. Arwin D.W. Sumari, S.T., M.T., Dosen Departemen Elektronika AAU berhasil meraih gelar doktor (Dr.) bidang Teknik Elektro dan Informatika dengan yudisium cumlaude pada Sidang Promosi Doktor tanggal 8 Juli 2010 di Sekolah Pascasarjana Institut Teknologi Bandung. Arwin mempertahankan penelitian disertasinya yang
berjudul “Sistem BerpengetahuanTumbuh: Satu Persfektif Baru Dalam Kecerdasan Tiruan” dengan sangat baik dihadapan para promotor/penguji: Prof.Dr.Ir. Adang Suwandi Ahmad, Dr.Ir. Aciek Ida Wuryandari, M.T. dan Dr.Ir. Jaka Sembiring, M.Eng, dan para penyanggah yang terdiri dari Prof.Dr.Ir. Kuspriyanto, Dr.Ir. Husni S. Sastramihardja, dan Prof.Dr.Ir. Lanny Pandjaitan dari Universitas Katolik Atmajaya Jakarta. Dalam disertasinya Arwin memperkenalkan sebuah sistem
80
berbasis agen kognitif baru yang mengemulasikan cara manusia berpikir, yakni, satu proses penumbuhan pengetahuan baru dengan cara m e m fusikan/mengombinasikan informasi terekstraksi yang dipersepsikan oleh sensor-sensornya. Sistem yang disebut sistem berpengetahuantumbuh tersebut didefinisikan sebagai satu sistem yang mampu menumbuhkan pengetahuan seiring dengan bertambahnya informasi yang ia terima dan s e i r i n g berjalannya w a k t u . Mekanisme penumbuhan pengetahuan a d a l a h karakteristik u t a m a kecerdasannya, dan dilakukan melalui metoda fusi penginferensianinformasi baru bernama Observasi Multiwaktu Arwin-Adang-AciekSembiring (OMA3S). Metoda ini dibangun dari fusi pendekatan ilmu psikologi, ilmu matematika, serta teknik elektro dan informatika. Sistem divalidasi menggunakan dua macam basis data. Basis data pertama adalah basis data Olah Yudha untuk perencanaan dan pelaksanaan Operasi Militer, dan basis data kedua adalah Sistem Regulatori Genetika (SRG) dari saccaromyches cerreviseae yeast25 untuk memperoleh pengetahuan
mengenai keekspresifan gen-gen tunggal dan tingkah laku semua gen pada satu selang waktu interaksi tertentu. Menurut Dekan Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB, Prof.Dr.Ir. Adang Suwandi Ahmad, Arwin adalah mahasiswa Program Jalur Cepat (fast-track) Doktor pertama di ITB dan berhasil menyelesaikan Program Magister-Doktor yang umumnya diselesaikan dalam 10 semester hanya dalam waktu 7 semester. Selama menyelesaikan Program Doktor, Arwin telah mempublikasikan 70 makalah ilmiah terkait penelitian disertasinya. Duapuluh tujuh makalah dipublikasikan dalam buku ilmiah, jurnal dan prosiding internasional dan diantaranya ada yang memperoleh predikat “Best Paper”, sedangkan 43 makalah ilmiah dipublikasikan dalam publikasi nasional. Dengan yudisium tersebut, Arwin berhasil mencetak hat trick karena pada pendidikan Sarjana (1996) dan Magister (2008) di ITB, ia juga berhasil meraih yudisium cumlaude. Sidang promosi doktor juga dihadiri oleh Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI AU (Seskoau) Marsda TNI Ignatius Basuki, Wakil Gubernur AAU Marsma TNI Edy Sunarwondo, perwakilan dari Staf Personel Kasau, Dinas Komunikasi dan Elektronika TNI AU, Dinas Pendidikan TNI AU, Dinas Informasi dan Pengolahan Data TNI AU, Rektor Universitas Suryadharma, Rektor Universitas Nurtanio, para Perwira Siswa S-2 dan S-1 ITB dan dosen-dosen dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.*
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
Silaturahmi Mantan Kasau. Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, S.I.P, menerima kunjungan Mantan Kasau Marsekal TNI (Pur) Sukardi di Mabesau, akhir Juni lalu. Pada kunjungannya ini Marsekal TNI (Pur) Sukardi menyerahkan buku, “Saatnya Berbagi Pengalaman dan Rasa” karya beliau sendiri yang dikerjakan selama dua tahun. Buku ini berisi perjalanan penulis dari mulai kampung halamannya hingga bergabung dengan AURI dan menjadi Kasau serta tugas-tugas setelah purna bakti. Kasau sangat kagum kepada Kasau ketujuh ini (1982-1986), karena pada usia 79 tahun masih tampak gagah dan sehat, bahkan masih sempat menulis dan membuat buku. Kasau berharap buku ini menjadi inspirasi bagi para perwira muda karena isinya yang sarat pengalaman dengan operasi udara pada masa-masa perjuangan. Buku yang sama diserahkan juga kepada Kadispenau, Marsma TNI Bambang Samoedro, S.Sos.* 81
Tamu Kasau
Kasau dan Pemimpin Angkatan Udara Negara Sahabat Dalam pertemuannya Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP., dengan Panglima No.1 Divisyen Udara TUDM Mayjen Dato’ Roslan bin Saad membahas kerja sama kedua Angkatan Udara khususnya Koopsau I yang membawahi wilayah Barat Indonesia, dalam Operasi Pengamanan di Selat Malaka, Latihan Udara bersama, pelatihan personel serta pertukaran kunjungan antar perwira (exchange visit programme). Dalam pertemuannya Kasau didampingi Asops Kasau Marsda TNI Panji Utama Iskaq, Aspers Kasau Marsda TNI Rodi Suprasodjo, Pangkoopsau I Marsda TNI Eddy Suyanto, ST, Aspam Kasau Marsma TNI Gunpanadi dan Kadispenau Marsma TNI Bambang Samoedro, S.Sos. Sedangkan Panglima No.1 Divisyen Udara TUDM didampingi Athan Malaysia di Jakarta Kolonel Anwar Rizaludin, Chief of Staf Engine Log Suppot Kolonel Razali bin Abdul Gani dan Co. 15 Squadron Letkol Roslan Harun.*
Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP., menerima kunjungan Panglima No.1 Divisyen Udara, Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) Mayor Jenderal Dato’ Roslan bin Saad di Mabesau Cilangkap.
Kasau Terima Athan Swiss. Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP., menerima Kunjungan Atase Pertahanan (Athan) Swiss Colonel GS Rolf Odermatt di Mabesau Cilangkap, Jakarta Timur, akhir Mei lalu. Kunjungan tersebut bertujuan untuk memperkenalkan diri dan kemungkinan menjalin kerjasama antara kedua negara khususnya di bidang Alutsista yang diproduksi negara Swiss. Dalam kesempatan tersebut Kasau didampingi Aspam Kasau Marsma (Sek Marsda) TNI Gunpanadi, Kadispenau Marsma TNI Bambang Samoedro, S.Sos dan Paban IV Hublu Kolonel Pnb Andjar Sungkowo.* 82
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, S.I.P menerima kunjungan kehormatan Chief of Air Force (CAF) Royal Australia Air Force (RAAF) Air Marshal Mark Binskin, AM di Mabesau Cilangkap, Jakarta Timur awal Juni. Kunjungan tersebut dimaksudkan sebagai kunjungan balasan serta untuk mempererat hubungan kerjasama antara kedua Angkatan Udara. Dalam kunjungan tersebut, Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, S.I.P didampingi oleh Wakasau Marsdya TNI Sukirno, Asrena Kasau Marsda Erry Biatmoko, Asops Kasau Marsda TNI Pandji Utama, Koorsahli Kasau Marsda TNI Joseph Rasiman, Aslog Kasau Marsda TNI Imam Wahyudi dan Aspam Kasau Marsda TNI Gunpanadi. Air Marshal Mark Binskin, pada kesempatan itu menerima jajar kehormatan dari satuan pengawal, protokoler dan Wara.*
83
Kuker Kasau
Kuker Kasau 2010 Rencana Pembangunan Pos Angkatan Udara dan Sarana Radar
K
as au M ars ek al T NI Im am S u faat ,S.I.P b eb erap a a s i s t e n , dan Ketua Umum PIA Ardhya Garini Ny. Maya Imam Sufaat, beserta rombongan mengadakan kunjungan kerja ke wilayah timur, selama empat hari, pada pertengahan Mei. Kunjungan pertama ke wilayah Lanud Eltari, tepatnya Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur. Kasau beserta Ibu dan rombongan menggunakan pesawat C-130 Hercules mendarat di bandara Tambolaka dan disambut oleh Danlanud Eltari Letkol Pnb Joko Sugeng Sriyanto beserta Ny Dian Joko Sugeng, Bupati Sumba Barat Daya dr Cornelius Kodi beserta istri, wakil bupati, Ketua DPRD, muspida, dan pejabat lainnya. Kasau merasa sangat perlu meninjau wilayah ini, karena sesuai rencana di wilayah ini akan dibangun pos Angkatan Udara dan satuan radar untuk meningkatkan ketahanan wilayah udara Indonesia Timur. Menurut Kasau, Pulau Sumba merupakan wilayah strategis untuk pengamanan udara. Sebab itulah TNI AU dan Kemenhan merencanakan pembangunan pos serta radar di sana. Pada kesempatan itu, Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, S.I.P dinobatkan sebagai Panglima Perang Adat sekaligus sebagai tetua adat masyarakat setempat oleh ketua adat. Kasau mendapat gelar Rato Lere, Rato berarti raja dan Lere berarti terbang, sehingga maknanya adalah raja masyarakat Sumba Barat Daya yang bisa terbang. Penobatan ini sebagai bentuk penghormatan dan kebanggaan Masyarakat Sumba Barat Daya terhadap Kasau yang telah melaksanakan kunjungan kerja ke daerah tersebut. Sebagai tokoh adat Sumba, Kasau menerima seekor kuda jantan sebagai tunggangan sebagaimana dilakukan oleh tokoh adat lainnya.
84
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
Dari Tambolaka, Kasau dan rombongan melanjutkan perjalanan ke Lanud Pattimura, Ambon kemudian menuju Lanud Manuhua, Biak. Hari kedua dari Biak bertolak ke Lanud Jayapura, terus ke Merauke dan Lanud Timika. Hari ketiga, tujuan ke Lanud Morotai dan Lanud Sam Ratulangi. Hari keempat dari Lanud Samratulangi menuju Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar. Kepada seluruh perwira Kasau menekankan kembali pentingnya road to zero accident bagi seluruh prajurit Angkatan Udara, baik yang terlibat langsung; maupun tidak langsung membudayakan cek dan recek atas segala hal untuk mencapai hasil yang maksimal; terus dan tidak bosan belajar meskipun sedang berdinas di daerah dan selalu siap melaksanakan operasi/tuga-tugas yang diberikan dalam bentuk apapun dengan segala keterbatasan yang ada. Kasau juga berharap kepada Komandan Satuan untuk melaksanakan pembinaan personel secara menyeluruh bagi semua personel baik perwira, bintara, tamtama ataupun Pegawai Negeri Sipil.
85
Kuker Kasau
Setelah beberapa waktu lalu melaksanakan Kuker ke wilayah Timur, awal Juni Kasau kembali mengadakan Kuker ke wilayah Barat. Kunjungan diawali di Lanud Pekanbaru. Kedatangan Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, S.I.P dan rombongan di Lanud Pekanbaru ini menggunakan pesawat VIP jenis Fokker 28 milik TNI AU dan disambut langsung oleh Danlanud Pekanbaru, Kolonel Pnb Nanang Santoso dengan diiringi kesenian Kompang yaitu kesenian khas propinsi Riau untuk penyambutan terhadap tamu kebesaran. Turut hadir menyambut kedatangan orang nomor satu di jajaran Angkatan Udara ini adalah Wakil Gubernur Riau, H. Raja Bambang Mit dan seluruh unsur Muspida tingkat I propinsi Riau. Dalam kunjungan kerja selama dua hari tersebut, Kasau mengunjungi beberapa satuan yang ada di jajaran Lanud Pekanbaru, meliputi, Skadron Udara 12, Skatek 045, Batalyon 462 Paskhas, Rumah Sakit dan meresmikan beroperasinya radio Dirgantara FM 107,5 FM Lanud Pekanbaru. Kasau mengawali dengan siaran perdana di
86
studio yang bertempat di kantor Senkom Lanud Pekanbaru sekaligus penandatanganan prasasti. Pada siaran perdana ini Kasau menyampaikan, peran utama radio Dirgantara FM ini disamping sebagai radionya kawula muda yang menyajikan informasi dan hiburan, juga berperan dalam upaya memupuk rasa cinta tanah air dan semangat rela berkorban bagi keutuhan NKRI. Dari Lanud Pekanbaru Kasau melanjutkan kunjungan kerja ke Lanud Ranai kemudian ke Lanud Supadio. Turut mendampingi Kasau pada kunjungan kerja ini adalah Irjenau MarsdaTNI Ir. K. Inugroho, Asops Kasau Marsda TNI Pandji Utama, Aspers Kasau Marsda TNI Rodi Suprasodjo, Dankodikau Marsda TNI Daryatmo, Pangkoopsau I Marsda TNI Eddy Suyanto, ST, Kadisfaskon Marsma TNI Mulyono, Kadisada Marma TNI Anggoro, Kadiskomlek Marsma TNI Bambang Tidjojono, Kadispen Marsma TNI Bambang Samoedro, S.Sos, Dankorpaskhas Marsma TNI Harry Budiono, Kadisaero Marsma TNI Bambang Purwadi, dan Kolonel Nav Subarno.*
Suara Angkasa Edisi Juli 2010
INDUK KOPERASI TNI ANGKATAN UDARA (INKOPAU – PUKADARA) Didirikan sebagai badan hukum nomor: 8161.a/12-67 tanggal 31 Desember 1987 dan Pengesahan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor: 04/PAD/M.I/IV/1997 tanggal 30 Juni 1997 Alamat: Jl. Raya Pasar Minggu Komplek TNI AU Triloka Blok A No. 9B Pancoran Jakarta Selatan 12780 Telp. 021-799 0486, 799 0491 Fax. 021-794 3989 Website: www.inkopau.com E-mail:
[email protected] Bidang usaha yang dikerjakan : •
Konstruksi: Pembangunan Perumahan dan Perkantoran
•
Aviasi: Pengadaan Suku Cadang Pesawat, Perbaikan Engine Pesawat berbagai tipe, Senjata Udara/Darat, Peralatan Elektronika BMP dan Sarana Bantuan
•
Pabrik Sepatu: Memproduksi Sepatu Militer maupun Sipil
•
Jasa Perkantoran dan Perkulakan: Menyewakan Perkantoran dan Jasa Perhotelan
•
Perdagangan Umum: Mengadakan Perlengkapan Militer, Awak Pesawat, Satpam dan Sembako
• Dan lain-lain 87
88