Seminar Nasionat Peternakan dan Veleriner 2000
STUDI PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI USAHA AYAM BURAS BERDASARKAN GENDER DI KABUPATEN BONDOWOSO DAN PACITAN, JAWA TIMUR LUKMAN AFFANDHY, D . PAMUNGKAs, dan D.E . WAHYONO
lnstalasi Penelitian dan Pengkojian Teknologi Pertanian Grati, Pasuruan ABSTRA K Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan produktivitas ayam buras dan efisiensi atau penambahan usaha ayam buras antara kelompok ternak ayam buras Wanita dan Pria di kabupaten Bondowoso dan Pacitan Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan pemilik ayam buras anggota Proyek Pertanian Rakyat Terpadu (P2RT) dan atau anggota Proyek UPSUS Gema Proteina Hewani 2001 sejak bulan Agustus 1999 sampai dengan Pebruari 2000 . Pada masing-masing kabupaten sebanyak 30 kepala keluarga/KK dibagi dalam dua kelompok perlakuan, yaitu, anggota kelompok 'rernak Wanita/KTW dan anggota kelompot ternak Pria/KTP . Sebagai ulangan adalah jumlah peternak . Komponen teknologi yang diterapkan adalah sama dan mengacu pada participatory rural appraisal (PRA) . Date yang diamati berupa perkembangan populasi ayam, produksi telur (hen dayproductionlHDP), konversi pakan, biaya pengeluaran (penyusutan, produksi dan tenaga kerja) dan penyemaan (hasil jual telur dan ayam serta konsumsi sendiri) serta tingkat respon adopsi teknologi. Analisa data menggunakan Uji beda rata-rata antara KTP dengan KTW. Analisa ekonomi dan respon adopsi teknologi disajikan secara diskriptif Pertambahan populasi ayam buras umur muda pada anggota kelompok ternak Pria lebih tinggi dibandingkan kelompok ternak Wanita di masing-masing kabupaten Bondowoso dan Pacitan, namun pertambahan populasi ayam induk menunjukkan bahwa anggota kelompok ternak wanita lebih tinggi daripada kelompok ternak Pria . Rata-rata produksi telur serlama enam bulan, dan konversi pakan pada anggota kelompok ternak Wanita lebih tinggi dibandingkan pada kelompok ternak Pria di kabupaten Pacitan. Sedangkan di kabupaten Bondowoso pada masing-masing kelompok perlakuan tidak berbeda nyata. Analisa usaha pemeliharaan ternak ayam buras pada jumlah pemilikan 15-25 ekor induk ayam pada anggota KTW di Pacitan menghasilkan keuntungan lebih tinggi (Rp 458.000 ,- per enam bulan) daripada keuntungan pada KTP (Rp 71 .000, per enam bulan) dengan B/C rasio masing-masing adalah 2,1 (KTW) dan 1,3 (KTP). Hasil pengamatan respon adopsi teknologi menunjukkan bahwa anggota KTWmengadopsi teknologi lebih tinggi daripada KTP pada kedua kabupaten . Disimpulkan bahwa produktivitas dan nilai tambah usaha ayam buras pada KTW di desa Piton Pacitan lebih baik dan menguntungkan. sedangkan di kabupaten Bondowoso antara kelompok ternak tidak berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas ayam buras, namun secara ekonomis menguntungkan KTP. Kata kunci: Ayam Buras, produktivitas, efisiensi, gender PENDAHULUAN Produktivitas dan efisiensi usaha ayam buras, khususnya pada sentra-sentra produksi petetnakan ayam buras di Jawa Timur tidak hanya tergantung pada penyediaan sapronak, teknologi tepat guna, penanganan pasca panen dan pemasaran hasil, tetapi tergantung juga pada keaktifan organisasi kelompok dan peranan anggota keluarga kelompok ternak diantaranya antara anggota kelompok ternak Pria dan Wanita . Kesejahteraan peternak dan peningkatan produktivitas ternak pada suatu kelompok tani dipengaruhi oleh kemandirian kelompok tani, disamping variabel sosial budaya masyarakat, hukum, agama dan agroekologi (LESTASRI, 1997 ; PRIYAN -rI et at ., 1997). Beberapa peneliti (SAHARI et al., 1991 ; RATNAWATI et al ., 1998 ; WAHYUNI, 1998 ; SOEMARSONO et al., 2000) melaporkan bahwa istri ikut perperan aktif dalam kegiatan pemeliharaan dan perawatan temak maupun kegiatan tani lainnya. 435
Seminar Nasional Peternakan dan l'eteriner 2000
Diantara anggota kelompok ayam buras yang anggotanya terdiri dari wanita dan aktif mengikuti kegiatan kelompok adalah kelompok ternak ayam buras Tani Indah (desa Keras kecamatan Diwek) dan kelompok Cendrawasih (desa Blimbing kecamatan Kesamben) kabupaten Jombang (GUNAWAN et al., 1998 ; ZAINUDDIN et al., 1999). Tetapi banyak juga kelompok ternak ayam buras anggotanya terdiri dari kelompok pria dan cukup berhasil terutama dalam pemasaran ayam dan ymg telur dan organisasi kelembagaan, khususnya pada kelompok ternak ayam buras wilayah kabupaten Tulung Agung, Blitar dan Kediri, bahkan pendapat SOEMARSONO et al. (2000) menyatakan bahaa wanita dipedesaan sebagai mitra kerja dengan tenaga kerja pria. Efisiensi usaha dnn produktivitas ayam buras perlu diketahui dan dibedakan antara peranan anggota kelompok pria dnn wanita pada usaha ternak ayam buras pada sentra-sentra produksi peternakan ayam buras di Jawa Timur. Di jawa Timur ayam buras merupakan komoditas unggulan dan disenangi konsumen dengan populasi ayam pada tahun 1998 mencapai 39 juta ekor (ANONIMUS, 1998). Namun walaupun demikian masyarakat petani sudah membentuk kelompok ternak ayam burns, usaha ayam buras masih dibudidayakan secara tradisional, yaitu jumlah pemilikannya reladf kecil atau hanya sebagai usaha sambilan dengan pakan seadanya tanpa program vaksinasi sehingga produktivitasnya rendah (ANONIMUS, 1995, PRIATNA et al., 1994). Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan produktivitas ayam buras dan efisiensi atau penambahan usaha ayam buras antara anggota kelompok ternak ayam buras wanita dan pria di kabupaten Bondowoso dan Pacitan Jawa Timur. MATERI DAN METODE Penelitian ini mengobservasi pemilik ayam buras anggota Proyek Pertanian Rakyat Terpadu (P2RT) dan atnu anggota Proyek UPSUS Gema Proteina Hewani 2001 di kabupaten Bondowoso dan Pacitan, sejak bulan Agustus 1999 sampai dengan Pebruari 2000. Jumlah materi yang digunakan pada masing-masing kabupaten adalah sebanyak 30 responden/kepala keluarga/KK yang dibagi kedalam dua kelompok perlakuan, yaitu, Perlakuan I anggota kelompok ternak Pria (KTP) dan (Perlakuan 11) anggotn Kelompok Ternak Wanita (KTW) dan sebagai ulangan adalah jumlah peternak. Penelitian ini pada prinsipnya membandingkan produktivitas ayam buras dan pendapatan usaha ayam buras antara anggota KTP dan KTW di desa Piton kecamatan Punung (15 KK/kelompok ternak Cendelaras) dnn desa Donorojo kecamatan Donorojo (15 KK/kelompok ternak Ngudiboga), kabupaten Pncitan ; sedangkan di kabupaten Bondowoso adalah desa Sukowono (15 KK/kelompok ternak Srikandi) dan Mengok (15 KK/kelompok ternak Rancang Kencono), kecamatan Pujer. Ketinggian lokasi penelitian di kecamatan Pujer kabupaten Bondowoso adalah 564 m dpl. dengan 40% berlahan kering, sedang ketinggian lokasi penelitian di kecamatan Punung dan Donorojo kabupaten Pncitan adalah 300-400 m dnri permukaan laut dengan 70% adalah lahan kering . Organisasi kelembagaan kelompok dan kQmponen teknologi yang diterapkan pada masingmasing perlakuan dan lokasi disetiap lokasi penelitian adalah sama, yaitu (1) bibit ayam buras yang berasal dari bantuan P2RT dan Tulung Agung/Blitar, yaitu ayam kampung dan persilangan arab(2) kandang sistem litter/ren dan battery, (3) bnhan fonnula/konsentrat berasal dari bahan pakan lokal yang mudah didapat di lokasi penelitian (4) pengendnlian penyakit dengan vaksinasi ND secara berkala, (5) Pemnsaran dan kelembagaan diatur sesuai kesepakatan kelompok peternak. Data yang diamati berupa perkembangan populasi ayam, produksi telur (hen day productionlHDP), konversi pakan, biaya pengeluaran (penyusutan, produksi dan tenaga kerja) dan 436
Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 2000
biaya penerimaan (hasil jualan telur dan ayam serta konsumsi sendiri) serta tingkat respon adopsi teknologi dengan nilai skoring penerapan teknologi anjuran 0-4, yaitu 0 (tidak menerapkan), 1 (menerapkan sebagaian kecil), 2 (menerapkan setengahnya), 3 (menerapkan sebagian besar) dan 4 (menerapkan semua teknologi anjuran) . Analisa data menggunakan uji beda rata-rata antara anggota kelompok ternak pria (KTP) dengan kelompok peternak wanita (KTW) . Analisa ekonomi (usaha ternak ayam buras) menggunakan B/C ratio dan input-output serta respon adopsi teknologi secara diskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Populasi Perkembangan populasi ayam buras antara anggota kelompok ternak ayam buras Pria dan Wanita pada masing-masing lokasi penelitian di kabupaten Bondowoso dan Pacitan disajikan pada Tabel 1 . Pertambahan populasi ayam buras tunur muda pada anggota KTP lebih tinggi dibandingkan KTW di masing-masing kabupaten Bondowoso dan Pacitan, narnun pertambahan populasi ayam induk menunjukkan bahwa anggota KTW lebih tinggi daripada KTP (Tabel 1). Keadaan yang demikian menunjukkan bahwa pada KTW, walaupun jumlah awal ayamnya kecil namun berkat keseriusan dalam perawatan selama pemeliharaan yang pada akhirnya meningkatkan populasi induk . Dengan demikian anggota KTW lebih potensial memelihara anak ayam hingga ayam dewasa, hal ini sesuai dengan pendapat beberapa peneliti (SAHARI et al., 1991 ; RATNAWATI et al., 1998; WAHYUNI, 1998). Tabel 1. Perkembangan populasi ayam buras bulan Agustus 1999 hingga Pebruari 2000 pada masing-masing kelompok perlakuan di kabupaten Bondowoso dan Pacitan Lokasi penelitian Bondowoso KTW KTP
Pacitan
KTW KTP
Keterangan:
0-2 bulan
Jumlah ayam berdasarkan umur (ekor) 2-5 bulan Induk Awal - Akhir PN Awal - Akhir PN
Jantan Awal- Akhir
Awal-Akhir
PN
205 445
255 728
+50
177
203
+283
263
343
388 282
429 200
+41 -81
225
455
116
421
KTW = anggota kelompok temak wanita KTP = anggota kelompok temak pria PN = penambahan populasi
+26 +80
254 279
+200 +305
245 166
448
+194
45
390
+111
52
294
+49
48
180
+14
52
PN
66 77
+21 +25
66 22
+18 -30
Produksi telur dan konversi pakan Rata-rata produksi telur dan konversi pakan ayam buras pada anggota KTW dan KTP di kabupaten Bondowoso dan Pacitan disajikan di dalam Tabel 2.
437
SeminarNosional Peternakan don veteriner 2000
Tabel 2. Rata-rata produksi telur dan konversi pakan ayam buras pada anggota kelompok temak wanita dm pria di Kabupaten Bondowoso dan Pacitan Paramter Bondowoso
-Produksi telur (butir/ ekor/6 bulan) -HDP (%) -Konversi pakan (kg/butir) Pacitan
Produksi telur (butir/ekor/6 bulsn) HDP (%) Konversi pakan (kg/butir) Keterangan :
Anggota kelompok temak Wanita Pria
SE
P
85 a 45 a 0,17 a
69 a 39a 0,16 a
14 7 0,06
0,5437 0,0206 0,5564
83 b 47 b 0.16 a
53 a 29 a 0,31 b
15 7 0,09
0,0001 0,0001 0,0001
Notasi hurufyang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata KTW - anggota kelompok petemak wanita KTP - anggota kelompok petemak pria SE = Standart Error; P= ProbabiliolPel uang
Rata-rata produksi telur serlama enam bulan, HDP dan konversi pakan pada anggota KTW lebih tinggi (P=0,0001) dibandingkan pada anggota KTP di kabupaten Pacitan . Sedangkan di kabupaten Bondowoso pada masing-masing anggota kelompok perlakuan tidak berbeda nyata (Tabel 2). Tingginya produksi telur pada anggota KTW di desa Piton kabupaten Pacitan dikarenakan anggotanya proaktif dan mengikuti anjuran teknologi yang diberikan oleh petugas dan atau dinas terkait diantaranya dipelihara secara intensif dan menjaga sanitasi kesehatan ; sedangkan pada anggota KTP di desa Donorojo kabupaten Pacitan kurang aktif dan psda musim kemarau banyak orang laki-laki urbanisasi keluar kota untuk mencari pekerjaan dan musim hujan pergi ke ladang sehingga ternak ayam kurang perhatian dsn tidak terawat menyebabkan ayam menjadi stres yang akhirnya menurunkan produksi telur (AFF .a\DHY et al., 1998; GUNAWAN et al., 1998) . Sedangkan produksi telur ayam buras pada anggota KTP dan KTW di kabupaten Bondowoso menunjukkan nilai yang sama, hal ini dikarenakan kedua anggota kelompok ternak tersebut memelihara secara intensif, yaitu ternak secara dibandangkan dalam kandang Was dan berpagar yang dilengkapi dengan kandang panggung dengan pakan sesuai kebutuhan dan vaksinasi secara teratur. Pola intensif tersebut pada KTW di Pscitan atau KTP dan KTW di kabupaten Bondowoso sama dengan yang dilaporkan beberapa peneliti (AFFANDHY et al ., 1994 ; SASTRODIHARDJO et al., 1997) menyatakan bahwa sistem pemeliharaan secara intensif pada ayam buras selama masa produksi menunjukan produksi telur lebih tinggi daripada pola semi intensif maupun ektensif. Analisa usaha Perhitungan ekonomi pada kelompok temak ayam buras antara anggota KTW dsn KTP pada masing-masing kabupaten Bondowoso dan Pscitan dicantumkan di dalam Tabel 3. Analisa usaha ternak ayam buras pada jumlah pemilikan 15-25 ekor induk ayam untuk anggota KTW di Pscitan menghasilkan keuntuingan lebih tinggi (Rp 458.000 -per enam bulan) daripada keuntungan pada anggota KTP (Rp 71 .000,- per enam bulan) dengan B/C rasio adalah 2,1 (KTW) dan 1,3 (KTP) (Tabel 3). Sedangkan tingkat keuntungan usaha ayam buras di kabupaten Bondowoso 438
Seminar Nasional Pelernakan dan Veteriner 1000
untuk anggota KTP lebih tinggi (Rp 353 .000,- per enam bulan) daripada anggota KTW (RP 223 .000,- per enam bulan), tetapi B/C rasio tampak lebih tinggi pada anggota KTW .(2) daripada KTP (1,7) . Tingginya nilai keuntungan pada anggota TKW pada kelompok ternak ayam buras desa piton, Kabupaten Pacitan disebabkan produksi telur (Tabel 2) clan hasil jualan ayarn lebih besar serta proaktifnya anggota kelompok. Aktifitas penampungan dsn pemasaran telur, dilakukan oleh seksi produksi dan seksi pemasaran di Desa Piton (Pacitan) kelompok cindelaras telah aktif menjalin kemitraan dengan koperasi Tri Daya desa Kendal untuk memasarkan telur konsumsi setiap hari Sabtu anggota menerima uang hasil penjualan telur tersebut dapat diganti dengan pakanjadi ataupun konsentrat . Namun pada kelompok ternak ayam buras Ngudiboga di desa Donorojo yang anggotanya pria (KTP) tampak produksi telur clan hasil jualan ayam rendah sehingga pemasarannya hanya sebagian yang melalui kelompok sehingga tinggkat keuntungan paling rendah. Dengan demikian usaha ayam buras untuk anggota KTW di Kabupaten Pscitan lebih efisien daripada anggota KTP. Sedangkan di kabupaten Bondowoso walaupun produksi telur tampak tidak ada perbedaan antara perlakuan KTP dan KTW (Tabel 2) namun tingkat keuntungan usaha ayam bums pada anggota KTW lebih besar walaupun B/C rasionya lebih kecil, dikarenakan anggota kelompok Pria di Bondowoso walaupun anggotanya terdiri dari Bapak-bapak tetapi sewaktu ada penyuluhan ataupun pertemuan ibu-ibu aktif mengikuti clan ketuanya seorang imam Masjid dan guru ngaji sehingga permasalahannya, khususnya permasalahan permasalahan pemasaran telur dipecahkan secara musyawarah. Hal ini sesuai dengan pendapat (LESTARI, 1997, PRIYANTI et al 1997) menyatakan bahwa kesejahteraan peternak dan peningkatan produktivitas ternak pada suatu kelompok tani dipengaruhi oleh kemandirian kelompok tani, disamping variabel sosial budaya masyarakat, hukum agama clan agrokologi. Tabel 3.Rata-rata perhitungan ekonomi anggota KTP dan KTW di masing-masing kabupaten Bondowoso dan Pacitan selama enam bulan per petemak Uraian
Kabupaten Bondowoso KTW KTP
A.Biaya Penyusutan -Kandang Rp 25 .000 Rp 32 .000 -Induk ayam awal* Rp 64 .000 Rp 69 .000 B. Bisya produksi -Pembelian aywn** Rp 28 .000 Rp 94 .000 -Pembelian pakan Rp 210.000 Rp 391 .000 -Vaksin & obat Rp 15 .000 RP 35 .000 Tenaga kerja Rp 63 .000 Rp 91 .000 C. Total Bisya Rp 405.000 Rp 712 .000 D.Hasil Penjualan -Anak ayam Rp 78 .000 Rp 121 .000 -telur Rp 339.000 RP 377.000 -Ayam dewasa Rp 120 .000 Rp 482.000 -Dikonsumsi Rp 91 .000 Rp 85 .000 Total Penerimaan Rp 628.000 Rp 1065 .000 E.Keuntungan 6 bl Rp 223 .000 Rp 353.000 F .Keuntungan 1 bl Rp 37 .000 Rp 59 .000 B/C rasio 2 1,7 Keterangan : * Rata-rata jumlah pemilikan induk ayam buras adalah ** Pembelian selama penelitian KTW = anggota kelompok temak wanita KTP = anggota kelompok temak pria
Kabupaten Pscitan KTW KT? Rp 50.000 Rp 62 .000
Rp 55 .000 Rp 45 .000
Rp 45 .000 Rp 334.000 Rp 34 .000 Rp 108.000 Rp 633.000
Rp 23 .000 Rp 208.000 RP 8.000 Rp 41 .000 Rp 380.000
Rp 55 .000 Rp 600.000 Rp 281 .000 Rp 155.000 Rp 1091 .000 Rp 458.000 Rp 76 .000 2,1
15-25 ekor
per petemak
Rp 30.000
Rp 261 .000 Rp 100.000 Rp 60 .000 Rp 451.000 Rp 71 .000 Rp 12 .000 1,3
43 9
Seminar Nasional Peternakan dam Veteriner 2000
Adopsi teknologi Hasil tentang pengamatan respon adopsi teknologi yang diintroduksikan dalam penelitian ini seperti tertera di Tabel 4 tnmpak bahwa KTW lebih tinggi daripada KTP pada masing-masing kabupaten Bondowoso clan Pacitan. Dengan demikian kelompok wanita cukup respon clan tanggap . daripada KTP sehingga akan berpengaruh terhadap produktivitas maupun efisiensi usaha ayam bums. Namun secara umum teknologi yang diintroduksikan kepada peternak clapat diadopsi cukup, karena diatas 50% telah direspon oleh peternak baik KTW maupun KTP, hal ini sama dengan hasil pengkajian SUP ayam buras di kabupaten Jombang menunjukkan bahwa rata-rata 85% petani mengetahui dan menerapkan teknologi anjuran (GUNAWAN et al., 1998). Tabel 4. Adopsi teknologi budidaya ayam buras yang diterapkan oleh anggota KTP dan KTW di masingmasing kabupaten Bondowoso dan Pacitan Rakitan teknologi Bibit -Penggunaan bibitunggul -Teknik pemilihan bibit -Pengodaan bibit Perkandangan -Sanitasi -Kandang Intensif Pakan -Bahan dan formula pakan -Teknik pemberian pakan Pengendalian Penyakit -Pengetahuan penyakit -Pengobatan dan vaksinasi Perkawinan (1 :7) Rata-rata
Kabupaten Bondowoso (%) KTW KTP 71 81 85 82 64 81 65 81 84 63 78 60 90 67 79 70 78 70 80 71 81 71 82 74 80 69 55 58 74 69
Kabupaten Pacitan (%) KTW KTP I 63 59 63 61 62 54 63 63 70 63 74 69 66 56 72 67 74 68 69 66 74 62 80 64 67 59 68 59 69 62
KESIMPULAN DAN SARAN Disimpulkan bahwa Produktivitas dan nilai tambah usaha ayam bums pada KTW di desa Piton Pacitan lebih baik clan menguntungkan, sedangkan di kabupaten Bondowoso antara KTP lebih menguntungkan DAFTAR PUSTAKA D.E. WAHYoNo, A. SEmALi, dan A. RASYID. 1994. Studi tentang produktivitas dan kesehatan ternak ayatn bums di daerah padat penduduk di Jawa Timur: Studi kasus di desa Pacar Keling kecamatan Kejayan kabupaten Pasuruan dan desa Gunung Ronggo kecamatan Tajinan kabupaten Malang. Pros. Pertemuan Nasional Pengolahan dan Komunikasi Hasil-hasil Penelitian. Sub Balitnak Klepu, Semarang . hal . 145-151 .
AFFANDHY, L.,
440
Seminar Nasionat Peternakan dan Peteriner 2000
n teknologi AFFANDHY, L., GUNAwAN, D. PAMUNGKAS, U. UMIYASIH, dan D.E. WAHYONO. 1998 . Pengkajia budidaya ayam buras bibit. Pros . Seminar HasiI Penelitian dan Pengkajian Sistem Usahatani Jawa Timur. BPTP Karangploso . hat. 44-45. ANONIMus . 1998 . Buku Statistik Peternakan. Dirfen Peternakan . Deptan, Jakarta. GUNAWAN, L.AFFANDHY, D. PAMUNGKAS, KOMARUDIN-MA'SUM, dan H.H . ARIYANTo. 1998 . Uj i adaptaSi teknik pemeliharaan ayam buras dilahan kering . Pros . Seminar Hasil Penelitian dan Pengkajian Sis'_em Usahatani Jnwa Timur. BPTP Karangploso Malang . LESTARI,B. 1997 . Metode penyuluhan efektif untuk pembentukan kelompok tani ternak mandiri. Pros. Sem. Nas . Peternakan dan Veteriner. Jilid It . Pusnt Penelitian dan Pengembangan Peternakan . hat. 835-840. PMTNA , W.B ., H.R. Pambudy dan Hadiyanto. 1994 . Extention based and development of native chicken rising in rural areas. Proc 7-th AAAP. Vol. II . ISPI . Denpasar. PwYANTI, A., U. Kusnadi dan Wahyning K.S. 1997 . Alih teknologi peternakan dan peningkatan kemampuan n dan Veteriner. Jilid II . Pusat Penelitian dan sumberdaya manusia. Pros. Sem. Nas. Peternaka Pengembangan Peternakan . hat. 825-833. RATNAWATI, S., N.H . KARIO, dan T.S . PANIAITAN. 1998. Tingkat partisipasi tenaga kerja wanita dalam useha pemeliharaan ternak di Nusa Tenggara Timur (Kasus Amarati). Pros. Sem. Nas. Peternakan dan Veteriner. Jilid 11 . Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan . hat. 684-690. $ASTROmARDJO, S., S.K. Anna, S. Damayanti dan Suprapto. 1997 . Pengaruh tiga pola pemeliharaan terhadap kemampuan produksi ayam bums di lahan pasang surut Kabupaten Pontianak. Pros. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Bogor. hat. 469-478 SOEmARSoNO, S .R., SUHARD1o, YUNIARTI, SUHARDI, WAHYUNINDYAWATI, E. RETNANINGTYAs, B. NUSAmmo, W. IsTVn, H. SuBAGIo, dan H. SUSENO . 2000 . Pengkajian analisis gender pada pengolahan hasil pertanian untuk mendukung pengembangan agroindustri pedesaan . Pros . Seminar Hasil Penelitian/Pengkajian BPTP Karanglposo (In press). WAHYUm, S. 1998 . Analisis gender pada usaha ternak sapi perah. 1998 . Pros. Sem. Nas. Peternakan dan Veteriner. Jilid II . Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. hat. 631-642. ZAmmDIN., D., B. GUNAWAN, H. RESNAWATI, H. HAMID. T.D . SOEDIANA, dan L. AFFANDHY . 1999. Pengembangan pakan berbahan baku lokal menunjang sistem usaha peternakan ayam bums. Laporan Proyek UPSUS ayam buras Kabupaten Jombang. BPTP dan Puslitbangnak Bogor. (Un Publish) . ZAwwDiN, D. dan DARMINTO. 1986 . Pedoman Teknis Sistem Usaha Pertanian Komoditas Ayam Buras Berwawasan Agribisnis . Pusat Penelitian dan Pengembangan Petemakan. Bogor.