BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN PACITAN
2.1
LETAK GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI KABUPATEN PACITAN Kabupaten Pacitan merupakan kabupaten yang terletak di pantai selatan pulau Jawa J dan memiliki
karakteristik wilayah perbukitan (85% dari luas wilayah) dan merupakan kawasan ekokarst. Adapun wilayah administrasi Kabupaten Pacitan setelah diberlakukannya Undang-Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang ditindaklanjuti ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka di Kabupaten Pacitan telah terjadi pengembangan wilayah terutama di desa yang mana terjadi pemekaran desa berjumlah 7 (tujuh) desa. Hal ini mengakibatkan perubahan wilayah administrasi Kabupaten K Pacitan dari sebelumnya 12 kecamatan, ecamatan, 5 kelurahan dan 159 desa menjadi 12 kecamatan, 5 kelurahan dan 166 desa (total 171 desa/kelurahan) desa/kelurahan) dengan letak geografis berada antara 110º 55’ - 111º 25’ Bujur Timur dan 7º 55’ - 8º 17’ Lintang Selatan. Adapun Adap batas-batas batas administrasi Kabupaten Pacitan adalah : –
sebelah Timur
: Kabupaten Trenggalek
–
sebelah Selatan
: Samudera Indonesia
–
sebelah Barat
: Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah)
–
sebelah Utara
: Kabupaten Ponorogo
Untuk lebih jelasnya orientasi wilayah Kabupaten Pacitan dapat dilihat pada Peta 2.1,
II-1
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
Peta 2.a. Peta Orientasi Kabupaten Pacitan
II-2
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
2.1.1. GEOGRAFIS,, ADMINISTRATIF, DAN KONDISI FISIK A.
IKLIM Kabupaten Pacitan seperti daerah lainnya di Pulau Jawa dipengaruhi oleh iklim Tropika basah dengan
2 musim yaitu musim hujan (bulan Oktober-April) Oktober dan musim kemarau (bulan April--Oktober). Berdasarkan pencatatan selama 24 tahun terakhir curah hujan mencapai 2300 mm per tahun. Curah hujan bulanan maksimum rata-rata rata 416 mm yang terjadi pada bulan Januari dan curah hujan bulanan minimum rata-rata rata 53 mm yang terjadi pada bulan Agustus. Suhu rata-rata rata 270C sedangkan kecepatan angin antara 30-50 30 km/jam. Analisis terhadap data iklim sangat penting dalam kaitannya dengan berbagai kegiatan pembangunan, baik di bidang teknik sipil maupun pertanian. Untuk keperluan analisis data iklim di wilayah Kabupaten Pacitan, maka telah dikumpulkan data curah hujan dan hari hujan dari 12 Stasiun Pengamat Hujan yang tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Pacitan dan data unsur iklim lainnya (temperatur udara, kelembapan udara, penyinaran matahari, dan kecepatan angin) angin) dari stasiun iklim Pringkuku dan stasiun iklim Tulakan. 1)
Curah Hujan dan Hari Hujan Berdasarkan data curah hujan yang berhasil dihimpun Kabupaten Pacitan dari 12 stasiun pengamat hujan yang tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Pacitan menunjukkan bahwa rata-rata rata curah hujan tahunan di wilayah ini berkisar antara 2.023 mm/tahun (Tegalombo) (Tegalombo) sampai 2.746 mm/tahun (Purwosari), dengan rata--rata rata hari hujan tahunan berkisar antara 98 hari/tahun hingga 134 hari/tahun. Curah hujan tertinggi jatuh pada bulan basah(>200 mm) berlangsung antara Oktober sampai April. Sedangkan bulan kering (<100 mm) umumnya berlangsung pada bulan Mei sampai September (tabel 2.2).
2)
Temperatur Udara, Kelembapan Udara, Penyinaran Matahari, dan Kecepatan Angin. Temperatur udara rata-rata rata bulanan di stasiun iklim Pringkuku adalah 27,70C, dengan temperatur maksimum 300C. Sedangkan temperatur udara rata-rata rata rata bulanan di Stasiun iklim Tulakan adalah 26,40C, dengan temperatur maksimum 31,30C. Kelembapan udara rata-rata rata daerah ini tergolong tinggi. Kelembapan udara rata-rata rata rata bulanan di stasiun Pringkuku adalah 97,7%, sedangkan di Tulakan 92,9%. Kecepatan angin rata-rata rata rata bulanan di stasiun iklim Pringkuku 52 km/hari, sedangkan di stasiun iklim Tulakan 63,2 km/hari. Penyinaran matahari tergolong sedang dan rendah. Rata-rata Rata penyinaran matahari bulanan di stasiun iklim Pringkuku Pringkuku 47,4%, sedangkan di stasiun iklim Tulakan tercatat 32,7%. Rata-rata rata radiasi matahari di stasiun iklim Pringkuku 439,1 cal/cm2/hari, sedangkan di stasiun iklim Tulakan 356,2 cal/cm2/hari.
II-3
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
Tabel 2.a Banyaknya Curah Hujan per Bulan Menurut Kecamatan Kecamatan (mm3) Bulan Kecamatan
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sept
Okt
Nop
Des
Donorojo
235
257
316
132
340
123
87
13
411
288
263
379
Punung
223
193
248
303
316
129
102
14
330
289
250
305
Pringkuku
242
262
257
229
286
98
157
25
493
270
166
356
Pacitan
196
104
306
251
399
143
119
10
361
324
221
244
Kebonagung
257
298
430
282
616
233
159
120
552
533
274
295
Arjosari
257
290
366
251
364
97
97
31
261
348
361
437
Nawangan
338
413
396
283
255
190
35
136
248
128
421
449
Bandar
435
239
574
401
351
88
70
23
318
183
373
562
Tegalombo
228
228
387
376
264
101
155
35
224
147
217
524
Tulakan
276
160
384
246
665
101
229
29
365
670
369
346
Ngadirojo
182
265
478
231
523
125
212
36
335
323
496
298
Sudimoro 174 205 398 351 443 283 259 Sumber : Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Pacitan, 2010
86
391
302
590
307
B.
MORFOLOGI LAHAN Morfologi Kabupaten Pacitan sebagian besar (49%) merupakan wilayah agak bergunung sampai
bergunung dengan kemiringan lahan >40, dan lainnya berupa lahan dengan bentuk wilayah datar-berombak datar (lereng 0-8%) 8%) yang menempati wilayah 17%, lahan bergelombang (8-15%) (8 15%) menempati wilayah ± 2,5%, lahan agak berbukit (lereng 26-40%) 40%) yang menempati wilayah ± 28%. Dataran datar hingga berombak dapat dijumpai di beberapa wilayah, yakni di dataran aluvium Sungai Grindulu di Pacitan dan dataran aluvium muara Sungai lorog. Lahan bergelombang dapat dijumpai di daerah Kebonagung, Ngadirojo, dan Pringkuku, serta di berbagai ai kecamatan lain dalam luasan sempit (spot-spot). (spot Lahan agak berbukit hingga berbukit menyebar merata di tiap kecamatan. Namun yang paling luas adalah di Pringkuku, Tegalombo, dan Tulakan. Sedangkan lahan agak bergelombang hingga bergunung (>40%) banyak dijumpai di Arjosari, Nawangan, Tegalombo, dan Tulakan luasan masing-masing masing bentuk wilayah yah dapat dilihat pada tabel 2.1b 2.
II-4
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
Tabel 2.b Morfologi Lahan Kabupaten Pacitan Kemiringan Kecamatan
E (41-60)
Arjosari Bandar Donorojo Kebonagung Nawangan Ngadirojo Pacitan Pringkuku Punung Sudimoro Tegalombo Tulakan Total Sumber: RTRW Kabupaten Pacitan 2009-2028 2009
2.948 2.996 1.543 3.602 4.150 2.471 1.318 2.166 1.114 2.384 3.971 4.965 33.628
F (>60) 6.223 2.217 2.342 1.331 3.360 3.555 1.264 1.168 2.786 1.576 6.597 2.486 34.905
Luas total kawasan asan dengan kemiringan > 40% 9.171 5.213 3.885 4.933 7.510 6.026 2.582 3.334 3.900 3.960 10.568 7.451 68.533
%
78,34 44,42 35,61 39,51 60,54 62,83 33,49 25,08 35,84 55,11 70,80 46,10 49,31
Keterangan: E(41-60)
= Daerah agak bergunung dengan kemiringan 41-60% 41
F (>60)
= Daerah bergunung dengan kemiringan lebih dari 60%
C.
GEOLOGI Kondisi geologi wilayah Pacitan umumnya berupa vulkanik dan kars. Sejumlah besar erupsi serta
bentuk kerucut, dengan material-material material material hasil letusannya berbentuk padat batu gamping serta lain-lain lain bahan vulkanik lepas. Semua bahan vulkanik itu membentuk pegunungan (otogenesa (otogenesa) menghasilkan morfologi yang berbukit-bukit bukit dan bergunung-gunung bergunung dengan perbedaan relief topografik yang cukup besar. Di bagian selatan sepanjang pantai kondisi geologinya berupa satuan karst dengan bahan penyusun batu gamping. Secara garis besar wilayah Kabupaten Pacitan dapat dikelompokkan ke dalam 3 satuan wilayah morfologi, yaitu: 1)
Morfologi Perbukitan Morfologi perbukitan merupakan wilayah terluas, mencakup 80% luas daerah. Satuan morfologi ini menempati daerah dengan kemiringan terjal, dengan bukit-bukit bukit dan gunung-gunung gunung kecil menjulang hingga 800 meter di atas muka air laut. Satuan ini disusun oleh batuan batuan gunungapi dan batuan sedimen. Morfologi berbentuk tonjolan yang terdapat di beberapa tempat merupakan batuan terobosan yang bersusunan andesit, basal, diorit dan dasit. Sungai-sungai Sungai sungai besar yang mengalir di
II-5
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
daerah ini antara lain S. Grindulu, S. Bawur, S. Pagotan, S. Lorog, dan S. Baksoko. Baksoko Kelurusannya lebih banyak dipengaruhi oleh sesar dan kekar daripada kedudukan lapisan batuan. Derajat pelapukan pada satuan ini cukup tinggi, ditunjukkan oleh tanah pelapukan yang setempat mencapai tebal lebih dari 10 meter. Satuan Karst menyebar di sepanjang pantai selatan, terutama disusun oleh batu gamping, yang setempat bersifat tufan. Gejala karst di daerah ini ditunjukkan oleh adanya gua batu gamping, aliran sungai bawah tanah, dolina, dan uvala. Bukit-bukit kecil berjulang antara 20-50 50 meter di atas muka air laut merupakan bentukan hasil erosi, yang umumnya disusun oleh batu gamping terumbu. Bentuk bukitnya yang beragam seperti kerucut, kerucut terpancung, terpancung, meja, tabung, dan sebagainya dipengaruhi oleh ragam batugamping batugamping penyusunnya. Sungai besar yang memotong satuan ini adalah S. Baksoko soko yang kelurusannya dipengaruhi oleh sistem retakan. 2)
Morfologi Dataran Satuan dataran berupa aluvium, sebarannya sangat terbatas, yakni di sepanjang aliran sungai-sungai sungai besar. Setempat empat satuan ini menempati daerah pinggirannya pantai yang sempit. Dataran aluvial yang cukup luas diantaranya dijumpai di dataran Pacitan di daerah hilir S. Grindulu dan dataran Lorog di sekitar S. Lorog.
D.
KAWASAN RAWAN BANJIR Titik-titik titik rawan kejadian banjir di wilayah Kabupaten Pacitan sangat erat kaitannya dengan
keberadaan sungai - sungai utama yang ada yaitu Sungai Baksoko, Sungai Lorog, Sungai Pagotan, Sungai Bawur dan terutama Sungai Grindulu. Daerah yang masuk kedalam kawasan rawan banjir adalah sebagian wilayah Kecamatan Arjosari, josari, Pacitan dan Kebonagung seperti terlihat pada peta 2.b.
II-6
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
Peta 2.b. Kawasan Rawan Banjir
II-7
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
E.
HIDROLOGI logis wilayah Kabupaten Pacitan terdiri dari 5 daerah aliran sungai (DAS) yaitu DAS Secara hidrologis
Grindulu, DAS Baksoko, DAS Lorog, DAS Pagotan, dan DAS Bawur. Daerah Aliran Sungai Grindulu memiliki topografi datar hingga bergunung dengan elevasi tertinggi 1.100 m di atas permukaan air laut (Gunung Gembes) mbes) dan mempunyai wilayah paling besar yaitu meliputi 9 kecamatan yaitu Kecamatan Pacitan, Kebonagung, Arjosari, Tulakan, Punung, Pringkuku, Tegalombo, Nawangan, dan Bandar. Luas DAS kurang lebih 1.500 km2 dengan panjang kurang lebih 52 km. Dominasi penguasaan nguasaan lahan tegalan oleh penduduk setempat telah berdampak pada perkembangan kondisi tanah permukaan lahan DAS Grindulu yaitu 61,29% merupakan tanah dengan solum sangat tipis dan dijumpai singkapan batuan induk litosol. Kondisi demikian mengakibatkan mudah mudah terkikisnya lapisan top soil yang berdampak pada tingginya tingkat sedimentasi yang terjadi di DAS Grindulu. Hail perhitungan erosi secara kasar dengan memperhatikan karakteristik tanah, pola penggunaan lahan dan pengelolaan lahan serta kondisi topografi menunjukkan bahwa tingkat erosi erosi di DAS Gridulu sangat tinggi setiap tahun paling tidak akan terangkut tanah kurang lebih 60 ton ha/tahun (maks yang dapat ditolerir 12,5 ton/ha/th). Disamping aliran permukaan, di Kecamatan Pringkuku dan Donorojo terdapat aliran bawah permukaan (sungai bawah tanah) yang mengalir melalui sistem lorong ng gua atau saluran bawah tanah yang rumit, dan berkembang pada batugamping (karst) fasies terumbu, berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan debit dari sumber sungai bawah tanah ini mencapai menca 176,70 l/det sebagaimana ebagaimana dijelaskan pada tabel 2.1 dan peta 2.c. Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Pacitan
No
Nama DAS
1 Das Bengawan Solo 2 3 4 DAS Grindulu 6 DAS Baksoko 7 DAS Pagotan 8 DAS Lorog 9 DAS Bawur Sumber : BBWS, 2012
DAS Wiroko DAS Kali Madiun DAS Solo Hulu
Luas
Debit (m3/dtk)
21.669,27 371.591,58 19.412,81 71.518,68 16.463,30 11.811,97 1.349,70
-
II-8
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
Tabel 2.c Daftar Sungai Kabupaten Pacitan
No
Nama Sungai
Panjang (km)
Lebar (m)
Permukaan 1 Grindulu 70,00 97,00 2 Lorog 51,77 74,00 3 Baksoko 25,34 42,00 4 Pagutan 33,73 26,00 5 Bawur 12,27 24,00 6 Kebonagung 18,43 32,00 7 Asem Gandok 28,22 44,00 8 Tinatar 11,74 59,00 9 Ponggok 13,87 23,00 10 Teleng 5,59 25,00 11 Tengi 8,31 62,00 12 Cangkring 17,26 67,00 13 Pradah 31,17 35,00 14 Brungkah 25,41 65,00 Sumber : Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Pacitan, Pacitan 2012
Dasar 64,67 49,33 28,00 17,33 16,00 21,33 29,33 39,33 15,33 16,67 41,33 44,67 23,33 43,33
Kedalaman (m) 10,78 8,22 4,67 5,78 5,33 7,11 4,89 6,56 5,11 5,56 6,89 7,44 3,89 7,22
II-9
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
Peta 2.c. Peta Daerah Aliran Sungai
II-10
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
F.
JENIS TANAH Jenis tanah di wilayah Kabupaten Pacitan sangat beragam, di Kabupaten Pacitan dijumpai 8 (delapan)
jenis tanah, Yakni regosol, aluvial, koluvial, podsolik, kambisol, mediteran, rendzina, dan litosol. Jenis-Jenis Jenis tanah yang di jumpai di Pacitan sebagaimana dijelaskan pada tabel 2.d Tabel 2.d Jenis Tanah Kabupaten Pacitan No
Tata Nama Soil Taxonomy USDA (2000) Tropaquept Dystrandept Tropaquept Dystrandept Tropudult Haplorthox Millisols Dystropept Tropopsament
Luas
PPT (1983) Ha % Aluvial 5.980,43 4,30 Koluvial 20.623,37 14,84 Mediteran 32.155,33 23,14 Kambisol 24.872,25 17,.90 Podsolik 514,82 0,37 Oksisol 4.061,49 2,92 Rendzina 15.548,70 11,19 Litosol 35.168,19 25,30 Regosol 62,57 0,05 Total 138.987,16 100,00 Sumber: RTRW Kabupaten Pacitan Sebagai Sub Koridor Pengembangan Kawasan Pansela Tengah, Tengah 2005 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Berdasarkan tabel di atas, Litosol, mediteran, dan kambisol merupakan jenis tanah yang dominan di Pacitan. Ketiga jenis tanah ini umumnya menempati wilayah berbukit hingga hing bergunung. Jenis tanah lainnya yang juga cukup luas terdapat di wilayah ini adalah koluvial dan rendzina. Koluvial banyak dijumpai di daerah dataran kaki bukit dengan lereng datar. Jenis tanah lainnya, yakni aluvial, oksisol, podsolik, dan regosol hanya dijumpai dalam luasan yang sempit dan spot-spot. spot spot. Aluvial banyak dijumpai di dataran aluvium Sungai Grindulu dan Sungai Lorog. Sedangkan oksisol hanya dijumpai dalam luasan yang sangat kecil berasosiasi dengan podsolik di daerah agak berbukit hingga berbukit berbuk di wilayah Tulakan. Regosol dijumpai di daerah pesisir pantai Teluk Pacitan. 2.1.2. PENGGUNAAN LAHAN Pola penggunaan lahan di Kabupaten Pacitan dikelompokkan ke dalam: hutan lebat, hutan belukar, hutan buatan, kebun campuran, tegalan, sawah, permukiman, permukiman, tanah, danau, dan sungai sebagaimana dijelaskan dalam tabel 2.e dan Peta 2.d 2. yang bersumber dari RTRW Kabupaten Pacitan 2009-20028 2009 serta Pacitan dalam angka.
II-11
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
Tabel 2.e Luas Penggunaan lahan di Kabupaten Pacitan Kecamatan
Donorojo Punung Pringkuku Pacitan Kebonagung Arjosari Nawangan Bandar Tegalombo Tulakan Ngadirojo Sudimoro Jumlah
Tanah Tegal/Huma Untuk Bangunan 195,10 781,31 183,77 4.643,18 171,77 2.290,38 310,55 1.693,72 178,80 3.036,45 162,40 1.057,09 239,76 1.430,54 283,02 2.688,02 294,34 4.242,97 540,04 4.342,61 402,83 2.406,16 190,95 1.278,15 3.153,33 29.890,58
Tanaman KayuKayuan 678,77 2.294,46 8.550,96 2.637,21 4.949,86 8.416,88 6.857,43 1.179,57 2.629,33 2.984,05 2.679,27 1.355,99 45.213,78
Hutan Rakyat, kebun 8.380,38 2.275,47 610,47 782,70 765,10 579,08 932,70 4.586,56 5.215,17 4.931,05 2.506,16 3.404,13 34968,97
Hutan Negara
Lainnya
Jumlah
77,30 711,87 0.824,73 9,30 771,49 0.177,67 172,00 1.050,16 12.845,74 299,50 780,66 504,34 14,35 1.787,31 0.731,87 81,70 536,97 10.834,12 75,30 938,54 10.474,27 409,40 910,22 10.056,79 41,10 1.286,04 3.708,95 - 1.546,28 14.344,03 16,30 785,08 8.795,80 18,00 426,37 6.673,59 1214,25 11530,99 125.971,90
Sumber: Pacitan dalam angka, 2011
II-12
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
Peta 2.d. Eksisting Penggunaan Lahan
II-13
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
Sedangkan pembagian wilayah Kabupaten Pacitan disajikan pada Tabel 2.2 di bawah ini: Tabel 2.2 Pembagian Wilayah Kabupaten Pacitan
No
Kecamatan
Jumlah Desa
Persentase
Luas (km2)
1
Donorojo
12
109,09
7,85%
2
Punung
13
108,81
7,83%
3
Pringkuku
13
132,93
9,56%
4
Pacitan
25
77,11
5,55%
5
Kebonagung
19
124,85
8,98%
6
Arjosari
17
117,06
8,42%
7
Nawangan
9
124,06
8,93%
8
Bandar
8
117,34
8,44%
9
Tegalombo
11
149,26
10,74%
10
Tulakan
16
161,61
11,63%
11
Ngadirojo
18
95,91
6,90%
12
Sudimoro
10
71,86
5,17%
171
1.389,89
100%
Total Sumber : Pacitan Dalam Angka, 2009
II-14
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
Peta 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Pacitan dan Cakupan Wilayah Kajian
II-15
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
2.2
KEPENDUDUKAN Dalam perencanaan tata ruang, data dan analisa kependudukan merupakan salah satu faktor yang
sangat penting, mengingat penduduk merupakan subyek dan obyek pembangunan suatu wilayah. Dengan mengetahui karakteristik kependudukan suatu wilayah, maka usaha-usaha usaha ha untuk penyediaan fasilitas dan kebutuhan pelayanan pada masa mendatang dapat diperkirakan sesuai dengan perhitungan-perhitungan perhitungan yang telah ditetapkan. Beberapa hal pokok kependudukan yang akan dibahas meliputi jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, persebaran sebaran dan kepadatan penduduk, proyeksi penduduk, komposisi penduduk dan karakteristik sosial budaya. 2.2.1 JUMLAH DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK Perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Pacitan selama sepuluh tahun terakhir (2001-2010) (2001 mengalami penurunan,, yaitu 543.252 jiwa pada tahun 2001 menjadi 540.881 jiwa pada tahun 2010. 201 Berikut ini adalah data jumlah penduduk per Kecamatan di Kabupaten Pacitan dari tahun 2001-201 2010 seperti pada tabel 2.3. Tabel 2.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun Kecamatan
Jumlah Penduduk
Jumlah KK
Tingkat Pertumbuhan
Tahun
Tahun
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
2006
2007
2008
2009
2010
2006
2007
2008
2009
2010
Donorojo
40.251
40.251
40.680
40.825
34.986
10.843
10.881
10.521
10.521
10.371
3,354
1,78
1,07
0,36
-0,22
Punung
35.594
35.594
35.973
36.062
33.919
9.721
9.754
9.732
10.512
9.741
2,738
0,42
1,06
0,25
-0,24
Pringkuku
32.156
32.156
32.499
32.630
29.694
9.267
9.299
9.188
7.008
9.039
2,474
1,39
1,07
0,40
0,13
Pacitan
64.774
64.774
65.464
65.646
73.086
18.308
18.372
17.590
24.658
20.054
2,591
0,35
1,07
0,28
1,53
Kebonagung
44.833
44.833
45.329
45.479
42.667
11.788
11.829
11.460
10.512
11.340
2,360
0,44
1,11
0,33
-0,26
Arjosari
39.448
39.448
39.869
39.987
38.646
10.865
10.903
10.516
10.512
10.777
2,320
0,68
1,07
0,30
0,25
Nawangan
49.891
49.891
50.422
50.586
46.084
17.342
17.402
19.032
14.016
12.722
5,543
0,96
1,06
0,33
-0,21
Bandar
43.497
43.497
43.960
44.108
41.789
11.820
11.861
12.764
14.055
12.298
5,437
1,16
1,06
0,34
0,46
Tegalombo
50.065
50.065
50.598
50.731
48.049
13.612
13.660
14.184
14.080
13.416
5,007
1,41
1,06
0,26
0,48
Tulakan
77.374
77.374
78.182
78.307
77.266
21.834
21.910
20.650
21.120
21.584
4,836
0,27
1,04
0,16
0,12
Ngadirojo
43.639
43.639
44.104
44.250
44.707
11.878
11.919
12.851
14.976
12.510
2,727
0,46
1,07
0,33
0,58
Sudimoro
29.633
29.633
28.949
30.033
29.988
7.764
7.791
8.766
7.040
7.168,0
4,939
0,88
1,07
0,28
0,46
Sumber
: Pacitan dalam alam Angka
Jika dibandingkan dengan hasil sensus penduduk Tahun 2000, maka terjadi pertambahan penduduk sampai dengan tahun 2010 sebanyak 15.123 jiwa. jiwa Sehingga pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun memiliki kecenderungan bertambah. Namum demikian laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Pacitan cenderung menurun, un, salah satu faktor diantaranya adalah migrasi penduduk ke daerah lain. Kondisi ini akan II-16
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
mempengaruhi rencana pengembangan di wilayah Kabupaten Pacitan. Sedangkan proyeksi pertumbuhan penduduk Kabupaten Pacitan dapat dilihat tabel seperti terlihat dibawah ini. Tabel 2.f Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Tiap Kecamatan di Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2015 Kecamatan
Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk R (%)
Tahun 2010
Tahun 2011
2012
2013
2014
2015
Donorojo
34.986
-0,22
34908
34869
34842
34822
34806
Punung
33.919
-0,24
33837
33795
33767
33746
33729
Pringkuku
29.694
0,13
29736
29754
29766
29775
29782
Pacitan
73.086
1,53
74203
74761
75133
75412
75635
Kebonagung
42.667
-0,26
42555
42499
42461
42432
42409
Arjosari
38.646
0,25
38742
38789
38820
38843
38861
Nawangan
46.084
-0,21
45986
45937
45904
45879
45859
Bandar
41.789
0,46
41980
42075
42138
42185
42222
Tegalombo
48.049
0,48
48279
48393
48469
48526
48571
Tulakan
77.266
0,12
77358
77403
77433
77455
77473
Ngadirojo
44.707
0,58
44965
45094
45179
45243
45294
Sudimoro
29.988
0,46
30125
30193
30238
30271
30298
Sumber
: Hasil Analisis, 2012
2.2.2 PERSEBARAN DAN KEPADATAN PENDUDUK Distribusi penduduk Kabupaten Pacitan tersebar secara merata untuk masing-masing masing kecamatan. Kecamatan dengan jumlah penduduk paling banyak adalah Kecamatan Tulakan dengan jumlah penduduk 77.266 jiwa (14,30%), 0%), sedangkan Kecamatan Pringkuku merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit yaitu 29.694 jiwa (5,50%). Kepadatan penduduk rata-rata di Kabupaten Pacitan pada Tahun 2010 adalah 390 jiwa/km2. Kepadatan penduduk paling tinggi adalah di Kecamatan Pacitan dengan tingkat kepadatan sebesar 957 jiwa/km2, Tabel 2.g Jumlah Desa, Luas Kecamatan, Jumlah Penduduk, Rata-rata Rata rata Penduduk Per Desa, Kepadatan Penduduk per Km2, dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Pacitan Tahun 2010
No
Kecamatan
1 2 3
Donorojo Punung Pringkuku
Jumlah Desa 12 13 13
Tahun Dasar (2000) 525.758 525.758 525.758
Rata-rata Luas Jumlah Penduduk Kecamatan Penduduk Per Desa 109,09 40.367* 2.916 107,91 36.115* 2.609 132,93 31.922* 2.284
Kepadatan Penduduk 321 314 223
Laju Pertumbuhan Penduduk -0,22 -0,24 0,13
II-17
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
Tahun No Kecamatan Dasar (2000) 4 Pacitan 25 525.758 5 Kebonagung 19 525.758 6 Arjosari 17 525.758 7 Nawangan 9 525.758 8 Bandar 8 525.758 9 Tegalombo 11 525.758 10 Tulakan 16 525.758 11 Ngadirojo 18 525.758 12 Sudimoro 10 525.758 Sumber : Pacitan dalam Angka, Angka 2011 Jumlah Desa
Rata-rata Luas Jumlah Penduduk Kecamatan Penduduk Per Desa 76,38 70.873* 2.923 124,85 45.515* 2.246 117,07 40.145* 2.273 124,05 52.144* 5.120 117,35 45.878* 5.224 149,45 53.520* 4.368 161,61 86.688* 4.829 94,22 49.306* 2.484 71,05 33.803* 2.999
Kepadatan Penduduk 957 342 330 371 356 322 478 474 422
Laju Pertumbuhan Penduduk 1,53 -0,26 0,25 -0,21 0,46 0,48 0,12 0,58 0,46
*data penduduk hasil registrasi tahun 2011 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kab. Pacitan 2.3
KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN DAERAH
2.3.1 PENDAPATAN DAERAH Pendapatan keuangan Kabupaten Pacitan diperoleh dari penerimaan langsung dan tidak langsung. Penerimaan langsung diperoleh dari penerimaan penerimaa pajak masyarakat,, retribusi daerah, daerah hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan lain-lain lain Pendapatan Asli Daerah yang sah. Penerimaan pajak yang diperoleh digunakan untuk pembiayaan kegiatan di Kabupaten Pacitan. Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah terutama terutama dimaksudkan untuk menutup defisit de dan atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman, dan hasil investasi. Sementara, pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan digun kan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan yertaan modal pemerintah. Total penerimaan yang ang diperoleh Kabupaten Pacitan pada tahun 2011 adalah 44.996.860.737,00
2.3.2 KAPASITAS KEUANGAN DAERAH Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir kinerja pelaksanaan APBD mengalami peningkatan yang signifikan, terutama ditopang dari Dana Perimbangan. Pada tahun 2007 sebesar Rp. 448.341.853.486,00 meningkat menjadi Rp. 684.406.828.893,00 pada tahun 2011. Pada sisi PAD kecenderungannya terus meningkat dari tahun ke tahun, dengan rata-rata rata 15,49%. Pada tahun 2007 sebesar Rp.16.806.457.228,81 16.806.457.228,81 dan meningkat menjadi Rp.29.488.179.487,72 29.488.179.487,72 pada tahun 2011. Berikut disajikan tabel rata – rata pertumbuhan realisasi pendapatan daerah tahun 2007 200 s/d 2011:
II-18
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
Tabel.2.4 Rata–Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2007 s/d 2011 Kabupaten Pacitan
No
Uraian
A
PENDAPATAN
1.1
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
1.1.1
Pajak Daerah
1.1.2
Retribusi Daerah
1.1.3
Bagian Laba Usaha Daerah
1.1.4
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
1.2
DANA PERIMBANGAN
1.2.1
Bagian Hasil Pajak dan Bukan Pajak
1.2.2
2007
Tahun 2009
2008
2010
2011
3.677.694.217,00
4.170.577.618,00
4.876.459.117,00
5.155.151.458,00
6.102.820.379,00
11.156.656.423,90
12.365.333.135,03
16.731.537.493,38
17.923.822.016,17
11.413.775.988,00
839.118.602,46
1.222.258.104,90
1.805.264.804,79
1.617.267.165,11
3.052.789.076,00
6.316.315.627,79
5.934.137.216,42
4.253.446.418,22
4.791.938.848,44
24.427.475.294,00
448.341.853.486,00
500.978.588.258,00
520.650.372.832,00
534.435.121.450,00
684.406.828.893,00
27.232.853.486,00
32.864.274.258,00
30.306.732.832,00
40.760.726.450,00
42.852.184.893,00
Dana Alokasi Umum
371.997.000.000,00
406.718.314.000,00
429.136.640.000,00
435.690.795.000,00
589.829.914.000,00
1.2.3
Dana Alokasi Khusus
49.112.000.000,00
61.396.000.000,00
61.207.000.000,00
57.983.600.000,00
51.724.730.000,00
1.3
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
32.075.313.050,00
31.907.503.899,00
47.188.828.576,00
131.792.082.116,00
138.784.899.915,00
1.3.1
Hibah
10.122.365.231,00
8.482.424.088,00
86.819.730,00
824.269.635,00
833.864.732,00
1.3.2
Dana Perimbangan dari Propinsi
18.956.380.219,00
18.660.728.613,00
22.074.842.846,00
27.845.307.573,00
26.770.701.023,00
1.3.3
Dana Penyesuaian otonomi khusus
2.996.567.600,00
4.195.851.198,00
18.351.031.000,00
67.320.004.908,00
111.180.334.160,00
1.3.4
Bantuan Keuangan dari Propinsi JUMLAH PENDAPATAN BELANJA
427.593.297.678,25
568.500.000,00 502.406.951.407,15
6.676.135.000,00 556.578.398.231,35
35.802.500.000,00 595.505.909.241,39
695.715.383.053,72
B
II-19
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
No 1 2 3
Uraian
Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung Jumlah Belanja Surplus/Defisit Anggaran Sumber: APBD Kab. Pacitan, 2007-2011
2007 278.222.123.403,99 200.953.820.283,45 479.175.943.687,44 23.231.006.699,56
Tahun 2009
2008 351.282.978.400,00 235.732.206.311,00 587.015.184.711,00 (30.439.606.480,00)
405.015.785.902,00 193.704.031.820,00 598.719.817.722,00 (3.213.908.481,00)
II-20
2010 520.515.875.364,00 159.926.656.507,00 680.442.531.871,00 15.272.851.182,00
2011 570.148.800.482,00 277.504.777.195,00 847.653.577.677,00 10.583.368.424,00
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
2.3.3 DATA REALISASI BELANJA MODAL SANITASI Realisasi belanja sanitasi di Kabupaten Pacitan dari tahun ke tahun terjadi peningkatan terutama di Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan (DCTK). Pada Tahun 2007 di Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan tidak dianggarkan kegiatan sanitasi, tetapi teta mulai pada tahun 2008 s/d 2011 dianggarkan untuk kegiatan sanitasi,, demikian juga dengan Dinas Bina Marga dan Pengairan, Kantor Lingkungan Hidup, dan Dinas Kesehatan. Akan tetapi pada Bappeda dan PM serta Bappemas dan Pemdes mulai tahun 2007 s/d tahun 2011 belum pernah dianggarkan untuk kegiatan sanitasi, seperti dijelaskan pada tabel 2.5. 2. Tabel 2.5 Ringkasan Anggaran Sanitasi dan Belanja Modal Sanitasi per Penduduk 5 Tahun Terakhir No
Anggaran
a
b
1
2007 (Rp) c
2008 (Rp) d
2009 (Rp) e
2010 (Rp) f
2011 (Rp) g
4.525.187.000
3.963.035.550
631.199.500
1.420.440.500
-
-
5.171.817.600
3.176.847.000
1.636.807.612
5.432.565.000
668.893.000
323.919.600
510.498.200
707.635.300
2.140.180.750
34.337.500
-
-
-
59.947.060
2
Dinas Bina Marga dan Pengairan DCTK
3
KLH
4
Dinkes
5
Bappeda dan PM
-
-
-
-
-
6
Bappemas dan Pemdes Dan lain-lain
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5.228.417.500
9.458.772.750
4.318.544.700
3.764.883.412
7.572.745.750
7
Total
Sumber : DPPKA Kab.Pacitan Tahun, Tahun 2012 2.3.4 KEMAMPUAN FISKAL/RUANG FISKAL DAERAH Kemampuan fiskal Kabupaten Pacitan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 tergolong rendah, hal ini terlihat indeks kemampuan fiskal Kabupaten Ka Pacitan tahun 2007-2011, seperti terlihat pada tabel di bawah ini: Tabel.2.6 Kemampuan Fiskal Kabupaten Pacitan Tahun
Indeks Kemampuan Fiskal/Ruang Fiskal Daerah (IRFD)
2007 0.1727 2008 Data tidak tersedia 2009 0.1724 2010 0.1684 2011 0.0908 Sumber: Kementrian Keuangan Republik Indonesia, Indonesia 2012
Rendah Rendah Rendah Rendah
II-21
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
2.3.5 DATA PETA PEREKONOMIAN DAERAH PDRB harga konstan sektor perekonomian di Kabupaten Pacitan mengalami peningkatan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. Disisi lain tingkat inflasi mengalami penurunan dari 6,91% pada tahun 2007 menjadi 4,34 pada tahun 2011. Tabel 2.7 Data Perekonomian Umum Daerah 5 Tahun Terakhir No 1
Deskripsi 2007 PDRB harga 1.296.177 konstan (struktur perekonomian) (Rp) (M) 2 Pendapatan 4.182.062.410 perKapita Kabupaten Pacitan (Rp) 3 Upah Minimum 450.000 Regional Kabupaten Pacitan (Rp) 4 Inflasi (%) 6.91 5 Pertumbuhan 5.16 Ekonomi (%) Sumber: DPPKA Kab.Pacitan Tahun, Tahun 2012 2.4
2008 1.368.386
2009 1.451.408
2010 1.546.167
2011 1.648.83
4.812.117.650
5.345.643.430
6.199.643.430
6.893.143.950
500.000
600.000
630.000
705.000
9.03 5.57
4.38 6.07
7.11 6.53
4.34 6.64
TATA RUANG WILAYAH
2.4.1 RENCANA SISTEM PERKOTAAN Wilayah Kabupaten Pacitan terdiri dari 12 kecamatan. Jenis kegiatan yang akan dikembangkan disesuaikan dengan kebutuhan, seperti fasilitas perbelanjaan, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, serta fasilitas rekreasi dan olahraga, untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya masyarakat. Adapun hirarki ki kawasan perkotaan dan Ibukota Kecamatan di Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut: 1) Kawasan perkotaan Pacitan dengan hirarki K-1 K 1 berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW II/C/2); 2) Ibukota Kecamatan yang berfungsi sebagai pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan hirarki K-2 meliputi: Ibukota Kecamatan Punung, Ibukota Kecamatan Ngadirojo, dan Ibukota Kecamatan Bandar; 3) Ibukota Kecamatan yang berfungsi sebagai pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dengan hirarki K-3 K meliputi: Ibukota Kecamatan Donorojo, Ibukota Kecamatan Kecamatan Pringkuku, Ibukota Kecamatan
II-22
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
Kebonagung, Ibukota Kecamatan Arjosari, Ibukota Kecamatan Tegalombo, Ibukota Kecamatan Nawangan, Ibukota Kecamatan Tulakan, Ibukota Kecamatan Sudimoro. Disamping itu terdapat Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yaitu pusat pelayanan pelayanan yang melayani kegiatan skala desa/kelurahan atau beberapa kampung. Rencana Sistem Pusat Perkotaan
PPK PPK
Bandar
PKL
PPK
PKW Pacitan
PKL
PKL Punung
PPK
Ngadirojo
PPK
PPK
PPK PPK
Keterangan: Orientasi Pergerakan dari PPK menuju PKL Orientasi Pergerakan dari PKL menuju PKW Adapun rencana hirarki pusat pelayanan wilayah, rencana pengembangan jumlah penduduk dan rencana sistem kegiatan produksi ekonomi basis tiap kecamatan di Kabupaten Pacitan hingga tahun 2028 adalah sebagai berikut: 1) Kecamatan Pacitan a. Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-1, K 1, dengan fungsi sebagai PKW II/C/2 dan sentra kegiatan sektor pariwisata, Sektor industri makanan minuman ringan dan peristirahatan, Industri pengalengan ikan dan sektor pertambangan, serta sektor industri produksi batik tulis. b. Adanya percepatan pertumbuhan, dengan asumsi sudah berfungsinya Jalan Lintas Selatan Selatan. c. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Kecamatan Pacitan sebagai PKW II/C/2 adalah 100.000100.000 150.000 jiwa.
II-23
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
2) Kecamatan Punung a. Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-2, K 2, dengan fungsi sebagai PKL dan kegiatan sebagai sentra kegiatan kelautan. b. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Punung sebagai sebagai PKL adalah 50.000-100.000 50.000 jiwa. c. Wilayah sentra sektor industri produksi mainan anak yang terbuat dari kayu jati dan sentra produksi keramik/ gerabah seni. 3) Kecamatan Bandar a. Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-2, K 2, dengan fungsi sebagai PKL dan kegiatan keg sebagai sentra produksi dan kegiatan industri pertanian, pertambangan, dan merupakan kawasan strategis agropolitan. b. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Bandar sebagai PKL adalah 50.000-100.000 50.000 jiwa. 4) Kecamatan Ngadirojo a. Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-2, 2, dengan fungsi PKL dan kegiatan sebagai sentra kegiatan sektor perikanan dan kelautan (budidaya keramba), pertambangan dan sektor industri produksi batik tulis dan sale pisang. b. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Ngadirojo sebagai PKL adalah 50.000-100.000 jiwa 5) Kecamatan Donorojo a. Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-3, K 3, dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu Kota Kecamatan dan kegiatan utama sebagai sentra kegiatan tanaman perkebunan (kapas), rumput laut dan kacang-kacangan kacang kacangan sebagai pengepul, industri perkayuan, biofuel dan gula gul merah. b. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Donorojo sebagai PPK adalah 25.000-50.000 25.000 jiwa. 6) Kecamatan Pringkuku a. Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-3, K 3, dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu Kota Kecamatan dan kegiatan utama sebagai pusat pengumpul. pengum b. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Pringkuku sebagai PPK adalah 25.000-50.000 25.000 jiwa. c. Sebagai sentra produksi kelapa. 7) Kecamatan Kebonagung a. Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-3, K 3, dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu Kota Kecamatan dan kegiatan kegiatan utama sebagai pusat pengumpul dan sentra produksi kelapa serta gula merah.
II-24
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
b. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Kebonagung sebagai PPK adalah 25.000-50.000 25.000 jiwa. 8) Kecamatan Arjosari a. Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-3, K 3, dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu Kota Kecamatan dan kegiatan utama sebagai pusat pengumpul. b. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Arjosari sebagai PPK adalah 25.000-50.000 25.000 jiwa. 9) Kecamatan Nawangan a. Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-3, K 3, dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu Kota Kecamatan dan kegiatan utama sebagai pusat pengumpul dan merupakan kawasan strategis agropolitan. b. Sebagai sentra produksi sektor pertambangan. c. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Nawangan sebagai PPK adalah 25.000-50.000 25.000 jiwa. 10) Kecamatan Tegalombo a. Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-3, K 3, dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu Kota Kecamatan dan kegiatan utama sebagai pusat pengumpul serta sebagai sentra produksi jahe gajah. b. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Tegalombo sebagai PPK adalah 25.000-50.000 25.000 jiwa 11) Kecamatan Tulakan a. Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-3, K 3, dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu Kota Kecamatan dan kegiatan utama sebagai pusat pengumpul. pengu b. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Tulakan sebagai PPK adalah 25.000-50.000 25.000 jiwa. c. Sebagai sentra produksi sektor pertanian (kelapa, jeruk manis, kolong), dan sektor pertambangan. 12) Kecamatan Sudimoro a. Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-3, K dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu Kota Kecamatan dan kegiatan utama sebagai pusat pengumpul. b. Diarahkan sebagai kawasan strategis pengembangan PLTU. c. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Sudimoro sebagai PPK adalah 25.000-50.000 25.000 jiwa. d. Sebagai sentra produksi kelapa, pertambangan. 2.4.2 RENCANA SISTEM PERDESAAN Pembangunan kawasan pedesaan dititikberatkan pada pembangunan pertanian. Pusat pelayanan lingkungan permukiman pedesaan, dengan jangkauan pelayanan lokal dialokasikan tersebar merata di pusatpusat II-25
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
pusat kelurahan, yang mempunyai jumlah penduduk memadai dan di seluruh pusat-pusat pusat lingkungan permukiman. Adapun kegiatan yang diperlukan di dalam kehidupan pertanian di kawasan perdesaan antara lain: 1) Pertanian (bercocok tanam), perikanan, peternakan, dan kehutanan; 2) Industri pengolahan hasil pertanian; 3) Penyaluran hasil-hasil hasil pertanian untuk menunjang kegiatan pariwisata pantai dan agrowisata. Kegiatan pertanian (bercocok tanam), perikanan, peternakan, dan kehutanan berada di daerah pedesaan sedangkan kegiatan tan lainnya berlokasi di pusat pertumbuhan atau pusat pelayanan yang merupakan konsentrasi permukiman dicerminkan dalam satu titik lokasi dan daerah belakangnya. Sistem perdesaan dilakukan dengan membentuk pusat pelayanan kawasan perdesaan secara berhirarki, meliputi: 1) Pusat usat pelayanan setiap desa (Pusat Pelayanan Lingkungan /PPL); 2) Pusat usat pelayanan pada setiap dusun atau kelompok permukiman. 2.4.3 RENCANA SISTEM PRASARANA WILAYAH Rencana sistem jaringan prasarana wilayah Kabupaten Pacitan meliputi prasarana yang memiliki skala pelayanan lokal, kota dan regional. Rencana sistem jaringan prasarana terdiri atas rencana sistem jaringan prasarana transportasi, listrik dan sumber daya energi energi lainnya, telekomunikasi, sumber daya air, dan jaringan prasarana lainnya. Semua tingkatan sistem jaringan dan pelayanan infrastruktur lainnya dengan tingkatan yang lebih tinggi terletak di wilayah-wilayah wilayah dengan orde tinggi, sedangkan sistem jaringan jaringan dan prasarana wilayah dengan tingkatan yang lebih rendah terletak di wilayah dengan orde kota yang lebih rendah. Bentuk struktur sarana wilayah Kabupaten Pacitan berdasarkan struktur ruang perkotaannya dapat dilihat pada gambar berikut.
II-26
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
Peta 2. 2.2. Rencana Pusat Pelayanan Kabupaten Pacitan
II-27
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
Struktur Sarana Wilayah Berdasarkan Struktur Ruang
2.4.4 PEMANFAATAN RUANG A.
RENCANA PELESTARIAN KAWASAN LINDUNG Dengan mengacu pada Keppres No. 32 tahun 1990 tentang Pengolahan Kawasan Lindung dan
Undang-undang undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, maka rencana kawasan lindung di wilayah Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut : 1) Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan dibawahnya, terdiri atas: a. Kawasan Hutan Lindung b. Kawasan Karst 2) Kawasan perlindungan setempat, terdiri atas: a. Kawasan sempadan pantai b. Kawasan sempadan mpadan sungai c. Kawasan sekitar mata air d. Kawasan sekitar SUTT 3) Kawasan suaka alam dan cagar budaya, terdiri atas: a. Kawasan cagar alam b. Kawasan cagar budaya 4) Kawasan Rawan Bencana Alam, terdiri atas: a. Kawasan rawan gempa bumi
II-28
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
b. Kawasan rawan tanah longsor/gerakan tanah c. Kawasan gelombang pasang tsunami d. Kawasan rawan banjir 5) Kawasan Lindung lainnya, terdiri atas: a. Kawasan ruang terbuka hijau b. Kawasan terumbu karang B.
RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN BUDIDAYA Kawasan budidaya keberadaannya sangat penting bagi pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat
setempat dan ekonomi wilayah Kabupaten Pacitan. Berdasarkan Undang-Undang Undang Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Kawasan Budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan. Kawasan budidaya yang mencakup perwilayahan Kabupaten Pacitan terdiri atas : 1) Kawasan peruntukan hutan produksi 2) Kawasan peruntukan hutan rakyat 3) Kawasan peruntukan pertanian 4) Kawasan peruntukan perikanan 5) Kawasan peruntukan pertambangan 6) Kawasan peruntukan industri 7) Kawasan peruntukan pariwisata 8) Kawasan peruntukan permukiman, terdiri atas: a. Permukiman Perkotaan b. Permukiman Pedesaan 9) Kawasan peruntukan lainnya, terdiri atas: a. Kawasan andalan b. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) Pangkalan Udara TNI AU Iswahyudi
II-29
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
Peta 2.3. Rencana Pola Ruang Kabupaten Pacitan
II-30
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
2.4.5 WILAYAH PEKA BENCANA ALAM DAN WILAYAH KRITIS Kondisi geologi Indonesia yang merupakan pertemuan lempeng-lempeng lempeng lempeng tektonik yang menjadikan kawasan Indonesia ini memliki kondisi geologi yang sangat kompleks. Selain menjadikan wilayah Indonesia ini kaya akan sumberdaya alam, kandungan logam, mineral, minyak bumi, gas dan dan bahan tambang lainnya merupakan salah satu konsekuensi logis kekompleksitasan kekomplek kondisi geologi di Indonesia yang menjadikan daerah-daerah daerah memiliki tingkat kerawanan yang tinggi terhadap bencana alam. Daerah rawan bencana alam gempa bumi dan tsunami Indonesia Indonesia hampir semuanya berada pada daerah yang tingkat populasinya tinggi. Selain itu keberadaan sirkum mediteran yang merupakan salah satu baris pegunungan di bumi dimana diantaranya mempunyai karakteristik sebagai gunung aktif. Hal ini merupakan potensial terjadinya t bencana alam vulkanis. Bahaya gempa tektonik dan vulkanik ini mempunyai dampak pada pantai selatan Jawa yang dapat mengakibatkan terjadinya bencana gelombang tsunami. Jalur gempa tektonik yang pada akhirnya akan menimbulkan tsunami memanjang dari pegunungan Himalaya, India Selatan, Sri Langka, Maladewa berlanjut ke selatan Pulau Sumatera membelok ke timur di sepanjang pantai selatan Jawa hingga Laut Banda, lalu membelok ke utara melalui Sulawesi, Filipina, dan Jepang. Daerah Jawa Selatan khususnya khususnya Cilacap, Kebumen, Wonogiri hingga Pacitan yang berada di atas lempeng India-Auastralia Auastralia kondisinya saat ini sangat rapat karena mendapat tekanan dari lempeng EropaEropa Asia. Kondisi lempeng Jawa Selatan yang rapat dan tertekan itu sewaktu-waktu sewaktu waktu bisa patah sehingga seh menimbulkan gempa. 1) Gempa Bumi Daerah Kabupaten Pacitan yang berada di atas lempeng India-Australia India Australia kondisinya saat ini sangat rapat karena mendapat tekanan dari lempeng Eropa-Asia. Eropa Asia. Berdasarkan hal tersebut maka seluruh wilayah Kabupaten Pacitan termasuk kedalam kawasan rawan gempa bumi. 2) Kawasan Rawan Tanah Longsor/Gerakan Tanah Adapun kawasan rawan tanah longsor/gerakan tanah di Kabupaten Pacitan merupakan daerah yang memiliki kemiringan lahan lebih dari 40% dan kawasan yang memiliki jenis tanah Redzina dan litosol. Pada kawasan yang memiliki kriteria tersebut penggunaan lahan sedapat mungkin berupa hutan lindung/hutan rakyat. 3) Kawasan Rawan Gelombang Pasang Tsunami Adapun kecamatan yang merupakan kawasan rawan bencana tsunami dan perlu diatur penggunaan gunaan lahannya adalah seluruh wilayah pantai di bagian selatan Kabupaten Pacitan yang memiliki kemiringan landai dan juga wilayah-wilayah wilayah wilayah yang dilalui oleh sungai-sungai sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
II-31
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
2.4.6. KEBIJAKAN PENATAAN RUANG WILAYAH PERBATASAN PER A.
STRATEGI PENGELOLAAN RUANG KABUPATEN PACITAN DALAM WILAYAH CITRAGUNG Strategi Pengembangan Wilayah yang harus diakomodasi dalam Pengembangan Wilayah Pacitan
berkaitan dengan peran dan fungsinya dalam Kawasan Citragung (Pacitan-Trenggalek (Pacitan Trenggalek-Tulung Agung) adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan daya saing sektor ekonomi potensial 2) Meningkatkan daya tarik kawasan di mata investor antara lain dengan cara menyediakan prasarana dan sarana penunjang. 3) Memperbaiki sistem pemasaran produk yang dihasilkan kawasan 4) Pemasaran produk yang dihasilkan tidak diorientasikan kepada jalur lalu lintas ekonomi dan perdagangan Jawa Timur. 5) Membatasi pembangunan di wilayah-wilayah wilayah yang rawan bencana alam. 6) Meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat dengan mengembangkan sektor ekonomi e potensial. 7) Mengurangi jumlah pengangguran dengan menciptakan lapangan pekerjaan baru di sektor Pertanian, yaitu di Sub sektor Perkebunan, Peternakan, Perikanan Laut, serta di Sektor Pertambangan dan Penggalian. B.
STRATEGI PENGELOLAAN RUANG KABUPATEN PACITAN DALAM WILAYAH PAWONSARI Wilayah Pengembangan Pacitan (Provinsi Jawa Timur), Wonogiri (Provinsi Jawa Tengah) dan
Wonosari (Provinsi Yogyakarta) terletak dalam wilayah administrasi provinsi yang berbeda, sehingga pengembangan wilayah Pawonsari diarahkan diara pada upaya-upaya upaya untuk mengembangkan keuntungan komparatif antar wilayah dan tidak terjadi tumpang tindih peran dan fungsi wilayah yang sama. Strategi Pengembangan Wilayah Pawonsari (Pacitan-Wonogiri-Wonosari) (Pacitan Wonosari) adalah sebagai berikut: 1) Pengembangan Kawasan Kawa Wisata. 2) Pengembangan Kawasan Perikanan dan Kelautan. 3) Pemantapan Fungsi Lindung. 4) Pengendalian Pemanfaatan Ruang pada Fungsi-fungsi Fungsi fungsi Lindung Sempadan Sungai, Danau, Pantai. 5) Pemantapan Mekanisme Perijinan Pemanfaatan Ruang. 6) Pengembangan Jaringan Jalan/Aksesibilitas. Jalan/Aks 7) Pengembangan Prasarana Wilayah Penunjang Fungsi Sektoral. 8) Pengembangan Jaringan Jalan Lintas Kabupaten. 9) Pengembangan Jalur Angkutan. 10) Pengembangan Jaringan Jalan Lintas Propinsi.
II-32
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
11) Konservasi Sumberdaya Air: Pembangunan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Air Lainnya. 2.5
SOSIAL DAN BUDAYA
2.5.1 PENDIDIKAN Berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kabupaten Pacitan Dalam Angka 2011 tercatat 4 unit TK Negeri, 297 unit TK Swasta, 413 unit SD Negeri, 5 unit SD Swasta, 45 unit SMP Negeri, 21 unit SMP Swasta, 3 Unit MTS Negeri, 34 unit MTS Swasta, 9 Unit SLTA Negeri, 1 Unit SLTA Swasta, 1 Unit MA Negeri, 12 Unit MA Swasta, 8 Unit SMK Negeri, dan 13 Unit SMK Swasta dapat dijelaskan pada tabel 2.8.
II-33
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
Tabel 2.8 Daftar Pendidikan Swasta dan Negeri
No
Jumlah Sarana Pendidikan Umum
Kecamatan
TK Negeri
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Swasta
SD Negeri
Donorojo 19 32 Punung 29 31 Pringkuku 1 21 28 Pacitan 1 33 34 Kebonagung 32 34 Arjosari 19 36 Nawangan 18 32 Bandar 24 30 Tegalombo 15 40 Tulakan 1 6 49 Ngadirojo 1 3 44 Sudimoro 8 23 Total 4 297 413 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan, 2012
SLTP
Swasta
4 1 5
Negeri
4 3 3 5 2 3 4 4 3 4 5 5 45
MTs
Swasta
1 1 3 2 1 1 2 3 4 2 1 21
Negeri
1 1 1 3
Perguruan
SLTA
Swasta
Negeri
1 3 1 2 5 6 3 4 4 3 1 1 34
1 2 0 1 1 1 2 1 9
II-34
MA
Swasta
0 1 1
Negeri
1 1
Tinggi
SMK
Swasta
0 1 0 2 1 3 0 1 2 2 0 0 12
Negeri
1 3 1 1 1 1 8
Swasta
1 1 3 1 1 1 2 2 1 13
Negeri
-
Swasta
-
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
2.5.2 JUMLAH KK PENDUDUK MISKIN Kemiskinan skinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Hak-hak Hak hak dasar yang diakui secara umum meliputi terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alam, dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik, politik, baik bagi perempuan maupun laki-laki. laki Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah Kabupaten Pacitan. Data kemiskinan yang baik dapat digunakan untuk mengevaluasi kebijakan pemerintah terhadap kemiskinan, membandingkan kemiskinan antar waktu serta menentukan target penduduk miskin dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi kondisi penduduk miskin. Penduduk miskin Kabupaten Pacitan mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Tahun 2010 sebesar 19,5% sedangkan tahun 2011 adalah 17,37% (angka proyeksi). Sedangkan jumlah Rumah Tangga Miskin sesuai data Program Pendataan Perlindungan Sosial S (PPLS) tahun 2008 jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) di Kabupaten Pacitan dapat dilihat pada tabel 2.9 2.
Tabel 2.9 Jumlah Penduduk Miskin per Kecamatan No
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Donorojo Punung Pringkuku Pacitan Kebonagung Arjosari Nawangan Bandar Tegalombo Tulakan Ngadirojo Sudimoro Jumlah Sumber : Bappeda dan PM, 2012
Jumlah Keluarga Miskin (KK) 2.858 1.735 2.487 3.568 2.910 3.866 4.030 4.732 5.573 6.595 3.420 2.285 44.059
2.5.3 JUMLAH RUMAH Berdasarkan data buku Kabupaten Pacitan dalam Angka tahun 2011 jumlah rumah di Kabupaten pada tahun 2000 sebanyak 142.031, sedangkan pada tahun 2010 sebanyak 151.020 atau mengalami meng peningkatan jumlah rumah 8.989.
II-35
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
Tabel 2.10 Jumlah Rumah per Kecamatan Kecamatan
Jumlah Rumah
Donorojo
10.371
Punung
9.741
Pringkuku
9.039
Pacitan
20.054
Kebonagung
11.340
Arjosari
10.777
Nawangan
12.722
Bandar
12.298
Tegalombo
13.416
Tulakan
21.584
Ngadirojo
12.510
Sudimoro
7.168,0
Jumlah
151.020,0
Sumber : Pacitan dalam Angka, Angka 2011
2.6
KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH Pemerintah Daerah berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ditentukan
pada Pasal 1 angka 3 sebagai berikut: Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.Berdasarkan Pasal 1 angka 3 UU No. 32 Tahun 2004 tersebut di atas, maka dapat dijelaskan bahwa Pemerintah Daerah terdiri dari Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah. Dalam hal ini pembentukan organisasi prangkat daerah daerah tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah. Penjabaran Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah dalam pembentukan organisasi dan perangkat daerah di Kabupaten Pacitan telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan No. No 19 Tahun 2007 Tentang Organisasi Sekretariat Daerah Dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pacitan, dan Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan No. 21 Tahun 2007 Tentang ng Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pacitan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan No. No 19
Tahun
2007 Tentang Organisasi
Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pacitan, terdiri dari: I. Organisasi Sekretariat etariat Daerah: 1. Sekretaris Daerah 2. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, terdiri dari:
II-36
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
a. Bagian Administrasi Pemerintahan Umum b. Bagian Kerjasama dan Perbatasan c. Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat d. Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol 3. Asisten Perekonomian rekonomian dan Pembangunan, terdiri dari: a) Bagian Administrasi Pembangunan b) Bagian Administrasi Perekonomian c) Bagian Administrasi Sumber Daya Alam d) Bagian Pengolah Data Elektronik 4. Asisten Administrasi Umum, terdiri dari: a) Bagian Hukum b) Bagian Organisasi c) Bagian Keuangan d) Bagian Umum e) Kelompok Jabatan Fungsional. II. Organisasi Sekretariat Dewan Perwakilan Daerah: 1. Sekretaris DPRD 2. Bagian Umum 3. Bagian Persidangan 4. Bagian Perundang-undangan undangan dan Dokumentasi 5. Bagian Keuangan 6. Kelompok Jabatan Fungsional. Kemudian berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan No 21 Tahun 2007 Tentang Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pacitan, sesuai dengan pasal 2 peraturan ini dibentuk lembaga teknis daerah yang terdiri dari : 1.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal; Moda
2.
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat;
3.
Badan Penelitian, Pengembangan dan Statistik;
4.
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;
5.
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan;
6.
Badan Kepegawaian Daerah;
7.
Inspektorat
8.
ah Sakit Umum Daerah Rumah
9.
Kantor Pendidikan dan Pelatihan; II-37
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
10. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi 11. Kantor Lingkungan Hidup; 12. Kantor Ketahanan Pangan; 13. Kantor Pelayanan Perizinan; 14. Satuan Polisi Pamong Praja. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan No 21 Tahun 2007 Tentang Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pacitan ini diubah pada tahun 2011 dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan No 3 Tahun 2011 Perubahan Atas Peraturan Daerah No 21 Tahun 2007 Tentang Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pacitan. Peraturan daerah ini merubah pasal 2 Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan No 21 Tahun 2007 dengan membentuk dinas daerah di Kabupaten Pacitan yang terdiri dari : 1.
Dinas Pendidikan;
2.
Dinas Kesehatan;
3.
Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga;
4.
Dinas Bina Marga dan Pengairan;
5.
Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan;
6.
Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan;
7.
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
8.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
9.
Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan;
10. Dinas Kehutanan dan Perkebunan; 11. Dinas Kelautan dan Perikanan; 12. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika; 13. Dinas Pertambangan dan Energi; 14. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset.
II-38
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
BUPATI
DPRD
Perda Kab Pacitan No 19 Tahun 2007
Perda Kab Pacitan No 19 Tahun 2007
SEKRETARIAT DAERAH
SEKRETARIAT DPRD
Perda Kab Pacitan No 21 Tahun 2007 07
Perda Kab Pacitan No 20Tahun 2007
sebagaimana telah diubah dengan Perda
sebagaimana telah diubah dengan Perda
Nomor 4 tahun 2011
Nomor 3 Tahun 2011
LEMBAGA TEKNIS DAERAH
ORGANISASI DAERAH
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal 2. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat 3. Badan Penelitian, Pengembangan dan Statistik 4. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 5. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan 6. Badan Kepegawaian Daerah 7. Inspektorat 8. Rumah Sakit Umum Daerah 9. Kantor Pendidikan dan Pelatihan 10. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi 11. Kantor Lingkungan Hidup 12. Kantor Ketahanan Pangan 13. Kantor Pelayanan Perizinan 14. Satuan Polisi Pamong Praja
1. Dinas Pendidikan 2. Dinas Kesehatan 3. Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga 4. Dinas Bina Marga dan Pengairan 5. Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan 6. Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan 7. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi 8. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 9. Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan 10. Dinas Kehutanan dan Perkebunan 11. Dinas Kelautan dan Perikanan 12. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 13. Dinas Pertambangan dan Energi 14. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
KECAMATAN
KELURAHAN
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintahan Kabupaten Pacitan Dari seluruh lembaga teknis dan dinas daerah atau satuan kerja pemerintah emerintah daerah (SKPD) Kabupaten Pacitan yang memiliki keterkaitan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) langsung ataupun tidak langsung dalam pembangunan sanitasi di Kabupaten Pacitan dapat digambarkan pada Gambar 2.4 berikut.
II-39
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN
BUPATI
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PENANAMAN MODAL Bidang Fisik dan Prasarana
BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN – Bidang Advokasi dan Pengembangan Institusi – Bidang Pemberdayaan Perempuan
BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA Bidang Pemberdayaan Masyarakat
DINAS CIPTA KARYA, TATA RUANG DAN KEBERSIHAN – Bidang Cipta Karya – Bidang Kebersihan
DINAS KESEHATAN Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) – Bidang Kebersihan
KANTOR LINGKUNGAN HIDUP
Seksi Pemulihan Kualitas Lingkungan
Mandat Tupoksi Langsung (Stakeholder Utama) Mandat Tupoksi Tidak Langsung (Stakeholder Mitra)
Gambar 2.1a SKPD Yang Memiliki Keterkaitan Tupoksi Dalam Pembangunan Sanitasi Di Kabupaten Pacitan
II-40