Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 2000
OBSERVASI PERFORMAN AYAM BURAS MUDA PERSILANGAN ARAB-KEDU PUTIH DALAM KONDISI ON FARM DI KABUPATEN PACITAN JAWA TIMUR DICKY PAMUNGKAs, L. AFFANDHY, U. UMIYAsK dan A. RAsYID
Instalasi Penelitian dan Pengknjian Teknologi Pertanian Grati, Pasuruan ABSTRAK Belum banyak data signifikan yang menginformasikan performan produksi beberapa jenis ayam buras dan persilangannya yang akhir-akhir ini justru telah banyak ditemukan di wilayah sentra bibit dan pengembangan. Suatu observasi pendahuluan telah dilakukan guna mengkaji performan produksi ayam buras hasil silangan Arab-Kedu Putih (jantan Arab, betina Kedu ; Ardu). Sebanyak 500 ekor day-old-chick (DOC) ayam Ardu unsexed (berasal dari Sentra Pembibitan Lokal Tulungagung) didistribusikan ke-10 peternak (lima peternak di desa Piton dan lima peternak di desa Donorojo Kabupaten Pacitan) . Peternak sebagai koperator pengkajian adalah anggota kelompok peserta proyek P2RT/UPSUS 2000 Kabupaten Pacitan. Pola pemeliharaan ayam mengikuti paket teknologi madya (pola intensit) dari BPTP Karangploso . Observasi dilakukan selama enam bulan (sampai menjelang bertelur). Data yang diamati adalah : konsumsi dan konversi pakan, berat badan, mortalitas dan umur pertama bertelur. Data yang diperoleh diolah secara deskriptif. Hasil observasi menunjukkan bahwa konsumsi pakan DOC minggu pertama mencapai 29,4 g/ekor/mg dnn berat badan meningkat dari 25 g ke-78 g (212%), konversi pakan 0,38 . Sampai minggu ke-6 konsumsi pakan mencapai 218 g/ekor/mg atnu sebanyak 31 g/ekor/hr; sedangkan berat badan mencapai 368 glekor (meningkat 17,4% dari minggu ke-5, yakni sebesar 64 g) angka konversi pakan 0,59 . Snmpai minggu ke-12 berat badan mencapai 702 g, namun peningkatan pertambahan berat badan tertinggi terjadi pada minggu ke-6 dan minggu ke-7, yakni mencapai 77 glek/mg (20,9%) atau 11 g/ek/hr dan pnda saat tersebut konversi mencapai 0,59 dan 0,64 . Mortalitas tertinggi terjadi pada minggu ke-3 (6,4%) di desa Piton dan minggu ke-2 (10,7%) di desa Donorojo . Rataan umur pertama bertelur 168 t5,6 hari (desa Piton) dan 168 t 7,2 hari (desa Donorojo). Kata kunci: Ayam burns, persilangan, performan, onfarm PENDAHULUAN Kurun waktu sepuluh tahun terakhir, diketahui telah banyak betmunculanjenisjenis ayam buras berfenotipe baru (selain ayam kampunglayam sayur), khususnya di wilayah sentra bibit dan pengembangan ayam buras di Jawa Timur, misalnya ayam White Jelly, Ranu Pane, Wareng, Haifa, Dablo, Arab, dan Perancis ; disamping persilangan ayam Kedu putih, Kedu hitam, clan Cemani. Ayam-ayam tersebut (selain ayam Kedu clan persilangannya) secara optimal belum terobservasi potensi genetik maupun potensi produksinya, walaupun ayam tersebut sudah diyakini oleh sebagian besar peternak sebagai ayam buras unggul, karena daya produksi telurnya mempunyai keunggulan komparatif lebih tinggi apabila dibanding dengan ayam kampung. Beberapa keunggulan ayam Arab (YULIANTO, 2000) antara lain (1) potensi produksi telurnya mencapai 50-60% lebih banyak dibanding ayam kampung, (2) konversi pakan rendah, (3) pejantan Arab mempunyai keunggulan mampu mengawini ayam betina setiap 2-3 jam, (4) relatif lebih tahan penyakit, dan . (5) dapat dipelihara dengan pola tradisional sampai intensif. Observasi terhadap performan ayam buras perlu dikaji mengingat pada masa awal pemeliharaan, ayam buras muda sangat rentan terhadap kondisi lingkungannya. Terlepas dari pengaruh faktor genetik, apabila managemen pemeliharaan baik dan benar maka anak ayam akan 17 7
Seminar Nasional Peternakan clan Veteriner 2000
mampu tumbuh menjadi ayam dewasa dengan performan yang baik pula. Terkait dengan pola perkandangan yang diberikan, PAMUNGKAS et al. (1997) melaporkan bahwa total konsumsi pakan DOC ayam Kedu putih di kandang litter dan cage pada minggu pertama masing-masing adalah sebesar 13,6 clan 12,3% dari bobot badan ayam dan konsumsi pakan pada kandang litter tampak lebih efisien apabila dikonversikan ke pertambahan bobot badan yang dihasilkan. Sebagai tahap awal, pengkajian ini mengobservasi beberapa performan pertumbuhan (konsumsi pakan, mortalitas clan konversi pakan terhadap bobot badan) dimaksudkan sebagai data/informasi awal yang berkaitan dengan potensi produksi ayam buras persilangan Arab-Kedu yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk program pengembangan ayam buras di wilayah sentra bibit clan pengembangan. MATERI DAN METODE Lokasi pengkajian Pengkajian ini berlokasi di kabupaten Pacitan, Jawa Timur; mempunyai karakteristik topografi bukit berbatu, berlahan kering clan berada 564 m dpl . Peternak yang dipilih secara purposive adalah anggota kelompok peternak peserta proyek pertanian rakyat terpadu (P2RT)/UPSUS 2001 di kabupaten Pacitan . Sebanyak 500 ekor DOC ayam Ardu wisexed (berasal dari Sentra Pembibitan Lokal Tulungagung) didistribusikan ke-10 peternak (5 peternak di desa Piton dan 5 peternak di desa Donorojo. Rakitan paket teknologi Rakitan paket teknologi madya yang diintroduksikan selain bibit adalah berupa:,formulasi pakan (Tabel 1 clan Tabel 2), kanclang (Tabel 3), pengenclalian penyakit (Tabel 4), clan pemasaran/kelembagaan . Tabel 1. Formulasi pakan ayam DOC hingga dewasa Umur ayam (hari) Dedak pad i (°/a) Jagung giling (%) Kadar Konsentrat (%) protein (%) 1-21
22-42 > 43
0
0
100
40
20
40
17-18
20
13-15
50
30
>21
Parameter selain fenotipe ayam yang diamati adalah : konsumsi dan konversi pakan, berat badan, mortalitas clan umur pertama bertelur . Alat ukur yang digunakan untuk menimbang berat baclan clan pakan adalah Timbangan elektronik/digital berkapasitas 5 kg dengan tingkat ketelitian 0,01 kg. Data yang diperoleh diolah secara deskriptif Untuk validasi data telah ditempatkan petugas detasering yang setiap hari mengontrol clan mengobservasi i materi pengkajian secara seksama .
Seminar Nasional Peternakan clan Vetermer 2000
Tabel 2. Patokan pemberian pakan DOC hingga dewasa Umur ayam (hari)
g/ekor/hari
Jumlah pemberian
7
1-7 8-14 15-21
2,5 5
14
22-28 29-35 36-42
21 28 35
7,5 10 12,5
49 56 63
17,5 20
42
43-49 50-56 57-63 64-70 71-77
15
22,5 25
70 77
27,5 27,5
80
> 78
kg/50 ekor/hari
Tabel 3. Kandang DOC hingga dewasa Model kandang
Ukuran
0-2 2-5
Litter Umbaran
Diameter 1 m (2 x 3,5) m
5
UmbaraN Batterai
(2 x 3) m (0,3 x 0,5 x 0,4) m
Umur ayam (bulan)
Kapasitas
Keterangan
50 ekor 20-50
Dilengkapi brooder Dilengkapi tempat pakan/minum
10 ekor individu
Tabel 4. Program pengendalian penyakit dan vaksinasi Umur syam (hari)
Jenis bahan/vaksiN obat
1 2-4 12-14
Gula merah ND strain B 1 Koksidiostat
42 60 110
ND strain F Antibiotik
21
120
ND strain B1 Obat racing
ND strain Kumarov/Lasota
Cara clan dosis
Air minum secukupnya +Tetes mata 1 dosis Air minum Tetes mata 2 dosis
Air minum, sesuai label Injeksi i.m 0,5 dosis Dosis pencegahan Injeksi im 1 dosis
Keterangan : Vaksin berikutnya diulang setiap 2-3 bulan dan dianjurkan pula diberikan empon-empon
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi persilangan ayam Arab-Kedu Putih Belum diketahui secara pasti asal usul ayam Arab, namun demikian menurut beberapa keyinforman dari daerah sumber bibit, bahwa sekitar tahun 1990-an ; di desa Tlekung dan sekitarnya di 179
Seminar Nasional Peternakan Jan Veteriner 2000
kecamatan Batu kabupaten Malang Jawa Timur, beberapa tenaga ketja Indonesia (TKI) dari jasirah Arab telah membawa telur tetas ayam Arab; selanjutnya ditetaskan, dipelihara dan disilangkan dengan ayam kampung dan muncullah nama ayam Arabikung . Hasil persilangannya telah tersebar ke wilayah Malang, Blitar, Kediri danTulungagung . Persilangan ayam Arab-Kedu Putih menghasilkan performan DOC yang spesifik seperti yang tercantum dalam Tabel 6. Tabe15. Deskripsi fenotipe DOC persilangan ayam Arab-Kedu Putih Fenotipe Warna bulu Bulu kepala sampai punggung Bulu sayap Bulu bagian thorax sampai abdomen Warna kaki (shank)
- Uraian Coklat muda - kehitaman Terdapat garis coklat, garis putih bagian kanan dan kiri Coklat kehitaman Putih kecoklatan Keabuan
Perubahan warna bulu pada umur 6 minggu. Warna bulu kepala menjadi coklat muda dan punggung coklat dengan garis putih. Warna bulu thorax sampai abdomen berubah menjadi coklat . Secara eksterior, kelamin jantan dan betina berbeda jelas mulai umur 60 hari. Tabel 6. Karakteristik ayam jantan dan betina Fenotipe Jengger: Bentuk Warna Jumlah gerigi Pial Bulu thorax-abdomen Paruh Wama kaki (shank) Mata
Jantan
Bef na
Tegak, tebal, Merah 6-8 Merah Hitam bintik putih Keabu-abuan Kehitaman Garis hitam melingkari mata
Lebih kecil dan tipis Kekuningan 6-8 Merah Hitam bintik putih Keabu-abuan Kehitaman Garis hitam melingkari mata
Warna bulu kepala ayam betina mulai umur 75-80 hari berubah menjadi putih; bulu punggung hitam bintik putih dan Tedapat lingkaran hitam mengelilingi mata. Bulu thorax sampai abdomen kehitaman . Bulu ekor hitam clan tegak. Thorax menyempit dan abdomen membesar, apabila disentuh terasa lembut. Ayam betina dewasa mempunyai karakter tidak mengeram dan sifat kanibalnya renclah apabila dikelompokkan; sehingga tampak efisien dalam menghasilkan telun PAMUNGKAS et al. (1999) melaporkan bahwa persentase produksi telur ayam persilangan Arab-Kedu di kelompok peternak di desa Donorojo mencapai 60,3 sampai dengan 77,4% . ANONimus (1998) menyatakan bahwa ayam Arabia murni dengan bobot badan dewasa 1300 gram, mampu mencapai produksi 55-60 butir telur setiap periode bertelur atau mampu mencapai 200-250 butir per ekor setiap tahun .
Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 2000
Konsumsi dan konversi pakan Data rataan konsumsi dan konversi pakan tercantum dalam Gambar 1 . Konsumsi pakan
s °
v
80 60 40 20 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Umur ayam (m g) Gambar 1 . Konsumsi pakan ayam Ardu sampai umur 12 minggu Sedangkan data rataann konversi pakan tercantum dalam Gambar 2.
Gambar 2. Konversi pakan ayam Ardu sampai umur 12 minggu Konsumsi pakan yang diamati adalah rataan konsumsi yang merupakan selisih hasil pemberian pakan yang diberikan dikurangi sisa pakan di tempat dan pakan yang tercecer/tumpah . Data dalam Gambar 1 menyatakan bahwa konsumsi pakan meningkat seiring dengan bertambahnya umur ayam. Minggu pertama tampak bahwa konsumsi pakan per ekor selama seminggu sebanyak 29,4 gram; hal ini berarti bahwa konsumsi pakan DOC ayam Ardu mencapai 4,2 gram/ekor/hari . Hasil ini hampir sama apabila dibanding dengan konsumsi DOC ayam Kedu Putih di kabupaten Jombang (PAMUNGK.aS et al., 1997), yakni 4,79 gram/ekor/hari . Konsumsi pakan hasil kajian ini juga tidak jauh berbeda apabila dibandingkan dengan konsumsi pakan DOC hasil silangan Buras-Harco (MURYANTO et al., 1991).
Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 2000
Nilai konversi pakan meningkat dengan bertambahnya umur ayam, nilai konversi meningkat sebanyak 91,2% dari DOC hingga ayam umur 12 minggu . Namun demikian apabila dibanding dengan konversi pakan ayam Kedu putih, tampak lebih rendah; konversi pakan ayam Kedu Putih (PAMUNGKAS et al., 1997) mencapai 2,5 pada minggu pertama, selanjutnuya menurun hingga 1,2 hingga minggu ke-6. Keadaan yang demikian berarti bahwa ayam Ardu lebih efisien dalam mengkonsumsi pakan, berkaitan dengan pertambahan berat badannya. Bobot badan Bobot badan ayam kedu tampak meningkat seiring dengan bertambahnya umur (Gambar 3). Bobot badan DOC umur sehari hingga minggu pertama meningkat dari 25 gram ke-78 grarn (212%); kemudian dari minggu 1 ke-2, minggu 2 ke-3, minggu 3 ke-4, minggu 4 ke-5 dan minggu 5 ke-6 berturut turut meningkat 50 gram (64,1%) ; 56 gram (43,8%) ; 56 gram (43,8%), 56 gram (30,4%), dan 64 gram (26,7%) . Pertambahan bobot badan sangat terkait dengan tingkat palatabilitas ransum yang dikonsumsi oleh ayam. Walaupun dalam kondisi yang agak berbeda (antar peternak, ditinjau dari tingkat curahan perhatian dan tenaga kerja), tampak bahwa kecepatan pertambahan ayam Ardu yang dipelihara oleh masing-masing peternak tidak menunjukkan perbedaan . Rataan pertambahan bobot badan harian (pbbh) DOC hingga umur 6 minggu adalah 8,16 ± 0,71 gram/ekor/hari (desa Piton) dan 7,86 ± 0,86 gram/ekor/hari (desa Donorojo) . Rataan pbbh ayam dari minggu ke-6 sampai minggu ke-12 di desa Piton dan desa Donorojo masing-masing adalah 8,05 ± 2,46 gram/ekor/ekor dan 8,19 ± 2,54 gram/ekor/hari . Hasil ini tampak lebih tinggi apabila dibanding dengan laporan BASKORO (1988) bahwa ayam buras umur 6 minggu di kandang batterai di kabupaten Kutai Kalimantan Timur mempunyai pbbh 6,4 gram/ekor/hari . Selanjutnya dinyatakan bahwa kemampuan maksimal ayam buras dalam mengkonsumsi pakan hanya sekitar 60 gram/kg °..7s/ekor/hari. Bobot badan ayam 800 600 Gram 400 200 0
3 5 7 9 11 Umur ayam (mg)
Gambar 3. Berat badan ayam hingga umur 12 minggu Data dalam Gambar 3 menyatakan bahwa sampai umur 12 minggu, bobot badan Ardu mencapai 702 gram. Apabila dibandingkan dengan pengkajian pada tahun sebelumnya, tampak menunjukkan peningkatan. Adanya perbedaan ini mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan dalam managemen pemeliharaan ayam. Berdasarkan observasi terhadap perubahan pbbh dari minggu ke-1 minggu ke12, tampak bahwa pbbh tertinggi terjadi pada minggu ke-6 dan minggu ke-7, yakni mencapai 77 gram/ekor/minggu (20,9%) atau 11,0 gram/ekor/hari .
182
Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 2000
Mortalitas Angka kematian ayam hingga umur 12 minggu dibedakan dua desa lokasio pengkajian. Adanya perbedaan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan ketrampilan responden dalam beternak ayam. Data mortalitas sebagaimana tercantum dalam Tabel 7 mengindikasikan bahwa walaupun sudah dilaksanakan program pengendalian penyakit melalui vaksinasi ND secara teratur, namun tidak menjamin bahwa ayam yang telah divaksin tidak akan terkena serangan penyakit lain. Tabel 7. Mortalitas ayam sampai minggu ke-12 pada dua lokasi pengkajian (%) Minggu ke-
Piton
Lokasi
2
0,4a
0
Donorojo 0,4 10,7b
3 4 5
6,4 0 0,4a
0 0 0,4b
6 7 8 9 10 11 12
0 0 0 0 0 0,4 0
1,2 0 0 0,4 0 0 0
1
Penyebab Omphalitis Snot Snot Predator Snot CRD Snot
Cholera CRD
Sampai dengan minggu ke-12 di desa Piton terdapat mortalitas 7,6%; sedangkan di desa Donorojo . Penyebab kematian tertinggi adalah penyakit Snot. Keadaan yang demikian mengindikasikan kondisi kandang yang kurang higienis ; akibat rendahnya curahan perhatian oleh peternak (AFFANDHY et al., 2000) . Umur pertama bertelur Data umur pertama bertelur ayam Ardu di dua lokasi tercantum dalam Tabel 8. Tabe18. Rataan urnur pertama bertelur Lokasi Piton Donorojo
Jumlah syam bertelur (ekor) 75 69
Jumlah betina dewasa (ekor) 93 102
Umur pertarna bertelur (hari) 168 t 5,6 177 t 7,1
Rataan umur pertama bertelur di desa Piton tampak lebih rendah, berarti umur dewasa kelamin/dewasa tubuh betina ayam Ardu di desa Piton tampak lebih cepat dibanding di desa 183
Seminar Nasianal Peternakan clan Veteriner 2000
Donorojo . Demikian halnya persentase jumlah ayam yang bertelur di desa Piton lebih tinggi (80,6"K) dibanding desa Donorojo (67,6%) . Apabila dibandingkan dengan performa ayam Kedu Putih, tampak bahwa umur pertama bertelur ayam Kedu Putih sedikit lebih panjang, yakni berkisar 172 hingga 192 hari (AFFANDHY et al., 1998) . Adanya perubahan ini mencerminkan pengaruh faktor genetik clan status gizi pakan . KESIMPULAN o
Ayam bums persilangan Arab-Kedu Putih mempunyai karatesitik perubahan warna bulu pada umur 6 minggu; sedangkan perubahan jenis kelamin secara jelas pada umur 60 hsri .
o
Konsumsi pakan mencapai 73,5 gram/ekor/hari pada umur 12 minggu dengan angka konversi 0,6 .
o
Peningkstan pertambahan berat badamn harian tertinggi pada umur 6 minggu, yakni gram/ekor/hari .
11
OAFTAR PUSTAKA ANOMMtls . 1998 . Ayam Arabia. Ayam Buras Petelur Unggul. Lembaran CV . Cahaya Patria. Lawang. Malang. AFFANDHY, L., Gunawaa, D . PAMuNGKAs, U . UMIYASIH, clan D.E . WAHYONO. 1998 . Pengkajian teknologi budidaya ayam buras bibit. Pros. Sem . Has. Penel . clan Pengkajian Sistem Usaha Tani Jawa Timur BPI? Karangploso . Malang . AFFANDHY, L. D. PAMUNGKAs, U . UwyAsK D . HARDIm, A. RAsyn), D .E. WAHYONO, clan D .B . WUONO . 2000. Pengkajian Sistem Usaha Pertanian Ayam Buras. Pros . Seminar Hasil Pengkajian BPTP Karangploso . Un-published . BASKORO, H.P . 1988. Pertumbuhan kompensasi pada ayam buras mudadan kemungkinan pemanfaatannya pads peternakan pedesaan. Pros. Sem. Nas . Pet. clan Forum Peternak Unggas clan Aneka Ternak II . Balitnak . Bogor . MURYANTO, D . YULisTwn, D . GULTOM, SUBIHARTA, clan W. DIRiopRARTONO . 1991 . Peengaruh pemotongan paruh clan kepadatan kandang terhadap pertumbuhan ayam . Pros. Sem. Nas . Usaha Peningkatan Produktivitas Petemakan dan Perikanan. Univ . Diponegoro. Semarang . PAMuNGKAs, D., L. AFFANDHY, dan GUNAWAN . 1997. Kajian pola konsumsi dan konversi pakan ayam buras betina fase starter dalam dua sistem kandang di kecamatan Diwek kabupeten Jombang .Pros. Sem .Nas . II . INMT. Kerjasama Fak. Peternakan IPB dengan AINI . PAMUNGKAS, G., L. AFFANDHY, GUNAwAN, MARIYONO, U. UMIYASIH, clan H. ARIYANTO. 2000 . Pengkajian Sistem Usaha Pertanian Ayam Bums Berbasis Ekoregional Lahan Kering . Pros . Sem. Has . Penel./Pengkajian BPTP Karangploso . Badan Litbang Pertanian. YULIANPO, H. 2000. Ayab Arab berpotensi dikembangkan secara komersial . Poultry Indonesia. Edisi Juni, No . 242/57 .