TEMU ILMIAH IPLBI 2016
Studi Perilaku Pengguna Pedestrian pada Kawasan Perdagangan di Kota Manado Fela Warouw, Faizah Mastuti Laboratorium Kota dan Permukiman, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi.
Abstrak Keberlanjutan suatu kota dapat diukur dari penggunaan sistem transportasi yang memprioritaskan jalan kaki, sepeda dan moda lain yang menekankan pada kedekatan pencapaian. Untuk mewujudkan keberlanjutan kota maka sarana pedestrian sebagai jalur sirkulasi pejalan kaki perlu dimaksimalkan fungsinya. Penelitian ini bertujuan menata pedestrian yang menghubungkan kawasan permukiman kampung kodo dan komo dengan kawasan perdagangan pusat kota Manado. Model pedestrian yang nyaman menurut pejalan kaki merupakan hasil yang diharapkan dalam penelitian arsitektur lingkungan dan perilaku. Metode yang digunakan adalah observasi lapangan, pemetaan perilaku (placed centered mapping dan person centered mapping), observasi jejak fisik dan kuisioner. Melalui penelitian ini didapati tujuh kategori aktivitas pengguna pedestrian di kawasan perdagangan di kota Manado. Kata-kunci : kota manado, observasi jejak fisik, pedestrian, pemetaan perilaku
Pengantar Pedestrian sebagai bagian dari infrastruktur transportasi di kota Manado memiliki problem yakni tidak berfungsi secara optimal sesuai tujuan pengadaannya. Fenomena yang terjadi pada sejumlah pedestrian di kawasan perdagangan, antara lain: 1). Penyempitan area sirkulasi pada titik-titik tertentu akibat aktivitas pejalan kaki seperti; menunggu kendaraan atau bersosialisasi, 2). Pelebaran aktivitas pejalan kaki hingga ke badan jalan dan mengganggu arus sirkulasi kendaraan bermotor. Hal itu menunjukkan bahwa kebutuhan kenyamanan dan keamanan pejalan kaki pada pedestrian di kawasan perdagangan belum terakomodasi dengan baik. Selain permasalahan tersebut di atas, jalur pedestrian tidak dirancang untuk dapat mewadahi aktivitas laten, dalam arti tidak ada upaya perancang untuk memahami perilaku pengguna pedestrian sebagai bagian dari interaksi antara pengguna pedestrian dengan pedestrian, dan elemen di sekitar pedestrian sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Penelitian terhadap desain elemen pedestrian yang memperhatikan keamanan, kenyamanan dan aktitivitas laten pejalan kaki perlu dilakukan melalui pendekatan behavioral mapping dan physical traces. Tujuan penelitian adalah mendapatkan karakteristik pola perilaku pejalan kaki dan menemukan unsur/elemen desain pedestrian yang nyaman menurut pengguna. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi arahan desain untuk perancangan pedestrian baru maupun meredesain pedestrian eksisting agar dapat merangsang budaya berjalan kaki dan sesuai dengan prinsip-prinsip kota berwawasan ekologi. Tinjauan Terhadap Jalur Pedestrian Shirvani (1985) menyatakan bahwa jalur pedestrian merupakan fasilitas ruang terbuka publik, apabila berada di antara dua titik pusat pemicu kegiatan, maka akan berfungsi sebagai ruang penghubung yang mendukung kegiatan (activity Support). Jalur pedestrian merupakan elemen penting dalam perencanaan kota yang tidak hanya melihat keindahan melainkan lebih meruProsiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 | E 201
Studi Perilaku Pengguna Pedestrian pada Kawasan Perdagangan di Kota Manado
pakan system comfort. Jalur pedestrian berfungsi memberikan rangsangan dan aktivitas pedagang eceran, mengurangi ketergantungan kendaraan bermotor dan meningkatkan kualitas lingkungan yang berskala manusia dan mengurangi polusi. Berdasarkan fungsinya tersebut, jalur pedestrian (pedestrian circulation system) dapat dikategorikan dalam 2 jenis, yaitu ; jalur pedestrian yang berfungsi sebagai jalur khusus pejalan kaki yang terpisah dari badan jalan, yang memberikan keamanan bagi pejalan kaki dalam melakukan aktivitas dan melindungi terhadap gangguan kendaraan (Rubenstein, 1980) jalur ini biasa disebut trotoar. Selanjutnya adalah jalur pedestrian yang berfungsi sebagai area rekreasi dalam bentuk mall atau plaza, sehingga pejalan kaki bebas beraktivitas, aman dan lebih nyaman (Untermann, 1992). Suatu hal yang paling penting dalam menghadapi jalur pedestrian adalah fungsi dan kebutuhan selain kenyamanan psikologis juga kenyamanan phisik. Fungsi dan kebutuhan jalur pedestrian yang memadai merupakan bagian dari pemecahan desain, termasuk pertimbangan kelayakan terhadap sirkulasi, pencapaian, informasi dan kenyamanan, Shirvani (1985). Sementara menurut Kepmen P.U.no.468/KPTS/199, jalur pedestrian harus mengutakan aksesibilitas tidak hanya terhadap pejalan kaki, melainkan juga penyandang cacat, baik yang menggunakan kursi roda maupun tuna netra. Hal yang harus diperhatikan adalah rasa aman, nyaman dan tidak terhalang. Setting Yang Terdapat di Ruang Jalan Setting merupakan suatu interaksi antara manusia dengan lingkungannya (Rapoport, 1977). Setting ruang jalan yang didesain harus disesuaikan dengan kebutuhan manusia dalam melakukan aktivitasnya. Setting ruang jalan dapat dikelompokkan menjadi ; setting fisik dan setting aktivitas. Elemen-elemen dalam setting fisik berupa ; bangunan, jalur pedestrian, jalur kendaraan , street furniture dan tempat PKL. Berdasarkan elemen pembentuknya setting dapat dibedakan atas tiga komponen a. Fix (Fixed-Feature), yaitu elemen yang pada dasarnya tetap atau perubahannya jarang dan lambat, seperti : ruang, jalan, pedestrian. b. Semi Fix (SemifixedFeature), yaitu elemen-elemen yang tidak tetap, E 202 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016
dapat terjadi perubahan yang cukup cepat dan mudah, seperti ; pohon, street furniture, tempat PKL. c. Non Fix (Nonfixed-Feature), yaitu elemen yang berhubungan dengan perilaku yang ditunjukkan oleh manusia dalam menggunakan ruang. Selanjutnya menurut Rapoport (1977), pejalan kaki adalah pengguna jalan yang melakukan aktivitasnya diwarnai dengan perilaku sosial (with attitudes of sociability). Aktivitas tersebut dikelompokkan aktivitas dinamis seperti ; berjalan dan aktivitas statis seperti ; duduk, berdiri, berjongkok dan sebagainya. Pengertian tersebut menunjukkan selain kegiatan manifest ‘berjalan’ adapula kegiatan laten yang biasanya terjadi di pedestrian. Ruang jalan pada bagian ujung pedestrian berpotongan dengan jalan (intersections), memiliki aliran yang paling besar (heavy pedestrian flow), Whyte (1980). Hal itu sangat dimungkinkan dengan keberadaan penjual eceran (retailing), (store), etalase (show windows) atau penanda dan penjaja makanan (food) pada ruang dan sisi jalan yang menarik perhatian pejalan kaki. Hubungan pejalan kaki dengan unsur lain dapat dikelompokkan dalam : a. Hubungan pejalan kaki dengan kendaraan. Hubungan pejalan kaki dengan kendaraan dapat dikenali dari hubungan antara pedestrian dengan jalur kendaraan. Menurut Carr (1992), hubungan antara pedestrian dengan jalur kendaraan dapat dikelompokkan dalam 2 (dua) bagian, yaitu: Pedestrian sisi dari jalan kendaraan (pedestrian sidewalks) dan jalan pedestrian yang bebas maupun yang memiliki pembatas terhadap kendaraan. b. Hubungan pejalan kaki dengan lokasi parkir. Salah satu lokasi awal pergerakan pejalan kaki adalah parkir. Menurut Lorch (1993), sebaran lokasi parkir umumnya dipengaruhi oleh efektifitas jarak tempuh dan waktu pencapaian ke tempat tujuan. Lokasi parkir yang dekat dengan tempat tujuan cenderung memperpendek jalur pejalan kaki. Namun tidak menutup kemungkinan lokasi parkir jauh dari tempat tujuan, pada kondisi demikian akan memperpanjang pergerakan pejalan kaki dari lokasi parkir ke tempat tujuan. c. Hubungan pejalan kaki dengan bangunan. Tujuan yang lain dari pejalan kaki adalah bangunan. Bangunan pertokoan merupakan salah satu daya tarik pengunjung, yang akan mempenga-
Fela Warouw
ruhi intensitas pejalan kaki di sekitar bangunan tersebut. Menurut Lorch (1993) pada kawasan perdagangan yang terdapat ruang pedestrian merupakan daya tarik pengunjung dan merupakan salah satu penentu keberhasilan pertokoan tersebut, yang akan mempengaruhi intensitas pejalan kaki di sekitar bangunan tersebut. Metode Pemahaman suatu setting (baca; pedestrian) oleh individu didasarkan pada latar belakang budaya, nalar dan pengalaman individu tersebut. Akan tetapi pula beberapa kelompok individu mempunyai kecenderungan pemahaman lingkungan (baca : pedestrian) yang sama atau mirip, karena kemiripan latar belakang budaya, nalar serta pemahamannya. Hal ini memungkinkan munculnya perilaku yang berbeda-beda. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka dalam penelitian ini hendak dikembangkan suatu teknik pemetaan perilaku (Behavioral Mapping) dan juga observasi jejak fisik (Physical Traces). Melalui metode penelitian ini akan ditemukan atribut perilaku dan pola perilaku pengguna pedestrian yang dapat dijadikan design guidelines untuk mendesain pedestrian yang nyaman menurut pengguna. Suatu lingkungan dalam hal ini pedestrian memiliki kondisi tertentu yang tergantung pada pikiran pejalan kaki tentang pedestrian tersebut. Pikiran atau kognisi tersebut bersifat keruangan, dan pikiran tersebut dapat diidentifikasi dengan mengetahui persepsi dan mengamati perilaku pengguna pedestrian. Dengan menemukan atribut dan pola perilaku pengguna pedestrian pada pedestrian, maka pedestrian dapat dimanipulasi atau didesain sedemikian rupa sehinga dapat menjadi pedestrian yang dirasa nyaman oleh pengguna. Populasi adalah total semua kasus, kejadian, orang, hal dan lain-lain. Dalam penelitian ini populasi yang dimaksud adalah pengguna pedestrian sebagai satuan terkecil dalam lingkungan perkotaan, dan pelakunya disebut responden. Pada identifikasi dan pemetaan perilaku, respondennya adalah semua pelaku kegiatan pada pedestrian yang teramati saat penelitian berlangsung. Untuk kebutuhan verifikasi data maka pemilihan responden dilakukan secara random purposif (berdasarkan usia, jenis kelamin dan aktivitasnya) bervariasi sesuai dengan perban-
dingan dan pertimbangan yang logis dan dianggap representatif. Pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan pengamatan termasuk pengukuran langsung terhadap lokasi/tempat dan observasi jejak fisik. Terdapat tiga tahapan observasi langsung dalam penelitian ini. Tahap pertama, mengamati kondisi setting pedestrian yang dijadikan studi kasus dan mengukur serta mencatat setting fisiknya, termasuk elemen – elemen pembentuknya yang mempengaruhi perilaku pengguna. Dalam langkah ini juga diadakan pengukuran-pengukuran aspek ekologi yang terkait dengan kenyamanan pengguna (pengukuran kebisingan, panas, kelembaban, angin dan pencahayaan). Tahap kedua, mengamati langsung perilaku pengguna pedestrian (individu - kelompok, anak, remaja, dewasa, orang tua baik laki-laki maupun perempuan) Untuk memperoleh data kecenderungan, masing-masing dilakukan selama 3 hari, dalam satu minggu yaitu ; hari senin, jumat dan minggu. Pengamatan ini didukung dengan teknik wawancara terhadap sampel amatan. Tahap ketiga, membuat kategorisasi perilaku-perilaku yang akan diamati. Metode observasi jejak fisik adalah mengamati jejak fisik kegiatan yang telah berlangsung yang tidak teramati saat pemetaan perilaku. Pengamatan ini dilakukan guna melihat bagaimana orang mempengaruhi lingkungan fisik di sekitarnya. Peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini ini adalah : Alat tulis menulis (karton gambar, plastik transparan dan spidol warna); Software Autocad dan Archicad untuk keperluan penggambaran peta situasi; Komputer dan Printer; Kamera foto dan kamera digital. Pengumpulan data melalui kuesioner dan wawancara dipakai untuk verifikasi dugaan dari hasil interpretasi peneliti terhadap pola perilaku beserta atributnya yang ditemukan dari pengamatan perilaku dan menjaring opini pengguna pedestrian. Kuesioner berbentuk terbuka (openended) dipakai untuk pendataan yang sifatnya terukur dan objektif, antara lain; data pribadi responden, aktivitas yang dilakukan pada pedestrian termasuk alasan beraktivitas dan sebagainya, kuesioner ini berbentuk tertutup (closed). Kuesioner juga digunakan untuk mengukur sifat yang subjektif, yaitu tingkat kepuasan terhadap Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 | E 203
Studi Perilaku Pengguna Pedestrian pada Kawasan Perdagangan di Kota Manado
keberadaan dan penggunaan pedestrian. Wawancara dilakukan untuk mengetahui pendapat atau opini responden secara lebih luas, terutama untuk mengetahui mengapa perilaku terjadi. Wawancara dilakukan secara terstruktur, dengan pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Lokus penelitian adalah pedestrian yang ada di pusat kota Manado dan terletak di antara kawasan permukiman penduduk dan kawasan perdagangan. Fokus amatan adalah kawasan 45 yang bermuara di TKB (Taman Kesatuan Bangsa 45). Berdasarkan karakteristik lingkungan maka pemetaan dibagi dalam 2 zona amatan. Zona 1 mewakili karakter kota tua (pecinan): terletak antara pemukiman Kampung Arab dan Kawasan perdagangan 45, (pintu masuk 1 dan 2). Terdapat 2 lajur masing-masing dari pintu masuk keluar permukiman yang berbeda, dengan jarak dari TKB sekitar 400 meter. Pedestrian pada kawasan ini telah tersedia namun tidak maksimal dalam penggunaannya. Zona 2 yang mewakili karakter kota modern (pengembangan kota) terletak antara pemukiman Kampung Kodo dan Kawasan perdagangan 45, (pintu masuk 1 dan 2) dan berjarak sekitar 400 m dari Taman Kesatuan Bangsa. Zona ini merupakan kawasan transisi ke arah perkembangan pusat kota, keberadaan pedestrian cukup baik, telah mengalami beberapa kali perbaikan namun tdak maksimal dalam penggunaannya. Untuk memudahkan pengamatan maka lokus pengamatan perilaku pada pedestrian dibagi ke dalam 4 zona, yaitu zona 1A, 1B, 2A, 2B. Masing-masing zona mewakili karakter situasi setting yang cenderung yang berbeda. Batas pengamatan perilaku untuk suatu melakukan pemetaan tidak lebih dari 150 m sehingga pada, zona 1 dibagi atas 3 penggal. Identifikasi Setting Perilaku, Aktivitas dan Perilaku Pengguna Pedestrian Dari hasil pengamatan, setting pedestrian pada zona 1 dapat dilihat pada tabel 2 dan tabel 3. Zona 1 memiliki karakteristik lebar pedestrian bervariasi, dimana ukuran minimal 90 cm dan maksimal 150 cm. Ketinggian pedestrian terhadap muka jalan bervariasi antara 10 cm hingga 30 cm. Jarak pedestrian dengan emeran toko E 204 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016
antara 30 cm sampai 120 cm, namun dibeberapa penggal tidak ada jarak.
Tabel 1. Lokus Penelitian Zona Amatan Zona
Penggal 1
1A
2 3 1
1B
2
3
Keterangan Berada di antara jl. Ks Tubun dengan persimpangan jl. S.Parman Berada di jl. Dotulolong Lasut, alternatif jalan ke pasar bersehati, dominan bangunan toko, sebagian kecil kantor Berada di jl. Dotulolong lasut, mengarah ke TKB, Berada di jl.DI. Panjaitan berbatasan dgn persimpangan jl.S.Parman, bersisian dengan deretan toko dan sekolah dasar Berada di jl.DI Panjaitan, bersisian dengan toko alatrumah tangga, apotik dan gudang barang Berada di jl.DI Panjaitan, bersisian dengan toko alatrumah tangga, apotik dan gudang barang
Gambar 1. Jalur Pedestrian Zona 1
Batas teritori pedestrian terhadap emperan toko kurang jelas, namun beberapa penggal memiliki beda ketinggian. Elemen sepanjang pedestrian sangat minim, tapi beberapa penggal terdapat tempat sampah, tiang lampu dan tempat duduk. Sementara berdasarkan pemetaan place centered mapping dan person centered mapping ada beberapa aktivitas dan perilaku yang terjadi di pedestrian seperti yang dijelaskan pada tabel 4 dan tabel 5. Perilaku pada zona 1A penggal 2 dan penggal 3 lebih bervariasi walaupun fre-
Fela Warouw
kwensinya tidak tinggi. Batasan perhitungan frekwensi jumalh adalah minimal 10 orang/jam yang melakukan aktivitas tertentu pada pedestrian. Pada pengamatan perilaku di zona 1B penggal 2 didapati aktivitas tidak lazim yaitu meletakkan barang dagangan melewati emperan toko sehingga aktivitas berdagang terjadi pada pedestrian. Sementara aktivitas berjalan tidak dapat dibedakan antara ruang pedestrian dengan emperan toko. Kategorisasi Aktivitas Pengguna Pedestrian Berdasarkan pemetaan perilaku yang dilakukan pada pedestrian antara kawasan perdagangan dan kawasan permukiman di zona 1, maka dapat dikategorisasikan 7 aktivitas pengguna pedestrian, yaitu: 1. Berjalan; intensitas aktivitas berjalan pada pedestrian dalam jarak-jarak pendek (dari satu titik ke titik lain) cukup tinggi terutama pada penggal pedestrian pada perampatan arah menuju ke pasar bersehati, sedangkan aktivitas berjalan dalam jarak tempuh yang relative (diatas 20 meter) lebih dominan terjadi pada jalan dan badan jalan daripada pedestrian. 2. Duduk; aktivitas duduk pada zona ini meliputi duduk menunggu di kendaraan yang diparkir didepan toko dan aktivitas duduk pedagang yang berjualan di emperan toko hingga pedestrian dengan intensitas sedang. 3. Memarkir kendaraan; aktivitas memarkir kendaraan roda 2 terjadi pada beberapa sisi pedestrian (badan jalan), khususnya mulai dari toko bata hingga toko pioneer dengan intensitas tinggi.
6. Bercengkrama; aktivitas bercengkrama dalam hal ini meliputi: aktivitas ngobrol antar pedagang dan pembeli atau antar pembeli yang terjadi di pedestrian. 7. Menunggu; aktivitas menunggu kendaraan atau teman pada pedestrian di dekat jalan masuk/keluar permukiman domain terjadi dari pagi hingga malam hari dengan intensitas sedang. Kesimpulan Hasil penelitian yang ditampilkan meliputi temuan pada satu zona amatan sehingga kategorisasi aktivitas pengguna pedestrian masih perlu dikembangkan lagi setelah mengolah data pada zona amatan lainnya. Untuk menemukan elemen/unsur pedestrian yang nyaman masih perlu dilakukan analisis lanjutan. Namun hasil temuan dalam penelitian ini dapat dievaluasi pada kawasan perdagangan baru disepanjang jalan Boulevard Manado. Daftar Pustaka Rapoport, A. (1977). Human Aspects of Urban Form-
Towards a Man-Environment Approach to Urban Form and Design. Pergamon Press. Shirvani, H. (1985). The Urban Design Process. New York: Nostrand Reinhold. Sommer, R., Sommer B. (1980). Behavioral Mapping, A Practical Guide to Behavioral Research. New York: Oxfort University Press. Mastutie, F. (2008). Optimalisasi Fungsi Pedestrian di pusat kota Manado. Manado: Laporan Penelitian Mandiri Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Unsrat. Mastutie F. (2011). Perilaku Pengguna Pedestrian Pada Penggal Jalan Sam Ratulangi Manado. Manado: Laporan Penelitian Mandiri Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Unsrat.
4. Berdiri; aktivitas berdiri pada zona ini meliputi 2 jenis, yakni berdiri melihat lihat atau mengamati suasana sebelum berjalan dan aktivitas berdiri pedagang menawarkan dagangannya di emperan toko hingga pedestrian. 5. Berjualan; hamper disetiap depan toko ada pedangan kaki lima yang berjualan hingga area dagangan meluas ke pedestrian, sehingga hak pejalan kaki pada pedestrian hilang. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 | E 205
Studi Perilaku Pengguna Pedestrian pada Kawasan Perdagangan di Kota Manado Tabel 2. Identifikasi Setting Perilaku pada Zona 1A Kondisi Fisik Pedestrian Lebar Material Penutup Ketinggian dari Permukaan Jalan Kondisi Fisik Pedestrian Jarak Pedestrian dengan atas Luar toko (emperan) Batas Pedestrian dengan emperan toko Elemen-elemen pedestrian
Penggal 1 100-130 cm Keramik Kasar 10-15 cm
Penggal 2 120 cm Keramik, Batu alam 15-20 cm
Penggal 3 90-110 cm Keramik kasar 15-30 cm (bervariasi)
Cukup baik 30-120 cm
Cukup baik Rata-rata 50 cm
Tidak baik Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Kepadatan Kendaraan pada sisi pedestrian Kecepatan Kendaraan pada sisi pedestrian Penggunaan sisi luar yang berbatas dengan jalan Hasil Analisis
Tinggi
Bak sampah, tempat duduk, pohon, lampu Tinggi
Relatif sedang
Relatif sedang
Relatif sedang
Tidak ada
Parkir kendaraan
Parkir kendaraan
Tinggi
Tabel 3. Identifikasi Setting Perilaku pada Zona 1B Kondisi Fisik Pedestrian Lebar Material Penutup Ketinggian dari Permukaan Jalan Kondisi Fisik Pedestrian Jarak Pedestrian dengan atas Luar toko (emperan) Batas Pedestrian dengan emperan toko Elemen-elemen pedestrian Kepadatan Kendaraan pada sisi pedestrian Kecepatan Kendaraan pada sisi pedestrian Penggunaan sisi luar yang berbatas dengan jalan Hasil Analisis
E 206 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016
Penggal 1 120-150 cm Keramik Kasar, Paving Blok 15-25 cm
Penggal 2 120 cm Beton cor kasar
Penggal 3 90-100 cm Keramik, Paving
15-20 cm
10-20 cm (bervariasi)
Cukup baik 50-120 cm
kurang baik 30-60 cm
Kurang baik Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Bak sampah Tinggi
Beda material/beda ketinggian Tidak ada Tinggi
Relative sedang
Relative sedang
Relative rendah
Parkir kendaraan
Jalan kendaraan umum dan pribadi
Jalan kendaraan umum/pribadi dan pejalan kaki
Tidak ada Tinggi
Fela Warouw Tabel 4. Hasil Overlay Pemetaan Perilaku pada Zona 1A Aktivitas dan Perilaku a.Intensitas Aktivitas Penggal 1 Berjalan Berdiri Penggal 2 Berjalan Berdiri Duduk Parkir dan keluar Penggal 3 Berjalan Berdiri Duduk Berjualan b. Indikator Intensitas Penggal 1 Berjalan Berdiri Penggal 2 Berjalan Berdiri Duduk Parkir dan keluar Kendaraan Penggal 3 Berjalan Berdiri Duduk Berjualan c. Perilaku Penggal 1 Berjalan Berdiri Penggal 2 Berjalan Berdiri Duduk Parkir dan keluar kendaraan Penggal 3 Berjalan Berdiri Duduk Berjualan Hasil Analisis
Pagi 06.00-09.00
Siang 11.00-13.00
Sore 16.00-19.00
Tinggi Tinggi
Sedang Sedang
Rendah Rendah
Tinggi Rendah Tinggi Rendah
Sedang Sedang Rendah Tinggi
Rendah Sedang Rendah Tinggi
Rendah Rendah Rendah Rendah
Sedang Sedang Tinggi Tinggi
Sedang Sedang Tinggi Tinggi
Pergerakan rendah, aktivitas laten tidak ada Pada titik-titik tertentu
Pergerakan sedang, aktivitas laten tinggi Pada titik-titik tertentu
Pergerakan tinggi, aktivitas laten tinggi Pada titik-titik tertentu
Pergerakan rendah, aktivitas laten tidak ada Pada titik-titik tertentu Pada titik-titik tertentu Frekwensi jumlah aktivitas parkir
Pergerakan sedang, aktivitas laten tinggi Pada titik-titik tertentu Pada titik-titik tertentu Frekwensi jumlah aktivitas parkir
Pergerakan tinggi, aktivitas laten tinggi Pada titik-titik tertentu Pada titik-titik tertentu Frekwensi jumlah aktivitas parkir
Pergerakan rendah, aktivitas laten tidak ada pada titik-titik tertentu pada titik-titik tertentu Frekwensi jumlah PKL sepanjang pedestrian
Pergerakan sedang, aktivitas laten tinggi pada titik-titik tertentu pada titik-titik tertentu Frekwensi jumlah PKL sepanjang pedestrian
Pergerakan tinggi, aktivitas laten tinggi pada titik-titik tertentu pada titik-titik tertentu Frekwensi jumlah PKL sepanjang pedestrian
Berjalan cepat, Berjalan sedang, Berjalan pelan-pelan melihat Menunggu, Bersosialisasi, Melihat-lihat, Tawar menawar Berjalan cepat, Berjalan sedang, Mengangkat barang Bersosialisasi, Melihat-lihat, Mengawasi barang Menunggu, Bercengkrama, Melihat-lihat, Melamun Langsung/Mudah, Melihat-lihat, Pelan/hati-hati
Berjalan cepat, Berjalan sedang, Mengangkat barang Bersosialisasi, Melihat-lihat, Mengawasi barang Menunggu, Bercengkrama, Melihat-lihat, Melamun Memanggil/menyapa, Melihat-lihat, Tawar menawar, Melamun
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 | E 207
Studi Perilaku Pengguna Pedestrian pada Kawasan Perdagangan di Kota Manado Tabel 5. Hasil Overlay Pemetaan Perilaku pada Zona 1B Aktivitas dan Perilaku a.Intensitas Aktivitas Penggal 1 Berjalan Berdiri Parkir Kendaraan Penggal 2 Berjalan Berdiri Duduk Mengepak Barang Dagangan Penggal 3 Berjalan Berdiri Berjualan b. Indikator Intensitas Penggal 1 Berjalan Berdiri Parkir Kendaraan Penggal 2 Berjalan Berdiri Duduk Mengepak Barang Dagangan Penggal 3 Berjalan Berdiri Berjualan c. Perilaku Penggal 1 Berjalan Berdiri Parkir Kendaraan Penggal 2 Berjalan Berdiri Duduk Mengepak Barang Dagangan Penggal 3 Berjalan Berdiri Berjualan Hasil Analisis
Pagi 06.00-09.00
Siang 11.00-13.00
Sore 16.00-19.00
Tinggi Rendah Rendah
Rendah Sedang Tinggi
Rendah Tinggi Tinggi
Rendah Rendah Rendah Rendah
Sedang Sedang Tinggi Tinggi
Sedang Sedang Tinggi Tinggi
Rendah Rendah Rendah
Tinggi Sedang Tinggi
Tinggi Sedang Tinggi
Pergerakan rendah, aktivitas laten tidak ada Pada titik-titik tertentu Frekwensi jumlah aktivitas parkir
Pergerakan sedang, aktivitas laten tinggi Pada titik-titik tertentu Frekwensi jumlah aktivitas parkir
Pergerakan tinggi, aktivitas laten tinggi Pada titik-titik tertentu Frekwensi jumlah aktivitas parkir
Pergerakan rendah, aktivitas laten tidak ada Pada titik-titik tertentu Pada titik-titik tertentu Frekwensi jumlah pengguna pedestrian
Pergerakan sedang, aktivitas laten tinggi Pada titik-titik tertentu Pada titik-titik tertentu Frekwensi jumlah pengguna pedestrian
Pergerakan tinggi, aktivitas laten tinggi Pada titik-titik tertentu Pada titik-titik tertentu Frekwensi jumlah pengguna pedestrian
Pergerakan rendah, aktivitas laten tidak ada Pada titik-titik tertentu Frekwensi jumlah PKL sepanjang pedestrian
Pergerakan sedang, aktivitas laten tinggi Pada titik-titik tertentu Frekwensi jumlah PKL sepanjang pedestrian
Pergerakan tinggi, aktivitas laten tinggi Pada titik-titik tertentu Frekwensi jumlah PKL sepanjang pedestrian
Berjalan cepat, Berjalan sedang, Berjalan lambat, Angkat barang Bercengkrama, Melihat-lihat, Mengawasi barang, Menunggu Kendaraan Langsung/Mudah, Melihat-lihat, Pelan/ hati-hati Berjalan cepat, Berjalan sedang, Angkat barang Melihat-lihat, Mengawasi barang, Menunggu kendaraan, Menawarkan barang Menunggu, Bercengkrama, Melihat-lihat, Melamun Memanggil/Menyapa, Melihat-lihat, Bercengkrama
Berjalan cepat, Berjalan sedang, Angkat barang Tawar-menawar, Melihat-lihat, Mengawasi barang Memanggil/Menyapa, Melihat-lihat, Tawar menawar, Melamun
E 208 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016