MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
KAJIAN TIPOMORFOLOGI KAWASAN PERMUKIMAN TERENCANA DI KOTA MANADO1 Oleh : 2
Sonny Tilaar , Octavianus H.A. Rogi2, Alvin J. Tinangon2 (1Penelitian Dengan Sumber Dana DIPA UNSRAT no. 0748/023_04.2.01/27/2012 TA 2012) (2Staf Pengajar Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi)
ABSTRAK Sejumlah premis teoritik menunjukkan bahwa lepas dari tipe struktur ruang kota dan pertumbuhannya, tipomorfologi suatu kota sangat ditentukan oleh pola pertumbuhan kawasan permukiman, baik yang terencana atau tidak. Problem yang lazim terjadi adalah degradasi kualitas ruang kota akibat perkembangan kawasan permukiman yang tidak terencana. Namun demikian, praktik pengembangan kawasan permukiman terencana tidak jarang juga bermuara pada hadirnya klaster-klaster permukiman yang berkualitas rendah bahkan cenderung kumuh. Penelitian ini mencoba untuk menelusuri lebih lanjut karakteristik tipomorfologi kawasan permukiman terencana di wilayah kota Manado, dalam kaitannya dengan indikasi permasalahan perkotaan yang disinyalir di atas. Secara khusus, penelitian ini berupaya mengidentifisir faktor apa saja yang menentukan perubahan tipomorfologi permukiman terencana di Manado. Penelitian ini dilakukan dalam waktu 6 (enam) bulan. Data yang digunakan terdiri dari data primer dan sekunder. Data sekunder adalah data kondisi permukiman di kota Manado secara keseluruhan, khususnya statistik pertumbuhan kawasan permukiman terencana sejak tahun 1975 hingga tahun 2010. Data primer adalah data hasil observasi lapangan dan wawancara, serta citra satelit tentang kondisi salah satu kawasan permukiman terencana di Manado, yaitu Perumahan Alandrew di kecamatan Malalayang, yang dijadikan objek studi kasus, mewakili kategori permukiman dengan target konsumen masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah. Teknik analisis adalah analisis deskriptif, yaitu menganalisis langsung keadaan obyek studi melalui uraian, pengertian, ataupun eksplanasi terhadap variabel yang terukur maupun tidak. Sebagai kesimpulan, hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Pertumbuhan jumlah lokasi dan luas lahan permukiman terencana di Manado menunjukkan trend positif; (2) Secara periodik rasio okupansi lahan per unit rumah trendnya meningkat; (3) Delineasi kawasan permukiman terencana cenderung tidak beraturan dan ditentukan oleh batas legal penguasaan lahan pihak pengembang, serta batas fisik alamiah lahan efektif; (4) Aksesibilitas kawasan umumnya berupa akses tunggal, dengan sirkulasi keluar masuk kawasan yang berciri kuldesak; (5) Rencana tapak kawasan lazim dikembangkan dengan konsep dasar optimasi daya dukung lahan melalui upaya grading, dengan tatanan grid yang sumbu-sumbu orientasinya bersesuaian dengan arah kelandaian lahan serta delineasi kawasan; (6) Blok perkavlingan lazim dibedakan atas tipe unit hunian dan kavlingnya. Blok dengan kualitas terbaik biasanya ditempatkan dekat dengan akses kawasan atau di jalur jalan utama, sementara blok kavling dengan kualitas terendah menempati zona-zona “terdalam”; (7) Ragam tipologi unit hunian biasanya terdiri dari minimal 3 varian
KAJIAN TIPOMORFOLOGI KAWASAN PERMUKIMAN TERENCANA DI KOTA MANADO
1
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
tipe, mulai dari tipe terkecil hingga yang terbesar; (8) Tipologi infrastruktur standar yang disediakan meliputi prasarana jalan, drainase, listrik dan air bersih. Sarana publik standar yang disediakan adalah ruang terbuka publik dan lahan untuk pengembangan sarana peribadatan; (9) Morfologi kawasan terutama teridentifikasi melalui perubahan fisik unit hunian, figure ground kawasan dan kondisi lingkungan terbangun sekitar kawasan; (10) Morfologi unit hunian adalah dalam hal perubahan luas lantai, pola denah, kualitas konstruksi dan fasade juga per-pagar-an; (11) Dari aspek figure ground, perubahan yang lazim adalah peralihan dominasi void ke solid secara gradual, yang menyiratkan peningkatan rasio penutupan lahan oleh bangunan; (12) Perubahan kondisi lingkungan sekitar terlihat melalui figure ground yang meningkat kuantitas elemen solidnya pada beberapa lokasi di luar delineasi kawasan. Key words : permukiman terencana, tipologi, morfologi
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah Permasalah utama dalam penelitian
A. Latar Belakang Masalah Secara
garis
pembangunan
besar,
perumahan
pola
permukiman
dikategorikan menjadi 2 bentuk yang utama,
ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah kondisi tipo-morfologi permukiman terencana di Kota Manado?
pembangunan
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi
perumahan yang dilakukan oleh pihak
tipo-morfologi permukiman terencana di
pemerintah dan swasta yang dikategorikan
Kota Manado?
yang
pertama
yaitu
sebagai permukiman terencana sedangkan yang
berikutnya
yaitu
pembangunan
perumahan yang dilakukan oleh masyarakat secara
swadaya
permukiman
yang
tidak
dikategorikan
terencana.
Dalam
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ialah : Melakukan
kajian
terhadap
perkembangannya suatu permukiman akan
tipomorfologi permukiman terencana di
selalu mengalami proses evolusi, disebabkan
kota Manado.
oleh faktor kebutuhan, sosial dan teknologi. Perubahan
yang
muncul
seringkali
menimbulkan
persoalan-persoalan
Berkaitan
dengan
baru.
permasalahan-
Mengkaji
faktor-faktor
mempengaruhi
untuk
Menjadi
tipomorfologi
tipomorfologi
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini ialah :
kajian
yang
permukiman terencana di Kota Manado.
permasalahan yang muncul, adalah penting melakukan
apa
masukan
dalam
evaluasi
permukiman yang ada di kota Manado,
Rencana Tata Ruang Permukiman Kota
khususnya pada kelompok permukiman
Manado saat mendatang.
terencana.
Merupakan
informasi
yang
dapat
digunakan dalam proses perencanaan dan pembanguan permukiman.
2
KAJIAN TIPOMORFOLOGI KAWASAN PERMUKIMAN TERENCANA DI KOTA MANADO
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
Memberikan tambahan wawasan berpikir bagi kalangan perencana kota dalam merencanakan dan merancang sebuah kawasan permukiman
perkotaan yang
sesuai dengan perkembangan yang ada.
B. Pertumbuhan Kawasan Permukiman Urban Proses perembetan kenampakan fisik kekotaan ke arah luar disebut ”urban sprawl”. Adapun macam “urban sprawl” adalah sebagai berikut : 1. Tipe Perembetan Konsentris (Continous
TINJAUAN PUSTAKA
Development / Ribbon Development).
A. Struktur Ruang Kota Struktur ruang adalah susunan pusat-
Harvey Clark (1971) menyebut tipe ini “lowdensity,
continous
pusat permukiman, sistem jaringan serta
sebagai
sistem prasarana maupun sarana. Semua hal
development”
itu berfungsi sebagai pendukung kegiatan
menyebut
sosial-ekonomi
Tipe perembetan paling lambat, berjalan
yang
secara
hirarki
dan
Wallace
“concentric
(1980)
development”.
berhubungan fungsional. Teori-teori yang
perlahan-lahan
terbatas
pada
semua
melandasi struktur ruang kota yang paling
bagian-bagian luar kenampakkan fisik
dikenal yaitu:
kota yang sudah ada sehingga akan
1. Teori Konsentris (Burgess,1925) yang
membentuk suatu kenampakan morfologi
menyatakan Central Bussiness District
kota yang kompak. Peran transportasi
(CBD) adalah pusat kota yang letaknya
terhadap perembetannya tidak begitu
tepat di tengah kota dan berbentuk
besar.
bundar yang merupakan pusat kehidupan
2. Tipe Perembetan Memanjang (Ribbon
sosial, ekonomi, budaya dan politik, serta
Development / Lineair Development /
merupakan
Axial
zona
dengan
derajat
Development).
menunjukkan
aksesibilitas tinggi dalam suatu kota.
Tipe
ini
ketidakmerataan
2. Teori Sektoral (Hoyt,1939) menyatakan
perembetan areal perkotaan di semua
bahwa CBD memiliki pengertian yang
bagian sisi luar daripada daerah kota
sama dengan yang diungkapkan oleh
utama. Perembetan paling cepat terlihat
Teori Konsentris.
di sepanjang jalur transportasi yang ada, dan
khususnya yang bersifat menjari (radial)
Ullman,1945) menyatakan bahwa CBD
dari pusat kota. Daerah di sepanjang rute
adalah pusat kota yang letaknya relatif di
transportasi merupakan tekanan paling
tengah-tengah
berat
3. Teori
Pusat
Berganda
sel-sel
(Harris
lainnya
dan
dari
perkembangan.
Tipe
ini
berfungsi sebagai salah satu “growing
perembetannya tidak merata pada semua
points”. Pada teori ini terdapat banyak
bagian sisi-luar dari pada daerah kota
CBD dan letaknya tidak persis di tengah
utama. Perembetan bersifat menjari dari
kota dan tidak selalu berbentuk bundar.
pusat kota disepanjang jalur transportasi. 3. Tipe Perembetan Meloncat (Leap Frog Development
/
Checkkerboard
Development). Perembetan yang terjadi
KAJIAN TIPOMORFOLOGI KAWASAN PERMUKIMAN TERENCANA DI KOTA MANADO
3
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
pada tipe ini dianggap paling merugikan
D. Tipomorfologi Kawasan Urban
oleh kebanyakan pakar lingkungan, tidak
Menurut
Moudon
dalam
Imam
efisien dan tidak menarik. Perkembangan
Santoso (2011), tipomorfologi merupakan
lahan kekotaannya terjadi berpencaran
pendekatan untuk mengungkapkan struktur
secara sporadis dan tumbuh di tengah-
fisik
tengah lahan pertanian, sehingga cepat
gabungan dari studi morfologi dan tipologi.
menimbulkan dampak negatif terhadap
Menurut Lozano studi morfologi merupakan
kegiatan pertanian pada wilayah yang
science
luas sehingga penurunan produktifitas
mempengaruhi bentuk dari kota, khususnya
pertanian akan lebih cepat terjadi.
suatu permukiman.
Menurut
Rinaldi
(2011),
dan
keruangan
factor
dan
yang
Pendekatan
merupakan
beragam
morfologi
yang
kota
pertumbuhan kawasan permukiman urban
memfokuskan perhatian pada bentuk-bentuk
dilihat menurut arah pertumbuhan terbagi
fisikal kawasan perkotaan yang tercermin
dua yaitu pertumbuhan permukiman secara
dari jenis penggunaan lahan, system jaringan
horizontal dan secara vertikal.
jalan, dan blok-blok bangunan, townscape, urban spawl, dan pola jaringan jalan sebagai
C. Kawasan Permukiman Terencana Dan
dalam
Tidak Terencana Secara
indikator morfologi kota. Menurut Herbert
morfologi
(2002)
matra
morfologi
ada
pemukiman menyoroti eksistensi ruang kota
beberapa tipe permukiman yang terlihat dan
yang dapat diamati dari kenampakan kota
dapat diklasifikasikan sebagai permukiman
secara visual yang antara lain tercermin pada
yang
sistem jalan yang ada, blok-blok bangunan
terencana
dan
perkotaan
Yunus
tidak
terencana.
Permukiman terencana adalah permukiman
baik
yang pembangunannya terencana secara
industri dan juga bangunan individual.
keseluruhan yang meliputi sarana jalan,
Menurut Hamid Sirvani lingkup kajian
drainase, ruang terbuka, pola tata massa, dan
morfologi kota ditekankan pada elemen-
lain
elemen fisiknya yang meliputi
sebagainya.
Permukiman
tidak
dari
daerah
hunian
perdagangan,
land use,
terencana atau permukiman spontan yang
building form and massing, circulation and
dibangun secara bertahap dari unit-unit oleh
parking,
masing-masing
activity support, signage, dan preservation.
pemilik
dengan
kondisi
lingkungan yang kurang terencana seperti
open
space,
pedestrian
way,
Pendekatan tipologi memfokuskan
jalan dan drainase. Menurut Yunus (2008),
perhatian
pembangunan permukiman yang secara terus
karakteristik
menerus tak terkendali, maka permukiman
bentukan fisik kota dalam skala lebih kecil.
yang terbentuk kemudian akan menjadi
Istilah tipologi lebih banyak digunakan
permukiman padat bangunan, tidak tertata
untuk mendefinisikan bentuk elemen-elemen
dan
terjadinya
kota seperti jalan, ruang terbuka hijau,
pembentukan
bangunan dan lain sebagainya. Tipologi
merupakan
taudification
(proses
permukiman kumuh)
4
pemicu
pada
klasifikasi
dari
watak
formasi
atau
objek-objek
merujuk pada konsep dan konsistensi yang
KAJIAN TIPOMORFOLOGI KAWASAN PERMUKIMAN TERENCANA DI KOTA MANADO
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
dapat memudahkan masyarakat mengenal bagian-bagian
arsitektur
/
lingkungan
binaan.
a. Kajian Tipologi Kawasan Studi Pada Masa Awal Pengembangan, b. Kajian Tipologi Kawasan Studi Pada Saat Ini c. Identifikasi Morfologi Kawasan.
KERANGKA PIKIR DAN
Langkah terakhir yakni menyusun
METODOLOGI PENELITIAN
kesimpulan dan rekomendasi untuk kajian
A. Kerangka Pikir Hal yang melatarbelakangi kajian ini
lebih lanjut serta sebagai umpan balik (feed
adalah kondisi perkembangan permukiman
back) apakah hasil analisis sudah dapat
di Indonesia, lebih khusus di kota Manado,
menjawab pertanyaan peneltian.
baik permukiman terencana ataupun tidak terencana yang selalu mengalami proses evolusi.
Perkembangan
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
permukiman
Lokasi penelitian ini adalah kawasan
perkotaan disamping memperlihatkan gejala
permukiman terencana di Kota Manado
kualitas lingkungan perumahan yang teratur,
Provinsi Sulawesi Utara dengan waktu
juga
penelitian ialah 6 (enam) bulan.
terlihat
lingkungan
mewujudkan
kondisi
cenderung
menurun
yang
kualitasnya dan tidak memadai sebagai lingkungan permukiman perkotaan.
C. Metode Pendataan & Teknik Pengolahan dan Penyajian Data
Kondisi ini selanjutnya dirumuskan
Metode
pengambilan
ini
ialah
digunakan
Bagaimanakah kondisi tipomorfologi
purposive sampling pada beberapa lokasi
terencana
di
Kota
permukiman terencana yang ada di Kota Manado yang dipilah sesuai dengan tujuan
Manado?, dan Faktor-faktor
apa
mempengaruhi permukiman
penelitian
yang
ke dalam rumusan permasalahan yakni:
permukiman
dalam
data
yang
tipomorfologi terencana
di
Kota
Manado? “.
penelitian.
Lokasi
permukiman
diambil
secara purposif yaitu pada tipe perumahan menengah ke bawah. Proses pengumpulan data
primer
dilakukan
dengan
cara
menjawab
identifikasi peta / citra satelit kawasan studi,
permasalahan di atas akan diawali dengan
observasi lapangan dan wawancara. Data
proses
Kajian
untuk
terhadap
persebaran
sekunder diperoleh dari survey instansional.
kelompok
permukiman,
khususnya
Data yang telah dikumpulkan, diolah melalui
permukiman
terencana.
Pendekatan
tahapan editing, tabulasi dan grafikasi serta
observasi
dilakukan melalui kajian teori berkaitan
analisis.
dengan faktor-faktor yang mengindikasikan tipomorfologi kelompok permukiman yang terencana. Kajian tipomorfologi ini secara garis besar meliputi :
D. Metode dan Analisis Penelitian Analisis
yang
digunakan
dalam
penelitian ini terdiri dari dua metode yaitu metode sinkronik (memotret untuk melihat
KAJIAN TIPOMORFOLOGI KAWASAN PERMUKIMAN TERENCANA DI KOTA MANADO
5
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
keadaan sekarang atau metode cross section)
pertumbuhan
dan metode diakronik (membaca sejarah
lazimnya
/perubahan yang terjadi dan faktor-faktor
ditandai dengan tingkat densitas hunian unit
determinannya).
rumah
Teknik analisis dalam studi ini adalah analisis
deskriptif,
yaitu
menganalisis
langsung terhadap keadaan obyek studi melalui
uraian,
pengertian,
kawasan
akan
yang
permukiman
mengalami
semakin
stagnansi,
tinggi.
Dalam
kemungkinan yang lain, kondisi ini akan mendorong
pengembangan
permukiman
secara vertikal.
ataupun
Pengembangan permukiman di kota
penjelasan-penjelasan baik terhadap variabel
Manado pada hakekatnya dapat dibedakan
yang terukur maupun tidak terukur.
atas pola-pola pengembangan yang bersifat swadaya
individual
(oleh
kelompok
HASIL DAN PEMBAHASAN
masyarakat yang memiliki bidang lahan
A. Kondisi
yang layak
Umum
Perkembangan
menjadi lahan pekarangan
Kawasan Permukiman Terencana di
rumah) serta pola-pola pengembangan yang
Kota Manado
bersifat kolektif terencana, yang biasanya
Perkembangan permukiman di kota
dilakukan
oleh
kalangan
pengembang.
Manado pada dasarnya merupakan suatu
Dalam penelitian ini, pola pengembangan
konsekuensi
permukiman yang kedua merupakan pola
logis
dari
pertumbuhan
populasi penduduk kota, yang menuntut
yang
disebut
dengan
adanya penambahan unit rumah secara
“permukiman terencana”.
terminologi
gradual. Penambahan unit rumah pada
Berdasarkan pengamatan terhadap
gilirannya akan bermuara pada ekstensifikasi
kondisi makro kota Manado, dapatlah
luas areal permukiman, yang biasanya
dikatakan
terjadi melalui langkah konversi lahan
permukiman di kota Manado didominasi
pertanian
permukiman.
oleh perkembangan permukiman terencana.
Ekstensifikasi lahan permukiman di kota
Hal ini berlandaskan pada argumentasi
Manado sangat dipengaruhi oleh kondisi
bahwa morfologi lahan terbangun kota
pola persebaran dan kepadatan penduduk
Manado
serta kondisi ketersediaan lahan efektif
pertumbuhan
untuk pembangunan fisik. Pada wilayah kota
terencana yang biasanya berlokasi pada area
yang ketersediaan lahan efektifnya terbilang
periferial kota.
besar, ekstensifikasi lahan permukiman akan
Dengan
menjadi
lahan
bahwa
teramati
perkembangan
perubahannya
kawasan
areal
akibat
permukiman
memumpunkan
perhatian
cenderung terjadi secara progresif dan
pada kondisi perkembangan permukiman
pararel dengan laju pertumbuhan penduduk
terencana, berikut ini adalah gambaran
setempat. Sebaliknya pada wilayah kota
umum yang dapat dikemukakan berdasarkan
yang
data dan informasi yang bisa dikumpulkan.
6
lahan
efektifnya
terbatasi,
KAJIAN TIPOMORFOLOGI KAWASAN PERMUKIMAN TERENCANA DI KOTA MANADO
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
Gambar 1 : Grafik Pertumbuhan Periodik Jumlah Lokasi Permukiman Terencana di Kota Manado, Berdasarkan Kecamatan 120
JUMLAH LOKASI 1975 S.D 1980 (3) JUMLAH LOKASI 1981 S.D 1985 (4) JUMLAH LOKASI 1986 S.D 1990 (5) JUMLAH LOKASI 1991 S.D 1995 (6) JUMLAH LOKASI 1996 S.D 2000 (7) JUMLAH LOKASI 2001 S.D 2005 (8) JUMLAH LOKASI 2006 S.D 2010 (9) JUMLAH LOKASI 1975 S.D 2010 (10)
100 80 60 40 20 0 Bunaken
Mapanget Tuminting
Singkil
Wenang
Wanea
Tikala
Sario
Malalayang Manado
Sumber : Hasil Survey / Olahan Data
Grafik di atas menunjukkan bahwa
ruang dalam draft tata ruang kota Manado,
dalam rentang waktu sejak tahun 1975
yang menunjukkan bahwa pada ke-empat
hingga tahun 2010, di kota Manado telah
kecamatan tersebut, kondisi ketersediaan
berkembang 96 lokasi perumahan terencana.
lahan
Dilihat
kebutuhan
dari
trendnya
jumlah
lokasi
efektifnya
masih
cukup
pengembangan
bagi
permukiman
permukiman terencana yang dikembangkan
secara horisontal. Dengan ketersediaan lahan
semakin bertambah secara signifikan. Ini
efektif yang sangat terbatas, pemanfaatan
merupakan fenomena yang logis terkait
lahan di ke-empat dari lima kecamatan yang
dengan pararelnya pertumbuhan permintaan
lain (kecuali Bunaken) telah mencapai titik
(demand) rumah dengan penawaran (supply)
jenuh.
dari
terkait
sekalipun memiliki lahan efektif yang masih
populasi
potensial, pada dasarnya merupakan bagian
pihak
langsung
pengembang
dengan
yang
pertambahan
penduduk kota Manado. Dipandang
dari
wilayah
Kecamatan
kota
Bunaken
yang
paling
sendiri,
lambat
konsentrasi
pertumbuhan fisiknya, dan relatif jauh
lokasinya, dapat dilihat bahwa seluruh lokasi
letaknya dari pusat-pusat pelayanan kota.
yang dikembangkan terkonsentrasi pada 4
Kondisi ini mengakibatkan rendahnya minat
kecamatan, yaitu Mapanget, Wanea, Tikala
kalangan
dan Malalayang. Kondisi ini bersesuaian
kawasan
dengan analisis dan konsep pengelolaan
kecamatan ini.
pengembang permukiman
untuk
membuka
terencana
KAJIAN TIPOMORFOLOGI KAWASAN PERMUKIMAN TERENCANA DI KOTA MANADO
di
7
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
Gambar 2 : Grafik Perkembangan Rata-Rata Jumlah Luas Lahan Per Lokasi Permukiman Terencana Di Kota Manado, Berdasarkan Periodisasi Waktu
60.000,00
51.104,00
47.287,50
50.000,00
36.085,61
35.066,18
40.000,00 30.000,00
35.711,98
29.552,50
27.235,00 22.588,89
20.000,00 10.000,00 0,00 1975 S.D 1980 1981 S.D 1985 1986 S.D 1990 1991 S.D 1995 1996 S.D 2000 2001 S.D 2005 2006 S.D 2010 1975 S.D 2010
Sumber : Hasil Survey / Olahan Data
Grafik di atas menunjukkan trend
pengembang
dalam
membangun
suatu
variabel rata-rata luas lahan per lokasi
kawasan permukiman terencana yang baru.
kawasan
yang
Ini
dapat
meningkatnya percepatan konversi lahan-
diinterpretasi sebagai peningkatan yang
lahan pertanian atau perkebunan menjadi
signifikan dari “daya investasi” kalangan
lahan permukiman yang baru.
permukiman
cenderung
positif.
terencana
Trend
ini
juga
dapat
diartikan
sebagai
Gambar 3 : Grafik Perkembangan Rata-Rata Jumlah Unit Rumah Per Lokasi Permukiman Terencana Di Kota Manado, Berdasarkan Periodisasi Waktu 400,00
337,40
350,00
265,13
300,00 250,00 150,00
174,83
165,59
200,00
153,70 112,67
112,11
70,93
100,00 50,00 0,00
1975 S.D 1980 1981 S.D 1985 1986 S.D 1990 1991 S.D 1995 1996 S.D 2000 2001 S.D 2005 2006 S.D 2010 1975 S.D 2010
Sumber : Hasil Analisis
Grafik di atas menunjukkan trend
lahan pada suatu lokasi untuk mampu
variabel jumlah rata-rata unit rumah per
mendukung sebanyak mungkin unit rumah
lokasi yang dikembangkan, yang cenderung
terbangun.
menurun
ini
pengembangan berangsur berubah, di mana
pola
para pengembang menjadi semakin rasional,
permukiman
dan mulai memperhatikan proporsi yang
terencana oleh kalangan pengembang. Pada
lebih ideal antara bangunan dan ruang luar,
awalnya strategi yang diterapkan adalah
sedemikian hingga jumlah unit rumah
mengupayakan semaksimal mungkin luasan
dibandingkan
seiring
menunjukkan pengembangan
8
waktu.
Kondisi
perubahan kawasan
Untuk
dengan
selanjunya
luas
lahan
KAJIAN TIPOMORFOLOGI KAWASAN PERMUKIMAN TERENCANA DI KOTA MANADO
pola
areal
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
kawasan
permukiman
yang
olahan data dalam grafik yang menunjukkan
dikembangkannya cenderung berkurang.
trend variabel rasio luas lahan per unit
Kondisi yang dikemukakan di atas
rumah yang tergambarkan berikut ini.
dapat diperjelas dengan memperhatikan hasil
Gambar 4 : Grafik Pertumbuhan Periodik Rasio Luas Lahan / Unit Rumah Pada Permukiman Terencana di Kota Manado Berdasarkan Kecamatan 800 700 600 500 400 300 200 100 0 Bunaken Mapanget Tuminting
Singkil
Wenang
Wanea
Tikala
Sario
Malalayang Manado
RASIO LUAS LAHAN / UNIT RUMAH 1975 S.D 1980 (3) RASIO LUAS LAHAN / UNIT RUMAH 1981 S.D 1985 (4) RASIO LUAS LAHAN / UNIT RUMAH 1986 S.D 1990 (5) RASIO LUAS LAHAN / UNIT RUMAH 1991 S.D 1995 (6) RASIO LUAS LAHAN / UNIT RUMAH 1996 S.D 2000 (7) RASIO LUAS LAHAN / UNIT RUMAH 2001 S.D 2005 (8) RASIO LUAS LAHAN / UNIT RUMAH 2006 S.D 2010 (9) RASIO LUAS LAHAN / UNIT RUMAH 1975 S.D 2010 (10)
Sumber : Hasil Survey / Olahan Data
Data di atas memperkuat indikasi
drainase, serta ruang terbuka hijau. Hal ini
sebelumnya bahwa secara periodik ada trend
tentunya didorong oleh preferensi kalangan
positif dari rata-rata jumlah luas lahan per
konsumen yang juga semakin meningkat
lokasi yang bertolak belakang dengan trend
apresiasinya
negatif dari rata-rata jumlah unit rumah per
permukiman yang lebih nyaman dengan
lokasi, sedemikian hingga rasio luas lahan
densitas bangunan yang tidak terlalu tinggi.
terhadap
lingkungan
per unit rumah menunjukkan trend yang meningkat positif. Ini artinya, seiring waktu, kalangan developer semakin apresiatif untuk
C. Kondisi
rumahnya
didukung
oleh
Permukiman
ALANDREW Sebagai Kawasan Studi
mengembangkan kawasan permukiman yang unit-unit
Kawasan
Untuk lebih memahami karakteristik tipomorfologi
kawasan
permukiman
ketersediaan komponen ruang luar yang
terencana di kota Manado, maka studi yang
semakin tinggi. Hal ini bisa berasosiasi
lebih spesifik dilakukan dengan metode
dengan
studi kasus, di mana yang dijadikan objek
rata-rata
ukuran
kavling
yang
semakin besar atau berasosiasi dengan
studi
adalah
Kawasan
makin luasnya okupansi areal lahan untuk
ALANDREW di Kecamatan Malalayang,
komponen infrastruktur prasarana jalan dan
Kota Manado.
KAJIAN TIPOMORFOLOGI KAWASAN PERMUKIMAN TERENCANA DI KOTA MANADO
Permukiman
9
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
Gambar 5 : Lokasi Relatif Kawasan Studi
Sumber : Google Earth / Hasil Analisis
Kawasan
permukiman
ini
mulai
Aksesibilitas kawasan ini dikembangkan
dibangun pada tahun 1995 hingga 1996,
dengan memanfaatkan jalur aksesibilitas
terdiri dari dua tahapan pengembangan.
baru yang dirintis oleh pengembang lain
Total luas areal kawasan ini adalah 4,97 ha
yang telah lebih dahulu mengembangkan
dengan unit hunian sebanyak 362 unit. Rasio
kawasan permukiman terencana lain di
luas lahan per unit rumah di kawasan ini
daerah tersebut. Dalam gambar dapat dilihat
2
adalah sebesar 126,79 m per unit rumah.
bahwa
Oleh
disediakan
dasarnya merupakan rintisan akses dari
prasarana jaringan jalan dan saluran, juga
kawasan permukiman terencana lain yang
disedikan prasarana air bersih dan supply
telah
energi listrik, ruang terbuka publik dan lahan
DOLOG dan MALALAYANG INDAH).
pengembang,
selain
aksesibilitas
hadir
kawasan
sebelumnya
ini
pada
(Perumahan
untuk pembangunan sarana peribadatan.
Gambar 6 : Delineasi & Konsep Site Development Kawasan Studi
Sumber : GOOGLE EARTH / Hasil Analisis
1. Tipologi Kawasan Studi Pada Masa
bergelombang. Satu-satunya lahan terbangun
Awal Pengembangan
yang berbatasan langsung dengan kawasan
Delineasi
ini
ini adalah Perumahan Malalayang Indah,
legalitas
yang juga merupakan akses masuk utama
penguasaan lahan pihak developer dan aspek
kawasan studi. Secara geometris, batas-batas
bersesuaian
kawasan
dengan
batas
studi
limitasi alamiah berupa topografi lahan yang
10
KAJIAN TIPOMORFOLOGI KAWASAN PERMUKIMAN TERENCANA DI KOTA MANADO
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
delineasi kawasan ini cenderung tidak
disebut dengan Rumah Sederhana (RS),
beraturan.
dalam pengertian dindingnya telah diplester.
Konsep utama penataan kawasan ini
Luas kavling per unit hunian bervariasi,
ditentukan oleh upaya grading (penataan
mulai dari 90 m2 sampai 120 m2. Pada
kelerengan lahan) yang bertujuan untuk
beberapa
meningkatkan daya dukung areal lahan
kesempatan
untuk mengakomodir jumlah unit kavling
mendapatkan tambahan luas lahan.
dan
rumah
yang
developer
pada
memberikan
konsumen
untuk
mungkin.
Infrastruktur utama yang disediakan
Rencana tapak kawasan diatur dengan
pihak pengembangan adalah prasarana jalan
mengacu pada penataan jalur-jalur jalan
dan drainase, listrik dan air bersih. Jaringan
utama yang selain mengikuti kecenderung
jalan terdiri dari jalan utama dengan lebar 6
kemiringan
menyesuaikan
m, sudah termasuk saluran drainase di
dengan sumbu-sumbu yang bersesuaian
samping kiri dan kanan, jalan sekunder
dengan batas-batas kawasan. Selanjutnya,
dengan lebar 5 m dan jalan lingkungan
penataan blok dan kavling-kavling hunian
dengan lebar 4 m. Sumber energi listrik
dilakukan dengan pola grid yang terkoneksi
disediakan dengan kapasitas 450 KVA per
dengan jalur jalan utama tersebut.
unit hunian. Air bersih memanfaatkan
lahan,
seoptimal
kasus,
juga
Aksesibilitas kawasan ini didesain
sumber air setempat (sumur bor) dengan bak
untuk memanfaatkan eksisting jalur jalan
penampung dan jaringan pipa distribusi
yang juga menjadi aksesibilitas primer dari
dengan sistem gravitasi. Sarana pendukung
kawasan perumahan Malalayang Indah yang
lain yang disediakan pihak pengembang
telah
jalur
adalah slot lahan untuk ruang terbuka publik
aksesibilitas yang bersifat tunggal, maka
(1 bidang lahan) dan untuk pembangunan
pola sirkulasi keluar masuk kawasan ini
sarana peribadatan (2 bidang lahan).
ada
sebelumnya.
Dengan
bersifat kuldesak. Sistem pergerakan internal kawasan
ini
cenderung
berpola
grid,
Pada figure
masa
ground
awal
pengembangan,
kawasan
studi
masih
bersesuaian dengan pola jaringan jalan yang
didominasi oleh elemen void (ruang luar),
ada.
yang berarti tingkat penutupan lahan oleh Secara tipologis, unit-unit hunian
bangunan masih terbilang rendah. Densitas
yang ditawarkan di kawasan ini bervariasi
bangunan masih terbilang rendah. Hal ini
dari Rumah Tipe 21, Tipe 36 hingga Tipe
bersesuaian dengan rasio tingkat penutupan
45. Secara proporsional, Tipe 21 merupakan
lahan
unit yang terbanyak, dengan proporsi 6 : 3 :
kavling hunian yang hanya berada pada
1. Pada masa awal pengembangan tipe
kisaran 30 %.
konstruksi unit-unit hunian yang ditawarkan
(Building
Pada
masa
Coverage)
awal
setiap
unit
pengembangan,
berkategori Rumah Sangat Sederhana (RSS),
kondisi lingkungan sekitar kawasan masih
yaitu dengan karakteristik lantai cor /
didominasi oleh areal lahan perkebunan
plesteran tanpa tegel, dinding batako serta
yang
atap seng. Kategori tambahan adalah yang
bergelombang. Area terbangun yang ada di
berlereng
relatif
curam
KAJIAN TIPOMORFOLOGI KAWASAN PERMUKIMAN TERENCANA DI KOTA MANADO
dan
11
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
sekitar kawasan adalah juga sesama kawasan
perubahan wajah atau fasade bangunan,
permukiman terencana yang sudah ada
perubahan kualitas konstruksi, perubahan
terlebih dahulu yaitu Perumahan Malalayang
luas dan pola tata organisasi ruang dalam,
Indah
hingga
dan
Perumahan
Dolog.
Bahwa
perubahan
total
aksesibilitas kawasan ini diperoleh lewat
pembongkaran
pemanfaatan eksisting jalur jalan kedua
dengan
kawasan
atas,
perubahan yang terjadi, hanya dalam batas-
menjadikan kawasan studi ini merupakan
batas penguasaan kavling masing-masing.
cluster permukiman terakhir dan terjauh dari
Dalam pengamatan di lapangan, sebagian
alur pencapaian yang ada.
besar unit hunian yang ada dalam kawasan
perumahan
yang
di
bangunan
berupa
bangunan
lama
baru.
diganti
Perubahan-
ini telah mengalami perubahan fisik. Namun 2. Tipologi Kawasan Studi Pada Saat Ini
demikian, masih bisa juga teramati sejumlah
Saat ini delineasi kawasan studi
bangunan rumah yang belum mengalami
praktis tidak mengalami perubahan berarti
perubahan yang berarti, bahkan masih dalam
jika
kondisi fisik yang sama seperti pertama kali
dibandingkan
dengan
masa
pengembangan awal. Perubahan delineasi
dibangun.
terakhir terjadi saat segmen lahan tahap
Kondisi infrastruktur relatif tidak
kedua mulai dikembangkan pada tahun
banyak
1996. Stagnansi ini menunjukkan tidak
prasarana jalan dan drainase cenderung tidak
adanya
oleh
berubah, malahan ada kecenderungan bahwa
developer. Hal ini lebih ditentukan oleh
daya dukung prasarana eksisting mengalami
hambatan kondisi fisik alamiah kawasan
degradasi.
sekitar site. Seperti halnya kondisi delineasi
hunian memberikan desakan terhadap daya
kawasan, aksesibilitas kawasan pun tidak
dukung
mengalami
adalah badan jalan dan saluran yang sulit
ekspansi
areal
perubahan
kawasan
yang
signifikan.
mengalami
perubahan.
Pertumbuhan
prasarana
eksisting.
Contohnya
untuk
pencapaian yang sudah ada sebelumnya.
tingginya kondisi densitas bangunan yang
Pola sirkulasi internal kawasan juga tidak
ada pada kawasan, termasuk tertib sempadan
mengalami perubahan. Pola sirkulasi keluar
dan penataan konstruksi pagar yang kurang
masuk masih berciri kuldesak. Pola sirkulasi
terjaga. Kondisi supply air bersih masih
di dalam kawasan masih mengikuti pola-
dengan sistem yang lama, namun dengan
pola
sumber yang baru yakni dari layanan PT.
jalan
yang
ada
yang
berkarakteristik grid.
lagi
unit-unit
Akses utama tetap memanfaatkan alur
jalur
diekspansi
fisik
Kondisi
terkait
dengan
AIR kota Manado. Infrastruktur layanan
Perubahan signifikan dapat diamati
kelistrikan dapat dikatakan sudah jauh lebih
pada kondisi eksisting tipologi unit-unit
baik dengan alokasi daya yang lebih besar.
hunian yang ada dalam kawasan ini.
Infrastruktur lain yang sudah eksis di
Perubahan yang ada terkait dengan kondisi
kawasan ini adalah jaringan telekomunikasi
fisik tipologis dari unit-unit hunian eksisting.
kabel telepon dari PT. TELKOM.
Perubahan yang terjadi bervariasi mulai dari
12
KAJIAN TIPOMORFOLOGI KAWASAN PERMUKIMAN TERENCANA DI KOTA MANADO
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
Gambar 7 : Kondisi Degradasi Daya Dukung Prasarana Lingkungan
Sumber : Hasil Observasi Lapangan
Sarana
pendukung
berupa
ruang
sarana
peribadatan
saat
ini
telah
terbuka publik saat ini masih tersedia, dan
dimanfaatkan oleh warga melalui kehadiran
telah
bangunan
ditingkatkan
kualitasnya
oleh
masyarakat setempat secara swadaya. Persil
gereja
yang
representatif
konstruksi fisiknya.
lahan yang sebelumnya dialokasikan untuk
Gambar 8 : Kondisi Eksisting Sarana Ruang Terbuka Publik Dan Peribadatan Saat Ini
Sumber : Hasil Observasi Lapangan
Sehubungan kondisi
fisik
dengan
menyerap ekses air hujan, yang bermuara
hunian
serta
pada semakin tingginya debit runoff yang
peribadatan
pada
makin membebani daya dukung prasarana
bidang-bidang lahan yang disediakan pihak
drainase yang praktis tidak bertambah secara
pengembang, kondisi figure ground kawasan
kuantitatif.
pembangunan
unit-unit
perubahan
sarana
ini telah mengalami perubahan yang sangat
Walaupun tidak terlalu signifikan,
signifikan dibandingkan dengan kondisi
dapat diamati bahwa areal di sekitar
awal. Figure ground saat ini cenderung
kawasan saat ini telah bertumbuh secara
didominasi
oleh
elemen
solid
atau
sporadis sejumlah bangunan yang umumnya
penutupan lahan oleh bangunan,
yang
merupakan unit-unit hunian masyarakat
mencerminkan tingkat kepadatan bangunan
yang dibangun secara swadaya. Namun
yang tinggi. Rasio BCR pada setiap unit
demikian, terkait dengan kondisi bentang
kavling hunian rata-rata sudah berada di
alam topografis kawasan yang relatif curam,
kisaran 60 hingga 70 %, yang artinya ruang
maka perubahan fisik yang terjadi di sekitar
luar privat pada masing-masing unit kavling
kawasan praktis sangat kecil kuantitasnya.
telah merosot jauh kuantitasnya. Kondisi ini pada
gilirannya
juga
berarti
semakin
berkurangnya permukaan tanah yang bisa
KAJIAN TIPOMORFOLOGI KAWASAN PERMUKIMAN TERENCANA DI KOTA MANADO
13
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
horisontal.
3. Identifikasi Morfologi Kawasan Berangkat
dari
kawasan ini adalah kalangan masyarakat
identifikasi terhadap tipologi kawasan studi
berbasis ekonomi menengah ke bawah.
pada
dan
Seiring waktu dan semakin meningkatnya
kondisinya saat ini, dapatlah dipelajari
taraf hidup para pemilik rumah, maka
bagaimana aspek morfologi atau perubahan
dorongan
karakteristik kawasan studi ini, yang pada
rumahnya juga makin meningkat, dan ini
gilirannya bisa dipandang sebagai indikasi
praktis dapat dilakukan denga adanya ekstra
morfologi kawasan permukiman terencana
luasan
di kota Manado pada umumnya, khususnya
perubahan luas lantai unit-unit hunian telah
untuk
memiliki
terjadi sedemikian eksesif sehingga rasio
karakteristik yang sesuai dengan kawasan
okupansi lahan kavling telah meningkat
studi.
drastis dengan koefisien BCR sekitar 70 %.
awal
pemahaman
konsumen
dan
saat
dari
Segmentasi
pengembangan
kawasan-kawasan
Dari
yang
pengamatan
yang
telah
untuk
lahan
densitas
kawasan studi lebih teridentifikasi pada tiga
kawasan studi.
utama,
masing-masing
yang
dimiliki.
bangunan
Saat
ini
Perubahan ini bermuara pada meningkatnya
dilakukan, dapat dikatakan bahwa morfologi
aspek
memperluas
atau
kepadatan
bangunan
di
adalah
Peningkatan luas lantai bangunan
perubahan pada aspek fisik unit-unit hunian,
tidak hanya terjadi secara horisontal tapi
aspek figure ground dan aspek kondisi
juga secara vertikal, yang ikut meningkatkan
lingkungan terbangun sekitar kawasan.
koefisien Floor Area Ratio (FAR) atau Koefisien
Mengamati kondisi unit-unit hunian ada
pada
Bangunan
(KLB).
Koefisien FAR untuk beberapa unit hunian
a. Morfologi Unit-Unit Hunian
yang
Lantai
kawasan
yang memiliki luas lantai terbesar telah
dalam
mencapai angka sekitar 150 %, atau luas
perbandingannya dengan kondisinya saat
lantai bangunan telah mencapai 1,5 kali luas
awal
lahan kavling.
pengembangan
perubahan
morfologi
Seiring dengan terjadinya perubahan
pola
luas lantai, konsekuensi logis yang juga
penataan ruang dalam, kualitas konstruksi
terjadi adalah berubahnya pola rancangan
dan fasade serta per-pagar-an
denah
adalah
Perubahan
yang
maka dapat
teramati
atau
kawasan,
perubahan
lantai
atau
organisasi
ruang
dalam.
bangunan
Perubahan denah umumnya didominasi oleh
adalah perubahan yang sangat dominan
pertambahan unit ruang tidur dan ruang
terjadi. Hal ini terkait dengan kondisi
duduk keluarga serta ruang untuk kegiatan
tipologi awal
unit hunian yang rasio
servis seperti dapur dan KM/WC bahkan
okupansi lahan kavlingnya (BCR) yang
garasi untuk kendaraan. Perubahan ini
terbilang
yang
berasosiasi dengan meningkatnya jumlah
kecil
luas
luas,
(sekitar
30
pemilik
rumah
untuk
anggota keluarga yang mendiami satu unit
mengekspansi luas bangunannya
secara
hunian.
memungkinkan
14
%),
KAJIAN TIPOMORFOLOGI KAWASAN PERMUKIMAN TERENCANA DI KOTA MANADO
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
Gambar 9 : Contoh Morfologi Unit Hunian Dalam Aspek Luasan & Pola Tata Ruang Dalam Morfologi Denah Unit Hunian Tipe 21
Morfologi Denah Unit Hunian Tipe 45
Morfologi Denah Unit Hunian Tipe 36
Sumber : Hasil Analisis
Perubahan-perubahan di atas juga dibarengi
dengan
konstruksi terutama
perubahan
elemen-elemen bagian
lantai,
kualitas bangunan,
dinding
dan
setempat, kebutuhan aktualisasi diri pun semakin meningkat, Hal ini mendorong para pemilik
unit
mempercantik
hunian
untuk
tampilan
unit
dengan
diamati
dari
perpagaran masing-masing unit huniannya.
konstruksi bangunan dengan bangunan yang
Perubahan desain fasade dan perpagaran ini
baru. Perubahan ini tentunya sangat asosiatif
pada gilirannya bermuara pada semakin
dengan
heterogennya
penggantian
peningkatan
taraf
total
hidup
dari
masyarakat penghuni kawasan studi.
desain
huniannya
peratapan. Dalam beberapa kasus dapat adanya
merubah
berusaha
kondisi
street
fasade
dan
picture
di
kawasan studi, khususnya jika dibandingkan
Perubahan lain yang juga signifikan
dengan kondisi awal kawasan yang street
juga adalah perubahan desain fasade dari
picturenya
unit-unit
dengan kondisi unit-unit hunian yang tipikal
hunian.
meningkatnya
taraf
Seiring hidup
dengan masyarakat
cenderung
homogen
terkait
termasuk pola fasadenya.
KAJIAN TIPOMORFOLOGI KAWASAN PERMUKIMAN TERENCANA DI KOTA MANADO
15
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
Gambar 10 : Contoh Morfologi Unit-Unit Hunian Contoh Morfologi Fasade Unit Hunian Tipe 45
Contoh Morfologi Fasade Unit Hunian Tipe 36
Contoh Morfologi Fasade Unit Hunian Tipe 21
Sumber : Hasil Observasi Lapangan
Dari aspek figure ground, perubahan
lahan oleh bangunan, yang bermuara pada
yang bisa dikemukakan adalah peralihan
semakin
tingginya
tingkat
dominasi void ke solid secara gradual, yang
bangunan pada kawasan ini.
menyiratkan peningkatan rasio penutupan
Gambar 11 : Refleksi Perubahan Figure Ground Kawasan Studi Pada Masa Awal (Tahun 1995)
Pada Masa Sekarang Ini (2009)
Sumber : Hasil Analisis
16
KAJIAN TIPOMORFOLOGI KAWASAN PERMUKIMAN TERENCANA DI KOTA MANADO
kepadatan
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
Walaupun tidak signifikan, kondisi lingkungan
sekitar
kawasan
terlihat
perwujudan figure ground kawasan sekitar kawasan
yang
menunjukkan
adanya
mengalami perubahan khususnya dengan
peningkatan kuantitas elemen solid pada
bertumbuhnya sejumlah unit bangunan di
beberapa spot lokasi di luar delineasi
sekitar kawasan. Perubahan ini nyata dalam
kawasan studi.
Gambar 12 : Citra Satelit Kondisi Penutupan Lahan Oleh Bangunan Tahun 2003
Tahun 2009
Sumber : GOOGLE EARTH
KESIMPULAN DAN SARAN
bergeser pada tipe-tipe yang memiliki
A. Kesimpulan
figure ground yang lebih “longgar”,
Mengacu pada hasil-hasil analisis dan pembahasan di atas, berikut ini dapat dikemukakan sejumlah kesimpulan dari
dalam pengertian dominasi komponen void (ruang luar) semakin menonjol. Meningkatnya
dominasi
komponen
penelitian ini.
ruang luar pada tipologi permukiman
1. Kesimpulan Tentang Kondisi
terencana
dapat
berupa
peningkatan
Permukiman Terencana di Kota
proporsi alokasi lahan untuk komponen
Manado
infrastruktur
serta
komponen
ruang
Berikut ini adalah sejumlah temuan terkait
terbuka
dengan kondisi permukiman terencana di
adalah, kalangan pengembang semakin
kota Manado.
apresiatif
Pertumbuhan permukiman terencana di
kawasan permukiman terencana yang
kota Manado merupakan salah satu aspek
didukung oleh ketersediaan komponen
yang
mempengaruhi
ruang luar yang semakin tinggi. Hal ini
morfologi kota, khususnya pada area
juga memiliki korelasi dengan preferensi
periferial.
kalangan
signifikan
Secara periodik dapat diamati adanya
meningkat
hijau.
Probabilitas
untuk
lainnya
mengembangkan
konsumen
yang
terhadap
semakin lingkungan
trend dari rasio okupansi lahan per unit
permukiman yang lebih nyaman dengan
rumah yang semakin meningkat. Artinya,
densitas bangunan yang tidak terlalu
tipologi permukiman terencana mulai
tinggi.
KAJIAN TIPOMORFOLOGI KAWASAN PERMUKIMAN TERENCANA DI KOTA MANADO
17
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
dioptimalkan.
2. Kesimpulan Tentang Tipomorfologi
Rencana
tapak
Kawasan Permukiman Terencana Di
kawasan lazim dilakukan dengan
Kota Manado : Studi Kasus Kawasan
tatanan grid, yang terekspresikan
Permukiman ALANDREW
lewat hadirnya blok perkavlingan
Kesimpulan-kesimpulan
berikut
yang dibatasi oleh jaringan jalur
bersifat eksklusif untuk tipe permukiman
jalan. Tatanan grid ini lazim dimulai
terencana
dengan
dengan menentukan trase jalur jalan
kawasan studi. Kawasan studi terkategori
utama kawasan yang orientasinya
sebagai tipe permukiman terencana yang
cenderung bersesuaian dengan arah
target
untuk
kelandaian lahan serta batas-batas
masyarakat golongan ekonomi menengah ke
delineasi kawasan. Blok perkavlingan
bawah.
serta jalur-jalur jalan lainnya akan
Aspek tipologi kawasan :
berorientasi pada posisi jalur jalan
-
yang
“sekategori”
konsumennya
Kawasan
permukiman
cenderung
-
lahan
pertanian
bentuk
18
-
Blok perkavlingan lazim dibedakan atas
dan
tipe-tipe
unit
hunian
dan
perkebunan pada wilayah periferial
kavlingnya. Blok kavling dengan
kota.
kualitas
terbaik
secara
zonatif
permukiman
biasanya ditempatkan dekat dengan
terencana cenderung tidak beraturan
akses masuk keluar kawasan atau di
dan ditentukan oleh batas-batas legal
sepanjang
penguasaan
sementara
Delineasi
kawasan
lahan
dari
pihak
jalur blok
jalan
utama,
kavling
dengan
pengembang, serta batas-batas fisik
kualitas
terendah
alamiah lahan efektif.
menempati
zona-zona
Aksesibilitas kawasan permukiman
dari kawasan dan terlayani dengan
terencana cenderung berupa jalur
jalur-jalur jalan sekunder atau tersier.
jalan baru yang dirintis pengembang
-
utama.
terencana
merupakan
alihguna
-
adalah
-
biasanya “terdalam”
Ragam tipologi unit hunian yang
dan terkoneksi dengan jalur-jalur
ditawarkan
jalan eksisting di sekitar lokasi
minimal 3 varian tipe, mulai dari tipe
kawasan. Akses umumnya berupa
terkecil hingga yang terbesar. Varian
akses tunggal, dengan pola sirkulasi
tipe bangunan hunian ini diimbangi
keluar masuk kawasan yang berciri
dengan
kuldesak.
standar, dengan rasio BCR sekitar 30
Rencana tapak kawasan permukiman
%. Jumlah unit hunian berdasarkan
terencana
tipe cenderung ditawarkan dengan
lazim
dikembangkan
biasanya
variasi
besaran
kavling
proporsi
dukung lahan melalui upaya grading
terbesar sampai ke terkecil. Kualitas
(cut and fill), sedemikian hingga
bangunan
luasan
dengan konstruksi standar pondasi
efektif
bisa
mulai
dari
dengan konsep dasar optimasi daya
lahan
6:3:1,
terdiri
terbilang
KAJIAN TIPOMORFOLOGI KAWASAN PERMUKIMAN TERENCANA DI KOTA MANADO
dari
tipe
sederhana,
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
batu kali, lantai cor beton, dinding
ruang
pasangan batako (ada yang tidak
konstruksi, fasade dan per-pagar-an.
diplester), kosen kayu kelas II dan
-
Tipologi infrastruktur standar yang
tipologi awal unit hunian yang rasio
disediakan meliputi prasarana jalan,
okupansi lahan kavlingnya (BCR)
saluran drainase, sambungan listrik
terbilang
dan air bersih. Konstruksi jalan
Kondisi BCR pasca perubahan sekitar
berupa konstruksi lapen untuk jalan
70
utama dan penetrasi makadam untuk
bangunan pun terjadi secara vertikal,
kategori jalan sekunder dan tertier.
yang meningkatkan koefisien Floor
Konstruksi saluran drainase berupa
Area
pasangan batu yan diplester untuk
mencapai sekitar 150 %.
untuk
bagian
-
perubahan
bangunan
dominan terjadi. Ini terkait dengan
%.
kecil
yang
(sekitar
Peningkatan
Ratio
30
luas
(FAR)
Perubahan
sangat
yang
denah
%).
lantai
bisa
umumnya
lantai.
didominasi oleh pertambahan unit
Sambungan listrik per hunian dengan
ruang tidur dan ruang duduk keluarga
standar 450 KVA dan air bersih
serta ruang untuk kegiatan servis
berupa sumber air internal (bor)
seperti dapur dan KM/WC bahkan
dengan bak penampung dan jaringan
garasi untuk kendaraan. -
Perubahan
kualitas
bangunan,
disediakan
lantai, dinding dan peratapan.
adalah
dan
slot
ruang
terbuka
lahan
untuk
-
terutama
konstruksi
Tipologi sarana publik standar yang
publik
pada
bagian
Perubahan fasade dan perpagaran
pengembangan sarana peribadatan.
bermuara pada makin heterogennya
Secara keseluruhan proporsi luas
kondisi street picture kawasan.
lahan
yang
dialokasikan
untuk
-
Dari aspek figure ground, perubahan
kebutuhan infrastruktur dan ruang
yang
terbuka publik relatif sangat kecil.
dominasi
Aspek morfologi kawasan :
terjadi void
gradual,
adalah ke
peralihan
solid
yang
secara
menyiratkan
terutama
peningkatan rasio penutupan lahan
teridentifikasi pada tiga aspek utama,
oleh bangunan, yang bermuara pada
masing-masing
semakin tingginya tingkat kepadatan
Morfologi
kawasan
adalah
fisik
unit
bangunan pada kawasan.
hunian, figure ground kawasan dan kondisi lingkungan terbangun sekitar -
lantai
kelas II.
pipa distribusi secara gravitasi.
-
luas
kualitas
adalah
tumbuk
-
Perubahan
(denah),
atap seng dengan kuda-kuda kayu
bagian dinding saluran dan cor beton
-
-
dalam
-
Walaupun tidak begitu signifikan,
kawasan.
kondisi lingkungan sekitar kawasan
Morfologi unit hunian dapat teramati
terlihat mengalami perubahan beru[a
dalam hal perubahan luas, penataan
bertumbuhnya
sejumlah
unit
bangunan yang dihadirkan secara
KAJIAN TIPOMORFOLOGI KAWASAN PERMUKIMAN TERENCANA DI KOTA MANADO
19
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
swadaya oleh masyarakat di sekitar
kondisi figure ground yang semakin
kawasan.
terdegradasi melalui penyusutan proporsi ketersediaan komponen ruang luar pada kawasan yang bersangkutan.
B. Saran Berikut ini adalah beberapa saran yang bisa disampaikan terkait dengan hasil
DAFTAR PUSTAKA
penelitian di atas.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur
Perlu diupayakan pengembangan pusatpusat
pelayanan
representatif Bunaken
kota
di
dan
yang
wilayah
lebih
kecamatan
sekitarnya,
sehingga
distribusi pengembangan permukiman
Penelitian - Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta. Bintarto R. 1977. Geografi Kota. UP. Spring. Yogyakarta Daljoeni,
N.1992.
Geografi
terencana dapat lebih menyebar dan tidak
Organisasi Keruangan dalam Teori dan
hanya
Praktek. Alumni. Bandung.
terkonsentrasi pada
kawasan-
kawasan tertentu yang daya dukung lahan efektifnya semakin berkurang. Sehubungan
dengan
fakta
Hidayatsyah, Panduan
bahwa
Sutan.
berasosiasi dengan alihguna areal lahan
Ditjen
pertanian
Departemen Kimpraswil.
perkebunan,
maka
dari
pemerintah
pemberian
daerah
ijin
dalam
lokasi
Draft Program
Pemampuan Pembangunan Perumahan dan
dan
2003.
Penyusunan
pengembangan permukiman terencana
dibutuhkan pengawasan yang lebih ketat
Permukiman
oleh
Masyarakat,
dan
Permukiman
Perumahan
Loekito, J. 1994. Studi Tentang Tipologi
hal
Tampak Rumah Tinggal di Kampung
sehingga
Surabaya pada Periode Sebelum Tahun
penyusutan areal lahan perkebunan yang
1942.
selain memiliki fungsi ekonomi juga
Teknik Arsitektur, Universitas Kristen
memiliki fungsi ekologis sebagai water
Petra. Surabaya
cathcment area dapat dikendalikan. Tingginya
intensitas
morfologi fisik
kawasan
permukiman
khususnya
untuk
terencana,
Laporan
Penelitian.
Jurusan
Sadyohutomo,M. 2008. Manajemen Kota dan Wilayah Realita dan Tantangan. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
ekonomi
Sasangko, I. 2002. Trasformasi Struktur
menengah ke bawah perlu mendapat
Ruang pada Permukiman Sasak. Kasus:
perhatian serius terutama dalam hal
Permukiman Tradisional Desa Puyung.
kontrol kepadatan bangunan, karena
Jurnal ASPI.
kalangan
terindikasi bahwa morfologi yang terjadi
Shirvani, Hamid, 1985, The Urban
bertendensi memberikan tekanan yang
Design Process. Van Nostrand Reinhold
berlebihan terhadap daya dukung lahan,
Company. New York.
sehingga
cenderung
menghadikan
klaster-klaster permukiman yang padat
Rossi, Aldo. 1982. Architecture of the City. MIT Press. London.
dengan kualitas lingkungan, khususnya
20
Baru:
KAJIAN TIPOMORFOLOGI KAWASAN PERMUKIMAN TERENCANA DI KOTA MANADO
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 3 NOPEMBER 2012
Spreiregen, Paul D. 1965. Urban Design: The Architecture Of Towns And Cities.
Jurnal
Fakultas
Teknik
Universitas
Brawijaya. Malang
The American Institute of Architects.
Yunus, H.S. 2008. Dinamika Wilayah
McGraw - Hill Book Company. New
Peri-Urban: Determinan Masa Depan
York.
Kota. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Subekti, D.W. 2008. Perkembangan Permukiman
dan
Tipologi
Rumah
Tinggal Pada Perumahan Karyawan
Yunus, Hadi Sabari. 2002. Struktur Tata Ruang
Kota.
Pustaka
Pelajar.
Yogyakarta.
Pabrik Gula Pesantren Baru, Kediri.
Zahn, Markus. 2003. Perancangan Kota
Arsitektur e-Journal. Jurusan Arsitektur
Secara Terpadu: Teori Perancangan
Universitas Brawijaya. Malang.
Kota
Sulistijowati. 1991. Tipologi Arsitektur Pada Rumah Kolonial Surabaya. Studi Kasus:
Perumahan
Plampitan
dan
dan
Penerapannya.
Kanisius.
Yogyakarta. Putra, A. Budi. 2006. Pola Permukiman Melayu Jambi. Tesis. Program Pasca
Sekitarnya. Laporan Penelitian. FTSP
Sarjana
ITS, Surabaya
Universitas Diponegoro Semarang. 2006.
Suparno, Marlina, E. 2009, Perencanaan
Magister
Moechsen,
Teknik
Mohammad.
dan Pengembangan Perumahan. Andi.
Geometri.
Yogyakarta.
Universitas Hasanudin.
Tjahjono, R. 1993. Implikasi Perubahan Rona
Lingkungan
Pada
Tipologi
Santoso,
Jurnal
Imam.
Arsitektur
Tipologi
Arsitektur.
Studi
FT
Pengamatan
Tipologi Bangunan pada Kawasan Kota
Arsitektur Hunian Masyarakat Madura
Malang.
Medalungan Di Pedalaman Jawa Timur.
Universitas
Jurnal
Ilmiah Merdeka
KAJIAN TIPOMORFOLOGI KAWASAN PERMUKIMAN TERENCANA DI KOTA MANADO
On
Line. Malang.
21