Pengantar Kajian Kota dan Permukiman https://wiki.uii.ac.id/index.php/Pengantar_Kajian_Kota_dan_Permukiman#Metode_Pembelajaran
Daftar isi: 1 Tutor, 2 Sinopsis, 3 Silabus, 4 Tujuan Instruksional, 5 Instruksional Khusus, 6 Metode Pembelajaran,7 Tugas Perkuliahan 01, 8 Tugas Perkuliahan 02, 9 Materi Perkuliahan - Hand Out Tutor Bambang Wicaksono, ST, MT, IAI [1] Sinopsis Mata kuliah ini dirancang agar mahasiswa lebih memahami relasi antara arsitektur dan konteks perkotaan dan permukiman. Mahasiswa akan diekspos dengan kompleksitas perkotaan melalui berbagai topik dan problematika perkotaan dan permukiman. Diharapkan dengan menempuh mata kuliah ini mahasiswa mempunyai latar pengetahuan yang luas tentang dua aspek yaitu: kajian perkotaan yang mendukung perancangan arsitektur di konteks perkotaan (architecture in urban context) dan kajian permukiman untuk mendukung kemampuan analitis yang berguna bagi proses perancangan lingkungan permukiman. Mahasiswa akan belajar melalui kasus nyata perkotaan permukiman.
silabus • Silakan download di sini Media:Silabi_Kajian_Perkotaan_dan_Permukiman.pdf • Tujuan Instruksional • Mampu menerangkan isu-isu perkotaan yang mendukung kemampuan analitis bagi perancangan arsitektur. • Mampu menjelaskan berbagai konsiderasi perancangan bangunan dalam konteks perkotaan dan perancangan permukiman dan fasilitas hunian. • Instruksional Khusus • Mampu mendefinisikan problematika perkotaan modern (disinvestment pusat kota, fenomena sprawl dan suburbanisasi, fragmentasi sosial, kerusakan lingkungan, perubahan guna lahan pertanian, krisis energi serta kriminalitas perkotaan), perkembangan teori / wacana perkotaan kontemporer serta perspektif kebijakan dan praktik perencanaan tata ruang. • Mampu menerapkan standard-standard umum dalam perancangan bangunan arsitektur dari sisi perencanaan dan perancangan kota serta praktek perencanaan dan perancangan kota yang menjadi hukum positif di Indonesia serta prinsip-prinsip, peraturan dan standar perancangan lingkungan permukiman. • Mengetahui teknik survei, pemetaan, metode analisis spasial sederhana, dan mengoperasikan piranti lunak bagi pemetaan. •
Metode Pembelajaran •
• •
• • • • • • • • • • • • • •
Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok (maksimal 5 orang). Per kelompok diminta untuk memilih referensi sebagai topik mereka. Sebagai pekerjaan rumah kelompok ini melakukan review dan kemudian mempresentasikan hasil reviewnya di depan kelas sebagai materi diskusi. Setelah mendapatkan masukan, maka review ini dikembangkan menjadi sebuah makalah. Pada paruh kedua mahasiswa diminta untuk melakukan Praktikum Sistem Informasi Geografis (GIS) yang dikelola oleh Laboratorium Digital Arsitektur sebagai sarana mengenal alat yang dipakai dalam pemetaan. Tugas Perkuliahan 01 1. Tiap kelompok pilih 2 topik dari daftar berikut. Tambahkan nama kelompok (team leader) di samping setiap term. Usahakan tiap term tidak lebih dari 3 kelompok. 2. Masukkan resume referensi ke dalam link / pranala internal ini. Jadikan halaman masing-masing berkembang sampai cukup matang sebagai sebuah referensi bagi yang lain. Cantumkan link/pranala sumber! Cantumkan nama masing-masing kontributor! Urban Density - Densification || team aziz dkk Verticalization || team yudha dkk,fadilla dkk, Urban Poverty || team fadilla dkk, noviani dkk, aziz dkk Uneven Development || team noviani dkk High Speed Urban Development || team Internationalization of World Cities || team Urban Segregation & Urban Fragmentation || team yudha dkk, Urban Fear || team Sprawl || team Desakota || team Admal dkk Urban informalities || team Admal dkk Uneven development dan desakota || team Adit dkk
• • • • • • • • • • • • • • • •
2. Cari materi berupa referensi paling tidak dari 2 sumber. Paling bagus adalah dari jurnal atau buku textbook 3. Susun resumenya dan beri ilustrasi dikaitkan dengan persoalan di Indonesia! Selamat mengerjakan!! Tugas Perkuliahan 02 Survey pertama secara kelompok mengenai Dinamika Informal (minggu ke-4) Team Yudha - Jalan Kaliurang KM 10 (Pertigaan Gentan) sampai Jalan Kaliurang KM 8 (PLN) Team Hebat H - Jalan Kaliurang KM 7 (Pasar kolombo) sampai Jalan Kaliurang KM 6 (perempatan Kentungan) Team Dika - Artha Foto (Selokan Mataram) - Mirota Kampus Jalan Kaliurang KM 1 Team Noviani - Jalan Pakem - Lampu Merah Pamungkas Jalan Kaliurang Km 14 Team Fadilla - Kentungan - MM UGM Team Abubakar -Pakem - Lampu Merah Pamungkas Jalan Kaliurang Km 14 Team Zamzam -terban Team Afif - Berkas:PKL sekitar jl.Sardjito.pdf Team Team Kelompok siapa yang belum upload??
• •
• • • • • • • • • • • • •
Materi Perkuliahan - Hand Out 1. Introduction Berkas:Kajian Kota Week 1.Intro.pdf 2. Urban Density Berkas:Kajian Kota Week 2.1 Density.pdf 3. Urban Poverty Berkas:Kajian Kota Week 2.2 Poverty.pdf 4. High Speed Urbanization Berkas:Kajian Kota Week 3.1.Highspeed.pdf 5. Urban segregation Berkas:Kajian Kota Week 3.2.Urban Segregation.pdf 6. Visual Survey Berkas:Kajian Kota Week 4.1 Urban Design Time Saver.pdf 7. Urban Design Process Berkas:Kajian Kota Week 4.1 Urban Design.pdf 8. Urban informality Berkas:Kajian Kota Week 4.2 Informalitas.pdf 9. Urban form & Element Berkas:Kajian Kota Week 6.Urban Form Element.pdf 10. Urban design Process Berkas:Kajian Kota Week 7 Urban Design Shirvani.pdf Halaman Pembicaraan Lihat sumber Versi terdahulu Masuk log Navigasi Halaman Utama Portal komunitas Peristiwa terkini Perubahan terbaru Halaman sembarang Bantuan Pencarian
Urban Density •
(Ilya's comment): Coba untuk memperdalam aspek ini dapat mengakses dan meresume juga video di sini [1]. Ada 4 "rute" untuk menuju kepadatan penduduk yang lebih sustainable di kota belajar dari Karachi. • Density dan Sustainable sebenarnya merupakan dua hal yang bertolak belakang, namun Density dan Sustainable dapat berjalan beriringan untuk diterapkan dalam suatu kota bila memenuhi delapan faktor berikut: 1. Complete, Walkable Community 2. LowImpact Transportation System 3. Green Buildings 4. Flexible Open Space 5. Green Infrastucture 6. A Healthy Food System 7. Community Facilities and Programs 8. Economic Development • Untuk detail selengkapnya dapat dilihat di sini [2] Rezky Indra Kusuma (08512064)
Verticalization • • •
Verticalization. adalah pengembangan bangunan disuatu area secara vertikal untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan. limited land + more people = verticalization (R. Jason Benites,2008)
• • • • • • •
Faktor yang menimbulkan "urban verticalization". Pertumbuhan penduduk yang tinggi, Urbanisasi yang tak terkendali menjadikan pertumbuhan penduduk melampaui daya tampung kota sehingga memaksa kota menyediakan infrastruktur dan fasilitas pemenuh kebutuhan lebih banyak. Bertumbuhnya industri besar di perkotaan Lahan yang terbatas, Keterbatasan lahan sementara kebutuha ruang masih sangat tinggi menjadikan vertikalisasi sebagai salah satu solusi. Perekonomian penduduk yang berbeda Pembenahan lingkungan, Modernisasi, Globalisasi sebagai era yang lebih ketat dalam kompetisi memacu kota-kota besar didunia melakukan modernisasi baik dari segi pembangunan dan teknologi, hal tersebut berdampak pada gaya hidup masyarakatnya. Dan pembangunan bangunan tinggi (skycraper) menjadi salah satu parameter kemajuan suatu kota (the race to go up).
• • • • • • • • • • •
Dampak Positif Verticalization Optimasi infra struktur. (sistem distribusi air seperti saluran limbah kota, penggunaan infrastuktur yang berkelanjutan, efisiensi transportasi) Multi Service. Satu bangunan tak hanya mampu mengakomodasi satu fungsi seperti tempat tinggal saja, tapi juga dengan layanan pendukung seperti komersial bahkan perkantoran. Optimasi biaya bangunan. Memungkinkan penggunaan untuk jangka panjang. Terencananya cityscape, zona-zona khusus, control terhadap landscape zona perkotaan, dan terencananya re-konstruksi. Bebas nya ruang terbuka. Penggunaan ruang lebih terkonsentrasi, sirkulasi ventilasi lebih baik,mendapat pencahayaan alami, menembus kepadatan yang lebih tinggi. Terciptanya landmark. Bangunan tertinggi di suatu area biasa nya menjadi landmark karena terlihat dari jarak yang jauh dan menjadi bagian dari cityscape. Terciptanya bioclimatic skyscraper.
• • • • • • • • • • • • • •
Dampak Negatif Urban Verticalization Overload pada infrastruktur yang telah tersedia, sehingga mebutuhkan penambahan daya tampung dari infrastruktur tersebut.Contohnya : Traffic jam pada jalan disekitar bangunan karena jumlah pengguna meningkat, suplai air yang lebih banyak perlu lebih besar atau banyak saluran dari perusahaan penyedia air kota demikian pula dengan saluran air limbah, drainase dan pengelolaan sampah. Kepadatan yang terkonsentrasi disuatu area utama menuju gedung maupun sebaliknya. Kurangnya relasi ke bawah (kegiatan hanya terpusat didalam gedung) Mengakibatkan Doxiadis-Ekistics (kegilaan akibat bangunan tinggi) Dinamika penggunaan yang panjang menjadikan bangunan sulit untuk diperbaharui walaupun sudah dianggap usang. Terbentuknya “urban canyon”. Yang berdampak pada, kurangnya sinar matahari, peng-gema-an suara, heat island, lanskap perkotaan minim vegetasi dan pembayangan bangunan tinggi yang mengganggu bangunan sekitar. Polusi visual. Polusi air. Tanah tertutup sehingga mengakibatkan banjir dan mengganggu alira air bawah tanah. Permasalahan energy, tingginya konsumsi energy, pencahyaan (buatan) permanen, HVAC, sistemtransportasi dalam bangunan danlain-lain. Muncul “Architectural Monsters”, yang tidak merepresentasikan kebudayaan local, bentuk yang asing.
Urban Poverty • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
What is Urban Poverty [1] Urban poverty is a multidimensional phenomenon. The urban poor live with many deprivations. Their daily challenges may include; limited access to employment opportunities and income, inadequate and insecure housing and services, violent and unhealthy environments, little or no social protection mechanisms, and limited access to adequate health and education opportunities. But urban poverty is not just a collection of characteristics, it is also a dynamic condition of vulnerability or susceptibility to risks. In order to provide a richer understanding of urban poverty, this site presents these two analytical frameworks (i) a dynamic framework of poverty (vulnerability and asset ownership) and (ii) the multiple characteristics of poverty and its cumulative impacts. Multidimensional Character of Urban Poverty Urban poverty is a multidimensional phenomenon. This website sets out five dimensions of poverty: income poverty health and education poverty personal and tenure insecurity disempowerment (saya menambahi: * poverty of space atau miskin ruang, bukan semata dalam arti tenure / tanah tetapi hak atas menempati ruang tertentu, diskusikan hal ini dalam konteks informalitas!) Persoalan yang perlu didiskusikan Lihat definisi umum dalam pranala yang [saya][2] kutip di atas. Diskusikan dalam konteks ini bagaimana kasus anda di Tugu O.5 Experiment dalam mata kuliah Pengantar Kajian Kota dan Permukiman, Adakah daerah atau kelompok masyarakat yang dikatakan "miskin"? Bagaimana cara mengidentifikasinya? Adakah indikator-indikator yang dapat dikembangkan dari aspek kemiskinan di bawah ini? Apakah urban poverty selalu berurusan dengan slum? Apakah urban poverty sama dengan kondisi proto urban? Apakah urban poverty sama dengan informal activities? URBAN POVERTY Perkotaan merupakan akibat langsung dari cara-cara terorganisasinya suatu masyarakat, pusat kekuasaan dan hak-hak istimewa. Kota yang sepanjang sejarahnya melayani kelompok-kelompok elite dapat mengalami perkembangan. Perkotaan yang berkembang berdampak pada tingkat kesejahteraan yang tinggi. Perkotaan yang lebih maju dan sejahtera membuat masyarakat pedesaan pindah ke kota untuk memperbaiki kualitas ekonomi mereka, tanpa menyadari bahwa pekerjaan untuk kaum migran semakin terbatas. Pengangguran akan menyebabkan kemiskinan, dampaknya di sebagian besar negara besar terdapat pada aspek indeks penyediaan jasa, kepadatan keluarga, atau kualitas fisik. Masyarakat miskin di kota-kota besar membuat rumah mereka sendiri. Rumah orang-orang miskin ini bertambah hingga membentuk suatu pemukiman yang tidak terencana. Pemukiman tersebut biasanya mengalami ketidaklegalan (misal tidak memiliki IMB); dilengkapi infrastruktur yang minim; fasilitas pendukung pemukiman yang kurang memadai, sehingga terkesan kumuh, permukiman ini biasa di sebut "slum". Keberadaan pemukiman orang-orang miskin di perkotaan yang tidak layak, kumuh dan liar sedikit banyak mempengaruhi wajah kota. Di beberapa kota besar, pemerintah mengatasi menjamurnya pemukiman ini dengan mengadakan penggusuran. Tujuannya ialah untuk peremajaan kota. Penggusuran seringkali tidak berjalan efektif, masyarakat miskin yang tergusur tidak terbantu, misal dengan penggusuran memperjauh jarak tempat tinggal dengan tempat kerja sehingga ada tambahan biaya transportasi. Gambar : Penggusuran sektor informal Penggusuran terkadang disertai dengan penyediaan rumah baru untuk masyarakat miskin oleh pemerintah. Penyediaan rumah misal rumah susun, sering tidak tepat sasaran dari segi fasilitas mungkin lebih baik namun belum tentu sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat miskin. Dengan menempati rumah dari, seharusnya masyarakat miskin memiliki pengeluaran tambahan, berupa biaya sewa dan biaya pelayanan yang semakin tinggi. Hal ini membuat masyarakat miskin secara berangsur kembali ke daerah semula mereka tinggal (sebelum mereka digusur). Gambar : Rumah Susun
Uneven Development • •
UNEVEN DEVELOPMENT merupakan suatu keadaan dimana di suatu wilayah tertentu dari suatu negara terjadi pembangunan yang begitu pesatnya sementara di wilayah lainnya tidak terjadi pembangunan apapun atau tingkat pertumbuhan pembangunan yang lambat.
• • • • • • • • • • •
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Uneven Development Pertambahan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan menurunnya pendapatan per kapita Inflasi di mana pendapatan uang bertambah tetapi tidak diikuti secara proporsional dengan pertambahan produksi barang-barang Ketidakmerataan pembangunan antar daerah Investasi yang sangat banyak dalam proyek-proyek yang padat modal (capital intensive), sehingga persen-tase pendapatan modal dari tambahan harta lebih besar dibandingkan dengan persentase pendapatan yang berasal dari kerja, sehingga pengangguran bertambah Rendahnya mobilitas sosial Pelaksanaan kebijak-sanaan industri substitusi impor yang meng-akibatkan kenaikan harga-harga barang hasil industri untuk melindungi usaha-usaha golongan kapitalis Memburuknya nilai tukar (term of trade) bagi negara-negara sedang berkembang dalam perdagangan dengan negara-negara maju, sebagai akibat ketidakelastisan permintaan negaranegara terhadap barang ekspor negara-negara sedang berkembang Hancurnya industri-industri kerjainan rakyat seperti pertukangan, industri rumah tangga, dan lain-lain. Beberapa studi menyampaikan beberapa variabel makro-ekonomi berpengaruh terhadap distribusi pendapatan seperti inflasi dan pengangguran. Sementara itu studi lain menunjukkan pengaruh kebijakan fiskal terutama tingkat pajak juga berpengaruh terhadap ketidakmerataan, wilayah dengan biaya pajak yang lebih tinggi akan di utamakan pembangunannya di banding daerah lain yang biaya pajaknya lebih rendah.
• • •
Dampak Negatif yang ditimbulkan Uneven Development
•
Urbanisasi, pembangunan dikota yang sangat pesat sedangkan kehidupan didesa yang tidak kunjung ada perubahan membuat masyarakat memilih untuk pindah kekota dengan alasan untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Terbatasnya Lowongan Kerja, Pekerjaan yang tersedia di daerah biasanya di bidang pertanian atau perkebunan, yang penghasilannya masih di bawah rata-rata. Dengan perkembangan dikota yang pesat mengakibatkan masyarakat desa lebih memilih bekerja di kota. Kesenjangan Pembangunan, Pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, pembangkit listrik, dan lain sebagainya kebanyakan dilakukan di daerah perkotaan, sehingga terjadi ketimpangan pembangunan. Ketimpangan Ekonomi, Masyarakat perkotaan terutama kota besar lebih menikmati arus aliran ekonomi dibandingkan di desa. Hal ini dikarenakan di perkotaan lebih mudah untuk mendapatkan suatu barang dibandingkan dengan di desa. Bertambahnya Kesenjangan Sosial, Semakin tingginya kesenjangan sosial di masyarakat yang di akibatkan gaya hidup masyarakat kota yang cenderung urban dan perbedaan pendapatan antara masyarakat kota dan desa Permasalahan Politik, Ketimpangan ekonomi yang sudah sangat tinggi dapat menyebabkan timbulnya keinginan suatu daerah untuk merdeka, karena pemerintah di anggap tidak memperhatikan mereka. Contoh : Aceh dan Papua.
• • • • • • • •
•
Solusi yang dapat dilakukan untuk meminimalisir terjadinya Uneven development Otonomi daerah, pemerataan pembangunan dinilai sebagai faktor penentu untuk menahan arus urbanisasi. Salah satu strategi untuk mempercepat pemerataan itu ialah dengan menerapkan otonomi daerah. Dengan otonomi daerah (otda), pemerintah daerah memiliki kewenangan penuh untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya sendiri. Namun, setelah sekian lama berlangsung, sejak reformasi bergulir, pelaksanaan otda belum menjawab harapan masyarakat. Daerah masih saja kekurangan dana untuk membiayai pembangunan sepenuhnya. Karena kewenangan menghimpun pajak masih dikuasai pusat. Terbatasnya wewenang fiskal itu menyulitkan pemerintah daerah dalam mengatur dan membiayai proyek-proyek pembangunan, khususnya pembangunan infrastruktur yang memerlukan dana besar. Tanpa adanya penambahan kewenangan dalam hal fiskal, belum bisa disebut otonomi daerah. Ketersediaan infrastruktur, menyebabkan belum banyak investor yang tertarik menanamkan modalnya di daerah. Begitu pula halnya soal perizinan, belum banyak pemerintah daerah yang berhasil mereformasi birokrasi untuk menyederhanakan proses perizinan.
Urban Fragmentation • •
•
Urban Segregation and Fragmentation IFA-Gallery Stuttgart and University of Stuttgart, 2009.“An Urbanizing World”. Germany. A closer look reveals that urban diversity is rapidly shrinking. Many historic cities are exposed to speculation, demolition and decay. It’s not only the urban heritage which is endangered, but also the cultural identity, which fast-growing agglomerations need even more urgently than other cities. The middle – and upper class is moving new areas with a high social status, a process which produces fragmented and segregated cities. Obviously, large urban agglomerations cannot be seen any more as a spatial and social entity, but rather as a into heterogeneous mosaic of old and new, traditional and modern, rich and poor areas. There are few serious efforts to keep traditional neighborhoods alive. The renovation of old monuments is important, but not enough to rehabilitate old towns. Old cities need new residential, commercial, cultural and touristic functions in order to stay alive. Penyebab : Segregasi dan fragmentasi baik ekonomi, sosial, atau budaya, adalah tema utama dalam studi perkotaan. Hal ini dapat didefinisikan sebagai pembentukan membagi ruang yang memisahkan kelompok-kelompok manusia yang berbeda. Di kota-kota besar Dunia Ketiga, pinggiran kota adalah tempat satu-satunya di mana sebagian besar penduduk mampu untuk hidup. Sebagian besar bangunan di pinggiran kota ini adalah ilegal dalam segala hal, dan secara keseluruhan mereka tidak direncanakan pembangunan di daerah tanpa infrastruktur dasar seperti air dan listrik (Francois Mancebo, 2003).
• • • •
• • • •
•
• •
•
Fenomena kota-kota yang terpecah-pecah dan terpisah… GAMBAR Fragmen artinya bagian-bagian kecil suatu benda, namun masih terlihat ciri-ciri asalnya; fragmen juga bermakna babak atau bagian dari suatu sandiwara atau drama. Tetapi, fragmentasi yang dimaksud di sini adalah hubungan antara manusia pada suatu rentang waktu dan lokasi tertentu. Artinya, pada suatu lokasi tertentu, terjadi hubungan antar manusia yang penuh keakraban, tulus, jujur, dan penuh keramahan; namun kemudian menjadi putus setelah mereka keluar dari lokasi tersebut; lamanya hubungan itu, terbatas pada keberadaan pada lokasi mereka berhubungan. GAMBAR Gated Communities Gated masyarakat menuju ke daeran fisik yang berpagar atau berdinding dari sekitarnya. Masuk kewilayah ini, dilarang atau dikontrol dengan gerbang. Ini mencakup area perumahan dengan akses yang terbatas. Mengendalikan akses keluar masuk untuk kerja,rekreasi, dan atau tujuan komersial. Gated masyarakat mencakup baik tertutupnya lingkungan dan keamanan. Misalnya : Gated masyarakat dilihat dari perkembangan wilayah oleh pengembang swasta,contohnya, kompleks townhouse, taman kantor, perumahan real estate, dll, fisik berdinding atau dipagari dan biasanya memiliki gerbang keamanan dan jalur akses yang dikendalikan. GAMBAR Amerika Serikat mengalami peningkatan pesat masyarakat di daerah metropolitan’s. Gated masyarakat juga meningkat di negara-negara lain, misalnya Spanyol, Portugal, Rusia, Turki, Mesir, Suriah, Indonesia, Argentina, Brasilia dan Afrika Selatan. Dimensi analitik ini memberikan dasar untuk model berlapis fragmentasi perkotaan didasarkan pada pemahaman yang lebih baik dari politik, dan ekonomi faktor-faktor sosial yang menghasilkan masyarakat terjaga keamanannya.Pada tingkat makro analisis, dampak dari globalisasi dan akumulasi fleksibel, dengan meningkatnya heterogenitas, meningkatkan kesenjangan antara kejahatan kaya dan miskin, dan dirasakan, muncul sebagai faktor-faktor penyebab utama dalam ketakutan akan kejahatan dan lain-lain ditemukan di semua tiga wilayah. Pada tingkat mikro, perbedaan dalam makna budaya yang dijelaskan oleh konteks sosial dan politik yang spesifik, sedangkan penyediaan barang dan jasa dan pemerintahan tergantung pada penjelasan klub dunia ekonomi. Gated masyarakat yang terpisah secara fisik tertentu dari lingkungan dan menciptakan zona-zona. Contohnya pada akses sirkulasi, peningkatan jarak perjalanan dapat menyebabkan ketidaknyamanan meningkat bagi mereka yang tergantung pada publik transportasi atau akses pejalan kaki. Selain itu,masyarakat gated menggunakan mobil pribadi yang memiliki konsekuensi. Selain memberikan kontribusi yaitu kemacetan dan polusi,mereka juga mengurangi kesempatan untuk umum yang berkelanjutan sistem transportasi. Dengan sifatnya komunitas gated adalah wilayah yang terpisah dan terisolasi dari lingkungan perkotaan yang lebih luas dan tertutup melalui hambatan fisik, untuk melindungi warga dari kemungkinan penyusup. Beberapa ciri kota terfegmentasi : -Pemisahan sektor formal dan informal semakin melebar -Pemisahan penduduk kaya dan miskin -Penigkatan kesenjangan sosial dan potensi konflik dan kekerasan yang semakin meningkat CONCLUSION -Kota mengintegrasikan kembali -Peningkatan solidaritas dan penghormatan dimasa depan -Penurunan kesenjangan sosial dengan mengurangi hambatan antara sektor formal dan informal di daerah pusat kota serta pinggirannya. -Tata kota yang lebih demokratis Contoh di Amerika Serikat Sebuah "komunitas berpagar" di Amerika Serikat merupakan pengembangan perumahan dikelilingi oleh dinding, pagar atau bank bumi ditutupi dengan semak-semak dan semak belukar, dengan pintu masuk aman. Dalam beberapa kasus, perlindungan diberikan dengan tanah tidak dapat diakses seperti cagar alam dan dalam beberapa kasus, dengan jembatan dijaga. Rumah-rumah, jalan, trotoar, dan fasilitas lainnya secara fisik tertutup oleh hambatan dan gerbang pintu masuk dioperasikan oleh kartu, penjaga identitas kunci atau elektronik. Di dalam perkembangannya sering ada pamswakarsa organisasi atau personel keamanan profesional yang patroli dengan berjalan kaki atau dengan mobil. Gated membatasi akses masyarakat bukan hanya ke rumah penduduk, tetapi juga penggunaan ruang publik dan layanan-jalan, taman, fasilitas, dan ruang terbuka. Masyarakat bervariasi dalam ukuran dari beberapa rumah di daerah yang sangat kaya untuk sebanyak 21.000 rumah di World Leisure di Orange County, California dengan jumlah penduduk diindeks ke tingkat fasilitas dan layanan. Banyak termasuk lapangan golf, lapangan tenis, pusat kebugaran, kolam renang, danau atau lanskap murni sebagai bagian dari daya tarik mereka, sedangkan fasilitas komersial atau umum jarang. Contoh di Kota Tua Jakarta Kota Tua di Jakarta merupakan daerah di kota Jakarta yang pada masa Gubernur Ali Sadikin difokuskan sebagai daerah konservasi yang dilindungi (Martokusumo, 2010). Pada gambar disamping, zona dua merupakan daerah dari kota tua yakni daerah museum Fatahilah. Salah satu daerah dari kawasan kota tua adalah Museum Fatahillah. Kawasan ini diambil sebagai contoh pemisahan dari sebuah kota Jakarta dengan berbagai permasalahannya. Kota Tua dipisahkan dari fungsi lain seperti pemukiman dan lain-
Desakota • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
Daftar isi [sembunyikan] 1 Pengertian Desakota 2 Karakteristik Desa 3 Interaksi Desakota 4 Kesimpulan Pengertian Desakota Menurut Mc Gee (1991): Daerah peralihan dimana daerah ini dihubungkan ke pusat kota oleh transportasi yang terjangkau. Daerah yang banyak terjadi kegiatan komersial pertanian maupun non pertanian. Koestoer (1997): Penjabaran suatu region sebagai wilayah peralihan. Tempat bermukim masyarakat wilayah pinggir kota. Karakteristik Desa Pola penyebaran permukiman di wilayah desakota terbentuk dari pola campuran antara pola permukiman perkotaan dengan pedesaan. Karakteristik permukiman diperkotaan: Memiliki keteraturan bentuk secara fisik, artinya sebagian besar rumah menghadap secara teratur kearah kerangka jalan yang ada dan pada umumnya terdiri dari bangunan permanen. Karakteristik permukiman dipedesaan: Tidak memiliki keteraturan bentuk fisik rumah. Pola permukimannya cenderung berkelompok membentuk perkampungan yang letaknya tidak jauh dengan sumber air. Interaksi Desakota Dalam perkembangan suatu tempat menjadi suatu desa atau kota tidak lepas dari keinginan serta kemampuan manusia yang tinggal di tempat itu, karena desa dan kota pada dasarnya adalah sama, merupakan tempat tinggal penduduk. Yang membedakan adalah perkembangannya. Bentuk interaksi desa kota: Kerjasama antar penduduk. Penyesuaian terhadap lingkunagan. Persaingan fasilitas hidup. Asimilasi. Kesimpulan Karakteristik desakota: Secara umum desakota merupakan pemukiman yang dihuni oleh orang-orang yang berkecukupan Kondisi kesehatan masyarakatnya terjamin Gaya hidupnya sudah mulai modern Status tanah yang ditinggali resmi dan legal Fasilitas-fasilitasnya tidak sebanyak dan sebaik fasilitas yang tersedia di kota Sumber: dony.blog.uns.ac.id ikafoni.students.uii.ac.id indranila.blogsome.com organisasi.org
Urban informalities • • • • • •
Daftar isi [sembunyikan] 1 Pengertian 2 Pendorong Terjadinya Urban Informal 3 Karakteristik Urban Informal 4 Study Kasus - Jakarta Mempunyai Kawasan Kota Informal – –
• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
4.1 Latar Belakang 4.2 Pendorong Terjadinya Urban Informal di Jakarta
5 Referensi Tambahan Pengertian Urban informal merupakan sebuah konsep tatanan kawasan kota yang tidak teratur baik dari segi pengelolaan landscaping tata kawasan kota, masalah sosial, masalah ekonomi, teknologi, kesehatan, transportasi dll, sehingga menyebabkan kawasankota tersebut tertinggal di banding kawasan-kawasan kota yang lain. Pendorong Terjadinya Urban Informal Perilaku masyarakat yang homogen. Perilaku dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan. Masih terlalu mempercayai hal-hal mistis. Urbanisasi secara besar-besaran. Tingkat SDM masyarakat yang rendah. Karakteristik Urban Informal Masih menggunakan teknologi rendah dan kegiatan yang padat karya. Pada umunya mempekerjakan antara 1 sampai 5 orang. Lacks skema perlindungan sosial misalnya ada Dana Jaminan Sosial Nasional. Sebagian besar didominasi oleh usaha mikro. Didominasi oleh tenaga kerja tidak terampil (meskipun tren berubah dengan lulusan berpendidikan lebih memasuki sektor informal karena kurangnya lapangan kerja di sektor formal). Perempuan merupakan sekitar 92% dari sektor informal. Memiliki mudah masuk dan keluar mudah, entry biasanya untuk kelangsungan hidup ekonomi selain pertumbuhan bisnis. Ekstensif penggunaan bahan baku lokal. Terutama memproduksi untuk pasar kota lokal. Cenderung heterogen (aktivitas, jenis kelamin, pendidikan, ukuran-besar kecil, cacat / orang dewasa mampu, anak-anak). Didominasi oleh tenaga kerja tidak terampil meskipun tren berubah dengan lulusan berpendidikan lebih memasuki sektor informal karena kurangnya pekerjaan di sektor formal. Menurut CARE, 1996, sektor informal mencakup tiga segmen: Penghasil aktivitas. Usaha Mikro. Usaha Kecil. Perbedaan utama dari segmen sektor informal: Penghasilan Aktivitas: Dicampur dengan rumah tangga ekonomi. Self-kerja (dengan beberapa bantuan dari anggota keluarga. Sedikit atau tidak ada aktiva tetap (kurang dari US $ 500). Tradisional manualteknologi. Keuntungan untuk rumah tangga konsumsi. Usaha Mikro Dicampur dengan rumah tangga ekonomi, namun pergeseran terhadap pemisahan. Sampai sepuluh pekerja.
Uneven development dan desakota Media:Uneven_development_n_desak ota.pdf