perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
“STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALPAAN YANG MENYEBABKAN MATINYA ORANG YANG DILAKUKAN OLEH PENGEMUDI KENDARAAN UMUM” (STUDI KASUS DI POLRES KLATEN)
Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun oleh: DWI NOPIANTO E.1106022
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan Negara yang sedang berkembang yang secara terus menerus berusaha meningkatkan pembangunan diberbagai bidang sesuai dengan kemajuan dan perkembangan jaman, pembangunan tersebut diperuntukkan dapat memberikan kemakmuran dan kesejahteraan lahir dan batin kepada seluruh rakyat Indonesia, tujuan ini dapat terlaksana apabila seluruh warga Negara mempunyai kesadaran untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur, salah satu bentuk untuk mencapai tujuan tersebut setiap warga Negara hendaknya berperilaku sesuai dengan peraturan yang berlaku baik dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa yang mewujudkan dengan tingkah laku sesuai dengan norma yang berlaku. Selain itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga memegang peran sangat penting dan berpengaruh didalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pembangunan nasional Indonesia, yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata baik materiil dan spiritual. Berdasarkan tujuan pembangunan nasional tersebut diatas, dapat dilihat bahwa pelaksanaan pembangunan bukan saja diwujudkan dalam bentuk fisik saja akan tetapi juga diarahkan pada kesadaran hukum dalam masyarakat, sehingga masyarakat dapat menghayati hak dan kewajibannya sebagai warga Negara Republik Indonesia. Masyarakat yang tinggi kesadarannya hak dan kewajiban hukumnya, tidak mudah dipermainkan dengan sewenang-wenang oleh aparat penegak hukum, pada setiap saat mempertahankan hak-hak asasinya dari setiap penyalahgunaan wewenang dan setiap saat mempertahankan hak-hak asasi dari setiap penyalahgunaan wewenang dan setiap saat pula rela memikul tanggung jawab yang diwajibkan hukum kepada dirinya ”. Sebagai tindak lanjut membangun hukum diperlukan tatanan hukum yang bersumber pada nilai - nilai dasar yang hidup dan berkembang dalam masyarakat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Indonesia dengan lebih memperhatikan perlindungan terhadap hak asasi manusia dan rasa keadilan yang tubuh didalamnya. Hukum sebagai kaidah sosial yang berlaku dalam masyarakat tidak lepas dari
rangkaian sistem nilai yang berlaku dalam
masyarakat, dimana pada saat yang sama ia merupakan pencerminan dan penjabaran nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat itu. Di samping itu pula dibidang perhubungan, khususnya lalu lintas jalan raya, masih banyak permasalahan yang timbul yaitu kecelakaan, kemacetan, dan ketidak teraturan lalu lintas, hal tersebut disebabkan karena peningkatan jumlah kendaraan tidak sepadan dengan kondisi jalan. Sudah banyak usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah
dengan membangun sarana dan prasarana jalan, membuat jalan tol,
membangun jalan yang menghubungkan daerah satu ke daerah lain, serta memperbaiki jalan-jalan dikota sampai pada jalan-jalan pelosok desa, selain itu juga adanya peningkatan pelayanan jasa angkutan jalan yang sesuai dengan perkembangan dan kepadatan arus lalu lintas, dengan demikian secara fisik perkembangan pembangunan jalan raya terus berjalan tanpa mengkesampingkan pembinaan secara terus menerus yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berwenang terhadap pelayanan jasa angkutan. Dengan adanya pertambahan jumlah kendaraan yang semakin hari semakin meningkat dan perkembangan arus lalu lintas yang semakin padat, tentu akan membawa pengaruh dan dampak yang kurang baik bagi para pengguna jalan raya. Akibat-akibat dari Kecelakaan lalu lintas yakni : “Perilaku para pemakai jalan dalam mematuhi aturan lalu lintas harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya demi kelancaran dan kemampuan pemakai jalan, kesopan santunan pemakai jalan merupakan kunci pokok terciptanya kenyamanan dan kelancaran lalu lintas “. Perkembangan lalu lintas tersebut serta kurang kesadaran hukum masyarakat pengguna jalan, maka didalam kehidupan sehari hari sering dijumpai, banyak para kendaraan bermotor yang belum siap mental, dalam arti para pengemudi kurang perhitungan dan sering berbuat ugal- ugalan dijalan raya sangat menentukan keselamatan bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Dengan sikap mental yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
kurang baik serta kurangnya kesadaran hukum masyarakat terhadap peraturan lalu lintas dan dorongan berperilaku yang kurang baik dalam mengemudikan kendaraannya, misalnya tidak mengindahkan tanda-tanda maupun rambu-rambu lalu lintas di jalan,selain itu juga kurang perhatian terhadap petunjuk-petunjuk yang telah ada di jalan raya, menuju lalu lintas yang tertib: “Rambu-rambu lalu lintas maupun marka jalan yang dipasang untuk memberikan informasi dan perintah, tujuannya agar tercipta keamanan, ketertiban dan kelancaran para pengguna jalan“. Hal tersebut banyak di jumpai di jalan-jalan wilayah kabupaten klaten, khususnya banyak yang dilakukan oleh pengemudi kendaraan umum dengan alasan mengejar uang setoran, interval atau jarak waktu dengan kendaraan umum lainnya sangat dekat dan sebagainya, pengemudi tersebut saat berjalan sering tidak memperhatikan keselamatan diri sendiri maupun keselamatan orang lain. Pada saat dijaga polisi biasanya para pengemudi tersebut tidak melakukan pelangaran dan cenderung berjalan dengan pelan-pelan, tetapi apabila tidak ada polisi maka para pengemudi kendaraan tersebut berjalan seenaknya sendiri tanpa memperhatikan pengguna jalan lainnya. Suatu contoh: melanggar lampu traffic light, mendahului dijalan tikungan atau jembatan, yang sering terjadi di wilayah klaten dan juga sering terjadi kecelakaan lalu lintas yaitu mendahului di perlintasan rel kereta api. Jajaran pihak kepolisian wilayah klaten khususnya satuan lalu lintas sudah berupaya dan bekerja semaksimal mungkin untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas yang terjadi yaitu dengan cara:
memberikan penyuluhan dan pembinaan
kepada para pengemudi kendaraan umum, mengadakan razia atau penindakan terhadap kendaraan umum yang melakukan pelanggaran dengan cara ditilang dan sebagainya. Dengan maksud agar para pengemudi tersebut jera dan tidak mengulangi pelanggaran lagi. Faktor utama terjadinya kecelakan lalu lintas ada pada diri pengemudi sendiri, yaitu rasa ingin menang antara lain ingin mendahului tanpa mengindahkan aturanaturan lalu lintas dan keselamatan diri sendiri maupun keselamatan bagi orang lain. Banyak pengemudi kendaraan umum yang bersifat egois, dengan perasaan egois yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
tidak terkontrol atau tidak dapat terkendali dan berubah menjadi emosional, timbul keinginan untuk mengejar dan mendahului. Maka ia menambah kecepatan sehingga terjadi kejar-kejaran atau dahulu mendahului, segala akal sehat dan pertimbangan keselamatan tidak diperhitungkan lagi. Hal demikian bukan hal baru lagi dikalangan para pengguna atau pemakai jalan umum, khususnya dikalangan para pengemudi kendaraan umum yang sedang mengemudikan kendaraan yang kurang memperhatikan keselamatan diri sendiri maupun keselamatan orang lain. Sering kali selalu tampak dimata kewaspadaan terhadap ancaman bahaya kecelakaan semakin lemah, disiplin berlalu lintas menurun dan kemungkinan menyangkut keselamatan orang lain sesama para pemakai jalan. Pada umumnya yang menjadi faktor penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas antara lain disebabkan oleh faktor manusia, kendaraan, cuaca atau alam serta jalan atau lingkungan, faktor manusia merupakan penyebab utama terjadinya kecelakan lalu lintas dijalan raya, keadaan demikian mendorong tinggi rendahnya angka kecelakaan lalu lintas khususnya di wilayah kabupaten klaten, sebagai mana penjelasan kapolres klaten, Kepala Satuan Lalulintas Ajun Komisaris Dedy Nicolas Arifianto, Senin (18/1) pada jumpa pers tutup tahun 2009, terdapat angka kecelakaan lalu lintas sebagai berikut : “Selama tahun 2009 jumlah kecelakaan lalu lintas yang dilaporkan sebanyak 219 (dua ratus Sembilan belas) kejadian, dengan koban tewas 28 (dua puluh delapan) orang, luka berat 44 (empat puluh empat) orang, luka ringan 415 (empat ratus lima belas) orang “. Hal ini bisa terjadi karena adanya kecerobohan atau kurang hati-hatian pengemudi kendaraan bermotor tersebut, dalam kitab undang-undang hukum pidana, masalah kealpaan pengemudi yang berakibat korban meninggal dunia tercantum dalam ketentuan Pasal 359 KUHP. Berdasarkan kententuan Pasal 359 KUHP tersebut, semakin jelas bahwa hukum pidana sangat diperlukan dalam upaya menanggulangi masalah kecelakaan lalu lintas, dijalan raya umum, karena ada kemungkinan peristiwa kecelakaan lalu lintas mendatangkan kerugian yang tidak sedikit, baik kerugian jiwa, badan dan harta benda.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
Gambaran yang diungkapkan diatas dan berdasarkan pengamatan sehari-hari, sebenarnya harus
diakui bahwa kecelakaan lalu lintas jalan raya tidak semakin
berkurang dari hari ke hari, akan tetapi akan semakin bertambah baik kejadiannya maupun korban yang diakibatkannya. Beberapa kasus kecelakaan lalu lintas yang pernah terjadi diwilayah kabupaten klaten yang dilakukan oleh pengemudi kendaraan umum khususnya bus, menurut pengamatan warga masyarakat disekitar
tempat
kejadian, pengemudi tersebut dianiaya dan dipukuli bahkan kendaraannya sampai dirusak ataupun dibakar. Apalagi korbannya orang disekitar tempat kejadian sehingga emosi dan melakukan tindakan anarkis kepada kendaraan maupun pengemudinya. Hal inilah yang mendorong penulis tertarik untuk meneliti dan memikirkan bagaimana peran hukum pidana dalam menangani perkara kecelakaan lalu lintas yang berakibat matinya orang lain, mengingat begitu penting dan rawannya masalah lalu lintas serta akibat yang ditimbulkan, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul ”STUDI PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALAPAAN
YANG
MENYEBABKAN
MATINYA
ORANG
YANG
DILAKUKAN OLEH PENGEMUDI KENDARAAN UMUM”. (STUDI KASUS DI POLRES KLATEN)
B. RUMUSAN MASALAH Kealpaan yang mengakibatkan matinya orang lain dianggap sebagai tindak pidana tentunya perbuatan tersebut harus dirumuskan sebagai tindak pidana dalam Undang-Undang hal ini sesuai dengan asas legalitas yang dianut dalam hukum pidana, maka penulis sekaligus sebagai pembahas timbul pertanyaan dari dalam diri penulis untuk mencapai permasalahan : 1.
Bagaimana proses penyidikan tindak pidana kealpaan yang menyebabkan matinya orang lain yang dilakukan oleh pengemudi kendaraan umum?
2.
Kendala-kendala apa sajakah yang dihadapi penyidik satuan lalu lintas (lantas) polres klaten dalam menangani perkara tersebut?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan latar belakang masalah dan sesuai dengan permasalahan yang ada, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1. Tujuan Obyektif a. Untuk memperoleh data yang lengkap dan jelas sebagai bahan-bahan yang berhubungan dengan obyek yang diteliti guna menyusun penulisan hukum sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Kesarjanaan dibidang Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. b. Mengkaji penyidikan tindak pidana kealpaan yang menyebabkan matinya orang lain yang dilakukan oleh pengemudi kendaraan umum. c. Mengkaji kendala-kendala yang dihadapi penyidik satuan lalu lintas polres klaten dalam menangani perkara tersebut. d. Untuk memperoleh perluasan dan wawasan penulis dibidang hukum serta pemahaman aspek hukum dalam teori dan praktek dalam lapangan hukum khususnya perkara pidana kealpaan yang menyebabkan matinya orang lain. 2. Tujuan Subyektif a. Menyusun skripsi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana dalam ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. b. Mengetahui kesesuaian antara teori yang diperoleh dibangku kuliah dengan kenyataan praktek dilapangan.
D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis
a. Merupakan salah satu sarana bagi penulis untuk mengumpulkan data sebagai bahan penyusunan penulisan hukum guna melengkapi persyaratan untuk mencapai gelar kesarjanaan dibidang ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. b. Dapat memberikan masukan dan sumbangan pemikiran bagi para penegak hukum khususnya yang berkaitan dengan proses penyidikan tindak pidana
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
kecelakaan lalu lintas yang terjadi diwilayah kabupaten klaten, khususnya yang dilakukan pengemudi kendaraan umum. c. Memberikan masukan pemikiran dan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khusus dibidang hukum pidana. d. Untuk mendalami teori-teori yang telah penulis peroleh selama menjalani kuliah strata satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Manfaat Praktis
a. Dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada instansi pemerintah khususnya Kepolisian Resort Klaten, dalam penanganan kasus kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan. b. Dengan
penulisan
hukum
ini
diharapkan
dapat
meningkatkan
dan
mengembangkan kemampuan penulis dalam bidang hukum sebagai bekal untuk terjun ke dalam masyarkat. c. Guna mengembangkan penalaran dan membentuk pola pikir yang dinamis sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh. d. Memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti. e. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan memberi masukan kepada semua pihak yang membutuhkan pengetahuan terkait masalah yang diteliti dapat dipakai sebagai sarana yang efektif dan memadai dalam upaya penyelesaian perkara pidana kealpaan yang menyebabkan matinya orang lain yang dilakukan oleh pengemudi kendaraan umum.
E. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah ilmu untuk mengungkapkan dan menerangkan gejala-gejala sosial dalam kehidupan manusia, dengan mempergunakan prosedur kerja yang sistematis, teratur, tertib, dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, sedangkan metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta sebagaimana keadaan sebenarnya. Adapun metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian hukum sosiologis atau empiris yaitu penelitian yang pada awalnya yang diteliti adalah data sekunder yang kemudian dilanjutkan dengan penelitian data primer dilapangan atau terhadap masyarakat (Soerjono Soekanto, 2006 : 52-53). 2. Sifat Penelitian
Dilihat dari segi sifatnya, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian yang dimaksudkan untuk memberi data seteliti mungkin tentang manusia atau gejala-gejala lainnya. (Soerjono Soekanto, 2006 : 10) Metode penelitian jenis ini dimaksudkan untuk memecahkan masalah yang ada pada waktu sekarang
dengan
jalan
mengumpulkan
data
dan
menyusun
atau
mengklasifikasikannya seterusnya menganalisa dan menginterprestasikan untuk kemudian diperoleh suatu hasil. 3. Lokasi Penelitian
Untuk kepentingan identifikasi dan analisa akan dilaksanakan pengumpulan data dengan mengadakan penelitian di Polres Klaten 4. Jenis Data
Data yang digunakan untuk menyusun penulisan hukum ini dapat digolongkan sebagai berikut : a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber primer atau sumber utama yang berupa fakta atau keterangan yang diperoleh secara langsung dari sumber data yang bersangkutan, yakni dari Polres Klaten.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan yang meliputi bahanbahan dokumenter, tulisan ilmiah dan sumber-sumber tertulis lainnya. Dapat ditambahkan pendapat dari Soerjono Soekanto bahwa data-data sekunder ini antara lain mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian yang berwujud laporan, buku harian dan seterusnya. (Soerjono Soekanto, 2006 : 12) 5. Sumber Data
Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah : a. Sumber Data Primer Sumber data primer yaitu data atau keterangan yang diperoleh dari semua pihak yang terkait langsung dengan permasalahan yang menjadi obyek penelitian. b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi pustaka, termasuk didalamnya literatur, peraturan perundang - undangan, dokumen dokumen, tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti (Soerjono Soekanto, 2006 : 11). c. Sumber Data Tertier
Sumber data tersier yaitu bahan yang memberi petunjuk atau penjelasan terhadap bahan primer dan sekunder. Ini biasanya diperoleh dari media internet, kamus ensiklopedia dan sebagainya (Soerjono Soekanto, 2006 : 113). 6. Teknik Pengumpulan Data
Guna memperoleh data yang sesuai dan mencakup permasalahan yang penulis teliti, maka melakukan studi lapangan dan studi kepustakaan yaitu: a. Studi Lapangan
Merupakan suatu penelitian dengan penelitian secara langsung terjun kelapangan untuk mendapat data-data dan keterangan-keterangan yang diperlukan. Teknik yang dipakai dalam pengumpulan data melalui penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
lapangan adalah wawancara. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data keterangan yang diperoleh dengan mengadakan tanya jawab memakai daftar pertanyaan kepada obyek yang diteliti. Jenis wawancara yang penulis gunakan adalah wawancara yang telah ditentukan pelaksanaannya, telah diatur catatan-catatan dan keteranganketerangan pertanyaan yang telah ditentukan pokok permasalahannya serta membatasi aspek-apek dari masalah yang diperiksa. b. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menginventariskan dan mempelajari bahan-bahan yang berupa peraturan perundangan-undangan, buku-buku, tulisan-tulisan, dan dokumen-dokumen lainnya yang berhubungan dengan obyek penelitian. Dalam setiap penelitian disamping metode yang tepat dan alat pengumpulan data yang relevan. Kecermatan dalam memilih dan menyusun teknik serta alat pengumpulan data sangat berpengaruh obyektifitas hasil penelitian.
7. Teknik Analisis Data
Analisa data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategorisasi, dan satuan uraian dasar. Mengingat data yang terkumpul adalah data kualitatif, maka dalam mengolah data dan menganalisisnya. Peneliti menggunakan analisis data kualitatif dan analisis data interaktif. Menurut Soerjono Soekanto, yang dimaksud dengan analisis data kualitatif adalah suatu cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif
analitis, yaitu apa yang
dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan, dan juga perilaku nyata yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh. (Soerjono Soekanto, 1986 : 250). Dalam proses analisis terdapat tiga komponen utama, dimana ketiga komponen tersebut saling berkaitan dan menentukan hasil akhir analisis. Adapun tiga komponen tersebut adalah : a. Reduksi Data
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari fieldnot. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian. b. Sajian Data
Sajian data merupaka suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dialkukan. Sajian data selain dalam bentuk narasi kalimat, juga dapat meliputi berbagai jenis matriks, gambar atau skema, jaringan kerja kaitan kegiatan dan juga tabel sebagai pendukung narasinya. c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Kesimpulan akhir tidak akan terjadi sampai pada waktu proses pengumpulan data berakhir. Kesimpulan tersebut perlu diverifikasi agar matang dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan (HB. Sutopo, 2002 : 91-93). Menurut HB. Sutopo skema cara kerja data interaktif tersebut adalah sebagai berikut (HB. Sutopo, 2002 : 96). Pengumpulan Data
Reduksi Data
Sajian Data
Penarikan Simpulan atau verifikasi
Gambar 2 Model Analisis Interaktif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
Aktifitas yang dilakukan dengan proses siklus antara komponenkomponen tersebut menghasilkan data yang benar-benar mewakili dan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka hasilnya disajikan secara deskriptif, yaitu dengan jalan menuturkan dan menggambarkan apa adanya sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan data-data yang diperoleh.
F. SISTEMATIKA PENULISAN Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai keseluruhan isi penulisan hukum ini dapat dibagi menjadi empat bab dengan sistematika sebagai berikut : BAB I
: PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan Hukum.
BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dikemukakan tentang Kerangka Teori dan Kerangka Pemikiran dari permasalahan yang dibahas dalam penelitian hukum ini. Kerangka teori akan diuraikan mengenai Tinjauan umum tentang Penyidik Dan Penyelidik, yang meliputi Pengertian Penyidik dan Penyelidik, Tugas dan Wewenang Penyidik dan Penyelidik. Dilanjutkan dengan uraian mengenai Tinjauan umum tentang Tindak Pidana Kealpaan, yang meliputi Pengertian Tindak Pidana, Pengertian Tindak Pidana Kealpaan, dan Pengertian Tindak Pidana Kealpaan yang Menyebabkan Matinya Orang Lain. Dilanjutkan dengan uraian mengenai Tinjauan umum tentang Pengemudi
Kendaraan
Umum,
Pengemudi Kendaraan Umum.
commit to user
yang
meliputi
Pengertian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
BAB III
: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasan, yang merupakan bagian pokok dari keseluruhan penulisan hukum yang membahas, menguraikan, dan menganalisa rumusan permasalahan penelitian yang meliputi : a.
Proses penyidikan tindak pidana kealpaan yang menyebabkan matinya orang lain yang dilakukan oleh pengemudi kendaraan umum?
b.
Kendala - kendala apa yang dihadapi penyidik satuan lalu lintas (lantas) polres klaten dalam menangani perkara tersebut?
BAB IV
: PENUTUP Dalam bab ini terdiri dari dua sub bab yaitu simpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Tinjauan Tentang Penyidik dan Penyelidik a. Pengertian Penyidik dan Penyelidik Dalam KUHAP Pasal 1 memberikan definisi dari penyidik yaitu pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atau Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan. Sedangkan penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. Oleh karena itu, secara kongkrit dapat dikatakan bahwa penyidikan dimulai sesudah terjadinya tindak pidana untuk mendapatkan keteranganketerangan tentang : 1) Tindak pidana apa yang telah dilakukannya 2) Kapan tindak pidana itu dilakukan 3) Dimana tindak pidana itu dilakukan 4) Dengan apa tindak pidana itu dilakukan 5) Bagaimana tindak pidana itu dilakukan 6) Mengapa tindak pidana itu dilakukan 7) Siapa pelakunya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
Dalam KUHAP Pasal 1 juga diberikan definisi tentang penyelidik dan penyelidikan. Penyelidik adalah pejabat Polisi Negara Republik Indonesia yang diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan penyelidikan. Sedangkan
pengertian
penyelidikan
adalah
serangkaian
tindakan
penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini. Proses penyidikan perkara kecelakaan lalu lintas sebagaimana dalam buku TPTKP ( Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara ) lantas dan sketsa pada dasarnya adalah terdiri atas beberapa kegiatan antara lain : 1) Kegiatan Prapenyidikan yaitu berupa kegiatan : a) Penerimaan laporan. b) Persiapan mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP). c) Mendatangi Tempat Kejadian perkara (TKP). 2) Kegiatan Penanganan TKP yaitu berupa kegiatan a) Tindakan pertama di TKP (1)Pengamanan dan penutupan TKP. (2)Menolong korban. b) Pengolahan dan pemeriksaan TKP (1)Pemotretan TKP. (2)Mencari dan mengumpulkan barang bukti. (3)Menggambarkan dan mengukur TKP. (4)Mencari keterangan saksi. c) Kegiatan lanjutan yaitu berupa : (1)Perbuatan berita acara. (2)Rekontruksi. (3)Pengiriman berkas perkara ke penuntut umum atau atau dihentikan demi hukum.
commit to user
kejaksaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
b. Wewenang Penyidik dan Penyelidik Dalam pasal 7 ayat (1) KUHAP disebutkan mengenai wewenang dari penyidik yaitu antara lain : 1) Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana 2) Melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian 3) Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka 4) Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan 5) Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat 6) Mengambil sidik jari dan memotret seorang 7) Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi 8) Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara 9) Mengadakan penghentian penyidikan 10) Mengadakan tindakan lain menurut hokum yang bertanggung jawab Dalam pasal 5 ayat (1) huruf a KUHAP dijelaskan juga mengenai wewenang dari penyelidik yaitu antara lain : 1) Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana 2) Mencari keterangan dan barang bukti 3) Menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri 4) Mengadakan tindakan lain menurut hokum yang bertanggung jawab. Selain wewenang yang telah disebutkan dalam pasal 5 ayat (1) huruf a KUHAP penyidik atas perintah dapat melakukan tindakan yang berupa : 1) Penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan, dan penyitaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
2) Pemeriksaan dan penyitaan surat 3) Mengambil sidik jari dan memotret seorang 4) Membawa dan menghadapkan seorang pada penyidik . 2. Tinjauan Tentang Tindak Pidana Kealpaan a. Pengertian Tindak Pidana Tindak pidana memiliki pengertian yaitu perbuatan yang dilakukan setiap orang atau subyek hukum yang berupa kesalahan dan bersifat melanggar hokum ataupun tidak sesuai dengan perundang-undangan. Pengertian tentang tindak pidana juga dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Simons memberikan definisi mengenai tindak pidana yaitu kelakuan yang diancam dengan pidana yang bersifat melawan hokum yang berhubungan dengan kesalahan dan dilakukan oleh orang yang mampu bertanggung jawab. Menurut Van Hamel tindak pidana adalah kelakuan manusia yang dirumuskan dalam undang-undang, melawan hokum, yang patut dipidana dan dilakukan dengan kesalahan. Menurut Vos tindak pidana adalah suatu kelakuan manusia yang oleh perundang-undangan diberi pidana, jadi suatu kelakuan manusia yang pada umumnya dilarang dan diancam pidana. Sedangkan menurut Wirjono Projodikoro tindak pidana adalah suatu perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan pidana, sedangkan menurut Moeljatno, perbuatan pidana adalah suatu perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan pidana, bagi yang melanggar perbuatan tersebut. Jadi perbuatan yang dapat dikenakan pidana dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut : 1) Perbuatan yang dilarang oleh undang-undang 2) Orang yang melanggar larangan itu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
Tindak pidana memiliki dua unsur yaitu unsur dalam perumusan dan unsur diluar perumusan. Unsur dalam perumusan terdiri dari : 1) Unsur obyektif : a) Perbuatan ( aktif atau pasif ) b) Akibat c) Melawan hukum d) Syarat tambahan e) Keadaan 2) Unsur Subyektif : a) Kesalahan : (1) Sengaja (2) Kealpaan b) Keadaan Sedangkan unsur diluar perumusan terdiri dari : 1) Secara melawan hukum 2) Dapat dipersalahkan 3) Dapat dipertanggung jawabkan Selain adanya unsur-unsur yang telah disebutkan diatas tindak pidana mempunyai ruang lingkup yang luas. Ruang lingkup tindak pidana yaitu antara lain : 1) Tindak pidana terhadap Negara 2) Tindak pidana terhadap Negara sahabat atau kepala Negara sahabat 3) Tindak pidana tentang pelaksanaan hak dan kewajiban Negara 4) Tindak pidana terhadap kekuasaan atau penguasa umum 5) Tindak pidana sehubungan dengan tugas-tugas peradilan 6) Tindak pidana terhadap angkatan perang 7) Tindak pidana jabatan 8) Tindak pidana terhadap masyarakat 9) Tindak pidana asusila
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
10) Tindak pidana terhadap perasaan kepatutan 11) Tindak pidana terhadap ketertiban umum 12) Tindak pidana membahayakan keamanan umum bagi orang atau barang 13) Tindak pidana pemalsuan uang 14) Tindak pidana pemalsuan merk dan meterai 15) Tindak pidana pemalsuan surat 16) Tindak pidana terhadap pelayaran 17) Tindak pidana terhadap penerbangan dan sarana penerbangan 18) Tindak pidana terhadap pribadi 19) Tindak pidana terhadap kemerdekaan pribadi seseorang 20) Tindak pidana terhadap kehormatan seseorang 21) Tindak pidana terhadap hak seseorang secara khusus terhadap harta benda b. Pengertian Tindak Pidana Kealpaan Kata culpa mempunyai arti yang seluas-luasnya yaitu meliputi kesalahan pada umumnya, culpa dalam arti sempit yaitu merupakan bentuk kesalahan yang berupa kealpaan atau sembrono atau teledor, syarat utama dapat dipidananya orang harus ada kesalahan, kesalahan yang dimaksud adanya sifat melawan hukum, kemampuan bertanggung jawab, serta hubungan batin antara si pelaku dengan perbuatannya dapat berbentuk kesengajaan dan kealpaan yang merupakan yang merupakan bentuk kesalahan. Hubungan batin atau sikap yang berupa kesengajaan itu ada apabila si pelaku mengetahui atau membayangkan akibat perbuatannya yang dilarang disamping itu ada sikap batin yang berupa kealpaan, suatu akibat yang timbul karena seseorang berbuat dan berkurang hati-hati atau sembrono dapat dikatakan kurang menduga-duga atau berbuat dalam keadaan alpa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
Dalam undang-undang tidak dijelas apa yang dimaksud dengan kealpaan kesalahan atau kealpaan menurut ilmu pengetahuan mempunyai 2 (dua) syarat sebagai berikut : 1) Perbuatan yang dilakukan merupakan perbuatan kurang hati-hati atau kurang waspada. 2) Pelaku harus dapat membayangkan timbulnya akibat karena perbuatan yang dilakukannya dengan kurang hati-hati itu. Penentuan kesalahan ditentukan bahwa meskipun pelaku dapat membayangkan akibat yang mungkin terjadi karena perbuatan itu, akan tetapi ia tidak melakukan tindakan- tindakan untuk mencegah timbulnya akibat. Dalam KUHP buku II Pasal-Pasal yang memuat tentang unsur-unsur kealpaan yaitu antara lain : 1) Pasal 359 KUHP, memuat tentang kealpaan yang menyebabkan matinya orang lain. 2) Pasal 360 KUHP, memuat tentang kealpaan yang menyebabkan lukaluka. Alasan pembuat undang-undang mengancam pidana yaitu suatu perbuatan yang mengandung unsur kesengajaan, diketemukan suatu keterangan mengenai kealpaan yaitu : “Adanya keadaan yang sedemikian membahayakan keamanan orang atau barang atau mendatangkan kerugian terhadap seorang yang sedemikian besarnya dan tidak dapat diperbaiki lagi, sehingga undangundang bertindak terhadap kekurang penghati-hati atau sikap sembrono atau teledor yang menyebabkan keadaan tadi “. 1) Unsur Kealpaan Dalam pasal 359 KUHP merumuskan sebagai berikut : “Barang siapa karena salahnya menyebabkan matinya orang dihukum penjara selama-selamanya lima tahun atau kurungan selama-selama satu tahun”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
Adapun unsur Pasal tersebut adalah sebagai berikut : a) Unsur subyektif
:
a. Barang siapa. b. Karena salahnya.
b) Unsur obyektif
: Menyebabkan matinya orang.
c) Ancaman hukum
:
a. Maksimal lima tahun penjara. b. Maksimal satu tahun kurungan.
Dalam Pasal 360 (1) KUHP merumuskan sebagai berikut : “Barang siapa karena kesalahannya menyebabkan orang lain luka berat dihukum dengan hukuman kurungan selama-lamanya satu tahun“. Adapun unsur-unsur Pasal 360 tersebut adalah sebagai berikut : a) Unsur subyektif
: a. Barang siapa. b. Karena salahnya.
b) Unsur
: Menyebabkan orang luka berat.
c) Ancaman hukuma
: a. Maksimal lima tahun penjara; b. Maksimal satu tahun kurungan.
Dalam Pasal 360 (2) KUHP
merumuskan sebagai berikut :
“Barang siapa karena kesalahannya menyebabkan orang lain luka sedemikian rupa sehingga orang itu menjadi sakit sementara atau tidak dapat menjalankan jabatannya atau pekerjaanya sementara, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 9 bulan (Sembilan bulan) atau kurungan selama lamanya 6 bulan (enam bulan) atau denda setinggi tingginya tiga ratus rupiah “. Pasal tersebut mengandung unsur-unsur sebagai berikut : a) Unsur sobyektif
: a. Barang siapa. b. Karena salahnya.
b) Unsur obyektif
: a. Menyebabkan orang lain luka hingga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
sakit sementara dan tidak menjalankan jabatannya pekerjaannya.
dapat atau
c) Ancaman hukuman : a. Maksimal Sembilan bulan penjara; b. Maksimal enam kurungan. Terhadap masalah kealpaan dalam KUHP tidak diberikan penjelasan mengenai pengertian akan tetapi banyak ahli hukum pidana yang membahasnya, ada yang mengatakan bahwa persoalan sekitar culpa ini antara lain mengenai dasar dan dipandang perlu dipidananya kealpaan yang tidak di sadari, Van Homel mengatakan bahwa kealpaan mengandung dua syarat yaitu: a) Tidak mengadakan penduga-duga sebagaimana diharuskan oleh hukum, mengenai tidak mengadakan penduga-duga ada dua kemungkinan yaitu : (1) Pelaku berpikir bahwa akibat tidak akan terjadi karena perbuatannya, pada hal pandangan itu mungkin tidak benar. Misal : Seorang pengemudi bus berjalan dengan kecepatan tinggi bermaksud mendahului sepeda motor yang berjalan didepannya, sedangkan dari arah yang berlawanan ada sebuah mobil kijang yang berjalan dengan kecepatan tinggi pula, menurut pengemudi bus tadi, masih ada jarak cukup untuk mendahului sepeda motor yang berjalan didepannya, akan tetapi mobil kijang yang datang dari arah berlawanan juga berjalan dengan kecepatan tinggi pula, disini pengemudi bus tadi karena keyakinannya tidak akan terjadi sesuatu, maka ia memberanikan diri
untuk
mendahului
sepeda
motor
tersebut,
ternyata
perhitungan pengemudi bus tadi tidak benar sehingga terjadi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
tabrakan dengan mobil kijang yang berjalan dari arah berlawanan. Mengenai kemungkinan akan terjadi tabrakan sebenarnya telah diketahui oleh pengemudi kendaraan bus, tetapi karena keyakinannya
bahwa
tidak
akan
terjadi
sesuatu
maka
perbuatannya melanggar sepeda motor itu ia lakukan, seharusnya pengemudi bus sadar bahwa perbuatannya dapat mengakibatkan kecelakaan lalu lintas, karena ia tahu sewaktu akan mendahului sepeda motor ada mobil kijang yang datang dari arah berlawanan yang berjalan dengan kecepatan tinggi, keadaan demikian ini dikatakan bahwa dalam diri si pelaku terdapat kealpaan yang disadari (bewuste culpa). (2) Bahwa pelaku sama sekali tidak mempunyai pikiran bahwa akibat yang dilarang mungkin timbul karena perbuatannya Misal : Seorang pengemudi mobil yang belum bisa mengemudikan mobilnya dan belum memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi) yang sesuai dengan mobil yang dikemudikannya, tiba-tiba ada seorang perempuan tua yang sedang berjalan didepannya menyeberang jalan dari arah sebelah kiri ke kanan jalan, kemudian ia terkejut dan bingung akhirnya menabrak pejalan kaki tersebut. Kejadian tersebut sebelumnya tidak terlintas sama sekali dalam pikirannya yaitu kemungkinan akan menabrak pejalan kaki tesebut, padahal seharusnya kemungkinan ia mengetahui, sehingga ia harus mengemudikan mobil dengan orang yang sudah pandai dan memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) yang sesuai dengan mobil yang dikemudikannya, dalam hal ini merupakan kealpaan yang tidak disadari (Onbewuste culpa).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
Dalam kemungkinan yang pertama, kekeliruannya terletak pada salah satu pikiran atau salah satu pandangan yang seharusnya disingkiri,
sedangkan
dalam
kemungkinan
yang
kedua
kekeliruannya terletak pada tidak mempunyai pikiran sama sekali bahwa akibat mungkin akan timbul sewaktu-waktu dimana menjumpai situasi yang sangat berbahaya. b) Tidak mengadakan penghati-hatian sebagaimana diharuskan oleh hukum,
untuk
menentukan
apakah
seseorang
berbuat
tidak
mengadakan penghati-hatian, sebagaimana ditentukan oleh hukum, maka pertama harus menggunakan kriteria yang telah ditemukan yaitu : (1) Menentukan bahwa seseorang apakah telah berbuat denga hatihati atau tidak hati-hati harus dilihat, apakah setiap orang yang tergolong pelaku dalam hal yang sama telah berbuat yang sama pula, atau akan berbuat lain. (2) Dengan menggunakan ukuran lain yaitu apakah orang-orang golongan pelaku dalam hal ini yang sama apakah akan berbuat yang lain atau tidak. Setelah melihat kasus diatas dengan menggunakan ukuran norma penghati-hatian atau penduga-duga, maka perlu juga diperhatikan segala keadaan dari keadaan pribadi si pelaku dan keadaan lain yang mempengaruhi kasus tersebut, jadi segala keadaan yang dapat dipengaruhi si pelaku harus diteliti dengan seksama. Maksud dari pembentuk undang-undang hukum pidana ini, bukanlah memberikan nestapa atau pidana pada perbuatan itu, melainkan memberikan pengajaran agar supaya hati-hati dan tidak mengulangi perbuatannya lagi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
2) Bentuk Kealpaan Suatu pengertian apabila tidak disertai dengan segala sesuatu masalah yang melatar belakangi maka dapat membuat ketidak jelasan pengertian itu sendiri. Lebih-lebih masalah kealpaan dalam perumusan Pasal 359 KUHP dan Pasal 360 KUHP yang banyak mengandung pemikiran
dan
perhatian
tersendiri
dalam
usahanya
untuk
memecahkannya, dengan demikian nantinya akan dapat diketahui dengan jelas tinjauan yuridis, teoritis dan segi praktisnya serta dengan suatu harapan dapat kiranya mengurangi dan mengatasi suatu persoalan yang kini semakin bertambah besar dan sulit seperti dalam kenyataan sekarang ini. Pada uraian berikut ini adalah mengenai bentuk kealpaan yaitu meliputi sebagai berikut : a) Kealpaan yang disadari (bewoste schuld) Yaitu apabila pelaku didalam melakukan perbuatan dapat menyadari, dapat membayangkan atau dapat menduga tentang apa yang dilakukan beserta akibatnya yang terjadi (kecelakaan) akan tetapi meskipun demikian ia percaya berharap serta berusaha untuk mencegah timbulnya suatu akibat itu, namun akibat itu terjadi juga. b) Kealpaan yang tidak disadari (onbewuste schuld) Yaitu apabila pelaku melakukan perbuatan disadari atau tidak disadari diperhitungkan adanya kemungkinan akan timbul suatu akibat yang dilarang dan diancam dengan undang-undang, padahal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
seharusnya ia memperhitungkan sebelumnya akan timbul suatu akibat, seharusnya pelaku dapat membayangkannya. Keduanya dapat digambarkan sebagai seorang pembuat delik yang telah membayangkan akibat yang dilarang dan ia telah berusaha menghalangi akibat yang terjadi, akan tetapi walaupun demikian akibatnya telah timbul juga, pada kealpaan yang tidak disadari, terhadap si pembuat dalam berbuat tidak membayangkan akibat yang timbul, padahal seharusnya ia membayangkannya. Agar dapat mengetahui dan menentukan bahwa seseorang telah berbuat alpa sangatlah sulit, sebab tidaklah mungkin diketahui bagaimana sikap batin seseorang yang sesungguhnya, maka haruslah ditetapkan dari luar bagaimana seharusnya ia berbuat dengan mengambil ukuran sikap batin orang pada umumnya apabila ada dalam situasi yang sama dengan si pembuat, yang dimaksud orang pada umumnya ini berarti bahwa tidak boleh orang yang paling cermat dan paling hati-hati, untuk adanya pemidanaan maka diperlukan adanya kekurang penghati-hatian yang cukup besar, jadi harus ada kelpaan yang sangat berat bukannya kealpaan ringan. Kealpaan
seeorang
dapat
ditentukan
dengan
melihat
peristiwa-peristiwa yang terjadi yang harus memegang ukuran adanya kealpaan adalah hakim, jadi hakimlah yang harus menilai sesuatu perbuatan dengan ukuran norma penghati-hatian atau penduga-duga, seraya memperhitungkan didalamnya segala keadaan dan keadaan pribadi pembuat untuk menentukan kekurang penghatihatian dari si pembuat dapat digunakan ukuran apakah ada kewajiban ini dapat diambil dari ketentuan perundang-undangan dengan jalan memperhatikan segala keadaan dan apakah yang seharusnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
dilakukan olehnya, kalau ia tidak melakukan apa yang seharusnya ia lakukan maka hal itu menjadi dasar untuk dapat mengatakan bahwa ia telah berbuat alpa. Undang-Undang telah mewajibkan seseorang untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu, misalnya dalam peraturan lalu lintas ada ketentuan bahwa dipersimpangan jalan apabila bersamaan, maka kesadaraan yang ada sebelah kiri harus didahulukan, dan seseorang pengendara dalam hal ini berbuat lain dari apa yang telah ditetapakan
dalam
Undang-Undang
maka
jika
perbuatannya
mengakibatkan tabrakan dan menimbulkan luka berat dan matinya orang lain maka ia dapat dikatakan karena kealpaannya menyebabkan matinya orang lain dan luka berat (Pasal 359 dan 360 KUHP). c. Pengertian Tindak Pidana Kealpaan yang Menyebabkan Matinya Orang ( Pasal 359 KUHAP ) Dalam ketentuan Pasal 359 KUHP disebutkan barang siapa karena kealpaannya menyebabkan matinya orang lain, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya lima tahun atau hukuman kurungan selama-lamanya satu tahun. Sudah lama dirasakan perlu adanya tindakan tegas terhadap keteledoran orang yang menyebabkan matinya orang lain atau luka berat khususnya terhadap pengemudi kendaraan umum (bus umum) yang setiap harinya membawa penumpang atau jiwa orang banyak karena kelalaiannya atau sifatnya kurang mengindahkan nilai jiwa manusia yang menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas, rupanya ancaman hukuman penjara selamalamanya lima tahun atau kurungan selama-lamanya satu tahun tidaklah cukup merupakan kekangan, sering dirasakan tidak setimpal dengan perbuatan yang dilakukan, sehingga ancaman itu harus diperberat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
Penentuan
kesalahan
ditentukan
bahwa
meskipun
pelaku
dapat
membayangkan akibat yang mungkin terjadi karena perbuatan itu akan tetapi ia tidak melakukan tindakan-tindakan untuk mencegah timbulnya akibat, jadi kematian tersebut diakibatkan karena kekurangan penghati-hatian (Teguh Prasetya, 2001 : 59). Unsur-unsur dalam Pasal 359 KUHP yaitu : 1) Unsur Subyektif : karena kealpaannya. 2) Unsur Obyektif : karena menyebabkan orang mati.
Alpa dapat juga berarti sembrono atau teledor dan dapat berarti atau dikatakan seseorang berbuat dengan kurang hati-hati atau kurang mendugaduga, apabila kealpaan yang terjadi mengenai kecelakaan lalu lintas dijalan raya yang berhubungan dengan perbuatan yang dilakukan karena kealpaan Pasal 359 KUHP tersebut misalnya: seseorang telah mengemudikan mobil secara sembrono atau kurang hati-hati sehingga menabrak pejalan kaki sampai mati, maka dalam hal ini harus diselidiki masalah-masalah yang meliputi : 1) Kondisi mobil : rem, stir, dan sebagainya. 2) Kondisi kesehatan bagi pengemudi : sehat, sakit, ngantuk, mabuk. 3) Kecepatan mobil saat terjadi kecelakaan. Kecepatan tersebut dapat untuk mengetahui apakah si pembuat dapat dikatakan alpa atau kurang hati-hati mengemudikan mobilnya dilihat dari apakah ia melakukan penduga-duga sebegaimana diharuskan oleh hukum dan apakah ia melakukan penghati-hati sebagaimana diharuskan oleh hukum.
3. Tinjauan Tentang Pengemudi Kendaraan Umum a. Pengertian Pengemudi Kendaraan Umum Pengemudi adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas jalannya kendaraan dijalan umum dengan segala akibat hukum yang ditimbulkannya bila
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
terjadi peristiwa kecelakaan lalu lintas atas diri penumpangnya maupun terhadap pihak yang berada diluar kendaraan yang dikemudikan yang menjadi korban akibat kelaleannya. Pengemudi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang Nomor 22 Tahun 2009 yaitu orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan yang telah memiliki Surat Izin Mengemudi. Sedangkan didalam yang lama sebelum diperbaharui menjadi UndangUndang Nomor 22 tahun 2009 tidak dijelaskan tentang definisi tetapi hal tersebut dapat dijelaskan bahwa pengemudi kendaraan umum adalah orang yang mengemudikan kendaraan bermotor, dan kendaraan tersebut disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran. Disini pengemudi sebagai pekerjaan atau profesinya didalam hukum pidana orang tersebut masuk dalam pengertian “menjalankan pekerjaanya” sebagaimana dimaksud dalam Pasal 361 KUHP yang merumuskan yaitu “Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan dalam menjalankan suatu jabatan atau pencarian, maka pidana ditambah dengan sepertiga dan yang bersalah dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencarian dalam mana dilakukan kejahatan dan hakim dapat memerintahkan supaya putusannya diumumkan”. Pengemudi kendaraan bermotor di jalan diwajibkan memiliki surat izin mengemudi. Hal ini dijelaskan dalan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN didalam pasal 77 ayat ( 1 ) yang menyatakan bahwa “Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib memiliki Surat Izin Mengemudi sesuai dengan jenis Kendaraan Bermotor yang dikemudikan”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
Surat izin mengemudi untuk pengemudi kendaraan bermotor ini terdiri dari 2 ( dua ) jenis ( Pasal 77 ayat ( 2 ) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang LALU LINTAS JALAN DAN ANGKUTAN UMUM ), yaitu : 1) Surat Izin Mengemudi Kendaraan Bermotor Perseorangan 2) Surat Izin Mengemudi Kendaraan Umum Untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi ini calon pengemudi harus memiliki kompetensi mengemudi yang dapat diperoleh melalui pendidikan dan keterampilan yang diberikan Pemerintah yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah masing-masing yang dilaksanakan berdasarkan norma, standar, prosedur, dan criteria yang ditetapkan oleh Menteri yang membidangi sarana dan prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta Kepala Kepolisian Negera Republik Indonesia. Sedangkan untuk pengemudi Kendaraan Umum untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi, ccalon pengemudi wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan pengemudi kendaraan umum. Pendidikan dan pelatihan yang diperuntukkan bagi pengemudi keendaraan umum ini hanya dapat diikuti apabila sebelumnya pengemudi sudah memiliki Surat Izin Mengemudi untuk kendaraan bermotor perseorangan. Dalam
praktek
sehari-harinya
pengemudi
kendaraan
umum
ini
mengemudikan kendaraan seperti bus umum, truk umum, angkutan umum dan lainnya yang intinya meminta jasa kepada para pengguna yang berupa imbalan sejumlah uang. Karena sifat pekerjaan yang seperti itu, maka pengemudi kendaraan umum memiliki resiko yang lebih tinggi apa bila menjadi penyebab dari terjadinya kecelakaan lalu lintas, hal ini disebabkan karena beberapa factor, yaitu sebagai berikut : 1) Dikejar setoran atau memenuhi target setoran; 2) Jadwal keberangkatan antara kendaaraan umum lainnya terlalu dekat sehingga terjadi kejar-kejaran; 3) Berebut dalam mencari penumpang dan lain-lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
Surat Izin Mengemudi berdasarkan Pasal 77 ayat ( 2 ) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang LALU LINTAS JALAN DAN ANGKUTAN JALAN dibagi menjadi dua jenis yaitu Surat Izin Mengemudi untuk kendaraan bermotor perseorangan dan Surat Izin Mengemudi kendaraan bermotor umum. Surat Izin Mengemudi untuk kendaraan bermotor perseorangan digolongkan menjadi 5 golongan antara lain : 1) Surat Izin Mengemudi A berlaku untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang perseorangan dengan jumlah berat yang diperbolehkan tidak melebihi 3.500 ( tiga ribu lima ratus kilogram ); 2) Surat Izin Mengemudi B I berlaku untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang perseorangan dengan jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari 3.500 ( tiga ribu lima ratus ) kilogram; 3) Surat Izin Mengemudi B II berlaku untuk mengemudikan kendaraan alat berat, kendaraan penarik, atau kendaraan bermotor dengan menarik kereta tempelan atau gandengan perseorangan dengan berat yang diperbolehkan untuk kereta tempelan atau gandengan lebih dari 1.000 ( seribu ) kilogram 4) Surat Izin Mengemudi C berlaku untuk mengemudikan Sepeda Motor; 5) Surat Izin Mengemudi D berlaku untuk mengemudikan kendaraan khusus bagi penyandang cacat. Untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi untuk kendaraan bermotor perseorangan setiap orang harus memenuhi persyaratan usia, administrative, kesehatan, dan lulus ujian. Hal ini didasarkan pada Pasal 81 ayat ( 1 ) Undangundang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang LALU LINTAS JALAN DAN ANGKUTAN UMUM yang selanjutnya dijelaskan didalam Pasal 81 ayat ( 2 ), ( 3 ), ( 4 ), ( 5 ). Syarat usia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 ayat ( 1 ) ditentukan paling rendah sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
1) Usia 17 ( tujuh belas ) tahun untuk Surat Izin Mengemudi A, Surat Izin Mengemudi C, dan Surat Izin Mengemudi D; 2) Usia 20 ( dua puluh ) tahun untuk Surat Izin Mengemudi B I; 3) Usia 21 ( dua puluh satu ) tahun untuk Surat Izin Mengemudi B II Syarat administrative sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 ayat ( 1 ) meliputi : 1) Identitas diri berupa Kartu Tanda Penduduk 2) Pengisian formulir permohonan 3) Rumusan sidik jari Syarat kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 ayat ( 1 ) meliputi : 1) Sehat jasmani dengan surat keterangan dari dokter 2) Sehat rohani dengan surat lulus tes psikologis Sedangkan syarat lulus ujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 ayat ( 1 ) meliputi : 1) Ujian teori 2) Ujian praktik 3) Ujian ketrampilan melalui simulator Selain persyaratan yang telah disebut dalam Pasal 81 ayat ( 2 ), ( 3 ), ( 4 ), dan ( 5 ) juga terdapat syarat yang lain yang tertuang dalam ayat ( 6 ) yaitu dalam hal pengajuan permohonan : 1) Surat Izin Mengemudi B I harus memiliki Surat Izin Mengemudi A sekurang-kurangnya 12 ( dua belas ) bulan 2) Surat Izin Mengemudi B II harus memiliki Surat Izin Mengemudi B I sekurang-kurangnya 12 ( dua belas ) bulan. Surat Izin Mengemudi untuk kendaraan bermotor umum digolongkan menjadi 3 golongan antara lain :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
1) Surat Izin Mengemudi A berlaku untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang perseorangan dengan jumlah berat yang diperbolehkan tidak melebihi 3.500 ( tiga ribu lima ratus kilogram ); 2) Surat Izin Mengemudi B I berlaku untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang perseorangan dengan jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari 3.500 ( tiga ribu lima ratus ) kilogram; 3) Surat Izin Mengemudi B II berlaku untuk mengemudikan kendaraan alat berat, kendaraan penarik, atau kendaraan bermotor dengan menarik kereta tempelan atau gandengan perseorangan dengan berat yang diperbolehkan untuk kereta tempelan atau gandengan lebih dari 1.000 ( seribu ) kilogram. Untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi kendaraan bermotor umum setiap orang yang mengajukan permohonan harus memenuhi persyaratan usia dan persyaratan khusus. Persyaratan usia ini dijelaskan dalam Pasal 83 ayat ( 2 ) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang LALU LINTAS JALAN DAN ANGKUTAN UMUM, ditentukan paling rendah sebagai berikut : 1) Usia 20 ( dua puluh ) tahun untuk Surat Izin Mengemudi A umum; 2) Usia 22 ( dua puluh dua ) tahun untuk Surat Izin Mengemudi B I umum 3) Usia 23 ( dua puluh tiga ) tahun untuk Surat Izin Mengemudi B II umum Persyaratan khusus dijelaskan dalam Pasal 83 ayat ( 3 ) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN, sebagai berikut : 1) Lulus ujian teori yang meliputi pengetahuan mengenai : a) Pelayanan angkutan umum; b) Fasilitas umum dan fasilitas social; c) Pengujian Kendaraan Bermotor;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
d) Tata cara mengangkut orang dan/atau barang e) Tempat penting di wilayah domisili f) Jenis barang berbahaya g) Pengoperasian peralatan keamanan 2) Lulus ujian praktik, yang meliputi : a) Menaikkan dan menurunkan penumpang dan/atau barang di terminal dan di tempat tertentu lainnya b) Tata cara mengangkut orang dan/atau barang c) Mengisi surat muatan d) Etika pengemudi kendaraan bermotor umum e) Pengoperasian peralatan keamanan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
B. Kerangka Pemikiran
1.
Bagan Kerangka Pemikiran
Tindak Pidana Kealpaan Yang Menyebabkan Matinya Orang Lain Yang Dilakukan Oleh Pengemudi Kendaraan Umum
Pasal 310 ayat (1), (2), (3), (4) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan
Penyidik
penyidikan
Proses Penyidikan
Kendala-Kendala Yang dihadapi Penyidik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
2.
Keterangan Salah satu tindak pidana yang terjadi di Indonesia adalah tindak pidana
kealpaan. Di Indonesia tindak pidana kealpaan pengaturannya terdapat dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Pasal 310 ayat (1), (2), (3), dan (4). Dalam penulisan ini penulis mengkaji proses pemeriksaannya yang berada di Polres Klaten. Dalam pemeriksaan tersebut penyidik dari Polres melakukan penyidikan sebelum diadakan penyidikan lebih lanjut dan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang dilakukan oleh penyidik, Polisi Lalu Lintas dan tim identifikasi untuk turun ke lapangan guna mengetahui kejadian yang sebenarnya dan mengamankan barang bukti dari pihak tersangka maupun korban. Setelah itu tim penyidik membuat laporan BAP dan itu setelah kalau sudah dinyatakan P21 dan ACC oleh Kasatlantas baru berkas tersebut dilimpahkan ke Pengadilan Negeri. Dalam penyidikan, penyidik juga memiliki kendala-kendala dalam melakukan penyelidikan.
commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB. III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PROSES PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA KEALAPAAN YANG MENYEBABKAN
MATINYA
ORANG
YANG
DILAKUKAN
OLEH
PENGEMUDI KENDARAAN UMUM HASIL PENELITIAN
Untuk membahas bagaimana proses penyidikan tindak pidana kealpaan yang menyebabkan matinya orang lain yang dilakukan oleh pengemudi kendaraan umum, berikut ini yang dilakukan oleh penyidik Polres Klaten sebagai berikut A. Kasus Posisi Pidana kecelakaan lalu lintas antara Kbm Bus PO. Langusng Jaya No. Pol. AD-1733-BF yang dikemudikan oleh tersangka : SUMARYONO alias KIPLI, umur : 33 tahun, Agama : Islam, Pekerjaan : Pengemudi, Alamat : Dk. Manjung Rt 03 / 01 Ds. Manjung Kec. Sawit Kab. Boyolali, kecelakaan yang mengakibatkan korban
Pengemudi Spm Honda H-3481-HV Nama:
DALIMIN mengalami luka pada pelipis kanan sobek, dahi benjol, hidung keluar darah, kaki kanan lecet, korban meninggal dunia di tempat kejadian, Pengemudi Spm Yamaha AD-2617-EC Nama : SRIYONO mengalami luka pada kaki kanan / kiri patah, tangan kiri patah, kepala sobek, korban tidak sadarkan diri dirawat di RSI Klaten akhirnya korban meninggal dunia dalam perawatan di RSI Klaten, Pengemudi Som Honda H-2279-KY Nama : INDAYATI, mengalami luka pada kepala bagian belakang sobek, kaki kanan / kiri lecet, tangan kanan / kiri lecet, sadar dan opname di RSI Klaten, Pengemudi Kbm Toyota KT-1610-AC, Nama : AHMAD ARISON mengalami luka pada dahi lecet, telinga kanan lecet, punggung kanan nyeri, sadar dan rawat jalan, Penumpang Kbm Toyota KT-1610-AC Nama ; NETTY, 31 tahun, mengalami luka pada dahi lecet, hematum, pelipis mata kanan lecet, kaki kiri lecet,commit sadar dan dirawat di RSI Klaten selanjutnya to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
korban dirujuk ke RS Islam Surakarta, Pengemudi Spm AD-6678-JL Nama; WARSITO mengalami luka pada kaki kiri lecet, kaki kanan memar, tangan kanan dan kiri lecet, sadar dan rawat jalan, Pengemudi Spm Honda AD-2061ML Nama ; ASTUTI NINGRUM mengalami luka pada tangan kiri lecet, tangan kanan patah, sadar dan opname di RS. PKU Muhammadiyah Delanggu, Pengemudi Spm Honda AD-5954-KY Nama ; TRIYANTO mengalami luka pada tangan kanan lecet, kaki kanan sobek, sadar dan rawat jalan, Penumpang Bus Nama ; QORI DZULFAHMI, 16 tahun, mengalami luka pada tangan kanan lecet, punggung nyeri, korban sadar dan rawat jalan, Penumpang Bus Nama ; DWI ASTRANI, 30 tahun, mengalami punggung nyeri, sadar, dan rawat jalan. Kejadian pada hari Senin tanggal 22 Pebruari 2010 sekitar jan 07.00 wib di Jalan Raya antara Solo – Klaten, tepatnya disimpang empat Kepoh Kec. Delanggu Kab. Klaten. B. Identitas Tersangka Nama
: SUMARYONO alias KIPLI
Tempat/Tanggal Lahir
: Jakarta, 21 November 1976
Umur
: 33 Tahun
Kebangsaan
: Indonesia
Tempat Tinggal
: DK. Manjung Rt. 03 / 01 DS. Manjung Kec. Sawit Kab. Boyolali
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Pengemudi C. Kronologi Kejadian
Semula Kendaraan bermotor Bus Langsung Jaya No. Pol. AD-1733BF berjalan dari arah Solo menuju kearah Klaten, Sepeda motor Honda Supra to user atau arah kiri jalan dilihat dari Fit H-2279-KY berjalan daricommit arah Juwiring
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
arah Solo bermaksud menyebrang jalan kearah Solo trafight light menyala hijau, setelah sampai di tempat kejadian perkara kendaraan bermotor Bus menerobos lampu trafight light yang menyala merah dengan kecepatan tinggi, sehingga menyerempet sepeda motor tersebut, selanjutnya kendaraan bermotor Bus membanting stir kekanan kemudian menabrak median jalan, tiang trafight light, dan menabrak kendaraan bermotor Toyota KT-1610-AC yang berhenti pada lajur jalan arah Klaten-Solo saat trafight light menyala merah, setelah itu laju kendaraan bermotor Bus masih berjalan kemudian menabrak sepeda motor Honda H-3481-HV dan sepeda motor Yamaha AD6678-JL, serta tiang penerangan jalan, karena kendaraan bermotor Toyota KT-1610-AC terdorong serong kebelakang membentur sepeda motor Honda AD-5954-KY, sepeda motor Honda AD-2061-ML dan sepeda motor Yamaha AD-2617-EC, maka terjadilah kecelakaan lalu lintas beruntun. D. Dasar 1) Laporan Polisi No. Pol : LP / 32/ II / 2010 / Lantas, tanggal 22 Pebruari 2010 2) Sket Gambar TKP dan BA TKP (Berita Acara Tempat Kejadian Perkara)
E. Fakta-Fakta 1. Hasil pemeriksaan di TKP pada hari Senin tanggal 22 Pebruari 2010, didapati bahwa : a. Korban penumpang Bus Langsung Jaya dan para pengemudi sepeda motor maupun pengemudi mobil sedan masih berada di TKP selanjutnya diantar ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Delanggu dan Rumah Sakit Islam Klaten, menggunakan mobil Ambulance dari RS. PKU Muhammadiyah Delanggu dan menggunakan kendaraan dari warga masyarakat yang menolongnya. b. Barang bukti yang berupa Bus PO. Lansung Jaya No. Pol. AD-1733BF, Kbm Sedan KT-1601-AC, Spm Honda H-2279-KY, Spm Yamaha AD-2617-EC, Spm Honda H-3481-HV, Spm Yamaha AD-6678-JL, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
40 digilib.uns.ac.id
Spm Honda AD-2061-ML, Spm Honda AD-5954-KY, tiang lampu trafight light dan tiang lampu penerangan jalan masih berada di TKP dan belum berubah posisi dari tempat semula pada saat kejadian, selanjutnya semua barang bukti tersebut diamankan di Pos lalu lintas Sungkur Polres Klaten. c. Kondisi jalan beraspal baik, lurus, datar, lebar, pada simpang empat, terdapat lampu trafight light dan zebra cross, marka jalan garis warna putih putus-putus, terdapat median jalan / trotoar sebagai pemisah antara jalur jalan yang dari arah Solo dan dari arah Klaten, cuaca cerah pada pagi hari sekitar jam 07.15 wib, disekitar tempat kejadian terdapat ceceran darah korban dan goresan bekas jatuhnya sepeda motor serta adanya bekas tapak ban / rem bus Langsung Jaya, terdapat pecahan kaca bus dan kaca mobil sedan, disebelah kiri dan kanan tempat kejadian terdapat ruko-ruko dan pemukiman penduduk, sebagai titik bantu pengukuran menggunakan tiang kawat telepon yang dekat dengan TKP 2. Penangkapan : Tersangka SUMARYONO alias KIPLI pada tanggal 23 Pebruari 2010, sekitar jam 09.30 wib, ditangkap didaerah Purworejo berdasarkan Surat Perintah Penangkapan No. Pol. SP. Kap / 01 / II / 2010 /LL, tanggal 23 Pebruari 2010, karena sesaat setelah kejadian tersangka melarikan diri meninggalkan tempat kejadian sehingga diadakan pencarian dan ketemu didaerah Purworejo lalu ditangkap dan dibawa ke Sat Lantas Polres Klaten untuk proses selanjutnya. 3. Penahanan : Tersangka SUMARYONO alias KIPLI sejak tanggal 23 Pebruari 2010 ditahan di Rumah Tahanan Negara Polres Klaten, berdasarkan Surat Perintah Penahanan No. SP. Han/02/II/2010, tanggal 23 Pebruari 2010, selanjutnya penahanan terhadap tersangka dimintakan perpanjangan commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penahanan kepada Kepala Kejaksaan Negeri Klaten selama 40 hari, dengan Surat Nomor B/95/95/III/2010/ll, tanggal 08 Maret 2010 dan telah mendapat perpanjangan penahanan, Surat Nomor 33/Rt.3/Ep.1/03/2010, tanggal 09 Maret 2010. 4. Penggeledahan : Tersangka
SUMARYONO
alias
KIPLI
tidak
dilakukan
Penggeledahan. 5. Penyitaan Pada hari Senin tanggal 22 Pebruari 2010, telah disita barang bukti yang berupa : a. Satu unit Kbm Bus Langsung Jaya No. Pol. AD-1733-BF berikut STNKnya b. Sim B I Umum No. Sim. 7611120511717 An. SUMARYONO c. Satu unit Kbm Toyota KT-1610-AC beserta STNKnya d. Sim A No. Sim. 820514430756 An. AHMAD ARISON e. Satu unit Spm Honda No. Pol. H-2279-KY beserta STNKnya f. Sim C No. Sim. 771114430728 An. INDIYATI g. Satu unit Spm Honda No. Pol. H-3481-HV beserta STNKnya h. Sim C No. Sim. 630214430476 An. DALIMIN i. Satu unit Spm Yamaha No. Pol. AD-6678-JL beserta STNKnya j. Sim C No. Sim. 881114430278 An. WARSITO k. Satu unit Spm Yamaha No. Pol. AD-2617-EC beserta STNKnya l. Satu unit Spm Honda No. Pol. AD-2061-ML beserta STNKnya m. Sim C No. Sim. 900814430236 An. ASTUTI NINGRUM n. Satu unit Spm Honda No. Pol. AD-5954-KY beserta STNKnya o. Sim C No. Sim. 850814430893 An. TRIYANTO p. Satu tiang lampu trafight light dan tiang lampu penerangan jalan. commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penyitaan dilakukan dalam keadaan yang sangat mendesak dan berdasarkan Surat Perintah Penyitaan No. Pol. B / 32 / II / 2010 / Lantas, tanggal 22 Pebruari 2010, selanjutnya dimintakan persetujuan penyitaan dari Ketua Pengadilan Negeri Klaten No. Pol : B / 32 / III / 2010 / Lantas, tanggal 08 Maret 2010, dan telah mendapatkan Persetujuan Penyitaan dari Ketua Pengadilan Negeri Klaten. F. Keterangan Saksi-saksi 1. Saksi Ke 1 (Satu) : Nama : HARJONO, Umur : 29 tahun, Agama : Islam, Pekerjaan : Kernet, Alamat : Dk. Cinderejo Lor Rt 01/05 Gilingan Kec. Banjarsari, Surakarta. Menerangkan : Saksi saat dimintai keterangan oleh polisi dalam keadaan tangan kiri masih agak sakit akibat dari kecelakaan lalu lintas tersebut, namun saksi bersedia memberikan keterangan dalam perkara kecelakaan lalu lintas antara Bus PO. Langsung Jaya No. Pol. AD-1733-BF yang dikemudikan oleh SUMARYONO alias KIPLI dengan sepeda motor Honda Supra Fit No. Pol.nya saksi tidak tahu dan dengan tiang lampu trafight light serta tiang lampu penerangan jalan serta dengan mobil sedan dan beberapa sepeda motor yang No. Pol. Tidak tahu. Sebelumnya saksi mengenal dengan pengemudi Bus Langsung Jaya yang bernama SUMARYONO alias KIPLI tetapi tidak ada hubungan keluarga dengan saksi, sedangkan dengan para korban kecelakaan tersebut saksi tidak mengenal. Sebelum kejadian kondisi kesehatan saksi dan sopir Bus dalam keadaan sehat, tidak mengantuk dan tidak mabuk. Saksi tahu kejadian tersebut karena saksi adalah selaku kernet Bus Langsung Jaya yang terlibat dalam kecelakaan tersebut, saat kejadian saksi duduk dipintu depan sebelah kiri menghadap kearah depan. Pada saat kejadian Bus Langsung Jaya mengangkut penumpang to user sekitar 12 orang termasukcommit saksi dan pengemudi bus, menjelang kejadian
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bus
Langsung
Jaya
berjalan
dari
arah
Solo
menuju
kearah
Klaten/Yogyakarta, sepeda motor Honda Supra Fit berjalan dari arah kiri jalan menyebrang jalan kekanan, sedangkan mobil sedan dan beberapa sepeda motor yang lainnya pada saat itu berjalan dari arah berlawanan atau dari arah Klaten menuju kearah Solo pada jalur yang berbeda. Saksi mengaku pertama kali melihat Honda Supra Fit yang menyebrang jalan dari kiri kekanan pada jarak sekitar 8 ( delapan ) meter, seketika itu saksi bilang “Awas” kepada sopir bus. Reaksi sopir bus saat itu langsung mengerem sambil menghindar kekanan, namun tidak sampai dan masih membentur sepeda motor tersebut selanjutnya bus berjalan kekanan naik ke median jalan / trotoar, selanjutnya bus menabrak tiang lampu trafight light kemudian menabrak mobil lain dan beberapa sepeda motor yang berjalan dari arah Klaten selanjutnya bus menabrak tiang lampu penerangan jalan hingga jatuh terguling / miring kekiri. Menjelang kejadian bus berjalan pada lajur sebelah kanan dengan kecepatan sekitar 80 km/jam, lampu trafight light pada simpang empat tersebut sebelumnya menyala kuning, namun saat jarak bus sekitar 5 ( lima ) meter, lampu trafight light menyala merah tetapi bus tetap melaju kencang. Saksi tidak mendengar suara klakson dari bus. Menurut saksi bus Langsung Jaya tidak kejar-kejaran dengan bus Antar Jaya, memang benar bahwa pada saat itu setelah lampu trafight light simpang Empat Kepoh dari arah Solo, ada bus Antar Jaya yang menaikkan penumpang, kemungkinan pada saat itu bus Langsung Jaya berusaha mendahului bus Antar Jaya yang sedang berhenti tersebut untuk mengejar penumpang lain yang ada dijalur depannya sehingga bus Langsung Jaya menerobos lampu merah. Sebelum kejadian saksi menumpang bus Langsung Jaya yang dikemudikan SUMARYONO alias KIPLI berjalan dari arah solo menuju kearah Klaten dengan kecepatan sekitar 80 km/jam, menjelang tempat commit to user kejadian pada simpang Empat Kepoh, lampu trafight light yang dari arah
perpustakaan.uns.ac.id
44 digilib.uns.ac.id
solo menyala kuning namun pengemudi bus Langsung Jaya tidak mengurangi kecepatan / mengerem untuk berhenti, tetapi justru memacu laju bus, setelah jarak antara bus dengan lampu trafight light sekitar 5 ( lima ) meter lampu trafight light menyala merah namun bus tetap berjalan kencang, bersamaan dengan itu dari kiri jalan ada sepeda motor Honda Supra Fit yang menyebrang jalan kekanan. Pengemudi bus berusaha mengerm sambil menghindar kekanan namun tidak sampai sehingga membentuk motor Honda Supra Fit tersebut, kemudian busa berjalan kekanan roda sebelah kanan naik ke median jalan / trotoar dan menabrak tiang lampu trafight light selanjutnya bus menabrak mobil sedan dan sepeda motor lain yang ada dilajur jalan yang dari arah Klaten, selanjutnya bus menabrak tiang lampu penerangan jalan hingga terguling / miring. Untuk perlengkapan bus sebelum kejadian spidometernya tidak berfungsi sejak 2 ( dua ) tahun yang lalu, klakson dapat berfungsi, spion ada dua, lampu-lampu komplit berfungsi, rem bai, kondisi ban baik, ban serepnya tidak ada karena sedang bocor, menurut saksi penyebab kecelakaan tersebut adalah kurang hati-hatinya pengemudi bus Langsung Jaya karena yang bersangkutan pada saat akan melintasi simpang empat dan melihat lampu trafight light menyala kuning tidak segera mengurangi kecepatan bus untuk berhenti tetapi justru menambah kecepatan, sehingga terjadi kecelakaan tersebut, saksi telah membenarkan sket gambar TKP yang dibuat Polisi dan telah memberikan semua keterangannya. 2. Saksi Ke 2 ( dua ) : Nama : TRIYANTO, Umur : 25 tahun, Agama : Islam, Pekerjaan : Swasta, Alamat : Dk. Brongkol Rt 02/01 Ds. Jatipuro Kec. Trucuk Kab. Klaten. Menerangkan : Saksi pada waktu pemeriksaan mengaku masih agak sakit, namun bersedia untuk dimintai keterangan dalam perkara kecelakaan lalu lintas antara Bus Langsung Jaya No. Pol.nya saksi kurang tahu dengan sepeda to user motor Honda Supra Fit commit yang dikemudikan oleh seorang perempuan,
perpustakaan.uns.ac.id
45 digilib.uns.ac.id
kemudian bus Langsung Jaya menabrak median jalan, lampu trafight light, tiang lampu penerangan jalan, kendaraan sedan warna hitam dan 6 ( enam ) sepeda motor termasuk Honda Supra Fit No. Pol AD-5954-KY yang dikemudikan oleh saksi. Saksi mengemudikan sepeda motor berjalan dari arah Klaten menuju kearah Solo. Bus Langsung Jaya berjalan dari arah solo menuju kearah klaten. Sepeda motor Honda Supra Fit berjalan dari arah mana menuju kemana saksi tidak tahu. Pada saat itu arus lalu lintas dari arah klaten berhenti karena lampu trafight lightnya menyala merah, sehingga saksi dan mobil sedan serta sepeda motor yang lainnya berhenti. Menurut saksi lampu trafight light pada simpang empat terdiri dari tiga fase yaitu apabila dari arah solo dan dari arah klaten menyala hijau, dari arah juwiring serta dari arah bowan menyala merah, kemudian apabila dari arah klaten menyala hijau yang dari arah solo, juwiring, dan bowan menyala merah, selanjutnya apabila yang dari arah klaten dan solo menyala merah sehingga yang dari arah juwiring dan bowan menyala hijau. Semula saksi mengemudikan sepeda motor Honda Supra Fit berjalan dari arah klaten menuju arah solo, menjelang tempat kejadian lampu trafight light menyala merah. Pada saat itu sudah ada beberapa kendaraan yang berhenti disitu baik roda dua maupun roda empat. Saksi juga ikut berhenti disamping kiri mobil sedan. Setelah saksi berhenti sekitar 5 ( lima ) detikan, dari arah belakang ada sepeda motor yang menyusul masuk lewat sela-sela samping kanannya, kemudian sepeda motor tersebut berhenti didepan mobil sedan, tiba-tiba saksi mendengar suara benturan keras, saksi menoleh kekanan atas dan melihat bahwa bus Langsung Jaya naik ke median jalan dan menabrak tiang lampu penerangan jalan kemudian bus menimpa mobil sedan tersebut, selanjutnya mobil sedan terdorong dan mengenai beberapa sepeda motor yang berhenti disamping kirina termasuk sepeda motor yang dikemudikan saksi. Saksi tidak sempat terjatuh karena terhimpit oleh mobil sedan dan commit to user kendaraan cerry yang ada disamping kiri saksi, setelah itu bus terguling.
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dengan adanya kejadian kecelakaan tersebut saksi akan minta gani rugi kepada pihak bus atas kerusakan sepeda motor serta beaya pengobatan di Rumah Sakit serta ganti rugi selama saksi tidak dapat bekerja, menurut saksi kecelakaan tersebut disebabkan oleh pengemudi bus karena mengemudikan bus dengan ugal-ugalan, terbukti bus sampai bisa naik ke median jalan/trotoar. Kalau bus berjalan tidak dengan kecepatan tinggi tidak mungkin bus sampai naik ke Median jalan. Saksi telah membenarkan sket gambar TKP yang dibuat polisi dan telah membenarkan semua keterangannya. 3. Saksi Ke 3 ( Tiga ) : Nama : AHMAD ARISON, SSTP, M.Si, Umur : 28 tahun, Agama : Islam, Pekerjaan : PNS, Alamat : Dk. Bero Rt 01/11 Ds. Bero Kec. Trucuk Kab. Klaten Menerangkan : Saksi pada saat diperiksa mengaku sehat dan bersedia dimintai keterangan dalam perkara kecelakaan lalu lintas antara bus Langsung Jaya No. Pol.nya saksi tidak tahu yang dikemudikan oleh SUMARYONO alias KIPLI kecelakaan dengan mobil Sedan Toyota Great Corolla No. Pol KT1610-AC yang dikemudikan saksi dan kecelakaan dengan beberapa sepeda motor. Sebelum kejadian bus Langsung Jaya berjalan dari arah solo menuju kearah klaten pada lajur sebelah kanan, sedangkan mobil sedan yang dikemudikan oleh saksi berjalan dari arah klaten menuju kearah solo pada lajur yang berbeda termasuk beberapa sepeda motor tersebut. Sebelum terjadi kecelakaan tersebut mobil sedan sudah berhenti 2-3 detikan dilajur kanan atau dibelakang mobil isuzu panther karena lampu trafight light pada simpang empat menyala warna merah. Untuk beberapa sepeda
motor
tersebut
berhenti
dimana
saksi
mengaku
kurang
memperhatikan, karena perhatian saksi pada saat itu mengarah ke lampu trafight light yang ada ditengah-tengah median jalan. Menjelang kejadian saksi tidak mendengar suara klakson dari bus commit user Langsung Jaya. Saksi juga tidak to mendengar suara gesekan ban/rem dari
perpustakaan.uns.ac.id
47 digilib.uns.ac.id
bus yang berbunyi kik-kik-kik begitu. Menurut saksi kecepan bus menjelang kejadian sekitar 90 km/jam. Saksi tidak tahu persis pada saat itu lampu trafight light yang dari arah solo menyala warna apa. Namun menurut saksi pada lajur sebelah kiri pada saat itu sudah ada sepeda motor dan mobil yang berhenti dan dari arah klaten lampu trafight light menyala merah. Saksi mengaku tahu bila setelah simpang empat dari arah solo ada bus Antar Jaya yang berhenti menaikkan penumpang. Saksi juga tidak melihat bahwa dari arah juwiring pada saat itu ada sepeda motor yang berjalan menyebrang jalan dari kiri ke kanan. Terjadinya benturan antara bus dengan mobil sedan berada dijalur jalan yang dari arah klaten, karena posisi mobil sedan pada saat itu berhenti dijalur jalan yang dari arah klaten, sedangkan terjadinya benturan dengan sepeda motor saksi kurang tahu persis. Saksi mengaku tidak tahu type benturannya, karena saat saksi melihat bahwa dari arah solo ada bus Langsung Jaya yang naik ke median jalan saksi langsung memejamkan mata, tetapi saksi mendengar adanya suara benturan beberapa kali. Setelah saksi membuka mata, saksi tertegun melihat istri saksi yang keluar dari mobil. Posisi akhir setelah kejadian mobil sedan bergeser kebelakang dari tempat semula, namun masih tetap dijalur jalan yang dari arah klaten. Bus Langsung Jaya berhenti miring kekiri atas median jalan roda sebelah kanan berada diatas sedangkan untuk posisi jatuhnya beberapa sepeda motor dan pengemudinya jatuh dimana saksi mengaku kurang memperhatikan. Akibat dari kecelakaan tersebut saksi mengalami luka pada punggung terkelupas, pipi kanan bengkak, telinga kanan bagian belakang lecet, kaki kanan/kiri lecet, tangan kanan lecet, sadar dan dirawat jalan, istri saksi nama NETTY mengalami dahi sobek dan bengkak, pelipis kanan sobek, kelopak mata sobek, punggung lecet, kaki kanan/kiri lebam, sadar dab dirawat di PKU Muhammadiyah Delanggu, kemudian korban dirujuk ke RSI Surakarta opname selama 5 ( lima ) hari menghabiskan biaya sekitar Rp. 6.000.000,- ( enam juta rupiah ), untuk korban-korban to user yang lainnya mengalamicommit luka pada bagian mana saksi kurang tahu.
perpustakaan.uns.ac.id
48 digilib.uns.ac.id
Menurut informasi yang diterima saksi ada korban yang meninggal dunia, mobil sedan rusak parah/ringsek, kaca depan/belakang pecah, body depan/belakang pesok, bus mengalami kerusakan pada kaca pecah, kerusakan yang lainnya bagaimana saksi mengaku kurang memperhatikan. Untuk kerusakan beberapa sepeda motor bagaimana saksi kurang memperhatikan satu persatu. Tiang lampu trafight light dan tiang lampu penerangan jalan patah/roboh. Dengan adanya kecelakaan tersebut saksi merasa dirugikan, karena mobil saksi rusak parah, saksi juga trauma atas kejadian tersebut. Istri saksi masih merasakan pusing, pandangan mata apabila digunakan untuk membaca masih kabur dan apabila digunakan berpikir agak berat kepala masih sakit. Dalam hal ini saksi akan mengajukan tuntutan untuk beaya perbaikan kerusakan mobil dan beaya perawatan saksi dan istri saksi akibat dari kecelakaan tersebut. Menurut saksi penyebab dari kecelakaan tersebut adalah kurang hati-hatinya pengemudi supir bus Langsung Jaya karena menerobos lampu merah. Saksi telah membenarkan sket gambar TKP yang dibuat polisi dan telah membenarkan semua keterangannya. 4. Saksi ke 4 ( empat ) : Nama : ASTUTI NINGRUM, Umur : 19 tahun, Agama : Islam, Pekerjaan : Mahasiswi, Alamat : Dk. Jobolan Rt 02/02 Ds. Tambak Boyo Kec. Pedan Kab. Klaten. Menerangkan : Tangan kanan saksi masih sakit akibat dari kecelakaan tersebut, namun saksi bersedia dimintai keterangan dalam perkara kecelakaan lalu lintas antara Bus Langsung Jaya No. Pol.nya berapa saksi tidak tahu yang dikemudikan oleh seorang laki-laki kecelakaan dengan sepeda motor dan dengan mobil sedan No. Pol.nya berapa saksi tidak tahu dengan tiang lampu trafight light dengan tiang lampu penerangan jalan serta dengan Honda Vario No. Pol.nya AD-2061-ML yang dikemudikan oleh saksi dan juga dengan beberapa sepeda motor. Saksi masih tercatat sebagai Mahasiswi UMS Surakarta, Fakultas to user Ilmu Kesehatan Semestercommit IV. Sebelumnya saksi tidak kenal dengan
perpustakaan.uns.ac.id
49 digilib.uns.ac.id
mereka yang terlibat dengan kecelakaan tersebut. Saksi mengalami sendiri kejadian tersebut karena saksi adalah selaku pengemudi sepeda motor Honda Vario No. Pol AD-2061-ML yang menjadi korban dalam kecelakaan tersebut. Sebelum kejadian bus Langsung Jaya berjalan dari arah solo menuju kearah klaten pada lajur sebelah kanan. Saksi berjalan dari arah klaten menuju kearah solo. Menjelang kejadian sepeda motor yang dikemudikan saksi berhenti dibelakang mobil Isuzu Panther yang juga berhenti pada lajur kanan karena lampu trafight light yang dari arah klaten menyala merah dan dibelakang saksi ada mobil sedan yang berhenti pula. Sedangkan untuk beberapa sepeda motor saat itu berjalan dari mana menuju kemana saksi mengaku kurang memperhatikan, karena perhatian saksi ke lampu trafight light yang menyala merah. Pada saat itu saksi mengaku sudah berhenti pada simpang empat tersebut sekitar 2-3 detikan, karena lampu trafight light menyala merah. Menjelang kejadian saksi tidak mendengar suara gesekan ban/rem dari bus. Menurut saksi kecepatan bus Langsung Jaya pada saat itu sekitar 90 km/jam. Pada saat itu lampu trafight light dari arah klaten menyala merah sehingga menurut saksi lampu dari arah solo juga menyala merah. Sebelumnya saksi kurang memperhatikan kalau dari arah juwiring ada sepeda motor yang berjalan menyebrang jalan kekanan kearah solo. Saksi juga kurang memperhatikan saat itu dari arah solo pada lajur kiri ada sepeda motor yang berhenti. Terjadinya benturan antara bus Langsung Jaya dengan mobil sedan dan dengan sepeda motor yang dikemudikan saksi berada dijalur jalan yang dari arah klaten, karena posisi mobil sedan dan sepeda motor yang dikemudikan saksi berhenti dijalur jalan yang dari arah klaten, sedangkan dengan beberapa sepeda motor yang lainnya ada dimana saksi kurang tahu. Type benturannya bagaimana saksi juga tidak tahu karena pada saat itu saksi mengaku terpaku. Posisi akhir setelah kejadian saksi jatuh dijalur commit to user jalan yang dari arah klaten. Sepeda motor saksi dan mobil sedan jatuh
perpustakaan.uns.ac.id
50 digilib.uns.ac.id
dimana saksi mengaku tidak tahu, karena setelah kejadian saksi ditolong oleh warga masyarakat dibawa ke PKU Muhammadiyah Delanggu. Akibat dari kecelakaan tersebut saksi mengalami luka pada tangan kanan patah, sadar dirawat di PKU Muhammadiyah Delanggu kemudian dirujuk ke RSI Klaten opname selama 4 ( empat ) hari menghabiskan beaya Rp. 11.000.000,- ( sebelas juta rupiah ), penumpang mobil sedan mengalmai luka pada kepala berdarah, luka lainnya saksi tidak tahu. Korban sadar dirawat di PKU Muhammadiyah Delanggu kemudian dirujuk ke RS Yarsis Solo. Untuk korban yang lainnya mengalami luka bagian mana saksi tidak tahu. Menurut informasi ada korban yang meninggal dunia. Saksi juga tidak tahu kerusakan bus, mobil sedan dan beberapa sepeda motor maupun tiang lampu penerangan jalan dan tiang lampu trafight light. Dengan adanya kejadian tersebut saksi merasa susah, karena menjadi sakit, sepeda motornya juga rusak. Dalam hal ini saksi akan mengajukan tuntutan kepada puhak bus untuk beaya pengobatan dan beaya perbaikan kerusakan sepeda motornya. Menurut saksi penyebab dari kecelakaan tersebut adalah kurang hati-hatinya pengemudi bus Langsung Jaya, karena mengemudikan bus dengan kencang dan menerobos lampu merah. Saksi telah membenarkan sekt gmbar TKP yang dibuat Polisi dan telah membenarkan semua keterangannya. 5. Saksi Ke 5 ( lima ) : Nama : WARSITO, Umur : 22 tahun, Agama : Islam, Pekerjaan : Karyawan, Alamat : Dk. Klepu Rt 04/02 Ds. Klepu Kec. Ceper Kab. Klaten. Menerangkan : Saksi mengaku sehat dan bersedia dimintai keterangan dalam perkara kecelakaan lalu lintas antara bus Langsung Jaya No. Pol.nya berapa saksi tidak memperhatikan kecelakaan dengan Honda Supra Fit yang dikemudikan oleh seorang perempuan. Selanjutnya bus menabrak median jalan, tiang lampu trafight light, lampu penerangan jalan, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
51 digilib.uns.ac.id
kendaraan sedan dan kira-kira 5 ( lima ) sepeda motor termasuk Yamaha Zupiter AD-6678-JL yang dikemudikan saksi. Saksi lulus SLTA, sebelumnya saksi tidak kenal dengan mereka yang telibat dalam kecelakaan tersebut. Saksi mengalami sendiri kejadian tersebut karena saksi adalah selaku pengemudi sepeda motor Yamaha Zupiter AD-6678-JL yang menjadi korban kecelakaan tersebut. Saat kejadian saksi mengemudikan sepeda motor tersebut sendirian. Saksi memakai helm pengaman. Saksi sudah sering melewati jalur jalan tempat kejadian. Saat kejadian saksi membawa STNK sepeda motor tersebut, saksi juga sudah memiliki Sim C yang dikeluarkan Polres Klaten dan masih berlaku. Semula saksi mengemudikan sepeda motor Yamaha Yupiter berjalan dari arah Klaten menuju Solo. Sebelum kejadian saat mendekati simpang empat kepoh lampu trafight light dari arah klaten menyala warna merah. Pada saat itu didepan saksi sudah ada kendaraan yang berhenti baik roda empat maupun roda dua dijalur kanan dan kiri. Posisi saksi berhenti disamping kanan mobil sedan. Saat saksi berhenti tiba-tiba saksi melihat bus Langsung Jaya berjalan diatas median jalan saksi mengaku panic. Selanjutnya bus menimpa mobil sedan, setelah tertimpa bus mobil sedan terdorong kekiri dan mendorong beberapa sepeda motor yang berhenti didekat mobil sedan tersebut, termasuk sepeda motor yang dikemudikan oleh saksi sehingga terjatuh kocar-kacir, akhirnya kendaraan bus terguling setelah itu saksi lari karena takut apabila bus meledak. Akibat dari kecelakaan tersebut saksi mengalami luka pada lutut kaki kiri lecet dan bengkak, sadar rawat jalan di PKU Muhammadiyah Delanggu dan menghabiskan beaya sekitar RP 150.000,- ( seratus lima puluh ribu rupiah ). Saksi sudah dapat menjalankan aktifitas lagi meskipun lutut kaki kirinya masih terasa nyeri. Untuk luka pengemudi sedan dan pengemudi sepeda motor lainnya saksi mengaku tidak memperhatikan. Mobil sedan rusak parah, bus rusak parah, tiang lampu trafight light dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
52 digilib.uns.ac.id
tiang lampu penerangan jalan ambruk dan rusak untuk kerusakan sepeda motor yang dikemudikan saksi bagaimana saksi tidak memperhatikan. Dengan adanya kejadian tersebut saksi sudah dibantu beaya berobat sebesar Rp 150.000,- ( seratus lima puluh ribu rupiah ) namun saksi masih minta untuk beaya perbaikan sepeda motor. Menurut saksi penyebab dari kecelakaan tersebut adalah pengemudi bus Langsung Jaya pada saat mengemudikan kendaraan ugal-ugalan, terbukti bus sampai naik ke median jalan. Kalau bus tidak berjalan dengan kecepatan tinggi tidak mungkin naik ke median jalan. Saksi telah membenarkan sket gambar TKP yang dibuat Polisi dan telah membenarkan semua keterangannya. 6. Saksi ke 6 ( enam ) : Nama : QORI DZULFAHMI, Umur : 16 Tahun, Agama : Islam, Pekerjaan : Pelajar, Alamat : Dk. Ngabeyan Timur Rt 01/01 Ds. Tlobong Kec. Delanggu Kab. Klaten. Menerangkan : Saksi masih merasakan nyeri pada punggung akibat dari kecelakaan tersebut, namun saksi bersedia dimintai keterangan dalam perkara kecelakaan lalu lintas antara Langsung Jaya No. Pol.nya berapa saksi tidak tahu yang dikemudikan oleh seorang laki-laki menabrak tiang lampu trafight light dan tiang lampu penerangan jalan serta dengan sepeda motor dan mobil sedan. Saksi masih tercatat sebagai siswa kelas III SMK Negeri 1 Sawit Boyolali. Sebelumnya saksi tidak kenal dengan mereka yang terlibat dalam kecelakaan tersebut. Saksi mengalami sendiri kejadian tersebut karena saksi adalah salah satu korban penumpang bus Langsung Jaya yang terlibat dalam kecelakaan tersebut. Sebelumnya bus Langsung Jaya berjalan dari arah solo menuju kearah klaten pada jalur sebelah kanan. Sedangkan mobil sedan dan beberapa sepeda motor berjalan dari arah klaten menuju kearah solo, namun pada saat itu posisi mobil sedan dan beberapa sepeda motor sudah berhenti kemungkinan lampu trafight light menyala merah namun untuk commit trafight light yang dari arahto user solo menyala apa saksi kurang
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memperhatikan. Saksi tidak tahu bahwa dari arah kiri saat itu ada sepeda motor yang menyebrang jalan. Menurut saksi pada saat itu disebelah kiri jalan sudah ada sepeda motor yang berhenti dijalur kiri. Menjelang kejadian saksi tidak mendengar suara klakson dari bus tetapi mendengar suara gesekan ban/rem dari bus. Saat itu bus juga berusaha menghindar kekanan tetapi menghindari apa saksi mengaku tidak tahu. Sebelum kejadian saksi naik bus Langsung Jaya dari depan Pasar Delanggu bermaksud ke klaten untuk mengikuti PKL. Menjelang tempat kejadian pada simpang empat kepoh saksi melihat bahwa kendaraan yang dari arah klaten sudah dalam posisi berhenti kemungkinan lampu trafight light menyala merah. Pada saat itu dilajur jalan sebelah kiri dari arah solo juga ada sepeda motor yang berhenti namun bus Langsung Jaya tetap berjalan dan naik ke median jalan selanjutnya bus menabrak tiang lampu trafight light hingga miring kekiri selanjutnya bus membentur mobil sedan dan sepeda motor yang berhenti dijalur jalan yang dari arah klaten. Setelah kejadian saksi segera keluar dari bus lewat kaca jendela sebelah kanan, kemudian saksi menepi kekiri selanjutnya diantar oleh petugas ke PKU Muhammadiyah Delanggu. Akibat dari kecelakaan tersebut saksi mengalami luka pada tangan kanan lecet, badan nyeri, punggung memar, sadar dan rawat jalan. Saksi menghabiskan beaya berapa saksi mengaku tidak tahu. Dengan adanya kejadian tersebut saksi merasa trauma sehingga saksi berharap untuk beaya pengobatan selama dirawat dirumah sakit ditanggung oleh pihak bus. Dari pihak bus belum kerumah saksi dan belum memberikan bantuan. Menurut saksi penyebab dari kecelakaan tersebut adalah kurang hati-hatiannya pengemudi bus Langsung Jaya karena menerobos lampu merah hingga terjadi kecelakaan tersebut. Saksi telah membenarkan sket gambar TKP yang dibuat polisi dan telah membenarkan semua keterangannya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
54 digilib.uns.ac.id
7. Saksi Ke 7 (Tujuh) : Nama : INDAYATI, Umur : 32 tahun, Agama : Islam, Pekerjaan : Swasta, Alamat : Dk. Ngalas RT 02/04 Ds. Jetis Kec. Delanggu Kab. Klaten Menerangkan : Saksi mengaku sehat dan bersedia dimintai keterangan dalam perkara kecelakaan lalu lintas antara Bus Langsung Jaya No. Pol. nya saksi tidak tahu yang dikemudikan oleh seorang laki-laki kecelakaan dengan sepeda motor Supra Fit No. Pol. H-2279-KY yang dikemudikan oleh saksi kecelakaan dengan tiang lampu trafight light dan dengan tiang lampu penerangan jalan serta dengan mobil sedan dan dengan sepeda motor lain. Saksi lulus SLTA, sebelumnya saksi tidak kenal dengan mereka yang terlibat kecelakaan tersebut. Saksi mengalami sendiri kejadian tersebut karena saksi adalah pengemudi Honda Supra Fit H-2279-KY yang menjadi korban dalam kecelakaan tersebut. Saksi mengemudikan sepeda motor tersebut sendirian. Sebelumnya saksi mengemudikan sepeda motor berjalan dari arah juwiring menuju ke arah solo. Kondisi kesehatan saksi sehat tidak ngantuk dan tidak mabuk. Honda Supra Fit tersebut milik saksi. Saat kejadian saksi membawa STNK sepeda motor tersebut. Saksi juga sudah memiliki sim C. Saksi mengatakan bahwa sebelum menyebrang jalan, lampu trafight light dari arah juwiring menyala merah sehingga saksi berhenti. Setelah lampu trafight light yang dari arah juwiring menyala hijau saksi lalu menyebrang jalan kekanan kearah solo. Pada saat itu saksi melihat bahwa dari arah solo pada lajur kiri sudah ada kendaraan berhenti, sehingga lampu trafight light dari arah solo dan dari arah klaten tentunya menyala merah karena sudah ada kendaraan yang berhenti. Saksi mengaku melihat bus Langsung Jaya berjalan kencang pada lajur sebelah kanan dalam jarak sekitar 10 (sepuluh) meteran. Posisi saksi saat itu sudah berada ditengahtengah jalan sehingga langsung terserempet oleh bus tersebut sehingga terjatuh. System pengaturan lampu trafight light pada simpang empat to tidak user tahu. kepoh tersebut ada berapa commit fase saksi
perpustakaan.uns.ac.id
55 digilib.uns.ac.id
Pada saat menjelang kejadian saksi tidak mendengar suara klakson dari bus. Saksi juga tidak mendengar suara rem/gesekan ban dari bus. Arus lalu lintas pada saat kejadian ramai, cuaca cerah pada pagi hari sekitar jam 07.15 wib. Kondisi jalan beraspal baik, lurus, datar, lebar pada simpang empat terdapat lampu trafight light, marka jalan garis putus-putus, jalan satu arah, terdapat median jalan/trotoar sebagai pemisah jalur yang dari arah solo dan klaten. Disekitar tempat kejadian ada tidaknya ceceran darah korban saksi kurang memperhatikan. Ada tidaknya pecahan kaca bus dan kaca mobil sedan saksi tidak tahu. Ada tidaknya bekas rem bus saksi kurang memperhatikan. Kanan kiri kejadian terdapat ruko. Terjadinya benturan antara bus Langsung jaya dengan Honda Supra Fit yang dikemudikan saksi berada di kanan as/marka jalan dilihat dari arah solo. Sedangkan antara bus dengan mobil sedan dan dengan beberapa sepeda motor yang lainnya. Sebelum kejadian saksi mengemudikan Honda Supra Fit berjalan dari arah juwiring menuju kearah Kepoh Delanggu. Sesampainya disimpang empat kepoh lampu trafight light dari arah juwiring menyala merah sehingga saksi berhenti disekitar 5 (lima) detikan. Setelah lampu trafight light menyala hijau saksi berjalan menyebrang jalan kekanan menuju kearah solo. Sesampainya ditengah jalan saksi melihat dari arah solo pada lajur kanan dating bus Langsung Jaya dengan kecepatan tinggi dan langsung menyermpet sepeda motor yang dikemudikan saksi hingga terjatuh kekiri. Kemudian bus berjalan kekanan naik ke median jalan/trotoar dan menabrak tiang lampu trafight light. Selanjutnya bus oleng dan menabrak mobil sedan dan sepeda motor yang ada dijalur jalan yang dari arah klaten. Akibat dari kecelakaan tersebut saksi mengalami luka pada kepala dan kaki kiri sobek, kaki kanan bengkak, sadar opname di RSI Klaten selama 3 hari menghabiskan beaya sekitar Rp 1.250.000,- ( satu juta dua ratus lima puluh ribu rupiah ). Korban yang lain mengalami luka pada commit to userinformasi yang diterima saksi ada bagian mana saksi tidak tahu. Menurut
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
korban yang meninggal dunia. Untuk kerusaksn sepeda motor, bus, mobil sedan, lampu trafight light dan lampu penerangan jalan saksi mengaku tidak tahu. Dengan adanya kejadian tersebut dari pihak pengurus bus sudah dating kerumah saksi dan sudah memberikan bantuan beaya pengobatan sebesar Rp 1.250.000,- (satu juta dua ratus lima puluh riobu rupiah) dan akan memperbaiki kerusakan sepeda motor milik saksi. Saksi merasa susah namun saksi tidak akan menuntut karena sudah dibantu. Menurut saksi penyebab kecelakaan tersebut adalah pengemudi bus Langsung Jaya karena menerobos lampu merah. Saksi telah membenarkan sket gambar dan telah membenarkan semua keterangannya.
G. Keterangan Terdakwa Nama : SUMARYONO alias KIPLI, Umur : 33 Tahun, Agama : Islam, Pekerjaan : Pengemudi, Alamat : Dk. Manjung Rt 03/01 Ds. Manjung Kec. Sawit Kab. Boyolali. Menerangkan : Tersangka mengaku masih merasa sakit pada badannya akibat dari kecelakaan tersebut namun bersedia dimintai keterangan dalam perkara kecelakaan lalu lintas antara Bus PO.Langsung Jaya No. Pol. AD-1733-BF yang dikemudikan oleh tersangka kecelakaan dengan sepeda motor Honda Supra Fit No. Pol.nya berapa tersangka kurang tahu yang dikemudikan oleh seorang perempuan juga kecelakaan dengan tiang lampu trafight light dan dengan mobil sedan serta dengan beberapa sepeda motor lain jumlahya berapa tersangka mengaku tidak tahu. Tersangka lulus SLTA, tersangka mengaku belum pernah di Hukum. Tersangka mengaku pernah terlibat kecelakaan sekitar tahun 1994 di Ciputat korbannya luka-luka. Tersangka sering melewati jalur jalan tempat kejadian tersebut. Saat dimintai keterangan oleh Penyidik Sat commit tidak to userperlu didampingi oleh Pengacara Lantas Polres Klaten tersangka
perpustakaan.uns.ac.id
57 digilib.uns.ac.id
ataupun Penasihat Hukum akan tetapi dijawab dan hadapi sendiri. Sebelumnya tersangka tidak kenal dengan para korban yang terlibat dengan kecelakaan tersebut. Menjelang kejadian kondisi kesehatan tersangka baik/sehat tidak ngantuk dan tidak mabuk. Menjelang kejadian tersangka mengemudikan Bus Langsung Jaya berjalan dari arah solo menuju kearah Klaten / Jogja. Saat kejadian tersangka didampingi oleh kernet bus nama HARJONO. Pada saat itu bus mengangkut sebanyak sekitar 15 ( lima belas ) orang penumpang termasuk tersangka dan kernet bus. Tersangka mengaku dapat mengemudikan bus kurang lebih sekitar 14 ( empat belas ) tahun. Tersangka bekerja pada PO.Langsung Jaya kurang lebih 4 (empat) bulan namun tersangka mengemudikan bus Langsung Jaya yang terlibat kecelakaan tersebut kurang lebih baru satu minggu. Saat kejadian tersangka sudah memiliki Sim B 1 Umum yang dikeluarkan oleh Polda Metro Jaya dan masih berlaku sampai tanggal 21 Nopember 2012. Bus Langsung Jaya yang dikemudikan tersangka tersebut milik PO.Langsung jaya. Saat kejadian tersangka membawa STNK bus tersebut. Tersangka berangkat dari terminal solo sekitar jam 06.33 wib melanjutkan perjalanan ke Kartosuro kemudian kearah Klaten. Menjelang kejadian tersangka melihat sepeda motor yang menyebrang jalan kekanan tersangka tidak membunyikan klakson karena lupa. Tersangka tidak menghindar kekiri karena disebelah kiri jalan ada banyak orang. Tersangka mengaku berusaha mengerem sambil menghindar kekanan namun karena kecepatan bus antara 80-90 km/jam perseneling masuk gigi 5 (lima) sehingga bus tidak dapat berhenti seketika. Sebelumnya lampu trafight light pada simpang empat kepoh delanggu/ dari arah solo menyala warna kuning tersangka berusaha mengejar lampu kuning dan saat jarak sekitar 5 (lima) meter lampu menyala merah namun bus tetap berjalan. Menurut tersangka apabila lampu menyala kuning dari hijau agar pemakai to user Tersangka pada saat itu tidak jalan/kendaraan siap-siap commit untuk berhenti.
perpustakaan.uns.ac.id
58 digilib.uns.ac.id
melihat bahwa disebelah kiri/pada lajur kiri ada sepeda motor yang berhenti. Terjadinya benturan antara bus Langsung Jaya dengan sepeda motor yang menyebrang jalan berada disebelah kanan as jalan dilihat dari arah solo. Sedangkan antara bus dengan mobil sedan dan dengan sepeda motor yang lainnya berada dijalur jalan yang dari arah klaten. Type benturannya bus pada demper depan kiri membentur ban depan sepeda motor yang menyebrang jalan namun bus membentur mobil sedan dan sepeda motor lainnya kena pada bagian mana tersangka mengaku tidak tahu. Karena setelah bus menabrak tiang lampu trafight light penadangannya sudah gelap dan tidak ingat apa-apa. Posisi akhir setelah kejadian sepeda motor yang menyerang jalan dan pengemudinya jatuh kekiri jalan dilihat dari arah solo. Bus Langsung Jaya posisi miring kekiri diatas median jalan/trotoar. Sedangkan posisi mobil sedan dan sepeda motor yang lainnya termasuk pengemudinya jatuh dimana tersangka tidak memperhatikan. Setelah kejadian tersangka langsung keluar dari bus namun tersangka tidak ikut membantu menolong korban karena badan tersangka merasa sakit kemudian tersangka menuju ke Puskesmas Delanggu untuk diperiksa namun karena tidak membawa uang sehingga tidak jadi periksa. Kemudian tersangka naik Bus ke terminal Yogyakarta dan berganti ladi naik Bus Harno menuju Purworejo ketempat nenek saksi nama SASTRO SARJONO yang beralamat di Dk/Ds. Sindorejan Kec. Purworejo Kab. Purworejo menginap satu malam dan pagi harinya yaitu hari selasa tanggal 23 Pebruari 2010 sekitar jam 09.30 wib tersangka ditangkap oleh Polisi dijalan depan rumah nenek tersangka. Selanjutnya tersangka dibawa ke Polres Klaten untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Akibat dari kecelakaan lalu lintas tersebut tersangka mengalami luka pada lutut kaki kanan dan kiri lecet, kaki kiri memar, pinggul terasa commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sakit dan tidak berobat, kernet dan penumpang bus luka atau tidak tersangka mengaku tidak tahu, pengemudi sepeda motor dan mobil sedan mengalami luka pada bagian mana tersangka juga tidak tahu. Menurut informasi yang diterima oleh tersangka akibat dari kecelakaan tersebut ada korban yang meninggal dunia. Bus Langsung Jaya rusak pada kaca depan belakang dan samping kiri pecah, body depan pesok, solar tumpah diaspal jalan, mobil sedan dan sepeda motor rusak pada bagian mana tersangka mengaku tidak tahu, tiang lampu trafight light dan tiang lampu penerangan jalan roboh. Dengan adanya kejadian tersebut tersangka belum menengok korban dan belum memberikan bantuan kepada pihak korbannya. Tersangka merasa susah dan merasa bersalah karena saat mengemudikan bus Langsung jaya dan melihat lampu trafight light disimpang empat kepoh menyala kuning setelah warna hijau tersangka tidak segera mengurangi kecepatan/mengerem untuk persiapan berhenti tetapi justru menambah kecepatan sehingga saat lampu trafight light menyala merah bus masih tetap berjalan. Saat tersangka melihat bahwa didepannya dari sebelah kiri jalan ada sepeda motor yang menyebrang jalan kekanan tersangka berusaha mengerem dan menghindar kekanan tetapi masih membentur sepeda motor tersebut hingga terjadi kecelakaan beruntun yang mengakibatkan korban jiwa. Dalam perkara ini nantinya tersangka akan menghadirkan saksi yang meringankan tersangka yaitu kernet bus yaitu Sdr. HARJONO. Dalam pemeriksaan dihadapan Penyidik Sat Lantas Polres Klaten tersangka tidak merasa ditekan atau dipaksa oleh Pemeriksa. Tersangka telah membenarkan sket gambar TKP yang dibuat Polisi dan telah membenarkan semua keterangannya.
commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
PEMBAHASAN Secara kwalitatif analisis ditarik dari sampel kasus perkara kecelakaan lalu lintas korban meninggal dunia yang dilakukan oleh tersangka SUMARYONO alias KIPLI tersebut diatas, baik dilihat dari format paparan perkara yang bersumber dari laporan Polisi No. Pol : LP / 32 / II / 2010 / Lantas, tamggal 22 Pebruari 2010, maupun dari berkas perkara No. Pol : BP / 04 / III / 2010 / LL, tanggal 18 Maret 2010, kiranya dapat dilakukan analisis dimana kepentingan penelitian yang focus terpenuhinya pelanggaran delik sebagaimana diatur dalam Pasal 310 ayat (1), (2), (3), (4) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan yang dilakukan oleh pengemudi kendaraan umum. Dari Pasal 310 ayat (1) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan dijelaskan bahwa setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor yang karena kelalaiannnya mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan kerusakan kendaraan dan atau barang. Berdasarkan pada Pasal 310 ayat (1) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tersebut terdapat unsur-unsur sebagai berikut, yaitu : 1) Setiap Orang Dengan berdasarkan fakta-fakta, keterangan saksi, keterangan ahli, dan tersangka SUMARYONO alias KIPLI serta didukung dengan adanya barang bukti yang telah disita, maka sebagai subyek hukum yang dapat mempertanggung jawabkan perbuatannya adalah tersangka pengemudi bus PO. Langsung Jaya No. Pol. AD-1733-BF yang bernama SUMARYONO alias KIPLI, umur : 33 tahun, agama : islam, pekerjaan : pengemudi, kewarganegaraan : Indonesia, alamat : Dk. Manjung Rt 03/01 Ds. Manjung Kec. Sawit Kab. Boyolali. 2) Karena Kelalaiannya Mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan Kerusakan Kendaraan dan atau Barang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
61 digilib.uns.ac.id
Berdasarkan fakta-fakta dan keterangan-kerangan baik dari saksi maupun tersangka yang ada dan berdasarkan pada barang bukti, maka unsur ini telah terpenuhi yaitu pada hari Senin tanggal 22 Pebruari 2010, sekitar jam 07.00 wib dijalan Raya antara Solo-Klaten, tepatnya disimpang empat kepoh Kec. Delanggu Kab. Klaten atau setidak-tidaknya masih termasuk wilayah Hukum Pengadilan Negeri Klaten, pada saat tersangka SUMARYONO alias KIPLI mengemudikan kendaraan bermotor bus PO. Langsung Jaya No. Pol. AD-1733-BF. Berdasarkan hal tersebut tersangka melakukan kelalaian yang berupa mengemudikan bus berjalan dengan kecepatan tinggi sekitar 90 km/jam, pada hal lingkungan sekitarnya pemukiman penduduk dan toko-toko. Menjelang tempat kejadian sekitar jarak 50 (lima puluh) meter dengan TKP, lampu trafight light dari arah solo menyala kuning dari hijau dan tersangka tidak segera mengurangi kecepatan/mengerem bus yang dikemudikannya untuk berhenti, tetapi justru memacu bus dengan kecepatan tinggi agar tidak terhalang oleh lampu merah. Saat melihat lampu trafight light menyala merah tersangka juga tidak mengerem bus untuk berhenti, tetapi justru memacu bus dan menerobos lampu merah tersebut. Saat melihat sepeda motor Honda Supra Fit H-2279-KY yang menyebrang jalan kekanan / dari arah juwiring kearah Solo karena lampu trafight light dari arah juwiring menyala hijau tersangka mengaku terkejut / kaget dan tidak sempat membunyikan klakson. Meskipun tersangka sudah berusaha mengerem sambil menghindar kekanan namun tidak sampai / tidak mampu dan masih membentur sepeda motor tersebut. Selanjutnya bus berjalan kekanan tak terkendali menabrak median jalan, tiang lampu trafight light, sepeda motor Honda AD-2061-ML, mobil sedan KT-1610-AC, sepeda motor Honda H-3481-HV, dan sepeda motor Yamaha AD-2617-EC, setelah tertabrak bus kendaraan bermotor sedan KT1610-AC terdorong kekiri belakang membentur sepeda motor Yamaha AD6678-JL dan sepeda motor Honda AD-5954-KY yang berhenti disampingnya karena lampu menyala merah. Selanjutnya bus membentur tiang lampu commit to user penernagan jalan dan terguling / miring kekiri. Setelah kejadian tersangka
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tidak segera menolong korban, tetapi justru melarikan diri meninggalkan tempat kejadian. Pada saat kejadian tersangka juga sedang menjalankan suatu jabatan atau pencaharian sebagai sorang pengemudi. Dengan adanya kecelakaan lalu lintas tersebut akibat yang ditimbulkan dari kelalaian tersebut mengakibatkan kerusakan kendaraan dan atau barang diantaranya tiang lampu trafgiht light dan tiang lampu penerangan jalan yang patah / roboh, kaca lampu trafight light dan kaca lampu penerangan jalan pecah. Mobil sedan rusak parah / ringsek, bodi pesok, kaca depan, belakang dan samping kanan / kiri pecah. Sepeda motor Honda H-2279-KY rusak pada totok depan pecah, slebor depan pecah, tedeng kanan / kiri pecah, skok depan bengkok, palk roda depan / belakang bengkok. Sepeda motor Yamaha AD-2617-EC rusak pada totok lampu depan pecah, spidometer pecah, porok depan bengkok, palk roda depan bengkok. Sepeda motor Honda H-3481-HV rusak pada spidometer pecah, stang patah, skok depan patah, slebor depan pecah, knalpot pesok, palk roda depan bengkok, selebor belakang pecah. Sepeda motor Yamaha AD-6678-JL rusak pada totok depan pecah, tedeng kanan / kiri pecah, skok depan dan porok depan bengkok. Sepeda motor Honda AD-2061-ML rusak pada tedeng kanan / kiri pecah, porok depan dan skok depan bengkok. Sepeda motor Honda AD-5945KY rusak pada spidometer pecah, totok depan pecah, lampu belakang pecah. Bus Langsung Jaya rusak pada demper depan pesok, kaca depan samping kiri dan belakang pecah, bodi samping kiri tergores dan pesok, gardan patah. Selain dari Pasal 310 ayat (1) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tersangka juga melanggar Pasal 310 ayat (2) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 yang berbunyi setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan korban luka ringan dan kerusakan kendaraan dan atau barang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
63 digilib.uns.ac.id
Unsur-unsur yang terdapat dalam Pasal 310 ayat (2) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 ini antara lain : 1) Setiap Orang Dengan berdasarkan fakta-fakta, keterangan saksi, keterangan ahli, dan tersangka SUMARYONO alias KIPLI serta didukung dengan adanya barang bukti yang telah disita, maka sebagai subyek hukum yang dapat mempertanggung jawabkan perbuatannya adalah tersangka pengemudi bus PO. Langsung Jaya No. Pol. AD-1733-BF yang bernama SUMARYONO alias KIPLI, umur : 33 tahun, agama : islam, pekerjaan : pengemudi, kewarganegaraan : Indonesia, alamat : Dk. Manjung Rt 03/01 Ds. Manjung Kec. Sawit Kab. Boyolali.
2) Karena Kelalaiannya Mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan Korban Luka Ringan dan Kerusakan Kendaraan dan atau Barang Dalam hal ini tersangka melakukan kelalaian
yang berupa
mengemudikan bus berjalan dengan kecepatan tinggi sekitar 90 km/jam, pada hal lingkungan sekitarnya pemukiman penduduk dan toko-toko. Menjelang tempat kejadian sekitar jarak 50 (lima puluh) meter dengan TKP, lampu trafight light dari arah solo menyala kuning dari hijau dan tersangka tidak segera mengurangi kecepatan/mengerem bus yang dikemudikannya untuk berhenti, tetapi justru memacu bus dengan kecepatan tinggi agar tidak terhalang oleh lampu merah. Saat melihat lampu trafight light menyala merah tersangka juga tidak mengerem bus untuk berhenti, tetapi justru memacu bus dan menerobos lampu merah tersebut. Saat melihat sepeda motor Honda Supra Fit H-2279-KY yang menyebrang jalan kekanan / dari arah juwiring kearah Solo karena lampu trafight light dari arah juwiring menyala hijau tersangka mengaku terkejut / kaget dan tidak sempat membunyikan klakson. Meskipun tersangka sudah berusaha mengerem sambil menghindar kekanan namun tidak sampai / tidak mampu dan masih membentur sepeda motor tersebut. Selanjutnya bus berjalan commitkekanan to user tak terkendali menabrak median
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
jalan, tiang lampu trafight light, sepeda motor Honda AD-2061-ML, mobil sedan KT-1610-AC, sepeda motor Honda H-3481-HV, dan sepeda motor Yamaha AD-2617-EC, setelah tertabrak bus kendaraan bermotor sedan KT1610-AC terdorong kekiri belakang membentur sepeda motor Yamaha AD6678-JL dan sepeda motor Honda AD-5954-KY yang berhenti disampingnya karena lampu menyala merah. Selanjutnya bus membentur tiang lampu penernagan jalan dan terguling / miring kekiri. Setelah kejadian tersangka tidak segera menolong korban, tetapi justru melarikan diri meninggalkan tempat kejadian. Pada saat kejadian tersangka juga sedang menjalankan suatu jabatan atau pencaharian sebagai sorang pengemudi. Dengan adanya kelalaian dari tersangka SUMARYONO alias KIPLI mengakibatkan korban luka ringan diantaranya adalah pengemudi Honda Supra Fit Sdri. INDAYANTI mengalami luka pada kepala bagian belakang sobek, kaki kanan / kiri lecet, tangan kanan / kiri lecet, sadar dan opname di RSI Klaten, sesuai VER No. 19/III/Vis/2010, tanggal 11 Maret 2010 yang dikeluarkan Dokter RSI Klaten. Pengemudi kendaraan bermotor Sedan KT1610-AC Nama : AHMAD ARISON mengalami luka pada dahi lecet, punggung terasa nyeri, telinga kanan lecet, sadar, obat jalan, sesuai VER No : 191/VIS/IV.5.AU/G/2010, tanggal 27 Pebruari 2010 yang dikeluarkan oleh Dokter PKU. Muhammadiya Delanggu. Penumpang mobil Sedan Nama : NETTY mengalami luka pada dahi lecet dan hematum, pelipis mata kanan lecet, kaki kiri lecet, sadar dirawat di PKU Muhammadiya Delanggu selanjutnya
dirujuk
ke
RSI
Surakarta,
sesuai
VER
No
:
192/VIS/IV.5.AU/G/2010, tanggal 27 Pebruari 2010 yang dikeluarkan Dokter PKU Muhammadiyah Delanggu dan VER No : 0576/A-6/DIRMED/III/2010, tanggal 11 Maret 2010 yang dikeluarkan Dokter RSI Surakarta. Pengemudi sepeda motor Honda AD-5954-KY Nama : TRIYANTO, mengalami luka pada tangan kanan lecet, kaki kanan sobek, sadar, dan obat jalan, sesuai VER No.193/VIS/IV.5.AU/G/2010, tanggal 27 Pebruari 2010 yang dikeluarkan Dokter RS. PKU Muhammadiyah Delanggu. commit to user Penumpang bus Langsung Jaya
perpustakaan.uns.ac.id
65 digilib.uns.ac.id
Nama : QORI DZULFAHMI mengalami luka pada, tangan kanan lecet, punggung terasa nyeri, sadar, dan rawat jalan, sesuai VER No. 194/VIS/IV.5.AU/G/2010, tanggal 27 Pebruari 2010 yang dikeluarkan oleh Dokter PKU Muhammadiyah Delanggu. Penumpang bus Nama : DWI ASTRIANI mengalami luka pada punggung, sadar, dan obat jalan, sesuai VER No. 19/III/Vis/2010, tanggal 11 Maret 2010 yang dikeluarkan Dokter RSI Klaten. Pengemudi sepeda motor Yamaha AD-6678-JL Nama : WARSITO mengalami luka pada kaki kiri lecet, kaki kanan memar, tangan kanan dan kiri lecet, sadar dan obar jalan. Pengemudi bus Langsung Jaya Nama : SUMARYONO alias KIPLI mengalami luka pada lutut kanan / kiri lecet, kaki kiri memar, pinggul terasa sakit, sadar dan tidak berobat. Kernet bus Nama : HARJONO tidak mengalami sesuatu. Sedangkan kerusakan yang berupa kendaraan dan atau barang diantaranya tiang lampu trafgiht light dan tiang lampu penerangan jalan yang patah / roboh, kaca lampu trafight light dan kaca lampu penerangan jalan pecah. Mobil sedan rusak parah / ringsek, bodi pesok, kaca depan, belakang dan samping kanan / kiri pecah. Sepeda motor Honda H-2279-KY rusak pada totok depan pecah, slebor depan pecah, tedeng kanan / kiri pecah, skok depan bengkok, palk roda depan / belakang bengkok. Sepeda motor Yamaha AD2617-EC rusak pada totok lampu depan pecah, spidometer pecah, porok depan bengkok, palk roda depan bengkok. Sepeda motor Honda H-3481-HV rusak pada spidometer pecah, stang patah, skok depan patah, slebor depan pecah, knalpot pesok, palk roda depan bengkok, selebor belakang pecah. Sepeda motor Yamaha AD-6678-JL rusak pada totok depan pecah, tedeng kanan / kiri pecah, skok depan dan porok depan bengkok. Sepeda motor Honda AD-2061-ML rusak pada tedeng kanan / kiri pecah, porok depan dan skok depan bengkok. Sepeda motor Honda AD-5945-KY rusak pada spidometer pecah, totok depan pecah, lampu belakang pecah. Bus Langsung Jaya rusak pada demper depan pesok, kaca depan samping kiri dan belakang pecah, bodi samping kiri tergores dantopesok, commit user gardan patah.
perpustakaan.uns.ac.id
66 digilib.uns.ac.id
Dalam hal ini tersangka juga melanggar Pasal 310 ayat (3) Undangundang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan yang berbunyi setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan korban luka berat. Dari Pasal 310 ayat (3) Undang-undang Nomor 22 Tahun t2009 tersebut terdapat unsur-unsur yaitu sebagai berikut : 1) Setiap Orang Dengan berdasarkan fakta-fakta, keterangan saksi, keterangan ahli, dan tersangka SUMARYONO alias KIPLI serta didukung dengan adanya barang bukti yang telah disita, maka sebagai subyek hukum yang dapat mempertanggung jawabkan perbuatannya adalah tersangka pengemudi bus PO. Langsung Jaya No. Pol. AD-1733-BF yang bernama SUMARYONO alias KIPLI, umur : 33 tahun, agama : islam, pekerjaan : pengemudi, kewarganegaraan : Indonesia, alamat : Dk. Manjung Rt 03/01 Ds. Manjung Kec. Sawit Kab. Boyolali.
2) Karena Kelalaiannya Mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan Korban Luka Berat Dari kasus kecelakaan lalu lintas tersebut terdapat korban luka berat sebagai akibat dari adanya kelalalian tersangka SUMARYONO alias KIPLI adalah pengemudi sepeda motor Honda No. Pol. AD-2061-ML Nama : ASTUTI NINGRUM mengalami luka pada tangan kiri lecet, tangan kanan patah, sadar dan opname di PKU Muhammadiyah Delanggu, selanjutnya dirujuk ke RSI Klaten, sesuai VER No : 190/VIS/IV.5.AU/G/2010, tanggal 27 Pebruari 2010 yang dikeluarkan Dokter RS. PKU Muhammadiyah Delanggu dan VER No : 25/III/Vis/2010, tanggal 08 Maret 2010 yang dikeluarkan Dokter RSI Klaten. Selain itu tersangka juga melanggar Pasal 310 ayat (4) Undangcommit to userLalu Lintas Dan Angkutan Jalan undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang
perpustakaan.uns.ac.id
67 digilib.uns.ac.id
yang berbunyi “Dalam kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang mengakibatkan orang lain mati”. Dalam hal ini korban mati / meninggal dunia yang diakibatkan oleh kelalalian SUMARYONO alias KIPLI diantaranya adalah pengemudi sepeda motor Honda Mega Pro H-3481-HV Nama : DALIMIN, mengalami luka pada dahi benjol, kaki kanan lecet, pelipis kanan sobek, hidung dan mulut keluar darah, korban meninggal dunia ditempat kejadian, hal ini seseuai VER No : 14/III/VIS/2010, tanggal 8 Maret 2010 yang dikeluarkan oleh Dokter Dinas Kesehatan Kab. Klaten. Pengemudi sepeda motor Yamaha AD-2617-EC Nama : SRIYONO mengalami luka pada kaki kanan dan kiri patah, tangan kiri patah, kepala sobek, tidak sadar dirawat di RSI Klaten akhirnya korban meninggal dunia dalam perawatan di Rumah Sakit Islam Klaten, sesuai VER No : 22/II/Vis/2010, tanggal 27 Pebruari 2010 yang dikeluarkan oleh Dokter RSI Klaten. Berdasarkan dari fakta-fakta atau bukti-bukti yang ada dalam analisa kasus diatas, maka terhadap tersangka SUMARYONO alias KIPLI, umur : 33 tahun, agama : Islam, pekerjaan : Pengemudi, Kewarganegaraan : Indonesia, alamat : Dk. Manjungan Rt 03/01 Ds. Manjung Kec. Sawit Kab. Boyolali, patut diduga keras sebagai penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas ini.
2. KENDALA YANG DIHADAPI PENYIDIK DALAM PENANGANAN PERKARA KECELAKAAN LALU LINTAS. Di bawah ini hasil wawancara penulis dengan, Bapak SUYANTO, SH selaku penyidik di Satuan Lalu lintas Polres Klaten yang menangani perkara kecelakaan lalu lintas dijalan raya Solo-Klaten tepatnya disimpang empat kepoh, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten diatas, adapun kendala yang dihadapi sebagai berikut : 1.
Kurangnya personil / petugas yang menangani perkara kecelakaan lalu lintas baik anggota operasionalnya yang berada dilapangan maupun anggota penyidik/pemeriksa yang menangani perkara kecelakaan lalu lintas tersebut, sehingga akan menjadi kendala ataupun hambatan dalam setiap penanganan commit to user perkara kecelakaan lalu lintas, terlebih lagi apabila terjadi suatu peristiwa
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kecelakaan lalu lintas yang waktunya hampir bersamaan dengan lokasi yang berjauhan sehingga akan mengakibatkan keterlambatan apabila personil / petugasnya terbatas / kurang 2.
Sarana dan prasarana dalam tugas penanganan TKP Laka Lantas, misalnya mobil ambulance sampai saat ini Polres Klaten belum memiliki mobil ambulance untuk membawa korban kerumah sakit bila terjadi kecelakaan terdapat korban jiwa.
3.
Dalam proses penahanan tersangka sempat melarikan diri setelah kejadian sehingga perlu dilakukan pencarian terhadap tersangka yang melarikan diri ke daerah purworejo.
4.
Kendala hukum, putusan yang dijatuhkan oleh hakim dalam perkara kecelakaan lalu lintas dengan korban meninggal dunia ataupun luka berat dipandang sangat ringan bila dibandingkan dengan kerugian yang diakibatkan, suatu missal : melanggar Pasal 310 ayat (1), (2), (3), dan (4) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan yang berakibat korban meninggal dunia, putusan pengadilan hanya enam bulan penjara, bahkan ada juga yang putusannya percobaan. Polisi dituntut professional dan cepat dalam melaksanakan tugas penegakan hukum, tetapi tuntutan tersebut kadang-kadang sulit untuk dilaksanakan dan berseberangan dengan hati nurani. Hal ini akan menjadi hambatan maupun kendala dalam proses penegakan hukum.
commit to user
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB.IV PENUTUP A. SIMPULAN
1.
Proses penyidikan perkara kecelakaan lalu lintas meliputi beberapa tahap yaitu menerima laporan dari masyarakat, mendatangi TKP (Tempat Kejadian Perkara), membuat laporan tertulis yang berupa laporan Polisi, Sket gambar TKP dan Berita Acara di TKP, melaporkan kejadiannya kepada pemimpin. Proses penyidikan meliputi pengiriman SPDP (Surat Perintah Dimulainya Penyidikan) kepada Jaksa Penuntut Umum, pemanggilan terhadap saksi-saksi dan tersangka, penyitaan barang bukti dan dimintakan penetapan dari Ketua Pengadilan Negeri, penangkapan, penahanan dan penggeledahan terhadap tersangka, permintaan visum ex repertum ke rumah sakit, pembuatan resume, pemberkasan dan penyerahan berkas perkara ke Jaksa Penuntut Umum pada tahap pertama, pelimpahan tersangka dan barang bukti ke Jaksa Penuntut Umum pada tahap ke dua. Dari hasil penyidikan yang dilakukan oleh penyidik berkesimpulan bahwa adanya tindak pidana yang dilakukan oleh tersangka SUMARYONO alias KIPLI, karena terpenuhinya unsur-unsur yang dirumuskan dalam Pasal 310 ayat (1), (2), (3), dan (4) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
2.
Kendala yang dihadapi penyidik dalam proses penyidikan yaitu meliputi : a. Kurangnya personil/petugas Polri khususnya unit Satuan Lalu lintas dalam penanganan perkara kecelakaan lalu lintas, apabila terjadi kecelakaan lalu lintas yang tempat/lokasinya berjauhan dan waktunya hamper bersamaan, maka perlu personil/petugas yang cukup dan siap pakai, sehingga tidak terjadi keterlambatan dalam penanganannya. b. Kuranganya sarana dan prasarana tugas dalam penanganan TKP kecelakaan lalu lintas khususnya mobil ambulance untuk membawa commit to user korban kerumah sakit.
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Dalam penahanan tersangka sempat melarikan diri setelah terjadinya kecelakaan sehingga perlu dilakukan pencaharian terhadap tersangka. d. Terlalu ringan/rendahnya putusan Pengadilan terhadap perkara kecelakaan lalu lintas yang melanggar Pasal 310 ayat (1), (2), (3), dan (4) Undangundang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang berakibat korban meninggal dunia, sehingga pengemudi tidak jera dan cenderung untuk melakukan pelanggaran lagi
commit to user
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. SARAN
Dalam penyusunan penutup penulisan ini, disampaikan sumbang saran berdasarkan
kesimpulan
pokok
permasalahan
dengan
harapan
dapat
meningkarkan pelayanan hukum kepada masyarakat yaitu : 1.
Guna memperlancar dan mempercepat proses penyidikan yang memerlukan alat bukti yang cukup, maka kekurangan-kekurangan yang ada sekarang ini khususnya dibidang penanganan segera dipenuhi, berupa penambahan personil/petugas dalam penanganan laka lantas, peningkatan ketrampilan personil dalam olah TKP, meningkatkan kegiatan forum silaturohmi kambtibnas untuk meraih partisipasi masyarakat dalam membantu Polri dalam penanganan perkara kecelakaan lalu lintas dengan sukarela memberikan pertolongan dan kesaksia, sehingga dapat terpenuhinya proses penyidikan.
2.
Kekurangan sarana dan prasarana transportasi khusunya mobil ambulance mohon kepada pimpinan Polri maupun Pemerintah Daerah ataupun pihakpihak lain untuk memberikan dukungan dan pertisipasinya dalam pengadaan sarana transportasi guna mendukung kelancaran dalam tugas penanganan perkara kecelakaan lalu lintas.
3.
Guna membuat jera dan tidak melakukan pelanggaran lagi, bagi para pengemudi khususnya pengemudi kendaraan umum (bus umum) apabila terjadi kecelakaan lalu lintas yang berakibat korban meninggal dunia ataupun luka berat, mohon kepada Hakim untuk memberikan hukuman ataupun putusan
yang
berat
sesuai
dengan
dilakukannya.
commit to user
kesalahannya/kesalahan
yang