KONSEP PROSEDUR PELAKSANAAN DIVERSI PADA TAHAP PENYIDIKAN DALAM PENYELESAIAN TINDAK PIDANA YANG DILAKUKAN OLEH ANAK Achmad Ratomi Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat Jl. Brigjen. H. Hasan Basri, Kotak Pos 219, Banjarmasin 70123, Kalimantan Selat Email:
[email protected]
Abstract The purpose of this study was to analyze the implementation of the concept of diversion procedure at the investigation stage in the completion of the crime by children. This study uses a kind of normative legal research, which is a process to find the rule of law, principles of law and legal doctrines in order to answer the legal issues faced in order to obtain the arguments, theories or concepts as prescriptions in solving the problem. The concept of diversion at the stage of implementation procedures in the completion of the investigation of criminal acts committed by children there are three forms, namely: First, Police Conference. The party consisted of the police and offender. Type of crime is violations and minor crime. Second, the Family Conference. The parties involved are the police, offender and /or parent/guardian, and the supervising community. Type of crime is a minor crime, crime without victim and crime the value of the losses of victims not more than the provincial minimum wage. Third, Public Conference. The parties involved are the police, offender and/or parent/guardian, the victim and/or the parent/guardian and supervising community and society. Type of crime is a crime punishable by prison of less than 7 (seven) years and not a repetition of crime. Key words: diversion, investigation, crime by child
Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tentang konsep prosedur pelaksanaan diversi pada tahap penyidikan dalam penyelesaian tindak pidana yang dilakukan oleh anak. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian hukum normatif, yaitu suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi sehingga diperoleh argumentasi, teori atau konsep baru sebagai preskripsi dalam menyelesaikan masalah. Konsep prosedur pelaksanaan diversi pada tahap penyidikan dalam penyelesaian tindak pidana yang dilakukan oleh anak terdapat tiga bentuk, yaitu: Pertama, Musyawarah Polisi. Para pihak hanya terdiri atas polisi dan pelaku. Jenis tindak pidananya adalah pelanggaran dan tindak pidana ringan. Kedua, Musyawarah Keluarga Para pihak yang terlibat adalah polisi, pelaku dan/atau orangtua/walinya, dan pembimbing kemasyarakatan. Jenis tindak pidananya adalah tindak pidana ringan, tindak pidana tanpa korban dan tindak pidana yang nilai kerugian korban tidak lebih dari nilai upah minimum propinsi setempat. Ketiga, Musyawarah Masyarakat Para pihak yang terlibat adalah polisi, pelaku dan/atau orangtua/walinya, korban dan/atau orangtua/ walinya dan pembimbing kemasyarakatan serta masyarakat. Jenis tindak pidananya adalah tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara di bawah 7 (tujuh) tahun dan pelaku bukan melakukan pengulangan tindak pidana. Kata kunci: diversi, penyidikan, tindak pidana oleh anak 394
395
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
Latar Belakang
dari orang tua, wali, atau orang tua asuh
Anak sebagai manusia yang masih dalam
akan mudah terseret dalam arus pergaulan
taraf pertumbuhan dan perkembangan sangat
masyarakat
rentan melakukan suatu perbuatan yang
kurang sehat dan merugikan perkembangan
menurut mereka perbuatan tersebut adalah
pribadinya.1
suatu hal yang biasa, namun kenyataan secara
Perlakuan
dan
lingkungannya
penegak
hukum
yang
terhadap
yuridis perbuatan yang dilakukan oleh anak
anak yang di duga melakukan tindak pidana
itu termasuk kategori tindak pidana. Misalnya
seringkali bersifat sangat represif. Proses
anak yang bermain ketangkasan di arena
peradilan terhadap anak seringkali kehilangan
permainan anak-anak yang dalam bermainnya
makna esensinya, yaitu sebagai mekanisme
memperoleh bonus atau imbalan baik berupa
yang harus berakhir dengan upaya untuk
uang maupun barang. Di pandangan anak
melindungi kepentingan terbaik bagi anak
perbuatan tersebut adalah suatu permainan,
(the best interest of child). Peradilan pidana
sedangkan dalam perspektif hukum itu adalah
anak seringkali merupakan proses yang
suatu tindak pidana.
hanya berorientasi pada penegakan hukum
Penyimpangan
tingkah
laku
atau
perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh anak, disebabkan oleh berbagai faktor,
secara formal dan tidak berorientasi pada kepentingan anak.2 Perlakuan-perlakuan
yang
cenderung
antara lain adanya dampak negatif dari
membekaskan stigma atas diri anak lebih
perkembangan pembangunan yang cepat,
mengedepan
arus globalisasi di bidang komunikasi dan
aparat penegak hukum yang mencerminkan
informasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan
perlindungan hak-hak anak yang melakukan
teknologi serta perubahan gaya dan cara hidup
tindak pidana. Anak yang terlibat dalam
sebagian orang tua. Semua fakta tersebut telah
proses peradilan pidana sering memperoleh
membawa perubahan sosial yang mendasar
perlakuan yang buruk bahkan dalam beberapa
dalam kehidupan masyarakat yang sangat
hal telah diperlakukan lebih buruk bila
berpengaruh terhadap nilai dan perilaku
dibandingkan dengan orang dewasa yang
anak. Selain itu, anak yang kurang atau tidak
berada dalam situasi yang sama. Mayoritas
memperoleh kasih sayang, asuhan, bimbingan
dari anak yang melakukan tindak pidana
dan pembinaan dalam pengembangan sikap,
mengalami tindak kekerasan selama dalam
perilaku, penyesuaian diri, serta pengawasan
proses peradilan pidana.3
dibandingkan
perlakuan
1 Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak. 2 Koesno Adi, Kebijakan Kriminal dalam Sistem Peradilan Pidana yang Berorientasi pada Kepentingan Terbaik Bagi Anak, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam bidang Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang, 2009, hlm. 6. 3 Ibid, hlm. 8.
Achmad Ratomi, Konsep Prosedur Pelaksanaan Diversi Pada...
396
Berdasarkan data Komisi Perlindungan
tersebut menjadi salah satu sebabnya adalah
Anak Indonesia (KPAI) pada Juli 2009,
karena anak-anak itu merasa ditangani oleh
Indonesia merupakan negara yang paling
petugas hukum yang kurang memahami
banyak memidanakan anak yaitu sudah ada
masalah mereka sebagai anak. Persayaratan
6.000 anak. Sementara, 3.800 anak di antaranya
adanya profesionalisme penegak hukum
mendekam
di bidang anak tidak dipenuhi. Persyaratan
di
lembaga
pemasyarakatan
(Lapas).4 Seharusnya tidak semua anak
formal
dimasukkan dalam lembaga pemasyarakatan
persyaratan substansial dalam penunjukan
Bukan proses pembelajaran mental yang
penegak hukum khusus anak. Legitimasi
mereka dapatkan, tapi pembelajaran secara
mereka sebagai penegak hukum di bidang
internal dari narapidana yang lebih dewasa.
anak hanya semata-mata didasarkan atas
Padahal di Indonesia hanya ada 16 Lembaga
Surat Penunjukan sebagai Polisi khusus Anak,
Pemasyarakatan Anak (Lapas Anak).
Jaksa Khusus Anak, Hakim Khusus Anak, dan
lebih
dikedepankan
daripada
Fenomena di atas menunjukkan bahwa
bukannya persyaratan subsatnsial seperti yang
penanganan terhadap anak sebagai pelaku
diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor
tindak pidana oleh aparat penegak hukum
3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak
melalui proses peradilan selama ini cenderung
(UUPA)5 yang telah diganti dengan Undang-
merugikan masa depan anak. Keadaan
Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang
tersebut bukan saja sangat memprihatinkan,
Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA).6
namun sangat mengkhawatirkan karena hal
Padahal melalui UUPA diharapkan petugas
itu menggambarkan bahwa sesungguhnya
yang bertindak sebagai penyidik, penuntut
penanganan terhadap anak yang diduga
umum, dan hakim benar-benar menguasai dan
melakukan tindak pidana belum benar-benar
memahami masalah anak, sehingga dalam
mencerminkan perlindungan anak.
proses penanganannya tidak menimbulkan
Anak-anak
selama
dalam
proses
pemeriksaan (mulai dari kepolisian, kejaksaan
gangguan baik secara fisik maupun mental terhadap masa depan anak.
sampai pengadilan) merasa kurang dihargai,
Padahal jika berpedoman kepada The
perlakuan-perlakuan para petugas cenderung
United Nations Standard Minimum Rules
membekaskan citra negatif dalam benak
for Administration of Juvenile Justice – the
mereka (stigmatisasi). Perlakuan petugas
Beijing Rules (Peraturan Standar Minimum
4 Tim KPAI: Indonesia Negara Terbanyak Memidana Anak, Kompas, 16 Juli 2009. 5 Paulus Hadisuprapto, Peradilan Restotarif: Model Peradilan Anak Indonesia Masa Datang, Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Kriminologi pada Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Semarang, 18 Februari 2006, hlm. 22. 6 Berdasarkan Pasal 108 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, menyebutkan bahwa “Undang-Undang ini mulai berlaku setelah 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal diundangkan”. UU ini disahkan pada tanggal 30 Juli 2012.
397
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
PBB untuk Pelaksanaan Peradilan Anak -
11.2 The police, the prosecution or other
Peraturan Beijing), yang disahkan melalui
agencies dealing with juvenile cases
Resolusi Majelis PBB No. 40/33 Tanggal 29
shall be empowered to dispose of
November 1985, maka tujuan dari peradilan
such cases, at their discretion, without
anak sebagaimana disebutkan dalam Rule
recourse
5.1 adalah “The juvenile justice system shall
accordance with the criteria laid down
emphasize the well-being of the juvenile and
for that purpose in the respective legal
shall ensure that any reaction to juvenile
system and also in accordance with the
offenders shall always be in proportion to
principles contained in these Rules;
to
formal
hearings,
in
the circumstances of both the offenders and
(Terjemahan bebas: Pihak kepolisian,
the offence”. Berdasarkan ketentuan tersebut
kejaksaan atau lembaga-lembaga lain
dipahami bahwa sistem peradilan anak
yang menangani tindak pidana yang
harus lebih menekankan pada kesejahteraan
dilakukan oleh anak harus diberikan
anak dan harus dipastikan bahwa seluruh
wewenang
penanganan terhadap anak harus selalu sesuai
perkara-perkara tersebut atas dasar
dengan keadaan, baik keadaan dari pelaku
keputusan yang mereka ambil tanpa
maupun keadaan dari pelanggaran/kejahatan).
harus
untuk
menyelesaikan
menyerahkannya
kepada
Berkaitan dengan tujuan tersebut, maka
persidangan formal sesuai dengan
ada satu model penyelesaian perkara pidana
kriteria yang diberikan untuk tujuan
anak tanpa harus melalui proses peradilan,
tersebut dalam sistem hukum masing-
sebagaimana diatur dalam Rule. 11 The
masing serta sesuai dengan prinsip-
Beijing Rules yang berbunyi :
prinsip yang termuat dalam Aturan ini).
11.1 Consideration shall be given, wherever
11.3 Any diversion involving referral to
appropriate, to dealing with juvenile
appropriate
offenders without resorting to formal
services shall require the consent of
trial by the competent authority,
the juvenile, or her or his parents or
referred to in rule 14.1 below;
guardian, provided that such decision
(Terjemahan
bebas:
community
or
other
Pertimbangan
to refer a case shall be subject to
harus diberikan kapan saja diperlukan
review by a competent authority, upon
untuk menangani anak tanpa harus
application;
menyerahkannya
pada
pengadilan
(Terjemahan bebas: Setiap pengalihan
formal oleh lembaga yang berwenang,
yang berupa rujukan kepada layanan
seperti yang diatur dalam aturan 14.1
mayarakat yang tepat dan layanan
dibawah).
lainnya harus mendapatkan persetujuan
Achmad Ratomi, Konsep Prosedur Pelaksanaan Diversi Pada...
398
dari anak tersebut, atau orangtua atau
pelayanan sosial.8 Dengan demkian, maka
pengasuhnya, dengan syarat bahwa
diversi merupakan mekanisme pengalihan
pada saat dilaksanakan, keputusan itu
perkara dari proses formal (hukum) ke proses
bisa ditinjau kembali oleh pejabat yang
informal (sosial).
berwenang).
Keberadaan diversi di Indonesia telah
11.4 In order to facilitate the discretionary
diakui melalui UU SPPA yang disahkan pada
disposition of juvenile cases, efforts
tanggal 30 Juli 2012 dan mulai berlaku efektif
shall be made to provide for community
2 (dua) tahun kemudian. Pasal 7 ayat (1) UU
programmes,
temporary
SPPA menyatakan bahwa “Pada tingkatan
supervision and guidance, restitution,
penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan
and compensation of victims.
perkara anak di pengadilan negeri wajib
such
as
(Terjemahan bebas: Dalam rangka
diupayakan diversi”. Syarat atau kriteria
memfasilitasi kebijakan melepaskan
tindak pidana yang dapat dilakukan diversi
anak, harus dilakukan upaya-upaya
adalah sebagaimana dijelaskan dalam Pasal
untuk melengkapi program-program
7 ayat (2) UU SPPA yang berbunyi “Diversi
masyarakat, seperti pengawasan dan
dilaksanakan dalam hal tindak pidana yang
bimbingan sementara, ganti rugi dan
dilakukan:
kompensasi bagi para korban).
a. diancam dengan pidana penjara di bawah
Ketentuan tersebut di atas lebih dikenal dengan istilah “diversi”. Menurut Jack E. Bynum “Diversion is an attempt to divert, or channel out, youthful offenders from the juvenile justice system”.7 Berdasarkan ketentuan tersebut dipahami bahwa diversi adalah sebuah tindakan untuk mengalihkan atau
menempatkan
pelaku
anak
dari
sistem peradilan anak. Sedangkan Paulus Hadisuprapto mendefinisikan diversi sebagai suatu mekanisme yang memungkinkan anak dialihkan dari proses peradilan menuju proses
7 (tujuh) tahun; dan b. bukan merupakan pengulangan tindak pidana”. Pengaturan prosedur pelaksanaan diversi sebagaimana yang terdapat dalam Pasal 8 UU SPPA9 masih bersifat abstrak yaitu hanya menyebutkan bentuk diversi melalui musyawarah berdasarkan Keadilan Restoratif yang melibatkan pelaku dan keluarganya, korban
dan
keluarganya,
Kemasyarakatan,
dan
Pembimbing
Pekerja
Sosial
Profesional serta masyarakat.
7 Ibid. 8 Paulus Hadisuprapto, Delinkuensi Anak: Pemahaman dan Penanggulangannya, Bayumedia Publishing, Malang, 2008, hlm. 131. 9 Pasal 8 UU SPPA menjelaskan bahwa proses Diversi dilakukan melalui musyawarah dengan melibatkan Anak dan orang tua/Walinya, korban dan/atau orang tua/Walinya, Pembimbing Kemasyarakatan, dan Pekerja Sosial Profesional berdasarkan pendekatan Keadilan Restoratif.
399
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
Pembahasan
1. Kepolisian
merupakan
satu-satunya
Berdasarkan pada Pasal 7 ayat (1)
lembaga penegak hukum dalam sub
UU SPPA, pelaksanaan diversi ini harus
sistem peradilan pidana yang mempunyai
dilakukan pada setiap tingkatan dalam proses
jaringan
hingga
peradilan pidana anak (mulai penyidikan oleh
Dengan
demikian,
kepolisian, penuntutan oleh penuntut umum
lembaga kepolisian merupakan satu-
dan pemeriksaan di pengadilan oleh hakim).
satunya lembaga penegak hukum yang
Diberikannya
kewenangan
kepada
tingkat
kecamatan.
secara
structural
paling dekat dan paling mudah dijangkau
kepolisian selaku penyidik untuk melakukan
oleh
diversi dalam penyelesaian perkara tindak
kelembagaan yang demikian, kepolisian
pidana yang dilakukan oleh anak lebih
merupakan lembaga penegak hukum
didasarkan
yang
pada
kedudukan
kepolisian
masyarakat.
paling
Dengan
memungkinkan
potret
untuk
sebagai lembaga penegak hukum yang
memiliki jaringan sampai di tingkat yang
pertama dan langsung bersinggungan dengan
paling bawah (tingkat desa). Salah satu
masyarakat, polisi pada dasarnya mempunyai
lembaga yang dibentuk oleh kepolisian
potensi yang demikian besar untuk merubah
pada
kultur masyarakat. Kewenangan dan otoritas
Badan Kemitraan Polisi dan Masyarakat
polisi apabila dikemas secara dinamis akan
(BKPM).
tingkat
desa/kelurahan
adalah
menjadi sarana bagi polisi dalam membangun
2. Secara kuantitas aparat kepolisian jauh
masyarakat. Dalam konteks ini, pengalaman
lebih banyak dibandingakan dengan
para bobby di Inggris dapat menjadi acuan.
aparat penegak hukum yang lainnya,
Istilan bobby untuk menunjuk pada sosok
sekalipun juga disadari bahwa tidak setiap
polisi di Inggris berasal dari nama Robert
aparat kepolisian mempunyai komitmen
Peel sebagai sosok polisi yang selalu ramah,
untuk menangani tindak pidana yang
tidak memihak dan penuh humor. Sikap polisi
dilakukan oleh anak, tetapi ketersediaan
yang demikian inilah yang pada akhirnya
personil yang cukup memadai juga akan
ter-internalisasi-kan ada masyarakat Inggris,
sangat membantu proses penyelesaian
sehingga masyarakat Inggris berkembang
tindak pidana yang dilakukan oleh anak.
menjadi masyarakat yang tertib dan teratur.10 Ada beberapa keuntungan yang akan
3. Oleh
karena
merupakan
lembaga
aparat
kepolisian
penegak
hukum
diperoleh jika diversi dilakukan pada tahap
pertama yang bergerak dalam proses
penyidikan oleh kepolisian, yaitu:11
peradilan
pidana,
maka
diversi
di
10 Koeno Adi, Diversi Sebagai Upaya Alternatif Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika Oleh Anak, UMM Press, Malang, 2009, hlm. 111. 11 Ibid, hlm. 112-113.
Achmad Ratomi, Konsep Prosedur Pelaksanaan Diversi Pada...
400
tingkat kepolisian mempunyai makna
atau beberapa pihak yang berbeda pendapat
memberikan
anak
tidak terus bertikai dan mendapat jalan
untuk sedini mungkin dihindarkan dari
tengah. Karena itu, dalam proses musyawarah
bersinggungan dengan proses peradilan
mufakat diperlukan kerendahan hati dan
pidana. Dengan demikian, dampak negatif
keikhlasan diri serta membuang ego masing-
akibat anak bersinggungan dengan aparat
masing. Dalam kehidupan kemasyarakatan,
penegak hukum dapat diminimalisir.
musyawarah mufakat memiliki beberapa
jaminan
kepada
Proses diversi pada dasarnya merupakan
manfaat langsung, yaitu sebagai berikut :
upaya pengalihan dari proses peradilan pidana
1. Musyawarah mufakat merupakan cara
menuju penyelesaian secara musyawarah,
yang tepat untuk mengatasi berbagai
yang pada dasarnya merupakan jiwa dari
silang pendapat.
bangsa
Indonesia,
untuk
menyelesaikan
2. Musyawarah
mufakat
berpeluang
penggunaan
kekerasan
permasalahan dengan cara kekeluargaan untuk
mengurangi
mencapai mufakat. Hal ini sesuai dengan
dalam memperjuangkan kepentingan.
bunyi Sila ke-4 Pancasila yang berbunyi
3. Musyawarah
mufakat
berpotensi
“Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
menghindari dan mengatasi kemungkinan
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/
terjadinya konflik.
Perwakilan”.
Budaya musyawarah mufakat ini memiliki
Inti dari makna Sila ke-4 Pancasila diatas
landasan filosofis dan teologis yang mengarah
dalam kaitannya dengan diversi adalah
kepada pemulihan harkat dan martabat
dianutnya prinsip musyawarah mufakat dalam
semua
setiap pengambilan keputusan dalam rangka
suasana konflik dengan perdamaian (asas
penyelesaian perkara pidana yang dilakukan
silahturahmi), menghapus hujat menghujat
oleh anak. Musyawarah mufakat merupakan
dengan
proses membahas persoalan secara duduk
menuntut dan salah menyalahkan (asas saling
bersama dengan melibatkan pihak-pihak yang
memaafkan dan memohon ampunan kepada
terkait demi mencapai kesepakatan bersama.
Tuhan). Klarifikasi yang diinginkan tidak
Musyawarah mufakat dilakukan sebagai cara
melalui meja pengadilan, melainkan melalui
untuk mendapatkan keputusan yang sama-
meja perdamaian dan perundingan (asas
sama menguntungkan kedua belah pihak
musyawarah).12
sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. Dengan musyawarah mufakat diharapkan dua
pihak
yang
pemaafan,
terlibat,
mengganti
menghentikan
tuntut
Penyelesaian perkara melalui musyawarah diarahkan pada harmonisasi atau
12 Adi Sulistiyono, “Merasionalkan Budaya Musyawarah Untuk Mengembangkan Penggunaan Penyelesaian Sengketa Win-Win Solution”, Orasi Ilmiah Dalam Rangka Dies Natalis XXIX Universitas Sebelas Maret Disampaikan Pada Sidang Senat Terbuka Universitas Sebelas Maret Tanggal 12 Maret 2005, hlm. 12.
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
401
kerukunan dalam masyarakat serta tidak memperuncing keadaan, dengan sedapat mungkin menjaga suasana perdamaian. Hal ini tentu sejalan dengan beberapa prisip yang melekat pada konsep diversi, misalnya:
bersengketa dalam proses penyelesaian sengketa. 3. Memperbesar peluang masyarakat untuk mendapatkan keadilan. 4. Memberi kesempatan bagi tercapainya
1. Konsep diversi bertujuan menciptakan
penyelesaian sengketa yang menghasilkan
perdamaian antara pelaku dan korban
keputusan yang dapat diterima oleh
dengan cara memberikan ganti rugi
semua pihak. Sehingga para pihak tidak
ataupun dengan permintaan maaf dan
menempuh upaya banding dan kasasi.
dianggap tidak ada konflik lagi, serta permintaan penyesalan dan pelaku tidak akan mengulangi perbuatan jahatnya. cukup dengan pemberian peringatan, keterampilan,
biaya murah. 6. Bersifat tertutup atau rahasia, sehingga
2. Program-program diversi dapat berupa; pembinaan
5. Penyelesaian perkara lebih cepat dan
bimbingan
ataupun konseling (pemberian nasihat). 3. Kasus-kasus yang dilakukan diversi
mengurangi rasa malu keluarga. 7. Lebih
tinggi
untuk yang
tingkat
kemungkinan
melaksanakan
kesepakatan
dikarenakan
diambil
merupakan
keputusan
yang
kehendak
para
biasanya kasus yang tidak berat dan tidak
pihak.
membahayakan masyarakat, dan ada
pihak bersengketa di masa depan masih
kedekatan hubungan antara pelaku dan
dimungkinkan terjalin dengan baik.
korban.
Sehingga
hubungan
8. Mengurangi merebaknya mafia hukum
Diversi melalui keadilan restoratif yang
baik di tingkat penyidikan, penututan,
sepaham dengan budaya bangsa Indonesia
pengadilan
sedikitnya memiliki keuntungan sebagai
pelaksanaan putusan pengadilan.
berikut: 1. Dapat
pihak-
Diversi mengurangi
kemacetan
dan
masyarakat
maupun
sebagai untuk
taat
pada
tingkat
usaha
mengajak
dan
menegakan
penumpukan perkara di pengadilan.
hukum
Banyaknya kasus yang diajukan ke
mempertimbangkan rasa keadilan sebagai
pengadilan
prioritas
menyebabkan
proses
negara, utama
pelaksanaanya disamping
tetap
pemberian
berperkara seringkali berkepanjangan
kesempatan kepada pelaku untuk menempuh
dan memakan biaya yang tinggi serta
jalur non pidana seperti ganti rugi, kerja sosial
sering memberikan hasil yang kurang
atau pengawasan orang tuanya. Diversi tidak
memuaskan.
bertujuan mengabadikan hukum dan keadailan
2. Meningkatkan keterlibatan masyarakat
sama sekali, akan tetapi berusaha memakai
atau memberdayakan pihak-pihak yang
unsur pemaksaan seminimal mungkin untuk
Achmad Ratomi, Konsep Prosedur Pelaksanaan Diversi Pada...
402
membuat orang mentaati hukum. Oleh karena
lebih aman dan tenteram dalam pergaulan
itu, sangat diperlukan peran serta semua
bermasyarakat. Anak yang melakukan tindak
pihak dalam rangka mewujudkan hal tersebut.
pidana tidak hanya merasa bertanggung jawab
Proses itu harus bertujuan pada terciptanya
terhadap korban saja melainkan juga merasa
Keadilan Restoratif, baik bagi Anak maupun
bertanggung jawab atas lingkungannya.
bagi korban. Keadilan Restoratif merupakan
Polisi selaku pemangku kewenangan
suatu proses Diversi, yaitu semua pihak yang
diversi
terlibat dalam suatu tindak pidana tertentu
menentukan kebijakan mekanisme yang akan
bersama-sama
serta
ditempuh dalam menerapkan diversi. Menurut
menciptakan suatu kewajiban untuk membuat
penulis ada 3 (tiga) bentuk konsep mekanisme
segala sesuatunya menjadi lebih baik dengan
pelaksanan diversi oleh kepolisian, yaitu:
mengatasi
masalah
melibatkan korban, Anak, dan masyarakat dalam mencari solusi untuk memperbaiki, rekonsiliasi, dan menenteramkan hati yang tidak berdasarkan pembalasan.
diberi
tanggung
jawab
untuk
A. Musyawarah Polisi Pihak yang terlibat dalam proses ini adalah polisi dan anak (pelaku). Jenis tindak pidana
Selain para pihak yang berperkara (pelaku
yang dapat diselesaikan melalui mekanisme
dan korban), peranan masyarakat sangat
ini pada umumnya tindak pidana berupa
menentukan juga dalam terwujudnya diversi
pelanggaran dan tindak pidana ringan. Tindak
ini. Di dalam UU SPPA peran masyarakat
pidana tersebut baik yang terdapat dalam
dapat dilihat dalam Pasal 93 huruf d dan
KUHP maupun yang terdapat di luar KUHP.
huruf e yang berbunyi “Masyarakat dapat
Hal ini sesuai dengan ketentuan yang terdapat
berperan serta dalam pelindungan Anak mulai
dalam Pasal 9 ayat (2) huruf a dan huruf b UU
dari pencegahan sampai dengan reintegrasi
SPPA.
sosial Anak dengan cara: (d) berpartisipasi
Pada
saat
polisi
mengetahui
telah
dalam penyelesaian perkara Anak melalui
terjadinya tindak pidana baik yang diketahui
Diversi dan pendekatan Keadilan Restoratif;
secara langsung (tertangkap tangan) atau
dan (e) berkontribusi dalam rehabilitasi
melalui laporan atau pengaduan dari korban
dan reintegrasi sosial Anak, Anak Korban
atau masyarakat, maka saat itu juga polisi
dan/atau Anak Saksi melalui organisasi
dapat memanggil anak yang diduga melakukan
kemasyarakatan;
tindak pidana untuk dimintai keterangan atas
Ini artinya masyarakat yang bukan sebagai
perbuatan yang telah dilakukannya. Polisi
pelaku atau korban diikutsertakan dalam proses
memberikan kesempatan kepada anak untuk
penyelesaian perkara pidana yang dilakukan
menceritakan secara jelas dan lengkap atas
oleh anak. Keterlibatan masyarakat ini sangat
perbuatan yang telah dilakukannya. Setelah
membantu dalam menciptakan suasana yang
polisi mendengarkan keterangan dari si
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
403
anak, selanjutnya polisi dapat menyimpulkan
walinya, dan pembimbing kemasyarakatan.
apakah anak tersebut terbukti bersalah telah
Jenis tindak pidana yang dapat diselesaikan
melakukan tindak pidana yang dituduhkan.
melalui mekanisme ini adalah tindak pidana
Jika anak tersebut tidak terbukti maka polisi
ringan, tindak pidana tanpa korban dan tindak
harus melepaskannya, namun jika anak
pidana yang nilai kerugian korban tidak lebih
tersebut terbukti bersalah, maka polisi dapat
dari nilai upah minimum propinsi setempat.
memberikan sanksi kepada anak tersebut.
Tindak pidana ringan tersebut harus tindak
Atau polisi dapat langsung memberikan sanksi
pidana ringan yang perilaku anak pada saat
jika anak telah mengakui perbuatannya.
melakukannya sangat membahayakan orang
Sanksi yang dapat diberikan oleh polisi
lain dan tindak pidana ringan yang merupakan
pada anak yang melakukan tindak pidana
pengulangan atau sebelumnya telah diberi
adalah peringatan informal (informal caution).
peringatan informal.
Peringatan informal yaitu berupa peringatn
Prosedur yang harus dilakukan oleh
lisan dan peringatan tertulis. Peringatan
polisi dalam mekanisme ini adalah hampir
lisan berupa pemberian nasihat kepada anak
sama dengan prosedur yang terdapat pada
agar tidak melakukan tindak pidana lagi dan
musyawarah polisi. Namun karena di dalam
menjauhi perbuatan yang negatif. Sedangkan
musyawarah keluarga ini melibatkan kehadiran
peringatan
teguran
orangtua/wali dari anak dan pembimbing
keras tidak hanya sekadar memberi nasihat
kemasyarakatan, maka polisi memberikan
melainkan anak diberi peringatan keras, salah
kesempatan
satunya dengan cara anak harus meminta
anak untuk menceritakan latar belakang
maaf kepada korban.
Peringatan informal
kehidupan anak dan kegiatan keseharian
itu hanya dapat diberikan kepada anak yang
anak baik di rumah maupun di masyarakat.
pertama kali melakukan tindak pidana (bukan
Selanjutnya
pengulangan tindak pidana). Dan tidak perlu
kepada pembimbing kemasyarakatn untuk
mendapatkan persetujuan dari korban atau/
memberikan pertimbangan yang sifatnya tidak
keluarganya jika korban masih anak di bawah
sama dengan hasil penelitian kemasyarakatan.
umur. Peringatan informal tersebut tidak
Kedudukan
dicatat dalam suatu kesepakatan dan tidak
disini lebih bersifat sebagai ahli yang dapat
perlu dimintakan penetapan ke pengadilan
memberikan rekomendasi tentang sanksi apa
negeri.
yang cocok untuk diberikan kepada anak.
tertulis
merupakan
B. Musyawarah Keluarga Para pihak yang terlibat dalam proses diversi adalah polisi, pelaku dan/atau orangtua/
Jadi
tugas
kepada
orangtua/wali
kesempatan
pembimbing
pembimbing
diberikan
dari
pula
kemasyarakatan
kemasyarakatan
tidak bersifat formal sebagaimana yang diatur dalam Pasal 65 huruf a UU SPPA yang berbunyi
“Pembimbing
Kemasyarakatan
Achmad Ratomi, Konsep Prosedur Pelaksanaan Diversi Pada...
bertugas:
membuat
laporan
penelitian
Pertemuan
ini
dimulai
404
dengan
kemasyarakatan untuk kepentingan Diversi,
memberikan
melakukan pendampingan, pembimbingan,
untuk memaparkan bagaimana tindak pidana
dan pengawasan terhadap Anak selama
itu dilakukan dan atas dasar apa tindak pidana
proses Diversi dan pelaksanaan kesepakatan,
itu dilakukan. Pihak pelaku yang melakukan
termasuk melaporkannya kepada pengadilan
pemaparan
apabila Diversi tidak dilaksanakan”.
korban untuk dapat menerima dan memahami
kesempatan
sangat
kepada
mengharapkan
pelaku
pihak
Bentuk sanksi yang dapat diberikan dalam
kondisi dan penyebab mengapa pihak pelaku
bentuk mekanisme melalui musyawarah
melakukan tindak pidana yang menyebabkan
keluarga ini adalah peringan formal (formal
kerugian pada korban. Selanjutnya dalam
caution). Peringatan formal ini dapat berupa: a. Menyerahkan kembali kepada orangtua/ walinya; b. Permintaan maaf kepada korban dimuka umum; c. Rehabilitasi medis dan psikososial; d. Perbaikan akibat tindak pidana Perkara anak menjadi berakhir seiring pemberian
peringatan
formal.
Peringatan formal ini perlu dicatat dalam buku catatan kepolisian dan tidak perlu disampaikan ke ketua Pengadilan Negeri untuk memperoleh penetapan.
C. Musyawarah Masyarakat Pihak yang terlibat dalam proses ini adalah polisi, pelaku dan/atau orangtua/ walinya, korban dan/atau orangtua/walinya, pembimbing kemasyarakatan dan masyarakat (tokoh masyarakat atau dari pihak sekolah). Jenis tindak pidana yang dapat diselesaikan melalui musyawarah masyarakat ini adalah tindak pidana yang ancaman pidananya di bawah 7 (tujuh) tahun dan bukan pengulangan tindak pidana.
tentang
pelaku
bagaimana
juga
memaparkan
dirinya
bertanggung
jawab terhadap korban dan masyarakat atas perbuatan yang telah dilakukannya. Selama pihak pelaku memaparkan tentang tindakan yang telah dilakukannya dan sebab-sebab mengapa sampai tindakan tersebut dilakukan
e. Pembayaran ganti rugi. dengan
penjelasan
pelaku, pihak yang lain terutama korban wajib mendengarkan dengan teliti penjelasan pelaku. Untuk selanjutnya pihak korban dapat memberikan tanggapan atas penjelasan pelaku. Korban menceritakan pengalaman yang dialaminya akibat kejahatan tersebut dan apa yang menjadi kerugian fisik, emosional, dan materi pada dirinya. Selain itu juga hadir pihak masyarakat yang mewakili kepentingan masyarakat.
Wakil
masyarakat
tersebut
memberikan gambaran tentang kerugian yang
diakibatkan
oleh
telah
terjadinya
tindak pidana yang dilakukan oleh pelaku. Dalam
paparannya
tersebut
masyarakat
mengharapkan agara pelaku melakukan suatu perbuatan atau tindakan untuk memulihkan kembali keguncangan/kerusakan yang telah terjadi karena perbuatannya. Di sinilah terjadi
405
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
suatu ikatan sosial antara pelaku tindak pidana
bagi orang tersebut. Dalam konteks ini perlu
dengan masyarakat. Hal ini sesuai dengan
keterlibatan pihak sekolah atau organisasi
teori kontrol sosial Hirschi yang menyebutkan
di lingkungan pelaku untuk memberikan
ada empat elemen ikatan sosial yang terdapat
manfaat. Manfaat tersebut dapat berupa harta
dalam setiap masyarakat, yaitu attachment,
benda, reputasi, masa depan dan sebagainya.
commitment, involvement, dan beliefs.
Segala investasi tersebutlah yang akan
Elemen attachment dapat diwujudkan
mendorong pelaku dan keluarganya untuk
melalui keikutsertaan masyarakat dalam
taat pada kesepakatan yang telah dibuat. Jika
pelaksanaan diversi. Sepanjang seseorang
mereka tidak taat pada hasil kesepakatan, maka
memiliki hubungan erat dengan orang-orang
segala investasi yang diperoleh akan lenyap
penentu tertentu yang sangat penting, maka
begitu saja. Dengan demikian sesungguhnya
ia akan menghormati norma-norma mereka
invenstasi tersebut dapat digunakan sebagai
dan mengambil alih norma-norma itu. Dalam
kontrol bagi keinginan untuk melakukan
konteks ini pelaku dan keluarganya harus
penyimpangan. Elemen involvement mengacu
bisa melepas rasa ego dalam dirinya sehingga
pada suatu pemikiran bahwa apabila pelaku
yang muncul adalah rasa kebersamaan.
disibukkan atau berperan aktif dalam berbagai
Rasa kebersamaan ini kemudian mendorong
kegiatan konvensional atau pekerjaan maka
pelaku dan keluarganya untuk mentaati hasil
ia tidak akan sempat berpikir apalagi terlibat
kesepakatan, sebab jika melanggar berarti
dalam perilaku menyimpang. Logika dari
menyakiti korban dan masyarakat. Hubungan
pengertian ini adalah jika orang aktif di
yang lahir antara pelaku dan korban tidak
segala kegiatan, maka orang tersebut akan
didasarkan pada peleburan ego tetapi karena
menghabiskan waktu dan tenaganya dalam
hadirnya orang lain yang mengawasi. Dengan
kegiatan tersebut. Sehingga dia tidak sempat
demikian, maka akan mencegah keinginan
lagi memikirkan hal-hal yang bertentangan
pelaku dan keluarganya untuk melakukan
dengan hukum. Dengan demikian, maka
pelanggaran atas kesepakatan yang telah dibuat
segala aktivitas yang dapat memberi manfaat
dan menciptakan kepatuhan ketika ada orang
akan mencegah seseorang untuk melakukan
lain yang mengawasi. Eleman Commitment
perbuatan yang bertentangan dengan hukum.
adalah keterikatan seseorang pada sub-sistem
Elemen beliefs mengacu pada kepercayaan
konvensional seperti sekolah, pekerjaan,
atau keyakinan pelaku pada nilai atau kaidah
organisasi
Commitment
kemasyarakatan yang berlaku. Kepercayaan
merupakan aspek rasional yang ada dalam
terhadap norma atau aturan yang ada akan
ikatan sosial. Segala kegiatan yang dilakukan
sangat mempengaruhi seseorang bertindak
oleh seseorang (sekolah, pekerjaan, organisasi
mematuhi atau melawan peraturan yang ada.
dan sebagainya) akan mendatangkan manfaat
Anak yang secara jelas mengetahui nilai-nilai
dan
sebagainya.
Achmad Ratomi, Konsep Prosedur Pelaksanaan Diversi Pada...
406
norma yang telah ditanamkan oleh masyarakat
dan tindak pidana ringan. Sanksinya berupa
akan selalu dijadikan alat kontrol dalam setiap
peringatan informal, yaitu peringatan lisan
tindakannya. Penanaman nilai-nilai moral
dan peringatan tertulis. Peringatan informal
sejak dini akan selalu melekat dan akan selalu
tersebut tidak dicatat dalam suatu kesepakatan
tertanam dalam diri anak. Salah satu nilai
dan tidak perlu dimintakan penetapan ke
moral yang harus ditanamkan kepada anak
pengadilan
yang melakukan tindak pidana adalah nilai
Keluaga. Para pihak yang terlibat adalah
tanggung jawab. Anak harus mempunyai
polisi, pelaku dan/atau orangtua/walinya, dan
tanggung jawab atas setiap perbuatan yang
pembimbing kemasyarakatan. Jenis tindak
dilakukannya, apalagi jika akibat perbuatannya
pidananya adalah
itu menimbulkan kerugian bagi orang lain.
tindak pidana tanpa korban dan tindak pidana
negeri.
Kedua,
Musyawarah
tindak pidana ringan,
Bentuk sanksi yang dapat diberikan pada
yang nilai kerugian korban tidak lebih dari
pelaku dalam musyawarah masyarakat ini
nilai upah minimum propinsi setempat.
adalah:
Sanksinya berupa peringatan formal yang
1. Menyerahkan kembali kepada orangtua/
dicatat dalam buku catatan kepolisian tapi
walinya; b. Permintaan maaf kepada korban dimuka umum;
tidak perlu disampaikan ke Pengadilan Negeri. Ketiga, Musyawarah Masyarakat. Para pihak yang terlibat adalah polisi, pelaku
3. Rehabilitasi medis dan psikososial;
dan/atau
4. Perbaikan akibat tindak pidana
atau
5. Pembayaran ganti rugi;
kemasyarakatan
6. Pelayanan masyarakat;
tindak pidananya adalah tindak pidana yang
7. Menyerahkan kepada lembaga sosial
diancam dengan pidana penjara di bawah 7
pemerintah atau swasta untuk mengikuti
(tujuh) tahun dan bukan pengulangan tindak
pendidikan dan pelatihan;
pidana serta bukan masuk kategori tindak
8. Bentuk lainnya yang sesuai dengan kasus yang terjadi.
Simpulan
orangtua/walinya,
orangtua/walinya serta
dan
korban
dan/
pembimbing
masyarakat.
Jenis
pidan berupa pelanggaran, tindak pidana ringan, tindak pidana tanpa korban dan tindak pidana yang nilai kerugian korban tidak lebih dari nilai upah minimum propinsi setempat.
Konsep prosedur pelaksanaan diversi pada
Sanksinya berupa peringatan formal yang
tahap penyidikan dalam penyelesaian tindak
harus mendapatkan persetujuan dari korban
pidana yang dilakukan oleh anak terdapat
dan/atau keluarganya jika korban masih di
tiga bentuk, yaitu: Pertama, Musyawarah
bawah umur. Hasil musyawarah itu kemudian
Polisi. Para pihak hanya terdiri dari polisi dan
dituangkan
pelaku. Jenis tindak pidananya pelanggaran
diversi yang ditandangtangani oleh para
dalam
sebuah
kesepakatan
407
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
pihak. Kemudian hasil kesepakatan diversi
penetapan. Setelah menerima penetapan dari
itu disampaikan oleh atasan langsung polisi
pengadilan,
kepada Pengadilan Negeri untuk memperoleh
penetapan penghentian penyidikan.
Penyidik
menerbitkan
surat
Daftar Pustaka Adi, Koesno, 2009, Diversi Sebagai Upaya
Mengembangkan
Penggunaan
Alternatif Penanggulangan Tindak
Penyelesaian
Pidana Narkotika Oleh Anak, UMM
Solution, Orasi Ilmiah Dalam Rangka
Press, Malang.
Dies Natalis XXIX Universitas Sebelas
--------------------, 2009, Kebijakan Kriminal dalam
Sistem
Peradilan
Pidana
yang Berorientasi pada Kepentingan Terbaik
Bagi
Anak,
Pidato
Sengketa
Win-Win
Maret Disampaikan Pada Sidang Senat Terbuka Universitas Sebelas Maret Tanggal 12 Maret 2005. Republik
Indonesia,
Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam
tentang
bidang Ilmu Hukum Pada Fakultas
Hukum Acara Pidana, UU Nomor 8
Hukum Universitas Brawijaya Malang.
Tahun 1981.
Hadisuprapto,
Paulus,
Peradilan
2006,
Republik
Kitab
Undang-Undang
Indonesia,
Undang-Undang
Undang-Undang
Restotarif: Model Peradilan Anak
tentang Pengadilan Anak, UU Nomor
Indonesia
3 Tahun 1997 Lembaran Negara
Masa
Datang,
Pidato
Pengukuhan Guru Besar dalam Bidang
Republik
Kriminologi pada Fakultas Hukum
Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara
Universitas Diponegoro, Semarang.
Republik Indonesia Nomor 3668.
--------------------------, Anak:
2008,
Delinkuensi
Pemahaman
Penanggulangannya,
Republik
Indonesia
Indonesia,
Tahun
1997
Undang-Undang
dan
tentang Sistem Peradilan Pidana
Bayumedia
Anak. UU Nomor 11 Tahun 2012, Belum dalam bentuk lembaran lepas.
Publishing, Malang. Tim KPAI: Indonesia Negara Terbanyak
Resolusi
PBB
A/RES/40/33 United
Tahun Nations
Memidana Anak. Kompas, 16 Juli
1986
2009.
Standard Minimum Rules for the
Sulistiyono, Budaya
Adi,
2005,
Rasionalkan
Musyawarah
Untuk
tentang
Administration of Juvenile Justice ("The Beijing Rules").