Ellen Yolanda Sinaga : Penerapan Diversi Pada Tahan Penuntutan.....201
PENERAPAN DIVERSI PADA TAHAP PENUNTUTAN DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK Ellen Yolanda Sinaga Pengadilan Negeri Barabai E-mail:
[email protected]
Abstract : Implementation of diversion by a public prosecutor children, nowadays the mechanism is based on Law of The Republic of Indonesia Number 11 Year 2012 regarding the Juvenile Criminal Justice System. Further provisions concerning the guidelines for the implementation of diversion, ordinances, and coordinate the implementation of diversion stipulated on Indonesian Republic Government Regulation Number 65 in 2015 on the guidelines for the implementation of diversion and treatment of children who are aged 12 years. But the problem until now has not drawn up internal rules to the public prosecutor in the form attorney General of The Republic of Indonesia regulation as the basic for the implementation of the mechanism reffered versioned on Indonesian Republic Government Regulation Number 65 in 2015 on the guidelines for the implementation of diversion and treatment of children who are aged 12 years. The importance of internal rules as the basic for the public prosecutor in the executing diversion, as the uniformity of implementation of the diversion by a public prosecutor children across Indonesia, in order to avoid differences in the implementation mechanisms of diversion, which is still based instruction each child’s direct leadership prosecutor, who do diversion. Further in praction, there are differences in the implementation mechanisms of diversion by a children public prosecutor in Indonesia which resulted in the implementation of the goal of diversion has not been maximally as aspired is to keep children who are dealing with the law, from the adverse effects of the criminal justice system. Keywords: diversion, juvenile criminal justice system, public prosecutor children
Abstrak : Pelaksanaan diversi oleh Penuntut Umum Anak pada saat ini mekanismenya didasarkan pada Undangundang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Lebih lanjut ketentuan mengenai pedoman pelaksanaan proses diversi, tata cara, dan koordinasi pelaksanaan diversi diatur dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi dan Penanganan Anak yang Belum Berumur 12 (dua belas) tahun. Namun permasalahannya, hingga saat ini belum disusun peraturan internal bagi Penuntut Umum yang berupa Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia sebagai dasar mekanisme pelaksanaan diversi sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi dan Penanganan Anak yang Belum Berumur 12 (dua belas) tahun. Pentingnya peraturan internal sebagai dasar acuan bagi penuntut umum dalam melaksanakan diversi, sebagai keseragaman pelaksanaan diversi oleh Penuntut Umum Anak diseluruh Indonesia, agar tidak terjadi perbedaan mekanisme pelaksanaan diversi yang selama ini masih berdasarkan intruksi masingmasing atasan langsung Penuntut Umum Anak, yang melakukan diversi. Selanjutnya dalam praktik, masih terdapat perbedaan mekanisme pelaksanaan diversi oleh Penuntut Umum Anak di Indonesia yang mengakibatkan belum terlaksananya tujuan diversi secara maksimal sebagimana yang dicita-citakan yaitu untuk menjauhkan anak yang berhadapan dengan hukum, dari pengaruh buruk sistem peradilan pidana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa mekanisme pelaksanaan diversi oleh Penuntut Umum dalam sistem peradilan pidana yang dilakukan saat ini, dan untuk menganalisa model mekanisme pelaksanaan diversi berdasarkan pedoman pelaksanaan diversi oleh Penuntut Umum di Indonesia pada masa mendatang. Kata kunci: diversi, sistem peradilan pidana anak, penuntut umum anak
Ellen Yolanda Sinaga : Penerapan Diversi Pada Tahan Penuntutan.....202
PENDAHULUAN
dan mandiri dalam mewujudkan tujuan
A. Latar Belakang
nasional.1
Anak
kelak
Pemerintah Indonesia selanjutnya
beranjak dewasa untuk selanjutnya menjadi
meratifikasi ketentuan Konvensi Hak Anak
generasi penerus yang kokoh serta tiang dan
(Convention on the Rights of the Child)
fondasi
melalui
keluarga,
sebagai
yang
tunas
sangat
masyarakat,
bangsa
kuat,
bagi
Keputusan
Presiden
Republik
membangun
Indonesia Nomor 36 Tahun 1990, kemudian
bangsa dan negara. Anak sebagai bagian
juga dituangkan dalam Undang-undang
dari masyarakat yang harus dilindungi
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979
karena mereka merupakan generasi bangsa
tentang Kesejahteraan Anak dan Undang-
yang dimasa mendatang akan melanjutkan
undang Republik Indonesia Nomor 23
kepemimpinan
Oleh
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
karena itu, setiap anak disamping wajib
sebagaimana telah diubah menjadi Undang-
mendapatkan pendidikan formal di sekolah
undang Republik Indonesia Nomor 35
maupun pendidikan non formal, anak-anak
Tahun 2014 tentang Perubahan
juga wajib mendapatkan pendidikan moral
Undang-undang Republik Indonesia Nomor
sehingga mereka dapat tumbuh menjadi
23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
sosok yang berguna bagi bangsa dan negara.
dan Undang-undang Republik Indonesia
Anak sebagai manusia yang menjadi
Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem
generasi penerus bangsa harus dijauhkan
Peradilan Pidana Anak yang kesemuanya
dari pengaruh buruk yang dapat merugikan
mengemukakan
perkembangan
perlindungan anak, yaitu non diskriminasi,
bangsa
fisik
dan
baik
Indonesia.
dan
mentalnya,
prinsip-prinsip
terbaik
bagi
terhadap
umum
sehingga diperlukan hukum perlindungan
kepentingan
anak,
anak secara konkret baik secara substansial,
kelangsungan hidup dan tumbuh kembang
struktural, maupun kultural yang diharapkan
dan menghargai partisipasi anak.
diatur dalam peraturan perundang-undangan,
Upaya pemerintah untuk melindungi
sehingga hak-hak dasar dan kebebasan-
hak-hak anak, salah satunya yaitu didalam
kebebasan dasar sejak lahir sampai menjadi
Undang-undang Dasar Negara Republik
dewasa akan semakin mantap sebagai
Indonesia Tahun 1945 yang mengatur hak-
generasi penerus masa depan yang akan menjadi tiang fondasi keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara semakin kokoh, kuat,
1
R. Abdussalam & Adri Desasfuryanto. 2014. Hukum Perlindungan Anak. Jakarta: PTIK Press, hlm 115.
Ellen Yolanda Sinaga : Penerapan Diversi Pada Tahan Penuntutan.....203
hak
anak,
salah
atas
pelaksanaannya.
dan
pembaharuannya yaitu adanya pengaturan
berkembang serta berhak atas perlindungan
tentang hukum pidana dalam perspektif dan
dari kekerasan dan diskriminasi. Oleh
pencapaian
karena itu, berbagai upaya pencegahan dan
perbaikan dan pemulihan keadaan setelah
penanggulangan
peristiwa dan proses peradilan pidana yang
kelangsungan
satunya
hidup,
berhak
tumbuh,
kenakalan
anak,
perlu
segera dilakukan.2
dikenal
Salah
keadilan
dengan
satu
menuju
keadilan
bentuk
kearah
restoratif
Salah satu upaya pencegahan dan
(restorative justice) yang berbeda dengan
penanggulangan kenakalan anak, saat ini
keadilan retributif (menekankan keadilan
melalui penyelenggaraan sistem peradilan
pada pembalasan) dan keadilan restitutif
pidana anak (Juvenile Justice). Tujuan
(menekankan keadilan pada ganti rugi) yang
penyelenggaraan
selama ini dilaksanakan di negara kita.
sistem
peradilan
anak
(Juvenile Justice System) tidak semata-mata
Undang-undang
Republik
Indonesia
bertujuan untuk menjatuhkan sanksi pidana
Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem
bagi anak yang melakukan tindak pidana,
Peradilan Pidana Anak memberikan definisi
tetapi lebih difokuskan pada dasar pemikiran
berupa keseluruhan proses penyelesaian
bahwa penjatuhan sanksi tersebut sebagai
perkara anak yang berhadapan dengan
sarana
hukum, mulai tahap penyelidikan sampai
pendukung
untuk
mewujudkan
kesejahteraan anak pelaku tindak pidana.
dengan
tahap
pembimbingan
setelah
Aparat penegak hukum yang terlibat
menjalani pidana. Istilah sistem peradilan
dalam penanganan anak yang berhadapan
pidana anak merupakan terjemahan dari
dengan hukum seharusnya tidak hanya
istilah The Juvenile Justice System yaitu
mengacu pada Undang-undang Republik
suatu istilah yang digunakan sedefinisi
Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang
dengan sejumlah institusi yang tergabung
Sistem
atau
dalam pengadilan, yang meliputi polisi,
peraturan perundang-undangan lainnya yang
jaksa penuntut umum dan penasihat hukum,
berkaitan dengan penanganan anak yang
lembaga
berhadapan dengan hukum, namun sudah
penahanan
Peradilan
Pidana
Anak
pengawasan, anak,
dan
pusat-pusat fasilitas-fasilitas
3
seharusnya lebih mengutamakan perdamaian
pembinaan anak. Sistem Peradilan Pidana
daripada proses hukum formal.
Anak harus dilakukan secara integral, antara
Sistem mengalami
Hukum
Pidana
Indonesia
perkembangan
dalam
lembaga Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan, dan Pemasyarakatan.
2
Nandang Sambas. 2010. Pembaharuan Sistem Pemidanaan Anak di Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu, hlm. 103.
3
M. Nasir Djamil. 2013. Anak Bukan untuk Dihukum, Jakarta: Sinar Grafika, hlm. 43.
Ellen Yolanda Sinaga : Penerapan Diversi Pada Tahan Penuntutan.....204
Sistem
Peradilan
Anak
melaksanakan diversi dan apabila aparat-
anak
aparat tersebut tidak melaksanakan diversi
sehingga didalam The Beijing Rules (United
maka akan dijatuhi sanksi pidana penjara
Nations Standard Minimum Rules for The
atau denda sebagaimana diatur dalam pasal
Administration of Juvenile Justice (SMRJJ)
96 Undang-undang Republik Indonesia
telah memberikan pedoman sebagai upaya
Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem
menghindari efek negatif tersebut dengan
Peradilan Pidana Anak yang berbunyi :
memberikan kewenangan kepada aparat
“Penyidik, Penuntut Umum, dan Hakim
penegak hukum untuk mengambil tindakan-
yang dengan sengaja tidak melaksanakan
tindakan
menangani
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam
masalah pelanggaran anak dengan tidak
Pasal 7 ayat (1) dipidana dengan pidana
mengambil jalan formal, tindakan ini disebut
penjara paling lama 2 (dua) tahun atau
diversi (diversion).
denda paling banyak Rp.200.000.000,00
menimbulkan
efek
Pidana
negatif
kebijakan
dalam
Undang-undang
bagi
Republik
Indonesia
(dua ratus juta Rupiah).”
Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak merumuskan diversi
Pelaksanaan
diversi
pada
lembaga
sebagai pengalihan penyelesaian perkara
kepolisian, kejaksaan, pengadilan, masing-
anak dari proses peradilan pidana keproses
masing
diluar peradilan pidana. Kesepakatan diversi
pelaksanaan mengenai proses diversi, tata
harus mendapatkan persetujuan korban atau
cara diversi, dan koordinasi pelaksanaan
keluarga anak korban serta kesediaan anak
diversi. Hal ini diatur dalam pasal 15
dan keluarganya. Hal ini mengindikasikan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor
bahwa harus ada keaktifan dari korban dan
11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
keluarganya dalam proses diversi, agar
Pidana Anak yang menyebutkan :
proses pemulihan keadaan dapat tercapai
“Ketentuan mengenai pedoman pelaksanaan
sesuai dengan keadilan restoratif.4
proses diversi, tata cara, dan koordinasi
Pelaksanaan diversi dimulai dari dari tingkat
kepolisian,
kejaksaan
hingga
pengadilan yang dilaksanakan oleh masingmasing aparat
pedoman
pelaksanaan diversi diatur dengan Peraturan Pemerintah.” Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 dan Pasal 21 ayat (6) Undang-undang
untuk
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012
melaksanakan diversi. Penyidik, Penuntut
tentang Sistem Peradilan Pidana Anak,
Umum,
pemerintah
yang
telah
dan
tiap-tiap
memiliki
lembaga
tersebut
pada
harus
ditunjuk
Hakim
diwajibkan
menetapkan
Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 4
Ibid, hlm. 141.
Ellen Yolanda Sinaga : Penerapan Diversi Pada Tahan Penuntutan.....205
Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan
Republik Indonesia merupakan salah satu
Diversi dan Penanganan Anak yang Belum
bagian pelaksana sistem peradilan pidana
Berusia 12 (dua belas) tahun pada tanggal
anak di Indonesia. Penuntut Umum setelah
19 Agustus 2015. Adapun substansi yang
menerima pelimpahan berkas dari penyidik,
diatur dalam Peraturan Pemerintah ini,
selanjutnya Penuntut Umum melaksanakan
antara lain pedoman pelaksanaan proses
diversi. Akan tetapi, dalam Pasal 48
diversi, tata cara dan koordinasi pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun
diversi,
cara
2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi
pengambilan keputusan terhadap Anak yang
dan Penanganan Anak yang Belum Berusia
belum berumur 12 (dua belas) tahun yang
12 (dua belas) tahun, yang menjelaskan
melakukan atau diduga melakukan tindak
bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai
pidana.
prosedur
dan
syarat
Peraturan
dan
tata
Pemerintah
pelaksanaan
diversi
ditingkat
Republik
penuntutan diatur dengan Peraturan Jaksa
Indonesia Nomor 65 Tahun 2015 tentang
Agung Republik Indonesia, bahkan sampai
Pedoman
dengan saat ini lembaga Kejaksaan belum
Pelaksanaan
Diversi
dan
Penanganan Anak yang Belum Berusia 12
mengeluarkan
(dua
lembaga
belas)
lembaga/instansi Penyidik,
tahun,
bagi
yang
Penuntut
telah Umum,
setiap memiliki Hakim,
Terkait Radbruch
Sosial
memiliki
yang
memiliki
tersebut
internal
sebagai
bagi
prosedur
pelaksanaan diversi.
Pembimbing Kemasyarakatan, dan Pekerja Profesional
peraturan
hal yang tiga
tersebut,
teori
memandang aspek,
yakni
Gustav hukum keadilan,
kompetensi mengenai Anak, dapat langsung
finalitas, dan kepastian. Aspek keadilan
menjalankan ketentuan dalam Peraturan
menunjuk pada kesamaan hak didepan
Pemerintah tersebut. Sebagaimana telah
hukum”. Aspek finalitas menunjuk pada
dijelaskan diatas, Peraturan Pemerintah
tujuan keadilan, yaitu memajukan kebaikan
tersebut
dalam
berlaku
bagi
masing-masing
hidup
manusia.
Aspek
ini
institusi yaitu Kepolisian yang dilaksanakan
menentukan isi hukum, sedangkan kepastian
oleh Penyidik, Kejaksaan yang dilaksanakan
menunjuk jaminan bahwa hukum (yang
oleh Penuntut Umum, Pengadilan Negeri
berisi keadilan dan norma-norma yang
yang dilaksanakan oleh Hakim, dan Balai
memajukan
Pemasyarakatan yang dilaksanakan oleh
berfungsi sebagai peraturan yang ditaati,
Pembimbing Kemasyarakatan.
dapat dikatakan dua aspek, yang disebut
Penuntut Umum Anak sebagai aparat fungsional
dari
Lembaga
Kejaksaan
kebaikan),
benar-benar
pertama merupakan kerangka ideal dari hukum sedangkan aspek ketiga (kepastian)
Ellen Yolanda Sinaga : Penerapan Diversi Pada Tahan Penuntutan.....206
merupakan kerangka operasional hukum.
harinya
Finalitas
relativitas
mengamati praktik hukum atau hukum
karena tujuan keadilan (sebagai isu hukum)
sebagaimana dijalankan oleh orang-orang
untuk menumbuhkan nilai kebaikan bagi
dalam masyarakat.7
mengandung
unsur
yang
manusia, lebih sebagai suatu nilai etis dalam hukum.
5
dilakukan
dengan
cara
Saat ini pelaksanaan diversi oleh Penuntut Umum hanya berdasarkan instruksi
Peraturan tata laksana diversi dalam
atasan
lembaga
lembaga kejaksaan sebagai aturan yang
Seharusnya
menjadi
internal
pedoman
hendaknya
disusun
pelaksanaan untuk
diversi
tercapainya
yang
segera
tentang
pelaksanaan
bersangkutan.
disusun
peraturan
pedoman
diversi
tata
dalam
cara
lembaga
kepastian sebagaimana dimaksud dalam
kejaksaan dengan adanya pedoman tersebut
teori tentang kepastian hokum tersebut
untuk menghindari adanya proses diversi
diatas. Kepastian hukum sebagai kerangka
yang kurang berkualitas demi tercapainya
operasional
pelaksanaan
tujuan diversi itu sendiri sebagaimana yang
yang terlibat
telah dicita-citakan sebagai tujuan dari
didalamnya khususnya antara korban dan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor
pelaku mencapai hasil akhir kesepakatan
11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
yang didalamnya terkandung keadilan bagi
Pidana Anak.
korban dan pelaku.
B. Rumusan Masalah
diversi
hukum
dalam
agar pihak-pihak
Kepastian hukum perlu diusahakan
Berdasarkan uraian pada latar belakang
demi kelangsungan perlindungan anak dan
tersebut
diatas,
maka
yang
mencegah penyelewengan yang membawa
permasalahan pada penelitian ini adalah:
akibat negatif yang tidak diinginkan dalam
1. Bagaimana
pelaksanaan kegiatan perlindungan anak.6
diversi oleh Penuntut Umum dalam Sistem
Jaminan kepastian hukum dalam hal ini
Peradilan Pidana Anak ?
yang dimaksud adalah pelaksanaan diversi
Bagaimana
mekanisme
model
menjadi
pelaksanaan
mekanisme
demi tercapainya rasa keadilan bagi korban
pedoman pelaksanaan diversi oleh Penuntut
dan pelaku dapat dipandang sebagai hukum
Umum di Indonesia yang akan datang ?
yang
tampak
kenyataannya
yaitu
sebagaimana hukum itu dijalankan sehari5
Bernard L. Tanya, Yoan N. Simanjuntak, Markus Y. Hage. 2013. Teori Hukum. Yogyakarta: Genta Publishing, hlm. 171. 6 Arief Gosita. 1993. Masalah Korban Kejahatan. Jakarta: Akademi Pressindo, hlm. 222.
PEMBAHASAN MEKANISME PELAKSANAAN DIVERSI
OLEH
7
PENUNTUT
UMUM
Satjipto Rahardjo. 2014. Ilmu Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti, hlm. 372.
Ellen Yolanda Sinaga : Penerapan Diversi Pada Tahan Penuntutan.....207
DALAM
SISTEM
PERADILAN
dalam proses peradilan pidana.9
PIDANA ANAK A. Kewenangan Penuntut Umum untuk Melakukan
keputusan dari setiap instansi yang terlibat
Diversi
dalam
Sistem
Terlepas dari aspek tersebut diatas, asasnya sistem peradilan pidana di Indonesia khususnya
Peradilan Pidana Anak
pada
instansi
kepolisian,
kejaksaan, dan pengadilan negeri mengacu 1. Sistem Peradilan Pidana Anak Istilah
sistem
peradilan
pada Kitab Undang-undang Hukum Acara
pidana
anak
Pidana.
Hakikatnya, sepanjang tidak
merupakan terjemahan dari istilah The
ditentukan lain (lex specialist derogate lex
Juvenile Justice System. Sistem peradilan
generalist) maka secara mutatis mutandis
pidana anak bertujuan untuk menjaga harkat
Sistem Peradilan Pidana berlaku juga untuk
dan martabat anak, kemudian anak berhak
Sistem Peradilan Pidana Anak yang terkait
mendapatkan perlindungan khusus, terutama
didalam penanganan kasus-kasus kenakalan
perlindungan
anak.
hukum
dalam
sistem
peradilan.
Sistem Peradilan Pidana dalam Undang-
Menurut
Muladi,
sistem
peradilan
undang Republik Indonesia Nomor 11
pidana merupakan suatu jaringan (network)
Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
peradilan yang menggunakan hukum pidana
Anak
sebagai sarana utamanya, baik hukum
penyelesaian perkara anak yang berhadapan
pidana materiil, hukum pidana formil,
dengan hukum, mulai tahap penyelidikan
maupun pelaksanaan pidana.8 Sementara
sampai dengan tahap pembimbingan setelah
Romli Atmasasmita, membedakan antara
menjalani pidana.
pengertian “criminal justice process”, dan “criminal
justice
system”.
Pengertian
berarti
keseluruhan
proses
Anak perlu mendapat perlindungan dari dampak
negatif
perkembangan
criminal justice process adalah setiap tahap
pembangunan yang cepat, arus globalisasi
dari suatu putusan yang menghadapkan
dibidang
seorang tersangka kedalam proses yang
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
membawanya kepada penentuan pidana
serta perubahan gaya dan cara hidup
baginya, sedangkan pengertian “criminal
sebagian orangtua yang telah membawa
justice system” adalah interkoneksi antara
perubahan sosial yang mendasar dalam
komunikasi
dan
informasi,
kehidupan masyarakat yang berpengaruh terhadap nilai dan perilaku anak. 8
Muladi. 2002. Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, hlm. 4.
9
Romli Atmasasmita.1996. Sistem Peradilan Pidana, Perspektif Eksistensialisme dan Abolisionisme. Bandung: Bina Cipta, hlm. 14.
Ellen Yolanda Sinaga : Penerapan Diversi Pada Tahan Penuntutan.....208
2. Kewenangan Penuntut Umum dalam
e. Untuk mencegah pengulangan tindak
Melaksanakan Diversi
pidana
1) Sejarah Diversi
f. Untuk memajukan intervensi-intervensi
Konsep
diversi
telah
ada
sebelum tahun 1960 ditandai berdirinya
yang diperlukan bagi korban dan pelaku tanpa harus melalui proses formal
peradilan anak (children’s court) sebelum
g. Program diversi akan menghindarkan
abad ke-19
anak mengikuti proses peradilan
yaitu diversi
dari
sistem
peradilan pidana formal dan formalisasi polisi untuk melakukan peringatan (police cautioning). Praktiknya telah berjalan di negara bagian Victoria Australia pada tahun 1959 diikuti oleh
h. Menjauhkan anak-anak dari pengaruhpengaruh dan implikasi negatif dari proses peradilan. 2) Tujuan Diversi
negara bagian Queensland pada tahun 1963. Secara gramatikal, pengertian diversi adalah pengalihan,
yang
pelaksanaan
diversi
dilatarbelakangi keinginan menghindari efek negatif terhadap jiwa dan perkembangan anak oleh keterlibatannya dengan Sistem Peradilan Pidana. Diversi adalah pengalihan penyelesaian perkara anak dari proses peradilan pidana formal keproses diluar peradilan pidana
Adapun
tujuan
diversi
berorientasi
kepada dimensi mencapai perdamaian antara korban, dan anak, menyelesaikan perkara anak diluar proses peradilan, menghindarkan anak
dari
perampasan
kemerdekaan,
mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dan
menanamkan
rasa
tanggungjawab
kepada anak. 3) Diversi dalam Sistem Peradilan Pidana Indonesia
dengan atau tanpa syarat. Hakikatnya tujuan diversi adalah sebagai berikut :
Undang-undang
Republik
Indonesia
Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem a. Untuk menghindari penahanan
Peradilan Pidana Anak merumuskan bahwa
b. Untuk menghindari cap/label sebagai
diversi
penjahat
perkara anak dari proses peradilan keproses
c. Untuk meningkatkan keterampilan hidup bagi pelaku
adalah
pengalihan
penyelesaian
diluar peradilan pidana. Penerapan diversi dapat dilakukan didalam semua tingkatantingkatan pemeriksaaan dimaksudkan untuk
d. Agar pelaku bertanggungjawab atas
mengurangi dampak negatif keterlibatan
perbuatannya
anak dalam proses peradilan tersebut.
Ellen Yolanda Sinaga : Penerapan Diversi Pada Tahan Penuntutan.....209
4) Kewenangan Penuntut Umum dalam
ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4)
Melaksanakan Diversi
Undang-undang Republik Indonesia Nomor
Penuntut
Umum
diberikan
kewenangan untuk melakukan diversi yang diatur dalam Pasal 42 ayat (1) Undangundang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yang berbunyi “Penuntut Umum wajib mengupayakan diversi paling lama 7 (tujuh) hari setelah menerima berkas perkara dari penyidik”. Kewenangan Penuntut Umum dalam melaksanakan diversi juga diatur dalam
Pasal
32
ayat
(1)
Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi dan Penanganan Anak yang Belum Berumur 12 (dua belas) tahun, yang berbunyi “Dalam jangka waktu 7x24 jam (tujuh kali dua puluh empat) jam terhitung sejak penyerahan tanggung jawab atas anak dan
barang
bukti,
Penuntut
Umum
menawarkan kepada anak dan atau orang tua/wali
untuk
menyelesaikan
perkara
melalui diversi”. Berkas perkara anak yang gagal mencapai kesepakatan diversi pada tahap penyidikan tetap harus diupayakan diversi oleh penuntut umum anak. B. Pengaturan Mekanisme Diversi oleh Penuntut Umum dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak Mekanisme pelaksanaan diversi oleh Penuntut Umum anak diatur dalam Pasal 42
11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak.
Lebih
lanjut
mengenai
pengaturan mekanisme diversi oleh Penuntut Umum anak diatur dalam Bagian Kedua, yaitu Pasal 31 sampai dengan Pasal 48 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi dan Penanganan Anak yang belum Berumur 12 (dua belas) tahun. Hingga saat ini, peraturan internal tersebut belum disusun oleh Jaksa Agung Republik Indonesia, sehingga selama ini Penuntut Umum Anak dalam melaksanakan diversi hanya berdasarkan instruksi internal dari masing-masing atasan Penuntut Umum Anak.
Hal
ini
keseragaman
berarti
belum
mengenai
ada
mekanisme
pelaksanaan diversi oleh Penuntut Umum Anak
dalam
sedangkan
beracara
di
tersebut
sangat
hal
Indonesia krusial
mengingat semakin banyak perkara anak yang harus dilakukan diversi pada akhirakhir ini. Apabila suatu perkara anak dilakukan diversi, maka yang dapat dilakukan adalah : a.
tidak
dilakukan
pemeriksaan
penuntutan,
perkara
di
b.
pengadilan
dihentikan, dan c. anak tidak menjalani putusan penuntutan
pidana.
Tidak
menurut
dilakukannya
konsep
diversi
bertujuan untuk melindungi pelaku anak dari pengaruh negatif sistem peradilan pidana
Ellen Yolanda Sinaga : Penerapan Diversi Pada Tahan Penuntutan.....210
khususnya proses hukum pidana yang
pelaksanaan diversi dalam sistem peradilan
dijalani pelaku anak.
pidana anak, sebagai tindak lanjut dari
Pada tingkat penuntutan, Penuntut
pengaturan diversi didalam Undang-undang-
Umum Anak harus menyampaikan hasil
undang Republik Indonesia Nomor 11
diversi kepada Ketua Pengadilan Negeri
Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
yang untuk selanjutnya Ketua Pengadilan
Anak,
Negeri akan menerbitkan penetapan dan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65
berdasarkan
maka
Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan
penuntut umum akan menerbitkan penetapan
Diversi dan Penanganan Anak yang belum
penghentian penuntutan.
Berumur 12 (dua belas) tahun. Pada bagian
penetapan
tersebut,
maka
kedua,
disusunlah
Peraturan
Peraturan
Pemerintah
Republik
MODEL MEKANISME PELAKSANA-
Indonesia Nomor 65 Tahun 2015 tentang
AN
Pedoman
DIVERSI
OLEH
PENUNTUT
Pelaksanaan
Diversi
dan
UMUM BERDASARKAN PEDOMAN
Penanganan Anak yang belum Berumur 12
PELAKSANAAN
(dua belas) tahun diatur mengenai pedoman
LEMBAGA
DIVERSI
KEJAKSAAN
PADA DIMASA
pelaksanaan diversi pada tahap penuntutan. Penuntut Umum menerima tanggung
MENDATANG Didalam sistem peradilan pidana Indonesia,
jawab atas Anak dan barang bukti dari
antara
penyidik selanjutnya dalam jangka waktu
lembaga
Kepolisian,
Kejaksaan,
Pengadilan, dan Pemasyrakatan dilakukan
7x24
secara integral yang artinya setiap lembaga
terhitung sejak penyerahan tanggung jawab
yang melakukan suatu proses yang telah
atas Anak dan barang bukti, Penuntut
ditentukan
akan
Umum menawarkan kepada Anak dan/atau
mempengaruhi pada proses yang dilakukan
orangtua/wali, serta korban atau Anak
oleh lembaga lainnya.10 Pada masing-
Korban
masing lembaga merupakan subsistem dari
menyelesaikan
suatu sistem yang besar yaitu sebagai sistem
(Pasal 32 ayat (1) Peraturan Pemerintah
peradilan pidana.
Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2015
oleh
undang-undang
(tujuh kali dua puluh empat) jam
dan/atau
orangtua/wali
perkara
melalui
untuk diversi
Penuntut Umum Anak sebagai bagian
tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi dan
dari lembaga kejaksaan yang menjadi salah
Penanganan Anak yang Belum Berumur 12
satu rangkaian pelaksana sistem peradilan
(dua belas) tahun. Hal ini berarti Penuntut
pidana
Umum wajib mengupayakan diversi dalam
anak,
mengenai
pedoman
waktu paling lama 7 (tujuh) hari setelah 10
Romli Atmasasmita. 1996. Sistem Peradilan Pidana : Perspektif Eksistensialisme Abolisionisme. Bandung : Putra Abardin, hlm. 16.
menerima berkas perkara dari penyidik dan
Ellen Yolanda Sinaga : Penerapan Diversi Pada Tahan Penuntutan.....211
proses diversi dilaksanakan paling lama 30
Nomor 65 Tahun 2015 tentang Pedoman
(tiga puluh) hari setelah dimulainya diversi.
Pelaksanaan Diversi dan Penanganan Anak
Tahapan musyawarah diversi pada tahap penuntutan dibuka oleh Penuntut Umum
yang Belum Berumur 12 (dua belas) tahun. Dalam hal proses musyawarah diversi
Anak sebagai fasilitator diversi dengan
tidak
perkenalan
para
kesepakatan,
Penuntut
yang
hadir,
Umum Anak membuat laporan dan berita
dan
tujuan
acara proses diversi (Pasal 35 ayat (1)
tertib
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
musyawarah diversi untuk disepakati oleh
Nomor 65 Tahun 2015 tentang Pedoman
para pihak. Penuntut Umum Anak sebagai
Pelaksanaan Diversi dan Penanganan Anak
fasilitator diversi menjelaskan tugasnya
yang Belum Berumur 12 (dua belas) tahun,
sebagai
menjelaskan
selanjutnya Penuntut Umum melimpahkan
Pembimbing
perkara ke pengadilan (Pasal 35 ayat (2)
menyampaikan musyawarah
pihak
mencapai
maksud diversi,
fasilitator
ringkasan
serta
dan
dakwaan.
Kemasyarakatan
tata
informasi
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
tentang perilaku dan keadaan sosial anak
Nomor 65 Tahun 2015 tentang Pedoman
serta memberikan saran untuk memperoleh
Pelaksanaan Diversi dan Penanganan Anak
penyelesaian. Penuntut Umum Anak sebagai
yang Belum Berumur 12 (dua belas) tahun.
fasilitator
memberikan
diversi
memberikan
Dalam hal musyawarah diversi pada
kesempatan khususnya kepada Anak Pelaku
tahap penuntutan, mencapai kesepakatan,
untuk didengar keterangan perihal dakwaan,
Surat Kesepakatan Diversi ditandatangani
selanjutnya orangtua/wali menyampaikan
oleh Anak dan/atau orang tua/wali, korban,
hal-hal yang berkaitan dengan perbuatan
Anak Korban dan/atau orang tua/wali,
anak
Penuntut
dan
diharapkan,
bentuk
wajib
penyelesaian
korban/anak
yang korban,
Umum,
Kemasyarakatan,
dan
Pembimbing Pekerja
Sosial
orangtua/walinya selanjutnya memberikan
Profesional (Pasal 36 ayat (1) Peraturan
tanggapan dan bentuk penyelesaian yang
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65
diharapkan.
Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan
Penuntut
Umum
melakukan
Diversi dan Penanganan Anak yang Belum
diversi harus mempertimbangkan antara lain
Berumur 12 (dua belas) tahun. Seluruh
kategori tindak pidana, umur anak, hasil
proses pelaksanaan diversi dicatat dalam
penelitian kemasyarakatan, dan dukungan
berita acara diversi (Pasal 36 ayat (2)
lingkungan
masyarakat,
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
sebagaimana tertuang dalam Pasal 6 ayat (2)
Nomor 65 Tahun 2015 tentang Pedoman
keluarga
dalam
dan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Ellen Yolanda Sinaga : Penerapan Diversi Pada Tahan Penuntutan.....212
Pelaksanaan Diversi dan Penanganan Anak
tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi dan
yang Belum Berumur 12 (dua belas) tahun.
Penanganan Anak yang Belum Berumur 12
Atasan
langsung
melakukan
Penuntut
pengawasan
Umum terhadap
(dua belas) tahun. Peraturan Jaksa Agung Republik
Indonesia
yang
mengatur
pelaksanaan kesepakatan diversi (Pasal 39
ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur
ayat (2) Peraturan Pemerintah Republik
pelaksanaan diversi ditingkat penuntutan,
Indonesia Nomor 65 Tahun 2015 tentang
belum dikeluarkan sampai saat ini, padahal
Pedoman
pentingnya
peraturan
Penanganan Anak yang Belum Berumur 12
keseragaman
pelaksanaan
(dua belas) tahun. Atasan langsung yang
Penuntut Umum di seluruh Indonesia.
Pelaksanaan
Diversi
dan
dimaksud dalam pasal ini adalah Kepala
ini
sebagai
diversi
Kelemahan-kelemahan
oleh
yang
Seksi Tindak Pidana Umum yang dibawahi
terdapat dalam pelaksanaan diversi oleh
Kepala Kejaksaan Negeri atau Kepala
Penuntut Umum di Indonesia saat ini antara
Kejaksaan Tinggi setempat.
lain
Pengawasan
belum
adanya
kerangka-kerangka
terhadap pelaksanaan kesepakatan diversi,
diversi Sistem Peradilan Pidana Anak oleh
dilakukan
Penuntut Umum sehingga apabila kita
dalam
jangka
waktu
yang
disepakati didalam kesepakatan diversi.
melihat berita acara diversi oleh penuntut
Diversi pada tahap penuntutan, dalam
umum
anak,
tidak
ada
hal diperlukan Pekerja Sosial Profesional
Masing-masing
dapat
dan
sebagai fasilitator diversi pada kejaksaan
reintegrasi sosial terhadap Anak Korban
negeri maupun kejaksaan tinggi di seluruh
bekerja sama dengan lembaga terkait,
Indonesia menyusun berita acara diversi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat
dalam bentuk yang berbeda-beda hal ini
(2) (Pasal 43 ayat (2) Peraturan Pemerintah
dikarenakan belum adanya Peraturan Jaksa
Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2015
Agung Republik Indonesia sebagai pedoman
tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi dan
pelaksanaan diversi secara internal oleh
Penanganan Anak yang Belum Berumur 12
Penuntut Umum di Indonesia sehingga
(dua belas) tahun).
pelaksanaan diversi oleh penuntut umum
melaksanakan
rehabilitasi
Hal yang menjadi permasalahan adalah belum
adanya
mengenai
ketentuan
lebih
lanjut
prosedur pelaksanaan diversi
ditingkat penuntutan sebagaimana diatur didalam Pasal 48 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2015
Penuntut
keseragaman. Umum
Anak
saat ini masih berdasarkan instruksi masingmasing atasan penuntut umum, termasuk penyusunan
berita
Penuntut Umum Anak.
acara
diversi
oleh
Ellen Yolanda Sinaga : Penerapan Diversi Pada Tahan Penuntutan.....213
Model Mekanisme Pelaksanaan Diversi
melakukan diversi tanpa meneruskan kepada
oleh Penuntut Umum di Beberapa Negara
jaksa penuntut. Terakhir apabila anak sudah
1.
terlanjur berada didalam penjara, maka
Pelaksanaan Diversi oleh Penuntut
Umum di New Zealand
petugas penjara dapat membuat kebijakan
Di New Zealand, sejarah diversi dimulai dengan
kesuksesan
group
dilimpahkan ke lembaga sosial, atau sanksi
conferencing yaitu perundingan antara pihak
alternatif yang berguna bagi perkembangan
korban dan pelaku dalam penyelesaian
dan masa depan anak.12
tindak pidana didalam masyarakat, yang
2. Pelaksanaan
akhirnya
Umum di Amerika Serikat
dilakukan
family
diversi terhadap anak sehingga anak dapat
reformasi
terhadap
hukum peradilan anak pada tahun 1989. Conferencing dikembangkan pertama kali di negara New Zealand pada tahun 1989 dan Australia pada tahun 1991, dan pada mulanya merupakan refleksi atau gambaran aspek proses secara tradisional masyarakat yang diperoleh dari penduduk New Zealand yaitu bangsa Maori. Conferencing adalah konferensi, perundingan atau musyawarah. Conferencing
tidak
hanya
melibatkan
korban utama (primary victim) dan pelaku utama (primary offender) tetapi juga korban sekunder (secondary victim) seperti anggota keluarga, teman korban. Mereka dapat juga berpartisipasi dalam bentuk menyampaikan dan menjelaskan secara persuasif hasil kesepakatan agar dapat dilaksanakan oleh kedua belah pihak yakni korban dan pelaku.11 Di New Zealand, apabila anak yang melakukan pelanggaran sudah terlanjur
diversi
oleh
Penuntut
Amerika Serikat merupakan negara federal yang terbagi kedalam beberapa negara bagian, maka pembagian wilayah di Amerika juga berdasarkan wilayah negara bagian. Setiap negara bagian juga memiliki pembagian lagi berdasarkan jenis tindak pidananya, ada yang disebut kejaksaan negara
bagian dan ada
yang disebut
kejaksaan federal. Pada umumnya masingmasing negara bagian memiliki 1 (satu) kejaksaan negara bagian dan 1 (satu) kejaksaan federal. Masing-masing negara bagian tersebut memiliki 1 (satu) jaksa agung negara bagian. Antara kejaksaan negara bagian dan kejaksaan federal tidak memiliki
garis
koordinasi
atasan
dan
bawahan, melainkan garis koordinasi kinerja sebagai rekan penegak hukum. Fungsi utama kejaksaan di Amerika Serikat terkait dengan sistem peradilan pidana, yaitu melakukan penyidikan (tidak secara resmi menjadi
ditangkap oleh polisi, maka polisi dapat 12
11
Diakses dari www.google.com rahmadsyafaathabibi.blogspot.co.id. Diakses pada hari Minggu 22 November 2015.
Diakses dari www.google.com repository.usu.ac.id. Diakses pada hari Minggu, 22 November 2015.
Ellen Yolanda Sinaga : Penerapan Diversi Pada Tahan Penuntutan.....214
supervisor penyidikan), dan melakukan
yang setara dengan tingkat kabupaten
penuntutan.13
(kejaksaan negeri). Di Belanda, kejaksaan
Di
Amerika
terhadap
anak,
Serikat,
penuntutan
memilih
kebijakan
adalah pemimpin dan perencana penyidikan. Kejaksaan
memberikan
perintah
serta
penempatan disposisi dalam kasus peradilan
menyusun rencana penyidikan. Fungsi lain
anak yang memperhatikan keinginan dari
kejaksaan di Belanda adalah menjalankan
pelaku, korban, dan masyarakat.
eksekusi pengadilan untuk segala bentuk
pembuatan
kebijakan
pengadilan
menggunakan
Dalam
disposisi
ini,
putusan
pemidanaan.
Fungsi
utama
pendekatan
Kejaksaan di Belanda terkait dengan sistem
kesetaraan (balanced) yaitu bertanya kepada
peradilan pidana adalah penyidikan (sebagai
pelaku, apa yang menjadi keinginannya
supervisor penyidikan), penuntutan, dan
untuk mengulangi tindakan pidana kembali.
pelaksana eksekusi. Penyelesaian perkara
Sebagai contoh, penuntut bertanya apa yang
adalah upaya menyelesaikan perkara tanpa
dapat dilakukannya untuk pelaku, apa yang
adanya persidangan, di Belanda dikenal
menjadi keinginan korban untuk merasakan
proses Afdoenen Buiten Process. Perkara
perbaikan atas kerugiannya, apa
dapat
yang
diselesaikan
tanpa
melibatkan
menjadi kebutuhan masyarakat/keinginan
pengadilan, hanya antara kejaksaan, pelaku
masyarakat untuk terjaga dari tindakan
tindak pidana (tersangka/terdakwa) dan
pelaku, selanjutnya disebut dengan konsep
pihak korban kejahatan.15
restorative justice.14 Konsep restorative justice
inilah
yang
selanjutnya
Dalam sistem peradilan pidana anak di Belanda, terdapat ketentuan yang berkaitan
dikembangkan dalam pelaksanaan diversi
dengan diskresi dan diversi dalam bentuk :
oleh penuntut di Amerika Serikat.
a. Transaksi polisi ;
3. Pelaksanaan
Diversi
oleh
Penuntut
Umum di Belanda Sistem pembagian wilayah hukum di Belanda terdiri dari 5 (lima) kejaksaan tinggi yang masing-masing memiliki antara 4 (empat) sampai dengan 5 (lima) kejaksaan
b. Penyampingan perkara oleh polisi ; c. Transaksi oleh penuntut umum ; d. Sanksi alternatif ; Di Belanda, penuntutan dibagi kedalam beberapa tahap, yang diawali dengan tahap pemeriksaan pendahuluan. Tahap tersebut
13
Tolib Effendi. 2013. Sistem Peradilan Pidana, Perbandingan Komponen dan Proses Sistem Peradilan Pidana di Beberapa Negara, Jakarta: Pustaka Yustisia, hlm 154 – 157. 14 Diakses dari www.google.com repository.usu.ac.id. Diakses pada hari Minggu, 22 November 2015
merupakan
pemeriksaan
awal
oleh
kejaksaan untuk memastikan apakah perkara 15
Ibid.
Ellen Yolanda Sinaga : Penerapan Diversi Pada Tahan Penuntutan.....215
tersebut dapat dilanjutkan kepersidangan
berdasarkan
atas
ataukah cukup berhenti di kejaksaan dengan
(machtstaat).
kekuasaan
belaka
penyelesaian perkara diluar persidangan
Berkaitan dengan konsep negara hukum
ataukah perkara tersebut dihentikan dengan
Pancasila, hukum berfungsi sebagai alat
alasan-alasan yang layak.
16
Penyelesaian
yang akan mengantarkan bangsa Indonesia
perkara diluar persidangan yang dimaksud
menuju masyarakat adil, dan makmur yang
termasuk diversi dalam perkara anak, yang
berkeTuhanan
pada tahap penuntutan di Belanda dilakukan
Berperikemanusiaan Yang Adil dan Beradab
oleh penuntut.
dalam wadah Persatuan Indonesia, dengan
Model Mekanisme Pelaksanaan Diversi
Pemerintahan yang didasari nilai Kerakyatan
oleh Penuntut Umum di Indonesia dimasa
Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
mendatang
Dalam
Untuk menentukan model mekanisme diversi yang tepat oleh penuntut umum
Yang
Permusyawaratan
Maha
/
Esa,
Perwakilan,
dalam rangka mewujudkan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
sebagai bagian dari Sistem Peradilan Pidana
Uraian diatas menggambarkan bahwa
Anak di Indonesia, penulis mengadopsi
konsep musyawarah mufakat dalam negara
proses mediasi di pengadilan. Sebagai
hukum Pancasila yang pada dasarnya sudah
landasan teori utama (grand theory) dapat
menjadi
digunakan
Hukum
bermasyarakat di Indonesia sejak jaman
Pancasila”, bahwa Pancasila merupakan
dahulu. Jika dibandingkan dengan Peraturan
filosofi bangsa Indonesia, dan musyawarah
Mahkamah
untuk mufakat sebagai salah satu butir
Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pedoman
dalam Pancasila yang menjadi roh dari
Pelaksanaan Diversi dalam Sistem Peradilan
mediasi.
Pidana Anak, dapat dijadikan sebagai contoh
“Teori
Negara
bagian
Agung
dalam
Republik
kehidupan
Indonesia
Indonesia sebagai negara hukum, yang
model pelaksanaan diversi bagi pihak
arti negara hukum di Indonesia diambil dari
penuntut umum dimasa mendatang dengan
istilah rechtstaat17. Hal ini terbukti dalam
berlandaskan prinsip mediasi.
penjelasan Undang-undang Dasar 1945 yang
Berikut
penulis
akan
mencoba
menyebutkan bahwa “Negara Indonesia
menguraikan satu persatu, model diversi
berdasarkan
yang dapat diangkat dari konsep diversi
hukum
(rechtstaat)
tidak
berdasarkan Perma Nomor 4 Tahun 2014 disesuaikan dengan tahapan diversi oleh 16
Ibid, hlm. 172. Azhari. 1995. Negara Hukum Indonesia, Analisis Yuridis Normatif tentang Unsur-unsurnya . Jakarta: UI Press, hlm.30.
penuntut umum :
17
1. Para Pihak yang Terlibat Diversi
Ellen Yolanda Sinaga : Penerapan Diversi Pada Tahan Penuntutan.....216
Musyawarah diversi pada saat berkas diterima oleh Penuntut Umum dari pihak
yaitu sebagai mediator yang menjembatani diversi antara anak Pelaku dengan korban.
penyidik, melibatkan pihak-pihak antara
Fasilitator diversi menjelaskan ringkasan
lain, Anak dan orang tua/walinya, korban
Pasal yang disangkakan oleh Penyidik, dan
dan/atau oran tua/walinya, Pembimbing
Pembimbing Kemasyarakatan memberikan
Kemasyarakatan, Pekerja Sosial Profesional,
informasi tentang perilaku dan keadaan
perwakilan masyarakat.
sosial Anak, serta memberikan saran untuk
Fasilitator diversi adalah jaksa penuntut umum anak yang ditunjuk oleh atasan
memperoleh penyelesaian. Fasilitator diversi wajib memberikan
langsungnya untuk menangani perkara anak
kesempatan, masing-masing kepada :
yang bersangkutan.
1) Anak untuk didengar keterangan perihal
2. Proses Diversi oleh Penuntut Umum
pasal yang disangkakan.
Anak
2) Orangtua/Wali
Pada pelaksanaan diversi oleh Penuntut
untuk
menyampaikan
hal-hal yang berkaitan dengan perbuatan
Umum Anak, dilakukan kaukus, yaitu
Anak
dan
bentuk
penyelesaian
yang
pertemuan terpisah antara fasilitator diversi
diharapkan.
dengan salah satu pihak yang diketahui oleh
3) Korban / Anak Korban / Orangtua / Wali
pihak lainnya. Hari pelaksanaan diversi
untuk memberi tanggapan dan bentuk
adalah hari kerja.
penyelesaian yang diharapkan.
Setelah Penuntut Umum menerima
Pekerja Sosial Profesional memberikan
berkas dari kepolisian, Penuntut Umum
informasi tentang keadaan sosial Korban /
menerima penunjukan dari atasan langsung
Anak Korban / Orangtua / Wali untuk
untuk
memberikan
menangani
diupayakan
perkara
diversi,
mengeluarkan
surat
yang
Penuntut penetapan
wajib Umum hari
tanggapan
dan
bentuk
penyelesaian yang diharapkan. Fasilitator diversi juga dapat melakukan
musyawarah diversi.
kaukus dengan para pihak apabila dipandang
3. Tahapan Musyawarah Diversi
perlu. Fasilitator diversi menuangkan hasil
Musyawarah
diversi
dibuka
oleh
musyawarah kedalam kesepakatan diversi
Fasilitator Diversi dengan perkenalan pihak
dengan memperhatikan dan mengarahkan
yang hadir, menyampaikan maksud dan
agar kesepakatan tidak bertentangan dengan
tujuan dilaksanakannya musyawarah diversi,
hukum,
dan tata tertib musyawarah agar disepakati
setempat, kesusilaan, atau memuat hal-hal
oleh para pihak yang hadir, selanjutnya
yang tidak dapat dilaksanakan Anak, atau
fasilitator diversi menerangkan tugasnya
memuat itikad tidak baik.
agama,
kepatutan
masyarakat
Ellen Yolanda Sinaga : Penerapan Diversi Pada Tahan Penuntutan.....217
4. Kesepakatan Diversi Musyawarah
pengawasan
diversi
dicatat
dalam
terhadap
pelaksanaan
kesepakatan diversi.
Berita Acara Diversi dan ditandatangani
Laporan
oleh Fasilitator Diversi. Kesepakatan diversi
kesepakatan
ditandatangani oleh para pihak, selanjutnya
Pembimbing Kemasyarakatan kepada atasan
Fasilitator Diversi menyampaikan surat
langsung Penuntut Umum dalam jangka
kesepakatan
Acara
waktu paling lama 1x24 jam (satu kali dua
Diversi kepada atasan langsung Penuntut
puluh empat) jam terhitung kesepakatan
Umum dalam jangka waktu paling lama 3
diversi
(tiga) hari terhitung sejak tanggal dicapainya
tersebut disampaikan secara lengkap dalam
kesepakatan
jangka waktu paling lama 3x24 (tiga kali
Penuntut
diversi
dan
diversi, Umum
Berita
atasan
langsung
mengirimkan
Surat
Kesepakatan Diversi dan Berita Acara
diversi,
selesai
pelaksanaan
disampaikan
dilaksanakan.
oleh
Laporan
dua puluh empat) jam terhitung sejak kesepakatan diversi selesai dilaksanakan.
Diversi kepada Ketua Pengadilan Negeri untuk memperoleh penetapan.
mengenai
Penuntut
Umum menerbitkan surat
ketetapan penghentian penuntutan:
Ketua Pengadilan Negeri mengeluarkan
a. Dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)
penetapan kesepakatan diversi sekaligus
hari terhitung sejak tanggal diterimanya
menetapkan status barang bukti dalam
surat
jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari sejak
kesepakatan diversi berbentuk perdamaian
tanggal kesepakatan diversi dan berita acara
tanpa
diversi
kembali Anak kepada orangtua/wali.
diterima.
Penetapan
tersebut
penetapan
ganti
pengadilan,
kerugian
atau
jika
penyerahan
selanjutnya disampaikan kepada Penuntut
b. Dalam jangka waktu paling lama 5
Umum dan Pembimbing Kemasyarakatan
(lima)
dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari
kesepakatan diversi selesai dilaksanakan,
terhitung sejak tanggal penetapan Ketua
jika kesepakatan diversi berupa pembayaran
Pengadilan Negeri setempat.
ganti kerugian, pengembalian pada keadaan
Penuntut Umum meminta para pihak
hari
terhitung
sejak
tanggal
semula, atau pelayanan masyarakat.
untuk melaksanakan kesepakatan diversi
c. Dalam jangka waktu paling lama 5
setelah menerima penetapan dari Ketua
(lima)
Pengadilan
kesepakatan diversi selesai dilaksanakan,
Negeri.
Atasan
langsung
hari
terhitung
jika
terhadap pelaksanaan kesepakatan diversi.
keikutsertaan Anak dalam pendidikan atau
Pembimbing Kemasyarakatan melakukan
pelatihan di lembaga pendidikan atau LPKS,
pendampingan,
atau ;
dan
diversi
tanggal
Penuntut Umum melakukan pengawasan
pembimbingan,
kesepakatan
sejak
berupa
Ellen Yolanda Sinaga : Penerapan Diversi Pada Tahan Penuntutan.....218
d. Dalam jangka waktu paling lama 5
Pidana Anak oleh Penuntut Umum sehingga
(lima) hari terhitung sejak tanggal seluruh
apabila kita melihat berita acara diversi oleh
kesepakatan diversi selesai dilaksanakan.
penuntut
Dalam hal kesepakatan diversi tidak
umum
anak,
tidak
ada
keseragaman.
dilaksanakan dalam jangka waktu yang telah
Masing-masing Anak
melaporkan secara tertulis kepada atasan
kejaksaan negeri maupun kejaksaan tinggi di
langsung
untuk
seluruh Indonesia menyusun berita acara
peradilan
diversi dalam bentuk yang berbeda-beda hal
pidana dengan tembusan kepada Ketua
ini dikarenakan belum adanya Peraturan
Pengadilan
Penuntut
Jaksa Agung Republik Indonesia sebagai
tersebut
pedoman pelaksanaan diversi secara internal
dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh)
oleh Penuntut Umum di Indonesia sehingga
hari terhitung sejak tanggal laporan diterima.
pelaksanaan diversi oleh penuntut umum
Penuntut Umum selanjutnya melimpahkan
saat ini masih berdasarkan instruksi masing-
perkara ke pengadilan.
masing atasan penuntut umum, termasuk
ditindaklanjuti
Umum
Umum
dalam
Negeri
proses
setempat.
menindaklajuti
laporan
penyusunan
fasilitator
Umum
ditentukan, Pembimbing Kemasyarakatan
Penuntut
sebagai
Penuntut
berita
diversi
acara
pada
diversi
oleh
Penuntut Umum Anak.
PENUTUP Mekanisme pelaksanaan diversi oleh
Model
mekanisme
pelaksanaan
penuntut umum dalam Sistem Peradilan
diversi dalam konteks yang akan datang,
Pidana,
mengutamakan
Penuntut Umum sebagai fasilitator diversi,
musyawarah, baik itu dalam Musyawarah
meminta para pihak untuk melaksanakan
diversi pada tahap penuntutan, dihadiri oleh
kesepakatan
Anak dan/atau orangtua/wali, korban, Anak
penetapan dari Ketua Pengadilan Negeri,
Korban dan/atau orangtua/wali, dan/atau
yang oleh atasan langsung Penuntut Umum
Pekerja Sosial Profesional (Pasal 34 ayat (2)
melakukan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
pelaksanaan
Nomor 65 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pembimbing Kemasyarakatan melakukan
Pelaksanaan Diversi dan Penanganan Anak
pendampingan,
yang Belum Berumur 12 (dua belas) tahun.
pengawasan
Kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam
kesepakatan diversi.
yaitu
dengan
pelaksanaan diversi oleh Penuntut Umum di Indonesia saat ini antara lain belum adanya template-template diversi Sistem Peradilan
diversi
setelah
menerima
pengawasan
terhadap
kesepakatan
diversi.
pembimbingan, terhadap
dan
pelaksanaan
Ellen Yolanda Sinaga : Penerapan Diversi Pada Tahan Penuntutan.....219
DAFTAR PUSTAKA Undang-undang Republik Indonesia Nomor
Abdussalam, H.R. dan Adri Desasfuryanto.
1 Tahun 1946 tentang Peraturan
2014. Hukum Perlindungan Anak.
Hukum Pidana (Kitab Undang-
Jakarta : PTIK.
undang Hukum Pidana)
Koesno, Adi. 2014. Diversi Tindak Pidana
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76
Narkotika Anak. Malang : Setara Press. Astarini, Dwi Rezki Sri. 2013. Mediasi Pengadilan, Salah Satu Bentuk
Undang-undang Republik Indonesia Nomor
Penyelesaian
39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Berdasarkan
Manusia,
Cepat, Sederhana, Biaya Ringan.
Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor Lembaran
165
dan
Tambahan
Negara
Republik
Indonesia Nomor 3886
11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 153, dan Tambahan Negara
Republik
Indonesia Nomor 5332 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan terhadap
Asas
Peradilan
Bandung : Alumni. Atmasasmita,
Romli.
Sistem
Pidana,
Peradilan Perspektif
Eksistensialisme
Undang-undang Republik Indonesia Nomor
Lembaran
Sengketa
Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Undang-undang Republik Indonesia Nomor
dan
Abolisionisme. Bandung : Bina Cipta. Chazami, Adami. 2002. Pelajaran Hukum Pidana Bagian I. Jakarta : P.T. RajaGrafindo Persada. Djamali, R. Abdoel. 2003.
Pengantar
Hukum Indonesia. Jakarta : P.T. RajaGrafindo Persada. Djamil, M. Nasir. 2013. Anak Bukan Untuk Dihukum. Jakarta : Sinar Grafika. Effendi, Tolib. 2013. Sistem Peradilan Pidana Perbandingan Komponen dan
Proses di
Sistem Beberapa
Peradilan
16 Tahun 2014 tentang Kejaksaan
Pidana
Negara.
Republik Indonesia
Yogyakarta : Pustaka Yustisia.
Ellen Yolanda Sinaga : Penerapan Diversi Pada Tahan Penuntutan.....220
HS, Salim, Erlies Septiana Nurbani. 2013.
Muhjad, Hadin M. dan Nunuk Nusrawdani.
Penerapan Teori Hukum pada
Penelitian
Penelitian Tesis dan Disertasi.
Kontemporer. Yogyakarta : Genta
Jakarta : Rajawali Press.
Publishing.
Hamzah, Andi. 2014. Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta : Sinar Grafika. Harahap,
Yahya.
2014.
Permasalahan KUHAP
Pembahasan
dan
Penerapan
(Penyidikan
Penuntutan).
Jakarta
dan :
Sinar
Grafika.
Hukum Pidana. Yogyakarta : Cahaya Atma Pustaka.
Umur.
Bandung
:
Alumni. P.A.F.
Hukum
Muladi. Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana.
Semarang
:
Badan
Penerbit Universitas Diponegoro -------------------, Barda Nawawi Arief. 2010. Teori-teori
dan
Kebijakan
Pidana, Bandung : Alumni
Pidana Anak Indonesia. Bandung : Alumni Bandung --------------------.
Hidayat, Bunadi. 2010. Pemidanaan Anak
Lamintang,
Indonesia
Mulyadi, Lilik. Wajah Sistem Peradilan
Hiariej, Eddy O.S. 2014. Prinsip-prinsip
Dibawah
Hukum
2012.
Bunga
Hukum
Pidana
Khusus.
Bandung
Rampai
Umum :
dan
Alumni
Bandung. 2013.
Dasar-dasar
Prakoso, Abintoro. 2013. Kriminologi dan
Pidana
Indonesia.
Hukum Pidana. Yogyakarta :
Bandung : Citra Aditya Bakti.
Laksbang Grafika.
Mahfud MD, Moh. 2010. Politik Hukum di
Pangaribuan, Luhut M.P. Hukum Acara
Indonesia, Jakarta : RajaGrafindo
Pidana (Surat Resmi Advokat di
Persada.
Pengadilan). Papas Sinar Sinanti :
Marpaung,
Leden.
Perkara
Proses Pidana
Penanganan (Penyelidikan
Jakarta Prodjohamidjojo,
Martiman.
Penjelasan
dan Penyidikan). Jakarta : Sinar
Sistematis Tanya Jawab KUHAP.
Grafika
Jakarta : Indonesia Legal Center
Moeljatno.
Asas-asas
Hukum
Jakarta : Rineka Cipta
Pidana.
Publishing. Rahardjo, Satjipto. 2014. Ilmu Hukum. Bandung : Citra Aditya Bakti.