STUDI PEMANFAATAN HASIL HUTAN OLEH MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL MANUSELA (Studi Kasus : Desa Horale, Desa Masihulan, Desa Air Besar, Desa Solea dan Desa Pasahari)
WISYE SOUHUWAT
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
RINGKASAN WISYE SOUHUWAT. E34101011. Studi Pemanfaatan Hasil Hutan oleh Masyarakat Sekitar Taman Nasional Manusela (Studi Kasus : Desa Horale, Desa Masihulan, Desa Air Besar, Desa So lea dan Desa Pasahari). Dibawah bimbing an Dr. Ir. Rinekso Soekmadi, M Sc. F dan Dr. Ir. Lilik Budi Prasetyo, MSc. Taman Nasional dan kawasan konservasi lainnya, memberikan manfaat yang tak ternilai dan sangat penting. Manfaat tersebut meliputi kekayaan hasil hutan, laut, perlindungan ekosistem dan sebagainya. Dengan potensi sumberdaya alam yang ada mengakibatkan terjadinya kegiatan pemanfaatan hasil hutan. Adanya aktifitas pemanfaatan ini dinilai sebagai suatu tekanan terhadap taman nasional. Karena itu, pemanfaatan hasil hutan harus dilakukan dengan cara -cara yang benar, sehingga kelestariannya dapat terjamin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik masyarakat yang memanfaatkan hasil hutan, mengidentifikasi jenis-jenis hasil hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat di dalam kawasan Taman Nasional Manusela , mengkalkulasi manfaat nyata yang diperoleh masyarakat dari pemanfaatan hasil hutan serta menghitung tingkat ketergantungan pemanfaat terhadap hasil hutan di dalam kawasan Taman Nasional Manusela , menganalisis harapan para pihak terhadap keberadaan Taman Nasional Manusela dalam rangka meningkatkan sistem pengelolaan Taman Nasional Manusela. Berdasarkan kelompok umur, persentase pemanfaat hasil hutan terbesar didominasi oleh pe manfaat dengan umur 23-46 tahun dan memiliki jumlah anggota
keluarga
3-6
orang.
Sebagian
besar
pemanfaat
hasil
hutan
berlatarbelakang pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 29,03%. Pemanfaat hasil hutan terbesar didominasi oleh responden yang bermatapencaharian sebagai petani sebesar 82,26% dan memiliki pendapatan di luar hasil hutan sebesar Rp.150.000/bulan-Rp.225.000/bulan, rata -rata memiliki lahan pertanian milik pribadi. Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa jenis hasil hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat lima desa penelitian di Taman Nasional Manusela yakni Desa Horale, Desa Masihulan, Desa Air Besar, Desa Solea dan Desa Pasahari antara lain : babi hutan, rusa, sagu, damar, kayu bakar, dan rotan. T ingkat
ketergantungan masyarakat pe manfaat kelima desa terhadap hasil hutan Taman Nasional Manusela dapat dikatakan cukup besar. Aktivitas pemanfaatan hasil hutan yang dilakukan oleh masyarakat desa penelitian di Taman Nasional Manusela merupakan bukti ketergantungan terhadap kawasan taman nasional dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini dianggap pengelola Taman Nasional Manusela sebagai tekanan terhadap keberadaan sumberdaya taman nasional. Karena itu, untuk menciptakan suatu pola hubungan yang baik antara pengelola Taman Nasional Manusela dengan masyarakat sebaiknya ada upaya yang dilakukan oleh pihak pengelola untuk memberikan bantuan-bantuan alternatif sehingga masyarakat akan mengurangi kegiatan pemanfaatan di dalam kawasan taman nasional.
STUDI PEMANFAATAN HASIL HUTAN OLEH MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL MANUSELA (Studi Kasus : Desa Horale, Desa Masihulan, Desa Air Besar, Desa Solea dan Desa Pasahari)
Oleh : WISYE SOUHUWAT E34101011
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Penelitian
:
Nama
Studi Pemanfaatan Hasil Huta n oleh Masyarakat Sekitar Taman Nasional Manusela (Studi Kasus : Desa Horale, Desa Masihulan, Desa Air Besar, Desa Solea dan Desa Pasahari). : Wisye Souhuwat
Nomor Pokok
: E34101011
Menyetujui :
Dosen Pembimbing I :
Dr. Ir. Rinekso Soekmadi, MSc. F. 131 760 834
Dosen Pembimbing II :
Dr. Ir. Lilik Budi Prasetyo, MSc. 131 760 841
Mengetahui : Dekan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS 131 430 799
Tanggal Lulus :
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena kuasa dan anugerah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini. Penelitian dengan judul “Studi Pemanfaatan Hasil Hutan oleh Masyarakat Sekitar Taman Nasional Manusela (Studi Kasus : Desa Horale, Desa Masihulan, Desa Air Besar, Desa Solea dan Desa Pasahari)”, merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Penulisan ini tidak lepas dari peranan dari beberapa pihak yang sangat membantu, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar -besarnya kepada Dr. Ir. Rinekso Soekmadi MSc. F selaku dosen pembimbing I dan Dr. Ir. Lilik Budi Prasetyo MSc. selaku pembimbing II yang telah membantu mengarahkan penulis dalam penyelesaian penulisan ini. Demi kelengkapan penulisan ini selanjutnya sumbangan ide dan pemikiran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya, penulis berharap semoga tulisan ini dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Bogor, Februari 2006
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI
..................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..............................................................................................viii DAFTAR GAMBAR.........................................................................................ix DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................x I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang.........................................................................................1 B. Permasalahan........................................................................................ ...3 C. Tujuan Penelitian .....................................................................................4 D. Manfaat Penelitian................................................................................ ...4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Nasional.................................................................................... ...5 B. Interaksi Masyarakat Sekitar dengan Taman Nasional........................ ...7 C. Manfaat Hasil Hutan................................................................................9 D. Penilaian Terhadap Manfaat Hutan.........................................................11 III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah, Letak dan Luas Kawasan .........................................................14 B. Aksesibilitas ............................................................................................15 C. Topografi.................................................................................................16 D. Iklim ........................................................................................................16 E. Geologi dan Tanah................................................................................ ...17 F. Hidrologi.................................................................................................18 G. Kondisi Flora dan Fauna .........................................................................18 H. Keadaan Sos ial dan Ekonomi dan Budaya Masyarakat..........................20 IV. M ETODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu ................................................................................ ...22 B. Obyek.................................................................................................... ...22 C. Kerangka Pemikiran.................................................................................22 D. Batasan Studi............................................................................................23 E. Metode Penelitian.....................................................................................24
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Masyarakat yang Melakukan Pemungutan Hasil Hutan ....29 B. Jenis-jenis Hasil Hutan yang Dimanfaatkan ............................................34 C. Nilai Manfaat Hasil Hutan .................................................................... ...45 D. Persepsi Para Pihak Tentang Pemungutan Hasil Hutan............................47 VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ..............................................................................................51 B. Saran.........................................................................................................52 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................53 LAMPIRAN .................................................................................................... ...55
DAFTAR TABEL
No.
Teks
Halaman
1. Rekapitulasi Pengumpulan Data .................................................................. 26 2. Nilai Manfaat Riil tiap Jenis Hasil Hutan.................................................... 27 3. Rekapitulasi Manfaat Riil Seluruh Jenis Hasil Hutan ................................. 27 4. Umur ............................................................................................................. 29 5. Jumlah Anggota Keluarga ............................................................................ 30 6. Tingkat Pendidikan...................................................................................... 30 7. Mata Pencaharian ......................................................................................... 31 8. Kepemilikan Lahan...................................................................................... 32 9. Persentase Hasil Hutan yang Dimanfaatkan oleh Masyarakat Sekitar Desa Penelitian di Taman Nasional Manusela ...................................................... 34 10. Tata Waktu Pemanfaatan Hasil Hutan oleh Masyarakat............................ 35 11. Nilai Manfaat Babi ..................................................................................... 36 12. Nilai Manfaat Damar .................................................................................. 37 13. Nilai Manfaat Kayu Bakar ......................................................................... 38 14. Nilai Manfaat Rotan................................................................................... 39 15. Nilai Manfaat Rusa ..................................................................................... 41 16. Nilai Manfaat Sagu..................................................................................... 42 17. Rata -rata Harga Tiap Jenis Hasil Hutan Taman Nasional Manusela ......... 45 18. Nilai Hasil Hutan yang Dipungut oleh Masyarakat per Tahun.................. 46 19. Persepsi Pemungut Hasil Hutan ................................................................. 48
DAFTAR GAMBAR
No.
Teks
Halaman
1. Peta Lokasi Penelitian.................................................................................. 15 2. Kerangka Pemikiran Penelitian.................................................................... 23 3. Tahapan-taha pan untuk Mendapatkan Informasi......................................... 25 4. Fasilitas Sekolah Dasar (SD) di Desa Solea ................................................. 31 5. Lahan Milik Masyarakat yang Ditanami oleh Tanaman Produksi............... 32 6. Lahan Pekarangan Dijadikan Lahan Produksi ............................................. 33 7. Aktivitas Pembakaran untuk Pembukaan Lahan......................................... 34 8. Pengangkutan Kayu Bakar........................................................................... 39 9. Rusa (Cervus timorensis) ............................................................................. 40 10. Pemanfaatan Sagu Mentah......................................................................... 42 11. Pengangkutan Sagu Mentah....................................................................... 42 12. Lokasi Pemanfaatan Sagu .......................................................................... 43 13. Jenis Satwa (Burung) di Pusat Rehabilitasi Satwa Desa Masihulan.......... 47
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Teks
Halaman
1. Karakteristik Responden.............................................................................. 56 2 Aktivitas Pemungutan Hasil Hutan di Taman Nasional Manusela ............... 58 3. Pendapatan di Luar Hasil Hutan................................................................... 64 4. Tingkatan Pendapatan Total Responden Berdasarkan Kelompok Pendapatan Rumah Tangga .......................................................................... 65 5. Pendapatan Total di Luar Hasil Hutan per Kapita (Rp/Tahun) .................... 67 6. Kuisioner Penelitian ..................................................................................... 69 7. Peta Lokasi Pemanfaatan di Taman Nasional Manusela ............................. 81
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Taman Nasional dan kawasan konservasi lainnya, memberikan manfaat
yang tak ternilai dan sangat penting. Manfaat tersebut meliputi kekayaan hasil hutan, laut, perlindungan ekosistem dan sebagainya yang sangat berarti bagi kelangsungan hidup manusia. Karena itu dalam pemanfaatan hasil hutan harus dilakukan dengan cara-cara yang benar, sehingga kelestariannya dapat terjamin. Pemanfaatan hasil hutan dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu manfaat tangible dan manf aat intangible . Manfaat tangible merupakan manfaat yang diperoleh dari sumberdaya alam berbentuk material yang dipungut dan dimanfaatkan langsung oleh masyarakat seperti kayu, getah, rotan, buah-bua han, kulit dan lain sebagainya sedangkan manfaat intangible merupakan manfaat yang diperoleh dari sumberdaya alam tetapi tidak dirasakan langsung oleh masyarakat seperti rekreasi, hidrologi, pendidikan, penelitian, pengaturan iklim dan sebagainya. Berbagai manfaat tersebut merupakan aset nasional yang perlu dipertahankan sehingga pengelolaan suatu kawasan konservasi khususnya taman nasional sangat dibutuhkan. Menurut Departemen Kehutanan Balai Konservasi Sumberdaya Alam VIII Sub Balai Konservasi Sumberdaya Alam Maluku (1997) Taman Nasional Manusela dengan luas 189.000 ha merupakan salah satu kawasan konservasi di Indonesia yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 736/Mentan/X/1982 Tanggal 14 Oktober 1982, yang merupakan gabungan Cagar Alam Wai Nua dan Cagar Alam Wai Mual serta tambahan perluasan perairan. Tekanan penduduk terhadap ekosistem Taman Nasional Manusela berpangkal dari kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keberadaan taman nasional sebagai daerah penyangga kehidupan dan sumber plasma nuftah (Departemen Kehutanan Balai Konservasi Sumberdaya Alam VIII Sub Balai Konservasi Sumberdaya Alam Maluku 1997). Pengetahuan masyarakat akan fungsi dan manfaat taman nasional pada umumnya juga masih sangat kurang. Tekanan dan ancaman terhadap kawasan Taman Nasional Manusela diantaranya adalah
perambahan kawasan, perburuan satwa tanpa ijin, pencurian kayu, pengambilan kayu bakar, rotan, rempah-rempah dan berbagai sumberdaya alam lainnya. Pemanfaatan kawasan konservasi di luar fungsinya tidak jarang menimbulkan berbagai tekanan terhadap keutuhan kawasan dan potensinya. Di beberapa kawasan taman nasional, misalnya yang menurut tujuan penetapan peruntukkannya sebagai kawasan yang tertutup untuk kegiatan manusia yang bersifat ekstraktif, saat ini telah berkembang kegiatan pertambangan, pemukiman, perkebunan,
industri,
baik
secara
fisik
lingkungan
maupun
ekonomi.
Ketergantungan masyarakat pada saat ini dapat dikategorikan menjadi legal dan tidak legal. Ketergantungan yang tidak legal ini jika tidak dilakukan pengaturan yang memadai akan dapat merusak potensi sumberdaya taman nasional sedangkan ketergantungan yang legal dapat ditingkatkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Paradigma pemanfaatan sumberdaya alam hayati seharusnya tidak hanya dibatasi pada pemanfaatan jasa hutan dan lingkungannya se mata, melainkan juga harus dimungkinkan pemanfaatan bentuk lain yang secara riil mampu berkontribusi nyata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat tanpa menganggu fungsi kawasan secara keseluruhan (Soekmadi,
2005).
Tolak ukur
keberhasilan pengelolaan suatu taman nasional, salah satunya dinilai dari seberapa jauh luas taman nasional bisa dipertahankan dari berbagai bentuk gangguan dan perambahan dari luar, termasuk perlindungan terhadap spesies flora dan fauna yang terancam punah dan dilindungi. Namun demikian secara simultan taman nasional tetap dituntut selalu memberikan manfaat sosial ekonomi yang kongkrit dan lestari. Minimal, manfaat itu dapat dirasakan langsung oleh masyarakat sekitarnya. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, untuk mengetahui seberapa besar manfaat riil yang diperoleh oleh masyarakat dengan keberadaan sumberdaya alam di Taman Nasional Manusela, maka dilakukan studi pemanfaatan hasil hutan oleh masyarakat sekitar Taman Nasional Manusela.
B.
Permasalahan Pada masyarakat agraris peran sumberdaya hutan untuk konsumsi
langsung dan subsisten. Sedangkan pada masyarakat yang lebih modern utamanya dimanfaatkan untuk konsumsi langsung yang bersifat produktif misalnya pemanenan kayu dan non kayu dan konsumsi tidak langsung seperti fungsi estetis, fungsi hidrologis, fungsi konservasi dan sebagainya (McNelly 1992). Seperti halnya tekanan masyarakat sekitar terhadap keberadaan Taman Nasional Manusela, pertambahan penduduk yang meningkat pesat telah memunculkan berbagai permasalahan, diantaranya adalah kebutuhan hidup penduduk dan kebutuhan lahan. Peningkatan kebutuhan hidup akan pangan, kayu, air, lapangan kerja dan mutu lingkungan hidup, demikian juga dengan kebutuhan lahan untuk perumahan, perindustrian dan pertanian. Upaya pemenuhan kebutuhan yang meningkat baik kualitas maupun kuantitas, secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan tekanan dan ancaman terhadap sumberdaya alam. Masyarakat cenderung memilih masuk kawasan hutan untuk memanfaatkan hasil hutan yang ada di dalamnya. Pemanfaatan hasil hutan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar tentu saja dilarang oleh pengelola kawasan Taman Nasional Manusela karena sangat mengancam keberadaan sumberdaya alam yang ada di kawasan Taman Nasional Manusela. Walaupun larangan pemanfaatan tersebut telah ditekankan, namun karena masih kurangnya kepedulian masyarakat terhadap peraturan yang berlaku, dan pengambilan hasil hutan tetap saja terjadi dan hal ini dianggap ilegal oleh pengelola Taman Nasional Manusela.
C.
Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui karakteristik masyarakat yang memanfaatkan hasil hutan. 2. Mengidentifikasi
jenis-jenis
hasil
hutan
yang
dimanfaatkan
oleh
masyarakat di dalam kawasan Taman Nasional Manusela. 3. Mengkalkulasi manf aat nyata yang diperoleh masyarakat dari pemanfaatan hasil hutan yang berada di Taman Nasional Manusela serta menghitung tingkat ketergantungan pemanfaat terhadap hasil hutan di dalam kawasan Taman Nasional Manusela. 4. Mengetahui persepsi masyarakat dan pengelola taman nasional dengan adanya Taman Nasional Manusela dalam rangka meningkatkan sistem pengelolaan Taman Nasional Manusela.
D.
Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan
dalam pengelolaan Taman Nasional Manusela pada masa yang akan datang untuk menciptakan suatu pola hubungan yang lebih baik antara pengelola kawasan dengan masyarakat sekitar, sehingga kelestarian kawasan lebih terjamin dan kesejahteraan masyarakat dapat lebih ditingkatkan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Taman Nasional Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 mengenai Konservasi
Sumberdaya Alam Hutan dan ekosistemnya, Taman Nasional didefinisikan sebagai berikut : Taman Nasional adalah suatu kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli dikelola dengan sistem zonasi, yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. Menurut Davey dan Philips (1998) terdapat defenisi baru untuk kawasan lindung (IUCN 1994a). The World Conservation Union (IUCN) memberikan rencana berdasarkan tipe kawasan lindung yang akan diubah dan disederhanakan oleh World Commisison on Protected Area (WCPA) dalam enam kategori manajemen yakni : •
Perlindungan yang tepat : a) Menyediakan perlindunga n alami, b) Daerah hutan belantara,
•
Konservasi ekosistem dan rekreasi (taman nasional),
•
Konservasi ciri-ciri alami (monumen alami),
•
Konservasi melalui manajemen aktif (manajemen habitat/spesies),
•
Konservasi tanah dan rekreasi (perlindungan tanah),
•
Penggunaan kelestarian bagi ekosistem alami (manajemen wilayah perlindungan sumberdaya). Pembangunan taman nasional ditujukan untuk menciptakan pengelolaan
yang berhasil guna dan mewujudkan upaya konservasi sumberdaya alam yang berfungsi sebagai pelindung unsur ekologi dan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keragaman jenis plasma nutfah serta pelestarian pemanfaatan penunjang kehidupan dan kesejahteraan masyarakat (Direktorat Taman Nasional dan Hutan Wisata 1984). Menurut Hartono (1986) dalam Setiawan (1999) tujuan utama pembangunan taman nasional adalah menjaga keutuhan keterwakilan ekosistem. Keterwakilan ekosistem ini berarti melindungi ekosistem itu dari kerusakan dan merehabilitasi kembali apa yang sudah terlanjur rusak, disamping
itu haruslah ada upaya menghilangkan sebab kerusakan dan menghentikan kegiatan perusakan tersebut. Adapun sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan Taman Nasional seperti pedoman yang dikeluarkan oleh Direktorat Taman Nasional dan Hutan Wisata (1984) meliputi empat hal pokok, yaitu : •
Memperbaiki fungsi kawasan konservasi semaksimal mungkin sesuai dengan daya dukungnya,
•
Menciptakan hubungan antara konservasi dan kepentingan pembangunan melalui pengembangan budidaya pertanian dan perikanan dari aneka ragam jenis yang ada sebagai sumber plasma nutfah,
•
Meningkatkan suatu pelayanan bagi pengunjung untuk memanfaatkan taman nasional baik untuk penelitian, wisata, pengambilan gambar dan penulisan untuk publikasi maupun kegiatan lainnya, dan
•
Membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar taman nasional antara lain dengan menyediakan lapangan kerja, memacu terciptanya jasa angkutan dan akomodasi serta mendorong pembangunan di berbagai sektor lainnya. Menurut Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam (1982) untuk
menjamin berhasilnya pengelolaan taman nasional dalam usaha mencapai sasaran pokok proteksi dan kegembiraan perlu adanya ruang bagi para pengunjung dan bagi kepentingan perlindungan, alokasi demikian disebut sistem zoning. Sistem pengelolaan kawasan taman nasional dibagi beberapa zone dalam hubungannya dengan kegiatan manusia, zone tersebut adalah : •
Mintakat inti (Sanctuary Zone), di daerah ini tidak ada kegiatan manusia dan yang hanya boleh dilakukan adalah tindakan-tindakan yang diperlukan untuk preservas i dan penelitian,
•
Mintakat rimba (Wilderness Zone), daerah ini merupakan jalan berpemandangan indah, jalan-jalan yang melalui hutan lebat, jalan setapak dan lain -lain serta menjadi tempat berlindung yang menarik dan sederhana dan tempat yang tepat untuk melihat satwa yang menarik bagi pengunjung taman nasional,
•
Mintakat
pemanfaatan
(Intensive
Use
Zone) ,
pada
prinsipnya
pengelolaannya bertujuan untuk dapat dicapai pengunjung yang banyak dan intensif, sehingga tersedia fasilitas-fasilitas bagi pengunjung, •
Zona pemanfaatan khusus, mencakup tanah yang diperlukan untuk pelayanan pengelolaan,
•
Zona perbaikan, merupakan daerah yang termasuk dalam kawasan yang dilindungi, dimana seperti bekas perladangan dan penggembalaan ternak, dan
•
Zona
historis,
termasuk
kawasan
prasejarah
atau
menunjukkan
kearkeologian dan kawasan lain yang menunjukkan wajah budaya.
B.
Interaksi Masyarakat Sekitar dengan Taman Nasional Interaksi merupakan suatu hubungan yang terjadi antara dua faktor atau
lebih yang saling mempengaruhi dan saling memberikan aksi reaksi (Moen 1973 dalam Firmansyah 2004). Masyarakat di sekitar taman nasional adalah sekumpulan individu, keluarga dan komunitas tradisional atau modern yang bertempat tinggal tetap atau terus menerus pada suatu areal tertent u. Areal ini berada di dalam atau berbatasan dengan suatu kawasan taman nasional yang telah berdiri atau telah diusulkan sebagai kawasan taman nasional (West dan Brechin 1995 dalam Wibisono 1997). Kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar taman nasional relatif rendah ini merupakan faktor pendorong yang kuat untuk melakukan tekanan-tekanan terhadap sumberdaya alam di taman nasional (Alikodra 1989). Pengelolaan kawasan dilindungi oleh agen spesifik sangat mempengaruhi berbagai macam kelompok masyarakat. Kelompok tersebut meliputi masyarakat yang tinggal di dalam atau di luar kawasan, terutama sejumlah orang yang menggunakan atau memperoleh sumberdaya alam dari kawasan dilindungi, selain itu juga meliputi sejumlah orang yang memiliki pengetahuan, kapa sitas dan aspirasi yang berhubungan dengan pengelolaannya serta sejumlah orang yang mengenal nilai budaya, agama dan rekreasi di kawasan tersebut (Borini dan Feyerabend 1999).
Berdasarkan hasil kongres WCPA terakhir pada tahun 2003, diamandatkan bahwa pengelolaan kawasan konservasi harus mampu memberikan manfaat ekonomi bagi para pihak yang berkepentingan, termasuk masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan konservasi. Masyarakat tersebut akan termotivasi berperan serta untuk kepentingan pengelolaan kawasan dalam jangka panjang. Hal ini akan berimplikasi terbukanya akses bagi masyarakat terhadap pemanfaatan potensi sumberdaya alam yang terdapat dalam kawasan secara berkesinambungan (Soekmadi 2005). Menurut Phillips (2002) peraturan yang sangat tegas menyatakan bahwa tidak ada kawasan dilindungi dapat sukses dalam jangka waktu yang lama jika berlawanan dengan kondisi lokal. Selain itu juga menurut MacKinnon et al. (1993), bahwa keberhasilan pengelolaan banyak bergantung pada kadar dukungan dan penghargaan yang diberikan kepada kawasan yang dilindungi oleh masyarakat sekitar. Di tempat dimana kawasan dilindungi dipandang sebagai penghalang, penduduk setempat dapat menggagalkan pelestarian. Tetapi bila pelestarian dianggap sebagai sesuatu yang positif manfaatnya, penduduk setempat sendiri yang akan bekerjasama dengan pengelola dalam melindungi kawasan itu dari pengembangan yang membahayakan. Menurut MacKinnon et al. (1993), interaksi masyarakat dengan kawasan yang dilindungi dapat diarahkan pada suatu tingkat integrasi dimana keperluan masyarakat akan sumberdaya alam dapat dipenuhi tanpa mengganggu atau merusak potensi kawasan. Salah satu alternatifnya adalah membentuk daerah penyangga sosial yaitu daerah penyangga yang berguna untuk mengalihkan perhatian masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga mereka tidak merugikan hutan tersebut. Daerah penyangga juga dapat berfungsi sebagai usaha pertanian intensif, tempat untuk mengembangkan dan membina hubungan tradisional antara manusia dengan alam. Keberhasilan pengelolaan banyak bergantung pada kadar dukungan dan penghargaan yang diberikan kepada kawasan yang dilindungi dipandang sebagai penghalang, penduduk setempat dapat menggagalkan pelestarian. Tetapi bila pelestarian dianggap sebagai sesuatu yang positif manfaatnya, penduduk setempat sendiri yang akan bekerjasama
dengan pengelola dalam melindungi kawasan itu dari pengembangan yang membahayakan. bb Menurut Departemen Kehutanan Balai Konservasi Sumberdaya Alam VIII Sub Ba lai Konservasi Sumberdaya Alam Maluku (1997), kegiatan konservasi sumberdaya alam yang dikelola dalam bentuk kawasan konservasi seperti halnya Taman Nasional Manusela, tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan pembangunan daerah di sekitarnya. Oleh karena itu, keadaan sosial budaya masyarakat sekitar kawasan sangat berpengaruh terhadap dan dipengaruhi oleh keberadaan kawasan Taman Nasional Manusela. Masyarakat di sekitar Taman Nasional Manusela mempunyai mata pencaharian pokok dari usaha pertanian, perikanan dan peternakan.secara umum, taraf hidup masyarakat di dalam mengelola lahan masih bersifat subsisten, yaitu memproduksi lahan untuk konsumsi sendiri. Tingkat pendidikan secara umum masih sangat rendah, sehingga penggarapan dalam bidang sektor pertanian dan perikanan juga masih sangat rendah. Keadaan sosial ekonomi masyarakat yang demikian menimbulkan berbagai permasalahan yang merupakan tekanan terhadap kawasan dan sumberdaya alam Taman Nasional Manusela. Interaksi yang terjadi
antara masyarakat dengan taman nasional
diantaranya interaksi pemanfaa tan terhadap jenis-jenis hasil hutan seperti pengambilan kayu bakar (rencek), madu, buah, sayur -sayuran, umbi-umbian, rempah-rempah, rotan, bambu, sagu, dan berbagai sumberdaya alam lainnya pada kawasan Taman Nasional Manusela. Sebagian besar kegiatan tersebut disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang ketentuan-ketentuan yang terkait dengan Taman Nasional Manusela. Di sisi lain, disebabkan oleh terbatasnya alternatif bagi pemenuhan kebutuhan dasar mereka sehari-hari.
C.
Manfaat Hasil Hutan Manfaat adalah pertambahan nilai pasar hasil tanaman, ikan serta barang
lain karena perbaikan kualitas lingkungan (Hufschmidt et al. 1987). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan pengertian hasil hutan adalah benda -benda hayati, non hayati dan turunannya, serta jasa yang berasal dari hutan. Benda -benda hayati meliputi hasil nabati dan hewani beserta turunannya, sedangkan benda-benda non hayati berupa sumber air, udara bersih, dan lain-lain
yang tidak termasuk benda-benda tambang. Jasa yang biasa diperoleh dari hutan adalah berupa jasa wisata, keindahan dan keunikan, perburuan dan lain-lain. Beberapa manfaat kawasan konservasi dikategorikan oleh Dixon dan Sherman (1990) antara lain : manfaat rekreasi, perlindungan daerah aliran, prosesproses ekologis, keragaman hayati, pendidikan dan penelitian, manfaaat-manfaat konsumtif, manfaat-manfaat non konsumtif serta nilai-nilai masa depan. Berdasarkan manfaatnya, jenis hasil hutan dapat dibedakan dalam dua golongan yaitu
manfaat tangible dan manfaat intangible . Manfaat tangible
merupakan manfaat yang diperoleh dari sumberdaya alam berbentuk material yang dipungut dan dimanfaatkan langsung oleh masyarakat seperti kayu, getah, rotan, buah-buahan, madu dan lain sebagainya. Sedangkan manfaat intangible merupakan manfaat yang diperoleh dari sumberdaya alam tetapi tidak dirasakan langsung oleh masyarakat seperti rekreasi, hidrologi, pendidikan, penelitian, pengaturan iklim dan sebagainya. Pemanfaatan kawasan taman nasional secara umum mencakup kegiatan pemanfaatan atas potensi sumberdaya alam taman nasional yakni berupa: a) Pemanfaatan kawasan sebagai sumber plasma nutfah, untuk selanjutnya plasma nutfah tersebut dibudidayakan dan dikembangkan di luar kawasan taman nasional antara lain untuk kepentingan budidaya jamur, budidaya tanaman obat, budidaya tanaman hias, penangkaran satwa dan lain-lain. b) Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu yang mencakup pengambilan dan pemungutan hasil hutan bukan kayu dengan tidak merusak fungsi kawasan taman nasional seperti pengambilan madu, pengambilan getah, pengambilan buah, pengambilan umbi-umbian dan lain-lain. c) Pemanfaatan jasa wisata dan lingkungan yang mencakup pemanfaatan potensi wisata dan jasa lingkungan tanpa merusak fungsi kawasan taman nasional seperti pemanfaatan obyek wisata untuk kegiatan pariwisata dan rekreasi alam, pemanfaatan air, pemanfaatan keindahan dan kenyamanan, pemanfaatan untuk penelitian dan pendidikan, dan lain-lain.
Keberadaan kawasan konservasi masih belum dirasakan manfaatnya secara optimal, baik oleh masyarakat sekitar dan masyarakat yang tinggal di dalam kawasan, maupun bagi daerah itu sendiri. Karena itu, paradigma pemanfaatan sumberdaya alam hayati seharusnya tidak hanya diba tasi pada pemanfaatan jasa hutan dan lingkungannya semata, melainkan juga harus dimungkinkan pemanfaatan bentuk lain yang secara riil mampu berkontribusi nyata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat tanpa menganggu fungsi kawasan secara keseluruhan (Soekmadi 2005).
D.
Penilaian Terhadap Manfaat Hasil Hutan Nilai adalah persepsi manusia yang merupakan harga sesuatu yang dinilai
oleh setiap individu dan tergantung pada waktu dan tempat (Davis dan Johnson 1987). Sedangkan penilaian diartikan seba gai pendugaan terhadap nilai dari sesuatu, kemudian dinyatakan harganya. Jenis nilai yang dimaksudkan secara umum adalah nilai pasar. Dalam keadaan dimana tidak ada pasar sama sekali untuk komoditi-komoditi dari jenis-jenis yang akan dinilai digunakan standar lain yaitu dengan substitusi atau nilai barang penggantinya (Duerr 1960). Dalam melakukan penilaian terhadap manfaat hutan, penilaian lebih banyak dilakukan untuk menilai manfaat tidak langsung seperti nilai rekreasi dan fungsi hidrologis sedangkan manfaat langsung sebagian belum dinilai misalnya kayu bakar, tanaman obat, rumput-rumputan, tanaman hias dan hasil lain. Peran dari adanya pengelolaan taman nasional adalah mencegah hilangnya atau menambahkan nilai sumberdaya yang merupakan asetnya ters ebut. Penilaian sumberdaya dapat menggunakan teknik ekonomi untuk mengatur secara kuantitatif nilai pemanfaatan dan non pemanfaatan sebuah taman nasional (Merril dan Elfian 2001). Beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian ekonomi dari hasil hutan diantaranya : 1. Metode Nilai Pasar Nilai pasar adalah nilai atau angka rupiah yang ditetapkan untuk transaksi atau jual beli di pasar. Nilai yang dianggap standar adalah nilai pasar, yakni harga
yang ditetapkan untuk penjual dan pembeli tanpa campur tangan pihak lain atau keadaan kompetisi sempurna (Davis dan Johnson 1987). Harga pasar dari sebuah barang adalah cara yang paling lazim digunakan untuk menentukan nilai barang tersebut (Lowe and Lewis 1980 dalam Wibisono 1997). 2. Metode Nilai Relatif Metode nilai relatif pada prinsipnya adalah menilai suatu barang yang belum ada pasarnya dengan memperbandingkannya dengan barang lain yang sudah diketahui harga pasarnya dan dalam penilaian tersebut apabila sekali suatu benda yang dinilai masyarakat atau sudah diketahui harga pasarnya, maka nilai benda itupun dapat diketahui (Davis dan Johnson 1987). 3. Metode Biaya Pengadaan Metode biaya perjalanan (travel cost method) sebagai salah satu teknik penilaian manfaat secara tidak langsung, pada dasarnya adalah pendekatan untuk menilai manfaat dari suatu barang dengan cara menghitung korbanan-korbanan yang dikeluarkan oleh konsumen agar dapat mengkonsumsi barang yang akan dikonsumsinya (Davis dan Johnson 1987). Dalam hal manfaat barang dan ja sa hutan jika digunakan untuk konsumsi sendiri, metode biaya perjalanan dimodifikasi menjadi metode biaya pengadaan. Metode biaya pengadaan ini pada prinsipnya menghitung berapa uang yang dikorbankan konsumen untuk memperoleh barang yang akan dikonsumsinya. Terdapat lima karakteristik dari kawasan konservasi yang membuat penilaian ekonomi sumberdaya menjadi sulit (Dixon and Sherman 1990) antara lain : •
Tidak ada persaingan : tidak ada kompetisi dalam mengkonsumsi jasa -jasa yang diberikan oleh kawasan konservasi.
•
Tidak ada pengecualian : akses yang terbuka terhadap sumberdaya sering menyebabkan tidak adanya harga pasar terhadap sumberdaya tersebut kendati pun nilai aktualnya cukup besar.
•
Manfaat mengalir ke luar kawasan : manfaat kawasan konservasi dapat menyebar ke wilayah pemukiman penduduk non-tempatan, propinsi atau negara lain, yang menyebabkan harga jasa-jasa ini di bawah nilai sesungguhnya.
•
Ketidakpastian : kegagalan pasar terjadi karena informasi yang tidak lengkap atau tidak benar mengenai kela ngkaan sumberdaya alam yang terdapat di dalam kawasan konservasi.
•
Tidak dapat diperbaharui : seandainya suatu kawasan konservasi rusak, jelas akan memakan waktu berabad-abad untuk dapat mengembalikannya lagi seperti sediakala, sehingga suplai barang dan jasa menjadi tidak elastis yang menyebabkan nilai aktual dari kawasan konservasi tersebut sulit diukur.
III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A.
Sejarah, Letak dan Luas Kawasan Pada Tahun 1972 di Pulau Seram ditetapkan dua kawasan hutan sebagai
cagar alam, yaitu kawasan hutan Wae Nua (20.000 Ha) dan kawasan hutan Wae Mual
(17.500
Ha)
melalui
Surat
Keputusan
Menteri
Pertanian
No.
557/Kpts/Um/12/1972. Pada tahun 1978 kedua kawasan cagar alam tersebut diusulkan oleh FAO dan PPA untuk disatukan pengelolaannya diperluas menjadi taman nasional. Kemudian pada Tahun 1980 melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 840/Kpts/Um/1980 telah ditunjuk areal hutan Gunung Kobipoto, Gunung Siguli dan Gunung Lokosatupe, Wae Mual dan sekitarnya seluas 18.300 Ha sebagai hutan suaka alam dan menggabungkan menjadi satu dengan Cagar Alam Wae Mual. Selanjutnya pada Kongres Taman Nasional Sedunia II di Denpasar Tahun 1982 melalui Surat Pernyataan Menteri Pertanian No. 736/Mentan/X/1982 Tanggal 14 Oktober 1982, Taman Nasional Manusela ditetapkan sebagai kawasan konservasi dengan luas 189.000 Ha. Kawasan Taman Nasional Manusela secara geografis terletak antara 129°9'3"-129°46'14" BT dan 2°48'24"-3°18'24" LU. Secara administratif pemerintahan kawasan Taman Nasional Manusela termasuk di wilayah Kecamatan Seram Utara yang berkedudukan di Wahai dan Kecamatan Tehoru di Tehoru, Kabupaten Daerah Tingkat II Maluku Tengah, Propinsi Daerah Tingkat I Maluku. Menurut administratif kehutanan, Taman Nasional Manusela te rmasuk wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan Seram Selatan, Cabang Dinas Kehutanan Maluku Tengah, Dinas Kehutanan Maluku. Kawasan Taman Nasional Manusela berbatasan dengan : l
Sebelah Utara, berbatasan dengan garis pantai sebelah barat Desa Pasahari, Tanjung Mual sampai Labuhan menuju ke Selatan Desa Soka menyusuri anak sungai Wai Toluarang menuju Desa Roho, Sawai dan mengikuti garis pantai ke arah Barat menuju Desa Saleman.
l
Sebelah Timur, membentang mulai dari Desa Lairuku di kawasan Seram Selatan ke utara menuju Desa Manusela, Maraina, Kanikeh kembali ke arah Timur menuju Desa Hatuolo menyusuri Sungai Wae Isal sampai ke Desa Pasahari.
l
Sebelah Selatan, berbatasan dengan Desa Laimu, Manoratu, Tehoru, Mosso, Yaputih sampai ke Desa Saunulu.
l
Sebelah Barat, berbatasan dengan Desa Saunulu dan Tanjung Mual di sebelah Selatan kemudian ke arah Barat Laut menyusuri Wae Kawa sampai Desa Saleman.
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
B.
Aksesibilitas Lokasi Taman Nasional Manusela dapat dicapai melalui pantai Utara
(Sawai dan Wahai) atau melalui pantai Selatan (Tehoru dan Moso). Rute dari Moso sangat cocok bagi yang menyukai pendakian, karena kelerengannya sekitar 30%. Dari Ambon ke Masohi menggunakan ferry setiap hari sekitar 8 jam, dilanjutkan ke Saka menggunakan mobil sekitar 2 jam, dan ke Wahai menggunakan speedboat sekitar 2 jam.
C.
Topografi Kawasan Taman Nasional Manusela mencakup 19% dari keseluruhan luas
Pulau Seram, keadaan lahannya sebagian besar bergelombang dan berupa pegunungan kapur. Topografi kawasan Taman Nasional Manusela mulai dari dataran (dataran Mual), bergelombang, berbukit, sampai bergunung-gunung dengan ketinggian mulai dari 0-3027m dpl. Kemiringan lahan berkisar antara 3060% mulai dari Gunung Merkele sampai Gunung Binaya sebagai puncak tertinggi. Sebagian besar kawasan ini memiliki kelerengan yang sangat tajam dengan lembah-lembah yang dalam. Bagian yang relatif landai terletak di bagian utara sekitar Wahai dan Sasarata serta bagian selatan di daerah Hatumete, Hatu dan Woke. Berdasarkan ketinggian di atas permukaan air laut, kawasan Taman Nasional Manusela dibedakan menjadi empat kategori yaitu : 1.
Dataran rendah di bawah ketinggian 500 m dpl.
2.
Dataran tinggi antara 500-1500 m dpl.
3.
Daerah pegunungan antara 1500-2500 m dpl.
4.
Zona sub alpin dengan ketinggian di atas 2500 m dpl.
D.
Iklim Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson (Departemen
Kehutanan Balai Konservasi Sumberdaya Alam VIII Sub Balai Konservasi Sumberdaya Alam Maluku 1997) kawasan Taman Nasional Manusela termasuk dalam daerah iklim tipe A dengan nilai Q = 27, 9. Rata-rata curah hujan berkisar antara 1500 mm sampai dengan 2000 mm dengan temperatur udara antara 25º-30° C dengan kelembaban udara rata -rata 82,9%-93,5%. Musim kemarau dan penghujan di daerah Kabupaten Maluku Tengah tidak datang pada waktu yang bersamaan. Di bagian Selatan Pulau Seram dan Buru serta pulau-pulau kecil di sekitarnya musim timur/tenggara berlangsung antara bulan Mei-September dan mencapai puncak pada bulan Juni-Agustus. Musim barat terjadi pada bulan November dan Desember dengan angin barat dan barat laut yang berubah-ubah. Pada bulan-bulan itu curah hujan relatif kecil. Musim
pancaroba jatuh pada bulan April dan Oktober sedangkan pada bulan Oktober dan November telah masuk musim kemarau. Bagian Utara Pulau Seram dan Buru serta pulau-pulau kecil lainnya bermusim tidak teratur. Semakin ke Utara semakin banyak kabut sehingga hujan turun hampir tiap bulan. Musim barat berlangsung antara Desember-Maret dengan angin barat laut yang tidak teratur. Data untuk Kecamatan Wahai mewakili semua daerah Manusela bagian Utara menunjukkan musim penghujan berlangsung mulai dari bulan November-April, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan MeiOktober.
E.
Geologi dan Tanah Berdasarkan Peta Geologi Indonesia Tahun 1965 skala 1 : 2.000.000 yang
diterbitkan oleh Direktorat Geologi Bandung (Departemen Kehutanan Balai Konservasi Sumberdaya Alam VIII Sub Balai Konservasi Sumberdaya Alam Maluku 1997) , formasi geologi Taman Nasional Manusela terdiri dari batuan sedimen meozoikum tak dibedakan, trias meogen, alluvium, terumbu koral dan sekis hablur. Menurut penelitian Rutten dan Germeraad (1946) dalam Departemen Kehutanan Balai Konservasi Sumberdaya Alam VIII Sub Balai Konservasi Sumberdaya Alam Maluku (1997), kawasan Taman Nasional Manusela terbentuk oleh 2 formasi geologi yang berbeda. Kedua jenis formasi geologi tersebut yaitu : 1.
Formasi batu kapur tersier yang membentuk gunung-gunung dari tepi Gunung Merkele dan Kabipoto.
2.
Formasi batuan yang terdiri dari endapan alluvial, konglomerat pasir laut dan batuan kerikil yang membentuk dataran di sebelah utara dan lembah Manusela. Konglomerat yang berasal dari batuan quarter kemudian membentuk bukit -bukit dari tepi yang rendah namun curam di dataran Mual. Berdasarkan data yang ada, kawasan Taman Nasional Manusela terbentuk
oleh dua asosiasi tanah yaitu : 1.
Orthic aerosols, asosiasi tanah ini menempati daerah dataran rendah Mual. Jenis tanah ini bersifat asam dengan kandungan bahan organik rendah serta berdrainase jelek. Per mukaan tanah dataran tersebut sering tercuci oleh
banjir, hal ini terbukti dengan ditemukannya bercak-bercak besar berupa pasir putih yang menempel di pepohonan. 2.
Dystris cambisol, asosiasi tanah ini menempati kawasan tepi-tepi Gunung Merkele dan Kabipoto. Jenis tanah ini bersifat agak asam sampai asam dengan kandungan bahan organik rendah dengan drainase jelek. Secara umum tanah tersebut kurang subur. Berdasarkan Peta Tanah Bagan Indonesia Tahun 1968 dengan skala 1 :
2.500.000. yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian Tanah Bogor (Departemen Kehutanan Balai Konservasi Sumberdaya Alam VIII Sub Balai Konservasi Sumberdaya Alam Maluku 1997) , kawasan Taman Nasional Manusela terdiri dari jenis-jenis tanah sebagai berikut : 1.
Red Yellow Podzolik, menempati lahan dengan topografi datar sampai berombak terletak di dataran yang terpengaruh oleh pasang surut air laut.
2.
Alluvial, menempati daerah pasang surut.
3.
Grey Brown Podzolik, menempati lahan dengan topografi berbukit sampai dengan bergunung di daerah vulkan.
F.
Hidrologi Areal Taman Nasional Manusela dialiri sejumlah sungai yang berhulu di
Gunung Kabipoto yang mengalir ke arah Utara melewati dataran Mual menuju laut. Sungai-sungai besar yang ada antara lain : Wae (sungai) Mual, Wae Toluarang dan Wae Isal yang memiliki panjang lebih dari 75 km. Sungai-sungai lain yang lebih kecil adalah Wae Kawa, Wae Nua, Wae Sariputih, Wae Samal dan Wae Tolohatela. Sungai-sungai tersebut beserta anak-anak sungainya memiliki aliran deras dan melewati kawasan dengan konfigurasi lapanga n yang terjal.
G.
Kondisi Flora dan Fauna Potensi sumberdaya alam hayati di Taman Nasional Manusela sangat
beragam, dapat ditemui berbagai ekosistem, diantaranya ekosistem pantai, ekosistem rawa payau, ekosistem mangrove, ekosistem rawa air tawar, hutan sekitar tebing, hutan tropika basah dataran rendah, hutan tropika basah pegunungan dan hutan sub alpin.
Kekayaan fauna juga beranekaragam, terutama jenis burung, dan berbagai satwa endemik seperti mamalia dan reptilia. Jenis mamalia tersebut yakni bandicoot/mapea (Rhycomeles prattorum), kusu (Spilocuscus maculatus, dan Phalanger orientalis), dan lima jenis rodensia, yaitu Melomys aerosus, Melomys fulgens, Melomys flaterculus, Rattus ceramicus dan Rattus feliceus. Selain itu dijumpai jenis mamalia yang lebih besar yaitu seperti rusa (Cervus timorensis), babi hutan (Sus scrofa dan Sus celebensis), anjing liar (Canis familiaris), kucing liar (Felis catus), dan musang (Paradoxorus hemaproditus, Vivera tangulunga). Jenis kelelawar yang dijumpai antara lain Rousettus amplixicaudus, Pteropus melaopogon, Pteropus ocularis dan Macroglossus minimus. Jenis burung diantaranya adalah Kasturi Tengkuk Ungu (Lorius domicella ) dan Kakatua Maluku (Cacatua moluccensis). Jenis reptilia terdapat satu jenis kadal endemik Pulau Seram yaitu Dibamus seramensis, dua jenis ular yakni Calamaria ceramensis dan Thyphlops kraali dan buaya (Crocodylus pororus). Sedangkan jenis amphibi ditemukan Platymantis papuaensis, Rana modesta, Rana grisea ceramensis, Litoria vagabunda, Litoria sp. Litoria amboinensis, Litoria infrafenata dan Phrynomantis fusca. Jenis kupu-kupu yang terdapat di kawasan Taman Nasional Manusela antara lain Ornithoptera priamus, Ornithoptera goliathorocus, Papilio ulysses, Papilio fuscusfuscus, Grafhium stresemani, Delias manuselensis, Delias sp, Hebomia leucippe leucippe, Valeria jobaea elsa, Enaema candida candida, Idea idea, Danaus chovsippus, Danaus hanata nigra, Eupolea climena melina, Eupoles sp. Dua jenis kupu-kupu endemik Pulau Seram yaitu Epimastidia staudingeri dan Hypochryops dolechallii. Pada daerah laut atau pantai banyak ditemukan taman-taman laut yang menakjubkan, dengan berbagai jenis karang, ikan hias dan tumbuhan laut. Demikian pula kekayaan flora yang ada di Taman Nasional Manusela banyak didominasi oleh jenis anggrek. Selain jenis anggrek terdapat juga jenis pakupakuan (Cyanthea binaya M.Kato dan Cyanthea pukuana M.Kato) dan dipterocarpaceae (Shorea selanica dan Vatica sp.) Adapun genus Eucalyptus yaitu Eucalyptus deglupta .
H.
Keadaan Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat.
1.
Gambaran Desa-desa di sekitar Taman Nasional Manusela Desa-desa di sekitar Taman Nasional Manusela yang memiliki dampak
langsung dengan pengelolaan taman nasional berjumlah 22 desa, terbagi ke dalam 2 kecamatan yaitu Kecamatan Seram Utara sebanyak 17 desa dan Kecamatan Tehoru sebanyak 5 desa. Desa -desa ini tersebar dari dataran rendah pantai sampai daerah pegunungan. 2.
Kependudukan Jumlah penduduk untuk seluruh desa sekitar Taman Nasional Manusela
sebanyak 38.399 jiwa dengan rincia n sebagai berikut : Kecamatan Seram Utara berjumlah 24.716 jiwa sedangkan Kecamatan Tehoru berjumlah 13.683 jiwa (Biro Pemerintahan Provinsi Maluku 2004). 3.
Mata Pencaharian Mata pencaharian utama masyarakat desa lokasi penelitian adalah petani.
Sedangkan yang lainnya adalah karyawan, pedagang, tukang, dan pensiunan. Komuniti utama dari usaha tani tersebut untuk tanaman pangan adalah jenis buah-buahan, umbi-umbian dan sebagainya , sedangkan tanaman perkebunan yang diusahakan adalah kelapa, coklat, kakao, durian dan cengkih. 4.
Pendidikan Sarana Pendidikan di Kecamatan Seram Utara dan Kecamatan Tehoru
berjumlah 47 unit yang meliputi 39 unit SD, 6 unit SLTP dan 2 unit SLTA (Departemen Kehutanan Balai Konservasi Sumberdaya Alam VIII Sub Balai Konservasi Sumbe rdaya Alam Maluku 1997). 5.
Sarana dan Prasarana Pada Kecamatan Seram Utara dan Kecamatan Tehoru terdapat jalan-jalan
raya dengan kondisi yang baik, dengan sarana transportasi dari desa ke desa yang menggunakan kendaraan beroda dua, beroda empat, maupun transportasi laut (speedboat, dan perahu). Disamping itu terdapat fasilitas PLN dan Puskesmas.
6.
Pranata Sosial Susunan sosial masyarakat pada desa-desa lokasi penelitian (Desa Horale,
Desa Sawai, Desa Air Besar, Desa Solea dan Desa Pasahari) pada umumnya sama, yaitu dengan adanya Raja (Kepala Desa) sebagai Kepala Pemerintahan Negeri yang dibantu oleh beberapa staf. Organisasi pemerintahan yang ada pada desa-desa tersebut misalnya LMD (Lembaga Masyarakat Desa) yang berfungsi sebagai pembantu Kepala Desa dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing serta tua -tua adat lainnya yang tugasnya menjalankan acara adat. Tua-tua adat ini juga dianggap sebagai orang yang memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat desa.
IV. METODE PENELITIAN
A.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian tentang studi pemanfaatan hasil hutan oleh masyarakat sekitar
taman nasional (Studi Kasus : Desa Horale, Desa Masihulan, Desa Air Besar, Desa Solea dan Desa Pasahari) dilakukan di Taman Nasional Manusela, Maluku Tengah. Waktu yang diperlukan untuk penelitian ini selama satu bulan yaitu Bulan Agustus-September 2005.
B.
Obyek Penelitian Obyek yang akan diteliti adalah masyarakat sekitar Taman Nasional
Manusela yang memungut hasil hutan yaitu Desa Horale, Desa Masihulan, Desa Air Besar, Desa Solea dan Desa Pasahari .
C.
Kerangka Pemikiran Suatu pola sistem interaksi akan terjadi apabila terjadi hubungan saling
timbal balik. Di dalam ekosistem taman nasional terkandung potensi sumberdaya taman nasional yang meliputi iklim, tanah, flora dan fauna sedangkan pada potensi sumberdaya manusia terdapat karakterististik sosial yang dimiliki oleh setiap masyarakat. Potensi
sumberdaya
taman
nasional
terkandung
suatu
nilai
yang
menyebabkan terjadinya hubungan interaksi dan pemanfaatan sumberdaya taman nasional oleh masyarakat sekitar hutan. Selain melakukan pemanfaatan terhadap sumberdaya taman nasional, masyarakat juga memiliki berbagai harapan dengan adanya taman nasional, sehingga dalam hubungan pemanfaatan tersebut menimbulkan suatu hipotesis dukungan dalam pengelolaan taman nasional yang dipengaruhi dari adanya dua aspek penting tersebut yakni, manfaat taman nasional dan harapan-harapan masyarakat dengan keberadaan taman nasional. Hipotesis tersebut menyatakan bahwa dukungan terhadap pengelolaan taman nasional akan semakin tinggi jika manfaat lebih besar daripada harapan yang diperoleh. Sebaliknya jika manfaat lebih kecil daripada harapan-harapan maka semakin kecil juga dukungan terhadap pengelolaan taman nasional.
Hipotesis dukungan akan mempengaruhi suatu pola manajemen taman nasional dan sangat menentukan keberhasilan pengelolaan taman nasional (Sustainable Park Management). Dengan keberhasilan pengelolaan tersebut akan memberikan keuntungan baik terhadap sumberdaya manusia maupun sumberdaya taman nasional yakni untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan dapat mempertahankan kelestarian taman nasional. Kerangka pemikiran penelitian tersaji pada Gambar 2.
Potensi Sumberdaya Taman Nasional - Iklim - Tanah - Flora dan Fauna
Potensi SDM Karakteristik Sosek Masyarakat Desa Sekitar Hutan
Hubungan Interaksi dan Pemanfaatan
Hipotetik Dukungan Dukungan Tinggi
Manfaat > Ekspektasi
Dukungan Rendah
Manfaat < Ekspektasi
Pola Management
Sustainable Park Management Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian
D.
Batasan Studi
1. Penelitian difokuskan pada pemungutan hasil hutan oleh masyarakat sekitar Taman Nasional Manusela. 2. Responden adalah masyarakat Desa Horale, Desa Masihulan, Desa Air Besar, Desa Solea da n Desa Pasahari yang me mungut hasil hutan dari dalam kawasan taman nasional dan terpilih untuk diwawancarai. 3. Lokasi penelitian adalah daerah di sekitar kawasan Taman Nasional Manusela (Desa Horale, Desa Masihulan, Desa Air Besar, Desa Solea dan Desa
Pasahari), lokasi ini dipilih karena di daerah tersebut terjadi aktivitas pemungutan hasil hutan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar. 4. Hasil hutan adalah benda-benda hayati yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Horale, Desa Masihulan, Desa Air Besar, Desa Solea dan Desa Pasahari seperti kayu bakar (rencek), rotan, sagu, damar dan satwa 5. Manfaat nyata adalah manfaat yang dapat didekati dengan nilai/harga pasar yang ditetapkan dalam transaksi jual beli di pasar.
E. 1.
Metode Penelitian Jenis Data Jenis data yang akan diambil terdiri dari dua jenis data yaitu data utama
dan data penunjang. Data utama berupa : Ø Karakteristik masyarakat pemungut hasil hutan (umur, mata pencaharian, jumlah anggota keluarga, pendapatan, luas lahan dan status kepemilikan lahan) Ø Jenis hasil hutan yang dipungut Ø Volume tingkat pemungutan hasil hutan Ø Intensitas/frekuensi pemungutan hasil hutan Ø Lokasi pemungutan hasil hutan di Taman Nasional Manusela Ø Cara pemungutan hasil hutan dari kawasan Taman Nasional Manusela Ø Harga pasar hasil hutan Ø Persepsi masyarakat dan pengelola dengan keberadaan taman nasional Sedangkan data penunjang berupa : Ø Kondisi umum lokasi penelitian Ø Kondisi sosek lokasi penelitian Ø Peta-peta Taman Nasional Manusela 2.
Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara :
a. Studi pustaka untuk mengumpulkan data sekunder dalam lokasi penelitian. b. Observasi langsung dengan mengamati hasil hutan yang diperoleh di lapangan dan pengamatan perilaku masyarakat dalam memungut hasil hutan. Dalam hal
ini dilakukan pengambilan dokumentasi mengenai aktivitas pemungutan hasil hutan dan kerusakan yang terjadi akibat aktivitas tersebut. c. Wawancara dilakukan secara langsung dengan bantuan kuisioner, namun hal yang tidak tercantum dalam kuisioner, tetapi yang dianggap penting da pat ditanyakan. Dalam wawancara, dilakukan dengan pengambilan contoh (responden) pada beberapa lokasi yang memungut hasil hutan yaitu Desa Horele (10 responden), Desa Masihulan (10 responden), Desa Air Besar (15 Responden), Desa Solea (15 Responden), dan Desa Pasahari (12 responden). Responden dipilih dengan cara sensus dengan unit contoh adalah kepala keluarga yang melakukan pemungutan hasil hutan. Pemilihan responden berdasarkan informasi yang ditanyakan sebelumnya terhadap informan baik itu perangkat desa, tokoh masyarakat maupun petugas Taman Nasional Manusela. Adapun tahapan-tahapan untuk memperoleh informasi mengenai jumlah pemungut hasil hutan, digambarkan sebagai berikut di bawah ini:
Informasi dari perangkat desa
Informasi dari tokoh masyarakat
Informasi dari petugas TN Manusela
Pemungut hasil hutan
Gambar 3. Tahapan-tahapan untuk Mendapatkan Inform asi
Tabel 1. Rekapitulasi Pengumpulan Data No
Jenis Data
1
Utama
Bentuk Data a. Karakteristik masyarakat pemungut hasil hutan (umur, mata pencaharian, jumlah anggota keluarga, pendidikan, luas lahan dan status kepemilikan lahan serta kepemilikan ternak) b. Jenis hasil hutan yang dimanfaatkan (berupa apa hasil hutan yang dimanfaatkan, bagian mana yang dimanfaatkan, tujuan dari pemanfaatan)
c. Volume tingkat pemungutan hasil hutan (Berapa jumlah pemungut per unit) d. Intensitas/frekuensi pemungut hasil hutan (berapa kali pemungutan hasil hutan per minggu, pada saat kapan/musim apa pemungutan tersebut) e. Lokasi pemungutan hasil hutan (dimana lokasi pemungutan hasil hutan yang terdapat di dalam kawasan, jarak lokasi tersebut dengan tempat tinggal pemungut) f. Cara pemungutan hasil hut an dari dalam kawasan (bagaimana cara memungut, adakah kerusakan yang ditimbulkan dengan adanya pemungutan hasil hutan) g. Harga pasar hasil hutan (berapa harga pasarnya/harga yang dapat diperbandingkan dengan harga pasar) h. Persepsi masyarakat dan pengelola terhadap keberadaan TN Manusela
2
3.
Penunjang
a. Kondisi umum lokasi penelitian (sejarah, letak, luas kawasan; iklim; geologi dan tanah; hidrologi; kondisi flora dan fauna) b. Kondisi sosek lokasi penelitian (kependudukan; pendidikan dan kesehatan; mata pencaharian; penggunaan lahan; ketergantungan masyarakat sekitar terhadap kawasan TN Manusela) c. Peta TN Manunsela
Sumber Data Responden informan
Cara Pengumpulan
dan
Wawancara terstruktur dan wawancara bebas
Responden dan informan, Kantor pengelola, kantor pemerintahan sektoral (desa atau kecamatan) Responden dan info rman Responden dan informan
Wawancara terstruktur dan wawancara bebas, studi pustaka
Responden informan
dan
Wawancara terstruktur dan wawancara bebas, lapangan
Responden informan
dan
Wawancara terstruktur dan wawancara bebas, lapangan
Responden informan
dan
Wawancara terstruktur dan wawancara bebas
Responden dan informan, Kantor pengelola, kantor pemerintahan sektoral (desa atau kecamatan) Kantor pengelola
Wawancara terstruktur dan wawancara bebas
Kantor pengelola, kantor pemerintahan sektoral (desa atau kecamatan)
Penelusuran dokumen/studi pustaka, wawancara, lapangan
Kantor pengelola
Penelusuran dokumen/studi pustaka
Wawancara terstruktur dan wawancara bebas Wawancara terstruktur dan wawancara bebas
Penelusuran dokumen/studi pustaka, wawancara
Pengolahan Data dan Analisis Data Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabulasi dan diolah sehingga
mendapatkan manfaat dari hasil hutan dalam terminologi uang secara riil. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan pendekatan harga pasar untuk hasil hutan yang telah diketahui nilai pasarnya sedangkan hasil hutan yang belum diketahui nilai pasarnya tetapi dapat dipertukarkan atau dibandingkan dengan barang atau jasa yang telah ada nilai pasarnya. Penilaian digunakan dengan menggunakan nilai relatif.
Setiap jenis hasil hutan dihitung nilai riilnya dalam bentuk rupiah dari penjumlahan beberapa lokasi pemungutan hasil hutan. Misalnya untuk jenis A, lokasi pemungutan jenis A dibagi menjadi 2 lokasi yaitu A1, A2, dan seterusnya. Jadi nilai riil untuk jenis A tersebut merupakan penjumlahan dari nilai A1, A2, dan seterusnya ( A). Begitu pun untuk jenis hasil hutan lainnya disajikan dalam tabel yang berbeda. Tabel 2. Nilai Manfaat Riil tiap Jenis Hasil Hutan Jenis Hasil Hutan (A)
No. Responden Lokasi 1 V
f / mgg
Lokasi 2 H
V
f / mgg
dst H
V
f / mgg
H
1 2 3 dst rata-rata Nilai Manfaat (Rp/ Thn)
A1
A2
(1+2+…..+dst)
dst
A
Catatan : V = volume f = frekuensi/minggu H = nilai pasar/nilai relatif Nilai manfaat (Rp/tahun) = V x f x H x n
1. Nilai Pemanfaatan Hasil Hutan per Tahun Untuk memperoleh nilai pemanfatan setiap hasil hutan dalam satu tahun, penghitungan dilakukan dengan menggunakan rumus : N=HxVxFxn Dimana : N = Nilai p emungutan suatu hasil hutan per tahun H = Harga jual rata-rata hasil hutan per satuan pemanfaatan V = Volume rata-rata pemanfaatan hasil hutan per satu kali pemanfaatan F = Intensitas pemanfaatan hasil hutan dalam satu tahun (minggu) n = Jumlah pemanfaat
Berdasarkan manfaat riil tiap jenis hasil hutan tersebut, kemudian dilakukan rekapitulasi manfaat riil seluruh jenis hasil hutan dalam bentuk rupiah/tahun seperti tersaji pada tabel berikut: Tabel 3. Rekapitulasi Nilai Manfaat Riil Seluruh Jenis Hasil Hutan Jenis Hasil Hutan Manfaat riil tiap jenis hasil hutan (Rp/ Thn) Manfaat riil seluruh jenis hasil hutan (Rp/ Thn)
Jenis A
Jenis B
Jenis C
dst
A
B
C
dst
( A+B+C……......+dst )
Selanjutnya untuk memperoleh proporsi pemanfaatan hasil hutan terhadap hasil hutan lainnya digunakan rumus sebagai berikut : P= Dimana :
P
N x100 % N total
= Proporsi (persentase) nilai pemanfaatan suatu hasil hutan terhadap hasil hutan lainnya
N
= Nilai pemanfaatan suatu hasil hutan per tahun
Ntotal = Nilai total pemanfaatan seluruh hasil hutan per tahun
2. Tingkat Ketergantungan Masyarakat Tingkat ketergantungan ini ditentukan berdasarkan nilai kontribusi hasil hutan terhadap pendapatan total (Hufschmidt et al. 1987) : Kr = Keterangan :
Ph x100 % ∑P
Kr
= Tingkat ketergantungan relatif (%)
Ph
= Pendapatan dari hasil hutan (Rp/thn)
P
= Pendapatan total (Rp/thn)
Ta hap terakhir yang harus dilakukan adalah analisis data, yaitu analisis tabel yang sudah dibuat. Analisis ini dilakukan secara deskriptif yaitu suatu analisis yang memberikan penjelasan, keterangan dan gambaran tentang subyek penelitian.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Masyarakat yang Melakukan Pemungutan Hasil Hutan Masyarakat sekitar Taman Nasional adalah sekumpulan individu, keluarga dan komunitas tradisional atau modern yang bertempat tinggal tetap atau terus menerus pada suatu areal tertentu (West dan Brechin 1995 dalam Wibisono 1997).
Untuk menjaga kelangsungan hidupnya, mereka akan berusaha untuk
bertahan hidup. Cara dan pola hidup masyarakat yang telah diterapkan turun temurun ini, akan menjadi karakteristik masyarakat tersebut. Karakteristik masyarakat yang melakukan pemungutan hasil hutan pada lima desa lokasi penelitian disajikan dalam bentuk tabulasi meliputi umur, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, mata pencaharian, kepemilikan lahan, dan pendapatan di luar hasil hutan 1. Umur Umur responden hasil hutan berkisar antara 23-60 tahun. Dengan kisaran umur tersebut, maka dapat dikelompokkan menjadi 7 kelompok umur yaitu berumur 23-28 tahun, umur 29-34 tahun, umur 35-40 tahun, 41-46 tahun, umur 47-52 tahun, 53-58 tahun dan 59-64 tahun. Data disajikan dalam Tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Umur Umur
Desa Horale
Jumlah Pemungut Tiap Desa Desa Desa Air Desa Solea Masihulan Besar Jml % Jml % Jml %
Desa Pasahari Jml %
Total
Persen (%)
Jml
%
23-28
1
10
2
20
2
13, 34
2
13, 34
3
25
10
16,12
29-34
2
20
2
20
1
6,67
4
26, 66
2
16,67
11
17,74
35-40
2
20
3
30
4
26, 66
3
20
4
33,33
16
25,81
41-46
2
20
1
10
4
26, 66
4
26, 66
2
16,67
13
20,97
47-52
1
10
-
-
3
20
1
6,67
-
-
5
8,07
53-58
1
10
1
10
-
-
1
6,67
1
8,33
4
6,45
59-64
1
10
1
10
1
6,67
-
-
-
-
3
4,84
Jumlah
10
100.00
10
100.00
15
100.00
15
100.00
12
100.00
62
100.00
Berdasarkan kelompok umur pada Tabel 4, dapat diketahui bahwa persentase umur pemungut hasil hutan terbesar di dominasi oleh pemungut yang berumur 23-46 tahun yaitu sebesar 80,64%. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa pemungutan hasil hutan terbesar dilakukan oleh kelompok umur produktif.
Tingginya jumlah pemungut yang tergolong dalam kelompok umur produktif merupakan salah satu faktor keterbatasan lapangan pekerjaan yang mampu memberikan tambahan pendapatan bagi pemungut hasil hutan sehingga alternatif lain yang terjadi adalah melakukan pemungutan terhadap hasil hutan.
2. Jumlah Anggota Keluarga Jumlah anggota keluarga berkisar antara 2-8 orang. Data selengkapnya disajikan dalam Tabel 5. Tabel 5. Jumlah Anggota Keluarga Jumlah Pemungut Tiap Desa Desa Desa Air Desa Solea Masihulan Besar Jml % Jml % Jml %
Jumlah Anggota Keluarga *)
Jml
1-2
-
-
1
10
-
1
6,66
2
16,67
4
6,45
3-4
7
70
9
90
10
66,67
12
80
9
75
47
75,81
5-6
3
30
-
-
4
26,66
1
6,67
1
8,33
9
14,52
Desa Horale %
-
Desa Pasahari Jml %
Total
Persen (%)
7-8
-
-
-
-
1
6,67
1
6,67
-
-
2
3,22
Jumlah
10
100.00
10
100.00
15
100.00
15
100.00
12
100.00
62
100.00
Keterangan : * ) termasuk kepala keluarga
Sebanyak 90,33% memiliki jumlah anggota keluarga 3-6 orang. Dengan demikian jumlah anggota keluarga berpengaruh terhadap besarnya nilai pemungutan hasil hutan. Semakin banyak atau semakin besar jumlah anggota keluarga, maka tentunya akan semakin besar kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Akibatnya semakin banyak keluarga yang mencari tambahan penghasilan dengan mencari hasil hutan.
3. Tingkat Pendidikan Sebagia n besar pemungut hasil hutan berlatar belakang pendidikan Sekolah Dasar (SD) sebesar 62,91% dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 29,03%. Data sele ngkapnya dapat disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6. Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan
Desa Horale
Jumlah Pemungut Tiap Desa Desa Desa Air Desa Solea Masihulan Besar Jml % Jml % Jml %
Desa Pasahari Jml %
Total
Persen (%)
Jml
%
SD
5
50
6
60
9
60
11
73,34
8
66,67
39
62,91
SMP
4
40
3
30
4
26,66
4
26,66
3
25
18
29,03
SMA Sarjana
1
10
1 -
10 -
1 1
6,67 6,67
-
-
1 -
8,33 -
3 2
4,84 3,22
10
100.00
10
100.00
15
100.00
15
100.00
12
100.00
62
100.00
Jumlah
Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan terakhir pemungut hasil hutan umumnya rendah hanya berpendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dengan demikian, maka akan sangat mempengaruhi tingkat kesadaran tentang pentingnya fungsi perlindungan dan pelestarian alam Taman Nasional Manusela. Sementara itu, pemungut hasil hutan yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi (SMA dan Sarjana) hanya sedikit yakni 4,84 % dan 3,22 % yang memungut hasil hutan.
Anggota masyarakat yang berpendidikan tinggi dan
memiliki ketrampilan merasa lebih memiliki peluang untuk memperoleh pekerjaan yang lebih layak dibanding dengan mencari hasil hutan.
Gambar 4. Fasilitas Sekolah Dasar (SD) di Desa Solea
4. Mata Pencaharian Untuk memenuhi kebutuhan hidup, masyarakat desa memerlukan mata pencaharian sebagai sumber pendapatan. Mata pencahar ian masyarakat yang melakukan kegiatan pemungutan hasil hutan di Kawasan Taman Nasional Manusela dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu petani, tukang, karyawan dan wiraswasta. Mata pencaharian masyarakat desa merupakan alasan yang kuat untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup para anggota keluarganya. Data dapat disajikan dalam Tabel 7.
Tabel 7. Mata Pencaharian Jumlah Pemungut Tiap Desa Mata Pencaharian
Desa Horale
Desa Masihulan
Desa Air Besar
Desa Pasahari
Desa Solea
Total
Persen (%)
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Petani
9
90
4
40
11
73, 34
15
100
12
100
51
82,26
Karyawan
-
-
6
60
-
-
-
-
-
-
6
9,67
Tukang
1
10
-
-
3
20
-
-
-
-
4
6,45
Wiraswasta
-
-
-
-
1
6,67
-
-
-
-
1
1,62
Jumlah
10
100.00
10
100.00
15
100.00
15
100.00
12
100.00
62
100.00
Tabel 7 menunjukkan bahwa, sebagian besar pemungutan hasil hutan dilakukan oleh masyarakat be rmata pencaharian sebagai petani yakni sebesar 82,26%. Adanya indikasi bahwa pendapatan yang diperoleh sebagai petani masih sangat kurang, sehingga alasan kuat untuk memungut dan mengambil hasil hutan adalah untuk dapat menambah penghasilan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Gambar 5. Lahan Milik Masyarakat yang Ditanami Tanaman Produksi
5. Kepemilikan Lahan Tingkat kepemilikan lahan masyarakat desa lokasi penelitian (Desa Horale, Desa Masihulan, Desa Air Besar, Desa Solea dan Desa Pasahari) merupakan lahan hak milik pribadi. Tidak terdapat lahan garapan maupun lahan sewa. Pemilikan lahan yang dimaksud adalah luas lahan yang dimiliki oleh masyarakat diantaranya ladang dan pekarangan (selain yang digunakan untuk pemukiman). Data pemungut hasil hutan berdasarkan kepemilikan lahan disajikan dalam Tabel 8.
Tabel 8. Kepemilikan Lahan Jumlah Pemungutan Tiap Desa No.
Kepemilikan Lahan
Desa Horale
Desa Masihulan
Desa Air Besar
Desa Solea
Desa Pasahari
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
1
Memiliki lahan
10
100
10
100
14
93,33
15
100
12
100
2
Tidak memiliki lahan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Jumlah
10
100.00
10
100.00
15
100.00
15
100.00
12
-
Berdasarkan Tabel 8, dapat diindikasikan bahwa pemungutan hasil hutan dilakukan oleh seluruh responden yang memiliki lahan yakni sebesar 100%. Hal ini dapat dikatakan bahwa dengan memiliki lahan pribadi maka tingkat pengambilan hasil hutan hanya merupakan kegiatan sampingan yang dilakukan oleh masyarakat.
Gambar 6. Lahan Pekarangan Dijadikan Lahan Produksi
6. Pendapatan di Luar Hasil Hutan Pendapatan di luar hasil hutan adalah seluruh pendapatan keluarga yang diperoleh dari usaha bercocok tanam (dari hasil pertanian) dan kegiatan lain di luar pemanfaatan hasil hutan. Bishop dan Toussaint (1987) dalam Firmansyah (2004) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara pendidikan formal dan pendapatan masyarakat. Bila pendidikan rendah, maka pendapatannya juga akan rendah. Hal tersebut dikarenakan ketidakmampuan masyarakat yang be rpendidikan rendah untuk menganalisa dan memanfaatkan informasi yang berkaitan dengan peluangpeluang untuk memperoleh serta meningkatkan penghasilan. Sebanyak 77,42 % (Lampiran 3) pemungut hasil hutan memiliki pendapatan di luar hasil hutan sebesar Rp.150.000/bln-Rp. 225.000/bln. Sebagian besar responden bermatapencaharian sebagai petani yang rata-rata memiliki lahan hak milik pribadi. Dengan memiliki lahan pertanian, masyarakat berpendapat
bahwa aktivitas pemungutan hasil hutan hanya merupakan pekerjaan sambilan untuk menambah penghasilan.
Gambar 7. Aktivitas Pembakaran Lahan Milik Masyarakat untuk Pembukaan Lahan Baru
B. Jenis-jenis Hasil Hutan yang Dimanfaatkan 1. Jenis -jenis Hasil Hutan yang Dimanfaatkan dan Persentasenya Ada beberapa jenis hasil hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat desa lokasi penelitian di kawasan Taman Nasional Manusela dengan persentase yang berbeda seperti terlihat pada Tabel 9. Tabel 9. Presentase Hasil Hutan yang Di pungut oleh Masyarakat Desa Penelitian di Taman Nasional Manusela No.
Jenis Hasil Hutan
Desa Horale
Jumlah Pemungut Tiap Desa Desa Desa Air Desa Masihulan Besar Solea
Desa Pasahari
Total
Persen (%)
1
Babi Hutan
-
-
-
10
8
18
2
Damar
4
5
-
-
-
9
8,91
3
Kayu Bakar
7
8
13
8
7
43
42,57
4
Rotan
3
-
4
-
-
7
6,93
5
Rusa
-
-
-
11
7
18
17,82
6
Sagu
-
-
-
-
6
6
5,95
17,82
Tabel 9 menunjukkan bahwa, masyarakat memungut beberapa jenis hasil hutan dengan persentase yang berbeda . Sebagian besar responden memungut lebih dari satu jenis hasil hutan. Kayu bakar adalah jenis yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Besarnya persentase pemungutan kayu bakar menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan masyarakat sangat tinggi dalam hal kebutuhan akan energi rumah tangga.
Tabel 10 . Tata Waktu Pemungutan Hasil Hutan oleh Masyarakat No.
Jenis Hasil Hutan
Musim Pemanfaatan
1
Babi Hutan
Sepanjang tahun
2
Damar
Tidak tentu (2 Bulan sekali)
3
Kayu Bakar
Sepanjang tahun
4
Rotan
Tidak tentu (2 Bulan Sekali)
5
Rusa
Sepanjang tahun
6
Sagu
Sepanjang tahun
Pemungutan hasil
hutan oleh masyarakat desa lokasi penelitian pada
kawasan Taman Nasional Manusela sebagian besar kegiatan pemungutan dilakukan hampir sepanjang tahun dan sebagian lagi tidak tentu waktunya. Misalnya untuk jenis damar dan rotan, pemungut melakukan pengambilan hanya jika ada permintaan dari pihak pembeli (sangat bergantung pada situasi dan kondisi pasar). Jenis satwa (rusa dan babi) perburuan dilakukan hampir setiap hari akan tetapi keberhasilan untuk mendapatkan hasil buruan sangat tergantung pada keberuntungan. Hasil pemungutan babi hutan, rusa, dan sagu dapat dijual maupun dapat dikonsumsi rumah tangga sendiri, sedangkan kayu bakar tidak dijual hanya untuk keperluan konsumsi rumah tangga sendiri. Beberapa je nis hasil hutan dan kegiatan pe mungutan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar Taman Nasional Manusela : 1. Babi Hutan Babi hutan (Sus scrofa) merupakan jenis satwa yang ada di dalam Kawasan Taman Nasional Manusela. Babi hutan biasanya dimanfaatkan dagingnya oleh masyarakat Desa Solea dan Desa Pasahari untuk dijadikan dendeng. Lokasi perburuan babi hutan berada di dalam maupun di luar kawasan Taman Nasional Manusela yang berjarak 10-15 km dari kawasan pemukiman penduduk desa setempat yakni Desa Solea dan Desa Pasahari. Dalam melakukan perburuan terhadap babi hutan, masyarakat biasanya melakuka n perburuan hampir setiap hari. Namun, hal ini juga tergantung kepada nasib atau keberuntungan untuk mendapatkan babi hutan tersebut. Dalam satu hari, hasil buruan bisa mencapai 1-2 ekor. Perburuan terhadap babi hutan dilakukan secara tradisional. Setelah mendapatkan hasil buruan, maka masyarakat dapat memproses menjadi bahan makanan (konsumsi pribadi maupun dijual ke pasar). Cara
pembuatan dendeng adalah dengan me motong daging serta membersihkannya kemudian digarami dan dijemur ± 3 hari. Selanjutnya akan diasapi sampai kering. Dendeng siap dikonsumsi maupun dipasarkan. Rata-rata harga penjualan dendeng babi per kilogram untuk Desa Solea Rp. 20.000/kg, sedangkan unt uk Desa Pasahari dijual dengan harga Rp. 25.000/kg. Tabel 11 merupakan nilai manfaat total jenis babi hutan yaitu sebesar Rp. 72.696.000/tahun. Adanya indikasi bahwa pemanfaatan jenis babi hutan juga sangat memberikan nilai penting kepada masyarakat. Tabel 11. Nilai Manfaat Babi Nilai Manfaat Babi Desa Solea F (Ming) 6
Desa Pasahari F (Mingg) 3
20000
V (Unit) 2
25000
V (Unit) 1
3
2
20000
1
3
2
25000
1
5
4
20000
2
4
3
25000
1
6 7
1 2
20000 20000
1 2
5 7
2 3
25000 25000
1 1
8
2
20000
1
8
5
25000
2
9
1
20000
1
11
4
25000
1
10
2
20000
1
12
4
25000
2
12
3
20000
1
14
4
20000
1
Rata-rata
2,7
20000
1,3
25000
1,25
No Resp 2
Nilai manfaat (Rp/thn)
H
33696000
Nilai manfaat total (Rp/thn )
No Resp 2
Rata-rata Nilai manfaat (Rp/thn) 72696000
3,25
H
39000000
2. Damar Damar dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Horale dan Desa Masihulan. Pemanfaatan damar pada masa lampau digunakan oleh masyarakat sebagai bahan pengganti lilin untuk alat penerang. Aktivitas pemungutan damar dilakukan pada kawasan Taman Nasional Manusela dengan jarak ke lokasi 10-20 km dari pemukiman penduduk Desa Horale dan Desa Masihulan. Pengambilan damar sama halnya dengan pengabilan rotan. Pengambilan damar tersebut dilakukan apabila ada pembeli yang datang untuk melakukan pemesanan atau membeli maka tidak ada aktivitas untuk masuk dan mencari damar ke dalam kawasan hutan. Pembeli yang biasanya membeli dan melakukan pemesanan ada yang datang dari Kota Ambon maupun dari luar wilayah Kota Ambon.
Damar diperoleh dari hasil sekresi pohon Shorea selanica dan Vatika sp. dan dijual oleh masyarakat dengan harga pasar Rp. 1250/kg-Rp. 2000/kg. Nilai pemanfaatan total damar adalah sebesar Rp. 9.266.250/tahun. Dapat disajikan dalam Tabel 12. Tabel 12. Nilai Manfaat Damar Nilai Manfaat Damar Desa Horale
Dusun Masihulan
No Resp
F (Bln)
H
4
1x/bln
1250
V (Unit) 500
5
2x/bln
1250
200
9
1x/bln
1300
10
1x/bln
1300
Rata-rata
1,25
Nilai manfaat (Rp/thn) Nilai manfaat total (Rp/thn)
1275 3506250
No Resp
F (Bln)
H
1
2x/bln
2000
V (Unit) 150
2
3x/bln
2000
200
150
7
1x/bln
2000
100
250
8
2x/bln
2000
200
9
1x/bln
2000
150
Rata-rata
1,8
2000
160
275
Nilai manfaat (Rp/thn)
5760000
9266250
3. Kayu Bakar Pemungutan kayu bakar sebagai bahan bakar masih banyak dilakukan oleh masyarakat sekitar Taman Nasional Manusela. Sebagian masyarakat ikut mengumpulkan kayu bakar dari dalam maupun luar kawasan taman nasional (lahan hak milik/tanah ulayat) yang kemudian digunakan sebagai konsumsi rumah tangga pribadi. Pemungutan kayu bakar dilakukan pada lima desa lokasi penelitian. Kegiatan memungut kayu bakar dilakukan hampir setiap hari dengan lama waktu pemungutan 1-3 jam/individu dalam 2-4 kali/minggu. Kegitatan ini berupa pengambilan ranting-ranting pohon atau cabang-cabang pohon yang telah jatuh ke tanah. Jenis kayu yang biasanya diambil adalah akasia (Acacia mangium), sengon (Paraserianthes falcaria), ketapang (Terminalia cattapa ), kenari (Canarium commune), dan cemara gunung (Casuarina junghuniana). Pengangkutan ka yu bakar dari lokasi pemungutan dilakukan dengan berjalan kaki, memikul
dan
menyunggi. Penggunaan kayu bakar hanya untuk konsumsi pribadi tidak dipasarkan. Nilai manfaat total kayu bakar yaitu sebesar Rp. 39.497.692,8/tahun (Tabel 13). Adanya indikasi bahwa kayu bakar sangat memberikan nilai penting kepada bagi masyarakat.
Tabel 13. Nilai Manfaat Kayu Bakar
Nilai Manfaat Kayu Bakar Desa Air Besar No Resp
F (Ming)
1 5 7 10 11 14 15 Ratarata Nilai manfaat tiap tahun (Rp/th) Nilai manfaat total (Rp/th)
Desa Horale
H
V (Unit)
No Resp
F (Ming)
2
2500
4
6
2 2 2 3 3 2
3000 2500 3000 2500 3000 3000 2785, 71429
4 4 4 6 4 4
2,29
9195357,614
4,29
Dusun Masihulan
H
V (Unit)
3
3000
8 10
3 2
Ratarata
2,67
Nilai manfaat tiap tahun (Rp/th)
No Resp
F (Ming)
4
1
3000 3000
3 4
3000
3,67
4233124,8
Desa Solea
H
V (Unit)
No Resp
F (Ming)
H
2
2500
4
3
2
2500
2 3 4 5 8
2 3 2 2 2
2500 2500 2500 2500 2500
3 6 4 3 4
3 4 3 4 3 3
Ratarata
2,17
2500
4
4 5 5 7 12 15 Ratarata
2500 3000 2500 3000 2500 3000 2714,2 857
Nilai manfaat tiap tahun (Rp/th)
6249600
39497692.8
Nilai manfaat tiap tahun (Rp/th)
3,14
10624252,74
V (Unit)
No Resp
1 4 4 3 6 2 6
1 2 4 7 8 9 10 Ratarata
3,71
Nilai manfaat tiap tahun (Rp/th)
Desa Pasahari F H (Ming) 2 2 4 2 1 2 3 2,29
3000 2500 3000 2500 3000 2500 3000 2785, 7143
9195357,647
V (Unit) 4 4 6 4 3 4 5 4,29
Gambar 8. Pengangkutan Kayu Bakar
4. Rotan Rotan merupakan hasil hutan yang juga dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Horale dan Desa Air Besar. Jenis rotan yang ada yaitu Rotan Tuni (Calamus rumphii BL) yang ukurannya cukup besar. Manfaat rotan tersebut adalah untuk membuat kerajinan tangan, kursi, meja, tirai, dan lain-lain. Namun, pengambilan tersebut tidak dilakukan oleh masyarakat Desa Horale dan Desa Air Besar, akan tetapi rotan tersebut langsung dijual kepada pembeli. Lokasi pengambilan rotan berada di dalam kawasan Taman Nasional Manusela dengan jarak lokasi berkisar 10-20 km dari kawasan pemukiman penduduk Desa Horale dan Desa Air Besar. Hal tersebut membuat masyarakat jarang untuk mengambil rotan jika tidak ada pembeli yang datang untuk melakukan pemesanan atau membeli. Pembeli yang biasa membeli dan melakukan pemesanan ada yang datang dari Kota Ambon maupun dari luar wilayah Kota Ambon. Rotan dijual oleh masyarakat dengan harga Rp. 250/meter. Tabel 14 merupakan nilai manfaat total rotan Rp. 759.394,4995/tahun. Tabel 14. Nilai Manfaat Rotan Nilai Manfaat Rotan Desa Air Besar F No Resp (Bln) 5 1x/bln 6 2x/bln 9 1x/bln 10 2x/bln Rata-rata 1,5 Nilai manfaat (Rp/thn) Nilai manfaat total (Rp/thn)
Desa Horale H 250 250 250 250 250 637500
V (Unit) 300 150 200 200 212,5
No Resp
F (Bln)
H
4 5 9
1x/bln 2x/bln 1x/bln
250 250 250
V (Unit) 100 200 250
1,33
83,333333
183,3
Rata-rata Nilai manfaat (Rp/thn) 759394,4995
121894.4995
5. Rusa Rusa (Cervus timorensis) merupakan binatang eksotik di Pulau Seram dan hampir merata diseluruh kawasan, dari daerah pantai di Sasarata sampai Gunung Binaya. Terjadinya tingkat perburuan yang cukup tinggi, menyebabkan ancaman kepunahan bagi rusa tersebut. Perburuan rusa sama halnya dengan babi hutan. Rusa
biasanya
dimanfaatkan dagingnya oleh masyarakat Desa Solea dan Desa Pasahari untuk dijadikan dendeng. Sedangkan kulit rusa dapat dijadikan bahan penutup untuk tifa/gendang. Lokasi perburuan rusa berada di dalam maupun di luar kawasan Taman Nasional Manusela yang berjarak 10-15 km dari kawasan pemukiman penduduk Desa Solea dan Desa Pasahari. Demikian pula halnya perburuan terhadap rusa sama dengan berburu babi hutan, masyarakat biasanya melakukan perburuan hampir setiap hari, dengan tergantung kepada nasib atau keberuntungan untuk mendapatkan rusa. Dalam satu hari hasil buruan bisa mencapai 1-2 ekor. Perburuan terhadap rusa dilakukan secara tradisional.
Gambar 9. Rusa (Cervus timorensis)
Setelah mendapatkan hasil buruan, maka masyarakat dapat memproses menjadi bahan makanan (konsumsi pribadi maupun dijual ke pasaran). Cara pembuatan dendeng adalah dengan memotong rusa tersebut kemudian dagin gnya dibersihkan setelah itu digara mi dan dijemur ± 3 hari. Selanjutnya akan diasapi sampai kering. Dendeng siap dikonsumsi maupun dipasarkan. Rata-rata harga penjualan dendeng rusa per kilogram untuk Desa Solea Rp. 20.000/kg sedangkan untuk Desa Pasahari Rp. 25.000/kg. Untuk kulit rusa setelah dikuliti atau dipisahkan dari dagingnya, dapat dicuci dan dibersihkan kemudian dijemur di panas matahari ± 2 sampai 3 minggu sampai benar -benar kering. Kulit rusa siap digunakan sebagai bahan penutup untuk tifa/gendang.
Pada Tabel 15, menunjukkan ba hwa nilai manfaat yang dapat diperoleh dari perburuan rusa adalah sebesar Rp. 69.048.288/tahun. Tabel 15. Nilai Manfaat Rusa Nilai Manfaat Rusa No Resp 2 3
Desa Solea F (Ming) 6 4
No Resp
20000 20000
V (Unit) 1 2
H
2 4
Desa Pasahari F H (Mingg) 4 25000 4 25000
V (Unit) 1 1
4 5 6
4 4 2
20000 20000 20000
1 1 1
5 6 8
2 3 2
25000 25000 25000
1 1 1
7 8 9 11 12 15
2 2 1 3 4 4
20000 20000 20000 20000 20000 20000
1 1 1 1 1 1
11 12
4 4
25000 25000
1 2
Rata-rata
3127
20000
1,09
3,29
25000
1,14
Nilai manfaat (Rp/thn) Nilai manfaat total (Rp/thn)
37639008
Rata-rat a Nilai manfaat (Rp/thn)
31409280
69048288
6. Sagu Sagu (Metroxylon sago) merupakan jenis tanaman endemik Maluku. Sagu dikenal sebagai salah satu jenis makanan pokok bagi rakyat Maluku. Pohon ini hampir menyebar merata pada kawasan Taman Nasional Manusela khususnya pada daerah-daerah yang dekat dengan sumber air (sungai). Sagu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Pasahari untuk bahan pangan. Pengambilan sagu dapat dilakukan hampir tiap hari oleh masyarakat dengan menga mbil bagian isi batangnya. Kemudian isi batang tersebut dapat diolah menjadi sagu mentah. Hasil yang diperoleh dari pengolahan sagu tiap hari rata-rata 2 sampai 3 tumang (1 tumang kecil sagu mentah beratnya mencapa i 5 kilogram). Setelah diolah menjadi sagu mentah, maka masyarakat Desa Pasahari dapat mengkonsumsi sagu maupun dapat dipasarkan dengan har ga jual Rp. 20.000/tumang.
Tabel 16 menunjukkan bahwa nilai manfaat total dari pemanfaatan sagu adalah sebes ar Rp. 31.270.464/tahun. Tabel 16. Nilai Manfaat Sagu Nilai Manfaat Sagu Desa Pasahari No Resp
F (Ming)
H
V (Unit)
1
3
20000
4
3
3
20000
2
5
2
20000
2
6
2
20000
2
7
2
20000
2
8
2
20000
2
Rata-rata
2,33
20000
2,33
Nilai manfaat (Rp/thn)
31270464
Nilai manfaat total (Rp/thn)
31270464
Gambar 10. Pemanfaatan Sagu
Gambar 11. Pengangkutan Sagu Mentah
2. Potensi Kerusakan Akibat Pemungutan Hasil Hutan Berdasarkan jenis hasil hutan dan kegiatan pe mungutan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Horale, Desa Masihulan, Desa Air Besar, Desa Solea dan Desa Pasahari, dapat diketahui sampai sejauh mana tingkat kerusakan akibat pemungutan hasil hutan tersebut.
Secara kualitatif potensi kerusakan dapat
didasarkan pada kriteria tertentu seperti berikut ini : (a) Lokasi pemungutan hasil
hutan Taman Nasional Manusela; (b). Jenis-jenis hasil hutan yang diambil dan cara pemungutan hasil hutan di Taman Nasional Manusela. 1. Lokasi Pe mungutan Hasil Hutan Taman Nasional Manusela Menurut Sriyanto (2005), lokasi yang digunakan untuk kegiatan pemanfaatan tradisional pada kawasan pelestarian alam adalah lokasi yang telah ditetapkan sebagai zona/blok pemanfaatan tradisional. Di kawasan Taman Nasional Manusela, pemungutan dan pengambilan dan perburuan satwa dilakukan pada zona pemanfaatan. Walaupun masyarakat tidak mengetahui batas -batas zonasi dengan jelas di lapangan karena belum adanya penetapan batas-batas zonasi kawasan Taman Nasional Manusela oleh pengelola secara pasti. Namun, berdasarkan acuan peta dalam Buku Rencana Pengelolaan Taman Nasional Manusela, wilayah lima desa lokasi penelitian termasuk dalam wilayah sekitar zona pemanfaatan kawasan Taman Nasional Manusela. Untuk itu kepada pihak pengelola sebaiknya melakukan penataan batas ulang terhada p batas-batas zonasi kawasan sehingga masyarakat tidak tumpang tindih persepsi untuk mengetahui lebih jauh dan paham wilayah atau kawasan mana yang dijadikan sebagai zona pemanfaatan. Berdasarkan informasi dari masyarakat
Desa
Pasahari
bahwa
ketidakjelasan
zonasi
di
lapangan
mengakibatkan tumpang tindih antara batas kawasan Taman Nasional Manusela dengan lahan milik masyarakat di Desa Pasahari.
Gambar 12. Lokasi Pemanfaatan Sagu
2. Jenis -jenis Hasil Hutan yang Dipungut dan Cara Pemungutannya di Taman Nasional Manusela Ada beberapa hasil hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Horale, Desa Masihulan, Desa Air Besar, Desa Solea dan Desa Pasahari. Menurut Sriyanto (2005), flora dan fauna yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pemanfaatan tradisional adalah (1). Flora : (a) Bagian-bagian dari tumbuhan yang apabila diambil tidak mematikan tumbuhan tersebut. Adapun bagian tumbuhan adalah daun, buah, biji dan getah; (b) Plasma nutfah yang dapat digunakan untuk menunjang budidaya seperti tumbuhan obat dan tanaman hias (termasuk anggrek); (c) Rotan, bambu dan rumput. (2). Fauna : (a) Jenis-jenis satwa yang tidak dilindungi oleh pemerintah RI maupun dunia internasional; (b) Jenis-jenis tertentu yang telah dimanfaatkan secara tradisional oleh masyarakat lokal/setempat; Dalam pemanfaatan tradisional ini termasuk untuk memenuhi kebutuhan protein hewani baik berupa daging, telur maupun bagian-bagiannya. Pemungutan hasil hutan seperti kayu bakar tidak akan merusak dan berpengaruh terhadap vegetasi di lokasi pemungutan karena pengambilan kayu bakar hanya berupa ranting-ranting atau cabang-cabang pohon yang jatuh ke lantai hutan, jadi tidak dengan menebang pohon. Jenis damar dan rotan juga walaupun pe ngambilan dilakukan sepanjang tahun namun pengambilan dilakukan masyarakat tidak secara terus menerus pada kawasan Taman Nasional Manusela. Pengambilan ini bisa terjadi 2 bulan sekali dengan alasan bahwa sangat tergantung pada situasi dan kondisi pasar serta tidak ada permintaan dari pihak pembeli. Perburuan babi hutan dan rusa juga tidak akan mengurangi jumlah populasi satwa tersebut karena tingkat kelahiran satwa dikatakan sangat cepat dalam memproduksi keturunan sehingga aktivitas ini dapat dilakukan. Populasi satwa yang melebihi juga akan menganggu kenyamanan masyarakat, karena dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Tingkat kepunahan satwa terjadi apabila aktifitas perburuan melebihi dari tingkat kelahiran satwa dan penggunaan alat-alat berburu yang lebih modern. Pengambilan jenis damar, rotan dan sagu juga tidak terlalu mengakibatkan kerusakan. Untuk mengurangi kerusakan, sebaiknya pemungutan dan pengambilan hasil hutan dilakukan dengan mempertimbangkan kelestarian.
Dalam hal ini, di kawasan Taman Nasional Manusela tidak terjadi pemungutan dan pengambilan hasil hutan yang bersifat destruktif dan tidak merusak kawasan taman nasional.
C. Nilai Manfaat Hasil Hutan Nilai adalah persepsi manusia yang merupakan harga sesuatu yang dinilai oleh setiap individu dan tergantung pada waktu dan tempat (Davis dan Johnson 1987). 1. Manfaat Langsung Manfaat langsung (manfaat tangible) merupakan manfaat yang diperoleh dari sumberdaya alam berbentuk material yang dipungut dan dimanfaatkan langsung oleh masyarakat seperti kayu, damar, rotan, buah-buahan, dan lain sebagainya. Hasil hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Horale, Desa Masihulan, Desa Air Besar, Desa Solea dan Desa Pasahari sebagian besar dinilai berdasarkan harga pasar atau transaksi jual beli setempat. Manfaat langsung yang dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar kawasan Taman Nasional Manusela adalah dengan melakukan pemungutan terhadap hasil hutan yang ada seperti damar, rotan, kayu bakar, sagu serta berburu rusa dan babi hutan. Tabel 17 . Rata -rata Tiap Jenis Hasil Hutan TN Manusela No
Jenis Hasil Hutan
Nilai Hasil Hutan (Rp)
Satuan (unit)
1
Babi hutan
22500
Kilogram
2
Damar
1637,5
Kilogram
3
Kayu bakar
2757,15
Ikat
4
Rotan
166,65
Meter
5
Rusa
22500
Kilogram
6
Sagu
20000
Tumang
Jenis hasil hutan yang dipungut oleh masyarakat sekitar Taman Nasional Manusela memiliki harga jual yang cukup tinggi sehingga dapat memberikan sejumlah pendapatan bagi pemungut hasil hutan. Berdasarkan Tabel 17, hasil hutan yang memiliki har ga jual tertinggi (Rp. 22.500/ kilogram) adalah kelompok satwa yaitu babi hutan dan rusa yang dagingnya telah dikeringkan atau sering juga disebut dendeng babi dan dendeng rusa. Sedangkan hasil hutan yang memiliki harga jual terendah adalah rotan (Rp. 166,65/meter).
Tabel 18 . Nilai Hasil Hutan yang Dipungut oleh Masyarakat per Tahun No
Jenis Hasil Hutan
Nilai Pemanfaatan (Rp)
Proporsi (%)
1
Babi hutan
2
Damar
3
Kayu bakar
4
Rotan
759394,4995
0,40
5
Rusa
69048288
36,49
6
Sagu
31270464
16,52
189200736,4
100
Jumlah
72696000
38,43
9266250
4,90
6160339,877
3,26
Babi hutan adalah hasil hutan dengan nilai terbesar yaitu Rp. 72.696.000/tahun. Nilai ini mencakup 38,43% dari total pemanfaatan hasil hutan. Tingkat perburuan satwa di Desa Solea dan Desa Pasahari cukup tinggi, maka babi hutan (38,43%) dan rusa (36,49%) memiliki proporsi cukup besar. Sagu dengan nilai (16,52%), damar (4,90%), kayu bakar (3,26%), dan rotan dengan nilai proporsi terendah yaitu (0,40% ). Dari nilai pemanfaatan tersebut, akan diketahui tingkat kete rgantungan terhadap kawasan Taman Nasional Manusela. Penda patan di luar hasil hutan dari seluruh pemungut dalam penelitian ini sebesar Rp. 170.400.000/tahun. Sedangkan pendapatan dari hasil hutan dalam hal ini nilai manfaat hasil hutan (Tabel 18) sebesar Rp. 189.200.736,4/tahun. Sehingga kontribusi relatif yang dapat diberikan dari hasil hutan terhadap peningkatan pendapatan pemungut hasil hutan secara umum dapat dikatakan cukup besar yaitu 58,86% dari total pendapatan.
2. Manfaat Tidak Langsung Kawasan taman nasional selain memberikan manfaat langsung bagi masyarakat juga dapat memberikan manfaat secara tidak langsung. Manfaat tidak langsung (manfaat intangible )
merupakan manfaat yang diperoleh dari
sumberdaya alam tetapi tidak dirasakan langsung oleh masyarakat seperti rekreasi, hidrologi, pendidikan, penelitian, pengaturan iklim dan sebagainya. Pada kawasan Taman Nasional Manusela bagi masyarakat sekitar khususnya pada desa lokasi penelitian Desa Horale, Desa Masihulan, Desa Air Besar, Desa Solea dan Desa Pasahari selain dapat merasakan manfaat langsung, dapat juga merasakan manfaat tidak langsung. Berdasarkan hasil wawancara, sebagian responden mengemukakan bahwa manfaat tidak langsung yang dapat dirasakan adalah manfaat rekreasi karena Taman Nasional Manusela sangat cocok
dijadikan sebagai kawasan wisata dengan potensi objek wisata alam dan daya tarik tersendiri dan pemandangan alam yang indah dan menarik. Kawasan Taman Nasional Manusela memiliki keunikan dan kekhasan flora maupun fauna, dengan pemandangan alamnya yang menarik dan keadaan iklimnya yang segar sehingga sangat cocok dijadikan sebagai kawasan wisata yang dapat juga menambah pendapatan masyarakat sekitar dengan adanya wisatawan yang berkunjung ke lokasi taman nasional. Selain itu manfaat tidak langsung lainnya yang dirasakan oleh masyarakat adalah sebagai pengatur dan penyedia tata air, pengendali erosi dan lain sebagainya. Di Desa Masihulan, warga masyarakat ikut terlibat dipekerjakan dalam suatu yayasan Pusat Rehabilitasi Satwa (PRS) yang tugasnya melakukan rehabilitasi terhadap satwa khususnya jenis burung yang dilindungi yang diperoleh dari hasil tangkapan masyarakat dan akan direhabilitasi kemudian akan dilepaskan kembali ke alam setelah waktunya. Hal demikian merupakan peran serta aktif masyarakat dalam menjaga kawasan Ta man Nasional selain memungut hasil hutan secara langsung.
Gambar 13. Jenis Satwa (Burung) Di Pusat Rehabilitasi Satwa (PRS) Desa Masihulan
D. Persepsi Para Pihak Tentang Pemungutan Hasil Hutan 1. Persepsi Masyarakat Pemungut Hasil Hutan Pengertian persepsi yang digunakan dalam penelitian ini menunjuk pada pandangan individu atau masyarakat sebagai objek pendukung penelitian. Persepsi masyarakat sekitar kawasan tentang Taman Nasional Manusela merupakan wujud pemahaman yang dimiliki sejak dulu kala. Menurut MacKinnon et al. (1993), interaksi masyarakat dengan kawasan yang dilindungi dapat diarahkan pada suatu tingkat integrasi dimana keperluan masyarakat akan sumberdaya alam dapat
dipenuhi tanpa mengganggu atau merusak potensi kawasan. Keberhasilan pengelolaan banyak bergantung pada kadar dukungan dan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat sekitar kepada kawasan tersebut. Karena itu, persepsi masyarakat sekitar Taman Nasional Manusela khususnya pemanfaat hasil hutan sangat berperan penting dalam rangka keberhasilan pengelolaan taman nasional pada masa yang akan datang. Wawancara dilakukan terhadap responden yang memiliki ketergantungan terhadap kawasan Taman Nasional Manusela. Pertanyaan yang disampaikan berupa pengetahuan masyarakat tentang arti dari sebuah taman nasional. Kemudian hal-hal yang menyangkut persepsi atau pandangan mereka tentang manfaat dengan keberadaan Taman Nasional Manusela serta larangan-larangan dalam melakukan pemungutan hasil hutan di Taman Nasional Manusela. Persepsi masyarakat ini juga meliputi persepsi tentang hasil hutan yang dimanfaatkan dan persepsi tentang petugas maupun pengelola taman nasional. Tabel 19. Persepsi Pe mungut Hasil Hutan No.
1
2
3
Persepsi Pemanfaat Hasil Hutan Pengetahuan tentang keberadaan TN Manusela • Istilah Taman Nasional • Tidak mengetahui istilah taman nasional Larangan-larangan dalam pemungutan hasil hutan TN Manusela • Pemungutan hasil hutan merupakan kegiatan yang tidak diperbolehkan • Pem ungutan hasil hutan merupakan kegiatan yan g diperbolehkan Harapan dengan keberadaan TN Manusela • Mengemukakan harapan • Tidak mengemukakan harapan
Jumlah
Presentase (%)
52
83.87
10
16.13
35
56.46
27
43.54
62
100
-
-
Hasil wawancara yang dilakukan terhadap responden (83,87%) sebagian besar mengetahui keberadaan serta istilah taman nasional namun ada juga yang tidak mengetahui istilah dari taman nasional (16,13%). Adanya pemahaman masyarakat bahwa taman nasional merupakan kawasan penyangga yang di dalamnya tidak boleh ada kegiatan yang berlangsung, merupakan kawasan lindung karena terdapat banyak flora maupun fauna yang langka serta merupakan tempat memelihara kelestarian hutan. Beberapa manfaat kawasan konservasi dikategorikan oleh Dixon dan Sherman (1990) antara lain : manfaat rekreasi, perlindungan daerah aliran, proses-
proses ekologis, keragaman hayati, pendidikan dan penelitian, manfaat-manfaat konsumtif, manfaat-manfaat non konsumtif serta nilai-nilai masa depan. Berdasarkan hasil wawancara, responden sangat merasakan manfaat dari keberadaan taman nasional. Ketergantungan hidup masyarakat sebagian besar pada kawasan taman nasional. Namun, adanya perbenturan tentang laranganlarangan dalam kawasan Taman Nasional Manusela. Sebesar 43,54% responden menyatakan bahwa kegiatan yang mereka lakukan merupakan kegiatan yang diperbolehkan karena selama pengambilan yang dilakukan tidak merusak kawasan dan mengganggu ekosistem yang ada didalamnya sedangkan responden lainnya sebesar 56,46% mengakui bahwa kegiatan yang mereka lakukan benar-benar sangat dilarang dan tidak diperbolehkan oleh petugas maupun pengelola Taman Nasional Manusela. Sebagaimana persepsi-persepsi yang disebutkan di atas, 100 % responden juga mengemukakan harapan-harapan dengan adanya Taman Nasional Manusela, bahwa taman nasional harus memperhatikan kepentingan mereka. Melihat situasi dan kondisi perekonomian saat ini yang cukup memprihatinkan, tentunya mereka sangat menggantungkan hidupnya pada kawasan. Harapan lain yang dikemukakan yaitu agar pihak petugas di lapangan maupun pengelola dapat bekerjasama dengan masyarakat melakukan sosialisasi sehingga dapat menjaga keutuhan dan kelestarian kawasan taman nasional yang dapat memberikan manfaat bagi sesama. Masyarakat bersedia ikut serta apabila suatu saat diminta untuk terlibat dalam pengelolaan taman nasional misalnya melakukan patroli secara bersama-sama. Pemerintahan desa lokasi penelitian setempat pun sangat mengharapkan agar pengelola dan petugas Taman Nasional Manusela memperhatikan warga masyarakatnya karena bagaimana pun masyarakat menggantungkan kehidupan pada kawasan taman nasional. Kerjasama yang baik antara pihak pengelola dan pemerintahan desa perlu penguatan kemitraan sehingga akan menciptakan suatu hubungan timbal balik yang positif antara taman nasional dan masyarakat yaitu kepentingan masyarakat secara wajar terpenuhi dan kepentingan taman nasional tetap terpelihara.
2. Persepsi Pengelola TN Manusela Pihak pengelola Taman Nasional Manusela mengetahui adanya aktivitas pemungutan hasil hutan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar di dalam kawasan taman nasional. Hal demikian dianggap sebagai tindakan yang sama sekali tidak diperbolehkan mengingat akan terjadinya ancaman dan kerusakan terhadap kelestarian sumberdaya taman nasional itu sendiri. Pengambilan dan pemungutan oleh masyarakat yang dilakukan dalam volume yang besar dapat mempengaruhi dan mengancam kelestarian taman nasional. Konteks kerusakan yang terjadi dengan adanya pemanfaatan hasil hutan selama ini, diantaranya ekosistem dan habitat satwa menjadi rusak, penyerobotan lahan yang tidak teratur untuk kebun, dan memicu terjadinya penebangan pohon yang tidak teratur. Kegiatan pengambilan dalam skala yang kecil pihak pengelola Taman Nasional Manusela akan melakukan pendekatan seperti
penyuluhan,
pemahaman dan pembinaan terhadap pe mungut hasil hutan, tetapi jika pengambilan yang dilakukan dalam skala yang besar akan ditindak sesuai hukum dan aturan yang berlaku. Berbagai upaya yang dilakukan pihak pengelola taman nasional dalam rangka mengurangi kegiatan pengambilan dan pemungutan hasil hutan yaitu melakukan pendekatan melalui tokoh-tokoh masyarakat selain memberikan penyuluhan dan pemahaman tentang manfaat taman nasional demi kepentingan masa depan, pihak pengelola juga akan mengusulkan bantuan dana untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Misalnya memberikan bibit coklat, pala, dan memberikan bantuan katinting. Dalam pengelolaan taman nasional pada masa yang akan datang, pihak pengelola Taman Nasional Manusela sendiri merasa sangat penting jika melibatkan berbagai pihak untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk itu perlu dilakukan inventarisasi potensi taman nasional, menentukan tujuan pengelolaan taman nasional misalnya Taman Nasional Manusela sebagai kawasan wisata. Dengan adanya Taman Nasional Manusela, harapan dari pihak pengelola yaitu dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, daerah dan pemerintah serta Maluku dapat dikenal baik di tingkat nasional maupun internasional.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1. Pada kelompok umur, persentase pe mungut hasil hutan terbesar didominasi oleh responden yang berumur 23-46 tahun yaitu sebesar 80,64. Sebanyak 90,33% memiliki jumlah anggota keluarga 3-6 orang. Sebagian besar berlatarbelakang Sekolah Dasar sebesar 62,91% dan Sekolah Menengah Pertama
(SMP)
sebesar
29,03%.
Pemungut
hasil
hutan
tertinggi
bermatapencaharian sebagai petani sebesar 82,26% dan sebanyak 77,42 % memiliki pendapatan di luar hasil hutan sebesar Rp.150.000/bln-Rp. 225.000/bln dengan 100% memiliki lahan milik pribadi. 2. Jenis-jenis hasil hutan yang dipungut dan persentasenya pada lima desa penelitian yaitu Desa Horale, Desa Masihulan, Desa Air Besar, Desa Solea dan Desa Pasahari antara lain : babi hutan (38,43%), Rusa (36,49%), sagu (16,52%), damar (4,90%), kayu bakar (3,26%), dan rotan (0,40%). 3. Nilai pemanfaatan hasil hutan oleh masyarakat Desa Horale, Desa Masihulan, Desa Air Besar, Desa Solea dan Desa Pasahari relatif cukup besar yaitu Rp. 189.200.736,4/tahun. Babi hutan dan rusa
adalah hasil hutan yang paling
banyak diambil dengan nilai pemanfaatan Rp. 72.696.000/tahun dan Rp. 69.048.288/tahun. Tingkat ketergantungan pemungut kelima desa terhadap hasil hutan Taman Nasional Manusela adalah sebesar 58,86% 4. Adanya perbedaan persepsi antara masyarakat yang memungut hasil hutan dalam kawasan Taman Nasional Manusela dengan pengelola kawasan Taman Nasional Manusela. Masyarakat pemungut hasil hutan sangat mengharapkan adanya kerjasama yang baik dengan pihak pengelola Taman Nasional Manusela.
B. Saran 1. Masyarakat Desa Horale, Desa Masihulan, Desa Air Besar, Desa Solea dan Desa Pasahari sebaiknya diberi bantuan-bantuan alternatif terkait dengan hasil hutan
yang
dimanfaatkan
sehingga
mampu
mengurangi
tingkat
ketergantungan masyarakat terhadap hasil hutan dalam kawasan Taman Nasional Manusela. Misalnya memberikan bantuan bibit-bibit tanaman yang dapat diproduksi seperti tanaman coklat, cengkeh, pala dan sebagainya. 2. Perlu pengkajian ulang dan penetapan batas-batas zonasi kawasan Taman Nasional Manusela agar di lapangan lebih jelas. 3. Melakukan kajian terhadap kerusakan atau gangguan ekosistem yang disebabkan oleh kegiatan pemanfaatan hasil hutan dalam kawasan Taman Nasional Manusela serta memberikan pola pemanfaatan hasil hutan yang tepat dalam kawasan Taman Nasional Manusela untuk memenuhi konsep kelestarian.
DAFTAR PUSTAKA Alikodra, H. S. 1989. Manfaat Taman Nasional bagi Masyarakat di Sekitarnya. Media Konservasi I (3) : 13-20. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Anonim. 1982. Pedoman Pola Pengelolaan Ekosistem Taman Nasional. Bogor : Proyek Pembinaan Kelestarian Sumberdaya Alam Hayati. Anonim. 1984. Perkembangan Pembangunan Taman Nasional. Bogor : Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam. Anonim. 1990. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hutan dan Ekosistemnya. Departemen Kehutanan. Jakarta. Anonim. 1997. Balai Konservasi Sumberdaya Alam VIII Sub Balai Konservasi Sumberdaya Alam Maluku: Buku (1) dan (2) Rencana Pengelolaan Taman Nasional Manusela Periode Tahun 1997-2022. Ambon. Anonim. 1999. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta. Biro Pemerintahan, SETDA Maluku. 2004. Data Wilayah Administrasi Pemerintahan Provinsi Maluku. Ambon. Borrini-Feyerabend, G. 1999. Collaborative Management of Protected Areas (in Partnership for Protection : New Strategies for Planning and Management for Protected Areas (edited by Stolton, Sue and Nigel Dudley). IUCN -The World Conservation Union, Eartscan Publication Ltd, London. Pp: 224-234. Davey, G. A and P. Adrian. 1998. National System Planning for Protected Area. World Commission on Protected Areas (WCPA). Best Practice Protected Area Guidelines Series No. 1. IUCN, Gland, Switzerland and Cambrigde. Davis, L. S and K. N. Johnson. 1987. Forest Management. Mc Graw Hill Book Company, New York. Dixon, J. A and P. B. Sherman. 1990. Economic of Protected Areas : A New Look at Benefits and Cost. Island Press. Washington D. C. Duerr, W. A. 1960. Fundamentals of Forestry Economic. Mc Graw-Hill Book Company, New York. Firmansyah, I. 2004. Studi Ekonomi Rumah Tangga Penyadap Getah Pinus (Pinus merkusii, Jungh et De Vriese) dan Ketergantungannya Terhadap Sumberdaya Hutan di RPH Cinagara BKPH Bogor KPH Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Skripsi. Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Hufschmidt, M, M., James, D. E. A., Meister, A. D., Bower, B. T dan J. A. Dixon. 1987. Lingkungan Sistem Alami dan Pembangunan, Pedoman penilaian Ekonomis. (Reksohadiprojo, S. Penerjemah). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
MacKinnon, J., K. Mackinnon, G. Child & J. Thorsell. 1993. Pengelolaan Kawasan Yang Dilindungi di Daerah Tropika (terjemahan). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. McNeely, J. A. 1992. Mengembangkan dan Memanfaatkan Perangsang Ekonomi untuk Melestarikan Sumberdaya Hayati (Kustyaningsih, Sb). Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. Merrill, R dan E. Elfian. 2001. Memperkuat Pendekatan Partisifatif dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi di Era Transisi dan Otonomi Daerah. Natural Resources Management Program. Jakarta. Phillips, A. 2002. Indigenous and Local Communities and Protected Areas: Rethinking the Relationship (in Local Communities Protected Area). IUCN-The World Conservation Union, Nature Bureau, UK Publication Ltd, Gland-Switzerland. Setiawan, H. 1999. Kajian Tekanan Masyarakat terhadap Taman Nasional Studi Kasus Pemungutan Bambu di Taman Nasional Meru Betiri Jawa Timur. [Skripsi]. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Tidak Diterbitkan. Soekmadi R. 2005. Pergeseran Paradigma Pengelolaan Kawasan Konservasi. Makalah pada Workshop tentang Penguatan Kebijakan Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Bogor : tanggal 11-12 Mei 2005. Sriyanto A. 2005. Pemanfaatan Tradisional di Dalam Kawasan Konservasi. Dalam Materi Pelatihan Konservasi Sumberdaya Alam Hayati untuk Kepala Seksi Konservasi Balai Taman Nasional dan Balai Konservasi Sumberdaya Alam : VII Partisipasi Masyarakat. Bogor : Balai Diklat Kehutanan BogorCTRC. Wibisono, I. 1997. Studi Pemanfaatan Hasil Hutan oleh Masyarakat Se kitar Taman Nasional (Studi Kasus di Taman Nasional Alas Purwo, Kabupaten Banyuwangi, Propinsi Jawa Timur). [Skripsi]. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Tidak Diterbitkan.
Lampiran 1. Karakteristik Responden A. Desa Horale No Resp
Umur (Tahun)
Jumlah Anggota Keluarga (Orang)
Tingkat Pendidikan
Pekerjaan
Pendapatan di luar Hasil Hutan/Bulan (Rp)
Luas Lahan (Ha)
1
60
4
SMP
Petani
200000
4.00
2 3 4
50 34 54
5 3 6
Sarjana SD SD
Petani Petani Petani
200000 200000 250000
4.00 5.00 5.00
5 6 7 8 9 10
36 28 41 45 29 36
3 4 5 4 3 3
SMP SMP SD SD SMP SD
Petani Petani Tukang Petani Petani Petani
150000 150000 200000 200000 250000 200000
3.00 4.00 2.00 3.00 4.00 4.00
B. Desa Masihulan No Resp
Umur (Tahun)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
27 25 60 42 55 36 35 29 32 37
Jumlah Anggota Keluarga (Orang) 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3
Tingkat Pendidikan
Pekerjaan
SMP SMA SD SD SD SMP SD SMP SD SD
Karyawan Karyawan Petani Petani Petani Petani Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan
Pendapatan di luar Hasil Hutan/Bulan (Rp) 650000 300000 200000 150000 150000 100000 675000 675000 350000 350000
Luas Lahan (Ha) 3.50 4.00 4.00 3.00 3.00 3.00 3.50 4.00 4.00 3.00
C. Desa Air Besar No Resp
Umur (Tahun)
Jumlah Anggota Keluarga (Orang)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
36 59 43 43 52 49 27 27 32 45 37 42 36 34 52
6 5 8 5 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 5
Pendapatan Tingkat di luar Hasil Pendidikan Pekerjaan Hutan/Bulan (Rp) SD Sarjana SMP SMA SD SD SD SMP SD SD SMP SD SMP SD SD
Petani Wiraswasta Petani Petani Tukang Tukang Petani Petani Petani Petani Petani Petani Petani Tukang Petani
200000 650000 200000 125000 200000 250000 150000 175000 150000 175000 200000 200000 200000 225000 250000
Luas Lahan (Ha) 2.00 1.00 3.00 1.00 3.00 3.00 1.50 1.50 1.00 2.00 3.00 3.00 2.00 1.00 3.00
Lanjutan D. Desa Solea No Resp
Umur (Tahun)
Jumlah Anggota Keluarga (Orang)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
53 27 23 41 39 32 35 45 41 29 35 28 47 45 31
8 3 3 4 3 3 4 5 4 3 3 3 4 4 2
Pendapatan Tingkat di luar Hasil Pendidikan Pekerjaan Hutan/Bulan (Rp) SD SD SD SD SD SMP SMP SD SD SMP SD SD SD SD SMP
Petani Petani Petani Petani Petani Petani Petani Petani Petani Petani Petani Petani Petani Petani Petani
200000 200000 150000 150000 200000 225000 200000 175000 150000 200000 200000 225000 250000 150000 150000
Luas Lahan (Ha) 7.00 1.00 1.00 2.00 2.00 3.00 2.00 2.50 2.00 1.00 2.50 2.00 1.50 2.00 3.00
E. Desa Pasahari No Resp
Umur (Tahun)
Jumlah Anggota Keluarga (Orang)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
56 27 32 35 42 37 25 34 40 41 28 35
5 3 3 4 4 3 2 2 4 4 3 3
Pendapatan Tingkat di luar Hasil Pekerjaan Pendidikan Hutan/Bulan (Rp) SMA SD SMP SD SD SD SD SMP SMP SD SD SD
Petani Petani Petani Petani Petani Petani Petani Petani Petani Petani Petani Petani
350000 200000 250000 200000 225000 150000 150000 200000 175000 200000 150000 175000
Luas Lahan (Ha) 1.50 1.00 1.50 1.00 1.50 1.00 1.50 2.00 2.00 2.00 1.00 1.50
Lampiran 2. Aktivitas Pe mungut an Hasil Hutan di Taman Nasional Manusela A. Desa Horale No Resp
Jenis Hasil Hutan
F/mgg
H/Unit (Rp)
V/ Pemungutan (Unit)
1
Kayu Bakar
2
3000
3
2
Kayu Bakar
3
3000
4
3
Kayu Bakar
4
3000
3
Damar
1x/bln
1250
500
Rotan
1x/bln
250
100
Damar
2x/bln
1250
200
Rotan
2x/bln
250
200
6
Kayu Bakar
3
3000
4
7
Kayu Bakar
3
3000
4
8
Kayu Bakar
3
3000
3
Damar
1x/bln
1300
150
Rotan
1x/bln
250
250
Damar
1x/bln
1300
250
Kayu Bakar
2
3000
4
4
5
9
10
Lokasi Pemungutan
Tujuan Pemungutan
Musim Pemungutan
Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN
Konsumsi Sendiri Konsumsi Sendiri Konsumsi Sendiri
Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun
Dijual
Tidak Tentu
Dijual
Tidak Tentu
Dijual
Tidak Tentu
Dijual
Tidak Tentu
Konsumsi Sendiri Konsumsi Sendiri Konsumsi Sendiri
Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun
Dijual
Tidak Tentu
Dijual
Tidak Tentu
Dijual
Tidak Tentu
Konsumsi Sendiri
Sepanjang Tahun
Lanjutan B. Desa Masihulan Jenis Hasil Hutan
F/mgg
H/Unit (Rp)
V/ Pemungutan (Unit)
Damar
2x/bln
2000
150
Kayu Bakar
2
2500
4
Damar
3x/bln
2000
200
Kayu Bak ar
2
2500
3
3
Kayu Bakar
3
2500
6
4
Kayu Bakar
2
2500
4
5
Kayu Bakar
2
2500
3
6
Kayu Bakar
3
2500
4
7
Damar
1x/bln
2000
100
Damar
2x/bln
2000
200
Kayu Bakar
2
2500
4
9
Damar
1x/bln
2000
150
10
Kayu Bakar
2
2500
4
No Resp
1
2
8
Lokasi Pemungutan Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN
Tujuan Pemungutan
Musim Pemungutan
Dijual
Tidak Tentu
Konsumsi Sendiri
Sepanjang Tahun
Dijual
Tidak Tentu
Konsumsi Sendiri Konsumsi Sendiri Konsumsi Sendiri Konsumsi Sendiri Konsumsi Sendiri Konsumsi Sendiri
Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun
Dijual
Tidak Tentu
Konsumsi Sendiri
Sepanjang Tahun
Dijual
Tidak Tentu
Konsumsi Sendiri
Sepanjang Tahun
Lanjutan C. Desa Air Besar No Resp
Jenis Hasil Hutan
F/mgg
H/Unit (Rp)
V/ Pemungutan (Unit)
1
Kayu Bakar
2
2500
4
2
Kayu Bakar
2
2500
4
3
Kayu Bakar
3
2500
4
4
Kayu Bakar
2
2500
3
Kayu Bakar
2
3000
4
Rotan
1x/bln
250
300
6
Rotan
2x/bln
250
150
7
Kayu Bakar
2
2500
4
8
Kayu Bakar
3
2500
3
9
Rotan
1x/bln
250
200
Kayu Bakar
2
3000
4
Rotan
2x/bln
250
200
11
Kayu Bakar
3
2500
6
12
Kayu Bakar
2
3000
4
13
Kayu Bakar
3
3000
4
14
Kayu Bakar
3
3000
4
15
Kayu Bakar
2
3000
4
5
10
Lokasi Pemungutan
Tujuan Pemungutan
Musim Pemungutan
Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN
Konsumsi Sendiri Konsumsi Sendiri Konsumsi Sendiri Konsumsi Sendiri Konsumsi Sendiri
Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun
Dijual
Tidak Tentu
Dijual Konsumsi Sendiri Konsumsi Sendiri
Tidak Tentu Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun
Dijual Konsumsi Sendiri
Tidak Tentu Sepanjang Tahun
Dijual Konsumsi Sendiri Konsumsi Sendiri Konsumsi Sendiri Konsumsi Sendiri Konsumsi Sendiri
Tidak Tentu Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun
Lanjutan D. Desa Solea No Res p
Jenis Hasil Hutan
F/mg g
H/ Unit (Rp)
V/ Pemungutan (Unit)
1
Kayu Bakar
3
2500
3
2
Babi
6
20000
2
Rusa
6
20000
1
Babi
2
20000
1
3
Kayu Bakar
2
2500
1
Rusa
4
20000
2
Kayu Bakar
3
2500
4
Rusa
4
20000
1
Babi
4
20000
2
Kayu Bakar
4
3000
4
Rusa
4
20000
1
Babi
1
20000
1
Kayu Bakar
3
2500
3
Rusa
2
20000
1
Babi
2
20000
2
Kayu Bakar
4
3000
6
Rusa
2
20000
1
Babi
2
20000
1
Rusa
2
20000
1
Babi
1
20000
1
Rusa
1
20000
1
10
Babi
2
20000
1
11
Rusa
3
20000
1
4
5
6
7
8
9
Lokasi Pemungutan
Tujuan Pemungutan
Musim Pemungu tan
Dalam/Luar Kawasan TN Dalam/Luar Kawasan TN Dalam/Luar Kawasan TN Dalam/Luar Kawasan TN Dalam/Luar Kawasan TN Dalam/Luar Kawasan TN Dalam/Luar Kawasan TN Dalam/Luar Kawasan TN Dalam/Luar Kawasan TN Dalam/Luar Kawasan TN Dalam/Luar Kawasan TN Dalam/Luar Kawasan TN Dalam/Luar Kawasan TN Dalam/Luar Kawasan TN Dalam/Luar Kawasan TN Dalam/Luar Kawasan TN Dalam/Luar Kawasan TN Dalam/Luar Kawasan TN Dalam/Luar Kawasan TN Dalam/Luar Kawasan TN Dalam/Luar Kawasan TN Dalam/Luar Kawasan TN Dalam/Luar Kawasan TN
Konsumsi Sendiri
Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang T ahun Sepanjang Tahun
Dijual Dijual Dijual Konsumsi Sendiri Dijual/ Konsumsi Sendiri Konsumsi Sendiri Dijual Dijual Konsumsi Sendiri Dijual Dijual Konsumsi Sendiri Dijual/ Konsumsi Sendiri Dijual/ Konsumsi Sendiri Konsumsi Sendiri Dijual Dijual Dijual Dijual Dijual Konsumsi Sendiri Konsumsi Sendiri
Lanjutan No Resp
Jenis Hasil Hutan
F/mgg
H/Unit (Rp)
V/ Pemungutan (Unit)
12
Babi
3
20000
1
Kayu Bakar
3
2500
2
Rusa
4
20000
1
13
Kayu Bakar
3
2500
3
14
Babi
4
20000
2
15
Kayu Bakar
3
3000
6
Rusa
4
20000
1
Lokasi Pemungutan
Tujuan Pemungutan
Musim Pemungutan
Dalam/Luar Kawasan TN Dalam/Luar Kawasan TN Dalam/Luar Kawasan TN Dalam/Luar Kawasan TN Dalam/Luar Kawasan TN Dalam/Luar Kawasan TN Dalam/Luar Kawasan TN
Dijual
Konsumsi Sendiri Dijual/Konsumsi Sendiri Konsumsi Sendiri Dijual/Konsumsi Sendiri
Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun
Lokasi Pemungutan
Tujuan Pemungutan
Musim Pemungutan
Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN
Konsumsi Sendiri Dijual/Konsumsi Sendiri
Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun
Konsumsi Sendiri Dijual
E. Desa Pasahari No Resp
Jenis Hasil Hutan
F/mgg
H/Unit (Rp)
V/ Pemungutan (Unit)
1
Kayu Bakar
2
3000
4
Sagu
3
20000
4
Babi
3
25000
1
Kayu Bakar
2
2500
4
Rusa
4
25000
1
Babi
2
25000
1
Sagu
3
20000
2
Babi
3
25000
1
Kayu Bakar
4
3000
6
Rusa
4
25000
1
Babi
2
25000
1
Rusa
2
25000
1
Sagu
2
20000
2
Rusa
3
25000
1
Sagu
2
20000
2
Babi
3
25000
1
Kayu Bakar
2
2500
4
Sagu
2
20000
2
2
3
4
5
6
7
Dijual Konsumsi Sendiri Dijual Dijual Dijual Dijual Konsumsi Sendiri Dijual/Konsumsi Sendiri Dijual Dijual Dijual Dijual Konsumsi Sendiri Dijual/Konsumsi Sendiri Konsumsi Sendiri Konsumsi Sendiri
Lanjutan No Resp
Jenis Hasil Hutan
F/mgg
H/Unit (Rp)
V/ Pemungutan (Unit)
8
Babi
5
25000
2
Kayu Bakar
1
3000
1
Rusa
2
25000
1
Sagu
2
20000
2
9
Kayu Bakar
2
2500
4
10
Kayu Bakar
3
3000
5
11
Babi
4
25000
2
Rusa
4
25000
1
Babi
4
25000
1
Rusa
4
25000
2
13
Kayu Bakar
3
3000
4
14
Kayu Bakar
2
2500
4
15
Kayu Bakar
3
3000
4
12
Lokasi Pemungutan
Tujuan Pemungutan
Musim Pemungutan
Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN Di Dalam Kawasan TN
Dijual
Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun Sepanjang Tahun
Konsumsi Sendiri Dijual Konsumsi Sendiri Konsumsi Sendiri Konsumsi Sendiri Dijual Dijual Dijual Dijual Konsumsi Sendiri Konsumsi Sendiri Konsumsi Sendiri
Lampiran 3. Pendapatan di Luar Hasil Hutan Jumlah Pemungut Tiap Desa Desa Horale
Desa Air Besar
Total
Persen (%)
No.
Pendapatan di Luar Hasil Hutan
1
100.000-141.000
Jml -
% -
Jml 1
% 10
Jml 1
% 6,67
Jml -
% -
Jml -
% -
2
3,23
2
142.000-183.000
2
20
2
20
4
26,66
6
40
5
41,67
19
30,65
3 4
184.000-225.000 226.000-267.000
6 2
60 20
1 -
10 -
8 1
53,33 6,67
8 1
53,33 6,67
6 -
50 -
29 4
46,77 6,45
5
> 268.000
-
-
6
60
1
6,67
-
-
1
8,33
8
12,90
Jumlah
10
100.00
10
100.00
15
100.00
15
100.00
12
100.00
62
100.00
Desa Masihulan
Desa Solea
Desa Pasahari
Lampiran 4. Tingkatan Pendapatan Total Responden Berdasarkan Kelompok Pendapatan Rumah Tangga
No Resp
Pendapatan HH (Rp/thn)
Pendapatan di luar HH (Rp/thn)
Pendapatan total (Rp/thn)
Persentase Kontribusi HH terhadap Pendapatan Total (%)
29
100000
1800000
1900000
0,45
24
720000
1500000
2220000
0,54
15
720000
1800000
2520000
0,60
16
1440000
1200000
2640000
0,63
14
960000
1800000
2760000
0,66
27
960000
1800000
2760000
0,66
8
515000
2400000
2915000
0,70
5
1200000
1800000
3000000
0,72
59
960000
2100000
3060000
0,74
26
150000
3000000
3150000
0,76
28
1080000
2100000
3180000
0,76
1
864000
2400000
3264000
0,78
10
864000
2400000
3264000
0,78
21
960000
2400000
3360000
0,81
30
1352000
2100000
3452000
0,83
36
1080000
2400000
3480000
0,84
6
1728000
1800000
3528000
0,85
32
1152000
2400000
3552000
0,86
7
1296000
2400000
3696000
0,89
25
1302000
2400000
3702000
0,89
44
1920000
1800000
3720000
0,89
23
1440000
2400000
3840000
0,92
48
1080000
3000000
4080000
0,98
2
1728000
2400000
4128000
0,10
3
1728000
2400000
4128000
0,10
33
1728000
2400000
4128000
0,10
35
1152000
3000000
4152000
1,00
4
1300000
3000000
4300000
1,04
45
1920000
2400000
4320000
1,04
34
1728000
2700000
4428000
1,07
31
2160000
2400000
4560000
1,10
13
2160000
2400000
4560000
1,10
60
2160000
2400000
4560000
1,10
19
600000
4200000
4800000
1,16
9
1802000
3000000
4802000
1,16
20
960000
4200000
5160000
1,46
46
2880000
2400000
5280000
1,24
43
3840000
2100000
5940000
1,43
12
3120000
3600000
6720000
1,62
41
3960000
2700000
6660000
1,60
39
5280000
1800000
7080000
1,70
50
6432000
1800000
8232000
1,98
17
400000
8100000
85000 00
2,05
22
960000
7800000
8760000
2,11
47
6480000
2700000
9180000
2,21
56
7440000
1800000
9240000
2,23
49
7680000
1800000
9480000
2,28
11
2160000
7800000
9960000
2,40
58
7584000
2400000
9984000
2,41
57
8400000
1800000
10200000
2,46
18
2560000
8100000
10660000
2,57
53
8160000
3000000
11160000
2,69
55
8640000
2700000
11340000
2,73
42
9216000
2400000
11616000
2,80
38
9840000
1800000
11640000
2,81
52
9360000
2400000
11760000
2,83
54
11856000
2400000
14256000
3,44
61
14400000
1800000
16200000
3,91
40
13824000
2400000
16224000
3,91
62
14400000
2100000
16500000
3,98
51
12672000
4200000
16872000
4,07
37
17280000
2400000
19680000
4,75
243793000
170400000
414193000
100
Jumlah Catatan :
No. Responden 1 – 10 No. Responden 11 – 20 No. Responden 21 – 35 No. Responden 36 – 50 No. Responden 51 – 62
= Pemanfaat dari Desa Horale = Pemanfaat dari Desa Masihulan = Pemanfaat dari Desa Air Besar = Pemanfaat dari Desa Solea = Pemanfaat dari Desa Pasahari
Lampiran 5. Pendapatan Total di Luar Hasil Hutan per Kapita (Rp/Tahun) No Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Pendapatan di luar Hasil Hutan (Rp/Tahun) 2400000 2400000 2400000 3000000 1800000 1800000 2400000 2400000 3000000 2400000 7800000 3600000 2400000 1800000 1800000 1200000 8100000 8100000 4200000 4200000 2400000 7800000 2400000 1500000 2400000 3000000 1800000 2100000 1800000 2100000 2400000 2400000 2400000 2700000 3000000 2400000 2400000 1800000 1800000 2400000 2700000 2400000 2100000 1800000 2400000 2400000 2700000 3000000 1800000 1800000
Pendapatan per kapita (Rp/Tahun) 600000 480000 800000 500000 600000 450000 480000 600000 1000000 800000 2600000 1200000 600000 600000 450000 400000 2700000 4050000 1400000 1400000 400000 1560000 300000 300000 600000 750000 600000 700000 450000 525000 800000 600000 800000 900000 600000 300000 800000 600000 450000 800000 900000 600000 420000 450000 800000 800000 900000 750000 450000 900000
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62
4200000 2400000 3000000 2400000 2700000 1800000 1800000 2400000 2100000 2400000 1800000 2100000 Jumlah Total Pendapatan per Kapita (Rp/Thn) Rata-rata Pendapatan Per kapita (Org/Rp/Thn)
840000 800000 1000000 600000 675000 600000 900000 1200000 525000 600000 600000 700000 50555000 815403,2258
Lampiran 6. Kuisioner Penelitian Kuisioner Penelitian ”Studi Pemanfaatan Hasil Hutan Oleh Masyarak at Sekitar Taman Nasional Manusela ” (Untuk Masyarakat) A. Karakteristik Responden 1. Nomor Urut
:
2. Umur
:
3. Alamat/Desa (sejak kapan tinggal di desa ini)
:
4. Tingkat Pendidikan/lama pendidikan
:
5. Jumlah anggota keluarga
:_________ Orang
B. Sosial Ekonomi Responden 1. Pekerjaan/mata pencaharian : a. Utama
: ....................................................................................................
b. Sampingan : ................................................................................................... 2. Pendapatan dari luar hasil hutan : a. Utama
: Rp......................
b. Sampingan : Rp...................... 3. Apakah Bapak/Ibu memiliki lahan ? a. Ya b. Tidak 4. Jika ya, berupa lahan apa (sejak kapan bapak/ibu mempunyai lahan)? a. Lahan Milik Jika ya (lahan milik), isilah tabel dibawah ini : N o
Jenis lahan (pekarangan/ kebun/ sawah/ lahan peternakan/ lainnya)
Luas (Ha)
Pengolahan (dikerjakan sendiri/oranglai n)
Tanaman yang ada
Produksi
Pendapatan
b. Lahan Garapan Jika ya (lahan garapan), sejak kapan bapak/ibu menggarap? Isilah tabel dibawah ini : N o
Jenis lahan (pekarangan/ kebun/ sawah/ lahan peternakan/ lainnya)
Luas (Ha)
Pengolahan (dikerjakan sendiri/oranglain)
Tanaman yang ada
Produksi
Pendapatan
c. Lahan Sewa Jika ya (lahan sewa), sejak kapan bapak/ibu melakukan sewa lahan? Isilah tabel dibawah ini : N o
Jenis lahan (pekarangan/ kebun/ sawah/ lahan peternakan/ lainnya)
Luas (Ha)
Pengolahan (dikerjakan sendiri/oranglain)
5. Apakah Bapak/Ibu memiliki ternak? Sejak kapan? a. Ya b. Tidak
Tanaman yang ada
Produksi
Pendapatan
C. Interaksi Masyarakat Desa dengan TN Manusela dalam Pe ngambilan Hasil Hutan No.
1
2
3
4
5
6
dst
Jenis Hasil Hutan
Volume (unit)
Frekuensi (minggu)
Harga (Rp)
Lokasi Pemungutan
Jarak ke Lokasi (Km)
Cara pengambilan/ pemungutan hasil hutan
Tujuan Pemungutan
Musim Pemungutan
D. Persepsi dan Harapan Masyarakat dengan Keberadaan Taman Nasional Manusela 1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui adanya Taman Nasional Manusela? a. Ya b. Tidak 2. Menurut Bapak/Ibu, apa yang dimaksud dengan taman nasional? ....................... ............................................................................................................................... 3. Apakah selama ini Bapak/Ibu telah merasakan manfaat adanya Taman Nasional Manusela? a. Ya b. Tidak 4. Jika ya, menurut Bapak/Ibu apa manfaat yang diperoleh dengan adanya Taman Nasional Manusela? a. untuk mencari kayu bakar dan hasil hutan lainnya b. untuk lahan pertanian c. untuk sarana rekreasi d. untuk lainnya (Sebutkan) : ............................................................................. 5. Menurut Bapak/Ibu, pernahkah ada petugas yang melarang pengambilan/ pemanfaatan hasil hutan dari Taman Nasional Manusela? a. Ya b. Tidak 6. Jika ya, menurut Bapak/Ibu apakah larangan tersebut benar-benar dilarang atau tidak? ............................................................................................................ 7. Apakah Bapak/Ibu pernah ikut dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh taman nasional? a. Ya b. Tidak 8. Jika ya, kegiatan apa saja yang pernah Bapak/Ibu ikuti? ..................................... 9. Jika tidak, mengapa Bapak/Ibu tidak mengikutinya? .......................................... ...............................................................................................................................
10. Menurut Bapak/Ibu, pernahkah pihak pengelola taman nasional meminta pendapat anda untuk pengembangan taman nasional dan kegiatan pengelolaan selanjutnya? a. Ya b. Tidak 11. 11. Apa harapan/keinginan Bapak/Ibu dengan keberadaan sumberdaya alam di Taman Nasional Manusela? ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 12. Menurut Bapak/Ibu, menjaga kelestarian taman nasional merupakan tanggung jawab bersama (pengelola dan masyarakat) a. Setuju b. Tidak setuju 13. Bersediakah Bapak/Ibu membantu apabila diperlukan guna perkembangan pengelolaan taman nasional baik materi maupun non materi? a. Ya
b. Tidak
14. Menurut Bapak/Ibu, apakah sebelumnya pengelola Taman Nasional Manusela pernah membuat suatu program untuk masyarakat setempat? a. Pernah b. Tidak pernah 15. Jika pernah, program apa saja yang telah dibuat/pernah ada? ............................. ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 16. Selama ini pernahkah Bapak/Ibu menyampaikan penilaian/kritikan kepada pihak pengelola taman nasional? a. Pernah b. Tidak pernah
17. Jika pernah, kemana Bapak/Ibu menyampaikannya? a. Langsung ke pihak penge lola taman nasional b. Melalui rapat desa c. Melalui tetangga/kenalan yang bekerja di kantor taman nasional d. Lainnya (sebutkan) : ....................................................................................... 18. Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu? e. Tidak berani f. Malas karena biasanya tidak ada kelanjutannya g. Tidak tahu/tidak bisa menilai h. Lainnya (sebutkan) : .......................................................................................
Kuisioner Penelitian ”Studi Pemanfaatan Hasil Hutan Oleh Masyarakat Sekitar Taman Nasional Manusela” (Untuk Pengelola Taman Nasional) 1. Nomor urut : 2. Jabatan
:
3. Hasil hutan apa sajakah yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat? .................. ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 4. Menurut Bapak, apakah pengambilan hasil hutan oleh masyarakat merupakan tindakan yang ilegal dalam pengelolaan? ............................................................. ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 5. Menurut Bapak, apakah pengambilan tersebut juga dapat mengancam kelestarian dan menimbulkan kerusakan sumberdaya taman nasional? Jika ya, dalam konteks yang bagaimana kerusakan yang terjadi selama ini! .................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 6. Tindakan apa yang Bapak lakukan jika menemukan secara langsung masyarakat yang mengambil hasil hutan di dalam kawasan taman nasional? ..... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 7. Bagaimana Bapak memposisikan diri Bapak antara peraturan dengan kondisi masyarakat? .......................................................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 8. Apa upaya-upaya yang dilakukan oleh taman nasional dalam rangka mengurangi kegiatan pengambilan hasil hutan oleh masyarakat? ....................... ............................................................................................................................... 9. Menurut Bapak, pentingkah melibatkan para pihak dalam pengelolaan taman nasional? ............................................................................................................... ...............................................................................................................................
10. Menurut Bapak, bagaimana seharusnya pengelolaan taman nasional ke depan yang dapat mengakomodasikan kepentingan para pihak? ................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 11. Apa harapan Bapak dengan keberadaan taman nasional? .................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
Kuisioner Penelitian ”Studi Pemanfaatan Hasil Hutan Oleh Masyarakat Sekitar Taman Nasional Manusela” (Untuk Pemerintahan tingkat Kecamatan) 1. Nomor urut : 2. Jabatan
:
3. Bagaimana kondisi penggunaan lahan : Penggunaan Untuk No.
Desa (Kampung)
Luas Wilayah (Ha)
Lahan Pangan (Ha)
Lahan Perkebunan (Ha)
Lain-lain (Ha)
Keterangan
4. Hasil hutan apa sajakah yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat? .................. ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 5. Menurut Bapak, desa mana sajakah yang biasa mengambil/memanfaatkan hasil hutan? ........................................................................................................... ............................................................................................................................... 6. Menurut Bapak, apakah pengambilan hasil hutan oleh masyarakat merupakan tindakan yang ilegal? Jika ya, mengapa? .............................................................. ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 7. Menurut Bapak, apakah pengambilan tersebut juga dapat mengancam kelestarian dan menimbulkan kerusakan sumberdaya taman nasional? Jika ya, dalam konteks yang bagaimana kerusakan yang terjadi selama ini! ...................
............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 8. Apa yang dilakukan jika Bapak menemukan anggota masyarakat Bapak mengambil/memanfaatkan hasil hutan dari kawasan taman nasional? ................. ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 9.
Apa yang menjadi gagasan Bapak agar masyarakat tidak dirugikan dengan adanya taman nasional? ........................................................................................ ...............................................................................................................................
10. Apakah ada koordinasi antara pemerintahan kecamatan dengan pihak pengelola taman nasional? Jika ada, apa sajakah contoh kongkrit dari bentuk koordinasi tersebut? .............................................................................................. ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 11. Apa harapan Bapak dengan adanya at man nasional terhadap masyarakat sekitar dan pembangunan daerah? ........................................................................ ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
Kuisioner Penelitian ”Studi Pemanfaatan Hasil Hutan Oleh Masyarakat Sekitar Taman Nasional Manusela” (Untuk Pemerintahan tingkat Desa) 1. Nomor urut : 2. Jabatan
:
3. Hasil hutan apa sajakah yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat desa Bapak? .................................................................................................................. ............................................................................................................................... 4. Menurut Bapak, kira-kira ada berapa kepala keluarga di desa Bapak yang biasa mengambil hasil hutan? .............................................................................. 5. Menurut Bapak, apakah pengambilan hasil hutan oleh masyarakat merupa kan tindakan yang ilegal? Jika ya, mengapa? .............................................................. ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 6. Menurut Bapak, apakah pengambilan tersebut juga dapat mengancam kelestarian dan menimbulkan kerusakan sumberdaya taman nasional? Jika ya, dalam konteks yang bagaimana kerusakan yang terjadi selama ini! ................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 7. Bagaimana gagasan Bapak selaku pimpinan desa tentang upaya pihak taman nasional terhadap masyarakat yang memanfaatkan hasil hutan? ......................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 8. Bagaiman ketentuan hukum adat yang berlaku tentang pengelolaan taman nasional selama ini? ............................................................................................. ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 9. Apakah ada norma -norma khusus atau adat istiadat di desa ini yang mengatur masalah pemanfaatan sumberdaya hutan? ........................................................... ............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
10. Bila ada, bagaimana tata aturannya? .................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 11. Bagaimana norma dan aturannya tersebut diberlakukan terhadap taman nasional yang selama ini me njadi sumber kehidupan masyarakat? ..................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 12. Apakah ada koordinasi antara pemerintahan desa dengan pihak pengelola taman nasional? Jika ada, apa sajakah contoh kongkrit dari bentuk koordinasi tersebut? ............................................................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 13. Apa harapan Bapak dengan adanya taman nasional ter hadap masyarakat sekitar dan pembangunan daerah? ....................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
Lampiran 7. Peta Lokasi Pemanfaatan di Taman Nasional Manusela