Buku Informasi Wisata Alam Balai Taman Nasional Manusela
Kementerian Kehutanan Ditjen Perlindungan Hutan Dan Konservasi Alam Balai Taman Nasional Manusela 2014
Assalamualaikum Wr.Wb.
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kupanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas curahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Buku Informasi Wisata Taman Nasional Manusela dapat terselesaikan dan disajikan kepada pembaca. Tulisan yang tersaji dalam Buku Info Paket Wisata ini diakui belum mewakili seluruh potensi wisatayang ada di kawasan Taman Nasional Manusela, namun sebagian besar potensi wisata yang ada telah tersaji secara ringkas, sehingga dapat menjadi panduan informasi dalam melakukan perjalanan wisata ke TN Manusela. Selanjutnya Tim ingin berterimakasih kepada Kepala Balai, Tim Kegiatan serta segenap staff di lingkungan Balai Taman Nasional Manusela, atas waktu, kerjasama, koreksi, saran dan masukan kepada Tim selama kegiatan penyusunan Buku ini. Akhir kata, Tim penyusun menyadari bahwa Buku ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan. Diharapkan kehadiran buku ini dapat mengisi dan menambah informasi pada Balai Taman Nasional Manusela. Tim Penyusun
2
Edisi I Tahun 2014
Daftar Isi Kata Pengantar 2 Daftar Isi 3 Kondisi Umum 3 Lokasi Kawasan TN Manusela 4 Sejarah Kawasan TN manusela 6 Potensi Wisata Alam 9 Wisata Alam Bahari 10 Pengamatan Burung 12 Wisata mangrove 18 Pendakian Gunung 20 Simaksi 24 Tarif Biaya Masuk Pengunjung 28
3
Edisi I Tahun 2014
Kondisi Umum Kawasan Taman Nasional Manusela mencakup 19 % dari keseluruhan luas Pulau Seram, keadaan lahannya sebagian besar bergelombang dan berupa pegunungan Karst. Topografi kawasan TN. Manusela mulai dari dataran (dataran Mual) bergelombang, berbukit sampai bergunung-gunung dengan ketinggian mulai dari 0 – 3207 m di atas permukaan laut. Kemiringan lahan berkisar antara 30 – 60 % mulai dari Gunung Markele sampai Gunung Binaya sebagai puncak tertinggi. Sebagian besar kawasan ini memiliki kelerengan yang sangat tajam dengan lembah-lembah yang dalam. Bagian yang relatif landai terletak di bagian utara sekitar Air Besar dan Sasarata serta bagian selatan di daerah Hatumete, Hatu, dan Woke. Berdasarkan ketinggian di atas permukaan laut, kawasan TN. Manusela dapat dibedakan menjadi empat kategori yaitu : a. Dataran rendah di bawah ketinggian 500 m dpl. b. Dataran tinggi antara 500 – 1500 m dpl c. Dataran pegunungan antara 1500 – 2500 m dpl d. Zone Sub Alpin dengan ketinggian di atas 3000 m dpl. Dengan bentang alam yang cukup lengkap menjadikan kawasan ini memiliki landscape yang indah dan beragam. Selain itu Keberadaan Taman Nasional Manusela yang terletak diantara dua pusat keanekaragaman hayati botani yaitu di bagian barat Papua New Guinea dan timur dari Malaysia (kawasan biogeografi yang membentang dari Malaysia sampai Papua New Guinea) menjadikan kawasan Taman Nasional kaya akan flora fauna yang unik dan endemik. Dengan potensi objek wisata yang cukup menarik, banyak wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung ke Taman Nasional Manusela.Beberapa kegiatan wisata yang dapat dilakukan diantaranya adalah pengamatan burung (birdwatching), menyelam (diving), snorkeling, wisata mangrove, dan mendaki gunung (hiking).
PetaLokasi Taman Nasional Manusela
Menuju Lokasi Kawasan TN Manusela terdapat dua jalur yaitu melalui; 1. Seksi Wilayah I Wahai (Jalur Utara) Ambon menuju ke pelabuhan Tulehu, dengan menggunakan kapal cepat (2 jam) ke pelabuhan Amahai selanjutnya ke Kantor Balai TN Manusela di Masohi. Dari Masohi menuju kawasan dengan kendaraan umum (3-5 jam). 2. Seksi Wilayah II Tehoru (Jalur Selatan) Dari Balai TN Manusela di Masohi Menuju Tehoru dengan kendaraan umum (3 jam). Tehoru ke desa-desa penyangga dengan longboat, selanjutnya berjalan menuju kawasan TN Manusela.
Pulau Buru
Kantor Balai TN Manusela
4
Edisi I Tahun 2014
Wahai Saleman
Sawai
Huaulu Masihulan
Kanike Gng Binaya
Pulau Seram
Piliana
Amahai
Tehoru
Tulehu
Ambon
Makassar Jakarta
Gerbang Masuk Kawasan
5
Edisi I Tahun 2014
P. Seram
Surabaya
Akses Menuju Taman Nasional Manusela Pengunjung dapat menempuh perjalanan dari - Jakarta - Ambon - Pulau Seram - Surabaya - Ambon - Pulau Seram - Makasar- Ambon - Pulau Seram
Taman Nasional Manusela Berdasarkan Undang – Undang
Mual ditetapkan berdasarkan SK Ment-
nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi
eri Pertanian no. 557/Kpts/Um/12/1972
Sumber Daya Alam Hayati dan Eko-
tanggal 7 Desember 1972. Melalui Surat
sistemnya, taman nasional adalah ka-
Pernyataan Menteri Pertanian no. 736/
wasan pelestarian alam yang mempunyai
Mentan/X/1982 tanggal 14 Oktober
ekosistem asli, dikelola dengan sistem
1982. Nama taman nasional adalah
zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan
TN. Manusela Wae Nua/Wai Mual, luas
penelitian, ilmu pengetahuan, pendi-
kawasan sebesar 189.000 ha. Kemudi-
dikan, menunjang budidaya, pariwisata
an menjadi Taman Nasional Manusela
dan rekreasi.
berdasarkan SK Menhut No. 281/Kpts-
Taman Nasional Manusela merupa-
VI/1997 tanggal 23 Mei 1997 dengan
kan gabungan dari Cagar Alam Wai Nua
luas 189.000 ha. Pengelolaan TN Manu-
dengan luas 20.000 ha dan Wai Mual
sela dengan sistem zonasi yang telah di
seluas 17.500 ha, serta perluasannya
tetapkan sesuai SK. 134/IV-Set/2013,
yang berupa hutan produksi dan hutan
tanggal 19 April 2013 tentang Zonasi
lindung. Cagar Alam Wai Nua dan Wai
Taman Nasional Manusela.
6
Edisi I Tahun 2014
7
Edisi I Tahun 2014
Pengelolaan TN Manusela Dalam pembagiannya terdapat beberapa kawasan zonasi, yaitu; 1. Zona inti, fungsi Zona inti adalah perlindungan ekosistem, pengawetan flora dan fauna khas beserta habitatnya yang peka terhadap gangguan dan peruba han, sumber plasma nutfah dari jenis tumbuhan dan satwa liar, untuk kepentingan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan penunjang budidaya. 2. Zona Rimba, fungsi Zona rimba untuk kegiatan pengawetan dan pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan alam bagi kepentingan penelitian, pendidikan konservasi, wisata terbatas, habitat satwa migran dan menunjang budidaya serta mendukung zona inti . 3. Zona Pemanfaatan, fungsi Zona pemanfaatan untuk pengembangan pariwisata alam dan rekreasi, jasa lingkungan, pendidikan, penelitian dan pengembangan yang menunjang pemanfaatan, kegiatan penunjang budidaya.
8
Edisi I Tahun 2014
4. Zona Tradisional, fungsi dan keperuntukan Zona tradisional untuk pemanfaatan potensi sumber daya alam dan ekosistemnya oleh masyarakat setempat secara lestari melalui pengaturan pemanfaatan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan peningkatan kesejahteraannya. 5. Zona Rehabilitasi, fungsi Zona rehabilitasi untuk mengembalikan ekosistem kawasan yang rusak/degradasi menjadi atau mendekati kondisi ekosistem alamiahnya. Pada kondisi ini, proses-proses ekologis penting berfungsi optimal dalam menyangga kehidupan. 6. Zona Khusus, fungsi Zona khusus untuk kepentingan aktivitas kelompok masyarakat yang tinggal diwilayah tersebut sebelum ditunjuk/ ditetapkan sebagai taman nasional dan sarana penunjang kehidupannya, serta kepentingan yang tidak dapat dihindari berupa sarana telekomunikasi, fasilitas transportasi dan listrik.
Potensi Wisata Alam
Desain Tapak Wisata Alam Untuk membangun keselarasan pengelolaan dan penyelenggaraan pariwisata alam di kawasan TN Manusela agar sesuai dengan kaidah, prinsip dan fungsi kawasan maka dilakukan Penyusunan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Alam Taman Nasional Manusela Terdapat 7 tapak wisata alam 1. Tapak Sawai-Saleman 2. Tapak Masihulan-Apilima 3. Tapak Sasarata 4. Tapak Banda Baru 5. Tapak Saunulu 6. Tapak Mosso 7. Tapak Pendakian Binaya Lokasi Desain Tapak Zona Inti Zona Rimba Zona Tradisional Zona Rehabilitasi
9
Edisi I Tahun 2014
Wisata Alam Bahari
Lokasi ini berada di Resort Sawai – Masihulan, Seksi PTN Wilayah I Wahai. Beberapa Objek Daya Tarik Wisata yang berada di Sawai adalah goa bawah air, goa ibu, penginapan terapung,tebing sawai, sungai salawai, Coral reef dan biota laut. Lokasi ini memiliki potensi bahari, baik itu terumbu karang maupun biota laut, tebing, dan goa bawah air. Area tersebut dapat dimanfaatkan pengunjung untuk wisata alam snorkling, diving dan dapat pula dilakukan transplantasi terumbu karang. Sedangkan potensi wisata di Saleman adalah wisata pantai Saleman, dan landscape pegunungan Saleman.
10
Edisi I Tahun 2014
Akses menuju lokasi Hari 01 : Bandara Pattimura – Masohi - Sawai Bandara Pattimura (pagi) - Tulehu - Masohi(mengurus Simaksi di kantor Balai TNM). Selanjutnya menuju Sawai dan menginap di resort terapung di teluk sawai sambil menikmati pemandangan koral dan ikan di sekitar penginapan. Hari 02 : Eksplore Sawai Eksplore dimulai dengan snorkeling disekitar Tebing Sawai melihat coral dan berbagai jenis ikan disamping tebing yang menjulang tinggi. Menikmati sensasi Gua bawah laut dan pemandangan pasir putih disekitar pantai Ora. Hari 03 : Pengamatan Burung (Birdwatching) dan Pengamatan Kus-Kus Pengamatan burung dilakukan pada pagi dan sore melalui jalur tracking disekitar Pusat Informasi TNM di Masihulan dan menginap di tempat tsb. Malam harinya dilanjutkan pengamatan Kus-Kus (Phalanger sp.). Hari 04 : Pusat Rehabilitasi satwa dan canopy Birdwatching Kegiatan selanjutnya adalah kunjungan ke Pusat Rehabilitasi Satwa di Masihulan untuk melihat proses rehabilitasi yang dilakukan terhadap satwa utamanya burung hasil sitaan untuk diliarkan sebelum dilepas kembali ke habitatnya.
11
Edisi I Tahun 2014
Pengamatan Burung Terdapat beberapa lokasi pengamatan burung di kawasan TN Manusela, diantaranya yaitu Masihulan Apilima, Saunulu, dan Mosso
Masihulan-Apilima Lokasi ini berada di Resort Sawai-Masihulan, Seksi PTN Wilayah I Wahai. Kawasan didominasi hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan dengan potensi wisata alam berupa lokasi pengamatan burung. Beberapa tempat yang biasa menjadi lokasi pengamatan adalah hutan Apilima dan platform pengamatan burung Masihulan. Areal ini juga sebagai habitat flora fauna endemik pulau Seram. Pengamatan Burung (Birdwatching) Durasi : 6 hari / 5 malam Start / finish: Bandara Pattimura Ambon
12
Edisi I Tahun 2014
Hari 01 : Bandara Pattimura - Masohi- Pusat Informasi Masihulan Setelah mengurus Simaksi di kantor Balai TNM, dilanjutkan menuju Pusat Informasi Masihulan ± 3 jam. Pengamatan burung di sore hari dilakukan melalui jalur yang telah ada disekitar Pusat Informasi dan menginap di tempat tsb.
Hari 02 : Pusat Rehabilitasi Satwa & Canopy Birdwatching Kunjungan ke Pusat Rehabilitasi Satwa di Masihulan untuk melihat proses rehabilitasi satwa utamanya burung hasil sitaan untuk diliarkansebelum dilepas kembali ke habitatnya. dilanjutkan menuju Platform pengamatan(Canopy Birdwatching) yang berada di masihulan dengan tinggi 40 m di atas tajuk pohon. Mengamati aktifitas burung pada sore hari. Makan malam dan camp di platform untuk semalam. Hari 03 : Masihulan - Sasarata Setelah pengamatan burung di pagi hari, kemudian dilanjutkan menuju Resort Sasarata di Wahai. Sore hari dilakukan pengamatan disepanjang jalan yang melintasi kawasan. Diantara jenis yang dapat dijumpai adalah berbagai jenis Perkici, Paruh bengkok, Rangkong, dan Raptor Hari 04 : Pengamatan Burung di Ekosistem Mangrove
13
Edisi I Tahun 2014
Kegiatan dimulai dengan pengamatan burung di sekitar hutan mangrove diantaranya pergam danbeberapa jenis burung bangau serta mengamati ekosistem mangrove dari jenis Rhizophora dan Bruguiera. Hari 05 : Resort Sasarata - Masohi Setelah pengamatan pagi dan sarapan pagi, perjalanan dilanjutkan menuju Masohi. Dalam perjalanan pulang,
kita dapat singgahdi Pos Pengamatan di pinggir jalan SS yang melintasi kawasan TNM Hari 06 : Masohi - Bandara Pattimura (Ambon)
Pengamatan Burung di Saunulu Lokasinya berada di resort Saunulu, Seksi PTN II Tehoru. Berjarak sekitar 10 km dari desa Saunulu lokasi ini terdapat sungai Wae Kawa dan Wae Nua yang hulunya berasal dari kawasan TN Manusela. Dari Masohi pengunjung bisa langsung menuju Tehoru kemudian melanjutkan perjalanan menuju Hatuputih, yang lokasinya terletak di Saunulu. Untuk sampai ke Hatuputih pengunjung dapat menelusuri sungai Kawa sekitar 2 jam. Di lokasi ini merupakan habitat burung Gosong, dimana terdapat puluhan sarang burung yang mendiami tempat ini. Beberapa jenis burung yang dapat dijumpai dilokasi ini adalah burung Gosong, Nuri, Elang, Kakatua, dan burung endemik khas pulau Seram lainnya.
14
Edisi I Tahun 2014
Kondisi Aliran Sungai Wae Kawa
Burung Gosong (Megapodius sp)
Perjumpaan dengan Raptor/ burung pemangsa
Pengamatan burung di Mosso
Perkici Merah (Eos bornea)
Nuri Raja Ambon (Alisterus amboinensis)
15
Edisi I Tahun 2014
Lokasinya berada di Seksi PTN Wilayah II Tehoru, topografi lokasi ini adalah pegunungan karst dan menjadi lokasi ideal pengamatan burung. Untuk menuju lokasi tersebut pengunjung bisa berjalan kaki dari Negeri Mosso menuju lokasi pengamatan di Waelomatan dan lokasi pengamatan disekitarnya selama sekitar 4 jam. Beberapa jenis burung yang dapat kita jumpai adalah, burung-burung paruh bengkok, Raja Perling Seram, dan jenis endemik lainnya.
Raja Perling Seram (Basilornis corythaix)
Perling (Aplonis-metallica)
16
Edisi I Tahun 2014
Potensi Flora Jenis vegetasi yang ada di TN. Manusela merupakan keturunan flora Asia/Sulawesi yang mempunyai beberapa unsur Australia-Papua. Jenis flora zona Australia yang terdapat dalam kawasan ini antara lain Eucalyptus spp, sedangkan jenis flora khas Asia meliputi Shorea selanica (Dipterocarpacea) yaitu jenis meranti yang pertumbuhannya paling timur Indonesia, nyamplung (Calophyllum inophyllum), Langsat hutan (Aglaia argentea), Kayu Loreng (Eucalyptus sp), Durian (Durio spp.), jenis Anggrek, Begonia, dan lain-lain. Jenis-jenis vegetasi yang ada di TN. Manusela terdiri dari hutan mangrove dan hutan pantai (0-5 m dpl), hutan dataran rendah (5-100 m dpl), hutan hujan primer dataran rendah (100-500 m dpl), hutan hujan primer pegunungan (500-2.500 m dpl), lumut (2.500-2.600 m dpl).
17
Edisi I Tahun 2014
Wisata Mangrove
Lokasi ini berada di Resort Sawai-Masihulan, Seksi PTN Wilayah I Wahai. Kawasan didominasi hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan dengan potensi wisata alam berupa lokasi pengamatan burung. Beberapa tempat yang biasa menjadi lokasi pengamatan adalah hutan Apilima dan platform pengamatan burung Masihulan. Areal ini juga sebagai habitat flora fauna endemik pulau Seram
18
Edisi I Tahun 2014
Vegetasi mangrove membentuk formasi-formasi yang menyebar dan mengelompok di sepanjang sungai. Pengunjung dapat berwisata susur sungai mangrove mulai dari muara sungai teluaran/ faung sampai ke sungai aiesele sepanjang 5,5 km menggunakan speed boat dan perahu kecil / ketinting. Vegetasi hutan mangrove ditandai oleh jenis Pedada (Sonneratia alba), Bakau (Rhizophora apiculata), Bidu (Bruguiera sexangula), Api-api
(Avicennia officianalis), Nipah (Nypa fruticans). Perkembangan terbaik vegetasi hutan pantai disepanjang pantai bagian utara dengan jenis-jenis yang mendominasi antara lain Tapak uda/ katang-katang (Ipomea pescaprae ), Rumput jara jara (Spinifex littoralis), Pandan (Pandanus sp), dan Cemara laut (Casuariana equisetifoli
Pendakian Gunung Binaya
19
Edisi I Tahun 2014
Pendakian Binaya jalur Selatan Durasi : 8 hari / 7 malam Start / finish: Bandara Pattimura Hari 01 : Bandara Pattimura – Masohi Tiba Kantor Balai Taman NasionalManusela untuk mengurus Simaksi. Setelah itu mempersiapkan logistikdan menginap semalam di Masohi. Hari 02 : Masohi - Tehoru - Yaputih Piliana Pagi hari perjalanan dilanjutkan ke Tehoru dengan waktu tempuh 3 jam menggunakan kendaraan umum, Pengunjung dapat melapor kedatanganya di kantor SPTN II Tehoru. Setelah itu dengan menggunakan perahu ‘katinting’ menyebrangi teluk tehoru menuju Yaputih. Jika cuaca cerah kita dapat menikmati pemandangan Gunung Binaya. Dari Yaputih, perjalanan dilanjutkan dengan trekking menuju Piliana sebagai desa terakhir menuju puncak Hari 03 : Piliana - Ayemoto Camp Pada pagi hari, perjalanan dilanjutkan
20
Edisi I Tahun 2014
memasuki kawasan Taman Nasional Manusela, melintasi pegunungan karst dan vegetasi hutan yang alami. Tanjakan yang cukup terjal akan selalu dilalui. Kalau beruntung, selama perjalanan kita dapat menjumpai burung kakatua yang berada di habitat kawasan TN Manusela. Selanjut nya perjalanan dilanjutkan ke Camp Ayemoto. Hari 04 : Ayemoto Camp - Isilali Camp Selanjutnya Camp Isilali di tempuh selama 9 jam. Dengan membawa persediaan air yang cukup untuk satu hari, karena di perjalanan tidak dijumpai lagi sumber air. Kita akan melalui hutan lumut yang cukup tebal dan banyak dijumpai Anggrek dan Kantong Semar (Nephentes sp.). disamping itu, kita dapat menjumpai salah satu habitat kupu-kupu raksasa yakni kupu-kupu Goliath Hari 05 : Isilali Camp - Nasapeha Camp Summit Binaya (3.027 mdpl)Trekking menuju Nasapeha ± 5 jam. Nasapeha merupakan lembah, terdapat genangan
air hujan yang dapat digunakan dengan proses penyaringan terlebih dahulu. Setelah makan siang, trekking menuju Puncak Binaya selama 2 jam. Dalam perjalanan kita dapat melihat jenis Pakis Raksasa yaitu Pakis Binaya (Cyathea binayana). Setelah menikmati pemandangan dan mengambil gambar lalu turun kembali menuju camp Nasapeha. Hari 06 : Nasapeha Camp - Ayemoto Camp Perjalanan pulang melalui jalur yang telah dilalui sebelumnya. Perjalanan turun lebih cepat dibanding saat mendaki. Dengan waktu 9 jam, tiba di camp Aimoto. Hari 07 : Ayemoto Camp – Piliana – Yaputih Pagi hari perjalanan dilanjutkan menuju Piliana selama 5 jam.Dilanjutkan menuju Yaputih dan menyebrangi teluk Tehoru. Sore hari tiba di Tehoru dan dilanjutkan menuju Masohi menggunakan mobil angkutan. selanjutnya dilanjutkan perjalanan Masohi ke Bandara Pattimura (Ambon)
Pendakian Binaya Jalur Utara Durasi : 9 hari / 8 malam Start / finish: Bandara Pattimura Ambon Hari 01 : Bandara – Masohi - Huaulu Tiba di Bandara Pattimura Ambon sebaiknya pagi hari, setelah itu berangkat menuju pelabuhan kapal cepat di Tulehu. Setelah 2 jam berlayar dengan kapal cepat, akan tiba di Amahai (pulau Seram). Kemudian ke Masohi, mengurus Simaksi di kantor Balai Taman Nasional Manusela. Setelah makan siang, perjalanan menuju Huaulu dengan menggunakan mobil ± 3,5 jam. berjalan kaki menuju Huaulu dan pengunjung bisa menginap di sini, terdapat shelter dan penginapan warga setempat. Hari 02 : Huaulu – Roho – Wasamata Setelah sarapan pagi, trekking dilanjutkan menuju negeri Roho dimana kita dapat beristrahat dan makan siang. Kemudian perjalanan dilanjutkan ke Wasamata, tiba di Wasamata sore hari.
21
Edisi I Tahun 2014
Kita akan mendirikan tenda di sekitar sungai selain itu di lokasi ini juga terdapat shelter bagi pendaki. Hari 03 : Wasamata camp – Negeri Kanike Trekking kemudian dilanjutkan menuju negeri Kanike. Negeri ini merupakan perkampungan terakhir yang dijumpai dalam pendakian melalui jalur ini. Hari 04 - 05 : Kanike – Waihuhu Camp – Waifuku Perjalanan ke Puncak Binaya dari negeri Kanike memakan waktu 2 hari, dengan camp pertama di Waihuhu dan camp terakhir di Waifuku (5 menitdari puncak). Disekitar puncak, tumbuh pakis endemik yakni Pakis Binaya (Cyathea binayana) dan kawah yang berisi air serta jika beruntung jg bsa melihat Rusa (Cervus timorensis). Anda dapat memotret pemandangan dari puncak Binaya. Hari 06 : Waifuku camp – Negeri Kanike
22
Edisi I Tahun 2014
Dari Waifuku pengunjung melanjutkan perjalanan menuju Kanike. Jalur ini adalah jalur basah dimana tegakan pohin yang rapat dan jalan yang berlumpur akan di jumpai dalam perjalanan. Hari 07: Kanike - Roho Pagi hari, perjalanan kembali melalui rute yang telah dilalui sebelumnya. Kita akan menginap di rumah penduduk di Negeri Roho. Hari 08: Roho - Huaulu - Masohi Dari Roho perjalanan kembali ke Huaulu hingga ke jalan trans seram, kemudian dilanjutkan ke Masohi dengan menggunakan mobil. Hari 09: Masohi - Bandara Pattimura (Ambon) Dari Masohi dilanjutkan ke pelabuhan kapal cepat di Amahai, menuju ke pelabuhan Tulehu, dan bandara Pattimura di Ambon dengan menggunakan mobil selama 1 jam.
Jalur Pendakian Menuju Roho
Jalur Pendakian Binaya Traking Binaya Jalur Utara Sepanjang ±30 Km Traking Binaya Jalur Selatan Sepanjang ±19 Km
23
Edisi I Tahun 2014
TATA CARA PERMOHONAN SIMAKSI I. SIMAKSI (BARU)
Diajukan oleh PEMOHON kepada PENERBIT izinUntuk WNA dan atau WNI yang ada keterkaitan kerja dengan pihak asing untuk lebih dari 1 (satu) lokasi - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Taman Nasional dan atau BKSDA diterbitkan oleh SEKDITJEN, - Untuk WNA dan atau WNI yang ada keterkaitan kerja dengan pihak asing untuk 1 (satu) lokasi - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Taman Nasional dan atau BKSDA diterbitkan oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis (Kepala Balai Taman Nasional atau Kepala BKSDA) A. Untuk WNA (Warga Negara Asing) a. Dengan melampirkan permohonan sebagai berikut : 1. Surat Keterangan Jalan dari Kepolisisan 2. Proposal Kegiatan 3. Fotocopi Paspor 4. Surat Pernyataan tentang kesanggupan untuk mematuhi ketentuan perundang-undangan, dengan format sebagaimana lampiran Perdirjen. b. Untuk WNA yang akan melakukan kegiatan PENELITIAN dengan melampirkan permohonan sebagai berikut : 1. Surat Keterangan Jalan dari Kepolisisan 2. Proposal Kegiatan 3. Fotocopi Paspor 4.Surat Pernyataan tentang kesanggupan untuk mematuhi ketentuan perundang-undangan, dengan format sebagaimana lampiran Perdirjen. 5. Surat Izin Penelitian dari Kementerian Negara Riset dan Teknologi 6. Surat Pemberitahuan Penelitian dari Kementerian Dalam Negeri 7. Surat Rekomendasi dari Mitra Kerja Dalam hal permohonan tidak diajukan sendiri oleh PEMOHON, maka : - Mitra Kerja sebagai induk organisasi Pemohon dengan surat kuasa dari pemohon dapat mengatasnamakan Pemohon untuk mengajukan permohonan dan mengambil SIMAKSI - Perorangan dengan surat kuasa dari Pemohon dapat mengatasnamakan Pemohon untuk mengajukan permohonan dan mengambil SIMAKSI
24
Edisi I Tahun 2014
c. Untuk WNA yang akan melakukan kegiatan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan dengan melampirkan permohonan sebagai berikut : 1. Surat Keterangan Jalan dari Kepolisisan 2. Proposal Kegiatan 3. Fotocopi Paspor 4. Surat Pernyataan tentang kesanggupan untuk mematuhi ketentuan perundang-undangan, dengan format se bagaimana lampiran Perdirjen. 5. Surat Rekomendasi dari Mitra Kerja Dalam hal permohonan tidak diajukan sendiri oleh PEMOHON, maka : - Mitra Kerja sebagai induk organisasi Pemohon dengan surat kuasa dari pemohon dapat mengatasnamakan Pemohon untuk mengajukan permohonan dan mengambil SIMAKSI - Perorangan dengan surat kuasa dari Pemohon dapat mengatasnamakan Pemohon untuk mengajukan permohonan dan mengambil SIMAKSI d. Untuk WNA yang akan melakukan kegiatan PEMBUATAN FILM dengan melampirkan permohonan sebagai berikut : 1. Surat Keterangan Jalan dari Kepolisisan 2. Proposal Kegiatan 3. Fotocopi Paspor 4. Surat Pernyataan tentang kesanggupan untuk mematuhi ketentuan perundang-undangan, dengan format se bagaimana lampiran Perdirjen. 5. Surat Izin Produksi Pembuatan Film Non Cerita / Cerita di Indonesia dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 6. Sinopsis 7. Daftar Peralatan 8. Daftar Anggota Tim.
25
Edisi I Tahun 2014
e. Untuk WNA yang akan melakukan kegiatan Ekspedisi dengan melampirkan permohonan sebagai berikut : 1. Surat Keterangan Jalan dari Kepolisisan 2. Proposal Kegiatan 3. Fotocopi Paspor 4. Surat Pernyataan tentang kesanggupan untuk mematuhi ketentuan perundang-undangan, dengan format sebagaimana lampiran Perdirjen. B. Untuk WNI (Warga Negara Indonesia) a. Dengan melampirkan permohonan sebagai berikut : 1. Proposal KegiatanFotocopi tanda pengenal 2. Surat pernyataan tentang kesanggupan untuk mematuhi ketentuan perundang-undangan, dengan format terlampir. b. Untuk WNI yang akan melakukan kegiatan PENELITIAN dan PENGEMBANGAN dengan melampirkan permohonan sebagai berikut : 1. Proposal Kegiatan 2. Fotocopi tanda pengenal 3. Surat pernyataan tentang kesanggupan untuk mematuhi ketentuan perundang-undangan, dengan format terlampir. 4. Surat Rekomendasi dari Mitra Kerja. c. Untuk WNI yang akan melakukan kegiatan PEMBUATAN FILM dan EKSPEDISI dengan melampirkan permohonan sebagai berikut : 1. Proposal Kegiatan 2. Fotocopi tanda pengenal 3. Surat pernyataan tentang kesanggupan untuk mematuhi ketentuan perundang-undangan, dengan format terlampir. d. Untuk WNI yang akan melakukan kegiatan JURNALISTIK dengan melampirkan permohonan sebagai berikut : 1. Proposal Kegiatan
26
Edisi I Tahun 2014
2. Fotocopi tanda pengenal 3. Surat pernyataan tentang kesanggupan untuk mematuhi ketentuan perundang-undangan, dengan format terlampir. 4. Kartu PERS dari lembaga yang berwenang - Dalam hal persyaratan lengkap, PENERBIT SIMAKSI dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak diterimanya permohonan, MENERBITKAN SIMAKSI. - Dalam hal persyaratan tidak lengkap, PENERBIT SIMAKSI dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak diterimanya Permohonan, MENGEMBALIKAN PERMOHONAN kepada PEMOHON untuk dilengkapi. - Dalam hal PEMOHON telah menerima pengembalian berkas permohonan dari penerbit Simaksi, Pemohon melengkapi persyaratan untuk diajukan kembali. II. PERPANJANGAN a. Untuk kegiatan PENELITIAN dan PENGEMBANGAN serta ILMU PENGETAHUAN dan PENDIDIKAN, diajukan oleh PEMOHON kepada PENERBIT SIMAKSI, paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sebelum Simaksi berakhir b. Untuk kegiatan FILM, EKSPEDISI, dan JURNALISTIK diajukan oleh PEMOHON kepada PENERBIT SIMAKSI, paling lama 3 (tiga) hari kerja sebelum Simaksi berakhir c. dengan melampirkan : - Laporan hasil kegiatan - Perizinan dari instansi terkait yang masih berlaku - Rekomendasi dari Kepala Unit Pelaksana Teknis / Kepala Balai (bagi WNA yang PENERBITAN SIMAKSI-nya oleh SEKDITJEN ) III. MASA BERLAKU a. Untuk kegiatan PENELTIAN dan PENGEMBANGAN, paling lama 3 (tiga) bulan. b. Untuk kegiatan ILMU PENGETAHUAN dan PENDIDIKAN, paling lama 1 (satu) bulan c. Untuk kegiatan PEMBUATAN FILM, paling lama 14 (empat belas) hari d. Untuk kegiatan EKSPEDISI dan JURNALISTIK, paling lama 10 (sepuluh) hari
27
Edisi I Tahun 2014
TARIF BIAYA MASUK PENGUNJUNG TAMAN NASIONAL MANUSELA Dasar : 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 12 Tahun 2014 Tanggal 14 Februari 2014 Tentang Jenis dan Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Kehutanan. 2. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.11/Menhut-II/2007 Tanggal 13 Maret 2007, Tentang Pembagian Rayon Di Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam Dan Taman Buru Dalam Rangka Pengenaan Penerimaan Negara Bukan Pajak. 3. Surat Sekretaris Direktorat Jenderal PHKA No. S. 1015/SET-4/2014 tanggal 10 Maret 2014 Perihal Sosialisasi Penerapan PP. 12 Tahun 2014.
28
Edisi I Tahun 2014
29
Edisi I Tahun 2014
Informasi Pendukung
Tarif Akomodasi
Tarif Harga Sarana Transportasi No
Jenis Transportasi
1.
Kapal Cepat - Kelas Ekonomi - Kelas VIP
2.
Mobil - Antar Jemput - Angkutan Umum
4. 5.
Keterangan
Rp. 110.000 Rp. 220.000 Rp. 200.000,Rp. 15.000,-/org Rp. 120.000,-/org Rp. 100.000,-/org Rp. 150.000,-/org Rp. 1.500.000,-/hari
Bandara-Tulehu Pel. Amahai-Masohi Masohi-Halte Huaulu Masohi-Masihulan/Sawai Wahai/sasrata-Masohi
Rp. 75.000,-/org Rp. 15.000,-/org
Bandara Pattimura-Tulehu Amahai-Masohi
Kapal Kayu (Mesin Tempel) -Rute Dekat
Rp. 50.000,-/org
Tehoru-Yaputih
Speed Boat -Carter/Sewa
Rp.500.000,-/rute
- Carter /Rental 3.
Harga
Motor -Antar jemput
30
Edisi I Tahun 2014
No
Pelabuhan Keberangkatan
Waktu Berangkat
Pelabuhan Tujuan
Waktu Tiba
Ket
1.
Tulehu
09.00
Amahai
11.00
*
2.
Tulehu
16.00
Amahai
18.00
*
3.
Tulehu
11.00
Amahai
13.00
**
4.
Amahai
08.00
Tulehu
10.00
*
5.
Amahai
14.00
Tulehu
16.00
*
Tulehu
16.00
**
6. Amahai 14.00 *Setiap hari kecuali hari minggu **Hanya hari minggu
Jadwal Kapal Cepat Tulehu – Amahai (PP) No
Jenis Akomodasi
Harga
Keterangan
1.
Penginapan - 1 kamar
Rp. 75.000 s/d 300.000/hari
di Masohi
2.
Penginapan Apung
Tehoru-Yaputih 3.
Platform (menara) Pengamatan Burung
4.
Menginap di Rumah Penduduk (ut. Pendakian Binaya)
Rp. 250.000/org/hari (Lokal) Rp. 350.000/org/hari (Mancanegara) Rp. 2.000.000/tim (1-5org) + 200.000/ mlm Rp. 100.000 / Rumah
di Sawai
Di Masihulan
Redaksi Pelindung Ir. Tabur Muhammad Penanggung Jawab Jan F.M. Hittipeuw, S.Sos Redaktur Achmad Arifin, S.Hut, M.Si Penyuting /Editor Jumrin Said, S.Hut Iik Ikhwan Puadin,SP Desain Grafis Daryanto,S.Hut Teguh Indra Jati, A.Md Sekretariat Faizah, S.Hut Yudaningsih Jessy F Molle Wiliam Loupatty
Negeri Sawai yang berbatasan dengan kawasan TN Manusela
Foto : Rahman Tuharea Kantor Balai TN Mansela Jl. Kelang No1, Masohi, Maluku Tengah-Maluku telp. (0914) 22164 fax.(0914) 21672
Wisata Bahari, Sawai
Penginapan Lisar bahari, Sawai
2014