PEMANFAATAN TUMBUHAN PANGAN DAN OBAT OLEH MASYARAKAT DESA SEMBALUN BUMBUNG DI SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI
ARMY SELVILIA RIFFANI
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pemanfaatan Tumbuhan Pangan dan Obat oleh Masyarakat Desa Sembalun Bumbung di sekitar Taman Nasional Gunung Rinjani adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2016
Army Selvilia Riffani NIM E34110101
ABSTRAK ARMY SELVILIA RIFFANI. Pemanfaatan Tumbuhan Pangan dan Obat oleh Masyarakat Desa Sembalun Bumbung di sekitar Taman Nasional Gunung Rinjani. Dibimbing oleh SISWOYO dan ERVIZAL AM ZUHUD. Pemanfaatan tumbuhan pangan dan obat merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pemanfaatan tumbuhan pangan dan obat oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung erat kaitannya dengan kebutuhan akan pangan dan kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi keanekaragaman serta peranan tumbuhan pangan dan obat yang dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Desa Sembalun Bumbung. Pengambilan data dilaksanakan dari bulan Juni – Juli 2015 di Desa Sembalun Bumbung melalui observasi langsung dan wawancara dilakukan terhadap 34 responden dengan metode snowball sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 127 spesies dari 48 famili tumbuhan pangan dan 102 spesies dari 44 famili tumbuhan obat yang dimanfaatkan. Selain digunakan sebagai tumbuhan pangan dan obat, tumbuhan tersebut juga digunakan sebagai pakan ternak, pewarna, rekreasi, ritual adat, pestisida nabati, dan lainnya. Masyarakat Desa Sembalun Bumbung dalam hal ini juga sudah mampu memenuhi kebutuhan akan pangan dan obat secara mandiri. Kata kunci: desa Sembalun Bumbung, pemanfaatan, tumbuhan obat, tumbuhan pangan.
ABSTRACT ARMY SELVILIA RIFFANI. Edible and Medicinal Plants Utilization by Sembalun Bumbung Village Community Around Gunung Rinjani National Park. Supervised by SISWOYO and ERVIZAL AM ZUHUD. Edible and medicinal plants is an unity that can not be separated from human life. Utilization of edible and medicinal plants by Sembalun Bumbung Village in daily lives were closely related to fulfillment of food and health. This study aimed to identify the diversity and the role of edible and medicinal plants in community daily lives. The data was collected on June until July 2015 at Sembalun Bumbung Village through direct observation and interview with 34 respondents determined using snowball sampling method. The result showed that there were 127 spesies from 48 family that used as food plants and 102 spesies from 44 family that used as medicinal plants. Besides its use as food and medicine, the plants were also used as animal feed, dyes, recreation, traditional ceremony, pesticides, etc. In this case, Sembalun Bumbung Village community has been able to fulfillment of food and medicine independently. Keywords: edible plants, medicinal plants, Sembalun Bumbung village, utilization.
PEMANFAATAN TUMBUHAN PANGAN DAN OBAT OLEH MASYARAKAT DESA SEMBALUN BUMBUNG DI SEKITAR TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI
ARMY SELVILIA RIFFANI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
Judul Skripsi: Pemanfaatan Tumbuhan Pangan dan Obat oleh Masyarakat Desa Sembalun Bumbung di sekitar Taman Nasional Gunung Rinjani Nama
: Army Selvilia Riffani
NIM
: E34110101
Disetujui oleh
Ir Siswo o MSi
P embimbing I
Tanggal Lulus:
2 7 JAN 2 010
Prof Dr Ir Ervizal AM Zuhud, MS Pembimbing II
PRAKATA Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2015 sampai Juli 2015 ini ialah etnobotani, dengan judul Pemanfaatan Tumbuhan Pangan dan Obat oleh Masyarakat Desa Sembalun Bumbung di sekitar Taman Nasional Gunung Rinjani. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir Siswoyo, MSi dan Prof Dr Ir Ervizal AM Zuhud, MS selaku dosen pembimbing. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr Ir Harnios Arief, MSc dan Dr Ir Noor Farikhah Haneda, MScF selaku ketua sidang dan dosen penguji atas arahan, saran, dan motivasi yang diberikan. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Agus Budiono selaku kepala Taman Nasional Gunung Rinjani, Bapak Zulfahri selaku kepala SPTN II Resort Sembalun, Bapak Abdul Basit beserta jajaran staf Taman Nasional Gunung Rinjani, Bapak Mantan, Bapak Supardi, dan Bapak Tika yang telah membantu selama pengumpulan informasi dan data di lapang. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ayahanda Arif Riyanto, Ibunda Iswahyuni Puji Rahayu, Argavian Yudha Algani, Arviolisa Nindya Elsani, serta seluruh keluarga atas doa dan kasih sayangnya. Terima kasih kepada seluruh teman-teman KSHE 48 atas dukungan dan bantuan selama penyusunan data. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat
Bogor, Januari 2016
Army Selvilia Riffani
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
1
Manfaat Penelitian
2
METODE
2
Lokasi dan Waktu Penelitian
2
Alat, Bahan, dan Instrument Penelitian
2
Jenis Data yang Dikumpulkan
3
Metode Pengambilan Data
4
Pengolahan dan Analisis Data
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
6
Kondisi Umum Lokasi Penelitian
6
Karakteristik Responden
8
Keanekaragaman Famili Tumbuhan Pangan dan Obat
9
Tumbuhan Pangan
10
Pembagian Manfaat Kelompok Tumbuhan Pangan
19
Tumbuhan Pangan Fungsional
23
Tumbuhan Obat
25
Penggunaan Tumbuhan Obat Berdasarkan Kelompok Penyakit
33
Kearifan Tradisional Masyarakat dalam Pemanfaatan Tumbuhan
36
SIMPULAN DAN SARAN
37
Simpulan
37
Saran
37
DAFTAR PUSTAKA
38
LAMPIRAN
42
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Jenis dan metode pengambilan data Tata guna lahan di Desa Sembalun Bumbung Famili dan spesies tumbuhan pangan dan obat yang dimanfaatkan Contoh spesies tumbuhan pangan hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung Contoh spesies tumbuhan pangan non hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung Cara pengolahan tumbuhan pangan Status pembudidayaan dan contoh tumbuhan pangan di alam yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung Pengelompokan spesies tumbuhan pangan berdasarkan manfaat Bahan pangan kelompok sereal dan umbi Bahan pangan kelompok sayur-sayuran Bahan pangan kelompok buah-buahan Bahan pangan kelompok kacang-kacangan Bahan pangan kelompok minuman Bahan pangan kelompok rempah-rempah Famili tumbuhan pangan fungsional Contoh spesies tumbuhan pangan fungsional yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung Contoh spesies tumbuhan obat hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung Contoh spesies tumbuhan obat non hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung Cara pengolahan tumbuhan obat Cara pemakaian tumbuhan obat Status pembudidayaan dan contoh tumbuhan obat di alam yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa sembalun Bumbung Persentase spesies tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit/penggunaan tumbuhan obat di Desa Sembalun Bumbung Contoh spesies tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit/ penggunaan tumbuhan obat di Desa Sembalun Bumbung
3 6 10 11 14 18 18 19 20 20 21 22 22 22 24 24 25 27 32 32 33 34 35
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7
Peta lokasi penelitian Karakteristik kelas umur responden Tingkat pendidikan responden Mata pencaharian responden Aren (Arenga pinnata) (a) Lebui (Cajanus cajan); (b) Lembuktung (Rubus rosifolius). Bambu (Dendrocalamus asper) yang diberi sekat pembatas
2 8 8 9 12 13 13
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Kebun strawberry (Fragaria x ananassa) di Desa Sembalun Bumbung Habitus tumbuhan pangan yang dimanfaatkan Bagian tumbuhan pangan yang dimanfaatkan Kondisi penyebaran tumbuhan pangan di alam Rempah-rempah yang diperdagangkan di Desa Sembalun Bumbung Ashitaba (Angelica keiskei koidzumi) Pembuatan ‘sembe’ dari campuran tumbuhan leko (Piper betle), buaq (Areca catechu), dan kapur oleh Mangku Patara Guru (a) Memangge (Drymaria cordata); (b) Pekarangan: Mint (Mentha piperita). Habitus tumbuhan obat yang dimanfaatkan Bagian tumbuhan obat yang dimanfaatkan Kondisi penyebaran tumbuhan obat di alam
15 16 17 18 23 28 29 30 30 31 33
LAMPIRAN 1 Responden yang diwawancarai di Desa Sembalun Bumbung 2 Tumbuhan pangan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung 3 Status pembudidayaan dan kondisi penyebaran tumbuhan pangan di alam 4 Tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung 5 Status pembudidayaan dan kondisi penyebaran tumbuhan obat di alam 6 Spesies tumbuhan obat yang digunakan berdasarkan kelompok penyakit 7 Bentuk ramuan berdasarkan jenis penyakit atau penggunaannya. 8 Tumbuhan pangan fungsional 9 Manfaat lainnya dari setiap jenis tumbuhan pangan dan obat
42 43 49 55 63 68 72 74 77
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Interaksi antara manusia dengan tumbuhan sudah lama terjadi, karena secara alamiah manusia selalu bergantung pada tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Interaksi tersebut sudah berjalan lama dan umumnya memiliki tatanan yang telah disepakati dan dilaksanakan bersama dalam menjaga keseimbangan dengan alam lingkungan sekitarnya (Purwanto 1999). Pengetahuan tentang tumbuhan yang bisa dimanfaatkan oleh manusia tidak didapatkan dalam waktu singkat, mereka mendapatkannya dengan sistem trial and error selama puluhan bahkan ribuan tahun pengalaman (Pharmacotherapy 2009). Sejalan dengan pemanfaatan tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan pangan, tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan akan kesehatan juga telah berlangsung sejak munculnya peradaban manusia dimuka bumi (Walujo 2011). Dengan kata lain, pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pangan dan obat merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena sifatnya yang saling melengkapi satu sama lain. Kebutuhan pangan dan obat dari tahun ke tahun terus meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan masih adanya kegiatan impor untuk memenuhi kebutuhan pangan dan obat (Rahayu 2013). Nilai impor pangan periode tahun 2010 – 2013 mencapai US$ 61.25 miliar dengan volume 76.63 juta ton (didominasi sub sektor hortikultura) namun cenderung mengalami penurunan sebesar 3.07% tiap tahunnya (Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2014). Nilai impor obat herbal periode Januari – Juni 2013 mencapai US$ 7.26 juta dengan volume 7.2 juta ton, sedangkan periode Januari – Juni 2014 sebesar US$ 1.54 juta dengan volume 1.6 juta ton (didominasi oleh jahe). Nilai tersebut turun 68.65% dari tahun 2013 (Murdopo 2014). Sebagian besar penduduk Indonesia hidup di desa. Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia (2015), jumlah desa di Indonesia pada tahun 2014 sebanyak 81 626 desa dan menurut Departemen Kehutanan (2007), terdapat lebih dari 50% kampung (di dalam desa) di Indonesia berada di dalam dan sekitar hutan dimana keberadaan hutan tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Desa Sembalun Bumbung merupakan salah satu desa yang berada di sekitar kawasan hutan dan berbatasan dengan kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Karena adanya pemanfaatan sumberdaya yang berasal dari hutan, masyarakat Desa Sembalun Bumbung juga memandang hutan sebagai satu kesatuan yang memiliki fungsi ekologis, ekonomi, dan sosial budaya. Masyarakat Desa Sembalun Bumbung memanfaatkan sumberdaya alam yang ada terutama tumbuhan pangan dan obat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dalam memanfaatkan tumbuhan pangan dan obat baik yang berasal dari hutan maupun non hutan, masyarakat Desa Sembalun Bumbung juga memiliki kearifan tersendiri berdasarkan pengetahuan lokal yang didapatkan secara turun-temurun untuk menjaga keseimbangan dengan alam. Namun, pendokumentasian jenis tumbuhan pangan dan obat lokal yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Desa Sembalun Bumbung sampai saat ini belum ada. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian terkait pemanfaatan dan ketergantungan tumbuhan pangan dan obat lokal oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung.
2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keanekaragaman spesies tumbuhan pangan dan tumbuhan obat lokal yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu : 1. Dapat memberikan informasi mengenai jenis-jenis tumbuhan pangan dan obat lokal yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung. 2. Data dan hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam menentukan strategi bagi masyarakat sekitar dan pemerintah setempat dalam pengembangan dan pengelolaan sumberdaya hayati pangan dan obat lokal yang berkelanjutan berbasis pengetahuan lokal.
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (Gambar 1). Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni - Juli 2015.
Gambar 1 Peta lokasi penelitian
3 Alat, Bahan, dan Instrument penelitian
1. 2. 3. 4. 5.
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: Instrument penelitian: tally sheet dan panduan wawancara. Perlengkapan wawancara: alat tulis, kamera, dan alat perekam suara. Perlengkapan pembuatan herbarium: alkohol 70%, sprayer, kertas koran, plastik spesimen, selotif, dan benang. Pengolahan data: program Microsoft Office Excel 2010. Dokumen atau pustaka yang terkait dengan penelitian.
Objek penelitian ini adalah spesies tumbuhan pangan dan obat lokal yang diketahui dan dimanfaatkan masyarakat di Desa Sembalun Bumbung. Jenis Data yang Dikumpulkan Data yang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Jenis data dan informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Jenis dan metode pengambilan data. No Jenis data Uraian Sumber data Metode 1. Kondisi Letak, luas, batas kawasan, Masyarakat, Wawancara, umum aksesibilitas, demografi, pola Pegawai literatur penggunaan lahan, dan balai desa kondisi sosial ekonomi budaya masyarakat 2.
Karakteristik Jenis kelamin, umur, responden pendidikan, dan pekerjaan
Masyarakat
Wawancara
3.
Jenis-jenis tumbuhan
Nama lokal, nama ilmiah, nama famili, dan habitus
Masyarakat
Wawancara, observasi lapang, literatur
4.
Pemanfaatan tumbuhan pangan dan obat
Bagian yang digunakan, cara pengolahan, cara pemakaian tumbuhan obat, kondisi penyebaran, sifat pemanfaatan,status pembudidayaan, pangan fungsional, kelompok bahan pangan, penggunaan tumbuhan obat
Masyarakat
Wawancara, observasi lapang, literatur
5.
Kearifan tradisional
Bentuk kearifan tradisonal dalam pemanfaatan tumbuhan pangan dan obat
Masyarakat
Wawancara
4 Metode Pengambilan Data Studi literatur Data sekunder berupa kondisi umum Desa Sembalun Bumbung dan data demografi penduduk dikumpulkan melalui kajian pustaka. Kajian pustaka dilakukan dengan merekapitulasi informasi dari berbagai literatur dan penelitian yang telah dilakukan oleh pihak lain dengan lokasi penelitian dan/atau topik kajian yang sama dengan penelitian ini. Survei lapang Kegiatan survei lapang dilakukan untuk mengetahui kondisi umum lokasi pengambilan data. Desa Sembalun Bumbung dipilih menjadi lokasi untuk pengambilan data. Lokasi ini dipilih karena sebelumnya belum ada yang melakukan pengumpulan informasi dan data mengenai tumbuhan pangan dan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Wawancara Wawancara mengenai bentuk pemanfaatan tumbuhanoleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung dilakukan secara mendalam dengan menggunakan panduan wawancara semi terstruktur. Teknik penarikan contoh untuk menentukan responden dilakukan dengan menggunakan metode snowball sampling. Metode ini dilakukan dengan cara memilih responden kunci (key person), selanjutnya responden kunci menyarankan responden berikutnya untuk diwawancarai hingga tidak ditemukan informasi baru dari responden selanjutnya. Dalam penelitian ini total jumlah responden yang diwawancarai sebanyak 34 orang. Dokumentasi, pengambilan contoh tumbuhan pangan maupun obat dan pembuatan herbarium Dokumentasi spesies tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat dengan cara pengambilan gambar atau foto. Pengambilan contoh tumbuhan dilakukan untuk memverifikasi spesies tumbuhan yang dimanfaatkan berdasarkan hasil wawancara sebelumnya. Spesies-spesies yang tidak dapat diidentifikasi, diambil beberapa contoh untuk diherbarium dan selanjutnya diidentifikasi di Herbarium Bogoriense, bidang Botani, LIPI Cibinong. Pengolahan dan Analisis Data Karakteristik responden Karakterisistik responden dibedakan ke dalam kelas umur, jenis kelamin, pendidikan dan mata pencaharian. Persen famili %Famili =
Σ Spesies famili tertentu x 100% Σ Seluruh famili spesies
Persen habitus Habitus (perawakan fisik) tumbuhan yang dimanfaatkan meliputi pohon, bambu, semak, perdu, epifit, liana, dan herba. Menurut Tanjungsari (2014), rumus
5 yangdigunakan untuk menghitung persentase habitus, yaitu sebagai berikut : %Habitus =
Σ Spesies habitus tertentu x 100% Σ Seluruh habitus spesies
Persen bagian yang dimanfaatkan Persentase bagian tumbuhan yang dimanfaatkan meliputi bagian tumbuhan yang dimanfaatkan mulai dari bagian tumbuhan yang paling atas/daun sampai ke bagian bawah/akar (Tanjungsari 2014). Satu spesies tumbuhan memungkinkan beberapa bagiannya dimanfaatkan oleh masyarakat. %Bagian yang dimanfaatkan =
Σ Bagian tertentu yang dimanfaatkan x 100% Σ Seluruh bagian yang dimanfaatkan
Cara pengolahan dan pemakaian tumbuhan Satu spesies tumbuhan memungkinkan untuk diolah dan digunakan dalam berbagai cara. Menurut Tanjungsari (2014), persentase cara pengolahan tumbuhan obat dan pangan dapat dihitung dengan menggunakan rumus: %Cara pengolahan =
Σ Spesies dengan pengolahan tertentu x 100% Σ Seluruh cara pengolahan
Pemakaian satu spesies tumbuhan obat dapat dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan kebutuhan. Menurut Tanjungsari (2014), persentase cara pemakaian tumbuhan obat dapat dihitung dengan menggunakan rumus : %Cara pemakaian =
Σ Spesies dengan pemakaian tertentu x 100% Σ Seluruh cara pemakaian
Penyebaran dan status pembudidayaan tumbuhan Tumbuhan obat di Desa Sembalun Bumbung menyebar pada beberapa tipe habitat. Satu spesies tumbuhan memungkinkan untuk tumbuh di berbagai tipe habitat. Menurut Tanjungsari (2014), penyebaran tumbuhan dapat dihitung dengan menggunakan rumus: %Penyebaran =
Σ Spesies yang tersebar pada habitat tertentu x 100% Σ Seluruh habitat spesies
Status tumbuhan di alam terdiri dari 2 kategori, yaitu kategori liar dan budidaya. Dihitung dengan rumus : %Status pembudidayaan =
Σ Spesies kategori status pembudidayaan x 100% Σ Seluruh status pembudidayaan spesies
Sifat pemanfaatan Sifat pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu subsisten, komersial, subsisten-komersial. Menurut Tanjungsari (2014), sifat pemanfaatan dari tumbuhan dianalisis dengan menggunakan persentase di bawah ini:
6 %Pemanfaatan =
Σ Spesies tumbuhan kategori pemanfaatan tertentu x 100% Σ Seluruh kategori pemanfaatan spesies
Kelompok penyakit dan penggunaan tumbuhan obat Pembagian kelompok penyakit/penggunaan tumbuhan obat dilakukan dengan cara penyaringan (screening) terhadap khasiat masing-masing tumbuhan obat sesuai kelompok penyakit/penggunaannya (Oktaviana 2008).
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Lokasi Penelitian Letak, luas, dan wilayah Desa Sembalun Bumbung terletak di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur. Desa ini memiliki ketinggian tempat 1 117 mdpl dengan topografi relatif berbukit dan suhu rata-rata 30⁰ C. Desa Sembalun Bumbung yang berbatasan dengan kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, memiliki luas wilayah 5 797 Ha atau setara dengan 26.76% dari luas total Kecamatan Sembalun (21 661 Ha). Desa Sembalun Bumbung terbagi menjadi beberapa dusun, antara lain Dusun Jorong, Jorong Utara, Daya Rurung Barat, Daya Rurung Timuk, Lauk Rurung Barat, Lauk Rurung Timuk, dan Batu Jalik. Untuk batas-batas wilayahnya, yaitu sebelah utara Desa Sembalun Bumbung berbatasan dengan Desa Sembalun Timba Gading, sebelah selatannya berbatasan dengan Desa Sapit, sebelah timurnya berbatasan dengan Desa Belantung dan sebelah baratnya berbatasan dengan Desa Bayan. Kondisi jalan menuju Desa Sembalun Bumbung beraspal sehingga untuk menuju ke lokasi ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan bermotor ±3 jam dari Kota Mataram. Penggunaan lahan sebagian besar diperuntukan sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Pemanfaatan lahan lainnya berupa pemukiman, pusat desa, sawah, pekarangan, kebun TPU, dan fasilitas umum seperti lapangan, sekolah, masjid, wisma pemda dan pusat kesehatan (Tabel 2). Tabel 2 Tata guna lahan di Desa Sembalun Bumbung. No 1 2 3 4 5 6 7
Penggunaan lahan Pekarangan Sawah Kebun Fasilitas umum Pemukiman Hutan Lain-lain
Luas (Ha) 35.75 1 326 623.64 2.79 3 311.39 394.933 102.497
Sumber: Balai Desa Sembalun Bumbung (2014).
Pusat kegiatan atau pusat desa berada di tengah desa sebagai pusat adat dan pemerintahan desa. Areal pertanian berada tidak merata seperti ada beberapa yang dekat dan adapula yang jauh dari pemukiman. Areal perkebunan juga menyebar tidak merata, beberapa berada di belakang rumah, di pinggir jalan raya bahkan di
7 atas bukit. Sektor perkebunan yang dikembangkan di Desa Sembalun Bumbung adalah kopi (Coffea sp) dan tembakau (Nicotiana tabacum). Kondisi sosial, ekonomi, dan budaya Jumlah penduduk Desa Sembalun Bumbung sebanyak 6 958 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 3 280 jiwa dan perempuan 3 678 jiwa dengan total kepala keluarga (KK) sebanyak 2 380 KK. Mata pencaharian masyarakat Desa Sembalun Bumbung beragam sesuai dengan latar belakang kehidupan seperti Petani, PNS, pedagang, buruh, porter dan tukang ojek. Tetapi secara umum, mata pencaharian masyarakat Desa Sembalun Bumbung adalah petani. Berkaitan dengan kehidupan sosial masyarakat, hubungan emosional dalam keluarga sangatlah kuat karena, dalam satu desa umumnya masih memiliki hubungan kekerabatan. Prinsip gotong royong dijunjung masyarakat di desa ini yang terlihat ketika tetangga sekitar turut membantu jika hajatan suatu keluarga mengalami hambatan. Pembagian peran dilakukan untuk mempermudah kegiatan hajatan yakni wanita memasak dan/atau memberikan bantuan bahan masakan yang dibutuhkan, sedangkan para lelaki mencari kayu bakar di hutan dan kebun sekitar. Penduduk Desa Sembalun Bumbung sebagian besar merupakan penduduk asli Pulau Lombok (Suku Sasak), tetapi terdapat juga warga pendatang yang berasal dari Pulau Bali, Jawa, Sumatera dan Sumbawa. Kata ‘Sasak’ secara etimilogis menurut Dr. Goris S. berasal dari kata ‘Sah’ yang berarti pergi dan ‘Shaka’ yang berarti leluhur. Berarti kata ‘Sasak’ bisa diartikan pergi ke tanah leluhur. Dari etimologis ini diduga leluhur orang Sasak adalah orang Jawa. Terbukti pula dari tulisan Sasak yang oleh penduduk Lombok disebut Jejawan, yakni aksara Jawayang selengkapnya diresepsi oleh kesusastraan Sasak (Aloevera 2011 diacu dalam Metananda 2012). Sebagian besar masyarakat di Desa Sembalun Bumbung menganut agama Islam dan bahasa sehari-hari menggunakan bahasa Sasak. Namun, pengaruh Islam yang masuk ke Lombok (diperkirakan masuk sekitar abad ke-16) juga berakulturasi dengan kepercayaan lokal sehingga terbentuk aliran seperti ‘wektu telu’. ‘Wektu telu’ merupakan waktu peralihan dari kepercayaan Animisme ke Islam. Pada saat ini, keberadaan ‘wektu telu’ sudah kurang mendapat tempat karena tidak sesuai dengan syariat Islam (Metananda 2012). Pengaruh Islam yang kuat menggeser kekuasaan Hindu di Pulau Lombok, hingga saat ini dapat dilihat keberadaannya hanya di bagian barat Pulau Lombok saja khususnya di Kota Mataram (Metananda 2012). Hal tersebut dibuktikan dengan masih ditemukannya beberapa bangunan di sepanjang Kota Mataram yang memiliki corak Hindu seperti Pure yang ada di Bali. Struktur organisasi di Desa Sembalun Bumbung sendiri terdiri dari prebekel, pemangku, penghulu, dan pande. Prebekel berhubungan dengan urusan masyarakat/pemerintahan Desa Sembalun Bumbung dan dipimpin oleh seorang Kepala Desa. Pemangku berhubungan dengan urusan adat istiadat di Desa Sembalun Bumbung yang dipimpin oleh seorang Kepala Adat. Biasanya seorang pemangku dipilih dari satu keturunan dan mempunyai tugas masing-masing sesuai dengan jabatannya. Penghulu berhubungan dengan urusan keagamaan sedangkan pande berhubungan dengan peralatan pertanian dan besi-besi.
8 Karakteristik Responden Wawancara dilakukan terhadap 34 orang responden, yang terdiri dari 21 orang laki-laki (61.76%) dan 13 orang perempuan (38.24%). Sebagaian besar responden merupakan penduduk asli Pulau Lombok (91.18%) dan sisanya adalah pendatang dari Jawa, Bali, dan Bima (8.82%) Umumnya responden yang diwawancarai adalah laki-laki karena laki-laki memiliki pengalaman, aktivitas, dan pengetahuan yang lebih tentang pemanfaatan tumbuhan pangan dan obat, terutama yang berasal dari hutan.
Persentase (%)
Kelompok umur, tingkat pendidikan, dan mata pencaharian Responden dibagi menjadi 4 kelompok umur, yaitu kelas umur remaja 12 25 tahun, dewasa 26 - 45 tahun, lansia 46 - 65 tahun dan manula >65 tahun (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2009). Sebagaian besar responden (52.94%) berada pada kelas umur dewasa 26 – 45 tahun (Gambar 2).
52.94
100 10
32.35 8.82
5.88
1 12-25
26-45
46-65
>65
Selang Kelas Umur
Gambar 2 Karakteristik kelas umur responden.
Persentase (%)
Selang kelas umur 26 – 45 tahun menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2009) merupakan kelas umur dewasa produktif. Menurut Kodir (2009), tingkat usia merupakan faktor penting yang mempengaruhi pengetahuan masyarakat. Semakin bertambahnya usia, pengetahuan tentang jenis-jenis tumbuhan juga semakin bertambah. Akan tetapi semakin lanjut usia seseorang, kapasitas untuk menambah pengalaman, pengetahuan, daya ingat, dan kesempatan untuk menginformasikan jenis tumbuhan pangan dan obat semakin menurun. Tingkat pendidikan responden di Desa Sembalun Bumbung didominasi oleh lulusan Sekolah Dasar (SD), yaitu sebesar 44.12% (Gambar 3). 44.12
38.24
20
14.71 2.94
10 0 SD
SMP
SMA
sarjana
Tingkat pendidikan
Gambar 3 Tingkat pendidikan responden.
9
Persentase (%)
Tingkat pendidikan tidak terlalu berpengaruh terhadap pengetahuan mengenai pemanfaatan tumbuhan pangan dan obat. Berdasarkan hasil wawancara, sumber pengetahuan yang responden dapatkan mengenai pemanfaatan tumbuhan pangan dan obat mayoritas berasal dari nenek moyang (turun temurun) maupun pengalaman pribadi. Masyarakat Desa Sembalun Bumbung sebagian besar (46.67%) bermatapencaharian sebagai petani (Gambar 4). Hal tersebut sesuai dengan potensi sumberdaya alam yang ada yaitu lahan yang luas, tanah yang subur, dan iklim yang sesuai untuk bercocok tanam. 50 40 30 20 10 0
46.67
10.87 8.70 6.52 2.17
17.39 6.52
2.17
Mata pencaharian
Gambar 4 Mata pencaharian responden Beberapa masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani juga memiliki pekerjaan lain untuk menunjang perekonomiannya karena hasil panen tidak selalu bisa diandalkan setiap saat. Beberapa pekerjaan tersebut antara lain peternak dan lainnya yang terdiri dari porter, ojek, pedagang, wiraswasta, dan karyawan (Balai Desa Sembalun Bumbung 2014). Kegiatan berkebun masyarakat Desa Sembalun Bumbung rutin dilakukan, karena setiap keluarga mempunyai kebun masing-masing walaupun telah bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau pensiunan. Keanekaragaman Famili Tumbuhan Pangan dan Obat Teridentifikasi sebanyak 127 spesies dari 48 famili tumbuhan pangan dan 102 spesies dari 44 famili tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung. Spesies tumbuhan tersebut bisa ditemukan di hutan maupun non hutan (Tabel 3). Hasil penelitian Metananda (2012), masyarakat Desa Jeruk Manis, Kabupaten Lombok Timur memanfaatkan 136 spesies dari 53 famili sebagai tumbuhan pangan dan 156 spesies dari 62 famili sebagai tumbuhan obat. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah tumbuhan pangan dan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat antar desa dalam satu kabupaten. Salah satu contoh perbedaannya adalah dalam memanfaatkan tumbuhan bage (Tamarindus indica) sebagai bahan penyedap masakan yang ternyata ditemukan di Desa Jeruk Manis dan Sembalun Bumbung. Masyarakat Desa Jeruk Manis memanfaatkan bagesebagai ‘tanda gedeng nao’ (supaya hama tidak masuk dan menyerang padi yang baru ditanam) dalam upacara bercocok tanam.
10 Sedangkan masyarakat Desa Sembalun Bumbung memanfaatkan tumbuhan tersebut sebagai campuran minumam dalam ritual adat ‘sembe’. Menurut Rahayu et al. (2012), perbedaan pengetahuan masyarakat tradisional akan pemanfaatan tumbuhan dipengaruhi oleh tingkat kebudayaan, kondisi lingkungan, transformasi budaya, intervensi teknologi, dan interaksi antar masyarakat. Pengetahuan lokal tersebut umumnya dipelajari secara in situ dari satu generasi ke generasi berikutnya (Purwanto 2002). Tabel 3 Famili dan spesies tumbuhan pangan dan obat yang dimanfaatkan Pangan Obat Persentase Persentase Jumlah Jumlah Famili spesies Famili spesies spesies spesies (%) (%) Hutan Hutan Arecaceae 3 17.65 Moraceae 2 9.09 Lauraceaea 2 11.76 Fabaceae 2 9.09 Myrtaceaea 2 11.76 Apocynaceae 2 9.09 Lain-lain Lain-lain 10 58.82 16 72.73 (10 famili) (16 famili) Total 17 100.00 Total 22 100.00 Non hutan Non hutan Solanaceae 9 7.76 Zingiberaceae 8 9.30 Fabaceae 9 7.76 Apiaceaea 7 8.14 Cucurbitaceae 8 6.90 Solanaceae 6 6.98 Poaceaea 7 6.03 Euphorbiaceae 6 6.98 Zingiberaceae 5 4.31 Poaceae 5 5.81 Rutaceae 5 4.31 Musaceae 4 4.65 Apiacaea 5 4.31 Piperaceae 3 3.49 Lain-lain Lain-lain 68 58.62 47 62.79 (37 famili) (32 famili) Total 116 100.00 Total 86 100.00 Tumbuhan Pangan Spesies tumbuhan pangan di Desa Sembalun Bumbung Pangan merupakan salah satu kebutuhan hidup terpenting bagi manusia, selain sandang dan papan (Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian 2011). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan menyatakan bahwa pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan Pangan, bahan baku Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan,dan/atau pembuatan makanan atau minuman. Ada dua macam bahan pangan, yaitu bahan pangan hewani dan nabati (tumbuhtumbuhan). Padi (Oryza sativa) merupakan bahan pangan nabati yang dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk di Indonesia. Di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB),
11 padi merupakan penyumbang energi tertinggi dalam ketersediaan pangan dengan produksi beras bersih sebesar 995 035 ton dan konsumsinya sebesar 118.1 kg/kapita/tahun atau setara dengan 323.5 gr/kap/hari pada tahun 2010 (Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat 2012). Hal tersebut menunjukkan bahwa konsumsi secara umum di Provinsi Nusa Tenggara Barat (dalam hal ini juga termasuk Desa Sembalun Bumbung) masih bertumpu pada beras. Untuk memenuhi kebutuhan pangan nabati, masyarakat Desa Sembalun Bumbung mendapatkannya dari hutan maupun hasil budidaya tanpa harus membeli. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan pangan hewani, masyarakat harus membelinya di pasar terdekat atau penjual keliling. Desa Sembalun Bumbung termasuk salah satu desa yang sudah mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan nabati secara mandiri melalui hasil budidaya, namun ketergantungan masyarakat terhadap pemanfaatan sumberdaya hutan tidak bisa lepas begitu saja. Hal tersebut dibuktikan dengan masih adanya pemanfaatan beberapa jenis tumbuhan pangan yang berasal dari hutan (Tabel 4). Tabel 4 Contoh spesies tumbuhan pangan hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung. Contoh Bagian yang Nama ilmiah Manfaat spesies dimanfaatkan Aren Arenga pinnata*) Buah, pangkal Buah1), minuman2) batang Rotan Daemonorops sp. Batang muda, Sayur3), buah **) buah Sagu Metroxylon sp. Batang Karbohidrat *) Kayu manis Cinnamomum burmannii Kulit batang Rempah-rempah4) Jot Syzygium cumini Buah Buah Lebui Cajanus cajan*) Biji Kacangkacangan5) Lelencing Melastoma sanguineum Daun muda Sayur Lembuktung Rubus rosufolius Buah Buah *) Bambu Dendrocalamus asper Batang Sayur muda/rebung Kulat Pleurotus ostreatus*) Seluruh bagian Sayur Pengeang Trevesia burckii Daun muda Sayur Pakis Diplazium esculentum Daun muda Sayur Keterangan : *): sudah dibudidayakan; **): Pangan darurat;1): Buah sebagai sumber serat pangan, vitamin, dan mineral;2): Minuman sebagai sumber mineral dan ion tubuh; 3): Sayur sebagai sumber serat pangan, vitamin, mineral, dan karbohidrat; 4): Rempah-rempah sebagai sumber vitamin dan stimulan; 5) Kacang-kacangan sebagai sumber serat pangan, mineral, protein, zat besi dan vitamin.
Aren atau Arenga pinnata (Gambar 5) merupakan salah satu jenis tumbuhan palma yang memproduksi buah, nira dan pati atau tepung dalam batang (Lempang 2012). Hasil produksi aren ini semuanya dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi. Masyarakat Desa Sembalun Bumbung memanfaatkan buah aren untuk diolah menjadi bahan campuran makanan dan minuman yang biasa disebut dengan kolang-kaling. Walaupun nilai gizi yang terkandung dalam buah aren
12 rendah, akan tetapi serat kolang-kaling baik untuk kesehatan tubuh terutama untuk saluran pencernaan (Lempang 2012). Selama ini, permintaan produk yang bahan bakunya dari pohon aren masih dipenuhi dengan mengandalkan pohon aren yang tumbuh liar (Lempang 2012). Oleh karena itu, pemanfaatan tumbuhan aren harus diimbangi dengan kegiatan penanaman karena pada prinsipnya pengembangan pohon aren di Indonesia sangat prospektif (Lempang 2012).
Gambar 5 Aren (Arenga pinnata). Pakis (Diplazium esculentum) juga merupakan tumbuhan pangan hutan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Desa Sembalun Bumbung. Tingkat permintaan yang tinggi terhadap pakis mendorong beberapa masyarakat untuk menjadikannya sebagai sumber pendapatan finansial. Pedagang di Sembalun Bumbung menjual pakis dengan harga Rp 3 000 per ikat. Pedagang pakis mencari pakis di hutan seminggu sekali, hal tersebut disebabkan karena pasar yang berada di Desa Sembalun Bumbung hanya buka 2 kali dalam seminggu. Sedangkan masyarakat yang bukan pedagang, akan mencari pakis ketika mereka membutuhkannya (waktu pencarian tidak menentu). Lebui (Cajanus cajan) merupakan jenis kacang-kacangan yang dikonsumsi oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung dan bisa ditemukan di hutan maupun kebun (Gambar 6a). Tumbuhan ini toleran terhadap lahan yang kurang subur dan relatif kering, bahkan bisa tumbuh di berbagai kondisi tanah (Fathurrahman 2005). Bentuk kulit pembungkus bijinya berwarna hijau seperti kedelai, hanya saja sedikit berbulu dan lengket. Biji lebui berbentuk bulat, berwarna hitam dan berukuran sebesar biji kacang tanah. Lebui diolah dengan cara dijadikan sayur berkuah/sup. Masyarakat Desa Sembalun Bumbung memanfaatkan tumbuhan ini sebagai salah satu pangan sumber protein. Lembuktung (Rubus rosifolius) memiliki bentuk yang mirip seperti buah raspberry (Rubus idaeus). Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan dari famili Rosaceaea (mawar-mawaran) dari genus Rubus. Lembuktung dapat tumbuh di ketinggian tempat 800 – 1 500 mdpl. Buah yang masih muda berwarna hijau, sedangkan yang sudah matang akan berwarna merah dan dapat dikonsumsi secara langsung. Di indonesia sendiri buah ini belum banyak dikenal namun sangat potensial apabila dikembangkan karena rasanya yang manis dan lezat terlebih lagi buah ini mengandung nutrisi berupa Vitamin C, Vitamin B1, niacin, potassium, dan serta serat pangan (Nyambo et al. 2005). Tumbuhan ini dapat dijumpai di hutan yang berada di sekitar Desa Sembalun Bumbung (Gambar 6b).
13
(a)
(b)
Gambar 6 (a) Lebui (Cajanus cajan); (b) Lembuktung (Rubus rosifolius). Bambu (Dendrocalamus asper) merupakan salah satu tumbuhan liar yang berasal dari hutan dan sudah dibudidayakan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung. Tumbuhan ini dimanfaatkan bagian batangnya oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung sebagai bahan bangunan, anyaman dan kerajinan, ajir, dan pangan (rebung). Di Desa Sembalun Bumbung, bambu yang tumbuh dekat dengan kebun masyarakat diberi sekat-batas berbentuk lingkaran yang terbuat dari anyaman bambu. Hal tersebut bertujuan supaya hewan ternak tidak merusak bambu-bambu tersebut (Gambar 7).
Gambar 7 Bambu (Dendrocalamus asper) yang diberi sekat pembatas. Lelencing (Melastoma sanguineum) merupakan tumbuhan pangan hutan yang berpotensi untuk dikembangkan dan sampai saat ini belum tersentuh oleh teknologi. Bagian pucuk daun lelencing dapat dikonsumsi secara langsung maupun dengan pengolahan terlebih dahulu. masyarakat Desa Sembalun Bumbung memanfaatkan pucuk daun lelencing sebagai bahan campuran ke daging rusa yang akan dikonsumsi. Tumbuhan pangan non hutan rata-rata merupakan tumbuhan yang sengaja dibudidayakan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung untuk memenuhi kebutuhan pangan (Tabel 5). Tumbuhan pangan tersebut sengaja dibudidayakan sebagai tumbuhan hortikultura karena kondisi biofisik tempat tumbuhnya yang sesuai dan memiliki banyak manfaat, baik dari segi ekonomi maupun kesehatan. Kawasan komplek hutan Gunung Rinjani lebih didominasi oleh bahan vulkanik dengan klasifikasi tanah pembentuk yang dominan yaitu Andosol okrik (BTNGR 2015). Tanah abu vulkanik atau tanah Andosol yang berkembang dari abu vulkanik merupakan salah satu tanah subur dan paling produktif dibandingkan
14 dengan tanah lainnya (Sukarman dan Ai 2014). Daerah penyebaran tanah Andosol di Pulau Lombok adalah di sekitar Gunung Rinjani yang meliputi Kabupaten Lombok Barat sampai Lombok Timur. Di Kabupaten Lombok Barat tanah Andosol terdapat di daerah Gondang-Selengan, sementara itu di Kabupaten Lombok Timur tanah Andosol menyebar di sekitar Sembalun (Tim Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian 2013 yang diacu dalam Sukarman dan Ai 2014). Tabel 5 Contoh spesies tumbuhan pangan non hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung. Contoh Bagian yang Nama ilmiah Manfaat spesies dimanfaatkan Cabai merah Capsicum Annum Buah Rempah-rempah4) Kentang Solanum tuberosum Umbi Sayur3) (sumber karbohidrat) Antap Vigna sinensis Buah Sayur Buncis Phaseolus angularis Biji Kacang-kacangan5) Arcis Pisum sativum Buah Sayur Komak Dolichos lablab Buah Sayur Kol Brassica oleracea Daun Sayur Bage Tamarindus indica Buah Rempah-rempah, minuman2) Turi Sesbania grandiflora Bunga Sayur Jambu jebet Annacardium ocidentale Buah, biji Buah1), kacangkacangan Padi Oryza sativa Biji Sereal (pangan utama sumber karbohidrat) Rumput Tithonium diversifolium Daun muda Sayur kapuk*) Bebalung Euphorbia pulcehrrima Daun muda Sayur *) adang (merah) Fragaria x ananassa Strawberry Buah Buah Keterangan: *): liar; 1): Buah sebagai sumber serat pangan, vitamin, karbohidrat,dan mineral; 2): Minuman sebagai sumber mineral dan ion tubuh; 3): Sayur sebagai sumber serat pangan, vitamin, mineral, dan karbohidrat; 4): Rempah-rempah sebagai sumber vitamin dan stimulan; 5) Kacang-kacangan sebagai sumber serat pangan, mineral, protein, dan vitamin.
Jenis tumbuhan budidaya seperti tomat, kentang, cabai dan terong memiliki nilai ekonomi tinggi di beberapa negara (Rigano et al. 2013). Jenis tersebut banyak dimanfaatkan sebagai bumbu penyedap masakan, obat maupun makanan sekunder yang mengandung protein, mineral, dan vitamin (Rigano et al. 2013). Cabai merah (Capsicum annum) merupakan salah satu bahan pangan pelengkap yang digunakan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung dalam setiap masakan. Masyarakat di Desa Sembalun Bumbung menyukai masakan bercita rasa pedas karena dapat menambah selera dan nafsu makan. Tingkat kepedasan
15 merupakan salah satu indikator mutu cabai merah yang dicerminkan oleh kandungan capsaicin. Capsaicin merupakan senyawa utama dari capsaicinoid yang terdapat dalam buah cabai (Renate et al. 2014). Komak (Dolichos lablab), buncis (Phaseolus angularis), kedelai (Glycine max), dan antap (Vigna sinensis) merupakan tumbuhan famili Fabaceae yang dibudidayakan di kebun, pekarangan maupun sawah oleh masyarakat sebagai bahan pangan sayur. Tumbuhan ini banyak mengandung protein, nitrogen dan kalsium, toleran terhadap pemangkasan dan kekeringan, dan potensial sebagai hijauan pakan ternak (Zaed et al. 2008). Dari sisi konservasi, lahan yang ditumbuhi spesies dari famili Fabaceae ini dapat berperan sebagai penutup lahan (cover crop) sehingga mengurangi aliran permukaan dan laju erosi (Zaed et al. 2008). Menurut Lewis et al. (2005) yang diacu dalam Danarto (2013) menyatakan bahwa famili Fabaceae bermanfaat untuk menyuburkan tanah karena kemampuannya untuk memfiksasi nitrogen dari atmosfer melalui bintil akar. Masyarakat Desa Sembalun Bumbung juga memanfaatkan jenis tumbuhan tersebut sebagai obat, pakan ternak, tumbuhan selingan, dan peralihan baik di kebun maupun sawah. Strawberry (Fragaria x ananassa) merupakan tumbuhan dari famili Rosaceae (mawar-mawaran) genus Fragaria. Strawberry yang dibudidayakan di pekarangan rumah biasanya dimanfaatkan sebagai tanaman selingan supaya pekarangan tetap produktif, sedangkan yang dibudidayakan di kebun biasanya dimanfaatkan sebagai objek wisata, yaitu wisata petik strawberry (Gambar 8). Harga per kg strawberry yang sudah dipetik bisa dijual dengan harga Rp 30 000 – 50 000. Masyarakat Desa Sembalun Bumbung bisa menambah pendapatan finansial mereka melalui kegiatan penjualan strawberry, baik hasil yang dijual secara langsung ke pengunjung maupun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum, di pasar-pasar tradisional dan super market.
Gambar 8 Kebun strawberry (Fragaria x ananassa) di Desa Sembalun Bumbung. Bebalung adang (Euphorbia pulcherrima) merupakan tumbuhan liar berhabitus perdu dari famili Euphorbiaceae yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung sebagai pangan alternatif. Tumbuhan ini dapat dengan mudah dijumpai di pinggir jalan, kebun, maupun pekarangan. Bagian yang dimanfaatkan adalah daun mudanya yang berwarna merah. Masyarakat mengkonsumsinya dengan cara dimasak terlebih dahulu. Getah tumbuhan ini juga dimanfaatkan sebagai obat sakit gigi. Selain dimanfaatkan sebagai tumbuhan pangan dan obat, bebalung adang juga dimanfaatkan sebagai tanaman hias karena banyak ditemukan tumbuh di pekarangan rumah sebagai pagar hidup.
16 Dilihat dari ketersediaan bahan pangan yang melimpah menunjukkan bahwa masyarakat di Desa Sembalun Bumbung tidak perlu bergantung terhadap pangan luar dan dapat memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri. Karena berdasarkan sifat pemanfaatannya, sebesar 56.69% tumbuhan pangan lokal yang dibudidayakan memang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari secara mandiri (subsisten), sisanya 43.31% tumbuhan pangan dimanfaatkan secara subsisten-komersial sebagai penghasilan utama. Pangan Lokal adalah makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat sesuai dengan potensi dan kearifan lokal (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012). Tumbuhan pangan lokal yang sudah ada sejak dulu, kini memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari (Metananda 2012). Cukup dengan ketersedian tumbuhan pangan lokal yang tumbuh melimpah di desa ini, masyarakat Desa Sembalun Bumbung dapat mencapai kesejahteraannya di bidang pangan. Bahan pangan lokal yang dibudidayakan dan merupakan komoditas unggulan juga dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan finansial. Untuk pangan pokok, penyediaannya harus dipenuhi dari produksi domestik dengan memanfaatan sumberdaya yang ada secara optimal (Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian 2011). Habitus tumbuhan pangan Habitus merupakan perawakan dari suatu jenis tumbuhan. Terdapat 7 habitus tumbuhan pangan hutan dan non hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung, antara lain herba, pohon, liana, perdu, semak, bambu, dan epifit. Habitus tumbuhan pangan hutan yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat adalah pohon, yaitu sebesar 64.71%. Sedangkan pangan non hutanadalah herba, yaitu sebesar 43.10% (Gambar 9).
Persentase (%)
64.71
70 60 43.10 50 31.03 40 30 11.21 20 11.76 8.62 5.88 5.88 4.31 5.88 0.86 5.88 0.86 10 0 0 Herba Pohon Liana Perdu Semak Bambu Epifit Habitus Hutan
Non hutan
Gambar 9 Habitus tumbuhan pangan yang dimanfaatkan. Pohon terdiri dari berbagai bagian yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat karena tidak hanya bagian buah saja yang dimanfaatkan untuk pangan tetapi juga bagian lainnya seperti daun (Rahayu 2013). Habitus herba tidak membutuhkan ruang yang luas untuk tumbuh karena hanya memerlukan pekarangan rumah untuk melakukan penanaman (Arizona 2011), selain itu perlakuan dan
17 perawatannya tergolong mudah. Habitus herba banyak ditemukan dan dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung karena habitus ini memiliki daya saing yang kuat dan mudah beradaptasi terhadap tumbuhan disekitarnya seperti semak, perdu bahkan pohon (Hutasuhut 2011).
Persentase (%)
Bagian tumbuhan pangan yang dimanfaatkan Tumbuhan pangan yang dimanfaatkan masyarakat Desa Sembalun Bumbung berdasarkan bagiannya yang digunakan terdiri atas 12 kelompok bagian, yaitu buah, daun, daun muda, biji, umbi, batang, bunga, seluruh bagian, rimpang, batang muda, buah muda, dan kulit batang (Gambar 10). 50 40 30 20 10 0
41.10
15.75
12.33 4.11 2.74 0.68
0.68
4.11
5.48 3.42 4.11 5.48
Bagian tumbuhan
Gambar 10 Bagian tumbuhan pangan yang dimanfaatkan. Bagian tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan sebagai pangan adalah buah, yaitu sebesar 41.10%. Bagian buah bisa dikonsumsi secara langsung maupun diolah sebagai bahan untuk dijadikan sayur sesuai kebutuhan masyarakat. Buah yang dimanfaatkan sebagai sayur tergolong mudah didapatkan di Desa Sembalun Bumbung dan pemanfaatan bagian buah sebagai bahan pangan tidak memberikan dampak negatif pada tumbuhan. Tidak seperti pemanfaatan bagian akar atau batang yang merupakan salah satu bagian vital tumbuhan. Namun, terdapat pula tumbuhan seperti pisang (Musa sp) yang lebih dari satu bagian dapat diambil manfaatnya sehingga menyebabkan tingginya laju pemanfaatan tumbuhan tersebut. Cara pengolahan tumbuhan pangan Pengolahan merupakan proses penting pada tumbuhan pangan sebelum dikonsumsi. Cara pengolahan tumbuhan pangan masyarakat Desa Sembalun Bumbung masih sangat sederhana, baik dimasak atau dikonsumsi langsung. Tumbuhan pangan dimasak dalam berbagai cara, antara lain dibakar, direbus, digoreng, dan sebagai campuran bahan lain (Ayu 2012). Pengolahan tumbuhan pangan paling banyak dilakukan dengan cara dimasak, yaitu sebesar 60.69%, karena cara ini merupakan cara yang paling praktis dilakukan (Tabel 6).
18 Tabel 6 Cara pengolahan tumbuhan pangan. No Pengolahan Persentase (%) 1 Dimasak (‘kla’) 2 Tanpa pengolahan 3 Diambil airnya/sarinya 4 Dikeringkan Total
60.69 33.79 2.76 2.76 100.00
Status pembudidayaan dan kondisi penyebaran tumbuhan pangan Tumbuhan pangan yang terdapat di Desa Sembalun Bumbung menurut statusnya pembudidayaannya tergolong ke dalam tumbuhan budidaya dan liar (Tabel 7). Tumbuhan pangan liar hutan maupun non hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung, yaitu sebesar 18.90% sedangkan sebesar 81.10% tumbuhan pangan sengaja dibudidayakan oleh masyarakat baik di sawah, kebun maupun pekarangan (Tabel 7). Tabel 7 Status pembudidayaan dan contoh tumbuhan pangan di alam yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa sembalun Bumbung. Status Jumlah Persentase Contoh spesies pembudidayaan spesies spesies (%) Liar(hutan+non hutan) 24 18.90 Dame (Syzygium sp) Budidaya 102 81.10 Komak (Dolichos lablab) Total 127 100.00
Persentase (%)
Pemanfaatan tumbuhan pangan yang dibudidayakan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung lebih banyak dibandingkan dengan tumbuhan liar dari hutan maupun non hutan. Hal tersebut disebabkan karena tumbuhan liar yang dimanfaatkan oleh masyarakat hanya sebagai pangan alternatif bukan sebagai pangan pokok, sedangkan pangan pokok rata-rata dibudidayakan. Terdapat beberapa habitat tumbuhan pangan yang dimanfaatkan masyarakat Desa Sembalun Bumbung, diantaranya adalah pekarangan, kebun, sawah, pinggir jalan, dan hutan. Spesies tumbuhan pangan yang dibudidayakan selain berkaitan dengan kondisi biofisik lingkungan yang sesuai, juga berkaitan dengan kondisi penyebaran tumbuhan tersebut. Tumbuhan pangan yang dimanfaatkan masyarakat paling banyak terdapat di pekarangan rumah, yaitu sebesar 43.15% (Gambar 11). 43.15 50 40 30 20 10 0
33.50 8.63
9.64
5.08
Penyebaran
Gambar 11 Kondisi penyebaran tumbuhan pangan di alam.
19 Tumbuhan yang dibudidayakan di pekarangan dapat menghemat biaya dan tenaga karena mudah diperoleh (letaknya yang berada di dekat rumah). Hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat di desa ini sudah memanfaatkan pekarangan secara optimal sehingga bisa mendatangkan berbagai manfaat. Pekarangan disebut sebagai warung hidup karena dapat memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga tanpa harus membelinya (Irianti et al. 2013). Selain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, tumbuhan dari pekarangan juga dapat dijual sehingga bisa memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga. Menurut hasil wawancara, budaya bertani sudah ada sejak zaman dahulu sehingga bibit yang diperoleh berasal dari turun temurun dan hutan. Namun,ada juga bibit yang berasal dari luar negeri, contohnya ashitaba (Angelica keiskei koidzumi) yang berasal dari Jepang dan kentang (Solanum tuberosum) yang berasal dari Finlandia. Pembagian Manfaat Kelompok Tumbuhan Pangan Pemanfaatan bahan pangan menurut Mahmud et al. (2009) terbagi ke dalam 12 kelompok, antara lain kelompok serealia, umbi berpati, kacang-kacangan, sayur-sayuran, buah-buahan, daging, hasil laut (ikan, kerang, dan udang), telur, susu,lemak, gula, sirup, confectionary, dan bumbu-bumbu. Kelompok tumbuhan tersebut memiliki fungsi penting bagi tubuh diantaranya sebagai sumber karbohidrat, protein nabati, vitamin dan mineral (Ayu 2012).Pengelompokan tumbuhan pangan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung terdiri dari sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, umbi dan sereal, dan fungsi lainnya seperti bumbu dan minuman (Tabel 8). Tabel 8 Pengelompokan spesies tumbuhan pangan berdasarkan manfaat. Jumlah spesies No Manfaat Total spesies Hutan Non hutan 1 Sereal 4 4 2 Umbi 5 5 3 Sayur-sayuran 8 44 39 4 Buah-buahan 7 41 48 5 Kacang-kacangan 1 3 3 6 Bumbu/rempah 1 27 27 7 Minuman 1 6 6 Keterangan: Satu spesies tumbuhan dapat memiliki manfaat ganda dan dapat juga ditemukan di kedua lokasi (hutan dan non hutan).
Sereal dan umbi Bahan pangan di alam yang mengandung karbohidrat, baik dari hutan maupun non hutan bermacam-macam jenisnya. Bahan pangan ini dapat diolah lebih lanjut untuk dijadikan: nasi, bubur, kue, dan olahan yang dapat menjadi sumber energi lainnya. Teridentifikasi sebanyak 4 jenis tumbuhan kelompok sereal dan 5 jenis tumbuhan kelompok umbi-umbian sebagai sumber karbohidrat yang dimanfaatkan oleh Masyarakat Desa Sembalun Bumbung (Tabel 9). Padi (Oryza sativa) merupakan tumbuhan famili Poaceae dan termasuk kelompok bahan pangan kelompok sereal sumber karbohidrat. Padi yang ditanam di Desa Sembalun Bumbung tidak diberi pestisida kimia, jika diberikan maka padi tersebut akan mati. Masyarakat Desa Sembalun Bumbung menyimpan padi yang
20 dipanen dalam bentuk gabah kering di dalam gudang penyimpanan padi. Tujuannya adalah sebagai sumber kebutuhan beras hingga tiba masa panen selanjutnya dan juga sebagai bibit untuk penanaman selanjutnya. Selain dimanfaatkan sebagai makanan pokok, padi juga dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat untuk asma, pakan ternak, dan ritual adat ‘ngayu ayu’ . Tabel 9 Bahan pangan kelompok sereal dan umbi. Kelompok Contoh spesies Nama ilmiah Status Sereal Jagung Zea mays B Padi Oryza sativa B Padi ketan Oryza sativa glotinosa B Padi merah Oryza nivara B Umbi Sagu Metroxylon sp. L Talas Colocasia esculenta L Tasbeh Canna indica Manihot L Ubi kayu utilissima Ipomoea B Ubi rambat batatas B
Habitat S S S S H P, K P P, K P, K
Keterangan: B: Budidaya; L: Liar; S: Sawah; H: Hutan; P: Pekarangan; K: Kebun.
Sayur-sayuran Sayuran merupakan salah satu bahan makanan yang kaya akan sumber vitamin dan mineral penting yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Serat pangan dalam sayuran merupakan bagian penting karena komponen ini dapat membantu mengurangi level kolesterol dalam darah, mendukung kesehatan saluran pencernaan, dan memberikan efek rasa kenyang sehingga mengurangi konsumsi makanan yang berlebih (Andarwulan 2014). Selain itu, sayuran juga berfungsi sebagai bahan pelengkap hidangan dengan harga yang terjangkau dan murah (Melfika et al. 2012). Umur panen sayuran yang dibudidayakan di Desa Sembalun Bumbung pada umumnya relatif pendek (kurang dari satu tahun) dan secara umum bukan merupakan tumbuhan musiman, artinya hampir semua jenis sayuran dapat dijumpai sepanjang tahun (tidak mengenal musim). Karakteristik ini sedikit berbeda dengan beberapa jenis buah-buahan yang hanya dijumpai pada musimmusim tertentu saja (Winarti 2010). Teridentifikasi sebanyak 39 spesies tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai sayuran oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung (Tabel 10). Tabel 10 Contoh spesies Bokar Bilong Ginseng Kangkung Kelor Pona Selada Bebalung adang Pria
Bahan pangan kelompok sayur-sayuran. Nama ilmiah Status Lagenaria leucantha B Solanum retroflexum B Talinum paniculatum L Ipomoea aquatica B Moringa oleifera L Cucurbita moschata B Lactuca sativa var. Crispa B Euphorbia pulcherrima L Momordica charantia B
Habitat K K P K, S P, K P P P, PJ P
Keterangan: B: Budidaya; L: Liar; PJ: Pinggir jalan; P: Pekarangan; K: Kebun; S: Sawah.
21 Sayur yang dikonsumsi oleh masyarakat di Desa Sembalun Bumbung sebagian besar merupakan jenis yang dibudidayakan, baik di pekarangan, kebun maupun pematang sawah. Jenis sayuran yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung ada juga yang berasal dari hutan, contohnya adalah lelencing (Melastoma sanguineum) dan pakis (Diplazium esculentum). Buah-buahan Buah merupakan sumber karbohidrat dalam bentuk gula alami, vitamin, mineral, dan lemak. Vitamin dalam buah bekerja sebagai antioksidan untuk mengikat dan menghancurkan radikal bebas serta melindungi tubuh dari reaksi oksidatif yang menghasilkan racun (Padmiari 2011). Buah merupakan salah satu pangan yang dibutuhkan tubuh setiap hari dalam jumlah tertentu dan apabila kekurangan ataupun kelebihan dalam jangka waktu yang lama akan berakibat buruk terhadap kesehatan khususnya sistem pencernaan (Melfika et al. 2012). Sama halnya dengan sayur, mengkonsumsi buah dapat memberikan efek rasa kenyang sehingga mengurangi konsumsi makanan yang berlebih. Teridentifikasi sebanyak 48 spesies tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai buah-buahan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung (Tabel 11). Tabel 11 Contoh spesies Apel Buah naga Delima Jambu jebet Mangga Melon Nanas Semangka Strawberry Sabo Lengkeng
Bahan pangan kelompok buah-buahan. Nama ilmiah Status Malus sylvestris B Hylocereus undatus B Punica granatum B Anacardium occidentale B Mangifera indica B Cucumis melo B Ananas comosus B Citrullus lanatus B Fragaria x ananassa B Manilkara zapota B Euphoria longana B
Habitat P P P P P, K K PJ, P, K K K P P
Keterangan: B: Budidaya; PJ: Pinggir jalan; P: Pekarangan; K: Kebun.
Buah yang terdapat di Desa Sembalun Bumbung mayoritas dibudidayakan di kebun dan pekarangan. Jenisbuah-buahan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung ada juga yang berasal dari hutan,contohnya ara (Ficus racemosa), alpukat (Persea americana), aren (Arenga pinnata), juwet/jot (Syzygium cuminii), lembuktung (Rubus rosifolius), mangga hutan (Mangifera sp), dan dame (Syzygium sp). Kacang-kacangan Teridentifikasi sebanyak 3 jenis tumbuhan kacang-kacangan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung sebagai sumber protein nabati (Tabel 12). Komoditi kacang-kacangan seperti kedelai (Glycine max) telah digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat susu yang dikenal sebagai susu nabati. Kedelai mengandung protein 35% lebih tinggi (menyamai kadar protein susu skim kering) dibandingkan dengan beras, jagung, singkong, kacang hijau, daging, ikan, dan telur ayam (Setyawati dan Endah 2011).
22 Tabel 12 Bahan pangan kelompok kacang-kacangan. Contoh spesies Nama ilmiah Status Buncis Vigna angularis B Kedelai Glycine max B Lebui Cajanus cajan B
Habitat K, P K, S H, K
Keterangan: B: Budidaya; H: Hutan; P: Pekarangan; K: Kebun; S: Sawah.
Minuman Teridentifikasi sebanyak 6 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan untuk minuman (Tabel 13). Tabel 13 Bahan pangan kelompok minuman. Contoh spesies Nama ilmiah Status Aren Arenga pinnata B Kopi arabica Coffea arabica B Kopi robusta Coffea robusta B Tebu Saccharum officinarum B Kelapa Cocos nucifera B Jeruk sambu Citrus nobilis B
Habitus H, K P, K P, K P K K
Keterangan: B: Budidaya; H: Hutan; P: Pekarangan; K: Kebun.
Masyarakat Desa Sembalun Bumbung membudidayakan kopi (Coffea sp) di kebun maupun pekarangan rumahnya. Biji kopi yang dipanen kemudian dijemur beberapa hari di bawah sinar matahari sampai benar-benar kering. Biji kopi yang sudah kering kemudian disangrai lalu ditumbuk hingga menjadi bubuk. Bumbu penyedap/rempah-rempah Teridentifikasi sebanyak 27 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan rempah-rempah/bumbu penyedap makanan (Tabel 14). Tabel 14 Contoh spesies Laos Kayu manis Sidawayah Cabai merah Bawang merah Bawang putih Cengkeh Mint Lekong Kemangi Jeruk limo
Bahan pangan kelompok rempah-rempah. Nama ilmiah Status Languas galanga B Cinnamomum burmannii B Woodfordia floribunda B Capsicum annum B Allium cepa B Allium sativum B Syzygium aromaticum B Mentha piperita B Aleurites moluccana B Ocimum sanctum B Citrus amblycarpa B
Habitat P H, K H, K P, K P, K P, K K P, PJ H, K P P, K
Keterangan: B:Budidaya; H: Hutan; P: Pekarangan; PJ: Pinggir jalan; K: Kebun.
Bagian rempah-rempah yang banyak dimanfaatkan adalah daunnya (segar dan kering), batang, kulit batang maupun rimpang sebagai penyedap makanan dan minuman. Rempah-rempah bukan hanya meningkatkan citarasa makanan atau
23 minuman, tetapi juga berfungsi untuk kesehatan. Senyawa bioaktif yang terdapat dalam rempah-rempah sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh. Rempah-rempah oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung mayoritas digunakan sebagai obat herbal karena penggunaan rempah-rempah seperti laos (Languas galanga), kunyit (Curcuma domestica), dan sereh (Cymbopoghon nardus) sebagai bumbu masakan dan minuman hanya pada waktu tertentu saja, misalnya pada saat masyarakat melaksanakan hajatan besar. Rempah tersebut biasanya diletakkan dalam wadah yang terbuat dari anyaman daun aren (Arenga pinnata) atau bambu (Bambusa sp) berbetuk persegi (Gambar 12). Rempahrempah seperti sidawayah (Woodfordia floribunda), kayu manis (Cinnamomum burmannii), dan jinten (Cuminum cyminum) dijual dengan harga Rp 2 000 per bungkus sedangkan sang (Piper nigrum) dijual dengan harga Rp 3 000 per bungkus.
Gambar 12 Rempah-rempah yang diperdagangkan di Desa Sembalun Bumbung. Tumbuhan Pangan Fungsional Pangan fungsional didefinisikan sebagai pangan atau makanan yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi proses fisiologis sehingga meningkatkan kesehatan atau mencegah timbulnya penyakit pada individu (Marsono 2007). Pangan fungsional dapat digunakan sebagai makanan untuk mencegah berbagai penyakit misalnya obesitas, diabetes, hipertensi, jantung dan kanker bahkan dapat meningkatkan imunitas, memperlambat penuaan, dan meningkatkan penampilan fisik (Marsono 2007). Teridentifikasi sebanyak 51 spesies dari 26 famili tumbuhan yang berpotensi dikembangkan menjadi tumbuhan pangan fungsional (Lampiran 7).Famili Zingiberaceae, Musaceae, Euphorbiaceae, dan Apiaceae merupakan famili dengan persentase terbesar (7.84%) sebagai tumbuhan pangan fungsional yang berpotensi untuk dikembangkan (Tabel 15). Habitus tumbuhan pangan fungsional terdiri dari liana, perdu, pohon, semak, dan herba. Habitus tumbuhan pangan fungsional didominasi oleh herba, yaitu sebesar 45.10%. Bagian yang paling banyak dimanfaatkan adalah buah, yaitu sebesar 53.19%. Sebesar 44.57%, tumbuhan pangan fungsional yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung tersebar di pekarangan, baik itu tumbuhan budidaya maupun liar.
24 Tabel 15 Famili tumbuhan pangan fungsional. No Famili Jumlah spesies Persentase spesies (%) 1 Apiaceae 4 7.84 2 Euphorbiceae 4 7.84 3 Musaceae 4 7.84 4 Zingiberaceae 4 7.84 5 Solanaceae 3 5.88 6 Lain-lain (21) famili 32 62.75 51 100.00 Total Berdasarkan hasil wawancara, masyarakat juga memanfaatkan 5 jenis tumbuhan pangan fungsional liar yang berasal dari hutan, yaitu ara (Ficus racemosa), bage (Tamarindus indica), kayu manis (Cinnamomum burmanii), pakis (Diplazium esculentum), dan rotan (Daemonorops sp). Jenis-jenis tumbuhan pangan fungsional merupakan jenis-jenis tumbuhan yang didominasi oleh tumbuhan budidaya (Tabel 16). Tabel 16 Contoh spesies tumbuhan pangan fungsional yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung. Contoh Bagian yang Nama ilmiah Manfaat spesies dimanfaatkan Adas Foeniculum vulgare Biji Rempah3), obat jantung Mint Mentha piperita Daun Rempah, obat TBC, batuk Delima Punica granatum Buah, daun Buah1), obat demam, bubus*) Sager Sauropus androgynus Daun Sayur2), obat pelancar ASI Lekong Aleurites moluccana Biji, daun Rempah, bubus Pisang Musa sp Buah, batang Buah, sayur, obat luka muda, kulit luar (lecet, tersayat, batang terbakar, dan lainnya) Seledri Apium graveolens Daun, batang Rempah, obat darah tinggi Keterangan :
*) : Bubus: menempelkan daun di atas kepala anak kecil yang demam; 1): Buah sebagai sumber serat pangan, vitamin, dan mineral; 2): Sayur sebagai sumber serat pangan, vitamin, mineral, dan karbohidrat; 3): Rempah-rempah sebagai sumber vitamin dan stimulan.
Daun sager (Sauropus androgynus) dari famili Euphorbiaceae merupakan salah satu jenis tumbuhan yang ditemukan di Desa Sembalun Bumbung dan berpotensi dikembangkan sebagai bahan pangan fungsional. Daun sager mengandung saponin, flavonoid, tanin, protein, lemak, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A dan B. Daun sager dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung sebagai sayur, bahan pewarna alami untuk makanan, dan obat (panas dalam dan sakit perut). Menurut Sutomo et al. (2009), sager memiliki khasiat untuk memperlancar dan memperbanyak ASI, mengobati bisul, penurun panas/demam, kurang darah, sariawan dan peluruh air seni. Senyawa fitokimia yang terkandung dalam tumbuhan mempunyai peranan yang sangat penting bagi kesehatan termasuk fungsinya dalam pencegahan terhadap penyakit (Winarti dan
25 Nanan 2005). Senyawa fitokimia yang terkandung dalam tumbuhan-tumbuhan mempunyai peranan yang sangat penting bagi kesehatan termasuk fungsinya dalam pencegahan terhadap penyakit (Winarti dan Nanan 2005). Tumbuhan Obat Spesies tumbuhan obat di Desa Sembalun Bumbung Tumbuhan obat adalah seluruh spesies tumbuhan obat yang diketahui dan dipercaya mempunyai khasiat obat. Menurut Zuhud et al. 1994, tumbuhan obat dapat dikelompokkan menjadi tumbuhan obat tradisional (spesies tumbuhan yang diketahui atau dipercaya memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan obat tradisional), tumbuhan obat modern (spesies tumbuhan yang secara ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis), dan tumbuhan obat potensial (spesies tumbuhan yang diduga mengandung ataumemiliki khasiat obat tetapi belum dapat dibuktikan secara medis). Tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat beberapa dapat dijumpai di hutan sekitar Desa Sembalun Bumbung (Tabel 17). Tabel 17 Contoh spesies tumbuhan obat hutan yang masyarakat Desa Sembalun Bumbung. Bagian yang Contoh spesies Nama ilmiah dimanfaatkan Andar Anaphalis longifolia Daun nyawa/edelweis Ara Ficus racemosa Kulit batang Cemara Casuarina Getah junghuniana Lemboke Ficus septica Daun Johar Cassia siamea Kulit batang Melela Vacciniumsp Daun Lita*) Alstonia scholaris Kulit batang
Segundi Suren*)
Vitex trifolia Toona sureni
Daun Kulit batang
dimanfaatkan oleh Manfaat Penyakit kulit Penyakit dalam Sakit perut, diare Penyakit jantung Penyakit dalam Antiseptik luka Malaria, ginjal, aprodisiak, pasca melahirkan, KB Malaria Bisul
Keterangan : *): liarhutan yang sudah dibudidayakan.
Pengetahuan tentang pemanfaatan tumbuhan sebagai sumber atau bahan obat oleh masyarakat Indonesia merupakan warisan nenek moyang (Purwanto & Waluyo 1993 diacu dalam Angriyantie 2010). Sama halnya dengan tumbuhan pangan, tumbuhan obat juga dapat ditemukan di hutan maupun non hutan. Tumbuhan obat yang berasal dari hutan hanya dicari ketika masyarakat membutuhkannya sebagai obat untuk mengobati penyakit tertentu saja atau secara tidak sengaja ketika mencari kayu bakar atau berburu, mereka menemukannya di hutan. Dengan kata lain masyarakat tidak mengambil tumbuhan obat tersebut dari hutan secara terus-menerus (pemanfaatan terbatas).
26 Lita (Alstonia scholaris) merupakan tumbuhan dari famili Apocynaceae yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung sebagai obat. Masyarakat memanfaatkan air rebusan kulit batang/babak lita sebagai obat untuk penyakit malaria dan berbagai macam penyakit lainnya. Pemanfaatan kulit batang pohon yang berlebih dapat mengganggu kelestarian pohon lita di alam karena bagian kulit batang merupakan pelindung bagian pohon dari serangan penyakit yang berasal dari luar. Apabila pelindung dari pohon diambil, dikhawatirkan pohon tersebut akan lebih mudah terserang oleh penyakit dan tidak menutup kemungkinan pohon akan mati. Berdasarkan hasil wawancara dengan belian/dukun yang memanfaatkan kulit batang lita sebagai obat, kulit batang lita yang diambil merupakan pohon yang sudah dibudidayakan. Akan tetapi hal tersebut berbeda dengan hasil wawancara yang dilakukan terhadap masyarakat umum, mereka mengambil kulit batang lita langsung dari alam namun pengambilan kulit batang ini terbatas. Ara (Ficus racemosa) atau tin merupakan tumbuhan famili Moraceae yang berasal dari timur tengah dan sudah tersebar ke berbagai dataran Eropa hingga Asia (Husaeni 2008). Masyarakat Desa Sembalun Bumbung memanfaatkan air rebuasan bagian kulit batang ara sebagai obat untuk mengobati penyakit dalam. Kulit batang pohon ara mengandung senyawa kimia alkaloid, karbohidrat, flavonoid, glikosid, saponin, tanin, fenol, triterpenoid, dan lemak yang berkhasiat sebagai antibakteri (Salem et al. 2013). Selain dimanfaatkan sebagai obat, buah ara yang masih muda juga dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung sebagai bahan pangan. Cemara (Casuarina junghuhniana) merupakan tumbuhan dari famili Casuarinaceae yang dimanfaatkan bagian getah dan kulit batangnya oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung. Getah dari pohon cemara yang berwarna kekuningan dicampur ke dalam minuman sebelum dikonsumsi. Menurut masyarakat Desa Sembalun Bumbung, getah pohon cemara sangat ampuh untuk mengobati sakit perut dan diare. Namun, sampai saat ini informasi mengenai khasiat getah dari pohon cemara sebagai obat masih sedikit. Melela (Vaccinium sp) merupakan tumbuhan berhabitus perdu dari famili Ericaceae yang dimanfaatkan bagian getahnya oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung sebagai antiseptik alami. Responden menyebutkan bahwa getah dari jenis tumbuhan ini paling ampuh untuk mengobati infeksi. Namun, penggunanya harus siap apabila menggunakan getah dari melela karena akan sangat perih. Tempat tumbuh melela sendiri berada di atas Gunung Rinjani dan biasanya tumbuh berdekatan dengan andar nyawa (Anaphalis longifolia). Oleh sebab itu, tumbuhan yang sangat berkhasiat ini jarang digunakan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung karena jauhnya lokasi pengambilan (faktor jarak). Tumbuhan obat yang didapatkan di luar hutan rata-rata sudah dibudidayakan oleh masyarakat. Hal tersebut menunjukkan bahwa sudah ada kesadaran yang tinggi akan pentingnya tumbuhan obat bagi kesehatan tubuh. Tumbuhan obat yang dibudidayakan di pekarangan rumah selain dimanfaatkan sebagai apotek hidup, juga dimanfaatkan sebagai tanaman hias (Tabel 18).
27 Tabel 18 Contoh spesies tumbuhan obat non hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung. Contoh Bagian yang Nama ilmiah Manfaat spesies dimanfaatkan Ashitaba Angelica keiskei Seluruh bagian Penyakit dalam koidzumi Temulawak Curcuma Rimpang Sakit perut, penambah xanthorrhiza nafsu makan Tembakau Nicotiana tabacum Daun Penguat gigi, pensteril pencernaan Bangle Zingiber purpureum Rimpang Penyakit dalam, alergi Gegobang Centella asiatica Seluruh bagian Penurun darah tinggi, luka bakar,obat demam Mint Mentha piperita Daun Batuk, TBC, jantung Memangge Drymaria cordata Daun Pembalut patah tulang Nangka Artocarpus Buah muda, Pasca melahirkan, heterophyllus daun pelancar ASI, luka bakar, bengkak Leko Piper betle Daun Cacar air, pelancar haid, penghangat tubuh Buaq Areca catechu Buah Penyakit dalam, penghangat tubuh Famili Zingiberaceaeseperti temulawak (Curcuma xanthorrhiza), kunyit (Curcuma domestica), kunyit putih (Curcuma mangga), jae (Zingiber officinale), sekur (Kaempferia galanga), dan bangle (Zingiber purpureum) secara umum banyak digunakan oleh masyarakat, karena selain berkhasiat sebagai obat, jenis dari famili Zingiberaceae sudah dikenal secara luas dan banyak digunakan sebagai bumbu masak dan pewarna makanan. Jenis dari famili Zingiberaceae mudah didapatkan, harganya terjangkau, mudah dibudidayakan dengan ruang tumbuh yang terbatas. Responden juga menyatakan bahwa famili Zingiberaceae bermanfaat sebagai bumbu masak, pewarna, dan mengobati berbagai macam penyakit seperti alergi, jantung, kurang nafsu makan, penurun panas/demam, luka luar, maag, keseleo, sakit perut, perawatan pasca melahirkan, perawatan wajah, dan pelancar haid. Ashitaba (Angelica keiskei koidzumi) merupakan salah satu tumbuhan obat yang dibudidayakan dan merupakan tumbuhan introduksi dari Jepang sehingga belum banyak dikenal di Indonesia (Gambar 13). Ashitaba mirip dengan seledri tetapi bentuk tumbuhannya lebih tinggi dan besar. Di Indonesia, tumbuhan ashitaba dapat tumbuh di Lombok Timur yang berlokasi di Desa Sembalun (Sembiring 2011). Ashitaba masuk ke Desa Sembalun sekitar tahun 1990-an yang dibawa oleh peneliti Jepang. Awalnya masyarakat tidak berminat terhadap tumbuhan ini, namun karena banyak manfaat yang dirasakan untuk kesehatan dan kondisi lingkungan tempat tumbuhnya yang cocok, maka tumbuhan ini mulai dibudidayakan oleh masyarakat. Ashitaba juga dikenal dengan sebutan ‘Daun Malaikat’ karena kemampuannya menyembuhkan berbagai penyakit (Nagata et al. 2007). Batang, daun maupun umbi tumbuhan ashitaba jika dipotong akan
28 mengeluarkan getah berwarna kuning dari golongan senyawa flavonoid yang disebut chalcone. Menurut hasil penelitian Baba et al. (2009), chalcone memiliki dua senyawa flavonoid yaitu xantoangeol dan 4-hidrooxyricine. Senyawa ini memiliki struktur molekul yang aktif dan merupakan antioksidan yang sangat potensial melebihi teh hijau dan kedelai. Masyarakat Desa Sembalun Bumbung memanfaatkan getah ashitaba sebagai obat untuk berbagai macam penyakit dalam dan daunnya sebagai sayur. Getah ashitaba bisa dijual dengan harga Rp 2 juta per liter.
Gambar 13 Ashitaba (Angelica keiskei koidzumi). Sirih (Piper betle) atau dalam bahasa Sembalun Bumbung disebut leko, merupakan tumbuhan famili Piperaceae yang bersifat menghangatkan tubuh dan terasa pedas. Kandungan zat-zat kimia leko yang bermanfaat bagi tubuh mayoritas berada pada daunnya. Sirih mengandung minyak atsiri berupa betle phenol, siskuiterpen, pati, diatase, gula, tanin dan estragol (Hanum et al. 2012). Selain itu, kerabat dari tumbuhan lada ini juga mengandung eugenol, karvakol, cadinene, kavicol, caryophyllene, cyneole, dan p-cymene (Hariana 2008b). Hariana (2008b) juga menjelaskan bahwa leko memiliki khasiat antara lain sebagai peluruh kentut, menghentikan batuk, mengurangi peradangan, dan menghilangkan gatal. Sutomo et al. (2009) menambahkan bahwa leko juga berfungsi sebagai penghilang bau badan, bau mulut, penguat gigi, mengobati sariawan, dan pendarahan pada gusi. Eugenol yang terkandung dalam daun berfungsi mencegah ejakulasi dini, mematikan cendawan penyebab keputihan (Candida albicans), analgesik, dan anestetik. Tanin yang terkandung pada daun berfungsi sebagai astringen, pelindung hati, antidiare, dan antimutagenik (Hariana 2008b). Masyarakat Desa Sembalun Bumbung memanfaatkan air rebusan daun leko sebagai obat untuk memperlancar haid, penghangat tubuh, luka luar, dan cacar air. Perasan air daun leko juga dimanfaatkan sebagai pestisida nabati untuk tanaman pertanian. Selain itu, campuran daun leko, buaq (Areca catechu), dan kapur digunakan untuk ritual adat ‘sembe’ (Gambar 14). ‘Sembe’ sebenarnya merupakan sebutan yang dipergunakan untuk mengobati suatu penyakit. Akan tetapi, nama ini juga dipergunakan sebagai salah ritual adat yang dilakukan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung sebelum melakukan pendakian. Cairan berwarna kemerahan yang dihasilkan oleh
29 campuran leko, buaq, dan kapur dioleskan ke kening pendaki sebelum mendaki ke Gunung Rinjani kemudian pendaki akan diberi minuman campuran gula dengan bage(Tamarindus indica). Menurut penuturan ama Misdi selaku pemangku Patara Guru, ritual ini bertujuan untuk memberitahu para penunggu gaib Gunung Rinjani bahwa ada orang yang akan mendaki supaya diberikan keselamatan dan terhindar dari gangguan ketika naik maupun turun gunung. Minuman gula bage yang diberikan dipercaya bisa menahan rasa haus pendaki selama melakukan pendakian.
Gambar 14 Pembuatan ‘sembe’ dari campuran tumbuhan leko, buaq dan kapur oleh Mangku Patara Guru. Tembakau (Nicotiana tabacum) merupakan tumbuhan dari famili Solanaceae. Tumbuhan ini merupakan salah satu komoditas unggulan di Sembalun. Masyarakat Desa Senaru dan Sajang yang sudah lanjut usia masih banyak yang memanfaatkan tumbuhan ini sebagai obat kunyah pengganti sikat gigi atau ‘nyusut’ untuk menguatkan gigi. Tembakau yang sudah diiris tipis dikeringkan dan langsung dikonsumsi dengan cara dikunyah. Setelah selesai digunakan, kunyahan tembakau disimpan untuk digunakan lagi selanjutnya. Air kunyahan tembakau yang tertelan dipercaya berkhasiat sebagai obat untuk pensteril pencernaan. Tembakau mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, polifenol dan minyak terbang. Alkaloid yang terkandung terutama berupa nikotin yang berkhasiat mengobati luka. Menurut penuturan salah satu responden yang membudidayakan mint di pekarangan rumahnya menyatakan bahwa mint (Mentha piperita) yang ditanam di pekaragan selain digunakan sendiri (subsisten) untuk mengobati penyakit jantung, batuk, TBC, dan campuran makanan juga dijual ke pemilik restoran sebagai bahan penyedap masakan (subsisten-komersial). Harga daun mint segar dijual dengan harga Rp 20 000 per kg. Mentha piperita adalah tumbuhan penghasil minyak pepermint (Gambar 15b). Di dalamnya terkandung mentol, menthone, menthyl esters, dan bahan aktif lain yang merupakan turunan dari monoterpene yaitu pulegone, piperitone, menthofurane. Minyak pepermint digunakan dalam industri roti, makanan dari coklat dan kembang gula (confectionery), industri pengolahan teh, makanan dan minuman yang mengandung malt, pemintalan benang, farmasi, jamu, sabun dan bahan pembersih keperluan rumah tangga termasuk pasta gigi, dan kosmetik (Badan Pusat Statistik 2007 diacu dalam Pribadi 2010).
30
(a)
(b)
Gambar 15 (a) Memangge (Drymaria cordata); (b) Mint (Mentha piperita). Tumbuhan obat sengaja ditanam oleh masyarakat karena selain bermanfaat sebagai estetika, juga sebagai apotek dan warung hidup. Sebesar 53.92% tumbuhan obat dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung untuk memenuhi kebutuhan obat secara mandiri tanpa harus membeli obat ke dokter, sebesar 43.14% tumbuhan obat dimanfaatkan secara subsisten-komersial (biasanya dilakukan oleh pedagang dan belian/dukun) dan hanya 2.94% saja tumbuhan obat yang khusus dikomersialkan tanpa digunakan untuk keperluan sendiri.
Persentase (%)
Habitus tumbuhan obat Habitus merupakan perawakan dari suatu jenis tumbuhan. Habitus tumbuhan obat hutan yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat adalah pohon, yaitu sebesar40.91% sedangkan habitus tumbuhan obat non hutan didominasi oleh herba, yaitu sebesar 51.16% (Gambar 16). 60 50 40 30 20 10 0
51.16 40.91 30.23 18.18
18.18
13.64
9.30 4.55 1.16 4.55 0.00 0.00 1.16
6.98
Herba
Pohon
Liana
Perdu
Semak
Bambu
Epifit
Habitus Hutan
Non hutan
Gambar 16 Habitus tumbuhan obat yang dimanfaatkan. Bagian tumbuhan obat yang dimanfaatkan Tumbuhan pangan dan obat yang dimanfaatkan masyarakat Desa Sembalun Bumbung berdasarkan bagiannya yang digunakan terdiri atas 11 kelompok bagian (Gambar 17).
Persentase (%)
31
30 20 10
23.53 14.29 14.29 13.45 8.4
8.4 6.72 5.04
2.52 1.68 1.68
0
Bagian tumbuhan
Gambar 17 Bagian tumbuhan obat yang dimanfaatkan. Bagian tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan sebagai obat adalah daun (23.53%). Pemanfaatan bagian daun sebagai obat disebabkan karena daun mudah untuk diperoleh di alam, mudah diolah sebagai obat, dan memiliki daya regenerasi yang tinggi untuk kembali bertunas. Selain itu, daun merupakan bagian yang digunakan oleh tumbuhan sebagai tempat untuk berfotosintesis sehingga bahan aktif yang terdapat di dalam daun lebih banyak (Tanjungsari 2014). Pemanfaatan daun tidak menimbulkan pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan suatu spesies dibandingkan dengan bagian batang atau akar dari tumbuhan tertentu (Fakhrozi 2009). Hal tersebut disebabkan karena hanya beberapa helai daun saja dari suatu jenis tumbuhan yang diambil dan dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung. Penggunaan daun, buah, cabang, dan ranting sebagai bahan mentah dalam pengobatan tradisional tidak berdampak buruk bagi kelangsungan hidup tumbuhan, tetapi bila akar, kulit kayu atau seluruh bagian tumbuhan digunakan, maka hal itu sudah merupakan ancaman bagi keberadaan spesies tersebut (Zuhud 1994). Cara pengolahan dan pemakaian tumbuhan obat Tumbuhan obat juga harus diolah terlebih dahulu dengan berbagai cara sehingga ekstrak dari tumbuhan obat tersebut keluar dan efektif digunakan dalam pengobatan. Pengolahan dilakukan baik pada obat tunggal maupun ramuan. Masyarakat Desa Sembalun Bumbung mengolah tumbuhan obat dalam berbagai cara sesuai dengan kebutuhan pengobatan (Tabel 19). Pengolahan tumbuhan obat dengan cara direbus paling banyak dilakukan oleh masyarakat, yaitu sebesar 36.92%. Cara perebusan umum digunakan karena cara tersebut paling murah dan mudah dilakukan. Mayoritas masyarakat merebus tumbuhan obat langsung dalam kondisi segar. Selain dalam kondisi segar, terdapat pula sediaan tumbuhan obat dalam kondisi kering. Tumbuhan obat, baik yang berbentuk obat tunggal maupun ramuan biasanya dimanfaatkan masyarakat untuk mengobati penyakit luar dan dalam tubuh. Masyarakat masih memanfaatkan getah dan kulit batang pisang (Musa sp) untuk mengobati dan membalut luka gores. Sedangkan ramuan dari campuran tumbuhan laos (Languas Galanga), temulawak (Curcuma xanthorrhiza), sang (Piper
32 nigrum), dan kunyit (Curcuma domestica) dimanfaatkan untuk mengobati sakit perut.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tabel 19 Cara pengolahan tumbuhan obat. Pengolahan Persentase (%) Direbus Ditumbuk Tanpa pengolahan Dicampur Diperas Diparut Diremas Dibuat pil Digoreng Total
36.92 16.92 15.38 10.77 6.92 6.15 3.85 1.54 1.54 100.00
Tumbuhan obat yang sudah melewati proses pengolahan, dapat langsung digunakan dengan berbagai macam cara sesuai dengan kebutuhan pengobatan. Tumbuhan obat bisa dipakai dalam berbagai cara, seperti diminum, ditempel, dioles, dimakan, diciprat, dikunyah, dan disembur (Tabel 20).
No 1 2 3 4 5 6 7
Tabel 20 Cara pemakaian tumbuhan obat. Pemakaian Persentase (%) Diminum Ditempel Dioles Dimakan Diciprat Dikunyah Disembur Total
55.08 14.41 12.71 11.86 3.39 1.69 0.85 100.00
Umumnya tumbuhan obat yang direbus, cara pemakaiannya adalah dengan meminum air hasil rebusannya (55.08%). Pemakaian tumbuhan obat dengan cara ditempel, dioles, diciprat, dan disembur biasanya digunakan untuk pengobatan luka luar atau penyakit kulit. Tumbuhan obat yang digunakan dengan cara dimakan ada yang diolah terlebih dahulu (biasanya dicampurkan ke dalam makanan) dan ada pula yang dimakan langsung dalam keadaan mentah. Pengolahan dan pemakaian tumbuhan obat sebenarnya tergantung dari bagian tumbuhan obat yang dimanfaatkan dan jenis peyakit yang diderita (Tanjungsari 2014). Takaran dalam penggunaan tumbuhan obat oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung tidak ada. Mereka hanya menggunakan takaran seperti segenggam, seruas, sesendok, segelas, selembar dan sebatang. Status pembudidayaan dan kondisi penyebaran tumbuhan obat Tumbuhan obat yang terdapat di Desa Sembalun Bumbung menurut statusnya di alam tergolong kedalam tumbuhan budidaya dan liar. Tumbuhan obat
33 liar yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung sebesar 39.22% berasal dari hutan maupun non hutan. Sedangkan sebesar 60.78% spesies tumbuhan obat sengaja dibudidayakan baik di kebun maupun pekarangan (Tabel 21). Tabel 21 Status pembudidayaan dan contoh tumbuhan obat di alam yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa sembalun Bumbung. Status Jumlah Persentase Contoh spesies pembudidayaan spesies spesies (%) Liar (hutan+non 40 39.22 Kejibeling (Strobilanthes crispus), hutan) memangge (Drymaria cordata), kekentang 60.78 Budidaya 62 Ashitaba (Angelica keiskei Koidzumi) 100.00 Total 102 Keterangan: sp: Spesies.
Persentase (%)
Terdapat beberapa habitat tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Desa Sembalun Bumbung, diantaranya adalah pekarangan, kebun, sawah, pinggir jalan, dan hutan (Gambar 18). 40.65 50 40 30 20 10 0
26.45 14.84
9.68
8.39
Penyebaran
Gambar 18 Kondisi penyebaran tumbuhan obat di alam. Penyebaran tumbuhan obat paling banyak terdapat di pekarangan, yaitu sebesar 40.65% (Gambar 12). Di pekarangan rumah biasanya terdapat jenis-jenis tanaman hias, peneduh dan tumbuhan obat (Tanjungsari 2014). Walaupun tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung banyak ditemukan di pekarangan maupun kebun, spesies tumbuhan obat tersebut tidak sepenuhnya merupakan hasil budidaya namun, ada beberapa spesies liar yang tumbuh di tempat tersebut (tumbuhan liar bisa ditemukan di berbagai tipe habitat). Penggunaan Tumbuhan Obat Berdasarkan Kelompok Penyakit Tumbuhan obat, baik dalam bentuk obat tunggal maupun ramuan dimanfaatkan untuk mengobati penyakit. Terdapat 25 kelompok penyakit berdasarkan hasil screening mengacu pada Oktaviana (2008). Sebagian besar
34 penggunaan tumbuhan obat adalah untuk mengobati penyakit dalam, yaitu sebesar 21.09% (Tabel 22). Hal tersebut disebabkan karena pengetahuan masyarakat mengenai tumbuhan obat untuk pengobatan penyakit di dalam tubuh tidaklah spesifik menurut jenis penyakit yang diderita Tabel 22 Persentase spesies tumbuhan obat berdasarkan kelompokpenyakit/ penggunaantumbuhan obat di Desa Sembalun Bumbung. No Kelompok Penyakit/Penggunaan Persentase (%) 1 Peredaran darah 1.36 2 Pengobatan luka 6.80 3 Penyakit diabetes 1.36 4 Penyakit gigi 2.04 5 Penyakit ginjal 1.36 6 Penyakit jantung 7.48 7 Penyakit kelamin 0.68 8 Penyakit khusus wanita 2.72 9 Penyakit kulit 4.08 10 Penyakit malaria 3.40 11 Penyakit mata 0.68 12 Penyakit otot dan persendian 5.44 13 Penyakit tulang 2.04 14 Penyakit saluran pembuangan 0.68 15 Penyakit saluran pencernaan 10.88 16 Penyakit pernafasan/THT 3.40 17 Perawatan kehamilan dan 2.72 persalinan 18 Perawatan organ tubuh wanita 2.04 19 Perawatan rambut, muka dan kulit 2.72 20 Sakit kepala dan demam 7.48 21 Penyakit kanker/tumor 0.68 22 Pengganti KB 0.68 23 Penyakit dalam 21.09 24 Tonikum 0.68 25 Lain-lain 7.48 Total 100.00 Penyakit dapat digolongkan menjadi 2, yaitu penyakit luar dan penyakit dalam. Penyakit luar, dintaranya adalah berbagai macam luka (terbakar, teriris, digigit binatang berbisa, dsb) dan penyakit kulit (kutil, borok, kusta, bisul, dsb). Sedangkan yang termasuk penyakit dalam diantaranya adalah sakit kuning, encok, malaria, sakit kepala, demam/panas, kanker, sariawan, batuk, sakit paru-paru, influenza, sakit ginjal, kencing manis, tekanan darah, dan cacingan (Suhadi et al. 1991 yang diacu dalam Zuhud 1994). Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat (2013), penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat di NTB adalah infeksi akut pada saluran pernafasan bagian atas dan penyakit pada sistem otot.
35 Teridentifikasi 30 jenis tumbuhan dapat digunakan untuk mengobati penyakit dalam, contohnya adalah ashitabaatau seledri jepang (Angelica keiskei koidzumi), cabe tandam (Piper retrofractum), sekur (Kaempferia galanga), jinten (Ficus vulgare) dan spesies lainnya (Lampiran 6). Ramuan tradisional untuk mengobati sakit perut misalnya, terbuat dari campuran ibu laos (Languas galanga), ibu temulawak (Curcuma xanthorrhiza), ibu kunyit (Curcuma domestica), ibu sekur (Kaempferia galanga), dan gula aren. Rempah-rempah tersebut diparut kemudian diambil air perasannya. Ramuan tersebut direbus lalu dicampur gula secukupnya supaya terasa manis. Ramuan tersebut diminum 2 kali sehari, yaitu setiap pagi dan sore hari. Umumnya setiap spesies tumbuhan obat mempunyai kegunaan untuk menyembuhkan lebih dari satu macam penyakit atau kelompok penyakit dan bahkan digunakan sebagai campuran berbagai ramuan pengobatan untuk berbagai jenis penyakit (Metananda 2012) contohnya adalah sang (Piper nigrum). Namun ada juga spesies yang dijadikan ramuan pengobatan hanya untuk satu macam penyakit. Contohnya tumbuhan kekentang, sesambung (Equisetum debile), dan memangge (Drymaria cordata) dimanfaatkan oleh belian/dukun khusus untuk mengobati patah tulang. Bagian dari tumbuhan mempunyai peranan masingmasing dalam menyembuhkan penyakit, namun ada spesies yang seluruh bagian tumbuhan dapat digunakan untuk menyembuhkan suatu penyakit (Aristantia 2012) Tabel 23 Contoh spesies tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit/ penggunaan tumbuhan obat di Desa Sembalun Bumbung. Contoh kelompok Jenis tumbuhan obat penyakit Penyakit otot dan Rumput katik (Euphorbia hirta), ubi kayu (Manihot persendian utilissima), jambu biji (Psidium guajava), nangka (Artocarpus heterophyllus), kencur (Kaempferia galanga), pakis (Diplazium esculetum)**), kayu manis (Cinnamomum burmannii)**), lita (Alstonia scholaris)**) Penyakit Adas (Foeniculum vulgare), kelapa (Cocos nucifera), pernafasan/THT padi (Oryza sativa), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), mint (Mentha piperita) Penyakit malaria Lempaitan (Tagetes erecta), lita (Alstonia scholaris)*), rotan (Daemonorops sp)**), segundi (Vitex trifolia)**), tandan pepesu (Pederia foetida)**) Keterangan: *): liar hutan yang sudah dibudidayakan;**): liar hutan
Eksploitasi tumbuhan obat yang berlebihan tanpa memperhatikan upaya konservasi, tentu sangat mengkuatirkan keberadaannya di alam (Pujiasmanto 2009). Oleh sebab itu, untuk menunjang kelestarian lingkungan dan menjamin suplai bahan baku bagi kebutuhan obat, maka perlu dikembangkan sistem budidaya tumbuhan obat yang sesuai (Pujiasmanto 2009). Secara umum kebijakan pengembangan budidaya tumbuhan obat di Indonesia ditujukan untuk pemanfaatan sumber daya alam tumbuhan obat lainnya secara optimal bagi pembangunan kesehatan sekaligus pembangunan industri obat tradisional dengan tetap menjaga kelestarian sumber daya alam tersebut (Pujiasmanto 2009). Prospek pengembangan tumbuhan obat di Indonesia sebenarnya sangat tinggi mengingat
36 Indonesia merupakan negeri yang memiliki keanekaragaman tumbuhan yang tinggi ditambah munculnya trend back to nature dimana masyarakat mulai sadar akan bahaya bahan sintesis/kimia terhadap kesehatan sehingga beralih terhadap penggunaan yang serba alami. Kearifan Tradisional Masyarakat dalam Pemanfaatan Tumbuhan Kearifan tradisional ini erat kaitannya dengan upaya mendukung konservasi khususnya kelestarian kawasan karena sebagian besar kearifan tradisional tersebut tumbuh dan berkembang pada masyarakat pelosok, pinggiran hutan yang jauh dari pengaruh luar atau global (Metananda 2012). Upacara adat yang berhubungan dengan kegiatan pertanian ini masih dilakukan sampai saat ini, namun tata cara upacara adat tersebut telah dimodifikasi dengan menyelipkan beberapa doa yang diajarkan oleh agama-agama mereka masing-masing. Pada saat ini upacara adat tidak lagi memberikan persembahan atau sesaji berupa hasil bumi yang beranekaragam, tetapi hanya memanfaatkan beberapa jenis tumbuhan yang digunakan sebagai sarana dalam ritual dan hanya berperan sebagai pelengkap saja (Purwanto 1999). Khusus untuk masyarakat di Desa Sembalun Bumbung, tradisi/kearifan tradisional tersebut penerapannya tidak sekental masyarakat yang masih memegang teguh tradisi adat seperti yang berlangsung di Desa Adat Senaru atau Desa Bayan di Lombok Utara. Tradisi/kearifantradisional masyarakat di Desa Sembalun Bumbung terkait dengan pemanfaatan tumbuhan adalah dengan mengadakan upacara/ritual adat ‘Ngayu ayu’ dan‘Bije tawar’. Upacara Ngayu ayu ‘Ngayu ayu’ berasal dari kata rahayu yang artinya memohon keselamatan. Ritual adat ini dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur dan terimakasih pada Tuhan yang telah menganugerahi para leluhur mereka kemenangan melawan iblis dan juga untuk menyambut datangnya musim hujan serta memohon keselamatan agar tanaman pertanian (khususnya padi) terhindar dari hama dan penyakit. Dengan kata lain manfaat dari ritual adat ini secara keseluruhan merupakan penentu kelangsungan tanaman pertanian. Ritual adat ini rutin dilaksanakan setiap 3 tahun sekali. Upacara ini sebenarnya juga mengandung simbol masyarakat yang menghargai dan mencintai alam. Dalam ritual adat ini, masyarakat juga menyembelih seekor kerbau jantan hitam sebagai simbol kemakmuran kemudian menguburkan kepalanya. Menurut orang tua zaman dulu, kepala kerbau yang dikubur di dalam tanah digunakan sebagai pasak bumi. Upacara Bije tawar ‘Bije tawar’ merupakan salah satu ritual adat yang rutin dilaksanakan di Desa Sembalun Bumbung setiap tahunnya. Ritual adat ini bertujuan untuk memelihara tanaman pertanian agar terhindar dari serangan hama seperti ulat dan wereng. Ritual adat ini dilaksanakan dengan cara mengitari lahan pertanian sebanyak satu kali searah jarum jam disertai dengan bacaan doa-doa, setelah itu barulah dicipratkan semacam larutan ke tanaman pertanian yang baru ditanam tersebut. Larutan yang digunakan sebenarnya terbuat dari campuran ibu kunyit (Curcuma domestica) dan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) yang kemudian dilarutkan ke air Patara Guru dan air dari 12 mata air di sekitar Gunung Rinjani.
37 Selain itu menurut penuturan mangku Patara Guru (Pemangku yang bertanggung jawab untuk membuat larutan ‘Bije tawar’ dan ‘Sembe’), larutan ini ini juga dicelupkan sebuah batu yang konon merupakan batu pertama yang ada di Sembalun. Kebiasaan menghargai alam Masyarakat Desa Sembalun Bumbung juga sangat menghargai alam. Menurut penuturan ketua adat, dulu apabila ingin menebang pohon di hutan haruslah meminta izin kepada ketua adat. Ketua adat kemudian akan meminta izin kepada penunggu hutan bahwa akan ada yang menebang pohon. Adapun aturan adat yang berlaku pada waktu itu, apabila menebang satu pohon haruslah diganti dengan 10 pohon dan pohon tersebut harus dipastikan hidup. Biasanya kayu hasil tebangan dipergunakan untuk pembangunan musholla atau untuk memperbaiki pusaka dan peralatan ritual adat ‘Tandang mendet’. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, kegiatan penebangan pohon yang berasal dari hutan untuk tujuan pemenuhan bahan baku bangunan saat ini sudah sangat jarang. Hal tersebut disebabkan karena adanya perubahan pola pikir masyarakat Desa Sembalun Bumbung dimana masyarakat menyadari akan pentingnya hutan sebagai pengatur ketersediaan air. Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat di desa ini. Selain digunakan sebagai pemenuh kebutuhan sehari-hari, air juga digunakan untuk mengairi lahan pertanian dan perkebunan.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Teridentifikasi sebanyak 127 spesies tumbuhan pangan, 102 spesies tumbuhan obat, dan 51 spesies tumbuhan pangan fungsional. Spesies tumbuhan pangan dan obat lokal yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung sudah mampu untuk memenuhi kebutuhan akan pangan dan kesehatan seharihari. Dilihat dari sifat pemanfaatannya secara subsisten, yaitu sebesar 56.69% (pangan) dan 53.92% (obat) serta pemanfaatan secara subsisten-komersial, yaitu sebesar 43.31% (pangan) dan 43.14% (obat). Hal tersebut juga menunjukkan bahwa Desa Sembalun Bumbung merupakan desa yang berdaulat pangan dan obat (mandiri pangan dan obat). 2. Tumbuhan pangan dan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung memiliki fungsi lainnya, antara lain sebagai ritual adat, rekreasi, pakan ternak, dan bahan material primer. Masyarakat Desa Sembalun bumbung bergantung terhadap tumbuhan obat dan pangan lokal (terutama pangan) yang dibudidayakan karena tumbuhan pangan yang sudah ada sejak dulu memegang peranan penting untuk memenuhi kebutuhan pangan saat ini. Saran Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pemerintah daerah setempat hendaknya mempertimbangkan untuk membangun dan mengembangkan desa konservasi berdasarkan informasi yang didapatkan
38 dari hasil penelitian. Tentunya ditunjang dengan pendampingan yang bertahap dan berkalanjutan dengan cara melibatkan pihak pengelola taman nasional serta perguruan tinggi sebagai sarana bertukar ilmu dan informasi. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pemanfaatan tumbuhan pangan dan obat di desa lain yang berada di kabupaten Lombok Timur, sehingga dapat dilihat ada atau tidak perbedaan pengetahuan pemanfaatan tumbuhan pangan dan obat antara satu kabupaten yang berbeda desa. 3. Perlu dilakukan pengembangan melalui kegiatan budidaya tumbuhan potensial bernilai ekonomi yang berasal dari hutan seperti pulai (Alstonia scholaris), lembuktung (Rubus rosifolius), dan lelencing (Melastoma sanguineum). Untuk pengembangan tumbuhan obat potensial salah satunya adalah dengan melaksanakan kegiatan pelatihan pembuatan simplisia. 4. Pemerintah setempat sebaiknya meningkatkan pengetahuan generasi muda tentang tumbuhan pangan dan obat lokal. Salah satu caranya adalah dengan menyisipkan materi yang mencakup pengetahuan tentang tumbuhan ke dalam kurikulum pendidikan sekolah di Desa Sembalun Bumbung, seperti dalam mata pelajaran biologi, pendidikan lingkungan hidup maupun mata pelajaran lainnya.
DAFTAR PUSTAKA Ajesh TP, Abdulla N, Kumuthakalavali. 2012. Ethnobotanical documentation of wild edible Fruits Used By Muthuvan Tribes Of Idukki, Kerala, India. Int J Pharm Bio Sci.3(3) : 479 – 487. Andarwulan N. 2014. Manfaat Sayuran bagi Kesehatan. Umami Indonesia. 3 (1): 12-14. Angriyantie L. 2010. Etnobotani dan Potensi Tumbuhan Berguna di Kampung Keay, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Aristantia T. 2012. Kajian Pemanfaatan Tumbuhan Obat Keluarga di Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Bogor (ID): Institut PertanianBogor. Arizona D. 2011. Etnobotani dan Potensi Tumbuhan Berguna di Taman Nasional Gunung Ciremai, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Ayu FAP. 2012. Etnobotani Pangan Masyarakat Suku Dayak Kenyah di sekitar Taman Nasional Kayan Mentarang Kalimantan Timur [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Baba K, Taniguchi M, Shibano M, Minami H. 2009. The Components and Line Breeding of Angelica keiskei koidzumi.Bunseki Kagaku. 58(12) : 999 – 1009. Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian. 2011. Memahami Sistem Ketahanan Pangan. Jakarta (ID): Badan Ketahanan Pangan. Balai Desa Sembalun Bumbung. 2014. Sembalun Bumbung dalam Angka 2014. Sembalun (ID): Balai Desa Sembalun Bumbung.
39 [BPS] Badan Pusat Statistik Indonesia. 2015. Statistik Indonesia (Statistical Yearbook of Indonesia 2015). Jakarta (ID): BPS Indonesia 2015. [BTNGR] Balai Taman Nasional Gunung Rinjani. 2015. Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Balai Taman Nasional Gunung Rinjani 2015 – 2024. Mataram (ID): Balai Taman Nasional Gunung Rinjani. Danarto SA. 2013. Keragaman dan Potensi Koleksi Polong-Polongan (Fabaceae) di Kebun Raya Purwodadi. Purwodadi (ID): Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi-LIPI. [Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta (ID): Depkes RI. [Dephut] Departemen Kehutanan. 2007. Identifikasi Desa dalam Kawasan Hutan. Jakarta (ID): Pusat Rencana dan Statistik Kehutanan Departemen Kehutanan dan Badan Pusat Statistik. [Dinkes NTB] Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Barat. 2013. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat 2012. Mataram (ID): Dinkes NTB. Fathurrahman. 2005. Hasil Biji Kacang Gude (Cajanus cajan L) Kultivar Mega dan Galur ICPL 84031 Akibat Pemulsaan Jerami Padi dan Pemupukan P pada Berbagai Jarak Tanam. Jurnal Pembangunan Pedesaan. 1(5) : 54 – 59. Fakhrozi I. 2009. Etnobotani Masyarakat Suku Melayu Tradisional di sekitar Taman Nasional Bukit Tiga Puluh: Studi Kasus di Desa Rantau Langsat, Kec. Batang Gangsal, Kab. Indragiri Hulu, Provinsi Riau [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Hanum NA, Ismalayani, Maryam S. 2012. Uji Efek Bahan Kumur Air Rebusan Daun Sirih (Piper betle L) terhadap Pertumbuhan Plak. Jurnal Kesehatan 1(10) : 1 – 6. Hariana A. 2008a. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, Seri 2. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. . 2008b. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, Seri 3. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Husaeni RK. 2008. Efek Ekstrak Air Buah Tin (Ficus Carica L) terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus L) yang Diinduksi Aloksan Monohidrat [Tesis]. Bandung (ID): Institut Teknologi Bandung. Hutasuhut MA. 2011. Studi Tumbuhan Herba di Hutan Sibayak 1 [Tesis]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara. Irianti L, Rinna S, Dhany H, Ratih R. 2013. Manfaat Pekarangan sebagai Sumber Pangan dan Gizi. Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Badan Ketahanan Pangan: Kementrian Pertanian RI. Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. 2014. Statistik Ekspor Impor Komoditas Pertanian 2001 – 2013. Jurnal Statistik Ekspor Impor Komoditas Pertanian. Kementerian Pertanian RI. Kodir A. 2009. Keanekaragaman dan Bioprospek Jenis Tumbuhan dalam Sistem Kebun Talun di Kesepuhan Ciptagelar, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Lempang M. 2012. Pohon Aren dan Manfaat Produksinya. Info Teknis Eboni. 9(1) : 37 – 54.
40 Mahmud MK, Hermana, Nils AZ, Rossi RA, Iskari N, Budi H, Bernadus, Tinexcelly. 2009. Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI). Jakarta (ID): Gramedia. Marsono Y. 2007. Prospek Pengembangan Makanan Fungsional. Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi. 7(1). Melfika S, Evawany YA, Fitri A. 2012. Gambaran Konsumsi Buah dan Sayur serta Kontribusinya terhadap Kebutuhan Serat pada Nelayan di PT Usaha Jaya, PT Maju Jaya, PT Usaha Keramat Jaya Kota Tanjungbalai Asahan Tahun 2012. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara. Metananda AA. 2012. Etnobotani Pangan dan Obat Masyarakat sekitar Taman Nasional Gunung Rinjani (Studi Kasus pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis, Kecamatan Sekur, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat) [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Murdopo. 2014. Menyibak Potensi Pasar Obat Herbal Tradisional. Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional: Kementerian Perdagangan RI. Nagata J, Tomoko M, Morio S. 2007. Effects of Diatery Angelica Keiskei on Serum and Liver Lipid Profiles, and Body Fat Accumulations in Rats. J Nutr Sci Vitaminol 53: 133 – 137. Nyambo A, Agnes N, Christoffer KR, Bo T. 2005. Fruits and Nuts Species with Potential for Tanzania. Kenya: Regional Land Management Unit (RELMA in ICRAF)/World Agroforestry Center. Oktaviana LM. 2008.Pemanfaatan Tradisional Tumbuhan Obat oleh Masyarakat di sekitar Kawasan Cagar Alam Gunung Tilu, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Padmiari IAE. 2011. Manfaat Buah-Buahan dan Sayur-Sayuran. Denpasar (ID): Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Denpasar. [Pemprov NTB] Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. 2012. Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi Provinsi Nusa Tenggara Barta Tahun 2011 – 2015. Mataram (ID): Pemprov Nusa Tenggar Barat. Pharmacotherapy.2009. Editorial Current Trends in Ethnobotany. Tropical Journal of Pharmaceutical Research. 4(8): 295-296. Faculty of Pharmacy, University of Benin, Benin City, Nigeria. Pribadi ER. 2010. Peluang Pemenuhan Kebutuhan Produk Mentha Spp. di Indonesia. Perspektif . 9 (2) : 66-77. Pujiasmanto B. 2009. Strategi Pengembangan Budidaya Tumbuhan Obat dalam Menunjang Pertanian Berkelanjutan. Surakarta (ID): Universitas Sebelas Maret. Purwanto Y. 1999. Peran dan Peluang Etnobotani Masa Kini di Indonesia Dalam Menunjang Upaya Konservasi dan Pengembangan Keanekaragaman Hayati. Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian Bidang Ilmu Hayati : 214-229. Purwanto Y. 2002. Pendekatan Kuantitatif dalam Studi Etnomedical. Prosiding Simposium Nasional 11 Tumbuhan Obat dan Aromatik. Rahayu S. 2013. Pemanfaatan Tumbuhan Pangan dan Obat oleh Masyarakat Kampung Sinarwangi di sekitar Hutan Gunung Salak Kabupaten Bogor [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Rahayu M, Purwanto Y, Susiarti S. 2012. Nilai Kepentingan Budaya Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Berguna di Hutan Dataran Rendah Bodogol, Sukabumi, Jawa Barat. Berita Biologi. 11(3) : 313 – 320.
41 Renate D, Filli P, Kiki Y, Gatot P. 2014. Model Kinetika Degradasi Capsaicin Cabai Merah Giling pada Berbagai Kondisi Suhu Penyimpanan. Agritech. 34(3). Rigano MM, Giorgio DG, Amanda MW, Luigi F, Amalia B. 2013. Production of Pharmaceutical Proteins in Solanaceae Food Crops. Int. J. Mol Sci. 14 : 2753-2773 Salem, MZM, Salem AZM, Camacho, Hayssam MA. 2013. Antimicrobial Activities and Phytochemical Composition of Extract of Ficus Species: An Over View. African Journal of Microbiology Research. Vol 7(33) : 4207 – 4219. Sembiring BB, Feri M. 2011. Identifikasi Mutu Tumbuhan Ashitaba. Bul. Littro. 22 (2) : 177 – 185. Setyawati BB, Endah P. 2011. Evaluasi Mutu Yogurt Formulasi Susu Jagung Manis – Kedelai. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian. 7(1) : 14 – 23. Sukarman, Ai D. 2014. Tanah Andosol di Indonesia: Karakteristik, Potensi, Kendala dan Pengelolaannya untuk Pertanian. Bogor (ID): Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Kementerian Pertanian. Sutomo, Agung K, I Made RP. 2009. Tumbuhan Obat Taman Usada – Kebun Raya Bali (Seri Koleksi Kebun Raya Vol 4). Jakarta (ID): LIPI Press. Tanjungsari RJ. 2014. Manfaat Kampung Konservasi Tumbuhan Obat Keluarga (TOGA) Gunung Leutik, Desa Benteng, Ciampea, Bogor [Skripsi]. Bogor (ID) : Fakultas Kehutanan Institut PertanianBogor. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Walujo EB. 2011. Keanekaragaman Hayati untuk Pangan. Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Winarti C, Nanan N. 2005. Peluang Tumbuhan Rempah dan Obat Sebagai Sumber Pangan Fungsional. Jurnal Litbang Pertanian. 14(2) : 47 – 55. Winarti S. 2010. Makanan Fungsional. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu. Zaed S, Gita P, Slamet S. 2008. Kompatibilitas dan Efektivitas Fungsi Mikoriza Arbbuskula (FMA) terhadap Kacang Komak (Dolichos lablab L). Agrovigor. 1(1) : 45 – 54. Zuhud EAM. 1994. Hutan Tropika Indonesia sebagai Sumber Keanekaragaman Plasma Nutfah Tumbuhan Obat. Di dalam: EAM Zuhud dan Haryanto, editor. Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor, Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan dan Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN). Hal 1-15. Zuhud EAM, Ekarelawan, Riswan S. 1994. Hutan Tropika Indonesia sebagai Sumber Keanekaragaman Plasma Nutfah Tumbuhan Obat dalam Pelestarian Pemanfaatan Keankaeragaman Tanaman Obat Hutan Tropika Indonesia. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan IPB-Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN).
42 Lampiran 1 Responden yang diwawancarai di Desa Sembalun Bumbung. Nama Jenis No Usia Pekerjaan Pendidikan responden kelamin 1 Ina Husnul Perempuan 45 Petani, rumah tangga SD hadi 2 Ina Nur Perempuan 36 Petani, rumah tangga SD 3 Ina Sri Perempuan 44 Petani, rumah tangga SMA ambarwati 4 Ina Nining Perempuan 30 Petani, rumah tangga Sarjana haryanti 5 Ama Supardi Laki-laki 47 PNS Sarjana *) 6 Ama Elnawati Laki-laki 52 Petani, pande SD 7 Ina Zaitun*) Perempuan 60 Belian SD 8 Ina Sudi Perempuan 21 Rumah tangga SD 9 Ina Ujrin Perempuan 55 Rumah tangga SD 10 Ama Rifai Laki-laki 52 Petani, pedagang SD *) 11 Ina Kar Perempuan 60 Petani, pedagang SD kain tenun, belian 12 Ina Udin*) Perempuan 70 Belian, pedagang SD jamu 13 Gian Laki-laki 26 Petani SMA 14 Ama Sinarto Laki-laki 36 Petani Sarjana 15 Ina Made Perempuan 40 Petani SMA 16 Ama Made Laki-laki 40 Petani SMA 17 Ama Laki-laki 69 Ketua adat SMA Mardisah*) 18 Ama Hirman*) Laki-laki 42 Perangkat desa, SMA petani 19 Ama Laki-laki 35 Petani SMA Darwispah 20 Ama Sunardi*) Laki-laki 35 Perangkat desa, SMA petani 21 Ama Roland Laki-laki 35 PNS Sarjana *) 22 Ama Mistim Laki-laki 50 Dukun/belian SMA 23 Ama Fir*) Laki-laki 35 Petani, pemburu SMA 24 Ama Tika*) Laki-laki 35 Petani, PNS SMA *) 25 Ama Purnipah Laki-laki 60 Penghulu SD 26 Herlina Perempuan 18 Pelajar SMA 27 Ama Jul Laki-laki 48 Petani SD 28 Ama Ratmilah Laki-laki 42 Petani SD 29 Ina Misdi Perempuan 50 Rumah tangga SMP 30 Ama Pik Laki-laki 37 Petani SMA *) 31 Ama Misdi Laki-laki 52 Petani, Mangku SD Patara Guru 32 Ama Dirakti Laki-laki 90 Petani SD 33 Ina Satriahadi Perempuan 40 Petani, rumah tangga SD 34 Ama Usman Laki-laki 40 Perangkat desa Sarjana Keterangan: *) Responden kunci.
Lampiran 2 Tumbuhan pangan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Nama jenis Adas Alpukat Antap Apel Ara Aren Asam Ashitaba/seledri jepang Bambu petung Bawang pre Bawang putih Bayam cabut Bayam duri Bayam merah Bebalung adang Belimbing wuluh Bilong Blueberry Bokar Buah naga Cabai merah besar Cabai rawit
Nama ilmiah Foeniculum vulgare Persea americana Vigna sinensis Malus sylvestris Ficus racemosa Arenga pinnata Tamarindus indica Angelica keiskei koidzumi Dendrocalamus asper Allium cepa Allium sativum Amaranthus tricolor Amaranthus spinosus Alherbanthera amoena Euphorbia puicherrima Averrhoa bilimbi Solanum retroflexum Vaccinium corymbosum Lagenaria leucantha Hylocereus undatus Capsicum annum Capsicum frutescens
Habitus
Apiaceae Lauraceae Fabaceae Rosaceae Moraceae Arecaceae Fabaceae Apiaceae Poaceae Liliaceae Liliaceae Amaranthaceae Amaranthaceae Amaranthaceae Euphorbiaceae Oxalidaceae Asteraceae Ericaceae Curcubitaceae Cactaceae Solanaceae Solanaceae
Herba Pohon Semak Pohon Pohon Pohon Pohon Herba Bambu Herba Herba Herba Herba Herba Herba Pohon Herba Perdu Liana Liana Perdu Perdu
Bagian yang dimanfaatkan Biji Buah Buah Buah Buah muda Buah, batang Buah Seluruh bagian Batang muda Bunga, umbi, daun Umbi Daun Daun Daun Daun muda Buah Daun Buah Daun Buah Buah Buah
Kegunaan Penyedap Buah Sayur Buah Buah Buah, minuman Penyedap Sayur Sayur Penyedap, sayur Penyedap Sayur Sayur Sayur Sayur Penyedap Sayur Buah Sayur Buah Penyedap Penyedap
Pemanfaatan Sub Sub, kom Sub, kom Sub Sub Sub, kom Sub, kom Sub, kom Sub, kom Sub, kom Sub, kom Sub, kom Sub, kom Sub, kom Sub Sub Sub, kom Sub Sub Sub Sub, kom Sub, kom
43
Keterangan: Sub: Subsisten; Kom: Komersial
Famili
44
Lampiran 2 Tumbuhan pangan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung (lanjutan). No 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Nama jenis Cengkeh Ciplukan/kelampok Coklat Dame Daun bawang Delima Ginseng Gegobang/gobang Jagung Jahe Jambu air Jambu apel Jambu biji Jambu monyet/jebet Jamur/kulat Jeruk biasa Jeruk bali/bele Jeruk limo Jeruk nipis Jeruk orson/sambu Jinten Jinten hitam
Nama ilmiah Syzygium aromaticum Physalis angulata Teobroma cacao Syzygium sp Allium fistulosum Punica granatum Talinum paniculatum Centella asiatica Zea mays Zingiber officinale Eugenia aquea Syzygium malaccense Psidium guajava Anacardium occidentale Pleurotus ostreatus Citrus sinensis Citrus maxima Citrus amblycarpa Citrus aurantifolia Citrus nobilis Cuminum cyminum Nigella sativa
Keterangan: Sub: Subsisten; Kom: Komersial
Famili Myrtaceae Solanaceae Malvaceae Myrtaceae Liliaceae Punicaceae Portulacaceae Apiaceae Poaceae Zingiberaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Anacardiaceae Russulaceae Rutaceae Rutaceae Rutaceae Rutaceae Rutaceae Ranunculaceae Ranunculaceae
Habitus Pohon Herba Pohon Herba Pohon Herba Herba Herba Herba Pohon Pohon Pohon Pohon Epifit Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon Herba Herba Pohon
Bagian yang dimanfaatkan Bunga Buah Biji Buah Daun Buah Daun Daun Biji Rimpang Buah Buah Buah Buah, biji Seluruh bagian Buah Buah Buah Buah Buah Biji Biji
Kegunaan Penyedap Buah Buah, minuman Buah Sayur Buah Sayur Sayur Sereal Penyedap Buah Buah Buah Buah Sayur Buah Buah Penyedap Penyedap Buah Penyedap Penyedap
Pemanfaatan Sub, kom Sub Sub, kom Sub Sub, kom Sub Sub Sub Sub, kom Sub, kom Sub Sub Sub Sub Sub, kom Sub, kom Sub, kom Sub, kom Sub, kom Sub Sub, kom Sub, kom
Lampiran 2 Tumbuhan pangan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung (lanjutan). Bagian yang No Nama jenis Nama ilmiah Famili Habitus dimanfaatkan 45 Juwet/jot Syzygium cumini Semak Buah Myrtaceae 46 Kacang merah/buncis Vigna angularis Herba Biji Fabaceae 47 Kangkung Ipomoea aquatica Semak Daun, batang Convolvulaceae 48 Kapri/arcis Pisum sativum Perdu Buah Fabaceae 49 Katuk/sager Sauropus androgynus Pohon Daun Euphorbiaceae 50 Kayu manis Cinnamomum burmannii Semak Kulit batang Lauraceae 51 Kedelai Glycine max Pohon Biji Fabaceae 52 Kelapa Cocos nucifera Pohon Buah Arecaceae 53 Kelengkeng Euphoria longana Pohon Buah Sapindaceae 54 Kelor Moringa oleifera Herba Daun Moringaceae 55 Kemangi Ocimum sanctum Pohon Daun Lamiaceae 56 Kemiri/lekong Aleurites moluccana Herba Biji Euphorbiaceae 57 Kencur/sekur Kaempferia galanga Herba Rimpang Zingiberaceae 58 Kentang Solanum tuberosum Pohon Umbi Solanaceae 59 Kersen Muntingia calabura Herba Buah Tiliaceae 60 Kol Brassica oleracea Semak Daun Brassicaceae 61 Komak senger Dolichos lablab Pohon Buah Fabaceae 62 Kopi arabica Coffea arabica Pohon Biji Rubiaceae 63 Kopi robusta Coffea robusta Herba Biji Rubiaceae 64 Kunyit Curcuma domestica Herba Rimpang Zingiberaceae 65 Kunyit putih Curcuma mangga Liana Rimpang Zingiberaceae 66 Labu kuning/pona Cucurbita moschata Liana Buah Curcubitaceae
Buah Sayur Sayur Sayur Sayur Penyedap Sayur Buah Buah Sayur Penyedap Penyedap Penyedap Sayur Buah Sayur Sayur Minuman Minuman Penyedap Penyedap Sayur
Pemanfaatan Sub Sub, kom Sub, kom Sub, kom Sub Sub, kom Sub, kom Sub, kom Sub Sub, kom Sub Sub Sub, kom Sub, kom Sub Sub, kom Sub Sub, kom Sub, kom Sub, kom Sub Sub
45
Keterangan: Sub: Subsisten; Kom: Komersial
Kegunaan
Keterangan: Sub: Subsisten; Kom: Komersial
46
Lampiran 2 Tumbuhan pangan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung (lanjutan). Bagian yang No Nama jenis Nama ilmiah Famili Habitus dimanfaatkan 67 Labu/jepang Sechium edule Liana Buah, daun Curcubitaceae 68 Lada/sang Piper nigrum Pohon Biji Piperaceae 69 Lamtoro Leucaena leucocephala Pohon Biji Fabaceae 70 Lebeng Polyosma integrifolia Pohon Bunga saxifragaceae 71 Lebui/gude Cajanus cajan Herba Biji Fabaceae 72 Lembutung Rubus rosifolius Pohon Buah Rosaceae 73 Lelencing Melastoma sanguineum Herba Daun muda Melastomataceae 74 Lengkuas Alpinia galanga Pohon Rimpang, daun Zingiberaceae 75 Mangga Mangifera indica Pohon Buah Anacardiaceae 76 Mangga loyoh Mangifera sp Liana Buah Anacardiaceae Anacardiaceae 77 Mangga hutan Mangifera sp Liana Buah 78 Markisa besar Passiflora sp Liana Buah Passifloraceae 79 Markisa biasa Passiflora edulis Pohon Buah Passifloraceae 80 Melon Cucumis melo Herba Buah Curcubitaceae 81 Mengkudu Morinda citrifolia Herba Buah Rubiaceae 82 Mint Mentha piperita Pohon Daun Lamiaceae 83 Nanas Ananas comosus Herba Buah Bromeliaceae 84 Nangka Artocarpus heterophyllus Herba Buah Moraceae 85 Padi Oryza sativa Herba Biji Poaceae 86 Padi ketan Oryza sativa glotinosa Herba Biji Poaceae 87 Padi merah Oryza nivara Perdu Biji Poaceae 88 Pakis Diplazium esculentum Perdu Daun muda Polypodiaceae
Kegunaan Sayur Penyedap Sayur Sayur Sayur Buah Sayur Penyedap Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Penyedap Buah Buah Sereal Sereal Sereal Sayur
Pemanfaatan Sub Sub, kom Sub Sub Sub Sub Sub Sub Sub Sub, kom Sub Sub Sub Sub, kom Sub Sub, kom Sub Sub Sub, kom Sub, kom Sub, kom Sub, kom
Lampiran 2 Tumbuhan pangan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung (lanjutan). Bagian yang No Nama jenis Nama ilmiah Famili Habitus dimanfaatkan 89 Pandan Pandanus amaryllfolius Liana Daun Pandanaceae 90 Paprika Capsicum sp Perdu Buah Solanaceae 91 Pare/pria Momordica charantia Herba Buah Curcubitaceae 92 Pengeang Trevesia burckii Herba Daun Araliaceae Caricaceae 93 Pepaya/gedang Carica papaya Herba Buah, daun 94 Pisang hijau Musa sp Herba Buah, batang, bunga Musaceae 95 Pisang kepok/saba Musa sp Herba Buah, batang, bunga Musaceae 96 Pisang manila Musa sp Liana Buah, batang, bunga Musaceae 97 Pisang susu Musa sp Herba Buah, batang, bunga Musaceae 98 Rotan Daemonorops sp Pohon Batang muda, biji Arecaceae 99 Rumput kapuk Tithonia diversifolia Pohon Daun Asteraceae 100 Sagu Metroxylon sp Herba Batang Arecaceae 101 Salak Salacca zalacca Herba Buah Arecaceae 102 Sawi hijau Brassica rapa var. Brassicaceae Pohon Seluruh bagian Parachinensis Brassicaceae 103 Sawi putih/pisae Brassica chinensis Herba Seluruh bagian Sapotaceae 104 Sawo/sabo Manilkara zapota Herba Buah Asteraceae 105 Selada 1 Lactuca sativa var. Crispa Herba Daun 106 Selada 2 Herba Daun Lactuca sativa var. Asparagina Asteraceae 107 Seledri Apium graveolens Liana Daun Apiaceae 108 Semanggi Marsilea crenata Liana Seluruh bagian Marsileaceae Curcubitaceae 109 Semangka kuning Citrullus lanatus Herba Buah
Pemanfaatan
Penyedap Penyedap Sayur Sayur Buah, sayur Buah, sayur Buah, sayur Buah, sayur Buah, sayur Sayur Sayur Umbi Buah Sayur
Sub Sub, kom Sub Sub Sub Sub Sub Sub Sub Sub Sub Sub Sub, kom Sub, kom
Sayur Buah Sayur Sayur Penyedap Sayur Buah
Sub, kom Sub Sub Sub Sub Sub Sub
47
Keterangan: Sub: Subsisten; Kom: Komersial
Kegunaan
Lampiran 2 Tumbuhan pangan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung (lanjutan). Bagian yang No Nama jenis Nama ilmiah Famili Habitus dimanfaatkan 110 Semangka merah Citrullus lanatus Perdu Buah Curcubitaceae 111 Serai Cymbopogon nardus Pohon Seluruh bagian Poaceae 112 Sidawayah Woodfordia floribunda Pohon Bunga Lythraceae 113 Sirsak Annona muricata Herba Buah Annonaceae 114 Srikaya Annona squamosa Herba Buah Annonaceae 115 Strawberry Fragaria x ananassa Herba Buah Rosaceae 116 Talas Colocasia esculenta Herba Umbi, daun Araceae 117 Tasbeh/sebeh Canna indica Perdu Umbi Cannaceae 118 Tebu Saccharum officinarum Perdu Batang Poaceae 119 Terong ungu Solanum melongena Perdu Buah Solanaceae 120 Terong belanda Cyphomandra betacea Liana Buah Solanaceae 121 Terong totok Solanum indicum Herba Buah Solanaceae 122 Timun sembalun Coccinia grandis Pohon Buah Curcubitaceae 123 Tomat Solanum lycopersicum Liana Buah Solanaceae 124 Turi Sesbania grandiflora Herba Bunga Fabaceae 125 Ubi jalar/rambat Ipomoea batatas Herba Umbi, daun muda Convolvulaceae 126 Ubi kayu/singkong Manihot utilissima Euphorbiaceae Pohon Umbi, daun muda 127 Wortel Daucus carota Pohon Umbi Apiaceae Keterangan: Sub: Subsisten; Kom: Komersial
Kegunaan Buah Penyedap Penyedap Buah Buah Buah Umbi, sayur Umbi Minuman Sayur Buah Sayur Buah Buah Sayur Umbi Umbi Sayur
Pemanfaatan Sub Sub Sub, kom Sub Sub Sub, kom Sub Sub Sub Sub Sub Sub Sub Sub, kom Sub Sub Sub Sub, kom
Lampiran 3 Status pembudidayaan dan kondisi penyebaran tumbuhan pangan di alam. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nama jenis Adas Alpukat Antap Apel Ara Aren Asam Ashitaba Bambu petung Bawang pre Bawang putih Bayam cabut Bayam duri Bayam merah Bebalung adang Belimbing wuluh Bilong Blueberry Bokar Buah naga Cabai merah besar
Nama ilmiah Foeniculum vulgare Persea americana Vigna sinensis Malus sylvestris Ficus racemosa Arenga pinnata Tamarindus indica Angelica keiskei koidzumi Dendrocalamus asper Allium cepa Allium sativum Amaranthus tricolor Amaranthus spinosus Alherbanthera amoena Euphorbia puicherrima Averrhoa bilimbi Solanum retroflexum Vaccinium corymbosum Lagenaria leucantha Hylocereus undatus Capsicum annum
Status di alam Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Liar Budidaya Budidaya Budidaya Liar Budidaya Budidaya Budidaya Liar Budidaya Liar Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya
Penyebaran Hutan
Kebun
Pekarangan
Sawah
Pinggir jalan
49
50
Lampiran 3 Status pembudidayaan dan kondisi penyebaran tumbuhan pangan di alam (lanjutan). Penyebaran No 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
Nama jenis Cabai rawit Cengkeh Ciplukan Coklat Dame Daun bawang Delima Ginseng Gegobang Jagung Jahe Jambu air Jambu apel Jambu biji Jambu monyet Jamur Jeruk biasa Jeruk bali Jeruk limo Jeruk nipis Jeruk orson Jinten
Nama ilmiah Capsicum frutescens Syzygium aromaticum Physalis angulata Teobroma cacao Syzygium sp Allium fistulosum Punica granatum Talinum paniculatum Centella asiatica Zea mays Zingiber officinale Eugenia aquea Syzygium malaccense Psidium guajava Anacardium occidentale Pleurotus ostreatus Citrus sinensis Citrus maxima Citrus amblycarpa Citrus aurantifolia Citrus nobilis Cuminum cyminum
Status di alam Budidaya Budidaya Liar Budidaya Liar Budidaya Budidaya Budidaya Liar Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya
Hutan
Kebun Pekarangan Sawah
Pinggir jalan
Lampiran 3 Status pembudidayaan dan kondisi penyebaran tumbuhan pangan di alam (lanjutan). Penyebaran No
Jinten hitam Juwet Kacang merah Kangkung Kapri Katuk Kayu manis Kedelai Kelapa Kelengkeng Kelor Kemangi Kemiri Kencur Kentang Kersen Kol Komak senger Kopi arabica Kopi robusta Kunyit Kunyit putih
Nama ilmiah Nigella sativa Syzygium cumini Vigna angularis Ipomoea aquatica Pisum sativum Sauropus androgynus Cinnamomum burmannii Glycine max Cocos nucifera Euphoria longana Moringa oleifera Ocimum sanctum Aleurites moluccana Kaempferia galanga Solanum tuberosum Muntingia calabura Brassica oleracea Dolichos lablab Coffea arabica Coffea robusta Curcuma domestica Curcuma mangga
Status di alam Budidaya Liar Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Liar Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Liar Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya
Hutan
Kebun Pekarangan Sawah
Pinggir jalan
51
44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65
Nama jenis
52
Lampiran 3 Status pembudidayaan dan kondisi penyebaran tumbuhan pangan di alam (lanjutan). Penyebaran No 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87
Nama jenis Labu kuning Labu Lada Lamtoro Lebeng Lebui Lembutung Lelencing Lengkuas Mangga Mangga loyoh Mangga hutan Markisa besar Markisa biasa Melon Mengkudu Mint Nanas Nangka Padi Padi ketan Padi merah
Nama ilmiah Cucurbita moschata Sechium edule Piper nigrum Leucaena leucocephala Polyosma integrifolia Cajanus cajan Rubus rosifolius Melastoma sanguineum Alpinia galanga Mangifera indica Mangifera sp Mangifera sp Passiflora sp Passiflora edulis Cucumis melo Morinda citrifolia Mentha piperita Ananas comosus Artocarpus heterophyllus Oryza sativa Oryza sativa glotinosa Oryza nivara
Status di alam Budidaya Budidaya Budidaya Liar Liar Budidaya Liar Liar Budidaya Budidaya Budidaya Liar Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Liar Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya
Hutan
Kebun
Pekarangan
Sawah
Pinggir jalan
Lampiran 3 Status pembudidayaan dan kondisi penyebaran tumbuhan pangan di alam (lanjutan). Penyebaran No 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108
Nama jenis Pakis Pandan Paprika Pare Pengeang Pepaya Pisang hijau Pisang kepok Pisang manila Pisang susu Rotan Rumput kapuk Sagu Salak Sawi hijau Sawi putih Sawo Selada 1 Selada 2 Seledri Semanggi
Nama ilmiah Diplazium esculentum Pandanus amaryllfolius Capsicum sp Momordica charantia Trevesia burckii Carica papaya Musa sp Musa sp Musa sp Musa sp Daemonorops sp Tithonia diversifolia Metroxylon sp Salacca zalacca Brassica rapa var. Parachinensis Brassica chinensis Manilkara zapota Lactuca sativa var. Crispa Lactuca sativa var. Asparagina Apium graveolens Marsilea crenata
Status di alam Liar Budidaya Budidaya Budidaya Liar Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Liar Liar Liar Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Liar
Hutan
Kebun Pekarangan Sawah
Pinggir jalan
53
54
Lampiran 3 Status pembudidayaan dan kondisi penyebaran tumbuhan pangan di alam (lanjutan). Penyebaran No
Nama jenis
109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127
Semangka kuning Semangka merah Serai Sidawayah Sirsak Srikaya Strawberry Talas Tasbeh/sebeh Tebu Terong ungu Terong belanda Terong totok Timun sembalun Tomat Turi Ubi jalar/rambat Ubi kayu/singkong Wortel
Nama ilmiah Citrullus lanatus Citrullus lanatus Cymbopogon nardus Woodfordia floribunda Annona muricata Annona squamosa Fragaria x ananassa Colocasia esculenta Canna indica Saccharum officinarum Solanum melongena Cyphomandra betacea Solanum indicum Coccinia grandis Solanum lycopersicum Sesbania grandiflora Ipomoea batatas Manihot utilissima Daucus carota
Status di alam Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Liar Budidaya Budidaya Liar Liar Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Liar Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya
Hutan
Kebun
Pekarangan
Sawah
Pinggir jalan
Lampiran 4 Tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung.
1 2 3
Adas Alang-alang/rai Alpukat
Foeniculum vulgare Imperata cylindrica Persea americana
Apiaceae Poaceae Lauraceae
Herba Herba Pohon
Bagian yang dimanfaatkan Akar Akar Daun
4
Andar nyawa
Anaphalis longifolia
Asteraceae
Perdu
Daun
5 6 7
Anggrek Ara Asam/bage
Dendrobium sp Ficus racemosa Tamarindus indica
Orchidaceae Moraceae Fabaceae
Liana Pohon Pohon
Daun, akar Kulit batang Buah, kulit batang
8 9 10
Ashitaba/seledri jepang Bambu petung Bangle
Angelica keiskei Koidzumi Dendrocalamus asper Zingiber purpureum
Apiaceae Poaceae Zingiberaceae
Herba Bambu Herba
Seluruh bagian Akar Rimpang
11 12
Banten Bawang merah/pre
Lannea coromandelica Allium cepa
Anacardiaceae Liliaceae
Perdu Herba
Akar Umbi
13 14 15 16
Bawang putih Bayam duri Bebalung adang Beringin
Allium sativum Amaranthus spinosus Euphorbia pulcherrima Ficus benjamina
Liliaceae Amaranthaceae Euphorbiaceae Moraceae
Herba Herba Herba Pohon
Umbi Bunga Getah Akar
No
Nama jenis
Nama ilmiah
Famili
Habitus
Kegunaan Jantung, asma Kanker Kencing manis, darah rendah Penyakit dalam, penyakit kulit Luka luar, struk Penyakit dalam Penambah nafsu makan, penyakit dalam Penyakit dalam Penyakit dalam Penyakit dalam, alergi Penyakit dalam Penurun panas/demam Penghangat tubuh Jerawat Sakit gigi Penurun panas/demam
Pemanfaatan Sub, kom Sub, kom Sub, kom Sub Sub Sub, kom Sub, kom
Sub, kom Sub, kom Sub Sub, kom Sub, kom Sub, kom Sub, kom Sub Sub
Keterangan: Sub: Subsisten; Kom: Komersial
55
23
Gegobang/gobang
Centella asiatica
Apiaceae
Herba
Daun, getah
24 25 26
Jae Jambu air Jambu biji
Zingiber officinale Eugenia aquea Psidium guajava
Zingiberaceae Myrtaceae Myrtaceae
Herba Pohon Pohon
Rimpang Kulit batang Buah, daun
27 28
Jambu monyet/jebet Jarak/ketangan
Anacardium occidentale Jatropha curcas
Anacardiaceae Pohon Euphorbiaceae Perdu
Akar Getah, daun
29 30
Jernat Jeruk nipis
Lantana camara Citrus aurantifolia
Verbenaceae Rutaceae
Seluruh bagian Buah
Keterangan: Sub: Subsisten; Kom: Komersial
Perdu Pohon
56
Lampiran 4 Tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung (lanjutan). Bagian yang No Nama jenis Nama ilmiah Famili Habitus dimanfaatkan 17 Belimbing asam Averrhoa bilimbi Oxalidaceae Pohon Daun 18 Bunga matahari Heliantus annuus Asteraceae Herba Akar 19 Cabe jawa/tandam Piper retrofractum Piperaceae Herba Buah 20 Cemara Casuarina junghuniana Casuarinaceae Pohon Getah, kulit batang 21 Daun sendok Plantago mayor Plantaginaceae Herba Daun 22 Delima Punica granatum Punicaceae Pohon Buah
Kegunaan
Pemanfaatan
Sakit perut Penyakit dalam Penyakit dalam Sakit perut, diare
Sub, kom Sub, kom Sub, kom Sub, kom
Penyakit dalam Penurun panas/demam Penurun darah tinggi, luka bakar, penurun panas/demam Penyakit dalam Penyakit dalam Diare, bengkak, keputihan Penyakit dalam Sakit perut, diare, sakit gigi, luka luar, obat anak kecil Luka bagian luar Batuk
Sub Sub Sub
Sub, kom Sub, kom Sub Sub, kom Sub
Sub Sub, kom
Lampiran 4 Tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung (lanjutan). Bagian yang No Nama jenis Nama ilmiah Famili Habitus Kegunaan dimanfaatkan 31 Jeruk orson/sambu Citrus nobilis Rutaceae Pohon Buah Alergi, perawatan wajah 32 Jinten manis/adas Anethum graveolens Apiaceae Herba Biji Penyakit dalam manis 33 Johar Cassia siamea Fabaceae Pohon Kulit batang Penyakit dalam 34 Kacang merah Vigna angularis Fabaceae Semak Biji Sakit perut 35 Katuk/sager Sauropus androgynus Euphorbiaceae Perdu Daun Panas dalam, sakit perut, penurun panas/demam 36 Kayu manis Cinnamomum Lauraceae Pohon Kulit batang Lesu/pegal-pegal, sakit burmannii perut 37 Kecubung Datura suaveolens Solanaceae Herba Seluruh Penyakit dalam bagian 38 Kejibeling Strobilanthes crispus Acanthaceae Herba Daun Ginjal 39 Kekentang Tidak teridentifikasi Apiaceae Herba Seluruh Pembalut patah tulang bagian 40 Kelapa Cocos nucifera Arecaceae Pohon Buah Asma, alergi (santannya) 41 Kelapa gading Cocos nucifera var. Arecaceae Pohon Akar Penyakit dalam Eburnea 42 Kelor Moringa oleifera Moringaceae Pohon Kulit batang Penyakit dalam 43 Kemiri/lekong Aleurites moluccana Euphorbiaceae Pohon Daun Khusus bayi atau anak kecil (bubus) 44 Kencur/sekur Kaempferia galanga Zingiberaceae Herba Rimpang Jantung, penurun L. panas/demam, keseleo
Sub Sub, kom Sub Sub Sub Sub Sub Sub Komersil Sub, kom Sub, kom Sub, kom Sub Sub, kom 57
Keterangan: Sub: Subsisten; Kom: Komersial
Pemanfaatan
56 Lengkuas/Laos Languas galanga
Zingiberaceae
Herba
Rimpang
57 Mahkota dewa 58 Mangga
Thymalaeaceae Annacardiaceae
Perdu Pohon
Buah Kulit batang
Phaleria macrocarpa Mangifera indica
Keterangan: Sub: Subsisten; Kom: Komersial
Sakit perut, pasca melahirkan, penambah nafsu makan Penyakit dalam Cacar air
58
Lampiran 4 Tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung (lanjutan). Bagian yang No Nama jenis Nama ilmiah Famili Habitus Kegunaan dimanfaatkan 45 Ketimus Clausena excavata Rutaceae Pohon Akar, kulit Penyakit dalam 46 Ketujur Sesbania grandiflora Fabaceae Pohon Daun Penurun panas/demam 47 Kopi arabica Coffea arabica Rubiaceae Pohon Daun muda Darah tinggi 48 Kopi robusta Coffea robusta Rubiaceae Pohon Daun muda Darah tinggi 49 Kumbi Voacanga foetida Apocynaceae Pohon Akar, kulit Penyakit dalam batang, buah 50 Kunyit Curcuma domestica Zingiberaceae Herba Rimpang Luka luar, perawatan wajah, pelancar haid, penambah nafsu makan 51 Kunyit putih Curcuma mangga Zingiberaceae Herba Rimpang Maag 52 Labu/jepang Sechium edule Curcubitaceae Liana Getah Luka luar 53 Lada/sang Piper nigrum Piperaceae Liana Biji Sakit perut 54 Lemboke Ficus septica Moraceae Pohon Daun Jantung 55 Lempaitan Tagetes erecta Asteraceae Herba Seluruh bagian Malaria, gatal-gatal
Pemanfaatan Sub, kom Sub Sub, kom Sub, kom Sub, kom Sub, kom
Sub Sub, kom Sub, kom Sub Sub Sub, kom
Sub Sub
Lampiran 4 Tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung (lanjutan). Bagian yang No Nama jenis Nama ilmiah Famili Habitus Kegunaan dimanfaatkan 59 Lita Alstonia scholaris Apocynaceae Pohon Kulit batang Malaria, ginjal, aprodisiak, pasca melahirkan, pengganti KB 60 Mangga loyoh Mangifera sp Anacardiaceae Pohon Kulit batang Penyakit dalam 61 Markisa biasa Passiflora edulis Passifloraceae Liana Buah Pelangsing tubuh 62 Melela Vaccinium sp Ericaceae Perdu Daun Antiseptik 63 Memangge Drymaria cordata Caryophyllaceae Herba Seluruh bagian Pembalut patah tulang 64 65
Mint Nangka
66 67 68
Padi Padi merah Pakis
69 70 71
Mentha piperita Artocarpus heterophyllus
Oryza sativa Oryza nivara Diplazium esculentum Pepaya/gedang Carica papaya Pinang/buak
Areca catechu
Pisang hijau
Musa sp
Lamiaceae Moraceae
Herba Pohon
Daun Buah, daun
Poaceae Poaceae Polypodiaceae
Herba Herba Herba
Biji Biji Daun, akar
Caricaceae Arecaceae
Herba
Akar
Pohon
Akar
Musaceae
Herba
Getah, kulit pelepah
Batuk, TBC, jantung Pasca melahirkan, pelancar ASI, luka bakar, bengkak Asma Diabetes Keseleo, penurun panas/demam Penyakit dalam Penyakit dalam, penghangat tubuh Luka luar, pembalut luka
Pemanfaatan Sub, kom
Sub, kom Sub Sub Komersil Sub, kom Sub
Sub, kom Sub Sub, kom Sub, kom Sub, kom Sub
Keterangan: Sub: Subsisten; Kom: Komersial
59
82
Seledri
Apium graveolens
Apiaceae
Herba
Daun
83 84
Semanggi Semet meong/kumis kucing Sirih/leko
Marsilea crenata Orthosiphon aristatus Piper betle
Marsileaceae Lamiaceae
Herba Herba
Seluruh bagian Bunga
Piperaceae
Liana
Daun
85
Keterangan: Sub: Subsisten; Kom: Komersial
Penurun darah tinggi, sakit perut Pasca melahirkan Susah buang air kecil, panas dalam Cacar air, pelancar haid, penghangat tubuh
60
Lampiran 4 Tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung (lanjutan). Bagian yang No Nama jenis Nama ilmiah Famili Habitus Kegunaan dimanfaatkan 72 Pisang kepok/saba Musa sp Musaceae Herba Getah, kulit Luka luar, pembalut pelepah luka 73 Pisang manila Musa sp Musaceae Herba Getah Luka luar 74 Pisang susu Musa sp Musaceae Herba Getah Luka luar 75 Rambut kayu Usnea sp Usneaceae Epifit Seluruh bagian Penyakit dalam 76 Rotan Daemonorops sp Liana Batang Malaria 77 Rumput katik Euphorbia hirta Arecaceae Herba Getah, seluruh Luka pasca sunat, bagian penyakit dalam, rematik, gatal-gatal, darah kotor 78 Pala duri/samparantu Sindora Sumatrana Caesalpiniaceae Pohon Biji Penyakit dalam 79 Sawo/sabo Manilkara zapota Sapotaceae Pohon Buah Sakit perut, diare 80 Segundi Vitex trifolia Verbenaceae Liana Daun Malaria 81 Sesambung Equisetum debile Equisetaceae Herba Seluruh bagian Pembalut patah tulang
Pemanfaatan Sub Sub Sub Sub Sub Sub
Sub, kom Sub Sub Komersil Sub Sub Sub Sub, kom
Lampiran 4 Tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung (lanjutan). Bagian yang No Nama jenis Nama ilmiah Famili Habitus Kegunaan dimanfaatkan 86 Sirih kera Piper retrofractum Vahl Hab. Piperaceae Liana Akar Penyakit dalam 87 Srikaya Annona squamosa Annonaceae Pohon Daun Sakit perut 88 Suren Toona sureni Rosaceae Herba Kulit batang Bisul 89 Tandan pepesu Pederia foetida Perdu Daun Malaria, demam 90 Tawar 1/perempuan Kalanchoe pinnata Crassulaceae Herba Daun Demam 91 Tawar 2/laki Costus megalobrachtea Zingiberaceae Herba Daun Khusus bayi/anak kecil 92 Tebu Saccharum officinarum Poaceae Herba Batang Pelancar haid 93 Tembakau Nicotiana tabacum Solanaceae Herba Daun Penguat gigi, pensteril pencernaan, anti pacet 94 Temulawak Curcuma xanthorrhiza Zingiberaceae Herba Rimpang Sakit perut 95 Temu item Curcuma aeruginosa Zingiberaceae Herba Rimpang Penambah nafsu makan 96 Terong belanda Cyphomandra betacea Solanaceae Perdu Buah Pelangsing tubuh 97 Terong ungu Solanum melongena Solanaceae Perdu Akar Penyakit dalam (jantung), pelangsing tubuh 98 Terong totok Solanum carolinense Solanaceae Perdu Buah Darah kotor 99 Timun sembalun Coccinia grandis Curcubitaceae Liana Buah Luka bakar 100 Tomat Solanum lycopersicum Solanaceae Herba Buah Penyakit mata, luka bakar
Sub, kom Sub Sub Sub Sub Sub Sub Sub, kom
Sub Sub Sub Sub, kom
Sub Sub Sub 61
Keterangan: Sub: Subsisten; Kom: Komersial
Pemanfaatan
Keterangan: Sub: Subsisten; Kom: Komersial
62
Lampiran 4 Tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembalun Bumbung (lanjutan). Famili Bagian yang No Nama jenis Nama ilmiah Habitus Kegunaan dimanfaatkan 101 Ubi kayu/singkong Manihot utilissima Euphorbiaceae Perdu Daun Rematik 102 Wortel Daucus carota Apiaceae Herba Akar Perawatan wajah
Pemanfaatan Sub Sub
Lampiran 5 Status pembudidayaan dan kondisi penyebaran tumbuhan obat di alam. Nama lokal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Adas Alang-alang Alpukat Andar nyawa Anggrek Ara Asam Ashitaba Bambu petung Bangle Banten Bawang pre Bawang putih Bayam duri Bebalung adang Belimbing asam Beringin Bunga matahari Cabe tandam Cemara Daun sendok Delima
Nama ilmiah Foeniculum vulgare Imperata cylindrica Persea americana Anaphalis longifolia Dendrobium sp Ficus racemosa Tamarindus indica Angelica keiskei Koidzumi Dendrocalamus asper Zingiber purpureum Lannea coromandelica Allium cepa Allium sativum Amaranthus spinosus Euphorbia pulcherrima Averrhoa bilimbi Ficus benjamina Heliantus annuus Piper retrofractum Casuarina junghuniana Plantago mayor Punica granatum
Ketinggian tempat (mdpl) mt 1600-2400 sv,ms,ir <2700 ir 5 - 1500 mt 2000 – 3300 ir 1 - 1000 ir 1 - 1000 sv,ms,ir 10 - 900 mt >1000 ir <2000 ms 5 - 1300 mt,ir 100 – 1800 5 – 1800 600 – 1200 ms,ir 1 – 1400 ir 1000 Ir 1 - 500 ms,mn 5 - 1400 ir <600 mt >1100 ir 700 sv,ir 1 - 500 Habitat
Penyebaran Status Budidaya Liar Budidaya Liar Liar Liar Budidaya Budidaya Liar Budidaya Liar Budidaya Budidaya Liar Liar Budidaya Liar Budidaya Budidaya Liar Liar Budidaya
Hutan
Kebun
Pekarangan
Sawah
Pinggir jalan
63
No
No
Nama lokal
Nama ilmiah
Habitus
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Gegobang/gobang Jahe Jambu air Jambu biji Jambu monyet Jarak/ketangan Jernat Jeruk nipis Jeruk orson Jinten manis Johar Kacang merah Katuk/sager Kayu manis Kecubung Kejibeling Kekentang Kelapa Kelapa gading Kelor Kemiri/lekong Kencur/sekur
Centella asiatica Zingiber officinale Eugenia aquea Psidium guajava Anacardium occidentale Jatropha curcas Lantana camara Citrus aurantifolia Citrus nobilis Anethum graveolens Cassia siamea Vigna angularis Sauropus androgynus Cinnamomum burmannii Datura suaveolens Strobilanthes crispus Tidak teridentifikasi Cocos nucifera Cocos nucifera var. Eburnea Moringa oleifera Aleurites moluccana Kaempferia galanga
ms ir ir ir ms,ir ms,ir ir ir ir ir,ms ir ms mt ir ms be,ir be,ir ir mt,ir ms
Ketinggian tempat (mdpl) 1 – 1700 <1000 1 – 1200 5 – 1200 <1000 1 – 1750 1 – 100 1 – 1500 10 – 1200 1 – 1000 <600 1 – 1300 1000 – 2400 1 – 950 10 – 1000 1 – 700 1 – 700 1 – 500 150 – 1000 -
64
Lampiran 5 Status pembudidayaan dan kondisi penyebaran tumbuhan obat di alam (lanjutan). Penyebaran Status Liar Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Liar Liar Budidaya Budidaya Budidaya Liar Budidaya Budidaya Liar Liar Liar Liar Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya
Hutan
Kebun
Pekarangan
Sawah
Pinggir jalan
(tembok)
Lampiran 5 Status pembudidayaan dan kondisi penyebaran tumbuhan obat di alam (lanjutan). Penyebaran
Nama lokal
Nama ilmiah
Habitat
Ketinggian tempat (mdpl)
Status
45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66
Ketimus Ketujur Kopi arabica Kopi robusta Kumbi Kunyit Kunyit putih Labu/jepang Lada/sang Lemboke Lempaitan Laos Lita Mahkota dewa Mangga Mangga loyoh Markisa biasa Melela Memangge Mint Nangka Padi
Clausena excavata Sesbania grandiflora Coffea arabica Coffea robusta Voacanga foetida Curcuma domestica Curculigo latifolia Sechium edule Piper nigrum Ficus septica Tagetes erecta Languas galanga Alstonia scholaris Phaleria macrocarpa Mangifera indica Mangifera sp Passiflora edulis Vaccinium sp Drymaria cordata Mentha piperita Artocarpus heterophyllus Oryza sativa
ir,sv ir ir ir ir,ms ir sw,ir ir ir ir,ms mt ir ir -
1 – 1200 100 – 600 50 – 1100 1 – 1500 1 – 1200 1 – 1050 1 – 1400 1 – 1400 1 – 1000 1500 – 3300 150 – 1200 5 – 1000 -
Liar Liar Budidaya Budidaya Liar Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Liar Liar Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Liar Liar Liar Budidaya Budidaya
Hutan
Kebun
Pekarangan
Sawah
Pinggir jalan
65
No
No 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88
Nama lokal Padi merah Pakis Pepaya Pinang Pisang hijau Pisang saba Pisang manila Pisang susu Rambut kayu Rotan Rumput katik Pala duri Sawo Segundi Sesambung Seledri Semanggi Semet meong Sirih Sirih kera Srikaya Suren
Nama ilmiah Oryza nivara Diplazium esculentum Carica papaya Areca catechu Musa sp Musa sp Musa sp Musa sp Usnea sp Daemonorops sp Euphorbia hirta Sindora Sumatrana Manilkara zapota Vitex trifolia Equisetum debile Apium graveolens Marsilea crenata Orthosiphon aristatus Piper betle Piper sp Annona squamosa Toona sureni
Habitat ir ir mt mt ms,ir ir ms ir,ms ir ir ms,ir ir ms mt,ir
Ketinggian tempat (mdpl) <750 1500 1000 1 – 500 1 – 1100 1 – 800 5 – 900 5 – 700 5 – 700 500 1 – 2000
66
Lampiran 5 Status pembudidayaan dan kondisi penyebaran tumbuhan obat di alam (lanjutan). Pekarangan Status Budidaya Liar Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Liar Liar Liar Budidaya Budidaya Liar Liar Budidaya Liar Liar Budidaya Liar Budidaya Budidaya
Hutan
Kebun
Pekarangan
Sawah
Pinggir jalan
Lampiran 5 Status pembudidayaan dan kondisi penyebaran tumbuhan obat di alam (lanjutan). No
Nama lokal
Nama ilmiah
Habitat
89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102
Tandan pepesu Tawar 1/perempuan Tawar 2/laki Tebu Tembakau Temulawak Temu item Terong belanda Terong ungu Terong totok Timun sembalun Tomat Ubi kayu/singkong Wortel
Pederia foetida Kalanchoe pinnata Costus megalobrachtea Saccharum officinarum Nicotiana tabacum Curcuma xanthorrhiza Curcuma aeruginosa Cyphomandra betacea Solanum melongena Solanum carolinense Coccinia grandis Solanum lycopersicum Manihot utilissima Daucus carota
ir ms,ir ir ms ms ms -
Ketinggian tempat (mdpl) 1 – 1000 5 – 1050 2300 5 – 1500 400 – 700 1 – 1600 1 – 1600 -
Penyebaran Status Liar Liar Liar Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Liar Budidaya Budidaya Budidaya Liar Budidaya Budidaya
Hutan
Kebun
Pekarangan
Sawah
Pinggir jalan
Keterangan: be: Hutan pantai; mt: Hutan pegunungan (>1000 mdpl); sw: Hutan rawa; ir: Hutan hujan dataran rendah (<1000 mdpl); ms: Hutan musim; mn : Hutan mangrove.
67
7 8 9
Penyakit kelamin Penyakit khusus wanita Penyakit kulit
Pasca sunat Keputihan, terlambat haid Koreng, bisul, cacar, campak, gatal, bengkak, dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan kulit
Rumput katik (Euphorbia hirta). Jambu biji (Psidium guajava), kunyit (Curcuma domestica), sirih (Piper betle), tebu (Saccharum officinarum). Suren (Toona sureni), sirih (Piper betle), mangga (Mangifera indica), andar nyawa (Anaphalis longifolia).
68
Lampiran 6 Spesies tumbuhan obat yang digunakan berdasarkan kelompok penyakit. No Kelompok penyakit Macam penyakit Jenis 1 Peredaran darah Darah kotor Rumput katik (Euphorbia hirta), terong totok (Solanum carolinense). 2 Pengobatan luka Luka, luka bakar, luka Gegobang (Centella asiatica), nangka (Artocarpus heterophyllus), timun baru, luka memar sembalun (Coccinia grandis), tomat (Solanum lycopersicum), anggrek (Dendrobium sp.), jarak (Jatropha curcas), kunyit (Curcuma domestica), labu siam/jepang (Curcuma domestica), pisang (Musa sp), melela (Vaccinium sp). 3 Penyakit diabetes Diabetes Padi merah (Oryza nivara). 4 Penyakit gigi Penguat gigi, sakit gigi, Bebalung adang (Euphorbia pulcherrima), jarak (Jatropha curcas), tembakau dan penggunaan lainnya (Nicotiana tabacum). yang berhubungan dengan gigi 5 Penyakit ginjal Batu ginjaldan Kejibeling (Strobilanthes crispus), lita (Alstonia scholaris). penggunaan lainnya yang berhubungan dengan ginjal 6 Penyakit jantung Sakit jantung, stroke, dan Adas (Foeniculum vulgare), kencur (Kaempferia galanga), lemboke (Ficus tekanan darah tinggi septica), mint (Mentha piperita), terong ungu (Solanum melongena), anggrek (hipertensi) (Dendrobium sp), gegobang (Centella asiatica), kopi (Coffea sp).
69
Lampiran 6 Spesies tumbuhan obat yang digunakan berdasarkan kelompok penyakit (lanjutan). No Kelompok penyakit Macam penyakit Jenis 10 Penyakit malaria Malaria Lempaitan (Tagetes erecta), lita (Alstonia scholaris), rotan (Daemonorops sp.), segundi (Vitex trifolia), tandan pepesu (Pederia foetida). 11 Penyakit mata Rabun senja Tomat (Solanum lycopersicum) 12 Penyakit otot dan Keseleo, nyeri otot, Rumput katik (Euphorbia hirta), ubi kayu (Manihot utilissima), jambu biji persendian rematik, sakit otot, sakit (Psidium guajava), nangka (Artocarpus heterophyllus), kencur (Kaempferia persendian, dan galanga), pakis (Diplazium esculentum), kayu manis (Cinnamomum penggunaan lainnya yang burmannii). berhubungan dengan otot dan persendian 13 Penyakit tulang Patah tulang Memangge (Drymaria cordata), sesambung (Equisetum debile), kekentang. 14 Penyakit saluran Susah kencing Semet meong (Orthosiphon aristatus). pembuangan 15 Penyakit saluran Cemara (Casuarina junghuniana), jambu biji (Psidium guajava), jarak Maag, masuk angin, sakit pencernaan (Jatropha curcas), sawo (Manilkara zapota), belimbing asam (Averrhoa perut, diare, disentri, dan bilimbi), kacang merah (Vigna angularis), katuk (Sauropus androgynus), kayu penggunaan lainnya yang manis (Cinnamomum burmannii), lada (Piper nigrum), lengkuas (Languas berhubungan dengan galanga), seledri (Apium graveolens), srikaya (Annona squamosa), temulawak saluran pencernaan (Curcuma xanthorrhiza), kunyit putih (Curcuma mangga). 16 Pernafasan/THT Asma, batuk, flu,TBC, dan Adas (Foeniculum vulgare), kelapa (Cocos nucifera), padi (Oryza sativa), penggunaan lainnya yang jeruk nipis (Citrus aurantifolia), mint (Mentha piperita). berhubungan dengan saluran pernafasan/THT. 17 Perawatan Sebelum/sesudah Lengkuas (Languas galanga), lita (Alstonia scholaris), nangka (Artocarpus kehamilan dan melahirkan/persalinan, heterophyllus), semanggi (Marsilea crenata). persalinan pelancarASI 18 Pengganti KB Keluarga berencana (KB) Lita (Alstonia scholaris).
70
Lampiran 6 Spesies tumbuhan obat yang digunakan berdasarkan kelompok penyakit (lanjutan). No Kelompok penyakit Macam penyakit Jenis 19 Perawatan organ Pelangsing tubuh Markisa biasa (Passiflora edulis), terong belanda (Cyphomandra betacea), tubuh wanita terong ungu(Solanum melongena). 20 Perawatan rambut, Penyubur rambut, Bayam duri (Amaranthus spinosus), jeruk orson (Citrus nobilis), kunyit muka dan kulit penghilang jerawat (Curcuma domestica), wortel (Daucus carota). 21 Sakit kepala dan Sakit kepala, demam Bawang merah (Allium cepa), delima (Punica granatum), gegobang (Centella demam asiatica), katuk (Sauropus androgynus), kencur (Kaempferia galanga), ketujur (Sesbania grandiflora), pakis (Diplazium esculentum), tawar 1 (Kalanchoe pinnata), beringin (Ficus benjamina), tandan pepesu (Pederia foetida). 22 Penyakit kanker/ Kanker Alang-alang (Imperata cylindrica). tumor 23 Tonikum Obat kuat, penambah Lita (Alstonia scholaris). nafsu makan 24 Lain-lain (alergi) Alergi Bangle (Zingiber purpureum), jeruk orson (Citrus nobilis), kelapa (Cocos nucifera). 25 Lain-lain (khusus Bubus untuk anak kecil Jarak (Jatropha curcas), kemiri (Aleurites moluccana), tawar 2 (Costus anak-anak/bayi) megalobrachtea). 26 Lain-lain Penghangat tubuh Bawang putih (Allium sativum), pinang (Areca catechu), sirih (Piper betle). (penghangat tubuh) 27 Penyakit dalam Penyakit dalam Andar nyawa (Anaphalis longifolia), ara (Ficus racemosa), asam (Tamarindus indica), kelor (), jahe (Zingiber officinale), ashitaba (Angelica keiskei Koidzumi), bambu petung (Dendrocalamus asper), bangle (Zingiber purpureum), banten (Lannea coromandelica), beringin (Ficus benjamina), bunga matahari (Heliantus annuus), cabe tandam (Piper retrofractum), daun sendok (Plantago major), jambu air (Eugenia aquea), jambu monyet (Anacardium occidentale), jinten manis (Anethum graveolens), johar (Cassia siamea), kecubung (Datura suaveolens), kelapa gading(Cocos nucifera var.
Lampiran 6 Spesies tumbuhan obat yang digunakan berdasarkan kelompok penyakit (lanjutan). No Kelompok penyakit Macam penyakit Jenis Penyakit dalam Penyakit dalam eburnea), kencur (Kampferia galanga), ketimus (Clausena excavata), kumbi (lanjutan) (Voacanga foetida), mahkota dewa (Phaleria macrocarpa), mangga loyoh (Mangifera sp), pepaya (Carica papaya), pinang (Areca catechu), rambut kayu (Usnea sp), rumput katik (Euphorbia hirta), sirih kera(Piper sp), terong ungu (Solanum melongena). 28 Lain-lain (panas dalam) Katuk (Sauropus androgynus), semet meong (Orthosiphon aristatus).
71
72
Lampiran 7 Bentuk ramuan berdasarkan jenis penyakit atau penggunaannya. No Penyakit Ramuan 1 Alergi Jeruk sambu + garam Bangle + santan 2 Asma Beras kecil + kelapa muda 3 Awet muda/kecantikan Kunyit + temulawak 4 Batuk Jeruk nipis + kecap 5 Demam Bawang merah + minyak kelapa Daun ketujur + sekur + bawang merah Daun gegobang + gula merah 6 Diare Buah nyambu biji + garam 7 Jantung Akar terong + pucuk lemboke + sekur + biji adas 8 Jerawat Bunga bayam duri + garam + air 9 Kanker/tumor Akar alang-alang + gula merah 10 Keseleo Pakis + sekur 11 Keputihan Pucuk daun jambu biji + garam 12 Luka bakar Tomat + madu Daun nangka kering + minyak kelapa + garam 13 Maag Daun gegobang + gula merah 14 Nafsu makan Laos + bage + kunyit + biji sang + gula merah 15 Patah tulang Memangge + sesambung + kekentang 16 Pasca melahirkan Babak lita + gula merah 17 Panas dalam Daun sager + hati bawang merah + garam 18 Pelangsing Markisa + terong belanda 19 Pengganti kb Babak lita + gula merah 20 Penghangat tubuh Sirih + pinang
Pengolahan Diiris Diparut lalu diperas Tanpa pengolahan Diparut lalu diperas Diperas Diiris Diremas Direbus Tanpa pengolahan Direbus Ditumbuk Direbus Ditumbuk Diremas Ditumbuk Digoreng lalu ditumbuk Direbus Ditumbuk lalu diperas Ditumbuk Direbus Diremas Dicampur minumam Direbus Dikunyah
Pemakaian Dioles Diminum Dimakan langsung Diminum Diminum Dioles Diciprat Diminum Dimakan langsung Diminum Dioles Diminum Dioles Diminum Dioles Dioles Diminum Diminum Ditempel Diminum Diminum Diminum Diminum Dioles
Lampiran 7 Bentuk ramuan berdasarkan jenis penyakit atau penggunaannya (lanjutan). No Penyakit Ramuan 21 Pensteril pencernaan Sirih + pinang 22 Penyakit kulit Sirih + kunyit + dibungkus daun pisang 23 Sakit perut Laos + temulawak + sang + kunyit + gula merah Daun sager + garam Daun srikaya + belimbing
Pengolahan Dikunyah Dibakar Diparut lalu direbus Diremas Ditumbuk
Pemakaian Diminum Dioles Diminum Diminum Ditempel
73
74
Lampiran 8 Tumbuhan pangan fungsional. No Nama lokal Nama ilmiah 1 Adas Foeniculum vulgare 2 Alpukat Persea americana 3 Ara Ficus racemosa 4 Asam/bage Tamarindus indica 5 Bawang merah/pre Allium cepa 6 Bawang putih Allium sativum 7 Bayam duri Amaranthus spinosus 8 Bebalung adang Euphorbia pulcherrima 9 Belimbing wuluh Averrhoa bilimbi 10 Delima Punica granatum 11 Gegobang/gobang Centella asiatica 12 Jambu air Eugenia aquea 13 Jambu biji Psidium guajava 14 Jambu monyet/jebet Anacardium occidentale 15 Jeruk nipis Citrus aurantifolia 16 Jeruk orson/sambu Citrus nobilis Kacang 17 merah/buncis Vigna angularis 18 Katuk/sager Sauropus androgynus 19 Kayu manis Cinnamomum burmannii 20 Kelapa Cocos nucifera 21 Kemiri/lekong Aleurites moluccana 22 Kencur/sekur Kaempferia galanga l. 23 Kopi arabica Coffea arabica
Habitus Herba Pohon Pohon Pohon Herba Herba Herba Herba Pohon Pohon Herba Pohon Pohon Pohon Pohon Pohon
Status Budidaya Budidaya Liar Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Liar Budidaya Budidaya Liar Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya
Famili Apiaceae Lauraceae Moraceae Fabaceae Liliaceae Liliaceae Amaranthaceae Euphorbiaceae Oxalidaceae Punicaceae Apiaceae Myrtaceae Myrtaceae Anacardiaceae Rutaceae Rutaceae
Bagian Biji Buah Buah Buah Umbi Umbi Daun Daun Buah Buah Daun Buah Buah Buah, biji Buah Buah
Kegunaan Penyedap, obat Buah, obat Buah, obat Penyedap, obat Penyedap, obat Penyedap, obat Sayur, obat Sayur, obat Penyedap, obat Buah, obat Sayur, obat Buah, obat Buah, obat Buah, obat Buah, obat Buah, obat
Semak Perdu Pohon Pohon Pohon Herba Pohon
Budidaya Budidaya Liar Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya
Fabaceae Euphorbiaceae Lauraceae Arecaceae Euphorbiaceae Zingiberaceae Rubiaceae
Biji Daun Batang Buah Biji Rimpang Biji
Sayur, obat Sayur, obat Penyedap, obat Buah, obat Penyedap, obat Penyedap, obat Minuman, obat
Habitus Pohon Herba Herba Liana
Status Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya
Famili Rubiaceae Zingiberaceae Zingiberaceae Curcubitaceae
28 29
Lada/sang Lengkuas
Piper nigrum Alpinia galanga
Liana Herba
Budidaya Budidaya
Piperaceae Zingiberaceae
30 31 32 33 34 35 36 37
Mangga Markisa biasa Mint Nangka Padi Padi merah Pakis Pepaya
Mangifera indica Passiflora edulis Mentha piperita Artocarpus heterophyllus Oryza sativa Oryza nivara Diplazium esculentum Carica papaya
Pohon Liana Herba Pohon Herba Herba Herba Herba
Budidaya Budidaya Liar Budidaya Budidaya Budidaya Liar Budidaya
Anacardiaceae Passifloraceae Lamiaceae Moraceae Poaceae Poaceae Polypodiaceae Caricaceae
38 39 40 41 42 43 44
Pisang hijau Pisang saba/kepok Pisang manila Pisang susu Rotan Sawo/sabo Seledri
Musasp Musa sp Musa sp Musa sp Daemonorops sp Manilkara zapota Apium graveolens
Herba Herba Herba Herba Rotan Pohon Herba
Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya Liar Budidaya Budidaya
Musaceae Musaceae Musaceae Musaceae Arecaceae Sapotaceae Apiaceae
Bagian Biji Rimpang Rimpang Buah, daun Biji Rimpang, daun Buah Buah Daun Buah Biji Biji Daun Buah, daun Buah Buah Buah Buah Batang Buah Daun
Kegunaan Minuman, obat Penyedap, obat Penyedap, obat Sayur, obat Penyedap, obat Penyedap, obat Buah, obat Buah, obat Penyedap, obat Buah, obat Karbohidrat, obat Karbohidrat, obat Sayur, obat Buah, sayur, obat Buah, sayur, obat Buah, sayur, obat Buah, sayur, obat Buah, sayur, obat Sayur, obat Buah, obat Penyedap, obat
75
Lampiran 8 Tumbuhan pangan fungsional (lanjutan). No Nama lokal Nama ilmiah 24 Kopi robusta Coffea robusta 25 Kunyit Curcuma domestica 26 Kunyit putih Curcuma mangga 27 Labu siam/jepang Sechium edule
Habitus Herba
Status Liar
Famili Marsileaceae
46 47 48 49 50
Terong belanda Terong totok Timun sembalun Tomat Ubi kayu/singkong
Cyphomandra betacea Solanum carolinense Coccinia grandis Solanum lycopersicum Manihot utilissima
Perdu Perdu Liana Herba Perdu
Liar Budidaya Budidaya Budidaya Budidaya
Solanaceae Solanaceae Curcubitaceae Solanaceae Euphorbiaceae
51
Wortel
Daucus carota
Herba
Budidaya
Apiaceae
76
Lampiran 8 Tumbuhan pangan fungsional (lanjutan). No Nama lokal Nama ilmiah 45 Semanggi Marsilea crenata
Bagian Seluruh bagian Buah Buah Buah Buah Akar, daun Umbi
Kegunaan Sayur, obat Buah, obat Sayur, obat Buah, obat Buah, obat Karbohidrat, obat Sayur, obat
Lampiran 9 Pemanfaatan lainnya. No Nama lokal Nama ilmiah 1 Alang-alang Imperata cylindrica 2 Alpukat Persea americana 3 Andar nyawa Anaphalis longifolia 4 Ara Ficus racemosa 5 Aren Arenga pinnata 6 Asam Tamarindus indica 7 Bambu petung Dendrocalamus asper 8 Banten Lannea coromandelica 9 Bawang putih Allium sativum 10 Beringin Ficus benjamina 11 Coklat Teobroma cacao 12 Dame Tidak teridentifikasi 13 Jambu air Eugenia aquea 14 Jambu apel Syzygium malaccense 15 Jambu biji Psidium guajava 16 Jambu monyet Anacardium occidentale 17 Jeruk biasa Citrus sinensis 18 Jeruk bali Citrus maxima 19 Jeruk limo Citrus amblycarpa 20 Jeruk nipis Citrus aurantifolia 21 Katuk Sauropus androgynus Cocos nucifera 22 Kelapa Kelapa gading
Cocos nucifera var. Eburnea
Buah
Manfaat lainnya Pakan ternak, atap bangunan Ritual adat Rekreasi Pakan satwa Pembungkus makanan, bahan bangunan Ritual adat Bahan bangunan, ajir Sarung golok Penanda Perangkap burung Ritual adat Pakan satwa Ritual adat Ritual adat Ritual adat Ritual adat Ritual adat Ritual adat Ritual adat, tanaman hias Ritual adat, tanaman hias Pewarna makanan, tanaman hias Ritual adat, pembungkus makanan, pengusir hama pertanian, bahan bangunan Ritual adat, tanaman hias, bungkus makanan
77
23
Bagian yang dimanfaatkan Daun Buah Seluruh bagian Buah Daun, batang Buah Batang Batang Seluruh bagian Getah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah, sleuruh bagian Buah, seluruh bagian Daun, seluruh bagian Buah, daun, batang
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
Lamtoro Lebeng Lempaitan Mangga Melela Melon Mengkudu Nanas Nangka Padi Padi ketan Padi merah Pandan Pengeang Pepaya/gedang Pinang/buak Pisang hijau Pisang kepok/saba Pisang manila Pisang susu Sirih/leko Sirih kera
Leucaena leucocephala Polyosma integrifolia Tagetes erecta Mangifera indica Vaccinea sp Cucumis melo Morinda citrifolia Ananas comosus Artocarpus heterophyllus Oryza sativa Oryza sativa glotinosa Oryza nivara Pandanus amaryllfolius Trevesia burckii Carica papaya Areca catechu Musa sp Musa x paradisiaca Musa textilis Musa ducasse Piper betle Piper sp
78
Lampiran 9 Pemanfaatan lainnya (lanjutan). No Nama lokal Nama ilmiah 24 Kunyit Curcuma domestica
Bagian yang dimanfaatkan Rimpang, seluruh bagian Daun Batang Daun Buah, seluruh bagian Daun Buah Kulit batang Buah, seluruh bagian Batang, Buah Biji Biji Biji Daun, seluruh bagian Ranting Buah, seluruh bagian Buah Buah, daun Buah, daun Buah, daun Buah, daun Daun Daun
Manfaat lainnya Pewarna makanan, Ritual adat, pestisida nabati, tanaman hias Pakan ternak Gagang pisau Pestisida nabati Ritual adat, tanaman hias Pembius ayam Ritual adat Pewarna kain tenun Ritual adat, tanaman hias Bahan bangunan, tanaman hias Ritual adat, pakan ternak Ritual adat, pakan ternak Ritual adat, pakan ternak Ritual adat, pestisida nabati, tanaman hias Tali-temali Ritual adat, tanaman hias Ritual adat, pestisida nabati Ritual adat, pembungkus makanan Ritual adat, pembungkus makanan Ritual adat, pembungkus makanan Ritual adat, pembungkus makanan Ritual adat, pestisida nabati Pakan satwa (kera)
Lampiran 9 Pemanfaatan lainnya (lanjutan). No Nama lokal Nama ilmiah 47 Strawberry Fragaria x ananassa 48 Tawar 1/perempuan Kalanchoe pinnata 49 Tembakau Nicotiana tabacum 50 51
Ubi jalar/rambat Wortel
Ipomoea batatas Daucus carota
Bagian yang dimanfaatkan Manfaat lainnya Buah, seluruh bagian Rekreasi, tanaman hias Daun Ritual adat Daun Pestisida nabati/pembasmi serangga, Anti pacet, rokok Daun, umbi Pakan ternak Daun, umbi Pakan ternak
79
80
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kebumen pada tanggal 7 Agustus 1993. Penulis merupakan putri pertama dari tiga bersaudara pasangan Drs Arif Riyanto danDra RNgt Iswahyuni Puji Rahayu. Pendidikan formal ditempuh di TK PGRI 1 Bumiagung, SD Negeri Kebon Jeruk 10 Pagi Jakarta Barat, SMP Negeri 189 Jakarta Barat, SMA Negeri 65 Jakarta Barat, dan pada tahun 2011 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Talenta Mandiri (UTM) sebagai mahasiswa Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor (IPB). Selama menempuh pendidikan di IPB, penulis aktif sebagai pengurus dalam Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA), anggota Kelompok Pemerhati Flora (KPF) Rafflesia, dan Badan Eksekutif Mahasiswa(BEM) Fakultas Kehutanan IPB Divisi Sosial dan Lingkungan. Beberapa kegiatan yang pernah penulis ikuti selama menjadi mahasiswa IPB diantaranya adalah Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di Pangandaran-Gunung Sawal (2013), Eksplorasi Fauna, Flora, dan Ekowisata Indonesia (RAFFLESIA) di Cagar Alam Gunung Tilu, Jawa Barat (2014), Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, dan KPH Cianjur (2014), serta Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur (2015). Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, penulis menyelesaikan skripsi berjudul “Pemanfaatan Tumbuhan Pangan dan Obat oleh Masyarakat Desa Sembalun Bumbung di sekitar Taman Nasional Gunung Rinjani” dibawah bimbingan Ir Siswoyo, MSi dan Prof Dr Ir Ervizal AM Zuhud, MS.
81