PEMANFAATAN TUMBUHAN PANGAN DAN OBAT OLEH MASYARAKAT KAMPUNG SINARWANGI DI SEKITAR HUTAN GUNUNG SALAK KABUPATEN BOGOR
SRI RAHAYU
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
RINGKASAN SRI RAHAYU. Pemanfaatan Tumbuhan Pangan dan Obat Oleh Masyarakat Kampung Sinarwangi di Sekitar Hutan Gunung Salak, Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh ERVIZAL A. M. ZUHUD dan AGUS HIKMAT. Kebutuhan pangan dan obat selalu meningkat. Pemenuhan kebutuhan tersebut dapat terpenuhi karena adanya pemanfaatan potensi sumberdaya alam yang ada. Banyak spesies tumbuhan memiliki kandungan gizi dan kandungankandungan yang merupakan unsur penting bagi kesehatan dan bahan obat yang perlu digali. Kampung Sinarwangi merupakan salah satu kampung di sekitar kaki Gunung Salak, Bogor. Masyarakat Kampung Sinarwangi memanfaatkan tumbuhan pangan dan obat secara langsung. Pemanfaatan tumbuhan yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Sinarwangi erat kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan pangan dan kesehatan dalam kehidupan keseharian masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengkaji keanekaragaman tumbuhan pangan dan obat serta praktek konservasi masyarakat Kampung Sinarwangi dalam memanfaatkan tumbuhan pangan dan obat. Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2012 di Kampung Sinarwangi dengan menggunakan teknik wawancara dengan pemilihan responden secara purposive sampling sebanyak 30 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teridentifikasi sebanyak 79 spesies dari 40 famili sebagai tumbuhan pangan dan 89 spesies dari 47 famili sebagai tumbuhan obat dengan berbagai habitus. Tumbuhan pangan yang dimanfaatkan didominasi oleh Cucurbitaceae sebanyak 8 spesies. Famili Cucurbitaceae atau labu-labuan ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dan menjadi komoditas utama dalam memenuhi kebutuhan pangan. Habitus tumbuhan pangan sebagian besar yaitu habitus pohon sebanyak 30 spesies. Tumbuhan obat yang dimanfaatkan didominasi oleh Zingiberaceae dan Fabaceae sebanyak 8 spesies. Habitus tumbuhan obat tertinggi sebanyak 38% (34 spesies) habitus herba. Pengetahuan pemanfaatan tumbuhan pangan dan obat sebagian besar berasal dari turun temurun. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu masyarakat Kampung Sinarwangi banyak memanfaatkan tumbuhan untuk bahan pangan dan obat. Praktek konservasi berupa kegiatan upaya konservasi tumbuhan, kegiatan budidaya tumbuhan dan penggunaan lahan. Penggunaan lahan di Kampung Sinarwangi meliputi lahan untuk rumah, kebun, sawah dan hutan.
Kata kunci: Tumbuhan pangan, obat, konservasi, purposive sampling
SUMMARY SRI RAHAYU. The Utilization of Edible and Medicinal Plants by Sinarwangi Village Community Around Around Mount Salak Forest, Bogor Regency. Under supervision of ERVIZAL A. M. ZUHUD and AGUS HIKMAT. The needs of food and medicine always increase. The fulfillment of these needs can be met by the utilization of natural resources. Many plant species contains nutrients and essential contents for health and medicinal materials that needs to be explored. Sinarwangi Village is a village around the food of Mount Salak, Bogor. Community of Sinarwangi Village utilize food and medicinal plants directly. Plant untilization which is done by Sinarwangi Village community was closely related to food and health needs in their daily life. The aim of this study is to identify and asses the diversity of food and medicinal plants, also conservation practices in Sinarwangi Village on the utilization of food and medicinal plants. This study was conducted on Mey until June 2012 at Sinarwangi Village by using interviews with a purposive sampling respondent selection as much as 30 respondents. The result of this study showed that there are 79 species from 40 family food plants and 89 species from 47 family identified as medicinal plants from various kind of habitus. The utilization of food plants was dominated by Cucurbitaceae as much as 8 species. Cucurbitaceae family was the main comodity to fulfill the needs of food. The habitus of food plants was mostly tree habitus as much as 30 species. The utilization of medicinal plants was dominated by Zingiberaceae and Fabaceae as much as 8 species. The highest habitus of medicinal plants was herbs habitus as much as 34 species (38%). The knowledge of food and medicinal plants utilization was mostly come from hereditary. The conclusion of this study is that community of Sinarwangi Village utilized plants for food and medicine. Conservation practices such as plant conservation activity, plant cultivation activity and land use. Use of land in Sinarwangi Village includes land use for residential, gardens, fields and forest. Keyword : Edible plants, medicine, conservation, purposive sampling
PEMANFAATAN TUMBUHAN PANGAN DAN OBAT OLEH MASYARAKAT KAMPUNG SINARWANGI DI SEKITAR HUTAN GUNUNG SALAK KABUPATEN BOGOR
SRI RAHAYU
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Judul Skripsi :
Nama NIM
Pemanfaatan Tumbuhan Pangan dan Obat Oleh Masyarakat Kampung Sinarwangi di Sekitar Hutan Gunung Salak, Kabupaten Bogor : Sri Rahayu : E34080028
Menyetujui Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof. Dr. Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS. NIP . 19590618 198503 1 003
Dr. Ir. Agus Hikmat, M.Sc.F. NIP . 19620918 198903 1 002
Mengetahui Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor,
Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS. NIP. 19580915 198403 1 003
Tanggal Lulus :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Tumbuhan Pangan dan Obat Oleh Masyarakat Kampung Sinarwangi di Sekitar Hutan Gunung Salak, Kabupaten Bogor” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana bidang kehutanan di Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui keanekaragaman jenis tumbuhan pangan dan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Kampung Sinarwangi. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei-Juni 2012 atas bimbingan Bapak Prof. Dr. Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS. dan Bapak Dr. Ir. Agus Hikmat, M.Sc F. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan acuan informasi bagi pihak yang membutuhkan data tentang keanekaragaman jenis tumbuhan pangan dan obat di daerah Bogor khususnya bagi masyarakat yang memanfaatkan spesies tumbuhan tersebut. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan untuk penyempurnaan penulisan skripsi ini.
Bogor, Januari 2013
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan pendidikan sarjana dan meraih gelar Sarjana Kehutanan. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Prof. Dr. Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS. Selaku pembimbing pertama dan Dr. Ir. Agus Hikmat, MScF. Selaku pembimbing kedua, terimakasih atas kesabaran dan keikhlasan dalam memberikan ilmu, bimbingan dan nasehat kepada penulis.
2.
Seluruh staf pengajar DKSHE atas ilmu dan pengetahuan yang telah diterima penulis selama belajar di KSHE
3.
Seluruh staf Tata Usaha DKSHE atas kemudahan dan kelancaran administrasi dan birokrasi selama penyusunan skripsi
4.
Kedua Orang tua tercinta Ibunda Hj. Ruminah dan Ayahanda H. Samsu yang telah memberikan doa dan materi selama kuliah berlangsung. Juga kepada kakak tercinta Herti, Euis, Esih, Dandin dan adik tercinta Yayah yang telah memberikan kasih sayang, masukan dan semangat serta doa dan materi dalam melancarkan perkuliahan di IPB.
5.
Bank BNI yang telah memberikan dana Beasiswa Penelitian dan telah membantu segala kelancaran dalam menunjang perkuliahan selama di IPB.
6.
Staf desa Sukajadi, Pak Ukar Nasuhi, Pak Nanang yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian di Kampung Sinarwangi.
7.
Keluarga Besar Bagian Konservasi Keanekaragaman Tumbuhan (BKKT) atas semangat kebersamaan dalam pengerjaan proposal dan skripsi di ruang BKKT tercinta.
8.
Keluarga besar KSHE 45‘Edelweiss’ yang telah memberikan pengalaman baru, semangat baru, motivasi, serta dukungan selama kuliah
9.
Zozi A. atas doa dan nasihat yang telah diberikan kepada penulis
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu atas bantuan, dukungan, dan doa selama penulis belajar di IPB.
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 22 Februari 1990 sebagai anak kelima dari lima bersaudara, pasangan Bapak H. Samsu dan Ibu Hj. Ruminah. Penulis mengawali pendidikan di TK RA Al-Juman tahun 1996-1997. Pada Tahun 2002 Penulis lulus dari SDN Bondongan 3 Bogor Selatan, tahun 2005 Penulis lulus dari SMPN 2 Padalarang Kab. Bandung, tahun 2008 Penulis lulus dari SMA PGRI 1 Bogor, dan lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) sebagai mahasiswa Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, IPB. Selama menuntut ilmu di IPB, Penulis aktif di organisasi yakni Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA) sebagai anggota Kelompok Pemerhati Flora dan Ekowisata. Penulis juga menjadi asisten praktikum mata kuliah Konservasi Tumbuhan Obat Hutan Tropika Tahun 20122013. Penulis melakukan Praktik Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di Cagar Alam Sancang Barat dan Kawah Kamojang, Praktik Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat dan Praktik Kerja Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD). Untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan IPB, penulis menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Tumbuhan Pangan dan Obat Oleh Masyarakat Kampung Sinarwangi di Sekitar Hutan Gunung Salak, Kabupaten Bogor” dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS. dan Dr. Ir. Agus Hikmat, M.Sc.F.
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Tumbuhan Pangan dan Obat Oleh Masyarakat Kampung Sinarwangi di Sekitar Hutan Gunung Salak, Kabupaten Bogor” adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai hasil karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Januari 2013
Sri Rahayu E34080028
DAFTAR ISI halaman DAFTAR ISI ..................................................................................................... i DAFTAR TABEL ............................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...................................................................................
1
1.2 Tujuan ................................................................................................
2
1.3 Manfaat ...............................................................................................
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Pangan dan Obat .............................................................. 2.1.1 Tumbuhan pangan .................................................................... 2.2.1 Tumbuhan obat .........................................................................
3 3 4
2.2 Kajian PemanfaatanTumbuhan Pangan dan Obat ..............................
4
2.3 Kearifan Lokal ....................................................................................
5
2.4 Ketahanan Pangan Lokal ....................................................................
7
2.5 Kedaulatan Pangan .............................................................................
9
2.6 Kesehatan Mandiri melalui Pengobatan Tradisional ..........................
9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 11 3.2 Alat dan Bahan .................................................................................. 11 3.3 Jenis Data dan Metode Pengambilan Data ......................................... 12 3.4 Teknik Pengambilan Data .................................................................. 3.4.1 Studi pustaka ............................................................................ 3.4.2 Wawancara ............................................................................... 3.4.3 Observasi lapang ...................................................................... 3.4.4 Pembuatan herbarium ...............................................................
13 13 13 13 13
3.5Analisis Data ...................................................................................... 14 3.5.1 Analisis data tumbuhan pangan dan obat ................................. 14 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas ................................................................................... 16 4.2 Aksesibilitas ....................................................................................... 16 4.3 Tata Guna Lahan ................................................................................ 16 4.4 Sosial Ekonomi Masyarakat ............................................................... 17
iii
4.5 Kesehatan Masyarakat ........................................................................ 17 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik responden masyarakat Kampung Sinarwangi .............. 5.1.1 Umur ........................................................................................ 5.1.2 Jenis kelamin ........................................................................... 5.1.3 Pendidikan ............................................................................... 5.1.4 Mata pencaharian ..................................................................... 5.1.5 Kondisi kesehatan .................................................................... 5.1.6 Jumlah pengeluaran ................................................................. 5.1.7 Kegiatan harian ........................................................................
18 18 18 19 20 22 23 24
5.2 Keanekaragaman Tumbuhan Pangan ................................................ 5.2.1 Tumbuhan pangan ................................................................... 5.2.2 Pengetahuan dan pemanfaatan tumbuhan pangan oleh masyarakat .......................................................................
26 26
5.3 Keanekaragaman Tumbuhan obat ..................................................... 5.3.1 Tumbuhan Obat ....................................................................... 5.3.2 Pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat.........................
35 35 38
5.4 Pangan fungsional ..............................................................................
43
5.5 Praktek Konservasi Masyarakat Kampung Sinarwangi .................... 5.5.1 Kearifan lokal dan upaya konservasi tumbuhan ...................... 5.5.2 Kegiatan budidaya tumbuhan .................................................. 5.5.3 Penggunaan lahan ....................................................................
44 44 45 46
29
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ........................................................................................
48
6.2 Saran
48
..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... ` 49 LAMPIRAN
..............................................................................................
53
iv
DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Hasil penelitian mengenai tumbuhan pangan dan obat ........................... 5 2.
Data dan Metode Pengambilan Data.......................................................
12
3.
Jenis penggunaan lahan di Desa Sukajadi ..............................................
17
4.
Klasifikasi umur responden ....................................................................
18
5.
Jenis kelamin responden .........................................................................
18
6.
Tingkat pendidikan responden ................................................................
19
7.
Pengeluaran belanja masyarakat dalam sehari ........................................
24
8.
Aktivitas sehari-hari masyarakat Kampung Sinarwangi .........................
24
9.
Contoh menu makanan dalam kehidupan sehari-hari masyrakat Kampung Sinarwangi ..............................................................................
25
10. Klasifikasi tumbuhan pangan berdasarkan famili ...................................
26
11. Pengelompokkan spesies tumbuhan pangan berdasarkan manfaat .........
29
12. Pengelompokkan spesies tumbuhan obat berdasarkan famili .................
36
13. Bagian tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat .......................
37
14. Spesies tumbuhan obat yang sering digunakan oleh masyarakat ...........
40
v
DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Denah lokasi penelitian di Kampung Sinarwangi ................................... 11 2.
Mata pencaharian masyarakat Kampung Sinarwangi .............................
20
3.
Klasifikasi penyakit yang pernah diderita responden .............................
22
4.
Persentase tipe habitat tumbuhan pangan ...............................................
27
5.
Persentase tumbuhan pangan berdasarkan habitus .................................
27
6.
Persentase bagian tumbuhan pangan yang dimanfaatkan .......................
28
7.
Persentase status tumbuhan pangan ........................................................
29
8.
Jaat (Psophocarpus tetragonolobus).......................................................
31
9.
Sukun ......................................................................................................
32
10. Buah canar masak panen (a) yang biasa dipanen dan dijual petani dan buah hasil olahan (b) yang diperdagangkan ............................................
33
11. Taleus (Colocasia esculenta) ..................................................................
35
12. Umbi taleus .............................................................................................
35
13. Batang taleus yang disayur (lompong) ....................................................
35
14. Persentase tipe habitat tumbuhan obat ....................................................
36
15. Persentase habitus tumbuhan obat ..........................................................
37
16. Persentase status tumbuhan obat .............................................................
38
17. Jamu godogan .........................................................................................
40
18. Simplisia kering ......................................................................................
40
19. Sadagori ..................................................................................................
42
20. Akar sadagori ..........................................................................................
41
21. Pohpohan (Pilea trinervia)......................................................................
43
22. Budidaya di kebun ..................................................................................
46
23. Budidaya di pekarangan ..........................................................................
46
24. Profil penggunaan lahan di Kampung Sinarwangi .................................
47
vi
DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Tumbuhan pangan yang dimanfaatkan masyarakat ................................ 54 2.
Tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat .....................................
58
3.
Tumbuhan pangan fungsional yang dimanfaatkan masyarakat ..............
67
4.
Kegunaandan kandungan tumbuhan pangan dan obat ............................
69
5.
Keanekaragaman spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk
6.
mengobati berbagai kelompok penyakit .................................................
96
Data responden........................................................................................
98
vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang Kebutuhan pangan dan obat dari tahun ke tahun terus meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan masih adanya kegiatan impor untuk memenuhi kebutuhan pangan dan obat. Data Badan Pusat Statistik (BPS), selama bulan Januari-Juni 2011, impor pangan Indonesia mencapai 11,33 juta ton dengan nilai US$5,36 miliar atau kurang lebih Rp 45 triliun. Komoditas impor bervariasi, mulai dari beras, jagung, terigu, gula, garam, telur ayam, daging sapi, singkong, bawang merah, cabai, hingga buah-buahan (Bendang 2012). Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai impor obat tradisional dan herbal sepanjang tahun 2011 tercatat 40,5 juta dollar AS (Prihtiyani 2012). Pemenuhan kebutuhan pangan dan obat dapat terpenuhi karena adanya pemanfaatan potensi sumberdaya alam yang ada. Banyak spesies tumbuhan yang memiliki kandungan gizi dan unsur lainnya yang penting bagi kesehatan dan bahan obat yang perlu untuk dikaji. Tumbuhan pangan dan obat yang digunakan sesuai dengan pengetahuan lokal masyarakat setempat dalam kehidupan keseharian mereka mengarah pada terciptanya kehidupan yang mandiri. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup di desa. Berdasarkan data BPS Juni 2011 jumlah desa di Indonesia ada 78.198 desa. Sekiranya setiap desa di Indonesia rata-rata terdiri dari 5 kampung, maka masyarakat Indonesia hidup tersebar lebih di 350.000 kampung, dan lebih dari 50% kampung berada di sekitar hutan (Dephut 2007). Kampung Sinarwangi merupakan salah satu kampung yang terletak di sekitar kaki Gunung Salak, Bogor. Masyarakat Kampung Sinarwangi menggunakan tumbuhan pangan dan obat secara langsung. Pemanfaatan tumbuhan yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Sinarwangi erat kaitannya dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan dan kesehatan dalam kehidupan keseharian masyarakat. Namun demikian pendokumentasian tentang pemanfaatan tumbuhan pangan dan obat oleh masyarakat Kampung Sinarwangi belum dilakukan. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk mendokumentasikan pengetahuan masyarakat
2 Kampung Sinarwangi dalam memanfaatkan tumbuhan pangan dan obat, sehingga pengetahuan tersebut dapat diwariskan kepada generasi penerus dan bermanfaat pula bagi masyarakat umum lainnya. 1.2 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengkaji: 1. Keanekaragaman tumbuhan pangan dan tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Kampung Sinarwangi. 2. Praktek konservasi masyarakat Kampung Sinarwangi dalam memanfaatkan tumbuhan pangan dan obat.
1.3 Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan data tumbuhan pangan dan obat yang digunakan untuk mengembangkan kesehatan dan ketahanan pangan mandiri masyarakat kampung berbasis pengetahuan lokal.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tumbuhan Pangan dan Obat 2.1.1 Tumbuhan pangan Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, tumbuhan pangan adalah segala sesuatu yang tumbuh, hidup, berbatang, berakar, berdaun, dan dapat dimakan atau dikonsumsi oleh manusia. Bahan pangan yang dimaksud adalah makanan pokok, tambahan, minuman, bumbu masakan, dan rempah-rempah (Saepuddin 2005 diacu dalam Fakhrozi 2009). Pangan diartikan sebagai segala sesuatu yang bersumber dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah. Pangan diperuntukkan bagi konsumsi manusia sebagai makanan atau minuman, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan-bahan kain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau minuman. Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, selain sandang dan papan. Ada dua macam bahan pangan, yaitu bahan pangan hewani dan nabati (tumbuh-tumbuhan). Bahan pangan nabati ada yang berasal dari tumbuhan rendah dan tumbuhan tingkat tinggi. Bahan pangan yang berasal dari tumbuhan tingkat tinggi dapat diperoleh dari hasil hutan berupa buah-buahan, dedaunan, dan bijibijian (Sunarti et. al. 2007). Komoditas pangan harus mengandung zat gizi yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia. Kelompok tanaman budidaya yang tergolong komoditas ini meliputi kelompok tanaman pangan, tanaman holtikultura nontanaman hias dan kelompok tanaman lain penghasil bahan baku produk yang memenuhi batasan pangan. Batasan untuk tanaman pangan adalah kelompok tanaman sumber karbohidrat dan protein. Namun secara sempit, tanaman pangan biasanya dibatasi pada kelompok tanaman yang berumur semusim. Batasan ini di masa mendatang harus diperbaiki karena akan menyebabkan sumber karbohidrat tanpa dibatasi pada kelompok tanaman semusim (Purwono & Purnamawati 2007).
4 2.1.2 Tumbuhan obat Menurut Departeman Kesehatan RI dalam surat keputusan Menteri Kesehatan No.149/SK/Menkes/IV/1978 disebutkan bahwa tumbuhan obat adalah tanaman/bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan obat tradisional atau jamu, atau sebagai bahan pemula bahan baku obat (prokursor), atau tanaman yang diekstraksi dan ekstrak tanaman tersebut digunakan sebagai obat (Kartikawati 2004). Zuhud et al. (2004) mengelompokkan tumbuhan obat menjadi 3, yaitu (1) Tumbuhan obat tradisional, yaitu spesies tumbuhan yang diketahui dan dipercaya oleh masyarakat mempunyai khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional; (2) Tumbuhan obat modern, yaitu spesies tumbuhan yang secara ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif dan penggunaanya dapat dipertanggungjawabkan secara medis; dan (3) Tumbuhan potensial, yaitu spesies tumbuhan yang diduga mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat tetapi belum secara ilmiah atau penggunaannya sebagai bahan obat tradisional sulit ditelusuri. Penggunaan tumbuhan sebagai obat tradisional dapat disebabkan oleh beberapa alasan, yaitu karena percaya dan untung-untungan. Menurut
Aliadi
dan
Roemantyo
(1994),
berdasarkan
intensitas
pemanfaatannya, masyarakat pemanfaat tumbuhan obat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu : 1) Kelompok masyarakat asli yang hanya menggunakan pengobatan tradisional. Masyarakat ini umumnya tinggal di pedesaan atau daerah terpencil yang tidak memiliki sarana dan prasarana kesehatan. Cara pengobatan sangat dipengaruhi oleh adat dan tradisi setempat, 2) Kelompok masyarakat yang menggunakan pengobatan tradisional dalam skala keluarga. Masyarakat ini umumnya tinggal di daerah pedesaan dengan sarana dan prasarana kesehatan yang terbatas, 3) Kelompok industriawan obat tradisional. 2.2 Kajian Pemanfaatan Tumbuhan Pangan dan Obat Beberapa penelitian mengenai kajian tumbuhan tumbuhan pangan dan obat di berbagai tempat telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Adapun hasil dari beberapa penelitian tersebut tersaji pada Tabel 1.
5 Tabel 1 Hasil penelitian mengenai tumbuhan pangan dan obat No 1
Nama Peneliti Dian Arafah
Tahun 2005
Lokasi Taman Nasional Bali Barat
2
Barkah Ilham Purnawan
2006
3
Herna Hamidu
2009
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) Masyarakat sekitar Hutan Lambusango
4
Irzal Fakhrozi
2009
TN Bukit Tiga Puluh (Riau)
5
Sopian Hidayat
2009
Masyarakat Kampung Adat Dukuh (Garut)
6
Aisyah Handayani
2010
Cagar Alam Gunung Simpang
7
Muhrina Anggun Sari Hasibuan
2011
Masyarakat Suku Angola
8
Rona
2011
9
Arya Arismaya Metananda
2012
Masyarakat Kampung Cigeurut, Kuningan, Jawa Barat Taman Nasional Gunung Rinjani
10
Rizka Novia Setyaning Rahayu
2012
Tahura KGPAA Mangkunagoro I
Hasil Teridentifikasi sebanyak 206 spesies, sebanyak 66 spesies digunakan untuk obat dan 16 pangan. Teridentifikasi 762 tumbuhan, 111 famili dan 461 spesies, 210 spesies untuk obat dan pangan 38 jenis. Teridentifikasi sebanyak 169 spesies dari 66 famili, sebanyak 83 spesies digunakan untuk tumbuhan obat dan 80 spesies untuk pangan. Tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat suku MelayuTradisional sebanyak 266 spesies dari 94 famili. Penghasil pangan sebanyak 73 dan obat 173 spesies. Tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat sebanyak 292 spesies dari 81 famili dan sebanyak 101 spesies digunakan untuk pangan dan 150 spesies untuk obat. Tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Dusun Miduana yakni berjumlah 191 spesies dari 69 famili. Sebanyak 62 untuk pangan dan 74 spesies untuk obat Teridentifikasi sebanyak 93 spesies tumbuhan dari 47 famili diantaranya sebanyak 49 spesies untuk pangan dan 67 spesies untuk obat. Teridentifikasi sebanyak 110 spesies tumbuhan pangan dan 201 spesies tumbuhan obat
Teridentifikasi sebanyak 215 spesies diantaranya 136 spesies tumbuhan pangan dan 156 spesies tumbuhan obat. Teridentifikasi sebanyak 140 spesies dari 57 famili diantaranya sebanyak 78 spesies tumbuhan pangan.
Berdasarkan data pada Tabel 1, menunjukkan bahwa banyak spesies yang dimanfaatkan untuk keperluan pangan dan obat oleh berbagai suku di Indonesia. 2.3 Kearifan Lokal Konsep sistem pengetahuan dan kearifan berakar dari sistem pengetahuan dan pengelolaan lokal dan tradisional. Munculnya pengetahuan dan pengelolaan tradisional atau kearifan, telah menjadi kebenaran bahwa sepanjang sejarah
6 manusia, selalu ada kelompok masyarakat yang begitu peduli terhadap penggunaan sumberdaya alam yang berkelanjutan (Ansaka 2006). Menurut Pulunggono (1999), masyarakat tradisional dan modern hingga saat ini masih banyak menggunakan tumbuhan yang bersumber dari alam yang sebagian besar merupakan tumbuhan potensial. Mengingat pemanfaatannya yang sangat strategis dalam menunjang pembangunan di masa kini dan masa mendatang. Bahkan, masyarakat tradisional Isurolo di Kenya memanfaatkan tumbuhan sebagai sumber penghasilan dalam pemanfaatan tumbuhan berasas kearifan masyarakat (Chikamai 1994 diacu dalam Hasibuan 2011). Masyarakat tradisional telah lama hidup secara berdampingan dengan sumberdaya alam yang ada di sekitarnya. Mereka tidak melakukan perusakan besar-besaran terhadap sumberdaya alam, di sebagian besar tempat yang ada di sekitarnya tersebut. Dalam sejarah perkembangan manusia, tumbuhan memiliki peranan yang penting dalam perkembangan budaya masyarakat. Namun, saat ini masyarakat tradisional sedang dihadapkan pada perubahan lingkungan secara besar-besaran akibat meningkatnya interaksi masyarakat dengan dunia luar, sehingga seringkali timbul perbedaan yang mencolok antara generasi tua dengan generasi muda (Primack et al. 1998). Menurut Keraf (2002) yang dimaksud dengan kearifan tradisional adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman, atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis. Jadi, kearifan
tradisional ini bukan hanya menyangkut
pengetahuan dan pemahaman masyarakat adat tentang manusia dan bagaimana relasi yang baik antara manusia,
melainkan juga menyangkut pengetahuan,
pemahaman adat dan kebiasaan tentang manusia, alam, dan bagaimana relasi diantara semua penghuni komunitas ekologis ini harus dibangun. Kearifan tradisional menyangkut pengetahuan, pemahaman adat dan kebiasaan tentang manusia, alam, dan bagaimana hubungan diantara semua penghuni komunitas ekologis harus dibangun. Berdasarkan hal tersebut di atas Keraf (2002) menyebutkan bahwa : 1. Kearifan tradisional adalah milik komunitas bukan individu.
7 2. Kearifan tradisional yang juga berarti pengetahuan tradisional, lebih bersifat praksis mencakup bagaimana memperlakukan setiap kehidupan di alam dengan baik. 3. Kearifan tradisional lebih bersifat holistik karena menyangkut pengetahuan dan pemahaman tentang seluruh kehidupan dengan segala relasinya di alam semesta. 4. Berdasarkan kearifan tradisional masyarakat adat juga memahami semua aktivitasnya sebagai aktivitas moral. Tradisi berarti adat kebiasaan yang turun temurun dari nenek moyang yang masih dijalankan oleh masyarakat tetapi bersifat hukum yang tidak tertulis. Tradisional berarti bersifat adat kebiasaan yang turun temurun, hasil kreatifitas dan uji coba secara terus menerus dengan inovasi internal dan eksternal dalam usaha menyesuaikan dengan kondisi baru. 2.4 Ketahanan Pangan Lokal Pangan lokal adalah pangan yang diproduksi dan dikembangkan sesuai dengan potensi sumberdaya wilayah dan budaya setempat. Pangan lokal merupakan yang sudah dikenal, mudah diperoleh, beragam jenisnya, bukan diimpor dan dapat diusahakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau dijual. Setiap daerah memiliki keunggulan pangan lokal yang berbeda sesuai dengan tingkat produksi dan konsumsi. Saat ini, pangan lokal merupakan komoditi yang penting untuk dikembangkan dengan tujuan meningkatkan mutu dan citra nya termasuk hasil olahannya, baik produk jadi atau setengah jadi. Hasil pengembangan tersebut nantinya akan dapat dihasilkan aneka produk olahan pangan lokal yang berkualitas. Upaya pengembangan juga diharapkan akan meningkatkan konsumsi pangan lokal yang beragam dan memenuhi gizi (Bimas Kesehatan Pangan 2004). Dalam Undang Undang No : 7 tahun 1996 tentang pangan, ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari ketersediaan yang cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Dari pengertian tersebut, tersirat bahwa upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional harus lebih dipahami sebagai pemenuhan kondisi kondisi : (1) Terpenuhinya pangan dengan kondisi ketersediaan yang cukup,
8 dengan pengertian ketersediaan pangan dalam arti luas, mencakup pangan yang berasal dari tanaman, ternak dan ikan dan memenuhi kebutuhan atas karbohidrat, vitamin dan mineral serta turunan, yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia. (2) Terpenuhinya pangan dengan kondisi aman, diartikan bebas dari pencemaran biologis, kimia, dan benda lain yang lain dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia, serta aman untuk kaidah agama. (3) Terpenuhinya pangan dengan kondisi yang merata, diartikan bahwa distribusi pangan harus mendukung tersedianya pangan pada setiap saat dan merata di seluruh tanah air. (4) Terpenuhinya pangan dengan kondisi terjangkau, diartikan bahwa pangan mudah diperoleh rumah tangga dengan harga yang terjangkau. Proses pengadaan pangan lokal tersebut berdasarkan pengetahuan lokal dan biasanya dikembangkan sesuai dengan preferensi konsumen lokal pula. Biasanya produk lokal sering menggunakan nama daerah; seperti Dodol Garut, Talas Bogor, Wajik Salama dan lain-lain.
Pangan lokal tentunya memiliki peranan
strategis dalam pembangunan ketahanan pangan (Hariyadi 2010). Makanan merupakan bagian budaya yang sangat penting. Menurut Hadisantoso (1993) diacu dalam Marwanti (1997), makanan tradisional merupakan makanann yang dikonsumsi golongan etnik dan wilayah spesifik. Makanan tradisional diolah berdasarkan resep secara turun menurun, bahan yang digunakan berasal dari daerah setempat dan makanan yang dihasilkan juga sesuai dengan selera masyarakat setempat. Adapun ciri-ciri makanan tradisional menurut Sosrodiningrat (1991) diacu dalam Marwanti (1997) dapat dilihat dari : 1. Resep makanan yang diperoleh secara turun-menurun dari regenerasi pendahulunya. 2. Penggunaan alat tradisional tertentu di dalam pengolahan masakan tersebut (misalkan masakan harus diolah dengan alat dari tanah liat). 3. Teknik olah masakan merupakan sara pengolahan yang harus dilakukan untuk mendapatkan rasa maupun rupa yang khas dari suatu makanan. Paham dan strategi yang selama ini dianut dalam pembangunan pertanian adalah membangun ke tahanan pangan (food security). Ketahanan pangan
9 didefinisikan sebagai akses fisik dan ekonomi semua orang terhadap pangan secara cukup, aman, dan bergizi pada setiap waktu untuk hidup aktif, sehat, dan produktif. Dalam pelaksanaan program ketahanan pangan, pemenuhan kebutuhan pangan masih bergantung pada perdagangan internasional. Dengan berbagai kendala diplomasi internasional dan posisi tawar (bargaining position) yang belum memadai, Indonesia belum mampu secara optimal melindungi petani dari serbuan pangan impor dari negara lain (Swastika 2011). Sumberdaya lokal termasuk di dalamnya pangan lokal erat kaitannya dengan ketahanan pangan. Ketahanan pangan yang dikembangkan berdasarkan kekuatan sumberdaya lokal akan menciptakan kemandirian pangan, yang selanjutnya akan melahirkan induvidu yang sehat, aktif, dan berdaya saing sebagaimana indikator ketahanan pangan. Di samping itu, juga akan melahirkan sistem pangan dengan pondasi yang kokoh (Hariyadi 2010). 2.5 Kedaulatan Pangan Kemandirian pangan (food independence) didefinisikan sebagai kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan yang cukup, bermutu baik, aman, dan halal, yang didasarkan pada optimalisasi pemanfaatan dan berbasis sumber daya lokal (Soekartawi 2008; Kivirist 2009 diacu dalam Swastika 2011). Lima komponen dalam mewujudkan kemandirian pangan yaitu ketersediaan yang cukup, stabilitas ketersediaan, keterjangkauan, mutu/keamanan pangan yang baik, dan tidak ada ketergantungan pada pihak luar. Dengan lima komponen tersebut, kemandirian pangan menciptakan daya tahan yang tinggi terhadap perkembangan dan gejolak ekonomi dunia (Darajati 2008; Soekartawi 2008 diacu dalam Swastika 2011). 2.6 Kesehatan Mandiri melalui Pengobatan Tradisional Tumbuhan obat merupakan salah satu komponen penting dalam obat tradisional, sehingga perkembangan pemanfaatan tumbuhan obat dapat dilihat dari perkembangan pemanfaatan obat tradisional. Suku-suku bangsa di Indonesia telah banyak memanfaatkan tumbuhan obat untuk kepentingan pengobatan tradisional. Setiap suku bangsa memiliki kearifan tersendiri dalam pengobatan tardisional,
10 termasuk pengetahuan mengenai tumbuhan yang berkhasiat obat. Hal ini dapat dilihat dari berbedanya ramuan obat tradisional yang digunakan untuk mengobati penyakit yang sama (Aliadi & Roemantyo 1994). Menurut Kepmenkes RI No. 0584/MENKES/SK/VI/1995, pengobatan tradisional adalah pengobatan dan atau perawatan, baik yang asli maupun yang berasal dari luar Indonesia, yang dilakukan dengan cara, obat, dan pengobatnya yang mengacu kepada pengalaman dan keterampilan turun-temurun, dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galanik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-temurun, dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Pengobatan tradisional adalah orang yang melakukan pengobatan tradisional. Fitofarmaka adalah sediaan obat tradisional yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari simplisia atau sediaan galenik yang memenuhi persyaratan yang berlaku.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kampung Sinarwangi Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei Juni 2012. Lokasi penelitian seperti terlihat pada Gambar 1.
Gambar1 Denah lokasi penelitian di Kampung Sinarwangi. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera, oven, dan alat tulis. Bahan yang digunakan dalam penelitian meliputi alkohol 70%,
kertas
koran, dan kuisioner. Sedangkan objek penelitian ini adalah masyarakat Kampung Sinarwangi dan data yang dikumpulkan yaitu spesies tumbuhan yang diketahui dan digunakan oleh masyarakat.
12 3.3 Jenis Data dan Metode Pengambilan Data Jenis data dan informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini tersaji pada Tabel 2. Tabel 2 Data dan metode pengambilan data No 1.
Jenis Data Kondisi umum
2.
Karakteristik responden
3.
Pengetahuan responden dalam pemanfaatan tumbuhan pangan dan obat
4.
Praktek konservasi masyarakat kampung dalam pemanfaatan tumbuhan pangan dan obat
Aspek yang dikaji Letak dan luas, jumlah penduduk, tipe penutupan lahan 1. Nama dan jenis kelamin responden 2. Karakteristik umur (anak, remaja, dewasa, tua) 3. Karakteristik mata pencaharian 4. Karakteristik pendidikan 5. Karakteristik aktivitas harian 6. Kondisi kesehatan 7. Jumlah pengeluaran 1. Spesies tumbuhan pangan dan obat yang diketahui dan dimanfaatkan 2. Pengetahuan kegunaan spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan 3. Spesies tumbuhan yang ditanam di lahan milik bentuk pemanfaatan tumbuhan obat 4. Bentuk pemanfaatan tumbuhan pangan 5. Sumber tumbuhan pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat (hasil budidaya, dari hutan, beli) 6. Pola makan dan komposisi jenis pangan yang dimakan 7. Penyakit yang pernah diderita dan cara pengobatannya Bentuk praktek konservasi masyarakat dalam upaya pemanfaatan tumbuhan pangan dan obat
Sumber Data Buku monografi Desa Sukajadi
Metode Studi pustaka
Kampung Sinarwangi
Observasi lapang dan studi pustaka
Masyarakat Kampung Sinarwangi
Wawancara dan observasi lapang
Masyarakat Kampung Sinarwangi
Observasi wawancara
dan
13 3.4 Teknik Pengambilan Data 3.4.1 Studi pustaka Studi pustaka dilakukan sebelum dan sesudah penelitian dilaksanakan. Data yang dikumpulkan yaitu kondisi umum lokasi penelitian (kondisi fisik, kondisi biologi, penduduk, dan sosial budaya masyarakat). Sedangkan studi pustaka yang dilakukan setelah penelitian adalah verifikasi (cek silang) mengenai pemanfaatan tumbuhan pangan dan obat. 3.4.2 Wawancara Wawancara dilakukan dengan cara purposive sampling terhadap responden terpilih dengan kriteria : 1) Responden memahami tentang pemanfaatan dan pelestarian tumbuhan pangan dan obat, 2) Responden yang pernah dan sedang memanfaatkan tumbuhan pangan dan obat, 3) Responden yang dapat memberikan informasi yang tepat terhadap pemanfaatan dan pelestarian tumbuhan pangan dan obat. Dalam penelitian ini responden yang diwawancara sebanyak 30 orang. Wawancara dilakukan secara semi terstruktur dengan menggunakan kuisioner dan pendalaman pertanyaan sesuai keperluan. 3.4.3 Observasi lapang Observasi dilakukan untuk memperoleh sumber data dan informasi aktual melalui pengamatan di lokasi penelitian. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui tumbuhan pangan dan obat yang ada di sekitar masyarakat sesuai dengan hasil wawancara. 3.4.4 Pembuatan herbarium Pembuatan herbarium yang dilakukan untuk mengidentifikasi spesies tumbuhan yang belum teridentifikasi di lapangan dan menjadi salah satu hasil dokumentasi. Tahapan dalam pembuatan herbarium antara lain : 1.
Mengambil bahan sampel untuk herbarium berupa ranting dengan daun (diusahakan daun yang tidak terlalu muda atau terlalu tua) beserta bunga dan buah jika ada.
2.
Bahan sampel tersebut digunting dengan menggunakan gunting daun denganp anjang ± 40 cm.
14 3.
Sampel herbarium kemudian dimasukkan ke dalam kertas koran, satu lipatan kertas koran untuk satu spesimen. Sampel herbarium diberi label gantung berukuran 3x5 cm. Label gantung berisi keterangan nomor koleksi, tanggal pengambilan spesimen, nama lokal dan lokasi spesimen, serta nama pengumpul/kolektor.
4.
Lipatan kertas koran yang berisi spesimen ditumpuk menjadi satu dalam kantong plastik bening berukuran 40x60 cm.
5.
Tumpukan spesimen disiram dengan alkohol 70% hingga seluruh bagian tumpukan tersiram rata, selanjutnya kantong plastik ditutup rata agar cairan alkohol tidak menguap.
6.
Tumpukan contoh herbarium dipress dalam sasak, kemudian di keringkan dalam oven.
7.
Setelah kering, herbarium diidentifikasi nama ilmiahnya.
3.5 Analisis Data 3.5.1 Analisis data tumbuhan pangan dan obat Data tumbuhan pangan dan obat disusun dan dikelompokkan berdasarkan : (1) famili, (2) habitus, (3)bagian yang dimanfaatkan, (4) tipe habitat, dan (5) status budidaya. 1.
Persentase famili Tumbuhan pangan dan obat dikelompokkan berdasarkan famili, kemudian
dihitung presentasinya menggunakan rumus : Persentase famili tertentu = 2.
∑ spesies dari famili tertentu × 100% ∑ total spesies seluruh famili
Presentase habitus Habitus (perawakan) dari tumbuhan yang dimanfaatkan meliputi pohon,
semak, perdu, liana dan herba. Persentase habitus merupakan telaah tentang besarnya suatu spesies habitus digunakan terhadap seluruh habitus yang ada. Untuk menghitungnya digunakan rumus sebagai berikut :
15
Persentase habitus tertentu =
3.
∑ spesies habitus tertentu yang digunakan × 100% ∑ total spesies
Persentase bagian yang dimanfaatkan Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan meliputi daun, akar, buah, bunga,
batang, rimpang dan umbi. Perhitungan dilakukan secara umum terhadap semua spesies tumbuhan yang diperoleh dari wawancara, kemudian dianalisis berdasarkan pada bagian pemanfaatan. Persen bagian yang dimanfaatkan diperoleh melalui perhitungan berikut ini : Persentase bagian yang dimanfaatkan =
4.
∑ bagian tertentu yang dimanfaatkan × 100% ∑ total bagian yang dimanfaatkan
Persentase tipe habitat Tumbuhan pangan dan obat dikelompokkan berdasarkan tipe habitatnya
meliputi pekarangan, kebun, sawah dan hutan. Persen tipe habitat dengan menggunakan rumus : Persentase tipe habitat = 5.
∑ spesies tumbuhan dari habitat tertentu × 100% ∑ total spesies tumbuhan
Persentase status budidaya Tumbuhan
pangan
dan
obat
dikelompokkan
berdasarkan
status
keberadaannya yang tergolong dalam tumbuhan yang sudah dibudidaya atau masih tumbuh liar, kemudian dihitung persentasinya menggunkan rumus : Persentase tumbuhan yang dibudidaya/liar =
∑ spesies tumbuhan yang dibudidaya/liar × 100% ∑ total spesies yang ditemukan
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak dan Luas Kampung Sinarwangi merupakan salah satu Kampung yang berada di bawah Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor dengan luasan Desa Sukajadi ± 304,139 Ha. Desa Sukajadi merupakan salah satu desa yang berada di wilayah sekitar hutan di kaki Gunung Salak dengan potensi sumberdaya alam hutan dan pertanian melimpah. Dengan kondisi desa yang luas wilayah yang terpisah-pisah dari satu dusun ke dusun yang lain dan didukung dengan kondisi alam hutan dan bukit. Adapun batasan Desa Sukajadi adalah : Sebelah Utara
: Kecamatan Darmaga
SebelahTimur
: Desa Sukajaya
Sebelah Selatan : Gunung Salak Sebelah Barat
: Kecamatan Tenjolaya
4.2 Aksesibilitas Jarak Desa Sukajadi ke pusat pemerintahan yaitu Kecamatan Tamansari berjarak 6 km, sedangkan menuju Kabupaten Bogor berjarak 34 km. Jalan menuju Kampung Sinarwangi hanya dapat dilalui oleh kendaraan bermotor. Kondisi jalan berupa aspal, tanah sampai bebatuan. 4.3 Tata Guna Lahan Tata guna lahan di Desa Sukajadi terdiri dari rumah dan pekarangan, sawah, ladang/ tanah darat, jalan, pemakaman/ kuburan, tanah peribadatan dan lain-lain. Lahan di Desa Sukajadi didominasi sawah seluas 161,615 Ha. Kemudian lahan ladang atau tanah darat sebesar 109,314 Ha, rumah dan pekarangan sebesar 21,4 Ha, jalan sebesar 11,3 Ha, pemakaman atau kuburan sebesar 0,5 Ha dan lahan yang digunakan untuk lainnya sebesar 2,95 Ha. Data jenis penggunaan lahan di Desa Sukajadi dapat dilihat pada Tabel 3.
17 Tabel 3 Jenis penggunaan lahan di Desa Sukajadi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penggunaan lahan Rumah dan pekarangan Sawah Ladang/ tanah darat Jalan Pemakaman/ kuburan Perkantoran Lapangan olahraga Tanah peribadatan Tanah bangunan pendidikan Tanah lain-lain
Luas (Ha) 21,400 161,615 109,314 11,300 0,500 0,085 0,750 0,710 0,750 0,655
4.4 Sosial Ekonomi Masyarakat Berdasarkan data terakhir Desember 2011, jumlah penduduk Desa Sukajadi sebanyak 7.770 jiwa yang terdiri dari 1.923 kepala keluarga. Pendapatan masyarakat sebagian besar bersumber dari sektor pertanian. Sebagian besar penduduk bermatapencaharian sebagai petani sesuai dengan potensi sumberdaya alam. Masyarakat Kampung Sinarwangi terdiri dari 412 kepala keluarga. 4.5 Kesehatan Masyarakat Sarana kesehatan yang terdapat di Desa Sukajadi yaitu posyandu dengan jumlah 12 posyandu. Jumlah sumberdaya manusia yang menangani kesehatan masyarakat seperti kader posyandu berjumlah 24 orang. Selain kader posyandu, sumberdaya manusia lainnya seperti dukun beranak berjumlah 3 orang. Di Desa Sukajadi tidak terdapat puskesmas atau pun poliklinik. Sehingga jika masyarakat yang ingin berobat ke puskesmas yang terdapat di desa sekitarnya atau desa tetangga.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5. 1 Karakteristik responden masyarakat Kampung Sinarwangi 5.1.1 Umur Menurut Teori Papalia dan Olds (1981) diacu dalam Puspitawati et al. (2008) membagi kategori umur manusia dewasa menjadi tiga, yaitu dewasa awal (20-40 tahun), dewasa madya (41-65 tahun) dan dewasa lanjut (>65 tahun). Sedangkan usia remaja diperkirakan dalam rentang usia 15-19 tahun. Berdasarkan ketentuan ini dibuat klasifikasi umur responden seperti dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Klasifikasi umur responden No. 1. 2. 3.
Klasifikasi Dewasa awal Dewasa madya Dewasa lanjut
Umur (Tahun) 20-40 41-65 >65
Jumlah Responden 16 12 2
Persentase (%) 53 40 7
Responden yang termasuk ke dalam kategori dewasa awal dan dewasa madya banyak memberikan informasi tentang tumbuhan pangan dan obat. Hal ini dikarenakan
dalam
kehidupan
sehari-hari
mereka
menggunakan
dan
memanfaatkan tumbuhan pangan dan obat secara langsung. Responden dewasa lanjut sebenarnya memiliki pengetahuan akan tumbuhan pangan dan obat yang tinggi. Faktor daya ingat yang menurun (pikun) menyebabkan responden klasifikasi dewasa lanjut kurang dapat memberikan informasi. Manusia memiliki batasan kemampuan daya ingat, saat mencapai umur lebih dari 65 tahun kemampuan daya ingat tersebut menurun. 5.1.2 Jenis kelamin Berdasarkan hasil identifikasi dan wawancara dengan masyarakat mengenai pengetahuan tumbuhan pangan dan obat, jenis kelamin perempuan lebih mendominasi dibandingkan jenis kelamin laki-laki seperti dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Jenis kelamin responden. No. 1. 2.
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
Jumlah Responden 6 24
Persentase (%) 20 80
19 Jenis kelamin perempuan lebih mendominasi dalam hal pengetahuan tentang tumbuhan obat dan tumbuhan pangan. Hal ini dikarenakan perempuan yang mengurus rumah tangga baik dalam hal memasak maupun mengurus anak. Perempuan yang kesehariannya seperti memasak, secara tidak langsung lebih banyak tahu akan tumbuhan pangan yang digunakan. Dalam hal tumbuhan obat pun tidak jauh berbeda. Misalnya dalam mengurus anak yang sakit menggunakan tumbuhan obat, sehingga lebih memiliki pengetahuan tumbuhan obat dibanding jenis kelamin laki-laki. Perempuan lebih banyak memberikan informasi tentang tumbuhan pangan dan obat beserta cara penggunaannya. 5.1.3 Pendidikan Responden masyarakat Sinarwangi sebagian besar memiliki tingkat pendidikan sampai sekolah dasar. Selain itu terdapat pula responden yang tidak tamat sekolah dasar. Masyarakat Sinarwangi sebanyak 9 orang yang tidak sekolah, 1 orang sekolah rakyat, 1 orang lulusan sekolah madrasah, 16 orang hanya sampai sekolah dasar, 3 orang sekolah menengah pertama. Tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Tingkat pendidikan responden No
Pendidikan
Jumlah
Presentase (%)
1
TS
9
30
2
SR
1
4
3
SM
1
3
4
SD
16
53
5
SMP
3
10
Keterangan :
TS (Tidak Sekolah), SR (Sekolah Rakyat), SM (Sekolah Madrasah), SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama)
Rendahnya tingkat pendidikan tersebut dipengaruhi oleh kurangnya motivasi orang tua terhadap pendidikan anaknya. Kurangnya motivasi karena pola fikir orang tua yang beranggapan bahwa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi memerlukan biaya yang mahal. Selain itu orang tua lebih menginginkan anaknya seperti mereka sebagai petani. Sang anak dari sejak dini sudah diarahkan untuk dengan ikut orang tua bertani atau berkebun.
20 5.1.4 Mata pencaharian Masyarakat Kampung Sinarwangi sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani. Sawah dan kebun memiliki areal yang cukup luas. Sawah dan kebun merupakan lahan dimana masyarakat memanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan akan pangan. Berdasarkan hasil wawancara sebanyak 57% sebagai petani, 37% sebagai buruh, 3% sebagai pedagang dan peramu jamu (Gambar 2). Petani di Kampung Sinarwangi terdiri dari petani kebun dan sawah. Selain petani, buruh juga merupakan mata pencaharian yang sebagian besar dimiliki oleh masyarakat Sinarwangi. Pekerjaan buruh ini terdiri dari buruh tani, buruh karyawan, buruh bangunan dan sebagai tukang ojeg. Jenis pekerjaan masyarakat Kampung Sinarwangi tidak bervariasi hanya terdiri dari 2-3 jenis pekerjaan, hal ini terkait dengan kondisi Kampung Sinarwangi yang kaya akan sumberdaya alamnya sehingga masyarakat lebih banyak bermatapencaharian sebagai petani. penjual peramu jamu 3% 3% tani 57% buruh 37%
Gambar 2 Mata pencaharian masyarakat Kampung Sinarwangi. Jumlah anggota keluarga responden masyarakat Kampung Sinarwangi bervariasi. Dalam satu keluarga ada yang terdiri dari tiga orang hingga 7 orang. Satu keluarga menempati satu rumah, namun terdapat juga beberapa keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Satu rumah ada yang terdiri dari 3 keluarga. Jumlah anggota keluarga yang bekerja satu sampai dua orang dalam satu keluarga. Penghasilan masyarakat Kampung Sinarwangi tidak menentu, hal ini dikarenakan mata pencaharian sebagai petani mengandalkan hasil pertaniannya baik dari kebun dan sawah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hasil panen baik dari sawah sebagian besar tidak dipasarkan namun hasil panen dari kebun yang sebagian dipasarkan. Hasil panen tersebut digunakan untuk
21 memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tidak semua masyarakat Sinarwangi memiliki lahan kebun dan sawah sendiri. Sebagian masyarakat sinarwangi yaitu sebagai buruh tani yang menggarap lahan sawah ataupun kebun milik orang lain. Para petani maupun buruh biasa melakukan kegiatan bertani dari pagi hingga sore hari. Pada pukul 07.00 WIB berangkat menuju sawah ataupun kebun sampai pada pukul 12.00 WIB. Siang hari para petani dan buruh pulang ke rumah untuk istirahat yaitu makan dan solat. Kemudian pukul 14.00 WIB kembali ke sawah dan kebun hingga pukul 17.00 WIB. Ada juga petani yang berkebun hanya setengah hari yaitu sampai pukul 12.00 WIB yang kemudian dilanjutkan kegiatan mengambil rumput untuk pakan ternak. Buruh bangunan merupakan salah satu mata pencaharian responden masyarakat sinarwangi. Masyarakat yang bekerja sebagai buruh bangunan bekerja selama satu minggu penuh dan pulang dalam waktu satu minggu sekali. Ada juga yang pulang tiap bulannya. Kegiatan seorang istri dari buruh bangunan ini pun beragam ada yang menjadi buruh tani baik dari tani sawah maupun tani kebun. Mata pencaharian yang tidak beranekaragam tersebut dipengaruhi juga oleh tingkat pendidikan masyarakat tersebut. Sebagian besar responden
memiliki
tingkat pendidikan sekolah dasar, tidak sekolah dan masih banyak yang tidak tamat SD. Semakin rendah tingkat pendidikannya, maka jenis pekerjaan yang diperoleh juga semakin rendah, misalnya hanya sebagai buruh bangunan, buruh tani ataupun tukang ojeg. Sedangkan mereka yang berpendidikan tinggi sebagai tidak menutup kemungkinan mereka bekerja di bidang pemerintahan. Masyarakat lebih memilih untuk bekerja daripada mengenyam pendidikan di jenjang yang lebih tinggi. Karena mereka berfikir untuk menghasilkan uang dan memenuhi kebutuhan hidup mereka. Rendahnya pendidikan berimbas kepada jenis pekerjaan yang diperoleh. Padahal, pendidikan sangat dibutuhkan bagi generasi muda penerus bangsa sehingga kita tidak hanya mengandalkan kekuatan/tenaga saja untuk melakukan suatu pekerjaan, namun juga diimbangi dengan cara berfikir/ pola pikir yang cerdas dalam usaha untuk menyelesaikan suatu masalah.
22 5.1.5 Kondisi kesehatan Sakit kepala, flu, batuk dan pegal-pegal adalah jenis penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat Sinarwangi dan semua responden pernah mengalaminya (Gambar 3). Penyakit lainnya seperti paru-paru dan diabetes merupakan penyakit yang dialami oleh sebagian masyarakat. Penyakit maag adalah penyakit yang dialami masyarakat yang diakibatkan oleh pola makan yang tidak teratur.
4
meriang 2
sakit perut
3
sakit pinggang 1
Jenis penyakit yang pernah diderita
darah tinggi
23
batuk
30
flu 3
asam urat
2
maag
7
pegal-pegal 1
sakit gigi
30
sakit kepala 3
panas diabetes
1
amandel
1 2
anemia
1
paru-paru gatal-gatal
2
mencret
2 3
luka 0
10
20
30
40
Jumlah responden
Gambar 3 Klasifikasi penyakit yang pernah dialami responden. Sakit pegal-pegal adalah penyakit yang biasa diderita oleh masyarakat. Penyakit ini tidak setiap hari dialami akan tetapi masyarakat pernah mengalaminya. Dilihat dari kegiatan masyarakat yang sering berjalan jauh, atau pun seperti petani itu merupakan hal yang wajar dialami. Dalam menjaga kebugaran tubuh dan mengobati pegal-pegal tersebut, masyarakat lebih banyak
23 mengkonsumsi jamu godogan yang dipercaya berkhasiat dan merupakan obat yang digunakan sejak dahulu. 5.1.6 Jumlah pengeluaran Masyarakat kampung Sinarwangi memanfaatkan sumberdaya alam yang ada di sekitarnya. Sumberdaya alam tersebut dapat berupa lahan sawah, hutan dan kebun. Untuk memenuhi kebuhan sehari-hari, masyarakat memperoleh hasil pangan yang beragam seperti sumber karbohidrat, sayur-sayuran, buah-buahan dan protein yang berasal dari hewan atau protein hewani. Sumberdaya alam di kampung Sinarwangi sangat melimpah. Sebagai contoh jenis tumbuhan yang sering digunakan sebagai sumber protein yaitu padi, talas, jagung dan singkong. Jenis tumbuhan yang sering digunakan sebagai penghasil buah-buahan yaitu pepaya, pisang, jambu biji, nangka dan sebagainya. Protein hewani yang dikonsumsi oleh masyarakat Sinarwangi yaitu tutut. Tutut merupakan sejenis keong sawah yang diperoleh dari sawah yang sudah diundur. Tutut menjadi makanan favorit masyarakat karena memperolehnya mudah tanpa mengeluarkan biaya. Tutut diambil dari sawah, kemudian dibersihkan sebelum diolah. Dalam membersihkan tutut mudah, pertama tutut yang baru diambil dibersihkan menggunakan air yang sebelumnya dibersihkan dengan memotong ekor cangkang keong tersebut menggunakan pisau atau gegep. Hal tersebut dilakukan agar saat tutut dimakan, daging tutut mudah dikeluarkan dari cangkang. Bumbu yang digunakan sama seperti halnya membuat sop biasa. Tutut diolah menjadi sayur sebagai menu untuk makan mereka. Masyarakat Kampung Sinarwangi biasa makan 2 kali dalam sehari. Sebagian besar responden masyarakat Sinarwangi mengeluarkan biaya sebesar Rp 15.000 per hari untuk membeli kebutuhan pangan 2 kali dalam sehari. Berdasarkan hasil wawancara, sebanyak 2 responden yang mengeluarkan biaya Rp 5.000 per hari, kemudian sebanyak 15 responden yang mengeluarkan biaya Rp 10.000-25.000 per hari dan sebanyak 13 responden masyarakat Sinarwangi yang mengeluarkan biaya Rp 25.000-30.000 per hari (Tabel 7). Besarnya pengeluaran untuk membeli beras dan lauk pauk saja, kebutuhan sayur masyarakat diperoleh langsung dari lingkungan sekitarnya.
24
Tabel 7 Pengeluaran belanja masyarakat dalam sehari No
Jumlah Pengeluaran (Rp/hari)
Jumlah responden
1
5.000
2
2
10.000-25.000
15
3
25.000-30.000
13
Jumlah pengeluaran akan kebutuhan pangan yang dibutuhkan setiap harinya berbanding lurus dengan tingkat pendapatan yang diperoleh dan jumlah anggota keluarga. Semakin banyak jumlah anggota keluarga dalam tiap keluarga, semakin besar juga jumlah pengeluaran yang dibutuhkan. Selain itu, jumlah pendapatan juga mempengaruhi besarnya pengeluaran misalnya dalam segi memilih makanan baik itu sumber karbohidrat maupun protein. 5.1.7 Kegiatan harian Hasil observasi menunjukkan 9 responden dari 30 responden atau sebesar 30% masyarakat dengan usia diatas 50 tahun dengan kondisi badan sehat dan mampu melakukan aktivitas berat seperti mencangkul. Hal ini dapat dipengaruhi oleh pola hidup sehat yaitu dengan aktivitas harian dan jenis makanan yang biasa dikonsumsi setiap harinya. Jenis makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat pun berasal dari alam sekitarnya, seperti dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Aktivitas sehari-hari masyarakat Kampung Sinarwangi Waktu kegiatan (WIB) 06.00-07.00
Jenis kegiatan Sarapan
07.00-12.00
Bertani
12.00-13.30
Istirahat, makan siang
13.30-16.00
Bertani
16.00-18.00
Pulang, istirahat
Deskripsi -Jenis pangan yang dimakan untuk sarapan berupa singkong rebus, pisang goreng, ubi jalar rebus -Kegiatan pergi ke hutan, sawah, atau kebun. Kegiatan yang dilakukan meliputi mencangkul, mencari bahan pangan, memberi pakan ternak, dan lain-lain -Kegiatan istirahat setelah melakukan pekerjaan seharian -Kegiatan makan siang. Menu makan siang meliputi nasi, sayur (bayam, kacang panjang, sayur kukuk, dll, dan buah (pisang, pepaya). Makan siang dilakukan di rumah atau di ladang. -Kegiatan bertani melanjutkan kegiatan yang tertunda -Kegiatan merumput untuk pakan ternak -Kegiatan pulang ke rumah, beristirahat -Kegiatan makan sore (menu makan sore hamper sama dengan makan siang).
25 Pola hidup sehat mempengaruhi kondisi tubuh masyarakat. Kegiatan harian yang dilakukan masyarakat membentuk pola hidup sehat bagi masyarakat. Badan yang melakukan kegiatan harian yang teratur seperti berangkat berkebun atau ke sawah secara tidak langsung menjadikan masyarakat yang sehat. Selain itu makanan yang dikonsumsi pun makanan yang alami sehingga masyarakat lebih sehat. Masyarakat memanfaatkan tumbuhan pangan secara intensif karena dalam kegiatan sehari-hari mereka selalu memanfaatkan tumbuhan pangan. Lain halnya dengan tumbuhan obat yang dimanfaatkan pada waktu tertentu saja yaitu jika sedang mengalami penyakit. Tabel 9 Contoh menu makanan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kampung Sinarwangi Keluarga Responden I
Sarapan
Makan siang
-Pisang goreng -Ubi goreng pakai tepung
-Nasi -Sayur asem, sayur bayam -Ikan asin (lauk japuh) -Sambal -pisang -Nasi -Lalab surawung -Sambal -Ikan asin (lauk peda) -Nasi -Sambel -Ikan teri pake kacang -Sayur asem -Nasi -Lalab jaat -Sambel terasi -Ceplok telor -Nasi -Lalab daun singkong, daun papaya -Sambel -Tahu, tempe -Nasi -Tumis labu siam -Jeruk -Kadang daging ayam
II
-Rebus singkong -Goreng singkong
III
-Pisang goreng -Nasi goreng
IV
-Goreng sukun -Nasi -Ceplok telor
V
-Seupan taleus
VI
-Pisang goreng
Makan sore -Nasi -Sayur bayam -Ikan asin
-Nasi -Tumis kangkung -Lauk peda -Nasi -Sayur asem -Tahu, tempe -Nasi -Jengkol atau peteuy -Sambel -kerupuk -Nasi -Sayur kukuk
-Nasi -Sambel -Bonteng -Tahu, tempe -Telor
Menu makanan sehari-hari masyarakat Kampung Sinarwangi beragam untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, vitamin dan mineral (Tabel 9). Sebagian besar makanan diperoleh langsung dari hasil kebun, sawah maupun pekarangan. Kebutuhan protein seperti ikan diperoleh oleh masyarakat dengan membeli.
26
5.2 Keanekaragaman Tumbuhan pangan 5.2.1 Tumbuhan pangan Tumbuhan pangan yang dimanfaatkan masyarakat Kampung Sinarwangi sebanyak 79 spesies tumbuhan pangan yang terdiri dari 40 famili. Famili Cucurbitaceae adalah famili dengan jumlah spesies terbanyak ditemukan sebanyak 8 spesies (Tabel 10). Famili Cucurbitaceae atau labu-labuan ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dan menjadi komoditas utama dalam memenuhi kebutuhan pangan. Selain spesiesnya yang beranekaragam, jumlahnya pun melimpah. Banyak spesies dari famili Cucurbitaceae yang buahnya dimakan sebagai buah segar atau digunakan sebagai sayuran. Famili Cucurbitaceae telah dikenal sebagai sumber metabolit sekunder (terpenoid, karotenoid, steroid alkaloid dan sebagainya) (Whitaker 1962 diacu dalam Suryanti et al. 2005). Tabel 10 Klasifikasi tumbuhan pangan berdasarkan famili No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Famili Cucurbitaceae Fabaceae Solanaceae Asteraceae Myrtaceae Anacardiaceae Arecaceae Liliaceae Poaceae Famili lainnya (31 Famili)
Jumlah Spesies 8 7 6 4 4 3 3 3 3 38
Karotenoid merupakan salah satu contoh senyawa metabolit sekunder dari jenis terpenoid. Karotenoid adalah kelompok pigmen alami yang berwarna merah, orange atau kuning dan larut dalam lipid. Senyawa ini telah banyak digunakan sebagai pewarna alami makanan dan kosmetik, selain itu juga dikenal sebagai komponen penting pada pertumbuhan tanaman dan fotosintesis, serta sebagai sumber vitamin A pada manusia (Medplant.nmsu.edu). Tumbuhan pangan banyak ditemukan di pekarangan sebanyak 57%, kebun 33%, hutan 9% dan sawah 1% (Gambar 4). Hal tersebut diakibatkan banyaknya tumbuhan yang dibudidayakan di lahan mereka. Areal pekarangan milik masyarakat sebagian besar ditanami dengan spesies tumbuhan pangan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pekarangan merupakan lahan di sekitar rumah
27 yang dibatasi dengan pagar, sehingga mudah diusahakan oleh seluruh anggota keluarga dengan memanfaatkan waktu luang yang tersedia. Pemanfaatan pekarangan yang baik dapat mendatangkan berbagai manfaat salah satunya yaitu sumber pangan. Berbagai macam tumbuhan pangan yang berada di pekarangan diantaranya buah dan sayur. Banyaknya tumbuhan pangan yang ditemukan di pekarangan menunjukkan pemanfaatan pekarangan oleh masyarakat yang optimal. sawah 1%
hutan 9% kebun 33%
pekarangan 57%
Gambar 4 Persentase tipe habitat tumbuhan pangan. Potensi tumbuhan pangan berdasarkan habitus atau perawakannya dikelompokkan menjadi lima kelompok habitus yang meliputi pohon, herba, perdu, liana dan semak. Kelompok habitus tertinggi yaitu habitus pohon sebesar 38%, herba 30%, perdu 14%, liana 12% dan semak 6% (Gambar 5). Hal tersebut menunjukkan bahwa tumbuhan yang memiliki habitus pohon memiliki tingkat keanekaragaman spesies yang tinggi. Pohon terdiri dari berbagai bagian yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat tidak hanya buah yang dimanfaatkan untuk pangan tetapi juga bagian lainnya seperti daun. Selain itu, hal ini menunjukkan bahwa areal Kampung Sinarwangi memiliki penutupan lahan yang baik dengan banyaknya areal yang ditumbuhi oleh pohon. liana 12%
semak 6%
pohon 38%
perdu 14%
herba 30%
Gambar 5 Persentase tumbuhan pangan berdasarkan habitus.
28 Pemanfaatan bagian tumbuhan pangan dikelompokkan menjadi 6 bagian tumbuhan yang meliputi buah, daun, umbi, biji, rimpang dan tunas. Pemanfaatan terbesar sebagai bahan pangan adalah buah sebesar 61%, daun 25%, biji dan umbi 5% dan lain-lain (Gambar 6). Buah-buahan merupakan salah satu kelompok pangan dalam penggolongan FAO yang dikenal dengan Desirable Dietary Pattern (Pola Pangan Harapan/PPH) (Karsin 2004 diacu dalam Aswatini et al. 2008). Kelompok bahan pangan ini berfungsi sebagai sumber vitamin dan mineral sehingga kekurangan konsumsinya berpengaruh terhadap kondisi gizi. Oleh karena itu, konsumsi buah-buahan dengan kelompok bahan pangan lainnya dapat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan (Aswatini et al. 2008). Masyarakat Kampung Sinarwangi memanfaatkan bagian buah dari tumbuhan pangan untuk dikonsumsi langsung seperti buah-buahan ataupun sebagai bahan sayuran. Beberapa spesies tumbuhan yang dimanfaatkan buahnya yaitu picung (Pangium edule), rambutan (Nephelium lappaceum), sawo (Manilkara zapota), semangka (Citrullus vulgaris) dan lain-lain. rimpang 3%
tunas 1%
umbi 5%
biji 5%
daun 25%
buah 61%
Gambar 6 Persentase bagian tumbuhan pangan yang dimanfaatkan. Tumbuhan pangan yang terdapat di Kampung Sinarwangi menurut status budidayanya tergolong ke dalam tumbuhan yang dibudidayakan dan tumbuhan liar atau yang belum dibudidayakan. Tumbuhan pangan di Kampung Sinarwangi sebagian besar adalah tumbuhan hasil budidaya yaitu sebesar 78% dan sebanyak 22% adalah tumbuhan liar yang belum dibudidayakan oleh masyarakat (Gambar 7).
29 liar 22%
Budidaya 78%
Gambar 7 Persentase status tumbuhan pangan. Tumbuhan pangan yang dibudidayakan oleh masyarakat adalah tumbuhan yang
sering
dikonsumsi.
Pekarangan
rumah
menjadi
tempat
untuk
membudidayakan tumbuhan yang sering dimanfaatkan masyarakat. Tumbuhan tersebut meliputi pepaya, pisang, bawang, cabe dan lain-lain. Tumbuhan pangan yang dimanfaatkan dan berasal dari hutan diantaranya sukun (Artocarpus communis), bambu (Gigantochloa apus), canar (Smilax macrocarpa) dan lainlain. 5.2.2 Pengetahuan dan pemanfaatan tumbuhan pangan oleh masyarakat Berdasarkan Sunarti et al. (2007), tumbuhan pangan dikelompokkan menjadi 4 kelompok berdasarkan pemanfaatannya yaitu kelompok buah-buahan, sayur-sayuran, sereal dan umbi-umbian. Kelompok sayur-sayuran adalah kelompok tumbuhan yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebanyak 41 spesies, kelompok buah-buahan 34 spesies, kelompok sereal 2 spesies dan umbi 2 spesies (Tabel 11). Tabel 11 Pengelompokkan spesies tumbuhan pangan berdasarkan manfaat No 1 2 3 4
Manfaat Kelompok umbi-umbian Kelompok sereal Kelompok buah-buahan Kelompok sayur-sayuran
Jumlah spesies 2 2 34 41
Contoh spesies Singkong dan taleus Padi dan jagung Canar, papaya, kemang, dll. Kukuk, oyong, bunut, bolostrok, dll.
5.2.2.1 Kelompok sayur-sayuran Sayur-sayuran merupakan sumber makanan yang mengandung gizi lengkap dan sehat. Sayuran sebagai sumber karbohidrat, vitamin dan mineral. Masyarakat Sunda memiliki kebiasaan suka memakan sayuran segar tanpa diolah dan dengan diolah yaitu direbus yang disebut lalaban. Sayuran yang dikonsumsi dalam
30 bentuk segar mengandung zat gizi dan atau metabolit sekunder lebih baik daripada sayuran yang tidak segar. Meskipun demikian, bukan berarti sayuran yang tidak segar tidak mengandung gizi dan atau metabolit sekunder yang dibutuhkan tubuh. Sayuran mengandung serat pangan yang tinggi untuk mencegah sembelit, diabetes mellitus dan tekanan darah tinggi (Anonymous 2003 diacu dalam Alsuhendra 2004).
Lalaban biasa dimakan bersamaan dengan
sambal terasi atau garam cabai. Daun pepaya merupakan salah satu daun yang dijadikan sebagai sumber pangan dengan cara dilalab. Daun pepaya yang dicocol dengan sambal terasi atau garam-cabai akan hilang rasa pahit (papain) dan sepat (tanin) daun itu sehingga rasa manis. Selain karena taninnya mengendap, diduga juga terbentuk glikosida yang rasanya manis karena bereaksi dengan garam dan tanin bisa melunturkan getah (Fakhrurrozi 2011). Spesies yang sering dimakan dan melimpah yaitu daun singkong (Manihot utilissima). Daun singkong (Manihot utilissima) dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pelengkap karbohidrat dengan cara dilalab. Dilalab dengan cara direbus kemudian langsung dimakan atau diolah menjadi sayur (tumis). Selain itu, sayuran yang dihasilkan tidak hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari tetapi juga dipasarkan. Buah juga merupakan sumber pangan yang banyak dimanfaatkan. Akan tetapi tumbuhan penghasil buah sebagian besar merupakan tumbuhan yang dapat dipanen secara berkala setiap berbuah. Untuk mendapatkan buah pada musim berbuah, membutuhkan waktu yang lama antara jarak penanaman sampai tumbuhan tersebut berbuah. Kebutuhan gizi masyarakat akan terpenuhi jika manfaat dari spesies tumbuhan pangan dimanfaatkan secara optimal. Suku Fabaceae atau polong-polongan merupakan salah satu sumber protein dan lemak, selain itu dimanfaatkan juga sebagai sayuran. Spesies yang dimanfaatkan yaitu jaat (Psophocarpus tetragonolobus), jengkol (Pithecolobium lobatum), kacang panjang (Phaseolus radiates), dan kacang suuk (Arachis hypogaea). Jenis tumbuhan yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat salah satunya jaat (Gambar 8). Jaat biasa ditanam oleh masyarakat di pagar pembatas kebun
31 atau sawah. Di antara tanaman sayuran tropis, jaat tergolong unik karena mempunyai banyak manfaat (multifungsi).
Gambar 8 Jaat (Psophocarpus tetragonolobus). Polongnya merupakan sumber protein, karbohidrat dan vitamin A, dapat dikonsumsi sebagai lalaban, sup dan kari. Polong muda dapat direbus, dikeringkan atau dipanggang. Multifungsi lain tumbuhan jaat adalah sebagai tumbuhan penutup tanah dan pupuk hijau karena memiliki pertumbuhan yang cepat dan termasuk sebagai tumbuhan pengikat nitrogen dari udara yang baik. Dengan demikian, budidaya jaat ini hampir tidak memerlukan pemupukan N. Selain berfungsi sebagai penyubur tanah, tanaman jaat berpotensi sebagai bahan baku ternak, obat dan pengendali erosi pada lahan kering (Krisnawati 2010). 5.2.2.2 Kelompok buah-buahan Buah merupakan sumber gula dan karbohidrat lain, vitamin, mineral dan lemak. Jenis buah yang biasa dimanfaatkan masyarakat yaitu pepaya (Carica papaya), pisang (Musa paradisiacal) dan sebagainya. Buah tersebut diperoleh di kebun dan pekarangan. Jenis tumbuhan buah yang berasal dari hutan diantaranya hareeus (Rubus moluccanus) dan canar (Smilax macrocarpa). Tumbuhan penghasil sumber vitamin terdiri dari buah-buahan yang dimanfaatkan masyarakat bervariasi. Tumbuhan penghasil buah yang banyak ditemukan yaitu pohon pala (Myristica fragrans). Hampir di setiap pekarangan rumah masyarakat Kampung Sinarwangi terdapat pohon pala (Myristica fragrans). Setiap menjelang hari raya idul fitri maupun hari raya lainnya masyarakat memanfaatkan buah pala untuk dijadikan manisan pala. Selain pala, buah-buahan yang sering dimakan oleh masyarakat diantaranya kelapa (Cocos nucifera), pepaya (Carica papaya), jambu klutuk (Psidium guajava), dan jeruk bali (Citrus maxima).
32 Buah yang dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat yaitu sukun (Artocarpus communis). Sukun dimanfaatkan sebagai makanan kecil dengan cara digoreng, direbus atau dikukus. Sukun dapat dijadikan sebagai bahan pangan alternatif karena keberadaannya tidak seiring dengan pangan konvensional, artinya keberadaan pangan ini dapat menutupi kekosongan produksi pangan utama konvensional pada bulan Januari, Februari dan September, dimana pada bulan-bulan tersebut terjadi paceklik (Maruhum & Yuliantini 1991) tanaman sukun sangat mudah dikembangkan karena teknik budidaya sukun relative mudah, dapat tumbuh di lahan marjinal dan tahan terhadap kemarau panjang (Sturrock 1940 diacu dalam Manullang & Yohani 1995).
Gambar 9 Sukun. Menurut
Manullang
dan
Yohani
(1995)
menyebutkan
kandungan
karbohidrat tepung sukun setara dengan kandungan karbohidrat tepung beras tetapi lebih tinggi dari kandungan karbohidrat tepung terigu. Basrin dan Nasser (2012) juga menyebutkan buah sukun bisa digunakan sebagai makanan diet karena kandungan kalorinya sangat rendah. Kandungan nutrisinya mempunyai potensi yang baik untuk dikembangkan sebagai salah satu makanan pokok pendamping beras. Kandungan vitamin dan mineral buah sukun lebih lengkap dibandingkan dengan beras, namun kalorinya lebih rendah sehingga dapat digunakan sebagai sumber pangan lokal. Kelapa merupakan salah satu tumbuhan pangan yang banyak dimanfaatkan sebagai buah. Air kelapa mempunyai potensi yang baik untuk dibuat menjadi minuman fermentasi, karena kandungan zat gizinya, kaya akan nutrisi yaitu gula, protein, lemak dan relatif lengkap sehingga sangat baik
untuk pertumbuhan
bakteri penghasil produk pangan. Air kelapa mengandung sejumlah zat gizi, yaitu protein 0,2 %, lemak 0,15%, karbohidrat 7,27 %, gula, vitamin, elektrolit dan
33 hormon pertumbuhan. Kandungan gula maksimun 3 gram per 100 ml air kelapa. Jenis gula yang terkandung adalah sukrosa, glukosa, fruktosa dan sorbitol. Gulagula inilah yang menyebabkan air kelapa muda lebih manis dari air kelapa yang lebih tua (Warisno 2004). Berdasarkan informasi dari masyarakat terdapat jenis tumbuhan pangan yang dahulu banyak dimanfaatkan yaitu buah canar (Smilax macrocarpa) (Gambar 10). Buah canar merupakan tumbuhan liar yang berada di sekitar hutan Gunung Salak. Namun sekarang ini pemanfaatan tumbuhan ini sudah jarang dilakukan oleh masyarakat karena keberadaann di alam sudah berkurang dan belum adanya budidaya terhadap tumbuhan ini. Canar merupakan tumbuhan khas Jawa Barat. Sampai saat ini, tumbuhan canar dilaporkan keberadaannya di Indonesia hanya di daerah Jawa Barat. Dengan demikian tumbuhan ini merupakan tumbuhan endemik Jawa Barat terutama di Kawasan Hutan Gunung Salak.
Sumber : Suwena 2006 (a) (b) Gambar 10 Buah canar masak panen (a) yang biasa dipanen dan dijual petani dan buah hasil olahan (b) yang diperdagangkan. Habitat tumbuh canar (Smilax macrocarpa) adalah ekosistem hutan produksi dan hutan alam pada ketinggian ± 800 m di atas permukaan laut. Tipe iklim A (Schmidt Ferguson), jenis tanah asosiasi andosol, latosol, dan regusol. Canar termasuk tumbuhan liana, panjang 5 - 15 m, bunga uniseksual dan bergerombol, buah bergerombol pada setiap tangkai dengan jumlah 10 - 15 buah. Berat buah pada saat masak panen berkisar 12 - 4 g, berat buah masak fisiologis berkisar 9 - 12 g. Buah masak terdiri atas 2 - 3 biji dengan berat rata-rata 0,15 – 0,21 g. Warna buah siap panen (mentah) hijau muda sedangkan pada saat masak fisiologis biru tua keunguan. Biji buah pada saat masak fisiologis bertekstur keras
34 berbentuk lempengan-lempengan. Perbanyakan tumbuhan dapat dilakukan dengan biji dan tunggul (stump). Hasil buah canar dapat mencapai 500 kg/rumpun. Buahnya dapat diolah menjadi manisan dan asinan. Keunggulan tumbuhan ini yang dimiliki diantaranya: kandungan kalsium (Ca) yang tinggi (0,30%), kandungan tannin (positif sangat kuat) dan saponin (positif kuat) sebagai bahan industry (Suwena 2006). 5.2.2.3 Kelompok sereal Sereal adalah biji masak dan kering dari keluarga rumput-rumputan (Poaceae) yang kaya akan pati (karbohidrat) dan juga mengandung lemak, protein, mineral dan vitamin (Anonim 1990 diacu dalam Sunarti et al. 2007). Jenis dari suku Poaceae yang dimanfaatkan yaitu padi (Oryza sativa) dan jagung (Zea mays). 5.2.2.4 Kelompok umbi-umbian Umbi-umbian juga merupakan sumber karbohidrat. Spesies tumbuhan pangan jenis umbi-umbian meliputi taleus (Colocasia esculenta), singkong (Manihot
utilissima).
Spesies
tumbuhan
penghasil
karbohidrat
selain
dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai makanan pokok, juga menjadi makanan sampingan atau sebagai cemilan menjadi kue dan makanan kering. Masyarakat mendapatkan tumbuhan penghasil karbohidrat tersebut dari hasil tumbuhan yang sudah dibudidaya. Taleus yang dimanfaatkan oleh masyarakat berada di pekarangan dan liar. Bagian yang dimanfaatkan dari taleus yaitu umbi nya dan bagian batangnya. Umbi taleus dimanfaatkan dengan cara digoreng, direbus dan dikukus. Bagian batang umbi taleus dimanfaatkan sebagai sayur, masyarakat biasa menyebutnya sayur lompong. Sayur diolah dengan cara bagian batang dipotong sebesar ibu jari, dicuci dan diolah menggunakan bumbu seperti laja, bawang merah, terasi dan asem.
35
Gambar 11 Taleus (Colocasia esculenta).
Gambar 12 Umbi taleus.
Gambar 13 Batang taleus yang disayur (lompong).
5.3 Keanekaragaman Tumbuhan Obat 5.3.1 Tumbuhan obat Berdasarkan hasil observasi lapang di Kampung Sinarwangi, ditemukan tumbuhan obat sebanyak 89 spesies dari 47 famili. Menurut penelitian Roosita et al. (2006) spesies tumbuhan obat yang digunakan oleh Batra Desa Sukajadi sebanyak 117 spesies. Desa Sukajadi terdiri dari tiga dusun, Kampung Sinarwangi merupakan Dusun II. Kampung Sinarwangi memiliki keanekaragaman tumbuhan obat yang tinggi. Famili Zingiberaceae dan Fabaceae merupakan famili yang memiliki jumlah spesies yang paling banyak sebanyak 8 spesies (Tabel 12). Tumbuhan obat yang dimanfaatkan dan berasal dari hutan antara lain bungur (Lagerstroemia speciosa), buntiris (Kalanchoe crenata), dadap (Erythrina lithosperma),
hantap
(Sterculia
longifolia),
harendong
(Melastoma
malabathricm), kimules (Desmodium heterophyllum), kisepet (Commelina oblique) dan lain-lain.
36 Tabel 12 Pengelompokkan tumbuhan obat berdasarkan famili No
Famili
Jumlah spesies
1
Zingiberaceae
8
2
Fabaceae
8
3
Asteraceae
7
5
Solanaceae
5
6
Acanthaceae
4
7
Piperaceae
4
8
Arecaceae
3
9
Annonaceae
2
10
Famili lainnya (38 Famili)
48
Tumbuhan obat Kampung Sinarwangi sebagian besar ditemukan di pekarangan sebanyak 67%, 15% dari hutan dan kebun, dan 3% dari sawah (Gambar 14). Hal tersebut menunjukkan bahwa tumbuhan obat dapat diperoleh dari lahan masyarakat. Tumbuhan obat merupakan kebutuhan yang penting dan dibutuhkan untuk mengobati penyakit. Sawah 3%
hutan 15% kebun 15%
pekarangan 67%
Gambar 14 Persentase tipe habitat tumbuhan obat. Pekarangan merupakan lahan yang paling dekat dengan rumah sebagai tempat tinggal. Hal ini dimaksudkan agar pada saat masyarakat membutuhkan tumbuhan obat dapat dengan cepat diperoleh sehingga memudahkan masyarakat dalam memperoleh tumbuhan obat. Tumbuhan obat yang terdapat di pekarangan biasanya tumbuhan obat yang banyak dimanfaatkan dan sering digunakan oleh masyarakat. Salah satu spesies tumbuhan obat yang terdapat di pekarangan yaitu sirih. Sirih dimanfaatkan untuk mengobati masalah kewanitaan. Masalah kewanitaan dapat muncul sewaktu-waktu, dengan adanya sirih di pekarangan dapat memudahkan masyarakat terutama wanita dengan mudah memperoleh tumbuhan obat dan mengobati penyakit tersebut.
37 Potensi tumbuhan obat Kampung Sinarwangi berdasarkan bagian tumbuhan yang dimanfaatkan, dikelompokkan menjadi 9 bagian yang digunakan meliputi daun, buah, rimpang, akar, umbi, semua bagian, biji dan air buah. Daun merupakan bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan yaitu sebanyak 50 spesies tumbuhan obat. Bagian tumbuhan lainnya meliputi rimpang sebanyak 7 spesies, akar 5 spesies dan sebagainya (Tabel 13). Tabel 13 Bagian tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Bagian tumbuhan yang digunakan Daun Buah Rimpang Akar Umbi Semua bagian (herba) Tunas Biji Air
Jumlah 50 21 7 5 3 3 1 1 1
Hal ini disebabkan daun merupakan bagian tumbuhan yang memiliki laju pertumbuhan yang cepat. Selain itu daun juga mudah diperoleh masyarakat tanpa harus menunggu proses yang lama seperti buah karena buah dapat diperoleh dalam waktu tertentu yaitu musim berbuah. Menurut Zuhud et al. (1994), penggunaan daun, buah, cabang dan ranting sebagai bahan mentah dalam pengobatan tradisional tidak berdampak buruk bagi kelangsungan hidup tumbuhan. Tetapi bila akar, kulit kayu atau seluruh bagian tumbuhan yang digunakan maka hal itu sudah menjadi ancaman bagi keberadaan spesies tersebut. Berdasarkan habitus, tumbuhan obat yang terdapat di Kampung Sinarwangi dikelompokkan ke dalam 5 kelompok habitus yang meliputi herba, pohon, perdu, liana dan semak yang disajikan pada Gambar 15. pohon 25%
semak liana 9% 6% perdu 22%
herba 38%
Gambar 15 Persentase habitus tumbuhan obat.
38 Herba memiliki jumlah spesies yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tumbuhan obat. Hal ini diakibatkan tumbuhan dengan habitus herba memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat serta masa umur pendek sehingga ketersediaan di alam pun melimpah. Dengan adanya ketersediaan habitus herba yang melimpah perlu dilakukan pemanfaatan yang optimal misalnya dengan dilakukan pemanenan terhadap tumbuhan obat. Tumbuhan obat yang berada di Kampung Sinarwangi berdasarkan status budidaya terbagi menjadi 2 yaitu tumbuhan yang sudah dibudidaya dan tumbuhan obat yang belum dibudidaya atau liar. Tumbuhan obat liar paling banyak ditemukan dengan persentase sebanyak 53% dan sisanya sebanyak 47% adalah tumbuhan obat yang sudah dibudidayakan oleh masyarakat (Gambar 16). Tumbuhan obat yang dibudidayakan oleh masyarakat adalah tumbuhan yang sering digunakan dan mudah dalam proses budidayanya. Proses budidayanya pun menggunakan metode yang praktis dengan menanam di pekarangan atau pun didalam pot.
liar 53%
budidaya 47%
Gambar 16 Persentase status tumbuhan obat. Status budidaya tumbuhan obat di Kampung Sinarwangi sebagian besar yaitu liar. Liar yang dimaksud yaitu tumbuh secara alami atau tidak sengaja ditanam oleh masyarakat. Tumbuhan obat yang liar ditemukan diberbagai habitat di Kampung Sinarwangi. Hal ini menunjukkan bahwa Kampung Sinarwangi merupakan kampung yang kaya dengan berbagai spesies tumbuhan obat. 5.3.2 Pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat Pengetahuan masyarakat Kampung Sinarwangi terhadap tumbuhan obat masih tinggi. Hal tersebut terbukti bahwa masyarakat masih menggunakan tumbuhan obat yang ada di sekitarnya untuk mengobati penyakit. Masyarakat
39 Sinarwangi sangat mengetahui 26,67% dan 53,33% mengetahui, dan 10% kurang mengetahui terkait tumbuhan yang berkhasiat untuk obat. Beberapa spesies tumbuhan obat yang sering digunakan oleh masyarakat Kampung Sinarwangi diantaranya adalah spesies-spesies yang mempunyai fungsi lain seperti digunakan sebagai sayur dan bumbu. Sayur dan bumbu dapur merupakan bahan yang selalu digunakan dalam sehari-hari oleh masyarakat. Selain untuk konsumsi pangan sehari-hari, sayur dan bumbu dapur memiliki banyak khasiat sebagai obat. Beberapa spesies tumbuhan penghasil bumbu dan sayuran yang memiliki khasiat obat adalah bawang merah (Allium cepa), takokak (Solanum torvum), lengkuas (Alpinia galanga) dan sebagainya. Masyarakat Kampung Sinarwangi sebagian besar mengetahui spesies tumbuhan obat dari turun-temurun. Hasil wawancara sebesar 86,67% mengetahui tumbuhan obat dari turun-temurun, sisanya berasal dari tetangga 10% dan informasi lain sebesar 3,33%. Masyarakat Kampung Sinarwangi sebesar 90% menyatakan bahwa tumbuhan obat berkhasiat manjur dalam menyembuhkan penyakit, 10% menyatakan kurang manjur. Masyarakat yang merasakan khasiat manjur sering menggunakan tumbuhan secara terus menerus, sehingga khasiat tumbuhan obat dapat dirasakan bagi pengguna tumbuhan obat tersebut. Sedangkan masyarakat yang menyatakan kurang manjur adalah masyarakat yang mengkonsumsi tumbuhan obat tidak rutin atau terus menerus dalam mengobati penyakitnya, sehingga efek dari khasiat tumbuhan obat belum dirasakan oleh pengguna. Telah diketahui bahwa tumbuhan obat memerlukan waktu yang lama untuk menyembuhkan penyakit. Di samping penggunaan tumbuhan obat, masyarakat pun menggunakan obat warung dalam mengobati penyakitnya. Sebanyak 17,24% membeli obat warung, 72,41% kadang-kadang membeli obat warung dan 10,34% masyarakat Kampung Sinarwangi yang tidak membeli obat warung. Alasan masyarakat membeli obat warung adalah lebih praktis penggunaannnya serta lebih cepat menyembuhkan dibanding dengan menggunakan tumbuhan obat. Tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat masing-masing tergantung jenis dan penyakit baik cara penggunaan maupun pengolahan. Teridentifikasi 11 spesies tumbuhan obat yang sering digunakan oleh masyarakat dalam mengobati
40 penyakitnya (Tabel 14). Penyakit yang sering diderita oleh masyarakat Sinarwangi adalah pegal-pegal. Sebanyak 4 spesies tumbuhan obat yang digunakan masyarakat untuk mengobati penyakit demam tersebut, yaitu meliputi akar gedang gandul, akar cecenet, akar alang-alang, daun alpuket. Tabel 14 Spesies tumbuhan obat yang sering digunakan oleh masyarakat No 1
Nama Lokal Rane
Bagian yang digunakan Daun
Lempuyang Baluntas
Nama Ilmiah Selaginella willdenowii Zingiber aromaticum Pluchea indica
2 3 4
Buntiris
Kalanchoe crenata
Daun
5 6 7 8
Pohpohan Kisepet Babadotan Bawang merah
Pilea trinervia Commelina obliqua Ageratum conyzoides Allium cepa
Daun Daun Daun Umbi
9
Alang-alang
Imperata cylindrical
Akar
10
Cecenet
Physalis peruviana
Akar
11
Sirih
Piper betle
Daun
Air Daun
Manfaat Luka luar, luka dalam (Setelah persalinan) Nafsu makan Luka dalam, bau badan Demam, bisul, sakit gigi Bau mulut Setelah melahirkan Luka Masuk angin, perut kembung pada anak, sakit gigi Pegal-pegal, menjaga kesehatan Pegal-pegal, menjaga kesehatan Keputihan
Proses pembuatan obat untuk mengobati pegal-pegal dan menjaga kesehatan yaitu dengan cara membuat godogan. Godogan tersebut terdiri dari beberapa spesies tumbuhan yang direbus secara bersamaan. Penyediaan jenis tumbuhan tersebut ada yang berupa simplisia kering dan segar. Simplisia kering yaitu dengan mengambil berbagai jenis tumbuhan tersebut kemudian dijemur dan dipotong-potong menjadi potongan halus. Simplisia segar berupa bagian tumbuhan yang langsung diperoleh dari alam dan langsung diproses.
Gambar 17 Jamu godogan.
Gambar 18 Simplisia kering.
41 Jamu godogan merupakan obat tradisional yang digunakan oleh masyarakat Kampung Sinarwangi. Jamu godogan dimanfaatkan masyarakat untuk menjaga kondisi kesehatan tubuh agar tubuh terasa lebih segar dan sehat. Jenis tumbuhan yang digunakan untuk ramuan jamu godogan yaitu akar cecenet, akar gedang gendol, daun alpuket, kumis kucing dan akar alang-alang. Spesies tumbuhan tersebut diambil kemudian dicuci, dijemur dan disimpan. Masyarakat biasa membuat jamu godogan dengan menyimpan simplisia kering sebelum dikonsumsi sebagai jamu godogan. Masyarakat Kampung Sinarwangi juga memanfaatkan tumbuhan obat dengan membuat jamu golohgor. Jamu golohgor merupakan jamu habis bersalin yaitu jamu yang diberikan kepada ibu yang baru melahirkan dengan tujuan untuk memperbaiki sirkulasi darah, menguatkan tubuh, mempercepat pemulihan rahim, mendorong involusi uterus dan meningkatkan produksi air susu (Tilaar 1994 diacu dalam Masruroh 2004). Jamu golohgor biasanya diminum 2 kali sehari (pagi dan sore) sehabis melahirkan sampai 40 hari setelah melahirkan. Secara empirik jamu golohgor memiliki manfaat antara lain meningkatkan kondisi kesehatan ibu setelah melahirkan dan meningkatkan produksi ASI (Masruroh 2004). Jamu golohgor terdiri dari 56 spesies tumbuhan obat diantaranya daun rane, lampuyang, rendeu, kisepet, kunyit, hantap dan sebagainya. Proses pembuatan jamu golohgor, pertama jenis tumbuhan obat di ambil langsung, disangrai, kemudian ditumbuk. Tumbuhan yang digunakan terdiri dari beberapa bagian yaitu daun, rimpang dan seluruh bagian tumbuhan (herba). Berdasarkan hasil penelitian Masruroh (2004), jamu golohgor mengandung antioksidan alami, antara lain vitamin C, karotenoid, vitamin E dan senyawa fenol yang terdiri dari 2Chlorophenol,
2-Methylphenol,
3-Methylphenol
dan
2,4-Dichlorophenol.
Sumbangan antioksidan alami dari jamu untuk ibu menyusui setiap hari adalah 8,68 mg vitamin C; 15 mg betakaroten; 0,2 mg vitamin E dan 1,507 mg total fenol. Jumlah spesies tumbuhan obat tertinggi yang digunakan untuk mengobati kelompok penyakit perawatan kehamilan dan persalinan, yaitu sebanyak 15 spesies. Spesies yang digunakan untuk mengobati kelompok penyakit tersebut diantaranya Rane (Selaginella willdenowii), kibeling (Clinacantlzus nutans),
42 dadap (Erythrina lithosperma), kisepet (Commelina obliqua), rendeu (Staurogyne elongate), singugu (Clerodendrum serratum), kapol (Amomum cardamomum), hantap (Sterculia longifolia) dan lain-lain. Terdapat juga 1 spesies tumbuhan yang digunakan untuk mengobati 1 kelompok penyakit yaitu nangka yang digunakan untuk mengobati kelompok penyakti saluran pendengaran. Nangka (Artocarpus heterophyllus) yang digunakan yaitu buah nangka berukuran ibu jari dan merupakan buah yang gagal menjadi buah. Masyarakat biasa menyebutnya dengan nama tongtolang nangka. Tongtolang nangka diambil kemudian cairan yang ada didalamnya di teteskan ke dalam telinga. Sadagori (Sida cordifolia) merupakan tumbuhan yang digunakan untuk mengobati kelompok penyakit otot dan persendian (pegal-pegal) dan kelompok penyakit saluran pernafasan (asma). Bagian daun dan batang sadagori digunakan untuk mengobati pegal-pegal. Untuk mengobati penyakit asma, bagian yang digunakan yaitu akar sadagori. Kedua bagian tumbuhan sadagori tersebut digunakan dengan cara digodog.
Gambar 19 Sadagori.
Gambar 20 Akar sadagori.
Proses pengolahan akar sadagori yaitu akar sadagori yang baru diambil kemudian dicuci, setelah dicuci bersih masak bersamaan dengan air sebanyak 4 gelas (digodog), diamkan mendidih sampai air rebusan mencapai 1 gelas, disaring kemudian diminum.
43 5.4 Pangan fungsional Menurut Muchtadi (2004), istilah pangan fungsional (functional food) merupakan nama yang paling dapat diterima oleh semua pihak untuk segolongan pangan (makanan dan minuman) yang mengandung bahan (bahan-bahan) yang telah terbukti dapat meningkatkan status kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit tertentu. Teridentifikasi sebanyak 32 spesies sebagai tumbuhan pangan fungsional yang dimanfaatkan oleh masyarakat Kampung Sinarwangi. Spesies tumbuhan pangan fungsional yang dimanfaatkan oleh masyarakat Kampung Sinarwangi diantaranya pohpohan (Pilea trinervia) dan surawung (Ocimum sanctum). Masyarakat Kampung Sinarwangi biasa memakan sayuran dengan cara dilalab (dimakan langsung tanpa diolah), lalaban merupakan sayuran pelengkap pada saat makan bersamaan dengan nasi dan ikan. Daun pohpohan merupakan salah satu sayuran favorit bagi masyarakat yang dijadikan lalaban (Gambar 21). Pohpohan memiliki rasa yang enak dan wangi. Disamping memiliki rasa yang enak, daun pohpohan memiliki manfaat lain yaitu dapat menghindari bau mulut dan bau badan. Pohpohan merupakan salah satu pangan fungsional karena memiliki tiga fungsi dasar pangan fungsional. Pangan fungsional mempunyai tiga fungsi dasar yaitu :sensory (warna dan penampilannya menarik, cita rasanya enak); nutritional (bernilai gizi); dan physiological (memberikan pengaruh fisiologis menguntungkan bagi tubuh) (Muchtadi 2004).
Gambar 21 Pohpohan (Pilea trinervia). Pohpohan merupakan salah satu jenis pangan fungsional yang potensial. Hal ini disebabkan pohpohan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan serta dalam pemenuhan gizi masyarakat. Pohpohan mengandung banyak vitamin antara lain
44 kalsium, fosfor, besi, vitamin A, vitamin C dan vitamin B1. Tubuh manusia sangat memerlukan kalsium untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang dan gigi pada masa pertumbuhan anak-anak hingga remaja, pada saat hamil dan selama masa menyusui. Kecukupan kebutuhan kalsium dapat mencegah pengapuran pada tulang (osteoporosis) pada usia dewasa. Pekarangan rumah menjadi tempat yang strategis bagi masyarakat untuk menanam sayuran walaupun tidak selengkap di kebun atau sayur yang jenisnya banyak ditanam, akan tetapi menanam sayuran di pekarangan juga dapat mempermudah masyarakat dalam memperoleh sayuran. Tumbuhan penghasil sayuran yang ditanam di pekarangan yaitu kacang panjang (Phaseolus radiatus), gambas atau labu siam (Sechium edule). Selain itu pekarangan pun ditanam tumbuhan penghasil bumbu seperti bawang merah (Allium cepa) dan cabe rawit (Capsicum frutescens). Masyarakat ada yang memanfaatkan daun kelingsir (Gynura sarmentosa) untuk sayuran. Daun kalingsir (Gynura sarmentosa) merupakan tumbuhan obat yang bermanfaat untuk mengobati kencing batu atau memperlancar buang air kecil. Masyarakat pada awalnya hanya mencoba menggunakan daun kalingsir (Gynura sarmentosa) yang dimasak sebagai sayur pelengkap mie rebus. Ternyata daun kalingsir (Gynura sarmentosa) memiliki rasa yang mirip seperti daun caisin. Berawal dari sebagai pelengkap mie rebus namun daun kalingsir (Gynura sarmentosa) ini menjadi sayuran yang banyak dimanfaatkan. 5.5 Praktek Konservasi Masyarakat Kampung Sinarwangi 5.5.1 Kearifan lokal dan upaya konservasi tumbuhan Kearifan tradisional mengandung tiga unsur penting. Pertama, nilai religius dan etika sosial yang mendasari praktek-praktek pengelolaan sumber daya hayatinya. Kedua, norma/aturan adat yang mengatur hubungan antar komunitas dan lingkungan alamnya. Ketiga, pengetahuan lokal dan keterampilan yang diperoleh dari pengalaman empirik berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus tahun mengelola sumber daya hayati dan lingkungannya. Kesemuanya ini merupakan satu kesatuan sistem yang melandasi tatanan kehidupan sosial, budaya, ekonomi dan politik komunitas masyarakat. Sumber daya hayati merupakan bagian dari kebudayaan komunitas masyarakat. Pemanfaatan dan kelestarian Sumber daya
45 hayati ini sangat erat kaitannya dengan kearifan tradisional yang dimiliki oleh komunitas tersebut. Sudah banyak studi yang menunjukkan bahwa masyarakat adat di Indonesia secara tradisional berhasil menjaga dan memperkaya keanekaragaman hayati alami. Hal ini merupakan suatu realitas bahwa masyarakat masih memiliki kearifan tradisional yang kuat. Sistem-sistem lokal ini berbeda satu sama lain sesuai kondisi budaya dan tipe ekosistem setempat. Mereka umumnya memiliki sistem pengetahuan dan pengelolaan sumberdaya lokal yang diwariskan dan ditumbuhkembangkan terus menerus secara turun menurun. Melakukan konservasi tumbuhan tentunya merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan konservasi sumber daya alam hayati secara keseluruhan. Masyarakat Kampung Sinarwangi merupakan Suku Sunda. Dalam masyarakat sunda dikenal dengan mitos Nyi Pohaci yang dilambangkan sebagai dewi padi. Nyi Pohaci yang menyimbolkan padi berasal dari kata Sundakuno, pwahaci yang berarti sumber kehidupan. Mitologi Sunda mengandung filsafat atau struktur pemikiran masyarakatnya, dari mitologi inilah masyarakat sunda sangat menghargai keanekaragaman hayati yang dijadikan sebagai sumber bahan pangan demi kelangsungan hidup. Mitologi Nyi Pohaci mengajarkan bahwa semua tanaman memberikan manfaat hidup kepada manusia. Jadi, mitos Nyi Pohaci mengandung hasil renungan pemikiran manusia Sunda lama tentang bagaimana asal-usul dan segala macam tumbuhan yang amat bermanfaat bagi masyarakat Sunda dan semua itu diperlukan orang Sunda setiap hari bagi kepentingan kelangsungan hidupnya. 5.5.2 Kegiatan budidaya tumbuhan Budidaya tumbuhan merupakan permasalahan yang dialami masyarakat Sinarwangi merupakan permasalahan dalam upaya konservasi tumbuhan secara umum baik dalam hal tumbuhan pangan maupun tumbuhan obat. Kurangnya informasi dan publikasi hasil penelitian melalui teknik budidaya menjadi penyebabnya. Zuhud dan Haryanto (1991) menyatakan bahwa penelitian sebagai upaya memperoleh data dasar yang diperlukan bagi pelestarian pemanfaatan tumbuhan potensial mulai dari penelitian bioekologi hingga teknik budidayanya dan eksplorasi bahan aktif yang berguna belum dilakukan secara intensif.
46 Kegiatan budidaya yang dilakukan oleh masyarakat Sinarwangi yaitu di lahanlahan pekarangan, sawah dan kebun. Tumbuhan pangan yang dibudidayakan yaitu padi, singkong, labu siam, kukuk, jaat dan lain-lain. Untuk tumbuhan obat diantaranya jahe, kunyit, lengkuas, sirih, lempuyang, karuk dan lain-lain. Penanaman spesies tanaman di pekarangan disesuaikan dengan fungsinya, yaitu sebagai sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, tanaman obat dan lainlain.
Gambar 22 Budidaya di kebun.
Gambar 23 Budidaya di pekarangan.
Minat masyarakat terhadap budidaya tumbuhan disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu masih tersedianya tumbuhan yang dibutuhkan di sekitar mereka (pekarangan, tepi jalan, kebun, hutan, dan lain-lain), adanya pengetahuan mengenai tumbuhan tersebut, kebutuhan hidup sehari-sehari, pemenuhan kebutuhan terkait ekonomi, dan adanya informasi mengenai tumbuhan-tumbuhan tersebut. Budidaya tumbuhan obat dalam skala ekonomi belum menjadi bagian kebudayaan dan kelembagaan para petani, khususnya di Indonesia (Afrianti 2007). 5.5.3 Penggunaan lahan Kesesuaian kehidupan masyarakat dengan alam diperlihatkan dengan kondisi alam lingkungannya dengan mempertahankan keberadaan lingkungan yang tetap. Lahan dimanfaatkan oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan mereka, hal ini terdiri dari komposisi tanaman yang berada pada lahan masyarakat. Profil penggunaan lahan masyarakat Kampung Sinarwangi seperti tersaji pada Gambar 24. Kebun merupakan lahan yang ditanami berbagai tumbuhan terutama tumbuhan penghasil pangan. Lahan kebun merupakan lahan khusus yang terletak
47 tidak terlalu jauh dari rumah. Ada anggota masyarakat yang memiliki kebun yang terletak di samping atau di sekitar rumahnya dan ada juga masyarakat yang memiliki kebun yang agak jauh dari tempat tinggalnya. Tumbuhan pangan yang ditanam di kebun terdiri dari sayuran, buah, umbi-umbian dan sebagainya. Jenis tumbuhan yang biasa ditanam di kebun diantaranya labu siam (Sechium edule), kukuk (Legenaria leucantha), singkong (Manihot utilissima) dan lain-lain.
Gambar 24 Profil penggunaan lahan di Kampung Sinarwangi. Untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, masyarakat memanfaatkan padi. Padi diperoleh dari lahan sawah. Sawah di Kampung Sinarwangi biasa ditanami padi. Namun spesies tumbuhan lain pun biasanya ditanami di pagar yang digunakan untuk membatasi sawah dan jalan. Tumbuhan yang biasa ditanami di pagar yaitu jenis tumbuhan merambat salah satunya yaitu jaat (Psophocarpus tetragonolobus). Lahan berikutnya adalah hutan. Hutan tersebut dijaga kelestariannya oleh masyarakat. Menurut masyarakat hutan memiliki banyak fungsi sehingga mereka ikut menjaga hutan. Hutan memiliki keanekaragaman tumbuhan di dalamnya yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat diantaranya tumbuhan obat yaitu hantap (Sterculia longifolia), sembung (Blumea balsamifera), buntiris (Kalanchoe crenata) dan sebagainya.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan 1.
Masyarakat Kampung Sinarwangi banyak memanfaatkan tumbuhan untuk bahan pangan dan obat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Teridentifikasi sebanyak 79 dari 40 famili sebagai tumbuhan pangan dan 89 dari 47 famili sebagai tumbuhan obat dengan berbagai habitus. Tumbuhan pangan yang dimanfaatkan oleh masyarakat didominasi oleh Cucurbitaceae sebanyak 8 spesies. Habitus tumbuhan pangan sebagian besar yaitu habitus pohon sebanyak 30 spesies. Tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat didominasi oleh Zingiberaceae dan Fabaceae sebanyak 8 spesies. Habitus tumbuhan obat tertinggi sebanyak 38% (34 spesies) habitus herba.
2.
Praktek konservasi berupa kegiatan upaya konservasi tumbuhan, kegiatan budidaya tumbuhan dan penggunaan lahan. Penggunaan lahan di Kampung Sinarwangi meliputi lahan untuk rumah, kebun, sawah dan hutan.
6.2 Saran 1.
Pemerintah Kabupaten Bogor dan pihak swasta perlu melakukan pendampingan terhahap kegiatan pengembangan Kampung Konservasi Tumbuhan Pangan dan Obat (POGA) untuk pelestarian, pemanfaatan tumbuhan tersebut secara berkelanjutan.
2.
Menjadikan buah pala (Myristica fragrans) dan buah canar (Smilax macrocarpa) sebagai tumbuhan pangan komoditas unggulan Kampung Sinarwangi, Desa Sukajadi.
DAFTAR PUSTAKA Afrianti UR. 2007. Kajian Etnobotani dan Aspek Konservasi Sengkubak (Pycnarrhena cauliflora (Miers.) Diels.) di Kabupaten Sintang Kalimantan Barat [Tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Aliadi A, HS Roemantyo. 1994. Kaitan Pengobatan Tradisional dengan Pemanfaatan Tumbuhan Obat dalam Zuhud,E.A.M. dan Haryanto (eds.). Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan IPB – Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN). Alsuhendra. 2004. Daya Anti-aterosklerosis Zn-turunan Klorofil dari Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz) pada Kelinci Percobaan [disertasi]. Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Ansaka D. 2006. Kearifan masyarakat adat dalam tradisi konservasi di Cagar Alam Cyclops [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Arafah D. 2005. Studi Potensi Tumbuhan Berguna di Kawasan Taman Nasional Bali Barat [Skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB. Aswatini, Noveria M dan Fitranita. 2008. Konsumsi Sayur dan Buah di Masyarakat dalam Konteks Pemenuhan Gizi Seimbang. Jurnal Kependudukan Indonesia, Vol. III, No. 2, 2008. Badan Bimas Ketahanan Pangan. 2004. Model Pemberdayaan Masyarakat untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan. Jakarta : Departemen Pertanian. Basrin F, Nasser A. 2012. Studi Pemanfaatan Buah Sukun Sebagai Bahan Tepung dan Aplikasinya dalam Pembuatan Roti Tawar. www. isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/42125260_0216-7530.pdf (Download: 11 Januari 2013) Bendang S. 2012. Mewujudkan Kedaulatan Pangan. www.spi.or.id (Download: 15 Juli 2012) Dephut. 2007. Identifikasi Desa dalam Kawasan Hutan 2007. Jakarta: Kerjasama Pusat Rencana dan Statistik Departemen Kehutanan dan Direktorat Statistik Pertanian Badan Pusat Statistik. Fakhrozi I. 2009. Etnobotani masyarakat Suku Melayu Tradisional di Sekitar Taman Nasional Bukit Tigapuluh (studi kasus di Desa Rantau Langsat, Kecamatan Batang Gangsal, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau) [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
50 Fakhrurrozi Y. 2011. Studi Etnobiologi, Etnoteknologi dan Pemanfaatan Kekuak (Xenosiphon sp.) oleh Masyarakat di Kepulauan Bangka-Belitung [Thesis]. Bogor : Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Hamidu H. 2009. Kajian Etnobotani Suku Buton (Kasus Masyarakat Sekitar Hutan Lambusango Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara) [Skripsi]. Bogor : Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Handayani A. 2010. Etnobotani masyarakat sekitar Kawasan Cagar Alam Gunung Simpang (Studi Kasus di Desa Balegeede, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat) [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Hariyadi P. 2010. Mewujudkan Keamanan Pangan Produk-Produk Unggulan Daerah. Prosiding Seminar Nasional 2010. "Peran Keamanan Pangan Produk Unggulan Daerah dalam Menunjang Ketahanan Pangan dan Menekan Laju Inflasi" Purwokerto 8-9 Oktober 2010. Hasibuan MAS. 2011. Etnobotani Masyarakat Suku Angkola (Studi kasus di Desa Padang Bujur sekitar Cagar Alam Dolok Sibual-buali, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara) [Skripsi]. Bogor. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia jilid I-IV. Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya. Hidayat S. 2009. Kajian Etnobotani Masyarakat Kampung Adat Dukuh Kabupaten Garut, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Kartikawati SM. 2004. Pemanfaatan Sumberdaya Tumbuhan oleh Masyarakat Dayak Meratus di Kawasan Hutan Pengunungan Meratus, Kabupaten Hulu Sungai tengah [Thesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana IPB. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 0584/MENKES/SK/VI Tentang Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Keraf AS. 2002. Etika Lingkungan. Jakarta: kompas. Krisnawati A. 2010. Keragaman Genetik dan Potensi Pengembangan Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.) di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, 29 (3), 2010. Manullang M, Yohani V. 1995. Ekstraksi dan Analisis Polisakarida Buah Sukun (Artocarpus altilis). Bul. Tek. Dan Industri Pangan, Vol. VI No.3 Th. 1995. Marwanti. 1997. Menanamkan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Tradisional Sebagai Aset Budaya dan Wisata Boga. Jurnal Cakrawala Pendidikan, No.02 Tahun XVI, Juni 1997. Hal: 95-101.
51 Masruroh S. 2004. Analisis Kandungan Antioksidan Alami Jamu Galohgor (Produk Jamu untuk Kesehatan Ibu Nifas dan Menyusui dari Desa Sukajadi, Tamansari, Bogor) [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Insitut Pertanian Bogor. Metananda AA. 2012. Etnobotani Pangan dan Obat Masyarakat Sekitar Taman Nasional Gunung Rinjani (Studi Kasus Pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat)[skripsi]. Bogor : Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Muchtadi D. 2004. Komponen Bioaktif dalam Pangan Fungsional. Majalah GizMindo Vol.3 No. 7 Januari 2004. Prihtiyani E. 2012. 59 Persen Penduduk Indonesia Jamu.http://health.kompas.com (download : 28 Oktober 2012).
Minum
Primack RB, J Supriatna, JM Indrawan dan P Kramadibrata. 1998. Biologi Konservasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Pulunggono HB. 1999. Ethnobotany of people live in Amarasi of Kupang, Maulo, and Amariti of South Central Timor, West Timor, Indonesia. Media Konservasi 6 (1): 21-35. Purnawan B I. 2006. Inventarisasi Keanekaragaman Jenis Tumbuhan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango [skripsi]. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan IPB. Purwono, Purnamawati H. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Jakarta: Penebar Swadaya. Puspitawati H, Fahmi SA. 2008. Analisis Pembagian Peran gender Pada Keluarga Petani (Gender Role Analysis on Farmer Families). Publikasi Artikel Ilmiah Vol. 1 No.2, Agustus 2008. Rahayu RNS. 2012. Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Oleh Masyarakat Di Sekitar Kawasan Taman Hutan Raya K.G.P.A.A Mangkunagoro I (Studi Kasus di Dukuh Sukuh dan Dukuh Gondangrejo, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar) [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Rona. 2011. Kajian Pengembangan Kampung Konservasi Tumbuhan Pangan dan Obat Keluarga : Studi Kasus di Kampung Cigeurut, Desa Cipakem, Maleber, Kuningan, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Roosita K, Kusharto CM, Sekiyama M dan Ohtsuka R. 2006. Penggunaan Tanaman Obat oleh Pengobat Tradisional di Desa Sukajadi Wilayah Hutan Wisata Curug Nangka, Bogor. Jurnal Media Gizi dan Keluarga 30(1), 2006: 77-87. Bogor.
52 Sunarti S, Rugayah dan Djarwaningsih T. 2007. Tumbuhan Berpotensi Bahan Pangan di Daerah Cagar Alam Tangale. Jurnal Biodiversitas 8(2), 2007 : 88-91. Bogor. Suryanti V, Marliana SD dan Kristinawati D. 2005. Komponen Kimia Buah Pare Belut (Trichosanthes anguina L.). J.Alchemy, Vol.4, No.2 (September 2005), 28-34. Suwardi. 2008. Permasalahan Pengembangan Pangan dan Bioenergi di Indonesia dan Beberapa Alternatif Pemecahannya.Prosiding “Semiloka Nasional” Bogor 22·23 Desember 2008. Suwena M. 2006. Bioprospeksi Tumbuhan Liar Edibel dalam Kehidupan Masyarakat di Sekitar Kawasan Hutan Gunung Salak [Disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Swastika DKS. 2011. Membangun Kemandirian Dan Kedaulatan Pangan Untuk Mengentaskan Petani Dari Kemiskinan. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian 4(2), 2011: 103-117. Bogor. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996 Tentang Pangan. Warisno. 2004. Mudah dan Praktis Membuat Nata de Coco. Jakarta: Media Pustaka. Zuhud EAM, Haryanto. 1991. Pelestarian Pemanfaatan Tumbuhan Obat dari Hutan Tropis Indonesia (Prosiding). Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Zuhud EAM, Ekarelawan, Riswan S. 1994. Hutan Tropika Indonesia sebagai Sumber Keanekaragaman Plasma Nutfah Tumbuhan Obat dalam Zuhud EAM dan Haryanto.Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia. Bogor : Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Institut Pertanian Bogor. Zuhud EAM, Siswoyo, Sandra E, Soekmadi R, Adhiyanto E. 2004. Penyusunan rancangan berupa tumbuhan di kabupaten Sintang kerjasama Fakultas Kehutanan IPB dengan Bappeda kabupaten Sintang. Bogor: IPB Press. Zuhud EAM. 2012. Pemberdayaan Masyarakat Desa dalam Pengembangan Kampung Konservasi Biodiversitas. Diskusi Panel “Pemanfaatan Biodiversitas Indonesia, Berbasis Kelestarian untuk Sebesar-besarnya Kesejahteraan Masyarakat” Jakarta Juli 2012
LAMPIRAN
54 Lampiran 1 Tumbuhan pangan yang dimanfaatkan masyarakat Nama lokal
Nama ilmiah
Famili
Habitus
1
Alpuket
Persea gratissima Gaertn.
Lauraceae
Pohon
Bagian yang digunakan Buah
2
Arben
Fragaria chiloensis L.
Herba
3
Bawang daun
Allium fistulosum L.
Rosaceae Liliaceae
4
Bawang merah
Allium cepa L.
5
Bawang putih
6 7
No
Status budaya
Habitat
Manfaat
Sumber
Budidaya
Pekarangan
Buah
Vitamin
Buah
Budidaya
Pekarangan
Buah
Vitamin
Herba
Daun
Budidaya
Kebun
Sayur
Vitamin dan mineral
Liliaceae
Herba
Umbi
Budidaya
Pekarangan
Sayur
Vitamin dan mineral
Allium sativum L.
Liliaceae
Herba
Umbi
Budidaya
Pekarangan
Sayur
Vitamin dan mineral
Bayam
Amaranthus tricolor L.
Amarantaceae
Herba
Daun
Budidaya
Pekarangan
Sayur
Vitamin dan mineral
Belimbing
Averrhoa Carambola L
Oxalidaceae
Pohon
Buah
Budidaya
Pekarangan
Buah
Vitamin
8
Bolostrok
Erechtites hieracifolia L.
Asteraceae
Herba
Daun
Liar
Pekarangan
Sayur
Vitamin dan mineral
9
Bonteng
Cucumis sativus L.
Liana
Buah
Budidaya
Kebun
Sayur
Vitamin dan mineral
10
Buncis
Phaseolus vulgaris L.
Cucurbitaceae Fabaceae
Liana
Buah
Budidaya
Kebun
Sayur
Vitamin dan mineral
11
Bunut
Ficus relgiiosa L.
Pohon
Daun
Liar
Hutan
Sayur
Vitamin dan mineral
12
Cabe merah
Capsicum annum L.
Moraceae Solanaceae
Semak
Buah
Budidaya
Kebun
Sayur
Vitamin dan mineral
13
Cabe rawit
Capsicum frutescens L.
Solanaceae
Semak
Buah
Budidaya
Pekarangan
Sayur
Vitamin dan mineral
14
Canar
Smilax macrocarpa Blume.
Smilaxaceae
Liana
Buah
Liar
Hutan
Buah
Vitamin
15
Cheri
Muntingia calabura L.
Muntingiaceae
Perdu
Buah
Budidaya
Pekarangan
Buah
Vitamin
16
Delima
Punica granatum L.
Punicaceae
Perdu
Buah
Budidaya
Pekarangan
Buah
Vitamin
17
Duku
Lansium domesticum Corr.
Meliaceae
Pohon
Buah
Budidaya
Pekarangan
Buah
Vitamin
18
Duren
Durio zibethinus Murr.
Bombacaceae
Pohon
Daun
Budidaya
Pekarangan
Buah
Vitamin
19
Hareeus
Buah
Liar
Hutan
Buah
Vitamin
Jaat
Rosaceae Fabaceae
Perdu
20
Rubus moluccanus L. Psophocarpus tetragonolobus L.
Herba
Buah
Budidaya
Kebun
Sayur
Protein dan lemak
55 Lampiran 1 Tumbuhan pangan yang dimanfaatkan masyarakat (Lanjutan) Habitus
Bagian yang digunakan
Status budaya
Habitat
Manfaat
Sumber
Semak
Biji
Budidaya
Kebun
Sereal
Karbohidrat
Myrtaceae
Pohon
Buah
Budidaya
Pekarangan
Buah
Vitamin
Psidium guajava L.
Myrtaceae
Pohon
Buah
Budidaya
Pekarangan
Buah
Vitamin
Syzygium malaccense Merr. Pithecolobium lobatum Benth.
Myrtaceae
Pohon
Buah
Budidaya
Pekarangan
Buah
Vitamin
Fabaceae
Pohon
Biji
Budidaya
Hutan
Sayur
Vitamin dan mineral
Pohon
Buah
Budidaya
Pekarangan
Buah
Vitamin
No
Nama lokal
Nama ilmiah
21
Jagung
Zea mays L.
22
Jambu air
Eugenia aquea Burm.
23
Jambu biji
24
Jambu jamaica
25
Jengkol
26
Jeruk bali
Citrus maximaMerr.
Famili Poaceae
Rutaceae
27
Jeruk limo
Citrus decumana L.
Rutaceae
Pohon
Buah
Budidaya
Pekarangan
Buah
Vitamin
28
Jocong jotang
Spilanthes Acmella Murr.
Asteraceae
Herba
Buah
Budidaya
Kebun
Sayur
Vitamin dan mineral
29
Kacang panjang
Phaseolus radiatus L.
Fabaceae
Perdu
Buah
Budidaya
Kebun
Sayur
Protein dan lemak
30
Kacang suuk
Arachis hypogaea L.
Fabaceae
Herba
Biji
Budidaya
Kebun
Sayur
Protein dan lemak
31
Kalingsir
Gynura sarmentosa DC.
Asteraceae
Perdu
Daun
Liar
Pekarangan
Sayur
Vitamin dan mineral
32
Kangkung
Ipomoea aquatiqa Forsskal
Convolvulaceae
Herba
Daun
Budidaya
Kebun
Sayur
Vitamin dan mineral
33
Kapri
Pisum sativu L.
Herba
Buah
Budidaya
Kebun
Sayur
Protein dan lemak
34
Katuk
Sauropus androgynus Merr.
Fabaceae Euphorbiaceae
Perdu
Daun
Budidaya
Pekarangan
Sayur
Vitamin dan mineral
35
Kedondong
Spondias dulcis Soland.
Anacardiaceae
Pohon
Buah
Budidaya
Pekarangan
Buah
Vitamin
36
Kelapa
Cocos nucifera Linn.
Arecaceae
Pohon
Buah
Liar
Pekarangan
Buah
Vitamin
37
Kemang
Mangifera caesia Jack.
Anacardiaceae
Pohon
Buah
Liar
Hutan
Buah
Vitamin
38
Kol
Brassica oleracea
Herba
Daun
Budidaya
Kebun
Sayur
Vitamin dan mineral
39
Kukuk
Lagenaria leucantha Rusby.
Cruciferae Cucurbitaceae
Liana
Buah
Budidaya
Kebun
Sayur
Vitamin dan mineral
56 Lampiran 1 Tumbuhan pangan yang dimanfaatkan masyarakat (Lanjutan) Status budaya
Habitat
Manfaat
Sumber
Herba
Bagian yang digunakan Rimpang
Budidaya
Pekarangan
Sayur
Vitamin dan mineral
Cucurbitaceae
Liana
Buah
Budidaya
Kebun
Buah
Vitamin
No
Nama lokal
Nama ilmiah
Famili
Habitus
40
Kunyit
Curcuma domestica Val.
Zingiberaceae
41
Labu
Lagenaria leucantha Rusby.
42
Labu siam
Sechium edule SW
Cucurbitaceae
Liana
Buah
Budidaya
Kebun
Sayur
Vitamin dan mineral
43
Lamtoro
Leucaena glauca Benth.
Fabaceae
Pohon
Daun
Budidaya
Pekarangan
Sayur
Protein dan lemak
44
Lengkeng
Euphoria longana Lamk.
Sapindaceae
Pohon
Buah
Budidaya
Pekarangan
Buah
Vitamin
45
Lengkuas
Alpinia galanga SW.
Zingiberaceae
Herba
Rimpang
Budidaya
Pekarangan
Sayur
Vitamin dan mineral
46
Leunca
Solanum nigrum L.
Solanaceae
Herba
Buah
Budidaya
Kebun
Sayur
Vitamin dan mineral
47
Mangga
Mangifera indica L.
Anacardiaceae
Pohon
Buah
Budidaya
Pekarangan
Buah
Vitamin
48
Manggis
Garcinia mangostana L.
Clusiaceae
Pohon
Buah
Budidaya
Pekarangan
Buah
Vitamin
49
Markisa
Passiflora edulis Sims.
Passifloraceae
Pohon
Buah
Budidaya
Pekarangan
Buah
Vitamin
50
Melon
Cucurbitaceae
Liana
Buah
Budidaya
Kebun
Buah
Vitamin
51
Nangka
Annonaceae
Pohon
Buah
Budidaya
Pekarangan
Buah
Vitamin
52
Oyong
Cucumis melo L Artocarpus heterophyllus Lamk. Luffa cylindrica Rum.
Cucurbitaceae
Liana
Buah
Budidaya
Kebun
Sayur
Vitamin dan mineral
53
Padi
Poaceae
Herba
Buah
Budidaya
Sawah
sereal
Karbohidrat
54
Pakis
Ophioglossaceae
Herba
Daun
Liar
Hutan
Sayur
Vitamin dan mineral
55
Pala
Myristicaceae
Pohon
Buah
Budidaya
Pekarangan
Buah
Vitamin
56
Pandan
Pandanaceae
Perdu
Daun
Budidaya
Pekarangan
Sayur
Vitamin dan mineral
57
Pare
Momordica charantia L.
Liana
Buah
Budidaya
Kebun
Sayur
Vitamin dan mineral
58
Pepaya
Carica papaya L.
Caricaceae
Herba
Buah
Budidaya
Kebun
Buah
Vitamin
59
Picung
Pangium edule Reinw.
Flacourtiaceae
Pohon
Buah
Budidaya
Pekarangan
Sayur
Vitamin dan mineral
Oryza sativa L. Diplazium esculentum Swartz. Myristica fragrans Houtt. Pandanus amaryllifolius Roxb.
Cucurbitaceae
57 Lampiran 1 Tumbuhan pangan yang dimanfaatkan masyarakat (Lanjutan) No
Nama lokal
Nama ilmiah
Famili
Habitus
60
Pisang
Musa paradisiaca L.
Musaceae
Herba
Bagian yang digunakan Buah
61
Pohpohan
Pilea trinervia Wight.
Urticaceae
Semak
Daun
Status budaya
Habitat
Manfaat
Sumber
Budidaya
Kebun
Buah
Vitamin
Liar
Pekarangan
Sayur
Vitamin dan mineral
62
Rambutan
Nephelium lappaceum L.
Sapindaceae
Pohon
Buah
Budidaya
Pekarangan
Buah
Vitamin
63
Rebung
Gigantochloa apus Kurz.
Poaceae
Pohon
Tunas
Liar
Hutan
Sayur
Vitamin dan mineral
64
Salak
Zalacca edulis Reinw.
Arecaceae
Perdu
Buah
Liar
Pekarangan
Buah
Vitamin
65
Salam
Eugenia polyantha Wight.
Myrtaceae
Pohon
Daun
Liar
Pekarangan
Sayur
Vitamin dan mineral
66
Sawi
Brassica rapa L.
Brassicaceae
Herba
Daun
Budidaya
Kebun
Sayur
Vitamin dan mineral
67
Sawo
Manilkara zapota L
Pohon
Buah
Budidaya
Pekarangan
Buah
Vitamin
68
Semangka
Citrullus vulgaris Schrad.
Sapotaceae Cucurbitaceae
Liana
Buah
Budidaya
Kebun
Buah
Vitamin
69
Sereh
Andropogon nardus L.
Herba
Daun
Budidaya
Pekarangan
Sayur
Vitamin dan mineral
70
Singkong
Manihot utilissima Pohl.
Arecaceae Euphorbiaceae
Perdu
Umbi
Budidaya
Kebun
Umbi
Karbohidrat
71
Sintrong
Erechtites valerianifolia Raf.
Asteraceae
Herba
Daun
Liar
Kebun
Sayur
Vitamin dan mineral
72
Sirsak
Annona muricata L.
Annonaceae
Pohon
Daun
Budidaya
Pekarangan
Buah
Vitamin
73
Sukun
Artocarpus communis Forst.
Moraceae
Pohon
Daun
Liar
Pekarangan
Buah
Vitamin
74
Surawung
Ocimum sanctum L.
Lamiaceae
Herba
Daun
Liar
Pekarangan
Sayur
Vitamin dan mineral
75
Takokak
Solanum torvum Swartz.
Solanaceae
Perdu
Buah
Liar
Pekarangan
Sayur
Vitamin dan mineral
76
Taleus
Colocasia esculenta Schott.
Araceae
Herba
Umbi
Liar
Pekarangan
Umbi
Karbohidrat
77
Tangkil
Gnetum gnemon L.
Gnetaceae
Pohon
Biji
Liar
Pekarangan
Sayur
Vitamin dan mineral
78
Terong
Solanum melongena L.
Solanaceae
Perdu
Buah
Budidaya
Kebun
Sayur
Vitamin dan mineral
79
Tomat
Solanum lycopersicum L.
Solanaceae
Semak
Buah
Budidaya
Pekarangan
Buah
Vitamin
58 Lampiran 2 Tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat No
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Famili
Habitus
Bagian yang digunakan
Status budidaya
Habitat
Kegunaan
Cara penggunaan
1
Alang-alang
Imperata sylindrical L.
Poaceae
Herba
Akar
Liar
Sawah
Penyegar badan, pegal-pegal
Akar digodog kemudian diminum airnya
2
Alpuket
Persea gratissima Gaertn.
Lauraceae
Pohon
buah
Budidaya
Pekarangan
Sakit pinggang
Daun direbus, dibuat semacam the
3
Antanan
Centella asiatica (L.) Urb.
Apiaceae
Herba
Daun
Liar
Pekarangan
Menambah daya ingat
Dilalab atau dimakan langsung
4
Asem jawa
Tamarindus indica L.
Fabaceae
Pohon
Buah
Budidaya
Pekarangan
Demam, panas
Buah ditumbuk kemudian dibalur ke badan
5
Babadotan
Ageratum conyzoides L.
Asteraceae
Herba
Daun
Liar
Kebun
Luka
Daun dilemaskan kemudian ditempel ke luka
6
Babalseman
Polygalla paniculata L.
Polygalaceae
Herba
Akar
Liar
Kebun
Gatal-gatal
Akar digosokkan ke bagian kulit yang gatal
7
Baluntas
Pluchea indica Less.
Asteraceae
Perdu
Daun
Budidaya
Pekarangan
Perawatan persalinan
8
Bawang merah
Allium cepa L.
Liliaceae
Herba
umbi
Budidaya
Pekarangan
Sakit gigi
9
Bawang putih
Allium sativum L.
Liliaceae
Herba
umbi
Budidaya
Pekarangan
Bisul
Ujung bagian umbi ditekan ke bisul
10
Bayam merah
Amaranthus paniculatus L.
Amaranthaceae
Herba
Daun
Budidaya
Pekarangan
Kurang darah
Disayur
11
Bolostrok
Erechtites hieracifolia Raf.
Asteraceae
Herba
Daun
Liar
Pekarangan
Darah tinggi
Daun dilalab
12
Buah bit
Beta vulgaris L.
Chenopodiaceae
Herba
Umbi
Budidaya
Pekarangan
Kurang darah
Disayur
direbus diminum airnya atau dilalab dengan dikukus terlebih dahulu Bagian umbi ditempelkan ke bagian gigi yang sakit atau bolong
59 Lampiran 2 Tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat (Lanjutan) No
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Famili
Habitus
Bagian yang digunakan
Status budidaya
Habitat
Kegunaan
Cara penggunaan
13
Bungur
Lagerstroemia speciosa Pers.
Lythraceae
Pohon
Daun
Liar
Hutan
Setelah persalinan
Dilalab
14
Buntiris
Kalanchoe crenata Haw.
Crassulaceae
Herba
Daun
Liar
Hutan
Sakit gigi
Daun ditumbuk ditempel ke pipi
15
Cabe rawit
Capsicum frutescens L.
Solanaceae
Semak
Buah
Budidaya
Pekarangan
Sakit perut
Bagian bunga dimakan
16
Cangkudu
Morinda citrifolia L.
Rubiaceae
Perdu
Buah
Liar
Pekarangan
Darah tinggi
Buah di jus kemudian diminum
17
Cantrawali
Trinpspora crispa
Menispermaceae
Liana
Daun
Liar
Pekarangan
Menghentikan anak menyusui
Daun dihaluskan kemudian dioles ke bagian payudara
18
Cecenet
Physalis peruvianaL.
Solanaceae
Herba
Akar
Liar
Sawah
Pegal-pegal
Akar direbus kemudian diminum airnya
19
Cingcau arey
Cyclea barbata Miers.
Menispermaceae
Liana
Daun
Liar
Pekarangan
Panas dalam
Daun diseduh air panas kemudian air seduhannya diminum
20
Dadap
Erythrina lithosperma MIQ.
Fabaceae
Pohon
Daun
Liar
Hutan
Perawatan setelah persalinan
Daun digodog, kemudian airnya diminum
21
Duren
Durio zibethinus Murr.
Bombacaceae
Pohon
Daun
Budidaya
Pekarangan
Penyakit dalam
Daun digodog kemudian airnya diminum
22
Gingseng
Talinum paniculatum (Jacq) Gaertn
Portulacaceae
Herba
Semua bagian
Liar
Kebun
Menyegarkan tubuh
Semua bagian digodog kemudian airnya diminum
23
Handeleum
Graptophyllum pictum Griff.
Acanthaceae
Perdu
Daun
Liar
Kebun
Perawatan setelah persalinan
Daun digodog kemudian airnya diminum
24
Hantap
Sterculia longifolia Vent.
Sterculiaceae
Pohon
Daun
Liar
Hutan
Perawatan setelah persalinan
Daun digodog kemudian airnya diminum
60 Lampiran 2 Tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat (Lanjutan) No
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Famili
Habitus
Bagian yang digunakan
Status budidaya
Habitat
Kegunaan
Cara penggunaan
25
Harendong
Melastoma malabathricum L.
Melastomataceae
Semak
Daun
Liar
Hutan
Luka
Daun dilemaskan kemudian ditempel ke luka
26
Jahe
Zingiber officinale Rosc.
Zingiberaceae
Herba
Rimpang
Budidaya
Pekarangan
Menghangatkan tubuh
Rimpang digodog kemudian diambil airnya diminum
27
Jambu biji
Psidium guajava L.
Myrtaceae
Pohon
Buah
Budidaya
pekarangan
Sakit perut (mencret)
28
Jarak
Jatropha curcas L.
Euphorbiaceae
Perdu
Daun
Liar
Pekarangan
Sakit perut
29
Jati
Tectona grandis
Verbenaceae
Pohon
Daun
Budidaya
Kebun
Pelangsing
30
Jawer kotok
Melissa parviflora Benth.
Labiatae
Herba
Daun
Liar
Pekarangan
Keputihan
31
Jeruk nipis
Citrus aurantifolia (Christm.& Panz.)
Rutaceae
Pohon
Buah
Budidaya
Pekarangan
batuk, rambut berketombe
32
Jocong jotang
Spilanthes Acmella Murr.
Asteraceae
Herba
Buah
Budidaya
Kebun
Sariawan, sakit gigi
Daunnya dilalab sebagai sayur
33
Jukut bau
Synedrella nodiflora Gaertn.
Asteraceae
Herba
Daun
Liar
Pekarangan
Luka
Daun dilemaskan kemudian ditempel ke bagian yang luka
34
Kaca-kaca
Peperomia cylindri L.
Piperaceae
Perdu
Daun
Liar
Sawah
Pegal-pegal
Daun digodog kemudian airnya diminum
Daun direbus kemudian diminum atau daun dimakan langsung (dilalab) Daun dimasukkan ke air panas, setelah daun lemas kemudian diberi minyak dan ditempel ke bagian perut Daun digodog kemudian airnya diminum
Daun diseduh air panas, kemudian air dibasuh ke daerah kewatinaan perasan jeruk nipis campur kecap untuk batuk, gosokan pada rambut yang berketombe
61 Lampiran 2 Tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat (Lanjutan) No
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Famili
Habitus
Bagian yang digunakan
Status budidaya
Habitat
Kegunaan
Cara penggunaan
35
Kacapiring
Gardenia angusta Merr.
Rubiaceae
Perdu
Daun
Liar
Pekarangan
Demam
Daun diremas, lalu dibalur menggunakan air hangat ke seluruh badan
36
Kalingsir
Gynura sarmentosa DC.
Asteraceae
Perdu
Daun
Liar
Pekarangan
Kencing batu
Daun digodog kemudian diminum airnya
37
Kapol
Amomum cardamomum Willd.
Zingiberaceae
Herba
Daun
Liar
Hutan
Pegal-pegal, menjaga kesehatan
Daun dijemur, kemudian digodog dan diminum airnya
38
Karas tulang
Chloranthus elatior Link.
Chloranthaceae
Semak
Daun
Liar
Pekarangan
Rematik, nyeri tulang
Daun diseduh kemudian diminum
39
Karuk
Piper sarmentosum Roxb.
Piperaceae
Perdu
Daun
Liar
Pekarangan
Batuk, asma
Daun ditumbuk kemudian dioles ke bagian dada, atau bias juga digodog kemudian diminum airnya
40
Katuk
Sauropus androgynus Merr.
Euphorbiaceae
Perdu
Daun
Budidaya
Pekarangan
Memperbanyak air susu
Disayur
41
Kelapa
Cocos nucifera L.
Arecaceae
Pohon
Air
Liar
Pekarangan
Menetralisir racun
Diminum air kelapanya
42
Ketepeng
Cassia alata L.
Fabaceae
Pohon
Daun
Liar
Pekarangan
Sariawan
Daun dikunyah, ditempel pada sariawan
43
Kibeling
Clinacantlzus nutans Burm.f.
Acanthaceae
Perdu
Daun
Liar
Pekarangan
Perawatan setelah persalinan
44
Kimules
Desmodium heterophyllum DC.
Fabaceae
Perdu
Daun
Liar
Hutan
Sakit perut
45
Kisepet
Commelina oblique Ham.
Commelinaceae
Pohon
Daun
Liar
Hutan
Perawatan setelah persalinan
Daun digodog kemudian diminum Daun diremas dan dicampur minyak sayur lalu ditempel ke dalam pusar Dilalab dengan cara dikukus sebelum dilalab
62 Lampiran 2 Tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat (Lanjutan) No
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Famili
Habitus
Bagian yang digunakan
Status budidaya
Habitat
Kegunaan
Cara penggunaan
46
Kumis kucing
Orthosiphon grandiflorus Bold.
Solanaceae
Herba
Semua bagian
Liar
Pekarangan
Memperlancar buang air kecil
Semua bagian digodog kemudian airnya diminum
47
Kunyit
Curcuma domestica Val.
Zingiberaceae
Herba
Rimpang
Budidaya
Pekarangan
Perawatan setelah persalinan
Dilalab atau langsung dimakan
48
Kunyit hitam
Zingiber ottensii Valeton
Zingiberaceae
Herba
Rimpang
Budidaya
Pekarangan
Penyakit dalam
Rimpang digodog kemudian diminum airnya
49
Lamtoro
Leucaena glauca Benth.
Fabaceae
Pohon
Daun
Budidaya
Pekarangan
Merontokkan rambut
Daun ditumbuk kemudian dioleskan
50
Lempuyang
Zingiber aromaticum Vall.
Zingiberaceae
Herba
Rimpang
Budidaya
Pekarangan
Nafsu makan, maag
Rimpang diparut, diperas kemudian airnya diminum
51
Lengkuas
Alpinia galanga SW.
Zingiberaceae
Herba
Rimpang
Budidaya
Pekarangan
Diare, memperlancar aliran darah
Rimpang dikunyah langsung, atau bias juga dimasukkan sebagai bumbu
52
Lidah buaya
Aloe vera (L.) Burm.f.
Asphodelaceae
Herba
Buah
Budidaya
Pekarangan
Panas dalam, memperindah rambut
Daging buah langsung dimakan
53
Mahkota dewa
Thymelaeaceae
Perdu
Buah
Liar
Pekarangan
Rematik
Buah di jus kemudian diminum airnya
54
Manggis
Garcinia mangostana L.
Clusiaceae
Pohon
Buah
Budidaya
Pekarangan
Menyehatkan mata dan kulit
Buahnya langsung dimakan
Mangkokan
Nothopanax scutellarium Merr.
Pekarangan
Luka, rambut rontok
Daun diremas lalu dibalut ke luka, untuk rambut rontok daun ditumbuk kemudian diberi minyak dioles pada rambut
55
Phaleria macrocarpa (Scheff.)
Boerl.
Araliaceae
Semak
Daun
Liar
63 Lampiran 2 Tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat (Lanjutan) No
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Famili
Habitus
Bagian yang digunakan
Status budidaya
Habitat
Kegunaan
Cara penggunaan
56
Markisa
Passiflora edulis Sims.
Passifloraceae
Pohon
Buah
Budidaya
Pekarangan
Sariawan
Buah nya langsung dimakan
57
Melati
Jasminum sambac Aitt.
Oleaceae
Semak
Buah
Budidaya
Pekarangan
Keindahan mata
Bunga direndam air, kemudian air diteteskan ke mata
58
Nanas hijau
Ananas comosus L.
Bromeliaceae
Herba
Daun
Budidaya
Pekarangan
Penyakit dalam
Daunnya digodog kemudian airnya diminum
59
Nangka
Artocarpus heterophyllus Lamk.
Annonaceae
Pohon
Buah
Budidaya
Pekarangan
Gangguan saluran pendengaran
Anakan buah yang gagal menjadi buah kemudian cairan yang ada di dalamnya diteteskan ke telinga
60
Oyong
Luffa cylindrica Rum.
Cucurbitaceae
Liana
Buah
Budidaya
Kebun
demam, asma
Disayur
61
Pala
Myristica fragrans Houtt.
Myristicaceae
Pohon
Buah
Budidaya
Pekarangan
Sakit perut
Buah muda seukuran ibu jari langsung dimakan
62
Palanding
Leucaena leucocephala Lam.
Fabaceae
Pohon
Biji
Budidaya
Pekarangan
Merontokkan rambut
daun dihaluskan kemudian dioleskan
63
Panglai
Zingiber cassumunar Roxb.
Zingiberaceae
Herba
Rimpang
Budidaya
Pekarangan
Gatal
Rimpang diparut kemudian dioleskan ke bagian yang gatal
64
Pare
Momordica charantia L.
Cucurbitaceae
Liana
Buah
Budidaya
Kebun
Penambah nafsu makan, diabetes
Disayur dengan cara ditumis, untuk diabetes buah di jus kemudian diminum
65
Pepaya
Carica papaya L.
Caricaceae
Perdu
Buah
Budidaya
Kebun
Keindahan kulit
Buahnya dikonsumsi langsung, atau dibuat masker
64 Lampiran 2 Tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat (Lanjutan) No
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Famili
Habitus
Bagian yang digunakan
Status budidaya
Habitat
Kegunaan
Cara penggunaan
66
Pisang
Musa paradisiacal L.
Musaceae
Perdu
Buah
Budidaya
Kebun
Luka
Getah dioleskan ke bagian luka
67
Pohpohan
Pilea trinervia Wight.
Urticaceae
Semak
Daun
Liar
Pekarangan
Mengobati bau badan dan bau mulut
Daun dilalab
68
Rane
Selaginella Willdenowii BACKER
Selaginelaceae
Herba
Daun
Liar
Hutan
Perawatan setelah persalinan
Daun dilalab dengan dikukus terlebih dahulu
69
Rebung
Gigantochloa apus Kurtz.
Poaceae
Pohon
Tunas
Liar
Hutan
Kurang darah
Disayur
70
Remek daging
Hemigraphis alternata Bum.
Acanthaceae
Herba
Daun
Liar
Pekarangan
Luka
71
Rendeu
Staurogyne elongata O.K.
Acanthaceae
Herba
Akar dan daun
Liar
Hutan
Perawatan setelah persalinan
72
Sadagori
Sida acuta Burm. F.
Selaginelaceae
Herba
Akar dan daun
Liar
Kebun
Pegal-pegal, asma
73
Saga
Abrus precatorius L.
Fabaceae
Herba
Daun
Budidaya
Pekarangan
Sariawan
Daun dikunyah kemudian daun ditempel ke bagian sariawan
74
Salak
Zalacca edulis Reinw.
Arecaceae
Perdu
Buah
Liar
Pekarangan
Sakit perut
Akar digodog kemudian diminum airnya
75
Salam
Eugenia polyantha Wight.
Myrtaceae
Pohon
Daun
Liar
Pekarangan
Asam urat
Daun digodog kemudian diminum airnya
76
Sawijarian
Nasturtium indicum Mult.
Brassicaceae
Perdu
Daun
Liar
Hutan
Perawatan setelah persalinan
Daun digodog kemudian airnya diminum
Daun diremas kemudian ditempel pada luka Daun digodog kemudian diminum airnya Daun dan batang digodog untuk mengobati pegal-pegal, akar digodog untuk mengobati asma
65 Lampiran 2 Tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat (Lanjutan) No
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Famili
Habitus
Bagian yang digunakan
Status budidaya
Habitat
Kegunaan
Cara penggunaan
77
Sembung
Blumea balsamifera DC.
Asteraceae
Herba
Daun
Liar
Kebun
Perut kembung, malaria
Daun dilumatkan dan diseduh air panas kemudian airnya diminum
78
Sereh
Andropogon nardus L.
Arecaceae
Herba
Daun
Budidaya
Pekarangan
Penyegar badan
Digodog kemudian airnya diminum
79
Singugu
Clerodendrum serratum L.
Verbenaceae
Perdu
Daun
Liar
Hutan
Masa nifas (setelah melahirkan)
Daun direbus atau dikukus lalu dimakan
80
Sirih
Piper betle L.
Piperaceae
Perdu
Daun
Budidaya
Pekarangan
Mimisan, keputihan
Daun disumbatkan ke hidung untuk mimisan, daun diseduh air panas setelah dingin kemudian di basuh ke daerah kewanitaan
81
Sirih merah
Piper decumanum L.
Piperaceae
Liana
Daun
Budidaya
Pekarangan
Batuk
Daun digodog kemudian diminum
82
Sirsak
Annona muricata L.
Annonaceae
Pohon
Daun
Budidaya
Pekarangan
Kanker
Daun digodog kemudian diminum
83
Sukun
Artocarpus communis Forst.
Moraceae
Pohon
Daun
Liar
Pekarangan
Penyakit dalam
Daun digodog kemudian diminum
84
Surawung
Ocimum sanctum L.
Lamiaceae
Herba
Daun
Liar
Pekarangan
Mengobati bau badan dan bau mulut
Dilalab
85
Takokak
Solanum torvum Swartz.
Solanaceae
Perdu
Buah
Liar
Pekarangan
Menyehatkan mata
Buah nya dilalab
86
Temu kunci
Boesenbergia rotunda L.
Zingiberaceae
Herba
daun, rimpang
budidaya
Pekarangan
Penambah nafsu makan
Air rebusannya langsung diminum
66 Lampiran 2 Tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat (Lanjutan) No
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Famili
Habitus
Bagian yang digunakan
Status budidaya
Habitat
Kegunaan
Cara penggunaan
87
Tomat
Solanum lycopersicum L.
Solanaceae
Semak
Buah
Budidaya
Pekarangan
Menyehatkan kulit
Dibuat masker ke wajah
88
Tua leteng
Deris eliptica
Fabaceae
Semak
Daun
Liar
Kebun
Pegal-pegal
Daun digodog kemudian diminum airnya
89
Zodia
Euodia suaveolens Scheff.
Rutaceae
Perdu
semua bagian
budidaya
Pekarangan
semua bagian
disimpan dalam ruangan
67 Lampiran 3 Tumbuhan pangan fungsional yang dimanfaatkan masyarakat No
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Bagian yang digunakan
1
Alpuket
Persea gratissima Gaertn.
Buah, daun
2
Bawang merah
Allium cepa L.
Umbi
3
Bawang putih
Allium sativum L.
Umbi
4
Bolostrok
Erechtites hieracifolia Raf.
Daun
5
Cabe rawit
Capsicum frutescens L.
Buah, bunga
6
Duren
Durio zibethinus Murr.
Buah, daun
7
Jambu biji
Psidium guajava L.
Buah, daun muda
8
Jocong /jotang
Spilanthes Acmella Murr.
Daun
9
Kalingsir
Gynura sarmentosa DC.
Daun
10
Katuk
Sauropus androgynus Merr.
Daun
11
Kelapa
Cocos nucifera L.
Air buah
12
Kunyit
Curcuma domestica Val.
Rimpang
13
Lengkuas
Alpinia galanga SW.
Rimpang
14
Manggis
Garcinia mangostana L.
Buah, daun
15
Markisa
Buah
16
Nangka
17
Oyong
Passiflora edulis Sims. Artocarpus heterophyllus Lamk. Luffa cylindrica Rum.
18
Lamtoro
Leucaena glauca Benth.
Buah, daun
19
Paria
Momordica charantia L.
Buah
20
Papaya
Carica papaya L.
Buah
21
Pala
Myristica fragrans Houtt.
Buah
22
Pisang
Musa paradisiacal L.
Buah, batang
23
Pohpohan
Pilea trinervia Wight.
Daun
24
Rebung
Gigantochloa apus Kurtz.
Tunas
25
Salak
Zalacca edulis Reinw.
Buah, akar
Buah Buah
Manfaat Buah digunakan untuk sayuran dan bermanfaat untuk merawat kulit, rambut Daun untuk jamu godogan, mengobati pegal-pegal Bumbu dapur, digunakan untuk mengobati masuk angin, sakit gigi Bumbu dapur, digunakan untuk mengobati bisul Digunakan untuk sayuran, dan bermanfaat untuk mengobati darah tinggi Buah cabe rawit digunakan untuk sayur, selain itu buah dan bunga bermanfaat untuk mengobati sakit perut Buah dimanfaatkan sebagai buah-buahan, daun digunakan untuk mengobati penyakit dalam Dimanfaatkan sebagai buah-buahan, buah dan daun digunakan untuk mengobati diare Sebagai sayuran yang digunakan juga untuk mengobati sariawan, sakit gigi Daun digunakan untuk mengobati kencing batu, dan daunnya bermanfaat untuk sayur Sebagai sayuran, dan dapat meningkatkan produksi ASI Sebagai minuman, dan bermanfaat untuk mentralisir racun dalam tubuh Sebagai bumbu masak, sayuran, dan bermanfaat untuk perawatan setelah persalinan Sebagai sayur, bumbu masak, dan bermanfaat untuk diare, memperlancar aliran darah Sebagai buah, daun untuk kanker Sebagai buah, bermanfaat untuk sariawan Sebagai buah, dan dapat digunakan untuk mengobati gangguan saluran pendengaran Sebagai sayur, mengobati demam dan asma Buah sebagai sayur, daun untuk merontokkan rambut Sebagai sayur, bermanfaat untuk diabetes dan menambah nafsu makan Sebagai buah, bermanfaat untuk kulit Sebagai buah bias dijadikan manisan, bermanfaat untuk sakit perut Sebagai buah, getah pelepah digunakan untuk mengobati luka Sebagai sayur, bermanfaat utntuk menghilangkan bau badan dan bau mulut Sebagai sayur dan bermanfaat untuk anemia Sebagai buah, akarnya digunakan untuk mnegobati sakit perut
68 Lampiran 3 Tumbuhan pangan fungsional yang dimanfaatkan masyarakat (Lanjutan) No
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Bagian yang digunakan
26
Salam
Eugenia polyantha Wight.
Daun
27
Sereh
Andropogon nardus L.
Daun
28
Sirsak
Annona muricata L.
Buah, daun
29
Sukun
Artocarpus communis Forst.
Buah, daun
30
Surawung
Ocimum sanctum L.
Buah
31
Takokak
Solanum torvum Swartz.
Buah
32
Tomat
Solanum lycopersicum L.
Buah
Manfaat Sebagai sayuran, dan digunakan untuk mengobati asam urat Sebagai sayur dan bermanfaat sebagai penyegar badan Sebagai buah, daun digunakan untuk kanker Sebagai buah, daun digunakan untuk penyakit dalam (kanker) Sebagai sayur, bermanfaat untuk menghilangkan bau badan dan bau mulut Sebagai sayur, bermanfaat untuk kesehatan mata, prostat Sebagai buah, sayur, bermanfaat untuk kulit
69 Lampiran 4 Kegunaan dan kandungan tumbuhan pangan dan obat No
1
2
Nama lokal
Nama ilmiah
Kegunaan
Kandungan
Alpuket
Persea gratissima Gaertn.
Buah, melembabkan kulit
Air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin A, vitamin C
Imperata cylindricaL.
Diuretik, pendarahan (mimisan), sakit tenggorokan, diare, nephritis, hipertensi, haemorrhages, penurun panas dan luka
Cylindrene, graminone, serotonin, triterpenoids arundoin, fernenol, isoarborinol, aimiarenol
Triterpenoid,asiatic oside, Asiatic acid, madecassic acid
Alang-alang
3
Antanan
Centella asiatica (L.) Urb.
Tonik, perawatan kulit, keloids, kaki ulkus, phlebitis, slow-healing wounds, scleroderma, lupus, kusta, surgical lesions, striae distensae, selulitis, apthae, radang saluran darah
4
Arben
Fragaria chiloensis L.
Buah, dehidrasi
Air, protein, lemak, karbohidrat, serat
Disentri, diare
Air, protein, lemak, karbohidrat, serat, abu, calcium, phosphorus, iron, thiamine, riboflavin, niacin, vitamin C
5
6
7
Asem jawa
Tamarindus indica L.
Babadotan
Ageratum conyzoides L.
Luka, gatal-gatal di kulit, perawatan kulit
Precocene, encecalin, lignin, sesamin, sesquiterpene caryophyllene, flavonoids
Babalseman
Leucas lavandufolia Smith.
Luka kronis pada kaki, dermatosis, anthelminthic, untuk sayuran
Alkaloids, steroids, triterpenes, flavonoids, tannins
Sumber Whiley AW Tahun 1992 Halaman 249254 Edibles fruits and nuts Jonathan J, Hariadi BPJ Tahun 1999 Halaman 310311 Medicinal and poisonous plants 1 Hargono D, Lastari P, Astuti Y, van den Bergh MH Tahun 1999 Halaman 190194 Medicinal and poisonous plants 1 Sukumalananda na C, Verheij EWM Tahun 1992 Halaman 171175 Edibles fruits and nuts Coronel RE Tahun 1992 Halaman 298301 Edibles fruits and nuts Rahayu SSB, Irwanto RR, van der Maesen LJG Tahun 1999 Halaman 92 Medicinal and poisonous plants 1 Wardani M Tahun 2002 Halaman 339340 Medicinal and poisonous plants 2
70 Lampiran 4 Kegunaan dan kandungan tumbuhan pangan dan obat (Lanjutan) No
8
9
Nama lokal
Baluntas
Bawang daun
Bawang merah
Nama ilmiah
Kegunaan
Kandungan
Pluchea indica Less.
Febrifuge, diaphoretic, sakit perut, galactagogue, obat batuk, demam, sakit kepala, rematik, sprains, disentri, dyspepsia
Minyak, camphor, alfa pinene, benzyl alcohol, benzyl acecate, eugenol, linalool, terpenoids, flavonoids
Allium fistulosum L.
Pelengkap masakan Improve the functioning of internal organs and the metabolism and to polong life
Air, protein, lemak, digestible karbohidrat, vitamin A, vitamin B, niacin, vitamin C, Ca, Fe, K dan P
Allium cepa L.
Diuretic, bumbu masak
Air, protein, karbohidrat
Allium sativum L.
Bumbu untuk daging, ikan dan salad, untuk menurunkan darah tinggi, kadar gula dan kolesterol
Air, protein, lemak, karbohidrat, abu, Ca, P dan K
Bayam
Amaranthus tricolor L.
Sayur, baik untuk anakanak, ibu menyusui, dapat mengobati demam, anemia, haemorrhage
Betakaroten, edible portion, vitamin C, Fe dan Ca
13
Bayam merah
Amaranthus paniculatus L.
Sayuran, demam, haemorrhage, anemia
Betakaroten, vitamin C, Fe, Ca
14
Belimbing
Averrhoa Carambola L.
Buah, perawatan kulit, demam, sirup
Air, protein, gula, serat
15
Bolostrok
Erechtites hieracifolia Raf.
Meningkatkan produksi ASI, demam, batuk menahun
Alkaloid, seneciphylline, senecionine
10
11
12
Bawang putih
16
Bonteng
Cucumis sativus L.
Sayuran, disentri
Air, protein, lemak, karbohidrat, Ca, Fe, Mg, P, vitamin A, vitamin B, niacin, vitamin C
17
Buah bit
Beta vulgaris L.
Sayuran, infeksi, tumor
Air, protein, lemak, karbohidrat, serat, abu
Sumber Raharjo I, Horsten SFAJ Tahun 2002 Halaman 441443 Medicinal and poisonous plants 2 Oyen LPA, Soenoeadji Tahun 1994 Halaman 73-77 Vegetables Van der Meer QP, Leong AC Tahun 1994 Halaman 68-71 Vegetable Van der Meer QP,Permadi AH Tahun 1994 Halaman 77-80 Vegetable Grubben GJH Tahun 1994 Halaman 82-86 Vegetables Grubben GJH Tahun 1994 Halaman 82-86 Vegetable Samson JA Tahun 1992 Halaman 96-98 Edible fruits and nuts Rifai MA Tahun 1994 Halaman 174176 Vegetable Gildemacher BH, Jansen GJ Tahun 1994 Halaman 157160 Vegetable Oyen LPA Tahun 1994 Halaman 97101 Vegetable
71 Lampiran 4 Kegunaan dan kandungan tumbuhan pangan dan obat (Lanjutan) No
18
Nama lokal
Nama ilmiah
Buncis
Phaseolus vulgaris L.
Kegunaan
Sayuran
Kandungan Air, protein, lemak, serat, abu, vitamin C, vitamin A, tiamin, niacin, folid acid, serat
Sumber Smartt J Tahun 1992 Halaman 60-63 Pulse
19
Bungur
Lagerstroemia speciosa Pers.
Digunakan untuk kerajinan kayu
Hearthwood dengan kelembaban 15%
20
Buntiris
Kalanchoe crenata Haw.
Antiseptic, antiinflammatory, iritasi
Cytotoxic, flavonoids, glycoside
Ficus religiosa L.
Sayuran, antidiabetic, skin disease, astringent, antigonorrhoeal, laxative, aphrodisiac, haemoptysis, fistula, antirematik, batuk, melegakan tenggorokan
Insulin, methanolic, hypoglycaemic
Capsicum annum L.
Sayuran, pemberi rasa pedas, warna dan ekstrak biasa digunakan untuk bahan saos
Mouisture, protein, lemak, karbohidrat, Fe, Ca, vitamin A, vitamin C
Alonzo DS Tahun 1998 Halaman 322325 (3) Timber trees : Lesser – known timbers Wardah, van Valkenburg Tahun 1999 Halaman 337338 Medicinal and poisonous plants 1 Rojo JP, Pitargue FC, Sosef MSM Tahun 1999 Halaman 286287 Medicinal and poisonous plants 1 Poulos JM Tahun 1994 Halaman 136140 Vegetable
Capsicum frutescens L.
Sayuran, pemberi rasa pedas, warna dan ekstrak biasa digunakan untuk bahan saos
Mouisture, protein, lemak, karbohidrat, Fe, Ca, vitamin A, vitamin C
Poulos JM Tahun 1994 Halaman 136140 Vegetable
Smilax macrocarpa Blume.
Buah digunakan untuk salad, dibuat munuman yaitu sirup
Glykosida,furostan ol,spirostanol,aglyc onessarsapogenin, smilagenin, tigogenin, neotigogenin, diosgenin,yamogeni n
Teo SP Tahun 1999 Halaman 447449 Medicinal and poisonous plants 1
Morinda citrifolia L.
Demam, gigitan lipan, sakit kepala, pneumonia, demam, sakit perut
Polisakarida, carcinomatosis, carcinogen, glycoside
Tap N, Bich NK Tahun 2003 Halaman 304-305 Medicinal and poisonous plants 3
21
22
23
24
25
Bunut
Cabe merah
Cabe rawit
Canar
Cangkudu
72 Lampiran 4 Kegunaan dan kandungan tumbuhan pangan dan obat (Lanjutan) No
Nama lokal
Nama ilmiah
Kegunaan
Kandungan
26
Cantrawali
Trinospora crispa L.
Kolera, diabetes, tekanan darah tinggi, malaria, cacingan
Diterpenes, alkaloids, flavonoids
27
Cecenet
Physalis peruviana L.
Buah, diabetes
Vitamin A, P, vitamin C, portion, pectin
28
29
Cheri
Cingcau arey
Air, protein, lemak, karbohidrat, serat, abu, calcium, phosphorus, vitamin A, vitamin C Bisbenzylisoquinoli ne alkaloids, alfacyclanolin, betacyclanolin, dicentrine, alkaloid, cytotoxic, antimalarial
Muntingia calabura L.
Sakit kepala, kedinginan, kulit yang kasar
Cyclea barbata Miers.
Demam, haemorroids, vermifuge untuk anak, kesehatan mata, penyakit kuning, tonic, panas dalam
Erysoline, erysopine, erythratine, hypaphorine. Tryptophan, alkaloid
Sumber Yusuf UK, Horsten SFAJ, Lemmens RHMJ Tahun 1999 Halaman 483484 Medicinal and poisonous plants 1 Verhoeven G Tahun 1992 Halaman 254256 Edible fruits and nuts Verheij EWM Tahun 1992 Halaman 223225 Edible fruits and nuts Horsten SFAJ Halaman 219221 Tahun 1999 Medicinal and poisonous plants 1 Dasuki UA Tahun 2002 Halaman 253254 Medicinal and poisonous plants 2 Sudiarto, Rifai MA Tahun 1992 Halaman 270272 Edible fruits and nuts
30
Dadap
Erythrina lithosperma MIQ.
Demam, batuk, haemorrhage, menorhagia, sakit kepala
31
Delima
Punica granatum L.
Buah, demam, diarrhea, disentri
Air, protein, lemak, karbohidrat, serat, mineral
Buah, demam, disentri, malaria
Air, protein, lemak, karbohidrat, glukosa, serat, abu, Ca, K, vitamin B, vitamin C
Yaacob O, Bamroongrugsa N, 1992,Hal 186-190, Edible fruits and nuts
Buah, untuk memulihkan kesehatan pada manusia dan hewan yang sakit
Air, protein, lemak, karbohidrat, serat, abu, calcium, phosphorus, potassium, thiamine, riboflavin, vitamin C
Subhadrabandhu S, Schneemann JMP, Verheij EWM Tahun 1992 Halaman 157-161 Edibkle fruits and nuts
32
33
Duku
Duren
Lansium domesticum Corr.
Durio zibethinus Murr.
73 Lampiran 4 Kegunaan dan kandungan tumbuhan pangan dan obat (Lanjutan) No
34
Nama lokal
Nama ilmiah
Kegunaan
Kandungan Air, protein, lemak, karbohidrat, serat, abu, Ca, Fe, betakaroten, vitamin B, niacin, vitamin C
Gingseng
Talinum paniculatum (Jacq)Gaertn
Sayuran, keindahan mata, inflamasi, tumor
Flavonoid, saponin, tannin, alkaloid, steroid
35
Handeleum
Graptophyllum pictum Griff.
Diuretic, melancarkan haid, anti inflamasi, melembutkan kulit, sembelit, ambeien, rematik, bisul dan pencahar ringan
36
Hantap
Sterculia longifolia Vent.
Kayu dibuat untuk furniture
Holosesulosa, alfaselulosa, lignin, pentosan, abu
Tannin
Sumber Rifai MA Tahun 1994 Halaman 268269 Vegetable Pidada IBR, Suhargo L Tahun 2009 Halaman 120124 J. Penelit Med. Eksakta, Vol 8, No 2 Lemmens RHMJ, Alonzo DS, Sudo S Tahun 1995 Halaman 430431 Timber trees: Minor commercial timbers 2 Van Valkenburg JLCH Tahun 2002 Halaman 479 Medicinal and poisonous plants2 Van valkenburg JLCH, Bunyapraphatsa ra N Tahun 2002 Halaman 365366 Medicinal and poisonous plants2
37
Hareeus
Rubus moluccanus L.
Buah, bahan sirup, astringent, tonic, diare, anti inflammatory, diuretic, antipyretic, antilithic, antithrombotic
38
Harendong
Melastoma malabathricum L.
Diare, disentri, leukoria, sakit gigi
Tanin, nobotanin, tetradecanoylphorb ol asetat
Jaat
Psophocarpus tetragonolobus L.
Suplemen protein, bahan untuk minyak, susu
Air, protein, lemak, karbohidreat, serat dan abu
Khan TN Tahun 1994 Halaman 229-233 Vegetable
Zea mays L.
Sebagai makanan pokok, pakan untuk ternak dan unggas, dan digunakan sebagai bahan baku industri
Air, lemak, protein, karbohidrat, serat dan abu
Koopmans A, ten Haven H, Subandi Tahun 1996 Halaman 143149 Cereal
39
40
Jagung
74 Lampiran 4 Kegunaan dan kandungan tumbuhan pangan dan obat (Lanjutan) No
41
Nama lokal
Jahe
Nama ilmiah
Zingiber officinale Rosc.
Kegunaan Sayuran ‘lalab’, bahan kosmetik dan parfum, bahan obat untuk nausea, diare, disentri, dyspepsia, mengurangi gas di dalam perut, demam, batuk, kedinginan, sesak pada dada, radang selaput dada, kejang atau keram, sakit gemburgembur, sakit kepala, sakit gigi, rematik
Kandungan
Sumber
Air, protein, lemak, karbohidrat, serat, abu
Sutarno H, Hadad EA, Brink M Tahun 1999 Halaman 238224 Spices
42
Jambu air
Eugenia aquea Burm.
Buah
Air, protein, karbohidrat, serat, vitamin A, vitamin B, vitamin C
43
Jambu biji
Psidium guajava L.
Buah, diare
Air, protein, lemak, karbohidrat, serat, abu, vitamin C
44
Jambu jamaica
Syzygium malaccense Merr.
Buah
Air, protein, lemak, karbohidrat, serat, vitamin A, vitamin B, vitamin C
Jatropha curcas L.
Minyak jarak, anthelmintic, treatment of gout, skin diseases, sakit telinga, sakit gigi, eczema, scabis
Palmitic acid, stearic acid, oleic acid, linoleic
45
46
47
Jarak
Jati
Jawer kotok
Tectona grandis L.
Melissa parviflora Benth.
Sakit kepala, dermatitis, penguat rambut, kayu digunakan untuk furniture
Tonic, antispasmodic, anti-emetic, diaphoretic
Panggabean G Tahun 1992 Halaman 292294 Edible fruits and nuts Soetopo L Tahun 1992 Halaman 266270 Edible fruits and nuts Panggabean G Tahun 1992 Halaman 292294 Edible fruits and nuts Susiarti S, Munawaroh E, Horsten SFAJ Tahun 1999 Halaman 324325 Medicinal and poisonous plants 1
Selulosa, lignin, pentosan, abu, silica
Phengklai C, Smitinand T, Kartasubrata J, Laming PB, Lim SC, Sosef MSM Tahun 1994 Halaman 448-454 Timber trees: Major commercial timbers 1
Triterpenes, phenolic acids, flavonoids, glikosida
Rachman E Tahun 2003 Halaman 298299 Medicinal and poisionous plants 3
75 Lampiran 4 Kegunaan dan kandungan tumbuhan pangan dan obat (Lanjutan) No
48
Nama lokal
Nama ilmiah
Jengkol
Pithecolobium lobatum Benth.
Kegunaan
Sayuran
Kandungan Air, protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, vitamin A, vitamin B, vitamin C
49
Jeruk bali
Citrus maxima Merr.
Buah, demam, batuk, gastric disorders
Air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin A, vitamin B, niacin, vitamin C
50
Jeruk limo
Citrus decumana L.
Buah
Vitamin A, vitamin C
51
Jeruk nipis
Citrus aurantifolia (Christm.& Panz.)
Buah, saos
Air, protein, lemak, karbohidrat, serat, vitamin A, vitamin C
52
Jocong jotang
Spilanthes Acmella Murr.
Sayuran, anastetik, sakit gigi
Air, protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, vitamin C
Jukut bau
Synedrella nodiflora Gaertn.
Rematik, gangguan telinga, bau mulut, diare
Terpenes betakariopilen, etanol, saponin, stigmasterol, rosasterol, estradiol
54
Kaca-kaca
Peperomia pellucida L.
Rematik, kelelahan, sakit kepala, sayuran
Trimethoxystyrene, caryophyllene, sesquiterpene alkohol
55
Kacang panjang
Phaseolus radiatus L.
Sayuran, untuk sup, snacks, roti, mie dan juga es krim
Air, protein, lemak, karbohidrat, serat, abu
56
Kacang suuk
Arachis hypogaea L.
Sayuran dengan sumber protein yang tinggi, bahan minyak
Air, protein, lemak, karbohidrat, serat, abu
53
Sumber Wiriadinata H Tahun 1994 Halaman 89-90 Vegetable Niyomdham C Tahun 1992 Halaman 128131 Edible fruits and nuts Samson JA Tahun 1992 Halaman 133135 Edible fruits and nuts Sethpakdee R Tahun 1992 Halaman 126128 Edible fruits and nuts Roemantyo Tahun 1994 Halaman 264266 Vegetable Hidayat S Tahun 2002 Halaman 528530 Medicinal and poisionous plants 2 Kiew R Tahun 1999 Halaman 379381 Medicinal and poisionous plants 1 Siemonsma JS, Lampang AN Tahun 1992 Halaman 71-74 Pulse Shorter R, Patanothai A Tahun 1992 Halaman 35-39 Pulse
76 Lampiran 4 Kegunaan dan kandungan tumbuhan pangan dan obat (Lanjutan) No
Nama lokal
Nama ilmiah
Kegunaan
Kandungan
Sakit kepala, dyspepsia, gangguan kegelisahan, demam, penyakit kuning, sakit ginjal dan paru-paru
Glikoside, karotenoid, betaglukosidase, betasitosterol
Sayuran, rematik, untuk mandi (terapi), disentri, perasa makanan
Caffeoylquinic acid, ethanolic
57
Kacapiring
Gardenia angusta Merr.
58
Kalingsir
Gynura sarmentosa DC.
Air, protein, lemak, karbohidrat, serat, abu, Ca, Mg, Fe, Provitamin A, vitamin C Esensial oil, fixed oil, pigment, protein, selulosa, pentosans, gula, zat tepung, silica, kalsium, mineral
Kangkung
Ipomoea aquatia Forsskal
Sayuran
60
Kapol
Amomum cardamomum Willd.
Inflamasi, sakit kepala, sakit telinga, sakit gigi, liver, sakit dada, sakit tenggorokan
61
Kapri
Pisum sativu L.
Sayuran yang kaya akan pritein
Air, protein, karbohidrat, serat, abu
62
Karas tulang
Chloranthus elatior Link.
Biasa dibuat teh, malaria
Fragrant dan aromatic, phenolic, beta-coumaric
Karuk
Piper sarmentosum Roxb.
Gonorrhea. Bronchitis, batuk, diuretic, antiseptic, disentri, rematik
Cardinene, dipentene
Sauropus androgynus Merr.
Sayuran, demam, gangguan saluran urine, meningkatkan produksi ASI
Air, protein, karbohidrat, serat, abu, vitamin A, vitamin B, vitamin C, Ca, P, Fe
59
63
64
65
66
Katuk
Kedondong
Kelapa
Sumber Roemantyo HS, Wirdateti Tahun 1992 Halaman 76-78 Dye and tannin producing plants Teik Ng L, Yap SF Tahun 2003 Halaman 232 Medicinal and poisonous plants 3 Westphal E Tahun 1994 Halaman 181184 Vegetable Wardini TH, Thomas A Tahun 1999 Halaman 116120 Spices Davies DR Tahun 1992 Halaman 63-64 Pulse Sangat HM Tahun 2000 Halaman 64-66 Stimulants Utami D, Jansen PCM Tahun 1999 Halaman 183188 Spices Van den Bergh MH Tahun 1994 Halaman 244246 Vegetable
Spondias dulcis Soland.
Buah biasa digunakan untuk rujak, sambal
Air, protein, lemak, sukrosa, serat
Verheij EWM Tahun 1992 Halaman 287-288 Edible fruits and nuts
Cocos nucifera L.
Minyak, bahan untuk sabun, margarine, shortening, susu, es krim, detergent, kosmetik, shampoo
Air, minyak, protein, karbohidrat, serat, abu
Ohler JG, Magat SS Tahun 2002 Halaman 76-84 Vegetables oils and fats
77 Lampiran 4 Kegunaan dan kandungan tumbuhan pangan dan obat (Lanjutan) No
67
68
69
Nama lokal
Kemang
Ketepeng
Kibeling
Nama ilmiah
Kegunaan
Kandungan
Mangifera caesia Jack.
Buah, daunnya dilalab
Air, protein, lemak, karbohidrat, serat, thiamine, abu, betakaroten, vitamin C
Cassia alata L.
Untuk ekspektoran pada bronkitis, dyspnea, pelangsing, pencuci mulut
Anthraquinone, rhein-anthrone, flavonoids
Kencing manis, susah buang air kecil, disentri
Alkaloid, flavonoid, triterpenoid, steroid, tannin, kuinon, minyak atsiri
Clinacantlzus nutans Burm.f.
Sumber Bompard JM Tahun 1992 Halaman 207209 Edible fruits and nuts Purba AVT Tahun 1999 Halaman 445446 Medicinal and poisonous plants 1 Andriani A Tahun 2008 Uji Potensi Larvasida Fraksi Ekstrak Daun Clinacantlzus nutans Burm.f. terhadap larva instar III nyamuk Indarto NS, Brink M Tahun 1999 Halaman 242245 Medicinal and poisonous plants 1 Backer CA, van den Brink Jr B, Burkill IH, Heyne K, Ridley HN, Soerjani M, Kostermans AGJH, Tjitrosoepomo G Tahun 1994 Halaman 286287 Vegetables
70
Kimules
Desmodium heterophyllum DC.
Diarrhea, disentri, sakit perut, sakit telinga, sakit tenggorokan
Alkaloid, hypaphorine, N, Ndimrthyltryptamine, acid tryptophan, hordenine, candicine, choline
71
Kisepet
Commelina obliqua Ham.
Sayuran, hijauan
Zygomorphic
72
Kol
Brassica oleracea Var.
Sayuran
Air, protein, karbohidrat, serat, Ca, Fe, vitamin C
Van der Vossen HAM, 1994 Halaman 117-121 Vegetable
Sayuran
Air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin Avitamin B, niacin, vitamin C, Ca, Fe dan P.
Widjaja EA, Reyes MEC Tahun 1994 Halaman 190192 Vegetable
73
Kukuk
Lagenaria leucantha Rusby.
78 Lampiran 4 Kegunaan dan kandungan tumbuhan pangan dan obat (Lanjutan) No
74
Nama lokal
Nama ilmiah
Kegunaan
Kandungan
Kumis kucing
Orthosiphon aristatus Miq.
Diuretic, nephritis, gallstones, diabetes
Mineral, potassium, sinensetin, flavonol glycosides, caffeic acidderivates
Air, protein, lemak, karbohidrat, serat, abu, ascorbic acid
Rhizomatous
75
Kunyit
Curcuma domestica Val.
Sakit perut, tonik, infeksi kulit, kanker, radang kulit, AIDS, peradangan, kolesterol tinggi, dyspeptic
76
Kunyit hitam
Zingiber ottensii Valeton.
Tonic, untuk wanita setelah melahirkan
Air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin A, vitamin B, niacin, vitamin C, Ca, Fe, Mg dan P. Air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin A, vitamin B, niacin, vitamin C, Ca, Fe, Mg dan P.
Sumber Dzulkarnain B, Widowati L, Isnawati A, Thijssen HJC Tahun 1999 Halaman 368371 Medicinal and poisonous plants 1 Dahal KR, Idris S Tahun 1999 Halaman 111116 Spices Burkill IH, Heyne K, Holttum RE, Ridley HN, Theilade I, Valeton T Tahun 1999 Halaman 267268 Spices Widjaja EA, Reyes MEC Tahun 1994 Halaman 190192 Vegetable Engels JMM, Jeffrey C Tahun 1994 Halaman 246248 Vegetable Jones RJ, Brewbaker JL, Sorensson CT Tahun 1997 Halaman 175180 Auxiliary plants
77
Labu
Lagenaria vulgaris Seringe.
Sayuran
78
Labu siam
Sechium edule Jacq.
Sayuran
Lamtoro
Leucaena glauca Benth.
Sayuran yang kaya protein dan digunakan sebagai suplement bagi tubuh
N, P,K, Ca, Mg, lignin, selulosa, hemiselulosa, polyphenol
Lempuyang
Zingiber aromaticum Vall.
Sakit perut, diare, disentri, antidiare, rematik, asma, atritis, demam, bahan parfume pada sabun
Zerumbone, zerumbone epoxide, curcumin, flavonols, flavonoid glycosides
Wolff XY, Astuti IP, Brink M Tahun 1999 Halaman 233-238 Spices
Buah
Air, protein, lemak, karbohidrat, serat, abu, Ca, P, Fe, vitamin A, vitamin B, niacin, vitamin C
Choo WK, Ketsa S Tahun 1992 Halaman 146-151 Edible fruits and nuts
79
80
81
Lengkeng
Euphoria longana Lamk.
79 Lampiran 4 Kegunaan dan kandungan tumbuhan pangan dan obat (Lanjutan) No
Nama lokal
Nama ilmiah
Kegunaan
Kandungan
82
Lengkuas
Alpinia galanga SW.
Sakit perut, diare, kanker mulut, kanker perut, antirematik, colic, vomiting, herpes
Glutathione, methanolic
83
Leunca
Solanum nigrum L.
Sayuran
Air, protein, karbohidrat, serat, Ca
84
Lidah buaya
Aloe vera(L.) Burm.f.
Luka bakar, wounds, abrasions, perawatan kulit, iritasi dan alopecia
Aloin, hydroxyaloins, aloinoside
85
Mahkota dewa
Phaleria macrocarpa(Scheff. ) Boerl.
Hepatitis, diabetes, rematik, kanker, hipertensi, sakit jantung
Antihistaminic
86
Mangga
Mangifera indica L.
Buah, antibiotic
Air, protein, lemak, karbohidrat, serat, calcium, P, iron
Manggis
Garcinia mangostana L.
Buah
Air, protein, lemak, karbohidrat, serat, C, P, iron, vitamin A, vitamin C
87
88
89
Mangkokan
Markisa
Sumber Ibrahim H Tahun 2002 Halaman 58-59 Medicinal and poisonous plants 2 Hasan SMZ, Jansen PCM Tahun 1994 Halaman 249252 Vegetables Aguilar NO, Brink M Tahun 1999 Halaman 104105 Medicinal and poisonous plants 1 Powell JM, Stevens PF, Harmanto N Tahun 2003 Fibre plants Sukonthasing S, Wongrakpanich M, Verheij EWM Tahun 1992 Halaman 211216 Edible fruits and nuts Verheij EWM Tahun 1992 Halaman 177181 Edible fruits and nuts
Nothopanax scutellarium Merr.
luka, sukar kencing, radang payudara dan membantu pertumbuhan rambut, hairtonic
alkaloid quinin
Purwantini I, , Munawaroh R, , Darwati, NBS Kombinasi daun teh dan mangkokan sebagai penumbuh rambut
Passiflora edulis Sims.
Buah, sebagai produk olahan yaitu es krim, serbat, nektar, sari buah, konsentrat, sirup dan jeli
Air, karbohidrat, serat, Ca, Fe, vitamin A, tiamin, riboflavin
Gurnah AM Tahun 1997 Halaman 311317 Edible fruit and nuts
80 Lampiran 4 Kegunaan dan kandungan tumbuhan pangan dan obat (Lanjutan) No
90
Nama lokal
Melati
Nama ilmiah
Kegunaan
Kandungan
Jasminum sambac Aitt.
Demam, lactifuge, mencerahkan mata, astringent, antiamoebic, strong sedative, anaethetic, pulmonary catarrh, bronchitis, asma
Jasmolactones A, B,C,D
91
Melon
Cucumis melo L
For the juicy, refreshing drink
Air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin A, vitamin B, niacin, vitamin C, K, Ca, Fe, Mg, P
92
Nanas hijau
Ananas comosus. L.
Buah
Air, protein, gula, lemak, serat
Buah,skin diseases, asma, fever, diare
Air, protein, lemak, karbohidrat, serat, abu, calcium, phosphorus, iron, sodium, potassium, vitamin A, thiamine, riboflavin, niacin, vitamin,
93
Nangka
Artocarpus heterophyllus Lamk.
Sayuran
Air, protein, lemak, karbohidrat, Ca, Fe, P, vitamin A, vitamin B, niacin, vitamin C
Air, protein, lemak, karbohidrat, serat dan abu
94
Oyong
Luffa cylindrica (L.) M.J. Roemer sensu
95
Padi
Oryza sativa L.
Makanan pokok sebagian besar penduduk dunia
Diplazium esculentum Swartz.
Penguat bagi wanita melahirkan, ekspektoran untuk darah, batuk, demam, diare, disentri
96
Pakis
Air, protein, lemak, karbohidrat, serat, abu, P, Ca, Fe
Sumber Rahajoe JS, Kiew R, van Valkenburg JLCH Tahun 1999 Halaman 315318 Medicinal and poisonous plants 1 Paje MM, van der Vossen HAM Tahun 1994 Halaman 153157 Vegetable Wee YC, Thongtham MLC Tahun 1992 Halaman 66-71 Edible fruits and nuts
Soepadmo E Tahun 1992 Halaman 86-91 Edible fruits and nuts
Jansen GJ, Gildemacher BH, Phuphathanaph ong Tahun 1994 Halaman 194197 Vegetable Vergarta BS, de Datta SK Tahun 1996 Halaman 106115 Cereal Hovenkamp PH, Kalsom YU Tahun 2003 Halaman 96-99 (2) Cryptogams : Ferns and fern allies
81 Lampiran 4 Kegunaan dan kandungan tumbuhan pangan dan obat (Lanjutan) No
97
98
99
100
101
102
103
Nama lokal
Nama ilmiah
Kegunaan
Kandungan
Pala
Myristica fragrans Houtt.
Digunakan sebagai bahan obat dan kosmetik, fumigasi bagi wanita setelah melahirkan
Selulosa, lignin, pentosan, abu, silica
Palanding
Leucaena leucocephala Lam.
Sayuran yang kaya protein dan digunakan sebagai suplement bagi tubuh
N, P,K, Ca, Mg, lignin, selulosa, hemiselulosa, polyphenol
Pandan
Pandanus amaryllifolius Roxb.
Untuk penambah rasa dan wangi pada beras, agar, untuk mengobati diabetes
Monoterpene, piperidine alkaloids, metilglutamic
Panglai
Zingiber cassumunar Roxb.
Penambah rasa pada makanan, untuk mengobati sakit perut, diare, colic, sakit kepala, rematik, gonorrhea, demam, asma
Terpinen-4-ol, phenylbutenoid, methanolic, anthelmintic, monoterpene
Pare
Momordica charantia L.
Sayuran, treat diabetes, arthritis, rematik, asma
Air, protein, lemak, karbohidrat, serat, Ca, Fe, P dan vitamin C
Buah, penyakit jantung, amoebicide, diuretik, bahan sabun, degumming silk, softening wool
Air, protein, lemak, karbohidrat, serat, abu, potassium, calcium, phosphorus, iron, sodium, vitamin A, vitamin C, thiamine, niacin, riboflavin
Villegas VN Tahun 1992 Halaman 108112 Edible fruits and nuts
Gynocardine, cyanogenic, glycoside, glukosa, aglycone
Roemantyo, Zuhud EAM Tahun 2002 Halaman 400402 Medicinal and poisonous plants2
Pepaya
Picung
Carica papaya L.
Pangium edule Reinw.
Buah untuk sayur
Sumber Roemantyo HS, Martawijaya A, Nimiago P, Sosef MSM Tahun 1995 Halaman 346349 Timber trees: Minor commercial timbers 2 Jones RJ, Brewbaker JL, Sorensson CT Tahun 1997 Halaman 175180 Auxiliary plants Setyowati FM, Siemonsma JS Tahun 1999 Halaman 199166 Spices Wolff XY, Astuti IP, Brink M Tahun 1999 Halaman 233238 Spices Reyes MEC, Gildemacher BH, Jansen GJ Tahun 1994 Halaman 206210 Vegetable
82 Lampiran 4 Kegunaan dan kandungan tumbuhan pangan dan obat (Lanjutan) No
Nama lokal
Nama ilmiah
Kegunaan
Kandungan
104
Pisang
Musa paradisiaca L.
Buah, sayuran
Air, protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe
105
Pohpohan
Pilea trinervia Wight.
Aromatic herbs, hedge plant
Rambutan
Nephelium lappaceum L.
106
Buah
Air, protein, lemak, karbohidrat, serat, vitamin A, vitamin C
107
Rane
Selaginella Willdenowii BACKER
Sakit perut, penguat setelah melahirkan
Biflavones, metilamentoflavone , isocryptomerin, metilrobustaflavone , bilobetin, robustaflavone, dihidrobiflavone
108
Rebung
Gigantochloa apus Kurtz.
Tunasnya untuk sayuran
Holoselulosa, pentosans, lignin, abu, silica
109
Remek daging
Hemigraphrs alternata Bum.
Diuretic, pendarahan, haemorrhage, disentri
Potassium, flavonoids, anti bakterial
110
Rendeu
Staurogyne elongata O.K.
Diuretic, sayuran
Triterpene glikosid yang disebut strogins
111
Sadagori
Sida acuta Burm. F.
Haemorrhoids, impotensi, sakit perut, diaphoretic
Acetylcholine
Sumber Nasution RE Tahun 1994 Halaman 215217 Vegetables Mahyar UW Tahun 1994 Halaman 224226 Vegetable Van Welzen PC, Verheij EWM Tahun 1992 Halaman 235240 Edible fruits and nuts De Winter WP, Jansen PCM Tahun 2003 Halaman 178184 (2) Cryptogams : Ferns and fern allies Widjaja EA Tahun 1995 Halaman 100102 Bamboos Schmelzer GH Tahun 2003 Halaman 234235 Medicinal and poisonous plants3 Darmakusuma D Tahun 2003 Halaman 381 Medicinal and poisonous plants 3 Perumal B Tahun 2002 Halaman 498499 Medicinal and poisonous plants2
83 Lampiran 4 Kegunaan dan kandungan tumbuhan pangan dan obat (Lanjutan) No
Nama lokal
Nama ilmiah
Kegunaan
Kandungan
112
Saga
Abrus precatorius L.
For apntha, asma, malaria, disentri
Glikoprotein, polipeptida, glikosida, toxin
113
Salak
Zalacca edulis Reinw.
buah, asinan
Tannic, acid
Salam
Eugenia polyantha Wight.
Sayuran, daunnya sebagai aromatic, diare, kayunya digunakan untuk furniture
Eugenol, methyl chavicol, ethanolic
Sayuran
Air, protein, lemak, karbohidrat, serat, Ca, Fe, vitamin A, vitamin C
114
115
116
117
118
119
Sawi
Sawijarian
Sawo
Semangka
Sembung
Brassica rapa L.
Nasturtium indicum Mult.
Manilkarai zapota L.
Stimulant, asma
Buah, antipyretic
Air, protein, lemak, karbohidrat, serat, Ca, P, Fe, vitamin A, vitamin B, vitamin C Air, protein, lemak, karbohidrat, serat, abu, phosphorus, Calcium, iron, sodium, potassium, vitamin A, thiamine, riboplavin, niacin, vitamin C
Citrullus vulgaris Schrad.
Buah
Air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin A, vitamin B, niacin, vitamin C, Ca, Fe, Mg dan P
Blumea balsamifera DC.
Stomachic, antispasmodic, vermifuge, sudorific, sinusitis, untuk mandi wanita setelah melahirkan, untuk mandi bayi
Borneol, blumeacamohor, flavonoid blumeatin, mitomycin C, dimethylnitrosamin e, tetracycline, antihistamin
Sumber Lemmens RHMJ, Breteler FJ Tahun 1999 Halaman 77 Medicinal and poisonous plants 1 Schuiling DL, Mogea JP Tahun 1992 Halaman 281284 Edible fruits and nuts Sardjono S Tahun 1999 Halaman 218219 Spices Kuo CG, Toxopeus H Tahun 1994 Halaman 127130 Vegetables Rahmansyah M Tahun 1994 Halaman 239241 Vegetables Coronel RE Tahun 1992 Halaman 220223 Edible fruits and nuts Paje MM, van der Vossen HAM Tahun 1994 Halaman 144148 Vegetable Alonzo DS Tahun 1999 Halaman 158159 Medicinal and poisonous plants1
84 Lampiran 4 Kegunaan dan kandungan tumbuhan pangan dan obat (Lanjutan) No
Nama lokal
Nama ilmiah
Kegunaan
Kandungan
Limonene, linalool, geraniol, myrcene
Sumber Oyen LPA Tahun 1999 Halaman 99102 Essential-oil plants Veltkamp HJ, de Bruijn GH Tahun 1996 Halaman 107113 Plants yielding non-seed carbohydrates Van Valkenburg JLCH, Bunyapraphatsa ra N Tahun 2002 Halaman 177 Medicinal and poisonous plants2 Rifai MA Tahun 1994 Halaman 174176 Vegetable
120
Sereh
Andropogon nardus Linn..
Bahan untuk sabun, detergent, industry parfum, digunakan untuk menghindari nyamuk
121
Singkong
Manihot utilissima Pohl.
Sayuran dan sebagai sumber karbohidrat
Air, protein, lemak, karbohidrat, mineral
122
Singugu
Clerodendrum serratum L.
Batuk, poulticing skin diseases, yaws, sakit kepala, leprosy, demam
Cyclonema, iridoid glycoside, plantarenaloside, euphroside
123
Sintrong
Erechtites valerianifolia Raf.
Sayuran, meningkatkan produksi ASI, demam, batuk
Alkaloid, seneciphylline, senecionine
Piper betle L.
Untuk mandi wanita setelah melahirkan, mimisan
Air, protein, lemak, glukosa, sukrosa, zat tepung, serat, abu, tiamin, vitamin A, riboflavin, nicotinic acid, vitamin C, potassium nitrate, tanin
Teo SP, Banka RA Tahun 2000 Halaman 102106 Stimulant
Piper decumanum L.
Gonorrhea. Bronchitis, batuk, diuretic, antiseptic, disentri, rematik
Cardinene, dipentene
Utami D, Jansen PCM Tahun 1999 Haslaman 183188 Spices
Vitamin C, vitamin B, kalsium, pospor
Koesriharti Tahun 1992 Halaman 75-78 Edible fruits and nuts
Protein, lemak, abu, karbohidrat
Rajendran R Tahun 1992 Halaman 83-86 Edible fruits and nuts
124
125
126
127
Sirih
Sirih merah
Sirsak
Sukun
Annona muricata L.
Artocarpus communis Forst.
Buah
Buah
85 Lampiran 4 Kegunaan dan kandungan tumbuhan pangan dan obat (Lanjutan) No
Nama lokal
Nama ilmiah
Kegunaan
Kandungan
128
Surawung
Ocimum sanctum L.
Condiments, tumbuhan obat, sayuran, rematik, kanker, renal colic
Air, protein, serat, Ca, Fe, vitamin C
Solanum torvum Swartz.
Roots for poulticing cracks in the feet or as an antitussive to disperse extravasated blood, sakit gigi, sakit perut, penawar gigitan ular dan serangga
Air, protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, vitamin A, vitamin B, vitamin C
Colocasia esculenta Schott.
Sakit perut, diarrhea, perawatan kulit, rematik, styptic, arrest arterial haemorrhage, sakit telinga, inflamed glands, eksternal stimulant
Air, protein, karbohidrat, serat, vitamin C
Gnetum gnemon L.
Sayuran, seratnya untuk inner bark
Air, protein, lemak, karbohidrat, serat, abu, P, C, iron, vitamin A
Boesenbergia rotunda L.
Sayuran, penguat sebelum proses kelahiran, memperbanyak ASI, penyegar tubuh ibu setelah melahirkan, sakit perut, batuk,gangguan pencernaan, sariawan sakit perut, nyeri otot, sulit buang air kecil pada anak, obat kurap
Air, protein, nitrogen, gula, etanol, zat-zat larutu air, abu, flavon, flavonon, momoterpenoid, calkone
129
130
131
132
133
134
Takokak
Taleus
Tangkil
Temu kunci
Terong
Tomat
Solanum melongena L.
Solanum lycopersicum L.
Sayuran, diabetes, asma, kolera, bronkhitis, dysuria, kolesterol, sakit gigi
Air, protein, lemak, karbohidrat, serat, abu, Ca, Fe, vitamin B, niacin, vitamin C
Sayuran, jus
Air, protein, lemak, karbohidrat, Ca, Fe, Mg, P, vitamin A, vitamin B, niacin, vitamin C
Sumber Sunarto AT Tahun 1994 Halaman 218220 Vegetables Boonkerd T, na Songkhla, Thephuttee W Tahun 1994 Halaman 258260 Vegetables Taha RM Tahun 2003 Halaman 130131 Medicinal and poisonous plants 3 Verheij EWM, Sukendar Tahun 1992 Halaman 182184 Edible fruits and nuts
Ibrahim H, Nugroho A Tahun 1999 Halaman 83-85 Spices
Sutarno H, Danimihardja S, Grubben GJH Tahun 1994 Halaman 255258 Vegetables Opena RT, van der Vossen HAM tahun 1994 Halaman 199205 Vegetables
86
Lampiran 4 Kegunaan dan kandungan tumbuhan pangan dan obat (Lanjutan) No
Nama lokal
Nama ilmiah
Kegunaan
Kandungan
135
Tua leteng
Deris eliptica Benth.
Insektisida, meracuni ikan, stems as a blood tonic
Ethanolic, flavonoids, deguelin, cytotoxic, adrenolytic
136
Zodia
Evodia suaveolens Scheff.
Mengusir nyamuk
evodiamine dan rutaecarpine
Sumber Pustaka : Aguilar NO, Brink M. 1999.Aloe veraL. In:de Padua LS, Bunyapraphatsara N, Lemmens RHMJ. (Editors):Plant Resources of South-East Asia No. 12(1) Medicinal and poisonous plants .Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 104-105. Alonzo DS. 1998. Lagerstroemia speciosa Pers. In: Sosef MSM, Hong LT, Prawirohatmodjo S (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 5(3) Timber trees: Lesser-know timbers. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 322-325. . 1999. Blumea balsamifera DC. In:de Padua LS, Bunyapraphatsara N, Lemmens RHMJ. (Editors):Plant Resources of South-East Asia No. 12(1) Medicinal and poisonous plants .Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 158-159. Andriani A. 2008. Uji Potensi Larvasida Fraksi Ekstrak Daun Clinacanthus nutans L. Terhadap Larva Instar III Nyamuk Aedes aegypti [Skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor,Institut Pertanian Bogor. Backer CA, van den Brink Jr B, Burkill IH, Heyne K, Ridley HN, Soerjani M, Kostermans AGJH, Tjitrosoepomo G. 1994.Commelina obliqua Ham.In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 286-287. Bompard JM. 1992. Mangifera caesia Jack.In: Verheij EWM, Coronel RE. (Editors) :Plant Resources of South-East Asia No. 2 Edible fruits and nuts. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 207-209. Boonkerd T, na Songkhla, Thephuttee W . 1994. Solanum torvum Swartz. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 258-260. Burkill IH, Heyne K, Holttum RE, Ridley HN, Theilade I, Valeton T. 1999. Zingiber ottensii Valeton In: de Guzman CC, Siemonsma JS (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 13 Spices. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 267-268. Choo WK, Ketsa S. 1992. Euphoria longana Lamk.In: Verheij EWM, Coronel RE. (Editors) :Plant Resources of South-East Asia No. 2 Edible fruits and nuts. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 146-151. Coronel RE. 1992. Manilkarai zapota L. In: Verheij EWM, Coronel RE. (Editors) :Plant Resources of South-East Asia No. 2 Edible fruits and nuts. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 220-223.
Sumber Hamid A Tahun 1999 Halaman 240241 Medicinal and poisonous plants 1 Rahayu R, Mairawita, Putra SE Tahun 2007
87 Coronel RE. 1992. Tamarindus indica L. In: Verheij EWM, Coronel RE. (Editors) :Plant Resources of South-East Asia No. 2 Edible fruits and nuts. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 298-301. Dahal KR, Idris S. 1999. Curcuma domestica Val. In: de Guzman CC, Siemonsma JS (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 13 Spices. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 111-116. Darmakusuma D. 2003.Staurogyne elongata O.K. In: Lemmens RHMJ, Banyapraphatsara N (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 12(3) Medicinal and poisonous plants. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 381. Dasuki UA . 2002. Erythrina lithosperma MIQ. In: van Valkenburg JLCH, Bunyapraphatsara N (Editors) : Plant Resources of South-East Asia No. 12 (2) Medicinal and poisonous plants . Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 253-254. Davies DR. 1992. Pisum sativu L. In: van der Maesen LJG, Somaatmadja S (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 1 Pulses. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 63-64. De Winter WP, Jansen PCM. 2003. Selaginella Willdenowii BACKER In: de Winter WP, Amoroso VB (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 15 (2) Cryptogams: Ferns and fern allies. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 178-184. Dzulkarnain B, Widowati L, Isnawati A, Thijssen HJC. 1999. Orthosiphon aristatus Miq.In:de Padua LS, Bunyapraphatsara N, Lemmens RHMJ. (Editors):Plant Resources of South-East Asia No. 12(1) Medicinal and poisonous plants .Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 368-371. Engels JMM, Jeffrey C. 1994. Sechium edule Jacq. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 246-248. Gildemacher BH, Jansen GJ. 1994. Cucumis sativus L. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 157-160. Grubben GJH. 1994. Amaranthus paniculatus L. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 82-86. . 1994. Amaranthus tricolor L. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 82-86. Gurnah AM. 1992. Passiflora edulis Sims. In: Verheij EWM, Coronel RE. (Editors) :Plant Resources of South-East Asia No. 2 Edible fruits and nuts. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 311-317. Hamid A. 1999. Deris eliptica Benth. In: de Padua LS, Bunyapraphatsara N, Lemmens RHMJ. (Editors):Plant Resources of South-East Asia No. 12(1) Medicinal and poisonous plants .Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 240-241. Hargono D, Lastari P, Astuti Y, van den Bergh MH . 1999. Centella asiatica (L.) Urb.. In:de Padua LS, Bunyapraphatsara N, Lemmens RHMJ. (Editors):Plant Resources of South-East Asia No. 12(1) Medicinal and poisonous plants .Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 190194.
88 Hasan SMZ, Jansen PCM. 1994. Solanum nigrum L. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 249-252. Hidayat S. 2002. Synedrella nodiflora Gaertn. In: van Valkenburg JLCH, Bunyapraphatsara N (Editors) : Plant Resources of South-East Asia No. 12 (2) Medicinal and poisonous plants . Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 528-530. Horsten SFAJ. 1999. Cyclea barbata Miers. In: de Padua LS, Bunyapraphatsara N, Lemmens RHMJ. (Editors):Plant Resources of South-East Asia No. 12(1) Medicinal and poisonous plants .Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 219-221. Hovenkamp PH, Kalsom YU. 2003. Diplazium esculentum Swartz. In: de Winter WP, Amoroso VB (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 15 (2) Cryptogams: Ferns and fern allies. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 96-99. Ibrahim H, Nugroho A. 1999. Boesenbergia rotunda L. In: de Guzman CC, Siemonsma JS (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 13 Spices. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 83-85. Ibrahim H. 2002. Alpinia galanga SW. In: van Valkenburg JLCH, Bunyapraphatsara N (Editors) : Plant Resources of South-East Asia No. 12 (2) Medicinal and poisonous plants . Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 58-59. Indarto NS, Brink. 1999. Desmodium heterophyllum DC. In: de Padua LS, Bunyapraphatsara N, Lemmens RHMJ. (Editors):Plant Resources of South-East Asia No. 12(1) Medicinal and poisonous plants .Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 242-245. Jansen GJ, Gildemacher BH, Phuphathanaphong. 1994. Luffa cylindrica (L.) M.J. Roemer sensu In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 194-197. Jonathan J, Hariadi BPJ . 1999. Imperata cylindrical L.. In: de Padua LS, Bunyapraphatsara N, Lemmens RHMJ. (Editors) :Plant Resources of South-East Asia No. 12(1) Medicinal and poisonous plants . Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 310-311. Jones RJ, Brewbaker JL, Sorensson CT. 1997. Leucaena glauca Benth. In: Hanum IF, van der Maesen LJG (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 11 Auxiliary plants. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 175-180. . 1997. Leucaena leucocephala In: Hanum IF, van der Maesen LJG (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 11 Auxiliary plants. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 175-180. Khan TN. 1994. Psophocarpus tetragonolobus L. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 229-233. Kiew R. 1999. Peperomia pellucida L. In:de Padua LS, Bunyapraphatsara N, Lemmens RHMJ. (Editors):Plant Resources of South-East Asia No. 12(1) Medicinal and poisonous plants .Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 379-381. Koesriharti. 1992. Annona muricata L. In: Verheij EWM, Coronel RE. (Editors) :Plant Resources of South-East Asia No. 2 Edible fruits and nuts. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 75-78.
89 Koopmans A, ten Haven H, Subandi . 1996. Zea mays L. In: Grubber GJH, Partohardjono S (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 10 Cereals. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 143-149. Kuo CG, Toxopeus H. 1994. Brassica rapaL. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 127-130. Lemmens RHMJ, Alonzo DS, Sudo S . 1995. Sterculia longifolia Vent. In: Lemmens RHMJ, Soerianegara I, Wong WC (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 5(2) Timber trees: Minor commercial timbers. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 430-431. Lemmens RHMJ, Breteler FJ. 1999. Abrus precatorius L. In: de Padua LS, Bunyapraphatsara N, Lemmens RHMJ. (Editors):Plant Resources of South-East Asia No. 12(1) Medicinal and poisonous plants .Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 77. Mahyar UW. 1994. Pilea trinervia Wight. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 224-226. Nasution RE. 1994. Musa paradisiaca L. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 215-217. Niyomdham C. 1992. Citrus maxima Merr. In: Verheij EWM, Coronel RE. (Editors) :Plant Resources of South-East Asia No. 2 Edible fruits and nuts. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 128-131. Ohler JG, Magat SS. 2002. Cocos nucifera L. In: van der Vossen HAM, Umali BE (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 14 Vegetable oils and fats. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 76-84. Opena RT, van der Vossen HAM. 1994. Solanum lycopersicum L. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 199-205. Oyen LPA . 1994. Beta vulgaris L. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 97-101. Oyen LPA, Soenoeadji . 1994. Allium fistulosum L. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 73-77. Oyen LPA. 1999. Andropogon nardus Linn.In: Oyen LPA, Dung NX (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 19 Essential-oil plants. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 99102. Paje MM, van der Vossen HAM. 1994. Citrullus vulgaris Schrad. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 144-148. . 1994. Cucumis melo L In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 153-157. Panggabean G . 1992. Eugenia aquea Burm. In: Verheij EWM, Coronel RE. (Editors) :Plant Resources of South-East Asia No. 2 Edible fruits and nuts. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 292-294.
90 . 1992. Syzygium malaccense Merr. In: Verheij EWM, Coronel RE. (Editors) :Plant Resources of South-East Asia No. 2 Edible fruits and nuts. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 292-294. Perumal B. 2002. Sida acuta Burm.F. In: van Valkenburg JLCH, Bunyapraphatsara N (Editors) : Plant Resources of South-East Asia No. 12 (2) Medicinal and poisonous plants . Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 498-499. Phengklai C, Smitinand T, Kartasubrata J, Laming PB, Lim SC, Sosef MSM . 1994. Tectona grandis L. In: Soerianegara I, Lemmens RHMJ (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 5(1) Timber trees: Major commercial timbers. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 448-454. Pidada IBR, Suhargo L. 2009. Peranan Ekstrak Daun Wungu (Graptophyllum pictum L. Griff.) untuk Menghambat Atrofi Kelenjar Mammae Mencit Betina Ovariektomi. J. Penelit Med. Eksakta, Vol 8, No 2 Hal. 120-124. Poulos JM . 1994. Capsicum annum L. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 136-140. . 1994. Capsicum frutescens L. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 136-140. Powell JM, Stevens PF, Harmanto N. 2003. Phaleria macrocarpa In: Brink M, Escobin RP (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 17 Fibre plants. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 283-284. Purba AVT. 1999. Cassia alata L. In: de Padua LS, Bunyapraphatsara N, Lemmens RHMJ. (Editors):Plant Resources of South-East Asia No. 12(1) Medicinal and poisonous plants .Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 445-446. Purwantini I, Munawaroh R, Darwati NBS. . Kombinasi Daun Teh dan Mangkokan sebagai Penumbuh Rambut. mot.farmasi.ugm.ac.id/.../... (download: 8 November 2012). Rachman E. 2003. Melissa parviflora Benth. In: Lemmens RHMJ, Banyapraphatsara N (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 12(3) Medicinal and poisonous plants. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 298-299. Rahajoe JS, Kiew R, van Valkenburg JLCH. 1999. Jasminum sambac Aitt. In: de Padua LS, Bunyapraphatsara N, Lemmens RHMJ. (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 12(1) Medicinal and poisonous plants .Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 315-318. Raharjo I, Horsten SFAJ . 2002. Pluchea indica Less. In: van Valkenburg JLCH, Bunyapraphatsara N (Editors) : Plant Resources of South-East Asia No. 12 (2) Medicinal and poisonous plants . Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 441-443. Rahayu R, Mairawita, Putra SE. 2007. Sosialisasi dan Aplikasi Penggunaan Beberapa Tanaman Pengusir Nyamuk Kepada Masyarakat Kota Padang di Daerah yang Rentan Terkena Penyakit Demam Berdarah.repository.unand.ac.id/2566/1/Resti_Rahayu.pdf (Download: 8 November 2012) Rahayu SSB, Irwanto RR, van der Maesen LJG. 1999. Ageratum conyzoides L.In:de Padua LS, Bunyapraphatsara N, Lemmens RHMJ. (Editors) : Plant Resources of South-East Asia No. 12(1) Medicinal and poisonous plants . Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 92.
91 Rahmansyah M. 1994. Nasturtium indicum Mult. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 239-241. Rajendran R. 1992. Artocarpus communis Forst. In: Verheij EWM, Coronel RE. (Editors) :Plant Resources of South-East Asia No. 2 Edible fruits and nuts. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 83-86. Reyes MEC, Gildemacher BH, Jansen GJ. 1994. Momordica charantia L. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 206-210. Rifai MA. 1994. Erechtites hieracifolia Raf. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 174-176. Rifai MA. 1994. Talinum paniculatum (Jacq) Gaertn. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 268-269. . 1994. Erechtites valerianifolia Raf. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 174-176. Roemantyo HS, Martawijaya A, Nimiago P, Sosef MSM. 1995. Myristica fragrans. In: Lemmens RHMJ, Soerianegara I, Wong WC (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 5(2) Timber trees: Minor commercial timbers. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 346349. Roemantyo HS, Wirdateti . 1992. Gardenia angusta Merr. In: Lemmens RHMJ, Soetjipto NW (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 3 Dye and tannin-producing plants. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 76-78. Roemantyo, Zuhud EAM. 2002. Pangium edule Reinw. In: van Valkenburg JLCH, Bunyapraphatsara N (Editors) : Plant Resources of South-East Asia No. 12 (2) Medicinal and poisonous plants . Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 400-402. Roemantyo. 1994. Spilanthes Acmella Murr. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 264-266. Rojo JP, Pitargue FC, Sosef MSM. 1999. Ficus religiosa L. In: de Padua LS, Bunyapraphatsara N, Lemmens RHMJ. (Editors):Plant Resources of South-East Asia No. 12(1) Medicinal and poisonous plants .Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 286-287. Samson JA . 1992. Averrhoa Carambola L. In: Verheij EWM, Coronel RE. (Editors) :Plant Resources of South-East Asia No. 2 Edible fruits and nuts. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 96-98. . 1992. Citrus decumana L. In: Verheij EWM, Coronel RE. (Editors) :Plant Resources of South-East Asia No. 2 Edible fruits and nuts. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 133-135. Sangat HM. 2000.Chloranthus elatior Link. In: van der Vossen HAM, Wessel M (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 16 Stimulants. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 64-66.
92 Sardjono S. 1999. Eugenia polyantha Wight. In: de Guzman CC, Siemonsma JS (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 13 Spices. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 218219. Schmelzer GH. 2003. Hemigraphrs alternata Bum. In: Lemmens RHMJ, Banyapraphatsara N (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 12(3) Medicinal and poisonous plants. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 234-235. Schuiling DL, Mogea JP. 1992. Zalacca edulis Reinw. In: Verheij EWM, Coronel RE. (Editors) :Plant Resources of South-East Asia No. 2 Edible fruits and nuts. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 281-284. Sethpakdee R. 1992. Citrus aurantifolia (Christm.& Panz.). In: Verheij EWM, Coronel RE. (Editors) :Plant Resources of South-East Asia No. 2 Edible fruits and nuts. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 126-128. Setyowati FM, Siemonsma JS. 1999. Pandanus amaryllifolius Roxb. In: de Guzman CC, Siemonsma JS (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 13 Spices. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 199-166. Shorter R, Patanothai A. 1992. Arachis hypogaea L. In: van der Maesen LJG, Somaatmadja S (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 1 Pulses. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 35-39. Siemonsma JS, Lampang AN. 1992. Phaseolus radiatus L. In: van der Maesen LJG, Somaatmadja S (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 1 Pulses. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 71-74. Smartt J . 1992. Phaseolus vulgaris L. In: van der Maesen LJG, Somaatmadja S (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 1 Pulses. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 60-63. Soepadmo E. 1992. Artocarpus heterophyllus. In: Verheij EWM, Coronel RE. (Editors) :Plant Resources of South-East Asia No. 2 Edible fruits and nuts. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 86-91. Soetopo L. 1992. Psidium guajava Linn. In: Verheij EWM, Coronel RE. (Editors) :Plant Resources of South-East Asia No. 2 Edible fruits and nuts. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 266-270. Subhadrabandhu S, Schneemann JMP, Verheij EWM. 1992. Durio zibethinus Murr. In: Verheij EWM, Coronel RE. (Editors) : Plant Resources of South-East Asia No. 2 Edible fruits and nuts. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 157-161. Sudiarto, Rifai MA. 1992. Punica granatum L. In: Verheij EWM, Coronel RE. (Editors) :Plant Resources of South-East Asia No. 2 Edible fruits and nuts. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 270-272. Sukonthasing S, Wongrakpanich M, Verheij EWM. 1992. Mangifera indica L.In: Verheij EWM, Coronel RE. (Editors) :Plant Resources of South-East Asia No. 2 Edible fruits and nuts. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 211-216. Sukumalanandana C, Verheij EWM. 1992. Fragaria chiloensis L. In: Verheij EWM, Coronel RE. (Editors) :Plant Resources of South-East Asia No. 2 Edible fruits and nuts. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 171-175. Sunarto AT. 1994. Ocimum sanctum L. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 218-220.
93 Susiarti S, Munawaroh E, Horsten SFAJ. 1999. Jatropha curcas L. In:de Padua LS, Bunyapraphatsara N, Lemmens RHMJ. (Editors):Plant Resources of South-East Asia No. 12(1) Medicinal and poisonous plants .Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 324-325. Sutarno H, Danimihardja S, Grubben GJH. 1994. Solanum melongena L. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 255-258. Sutarno H, Hadad EA, Brink M. 1999. Zingiber officinale Rosc. In: de Guzman CC, Siemonsma JS (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 13 Spices. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 238-224. Taha RM. 2003.Colocasia esculenta Schott.In: Lemmens RHMJ, Banyapraphatsara N (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 12(3) Medicinal and poisonous plants. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 130-131. Tap N, Bich NK. 2003. Morinda citrifolia L. In: Lemmens RHMJ, Banyapraphatsara N (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 12(3) Medicinal and poisonous plants. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 304-305. Teik Ng L, Yap SF. 2003. Gynura sarmentosa DC. In: Lemmens RHMJ, Banyapraphatsara N (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 12(3) Medicinal and poisonous plants. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 232. Teo SP . 1999. Smilax macrocarpa Blume.In:de Padua LS, Bunyapraphatsara N, Lemmens RHMJ. (Editors):Plant Resources of South-East Asia No. 12(1) Medicinal and poisonous plants .Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 447-449. Teo SP, Banka RA. 2000. Piper betle L. In: van der Vossen HAM, Wessel M (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 16 Stimulants. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 102-106. Utami D, Jansen PCM. 1999. Piper decumanum L. In: de Guzman CC, Siemonsma JS (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 13 Spices. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 183-188. . 1999. Piper sarmentosum Roxb. In: de Guzman CC, Siemonsma JS (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 13 Spices. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 183-188. Van den Bergh MH. 1994. Sauropus androgynus Merr. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 244-246. Van der Meer QP, Leong AC. 1994. Allium cepa L. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 68-71. Van der Meer QP,Permadi AH. 1994. Allium sativum L. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 77-80. Van der Vossen HAM. 1994. Brassica oleracea Var. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 117-121.
94 Van Valkenburg JLCH, Bunyapraphatsara N. 2002. Clerodendrum serratum L. In: van Valkenburg JLCH, Bunyapraphatsara N (Editors) : Plant Resources of South-East Asia No. 12 (2) Medicinal and poisonous plants . Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 177. Van valkenburg JLCH, Bunyapraphatsara N. 2002. Melastoma malabathricum L. In: van Valkenburg JLCH, Bunyapraphatsara N (Editors) : Plant Resources of South-East Asia No. 12 (2) Medicinal and poisonous plants . Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 365-366. Van Valkenburg JLCH. 2002. Rubus moluccanus L. In: van Valkenburg JLCH, Bunyapraphatsara N (Editors) : Plant Resources of South-East Asia No. 12 (2) Medicinal and poisonous plants . Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 479. Van Welzen PC, Verheij EWM. 1992. Nephelium lappaceum. In: Verheij EWM, Coronel RE. (Editors) :Plant Resources of South-East Asia No. 2 Edible fruits and nuts. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 235-240. Veltkamp HJ, de Bruijn GH. 1996. Manihot utilissima Pohl. In: Flach M, Rumawas F (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 9 Plants yielding non-seed carbohydrates. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 107-113. Vergarta BS, de Datta SK. 1996. Oryza sativa L. In: Grubber GJH, Partohardjono S (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 10 Cereals. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 106-115. Verheij EWM . 1992. Muntingia calabura L. In: Verheij EWM, Coronel RE. (Editors) :Plant Resources of South-East Asia No. 2 Edible fruits and nuts. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 223-225. Verheij EWM, Sukendar. 1992. Gnetum gnemon L. In: Verheij EWM, Coronel RE. (Editors) :Plant Resources of South-East Asia No. 2 Edible fruits and nuts. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 182-184. Verheij EWM. 1992. Garcinia mangostana L. In: Verheij EWM, Coronel RE. (Editors) :Plant Resources of South-East Asia No. 2 Edible fruits and nuts. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 177-181. . 1992. Spondias dulcis Soland. In: Verheij EWM, Coronel RE. (Editors) :Plant Resources of South-East Asia No. 2 Edible fruits and nuts. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 287-288. Verhoeven G . 1992. Physalis peruviana L. In: Verheij EWM, Coronel RE. (Editors) :Plant Resources of South-East Asia No. 2 Edible fruits and nuts. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 254-256. Villegas VN. 1992. Carica papaya L. In: Verheij EWM, Coronel RE. (Editors) :Plant Resources of South-East Asia No. 2 Edible fruits and nuts. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 108-112. Wardah, van Valkenburg. 1999. Kalanchoe crenata Haw. In:de Padua LS, Bunyapraphatsara N, Lemmens RHMJ. (Editors):Plant Resources of South-East Asia No. 12(1) Medicinal and poisonous plants .Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 337-338. Wardani M . 2002. Leucas lavandufolia Smith. In: van Valkenburg JLCH, Bunyapraphatsara N (Editors) : Plant Resources of South-East Asia No. 12 (2) Medicinal and poisonous plants . Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 339-340.
95 Wardini TH, Thomas A. 1999. Amomum cardamomum Willd. In: de Guzman CC, Siemonsma JS (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 13 Spices. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 116-120. Wee YC, Thongtham MLC. 1992. Ananas comosus L. In: Verheij EWM, Coronel RE. (Editors) :Plant Resources of South-East Asia No. 2 Edible fruits and nuts. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 66-71. Westphal E. 1994. Ipomoea aquatia Forsskal. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 181-184. Whiley AW. 1992. Persea gratissima Gaertn. In: Verheij EWM, Coronel RE. (Editors) :Plant Resources of South-East Asia No. 2 Edible fruits and nuts. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 249-254. Widjaja EA . 1995. Gigantochloa apusKurtz. In: Dransfield S, Widjaja EA (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 7 Bamboos. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 100-102. Widjaja EA, Reyes MEC. 1994. Lagenaria leucantha Rusby. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 190-192. . 1994. Lagenaria vulgaris Seringe. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 190-192. Wiriadinata H. 1994. Pithecolobium lobatum Benth. In: Siemonsma JS, Piluek K (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 8 Vegetables. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 89-90. Wolff XY, Astuti IP, Brink M. 1999. Zingiber aromaticum Vall. In: de Guzman CC, Siemonsma JS (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 13 Spices. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 233-238. . 1999. Zingiber cassumunar Roxb. In: de Guzman CC, Siemonsma JS (Editors): Plant Resources of South-East Asia No. 13 Spices. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 233-238. Yaacob O, Bamroongrugsa N . 1992. Lansium domesticum Corr. In: Verheij EWM, Coronel RE. (Editors) :Plant Resources of South-East Asia No. 2 Edible fruits and nuts. Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 186-190. Yusuf UK, Horsten SFAJ, Lemmens RHMJ . 1999. Trinospora crispa L. In:de Padua LS, Bunyapraphatsara N, Lemmens RHMJ. (Editors):Plant Resources of South-East Asia No. 12(1) Medicinal and poisonous plants .Prosea founsation. Bogor, Indonesia. Hal 483-484.
96 Lampiran 5 Keanekaragaman spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati berbagai kelompok penyakit No.
Kelompok Penyakit/
Spesies Tumbuhan Obat
Penggunaan 1.
Pengobatan luka
Pisang (Musa paradisiacal), jukut bau (Synedrella nodiflora) , rane (Selaginella Willdenowii), baluntas (Pluchea indica), jawer kotok (Melissa parviflora), babadotan (Ageratum conyzoides), harendong (Melastoma malabthricum), remek daging (Hemigraphrs alternata), mangkokan (Nothopanax scutellarium)
2.
Penawar racun
Kelapa (Cocos nucifera)
3.
Penyakit gigi
Jocong (Spilanthes Acmella), buntiris (Kalanchoe crenata), bawang merah(Allium cepa)
4.
5.
Penyakit jantung dan
Bolostrok (Erechtites hieracifolia), cangkudu (Morinda
pembuluh darah
citrifolia), sirih (Piper betle)
Penyakit kepala dan
Buntiris (Kalanchoe crenata), asem jawa (Tamarindus
demam
indica), bawang merah (Allium cepa), kacapiring (Gardenia angusta)
6.
Gangguan saluran
Nangka (Artocarpus heterophyllus)
pendengaran 7.
Penyakit khusus
Kunyit hitam (Zingiber ottensii), jawer kotok (Melissa
wanita
parviflora) , sirih (Piper betle)
Penyakit kulit
Panglai
(Zingiber
cassumunar),
paci-paci
(Leucas
lavandufolia), bawang putih(Allium sativum) 8.
Penyakit malaria
Sembung (Blumea balsamifera)
9.
Penyakit mata
Takokak (Solanum torvum), melati (Jasminum sambac)
10.
Penyakit mulut
Pohpohan (Pilea trinervia), jocong (Spilanthes Acmella), ketepeng (Cassia alata), saga (Abrus precatorius)
11.
Penyakit otot dan
Alpuket (Persea gratissima), salam (Eugenia polyantha),
persendian
mahkota dewa (Phaleria macrocarpa), cecenet (Physalis peruviana), alang-alang (Imperata cylindrical), gedang gendol (Carica papaya), sadagori (Sida acuta), karas tulang (Chloranthus elatior), kaca-kaca (Peperomia pellucid), , kapol (Amomum cardamomum)
97 Lampiran 5 Keanekaragaman spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati berbagai kelompok penyakit (lanjutan) No.
Kelompok Penyakit/
Spesies Tumbuhan Obat
Penggunaan 12.
Penyakit saluran
Jambu biji (Psidium guajava), lengkuas (Alpinia galangal),
pembuangan
kumis
kucing
(Orthosiphon
grandiflorus),
kimules,
(Desmodium heterophyllum), kalingsir (Gynura sarmentosa) 13.
Penyakit saluran
Cabe
pencernaan
domestica), salak (Zalacca edulis), pala (Myristica fragrans), pare
rawit
(Capsicum
(Momordica
frutescens),
charantia),
kunyit
lempuyang
(Curcuma
(Zingiber
aromaticum), tua leteng (Deris eliptica), sembung (Blumea balsamifera), jarak (Jatropha curcas) 14.
15.
Penyakit saluran
Sirih merah (Piper decumanum), sadagori (Sida acuta)
pernafasan
, jeruk nipis (Citrus aurantifoli), karuk (Piper sarmentosum)
Perawatan kehamilan
Rane (Selaginella willdenowii), kibeling (Clinacantlzus
dan persalinan
nutans), dadap (Erythrina lithosperma),kisepet (Commelina obliqua),
rendeu
(Staurogyne
elongate),
singugu
(Clerodendrum serratum), kapol (Amomum cardamomum), hantap
(Sterculia
longifolia),
Bungur
(Lagerstroemia
speciosa), handeleum (Graptophyllum pictum) sawijarian (Nasturtium indicum), Kunyit hitam (Zingiber ottensii), jawer kotok (Melissa parviflora), temu kunci (Boesenbergia rotunda), katuk (Sauropus androgynus), 16.
Perawatan rambut
Palanding (Leucaena glauca), alpuket (Persea gratissima)
dan wajah
,
lidah
biaya
(Aloe
vera),
mangkokan
(Nothopanax
scutellarium) 17.
Tonikum
Rebung (Gigantochloa apus), buah bit (Beta vulgaris), bayam merah (Amaranthus paniculatus)
18.
Lain-lain
surawung (Ocimum sanctum), cantrawali (Trinpspora crispa), sirsak (Annona muricata), durian (Durio zibethinus), jahe (Zingiber officinale), jati (Tectona grandis), antanan (Centella asiatica), ginseng (Talinum paniculatum), markisa (Passiflora edulis), nanas hijau (Ananas comosus), kunyit hitam (Zingiber ottensii),
cincau arey (Cyclea barbata), zodia (Evodia
suaveolens), manggis (Garcinia mangostana)
98 Lampiran 6 Data Responden No.
Jenis kelamin
1
Nama responden Nanang
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Laki-laki
Usia (Tahun) 37
SD
Buruh/ojeg
Islam
2
Eram
Perempuan
52
TS
IRT/tani
Islam
3
Anin
Laki-laki
56
TS
Tani
Islam
4
Jarkasih
Laki-laki
41
SD
Buruh tani
Islam
5
Munah
Perempuan
36
SD
Islam
6
Dedeh
Perempuan
42
SD
jual gorengan/buruh tani Buruh tani
7
Ade
Laki-laki
50
SD
Tani
Islam
8
Adah
Perempuan
34
SM
IRT/tani
Islam
9
Idah
Perempuan
30
SD
IRT/buruh
Islam
10
Ani
Perempuan
27
SD
IRT/buruh tani
Islam
11
Mumun
Perempuan
32
SD
IRT/buruh tani
Islam
12
Somad
Laki-laki
54
TS
Tani
Islam
13
Tini
Perempuan
42
SD
IRT/buruh
Islam
14
Andi
Laki-laki
35
SD
Tani
Islam
15
Ika
Perempuan
27
SD
IRT/buruh
Islam
16
Ati
Perempuan
50
TS
Buruh tani
Islam
17
Mamah
Perempuan
45
TS
IRT/jualan
Islam
18
Siti Aminah
Perempuan
63
SMP
Islam
19
Aning
Perempuan
55
SR
Guru ngaji/karyawan Buruh,tani
20
Ai
Perempuan
38
SD
IRT/buruh tani
Islam
21
Atia Ningsih
Perempuan
38
SD
Islam
22
Rasnati
Perempuan
40
SD
IRT/buruh bangunan IRT
23
Rohayati
Perempuan
32
SMP
Kader/karyawan
Islam
24
Minah
Perempuan
40
TS
25
Ani
Perempuan
45
TS
IRT/buruh bangunan Tani
Islam
26
Anih
Perempuan
38
SD
27
Mamas
Perempuan
31
28
Ma Amah
Perempuan
85
29
Ma Acih
Perempuan
30
Tita
Perempuan
Islam
Islam
Islam
Islam
SD
IRT/buruh bangunan IRT/tani
TS
Peramu jamu
Islam
70
TS
IRT/buruh
Islam
29
Smp
buruh
Islam
Islam