KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT KELUARGA DI KAMPUNG BABAKAN-CENGAL DESA KARACAK KECAMATAN LEUWILIANG, KABUPATEN BOGOR
TRIDHA ARISTANTIA
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT KELUARGA DI KAMPUNG BABAKAN-CENGAL DESA KARACAK KECAMATAN LEUWILIANG, KABUPATEN BOGOR
TRIDHA ARISTANTIA
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
RINGKASAN TRIDHA ARISTANTIA. Kajian Pemanfaatan Tumbuhan Obat Keluarga di Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh ERVIZAL A.M ZUHUD dan AGUS HIKMAT. Tumbuhan obat merupakan alternatif bahan obat bagi pemenuhan kesehatan berbagai kalangan masyarakat di Indonesia. Masyarakat Kampung BabakanCengal telah lama memanfaatkan tumbuhan obat yang terdapat di sekitar lingkungan rumahnya dalam mengobati penyakit yang dideritanya. Pemanfaatan tumbuhan berkhasiat obat yang telah dilakukan oleh masyarakat tersebut harus dilestarikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji: (1) Potensi tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan kesehatan keluarga secara mandiri, dan (2) Pengetahuan, pemanfaatan, dan kegiatan budidaya tumbuhan obat keluarga (TOGA) di Kampung Babakan-Cengal sebagai sarana pengobatan dan pemeliharaan kesehatan keluarga. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2011 di Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Metode yang digunakan adalah studi pustaka, survei potensi tumbuhan obat keluarga (TOGA), dan wawancara. Pemilihan responden dilakukan menggunakan teknik snowball dengan jumlah responden 30 orang. Sedangkan survei potensi tumbuhan obat dilakukan secara sensus. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif. TOGA di Kampung Babakan-Cengal teridentifikasi sebanyak 88 spesies dari 41 famili. Zingiberaceae adalah famili yang paling banyak ditemukan yaitu sebanyak 9 spesies. Herba merupakan habitus tertinggi sebanyak 36 spesies. Bagian tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal yang digunakan untuk pengobatan terdiri atas 15 macam bagian, daun merupakan bagian tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu sebanyak 52 spesies. Tumbuhan obat keluarga paling banyak dijumpai di pekarangan, yaitu sebanyak 50 spesies. Kelompok penyakit yang paling banyak dapat diobati oleh tumbuhan obat keluarga di Kampung Babakan-Cengal adalah penyakit saluran pencernaan, sebanyak 64 spesies. Pengetahuan masyarakat Kampung Babakan-Cengal terhadap tumbuhan obat masih cukup tinggi. Sebanyak 60% masyarakat yang menjadi responden masih membuat obat sendiri secara tradisional dari tumbuhan obat yang ada di sekitar lingkungan rumah mereka untuk menyembuhkan penyakit yang mereka derita. Kegiatan budidaya terhadap tumbuhan obat sebagai bagian dari konsevasi juga menjadi salah satu kegiatan beberapa masyarakat Kampung Babakan Cengal. Kegiatan budidaya dianggap efektif oleh beberapa masyarakat, karena dengan membudidayakan tumbuhan obat keluarga dapat melestarikan dan memudahkan masyarakat dalam pemanfaatannya. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa banyak spesies TOGA yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Kampung Babakan-Cengal, dengan tingkat pengetahuan terhadap TOGA cukup tinggi. Kajian budidaya TOGA cukup efektif untuk konservasi berbagai spesies TOGA. Kata kunci: Potensi, Tumbuhan obat, Wawancara, Habitus, Konservasi.
SUMMARY TRIDHA ARISTANTIA. Study of Medicinal Plants Utilization in BabakanCengal Kampong Karacak Village Leuwiliang Sub-district, Bogor Regency. Under Supervision of ERVIZAL A.M ZUHUD and AGUS HIKMAT. Medicinal plants are alternative medicine used for treating various illnesses by a variety of community in Indonesia. In treating illnesses Babakan-Cengal villagers have long used medicinal plants found in the surrounding neighborhood. The use of medicinal plants by the community should be conserved. The Objectives of the research are to look for information about: (1) the potential of the medicine plants in Babakan-Cengal village that can be developed to improve the health of the family, and (2) the knowledge, the usages and the cultivation of family medicined plants in Babakan-Cengal village to treat illnesses and to keep the families health. The research was conducted from July to August 2011 in the village of Kampung Babakan-Cengal Karacak Leuwiliang Sub-District, Bogor Regency. The method used were literature study, a survey of potential medicinal plant families (TOGA), and interview. Selection of respondents were conducted to 30 respondents, choice were determined using snowball sampling technique. while the potential of medicinal plants survey conducted in the census. Quantitative and qualitative analysis were used to analysis the data, which were descriptive analysis. There were as many as 88 species of medical plants from 41 families identified in Kampung Babakan-Cengal. Family Zingiberaceae was most commonly found as many as 9 species. Herbs was the most habitus and consist of 36 species. The was 15 parts of medicinal plants used to treat illnesses, and leaves of 52 species were mostly used. Most of the medicinal plants grow in the yard and consist of 64 species can be use to cure the digestion illnesses. Knowledge community Babakan Cengal village of medicinal plants is still high. As many as 60% of respondents still make their own traditional medicines from medicinal plants that exist in their home environment to cure illnesses they suffered. Cultivation of medicinal plants as part of conservation is also one of several community activities-Cengal Babakan village, farming activities are considered effective by some people, because the cultivation of medicinal plants families can preserve and facilitate the public in its use. The conclusion of this study that many species that can be utilized by TOGA Village community-Cengal Babakan, with the level of knowledge of the TOGA quite high. Cultivation activities was effective for the conservation of various species of TOGA.
Keywords: Potential, Medicinal plants, Interview, Habitus, Conservation.
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Kajian Pemanfaatan Tumbuhan Obat Keluarga di Kampung Babakan-Cengal Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Agustus 2012
Tridha Aristantia NIM E34070049
iii
i
: Kajian Pemanfaatan Tumbuhan Obat (TOGA) di Kampung
Judul Skripsi
Babakan-Cengal Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor Nama
: Tridha Aristantia
NIM
: E34070049
Menyetujui:
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof. Dr. Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS
Dr. Ir. Agus Hikmat, M.Sc.F
NIP. 195906181985031003
NIP. 196209181989031002
Mengetahui, Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS NIP. 195809151984031003
Tanggal Lulus :
i
i
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim, Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2011 adalah pemanfaatan tumbuhan obat keluarga (TOGA) dengan judul Kajian Pemanfaatan Tumbuhan Obat Keluarga di Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Skripsi ini membahas mengenai potensi tumbuhan obat keluarga yang terdapat di Kampung Babakan-Cengal, pengetahuan masyarakat Kampung Babakan-Cengal mengenai tumbuhan obat serta kegiatan budidaya tumbuhan obat. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Hal ini semata karena keterbatasan dari penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi perbaikan dalam penulisan selanjutnya. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi penulis, pembaca maupun bagi semua pihak yang berkepentingan terutama bagi masyarakat Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang Bogor.
Bogor, Agustus 2012
Penulis
i
ii
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 8 Oktober 1989 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Sutrisna dan Lidya Herawati. Jenjang pendidikan formal yang telah dilalui penulis adalah TK Kemala Bhayangkari 4 Bogor pada tahun 1994-1995, SD Negeri Purbasari 1 Bogor pada tahun 1995-2001, SMP Negeri 2 Ciomas pada tahun 2001-2004, SMA Negeri 2 Bogor pada tahun 2004-2007. Pada tahun 2007 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis diterima sebagai mahasiswa Mayor Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (DKSHE), Fakultas Kehutanan IPB dengan mengambil program supporting course. Selama menuntut ilmu di IPB, penulis aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA) pada periode kepengurusan 2008-2010. Di HIMAKOVA penulis tergabung menjadi anggota Kelompok Pemerhati Flora “Rafflesia” (KPF) dan anggota Biro Kewirausahaan HIMAKOVA pada periode yang sama. Praktek Lapang Kehutanan yang pernah diikuti oleh penulis adalah kegiatan RAFFLESIA di Cagar Alam Rawa Danau, Banten pada tahun 2009; Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di BKPH Kamojang dan BKPH Sancang Barat pada tahun 2009; Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) Sukabumi pada tahun 2010; serta Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional Batang Gadis, Sumatera Utara pada tahun 2011. Dalam rangka menyelesaikan studi di Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB, penulis menyusun skripsi dengan judul Kajian Pemanfaatan Tumbuhan Obat Keluarga di Kampung
Babakan-Cengal
Desa
Karacak
Kecamatan
Leuwiliang,
Kabupaten Bogor di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS dan Dr. Ir. Agus Hikmat, M.Sc.F.
ii
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
Bismillahirrahmanirrahim, Dengan segala kerendahan hati dan ketulusan, ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada: 1.
Dosen pembimbing Prof. Dr. Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS dan Dr. Ir. Agus Hikmat, M.Sc.F atas semua nasehat, bimbingan dan bantuannya dalam penyusunan skripsi ini.
2.
Masyarakat Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak atas bantuan dan kerjasamanya selama penulis melakukan penelitian di lapangan.
3.
Bapak dan Ibu Dosen Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan ilmu pengetahuan, wawasan, pengajaran dan bimbingan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di IPB.
4.
Seluruh Staf Tata Usaha Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, atas bantuannya selama kuliah dan penyelesaian skripsi.
5.
Dr. Ir. Sudarsono Soedomo, MS sebagai dosen penguji yang telah menguji dan memberikan masukan dalam penyempurnaan skripsi ini.
6.
Resti Meilani, S.Hut, M.Si sebagai Ketua sidang yang telah menguji dan memberikan masukan dalam penyempurnaan skripsi ini.
7.
Ir. Edhi Sandra, M.Si sebagai moderator pada saat seminar hasil penelitian.
8.
Heni Apriyanti, Muhrina Anggun Sari Hasibuan, Asih Ratnasih. Novitasari, Neneng Hasanah, Rafina, Diena Nurul Fatimah atas persahabatan, kebersamaan, kekeluargaan, dukungan, dan bantuan selama kuliah, penelitian dan penyusunan skripsi sampai selesai.
9.
Kawan, sahabat dan saudara seperjuangan di Lab. Konservasi Tumbuhan Depertemen KSHE atas bantuan, kerjasama, motivasi, saran dan kebersamaan dengan penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Keluarga besar KSHE 44 (Helarctos malayanus 44) atas kebersamaan, dukungan, kekeluargaan, pengalaman, dan ilmu pengetahuan yang dilalui bersama-sama.
iii
iv
11. Teristimewa Kedua orang tua penulis (Ibu Lidya Herawati dan Bapak Sutrisna), Riandika Fajar Pratama, dan Trisya Fahriannisa yang telah memberikan limpahan kasih sayang, doa, motivasi serta dukungan moril dan material sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan sarjana. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan kuliah, penelitian dan penulisan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan kontribusi dan bantuannya.
iv
v
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ................................................................................
i
DAFTAR ISI ...............................................................................................
v
DAFTAR TABEL .......................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..............................................................................
1
1.2 Tujuan Penelitian ..........................................................................
2
1.3 Manfaat Penelitian .......................................................................
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Obat ............................................................................
3
2.2 Pengetahuan Tradisional dalam Pemanfaatan Tumbuhan Obat ...
4
2.3 Pelayanan Kesehatan ....................................................................
5
2.4 Tumbuahan Obat Keluarga (TOGA) ............................................
5
2.5 Pekarangan ...................................................................................
6
2.6 Masyarakat Desa ..........................................................................
7
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................
9
3.2 Alat dan Bahan Penelitian .............................................................
9
3.3 Jenis Data yang Dikumpulkan ......................................................
9
3.4 Metode Penelitian ..........................................................................
10
3.4.1 Tahapan penelitian ..............................................................
10
3.4.2 Metode pengumpulan data ..................................................
11
3.4.3 Analisis data .......................................................................
12
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas Kawasan ..............................................................
14
4.2 Topografi, Iklim, dan Tanah .........................................................
15
4.3 Kondisi Demografi, Sosial dan Ekonomi ......................................
15
4.4 Sarana dan Prasarana Kesehatan ..................................................
16
v
vi
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden................................................................
17
5.1.1 Umur responden ...................................................................
17
5.1.2 Tingkat pendidikan...............................................................
17
5.1.3 Mata pencaharian responden ................................................
18
5.1.4 Pendapatan responden ..........................................................
19
5.2 Keanekaragaman Tumbuhan Obat Kampung Babakan Cengal, Desa Karacak ...............................................................................
19
5.2.1 Keanekaagaman tumbuhan obat berdasarkan famili............
20
5.2.2 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan habitus ........
22
5.2.3 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan bagian yang digunakan .............................................................................
23
5.2.4 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan tipe habitat ..
24
5.2.5 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan kelompok Penyakit ...............................................................................
25
5.2.6 Frekuensi perjumpaan spesies tumbuhan obat .....................
28
5.3 Pengetahuan dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat oleh Masyarakat
29
5.4 Budidaya Tumbuhan Obat .............................................................
35
5.5 Sintesis Pengembangan Tumbuhan Obat Keluarga ......................
37
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ..................................................................................
41
6.2 Saran .............................................................................................
41
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
42
LAMPIRAN ................................................................................................
47
vi
vii
DAFTAR TABEL
No
Halaman
1. Jenis dan metode pengumpulan data .......................................................
9
2. Pemanfaatan lahan/penggunaan lahan di Desa Karacak .........................
15
3. Mata pencaharian masyarakat Desa Karacak..........................................
15
4. Tingkat pendidikan masyarakat Desa Karacak .......................................
16
5. Sarana dan prasarana kesehatan di Desa Karacak ..................................
16
6. Karakteristik kelas umur responden .....................................................
17
7. Mata pencaharian responden ...................... ..........................................
18
8. Pendapatan total responden ............................................ ........................
19
9. Frekuensi perjumpaan spesies tumbuhan obat ........................................
28
10. Tindakan masyarakat Kampung Babakan-Cengal ketika sakit ..............
30
11. Penyakit umum yang sering diobati dengan tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal, Desa Karacak .............................................................
vii
31
viii
DAFTAR GAMBAR
No
Halaman
1. Denah lokasi penelitian ...........................................................................
14
2. Tingkat pendidikan responden ................................................................
18
3. Jumlah tumbuhan obat di setiap RT .......................................................
20
4. Jumlah 10 family tumbuhan obat terbanyak di Kampung Babakan-Cengal
21
5. Tumbuhan obat anggota Zingibeaceae: A) Kapulaga (Amomum compactum) B) Buah kapulaga ...............................................................
22
6. Jumlah spesies tumbuhan obat keluarga berdasarkan habitus ...............
22
7. Jumlah spesies tumbuhan obat keluarga berdasarkan bagian yang digunakan .......... ............... ................. .................................................... 8. Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan tipe habitat.......................
23 25
9. Kelompok penyakit dan jumlah spesies tumbuhan obat yang digunakan di Kampung Babakan-Cengal ................................ ................................
26
10. Daun kentut (Paederia scandes (Lour.) Merr.) ......................................
27
11. Kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth) .......................................
27
12. Pulutan ( Urena lobata Linn) ....................... ........................................
28
13. Ramuan tumbuhan obat untuk mengobati penyakit lemah syahwat, darah Tinggi, ginjal, panas, dan lain-lain ..........................................................
34
14. Contoh simplisia......................................................................................
34
15. Status budidaya tumbuhan obat ........ .....................................................
35
16. Strategi pengembangan TOGA ...............................................................
37
viii
ix
DAFTAR LAMPIRAN
No
Halaman
1. Rekapitulasi karakteristik responden penelitian di Kampung Babakan -Cengal ....................................................................................................
48
2. Famili tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal ...............................
49
3. Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat ............................................
51
4. Frekuensi perjumpaan tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal ......
74
5. Tipe habitat tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal ......................
82
6. Kelompok penyakit dan jumlah jenis tumbuhan obat yang digunakan di Kampung Babakan-Cengal ....................................... ...........................
85
7. Penyakit umum masyarakat yang sering diobati dengan tumbuhan obat pada responden Kampung Babakan-Cengal ............................................
87
8. Panduan kuisioner masyarakat Kampung Babakan-Cengal ...................
91
ix
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan obat merupakan alternatif bahan obat bagi pemenuhan kesehatan berbagai kalangan masyarakat di Indonesia. Pengetahuan pemanfaatan tumbuhan obat ini telah diwariskan secara turun temurun sebagai budaya bangsa dan perlu terus ditingkatkan, karena berbagai masalah penyakit dapat diobati dengan memanfaatkan tumbuhan yang ada. Tumbuhan-tumbuhan tersebut dapat ditemui di hutan, kebun, sawah, atau bahkan di sekitar rumah atau pekarangan. Pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan baku obat cenderung mengalami peningkatan dengan adanya isu back to nature atau kembali ke alam. Selain murah dan mudah didapat, obat tradisional yang berasal dari tumbuhan pun memiliki efek samping yang jauh lebih rendah tingkat bahayanya jika dibandingkan obat-obatan kimia (obat modern). Hal ini disebabkan efek dari obat tradisonal bersifat alamiah, tidak sekeras efek dari obat kimia. Kampung Babakan-Cengal merupakan salah satu kampung yang terdapat di Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Dalam mengobati penyakit yang dideritanya masyarakat Kampung Babakan-Cengal telah lama memanfaatkan tumbuhan obat yang terdapat di sekitar lingkungan rumah mereka. Pemanfaatan tumbuhan berkhasiat obat yang telah dilakukan oleh masyarakat tersebut harus dilestarikan. Sehubungan dengan hal tersebut untuk mengetahui pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat Babakan-Cengal maka diperlukan studi mengenai kajian pemanfaatan tumbuhan obat keluarga (TOGA) di Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat diharapkan dapat memberikan pengaruh positif dan menumbuhkan motivasi kembali kepada masyarakat untuk menanam dan mengembangkan tumbuhan obat di pekarangan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kemandirian dalam pengobatan dan pemeliharaan kesehatan keluarga atau masyarakat.
1
2
1.2
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji: 1. Potensi tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan kesehatan keluarga secara mandiri. 2. Pengetahuan,
pemanfaatan, dan kegiatan konservasi tumbuhan obat oleh
masyarakat Kampung Babakan-Cengal sebagai sarana pengobatan dan pemeliharaan kesehatan keluarga.
1.3
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan bahan
masukan dalam pengembangan tumbuhan obat keluarga (TOGA) melalui peran serta masyarakat untuk kemandirian masyarakat dalam bidang obat-obatan di Kampung Babakan-Cengal.
2
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Obat Tumbuhan obat adalah semua spesies tumbuhan baik yang sudah ataupun belum dibudidayakan yang dapat digunakan sebagai tumbuhan obat (Hamid et al. 1991). Tumbuhan obat juga merupakan salah satu komponen penting dalam pengobatan tradisional yang telah digunakan sejak lama dan memberikan dampak farmakologi. Pengobatan tradisional secara langsung atau tidak langsung mempunyai kaitan dengan upaya pelestarian pemanfaatan sumberdaya alam hayati, khususnya tumbuhan obat (Aliadi et al. 1990). Zuhud dan Haryanto (1994) mengelompokan tumbuhan berkhasiat obat sebagai berikut: a.
Tumbuhan obat tradisional, merupakan spesies yang diketahui atau dipercaya masyarakat memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional.
b.
Tumbuhan obat modern, merupakan spesies tumbuhan yang secara ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif berkhasiat obat, dan penggunaannya dapat dipertanggung jawabkan secara medis.
c.
Tumbuhan obat potensial, merupakan spesies tumbuhan yang diduga mengandung atau memiliki senyawa atau bahan bioaktif obat, tetapi belum dibuktikan penggunaannya secara ilmiah-medis sebagai bahan obat dan penggunaannya secara tradisional belum diketahui. Tumbuhan obat terdiri dari beberapa macam habitus. Habitus berbagai
spesies tumbuhan adalah sebagai berikut (Tjitrosoepomo 1988): a.
Pohon adalah tumbuhan berkayu yang tinggi besar, memiliki suatu batang yang jelas dan bercabang jauh dari permukaan.
b.
Perdu adalah tumbuhan berkayu yang tidak seberapa besar dan bercabang dekat dengan permukaan, biasanya kurang dari 5-6 meter.
c.
Herba adalah tumbuhan tidak berkayu dengan batang lunak dan berair.
d.
Liana adalah tumbuhan berkayu dengan batang menjulur/memanjat pada tumbuhan lain.
3
4
e.
Semak adalah tumbuhan tidak seberapa besar, batang berkayu, bercabangcabang dekat permukaan tanah atau di dalam tanah.
2.2 Pengetahuan Tradisional dalam Pemanfaatan Tumbuhan Obat Pemanfaatan tumbuhan obat adalah memanfaatkan berbagai spesies tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di sekitar kita dan mempunyai khasiat untuk bahan pengobatan secara tradisional (Soewito 1989). Dalam pemanfaatan dan penggunaan tumbuhan berkhasiat obat ini, perlu diketahui secara pasti tata cara pengkomposisiannya dalam memanfaatkan tumbuhan berkhasiat obat untuk mengatasi berbagai jenis penyakit secara efektif (Wijayakusuma 2000). Pengetahuan tradisional atau pengetahuan lokal sering diistilahkan dengan sebutan kearifan tradisional. Kearifan tradisional adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman, atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis (Keraf 2006). Kearifan tradisional menyangkut pengetahuan, pemahaman adat dan kebiasaan tentang manusia, alam, dan bagaimana relasi diantara semua penghuni komunitas ekologis harus dibangun. Keraf (2006) menyebutkan bahwa: a.
Kearifan tradisional adalah milik komunitas bukan individu.
b.
Kearifan tradisional lebih bersifat holistik karena menyangkut pengetahuan dan pemahaman tentang seluruh kehidupan dengan segala relasinya di alam semesta.
c.
Berdasarkan kearifan tradisional, masyarakat juga memahami semua aktivitasnya sebagai aktivitas moral. Sistem pengetahuan yang dimiliki masyarakat secara tradisi merupakan
salah satu bagian dari kebudayaan suku bangsa itu sendiri, yang mana melibatkan hubungan antara manusia dengan lingkungan yang ditentukan oleh kebudayaan setempat sebagai pengetahuan yang diyakini serta menjadi sistem nilai. Pengobatan tradisional merupakan salah satu pengetahuan tradisional masyarakat yaitu semua upaya pengobatan dengan cara lain di luar ilmu kedokteran berdasarkan pengetahuan yang berakar pada tradisi tertentu dan dilakukan secara
4
5
turun temurun, selain itu juga telah teruji memberikan sumbangsihnya terhadap kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) (Rahayu 2006).
2.3
Pelayanan Kesehatan Masyarakat tetap memerlukan pengobatan tradisional. Dalam suatu sistem
pelayanan terdapat folk sector dan popular sector (kalangan tradisi) seperti tabib, dukun, penjual jamu gendong, akupunktur dan sebagainya yang menggunakan cara dan metode pengobatan di luar standarisasi profesional sektor atau paradigma kedokteran (Deryanti 2010). Menurut Siswanto (2000) hendaknya terdapat kemitraan antara folk sector dengan profesional sektor untuk mencapai tujuan normatif sistem pelayanan kesehatan. Kelompok-kelompok masyarakat memiliki bentuk perawatan kesehatan yang berbeda-beda (Kalangie 1994 diacu dalam Suciati 2004). Perilaku kesehatan seseorang pun berbeda-beda dipengaruhi oleh pengetahuan, kepercayaan, nilai dan norma dalam lingkup sosialnya, berkenaan pula dengan etiologi, terapi dan spesies penyakit yang dideritanya. Departemen Kesehatan (1995) membagi pengobatan tradisional menjadi 4 kelompok yaitu: a.
Pengobatan tradisional yang menggunakan ramuan obat tradisional, seperti shinse, tabib, battra ramuan, dan jamu gendong.
b.
Pengobatan tradisional yang menggunakan keterampilan, seperti akupunturis, battra patah tulang, battra pijat urut, dan sebagainya.
c.
Pengobatan tradisional berdasarkan agama dan kebatinan, seperti kyai.
d.
Pengobatan tradisional bersifat magis, seperti paranormal, dukun anti teluh, dan sebagainya. Saat ini pengobatan tradisional adalah pelengkap dalam menangani masalah
kesehatan.
2.4
Tumbuhan Obat Keluarga (TOGA) Tumbuhan Obat Keluarga (TOGA) adalah tumbuhan obat yang ada di
lingkungan tempat tinggal masyarakat yang dimanfaatkan sebagai obat untuk mengobati penyakit yang diderita masyarakat (Deryanti 2010). Menurut Wakidi
5
6
(2003) TOGA ialah Tanaman Obat Keluarga, dahulu disebut sebagai “Apotik Hidup”, dalam pekarangan atau halaman rumah ditanam beberapa tanaman obat yang digunakan secara empirik oleh masyarakat untuk mengatasi penyakit atau keluhan-keluhan yang dideritanya. Beberapa tanaman obat telah dibuktikan efek farmakologinya pada hewan coba dan beberapa tanaman telah dilakukan uji klinik tahap awal. Dalam kondisi tertentu TOGA dapat pula dibuat dengan memanfaatkan pot, atau benda-benda lain yang dapat dan cocok untuk menumbuhkan tumbuhan yang berkhasiat obat. Spesies-spesies TOGA yang ditanam harus memiliki kriteria atau pernyataan sebagai berikut (Deryanti 2010): a.
Tumbuhan tersebut sudah terdapat di daerah pemukiman yang bersangkutan.
b.
Tumbuhan mudah dikembangbiakan, tidak perlu cara penanaman khusus dan tidak memerlukan cara pemeliharaan yang rumit.
c.
Dapat dipergunakan untuk keperluan lain, misalnya untuk sumber makanan, bumbu dapur, kayu bakar, bahan kerajinan tangan dan sebagainya.
d.
Dapat diolah menjadi simplisia dengan cara sederhana.
e.
Tumbuhan sudah terancam kepunahannya.
2.5
Pekarangan Pekarangan adalah taman rumah tradisional yang besifat pribadi yang
merupakan sistem terintegrasi dengan hubungan yang erat antara manusia, tanaman dan hewan (Arifin et al 2009). Pekarangan juga merupakan ruang terbuka yang sering dimanfaatkan untuk acara kekerabatan dan kegiatan sosial. Pekarangan mempunyai fungsi yaitu agroforestri, konservasi sumberdaya alam yang bersifat genetika, tanah dan air, produksi pertanian, serta hubungan sosial budaya di area pedesaan. Karakteristik dan struktur pekarangan sangat dipengaruhi oleh lingkungan fisik, sosial, ekonomi, budaya masyarakat setempat, sifat ekologis tanaman dan jenis hewan. Salah satu manfaat pekarangan pedesaan adalah sebagai apotik hidup atau apotik hijau. Tumbuhan yang ditanam adalah tumbuhan obat yang dimanfaatkan sebagai sarana pengobatan dan usaha menjaga kesehatan keluarga. Usaha
6
7
memberdayakan sistem pekarangan sebagai sumberdaya sudah lama menjadi bagian integrasi dalam usaha tani terpadu masyarakat pedesaan (Wahab 1998). Fungsi lahan pekarangan yang paling dirasakan manfaatnya adalah produksi, baik secara subsisten maupun komersial (Karyono 1985 diacu dalam Bahro 1991). Kedua fungsi tersebut sukar dipisahkan karena berfungsi subsisten tetapi pada saat lain akan berfungsi komersial. Fungsi komersial ditunjukkan oleh produksi yang berlebih, atau sengaja dijual untuk dapat membeli komoditi pangan yang lebih banyak walaupun kualitasnya lebih rendah.
2.6 Masyarakat Desa Masyarakat
adalah
sekelompok
orang
yang
hidup
bersama
dan
menghasilkan kebudayaan (Soekanto 1982). Struktur masyarakat terdiri dari beberapa unsur yaitu manusia yang hidup bersama, berkumpul dalam waktu yang cukup lama sehingga terjadi sistem komunikasi dan timbul peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan kelompok tersebut sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan dan satu sistem hidup bersama sehingga menimbulkan kebudayaan (Soekanto 1982). Masyarakat digolongkan menjadi dua yaitu masyarakat desa dan masyarakat kota. Masyarakat desa adalah kelompok khusus dari orang-orang yang tinggal dalam wilayah tertentu, memiliki kebudayaan dan gaya hidup yang sama, sudah sebagai suatu kesatuan dan dapat bertindak secara kolektif dalam usaha mereka mencapai tujuan (Soekanto 1982). Sistem kehidupan masyarakat desa biasanya berkelompok, atas dasar sistem berkeluarga. Masyarakat desa di Indonesia dapat dipandang sebagai suatu bentuk masyarakat yang ekonomis terbelakang dan yang harus dikembangkan dengan berbagai cara (Sajogyo & Sajogyo P 2005). Ciri-ciri kehidupan masyarakat desa itu salah satunya yaitu selalu menerapkan sistem tolong menolong, aktivitasaktivitas tolong menolong itu hidup dalam berbagai macam bentuk masyarakat desa di Indonesia. Disamping adat istiadat tolong menolong antara warga desa dalam berbagai macam lapangan aktivitas-aktivitas sosial, baik yang berdasarkan hubungan tetangga, ataupun hubungan kekerabatan atau lain-lain hubungan yang
7
8
berdasarkan efisiensi dan sifat praktis, ada pula aktivitas-aktivitas bekerjasama yang lain yang secara populer biasanya juga disebut gotong royong Dasar-dasar dari aktivitas tolong menolong dan gotong royong sebagai suatu gejala sosial dalam masyarakat desa pertanian telah beberapa kali dianalisa oleh ahli-ahli ilmu sosial. Selain tolong menolong dan gotong royong, musyawarah pun merupakan salah satu gejala sosial yang ada pada masyarakat pedesaan, artinya yaitu bahwa keputusan-keputusan yang diambil dalam rapat tidak berdasarkan suatu mayoritas yang menganut suatu pendirian tertentu melainkan seluruh rapat seolah-olah menjadi suatu badan (Sajogyo & Sajogyo P 2005). Kehidupan masyarakat tradisional adalah kehidupan yang harmoni dengan alam sekitar, sedangkan masyarakat modern dibentuk oleh jalan pikiran yang menyatakan bahwa manusia mempunyai hak untuk memanipulasi dan mengubah alam meskipun dewasa ini masyarakat modern telah meningkat kepeduliannya terhadap lingkungan dan alam sekitar (Kusumaatmadja 1995).
8
9
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai dengan Agustus
2011 yang berlokasi di Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor.
3.2
Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kamera, kuisioner, alat tulis,
dan tally sheet. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu tumbuhan yang ada di sekitar lingkungan Kampung Babakan-Cengal, serta dokumen atau laporan yang telah dilakukan oleh semua instansi yang terkait dengan penelitian ini.
3.3
Jenis Data yang Dikumpulkan Jenis data yang dikumpulkan adalah spesies tumbuhan obat, habitus, bagian
yang digunakan, khasiat, tipologi habitat, status budidaya, frekuensi perjumpaan, dan karakteristik responden. Sedangkan data umum berupa kondisi umum lokasi dan masyarakat. Jenis data yang dikumpulkan dapat disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Jenis dan metode pengumpulan data No 1.
2
Jenis data Kondisi umum kampung BabakanCengal
Potensi tumbuhan obat keluarga (TOGA) di Kampung BabakanCengal
Aspek yang dikaji
Sumber Data
1. Letak dan luas 2. Topografi, iklim dan tanah 3. Kondisi demografi penduduk, sosialekonomi masyarakat kampung BabakanCengal 4. Keadaan sarana dan prasarana untuk kesehatan Tumbuhan obat : Nama spesies, ilmiah, famili, habitus, bagian yang digunakan, khasiat, tipologi habitat, status budidaya, dan frekuensi perjumpaan
Buku monografi Desa Cikaracak
Studi pustaka
Lingkungan Kampung Babakan-Cengal
Observasi dan survei lapang dan studi pustaka
9
Metode
10
Tabel 1 Jenis dan metode pengumpulan data (lanjutan) No 3
3.4
Jenis data Pengetahuan dan pemanfaatan tumbuhan obat keluarga (TOGA) oleh masyarakat
Aspek yang dikaji 1. Karakteristik masyarakat/responden 2. Spesies tumbuhan obat yang dikenali dan dimanfaatkan 3. Pengetahuan kegunaan spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan. 4. Spesies tumbuhan yang dibudidayakan di lahan milik. 5. Bentuk pemanfaatan tumbuhan obat. 6. Sumber tumbuhan obat yang dikonsumsi oleh masyarakat (hasil budidaya, dari hutan, beli). 7. Penyakit yang pernah dan sering diderita 8. Cara pengobatan (herbal, beli di warung, meramu sendiri) 9. Menu makanan seharihari
Sumber Data Masyarakat /responden
Metode Wawancara dan pengamatan lapang
Metode Penelitian
3.4.1 Tahapan penelitian Tahapan penelitian Potensi Tumbuhan Obat Keluarga (TOGA) dilakukan secara bertahap, yaitu sebagai berikut: Tahap I
: Mengumpulkan data dan informasi melalui studi literatur, laporan penyakit masyarakat, internet, dokumen-dokumen yang ada di puskesmas, kantor desa dan kecamatan.
Tahap II
: Survei lapangan dengan melakukan wawancara dengan masyarakat di Kampung Babakan-Cengal, Desa Karacak.
Tahap III
: Survei potensi tumbuhan obat yang ada di Kampung BabakanCengal, Desa Karacak.
Tahap IV
: Pengolahan dan analisis data terhadap semua data dan informasi.
10
11
3.4.2 Metode pengumpulan data 3.4.2.1 Studi pustaka Studi pustaka dilakukan pada saat sebelum berangkat ke lokasi penelitian dan setelah pulang dari lokasi penelitian. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan informasi dasar mengenai kondisi umum mencakup fisik, biotik kependudukan dan budaya masyarakat Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Pengumpulan data dilakukan dengan merekapitulasi data-data terbaru dari seluruh sumber literatur yang ada. Data-data tersebut juga dijadikan acuan atau panduan untuk melengkapi data hasil pengamatan di lapangan. Selain itu juga dilakukan permintaan izin pada setiap instansi yang terkait dengan penelitian ini. 3.4.2.2 Survei potensi tumbuhan obat keluarga (TOGA) Survei potensi tumbuhan obat keluarga (TOGA) dilakukan di halaman rumah-rumah warga dan daerah sekitarnya seperti sawah, kebun, sekitar sungai yang ada di Kampung Babakan-Cengal. Pengamatan potensi dilakukan dengan cara mengidentifikasi TOGA secara sensus, kemudian memisahkannya untuk setiap Rukun Tetangga (RT), sehingga akan terlihat tempat mana yang memiliki potensi TOGA yang terbanyak. 3.4.2.3 Wawancara Wawancara dilakukan secara semi terstruktur dengan menggunakan kuesioner. Adapun maksud dari semi terstruktur ini adalah kuesioner disajikan dalam bentuk pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Pemilihan responden diperoleh dengan menggunakan teknik snowball dengan jumlah responden dibatasi sampai 30 orang. Responden pertama yang dipilih adalah key person atau tokoh kunci di kampung tersebut, penentuan responden berikutnya berdasarkan informasi responden sebelumnya. 3.4.2.4 Identifikasi spesies tumbuhan obat keluarga (TOGA) Identifikasi dilakukan untuk mengetahui nama ilmiah spesies tumbuhan obat hasil pengamatan lapang. Identifikasi dilakukan di Laboratorium Konservasi Tumbuhan, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Buku yang digunakan untuk mengidentifikasi tumbuhan obat yaitu Heyne jilid I-IV (1987), Syukur H, Hernani (2002) dan Muhlisah F (1999).
11
12
3.4.3 Analisis data 3.4.3.1 Karakteristik masyarakat Data umum karakteristik masyarakat disusun dan dikelompokkan kedalam lima karakteristik umum yaitu: (1) umur, (2) pendidikan, (3) jenis kelamin, (4) mata pencaharian, dan (5) pendapatan. 3.4.3.2 Potensi tumbuhan obat keluarga (TOGA) Data potensi TOGA hasil identifikasi disusun dan dikelompokkan berdasarkan (1) spesies dan famili, (2) tipologi hábitat, (3) frekuensi perjumpaan, (4) klasifikasi berdasarkan kelompok penyakit, (5) klasifikasi berdasarkan bagian yang digunakan, (6) klasifikasi berdasarkan habitus (perawakan). Data penyakit masyarakat diperlukan untuk mengetahui potensi tumbuhan obat yang akan dikembangkan. Data penyakit didapat dari hasil wawancara dengan responden. 3.4.3.3 Persentase tumbuhan obat berdasarkan tipe habitat Tipe habitat dari tumbuhan yang dimanfaatkan meliputi pekarangan rumah, kebun, pinggir jalan, sawah, saluran irigasi (selokan), lahan kering, sungai, dan lain-lain. Untuk menghitung presentase tumbuhan obat berdasarkan habitat digunakan rumus sebagai berikut: 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑡𝑖𝑝𝑒 ℎ𝑎𝑏𝑖𝑡𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 =
𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑖 ℎ𝑎𝑏𝑖𝑡𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 × 100% 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑡𝑖𝑝𝑒 ℎ𝑎𝑏𝑖𝑡𝑎𝑡
3.4.3.4 Persentase tumbuhan obat berdasarkan bagian yang digunakan Pemanfaatan bagian tumbuhan baik itu daun, batang, kulit, buah, bunga, dan akar juga dihitung persentasenya. Persentase bagian yang dimanfaatkan dihitung untuk mengetahui berapa besarnya suatu bagian tumbuhan dimanfaatkan terhadap seluruh bagian tumbuhan yang dimanfaatkan. Untuk menghitungnya digunakan rumus:
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 =
𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 × 100% 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛
12
13
3.4.3.5 Persentase tumbuhan obat berdasarkan habitus Habitus dari tumbuhan yang dimanfaatkan meliputi pohon, semak, perdu liana dan herba. Persentase habitus merupakan telaah tentang besarnya suatu jenis habitus digunakan terhadap seluruh habitus yang ada. Untuk menghitungnya digunakan rumus sebagai berikut:
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 ℎ𝑎𝑏𝑖𝑡𝑢𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 =
𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 ℎ𝑎𝑏𝑖𝑡𝑢𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 × 100% 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠
3.4.3.6 Persentase tumbuhan obat berdasarkan status budidaya Klasifikasi tumbuhan obat berdasarkan status budidayanya dibagi menjadi dua kelompok yaitu tumbuhan obat yang dibudidaya masyarakat dan tumbuhan obat yang tidak dibudidaya masyarakat atau liar. Untuk menghitung presentase tumbuhan obat berdasarkan status budidaya digunakan rumus sebagai berikut: 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑠𝑡𝑎𝑡𝑢𝑠 𝑏𝑢𝑑𝑖𝑑𝑎𝑦𝑎 =
𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 𝑏𝑢𝑑𝑖𝑑𝑎𝑦𝑎 × 100% 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠
3.4.3.7 Analisis pemanfaatan TOGA oleh masyarakat Data hasil wawancara dengan masyarakat tentang tumbuhan obat keluarga diolah dan dikelompokkan ke dalam: (1) karakteristik masyarakat, (2) jenis penyakit yang pernah diderita oleh masyarakat, (3) spesies tumbuhan obat yang diketahui dan dimanfaatkan untuk mengobati penyakit, (4) bagian tumbuhan yang digunakan untuk mengobati penyakit, (5) cara penggunaan tumbuhan obat.
13
14
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak dan Luas Kawasan Desa Karacak adalah salah satu desa di wilayah Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Desa Karacak memiliki luasan sekitar 710,023 ha dan masih didominasi dengan lahan pertanian baik lahan sawah maupun kering (ladang atau kebun). Desa Karacak terdiri dari 10 RW (Rukun Warga) dan 43 RT (Rukun Tetangga). Jarak Desa Karacak ke Pusat Kota Bogor (Terminal Bus Baranangsiang) relatif jauh yaitu sekitar 42 km. Desa Karacak berbatasan langsung dengan: Sebelah Utara
: Desa Barengkok
Sebelah Timur
: Desa Situ Udik
Sebelah Selatan
: Desa Karyasari
Sebelah Barat
: Desa Cibeber I
Gambar 1 Denah lokasi penelitian. Sumber : Google Map
14
15
4.2
Topografi, Iklim dan Tanah Topografi Desa Karacak berupa areal persawahan dan tanah darat yang
terletak pada ketinggian 5000 mdpl. Suhu udara rata-rata di Desa Karacak sekitar 370C dengan curah hujan 4683 mm pertahun. Lahan dan tanah di Desa Karacak dimanfaatkan atau digunakan untuk berbagai keperluan diantaranya untuk pemukiman, pertanian, perikanan (kolam/empang), bangunan umum, jalan, lapangan, makam, dan lain-lain (Tabel 2). Tabel 2 Pemanfaatan lahan/penggunaan lahan di Desa Karacak No 1. 2.
Pemanfaatan Lahan Pemukiman Pertanian - Sawah - Ladang/Tegal - Perkebunan 3. Perikanan (Kolam/empang) 4. Bangunan umum, jalan, lapangan, makam, dan lain-lain Jumlah Sumber : Desa Karacak (2010)
4.3
Luas (ha) 36,236 210,714 139,510 270,510 31,053 22,0 710,023
Kondisi Demografi, Sosial dan Ekonomi Kondisi demografi, sosial, ekonomi meliputi jumlah penduduk, mata
pencaharian, tingkat pendidikan dan agama. Jumlah penduduk Desa Karacak berdasarkan monografi Desa Karacak tahun 2010 yaitu sebanyak 10.862 jiwa dengan Kepala Keluarga (KK) sebanyak 2855 KK. Mata pencaharian masyarakat Desa Karacak cukup beragam, diantaranya petani, buruh tani, pegawai swasta, PNS, pedagang selebihnya montir dan pengraji. Sebagian besar masyarakat Desa Karacak bermata pencaharian sebagai petani, yaitu sebanyak 55,9% (Tabel 3). Tabel 3 Mata pencaharian masyarakat Desa Karacak No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Mata Pencaharian Petani Buruh Tani Pegawai Swasta PNS Pedagang Pengrajin Peternak Pembantu Rumah Tangga Dukun Pengacara Jumlah Sumber : Desa Karacak (2010)
Persentase (%) 55,9 33,5 0,12 4,8 2,8 0,18 0,24 2,1 0,24 0,12 100
15
16
Sedangkan untuk tingkat pendidikan masyarakat Desa Karacak ada yang hanya lulusan SD, SMP, SMA, dan adapula yang mencapai perguruan tinggi. Sebagian besar dari masyarakat Desa Karacak hanya tamatan SMA yaitu sebanyak 41,8%, namun dari 41,8% masyarakat yang bersekolah ditingkatan SMA hanya 17,7% masyarakat yang berhasil lulus SMA sedangkan sisanya sebanyak 24,1% masyarakat tidak lulus SMA (Tabel 4). Tabel 4 Tingkat pendidikan masyarakat Desa Karacak No 1.
2.
3.
4.
Tingkat Pendidikan SD - Lulus - Tidak Lulus SMP - Lulus - Tidak Lulus SMA - Lulus - Tidak Lulus Perguruan Tinggi
Presentase (%) 22,1 4,7 17,0 12,3 17,7 24,1 2,1 100
Jumlah Sumber : Desa Karacak (2010)
4.4
Sarana dan Prasarana Kesehatan Dalam upaya pelayanan kesehatan pada masyarakat, ketersediaan sarana
kesehatan sangatlah perlu. Ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan sangat mempengaruhi aspek pelayanan kesehatan. Sarana yang tersedia di Kampung Babakan-Cengal diantaranya dokter umum, dukun bersalin terlatih, dukun pengobatan alternatif dan dokter praktek, sedangkan prasarana yang tersedia diantaranya puskesmas pembantu dan posyandu (Tabel 5). Tabel 5 Sarana dan pasarana kesehatan di Desa Karacak No Sarana Jumlah 1. Dokter Umum 1 2. Dukun Bersalin Terlatih 4 3. Dukun Pengobatan Alternatif 6 4. Dokter Praktek 1 Prasarana 1. Puskesmas Pembantu 1 2. Posyandu 10 Sumber : Desa Karacak 2010
16
17
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1
Karakteristik Responden
5.1.1 Umur responden Wawancara dilakukan terhadap 30 orang di Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak Bogor. Karakteristik masyarakat yang menjadi responden wawancara terdiri dari laki-laki dan perempuan yang dikelompokan berdasarkan kelas umur sebagaimana tersaji pada Tabel 6. Tabel 6 Karakteristik kelas umur responden No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kelompok umur (tahun) 16-25 26-35 36-45 46-55 56-65 > 66 Jumlah
Jumlah responden 2 8 9 3 6 2 30
Persentase (%) 6,7 26,7 30 10 20 6,7 100
Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa jumlah responden terbanyak secara keseluruhan memiliki kelompok umur antara 36-45 tahun, yaitu sebanyak 9 responden (30%). Hal ini menunjukan bahwa kelompok umur responden masih termasuk dalam usia produktif (usia kerja). Semakin tua usia semakin menurun produktifitasnya. 5.1.2 Tingkat pendidikan responden Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan tingkat pendidikan responden adalah pendidikan terakhir yang pernah atau telah ditempuh oleh masyarakat Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak Bogor yang menjadi responden. Sebagian besar masyarakat yang menjadi responden di Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak Bogor hanya tamatan sekolah dasar (SD), namun ada pula sebagian responden yang tamatan SLTP dan SMA/SMK/STM (Gambar 2).
17
18
Tingkat Pendidikan responden SMA/SMK 10%
SLTP 17% SD 73%
Gambar 2 Tingkat pendidikan responden. Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa responden dengan latar belakang pendidikan tamatan SD memiliki jumlah terbanyak, yaitu sebesar 22 responden (73,33%). Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam menunjang kualitas manusia. Menurut Alikodra (1985) diacu dalam Rosmiati (2010) latar belakang pendidikan yang rendah dari masyarakat merupakan salah satu faktor penting terjadinya interaksi dalam masyarakat sekitar dengan sumberdaya yang terdapat di alam, karena latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap pola pikir dan pola hidup seseorang. Hal ini akan berpengaruh pula pada pandangan dan pengetahuan responden mengenai tumbuhan obat dan kesehatan keluarga. 5.1.3 Mata pencaharian responden Mata pencaharian masyarakat Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak Bogor yang menjadi responden terdiri dari petani, wiraswasta yang merupakan gabungan dari pedagang, buruh, dan pengrajin, dukun/tabib serta ada pula beberapa responden tidak bekerja yang kebanyakan ibu rumah tangga (Tabel 7). Tabel 7 Mata pencaharian responden No 1. 2. 3. 4.
Mata pencaharian Petani Wiraswasta Ibu rumah tangga Dukun/tabib Jumlah
Jumlah responden 12 6 10 2 30
Persentase (%) 40 20 33,33 6,67 100
Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden bermata pencaharian sebagai seorang petani, yaitu sebesar 12 orang responden (40%). Hal ini dikarenakan bagi sebagian besar masyarakat Kampung Babakan-
18
19
Cengal Desa Karacak Bogor bertani merupakan kebutuhan hidup. Dari 30 responden tersebut, dua diantaranya juga berprofesi sebagai dukun/tabib yang dipercaya oleh masyarakat Kampung Babakan-Cengal memiliki kemampuan untuk mengobati orang sakit. 5.1.4 Pendapatan responden Pendapatan responden merupakan rata-rata pendapatan keseluruhan dari mata pencahariannya selama sebulan. Pendapatan seluruh responden berkisar antara Rp.500.000,00 sampai Rp.2.500.000,00 (Tabel 8). Tabel 8 Pendapatan total responden No
Pendapatan responden (Rp/Bulan)
1. 2. 3. 4.
500.000-1.000.000 1.000.001-1.500.000 1.500.001-2.000.000 2.000.001-2.500.000 Jumlah
Jumlah responden 19 6 3 2 30
Persentase (%) 63,33 20 10 6,67 100
Pada Tabel 8 terlihat bahwa rata-rata pendapatan responden Kampung Babakan-Cengal, Desa Karacak Bogor yaitu berkisar
Rp.500.000,00 -
Rp.1.000.000,00. Pendapatan tersebut sebagian besar didapat oleh masyarakat Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak dari hasil bertaninya. Selain mengandalkan hasil panen dari sawah, masyarakat pun sebagian besar mengandalkan hasil panen dari tanaman yang memiliki nilai jual tinggi seperti kapulaga.
5.2 Keanekaragaman Tumbuhan Obat Kampung Babakan-Cengal, Desa Karacak Berdasarkan pengamatan lapang ditemukan 88 spesies tumbuhan obat dari 41 famili yang tersebar di Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak. Tumbuhan obat tersebut ditemukan di setiap Rukun Tetangga (RT) yaitu RT 01, RT 02 dan RT 03. Jumlah seluruh spesies RT 01 yaitu sebanyak 53 spesies, RT 02 yaitu sebanyak 74 spesies, dan RT 03 yaitu sebanyak 54 spesies. Dari setiap RT terdapat spesies tumbuhan yang sama dengan RT lainnya, untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3.
19
20
RT 01 4 spesies 3 spesies
7 spesies
39 spesies RT 02 23 spesies
5 spesies
RT 03 7 spesies
Gambar 3 Jumlah tumbuhan obat di setiap RT. Rukun Tetangga (RT) yang memiliki jumlah spesies terbanyak yaitu RT 02, hal ini dikarenakan masih banyaknya kebun di RT 02 dan masih banyaknya masyarakat RT 02 yang membudidaya dan memelihara tumbuhan obat di pekarangan rumahnya. Daftar potensi tumbuhan obat yang terdapat di Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak Bogor secara rinci disajikan pada Lampiran 3. 5.2.1 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan famili Berdasarkan kelompok familinya, spesies tumbuhan obat keluarga yang ada di Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak dikelompokan ke dalam 41 famili. Dari semua spesies tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal, spesies yang paling mendominasi adalah spesies dari famili Zingiberaceae sebanyak 9 spesies (10,23%), kemudian Asteraceae dan Solanaceae sebanyak 6 spesies (6,82%) (Gambar 4). Hal tersebut menunjukan bahwa famili Zingiberaceae, Asteraceae, dan Solanaceae memiliki keanekaragaman spesies tertinggi dibandingkan dengan famili lainnya.
20
21
Acanthaceae
2
Lamiaceae
2
Poaceae
3
Liliaceae
3 4
Rubiaceae Euphorbiaceae
5
Myrtaceae
5
Solanaceae
6
Asteraceae
6 9
Zingiberaceae 0
2
4
6
8
10
Gambar 4 Jumlah 10 famili tumbuhan obat terbanyak di Kampung BabakanCengal. Banyaknya spesies dari famili Zingiberaceae seperti jahe (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga), kapulaga ((Amomum cardamomum), lempuyang wangi (Zingiber aromaticum), temulawak (Curcuma
xanthorrhiza),
pacing
(Costus
speciosus),
dan
temukunci
(Boesenbergia pandurata) selain dapat dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat tapi juga dapat dimanfaatkan sebagai bumbu dapur dan rempah-rempah, selain itu spesies ini juga paling mudah dibudidayakan karena tidak memerlukan perawatan dan pemeliharaan khusus, cara pengolahannya pun secara umum sudah diketahui masyarakat. Sehingga masyarakat banyak menanam tumbuhan dari famili Zingiberaceae di kebun maupun pekarangan rumah mereka. Contoh tumbuhan dari famili Zingiberaceae yang ditanam masyarakat di pekarangan maupun kebun disajikan pada Gambar 5.
21
22
(A) (B) Gambar 5 Tumbuhan obat anggota Zingiberaceae: A) Kapulaga (Amomum cardamomum) B) Buah kapulaga. Selain itu famili Asteraceae juga banyak ditemukan di kampung BabakanCengal, famili Asteraceae banyak tersebar di pinggir jalan, kebun, maupun sawah. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Pudjowati (2006) bahwa famili Asteraceae merupakan spesies tumbuhan yang mudah untuk dipelihara dan tersebar di berbagai daerah, serta tumbuh liar di halaman, kebun dan tepi jalan. 5.2.2 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan habitus Berdasarkan habitusnya, tumbuhan obat keluarga yang ditemukan di Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak terdiri atas 5 macam habitus, yaitu pohon, perdu, herba, semak, dan liana (Gambar 6). 1
Habitus
Liana
17
Semak
36
Herba 18
Perdu
16
Pohon 0
10
20
30
40
Jumlah spesies
Gambar 6 Jumlah spesies tumbuhan obat keluarga berdasarkan habitus. Gambar 6 menunjukan bahwa jumlah habitus tumbuhan yang mendominasi adalah herba, yaitu sebanyak 36 spesies (40,91%), kemudian perdu sebanyak 18 spesies (20.45%), pohon sebanyak 16 spesies (18,18%), semak sebanyak 17 spesies (19,32%), dan liana sebanyak 1 spesies (1,14%). Banyaknya habitus herba di Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak dikarenakan herba merupakan tumbuhan yang sering dijumpai dan banyak terdapat di lingkungan masyarakat,
22
23
pada umumnya tumbuhan berhabitus herba juga merupakan tumbuhan hasil budidaya, selain itu penanaman dan perawatannya pun tidak sulit. Selain herba, tumbuhan berhabitus perdu juga banyak dijumpai di Kampung Babakan-Cengal, hal ini dikarenakan kondisi lingkungan masyarakat sekitar yang mendukung, dimana hampir di setiap pekarangan atau kebun banyak ditanami perdu yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Adanya keanekaragaman bentuk hidup tumbuhan di Kampung Babakan-Cengal menunjukan kealamian dan mendukung kelestarian plasma nutfah sumberdaya yang terkandung didalamnya. 5.2.3 Keanekaragaman tumbuhan obat keluarga berdasarkan bagian yang digunakan Bagian dari tumbuhan mempunyai peranan masing-masing dalam menyembuhkan penyakit, ada spesies tertentu yang seluruh bagiannya dapat digunakan, namun ada juga yang hanya bagian tertentu yang dapat menyembuhkan. Bagian tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak yang digunakan untuk pengobatan terdiri atas 15 macam bagian, yaitu daun, akar, buah, kulit batang, batang, biji, seluruh bagian tumbuhan (herba),
Bagian yang digunakan
bunga, tunas, kulit buah, bonggol, umbi, rimpang dan tangkai (Gambar 7). 1 1
Tangkai Bokol bunga Rimpang Umbi Bonggol Kulit buah Tunas Bunga Seluruh bagian tumbuhan Biji Batang Kulit batang buah Akar Daun
9 3 1 3 1 8 16 10 4 9 19 26 46 0
20
40
60
jumlah spesies
Gambar 7 Jumlah spesies tumbuhan obat keluarga berdasarkan bagian yang digunakan.
23
24
Penggunaan bagian tumbuhan obat keluarga untuk setiap spesies tumbuhan tidak sama, ada yang hanya menggunakan bagian tertentu saja seperti daun, batang, rimpang dan lain lain tapi adapula yang menggunakan seluruh bagian tumbuhan (herba), hal ini dikarenakan kandungan zat-zat pada tiap bagian tumbuhan berbeda sehingga manfaatnya pun berbeda. Pada Gambar 7 dapat dilihat bahwa daun merupakan bagian tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, yaitu sebanyak 52 spesies (30,77%). Menurut Zuhud dan Haryanto (1994) pemanfaatan daun, buah, cabang, dan ranting sebagai bahan mentah dalam pengobatan tradisional tidak menimbulkan gangguan yang serius terhadap kehidupan tumbuhan, tetapi bila akar, kulit kayu atau seluruh bagian yang digunakan maka hal tersebut sudah merupakan ancaman bagi keberadaan spesies tersebut. Menurut Fakhrozi (2009) daun memiliki regenerasi yang tinggi untuk kembali bertunas dan tidak memberi pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan suatu tumbuhan meskipun daun merupakan tempat fotosintesis. Selain daun, bagian tumbuhan yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu akar sebanyak 26 spesies ( 15,38%). Pemanfaatan bagian tumbuhan secara terus menerus terutama pada bagian akar dan batang akan berdampak terhadap keberadaan spesies tumbuhan tersebut, karena akar dan batang merupakan bagian yang paling penting bagi tumbuhan untuk bertahan hidup. Untuk menjaga kelestarian suatu spesies tumbuhan obat maka pemanfaatan tumbuhan obat tersebut harus diimbangi dengan adanya upaya budidaya atau perbanyakan tumbuhan-tumbuhan obat tersebut. 5.2.4 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan tipe habitat Berdasarkan tipologi habitat potensi tumbuhan obat di Kampung BabakanCengal Desa Karacak dikelompokan ke dalam 5 tipologi habitat yaitu pekarangan, kebun, pinggir jalan, pinggir sungai dan sawah. Sebagaimana tersaji pada Gambar 8.
24
25
6
Sawah
8
Pinggir sungai
19
Pinggir jalan
33
Kebun
50
Pekarangan 0
10
20
30
40
50
60
Gambar 8 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan tipe habitat. Berdasarkan pengelompokan tipologi habitat, tumbuhan obat keluarga paling banyak dijumpai di pekarangan, yaitu sebanyak 50 spesies (43,1%). Sedangkan kebun hanya ditemukan 33 spesies (28,45%), pinggir jalan sebanyak 19 spesies (16,38%), pinggir sungai sebanyak 8 spesies (6,9%), dan sawah sebanyak 6 spesies (5,17%). Spesies tumbuhan obat yang terdapat di pekarangan dan juga kebun sebagian besar merupakan spesies yang sering dimanfaatkan masyarakat. Banyaknya tumbuhan obat yang dijumpai di pekarangan rumah maupun di kebun milik masyarakat menunjukan bahwa masih adanya minat masyarakat untuk membudidayakan tumbuhan obat keluarga. Beberapa contoh tumbuhan obat yang terdapat di pekarangan diantaranya alpukat (Persea gratissima), bratawali (Tinospora crispa), Cengkeh (Syzygium aromaticum), daun sendok
(Plantago major), jambu biji (Psidium guajava), jeruk nipis (Citrus
aurantifolia), kumis kucing (Orthosiphon stamineus), kacapiring (Gardenia augusta), lidah buaya (Aloe vera), mangkokan (Nothopanax scutellarium), mahkota dewa (Phaleria macrocarpa), pacar air (Impatiens balsamina). 5.2.5 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit Potensi tumbuhan obat keluarga di Kampung Babakan-Cengal dibagi ke dalam 13 kelompok penyakit dan macam penyakitnya didasarkan Nawaningrum (2004). Kelompok penyakit yang paling banyak dapat diobati oleh tumbuhan obat keluarga di Kampung Babakan-Cengal adalah penyakit saluran pencernaan, sebanyak 64 spesies. Spesies tumbuhan yang dapat menyembuhkan penyakit saluran pencernaan banyak ditemukan karena beberapa masyarakat banyak menanam spesies tumbuhan tersebut baik dipekarangan maupun dikebun untuk
25
26
mengobati penyakit dideritanya. Banyaknya tumbuhan obat yang dapat menyembuhkan penyakit saluran pencernaan itu sesuai dengan penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat Kampung Babakan-Cengal, yaitu penyakit gangguan pencernaan. Salah satu penyakit pencernaan yang banyak diderita masyarakat adalah maag. Penyakit maag banyak diderita masyarakat kampung Babakan-Cengal karena kurang teraturnya pola makan masyarakat. Spesies lain yang banyak ditemukan di Kampung Babakan-Cengal yaitu spesies tumbuhan yang dapat menyembuhkan penyakit saluran pembuangan sebanyak 50 spesies. Klasifikasi kelompok penyakit terbanyak yang bisa diobati berdasarkan jumlah spesies tumbuhan obat terbanyak disajikan dalam Gambar 9 dan secara rinci disajikan pada Lampiran 6. Penyakit lainnya Penyakit mata Penyakit ginjal, hati Pengobatan luka, gigitan ular Perawatan kehamilan dan persalinan Penyakit khusus wanita Penyakit tulang, otot, sendi dan saraf Penyakit kepala, demam, dan influenza Penyakit jantung dan pembuluh/peredaran … Penyakit mulut Penyakit saluran pernapasan Penyakit kulit Penyakit saluran pembuangan Penyakit saluran pencernaan
48 6 17 21 20 25 37 41 34 27
38 42
50 64
0
10
20
30
40
50
60
70
Jumlah spesies
Gambar 9 Kelompok penyakit dan jumlah spesies tumbuhan obat yang digunakan di Kampung Babakan-Cengal. Salah satu spesies yang dapat meyembuhkan penyakit saluran pencernaan disajikan pada Gambar 10 sedangkan contoh spesies yang dapat menyembuhkan penyakit saluran pembuangan disajikan pada Gambar 11.
26
27
Gambar 10 Daun kentut (Paederia scandens).
Gambar 11 Kumis kucing (Orthosiphon stamineus).
Pada umumnya setiap spesies tumbuhan obat mempunyai kegunaan untuk menyembuhkan lebih dari satu macam penyakit atau kelompok penyakit, namun ada juga beberapa spesies yang berkhasiat hanya untuk satu macam penyakit atau kelompok penyakit. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan tumbuhan untuk digunakan sebagai obat, yaitu bagian tumbuhan, cara pemanenan, cara pengolahan, dan aturan pemakaian (dosis) (Arafah 2005). Bagian dari tumbuhan mempunyai peranan masing-masing dalam menyembuhkan penyakit, ada spesies yang seluruh bagiannya dapat digunakan untuk menyembuhkan suatu penyakit, namun adapula yang hanya bagian tertentu yang dapat menyembuhkan penyakit. Cara pengolahan yang tepat berpengaruh terhadap keefektifan penggunaan tumbuhan mengobati penyakit. Cara pemanenan perlu diperhatikan agar mendapatkan bagian yang bermanfaat dalam keadaan baik atau tidak rusak. Beberapa spesies yang mempunyai banyak kegunaan untuk obat diantaranya alpukat (Persea gratissima), bawang putih (Allium sativum), daun kentut (Paederia scandens), kencur (Kaemferia galanga), keladi tikus (Typhonium divaricatum), lidah mertua (Sansivieria trifasciata), meniran (Phylanthus urinaria), pulutan (Urena lobata), pepaya (Carica papaya), pisang (Musa paradisiaca), pegagan (Centella asiatica), sembung (Blumea balsamifera), sirih (Piper betle), sengugu (Clerodendron serrature), selasih (Ocimum basilicum), takokak (Solanum torvum) dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza). Spesiesspesies tumbuhan obat tersebut potensial sebagai bahan obat karena selain banyak berkhasiat untuk bermacam-macam penyakit, tapi juga hampir seluruh bagiannya
27
28
dapat digunakan untuk menyembuhkan suatu penyakit. Contoh spesies tumbuhan yang banyak berkhasiat untuk obat disajikan pada Gambar 12.
Gambar 12 Pulutan (Urena lobata). Pulutan (Urena lobata) merupakan tumbuhan liar dari family Marvaceae yang mempunyai khasiat sebagai obat. Pulutan (Urena lobata) ini merupakan salah satu tumbuhan obat yang memiliki banyak khasiat diantaranya akar digunakan untuk menyembuhkan penyakit Panas, influenza, radang tonsil, malaria, rematik, keputihan, kencing keruh, disentri, diare, gangguan pencernaan, bengkak, muntah darah, kesukaran melahirkan, gondok, bisul, luka berdarah, tulang patah (frakture), payudara bengka dan gigitan ular sedangkan batangnya digunakan untuk menyembuhkan penyakit bisul, luka berdarah, gigitan ular dan bengkak (Hariana 2007). Menurut Hariana (2010) pulutan (Urena lobata) mengandung bahan kimia seperti zat lendir pada batang dan 13-14% lemak pada biji. Tumbuhan ini mempunyai rasa manis, tawar dan bersifat sejuk. Bagian yang sering digunakan adalah akar dan seluruh bagian tumbuhan (herba). 5.2.6 Frekuensi perjumpaan spesies tumbuhan obat Potensi tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak berdasarkan frekuensi perjumpaan disajikan pada Tabel 9 dan secara rinci disajikan pada Lampiran 4.
28
29
Tabel 9 Frekuensi perjumpaan spesies tumbuhan obat keluarga No
Klasifikasi
1.
Jarang (1 RT)
2.
Sering (2-3 RT)
Nama Tumbuhan Obat Bratawali, bawang putih,cengkeh, daun dewa, dadap, daun sendok, daun kentut, jawer kotok, jambu biji, jarak pagar, jamblang, jotang, keji beling, Alpukat, alang-alang, beluntas, bandotan, belimbing manis, bawang merah, cabai rawit, ciplukan, cabai merah, harendong, jahe, jeruk nipis, kumis kucing,
𝐬𝐩𝐞𝐬𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐎
Persentase (%)
34
38,64
54
61,36
Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa dari 88 spesies tumbuhan obat ada sebanyak 54 spesies (61,36%) yang sering ditemukan, spesies tersebut ditemukan di 2-3 RT yang terdapat di Kampung Babakan-Cengal, sedangkan sisanya sebanyak 34 spesies (38,64%) merupakan spesies yang jarang ditemukan, spesiesspesies tumbuhan obat tersebut hanya ditemukan di 1 RT saja. Spesies-spesies yang sering ditemukan sebagian besar merupakan spesies tumbuhan yang sering digunakan oleh masyarakat baik sebagai obat maupun bumbu dapur.
5.3 Pengetahuan dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat oleh Masyarakat Pengetahuan masyarakat Kampung Babakan-Cengal terhadap tumbuhan obat masih tinggi, hal ini terlihat dari masih banyaknya masyarakat Kampung Babakan-Cengal yang masih menggunakan tumbuhan obat yang ada di sekitarnya untuk mengobati penyakit yang dideritanya. Pengetahuan masyarakat Kampung Babakan-Cengal mengenai tumbuhan obat diperoleh secara turun menurun. Dalam penggunaan tumbuhan obat masyarakat Kampung Babakan-Cengal yang menjadi reponden sebanyak 60% menyatakan bahwa tumbuhan obat berkhasiat manjur dalam menyembuhkan suatu penyakit. Pandangan masyarakat terhadap tumbuhan obat keluarga pun positif hampir keseluruhan responden yang diwawancara berpendapat bahwa penggunaan tumbuhan obat lebih manjur dan tidak menimbulkan efek samping yang besar, aman dikonsumsi, murah dan mudah diperoleh, lebih praktis karna tidak perlu beli hanya tinggal mengambil di sekitar lingkungan rumahnya, dan sangat berguna untuk penanggulangan dini penyakit yang diderita. Ringannya efek samping dari tumbuhan obat dikarenakan
29
30
tubuh manusia relatif lebih gampang menerima obat dari bahan tumbuh-tumbuhan dibandingkan dengan obat kimiawi (Muhlisah 1999). Namun tidak semua masyarakat yang menjadi responden menggunakan tumbuhan obat keluarga sebagai pengobatan dan pemeliharaan kesehatan, ada 40% masyarakat yang menjadi responden menyatakan bahwa penggunaan tumbuhan obat kurang manjur untuk menyembuhkan penyakit karena efek dan khasiat tumbuhan obat belum dirasakan, sehingga beberapa masyarakat tersebut lebih memilih menggunakan obat-obatan modern dengan alasan lebih cepat efek dan khasiatnya dirasakan, lebih praktis, tidak repot harus meramu seperti obat tradisonal, dan sudah jelas dosisnya. Tindakan berobat yang dilakukan oleh masyarakat Kampung BabakanCengal yang menjadi responden disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 Tindakan masyarakat Kampung Babakan-Cengal ketika sakit No 1. 2. 3.
Tindakan pengobatan Membuat obat sendiri secara tradisional dari tumbuhan obat di sekitar (meramu sendiri) Membeli obat warung Berobat ke puskesmas/klinik/dokter Jumlah
Jumlah responden
Persentase (%)
18
60
9 3 30
30 10 100
Sebanyak 60% masyarakat yang menjadi responden masih membuat obat sendiri secara tradisional dari tumbuhan obat yang ada di sekitar lingkungan rumah mereka seperti pekarangan, kebun, pinggir jalan, dan pinggir sungai untuk menyembuhkan penyakit yang mereka derita. Masyarakat dengan usia berkisar antara 60-70 tahun paling sering menggunakan tumbuhan obat untuk mengobati penyakit yang dideritanya, mereka lebih percaya bahwa dengan menggunakan tumbuhan obat penyakit yang mereka derita bisa cepat sembuh dan tidak ada efek sampingnya. Beberapa responden juga menyatakan bahwa pemeliharan dan pengobatan alami menggunakan tumbuhan obat sudah biasa dilakukan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit yang tergolong ringan seperti pusing, pegalpegal, maag, batuk, sakit gigi dan penyakit ringan lainnya. Untuk penyakit yang tergolong berat biasanya masyarakat menggunakan tumbuhan obat untuk pengobatan awal sebelum pergi ke puskesmas atau dokter. Disamping penggunaan obat tradisional sebanyak 30% masyarakat Kampung BabakanCengal yang menjadi responden masih menggunakan obat warung dalam mengobati penyakit yang dideritanya. Berdasarkan hasil wawancara ada 15
30
31
penyakit yang pernah dan sering diderita oleh masyarakat yang menjadi responden, sebagian besar dai 15 penyakit tersebut diobati menggunakan obat tradisional. Penyakit yang pernah dan sering diderita oleh masyarakat yang menjadi responden yang sering diobati dengan tumbuhan obat disajikan pada Tabel 11 dan secara rinci disajikan pada Lampiran 7. Tabel 11 Penyakit umum yang sering diobati dengan tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal, Desa Karacak Kelompok penyakit Gangguan sistem atau saluran pernapasan
Nama penyakit Batuk
Tumbuhan obat yang sering digunakan - Akar alangalang
- Jeruk nipis
Paru-paru
- Ciplukan
Asma
- Sidaguri
Penyakit jantung dan peredaran darah
Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Kumis kucing - Daun sendok
Penyakit kepala, demam, dan influenza
Sakit kepala
- Alpukat
Demam
- Kumis kucing
Sakit gigi
- Putri malu
Penyakit mulut
31
Ramuan Rebus akar alang-alang yang masih segar kirakira 30-60 g, lalu minum airnya 1 buah jeruk nipis diperas untuk diambil airnya,lalu airnya diminum secara teratur 1 kali sehari 9-15 gr seluruh bagian tunbuhan direbus dengan 3 gelas air lalu diminum airnya 6 gr akar sidagori dipotong tipis, ditambah gula, lalu direbus, disaring kemudian diminum airnya Rebus seluruh bagian kumis kucing, 3-4 lembar daun sendok, rumput lidah ular dan minum airnya 3 lembar daun alpukat direbus, diminum airnya 6 gr akar kumis kucing direbus lalu disaring dan diminum airnya Segenggam putri malu direbus lalu airnya dikumur
Jumlah responden yang menyatakan manjur 1
3
1
2
2
10 2
5
32
Tabel 11 Penyakit umum yang sering diobati dengan tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal, Desa Karacak (lanjutan) Kelompok penyakit
Nama penyakit Sariawan
Tumbuhan obat yang sering digunakan - Jambu biji
- Sirih
Penyakit saluran pembuangan
Diabetes militus - Kacapiring (kencing manis)
Penyakit saluran pencernaan
Diare
- Jambu biji
Maag
- Bandotan
Rematik
- Jahe
Sakit pinggang
- Sidaguri
Pegal-pegal
- Jahe
Kesemutan
- Salam - Sidaguri - Jahe
Penyakit otot, tulang, sendi dan saraf
Ramuan 2-3 lembar daun dan kulit batangnya direbus, diminum airnya 1-2 lembar sirih dikunyah lalu dibiarkan sebentar didalam mulut 12 lembar daun kacapiring direbus dengan 2 gelas air lalu diminum airnya 5 lembar daun jambu biji direbus dengan 1,5 liter air lalu diminum Segenggam bandotan direbus lalu diminum airnya 1-2 rimpang jahe dihaluskan lalu dicampur cuka kemudian dioleskan 5 akar sidaguri direbus lalu diminum airnya 1-2 rimpang jahe dihaluskan lalu dioles 2-3 lembar daun salam dicampur dengan daun sidaguri, dan jahe direbus lalu airnya diminum
Jumlah responden yang menyatakan manjur
2
4
1
4
13
6
4 3 1
Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa penyakit yang banyak dan sering diderita oleh masyarakat yang menjadi responden adalah penyakit maag dan sakit kepala, masing-masing sebanyak 13 responden dan 10 responden. Terdapat 9 spesies tumbuhan obat yang sering digunakan oleh masyarakat untuk mengobati penyakit
32
33
maag dan 1 spesies tumbuhan obat yang sering digunakan masyarakat untuk mengobati sakit kepala. Masing-masing spesies tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat tersebut mengalami proses pengolahan yang berbeda, tergantung dari jenis dan penyakit yang diobati. Tabel 11 juga membuktikan jika penyakit bisa disembuhkan dengan tumbuhan obat dan kemandirian masyarakat dapat dilakukan. Dari 9 spesies tumbuhan obat yang sering digunakan masyarakat untuk menyembuhkan penyakit maag, bandotan (Ageratum conyzoides) merupakan tumbuhan obat yang paling banyak digunakan dan paling dianggap manjur oleh masyarakat atau responden Kampung Babakan-Cengal. Bandotan (Ageratum conyzoides) merupakan tumbuhan dari famili Asteraceae. Tumbuhan ini merupakan herba dengan ketinggian 30-80 cm dan mempunyai daya adaptasi yang tinggi sehingga mudah tumbuh dimana-mana dan sering menjadi gulma yang merugikan petani, namun dibalik itu bandotan (Ageratum conyzoides) dapat digunakan juga sebagai obat, pestisida dan herbisida bahkan untuk pupuk dapat meningkatkan hasil produksi tanaman (Sukamto 2007). Selain penyakit-penyakit yang tercantum pada Tabel 11, biasanya masyarakat yang berusia lanjut sering menderita penyakit lemah syahwat. Penyakit lemah syahwat tersebut biasanya diobati dengan menggunakan ramuan dari berbagai macam spesies tumbuhan obat yaitu satu batang kayu manis, tiga biji cengkeh, tiga sampai empat lembar daun sirsak, daun kumis kucing, satu buah kapulaga, bagian ujung alang-alang, akar pepaya, akar buah aren, meniran, dan akar pinang. Cara penggunaan semua spesies tersebut yaitu semua spesies tersebut direbus kemudian diambil airnya dan diminum. Selain untuk mengobati lemah syahwat, menurut salah satu responden ramuan ini juga dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam jenis penyakit seperti darah tinggi, ginjal, panas, dan lain-lain. Gambar ramuan disajikan pada Gambar 13.
33
34
Gambar 13 Ramuan tumbuhan obat untuk mengobati penyakit lemah syahwat, darah tinggi, ginjal, panas dan lain-lain. Pemanfaatan tumbuhan obat tidak hanya terbatas pada bagian tumbuhan yang masih segar, beberapa masyarakat juga menyimpannya dalam bentuk kering/simplisia. Salah satu simplisia yang disimpan oleh beberapa masyarakat yaitu simplisia yang berasal dari campuran spesies-spesies tumbuhan seperti kencur, jahe, temu kunci, lempuyang, temulawak dan temugiri. Simplisia tersebut biasanya digunakan masyarakat untuk wanita yang baru saja melahirkan. Cara penggunaan simplisia yaitu simplisia dicampur dengan beberapa spesies tumbuhan obat yang masih segar seperti meniran, jawer kotok, jamblang, rane dan sidagori yang sudah ditumbuk kemudian campuran tersebut ditumbuk kembali lalu hasil tumbukannya dimakan. Gambar simplisia di sajikan pada Gambar 14.
Gambar 14 Contoh simplisia.
34
35
5.4
Budidaya Tumbuhan Obat Budidaya tumbuhan adalah mengelola pertumbuhan tumbuhan dari mulai
tanam hingga panen serta memenuhi persyaratan tumbuh tanaman yang dikelola tersebut (MTIC 2002). Budidaya merupakan salah satu upaya penting dalam menjaga kelestarian manfaat dari suatu spesies tumbuhan obat, dengan demikian spesies tumbuhan obat yang dibudidayakan dan banyak dimanfaatkan akan tetap terjaga kelestariannya. Kegiatan budidaya terhadap tumbuhan obat juga menjadi salah satu kegiatan beberapa masyarakat Kampung Babakan Cengal. Kegiatan budidaya dianggap efektif oleh beberapa masyarakat, karena menurut mereka dengan membudidayakan tumbuhan obat keluarga dapat melestarikan dan memudahkan
masyarakat
dalam
pemanfaatannya.
Masyarakat
biasanya
membudidayakan tumbuhan-tumbuhan obat tersebut di pekarangan rumah maupun kebun milik mereka. Tumbuhan obat yang berada di Kampung Babakan-Cengal berdasarkan status budidaya dibagi kedalam 2 klasifikasi yaitu tumbuhan obat yang dibudidaya dan tumbuhan obat yang belum dibudidaya atau liar. Tumbuhan yang dibudidaya oleh masyarakat merupakan tumbuhan yang sering digunakan. Lahan pekarangan dan kebun menjadi tempat yang digunakan masyarakat untuk membudidayakan tumbuhan obat. Di Kampung Babakan-Cengal tumbuhan obat liar paling banyak ditemukan yaitu sebanyak 57,95% dan sisanya sebanyak 42,05% adalah tumbuhan obat yang dibudidayakan (Gambar 15).
Budidaya 42,05%
Liar; 57,95%
Gambar 15 Status budidaya tumbuhan obat. Tumbuhan obat yang biasa dibudidayakan oleh masyarakat Kampung Babakan-Cengal Desa karacak yaitu tumbuhan obat yang juga bermanfaat sebagai penghasil bumbu dapur dan penghasil buah-buahan, seperti kapulaga (Amomum 35
36
cardamomum), kencur (Kaempferia galanga), jahe (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma domestica), bawang merah (Allium cepa), bawang putih (Allium sativum), alpukat (Persea gratissima), cabai rawit (Capsicum frutescens), cabai merah (Capsicum annum), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), pepaya (Carica papaya), pisang (Musa Paradisiaca), dan lain-lain. Dari semua tumbuhan obat yang biasa dibudidayakan oleh masyarakat, kapulaga (Amomum cardamomum) merupakan tumbuhan obat yang paling banyak dibudidayakan. Beberapa masyarakat membudidayakan kapulaga tersebut di kebun milik mereka, hal ini sesuai dengan penyataan Syukur dan Hernani (2002) bahwa lokasi yang baik untuk penanaman kapulaga antara lain di bawah tegakan hutan atau di tempat terbuka. Kapulaga (Amomum cardamomum) banyak dibudidayakan masyarakat karena selain memiliki banyak manfaat, kapulaga (Amomum cardamomum) juga mempunyai nilai ekonomis tinggi dan berprospek cerah, selain itu pemeliharaan tumbuhan ini tidak sulit. Menurut Santoso (1989) salah satu keunggulan lain dari budidaya kapulaga (Amomum cardamomum) adalah siklus hidup tumbuhan yang panjang dan dalam setahun dapat dipanen berulang kali. Kapulaga (Amomum cardamomum) dengan sistem tanam tumpangsari pada populasi 1.400 tanaman per hektar, akan mampu berproduksi sekitar 2,8 sampai dengan 3 ton buah basah per tahun. Kapulaga (Amomum cardamomum) sudah mampu berproduksi pada umur 1,5 tahun setelah tanam dengan bibit anakan yang baik hari. Waktu panen kapulaga (Amomum cardamomum) di Kampung Babakan-Cengal yaitu setiap 40 hari sekali, hal ini sesuai dengan pernyataan Santoso (1989) bahwa waktu panen kapulaga (Amomum cardamomum) dapat dilakukan setiap 35-45 hari sekali. Masyarakat Kampung Babakan-Cengal biasanya memanfaatkan biji kapulaga untuk dikeringkan lalu dimanfaatkan sebagai rempah dan obat serta memanfaatkan buah kapulaga untuk diambil minyak atsirinya yang kemudian bisa digunakan sebagai penyedap atau pengharum makanan. Minyak atsiri tersebut terdiri dari senyawa sineol, terpen dan terpinol (Syukur dan Hernani 2002). Selain dimanfaatkan untuk kebutuhan sendiri, biji yang sudah dikeringkan dan minyak atsiri dari ekstrak buah kapulaga pun biasanya dijual oleh masyarakat untuk
36
37
memenuhi kebutuhan hidupnya. Masyarakat biasanya menjual biji kapulaga kering ke pedagang dengan harga Rp 20.000,- per kg. Dalam perdagangan internasional, kapulaga (Amomum cardamomum) dikenal dengan nama false cardamon. Menurut Indo (1989) ekspor kapulaga (Amomum cardamomum) dari Indonesia hanya dari buah kapulaga. Ekspor kapulaga (Amomum cardamomum) di Indonesia umumnya ke Singapura dan Cina.
5.5 Sintesis Pengembangan Tumbuhan Obat Keluarga Dalam pengembangan TOGA dibutuhkan stimulus atau dorongan untuk membentuk sikap dan prilaku pro konservasi. Sikap dan prilaku pro konservasi ini diwujudkan dalam 3 kelompok stimulus AMAR (Alamiah, Manfaat, dan Rela). Ketiga stimulus AMAR digunakan dalam pemilihan spesies TOGA yang akan menjadi unggulan dalam pengembangan TOGA di Kampung Babakan-Cengal yang diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan dan budidaya oleh masyarakat (Gambar 16). Stimulus Alamiah Stimulus Alamiah Stimulus Manfaat
Sikap
Prilaku
Stimulus Rela
Gambar 16 Strategi pengembangan TOGA. (Sumber : Modifikasi Zuhud 2007) 1. Stimulus Alamiah Stimulus alamiah merupakan stimulus yang dipahami oleh masyarakat tentang bagaimana sifat-sifat alamiah dari tumbuhan dan lingkungan yang ada disekitarnya. Sebagian besar masyarakat Kampung Babakan-Cengal sudah bisa membedakan sifat-sifat ekologis tumbuhan, hal tersebut terlihat dari tumbuhan yang tedapat dilingkungan sekitar. Lahan pekarangan dimanfaatkan masyarakat untuk ditanami tumbuhan berukuran kecil, tumbuhan tersebut ditanam langsung
37
38
dipekarangan atau melalui pot-pot plastik sebagai media tempat tumbuhnya. Tumbuhan yang terdapat di pekarangan rata-rata tumbuhan yang dapat digunakan juga untuk keperluan bumbu dapur seperti bawang merah, bawang putih, cabai rawit, cabai merah, jeruk nipis, kencur, dan lain-lain. Sedangkan tumbuhan yang berukuran besar, masyarakat menanamnya dilahan perkebunan. 2. Stimulus manfaat Stimulus manfaat merupakan dorongan yang paling diminati masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakat merasakan langsung manfaat dari tumbuhan tersebut. Selain manfaat kesehatan yang menjadi manfaat utama dari TOGA untuk masyarakat, TOGA juga memiliki nilai ekonomi. Tumbuhan obat yang memiliki nilai manfaat ekonomi tinggi diantaranya kapulaga, pisang, alpukat, kelapa, dan cengkeh. Sedangkan tumbuhan obat yang memiliki nilai manfaat tinggi yaitu tumbuhan yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengobati penyakit yang dideritanya. 3. Stimulus rela Stimulus rela adalah stimulus yang berkaitan dengan nilai-nilai kebaikan, terutama ganjaran dari sang pencipta alam, nilai spiritual, nilai agama yang universal, pahala, kebahagiaan, kearifan, budaya dan tradisional, kepuasan batin, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan kerelaan dalam melakukan sesuatu (Zuhud 2007). Stimulus rela merupakan stimulus utama dan paling mendasar yang memiliki nilai paling tinggi. Stimulus rela didorong juga dengan adanya kepastian akses dalam pemanfaatan TOGA bagi masyarakat. Stimulus kerelaan ini sudah terbangun pada masyarakat Kampung Babakan-Cengal karena masyarakat sudah memiliki lahan sendiri sehingga masyarakat memiliki kepastian akses dalam pemanfaatan tumbuhan obat yang mereka tanam sendiri. Berdasarkan strategi pengembangan TOGA, TOGA yang merupakan potensi Kampung Babakan-Cengal (stimulus alamiah), memiliki nilai manfaat yang penting (stimulus manfaat), dan sudah dibudidayakan dan digunakan (stimulus rela) yang harus menjadi prioritas dalam pengembangan dan budidaya diantaranya kapulaga (Amomum cardamomum), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), jahe (Zingiber officinale), alpukat (Persea gratissima), jambu biji (Psidium guajava), kunyit (Curcuma domestica), bawang merah (Allium cepa).
38
39
Selain tiga stimulus itu dimiliki oleh masyarakat, partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat, sistem pembangunan yang terencana dan terintegrasi memungkinkan pencapaian tujuan pengembangan tumbuhan obat secara maksimal. Keterlibatan antar insitusi seperti dinas kesehatan, pendidikan, kehutanan, pertanian, dan perguruan tinggi sangat diperlukan. Dalam konteks implementasi praktis, masyarakat dapat mengembangkan spesies tumbuhan obat dengan membudidayakan tumbuhan obat keluarga (TOGA) secara mandiri dan memanfaatkannya,
sehingga
akan
terwujud
prinsip
kemandirian
dalam
pengobatan keluarga. Program yang dapat membantu masyarakat dalam upaya pengembangan tumbuhan obat agar potensi yang ada bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin yaitu dengan kegiatan sebagai berikut : 1. Penyuluhan mengenai pengenalan spesies tumbuhan obat keluarga (TOGA) serta memberikan pelatihan tumbuhan obat. Pelatihan tumbuhan obat yang diberikan meliputi pengenalan tumbuhan obat dan pemanfaatannya, membahas beberapa kasus penyakit dan cara pengobatannya, dan memberikan pelatihan (demo) cara meracik ramuan tumbuhan obat yang sederhana (skala rumah tangga) 2. Pembinaan kader TOGA yang nantinya dapat menjadi wadah informasi bagi masyarakat lainnya untuk berbagi wawasan dan keterampilan yang berhubungan dengan TOGA. 3. Kunjungan kader TOGA ke kebun percontohan tumbuhan obat yang sudah maju. Mengenal spesies tumbuhan obat dengan buku panduan didampingi oleh para pemandu yang berpengalaman di bidangnya. Program kunjungan tumbuhan obat adalah melihat, memetik, dan belajar menanam aneka tumbuhan obat pada lahan pekarangan, yang diharapkan masyarakat akan termotivasi untuk mengembangkan TOGA di pekarangan maupun kebun yang nantinya selain kesehatan masyarakat meningkat, masyarakat juga dapat memperoleh nilai ekonomi dari usahanya. 4. Sosialisasi mengenai TOGA melalui pembuatan poster atau iklan-iklan layanan masyarakat yang berkaitan dengan TOGA dan pemeliharaan kesehatan
39
40
secara alami serta memberikan buku lengkap tentang tumbuhan obat yang berkhasiat agar dapat dipelajari. 5. Diskusi masalah kesehatan dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan masyarakat. Selain memberikan solusi kesehatan, dengan adanya diskusi ini pengetahuan masyarakat bertambah dalam hal tindakan yang harus dilakukan sebelum mereka sakit (preventif). Dalam pengembangan nilai ekonomi, pengembangan tumbuhan obat yang dipilih untuk diterapkan di masyarakat adalah pengembangan tumbuhan obat yang sederhana. Fokus pengembangan tumbuhan obat dengan skala home industry diharapkan dapat dilakukan dan berkelanjutan, yang akhirnya dari kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, masyarakat sekitar dan berdampak pada kesejahteraan hidup yang lebih baik. Program yang akan dilaksanakan diharapkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan rasa kepemilikan masyarakat terhadap program menjadi lebih tinggi.
40
41
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1
Kesimpulan 1. Masyarakat Kampung Babakan-Cengal telah menggunakan tumbuhan obat secara turun temurun untuk mengobati berbagai macam penyakit, sehingga tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal potensial dikembangkan untuk kemandirian masyarakat. Teridentifikasi sebanyak 88 spesies tumbuhan obat, dimana Zingiberaceae merupakan famili tertinggi sebanyak 9 spesies dan herba merupakan habitus tertinggi sebanyak 34 spesies yang ditemukan di kampung tesebut. Tumbuhan obat tersebut paling banyak ditemukan di pekarangan rumah masyarakat. 2. Pengetahuan masyarakat Kampung Babakan-Cengal terhadap tumbuhan obat cukup tinggi. Pengetahuan tersebut diperoleh secara turun menurun. Kegiatan konservasi berupa budidaya tumbuhan obat masih dilakukan oleh beberapa masyarakat, tumbuhan yang dibudidayakan sebagian besar tumbuhan obat yang juga bermanfaat sebagai penghasil bumbu dapur dan penghasil buah-buahan. Pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat tidak hanya terbatas pada bagian tumbuhan yang masih segar tapi juga dalam bentuk kering/simplisia.
6.2 Saran 1. Diperlukan media seperti buku, kegiatan pendampingan, serta pembinaan secara terus menerus untuk lebih meningkatkan dan menyambungkan pengetahuan masyarakat terkini mengenai tumbuhan obat. Masyarakat diharapkan tetap mempertahankan pemanfaatan tumbuhan obat untuk mengobati penyakit dan memelihara kesehatannya. 2. Perlu pengembangan tumbuhan obat keluarga (TOGA) dengan jenis kapulaga, jeruk nipis, jahe, alpukat, jambu biji, kunyit, bawang merah melalui pembudidayaan dan pemanfaatan oleh masyarakat di kampung Babakan-Cengal Desa Karacak Bogor secara sistematis dan berkelanjutan, sehingga juga dapat menjadi sumber mata pencaharian baru bagi masyarakat.
41
42
DAFTAR PUSTAKA Aliadi A, Sangat H, Roemantyo. 1990. Kaitan pengobatan tradisional dengan pelestarian pemanfaatan tumbuhan obat. Di dalam: Zuhud EAM, editor. Pelestarian pemanfaatan tumbuhan obat dari hutan tropis Indonesia. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB Yayasan Pembinaan Suaka Alam dan Margasatwa Indonesia. Arafah D.2005. Studi potensi tumbuhan berguna di kawasan Taman Nasional Bali Bara [Skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Arifin HS, A Munandar, NHS Arifin dan Kaswanto. 2009. Pemanfaatan Pekarangan di Pedesaan. Seri II. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Bahro E. 1991. Keragaan pemanfaatan pekarangan ditinjau dari produktivitas dan pemenuhan gizi keluarga [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Damayanti EK. 1999. Kajian tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit penting pada berbagai etnis di Indonesia [skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Deryanti T. 2010. Konservasi tumbuhan obat keluarga (TOGA) untuk kesehatan masyarakat secara mandiri (studi kasus di Kampung Carangpulang, Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Bogor) [Skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. [DepKes] Departemen Kesehatan. 1990. Petunjuk dan Panduan Taman Obat Keluarga (TOGA). Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. [DepKes] Departemen Kesehatan. 1995. Taman Obat Keluarga. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Fahrozi I. 2009. Etnobotani masyarakat suku melayu tradisional di sekitar Taman Nasional Bukit Tiga Puluh [Skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Hamid A, Hadad EA, Rostiana O. 1991. Upaya pelestarian tanaman obat di BALITTRO. Di dalam: Zuhud EAM, editor. Pelestarian pemanfaatan tumbuhan obat dari hutan tropis Indonesia. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB - Yayasan Pembinaan Suaka Alam dan Margasatwa Indonesia.
42
43
Hariana A. 2007. Tumbuhan Obat dan Khasiat Seri 2. Jakarta: Penebar Swadaya. Vol 1 No 3. Bogor: UPT Balai Pengembangan Kebun Raya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Hariana A. 2010. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya. Hendrian, Hadiah JT. 1999. Koleksi Tumbuhan Obat Kebun Raya Bogor. Bogor: UPT Balai Pengembangan Kebun Raya - LIPI Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesis Jilid I-IV (terjemahan Badan Litbang Kehutanan Jakarta) Cetakkan Pertama. Jakarta: Balai Penenlitian dan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan. Indo ABDM. 1989. Kapulaga : Budidaya, Pengelolaan dan Pemasaran. Jakarta: Penebar Swadaya Jannah RN. 2010. Uju efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebagai pestisida nabati terhadap pengendalian hama tanaman sawi (Brassica juncea L) [skripsi]. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Katno PS. 2010. Tingkat manfaat dan keamanan tanaman obat dan obat tradisional [Skripsi]. Jogyakarta: Fakultas Farmasi. Universitas Gajah Mada. Khasanah U. 2003. Etnobotani suku rubiaceae di Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang [Skripsi]. Malang: Jurusan Biologi fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Islam Indonesia Sudan Malang. Keraf AS. 2006. Etika Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. Kuntorini EM. 2005. Botani ekonomi suku zingiberaceae sebagai obat tradisional oleh masyarakat di Kotamadya Banjarbaru. Biosciantiae 2 (1) : 25-36. Kusumaatmadja S. 1995. Sumbangan Kearifan Tradisional Terhadap Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup: Sebuah Pengantar. Jurnal: Kebudayaan, Kearifan Tradisional, dan Pelestarian Lingkungan. Centre for Strategic and international Studies: Jakarta. Kristina NN, Syahid SF. 2007. Induksi dan regenersi kalus keladi tikus (Typonium flageliforme.Lodd.) secara in vitro. Jurnal Littri 13 (4) : 142-146. Malik A, Soediro I, Padmawinata K, Yulinah E. 1993. Pemeriksaan kandungan kimia dan aktivitas daun Terminalia cattapa Linn. Dan daun Pluchea indica Less. [Tesis]. Bandung: Sekolah farmasi. Institut Teknologi Bandung.
43
44
Muhlisah F. 1999. Taman Obat Keluarga. Jakarta : Penebar Swadaya. [MTIC] Martha Tilaar Innovation Center. 2002. Budidaya Secara Organik Tanaman Obat Rimpang. Jakarta: Penebar Swadaya Nawangningrum D, Widodo S, Suparta IM, Holil M. 2004. Kajian terhadap naskah kuna nusantara koleksi Fakultas Ilmu Pengetahuan budaya Universitas Indonesia : penyakit dan pengobatan ramuan tradisional. Makara, Sosial Humaniora 8 (2) : 45-53. Nugraha RB. 2010. Inventarisasi potensi tumbuhan di Taman Hutan Raya Inten Dewata, Sumedang, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Oktaviana LM. 2008. Pemanfaatan tradisional tumbuhan obat oleh masyarakat di sekitar Kawasan cagar Alam Gunung Tilu, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Pudjowati P. 2006. Pengenalan ragam tanaman lansekap Asteraceae (Compositae) [Laporan]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana Departemen Arsitektur Lansekap Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Rahayu. 2006. Pemanfaatan tumbuhan obat secara tradisional oleh masyarakat lokal di Pulau Wawoni, Sulawesi Tenggara. Biodiversitas 7 : 245-250. Rosmiati S. 2010. Pengembangan tumbuhan obat keluarga melalui peran serta masyarakat (studi kasus di Kampung Gunung Leutik Desa Benteng, Kecamatan Ciampea Bogor) [Skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Sajogyo, Sajogyo P. 2005. Sosiologi Pedesaan Kumpulan Bacaan Jilid 1. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Santoso HB. 1989. Kapulaga. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Siswanto. 2000. Opsi kebijakan Medikalisasi Pengobatan Tradisional vs Pemberdayaan pengobatan Tradisional. Di dalam: Prosiding Makalah Bebas Poster. Simposium Penelitian Bahan Obat. Kongres Nasional Obat Tradisional Indonesia. Surabaya. Suciati R. 2004. Perencanaan program konservasi tumbuhan obat di Taman Hutan Kampus Leuwikopo Kampus IPB Darmaga [skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
44
45
Sukamto. 2007. Babadotan (Ageratum conyzoides) tanaman multi fungsi yang menjadi inang potensial virus tanaman. Wata puslitbangbun 13 (3) : 915922. Soekanto S. 1987. Sosiologi: Suatu Pengantar Edisi Baru Ketiga. Jakarta: CV. Rajawali. Soewito DS. 1989. Jaga Raga (Memanfaatkan Khasiat Flora). Jakarta: Stella Mars. Syukur H, Hernani. 2002. Budidaya Tanaman Obat Komersial. Jakarta: Penebar Swadaya. Tjitrosoepomo G. 1988. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Tukiman. 2004. Pemanfaatan tumbuhan obat keluarga (TOGA) untuk kesehatan keluarga. Sumatera : Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. http://library.usu.ac.id. (28 Mei 2011). Utami S, Asmaliyah. 2011. Potensi pemanfaatan tumbuhan di Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Tanggamus, Provinsi lampung. Palembang: Balai Penelitian Kehutanan Palembang. Wakidi. 2003. Pemasyarakatan tanaman obat keluarga “TOGA” untuk mendukung penggunaan sendiri “self medication”. Sumatera: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera utara. http://repository.usu.ac.id. (28 Mei 2011). Wahab H. 1998. Kajian fungsi pekarangan pedesaan dalam hubungannya dengan konsentrasi sumberdaya pekarangan petani, Kelurahan sendangtirto, Sleman. Yogyakarta: Universitas gajah Mada. http://etd.ugm.ac.id. ( 28 Mei 2011) Wijayakusuma MH. 2000. Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia. Jakarta: Prestasi insan Indonesia. Wijayakusuma MH. 2002. Tanaman Berkhasiat Obat Indonesia. Edisi revisi. Jakarta: Pustaka Zuhud EAM. 1994. Hutan tropika Indonesia sebagai sumber keanekaragaman plasma nutfah tumbuhan obat. Di dalam: Zuhud EAM, editor. Pelestarian pemanfaatan tumbuhan obat dari hutan tropis Indonesia. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB - Yayasan Pembinaan Suaka Alam dan Margasatwa Indonesia.
45
46
Zuhud EAM, Haryanto. 1994. Pelestarian pemanfaatan keanekaragaman tumbuhan obat hutan tropika Indonesia. Kerjasama Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan IPB dan Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN). Bogor. Zuhud EAM. 2007. Tri-Stimulus AMAR Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Bogor.
Pro-Konservasi.
Konservasi
Zuhud EAM. 2007. Sikap masyarakat dan ko kedawung (Parkianservasi: suatu analisis Parkia timoriana (DC) Merr.) sebagai stimulus tumbuhan obat bagi masyarakat, kasus di Taman Nasional Meru Betiri [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
46
47
LAMPIRAN
47
48
Lampiran 1 Rekapitulasi karakteristik responden penelitian di Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Nama Bohim Tiah Aan Eneng Neni Yuyun Arti Tini Enung Enong Titi Ujang Idis Oyan Karsih Karni Atin Sahaya Ani Tuti Riska Uun Ros Anah Jaenap Ana Barnas Ili Ewin Anto
Jenis Kelamin
Usia
Pendidikan
L P P P P P P P P P P L L P P P P P P P P P P P P P L L L L
67 60 22 34 46 40 50 30 60 53 37 42 40 35 60 30 26 70 60 33 40 30 40 60 35 24 40 54 37 44
STM SD SD SD SD SD SD SD SD SD SD SLTP SD SD SD SD SD SD SD SD SLTP SD SD SD SD SD SLTP SLTP SMK SLTP
Pekerjaan Wiraswasta pedagang jamu Ibu rumah tangga Tani Tani Tani Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga Warung Tani Ibu rumah tangga Wiraswasta Tani Ibu rumah tangga Tani Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga Tani Tani Ibu rumah tangga Tani Warung Tani Tani Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga Buruh bangunan Dukun/tabib wiraswasta Tani
48
Karakteristik Jumlah Keluarga Pendapatan (Rp.../Bulan) 5 1.500.000 8 1.100.000 3 800.000 3 600.000 4 600.000 5 600.000 6 2.000.000 3 500.000 5 1.400.000 7 600.000 5 650.000 4 2.500.000 6 600.000 5 550.000 7 750.000 4 1.200.000 3 800.000 8 600.000 5 650.000 4 900.000 4 780.000 4 1.800.000 5 900.000 7 600.000 5 500.000 3 1.200.000 4 1.100.000 6 1.650.000 4 2.500.000 5 700.000
49
Lampiran 2 Famili tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal No
Family
1.
Acanthaceae
2. 3. 4. 5. 6. 7
Agavaceae Anacardiaceae Annonaceae Amaranthaceae Araliaceae Apiaceae
8.
Arecaceae
9.
Asteraceae
10.
Balsaminaceae Bromeliaceae
11. 12. 13. 14.
Caricaceae Combretaceae Cyperaceae
15.
Euphorbiaceae
16.
Fabaceae
17.
Labiateae
18.
Lamiaceae
19.
Lauraceae
20.
Lithraceae
21.
Liliaceae
22. 23. 24.
Malvaceae
25. 26.
Melastomataceae Menispermaceae Moraceae
Nama spesies 1. Keji beling (Stachytarpheta mutabilis, Vahl.) 2. Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f) Ness) 1. Lidah mertua (Sansevieria trifasciata Prain.) 1. Kedongdong (Spondias dulcis L.) 1. Sirsak (Annona muricata L.) 1. Bayam (Amaranthus tricolor L.) 1. Mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr.) 1. Pegagan (Centella asiatica (L.), Urb.) 1. Pinang (Areca catechu L.) 2. Salak (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss) 3. Keladi tikus (Typhonium divaricatum (L). Dence.) 1. Beluntas (Pluchea indica (L.) Less.) 2. Bandotan (Ageratum conyzoides L.) 3. Daun dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr.) 4. Jotang (Acmella paniculata (Wall. ex DC.) R.K.Jansen) 5. Sembung (Blumea balsamifera (L.) DC.) 6. Tapak liman (Elephantopus scaber L.) 1. Pacar air (Impatiens balsamina L.) 1. Nanas merah (Ananas Bracteatus (Lindl.) Schult. & Schult.f) 1. Pepaya (Carica papaya L.) 1. Ketapang (Terminalia catappa Roxb) 1. Teki (Cyperus rotundus L.) 1. Jarak pagar (Jatropha curcas L.) 2. Katuk (Sauropus androginus (L.) Merr) 3. Meniran (Phylanthus urinaria L.) 4. Puring (Codiaeum variegatum (L.) BL) 5. Sambang darah (Excoecaria cochinchinensis Lour.) 1. Dadap (Erythrina variegate L.) 2. Kaliandra (Calliandra haematocephala Hassk) 3. Putri malu (Mimosa pudica L.) 1. Jawer kotok (Coleus deutellariodes (L.)Benth) 1. Selasih (Ocimum basilicum L.) 2. Kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth ) 1. Alpukat (Persea gratissima Gaertn.) 2. Kayu manis (Cinnamomum burmani (nees) Bl.) 1. Delima (Punica granatum L.) 1. Bawang merah (Allium cepa L.) 2. Bawang putih (Allium sativum L.) 3. Lidah buaya (Aloe vera L.) 4. Suji (Pleomale angustifolia N.E Brown) 1. Pulutan (Urena lobata L.) 2. Sidaguri (Sida rhombifolia L.) 1. Harendong (senggani) (Melastoma candidum D. Don) 1. Bratawali (Tinospora crispa Miers. Hook. F. &Thems.) 1. Sukun (Artocarpus communis Forst.)
49
50
Lampiran 2 Famili tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal (lanjutan) No 27.
Famili Musaceae
28.
Myrtaceae
29. 30.
Nyctaginaceae Oleaceae
31.
Oxalidaceae
32. 33. 34.
Palmaceae Piperaceae Plantaginaceae
35.
Poaceae
36.
Portulacaceae
37.
Rubiaceae
38.
Rutaceae
39.
Salaginellaceae
40.
Solanaceae
41.
Thymelaeaceae
42.
Verbenaceae
43.
Zingibeaceae
Nama spesies 1. Pisang (Musa Paradisiaca L.) 1. Cengkeh (Syzygium aromaticum, (L.) Merr.) 2. Jambu biji (Psidium guajava L.) 3. Jamblang (Syzygium cumini (L.) Skeels.) 4. Salam (Syzygium polyanthum Wight Walp) 5. Jambu air (Syzygium aqueum Burm F) 1. Kembang pukul empat (Mirabilis jalava L.) 1. Melati (Jasminum sambac (L.).Ait) 1. Calingcing (Oxalis barrelieri L.) 2. Belimbing manis (Averhoa carambola L.) 1. Kelapa (Cocos nucifera, L.) 1. Sirih (Piper betle L.) 1. Daun sendok (Plantago major L.) 1. Alang-alang (Imperata cylindrica (L.)Beauv.) 2. Padi (Oryza sativa L.) 3. Serai (Cymbopogon nardus (L.) Rendle.) 1. Som jawa (Talinum paniculatum (Jacq. Gaertn)) 1. Soka (Ixora coccinea L.) 2. Mengkudu (Morinda citrifolia L.) 3. Kacapiring (Gardenia augusta Merr.) 4. Daun kentut (Paederia scandens (Lour.) Merr.) 1. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia(Christm&Panz) Swingle) 1. Rane (Selaginella unsinata (Desv.) Spring.) 1. Leunca (Solanum ningrum L.) 2. Takokak (Solanum torvum Sw.) 3. Tomat (Gycopersicum esculentum Mill.) 4. Ciplukan (Physalis peruviana L.) 5. Cabai merah (Capsicum annum L.) 6. Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) 1. Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.) 1. Sengugu (Clerodendron serrature (L.) Spr.) 2. Tembelekan (Lantana camara L.) 1. Jahe (Zingiber officinale Rosc) 2. Kunyit (Curcuma domestica Val.) 3. Kapulaga (Amomum cardamomum Soland ex Maton,) 4. Kunyit hitam (Curcuma caesia Roxb.) 5. Kencur (Kaempferia galanga L.) 6. Lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val.) 7. Pacing (Costus speciosus (Koenig) J.E.Smith) 8. Temu kunci (Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlechter.) 9. Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
50
51 Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat No. 1.
Nama Tumbuhan Alpukat (Persea gratissima Gaertn.)
Bagian yang digunakan Daging buah Daun
Biji
2.
Alang-alang (Imperata cylindrica (L.)Beauv)
Akar
3.
Beluntas (Pluchea indica (L.) Less.)
Daun
4.
Bandotan (Ageratum conyzoides L.)
Seluruh bagian tumbuhan
Kandungan
Manfaat Umum Sariawan, kulit muka kering (Fauzi 2008) Kencing batu, hipertensi, sakit kepala, nyeri lambung, nyeri saraf, haid tidak teratur, bengkak saluran pernafasan (Katno & Pramono 2010) Sakit gigi, bengkak, diabetes militus (Fauzi 2008) Peluruh air seni, demam, hepatitis, kencing nanah, infeksi ginjal , maag (Heyne 1987) Menghilangkan bau badan, gangguan pencernaan, panas/demam, peluruh keringat, rematik, sakit pinggang, TBC, sudah melahirkan (Fauzi 2008) Demam, maag, malaria, sakit tenggorokan, diare, disentri, menyembuhkan luka, perut kembung , gatal (Sukamto 2007)
Pengetahuan masyarakat -
Habitus Saponin, alkaloida, dan flavonoida (Fauzi 2008)
Pohon
Arundoin, femanol, isoarborinol, silindrin, simiarenol, kompesterol, stigmasterol, β-sitosterol (heyne 1987 ) Alkaloid, minyak atsiri (Fauzi 2008)
Semak
Asam amino, minyak atsiri kumarin, ageratochromene, friederlin, β-sitostenol, stigmasterol, tanin, sulful, potassium chlorida (Dalimartha 2005)
Herba
Hipertensi, sakit kepala, sakit pinggang
Sakit gigi
Batuk, maag, ginjal
Luka
Diare, maag
51
Semak
52 Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan) No. 5.
Nama Tumbuhan Belimbing manis (Averhoa carambola L.)
Bagian yang digunakan Bunga Daun Buah
6.
Bratawali (Tinospora crispa Miers. Hook. F. &Thems.)
Batang
Daun 7.
Bawang merah ( Allium cepa L.)
Umbi
Manfaat Umum Batuk, sariawan Sakit perut, gondongan, rematik Batuk rejan, gusi berdarah, sariawan, sakit gigi, jerawat, panu, hipertensi, kelumpuhan, radang rektum, memperbaiki pencernaan (Fauzi 2008) Kudis, demam, peluruh air seni, rematik (Fauzi 2008) Kencing manis, luka (Fauzi 2008) Demam pada anak, perut, kembung, masuk angin, disentri, hipertensi, diabetes, kutu air, bisul/luka, payudara bengkak/mastitis, melancarkan air seni pada anak disertai demam (Fauzi 2008)
Pengetahuan masyarakat Hipertensi, batuk kering
Rematik
Masuk angin
52
Kandungan
Habitus
batang : Saponin, tanin, glucosida, calsium oksalat, ssulffur, asam format, peroksidase Daun : tanin, sulfur, asam format, peroksidase, calsium oksalat, kalium sitrat (Fauzi 2008)
Pohon
Alkaloid, damar lunak, pati, glikosida, pikroretosid, zat pahit pikroretin, harsa, berbarin dan palmatin (Fauzi 2008) Minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, dihidroaliin, flavonglikosida, kuersetin, saponin, peptida, fitohormon, vitamin dan zat pati (Fauzi 2008)
Liana
Herba
53 Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan) No.
Nama Tumbuhan
8.
Bawang putih (Allium sativum L)
9.
Bayam (Amaranthus tricolor L.)
10.
Cabai rawit (Capsicum frutescens L.)
Bagian yang digunakan Umbi
Daun
Akar Akar Daun Buah
11.
Cengkeh (Syzygium aromaticum, (L.) Merr.)
Bunga
Biji
Manfaat Umum Hipertensi, sakit kepala, flu, disentri, batuk rejan dan bronchitis, borok, luka kena benda tajam dan berkarat, cacingan, nyeri haid, migran, perut kembung, bisul yang baru tumbuh, maag, asma, batuk, masuk angin, ambeien, cantengan, asma, digigit serangga beracun (Fauzi 2008) Gagal ginjal, membersihkan darah sehabis melahirkan, kurang darah, memperkuat akar rambut (Fauzi 2008) Disentri (Fauzi 2008) Kaki dan tangan lemas (lumpuh) (Fauzi 2008) Sakit perut (Fauzi 2008) Rematik (Fauzi 2008) Kolera dan menambah denyut jantung(Fauzi 2008) Menghitamkan alis mata, campak(Fauzi 2008)
Pengetahuan masyarakat Perut kembung, bisul
Menguatkan badan
-
Lemah syahwat, panas, menguatkan gigi
53
Kandungan
Habitus
Protein, lemak, vitamin B1, vitamin c, kalori, posfor, kalsium, air, zat aktif awcin, awn, enzim alinase, gernanium, sativine, sinistrine, selenium, scordininnicotinic acid (Fauzi 2008)
Herba
Protein, lemak, karbohidrat, kalium, zat besi, amarantin, rutin, purin dan vitamin A, B, dan C (Fauzi 2008)
Herba
Kapsaisin, Kapsantin, karotenoid, alkaloid asiri, resin, minyak menguap, vitamin A dan C (Fauzi
Semak
2008) Minyak atsiri, eugenol, asam oleanolat, asam gelatolat, fenilin, karyofilin, resin, dan gom (Fauzi 2008)
Pohon
54 Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan) No. 12.
Nama Tumbuhan Ciplukan (Physalis peruviana L.)
Bagian yang digunakan Akar
Daun
13.
Cabai merah (Capsicum annum L.)
Seluruh bagian tumbuhan Buah
Daun
14.
Calingcing (Oxalis barrelieri L.)
Daun
Seluruh bagian tumbuhan
Manfaat Umum Obat cacing dan penurun demam (Heyne 1987) patah tulang, busung air, bisul, borok, penguat jantung, keseleodan kencing nanah (Heyne 1987) Diabetes, sakit perut (Heyne 1987)
Pengetahuan masyarakat Maag
-
Kandungan
Habitus
Herba : Fisalin B, Fisalin D, Fisalin F, Withangulatin A Akar : alkaloid Daun : glikosida flavonoid (luteolin) (Hariana 2007)
Semak
kapsaisin,dihidrokapsaisin,vita min (A, C),damar, zat warna kapsantin, karoten,kapsarubin,zeasantin,k riptosantin,clan lutein selain itu juga mengandung mineral, seperti zat besi,kalium,kalsium,fosfor, dan niasin (Fauzi 2008) Asam oksalat (Wijayakusuma 2002)
Perdu
Batuk, paru-paru, sakit pinggang
Rematik, sariawan, sakit gigi, influensa dan meningkatkan nafsu makan (Fauzi 2008) Mempermudah persalinan (Fauzi 2008)
-
Sakit perut (diare), sariawan, peluruh haid (Wijayakusuma 2002) Luka, koreng, gigitan serangga, biang keringat, eczema, luka bakar, bisul, radang mulut, menghilangkan bau mulut, pendarahan, kencing batu (Wijayakusuma 2002)
-
-
-
54
Herba
55
Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan) No.
Nama Tumbuhan
15.
Daun dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr.)
16.
Dadap (Erythrina variegate L.)
17.
Daun sendok (Plantago major L.)
Bagian yang digunakan Daun
Daun
Kulit batang Seluruh bagian tumbuhan Daun
18.
Daun kentut (Paederia scandens (Lour.) Merr.)
Seluruh bagian tumbuhan
Manfaat Umum Panas, menghentikan pendarahan, menghilangkan racun, kanker, hipertensi, kencing manis (Hendrian & Hadiah 1999) Demam, pelancar ASI, mencegah keguguran, nifas, pendarahan bagian dalam, sakit perut (Utami & Asmaliyah 2011) Batuk, sariawan (Utami & Asmaliyah 2011) Melancarkan kencing, kencing berdarah, disentri, batuk darah (Fauzi 2008) Mimisan (Fauzi 2008)
Radang usus, Bronkhitis, rematik, tulang patah, keseleo, kejang, perut kembung, sakit kuning (hepatitis), disentri, batuk, keracunan, kencing tidak lancar, luka benturan (Fauzi 2008)
Pengetahuan masyarakat Panas
Panas dalam, demam
Kandungan
Habitus
Minyak atsiri, saponin, flavonoida(Hendrian & Hadiah 1999)
Semak
Alkaloid, eritradina, eritrina, eritramina, hipaforina, dan erisovina (Utami & Asmaliyah 2011)
Pohon
Plantagin, aukubin, asam ursolik, Beta-si- tosterol, n hentriakontan, dan plantagluside yang terdiri dari methyl D galakturonat, Dgalaktosa, L-arabinosa dan Lrhammosa.Juga rnengandung tanin, kalium dan vitamin (B1, C, A) (Fauzi 2008) Asperuloside (Fauzi 2008)
Herba
Hipertensi
-
Hepatitis, rematik, keseleo
55
Herba
56 Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan) No. 19.
Nama Tumbuhan Delima (Punica granatum L.)
Bagian yang digunakan Kulit akar Bunga Daging buah
Biji
Kulit buah
20.
Harendong (Melastoma malabathricum Auct. non L.; M. atfine G. Don.)
Daun
Akar
Biji
Manfaat Umum Cacingan, batuk, diare
Pengetahuan masyarakat -
Radang gusi, pendarahan, bronkhitis menurunkan berat badan, cacingan, sariawan, tenggorokan sakit, suara parau, hipertensi, sering kencing, rematik, perut kembung pereda demam, antitoksik, meredakan batuk perdarahan (hemostatis), peluruh cacing usus (vermifuga), antidiare, dan antivirus. Keputihan, disentri basiler, sariawan, diare, bisul, batuk (Utami & Asmaliyah 2011) Menetralkan racun, kejang, ayan (Utami & Asmaliyah 2011) Pendarahan rahim (Utami & Asmaliyah 2011)
-
-
-
-
-
-
56
Kandungan Kulit buah : alkaloid pelletierene, granatin, betulic acid, ursolic acid, isoquercitrin, elligatanin, resin, triterpenoid, kalsium oksalat, dan pati. Kulit akar dan kulit kayu : 20% elligatanin dan 0,5--1% senyawa alkaloid Daun : alkaloid, tanin, kalsium oksalat, lemak, sulfur, peroksidase. Jus buah mengandung asam sitrat, asam malat, glukosa, fruktosa, maltosa, vitamin (A, C), mineral (kalsium, fosfor, zat besi, magnesium, natrium, dan kalium), dan tanin saponin, tlavonoida dan tanin (Utami & Asmaliyah 2011)
Habitus Herba
Perdu
57 Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan) No.
Nama Tumbuhan
21.
Jahe (Zingiber officinale Rosc)
22.
Jawer kotok (Coleus deutellariodes (L.)Benth)
Bagian yang digunakan Rimpang
Daun
Akar 23.
Jambu biji (Psidium guajava L.)
Buah Daun
24.
Jarak pagar (Jatropha curcas L.)
Daun
Manfaat Umum Rematik, luka, eksim, kesemutan, penambah napsu makan, memperbaiki pencernaan (Kuntorini 2005) Wasir, terlambat haid, keputihan, demam, diebetes millitus, sembelit, gangguan pencernaan, cacingan (Dalimartha 2005) Perut mulas, diare (Dalimartha 2005) Diabetes militus (Fauzi 2008) Maag, diare, mencret, masuk angin, kencing berlebihan, prolapsisani, sariawan, sakit kulit, luka (Fauzi 2008)
Pengetahuan masyarakat Rematik, pegal-pegal, kesemutan
Luka dalam
Kandungan
Habitus
Minyak atsiri zingiberena (zingirona), zingiberol, bisabolena, kurkumen, gingerol, filandrena, dan resin pahit (Kuntorini 2005) Minyak atsiri, fenol, tanin, lemak, phytosterol, lasium oksalat, dan peptic subtances (Dalimartha 2005)
Herba
Tanin, minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin. Kandungan buah jambu biji (100 gr) - Kalori 49 kal Vitamin A 25 SI - Vitamin B1 0,02 mg - Vitamin C 87 mg Kalsium 14 mg - Hidrat Arang 12,2 gram - Fosfor 28 mg Besi 1,1 mg - Protein 0,9 mg Lemak 0,3 gram - Air 86 gram (Fauzi 2008) α amirin, kompesterol, β, 7 αdiol, stigmetarol, β-sitoaterol, iso-viteksin, 7-keto-betasterol dan HCN (Hendrian & Hadiah 1999)
Perdu
Herba
Sariawan, diare
Eksim, rematik (Hendrian & Hadiah 1999)
-
57
Perdu
58 Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan) No. 25.
Nama Tumbuhan Jamblang (Syzygium cumini (L.) Skeels.)
Bagian yang digunakan Biji
Manfaat Pengetahuan masyarakat -
Umum Diabetes melitus, diare, disentri, kembung, nyeri lambung, keram perut, keracunan strychnine, pembesaran limpa (Hariana 2007)
Kulit batang
Diabetes militus, diare, sariawan (Hariana 2007)
-
Buah
Batuk kronis, asma, nyeri lambung (Hariana 2007)
-
Jotang (Acmella paniculata (Wall. ex DC.) R.K.Jansen) Jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Christm&Panz) Swingle)
Bunga
Sariawan, sakit gigi
-
Buah
Batuk, jerawat
28.
Jambu air (Eugenia aquea Burm)
Kulit batang
Batuk, penurun panas, pegal linu, menambah nafsu makan, difteri, jerawat, pusing kepala, melangsingkan, influenza (Muhlisah 1999) Sariawan (Heyne 1987)
29.
Kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth)
Daun
Rematik, darah tinggi (hipertensi), demam, infeksi saluran kencing (Dalimartha 2005)
Hipertensi, demam
26.
27.
-
58
Kandungan
Habitus
minyak asiri, fenol (methylxanthoxylin), alkaloid (jambosine), asam organik, triterpenoid, resin yang berwarna merah tua mengandung asam elagat dan tanin (Hariana 2007)
Pohon
Glukosa, vitamin C
Herba
Limonen, linalin asetat, geranil asetat, asam sitrat, vitamin C, kalium, fosfor, vitamin B1, zat besi, fellandren, dan sitral (Muhlisah 1999)
Perdu
Glukosa, vitamin C (heyne 1987)
Pohon
Orthosiphon glikosida, zat samak, minyak atsiri, minyak lemak, saponin, sapofonin, garam kalium, myoinositol (Dalimartha 2005)
Herba
59 Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan) No.
Nama Tumbuhan
Bagian yang digunakan Daun
30.
Keji beling (Stachytarpheta mutabilis, Vahl.)
31.
Kunyit (Curcuma domestica Val.)
Rimpang
32.
Kapulaga (Amomum cardamomum Soland ex Maton,)
Buah
33.
Kedongdong (Lannea grandis Engl.)
Manfaat Umum Tumor, lever, ambeien, diabetes militus, maag (Utami & Asmaliyah 2011) Diabetes melitus, usus buntu, disentri, keputihan, nyeri haid, mempelancar asi, haid tidak lancar, rematik,encok, maag (Hendrian & Hadiah 1999) Batuk, radang lambung, bau mulut, radang sendi, sulit bernapas, gatal tenggorokan (Kuntorina 2005)
Pengetahuan masyarakat -
Kandungan
Habitus
Mengandung unsur-unsur mineral seperti kalium, natrium, kalsium dan beberapa unsur lainnya (Utami & Asmaliyah 2011)
Semak
Diare, maag, sakit gigi, penambah nafsu makan
kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin (Hendrian & hadiah 1999)
Herba
Hipertensi, ginjal, panas
minyak atsiri, sineol, terpineol, borneol, protein, gula, lemak, silikat, betakamfer, sebinena, mirkena, mirtenal, karvona, terpinil asetat, dan kersik (Kuntorina 2005)
Herba
saponin, flavonoida dan tanin (Heyne 1987)
Pohon
Biji
Tenggorakan gatal (Kuntorina 2005)
-
Daun dan Batang
lemah syahwat (Kuntorina 2005)
-
Kulit batang, buah
Mencret, sariawan, kencing batu 9Heyne 1987)
Melancarkan air kencing, kencing batu
59
60 Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan) No.
Nama Tumbuhan
34.
Kelapa (Cocos nucifera, L.)
35.
Kluwih (Artocarpus altilis (Park.) Fsb.)
Bagian yang digunakan Buah
Manfaat Umum Keracunan, panas dalam, panas, demam berdarah, kencing batu, mengurangi sakit waktu haid, influenza, cacingan, uban, ketombe (Wijayakusuma 2002)
Pengetahuan masyarakat Keracunan
Daun
Morbili/campak (Wijayakusuma 2002)
-
Bunga
Sakit gigi, sakit kulit (Kadri 2010) Sakit gigi, sakit kulit (Kadri 2010)
-
-
Daun
36.
Kunyit hitam (Curcuma caesia Roxb.)
Rimpang
Sakit perut, asma, penyakit kulit, menambah selera makan (Kuntorina 2005)
37.
Kacapiring (Gardenia augusta Merr.)
Daun
Diabetes militus, sariawan, demam, sukar buang air besar (Utami & Asmaliyah 2011)
-
Diabetes militus
60
Kandungan
Habitus
Tanin atau antidotum (anti racun), asam askorbat atau vitamin C, protein, lemak, hidrat arang, kalsium atau potassium, zat besi, fosfor dan gula yang terdiri dari glukosa, fruktosa dan sukrosa (Wijayakusuma 2002)
Pohon
Flavonoid, stilben, 2arilbenzo furanterplenirasi (Kadri 2010)
Pohon
kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin (Hendrian & hadiah 1999)
Herba
Linalol dan styrolyl (Utami & Asmaliyah 2011)
Perdu
61 Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan) No.
Nama Tumbuhan
Bagian yang digunakan Kulit kayu
Manfaat Umum
38.
Kayu manis (Cinnamomum burmani (nees))
39.
Kencur (Kaempferia galanga L.)
Rimpang
Radang lambung, radang anak telinga, influenza pada bayi, masuk angin, sakit kepala, batuk, menghilangkan darah kotor, diare, memperlancar haid, mata pegal, keseleo, lelah (Kuntorina 2005)
40.
Kaliandra (Calliandra haematocephala Hassk) Katuk (Sauropus androginus (L) Merr)
Daun Daun
41.
Mencret, kejang perut, maag, asam urat, hipertensi (Syukur & Hernani 2002)
Pengetahuan masyarakat Lemah syahwat, panas, hipertensi, ginjal
Kandungan
Habitus
Minyak atsiri, tanin, damar, dan lendir (Syukur & Hernani 2002)
Pohon
-
Pati (4,14 %), mineral (13,73 %), dan minyak atsiri (0,02 %) berupa sineol, asam metil kanil dan penta dekaan, asam cinnamic, ethyl aster, asam sinamic, borneol, kamphene, paraeumarin, asam anisic, alkaloid dan gom (Kuntorina 2005)
Herba
Luka baru (Heyne 1987)
-
Protein, tanin (Heyne 1987)
Perdu
Frambusia, sembelit, borok, mempelancar ASI (Heyne 1987)
-
Energi 59 kal, protein 6,4 g, lemak 1,0 g, hidrat arang 9,9 g, serat 1,5 g, abu 1,7 g, kalsium 233 mg, fosfor 98 mg, besi 3,5 mg, karoten 10020 mcg (vitamin A), B, dan C 164 mg, serta air 81 g (Hariana 2007)
Semak
61
62 Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan) No.
Nama Tumbuhan
42.
Keladi tikus Typhonium divaricatum (L). Dence.
43.
Ketapang (Terminalia catappa Roxb)
44.
45
Kembang pukul empat (Mirabilis jalava L.)
Lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val.)
Bagian yang digunakan Seluruh bagian tumbuhan
Kulit batang
Manfaat Umum Borok, luka, koreng, kanker payudara, paruparu, usus besar, rectum, lever, prostat, ginjal, leher rahim,tenggorokan, tulang, leukemia, menetralisir racun narkoba (Kristina & Syahid 2007) Peluruh keringat, melancarkan ASI (Heyne 1987)
Pengetahuan masyarakat -
-
Daun
Lepra, kudis, rematik, disentri, sariawan, diare, sakit kepala, gatal-gatal, iritasi kulit (Wijayakusuma 2002)
-
Biji
Radang rongga perut (Heyne 1987)
-
Akar
Radang sendi, bisul (Heyne 1987)
-
Daun
Bisul (Heyne 1987)
-
Buah
Jerawat (Heyne 1987)
-
Rimpang
Maag, penambah nafsu makan, pembersih darah, masuk angin, anemia (Muhlisah 1999)
Diare, maag, penambah nafsu makan
62
Kandungan
Habitus
Alkaloid, saponin, steroid dan glikosida (Kristina & Syahid 2007)
Herba
Alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, kuinon, steroid dan triterpenoid (Malik et al 2007)
Pohon
Akar mengandung betaxanthins. Buah mengandung zat tepung, lemak (4,3%), zat asam lemak (24,4%), zat asam minyak (46,9%) (Heyne 1987)
Herba
Limonen dan Zerumbon (Muhlisah 1999)
Herba
63 Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan) No.
Nama Tumbuhan
46.
Lidah buaya (Aloe vera L.)
Bagian yang digunakan Daun
Manfaat Umum Penyubur rambut, rambut rontok, luka bakar, bisul, kencing darah, wasir (Muhlisah 1999)
Pengetahuan masyarakat Penyubur rambut, rambut rontok
Bunga
siphylis (Muhlisah 1999)
-
Kandungan
Habitus
Aloin, isobarboloin, barbaloin, aloe-emodin, aloenin, aloesin (Muhlisah 1999)
Herba
47.
Lidah mertua (Sansevieria trifasciata Prain.)
Daun
Menangani sick building syndrome, menyuburkan rambut, mengobati diabetes, wasir, hingga kanker ganas (Hariana 2007)
-
Tanin, glucogallin, gallic acid, ellagic acid, corilagin, terchebin, chebulagic, acid,chebulinic acid, -3,6digalloylglucose, mucid acid, phyllembic acid, dan emblicol (Hariana 2007)
Herba
48.
Leunca (Solanum ningrum L.)
Buah
Herves, borok (Hariana 2007)
-
Semak
Daun
Menurunkan tekanan darah, melancarkan air seni (Hariana 2007)
Glikosida alkaloid solanin, zat samak, minyak lemak, kalsium, zat besi, vitamin A dan C (Hariana 2007)
Daun
Radang payudara, luka, sukar kencing, rambut rontok (Hariana 2007)
-
Perdu
Akar
Pembengkakan dan melancarkan pengeluaran ASI (Hariana 2007)
-
kalsium-oksalat, peroksidase, amygdalin, fosfor, besi, lemak, protein, serta vitamin A, B1, dan C (Hariana 2007)
49.
Mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr.)
Menurunkan tekanan darah
63
64 Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan) No.
Nama Tumbuhan
50.
Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
51.
Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.)
52.
Meniran (Phylanthus urinaria L.)
Bagian yang digunakan Buah
Manfaat Umum Hipertensi, sakit kuning, demam, influenza, batuk, sakit perut (Heyne 1987)
Pengetahuan masyarakat Hipertensi
Daun
Psoriaris, eksim, gatalgatal (Utami & Asmaliyah 2011)
-
Kulit buah
Disentri (Utami & Asmaliyah 2011)
-
Buah
Hipertensi, anti alergi, menurunkan kadar gula darah, menurunkan asam urat(Utami & Asmaliyah 2011)
Lemah syahwat
Seluruh bagian tumbuhan
Lever, bengkak, infeksi saluran kencing, kencing batu, kencing nanah, diare, radang usus, radang mata meah, hepatitis, lever, sariawan, rabun senja (Dalimartha 2005)
Panas, ginjal, hipertensi
Batang
Lever, malaria, ayan, demam, batuk, disentri, luka koreng, luka bakar, jerawat (Dalimartha 2005)
Maag
64
Kandungan
Habitus
Morinda diol, morindone, morindin, damnacanthal, metil asetil, asam kapril dan sorandiyio (Hariana 2007)
Pohon
Metil, asetilester dari kapron danasam-kapril,morindadiol, dan soranyidiol (Utami & Asmaliyah 2011)
Perdu
Hipofilantin, kalium, damar, tanin (Dalimartha 2005)
Herba
65 Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan) No.
53.
Nama Tumbuhan
Melati (Jasminum sambac
Bagian yang digunakan Akar
Nanas merah (Ananas Bracteatus (Lindl.) Schult. & Schult.f)
Umum Haid berlebihan (Dalimartha 2005)
Pengetahuan masyarakat Sakit perut
Daun
Lever, malaria, ayan, batuk, haid berlebihan (Dalimartha 2005)
-
Daun
Bengkak, penguat rambut, mempercepat tumbuh rambut, produksi ASI berlebihan (Muhlisah 1999)
-
Bunga
Bengkak, Mata merah, produksi ASI berlebihan (Muhlisah 1999)
-
Akar
Insomnia (Muhlisah 1999)
-
Buah
Kencing batu (Heyne 1987)
(L).Ait)
54.
Manfaat
Kencing batu
65
Kandungan
Habitus
Asam format, asam asetat, linolool, asam salicylat, benzyl lonalool ester, methyl linalool ester, benzyl alkohol, indol, methyl anthranilate, sesquiterpene, sesquiterpenalcohol, phytol, isophytal, phytyalacetate, hexenyl benzoat, methyl palmitate, methyl linoletate, gerenyl-linoloal, jasmone (Muhlisah 1999)
Semak
Saponin, alkaloida dan flavonoida
Herba
66 Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan) No. 55.
56.
Nama Tumbuhan Pacar air (Impatiens balsamina L.)
Pulutan (Urena lobata L.)
Bagian yang digunakan Biji
Manfaat Pengetahuan masyarakat
Umum Pendarahan,meningkatkan fungsi pencernaan, mempunyai efek melunakkan massa yang keras (tumor), antikanker, peluruh haid, dan mempermudah persalinan (Utami & Asmaliyah 2011)
-
Akar
Anti radang, peluruh haid, leher terasa kaku, reumatik, dan sakit pinggang (Utami & Asmaliyah 2011)
-
Daun
penghilang nyeri dan anti radang (Utami & Asmaliyah 2011)
-
Bunga
peluruh haid, abortivum, dan menghancurkan bekuan darah (Utami & Asmaliyah 2011)
-
Akar
Panas ,influenza, radang tonsil,malaria,rematik,Keputihan, kencing keruh,disentri, diare, gangguan pencernaan, bengkak, muntah darah , kesukaran melahirkan, gondok ,bisul, luka berdarah, tulang patah (frakture), payudara bengka , gigitan ular (hariana 2007)
Ambeien
Seluruh bagian tumbuhan
bisul, luka berdarah, gigitan ular, bengkak (hariana 2007)
-
66
Kandungan
Habitus
Bunga : Anthocyanins, cyanidin, delphinidin, pelargonidin, malvidin, kaempherol, quercetin. Akar :Cyanidin monoglycoside (Utami & Asmaliyah 2011)
Herba
Batang dan daun : zat lendir, biji : 13 -14%, lemak (hariana 2010)
Semak
67 Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan) No. 57.
Nama Tumbuhan Pisang (Musa Paradisiaca L.)
Bagian yang digunakan Tunas
Manfaat Pengetahuan masyarakat -
Umum Kanker perut, pendarahan usus besar, pendarahan rahim (Utami & Asmaliyah 2011)
Buah
Lever, ambeien, diare (Utami & Asmaliyah 2011)
Diare
Batang
Mencegah pendarahan setelah melahirkan, merapatkan vagina (Utami & Asmaliyah 2011)
-
Kulit buah
Sariawan usus, telinga bengkak (Utami & Asmaliyah 2011)
-
Bonggol
Cacar air, tenggorokan bengkak, disentri, amandel (Utami & Asmaliyah 2011)
-
67
Kandungan Vitamin A, B1, C , lemak , mineral (Kalium, chlor, natrium, magnesium, posfor ) ,Karbohidrat , dextrose, air, sucrose , levulose, zat putih telut , zat tepung (Utami & Asmaliyah 2011)
Habitus Herba
68 Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan) No. 58.
59.
Nama Tumbuhan Pepaya (Carica papaya L.)
Putri malu (Mimosa pudica L.)
Bagian yang digunakan Daun
Manfaat
Akar
Hipertensi, rematik, gangguan saluran kencing (Muhlisah 1999)
Hipertensi, panas, ginjal
Buah
Melancarkan ASI, rematik, haid berlebihan, melancarkan pencernaan (Muhlisah 1999)
-
Seluruh bagian tumbuhan
Penenang, peluruh dahak, peluruh kencing, batuk, demam, anti radang (Dalimartha 2005)
Daun
Insomnia (Dalimartha 2005)
-
Akar
Bronkhitis, batuk, rematik (Dalimartha 2005)
-
Umum Batu ginjal, hipertensi, malaria, keputihan, malnutrisi, sakit perut waktu haid (Muhlisah 1999)
Pengetahuan masyarakat Diare, hipertensi
Sakit gigi
68
Kandungan Daun: enzym papain, alkaloid karpaino, pseudokarpaina, glikosid, karposid dan saponin, sakarosa, dekstrosa, dan levulosa. Buah: Beta karotena, pectin, d-galaktosa, I-arabinosa, papain, papayotimin papain, dan fitokinase. Biji: glucoside cacirin dan karpain. Getah: papain, kemokapain, lisosim, lipase, glutamin, dan siklotransferase (Muhlisah 1999) Tanin, mimosin,asam pipekolinat (Dalimartha 2005)
Habitus Herba
Semak
69 Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan) No.
Nama Tumbuhan
60.
Pinang (Areca catechu L.)
Bagian yang digunakan Biji
Manfaat Umum Cacingan,perut kembung, bengkak, rasa penuh di dada, luka, batuk berdahak, diare, terlambat haid, keputihan, beri-beri, malaria (Utami & Asmaliyah 2011)
Pengetahuan masyarakat -
Kandungan
Habitus
0,3-0,6% alkaloid, seperti Arekolin (C8 H13 NO2), arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine dan isoguvasine, red tanin 15%, lemak 14% (palmitic, oleic, stearic, caproic, caprylic, lauric, myristic acid), kanji dan resin (Utami & Asmaliyah 2011)
Pohon
Daun
Tidak napsu makan., sakit pinggang (Utami & Asmaliyah 2011)
Lemah syahwat
Batuk, maag
Asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahminoside, brahmic acid, madasiatic acid, mesoinositol, centellose, carotenoids, garam-garam mineral seperti garam kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi, vellarine, zat samak (Dalimartha 2005)
Herba
-
Daun : saponin, flavanoida, dan tanin. Batang juga mengandung saponin, flavonoida, dan tanin Bunga : saponin, flavonoida, dan senyawa- senyawa polifenol
Herba
61.
Pegagan (Centella asiatica (L), Urb.)
Seluruh bagian tumbuhan
Hepatitis, campak, demam, sakit tenggorokan, bronkhitis, infeksi dan batu saluran kencing, mata merah, wasir, keracunan, muntah darah, Batuk darah, mimisan, cacingan, lepra (Dalimartha 2005)
62.
Pacing (Costus speciosus (Koenig) J.E.Smith)
Seluruh bagian tumbuhan
Luka gigitan ular, luka gigitan serangga, disentri (Kuntorina 2005)
69
70 Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan) No.
63.
64.
Nama Tumbuhan
Puring (Codiaeum variegatum (L) BL)
Padi (Oryza sativa L.)
Bagian yang digunakan Daun
Manfaat Umum Radang selaput lendir mata, menyuburkan rambut (Kuntorina 2005)
Pengetahuan masyarakat -
Batang
Demam, disentri (Kuntorina 2005)
-
Daun
Sakit perut pada anak, sukar berkeringat, menghangatkan perut (Heyne 1987)
-
Akar
Perut mulas, sembelit, kejang lambung, penyakit saluran kencing (Heyne 1987)
-
Batang
Sifilis (Heyne 1987)
-
Tangkai
Cacingan, nafsu makan berkurang (Heyne 1987)
-
Biji
Demam, diare, gondongan, rematik, keseleo, radang payudara, radang kulit, dan bisul (Heyne 1987)
-
70
Kandungan
Habitus
Biji dan rimpang : diosgenin (sapogenin steroid), tigogenin, diosin, grasillin, sitosterol, metiltriakontan, 8hidroksitriakontan-25-on, 5alfa -stigmast-9(11)-en-3beta-ol-24hidroksitriakontan-26-on, dan 24hidroksihentriakontan-27-on (Kuntorina 2005) Tanin (Heyne 1987)
Perdu
karbohidrat, dextrin, arabanoxylan, xylan, phytin, glutelin, enzim (phytase, lypase, diastase), dan vitamin B (Heyne 1987)
Herba
71 Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan) No.
Nama Tumbuhan
65.
Rane (Selaginella unsinata (Desv.) Spring.)
66.
Sirsak (Annona muricata L. )
67.
Sambiloto (Andrographis paniculata ( Burm.f) Ness)
Bagian yang digunakan Akar
Manfaat Umum Keringat berlebiban, berkeringat spontan, dan filariasis (heyne 1987)
Seluruh bagian tumbuhan Buah
Pembersih darah haid, eksim (Heyne 1987)
Daun
Sakit pinggang, bisul, kanker (Hariana 2007)
Daun
Tipus, demam, TBC, batuk rejan, kencing nanah, sakit kulit (Muhlisah 1999)
Pengetahuan masyarakat -
Maag, sehabis melahirkan
Ambeien, sakit kandung air seni, mencret (Hariana 2007)
-
Masuk angin, kanker, panas, hipertensi
-
71
Kandungan
Habitus
Saponin dan tanin (Heyne 1987)
Herba
65 kalori, protein 1 gram, lemak 0,3 gram, hidrat arang 16,3 gram, kalsium 14 miligram, fosfor 27 miligram, besi 0,6 miligram, vitamin A 10 SI, vitamin B, 0,07 miligram, vitamin C 20 miligram dan zat air 81,7 persen, tanin, fitosterol, caoksalat clan alakaloid murisine (Jannah 2010)
Pohon
laktone : deoxyandrographolide, 14-deoxy11, neoandrographolide, 12didehydroandrographolide, dan homoandrograpolide. Flavonoid :alkane, ketone, dan aldehyde (Muhlisah 1999)
Herba
72 Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan) No. 68.
69.
Nama Tumbuhan Sidaguri (Sida rhombifolia L.)
Sembung (Blumea balsamifera (L.) DC.)
Bagian yang digunakan Seluruh bagian tumbuhan
Manfaat Umum Influenza, demam, radang amandel (tonsilitis), difteri, TBC kelenjar (scrofuloderma), radang usus (enteritis), disentri, sakit kuning (jaundice), malaria, batu saluran kencing, sakit lambung, wasir berdarah, muntah darah, terlambat haid, dan cacingan (Dalimartha 2005)
Akar
Influenza, sesak napas (asma bronkhiale),disentri, sakit kuning, rematik gout, sakit gigi,sariawan,digigit serangga berbisa, susah buang air besar (sembelit), terlambat haid, dan bisul yang tak kunjung sembuh (Dalimartha 2005)
Bunga
Luka gigitan serangga (Dalimartha 2005)
Daun
Luka pukul, gigitan ular berbisa, bisul, gatal,gatal, koreng, kejang perut, masuk angin (Hendrian & Hadiah 1999)
Pengetahuan masyarakat Maag, kesemutan
Kandungan
Habitus
Daun : alkaloid, kalsium oksalat, tannin, asam amino, dan minyak atsiri. Batang : kalsium oksalat dan tannin Akar : alkaloid, dan steroid (Dalimartha 2005)
Herba
Minyak atsiri, kamfer, cineol, dimetil eter (Hendrian & Hadiah 1999)
Perdu
Asma, sakit pinggang, rematik
Sakit pinggang, sehabis melahirkan
72
73 Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan) No.
Nama Tumbuhan
Bagian yang digunakan Akar
Manfaat Umum Menambah selera makan, menguatkan lambung, kolera, malaria,demam menahun (Hendrian & Hadiah 1999)
70.
Sirih (Piper betle L.)
Daun
Sakit mata, eksim, bau mulut, kulit gatal, menghilangkan jerawat, pendarahan gusi, mimisan, bronkhitis, batuk, sariawan, luka, keputihan, sakit jantung, sifilis, alergi/biduren, diare, sakit gigi (Muhlisah 1999)
71.
Sengugu (Clerodendron serrature (L.) Spr.)
Seluruh bagian tumbuhan
Menjernihkan suara, batuk, sesak napas (asma),memar, rematik, bronkhitis, tulang patah (faktur), bisul, perut busung, cacingan, malaria, tenaga setelah melahirkan,; digigit ular (Wijayakusuma 2002)
Pengetahuan masyarakat -
Batuk, sariawan
-
73
Kandungan
Habitus
Minyak asiri,hidroksivacikol, kavicol, kavibetol, allypyrokatekol, karvakrol, eugenol, eugenol methyl eter, p-cymene, cineole, caryophyllene, cadinene, estragol, terpenena, sesquiterpena, fenil propana, tanin, diastase, gula, pati (Muhlisah 1999)
Semak
Daun : kalium, sedikit natrium, alkaloid, dan flavonoid flavon. Kulit batang : triterpenoid, asam oleanolat, asam queretaroat, dan asam serratogenat. kulit akar : glikosida fenol, manitol, dan sitosterol (Wijayakusuma 2002)
Perdu
74
Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan) No 72.
73.
74.
75.
Bagian yang digunakan Buah
Manfaat
Daun muda (baros)
Panas (Heyne 1987)
Panas
Suji (Pleomele angustifolia N.E Brown)
Daun
Beri-beri (Heyne 1987)
Batuk
Akar
Kencing nanah (Heyne 1987)
-
Sambang darah/ daun remek daging (Excoecaria cochinchinensis Lour.) Serai (Cymbopogon nardus (L.) Rendle.)
Daun
Disentri, menghentikan pendarahan kettika haid dan melahirkan (Hendrian & Hadiah 1999) Batuk, nyeri atau ngilu, peluruh angin perut, penambah nafsu makan, pengobatan pasca persalinan, penurun panas dan pereda kejang (Muhlisah 1999)
-
Nama Tumbuhan Salak (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss)
Daun
Pengetahuan masyarakat -
Umum Diare (Heyne 1987)
Nafsu makan
Batang
Pegal-pegal (Muhlisah 1999)
-
Akar
Peluruh air seni, peluruh keringat, peluruh dahak / obat batuk, bahan untuk kumur, dan penghangat badan (Muhlisah 1999)
-
74
Kandungan
Habitus
Kalsium, tanin, saponin, dan flavonoida (Heyne 1987)
Perdu
Saponin dan folifenol (Heyne 1987)
Perdu
Asam behemat, triterpenoid, eksokarol, silosterol (Hendrian & Hadiah 1999)
Perdu
Minyak asiri, geraniol, citronnelal, eugenol-metil eter, sitrat, dipenten, eugenol, kadinen, kadinol, lononen (Muhlisah 1999)
Semak
75 Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan) No 76.
77.
Nama Tumbuhan Selasih (Ocimum basilicum L.)
Sukun (Artocarpus communis Forst.)
Bagian yang digunakan
peluruh kentut, pelururh haid, peluruh ASI, obat demam, obat sariawan, obat mual (Muhlisah 1999)
Biji
Obat pereda, pelembut kulit, peluruh air seni, peluruh keringat, pencahar (Muhlisah 1999)
-
Buah
Sakit kuning (Heyne 1987)
-
Bunga
Sakit gigi (Heyne 1987)
-
Daun
Hipertensi, asma, sariawan, infeksi kulit, pembengkakan limfa (Heyne 1987)
-
Mencret, memperbaiki pencernaan, lemah lambung, kesemutan (Dalimartha 2005) Luka baru (Hariana 2007)
Salam (Syzygium polyanthum Wight Walp)
Daun
79.
Soka (Ixora coccinea L.)
Kulit batang
Som jawa (Talinum paniculatum (Jacq. Gaertn))
Pengetahuan masyarakat -
Umum
Daun
78.
80.
Manfaat
Kesemutan
-
Akar
Luka baru (hariana 2007)
-
Akar
Lemah syahwat, banyak berkeringat, pusing,batuk, TBC, paru-paru lemah, nyeri lambung,diare,datang haid tidak teratur, keputihan, dan ASI sedikit (Wijayakusuma 2002)
-
75
Kandungan
Habitus
0simen, pinen. terpin hidrat, sineol, metil kavikol, linalol, anetol, eugenol, timol, kamfer (Muhlisah 1999)
Semak
Saponin, polifenol, asam hidrosianat, asetilcolin, tanin, riboflavin, phenol (Ramadhana 2009)
Pohon
Minyak asiri, tanin, flavonoid (Dalimartha 2005)
Pohon
Saponin, flavonoida, dan tannin (Khasanah 2003)
Perdu
Saponin, flavonoida, dan tanin (Wijayakusuma 2007)
Herba
76 Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan) No 81.
Nama Tumbuhan Rambutan (Nephelium lappaceum L.)
Bagian yang digunakan Kulit buah
Manfaat Pengetahuan masyarakat -
Umum Disentri, demam (Heyne 1987)
Kulit batang
Sariawan (Heyne 1987)
-
Daun
Diare, menghitamkan rambut (Heyne 1987)
-
Akar
Demam (Heyne 1987)
-
Biji
Diabetes militus (Heyne 1987)
-
Kandungan
Habitus
Buah : karbohidrat, protein, lemak, fosfor, besi, kalsium, dan vitamin C. Kulit buah : tanin dan saponin. Biji : lemak dan polifenol. Daun : tanin dan saponin. Kulit batang : tanin, saponin, flavonoida, pectic substances, dan zat besi (Dalimartha 2005)
Pohon
82.
Tomat (Gycopersicum esculentum Mill.)
Buah
Wasir, Hiperensi, mata merah, memar, usus buntu, lever, jerawat, demam, radang gusi, gusi berdarah, sariawan, kurang darah, meningkatkan nafsu makan (Wijayakusuma 2002)
-
Alkaloid solanin,saponin, asam folat, asam malat, asam sitrat, bioflavonoid , protein, lemak, gula (glukosa, fruktosa), adenin, trigonelin, kholin, tomatin, mineral ,vitamin (B1, B2, B6, C, E, likopen, niasin), (Wijayakusuma 2002)
H
83.
Takokak (Solanum torvum Sw.)
Daun
Bisul, jantung berdebar, liver, keropos tulang, sakit pinggang, jantung berdebar (Wijayakusuma 2002)
-
Chlorogenin, sisalogenone, torvogenin, vitamin A, solasonin , neo – chlorogenine, panicolugenin, (Wijayakusuma 2002)
Perdu
76
77 Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan) No
Nama Tumbuhan
Bagian yang digunakan Buah
Manfaat Umum Wasir, ambeien, asam urat tinggi, influensa, melancarkan pencernaan, pembengkakan, penetralisir racun (Utami & Asmaliyah 2011)
Akar
Panas dalam, sakit lambung, tidak datang haid, batuk kronis (Utami & Asmaliyah 2011)
84.
Temu kunci (Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlechter.)
Rimpang
Sariawan, sukar kencing, perut kembung, kurap, cacing gelang (Kuntorina 2005)
85.
Tembelekan (Lantana camara L.)
Daun
Batuk, luka, peluruh air seni, bengkak (Hariana 2007)
Pengetahuan masyarakat Sakit kuning
Kandungan
Habitus
-
Batuk, sariawan
-
77
Minyak asiri (sineol, kamfer, d-borneol, d-pinen, sesquiterpene, zingiberen, kurkumin, zedoarin) dan pati (Kuntorina 2005)
Herba
Lantadene A (0,31-0,68%), lantadene B (0,2%), lantanolic acid, lantic acid, humulene (mengandung minyak menguap 0,16 0,2%), Beta-caryophyllene, gamma-terpidene, alphapinene, p-cymene (Hariana 2007)
Herba
78 Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan) No
Nama Tumbuhan
Bagian yang digunakan Seluruh bagian tumbuhan
86.
Tapak liman (Elephantopus scaber L.)
87.
Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza, Roxb.)
Rimpang
88.
Teki (Cyperus rotundus L.)
Rimpang
Manfaat Umum Disenteri, diare, gigitan ular, demam, lemah sahwan (Hariana 2007)
Obat kejang, jerawat, mencret, kurang nafsu makan, kurang darah, cacar air, cacingan, air susu kurang, sembelit, kencing darah, radang ginjal, maag (Dalimartha 2005) memperlancar menstruasi , mengurangi rasa sakit pada waktu haid, penyakitpenyakit kewanitaan, obat sakit perut, obat pencuci anti keringat (Dalimartha 2005)
Pengetahuan masyarakat Lemah syahwat
Maag
-
78
Kandungan
Habitus
Daun: Epifriedelinol, lupeol, stiqmasterol, triacontan-1-ol, dotria-contan-1-ol, lupeol acetate, deoxyelephantopin, isodeoxyelephantopin, Bunga: Luteolin-7-glucoside (Hariana 2007)
Herba
Fraksi pati, kurkunoid, minyak asiri (Dalimartha 2005)
Semak
saponin, flavonoid, terpenoid dan minyak atsiri (Dalimartha 2005)
Herba
79
Lampiran 4 Frekuensi perjumpaan tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal Frekuensi No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28 29. 30. 31.
Nama spesies
Frekuensi perjumpaan
Alpukat (Persea gratissima Gaertn.) Alang-alang (Imperata cylindrica (L.)Beauv.) Beluntas (Pluchea indica (L.) Less.) Bandotan (Ageratum conyzoides L.) Belimbing manis (Averhoa carambola) Bratawali (Tinospora crispa Miers. Hook. F. &Thems.) Bawang merah (Allium cepa L.) Bawang putih (Allium sativum L.) Bayam (Amaranthus tricolor L.) Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) Cengkeh (Syzygium aromaticum, (L.) Merr.) Ciplukan (Physalis peruviana L.) Cabai merah (Capsicum annum L.) Calingcing (Oxalis barrelieri L.) Daun dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr.) Dadap (Erythrina variegate L.) Daun sendok (Plantago major L.) Daun kentut (Paederia scandens (Lour.) Merr.) Delima (Punica granatum L.) Harendong (senggani) (Melastoma candidum D. Don) Jahe (Zingiber officinale Rosc) Jawer kotok (Coleus deutellariodes (L.)Benth) Jambu biji (Psidium guajava L.) Jarak pagar (Jatropha curcas L.) Jamblang (Syzygium cumini (L.) Skeels.) Jotang (Acmella paniculata (Wall. ex DC.) R.K.Jansen) Jeruk nipis (Citrus aurantifolia(Christm&Panz) Swingle) Jambu air (Syzygium aqueum Burm F) Kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth ) Keji beling (Stachytarpheta mutabilis, Vahl.) Kunyit (Curcuma domestica Val.)
RT 1 v v
RT 2 v v
RT 3 v v
3 3 2 1
v v v
v v v v
v v
2 1 1 3 1
v
v v v v
2 3 3 1
v v v
3 3
v v
1 1 1 1 3
79
v v v
v
v v v
v v
v
v
2 1
v v
1 1 1 1
v v v
Status budidaya B L L L B L B B L B B L B L L
v
L L L
v v
L L
v
B L
v
B B L L
3
v
v
v
B
3 2
v v
v v
v
B B
1
v
2
v
L v
B
80
Lampiran 4 Frekuensi perjumpaan tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal (lanjutan) Frekuensi Frekuensi perjumpaan
Status Budidaya
No.
Nama Spesies
32.
Kapulaga (Amomum cardamomum Soland ex Maton,) Kedongdong (Spondias dulcis L.) Kelapa (Cocos nucifera, L.) kluwih (Artocarpus altilis (Park.) Fsb.) Kunyit hitam (Curcuma caesia Roxb) Kacapiring (Gardenia augusta Merr.) Kayu manis (Cinnamomum burmani (Nees) Bl.) Kencur (Kaempferia galanga L.) Kaliandra (Calliandra haematocephala Hassk) Katuk (Sauropus androginus (L.) Merr) Keladi tikus (Typhonium divaricatum (L.). Dence.) Ketapang (Terminalia catappa Roxb) Kembang pukul empat (Mirabilis jalava L.) Lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val.) Lidah buaya (Aloe vera L.)
3
3
v
v
v
B
Lidah mertua (Sansevieria trifasciata Prain.) Leunca (Solanum ningrum L.) Mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr.) Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.) Meniran (Phylanthus urinaria L.) Melati (Jasminum sambac (L.).Ait) Nanas merah (Ananas Bracteatus (Lindl.) Schult. & Schult.f) Pacar air (Impatiens balsamina L.) Pulutan (Urena lobata L.) Pisang (Musa Paradisiaca L.) Pepaya (Carica papaya L.) Putri malu (Mimosa pudica L.) Pinang (Areca catechu L.) Pegagan (Centella asiatica (L.), Urb.) Pacing (Costus speciosus (Koenig) J.E.Smith) Puring (Codiaeum variegatum (L.) BL) Padi (Oryza sativa L.) Rane (Selaginella unsinata (Desv.) Spring.)
3
v
v
v
B
3
v
v
v
L
2
v
v
L
2 1
v
v v
B L
33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. . 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65.
RT 1 v
1 3 1 3 1 1
RT 2 v
RT 3 v
v v
v
v v v
v
B L L B L B
v v
v
3 3
v v
v v
v v
B L
2 3
v
v v
v v
B L
1
v
3
v
L v
1
1 3 1
80
B
v
L
v
B
v v
v
v v
3 3 3 3 3 1 2 1
v v v v v
3 3 3
v v v
v v v v v
v
L v v v v v v v
L L B B L L L L
v v v
B L L
v v v v
L L
81
Lampiran 4 Frekuensi perjumpaan tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal (lanjutan) Frekuensi Frekuensi perjumpaan
Status Budidaya
No.
Nama Spesies
66. 67.
Sirsak (Annona muricata L. ) Sambiloto (Andrographis paniculata ( Burm.f) Ness) Sidaguri (Sida rhombifolia L.) Sembung (Blumea balsamifera (L.) DC.) Sirih (Piper betle L.) Sengugu (Clerodendron serrature (L.) Spr.) Salak (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss) Suji (Pleomale angustifolia N.E Brown) Sambang darah (Excoecaria cochinchinensis Lour.) Serai (Cymbopogon nardus (L.) Rendle.) Selasih (Ocimum basilicum L.) Sukun (Artocarpus communis Forst.) Salam (Syzygium polyanthum Wight Walp) Soka (Ixora coccinea L.) Som jawa (Talinum paniculatum (Jacq. Gaertn)) Rambutan (Nephelium lappaceum L.) Tomat (Gycopersicum esculentum Mill.) Takokak (Solanum torvum Sw.)
1 1
3 1
v
v v
84.
Temu kunci (Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlechter.)
2
v
v
85. 86. 87.
Tembelekan (Lantana camara L.) Tapak liman (Elephantopus scaber L.) Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza, Roxb.) Teki (Cyperus rotundus L.)
3 3 3
v v v
v v v
v v v
L L B
3
v
v
v
L
68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79 80.
81. 82. 83.
88.
3 3 3 2 1 1 1
RT 01
v v v
RT 02 v v
RT 03
v v v v
v v v v
v v
3 1 2
v
2 3 2
v v
v v
v v v v
L L B L L B L
v
1
81
B L
v v
B L L
v v
B L L
v
B
v
B L B
82
Lampiran 5 Tipe habitat tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal Tipe Habitat No.
Nama spesies PR
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
Alpukat (Persea gratissima Gaertn.) Alang-alang (Imperata cylindrica (L.)Beauv.) Beluntas (Pluchea indica (L.) Less.) Bandotan (Ageratum conyzoides L.) Belimbing manis (Averhoa carambola L.) Bratawali (Tinospora crispa Miers. Hook. F. &Thems.) Bawang merah (Allium cepa L.) Bawang putih (Allium sativum L.) Bayam (Amaranthus tricolor L.) Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) Cengkeh (Syzygium aromaticum, (L.) Merr.) Ciplukan (Physalis peruviana L.) Cabai merah (Capsicum annum L.) Calingcing (Oxalis barrelieri L.) Daun dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr.) Dadap (Erythrina variegate L.) daun sendok (Plantago major L.) Daun kentut (Paederia scandens (Lour.) Merr.) Delima (Punica granatum L.) Harendong (senggani) (Melastoma candidum D. Don) Jahe (Zingiber officinale Rosc) Jawer kotok (Coleus deutellariodes (L.)Benth) Jambu biji (Psidium guajava L.) Jarak pagar (Jatropha curcas L.) Jamblang (Syzygium cumini (L.) Skeels.) Jotang (Acmella paniculata (Wall. ex DC.) R.K.Jansen) Jeruk nipis (Citrus aurantifolia(Christm&Panz) Swingle) Jambu air (Syzygium aqueum Burm F) Kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth ) Keji beling (Stachytarpheta mutabilis, Vahl.) Kunyit (Curcuma domestica Val.) Kapulaga (Amomum cardamomum Soland ex Maton,) Kedongdong (Lannea grandis Engl.)
Kbn
PJS
PS
SW
v v
v
v
v v
v
v
v
v v v v v v v
v v
v v v v v
v v v v v
v v
v v v v v v v
v
v v
v
82
v v
v
83
Lampiran 5 Tipe habitat tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal (lanjutan) Tipe Habitat No.
Nama Spesies
34. 35. 36. 37. 38.
Kelapa (Cocos nucifera, L.) kluwih (Artocarpus altilis (Park.) Fsb.) Kunyit hitam (Curcuma caesia Roxb.) Kacapiring (Gardenia augusta Merr.) Kayu manis (Cinnamomum burmani (nees) Bl.) Kencur (Kaempferia galanga L.) Kaliandra (Calliandra haematocephala Hassk) Katuk (Sauropus androginus (L.) Merr) Keladi tikus (Typhonium divaricatum (L.). Dence.) Ketapang (Terminalia catappa Roxb) Kembang pukul empat (Mirabilis jalava L.) Lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val.) Lidah buaya (Aloe vera L.) Lidah mertua (Sansevieria trifasciata Prain.)
PR
39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47.
48. 49. 50. 51. 52. 53 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68.
Leunca (Solanum ningrum L.) Mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr.) Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.) Meniran (Phylanthus urinaria L.) Melati (Jasminum sambac (L.).Ait) Nanas merah (Ananas Bracteatus (Lindl.) Schult. & Schult.f) Pacar air (Impatiens balsamina L.) Pulutan (Urena lobata L.) Pisang (Musa Paradisiaca L.) Pepaya (Carica papaya L.) Putri malu (Mimosa pudica L.) Pinang (Areca catechu L.) Pegagan (Centella asiatica (L.), Urb.) Pacing (Costus speciosus (Koenig) J.E.Smith) Puring (Codiaeum variegatum (L.) BL) Padi (Oryza sativa L.) Rane (Selaginella unsinata (Desv.) Spring.) Sirsak (Annona muricata L. ) Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f) Ness) Sidaguri (Sida rhombifolia L.)
Kbn v
PJS v
PS
SW
v v v v v v v
v v
v v
v v v v
v v v v v v v v v v v v
v
v v
v
v v v
v v v
v v v
83
v
v
84
Lampiran 5 Tipe habitat tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal (lanjutan) Tipe Habitat No.
Nama Spesies
69.
Sembung (Blumea balsamifera (L.) DC.) Sirih (Piper betle L.) Sengugu (Clerodendron serrature (L.) Spr.) Salak (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss) Suji (Pleomale angustifolia N.E Brown) Sambang darah (Excoecaria cochinchinensis Lour.) Serai (Cymbopogon nardus (L.) Rendle.) Selasih (Ocimum basilicum L.) Sukun (Artocarpus communis Forst.) Salam (Syzygium polyanthum Wight Walp) Soka (Ixora coccinea L.) Som jawa (Talinum paniculatum (Jacq. Gaertn)) Rambutan (Nephelium lappaceum L.) Tomat (Gycopersicum esculentum Mill.) Takokak (Solanum torvum Sw.) Temu kunci (Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlechter.) Tembelekan (Lantana camara L.) Tapak liman (Elephantopus scaber L.) Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza, Roxb.) Teki (Cyperus rotundus L.)
PR
70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80.
81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88.
Kbn
PJS
PS
SW
v v v v v v v v v
v
v
v
v
v v
v
v v v v v v
v
v v
84
v
85
Lampiran 6 Kelompok penyakit dan jumlah spesies tumbuhan obat yang digunakan di Kampung Babakan-Cengal (Nawangningrum 2004) No
Kelompok penyakit
Macam penyakit
1.
Penyakit saluran pencernaan
2.
Penyakit saluran pembuangan
3.
Penyakit kulit
4.
Penyakit saluran pernapasan
5.
Penyakit mulut
6.
Penyakit jantung dan pembuluh/peredaran darah
7.
Penyakit kepala, demam, dan influenza Penyakit tulang, otot, sendi dan saraf
Maag, usus buntu, masuk angin, gangguan pencernaan, diare, disentri, perut kembung, memperbaiki pencernaan, typus, nyeri lambung, perut busung, mencret, sakit perut, pencahar, disentri basiler, berak darah, radang usus, keram perut, radang lambung, peluruh kentut/angin perut,, radang usus , kolera, radang rektum, cacingan Infeksi saluran kencing, sakit kandungan air seni, peluruh keringat, ambeien, diabetes militus (kencing manis), sukar kencing, kencing nanah, kencing batu, peluruh air seni, wasir, prolapsani (beser), wasir darah, gangguan saluran kencing, kencing tidak lancar, sukar buang air besar, infeksi saluran kencing, kencing sedikit, sembelit, sulit berkeringat, kencing darah, keringat berlebihan eksim, sakit kulit, bisul, gatal, koreng, jerawat, campak (morbili), borok, psoriasis, cacar air, herpes, kudis, panu, kutu air, lepra, frambusia, radang kulit, kulit kering TBC, sakit tenggorokan, batuk rejan, saluran napas membengkak, radang tenggorokan, bronkhitis, batuk, sesak napas (asma), paru-paru, batuk darah, batuk kronis, batuk berdahak, diftera, mimisan, gondongan, radang saluran pernapasan Sariawan, bau mulut, sakit gigi, pendarahan gusi, gusi berdarah hipertensi (tekanan darah tinggi), hematoma, sakit jantung, radang dinding pembuluh darah, tromboangitis (pembekuan), jantung berdebar-debar, melancarkan peredaran darah, menghilangkan darah kotor, leukimia, pembersih darah, pendarahan, anemia, malaria, demam berdarah, darah rendah demam,panas, influenza, sakit kepala, migran, panas dalam rematik, sakit pinggang, encok, tulang patah, sakit tulang, lumpuh, keropos tulang, asam urat, keseleo, pegal linu, kesemutan, kejang
8.
85
𝒔𝒑𝒆𝒔𝒊𝒆𝒔 𝑻𝑶 64
50
42
38
27 34
41 37
86
Lampiran 6 Kelompok penyakit dan jumlah jenis tumbuhan obat yang digunakan di Kampung Babakan-Cengal (lanjutan) No
Kelompok penyakit
9.
Penyakit khusus wanita
10.
Perawatan kehamilan dan persalinan
11.
Pengobatan luka, gigitan ular
12.
Penyakit ginjal, hati
13.
Penyakit mata
14.
Penyakit lainnya
Macam penyakit Keputihan, radang payudara, nyeri haid, haid tidak lancar, haid tidak teratur, peluruh haid, pelancar haid, haid berlebihan, pendarahan rahim, tidak datang haid, menghentikan pendarahan haid, pendarahan rahim, terlambat haid, kanker payudara, sakit leher rahim, pembersih darah haid pengobatan sesudah melahirkan, mempelancar ASI, sukar melahirkan, memperbanyak air susu, tenaga setelah melahirkan, kekurangan ASI, menghentikan pendarah ketika melahirkan, mempermudah persalinan, pemacu ASI, melancarkan darah setelah melahirkan, ASI berlebihan. Keguguran Luka, luka berdarah, luka pukul, luka memar, luka benturan, luka bakar, luka gigitan serangga, gigitan ular, penutup luka Lever, batu ginjal, hepatitis, ginjal akut, radang ginjal, gagal ginjal Radang selaput lendir mata, mata merah, sakit mata Menghilangkan racun, rambut rontok, bengkak, menambah napsu makan, tumor,menghilangkan bau badan,kanker, suara parau, muntah darah, anti radang, penghilang nyeri, antiseptik, kejang, cacingan, sakit mata, sifilis, alergi, menjernihkan suara, keracunan, menghitamkan alis mata, ayan, katarak, malnutrisi, antikanker, insomnia, muntah darah, radang anak telinga, mata pegal, panghangat tubuh, cantengan, melangsingkan, kurang gizi, penyubur rambut, radang mata, kekurangan vitamin C, lamah syahwan, menghitamkan rambut
86
𝒔𝒑𝒆𝒔𝒊𝒆𝒔 𝑻𝑶 25
20
21
17 6 48
87
Lampiran 7 Penyakit umum masyarakat yang sering diobati dengan tumbuhan obat pada responden Kampung Babakan-Cengal, Desa Karacak Kelompok penyakit Gangguan sistem atau saluran pernapasan
Nama penyakit Batuk
Tumbuhan obat yang sering digunakan - Akar putri malu
- Akar alangalang
- Pegagan
- Ciplukan
- Daun sirih
- Jeruk nipis
Paru-paru
- Ciplukan
Asma
- Sidaguri
- Kunyit hitam
Penyakit jantung dan peredaran darah
Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Kumis kucing - Daun sendok
Cara penggunaan Sebanyak 10-15 gr akar putri malu direbus lalu diminum airnya Rebus akar alangalang yang masih segar kira-kira 3060 g, lalu minum airnya Segenggam penuh pegagan segar dilumat, diperas, ditambah air dan gulalalu diminum. 9-15 gr seluruh bagian ciplukan direbus dengan 4 gelas air, lalu diminum 4-5 lembar direbus dan diminum airnya 1 buah jeruk nipis diperis untuk diambil airnya,lalu airnya diminum secara teratur 1 kali sehari selama 9-15 gr seluruh bagian ciplukan direbus dengan 3 gelas air, lalu diminum 6 gr akar sidagori dipotong tipis, ditambah gula, lalu direbus, disaring kemudian diminum airnya 1-2 buah Rimpang kunyit hitam direbus kemudian airnya diminum Rebus seluruh bagian kumis kucing, daun sendok dan rumput lidah ular lalu saring dan minum airnya
87
Jumlah responden yang menyatakan manjur 1
1
1
1
1
3
1
2
2
2
88
Lampiran 7 Penyakit umum masyarakat yang sering diobati dengan tumbuhan obat pada responden Kampung Babakan-Cengal, Desa Karacak (lanjutan) Kelompok penyakit
Penyakit kepala, demam, dan influenza
Penyakit mulut
Nama penyakit
Tumbuhan obat yang sering digunakan - Buah belimbing
Sakit kepala
- Alpukat
Demam
- Kumis kucing
Sakit gigi
- Putri malu
- Alpukat
Sariawan
- Saga
- Jambu biji
- Sirih
- Temu kunci
Penyakit saluran pembuangan
Diabetes militus (kencing manis)
- Kacapiring
Cara penggunaan 1 atau 2 buah belimbing diperas, lalu diminum air perasannya 3 lembar daun alpukat direbus lalu diminum airnya 6 gr akar kumis kucing direbus lalu disaring dan diminum airnya Segenggam putri malu direbus lalu airnya dikumur 3-5 biji alpukat ditumbuk hingga menjadi bubuk lalu bubuk biji tersebut ditempelkan pada gigi yang berlubang 3-5 lembar daun saga dicampur dengan dadap lalu diremas, diambil airnya lalu diminum 1-2 lembar daun dan kulit batangnya direbus lalu diminum airnya 1-2 lembar sirih dikunyah lalu dibiarkan sebentar didalam mulut 1-2 lembar temukunci dikunyah lalu dibiarkan sebentar didalam mulut 12 lembar daun kacapiring direbus dengan 2 gelas air lalu diminum airnya
88
Jumlah responden yang menyatakan manjur
2
10
2
5 3
2
2
4
2
1
89
Lampiran 7 Penyakit umum masyarakat yang sering diobati dengan tumbuhan obat pada responden Kampung Babakan-Cengal, Desa Karacak (lanjutan) Kelompok penyakit Penyakit saluran pencernaan
Nama penyakit Diare
Tumbuhan obat yang sering digunakan - Kunyit - Bandotan
- Lempuyang - Daun pepaya
- Jambu biji
Maag
- Pegagan - Meniran - Ciplukan
- Bandotan
- Jambu biji
-
Temu lawak Meniran Alang-alang Kunyit
Cara penggunaan 2-3 buah kunyit diparut, diambil airnya, dicampur dengan air dari bandotan yang telah diremas kemudian diminum Lempuyang diparut,dicampur dengan daun pepaya, diperas, diseduh, dan ditambah kuning telur ayam kampung lalu dimium 5 lembar daun jambu biji direbus dengan 1,5 liter air lalu diminum 3 lembar daun pegagan dicampur dengan akar ciplukan serta daun dan batang meniran lalu direbus dan diminum airnya Segenggam bandotan direbus lalu diminum airnya 8 lembar daun jambu biji yang masih segar direbus dengan 1,5 liter air, lalu diminum temulawak dicampur dengan meniran, alang-alang dan kunyit direbus lalu diminum airnya
89
Jumlah responden yang menyatakan manjur 1
2
4
3
13
6
2
90
Lampiran 7 Penyakit umum masyarakat yang sering diobati dengan tumbuhan obat pada responden Kampung Babakan-Cengal, Desa Karacak (lanjutan) Kelompok penyakit Penyakit otot, tulang, sendi dan saraf
Nama penyakit Rematik
Tumbuhan obat yang sering digunakan - Jahe
- Sidaguri
Sakit pinggang
- Daun sembung
- Ciplukan - Daun alpukat
- Sidaguri
Pegal-pegal
- Jahe
Kesemutan
- Salam - Sidaguri - Jahe
Cara penggunaan 1-2 rimpang jahe dihaluskan lalu dicampur cuka kemudian dioleskan Seluruh bagian tumbuhan sidagori di rebus lalu diminum airnya Daun sembung dicuci lalu dipotong-potong, direbus dan diminum airnya Seluruh bagian ciplukan dijemur, dicampur dengan daun alpukat, direbus, dan diminum airnya 5 akar sidaguri direbus lalu diminum airnya 1-2 rimpang jahe dihaluskan lalu dioles 3 lembar daun salam dicampur dengan daun sidaguri, dan jahe direbus lalu airnya diminum
90
Jumlah responden yang menyatakan manjur 6
3
3
3
4 3 1
91
Lampiran 8 Panduan kuisioner masyarakat Kampung Babakan-Cengal
1. Data Pribadi Nama
:
Umur
:
JenisKelamin : Pendidikan
:
Pekerjaan
:
2. Apakah saudara tahu bahwa ada jenis tumbuhan baik yang ada dihutan maupun dipekarangan yang dapat dipakai untuk obat? a. mengetahui
b. Kurang tahu
c. Tidak tahu
3. Pengetahuan tentang tumbuhan obat, pertama kali tahu dari siapa? a. Turun temurun
b. Tetangga/ dukun
c. Informasi media
4. Apakah saudara pernah menggunakan tumbuhan obat untuk pengobatan dan memelihara kesehatan? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
5. Saudara memperoleh tumbuhan obat dari mana? a. Hutan
b. Pekarangan
c. kebun
d.
lainnya......... 6. Apakah saudara membuat ramuan obat sendiri? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
7. Biasanya dalam memakai obat trdisional, menurut saudara bagaimana khasiat obat tersebut? a. Sangat manjur
b. Kurang manjur
c. Tidak manjur
8. Jenis penyakit apa saja yang sering diderita masyarakat dan jenis tumbuhan obat apa saja yang sering digunakan? 9. Jika tidak menggunakan tumbuhan obat, apakah saudara juga menggunakan jasa medis atau obat yang dikemas pabrik dan dijual secara umum? a. Tidak
b. Kadang-kadang
c. Ya
10. Jika ya, apakah karena dengan menggunakan jasa medis atau obat yang dijual secara umum lebih praktis? a. Tidak
b. Kadang-kadang
91
c. Ya
92
11. Untuk menghindari kerusakan/ kepunahan jenis tumbuhan obat, bila dianjurkan budidaya
tanaman
obat
apakah
saudara
berkeinginan
untuk
membudidayakannya? a. Ya
b. Tidak tahu
c. Tidak
12. Apakah saat sekarang saudara membudidayakan tumbuhan obat? a. Ya
b. Tidak tahu
13. Jika iya, tumbuhan apa yang anda budidaya?.................. 14. Apakah ada tumbuhan obat yang digunakan untuk upacara adat? (Ya/ Tidak). Jika ada sebutkan jenisnya…………………………….
15. Masyarakat desa sini kalau sakit berobat kemana? a. Dukun/ tabib
c. Beli obat warung
b. Puskesmas
d. ………………..
16. Jenis tumbuhan obat manakah yang sering digunakan dalam pengobatan dan memelihara kesehatan? Alasan……………………. 17. Bagaimana pendapat anda mengenai tumbuhan obat keluarga (TOGA) ?................
92
79