STUDI KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS TENTANG KURMA, MANNA, DAN MADU SEBAGAI OBAT SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud.)
Oleh LUBNA ALAYDRUS NIM : 107034003318
PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
STUDI KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS TENTANG KURMA, MANNA DAN MADU SEBAGAI OBAT
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud.)
Oleh :
Lubna Alaydrus NIM : 107034003318
Pembimbing
Dr. Bustamin. M.Si. NIP : 19630701 199803 1 003
PROGRAM STUDI TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDUN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul Kualitas Hadis dalam Tafsir Ibnu Katsir; Studi Kritik Sanad dan Matan Hadis dalam Surah Yasin telah di ujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 18 Maret 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I) pada Program Studi Tafsir Hadits.
Jakarta 18 Maret 2010
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota
Sekretaris Merangkap Anggota
Dr.Bustamin . M.Si. NIP : 19630701 199803 1 003
Rifqi Muhammad Fathi, M.A NIP : 19770120 200312 1 003
Anggota
Dr. Atiyatul Ulya. M.A NIP :19700112 199603 2 001
Dr.Maulana. M.A NIP : 19650207 19903 1 001
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt. atas segala rahmat dan hidayah-Nya serta tidak lupa s}alawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad saw. sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Studi Kritik Sanad dan Matan Hadis Tentang Kurma, Manna, dan Madu Sebagai Obat”. Skripsi ini tidak akan bisa tuntas tanpa bantuan, bimbingan, arahan, dukungan dan kontribusi dari banyak pihak. Oleh Karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, M.A., selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Zainun Kamal, M.A., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Lilik Ummi Kalsum, M.A. selaku Sekretaris Jurusan Tafsir Hadits dan sebagai sekretaris dalam sidang Munaqasyah penulis. 2. Dr. Bustamin, M.Si., selaku ketua Jurusan Tafsir Hadis yang mensahkan proposal ini sehingga diterima dalam rapat persetujuan proposal. Sekaligus pembimbing penulis dalam mengerjakan skripsi ini berdasarkan cara penulisannya, tujuannya, dan manfaatnya bagi masyarakat akadaemik . 3. Untuk kedua penguji penulis Dr.M.Isa.HA.Salam.MA dan Dr. Maulana, M.A.
i
4. Muhammad Rifqi Fathi, M.A. selaku dosen penasehat akademik yang telah memberikan arahannya dalam pembuatan skripsi penulis. 5. Seluruh dosen pada program studi Tafsir Hadis (TH) atas segala motivasi, ilmu pengetahuan, bimbingan, wawasan, dan pengalaman yang mendorong penulis selama menempuh studi. Seluruh staf Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Kepada kedua orang tua penulis Lukman Alaydrus dan Syarifah Intan bin Yahya yang telah memberikan dukungan moril dan materiil kepada penulis serta limpahan perhatian yang telah diberikannya kepada penulis. Ketiga kakak lakilaki penulis (Fauzi, Yahya, Ibrahim) serta 1 orang adik penulis (Mona Hasinah). 7. Kepada orang terdekat penulis Muhsin al-Haddar yang setia memberikan motivasi kepada penulis dalam mengerjakan skripsi ini. 8. Seluruh teman-teman Jurusan Tafsir Hadits A (MASTHA) yang telah bersamasama berjuang dan saling membantu dalam mengerjakan skripsi ini. Tak lupa untuk teman-teman KKN DAUN yang selalu memberikan motivasinya kepada penulis. 9.
Pimpinan dan segenap karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan FUF UIN Syarif Hidayatullah dan Perpustakaan Umum Islam Iman Jama serta Pusat Studi al-Qur’an (PSQ). Akhirnya penulis pun menyadari dengan wawasan keilmuan penulis yang
masih sedikit, referensi dan rujukan-rujukan lain yang belum terbaca, menjadikan
ii
penulisan skripsi ini jauh dari sempurna, Namun, penulis telah berupaya menyelesaikan skripsi
ini
dengan
semaksimal
mungkin
sesuai
dengan
kemampuan penulis sebagai manusia. Oleh karena itu, penulis meminta saran dan kritik yang membangun dari pembaca sebagai bahan perbaikan penulisan ini. Penulis berharap semoga Allah swt. memberikan balasan yang lebih baik dari semua pihak pada umumnya. Semoga skripsi ini memberikan khazanah Islam khususnya dalam bidang ilmu hadis dan dan kedokteran.
Skripsi ini juga diharapkan dapat memberikan
deskripsi hadis-hadis dalam dunia kedokteran Islam yang selama ini kurang diperhatikan dan sangat jarang didengar. Oleh karena itu penulis berharap dengan skripsi ini para pembaca bisa mengetahui hadis-hadis tersebut dan bisa pula mengamalkan sunnah Nabi.Wallahu ‘alam bis s}awa>b
Ciputat, 29 Juli 2011
Lubna Alaydrus
iii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................i DAFTAR ISI
......................................................................................iv
PEDOMAN PENULISAN TRANSLITERASI ............................................vii BAB 1
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................... 7 C. Tujuan Penelitian...................................................................... 8 D. Manfaat Penelitian ................................................................... 9 E. Tinjauan Kepustakaan .............................................................. 9 F. Metodelogi Penelitian .............................................................. 11 G. Sistematika Penulisan .............................................................. 12
BAB II
TRADISI PENGOBATAN DALAM ISLAM A. Riwayat-Riwayat Pengobatan Nabi ......................................... 14 1. Hadis Tentang Kurma.......................................................... 15 2. Hadis Tentang Manna.......................................................... 16 3. Hadis Tentang Madu ........................................................... 18 B. Kasus-kasus Sahabat Dalam Pengobatan Nabi........................ 20 C. Tokoh-tokoh Muslim dalam Dunia Kedokteran Islam ............ 24 1. al-Razi .................................................................................. 24 2. Ibn Sina ................................................................................ 26
iv
3. Ibn Nafis............................................................................... 29 D. Hikmah Pengobatan Nabi......................................................... 30 BAB III
KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS-HADIS PENGOBATAN NABI SAW A. Teks Hadis dan Terjemahnya Tentang Kurma ........................ 34 1. Takhrij Hadis ........................................................................ 34 2. Identifikasi Sanad ................................................................. 38 3. Telaah Matan Hadis.............................................................. 45 B. Teks Hadis dan Terjemahnya Tentang Manna ........................ 47 1. Takhrij Hadis ........................................................................ 47 2. Identifikasi Sanad ................................................................. 58 3. Telaah Matan Hadis.............................................................. 96 C. Teks Hadis dan Terjemahnya Tentang Madu .......................... 98 1. Takhrij Hadis ........................................................................ 98 2. Identifikasi Sanad ................................................................. 101 3. Telaah Matan Hadis.............................................................. 104
BAB IV
ANALISIS HADIS KURMA, MANNA, DAN MADU A. Khasiat Kurma Dalam Pengobatan Nabi ................................. 106 B. Khasiat Manna Dalam Pengobatan Mata ................................ 108 C. Khasiat Madu Sebagai Obat Segala Penyakit ......................... 110
BAB V
PENUTUP
v
A. Kesimpulan............................................................................. 113 B. Saran dan Kritik terhadap Karya ........................................... 114 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 115 LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
PEDOMAN TRANSLITERASI Konsonan Tunggal Huruf Arab
Nama
Huruf Latin
Nama
Alif
-
Tidak dilambangkan
ba’
\b
be
ta’
t
te
sa’
th
th
jim
j
je
ha’
h}
ha (dengan titik dibawah)
kha
kh
ka dan ha
dal
d
de
zal
dh
dh
ra’
r
er
zai
z
zet
sin
s
es
syin
sh
es dan ha
sad
s}
es (dengan titik dibawah)
dad
d}
de (dengan titik dibawah)
ta
t}
te (dengan titik dibawah)
za
z}
zet (dengan titik dibawah)
‘ain
‘
apostrof
vii
gain
gh
gh
fa
f
ef
qaf
q
qi
kaf
k
ka
lam
l
‘el
mim
m
‘em
nun
n
‘en
waw
w
w
ha’
h
ha
hamzah
,
Accent grave
ya
y
Ye
Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis Rangkap ditulis
Muta’addidah
ditulis
‘iddah
ditulis
H{ikmah
ditulis
‘illah
Ta’ Marbutah di Akhir Kata Bila dimatikan ditulis h ﺣﻜﻤﺔ ﻋﻠﺔ
(Ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap dalam bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya).
viii
Bila diikuti dengan kata sandang ‘al’ serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h.
Ditulis
Karamah al-auliya’
ditulis
Zakah al-fitri
Vokal Pendek َ
Fathah
ﻓﻌﻞ ِ
ٌ
ﻳﺬﻫﺐ
Kasrah \Dammah
ditulis
A
ditulis
Fa’ala
ditulis
i
ditulis
Zukira
ditulis
u
ditulis
yadhhabu
Ditulis Ditulis Ditulis Ditulis Ditulis Ditulis Ditulis ditulis
a Ja>hiliyyah a> tansa> i> kari>m u> furu>d
Ditulis Ditulis
Ai Bainakum
Vokal Panjang 1 2 3 4
Fathah + Alif Fathah + ya’ mati Kasrah + ya’ mati Dammah + wawu mati
ﺟﺎﻫﻠﻴﺔ ﺗﻨﺴﻰ ﻛﺮﱘ
Vokal Rangkap 1
Fathah + ya mati ﺑﻴﻨﻜﻢ
ix
2
Fathah + wawu mati
Ditulis ditulis
Au qaul
Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan apostrof
ﻟﺌﻦ ﺷﻜﺮﰎ
Ditulis
a’antum
Ditulis
u’iddat
Ditulis
la’in syakartum
Kata Sandang Alif + Lam Alif lam ta’rif ( )الdalam lafaz atau kalimat, baik yang bersambung dengan huruf qamariyyah maupun syamsiyyah ditulis dengan huruf kecil (al), dan diikuti dengan kata penghubung “-“. Namun, jika terletak di awal kalimat, maka ia ditulis dengan huruf besar (Al). Contoh: 1.“al” ditulis dengan huruf kecil - al-Qur’an = seperti, “sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an.” - al-Baihaqi = seperti, “menurut al-Baihaqi, bahwasanya…” 2.“Al” ditulis dengan huruf besar - al-Baihaqi = seperti, “al-Baihaqi menyatakan bahwa…” - al-Bukhari = seperti, “al-Bukha>ri di dalam kitabnya menandakan…” Ditulis
Al-Qur’an
Ditulis
Al-Qiya>s
Ditulis
Al-Sama>
Ditulis
Al-Syams
Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat Ditulis menurut penulisannya
x
Ditulis ditulis
Zawi al-Furu>d Ahl al-Sunnah
D. Singkatan Swt
= Subh}a>nahu wa ta’a>la>
H
= Hijriyah
As
= ‘Alaih al-Sala>m
ra
= Rad}iya Alla>h ‘anhu
M
= Masehi
W
= Wafat
Qs.
= al-Qur’an: surat
hal.
= halaman
Saw
= S}alla Alla>h ‘alaih wa sallam
E. Lain-lain - Transliterasi syaddah (-) dilakukan dengan menggandakan huruf yang sama. - Transliterasi ta’ marbu>t}ah adalah “h” - Untuk terjemahan ayat al-Qur’an, penulis mengutip Mushaf al-Qur’an Terjemah Departemen Agama RI.
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terdapat karya-karya yang berisikan tentang khasiat pengobatan Nabi Muhammad saw. Banyak terdapat kasus-kasus yang ditemukan oleh penulis dalam beberapa karya pengobatan Nabi saw di antaranya : Nabi saw pernah sarapan pagi dengan kurma, dan hal ini dijelaskan dengan Ibn Qayyim al-Jauziyah tentang khasiat kurma yang dapat memperkuat perut yang dingin dan menyegarkan badan bahkan buah kurma dapat menguatkan ginjal dan menghaluskan pencernaan.1 Contoh lain yang didapatkan penulis ialah hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Majah berasal dari Abi Hurairah "Sesungguhnya Nabi saw bersabda barangsiapa yang memakan madu 3 hari dalam setiap bulan tidak akan tertimpa bala yang besar". Maksud hadis ini ialah penyakit. Hal ini dikuatkan oleh hadis Ibnu Majah dan al-Hakim berasal dari Ibnu Mas'ud "Sesungguhnya Nabi saw bersabda madu adalah penyembuh penyakit dan al-Qur'an adalah penyembuh penyakit hati".2 Kasus lain ialah tentang anggur yang diriwayatkan dari Abu Ubaidah "Suatu hari ada seorang sahabat yang diare dan muntah-muntah setelah itu Abu
1 Mahir Hasan Mahmud Muhammad, Mukjizat Kedokteran Nabi Berobat Dengan Rempah dan Buah-buahan. Penerjemah Hamzah Hasan (Jakarta:Qultummedia, 2007), h. 105. 2 Ahmad Lathif dan Md. Firdaus, Madu Lebah Penawar Penyakit Zahir dan Batin (Kuala Lumpur: Darul Nu'man, 1996), h. 16.
1
Ubaidah menyuruh untuk memakan buah huruf yang berarti anggur mentah. Anggur ini mempunyai rasa seperti mint yang dapat menghilangkan rasa mual".3 Contoh-contoh kasus pengobatan Nabi yang disebutkan penulis di atas merupakan sebagian besar pengobatan Nabi yang akan diteliti oleh penulis. Dalam hal ini penulis tidak akan membahas yang berkaitan dengan biologi dan kimia. Akan tetapi penyelidikan yang dilakukan penulis berdasarkan perawiperawi yang terdapat dalam hadis tersebut. Walaupun ilmu kedokteran Nabi saw telah dipraktekan pada masa sahabat, akan tetapi belum menjadi sebuah disiplin. Hal ini bisa dilihat dari berbagai cara Nabi saw menjelaskan pengobatan Nabi sebagai berikut. Suatu hari terdapat sahabat Nabi saw yang sakit mata dan dia mengadu kepada Rasulullah saw, maka Rasulullah saw menyuruh memandangi al-Qur’an dengan terus menerus sehingga orang itu sembuh.4 Walaupun Nabi tidak menggunakan obat akan tetapi prakteknya sudah diaplikasi kepada sahabat dengan keyakinannya. Contoh lain yang ditemukan penulis ialah Nabi saw sering memandang jeruk sitrun dan mengatakan “Bahwa buah sitrun seperti seorang mu’min sejati rasanya manis dan baunya harum” khasiat buah ini dapat menghilangkan diare serta menghilangkan rasa lapar. Dan hal ini dipraktekan oleh Aisyah kepada saudaranya.5
3
Jalaluddin Abdurrahman As-suyuthi, Pengobatan Cara Nabi Saw. Penerjemah Lukman Hakim dan Ahsin Muhammad (London:Ta-Ha Publishers, 1994), h. 76. 4 Abdul Musith, Cara Nabi Mencegah Penyakit (Jakarta : Serambi Ilmu Semesta, 2007), h. 15. 5 Al-Suyuthi, Pengobatan Cara Nabi Saw, h. 51.
2
Sejarah ilmu kedokteran itu sendiri telah dibentuk oleh Ibnu Sina itu sendiri. Karyanya yang terkenal ialah al-Qanu>n Fit al-T{i>b (Canon Of Medicine), Ibn Sina menjelaskan tentang mengalirnya darah secara terus-menerus dalam suatu lingkaran dan tak pernah berhenti. Karya ini juga digunakan sebagai buku teks kedokteran di berbagai universitas Perancis misalnya di sekolah tinggi kedokteran Montpellier dan Louvin yang telah menggunakannya sebagai bahan rujukan pada abad ke-17M.6 Sedangkan pada masa Nabi saw telah mengajarkan nilai-nilai kedokteran yang berasaskan pada al-Qur’an dan sunnah, di antaranya: Cara bersuci, cara berwudhu dengan membasuh anggota badan, sunnah berkhitan bagi laki-laki, perintah memotong kuku, mandi setelah bersetubuh, bersiwak, penyebutan madu dan kurma sebagai alternatif obat.7 Pada dasarnya ilmu kedokteran itu terjadi sebelum datangnya Islam hal ini bisa dilihat di Negara Sumeria, Babilonia, Mesir, Persia, Hindustan, Suria, Romawi dan Cina. Misalnya di Negara Sumeria terdapat dua cara pengobatan. Pertama, pengobatan alami melalui cara dukun biasanya menggunakan jin, dan kedua menggunakan ramuan herbal.8 Sedangkan di Mesir telah ditemukan lembaga-lembaga kedokteran di kota Thebe dan Memphis dan peran kedokteran di Kota mesir sangat berperan hingga 2500 tahun. Hal yang paling terkenal dalam metode pengobatan mereka ialah metode bedah besar. Adapun Romawi dan Yunani mempunyai dokter atau 6
Nin Studio, Ibnu Sina (Avicenna) ( Jakarta: Gema Insani, 2006), h. 99. Ja’far Khadem Yamani, Kedokteran Islam Sejarah dan Perkembangannya. Penerjemah Tim Dokter Idavi ( Bandung: Penerbit Dzikra, 2007), h. 41-42. 8 Yamani, Kedokteran Islam Sejarah & Perkembangannya, h. 11. 7
3
tabib-tabib yang terkenal di antaranya Hipokratus dengan metode herbal dan mineral. Galen ahli dalam bidang farmasi, Dioskurides dan Aribasius. 9 Jika dilihat dari sejarahnya sesungguhnya kedokteran sebelum Nabi telah ada, dengan datangnya Islam akan menambah khazanah serta mengembangkan ilmu kedoteran itu sendiri. Hadis-hadis yang berhubungan dengan madu, manna, dan kurma pada bagian awal pendahuluan menunjukkan betapa Islam sangat komprehensif dalam menjelaskan persoalan, misalnya madu. Dalam khasiat madu dapat mengobati penyakit gula, hal ini diutarakan oleh Dr Vatif dari Sofia College yang mengatakan bahwa dia telah menemukan 36 anak yang menderita penyakit gula dan mencapai hasil yang baik setelah diberikan satu sendok madu. 10 Hal inilah yang akan dikaji penulis, karena beberapa hadis-hadis Nabi saw belum dilakukan penelitian. Khasiat ini merupakan salah satu dampak kemukjizatan Nabi. Alasan penulis mengatakan ini kemukjizatan Nabi karena Nabi saw tidak melakukan penelitian tentang madu, akan tetapi khasiatnya baru terungkap akhir-akhir ini. Meskipun demikian tidak sedikit orang yang meragukan hadis sebagai sumber pedoman khususnya para orientalis di antara tokoh-tokohnya yaitu Ignaz Goldziher, Joseph Schacht, dan Juynboll. Misalnya Goldziher yang kurang mempercayai hadis yang bersumber dari Ibnu Abbas beliau mengatakan bahwa mana mungkin Ibnu Abbas bisa menerima
9
Yamani, Kedokteran Islam Sejarah & Perkembangannya, h. 12-32. Abdul Mun’im Qandil, Pengobatan di Dalam al-Qur’an. Penerjemah Mudzakir AS (Bandung : Pustaka, 1998), h. 79. 10
4
hadis Nabi sedangkan Nabi wafat ketika Ibnu Abbas berusia 10-13 tahun. Bahkan pujian-pujian terhadap Ibnu Abbas terlalu berlebihan sampai-sampai diberi gelar Tarjuma>n al-Qur’an, dan juga terdapat pula hadis-hadis Ibnu Abbas yang bersumber dari orang yahudi seperti Kaab al-Ahbar dan Abdullah bin Salam.11 Sedangkan Joseph Schacht mengatakan bahwa sistem isnad yang digunakan memang valid akan tetapi setelah ditelusuri sampai ke Sahabat dan hasilnya palsu. Adapun alasannya isnad-isnad yang diletakkan sembarangan sebagai doktrin sumber-sumber klasik sehingga beliau berkesimpulan bahwa periwayatan hadis itu terjadi pada masa periwayatan (pasca Sahabat).12 Berbeda halnya dengan Juynboll dia mengatakan bahwa hadis belum terbukti kesejarahannya sehingga dia menggunakan teori common link sebagai bukti bahwa sebagian hadis tidak selalu bersumber dari Nabi. Hal ini dibuktikan dengan temuan Juynboll dalam hadis al-kutub al-sitta>h yaitu hadis yang merendahkan martabat perempuan yaitu :13
(4706
11
Ignaz Goldziher, Mazhab Tafsir Dari Klasik Hingga Modern. Penerjemah M. Alaika Salamullah, dkk,, (Yogyakarta: elsaq Press, 2006), h. 87-92. 12 M.M Azami, Menguji Keaslian Hadits-Hadits Hukum Sanggahan Atas The Origins Muhammadan Jurisprudence Joseph Schacht. Penerjemah Asrofi Shodri (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2004), h. 232. 13 Juynboll, Teori Common Link Melacak Akar Kesejarahan Nabi. Penerjemah Ali Masrur (Yogyakarta: Lkis Yogyakarta, 2007), h. 5.
5
Tiga
tokoh
yang
disebutkan
penulis
di
atas
menunjukkan
ketidakpercayaan mereka terhadap hadis. Bahkan bagi mereka telah terjadi distorsi tentang kesejarahan hadis. Dengan penelitian ini maka hadis-hadis yang diutarakan sebagai kedokteran versi Nabi. menjadi lebih baik jika kualitasnya s{ahi>h karena hal ini bisa berdampak kepada kepercayaan publik mengenai hadis-hadis kedokteran Nabi. Kepercayaan masyarakat berkurang maka hadis sebagai sumber pedoman kedua menjadi ragu. Menurut Imam Syaukani hadis merupakan hujjah (sumber hukum syariat yang kedua) segala wewenangnya dan penetapannya merupakan suatu keharusan dalam agama dan tidak seorang pun berbeda paham tentangnya. 14 Hal inilah yang menjadi latar belakang penulis membuat karya ini sekaligus menjawab keraguan publik terhadap hadis-hadis kedokteran Nabi. Jika hadis-hadis ini s{ahi>h maka hal ini berdampak kepada kepercayaan publik kepada hadis Nabi sebagai sumber pedoman kedua. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Pada bagian ini penulis membagi dalam tiga pembahasan yang bertujuan untuk melihat masalah yang akan dibahas. Pembahasannya sebagai berikut : 1. Identifikasi Masalah Hal yang teridentifikasi dalam penelitian ini terbagi dalam berbagai masalah, khususnya masalah pengobatan Nabi pada masa sahabat, yang akan ditelusuri dari berbagai hadis. Adapun masalah yang teridentifikasi ialah : 14
Yusuf Qardhawi, Bagaimana Memahami Hadis Nabi Saw. Penerjemah Muhammad al-Baqir (Bandung : Kharisma, 1999), h. 47.
6
a. Apakah Hadis mengenai khasiat kurma15, Manna16 dan Madu17 itu s}ahi>h atau d{o’if? b. Apakah pengaruhnya hadis-hadis mengenai pengobatan Nabi terhadap muslim sekarang ? c. Bagaimanakah metode pengobatan Nabi saw pada masa itu ? d. Tanaman atau buah apa saja yang bermanfaat pada masa pengobatan Nabi ? e.
Bagaimanakah respon masyarakat kepada T{ib al-Nabawi?
2. Pembatasan Masalah Pembatasan pertama yang dilakukan yaitu penulis hanya melakukan kritik hadis sedangkan pembahasan mengenai ilmu kedokteran secara khusus penulis tidak akan membahasnya. Kedua Penulis akan meninjau hadis yang hanya membicarakan tentang khasiat pengobatan Nabi. Ketiga pembatasan juga dilakukan jumlah hadis yang diteliti ialah hadishadis yang berkaitan dengan madu, kurma, dan manna yang berjumlah tiga hadis yang telah disebutkan penulis pada bagian footnote. Terdapat pula beberapa karya pengobatan Nabi, yang di dalamnya tedapat hadis-hadis yang menjadi bukti kuat apakah karya-karya tersebut layak untuk dijadikan referensi atau tidak. 15
16
17
7
Keempat pembatasan juga dilakukan dalam sumber rujukan hadis yakni hanya hadis-hadis yang terdapat dalam al-kutub al-tis’ah, akan tetapi penulis hanya mengkaji tujuh kitab yaitu Sunan Abu Da>ud, Sunan al-Tirmi>dzi, Sunan alNasa>’i, dan Sunan Ibn Ma>jah, Musnad Ahmad bin Hanbal, Sunan al-Darimi, Muwat}a Imam Ma>lik Sedangkan S}ahi>h al-Bukha>ri dan S{ahi>h al-Muslim tidak menjadi kritikan penulis. Karena kedua kitab ini sudah berkriteria s}ahi>h hadishadisnya. 3. Rumusan Masalah Adapun hadis yang dimaksud ialah hadis tentang kurma, manna, dan madu. Hadis-hadis ini merupakan kajian yang akan diteliti oleh penulis, dan ini merupakan beberapa sampel yang terdapat dalam karya-karya pengobatan Nabi sedangkan masalah yang akan diselesaikan dalam karya ini adalah : Bagaimana kualitas hadis-hadis Nabi mengenai kurma, manna, dan madu, yang terdapat dalam karya-karya pengobatan Nabi? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan khususnya dalam bidang ilmu pengobatan serta ilmu hadis adapun tujuan yang akan dicapai penulis dalam penelitian ini adalah : 1. Agar dapat mengetahui apakah layak buku-buku kedokteran Nabi yang berdasarkan referensi hadis layak untuk diterima oleh masyarakat. 2. Memberikan penjelasan secara komprehensif terhadap hadis-hadis yang digunakan dalam karya-karya tersebut.
8
3. Untuk mengetahui tingkatan kualitas sanad dan matan hadis kurma, madu, dan manna yang diyakini dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. D. Manfaat Penelitian Selain mempunyai tujuan, penelitian ini juga mempunyai manfaat dalam bidang ilmu hadis itu sendiri ataupun masyarakat umum khususnya dalam bidang dunia akademisi, adapun manfaatnya yaitu : 1. Memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa Islam telah memperkenalkan dunia pengobatan pada zaman Nabi saw. 2. Memberitahukan tentang khasiat buah-buahan yang terdapat di alam ini. 3. Memberikan pemahaman tentang hikmah-hikmah yang terkandung dalam pengobatan Nabi. E. Tinjauan Kepustakaan Ketika melakukan tinjauan pustaka penulis menemukan lima karya berkaitan dengan ilmu pengobatan Nabi. Terdapat satu karya skripsi dan empat karya buku adapun karya-karya tersebut antara lain: 1. Pengobatan Cara Nabi karya Jalaludin ‘Abdurrahman al-Suyūt}i, karya ini merupakan terjemahan dari al-Suyu>ti Medicine of The Prophet yang diterbitkan di London. Karya ini berisikan tentang teori pengobatan, praktek pengobatan serta penyembuhan yang dikaitkan dari zaman Nabi hingga modern. 2.
Kedokteran Islam Sejarah dan Perkembangannya karya Ja’far Khadem Yamani, karya ini diterjemahkan dari judul Mukhtashar
9
Tarikh T{arikat Al-T{i>b. Karya ini berisikan mengenai sejarah pengobatan dari masa purbakala hingga masuknya islam bahkan sejarahnya sampai di Asia Tenggara. 3. Al-T{i>b an-Nabawi> karya Ibn Qayyim al-Jauziyyah diterbitkan di Beirut oleh Dār al-Fikr. Karya ini berisikan tentang pengobatan Nabi yang dibuat secara alami. 4. Mukjizat Kedokteran Nabi karya Mahir Hasan Mahmud Muhammad diterjemahkan dari Al-T{i>b al-Badi>l al-Thimar wal a’sya>b al-Wa>ridah fi> al-Quranul Kari>m wa as-Sunnah an-Nabawiyah. Karya ini berisikan tentang pengobatan berdasarkan al-Qur’an dan hadis. 5. Studi Analisis Kualitas Sanad dan Matan Hadis Habbatussauda> Obat Bagi Segala Macam Penyakit (2006)”. Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Zainih, yang berisi mengenai: a. Penelitian dan ruang lingkup hadis. b. Asal usul, khasiat, dan kandungan h{abbatussauda.> c. Pemahaman hadis mengenai h{abbatussauda> obat bagi segala macam penyakit. d. Tinjauan tentang kesahihan hadis. Lima karya yang disebutkan oleh penulis di atas merupakan karya yang berbeda dengan penelitian ini atau skripsi ini. Meskipun hanya tiga tema hadis yang terdapat dalam karya ini penulis memberikan penambahan terhadap kualitas hadis sehingga nantinya akan
10
diketahui kesahihan hadis-hadis pengobatan Nabi dalam buku yang menjadi objek penelitian. F. Metodologi Penelitian Dalam melakukan penelitian ini metode yang dipakai adalah metode pengumpulan data yaitu penelitian yang bersifat kepustakaan (Library Research), yaitu mengumpulkan buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan karya ini. Serta mengumpulkan karya-karya dalam bidang takhri>j hadi>ts. Adapun metode penulisan yang digunakan ada 7 cara yaitu: 1. Metode takhri>j melalui kata, kitab yang digunakan dalam hal ini adalah Al-Mu’jam Al-Mufahras Li Alfaadzil-hadi>th al-Nabawi >karya Weinsink. 2. Takhri>j melalui permulaan lafal hadis, kitab yang digunakan dalam hal ini adalah Mausu’at al-At}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi> karya Abu Hajar Muhammad As-Sa’id bin Bayuni Zaglul. 3. Metode Takhri>j melalui tema-tema kunci yan ditelusuri dalam Kitab Mifta>hu Kunuzu>z al-Sunnah karya Muhammad Fuad Abdul al-Baqi. 4. Metode takhri>j melalui perawi hadis dari sahabat, kitab yang digunakan dalam hal ini adalah kitab al-At}ra>f ada juga yang menggunakan kitab musnad seperti musnad Ahmad bin Hanbal. 5. Metode melalui tema hadis, kitab yang digunakan dalam hal ini adalah alkutub al-Tis’ah (S}ahi>h al-Bukha>ri, S}ahi>h Muslim, Abu Da>wud, AtTurmudzi, al-Nasa>i, Ibnu Ma>jah, Muwat}a imam Malik, dan Sunan alDarimi), Dalam hal ini ada juga yang menambahkan lima kitab lagi yaitu
11
Musnad abu da>wud Ath-T{oyalisi, Zaib bin Ali, sirah Ibn Hisyam, Maghazi Al-Waqidi dan Thabaqat Ibn Sa’ad. Setelah 4 metode ini dilakukan maka penulis akan menentukan kualitas hadis tersebut, khususnya dalam bidang pengobatan. Jika seandainya hadis tersebut secara kualitas tidak layak untuk dijadikan rujukan maka hal ini menjadi problem umat islam bahkan membohongi publik. 6. Melakukan penelitian matan (materi) hadis. Penelitian ini berdasarkan rujukan dari Salahudin al-Adlabi dalam metodenya penelitian matan hadis dengan judul Manha>j al-Naqd al-Matn ‘Ind Ulama’ al-Hadith al-Nabawi. 7. Mengkaji lebih dalam tentang kandungan hadis. G. Sistematika Penelitian Adapun
mengenai
sistematika
penelitian
ini
penulis
membagi
pembahasan kedalam lima bab, masing-masing bab mempunyai spesifikasi pembahasan mengenai topik tertentu di antaranya : Bab pertama, bab ini berisikan tentang pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, metodelogi penelitian, serta perumusan masalah, manfaat penelitian, tujuan penelitian, sistematika penulisan dan tinjauan kepustakaan. Bab kedua, yaitu pembahasan mengenai tradisi pengobatan Islam yang berisikan tentang beberapa kasus pengobatan pada masa Nabi dan Sahabat yang disertai hadis-hadis mengenai pengobatan Nabi dilengkapi dengan tokoh-tokoh muslim dalam kedokteran Islam Bab ini bertujuan menjelaskan masalah-masalah yang akan dibahas pada bab berikutnya.
12
Bab ketiga, pada bab ini penulis melakukan kritik sanad dan matan yang terdiri dari tiga hadis yaitu hadis tentang kurma, hadis tentang manna dan hadis tentang madu. Adapun penelitian hadis yang dilakukan dalam bab ini terdiri dari dua aspek yaitu identifikasi sanad dan telaah matan hadis. Bab keempat, pada bab ini penulis menjelaskan beberapa khasiat yang terkandung dalam hadis pengobatan Nabi. Penulis akan menjelaskan khasiatkhasiat khususnya pada tiga jenis obat diantaranya khasiat tentang madu, manna dan kurma. Bab kelima, merupakan penutup serta kesimpulan umum yang akan penulis simpulkan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta saran dan diakhiri dengan daftar pustaka yang penulis gunakan sebagai nara sumber dalam penelitian ini.
13
BAB II TRADISI PENGOBATAN DALAM ISLAM A. Riwayat-Riwayat Pengobatan Nabi Dalam kitab S}ahihain1 dari Nafi’ dari Ibnu Umar berkata Nabi Muhammad Saw bersabda: “Sesungguhnya demam atau demam yang parah adalah sebagian dari aroma neraka jahannam, maka dinginkanlah ia dengan air. Seruan Nabi Muhammad bertujuan kepada penduduk hijaz yang kebanyakan menderita demam akibat sinar matahari.2 Hal ini menunjukkan bahwa pada zaman Nabi umat islam telah mengetahui solusi mengatasi penyakit. Secara garis besar pengobatan terbagi menjadi 3 macam: pertama, dengan obat-obatan alami. Kedua, dengan obat-obatan ilahi. Ketiga, dengan gabungan dari keduanya. Hal ini juga dijelaskan dalam kitab al-T{ib al-Nabawi yang mengacu pada tindakan Rasulullah saw yang terkait dengan berbagai jenis penyakit yang terkena pada sahabat atau kaum yang lain. Terdapat tiga jenis sumber pengobatan Nabi yaitu pertama pengalaman empiris, kedua pengobatan tradisional di daerah semenanjung Arab, ketiga ilmu pengobatan yang terjadi pada kota Makkah dan Madinah.3 Pengobatan Nabi Muhammad ini bisa diaktualisasikan pada beberapa kasus, sehingga penulis mengambil tiga kasus hadis yang menjadi sampel dalam pengobatan Nabi. Hal ini akan dijabarkan pada bagian selanjutnya. 1
Yakni kitab s}ahi>h al-Bukha>ri Muslim. Kedua kitab hadis ini secara berturut, menurut kesepakatan ulama adalah kitab hadis terbaik setelah kitabullah. 2 Ibn Qayyim al-Jauziyyah, Pengobatan Cara Nabi. Penerjemah Mudzakir As (Bandung: Penerbit Pustaka, 1997), h. 23. 3 Oemar Hasan Kasule, Pengobatan Ala Nabi (T.tp.: Penerbit Unismuh Kasule, 2008), h. 1.
14
Pada bagian ini penulis menjelaskan tentang 3 hadis yaitu hadis tentang kurma, manna dan madu yang akan dijelaskan secara komprehensif. Adapun penjelasannya sebagai berikut. 1. Hadits Tentang Kurma
ﺗﻜﻦ 4
ﺗ
Artinya : Hadis dari riwayat Abdu al-Razaq, dan Ja’far bin Sulaiman, dari Tsabit dan Anas bin Malik Sesungguhnya Nabi Saw sarapan pagi dengan kurma, sebelum beliau shalat, jika tidak dengan kurma matang maka beliau makan dengan kurma mentah, dan jika tidak dengan buah kurma mentah, maka Nabi saw sarapan dengan air kurma.
Berdasarkan pepatah kuno dalam bahasa Arab kegunaan pohon kurma adalah sebanyak jumlah hari dalam setahun. Bahkan buah kurma mengandung nutrisi diet. Di dalamnya mengandung 60% pengganti gula. Secara medis kurma dapat berfungsi sebagai peringan gejala sakit perut dan pengencer dahak. 5 Hal ini dikuatkan dari dua hadis riwayat pertama dari Firdaus yang mengatakan Nabi Saw bersabda: “Makanlah kurma kering pada pagi hari niscaya
4
Ahmad bin Muhammad bin Hanbal Abu Abdullah Al-Shaybani, Musnad al- Imam Ahmad bin Hanbal, Juz III, (Beirut: Da
15
akan membunuh cacing-cacing.” Riwayat kedua dari hadis Abu Nua’im yang mengatakan Nabi bersabda: “Memakan kurma segar dapat mencegah sakit perut. 6 Menurut riwayat sejarah kurma adalah sejenis tumbuhan palma atau dikenali dalam bahasa saintifiknya sebagai phonex dactylifera yang berbuah dan boleh dimakan sama ada yang masak atau yang mentah. Kebanyakan pokok kurma tumbuh di Negara-negara Arab dan mempunyai berbagai jenis, yang paling terkenal ialah kurma Mekkah dan Madinah. Di kalangan penduduk di Negara Arab kurma adalah makanan utama mereka sedangkan di kalangan Negara non Arab kurma sudah menjadi bahan makanan yang digemari dan kurma juga mempunyai khasiat yang banyak dan menjadi makanan utama Rasulullah Saw. 7 2. Hadits Tentang Manna
8
Artinya: Hadits dari riwayat al-Turmudzi dari Abu Kuraib dari Umar bin ‘ubaid al-T{anafisi dari ‘Abdul Malik bin ‘Umair dan Muhammad bin al-Muthanna dari Muhammad bin Ja’far dari Syu’bah dari ‘Abdul Malik bin ‘Umair dari ‘Amri bin
6
h. 73.
Faroqi, Terapi Herbal Cara Islam Manfaat Tumbuhan Menurut al-Qur’an dan Sunah Nabi,
7
Khasiat Kurma,” artikel diakses pada 10 Februari 2011 dari http:// www.drayanhaus.blogspot.com. 8 Abi> I<sa Muhammad bin I
dzi, Juz IV, (Beirut : Da>r al-Fikr, 1994), h. 400.
16
Huraysin dari Sa’id bin Zaid dari Nabi bersabda: “Cendawan sebangsa al-Mann airnya dapat menyembuhkan mata”.
Al-Manna menurut Ibnu Abbas adalah sebuah pohon yang diturunkan lalu Bani Israil memakannya sekehendaknya. Sedangkan menurut Qatadah manna adalah sebuah buah yang diturunkan di tempat-tempat seperti salju yang putih dan lebih putih dari susu. Sedangkan yang popular manna berarti materi (bahan) getah manis kental seperti madu yang dikeluarkan dari lebah. Kemudian Salwa adalah burung yang sudah popular dengan nama al-Samman (burung puyuh) yang merupakan salah satu jenis burung yang menjadi sasaran berburu. 9 Berbeda halnya dengan Ibn Qayyim al-Jauziyyah yang menjelaskan kata yang diambil dari pendapat Ibn Arabi jama' dari kam'un yang berarti jamur yang muncul di tanah tanpa ditanam. Bahasa kedokterannya ialah jamur truffle yang menguap dan tetap tersembunyi di bawah permukaan tanah selama musim dingin dan mulai muncul di permukaan tanah bersamaan turunnya musim semi sehingga dinamakan jamur truffle yaitu cacar tanah karena mirip cacar. 10 Pendapat kedua manna berarti sesuatu yang turun dari atas pohon yang diambil tanpa menanam. Pendapat lain mengatakan manna merupakan tumbuhan yang tumbuh begitu saja tanpa ditanam manusia sehingga bani Israil mengtakan ini sebuah karunia yang dilimpahkan kepada manusia. Bani Israil memakan jamur
9
110-112.
Muhammad, Mu’jizat Kedokteran Nabi Berobat Dengan Rempah dan Buah-buahan, h.
10
Ibn Qayyim al-Jauziyah, Metode Pengobatan Nabi Cara Nabi Mengobati Berbagai Macam Penyakit. Penerjemah Abu Firli (Jakarta : Jabal, 2009), h. 389, , 392,393, dan 395.
17
truffle sebagai pengganti roti bahkan Allah memberikan mereka daging burung puyuh (salwa) sehingga sempurnalah makanan mereka. Adapun khasiat dari manna adalah obat mata.11 Walaupun kata Manna terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 57 "Dan kami menaungi kamu dengan awan dan kami menurunkan kepadamu manna wa salwa”. “Makanlah makanan yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu mereka tidak menzalimi Kami tetapi justru mereka yang menzalimi diri sendiri." Akan tetapi penafsirannya itu berbeda dengan hadits yang penulis temukan. Manna yang dimaksud dalam surat al-Baqarah ialah sebuah manisan sedangkan Salwa adalah sejenis burung puyuh. Dan hal ini didapat dari pendapat Quraish Shihab dalam tafsirnya al-Misbah, akan tetapi penjelasannya tidak memberikan gambaran bahwa Manna
adalah sebuah obat yang dapat
menyembuhkan penyakit.12 3. Hadits Tentang Madu
13
Artinya :Telah diriwayatkan oleh Ibn Majjah dari Mahmud bin Khaddasy dari Sa’id bin Zakariya al-kursyi dari al-Zabir bin Sa’id al-Hasyimi dari ‘Abdul Hamid bin Salim dari Abi Hurairah bahwasanya Rasulullah saw bersabda : “Siapa
11
Al-Jauziyyah, Metode Pengobatan Nabi Cara Nabi Mengobati Berbagai Macam Penyakit, h. 442-447. 12 TIM Depag RI, Tafsir al-Qur'an Tematik Kesehatan Dalam Perspektif al-Qur'an (Jakarta : Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur'an, 2009), h. 265. 13 Abu Muhammad bin Yazid al-Qazwaini, Sunan Ibn Majjah, Juz II, (Kairo : Da>r al-Hadith, 2004), h. 333.
18
Saja yang makan madu tiga hari dalam setiap bulan, tidak akan tertimpa akan atasnya bala yang besar.
Sebagian ulama mengatakan khususnya para periwayat hadis seperti Bukha>ri Muslim manisan itu adalah madu yang menunjukkan bahwa madu merupakan sebaik-baiknya
manisan.
Bahkan
dalam
kitab
sejarah
al-Asbahan
yang
diterjemahkan Ahmad bin Hasan yang diriwayatkan dari ibn Umar sesungguhnya telah bersabda Nabi “Nikmat yang pertama kali diangkat dari bumi ialah madu.”14 Hadis tersebut mengindikasikan bahwasanya madu mempunyai kelebihan di hadapan Allah sehingga madu bisa dikategorikan pemanis rasa. Dan jika diangkat rasa manisnya maka manusia tidak bisa merasakan hal yang manis. Bisa juga Allah tidak mengangkat rasa manisnya akan tetapi menghilangkan binatang penghasil madu yaitu lebah. Sejak dahulu manusia mengenal manfaat lebah konon katanya lebah mesir mempunyai nilai sejarah. Sedangkan lebah di spanyol telah ditemukan
±
700 tahun
SM. Bahkan terdapat jenisnya yang terdiri dari 5 macam untuk bagian Eropa yaitu lebah madu Itali (mellifera linguistic), lebah madu Karniolan (mellifera carnia), lebah madu Kaukasia (mellifera caucasia), lebah madu Skandinavia (mellifera lehzenia), lebah madu Belanda (mellifera mellifera). Sedangkan bagian Afrika terdiri dari 3 macam yaitu lebah Mesir (fasciata), lebah Malta (intermissa), lebah
14
Ahmed Lathif dan Md.Firdaus , Madu Lebah Penawar Zahir & Batin (Kuala Lumpur: Darul Nu’man , 1996), h. 17.
19
Madagaskar (unicolor) dan 1 jenis di Asia yang bernama lebah madu indica dari India sampai Indonesia.15 Pembuatan madu dalam perut lebah telah tercantum dalam surat al-Nahl ayat 68 :
(68
)
Artinya : Dan tuhanmu telah mewahyukan kepada lebah untuk membuat sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu dan tempat-tempat yang dibuat oleh manusia. (alNahl : 68
Maksud dari ayat ini ialah mengandung arti membuat sarang di bumi dan
dilanjutkan dengan ayat 6916 yaitu perintah Allah agar lebah mengisap sari bungabunga dari berbagai jenis tumbuhan sehingga perut lebah bisa menghasilkan sesuatu yang manis dan manusia tidak mampu menghasilkan hasil manisan tersebut tanpa perantara lebah.17 Hal ini menunjukkan manusia tidak mampu menciptakan madu, jika sekiranya manusia itu melakukan hal yang sama dengan lebah apakah hasilnya sama? Tentu tidak. Disinilah kelebihan lebah sebagai penghasil madu melalui jalan Tuhan. B. Kasus-Kasus Pengobatan Sahabat di Masa Nabi
15
9-10.
Ahmad Rais, Madu Lebah Obat Yang Menyembuhkan (Jakarta: Media Dakwah, 1996), h.
16
Artinya: “Kemudian makanlah dari tiap-tiap jenis bunga dan buah-buahan lalu tempuhlah jalan yang di tunjukkan Tuhanmu”.(al-Nahl: 69) 17 Rais, Madu Lebah Obat Yang Menyembuhkan, h. 17-18.
20
Nabi Muhammad saw diangkat menjadi Rasul ketika berusia 40 tahun sekitar 610 M. Pada masa itu sangat sedikit orang yang mempercayai kerasulan Muhammad. Hanya Khadijah yang mempercayainya.18 Menurut Anas bin Ma>lik sahabat ialah hanya yang pernah menemani Nabi saja. Akan tetapi menurut Sa’id bin al-Musayyab Sahabat adalah orang yang tinggal bersama Rasul yang masanya satu atau dua tahun dan pernah ikut perang bersamanya, minimal sekali seumur hidup. 19 Dua pengertian di atas ini menggambarkan bahwa sahabat Nabi itu adalah seseorang yang pernah bertemu Nabi, yang tidak hanya menemuinya tetapi bicara langsung kepada Nabi dan sempat mendapatkan riwayat-riwayat dari Nabi langsung. Pertemuan langsung antara sahabat dan Nabi sangat penting karena dalam dunia pengobatan tanpa adanya praktek maka sahabat tidak bisa mengambil manfaatnya. Hal ini bisa dilihat dari peristiwa Nabi, yang pada saat itu jari-jarinya disengat oleh kalajengking ketika shalat lalu Rasulullah menyuruh sahabat untuk mengambil bejana yang berisi air dan garam sambil membaca surat al-ikhlas dan surat al-Falaq dan an-Nas hingga rasa sakitnya hilang. 20
18
Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad. Penerjemah Ali Audah (Jakarta: InterMasa, 1996), h. 79. 19 Al-Khat}i>b al-Baghdadi, al-Kifa>yah fi> „Ilm al-Riwa>yah (al-Madinah Munawarah : AlMaktabah Ilmiyah, t.t.), h. 123. 20 Ibn al-Qayyim al-jauziyah, Sistem Kedokteran Nabi Kesehatan dan Pengobatan Menurut Pentunjuk Nabi Muhammad saw. Penerjemah Said Agil Husain al-Munawar dan Abd Rahman (Semarang : Dina Putra Semarang, 1994), h. 131.
21
Praktek ini dilakukan oleh Nabi untuk mengobati sakit akibat sengatan kalajengking dan ini menunjukkan penggabungan antara pengobatan alamiah dan ilahiyah. Dan ini juga menjelaskan fungsi garam sebagai penghilang racun. Kisah lain yang ditemukan penulis ialah dari ‘Aisyah yang pada saat itu sedang sakit perut kemudian beliau (Nabi) menyarankan agar menggunakan gandum dan rasakan khasiatnya. Kemudian Nabi bersabda lagi “Demi yang menggenggam kekuasaan di tanganku beras gandum ini dapat membersihkan perut kalian sebagaimana kalian membersihkan wajah kalian dari kotoran. 21 Peristiwa ini menjelaskan tentang kisahnya sahabat Aisyah yang menderita sakit perut. Sedangkan khasiat lain yaitu menjelaskan fungsi gandum sebagai penyembuh sakit perut. Bahkan ditambahkan sebagai penenang jiwa dan menghilangkan kesedihan. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi yang Aisyah :
22
Artinya : Bukhari meriwayatkan Yahya bin Bukair, dari Laith, dari Uqail, dan Ibn Syihab, dari Urwah, dari Aisyah istri Nabi saw sesungguhnya setiap kali ada 21
. Muhammad, Mukjizat Kedokteran Nabi, h.143. 22 Al-Bukhori, Sohih al-Bukhori , “kita>b al-At}’immah -bab al-Talbiinah” hadits ke :5417 (Beirut : Da>r al-Fikr, 1994), h.252
22
peristiwa kematian dimana biasanya para wanita berkumpul melayat lalu mereka semua pulang kecuali keluarganya yang masih dilanda kesedihan maka pada saat itu ‘Aisyah memerintahkan untuk menyediakan periuk berisikan talbinah kemudian berkata makanlah ini sesungguhnya Rasulullah pernah bersabda talbinah (gandum) dapat menghibur orang yang menderita sakit dan dapat menghilanngkan sebagai kesedihan.23
Peristiwa lain mengenai khasiat zaitun yang dijelaskan dalam kitab Shohi>h al-Jami’ dari Ibn Majah bahwa sahabat mendengar dari Nabi bersabda “Makanlah minyak zaitun dan berminyaklah dengannya karena sesungguhnya ia termasuk pohon yang berkah”. Dan hal ini dikuatkan dari hadis sahabat yang bernama Ibn Umar berkata “Tetaplah memakai minyak zaitun dan berminyaklah dengannya karena sesungguhnya ia membawa berkah”. 24 Menurut ilmu kedokteran mutakhir minyak zaitun mengandung bahan-bahan minyak (lemak), karbohidrat, protein, kalsium, fosfat, zat besi, dan vitamin. Kemudian dapat menyembuhkan mengerasnya urat-urat, kanker payudara, jantung, rambut rontok serta menghaluskan kulit.25 Penulis juga menemukan khasiat madu yang berasal dari Sahabat yang bernama Abu Sa’id al-Khudri beliau menjelaskan Nabi saw pernah didatangi oleh seorang laki-laki dan mengadu bahwa saudara laki-lakinya sakit perut Rasulullah saw bersabda “Berilah madu” kemudian laki-laki itu kembali ke saudaranya dan memberikan madu. Setelah itu dia datang lagi ke Rasulullah dan mengatakan bahwa saudaranya bertambah sakit kejadian itu sampai berulang empat kali, dan Nabi 23
Ahmad Sunarto, Tarjamah Shahih Bukhari (Semarang: Asy-Syifa’, 1993), h. 301 Hasan Raqith, Hidup Sehat Cara Islam Seluk Beluk Kesehatan dan Penjagaannya (Bandung: Jembar, 2007), h. 74. 25 Raqith, Hidup Sehat Cara Islam Seluk Beluk Kesehatan dan Penjagaannya, h. 75. 24
23
bersabda “Allah benar dan perut saudaramu yang dusta berilah lagi dia madu”,kemudian laki-laki itu memberi madu kepada saudaranya dan saudaranya sembuh.”Kesembuhan orang tersebut disebabkan oleh madu yang di dalamnya terkandung bahan-bahan suci dan dapat membunuh kuman juga dapat menghambat pertumbuhannya.26 Inilah beberapa kisah-kisah pengobatan Nabi kepada sahabat dan masih banyak lagi beberapa yang tidak di cantumkan dalam penelitian ini. Yang nantinya akan ditambahkan dalam penelitian selanjutnya. C. Tokoh-Tokoh Muslim Dalam Kedokeran Islam Alasan pengambilan tokoh al-Ra>zi, Ibn Sina, dan Ibn Nafis ini ialah karena ketiga tokoh ini mempengaruhi pemikiran Islam dalam dunia kedokteran, walaupun tiga tokoh ini bukan yang mempelopori kedokteran Islam akan tetapi ketiga tokoh ini mempunyai kitab yang menjadi rujukan dalam dunia kedokteran. 1. Al-Ra>zi Nama aslinya ialah Abu Bakar Ibn Zakaria al-Ra>zi seorang Persia yang lahir di kota Rayy pada 1 sya’ban 251 H dan meninggal pada tahun 320 H, ia dikenal dengan tukang intan dan suka pada music. Beliau mempelajari ilmu kimia dan juga belajar tentang kedokteran kepada filosof yang bernama Ali Ibn Robban al-T{abari sehingga al-Ra>zi dikenal sebagai dokter. 27
26
Raqith, Hidup Sehat Cara Islam Seluk Beluk Kesehatan dan Penjagaannya, h. 112. Abu Bakar Muhammad bin Zakariya al-Ra>zi, al-H{a>wi> fi al-T{ib (Beirut: Darl Kitab Ilmiyah, 2000), h. a. 27
24
Al-Ra>zi mempunyai kitab kedokteran yang bernama al-T{ib al-Mansur yang diserahkan kepada gubernur dimasa khalifah Muhtafi tahun 289 H dan diserahkan di rumah sakit Baghdad. Dan salah satu murid yang menjadi dokter ialah Abu Bakar Ibn Qarrin. Al-Ra>zi senantiasa belajar sehingga menyebabkan dia buta hingga dia meninggal pada tanggal 313 H28 atau 320 H.29 Pada awalnya al-Ra>zi menulis kitab kedokteran ialah kitab al-Hawi yang terdiri dari 100 jilid yang berisikan tentang metode kedokteran di berbagai Negara seperti Suria, Mesir, Yunani, Arab, Irak dan Hindu dan digunakan Roy Charles sedangkan kitab-kitab yang lain diantaranya Mukhtashar fi al-Laban (Ringkasan tentang susu), Judari Wa al-Hisbah (Cacar dan campak), Man La’ Yahdlurhu athThabib (Orang yang tidak didatangi tabib), dan Tasrih al-Mansuri.30 Al-Ra>zi hidup sebagai seorang tabib dan memimpin rumah sakit di Rayy. Ia menjadi kepala rumah sakit di Baghdad pada masa khalifah al-Muqtafi. Dalam ilmu kedokteran ia dikenal sebagai Abu T{i>b (Bapak kedokteran) ia ahli dalam al-Kayy modern pada masanya diantaranya ahli bedah, dan dokter anak karenanya ia membuat risalah T{ib al-Athfal.31 Al-Ra>zi juga dikenal sebagai klinikus terbesar sepanjang masa hal ini bisa dilihat dari kitabnya al-Hawi yang menjelaskan tentang kasus-kasus pengobatan yang diagnosanya. Buku tersebut berpengaruh luas hingga abad 20, bahkan dicetak 28
Mustofa, Filsafat Islam (Jakarta: Pustaka Setia, 1997), h. 116. Yamani, kedokteran Islam Sejarah dan Perkembangannya, h. 58. 30 Yamani, kedokteran Islam Sejarah dan Perkembangannya, h. 61. 31 Yamani, Kedokteran Islam Sejarah dan Perkembangannya, h. 61. 29
25
ulang 40 kali dari tahun 1498 sampai 1866. Kitab ini berpengaruh hingga di seluruh bangsa bagian barat.32 Dalam bidang kedokteran al-Ra>zi adalah seseorang yang menekuni bidang praktek namun tidak meninggalkan teori, al-Ra>zi menasihati mahasiswa-mahasiswa kedokteran agar mulai dengan mempelajari prinsip-prinsip umum. Ia menyarankan agar mahasiswa diuji dengan pengetahuan teori kedokteran dan kemampuan bernalar dengan benar. Ia juga menekankan perlunya pemeriksaan yang cermat dan tuntas tentang gejala-gejala yang relevan dari suatu penyakit. 33 Dalam kehidupan islamnya al-Ra>zi membantah wahyu yang datangnya dari Allah dalam mengkritisi al-Qur’an. Terdapat 3 alasan al-Ra>zi menolak hal tersebut pertama, bahwa akal sudah memadai untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk. Kedua, tidak ada keistimewaan bagi beberapa orang untuk membimbing semua orang karena setiap orang lahir dengan kecerdasan yang sama hanya berbeda pegalaman. Ketiga, para Nabi saling bertentangan apabila mereka berbicara atas nama tuhan mengapa implementasinya bertentangan. 34 2. Ibn Sina Nama lengkapnya Abu Ali al-Husein Ibn Abdullah Ibn al-Hasan Ibn Ali Ibn Sina di lahirkan di desa Afsyanah di dekat Bukhara Persia Utara tahun 370 H. 35
32
Roger Garaudi, Janji-janji Islam. Penerjemah H.M.Rasyidi (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), h. 101. 33 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Pendidikan Kedoteran (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2004), h. 253. 34 Mustofa, Filsafat Islam, h.124. 35 Ibn Sina, al-Qanu
26
Beliau mempunyai ingatan yang sangat kuat dan kecerdasan yang luar biasa sehingga usia 10 tahun mampu menghapal al-Qur’an. Pada usia 16 tahun beliau sudah menguasai ilmu pengetahuan seperti sastra arab, fiqhi, dan menghitung ilmu ukur, dan filsafat.36 Adapun karya-karya dalam dunia kedokteran seperti Al-syifa’,latinnya Sanatio (penyembuhan), yang terdiri dari 18 jilid, an-Najah (ringkasan al-syifa’) dan al-Qanun Fit al-T{ib yang digunakan di berbagai Universitas Eropa sampai pada abad ke-18.37 Ibn Sina memperdalam ilmu pengetahuannya dengan mempelajari filsafat Plato, Aristoteles, Neoplatonis. Sedangkan dalam dunia kedokteran Ibn Sina mempelajari ilmu kedokteran pada seorang tabib yang bernama Bukhara. Pada usia 17 tahun Ibn Sina telah menjadi dokter menengah dan menjadi dokter kerajaan kemudian mengobati Sultan Nuh dari Dinasti Saman. 38 Di usia 18 tahun, reputasinya mencuat dalam bidang fisika dan diundang untuk menghadiri jamuan Ibn Mansur pemimpin Samawi. Sedangkan pada usia 21 tahun ia menyusun buku pertamanya, lalu ia mengabdikan dirinya pada Ali bin Ma’mun pemimpin Khifa. Dalam waktu yang singkat Ibn Sina belajar manthiq dan
36
Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999), h. 66. Nasution, Filsafat Islam, h. 68. 38 Yamani, Kedokteran Islam, h. 67. 37
27
astronomi lalu menulis bagian pertama karya terbesarnya yaitu al-Qanun fi al-T{ib (Canon and Medicine).39 Adapun salah satu guru Ibn Sina dalam bidang kedokteran adalah Abu Sahal Isa bin Yahya al-Masihi al-Jurjani,sedangkan muridnya yang terkenal adalah Abu Abdillah Muhammad bin Yusuf Syafuddin al-Ilaq yang mewarisi ilmu Ibn Sina.40 Berdasarkan sejarah Ibn Sina mempelajari ilmu kedokteran dari Isa bin Yahya, akan tetapi Ibnu tidak merasa puas dengan ilmu yang didapat dengan gurunya. Kemudian ia melakukan praktek kepada orang-orang yang sakit. Sedangkan dalam bidang medicine Ibn Sina menemukan beberapa obat dari bahan dasar nabati yang disebut Zanthoxyllum budrunga, tumbuhan ini dapat mencegah penyakit tertentu seperti selaput radang otak. 41 Ibn Sina juga orang yang pertama kali menemukan peredaran darah manusia dimana enam ratus tahun kemudian disempurnakan oleh William Harvey. Dia pulalah yang pertama kali mengatakan bahwa bayi selama masih dalam kandungan mengambil makannya lewat tali pusarnya. Dan di jugalah yang mula-mula mempraktekan
pembedahan
penyakit-penyakit
bengkak
yang
ganas
dan
menjahitnya. Dia juga terkenal sebagai dokter ahli jiwa dengan cara-cara modern yang kini disebut psikoterapi.42
39
Muhsin Labib, Para Filosof Sebelum dan Sesudah Mulla> Shadra> (Jakarta: Al-Huda, 2005), h. 121. 40 Labib, Para Filosof Sebelum dan Sesudah Mulla> Shadra,> h. 122. 41 Ahmad Hanafi, Pengantar Filsafat Islam (Jakarta : Bulan Bintang, 1996), h. 115. 42 Imam Munawir, Mengenal Pribadi 30 Pendekar dan Pemikir Islam dari masa ke masa (Surabaya : PT. Bina Ilmu,1985), h. 332 – 333.
28
Selain sebagai satu-satunya filosof besar islam yang telah berhasil membangun system filsafat yang lengkap dan terperinci juga dikenal sebagai dokter bertarap dunia. Ibn Sina memposisikan sebagai tokoh yang berhasil mencapai puncak literature kedokteran tertinggi. Perbandingannya dengan al-Razi, Ibn Sina adalah merupakan contoh terbesar seorang dokter filosof. Orang-orang latin merasa kebingungan memahami al-Qanunnya Ibn Sina yang bersifat teoritis akademis tidak syak lagi pasti merasa berterimakasih kepada ringkasan atas karya al-Razi yang menguntungkan. Kenyataan ini menunjukkan adanya upaya saling mengisi di antara para ahli kedokteran dalam islam.43 3. Ibn Nafis Islam juga memiliki Ibn Nafis seorang dokter ahli penyakit dalam khususnya bidang spesialis jantung. Nama lengkap beliau adalah Ibnu Nafis Ali ibnu Abi Hazm ad-Damsyiqi, ia bermukim di al-Qahirah (kairo), beliau wafat pada tahun 687 H. Ia merupakan orang pertama yang secara akurat mendeskripsikan peredaran darah dalam tubuh manusia.beliau dijuluki sebagai bapak fisiologi sirkulasi. 44 Menurut Muhyo al-Deen al-Tawi beliau adalah yang berhasil menguak kiprah Ibn Nafis lewat rislahnya yang berjudul Commentary On The Anatomy of Canon of Avicenna. Menurut beliau kontribusi Ibn Nafis dalam dunia kedokteran tak hanya di bidang fisiologi ia juga dikenal sebagai dokter yang menyokong kedokteran
43 44
Nata, Perspektif Islam Tentang Pendidikan Kedokteran, h. 252-254. Yamani, Kedokteran Islam Sejarah dan Perkembanngannya, h. 73.
29
eksperimental, postmortem otopsi, serta bedah manusia. Sejarah juga mencatat Ibn Nafis sebagai dokter pertama yang menjelaskan konsep metabolisme. 45 Dalam pemikiran ilmu kedokterannya yang khusus dalam bidang jantung, Ibn Nafis berkata: “Saya katakan bahwa salah satu fungsi jantung adalah menciptakan pneuma yaitu zat yang hanya
mungkin dihasilkan dalam darah ringan yang
bercampur dengan udara dan pencampuran itu mestilah terjadi di tempat terbentuknya pneuma yaitu di bilik kiri jantung.46 Bagi Ibn Nafis manusia adalah seperti binatang berparu-paru harusnya mempunyai kamar yang lain dalam jantungnya di mana darah cukup cair untuk bisa bercampur dengan udara darahnya kental bila bercampur dengan udara tidak akan cukup seragam dan ini jantung bilik kanan. Apabila mencair darah ini tentunya melalui tempat terbentuknya pneuma. Ibn Nafis berbeda pandangan Ibn Sina khususnya dalam bidang jantung menurut Ibn Sina jantung di beri makan oleh darah di bilik kanan. Sedangkan Ibn Nafis mengkritik pendapat ini dan mengatakan bahwa jantung diberi makan oleh pembuluh-pembuluh yang terdapat di dindingnya sendiri. 47 Adapun karya-karya Ibn Nafis adalah Maua-zul-Qanu>n, Kita>b Syarh-uTasyri>hi Qanun-ibn Si>na> dan Al-Kita>b-ul-Sa>mil fit al-T{i>b. D. Hikmah Pengobatan Nabi 45
Ristu, “Anatomi dan Fisiologi dalam Kedokteran Islam ,” artikel diakses pada 15 maret 2011 dari http://ristu-hasriandi.blogspot.com/2009/08/anatomi-dan-fisiologi-dalam-kedokteran.html 46 Nata, Perspektif Islam Tentang Pendidikan Kedokteran, h. 255. 47 Nata, Perspektif Islam Tentang Pendidikan Kedokteran, h. 256.
30
Salah satu bukti hikmah pengobatan Nabi ialah munculnya beberapa dokterdokter muslim di dunia Islam di mulai dari Abu Yu>suf Ya’kub Ibn Ishaq Ibn Sab>a Ibn Imran Ibn Ismail al-Ash’ats Ibn Qais al-Kindi (185-252 H), Hunain Ibn Ishaq al‘Ubadi (194-265 H), Tabib Ibn Qurrah (221-288 H), Ali Ibn Suhal at-Thabari, Yuhanna Ibn Masawaih (hidup pertengahan abad ke-3 H), Jabir Ibn Hayyan (hidup pada zaman khalifah Harun al-Rasyid), Ishaq Yuda (241-344 H), Ibn Al-Jaza>r (285365 H), Ahmad Ibn Muhammad al-Thabari (320-366 H), Abu Bakar al-Razi (251320 H), Abul Qasim Zahrawi (324-404 H), Abu Hazam as-Syahrani, Ali Abbas alMaju>si (lahir pada abad ke-4 H), Abu Ali Husain Ibn Abdillah Ibn Sina (371-429 H), Abu al-Qasim Ibn Ali al-Maushili (w. 401 H), Ali Ibn Ridwan (w. 453 H), Ibn Butlan (w. 450 H), Ibn Zuhri (436-525 H), Abu ‘Umaran Ibn Maimun al-Qurthubi (529-601 H). Disamping munculnya para dokter Muslim, hikmah pengobatan Nabi dapat dilihat dari hasil penelitian beberapa dokter tentang manfaat buah-buahan dan tumbuh-tumbuhan yang awalnya digunakan hanya untuk dimakan, akan tetapi dengan adanya pengobatan Nabi maka segala rahasia mengenai khasiat yang dikandung dalam buah-buhan dan tumbuh tumbuhan semua terungkap. Sebagai
contoh
kismis
dapat
menguatkan daya
ingat
dan
dapat
menyembuhkan orang yang menderita keiembaban serta lender berlebihan. Sedangkan delima dapat menyembuhkan perut yang berlebihan panasnya serta meredakan gejala penyakit kuning. Adapun jahe dapat membangkitkan gairah
31
seksual dan meningkatkan produksi sperma. Dan Jambu biji dapat menghentikan muntah dan menghentikan pendarahan. 48 Bahkan hal ini menimbulan beberapa obat alternative yang disebut dengan pengobatan herbal. Berdasarkan penulusuran penulis metode ini digunakan oleh Dr. Farooqi dalam bukunya berjudul Terapi Herbal Cara Islam. Dalam karyanya menjelaskan macam-macam penyembuhan penyakit melalui tumbuh-tumbuhan yang berlandaskan al-Qur’an dan al-Hadis. Dampak yang lain ialah dengan adanya metode pengobatan Nabi maka Islam menjadi komprehensif dan tidak ketinggalan dalam dunia kedokteran. Karena Islam membutuhkan mu’min yang kuat baik secara fisik maupun rohani sesuai dengan pendapat Ibn Qayyim al-Jauziyah yang menjelaskan tentang penyakit terbagi dalam tiga macam yaitu menggunakan obat alami, ilahi dan kedua-duanya. Sehingga pada generasi pertama kaum muslim memusatkan perhatian mereka kepada penyakitpenyakit jiwa.49 Hikmah lain dari pengobatan Nabi ialah terbentuknya rumah sakit yang tersebar
di
beberapa
wilayah
dunia
Islam.
Ziaduddin
Ahmad
misalnya
menginformasikan tentang sejumlah rumah sakit yang terkenal seperti di Baghdad, Damaskus, Rayy, Isphahan, Merv, Samarkand, Shiraz, Kairo, Yerusalem, Alexandria, Qairowan, Fez, Cordova, Valencia, dan Toledo. Bahkan ada rumah sakit 48
al-Jauziyah, Metode Pengobatan Nabi Cara Nabi Mengobati Berbagai Macam Penyakit, h. 389, 392,393, dan 395. 49 Muhammad Ibrahim, Berobat dengan Ayat-Ayat al-Qur’an (Bandung : Trigenda Karya, 1995), h. 16.
32
yang eksklusif yang tugasnya menangani penyakit yang tidak dapat disembuhkan di Rumah Sakit umum yaitu Rumah Sakit Adudi (977 M). 50 T{i>b al-Nabawi juga berpengaruh terhadap integrasi al-Qur'an dan ilmu pengetahuan. Misalnya Departemen kedokteran gigi Institut Kef, F.Romanoff dan teman-temannya menyatakan bahwa cairan lebah itu dengan kadar 2-4%, dapat digunakan untuk praktek sehari-hari pada kedokteran gigi. Hal ini berfungsi sebagai pengganti vitamin B yang dapat mengobati sariawan. 51 Inilah beberapa hikmah yang bisa dilihat dari munculnya pengobatan Nabi sehingga Islam menjadi agama yang mampu mengaktualisasikan praktek-prakteknya sesuai dengan al-Qur'an dan Sunnah. Penulis juga merasa penting untuk membahas hal ini dikarenakan T{ib alNabawi bukan berasal dari karangan-karangan tokoh-tokoh Muslim akan tetapi sumber yang digunakan adalah al-Qur'an dan Hadis. Hanya saja tokoh-tokoh muslim seperti Ibn Sina, al-Kindi, dan Ibn Nafis mampu mengeksplornya menjadi sebuah karya tulis dan digunakan sebagai metode pengobatan. Sehingga muncullah beberapa karya seperti T{i>b al-Nabawi karya Ibn Qoyim, al-Qonu>n fi al-T{i>b karya Ibn Sina yang digunakan dalam berbagai Universitas Kedokteran salah satunya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
50
Nata, Perspektif Islam Tentang Pendidikan Kedokteran, h. 257. Kepustakaan RI, Ensiklopedia Mu'jizat al-Qur'an dan Hadits jilid V. Penerjemah Syarif Hade Masyah (Bekasi: Sapta Sentosa, 2008), h. 181. 51
33
34
BAB III
PENELUSURAN HADITS PENGOBATAN NABI SAW A. Teks Hadis dan Terjemahnya Tentang Kurma
ﺗﻜﻦ 1
ﺗ
Artinya : Hadis dari riwayat Abdul ar-Razaq, dan Ja’far bin Sulaiman, dari Tha>bit dan Anas bin Ma>lik Sesungguhnya Nabi Saw sarapan pagi dengan kurma, sebelum beliau shalat, jika tidak dengan kurma matang maka beliau makan dengan kurma mentah, dan jika tidak dengan buah kurma mentah, maka Nabi saw sarapan dengan air kurma.
1. Takhrij Hadis Dalam melakukan takhri>j hadis penulis menemukan hadis tentang kurma di berbagai kitab takhrij diantaranya al-Mu’jam al-Mufahras karya Wensinck, kedua Mausu>’at At}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi> karya Abu Hajar Muhammad Sa’id bin Bashu>ni Zaghlu>l, dan ketiga Mifta>hu Kunu>z al-sunnah karya Muhammad Fuad Abdul Baqi , dan kempat Musnad Ahmad bin Hanbal. Penjabarannya sebagai berikut. Pertama, dalam kitab al-Mu’jam al-Mufahras penulis menelusuri
,
, ﺣﺴﺎ, ﻓﻄﺮ. Berikut ini adalah data-data yang ditemukan penulis : 2
1
.
Hanbal, Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, Juz III, h.164 Wensinck, al-Mu’ja>m al-Mufahras Li al-Faz al-Hadi>th al-Nabawi (Leiden : E.j Brill, 1969), Juz 2, h. 270. 2
35
3
. 4
: ﺣﺴﺎ.
5
:ﻓﻄﺮ
.ث
Hasil penelusuran dalam Kitab al-Mu’jam al-Mufah}ras li> al-Faz al-Hadith ﻓﻄﺮ ﺣﺴﺎ 164 ،3 : ﺣﻢ
10
164 ،3 : ﺣﻢ
10
21 164 ،3 : ﺣﻢ
21 10
Adapun keterangan diatas dapat dilihat bahwa hadis yang ditelusuri penulis terdapat dalam kitab Sunan Abu Da>ud dalam kitab S{oum bab 21, Sunan al-Turmuzi dalam kitab S{oum bab 10, dan Musnad Ahmad bin Hanbal Juz III halaman 164. Kedua, dalam kitab Mausu>’at At}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi> penulis menelusuri dan menemukan keterangan sebagai berikut : Mausu>’at At}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi> 6
ﺎﻛﻢ
3
432 :1
Wensinck, al-Mu’ja>m al-Mufahras Li al-Faz al-Hadi>th al-Nabawi, Juz 1, h. 281. Wensinck, al-Mu’ja>m al-Mufahras Li al-Faz al-Hadi>th al-Nabawi, Juz 1, h. 469. 5 Wensinck, al-Mu’ja>m al-Mufahras Li al-Faz al-Hadi>th al-Nabawi, Juz 5, h. 173. 6 Abu Hajar Muhammad Said bin Bashuni Zaglu>l, Mausu>’atu al-At}ra>f Fi> al-Hadi>thi alNabawi, juz 11, (Beirut : Da>r al-Fikr, 1989), h. 367. 4
36
Adapun keterangan yang didapat penulis dalam kitab Mausu>’at At}ra>f alHadi>th al-Nabawi, hanya satu sumber hadis yaitu dalam kitab Mustadrak al-Ha>kim juz 1 hadis ke 432. Ketiga, dalam kitab Musnad Ahmad bin Hanbal, dalam hal ini penulis menelusuri melalui sahabat Anas bin Ma>lik, adapun keterangan yang didapat adalah sebagai berikut. Musnad Ahmad bin Hanbal (164
3
Keterangan yang didapat dalam kitab Musnad Ahmad bin Hanbal hanya satu yaitu hadis yang berasal dari Anas bin Ma>lik, yang terletak pada juz 3 halaman 164. Demikianlah penelusuran yang didapat penulis dari empat metode yang digunakan dalam melakukan takhri>j hadits, akan tetapi penulis tidak menemukan pada kitab Miftah Kunu>zuz al-Sunnah. Dari keterangan yang didapat di atas penulis menemukan hadis sebanyak 5 Hadis. Berikut ini adalah hadis-hadisnya. a) Hadis-Hadis Dari Keterangan al-Mu’ja>m al-Mufahras Li al-Faz al-Hadi>th alNabawi.
"( ) ﻣﺎﻳﻔﻄﺮ ﻋﻠﻴﻪ21
37
.2356
7
10 ﺣﺪﺛﻨﺎ
.696
8
"(164 ﺛﺎﺑﺖ ﻳﺼﻠﻲ
ﺛﻨﺎ ﺟﻌﻔﺮ ﺑﻦ ﻗﺒﻞ
ﻋﻠﻴﻪ ﺳﻠﻢ ﻳﻔﻄﺮ ﻋﻠﻰ 9
ﻣﻦ
3 ﺛﻨﺎ ﻋﺒﺪ
ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻋﺒﺪ-12698
ﺻﻠﻰ ﺣﺴﺎ
:
ﺑﻦ ﻣﺎﻟﻚ
ﺗﻜﻦ
ﻋﻦ ﺗﻜﻦ
b) Hadis-hadis dari Keterangan kitab Mausu>’at At}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi>.
7
Abi Daud Sulaiman bin al-‘Ash’ab al-Sajasta>ni al-Azdi>, Sunan Abi> Da>ud, Juz 2, (Beirut : Da>r al-Fikr, 1994), h.294. Artinya : Ahmad bin Hanbal mengatakan Abdul Razak kepada Ja’far Bin Sulaiman mengatakan kepada kami mengatakan kepada kami dari Tha>bit al- Buna>ni dia telah mendengar Anas bin Malik berkata bahwasanya Nabi saw berbuka puasa sebelum melaksanakan solat dengan beberapa rutob, apabila tidak ada maka baginda saw berbuka dengan tamr, apabila tidak ada maka baginda saw berbuka dengan minum beberapa teguk air saja. 8 Abi> I<sa> Muhammad bin I<sa bin Surah bin Mu>sa> al-D{ahak al-Sula>mi al-Tirmi>zi, Sunan alTirmizi, juz 3, (Beirut : Da>r al-Fikr, 1994), h.162. Artinya : Muhammad bin Ra>fi’ mengatakan kepada Abdu al-Razaq kepada Ja’far bin Sulaiman dari Tha>bit al-Bunani dari Anas bin Ma>lik bahwasanya Nabi Saw berbuka puasa sebelum shalat dengan Rut}a>b, apabila tidak mendapatkan rut}ob, maka beliau menggunakan kurma, apabila tidak dapat maka beliau menggunakan airnya saja. 9 Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilaf bin As’ad al-Marwazi, Musnad Ahmad bin Hanbal, juz 3, h.164.
38
"432 : ﺣﺪﻳﺚ1 ﺛﻨﺎ ﻋﻠﻴﻪ
ﺛﻨﺎ ﻋﺒﺪ ﺻﻠﻰ
ﺣﺴﺎ
ﺑﻦ ﺣﻨﺒﻞ :
ﺗﻜﻦ
ﺑﻦ
ﺛﻨﺎ ﻋﺒﺪ
ﺑﻦ ﻣﺎﻟﻚ ﻓﻌﻠﻰ
ﺗﻜﻦ
ﺑﻦ ﺟﻌﻔﺮ :
ﺛﺎﺑﺖ
ﻳﺼﻠﻲ
ﻗﺒﻞ
432 ﺟﻌﻔﺮ ﺑﻦ ﺳﻠﻢ ﻳﻔﻄﺮ ﻋﻠﻰ 10
ﻣﻦ
c) Hadis Keterangan Sahabat dari Kitab Musnad Ahmad bin Hanbal
"(164 ﺛﺎﺑﺖ ﻳﺼﻠﻲ
ﺛﻨﺎ ﺟﻌﻔﺮ ﺑﻦ ﻗﺒﻞ
ﻋﻠﻴﻪ ﺳﻠﻢ ﻳﻔﻄﺮ ﻋﻠﻰ 11
ﻣﻦ
ﻞ
3 ﺛﻨﺎ ﻋﺒﺪ
ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻋﺒﺪ-12698
ﺻﻠﻰ ﺣﺴﺎ
: ﺗﻜﻦ
ﺑﻦ ﻣﺎﻟﻚ
ﻋﻦ ﺗﻜﻦ
2. Identifikasi Sanad Pada bagian ini penulis akan melakukan penelitian yang ditinjau dari segi sanadnya, setelah melakukan penelusuran pada bagian hadisnya maka penulis menemukan beberapa sanad yang perlu ditinjau sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya hadis tersebut, khususnya hadis mengenai kedokteran Nabi. Adapun riwayat yang ditemukan penulis terdapat dalam table berikut ini.
10
Muhammad bin Abdullah Abu Abdullah al-H{a>kim al-Naisabu>ri, al-Mustadrak ‘ala> als}ohi>haini, juz 1, (Beirut : Da>r al-kutub al-‘ilmiy>ah, 1990), h. 367. 11 Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, juz 3, h.164.
39
ﻞ
ﻞ
Dilihat dari table diatas, menunjukkan bahwa terdapat satu jalur periwayatan yang sama, mulai dari Abd al-Razaq hingga Anas bin Ma>lik. Dalam hal ini penulis akan melakukan penelitian yang diambil dari kitab Tahdhi>b al-Kama>l fi> Asma> alRijal karya Jamaluddi>n Abi> al-Hajja>j Yusuf al-Mizzi, Kitab al-Tahdhi>b al-Tahdi>b karya Shihab al-Di>n Ahmad bin Ani. Adapun penjelasannya sebagai berikut. a) Jalur Periwayatan Hadis dari Abi Da>wud Periwayat pertama, Abu Da>wud yang mempunyai nama asli Sulaiman bin alAsh’ath bin Shadda>d bin ‘Amru bin Amir. Beliau lahir pada tahun 202 H dan meninggal pada tahun 275 H pada bulan Shawal berasal dari Abu Ubaid Al-Ajuri. Adapun guru-gurunya yaitu Ahmad bin Muhammad bin Hanbal Ibrahim bin Muhammad al-Taymi, Daud bin Rushi>d, dan Said bin Mans}ur. Sedangkan muridmuridnya yaitu al-Tirmidhi, Muslim bin Ibrahim, Abdullah bin Muhammad bin
40
Ya’ku>b, Ahmad bin Muhammad bin Da>ud bin Salim dan Ismail bin Muhammad alS{afar al-Baghdadi.12
13
14
Periwayat kedua, Ahmad bin Hanbal yang mempunyai nama asli Ahmad bin Muhammad bin Hanbal atau Abu Abdillah al-Marwazi al-Baghdadi, beliau lahir pada tahun 164 H pada bulan Rabiul Awal dan meninggal pada tahun 241 H pada bulan Rabiul Awal. Adapun guru-gurunya Abdu al-Razaq, Ismail bin ‘Ulayyah, Yazid bin Harun. Sedangkan murid-muridnya Bukho>ri, Muslim, Abi Da>wud, dan Abdullah bin Ahmad bin Hanbal.15
16
12
ﻞ
17
Jamaluddi>n Abi> al-Hajja>j Yusuf al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 8, (Beirut : Da>r al-Fikr, 1994), h. 6-10. 13 Shihab al-Din Ahmad bin Ali bin Hajar al-‘Asqala>ni, Tahdhi>b al-Tahdhi>b , Juz 4,(Beirut : Da>r al-Fikr, 1995), h. 149. 14 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 8, h. 10-14. 15 al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 1, h. 226-253. 16 al-‘Asqala>ni, Tahdhi>b al-Tahdhi>b, Juz 1 , h. 79. 17 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 1, h. 237- 240.
41
Periwayat ketiga Abdul al-Razaq yang mempunyai nama asli Abdul alRazzaq bin Hamma>m bin Na>fi’ al-Himriyyun atau Abu Bakar al-S{on’ani. Beliau lahir menurut Ahmad bin Hanbal dan Ya’ku>b bin shaibah 126 H, kemudian Muhammad bin Sa’d dan Bukhori menyatakan Abdul al-Razaq meninggal pada tahun 211H. adapun guru-gurunya Sufyan bin ‘uyainah, Ja’far bin Sulaiman, Mu’ammar bin Ra>shid dan Abdul Malik bin Abdul ‘Azi>z bin Juraij. Sedangkan murid-muridnya Ahmad bin Hanbal, Muhammad bin Ra>fi’, Yahya bin Musa dan Salmah bin Shabi>b al-Naisabu>ri.18
19
20
ﺛﺒﺖ ﺣﺪﻳﺜﻪ ﺖ
18
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 11, h. 447-454. al-‘Asqala>ni, Tahdhi>b al-Tahdhi>b, Juz 6, h. 278-281. 20 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 11, h. 447-454. 19
42
Periwayat keempat, Ja’far bin Sulaiman yang mempunyai nama asli Ja’far bin Sulaiman al-D{uba>’i atau Abu Sulaiman al-Bas}ri Maula Bani Harish. Beliau meninggal pada tahun 178 H. Adapun guru-gurunya yaitu Tha>bit al-Buna>ni, Haushab bin Muslim al-Tsaqafi, Malik bin Dinar dan Hisham bin Hasan. Sedangkan murid-murid nya yaitu Abd al-Razaq bin Hama>m, Muhammad bin Musa alHarashiy, dan Abdurahman bin Mahdi.21
22
23
ﻻ: ﺑﻦ ﺣﻨﺒﻞ ﻋﻦ .
ﻋﻦ
ﺑﻦ :
، ﺧﻴﺜﻤﺔ :
، ﺑﻪ ﺿﻌﻒ، ﺛﻘﺔ
ﺑﻦ
ﻃﺎﻟﺐ
ﺑﻜﺮ ﺑﻦ . ﺛﻘﺔ: ﻣﻌﲔ
، ﺑﻪ ﺑﻦ
: ﺑﻦ ﺳﻌﺪ ﻳﺘﺸﻴﻊ
Periwayat kelima, Tha>bit al-Buna>ni yang mempunyai nama asli Tha>bit bin Aslam al-Buna>ni atau Abu Muhammad al-Bas}ri. Berdasarkan riwayat Malik bin Dina>r mengatakan Tha>bit meninggal 123 H. Adapun guru-gurunya yaitu Anas bin Ma>lik, Ishaq bin Abdullah, Umar bin Abi Salamah, Maula al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Sedangkan murid-muridnya Ja’far bin Sulaiman, Hammad bin Salamah, Sulaiman bin al-Mughirah, Khilas bin Yahya.24
21
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 3, h. 400-404. al-‘Asqala>ni, Tahdhi>b al-Tahdhi>b, Juz 2, h. 81-83. 23 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 3, h. 400. 24 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 3, h. 223-228. 22
43
25
26
ﺛﻘﺔ
Periwayat keenam, yaitu Anas bin Malik yang mempunyai nama asli Anas bin Malik bin Al-Nad}ri bin D{amdam bin Zaid bin Hara>m bin Jundab bin Amir bin Ghanam bin ‘Adiyin bin Najari al-Ans}ar Al-Najari atau Abu Hamzah al-Madani. Beliau menigggal pada tahun 92 atau 91 H berdasarkan riwayat dari Ahmad bin Hanbal. Dan yang lain mengatakan 93 H dari riwayat Abu Nu’aim.Adapun gurugurunya Nabi Saw, Zaid bin Tsabit, Abdurahman bin Auf, Abi Huraiah, Uthman bin Affan. Sedangkan murid-muridnya Tha>bit al-Buna>ni, Anas bin Sirrin, Khalid bin AlFizar, dan Sa’d bin Sinan.27
28
25
29
al-‘Asqala>ni, Tahdhi>b al-Tahdhi>b, Juz 2, h. 3-4. Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 3, h. 223-228. 27 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 2, h.330-345. 28 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 1, h. 330. 29 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 2, h. 335-345. 26
44
b)
Jalur Periwayatan Dari al-Turmu>dhi Periwayat pertama, al-Turmu>dhi yang mempunyai nama asli Muhammad bin
Isa bin Surah bin Musa bin al-D{ahak. Dan dikatakan oleh Muhammad bin Isa bin Yazid Bin Surah bin al-Sakan al-Sulami namanya Abu Isa al-Tirmidhi al-D{ari>ru alHafidh. Beliau meninggal pada tahun 279 H pada bulan rajab yang berasal dari riwayat Abu al-Abas Ja’far bin Muhammad bin al-Mu’taz. Adapun murid-muridnya Abu Bakar Ahmad bin Ismail bin Amir al-Samarqandi, Muhammad bin Maki bin Nuh al-Nasafi, dan Hamad bin Shakir al-Waraq dan Mahmud bin Anbar al-Nasafi.30
31
32
Periwayat kedua, Muhammad bin Rafi’ yang mempunyai nama asli Muhammad bin Rafi bin Abi Zaid dan mempunyai nama lain Sa>burah al-Qushairi. Menurut Ibn Hibban dalam kitab tsiqat meninggal pada tahun 245 H. Adapun gurugurunya Ibrahim bin Umar al-S{an’ani, Abdu al-Razaq bin Hamam, Yahya bin Yahya
30
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 17, h. 133-135. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 9, h. 344-345. 32 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 17, h. 133-135. 31
45
al-Naisaburi, dan Husein bin Ali al-Ju’fi. Sedangkan murid-muridnya yaitu Ibrahim Abi T{ali, Ahmad bin Salamah, dan Muhammad bin Yahya al-Dhuhli.33
34
35
Periwayatan ketiga yaitu Abdu al-Razaq, penulis telah membahasnya pada riwayat Abi Da>wud pada halaman 41. Periwayatan keempat yaitu Ja’far bin Sulaiman, yang telah dibahas penulis pada halaman 42. Periwayatan kelima yaitu Tha>bit al-Buna>ni juga telah dibahas penulis pada halaman 42-43 . Dan periwayatan terakhir dari Anas bin Ma>lik telah dibahas pada halaman 43. c) Jalur Periwayatan Dari Ahmad bin Hanbal Pada bagian periwayatan ini penulis telah membahasnya secara terperinci pada jalur Abu Da>wud mulai dari Abdul al-Razaq, Ja’far bin Sulaiman, Tha>bit alBuna>ni, dan Anas bin Ma>lik terdapat pada halaman 40-43. 3.Telaah Matan Hadis Pada bagian ini penulis akan melakukan kritik matan berdasarkan metodologi S{olahudin Ibn Ahmad al-Adlabi. Peninjauan ini dilakukan dengan mengkomparasi hadis-hadis yang berhubungan dengan kurma, setelah itu penulis juga 33
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 16, h. 267-270 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 9, h. 141-142. 35 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 16, h. 267-270. 34
46
membandingkan dengan ayat-ayat al-qur’an jika sekiranya ada. Peninjauan juga dilakukan melalui aspek sejarah dan akal jika bertentangan dengan dua hal tersebut maka hadis yang diteliti perlu untuk dipertanyakan. Pertama, peninjauan berdasarkan hadis-hadis yang berhubungan dengan kurma pernah Rasulullah saw makan kurma pada hari yang fitri (hari raya) sebagaimana sarapan sebagaimana hadis yang didapat penulis dari s{hahi>h Bukha>ri.
36
Kedua, peninjauan dari segi ayat al-Qur’an , telah dijelaskan dalam Q.S alMu’min ayat 19 “Lalu dengan air itu, kami tumbuhkan untuk dengan kebun-kebun kurma dan anggur didalam itu kamu peroleh buah-buahan yang banyak dan sebagian dari buah-buhahan itu kamu makan”.
Ayat ini menunjukkan bahwa tidak ada
pertentangan antara nas al-Qur’an dan hadis tentang kurma. Artinya kurma bisa dimakan oleh manusia. Ketiga, Peninjauan dari segi historis dan akal. Berdasarkan sejarah Nabi Muhammad saw selalu menyimpan kurma di dalam rumahnya dan sering memakannya. Hal ini dijelaskan dalam hadis sunan al-Turmudzi “Rumah yang tidak
36
Bukha>ri, S}ohi>h al-Bukho>ri, Juz 4, h. 11.
47
ada di dalamnya kurma maka akan kelaparan bagi penghuninya”. 37 Sedangkan dari segi akal penulis meyakini bahwa hal ini tidak bertentangan dengan akal, karena Nabi telah mempraktekannya pada masa itu.
B. Teks Hadis dan Terjemahnya Tentang Manna
38
Artinya: Hadits dari riwayat al-Turmudzi dari Abu Kuraib dari Umar bin ‘ubaid al-T{anafisi dari ‘Abdul Malik bin ‘Umair dan Muhammad bin al-Muthanna dari Muhammad bin Ja’far dari Shu’bah dari ‘Abdul Malik bin ‘Umair dari ‘Amri bin Huraysin dari Sa’id bin Zaid dari Nabi bersabda: “Cendawan sebangsa al-Mann airnya dapat menyembuhkan mata”.
1. Takhrij Hadis Penelitian selanjutnya hadis mengenai Manna yang ditemukan dalam kitab al-Mu’jam al-Mufahras karya Wensinck, kedua Mausu>’at At}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi> karya Abu Hajar Muhammad Sa’id bin Bashu>ni Zaghlu>l, dan ketiga Mifta>hu Kunu>zuz al-sunnah karya Muhammad Fuad Abdul Ba>qi , dan kempat Musnad Ahmad bin Hanbal. Penjabarannya sebagai berikut. Pertama, dalam kitab al-Mu’jam al-Mufahras penulis menelusuri Berikut ini adalah data-data yang ditemukan penulis: 37 38
Al-Tirmidzi, Sunan al-Tirmi>dzi, Juz IV, h. 265. Al-Tirmidzi, Sunan al-Tirmi>dzi, Bab
kitab
, h. 400.
48
39
.
40
.
41
.
Hasil penelusuran dalam Kitab al-Mu’jam al-Mufah}ras li> al-Faz al-Hadith ﻛﻤﺄ 8 ﻃﺐ: ﺟﻪ
351 346 ,5 : ﺣﻢ
20
Adapun keterangan hadis yang didapat penulis dengan jumlah tiga hadis yang berasal dari Musnad Ahmad bin Hanbal, S{ahi>h al-Bukha>ri, dan Sunan Ibnu Ma>jah. Dalam Musnad Ahmad bin Hanbal terdapat dalam juz 5 halaman 346 dan 351, S}ahi>h al-Bukha>ri terdapat dalam kitab al-T{i>b bab 20, dan Sunan Ibnu Ma>jah terdapat dalam kitab al-T{i>b bab 8. Kedua, dalam kitab Mausu>’at At}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi> penulis menelusuri dan menemukan keterangan sebagai berikut : Mausu>’at At}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi> 42
324: 1 ﺧﻂ 3445 ﻫـ 3 302: 3 ﻃﺐ 39
Wensinck, al-Mu’ja>m al-Mufahras Li al-Faz al-Hadi>th al-Nabawi, Juz 6, h. 64. Wensinck, al-Mu’ja>m al-Mufahras Li al-Faz al-Hadi>th al-Nabawi, Juz 6, h. 272. 41 Wensinck, al-Mu’ja>m al-Mufahras Li al-Faz al-Hadi>th al-Nabawi, Juz 6, h. 273. 42 Zaglu>l, Mausu>’atu al-At}ra>f Fi> al-Hadi>th al-Nabawi , juz 3, h. 121. 40
49
Adapun keterangan yang didapat penulis dalam kitab Mausu>’at At}ra>f alHadi>th al-Nabawi, empat keterangan dua dari al-Kutub al-Sittah yaitu S{ahi>h Muslim dalam kitab al-Ashrabah, dan Sunan Ibnu Ma>jah hadis ke 3445 . Sedangkan dua lagi berasal dari Tarikh Baghdadi karya Imam Khati>b al-Bagdadi dan Mu’jam Kabir karya Tabrani. Ketiga, dalam kitab Mifta>h Kunu>zuz al-Sunnah penulis menemukan 5 keterangan dari al-kutub al-Tis’ah . Keteranganya sebagai berikut.
43
Mifta>h Kunuz al-Sunnah 20
ﻣﺴﻠﻢ: ﻣﺲ
76 – ﺑﺦ
"162 -158 8
36 – ﻣﺲ
31 – ﻣﺞ
325 305 301 188 – ﺣﻢ 48 512 490 488 421 357 356 351 2397
–
Adapun keterangan yang didapat penulis terdiri S{ahi>h al-Bukha>ri dalam kitab 67 (al-T{i>b) bab 20, S{ahi>h Muslim kitab al-Ashrobah hadis ke158 sampai 162, Sunan Ibn Ma>jah kitab al-T{ib bab 8, Musnad Ahmad bin Hanbal juz 1 halaman 187 dan 188, juz 2 halaman 301, 305, 325, 356, 357,421, 488, 490, dan 512, Juz 3 halaman 48, dan juz 5 halaman 351. Musnad at}oya>lisi hadis ke 2397. 43
301.
Muhammad Fuad Abdul Baqi, Miftah Kunuz al-Sunnah (Kairo : Da>r al-Hadith, 1991), h.
50
Keempat, penulis menelusuri melalui Musnad Ahmad bin Hanbal yang ditelusuri melalui periwayatan sahabat, adapun keterangan yang didapat dalam kitab tersebut sebagai berikut. ﻞ "186
1
"325 "48
2 3
"346 :
5
Demikianlah penelusuran hadis-hadis yang ditemukan penulisan yang berasal dari Musnad Ahmad bin Hanbal, S{ahi>h al-Bukha>ri, S{ahi>h Muslim, Sunan Ibn Ma>jah dan Musnad al-T{oya>lisi. Adapun hadis-hadisnya sebagai berikut. a) Hadis-Hadis yang berasal dari Mu'jam al-Mufahras li Al-fa>dh al-Hadith 44
"5708 ﻤﻠﻚ
. ﻟﻠﻌﲔ 45
44
"3454
al-Bukho>ri, S}ohi>h al-Bukho>ri, Juz 4, h. 41. Artinya : Muhammad bin al-Muthanna menceritakan kepada kami, dari Ghundar, dari Syu’bah, dari Abdul Malik Saya mendengar dari Amrun bin Khuraith berkata dari Sa’id bin Zaid berkata Saya mendegar Nabi Muhammad saw bersabda : Kam’ah (cendawan) berasal dari manna dan airnya merupakan obat untuk penyakit Mata. 45 Abi Abdillah Muhammad bin Yazid al-Qazwaini, Sunan Ibn Ma>jah, Juz 2, (Beirut : Da>r al-Fikr, 2008), h. 333.Artinya : Muhammad bin Abdullah bin Numair berkata dari Asba>t} bin Muhammad, berceerita dari al-Amash dari Ja’far Ibn Iyas dari Shahr bin Haushab dari Abi Sa’i>d dan
51
. 46
ﺑﻦ
ﻋﺒﺪ
ﺑﻦ
ﻣﻦ ﻓﺎﻛﻬﺔ
ﻋﻦ :
ﻣﻦ ﻛﻞ
"346
5
ﺑﻦ ﻋﺎﻣﺮ ﺛﻨﺎ ﻋﻠﻴﻪ ﺳﻠﻢ
" ﺛﻨﺎ ﺻﻠﻰ
ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻋﺒﺪ ﻋﻦ
ﻋﻦ
ﺑﻦ
b) Hadis-hadis dari Keterangan kitab Mausu>’at At}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi. 47
"3454
ﺳ
Jabir berkata Rasulullah saw Cendawan sebangsa dan itu merupakan obat untuk mata, dan Kurma yang berasal dari Surga merupakan Obat pula. 46 Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, juz 5,h. 346. Artinya : Dari Aswad bin ‘A>mir dari Wa>s}il bin Hiba>n al-Bajli dari Abdullah bin Buraidah dari Bapaknya dari Nabi Saw berkata: Cendawan adalah obat mata dan sesngguhnya Kurma Ajwah dari buah-buhan Surga dan sesungguhnya ini bagian dari Habat al-Sauda’a. Dan ditambahkan dari Buraidah sesungguhnya tumbuhan Nigela merupkan tumbuhan penyembuhan penyakit dari Setiap penyakit sebelum meninggal. 47 Al-Qazwaini, Sunan Ibn Ma>jah, Juz 2, h. 334. Artinya : Muhammad bin Sobah, dari Sufyan bin ‘Uyainah dari Abdul Malik bin Umair mendegar Amru bin Huraith berkata saya mendengar Sa’id bin Zaid bin Amrun bin Nufail bercerita tentang Nabi Saw sesungguhnya Cendawawan sebangsa Man yang Allah turun kepada Bani Israil dan dia merupakan obat untuk mata.
52
ﺑﻦ . 48
"2049
ﺻﻠﻰ. c) Hadis-Hadis dari Keterangan Kitab Mifta>h al-Kunu>z al-Sunnah. 49
"5708
،157،158 50
483.
"162 ،161 ،159
48
Abi al-Husain Muslim bin Haja>j, S}ahi>h Muslim, Juz 4, (Kairo : Da>r al-Hadith, 1997), h.
49
Bukhori, S{ahi>h al-Bukha>ri, Juz 4, h. 41. Muslim, S{ahi>h Muslim , Juz 10, h. 483-485.
50
53
.157
.158 -
. .159 . .160
. .161
.
54
.162
. 51
"3453
. 52
ﻋﻦ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﺣﺮﻳﺚ ﻣﻦ
ﺑﻦ
"187
ﻋﺒﺪ
ﻋﻠﻴﻪ ﺳﻠﻢ
1 ﺛﻨﺎ ﻣﻌﺘﻤﺮ ﺑﻦ
ﺻﻠﻰ
ﺑﻦ ﻧﻔﻴﻞ
ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻋﺒﺪ ﺑﻦ
ﻋﻦ ﺳﻌﻴﺪ ﺑﻦ ﻟﻠﻌﲔ
53
51
"188
Al-Qazwaini, Sunan Ibn Ma>jah, Juz 10, h. 335. Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, juz 1, h. 187. 53 Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, Juz 1, h. 188. 52
1:
55
ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻋﺒﺪ ﺣﺮﻳﺚ
ﺛﻨﺎ
ﺑﻦ ﺟﻌﻔﺮ ﺛﻨﺎ ﺷﻌﺒﺔ ﻋﻦ ﻋﺒﺪ
ﺳﻌﻴﺪ ﺑﻦ
ﺻﻠﻰ
ﺑﻦ
ﺑﻦ ﻋﻠﻴﻪ ﺳﻠﻢ
ﻣﻦ
:
ﻟﻠﻌﲔ. ﻞ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻋﺒﺪ ﻋﻦ
"301
2 ﺛﻨﺎ
ﺻﻠﻰ
54
ﺑﻦ ﺟﻌﻔﺮ ﺛﻨﺎ ﺷﻌﺒﺔ ﻋﻦ :
ﻋﻠﻴﻪ ﺳﻠﻢ
ﺑﺸﺮ ﻋﻦ ﺷﻬﺮ ﺑﻦ ﺣﻮﺷﺐ ﻋﻦ
ﻣﻦ
ﻣﻦ
ﻟﻠﻌﲔ
ﻣﻦ ﻣﺴ
"357
2
ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻋﺒﺪ
ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﺷﻬﺮ ﺑﻦ ﺣﻮﺷﺐ ﻋﻦ
:
55
ﺑﻦ ﻋﺎﻣﺮ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺻﻠﻰ
ﻳﺼﻠﺢ ﻓﺒﻠﻎ ﻟﻠﻌﲔ
ﻋﻠﻴﻪ ﺳﻠﻢ ﺻﻠﻰ
ﻣﻦ 3
ﺑﻦ ﻳﺰﻳﺪ
ﻋﻦ
ﻫﻲ ﻣﻦ
ﻋﻠﻴﻪ ﺳﻠﻢ
ﻣﻦ "48
ﻋﻦ
56
54
Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal , Juz 2, h. 301. Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, Juz 2 , h. 357. 56 Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, Juz 3, h. 48. 55
56
ﻋﻦ ﺷﻬﺮ ﺑﻦ ﺣﻮﺷﺐ ﻣﻦ
ﺛﻨﺎ ﺟﻌﻔﺮ ﺑﻦ
: ﻋﻠﻴﻪ ﺳﻠﻢ
ﺛﻨﺎ
ﺻﻠﻰ
ﺑﻦ ﻗﺎﻻ
ﻣﻦ
ﺛﻨﺎ
ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻋﺒﺪ
ﺳﻌﻴﺪ
ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ
ﻣﻦ
ﻟﻠﻌﲔ
"3453
. d) Hadis-Hadis Dari Keterangan Musnad Ahmad bin Hanbal Melalui Nama Sahabat 57
"ﻞ
1 ﺛﻨﺎ
ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻋﺒﺪ
. 58
2 ﺛﻨﺎ
57 58
Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, Juz 1, h. 187. Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, Juz 2, h. 325.
ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻋﺒﺪ
57
59
3
60
ﺑﻦ ﺣﻨﺒ ﺛﻨﺎ
ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻋﺒﺪ
ﺛﻨﺎ
ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻋﺒﺪ
5
ﻓ
59 60
Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal , Juz 3, h. 48. Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal , Juz 5, h. 346.
58
2. Identifikasi Sanad Setelah melakukan penelusuran hadis, penulis melakukan identifikasi sanad yang berasal dari jalur empat sahabat yaitu Said al-Khudri, Abi Hurairah, Said bin Zaid dan Buraidah al-Aslami. Adapun keterangan sanad-sanadnya sebagai berikut.
ﺶ
ﺷﻌﺒﺔ
ﺷﻬﺮ ﺑﻦ ﺣﻮﺷﺐ ﺷﻬﺮ ﺑﻦ ﺣﻮﺷﺐ
ﺣﺮﻳﺚ
ﻧﻔﻴﻞ
ﻣﺴﻠﻢ ﻗﺘﻴﺒﺔ ﺑﻦ ﺳﻌﻴﺪ ﻌﺜﻲ ﺟﺮﻳﺮ
ﻋﺒﺜﺮ ﺷﻌﺒﺔ
ﺮﻳﺚ
ﻴﺒﺔ ﺮﻳﺚ ﺑﻦ ﻧﻔﻴﻞ
59
ﻞ
ﺷﻌﺒﺔ
ﻣﺴﻠﻢ
ﺷﻌﺒﺔ ﺒﻴﺐ ﻋﺒﺪ
ﺷﻬﺮ ﺑﻦ ﺣﻮﺷﺐ
ﺷﻬﺮﺑﻦ ﺣﻮﺷﺐ
ﺷﻬﺮﺑﻦ ﺣﻮﺷﺐ
ﺷﻬﺮ ﺑﻦ ﺣﻮﺷﺐ
ﻞ ﺳﻌﻴﺪ ﺷﻬﺮ ﺑﻦ ﺣﻮﺷﺐ
Berdasarkan keterangan yang didapat maka penulis menemukan lebih dari 20 periwayat yang menceritakan hadis tentang manna. Adapun penjabarannya sebagai berikut. a) Jalur Periwayatan dari Imam al-Bukha>ri
60
Periwayat pertama al-Bukha>ri mempunyai nama asli Muhammad bin Isma>’il bin Ibrahim bin al-Mughirah al-Ja’fi, Abu ‘Abdullah bin Abi al-Hasan al-Bukhori alHafiz. Berdasarkan riwayat Bukeir bin Numair Bukhari dilahirkan pada tahun 194 H dan berdasarkan riwayat Abu ‘Ubaid Ahmad bin ‘Urwah bin Ahmad bin Ibrahim Bukhari meninggal pada tahun 256 H. Adapun guru-gurunya yaitu Abi Musa Muhammad bin al-Muthana, Muhammad bin Bashar Ghundar, Sulaiman bin Harb, ‘Ubaidilah bin Musa, dan Yahya bin ‘Abdullah bin Bukair. Sedangkan muridmuridnya yaitu ‘Ubaidillah bin Was}il al-Bukhori, Abu Bakar ‘Abdullah bin Abi Daud, Ja’far bin Muhammad al-Qat}an, dan al-Tirmidzi.61
62
63
Periwayat kedua, Muhammad bin al-Muthana> yang mempunyai nama asli Muhammad bin al-Muthana> bin ‘Ubaid bin Qais bin Di>na>r al-‘Anazi Abu Musa alBas}ri. Berdasarkan riwayat Abu al-Qa>sim mengatakan Muhammad bin al-Muthana> meninggal 252 H. Adapun guru-gurunya yaitu Muhammad bin Ja’far Ghundar, 61
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 16, h. 84-88. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 9, h. 41-47. 63 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 16, h. 84-108. 62
61
Muhammad bin Kha>lid bin ‘athmah, Ishaq bin Yu>suf al-Azraq, Salim bin Nuh, dan Sufyan bin ‘Uyainah. Sedangkan murid-muridnya yaitu Yahya bin Muhammad bin S}o’id, Abu> Ha>tim, Muhammad bin Isha>q bin bin Khuzaimah, dan Zakariya> bin Yahya al-Sijzi>.64
65
66
ﺣﺠﺔ
Periwayat ketiga, Ghundar yang mempunyai nama asli Muhammad bin Ja’far al-Hudhali atau Abu ‘Abdillah al-Bas}ri yang dikenal dengan Ghundar. Berdasarkan riwayat Muhammad bin Sa’ad mengatakan Ghundar meninggal 194 H. Adapun guru-gurunya yaitu Shu’bah bin al-Haja>j, Sufyan al-Thauri, Sufyan bin ‘Uyainah, ‘Usman bin Ghiya>th, dan Hisha>m bin Hasa>n. Sedangkan murid-muridnya yaitu Muhammad bin al-Muthana, Ahmad bin Hanbal, ‘Amru bin ‘Ali, Qutaibah bin Sa’id, dan Musaddad bin Musarhad.67
68
64
69
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 17, h. 189-191. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 9, h. 377-378. 66 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 17, h. 191-192. 67 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 16, h. 173-174. 68 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 9, h. 84-86. 69 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 16, h. 174-175. 65
62
Periwayat keempat, Shu’bah yang mempunyai nama asli Shu’bah al-Hajja>j bin al-Wardi al-‘Ataki al-Azdi, Abu Bust}om al-Wasit}i. Berdasarkan riwayat Abu Bakar bin Manju>yah Shu’bah lahir pada tahun 82 H dan meninggal pada tahun 160 H. Adapun guru-gurunya yaitu ‘Abdul Malik bin ‘Umair, S{odaqah bin Yasa>r, alJula>s, Sulaiman al-A’mash, Salamah bin Kuhail, dan Al-Nu’ma>n bin Sa>lim. Sedangkan murid-muridnya yaitu Muhammad bin Ja’far Ghundar, Yahya bin Sa’id al-Qat}an, Yahya bin Hamma>d, dan Abu Daud al-T{oyalisi.70
71
ﺷﻌﺒﺔ
72
ﺣﺠﺔ
ﻗﺎ
70
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 8, h. 344-351. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 4, h. 297-303. 72 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 8, h. 352 -356. 71
63
Periwayat kelima, ‘Abdul Malik yang mempunyai nama asli ‘Abdul Malik bin ‘Umair bin Suwaid bin Ja>riyah al-Qurashi, Abu ‘Amri atau Abu ‘Umar. Menurut riwayat Abi ‘Abdullah al-Bajali ‘Abdul Malik meninggal pada tahun 136 H. Adapun guru-gurunya yaitu ‘Amru bin Huraithin, Asi>d bin S{ofwa>n, Sa’id bin Huraith, alAsh’as bin Qais, dan Abdul al-Rahman bin Abi Bakar al-Thaqafi. Sedangkan muridmuridnya yaitu Shu’bah bin al-Haja>j, As}bat} bin Muhammad al-Qurashi, Hamma>d bin Salamah, Zuhair bin Mu’a>wiyah, dan Sulaiman al-Taimi.73
74
75
Periwayat keenam, ‘Amru bin Huraithin yang mempunyai nama asli ‘Amru bin Huraithin bin ‘Amri bin ‘Uthman bin ‘Abdullah bin ‘Umar bin Makhzu>m alQurashi al-Makhzu>mi, Abu Sa’id al-Ku>fi, S}uhbah dan dia saudara laki-laki Sa’id bin Huraithin. Menurut riwayat Bukhori ‘Amru bin Huraithin meninggal pada tahun 85 H. Adapun guru-gurunya yaitu Sa’id bin Zaid bin ‘Amru bin Nufail, ‘Adi bin Ha>tim, Abi Bakar al-S}iddiq, ‘Umar bin al-Khattab, dan ‘Ali bin Abi T}alib. Sedangkan
73
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 12, h. 72-74. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 6, h. 364-366. 75 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 12, h. 74-75. 74
64
murid-muridnya yaitu ‘Abdul Malik bin’Umair, ‘At}a bin al-Sa>ib, al-Mughirah bin Subai’, dan Khalaf bin Khali>fah.76
77
78
Periwayat ketujuh, Sa’id bin Zaid yang mempunyai nama asli Sa’id bin Zaid bin ‘Amri bin Nufail al-Qurashi, al-‘Adawi, Abu al-A’war, Ibn ‘Ammi ‘Umar bin alKhattab bin Nufail. Berdasarkan riwayat Yahya bin Bukair, al-Mada>ini, dan ‘Amru bin ‘Ali Sa’id bin Zaid meninggal pada tahun 51 H di Madinah. Adapun gurugurunya adalah Nabi saw, sedangkan murid-muridnya yaitu ‘Amru bin Huraithin, Humaid bin ‘Abdul al-Rahman bin ‘Auf, Muhammad bin sirin, dan ‘Abdullah bin ‘Umar bin al-Khattab.79
80
81
،
b) Jalur Periwayatan dari Ibn Ma>jah
76
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 14, h. 195-196. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 8, h. 16-17. 78 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 16, h. 195-196. 79 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 7, h. 198-202. 80 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 4, h. 30-31. 81 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 7, h. 198-202. 77
،
65
Periwayat pertama, Ibn Ma>jah yang mempunyai nama asli Muhammad bin Yazid al-Rabi’I maulahum, al-Qazwaini Abu ‘Abdullah Ibn Majah al-Hafiz. Berdasarkan riwayat al-Hafiz Abu al-Fad}l Muhammad bin T}ahir al-Maqdisi Ibn Ma>jah lahir pada tahun 209 H dan meninggal pada tahun 275 H. adapun gurugurunya yaitu Muhammad bin ‘Abdullah bin Numair, Muhammad bin T}arif bin Khalif al-Bajli, Muhammad bin Shazan al-Wasit}i, ‘Abdul Hamid bin Bayan, dan Ismail bin Ibrahim al-Balisi. Sedangkan murid-muridnya yaitu Ja’far bin Idris, Muhammad bin Isa al-S}ofar, Ishaq bin Muhammad al-Qazwaini, dan Sulaiman bin Yazid al-Qazwaini.82
83
84
Periwayat kedua, Muhammad bin ‘Abdullah bin Numair al-Hamdani alKha>rifi atau Abu ‘Abdul al-Rahman al-Ku>fi al-Ha>fiz. Berdasarkan riwayat Bukhori beliau meninggal pada tahun 234 H pada bulan sha’ban atau ramadhan. Adapun guru-gurunya yaitu Asbat} bin Muhammad al-Qura>shi, Ayahnya ‘Abdullah bin Numair, Ja’far bin ‘Aun, ‘Abdullah bin Idri>s, Mu’awiyah bin Hisham, dan Ahmad
82
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 17, h. 355. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 9, h. 468-469. 84 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 17, h. 355. 83
66
bin Bashi>r al-Ku>fi. Sedangkan murid-muridnya yaitu Ibn Ma>jah, Abu Daw>ud, Muslim, Bukha>ri, ‘Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, dan Ya’kub bin Shaibah.85
86
87
ﻣﻦ
Periwayat ketiga, Asba>t} bin Muhammad, yang mempunyai nama asli Asba>t} bin Muhammad bin Abdurrahman bin Kha>lid bin Maysarah, yang sebelumnya Asba>t} bin Muhammad bin Abi Abdurrahman al-Qurashi. Berdasarkan riwayat Ya’kub bin Shaibah Asba>t} bin Muhammad meninggal pada tahun 200 H pada bulan Muharram. Adapun guru-gurunya yaitu Sulaiman al-A’mash, Sulaiman al-Taimi, Sufyan alThauri, Hisha>m bin Sa’ad, dan Muhammad bin ‘Ajlan. Sedangkan murid-muridnya yaitu Muhammad bin Abdullah bin Numair, ‘Abdul al-S}omad bin al-Nu’ma>n, ‘Aun bin Salllam al-Qurshi, dan ‘Ali bin Tha>bit al-Dihan.88
89
85
90
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 16, h. 467-468. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 9, h. 251-252. 87 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 16, h. 468-469. 88 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 1, h. 523-524. 89 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 1, h. 185. 90 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 1, h. 524-525. 86
67
Periwayat keempat, al-A’mash yang mempunyai nama asli Sulaiman bin Mihra>n al-Asadi al-Ka>hili, atau Abu Muhammad al-Kufi al-A’mash. Berdasarkan riwayat Abu ‘Awa>nah dan ‘Abdullah bin Da>ud al-A’mash meninggal pada tahun 147 H. Adapun guru-gurunya yaitu Abi Bashar Ja’far bin Abi Wahshiyyah, Abi ‘Amru Sa’ad bin Iyas, Thuma>mah bin ‘Uqbah, Sa’id bin Jubeir, Salmah bin Kuhail, dan Anas bin Ma>lik. Sedangkan murid-muridnya yaitu Asba>t} bin Muhammad al-Qurashi, Ja’far bin ‘Aun, Jarirr bin Abdul Hamid, Jarir bin Ha>zam, dan ‘Abdullah bin Numair.91
92
ﻷﻋﻤﺶ
93
Periwayat kelima, Ja’far bin Iya>s yang mempunyai nama asli Ja’far bin Iya>s, adalah Ibn Abi Wahshiyyah, Abu Bishar al-Wa>sit}i. Berdasarkan riwayat Muhammad
91
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 8, h. 106-110. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 4, h. 195-197. 93 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 8, h. 113-114. 92
68
bin’Abdullah al-Had}romi dan Abu Nu’aim Ja’far bin Iya>s meninggal pada tahun 123 H. Adapun guru-gurunya yaitu Shahr bin Haushab, Sa’id bin Jubeir, Habib bin Salim, Bashir bin Tha>bit, dan Khalid bin ‘urfut}oh. Sedangkan murid-muridnya yaitu Sulaiman al-A’mash, Sufyan bin Husain, Shu’bah bin al-Hajjaj, Abu ‘Awa>nah, dan Kholaf bin Kholifah.94
95
96
Periwayat keenam, Shahr bin Haushab yang mempunyai nama asli Shahr bin Haushab al-‘Ash’ari, Abu Sa’id, sebelumnya Abu ‘Abdillah atau Abu ‘Abdurrahman atau Abu al-Ja’ad. Berdasarkan riwayat Abu Zur’ah al-Dimashqi Shahr bin Haushab meninggal pada tahun 100 atau 111 H. Adapun guru-gurunya yaitu Ja>bir bin ‘Abdullah al-Ans}ory, Abi Sa’id Sa’ad bin Ma>lik al-Khudri, ‘Umar bin al-Khattab, Abi Hurairah, dan ‘Aishah Ummu al-Mu’minin. Sedangkan murid-muridnya yaitu Ja’far bin Abi Hashyah, Tha>bit al-Buna>ni, Hajjaj al-Aswad, Simak bin Harb, Hammad bin Ja’far al-Bas}ri, dan ‘Uthman bin Nuwairah.97 ﺷﻬﺮ ﺑﻦ ﺣﻮﺷﺐ 94
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 3, h. 378-379. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 2, h. 71-72. 96 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 3, h. 379-380. 97 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 8, h. 406-408. 95
69
98
99
،
ﺛﻘﺔ,ﺗﺎﺑﻌﻲ,ﺷﺎﻣﻲ
، ،
Periwayat ketujuh, Abi Sa’id yang mempunyai nama asli Sa’id bin Malik bin Sinan bin ‘Ubaid bin Tha’labah bin ‘Ubaid bin al-Abjar, dia adalah Khudrah bin ‘Auf bin al-Harith bin al-Khazraj al-Ans}ori, atau Abu Sa’id al-Khudri sahabat Rasulullah saw. Berdasarkan riwayat al-Waqidi dan Yahya bin Bukeir beliau meninggal pada tahun 74 H di Madinah. Adapun guru-gurunya yaitu Nabi saw, Zaid bin Thabit, Jabir bin ‘Abdullah, ‘Umar bin al-Khattab, Mu’awiyah bin Abi Sufyan, dan Abi Bakar al-S}iddiq. Sedangkan murid-muridnya adalah Shahr bin Haushab, Mursal, Ibrahim al-Nakho’I, Sa’id bin Jubeir, ‘At}o bin Yasar, Abu Gho>lib, ‘Ubaid bin ‘Umair, dan Muhammad bin Sirin.100
98
al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 4, h. 324-326. Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 8, h. 409-410. 100 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 7, h. 103-106. 99
70
101
102
Periwayat kedelapan, Ja>bir yang mempunyai nama asli Jabir bin Abdullah bin ‘Amrun bin Haram bin Tha’labah bin Ka’ab bin Ghonam bin Ka’ab bin Salamah bin Sa’ad bin ‘Ali bin Asad bin Saridah bin Tazi>d bin Jusham bin al-Khozraj, al-Ans}ori, al-Khozroji, al-Salami. Berdasarkan riwayat Abu Nu’aim dan Kholifah bin Khoyyat} Ja>bir meninggal pada tahun 79 H. Adapun guru-gurunya yaitu Nabi saw, ‘Ali bin Abi T}alib, Abi Sa’id al-Khudri, Abi Hurairah, dan Ummi Kalthum anak perempuan Abi Bakar al-S}iddiq. Sedangkan murid-muridnya yaitu Shahr bin Haushab, Abu Sufyan T}alhah bin Nafi’, Hasan al-Bas}ri, dan ‘Urwah bin al-Zubair.103 ﺟﺎﺑﺮ 104
105
Periwayat kesembilan, Muhammad bin al-S{abah}, yang mempunyai nama asli Muhammad bin al-S{obah} bin Sufyan bin Abi Sufyan al-Jar Jara’I atau Abu Jafar al101
al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 3, h. 481. Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 7, h. 106. 103 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 3, h. 291-294. 104 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 2, h. 37-38. 105 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 3, h. 298. 102
71
Ta>jir. Berdasarkan riwayat Bukhori Muhammad bin S{obah meninggal pada tahun 240 H. Adapun guru-gurunya Sufyan bin Uyainah, Jari>I bin ‘Abdul Hamid, H{atim bin Ismail, dan Salamah bin S{a>leh. Sedangkan murid-muridnya yaitu Ibn Majjah, Abu Daud, Ja’far bin Muhammad al-Firyabi, Abdullah bin Qahtibah, dan Umar bin Ayub al-Thaqatih.106
107
108
Periwayat kesepuluh, Sufyan bin ‘Uyainah yang mempunyai nama asli Sufyan bin ‘Uyainah bin Abi ‘Imran, namanya Maimun al-Hilali, Abu Muhammad al-Kufi. Berdasarkan riwayat ‘Ali bin al-Madani Sufyan bin ‘Uyainah lahir pada tahun 107 H dan berdasarkan riwayat Muhammad bin Sa’ad Sufyan bin ‘Uyainah meninggal pada tahun 198 H dimakamkan di ‘Ajwan. Adapun guru-gurunya yaitu ‘Abdul Malik bin ‘Umair, ‘As}im bin ‘Ubaidillah, Suhail bin Abi S}oleh, Shu’bah alHajjaj, Sulaiman al-A’mash, dan Shabib bin Ghorqodah. Sedangkan murid-muridnya
106
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 16, h. 366-367. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 9, h. 202-204. 108 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 16, h. 367-368. 107
72
yaitu Muhammad bin al-S{obah al-Jar Jar’I, Qutaibah bin Sa’id, Ahmad bin Hanbal, dan Ishaq bin Rahawiyah.109
110
111
Periwayat kesebelas, Muhammad bin Bashar yang mempunyai nama asli Muhammad bin Bashar bin ‘Uthman bin Daud bin Kisan al-‘Abdi, atau Abu Bakar al-Bas}ri Bundarun. Berdasarkan riwayat Muhammad bin Ishaq al-Thaqafi beliau lahir pada tahun 167 H, sedangkan Abu Hatim mengatakan beliau meninggal pada bulan Rajab 252 H. adapun guru-gurunya yaitu ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdul al-S}omad (Abu Abdul S{omad), Ja’far bin ‘Aun, Quraish bin Anas, dan Yusuf bin Ya’kub. Sedangkan murid-muridnya yaitu Bukhori, Muslim, Abu Daud, al-Turmudzi, alNasai, dan Ibn Majah.112
113
109
114
Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal fi> Asma al-Rijal, juz 7, h. 368-375. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 4, h. 104-107. 111 Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal fi> Asma al-Rijal, juz 7, h. 376-381. 112 Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal fi> Asma al-Rijal, juz 16, h. 132-136. 113 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 9, h. 62-63. 110
73
،
Periwayat keduabelas, Abu ‘Abdul al-S{omad yang mempunyai nama asli ‘Abdul al-‘Aziz bin ‘Abdul al-S}omad al-‘Ammi. Berdasarkan riwayat dari Abu Daud beliau meninggal pada tahun 178 H. Adapun guru-gurunya yaitu Mat}or al-Warroq, Mans}ur bin al-Mu’tamar, Yahya al-Baka, Abi Harun, dan Daud bin Abi Hindun. Sedangkan murid-muridnya yaitu Ahmad bin Hanbal, Muhammad bin Bashar, Yahya bin Ma’in, ‘Amrun bin ‘Ali, dan ‘Amrun bin ‘Isa. 115
116
، ، Periwayat ketigabelas, Mat}or al-Waroq yang mempunyai nama asli Mat}or bin T{ahma>n al-Warraq, Abu Raja al-Khurasa>ni, Maula ‘Ilba al-Sulami. Berdasarkan riwayat ‘Amru bin ‘Ali Mat}or meninggal pada tahun 129 H. Adapun guru-guru beliau yaitu Shahr bin Haushab,’Abdullah bin Buraidah, Zahdam al-Jarmi, ‘Amru 114
Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal fi> Asma al-Rijal, juz 16, h. 135-136. Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal fi> Asma al-Rijal, juz 17, h. 165-167. 116 Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal fi> Asma al-Rijal, juz 17,h. 166-167. 115
74
bin Dinar, al-Hakam bin ‘Utaibah, dan Hasan al-Bas}ri. Sedangkan murid-muridnya yaitu ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdul al-S{omad, Hamma>d bin Zaid, Syu’bah bin al-Hajjaj, ‘Abdul ‘Aziz bin Muslim, Rauh bin al-Qasim, dan Husain al-Mu’allim.117
118
119
Periwayat keempatbelas, Abi Hurairah yang mempunyai nama asli Abu Hurairah al-Du>si al-Yamani. Berdasarkan riwayat D}amrah bin Rabi’ah dan alHaitham bin ‘Adi Abi Hurairah wafat pada tahun 58 H. adapun guru-gurunya yaitu Nabi Saw, ‘Umar bin al-Khattab, ‘Aisyah, Ubai bin Ka’ab, dan Ka’ab al-Ahbar. Sedangkan murid-muridnya yaitu Shahr bin Haushab, Sulaiman bin Yasar, Sa’id bin al-Musayyab, Rabi’ah al-Jarshi, dan Ramih al-Jaza>mi.120
121
117
Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal fi> Asma al-Rijal, juz 18, h.136. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 10, h. 152-153. 119 Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal fi> Asma al-Rijal, juz 18, h. 136-137. 120 Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal fi> Asma al-Rijal, juz 22, h. 90-99. 121 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 10, h. 294-298. 122 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 15, h. 239-243. 118
122
75
c) Jalur Periwayatan Muslim Periwayat pertama, Muslim yang mempunyai nama asli Muslim bin al-Hajja>j bin Muslim al-Qashairi, atau Abu al-Husein al-Naysaburi al-Hafiz. Berdasarkan riwayat al-Hakim Muslim dilahirkan pada tahun 204 H dan meninggal pada tahun 261 H pada bulan Rajab. Adapun guru-gurunya yaitu Qutaibah bin Sa’id, Sa’id bin Mans}ur, Daud bin Rashid, Ibrahim bin Dinar al-Tama>r, dan Ibrahim bin Musa alRa>zi. Sedangkan murid-muridnya yaitu al-Tirmidzi, Ibrahim bin Abi T}alib, Abu alFad}l Ahmad bin Salamah al-Ha>fiz, dan S}olih bin Muhammad al-Baghdadi alHafiz.123 ﻣﺴﻠﻢ 124
125
Periwayat kedua, Qutaibah bin Sa’id mempunyai nama asli Qutaibah bin Sa'id bin Jami>l bin T{ariq bin Abdillah al-Thaqafi atau Abu Raja al-Balkhilyu alBaghlaniyyu. Berdasarkan riwayat Musa bin Harun beliau lahir pada tahun 148 H
123
Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal fi> Asma al-Rijal, juz 15, h. 205-206. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 10, h. 113-114. 125 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 15, h. 207-208. 124
76
dan meninggal pada tahun 240 H. Adapun guru-gurunya yaitu Ibrahim bin Sa'id alMadany, Jarir bin Abdul Hamid, Humaid bin Abdurrahman, dan Sufyan bin 'Uyainah. Sedangkan murid-muridnya yaitu al-Turmudzi, Ahmad bin Sa'id alDarimi, Ahmad bin Hanbal, al-Nasai, Ibn Majah.126
127
ﻗﺘﻴﺒﺔ ﺑﻦ ﺳﻌﻴﺪ
128
Periwayat ketiga, Jarir yang mempunyai nama asli Jari>r bin ‘Abdul Hamid bin Qurt}in al-D}obiyyu, Abu ‘Abdillah al-Ra>zi al-Qa>di. Berdasarkan riwayat Hanbal bin Ishaq Jarir lahir pada tahun 107 H, dan berdasarkan riwayat Muhammad bin ‘Abdullah al-Hadromy beliau meninggal pada tahun 188 H. Adapun guru-gurunya yaitu Jarir bin Yazid bin Jarir bin ‘Abdullah al-Bajaly, Hasan bin ‘Ubaidillah, Sulaiman al-Taimiy, Sulaiman al-A’mash, Sufyan al-Thauri, dan ‘Abdul Malik bin ‘Umair. Sedangkan murid-muridnya yaitu Qutaibah bin Sa’id, Ishak bin Musa alAns}ori, Muhammad bin S}obah al-Jarjara>i.129 ﺟﺮﻳﺮ 126
Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal fi> Asma al-Rijal, juz 15, h. 236-239. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 8, h. 360. 128 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 15, h. 239-243. 129 Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal fi> Asma al-Rijal ,juz 3, h. 357-359. 127
77
130
131
Periwayat keempat, Ishaq bin Ibrahim yang mempunyai nama asli Ishaq bin Ibrahim bin Makhlad bin Ibrahim bin Mat}ar al-Hanzaliy Abu Ya'qub al-Marwazi alMa'ruf bin Ibn Rahawaihi. Berdasarkan riwayat Hafidh Abu Bakar beliau lahir pada tahun 166 H Berdasarkan riwayat Husein bin Muhammad bin Ziyad al-Qabbaniyu Ishaq bin Ibrahim meninggal pada tahun 238 H pertengahan bulan Sya'ban. Menurut Imam bukhari Ishaq bin Ibrahim wafat ketika usia 77 tahun. Adapun guru-gurunya yaitu Ibrahim bin Hakam, Jari>r bin Abdul Hamid, Bashar bin Abdul Hami>d, Hatim bin Abdul Ismail, dan 'Isa bin Yunus. Sedangkan murid-muridnya yaitu Abdullah bin Muhammad, Ahmad bin Salamah, dan Muhammad bin Rafiq. 132
133
130
134
al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 2, h. 65-66. Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal fi> Asma al-Rijal ,juz 3, h. 359-363. 132 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 2, h. 10-13. 133 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 1, h. 190-192. 134 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 15, h. 239-243. 131
78
ﺣﺪﻳﺚ
Periwayat kelima, Jarir yang mempunyai nama asli Jarir bin Yazid bin Jarir bin ‘Abdillah al-Bajali. Beliau tidak ditemukan tahun kelahiran dan wafatnya. Adapun guru-gurunya yaitu Ayahnya Yazid bin Jarir, dan Anak Pamannya Abi Zur’ah bin ‘Amru bin Jarir. Sedangkan murid-muridnya yaitu Jarir bin ‘Abdul Hamid, ‘Abdul hamid bin Ja’far al-Ans}ori, Hushaim bin Bashir, Abu Mu’adz ‘Isa bin yazid, dan Yunus bin ‘Ubaid.135
136
ﺟﺮﻳﺮ
137
Periwayat keenam. ‘Umar bin ‘Ubaid yang mempunyai nama asli ‘Umar bin ‘Ubaid bin Abi Umayyah al-T{ona>fisi al-Hanafi al-Iyadi, Mawla Abu Hafs}in al-Kufi, Saudara laki-laki Muhammad bin ‘ubaid dan Ya’la bin ‘Ubaid, dan Ibrahim bin ‘Ubaid, dan Idris bin ‘Ubaid. Berdasarkan riwayat Muhammad bin Sa’ad dan Muhammad bin ‘Abdullah al-Had}romy beliau meninggal pada tahun 185 H. Adapun 135
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 3, h. 364. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 2, h. 66. 137 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 3, h. 364-365. 136
79
guru-gurunya yaitu ‘Abdul Malik bin ‘Umair, ‘At}a bin al-Sa>ib, Sulaiman al-A’mash, Mansur bin al-Mu’tamir, dan Ayah Ishaq al-Sabi’i. Sedangkan murid-muridnya adalah Muhammad bin ‘Abdullah bin Numair, Ishaq bin Ibrahim bin Habib bin alSyahid, Sufyan bin Waki’, dan Muhammad bin Abi Shaibah.138 ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﻋﺒﻴﺪ 139
140
ﺎ Periwayat ketujuh, Sa’id bin ‘Amru al-Ash’athi yang mempunyai nama asli Sa’id bin Sahl bin Ishaq bin Muhammad bin al-Ash’athi bin Qais al-kindi alAsh’athi Abu ‘Usman al-Kufi. Berdasarkan riwayat Mut}oyyan beliau meninggal pada tahun 230 H pada bulan S{afar. Adapun guru-gurunya yaitu Abi Zubaidi ‘Abthar bin al-Qa>sim, ‘Abdullah bin al-Mubarak, Sufyan bin ‘Uyainah, Abi Bakar bin Shu’aib, dan ‘Abdul al-Rahi>m bin Sulaiman. Sedangkan murid-muridnya yaitu Muslim, Ahmad bin Ismail bin ‘Umar, Muhammad bin al-Husain bin Ishkab, Muhammad bin ‘Uthman bin Abi Syaibah, dan Musa bin Harun al-Hafiz.141 ﻷﺷﻌﺜﻲ
138
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 14, h. 128. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 7, h. 422-423. 140 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 14, h. 128-129. 141 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 7, h. 271-272. 139
80
142
143
ﺛﻘﺔ
Periwayat kedelapan, ‘Abthar yang mempunyai nama asli ‘Abthar bin alQasim al-Zubaidi, atau Abu Zubaidi al-Kufi. Berdasarkan riwayat Abu Ha>tim ‘Abthar meninggal pada tahun 179 H. Adapun guru-gurunya yaitu Mut}orif bin T{orif, Sufyan al-Thauri, Sulaiman al-Taimi, Sulaiman al-A’Mash, dan Ismail bin Abi Kholid. Sedangkan murid-muridnya yaitu Sa’id bin ‘Amru al-Ash’athi, Qutaibah bin Sa’id, Yahya bin Adam, Muhammad bin Basyar bin al-‘Abdi, dan S{olih bin ‘Abdullah al-Tirmidzi.144
145
ﻋﺒﺜﺮ
146
Periwayat kesembilan, Mut}orif yang mempunyai nama asli Mut}orif bin T{orif al-Harithi, atau al-Khoriqi, Abu Bakar, atau Abu ‘Abdurrahman. Berdasarkan
142
al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 4, h. 61. Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 7, h. 272. 144 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 9, h. 489-490. 145 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 5, h. 119-120. 146 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 9, h. 490. 143
81
riwayat ‘Amru bin ‘Ali dan Abu ‘Isa al-Tirmidzi Mut}orif meninggal pada tahun 143 H. Adapun guru-gurunya yaitu al-Hakam bin’Utaibah, Salamah bin Kuhail, ‘Umair bin Sa’id, Abi Ishaq al-Sabi’I, Abi al-Hasan, dan Sulaiman al-A’mash. Sedangkan murid-muridnya yaitu Abu Zubaidi ‘Abthar bin al-Qasim, ‘Abdullah bin Idris, ‘Abdul ‘Aziz bin Muslim, Ja’far bin Zaid al-Ahmar, dan Asbat} bin Muhammad alQurshi.147
148
149
Periwayat kesepuluh, al-Hakam yang mempunyai nama asli Al-Hakam bin ‘Utaibah al-Kindi atau Abu Muhammad Maula Perempuan dari Kinda. Berdasarkan riwayat dari Abu Bakar bin Muhawiyah beliau lahir pada tahun 50 H dan meninggal pada tahun 113 H. Adapun guru-gurunya yaitu Al-Hasan al-‘Araniyyu, Sa’id bin Jabir, Mujahid bin Jabir, dan Yazid bin Sharik al-Taimi. Sedangkan murid-muridnya yaitu Mut}orif bin Torif, Mans}ur bin al-Mu’tamar, Malik bin Magul, Shu’bah bin alHajjaj, dan Muhammad bin Qais.150 ﻢ 147
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 18, h. 141-142. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 10, h. 156-157. 149 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 18, h. 142-143. 150 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 5, h. 94-98. 148
82
151
152
ﺛﺒﺖ
Periwayat kesebelas, Al-Hasan yang mempunyai nama asli al-Hasan bin ‘Abdullah al-‘Arani al-Bajli. Adapun guru-gurunya yaitu ‘Amru bin Huraithin, Sa’id bin Jabir, ‘Abdullah bin ‘Abbas, dan Yahya al-Jazar. Sedangkan murid-muridnya yaitu al-Hakam bin ‘Utaibah, ‘Abdul Malik bin ‘Abdurrahman, Salmah bin Kuhail, dan ‘Azrah bin Abdurrahman.153
154
155
Periwayat Keduabelas, Ibn Abi ‘Umar yang mempunyai nama asli Muhammad bin Yahya bin Abi ‘Umar al-‘Adni, Abu ‘Abdullah. Berdasarkan riwayat 151
al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 2, h. 372-373. Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 5, h. 96-98. 153 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 6, h. 195-196. 154 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 2, h. 252-253. 155 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 6, h. 196. 152
83
Bukhari Ibn Abi ‘Umar meninggal pada tahun 243 H di Mekkah. Adapun gurugurunya yaitu Sufyan bin ‘Uyainah, Ayub bin Wa>s}il, Mu’tamar bin Sulaiman, alWalid bin Muslim, dan Yazid bin Harun. Sedangkan murid-muridnya yaitu Muslim, al-Tirmidzi, Ibn Majah, Abu Ha>tim al-Ra>zi, Abu Zur’ah al-Ra>zi, dan Abu Zur’ah alDimashqi.156
157
158
Periwayat ketigabelas, Yahya bin Habib al-Harithi mempunyai nama asli Yahya bin Habi>b bin ‘Arabi al-Harithi, atau Abu Bakar Zakaria al-Bas}ri. Adapun beliau meninggal pada tahun 148 H menurut Muhammad bin Ishaq al-Sarra>j. Adapun guru-gurunya Hama>d bin Zaid, Abdul Wahab al-Thaqafi, dan Mu’tamar bin Sulaiman. Sedangkan murid-muridnya adalah Bukhori, Yusuf bin Ya’qub al-Qa>d{i, Ismail bin Ahmad al-Bas}ri, dan Ja’far bin Ahmad bin Sinan al-Qat}t}a>n.159
160
156
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 6, h. 196. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 9, h. 457-458. 158 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 6, h. 196. 159 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 20, h.52-53. 160 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 11, h. 172. 157
84
161
Periwayat Keempatbelas, Hamma>d bin Zaid yang mempunyai nama asli Hamma>d bin Zaid bin Dirham al-Azdi al-Jahdomi, Abu Ismail al-Bas}ri al-Azroq, Maula Ja>rir bin Ha>zim. Berdasarkan riwayat Khalid bin Khidash beliau dilahirkan pada tahun 98 H, dan meninggal pada tahun 179 H pada bulan Ramadhaan hari Jumat di Malam hari menurut riwayat Amir dari riwayat Ummu Hammad bin Zaid.Adapun guru-gurunya yaitu Muhammad bin Shabib al-Zahrani. Suhail bin Abi S}oleh, Imran bin Khudair, dan ‘As}im al-Ahwal. Sedangkan muridnya yaitu Yahya bin Habi>b, Hamid bin ‘Umar al-Bakariyu, Kholid bin Khidash, dan Hasan bin Rabi al-Bura>ni.162
163
161
164
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 20, h.53. Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 5, h.167-170. 163 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 3, h. 9-11. 164 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 5, h.171-175. 162
85
Periwayat kelimabelas, Muhammad bin Shabib
mempunyai nama asli
Muhammad bin Shabib al-Zahrani al-Bas{ri. Adapun guru-gurunya yaitu Shahr bin Haushab, Abdul Malik bin Umair, Amir al-Sha’bi, dan Hasan al-Bas}ri. Sedangkan murid-muridnya yaitu Hamad bin Zaid, Syu’bah bin al-H{ajja>j, dan Hisham bin H{asan.165
166 167
d) Jalur Periwayatan Ahmad bin Hanbal Ahmad bin Hanbal merupakan perawi hadis yang mempunyai kitab musnad yang bernama Musnad Ahmad bin Hanbal. Adapun keterangannya telah ditelusuri pada halaman 40-41. Periwayat pertama yaitu Aswad bin Amir yang mempunyai nama asli Aswad bin Amir Sha>dhan atau Abu Abdurahman al-Shamiy. Beliau meninggal menurut Muhammad bin Sa’ad pada tahun 208 H. Adapun guru-gurunya Zuhair bin Muawiyyah, Hamad bin Zaid, Sufyan al-Thauri, dan Shu’bah al-H{ajja>j. Sedangkan
165
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 16, h. 351. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 9, h. 193. 167 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 16, h. 351. 166
86
murid-muridnya yaitu Ahmad bin Muhammad al-Hanbal, Muhammad bin Ha>tim bin Bazi’, dan Ibrahim bin Sa’id al-Jauhari.168
169
170
Periwayat kedua, Zuhair yang mempunyai nama asli Zuhair bin Mu’awiyah bin Hadi>j bin al-Rahil bin Zuhair bin Khaithamah al-Ju’fi Abu Khaithamih al-Ku>fi, Saudara dari Hadi>j bin Muawiyyah. Berkata Abu Bakar Manjuwiyah beliau meninggal 177 H. Adapun guru-gurunya yaitu Wa>s}il bin Hayya>n, Hisham bin Urwah dan Ibrahim bin ‘Uqbah. Sedangkan murid-muridnya yaitu Ahmad bin Abdullah bin Yunus, ‘Aun bin Salam, Ubaidillah bin Musa, dan Aswad bin Amir.171
172 173
168
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 3, h. 227. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 1, h.297. 170 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 3, h. 226-227. 171 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 6, h. 347-350. 172 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 3, h. 303-304. 173 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 6, h. 347-350 169
87
ﺛﺒﺖ
Periwayat ketiga, Wa>sil bin Hayya>n yang mempunyai nama asli Wasil bin Hayyan al-Ahdab al-Asdi, al-Kufi Baya’ al-Sa>buri. Berdasarkan riwayat dari Abu Nu’aim 120 H. adapun guru-gurunya yaitu ‘Abdullah bin Buraidah, al-Ma’rur bin Suaid, ‘Abdullah bin Abi al-Hazil, Sharih al-Qa>di, dan Abi Wail Shaqiq bin Abi Salamah. Sedangkan murid-muridnya yaitu Zuhair bin Mu’awiyah, Sufyan alThauri, Shu’bah al-Hajjaj, Jarir bin Hazim, Harith bin Abi Mator. 174
175 176
Periwayat keempat, ‘Abdullah bin Buraidah yang mempunyai nama asli ‘Abdullah bin Buraidah bin al-Has}ib al-Aslami, Abu Sahal al-Maruzi. Berdasarkan riwayat Abu Hatim bin Hibba>n ‘Abdullah bin Buraidah meninggal pada tahun 105 174
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 19, h. 355-356. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 14, h. 91. 176 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 19, h. 356. 175
88
H. Adapun guru-gurunya yaitu Buraidah bin al-Has}i>b(ayahnya), Sa’id bin alMusayyab, ‘Amir al-Sha’bi, ‘Abdullah bin ‘Abbas, ‘Abdullah bin Mas’ud, dan Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Sedangkan murid-muridnya yaitu Mat}or al-Warroq, Muqatil bin Hayyan, Qatadah, ‘At}o bin al-Saib, dan ‘Abdullah bin al-‘Aizar.177
178 179
Periwayat kelima, Buraidah (Ayahnya ‘Abdullah bin Buraidah) yang mempunyai nama asli Buraidah bin Has}ib bin ‘Abdullah bin al-Harith bin al-A’raj bin Sa’ad bin Razah bin ‘Adi. Berdasarkan riwayat Muhammad bin Sa’ad beliau meninggal pada tahun 63 H di Khurasan. Adapun guru-gurunya yaitu Nabi Saw. Sedangkan murid-muridnya yaitu ‘Abdullah bin Buraidah, ‘Abdullah bin’Abbas, Sulaiman bin Buraidah, ‘Abdullah bin Maulah, dan ‘Amir al-Sha’bi.180
181 182
177
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 10, h. 36-38. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 5, h. 137-138. 179 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 10, h. 38. 180 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 3, h. 30-32. 181 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 1, h. 378-379. 182 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 10, h. 38. 178
89
Periwayat keenam, Mu’tamar bin Sulaiman yang mempunyai nama asli Mu’tamar bin Sulaiman bin T{orhon al-Taimi, Abu Muhammad al-Bas}ri. Berdasarkan riwayat Muhammad bin Sa’ad Mu’tamar dilahirkan 106 H dan wafat pada tahun 187 H di Bas}rah. Adapun guru-gurunya yaitu ‘Abdul Malik bin ‘Umair, ‘Abdullah bin ‘Aun, Sulaiman bin al-Mughirah, Humaid al-T{owil, Shabib bin ‘Abdul Malik, Kahmas bin al-Hasan, dan ‘Imran bin Hudair. Sedangkan murid-muridnya yaitu Ahmad bin Hanbal, Ishaq bin Rahawiyah, Sa’id bin Mans}ur, dan Muhammad bin Abi al-Aswad.183
184 185
Periwayat ketujuh, Abi Bashar yang mempunyai nama asli Baya>n bin Bashar al-Ahmas al-Bajli, Abu Bashar al-Kufi al-Ma’lum. Beliau tidak diketahui lahir dan wafatnya. Adapun guru-guru beliau yaitu Anas bin Malik, Ibrahim al-Taimi, ‘Abdurrahman bin Abi Laila, T{alhah bin Mas}rif, dan Musa bin T{alhah bin
183
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 28, h. 250-253. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 10, h. 204-205. 185 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 28, h. 254-256. 184
90
‘Ubaidillah. Sedangkan murid-muridnya yaitu Shu’bah bin al-Hajjaj, Sufyan bin ‘Uyainah, Sufyan al-Thauri, Mu’tamar bin Sulaiman, dan Zuhair bin Mu’awiyah. 186
187
188
Periwayat kedelapan, Abana Ibn Yazid al-A’t}or yang mempunyai nama asli Aba>na bin Ya>zid al-‘At}or al-Bas}ri atau Abu Yazid. Adapun guru-gurunya yaitu Qata>dah bin Di’amah, al-Hasan al-Bas}ri, ‘Amru bin Dinar, Mat}or al-Warraq, dan Malik bin Dinar. Sedangkan murid-muridnya yaitu Abdullah bin al-Mubarak, Hibban bin Hilal, Salim bin Ibrahim al-Warraq, dan ‘Abdullah bin Musa.189
190 191
186
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 3, h. 197. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 1, h. 444. 188 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 3, h. 197. 189 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 1, h. 309. 190 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 1, h. 87-88. 191 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 1, h. 309-310. 187
91
Periwayat kesembilan, Qatadah yang mempunyai nama asli Qatadah bin Di’amah bin Qatadah, atau Qatadah bin Di’amah bin ‘Akabah, al-Sadusi. Berdasarkan riwayat Abu Bakar bin Abi Haisamah beliau lahir pada tahun 60 H dan berdasarkan riwayat Yahya bin Ma’in beliau meninggal pada tahun 117 H. Adapun guru-gurunya yaitu Shahr bin Haushab, Sulaiman bin Yasar, Sa’id bin al-Musayyab, al-Hasan al-Bas}ri, Sofwan bin Mahraz. Sedangkan murid-muridnya yaitu Abana bin Yazid al-‘At}or, Jarir bin Hazim, Hammad bin Salamah, Harb bin Shadad, dan Humaid al-T}owil.192
193 194
ﺛﻘﺔ: ﻣﻌﲔ
192
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 15, h. 224-233. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 8, h. 315-319. 194 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 15, h. 226-233. 193
92
Periwayat kesepuluh, At}a’ bin al-Sa>ib yang mempunyai nama asli At}a’ bin al-Saib bin Malik dan dia adalah Ibn Zaid yang sering dikatakan Ibn Yazid alThaqafi. Berdasarkan riwayat Bukhori beliau (At}a’) meninggal pada tahun 136 H. Adapun guru-gurunya yaitu Anas bin Malik, Abdullah bin Buraidah, Ikrimah murid Ibn Abbas, dan Abdurahman bin Abi Laila. Sedangkan murid-muridnya ialah Ismail bin Abi Khalid, Jari>r bin ‘Abdul Hamid, Zuhair bin Mua’wiyah, dan Zaidah bin Qadamah.195
196 197
Periwayat kesebelas, Rauh yang mempunyai nama asli Rauh bin ‘Iba>dah bin al-’Ala bin Hasan bin ‘Amru bin Marthadi al-Qaisi atau Abu Muhammad al-Bas}ri. Berdasarkan riwayat Khalifah bin Khayyat} dan Muhammad bin ‘Abdullah alHad}romi Rauh meninggal pada tahun 205 H pada bulan Jumadil Awal. Adapun guru195
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 13, h. 54-59. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 5, h. 571-574. 197 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 13, h. 57-59. 196
93
guru beliau yaitu Sa’id bin Abi ‘Urubah, Hammad bin Zaid, Hammad bin Salamah, Zuhair bin Muhammad al-Tamimi, Sufyan al-Thauri, dan Sufyan bin ‘Uyainah. Sedangkan murid-muridnya yaitu Ahmad bin Muhammad bin Hanbal, Ahmad Sinan al-Qat}an, Hajjaj bin al-Sha’ir, dan Abu Khaithamah Zuhair bin Harb. 198
199 200
Periwayat keduabelas, Sa’id yang mempunyai nama asli Sa’id bin Abi ‘Urubah: Mihran al-‘Aduwi, Abu al-Nad}r. Berdasarkan riwayat Bukhari Sa’id meninggal pada tahun 156 H. Adapun guru-gurunya yaitu Qatadah bin Di’amah, Malik bin Dinar, Muhammad bin Sirin, Sulaiman al-A’mash, dan al-Hasan al-Bas}ri. Sedangkan murid-muridnya yaitu Rauh bin ‘Ibadah, Ja’far bin ‘Aun, Asbat} bin Muhammad, Kholid bin ‘Abdullah, dan Sufyan al-Thauri.201 ﺳﻌﻴﺪ 198
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 6, h. 235-237. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 3, h. 253-255. 200 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 6, h. 238-240. 201 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 7, h. 262-263. 199
94
202
203
Periwayat ketigabelas, ‘Abdurrahman bin Ghonam yang mempunyai nama asli ‘Abdurrahman bin Ghonam al-Ash’ari al-Sha>mi. berdasarkan riwayat Khalifah bin Khiyat} ‘Abdurrahman bin Ghonam meninggal pada tahun 78 H. Adapun gurugurunya yaitu Nabi saw, Abi Hurairah, ‘Umar bin al-Khattab, ‘Uthman bin ‘Affan, Mu’adz bin Jabal, dan ‘Ali bin Abi T}olib. Sedangkan murid-muridnya yaitu Shahr bin Haushab, Sofwan bin Salim, Suwar bin Shabib, dan Yusuf bin Hashim. 204
205
206
ﺷﺎﻣﻲ ﺗﺎﺑﻌﻲ ﺛﻘﺔ
202
al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 4, h. 56-59. Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 7, h. 263-265. 204 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 11, h. 231. 205 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 6, h. 157-158. 206 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 11, h. 232-233. 203
95
Periwayat keempatbelas, Muhammad bin ‘Ubaid yang mempunyai nama asli Muhammad bin ‘Ubaid bin Abi Umayyah atau ‘Abdul ar-Rahman Isma>’il alT{onafasi. Berdasarkan riwayat Muhammad bin Sa’ad Muhammad bin ‘Ubaid meninggal pada tahun 204 H. Adapun guru-gurunya yaitu Aba>na bin Ishaq, Abi Hayyan al-Taimi, Hisham bin ‘Urwah, ‘Abdul Mlaik bin Abi Sulaiman, dan Hilal bin Salman. Sedangkan murid-muridnya yaitu Ahmad bin Hanbal, Ahmad bin Sinan alQat}an, Qutaibah bin Sa’id, dan Yahya bin Ma’in.207
208 209
ﻳﻌﻠﻰ
Periwayat kelimabelas, S}olih yaitu Ibn Hayya>n yang mempunyai nama asli S{olih bin Hayya>n al-Qurashi, atau al-Farasi. Adapun guru-gurunya yaitu ‘Abdullah bin Buraidah, Mas’ud bin Ma>lik bin Ma’bud al-Asdi, dan Abi Wa>il Shaqiq bin Salamah al-Asdi. Sedangkan murid-muridnya yaitu Muhammad bin ‘Ubaid al207
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 17, h. 27-28. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 7, h. 308-309. 209 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 17, h. 28-30. 208
96
T{onafasi, Abu Bakar bin ‘Iyash, Muhammad bin Bashar al-‘Abdi, dan ‘Abdah bin Sulaiman.210
211 212
3.Telaah Matan Hadis Dalam hal ini penulis masih menggunakan metode S{olahudin al-Adlabi yang ditinjau dari tiga aspek. Pertama peninjauan yang dilakukan melalui hadis-hadis Manna wa Salwa yang penulis telah temukan. Berdasarkan hasil penelitian, penulis tidak menemukan hadis-hadis yang saling bertentangan, adapun hadis-hadisnya sebagai berikut :
213
210
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 9, h. 19-20. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 4, h. 9-10. 212 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 9, h.19-20. 213 Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, Juz 3, h. 48. 211
97
214
.
Dua hadis ini menunjukkan tidak ada pertentangan antara hadis yang satu dengan hadis lain segi matanya tidak perlu diragukan lagi. Adapun hadis-hadis yang ditemukan penulis ini merupakan hadis yang berasal dari penelusuran penulis sendiri. Kedua, peninjauan menurut ayat al-Qur’an. Dalam hal ini penulis mengambil surat al-Baqarah ayat 57 “ Dan kami menaungi kamu dengan awan dan kami menurunkan kepadamu Manna wa Salwa. “Makanlah yang baik-baik dari rezeki yang telah kami berikan kepadamu”. Mereka tidak menzalimi kami tapi merekalah yang menalimi diri sendiri. Pengertian manna pada ayat ini berupa manisan yang ada terus menerus dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Sedangkan Salwa berupa burung puyuh yang mengambil makanan secukupnya dan burung tersebut mengandung protein dalam tubuhnya. 215 secara jelas ayat ini mendukung hadis tentang Manna. Ketiga,
Peninjauan
sesungguhnya manna 214
secara
historis
dan
akal.
Berdasarkan
sejarah
diberikan kepada Bani Israil yang melakukan perjalanan
Muslim, S}ohih Muslim, Juz 10, h. 366. Depag, Tafsir al-Qur’an tematik “Kesehatan dalam Perspektif Islam”, ( Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an, 2009), h. 265-266. 215
98
panjang dengan susah payah dari Mesir ke Syiria. Kemudian Allah memerintahkan untuk memakan makanan yang baik dari rezeki yang telah dilimpahkan. Walaupun hadis ini di tunjukkan kepada Bani Israil tetapi berlaku kepada seluruh umat Islam.216 C. Teks Hadis dan Terjemahnya Tentang Madu
217
Artinya :Telah diriwayatkan oleh Ibn Ma>jah dari Mahmud bin Khaddash dari Sa’id bin Zakariya al-kurshi dari al-Zabir bin Sa’id al-Hashimi dari ‘Abdul Hamid bin Salim dari Abi Hurairah bahwasanya Rasulullah saw bersabda : “Siapa saja yang makan madu tiga hari dalam setiap bulan, tidak akan tertimpa atasnya bala yang besar.
1. Takhrij Hadits Penelitian selanjutnya hadits mengenai Madu yang ditemukan dalam kitab al-Mu’jam al-Mufahras karya Wensinck, kedua Mausu>’at At}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi> karya Abu Hajar Muhammad Sa’id bin Bashu>ni Zaghlu>l, dan ketiga Mifta>hu Kunu>z al-sunnah karya Muhammad Fuad Abdul Baqi , dan kempat Musnad Ahmad bin Hanbal atau kitab Taqri>bu Tukhfat al-Ashraf bi Ma’rifat al-At{ra>f. Penjabarannya sebagai berikut.
216 217
Depag, Tafsir al-Qur’an tematik “Kesehatan dalam Perspektif Islam” , h. 266. al-Qazwaini, Sunan Ibn Majjah, Juz 2, kitab , bab , h. 333
99
, ﻋﺴﻞ,ﻟﻌﻖ
Pertama, dalam kitab al-Mu’jam al-Mufahras penulis menelusuri Berikut ini adalah data-data yang ditemukan penulis: 218
ﻣﻦ ﻟﻌﻖ: ﻟﻌﻖ.
219
: ﻋﺴﻞ.
220
:
.
Hasil penelusuran dalam Kitab al-Mu’jam al-Mufah}ras li> al-Faz al-Hadith ﻋﺴﻞ ﻟﻌﻖ 7 ﻃﺐ: ﺟﻪ
7 ﻃﺐ: ﺟﻪ
7 ﻃﺐ: ﺟﻪ
Adapun keterangan hadis yang didapat penulis hanya berjumlah 1 hadis yang berasal dari Sunan Ibnu Ma>jah. Terdapat dalam kitab al-Ti{b bab 7. Kedua, dalam kitab Mausu>’at At}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi> penulis menelusuri dan menemukan keterangan sebagai berikut : Mausu>’at At}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi> 221
140 :10 ﻓﺘﺢ 4570 ﻫـ
3450 ﻫـ 125 :2 69 40 : 3 ﻋﻘﻴﻠﻲ 762 ﺿﻌﻴﻔﺔ
218
Wensinck, al-Mu’ja>m al-Mufahras Li al-Faz al-Hadi>th al-Nabawi, Juz 6, h. 122. Wensinck, al-Mu’ja>m al-Mufahras Li al-Faz al-Hadi>th al-Nabawi, Juz 4, h. 213. 220 Wensinck, al-Mu’ja>m al-Mufahras Li al-Faz al-Hadi>th al-Nabawi, Juz 1, h. 220. 221 Zaglu>l, Mausu>’atu al-At}ra>f Fi> al-Hadi>thi al-Nabawi juz 8, h. 536. 219
100
215 : 3 1956 : 5 : ﻛﻨـﺰ
3441 ﻛﻨـﺰ
Adapun keterangan yang didapat penulis dalam kitab Mausu>’at At}ra>f alHadi>th al-Nabawi, sepuluh keterangan satu dari al-Kutub al-Sittah yaitu Sunan Ibnu Ma>jah hadis ke 3450 . Sedangkan sembilan lagi berasal dari kitab-kitab hadis dan beberapa kamus hadis yang sesuai dengan tabel diatas. Ketiga, Penulis menelusuri melalui kitab Taqri>bu Tukhfat al-Ashraf bi Ma’rifat al-At{ra>f ditelusuri melalui periwayatan sahabat, adapun keterangan yang didapat dalam kitab tersebut sebagai berikut. 222
ﺗﻘﺮﻳﺐ
ﻋﻈﻴﻢ 3450
Keterangan yang didapat dalam kitab Taqri>bu Tukhfat al-Ashraf bi Ma’rifat al-At{ra>f hanya satu yaitu hadis yang berasal dari Ibn Ma>jah, nomer hadis 3450. Demikianlah penelusuran yang didapat penulis dari empat metode yang digunakan dalam melakukan takhri>j hadits, akan tetapi penulis tidak menemukan pada kitab Miftah Kunu>zuz al-Sunnah. Dari keterangan yang didapat di atas penulis menemukan hanya 1 hadis.
222
Yusuf bin 'Abdurahman al-Mizzi, Taqri>b Tukhfatul al-Ashra>f bi Ma'rifat al-At}ra>f , Juz 3, (Beirut : Muassastu al-Kutub Al-Thiqafiyah, 1994), h.102.
101
a) Hadis yang berasal dari kitab al-Mu’jam al-Mufah}ras li> al-Faz al-Hadith, Mausu>’at At}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi, dan kitab Taqri>bu Tukhfat al-Ashraf bi Ma’rifat al-At{ra>f
"7
ﻃﺐ
ﺳﻨﻦ .3450
223
2. Identifikasi Sanad Pada bagian ini penulis akan melakukan penelitian yang ditinjau dari segi sanadnya, setelah melakukan penelusuran pada bagian hadisnya maka penulis menemukan beberapa sanad yang perlu ditinjau sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya hadis tersebut, khususnya hadis mengenai kedokteran Nabi. Adapun riwayat yang ditemukan penulis terdapat dalam table berikut ini.
223
al-Qazwaini, Sunan Ibn Majjah, Juz 2, h. 333.
102
Berdasarkan tabel diatas penulis hanya menemukan satu jalur periwayatan, berdasarkan tiga kamus yang digunakan, keterangan yang didapat hanya menunjukkan hadits dari Ibn Majjah saja, selain dari itu penulis tidak mendapatkan keterangannya. Adapun keterangan yang didapat sebagai berikut. Periwayat pertama, Ibn Ma>jah. Untuk periwayatan periwayatan Ibn Ma>j ah penulis telah menjelaskan pada halaman 65. Periwayat kedua, Mahmud bin Khida>sh yang mempunyai nama asli Mahmud bin Khida>sh, Abu Muhammad al-T{olaqa>ni. Berdasarkan riwayat Muhammad bin Ishaq al-Thaqafi Mahmud bin Khida>sh lahir pada tahun 160 H dan meninggal pada tahun 250 H. Adapun guru-gurunya yaitu Sa’id bin Zakaria al-Mada>ni, Sufyan bin ‘Uyainah, ‘Abdul ar-Rahman bin Mahdi, Ahmad bin Hanbal, dan ‘Isa bin Yunus. Sedangkan murid-muridnya yaitu al-Tirmidzi, Ibn Majah, al-Nasai, Ya’kub bin Ishaq al-Kindi, Ahmad bin Muhammad al-Asdi, dan Ibrahim bin Ishaq al-Harabi.224
225 226
,
224
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 17, h. 475. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 5, h. 26. 226 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 17, h. 475-476. 225
103
Periwayat ketiga Sa’id bin Zakaria al-Qurashi yang mempunyai nama asli Sa’id bin Zakaria al-Qurshi, Abu ‘Uthman, atau Abu ‘Umar al-Mada>ini. Adapun guru-gurunya yaitu al-Zubair bin Sa’id al-Ha>shimi, Zakaria bin Yahya, ‘Ali bin Sa>rah, Sa’id bin al-Hakam, dan Tha>bit bin Qais al-Madini. Sedangkan muridmuridnya yaitu Mahmud bin Khidash, Ziaad bin Ayub, Yahya bin Ma’in, dan Ahmad bin Hanbal.227
228
229
ﺎ
،
Periwayat keempat yaitu al-Zubair bin Sa’id al-Hashimi yang mempunyai nama asli al-Zubair bin Sa’id bin Sulaiman bin Sa’id bin Naufal bin al-Ha>rith alQurashi al-Hashimi, Abu al-Qa>sim atau Abu Hashim al-Madini. Beliau tidak ditemukan tahun kelahirannya dan wafatnya. Adapun guru-gurunya yaitu ‘Abdul Hamid bin Salim, ‘Amru bin Dinar, S}ofwan bin Sa>lim, Muhammad bin al-Munkadir, dan al-Yasi’ bin al-Mughirah. Sedangkan murid-muridnya yaitu Sa’id bin Zakaria al227
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 7, h. 191-192. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 3, h. 322. 229 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 7, h. 193. 228
104
Madaini, Isma’il bin Iyash, Jarir bin Ha>zim, Mut}orif bin ‘Abdullah al-Madani, dan ‘Abdul Hamid bin Zakaria.230
231
232
ﺮﻳﺎ ﺿﻌﻴﻒ
Periwayat kelima ‘Abdul Hamid bin Salim yang mempunyai nama asli yang mempunyai nama asli ‘Abdul Hamid bin Salim, Abu Salim, maula ‘Amru bin alZubair. Beliau tidak ditemukan tanggal kelahiran dan wafatnya. Adapun gurugurunya yaitu hanya Abi Hurairah. Sedangkan muridnya hanya al-Zubair bin Sa’id al-Hashimi.233
234
235
3) Telaah Matan 230
Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 6, h. 276. al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 3, h. 322. 232 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 6, h. 277. 233 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 12, h. 47. 234 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 5, h. 26. 235 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 12, h. 47. 231
105
Sebagaimana dua hadis sebelumnya penulis juga melakukan telaah matan pada hadis madu. Pertama peninjauan yang dilakukan terhadap hadis-hadis yang berhubungan dengan hadis madu Rasullah saw pernah bersabda yang berasal dari riwayat Ibn Abbas yang berkata “Pengobatan iu terdapat 3 hal Sayatan Pembekam, Minum madu, dan Kayu dengan api. Akan tetapi aku melarang umatku melakukan pengobatan dengan kayu dan api.236 Sedangkan yang kedua al-Qur’an mendukung hadis tentang madu sebagai penyembuh manusia dalam al-Qur’an Surat al-Nahl ayat 69 “ Keluarlah dari perut lebah tersebut minuman yang beraneka ragam warnanya di dalamnya terdapat obat bagi manusia”. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pertentangan antara al-Qur’an dan hadis terkait masalah madu. Ketiga, peninjauan yang berkaitan dengan historis dan akal, berdasarkan sejarah Nabi pernah mengobati seorang laki-laki yang sedang sakit dan Nabi mengobatinya dengan madu sehingga laki-laki tersebut sembuh dari penyakit maag dan lambung. Sejarah ini menunjukkan bahwa tidak ada pertentangan dengan akal tentang pengobatan dengan madu.237
h. 75.
236
Magdy Shehab, Ensiklopedi Mu’jizat al-Qur’an dan Hadis,(Jakarta: Sapta Sentosa, 2008),
237
Shehab, Ensiklopedi Mu’jizat al-Qur’an dan Hadis, h.74.
106
BAB IV ANALISIS PENGOBATAN TENTANG KURMA, MANNA DAN MADU A. Khasiat Tentang Kurma Penulis telah menyebutkan sedikit tentang beberapa khasiat kurma yang tercantum di hadis yang telah diteliti penulis. Pembahasan ini bertujuan untuk menjelaskan tentang beberapa manfaat yang dapat diambil dari buah kurma itu sendiri. Dalam tradisi Islam khususnya di Indonesia kurma merupakan salah satu buah yang menjadi cirri khas umat Islam. Ketika bulan ramadhan misalnya Nabi selalu berbuka puasa menggunakan kurma. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya mengapa Nabi buka puasa dengan kurma?. Berdasarkan penelitian bahwa ketika berbuka puasa, kandungan glukosa dalam darah dan sel-sel tubuh yang bermacam-macam menjadi berkurang. Atas dasar inilah Nabi memakan kurma karena dengan kurma mampu mengembalikan sumber energi yang telah hilang ketika berpuasa, menurut Ibn Qayim al-Jauziyyah dalam penelitiannya.1 Selain itu pula kurma juga bermanfaat untuk menenangkan diri, dan bisa juga menjadi makanan paling efektif ketika ditimpa kesusahan. Hal ini tertuang dalam Q.S Maryam ayat 24-25 “Jibril menyerunya dari tempat yang rendah janganlah kamu bersedih hati sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai dibawahmu (24). “Goyanglah pangkal pohon kurma niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu” (25).
1
Hisham Thalbah, Ensiklopedia Mukjizat al-Qur’an dan Hadits “Kemukjizatan Tumbuhan dan Buah-Buahan (Bekasi : PT Sapta Sentosa, 2008), h. 31.
107
Pembahasan sebelumnya yang mengatakan bahwa Rasulullah selalu memakan buah kurma pada saat berbuka puasa. Selain itu Rasulullah juga biasa memakan kurma matang yang dicampur dengan keju atau roti. Khasiat dari kurma masak ini dapat memperkuat lever, mereleksasi usus, menambah produksi sperma jika dikonsumsi dengan cemara dan menyembuhkan radang tenggorokan. Kurma masak sangat bergizi bagi tubuh karena esensinya panas dan basah, jika dimakan pada saat perut kosong kurma membantu mematikan cacing.2 Kurma matang juga dapat membantu persendian rahim dan menguatkan tubuh pada saat melahirkan, menjadi sumber energi karena mengandung gula yang berkadar tinggi, membantu merangsang nafsu makan, memakan kurma sebelum sarapan pagi membunuh ulat/kuman, berguna untuk pengobatan anemia karena mengandung zat besi yag berkadar tinggi, berguna untuk penderita batuk, membersihkan paru-paru, dan membersihkan kulit.3 Kurma mentah juga bermanfaat dalam pengobatan Hemeopathy (pengobatan tanpa menggunakan bahan kimia) dan bisa mencegah penyakit hati dan penyakit ginjal dengan menghaluskan bijinya seperti serbuk teh kemudian diberi air dan diminum.4 Selain mempunyai khasiat yang telah disebutkan oleh penulis di atas. Kurma juga diartikan oleh masyrakat arab sebagai pohon kehidupan karena seluruh bagian kurma mempunyai manfaat mulai dari buahnya yang bisa dimakan
2
al-Jauziyah, Metode Pengobatan Nabi Cara Nabi Mengobati Berbagai Macam Penyakit, h. 363-364. 3 Muhammad, Mukjizat Kedokteran Nabi, h. 107-108. 4 Suyanti Satuhu, Kurma Khasiat dan Olahannya (Jakarta: Penebar Swadaya, 2010), h. 30.
108
, pucuknya yang dijadikan tepung, nira atau getahnya bisa diminum, biji kurma bisa dijadikan pakan keledai atau unta. 5 Khasiat-khasiat yang disampaikan penulis ini mempunyai dasar yang berasal dari Nabi Muhammad saw, yaitu hadis-hadis yang berasal dari ‘Aisyah, ‘Amir bin Sa’ad bin Abi Waqqash, Abu Hurairah. Kemudian berdasarkan penelitian Dr. Burket menjelaskan bahwa muncul penyakit-penyakit yang baru dimasyarakat barat akan tetapi tidak terjadi di Negara-negara berkembang yang mengkonsumsi kurma.6 B. Khasiat Manna al-Manna adalah materi (bahan) getah manis kental seperti madu yang dikeluarkan dari lebah, bertumpuk di pohon sejak terbit fajar hingga terbenam matahari, lalu kering dan berubah menjadi benda putih seperti tepung atau kertas putih halus yang terpencar pada jenis sebangsa batang pohon. Dan dapat langsung dimakan atau dilarutkan ke dalam air lalu diminum dan rasanya sangat manis, penuh kualitas gizi yang tinggi karena kaya dengan kandungan gula anggur dan gula buah.7 Al-Manna dapat memperlancar pencernaan dan pengisapan, al-Manna adalah makanan yang baik bagi manusia serta dapat digunakan untuk kepentingan medis dan pengobatan. Rasulullah menyebutkan al-Manna sebagai cendawan yang dapat menyembuhkan mata, hal ini dilakukan eksperimen modern oleh Dokter al-Mu’taz al-Marzuki sebagaimana dikatakan oleh Zaglul an-Najjar 5
Rosita, Khasiat dan Keajaiban Kurma (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2009), h. 6. Ahmad Syauqi Ibrahim, Ensiklopedia Mukjizat Ilmiah Hadis Nabi Rahasia Tumbuhan dan manfaatnya (Bandung: Sygma Pubishing, 2010), h. 138-139. 7 Muhammad, Mukjizat Kedokteran Nabi, h. 110. 6
109
yang membuktikan kebenaran hadis Nabi bahwa al-Mann adalah obat penawar mata.8 Menurut buku al-T{ib al-Nabawi al-Manna adalah sejenis jamur truffle yang muncul di tanah tanpa ditanam jamur ini tumbuh pada musim semi dan dapat dimakan mentah atau masak. Dalam buku tesebut dijelaskan bahwa ada tiga pendapat mengenai sabda Rasulullah “Jamur truffle airnya dapat menyembuhkan mata” pertama, air jamur truffle dicampur dengan obat-obatan lain bagi penyakit mata. Kedua, jamur truffle digunakan sendiri setelah dipanggang dan diambil airnya. Api mematangkan dan melembutkan jamur truffle sehingga melarutkan lendir dan ampas berbahaya yang dikandungnya dan menyisakan unsur-unsur yang berkhasiat saja. Ketiga, yang dimaksud airnya adalah air hujan yang menjadikan jamur truffle tumbuh dan merupakan bagian pertama hujan yang jatuh. Al-Ghafiqi mengatakan jamur truffle adalah obat terbaik bagi mata.9 Ibn Sina juga menegaskan bahwa jamur truffle ini jusnya dapat menyembuhkan mata, bahkan al-‘Asqalani menggambarkan beberapa sifat jamur truffle. Diantara sifat-sifatnya yaitu tumbuh di padang pasir Arab dan ketika matang mereka keluar di permukaan tanah yang mempunyai nama klasik alKam’ah.10
8
Muhammad, Mukjizat Kedokteran Nabi, h.111. al-Jauziyah, Metode Pengobatan Nabi Cara Nabi Mengobati Berbagai Macam Penyakit, h. 441-447. 10 M.I.H. Farooqi, Terapi Herbal Cara Islam Manfaat Menurut al-Qur’an&Sunah Nabi, h. 101. 9
110
Adapun al-Salwa adalah burung yang sudah popular dengan nama alSamman (burung quil; puyuh), yang merupakan salah satu jenis burung yang menjadi sasaran berburu, hewan buruan yang sebagian dapat dijinakkan seperti ayam, itik, dan ayam kalkun. C. Khasiat Madu Madu merupakan cairan yang dihasilkan oleh lebah yang mempunyai khasiat yang bermacam-macam. Salah satunya ialah riset kedokteran modern mengungkapkan bahwa pengobatan tradisional dengan sesendok madu kepada anak-anak yang terserang penyakit dapat memberikan efek positif dan memudahkan anak-anak tidur.11 Dalam kitab “At-T{ib min al-Kitab wa al-Sunnah” (pengobatan dari alQur’an dan sunnah) dikatakan bahwa Rasulullah meminum segelas madu dicampur air setiap hari sebelum sarapan karena madu memiliki manfaat untuk pengobatan berbagai macam penyakit. Ibnu Juraij mengatakan bahwa Zuhri berkata “Minumlah madu, karena madu baik untuk daya ingat.” 12 Penjelasan madu ini juga telah dijelaskan secara komprehensif oleh Ahmad Syawqi Ibrahim dalam Ensiklopedia Mu’jizat ilmiah Hadis Nabi yang menyebutkan Sembilan manfaat madu yaitu menyembuhkan penyakit anemia, menyembuhkan penyakit infeksi saluran pernafasan, menyembuhkan penyakit tbc, membantu otot jantung bekerja, meregangkan ganguan urat syaraf,\
11
Thalbah, Ensiklopedia Mukjizat al-Qur’an dan Hadits “Kemukjizatan Pengobatan dan Makanan, h. 225. 12 Muhammad, Mukjizat Kedokteran Nabi, h. 101.
111
menyembuhkan
penyakit
lambung,
menyembuhkan
penyakit
hati,
menyembuhkan penyakit diare, dan menyembuhkan penyakit diabetes. 13 Menurut penelitian ilmuwan Jerman tahun 1953 menyebutkan bahwa madu adalah bahan pembersih makanan dan minuman terbaik. Pemberian madu kepada pasien tidak akan meningkatkan gula darah jika digunakan secara alami dan hal ini dikuatkan oleh dua tokoh ilmuwan yang bernama Strews dan Rifeld dalam bukunya Traete Biologie de L’adeille ditahun 1968.14 Selain itu pula madu merupakan minuman yang paling mulia hal ini dijelaskan oleh ‘Ali RA berkata “Kehinaan untuk dunia semulia-mulia pakaian manusia dalam kehidupan dunia adalah air liur jenis serangga dan semuliamulianya minuman adalah apa yang keluar dari mulut lebah”. 15 Penjelasan ini mengindikasikan bahwa madu merupakan minuman yang bermanfaat bagi manusia, bahkan dijadikan obat oleh orang-orang tertentu dalam menyembuhkan segala macam penyakit. Allah menjelaskan hal ini tentang hubungan antara manusia dan lebah dalam al-Qur’an surat al-Nahl:68 “Tuhanmu mewahyukan kepada lebah bukan Allah mewahyukan kepada lebah”. Ayat ini menunjukkan perintah Allah terhadap lebah agar dapat memenuhi kebutuhan manusia sebagai pengobat. 16
h. 43-44. h. 45.
13
Ibrahim, Ensiklopedia Mu’jizat ilmiah Hadits Nabi Serangga, Laba-laba, dan Mikroba,
14
Ibrahim, Ensiklopedia Mu’jizat ilmiah Hadits Nabi Serangga, Laba-laba, dan Mikroba,
15
Ahmad Latif dan Firdaus, Madu Lebah Penawar Penyakit Zahir dan Batin, h. 15. Ahmad Rais, Madu Lebah Obat Yang Menyembuhkan, h. 65.
16
113
BAB V PENUTUP A.KESIMPULAN Hadis tentang kurma, manna, dan madu yang telah diteliti oleh penulis mempunyai kesimpulan yang beraneka ragam. Adapun kesimpulannya sebagai berikut. Hadis kurma berdasarkan penelitian penulis ditinjau dari segi penisbahan matannya marfu’ sedangkan matan hadisnya bersifat taqriri dan secara keseluruhan kualitas hadis ini s}ahi>h. Sedangkan dari segi kuantitas hadis ini ahad karena periwayatn dari sahabat hingga Tabi’tabi’in hanya satu. Adapun hadis manna ditinjau dari segi penisbahan matannya hadisnya marfu’ karena sampai kepada Nabi dan sifatnya qauli. Secara keseluruhan kualitas hadis ini s}ahi>h walaupun terdapat tiga perawi yang dinyatakan tidak tsiqah yaitu Mator alWarraq yang di-jarh oleh Nasai dengan laisa bil qawi, Jarir bin Yazid yang di-jarh oleh Abu Zur’ah dengan Munkar al-Hadith dan Ibn Hayyan yang dinyatakan oleh Ibn Ma’in, Abi Daud, dan Abi Ha>tim dengan jarh d}o’if dan laisa bil qawi. Akan tetapi hadis manna mempunyai shawahid yang menunjukkan hadis tersebut s{ahi>h karena periwayatnya semua tsiqah sedangkan dari segi dari kuantitasnya hadis ini termasuk muttawatir berdasarkan pendapat dari Abu al-T{ayib.1
1
Endang Soetari, Ilmu Hadits Kajian Riwayah dan Dirayah (Bandung: Mimbar Pustaka, 2005), h. 120.
114
Sedangkan hadis mengenai madu penulis menyimpulkan hadis ini dari segi penisbahan matannya hadisnya marfu’ yang sifatnya qauli dan secara keseluruhan kehujahan hadis ini termasuk hadis s}ahi>h
walaupun terdapat dua perawi yang
diragukan ketsiqahannya yaitu al-Zubair bin Sa’id di-jarh oleh al-Nasai dan Ibn Ma’in d}o’if dan Sa’id bin Zakaria yang di-jarh oleh Zakaria bin Yahya sebagai d}o’if akan tetapi tidak merubah kualitas hadis tersebut. Adapun hadis ini ditinjau dari segi kuantitasnya termasuk hadis ahad karena sanadnya dari Nabi hingga tabi’-tabi’in hanya satu. B.Saran dan Kritik Terhadap Karya. Penelitian ini masih mempunyai kekurangan dari segi penjelasan mengenai hadis-hadis yang berhubungan dengan kedokteran. Penulis menyarankan beberapa alternative penelitian seperti hadis tentang gandum, delima, anggur, dan beberapa tanaman yang dapat menyembuhkan penyakit. Jika penelitian ini dilakukan agar menambah khazanah dunia Islam dalam bidang kedokteran, khususnya dalam pengobatan Nabi. Bahkan jika dikaji lebih lanjut maka akan tercipta buku mukjizat kedokteran Nabi dalam hadis Nabi.
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Lathif dan Firdaus, Md. Madu Lebah Penawar Penyakit Zahir dan Batin. Kuala Lumpur: Darul Nu’man, 1966. Al-Alba>ni>, Muhammad Na>siruddi>n. S}ohi>h Sunan al-Nasa>’i>. Penerjemah Ahmad Yoswaji Jakarta: Pustaka Azzam, 2004. Al-‘Asqala>ni>, Syihab al-di>n Ahmad bin ‘Ali> bin Hajar. Tahdhi>b al-Tahdhi>b. Beirut: Da>r al-Fikr, 1995. Azami, M.M. Menguji Keaslian Hadis-hadis Hukum Sanggahan atas The Origin Muhammadan Jurisprudence Joseph Schacht. Penerjemah Asrofi S{odri. Jakarta: Pustaka Firdaus, 2004. Al-Baghdadi, al-Khat}i>b. al-Kifayah fi ,,Ilm al-Riwayah. Al-Madinah al-Munawarah: al-Maktabah Ilmiyah, t.t. Baqi, Fuad Abdul. Miftah Kunu>z al-Sunnah. Al-Qa>hirah: Da>r al-Hadis, 1991. Al-Bukha>ri>, Abi> Abdillah Muhammad bin Isma>’il. S{ohi>h Bukho>ri. Kairo: Da>r alHadith, 2004. Bustamin dan Salam, M. Isa H. A. metodologi Kritik Hadis. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004. Depag, Tim RI, Tafsir al-Qur’an Tematik Kesehatan Dalam Perspektif al-Qur’an. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an, 2009. Farooqi, M.I.H.Terapi Herbal Cara Islam Manfaat Tumbuhan Menurut al-Qur’an dan Sunah Nabi. Bandung: Mizan Media Utama, 2005. Garaudi, Roger. Janji-Janji Islam. Penerjemah H.M.Rasyidi. Jakarta: Bulan Bintang, 1982. Goldziher, Ignaz. Mazhab Tafsir. terj: M. Alaika Salamullah dkk,, Yogyakarta: Elsaq Press, 2006. Haikal, Muhammad Husen. Sejarah Hidup Muhammad. Penerjemah Ali Audah. Jakarta: InterMasa, 1996. Hanafi, Ahmad. Pengantar Filsafat Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1996. Haus, Drayan.”Khasiat Kurma.” Artikel diakses pada 10 Februari 2011 dari http://www.drayanhaus.blogspot.com. Ibrahim, Ahmad Syauqi. Ensiklopedia Mukjizat Ilmiah Hadis Nabi Rahasia Tumbuhan dan Manfaatnya. Bandung: Sygma Publishing, 2010.
115
Ibrahim, Muhammad. Berobat dengan Ayat-ayat al-Qur’an. Bandung: Trigenda Karya, 1995. Ismail, M. Syuhudi. Metodologi Penelitian Hadis Nabi. Jakarta: Bulan Bintang, 1992. Al-Jauziyyah, Ibn Qayyim. Pengobatan Cara Nabi. Penerjemah Mudzakir As. Bandung: Penerbit Pustaka, 1997. ……………………………. Sistem Kedokteran Nabi Kesehatan dan Pengobatan Menurut Petunjuk Nabi Muhammad Saw. Penerjemah Said Agil Husin alMunawar dan Abd Rahman. Semarang: Dina Putra Semarang: 1994. Juynboll. Teori Common Link G.H.A Juynboll Melacak Akar Kesejarahan Hadits Nabi. terj: Ali Masrur, Yogyakarta: Lkis Yogyakarta, 2007. Kasule, Oemar Hasan. Pengobatan Ala Nabi. T.tp: Penerbit Unismuh Kasule, 2008. Labib, Muhsin. Para Filosof Sebelum dan Sesudah Mulla> Shadra>. Jakarta: al-Huda, 2005. Al-Marwazi>, Abu> Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hila>l bin As’ad. Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal. Beirut: Da>r al-Fikr, 1985. Al-Mizzi>, Jamaluddi>n Abi> al-Haja>j Yu>suf. Tahdzi>b al-Kama>l fî Asma’ al-Rija>l. Beirut: Da>r al-Fikr, 1994. Al-Mizzi, Yusuf bin ‘Abdurrahman. Taqri>b Tukhfatul al-Ashra>f bi Ma’rifat al-At}ra>f. Beirut: Muassastu al-Kutub al-Thiqafiyah, 1994. Muhammad, Mahir Hasan Mahmud. Mu’jizat Kedokteran Nabi Berobat dengan Rempah dan Buah-buahan. Penerjemah Hamzah Hasan, Jakarta: Qultummedia, 2007. Munawwir, Ahmad Warson, Kamus Al-Munawwir. Surabaya: Pustaka Progresif, 2002. Munawwir, Imam. Mengenal Pribadi 30 Pendekar dan Pemikir Islam dari Masa ke Masa. Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1985. Mustofa, Filsafat Islam. Jakarta: Pustaka Setia, 1997. Nasution, Hasyimsyah. Filsafat Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama, 1996. Nata, Abuddin. Persfektif Islam Tentang Pendidikan Kedokteran. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2004.
116
Al-Naysa>bu>ri, Abi> al-Husain Muslim bin al-H{aja>j. S{ohih Muslim. Beirut: Da>r al‘Ilmiyyah, 2006. Al-Naysa>buri, Muhammad bin Abdullah Abu Abdullah al-Ha>kim. Al-Mustadrak ‘Ala> al-S{ohi>haini. Beirut: Da>r al-kutub al-‘ilmi>yah, 1990. Qandil, Abdul Mun’im. Pengobatan di Dalam al-Qur’an. Penerjemah Mudzakir AS. Bandung: Pustaka, 1998. Qard}awi, Yusuf. Bagaimana Memahami Hadis Nabi Saw. Penerjemah Muhammad al-Baqir. Bandung: Kharisma, 1999. Al-Qazwai>ni>, Abi> Abdillah Muhammad bin Yazi>d. Sunan Ibnu Ma>jah. Al-Qa>hirah: Da>r al-Hadi>ts, 1998. Rais, Ahmad. Madu Lebah Obat Yang Menyembuhkan. Jakarta: Media Dakwah, 1996. Raqith, Hasan. Hidup Sehat Cara Islam Seluk Beluk Kesehatan dan Penjagaannya. Bandung: Jembar, 2007. Al-Razi, Abu Bakar Muhammad bin Zakariya. Al-Ha>wi> fi al-T{i>b. Beirut: Da>rl-Kitab Ilmiyah, 2000. RI, Kepustakaan. Ensiklopedia Mu’jizat al-Qur’an dan Hadits jilid V. Penerjemah Syarif Hade Masyah. Bekasi: Sapta Sentosa, 2008. Ristu.”Anatomi dan Fisiologi dalam Kedokteran Islam.” Artikel diakses pada 15 Maret 2011 dari http://ristu-hasriandi.blogspot.com/2009/08/anatomi-danfisiologi-dalam-kedokteran.html Rosita. Khasiat dan Keajaiban Kurma. Bandung: PT Mizan Pustaka, 2009. Sanha>ji, Abdullah. Tarjamah Sunan Ibnu Ma>jah. Semarang: CV. Al-Syifa’, 1992. Satuhu, Suyanti. Kurma Khasiat dan Olahannya. Jakarta: Penebar Swadaya, 2010. Shehab, Magdy. Ensiklopedi Mu’jizat al-Qur’an dan Hadis. Jakarta: Sapta Sentosa, 2008. Al-Sijista>ni, Abi> Da>wud Sulaiman bin al-Asy’ats. Sunan Abi da>wud. al-Qa>hirah: Da>r al-Fikr, 1994. Sina, Ibn. al-Qanu>n fi al-T{i>b. Lebanon: Darl al-Fikr, 1994. 117
Soetari, Endang. Ilmu Hadits Kajian Riwayah dan Dirayah. Bandung: Mimbar Pustaka, 2005. Studio, Nin. Ibnu Sina (Avicenna). Jakarta: Gema Insani, 2006. Sunarto, Ahmad. Tarjamah S{ohi>h Bukho>ri. Semarang: asy-Syifa, 1993. Al-Suyuthi, Jalaluddin Abdurrahman, Pengobatan Cara Nabi Saw. Penerjemah Hakim dan Ahsin Muhammad. London: Ta-Ha Publishers, 1994. Thalbah, Hisham. Ensiklopedia Mu’jizat al-Qur’an dan Hadits “Kemukjizatan Tumbuhan dan Buah-buahan. Bekasi: PT Sapta Sentosa, 2008. Al-Tirmidzi, Abi> I<sa Muhammad bin 'i>sa bin Surah. Sunan al-Tirmdizi>. Beirut: Da>r al-Fikr, 1994. Wensinck, A.J. al-Mu'jam al-Mufahras li Alfaz al-Hadi>ts al-Nabawi>. Leiden: E.j. Brill, 1969. Yamani, Ja’far Khadem. Kedokteran Islam Sejarah dan Perkembangannya. Penerjemah Tim Dokter Idavi. Bandung: Penerbit Dzikra, 2007. Yuslem, Nawir. Ulumul Hadis. ttp: PT. Mutiara Sumber Widya, 2001. Zaglul, Abu Hajar Muhammad Said bin Bashuni. Mausu>’atu al-Atraf Fi> al-Hadi>thi al-Nabawi. Beirut: Dar al-Fikr, 1989.
118
Lampiran 1 SKEMA HADITS TENTANG KURMA
ﻋﻦ
ﻋﻦ
ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﺣﺪﺛﻨﺎ
NB : : Ahmad bin Hanbal : Abu Daud : al-Tirmidzi
ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﺣﺪﺛﻨﺎ
TABEL SKEMA HADITS TENTANG MANNA
ﻋﻦ
ﻋﻦ
ﻋﻦ
ﻋﻦ
ﻋﻦ
ﻋﻦ
ﺷﻬﺮ ﺑﻦ ﺣﻮﺷﺐ ﻋﻦ
ﻋﻦ
ﻋﻦ ﻋﻦ
ﻋﻦ
ﻋﻦ
ﻣﻄﺮ
ﻋﻦ
ﻋﻦ ﻋﻦ
ﻋﻦ
ﺷﻌﺒﺔ
ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﺑﻦ ﻋﻴﻴﻨﺔ
ﺟﺮﻳﺮ
ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﻋﻦ
ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﻋﻦ
ﺑﻦ ﻋﺎﻣﺮ
ﻋﻦ ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﻋﺒﺜﺮ
ﻗﺘﻴﺒﺔ ﺑﻦ ﺳﻌﻴﺪ
ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﻋ ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﺧﺪﺛﻨﺎ
ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﻣﺴﻠﻢ Keterangan Sohih Bukhari Sohih Muslim Sunan Ibn Majjah Ahmad bin Hanbal Ahmad bin Hanbal dan Muslim Ibn Majjah dan Muslim Bukhhori dan muslim Ibn Majjah dan Ahmad bin Hanbal Muslim Ibn Majjah dan Ahmad bin Hanbal bukhori , muslim dan ahmad bin hanbal Bukhori Muslim , Ibn Majjah dan Ahmadan bin Hanbal
ﻋﻦ
ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﺑﻦ ﺣﻨﺒﻞ
Lampiran 3
SKEMA HADITS MADU
ﻋﻦ
ﻋﻦ
ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﺣﺪﺛﻨﺎ