STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT.ASAHIMAS FLAT GLASS TBK, SIDOARJO Alfian Rachmatu Taufan, Ir.R.Wahyudi, Dr. Dedet Candra Riawan, ST.M.Eng Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo Surabaya-60111 Abstrak: Kontinuitas dan keandalan merupakan faktor yang sangat dibutuhkan dalam sistem kelistrikan industri. Koordinasi sistem proteksi berperan sangat penting untuk menjamin kontinuitas dan keandalan sistem penyaluran tenaga listrik. Untuk meningkatkan keandalan sistem kelistrikan di PT. Asahimas Flat Glass Tbk, maka sensitifitas peralatan pengaman perlu ditingkatkan. Hal ini dilakukan dengan evaluasi setting dan koordinasi rele pengaman arus lebih dengan menggambarkan kurva karakteristiknya.Dalam melakukan analisa setting rele pengaman perlu diperhatikan besarnya arus gangguan yang mungkin terjadi, karakteristik serta pemasangan peralatan pengaman terpasang. Dari hasil analisa diketahui bahwa terdapat beberapa kesalahan pada setting existing rele arus lebih sehingga perlu dilakukan resetting rele. Berdasarkan analisa resetting rele ini dapat diketahui bahwa koordinasi rele pengaman arus lebih pada sistem kelistrikan di PT. Asahimas Flat Glass Tbk, telah sesuai dengan standard pengamanan yang ada, sehingga sensitifitas peralatan pengaman dapat ditingkatkan dan kontinuitas suplai daya tetap terjaga. Kata Kunci : Setting, koordinasi rele, dan kurva karakteristik. I. PENDAHULUAN PT. Asahimas Flat Glass Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan kaca. Dalam mendukung operasinya PT. Asahimas Flat Glass Tbk. melakukan alokasi pabrik pada dua lokasi yaitu di Jakarta dan di Sidoarjo. Adapun lokasi PT. Asahimas Flat Glass Tbk. yang terletak di Sidoarjo adalah sekitar 20 kilometer dari Surabaya ke arah Mojokerto yang masuk wilayah Kabupaten Dati II Sidoarjo, bertempat di Desa Tanjungsari, Kecamatan Taman, kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Untuk mendukung proses produksi, di PT. Asahimas Flat Glass Tbk. dilengkapi dengan 7 buah pembangkit yang terdiri dari 6 buah diesel generator dengan kapasitas 1650kVA dan gas engine generator 1250kVA. Selain mendapatkan pasokan daya dari beberapa pembangkit diatas, perusahaan ini juga mendapatkan pasokan daya dari PLN sebesar 8660kVA. Diharapkan dengan pasokan energi listrik yang handal maka keandalan,kontinuitas dan kestabilan sistem tenaga listrik dapat terjaga. Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk menyajikan analisa sistem pengaman tenaga listrik di PT. Asahimas Flat Glass Tbk, simulasi koordinasi dan mengevaluasi unjuk kerja sistem pengaman tersebut. Dengan koordinasi sistem pengaman yang tepat
Procedings Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
diharapkan keandalan dan kontinuitas sistem tenaga listriknya dapat terjaga. II. TEORI PENUNJANG A. Gangguan Hubung Singkat Gangguan hubung singkat merupakan gangguan yang sangat berbahaya bagi peralatan karena arus yang mengalir menjadi sangat besar disekitar titik gangguan. Gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga dibagi menjadi dua macam yaitu: gangguan hubung singkat simetri dan asimetri. Gangguan hubung singkat simetri terdiri dari gangguan hubung singkat tiga fasa (L-L-L) dan tiga fasa ke tanah (L-L-L-G). Gangguan hubung singkat tidak simetri terdiri dari gangguan hubung singkat satu fase ke tanah (L-G), dua fase ketanah (L-L-G) dan antar fase (L-L). B. Rele Arus Lebih (Overcurrent Relay) Pada dasarnya rele arus lebih bekerja berdasarkan arus masukan, bila arus masukan melebihi suatu harga tertentu ang dapat diatur(Ip) maka rele akan bekerja. a. Setting Arus Batas penyetelan setting rele arus lebih adalah sebagai berikut; (1,05-1.3) Imaks < Is < 0,8 Isc min Dengan pedoman setting diatas maka setting arus yang digunakan pada PT.Asahimas adalah: 1,2 Imaks < Is < 0,8 Isc min Selain rele arus lebih juga terdapat rele beban lebih, setting rele beban lebih pada PT. Asahimas menggunakan (110-120) % x In. b. Setting Waktu Pada setelan waktu dikenal setting kelambatan waktu (∆t). Yang perlu diperhatikan disini adalah waktu operasi dari rangkaian pengaman, yaitu waktu yang diperlukan, yaitu waktu yang diperlukan untuk rele mulai pick-up sampai kontak CB terbuka. Perbedaan waktu kerja minimal antara rele utama dan cadangan adalah 0.3 – 0.4 detik. Untuk rele static dan rele digital berbasis microprosesor overtravel time dari rele dapat diabaikan. Sehingga total waktu 0,2-0,4s. Setting waktu yang digunakan di PT.Asahimas adalah 0,3-0,4s. III. SISTEM KELISTRIKAN DI PT. ASAHIMAS FLAT GLASS Tbk. SIDOARJO Sistem distribusi pada perusahaan ini menggunakan sistem radial. Sistem kelistrikan PT. Asahimas disuplai dari PLN , dan 7 generator sebagai backup apabila PLN Off. Berikut ini kapasitas dari masing-masing suplai listrik di PT. Asahimas : 1. Sumber Gas Engine Generator 1250kVA (1 buah). 2. Sumber Diesel Engine Generator 1650kVA (6 buah). 3. Sumber dari Gardu Induk PLN 50MVA(GI Waru).
Halaman 1 dari 6
Tegangan yang digunakan adalah 20kV,3,15kV dan 0,4kV. Beban berada dalam composite network adalah sebagai berikut: Packing S/S (52F13), Batch House S/S (52F14), Utility S/S (52F15), Diesel Generator Substation 1 (52F16), A2 Substation #1 S/S (52F17), Bath Heater S/S (52F21), Melting S/S (52F23), Diesel Generator Substation 2 (52F24), Station Service S/S (52F25), A2 Substation #2 S/S (52F26).
Gambar 1 Single Line Diagram Sederhana Sistem Kelistrikan PT.Asahimas Flat Glass Tbk. IV. ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN KOORDINASI RELE DI PT.ASAHIMAS FLAT GLASS TBK, SIDOARJO Dalam melakukan studi koordinasi rele di PT.Asahimas, mengacu pada langkah-langkah seperti yang ditunjukkan pada flowchart dibawah:
Gambar 2 Flowchart Studi Koordinasi A. Analisa Arus Gangguan Hubung Singkat Perhitungan arus hubung singkat dilakukan dengan menggunakan bantuan software ETAP Power Station 4.0.0. Untuk perhitungan ini digunakan dua konfigurasi yaitu : 1. Arus hubung singkat maksimum adalah arus hubung singkat tiga fasa pada pembangkitan maksimum. 2. Arus hubung singkat minimum adalah arus hubung singkat dua fasa pada pembangkitan minimum. Arus hubung singkat yang dipaki dalam analisis adalah arus hubung singkat 3 fasa 30 cycle pada pembangkitan maksimum (kondisi PLN=ON dan DEG 16=OFF). Sedangkan arus hubung singkat minimum yang dipakai adalah arus hubung singkat 30 cycle pada saat pembangkitan minimum (saat kondisi DEG 1-6 = ON, PLN=OFF). B. Analisis Setting Rele Arus Lebih Procedings Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
Rele yang digunakan adalah ICO1D-AT1, ICO1EAT1 dan rele SE-K1N. 1. Seting Rele Bus B52F11/0,4kV hingga main bus B52S1/3,15kV (Typical 1)
Gambar 3 Single Line Diagram Bus B52F11/0,4kV, hingga main bus B52S1/3,15kV a. 52#3 Jenis Rele = Siemens, 3WN1 (ACB) Tipe = azn release Isc max30 cycle B52F11/0,4 kV = 28.852 A Isc min 30 cycle B52F11/0,4 kV = 20.808 A In ACB = 2500A I sensor = In ACB x 1 = 2500 x 1= 2500 Rating plug = none 1500 kVA = FLA = = 2165,13 A 3.kV 3 ( 0, 4 ) Tap Setting FLA ≤ Iset ≤ 1.1 xFLA 2165,13 ≤ Iset ≤ 1.1 x 2165,1 2165,13 2381,6 ; 0,866 ≤ Iset ≤ 0,95 ≤ Iset ≤ 2500 2500 Tap setting: 0,87 ;Threshold I1 = 0,87;Threshold t1 = 2s Pick-up Setting 20808 IscMinB52F11/0,4kV Iset ≤ ;Iset ≤ ;Iset ≤ 8,32 2500 Isensor Dipilih Iset: 2; Time delay; 0,4s Threshold I2=2; Threshold t2 = 0,4s; Instantaneuous = Disable b. Relay 52#F1 Jenis Rele = Toshiba IC01D-AT1 Kurva = Very Inverse Isc max 30 cycle B52F11/0,4 kV = 28.852 A 0, 4 Dikonversi ke 3,15 kV = x 28.852 = 3663,75 A 3,15 Isc min 30 cycle B52F17/3,15 kV = 8.389 A 1500 kVA = = 274,9A ; CT = 400/5 A FLA = 3.kV 3 (3,15) Setting Arus ( I > ) 1,2 x FLA ≤ Ipp ≤ 0,8 x Isc min 30 cycle B52F17/3,15 kV 1,2 x 274,9 ≤ Ipp ≤ 0,8 x 8.389 Halaman 2 dari 6
329,93 ≤ Ipp ≤ 6.711 ; nCT : 400/5 Tap setting arus: 329,93 6711 ; 4,12 ≤ Ips ≤ 83,89 ≤ Ips ≤ 400/5 400/5 400 = 400 A Tap setting arus = 5 A; Aktual Ipp= 5 x 5 SettingWaktu ( Time Dial ) Td = 0,4+ ∆t =0,4 + 0,3 = 0,7 s Multiple of Tap Current Setting (MOTCS): Isc Max 30ClB52F11Konversi ke 3,15kV 3663,75 = 9,17 A = 400 Ipp
Gambar 4 Kurva karakteristik rele Toshiba ICO1D -AT1 Dari pembacaan kurva rele Toshiba ICO1D AT1dengan td= 0,7detik dan MOTCS 9,17dipilihTDS = 5. c. Rele 52SF17 Jenis Rele = Toshiba IC01E-AT1 = Very Inverse Dipilih kurva Isc max 30 cycle B52F11/0,4 kV = 28.852 A 0, 4 Dikonversi ke 3,15 kV = x 28.852 = 3663.75 A 3,15 Isc min 30 cycle B52F17/3,15 kV = 8.389 A 3125 kVA FLA = = = 572,8 A ; CT = 1200/5 A 3.kV 3 (3,15) Setting Arus (I>) 1, 2 x FLA ≤ Ipp ≤ 0, 8 x Isc min 30 cycle B52F17/3,15 kV 1,2 x 572,8 ≤ Ipp ≤ 0,8 x 8.389 Tap setting arus: 687,34 6711 ; 2,86 ≤ Ips ≤ 27.96 ≤ Ips ≤ 1200/5 1200/5 1200 Dipilih tap setting = 3; Aktual Ipp = 3 x = 720 A 5 Setting Waktu (Time Dial) Td = 0,7s + ∆t =0,7+0, 3 = 1 s ; Multiple of Tap Current Setting= Isc Max 30 Cycle B52F11/Konversi ke 3,15 kV 3663,75 = 5,1 = 720 Ipp
Procedings Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
Gambar 5 Kurva karakteristik rele Toshiba ICO1E -AT1 Dari kurva rele Toshiba ICO1E-AT1,dengan waktu operasi 1s dan MOTCS 5,1dipilih TDS = 5. d. Rele 52S1 Jenis Rele = Toshiba IC01E-AT1 = Very Inverse Dipilih kurva Isc max 30 cycle B52F11/0,4 kV = 28.852 A 0, 4 Dikonversi ke 3,15 kV = x 28.852 = 3663.75 A 3,15 Isc min 30 cycle B52S1/3,15 kV = 8.970 A 7500 kVA FLA = = = 1374,68 A;CT = 1500/5 A 3.kV 3 (3,15) Setting Arus (I>) 1, 2 x FLA ≤ Ipp ≤ 0, 8 x Isc min 30 cycle B52S1/3,15 kV 1,2 x 1374,68 ≤ Ipp ≤ 0,8 x 8.970 1649,62 ≤ Ipp ≤ 7176;nCT =1500/5 Tap setting arus: 1649,62 7176 ;5,5 ≤ Ips ≤ 23, 92 ≤ Ips ≤ 1500/5 1500/5 1500 Tap setting arus=6; Aktual Ipp= 6 x = 1800 A 5 Setting Waktu (Time Dial) Td = 1s + ∆t = 1 + 0, 3 = 1,3 s Multiple of Tap Current Setting: Isc Max 30 Cycle B52F11Konv ersi ke 3,15 kV
=
3663,75
= 2,04 Ipp 1800 Dari kurva rele Toshiba ICO1E-AT1 dengan waktu operasi 1,3s dan MOTCS 2,04 maka dipilih TDS = 5.
Halaman 3 dari 6
721,71
Eksisting 0,7s, Resetting 1s
Eksisting 1s, Resetting 1,3s
Gambar 6 Kurva Koordinasi Resetting Rele B52F11/0,4kV hingga bus B52S1/3,15kV. 2. Setting Rele Bus BSS2/0,4kV hingga main bus B52S2/3,15kV(Typical 2)
Gambar 7 SLD Bus B52F11/0,4kV hingga bus B52S1/3,15kV a. 56#1 Jenis Rele = Siemens, 3WN1 (ACB) Tipe = azn release Isc max 30 cycle BSS2/0,4 kV = 16.778 A Isc min 30 cycle BSS2/0,4 kV = 13.147 A In ACB = 800A I sensor = In ACB x 1= 800 x 1= 800 Rating plug = none 500 kVA = = 721,71 A FLA = 3.kV 3 ( 0, 4 ) Tap Setting ≤ Iset ≤ 1.1 xFLA FLA 721,71 ≤ Iset ≤ 1.1 x 721,71 721,71 ≤ Iset ≤ 793,88
Procedings Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
≤ Iset ≤
793,88
; 0,91 ≤ Iset ≤ 0,99 800 800 Tap setting: 0,91; Threshold I1 = 0,91;Threshold t1 = 2s Pick-up Setting IscMinBSS2/0,4kV 13.147 Iset ≤ ;Iset ≤ ; Iset ≤ 16,4 800 Isensor Dipilih Iset: 2; Time delay; 0,4s; Threshold I2=2; Threshold t2= 0,4s; Instantaneuous = Disable b. Relay 51SS12 Jenis Rele = Toshiba IC01D-AT1 = Very Inverse Kurva Isc max 30 cycle BSS2/0,4 kV = 16.778A 0, 4 x 16.778 = 2130,5 A Dikonversi ke 3,15 kV = 3,15 Isc min 30 cycle B52F25.1/3,15 kV = 8.913 A 500 kVA FLA = = = 91,65 A;CT = 150/5 A 3.kV 3 (3,15)
Tap setting;
Setting Arus ( I > ) 1,2 x FLA ≤ Ipp ≤ 0,8 x Isc min 30 cycle B52F17/3,15 kV 1,2 x 91,65 ≤ Ipp ≤ 0,8 x 8.913;nCT : 150/5 Tap setting arus: 109,97 7130 ; 3, 67 ≤ Ips ≤ 237,47 ≤ Ips ≤ 150/5 150/5 150 Tap setting arus = 5; Aktual Ipp = 5 x = 150 A 5 SettingWaktu ( Time Dial ) Td = 0,4+ ∆t =0,4 + 0,3 = 0,7 s Multiple of Tap Current Setting: Isc Max 30 Cycle BSS2/Konversi ke 3,15kV 2130,5 = = 14,2 A 150 Ipp Dari kurva rele Toshiba ICO1D-AT1,dengan waktu operasi 0,7s dan MOTCS 14,2 maka dipilih TDS = 5. c. Rele 52SF25 Jenis Rele = Toshiba IC01E-AT1 = Very Inverse Dipilih kurva Isc max 30 cycle BSS2/0,4 kV = 16.778A 0, 4 Dikonversi ke 3,15 kV = x 16.778 = 2130,5 A 3,15 Isc min 30 cycle B52F25.1/3,15 kV = 8.913 A 2753 kVA FLA = = = 504,6 A ; CT = 600/5 A 3.kV 3 (3,15) Setting Arus (I>) 1, 2 x FLA ≤ Ipp ≤ 0, 8 x Isc min 30 cycle B52F25.1/3,15 kV 1,2 x 504,6 ≤ Ipp ≤ 0,8 x 8.913 Tap setting arus: 605,5 7130,4 ; 5,05 ≤ Ips ≤ 59,37 ≤ Ips ≤ 600/5 600/5 600 = 720 A Tap setting= 6;Aktual Ipp= 6 x 5 Setting Waktu (Time Dial)
Halaman 4 dari 6
Td = 0,7 s + ∆t =0,7 + 0, 3 = 1s
Multiple of Tap Current Setting: Isc Max 30 Cycle BSS2/Konve rsi ke 3,15 kV
2130,5
= 2,96 Ipp 720 Dari pembacaan kurva rele Toshiba ICO1EAT1dengan waktu operasi 1 s dan Multiple of Tap Current Setting 3,2 maka dipilih TDS = 5. d. Rele 52S2 Jenis Rele = Toshiba IC03E-AT1 Dipilih kurva = Very Inverse Isc max 30 cycle BSS2/0,4 kV = 16.778A 0, 4 x 16.778 = 2130,5 A Dikonversi ke 3,15 kV = 3,15 Isc min 30 cycle B52S2/3,15 kV = 8.970 A 7500 kVA FLA = = = 1374,68 A; CT = 1500/5 A 3.kV 3 (3,15) Setting Arus (I>) 1, 2 x FLA ≤ Ipp ≤ 0, 8 x Isc min 30 cycle B52S2/3,15 kV 1,2 x 1374,68 ≤ Ipp ≤ 0,8 x 8970 Tap setting arus: 1649,6 7176 ;5,5 ≤ Ips ≤ 23, 9 ≤ Ips ≤ 1500/5 1500/5 1500 Tap setting arus=6; Aktual Ipp= 6 x = 1800 A 5 Setting Waktu (Time Dial) Td = 1 s + ∆t = 1 + 0, 3 = 1,3 s Multiple of Tap Current Setting: Isc Max 30 Cycle B52F11/Kon versi ke 3,15 kV 2130,5 = 1,2 = Ipp 1800 Dari kurva rele Toshiba ICO1E-AT1 dengan waktu operasi 1,3 s dan MOTCS 1,2 maka dipilih TDS = 5. =
4.2.3 Setting Rele Motor Comp1 (3EST11) hingga main bus B52S2/3,15kV (Typical 3) Untuk proteksi motor digunakan rele SEK1N(Omron),dimana rele ini digunakan untuk proteksi beban lebih. Sedangkan untuk proteksi hubung singkat, rele dikombinasikan dengan fuse. Jenis Rele = SE-K1N – Inverse;Daya = 150 kW Spesifikasi motor ;In = 37,74 A, Istarting = 676 % dan Tstart= 5 detik Setting arus dan setting waktu ( Time dial ) Perhitungan setting rele hampir sama seperti sebelumnya, dengan persamaan untuk setting Ipp = 110 % x In didapat tap = 3 A dan time dial 1 x 6 s (sesuai karakteristik rele SE-K1N).
Overload
Fuse untuk gangguan hubung singkat
Gambar 9 Kurva Koordinasi Setting Eksisting Motor Comp1 (3EST11) hingga main bus B52S2/3,15kV.
Existing 1s, Resetting 1,3s
Gambar 8 Kurva Koordinasi Resetting Rele BSS2/0,4kV hingga main bus B52S2/3,15kV.
Procedings Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
V. KESIMPULAN Berdasarkan analisis dan perhitungan yang telah dilakukan untuk koordinasi setting pengaman rele arus lebih serta pada PT. Asahimas Flat Glass Tbk dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat kesalahan setting eksisting rele arus lebih pada bus karena perbedaan waktu trip dengan pengaman dibawahnya kurang dari 0,3s. yaitu pada rele 52#F1 dan 52SF17,52SF25 dan B52S2. Sehingga dilakukan resetting pada relerele tersebut sesuai dengan perhitungan yang ada. 2. Untuk rele pengaman motor LUPump1,LUPump2, LUPump3, BCF1,BCF2 dan Comp1,Comp2,Comp3,Comp4 sudah tepat karena rele disini berfungsi sebagai pengaman beban lebih, sedangkan untuk pengaman arus lebih menggunakan fuse. 3. Karakteristik dari rele harus diperhatikan dalam menentukan setting rele. Halaman 5 dari 6
[1] [2]
DAFTAR PUSTAKA Anderson, P.M., “Power System Protection”, McGraw-Hill, USA, 1998. Bergen, Arthur R., Vittal, Vijay, “Power System nd
Analysis 2 Edition”, Prentice Hall, USA, 2000. [3] Gonen, Turan, ”Modern Power System Analysis”, USA, 1988. [4] Gross , Charles A., “Modern Power System Analysis”, John Wiley & Sons, Inc., USA, 1986. Hewitson, L.G., Brown, Mark, Balakrishnan, [5] Ramesh, “Practical Power System Protection”, IDC Technologies, Netherland, 2004. [6] Horowitz, Stanley H. dan Phadke, Arun G., rd
[7]
[8] [9] [10]
[11]
[12] [13] [14] [15]
[16] [17] [19] [20]
[21]
[22]
“Power System Relaying 3 Edition”, John Wiley & Sons Ltd, England, 2008. Lazar, Irwin, “Electrical Systems Analysis and Design for Industrial Plants”, The HeywardRobinson Company Inc., USA, 1980. Manuals Rele Toshiba dan Omron Marsudi, Djiteng, ”Operasi Sistem Tenaga Listrik”, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006. Penangsang, Ontoeseno, “Diktat Kuliah Analisa Sistem Tenaga 2”, Teknik Elektro-ITS, Surabaya, 2006. Preve, Cristophe, “Protection of Electrical Network”, ISTE Ltd, Great Britain and the United States, 2006. Ravindranath, B., Chander, M., “Power System Protection and Switchgear”, Reimert, Donald, “Protective Relaying For Power Generation Systems”, CRC Press,USA, 2006 Short, T.A., “Electric Power Distribution Handbook”, CRC Press, USA, 2004. Stevenson, Jr., William D., “Analisis Sistem Tenaga Listrik”, alih bahasa oleh: Ir. Kamal Idris, Erlangga, 1990. Sulasno, “Analisa Sistem Tenaga Listrik”, Satya Wacana, Semarang, 1993. T., Davies, “Protection of Industrial Power System second edition”, Elsevier Ltd., UK, 1996. Siemens Manuals, “Power Distribution-Guide “, Hen, 2006 Vijayaghravan G., Brown, Mark and Barnes, Malcolm, “Grounding, Bonding, Shielding and Surge Protection”, Newnes, 2004 Wahyudi R, ”Diktat Kuliah Sistem Pengaman Tenaga Listrik”, Teknik Elektro-ITS,Surabaya, 2008. Warne, D.F., “Newnes Electrical Power Engineers Handbook Second Edition”, Elsevier Ltd., UK, 2005.
Procedings Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Alfian Rachmatu Taufan dilahirkan di Malang, 22 Mei 1988. Menempuh pendidikan di SD N 3 Panggungrejo pada tahun (1994-2000), SLTPN 1 Tulungagung tahun (2000-2003) dan SMAN 1 Kedungwaru tahun (2003-2006). Setelah lulus,penulis melanjutkan ke Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS-ITS) Program Studi D3 ELIN tahun (2006-2009). Pada tahun 2009 penulis melanjutkan studinya di program Lintas Jalur Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jurusan Teknik Elektro bidang studi Teknik Sistem Tenaga.
Halaman 6 dari 6