Presentasi Sidang Tugas Akhir (Semester Genap 2010) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS
PENGARUH PENGETANAHAN SISTEM PADA KOORDINASI RELE PENGAMAN PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG Nama : Kurnia Rosidi NRP : 2207 100 563 Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT 2. Ir. R. Wahyudi
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 1
DAFTAR ISI PENDAHULUAN LANGKAH - LANGKAH PENELITIAN TEORI PENUNJANG PERHITUNGAN DAN ANALISA KESIMPULAN
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 2
Pendahuluan (1) LATAR BELAKANG PT. Pupuk Sriwidjadja (PT. Pusri) Palembang merupakan perusahaan penghasil pupuk urea pertama dan merupakan salah satu BUMN di Indonesia. PT. Pusri telah melakukan perubahan sistem kelistrikan d dengan melakukan l k k pengintegrasian i i pada d keempat k pembangkitnya. Dengan sistem Integrasi yang telah dibangun dan untuk memperoleh keandalan dari sistem kelistrikan pada PT. Pusri maka diperlukan sistem pengaman yang lebih sensitif dengan me-review kembali sistem pengamannya.
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 3
Pendahuluan (2) TUJUAN Membahas koordinasi peralatan pengaman untuk menyajikan analisa teknis keandalan kelistrikan, kelistrikan meningkatkan keandalan dan kontinyuitas suplai daya di PT. Pusri Palembang. BATASAN MASALAH Rele pengaman yang disetting dan dikoordinasi adalah rele arus lebih (Over Current Relay) dan rele pengaman gangguan ke tanah (Ground Fault Relay). Relay) Tempat pengambilan data di PT.Pusri Palembang. Software yang g untuk simulasi menggunakan gg ETAP dan simulasi digunakan koordinasi peralatan proteksi menggunakan Power Plot.
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 4
DAFTAR ISI PENDAHULUAN LANGKAH - LANGKAH PENELITIAN TEORI PENUNJANG PERHITUNGAN DAN ANALISA KESIMPULAN
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 5
Langkah - Langkah Penelitian
Flowchart Langkah Penelitian Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 6
DAFTAR ISI PENDAHULUAN LANGKAH - LANGKAH PENELITIAN TEORI PENUNJANG PERHITUNGAN DAN ANALISA KESIMPULAN
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 7
TEORI PENUNJANG 9 9 9 9
Gangguan Hubung Singkat 1 phasa Konsep Daerah Pengamanan R l Pengaman Rele P G Gangguan k Tanah ke T h Pentanahan
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 8
Gangguan Hubung Singkat
TEORI PENUNJANG (1)
Salah satu gangguan arus lebih pada sistem tenaga listrik tiga phasa adalah gangguan hubung singkat. Mengetahui besar arus pada saat gangguan hubungg singkat g dapat p dijadikan j sebagai g acuan melakukan koordinasi setting rele pengaman yang handal sehingga arus–arus akibat gangguan hubung singkat i k tersebut b tidak id k merusakk peralatan l d dan menggangu kestabilan sistem.
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 9
Gangguan Hubung Singkat 1 Phasa
TEORI PENUNJANG (1)
Perhitungan praktis untuk menghitung besar arus hubung singkat dalam sistem distribusi tegangan menengah dapat dilakukan sebagai berikut : Gangguan gg hubung g singkat g satu p phasa 3V phasa − netral .........................................................(1) I sc 1ϕ = Z1 + Z 2 + Z 0 Dan untuk hubung singkat dengan menggunakan reaktansi atau resistansi, resistansi digunakan rumus sebagai berikut : 3V phasa − netral ……………..............................(2) I = sc 1ϕ
Z1 + Z 2 + Z 0 + 3Z N
Dimana, Z1 = Impedansi urutan positif dalam ohm Z2 = Impedansi urutan negatif dalam ohm Z0 = Impedansi urutan nol dalam ohm ZN = Impedansi resistansi/reaktansi ke tanah dalam ohm
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 10
TEORI PENUNJANG 9 9 9 9
Gangguan Hubung Singkat 1 phasa Konsep Daerah Pengamanan R l Pengaman Rele P G Gangguan k Tanah ke T h Pentanahan
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 11
Konsep Daerah Pengamanan
Daerah 1 : Daerah pengamanan generator Daerah 2 : Daerah pengamanan generator dan transformer Daerah 3 : Daerah pengamanan busbar Daerah 4 : Daerah pengamanan saluran transmisi
Jurusan Teknik Elektro-ITS
TEORI PENUNJANG (2)
Pada konsep daerah pengamanan fungsi dari rele dib d k dibedakan menjadi j di dua, d yaitu it sebagai rele pengaman utama dan rele pengaman cadangan (back up). Rele pengaman cadangan akan berfungsi jika rele pengaman utama tidak bekerja saat terjadi gangguan hubung singkat.
Page 12
TEORI PENUNJANG 9 9 9 9
Gangguan Hubung Singkat 1 phasa Konsep Daerah Pengamanan R l Pengaman Rele P G Gangguan k Tanah ke T h Pentanahan
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 13
Rele Pengaman Gangguan ke Tanah TEORI PENUNJANG (3) Pada sistem pentanahan impedansi p ini, arus urutan nol yang digunakan sebagai besaran ukurnya jika terjadi gangguan hubung h b singkat. i k Rele yang digunakan untuk mendeteksi arus urutan nol adalah rele arus lebih ( (OCR). )
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 14
Rele Pengaman Gangguan ke Tanah TEORI PENUNJANG (3) Pada sistem pentanahan dengan trafo distribusi, tegangan urutan nol digunakan sebagai besaran ukurnya. Dalam hal ini rele tegangan lebih atau rele arus lebih digunakan untuk mendeteksi besaran tegangan atau arus urutan nol yang terjadi. Isetting : 5 – 10 % Imax ≤ Isetting ≤ 50 % Imax ................(3) Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 15
TEORI PENUNJANG 9 9 9 9
Gangguan Hubung Singkat 1 phasa Konsep Daerah Pengamanan R l Pengaman Rele P G Gangguan k Tanah ke T h Pentanahan
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 16
Pentanahan
TEORI PENUNJANG (4)
Ada beberapa metode pada pentanahan sistem tenaga, diantaranya y : Low Resistance Grounded (LRG) Pentanahan Efektif / Solid Pentanahan Reaktansi High Resistance Grounded (HRG) Tanpa Pentanahan
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 17
Pentanahan
TEORI PENUNJANG (4)
Berbagai solusi untuk pentanahan dan proteksi generator sebagai berikut : Generator tanpa pentanahan dan Sistem pentanahan LowResistance Pentanahan Generator High High-Resistance Resistance dan Pentanahan Sistem Low-Resistance (Metode 1) Sistem Hybrid Generator dan sumber tenaga eksternal pentanahan HighResistance, dan Bus pentanahan Low-Resistance (Metode 2) Semua Sem a Sumber S mber Pentanahan High-Resistance High Resistance
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 18
DAFTAR ISI PENDAHULUAN LANGKAH - LANGKAH PENELITIAN TEORI PENUNJANG PERHITUNGAN DAN ANALISA KESIMPULAN
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 19
Single line PT. Pusri Palembang
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 20
PERHITUNGAN DAN ANALISA (1) Untuk perhitungan dan simulasi digunakan dua metode pentanahan, yaitu : Pentanahan Generator High-Resistance High Resistance dan Pentanahan Sistem Low-Resistance (Metode 1). Generator dan sumber tenaga eksternal pentanahan HighResistance, dan Bus pentanahan Low-Resistance (Metode 2). Untuk U k jenis j i pentanahan h yang digunakan di k pada d tugas akhir khi ini, i i yaitu i : Tahanan rendah menggunakan NGR (Netral Grouding Resistor) 400 A. Tahanan tinggi mengunakan NGT (Netral Grouding Transformer) 8 A. Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 21
PERHITUNGAN DAN ANALISA (2) Langkah pertama perhitungan arus hubung singkat adalah dengan g menghitung g g nilai impedansi p yyangg terdapat p pada sistem kelistrikan yang mengalami gangguan hubung singkat. Misal dilakukan perhitungan hubung singkat satu phasa ke tanah, obyek penelitian terjadi pada bus SG-21 13 8 kV (Saat 13.8 (S t tidak tid k terhubung t h b d dengan sinkron i k b ) bus).
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 22
PERHITUNGAN DAN ANALISA (3)
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 23
PERHITUNGAN DAN ANALISA (4) Langkah perhitungan yang sama dalam mencari nilai impedansi urutan nol dan negatif dalam pu dan, didapatkan : Z0 act (Ω) = 00.45682 45682 Ω Z2 act (Ω) = 0.01273 Ω Setelah Z1, Z0, Z2, dan ZN didapatkan, p , kemudian dapat dihitung :
Z1 tot (pu) = [Zgen + Zkabel] = [0.744 + 0.002809] = 0.74681 pu Dengan melakukan normalisasi pada kV base 13.8 kV didapatkan nilai impedansi aktual total, sebesar : Z1 act (Ω) = Zpu .Z Zbase b ⎡ 13 . 8 ⎤ = 0.74681 x ⎢ ⎥ ⎣ 100 ⎦ = 1.42222 1 42222 Ω 2
Jurusan Teknik Elektro-ITS
3V n Isc1φ = Z 1 + Z 2 + Z 0 + 3Z N
=
⎞ 3 × ⎛⎜ 13800 ⎟ 3⎠ ⎝ 1 . 42222 + 0 . 80251 + 0 . 45682 + (3 × 995 . 93 )
= 7.99 A ≈ 8 A Perhitungan Lengkap Page 24
PERHITUNGAN DAN ANALISA (5) Karena single line pada PT. Pusri memiliki bentuk dan karakteristik yang sama pada tiap pembangkitnya sebelum dihubungkan ke sinkron bus, maka studi koordinasi proteksi hanya dilakukan pada salah satu pembangkit dengan menggunakan 2 metode yang telah ditentukan sebelumnya. Tipical setting dan koordinasi rele (Metode 1 dan Metode 2) akan dijelaskan seperti berikut.
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 25
PERHITUNGAN DAN ANALISA (6)
METODE 1
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 26
Penjelasan Typical 1, 2, dan 3
METODE 1 (1)
Tipical 2 Tipical 1
Tipical 3
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 27
Typical 1 Single line diagram untuk generator P2 2006-J sampai trafo TR#23 sisi HV 13.8 kV adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut :
METODE 1 (2) Rele GEN P2 (51GN) Jenis Rele = GE Multilin Tipe = IFC Kurva = 53 Isc max 1φ 4 cycle = 32 A Isc min 1φ 4 cycle =4A CT = 50/5 A, nCT = 10 Setting arus ( I> ) 5-10% Imax ≤ Ipp ≤ 50% Imax 0.05 x 32 ≤ Ipp ≤ 0.5 x 32 1.6 .6 A ≤ Ipp pp ≤ 166 A 1. 6 50 / 5
≤ Ips ≤
16 50 / 5
0.016 ≤ Ips p ≤ 1.6 Tap current setting dipilih keterbatasan Tap)
Jurusan Teknik Elektro-ITS
0.15
(karena
Page 28
Typical 1
METODE 1 (3)
Setting Waktu ( Time Dial ) Waktu operasi (T) = 1s Time Dial =M Konstanta K = 80 Konstanta E =3 (I/Ipu) = 1.5-20
Rele 50/5 Jenis Rele Tipe Kurva Isc max 1φ 4 cycle CT
⎛ ⎞ ⎜ ⎟ K T = M ×⎜ ⎜ ⎟ E ⎛ ⎞ I ⎜⎜ ⎟ − 1⎟ ⎝ ⎝ Ipu ⎠ ⎠
Setting arus ( I> ) 5-10% Imax ≤ Ipp ≤ 50% Imax 0.05 x 32 ≤ Ipp ≤ 0.5 x 32 1.6 A ≤ Ipp ≤ 16 A
⎛ 80 ⎞ 1 = M ×⎜ ⎜ (18 )2 − 1 ⎟ ⎠ ⎝ M=4 Dipilih M = 4
Jurusan Teknik Elektro-ITS
1. 6 50 / 5 0.016
= GE Multilin = PJC-11-A = Instantaneous = 32 A = 50/5 A, nCT = 10
≤ Ips ≤
16
50 / 5 ≤ Ips ≤ 1.6
Tap current setting dipilih 1 Time Dial = 0.1 s
Page 29
Typical 1
METODE 1 (4)
IFC 53 PJC‐11‐A
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 30
Typical 2 Single line diagram untuk sinkron bus sampai trafo TR#23 sisi HV 13.8 kV adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut :
METODE 1 (5) Rele 52S (50/51N) Jenis Rele = GE Multilin Tipe = 760 Kurva = IAC Very Inverse Isc max 1φ 4 cycle = 32 A Isc min 1φ 4 cycle =4A CT = 50/5 A, nCT = 10 Setting arus ( I> ) 5-10% Imax ≤ Ipp ≤ 50% Imax 0.05 x 32 ≤ Ipp ≤ 0.5 x 32 1.6 .6 A ≤ Ipp pp ≤ 166 A 1 .6 50
≤ Ips ≤
16 50
0.032 ≤ Ips p ≤ 0.32 Tap current setting dipilih 0.05
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 31
Typical 2 Setting Waktu ( Time Dial ) Waktu operasi (T) = 0.7 s Time Dial =M Konstanta A = 0.09 Konstanta B = 0.8 Konstanta C = 0.1 Konstanta D = -1.3 Konstanta E =8 (I/Ipu) = 1.5-20 ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ B D E ⎜ ⎟ + + T = M × A+ ⎜ 2 3 ⎛⎜ I ⎞−C ⎛ ⎛ ⎛⎜ I ⎛⎜ I ⎞⎟ − C ⎞⎟ ⎞⎟ − C ⎟⎞ ⎟ ⎜⎜ Ipu ⎜ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ ⎝ ⎝ Ipu ⎠ ⎠ ⎝ ⎝ Ipu ⎠ ⎠ ⎠ ⎝
⎛ ⎞ 0 .8 1 .3 8 ⎜ ⎟ − + 0.7 = M × 0.09 + ⎜ ( 3 ) − 0 .1 2 3 ((3) − 0.1) ((3) − 0.1) ⎠ ⎝ M = 1.5 Dipilih M = 1.5
Jurusan Teknik Elektro-ITS
METODE 1 (6) Setting arus ( I>> ) Iset ≤ 50% Imax/CT Iset ≤ 1.6/50 Iset ≤ 0.32 Dipilih I = 0.2 02 Delay dipilih = 0.4 s Rele 50/5 Jenis Rele Ti Tipe Kurva Isc max 1φ 4 cycle CT
= GE Multilin = PJC-11-A PJC 11 A = Instantaneous = 32 A = 50/5 A, nCT = 10
Setting arus ( I> ) 5-10% Imax ≤ Ipp ≤ 50% Imax 0.05 x 32 ≤ Ipp ≤ 0.5 x 32 1.6 A ≤ Ipp ≤ 16 A
1. 6 50 / 5
≤ Ips ≤
16 50 / 5
0.016 ≤ Ips ≤ 1.6 Tap current setting dipilih 1 Time Dial = 0.1 s Page 32
Typical 2
METODE 1 (7)
760 IAC Very Inverse 760 IAC Very Inverse
PJC‐11‐A
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 33
Typical 3 Single line diagram untuk sisi LV trafo TR#23 2.4 kV sampai lump 23 2.4 kV adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut :
METODE 1 (8) Rele 52S (50/51N) Jenis Rele = GE Multilin Tipe = IAC Kurva = 53 Isc max 1φ 4 cycle = 400 A CT = 50/5 A, nCT = 10 Setting arus ( II> ) 5-10% Imax ≤ Ipp ≤ 50% Imax 0.05 x 400 ≤ Ipp ≤ 0.5 x 400 20 A ≤ Ipp ≤ 200 A 20
≤ Ips ≤
200
50 50 0.4 ≤ Ips ≤ 4 Tapp current settingg dipilih p 0.5
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 34
Typical 3
METODE 1 (9)
Setting Waktu ( Time Dial ) Waktu operasi (T) = 0.4 s Time Dial =M Konstanta A = 0.09 Konstanta B = 0.8 Konstanta C = 0.1 Konstanta D = -1.3 Konstanta E =8 (I/Ipu) = 1.5-20 ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ B D E ⎜ ⎟ + + T = M × A+ ⎜ 2 3 ⎛⎜ I ⎞−C ⎛ ⎛ ⎛⎜ I ⎛⎜ I ⎞⎟ − C ⎞⎟ ⎞⎟ − C ⎞⎟ ⎟ ⎜⎜ Ipu ⎜ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ ⎝ ⎝ Ipu ⎠ ⎠ ⎝ ⎝ Ipu ⎠ ⎠ ⎠ ⎝
IAC 53
⎛ ⎞ 0 .8 1 .3 8 ⎜ ⎟ − + 0.4 = M × 0.09 + ⎜ ( 18 ) − 0.1 2 3 ((18 ) − 0.1) ((18 ) − 0.1) ⎠ ⎝ M=3 Dipilih M = 3
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 35
PERHITUNGAN DAN ANALISA (7)
METODE 2
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 36
Penjelasan Typical 1, 2, dan 3
METODE 2 (1)
Tipical 2 Tipical 1
Tipical 3
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 37
Typical 1 dan 2
METODE 2 (2)
760 IAC Very Inverse
IFC 53
PJC‐11‐A PJC‐11‐A
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 38
Typical 3
METODE 2 (3)
IAC 53
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 39
DAFTAR ISI PENDAHULUAN LANGKAH - LANGKAH PENELITIAN TEORI PENUNJANG PERHITUNGAN DAN ANALISA KESIMPULAN
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 40
Kesimpulan 1. Dengan pengaplikasian metode 1 dan metode 2 pada PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang ternyata kedua metode tersebut menghasilkan settingan g rele yyang g sama, karena pperbedaannya y hanya y ppada arus hubungg singkat satu phasa maksimumnya. 2. Pada metode 1 dan metode 2, resetting rele yang terdapat pada sinkron bus membutuhkan perubahan kurva karena didesain apabila terjadi hubung singkat satu phasa pada salah satu pembangkit maka hanya pembangkit yang bermasalah tersebut yang lepas dari sinkron bus kecuali bila ada kegagalan proteksi. proteksi 3. Metode 1 dan metode 2 memerlukan penggantian CT menjadi CT 50/5 (ZCT), karena arus hubung singkat satu phasa yang terjadi adalah 8 A. CT 50/5 dapat d t mendeteksi d t k i arus minmum i 0 05 A. 0.05 A 4. Metode 1 lebih baik dari metode 2, karena pada metode 2 ada rele pada sinkron bus yang tidak mencapai range arus seperti yang diinginkan yaitu 8 – 417 A. Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 41
DAFTAR PUSTAKA [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]
[8] [9] [10] [[11]] [12] [13] [14]
SPLN 52-3 : 1983, Pola Pengaman Sistem Bagian Tiga, Sistem Distribusi 6 kV dan 20 kV. GEC Alsthom, Protective Relays Application Guide, Stafford, England, 1987. Irwin Lazar, Electrical Systems Analysis and Design for Industrial Plants, McGraw-Hill Book Company USA, Company, USA 1980. 1980 IEEE Recommended Practice for Protection andCoordination of Industrial and Commercial Power System, IEEE Standart 242, 1986. Sunil. S. Rao, Switch Gear and Protection, Khanna Publishes, 1980. C i t h Preve, Cristophe P P t t off Electrical Protecton El t i l Network, N t k ISTE Ltd, L d Great G t Britain B it i andd the th United U it d States, St t 2006. 2006 P. Pillai, Grounding and Ground Fault Protection of Multiple Generator Installations on MediumVoltage Industrial and Commercial Systems, IEEE Transactions On Industry Applications, vol. 40, no. 1, jan/feb. 2004. T.S. Hutauruk, Pengetanahan Netral Sistem Tenaga & Pengetanahan Peralatan , Erlangga, 1999. A.R. van C Warrington, Protective Relays volume 1, Chapman & Hall LTD, 1962. Manual GE Multilin 750/760, 2006. Manual GE Multilin IAC53. Manual GE Multilin IFC53. Manual GE Multilin PJC11A. American National Standards Institute, IEEE Recommended Practice for Protection and Coordination of Industrial and Commercial Power System, System IEEE Std 242-1986. 242 1986
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 42
TERIMA KASIH
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 43
Hasil Typical 1, 2, dan 3 Metode 1 0.4 s
1 s
0.7 s 0.1 s
1 s
Jurusan Teknik Elektro-ITS
1 s
0.7 s
0.7 s
1 s
Page 44
Hasil Typical 1, 2, dan 3 Metode 1 0.4 s
1 s
1 s
Jurusan Teknik Elektro-ITS
0.7 s 1 s
0.7 s
0.7 s
1 s
Page 45
Hasil Typical 1, 2, dan 3 Metode 1 0.7 s
1 s
1 s
Jurusan Teknik Elektro-ITS
0.7 s 1 s
0.7 s
0.7 s
1 s
Page 46
Hasil Typical 1, 2, dan 3 Metode 1 0.4 s
0.4 s 1 s
1 s
Jurusan Teknik Elektro-ITS
0.7 s 1 s
0.7 s
0.7 s
1 s
Page 47
Hasil Typical 1, 2, dan 3 Metode 1
0.4 s
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 48
Hasil Typical 1, 2, dan 3 Metode 2 0.4 s
1 s
0.7 s
0.7 s
0.7 s
1 s
0.1 s
0.7 s
1s 1 s
Jurusan Teknik Elektro-ITS
1s 1 s
Page 49
Hasil Typical 1, 2, dan 3 Metode 2 0.4 s
1 s
0.7 s
0.7 s
0.7 s
1 s
0.7 s
1s 1 s
Jurusan Teknik Elektro-ITS
1s 1 s
Page 50
Hasil Typical 1, 2, dan 3 Metode 2 0.7 s
1 s
0.7 s
0.7 s
0.7 s
1 s
0.7 s
1s 1 s
Jurusan Teknik Elektro-ITS
1s 1 s
Page 51
Hasil Typical 1, 2, dan 3 Metode 2 0.4 s
0.35 s 1 s
0.7 s
0.7 s
0.7 s
1 s
0.7 s
1s 1 s
Jurusan Teknik Elektro-ITS
1s 1 s
Page 52
Hasil Typical 1, 2, dan 3 Metode 2
0.4 s
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 53
NGT Es
=
Ep
Ns
=K
Np
Es = Vs, saat trafo tidak berbeban K < 1, trafo step down
Vs Vp
=
Ip Is
=
Ns Np
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 54
Cara Melump Beban Pada ETAP
Kita pisahkan beban yang ada pada tiap trafo (trafo 13.8/0.4 kV atau trafo 2.4/0.4 kV) Kita jumlah nilai kW dan kVar beban-beban beban beban 0.4 0 4 kV yang berada pada tiap trafo tersebut. Baik pada saat kondisi design atau normal, dan dipisahkan. Ki carii nilai Kita il i kVA dari d i totall beban b b pada d tiap i trafo. f Baik B ik pada d saat kondisi design atau normal. Kemudian kita bagi nilai kVA pada saat kondisi normal dengan kVA pada saat kondisi design. Untuk mendapatkan nilai % normal untuk beban lump. Kita masukkan nilai kW dan kVar pada beban baru. baru Kemudian kita geser-geser % static load dan motor load sampai nilai kW dan kVar pada beban baru sesuai / mendekati nilai total kW dan kVar bebanbeban 0.4 0 4 kV yang kita jumlahkan sebelumnya. sebelumnya
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 55
Hasil Hubung Singkat Metode 1 (ETAP)
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 56
Hasil Hubung Singkat Metode 2 (ETAP)
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 57