Perencanaan Koordinasi Rele Pengaman Pada Sistem Kelistrikan Di PT. Wilmar Gresik Akibat Penambahan Daya Duta Satria Yusmiharga, Ontoseno Penangsang, Wahyudi Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS untuk rele-rele yang ada pada beban fase 2 tersebut khususnya rele over current. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan suatu rekomendasi koordinasi rele pengaman pada beban fase 2 tersebut.
Abstract--PT. Wilmar Nabati Indonesia adalah salah satu dari beberapa group bisnis global yang menjalankan proses produksi di bidang industri minyak nabati, oleo dan bio energy. Sistem kelistrikan di PT. Wilmar mempunyai beberapa suplai energi untuk memenuhi kebutuhan beban operasionalnya yaitu PLN, dua unit Steam Turbine Generator (STG) dengan kapasitas terpasang masing-masing STG adalah 15 MW, dua unit Diesel Generator (DG) dengan kapasitas terpasang masing-masing 3,4 MW. Dalam waktu dekat PT. Wilmar berencana untuk menambah satu pembangkit baru dengan kapasitas 6.4 dan juga menambah beban-beban baru yang terletak pada beban fase 2. Berdasarkan latar belakang tersebut maka akan dilakukan perencanaan koordinasi rele pengaman pada sistem kelistrikan di PT. Wilmar khususnya pada beban fase 2 yang merupakan sistem kelistrikan yang baru dan akan dibangun di PT.Wilmar dalam waktu dekat. Rele pengaman yang akan dikoordinasikan adalah rele overcurrent. Untuk membantu proses perencanaan koordinasi rele pengaman ini digunakan software pendukung yaitu ETAP 7.0. Dari empat tipikal yang diambil telah dilakukan perhitungan yang sesuai dengan standard yang digunakan untuk koordinasi rele pengaman.
II. DASAR TEORI A. Rele Arus Lebih Rele arus lebih merupakan suatu jenis rele yang bekerja berdasarkan besarnya arus masukan, dan apabila besarnya arus masukan melebihi suatu harga tertentu yang dapat diatur (Ip) maka rele arus lebih bekerja. Dimana Ip merupakan arus kerja yang dinyatakan menurut gulungan sekunder dari trafo arus (CT). Bila suatu gangguan terjadi didalam daerah perlindungan rele, besarnya arus gangguan If yang juga dinyatakan terhadap gulungan sekunder CT juga. Rele akan bekerja apabila memenuhi keadaan sebagai berikut [1]: If > Ip rele bekerja (trip) If < Ip tidak bekerja (blok) Rele arus lebih ini dapat berupa rele arus lebih waktu invers (inverse time overcurrent relay), rele arus lebih waktu tertentu (definite overcurrent relay), atau berupa rele arus lebih waktu instan (instantaneous overcurrent relay). B. Penyetelan Rele Arus Lebih Pada dasarnya pada saat penyetelan rele arus lebih, arus setingnya harus lebih besar dari arus beban maksimumnya [3]. Batas penyetelan harus memperhatikan kesalahan pick up. Menurut Standart British BS 142, batas penyetelan adalah antara nominal 1.05-1.3 Iset [4]. Pada penyetelan rele arus lebih juga harus memperhatikan batas maksimum seting untuk alasan keamanan dan back up hingga ke sisi muara (downstream). Estimasi seting ditetapkan [3] :
Kata kunci : rele pengaman, koordinasi I. PENDAHULUAN
P
T. Wilmar Nabati Indonesia adalah salah satu dari beberapa group bisnis global yang menjalankan proses produksi di bidang industri minyak nabati, oleo dan bio energy. Sistem kelistrikan di PT. Wilmar mempunyai bebrapa suplai energi untuk memenuhi kebutuhan beban operasionalnya yaitu PLN, dua unit Steam Turbine Generator (STG) dengan kapasitas terpasang masing-masing STG adalah 15 MW, dan dua unit Diesel Generator (DG) dengan kapasitas terpasang masing-masing 3,4 MW. PT. Wilmar berencana menambah pembangkit hingga 6,4 MW dalam lima tahun ke depan. Selain menambah pembangkit baru PT. Wilmar juga menambah beban-beban baru seperti beban motor compressor sebesar 1600 KW, beban lump seperti Future Soya Bean sebesar 3MVA, Future Flour Mill 1 sebesar 3MVA, Future Flour Mill 2 sebesar 3MVA, Future Flour Mill 3 sebesar 3MVA, Future PK Crush sebesar 3MVA, Fal_01_Palnt sebesar 2MVA, Fal_02_Palnt sebesar 2MVA, dan Ref&Fract_3000T sebesar 3 MVA yang terdapat pada beban fase 2. Dengan adanya generator dan beban-beban baru yang terdapat pada beban fase 2 tentunya diperlukan suatu perencanaan dan rekomendasi koordinasi rele pengaman
Iset < 0.8 Isc min………………………………………... (1) Dengan Isc min adalah arus hubung singkat 2 fasa pada saat pembangkitan minimum. Besar arus ini diperoleh dari arus hubung singkat maksimum 3 fasa pada pembangkitan minimum dikalikan 0.866. Mengacu pada konsep di atas persyaratan setelan arus dapat dirumuskan sebagai berikut : (1.05-1.3) Imaks < Iset < 0.8 Isc min……………………... (2) C. Seting Waktu Rele Arus Lebih Penyetelan waktu kerja rele terutama dipertimbangkan terhadap kecepatan dan selektivitas kerja dari rele, sehingga rele tidak salah beroperasi yang dapat menyebabkan tujuan pengamanan menjadi tidak berarti. Selain itu juga harus diketahui karakteristik relenya. Untuk menentukannya harus dihitung arus hubung singkat maximum, yaitu arus hubung singkat tiga fasa pada pembangkitan maksimum. Gangguan 1
yang dihitung di daerah yang paling dekat dengan CB atau di bus. Selain itu juga perlu diketahui waktu operasi dari rangkaian pengaman, yaitu waktu yang diperlukan untuk rele mulai pick-up sampai kontak CB terbuka. Berdasarkan standard IEEE 242-1986 [2], yaitu sebagai berikut: waktu terbuka circuit beaker : 0,04 – 0,1 det (2-5 Cycle) overtravel dari rele : 0,1 det faktor Keamanan : 0,12 – 0,22 det Untuk rele statik dan rele digital berbasis microprosesor overtravel time dari rele dapat diabaikan. Sehingga total waktu yang diperlukan adalah 0,2 sampai 0,4 detik. Interval waktu ini sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai pertimbangan dalam koordinasi setting antar rele pada suatu sistem tenaga listrik [3].
dengan gangguan harus dioperasikan terlebih dahulu. Kegagalan pada proteksi utama harus dapat diatasi, yaitu dengan proteksi cadangan (back up protection)[6]. Proteksi cadangan ini umumnya mempunyai perlambatan waktu (time delay), hal ini untuk memberikan kesempatan kepada poteksi utama beroperasi terlebih dahulu, dan jika proteksi utama gagal baru proteksi cadangan yang akan beroperasi. Dengan demikian hanya bagian yang mengalami gangguan saja yang dipisahkan atau diisolir dari sistem tersebut. Rele pengaman dengan kemampuan selektif yang baik dibutuhkan untuk mencapai keandalan sistem yang tinggi karena tindakan pengaman yang cepat dan tepat akan dapat memperkecil gangguan menjadi sekecil mungkin. III. SISTEM KELISTRIKAN DI PT. WILMAR NABATI, GRESIK, JAWA TIMUR Sistem kelistrikan di PT. Wilmar mempunyai bebrapa alternatif suplai energi untuk memenuhi kebutuhan beban operasionalnya yaitu PLN, dua unit Steam Turbine Generator (STG) dengan kapasitas terpasang masing-masing STG adalah 15 MW, dan dua unit Diesel Generator (DG) dengan kapasitas terpasang masing-masing 3,4 MW, pembangkit baru dengan kapasitas 6.4 MW. Tegangan menengah yang digunakan di PT. Wilmar adalah 10.5 kV. Tegangan tersebut akan diturunkan menjadi tegangan 3.3 kV dan 0.4 kV dengan menggunakan trafo step down dan digunakan untuk menyuplai beban beban yang terpasang di PT. Wilmar baik beban motor, maupun beban lump. Pemilihan tipikal koordinasi rele pengaman diperlihatkan pada gambar 3.1 di bawah ini :
D. Seting Pick Up dan Time Dial Rele arus lebih memiliki setelan pickup dan setelan time dial. Pickup didefinisikan sebagai nilai arus minimum yang menyebabkan rele bekerja (Iset). Pada rele arus lebih, besarnya arus pickup ini ditentukan dengan pemilihan tap. Adapun untuk menentukan besarnya tap yang digunakan dapat menggunakan persamaan berikut : Iset Tap = …………………………………... (3) CT primary Pada sistem kelistrikan di PT. Wilmar, peralatan arus lebih yang digunakan adalah rele digital jenis sepam yang merupakan produk dari Merlin Gerin. Dan untuk menentukan time dial untuk rele-rele tersebut digunakan rumus sebagai berikut [5] : td =
k×T ………………………..................(4) I ∝ β × Iset -1
Di mana : td = waktu operasi (detik) T = time dial I = nilai arus (Ampere) Iset = arus pickup (Ampere) k = koefisien invers 1 (lihat Tabel I) = koefisien invers 2 (lihat Tabel I) β = koefisien invers 3 (lihat Tabel I) TABEL I Koefisien Invers Time Dial Koefisien Tipe Kurva k Standard Inverse 0,14 0,02 Very Inverse 13,50 1,00 Extremely Inverse 80,00 2,00 UIT 315.2 2.5 LTIT 120 1
2,970 1,500 0,808 1 13.33
Gambar 1 Tipikal koordinasi rele pengaman
IV. ANALISIS HUBUNG SINGKAT DAN KOORDINASI RELE PENGAMAN DI PT. WILMAR NABATI A. Analisis Hubung Singkat Minimum 30 Cycle Hubung singkat minimum adalah hubung singkat dua fasa yang terjadi ketika sistem beroperasi pada kondisi suplai beban minimum. Di mana pada kondisi ini sistem disuplai oleh sumber PLN, STG 2 dan NGT. Simulasi hubung singkat minimum 30 cycle ini dilakukan dengan menggunkan software
D. Koordinasi Rele Pengaman Pengertian koordinasi pengaman yaitu terdapat dua jenis atau lebih peralatan proteksi diantara titik kesalahan/ gangguan. Peralatan ini harus dikoordinasikan untuk memastikan bahwa peralatan yang berada di titik terdekat 2
ETAP 7.0 dan diperoleh hasil arus gangguan hubung singkat minimum 30 cycle yang disajikan pada table 4.1 dibawah ini :
TABEL IV Arus gangguan hubung singkat maksimum (lanjutan)
TABEL II Arus gangguan hubung singkat minimum
Tegangan Bus Isc Maksimum (kA) (kV) 4 cycle 30 cycle FAL 02 PLANT 0.4 41.593 36.696 FUTURE PK-CRUSH 0.4 56.467 48.952 SP-BUS-58002 10.5 14.582 11.877 SP-BUS-58003 10.5 14.488 11.877 FUTURE FLOUR MILL 1 0.4 56.319 48.769 FUTURE FLOUR MILL 2 0.4 56.319 48.769 FUTURE FLOUR MILL 3 0.4 56.319 48.769
Tegangan Bus ( kV )
Bus ID Compressor Bus SP-BUS-57001b SP-BUS-57001a SP-BUS-43000 Future Soya Bean SP-BUS-58001 SP-BUS-14000 WS-04n SP-BUS-59001 REF&FRACT 3000T FAL 01 PLANT FAL 02 PLANT FUTURE PK-CRUSH
SP-BUS-58002 SP-BUS-58003 FUTURE FLOUR MILL 1 FUTURE FLOUR MILL2 FUTURE FLOUR MILL3
3.3 10.5 10.5 10.5 0.4 10.5 10.5 0.4 10.5 0.4 0.4 0.4 0.4 10.5 10.5 0.4 0.4 0.4
Bus ID
Isc Minimum 30 cycle ( kA ) 2.557 1.626 1.626 1.647 22.915 1.617 1.653 18.178 1.626 22.402 19.456 19.456 22.961 1.611 1.611 22.915 22.915 22.915
C. Perhitungan dan Rekomendasi Koordinasi Tipikal 1
B. Simulasi Hubung Singkat Maksimum Hubung singkat maksimum adalah hubung singkat tiga fasa yang terjadi ketika sistem beroperasi pada kondisi suplai beban maksimum. Di mana pada saat kondisi ini system disuplai oleh PLN, STG 1, STG 2, DG1, DG 2, dan NGT. Hubung singkat maksimum yang digunakan adalah hubung singkat maksimum 4 cycle yang digunakan untuk seting rele dengan kelambatan waktu 0.1 s, karena jika dikonversi ke besaran waktu maka 4 cycle sama dengan 0.08s. Sedangkan hubung singkat maksimum 30 cycle digunakan untuk seting rele dengan seting kelambatan waktu 0.6s dan seterusnya, karena jika dikonversi ke besaran waktu maka 30 cycle sama dengan 0.6s. Arus gangguan hubung singkat maksimum 4 cycle dan 30 cycle hasil simulasi disajikan pada table IV di bawah ini : TABEL IV Arus gangguan hubung singkat maksimum Bus ID Compressor Bus SP-BUS-57001b SP-BUS-57001a SP-BUS-43000 Future Soya Bean SP-BUS-58001 SP-BUS-14000 WS-04n SP-BUS-59001 REF&FRACT 3000T
FAL 01 PLANT
Gambar 2 Tipikal koordinasi 1
R-SWG-57005 Manufacturer Model Type Kurva Rasio CT Isc Min 30 Cycle SP-BUS-57001b Isc Max 4 Cycle Compressor Bus Convert to 10.5 kV
= Merlin Gerlin = Sepam 20 = Sepam T-20 = Standard Inverse Time = 200/5 = 1626 = 5222 =
3.3 10.5
x 5222 = 1641.2
Isc Max 30 Cycle Compressor Bus = 5096
Tegangan Bus Isc Maksimum (kA) (kV) 4 cycle 30 cycle 3.3 5.222 5.096 10.5 15.625 12.676 10.5 15.625 12.676 10.5 17.582 13.958 0.4 56.278 48.769 10.5 9.403 12.186 10.5 18.042 14.312 0.4 37.129 32.923 10.5 15.610 12.676 0.4 56.397 48.853 0.4 41.593 36.696
Convert to 10.5 kV FLA
=
= KVA 3 KV
=
3.3
x 5096 = 1601.6
10.5 2000
3 10.5
= 110 A
Current Setting IDMT ( I > ) 1.05 x FLA 200 1.05 x 110 200 115.5
In ≤ Ip ≤ In
0.8 Isc Min 30 cycle SP-BUS-57001b
≤ Ip ≤ 1300.8
200 0.8 x 1626 200
In
In ≤ Ip ≤ In 200 0.5775 In ≤ Ip ≤ 6.504 In Dipilih Tap = 0.6 In Nilai aktual Iset = 0.6 x 200 = 120 A 200
3
In
Current Setting IDMT ( I > ) Time Setting IDMT ( Time Dial ) Waktu operasi = td = 0.3 T = Time Dial I Is
1.05 x FLA 600 1.05 x 330 600 346.5
Isc Max 4 cycle Compressor Bus ( convert to 10.5 kV )
=
Iset
=
= 13.68 0,14 × T 2,97 ×
I 0,02 -1 Is 0,02 I
td × 2,97 ×
T = T =
0.8 Isc Min 30 cycle SP-BUS-57001a
≤ Ip ≤
≤ Ip ≤
600 0.8 x 1626 600
1300.8 600
In
In
In
0.5775 In ≤ Ip ≤ 2.168 In Dipilih Tap = 0.583 In Nilai aktual Iset = 0.583 x 600 = 350 A
120
Td =
In
In
600
1641.2
In ≤ Ip ≤
Is
Time Setting IDMT ( Time Dial ) Waktu operasi = td = 0.3+ 0.2 = 0.5 s T = Time Dial
-1
I
0,14 0.3 × 2,97 × 13.680,02 - 1
Is
0,14
Isc Max 4 cycle Compressor Bus ( convert to 10.5 kV )
1641.2
0.8 x 1626
In ≤ Ip ≤ 200 8.206 In ≤ Ip ≤ 6.504 In 200
2,97 ×
In ≤ Ip ≤
In
T =
In
In
>
-1
0,14 0.5 × 2,97 × 4.690,02 - 1 0,14
Current Setting High Set ( I>> ) Isc Max 4 cycle Compressor Bus ( convert to 10.5 kV )
In Berdasarkan seting low set (I>) yaitu : 0.5775 In ≤ Ip ≤ 6.504 In Maka untuk seting high set (I>>) adalah sebagai berikut: Ip ≤ 6.504 In Dipilih Tap = 5 In Nilai aktual Iset = 5 x 200 = 1000 A
600 0.8 Isc Min 30 cycle SP-BUS-57001a
200
600 1641.2
0.8 x 1626
In ≤ Ip ≤ 600 2.74 In ≤ Ip ≤ 2.168 In 600
600 0.8 Isc Min 30 cycle SP-BUS-57001a 600
3.3 10.5
In
In >
In
Berdasarkan seting low set (I>) yaitu : 0.5775 In ≤ Ip ≤ 2.168 In Maka untuk seting high set (I>>) adalah sebagai berikut: Ip ≤ 2.168 In Dipilih Tap = 1.9 In Nilai aktual Iset = 1.9 x 600 = 1140 A
= Merlin Gerlin = Sepam 20 = Sepam T-20 = Standard Inverse Time = 600/5 = 1626 = 5222 3.3 = 10.5 x 5222 = 1641.2 = 5096 =
In ≤ Ip ≤
In
Isc Max 4 cycle Compressor Bus ( convert to 10.5 kV )
Time Delay Seting waktu ( t>> ) = 0.1 s
FLA SP-BUS-57001a
Is
T = 0.33 T ≥ 0.33 Dipilih T = 0.35
200 0.8 Isc Min 30 cycle SP-BUS-57001b
R-SWG-57001 Manufacturer Model Type Kurva Rasio CT Isc Min 30 Cycle SP-BUS-57001a Isc Max 4 Cycle Compressor Bus Convert to 10.5 kV Isc Max 30 Cycle Compressor Bus
I 0,02 -1 Is 0,02 I
td × 2,97 ×
T =
Isc Max 4 cycle Compressor Bus ( convert to 10.5 kV )
Convert to 10.5 kV
0,14 × T
Td =
Current Setting High Set ( I>> )
200
Iset 1641.2
= 350 = 4.69
T = 0.34 T ≥ 0.34 Dipilih T = 0.4
200 0.8 Isc Min 30 cycle SP-BUS-57001b
Isc Max 4 cycle Compressor Bus ( convert to 10.5 kV )
=
Time Delay Seting waktu ( t>> ) = 0.3 s R-SWG-43008 Manufacturer = Merlin Gerlin Model = Sepam 20 Type = Sepam T-20 Kurva = Standard Inverse Time Rasio CT = 600/5 Pengaturan rele R-SWG 43008 disamakan dengan pengaturan rele R-SWG-57001 karena menggunakan jenis rele
x 5096 = 1601.6
= 110 + 110 + 110 = 330
4
Dengan menggunakan langkah perhitungan yang sama seperti pada tipikal 1 untuk rele yang lainnya, maka didapatkan setelan rele sebagai berikut :
dan ratio CT yang sama serta tidak ada percabangan dalam jalur koordinasinya.
R-SWG-58009 Current Setting IDMT ( I > ) Tap seting = 0.9In Time Setting IDMT ( Time Dial ) T = 0.4 Current Setting High Set ( I>> ) Tap = 5 In Time Delay Seting waktu ( t>> ) = 0.14 s
1
R-SWG-43005 Current Setting IDMT ( I > ) Tap seting = 0.6In Time Setting IDMT ( Time Dial ) T = 0.4 Current Setting High Set ( I>> ) Tap = 1.9 In Time Delay Seting waktu ( t>> ) = 0.34 s
2 3
R-SWG-43001, R-SWG 43002, R-SWG-14003, dan RSWG-14004 Current Setting IDMT ( I > ) Tap seting = 1.1In Time Setting IDMT ( Time Dial ) T = 0.22 Current Setting High Set ( I>> ) Tap = 1.8 In Time Delay Seting waktu ( t>> ) = 0.54 s
Gambar 4.2 Hasil plot setelan rele arus lebih pada tipikal 1
Lingkaran merah dengan nomor 1 menunjukkan bahwa setelan pick up dari rele R-SWG-57005 sudah berada di sebelah kanan FLA primary trafo. Lingkaran merah dengan nomor 2 menunjukkan bahwa tidak terjadi miss-coordination dan overlaping antar rele. Lingkaran merah dengan nomor 3 menunjukkan bahwa grading time antar rele sudah sesuai dengan standar IEEE 242 yaitu dengan grading time antar rele sebesar 0.2-0.4 detik.
R-SWG-14001 Current Setting IDMT ( I > ) Tap seting = 0.8In Time Setting IDMT ( Time Dial ) T = 0.52 Current Setting High Set ( I>> ) Tap = 2.204 In Time Delay Seting waktu ( t>> ) = 0.74 s
D. Perhitungan dan Rekomendasi Koordinasi Tipikal 2
Gambar 4.3 Tipikal koordinasi 2 5
Gambar 4.6. Hasil plot setelan rele arus lebih pada tipikal 3 Gambar 4.4. Hasil plot setelan rele arus lebih pada tipikal 2
F. Perhitungan dan Rekomendasi Koordinasi Tipikal 4
E. Perhitungan dan Rekomendasi Koordinasi Tipikal 3
Gambar 4.7. Tipikal koordinasi 4
Gambar 4.5. Tipikal koordinasi 3
Dengan menggunakan langkah perhitungan yang sama seperti perhitungan tipikal sebelumnya, maka didapatkan kurva karakteristik seperti gambar 4.8 di bawah ini :
Dengan menggunakan langkah perhitungan yang sama seperti perhitungan tipikal sebelumnya, maka didapatkan kurva karakteristik seperti gambar 4.6 di bawah ini :
6
mengingat rele yang digunakan adalah rele digital dan CB yang digunakan adalah CB SF6. Pemilihan grading time sebesar 0.2-0.4 detik sesuai dengan standar IEEE 242. B. Saran Saran yang dapat penulis berikan adalah hasil dari perhitungan dan koordinasi rele pengaman pada makalah ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk seting rele pada sistem kelistrikan industri yang terkait dan juga dapat dijadikan bahan referensi dalam melakukan seting dan koordinasi pada sistem kelistrikan. REFERENSI [1] SPLN 52-3 : 1983, ”Pola Pengaman Sistem Bagian Tiga, Sistem Distribusi 6 kV dan 20 kV”, Perusahaan Umum Listrik Negara, Jakarta, Pasal 4, 1983. [2] IEEE Recommended Practice for Protection andCoordination of Industrial and Commercial Power System, IEEE Standart 242- 1986. [3] Wahyudi R, ”Diktat Kuliah Sistem Pengaman Tenaga Listrik”, Teknik Elektro-ITS,Surabaya, 2008. [4] Hewitson, L.G., Brown, Mark, Balakrishnan, Ramesh, “Practical Power System Protection”, IDC Technologies, Netherland, 2004. [5] 5.Trip Curve, “IEC-SIT-SIT-A-10PU_1”, Schneider Electric, 2008. [6] Sulasno, “Analisa Sistem Tenaga Listrik”, Satya Wacana, Semarang, 1993.
Gambar 4.8. Hasil plot setelan rele arus lebih pada tipikal 4
V. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan seting dan koordinasi rele pengaman pada sistem kelistrikan di PT. Wilmar Nabati, Gresik, Jawa Timur tepatnya untuk rele pengaman yang terdapat pada beban fase 2, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Seting pickup hasil perhitungan untuk rele yang melindungi trafo pada kurva karakteristik sudah terletak di sebelah kanan dari arus full load trafo. Hal ini berarti rele tersebut tidak akan trip apabila arus yang mengalir besarnya mendekati arus full load trafo dan rele tersebut hanya akan trip jika arus yang mengalir besarnya melebihi seting dari rele pengaman trafo tersebut. Begitu pula dengan rele yang melindungi bus, setelan pickup berdasarkan perhitungan pada kurva juga vsudah berada disebelah kanan FLA nya. 2. Hasil plot kurva memperlihatkan bahwa tidak terjadi misscoordination dan overlaping antara rele utama dengan rele backup. Hal ini berarti koordinasi kerja antar rele dapat berjalan dengan baik. 3. Grading time yang digunakan untuk koordinasi kerja dari rele pengaman adalah sebesar 0.2 detik. Hal ini dianggap sesuai karena dengan grading time sebesar 0.2 detik dapat memberikan waktu yang cukup kepada rele pengaman utama untuk selesai memutus gangguan terlebih dahulu. Sehingga kejadian trip secara bersamaan antara rele pengaman utama dan rele backup pada saat terjadi gangguan hubung singkat dapat dihindari dan koordinasi kerja antar rele dapat berjalan dengan baik. Pemilihan grading time sebesar 0.2 detik dianggap paling sesuai
BIOGRAFI PENULIS Penulis memiliki nama lengkap Duta Satria Yusmiharga. Lahir di Bojonegoro pada tanggal 26 September 1989. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan bapak Muhargo dan ibu SarmiatI. Penulis mengawali pendidikannya di SD Negeri 2 Sidobandung pada tahun 1997 dan lulus pada tahun 2003. Kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Balen pada tahun 2003 dan lulus pada tahun 2005. Kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Bojonegoro dan lulus pada tahun 2008. Setelah lulus dari SMA Negeri 1 Bojonegoro pada tahun 2008, penulis bercita-cita melanjutkan pendidikannya di kedokteran UNAIR, namun penulis gagal untuk menggapai cita-citanya sebagai seorang dokter dan melanjutkan pendidikannya di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Bidang Studi Sistem Tenaga. Semasa kuliah penulis aktif mengikuti kegiatan seminar. Penulis juga gemar sekali dalam bidang olah raga. Hampir semua cabang olahraga yang ada di ITS pernah penulis ikuti, seperti bola voly, tenis meja, futsal, badminton, dan lain-lain. Penulis juga pernah menjadi juara dalam kegiatan turnamen bola voli baik tingkat jurusan maupun tingkat fakultas. Alamat email untuk menghubungi penulis adalah
[email protected].
7