PERENCANAAN FILTER HARMONISA PADA SISI TEGANGAN RENDAH UNTUK MENGURANGI HARMONISA AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR GRESIK
Pembimbing: 1. Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc., Ph.D. 2. Ir. Sjamsjul Anam, MT Arko Setiyo P 2208 100 067
Jurusan Teknik Elektro FTI- ITS Surabaya 2012
Daftar Isi PENDAHULUAN LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN KASUS DASAR TEORI HARMONISA PADA SISTEM KELISTRIKAN PT.WILMAR GRESIK
EXISTING SYSTEM DAN PENAMBAHAN BEBAN PERHITUNGAN DAN ANALISIS KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
PENDAHULUAN • 1. Latar Belakang • 2. Batasan Masalah
PENDAHULUAN (Latar Belakang)
PENAMBAHAN BEBAN NON LINEAR VFD
BEBAN NON LINEAR VFD
DISTORSI HARMONISA
PEMASANGAN FILTER PASIF
SINGLE TUNED
HARMONISA SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR GRESIK AMAN
PENDAHULUAN (Batasan Masalah) Sistem Kelistrikan dalam keadaan steady state, semua beban beroperasi, dan menggunakan standar harmonisa IEEE 519-1992 SIMULASI DAN ANALISA
MENGGUNAKAN
SOFTWARE ETAP 7.0
Filter harmonisa dipasang pada tegangan rendah 0,4 kV dengan metode redaman individual menggunakan
Single Tuned Filter
PENDAHULUAN LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN KASUS DASAR TEORI
HARMONISA PADA SISTEM KELISTRIKAN PT.WILMAR GRESIK
EXISTING SYSTEM DAN PENAMBAHAN BEBAN PERHITUNGAN DAN ANALISIS KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN KASUS
PENDAHULUAN LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN KASUS DASAR TEORI
HARMONISA PADA SISTEM KELISTRIKAN PT.WILMAR GRESIK
EXISTING SYSTEM DAN PENAMBAHAN BEBAN PERHITUNGAN DAN ANALISIS KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
DASAR TEORI DASAR TEORI
HARMONISA
PENGARUH HARMONISA
FILTER PASIF
SINGLE TUNED
HARMONISA (1) a.Gelombang sinus frekuensi fundamental b.Gelombang harmonisa ke-3 c.Gelombang harmonisa ke-5 d.Gelombang harmonisa ke-7
PRE-DOMINANT HARMONICS
Beban linier merupakan sumber harmonisa
DEVICE
3rd 1 Ph Computer Power Supplies 1 Ph Welding Machines 3 Ph Computer Power Supplies 3 Ph UPS 1 Ph Lighting (fluorescent) Electronic Ballast
6 Pulse Variable Speed Drive
5th
7th
9th
11th
13th
HARMONISA (2) •
Total Harmonic Distortion (THD) adalah persentase total komponen harmonisa terhadap komponen fundamentalnya. 1
2 k 2 U n x100% THD n 2 U1
•
Digunakan dua limitasi distorsi harmonisa yaitu THD tegangan dan THD arus. Total Demand Distortion (TDD) adalah perbandingan nilai rms antara komponen arus harmonisa dengan arus beban demand maksimum.
LIMIT DISTORSI HARMONISA ARUS
LIMIT DISTORSI HARMONISA
BERDASARKAN IEEE Std 519-1992
TEGANGAN BERDASARKAN IEEE Std 519-1992
Distorsi Harmonisa Arus Maksimum dalam Persen terhadap IL Orde Harmonisa Individual (Harmonisa Orde Ganjil) ISC/IL
<11
11h17
17h23
23h35
35h
TDD
< 20*
4
2
1,5
0,6
0,3
5
20 – 50
7
3,5
2,5
1
0,5
8
50 – 100
10
4,5
4
1,5
0,7
12
100 – 1000
12
5,5
5
2
1
15
> 1000
15
7
6
2,5
1,4
20
Harmonisa orde genap dibatasi 25% dari Harmonisa orde ganjil di atas. Tidak diperbolehkan distorsi arus yang dihasilkan sistem DC, contohnya konverter setengah gelombang
*Semua
peralatan pembangkit listrik terbatas pada nilai-nilai distorsi arus terlepas dari ISC/IL aktual.
dimana : ISC = Arus hubung singkat maksimum pada PCC IL = Arus beban maksimum (komponen frekuensi fundamental) pada PCC
Distorsi Tegangan Individual (%)
THD (%)
3
5
1,5
2,5
1
1,5
Tegangan Bus Pada PCC
69 kV dan ke bawah 69,001 kV sampai 161 kV 161,001 kV dan ke atas
PENGARUH HARMONISA Kapasitor selain digunakan untuk memperbaiki faktor daya juga dapat menyebabkan timbulnya resonansi sistem lokal yang diikuti dengan naiknya arus yang sangat besar. Resonansi dibedakan menjadi dua buah resonansi sistem, yaitu resonansi pararel dan resonansi seri.
Resonansi Paralel : Tegangan Harmonisa Tinggi
Resonansi Seri : Arus Harmonisa Tinggi
Pengaruh harmonisa pada transformator adalah adanya arus Eddy dan tekanan isolasi. Harmonisa pada transformator konverter tidak terpengaruh oleh adanya filter yang dipasang pada sisi sistem AC [ J. Arrillaga, DA. Bradley, dan PS. Bodger “Power System Harmonics”]
FILTER PASIF •
SINGLE TUNED FILTER Filter pasif berfungsi untuk mengurangi amplitudo satu atau lebih frekuensi tertentu dari sebuah tegangan atau arus dengan cara menyediakan jalur yang rendah impedansinya pada frekuensi-frekuensi harmonisa.
•
•
Nilai Quality Factor (Q) adalah perbandingan antara Xo dan R.
X0 Q R
Nilai Q yang tinggi ditala secara tajam pada satu frekuensi harmonisa yang rendah.
Grafik Fungsi Frekuensi Terhadap Impedansi
PENDAHULUAN LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN KASUS DASAR TEORI
HARMONISA PADA SISTEM KELISTRIKAN PT.WILMAR GRESIK
EXISTING SYSTEM DAN PENAMBAHAN BEBAN PERHITUNGAN DAN ANALISIS KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR GRESIK Alternatif suplai listrik pada sistem kelistrikan PT. Wilmar Gresik : Daya Terpasang (MW)
Source ID
Type
Mode Operasi
BKR PLN
Grid
Voltage Control
5,5
STG 1
Steam Turbine Generator
Swing
15
STG 2
Steam Turbine Generator
Stand by
15
DEG 1
Diesel Generator
Stand by
1,6
DEG 2
Diesel Generator
Stand by
1,6
Suplai listrik diperoleh dari: • BKR PLN (8.963 MVASc ) yang diambil dari Gardu Induk Segara Madu dan STG 1 15 MW PT. Wilmar Gresik memiliki 35 unit beban. Level tegangan distribusi yang digunakan (dalam kV) adalah 20kV;10,5kV; 3,3kV dan 0,4kV.
PEMODELAN SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR GRESIK (1)
PEMODELAN SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR GRESIK (2)
PEMODELAN SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR GRESIK (3)
PEMODELAN SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR GRESIK (4)
SUMBER HARMONISA Sumber harmonisa: a. Variable Frequency Drive (VFD) enam pulsa bertipe current source harmonic. Fractionation, Refinery, SNB, BD 01, BD 02, ME Fract, FA-01 Plant, H2 Gas Plant, Oleo TF, dan Boiler Utility. b. Charger enam pulsa bertipe current source harmonic pada beban Electrolyzer 1, 2, dan 3.
c. Variable Frequency Drive (VFD) pada beban baru : FA-02/03 Plant, Compressor, Future PK- Crush , dan Future Flour Mill Penggunaan peralatan ini mengakibatkan kondisi harmonisa sistem yang melebihi standar IEEE 519-1992.
PENDAHULUAN LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN KASUS DASAR TEORI
HARMONISA PADA SISTEM KELISTRIKAN PT.WILMAR GRESIK
EXISTING SYSTEM DAN PENAMBAHAN BEBAN PERHITUNGAN DAN ANALISIS KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
ALIRAN DAYA SISTEM KONDISI EXISTING PF 84,7% STG 02
.
Sistem existing menggunakan kapasitor bank pada beban PK-Crush 01, PK-Crush 02, SNB Plant, dan NPK Plant
HARMONISA TEGANGAN SISTEM EXISTING Bus Beban
kV
% kV
THDV (%)
Standar IEEE Kondisi (%)
SP-BUS-41006
10,5
99,90
7,32
5
Exceeds Limit
SP-BUS-51001
10,5
99,86
7,34
5
Exceeds Limit
SP-BUS-51002
10,5
99,78
7,38
5
Exceeds Limit
SP-BUS-51003
10,5
99,79
7,37
5
Exceeds Limit
SP-BUS-51004
10,5
99,85
7,35
5
Exceeds Limit
SP-BUS-51005
10,5
99,87
7,34
5
Exceeds Limit
SP-BUS-52001
10,5
99,85
7,41
5
Exceeds Limit
SP-BUS-52002
10,5
99,85
7,42
5
Exceeds Limit
SP-BUS-53001
10,5
99,99
7,32
5
Exceeds Limit
SP-BUS-53002
10,5
99,94
7,32
5
Exceeds Limit
SP-BUS-54001
10,5
99,94
7,30
5
Exceeds Limit
SP-BUS-54002
10,5
99,94
7,30
5
Exceeds Limit
SP-BUS-54003
10,5
99,93
7,35
5
Exceeds Limit
SP-BUS-56001
10,5
99,88
7,29
5
Exceeds Limit
SP-BUS-56002
10,5
99,89
7,24
5
Exceeds Limit
CPKO PLANT
0,4
99,90
7,09
5
Exceeds Limit
HARMONISA TEGANGAN SISTEM EXISTING Standar IEEE (%)
Bus Beban
kV
% kV
THDV (%)
Kondisi
FA-01 PLANT
0,4
99,18
10,21
5
Exceeds Limit
OLEO-TF
0,4
99,94
12,37
5
Exceeds Limit
H2 GAS PLANT
0,4
99,39
7,25
5
Exceeds Limit
PK-CRUSHING 01
0,4
99,88
10,38
5
Exceeds Limit
PK-CRUSHING 02
0,4
99,89
10,27
5
Exceeds Limit
NPK-01 PLANT
0,4
99,72
9,55
5
Exceeds Limit
JETTY
0,4
99,78
7,08
5
Exceeds Limit
CEN-BOILER UTILITY
0,4
99,23
13,29
5
Exceeds Limit
AIR COMP-UTILITY
0,4
99,86
6,89
5
Exceeds Limit
FRACT-PLANT
0,4
99,78
12,53
5
Exceeds Limit
REFINERY-PLANT
0,4
99,79
10,94
5
Exceeds Limit
TF-NKB
0,4
99,82
7,21
5
Exceeds Limit
TF-KB
0,4
99,82
6,94
5
Exceeds Limit
SNB-PLANT
0,4
98,69
10,05
5
Exceeds Limit
WTR-RESERVOIR
0,4
99,53
7,07
5
Exceeds Limit
BD 01
0,4
99,48
9,67
5
Exceeds Limit
BD 02
0,4
99,28
10,73
5
Exceeds Limit
ME FRACT
0,4
99,70
10,04
5
Exceeds Limit
Spektrum harmonisa tegangan SP-BUS-41000
Spectrum harmonisa tegangan bus CEN-BOILER UTILITY
Resonansi Sistem
Karakteristik impedansi bus SP-BUS-41000
Karakteristik impedansi bus SP-BUS-42000
Resonansi paralel akibat keberadaan kapasitor bank tercatat pada BUS SP-BUS41000 terletak di frekuensi 650 Hz dengan impedansi sebesar 3,4 Ω. Sedangkan pada bus SP-BUS-42000 terletak di frekuensi 650 Hz dengan impedansi 3,482 Ω
HARMONISA ARUS SISTEM EXISTING Terdapat tujuh beban yang memiliki distorsi harmonisa arus kondisi existing melebihi standar IEEE 519-1992. Bus Beban
Beban
TDDI (%)
Standar IEEE (%)
Orde Dominan
SP-BUS-51002
REFINERY
13,31
8
5, 11, dan 13
SP-BUS-53001
FA-01
9,19
8
5, 7, dan 11
SP-BUS-53002
H2-GAS PLANT
23,56
12
5, 7, dan 11
OLEO TF
16,48
12
5, 7, dan 11
SP-BUS-54003
BOILER UTILITY
16,75
12
5, 7, dan 11
SP-BUS-56001
PK-CRUSH 01
18,75
8
5, 7, dan 11
PK-CRUSH 02
17,10
8
5, 7, dan 11
HARMONIC LOAD FLOW
THDv 9,67% Orde Dominan 5
T
T
LIMIT TDD HARMONISA ARUS SP-TRF-56003 : 8% LIMIT THD TEGANGAN : 5%
THDv 10,73% Orde Dominan 5 & 7
T
: 8%
THDI 18,75% Orde Dominan 5 & 7
T
LIMIT TDD HARMONISA ARUS SP-TRF-56002
THDI 17,10% Orde Dominan 5 & 7
Aliran Daya Pada Penambahan Beban Baru Bus Beban WS-02
kV
kW
kVAR
kVA
PF (%)
10,5
332
184
380
87,5
COMPRESSOR
0,4
94
62
113
83,4
FAL-01 PLANT
0,4
1065
764
1311
81,2
BIOREFINERY
0,4
1183
692
1371
86,3
FUTURE PK-CRUSH
0,4
1986
1097
2269
87,5
FUTURE SOYA BEAN
0,4
1517
1020
1828
83
FUTURE FLOUR MILL
0,4
1728
1057
2026
85,3
ELECTROLYZER 1
0,4
1822
1330
2256
80,8
ELECTROLYZER 2
0,4
1822
1330
2256
80,8
ELECTROLYZER 3
0,4
1822
1330
2256
80,8
FA 02/03
0,4
1534
600
1647
93,1
MES
0,4
508
327
604
84.1
NPK 02 PLANT
0,4
256
457
524
48,8
CPC 02 PLANT
0,4
86
41
95,273
90,2
PK-CRUSH 03
0,4
678
690
967
70,1
Perbandingan Harmonisa Sebelum Dan Sesudah Penambahan Beban Baru PERBANDINGAN DISTORSI HARMONISA ARUS KONDISI EXISTING DAN SESUDAH PENAMBAHAN BEBAN
Beban
Kondisi Existing
PERBANDINGAN DISTORSI HARMONISA TEGANGAN KONDISI EXISTING DAN SESUDAH PENAMBAHAN BEBAN
TDDI (%)
THDV (%)
Kondisi Setelah Penambahan Beban
Kondisi Setelah Penambahan Beban
Beban Status
Kondisi Existing
Status
REFINERY
13,31
14,04
Increase
REFINERY
10,94
13,09
Increase
TF-KB
6,47
8,23
Increase
TF-KB
6,94
8,87
Increase
FA-01
9,19
8,55
Decrease
FA-01
10,21
11,98
Increase
H2 GAS PLANT
23,56
22,69
Decrease
H2 GAS PLANT
7,25
9,92
Increase
OLEO TF
16,48
15,82
Decrease
OLEO TF
12,37
14,70
Increase
13,29
15,36
Increase
CEN.BOILER UTILITY
16,75
16,21
Decrease
CEN.BOILER UTILITY
PK-CRUSH 01
18,75
22,45
Increase
PK-CRUSH 01
10,38
13,27
Increase
PK-CRUSH 02
17,10
22,47
Increase
PK-CRUSH 02
10,27
13,16
Increase
PENDAHULUAN LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN KASUS DASAR TEORI
HARMONISA PADA SISTEM KELISTRIKAN PT.WILMAR GRESIK
EXISTING SYSTEM DAN PENAMBAHAN BEBAN PERHITUNGAN DAN ANALISIS KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
PERHITUNGAN FILTER HARMONISA Filter pasif akan dipasang pada bus Refinery-Plant, BD 01, BD 02, Fractionary , CEN-BOILER UTILITY , ME FRACT, OLEO TF, SNB PLANT, FA-01 PLANT, FA-02/03 PLANT, FAL-01 PLANT, Biorefinery, dan FUTURE PK-CRUSH. Bus
Jenis Filter
Komponen Filter (3 fasa)
kVAR (3 fasa)
Q facto r
C (μF)
L (μH)
R (Ω)
REFINERY-PLANT
Single Tuned 5th
479
40
9529
43,571
0,0003
BD 01
Single Tuned 5th
118
40
2348
176,8
0,001
BD 02
Single Tuned 5th
36
30
716,2
5,797
0,006
Single Tuned 7th
23
30
457,6
459,7
0,009
Single Tuned 5th
152
40
3024
137,2
0,001
Single Tuned 7th
200
30
3979
52,76
0,001
Single Tuned 5th
38,49
40
765,7
542,2
0,004
FRACTIONARY
CEN-BOILER UTILITY
Single Tuned 7th
85,151
40
1694
124
0,004
ME FRACT
Single Tuned 5th
28
30
557,9
744,2
0,0076
OLEO TF
Single Tuned 5th
53
45
1054
393,9
0,0026
SNB PLANT
Single Tuned 5th
133
40
2646
156,19
0,001
FA-01 PLANT
Single Tuned 5th
868
40
17268
24
0,0005
FA-02/03 PLANT
Single Tuned 5th
480
40
9558
43,4
0,0005
FAL-01 PLANT
Single Tuned 5th
420
40
8360
49,66
0,0003
BIOREFINERY
Single Tuned 5th
314
40
6247
66,642
0,0005
FUTURE PKCRUSH
Single Tuned 5th
474
40
9430
440
0,0003
Bus BD 01 memiliki faktor daya 89,9 % lagging. Perbaikan faktor daya pada bus ini direncanakan hingga mencapai 95%. Daya reaktif yang akan diinjeksikan ke sistem kelistrikan PT. Wilmar Gresik melalui bus BD 01 diperoleh dari perhitungan di bawah ini:
Besarnya daya reaktif yang akan diinjeksikan ke bus BD 01 adalah sebesar 118,5 kVAR dan dibulatkan menjadi 118 kVAR. Kapasitor (C) Diketahui frekuensi fundamental sistem kelistrikan PT. Wilmar Gresik menggunakan 50 Hz.
PERHITUNGAN FILTER HARMONISA Resistor (R) Induktor (L)
Orde harmonisa yang hendak diredam adalah orde 5 sehingga didapat frekuensi tuning sebesar 250 Hz. Pemilihan frekuensi tuning untuk meredam harmonisa diberi toleransi dibawah 250 Hz menjadi frekuensi tuning sebesar 247 Hz.
Faktor kualitas filter (Q) untuk jenis Single Tuned Filter berada dalam rentang 30 sampai 60 dan dipilih Q = 40. Maka nilai resistornya adalah:
INPUT HASIL PERHITUNGAN
ALIRAN DAYA SETELAH PEMASANGAN FILTER HARMONISA PF 98,6 % STG 02
ANALISIS HARMONISA TEGANGAN SETELAH PEMASANGAN FILTER HARMONISA Bus Beban SP-BUS-41006 SP-BUS-51001
SP-BUS-51002 SP-BUS-51003 SP-BUS-51004 SP-BUS-51005 SP-BUS-52001 SP-BUS-52002 SP-BUS-53001 SP-BUS-53002 SP-BUS-54003 SP-BUS-56001 SP-BUS-56002 CPKO PLANT AIR COMPUTILITY FRACT-PLANT
THDV (%) Kondisi Setelah Setelah Penambahan Pemasangan Beban Filter 9,49 3,49 9,52 3,48
9,55 9,55 9,53 9,52 9,59 9,60 9,56 9,80 9,55 9,40 9,21 9,11
3,46 3,46 3,47 3,47 3,47 3,48 3,45 3,81 3,49 3,40 3,38 3,04
8,82
2,79
14,54
3,23
THDV (%) Bus Beban REFINERY-PLANT TF-NKB TF-KB SNB-PLANT WTR-RESERVOIR BD 01 BD 02 ME FRACT FA-01 PLANT OLEO-TF H2 GAS PLANT PK-CRUSHING 01 PK-CRUSHING 02 PK-CRUSHING 03 NPK-01 PLANT JETTY CEN-BOILER UTILITY RO/ETP FAL 01 PLANT BIOREFINERY FUTURE PK CRUSH
Kondisi Setelah Penambahan Beban 13,09 9,34 8,87 11,79 9,08 11,75 12,82 12,34 11,98 14,70 9,92 13,27 13,16 13,16 12,09 8,95 15,36 9,17 12,09 10,28 10,84
Setelah Pemasangan Filter 1,97 3,28 2,79 4,55 2,98 2,97 3,59 4,87 2,05 4,86 4,82 2,85 2,93 2,93 2,95 3,06 3,49 3,10 1,75 1,34 1,93
FUTURE SOYA BEAN
8,70
2,80
FUTURE FLOUR MILL ELECTROLYZER 1 ELECTROLYZER 2 ELECTROLYZER 3 FA-02/03 MES NPK 02 PLANT CPC 02 PLANT
9,73 26,42 26,42 26,42 15,13 8,68 12,09 9,13
4,65 21,56 21,56 21,56 3,60 2,79 3,09 3,14
Perbandingan Harmonisa Arus Sebelum dan Setelah Pemasangan Filter Harmonisa TDDI (%) Beban
Kondisi Setelah Penambahan Beban
Setelah Pemasangan Filter
Kondisi Harmonisa
TDDI (%) Beban
TF-KB
8,23
2,60
Decrease
CPC-01
7,40
2,60
Decrease
CPC-02
7,91
2,41
Decrease
SNB
6,96
11,09
Increase
WTR_RESERVOIR
7,77
2,56
Decrease
Kondisi Setelah Penambahan Beban
Setelah Pemasangan Filter
Kondisi Harmonisa
JETTY
7,25
2,47
Decrease
FAL-01 PLANT
9,01
7,18
Decrease
BIOREFINERY
5,46
9,83
Increase
FUTURE PK-CRUSH
9,31
5,96
Decrease
BD 01
6,38
10,31
Increase
BD 02
7,58
7,42
Decrease
ME Fract
6,38
4,87
Decrease
FUTURE FLOUR MILL
2,51
5,90
Increase
FA-01
8,55
6,19
Decrease
FUTURE SOYA BEAN
6,74
2,07
Decrease
FA-02/03
8,13
4,37
Decrease
OLEO TF
15,82
7,62
Decrease
H2-GAS PLANT
22,69
25,00
Increase
ELECTROLYZER 1
30,57
30,64
Increase
ELECTROLYZER 2
30,57
30,64
Increase
ELECTROLYZER 3
30,57
30,64
Increase
TF-NKB
3,62
1,20
Decrease
RO/ETP LUMP
7,51
2,54
Decrease
16,21
6,46
Decrease
CEN.BOILER UTILITY MES
6,77
2,08
Decrease
PK-CRUSH 01
22,45
2,04
Decrease
PK-CRUSH 02
22,47
1,95
Decrease
PK-CRUSH 03
22,47
1,95
Decrease
NPK 01 PLANT
10,81
NPK 02 PLANT
10,81
1,31 1,31
Decrease Decrease
Penggunaan Filter Harmonisa Tegangan Menengah Dari Referensi Tugas Akhir Sebelumnya Sebagai Pertimbangan Untuk Lebih Menekan Tingkat Distorsi Harmonisa •
Setelah pemasangan filter pada bus tegangan rendah yang ditentukan, terjadi penurunan tingkat distorsi harmonisa tegangan pada sistem kelistrikan PT.Wilmar. Namun, untuk bus ME FRACT, SNB PLANT, OLEO TF, H2 GAS PLANT, dan FUTURE FLOUR MILL tingkat distorsi harmonisa tegangannya masih tinggi dan hampir mendekati 5 %. Mempertimbangkan hal tersebut maka dilakukan pemasangan filter pasif tegangan menengah yang telah dirancang oleh Ersalina W pada tugas akhir sebelumnya. THDV (%)
THDV (%) Bus Beban
Sebelum Pemasangan Filter MV
Setelah Pemasangan Filter MV
2,97
2,27
3,59
2,92
ME FRACT
4,87
4,09
2,01
FA-01 PLANT
2,05
1,99
2,01
OLEO-TF
4,86
4,09
2,01
H2 GAS PLANT
4,82
3,83
2,01
PK-CRUSHING 01
2,85
1,53
PK-CRUSHING 02
2,93
1,60
PK-CRUSHING 03
2,93
1,60
NPK-01 PLANT
2,95
1,61
2,02
SP-BUS-51001
3,48
2,02
SP-BUS-51002
3,46
SP-BUS-51003
3,46
SP-BUS-51005 SP-BUS-52001
3,47 3,47
Setelah Pemasangan Filter MV
BD 02
3,49
3,47
Sebelum Pemasangan Filter MV BD 01
SP-BUS-41006
SP-BUS-51004
Bus Beban
2,04
SP-BUS-52002
3,48
2,04
SP-BUS-53001
3,45
1,99
JETTY
3,06
1,71
SP-BUS-53002
3,81
2,31
CEN-BOILER UTILITY
3,49
3,05
SP-BUS-54003
3,49
2,02
RO/ETP
3,10
1,72
1,97
FAL 01 PLANT
1,71
1,41
BIOREFINERY
2,71
2,25
FUTURE PK CRUSH
1,92
1,81
FUTURE SOYA BEAN
2,67
1,39
FUTURE FLOUR MILL
4,51
3,51
SP-BUS-56001 SP-BUS-56002 CPKO PLANT
3,40 3,38 3,04
1,96 1,67
AIR COMP-UTILITY
2,79
1,47
FRACT-PLANT
3,23
2,94
ELECTROLYZER 1
21,46
19,85
REFINERY-PLANT
1,97
1,67
ELECTROLYZER 2
21,46
19,85
1,86
ELECTROLYZER 3
21,46
19,85
1,53
FA-02/03
3,68
3,56
MES
2,66
1,38
NPK 02 PLANT
2,95
1,61
CPC 02 PLANT
3,00
1,64
TF-NKB TF-KB SNB-PLANT WTR-RESERVOIR
3,28 2,79 4,55 2,98
3,88 1,63
Penggunaan Filter Harmonisa Tegangan Menengah Dari Referensi Tugas Akhir Sebelumnya Sebagai Pertimbangan Untuk Lebih Menekan Tingkat Distorsi Harmonisa TDDI (%) Beban
Sebelum Pemasangan Filter MV
TDDI (%)
Setelah Pemasangan Filter MV
Kondisi Harmonisa
Kondisi Harmonis a
Sebelum Pemasangan Filter MV
Setelah Pemasangan Filter MV
RO/ETP LUMP
2,54
1,40
Decrease
CEN.BOILER UTILITY
6,46
3,71
Decrease
Beban
CPKO
1,84
1,00
Decrease
AIR COMP
2,59
1,31
Decrease
FRACTIONARY
6,00
2,63
Decrease
REFINERY
9,19
3,35
Decrease
MES
2,08
1,08
Decrease
2,04
1,20
Decrease
TF-KB
2,60
1,38
Decrease
PK-CRUSH 01
CPC-01
2,60
1,32
Decrease
PK-CRUSH 02
1,95
1,06
Decrease
1,95
1,06
Decrease
2,41
1,43
Decrease
PK-CRUSH 03
11,09
7,06
Decrease
NPK 01 PLANT
2,56
1,39
Decrease
NPK 02 PLANT
1,31
0,7
Decrease
BD 01
10,31
4,94
Decrease
JETTY
2,47
1,37
Decrease
BD 02
7,42
3,93
Decrease
FAL-01 PLANT
7,18
3,03
Decrease
ME Fract
4,87
3,23
Decrease
BIOREFINERY
9,83
6,38
Decrease
FA-01
6,19
3,38
Decrease
FUTURE PK-CRUSH
5,96
3,42
Decrease
FUTURE FLOUR MILL
5,90
6,74
Increase
FUTURE SOYA BEAN
2,07
1,08
Decrease
CPC-02 SNB WTR_RESERVOIR
FA-02/03
4,37
2,85
Decrease
OLEO TF
7,62
5,83
Decrease
H2-GAS PLANT
25,00
25,53
Increase
ELECTROLYZER 1
30,64
30,65
Increase
ELECTROLYZER 2
30,64
30,65
Increase
ELECTROLYZER 3
30,64
30,65
Increase
1,20
1,86
Decrease
TF-NKB
1,31
0,7
Decrease
PERBANDINGAN WAVEFORM ARUS Sebelum Pemasangan Filter
Setelah Pemasangan Filter
PENDAHULUAN LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN KASUS
DASAR TEORI HARMONISA PADA SISTEM KELISTRIKAN PT.WILMAR GRESIK
EXISTING SYSTEM DAN PENAMBAHAN BEBAN PERHITUNGAN DAN ANALISIS KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
KESIMPULAN Pada kondisi existing, kapasitor bank yang dipergunakan untuk koreksi faktor daya menyebabkan fenomena resonansi paralel yang memperbesar total distorsi harmonisa sistem (harmonic amplification). Pemasangan tiga unit beban Electrolyzer serta penambahan beban VFD baru merupakan penyebab tingginya THD arus dan tegangan. Untuk mengoptimalkan faktor daya dan meredam distorsi harmonisa serta meminimalkan potensi resonansi sistem, maka perlu direncanakan filter pasif yang dipasang pada level tegangan rendah. Bus yang dipilih sebagai lokasi pemasangan filter harmonisa adalah bus Refinery Plant, BD 01, BD 02, Fractionary , Central Boiler Utility , ME Fract, OLEO TF, SNB Plant, FA-01 Plant, FA-02/03 Plant, FAL-01 Plant, Biorefinery, dan Future PK-CRUSH.
•Single Tuned Filter orde 5 dipasang pada bus Refinery Plant, BD 01, BD 02, Fractionary, Central Boiler Utility , ME Fract, OLEO TF, SNB Plant, FA-01 Plant, FA-02/03 Plant, FAL01 Plant, Biorefinery, dan Future PK-CRUSH untuk meredam harmonisa orde 5 dan Single Tuned Filter orde 7 dipasang pada bus Fractionary, BD 02, Central Boiler Utility, dan ME Fract.
•Harmonisa tegangan untuk keseluruhan sistem berhasil diturunkan. Namun masih terdapat lima unit beban yang harmonisa tegangannya cukup besar dan mendekati 5 % yaitu ME FRACT, SNB Plant, OLEO TF, H2 Gas Plant, dan Future Flour Mill. Sehingga sebagai referensi dipergunakan filter pasif hasil perancangan dari Ersa W.M, S.T yang dipasang Filter dipasang pada bus tegangan menengah 10,5 kV. •Terdapat delapan unit beban yang mengalami kenaikan total distorsi harmonisa arus termasuk tiga unit beban Electrolyzer sedangkan dua puluh dua unit beban lainnya berhasil diturunkan secara signifikan.
SARAN •Distorsi harmonisa arus pada beban Electrolyzer terbukti cukup efektif diredam menggunakan filter pasif yang dipasang pada level tegangan rendah dengan metode peredaman individual. Namun masih terdapat lima unit beban yang harmonisa tegangannya cukup besar dan mendekati 5 %. Sebagai tindak lanjut upaya peredaman harmonisa maka dapat diuji menggunakan filter pasif yang dipasang dengan gabungan antara metode peredaman individual dan group. •Seiring dengan penambahan beban serta penambahan kapasitas daya, diperlukan pula studi lebih lanjut mengenai permasalahan kualitas daya (power quality) seperti kompensasi daya reaktif dan peredamanan distorsi harmonisa untuk mengamankan peralatan tenaga listrik pada pabrik serta memperpanjang umur dari peralatan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA 1. Kusko, Alexander, Marc T.Thompson. “Power Quality in Electrical Systems”. McGraw-Hill Companies, Inc. 2007. 2. Werda Mukti, Ersalina. “Analisis Pemasangan Electrolyzer dan Perencanaan Filter Harmonisa Pada Sistem Kelistrikan PT. Wilmar Gresik Untuk Meredam Tingkat Distorsi Harmonisa”. Tugas Akhir. ITS. 2011. 3. Pujiantara, Margo., “Penyempurnaan Desain Filter Harmonisa Menggunakan Kapasitor Eksisting Pada Pabrik Soda Kaustik Di Serang-Banten”, JAVA Journal of Electronics Engineering, Vol.1, no.2, pp. 18-19, 2003. 4. Rizkytama, Ardian. “Perencanaan High Pass dan Single Tuned Sebagai Filter Harmonisa Pada Sistem Kelistrikan Tabang Coal Uograding Plant (TCUP) Kalimantan Timur”. Tugas Akhir. ITS. 2009. 5. Kusko, Alexander, Marc T.Thompson. “Power Quality in Electrical Systems”. McGraw-Hill Companies, Inc. 2007. 6. Stevenson, William D, “Analisis Sistem Tenaga Listrik ”, Diterjemahkan oleh Kamal Idris, Erlangga, Jakarta.1983.
TERIMA KASIH