Studi Kelayakan Bisnis Money Changer di Kota Bandung Mohammad Taufik Ihsan Eridian1, Churiah Agustini Santoso2
1,2)
Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri, Universitas Katolik Parahyangan Jl. Ciumbuleuit 94, Bandung 40141 Email:
[email protected]
Abstrak
Money changer merupakan sebuah lembaga yang memiliki fungsi sebagai perusahaan yang menyediakan jasa penukaran uang. Berdasarkan data dan informasi yang didapat, Kota Bandung merupakan salah satu kawasan yang cukup menjanjikan untuk membangun bisnis money changer. Bisnis money changer ini nantinya akan dibangun pada salah satu ruko di Jalan Cihampelas, Kelurahan Cipaganti, Kecamatan Coblong, Jawa Barat. Bandung dipilih menjadi lokasi pembangunan bisnis karena masih minimnya jumlah money changer dan juga banyaknya penumpang penerbangan internasional dari Bandara Husein Sastranegara. Informasi dan data yang dimiliki belum dapat membuktikan kelayakan bisnis dari money changer di Kota Bandung, oleh karena itu dibutuhkan analisis kelayakan bisnis berdasarkan aspek-aspek terpilih. Aspekaspek yang digunakan yaitu aspek pasar dan pemasaran, teknis, hukum, operasional, dan finansial. Analisis aspek pasar dan pemasaran dilakukan untuk membuktikan keberadaan dari pasar dan juga strategi-strategi yang tepat untuk menjangkau pasar. Analisis aspek teknis dilakukan untuk mengetahui kebutuhan dan ketentuan secara umum dari bisnis seperti lokasi, layout, kebutuhan peralatan dan hari efektif kerja perusahaan. Analisis aspek hukum dilakukan untuk mengetahui dokumen atau surat yang diperlukan, untuk memenuhi perizinan perusahaan agar menjadi legal. Analisis aspek operasional dilakukan untuk mengetahui struktur manajerial dari perusahaan dan juga mengidentifikasi penentuan komponen-komponen penting lainnya seperti penentuan harga kurs beli, harga kurs jual, order point dan alokasi pembelian mata uang. Analisis aspek finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan usaha dari faktor keuangan dengan penentuan proyeksi beberapa tahun ke depan. Penilaian tersebut berdasarkan NPV, IRR, dan periode pengembalian dari bisnis. Pada aspek pasar dan pemasaran dinyatakan layak karena terdapat pasar dari bisnis. Pada aspek hukum dinyatakan layak karena pemenuhan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk perizinan mudah untuk dipenuhi. Pada aspek teknis dinyatakan layak karena seluruh kebutuhan dan perencanaan secara umum telah ditentukan. Pada aspek operasional dikatakan layak karena secara manajerial dan tata kelola telah dibuat untuk bisnis ini. Pada aspek finansial dikatakan layak karena seluruh indikator penilaian menghasilkan bisnis money changer ini memenuhi persyaratan penilaian. Kata kunci: Money Changer, Aspek Pasar dan Pemasaran, Aspek Teknis, Aspek Hukum, Aspek Operasional, Aspek Finansial
Pendahuluan Uang merupakan suatu alat tukar yang menurut para ahli ilmu ekonomi terbagi menjadi dua pengertian yaitu teori ilmu ekonomi modern dan teori ilmu ekonomi tradisional. Menurut teori ilmu ekonomi tradisional uang merupakan alat tukar yang dapat diterima secara umum, alat tukar tersebut dapat berupa barang atau benda
apapun yang telah diterima dan disepekati oleh masyarakat setempat. Sedangkan menurut teori ilmu ekonomi modern uang merupakan sesuatu yang tersedia dan secara umum ditetapkan sebagai alat pembelian barang-barang ataupun jasa-jasa maupun untuk pembayaran hutang (Stonier dan Hague,1957). Berdasarkan kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa halnya uang
adalah suatu alat tukar yang pada zamannya telah disepakati dan ditetapkan oleh masyarakat setempat sebagai suatu satuan nilai yang menjadi standar dalam bertransaksi, serta dalam penyebarannya akan diawasi oleh lembaga penanggung jawab dari pemerintah. Menurut Stonier dan Hague (1957) fungsi dari uang terbagi menjadi empat bagian yaitu alat tukar menukar, satuan hitung, penimbun kekayaan, dan standar pencicilan hutang. Berdasarkan keempat fungsi tersebut fungsi kedua dari uang (satuan hitung) merupakan fungsi yang paling penting, berdasarkan fungsi ini artinya uang memiliki satuan hitung yang jelas sebagai ukuran banyak atau tidaknya alat tukar yang dapat dipergunakan. Oleh karena itu satuan hitung uang akan berbeda-beda ditiap negaranya sesuai penamaan dan kesepakatan dari tiap negara, sebagai contoh satuan hitung uang di Indonesia adalah Rupiah (Rp), lembaga yang bertanggung jawab adalah Bank Indonesia (BI), kesepakatan yang ditetapkan terhadap Rupiah adalah membagi mata uang Rupiah menjadi dua pecahan yaitu pecahan kertas dan pecahan koin. Pecahan kertas akan dibagi kembali menjadi beberapa bagian yaitu pecahan seribu, dua ribu, lima ribu, sepuluh ribu, dua puluh ribu, lima puluh ribu, dan seratus ribu. Sedangkan pecahan koin akan dibagi menjadi pecahan seratus, dua ratus, lima ratus, dan seribu. Money changer merupakan KUPVA bukan Bank yang memiliki pasar potensial di Indonesia terutama Kota Bandung, karena Kota Bandung sendiri telah menjadi kota pariwisita bagi turis lokal maupun turis asing. Selain itu warga setempat memiliki rutinitas perjalanan ke luar negeri seperti perjalan liburan, dinas, pendidikan, ibadah, maupun bisnis. Banyaknya jumlah kedatangan turis asing dan banyaknya warga setempat yang melakukan perjalanan ke luar negeri dapat terlihat pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1 pada tahun 2015 jumlah maskapai yang masuk ke bandara sebanyak 2.658 unit dengan jumlah penumpang 319.309 orang. Sedangkan banyaknya maskapai yang
berangkat dari bandara adalah 2.681 unit dengan banyak penumpang 333.556 orang. Tabel 1 Lalu Lintas Internasional Bandara Husein Sastranegara
Tah un
201 5
Keteran gan pesawa t penump ang bagasi kargo
201 4
pos pesawa t penump ang bagasi kargo
201 3
pos pesawa t penump ang bagasi kargo
201 2
pos pesawa t penump ang bagasi kargo pos
Datan g
Beran gkat
Tran sit
2.658 319.3 09
2.681 333.55 6
-
0 269.3 48
Lok al 0
181
-
0 599.36 1
-
-
-
-
0
0
-
-
2.795 340.7 07 3.715. 729 453.6 41
2.792 351.27 7 3.200. 291 723.32 0
0
2.18 4
0 -
-
-
-
-
0
-
-
1.116 149.2 87 1.160. 310 275.1 45
1.138 146.56 2 1.423. 434 503.69 5
-
0
0
2.338 283.9 96 713.5 03 747.7 99
2.359 278.00 9 816.86 3 547.63 7
-
872
30
0 0
-
-
-
-
-
-
0 0
-
-
-
-
-
-
-
(Sumber:http://hubud.dephub.go.id/?id/llu/index/filter :category,2)
Besarnya kebutuhan dari pasar untuk menukarkan uang dengan berbagai macam kepentingannya tidak berbanding lurus dengan banyaknya usaha money changer dikota Bandung. Kontribusi nilai transaksi uang kertas asing di Bandung terbesar nomor empat sesudah Jakarta, Denpasar, dan Batam yaitu senilai Rp765 miliar. Karena itu penataan
KUPVA di Bandung penting dilakukan. KUPVA berizin harus segera dibangun di tempattempat umum, agar orang-orang asing disiplin menggunakan mata uang lokal. Bandung itu kota wisata, peredaran uang banyak dan tamu asing harus nyaman dengan Bandung (Sari, 2015). Berdasarkan pernyataan di atas, kegiatan usaha money changer di Kota Bandung cukup menjanjikan karena besarnya perputaran uang yang terjadi di Kota Bandung. Seperti yang disebutkan Sari (2015) perputaran uang asing di Bandung mencapai Rp 765 milliar artinya terdapat banyak sekali transaksi valuta asing. Selain itu kurang banyaknya KUPVA berizin yang beredar di Kota Bandung, pada berita tersebut juga disebutkan bahwa jumlah KUPVA berizin di kota Bandung hanya terdapat 14 buah. Artinya memang peluang dalam bisnis pertukaran uang cukup besar, karena masih sedikitnya perusahaan-perusahaan yang berdomisili di Bandung. Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut maka akan dilakukan Studi Kelayakan Bisnis Money Changer. Metodologi Penelitian Studi kelayakan bisnis merupakan salah satu pertimbangan dalam melakukan suatu keputusan untuk menerima atau menolak suatu gagasan ide bisnis atau proyek berdasarkan aspek-aspek terkait (Yacob, 2009). Menurut Suliyanto (2010) studi kelayakan bisnis adalah suatu penelitian terhadap aspek-aspek yang mempengaruhi bisnis yang bertujuan untuk mengetahui apakah ide bisnis layak atau tidak untuk dijalankan atau diinvestasikan. Kelayakan suatu usaha dapat diukur dari jenis manfaat yang ditimbulkan oleh usaha tersebut seperti financial benefit dan social benefit (Yacob, 2009). Sedangkan menurut Suliyanto (2010) kelayakan suatu usaha diukur dari perbandingan antara banyaknya manfaat dengan kerugian yang ditimbulkan dengan adanya usaha tersebut. Berdasarkan kedua definisi para ahli ini dapat disimpulkan bahwa studi kelayakan bisnis merupakan salah satu penilaiaan kelayakan terhadap suatu usaha
atau bisnis berdasarkan aspek-aspek yang kiranya mempengaruhi, dengan harapan memberikan manfaat untuk pemilik maupun lingkungannya. Untuk mengetahui tahapantahapan dalam melakukan penelitian studi kelayakan beserta aspek terpilih maka dibuatlah metodologi penelitian seperti pada Gambar 1. Penentuan Topik
Identifikasi dan Rumusan Masalah
Batasan dan Asumsi Masalah
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Studi Literatur
Analisis Studi Kelayakan Money Changer
Analisis Kelayakan Aspek Pasar dan Pemasaran
Analisis Kelayakan Aspek Hukum
Analisis Kelayakan Aspek Teknis
Analisis Kelayakan Aspek Finansial
Analisis Data
Kesimpulan dan Saran
Gambar 1 Metodologi Penelitian
Hasil dan Pembahasan Berikut merupakan hasil dan pembahasan yang diperoleh melalui studi kelayakan bisnis money changer di Kota Bandung. Deskripsi Bisnis Money Changer Bisnis money changer atau disebut sebagai kegiatan usaha penukaran valuta asing (KUPVA) bukan bank merupakan suatu perusahaan yang memperjual belikan mata uang asing. Menurut wawancara dengan salah satu pelaku usaha money changer di kota Bandung, bisnis ini terbagi ke dalam dua jenis yaitu money changer dealer dan money
Analisis Kelayakan Aspek Operasional
changer retailer. Terbaginya jenis bisnis ini berdasarkan dengan modal kerja yang diputarkan oleh perusahaan. Dengan semakin besarnya modal kerja yang dimiliki maka akan mempermudah perusahaan untuk membeli suatu valuta asing dengan jumlah yang besar, sedangkan apabila perusahaan memiliki modal yang terbatas akan turut membatasi pembelian valuta asing dari perusahaan. Perusahaan dengan modal yang besar disebut money changer dealer sedangkan modal yang terbatas disebut money changer retailer. Untung yang didapatkan oleh bisnis money changer diperoleh dari selisih antara harga beli dan harga jual yang ditetapkan perusahaan. Oleh karena itu dibutuhkan perhitungan yang tepat sebagai landasan menentukan harga beli dan harga jual dari masing-masing valuta asing. Dengan harga beli yang baik (tinggi) maka akan menarik minat dari konsumen untuk menjual valuta asing, sedangkan dengan harga jual yang baik (rendah) akan membuat konsumen tertarik untuk membeli valuta asing kepada perusahaan. Berdasarkan fakta ini setiap pelaku usaha money changer memerlukan pertimbangan yang matang sebelum menentukan harga beli dan harga jual dari tiap valuta asing, karena kedua faktor ini merupakan faktor utama dari keberlangsungan usaha money changer. Money changer yang akan dibuat di Kota Bandung ini rencananya akan berada pada Jalan Cihampelas, Kelurahan Cipaganti, Kecamatan Coblong, Jawa Barat. Menurut wawancara dengan salah satu pelaku usaha money changer, membuat bisnis money changer di jalan tersebut sangat menjanjikan dikarenakan letaknya yang strategis dan juga daerah tersebut merupakan salah satu daerah yang sangat padat pengunjung. Lahan yang dibutuhkan pada lokasi tersebut sekitar 4 meter x 6 meter (± 24 𝑚2 ), lahan tersebut akan disewa dan nantinya akan diubah menjadi tiga bagian ruangan kecil. Ruangan tersebut diantaranya, ruangan kantor, ruangan teller, dan ruangan konsumen. Valuta asing yang dipilih untuk dijual belikan diantaranya united states dollar (USD), singapore dollar
(SGD), japan yen (JPY), malaysian ringgit (MYR) dan euro (EURO). Money changer ini akan beroperasi enam hari kerja per minggu (hari Senin sampai Sabtu), karena hari Minggu merupakan libur nasional. Dengan jam operasi dimulai dari jam delapan pagi sampai jam delapan malam (08.00-20.00). Bisnis money changer ini nantinya akan melibatkan Pak Erick (salah satu pemilik bisnis money changer di Kota Bandung) sebagai dewan komisaris dari perusahaan atau sebagai pengawas dan penasihat umum dari perusahaan. Proses Bisnis Money Changer Terdapat tiga jenis perusahaan penukaran mata uang asing atau valuta asing yiatu bank, money changer dealer, dan money changer retailer. Konsumen sebagai target pasar dari ketiga jenis perusahaan tersebut akan memiliki kebebasan untuk menukarkan uang asing yang dimiliki. Pada dasarnya yang membedakan ketiga tipe jasa penukaran uang asing ini terdapat pada penentuan harga kurs jual dan harga kurs beli untuk setiap mata uang, biasanya harga kurs jual yang ditetapkan bank akan lebih buruk dibandingkan dengan money changer (kurs jual lebih mahal dan kurs beli lebih murah). Selain itu persediaan stok juga menjadi faktor pembeda lainnya. Mungkin saja suatu mc atau bank tetap menetapkan kurs suatu mata uang asing, akan tetapi mc atau bank tersebut sebetulnya tidak memiliki stok mata uang asing yang dipasang.
Bank JUAL JUAL
BELI
BELI
JUAL
Importir
BELI
Konsumen JUAL
Money Changer Retailer
BELI
JUAL
Money Changer Dealer
JUAL
BELI JUAL
Gambar 2 Proses Bisnis Money Changer
Seperti yang terlihat pada Gambar 2 konsumen dapat melakukan jual beli dengan seluruh jenis perusahaan pertukaran mata
uang asing. Transaksi lainnya juga dapat terjadi antara money changer retailer dan money changer dealer. Begitupun antara bank dengan kedua jenis money changer. Hal ini membuktikan bahwa adanya keuntungan dari bisnis ini dapat dihasilkan melalui transaksi sesama penjual mata uang asing. Akan tetapi money changer retailer memiliki keterbatasan karena tidak dapat membeli mata uang asing lansung dari importir. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan modal dari jenis money changer retailer. Sementara bila menginginkan harga yang paling baik maka perlu membeli langsung pada importir, dengan keadaan ini maka dapat dipastikan penentuan harga kurs jual dan kurs beli dari money changer retailer akan lebih buruk dibandingkan lainnya. Aspek Pasar dan Pemasaran Untuk menganalisis aspek pasar digunakan metode RWW dimana terdapat enam indikator yang harus dijawab untuk mengidentifikasi pasar dari bisnis money changer, yaitu. 1. Apakah terdapat kebutuhan? Apa yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan? 2. Dapatkah konsumen membeli? 3. Akankah konsumen membeli? 4. Apakah waktunya tepat? 5. Apakah kesempatan ini akan menghasilkan uang? 6. Apakah resiko bisnisnya dapat kita terima? Lalu setelah mengetahui ada atau tidaknya pasar maka selanjutnya pasar akan coba diidentifikasi menggunakan metode segmenting, targeting, dan positioning (STP). Pada penelitian ini proses segmentasi menggunakan faktor geografis dan demografis. Setelah melakukan segmentasi maka dilakukan proses targeting dari pasar yang telah tersegmentasi. Berdasarkan kedua proses tadi maka didapatkan targeting dari bisnis yaitu warga Kota Bandung yang tinggal di daerah tempat usaha dengan rutinitas berpergian keluar negeri seperti keperluan pekerjaan, liburan, bisnis, dan ibadah. Selanjutnya dilakukanlah proses positioning
dari perusahaan, dimana pada penilitian ini diperlukan diferensiasi personal dan diferensiasi servis untuk membentuk image perusahaan dimata konsumen. Untuk memperkuat positioning dilakukanlah pendeketan charateristic of service. Faktorfaktor pada karakteristik servis meliputi people, place, equipment, communication material, symbols, dan price. Keenam faktor tersebut nantinya akan ditentukan agar image dari perusahaan dimata konsumen menjadi kuat dan berkarakter. Aspek Teknis Untuk menganalisis kelayakan aspek teknis dari bisnis ini diperlukan beberapa penentuanpenentuan seperti lokasi bisnis, layout bisnis, kebutuhan peralatan, dan hari efektif kerja. Pada penelitian kali ini lokasi bisnis berada pada Jalan Cihampelas, Kota Bandung tepatnya setelah mall cihampelas walk (Ciwalk). Pada jalan tersebut terdapat dua money changer lainnya yaitu restu money changer dan dollarasia money changer, adanya kedua money changer tersebut tidak menjadikan persaingan menjadi sulit. Melihat banyaknya penginapan pada Jalan Cihampelas, sehingga peluang turis asing untuk berlalu lalang pada jalan tersebut sangat besar. Selain itu jalan tersebut sejak dari dulu merupakan pusat perbelanjaan bagi turis asing maupun turis lokal. Gambar 3 menunjukan lokasi pesaing dari bisnis money changer.
Gambar 3 Lokasi Pesaing
Setelah menentukan lokasi bisnis, pemilik perlu menentukan gambaran layout bisnis yang diinginkan. Luas lahan yang dibutuhkan untuk membangun bisnis money changer ini adalah 6 meter x 4 meter (± 24 𝑚2 ). Layout sendiri terbagi ke dalam tiga buah ruangan yaitu ruangan kiri, ruangan tengah, dan ruangan kanan. Ketiga ruangan tersebut berguna untuk kantor, teller, dan konsumen. Gambar 4 menunjukan layout bisnis.
(isi empat seat) untuk konsumen, lampu MRI dan dua unit cctv. Dalam membuat suatu bisnis tentunya memerlukan beberapa peralatan sebagai penunjang dari bisnis tersebut. Pada bisnis money changer pun demikian diperlukan beberapa perlengkapan peralatan yang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Perlengkapan Peralatan Kantor
Nam a
Ju mla h
1
Meja
3
2
Kursi Meja teller Kaca peng ama n Pintu peng ama n Krey alum uniu m Bran kas Kursi tung gu (isi 4 seat) CCT V
5
No
3
Gambar 4 Layout Bisnis
1. Ruangan Kantor Ruangan ini digunakan untuk melakukan rapat dengan seluruh pegawai,selain itu ruangan ini juga digunakan untuk mengambil persediaan uang. Ketika ada konsumen yang membeli rupiah maupun valuta asing maka persediaan akan diambil pada ruangan ini. Pada ruangan ini terdapat peralatan kantor seperti brankas, meja, kursi, komputer,modem, kaca pengaman, lampu MRI, satu unit cctv, krei alumunium dan pintu pengaman. 2. Ruangan Teller Ruangan kecil ini digunakan untuk melayani konsumen. Ruangan ini digunakan untuk menerima pembayaran dari konsumen. Proses pengecekan uang juga dilakukan pada ruangan ini. Pada ruangan teller terdapat peralatan kantor seperti meja teller, papan kurs, kursi, mesin penghitung uang, dan satu unit cctv. 3. Ruangan Konsumen Ruangan konsumen digunakan untuk konsumen menunggu teller apabila terjadi antrian. Pada ruangan ini terdapat kursi tunggu
4
5
6 7
8 9
12
Kom puter Mod em Alar m emer genc y
13
Print
10 11
1
Kegunaan Meletakan bendabenda kantor Tempat duduk untuk pegawai maupun pemilik Alat untuk melayani konsumen
teller
antara dan
1
Pemisah ruangan rapat
teller
antara dan
1
Pemisah ruangan rapat
2
Menutupi ruangan rapat agar tidak terlihat dari luar Meletakan persediaan uang
1
Tempat konsumen
2
4
duduk
2
Pengaman kantor Melihat hasil CCTV dan memenuhi kebutuhan digital kantor
1
Mengaktifkan internet
2
Pengaman kantor
2
Memenuhi
kebutuhan
14
15
16
17
er/Sc anne r Papa n kurs elektr ik Lam pu kanto r RMI Mesi n peng hitun g uang Kipa s angin
TOTAL
digital kantor
1
Mempermudah konsumen melihat harga kurs
2
Menerangi kantor
Sept emb er Okto ber Nov emb er Des emb er Tota l
1
Menghitung memeriksa uang
4
24
31
0
5
26
30
0
4
26
31
3
5
23
365
20
53
292
2
Membuat ruangan menjadi tidak panas
2017/)
dan keaslian
Pada bisnis money changer ini dibutuhkan perhitungan yang tepat mengenai hari efektif kerja karyawan. Dengan mengetahui secara tepat maka pelaku bisnis akan dapat merencanakan strategi-strategi perusahaan dengan lebih baik, apabila target pendapatan perusahaan tidak tercapai pada hari-hari tertentu. Penentuan jumlah hari per bulan mengikuti kalendar tahun 2017, begitupun dengan penentuan jumlah hari libur dan cuti nasional. Tabel 3 menunjukan hari efektif kerja money changer.
Aspek Hukum Dalam membuat suatu bisnis tentunya selalu berlandaskan dengan hukum. Hal ini juga berlaku pada bisnis money changer, aspek hukum terkait dengan legalitas bisnis dan pemenuhan izin atau persyaratan yang sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada. Berikut ini beberapa surat-surat atau dokumen yang perlu dilengkapi agar dapat memenuhi persyaratan izin untuk membuka bisnis money changer. Tabel 4 menunjukan surat-surat atau dokumen-dokumen yang diperlukan untuk membuat bisnis money changer menjadi legal. Tabel 4 Surat-Surat Perizinan Money Changer
N o
1
Sur at Akta Pen diria n
2
NP WP
Tabel 3 Hari Efektif Kerja
Bula n Janu ari Febr uari Mar et April Mei Juni Juli Agu stus
2
(Sumber:http://www.liburnasional.com/kalender-
33
Hari/ bula n
30
Libur & Cuti nasional
Hari minggu/ bulan
Hari efektif kerja
31
2
5
24
28
0
4
24
31 30 31 30 31
1 2 3 6 0
4 5 4 4 5
26 23 24 20 26
31
1
4
26
3
4
HO Izin Usa ha KU PVA
Mel en gk api
Mu dah
Keterangan Persyaratan data untuk pembuatan akta perusahaan mudah untuk dilakukan Untuk mendapatkan NPWP dirasa cukup mudah Untuk mendapatkan surat HO persyaratan dokumen dirasa mudah untuk dilengkapi.
Mu dah
Persyaratan dokumen dapat dilengkapi untuk mendapatkan surat izin BI
Mu dah Mu dah
Aspek Operasional
Aspek operasional perlu diteliti pada bisnis money changer agar keseluruhan perencanaan dapat dijalankan sebaik mungkin. Analisis aspek operasional meliputi struktur organisasi perusahaan, job description, standar operational procedure (SOP), penentuan kurs harga beli, penentuan kurs harga jual, penentuan alokasi pembelian, dan penentuan order point dari perusahaan. Struktur organisasi dari money changer meliputi satu direksi, satu dewan komisaris, dan dua staff yang bertugas sebagai admin dan teller. Gambar 5 menunjukan struktur organisasi. Dewan Komisaris
Direksi
Staff
Staff
Gambar 5 Struktur Organisasi
Berikut ini merupakan job description untuk masing-masing anggota perusahaan. 1. Direksi a. Melakukan pengawasan terhadap bisnis dari dalam kantor (perlu ke kantor). b. Melakukan evaluasi harian pada karyawan. c. Melakukan pemecatan dan penerimaan pegawai. d. Menentukan kurs harga jual dan kurs harga beli untuk masing-masing mata uang asing. e. Melakukan pengambilan uang untuk pembelian mata uang asing. f. Melakukan tugas staff apabila berhalangan hadir. 2. Dewan Komisaris a. Melakukan pengawasan terhadap bisnis dari luar kantor (tidak perlu ke kantor). b. Memberikan masukan-masukan pada direksi terkait penentuan harga kurs beli dan harga kurs jual. c. Memberikan rekomendasi sumber informasi pada direksi terkait perkembangan kurs mata uang. 3. Staff
a. Melayani kebutuhan konsumen di meja teller. b. Melakukan perhitungan dan pengecekan uang yang hendak ditukarkan konsumen. c. Melakukan rekap harian. d. Mengambil kebutuhan UKA konsumen dari brankas. e. Melakukan pencatatan setiap transaksi. f. Membuat laporan keuangan untuk Bank Indonesia. g. Menjadi admin komputer. Terdapat tiga Standard Operating Procedure (SOP) pada studi kelayakan bisnis money changer yaitu SOP Pembukaan Kantor, SOP Melayani Konsumen, dan SOP Penutupan Kantor. Seluruh SOP ini berguna untuk membakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut agar kesalahan yang di lakukan oleh anggota perusahaan terminimasi. Untuk mengoperasikan bisnis ini diperlukan suatu alat bantu untuk menunjang berjalannya bisnis. Pada penelitian ini alat bantu yang digunakan untuk menjalankan bisnis adalah decision support system (DSS). Berikut ini beberapa persamaan yang digunakan untuk menentukan elemen-elemen penting pada bisnis money changer,antara lain: 1. Harga Kurs Beli HBi = (HBG10 x Pi) + HBG10 2. Harga Kurs Jual HJi = (HBi x T) + Hbi 3. Alokasi Pembelian SSi = (ST-SA)i / SA i 4. Order Point OPi = RRi + S Aspek Finansial Inti dari sebuah studi kelayakan bisnis adalah analisis aspek finansial. Jika aspek finansial dari suatu bisnis dikatakan layak maka aspek yang lain seakan-akan menjadi tidak terlalu penting. Pada penelitian ini aspek finansial memiliki penilaian investasi dengan menerapkan tiga metode yaitu discounted payback periode (DPP), net present value (NPV), dan internal rate of return (IRR) (Brigham dan Gapenski, 1994). Tabel 5
merupakan tabel penilaian investasi bisnis money changer. Tabel 5 Penilaian Investasi Present Tah Arus Kas Value un Bersih Arus Kas Bersih Rp 0 (656.087.0 Rp(656.08 00) 7.000) Rp Rp 1 181.511.50 170.433.33 0 3 Rp Rp 2 188.539.19 166.227.32 1 8 Rp Rp 3 195.838.97 162.125.11 7 9 Rp Rp 4 203.421.39 158.124.14 3 6 Rp Rp 5 279.528.93 204.022.81 5 3 DPP NPV IRR
Kumulatif Rp (656.087.00 0) Rp (485.653.66 7) Rp (319.426.33 9) Rp (157.301.22 0) Rp 822.926 Rp 204.845.73 9 3,99 Rp 204.845.73 9 16,70%
Berdasarkan Tabel 5 maka didapatkan DPP kurang dari lima tahun, yaitu selama 3,99 tahun. Selain itu bisnis ini juga memiliki NPV lebih besar dari 0 (nol), yaitu Rp. 204.845.739 (dua ratus empat juta delapan ratus empat puluh lima ribu tujuh ratus tiga puluh sembilan). Dan IRR sebesar 16,70% yang berarti lebih besar dari pada nilai weighted average cost of capital (WACC), nilai WACC sendiri pada penelitian ini mengikuti interest rate dari Bank Indonesia pada bulan Juli 2016 yaitu 6,5% (http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Def ault.aspx.). Ketiga penilaian membuktikan kelayakan finansial dari bisnis money changer, oleh karena itu bisnis ini dikatakan layak secara finansial.
Analisis Rekomendasi diberikan agar suatu bisnis dapat bertahan dan menjadi lebih baik lagi. Berikut adalah rekomendasi yang diberikan pada bisnis money changer ini,yaitu: 1. Rekomendasi terkait aspek pasar dan pemasaran, pada aspek ini baiknya pelaku bisnis sangat memperhatikan penentuan persediaan dari mata uang asing. Dengan penentuan persediaan yang tepat akan mengakibatkan berkurangnya lost sales, sehingga dapat menjangkau pasar yang lebih luas. Selain itu dengan semakin berkurangnya lost sales, tingkat kepercayaan konsumen meningkat. Harapannya tentu saja konsumen akan kembali lagi dan menukarkan uangnya. 2. Rekomendasi terkait aspek teknis, pada aspek ini baiknya pelaku bisnis sangat memikirkan lokasi dari tempat bisnis. Karena dalam jenis bisnis seperti ini, tempat merupakan ujung tombak pemasaran. Jika memiliki tempat yang strategis tentunya konsumen akan banyak berdatangan, tetapi jika sebaliknya maka akan terjadi minim konsumen. 3. Rekomendasi terkait aspek hukum, pada aspek ini baiknya pelaku bisnis mengikuti peraturan dari Bank Indonesia. Karena bila mencoba melanggar atau mengakali Bank Indonesia hukuman yang dapat menimpa sangat berat. Oleh karena itu baiknya setiap pelaku bisnis money changer taat aturan main yang ditetapkan oleh BI, baik untuk perizinan maupun operasional. 4. Rekomendasi terkait aspek operasional, pada aspek ini baiknya pelaku bisnis melakukan penerapan operasional seperti yang dijelaskan pada BAB III. Terutama penggunaan DSS sebagai tools dari bisnis money changer. Dengan adanya DSS akan mempermudah pelaku bisnis dalam menjalankan bisnisnya seperti dalam hal menentukan profit, menentukan kurs jual, menentukan kurs beli, menentukan alokasi pembelian, menentukan order point dan membuat laporan harian. Selain itu adanya DSS juga dapat membantu pelaku bisnis yang belum terlalu paham terhadap medan bisnis,
karena segala sesuatunya dalam DSS telah ditentukan dengan baik. Sehingga dapat meminimalisir resiko pelaku bisnis money changer. 5. Rekomendasi terkait aspek finansial, pada aspek ini bainya pelaku bisnis dapat mengoptimalkan keuntungan per hari dari perusahaan. Hal yang perlu dipertimbangkan dengan baik adalah penentuan kurs jual dan kurs beli dari money changer. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka didapatkan beberapa kesimpulan terhadap bisnis money changer, antara lain: 1. Aspek pasar dapat dikatakan layak setelah peneliti mengetahui pasar dari bisnis money changer yaitu warga Kota Bandung yang bertempat tinggal di lokasi usaha dengan umur 17 tahun keatas. Memiliki kegiatan untuk berpergian keluar negeri seperti pekerjaan,liburan, dan ibadah. Aspek pemasaran dikatakan layak karena strategi-strategi yang digunakan untuk meraih pasar telah ditentukan. 2. Secara teknis hal-hal yang perlu dilakukan atau direncanakan untuk membuat bisnis money changer tidak memiliki hambatan berarti. Penentuan lokasi usaha, layout usaha, alat-alat kebutuhan kantor, dan hari efektif kerja telah ditentukan. 3. Dokumen-dokumen yang harus dipenuhi sebagai syarat prasyarat perizinan seperti akta pendirian perusahaan, NPWP perusahaan, surat izin gangguan dan izin usaha KUPVA untuk bisnis money changer mudah untuk dipenuhi. Maka aspek hukum dikatakan layak. 4. Tata kelola bisnis money changer secara manajerial maupun secara operasional dirasa tidak sulit. Pada bab sebelumnya telah ditentukan beberapa SOP, struktur organisasi perusahaan, penentuan harga kurs jual, penentuan harga kurs beli, alokasi pembelian, dan order point dari bisnis ini. Sehingga secara aspek
5.
operasional bisnis ini dapat dijalankan dan dikatakan layak. Aspek finansial dikatakan layak berdasarkan perhitungan penilaiaan investasi yang dilakukan. Kelayakan tersebut terdiri dari besarnya DPP yang kurang dari lamanya proyeksi penilaiaan (3,99 tahun < 5 tahun). Lalu besarnya nilai NPV dari bisnis money changer yang melebihi nol (Rp. 204.845.739). Besarnya nilai IRR yang melebihi nilai WACC (16,70% > 6,5%). Berdasarkan ketiga penilaiaan tersebut maka aspek finansial dinyatakan layak.
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka didapatkan beberapa saran yang diharapkan memperkaya pembaca dalam hal pengetahuan mengenai money changer, antara lain: 1. Menerapkan rekomendasi-rekomendasi yang telah dibuat untuk bisnis money changer. 2. Pelaku bisnis money changer diharapkan memiliki sumber informasi yang akurat, sebagai pertimbangan perkembangan nilai kurs. Daftar Pustaka Bank Indonesia. Inflasi Rate. http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/D efault.aspx. Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia Kupva Bukan Bank Nomor 18 Tahun 2016. Diunduh dari http://www.bi.go.id/id/peraturan/sistempembayaran/Documents/pbi_182016.pdf. Brigham dan Gapenski. 1994. Financial Management Theory and Practice Seventh Edition. Florida : The Dryden Press. Ibrahim, Yacob. 2009. Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Libur Nasional. Kalender Tahun 2017. http://www.liburnasional.com/kalender2017/ Sari, H, R. Jadi Kota Tujuan Wisata Bandung Masih Minim Money Changer.
http://www.merdeka.com/uang/jadi-kotatujuan-wisata-bandung-masih-minimmoney-changer.html. Stonier, A, W. dan Hague, D, C. 1957. A Textbook of Economic Theory. Great Britain: Longmans. Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis: Pendekatan Praktis. Yogyakarta: ANDI