Studi Deskriptif Tentang Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Siswa Kelas XI Program Keahlian TKR Standar Kompetensi Pemeliharaan dan Penyetelan Mesin Arief Wijayanto (09320084-ST) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Latar belakang masalah dalam penelitian ini adanya kesulitan belajar yang diamali siswa kelas XI program keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Muhammadiyah 2 Semarang pada kompetensi Pemeliharaan dan Penyetelan Mesin (Engine Tune Up) yang ditunjukkan oleh prestasi belajar yang kurang optimal padahal prestasi masukan yang ditunjukkan pada nilai Ijazah SLTP nya cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor kesulitan belajar siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Muhammadiyah 2 Semarang tahun pelajaran 2011/2012 dan untuk mengetahui beberapa besar faktor-faktor kesulitan belajar siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Muhammadiyah 2 Semarang tahun pelajaran 2011/2012 pada kompetensi Pemeliharaan dan Penyetelan Mesin (Engine Tune Up). Populasi yang digunakan adalah semua siswa kelas XI Teknik Kendaraan Ringan tahun 2011/2012 yang berjumlah 120 siswa dengan sampel 90 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu angket isian tertutup. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif persentase. Hasil uji coba instrument dengan 30 siswa dan 30 butir soal menunjukkan bahwa semua soal valid dan reabilitas 0,73 lebih besar dari rtabel yang berarti soal reliable. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sub variabel minat 82,59% yang berarti tidak menghambat atau siswa tidak mengalami kesulitan dalam belajar, motivasi 77,15%, pengetahuan 77,83% kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana 70,28 yang berarti cukup menghambat, sedangkan kemampuan orang tua dalam menyediakan sarana dan prasarana penunjang 49,55% yang berarti menghambat atau siswa mengalami kesulitan belajar pada kompetensi Pemeliharaan dan Penyetelan Mesin (Engine Tune Up). Jika dilihat skor keseluruhan adalah 7494 dari seluruh skor ideal 10800 atau 69,38% . Berdasarkan data maka keseluruhan siswa yang menjadi objek penelitian termasuk memiliki faktor kesulitan belajar siswa. Berdasarkan hasil tersebut faktor yang dominan menjadi penyebab kesulitan belajar siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Muhammadiyah 2 Semarang adalah kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana dan kemampuan orang tua dalam menyediakan sarana dan prasanara penunjang. Untuk membantu kelancaran belajar siswa maka sebaiknya perlu dukungan dari orang tua dan pihak sekolah supaya semangat siswa dalam belajar dengan cara menyediakan sarana dan prasarana penunjang yang memadai. Kata Kunci : Kesulitan belajar, Kompetensi pemeliharaan dan penyetelan mesin
PENDAHULUAN Sekarang ini persaingan antar bangsa akan semakin tajam dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Keberhasilan suatu bangsa akan ditentukan seberapa besar kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Kualitas sumber daya manusia dipengaruhi oleh mutu pendidikan sebagai pemasok sumber daya manusia. Dunia pendidikan akan memegang peranan yang strategis dan menentukan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa yang akan datang. Kegiatan pendididikan hakekatnya merupakan suatu kegiatan yang sesuai dengan adanya manusia. Artinya sejak adanya manusia telah
ada usaha-usaha pendidikan dalam rangka memberikan kemampuan kepada peserta didik untuk hidup secara mandiri dalam masyarakat. Sistem pendidikan yang dianut oleh setiap negara akan mewarnai operasional pendidikannya, baik menyangkut isi, bentuk, struktur, kurikulum, maupun komponen pokok kegiatan yang lain. Di sini tampak ada korelasi antara sistem pendidikan dengan tingkat kemajuan dan peradaban suatu bangsa. Makin tinggi kebudayaan suatu bangsa, maka semakin tinggi dan kompleks proses pendidikan yang terdapat pada bangsa yang bersangkutan. Perbaikan mutu pendidikan tergantung dari perbaikan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh seluruh komponen pembelajaran. Keberhasilan proses pembelajaran ditentukan oleh mutu pengajaran (Kepala Sekolah dan Guru) serta dukungan administrasi dan ketatausahaan. Banyak kita jumpai di lapangan tidak semua siswa memiliki prestasi belajar yang optimal. Perolehan prestasi belajar siswa yang dibawah rata-rata (underachiever) dengan tingkat intelejensi yang baik, sering dikategorikan sebagai siswa yang memiliki kesulitan belajar. Kenyataan ini menunjukkan bahwa ada masalah yang dihadapi oleh siswa dalam belajarnya. Setiap siswa pernah mengalami kesulitan belajar meskipun dalam tingkat yang berbeda-beda. Keadaan seperti di atas sering dialami oleh lembaga pendidikan diberbagai jenjang. Kondisi yang sama juga dialami oleh SMK Muhammadiyah 2 Semarang berdasarkan pengamatan guru di sekolah ini. Pada Program Keahlian TKR banyak dari siswa yang memperoleh pretasi belajar dibawah ratarata. Untuk Program Produktif nilai yang dinyatakan lulus menurut standar kompetensi harus lebih dari sama dengan tujuh puluh. Berdasarkan data dari nilai Rapor siswa kelas XI pada standar kompetensi Pemeliharaan dan Penyetelan Mesin (Engine Tune Up) nilai yang dicapai siswa hanya 41% yang memenuhi standar kelulusan, sedangkan 59% tidak memenuhi standar kelulusan. Ini menunjukan bahwa siswa kurang optimal dalam mencapai prestasi belajar. Keadaan di atas menunjukkan adanya permasalahan yang dialami oleh siswa dalam belajar. Siswa yang memiliki kesulitan belajar pada Program Keahlian TKR harus dibantu supaya dapat keluar dari kesulitan yang dialaminya. Pemecahan yang terprogram akan membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya. Upaya untuk memecahkan kesulitan belajar hanya dapat dilakukan oleh guru jika faktor penyebab kesulitan belajar dapat diidentifikasi dengan baik. Berdasarkan pemahaman inilah, ingin dilakukan penelitian tentang faktor-faktor kesulitan belajar siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Semarang tahun pelajaran 2011-2012. Keberhasilan dari penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan prestasi belajar.
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan belajar merupakan kegiatan
yang paling pokok dalam proses pendidikan di sekolah secara keseluruhan. Dapat diartikan bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakan tindakannya yang berbeda tentang belajar. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Kendaraan Ringan Hasil observasi empirik di lapangan mengindikasikan, bahwa sebagian besar lulusan sekolah menengah kejuruan kurang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sulit untuk dilatih kembali, dan kurang bisa mengembangkan diri. Temuan tersebut tampaknya mengindikasi bahwa pembelajaran di SMK belum banyak menyentuh atau mengembangkan kemampuaan adaptasi peserta didik. Studi tersebut juga memperoleh gambaran bahwa sebagian lulusan SMK tidak bisa diserap di lapangan kerja, karena kompetensi yang mereka miliki belum sesuai dengan tutuntan dunia kerja. Kondisi itulah kurikulum SMK Edisi 2004 disempurnakan dengan adanya Spektrum 2008 yang mana kurikulum ini menuntut setiap peserta didik memiliki kompetensi sesuai dengan program keahlian yang diambilnya. SMK menyelengarakan pendidikan dan pelatihan berbagai program keahlian yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan kerja. Program keahlian tersebut dikelompokkan menjadi bidang keahlian sesuai dengan kelompok bidang industi/usaha/profesi. Penamaan bidang keahlian dan program keahlian pada kurikulum SMK Spektrum 2008 dikembangkan yang mengacu pada pencapaian per-standar kompetensi pada tiap masing program normatif, adaptif dan produktif. Program produktif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja, sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (Kurikulum SMK Edisi 2004). Untuk Program Keahlian TKR pada Program Produktif terdapat beberapa mata diklat diantaranya adalah mata diklat Perawatan dan Perbaikan Motor Otomotif. Kemudian dalam mata diklat tersebut terdidri dari beberapa kompetensi diantaranya adalah kompetensi Pemeliharaan dan Penyetelan Mesin (Engine Tune Up). Pemeliharaan dan Penyetelan Mesin (Engine Tune Up) Tune Up adalah mengembalikan kondisi kendaraan pada keadaan semula. Dapat dikatakan bahawa Tune Up itu menyetel mesin agar kembali seperti sedia kala. Seperti kita ketahui, bahwa mobil terdiri dari sejumlah komponen, dandengan dioperasikannya kendaraan dalam waktu tertentu, maka kemampuan komponen yang berfungsional (termasuk minyak pelumas) akan berkurang karena terjadi keausan, memburuk, berkarat, atau ada bagian-bagian yang perlu penyetelan. Perubahan-perubahan ini meskipun lambat tetap berlangsung pada bagian-bagian tertentu. Oleh sebab itu mesin perlu pemeriksaan, pembersihan, penyetelan atau penggantian, agar kemampuan mesin tetap berada pada kondisi baik atau optimal. Dengan melakukan pemeriksaaan, berarti membatasi menurunnya kemampuan dan mencegah terjadinya kerusakan yang lebih berat pada mesin.
Perlu diperhatikan, dalam, melakukan Tune Up, antara satu pekerjaan dengan pekerjaan yang lainnya berhubungan, dan untuk memperoleh hasil yang diharapkan sebaiknya pekerjaan Tune Up dilakukan dengan mengikuti urutannya. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Faktor yang mempengaruhi belajar dapat berasal dari berbagai faktor. Secara garis besar faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Menurut pendapat Sukirin (1976 :64) dikatakan bahwa faktor internal berkaitan dengan faktor siswa dan faktor eksternal berkait dengan faktor diluar siswa, seperti : faktor sosial, budaya, lingkungan fisik dan lingkungan spiritual. Masalah Belajar dan Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Kesulitan belajar merupakan hambatan yang dihadapi siswa dalam proses belajar. masalah belajar adalah segala problema yang menghambat atau mengganggu proses belajar atau pencapaian tujuan belajar. Beragam manifestasi dan penyebab kesulitan belajar mengharuskan setiap orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan harus menetapkan criteria kesulitan belajar. Kriteria ini untuk menentukan apakah perilaku yang diperlihatkan siswa tergolong kesulitan belajar. Kriteria yang dijadikan patokan menjadi 4 hal, yaitu : 1. Tujuan pendidikan 2. Kedudukan dalam kelompok 3. Perbandingan antara potensi dan prestasi 4. Kepribadian
METODE PENELITIAN Populasi Populasi adalah keseluruhan obyek yang akan digeneralisasikan sebagai sampel penelitian. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas XI Program Keahlian TKR SMK Muhammadiyah 2 Semarang Tahun ajaran 2011-2012 sejumlah 120 orang siswa yang terdiri dari 3 kelas yaitu kelas XI TKR 1 sejumlah 40 siswa, kelas XI TKR 2 sejumlah 40 siswa dan kelas XI TKR 3 sejumlah 40 siswa. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang dapat mewaliki dan mencerminkan keadaan populasi. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 90 siswa dengan rincian sebagai berikut kelas XI TKR 1 sejumlah 30 siswa, kelas XI TKR 2 sejumlah 30 siswa dan kelas XI TKR 3 sejumlah 30 siswa.
Variabel Penelitian Variabel yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah faktor0faktor kesulitan belajar siswa kelas XI (Dua belas) dalam Kompetensi Pemeliharaan dan Penyetelan Mesin (Engine Tune Up). VAriabel tersebut masih dapat dirinci ke dalam sub variable yaitu : 1. Faktor siswa, meliputi : a) Minat b) Motivasi c) Pengetahuan 2. Faktor Fasilitas dan Sarana Penunjang, meliputi : a) Kualitas dan Kuantitas sarana dan prasarana b) Kemampuan orang tua dalam menyediakan sarana dan prasarana penunjang. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode kuesioner (angket, dan dokumentasi). 1. Metode Angket. Kuesioner adalah suatu alat pengumpul data atau informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pernyataan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh respoden. Kuesioner dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Dipandang dari cara menjawab, kuesioner dibagi : a) Kuesioner terbuka, yaitu member kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimat sendiri. b) Kuesioner tertutup, yaitu sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Berdasarkan pembagian kuesioner tersebut, maka dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup. Tabel 1 . Kisi-kisi Angket Penelitian No
Variabel
Sub Variabel
Minat
1
Faktor Siswa Motivasi
Pengetahuan 2
Faktor fasilitas
Kualitas dan
Indikator Mengikuti Pelajaran Mencatat Mempelajari kembali materi pelajaran Membaca buku otomotif Bertanya Perhatian terhadap pelajaran Mengikuti Pelajaran Perhatian siswa Motivasi menambah pengetahuan Menyerap ilmu Pengetahuan Tune UP Kemampuan Menganalisis Kualitas alat praktik
No. Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11,12,13 14,15 16
sarana dan prasarana
Kuantitas Peralatan Praktik di Sekolah
Kemempuan orang tua dalam menyediakan sarana dan prasarana
Kuantitas alat praktik Pelaksanaan praktik Media pengajaran Perawatan Sar-Pra Suasana ruang praktik Kesulitan mencari tempat praktik Kemampuan menyedakan alat praktik Kepemilikan alat praktik dirumah Kemampuan orang tua memberi biaya Persediaan komponen Kemauan menyediakan komponen Kondidi alat praktik dirumah Kemampuan orang tua memberi alat bantu
17 18 19 20 21 22 23 24 25,26 27 28 29 30
2. Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan cara untuk memperoleh data dengan jalan menyelidiki bendabenda tertulis seperti buku, majalah, prasasti, notulen rapat, dan sebagainya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode dokumen untuk memperoleh data tentang siswa yang mengalami kesulitan belajar. Dokumen yang diselidiki adalah buku rapor dan buku legger nilai.
HASIL PENELITIAN 1. Hasil Pengujian Instrumen Untuk memperoleh tes yang baik, maka perangkat tes tersebut diuji cobakan terlebih dahulu. Dalam penelitian ini uji coba dilakukan kepada 30 siswa dengan 30 butir soal. Dari hasil perhitungan diperoleh semua soal valid dan memiliki reabilitas sebesar 0,73 hasil ini lebih besar dari rtabel sehingga soal rei;abel. Untuk perhitingan validitas dan reliabilitas instrumen dapat dilihat pada lampiran 6,7 dan 8. 2. Hasil Analisis Data Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif presentase. Berdasarkan perhitungan hasil penelitian diperoleh, faktor kesulitan belajar siswa dari sub variabel minat 82,59% yang berarti tidak menghambat, sub variabel motivasi 77,15% yang berarti cukup menghambat, variabel pengetahuan 77,83% yang cukup tidak menghambat, sub variabel kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana 70,28% yang berarti cukup menghambat, dan sub variabel kemampuan orang tua dalam menyedikan sarana dan prasarana oenunjang 49,55% yang berarti siswa mengalami hambatan.
Dari hasil pengujian instrument data diperoleh data kepada 30 siswa dengan 30 butir soal. Dari hasil perhitungan diperoleh semua soal valid dan memiliki reabilitas sebesar 0,73 hasil ini lebih besar dari r table sehingga soal reilabel. Perhitungan analisis data diperoleh hasil yaitu, factor kesulitan belajar siswa dari sub variable minat 82,59% yang berarti tidak menghambat, sub variable motivasi 77,15% ytang berarti cukup menghambat, variable pengetahuan 77,83% yang cukup tidak menghambat, sub variable kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana 70,28% yang berarti cukup menghambat, dan sub variable kemampuan orang tua dalam menyediakan sarana dan prasarana penunjang 49,55% yang berarti siswa mengalami hambatan. Observasi yang dilakukan peneliti dilapangan bahwa SMK Muhammadiyah 2 Semarang untuk program Keahlian Kendaraan Ringan memiliki 3 laboratprium yaitu, laboratorium sepeda motor dan 2 laboratprium mobil. Sarana dan prasarana yang dimiliki SMK Muhammadiyah 2 Semarang antara lain 5 buah mobil, 8 buah engine stand, 6 buah sistem kelistrikan, 8 sepeda motor dan peralatan-peralatan yang lain. Sistem yang dijalankan dalam proses kegiatan belajar mengajar untuk program produktif adalah sistem blok, dimana siswa diberi materi terlebih dahulu kemudian baru praktek. Melihat kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana yang dimiliki SMK Muhammadiyah 2 Semarang maka proses belajar mengajar pada kompetensi pemeliharaan dan penyetelan mesin (Engine Tune Up) cukup mengalami hambatan, karena dalam praktik siswa tidak dapat melaksanakan praktik satu persatu, mengingat waktu yang dibutuhkan dalam pemeliharaan dan penyetelan mesin (Engine Tune Up) cukup lama lebih dari satu setengah jam. Sehingga dalam praktik siswa bekerja bersama/kelompok. Dari evaluasi yang dlaksanakan oleh guru, untuk kelas XI program keahlian teknik mekanik otomotif memperoleh prestasi kurang optimal. Pada kompetensi pemeliharaan dan penyetelan (Engine Tune Up) nilai yang dicapai siswa hanya 41% yang memenuhi standar kelulusan. Hasil penelitian analisis masing-masing sub variable menunjukkan bahwa sub variable minat tidak menghambat atau siswa tidak mengalami kesulitan belajar, sedangkan motivasi dan pengetahuan cukup mengahambat. Sedangkan dari sub variable kemampuan orang tua dalam menyediakan sarana dan prasarana penunjang mengalami hambatan. Data dari penelitian ini dapat digunakan untuk menjawab permasalahan tentang factor-faktor kesulitan belajar siswa kelas XI program keahlian teknik kendaraan ringan SMK Muhammadiyah 2 Semarang tahun pelajarn 2011-2012. Uraian diatas menggambarkan yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa dalam kompetensi pemeliharaan dan penyetelan mesin (Engine Tune Up) adalah kurangnya kemampuan orang tua dalam menyediakan sarana dan prasarana penunjang.
KESIMPULAN Berdasarkan penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan faktor-faktor kesulitan belajar siswa dalam kompetensi Pemeliharaan dan Penyetelan Mesin (Engine Tune Up) sebagai berikut : 1. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa berasal dari dalam siswa yang terdiri dari minat, motivasi, pengetahuan dan faktor dari luar siswa yang terdiri dari kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana, dan kemampuan orang tua dalam menyediakan sarana dan prasarana penunjang. 2. Persentase untuk masing-masiing sub variabel adalah sebagai berikut : a. Faktor dari dalam siswa yang terdiri dari minat sebesar 82,59% yang berarti siswa tidak mengalami hambatan atau tidak mengalami kesulitan belajar, sedangkan motivasi 77,15% dan pengetahuan 77,83% yang berarti cukup menghambat. b. Faktor dari luar siswa yang terdiri dari kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana 70,28% yang berarti cukup menghambat. Sedangkan kemampuan orang tua dalam menyediakan sarana dan prasarana penunjang 49,55% yang berarti menghambat atau siswa mengalami kesulitan belajar. Kelas XI Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan pada Kompetensi Pemeliharaan dan Penyetelan Mesin (Engine Tune Up) SMK Muhammadiyah 2 Semarang Tahun Pelajaran 2011-2012 adalah faktor dari luar siswa yaitu kemampuan orang tua dalam menyediakan sarana dan prasarana penunjang dengan prosentase 49,55%.
DAFTAR PUSTAKA Ali, Moh. 1985. Penelitian Pendidikan, Prosedur dan Strategi. Bandung : Angkasa. Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 1993. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Press. Hadi, Sutrisno. 1988. Analisis Regresi. Yogyakarta : Andi Offset. Rachman. 1996. Konsep Dan Analisis Statistik. Semarang : Semarang IKIP Semarang Press. Ngalim Purwanto, M. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Depdikbud. Rusdo, Kuto Sutadi, 1996. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : Depdikbud. Poerwodarminto. 1982. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Saleh, A, M. 1993. Tune Up Dan Perawatan. Jakarta. Slameto. 1986. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Salatiga : IKIP UKSW. Sudjana, Nana. 1998. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung : Tarsito. Sugiyono, 1997. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Sukirin. 1979. Pokok-Pokok Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : FIP IKIP Yogyakarta. Suryadi, ACE dan HAR Tilaar. 1993. Analisis Kebijakan Pendidikan. Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosdokarya.
Usman, Moh Uzer dan Setiawati, Lilis. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdokkarya. Usman, Moh Uzer. 1993. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rodakkarya. ----------, 1996. Toyota Pedoman Reparasi Mesin Seri 5K. Jakarta : PT. Toyota Astra Motor. ----------, 1995. Toyota New Step 1 Training Manual. Jakarta : PT Toyota Astra Motor. ----------, 1999. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan Garis-Garis Besar Program Pendidikan Dan Pelatihan Produktif. Jakarta : Depdikbud. ----------, 2004. Kurikulum SMK Edisi 2004. Jakarta : Depdikbud.