PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
STUDI DESKRIPTIF MENGENAI ADVERSITY QUOTIENT PADA SISWA SMA KELAS XI
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh : Theresia Aprilia Rahmawati NIM : 009114082 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Motto : “TITISING
TIAS AMARSUDI MARDAWANING BUDYO TULUS”
Semua manusia mempunyai kewajiban berbudi yang tepat baik dalam perilaku maupun pembicaraan, semua itu supaya dapat tepat pada hati semua orang.
“SURODIRO JAYANINGRAT LEBUR DENING PANGASTUTI” Yang namanya kekuatan kesaktian bisa hancur karena hasil dari ulah kita sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Karya sederhana ini aku persembahkan kepada : ♥ Yesus dan Bunda Maria ♥ ♥ Kedua orang tuaku ♥ ♥ Keluarga besarku ♥ ♥ Kekasih hatiku ♥
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK STUDI DESKRIPTIF MENGENAI ADVERSITY QUOTIENT PADA SISWA SMA KELAS XI Theresia Aprilia Rahmawati Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2007
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan Adversity Quotient Siswa Kelas XI. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya Siswa Kelas XI sebagai remaja untuk mempunyai kemampuan menghadapi dan mengatasi masalah, terlebih dengan banyaknya masalah yang harus dihadapi remaja pada abad ke-21. Masa remaja adalah masa kritis sebab dalam masa ini remaja dihadapkan dengan persoalan apakah ia dapat menghadapi dan memecahkan masalah-masalahnya atau tidak. Kemampuan menghadapi dan mengatasi masalah hidup oleh Stoltz disebut dengan Adversity Quotient. Subyek dalam penelitian ini adalah remaja putra dan putri yang terdaftar sebagai siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu sebanyak 62 orang, yang berusia antara 15 sampai 17 tahun. Metode penelitian ini adalah deskriptif, dengan menggunakan Skala Adversity Quotient sebagai alat pengumpulan data. Skala Adversity Quotient terdiri dari 45 aitem, yang dinyatakan sahih dengan koefisien korelasi yang bergerak antara 0,2022 sampai 0,5499 dan reliabilitas skala sebesar 0, 8430. Hasil penelitian tentang Adversity Quotient ini menggambarkan bahwa secara umum subyek penelitian mempunyai tingkat Adversity Quotient yang tinggi, karena mean empirik (136,45) lebih tinggi dari mean teoritik (112,5). Pada pengkategorisasian skor Adversity Quotient secara umum diperoleh bahwa sebanyak 55 subyek mempunyai tingkat Adversity Quotient tinggi, sebanyak 7 subyek mempunyai tingkat Adversity Quotient sedang, dan tidak ada subyek yang mempunyai tingkat Adversity Quotient rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT DESCRIPTIVE STUDIES OF ADVERSITY QUOTIENT OF STUDENTS CLASS XI Theresia Aprilia Rahmawati Sanata Dharma University Yogyakarta 2007
This research aimed to decribe Adversity Quotient of students class XI. The background of this research was about the necessary of the students class XI as teenager to have ability to face and correct problems, especially problems happen and must be faced by adolescent in the 21st century. Teenage is a critical period because in this period adolescent will be confronted with a problem wether he or she is able to face and solve the problem or not. Ability to face and overcome problems of life by Stoltz reffered as Adversity Quotient. Subject of this research are 62 students of Pangudi Luhur Sedayu Senior High School class XI which are 15 to 17 years old. This research used descriptive method and Adversity Quotient Scale as a means of data collecting. Adversity Quotient Scale consists of 45 valid items with peripatetic correlation coefficient between 0.2022 until 0.5499 and realiability scale 0.8430. The result of the research concerning Adversity Quotient shows that generally the subjects have high level of Adversity Quotient because empiric mean (136.45) is higher than teoritical mean (112.5). In categorizing the score at Adversity Quotient, it is found that 55 subjects have high level of Adversity Quotient, 7 subjects have medium level of Adversity Quotient, and no subjects have low level of Adversity Quotient.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur atas berkat Allah Yang Maha Kasih sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Studi Deskriptif Mengenai Adversity Quotient Pada Siswa SMA Kelas XI” yang merupakan tugas akhir di Fakultas Psikologi. Keberhasilan ini tercapai atas bantuan dari berbagai pihak yang telah menemani, membimbing bahkan mengorbankan sebagian waktu dan pikiran demi penulis. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. P. Eddy Suhartanto, S.Psi.,M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi yang telah berkenan memberikan surat ijin pelaksanaan penelitian 2. Drs. H. Wahyudi, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Dosen Pembimbing Penyusunan Skripsi yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, memberi masukan-masukan serta memberikan dorongan penulis guna kelancaran penyusunan skripsi 3. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah membagikan ilmunya kepada penulis selama penulis menuntut ilmu di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4. Mas Muji, Mas Gandung, Bapak Giyono, Mbak Nanik dan seluruh Staf Pengajaran dan Administrasi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma serta seluruh Staf Perpustakaan atas pelayanannya selama penulis menuntut ilmu. 5. Bapak Drs. Markoes Padmonegoro selaku Kepala Sekolah, Bapak R.B. Pirngadi selaku Guru Bimbingan dan Konseling dan seluruh staf pengajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
di SMA Pangudi Luhur Sedayu yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada peneliti selama pelaksanaan penelitian 6. Seluruh siswa-siswi kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu yang telah bersedia menjadi responden penelitian 7. Bapak Waribi selaku Pimpinan Paguyuban SM 68 RB dan seluruh anggota Paguyuban SM 68 RB yang telah berkenan memberikan dorongan dan banyak bantuan sehingga karya sederhana ini dapat selesai. 8. Bapak dan Ibuku yang dengan kerelaan hatinya telah merawat, membimbing dan mengorbankan waktu dan tenaga selama ini sehingga menjadikanku seorang Sarjana. Terima kasih Pak, terima kasih Bu. Aku sayang kalian. 9. Kakak-kakakku, yang dengan setia selalu memberi perhatian dan semangat dengan pertanyaan sederhana “Kapan Wisuda ?”. Sungguh aku beruntung memiliki saudara seperti kalian. 10. Sepuluh Ponakanku yang lucu-lucu, kalian telah memberi semangat untuk terus menatap masa depan. Memberi arti bahwa hidup harus dijalani bagaimanapun beratnya. 11. Seluruh keluarga besar Samigaluh, yang terus memberi dorongan semangat untuk terus melangkah maju dalam skripsi dan dalam hidup 12. Seluruh karyawan CV. Putra Abadi yang telah dengan tekun bekerja untuk keluarga kami. Terima kasih karena memperhatikan penulis dengan selalu bertanya “Mbak, kapan to wisuda?” Bagaimanapun juga kita adalah saudara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13. Kukuh, sahabat dan kekasihku yang setia, yang telah menemaniku melewati hari-hari yang sulit, yang selalu menganggapku berarti sebagai wanita. Semoga bekal kasih dan sayang kita dapat melewati semua tantangan hidup kelak. 14. Dita, Kampret, Trini, Fang-fang dan teman-teman seperjuangan di Fakultas Psikologi. Terima kasih atas bantuan, semangat dan perhatian yang diberikan khususnya saat-saat akhir kuliah dengan selalu bertanya “Gimana skripsimu ?” 15. Min-min (yang mau mendengarkan keluh kesah dan cerita hidupku), Nila (yang selalu menghibur dan memberikan warna-warna ceria dengan tingkah lakumu) dan Dian (yang memberikan gambaran dan semangat untuk menata hari esok). 16. Saudara-saudaraku di Mapasadha, di tempat itulah aku belajar dan ditempa bagaimana menjalani hidup, bagaimana dapat survive apapun yang terjadi dan bagaimana aku bertahan menghadapi berbagai hal. Aku beruntung karena aku telah menjadi saudara dalam Mapasadha.Viva Mapasadha !!! 17. Mudika Stasi Pringgolayan, Ricki, Dian, Yayan dan teman-teman Mudika lain yang telah memberikan tuntunan dalam menjalani hidup. 18. Teman-teman Musisi Jalanan Alkid yang bersedia menemani dalam harihari sulitku. Thanks Guys, dari kalianlah aku belajar banyak hal tentang hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,
November 2007 Penulis
Th. Aprilia Rahmawati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….……...i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………….…….ii HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………iii HALAMAN MOTTO…………………………………………………………….iv HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………….……..v ABSTRAK………………………………………………………………………..vi ABSTRACT…………………………………………………………………..…...vii KATA PENGANTAR…………………………………………………………..viii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………….xi DAFTAR ISI……………………………………………………………………..xii DAFTAR TABEL………………………………………………………….……xvi BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……………………………………………………………...1 B. Rumusan Masalah …………………………………………………………..5 C. Tujuan Penelitian …………………………………………………………...5 D. Manfaat Penelitian ………………………………………………………….5 BAB II: TINJAUAN PUSTAKA A. Adversity Quotient 1. Adversity Quotient …………………………………………………...…6 2. Karakter Individu dalam Adversity Quotient …………………………...9 3. Dimensi Adversity Quotient …………………………………………...12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Perkembangan Psikologis Siswa Kelas XI 1. Perkembangan Kognitif ……………………………………………….16 2. Ciri Khas Masa Remaja 2.1. Masa remaja sebagai masa peralihan ……………………………..18 2.2. Masa remaja sebagai masa belajar ……………………………….18 2.3 Masa remaja sebagai usia bermasalah …………………………….19 2.4 Masa Remaja sebagai Masa Ketidakstabilan ...……………………23 2.5 Masa Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistik ………………...23 3. Tugas Perkembangan Remaja …………………………………………24 4. Kebutuhan Khas Remaja ……………………………………………...26 5. Pergaulan Remaja ……………………………………………………...27 C. SMA Pangudi Luhur 1. Sejarah Yayasan Pangudi Luhur Pusat ………………………………..27 2. Visi dan misi Yayasan Pangudi Luhur ……………………………….. 29 3. Sejarah Singkat SMA Pangudi Luhur Sedayu ………………………...30 D. Adversity Quotient Siswa Kelas XI … …………………………………….30 BAB III: METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian …………………………………………………………….35 B. Subyek Penelitian ………………………………………………………….36 C. Variabel Penelitian ………………………………………………………...36 D. Definisi Operasional ……………………………………………………….36 E. Metode Pengumpulan Data ………………………………………………..37 F. Pertanggungjawaban Mutu Alat Ukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Validitas Alat Ukur ……………………………………………………42 2. Seleksi Aitem dan Uji Reliabilitas Alat Ukur 2.1 Uji Kesahihan Skala Uji Coba …………….…………..…………..43 2.2 Reliabilitas Skala Uji Coba ………………………..………………47 2.3 Uji Normalitas Skala Uji Coba ……………………………..……..47 G. Analisis Data ………………………………………………………………48 BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian 1. Kondisi Gedung SMA Pangudi Luhur Sedayu ……………………… 50 2. Kondisi Siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu …...……………………..50 B. Pelaksanaan Penelitian …………………………………………………….51 C. Persiapan Analisis Data Statistik Hasil Penelitian 1. Reliabilitas Skala Penelitian …………………………………………...53 2. Uji Normalitas Skala Penelitian ………………………………….........53 D. Deskripsi Data ……………………………………………………………..54 E. Kategorisasi Tingkat Adversity Quotient 1. Kategorisasi Adversity Quotient ……………………………………….56 2. Kategorisasi Aspek Adversity Quotient 2.1 Aspek Control ……….....................................................................58 2.2 Aspek Origin dan Ownership …………..………………………….59 2.3 Aspek Reach ………………………………….……………………60 2.4 Aspek Endurance ………………………………….………………62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Pembahasan 1. Adversity Quotient secara umum ……………………………………...63 2. Aspek-aspek Adversity Quotient 2.1 Aspek Control ……………………………………………………..68 2.2 Aspek Origin dan Ownership ……………………………...………70 2.3 Aspek Reach ……………………………………………………….73 2.4 Aspek Endurance ………………………………………………….76 BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………………………...79 B. Saran 1. Bagi Sekolah ………………………………………………………...81 2. Bagi Peneliti Lain ……………………………………………………81 C. Keterbatasan Penelitian ………………………………………………….82 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...83 LAMPIRAN I : Skala Penelitian A. Skala Uji Coba …………………………………………………………..85 B. Skala Penelitian ………………………………………………………….86 LAMPIRAN II : Data Penelitian A. Data Pelaksanaan Uji Coba ……………………………………………...87 B. Data Pelaksanaan Penelitian …………………………………………….88 LAMPIRAN III : Seleksi Aitem Skala Uji Coba A. Hasil Uji Reliabilitas Skala Uji Coba ……………………………………89 B. Hasil Uji Normalitas Skala Uji Coba ……………………………………91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN IV : Persiapan Analisis Data A. Hasil Uji Reliabilitas Skala Penelitian …………………………………..92 B. Hasil Uji Normalitas Skala Penelitian …………………………………...94 LAMPIRAN V : Deskripsi Data Penelitian ……………………………………..95 LAMPIRAN VI : Kategorisasi dan Deskripsi Skor Subyek A. Skor Adversity Quotient …………………………………………………96 B. Skor aspek-aspek Adversity Quotient ……………………………………99 LAMPIRAN VII : Surat Keterangan Penelitian ……………………………….111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Susunan butir Skala Uji Coba Adversity Quotient ……………...…...39 Tabel 3.2 : Blue Print Skala Uji Coba Adversity Quotient ……..……………….40 Tabel 3.3 : Skor jawaban pernyataan favorable dan unfavorable Skala Adversity Quotient ……………………………………………41 Tabel 3.4 : Aitem gugur skala Adversity Quotient ……………………………...45 Tabel 3.5 : Aitem sahih skala Adversity Quotient ………………………………46 Tabel 3.6 : Hasil Uji Normalitas Skala Uji Coba ……………………………….48 Tabel 3.7 : Tabel Norma Kategorisasi .…………………………………...……..49 Tabel 4.1 : Hasil Uji Normalitas Skala Penelitian ……………………………....53 Tabel 4.2 : Rangkuman Deskripsi Data Penelitian ……………………………...54 Tabel 4.3 : Deskripsi Data Adversity Quotient ………………………………….56 Tabel 4.4 : Norma kategorisasi Adversity Quotient …………………………......56 Tabel 4.5 : Norma kategorisasi Adversity Quotient dengan batasan angka …......57 Tabel 4.6 : Kategorisasi Adversity Quotient …………………………………….57 Tabel 4.7 : Deskripsi Data Aspek Control ………………………………………58 Tabel 4.8 : Norma kategorisasi Aspek Control dengan batasan angka …….……58 Tabel 4.9 : Kategorisasi aspek Control ………………………………………….59 Tabel 4.10 : Deskripsi Data aspek Origin dan Ownership .……………………...59 Tabel 4.11 : Norma kategorisasi Origin dan Ownership dgn batasan angka …...59 Tabel 4.12 : Kategorisasi aspek Origin dan Ownership ………………………...60 Tabel 4.13 : Deskripsi Data Aspek Reach ……………………………………...60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.14 : Norma kategorisasi Aspek Reach dengan batasan angka ………….61 Tabel 4.15 : Kategorisasi aspek Reach ………………………………………….61 Tabel 4.16 : Deskripsi Data aspek Endurance ………………………………….62 Tabel 4.17 : Norma kategorisasi Aspek Endurance dengan batasan angka …….. 62 Tabel 4.18 : Kategorisasi aspek Endurance …………………………………….63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Siswa kelas XI termasuk dalam usia remaja menurut pembagian rentangan usia yang dikemukakan oleh Hurlock (1997) yaitu antara 13-18 tahun. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam rentang kehidupan, suatu periode peralihan, suatu masa perubahan, usia bermasalah, saat dimana individu mencari identitas, usaha yang menakutkan, masa tidak realistik dan ambang dewasa. Masa remaja juga disebut sebagai usia bermasalah. Masalah remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh remaja laki-laki maupun remaja perempuan. Mappiare (1982) mengemukakan bahwa dalam masa remaja banyak masalah yang harus dihadapi oleh remaja. Terlebih pada abad ke-21 yang menyodorkan lingkungan sosial yang sangat berbeda dengan lingkungan sosial, ekonomi, budaya dan teknologi pada abad sebelumnya. Perubahan teknologi yang sangat cepat dan disertai adanya semangat globalisasi akan membawa perubahan cara hidup masyarakat. Dalam perubahan itu, persoalan yang dihadapi oleh remaja Indonesia menjadi semakin beragam. (Suyanto dan Hisyam, 2000) Mappiare (1982) mengungkapkan bahwa masa remaja adalah masa yang kritis. Dikatakan kritis sebab dalam masa ini remaja akan dihadapkan dengan persoalan apakah ia dapat menghadapi dan memecahkan masalah-masalahnya atau tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Soesilowindradini (2006) mengungkapkan bahwa remaja merasa dirinya menghadapi masalah yang banyak sekali dan sukar untuk diselesaikan. Beberapa masalah yang dihadapi oleh remaja antara lain masalah-masalah yang berhubungan dengan pendidikan, nilai-nilai yang diyakini dan pergaulan. Remaja menghadapi banyak masalah yang berhubungan dengan pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok bagi siswa namun aktivitas belajar bagi setiap siswa tidak selamanya dapat berlangsung secara lancar. (Ahmadi dan Supriyono,1991) Remaja juga menghadapi masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai yang diyakininya. Remaja menganggap bahwa yang benar ialah kesesuaian antara ideal dengan prakteknya. Namun, dengan banyaknya ketidaksesuaian yang dilakukan oleh masyarakat sendiri menyebabkan sering muncul konflik-konflik dalam diri remaja ketika menilai benar dan salahnya suatu perbuatan. Remaja mulai menyangsikan konsep benar dan salah yang dikemukakan oleh orang dewasa.(Mappiare,1982) Selain masalah yang berhubungan dengan pendidikan dan nilai-nilai yang diyakini, remaja juga sering menghadapi masalah yang berhubungan dengan pergaulan. Pergaulan dianggap penting bagi remaja, dan kesulitan-kesulitan di bidang itu menimbulkan kekecewaan dan gangguan emosional yang besar artinya. Remaja sering dihadapkan pada persoalan penerimaan atau penolakan teman sebaya terhadap kehadirannya dalam pergaulan. (Brouwer,1981) Bila remaja dapat menghadapi masalah-masalah tersebut dengan baik, maka akan menjadi modal dasar dalam menghadapi masalah selanjutnya sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dewasa. Kemampuan remaja dalam menghadapi masalah-masalah hidup inilah yang oleh Stoltz disebut dengan Adversity Quotient. Menurut Stoltz (2000), Adversity Quotient mengukur kemampuan seseorang dalam mengatasi masalah atau kesulitan. Abdilah (2006) juga mengemukakan bahwa Adversity Quotient adalah kecerdasan mengelola hidup dan mampu melihat kemalangan menjadi peluang. Hal ini didukung Soedarsono (2006) yang mengungkapkan betapa pentingnya seseorang memiliki Adversity Quotient, yaitu kemampuan seseorang dalam mengubah tantangan bahkan ancaman menjadi peluang. Sebenarnya para remaja memiliki Adversity Quotient atau kemampuan mengatasi masalah atau kesulitan. Hal ini dikemukakan oleh Gunarsa, S dan Gunarsa (1991) dimana pemuda pemudi atau para remaja memiliki daya juang, daya menegakkan diri dan membentuk masa depannya sendiri. Dengan ketekunan dan daya juang untuk mengatasi rintangan-rintangan diluar dirinya, seseorang dapat membentuk dan mengarahkan perjalanan hidupnya. Remaja mencoba menggunakan kemampuan berpikirnya untuk memecahkan problema-problema, menganalisa kesukaran dan mensitesanya kembali sebagai bahan untuk merumuskan pengalaman-pengalamannya. (Soejanto,1990) Stoltz (2000), mengemukakan bahwa kesuksesan seseorang terutama ditentukan oleh cara dia menjelaskan atau merespon peristiwa-peristiwa dalam kehidupan. Bermacam kesulitan yang dihadapi lebih baik dipositifkan. Mempositifkan kesulitan berarti menjalani kehidupan dengan optimisme. Dengan pandangan optimis seseorang akan lebih sukses. (Soejanto,1990)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bila remaja dapat menghadapi persoalan-persoalannya, dia akan mengembangkan rasa percaya pada diri sendiri dan mampu menghadapi segala sesuatu. Bila tidak, dia akan mengembangkan perasaan gagal dan tidak mampu menghadapi apa-apa, dimana perasaan itu dapat tetap tinggal dalam dirinya untuk selanjutnya. (Soesilowindradini, 2006) Berpijak dari uraian di atas yang menyatakan peranan Adversity Quotient yang dapat menentukan kesuksesan dan kegagalan remaja dalam menjalani masa remajanya dan masa perkembangan selanjutnya, maka peneliti merasa tertarik untuk melihat tingkat Adversity Quotient yang dimiliki oleh siswa kelas XI sebagai remaja.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Bagaimana tingkat
Adversity
Quotient siswa SMA kelas XI ?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat Adversity Quotient siswa SMA kelas XI .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Manfaat Penelitian Manfaat Penelitian ini dibagi menjadi dua bagian , yaitu: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan teoritis di bidang Psikologi Perkembangan mengenai Adversity Quotient remaja. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan praktis yang memberikan informasi yang berkaitan dengan Adversity Quotient. a. Bagi sekolah, penelitian ini dapat memberikan informasi tentang Adversity Quotient siswa kelas XI b. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini dapat memperkaya wawasan dan menambah pengetahuan mengenai Adversity Quotient
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Adversity Quotient Pada bagian ini akan diterangkan mengenai definisi Adversity Quotient, karakter-karakter individu dalam Adversity Quotient dan dimensi-dimensi Adversity Quotient. 1. Adversity Quotient Menurut Stoltz (2000), hidup ini seperti mendaki gunung. Kepuasan dicapai melalui usaha yang tidak kenal lelah untuk terus mendaki, meskipun kadang-kadang langkah demi langkah yang ditapakkan terasa lambat dan menyakitkan. Kesuksesan dapat dirumuskan sebagai tingkat dimana seseorang bergerak ke depan dan keatas, terus maju dalam menjalani hidupnya, kendati terdapat berbagai rintangan atau bentuk-bentuk kesengsaraan lainnya. Setiap kesulitan merupakan tantangan, setiap tantangan merupakan suatu peluang, dan setiap peluang harus disambut. Perubahan merupakan bagian dari suatu perjalanan yang harus diterima dengan baik. Pada umumnya ketika dihadapkan pada tantangan-tantangan hidup, kebanyakan orang berhenti berusaha sebelum tenaga dan batas kemampuan mereka benar-benar teruji. Kemampuan seseorang dalam mengatasi setiap kesulitan hidup disebut dengan Adversity Quotient. (Stoltz, 2000)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut Stoltz (2000), Adversity Quotient mengukur kemampuan seseorang dalam mengatasi kesulitan. Abdilah (2006) juga mengemukakan bahwa Adversity Quotient adalah kecerdasan mengelola hidup dan mampu melihat kemalangan menjadi peluang. Hal ini didukung Soedarsono (2006) yang mengungkapkan pentingnya seseorang memiliki Adversity Quotient, yaitu kemampuan seseorang dalam mengubah tantangan menjadi peluang. IQ tidak cukup untuk mencapai kesuksesan. Pemikiran lama tentang IQ atau Intelligence Quotient, kecerdasan yang terukur secara ilmiah dan dipengaruhi oleh faktor keturunan ini telah lama dianggap oleh para orang tua dan guru sebagai si peramal kesuksesan. Namun banyak orang yang memiliki IQ tinggi tapi tidak mewujudkan potensinya. Dalam bukunya Emotional Intelligence, Daniel Goleman (dalam Stoltz, 2000) menjelaskan mengapa beberapa orang yang IQ-nya tinggi mengalami kegagalan, sementara banyak yang lainnya dengan IQ yang sedang-sedang saja bisa berkembang pesat. Selain IQ, kita semua mempunyai EQ atau Emotional Intelligence. EQ mencerminkan kemampuan untuk berempati dengan orang lain, menunda rasa gembira, mengendalikan dorongan-dorongan hati, sadar diri, bertahan dan bergaul secara efektif dengan orang lain. Goleman mengemukakan EQ lebih penting daripada IQ, namun seperti halnya IQ tidak setiap orang memanfaatkan EQ dan potensi mereka sepenuhnya, meskipun
kecakapan-
kecakapan yang berharga itu mereka miliki. Karena EQ tidak mempunyai tolok ukur yang sah dan metode yang jelas untuk mempelajarinya, maka kecerdasan emosional tetap sulit dipahami. Agaknya bukan IQ ataupun EQ yang menentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
suksesnya seseorang. Tapi, keduanya memainkan suatu peran dalam pencapaian keberhasilan. Stoltz (2000), mengajukan konsep yang menjembatani peranan IQ dan EQ, serta lebih menentukan kesuksesan seseorang yaitu Adversity Quotient. Berdasarkan konsep tersebut, menurut Stoltz (2000) kesuksesan dalam hidup sebagian besar ditentukan oleh AQ. Stoltz juga mengemukakan bahwa ada beberapa orang yang mempunyai IQ ataupun EQ yang tinggi tetapi gagal menunjukkan kemampuannya. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa ada orang yang mampu bertahan dan berprestasi. Ia mengemukakan bahwa yang mempengaruhi orang yang bertahan tersebut adalah bagaimana seseorang melihat hambatan-hambatan sebagai peluang. Hal tersebut yang menjadi inti Adversity Quotient. (Prabowo dan Setyorini, 2005) AQ menjadi demikian penting karena: pertama, AQ menunjukkan seberapa baik seseorang dapat bertahan menghadapi kesulitan dan mengatasinya. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang sukses adalah orang yang tetap gigih berusaha meskipun banyak rintangan atau bahkan kegagalan. Tidak ada orang mencapai sukses sejati tanpa merasakan kegagalan sebelumnya. Kedua, AQ merupakan alat ukur yang dapat digunakan untuk memprediksi siapa yang akan mampu mengatasi kesulitan dan siapa yang jatuh. Dimensi-dimensi AQ merupakan faktor signifikan penentu kesuksesan atau kegagalan seseorang. Ketiga, AQ memprediksi siapa yang akan mencapai kinerja sesuai harapan dan potensi dan siapa yang gagal. Semua orang memiliki potensi yang besar untuk menjadi sukses. Tetapi hanya sedikit orang yang menyakini potensi dirinya. Orang yang memiliki keyakinan terhadap potensinya dapat bekerja dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sementara orang yang meragukan kemampuan dirinya, bekerja dengan kinerja rendah. Keempat, AQ memprediksi siapa yang akan menyerah dan siapa yang akan menang. Apakah seseorang akan berhasil atau gagal dalam melaksanakan tugas dapat diprediksi dari nilai AQ yang dimiliki. (Nggermanto, 2002) AQ mempunyai tiga bentuk. Pertama, AQ adalah suatu kerangka kerja konseptual yang baru untuk memahami dan meningkatkan semua segi kesuksesan. Kedua, AQ adalah suatu ukuran untuk mengetahui respons terhadap kesulitan. Terakhir, AQ adalah serangkaian peralatan yang memiliki dasar ilmiah untuk memperbaiki respons terhadap kesulitan. Gambaran ketiga unsur ini yaitu pengetahuan baru, tolok ukur dan peralatan yang praktis, merupakan sebuah paket yang lengkap untuk memahami dan memperbaiki komponen dasar pendakian sehari-hari dan seumur hidup. (Stoltz, 2000) Definisi Adversity Quotient dalam penelitian ini adalah kemampuan seseorang dalam bertahan dan mengatasi masalah atau kesulitan serta tantangan hidup yang dihadapi.
2. Karakter Individu dalam Adversity Quotient Menurut Stoltz (2000), dalam pemahaman mengenai AQ diambil analogi pendaki gunung yang melakukan pendakian. Stoltz menjelaskan tiga jenis orang yang akan dijumpai dalam perjalanan mendaki, orang-orang tersebut memiliki respons yang berbeda-beda terhadap pendakian dan sebagai akibatnya dalam hidup ini mereka menikmati berbagai macam tingkat kesuksesan dan kebahagiaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Mereka yang berhenti (Quitters) Quitters atau orang-orang yang berhenti adalah orang yang memilih untuk keluar, menghindari kewajiban, mundur, dan berhenti. Mereka mengabaikan, menutupi, atau meninggalkan dorongan inti yang manusiawi untuk mendaki, dan dengan demikian meninggalkan banyak hal yang ditawarkan oleh kehidupan. b. Mereka yang berkemah (Campers) Berbeda dengan Quitters, Campers sekurang-kurangnya telah menanggapi tantangan pendakian itu. Mereka telah mencapai tingkat tertentu. Perjalanan mereka mungkin memang mudah, atau mungkin mereka telah mengorbankan banyak hal dan telah bekerja dengan rajin untuk sampai ke tempat dimana mereka kemudian berhenti. Pendakian yang tidak selesai itu oleh sementara orang dianggap sebagai “kesuksesan”. Mereka menganggap kesuksesan sebagai tujuan yang harus dicapai, jika dibandingkan dengan perjalanannya. Campers melepaskan kesempatan untuk maju, yang sebenarnya dapat dicapai jika energi dan sumber dayanya diarahkan dengan semestinya. Mereka tidak memanfaatkan potensi mereka sepenuhnya. c. Para pendaki (Climbers) Climbers selalu menyambut tantangan-tantangan yang disodorkan kepadanya. Climbers yakin bahwa segala hal bisa dan akan terlaksana, meskipun orang lain bersikap negatif dan sudah memutuskan bahwa jalannya tidak mungkin ditempuh. Mereka bisa memotivasi diri sendiri, memiliki semangat tinggi, dan berjuang untuk mendapatkan yang terbaik dari hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kemampuan Quitters, Campers dan Climbers dalam menghadapi kesulitan. Quitters mempunyai kemampuan yang kecil atau bahkan tidak mempunyai sama sekali, itulah yang menyebabkan mereka berhenti. Campers mungkin telah menghadapi cukup banyak kesulitan sampai menemukan tempat berkemah. Sayangnya, kesulitan ini jugalah yang pada akhirnya mendorong Campers untuk mempertimbangkan resiko-resiko dan imbalan-imbalannya, yang akhirnya menghentikan pendakiannya. Campers seperti Quitters mempunyai ambang kemampuan yang terbatas dalam menghadapi kesulitan, dan menemukan alasan-alasan yang kuat untuk berhenti mendaki. Climbers tidak asing terhadap situasi yang sulit. Kehidupan mereka memang menghadapi dan mengatasi arus rintangan yang tiada hentinya. Climbers memahami bahwa kesulitan adalah bagian dari hidup. Jadi, menghindari kesulitan sama saja dengan menghindari kehidupan. Berdasarkan teori “Ketidakberdayaan Yang Dipelajari” (dalam Stoltz,2000), kesuksesan seseorang terutama ditentukan oleh cara dia menjelaskan atau merespon peristiwa-peristiwa dalam kehidupan. Seligman (dalam Stoltz,2000) menemukan bahwa mereka yang merespon kesulitan sebagai sesuatu yang sifatnya tetap, internal dan dapat digeneralisasi ke bidang-bidang kehidupan lainnya cenderung menderita di semua bidang kehidupannya, sedangkan mereka yang menanggapi situasi-situasi sulit sebagai sesuatu yang sifatnya eksternal, sementara, dan terbatas cenderung menikmati banyak manfaat, mulai dari kinerja sampai kesehatan. Martin Seligman (dalam Stoltz, 2000) menjelaskan hal tersebut sebagai pesimisme versus optimisme. Mereka yang menjelaskan kesulitan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sesuatu yang sifatnya permanen, meluas dan pribadi memiliki gaya pesimistis. Mereka yang merespon kesulitan sebagai sesuatu yang sifatnya sementara, eksternal, dan terbatas memiliki gaya optimistis. Menurut Werner, orang yang ulet adalah “perencana-perencana, orangorang yang mampu menyelesaikan masalah, dan bisa memanfaatkan peluang”. Orang yang kurang ulet akan langsung menyerah. Sama dengan kaum optimis, orang-orang yang ulet memiliki kemampuan untuk bangkit kembali dari kegagalan. Mereka adalah Climbers. Kemampuan ini tidak berasal dari kesulitan yang dialami tetapi dari cara mereka merespons kesulitan. Carol Dweck membuktikan bahwa orang dengan respons–respons yang pesimistis terhadap kesulitan tidak akan banyak belajar dan berprestasi jika dibandingkan dengan orang yang memiliki pola-pola yang lebih optimistis. (Stoltz, 2000)
3. Dimensi Adversity Quotient Stoltz (2000) mengemukakan bahwa Adversity Quotient terdiri atas 4 dimensi CO2RE, dimana dimensi-dimensi CO2RE ini akan menentukan Adversity Quotient keseluruhan seseorang. a. C = Control (Kendali) C adalah singkatan dari “control” atau kendali. C mempertanyakan berapa banyak kendali yang dirasakan terhadap sebuah peristiwa yang menimbulkan kesulitan. Kata kuncinya adalah merasakan. Kendali yang sebenarnya dalam suatu situasi hampir tidak mungkin diukur. Kendali yang dirasakan jauh lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penting. Kendali diawali dengan pemahaman bahwa sesuatu apapun itu, dapat dilakukan. Perbedaan antara respons AQ yang rendah dan yang tinggi dalam dimensi ini cukup dramatis. Mereka yang AQ-nya lebih tinggi merasakan kendali yang lebih besar atas peristiwa-peristiwa dalam hidup daripada yang AQ-nya lebih rendah. Akibatnya, mereka akan mengambil tindakan yang akan menghasilkan lebih banyak kendali lagi. Merasakan tingkat kendali, bahkan yang terkecil sekalipun akan membawa pengaruh yang radikal dan sangat kuat pada tindakan-tindakan dan pikiran-pikiran yang mengikutinya. Mereka yang memiliki AQ lebih tinggi cenderung melakukan pendakian, sementara orangorang yang AQ-nya lebih rendah cenderung berkemah atau berhenti. b. O2 = Origin dan Ownership (Asal Usul dan Pengakuan) O2 merupakan kependekan dari “origin” (asal usul) dan “ownership” (pengakuan). O2 mempertanyakan dua hal yaitu siapa atau apa yang menjadi asal usul kesulitan dan sampai sejauh manakah seseorang mengakui akibatakibat kesulitan itu. Ada perbedaan besar diantara keduanya. Asal-usul atau origin ada kaitannya dengan rasa bersalah. Orang yang AQnya rendah cenderung menempatkan rasa bersalah yang tidak semestinya atas peristiwa-peristiwa buruk yang terjadi. Dalam banyak hal, mereka melihat dirinya sendiri sebagai satu-satunya penyebab atau asal usul (origin) kesulitan tersebut. Mempersalahkan diri sendiri itu penting dan efektif tapi hanya sampai tahap tertentu. Terlalu berlebihan mempersalahkan diri sendiri, sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melampaui peran seseorang dalam menimbulkan kesulitan, bisa menjadi destruktif. Yang jauh lebih penting lagi adalah sampai sejauh mana seseorang, bersedia mengakui akibat kesulitan itu. Rasa bersalah tidak sama dengan memikul tanggung jawab. Mengakui akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kesulitan mencerminkan tanggung jawab, inilah paro kedua dari dimensi O2. Semakin tinggi skor pengakuan seseorang, semakin besar dirinya mengakui akibat-akibat dari suatu perbuatan, apapun penyebabnya. Semakin rendah skor pengakuan seseorang, semakin besar kemungkinannya untuk tidak mengakui akibat-akibatnya, apapun penyebabnya. Orang yang memiliki AQ tinggi tidak akan mempersalahkan orang lain sambil mengelakkan tanggung jawab. Orang yang AQ-nya tinggi lebih unggul daripada orang yang AQ-nya rendah dalam kemampuan untuk belajar dari kesalahan-kesalahan. Cenderung mengakui akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kesulitan, seringkali tanpa mengingat penyebabnya. Rasa tanggung jawab semacam itu memaksa mereka untuk bertindak, membuat mereka jauh lebih berdaya daripada rekan-rekan mereka yang AQ-nya rendah. Orang yang AQnya tinggi melakukan pekerjaannya dengan lebih baik, dengan menempatkan peran mereka pada tempat yang sewajarnya. Mereka tahu mana yang betulbetul merupakan tanggung jawab mereka. c. R = Reach (Jangkauan) Dimensi R ini mempertanyakan sejauh manakah kesulitan akan menjangkau bagian-bagian lain dari kehidupan. Respons-respons dengan AQ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang rendah akan membuat kesulitan merembes ke segi-segi lain dari kehidupan seseorang. Jadi, semakin rendah skor R semakin besar kemungkinan menganggap peristiwa-peristiwa buruk sebagai bencana, dengan membiarkannya meluas. Sebaliknya, semakin tinggi skor R, semakin besar kemungkinan membatasi jangkauan masalahnya pada peristiwa yang sedang dihadapi. Semakin jauh seseorang membiarkan kesulitan itu mencapai wilayahwilayah lain dalam kehidupan, akan semakin merasa tidak berdaya dan kewalahan. Membatasi jangkauan kesulitan memungkinkan untuk berpikir jernih dan mengambil tindakan. d. E = Endurance (Daya tahan) E atau Endurance mempertanyakan dua hal yang berkaitan yaitu berapa lama kesulitan akan berlangsung dan berapa lama penyebab kesulitan itu akan berlangsung. Semakin rendah skor E, semakin besar kemungkinannya untuk menganggap kesulitan dan atau penyebab-penyebabnya akan berlangsung lama, kalau bukan selama-lamanya. Berdasarkan penelitian Selligman dan riset yang dilakukan oleh Lorraine Johnson dan Stuart Biddle (dalam Stolz, 2000) menunjukkan bahwa ada perbedaan dramatis antara orang yang mengkaitkan kesulitan dengan sesuatu yang sifatnya sementara versus sesuatu yang lebih permanen atau abadi. Mereka menemukan bahwa orang yang melihat kemampuan mereka sebagai penyebab kegagalan (penyebab yang stabil) cenderung kurang bertahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dibandingkan dengan orang yang mengkaitkan kegagalan dengan usaha (penyebab yang sifatnya sementara) yang mereka lakukan.
B. Perkembangan Psikologis Siswa Kelas XI Berdasarkan penggolongan usia yang dikemukakan oleh Hurlock (1997), siswa kelas XI termasuk dalam usia remaja, yaitu antara 13 sampai 18 tahun yaitu usia matang secara hukum. Karena itulah pada bagian ini akan dikemukakan berbagai hal mengenai remaja yaitu perkembangan kognitif, ciri khas masa remaja, tugas perkembangan remaja, kebutuhan khas remaja, dan pergaulan remaja. 1. Perkembangan kognitif Tahap perkembangan kognitif pada masa remaja menurut Piaget (dalam Gunarsa, S dan Gunarsa, 1981) terletak pada Tahap IV : yaitu masa formaloperasional. Dalam usia remaja dan seterusnya seseorang sudah mampu berfikir abstrak dan hipotetis. Berpikir abstrak merupakan cara berpikir yang bertalian dengan hal-hal yang tidak dilihat dan kejadian-kejadian yang tidak langsung dihayati. Shaw dan Costanzo (dalam Ali dan Asrori, 2005) menambahkan bahwa dengan taraf berpikir operasional formal, memungkinkan remaja mampu berpikir secara lebih abstrak, menguji hipothesis dan mempertimbangkan apa saja peluang yang ada padanya daripada sekedar melihat apa adanya. Hal yang sama diungkapkan oleh Piaget (dalam Hurlock,1997) bahwa dengan berkembangnya kemampuan kognitif menyebabkan remaja dalam menghadapi masalah atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kesulitan mampu mempertimbangkan semua kemungkinan untuk menyelesaikan dan mempertanggungjawabkannya. Jadi ia dapat memandang masalahnya dari beberapa sudut pandang dan menyelesaikannya dengan mengambil banyak faktor sebagai dasar pertimbangan. Mappiare (1982) mengungkapkan dalam masa remaja, perkembangan kemampuan pikir remaja dalam menerima dan mengolah informasi abstrak dari lingkungannya memungkinkan remaja menilai benar atau salahnya pendapatpendapat orang tua atau pendapat orang dewasa lainnya. Seirama dengan perkembangan pikirnya, remaja sering mempertanyakan tentang “mengapa”-nya sesuatu. Berbantahan dengan orang tua atau dengan orang dewasa lainnya merupakan hal yang wajar terjadi dalam masa ini. Selain itu, remaja juga mempunyai kemampuan untuk berpikir secara rasional, artinya ketika menghadapi masalah remaja dapat membuat dan menentukan pilihan atau keputusan-keputusan dengan pertimbangan akal yang intelegent. Hal emosi dan aspirasi-aspirasi memang tidak dapat diabaikan oleh remaja, tetapi remaja juga mempunyai kemampuan mengadakan konsesus terhadap berbagai pertimbangan yang saling bertentangan dan tidak selaras. (Mappiare, 1982) Dialaminya pertumbuhan otak dan perkembangan kemampuan pikir yang normal pada remaja menyebabkan remaja mampu memecahkan persoalanpersoalan yang dihadapinya, hal ini kemudian menimbulkan kepuasan. (Mappiare, 1982)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Ciri khas masa remaja 2.1. Masa remaja sebagai masa peralihan Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Ditinjau dari segi fisiknya, mereka sudah bukan anak-anak lagi tetapi jika mereka diperlakukan sebagai orang dewasa ternyata belum dapat menunjukkan sikap dewasa. Sebagai masa transisi, tidak jarang remaja mengalami kesulitan untuk menemukan identitas diri secepatnya. Itulah sebabnya masa ini disebut juga sebagai masa pencarian identitas diri. (Kristiyani, 2005) Tugas perkembangan dan harapan sosial terhadap orang di masa remaja banyak sekali berkaitan dengan masalah kemandirian Remaja dituntut untuk mandiri dalam segala aspek kehidupan. Tentu saja ini bukan sesuatu yang mudah, mengingat sebelumnya mereka banyak bergantung pada orang tua atau orang dewasa lain di sekitarnya. Keadaan ini seringkali menimbulkan konflik yang dapat menghambat perkembangan pribadi remaja. Remaja ingin diperlakukan sebagai orang dewasa, tetapi di sisi lain mereka belum bisa dikatakan sebagai orang dewasa. (Hurlock,1997)
2.2. Masa remaja sebagai masa belajar Masa remaja menurut Soejanto (1990) adalah masa yang sebaik-baiknya untuk belajar. Tinjauan psikologis bahwa masa remaja adalah masa belajar karena pada masa remaja itulah tercapai kemasakan-kemasakan jasmani maupun rohani secara menyeluruh dan mencapai puncaknya seoptimal-optimalnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Masa remaja adalah masa belajar karena dalam masa ini remaja mempelajari segala sesuatu, baik karena tuntutan kematangan psikopsikis dan karena keharusan-keharusan sebagai akibat dari perkembangannya. Minat remaja akan pendidikan sungguh besar. Karena kecerdasan dan bakat yang semakin berkembang, remaja tertarik pada pelajaran dan latihan. Di SMA mereka dibantu untuk memilih pendidikan lanjutan atau pekerjaan yang sesuai bagi bakat dan minat mereka masing-masing (Staf Yayasan Cipta Loka Caraka, 1982). Selain itu minat yang muncul adalah minat remaja pada prestasi. Prestasi yang baik dapat memberikan kepuasan pribadi dan ketenaran. Inilah sebabnya mengapa prestasi, baik dalam olah raga maupun tugas-tugas sekolah menjadi minat yang kuat sepanjang masa remaja. (Hurlock,1997) Ahmadi dan Supriyono (1991), mengungkapkan bahwa aktivitas belajar remaja tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat terkadang semangatnya tinggi, tetapi terkadang juga sulit untuk mengadakan konsentrasi. Kesulitan belajar ini tidak hanya disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah, akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non intelegensi.
2.3 Masa remaja sebagai usia bermasalah Salah satu ciri masa remaja yaitu masa remaja sebagai usia bermasalah. Masalah remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh remaja. Terdapat 2 alasan bagi kesulitan itu. Pertama pada masa kanak-kanak masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru, sehingga kebanyakan remaja menjadi tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah. Kedua, karena para remaja merasa diri mandiri sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri dan menolak bantuan orang tua dan guru (Hurlock, 1997). Hal yang sama diungkapkan pula oleh Mappiare (1982) yang mengemukakan bahwa dalam masa remaja banyak masalah yang harus dihadapi oleh remaja sebagai individu, hal ini dikarenakan sifat emosional remaja. Kemampuan berpikir lebih dikuasai emosionalitasnya sehingga remaja kurang mampu mengadakan konsensus dengan pendapat orang lain yang bertentangan dengan dirinya. Mappiare (1982) juga mengungkapkan bahwa masa remaja adalah masa yang kritis. Dikatakan kritis sebab dalam masa ini remaja akan dihadapkan dengan persoalan apakah ia dapat menghadapi dan memecahkan masalahnya atau tidak. Keadaan remaja yang dapat menghadapi masalahnya dengan baik, menjadi modal dasar dalam menghadapi masalah selanjutnya sampai dewasa Soesilowindradini (2006) mengungkapkan bahwa remaja merasa dirinya menghadapi masalah yang banyak sekali dan sukar untuk diselesaikan. Beberapa masalah yang dihadapi oleh remaja : a) Masalah yang berhubungan dengan Pendidikan Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok bagi siswa. Aktivitas belajar bagi setiap siswa tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadangkadang lancar, kadang-kadang tidak. (Ahmadi dan Supriyono,1991)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keadaan dimana siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya disebut dengan kesulitan belajar. Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi, tetapi dapat juga karena faktor-faktor non intelegensi. Kesulitan belajar adalah suatu kondisi proses belajar yang ditandai hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. (Ahmadi dan Supriyono,1991) Soesilawindradini (2006) mengungkapkan pada umumnya remaja suka mengeluh tentang sekolah. Hal-hal yang menyebabkan timbulnya keluh kesah antara lain mengenai pekerjaan rumah, mata pelajaran, peraturan sekolah, dan lain lain. Selain itu, remaja juga bersikap kritis terhadap guru dan cara guru mengajar. (Hurlock,1997) b) Masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai Akibat perkembangan kemampuan pikir, remaja memikirkan tentang nilai-nilai yang memberikan konsep-konsep mengenai benar dan salah, baik dan buruk serta patut dan tidak patut. Remaja tidak begitu saja menerima konsep-konsep yang dimaksud, tetapi dipertentangkannya dengan citra diri dan struktur kognitif yang dimilikinya.(Mappiare,1982) Remaja menganggap bahwa yang benar ialah kesesuaian antara ideal dengan prakteknya. Namun, dengan banyaknya ketidaksesuaian yang dilakukan oleh masyarakat sendiri menyebabkan sering muncul konflikkonflik dalam diri remaja ketika menilai benar dan salahnya suatu perbuatan. Remaja mulai menyangsikan konsep benar dan salah yang dikemukakan oleh orang dewasa.(Mappiare,1982)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut Garrison dalam Mappiare (1982), remaja sangat tertarik pada persoalan-persoalan yang menyangkut kehidupan dan falsafah hidup. Para remaja diharapkan memiliki standar-standar pikir, sikap-perasaan dan perilaku yang dapat menuntun dan mewarnai berbagai aspek kehidupannya. Remaja memerlukan perangkat nilai dan falsafah hidup. Jika remaja tidak memiliki falsafah hidup (terutama yang diterapkan dalam perbuatan) maka mereka tidak memiliki kendali dalam hidupnya, yang dapat membuatnya tidak memiliki kepastian diri. c) Masalah yang berhubungan dengan Pergaulan Remaja biasanya tidak banyak berhubungan lagi dengan orang tua serta saudara dan diganti dengan teman-teman sekelas atau teman sekolah. Dalam masa peralihan ini timbul dorongan yang kuat dalam diri remaja yaitu kebutuhan untuk diterima di lingkungannya. (Brouwer,1981) Ini sesuai dengan tugas perkembangan masa remaja yang dikemukakan oleh Mappiare (1982) yaitu menjalin hubungan-hubungan baru dengan teman-teman sebaya baik sesama jenis maupun lain jenis kelamin. Pergaulan dianggap sangat penting, dan kesulitan-kesulitan di bidang itu menimbulkan kekecewaan yang besar dan gangguan emosional yang besar artinya. Dalam hubungan ini, remaja sering dihadapkan pada persoalan penerimaan atau penolakan teman sebaya terhadap kehadirannya dalam pergaulan. Kalau remaja berhasil menjalin relasi-relasi yang baik dengan teman-temannya, dia akan berhasil melewati masa peralihan itu tanpa banyak kesukaran. (Brouwer,1981)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.4 Masa Remaja sebagai Masa Ketidakstabilan Dalam masa ini remaja sangat tidak stabil keadaannya. Kesedihan yang tiba-tiba berganti dengan kegembiraan, rasa percaya kepada diri sendiri berganti dengan rasa meragukan diri sendiri, semuanya ini adalah ketidakstabilan emosi yang biasa dari remaja. Ketidak stabilan ini juga nampak dalam hubungannya dengan masyarakat. Persahabatannya berganti-ganti, juga sifat yang disukainya dari orang lain selalu berganti-ganti. Dalam memilih jabatanpun berganti-ganti, sehingga belum dapat menentukan rencana untuk masa depan. Keadaan tidak stabil ini adalah akibat dari perasaan yang tidak pasti mengenai dirinya. (Soesilowindradini, 2006)
2.5 Masa Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistik Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kaca berwarna merah jambu. Ia melihat dirinya sendiri dan kehidupan sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya (Hurlock,1997). Cara pandang yang kurang realistik ini akan menimbulkan ketidakstabilan emosi, selain itu ketika ada persoalan yang timbul akan dirasakan remaja mencekam dirinya, karena disangkanya orang lain sepikiran dan ikut tidak puas mengenai dirinya. (Gunarsa, S dan Gunarsa,1981). Dengan bertambahnya pengalaman pribadi dan pengalaman sosial, dan dengan meningkatnya kemampuan untuk berpikir rasional, akan membuat remaja memandang diri sendiri, keluarga, teman dan kehidupan pada umumnya secara lebih realistik. (Hurlock,1997)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Tugas Perkembangan Remaja Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakkan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock (1997) adalah berusaha: 1. Mampu menerima keadaan fisiknya Remaja senantiasa membandingkan keadaan fisiknya dengan temanteman sebayanya. Perbandingan yang tidak memuaskan dapat menjadi sumber kekecewaan dan rendah diri. 2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa Mulai masa pubertas perbedaan antara pria dan wanita makin jelas adanya dan dengan ini timbul peranan-peranan bagi remaja pria dan wanita. 3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis Hal yang penting dalam masa ini adalah diterimanya seseorang dalam suatu
kelompok,
sehingga
pada
permulaan
masa
remaja
terlihat
pembentukan kelompok-kelompok 4. Mencapai kemandirian emosional Mencapai kebebasan emosional dalam masa remaja adalah penting. Orang-orang dewasa yang gagal menjalankan tugas ini dalam masa remaja mereka, akan menjadi orang yang tidak dapat membuat keputusan sendiri dan menerima tanggung jawab sebagai yang diharapkan dari orang dewasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Mencapai kemandirian ekonomi Tugas ini berasal dari keinginan untuk menjadi dewasa dan menerima tanggung jawab atas hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan ekonomi. 6. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat 7. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua Bila remaja tidak mengembangkan nilai, dia tidak akan mempunyai pembimbing yang tetap dalam membuat keputusan-keputusan. Padahal remaja makin lama makin harus berdiri sendiri, maka harus membuat pilihan yang banyak berhubungan dengan berbagai hal. Macam pilihan yang dibuatnya sangat penting sehubungan dengan penyesuaiannya dan kebahagiaannya di kemudian hari. (Hurlock, 1997) 8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa Tanggung jawab hidup yang harus semakin ditingkatkan oleh remaja, yaitu mampu memikul sendiri juga menjadi masalah tersendiri bagi mereka. Karena tuntutan peningkatan tanggung jawab tidak hanya datang dari orang tua atau anggota keluarganya tetapi juga dari masyarakat sekitarnya. Tidak jarang masyarakat juga menjadi masalah bagi remaja. Melihat fenomena yang sering terjadi dalam masyarakat yang seringkali juga menunjukkan adanya kontradiksi dengan nilai-nilai moral yang mereka ketahui, tidak jarang remaja mulai meragukan tentang apa yang disebut baik dan buruk. (Ali dan Asrori, 2005)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan 10. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga Agar dapat memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan, diperlukan kemampuan kreatif remaja. Kemampuan kreatif ini banyak diwarnai oleh perkembangan kognitifnya.
4. Kebutuhan khas remaja Kekhasan dalam perkembangan fase remaja dibandingkan dengan fase perkembangan lainnya adalah adanya kebutuhan khas remaja. Menurut Garrison (dalam Ali dan Asrori, 2005) tujuh kebutuhan khas remaja adalah : 1. kebutuhan akan kasih sayang 2. kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok 3. kebutuhan untuk berdiri sendiri 4. kebutuhan untuk berprestasi 5. kebutuhan akan pengakuan dari orang lain 6. kebutuhan untuk dihargai 7. kebutuhan memperoleh falsafah hidup yang utuh Pada dasarnya setiap remaja menghendaki semua kebutuhannya dapat terpenuhi
secara
wajar.
Terpenuhinya
kebutuhan
akan
menimbulkan
keseimbangan dan keutuhan pribadi. Sebaliknya, remaja akan mengalami kekecewaan, ketidakpuasan, atau bahkan frustasi dan pada akhirnya akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya jika kebutuhannya tidak terpenuhi.
5. Pergaulan Remaja Pikunas mengungkapkan bahwa remaja dalam tahapan pencarian diri, ditandai dengan kedekatan dan pembentukan kelompok-kelompok dengan teman sebaya, pencarian nilai-nilai baru, pengembangan kepribadian dan identitas diri dalam usaha mencapai status orang dewasa yang memiliki tugas dan tanggung jawab.(Syafitri, 2004) Remaja biasanya tidak banyak berhubungan lagi dengan orang tuanya, dengan kakak atau adik, dan diganti dengan teman-teman sekelas atau teman sekolah. Dalam masa peralihan itu remaja mulai merasa sendirian dan kurang harga diri. Pergaulan dianggap sangat penting, dan kesulitan-kesulitan di bidang itu menimbulkan kekecewaan yang besar dan gangguan emosional yang besar artinya. Kalau remaja berhasil menjalin relasi-relasi yang baik dengan teman-temannya, dia akan berhasil melewati masa peralihan itu tanpa banyak kesukaran. (Brouwer, 1981)
C. SMA Pangudi Luhur Sedayu 1. Sejarah Yayasan Pangudi Luhur Pusat Berawal pada tahun 1952, sekolah-sekolah dibawah naungan Yayasan Kanisius yang didalamnya berkarya para Bruder FIC bertambah banyak, hingga mengalami kesulitan dalam pengelolaan terutama dari segi finansial. Akhirnya sejumlah sekolah dan asrama ditanggung konggresi FIC, sekaligus menjadi titik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
awal menuju tanggungjawab sendiri. Dua tahun kemudian didirikan Yayasan Pangudi Luhur tepatnya pada tanggal 6 Oktober 1954 dengan akta notaris, yang dirumuskan dalam rapat dewan oleh Br. Petrus Claver. Sekaligus penyerahan sekolah-sekolah yang ditanggung FIC kepada Yayasan Pangudi Luhur sesuai dengan SK kementerian pada tanggal 1 Agustus 1955. Dalam waktu yang singkat nama “Pangudi Luhur” sudah terkenal dan mempunyai reputasi yang cukup baik. Pada tahun 1958, Br. Leonardus menjabat sebagai pimpinan Badan Pengurus Yayasan Pangudi Luhur dan berkantor dibekas pastoran dan rumah yavenat, disinilah kantor Yayasan Pangudi Luhur didirikan. Pada tahun 1973 Br. Leonardo pindah ke Yogyakarta, Kantor Yayasan Pangudi Luhur diambil alih oleh Br. Cajetanus Wiyarsoatmaja. Ia melanjutkan kebijakan Br. Leonardo dan dibantu Br. Ignatius Ngadiso hingga tahun 1980 dan kepemimpinan Kantor Yayasan Pangudi Luhur diserahterimakan pada Br. Antherus Sutrisno. Tak dapat disangkal perkembangan Pendidikan Pangudi Luhur sangat pesat semenjak dipegang tanduk kepemimpinan oleh kalangan akademis, terlebih lagi dilanjutkan kepemimpinan baru oleh Br. Dr. Martinus T.H, Br. Drs. Anton Hadiwardaya, Br. Drs. Heribertus Sumarjo MM (th. 1996 – 2001), Br. Antherus Sutrisno, FIC ( 2004 - 2007 ), Pada tahun 2007 - 2011 Kantor Yayasan Pangudi Luhur dipercayakan generasi muda yang potensial dengan memadukan dua model kepemimpinan yaitu manajemen dan sosial dengan tetap mengedapankan kualitas, akuntabilitias dan kredibilitas pendidikan. Beliau adalah Drs. Br. Theodorus Suwariyanto, MA, FIC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Visi dan Misi Yayasan Pangudi Luhur Visi Yayasan Pangudi Luhur yaitu Yayasan Pangudi Luhur merupakan lembaga pendampingan kaum muda untuk berkembang menjadi seorang pribadi yang berkualitas tinggi, beriman, berwatak dan berbudi pekerti luhur. Misi Yayasan Pangudi Luhur adalah untuk bisa mencapai cita-cita yang termaktub dalam rumusan Visi diatas yang dirumuskan dalam upaya-upaya konkret sebagai berikut : Visi Pertama yaitu : a. Menghidupkan dan mengembangkan unit kerja sebagai komunitas iman dan persaudaraan sejati. b. Meningkatkan peranan mitra kerja dengan melaksanakan shared mission yaitu menanggung karya perutusan bersama. c. Menangani Karya Kerasulan Pendidikan Yayasan Pangudi Luhur secara profesional, realistis, kritis, dan kontekstual. d. Meningkatkan dan mengembangkan komunikasi secara formal dan informal antara Yayasan Pangudi Luhur dan Bruder serta Instansi terkait. e. Mengupayakan pelaksanaan Karya Kerasulan Pendidikan Yayasan Pangudi Luhur dengan memberikan perhatian kepada kaum miskin, tersingkir dan cacat, lemah, dan mereka yang kurang mengalami cinta. Visi Kedua yaitu mengupayakan pelaksanaan Karya Kerasulan Pendidikan Yayasan Pangudi Luhur sebagai karya pendampingan kaum muda untuk berkembang menjadi seorang pribadi yang berkualitas tinggi, beriman, berwatak,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan berbudi pekerti luhur, dengan terlaksananya kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang bermutu, terencana, tertib, disiplin, konsisten.
3. Sejarah singkat SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul SMA Pangudi Luhur Sedayu berdiri pada tahun 1967. Pada awal mulanya berbentuk SPG dan proses belajar mengajar masih dilakukan dirumah–rumah penduduk, karena pada saat itu belum mempunyai gedung sendiri. Pada saat itu ketika pelaksanaan ujian, para murid harus pergi ke Bantul untuk mengikuti ujian. SMA Pangudi Luhur Sedayu, membangun gedung sendiri sejak tanggal 1 Oktober 1971 sampai 1 April 1972 dan diresmikan pada tanggal 22 April 1972. Mulai saat itu SMA Pangudi Luhur Sedayu mulai menyelenggarakan ujian sekolah sendiri, sehingga para murid tidak harus pergi ke Bantul untuk mengikuti ujian. SMA Pangudi Luhur Sedayu termasuk dalam wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak di Kabupaten Bantul dengan alamat Argosari, Sedayu, Bantul. Dengan bapak Kepala Sekolah saat ini adalah Bpk Drs. Markoes Padmonegoro.
D. Adversity Quotient Siswa Kelas XI Seperti yang telah diungkapkan pada bagian sebelumnya bahwa siswa kelas XI termasuk dalam usia remaja berdasarkan penggolongan usia yang dikemukakan oleh Hurlock (1997), maka pada bagian ini akan digambarkan Adversity Quotient yang dimiliki oleh siswa kelas XI sebagai remaja. Masa remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
adalah masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Ditinjau dari segi fisiknya, mereka sudah bukan anak-anak lagi tetapi jika mereka diperlakukan sebagai orang dewasa ternyata belum dapat menunjukkan sikap dewasa. (Kristiyani, 2005) Tugas perkembangan dan harapan sosial di masa remaja banyak sekali berkaitan dengan masalah kemandirian. Remaja dituntut untuk mandiri dalam segala aspek kehidupan. Ini tidak mudah, mengingat sebelumnya mereka banyak bergantung pada orang tua atau orang dewasa lain. Keadaan ini seringkali menimbulkan konflik yang dapat menghambat perkembangan pribadi remaja. Remaja ingin diperlakukan sebagai orang dewasa, tetapi di sisi lain mereka belum bisa dikatakan sebagai orang dewasa. (Hurlock, 1997). Masa remaja juga disebut sebagai usia bermasalah. Masalah remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Mappiare (1982) mengemukakan bahwa dalam masa remaja banyak masalah yang harus dihadapi oleh remaja sebagai individu. Masa remaja juga disebut masa yang kritis, sebab dalam masa ini remaja akan dihadapkan dengan persoalan apakah ia dapat menghadapi dan memecahkan masalah-masalahnya atau tidak. Keadaan remaja yang dapat menghadapi masalahnya dengan baik, menjadi modal dasar dalam menghadapi masalah selanjutnya sampai dewasa Para remaja dalam menghadapi permasalahannya ada yang mampu memenuhi tuntutan dan kebutuhan diri sendiri, akan tetapi ada yang tidak mampu memenuhi tuntutan yang ada di lingkungannya yang sangat cepat bertambah dan berubah.(Djuwarijah, 2002)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tuntutan dan harapan sosial terhadap perilaku remaja membuat remaja merasa mengalami kesulitan, sehingga remaja harus mampu memilih dengan bijak hal-hal apa yang baik untuk dilakukannya. Ketangguhan dan daya juang dalam memenuhi tuntutan sosial harus dimiliki remaja kalau dia tidak ingin dikatakan sebagai orang yang menyimpang dan ingin mendapatkan penerimaan di masyarakat. Dengan demikian, ketangguhan dan daya tahan dalam menghadapi kesulitan pada masa remaja menjadi sangat penting serta menunjang pencapaian tugas-tugas perkembangan dan harapan sosial yang berlaku pada saat itu. (Kristiyani,2005) Setiap kesulitan merupakan tantangan, setiap tantangan merupakan suatu peluang, dan setiap peluang harus disambut. Perubahan merupakan bagian dari suatu perjalanan yang harus diterima dengan baik. Pada umumnya ketika dihadapkan pada tantangan-tantangan hidup, kebanyakan orang berhenti berusaha sebelum tenaga dan batas kemampuan mereka benar-benar teruji. Kemampuan seseorang dalam mengatasi setiap kesulitan hidup itulah yang oleh Stoltz disebut dengan Adversity Quotient.(Stoltz, 2000) Sebenarnya para remaja memiliki Adversity Quotient atau kemampuan mengatasi kesulitan. Hal ini dikemukakan oleh Gunarsa, S dan Gunarsa (1991), para remaja memiliki daya juang, daya menegakkan diri dan membentuk masa depannya sendiri. Dengan ketekunan dan daya juang untuk mengatasi rintanganrintangan di luar dirinya, seseorang dapat membentuk dan mengarahkan perjalanan hidupnya. Para remaja atau muda mudi harus meneliti diri sendiri, dimanakah letak kelemahan dan kekuatan kemampuannya. Setelah diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pemahaman
diri
tentang
kemampuannya
yang
dimiliki
dan
dapat
meningkatkannya, barulah tiba saatnya mengambil suatu keputusan. Remaja mencoba menggunakan kemampuan berpikirnya untuk memecahkan problemaproblema, menganalisa kesukaran-kesukaran dan mensitesanya kembali sebagai bahan untuk merumuskan pengalaman-pengalamannya. (Soejanto,1990) Berdasarkan teori Ketidakberdayaan Yang Dipelajari (dalam Stoltz, 2000), kesuksesan seseorang mungkin terutama ditentukan oleh cara dia menjelaskan atau merespon peristiwa-peristiwa dalam kehidupan. Seligman (dalam Stoltz, 2000) menemukan bahwa mereka yang merespon kesulitan sebagai sesuatu yang sifatnya tetap, internal dan dapat digeneralisasi ke bidang-bidang kehidupan lainnya cenderung menderita di semua bidang kehidupannya, sedangkan mereka yang menanggapi situasi-situasi sulit sebagai sesuatu yang sifatnya eksternal, sementara, dan terbatas cenderung menikmati banyak manfaat, mulai dari kinerja sampai kesehatan. Bermacam kesulitan yang dihadapi lebih baik dipositifkan. Sebab hanya dengan mempositifkan itulah efisiensi akan ditemukan. Mempositifkan kesulitan berarti menjalani kehidupan dengan optimisme. Dengan pandangan optimis seseorang akan lebih sukses. (Soejanto,1990) Bila remaja dapat menghadapi persoalan-persoalannya, dia akan mengembangkan rasa percaya pada diri sendiri dan mampu menghadapi segala sesuatu. Bila tidak, dia akan mengembangkan perasaan gagal dan tidak mampu menghadapi apa-apa, dimana perasaan itu dapat tetap tinggal dalam dirinya untuk selanjutnya. (Soesilowindradini, 2006)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kesuksesan dalam pelaksanaan tugas-tugas perkembangan pada masa remaja akan membawa kesuksesan dalam pelaksanaan tugas-tugas perkembangan selanjutnya. Semakin banyak tugas perkembangan yang tidak dilaksanakannya dengan baik, makin tinggi pula intensitas persoalan yang menghadangnya (Mappiare, 1982) Remaja dalam hal ini siswa- siswa kelas XI, jika mempunyai Adversity Quotient yang tinggi dan mampu mengatasi kesulitan serta hambatan yang ada, maka akan timbul rasa puas dan percaya diri dalam menghadapi masalah. Akhirnya siswa-siswa tersebut akan mencapai kesuksesan dalam masa perkembangan selanjutnya. Begitu pula sebaliknya, bila siswa-siswa kelas XI mempunyai Adversity Quotient rendah, maka siswa-siswa tersebut tidak mampu mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada, maka akan timbul perasaan gagal dan tidak mampu menghadapi masalah, yang akhirnya dapat menimbulkan kegagalan dalam masa perkembangan selanjutnya. Melihat penjelasan diatas mengenai peran Adversity Quotient bagi siswa kelas XI sebagai remaja dan melihat sepintas mengenai SMA Pangudi Luhur Sedayu pada bagian sebelumnya, menimbulkan pertanyaan dalam diri peneliti yaitu bagaimana sebenarnya tingkat Adversity Quotient yang dimiliki oleh siswasiswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian Deskriptif. Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipothesis, membuat prediksi maupun mempelajari implikasi. (Azwar, 2005) Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat tingkat Adversity Quotient siswa SMA kelas XI, tanpa disertai dengan pengajuan hipothesis mengenai Adversity Quotient. Pada penelitian deskripsi ini dilakukan analisis hanya sampai pada taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk difahami dan disimpulkan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika, sehingga uraian kesimpulan dalam penelitian ini didasari oleh angka meskipun diolah tidak secara terlalu dalam. (Azwar,2005)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas XI angkatan 2006/2007 SMA Pangudi Luhur Sedayu. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Sedayu dikarenakan sekolah ini adalah sekolah yang terbuka dan memberi kesempatan bagi semua pihak yang hendak melakukan kegiatan penelitian di SMA Pangudi Luhur Sedayu.
C. Variabel Penelitian Bentuk penelitian ini adalah studi deskriptif, karena itu tidak ada kontrol terhadap variabel. Variabel dalam penelitian ini adalah Adversity Quotient .
D. Definisi Operasional Definisi operasional dimaksudkan untuk membatasi arti variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, sehingga tidak terjadi salah pengertian dalam menginterpretasikan data dan hasil penelitian yang akan diperoleh. Adversity Quotient adalah kemampuan seseorang dalam bertahan dan mengatasi masalah atau kesulitan serta tantangan hidup yang dihadapi. Adversity Quotient diukur dengan menggunakan skala Adversity Quotient yang dibuat oleh peneliti berdasar karakteristik yang dikemukakan Stoltz(2000). Adversity Quotient seseorang diukur dalam 4 dimensi CO2RE, dimana dimensi-dimensi CO2RE ini akan menentukan AQ keseluruhan seseorang. Dimensi CO2RE yang dimaksud : a. C = Control (Kendali)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. O2 = Origin dan Ownership (Asal Usul dan Pengakuan) c. R = Reach (Jangkauan) d. E = Endurance (Daya tahan) Kemampuan Adversity Quotient dalam penelitian ini dilihat dalam 3 area permasalahan sesuai dengan dikemukakan oleh Ahmadi dan Supriyono(1991), Soesilawindradini (2006), (Hurlock,1997), (Mappiare,1982) dan (Brouwer,1981). Tiga area permasalahan tersebut antara lain : 1. Masalah yang berhubungan dengan pendidikan yaitu masalah-masalah yang dialami oleh remaja yang berhubungan dengan pendidikan. 2. Masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai yaitu masalah-masalah yang dialami oleh remaja yang berhubungan dengan nilai-nilai yang diyakini atau dianut remaja. 3. Masalah yang berhubungan dengan pergaulan yaitu masalah-masalah yang dialami oleh remaja yang berhubungan dengan pergaulan baik itu pergaulan dengan sesama jenis maupun pergaulan dengan lain jenis. Tinggi rendahnya Adversity Quotient dinilai dari skor total Skala Adversity Quotient. Semakin tinggi skor total subyek dalam skala tersebut, semakin tinggi pula Adversity Quotient subyek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala. Metode skala yang digunakan dalam penelitian ini digunakan untuk melihat tingkat Adversity Quotient pada siswa SMA kelas XI. Skala mempunyai karakteristik sebagai alat ukur psikologi, yaitu stimulus berupa pernyataan yang mengungkap indikator perilaku dari atribut yang akan diukur, skala berisikan banyak aitem dan jawaban dalam skala dapat diterima sejauh diberikan secara jujur dan bersungguh-sungguh. Alasan pemilihan skala dalam penelitian ini karena metode skala jika dirancang dengan baik umumnya memiliki reliabilitas yang memuaskan. (Azwar,2002) Skala Adversity Quotient ini disusun oleh peneliti. Pembuatan skala ini berdasarkan 4 dimensi CO2RE Adversity Quotient yang dikemukakan oleh Stoltz, yang terdiri atas : a. C = Control (Kendali) b. O2 = Origin dan Ownership (Asal Usul dan Pengakuan) c. R = Reach (Jangkauan) d. E = Endurance (Daya tahan) Skala Adversity Quotient untuk uji coba terdiri atas enam puluh empat butir. Dalam blue print skala Adversity Quotient dapat dilihat prosentase masingmasing aspek dan area masalah, dimana area masalah pendidikan memiliki prosentase yang lebih besar dibanding 2 area masalah yang lain. Hal ini dikarenakan subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
peneliti lebih berfokus pada masalah siswa yang berhubungan dengan pendidikan. Blue print skala Adversity Quotient dapat dilihat dalam tabel 3.1. sedangkan sebaran butir dalam skala uji coba dapat dilihat dalam tabel 3.2.
Tabel : 3.1 Blue Print Skala Uji Coba Adversity Quotient Aspek
Permasalahan Indikator
Pendidikan fav unfav
Nilai-nilai fav unfav
Pergaulan fav unfav
Total
Kendali yang dirasa terhadap C
peristiwa yang
6,25 %
7,81 %
4,69 %
3,13 %
1,56 %
1,56 %
3,13 %
1,56 %
1,56 %
3,13 %
1,56 %
1,56 %
25%
menimbulkan kesulitan Yang menjadi asal usul O2
kesulitan Sejauh mana mengakui
25% 3,13 %
3,13 %
1,56 %
1,56 %
1,56 %
1,56 %
7,81 %
7,81%
1,56 %
1,56 %
3,13 %
3,13 %
akibat kesulitan Sejauh mana kesulitan R
menjangkau bagian dari kehidupan
25%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berapa lama kesulitan E
3,13 %
1,56 %
1,56 %
3,13 %
1,56 %
1,56 %
berlangsung Berapa lama penyebab
25% 1,56 %
3,13 %
3,13 %
1,56 %
1,56 %
1,56 %
kesulitan berlangsung Total
50 %
28.%
22%
100%
Tabel : 3.2 Susunan Butir Skala Uji Coba Adversity Quotient Aspek
Permasalahan Indikator
Pendidikan fav unfav
Nilai-nilai fav unfav
Pergaulan fav unfav
Total
16
Kendali yang dirasakan C
terhadap
2, 30, 40, 52
15, 20, 36, 47, 48
1, 11, 29
31, 53
39
35
22, 56
24
21
37, 59
6
17
peristiwa yang menimbulkan kesulitan Yang menjadi asal usul O2
kesulitan Sejauh mana mengakui akibat
16 14, 60
27, 28,
34
32
3
61
25, 26, 33, 63, 64
4, 5, 18, 49, 62
57
54
16, 50
45, 8
kesulitan Sejauh mana kesulitan R
menjangkau bagian dari kehidupan
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berapa lama kesulitan E
51,41
23
12
9, 42
7
44
berlangsung
16
Berapa lama penyebab
13
19, 55
38, 46
10
58
43
16
16
9
9
7
7
kesulitan berlangsung Total
64
Metode yang digunakan dalam penyusunan Skala Adversity Quotient adalah metode Likert. Pilihan jawaban atas masing-masing aitem terdiri dari 4 kategori dengan skornya masing-masing yang dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel : 3.3 Skor jawaban Pernyataan favorable dan Unfavorable Skala Adversity Quotient Kategori
Skor Pernyataan
Pernyataan
Favorable
Unfavorable
SS
4
1
S
3
2
TS
2
3
Jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
STS
1
4
Keterangan kategori jawaban : SS
: Sangat setuju
S
: Setuju
TS
: Tidak Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
Peneliti hanya memberikan 4 pilihan jawaban dan meniadakan kategori jawaban tengah atau netral untuk menghindari adanya kecenderungan jawaban ketengah (central tendency effect) dan untuk melihat kecenderungan jawaban ke arah sesuai atau tidak sesuai (Hadi,1996) Dalam pemberian skor, bila subyek memberikan respon positif pada pernyataan favorable maka akan mendapat skor lebih tinggi daripada respon yang negatif. Sedangkan pada aitem unfavorable, respon negatif akan mendapat skor yang lebih tinggi daripada respon yang positif. F. Pertanggungjawaban Mutu Alat Ukur 1. Validitas Alat Ukur Validitas alat ukur adalah seberapa jauh suatu alat ukur dapat mengukur aspek yang diukur (Hadi,1996). Validitas berarti tingkat ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar,2002). Alat ukur dikatakan valid jika dapat memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Validitas yang digunakan dalam skala penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi dilakukan melalui pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional yaitu dengan menganalisis sejauh mana alat ukur merefleksikan keseluruhan isi kawasan ukur dan ciri atribut yang hendak diukur (Azwar,2002). Salah satu cara untuk mengetahui apakah validitas isi telah dipenuhi adalah dengan melihat apakah aitem-aitem telah disusun menurut blue print-nya yaitu batasan domain ukur yang telah ditetapkan semula. Dalam hal ini, peneliti menyusun skala berdasarkan aspek-aspek yang ada dalam landasan teori yang telah termuat dalam blue print, kemudian mengkonsultasikannya
dengan
dosen
pembimbing
selaku
pihak
yang
berkompeten. Setelah skala dikoreksi oleh dosen pembimbing dan telah dilakukan perbaikan-perbaikan, selanjutnya dilakukan uji coba sampel kecil pada 5 orang mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Uji coba sampel kecil ini dilakukan dengan tujuan meminta masukan apakah kalimat dari masing-masing pernyataan mudah dipahami. Selain itu, untuk mengetahui apakah pemahaman dari kelima subyek uji coba sampel kecil tersebut sesuai dengan yang dimaksudkan dengan isi pernyataan atau tidak. Dari hasil uji coba sampel kecil tersebut, peneliti mendapatkan beberapa masukan yang kemudian dikonsultasikan kembali dengan dosen pembimbing. Setelah Dosen Pembimbing melakukan analisis rasional terhadap Skala Adversity Quotient
yang disusun oleh peneliti, dan menyatakannya mampu
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersebut, maka peneliti menyusun skala tersebut dalam satu bendel skala yang disebut sebagai Skala Adversity Quotient.
2. Seleksi aitem dan Uji Reliabilitas Alat Ukur Sebelum mengadakan penelitian, peneliti melakukan uji coba alat ukur. Uji coba alat ukur dilakukan untuk melihat kesahihan dan reliabilitas aitem alat ukur yang akan digunakan untuk penelitian. Peneliti mengambil sebagian dari siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu, sebagai subyek dalam uji coba alat ukur yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 25 Agustus 2007 pukul 12.00 – 12.30 di SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul. Subyek uji coba alat ukur berjumlah 36 orang. Dari 36 bendel skala yang diberikan, seluruhnya memenuhi syarat untuk dianalisis. Berikut ini analisis data yang diperoleh dalam uji coba alat ukur. 2.1 Uji Kesahihan Skala Uji Coba Uji kesahihan butir skala ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 10.0 for Windows dengan mengukur korelasi antara aitem-aitem yang diuji dengan skor total responden uji coba. Dari hasil pengujian ini, 19 aitem dari 64 aitem dinyatakan gugur karena mempunyai korelasi rendah terhadap skor total, koefisein korelasi < 0,3 (Azwar, 2002) Aitem-aitem yang gugur tersebut mencakup 4 aitem dari aspek Control, 6 aitem dari aspek Origin dan Ownership, 3 aitem dari aspek Reach dan 6 aitem dari aspek Endurance. Diantara aspek-aspek dalam skala ini tidak didapati satupun aspek yang hilang akibat keseluruh aitemnya gugur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Aspek Reach merupakan aspek dengan jumlah aitem terbesar, yaitu terdiri dari 13 aitem. Aspek Origin dan Ownership dan aspek Endurance merupakan aspek dengan jumlah aitem terkecil, yaitu 10 aitem. Dengan demikian selisih antara aspek dengan jumlah aitem terbesar dan aspek dengan jumlah aitem terkecil tidak terlalu besar. Dalam tabel berikut ini disajikan aitem gugur dan aitem sahih dalam skala uji coba Adversity Quotient, serta sebaran aitem dalam skala penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel : 3.4 Aitem Gugur Skala Adversity Quotient Aspek
Permasalahan Indikator
Pendidikan fav unfav
Nilai-nilai fav unfav
Pergaulan Fav unfav
Total
Kendali yang dirasakan C
20
terhadap
1, 29
4
peristiwa yang menimbulkan kesulitan Yang menjadi asal usul O2
56
6
17
kesulitan
6
Sejauh mana mengakui
60
28
33
5
51
23
32
61
akibat kesulitan Sejauh mana kesulitan R
menjangkau
16
3
bagian dari kehidupan Berapa lama kesulitan E
berlangsung
6
Berapa lama penyebab kesulitan berlangsung Total
13
19
38
5
5
3
Tabel : 3.5
43 1
2
3
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Aitem Sahih Skala Adversity Quotient Aspek
Permasalahan Indikator
Pendidikan fav unfav
Nilai-nilai fav Unfav
Pergaulan fav unfav
Total
Kendali yang C
dirasakan
2(1)
15(10)
terhadap
30(22)
36(20)
peristiwa yang
40(28)
48(42)
menimbulkan
52(39)
47(32)
22(15)
24(18)
11(7)
31(12) 53(35)
39(23)
35(24) 12
kesulitan Yang menjadi asal usul O2
21(14)
37(19) 59(37)
kesulitan
10
Sejauh mana
R
mengakui
14(9)
27(25)
akibat kesulitan Sejauh mana
25(16)
4(5)
kesulitan
26(17)
18(13)
menjangkau
63(44)
49(36)
64(45)
62(43)
bagian dari
34(21)
57(38)
54(41)
50(33)
45(31) 8(4)
kehidupan Berapa lama kesulitan
3(2)
13
9(6), 41(27)
12(8)
42(26)
7(3)
44(30)
berlangsung E
10
Berapa lama penyebab kesulitan
55(40)
46(29)
10(11)
58(34)
11
6
8
5
berlangsung Total
11
Keterangan Aitem Sahih : -angka tanpa ( ) adalah nomer aitem dalam skala uji coba -angka dengan ( ) adalah nomer aitem dalam skala penelitian
2.2 Reliabilitas Skala Uji Coba
4
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar,2002). Penelitian ini akan menggunakan teknik koefisien reliabilitas alpha dari Cronbach dalam program SPSS 10.00 for windows. Menurut Nunnally (dalam Azwar,2002) teknik alpha merupakan dasar dalam pendekatan konsistensi internal dan merupakan estimasi yang baik terhadap reliabilitas pada banyak situasi. Data untuk menghitung koefisien reliabilitas alpha diperoleh lewat penyajian satu bentuk skala yang dikenakan hanya sekali saja pada satu kelompok subyek (single-trial administration). Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1,00 dimana semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Dan sebaliknya, semakin rendah mendekati angka 0 maka berarti semakin rendah reliabilitasnya. Hasil uji reliabilitas dengan teknik koefisien reliabilitas alpha dari Cronbach dalam program SPSS 10.0 for Windows menunjukkan bahwa skala uji coba Adversity Quotient memiliki koefisien reliabilitas 0,9290. Dengan demikian, reliabilitas alat ukur tersebut dapat dikatakan cukup memuaskan. 2.3 Uji Normalitas Skala Uji Coba Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebaran dari suatu variabel bersifat normal atau tidak. Menurut Kerlinger data yang sudah didistribusi secara normal berfungsi untuk menginterpretasikan probabilitas data statistik yang telah diolah. (Andi, 1997)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perhitungan uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S) dalam program SPSS 10.0 for windows. Uji K-S ini membandingkan fungsi distribusi kumulatif observasi untuk variabel dengan distribusi teoritis yang telah ditentukan Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa variabel Adversity Quotient memiliki probabilitas 0,668. Dengan demikian, probabilitas variabel Adversity Quotient lebih dari 0,05 (p > 0,05). Dari hasil uji normalitas tersebut dinyatakan bahwa distribusi untuk variabel Adversity Quotient adalah normal.
Tabel : 3. 6 Hasil Uji Normalitas Skala Uji Coba
Variabel
Adversity
N
36
Kolmogorof-
Taraf
Smirnov
Signifikansi
0,726
0,668
Quotient
G. Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik. Statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif yang meliputi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penyajian data melalui tabel, perhitungan nilai maksimum, nilai minimum, mean teoritis, mean empiris dan standar deviasi serta perhitungan prosentase. Penentuan kategori tingkat Adversity Quotient didasarkan pada kategori jenjang. Tujuan dari kategori jenjang ini adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur. Menurut Azwar (2002) penentuan kategori jenjang adalah berdasar standar deviasi dan mean teoritik sebagai berikut :
Tabel : 3. 7 Tabel norma kategorisasi
Norma (µ + 1,0 σ) ≤X (µ - 1,0 σ) ≤ X < (µ + 1,0 σ) X < (µ - 1,0 σ)
Kategori Tinggi Sedang Rendah
Keterangan : X : Skor total subyek µ : Mean teoritis, yaitu rata-rata teoritis dari skor maksimum dan skor minimum σ : Standar deviation, yaitu luas jarak sebaran yang dibagi dalam 6 satuan standar deviasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Orientasi Kancah Penelitian 1. Kondisi Gedung SMA Pangudi Luhur Sedayu SMA Pangudi Luhur Sedayu termasuk dalam wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak di Kabupaten Bantul dengan alamat Argosari, Sedayu, Bantul. Sekolah ini terletak di daerah pinggiran kota Yogyakarta. Samping kiri, kanan dan belakang gedung sekolah SMA Pangudi Luhur Sedayu adalah area persawahan, sedangkan kira-kira 100 meter didepan gedung sekolah adalah rel kereta api. Sekolah SMA Pangudi Luhur Sedayu ini mempunyai fasilitas yang cukup lengkap antara lain lapangan untuk fasilitas olah raga, perpusatakaan, laboratorium, dan lain-lain. Didepan kelas-kelas terdapat halaman yang cukup luas, ditumbuhi dengan berbagai tanaman sehingga suasana di dalam sekolah menjadi sejuk. Kondisi gedung sekolah baik di dalam maupun di sekitar gedung terlihat bersih dan terawat baik. 2. Kondisi siswa – siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu Selama peneliti berada di kawasan sekolah SMA Pangudi Luhur Sedayu, peneliti melihat bahwa sekolah ini menjalankan jadwal jam pelajaran dengan dislipin dan tepat waktu. Misalnya bila tidak ada keadaan khusus, maka jam masuk, jam istirahat dan jam pulang sekolah selalu dijalankan tepat waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Seluruh siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu juga terlihat menaati peraturan ini. Hal ini terlihat dari tidak adanya siswa yang berada di luar kelas ketika jam pelajaran berlangsung, ketika bell masuk sekolah berbunyi siswa segera memasuki ruang kelas, dan siswa tidak pulang sebelum bell pulang sekolah berbunyi. Peneliti juga melihat selain aturan waktu, siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu juga menaati peraturan baju seragam dengan baik, hal ini terlihat dari baju-baju yang dikenakan oleh siswa. Selain itu peneliti juga melihat hubungan antara siswa dengan guru cukup baik. Hal ini terlihat dari cara berkomunikasi antara siswa dan guru yang cukup baik dan akrab baik selama pelajaran berlangsung maupun di luar jam pelajaran.
B. Pelaksanaan Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu memohon ijin kepada pihak SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul dengan memberikan surat ijin penelitian dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan nomer surat 44.a/D/KP/Psi/USD/IV/2007 dan surat ijin penelitian dengan nomer surat : 85.b/D/KP/Psi/USD/VIII/2007 Surat tersebut diberikan secara langsung kepada Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul yaitu Bpk Drs. Markoes Padmonegoro. Kemudian Kepala Sekolah melimpahkan kepada Guru Bimbingan, Penyuluhan dan Konseling yaitu Bpk Pirngadi untuk membantu peneliti selama proses penelitian berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan membagikan Skala Adversity Quotient kepada siswa kelas XI. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 September 2007 di SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul. Subyek penelitian adalah sebagian dari siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul yang bukan merupakan subyek uji coba alat ukur. Jumlah subyek penelitian adalah 62 orang dengan usia antara 15 tahun sampai 17 tahun. Pengambilan data dilakukan 2 kali yaitu pada pukul 8.30 WIB di kelas IPA dengan subyek sebanyak 26 orang. Proses pengambilan data berlangsung selama 25 menit. Kemudian pengambilan data kedua dilaksanakan pada pukul 9.30 WIB di kelas IPS1 dengan subyek sebanyak 36 orang. Proses pengambilan data berlangsung selama 20 menit . Sebelum pengambilan data, peneliti terlebih dahulu memperkenalkan diri, dilanjutkan dengan menjelaskan tujuan penelitian dan memberikan petunjuk pengisian skala. Peneliti meminta subyek untuk mengerjakan seluruh pernyataan yang ada dengan jujur, sesuai dengan kondisi masing-masing subyek, dan menegaskan bahwa penelitian menjamin kerahasiaan identitas maupun jawaban subyek. Peneliti juga menekankan agar memeriksa kembali pekerjaannya untuk memastikan tidak ada pernyataan yang terlewatkan. Dari 62 bendel skala Adversity Quotient yang disebar oleh peneliti dan terkumpul, seluruhnya memenuhi syarat untuk dianalisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Persiapan Analisis Data Statistik Hasil Penelitian Sebelum melakukan analisis data, peneliti melakukan uji reliabilitas dan uji normalitas dari Skala Adversity Quotient. 1. Reliabilitas Skala Penelitian Hasil uji reliabilitas dengan teknik koefisien reliabilitas alpha dari Cronbach dalam program SPSS 10.0 for Windows menunjukkan bahwa skala Adversity Quotient memiliki koefisien reliabilitas 0,8430. Dengan demikian, reliabilitas alat ukur tersebut dapat dikatakan cukup memuaskan. 2. Uji Normalitas Skala Penelitian Hasil uji normalitas dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S) dalam program SPSS 10.0 for Windows menunjukkan bahwa variabel Adversity Quotient memiliki probabilitas 0,970. Dengan demikian probabilitas variabel Adversity Quotient lebih dari 0,05 (p> 0,05). Dari hasil uji normalitas tersebut dinyatakan bahwa distribusi untuk variabel Adversity Quotient adalah normal.
Tabel : 4.1 Hasil Uji Normalitas Skala Penelitian
Variabel
Adversity Quotient
N
62
Kolmogorof-
Taraf
Smirnov
Signifikansi
0,489
0,970
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Deskripsi Data Berikut ini hasil penelitian yang diperoleh :
Tabel : 4.2 Rangkuman Deskripsi Data Penelitian
V
N
Skor
Mean
Min t
Max t
Min e
Max e
SD
Teoritik Empiris Teoritik
Empiris
AQ
62
45
180
115
163
112,5
136,45
11,25
10,88
total C O2 R E
62 62 62 62
12 10 13 10
48 40 52 40
30 24 24 22
44 39 48 38
30 25 32,5 25
36,29 31,26 38,11 30,79
3 2,5 3,25 2,5
3,45 3,19 4,18 3,06
Dari deskripsi data penelitian dapat diterangkan sebagai berikut : a. V adalah variabel. Penjelasannya : •
AQ Total adalah total Adversity Quotient.
•
C adalah Control (Kendali)
•
O2 adalah Origin dan Ownership (Asal Usul dan Pengakuan)
•
R adalah Reach (Jangkauan)
•
E adalah Endurance (Daya tahan)
b. N menunjukkan jumlah subyek penelitian, yaitu 62 orang c. Skor minimum teoritik (Min t) adalah skor paling rendah yang diperoleh subyek pada skala Adversity Quotient.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Skor maksimum teoritik (Max t) adalah skor paling tinggi yang diperoleh subyek pada skala Adversity Quotient. e. Skor minimum empirik (Min e) adalah skor paling rendah yang telah diperoleh subyek penelitian. f. Skor maksimum empirik (Max e) adalah skor paling tinggi yang telah diperoleh subyek penelitian. g. Mean teoritik, yaitu rata-rata teoritik dari skor maksimum dan minimum yang merupakan titik tengah dari range. h. Mean empiris, yaitu rata-rata dari skor subyek penelitian. i. Standar Deviasi (SD) atau simpangan baku, yang menunjukkan variasi jawaban untuk variabel Adversity Quotient. Penyajian deskripsi data penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang mudah dipahami mengenai variabel yang bersangkutan. Dari sini dapat diketahui keadaan subyek penelitian pada variabel yang ditentukan dengan membandingkan besarnya mean empiris dengan mean teoritik. Pada tabel 9 ditunjukkan bahwa skala Adversity Quotient yang dilakukan pada 62 subyek menghasilkan skor mean empiris sebesar 136,45. Dengan standar deviasi sebesar 10,88. Dan mean teoritiknya sebesar 112,5. Dengan demikian, mean empiris lebih tinggi dari mean teoritik berarti subyek secara umum memiliki Adversity Quotient yang cukup tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Kategorisasi tingkat Adversity Quotient 1. Kategorisasi Adversity Quotient Berikut ini hasil penelitian yang diperoleh :
Tabel : 4.3 Deskripsi Data Adversity Quotient N Mint 62
45
Skor Maxt Mine 180
115
Maxe 163
Mean SD Teoritik Empiris Teoritik Empiris 112,5
136,45
11,25
10,88
Dari deskripsi hasil penelitian diatas, maka dapat dibuat norma kategorisasi dengan batasan angka sebagai berikut :
Tabel : 4.4 Norma kategorisasi Adversity Quotient Norma (112 + 1,0 (11)) ≤X (112 - 1,0 (11)) ≤ X < (112 + 1,0 (11)) X < (112 – 1,0 (11))
Kategori Tinggi Sedang Rendah
Perhitungan diatas disederhanakan menjadi norma kategorisasi sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel : 4.5 Norma kategorisasi Adversity Quotient dengan batasan angka Skor Total 123 ≤X 101 ≤ X < 123 X < 101
Kategori Tinggi Sedang Rendah
Skor total Adversity Quotient yang diperoleh subyek kemudian dikategorisasikan berdasar norma kategorisasi yang telah ada. Deskripsi skor total Adversity Quotient yang diperoleh subyek dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini hasil dari pengkategorisasian Adversity Quotient disertai prosentase jumlah subyek dari tiap kategori : Tabel : 4.6 Kategorisasi Adversity Quotient Kategori Tinggi
Jumlah Subyek 55
Prosentase 88,71 %
Sedang
7
11,29 %
Rendah Total
0 62
0% 100 %
2. Kategorisasi aspek Adversity Quotient 2.1 Aspek Control (Kendali) Berikut ini hasil penelitian yang diperoleh :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel : 4.7 Deskripsi Data Aspek Control N Mint 62
12
Skor Maxt Mine 48
30
Maxe
Mean SD Teoritik Empiris Teoritik Empiris
44
30
36,29
3
3,45
Dari deskripsi hasil penelitian diatas, maka dapat dibuat norma kategorisasi dengan batasan angka sebagai berikut :
Tabel : 4.8 Norma kategorisasi Aspek Control dengan batasan angka Norma 33 ≤X 27 ≤ X < 33 X < 27
Kategori Tinggi Sedang Rendah
Skor aspek Control yang diperoleh subyek kemudian dikategorisasikan berdasar norma kategorisasi yang telah ada. Deskripsi skor aspek Control yang diperoleh subyek dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini hasil dari pengkategorisasian skor aspek Control disertai prosentase jumlah subyek dari tiap kategori : Tabel : 4.9 Kategorisasi Aspek Control Kategori Tinggi
Jumlah Subyek 55
Prosentase 88,71 %
Sedang
7
11,29 %
Rendah Total
0 62
0% 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.2 Aspek Origin dan Ownership (Asal Usul dan Pengakuan) Berikut ini hasil penelitian yang diperoleh :
Tabel : 4.10 Deskripsi Data Aspek Origin dan Ownership N Mint 62
10
Skor Maxt Mine 40
24
Maxe 39
Mean SD Teoritik Empiris Teoritik Empiris 25
31,26
2,5
3,19
Dari deskripsi hasil penelitian diatas, maka dapat dibuat norma kategorisasi dengan batasan angka sebagai berikut : Tabel : 4.11 Norma kategorisasi Aspek Origin dan Ownership dengan batasan angka Norma 27 ≤X 23 ≤ X < 27 X < 23
Kategori Tinggi Sedang Rendah
Skor aspek Origin dan Ownership yang diperoleh subyek kemudian dikategorisasikan berdasar norma kategorisasi yang telah ada. Deskripsi skor aspek Origin dan Ownership yang diperoleh subyek dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini hasil dari pengkategorisasian skor aspek Origin dan Ownership disertai prosentase jumlah subyek dari tiap kategori :
Tabel : 4.12 Kategorisasi Aspek Origin dan Ownership
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kategori Tinggi
Jumlah Subyek 56
Prosentase 90,32 %
Sedang
6
9,68 %
Rendah Total
0 62
0% 100 %
2.3 Aspek Reach (Jangkauan) Berikut ini hasil penelitian yang diperoleh :
Tabel : 4.13 Deskripsi Data Aspek Reach N 62
Mint 13
Skor Maxt Mine 52 24
Maxe 48
Mean SD Teoritik Empiris Teoritik Empiris 32,5 38,11 3,25 4,18
Dari deskripsi hasil penelitian diatas, maka dapat dibuat norma kategorisasi dengan batasan angka sebagai berikut :
Tabel : 4.14 Norma kategorisasi Aspek Reach dengan batasan angka Norma 35 ≤X 29 ≤ X < 35 X < 29
Kategori Tinggi Sedang Rendah
Skor aspek Reach yang diperoleh subyek kemudian dikategorisasikan berdasar norma kategorisasi yang telah ada. Deskripsi skor aspek Reach yang diperoleh subyek dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini hasil dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengkategorisasian skor aspek Reach disertai prosentase jumlah subyek dari tiap kategori :
Tabel : 4.15 Kategorisasi aspek Reach Kategori Tinggi
Jumlah Subyek 52
Prosentase 83,87%
Sedang
9
14,52%
Rendah Total
1 62
1,61 % 100 %
2.4 Aspek Endurance (Daya tahan) Berikut ini hasil penelitian yang diperoleh :
Tabel : 4.16 Deskripsi Data Aspek Endurance N 62
Mint 10
Skor Maxt Mine 40 22
Maxe 38
Mean SD Teoritik Empiris Teoritik Empiris 25 30,79 2,5 3,06
Dari deskripsi hasil penelitian diatas, maka dapat dibuat norma kategorisasi dengan batasan angka sebagai berikut :
Tabel : 4.17 Norma kategorisasi Aspek Endurance dengan batasan angka Norma
Kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27 ≤X 23 ≤ X < 27 X < 23
Tinggi Sedang Rendah
Skor aspek Endurance yang diperoleh subyek kemudian dikategorisasikan berdasar norma kategorisasi yang telah ada. Deskripsi skor aspek Endurance yang diperoleh subyek dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini hasil dari pengkategorisasian skor aspek Endurance disertai prosentase jumlah subyek dari tiap kategori :
Tabel : 4.18 Kategorisasi Aspek Endurance Kategori Tinggi
Jumlah Subyek 60
Prosentase 96,774 %
Sedang
1
1,613 %
Rendah Total
1 62
1,613 % 100 %
F. Pembahasan 1. Adversity Quotient Secara Umum Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa mean empiris untuk skor total Adversity Quotient sebesar 136,45 sedang mean teoritis sebesar 112,5. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa subyek penelitian memiliki skor Adversity Quotient yang tinggi karena mean empiris lebih tinggi dibanding mean teoritik. Pada pengkategorisasian skor Adversity Quotient secara umum diperoleh sebanyak 55 subyek (88,71%) mempunyai tingkat Adversity Quotient tinggi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebanyak 7 subyek (11,29%) mempunyai tingkat Adversity Quotient sedang, dan tidak ada subyek (0%) yang mempunyai tingkat Adversity Quotient rendah. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar subyek penelitian memiliki Adversity Quotient yang tinggi, artinya sebagian besar subyek penelitian memiliki kemampuan yang tinggi dalam bertahan dan mengatasi kesulitan serta tantangan hidup yang dihadapi. Tingginya kemampuan Adversity Quotient yang dimiliki oleh sebagian besar subyek penelitian tersebut dapat dilihat dalam 4 aspek yang membentuk Adversity Quotient seseorang. Pertama, aspek Control. Subyek penelitian yang mempunyai skor Control tinggi berarti subyek tersebut merasakan kendali yang besar terhadap peristiwaperistiwa yang menimbulkan kesulitan. Semakin besar kendali yang dirasakan maka semakin besar kemungkinannya bertahan menghadapi kesulitan-kesulitan, dan tetap teguh dalam pendekatan mencari penyelesaian masalah. Kedua aspek Origin dan Ownership. Subyek penelitian yang mempunyai skor Origin dan Ownership tinggi berarti subyek penelitian tersebut mempunyai kemampuan untuk menghindari perilaku menyalahkan diri sendiri yang tidak perlu sambil menempatkan tanggung jawab diri sendiri pada tempatnya yang tepat. Semakin tinggi skor Origin dan Ownership subyek, semakin besar dirinya mengakui akibat-akibat dari suatu perbuatan apapun penyebabnya, sehingga dapat memberikan kontribusi yang besar dalam menghadapi masalah. Ketiga aspek Reach. Subyek penelitian mempunyai skor Reach yang tinggi menunjukkan bahwa subyek tersebut merespons kesulitan sebagai sesuatu yang spesifik dan terbatas. Membatasi jangkauan kesulitan memungkinkan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berpikir jernih dalam mengambil keputusan-keputusan dan tindakan dalam menyelesaikan masalah. Keempat, aspek Endurance. Subyek penelitian yang mempunyai skor Endurance tinggi berarti subyek tersebut memandang kesulitan dan penyebabpenyebabnya sebagai sesuatu yang bersifat sementara, cepat berlalu dan kecil kemungkinannya terjadi lagi. Hal ini akan meningkatkan energi, optimisme, dan kemungkinan subyek untuk bertindak mencari penyelesaian masalah.
Stoltz (2000) mengungkapkan bahwa mereka yang mempunyai Adversity Quotient yang tinggi akan merespon kesulitan sebagai sesuatu yang sifatnya eksternal, sementara, dan terbatas, serta optimis dalam menjalani hidup. Mereka adalah yang oleh Stoltz disebut sebagai Climbers. Climbers selalu menyambut tantangan-tantangan yang disodorkan kepadanya. Climbers yakin bahwa segala hal bisa dan akan terlaksana. Mereka bisa memotivasi diri sendiri, memiliki semangat tinggi, dan berjuang untuk mendapatkan yang terbaik dari hidup. Climbers memahami bahwa kesulitan adalah bagian dari hidup. Sebenarnya para remaja memiliki Adversity Quotient atau kemampuan mengatasi kesulitan. Hal ini dikemukakan oleh Gunarsa, S dan Gunarsa (1991), para remaja memiliki daya juang, daya menegakkan diri dan membentuk masa depannya sendiri. Remaja juga mencoba menggunakan kemampuan berpikirnya untuk memecahkan problema-problema dan menganalisa kesukaran-kesukaran. Menurut Shaw dan Costanzo (dalam Ali dan Asrori, 2005) salah satu sebab subyek penelitian mempunyai Adversity Quotient yang tinggi adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perkembangan kognitif subyek sebagai remaja yang berada dalam taraf berpikir operasional formal, yang memungkinkan remaja mampu berpikir secara lebih abstrak, menguji hipothesis dan mempertimbangkan apa saja peluang yang ada padanya daripada sekedar melihat apa adanya, sehingga remaja mampu memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapinya. Tingginya Adversity Quotient subyek menurut Hurlock (1997) juga disebabkan karena remaja dihadapkan pada berbagai tugas perkembangan dan harapan sosial dari masyarakat yang banyak sekali berkaitan dengan masalah kemandirian. Remaja dituntut mandiri dalam segala aspek kehidupan termasuk dalam menghadapi dan mengatasi setiap hambatan dan kesulitan yang ada. Selain itu, salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya Adversity Quotient subyek adalah keadaan sekolah subyek, dalam arti reputasi yang baik pada sekolah subyek penelitian. SMA Pangudi Luhur Sedayu, meskipun terletak di daerah pinggiran kota namun termasuk salah satu sekolah favorit di daerah kabupaten Bantul Yogyakarta, sehingga yang terdaftar sebagai siswa adalah mereka yang telah lolos seleksi. Kemungkinan besar yang berhasil lolos seleksi adalah mereka yang memiliki daya juang tinggi dan cukup berpretasi sebelumnya. Dari hasil penelitian juga dapat kita lihat bahwa sebagian kecil subyek penelitian mempunyai Adversity Quotient sedang, artinya sebagian kecil subyek penelitian tersebut memiliki kemampuan yang sedang dalam bertahan dan mengatasi kesulitan serta tantangan hidup. Kemampuan Adversity Quotient sedang yang dimiliki oleh sebagian kecil subyek penelitian ini dapat dilihat dalam 4 aspek Adversity Quotient yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pertama aspek Control. Subyek penelitian yang mempunyai skor Control sedang berarti subyek tersebut dapat merasakan kendali atas peristiwa-peristiwa yang menimbulkan kesulitan tergantung pada besarnya peristiwa itu. Subyek akan sulit mempertahankan perasaan mampu memegang kendali bila dihadapkan pada masalah atau tantangan yang lebih berat. Hal ini akan mengakibatkan perasaan tak berdaya dan mudah menyerah saat menghadapi kesulitan. Kedua aspek Origin dan Ownership. Subyek penelitian mempunyai skor Origin dan Ownership sedang, ini menunjukkan bahwa subyek tersebut kadang akan mempersalahkan diri sendiri secara tidak perlu, selain itu mungkin subyek akan bertanggung jawab atas akibat-akibat yang timbul dari suatu kesulitan, tetapi membatasi tanggung jawab hanya pada hal-hal dimana dirinya merupakan penyebab langsung dan tidak bersedia memberikan lebih banyak kontribusi. Hal ini akan membuat subyek tidak maksimal memanfaatkan potensi dirinya dalam menyelesaikan dan menghadapi masalah. Ketiga aspek Reach. Subyek penelitian yang mempunyai skor Reach sedang berarti subyek tersebut mungkin akan merespons peristiwa yang mengandung kesulitan sebagai sesuatu yang spesifik, namun terkadang akan membiarkan peristiwa itu secara tidak perlu masuk ke wilayah–wilayah lain dalam kehidupannya tergantung pada besarnya masalah yang dihadapi. Semakin jauh subyek membiarkan kesulitan mencapai wilayah-wilayah lain dalam kehidupan, akan membuat subyek semakin merasa tidak berdaya dan kewalahan dalam mengahadapi masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keempat, aspek Endurance. Subyek penelitian yang mempunyai skor Endurance sedang menunjukkan bahwa subyek penelitian tersebut ketika menghadapi masalah hidup berukuran kecil sampai menengah, subyek mungkin sudah bagus dalam mempertahankan keyakinan dan melangkah maju. Namun dalam menghadapi masalah yang berat subyek cenderung meresponsnya sebagi sesuatu yang berlangsung lama dimana hal ini akan memunculkan perasaan tak berdaya atau hilangnya harapan sehingga akan cenderung kurang bertindak dalam menghadapi masalah atau kesulitan yang ada. Subyek penelitian yang memiliki Adversity Quotient yang sedang atau mempunyai kemampuan yang sedang dalam menghadapi dan mengatasi masalah yang ada, oleh Stoltz (2000) termasuk dalam golongan Campers. Campers melepaskan kesempatan untuk maju, yang sebenarnya dapat dicapai jika energi dan sumber dayanya diarahkan dengan semestinya. Mereka tidak memanfaatkan potensi mereka sepenuhnya. Campers mempunyai ambang kemampuan yang terbatas dalam menghadapi kesulitan. Kemampuan Adversity Quotient yang sedang mungkin disebabkan karena subyek sebagai remaja pada masa kanak-kanak, masalah sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru, sehingga remaja menjadi tidak berpengalaman dalam mengatasi
masalah
(Hurlock,1997).
Di
samping
itu
Mappiare
(1982)
menambahkan dalam menghadapi masalah, kemampuan berpikir remaja lebih dikuasai emosionalitasnya. Karena itulah bagi subyek penelitian yang memiliki Adversity Quotient sedang, ketika menghadapi kesulitan akan lebih dikuasai oleh emosionalitasnya sehingga tidak memanfaatkan seluruh potensi yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Melihat kemampuan Adversity Quotient yang dimiliki oleh seluruh subyek penelitian yang ada, sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Mappiare.(1982), bahwa masa remaja adalah masa yang kritis. Dikatakan kritis sebab dalam masa ini remaja akan dihadapkan dengan persoalan apakah ia dapat menghadapi dan memecahkan masalahnya atau tidak. Bila remaja dapat menghadapi persoalan-persoalannya, dia akan mengembangkan rasa percaya diri dan mampu menghadapi segala sesuatu. Bila tidak, dia akan mengembangkan perasaan gagal dan tidak mampu, dimana perasaan
itu
dapat
(Soesilowindradini,
tetap 2006)
tinggal
dalam
Kesuksesan
dirinya
dalam
untuk
selanjutnya.
pelaksanaan
tugas-tugas
perkembangan pada masa remaja akan membawa kesuksesan dalam pelaksanaan tugas-tugas perkembangan selanjutnya. Semakin banyak tugas perkembangan yang tidak dilaksanakannya dengan baik, makin tinggi pula intensitas persoalan yang menghadangnya (Mappiare, 1982) Dari penjelasan diatas dan dari hasil penelitian dapat kita lihat, sebagian besar subyek penelitian memiliki kemampuan Adversity Quotient tinggi yang dapat dilihat dalam 4 aspek yang membentuk Adversity Quotient. Pertama, aspek Control, dimana subyek merasakan kendali yang besar terhadap peristiwaperistiwa yang menimbulkan kesulitan. Kedua aspek Origin dan Ownership, dimana subyek mempunyai kemampuan menghindari perilaku menyalahkan diri sendiri yang tidak perlu sambil menempatkan tanggung jawab diri sendiri pada tempatnya yang tepat. Ketiga aspek Reach, dimana subyek merespons kesulitan sebagai sesuatu yang spesifik dan terbatas. Keempat, aspek Endurance, dimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
subyek memandang kesulitan dan penyebab-penyebabnya sebagai sesuatu yang bersifat sementara, cepat berlalu dan kecil kemungkinannya terjadi lagi. Tingginya skor keempat aspek Adversity Quotient yang dimiliki oleh subyek menyebabkan semakin besar kemungkinan subyek bertahan menghadapi masalah atau kesulitan, dan tetap teguh dalam pendekatan mencari penyelesaian masalah. Dimana hal ini akan menimbulkan rasa puas dan percaya diri dalam menghadapi masalah sehingga subyek dapat mencapai kesuksesan dalam masa perkembangan selanjutnya. Begitu pula sebaliknya, subyek yang mempunyai kemampuan Adversity Quotient yang sedang atau lebih rendah dapat dilihat dari keempat aspek Adversity Quotient yang ada. Pertama aspek Control, dimana subyek sulit mempertahankan perasaan mampu memegang kendali bila dihadapkan pada masalah atau tantangan yang berat. Kedua aspek Origin dan Ownership, dimana subyek kadang mempersalahkan diri sendiri secara tidak perlu dan bertanggung jawab hanya pada hal-hal dimana dirinya merupakan penyebab langsung dan tidak bersedia memberikan lebih banyak kontribusi. Ketiga aspek Reach, dimana subyek akan membiarkan peristiwa yang menimbulkan kesulitan secara tidak perlu masuk ke wilayah–wilayah lain dalam kehidupannya. Keempat, aspek Endurance, dimana subyek ketika menghadapi masalah hidup yang berat cenderung meresponsnya sebagai sesuatu yang berlangsung lama. Tingkat sedang pada keempat aspek Adversity Quotient yang dimiliki oleh subyek menimbulkan perasaan tak berdaya dan mudah menyerah, yang dapat membuat subyek cenderung tidak maksimal memanfaatkan potensi dirinya dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyelesaikan dan menghadapi masalah. Kurang atau tidak mampunya subyek menghadapi dan mengatasi kesulitan atau hambatan yang ada, menimbulkan perasaan gagal serta tidak mampu menghadapi masalah dalam diri subyek. Dimana hal ini dapat menimbulkan kegagalan dalam masa perkembangan selanjutnya. Dengan kata lain kemampuan Adversity Quotient menjadi modal dasar bagi subyek sebagai remaja dalam menghadapi masalah selanjutnya sampai dewasa.
2. Aspek-Aspek Adversity Quotient 2.1 Aspek Control Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa mean empiris untuk skor aspek Control sebesar 36,29 sedang mean teoritis sebesar 30. Hal ini menunjukkan bahwa subyek penelitian memiliki skor aspek Control yang tinggi karena mean empiris lebih tinggi dibanding mean teoritik. Pada pengkategorisasian skor aspek Control diperoleh bahwa sebanyak 55 subyek (88,71%) mempunyai tingkat Control tinggi, sebanyak 7 subyek (11,29%) mempunyai tingkat Control sedang, dan tidak ada subyek yang mempunyai tingkat Control rendah. Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa sebagian besar subyek penelitian mempunyai skor Control tinggi, artinya sebagian besar subyek merasakan
kendali
yang
menimbulkan kesulitan.
besar
terhadap
peristiwa-peristiwa
yang
Semakin besarnya kendali yang dirasakan akan
membawa ke pendekatan yang lebih berdaya dan proaktif. Kendali yang tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memiliki implikasi-implikasi yang jangkauannya jauh dan positif, serta sangat bermanfaat untuk kinerja, produktivitas dan kesehatan dalam jangka panjang. Semakin tinggi skor Control subyek, semakin besar kemungkinannya bertahan menghadapi kesulitan-kesulitan, dan tetap teguh dalam niat serta lincah dalam pendekatan mencari suatu penyelesaian. (Stoltz,2000) Kemampuan merasakan kendali yang tinggi yang terdapat pada para subyek penelitian mungkin disebabkan karena subyek sebagai remaja memiliki berbagai tugas perkembangan dan harapan sosial dari masyarakat yang menuntut remaja untuk mencapai kemandirian. Remaja dituntut untuk mandiri dalam segala aspek kehidupan misalnya mencapai kemandirian emosional dan ekonomi. (Hurlock,1997) Selain itu remaja juga mempunyai kebutuhan untuk berdiri sendiri. (Ali dan Asrori,2005) Dengan adanya tuntutan untuk mandiri dan kebutuhan untuk berdiri sendiri, maka remaja dalam menghadapi masalah-masalahnya harus bisa merasakan kendali diri sendiri terhadap berbagai hal, agar dalam memecahkan masalah dapat membuat pilihan atau keputusan sendiri. Dengan adanya kendali itu akan dicapai pemahaman bahwa apapun dapat dilaksanakan. Dari hasil penelitian juga dapat kita lihat bahwa sebagian kecil subyek mempunyai skor Control yang sedang, berarti subyek merespons peristiwaperistiwa buruk sebagai sesuatu yang sekurang-kurangnya berada dalam kendali, tergantung pada besarnya peristiwa itu. Subyek tidak mudah berkecil hati, tetapi subyek akan sulit mempertahankan perasaan mampu memegang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kendali bila dihadapkan pada kemunduran-kemunduran atau tantangantantangan yang lebih berat. (Stoltz,2000) Tuntutan remaja untuk mandiri dalam segala aspek kehidupan bukanlah sesuatu yang mudah, mengingat sebelumnya mereka banyak bergantung pada orang tua atau orang dewasa lain di sekitarnya. Keadaan ini seringkali menimbulkan konflik yang dapat menghambat perkembangan pribadi remaja. .(Hurlock,1997) Hal ini dapat menjelaskan mengapa subyek mempunyai kemampuan control sedang, karena adanya tuntutan untuk mandiri, remaja berusaha untuk memecahkan masalah dengan keputusan sendiri, namun dikarenakan masalah yang dihadapi remaja mungkin terlalu banyak dan sukar untuk diatasi seperti yang dikemukakan oleh Hurlock (1997), sehingga remaja terkadang sulit mempertahankan perasaan mampu memegang kendali bila dihadapkan pada masalah yang berat.
2.2 Aspek Origin dan Ownership Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa mean empiris untuk skor aspek Origin dan Ownership sebesar 31,26 sedang mean teoritis sebesar 25. Hal ini menunjukkan bahwa subyek penelitian memiliki skor aspek Origin dan Ownership yang tinggi karena mean empiris lebih tinggi dibanding mean teoritik. Pada pengkategorisasian skor aspek Origin dan Ownership diperoleh bahwa sebanyak 56 subyek (90,32%) mempunyai tingkat Origin dan Ownership tinggi, sebanyak 6 subyek (9,68%) mempunyai tingkat Origin dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ownership sedang, dan tidak ada subyek yang mempunyai tingkat Origin dan Ownership rendah. Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa sebagian besar subyek penelitian mempunyai skor Origin dan Ownership tinggi, hal ini berarti subyek penelitian mempunyai kemampuan untuk menghindari perilaku menyalahkan diri sendiri yang tidak perlu sambil menempatkan tanggung jawab diri sendiri pada tempatnya yang tepat. Ini mencerminkan kemampuan untuk merasakan penyesalan yang sewajarnya dan untuk belajar dari kesalahan-kesalahan diri. Semakin tinggi skor Origin dan Ownership subyek, semakin besar dirinya mengakui akibat-akibat dari suatu perbuatan, apapun penyebabnya. (Stoltz,2000) Skor tinggi dalam aspek Origin dan Ownership yang diperoleh subyek dapat dijelaskan sebagai berikut, remaja menurut Hurlock (1997) dalam perkembangannya mempunyai berbagai tugas perkembangan, salah satunya adalah memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua. Remaja mulai memikirkan tentang hal-hal yang benar dan yang tidak benar, tentang nilai-nilai dan norma-norma untuk membimbing tingkah lakunya. Ketika subyek dapat melaksanakan tugas perkembangan ini dengan baik, maka subyek akan mempunyai kemampuan untuk menilai apakah yang telah dilakukannya
benar atau salah, sehingga ketika subyek melakukan
kesalahan dapat menghindari perilaku menyalahkan diri sendiri yang tidak perlu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skor tinggi dalam aspek Origin dan Ownership juga dapat disebabkan karena adanya tugas perkembangan yang menuntut remaja untuk memahami dan mengembangkan perilaku tanggung jawab dalam setiap segi kehidupan. (Hurlock,1997) Dengan dilaksanakannya tugas perkembangan tersebut secara baik oleh subyek akan memunculkan rasa tanggung jawab dalam diri subyek sehingga ketika muncul suatu masalah atau kesulitan, subyek akan bertanggung jawab atas
akibat-akibat dari suatu perbuatan, apapun
penyebabnya. Ketika menghadapi suatu masalah, subyek dapat menempatkan tanggung jawab diri sendiri pada tempatnya yang tepat, tidak menghindari tanggung jawab atau melemparkan tanggung jawab kepada orang lain. Hasil penelitian diatas juga mengemukakan bahwa sebagian kecil subyek penelitian mempunyai skor Origin dan Ownership sedang, ini menunjukkan bahwa subyek merespons peristiwa-peristiwa yang penuh dengan kesulitan sebagai sesuatu yang kadang berasal dari luar dan kadang berasal dari diri sendiri. Subyek kadang akan mempersalahkan diri sendiri secara tidak perlu atas akibat-akibat yang buruk. Barangkali subyek menganggap dirinya ikut bertanggung jawab atas akibat-akibat yang timbul dari suatu kesulitan, tetapi membatasi tanggung jawab hanya pada hal-hal dimana dirinya merupakan penyebab langsungnya, dan tidak bersedia memberikan lebih banyak kontribusi. (Stoltz,2000) Remaja dalam melaksanakan tugas perkembangan memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai dan norma-norma, tidak selamanya dapat berjalan mulus. Sering muncul konflik-konflik dalam diri remaja ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menilai benar dan salahnya suatu perbuatan. Remaja mulai menyangsikan konsep benar dan salah yang dikemukakan oleh orang dewasa. (Mappiare, 1982) Keragu-raguan tentang konsep nilai benar dan salah akan membuat subyek kadang mempersalahkan diri sendiri secara tidak perlu atas akibatakibat yang buruk. Tanggung jawab hidup yang harus semakin ditingkatkan oleh remaja, yaitu mampu memikul sendiri juga menjadi masalah tersendiri bagi mereka. Karena tuntutan peningkatan tanggung jawab tidak hanya datang dari orang tua atau anggota keluarganya tetapi juga dari masyarakat sekitarnya. Tidak jarang masyarakat juga menjadi masalah bagi remaja. Melihat fenomena yang sering terjadi dalam masyarakat yang seringkali juga menunjukkan adanya kontradiksi dengan nilai-nilai moral yang mereka ketahui, tidak jarang remaja mulai meragukan tentang apa yang disebut baik dan buruk. (Ali dan Asrori, 2005) Akibatnya subyek sebagai remaja kadang akan menganggap dirinya ikut bertanggung jawab atas akibat-akibat yang timbul dari suatu kesulitan, meskipun sebenarnya mungkin hal itu bukanlah tanggung jawabnya. Atau sebaliknya subyek akan membatasi tanggung jawab hanya pada hal-hal dimana dirinya merupakan penyebab langsungnya, dan tidak bersedia memberikan lebih banyak kontribusi.
2.3 Aspek Reach Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa mean empiris untuk skor aspek Reach sebesar 38,11 sedang mean teoritis sebesar 32,5. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menunjukkan bahwa subyek penelitian memiliki skor aspek Reach yang tinggi karena
mean
empiris
lebih
tinggi
dibanding
mean
teoritik.
Pada
pengkategorisasian skor aspek Reach diperoleh bahwa sebanyak 52 subyek (83,87%) mempunyai tingkat Reach tinggi, sebanyak
9 subyek (14,52%)
mempunyai tingkat Reach sedang, dan sebanyak 1 subyek
(1,61 %)
mempunyai tingkat Reach rendah. Sebagian besar subyek penelitian mempunyai skor Reach yang tinggi, ini menunjukkan bahwa sebagian besar subyek tersebut merespons kesulitan sebagai sesuatu yang spesifik dan terbatas. Subyek membatasi jangkauan masalahnya pada peristiwa yang sedang dihadapi. Semakin jauh seseorang membiarkan kesulitan itu mencapai wilayah-wilayah lain dalam kehidupan, akan semakin merasa tidak berdaya dan kewalahan. Membatasi jangkauan kesulitan memungkinkan untuk berpikir jernih dan mengambil tindakan. Menjaga kesulitan supaya tetap berada di tempatnya akan membuat perasaan frustasi, kesukaran-kesukaran hidup dan tantangan-tantangan hidup menjadi lebih mudah ditangani. (Stoltz,2000) Tingginya skor Reach yang diperoleh subyek dimungkinkan karena menurut Piaget (dalam Hurlock,1997) pada masa remaja berkembang tahap pelaksanaan formal pada kemampuan kognitif remaja. Remaja dalam menghadapi masalah atau kesulitan mampu mempertimbangkan semua kemungkinan untuk menyelesaikan dan mempertanggungjawabkannya. Jadi ia dapat
memandang
menyelesaikannya
masalahnya dengan
dari
mengambil
beberapa banyak
sudut faktor
pandang sebagai
dan dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pertimbangan. Selain itu, remaja juga mempunyai kemampuan untuk berpikir secara rasional, artinya ketika menghadapi masalah remaja dapat membuat dan menentukan pilihan atau keputusan-keputusan dengan pertimbangan akal yang intelegent. Hal emosi dan aspirasi-aspirasi memang tidak dapat diabaikan oleh remaja, tetapi remaja juga mempunyai kemampuan mengadakan
konsesus
terhadap
berbagai
pertimbangan
yang
saling
bertentangan dan tidak selaras. (Mappiare, 1982) Perkembangan kognitif inilah yang memungkinkan subyek untuk mempunyai aspek Reach yang tinggi. Dengan dimilikinya kemampuan untuk memandang masalah dari berbagai sudut pandang dan menghadapinya secara rasional, membuat subyek dapat merespon kesulitan atau masalah yang dihadapinya sebagai sesuatu yang sifatnya terbatas dan dapat membatasi jangkauan masalahnya pada peristiwa yang sedang dihadapi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian kecil subyek penelitian mempunyai skor Reach yang sedang, dan seorang subyek mempunyai skor Reach rendah. Hal ini menunjukkan bahwa subyek yang mempunyai skor reach sedang mungkin akan merespons peristiwa-peristiwa yang mengandung kesulitan sebagai sesuatu yang spesifik. Namun terkadang akan membiarkan peristiwa-peristiwa itu secara tidak perlu masuk ke wilayah–wilayah lain dalam kehidupannya. Sedangkan bagi subyek yang mempunyai skor Reach rendah, menunjukkan bahwa subyek tersebut memandang
peristiwa-peristiwa
buruk
sebagai
bencana,
dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membiarkannya meluas atau memandang kesulitan sebagai sesuatu yang merasuki wilayah-wilayah lain kehidupannya. (Stoltz, 2000) Sedang dan rendahnya skor Reach yang diperoleh subyek dapat dijelaskan sebagai berikut, meskipun perkembangan kognitif remaja membuatnya dapat merespon masalah atau kesulitan secara spesifik atau terbatas namun dengan begitu banyaknya masalah yang harus dihadapi oleh remaja, sering timbul banyak konflik dalam diri dan membuat remaja terkadang
sukar
untuk
membuat
keputusan
sendiri
dan
mempertanggungjawabkannya. Bagi remaja rasanya dia menghadapi masalah yang banyak sekali dan sukar untuk diselesaikan. Ditambah lagi dengan ketidakstabilan
emosi
yang
umum
terjadi
pada
masa
remaja.
(Soesilowindradini,2006) Pada saat emosi subyek sebagai remaja stabil, subyek dapat merespon kesulitan atau masalah secara spesifik atau terbatas namun bisa jadi pada saat subyek merasa kecewa, mungkin dirinya akan menganggap kesulitan atau masalah sebagai bencana, dan menjadikan jangkauan peristiwa-peristiwa buruk itu lebih luas dan lebih hebat daripada yang semestinya. Membiarkan kesulitan menjangkau wilayah-wilayah lain dalam kehidupan akan sangat meningkatkan bobot beban yang dirasakan dan energi yang dibutuhkan untuk membereskan segala sesuatunya. Akibat pandangan yang menyimpang terhadap kesulitan ini, dapat membuat subyek tidak berdaya untuk mengambil tindakan. (Stoltz, 2000)
2.4 Aspek Endurance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa mean empiris untuk skor aspek Endurance sebesar 30,79 sedang mean teoritis sebesar 25. Hal ini menunjukkan bahwa subyek penelitian memiliki skor aspek Endurance yang tinggi karena mean empiris lebih tinggi dibanding mean teoritik. Pada pengkategorisasian skor aspek Endurance diperoleh bahwa sebanyak 60 subyek (96,774%) mempunyai tingkat Endurance tinggi, sebanyak 1 subyek (1,613%) mempunyai tingkat Endurance sedang, dan sebanyak 1 subyek (1,613 %) mempunyai tingkat Endurance rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar subyek penelitian mempunyai skor Endurance yang tinggi, artinya subyek memandang kesulitan dan penyebab-penyebabnya sebagai sesuatu yang bersifat sementara, cepat berlalu dan kecil kemungkinannya terjadi lagi. Hal ini akan meningkatkan energi, optimisme, dan kemungkinan subyek untuk bertindak. Anggapan bahwa kesulitan dan sumber-sumbernya pada akhirnya akan berlalu meningkatkan kemampuan untuk selamat dari peristiwa-peristiwa kehidupan yang lebih gelap serta tantangan-tantangan yang sangat besar. (Stoltz, 2000) Remaja seiring waktu, dengan bertambahnya pengalaman pribadi dan pengalaman sosial, dan dengan meningkatnya kemampuan untuk berpikir rasional, akan membuat remaja memandang diri sendiri, keluarga, teman dan kehidupan pada umumnya secara lebih realistik. (Hurlock,1997) Kemampuan untuk memandang kehidupan secara lebih realistik inilah yang menyebabkan subyek mampu untuk memandang suatu masalah atau kesulitan serta penyebab-penyebabnya sebagai sesuatu yang sifatnya sementara, dengan kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lain subyek dapat memandang kesulitan serta penyebabnya tersebut sesuai dengan porsinya yang tepat, tidak dilebih-lebihkan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebanyak satu subyek penelitian mempunyai skor Endurance sedang dan satu subyek penelitian mempunyai skor Endurance rendah, hal ini menunjukkan bahwa subyeksubyek penelitian tersebut cenderung merespons peristiwa buruk dan penyebabnya sebagai sesuatu yang berlangsung lama. Dengan tantangantantangan hidup berukuran kecil sampai menengah, subyek mungkin sudah bagus dalam mempertahankan keyakinan dan melangkah maju. Namun ada saat dimana subyek dibuat lemah dan harapan lenyap, terutama sewaktu mengalami kemunduran yang cukup berat. Pada subyek yang mempunyai skor Endurance rendah, dalam menghadapi kesulitan yang ada cenderung menunjukkan jenis respons-respons yang memunculkan perasaan tak berdaya atau hilangnya harapan.. (Stoltz,2000) Subyek yang mempunyai skor Endurance yang sedang dan rendah ini kemungkinan adalah remaja yang mempunyai kecenderungan memandang kehidupan melalui kaca berwarna merah jambu. Ia melihat dirinya sendiri dan kehidupan sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya sehingga menjadi kurang realistik dalam menghadapi kehidupan beserta permasalahan yang melingkupinya (Hurlock, 1997). Cara pandang yang kurang realistik ini akan menimbulkan ketidakstabilan emosi, selain itu ketika ada persoalan yang timbul akan dirasakan remaja mencekam dirinya, karena disangkanya orang lain sepikiran dan ikut tidak puas mengenai dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(Gunarsa, S dan Gunarsa, 1981). Hal inilah yang dapat menyebabkan subyek memandang suatu masalah serta penyebab-penyebabnya sebagai sesuatu yang sifatnya permanen atau berlangsung lama. Bila hal ini dibiarkan maka lamakelamaan subyek akan merasa sinis terhadap aspek-aspek tertentu dalam hidup. Subyek akan cenderung kurang bertindak melawan kesulitan yang dianggap sebagai sesuatu yang permanen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Secara umum subyek penelitian mempunyai tingkat Adversity Quotient yang tinggi, karena mean empirik (136,45) lebih tinggi dari mean teoritik (112,5). Pada pengkategorisasian skor Adversity Quotient secara umum diperoleh bahwa sebanyak 55 subyek ( 88,71%) mempunyai tingkat Adversity Quotient tinggi, sebanyak 7 subyek (11,29 %) mempunyai tingkat Adversity Quotient sedang, dan tidak ada subyek (0 %) yang mempunyai tingkat Adversity Quotient rendah. 2. Adversity Quotient subyek dilihat per aspek : a. Aspek Control Subyek penelitian memiliki skor aspek Control yang tinggi, karena mean empiris (36,29) lebih tinggi dibanding mean teoritik (30). Pada pengkategorisasian skor aspek Control diperoleh sebanyak 55 subyek (88,71%) mempunyai tingkat Control tinggi, sebanyak 7 subyek (11,29 %) mempunyai tingkat Control sedang, dan tidak ada subyek yang mempunyai tingkat Control rendah. b. Aspek Origin dan Ownership Subyek penelitian memiliki skor aspek Origin dan Ownership yang tinggi, karena mean empiris (31,26) lebih tinggi dibanding mean teoritik (25).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada pengkategorisasian skor aspek Origin dan Ownership diperoleh bahwa sebanyak 56 subyek (90,32%) mempunyai tingkat Origin dan Ownership tinggi, sebanyak 6 subyek (9,68%) mempunyai tingkat Origin dan Ownership sedang, dan tidak ada subyek yang mempunyai tingkat Origin dan Ownership rendah. c. Aspek Reach Subyek penelitian memiliki skor aspek Reach yang tinggi, karena mean empiris (38,11) lebih tinggi dibanding mean teoritik (32,5). Pada pengkategorisasian skor aspek Reach diperoleh bahwa sebanyak 52 subyek (83,87%) mempunyai tingkat Reach tinggi, sebanyak 9 subyek (14,52%) mempunyai tingkat Reach sedang, dan sebanyak 1 subyek (1,61%) mempunyai tingkat Reach rendah. d. Aspek Endurance Subyek penelitian memiliki skor aspek Endurance yang tinggi, karena mean empiris (30,79) lebih tinggi dibanding mean teoritik (25). Pada pengkategorisasian skor aspek Endurance diperoleh bahwa sebanyak 60 subyek (96,774%) mempunyai tingkat Endurance tinggi, sebanyak 1 subyek (1,613%) mempunyai tingkat Endurance sedang, dan sebanyak 1 subyek (1,613 %) mempunyai tingkat Endurance rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka ada beberapa saran yang diajukan, yaitu : 1. Bagi Sekolah Sekolah adalah lingkungan kedua bagi siswa untuk memperoleh bekal yang diperlukan untuk menghadapi berbagai tantangan hidup. Melihat tingginya kemampuan Adversity Quotient yang dimiliki oleh sebagian besar anak didiknya maka disarankan agar pihak sekolah memberdayakan potensi daya juang siswa dalam mengembangkan keterampilan intelektualnya seoptimal mungkin. Hal itu dapat dilakukan pihak sekolah antara lain dengan menyelenggarakan lomba-lomba, karya ilmiah, atau ekstra kurikuler lainnya.
2. Bagi Peneliti lain Bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian yang berkaitan dengan Adversity Quotient hendaknya agar lebih memperhatikan kelemahan yang terdapat pada skala yang digunakan dalam penelitian ini sehingga dapat mengantisipasi sedini mungkin untuk mengurangi pengaruh dari kelemahan alat yang digunakan dalam penelitian ini. Kelemahan skala dalam penelitian ini adalah peneliti hanya melihat Adversity Quotient siswa kelas XI dalam 3 area permalahan yaitu pendidikan, nilai-nilai dan pergaulan. Peneliti menyadari bahwa masih banyak area permasalahan lain yang dapat dibahas untuk melihat Adversity Quotient siswa kelas XI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini penggunaan skala Adversity Quotient yang dibuat oleh peneliti masih dirasa kurang memadai. Hal ini dikarenakan masih banyak hal yang belum dimasukkan dalam aitem-aitem skala, sehingga perlu diperhatikan kembali untuk hasil yang lebih baik dalam penelitian-penelitian selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, H. dan Supriyono, W. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Ali, M. dan Asrori, M. 2005. Psikologi Remaja.Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara. Azwar, S. 2002. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Azwar, S. 2005. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Abdilah, S. 2006. Cerdas dan Cermat Kelola Hidup. http://www.pikiranrakyat.com/cetak/2006/112006/10/00jumat.htm Andi. 1997. Metode Statistika. Jakarta : Gramedia. Brouwer, M. 1981. Pergaulan. Jakarta: PT Gramedia. Djuwarijah. 2002. Hubungan antara Kecerdasan Emosi Dengan Agresivitas Remaja. Psikologika. No 13, Tahun VII, 69-77 Gunarsa, S dan Gunarsa. 1981. Psikologi Remaja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. Gunarsa, S dan Gunarsa. 1991. Psikologi Untuk Muda Mudi. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. Hadi, S.1979. Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Offset Hurlock, E. 1997. Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Kristiyani, T. 2005. Adversity Quotient pada Siswa Siswi Kelas 3 SMUK Xaverius I Jambi. Manasa,Vol 1, No 1, 7-11. Mappiare, A. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional. Nggermanto, A. 2002. Quantum Quotient. Kecerdasan Quantum. Bandung: Nuansa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Prabowo S. dan Setyorini, D. 2005. Pengaruh Adversity Quotient, Emotional Intelligence dan Intelligence Quotient Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pelaksana. Manasa. Vol 1, No 1, 12-16 Stoltz, P. 2000. Adversity Quotient: Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Jakarta: Grasindo. Suryanto dan Hisyam, D. 2000. Refleksi Dan Reformasi.Pendidikan Di Indonesia Memasuki Milenium III. Yogyakarta: Adicita. Soesilowindradini. 2006. Psikologi Perkembangan Masa Remaja. Surabaya : Usaha Nasional. Staf Yayasan Cipta Loka Caraka. 1982. Pahamilah Remajamu. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka. Soejanto, A. 1990. Bimbingan Kearah Belajar Yang Sukses. Jakarta: Aksara Baru Syafitri, A. 2004. Gambaran aspek-aspek yang mempengaruhi Prestasi Belajar pada siswa SMUN 106 Jakarta yang berprestasi rendah. Jurnal Psikodinamik I, Vol 6, No 2, 39-57 Soedarsono, S. 2006. Mengubah Diri untuk Sukses. http://www.infobanknews.com/artikel/rubrik/2006/artikel.php?aid=3731
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN I : Skala Penelitian C.Skala Uji Coba D.Skala Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Skala Uji Coba IDENTITAS RESPONDEN Kelas
: ………………………
Umur
: ………………………
Jenis Kelamin : ………………………. PETUNJUK PENGISIAN Bacalah setiap pernyataan dan pilihlah salah satu dari empat pilihan jawaban yang paling sesuai dengan keadaan, perasaan dan pikiran anda dengan memberi tanda silang (X), pada: SS : Bila pernyataan sangat sesuai dengan keadaan anda S
: Bila pernyataan sesuai dengan keadaan anda
TS : Bila pernyataan tidak sesuai dengan keadaan anda STS : Bila pernyataan sangat tidak sesuai dengan keadaan anda Setiap orang mempunyai jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban yang dianggap salah, semua pilihan jawaban adalah benar. Oleh karena itu, pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri anda Selamat Mengerjakan. No 1
Pernyataan Saya yakin dapat mengatasi masalah yang menimpa saya
SS SS
S S
TS TS
STS STS
2
seberapapun besarnya masalah tersebut Saya selalu berusaha memusatkan perhatian secara penuh
SS
S
TS
STS
3
untuk menyelesaikan tugas sekolah Hubungan dengan teman-teman
memburuk,
SS
S
TS
STS
4
merupakan tanggung jawab saya untuk memperbaikinya Saya merasa akan gagal dalam suatu mata pelajaran bila
SS
S
TS
STS
5
tidak memiliki buku panduan yang dibutuhkan Kegagalan ujian semester akan menghancurkan impian
SS
S
TS
STS
6
saya untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Ketika hubungan dengan sahabat memburuk, saya merasa
SS
S
TS
STS
7
kesalahpahaman adalah penyebabnya Pertengkaran dengan sahabat, saya yakin hanya akan
SS
S
TS
STS
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
berlangsung sebentar Saya merasa saya sangat bodoh dihadapan teman-teman
SS
S
TS
STS
9 10 11
jika hasil tugas saya dikritik di depan kelas Saya merasa masalah saya tidak akan pernah berakhir Saya merasa nasib sial selalu berpihak pada saya Saya yakin akan ada jalan keluar untuk setiap masalah
SS SS SS
S S S
TS TS TS
STS STS STS
12
yang saya hadapi Setiap kali ada
mencoba
SS
S
TS
STS
13
menyelesaikannya segera mungkin Saya menganggap gagalnya ujian karena kurangnya
SS
S
TS
STS
14
konsentrasi belajar Jika nilai rapor saya menjadi lebih buruk itu adalah
SS
S
TS
STS
15
tanggung jawab saya sepenuhnya Komputer yang mengalami kerusakan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
menyelesaikan 16
masalah,
saya
akan
saat
harus
tugas sekolah, merupakan situasi yang
tidak bisa saya kendalikan Saya menganggap konflik dengan sahabat tidak akan mengganggu hubungan persahabatan yang sudah terjalin
17
selama ini Saya tidak diundang ke acara ulang tahun sahabat, saya merasa alasan saya tidak diundang berkaitan dengan diri
18
saya sepenuhnya Jika saya terlambat ke sekolah, maka itu akan
SS
S
TS
STS
19
mengacaukan seluruh hari saya Saya merasa setiap hari ada hal-hal yang dapat
SS
S
TS
STS
20
menyebabkan saya terlambat ke sekolah Penyebab saya sering terlambat ke sekolah adalah sesuatu
SS
S
TS
STS
21
yang tidak bisa saya kendalikan Setiap kali ada masalah, saya berhati-hati untuk melihat
SS
S
TS
STS
22
siapa yang menyebabkan masalah tersebut Ketika tim kami gagal meraih juara pada Lomba Antar
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Sekolah, saya merasa saya bukan satu-satunya penyebab 23
kegagalan itu Untuk mata pelajaran yang saya anggap sulit, saya merasa nilai yang saya dapat tidak akan pernah bisa memenuhi
24
standar ketuntasan di kelas Ketika kelompok presentasi kami gagal mendapat nilai terbaik di kelas, saya merasa sayalah yang menjadi penyebab utamanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Sulitnya suatu mata pelajaran tidak menghalangi saya
SS
S
TS
STS
26
untuk mencapai nilai terbaik di kelas Saya yakin bisa menyelesaikan tugas yang diberikan guru
SS
S
TS
STS
27
meskipun waktu yang tersedia terbatas Kegagalan melaksanakan tugas yang diberikan guru oleh
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
kelompok kami, bukanlah tanggung jawab saya sama 28
sekali Saya merasa bukan tanggung jawab saya bila kelompok tugas saya gagal dalam mendapatkan nilai terbaik di kelas
29
Saya dapat mengendalikan situasi ketika mendapat tanggapan negatif dari teman-teman terhadap ide yang
30
saya sampaikan Saya akan mencari cara untuk mempelajari mata pelajaran
SS
S
TS
STS
31
yang sulit saya pahami sampai bisa menguasainya Saya mudah menyerah bila menghadapi jalan buntu
SS
S
TS
STS
32
dalam menyelesaikan masalah Saya percaya semua yang terjadi pada diri saya sudah
SS
S
TS
STS
33
ditentukan oleh takdir Kritik dari teman atas hasil tugas yang saya buat, saya
SS
S
TS
STS
34
anggap penting untuk perbaikian diri saya Saya merasa kesehatan tubuh saya merupakan tanggung
SS
S
TS
STS
35
jawab saya seutuhnya Saya merasa sudah nasib saya ketika gagal membina
SS
S
TS
STS
36 37
hubungan dengan lawan jenis Saya merasa sia-sia merubah nilai-nilai saya yang jelek. Saya adalah penyebab dari semua masalah yang selama
SS SS
S S
TS TS
STS STS
38
ini menimpa saya Saya menyadari bahwa kesulitan adalah suatu proses
SS
S
TS
STS
39
pendewasaan dalam hidup Ketika bertengkar hebat dengan sahabat, saya merasa
SS
S
TS
STS
penyebab
pertengkaran
tersebut
sebenarnya
adalah
40
sesuatu yang bisa saya kendalikan Saya merasa penyebab gagalnya ujian adalah sesuatu
SS
S
TS
STS
41
yang sebenarnya bisa saya kendalikan seutuhnya Meskipun sedang sakit saat ujian berlangsung, saya yakin
SS
S
TS
STS
42 43
tetap bisa mengerjakan soal-soal ujian Saya adalah orang yang suka menunda-nunda pekerjaan Saya merasa ada saja alasan yang dapat membuat saya
SS SS
S S
TS TS
STS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
bertengkar dengan teman-teman Saya yakin konflik dengan sahabat akan merusak
SS
S
TS
STS
45
hubungan persahabatan yang sudah terjalin Saya merasa hidup saya tidak berarti, ketika gagal dalam
SS
S
TS
STS
46
menjalin hubungan dengan lawan jenis Kegagalan yang terjadi memacu saya untuk berbuat lebih
SS
S
TS
STS
47
baik lagi Saya merasa bukan tanggung jawab saya, bila gagal
SS
S
TS
STS
48
dalam satu mata pelajaran yang saya anggap sulit Saya merasa tidak berdaya ketika gagal memenuhi
SS
S
TS
STS
49
standar ketuntasan di kelas Saya merasa hidup saya hancur bila tidak lulus ujian akhir
SS
S
TS
STS
50
nasional Pertengkaran saya dengan teman dekat tidak akan
SS
S
TS
STS
51
mempengaruhi seluruh kehidupan saya Saya kurang bisa mengoperasikan komputer, tapi saya
SS
S
TS
STS
52
yang saya anggap sulit Saya yakin bisa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
SS
S
TS
STS
53 54 55
guru seberapapun sulitnya tugas itu Saya merasa tidak berdaya ketika saya sedang sakit Saya merasa hidup saya hancur Setiap kali saya akan presentasi, pasti akan ada faktor
SS SS SS
S S S
TS TS TS
STS STS STS
SS
S
TS
STS
yakin suatu saat akan dapat menguasai program komputer
yang membuat presentasi saya gagal 56
Menurut saya penyebab gagalnya kelompok kami dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru berkaitan
57
dengan kesalahan kelompok Saya menganggap kegagalan
suatu
SS
S
TS
STS
58
pengalaman untuk berusaha lebih baik lagi Setiap kali bertengkar dengan sahabat, saya yakin itu
SS
S
TS
STS
59
diatasi Setiap kali ada kesulitan, saya merasa sayalah yang
SS
S
TS
STS
60
menjadi penyebab atas semua kesulitan itu Saya merasa bertanggung jawab atas gagalnya tim yang
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
ujian
sebagai
dikarenakan kesalahpahaman diantara kami yang dapat
saya ketuai meraih juara pertama dalam Lomba Antar 61
Sekolah Saya merasa bukan tanggung jawab saya ketika saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
bertengkar dengan sahabat Saya merasa gagal total ketika nilai ujian saya tidak
SS
S
TS
STS
63
memenuhi standar ketuntasan di kelas Saya tetap memiliki keyakinan untuk sukses, meskipun
SS
S
TS
STS
64
gagal dalam mata pelajaran tertentu Kegagalan memenuhi standar ketuntasan di kelas
SS
S
TS
STS
merupakan pemicu untuk lebih baik dalam ujian susulan
Periksalah kembali pekerjaan anda, Pastikan tidak ada pernyataan yang terlewat
Terima kasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Skala Penelitian
SKALA ADVERSITY QUOTIENT IDENTITAS RESPONDEN Kelas : ……………………… Umur : ……………………… Jenis Kelamin : ………………………. PETUNJUK PENGISIAN Bacalah setiap pernyataan dan pilihlah salah satu dari empat pilihan jawaban yang paling sesuai dengan keadaan, perasaan dan pikiran anda dengan memberi tanda silang (X), pada : SS : Bila pernyataan sangat sesuai dengan keadaan anda S
: Bila pernyataan sesuai dengan keadaan anda
TS : Bila pernyataan tidak sesuai dengan keadaan anda STS : Bila pernyataan sangat tidak sesuai dengan keadaan anda Setiap orang mempunyai jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban yang dianggap salah, semua pilihan jawaban adalah benar. Oleh karena itu, pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri anda Selamat Mengerjakan. No Pernyataan 1 Saya selalu berusaha memusatkan perhatian secara penuh untuk menyelesaikan tugas sekolah 2 Hubungan dengan teman-teman yang memburuk, merupakan tanggung jawab saya untuk memperbaikinya 3 Saya merasa akan gagal dalam suatu mata pelajaran bila tidak memiliki buku panduan yang dibutuhkan 4 Pertengkaran dengan sahabat, saya yakin hanya akan berlangsung sebentar 5 Saya merasa saya sangat bodoh dihadapan teman-teman jika hasil tugas saya dikritik di depan kelas 6 Saya merasa masalah saya tidak akan pernah berakhir 7 Saya merasa nasib sial selalu berpihak pada saya
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Saya yakin akan ada jalan keluar untuk setiap masalah yang saya hadapi Setiap kali ada masalah, saya akan mencoba menyelesaikannya segera mungkin Jika nilai rapor saya menjadi lebih buruk itu adalah tanggung jawab saya sepenuhnya Komputer yang mengalami kerusakan saat harus menyelesaikan tugas sekolah, merupakan situasi yang tidak bisa saya kendalikan Jika saya terlambat ke sekolah, maka itu akan mengacaukan seluruh hari saya Setiap kali ada masalah, saya berhati-hati untuk melihat siapa yang menyebabkan masalah tersebut Ketika tim kami gagal meraih juara pada Lomba Antar Sekolah, saya merasa saya bukan satu-satunya penyebab kegagalan itu Ketika kelompok presentasi kami gagal mendapat nilai terbaik di kelas, saya merasa sayalah yang menjadi penyebab utamanya Sulitnya suatu mata pelajaran tidak menghalangi saya untuk mencapai nilai terbaik di kelas Saya yakin bisa menyelesaikan tugas yang diberikan guru meskipun waktu yang tersedia terbatas Kegagalan melaksanakan tugas yang diberikan guru oleh kelompok kami, bukanlah tanggung jawab saya sama sekali Saya akan mencari cara untuk mempelajari mata pelajaran yang sulit saya pahami sampai bisa menguasainya Saya mudah menyerah bila menghadapi jalan buntu dalam menyelesaikan masalah Saya merasa kesehatan tubuh saya merupakan tanggung jawab saya seutuhnya Saya merasa sudah nasib saya ketika gagal membina hubungan dengan lawan jenis Saya merasa sia-sia merubah nilai-nilai saya yang jelek. Saya adalah penyebab dari semua masalah yang selama ini menimpa saya Ketika bertengkar hebat dengan sahabat, saya merasa penyebab pertengkaran tersebut sebenarnya adalah sesuatu yang bisa saya kendalikan Saya merasa penyebab gagalnya ujian adalah sesuatu yang sebenarnya bisa saya kendalikan seutuhnya Meskipun sedang sakit saat ujian berlangsung, saya yakin tetap bisa mengerjakan soal-soal ujian Saya adalah orang yang suka menunda-nunda pekerjaan Saya yakin konflik dengan sahabat akan merusak hubungan persahabatan yang sudah terjalin Saya merasa hidup saya tidak berarti, ketika gagal dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
menjalin hubungan dengan lawan jenis Kegagalan yang terjadi memacu saya untuk berbuat lebih baik lagi Saya merasa bukan tanggung jawab saya, bila gagal dalam satu mata pelajaran yang saya anggap sulit Saya merasa tidak berdaya ketika gagal memenuhi standar ketuntasan di kelas Saya merasa hidup saya hancur bila tidak lulus ujian akhir nasional Pertengkaran saya dengan teman dekat tidak akan mempengaruhi seluruh kehidupan saya Saya yakin bisa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru seberapapun sulitnya tugas itu Saya merasa tidak berdaya ketika saya sedang sakit Saya merasa hidup saya hancur Setiap kali saya akan presentasi, pasti akan ada faktor yang membuat presentasi saya gagal Saya menganggap kegagalan ujian sebagai suatu pengalaman untuk berusaha lebih baik lagi Setiap kali bertengkar dengan sahabat, saya yakin itu dikarenakan kesalahpahaman diantara kami yang dapat diatasi Setiap kali ada kesulitan, saya merasa sayalah yang menjadi penyebab atas semua kesulitan itu Saya merasa gagal total ketika nilai ujian saya tidak memenuhi standar ketuntasan di kelas Saya tetap memiliki keyakinan untuk sukses, meskipun gagal dalam mata pelajaran tertentu Kegagalan memenuhi standar ketuntasan di kelas merupakan pemicu untuk lebih baik dalam ujian susulan
Periksalah kembali pekerjaan anda, Pastikan tidak ada pernyataan yang terlewatkan
Terima kasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN II : Data Penelitian C.Data Pelaksanaan Uji Coba D.Data Pelaksanaan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. DATA PELAKSANAAN UJI COBA R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R35 R36
1 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3
2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 2 3 4 2 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3
3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 2 3
4 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 3
5 3 4 2 2 2 3 2 3 3 4 2 2 3 3 3 3 1 4 2 3 3 3 1 2 4 3 3 2 4 3 1 1 3 3 2 3
6 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 2 3
7 4 2 4 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 2 4 3 2 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3
8 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 3 1 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 2 4 1 3 3 3 1 3 4
9 2 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 2 3
10 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 1 3 3 3 1 4 3
11 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3
12 4 2 4 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 2 4 3 2 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3
13 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3
14 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3
15 2 3 3 3 3 2 3 3 1 3 2 3 3 3 1 4 3 1 3 2 2 2 2 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 1 2 3 1 1 2 2 2 2 3 2 2 1 4 3 3 2 2 2 1 2 2 1 3
17 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 1 3 2 3 2 3 2 1 3 2 2 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3
18 1 3 1 3 2 2 2 1 3 3 1 3 4 2 1 3 1 4 4 3 3 2 2 2 1 4 3 2 2 1 2 2 1 1 2 4
19 3 4 2 4 4 2 2 4 4 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 3 2 2 2 3 4 2 3 2 3 4 3 3 3 4 2 2
20 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3
21 2 3 3 3 3 3 4 2 2 3 2 3 4 3 2 4 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 4 2 2 4 3
22 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 3 2 2 4 2 2 3 3 2 2 3 2 1 2 2 3 2 3 2 4 1
23 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2
24 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 3
25 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 4 2 4 4
26 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3
27 2 4 3 3 3 2 2 4 4 3 1 4 4 3 1 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2
28 3 2 4 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4
29 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 4 3
30 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 2 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 2 4 4 3 2 1 4
31 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32 3 3 4 3 3 2 2 2 2 3 3 1 3 3 3 3 3 2 4 2 2 3 3 2 1 4 3 2 4 2 4 4 3 2 3 2
33 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 1 4
34 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3
35 3 3 4 4 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 1 3 3 1 4 2 2 3 2 2 3 3 4 2 3 2 3 3 3 2 2 3
36 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 1 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3
37 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 1 2 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 1 3
38 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4
39 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 4
40 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 3 2 2 4 2 2 3 3 2 2 3 2 1 2 2 3 2 3 2 4 1
41 2 3 3 3 3 3 4 2 2 3 2 3 4 3 2 4 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 4 2 2 4 3
42 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 1 2 1 2 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3
43 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 1 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 4 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2
44 3 3 4 4 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 1 3 3 1 4 2 2 3 2 2 3 3 4 2 3 2 3 3 3 2 2 3
45 2 4 2 4 4 3 3 3 3 3 1 2 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3
46 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 1 4 2 4 4 3 3 3 3 3 4 1 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4
47 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
48 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 1 3 3 2 2 3 1 2 4 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 1 3 3 3 1 1 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49 1 3 1 3 2 2 2 1 3 3 1 3 4 2 1 3 1 4 4 3 3 2 2 2 1 4 3 2 2 1 2 2 1 1 2 4
50 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 4 2 4 4
51 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4
52 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 4
53 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 3 3 3 2 2 1 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 4
54 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 1 4 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 2 3 4 3 2 2 3
55 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 4 2 3 3 3 2 2 3 4 2 3 2 3 3 3 2 3 2
56 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3
57 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 2 3
58 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3
59 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2
60 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 2 3 3 4 4 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3
61 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2
62 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 4 2 3 3 3 2 2 3 4 2 3 2 3 3 3 2 3 2
63 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3
64 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3
Total 188 200 189 199 194 177 199 175 186 188 162 198 213 185 158 207 170 193 220 182 174 186 185 178 197 202 199 172 196 163 192 196 186 163 164 193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B.DATA PELAKSANAAN PENELITIAN Subyek R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R35 R36 R37 R38 R39 R40 R41 R42 R43 R44 R45 R46
q1 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 2 2 4 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 4 3 2 2
q2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 4 3 3 2
q3 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4 1 3 4 2 2 3 4 3 3 2 4 4 4 2 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 1 3 3 4 3 4
q4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 1 3 2 1 3 1 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 2 2 2 3 4 3 2 3 3 3 4 3 2 3 4 2
q5 3 2 2 2 3 3 2 1 3 3 1 2 1 2 2 1 3 1 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 1 3 2 2 2 2 2 3 2 3 4 3 2
q6 3 3 3 2 1 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 2 4 4 4 3 4 3 1 3 4 3 4 4 4 4 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2
q7 3 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4
q8 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3
q9 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3
q10 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 1 1 2 4 4 2 3 3 3 1 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 2
q11 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 2
q12 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3 2 4 2 4 3 4 1 3 4 4 3 3 2 3 2 3 2 3 2 4 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2
q13 3 4 2 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 2 4 3 4 2 3 2 2 3 3 2 3 4 3 2
q14 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 2 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3
q15 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 4 4 2 2 1 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 4 2 2 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
R47 R48 R49 R50 R51 R52 R53 R54 R55 R56 R57 R58 R59 R60 R61 R62
3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4
4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3
4 4 2 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4
3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3
2 2 3 1 1 2 2 2 3 2 3 3 1 3 3 3
4 3 3 3 3 4 3 4 4 2 4 3 3 2 2 3
4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4
4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3
4 4 3 4 4 3 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3
3 2 3 3 2 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3
3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3
3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3
4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3
4 3 2 4 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
q16 3 3 3 2 2 4 2 3 3 4 2 2 4 3 3 2 4 2 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 2 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 2 4 4 2 3 3 4 3
q17 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 1 2 4 3 3 2 4 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2
q18 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 2 2
q19 3 3 3 4 1 3 3 4 4 3 4 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 2 1 2 4 3 2 3 2 2
q20 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 1 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3
q21 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 2 4 4 4 3 3 3 4 3
q22 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3
q23 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 4 4 3
q24 3 3 3 4 1 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 4 2 3 1 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 1 2 2 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 1 2 3 3
q25 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 3 2 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 1 2 3 1 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2
q26 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 1 3 2 2 3 2 4 2 4 3 3 3 1 3 3 2 2 1 2 3 1 2 2 3 4 3 2 3 3 1 3 3 3 2 2 3 4
q27 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 4 3 3 2 3 2 3 3 3 4 2 4 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 3 4 2 3 2
q28 3 4 3 3 1 3 3 3 3 2 2 1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 1 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3
q29 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4
q30 3 2 3 4 2 2 3 1 2 2 1 3 1 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 2 3 1 3 3 2 1 1 2 2 3 2 4 3 2 2 2 4 2 1 3 2 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 4 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3
3 3 2 3 2 3 2 4 4 3 3 3 3
4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3
4 4 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3
4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 4 4
3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3
2 1 3 3 3 3 1 3 4 3 2 3 2
3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3
3 3 3 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3
4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3
2 3 2 3 2 3 1 3 2 2 3 2 4
q31
q32
q33
q34
q35
q36
q37
q38
q39
q40
q41
q42
q43
q44
q45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 2
3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 2 3 4 3 3 1 3 3 2 3 3 3 2 3
4 4 3 4 3 2 3 2 3 2 2 3 1 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 4 2 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3
3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 2 3 4 4 3 4
2 2 2 2 3 4 3 3 2 3 3 3 1 3 2 2 4 2 4 3 3 3 2 4 1 3 2 2 2 3 3 2 4 2 3 1 3 3 3 3 4 2 3 3 1 4 2 3 3 1
2 3 2 3 3 2 3 3 3 4 1 1 2 2 2 3 2 2 4 3 4 3 2 1 2 2 2 3 3 1 3 1 4 1 3 2 1 3 4 2 4 3 3 2 2 2 3 2 1 2
3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 4 3 1 4 3 3 1 2 2 2 3 3
2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 2 2 3 3 4 3 3 2 3 4 4 4 4
2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 4 2 2 4 3 4 2 3 3 2 3 2 2 3 4 2 3 4 3 3 2 3 3 4 3 2 3 2 3
3 2 3 2 2 2 2 4 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 4 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 1 2 2 2 3 2
3 4 3 2 2 4 4 4 4 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4 2 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 1 3 4 2 4 3 4 3 3 3 3 2 3 1 3 3 4 3
3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 1 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 2 3 3 1 2 3 3 2 3 4 2 1 3 3 3 1 3 2 2 2 2
4 4 2 4 3 3 4 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 4 1 1 3 2 2 4 2 2 2 4 1 3 2 2 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3
3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3
3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 1 1 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 2 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 2 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4
c total 36 38
4 2 3 1 3 4 3 4 3 3 3 3
3 4 3 4 3 3 3 1 3 2 2 2
o total 31 31
3 2 2 2 3 4 3 3 3 3 3 4
3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3
r total 39 44
2 2 3 2 3 1 3 2 3 3 3 3
e total 29 30
2 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3
4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3
aq total 135 143
3 2 3 1 3 3 2 3 2 3 3 4
4 2 3 2 4 4 3 2 3 3 3 3
2 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3
1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3
3 3 3 2 2 4 3 2 3 3 4 4
4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33 38 31 43 39 40 37 39 34 31 34 32 33 36 44 30 43 38 41 33 38 44 37 38 40 36 36 39 37 37 35 34 36 35 34 35 44 35 33 31 42 36 31 33 34 37 34 34 37 32
30 29 32 36 34 37 33 34 33 27 32 31 29 33 35 30 34 32 38 34 30 36 32 32 33 30 31 36 35 31 28 31 33 26 28 28 33 30 24 26 33 32 26 25 33 30 25 34 32 27
35 44 38 43 40 35 40 42 24 30 36 36 35 34 44 32 48 43 46 45 35 37 38 41 38 41 41 39 34 33 41 34 41 36 38 34 42 38 43 36 39 45 36 35 38 37 38 36 37 34
29 28 23 36 32 34 31 35 27 27 35 30 28 31 36 27 35 31 38 34 34 35 29 30 34 32 30 30 32 32 22 30 31 32 33 29 36 30 29 28 31 34 28 27 32 33 32 32 29 27
127 139 124 158 145 146 141 150 118 115 137 129 125 134 159 119 160 144 163 146 137 152 136 141 145 139 138 144 138 133 126 129 141 129 133 126 155 133 129 121 145 147 121 120 137 137 129 136 135 120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33 35 37 34 36 40 34 37 38 39
31 30 30 32 29 39 29 30 33 30
38 36 38 33 39 36 35 38 40 42
28 29 32 29 31 31 29 28 31 32
130 130 137 128 135 146 127 133 142 143
LAMPIRAN III : Seleksi Aitem Skala Uji Coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A.Hasil Uji Reliabilitas Skala Uji Coba B.Hasil Uji Normalitas Skala Uji Coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A.Hasil Uji Reliabilitas Skala Uji Coba
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ***
R E L I A B I L I T Y H A) Statistics for SCALE
Mean 130,6944
R E L I A B I L I T Y H A)
A N A L Y S I S
Variance 220,7325
-
S C A L E N of Variables 45
Std Dev 14,8571
A N A L Y S I S
-
(A L P
S C A L E
(A L P
Item-total Statistics
Q2 Q3 Q4 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q14 Q15 Q18 Q21 Q22 Q24 Q25 Q26 Q27 Q30 Q31 Q34 Q35 Q36 Q37 Q39 Q40 Q41
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
127,6667 127,3056 127,6667 127,8889 127,9167 127,5278 127,5278 127,0833 127,8889 127,8056 128,1111 128,4444 127,9444 128,1111 127,6667 127,7500 127,8056 127,8889 127,4722 127,6667 127,0833 128,0833 127,5556 128,0000 127,8889 128,1111 127,9444
212,8000 211,8183 211,9429 228,1016 203,4500 208,7135 208,6563 214,9929 228,1016 211,0754 209,0159 202,4825 209,4254 212,4444 211,9429 211,7929 211,0754 212,9587 213,0563 215,6000 214,9929 205,3929 210,5397 208,8571 214,6730 212,4444 209,4254
,4664 ,4907 ,5199 -,3871 ,6696 ,6128 ,5418 ,3377 -,3871 ,5586 ,5283 ,5898 ,5408 ,3633 ,5199 ,4327 ,5586 ,3118 ,3397 ,4509 ,3377 ,6386 ,5274 ,5542 ,4267 ,3633 ,5408
,9275 ,9273 ,9271 ,9345 ,9253 ,9262 ,9267 ,9284 ,9345 ,9268 ,9269 ,9263 ,9268 ,9284 ,9271 ,9277 ,9268 ,9290 ,9286 ,9279 ,9284 ,9257 ,9269 ,9266 ,9279 ,9284 ,9268
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Q42 Q44 Q45 Q46 Q47 Q48 Q49 Q50 Q52 Q53 Q54 Q55 Q57 Q58
128,0833 128,0833 127,6667 127,3889 127,6667 128,2222 128,4444 127,7500 127,8889 128,3889 127,5833 128,0278 127,3056 127,3889
R E L I A B I L I T Y H A)
210,7071 205,3929 212,6286 208,2444 215,6000 202,4063 202,4825 211,7929 214,6730 213,7302 203,7929 209,6849 211,8183 215,4444
A N A L Y S I S
,4784 ,6386 ,4024 ,5231 ,4509 ,8048 ,5898 ,4327 ,4267 ,3354 ,7676 ,5408 ,4907 ,3697
,9273 ,9257 ,9280 ,9269 ,9279 ,9240 ,9263 ,9277 ,9279 ,9286 ,9245 ,9268 ,9273 ,9282
-
(A L P
S C A L E
Item-total Statistics
Q59 Q62 Q63 Q64
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
128,0000 128,0278 127,4444 127,3889
209,9429 209,6849 212,4825 215,4444
Corrected ItemTotal Correlation ,6914 ,5408 ,4916 ,3697
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
,9290
36,0
N of Items = 45
Alpha if Item Deleted ,9260 ,9268 ,9273 ,9282
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B.Hasil Uji Normalitas Skala Uji Coba
NPar Tests Descriptive Statistics N AQ_TOTAL
36
Mean 130,67
Std. Deviation 14,844
Minimum 100
Maximum 161
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
AQ_TOTAL 36 130,67 14,844 ,121 ,103 -,121 ,726 ,668
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN IV : Persiapan Analisis Data A.Hasil Uji Reliabilitas Skala Penelitian B.Hasil Uji Normalitas Skala Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Hasil Uji Reliabilitas Skala Penelitian
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y H A) Statistics for SCALE
Mean 136,4516
R E L I A B I L I T Y H A)
A N A L Y S I S
Variance 118,3173
-
S C A L E N of Variables 45
Std Dev 10,8774
A N A L Y S I S
-
(A L P
S C A L E
(A L P
Item-total Statistics
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 Q19 Q20 Q21 Q22 Q23 Q24 Q25 Q26 Q27
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
133,1935 133,0968 133,3226 133,5968 134,1613 133,2903 132,8548 133,0161 133,0000 133,6129 133,2097 133,4839 133,5645 133,2903 133,6129 133,4032 133,5000 133,4516 133,5323 133,1129 132,9194 133,1129 133,1613 133,6613 133,3387 133,9355 133,6129
114,0275 114,5806 113,0418 113,6216 112,0719 112,9635 114,7163 115,0325 112,7869 112,1100 112,3324 111,7948 113,9876 113,7832 113,7166 109,6216 114,8115 113,9566 113,6957 112,0362 114,1409 112,5608 114,8260 113,8014 113,4080 113,6023 114,4379
Corrected ItemTotal Correlation ,2918 ,2612 ,2821 ,2615 ,3550 ,2898 ,2946 ,2830 ,4357 ,3550 ,4491 ,4072 ,2924 ,3405 ,2842 ,5499 ,2683 ,3299 ,2525 ,4446 ,3199 ,4247 ,2678 ,2383 ,3209 ,2372 ,2572
Alpha if Item Deleted ,8402 ,8408 ,8405 ,8410 ,8386 ,8403 ,8403 ,8405 ,8375 ,8386 ,8370 ,8374 ,8402 ,8393 ,8403 ,8339 ,8407 ,8395 ,8412 ,8369 ,8397 ,8375 ,8407 ,8416 ,8395 ,8418 ,8409
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Q28 Q29 Q30 Q31 Q32 Q33 Q34 Q35 Q36 Q37 Q38 Q39 Q40 Q41
133,6129 132,9677 134,0484 133,0323 133,4194 133,5968 133,0968 133,8226 134,0161 133,5968 133,0806 133,6935 133,9355 133,3387
R E L I A B I L I T Y H A)
113,6182 114,6547 112,8993 112,5563 112,8704 123,6216 113,9577 114,1155 112,6719 113,5561 115,0262 114,2488 112,9466 111,1785
,2792 ,2945 ,2727 ,4122 ,3624 -,3544 ,2947 ,2105 ,2682 ,3138 ,2022 ,2785 ,3307 ,4028
A N A L Y S I S
-
S C A L E
,8405 ,8402 ,8409 ,8377 ,8386 ,8557 ,8401 ,8425 ,8412 ,8397 ,8421 ,8405 ,8393 ,8373
(A L P
Item-total Statistics
Q42 Q43 Q44 Q45
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
133,8065 133,6774 133,0161 133,0645
111,1423 112,6155 114,4424 110,8482
Corrected ItemTotal Correlation ,4190 ,2729 ,2793 ,4344
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
,8430
62,0
N of Items = 45
Alpha if Item Deleted ,8370 ,8410 ,8405 ,8366
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Hasil Uji Normalitas Skala Penelitian
NPar Tests Descriptive Statistics N AQTOTAL
62
Mean 136,4516
Std. Deviation 10,8774
Minimum 115,00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
AQTOTAL 62 136,4516 10,8774 ,062 ,062 -,041 ,489 ,970
Maximum 163,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN V Deskripsi Data Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
N
Range Sta.
Min Sta.
Max Sta.
Sum Sta.
Mean Sta.
Std.
Std. Sta.
Variance Sta.
10.8774
118.317
AQ TOTAL
62
48.00
115.00
163.00
8460.00
36.4516
error 1.3814
C_TOTAL
62
14.00
30.00
44.00
2250.00
36.2903
.4378
3.4470
11.882
O_TOTAL
62
15.00
24.00
39.00
1938.00
31.2581
.4055
3.1929
10.195
62
24.00
24.00
48.00
2363.00
38.1129
.5315
4.1847
17.512
62
16.00
22.00
38.00
1909.00
30.7903
.3883
3.0576
9.349
R_TOTAL E_TOTAL Valid N(listwis
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN VI : Kategorisasi dan Deskripsi Skor Subyek A.Skor Adversity Quotient B.Skor aspek-aspek Adversity Quotient
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A.Skor Adversity Quotient Kategori dan Deskripsi skor Adversity Quotient Subyek R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R35 R36 R37
Skor total Adversity Quotient 135 143 127 139 124 158 145 146 141 150 118 115 137 129 125 134 159 119 160 144 163 146 137 152 136 141 145 139 138 144 138 133 126 129 141 129 133
Kategori Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
R38 R39 R40 R41 R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50 R51 R52 R53 R54 R55 R56 R57 R58 R59 R60 R61 R62
126 155 133 129 121 145 147 121 120 137 137 129 136 135 120 130 130 137 128 135 146 127 133 142 143
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B.Skor aspek-aspek Adversity Quotient 1. Skor aspek Control Kategori dan Deskripsi skor aspek Control Subyek R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R35 R36 R37 R38 R39 R40
Skor aspek C 36 38 33 38 31 43 39 40 37 39 34 31 34 32 33 36 44 30 43 38 41 33 38 44 37 38 40 36 36 39 37 37 35 34 36 35 34 35 44 35
Kategori Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
R41 R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50 R51 R52 R53 R54 R55 R56 R57 R58 R59 R60 R61 R62
33 31 42 36 31 33 34 37 34 34 37 32 33 35 37 34 36 40 34 37 38 39
Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Skor Aspek Origin dan Ownership
Kategori dan Deskripsi skor aspek Origin dan Ownership Subyek R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R35 R36 R37 R38
Skor Aspek O 31 31 30 29 32 36 34 37 33 34 33 27 32 31 29 33 35 30 34 32 38 34 30 36 32 32 33 30 31 36 35 31 28 31 33 26 28 28
Kategori Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
R39 R40 R41 R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50 R51 R52 R53 R54 R55 R56 R57 R58 R59 R60 R61 R62
33 30 24 26 33 32 26 25 33 30 25 34 32 27 31 30 30 32 29 39 29 30 33 30
Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Skor Aspek Reach
Kategori dan Deskripsi skor aspek Reach Subyek R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R35 R36 R37 R38 R39 R40 R41
Skor Aspek R 39 44 35 44 38 43 40 35 40 42 24 30 36 36 35 34 44 32 48 43 46 45 35 37 38 41 38 41 41 39 34 33 41 34 41 36 38 34 42 38 43
Kategori Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50 R51 R52 R53 R54 R55 R56 R57 R58 R59 R60 R61 R62
36 39 45 36 35 38 37 38 36 37 34 38 36 38 33 39 36 35 38 40 42
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.Skor Aspek Endurance
Kategori dan Deskripsi skor aspek Endurance Subyek R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R35 R36 R37 R38 R39 R40
Skor aspek E 29 30 29 28 23 36 32 34 31 35 27 27 35 30 28 31 36 27 35 31 38 34 34 35 29 30 34 32 30 30 32 32 22 30 31 32 33 29 36 30
Kategori Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
R41 R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50 R51 R52 R53 R54 R55 R56 R57 R58 R59 R60 R61 R62
29 28 31 34 28 27 32 33 32 32 29 27 28 29 32 29 31 31 29 28 31 32
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN VII : Surat Keterangan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI