Laporan Tahunan 2009 Annual Report
Strengthening Capabilities. Rising Above the Challenge. Dalam rangka mewujudkan komitmen Perusahaan untuk memelihara lingkungan di bumi Indonesia, PT Bakrieland Development Tbk telah menggunakan kertas daur ulang pada buku Laporan Tahunan 2009 ini. As part of the Company’s commitment to preserving the environment in Indonesia, PT Bakrieland Development Tbk has printed the 2009 Annual Report using recycle paper.
ii Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Daftar Isi Contents
iv
penjelasan tema description of the theme
24
area kerja working area
8
sekilas perusahaan company in brief
26
jejak langkah perusahaan company milestone
10
visi dan misi perusahaan company’s vision and mission
28
peristiwa penting 2009 2009 event highlights
12
nilai-nilai dan budaya perusahaan corporate values and culture
30
penghargaan & sertifikasi awards & certifications
13
pencapaian bakrieland bakrieland facts
32
14
ikhtisar keuangan financial highlights
laporan presiden komisaris report of the president commissioner
38
laporan presiden direktur & ceo report of the president director & ceo
16
ikhtisar saham dan obligasi stocks and bonds highlights
19
aksi korporasi corporate action
46
pembahasan strategi 2009 2009 strategy overview
22
ikhtisar bisnis business highlights
50
LAPORAN BISNIS BUSINESS REPORT
23
struktur perusahaan corporate structure
52
city property
62
landed residential
68
hotel and resort
76
property-related infrastructure
84
rencana ke depan future outlook
86
pemasaran marketing
94
audit internal internal audit
98
manajemen risiko dan kepatuhan risk management and compliance
110
sumber daya manusia human capital
117
teknologi informasi information technology
120
keselamatan, kesehatan, dan lingkungan safety, health, and environment
124
LAPORAN CSR CSR REPORT
126
tanggung jawab sosial perusahaan corporate social responsibility
32
38
Laporan Presiden Komisaris Report of the President Commissioner
Laporan Presiden Direktur & CEO Report of the President Director & CEO
50
Laporan Bisnis Business Report
iii Bakrieland Annual Report 2009
142
LAPORAN GCG GCG REPORT
198
LAPORAN MD&A MD&A REPORT
276
senior manajemen senior management
144
laporan penilaian tata kelola perusahaan assessment report on corporate governance
200
diskusi dan analisis manajemen management discussion and analysis
277
produk & layanan products & services
269
DATA PERUSAHAAN CORPORATE DATA
281
struktur organisasi organization structure
148
tata kelola perusahaan corporate governance
270
profil dewan komisaris board of commissioners’ profile
283
nama dan alamat anak perusahaan name and addresses of subsidiaries
182
sekretaris perusahaan corporate secretary
272
profil direksi board of directors’ profile
285
185
hubungan investor investor relations
274
profil komite-komite committees’ profile
alamat kantor pemasaran unit usaha/kemitraan business unit marketing
286
189
perlindungan konsumen consumer protection
275
informasi bagi pemegang saham information for shareholders
287
191
laporan komite audit audit committee report
275
194
laporan komite pemantau risiko risk monitoring committee report
komite pemantau risiko risk monitoring committee
surat pernyataan dewan komisaris dan direksi board of commissioners and directors’ statement
275
komite kebijakan corporate governance corporate governance regulatory committee
288
indeks untuk Bapepam-LK index for Bapepam-LK (indonesia capital market & financial institution supervisory agency)
297
laporan keuangan financial report
196
laporan komite nominasi dan remunerasi nomination and remuneration committee report
124
komite nominasi dan remunerasi nomination and remuneration committee
Laporan CSR CSR Report
142
Laporan GCG GCG Report
Penjelasan Tema Description of the Theme
Strengthening Capabilities. Rising Above the Challenge.
Kondisi ekonomi yang tidak menentu dan persaingan bisnis yang kian ketat di masa depan menuntut para pelaku usaha untuk selalu siap menyesuaikan diri dan terus berupaya meningkatkan kemampuan. Kami di Bakrieland menterjemahkan hal ini dengan melakukan berbagai langkah strategis yang meliputi restrukturisasi organisasi, perancangan model bisnis baru, dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia. Dengan dilandasi kekuatan ini, kami yakin Bakrieland akan mampu meraih pertumbuhan tanpa batas di tahun-tahun mendatang, serta pada saat yang sama memberikan sumbangsih bagi pemberdayaan masyarakat disekitarnya. Uncertain economic conditions and the increasingly stringent business competition demands that business participants be always prepared to adapt and continuously strive to improve their capabilities. We at Bakrieland interpret this situation by performing strategic steps that include restructuring the organization, designing new business models, and improving human resource competence. Based on these strengths, we are confident that Bakrieland will be able to accomplish unlimited growth in the years to come, while at the same time contributing to support of local community empowerment.
Business Model Organization Structure Human Capital
2 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Model Bisnis Business Model
Bakrieland memiliki model bisnis unik yang mengintegrasikan pengembangan properti konvensional dan pengembangan infrastruktur terkait properti. Model bisnis ini selain menghasilkan sinergi dan skala ekonomis yang optimal, juga memberikan marjin laba yang besar, sumber pendapatan berkelanjutan (recurring income) yang berpotensi terus meningkat dan relatif tidak rentan terhadap gejolak ekonomi. Dengan demikian, upaya Bakrieland untuk menciptakan nilai bagi para pemangku kepentingannya akan lebih terjamin.
Bakrieland adopts a distinctive business model that integrates conventional property development with property-related infrastructure development. In addition to ensuring synergy and optimal economies of scale, this particular business model also allows for substantial profit margins, recurring income with the potential for continued increase and comparatively resilient to economic turbulences. Bakrieland’s efforts in creating value for its stakeholders therefore shall further be assured.
3 Bakrieland Annual Report 2009
BAKRIELAND
Integrated Property Company
PropertyRelated Infrastructure
Property
Synergy
New area development
Better margin and growth
Land acquisition expert
Land acquisition acceleration
Integrated property expansion
Traffic enhancement
Integrated water solution
A green operation
Optimal Economies of Scale
Value Creation to Stakeholders
Development Focus
Focusing on mid-to-mid-up residential development in prime city locations Strengthening new project position by leveraging and capitalizing on existing project branding
Development Acceleration
Increasing development pace through strategic alliance (joint operation and joint venture) Intensifying the use of strata title concept
Effective Use of Project Financing
Increasing pre-selling of new projects Lowering up-front working capital by engaging semi turn key project
4 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Struktur Organisasi Organization Structure Situasi pasar yang semakin kompetitif dan keinginan untuk mencapai kinerja yang lebih baik di masa depan menuntut Bakrieland untuk melakukan adaptasi dalam berbagai hal, salah satunya dalam hal struktur organisasi. Persiapan menuju restrukturisasi organisasi telah dilakukan pada akhir tahun 2009 dan direncanakan untuk diterapkan pada awal tahun 2010. Struktur organisasi yang baru memiliki bentuk yang lebih mendatar, dengan masingmasing direktur bertanggungjawab atas satu bidang fungsi. Dampak dari perubahan ini, pelaksanaan kegiatan menjadi lebih terfokus dan pengambilan keputusan dapat dilakukan lebih cepat. Dengan cara inilah maka Bakrieland dapat meraih target pertumbuhan yang tinggi di tahun-tahun mendatang. The increasingly competitive market situation and the desire to attain enhanced performance in the coming years require Bakrieland to adapt in various aspects, one of which concerns its organization structure. Preparations toward organization restructuring commenced in late 2009 and actual implementation is scheduled for early 2010. The new organization hierarchy is moving towards a flat structure where each director shall be responsible for one functional area. As a consequence of this structural change, activity implementation becomes more focused and decisions made at a faster pace. These benefits will enable Bakrieland to attain high growth targets in the years to come.
Corporate Secretary
Product Development Group Director
Investment Group Director
Direksi | Board of Directors
5 Bakrieland Annual Report 2009
Shareholders’ Meeting
Board of Commissioners
President Director & CEO
Internal Audit
Finance Group Director
Investor Relations Group Director
Legal, Compliance & Risk Mgt, Group Director
Marketing Group Director
Government Relations Group Director
Human Capital Group Director
6 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Sumber Daya Manusia Human Capital
Sumber daya manusia (SDM) merupakan kekuatan inti Bakrieland yang harus senantiasa dikembangkan. Kemampuan kepemimpinan para individu harus berintegrasi secara sinergi dan sejalan dengan bisnis, serta sesuai dengan target perusahaan.
Bakrieland’s core strength lies in its human resource which undergoes consistent development. The leadership capacity of individuals must mesh harmoniously and accordingly with the line of business and company targets.
Pengelolaan dan pengembangan SDM secara terpadu dan terarah dilakukan melalui proses pemetaan dan penggalian kompetensi sebagai tahapan awal menuju paradigma human capital. Untuk itulah maka Bakrieland melakukan revitalisasi, penyesuaian, dan reorganisasi. Melalui proses ini, Perusahaan akan menempatkan SDM sebagai mitra strategis yang mengedepankan intelektualitas, bukan lagi sebagai ‘biaya’ melainkan sebagai sebuah aset yang bernilai tinggi, yaitu human capital.
An integrated and focused human resource management and development is carried out through a mapping process and competency enrichment as the initial phase towards a human capital paradigm. To bring this to fruition, revitalization, re-tool and reorganization therefore become imperative. This process will in turn elevate human resource into a strategic partner that brings intellectuality to the fore, no longer treating it merely as an ‘expense’ but as a high value asset known as human capital.
7 Bakrieland Annual Report 2009
Corporate Goals
PEOPLE IN LINE TO BUSINESS STRATEGY
Where Are We Now?
Desirable Conditions
Current Position
• People as Strategic
of the Organization
Partner • Intelectual Capital • Learn Organization • Effectiveness & Value Creation
How Do We Get There? • Re-Vitalization • Re-Tool • Re-Organization
8 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Sekilas Perusahaan Company in Brief
Dream Bogor Nirwana Residence
Krakatoa Nirwana Resort
Design PT Bakrieland Development Tbk adalah perusahaan pengembang kawasan terpadu di Indonesia yang bergerak dalam pembangunan properti dan proyekproyek infrastruktur terkait properti. Pada awalnya, Perusahaan didirikan dengan nama PT Purilestari Indah Pratama pada Juni 1990, kemudian berganti nama menjadi PT Elang Realty pada Desember 1994, sebelum menjadi PT Bakrieland Development Tbk pada tahun 1997.
PT Bakrieland Development Tbk is an integrated property developer that engages in property and property-related project development in Indonesia. At first, the Company was established under the name PT Purilestari Indah Pratama in June 1990, changing to PT Elang Realty in December 1994, before becoming PT Bakrieland Development Tbk in 1997.
Sebagai pengembang superblok pertama dan terbesar di kawasan bisnis utama Jakarta, yaitu Rasuna Epicentrum Kuningan, Bakrieland telah berhasil mengembangkan berbagai proyek properti perkotaan, kawasan perumahan, serta hotel dan resor kelas dunia di beberapa lokasi strategis dan bergengsi di Indonesia. Di tahun 2009, dengan keberhasilan menyelesaikan proyek jalan tol pertamanya yaitu ruas jalan tol Kanci-Pejagan sepanjang 35 km, yang menghubungkan Cirebon (Jawa Barat) dengan Brebes (Jawa Tengah), Bakrieland menjadi satu-
As the first and largest superblock developer in the Central Business District in Jakarta, namely with the Rasuna Epicentrum Kuningan, Bakrieland has successfully developed a range of urban properties, residential estates, and world-class hotels and resorts at strategic and prestigious locations in Indonesia. In 2009, with its successful completion of its first toll road project, called the 35 km Kanci-Pejagan toll road, which connects Cirebon (West Java) and Brebes (Cental Java). Bakrieland became the only property company in Indonesia having a business unit that
9 Bakrieland Annual Report 2009
Deliver
Rasuna Epicentrum
satunya perusahaan properti di Indonesia yang memiliki unit usaha dalam bidang pengembangan jalan tol berskala besar. Seluruh proyek Bakrieland dikembangkan dengan konsep ramah lingkungan dan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.
operates a large scale toll road development. All of Bakrieland’s project developments emphasize an eco-friendly concept and particularly considers the benefits for the local community.
Selama lima tahun terakhir, Bakrieland telah membukukan kinerja keuangan yang solid, ditandai dengan rata-rata pertumbuhan penjualan tahunan yang baik sebesar 43,5%. Dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 3,84 triliun di Bursa Efek Indonesia per 31 Desember 2009, Bakrieland merupakan salah satu perusahaan dengan kapitalisasi pasar tertinggi di sektor industri properti.
For the past five years, Bakrieland has continuously recorded solid financial performances, as indicated by its good compounded annual growth rate that reaches 43.5%. With market capitalization of Rp 3.84 trillion at the Indonesia Stock Exchange as of 31 December 2009, Bakrieland remains as one of the companies with the largest market capitalization in the property sector industry.
Dengan profil keuangan yang sehat, portofolio bisnis yang beragam, dan cadangan lahan strategis yang luas, Bakrieland akan terus bertumbuh seiring dengan pengembangan proyeknya di tahun-tahun mendatang.
With a sound financial profile, diversified business portfolio, and large and strategically placed land bank, Bakrieland will continue to flourish in line with its project developments in the years to come.
10 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Visi dan Misi Perusahaan Company’s Vision and Mission
Visi
Vision
Menjadi perusahaan terkemuka di dunia dalam bidang real estat, properti, infrastruktur dan bidang usaha terkait properti lainnya. To be a prominent global company in real estate, property, infrastructure and property-related business.
Penjelasan Visi Bakrieland • “terkemuka di dunia” berarti Bakrieland bercita-cita untuk menjadi suatu perusahaan yang dikenal dan disegani di masa depan pada tingkat nasional dan internasional. • “bidang real estat, properti, infrastruktur dan bidang usaha terkait properti lainnya” menunjukkan bidang-bidang usaha yang menjadi konsentrasi Bakrieland, yang berkaitan dan saling menunjang satu sama lain untuk menjadi perusahaan terkemuka di dunia.
Description of Bakrieland’s Vision • “a prominent global company” means Bakrieland is inspired to be a well-known and respected company in the future at both national and international levels. • “real estate, property, infrastructure and property-related business” demonstrates Bakrieland’s focus on businesses which are related and supportive of one another.
11 Bakrieland Annual Report 2009
Misi
Mission
Mengembangkan dan mengelola portofolio investasi yang bermutu, didukung oleh tim yang berfokus pada kinerja dan bertumpu pada kekuatan sumber daya manusia, teknologi informasi tercanggih, serta jaringan usaha yang kuat, guna meningkatkan nilai bagi Pemegang Saham. Professionally develop and manage a quality business portfolio supported by a team performance-driven and professional human resources, the most advanced information technology and a strong business network, thereby increasing the value for Shareholders.
Penjelasan Misi Bakrieland • “mengembangkan dan mengelola portofolio investasi yang bermutu” berarti dalam mengembangkan produk-produknya, Bakrieland senantiasa berusaha memberikan kualitas terbaik dan selesai tepat waktu, menggunakan konsep rancangan yang inovatif dan berkelas tinggi, ramah lingkungan, memperindah tata kota, serta berstandar internasional, sehingga menjadikannya investasi yang bermutu. • “didukung oleh tim yang berfokus pada kinerja” dimana tim yang mendukung pencapaian Visi Bakrieland terdiri dari para individu yang memiliki komitmen untuk meningkatkan prestasi kerjanya. • “bertumpu pada kekuatan sumber daya manusia, teknologi informasi tercanggih, serta jaringan usaha yang kuat” berarti aset Bakrieland yang menjadi andalannya untuk maju adalah sumber daya manusia, teknologi informasi, dan jaringan usaha yang kuat. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia, pemutakhiran teknologi, serta pembinaan dan pengembangan jaringan usaha selalu menjadi prioritas utama. • “meningkatkan nilai bagi Pemegang Saham” berarti seluruh kekuatan yang dimiliki Bakrieland akan mendorongnya untuk terus maju dan berkembang, yang pada gilirannya akan memberikan keuntungan bagi para Pemegang Saham.
Description of Bakrieland’s Mission • “professionally develop and manage a quality business portfolio” means in developing its products, Bakrieland strives to provide the best quality and on-time delivery, with innovative and environmental-friendly design concepts that beautify the city, and completes this with international quality standards, making Bakrieland a worth-buying investment. • “supported by professional and performancedriven teams” means that our teams support the accomplishment of Bakrieland’s Vision with individual commitments to improve performance. • “relying on a strong human resource, the most advanced information technology, and a strong business network” means that Bakrieland’s assets to further growth include its strong human resources, technology, and business networks. Therefore, improvement of human resources quality, updates of technology, and maintenance and development of business networks are always key priorities. • “increasing value for Shareholders” means that all strengths that Bakrieland possesses drive us to continuously progress and develop; this in turn will deliver profit for the Shareholders.
12 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Nilai-nilai dan Budaya Perusahaan Corporate Values and Culture
Integritas Integrity
Inovatif Innovative
Selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, loyalitas dan obyektivitas Always upholding the value of honesty, loyalty and objectivity
Selalu mengeluarkan ide-ide baru demi memenangkan persaingan usaha Always proposing new ideas to win over business competition
Responsif Responsive
Jaringan dan Kerjasama Networking and Teamwork
Peka atas kebutuhan pelanggan dan bereaksi secara cepat dan tepat Sensitive to the customers’ needs, reacting rapidly and properly
Jaringan yang luas dan kerjasama yang erat Extending networks and strengthening collaboration
Disiplin Discipline
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan Following the values of humanity
Saling Menghormati Respect Each Other
Teguh dalam bekerja Tenacious at work
Adaptif Adaptive Mampu mengikuti perkembangan dunia usaha Able to follow developments in the business world
Budaya Perusahaan Corporate Culture
Kewirausahaan, Kekeluargaan, dan Profesionalisme Entrepreneurship, Togetherness, and Professionalism
Pelayanan Berkualitas Terbaik Excellent Service Quality
Inovasi Innovation
Bakrie Tower
Pencapaian Bakrieland Bakrieland Facts • Pengembang Jakarta CBD terbesar (menguasai hampir 30% dari total pasokan apartemen di Jakarta CBD pada tahun 2009). • Area pengembangan terbesar di Jakarta CBD (total luas pengembangan 53,5 ha). • Ketersediaan cadangan lahan terbesar di Jakarta CBD (memiliki 16,3 ha cadangan lahan). • Area pengembangan terbesar di kota Bogor (total luas pengembangan 810 ha). • Salah satu perusahaan properti tercatat terbesar di BEI dalam hal kapitalisasi pasar (Rp 3,84 triliun per 31 Desember 2009). • Nilai perdagangan rata-rata harian tertinggi untuk saham properti di BEI (Rp 65,9 miliar per hari pada tahun 2009). • Salah satu perusahaan properti dengan ekuitas terbesar yang tercatat di BEI (Rp 4,6 triliun per 31 Desember 2009). • Perusahaan properti dengan aset kedua terbesar yang tercatat di BEI (Rp 11,6 triliun per 31 Desember 2009).
• The largest Jakarta CBD Developer (commands around 30% of total apartment supply in Jakarta CBD in 2009). • The largest development area in Jakarta CBD (total development area 53.5 ha). • The largest land bank in Jakarta CBD (commanding 16.3 ha of land bank). • The largest development area in Bogor city (total development area 810 ha). • One of the largest listed property companies in IDX in terms of market capitalization (Rp 3.84 trillion as of 31 December 2009). • The highest average daily trading value of property stocks in IDX (Rp 65.9 billion per day in 2009). • One of the biggest property companies in terms of equity listed at the IDX (Rp 4.6 trillion as of 31 December 2009). • The second biggest property company in terms of assets listed at the IDX (Rp 11.6 trillion as of 31 December 2009).
14 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights
Angka-angka pada seluruh tabel dan grafik dalam laporan tahunan ini menggunakan notasi Bahasa Inggris
Numerical notations in all tables and graphs in this Annual Report are in English
(dalam juta Rupiah, kecuali disebutkan lain)
(in million Rupiah, except stated otherwise)
2009
%
2008
2007
2006
2005
Hasil-hasil Operasi Pendapatan Bersih
Result of Operations 1,059,004
0.49%
1,053,801
782,106
393,232
319,789
Laba Kotor
498,098
-2.38%
510,254
321,142
167,189
135,945
Laba Usaha
166,751
-26.23%
226,031
170,508
72,201
46,634
Jumlah Taksiran Beban Pajak Laba Bersih
Net Revenue Gross Profit Operating Profit
42,192
-48.45%
81,844
110,142
8,978
24,678
Provision For Tax Expenses
132,256
-51.39%
272,100
134,185
67,608
92,555
Net Profit
Laba per Saham
Profit per Share 19,916
0.00%
19,916
19,600
5,600
5,600
Outstanding Shares (millions shares)
Laba Usaha per Saham (Rupiah)
8.37
-26.24%
11.35
11.54
11.73
30.78
Operating Profit per Share (Rupiah)
Laba Bersih per Saham (Rupiah)
6.64
-51.39%
13.66
9.08
10.98
61.09
Net Profit per Share (Rupiah)
Jumlah Saham yang Beredar (jutaan lembar)
Posisi Keuangan
Financial Position
Modal Kerja Bersih
3,910,223
-13.92%
4,542,508
3,833,563
(47,449)
664,520
Net Working Capital
Aset Lancar
6,634,866
-2.75%
6,457,550
3,201,151
977,939
686,007
Current Assets
Aset Tetap Jumlah Aset
4,615,514
210.04%
1,488,690
701,186
637,822
651,769
11,592,631
39.08%
8,334,991
5,708,016
2,395,677
2,542,970
Property & Equipment Total Assets
342,251
-11.96%
388,751
146,346
62,042
61,667
Total Investment
2,724,643
42.28%
1,915,042
1,066,359
853,664
788,276
Current Liabilities
Jumlah Kewajiban
5,794,139
84.90%
3,133,653
1,508,297
1,036,383
1,257,845
Total Liabilities
Modal Sendiri
4,642,528
2.99%
4,507,679
4,132,832
1,318,830
1,246,381
Stockholders’ Equity
Jumlah Investasi Kewajiban Lancar
Rasio Keuangan
Financial Ratios
Tingkat Pengembalian Aset
1.14%
-2.12%
3.26%
2.35%
2.82%
3.64%
Return on Assets
Tingkat Pengembalian Ekuitas
2.85%
-3.19%
6.04%
3.25%
5.13%
7.43%
Return on Equity
Rasio Lancar
243.51%
-93.69%
337.20%
300.19%
114.56%
87.03%
Rasio Kewajiban terhadap Ekuitas
124.81%
55.29%
69.52%
36.50%
78.58%
100.92%
Debt to Equity Ratio
49.98%
12.38%
37.60%
26.42%
43.26%
49.46%
Debt to Assets Ratio
7x
2x
5x
24 x
10 x
5x
Rasio Tingkat Kewajiban terhadap Aset
Informasi Keuangan lainnya EBITDA terhadap Beban Bunga
Current Ratio
Other Financial Information EBITDA to Interest Expense
Tingkat Perputaran Persediaan
0.30 x
-0.30 x
0.60 x
0.88 x
0.96 x
0.79 x
Inventory Turnover
Tingkat Perputaran Aset Tetap
0.40 x
-0.85 x
1.25 x
1.17 x
0.61 x
0.54 x
Property & Equipment Turnover
Tingkat Perputaran Jumlah Aset Marjin Laba Kotor
0.11 x
-0.04 x
0.15 x
0.19 x
0.16 x
0.17 x
47.03%
-1.44%
48.47%
41.06%
42.52%
42.51%
Total Assets Turnover Gross Profit Margin
15 Bakrieland Annual Report 2009
Rangkuman Kinerja Keuangan | Summary of Financial Performance (dalam miliar Rupiah, kecuali disebutkan lain)
(in billion Rupiah, except stated otherwise)
Posisi Keuangan
2009
Jumlah Aset
11,593
;
Aset Lancar
6,635
;
2.75%
Aset Tetap
4,616
;
210.04%
Jumlah Kewajiban
5,794
;
84.90%
Jumlah Ekuitas
4,643
;
2.99%
342
;
11.96%
Total Investment
3,910
;
13.92%
Net Working Capital
Jumlah Investasi Modal Kerja Bersih
Financial Position 39.08%
Hasil-hasil Operasi Pendapatan Bersih
Total Assets Current Assets Property & Equipment Total Liabilities Total Equity
Result of Operations 1,059
;
0.49%
Net Revenue
Laba Kotor
498
;
2.38%
Gross Profit
Laba Usaha
167
;
26.23%
Operating Profit
Laba Sebelum Pajak
203
;
43.30%
Income Before Tax
Rasio Keuangan
Financial Ratios
Tingkat Pengembalian Aset
1.14%
;
2.12%
Return on Assets
Tingkat Pengembalian Ekuitas
2.85%
;
3.19%
Return on Equity
Rasio Lancar
243.51%
;
93.69%
Current Ratio
Kewajiban terhadap Ekuitas
124.81%
;
55.29%
Debt to Equity
49.98%
;
12.38%
Debt to Assets
7x
;
2x
Tingkat Perputaran Persediaan
0.30 x
;
0.30 x
Inventory Turnover
Tingkat Perputaran Aset Tetap
0.40 x
;
0.85 x
Property & Equipment Turnover
0.11 x
;
0.04 x
Total Assets Turnover
47.03%
;
1.44%
Gross Profit Margin
Kewajiban terhadap Aset
Indikator Keuangan Lain EBITDA terhadap Beban Bunga
Tingkat Perputaran Jumlah Aset Marjin Laba Kotor
Other Financial Indicators EBITDA to Interest Expense
16 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Ikhtisar Saham & Obligasi Stocks & Bonds Highlights
Komposisi Pemegang Saham | Composition of Shareholders Susunan Pemegang Saham per 31 Desember 2009
Shareholders’ Structure as of 31 December 2009
Jumlah Saham Number of Shares Modal Dasar | Authorized Capital
Jumlah (Rp) Amount (Rp)
%
10,000,000,000,000
Saham Biasa Seri A | Ordinary Shares (A Series)
1,400,000,000
Saham Biasa Seri B | Ordinary Shares (B Series)
93,000,000,000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh | Issued and Paid Up Capital CGMI 1 Client Segregated SECS *
4,856,517,212
24.38
PT Bakrie Brothers Tbk **
2,230,104,050
11.19
Masyarakat (kepemilikan dibawah 5%) | Public (ownership below 5%)
12,830,238,211
64.43
Jumlah Lembar Saham | Total Number of Shares
19,916,859,473
100.00
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Amount of Issued and Paid Up Capital
2,551,685,947,300
Saham dalam Portepel | Subscription Stock Saham Biasa Seri A | Ordinary Shares (A-Series) Saham Biasa Seri B | Ordinary Shares (B-Series)
74,483,140,527
7,448,314,052,700
* hanya memiliki saham seri B | owns only ordinary shares (B Series) ** memiliki saham seri A dan seri B yang jumlah nominalnya tidak dapat dikelompokkan oleh Biro Administrasi Efek own ordinary shares (A & B Series) of which the nominal values were not able to be classified by the Share Registrar
CGMI 1 CLIENT SEGREGATED SECS (Kode Kustodian dari Avenue Luxembourg Sarl) Avenue Luxembourg Sarl adalah perusahaan investasi global yang merupakan bagian dari Avenue Capital Group yang memiliki kantor pusat di New York, Amerika Serikat serta beberapa kantor cabang di Eropa seperti di London, Luxembourg, Munich, dan 9 kantor cabang di Asia.
CGMI 1 CLIENT SEGREGATED SECS (Custodian Code from Avenue Luxembourg Sarl) Avenue Luxembourg Sarl is a global investment company, which is part of Avenue Capital Group with headquarters in New York, USA, and has several branch offices in Europe such as London, Luxembourg, Munich, and 9 branch offices in Asia.
PT BAKRIE & BROTHERS TBK PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dibangun tahun 1942, adalah perusahaan investasi yang berbasis di Jakarta, Indonesia. Investasi BNBR kini termasuk batu bara, agribisnis, telekomunikasi, minyak & gas, properti, baja, dan infrastruktur.
PT BAKRIE & BROTHERS TBK Established in 1942, PT Bakrie & Brothers (BNBR) is an investment company based in Jakarta, Indonesia. BNBR investments now include coal, agribusiness, telecommunications, oil & gas, property, steel, and infrastructure.
Kronologi Pencatatan Saham | Stock Listing Chronology
IDX: ELTY • Reuters: ELTY.JK • Bloomberg: ELTY.IJ Tanggal Pencatatan Listing Date
Pra Penawaran Umum Saham Perdana | Pre Initial Public Offering
29 October 95
Penawaran Umum Saham Perdana | Initial Public Offering
30 October 95
Penawaran Umum Terbatas I | Rights Issue I (1:3)
6 October 97
Saham Terakumulasi Accumulated Shares 240,000,000
Nominal Terakumulasi (Rp) Accumulated Nominal (Rp) 120,000,000,000
350,000,000
175,000,000,000
1,400,000,000
700,000,000,000
Penawaran Umum Terbatas II | Rights Issue II (1:3)
12 December 05
5,600,000,000
1,120,000,000,000
Penawaran Umum Terbatas III | Rights Issue III (2:5)
1 May 07
19,600,000,000
2,520,000,000,000
Pelaksanaan Waran | Warrant Issuance
1 November 07 31 December 09
19,916,859,473
2,551,685,947,300
Saham Ditempatkan & Disetor Penuh | Issued & Paid Up Shares
31 December 09
19,916,859,473
2,551,685,947,300
17 Bakrieland Annual Report 2009
Kinerja Saham | Stock Performance
(Rp)
Tertinggi | Highest Terendah | Lowest Penutupan | Closing
400
300
200
100
0 Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Harga Saham | Stock Price (Rp)
2009
Dec
Perdagangan Saham | Stock Trading
Tertinggi Highest
Terendah Lowest
Penutupan Closing
Rp
Volume
January
82
54
60
176,910,408,500
2,680,160,500
February
85
58
78
462,184,347,500
6,142,213,500
March
88
70
85
324,851,329,000
4,084,490,500
April
178
84
164
1,541,489,491,500
11,299,963,000
May
310
163
295
3,888,651,675,500
16,703,387,500
June
335
240
295
2,561,213,907,500
8,549,099,000
July
365
280
355
1,640,849,345,000
5,132,841,500
August
385
335
345
2,033,737,712,500
5,677,950,000
September
390
340
370
1,006,585,602,500
2,734,150,000
October
370
245
275
829,244,232,500
2,643,927,500
November
300
205
205
807,678,682,500
2,948,408,500
December
255
177
193
613,191,349,000
2,886,586,500
Jumlah Saham Diperdagangkan per Triwulan | Number of Stock Traded per Quarter
2009
2008
Harga Saham | Stock Price (Rp) Tertinggi Highest
Terendah Lowest
Penutupan Closing
Volume
Triwulan I 1st Quarter
88
54
85
12,906,864,500
Triwulan II 2nd Quarter
335
84
295
Triwulan III 3rd Quarter
390
280
Triwulan IV 4th Quarter
370
177
Harga Saham | Stock Price (Rp) Tertinggi Highest
Terendah Lowest
Penutupan Closing
Volume
Triwulan I 1st Quarter
700
450
520
10,075,006,500
36,552,449,500
Triwulan II 2nd Quarter
530
345
355
8,448,206,500
370
13,544,941,500
Triwulan III 3rd Quarter
395
175
235
4,480,968,000
193
8,478,922,500
Triwulan IV 4th Quarter
225
57
72
9,724,956,500
18 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Kronologi Pencatatan Obligasi | Bonds Listing Chronology
IDX: ELTY • Peringkat / Rating: idBBB+PEFINDO Tanggal Pencatatan Listing Date
Jumlah (Rp) Amount (Rp)
Penawaran Umum Obligasi I Seri A | Bonds I A Series Offering
12 March 2008
220,000,000,000
11.90% p.a. / 3 years
Penawaran Umum Obligasi I Seri B | Bonds I B Series Offering
12 March 2008
280,000,000,000
12.85% p.a. / 5 years
Kronologi Pencatatan Sukuk | Sukuk Listing Chronology
Bunga / Jangka Waktu Interest / Period
IDX: ELTY • Peringkat / Rating: idBBB+(sy)+PEFINDO
Tanggal Pencatatan Listing Date
Jumlah (Rp) Amount (Rp)
Cicilan Imbalan (Rp) Return Installment (Rp)
Jangka Waktu Period
Penawaran Umum Sukuk Ijarah I Seri A Sukuk Ijarah I A Series Offering
9 July 2009
60,000,000,000
154.8 million per 1 billion / year
2 tahun | years
Penawaran Umum Sukuk Ijarah I Seri B Sukuk Ijarah I B Series Offering
9 July 2009
90,000,000,000
160.0 million per 1 billion / year
3 tahun | years
Pembayaran Bunga Obligasi I Bakrieland Development Tahun 2008 hingga 31 Desember 2009 Interest Payment for Bakrieland Development’s 2008 Bond I up to 31 December 2009 No.
Keterangan Remarks
Tanggal Pembayaran Payment Date
Jumlah (Rp) Amount (Rp)
1
Pembayaran Bunga ke-1 Interest Payment 1
11 June 2008
15,540,000,000
2
Pembayaran Bunga ke-2 Interest Payment 2
11 September 2008
15,540,000,000
3
Pembayaran Bunga ke-3 Interest Payment 3
11 December 2008
15,540,000,000
4
Pembayaran Bunga ke-4 Interest Payment 4
11 March 2009
15,540,000,000
5
Pembayaran Bunga ke-5 Interest Payment 5
11 June 2009
15,540,000,000
6
Pembayaran Bunga ke-6 Interest Payment 6
11 September 2009
15,540,000,000
7
Pembayaran Bunga ke-7 Interest Payment 7
11 December 2009
15,540,000,000
Pembayaran Cicilan Imbalan Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Tahun 2009 hingga 31 Desember 2009 Payment of Return Installment for Bakrieland Development’s 2009 Sukuk Ijarah I up to 31 December 2009 Keterangan Remarks Cicilan Imbalan ke-1 Return Installment I
Tanggal Pembayaran Payment Date 7 October 2009
Jumlah (Rp) Amount (Rp) 5,922,000,000
19
Aksi Korporasi
Bakrieland Annual Report 2009
Corporate Action
Penerbitan Sukuk
Sukuk Issues
Pada tanggal 9 Juli tahun 2009, Perusahaan
On 9 July 2009, the Company issued its first
menerbitkan obligasi syariah pertamanya, yaitu
syariah-compliant bonds known as the Bakrieland
Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Tahun 2009.
Development Sukuk Ijarah I. The sukuk issue is
Penerbitan sukuk tersebut adalah sebagai upaya
part of Company efforts to offer an investment
Perusahaan untuk menerbitkan instrumen investasi
instrument that complies with syariah law aimed at
yang memenuhi ketentuan syariah, sehingga dapat
increasing cooperation with investors from Middle
meningkatkan kerja sama dengan investor dari
Eastern countries. Funds accumulated from this
negara-negara Timur Tengah. Dana yang dihimpun
sukuk issue amount to Rp 150 billion and are divided
dari penerbitan sukuk tersebut adalah sebesar
into two series where Series A amounts to Rp 60
Rp 150 miliar, yang terbagi menjadi dua seri yaitu
billion and Series B amounts to Rp 90 billion, and the
Seri A sebesar Rp 60 miliar dan Seri B sebesar Rp
respective maturity dates will be in 2011 and 2012.
90 miliar yang akan jatuh tempo masing-masing
Installments in ijarah return for Series A amount to
pada tahun 2011 dan 2012. Cicilan imbalan Sukuk
Rp 154.8 million per Rp 1 billion each year, while
Ijarah Seri A adalah sebesar Rp 154,8 juta per Rp 1
the ijarah return for Series B totals Rp 160 million
miliar per tahun, sedangkan Seri B sebesar Rp 160
per Rp 1 billion each year. Funds obtained from this
juta per Rp 1 miliar per tahun. Dana yang diperoleh
sukuk issue are mainly utilized for the development
dari penerbitan sukuk ini sebagian besar digunakan
of projects undertaken by the Landed Residential
untuk mendukung pengembangan proyek Unit
Business Unit.
Usaha Landed Residential. Sukuk Ijarah I Bakrieland mendapatkan peringkat
Sukuk Ijarah I was rated idBBB+(sy) by Pefindo.
idBBB+(sy) dari Pefindo. Peringkat ini mencerminkan
This rating reflects the Company’s ability to repay its
kemampuan Perusahaan dalam membayar kembali
financial obligations.
kewajiban finansialnya. Cicilan imbalan dari Sukuk Ijarah I Bakrieland
Return installment of its Sukuk Ijarah I is paid on a
dibayarkan secara triwulanan. Hingga saat ini
quarterly basis. To date, Bakrieland has made timely
Bakrieland senantiasa melakukan kewajiban cicilan
payment of ijarah return installment.
imbalan secara tepat waktu.
20 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Pembelian Kembali Saham
Share Buyback
Sebagai dampak dari krisis pada tahun 2008 yang
Due to the crisis impact in 2008 which prompted a
mengakibatkan
saham
significant drop in share prices, Bapepam-LK issued
menerbitkan
Regulation No. XI.B.3 dated 9 October 2008 on
secara
penurunan
signifikan,
harga-harga
Bapepam-LK
peraturan No. XI.B.3 tanggal 9 Oktober 2008
Issuer or Public Company Share Buyback in a Critical
tentang Pembelian Kembali Saham Emiten atau
Market Condition which allows the repurchase of
Perusahaan Publik Dalam Kondisi Pasar Yang
shares within certain limits without prior approval
Berpotensi Krisis, yang memperbolehkan pembelian
from the General Meeting of Stakeholders (GMS).
kembali saham dengan batasan-batasan tertentu,
This regulation was primarily intended to mitigate
tanpa melalui persetujuan Rapat Umum Pemegang
the worsening impact of plummeting share prices.
Saham (RUPS). Peraturan ini terutama bertujuan
Based on this regulation, on 14 October 2008 the
mengurangi
harga-harga
Company has requested for stock repurchase within
saham lebih jauh. Berdasarkan peraturan tersebut,
a 3-month period and extensions to 14 January 2009,
pada tanggal 14 Oktober 2008 Perusahaan telah
14 April 2009, 14 July 2009 and 14 October 2009.
mengajukan permohonan pembelian kembali saham
Maximum funds allocated for this share buyback
selama masa 3 bulan dan melakukan permohonan
program totaled Rp 510 billion and the amount of
perpanjangan periode pada tanggal 14 Januari 2009,
repurchased shares were not to exceed 20% of total
14 April 2009, 14 Juli 2009 dan 14 Oktober 2009.
issued and fully paid-in capital.
dampak
penurunan
Jumlah maksimal dana yang dialokasikan dalam program pembelian kembali saham ini sebesar Rp 510 miliar dan jumlah saham yang dibeli kembali tidak melebihi 20% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan
Taking into account market conditions and the
perkembangan harga saham Perusahaan, pada
Company
tanggal 23 Desember 2009 Perusahaan telah
December
melakukan
Pada
quantities of its shares. For the buyback carried
pembelian kembali saham tanggal 23 Desember
out on 23 December 2009, some 8,250,000 shares
2009, jumlah saham yang dibeli kembali adalah
were repurchased for an average buying price of
8.250.000 lembar dengan harga rata-rata pembelian
Rp 181.4 per share. For this transaction, the
Rp 181,4 per lembar saham. Untuk transaksi
Company ensured information transparency to the
ini,
Indonesia Stock Exchange on 28 December 2009.
pembelian
Perusahaan
telah
kembali
saham.
melakukan
keterbukaan
share 2009
price the
developments, Company
on
23
repurchased
informasi kepada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 28 Desember 2009. Perusahaan juga telah melakukan pembelian kembali
The Company has also performed buy back of shares
saham pada tanggal 29 Desember 2009, sebanyak
on 29 December 2009 amounted to 5,000,000
5.000.000 lembar dengan harga rata-rata pembelian
shares with average purchase price of Rp 199 per
Rp 199 per lembar. Untuk transaksi ini, Perusahaan
share. For this transaction, the Company has given
telah melakukan keterbukaan informasi kepada
full information disclosure to the Indonesia Stock
Bursa Efek Indonesia pada tanggal 30 Desember
Exchange on 30 December 2009.
2009.
21 Bakrieland Annual Report 2009
Peningkatan Modal di PT Bali Nirwana Resort
Capital Increase for PT Bali Nirwana Resort
Seiring dengan pulihnya iklim pariwisata di pulau
In line with the revival of the tourism sector in Bali
Bali semenjak tragedi bom Bali I dan bom Bali II,
following a series of bombings as indicated by
yang ditandai dengan jumlah wisatawan asing yang
the influx of more than 2 million foreign visitors
mencapai lebih dari 2 juta orang sepanjang tahun
to the island in 2009, the Company increased its
2009, Perusahaan melakukan investasi yang lebih
investment in Bali with more capital injection for
besar di pulau Bali dengan melakukan peningkatan
PT Bali Nirwana Resort (BNR) through its subsidiary,
modal pada PT Bali Nirwana Resort (BNR) melalui
PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS), the Company
anak perusahaan, PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS),
increased its capital to roughly Rp 149.7 billion
Perusahaan melakukan peningkatan modal sebesar
which raises the Company’s ownership of BNR to
kurang lebih Rp 149,7 miliar sehingga kepemilikan
52.5% from the previous 27.0%. Greater equity
Perusahaan di BNR meningkat dari 27,0% menjadi
participation in BNR gained shareholder approval
52,5%. Peningkatan penyertaan modal pada BNR ini
through the Extraordinary General Meeting of
telah mendapatkan persetujuan pemegang saham
Shareholders held on 19 December 2008.
melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada tanggal 19 Desember 2008.
22 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Ikhtisar Bisnis Business Highlights
City Property • Salah satu pengembang properti berkelas dunia di Jakarta. • Proyek utama: Rasuna Epicentrum, suatu kawasan superblok modern terpadu di pusat kota. • Penyumbang utama pendapatan Bakrieland, sebesar 44,2% dari total pendapatan Perusahaan di tahun 2009.
• One of the world-class property developers in Jakarta. • Main projects: Rasuna Epicentrum, an integrated stateof-the-art superblock located in the heart of the city. • Bakrieland’s principal revenue contributor of 44.2% to the Company’s total earnings in 2009.
Lifestyle, Rasuna Epicentrum
Landed Residential • Mengembangkan kawasan pemukiman untuk segmen menengah dan menengah atas. • Lokasi: Bogor, Malang, dan Batam. • Proyek utama: Bogor Nirwana Residence. • 35,4% dari total pendapatan Bakrieland di tahun 2009.
• Develop eco-friendly integrated residential areas specifically for the middle and middle-upper class segments. • Location: Bogor, Malang, and Batam. • Main project: Bogor Nirwana Residence. • 35.4% of Bakrieland’s total revenue in 2009. Bogor Nirwana Residence
Hotel and Resort • Mengembangkan dan mengelola hotel dan resor berkelas internasional. • Lokasi: Bali, Lampung, dan Balikpapan. • Memberikan kontribusi sebesar 20,4% dari total pendapatan Bakrieland di tahun 2009.
• Develop and manage international caliber hotels and resorts. • Location: Bali, Lampung, and Balikpapan. • Contributed 20.4% of Bakrieland’s total earnings in 2009.
Krakatoa Nirwana Resort
Property-Related Infrastructure Bakrieland memulai pembangunan jalan tol Kanci-Pejagan, yang konstruksinya telah diselesaikan pada 16 Desember 2009. Jalan tol sepanjang 35 km ini menghubungkan Cirebon, Jawa Barat dengan Brebes, Jawa Tengah, dan memiliki masa konsesi selama 35 tahun.
Bakrieland initiated the construction of Kanci-Pejagan toll road, which its construction has been completed on 16 December 2009. The 35 km toll road connects Cirebon, West Java and Brebes, Central Java, and has a 35 year concession period.
Beberapa proyek jalan tol lain yang akan dilaksanakan adalah jalan tol Pejagan-Pemalang (58 km), BatangSemarang (75 km), Ciawi-Sukabumi (54 km) and Pasuruan Probolinggo (45 km).
Several other toll road projects which will be developed include toll road Pejagan-Pemalang (58 km), BatangSemarang (75 km), Ciawi-Sukabumi (54 km) and Pasuruan Probolinggo (45 km).
Kanci-Pejagan Toll Road
23
Struktur Perusahaan
Bakrieland Annual Report 2009
Corporate Structure
PT Bakrieland Development Tbk
69.62%
PT Bakrie Pesona Rasuna
98.80%
PT Bumi Daya Makmur
69.99%
PT Rasuna Residence Development
98.80%
PT Superwish Perkasa *
69.99%
PT Bakrie Pangripta Loka
99.99%
PT Provices Indonesia
99.75%
PT Rasuna Caturtama Corpora **
99.59%
PT Bahana Sukmasejahtera *
99.96%
PT Mutiara Permata Biru
99.77%
PT Dutaperkasa Unggullestari
65.00%
PT Samudra Asia Nasional
99.99%
PT Graha Intan Bali **
99.00%
PT Bakrie Swasakti Utama
PT Graha Andrasentra Propertindo
99.78%
PT Citra Saudara Abadi *
99.99%
PT Sanggraha Pelita Sentosa *
99.52%
PT Bakrie Nirwana Semesta
99.99%
PT Bali Nirwana Resort
52.55%
PT Nirwana Legian Hotel **
99.92%
PT Berkah Puhu Lestari *
99.99%
PT Libratindo Gemilang *
99.99%
PT Krakatau Lampung Tourism Development
90.00%
PT Bakrie Graha Nirwana *
99.80%
PT Villa Del Sol *
99.99%
PT Bakrie Armo Nirwana *
70.00%
PT Bakrie Infrastructure
99.99%
PT Alberta Utilities
75.04%
PT Bakrie Graha Investama *
99.96%
PT Bakrie Sentra Investama
99.98%
Lini Usaha | Lines of Businesses Construction/Developer, Real Estate, Apartment, Office, Infrastructure, and Trading General Trading and Services, Property Management Construction and Agriculture Hotel and Tourism * Dalam pengembangan di tahun 2009 | Under development in 2009 ** Belum beroperasi di tahun 2009 | Not in operation in 2009
5.00%
PT Aetra Air Jakarta PT Bakrie Toll Road
99.99%
PT Transglobal Finance Limited
100%
PT Pan Galactic Investment Limited
100%
PT Satria Cita Perkasa
99.99%
PT Semesta Marga Raya
65.00%
24 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Area Kerja Working Area
Batam
Lampung
Jakarta
Bogor
Batam Nirwana Residence (Landed Residential) Proyek perumahan kelas menengah di Pulau Batam dengan luas area pengembangan 40 ha.
Krakatoa Nirwana Resort (Hotel & Resort) Kawasan resor dan rekreasi terpadu dengan total luas area 350 ha.
Rasuna Epicentrum (City Property) 53,5 ha kawasan pengembangan di area CBD Kuningan, merupakan proyek superblok pertama, terbesar dan terlengkap di Jakarta yang terdiri dari Apartemen, Perkantoran, Komersial, Hotel dan Pusat Kebugaran.
Bogor Nirwana Residence (Landed Residential) 810 ha kawasan pengembangan untuk proyek perumahan menengah-menengah atas di pusat kota Bogor, yang dilengkapi area komersial dan wahana edutainmen (The Jungle Waterpark) secara terintegrasi.
Sentra Timur Residence (City Property) Proyek Rusunami dengan 11 menara di atas lahan seluas 3,2 ha yang berlokasi di kawasan Pulo Gebang, Jakarta Timur.
Bogor Nirwana Residence (Landed Residential) An 810 ha middle to middleupper residential project in central Bogor, complete with integrated commercial and edutainment area (The Jungle Waterpark).
Batam Nirwana Residence (Landed Residential) A middle-class residential project in Batam Island, covering 40 ha of development area.
Krakatoa Nirwana Resort (Hotel & Resort) An integrated resort and recreation destination with a total area of 350 ha.
Rasuna Epicentrum (City Property) A 53.5 ha development in Kuningan CBD, the first, largest and most complete superblock project in Jakarta, consisting of Apartments, Offices, Commercial Space, a Hotel and Fitness Center. Sentra Timur Residence (City Property) Subsidized apartments with 11 towers on a 3.2 ha, located at Pulo Gebang, East Jakarta.
Pullman Bali Legian Nirwana
Bogor Nirwana Residence
25 Bakrieland Annual Report 2009
Cirebon
Malang
Bali
Balikpapan
Bakrie Toll Road Proyek ruas jalan tol KanciPejagan sepanjang 35 km, yang menghubungkan Cirebon (Jawa Barat) dan Brebes (Jawa Tengah).
Ijen Nirwana Residence (Landed Residential) Proyek perumahan di kawasan prestisius di kota Malang dengan luas pengembangan 22,4 ha.
Pullman Bali Legian Nirwana (Hotel & Resort) Strata hotel bintang 5 pertama di pantai Kuta Bali dengan luas area 2,4 ha.
Balikpapan Nirwana Suites & Residences (Hotel & Resort) Hotel dan serviced residence pertama di Balikpapan di area seluas 3,3 ha di pusat kota Balikpapan.
Bakrie Toll Road The project of the 35 km Kanci-Pejagan toll road section connecting Cirebon (West Java) and Brebes (Central Java).
Ijen Nirwana Residence (Landed Residential) A residential project at a prestigious area in Malang, with a development area of 22.4 ha.
Nirwana Bali Resort (Hotel & Resort) Kawasan resor terpadu pertama di Bali seluas lebih dari 100 ha, yang merupakan kombinasi hotel bintang 5 dan hunian eksklusif dilengkapi dengan lapangan golf 18-hole rancangan Greg Norman serta fasilitas rekreasi.
Balikpapan Nirwana Suites & Residences (Hotel & Resort) The first hotel and serviced residence in Balikpapan, built on 3.3 ha in the city of Balikpapan.
Pullman Bali Legian Nirwana (Hotel & Resort) The first five-star strata hotel located at Kuta beach, Bali with an area of 2.4 ha. Nirwana Bali Resort (Hotel & Resort) Bali’s first fully integrated resort of over 100 ha, combining a five-star luxury hotel and exclusive residences complete with Greg Norman designed 18hole golf course and recreation facilities.
Bakrie Tower
Kanci-Pejagan Toll Road
26
Jejak Langkah Perusahaan
Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Company Milestone
1984 - 1995
1996 - 2005
June 1984
September 1997
Kelompok Usaha Bakrie (KUB) telah memiliki pengalaman dalam pembangunan properti sejak tahun 1984 yaitu diawali dengan pembangunan Wisma Bakrie (yang berlokasi di Jl. H.R. Rasuna Said, Kuningan Jakarta, sekarang bernama Wisma Bakrie 1), oleh PT Catur Swasakti Utama (sekarang bernama PT Bakrie Swasakti Utama yang merupakan anak perusahaan PT Bakrieland Development Tbk).
Penawaran Umum Terbatas I sejumlah 1.050.000.000 saham biasa, sehingga jumlah saham bertambah menjadi 1.400.000.000 saham.
Pengalaman pembangunan properti oleh KUB terus berlanjut antara lain pembangunan gedung Graha Kapital yang berlokasi di Jl. Kemang Raya Jakarta, dan Apartemen Taman Rasuna di Kuningan, Jakarta. The Bakrie Group began its expertise in the property development sector in the year of 1984 with the construction of the Wisma Bakrie building (located in Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, now known as Wisma Bakrie 1), by PT Catur Swasakti Utama (currently as PT Bakrie Swasakti Utama, a subsidiary of PT Bakrieland Development Tbk). The Group’s venture in the property sector continues with, among others, the construction of the Graha Kapital building located in Jalan Kemang Raya in South Jakarta and Taman Rasuna Apartments in Kuningan, Jakarta.
June 1990 Perusahaan didirikan dengan nama PT Purilestari Indah Pratama pada Juni 1990, nama Perusahaan diganti menjadi PT Elang Realty pada Desember 1994, dan pada tahun 1997 menjadi PT Bakrieland Development Tbk. Bakrieland was established as PT Purilestari Indah Pratama in June 1990, changing its name to PT Elang Realty in December 1994, and then to PT Bakrieland Development Tbk in 1997.
October 1995 Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) sejumlah 110.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan harga penawaran sebesar Rp 625 per saham. Seluruh saham tersebut tercatat di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) pada tanggal 30 Oktober 1995. Initial Public Offering (IPO) with 110,000,000 shares with a nominal value of Rp 500 per share and an offering value of Rp 625 per share. The Company’s shares were listed on Indonesia Stock Exchange (previously Jakarta Stock Exchange) on 30 October 1995.
First Rights Issue of 1,050,000,000 ordinary shares, bringing the total 1,400,000,000 shares.
January 1998 PT Bakrie Capital Indonesia (BCI) mengakuisisi 57,84% kepemilikan saham PT Elang Sentrainvestama Abadi dan PT Elang Karuna Abadi dalam Perusahaan. PT Bakrie Capital Indonesia (BCI) acquired 57.84% of shares in PT Elang Sentrainvestama Abadi and PT Elang Karuna Abadi.
May 2004 Bakrieland mengakuisisi PT Bakrie Swasakti Utama.
73,48%
kepemilikan
saham
Acquisition of 73.48% of shares in PT Bakrie Swasakti Utama.
November 2005 Penawaran Umum Terbatas II sejumlah 4.200.000.000 saham biasa Seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham, dengan harga penawaran Rp 150 per saham atau sebesar Rp 630.000.000.000 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 12 Desember 2005. Second Rights Issue of 4,200,000,000 shares, consisting of Ordinary Shares (B-Series) with a nominal value of Rp 100 per share, and an offering value of Rp 150 per share or a total of Rp 630,000,000,000 on Indonesia Stock Exchange, as of 12 December 2005. Avenue Luxembourg Sarl membeli 12% kepemilikan saham dalam PT Bakrieland Development Tbk. Avenue Luxembourg Sarl acquired 12% of the shares in PT Bakrieland Development Tbk.
27 Bakrieland Annual Report 2009
2007 - 2008
2009
April 2007
July 2009
Penawaran Umum Terbatas III sejumlah 14.000.000.000 saham biasa Seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham, dengan harga penawaran Rp 200 per saham atau sebesar Rp 2.800.000.000.000 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
• Bakrieland menerbitkan Sukuk Ijarah I Bakrieland Development dengan Sisa Imbalan sebesar Rp 150.000.000.000. Sukuk ini terdiri dari 2 seri, yaitu seri A dan seri B.
Third Rights Issue of 14,000,000,000 shares, consisting of Ordinary Shares (B-Series) with a nominal value of Rp 100 per share, and an offering value of Rp 200 per share for a total of Rp 2,800,000,000,000 on Indonesia Stock Exchange.
• Melalui PT Bakrie Nirwana Semesta, Bakrieland meningkatkan penyertaan modal pada PT Bali Nirwana Resort menjadi 52,55%.
March 2008 Perseroan menerbitkan Obligasi I Bakrieland Development tahun 2008 dengan Tingkat Bunga Tetap sebesar Rp 500.000.000.000. Obligasi ini terdiri dari 2 seri, yaitu Seri A dan Seri B. The Company issued Bakrieland Development’s Bonds-I Year 2008 with Fixed Interest Rate, worth Rp 500,000,000,000. The bonds consisted of A-Series and B-Series.
April 2008 Persetujuan RUPSLB tanggal 9 April 2008 untuk restrukturisasi dan divestasi penyertaan di PT Bakrie Swasakti Utama, PT Bumi Daya Makmur dan PT Superwish Perkasa kepada Limitless (anak perusahaan Dubai World) dan pembelian saham PT Satria Cita Perkasa (pemegang saham PT Semesta Marga Raya/pemegang konsesi ruas tol Kanci-Pejagan). EGMS approval on 9 April 2008 for the restructuring and divestment of its investment in PT Bakrie Swasakti Utama, PT Bumi Daya Makmur and PT Superwish Perkasa to Limitless (a subsidiary of Dubai World), and to purchase shares in PT Satria Cita Perkasa (shareholder of PT Semesta Marga Raya/ holder of Kanci-Pejagan toll road concession).
July 2008 Melalui PT Bakrie Infrastructure, membeli 75,04% saham dalam PT Alberta Utilities sebagai pemegang 5% saham PT Aetra Air Jakarta (d/h PT Thames PAM Jaya), perusahaan penyedia air bersih di wilayah Timur DKI Jakarta. Through PT Bakrie Infrastructure, the Company purchased 75.04% shares in PT Alberta Utilities, which owns 5% shares of PT Aetra Air Jakarta (previously PT Thames PAM Jaya), a clean water provider company in Eastern Jakarta.
• Bakrieland issued Sukuk Ijarah I Bakrieland Development with Installments totalling Rp 150,000,000,000.The Sukuk comprised of 2 series, A-Series and B-Series. • Through PT Bakrie Nirwana Semesta, Bakrieland increased its capital investment in PT Bali Nirwana Resort to 52.55%.
October 2009 Melalui PT Bakrie Toll Road yang sahamnya 99,99% dimiliki oleh PT Bakrie Infrastructure (anak perusahaan Bakrieland), Bakrieland meningkatkan investasinya pada PT Semesta Marga Raya menjadi 64,98%. Through PT Bakrie Toll Road, whose shares are 99.99% owned by PT Bakrie Infrastructure (a subsidiary of Bakrieland), Bakrieland increased investment in PT Semesta Marga Raya to 64.98%.
28 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Peristiwa Penting 2009 2009 Event Highlights
14 jan
21 apr
Pameran Pullman Bali Legian Nirwana pada acara Niaga Expo di Jakarta. Pullman Bali Legian Nirwana Exhibition at Niaga Expo in Jakarta.
23 feb
Bakrieland memperoleh Silver Award for Environment Category in Property & Infrastructure Sector, dalam Indonesian CSR Awards.
Sayembara Desain Gerbang Tol dan Rest Area Jalan Tol Kanci-Pejagan di Galeri Pemasaran Rasuna Epicentrum, Jakarta. Design Competition for Kanci-Pejagan Toll Gate and Rest Area at the Rasuna Epicentrum Marketing Gallery, Jakarta.
Bakrieland received Silver Award for Environment Category in Property & Infrastructure Sector, in Indonesian CSR Awards.
11 mar
Seminar Properti Seri-1: Smart Investment in Financial Crisis oleh Panangian Simanungkalit di Galeri Pemasaran Rasuna Epicentrum, Jakarta. Property Seminar Series 1: Smart Investments in the Financial Crisis by Panangian Simanungkalit at the Rasuna Epicentrum Marketing Gallery, Jakarta.
1 may
16 mar
Penandatanganan Perjanjian Kredit Yasa Griya (KYG) Proyek Rusunami Sentra Timur Residence di Rusunami Sentra Timur Residence Pulogebang, Jakarta. Signing of Yasa Griya (KYG) Credit Agreement for Sentra Timur Residence Project at Rusunami Sentra Timur Residence Pulogebang, Jakarta.
Kunjungan Wakil Walikota Jakarta Timur ke Proyek Rusunami Sentra Timur Residence di Rusunami Sentra Timur Residence Pulogebang, Jakarta. Visit by the Vice Mayor of East Jakarta to Rusunami Sentra Timur Residence at Rusunami Sentra Timur Residence Pulogebang, Jakarta.
29 apr
Seminar Setengah Hari: New Wave Marketing oleh Hermawan Kartajaya di Galeri Pemasaran Rasuna Epicentrum, Jakarta. Half Day Seminar: New Wave Marketing by Hermawan Kartajaya at the Rasuna Epicentrum Marketing Gallery, Jakarta.
Dalam acara GCG Award 2009 Bakrieland memperoleh Best GCG Most Improved Category. In the event of GCG Award 2009, Bakrieland obtained Best GCG Most Improved Category.
25 may
Rapat Uji Tuntas & Paparan Publik Sukuk Ijarah I PT Bakrieland Development Tbk tahun 2009 di Galeri Pemasaran Rasuna Epicentrum, Jakarta. Due Diligence Meeting & Public Exposé for PT Bakrieland Development Tbk Sukuk Ijarah I - 2009 at the Rasuna Epicentrum Marketing Gallery, Jakarta.
29
25 jul
26 may
Bakrieland Annual Report 2009
13 aug
8 oct
Serah terima Wing 1 & 2 Hotel Pullman Bali Legian Nirwana, Bali. Hand Over Wing 1 & 2 Pullman Bali Legian Nirwana, Bali.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bakrieland Development Tbk di Galeri Pemasaran Rasuna Epicentrum, Jakarta.
11 aug
The Annual General Meeting of Shareholders of PT Bakrieland Development Tbk at the Rasuna Epicentrum Marketing Gallery, Jakarta.
19 jun
Penandatanganan Nota Kesepahaman PT Bakrieland Development Tbk dengan PT Pembangunan Perumahan dalam pembangunan apartemen The Wave di Galeri Pemasaran Rasuna Epicentrum, Jakarta. Signing of Memorandum of Understanding between PT Bakrieland Development Tbk and PT Pembangunan Perumahan in developing The Wave apartment, at the Rasuna Epicentrum Marketing Gallery, Jakarta.
Acara Penanaman Sejuta Pohon di proyek Tol Kanci-Pejagan, Jawa Tengah.
17 sep
One Million Trees Planting at Kanci-Pejagan Toll Project, Central Java.
Seminar: Optimalisasi Potensi Diri & Meraih Kesuksesan Dengan Prinsip Semesta Alam Mendukung oleh Prof. Yohanes Surya, Ph.D di Kampus Bakrie School of Management, Jakarta. Seminar: Optimizing SelfPotential & Accomplishing Success Using the Support of the Universe Principle, by Prof. Yohanes Surya, Ph.D at Bakrie School of Management Campus, Jakarta.
12 aug
Acara Annual Report Award 2008. Bakrieland meraih Peringkat 1 kategori Perusahaan Swasta Non Keuangan Tercatat. The 2008 Annual Report Award. Bakrieland accomplished Rank 1 for Listed Private Non-Financial Company.
Topping Off Rusunami Sentra Timur Residence Pulogebang, Jakarta. Topping Off of Rusunami Sentra Timur Residence Pulogebang, Jakarta.
17 nov
Global Entrepreneurship Week 2009 di Galeri Pemasaran Rasuna Epicentrum, Jakarta. Global Entrepreneurship Week 2009 at the Rasuna Epicentrum Marketing Gallery, Jakarta.
Buka Puasa Bersama dan Santunan Anak Yatim bersama Ustad Udje, diselenggarakan oleh Keluarga Besar Sentra Timur Residence di Rusunami Sentra Timur Residence Pulogebang, Jakarta. Breaking the Fast and Donations for orphans with Ustad Udje, held by Sentra Timur Residence Family at the Rusunami Sentra Timur Residence Pulogebang, Jakarta.
16 dec
Penandatanganan Anggaran Tahun 2010 PT Bakrieland Development Tbk di Lido Resort Sukabumi, Jawa Barat. Signing of PT Bakrieland Development Tbk 2010 Budget at the Lido Resort Sukabumi, West Java.
30 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
GCG & CSR
Corporation
City Property
Penghargaan & Sertifikasi Awards & Certifications
• Peringkat 1 (satu) Annual Report Award untuk Kategori Perusahaan Swasta Terbuka Non-Keuangan, dianugerahkan oleh Bapepam-LK, BEI, BI, Ditjen Pajak, Kementerian BUMN, IAI, KNKG, 12 Agustus 2009.
• Rank 1st for 2008 Annual Report Award for Listed Private Non-Finance Company Category, awarded by Bapepam-LK, IDX, BI, Directorate General of Tax, State Ministry for State Owned Enterprises, IAI, KNKG, 12 August 2009.
• GCG Terbaik untuk Kategori Most Improved pada GCG Award 2009. Penghargaan diberikan berdasarkan penilaian Indonesia Institute for Corporate Directorship (IICD) & Business Review, 1 Mei 2009.
• Best GCG Most Improved Category in 2009 GCG Award. Rating based on assessment conducted by the Indonesia Institute for Corporate Directorship (IICD) & Business Review, 1 May 2009.
• Peringkat “Terpercaya” dalam pemeringkatan Indeks Persepsi Tata Kelola Perusahaan 2008 berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh The Indonesian Institute For Corporate Governance & Majalah Swa Sembada, 23 Desember 2009.
• Ranked as ‘Trusted’ Company in 2008 Corporate Governance Perception Index with rating based on assessment conducted by The Indonesian Institute For Corporate Governance & Swa Sembada Magazine, 23 December 2009.
• Silver Award untuk Kategori Lingkungan pada Sektor Properti & Infrastruktur, dianugerahkan oleh Departemen Sosial RI dan Corporate Forum for Community Development (CFCD) pada Indonesian CSR Awards 2008, 23 Februari 2009.
• Silver Award for Environment Category in Property & Infrastructure Sector, awarded by the Department of Social Affairs of the Republic of Indonesia & Corporate Forum for Community Development (CFCD) at the 2008 Indonesian CSR Awards, 23 February 2009.
Developer of The Year (2009), dianugerahkan oleh Majalah Properti & Bank pada Indonesia Property & Bank Award 2009, 14 Agustus 2009.
The Developer of The Year (2009), awarded by Property & Bank Magazine at the 2009 Indonesia Property & Bank Award, 14 August 2009.
• Peringkat 3 (tiga) untuk Kategori Lingkungan pada Sektor Properti & Infrastruktur (Rasuna Epicentrum) dianugerahkan oleh Departemen Sosial RI & Corporate Forum for Community Development (CFCD) pada Indonesian CSR Awards 2008, 23 Februari 2009.
• Rank 3rd for Environment Category in Property & Infrastructure Sector (Rasuna Epicentrum) awarded by the Department of Social Affairs of the Republic of Indonesia & Corporate Forum for Community Development (CFCD) at the 2008 Indonesian CSR Awards, 23 February 2009.
• Superblok Pertama dan Terbesar (Rasuna Epicentrum) dianugerahkan oleh majalah Property & Bank pada Indonesia Property & Bank Award 2009, 14 Agustus 2009.
• The First and The Largest Superblock (Rasuna Epicentrum) awarded by Property & Bank Magazine at the 2009 Indonesia Property & Bank Award, 14 August 2009.
31 Bakrieland Annual Report 2009
• Konsep Area Hijau Terbuka (Klaster Green Leaf di Ijen Nirwana Residence) dianugerahkan oleh Majalah Housing Estate pada Green Property Award 2009, 13 Mei 2009.
• Green Open Area Concept (Green Leaf Cluster at Ijen Nirwana Residence) awarded by Housing Estate Magazine at the 2009 Green Property Award, 13 May 2009.
• Green Nature and Green Development (Ijen Nirwana Residence) dianugerahkan oleh Majalah Properti & Bank pada Indonesia Property & Bank Award, 14 Agustus 2009.
• Green Nature and Green Development (Ijen Nirwana Residence) awarded by Property & Bank Magazine at the 2009 Indonesia Property & Bank Award, 14 August 2009.
• Peringkat 1 (satu) untuk Kategori Lingkungan untuk Sektor Properti & Infrastruktur (Bali Nirwana Resort) dianugerahkan oleh Departemen Sosial RI & Corporate Forum for Community Development (CFCD) pada Indonesian CSR Awards 2008, 23 Februari 2009.
• Rank 1st for Environment Category in Property & Infrastructure Sector (Nirwana Bali Resort) awarded by the Department of Social Affairs of the Republic of Indonesia & Corporate Forum for Community Development (CFCD) at the 2008 Indonesian CSR Awards, 23 February 2009.
• Pembangunan dengan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terbaik (Bali Nirwana Resort) dianugerahkan oleh Cityscape Asia pada Cityscape Awards Real Estate Asia 2009, 19 Mei 2009.
• Best Corporate Social Responsibility Development (Nirwana Bali Resort) awarded by Cityscape Asia at the 2009 Cityscape Awards Real Estate Asia, 19 May 2009.
• The Choice Golf Course – Overseas 2009 Nirwana Bali Golf Club (NBGC) pada Golfers’ Choice Awards 2009, Majalah Golf Vacations, Hong Kong, Juli 2009. • 1st Runner-Up Asia’s Best Golf Resort dari Asian Golf Monthly Awards 2009, Singapura. • Indonesia’s Leading Golf Resort dari World Travel Awards, AS, November 2009.
• ISO 9001:2008 mengenai Sistem Manajemen Mutu dalam Operation Asset Management, 7 April 2009. Masa berlaku sertifikat ini sampai dengan tahun 2012.
Landed Residential
Hotel & Resort
• The Choice Golf Course—Overseas 2009 for Nirwana Bali Golf Club (NBGC) at the Golfers’ Choice Awards 2009, Golf Vacations Magazine, Hong Kong, July 2009. • 1st Runner-Up Asia’s Best Golf Resort from Asian Golf Monthly Awards 2009, Singapore. • Indonesia’s Leading Golf Resort from World Travel Awards, USA, November 2009
• ISO 9001:2008 Quality Management System in Operation Asset Management, 7 April 2009. This certification is valid until year of 2012.
Certification
32 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Laporan Presiden Komisaris Report of the President Commissioner
Bambang Irawan Hendradi Presiden Komisaris President Commissioner
33 Bakrieland Annual Report 2009
“Di tahun 2009, kami berhasil merumuskan suatu model bisnis dan struktur organisasi baru yang diyakini akan memberikan kesempatan tak terbatas bagi Bakrieland untuk bertumbuh di masa depan.” “In 2009, we successfully formulated a new business model and organization structure that we believe will present Bakrieland with boundless opportunities for future growth.”
Pemegang Saham Yang Terhormat, Distinguished Shareholders, Atas nama Dewan Komisaris PT Bakrieland Develeopment Tbk (Bakrieland), perkenankan saya selaku Komisaris Utama untuk mengawali laporan ini dengan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah 2009.
On behalf of the Board of Commissioners of PT Bakrieland Development Tbk (Bakrieland) and acting as the President Commissioner allow me to begin this report by extolling God Almighty for the blessings that accompanied Bakrieland’s journey in 2009.
Sepanjang tahun 2009, perekonomian di sebagian besar negara di dunia mengalami pertumbuhan negatif sebagai dampak krisis finansial yang berawal di Amerika Serikat pada paruh keempat tahun 2008. Namun berkat kondisi perbankan tanah air yang sehat dan konsumsi domestik yang kuat, Indonesia akhirnya berhasil menempatkan diri
Throughout 2009, the economic condition of most countries worldwide suffered from dismal growth rates attributed to the financial crisis stemming from the U.S. financial meltdown in the fourth quarter of 2008. Buoyed by Indonesia’s robust banking sector and brisk domestic consumption, the country ultimately managed to position itself
34 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Laporan Presiden Komisaris Report of the President Commissioner
Kiri ke kanan | Left to Right Mark Robert Harris Komisaris Commissioner
Bambang Irawan Hendradi Presiden Komisaris President Commissioner
Lukman Purnomosidi Komisaris Independen Independent Commissioner
Kanaka Puradiredja Komisaris Independen Independent Commissioner
Supartono Komisaris Commissioner
Edgardo Bautista Komisaris Commissioner
sebagai salah satu dari sedikit negara yang tetap bertumbuh positif, bersama Cina dan India yang masing-masing bertumbuh 7,5% dan 5,4%. Relatif rendahnya ketergantungan terhadap perekonomian global, serta didukung oleh daya beli masyarakat domestik, rendahnya tingkat inflasi dan suku bunga Bank Indonesia, serta penguatan rupiah, menjadikan Indonesia mampu mencapai laju pertumbuhan GDP sebesar 4,3%. Bursa saham juga mengalami lompatan kenaikan hingga 85,9%, dimana pada penutupan tahun 2009 IHSG telah berada pada posisi 2.534,36.
as one of the few countries with steady growth figures, along with China and India, which recorded a stable growth rate of 7.5% and 5.4%, respectively. A comparatively lower dependence on the global economy, bolstered with domestic purchasing power, low inflation, attractive central bank interest rates, and the strengthening of the rupiah, helped Indonesia to achieve a GDP growth rate of 4.3% in 2009. The stock exchange also experienced an impressive surge of up to 85.9% where in 2009 the IHSG closed at the level of 2,534.36.
Namun demikian, situasi perekonomian yang penuh ketidakpastian dan tingkat suku bunga Bank Indonesia yang mencapai 9,25% di penutup tahun 2008, sempat menyebabkan industri properti untuk sementara melemah. Beberapa pengembang bahkan terpaksa harus menunda dan menjadualkan ulang proyek pembangunannya, sementara pembeli pun
Nevertheless, an uncertain economic situation coupled with Bank Indonesia’s interest rate which reached 9.25% at the end of 2008, did momentarily caused the weakening of the property industry. Several developers were even compelled to postpone and reschedule their construction projects, while buyers held back from making any further property
35 Bakrieland Annual Report 2009
menahan diri untuk berinvestasi properti. Keadaan ini baru berangsur membaik setelah dilakukan kebijakan penurunan tingkat suku bunga Bank Indonesia secara bertahap di sepanjang tahun 2009.
investments. The situation increasingly showed signs of encouraging improvements following the policy on lowering Bank Indonesia’s interest rate in stages throughout 2009.
Tahun 2009 juga mencatat perkembangan positif untuk bidang infrastruktur. Dalam acara Investor Summit di bulan November, Pemerintah menegaskan komitmennya untuk menggiatkan pembangunan infrastruktur dalam rangka menunjang pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini tentunya merupakan perkembangan yang sangat positif bagi bidang usaha pengembangan jalan tol milik Bakrieland. Menyusul komitmen ini, penyesuaian dari segi peraturan terutama dalam hal pembebasan tanah dan kerjasama pemerintah dan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur sangat diharapkan realisasinya dalam waktu dekat.
Year 2009 also marked the optimistic outlook on infrastructure development. During the Investor Summit held in November, the Government affirmed its commitment to intensify infrastructure development in order to support national economic growth. This undoubtedly creates a propitious climate for Bakrieland’s toll road development business venture. As follow-up to the government commitment, various adjustments with regard to regulations notably on land acquisition as well as government-business cooperation in providing the necessary infrastructure are highly expected to occur in the near future.
Kinerja 2009 Kami menerima baik pencapaian manajemen dan bangga atas kinerja Bakrieland pada tahun 2009. Berkat ketangguhan dan kekompakan jajaran pimpinannya, Bakrieland mampu bertahan dalam situasi yang penuh tantangan ini. Di tahun 2009, disamping memberikan arahan strategi yang tepat untuk kegiatan operasional pada berbagai bidang usahanya, Direksi berhasil meningkatkan kemampuan Bakrieland dengan merumuskan suatu model bisnis dan struktur organisasi baru yang diyakini akan memberikan kesempatan tak terbatas bagi Bakrieland untuk bertumbuh di masa depan. Dalam proses ini juga dilakukan persiapan terhadap human capital sehingga memiliki kompetensi yang sesuai.
Performance in 2009 We are duly appreciative of the accomplishments made by the management and extremely pleased with Bakrieland’s performance in 2009. Due to the resilience and solidness of its leadership, Bakrieland is capable of triumphing over its most trying times. In 2009, aside from devising appropriate strategic directions for its businesses’ operational activities, the Board of Directors also managed to enhance Bakrieland’s capacity to formulate a new business model and organizational structure that it believes will present Bakrieland with boundless opportunities for future growth. During this process, Bakrieland also ensured that its human capital is equipped with the necessary competencies.
Menutup tahun 2009, Bakrieland meraih pendapatan sebesar Rp 1,06 triliun. Meskipun pertumbuhannya tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya, kami dapat menyampaikan bahwa Direksi dan manajemen telah berhasil menjaga posisi keuangan Bakrieland secara keseluruhan dalam kondisi sehat.
Bakrieland ended the year 2009 with total earnings worth Rp 1.06 trillion. Although growth was not as high as figures recorded in previous years, we would like to state that the Board of Directors and management have succeeded in sustaining Bakrieland’s overall robust financial condition.
Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bakrieland telah melakukan berbagai aktivitas dalam upaya menerapkan prinsip-prinsip GCG dengan terus memperbaiki dan mengembangkan struktur yang dapat mendukung pelaksanaan GCG.
Good Corporate Governance (GCG) Bakrieland has put in efforts to implement GCG principles by continuously improving and developing structures that can support GCG implementation.
Selama 3 (tiga) tahun terakhir kami menggunakan jasa pihak independen untuk melakukan penilaian atas penerapan GCG di Bakrieland dan melakukan
In the past 3 (three) years, we have relied on the services of an independent party to perform an assessment of GCG application in Bakrieland
36 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Laporan Presiden Komisaris Report of the President Commissioner
berbagai perbaikan sesuai rekomendasi pihak independen tersebut. Hasil penilaian RSM-AAJ Associates atas penerapan GCG di Bakrieland selama tahun 2009 menunjukkan bahwa secara umum Bakrieland telah melakukan berbagai aktivitas dalam upaya menerapkan prinsip-prinsip GCG dengan terus memperbaiki dan mengembangkan struktur yang dapat mendukung pelaksanaan GCG.
and made various improvements according to recommendations from the independent party. Assessment results of RSM-AAJ Associates on Bakrieland’s GCG implementation in 2009 revealed that in general Bakrieland has put in efforts to implement GCG principles by continuously improving and developing structures that can support GCG implementation.
Komite-Komite Dewan Komisaris, Direksi, dan seluruh komite pendukung bersama-sama berupaya untuk memastikan penerapan GCG secara konsisten di seluruh aspek kegiatan usahanya. Untuk memenuhi ketentuan Komite Nasional Kebijakan Governance dalam hal independensi, mulai tahun 2009 posisi Ketua Komite Nominasi & Remunerasi telah dijabat oleh Komisaris Independen. Hal lain yang kami lakukan adalah membentuk satu komite baru, yaitu Komite Kebijakan Corporate Governance. Dengan penambahan ini, Bakrieland secara keseluruhan memiliki 4 (empat) komite yang membantu Dewan Komisaris, yaitu Komite Audit, Komite Nominasi & Remunerasi, Komite Pemantau Risiko, dan Komite Kebijakan Corporate Governance.
Committees The Board of Commissioners, Board of Directors and all supporting committees have worked in concert to ensure the consistent implementation of GCG in all business aspects. In compliance with the provision of the Indonesian National Governance Policy Committee concerning independence, beginning 2009 the Chair of the Nomination & Remuneration Committee shall be held by an Independent Commissioner. We also initiated the establishment of a new committee known as the Committee of Corporate Governance Policy. With this additional committee, Bakrieland has a total of 4 (four) committees to assist the Board of Commissioners, including Audit Committee, Nomination & Remuneration Committee, Risk Monitoring Committee, and Corporate Governance Policy Committee.
Penambahan Anggota Dewan Kami menyambut gembira bergabungnya Bapak Mark R. Harris ke dalam jajaran anggota Dewan Komisaris Bakrieland sebagaimana diputuskan dalam RUPS tanggal 26 Mei 2009. Sejak tanggal ini, komposisi Dewan Komisaris Bakrieland bertambah menjadi 6 (enam) orang. Kami yakin bergabungnya beliau akan memberikan sumbangan sangat berarti bagi Bakrieland.
Additional Members of the Board We are pleased to welcome Mr. Mark R. Harris as part of Bakrieland’s Board of Commissioners as determined by the GMS held on 26 May 2009. Since the said date, members of Bakrieland’s Board of Commissioners have increased to 6 (six) people. We firmly believe that Mr. Harris’ inclusion into the board shall bring about meaningful contributions to Bakrieland.
Prospek 2010 Berbagai perkembangan positif yang terjadi baik dalam ekonomi global maupun domestik menjelang akhir tahun 2009 telah memulihkan kembali kepercayaan para pelaku ekonomi. Dalam kondisi saat ini, dimana jumlah permintaan domestik atas perumahan masih melebihi penawaran, harga properti paling rendah diantara negara lain di kawasan, serta yield yang tinggi, maka industri properti Indonesia memiliki
Prospects in 2010 Numerous encouraging developments in the global and domestic economic situation toward the end of 2009 have contributed to the restored trust of economic actors. With the lowest property prices among other countries in the region and high yields and where domestic demand for housing exceeds supply, Indonesia’s property industry is presented with an invaluable opportunity for lasting
37 Bakrieland Annual Report 2009
peluang emas untuk terus tumbuh. Peluang usaha lainnya yaitu dalam hal pengembangan jalan tol dengan adanya komitmen Pemerintah untuk mendukung pembangunan infrastruktur. Semua ini menjadikan kami optimis mengenai prospek usaha Bakrieland di tahun-tahun mendatang.
growth. Another business prospect includes toll road construction in light of the Government’s commitment to support infrastructure development. Under such circumstances, we are highly optimistic of Bakrieland’s business prospects in the many years to come.
Apresiasi Dalam kesempatan ini, saya atas nama Dewan Komisaris menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Direksi, manajemen dan seluruh karyawan yang telah bekerja keras untuk mencapai target-target yang ditetapkan. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan oleh para pemegang saham, pemangku kepentingan dan mitra usaha Bakrieland.
Appreciation On behalf of the Board of Commissioners, let me take this moment to express the deepest appreciation to the Board of Directors, management and all employees for working hard in ensuring that targets are met. My indebtedness also to Bakrieland’s shareholders, stakeholders and business partners for their immeasurable support and trust.
Melalui kerjasama yang solid dan kemampuan yang semakin kuat, Bakrieland akan terus berkarya untuk pencapaian tanpa batas.
Through solid cooperation and increasingly enhanced capabilities, Bakrieland will never cease to work towards inexhaustible achievements.
Untuk dan atas nama Dewan Komisaris PT Bakrieland Development Tbk
For and on behalf of the Board of Commissioners PT Bakrieland Development Tbk
Bambang Irawan Hendradi Presiden Komisaris President Commissioner
38 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Laporan Presiden Direktur & CEO Report of the President Director & CEO
Hiramsyah Sambudhy Thaib Presiden Direktur President Director
39 Bakrieland Annual Report 2009
“Kami yakin, ketiga pilar ini (model bisnis, sumber daya manusia, dan struktur organisasi) bukan saja akan membuat kemampuan Bakrieland untuk tumbuh di masa depan menjadi tidak terbatas, tetapi juga menjadikannya lebih berperan dalam program pengembangan masyarakat.” “We believe the three pillars (business model, human capital and organization structure) will not only lead to Bakrieland’s unimpeded capacity to prosper in the future but also to reinforce its role in contributing to community development program.”
Pemegang Saham Yang Terhormat, Distinguished Shareholders, Bagi Bakrieland, tahun 2009 merupakan tahun
For Bakrieland, the year 2009 signifies a determining
penting yang sangat menentukan pertumbuhannya
period that sets the tone for the Company’s future
di masa depan. Setelah berhasil mencapai kinerja
growth. Following an enviable performance in 2008
sangat memuaskan di tahun 2008 yang penuh
amidst economic turmoil, in the subsequent year
gejolak ekonomi, di tahun berikutnya Bakrieland
Bakrieland yet again had to confront new challenges
kembali menghadapi ujian untuk tetap tumbuh dalam
in order to ensure continued growth despite an
kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih.
economic situation that has not entirely recovered.
Memperkokoh Kemampuan
Strengthening Capabilities
Selama periode tahun 2009, Bakrieland relatif tidak
Throughout 2009 and relative to previous years,
banyak mengembangkan proyek baru, tetapi berusaha
Bakrieland has held back from developing new
sebaik-baiknya menepati komitmen-komitmen yang
projects to instead focus on honoring as fully
sudah ditetapkan sebelumnya. Kami memanfaatkan
as possible all of its pledged commitments. We
tahun ini untuk melakukan konsolidasi intern
have made full use of the year to conduct internal
dalam rangka menciptakan landasan yang kokoh
consolidation aimed at establishing a solid foundation
bagi pertumbuhan Bakrieland yang terus berlanjut
for Bakrieland’s sustained growth in coming years.
di masa depan.
During the entire process, we have achieved a
Dalam proses ini, kami berhasil
40 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Laporan Presiden Direktur & CEO Report of the President Director & CEO
Kiri ke kanan | Left to Right
Sri Hascaryo Direktur Director
Hiramsyah Sambudhy Thaib Presiden Direktur & CEO President Director & CEO
Marudi Surachman Direktur Director
Hamid Mundzir Direktur Director
membuat suatu terobosan dengan memformulasikan
commendable breakthrough with the formulation
model bisnis baru bagi Bakrieland, yaitu dengan
of a new business model for Bakrieland which
mendorong tumbuhnya program kemitraan, serta
stimulates the expansion of partnership programs
pada waktu bersamaan memperkuat sumber daya
concomitant with the strengthening of human
manusia (human capital) dan merancang struktur
capital and the shaping of a flexible organizational
organisasi yang fleksibel. Kami yakin, ketiga pilar ini
structure. We believe that all three pillars (business
(model bisnis, sumber daya manusia, dan struktur
model, human capital and organizational structure)
organisasi) bukan saja akan membuat kemampuan
will not only lead to Bakrieland’s unimpeded capacity
Bakrieland untuk tumbuh di masa depan menjadi
to prosper in the future but also to reinforce its role
tidak terbatas, tetapi juga meningkatkan perannya
in contributing to poverty eradication programs in the
dalam program pengentasan kemiskinan masyarakat
community through the development of small- and
melalui
penciptaan
medium-scale enterprises as well as the creation
lapangan kerja yang selama ini telah dirintis melalui
of employment opportunities, which the Company
program “Bakrieland Goes Green.”
has pioneered through its “Bakrieland Goes Green”
pengembangan
UKM
dan
program.
41 Bakrieland Annual Report 2009
Kinerja 2009 Empat
Performance in 2009
proyek
besar
pembangunannya
di
berhasil
tahun
2009
diselesaikan dan
Four major projects whose constructions were
siap
successfully completed in 2009 and ready operation
dioperasikan tahun 2010, yaitu Bakrie Tower,
in 2010 are the Bakrie Tower, Lifestyle Center,
Lifestyle Center, Pullman Bali Legian Nirwana dan
Pullman Bali Legian Nirwana and the Kanci-Pejagan
jalan tol Kanci-Pejagan.
toll road.
Dari sisi keuangan, pada tahun 2009 Bakrieland
Financially, Bakrieland concluded 2009 with net
mampu meraih pendapatan sebesar Rp 1,06
revenue of Rp 1.06 trillion, an increase from
triliun, meningkat dibanding Rp 1,05 triliun pada
Rp 1.05 trillion in the previous year, although it is still
tahun sebelumnya, meskipun masih di bawah
below target set by the Company. The achievement
target yang ditetapkan. Keberhasilan Bakrieland
to maintain its revenue above Rp 1 trillion is regarded
mempertahankan pendapatan di atas Rp 1 triliun
as an excellent result, considering that 2009 was a
merupakan sebuah pencapaian yang sangat baik,
relatively tough year for property industry.
mengingat pada tahun 2009 merupakan masa yang cukup sulit bagi industri properti. City Property masih merupakan pilar pertumbuhan
City Property continues to serve as Bakrieland’s
utama Bakrieland di tahun 2009, dengan kontribusi
prime growth pillar in 2009 with revenue contribution
pendapatan sebesar Rp 468 miliar yang merupakan
totaling Rp 468 billion, which accounts for 44.2% of
44,2% dari total pendapatan Perusahaan. Pada
total revenue. For this year, City Property managed
tahun ini City Property berhasil menyelesaikan
to complete the construction of Bakrie Tower
pembangunan menara perkantoran Bakrie Tower
and Lifestyle Center. In addition, Bakrieland has
dan area komersial Lifestyle Center. Selain itu,
forged a partnership with Perumnas, the state-
Bakrieland bekerja sama dengan Perumnas juga
owned housing company, in developing the Sentra
membangun rusunami Sentra Timur Residence di
Timur Residence - subsidized low-cost apartment
Jakarta Timur dalam rangka mendukung program
buildings in East Jakarta as a form of support for
Pemerintah mendirikan 1.000 menara di kawasan
the government’s program of building 1,000 towers
Jabodetabek.
within the Jabodetabek area.
Landed
kontribusi
Landed Residential contributed Rp 375 billion, which
pendapatan sebesar Rp 375 miliar yang merupakan
Residential
memberikan
accounts for 35.4% of total revenue in company
35,4% dari total pendapatan Perusahaan, dengan
earnings, mainly sourced from the Bogor Nirwana
sumber utama berasal dari proyek Bogor Nirwana
Residence (BNR) project. As one of Bakrieland’s
Residence (BNR). Sebagai salah satu proyek
projects developed with an eco-friendly approach,
Bakrieland yang dikembangkan dengan pendekatan
BNR has now transformed into a tranquil residential
ramah lingkungan, BNR saat ini telah menjadi
complex where families can also spend time for
kawasan pemukiman yang nyaman sekaligus tujuan
recreational activities. By the end of 2009, BNR’s
wisata keluarga.
total development area neared 1,000 hectares.
Di akhir tahun 2009, total luas
pengembangan BNR telah mendekati 1.000 hektar. Sementara itu sektor pariwisata di Indonesia,
Within Indonesia’s tourism sector, Bali notably
khususnya Bali, masih mencatat pertumbuhan
demonstrated a 10% growth rate in 2009 despite
10% meskipun daerah tujuan wisata lain di
declining figures in tourist destinations elsewhere
negara
within the Asia Pacific region. Earnings from Hotel
Asia
Pasifik
mengalami
penurunan.
42 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Laporan Presiden Direktur & CEO Report of the President Director & CEO
Pendapatan
di
& Resort projects in Bali rose from Rp 94.5 billion
menjadi
to an admirable Rp 210.5 billion. Overall revenue
Rp 210,5 miliar. Secara keseluruhan, pendapatan
accumulated in 2009 by Hotel & Resort reached
yang berhasil dihimpun dari Hotel & Resort pada tahun
Rp 216 billion. In 2009, development was focused
2009 mencapai Rp 216 miliar. Fokus pengembangan
on the completion of Pullman Bali Legian Nirwana
tahun 2009 adalah penyelesaian Pullman Bali Legian
scheduled for launching in mid-2010.
Bali
Hotel
meningkat
&
Resort
dari
Rp
dari
94,5
proyek
miliar
Nirwana dengan target peluncuran pertengahan tahun 2010. Infrastruktur dengan
mencatat
perkembangan
penting
has
recorded
an
impressive
construction feat with the successful and on
penyelesaian pembangunan ruas tol Kanci-Pejagan
schedule completion of the Kanci-Pejagan toll road
pada bulan Desember 2009. Uji coba ruas tol
section in December 2009. A trial period of the
ini untuk menampung arus mudik lebaran 2009
highway during the 2009 Idul Fitri religious holidays
membuktikan bahwa keberadaannya menurunkan
established that its presence has indeed significantly
kemacetan arus mudik secara signifikan. Sementara
reduced traffic congestion. With regard to water
dalam hal pengembangan infrastruktur air, 65% dari
infrastructure development, 65% of the targeted
target 90% daerah cakupan layanan dalam konsesi
90% service coverage area within the concession
telah terpenuhi.
zone has been fulfilled.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) &
Corporate Social Responsibility (CSR) & the
Lingkungan
Environment
yang
mencapai
Infrastructure
target
Melalui
keberhasilannya
program
“Bakrieland
Goes
dilaksanakan
secara
terintegrasi
berkesinambungan,
Through the “Bakrieland Goes Green” program
dan
which has been implemented in an integrated and
menunjukkan
sustainable manner, Bakrieland has demonstrated its
kepedulian yang sangat tinggi terhadap masyarakat
utmost concern for the well-being of communities
dan lingkungan sekitarnya. Disamping melanjutkan
and the surrounding environment. In addition to
program terdahulu, terdapat tiga program baru yang
the continuance of earlier programs, three new
dilakukan pada tahun 2009, yaitu memulai program
programs were introduced in 2009 including the
Tabung 1 Juta Pohon di koridor jalan tol Kanci-
‘Invest One Million Trees Along the Kanci-Pejagan
Pejagan dan program One Village One Playground
Toll Road Corridor’, ‘One Village One Playground’
di
mempersiapkan
program in Batakan Asih, Bandung, preparations
pembangunan sentra UMKM Kanci-Pejagan, serta
for the development of Kanci-Pejagan small- and
mencanangkan program green office.
Bakrieland
medium-scale business center, and the launching of
juga berpartisipasi aktif memberikan bantuan dalam
the green office program. Bakrieland also channeled
penanganan korban gempa di Tasikmalaya, Jawa
relief aid for earthquake victims in Tasikmalaya,
Barat dan Padang, Sumatera Barat. Di tahun depan,
West Java and Padang, West Sumatera. Next year,
kami berencana membentuk suatu unit tersendiri
we plan to establish a separate unit to ensure the
demi menjamin efektifitas dan kelangsungan peran
effectiveness and continuity of Bakrieland’s active
aktif Bakrieland dalam hal CSR dan lingkungan.
involvement in CSR and environmental programs.
Kontribusi Bakrieland dalam hal CSR dan lingkungan
Bakrieland’s contribution in programs related to
di tahun 2009 mencapai Rp 4.947.537.102.
CSR and the environment in 2009 amounted to
Batakan
Asih,
Bakrieland
Green”
Bandung,
Rp 4,947,537,102.
43 Bakrieland Annual Report 2009
Pengembangan SDM
Human Resources Development
Melanjutkan program SDM tahun sebelumnya, di
To ensure continuity of its human resource program
tahun 2009 Bakrieland masih memfokuskan diri pada
from the previous year, Bakrieland in 2009 shall
transformasi fungsi SDM dari penunjang (human
remain focused on the transformation of the
resource)
perusahaan
human resource supporting function to become the
(human capital). Suatu tantangan bagi Bakrieland
menjadi
Company’s strategic partner (human capital). It is
untuk memperkokoh SDM-nya sehingga mampu
indeed a challenge for Bakrieland to strengthen its
tumbuh
organisasi
human resources by growing together and solidifying
selaras dengan model bisnis dan struktur organisasi
the organization consistent with Bakrieland’s new
baru Bakrieland. Sejalan dengan hal ini, selain terus
business model and organizational structure. In
mengembangkan
pelatihan,
line with this, it is necessary to continually develop
dilakukan pula restrukturisasi organisasi, pemetaan
training programs, restructure the organization, map
kompetensi, dan perbaikan dalam hal memonitor
out competencies and improve the monitoring of
Key Performance Index (KPI). Untuk tahun 2009,
Key Performance Index (KPI). For 2009, Bakrieland
Bakrieland mengeluarkan dana Rp 464.467.449
has set aside Rp 464,467,449 for human resources
untuk pelatihan SDM.
training.
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
Kami percaya bahwa Tata Kelola Perusahaan
We are convinced that Good Corporate Governance
yang baik merupakan salah satu prasyarat bagi
is one of the preconditions for a publicly-listed
perusahaan publik yang ingin terus berkembang.
company that aspires to attain continual growth. With
Atas dasar ini, Bakrieland senantiasa berusaha
this in mind, Bakrieland constantly seeks to sustain
memelihara dan meningkatkan kualitas pelaksanaan
and increase the quality of Corporate Governance
Tata
organisasi
within the organization. This year we succeeded
Perseroan. Tahun ini kami telah berhasil melakukan
in initiating various improvements, including the
berbagai peningkatan, antara lain menerapkan
application of the Whistleblower system, Database
ketentuan Sistem Pelaporan Pelanggaran, Database
Monitoring System, Enterprise Risk Management
Monitoring System, Enterprise Risk Management,
as well as the formulation of the Board Manual and
serta menyusun Pedoman Dewan dan Kebijakan
Conflict of Interest Policy.
bersama
Kelola
mitra
dan
strategis
memperkuat
program-program
Perusahaan
di
dalam
Benturan Kepentingan. Aksi Korporasi
Corporate Action
Pada bulan Juli 2009 Bakrieland menerbitkan Sukuk
In July 2009, Bakrieland issued its Sukuk Ijarah I
Ijarah I Bakrieland Development 2009 (Seri A dan
Bakrieland Development 2009 (A and B Series) for
Seri B) dengan total nilai sebesar Rp 150 miliar.
a total value of Rp 150 billion. The sukuk issuance
Penerbitan Sukuk ini dimaksudkan untuk menjadikan
is intended to transform Bakrieland into a company
Bakrieland sebagai perusahaan yang mematuhi
that complies with the sya’riah law through its
ketentuan Syariah dan memiliki instrumen Syariah,
syariah-based instruments, in the hope of fostering
sehingga meningkatkan kerjasama dengan investor
cooperation with investors from Middle Eastern
dari negara-negara Timur Tengah. Dana yang
countries. Funds obtained from the Sukuk issuance
diperoleh dari penerbitan Sukuk ini sebagian besar
are largely earmarked for the development of projects
digunakan untuk mendukung pengembangan proyek
under the Landed Residential Business Unit.
Unit Usaha Landed Residential.
44 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Laporan Presiden Direktur & CEO Report of the President Director & CEO
Penghargaan
Awards
Salah satu bukti keberhasilan Bakrieland ditunjukkan
One of Bakrieland’s proof of success is reflected
oleh berbagai penghargaan yang diterimanya, baik
by various awards that it has received both in the
dalam bidang tata kelola perusahaan, tanggung jawab
area of corporate governance, corporate social
sosial perusahaan maupun operasional.
responsibility, and operational.
Selama
Throughout 2009,
tahun 2009, Bakrieland antara lain meraih Peringkat
Bakrieland among others achieved Rank # 1 at
1 Annual Report Award untuk Kategori Perusahaan
the 2008 Annual Report Award for Listed Private
Swasta Terbuka Non-Keuangan, GCG Terbaik untuk
Non-Finance Company Category, Best GCG Most
Kategori Most Improved pada GCG Award 2009,
Improved Category in 2009 GCG Award, Ranked as
Peringkat “Terpercaya” dalam pemeringkatan Indeks
‘Trusted’ Company in 2008 Corporate Governance
Persepsi Tata Kelola Perusahaan 2008, Silver Award
Perception Index, Silver Award for Environment
untuk Kategori Lingkungan pada Sektor Properti &
Category in Property & Infrastructure Sector, and
Infrastruktur, dan Developer of the Year.
Developer of the Year.
Strategi dan Prospek
Strategy and Prospects
Sebagai perusahaan properti yang terintegrasi,
As an integrated property developer, Bakrieland
Bakrieland harus mampu menciptakan sinergi yang
must be adept in creating sustainable synergy
berkesinambungan antara pembangunan properti
between property development and property-
dengan infrastruktur terkait properti. Sinergi antara
related infrastructure. Synergy between these two
kedua bisnis ini akan memperkuat struktur keuangan
businesses will strengthen Bakrieland’s financial
Bakrieland di masa depan karena bisnis infrastruktur
structure in the future due to the fact that property
terkait
pendapatan
related infrastructure business venture generates
berkelanjutan yang dapat mengurangi dampak
recurring income that would mitigate the impact of
fluktuasi ekonomi terhadap pendapatan Perseroan.
economic fluctuations on the Company earnings. In
Untuk mendukung pencapaian target pertumbuhan
addition, to expedite the achievement of Bakrieland’s
Bakrieland, kami akan meningkatkan peran SDM dan
growth target, we will enhance the role of human
menerapkan struktur organisasi yang baru secara
resources and implement our new organization
efektif, sambil terus menyempurnakan praktik tata
structure effectively, whilst continuing to sharpen
kelola perusahaan kami.
our corporate governance practices.
Bisnis
properti
properti
menghasilkan
berkembang,
Property business is expected to develop further,
didukung oleh tingkat bunga yang pantas dan kondisi
diharapkan
supported by acceptable interest rates and the
ekonomi secara keseluruhan semakin membaik.
gradual upturn on the overall economic condition.
Rencana
merealisasikan
The Government plan to materialize the property
pemberian ijin pemilikan properti bagi warga
entitlement licence for foreigner is also another
negara asing juga merupakan faktor lain yang dapat
factor that may boost the national property industry
mendorong pertumbuhan industri properti nasional.
growth. On the other hand, toll business has a good
Di lain pihak, bisnis jalan tol memiliki peluang baik
prospect as the Government has committed to
karena
support the national infrastructure development.
Pemerintah
Pemerintah
terus
untuk
telah
berkomitmen
untuk
mendukung pengembangan infrastruktur nasional. Selain faktor-faktor eksternal tersebut, Bakrieland
Other than these external factors, Bakrieland also
juga
karena
possesses a competitive advantage since it owns
memiliki lokasi proyek yang strategis, target pasar
several projects at strategic location, the right
yang tepat, dan rekam jejak yang panjang dan baik
market target, and a long and proven track record
sebagai pengembang properti di tanah air. Dengan
as a property developer in the country. With this
memiliki
keuntungan
kompetitif
45 Bakrieland Annual Report 2009
latar belakang ini, kami optimis untuk mencapai
background, we are optimistic to accomplish a
kinerja yang lebih baik di tahun mendatang, dengan
better performance next year by continuing various
melanjutkan
pengembangan
property development projects in our three business
properti di ketiga unit bisnis kami dan memulai
units and commencing the Pejagan-Pemalang and
pembangunan ruas jalan tol Pejagan-Pemalang dan
Ciawi-Sukabumi toll road development.
berbagai
proyek
Ciawi-Sukabumi. Apresiasi
Appreciation
Atas nama Direksi, saya menyampaikan penghargaan
On behalf of the Board of Directors, allow me to
yang setinggi-tingginya atas dedikasi para karyawan
extend the utmost appreciation for the commendable
serta kepercayaan yang telah diberikan oleh seluruh
dedication demonstrated by employees and the
pemangku kepentingan. Di tahun 2009, kami telah
strong trust shown by all stakeholders. In 2009, we
berhasil meraih begitu banyak penghargaan dari
have succeeded in garnering a host of appreciation
pihak independen terkemuka, baik dalam bidang
awards from independent parties in recognition of
operasional, GCG maupun CSR.
Kerja keras dan
the Company’s outstanding operations, GCG and
dukungan yang terus menerus telah menjadikan
CSR. Hard work and endless support have afforded
Bakrieland mampu meraih capaian-capaian yang
Bakrieland the capacity to attain these notable
sangat berarti ini, untuk berkembang tanpa batas di
achievements and to experience boundless growth
masa-masa mendatang.
in the coming years.
Untuk dan atas nama Direksi
For and on behalf of the Board of Directors
PT Bakrieland Development Tbk
PT Bakrieland Development Tbk
Hiramsyah Sambudhy Thaib Presiden Direktur & CEO President Director & CEO
46 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Pembahasan Strategi 2009 2009 Strategy Overview
Sebagai antisipasi atas ketidakpastian ekonomi di awal tahun 2009, Bakrieland memfokuskan diri pada empat proyek pengembangan utama, memperkuat struktur keuangan, menerapkan strategi pemasaran terintegrasi, meningkatkan peran SDM, serta terus menyempurnakan tata kelola di dalam organisasinya. In anticipation to the economic uncertainty in the early 2009, Bakrieland focused on four main project developments, strengthened its financial structure, implemented an integrated marketing strategy, improved the HR role, and continued to improve its corporate governance within the organization.
Memasuki tahun 2009, dunia usaha masih diliputi ketidakpastian mengenai sejauh mana krisis keuangan global akan berdampak terhadap perekonomian Indonesia dan sektor usaha masing-masing. Pada sektor properti khususnya, telah terjadi penundaan proyek akibat tingginya tingkat suku bunga dan ketatnya likuiditas. Selain masalah perekonomian, perkembangan suasana politik dalam negeri semakin hangat sehubungan dengan pemilihan Presiden dan anggota DPR. Mengantisipasi tantangan ini, Direksi mengambil kebijakan untuk mengurangi kegiatan ekspansi, meningkatkan efisiensi, dan pada saat yang bersamaan melakukan konsolidasi internal dan merumuskan model bisnis baru yang akan mendukung pertumbuhan Bakrieland di masa mendatang.
Approaching 2009, business was still uncertain with regard to the extent of the global financial crisis affecting Indonesia’s economy and the respective business sectors. In the property sector in particular, project delays occurred due to high interest rates and tight liquidity. Besides economic issues, domestic political developments escalated in relation to Presidential and House of Representative elections. Anticipating the challenges, the Board of Directors adopted policies to reduce expansion activities, improve efficiency, and at the same time, perform internal consolidation, and formulate new business models that will support the growth of Bakrieland in the future.
47 Bakrieland Annual Report 2009
Strategi Pembangunan Bakrieland memfokuskan pengembangan pada tempat hunian untuk segmen menengah dan menengah atas yang memiliki lokasi strategis. Posisi proyek baru diperkuat dengan menggunakan branding yang sudah ada serta keunggulan kompetitif Perusahaan. Percepatan pengembangan dilakukan melalui aliansi strategis dan peningkatan penjualan unit dengan konsep strata.
Development Strategy Bakrielandfocused its development on strategically located residential targeted at middle to middleupper segment. New project position was strengthened using the existing branding and Company’s competitive advantage. Acceleration of development is carried out through strategic alliance and improvement on sales of unit using strata concept.
Pembangunan di tahun 2009 difokuskan pada penyelesaian 4 (empat) proyek wyang menjadi prioritas, yaitu Bakrie Tower dan Lifestyle Center di Rasuna Epicentrum, Pullman Bali Legian Nirwana, serta ruas jalan tol Kanci-Pejagan.
Development in 2009 focused on the priority of completion of 4 (four) projects, namely Bakrie Tower and Lifestyle Center in RasunaEpicentrum, Bali Hotels LegianNirwana, as well as Pejagan-Kanci toll roads.
Strategi Keuangan Menghadapi kondisi likuiditas yang ketat dan tingkat bunga tinggi, kami perlu mengambil langkahlangkah untuk memperkuat struktur keuangan Bakrieland, antara lain dengan meningkatkan preselling proyek baru, menjalankan proyek semi turnkey, mengundang investor strategis, melakukan refinancing, dan memaksimalkan penagihan. Selain itu, kami mentargetkan penyelesaian pembangunan jalan tol Kanci-Pejagan di tahun 2009 sebagai salah satu bagian dari strategi keuangan untuk memperoleh sinergi antara bisnis properti dengan tol dan menghasilkan sumber pendapatan berkelanjutan.
Financial Strategy Confronted with a tight liquidity condition and high interest rates, we need to take steps to strengthen Bakrieland’s financial structure, such as by preselling new projects, implementing semi turn-key projects, involving strategic investors, refinancing, as well asmaximizing billing. In addition, we targeted the completion of PejaganKanci toll-roads construction in 2009 as one part of the financial strategy to gain synergies between property and toll-road businesses, and to generate sustainable income sources.
Strategi Pemasaran Berangkat dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, Bakrieland setiap tahun meningkatkan strategi pemasarannya. Di tahun 2009, Bakrieland mengedepankan strategi pemasaran yang terintegrasi, yaitu strategi yang menggabungkan unsur branding, promosi (iklan dan kegiatan), hubungan masyarakat, marketing intelligence dan hubungan pelanggan dalam satu benang merah yang saling mendukung dan bersinergi.
Marketing Strategy Learning from previous years’ experience, every year Bakrieland expands its marketing strategy. In 2009, Bakrieland promoted an integrated marketing strategy, a strategy that combines elements of branding, promotion (advertising and events), public relations, marketing intelligence, and customer relations within a common thread of mutual support and synergy.
48 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Pembahasan Strategi 2009 2009 Strategy Overview
Pencitraan perusahaan yang mencakup strategi positioning, brand hierarchy and identity, serta strategi komunikasi perusahaan, merupakan payung dari tujuan pemasaran dan menjadi landasan dari seluruh aktifitas pemasaran. Dengan payung tersebut, penerapan promosi, hubungan masyarakat dan klien serta marketing intelligence di setiap unit usaha disesuaikan dengan target pasar dan karakteristik dari produk-produk di unit usaha itu sendiri. Penerapan strategi pemasaran yang terintegrasi ini menghasilkan program-program pemasaran yang berkelanjutan, nama perusahaan yang lebih dikenal dan terpercaya, serta pengolahan hubungan pelanggan yang lebih baik dan handal.
The Company’s image, including strategic positioning, brand hierarchy and identity, as well as corporate communications strategy, is the umbrella of marketing efforts and remains the foundation of all marketing activities. With this umbrella, the implementation of promotions, public and client relations, and marketing intelligence in every business unit is tailored both to target markets and to the characteristics of respective business unit products. Application of this integrated marketing strategy is aimed at producing sustainable marketing programs, increasing awareness and status of the Company’s name and building stronger and more reliable customer relations.
Strategi Pengembangan SDM Pertumbuhan Bakrieland di masa depan memerlukan dukungan dan kesiapan seluruh SDMnya. Sebagai mitra perusahaan, Divisi SDM lebih dilibatkan dalam proses perencanaan strategis guna menghasilkan SDM yang berkompeten, serta menyelaraskan seluruh program pelatihan dan pengembangan SDM dengan target jangka panjang Perusahaan.
Human Resources Development Strategy Bakrieland’s growth in the future requires support and readiness of all its human resources. As a business partner, the Human Resource Division is very involved in the strategic planning process to produce competent human resources, and align all training programs and human resources development with the Company’s long-term targets.
Strategi Komunikasi Sebagai perusahaan publik, Bakrieland senantiasa melakukan komunikasi dengan para pemangku kepentingan terkait seluruh informasi material mengenai Perusahaan. Bakrieland secara aktif melakukan korespondensi dengan regulator pasar modal (Bapepam-LK dan BEI) maupun lembaga penunjang pasar modal lainnya. Pertemuan dengan para investor maupun analis juga dilakukan secara rutin dan intensif untuk memberikan informasi terbaru mengenai kinerja Perusahaan. Di samping itu, Bakrieland menjalin hubungan yang erat dengan media sebagai salah satu sarana penting dalam pemberitaan terkait aktivitas Perusahaan.
Communications Strategy As a public company, Bakrieland constantly communicates with stakeholders regarding all material information about the Company. Bakrieland actively corresponds with the capital market regulator (Bapepam-LK and IDX) and other supporting capital market institutions. Meetings with investors and analysts are also conducted regularly and intensively to provide the latest information regarding the Company’s performance. In addition, Bakrieland maintains close relations with the media as one of the important mediums for news coverage related to Company activities.
49 Bakrieland Annual Report 2009
Penerapan GCG dan Manajemen Risiko Kami menyadari bahwa perusahaan yang ingin tumbuh secara berkesinambungan harus memiliki tata kelola perusahaan yang baik. Dari tahun ke tahun, berbagai upaya dilaksanakan untuk meningkatkan tata kelola perusahaan di Bakrieland dengan cara melakukan sosialisasi kepada seluruh karyawan dan melengkapi perangkat yang ada, termasuk diantaranya dengan membentuk Komite Kebijakan Governance. Untuk mengatasi potensi risiko yang meningkat seiring dengan meluasnya bisnis Perusahaan, pengelolaan risiko di Bakrieland diperkuat melalui penerapan Enterprise Risk Management (ERM).
Implementation of GCG and Risk Management We realize that companies intending to grow sustainably must have good corporate governance. Over the years, various efforts have been undertaken to improve corporate governance in Bakrieland through information dissemination to all employees and improvement of existing apparatus, including the establishment of the Policy Governance Committee. To overcome increasing potential risks that arise in conjunction with the Company’s business expansion, risk management in Bakrieland has been strengthened through the implementation of Enterprise Risk Management (ERM).
Program Pembangunan Perumahan Masyarakat Bakrieland berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama dengan Perumnas dalam hal penyediaan perumahan masyarakat melalui proyek pembangunan Kota Baru Sentra Timur Residence. Untuk mencapai keberhasilan, Bakrieland harus mampu mengatasi beberapa tantangan utama, seperti biaya investasi dan suku bunga yang tinggi, kompetisi yang ketat, risiko pasar dan bisnis, dan perijinan.
Community Housing Development Program Bakrieland is committed to continue working with the state-owned housing development company (Perumnas) in providing public housing through Kota Baru Sentra Timur Residence development project. To achieve success, Bakrieland must be able to overcome some major challenges, such as investment costs, high interest rates, intense competition, market and business risks, and permits.
Mengingat proyek ini diperuntukkan bagi masyarakat berpendapatan menengah ke bawah, maka strategi pengembangan maupun keuangan diarahkan untuk mencapai tujuan harga yang terjangkau. Langkah untuk menekan harga dilakukan dengan menerapkan metode pre-cast, meninjau kembali kontrak untuk menghindari peningkatan harga, mengajukan permintaan bantuan dana (grant) kepada Departemen PU, serta melakukan koordinasi intensif dengan konsultan, kontraktor dan pihak terkait lainnya. Bakrieland juga membantu konsumen untuk mendapatkan bank penyedia KPR.
Considering that this project is intended for medium to low income segments, the financial and development strategies were aimed at achieving affordable prices. Measures to contain costs were undertaken by applying the pre-cast method, reviewing contracts to avoid price increases, applying for funding assistance (grants) to the Department of Public Works, and coordinating intensively with consultants, contractors and other related parties. Bakrieland also assists consumers in choosing banks that provide a House Ownership Credit (KPR) facility.
Bakrie Tower
50 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
LAPORAN BISNIS Business Report
51 Bakrieland Annual Report 2009
52 62 68 76 84 86 94 98 110 117 120
City Property Landed Residential Hotel and Resort Property-Related Infrastructure Rencana Ke Depan | Future Outlook Pemasaran | Marketing Audit Internal | Internal Audit Manajemen Risiko dan Kepatuhan | Risk Management and Compliance Sumber Daya Manusia | Human Capital Teknologi Informasi | Information Technology Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan | Safety, Health, and Environment
Marketing Office, Rasuna Epicentrum
52 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Laporan Bisnis Business Report
City Property Dua proyek besar berhasil diselesaikan City Property selama tahun 2009, yaitu Bakrie Tower dan Lifestyle Center yang terletak di kawasan Rasuna Epicentrum. Two big development projects were successfully completed by City Property in 2009, namely Bakrie Tower and Lifestyle Center, both are located in the Rasuna Epicentrum area.
53 Bakrieland Annual Report 2009
Tinjauan Umum City Property bergerak dalam pengembangan properti hunian vertikal yang diintegrasikan secara terpadu dengan properti komersial (perkantoran, hotel, dan pusat perbelanjaan), yang didalamnya tersedia fasilitas penunjang seperti pusat kebugaran, sarana ibadah dan pendidikan.
General Overview City Property is engaged in vertical residential property development which integrated with commercial property (office space, hotels, and shopping malls) furnished with supporting facilities for health, religious activities and education.
City Property terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu City Property I dan City Property II. Proyek pengembangan City Property I dilaksanakan melalui PT Bakrie Swasakti Utama. Proyek pengembangan City Property II dilaksanakan melalui PT Bakrie Pangripta Loka dan PT Provices Indonesia, suatu perusahaan manajemen properti.
City Property consists of 2 (two) divisions namely City Property I and City Property II. City Property I development projects are carried out through PT Bakrie Swasakti Utama. The implementation of City Property II projects is under the responsibility of PT Bakrie Pangripta Loka and PT Provices Indonesia, both property management companies.
Berbagai proyek berkualitas tinggi yang diselesaikan oleh City Property selama bertahun-tahun semakin memperkuat reputasinya sebagai salah satu pengembang properti terbesar di Jakarta. Hal ini dibuktikan dengan berbagai penghargaan yang diperoleh City Property.
City Property’s success in completing a broad range of first-rate projects through years of experience further cements its reputation as one of the largest property developers in Jakarta. This is substantiated by numerous awards of appreciation conferred on City Property.
Gold’s Gym Elite Rasuna
54 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Rasuna Epicentrum
Pada tanggal 7 April 2009, City Property berhasil meraih Sertifikasi ISO 9001-2008 Quality Management. Penerapan ISO 9001-2008 dilakukan secara bertahap pada aset-aset yang dimiliki. Tahap pertama telah dilakukan di Wisma Bakrie 1 dan 2, Pasar Festival, dan The 18th Residence.
On 7 April 2009, City Property managed to earn the ISO 9001-2008 Quality Management Certification. ISO 9001-2008 implementation was carried out in stages for buildings under its ownership. The first phase was implemented in Wisma Bakrie 1 and 2, Pasar Festival, and The 18th Residence.
Sebagian besar proyek City Property I berada di kawasan superblok Rasuna Epicentrum, yang memiliki luas 53,5 hektar dan berlokasi strategis di Kuningan, Jakarta Selatan. Sepanjang tahun 2009, City Property telah berhasil menyelesaikan 2 (dua) proyek besar yaitu Bakrie Tower dan Lifestyle Center. City Property menguasai pangsa pasar sekitar 30% dari pasokan apartemen yang tersedia di area CBD Jakarta.
Most City Property I projects are located within the Rasuna Epicentrum superblock which sits on a 53.5 hectare plot of land and strategically positioned in Kuningan, South Jakarta. Throughout 2009, City Property succeeded in finalizing 2 (two) major projects known as Bakrie Tower and Lifestyle Center. In terms of its market share, City Property has secured roughly 30% of apartments on offer at Jakarta’s CBD area.
55
44.2%
City Property’s revenue contribution to Bakrieland
Kinerja Operasional Krisis keuangan global yang masih berlanjut sejak triwulan ke-4 tahun 2008 tidak dapat dipungkiri berpengaruh terhadap kinerja City Property di tahun 2009. Tingginya tingkat suku bunga dan ketatnya pemberian fasilitas perbankan berakibat menurunnya nilai penjualan.
Operational Performance The long-drawn-out global financial crisis which has continued from the fourth quarter of 2008 to this day undeniably affected City Property’s performance in 2009. High interest rates and stringent requirements for banking facilities have led to plummeting sales volume.
Dalam lima tahun terakhir, tahun 2009 dapat dikatakan sebagai tahun paling penuh tantangan bagi City Property. Namun situasi krisis ini telah berhasil diatasi dengan baik melalui evaluasi yang cermat dan terus menerus, manajemen arus kas yang baik, serta pengambilan strategi yang tepat, antara lain dengan melakukan skema pre-sale, pre-financing, dan berbagai terobosan pemasaran.
Out of the past five years, 2009 can be regarded as the most challenging year for City Property. However, despite the uncertain situation, it has satisfactorily overcome hurdles through meticulous and constant evaluation, effective cash flow management, and implementation of the correct strategy, among others by pre-sale scheme, pre-financing, and various marketing breakthroughs.
Dibangun dengan konsep arsitektur bangunan yang unik dan memperhatikan efisiensi energi dan lingkungan, Bakrie Tower berpotensi menjadi landmark baru kota Jakarta. Pembangunan fisik Bakrie Tower telah selesai pada akhir Desember 2009. Developed with unique building architecture concept and with considering energy efficiency and environment, Bakrie Tower has a potency to become the new landmark of Jakarta. Physical development of Bakrie Tower has been completed by end of December 2009.
Bakrie Tower
Bakrieland Annual Report 2009
56 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Laporan Bisnis Business Report
Terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi tersebut, City Property tetap memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan Bakrieland di tahun 2009, yaitu sebesar Rp 468 miliar atau sekitar 44,2%. Pendapatan utama City Property pada tahun 2009 diperoleh dari proyek-proyek berikut: • Bakrie Tower sebesar Rp 199,9 miliar • The Grove Condominium & Suites sebesar Rp 15,8 miliar • Lifestyle & Entertainment Center sebesar Rp 74,1 miliar • The Wave sebesar Rp 15,2 miliar • Penyewaan kantor sebesar Rp 19,3 miliar • Aston Rasuna Hotel sebesar Rp 41,5 miliar • Pusat perbelanjaan dan sarana olah raga sebesar Rp 30,6 miliar • Rasuna Office Park sebesar Rp 5,5 miliar • The 18th Residence sebesar Rp 4,3 miliar • Sentra Timur Residence sebesar Rp 11,6 miliar • Jasa manajemen sebesar Rp 50,2 miliar
Regardless of the challenges remaining, City Property has continued to contribute the most to Bakrieland’s earnings in 2009 amounting to Rp 468 billion or approximately 44.2%. City Property’s earnings in 2009 are primarily derived from the following projects: • Bakrie Tower for Rp 199.9 billion • The Grove Condominium & Suites for Rp 15.8 billion • Lifestyle & Entertainment Center for Rp 74.1 billion • The Wave for Rp 15.2 billion • Office lease for Rp 19.3 billion • Aston Rasuna Hotel for Rp 41.5 billion • Shopping malls and sports facilities for Rp 30.6 billion • Rasuna Office Park for Rp 5.5 billion • The 18th Residence for Rp 4.3 billion • Sentra Timur Residence for Rp 11.6 billion • Management fee for Rp 50.2 billion
City Property I Proyek-proyek City Property I adalah sebagai berikut:
City Property I City Property I projects are as follows:
Bakrie Tower Bakrie Tower merupakan gedung perkantoran 50 lantai setinggi 215 m yang berlokasi di kawasan Rasuna Epicentrum, dengan luas area dijual sebesar 64.856 m2. Dibangun sejak tahun 2007 dengan konsep arsitektur bangunan yang unik dan mempertimbangkan efisiensi energi dan lingkungan, gedung ini berpotensi menjadi landmark baru kota Jakarta. Pembangunan fisik Bakrie Tower telah selesai pada akhir Desember 2009, dilanjutkan dengan fitting out oleh para pemilik/penyewa unit. Operasional gedung ditargetkan dapat dimulai pada bulan Mei 2010. Sekitar 80% dari total area yang tersedia akan ditempati oleh perusahaan-perusahaan dalam kelompok usaha Bakrie.
Bakrie Tower Bakrie Tower is a 50-storey office building reaching a height of 215 m and located within Rasuna Epicentrum with 64,856 sqm of total area on offer. Construction began in 2007 and showcases a unique architectural concept which pays heed to energy efficiency and the environment, thus making it into a potential new landmark for the city of Jakarta. The physical construction of Bakrie Tower was completed by the end of December 2009, and was followed by the fitting out phase by unit owners/ tenants. Operations are scheduled to start in May 2010. Approximately 80% of total available area will be occupied by companies under Bakrie’s business group.
The Grove Condominium & Suites Pembangunan The Grove Condominium telah dimulai sejak tahun 2007 dan ditargetkan selesai secara bertahap mulai tahun 2010 hingga akhir 2011. Kondominium ini terdiri dari 440 unit dengan konsep “sanctuary in capital”, yang ditujukan untuk segmen pasar menengah atas. The Grove Condominium memiliki 2 (dua) menara yaitu The Grove Common dan The Grove Private, yang masing-masing terdiri dari 32 dan 39 lantai, dengan total luas area dijual sebesar 46.698 m2.
The Grove Condominium & Suites The development of The Grove Condominium commenced in 2007 and is scheduled for completion in stages from 2010 to the end 2011. The condominium consists of 440 units embracing the “sanctuary in capital” concept targeted at the upper-middle market segment. The Grove Condominium houses 2 (two) towers known as The Grove Common and The Grove Private, rising to 32 and 39 floors with 46,698 sqm of total area on offer.
57 Bakrieland Annual Report 2009
The Grove Suites merupakan condotel berfasilitas bintang 5 yang ditujukan untuk kelas atas. Condotel dengan 12 lantai ini terdiri dari 151 unit strata-title dengan total luas area dijual sebesar 9.485 m2 dan akan dikelola oleh operator berskala internasional.
The Grove Suites are condotels with 5-star facilities targeted at the upper class segment. The 12-storey condotel consists of 151 strata-title units on a 9,485 sqm area for sale and will be managed by an international caliber operator.
Hingga akhir tahun 2009, penjualan The Grove Condominium mencapai 47%, dengan tingkat penyelesaian konstruksi mencapai 65%. Sementara penjualan The Grove Suites hingga akhir tahun 2009 mencapai lebih dari 30% dengan progres konstruksi mencapai 76%.
By the end of 2009, sales of The Grove Condominium reached 47% with 65% construction progress. While sales of The Grove Suites until the end of 2009 was more than 30% with 76% contruction progress.
Epicentrum Walk – Lifestyle and Entertainment Center Epicentrum Walk merupakan kawasan ritel dengan lahan seluas 24.963 m2 dengan konsep semi outdoor yang terdiri dari Commercial Building dan Outdoor Retail. Epiwalk bersinergi untuk mendukung keseluruhan konsep Rasuna Epicentrum sebagai pusat gaya hidup dan hiburan. Epiwalk Building memiliki 7 (tujuh) lantai, yang terdiri dari 3 (tiga) lantai untuk komersial/F&B dengan sistem sewa dan 4 (empat) lantai atas untuk strata office suites. Pembangunan Epiwalk dilaksanakan sejak tahun 2007 dan akan selesai secara bertahap pada bulan Maret 2010.
Epicentrum Walk – Lifestyle and Entertainment Center Epicentrum Walk is a retail complex covering 24,963 sqm of land that introduces the semi-outdoor concept consisting of commercial buildings and an outdoor retail area. Epiwalk blends with the entire concept of Rasuna Epicentrum as a lifestyle and entertainment hub. Epiwalk Building is a 7 (seven) floor structure from which 3 (three) floors are allocated for commercial/F&B with a leasing scheme and the remaining 4 (four) upper floors utilized for strata office suites. Development of Epiwalk began in 2007 and is slated for completion in stages beginning in March 2010.
The Wave at Rasuna Epicentrum The Wave merupakan sebuah kompleks kondominium untuk kelas menengah yang dibangun dengan konsep “spirit for a better living – greeneration”, arsitektur ramah lingkungan dan konfigurasi unik. Dibangun di atas lahan seluas 38.288 m2, The Wave direncanakan terdiri dari 10 (sepuluh) menara kondominium dengan ketinggian 10 – 40 lantai, dengan total unit sebanyak 2.650. Pembangunan The Wave dimulai secara bertahap sejak tahun 2009. Tahap 1A pembangunan terdiri dari 3 (tiga) menara dengan total 861 unit, telah terjual sebanyak 34%.
The Wave at Rasuna Epicentrum The Wave is a condominium complex for the middle class segment built with the concept of “spirit for a better living – greeneration,” an architectural design both eco-friendly and with distinct configuration. Built on a 38,288 sqm land, The Wave will have 10 (ten) condominium towers with a height of between 10 to 40 floors and a total of 2,650 units. The gradual development of The Wave started in 2009. Phase 1A focused on the development of 3 (three) towers for a total of 861 units of which 34% have been sold.
Wisma Bakrie 1 Wisma Bakrie 1 adalah gedung perkantoran berlantai 8 (delapan) dengan luas area sewa 11.401 m2 di daerah bisnis Kuningan, Jakarta. Dengan tingkat hunian rata-rata yang di atas 90%, gedung ini dari tahun ke tahun selalu memberikan kontribusi pendapatan yang konsisten bagi Perusahaan.
Wisma Bakrie 1 Wisma Bakrie 1 is an office building with 8 (eight) floors situated on an 11,401 sqm area for lease at the Kuningan business district in Jakarta. With an average occupancy rate that consistently reaches above 90%, this office premises from year to year have always contributed a consistent earning to the Company.
58 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Laporan Bisnis Business Report
Wisma Bakrie 2 Wisma Bakrie 2 merupakan gedung perkantoran 18 (delapan belas) lantai yang berlokasi berdampingan dengan Wisma Bakrie 1, memiliki area sewa seluas 18.074 m2. Gedung ini dioperasikan dengan Built Operate Transfer selama 25 tahun dengan Badan Pengembangan Perencanaan Nasional (Bappenas). Sebanyak 3 (tiga) lantai dari gedung digunakan oleh Bappenas, sedangkan sisanya ditempati sebagian besar oleh perusahaan dalam Grup Bakrie. Fasilitas yang tersedia di gedung ini adalah Gold’s Gym Express Fitness Center, food court, mini market dan banking hall. Tingkat hunian rata-rata selama ini berada pada kisaran 95%.
Wisma Bakrie 2 Wisma Bakrie 2 is an 18-storey office building located adjoining Wisma Bakrie 1 with 18,074 sqm of office space for lease. The building is part of the Build Operate Transfer scheme for a period of 25 years with the National Development Planning Agency (Bappenas). A total of 3 (three) floors from the building will be allocated for Bappenas while the remaining space will mainly be occupied by companies under Bakrie Group. Facilities available within the premises include Gold’s Gym Express Fitness Center, food court, mini market and banking hall. Average occupancy rate thus far has consistently been between the 95% range.
Aston Rasuna Hotel & Residential Aston Rasuna Hotel & Residential berdiri sejak tahun 2004 di dalam komplek Apartemen Taman Rasuna, Kuningan. Bangunan ini terdiri dari 2 (dua) menara dengan peruntukan yang berbeda. Menara A dengan kapasitas 223 unit merupakan serviced apartment (hotel), sedangkan Menara B dengan kapasitas 226 unit merupakan kondominium hunian.
Aston Rasuna Hotel & Residential Aston Rasuna Hotel & Residential was first established in 2004 at the Taman Rasuna Apartment complex in Kuningan. The building contains 2 (two) towers for discrete purposes. Tower A with a capacity of 223 units is a serviced apartment building (hotel) while the 226-unit Tower B functions as a residential condominium.
Segmentasi tamu hotel terdiri dari long-stay guest 33,4%, perusahaan 21% dan frequent individual traveller (FIT) 45,6%, dengan komposisi geografis tamu terdiri dari 49,5% tamu domestik dan 50,5% tamu asing. Tingkat hunian rata-rata mencapai 86%, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 82%. Angka ini juga merupakan tingkat pencapaian tertinggi dibandingkan kelasnya yang hanya mencapai 66,3%. Selain itu, Aston Rasuna berhasil mencapai tingkat revenue per available room (REVPAR) sebesar Rp 395.498, di atas tingkat ratarata pada industri sejenis yang mencapai Rp 272.239 (Sumber: Hotel Front Line Association Jakarta).
Based on the hotel’s guest segmentation, 33.4% account for long-stay clientele, 21% are corporate clients and 45.6% represent frequent individual travelers (FIT) with a geographical composition of 49.5% domestic visitors and 50.5% foreign guests. Average occupancy rate reaches 86%, an increase from the previous year figure of 82%. This is also the highest rate achieved among its class, which only recorded 66.3%. Furthermore, Aston Rasuna managed to attain Rp 395,498 in revenue per available room (REVPAR), a rate above the industry average valued at Rp 272,239 (Source: Hotel Front Line Association Jakarta).
Pasar Festival Pasar Festival adalah sebuah pusat perbelanjaan segmen menengah yang menyatu dengan Gelanggang Olah Raga Sumantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta. Lokasi ini memiliki total area sewa seluas 11.288 m2 dan telah berdiri sejak tahun 1995. Melalui kerja sama pengelolaan selama 48 tahun dengan Pemerintah DKI Jakarta, pengelola yakin akan mampu memberikan sebuah pilihan belanja yang menarik bagi berbagai konsumen di masa depan.
Pasar Festival Pasar Festival is a middle segment shopping complex that merges with the Sumantri Brodjonegoro Sports Arena in Kuningan, Jakarta. The location covers a total leased area of 11,288 sqm and was first established in 1995. Through a management cooperation scheme extending to 48 years with DKI Jakarta local government, management is confident that it will be able to offer an attractive shopping alternative that appeals to a wide range of consumers in the future.
59 Bakrieland Annual Report 2009
Kegiatan renovasi Pasar Festival dan perbaikan fasilitas olah raga di Gelora Sumantri Brodjonegoro masih terus berlangsung, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas fasilitas dan pelayanan serta memenuhi peningkatan kebutuhan akan pusat perbelanjaan dan sarana olah raga. Tingkat hunian rata-rata di tahun 2009 mencapai 88,9%, dengan Bakrie School of Management sebagai anchor tenant.
Renovations on Pasar Festival and a revamp of facilities at the Sumantri Brodjonegoro Sports Complex are still underway and expected to upgrade the quality of facilities and services as well as to meet the increasing need for a combination of shopping and sports amenities. Average occupancy rate in 2009 reached 88.9% with the Bakrie School of Management as the anchor tenant.
Gold’s Gym Elite Rasuna Semula bernama Klub Rasuna, sarana olah raga ini setelah dilakukan refurbishment dibuka kembali pada Juli 2008 dengan nama Gold’s Gym Elite Rasuna. Dibawah pengelolaan Gold’s Gym International, klub kebugaran ini mengusung konsep baru sebagai sarana kebugaran (fitness) dan kesehatan yang menyeluruh (wellness) untuk seluruh keluarga. Untuk mensukseskan konsep ini, Gold’s Gym didukung oleh instruktur yang berpengalaman, program yang terfokus, serta fasilitas dan peralatan yang modern dan unik.Klub ini menempati dua lantai seluas sekitar 3.500 m2, dengan fasilitas sangat lengkap yang terdiri dari lapangan tenis, futsal, squash, kolam renang, area gym, arena bermain anak-anak, lounge dan restoran.
Gold’s Gym Elite Rasuna Initially known as Klub Rasuna, following a refurbishment of the sports facility it was reopened in July 2008 under the name Gold’s Gym Elite Rasuna. Under the management of Gold’s Gym International, the facility offers a new concept of a fitness and wellness center for the entire family. To ensure the successful implementation of this concept, Gold’s Gym is supported by experienced instructors, focused programs as well as state-of-the-art and exclusive facilities and equipment. The club occupies two floors covering an area approximately of 3,500 sqm fully equipped with tennis, futsal and squash courts, as well as swimming pools, gym areas, children’s playing arena, lounge and restaurant.
Sejalan dengan meningkatnya kesadaran untuk berolahraga serta berkembangnya kawasan hunian dan bisnis di daerah Kuningan,keanggotaan klub kebugaran ini terus bertambah. Selain itu, Gold’s Gym juga melakukan berbagai peningkatan program antara lain yoga, aerobic, senam, renang dan nutrisi. Pada akhir tahun 2009, keanggotaan Gold’s Gym berhasil ditingkatkan menjadi 1.353 orang.
In parallel with greater awareness on the benefits of sports activities and the growth of residential and business areas in Kuningan, membership of fitness clubs has shown an upward trend. Furthermore, Gold’s Gym also offers other various enhancement programs such as yoga, aerobic, exercise, swimming and nutrition. By the end of 2009, Gold’s Gym membership rose to 1,353 people.
Rasuna Office Park Komplek Rasuna Office Park dibangun secara bertahap sejak tahun 2005. Pembangunan tahap I dan II telah diselesaikan di bulan Januari dan Desember 2006, sedangkan tahap III telah diselesaikan di bulan Januari 2008. Total area yang dijual dalam komplek perkantoran ini seluas 14.031m2, yang hampir seluruhnya telah terjual.
Rasuna Office Park The development of Rasuna Office Park is carried out in stages commencing 2005. Construction for phases I and II was completed in January and December 2006 respectively, while phase III was finalized in January 2008. From an expanse of 14,031 sqm office area, almost entire blocks have been sold.
The 18th Residence Taman Rasuna The 18th Residence Taman Rasuna dibangun untuk memenuhi kebutuhan segmen masyarakat menengah ke atas akan tempat tinggal berkualitas di tengah kota. Didirikan di atas lahan seluas 4.980
The 18th Residence Taman Rasuna The 18th Residence Taman Rasuna is developed for the purpose of catering to the needs of the uppermiddle segment opting for quality residences in the city center. Built on a 4,980 sqm plot of land within
60 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Laporan Bisnis Business Report
m2 di dalam kompleks Taman Rasuna, kawasan hunian ini memiliki 2 (dua) menara masing-masing 32 lantai. Jumlah unit tersedia sebanyak 750 unit, terdiri dari apartemen tipe 1 kamar dan 2 kamar. Fasilitas yang tersedia antara lain 2 (dua) lantai parkir, fasilitas kebugaran dan komersial. Apartemen yang pembangunannya selesai pada akhir tahun 2007 ini dikelola oleh Colliers International. Hingga akhir tahun 2009, tingkat penjualan telah mendekati 100%.
the Taman Rasuna complex, the facility comprises 2 (two) towers, each having 32 floors. Some 750 units are available consisting of apartments types 1 and 2. Premises also come complete with 2 (two) parking decks, fitness centers and commercial facilities. Completed at the end of 2007, the apartment building is under the management of Colliers International. By the end of 2009, sales have almost reached the 100% mark.
Concert Hall & Office Tower Concert Hall adalah gedung pertunjukan kelas dunia pertama di Jakarta, yang fungsi utamanya untuk menampilkan kekayaan warisan budaya Indonesia dalam bentuk berbagai pertunjukan seni. Concert Hall menurut rencana akan dibangun di atas lahan seluas 6.726 m2, berdampingan dengan Office Tower seluas 1.637 m2 yang dibangun dengan konsep perkantoran modern. Pembangunan kedua gedung ini diharapkan dapat dimulai pada tahun 2012 dan diperkirakan selesai pada tahun 2014.
Concert Hall & Office Tower This Concert Hall is the first world-class performance hall in Jakarta that primarily functions as a showcase for Indonesia’s wealth of cultural heritage through diverse forms of art and cultural performances. The Concert Hall will be constructed on a 6,726 sqm tract of land which lies adjacent to the 1,637 sqm Office Tower that boasts a modern office concept. The second construction phase of the building is expected to commence in 2012 and scheduled for completion in 2014.
The Convergence Indonesia The Convergence Indonesia semula dirancang sebagai gedung perkantoran 16 (enam belas) lantai dengan luas sekitar 16.000 m2 yang diperuntukkan bagi usaha telekomunikasi, media dan teknologi informasi. Namun sehubungan dengan adanya peningkatan kebutuhan, pada tahun 2009 diputuskan untuk membuat disain baru sehingga luasnya menjadi 26.000 m2 dan terdiri dari 26 (dua puluh enam) lantai. Proses pembuatan konsep disain telah selesai pada akhir Desember 2009, sedangkan pembangunan direncanakan dimulai bulan Maret 2010 dengan target penyelesaian Juni 2012. Selain perubahan total pada disain, gedung baru ini akan dilengkapi dengan fasilitas tambahan seperti studio dan teater.
The Convergence Indonesia The Convergence Indonesia was initially designed as a 16-storey office building enclosed in a 16,000 sqm area allocated for the telecommunications, media and information technology business. In response to growing demand, in 2009 a new design was deemed necessary where total floor space has been expanded to 26,000 sqm and its height elevated to 26 (twenty six) floors. The concept design process was finalized by the end of December 2009 while construction shall commence in March 2010 and completion is planned for June 2012. Apart from a complete alteration to its design, the new building will be furnished with additional facilities such as a studio and theater hall.
City Property II Proyek City Property II adalah sebagai berikut:
City Property II City Property II project is as follows:
Sentra Timur Residence Proyek yang sedang dijalankan saat ini adalah pengembangan Kawasan Kota Baru Perumnas di Jakarta Timur, bekerjasama dengan Perum Perumnas. Kawasan ini akan dikembangkan dengan potensi area pengembangan seluas ± 31 ha dengan konsep Transit Oriented Development dan mengoptimalkan potensi Terminal Pulogebang dan Banjir Kanal Timur di kawasan tersebut. Superblok ini merupakan pengembangan lanjutan dari Proyek Apartemen Bersubsidi Sentra Timur Residence yang berlokasi di daerah Pulo Gebang, bekerja sama
Sentra Timur Residence Project currently undertaken is the development of the Perumnas Kota Baru complex in East Jakarta in collaboration with Perum Perumnas. Plans are underway to develop the ± 31 ha potential development area which draws from the TransitOriented Development concept by optimizing the potential of the Pulogebang Terminal and the East Flood Canal located within the area. This superblock is in the advanced development stage of the subsidized Sentra Timur residential apartment project situated at the Pulogebang area through a cooperation scheme
61 Bakrieland Annual Report 2009
Sentra Timur Residence
dengan Perum Perumnas. Keterlibatan Bakrieland dalam proyek pengembangan rumah susun untuk masyarakat berpenghasilan rendah ini merupakan wujud peran aktifnya membantu Pemerintah dalam program pembangunan 1.000 menara.
with Perum Perumnas. Bakrieland’s involvement in the low-cost housing development project, meant for low-income communities, is a manifestation of its active role in supporting the Government’s agenda of developing 1,000 towers.
Hingga akhir tahun 2009, pembangunan Proyek Sentra Timur Residence telah mencapai topping off 3 (tiga) menara yang terdiri dari 1,327 unit, dengan tingkat penjualan lebih dari 40%.
By the end of 2009, the construction of the Sentra Timur Residence project has reached the topping off of 3 (three) towers containing 1,327 units with sales figures reaching more than 40%.
Manajemen Properti Pengelola beberapa gedung dan sarana yang dimiliki oleh Bakrieland, yang dikelola oleh PT Provices Indonesia.
Property Management A property management of several buildings and facilities owned by Bakrieland, managed by PT Provides Indonesia.
Prospek 2010 dan Ke Depan Turunnya tingkat suku bunga dan melonggarnya pemberian fasilitas bank sejak akhir kuartal ke-3 tahun 2009 telah menimbulkan optimisme bagi peningkatan pertumbuhan pasokan properti di tahun 2010. Di sisi konsumen, tingkat suku bunga yang menarik juga diharapkan meningkatkan pengambilan kredit pemilikan rumah/apartemen.
2010 Prospects and Onwards A decline in interest rates and more lenient banking requirements since the end of the third quarter in 2009 have elicited a wave of optimism for higher growth in the supply of property for 2010. From the consumer’s angle, an attractive interest rate is expected to also stimulate interest in seeking house/ apartment ownership loans.
Di tahun 2010, City Property akan memfokuskan diri pada program-program untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi, dengan cara mengejar ketertinggalan dalam hal penjualan dan pembangunan, serta menggiatkan pemasaran. Proyek-proyek yang ditargetkan selesai di tahun 2010 adalah The Grove Condominium and Suites dan tahap 1A The Wave. Selain itu, City Property juga mencanangkan peningkatan target pendapatan di tahun 2010 dan memperoleh sertifikasi Green Building, OHSAS untuk Bakrie Tower, dan ISO 14000 Estate Management.
In 2010, City Property will focus on programs geared at boosting productivity and efficiency by catching up on where it lags behind with regard to sales and development as well as through intensified marketing. Projects targeted for completion in 2010 include The Grove Condominium and Suites and Phase 1A of The Wave. Furthermore, City Property also plans to increase its income target in 2010 and to secure the Green Building certification, OHSAS for Bakrie Tower, and ISO 14000 Estate Management.
Perbaikan infrastruktur dan perubahan regulasi terkait kepemilikan Warga Negara Asing diharapkan dapat memacu pertumbuhan tingkat penjualan properti bangunan tinggi di Indonesia.
Improvements to infrastructure and changes in legislation concerning foreign ownership are much anticipated to invigorate sales growth of high rise properties in Indonesia.
Bogor Nirwana Residence
62 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Laporan Bisnis Business Report
Landed Residential Landed Residential terus mengembangkan kawasan Bogor Nirwana Residence melalui pembangunan Aston Bogor Hotel & Resort dan penambahan klasterklaster baru yang menghasilkan penjualan sangat baik di tahun 2009. Landed Residential continues to develop Bogor Nirwana Residence area through development of Aston Bogor Hotel & Resort and additional new clusters which generated very good sales in 2009.
63 Bakrieland Annual Report 2009
Tinjauan Umum Unit Usaha Landed Residential bergerak dalam bidang pengembangan kawasan pemukiman terpadu, yang berfokus pada pembangunan perumahan untuk segmen pasar menengah dan menengah atas, mulai dari tipe standar hingga mewah. Pengembangan kawasan juga dilengkapi dengan pembangunan berbagai fasilitas yang menjadikannya sebagai kawasan mandiri sekaligus tujuan wisata untuk umum.
General Overview Landed Residential Business Unit is engaged in the development of integrated residential areas, focusing on housing development for middle and high market segments, ranging from standard to exclusive types. The developed areas are also equipped with various facilities that make the areas independent areas as well as public tourist destinations.
Selaras dengan program CSR Terintegrasi “Bakrieland Goes Green,” maka konsep ramah lingkungan senantiasa menjadi fokus dalam proyek pengembangan kawasan yang dilakukan. Dengan menerapkan konsep ini, Landed Residential berhasil menciptakan kawasan perumahan yang ramah lingkungan, nyaman dihuni, hemat energi dan menyatu dengan alam. Didukung oleh lokasi yang strategis, target pemasaran dan waktu peluncuran yang tepat, maka unit-unit yang dipasarkan mendapat respon yang positif dari masyarakat.
In harmony with Integrated CSR “Bakrieland Goes Green,” an environmentally-friendly concept has always been a focus in development projects undertaken. By applying this concept, Landed Residential has been able to create housing estates that are environmentally-friendly, comfortable to reside in, energy efficient, and naturally integrated with the surrounding areas. Supported by its strategic location, targeted promotion and timely launching, the marketed units receive a strong and positive response from the community.
Saat ini, wilayah pengembangan kawasan perumahan mencakup daerah Bogor, Malang, dan Batam, dengan Bogor merupakan penyumbang terbesar dari unit usaha Landed Residential. Pangsa pasar Bakrieland untuk perumahan di daerah Bogor adalah sekitar 15%.
Currently, real estate development areas are in the vicinities of Bogor, Malang, and Batam, with Bogor as the largest contributor from Landed Residential business unit. Bakrieland’s market share in the housing sector in Bogor is approximately 15%.
Bogor Nirwana Residence
64 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Bogor Nirwana Residence
Seluruh proyek pengembangan Landed Residential dilaksanakan oleh PT Graha Andrasentra Propertindo (GAP) beserta anak perusahaannya, yaitu PT Mutiara Permata Biru dan PT Duta Perkasa Unggul Lestari.
The entire Landed Residential development projects are carried out by PT Graha Andrasentra Propertindo (GAP) and its subsidiary companies, namely PT Mutiara Permata Biru, and PT Duta Perkasa Lestari Unggul.
Kinerja Operasional Tingkat suku bunga pinjaman yang tinggi, ketatnya pemberian kredit, serta menurunnya daya beli dan kepercayaan konsumen untuk berinvestasi properti merupakan beberapa tantangan utama yang harus dihadapi oleh Landed Residential di tahun 2009. Dalam situasi ini, Landed Residential memfokuskan diri untuk dapat memberikan produk dengan kualitas terbaik dan melakukan penyerahan produk secara tepat waktu. Produk baru yang diselesaikan selama tahun ini terdiri dari 4 (empat) klaster. Di samping itu, mulai dilakukan perluasan The Jungle (0,7 ha) untuk kolam ombak sepanjang 15 meter dan perancangan golf course dengan konsep taman bunga di sekelilingnya. Seluruh proyek ini berlokasi di Bogor Nirwana Residence.
Operational Performance The high rates in loan interest, tight credit provision, declining purchasing power and consumer confidence to invest in property was a major challenge faced by the Landed Residential business unit in 2009. In this situation, Landed Residential focused itself on providing best quality products and timely delivery. New products completed during this year consisted of 4 (four) clusters. In addition, an expansion of The Jungle (0.7 ha) has begun with constructing a 15 meter wave pool and a golf course designed with a surrounding flower garden concept. The project is located in Bogor Nirwana Residence.
Hingga akhir tahun 2009, Landed Residential mencatat pendapatan sebesar Rp 375 miliar. Kontribusi terbesar berasal dari proyek Bogor Nirwana Residence (Rp 329,2 miliar), diikuti oleh Ijen Nirwana Residence (Rp 28,7 miliar) dan Batam Nirwana Residence (Rp 15,3 miliar).
Until the end of 2009, Landed Residential recorded revenues of Rp 375 billion. The biggest contribution derived from the Bogor Nirwana Residence project (Rp 329.2 billion), followed by Ijen Nirwana Residence (Rp 28.7 billion) and Batam Nirwana Residence (Rp 15.3 billion).
Bogor Nirwana Residence
65
35.4%
Bakrieland Annual Report 2009
Landed Residential’s revenue contribution to Bakrieland
PT Graha Andrasentra Propertindo GAP merupakan anak perusahaan Bakrieland dengan kepemilikan saham sebesar 99,78%. Perusahaan ini adalah pengelola kawasan hunian ekslusif Bogor Nirwana Residence (BNR) yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat.
PT Graha Andrasentra Propertindo GAP is a subsidiary of Bakrieland, which has a 99.78% of share ownership. This company serves as management in charge of operating the exclusive residential area of Bogor Nirwana Residence (BNR) located in Bogor, West Java.
Kawasan BNR dibangun dengan konsep resor, dengan mempertahankan 60% lahan sebagai area hijau. Untuk menjamin keamanan penghuni, BNR menerapkan sistem klaster tertutup. Berbagai fasilitas tersedia di sekitar lokasi, seperti clubhouse, wahana wisata air, hotel dan pertokoan. Kesemua ini memberikan nilai tambah BNR dibandingkan kawasan perumahan lainnya di Bogor.
BNR area was built with a resort concept by maintaining 60% of the land as green areas. To ensure the safety of the residents, BNR implements a gated-cluster system. Various facilities are available around the location, such as a clubhouse, water park, hotel, and shops. These give such added values to BNR compared to any other residential areas in Bogor.
Dari rencana luas lahan sebesar lebih dari 1.000 hektar, kawasan BNR saat ini telah memiliki 12 (dua belas) klaster dengan konsep hunian tropis, minimalis tropis dan country modern. Diantara keduabelas klaster tersebut, 5 (lima) klaster telah dihuni, dan 4 (empat) klaster berhasil diselesaikan pembangunannya pada tahun 2009 (Arga Nirwana, Padma Nirwana, The Panorama, Harmony 1). 3 (tiga) klaster yang masih dalam pembangunan yaitu Harmony 2, Harmony 5, dan Cendana, masingmasing dengan status penyelesaian 70%, 50%, dan 40%, hampir terjual seluruhnya. Sampai dengan tahun 2009, GAP melakukan pembebasan tanah seluas 800 hektar untuk pengembangan kawasan BNR.
Of the planned development of more than 1,000 hectares, BNR now covers 12 (twelve) clusters with residential concepts of tropical, tropical minimalist, and modern country. Among the twelve clusters, 5 (five) clusters are currently fully occupied, and the construction of 4 (four) clusters were successfully completed in 2009 (Arga Nirwana, Padma Nirvana, The Panorama, Harmony 1). 3 (three) clusters currently under development are Harmony 2, Harmony 5, and Cendana, respectively with 70%, 50% and 40% completion status and nearly entirely sold out. Until 2009, GAP completed land acquisition of 800 hectares for the development BNR areas.
Dengan jumlah pengunjung mencapai hampir 900 ribu orang sepanjang tahun 2009, The Jungle Water Adventure saat ini merupakan wahana permainan air yang paling banyak diminati di Indonesia. Proses pembangunannya yang hanya makan waktu 168 hari telah tercatat dalam Musium Rekor Indonesia (MURI). With total visitors achieving almost 900 thousand throughout 2009, to date The Jungle Water Adventure remains the most attractive water adventure park in Indonesia. Completed in only 168 days, the development has been recorded in the Indonesian Record Museum (MURI) as the fastest built water park.
The Jungle
66 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Laporan Bisnis Business Report
Klaster di Bogor Nirwana Residence yang Selesai di Tahun 2009 | Clusters of Bogor Nirwana Residence Completed in 2009 No.
Nama Klaster Cluster Name
1
Arga Nirwana
2
Padma Nirwana
3
The Panorama
4
Harmony 1
Luas (ha) Area (ha)
Jumlah (Unit) Number (Unit)
Status Proyek per 31 Desember 2009 Project Status as of 31 December 2009
4.1
123
100%
4.5
130
100%
4.5
79
100%
4.7
201
100%
Selain perumahan, di dalam wilayah BNR juga dikembangkan kawasan komersial seluas 20 hektar yang dinamakan Nirwana Epicentrum. Nirwana Epicentrum mencakup berbagai fasilitas, antara lain The Jungle Water Park, The Jungle Mall, The Jungle Walk (Orchard), dan Aston Bogor Hotel & Resort.
In addition to the residential areas, BNR also developed a commercial area covering 20 hectares named Nirwana Epicentrum. Nirwana Epicentrum includes various facilities, namely The Jungle Water Park, The Jungle Mall, The Jungle Walk (Orchard), and the Aston Bogor Hotel & Resort.
Pengembangan Kawasan Komersial Bogor Nirwana Residence | Development of Bogor Nirwana Residence’s Commercial Area No.
Nama Fasilitas Name of Facility
Keterangan Description
Tahun Pembangunan Year of Development
1
The Jungle Waterpark
Wahana Wisata Air Water Park
Aug - Dec 2007
2
The Jungle Mall
Pusat Perbelanjaan Shopping Center
Sep 2007 - Aug 2008
3
Orchard Walk
Pusat Komersial Commercial Center
May - Dec 2008
4
Aston Bogor Hotel & Resort
Hotel dan Resor Hotel and Resort
Nov 2007 - Jun 2010
The Jungle Water Park merupakan wahana permainan air terlengkap dan termodern di Bogor. Dibangun di atas lahan seluas 2,4 hektar, the Jungle dilengkapi berbagai sarana hiburan bernuansa pendidikan seperti Giant Aquarium, Bird Park, Dry Park, Fountain Futsal, Lazy River, 4D Cinema, Racer Slide, Kiddy Pool dan Leisure Pool. Tahun 2009 mulai dilakukan pembangunan fasilitas wave pool seluas 0,7 ha dengan investasi senilai Rp 15 miliar. Sepanjang tahun 2009, the Jungle dikunjungi oleh hampir 900 ribu orang.
The Jungle Water Park is the most comprehensive and most modern water park facility in Bogor. Built on an area of 2.4 hectares, “the Jungle” has various educational entertainment facilities such as Giant Aquarium, Bird Park, Dry Park, Fountain Futsal arena, Lazy River, 4D Cinema, Racer Slide, Kiddy Pool, and Leisure Pool. In 2009 construction began with the development of a wave pool facility covering 0.7 ha with an investment of Rp 15 billion. During 2009, the Jungle was visited by almost 900 thousand people.
The Jungle Mall dan The Jungle Walk (Orchard) merupakan dua mal yang terletak di sekitar The Jungle Water Park. The Jungle Mall memiliki luas area sewa sekitar 10.000 m2, sementara Orchard Walk terdiri atas 71 unit untuk dijual.
The Jungle Mall and The Jungle Walk (Orchard) are two malls located around The Jungle Water Park. The Jungle Mall has a rentable area of approximately 10,000 sqm, while Orchard Walk consists of 71 units for sale.
Aston Bogor Hotel & Resort direncanakan selesai pembangunannya pada bulan Juni 2010 dan akan mulai beroperasi pada bulan Juli 2010. Hotel ini merupakan hotel strata bintang empat yang memiliki 124 unit kamar (84 unit untuk dijual dan 40 unit retained) dan dikelola oleh Aston International.
Aston Bogor Hotel & Resort development is scheduled for completion in June 2010 and will start to operate in July 2010. It is a four-star strata hotel with 124 unit rooms (84 units to be sold and 40 units retained) managed by Aston International.
67 Bakrieland Annual Report 2009
PT Mutiara Permata Biru (MPB) MPB merupakan anak perusahaan GAP dengan kepemilikan saham 99%. MPB mulai melakukan pembangunan perumahan kelas menengah Batam Nirwana Residence di Sekupang, Batam sejak tahun 2007. Perumahan yang dibangun di atas lahan seluas 40 hektar ini akan memiliki lebih dari 1.000 unit yang dilengkapi dengan fasilitas publik seperti clubhouse, kolam renang, taman anggrek, lapangan futsal dan taman bermain anak. Hingga akhir tahun 2009 sudah terjual 710 unit, terdiri dari 351 unit tahap pertama dan 359 unit tahap kedua. Proyek ini ditargetkan selesai pada tahun 2012.
PT Mutiara Permata Biru (MPB) MPB is a subsidiary of GAP, which has a 99% share ownership. MPB started undertaking the middleclass housing development of Batam Nirwana Residence in Sekupang, Batam since 2007. Built on an area of 40 hectares, the residential areas will have more than 1,000 units equipped with public facilities such as a clubhouse, a swimming pool, an orchid garden, a futsal court, and children’s playground. Until the end of 2009, 710 units have been sold, with 351 units during the first stage and 359 units during the second stage. The project is targeted for completion in 2012.
PT Dutaperkasa Unggullestari (DPUL) DPUL merupakan anak perusahaan GAP dengan kepemilikan saham 65%. Pada tahun 2008, DPUL memulai pembangunan proyek perumahan mewah Ijen Nirwana Residence di Malang, Jawa Timur. Perumahan yang dibangun di atas lahan seluas 27,6 hektar ini mengusung konsep hunian resor di tengah kota dan dilengkapi dengan area komersial dan berbagai macam fasilitas seperti clubhouse, jogging track dan hutan kota. Hingga akhir tahun 2009, telah terjual 67 unit dari total 211 unit tersedia.
PT Dutaperkasa Unggullestari (DPUL) DPUL is a subsidiary of GAP, which has a 65% share ownership. In 2008, DPUL commenced the development of a luxury housing project called Ijen Nirwana Residence in Malang, East Java. Built on an area of 27.6 hectares, the residence bears a residential resort concept in the mid-town of Malang equipped with a commercial area and a variety of facilities such as a clubhouse, a jogging track, and an urban forest. Until the end of 2009, 67 out of the 211 units available have been sold.
Prospek 2010 dan Ke Depan Seiring dengan pemulihan kondisi perekonomian dunia dan penurunan tingkat bunga di dalam negeri, kinerja penjualan unit perumahan di sekitar Jakarta (Bogor, Tangerang, Bekasi) akan terus meningkat. Lebih lanjut, kembalinya kepercayaan pengembang akan memberikan dampak positif pada sisi pasokan sebagaimana diindikasikan oleh perkembangan yang terjadi di akhir tahun 2009. Jika kondisi ini diikuti oleh kebijakan bank yang lebih agresif, maka sektor perumahan sekitar Jakarta akan tumbuh pesat. Dengan prediksi ini dan keyakinan akan kualitas produk yang dimilikinya, Bakrieland optimis bahwa tahun mendatang kinerjanya di sektor perumahan akan lebih baik dari para pesaingnya.
2010 Prospects and Onward Along with the world’s economic recovery and declining domestic interest rates, the performance of residential unit sales around Greater Jakarta (Bogor, Tangerang, Bekasi) will continue to increase. Furthermore, the return of developer confidence will provide a positive impact on the supply side, as indicated by development progress at the end of 2009. If this condition is followed by a more aggressive bank policy, the housing development sector around Jakarta will grow rapidly. With this prediction and a belief in its own quality products, Bakrieland is optimistic that next year its performance in the housing sector will improve over its competitors.
Selama 2 (dua) tahun ke depan, Bakrieland akan melanjutkan pembangunan klaster-klaster di BNR dan mengembangkan akses jalan, sarana transportasi dan berbagai fasilitas pendukung. Kerja sama dengan mitra strategis akan dijajaki untuk membangun lebih banyak sarana komersial dan fasilitas yang diperlukan. .
For the next two (2) years, Bakrieland will continue the cluster developments in BNR and develop road access, transportation facilities, and other supporting facilities. Cooperation with strategic partners will be explored to build more commercial services and public facilities as required. .
68 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Laporan Bisnis Business Report
Hotel & Resort Pada akhir tahun 2009, proyek Pullman Bali Legian Nirwana telah mendekati penyelesaian. Selain melanjutkan pengembangan proyek yang sudah ada, Hotel & Resort juga mulai menjajaki pembangunan budget hotel. At end of 2009, Pullman Bali Legian Nirwana project was nearing completion. Other than continuing ongoing project development, Hotel & Resort also began considering the development of the budget hotel.
69 Bakrieland Annual Report 2009
Tinjauan Umum Unit Usaha Hotel dan Resort berada dibawah pengelolaan PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS), yang bergerak dalam bidang pengembangan dan pengelolaan hotel dan resor berkualitas internasional di berbagai daerah tujuan wisata di Indonesia. Seluruh hotel dan resor ini dibangun dengan konsep ramah lingkungan.
General Overview The Hotel and Resort Business Unit, under the management of PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS), is engaged in the development and operation of hotels and resorts of international standards in numerous tourist destinations throughout Indonesia. All hotels and resorts are built to conform with an eco-friendly concept.
Sampai dengan akhir tahun 2009, Hotel dan Resort memiliki 5 (lima) proyek yang masih terus dikembangkan di daerah tujuan wisata atau daerah yang potensial untuk dikembangkan menjadi tujuan wisata, yaitu Pullman Bali Legian Nirwana, Ubud Nirwana Resort dan Nirwana Bali Resort, Krakatoa Nirwana Resort-Lampung, dan Balikpapan Nirwana Suites & Residences.
By the end of 2009, the Hotel and Resort business unit oversaw 5 (five) on-going projects located in popular tourist destinations or potential places of interest, namely the Pullman Bali Legian Nirwana, Ubud Nirwana Resort and Nirwana Bali Resort, Krakatoa Nirwana Resort-Lampung, and Balikpapan Nirwana Suites & Residences.
Bali yang merupakan salah satu tujuan utama wisata dunia merupakan fokus pengembangan unit usaha Hotel & Resort. Pangsa pasar Bakrieland untuk hotel bintang lima di Bali adalah sekitar 6%.
Bali which is one of the world’s main tourist destination is the development focus of Hotel & Resort business unit. Bakrieland’s market share for 5-star hotel in Bali is about 6%.
Nirwana Bali Resort
70 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Nirwana Bali Resort
Kinerja Operasional Krisis keuangan global yang berlangsung sepanjang tahun 2009 tidak berdampak signifikan pada industri perhotelan Indonesia secara umum. Indonesia bahkan merupakan satu-satunya negara di wilayah Asia Pasifik yang masih mengalami pertumbuhan di bidang pariwisata, sementara negara-negara lain menunjukkan tren negatif (Sumber: Investor Daily, 2009).
Operational Performance The prolonged global financial crisis that occurred throughout 2009 made no significant impact on Indonesia’s hotel industry in general. In fact, Indonesia is the only country in the Asia Pacific region that experienced uninterrupted growth in its tourism sector, unlike the downward growth trend endured by other countries (Source: Investor Daily, 2009).
Kegiatan pengembangan Hotel dan Resort di tahun 2009 difokuskan pada pembangunan Pullman Bali Legian Nirwana yang ditargetkan untuk dapat beroperasi pada pertengahan tahun 2010. Kegiatan lain berupa pengembangan proyek Balikpapan, penambahan fasilitas di Krakatoa Nirwana Resort Lampung, finalisasi perencanaan proyek Ubud, dan rencana pembangunan budget hotel di Yogyakarta.
Hotel and Resort development in 2009 focused on finalizing the construction of Pullman Bali Legian Nirwana, targeted to begin full operations in mid2010. Other immediate work on the agenda includes the development of a project in Balikpapan, additional facilities for Krakatoa Nirwana Resort Lampung, finalization of the Ubud project plan and construction plans for a budget hotel in Yogyakarta.
71
Pullman Bali Legian Nirwana
114.4% Hotel & Resort’s revenue growth
Pullman Bali Legian Nirwana
Pullman Bali Legian Nirwana
Hotel Pullman Bali Legian Nirwana merupakan strata hotel bintang lima yang pertama di kawasan pantai Kuta, Bali. Pembangunan fisik Pullman telah mencapai 98% pada akhir tahun 2009. Dari total 360 unit, sebanyak 216 unit telah terjual, 80 unit di retain, dan 124 unit siap diserahterimakan.
Pullman Bali Legian Nirwana Hotel is the first 5-star strata hotel in the area of Kuta beach, Bali. The physical development of Pullman Bali Legian Nirwana has reached 98% by end of 2009. From the total of 360 units, 216 units were sold, 80 units are retained, and 124 units are ready for delivery.
Bakrieland Annual Report 2009
72 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Laporan Bisnis Business Report
Pada akhir tahun 2009, Unit Usaha Hotel & Resort mencatat kontribusi pendapatan sebesar Rp 216 miliar. Pencapaian ini meningkat 114% dibandingkan dengan tahun 2008, dan merupakan 20,4% dari total pendapatan Bakrieland. Pendapatan tahun 2009 berasal dari: • Proyek Pullman Bali Legian Nirwana sebesar Rp 140,9 miliar (65% dari total pendapatan Hotel & Resort). Kontribusi ini didukung oleh kemajuan penyelesaian fisik bangunan yang telah mencapai 98% di akhir tahun 2009. • Pendapatan operasi Nirwana Bali Resort sebesar Rp 69,6 miliar (32% dari total pendapatan Hotel & Resort), yang mulai bergabung ke dalam Unit Usaha Hotel & Resort pada bulan Juli 2009. • Pendapatan operasi Krakatoa Nirwana Resort sebesar Rp 5,5 miliar.
By the end of 2009, income contribution from the Hotel and Resort Business Unit reached Rp 216 billion. This achievement is a 114% increase from the previous year, and amounts to 20.4% from Bakrieland’s total earnings. Total income in 2009 is derived from: • Pullman Bali Legian Nirwana project with earnings worth Rp 140.9 billion (65% of Hotel & Resort’s total income). This contribution was assisted by the progress achieved in the physical construction of the premises, which had reached 98% completion by the end of 2009. • Operational earnings worth Rp 69.6 billion (32% from Hotel & Resort’s total income) from Nirwana Bali Resort, which joined the fold of the Hotel & Resort business units in July 2009. • Operational earnings of Krakatoa Nirwana Resort amounted to Rp 5.5 billion.
PT Samudra Asia Nasional (SAN) SAN merupakan anak perusahaan PT Graha Andrasentra Propertindo (GAP) dengan kepemilikan saham 99,99%. SAN membangun Pullman Bali Legian Nirwana, hotel strata bintang lima pertama yang didirikan di sekitar pantai Kuta, salah satu tujuan wisata utama di pulau Bali.
PT Samudra Asia Nasional (SAN) SAN is a 99.99% owned subsidiary of PT Graha Andrasentra Propertindo (GAP), a Bakrieland subsidiary. SAN developed Pullman Bali Legian Nirwana into the first five-star strata hotel built along Kuta Beach, one of the most popular tourist sites in Bali.
Pullman Bali Legian Nirwana
73 Bakrieland Annual Report 2009
Pembangunan Pullman Bali Legian Nirwana dilakukan sejak tahun 2007 di atas lahan seluas 2,4 hektar dan telah mencapai 98% penyelesaian fisik bangunan pada akhir 2009. Hotel yang dikelola Accor International ini diperkirakan dapat mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2010. Dari 360 unit kamar yang dimiliki, sebanyak 280 unit tersedia untuk dijual dan 80 unit untuk di retain. Hingga akhir tahun 2009 penjualan telah mencapai 216 unit.
Construction of Pullman Bali Legian Nirwana began in 2007 on a 2.4 hectare tract of land and reached 98% completion by the end of 2009. Managed by Accor International, the hotel is expected to commence full operations by mid-2010. From its 360 rooms, 280 units have been offered for sale while 80 units are retained. By the end of 2009, total sales reached an impressive 216 units.
Di samping hotel, Pullman Bali Legian Nirwana juga memiliki 2.974 m2 area komersial. Pada bulan Juni 2009 telah dilakukan pembukaan area komersial Le Nirwana. Hingga akhir tahun 2009, dari 13 lot tersedia, 4 lot telah tersewa.
Other than hotel facilities, Pullman Bali Legian Nirwana also boasts a 2,974 sqm commercial area. June 2009 marked the launching of Le Nirwana’s commercial area. By the end of 2009, a total of 4 lots from the 13 available lots were leased. PT Krakatau Lampung Tourism Development (KLTD) KLTD is a Bakrieland subsidiary with joint ownership between the Lampung provincial government (10%) and Bakrieland (90%). KLTD has developed a 350-hectare tourist zone along Lampung’s stretch of coastline, known as Krakatoa Nirwana Resort managed under Core Hospitality Indonesia.
PT Krakatau Lampung Tourism Development (KLTD) KLTD merupakan anak perusahaan Bakrieland yang sahamnya dimiliki secara bersama oleh Pemerintah Daerah Propinsi Lampung (10%) dan Bakrieland (90%). KLTD membangun area wisata seluas 350 hektar di sekitar pantai Lampung dengan nama Krakatoa Nirwana Resort, yang dikelola oleh Core Hospitality Indonesia. Di tahun 2009, Krakatoa Nirwana Resort menambah fasilitas baru berupa sarana kegiatan pantai dan merancang pembuatan sea pool yang ditujukan untuk menambah daya tarik bagi pengunjung. Didukung oleh pemasaran yang lebih agresif, tingkat rata-rata hunian Krakatoa Nirwana Resort di sepanjang tahun 2009 mengalami peningkatan dari 15% pada tahun 2008 menjadi 23%.
In 2009, Krakatoa Nirwana Resort augmented its beach facilities and plans are underway for the development of a sea pool to enhance its appeal to visitors. Bolstered by a more aggressive marketing campaign, Krakatoa Nirwana Resort’s average occupancy rate in 2009 saw a significant rise to 23% from a previous 15% in 2008.
PT Libratindo Gemilang (LG) LG merupakan anak perusahaan PT Bakrie Nirwana Semesta dengan kepemilikan saham 99,99%. LG bergerak dalam pengembangan landed houses, serviced apartment, dan suites hotel dalam satu kawasan terpadu yang terletak di antara pusat kota dan bandar udara Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur. Balikpapan selain merupakan sebuah kota pelabuhan yang kaya sumber daya alam seperti kayu, pertambangan dan minyak bumi, juga memiliki keindahan alam yang belum tereksplorasi.
PT Libratindo Gemilang (LG) LG is a subsidiary of PT Bakrie Nirwana Semesta, which has a 99.99% share ownership. LG focuses on the development of landed houses, serviced apartments and hotel suites within an integrated zone situated between Balikpapan’s city center and airport in East Kalimantan. Balikpapan is both known as a harbor city well-endowed with natural resources such as timber, minerals and oil, and for its natural splendor, much of which remains unexplored.
74 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Laporan Bisnis Business Report
Pengembangan Balikpapan Nirwana Suites and Residences (BNSR) ini terdiri dari tiga tahap. Selama tahun 2009, telah dilakukan berbagai penyesuaian terkait struktur harga, konsep dan disain untuk memenuhi kebutuhan pasar. Dengan penyesuaian ini, maka tahap pertama akan berupa pembangunan landed houses sebanyak 60 unit; tahap kedua 120 unit serviced apartment; tahap ketiga 70 unit hotel suites. Pembangunan tahap pertama rencananya akan dimulai pada pertengahan 2010.
The development of Balikpapan Nirwana Suites and Residences (BNSR) consists of three phases. Throughout 2009, various adjustments were deemed necessary with regard to the pricing structure, concept and design in order to meet market needs. Based on these modifications, the initial phase concentrates on the development of 60 units of landed houses; the second phase involves the construction of 120 units of serviced apartments; and the third phase includes four-star hotel suites. The first development phase is scheduled to commence in mid-2010.
Di tahun 2009, LG ditunjuk oleh Pemda Tenggarong, Kalimantan Timur, untuk mengelola salah satu aset milik PT Perusahaan Pengelola Aset Persero (PPA) dalam bentuk pelaksanaan proyek BOT selama 18 tahun untuk hotel Singgasana dan Lesung Batu, Tenggarong. Kota Tenggarong merupakan pusat pertambangan di Kalimantan Timur dan kota kedua terbesar setelah Samarinda.
In 2009, LG was entrusted by the Tenggarong local government of East Kalimantan with the operational management of one of its assets under the ownership of the Asset Management Company through the implementation of an 18-year BOT project for Singgasana and Lesung Batu Hotels in Tenggarong. The city of Tenggarong is the mining hub of East Kalimantan and the second largest city after Samarinda.
PT Berkah Puhu Lestari (BPL) BPL merupakan anak perusahaan PT Bakrie Nirwana Semesta dengan kepemilikan saham 99,99%. BPL direncanakan akan membangun 22 unit villa mewah di daerah Ubud, Bali, yang dilengkapi dengan fasilitas spa terbaik. Ubud merupakan salah satu kota utama di pulau Bali yang banyak dikunjungi wisatawan karena kekayaan seni dan budayanya.
PT Berkah Puhu Lestari (BPL) BPL is a subsidiary of PT Bakrie Nirwana Semesta, which has a 99.99% share ownership. It plans to develop 22 units of luxury villas situated in Ubud, Bali, to be furnished with the finest spa facilities. Ubud is one of Bali’s most celebrated towns thronged regularly by visitors for its treasure of fine arts and distinctive culture.
PT Bali Nirwana Resort (BNR) Bakrieland memiliki BNR melalui kepemilikan saham PT Bakrie Nirwana Semesta sebesar 52,55%, sementara sisanya sebesar 47,45% dimiliki oleh E-Crisp Trading Ltd. BNR mengembangkan Nirwana Bali Resort seluas 103 hektar di daerah Tanah Lot, Tabanan, Bali. Tanah Lot merupakan sebuah lokasi yang populer bagi wisatawan, sekaligus pura tempat ibadah umat Hindu Bali.
PT Bali Nirwana Resort (BNR) Through PT Bakrie Nirwana Sentosa, Bakrieland holds 52.55% share ownership of BNR, while the remaining 47.45% is controlled by E-Crisp Trading Ltd. BNR developed Nirwana Bali Resort on a 103-hectare plot of land located in Bali’s Tanah Lot in Tabanan. Tanah Lot is a much-visited place of interest and the location of a sacred temple for the Balinese Hindus.
75 Bakrieland Annual Report 2009
Nirwana Bali Resort mulai beroperasi pada tahun 1997 di bawah pengelolaan Le Meridien. Resor ini memiliki hotel bintang lima dengan kapasitas 278 kamar, padang golf 18-hole rancangan Greg Norman dan pemukiman eksklusif yang dilengkapi fasilitas spa dan rekreasi. Rancangan dan fasilitas yang dimilikinya telah menjadikan Nirwana Bali Resort sebagai salah satu resor golf terbaik di Asia dan meraih berbagai penghargaan di tingkat nasional maupun internasional.
Nirwana Bali Resort began operations in 1997 under the management of Le Meridien. The resort boasts a five-star hotel with a capacity of 278 rooms, an 18-hole golf course designed by golf legend Greg Norman and an exclusive residential area complete with spa and recreational facilities. With its unchallenged design and conveniences, Nirwana Bali Resort is hailed as one of the best golf resorts in Asia as attested through various recognition awards at the national and international levels.
Sepanjang tahun 2009, tercatat tingkat hunian rata-rata hotel sebesar 56% dan klub golf berhasil bertahan pada posisi pertama di antara klub-klub golf di Bali dengan total golf rounds sebanyak 40.950.
Throughout 2009, the hotel’s average occupancy rate reached 56% and the golf club managed to maintain its number one position among Bali’s golf clubs with at least a total of 40,950 golf rounds.
Prospek 2010 dan Ke Depan Kondisi perekonomian di tahun 2010 yang diprediksikan membaik diharapkan akan semakin mendorong pertumbuhan industri hotel dan pariwisata di tanah air. Di tahun 2010, Bakrieland berencana untuk melanjutkan pembangunan di Balikpapan, memulai operasional Pullman Bali Legian Nirwana, mengembangkan proyek di Ubud, membangun sea pool di Krakatoa Nirwana Resort, melakukan refurbishment, rebranding, dan membangun sisa lahan yang belum dikembangkan di Nirwana Bali Resort, serta merealisasikan kerjasama proyek BOT hotel di Tenggarong. Selain itu, akan dijajaki pembangunan budget hotel di Sidoarjo dan kota tujuan wisata potensial lain seperti Bandung dan Yogyakarta.
2010 Prospects and Onwards The economic condition for 2010, projected to make a positive turn, is expected to further stimulate the growth of the hotel and tourism industry in the country. In 2010, Bakrieland aims to proceed with development projects in Balikpapan, commence full operations of the Pullman Bali Legian Nirwana, continue with the Ubud project, develop a sea pool in Krakatoa Nirwana Resort, ensure the refurbishment, rebranding and execution of land development plans in Nirwana Bali Resort, and realize the hotel BOT joint project in Tenggarong. In addition, attention will also be given to the feasibility of developing budget hotels in Sidoarjo and other prospective tourist cities such as Bandung and Yogyakarta.
Perbaikan infrastruktur dan perubahan regulasi terkait kepemilikan Warga Negara Asing diharapkan dapat memacu pertumbuhan tingkat penjualan properti bangunan tinggi di Indonesia.
Improvements to infrastructure and changes in legislation concerning foreign ownership are much anticipated to invigorate sales growth of high rise properties in Indonesia.
76 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Laporan Bisnis Business Report
Property-Related Infrastructure Property Related Infrastructure berhasil menyelesaikan pembangunan ruas jalan tol Kanci-Pejagan pada akhir Desember 2009, yang akan menjadi sumber pendapatan berkelanjutan bagi Bakrieland di masa depan. Property Related Infrastructure successfully completed the development of the Kanci-Pejagan toll road at end of December 2009, which will generate recurring income for Bakrieland in the future.
77 Bakrieland Annual Report 2009
Tinjauan Umum Unit Usaha Property Related Infrastructure bergerak dalam pengembangan proyek infrastruktur terkait properti, seperti pengembangan jalan tol dan pengelolaan air terpadu (air bersih dan air kotor). Proyek-proyek ini dilaksanakan melalui PT Bakrie Infrastructure (BI) dan anak-anak perusahaannya.
General Overview The Property Related Infrastructure Business Unit concentrates on the development of infrastructure projects associated with property such as the construction of toll roads and integrated water management systems (both clean water and purified water). These projects are undertaken by PT Bakrie Infrastructure (BI) and its subsidiaries.
Pemerintah, pada National Summit yang diselenggarakan pada bulan November 2009, telah menegaskan 2 (dua) prioritas utama pembangunan ekonomi domestik, yaitu infrastruktur dan ketahanan energi. Hal ini merupakan perkembangan yang sangat positif bagi pertumbuhan bisnis infrastruktur Indonesia secara umum dan khususnya bagi Bakrieland. Potensi bisnis terbesar sementara ini berada di Pulau Jawa yang dengan kepadatan penduduknya sangat membutuhkan ketersediaan jalan yang memadai, baik untuk transportasi umum maupun industri.
At the National Summit convened in November 2009, the government laid emphasis on 2 (two) key priorities concerning domestic economic development: infrastructure and energy resilience. This augurs well for the growth of Indonesia’s infrastructure sector in general and for Bakrieland in particular. The highest business potential at present points to the densely populated island of Java, which consequentially requires sufficient road networks for public and industrial transportation.
Saat ini Bakrieland merupakan satusatunya perusahaan properti Indonesia yang mengintegrasikan bisnisnya dengan pengembangan infrastruktur. Seperti halnya dalam pengembangan
Bakrieland is currently the only property developer in Indonesia that has integrated its business with infrastructure development. As applicable to its property development projects, Bakrieland also
Kanci-Pejagan Toll Road
78 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Kanci-Pejagan Toll Road
proyek properti, dalam proyek infrastruktur pun Bakrieland menerapkan program CSR Terintegrasi sehingga masyarakat sekitar ikut memperoleh manfaat dengan keberadaannya.
implements an integrated CSR program for its infrastructure projects to ensure that surrounding communities draw benefit from a project’s presence.
Masuknya Bakrieland ke dalam bisnis ini antara lain didorong oleh faktor-faktor berikut:
Bakrieland’s entrance into this sector, among others, is driven by the following factors:
• Menciptakan sinergi antara bisnis properti dengan jalan tol maupun pengelolaan air terpadu.
• Creates synergy between the property business and toll road development projects as well as integrated water management systems.
Bersamaan dengan pembangunan proyek jalan tol, Bakrieland juga mengembangkan lahan yang berada di sisi jalan tol untuk proyek properti maupun proyek lainnya yang mendorong peningkatan arus lalu lintas. Cara ini memungkinkan Bakrieland untuk menghasilkan marjin penjualan yang maksimal dari harga properti yang naik secara signifikan setelah jalan tol selesai. Sedangkan dalam hal pengelolaan air terpadu, Bakrieland sebagai pengembang kawasan senantiasa memastikan bahwa setiap proyek yang dikembangkannya memiliki ketersediaan air dalam jumlah yang cukup, baik untuk saat ini maupun di masa yang akan datang.
Kanci-Pejagan Toll Road
In parallel with its toll road construction projects, Bakrieland also develops land flanking these toll roads for property development and other projects that increase traffic flow. This will allow Bakrieland to yield maximum sales margins from the significant rise in property prices following the completion of the highway construction. With regard to integrated water management, Bakrieland as the property developer will at all times ensure that every project undertaken by the Company will have adequate water supply, now and in the future.
79 Bakrieland Annual Report 2009
• Memperoleh berkelanjutan meningkat.
sumber pendapatan yang berpotensi terus
• Generates recurring revenue sources with the potential for continued increases.
Pendapatan Bakrieland di masa depan akan semakin stabil dengan bertambahnya sumber pendapatan berkelanjutan yang diperoleh dari bisnis jalan tol dan pengelolaan air terpadu. Bisnis ini selain menjanjikan hasil yang menarik dengan adanya tren peningkatan volume dan tarif di masa depan, juga memiliki sifat yang relatif tidak sensitif terhadap gejolak ekonomi.
In coming years, Bakrieland will earn an increasingly steady flow of earnings due to the rise in recurring revenue derived from the toll road and integrated water management projects. These business projects not only promise attractive rewards considering future upward trends in sales volume and tariff, but are also comparatively insensitive to economic turbulence.
Pengembangan Jalan Tol Perusahaan yang menjalankan bisnis pengembangan jalan tol di Indonesia menghadapi sekurangkurangnya 3 (tiga) tantangan, yaitu pembebasan lahan, konstruksi, dan pengoperasian jalan tol. Pembebasan lahan merupakan tantangan utama bukan saja karena terkait dengan kepentingan masyarakat setempat, tetapi juga karena Peraturan Presiden yang berlaku (Peraturan Presiden
Toll Road Development Companies involved in toll road development projects in Indonesia are confronted with at least 3 (three) challenges, namely land acquisition, construction and the actual operations of toll roads. Land acquisition is a formidable challenge as it concerns the interest of the local community and existing legislation (Presidential Regulations No.65/2006 and No.36/2005), which has yet to provide support
Ruas jalan tol Kanci-Pejagan sepanjang 35 km telah diselesaikan pembangunannya pada tanggal 16 Desember 2009, diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 26 Januari 2010. Hingga saat ini pembebasan lahan dan konstruksi ruas jalan tol ini merupakan yang tercepat untuk jaringan tol Trans Jawa. Keberadaan jalan tol ini akan membawa dampak sosial, ekonomi dan lingkungan yang positif bagi masyarakat setempat. The 35-km Kanci-Pejagan toll road was completed on 16 December 2009 and officially launched by President Susilo Bambang Yudhoyono on 26 January 2010. To date, land acquisition and construction of this toll road is the fastest in the Trans Java network. The existence of this toll road will bring positive impact on the local community in terms of social, economic and environment.
Opening Ceremony of Kanci-Pejagan Toll Road
80 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Laporan Bisnis Business Report
No.65/2006 dan Peraturan Presiden No.36/2005) belum mendukung proses percepatan pembebasan lahan. Berkenaan dengan konstruksi, perusahaan dihadapkan pada masalah penetapan biaya yang akurat dan pengenaan tarif. Sementara dalam hal operasional jalan tol, perusahaan harus memutuskan komposisi SDM yang akan digunakan dari sumber internal maupun luar (outsource).
for the acceleration of the land acquisition process. With regard to construction, companies must be able to accurately determine all costs involved and subsequent tariffs. On toll road operations, companies must decide on whether to draw their human resource needs from internal sources or to rely on outsourcing.
Didukung oleh struktur permodalan yang kuat dan pengalaman sebagai perusahaan properti selama lebih dari 15 tahun, Bakrieland memiliki keunggulan kompetitif berupa kekuatan pembiayaan dan kompetensi yang tinggi dalam melakukan akuisisi lahan, yang membuatnya mampu mengatasi tantangan utama dalam pengembangan proyek jalan tol di tanah air. Untuk memperkuat posisinya, Bakrieland sebagai pemilik mayoritas juga melibatkan kontraktor utama dan konsultan jalan tol untuk setiap proyek yang dikembangkan.
Supported by a solid capital structure and sound experience as a property developer for more than 15 years, Bakrieland’s competitive advantages rest on its financing strength and extensive competence in land acquisition that enable it to surmount this major obstacle impeding Indonesia’s toll road development. To strengthen its position, Bakrieland as the major owner also ensures the involvement of prime contractors and consultants in toll road development in every project being developed.
Bersamaan dengan pembangunan jalan tol, Bakrieland juga berupaya mengembangkan sentra Usaha Menengah, Kecil dan Mikro (UMKM) di sekitar jalan tol agar masyarakat sekitar proyek dapat merasakan manfaat keberadaan jalan tol tersebut. Di sisi bisnis, kehadiran sentra UMKM akan meningkatkan volume lalu lintas kendaraan sehingga dapat mempercepat pengembalian investasi jalan tol. Selain itu, proses pembebasan lahan untuk proyek berikutnya diharapkan lebih mudah karena masyarakat sudah dapat merasakan secara langsung dampak positif keberadaan jalan tol.
In concurrence with its toll road construction projects, Bakrieland also helps develop small, medium and micro enterprises located in proximity to the toll roads in efforts to ensure that nearby communities are better off with the presence of these road networks. From a business perspective, the establishment of small, medium and micro enterprises will increase traffic volume, thus accelerating the return on investment. Furthermore, the process of acquiring land for subsequent projects would be easier as the community has had positive experience in benefiting from the presence of toll roads.
PT Bakrie Infrastructure PT Bakrie Insfrastructure (BI) merupakan anak perusahaan Bakrieland dengan kepemilikan sebesar 99,99%. Perusahaan ini adalah holding dari semua perusahaan yang melaksanakan proyek infrastruktur yang menunjang pengembangan properti di masa depan. Melalui BI, Bakrieland memiliki keunggulan kompetitif di dalam pengembangan usaha propertinya.
PT Bakrie Infrastructure PT Bakrie Infrastructure (BI) is a subsidiary of Bakrieland, which has a 99.99% share ownership. It is a holding entity of all operating companies involved in infrastructure projects, which ultimately support future property developments. Through BI, Bakrieland has gained a competitive advantage in developing its property business.
PT Bakrie Toll Road PT Bakrie Toll Road (BTR) merupakan anak perusahaan BI dengan kepemilikan saham 99,99%. BTR memiliki visi untuk bersinergi dengan Bakrieland melalui pembangunan jalan tol berstandar internasional yang selalu terintegrasi dengan mengedepankan pengembangan kawasan.
PT Bakrie Toll Road PT Bakrie Toll Road (BTR) is a subsidiary of BI, which has a 99.99% share ownership. BTR’s vision is to create synergy with Bakrieland through the integrated development of international standard toll roads, creating the foundation for area development.
81 Bakrieland Annual Report 2009
Proyek pertama yang dikerjakan oleh BTR adalah pembangunan ruas jalan tol Kanci-Pejagan sepanjang 35 km, yang menghubungkan Cirebon (Jawa Barat) dan Brebes (Jawa Tengah). Jalan tol KanciPejagan merupakan bagian dari jaringan Trans Jawa dan dibangun dengan menggunakan konstruksi precasted pre-stressed concrete pavement yang menjamin kecepatan dan kualitas unggul berkat kekuatan beton yang diproduksi secara pabrikasi di dekat lokasi proyek.
The first project undertaken by BTR is the development of the 35 km Kanci-Pejagan toll road section connecting Cirebon (West Java) and Brebes (Central Java). This particular segment is part of the Trans Java network built with a pre-cast pre-stressed concrete surface that guarantees quality due to the strength of the fabricated concrete and speed as it is manufactured close to the project location.
Setelah melalui masa uji coba menampung arus mudik lebaran 2009, pada bulan Desember 2009 BTR berhasil menyelesaikan proyek bernilai investasi Rp 2,2 triliun ini. Penyelesaian proyek jalan tol KanciPejagan merupakan suatu prestasi tersendiri bagi BTR. Hingga saat diresmikan pengoperasiannya pada tanggal 26 Januari 2010 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, proyek Kanci-Pejagan merupakan proyek jalan tol yang tercepat dalam hal pembebasan lahan (7 bulan) dan pembangunannya (17 bulan) dibandingkan ruas jalan tol lain dalam jaringan Trans Jawa.
Following a trial period on traffic burden during the Idul Fitri religious holidays, in December 2009 BTR managed to complete the project with investment value of Rp 2.2 trillion. The finalization of the KanciPejagan toll road section is a prestige project for BTR. As at the official launching of its operations on 26 January 2010 by President Susilo Bambang Yudhoyono, the Kanci-Pejagan project was the fastest toll road development venture in terms of land acquisition (7 months) and construction (17 months) compared to other toll road sections of the Trans Java network.
Selain ruas Kanci-Pejagan yang mempunyai masa konsesi selama 35 tahun, hingga saat ini Bakrieland telah memiliki hak opsi untuk memiliki konsesi 3 (tiga) ruas jalan tol lain dalam jaringan jalan tol Trans Jawa yaitu Pejagan-Pemalang (56 km), Batang-Semarang (75 km) dan Pasuruan-Probolinggo (45 km) serta 1 (satu) ruas jalan tol lainnya yaitu Ciawi-Sukabumi (54 km) di Jawa Barat.
In addition to the Kanci-Pejagan segment with a 35year concession period, Bakrieland to this day has option rights as concession holder to 3 (three) other toll road sections of the Trans Java network, namely Pejagan-Pemalang (56 km), Batang-Semarang (75 km) and Pasuruan-Probolinggo (45 km) as well as 1 (one) toll road section between Ciawi and Sukabumi (54 km) in West Java.
PT Semesta Marga Raya PT Semesta Marga Raya (SMR) merupakan anak perusahaan BTR dengan kepemilikan saham 65%. SMR saat ini bergerak dalam bidang pembangunan dan pengoperasian jalan tol Kanci-Pejagan.
PT Semesta Marga Raya PT Semesta Marga Raya (SMR) is the subsidiary of BTR, which has a 65% share ownership. SMR at present is involved in the construction and operations of the Kanci-Pejagan toll road section.
Pengelolaan Air Terpadu Bakrieland mulai memasuki bisnis pengelolaan air terpadu pada awal tahun 2007, ketika salah satu anak perusahaannya (PT Alberta Utilities) menjadi pemilik saham minoritas PT Aetra Air Jakarta. Melalui bisnis ini, Bakrieland membuka kesempatan untuk mentransformasikan diri dari perusahaan pengembang properti (property developer) menjadi pengembang kawasan serba guna yang terintegrasi (integrated mixed use area developer).
Integrated Water Management Bakrieland’s initial foray into the integrated water management business began in early 2007, when one of its subsidiaries (PT Alberta Utilities) was a minor shareholder of PT Aetra Air Jakarta. Through this new business venture, Bakrieland took the opportunity to transform itself from a property developer to an integrated mixed use area developer.
82 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Laporan Bisnis Business Report
Tantangan terbesar dalam bisnis pengelolaan air adalah mengatasi kebocoran air yang disebabkan oleh kombinasi antara íllegal consumption (pencurian air) dan illegal connection (kebocoran pipa, kesalahan catat, dll). Sejak ditandatanganinya Perjanjian Kerjasama 25 tahun antara PAM Jaya dan PT Thames PAM Jaya (sekarang PT Aetra Air Jakarta) pada tahun 1998, tingkat kebocoran air (non revenue water = nrw) berhasil diturunkan dari 67% menjadi 52,4% pada akhir tahun 2006, dan telah berhasil diturunkan lagi menjadi 49% setelah PT Alberta Utilities masuk sebagai pemegang saham. Di masa depan, selain meningkatkan efisiensi dan cakupan layanan, diharapkan kualitas air dapat ditingkatkan menjadi siap minum.
The main challenge in the water management sector concerns the ability to deal with water leakages stemming from a combination of illegal water consumption (through illegal connections and tampering with water meters) and water leakage (pipe leakage due to land subsidence and other damage). Since the signing of the 25-year Cooperation Agreement between PAM Jaya and PT Thames PAM Jaya (now PT Aetra Air Jakarta) in 1998, the water leakage rate (non-revenued water = nrw) was successfully reduced from 67% to 52.4% at the end of 2006, and brought down further to 49% after PT Alberta Utilities’ involvement as shareholder. Subsequent measures shall not only focus on increasing service efficiency and reach but also on improving water quality for ready consumption.
PT Alberta Utilities PT Alberta Utilities (AU) merupakan anak perusahaan BI dengan kepemilikan saham 75,04%. AU memiliki kepemilikan saham di PT Aetra Air Jakarta sebesar 5,00%.
PT Alberta Utilities PT Alberta Utilities (AU) is a subsidiary of BI, which has a 75.04% share ownership. AU’s shares invested in PT Aetra Air Jakarta amount to 5.00%.
PT Aetra Air Jakarta PT Aetra Air Jakarta (AAJ) merupakan perusahaan pengelolaan air terpadu (air bersih dan air kotor) yang memiliki area konsesi di bagian timur Jakarta selama 25 tahun (1997-2022). AAJ mulai beroperasi pada tanggal 1 Februari 1998 untuk mengelola, mengoperasikan, memelihara serta melakukan investasi guna mengoptimalkan sistem pasokan air bersih bagi warga Jakarta Utara, sebagian Jakarta Pusat dan seluruh Jakarta Timur dengan kali Ciliwung sebagai perbatasan wilayah operasionalnya. Saat ini saham AAJ dimiliki oleh Acuatico Pte. Ltd (95%) dan PT Alberta Utilities (5%). Aetra menggunakan sumber air baku yang berasal dari Waduk Jatiluhur yang dikelola oleh Perum Jasa Tirta II (PJT II), yang dialirkan ke Jakarta melalui saluran terbuka Kanal Tarum Barat (Kali Malang). Pasokan air bersih bagi pelanggan diproduksi dengan standar kualitas air minum di tiga Instalasi Pengolahan Air (IPA) yaitu IPA Buaran I, IPA Buaran II, dan IPA Pulo Gadung. Untuk distribusi air bersih kepada seluruh pelanggannya, Aetra memiliki Pusat Distribusi Cilincing dan 4 (empat) booster pump yang berlokasi di Pasar Rebo, Sumur Batu, Sungai Bambu dan Tugu.
PT Aetra Air Jakarta PT Aetra Air Jakarta (AAJ) is an integrated water management company (both clean and purified water) with concession areas in the eastern part of Jakarta for a 25-year period (1997-2022). AAJ began operations on 1 February 1998 in the management, operation, maintenance and investment of an optimal clean water supply system for residents in North Jakarta, part of Central Jakarta and East Jakarta with the Ciliwung River serving as the border for its operational area. AAJ shares are currently owned by Acuatico Pte. Ltd (95%) and PT Alberta Utilities (5%).
Kinerja Operasional Bisnis jalan tol akan memberikan kontribusi pendapatan setelah jalan tol Kanci-Pejagan resmi beroperasi pada tahun 2010, namun langkah
Operational Performance The toll road business venture has contributed to earnings following the start of operations of the Kanci-Pejagan section in 2010, although preparatory
Aetra draws from un-distilled water sourced from the Jatiluhur Reservoir managed by state-owned Jasa Tirta II (PJT II), channeled to Jakarta through the West Tarum (Kali Malang) open canal. Clean water supply for customers conforms to drinking water quality standards and produced at three Water Processing Installations at Buaran I, Buaran II, and Pulo Gadung. For clean water distribution to all customers, Aetra relies on its Cilincing Distribution Center and 4 (four) booster pumps located at Pasar Rebo, Sumur Batu, Sungai Bambu and Tugu.
83 Bakrieland Annual Report 2009
persiapan pembangunan proyek sendiri sudah dilakukan jauh sebelumnya, yaitu sejak tahun 2007. Tahun 2010, bisnis jalan tol ditargetkan dapat memberikan kontribusi sekitar Rp 100 miliar hingga Rp 150 miliar kepada total pendapatan Bakrieland, dan diharapkan akan meningkat di tahun-tahun berikutnya.
steps for the development of the project had begun in 2007. In 2010, the toll road business is projected to contribute approximately Rp 100 billion to Rp 150 billion of Bakrieland’s total revenue, and is expected to rise further in the following years.
Bisnis pengelolaan air menunjukkan pertumbuhan yang positif. Saat ini 65% dari 90% cakupan daerah layanan dalam konsesi telah terpenuhi. Tercatat telah dibuka sebanyak 370.000 akun dengan jumlah pelanggan mencapai sekitar 3 juta orang. Dari sisi volume penjualan air, hingga akhir tahun 2009 tercapai rata-rata di atas 130 juta m3/tahun.
The water management business has also shown encouraging growth. At present, 65% from 90% of service reach within the concession zone has been fulfilled. Some 370,000 accounts have been opened with total clients reaching 3 million people. Water sales volume by the end of 2009 recorded an average of above 130 million m3/year.
Prospek 2010 dan Ke Depan Komitmen Pemerintah untuk mendukung pengembangan infrastruktur menjadikan bisnis pembangunan jalan tol memiliki prospek yang menjanjikan. Pada akhir Desember 2009, Pemerintah merencanakan revisi atas Peraturan Presiden RI No. 67 tahun 2005 mengenai Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur, serta Peraturan Presiden No. 36 tahun 2005 dan Peraturan Presiden No. 65 tahun 2006 mengenai pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum. Peran aktif Pemerintah dalam hal pembebasan tanah diyakini akan mempercepat proses pembangunan infrastruktur nasional.
2010 Prospects and Onward The Government of Indonesia’s commitment to support infrastructure development has turned toll road construction into a promising business venture. At the end of December 2009, the Government has plans to revise President Regulation No. 67/2005 on Government Cooperation with Business Entities in the Provision of Infrastructure, and Presidential Regulations No. 36/2005 and No. 65/2006 on land acquisition for development purposes of public interests. The active role of the Government with regard to land acquisition will help accelerate the development process of national infrastructure.
Di samping Kanci-Pejagan, BTR juga berencana melakukan pembangunan ruas-ruas jalan tol lain yang merupakan bagian dari jaringan Trans Jawa, yaitu Pejagan-Pemalang, Batang-Semarang, dan Pasuruan-Probolinggo, serta satu ruas tol lain yaitu Ciawi-Sukabumi. Proses pembangunan ruas jalan tol Pejagan-Pemalang dan Ciawi-Sukabumi akan dimulai pada tahun 2010, sedangkan untuk ruas tol BatangSemarang dan Pasuruan-Probolinggo akan dimulai setelahnya. Seluruh proyek pembangunan akan dilaksanakan secara bertahap.
Apart from the Kanci-Pejagan toll road project, BTR also plans to develop other toll road sections which are part of the Trans Java network, namely PejaganPemalang, Batang-Semarang, and PasuruanProbolinggo, as well as the Ciawi-Sukabumi road section. Construction for the Pejagan-Pemalang and Ciawi-Sukabumi segments will commence in 2010, followed by the Batang-Semarang and PasuruanProbolinggo routes. All development projects will be carried out in stages.
Bisnis pengelolaan air (air bersih dan kotor) memiliki peluang untuk terus berkembang mengingat belum tercukupinya ketersediaan air bersih dan berkualitas di Jakarta serta tren volume penggunaan air dan tarif air yang meningkat. Kemampuan Bakrieland mengelola air di lingkungan propertinya di masa depan akan memberikan nilai tambah dibandingkan para pesaingnya.
Water management (both clean and purified water) provides ever increasing opportunities for growth considering the current inadequate supply of clean quality water in Jakarta as well as a rising trend in water consumption and tariffs. Bakrieland’s ability to efficiently manage water within its properties shall generate added value compared to its competitors.
84 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Rencana Ke Depan Future Outlook
Ke depan, Bakrieland akan memfokuskan pada pengembangan township, meningkatkan sumber pendapatan berkelanjutan, dan meningkatkan kerja sama dengan mitra strategis. Going forward, Bakrieland will focus on township development, improvement of recurring income sources, and enhance cooperation with strategic partners.
Strategi Bisnis 2010 Didukung oleh pendanaan yang memadai, di tahun 2010 Bakrieland akan melakukan percepatan pengembangan proyek yang di tahun sebelumnya agak terganggu akibat dampak krisis keuangan global. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Bakrieland akan tetap melanjutkan fokus pengembangannya pada pengembangan tempat hunian di berbagai lokasi strategis, yang ditujukan untuk segmen menengah dan menengah atas.
2010 Business Strategy Supported by an adequate funding, in 2010 Bakrieland will accelerate development of projects that were affected by the impact of global financial crisis last year. Same as previous years, Bakrieland will continue its development focus into development of residential area in various strategic locations, targeted for middle and upper segment.
Sebagai antisipasi atas skala pengembangan perusahaan yang lebih besar di masa , Bakrieland akan terus meningkatkan kemampuan sumber daya manusia untuk mencapai peningkatan produktivitas. Pengembangan kemampuan internal terutama di bidang manajemen resiko juga akan terus dilanjutkan
In anticipation to the Company’s expansion of scale in the future, Bakrieland will continue to enhance its human resource capability to accomplish higher productivity. Development of internal capabilities in risk management in particular will also be maintained by applying the Enterprise Risk Management and by
85 Bakrieland Annual Report 2009
dengan menerapkan Enterprise Risk Management serta meningkatkan kesadaran akan kepatuhan. Selain itu, akan diupayakan cross-selling antar unitunit usaha dan program customer gets customer untuk meningkatkan penjualan.
improving its awareness towards compliance. In addition, cross selling among business units and customer get customer program will be carried out to increase sales.
Sejalan dengan semakin membaiknya kondisi ekonomi makro, Bakrieland akan memperkuat struktur permodalan dari sumber pendanaan yang terbaik bagi Perusahaan untuk mendukung pengembangan usahanya. Bakrieland juga berencana untuk kembali melakukan akuisisi tanah di lokasi strategis yang diperkirakan memiliki tren peningkatan yang signifikan.
In line with the gradual upturn in the macro economic condition, Bakrieland will strengthen its capital structure from the best financing source available for the Company to support its business development. Bakrieland also plans to acquire lands in strategic locations that are expected to have significant uptrend.
Dalam upaya penerapan prinsip-prinsip GCG, Bakrieland akan terus memperbaiki dan mengembangkan struktur yang dapat mendukung pelaksanaan GCG yang sejalan dengan perkembangan Bakrieland menuju perusahaan yang terkemuka dan solid.
To implement the GCG principles, Bakrieland will always endeavor to improve and develop a structure which will promote GCG implementation that is aligned with Bakrieland’s transformation into a prominent and solid company.
Sasaran Jangka Menengah dan Panjang Setelah berhasil menjadi pengembang properti terbesar di CBD Jakarta, Bakrieland akan berusaha mencapai visi untuk menjadi perusahaan terkemuka di dunia dalam bidang real estate, properti, infrastruktur dan bidang usaha terkait properti lainnya. Pengembangan usaha properti difokuskan kepada pengembangan tempat hunian yang terintegrasi (township) di berbagai lokasi strategis dengan target segmen menengah dan menengah atas. Selain itu, untuk mengurangi dampak kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan, Bakrieland akan meningkatkan pemilikan aset yang menghasilkan pendapatan berkelanjutan, yang relatif tidak sensitif atas perubahan kondisi ekonomi. Pengembangan usaha dilakukan secara terintegrasi hampir di semua lini usaha sehingga perusahaan dapat menghasilkan sinergi dan mengoptimalkan pengembangan usahanya.
Medium and Long Term Objective Following its success to become the largest property developer in Jakarta CBD, Bakrieland is set to achieve its vision to become a prominent company in real estate, property, infrastructure, and other property related business venture. Improvement in property business is focused on the development of integrated residential areas (township) in various strategic locations with middle and upper middle target segmentation. In addition, to reduce the impact of unfavorable economic conditions, Bakrieland will increase ownership of assets that will generate recurring income, which is relatively insensitive to economic changes. Integrated business development will be performed in every line of business such that the Company could generate synergy and optimize its business development.
Untuk mempercepat pengembangan usaha sekaligus mengurangi resiko usaha, Bakrieland akan mencari partner strategis yang tidak hanya memiliki keuangan yang kuat namun juga pengalaman dan reputasi baik di bidangnya.
To accelerate business development whilst reducing its business risk, Bakrieland will seek strategic partners which not only have financial strength but also possess excellent track record and reputation in the relevant business.
86 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Pemasaran Marketing
Untuk mempertahankan tingkat penjualan produknya, unit-unit usaha Bakrieland mempertajam fokus pemasaran dan melakukan beberapa terobosan baru di bidang pemasaran, misalnya melalui penjualan langsung ke instansi atau institusi tertentu dan promosi melalui komunitas. To maintain product sales level, Bakrieland’s business units sharpened its marketing focus and carried out a number of new breakthroughs in the marketing area, such as through direct selling to certain offices or institutions, and promotion via communities.
87 Bakrieland Annual Report 2009
Persaingan dalam industri properti yang semakin
Increasingly
ketat dari waktu ke waktu menuntut perusahaan
property
stringent
pengembang untuk terus meningkatkan kualitas
developers continuously improve product quality
produk serta jeli melihat berbagai peluang pasar.
and aggressively seek market opportunities.
Selain itu, berbagai upaya pemasaran dilakukan
Furthermore, various marketing efforts, from giving
untuk menarik konsumen mulai dari harga yang
competitive prices, bonuses, flexible payment
bersaing, pemberian bonus, paket pembayaran yang
packages, and various other attractive offers, have
fleksibel, dan berbagai tawaran menarik lain.
been carried out to attract consumers.
Strategi pemasaran Bakrieland telah dimulai sejak
Bakrieland’s marketing strategy starts from the
tahap awal perancangan proyek hingga tahap
project’s early design stage until after sales. In order
setelah penjualan. Dalam rangka memperkuat
to strengthen the marketing network, Bakrieland’s
jaringan pemasaran, produk-produk Bakrieland sudah
products are introduced and sold to the public
mulai diperkenalkan dan dijual kepada masyarakat
before construction begins (pre-selling). To support
umum sebelum konstruksi dimulai (pre-selling).
the timely completion, Bakrieland conducts strict
Untuk menunjang penyelesaian yang tepat waktu,
supervision over the implementation of development,
Bakrieland melakukan pengawasan yang ketat
provides training and increases work safety in the
atas pelaksanaan pembangunan dan memberikan
operational environment.
industry
competition
demands
that
real
in
the estate
pelatihan dan peningkatan keselamatan kerja di lingkungan operasional. Citra Bakrieland sebagai pengembang yang selalu
Bakrieland’s image as a consistently punctual
tepat waktu serta kinerjanya yang kian meningkat
developer as well as its increasing performance
telah
kepercayaan
have helped develop the public’s confidence. This
masyarakat. Kondisi ini diharapkan akan terus
condition is expected to continue to encourage
mendorong kenaikan pada penjualan produknya di
product sales increases in the future.
semakin
menumbuhkan
masa mendatang. City Property
City Property
Situasi tahun 2009 yang lebih menantang dari
Increased challenges in 2009, as compared to
tahun-tahun sebelumnya, menuntut City Property
the previous years, have demanded that the City
untuk mempertajam fokus pemasaran dengan lebih
Property business unit sharpen its marketing with
selektif dan spesifik dalam menentukan target dan
a more selective and specific focus in determining
kegiatan pemasarannya. Kegiatan pemasaran yang
its targets and activities. Marketing activities
dilakukan antara lain:
undertaken include:
• Pemasangan Iklan
Media cetak sebagai
• Advertisement
maupun
sarana
elektronik
pemasaran
digunakan
Print and electronic media were used as means
produk-produk
of product marketing. Advertisements were
perusahaan. Iklan dimuat di berbagai koran dan
published in various leading newspapers and
majalah terkemuka, TV dan radio, serta dalam
magazines, TV and radio, and in the form of
bentuk selebaran dan brosur.
leaflets and brochures.
• Acara khusus
• Special Events
Berbagai acara diselenggarakan dengan tujuan
Various events were organized to introduce
memperkenalkan produk kepada masyarakat.
products to the market. Although the intensity
Meskipun intensitasnya menurun dibandingkan
was reduced as compared to 2008, events were
88 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Pemasaran Marketing
tahun 2008, acara-acara ini tetap dipandang perlu
still considered necessary in order to maintain
untuk mempertahankan eksistensi Bakrieland
Bakrieland’s profile in the public’s eyes.. Events
di mata masyarakat. Acara yang diadakan di
held throughout 2009 included open table,
sepanjang tahun 2009 diantaranya adalah open
open house, talk shows, agent gatherings,
table, open house, talk show, agent gathering,
TV programs and solo exhibitions. In addition,
program TV dan pameran tunggal. Selain itu
Bakrieland participated in REI Expo and several
Bakrieland ikut serta dalam REI Expo dan
other sponsorship programs.
beberapa program pemberian sponsor. • Penjualan langsung
• Direct selling
Tenaga pemasaran Bakrieland, yang terdiri dari
Bakrieland’s sales force, consisting of internal
tenaga pemasaran interen dan agen independen,
sales team and independent agents, directly
secara langsung menghubungi calon pembeli
make contact with prospective buyers and
dan menawarkan produknya. Data calon pembeli
offer various products. Data on prospective
diperoleh
Bakrieland
buyers were obtained from Bakrieland’s internal
maupun jaringan yang dimiliki tenaga pemasar
database as well as the network of the individual
sendiri.
sales force.
dari
database
interen
• Hubungan masyarakat dan pelanggan
• Public and customer relations
Hubungan dengan masyarakat dipelihara melalui
Public relations were maintained through media
media relation, interaksi publik, dan kegiatan CSR.
relations, public interaction, and CSR activities.
Bakrieland secara berkala menyelenggarakan
Bakrieland regularly organizes soft selling events,
acara soft selling, menerbitkan majalah Rasuna
publishes quarterly Rasuna Epicentrum magazine,
Epicentrum setiap 3 bulan, mengirimkan berita
sends news releases via short-message-service
melalui pesan singkat (sms blast) dan email (email
(sms) and e-mail blasts, as well as rewards
blast), serta program rewards seperti pemberian
programs, such as referrals and buyer-get-
referensi dan buyer-get-buyer, pendekatan ke
buyer programs, exposure through media, press
media untuk peliputan, distribusi siaran pers, talk
release distribution, radio talk shows and media
show di radio, serta beberapa media gathering.
gatherings.
Sepanjang tahun 2009, City Property membelanjakan
During 2009, City Property spent approximately
sekitar Rp 11,1 miliar untuk membiayai kegiatan
Rp 11.1 billion to finance its marketing activities.
pemasaran. Landed Residential
Landed Residential
Di tahun 2009, Landed Residential melakukan suatu
In 2009, the Landed Residential business unit created
terobosan baru dalam hal pemasaran, yaitu dengan
a new marketing breakthrough, namely through
memasarkan produknya secara langsung dalam
directly marketing products in large numbers to
jumlah besar ke berbagai institusi atau instansi
various institutions or large companies, particularly
perusahaan yang cukup besar terutama BUMN,
state-owned and private enterprises, as well as
perusahaan swasta, serta perkumpulan komunitas
selective community associations. Other strategies
tertentu. Strategi pemasaran lain yang diterapkan
applied were a continuation of those carried out
merupakan kelanjutan dari yang sudah dijalankan
from previous years, including the following:
dari tahun ke tahun, antara lain sebagai berikut:
89 Bakrieland Annual Report 2009
• Buyer Get Buyer
• Buyer Get Buyer
Sebagian unit di Bogor Nirwana Residence terjual
Several units of the Bogor Nirwana Residence
berkat pemasaran secara tidak langsung melalui
were sold through indirect marketing of existing
para pembeli yang sudah menjadi pemilik unit
unit owners who persuaded other buyers from
dan mengajak keluarga atau relasinya untuk
their circles of friends and family.
melakukan hal yang sama. • Mempertahankan Citra Bakrieland
Mempertahankan
citra
• Maintaining the Image of Bakrieland
Bakrieland
sebagai
Maintaining Bakrieland’s image as a trustworthy
pengembang kawasan yang dapat dipercaya dan
and
peduli lingkungan merupakan hal penting. Hingga
very important. To date, Bakrieland remains
environmentally-friendly
developer
is
saat ini Bakrieland tetap konsisten menerapkan
consistent in maintaining 60% green space in the
kebijakan 60% area hijau di kawasan perumahan
residential Bogor Nirwana Residence area and
Bogor Nirwana Residence dan memastikan
ensuring project completion in a timely manner.
penyelesaian proyek pada waktunya. Publikasi
Publication on this subject was done through
mengenai hal ini dilakukan baik melalui media
both the print media and direct communication
tulisan maupun penyampaian langsung oleh tim
by the marketing team on various occasions.
pemasaran pada berbagai kesempatan. • Kerjasama dengan perbankan dan fleksibilitas
• Cooperation
pembayaran
with
banks
and
payment
flexibility
Untuk kepentingan konsumen yang menggunakan
For the interest of consumers utilizing the House
fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan
Ownership Credit (KPR) and the Apartment
Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), dilakukan
Ownership Loan (KPA) facilities, cooperation
kerjasama dengan beberapa Bank yang dapat
was established with several banks that provide
memberikan tingkat suku bunga yang terjangkau.
affordable
Berbagai skema pembayaran dirancang untuk
schemes were designed to accommodate
mengakomodasi kepentingan dan kebutuhan
consumer types and needs.
interest
rates.
Various
payment
konsumen. • Kampanye The Jungle
Kampanye
intensif
• The Jungle Campaign
terus
dilakukan
untuk
Intensive
campaigning
was
continually
meningkatkan jumlah pengunjung The Jungle,
undertaken to increase the number of visitors to
baik
media,
The Jungle, either through promotions in various
pemasangan billboard maupun penyelenggaraan
media, billboard placements, and special events
acara-acara khusus di akhir pekan dan hari libur.
on weekends and holidays.
melalui
promosi
di
berbagai
• Penyediaan fasilitas shuttle bus
Fasilitas
ini
memberikan
• Providing shuttle bus service
kemudahan
dan
This facility provides convenience and comfort for
kenyamanan bagi konsumen untuk meninjau
consumers to immediately assess the property
langsung lokasi properti yang diminati, sehingga
location they are interested in, thus, making it
memudahkan
easier for consumers to make decisions.
konsumen
dalam
mengambil
keputusan. Landed
sebesar
The Landed Residential business unit spent Rp 13.5
Rp 13,5 miliar untuk membiayai kegiatan pemasaran
Residential
membelanjakan
billion to fund its marketing activities throughout
di sepanjang tahun 2009.
2009.
90 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Pemasaran Marketing
Hotel & Resort
Hotel & Resort
Hotel & Resort melakukan beberapa terobosan baru
Hotel & Resort business unit developed a number of
selama tahun 2009, sebagai berikut:
new breakthroughs during 2009, as follows:
• Mulai Juni 2009, Hotel & Resort melakukan
• Starting in June 2009, Hotel & Resort conducted
promosi melalui komunitas seperti BRI Prioritas,
its promotion through selected media such as
Mandiri Prioritas, Asian Property Investment,
BRI Priority, Mandiri Prioritas, Asian Property
Garuda Inflight Magazine dan Air Vision, serta
Investment, Garuda Inflight Magazine and Water
Golf Digest. Promosi ini lebih tepat sasaran dan
Vision as well as Golf Digest. Such a campaign
terbukti berpengaruh positif terhadap penjualan.
was more specifically targeted and proved to have a positive impact on sales.
• Dalam
jangka
• In an effort to develop long term relationships
panjang dengan pelanggan, setiap dua bulan
rangka
membina
with customers, a bimonthly Customer Service
sekali diterbitkan Customer Service Newsletter
Newsletter is published and distributed to
kepada para pemilik maupun calon pembeli,
owners and prospective buyers. The newsletter
yang antara lain memuat aktifitas proyek serta
covers information, , among others, on project
kegiatan yang dilangsungkan di lokasi proyek.
activities and events held at the project site. In
Selain itu, kunjungan langsung kepada pelanggan
addition, direct visits to customers were also
dilakukan
pertanyaan
carried out as follow-ups to inquiries. Invitations
yang disampaikan. Undangan kepada pembeli
to buyers and prospective buyers were extended
maupun calon pembeli diberikan untuk melihat
to personally witness the project’s progress.
untuk
hubungan
menindaklanjuti
perkembangan proyek. • Pada bulan Desember 2009 diadakan Customer
• In December 2009, a Customer Gathering was
Gathering dalam rangka merayakan Tahun Baru.
held to celebrate the New Year. At this event, unit
Dalam acara ini, para pemilik unit dapat menikmati
owners enjoyed 3 (three) –days free stay at the
fasilitas menginap gratis selama 3 (tiga) hari di
Pullman Legian Nirwana Bali.
Pullman Bali Legian Nirwana. Selain itu, Hotel & Resort masih menerapkan strategi
Moreover, Hotel & Resort remained consistent
pemasaran yang sama dengan tahun sebelumnya,
in applying the same marketing strategy as in the
antara lain mencakup:
previous year, among others, were as follows:
• Pemasaran dan penjualan pra-konstruksi
• Marketing and pre-construction sales
Untuk memperkuat jaringan pemasaran, promosi
To strengthen the marketing network, public
kepada masyarakat umum sudah dilakukan
promotion was conducted before construction
sebelum konstruksi dimulai dengan memberikan
began by offering attractive prices to investors
penawaran harga yang menarik kepada investor
who purchased during the pre-construction
yang membeli pada tahap pra-konstruksi. Strategi
stage. This marketing strategy brought about a
pemasaran seperti ini berpengaruh sangat positif
positive influence to the cash flow.
bagi arus kas. • Paket pembayaran dan kerjasama dengan
• Payment Packages and cooperation with
bank
Untuk
banks menarik
beberapa
paket
calon
pembeli,
pembayaran
ditawarkan antara
lain:
To attract prospective buyers, several payment packages
were
offered,
including:
down
pembayaran uang muka yang dapat diangsur,
payments by installments, fixed installments
pembayaran tunai dengan potongan harga,
with fixed discounts and no interest through the
91 Bakrieland Annual Report 2009
angsuran tetap dengan potongan harga dan tanpa
developer, as well as the marketing and offering
bunga melalui pengembang, serta pemasaran dan
of the House Ownership Credit (KPR) facility
penawaran fasilitas kredit kepemilikan melalui
offered through banks.
bank. • Kegiatan promosi dan publikasi
• Promotion and publication activities
Promosi produk dilakukan dalam bentuk pameran,
Product promotions were carried out in the forms
program sponsor dengan perbankan dan media
of exhibitions, sponsored programs through banks
baik di dalam maupun di luar negeri, pemuatan
and both local and foreign media, advertisement
iklan dan tulisan di media cetak dan elektronik,
and article placements in both print and electronic
serta customer gathering dan program buyer-get-
media, as well as through customer gatherings
buyer. Penjelasan dan pemberian pemahaman
and buyer-get-buyer programs. Efforts to provide
tentang keuntungan melakukan investasi properti
thorough explanation and understanding on the
apartemen dan hotel juga terus dilakukan baik
benefits of investing in apartments and hotels
melalui tulisan maupun seminar.
were also implemented through write-ups and seminars.
• Kerja
sama
dengan
agen
pemasaran
• Cooperation with independent marketing
independen
agencies
Perluasan jaringan pemasaran dilakukan baik
melalui tenaga kerja pemasaran internal maupun
out through an internal marketing force as
kerja sama dengan para agen pemasaran
well as through a joint effort with experienced
independen yang berpengalaman.
independent sales agents.
• Pelatihan berkala untuk tenaga pemasaran
• Periodic training for marketing and sales
dan penjualan
Expansion of the marketing network was carried
Program
forces
pelatihan
berkesinambungan
dilakukan untuk
secara
meningkatkan
Training programs were undertaken on an ongoing basis to improve the competency of the
kompetensi tenaga pemasaran dan penjualan.
marketing and sales forces.
Hotel & Resort membelanjakan dana sejumlah
Hotel & Resort spent a total of Rp 4.9 billion for
Rp 4,9 miliar untuk keperluan kegiatan pemasaran di
marketing activities throughout 2009.
sepanjang tahun 2009. Infrastruktur Terkait Properti
Property-Related Infrastructure
Pengembangan Jalan Tol
Toll Road Development
Meskipun sifat persaingan bisnis infrastruktur baik
Although the competitive nature of the business in
jalan tol maupun pengolahan air terpadu relatif
both highway infrastructure and integrated water
terbatas, Unit Usaha Property Related Infrastructure
treatment are relatively limited, Property Related
tetap secara proaktif melakukan pemasaran demi
Infrastructure Business Unit has proactively carried
meraih
out marketing activities to achieve optimum growth.
pertumbuhan
yang
optimal.
Kegiatan
tersebut mencakup:
These activities include:
1. Pengembangan kawasan
1. Area Development
Tujuan utama kegiatan pemasaran pada bisnis
The main objective of marketing activities for the
infrastruktur jalan tol adalah untuk meningkatkan
highway infrastructure business is to improve
arus lalu lintas pengguna jalan tol sebagai
the traffic flow of toll road users, as the main
komponen utama yang mempengaruhi tingkat
component that affects the level of income.
pendapatan.
92 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Pemasaran Marketing
2. Pendekatan
langsung
ke
perusahaan
2. Direct approach to major transportation
transportasi besar
companies
Salah satu ciri khas dari proyek jalan tol Bakrieland
One characteristics of Bakrieland’s highway
adalah dikembangkannya kawasan di sepanjang
projects is developing the areas along the toll
ruas jalan tol yang dibangunnya, baik dalam
roads being built, either in the development of
bentuk pengembangan kawasan pemukiman,
residential areas, industrial (including Micro, Small,
industri (termasuk sentra UMKM), dan wisata
and Medium-Scale Enterprise centres), tourism
(termasuk
maupun
(including rest areas) and sowing productive
penataan tanaman produktif sepanjang koridor
plants along the highway corridors. These will
jalan tol. Hal ini akan meningkatkan perekonomian
provide a distinctive appeal to increase toll road
masyarakat dan memberikan daya tarik tersendiri
traffic and also enhance the local community’s
yang dapat meningkatkan arus lalu lintas di ruas
economy.
tempat
peristirahatan)
jalan tol tersebut. 3. Pendekatan kepada Pemda
3. Approach to Local Government
Hasil studi yang dilakukan BTR bersama dengan
Results of studies conducted by BTR with the
pihak Universitas Indonesia menunjukkan bahwa
University of Indonesia shows that toll roads are
jalan tol bermanfaat bukan saja untuk kelancaran
not only beneficial for efficient transportation,
transportasi, tetapi juga meningkatkan efisiensi
but also improve general efficiency and provide
dan memberikan kepastian biaya, yang pada
cost certainty, which in turn will increase the
gilirannya
pendapatan
Company’s revenues. Socialization and education
perusahaan. Sosialisasi dan edukasi mengenai
akan
meningkatkan
on this subject should be communicated to
hal ini perlu disampaikan kepada perusahaan-
companies in the transportation and distribution
perusahaaan transportasi maupun distribusi yang
business considered to be potential users of the
potensial menggunakan jalan tol dengan tingkat
toll roads with high frequency levels to eliminate
frekuensi yang tinggi sehingga tidak ada keraguan
their hesitation to use the toll roads.
untuk menggunakan jalan tol.
Pihak BTR berusaha memberikan pemahaman
BTR has attempted to provide an understanding
ke pihak Pemerintah Daerah setempat mengenai
to the local governments on the function of the
fungsi
toll roads to accommodate vehicles with large
jalan
menampung
tol
yang
dapat
dimanfaatkan
kendaraan-kendaraan
angkutan
transporting capacity; thus, this can reduce
berkapasitas besar, sehingga bisa mengurangi
damage and maintenance costs of non-toll roads
kerusakan dan biaya pemeliharaan jalan-jalan
in the area.
bukan tol di wilayah tersebut. Pengelolaan Air Terpadu Kegiatan air
pemasaran
terpadu
terutama
Integrated Water Management
pada
bisnis
ditujukan
pengelolaan
Marketing activities on integrated water management
dapat
business is primarily intended to accelerate water
mempercepat target penyediaan air untuk 90%
supply target of 90% for East Jakarta region.
wilayah Jakarta bagian Timur. Kegiatan yang telah
Activities carried out included the following:
dilaksanakan sebagai berikut:
untuk
93 Bakrieland Annual Report 2009
1. Mendorong target pasar untuk mengambil
1. Encourage the target market in order to seize
sisa pasar
Untuk
meningkatkan
the remainder of the market jumlah
pelanggan,
To increase the number of customers, prospective
calon pelanggan diberikan kemudahan untuk
customers were given flexibility to meet the
memenuhi persyaratan berlangganan. Saat ini
subscription requirements. Currently, this has
telah dilakukan kerja sama dengan BRI agar calon
been done in collaboration with BRI, so that
pelanggan dapat melakukan cicilan biaya instalasi
potential customers can pay water installation
air.
costs on installments.
2. Memberikan insentif
2. Provide incentives
Salah satu insentif yang ditawarkan adalah
One of the incentives offered is to provide reward
dengan memberikan poin kepada pelanggan yang
points to customers with high-level usage of
banyak mengkonsumsi air. Disediakan hadiah
water. Customers who collect the most points
bagi pelanggan yang terbanyak mengumpulkan
were rewarded with prizes.
poin. 3. Menyediakan fasilitas-fasilitas
3. Provide facilities
Beberapa fasilitas yang dimiliki saat ini diantaranya
Facilities currently available, among others,
adalah service point 24 jam untuk menampung
include the 24-hour service point to accommodate
keluhan atau gangguan pelayanan air, penagihan
complaints or disruption in water supply services,
dan pembayaran langsung di tempat untuk
billing, on-the-spot direct payment to improve
meningkatkan efisiensi, serta pilihan pembayaran
efficiency, and a payment option via ATM.
melalui ATM.
94 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Audit Internal Internal Audit
Divisi Audit Internal memberikan keyakinan bahwa seluruh elemen pengendalian yang terdiri dari lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan telah memadai dan mengarah pada tata kelola yang baik. Internal Audit division ensures that all control elements consisting of control environment, risk assessment, control activities as well as information and communication as well as monitoring are adequately in placed and oriented toward the accepted governance procedure.
95 Bakrieland Annual Report 2009
Divisi Audit Internal merupakan bagian perusahaan
The Internal Audit Division is the part of the company
yang berfungsi untuk melakukan aktivitas pemberian
that conducts activities aimed at providing assurance
keyakinan dan konsultasi yang independen dan
as well as independent and impartial consultation,
obyektif,
meningkatkan
with the purpose of leveraging and improving
nilai dan memperbaiki operasional perusahaan
the Company’s value and operations through a
melalui
dengan
systematic approach by evaluating and increasing
cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas
the effectiveness of risk management, control and
manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata
corporate governance.
dengan
tujuan
pendekatan
yang
untuk
sistematis,
kelola perusahaan. Mengingat kentalnya peran serta dari fungsi ini
Cognizant of the central role of the internal audit
dalam menegakkan Good Corporate Governance
function in upholding Good Corporate Governance
(GCG), maka Komite Nasional Kebijakan Governance
(GCG), the National Governance Policy Committee,
(KNKG) yang menerbitkan Pedoman Umum Good
issuer of the Indonesian Good Corporate Governance
Corporate Governance Indonesia memberikan arahan
General Guidelines, indicates the fundamental
landasan agar setiap perusahaan memiliki fungsi
course of action for every company in establishing
pengawasan internal sebagai bagian dari praktik
its internal oversight functions as constituting part
GCG dan juga praktik manajemen. Badan Pengawas
of GCG and management practices. The Capital
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam
Market and Financial Institution Supervisory Agency
dan LK) melalui keputusannya No. Kep-496/BL/2008
(Bapepam and LK) through its Directive No. Kep-
tanggal 28 November 2008 juga mengatur tentang
496/BL/2008 dated 28 November 2008, governs
pembentukan dan penyusunan piagam Unit Audit
the establishment and formulation of the Internal
Internal dan ketentuan keputusan tersebut dimuat
Audit Unit Charter and its resultant provisions,
pada peraturan nomor IX.I.7. dan peraturan ini
as stipulated in Regulation No. IX.I.7, which has
menjadi acuan bagi Piagam Audit Internal (Internal
accordingly become the essence of Bakrieland’s
Audit Charter) Bakrieland.
Internal Audit Charter.
Piagam Audit Internal
Internal Audit Charter
Piagam Audit Internal merupakan acuan bagi setiap
Internal Audit Charter is the essence for auditors,
auditor yang isinya menggambarkan visi dan misi,
which contents describe vision and mission,
struktur dan kedudukan, tanggung jawab dan
structure and position, responsibility and authority,
wewenang, serta pelaksanaan kerja divisi Audit
and the implementation of Internal Audit division.
Internal. Untuk
divisi
To support the effectiveness of its work, the Internal
Audit Internal mengkomunikasikan Piagam Audit
mendukung
efektivitas
tugasnya,
Audit division communicates the Internal Audit
Internal kepada semua lapisan karyawan yang ada
Charter to all employees within corporate ranks
di Perusahaan, baik dengan cara membagikannya
through the distribution of brochures that rouse
dalam bentuk brosur yang menarik untuk dibaca dan
employees’ interest in reading and understanding
dipahami oleh seluruh karyawan maupun dengan
the charter, and through other socialization activities.
melakukan aktivitas sosialisasi lainnya. Langkah
This program will gear at instilling the spirit of
ini diharapkan akan dapat mendukung terciptanya
following GCG practices in each company activity.
semangat untuk mengedepankan praktik GCG dalam
For the Internal Audit division itself, the Internal
setiap aktivitas perusahaan. Bagi divisi Audit Internal
Audit Charter as approved by the Board of Directors
sendiri, Piagam Audit Internal yang telah disetujui
and Board of Commissioners has become a constant
Direksi dan Dewan Komisaris senantiasa menjadi
source of reference in the implementation of its
acuan dalam melaksanakan seluruh kegiatannya.
activities.
96 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Audit Internal Internal Audit
Tugas dan Tanggung Jawab Tugas
penting
divisi
adalah
memberikan
Duties and Responsibilities
Audit
Internal
ini
The key task of the Internal Audit division is to
seluruh
ensure that all control elements, consisting of
elemen pengendalian yang terdiri dari lingkungan
control settings, risk projections, control activities,
pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas kontrol,
information
informasi dan komunikasi serta pemantauan telah
monitoring systems are adequately in placed and
memadai dan mengarah ke-kiblat tata kelola yang
oriented toward accepted governance procedures.
baik. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perlu
To attain this purpose, it is necessary to undertake
dilakukan proses antara lain sebagai berikut:
the following measures:
1. Menyusun rencana audit tahunan dan rencana
1. Formulate the annual audit plan and the risk-
keyakinan
saat
bahwa
penugasan audit yang berbasis risiko. 2. Menguji
dan
mengevaluasi
and
communication
as
well
as
based audit assignment plan.
pelaksanaan
2. Examine and evaluate the implementation of
pengendalian internal dan sistem manajemen
internal control and risk management systems
risiko sesuai dengan kebijakan Perusahaan.
according to Company policy.
3. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas
3. Review
and
assess
the
efficiency
and
efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan,
effectiveness of finance, accountancy, operations,
akuntansi, operasional, sumber daya manusia,
human
pemasaran, teknologi informasi dan lainnya.
technology and others.
4. Memberikan
rekomendasi
untuk
resources,
marketing,
information
perbaikan-
4. Provide recommendations for improvements
perbaikan dan informasi yang obyektif tentang
and impartial information on activities under
kegiatan yang diperiksa. 5. Membuat
laporan
inspection. hasil
audit
dan
5. Produce the audit report for submission through
menyampaikannya kepada Presiden Direktur dan
the Audit Committee to the President Director
kepada Dewan Komisaris melalui Komite Audit. 6. Memantau dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan.
and the Board of Commissioners. 6. Monitor and report on the implementation of proposed improvement measures.
Aktivitas Audit Internal
Audit Internal Activities
Cakupan kegiatan divisi Audit Internal sepanjang
The work scope of the Internal Audit division
tahun 2009 adalah melakukan pengujian dan
throughout 2009 is to examine and assess areas that
pemeriksaan di area yang berisiko tinggi seperti
have high risks, including activities in operations,
kegiatan operasional, pelaporan dan kesesuaian,
reporting and compatibility, and to monitor follow-
serta melakukan monitoring tindak lanjut temuan
up actions on audit findings. Inspections cover,
hasil audit. Adapun pemeriksaan yang dilakukan
among others, the sales and marketing process, as
antara lain mencakup area kegiatan proses bisnis
well as business procedures in project development
penjualan dan pemasaran, serta proses bisnis yang
activities. All audit results are discussed during
ada pada aktivitas pelaksanaan proyek. Semua hasil
meetings with the parties under audit in which
audit tersebut telah dibahas dalam rapat dengan
they are allowed the opportunity to respond to the
para pihak yang diaudit, dimana pihak yang diaudit
inspection outcomes, to either agree or disagree
memperoleh
with such findings, and to formulate subsequent
hasil
kesempatan
pemeriksaan
untuk
tersebut,
menanggapi
menyetujui
atau
remedial measures. The entire audit report is then
tidak menyetujui temuan audit, dan merumuskan
handed over through the Audit Committee to the
langkah perbaikan lebih lanjut. Seluruh laporan audit
President Director and the Board of Commissioners.
disampaikan kepada Presiden Direktur dan kepada
Copies of individual sections are used by the parties
Dewan Komisaris melalui Komite Audit, dengan
under audit as a basis for action and by Internal Audit
tembusan kepada para pihak yang diaudit sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk
97 Bakrieland Annual Report 2009
melakukan tindak lanjut. Hasil audit dan program
as a basis for follow up action. Audit results and audit
kerja audit juga disampaikan pada rapat-rapat dengan
work programs are also presented at meetings with
Komite Audit.
the Audit Committee.
Memasuki tahun 2010, divisi Audit Internal akan tetap
Into 2010, the Internal Audit division will continue to
fokus pada risiko bisnis dengan berkonsentrasi pada
focus on business risks with emphasis on activities
aktivitas atau program yang kriterianya mendukung
or programs that support the Company’s vision,
visi, misi, tujuan, dan concern Perusahaan, hal
mission, goals and concerns, of which such factors
yang memiliki pengaruh yang cukup berarti bagi
will have great influence on the Company’s goals, and
tujuan Perusahaan, dan pengendalian yang layak
internal controls that are worthy of development.
dikembangkan. Profil Kepala Divisi Audit Internal
Profile of Internal Audit Division Head
Sejak tahun 2006 hingga saat ini, Kepala Divisi
Since 2006 to date, Bakrieland’s Internal Audit
Audit Internal Bakrieland dijabat oleh Jordan Lubis.
Division Head is assumed by Jordan Lubis. He also
Beliau juga memiliki sertifikasi Qualified Internal
holds a certification of Qualified Internal Audit (QIA).
Audit (QIA). Beliau memulai karir sejak tahun
He started his career in 1990 working with several
1990 di berbagai institusi keuangan dan properti,
financial institutions and property company. Prior to
dan selama bergabung dengan Bakrieland beliau
joining Bakrieland, he had served as Investor and
pernah menjabat sebagai Investor dan Government
Government Relations Division Head and Corporate
Relations Division Head dan Corporate Secretary.
Secretary. Born in Padang, 7 October 1962, he earns
Lahir di Padang, 7 Oktober 1962, beliau meraih gelar
a Sarjana degree in Mechanical Engineering from
Sarjana Teknik Mesin dari Universitas Sumatera
Universitas Sumatera Utara and Sarjana degree in
Utara, dan juga Sarjana Ekonomi dari Universitas
Economics from Universitas Medan Area.
Medan Area.
98 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Manajemen Risiko dan Kepatuhan Risk Management and Compliance
Bakrieland terus memperkuat diri dalam hal pengelolaan risiko dengan menerapkan Enterprise Risk Management dan meningkatkan kepatuhan melalui penerapan Database Monitoring System. Bakrieland continues to strengthen its risk management by applying Enterprise Risk Management and increases its compliance through Database Monitoring System.
99 Bakrieland Annual Report 2009
Enterprise Risk Management
Enterprise Risk Management
Sebagai bagian dari komitmen Bakrieland dalam
As part of Bakrieland’s commitment to implementing
menerapkan praktik Tata Kelola Perusahaan (GCG),
Good Corporate Governance (GCG) practices,
Bakrieland selalu menerapkan manajemen risiko
Bakrieland has been consistent in applying risk
dalam kegiatan bisnisnya. Sejak akhir 2008, dengan
management to its business operations. Towards
bantuan Konsultan Manajemen Risiko, Bakrieland
the end of 2008, with assistance from a Risk
mulai
secara
Management Consultant, Bakrieland initiated a
komprehensif dan terintegrasi atau Enterprise Risk
menerapkan
pengelolaan
risiko
comprehensive and integrated risk management or
Management (ERM).
Enterprise Risk Management (ERM).
ERM merupakan proses yang diterapkan dalam
Enterprise Risk Management is a process that
penentuan strategi perusahaan. ERM dibuat untuk
helps determine company strategy. Enterprise Risk
mengidentifikasi kejadian yang mungkin terjadi dan
Management is established to identify probable
memberikan dampak kepada perusahaan, mengelola
events that may affect the company, manage
risiko sehingga berada pada tingkatan risiko yang
risks to an acceptable level and provide adequate
dapat diterima, serta menyediakan penilaian yang
assessment on matters related to the achievement
cukup sehubungan dengan pencapaian tujuan
of company goals.
perusahaan. Tujuan
yang
penerapan
Through the adoption of the ERM approach,
Bakrieland
Bakrieland expects to identify and manage risks
mampu mengidentifikasi dan mengelola risiko
by developing a reliable risk management and
dengan mengembangkan sistem pengelolaan dan
monitoring system. Such a dependable system will
pengawasan risiko yang handal. Dengan sistem
heighten Bakrieland’s ability to accomplish its goals in
yang handal akan menjadikan Bakrieland mampu
order to leverage company value for stakeholders.
pendekatan
ingin ERM
dicapai ini
melalui
adalah
agar
mencapai tujuannya guna meningkatkan nilai bagi para pemangku kepentingan. Untuk
implementasi
To ensure the implementation of ERM, Bakrieland
ERM, Bakrieland telah membentuk Divisi Risk
menjamin
pelaksanaan
has established the Risk Management & Compliance
Management & Compliance (RMC) yang secara
(RMC) Division focused on the facilitation of risk
fokus memfasilitasi pelaksanaan manajemen risiko
management by providing inputs to all organizational
melalui pemberian masukan kepada seluruh fungsi
functions as well applying risk management
organisasi dan pelaksanaan manajemen risiko secara
comprehensively and continually, particularly during
menyeluruh dan berkesinambungan, terutama pada
risk identification and in the implementation of a risk
saat tahapan identifikasi risiko dan pelaksanaan
control strategy involving risk owners.
strategi kontrol terhadap risiko yang melibatkan pemilik risiko. Implementasi ERM dilakukan secara bertahap. Pada
Enterprise Risk Management will be implemented
tahap awal dilakukan penyusunan kerangka kerja
in stages. In the initial stage, ERM’s framework is
ERM yang dituangkan kedalam Kebijakan ERM,
formulated and incorporated into ERM Policy before
kemudian diikuti oleh implementasi serta sosialisasi
the actual implementation, including the sensitization
pendekatan ERM di lingkungan Bakrieland. Untuk
of the ERM approach to Bakrieland’s company ranks.
mendukung implementasi ini, pada Februari 2010
To support this implementation, in February 2010
diterbitkan Surat Keputusan Direksi No. 010/DIR-
Bakrieland issued the Board of Directors Decree No.
BLD/SK/II/10 mengenai pengesahan kebijakan ERM
010/DIR-BLD/SK/II/10 regarding the approval of ERM
Bakrieland dan Unit Usaha. Implementasi Kebijakan
policy in Bakrieland and Business Units. Enterprise
100 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Manajemen Risiko dan Kepatuhan Risk Management and Compliance
ERM dimulai pada beberapa unit usaha Bakrieland
Risk Management Policy will then be initially
yang dijadikan proyek percontohan. Hasil yang
implemented in several Bakrieland business units as
diperoleh dari proyek percontohan tersebut akan
pilot projects. Outcomes from these pilot projects
digunakan sebagai masukan dalam penyempurnaan
will then serve as inputs to refine ERM Policy and at
Kebijakan ERM dan pendekatan implementasi ERM
the appropriate time, Enterprise Risk Management
yang pada saatnya akan diterapkan ke seluruh unit
will be applied in all Bakrieland business units.
usaha di lingkungan Bakrieland. Melalui
untuk
Through the Enterprise Risk Management process,
mengidentifikasi, menilai, dan memberikan langkah
proses
ERM,
dimungkinkan
it would be possible to identify, assess and initiate
mitigasi terhadap setiap risiko dengan menggunakan
mitigation measures on every risk by using the Risk
pendekatan Risk Control Self Assessment (RCSA)
Control Self Assessment (RCSA) approach, carried
yang dilakukan dengan metode workshop, sekaligus
out through workshops with continual efforts to
terus menerus menyempurnakannya sesuai dengan
improve upon it in accordance with current conditions
kondisi dan strategi implementasi di lingkungan
and the implementation strategy of the Company.
perusahaan. Tahapan fundamental utama yang harus dipenuhi
The fundamental stage that must be fulfilled
demi tercapainya efektifitas pelaksanaan manajemen
in order to ensure effective implementation of
risiko
oleh
risk management is to align understanding in all
semua fungsi di Bakrieland mengenai risiko yang
functions in Bakrieland on the risks involved and
dihadapi dan strategi yang harus ditempuh untuk
strategies necessary to bring them under control. It
mengendalikannya. Oleh karena itu, perlu dilakukan
is therefore crucial to inform and provide training on
sosialisasi dan pelatihan mengenai kepedulian dan
the need to build awareness on the risks affecting
kesadaran akan risiko-risiko yang dihadapi oleh
Bakrieland.
adalah
pemahaman
yang
sama
Bakrieland. Setelah tahapan utama tersebut, maka tahapan
Following this key stage is the process of identifying
berikutnya adalah melakukan identifikasi atas semua
all risks facing Bakrieland that are assigned to risk
risiko yang ada di Bakrieland yang melibatkan pemilik
owners and the subsequent mapping of potential
risiko dan melakukan pemetaan risiko yang mungkin
risks in the organization. The mapping results of
terjadi di organisasi. Hasil dari proses pemetaan
these risks are then encapsulated into a risk matrix
risiko ini kemudian diaplikasikan ke dalam suatu
that can identify which risks should be prioritized by
matriks risiko yang mampu menunjukkan prioritas
Bakrieland in dealing with them and keeping them
risiko yang akan dihadapi dan harus dikontrol oleh
under control.
Bakrieland. Bagi Bakrieland, Kebijakan ERM merupakan sebuah
For Bakrieland, the ERM Policy is an important
panduan penting dan berfungsi sebagai alat untuk
guiding principle and functions as a tool for the
melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap
evaluation and oversight of ERM implementation.
pelaksanaan ERM. Metode workshop yang digunakan
The workshop approach used in ERM implementation
dalam
sebagai
serves as an instrument to identify risks involved
alat untuk mengidentifikasi risiko yang terdapat
in Bakrieland’s business operations by engaging
pada proses operasi bisnis di Bakrieland dengan
risk owners. Once ERM is implemented, a risk-
melibatkan pemilik risiko. Setelah implementasi
based audit will be conducted to generate inputs
ERM berlangsung, akan dilakukan audit yang
and ensure the monitoring of risk management
berbasiskan risiko, yang dapat memberikan masukan
process effectiveness, including risk evaluation and
dan melakukan monitor terhadap efektivitas proses
the strategies employed to overcome these risks.
implementasi
ERM
berfungsi
101 Bakrieland Annual Report 2009
manajemen risiko, termasuk didalamnya evaluasi
During the post-implementation stage, an evaluation
dan strategi penanggulangan risiko. Pada tahap
will be performed on all risk management processes
post implementation dilakukan evaluasi atas seluruh
in order to produce constructive recommendations
rangkaian proses manajemen risiko, sehingga
aimed at improving subsequent risk handling
menghasilkan suatu rekomendasi yang berguna
measures.
bagi proses pembaruan penanggulangan risiko berikutnya. Dengan mengimplementasikan ERM, manfaat yang
The benefits obtained by Bakrieland in implementing
diperoleh Bakrieland diantaranya adalah terciptanya
Enterprise Risk Management, among others, are
pemahaman yang sama mengenai manajemen risiko
the establishment of a common perception on risk
bagi semua karyawan, terbentuknya profil risiko
management for all employees, a Company risk
Perusahaan yang mampu memberikan gambaran
profile that provides a risk priority ranking, and the
prioritas tingkatan risiko, serta tersedianya strategi
availability of a risk management strategy to reduce
penanggulangan risiko untuk mengurangi kejadian
incidents and severity of impact.
dan dampak risiko. Beberapa titik penting dan pencapaian yang telah
Several milestones and achievements in the
diperoleh
implementation of the Risk Management function in
dalam
rangka
implementasi
fungsi
Manajemen Risiko di tahun 2009 antara lain sebagai
2009 include the following:
berikut:
• Completion of the ERM implementation program
• Penyelesaian kerangka dan struktur program pelaksanaan ERM.
framework and structure. • Formulation of a policy on ERM implementation
• Pembuatan kebijakan mengenai implementasi ERM berikut langkah dan cara pengawasannya. • Persetujuan untuk melaksanakan 3 (tiga) proyek percontohan pada proyek-proyek di Unit Usaha.
along
with
its
procedure
and
oversight
mechanism. • Approval for the implementation of 3 (three) pilot projects among projects undertaken by Business Units.
Transaction Based Risk Management Dalam
mengembangkan
Transaction Based Risk Management manajemen
In developing its risk management activities,
juga menggunakan pendekatan
Bakrieland also adopts the transaction based
Transaction Based. Pengelolaan risiko dengan
approach. A transaction-based risk management is
pendekatan Transaction Based dilakukan melalui
carried out through a comprehensive assessment of
penelaahan secara menyeluruh dan komprehensif
every investment proposal, business development
terhadap
rencana
plan, loan proposal, collateralization, divestment,
risiko, Bakrieland
setiap
pengembangan
kegiatan
proposal usaha,
investasi,
pinjaman,
investment and other strategic decisions of the
penjaminan, divestasi, investasi dan keputusan
parent Company and its business units, all aimed at
strategis
lainnya
Perusahaan
identifying risks and proposing mitigation options to
maupun
dari
bertujuan
guarantee the maximum achievement of proposal
untuk mengidentifikasi risiko dan memberikan
objectives. Every proposal, with regard to planning
rekomendasi mitigasi agar tujuan proposal dapat
or other strategic decisions must first be reviewed
tercapai secara maksimal. Setiap proposal, rencana
and recommended by the Risk Management &
maupun keputusan strategis lainnya harus terlebih
Compliance Division prior to submission to the
dahulu mendapatkan tinjauan dan rekomendasi
management.
baik
unit-unit
proposal dari
induk
usaha,
yang
Divisi Risk Management & Compliance, sebelum akhirnya diajukan kepada manajemen.
102 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Manajemen Risiko dan Kepatuhan Risk Management and Compliance
Untuk mengoptimalkan manajemen risiko dengan
To
pendekatan
management approach,
transaction
based
ini,
Bakrieland
optimize
on
its
transaction-based Bakrieland
has
risk also
juga telah membentuk Komite Investasi melalui
established the Investment Committee through
penerbitan
the issuance of the Board of Directors’ Directive
Surat
Keputusan
Direksi
No.156/
mempunyai
No.156/SK/DIR-BLD/HST/IX/07. This Committee will
peranan dalam persetujuan atas setiap pengajuan
play a crucial role in the approval of every project
dan
application request and project development.
SK/DIR-BLD/HST/IX/07. pengembangan
Komite
ini
proyek-proyek
yang
akan
dilaksanakan. Selama tahun 2009, Divisi Risk Management &
Throughout
Compliance telah menyelesaikan tinjauan terhadap
Compliance Division finalized the review of 11
11 (sebelas) proposal, yang terdiri dari 3 (tiga)
(eleven) proposals, consisting of 3 (three) project
proposal proyek, 3 (tiga) proposal pendanaan dan 5
proposals, 3 (three) funding proposal and 5 (five)
(lima) proposal keputusan strategis.
strategic decision proposals.
Kepatuhan
Compliance
Bakrieland memandang kepatuhan sebagai suatu
Bakrieland views compliance as an essential aspect
aspek penting di dalam menjalankan usahanya, baik
in running its business operations, both for ensuring
untuk menjamin kelancaran kegiatan operasional
the smooth implementation of its operational
maupun
warga
activities as well as in sustaining its reputation as a
menjaga
reputasinya
sebagai
2009,
the
Risk
Management
&
terhadap
good corporate citizen. Non-compliance to laws and
peraturan perundangan dapat berakibat teguran
regulations can lead to warnings from regulators and
dari pihak regulator dan mencemarkan reputasi baik
may tarnish Company reputation.
korporasi
yang
baik.
Ketidakpatuhan
Perusahaan. Mengingat arti penting dari aspek kepatuhan, maka
Considering the importance attached to remaining
menjaga kepatuhan menjadi suatu tanggung jawab
fully compliant, it is therefore the joint responsibility
bersama dari setiap karyawan Bakrieland. Setiap
of every Bakrieland employee to conform to
karyawan wajib memahami seluruh ketentuan
requirements. It is incumbent upon every employee
dan perundangan yang berlaku untuk setiap fungsi
to understand all terms, conditions and existing
operasional yang dijalankannya.
legislation on each operational function undertaken.
Untuk
terhadap
In order to improve awareness toward compliance,
pelaksanaan kepatuhan, maka pada bulan Juli
meningkatkan
kesadaran
in July 2009, the Risk Management & Compliance
2009, Divisi Risk Management & Compliance mulai
Division
menerapkan Database Monitoring System. Sistem
Monitoring System. This mechanism functions as
ini berfungsi sebagai media pengingat bagi divisi-
a reminder system for divisions within Bakrieland’s
divisi dalam organisasi Bakrieland, dan kedepannya
organization, and is later planned for its business
began
implementing
the
Ringkasan Hasil Penerapan Database Monitoring System | Summary of the Implementation Result of Database Monitoring System No.
Dokumen | Document
Jumlah | Total
1
Pembayaran Angsuran | Installment
116
2
Jasa Pelaksanaan Pembayaran Bunga | Interest Payment Services
30
3
Dokumen Perjanjian | Document of Agreements
19
4
Laporan Keuangan | Financial Report
10
5
Press Release | Press Release
6
6
Pajak | Tax
3
7
Lain-lain | Others Jumlah | Total
3 187
Database
103 Bakrieland Annual Report 2009
juga pada unit-unit usaha. Adanya sistem ini juga
units. The presence of this system also encourages
mendorong penertiban administrasi dokumen dan/
the orderliness of documentation and/or reporting
atau laporan serta tindakan yang harus dilakukan
administration as well as dictates measures that
oleh suatu divisi terhadap pihak lainnya. Dengan
must be initiated by a division in dealings with other
diterapkannya sistem ini, kewajiban-kewajiban yang
parties. By applying this system, obligations that
telah dan akan jatuh tempo dalam kurun waktu 2
have fallen due and will fall due within the next 2
(dua) bulan ke depan dapat diidentifikasi dengan
(two) months can be easily identified.
mudah. Sistem ini juga ditujukan untuk meningkatkan risk
The system also aims to improve risk awareness in
awareness dalam rangka pelaksanaan manajemen
the implementation of risk management.
risiko. Risiko Usaha & Antisipasi
Business Risk and Risk Anticipation
Risiko-risiko usaha yang dihadapi oleh Bakrieland
Business risks confronting Bakrieland and its
dan anak perusahaaannya antara lain:
subsidiaries include:
A. Risiko Finansial
A. Financial Risk
Risiko Mata Uang
Currency Risk
Kinerja keuangan Bakrieland dapat dipengaruhi
Bakrieland’s financial performance can also be
juga oleh perubahan nilai tukar Rupiah terhadap
affected by exchange rate fluctuations of the
mata uang asing. Karena penggunaan beberapa
rupiah against foreign currencies. As several
komponen dalam konstruksi bangunan diimpor
components needed for construction work are
dari luar negeri, maka naiknya nilai tukar mata
imported, the appreciation of foreign exchange
uang asing dapat meningkatkan biaya konstruksi
rates will inflate construction costs and slash
dan
profits which will ultimately affect Bakrieland’s
mengurangi
tingkat
laba,
yang
pada
akhirnya akan mempengaruhi kinerja keuangan
financial performance.
Bakrieland.
Untuk mengurangi risiko atas perubahan mata
To reduce risks associated with foreign exchange
uang asing, Bakrieland menerapkan kebijakan
fluctuations, Bakrieland applies hedging policies
hedging,
mengutamakan
by prioritizing on the use of domestic construction
penggunaan material bangunan produksi dalam
yaitu
dengan
materials and to prioritize Rupiah denominated
negeri serta memprioritaskan pinjaman dalam
loans.
mata uang Rupiah.
Risiko Suku Bunga
Interest Rate Risk
Fluktuasi tingkat suku bunga pinjaman akan
The variability in loan interest rates will profoundly
sangat berdampak pada besarnya pembiayaan
affect the amount of funding needed by a
yang diperlukan unit usaha. Fluktuasi tingkat
business unit. The rise or fall of interest rates and
suku bunga dan kebijakan Bank-bank kreditur
policies imposed by creditor banks in dealing with
dalam menangani masalah ini berada di luar
this issue are beyond the control of Bakrieland.
kendali Bakrieland. Dengan meningkatnya tingkat
Increases in interest rates set by creditors entail
suku bunga yang ditetapkan oleh kreditur, maka
an escalation in incurred costs to the extent that
biaya yang dikeluarkan akan meningkat sehingga
it will have a bearing on the operational activities
kegiatan
and financial performance of both Bakrieland and
operasional
dan
kinerja
keuangan
Bakrieland dan anak perusahaan terpengaruh.
its subsidiaries.
104 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Manajemen Risiko dan Kepatuhan Risk Management and Compliance
Untuk mengurangi dampak risiko perubahan tingkat
suku
bunga,
Bakrieland
To lessen the impact of risks related to interest
melakukan
rate fluctuations, Bakrieland has adopted a
metode pembayaran bertahap dengan jangka
deferred payment method with a longer duration
waktu yang lebih panjang ataupun pinjaman
or has entered into fixed-interest loans.
dengan bunga tetap. B. Risiko Kredit
B. Credit Risk
Pada dasarnya, sistem penjualan di Bakrieland
Bakrieland’s sales system can essentially be
terdiri dari 3 (tiga) macam, yaitu penjualan
grouped into 3 (three) categories: sales through
melalui kredit perbankan (KPR/KPA), penjualan
bank credits (house/apartment ownership loan);
tunai langsung, dan penjualan tunai bertahap.
direct cash sales; and deferred cash sales. Credit
Risiko kredit muncul pada sistem penjualan tunai
risk surfaces in a deferred cash sales method and
bertahap dan sistem pembayaran dengan cara
an installment payment scheme as is applicable
mengangsur seperti yang diterapkan pada kredit
in home/apartment loans from banks due to the
rumah/apartemen dari perbankan, karena adanya
probability of payment failure by consumers.
peluang gagal bayar dari konsumen.
Guna mengurangi dampak risiko ini, Bakrieland sangat
selektif
dalam
memberikan
To lower such risk impact, Bakrieland is
kredit
exceedingly selective in giving out credit through
dengan sistem penjualan tunai bertahap kepada
the deferred cash sales scheme to its consumers;
konsumennya, dimulai dari strategi penetapan
starting from its strategy in determining advance
uang muka, pemilihan segmen pasar hingga
payment, market segment selection to the
pemenuhan persyaratan-persyaratannya.
fulfillment of requirements.
C. Risiko Pasar
C. Market Risk
Pangsa pasar yang cukup besar dan tumbuh
A fairly sizeable market share that demonstrates
secara signifikan menjadi daya tarik bagi pihak
significant growth will appeal to other parties,
lain untuk terjun ke dalam industri yang sama
drawing them into the same industry in which
dengan yang digeluti oleh anak perusahaan.
our
Situasi seperti ini berdampak pada meningkatnya
circumstances will intensify business competition
persaingan usaha dan kemungkinan terjadinya
and the possibility of excess market supply, thus
kelebihan pasokan di pasar, sehingga para
property suppliers will vie with each other to win
pemasok properti berlomba-lomba mendapatkan
over as many customers possible through various
konsumen sebanyak mungkin dengan berbagai
attractive offers.
subsidiaries
are
also
engaged.
Such
penawaran yang menarik.
Ketatnya persaingan usaha dalam industri properti
Fierce business rivalry in the property industry and
dan beragamnya konsep yang ditawarkan oleh
the wide array of concepts offered by competitors
pesaing
permintaan
may lower demand for Bakrieland products. In
atas produk-produk Bakrieland. Menghadapi
dealing with this, Bakrieland constantly strives to
hal ini, Bakrieland selalu mengeluarkan produk
offer innovative products to meet market needs
yang inovatif sehingga memenuhi kebutuhan
and focuses on the development of projects
pasar dan memfokuskan pengembangan pada
with proven and measurable performance.
proyek-proyek
kinerja
Furthermore, in the development of its vertical
yang telah terukur selama ini. Selain itu, dalam
projects, Bakrieland adopts the take-up rate
pengembangan
policy ranging from 30% to 40% in starting the
berpotensi
yang
mengurangi
telah
vertical
memiliki
project,
Bakrieland
menerapkan take up rate policy sebesar 30-40% untuk memulai pembangunan proyeknya.
development of its projects.
105 Bakrieland Annual Report 2009
D. Risiko Operasional
D. Operational Risk
Risiko Kinerja Anak Perusahaan
Subsidiary Performance Risk
Sebagai
As
perusahaan
pendapatan
dan
induk
laba
non-operasional,
operasi
a
non-operational
parent
company,
Perusahaan
Bakrieland’s earnings and operating profit are
merupakan kontribusi dari kinerja keuangan
contributions from the financial performance of its
anak perusahaan, sehingga Perusahaan memiliki
subsidiaries, thus the Company is dependent on
ketergantungan terhadap anak-anak perusahaan.
its subsidiaries. Factors that may carry negative
Faktor-faktor yang dapat berdampak negatif
consequences to the financial performance
terhadap kinerja keuangan anak perusahaan
of subsidiaries include the inability to meet
diantaranya adalah ketidakmampuan memenuhi
predetermined targets, unstable macroeconomic
target yang ditetapkan, kondisi makro ekonomi
conditions, business losses and others. A decline
yang tidak stabil, kerugian usaha, dan sebagainya.
in business activities and subsidiary income will
Penurunan kegiatan usaha dan penghasilan anak
directly lower Company earnings.
perusahaan secara langsung akan menurunkan tingkat pendapatan Perusahaan.
Menyikapi kondisi ini, Bakrieland secara aktif melakukan terhadap
pemantauan anak-anak
dan
pengelolaan
monitors and manages its subsidiaries by ensuring
dengan
the meticulous selection of all contractors,
cara melakukan seleksi ketat terhadap seluruh
by applying an effective business system to
kontraktor, menerapkan sistem usaha yang baik
reduce business risks, by keeping abreast of
untuk mengurangi risiko bisnis, sekaligus secara
information and by strengthening accountability
aktif memperbaharui informasi dan memperkuat
with regard to business decision-making related
akuntabilitas
untuk
perusahaannya
In response to this situation, Bakrieland rigorously
keputusan
to subsidiaries. In addition, Bakrieland has also
bisnis di lingkungan anak perusahaan. Di samping
pengambilan
established an Investment Committee directly
itu, Bakrieland juga telah membentuk Komite
answerable to the Board of Directors, assigned
Investasi yang bertanggung jawab langsung
with the responsibility to conduct feasibility
kepada Direksi, bertugas untuk melakukan uji
studies before giving approval for new projects
kelayakan dan persetujuan terhadap proyek baru
to be implemented by subsidiaries. A benchmark
yang akan dijalankan oleh anak perusahaan. Salah
used in the approval of projects is by determining
satu acuan dalam persetujuan terhadap proyek
IRR > 20%.
adalah penetapan IRR > 20%.
Risiko Usaha
Sebagai
suatu
perusahaan
properti
yang
Business Risk
As an integrated property developer, Bakrieland
terintegrasi, Bakrieland mempunyai lini bisnis
is engaged in varying lines of business including
yang beragam dalam bidang landed residential,
landed residential, condominium, office buildings,
kondominium, perkantoran, hiburan atau rekreasi,
entertainment or recreation, shopping centers
pusat perbelanjaan dan infrastruktur terkait (jalan
and related infrastructure (toll road and clean
tol dan air bersih), yang mengakibatkan risiko
water) which further expands its business risks.
usahanya semakin meluas.
Untuk mengantisipasi risiko tersebut, dalam
To anticipate these risks, in regard to business
memulai pengembangan usahanya Bakrieland
development Bakrieland never fails to start
selalu menerapkan evaluasi yang seksama dan
with a thorough evaluation of projects and
melakukan uji tuntas (due diligence) dengan
applies due diligence in prudently determining
106 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Manajemen Risiko dan Kepatuhan Risk Management and Compliance
penetapan IRR yang sangat ketat. Komite
IRR. The Investment Committee takes part in
Investasi berperan dalam evaluasi dan persetujuan
the evaluation and approval of every business
setiap pengembangan usaha yang akan dilakukan
development undertaken by business units.
oleh unit usaha.
Risiko Sistem & Teknologi
Risiko
sistem
akibat
adanya
&
teknologi
sebagai
Systems & Technology Risk
Systems and technology risks arise as the result of some form of system and technological
ketidaksesuaian sistem dan teknologi dalam
inconsistency or incompatibility within Company
operasi Perusahaan. Kompleksitas sistem yang
operations. A complex system that has yet to be
belum terintegrasi penuh satu sama lain antara
fully integrated between the parent company and
induk perusahaan dan anak perusahaan dapat
subsidiaries can create disruptions in efforts to
menimbulkan gangguan terhadap sinkronisasi
synchronize business activities of subsidiaries
antara
and parent company.
anak
penyimpangan
atau
bisnis
proses
timbul
perusahaan
dan
induk
perusahaan.
Bakrieland meminimalkan masalah ini dengan
Bakrieland minimizes this problem by ensuring
menetapkan bahwa anak perusahaan menganut
that subsidiaries adhere to company guidelines
kebijakan penetapan sistem dan prosedur sesuai
on systems and procedures which must conform
dengan induk perusahaan, baik dari segi kebijakan
to the parent company, both in terms of policies
maupun teknologi.
and technology.
Risiko Sumber Daya Manusia
Human Resources Risk
Risiko SDM berkaitan dengan penyimpangan
Human resources risk is associated with any
hasil dari tingkat produktivitas yang diharapkan
departure from expected productivity level
karena adanya variabel yang mempengaruhi
outcomes due to the interplay of human variables
produktivitas kerja. Sebagai perusahaan besar
that affect work productivity. As a large corporation
yang mengelola jumlah tenaga kerja yang banyak
that manages a sizeable number of employees
dengan berbagai macam latar belakang usia dan
from diverse age groups and educational
pendidikan, Bakrieland akan mengalami tantangan
backgrounds, Bakrieland faces certain challenges
dalam mencapai tujuan Perusahaan jika SDM
in achieving Company goals if human resources
tersebut tidak dikelola dengan baik. Indikator
are poorly managed. Success indicators for
keberhasilan pengelolaan SDM di Bakrieland
human resource management in Bakrieland can
dapat dilihat antara lain dari tingkat produktivitas
be observed from high productivity levels, low
yang tinggi, tingkat pergantian karyawan yang
employee turnover, and low absenteeism rate,
rendah, serta tingkat mangkir atau absensi yang
among others.
rendah.
Dalam mengelola risiko SDM, Bakrieland selalu
In managing its human resource risk, Bakrieland
menempatkan SDM sebagai aset utama dalam
at all times look upon its human resources as
mencapai
yang
main assets in attaining Company goals. Efforts
telah dilakukan, antara lain melaksanakan jajak
tujuan
Perusahaan.
Usaha
initiated to achieve this include opinion polls on
pendapat kepuasan karyawan guna mengetahui
employee satisfaction to understand the extent
tingkat kepuasan karyawan terhadap berbagai
to which employees are content with all aspects
hal yang telah diberikan oleh Perusahaan,
offered by the Company, participatory employee
mengadakan penilaian kinerja karyawan berbasis
assessments that involve both supervisor and
dua arah antara atasan dan bawahan, dan
subordinate,
and
competitive
remuneration
107 Bakrieland Annual Report 2009
memberikan renumerasi yang kompetitif dengan
compared to similar companies in the industry in
perusahaan sejenis untuk menjaga rendahnya
order to sustain low employee turnover.
tingkat pergantian karyawan. E. Risiko Eksternal
E. External Risk
Risiko Lingkungan
Environmental Risk
Risiko sosial dan politik yang timbul dalam
Social and political risks that emerge in property
pengembangan
dari
development are varied, including government
berbagai jenis, diantaranya peraturan pemerintah
properti
dapat
terdiri
laws on restrictions to foreign ownership of
tentang pembatasan pemilikan properti oleh
property, tax regulations, natural disasters,
warga negara asing, aturan perpajakan, bencana
criminal offenses and terrorism; all of which are
alam, kejahatan dan terorisme yang seluruhnya
beyond the control of the Company.
berada diluar kendali Perusahaan.
Bakrieland selalu berusaha memenuhi ekspektasi seluruh
pemegang
Bakrieland spares no effort to meet the
sebelum
expectations of all stakeholders prior to the
memulai suatu proyek. Melalui implementasi
commencement of a project. Through the
standar-standar terbaik dan terencana, risiko-
implementation of first-rate and predetermined
risiko yang mungkin timbul dapat diminimalisasi
standards, potential risks can be minimized by
dengan tetap memperkirakan force majeure yang
forecasting probable force majeure. All projects
mungkin terjadi. Seluruh proyek diasuransikan,
are insured, and take careful consideration of
serta
environmental factors to strike a balance between
senantiasa
kepentingan
memperhatikan
faktor
lingkungan sehingga terjadi keseimbangan antara
development and environmental conservation.
pembangunan dan kelestarian alam.
Risiko Hukum
Legal Risk
Dalam hubungan bisnis antara Perusahaan dan
Business relations between the Company,
anak perusahaan dengan pihak ketiga terdapat
including its subsidiaries and a third party have
potensi timbulnya sengketa atau perkara hukum.
the potential of inciting conflict resulting in a legal
Dalam hal kondisi tersebut terjadi dan bernilai
case. In the event that this occurrence has a
material, maka dapat mempengaruhi kegiatan
material value, Company business activities and
usaha dan pencapaian target laba Perusahaan.
achievement of profit targets will be affected.
Selanjutnya, adanya perubahan kebijakan hukum
Furthermore, changes in legal policies stipulated
yang ditetapkan oleh regulator yang harus dipatuhi
by regulators which must be complied with by all
oleh obyek hukum, juga dapat memberikan risiko
legal entities can also engender legal risks for the
hukum bagi Perusahaan.
Company.
Untuk meminimalisasi dampak risiko hukum,
To minimize the impact of these legal risks,
Bakrieland secara seksama mengikuti semua
Bakrieland conscientiously abides by all prevailing
peraturan pemerintah dan hukum yang berlaku,
government laws and regulations, and ensures
dan
proyeknya
that every project meets all legal requirements.
telah memenuhi seluruh unsur hukum. Segala
The risks of legal prosecution filed by the public
risiko tuntutan hukum masyarakat terhadap
on potential environmental impact are minimized
dampak lingkungan yang mungkin terjadi telah
through
diminimalkan
requirements, notably those associated with the
memastikan
bahwa
melalui
setiap
pemenuhan
seluruh
persyaratan pemerintah, terutama yang berkaitan dengan penanganan dampak lingkungan.
compliance
with
all
handling of environmental impacts.
government
108 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Risiko Reputasi
Risiko
reputasi
merupakan
potensi
hilang
Reputation Risk
Reputation risk is the potential of any loss or
atau hancurnya nama baik Perusahaan karena
damage to the Company’s image and reputation
penerimaan lingkungan eksternal yang rendah,
as a result of a negative evaluation of the
yang disebabkan ketidakmampuan perusahaan
Company by external parties. This evaluation
dalam
isu
may be due to the inability of the Company to
eksternal yang terkait dengan Perusahaan dan
undertake measures in response to external
ketidakmampuan dalam mengelola komunikasi
issues involving the Company or due to Company
dengan pihak eksternal yang berkepentingan,
failure to appropriately manage communication
sehingga dapat menimbulkan persepsi negatif
with relevant external parties, hence inciting an
terhadap Perusahaan.
unfavorable perception of the Company.
mengambil
tindakan
terhadap
Bakrieland selalu melakukan pencitraan (branding)
Bakrieland consistently projects the “Bakrieland”
terhadap produk-produk yang dikeluarkan oleh
brand image in the branding of products offered
unit usaha dengan citra merek “Bakrieland.”
by its business units. In addition, Bakrieland also
Di samping itu, Bakrieland juga selalu menjaga
continues to maintain a harmonious relationship
hubungan baik dengan masyarakat luas maupun
with the public at large and communities in
masyarakat
proyek
proximity to a development project, either
Corporate
through its Corporate Social Responsibility
Social Responsibility maupun partisipasi dalam
programs or participation in various community
berbagai
masyarakat
projects and activities. Relations with the public
sekitar. Hubungan dengan publik dan media
and the media are also constantly nurtured with
juga selalu dibina dengan adanya bagian khusus
the establishment of a special division assigned
yang menangani bidang ini yaitu Hubungan
to deal with public relations.
dibangun,
sekitar baik
proyek
Masyarakat.
dimana
melalui atau
suatu
program kegiatan
109 Bakrieland Annual Report 2009
110 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Sumber Daya Manusia Human Capital
Sumber Daya Manusia sebagai mitra strategis harus senantiasa mengembangkan kompetensinya selaras dengan tujuan jangka panjang Bakrieland. Human Resources as strategic partner shall always develop its competence to align with Bakrieland’s long term goals.
111 Bakrieland Annual Report 2009
Sumber Daya Manusia (SDM) telah dan senantiasa akan menjadi kekuatan inti bagi Bakrieland. Sejalan dengan hal ini, berbagai upaya yang berkelanjutan telah dilakukan untuk memperkokoh kemampuan SDM di dalam perusahaan. Sebagai realisasi dari rencana utama yang dicanangkan di tahun 2008 untuk mentransformasikan fungsi SDM dari penunjang menjadi mitra strategis perusahaan (human capital), maka fokus pengembangan SDM adalah pada program-program berikut ini:
Human Resources (HR) has been and will always be a core strength for Bakrieland. In line with this, continuous efforts have been made to strengthen human resource capacity within the Company. As the realization of the main plan launched in 2008 to transform the HR function from supporting the Company to be a Company strategic partner (human capital), HRD programs are focused on the following:
1. Pelatihan Karyawan Sebagai upaya untuk mengembangkan kompetensi karyawan maka Perusahaan mengikutsertakan karyawan dalam berbagai program pelatihan baik untuk mendukung pengembangan kompetensi pengetahuan dan keterampilan maupun perilaku, yang dilaksanakan secara internal, seperti program regular in house seminar dengan topik-topik pengembangan wawasan, maupun pelatihan yang diadakan oleh pihak eksternal Perusahaan.
1. Employee Training As part of the efforts to develop employee competencies, the Company includes employees in various training programs to support knowledge and skills development, and behavior competencies, such as in regular in-house seminars with topics on knowledge development, and training conducted in conjunction with external parties.
Selain hal tersebut, Perusahaan juga bekerjasama dengan Bakrie School of Management (BSM) dalam program Management Trainee, dengan tujuan memetakan kandidat pemimpin masa depan dengan program yang terintegrasi.
In addition, the Company also works with the Bakrie School of Management (BSM) in an integrated Management Trainee program aimed at mapping out pathways for future leaders.
2. Persiapan Restrukturisasi Organisasi Struktur organisasi yang sesuai diperlukan untuk mempercepat pencapaian tujuan perusahaan dan mengakomodasi kebutuhan korporasi dengan anak perusahaan. Divisi SDM dibantu konsultan independen telah melakukan langkah-langkah persiapan menuju restrukturisasi organisasi sejak pertengahan tahun 2009. Dengan struktur baru yang akan diterapkan pada tahun 2010, struktur organisasi pada tingkat korporasi akan memiliki bentuk yang lebih mendatar, sehingga memungkinkan percepatan pada aktifitas organisasi.
2. Preparation of Organizational Restructuring An appropriate organizational structure is required to accelerate achievement of corporate objectives and to accommodate the needs of the Company with its subsidiaries. The HR Division, assisted by an independent consultant, has conducted preparatory steps toward the restructuring of the organization since mid-2009. With the new structure to be applied in 2010, the organizational structure at the corporate level will be more horizontal, allowing the acceleration of organizational activities.
3. Menyelaraskan Program SDM dengan Strategi Perusahaan Untuk mencapai tujuan peralihan peran SDM, divisi SDM secara bertahap terlibat aktif dalam proses penyusunan strategi bisnis Perusahaan. Dengan demikian, peningkatan kemampuan SDM serta organisasi akan selaras dengan perkembangan bisnis Perusahaan.
3. Aligning HR Programs with the Company’s Strategy To achieve the transitional roles of HR, gradually the HR division has taken a more active role in the process of formulating the Company’s business strategy. Thus, the improved human resources and the organization’s capabilities will be aligned and in harmony with the Company’s business development.
112 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Sumber Daya Manusia Human Capital
Langkah-langkah yang dilaksanakan antara lain: a. Menyelaraskan praktik manajemen SDM dengan strategi bisnis, mulai dari perekrutan karyawan, kaderisasi dan karir, hingga manajemen kinerja; b. Melakukan tinjauan atas kesesuaian perilaku kerja, tingkat kepuasan karyawan, keahlian dan kompetensi ilmu dibandingkan dengan kebutuhan Perusahaan; c. Memperbaiki sistem penilaian atas kompetensi dan evaluasi kinerja; d. Melakukan kaderisasi untuk posisi kunci di Perusahaan dengan mengidentifikasi dan mengembangkan karyawan yang berpotensi; e. Menyempurnakan program SDM yang meliputi pengembangan organisasi, manajemen bakat, kompetensi, kaderisasi, penilaian kinerja, dan penghargaan karyawan.
The steps taken among others are: a. To align human resource management practices with business strategies, ranging from employee recruitment, nurturing future leaders and career planning, to performance management: b. To conduct reviews on work compliance, on the level of employee satisfaction, and on skills and knowledge competencies compared to the Company needs; c. To improve the assessment system on competency and performance evaluation; d. To nurture future leaders for key positions in the Company by identifying and developing potential employees; e. To improve HRD’s roles covering organizational development, talent management, competency, performance evaluation, and employee rewards.
Profil Sumber Daya Manusia Jumlah karyawan Bakrieland di tahun 2009 mengalami kenaikan, dari 1.629 orang di tahun 2008 menjadi 2.535 orang. Hal tersebut dikarenakan PT Bali Nirwana Resort dan PT Bakrie Tol Road mulai bergabung dengan PT Bakrieland Development Tbk.
Profile of Human Resources The number of Bakrieland’s employees increased from 1,629 employees in 2008 to 2,535 employees. This increase occurred as PT Bali Nirwana Resort and PT Bakrie Toll Road joined PT Bakrieland Development Tbk.
Budaya Perusahaan Bakrieland menjunjung tinggi nilai-nilai budaya perusahaan, yang mencakup integritas, responsif,
Corporate Culture Bakrieland upholds the values of a corporate culture which includes integrity, cooperation, networking and
Data Karyawan Employee Statistics
‘08
Berdasarkan Pendidikan By Education
Berdasarkan Usia By Age 30 58 187 117
61 38
419 61
505
4 0
313
20
40
60
80
100
120
140
0 100
200
300
400
500
600
700
64 231
‘09
367 617
139 47
589 62
457
4 0
210
20
40
60
80
100
120
140
SD - SLTA High School
Sarjana Undergraduate
Diploma Diploma
Pasca Sarjana Post Graduate
0 100
200
300
400
500
> 51 Tahun | Year
600
700 31 ≤ 35 Tahun | Year
46 ≤ 50 Tahun | Year
26 ≤ 30 Tahun | Year
41 ≤ 45 Tahun | Year
≤ 25 Tahun | Year
36 ≤ 40 Tahun | Year
113 Bakrieland Annual Report 2009
disiplin, adaptif, inovatif, jejaring, kerja sama, serta saling menghargai. Nilai-nilai ini disosialisasikan melalui kegiatan dan media berikut: a. Pengenalan Perusahaan pada masa orientasi karyawan baru; b. Penyegaran pada setiap kegiatan pelatihan yang diselenggarakan secara internal, sehingga karyawan dapat lebih memahami nilai-nilai perusahaan. c. HR web, yang juga digunakan untuk menyampaikan kegiatan, penghargaan untuk karyawan, dan survei karyawan.
mutual respect while being responsive, disciplined, adaptive, and innovative. These values are disseminated through the following media: a. Introduction to the Company during new employee orientation program phase; b. Refresher exercises during internal training programs to provide employees with a better understanding of Company values. c. HR website, also utilized to deliver employee activities, awards and surveys.
Kompetensi Sumber Daya Manusia Pelatihan di Bakrieland terdiri dari 2 (dua) kelompok kompetensi, yaitu Pelatihan Perilaku serta Pelatihan Keterampilan dan Pengetahuan Umum. Kedua jenis pelatihan tersebut bersifat manajerial maupun nonmanajerial. Pelatihan perilaku manajerial mencakup kompetensi umum dalam bentuk konsep berpikir, perencanaan dan pengorganisasian, kepemimpinan kelompok, orientasi pelayanan pelanggan, dampak dan pengaruh, serta penilaian dan pembuatan keputusan. Pelatihan perilaku non-manajerial meliputi pemikiran analitis, inisiatif, fleksibilitas/kemampuan beradaptasi, orientasi pelayanan pelanggan, dan kerja kelompok. Sedangkan pelatihan keterampilan dan pengetahuan umum mencakup pengetahuan produk, pengetahuan teknis, komunikasi verbal, komunikasi
Human Resources Competency Training available in Bakrieland consists of 2 (two) competency groups, namely Behavior and General Skill & Knowledge. Both trainings may be divided into two types, managerial and non-managerial. Managerial Behavior training covers general competency in the form of conceptual thinking, planning and organization, team leadership, customer service orientation, impact and influence, as well as judgment and decision-making. Non-Managerial Behavior training includes analytical thinking, initiative, flexibility/adaptable, customer service orientation and teamwork. Meanwhile, General Skill and Knowledge cover product knowledge, technical knowledge, verbal communication, written communication, negotiation skills, presentation skills, project/program management, IT usage, and numerical
Berdasarkan Unit Usaha By Business Unit
Berdasarkan Jabatan By Position
51 849
9
510
169
219 0 200
400
1,451 600
800 1,000 1,200 1,400
0 250
500
750 1,000 1,250 1,500 1,750
65 664 26
449 1262
181 1.148
95 0 200
400
600
800 1,000 1,200 1,400
0 250
500
750 1,000 1,250 1,500 1,750
Holding
Hotel & Resort
Komisaris dan Direktur | Commissioner and Director
City Property
Residential
Manajer hingga Kepala Divisi | Manager up to Division Head/Chief
Residential
Pelaksana hingga Asisten Manajer | Officer up to Assistant Manager
‘08 ‘09
114 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Sumber Daya Manusia Human Capital
Pelatihan Berdasarkan Kompetensi | Training Based on Competency Competency Grouping Manager
Generic Competency Conceptual Thinking
Planning & Organizing
Team Leadership
Analytical Thinking
Initiative
Flexible/ Adaptable
Customer Service Orientation
Behavior Non Manager Manager & Non manager
General Skill & Knowledge
• Product • Technical Knowledge Knowledge • Project • IT Usage Management
Verbal Communications
Written Communications
Organizational Awareness
Impact & Influence
Team Work
Negotiation Skill
Presentation Skill
tertulis, keterampilan bernegosiasi, keterampilan presentasi, manajemen proyek/program, penggunaan teknologi informasi, dan keterampilan terkait angka. Kedua kelompok pelatihan tersebut bertujuan untuk melengkapi karyawan dengan kompetensi yang dituntut oleh Perusahaan.
skills. Behavior as well as General Skill and Knowledge training programs aim to equip employees with competences required by the Company.
Pelatihan dan Pengembangan Pihak manajemen sangat menyadari bahwa keberhasilan Bakrieland sangat tergantung pada kualitas SDM yang dimilikinya. Oleh karena itu, manajemen sangat mendukung upaya yang dilakukan oleh setiap divisi untuk meningkatkan kemampuan dari para personilnya. Sepanjang tahun 2009, dana yang dikeluarkan untuk program pelatihan dan pengembangan karyawan mencapai Rp 464.467.449. Terdapat penurunan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya karena Bakrieland berusaha meningkatkan efisiensi dengan cara lebih selektif dalam pemilihan pelatihan dan memperbanyak in-house training.
Training and Development The management is truly aware that Bakrieland’s success depends on the quality of its human resources. Therefore, the management strongly supports efforts made by each division to improve its own personnel competency. During 2009, funds spent on training programs and employee development reached Rp 464,467,449. A significant decrease compared to previous years is noted here as Bakrieland was focused on improving efficiency by applying more selective training programs and by carrying out more in-house training.
Data Kursus/Seminar/Pelatihan Periode Tahun 2009 | Course/Seminar/Training Data Period of 2009 Tingkatan Peserta | Level Based Participant Topik | Topic
Senior Management
Management
Prof/Supervisor
Staff
Non Staff
14
12
13
12
-
PT Bakrieland Development Tbk PT Graha Andrasentra Propetindo
-
34
115
562
42
PT Bakrie Swasakti Utama
3
17
4
13
1
PT Bali Nirwana Resort
9
37
43
891
1
PT Bakrie Nirwana Semesta
1
65
10
26
-
PT Bakrie Toll Road
-
-
1
-
-
Rencana Pelatihan Tahun 2010 | Training Plan for 2010 Tingkatan Peserta | Level Based Participant Topik | Topic
Senior Management
Management
Prof/Supervisor
Staff
Non Staff
PT Bakrieland Development Tbk
5
3
2
1
-
PT Graha Andrasentra Propetindo
7
6
10
-
-
PT Bakrie Swasakti Utama
8
12
15
7
-
PT Bali Nirwana Resort
-
-
-
-
-
PT Bakrie Nirwana Semesta
-
10
21
3
-
PT Bakrie Toll Road
8
5
9
-
-
115 Bakrieland Annual Report 2009
Pengembangan Human Resource Information System (HRIS) Peningkatan efisiensi di segala bidang, termasuk waktu maupun biaya, merupakan hal yang penting bagi Perusahaan terlebih dalam keadaan ekonomi yang sulit. Dengan tujuan inilah, pada tahun 2009 Divisi SDM bekerjasama dengan Divisi Teknologi Informasi memulai penerapan HRIS di Bakrieland.
Development of Human Resource Information System (HRIS) Improvement of efficiency in every sector of business, both in terms of time and costs, is critical for a company especially in difficult economic times. With this purpose, in 2009 the HR Division in cooperation with the IT Division initiated the implementation of HRIS in Bakrieland.
HRIS merupakan suatu paket perangkat lunak atau solusi online untuk memenuhi kebutuhan SDM yang berkaitan dengan perencanaan, penyediaan data SDM, akses informasi karyawan, pembayaran, manajemen SDM, dan kepatuhan perusahaan terhadap peraturan. Penerapan HRIS memungkinkan Perusahaan mengurangi waktu dan biaya yang dikeluarkan apabila manajemen SDM dilakukan secara manual. Selain itu, HRIS juga menyediakan informasi bagi karyawan secara lebih cepat dan efisien.
HRIS refers to software packages or online solutions that address HR needs with respect to planning, supply of HR data, employee information access, payroll, HR management and employer regulatory compliance. HRIS application allows a company to cut time and money they are wasting on manual human resource management. In addition, HRIS also offers more information to employees in a faster and more efficient way.
Dengan penerapan HRIS di Bakrieland, karyawan dimungkinkan untuk memperbarui dan mengubah data kepegawaiannya sendiri, sehingga staf SDM dapat melakukan tugas-tugas yang lebih strategis. Data terkait manajemen karyawan, pengembangan ilmu, pengembangan dan pertumbuhan karir dapat ditemukan dengan mudah. Para manajer dapat mengakses informasi yang diperlukan secara sah, etis dan efektif, demi mendukung keberhasilan karyawannya.
With HRIS application in Bakrieland, employees are enabled to do their own updates and changes, thus freeing HR staff for more strategic functions. Data necessary for employee management, knowledge development, career growth and development, is facilitated. Managers can access the information they need to legally, ethically, and effectively support the success of their employees.
Kerangka Strategi Pengembangan SDM Pada tahun 2009, Direksi dan manajemen telah mengambil beberapa keputusan strategis yang diperlukan agar di masa depan Bakrieland dapat tumbuh lebih pesat. Strategi yang diambil mencakup persiapan restrukturisasi organisasi, perancangan model bisnis baru, dan peningkatan kompetensi SDM. Untuk mendukung target dan strategi ini, divisi SDM telah mempersiapkan suatu kerangka pengembangan SDM yang terencana dan terarah, yang akan mendukung terciptanya efisiensi, inovasi dan penciptaan nilai yang berkesinambungan. Ini semua akan menjadikan Bakrieland semakin kuat dan siap untuk menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
HR Development Strategy Framework In 2009, the Board of Directors and management undertook several strategic decisions required for Bakrieland to grow more rapidly in the future. Strategies adopted included preparing the organizational restructuring, designing business models, and improving the competence of the HR. To support these goals and strategies, the HR department has prepared a directed framework of human resource development that will support the creation of efficiency, innovation, and sustainable value. These will make Bakrieland stronger and better prepared to face future challenges.
116 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Sumber Daya Manusia Human Capital
Kerangka strategi pengembangan SDM tersebut meliputi 3 (tiga) prinsip utama:
Framework for HR development strategy includes 3 (three) main principles:
1. People Leadership Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang mendukung maju dan berkembangnya Perusahaan. Oleh karenanya kemampuan kepemimpinan para SDM-nya harus terintegrasikan secara sinergi dan sejalan dengan bisnis, serta sesuai dengan target- target yang ditetapkan oleh Perusahaan.
1. People Leadership Leadership is one of the factors that support the Company’s progress and development. Therefore leadership abilities in its human resources must be integrated and in line with the business, as well as in accordance with targets set by the Company.
2. SDM Sebagai Energi Penggerak Perusahaan Untuk mewujudkan SDM sebagai energi penggerak, Perusahaan memerlukan pengelolaan dan pengembangan SDM secara terpadu dan terarah melalui proses pemetaan dan penggalian kompetensi sebagai tahapan awal menuju paradigma Human Capital dengan melaksanakan revitalisasi, penyesuaian dan reorganisasi (pemetaan potensi organisasi dalam beradaptasi dengan situasi serta kondisi pasar yang semakin kompetitif).
2. HR as the Company’s Driving Force To materialize HR as its driving force, the Company requires HR management and development in an integrated and guided manner through the process of mapping and competency development as a preliminary step towards a Human Capital paradigm by implementing revitalization, adjustment, and reorganization (the mapping of the organization’s potential in adapting to the increasingly competitive situations and market conditions).
3. SDM sebagai Mitra Strategis: Human Capital Strategi ini diterapkan untuk menciptakan kondisi yang menempatkan Divisi SDM tidak hanya sebagai asset Perseroan, namun lebih dari itu sebagai mitra strategis yang mengedepankan intelektualitas. Pada saat transformasi tercapai, SDM bukan lagi sebagai “biaya” tapi menjadi sesuatu yang bernilai tinggi, yaitu “human capital” bagi Perusahaan.
3. HR as a Strategic Partner: Human Capital This strategy is applied to create the conditions that position the human resources division not only as a Company asset, but also as a strategic partner that promotes knowledge growth. When the transformation is realized, HR will no longer be a “cost” but will become an element of high value, i.e. “human capital” for the Company.
Kesetaraan Kesempatan Bagi Karyawan Kesetaraan merupakan salah satu prinsip GCG yang dijunjung tinggi oleh Bakrieland. Dalam hubungan dengan SDM, prinsip ini terwujud dalam bentuk pemberian hak yang sama bagi seluruh karyawan untuk memperoleh kesempatan pelatihan dan pengembangan karir, serta untuk mengemukakan pendapat dan ide, tanpa membedakan suku bangsa, ras, agama, jenis kelamin, dan aliran politik. Perusahaan juga mendukung budaya kesempatan yang adil dimana kesuksesan seseorang ditentukan oleh kinerja.
Employee Equal Opportunity Equality is one among the GCG principles that is highly respected by Bakrieland. In regard with HR, this principle is manifested in form of giving the same rights for all employees to get training and career development opportunities, and to convey opinions and ideas, regardless of ethnic, race, religion, gender, and political views. The Company also supports a fair opportunity culture in which one’s success is determined by performance.
117
Teknologi Informasi Information Technology
Bakrieland terus mengintegrasikan sistem Teknologi Informasi yang dimilikinya untuk mempermudah proses pengawasan dan meningkatkan efisiensi kerja. Bakrieland continues to integrate its Information Technology system to have easier monitoring processes and higher efficiency.
Bakrieland Annual Report 2009
118 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Teknologi Informasi Information Technology
Teknologi Informasi merupakan salah satu elemen penting bagi Bakrieland dalam mendukung kegiatan usahanya. Selama beberapa tahun terakhir, berbagai upaya perbaikan dan peningkatan sistem internal telah dilakukan antara lain dengan melakukan peremajaan perangkat keras, mengintensifkan penggunaan fasilitas internet, memanfaatkan perkembangan teknologi perangkat telepon selular terkini, dan meletakkan dasar bagi Enterprise Resource Planning (ERP).
Information Technology is an important element to support the business activities of Bakrieland. During the past few years, extensive efforts have been taken to improve the Company’s internal systems among which included the rejuvenation of hardware, intensification of the internet facility, utilization of the latest cellular telephone technology, and setting up of the foundation for Enterprise Resource Planning (ERP).
Bersamaan dengan pertumbuhan bisnisnya, Bakrieland juga dituntut untuk terus mengintegrasikan sistem Teknologi Informasi yang dimiliki. Dengan sistem yang terintegrasi, akses terhadap informasi dapat diperoleh lebih cepat dan akurat, sehingga mempermudah proses pengawasan dan meningkatkan efisiensi kerja. Proses pengintegrasian dilakukan secara bertahap, dimulai pada area akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen, manajemen proyek dan biaya, penjualan, dan sumber daya manusia.
In line with its business growth, Bakrieland has pressed ahead on integrating its Information Technology System. With an integrated system, information can be accessed more rapidly and accurately, enabling easier monitoring processes and higher efficiency. The integration process is carried out gradually, starting from financial accounting and accounting management, and continuing through to project management, costing, sales, and human resources.
Fokus departemen Teknologi Informasi selama tahun 2009 adalah pelayanan support dan helpdesk bagi para pengguna di kantor pusat Bakrieland, baik untuk penggunaan perangkat PC, jaringan internet, maupun alat bantu presentasi lainnya. Pada tahun ini, departemen Teknologi Informasi memberikan dukungan bagi divisi Risk Management & Compliance untuk menjalankan aplikasi berbasis web yang digunakan dalam rangka penerapan Database Monitoring System, serta kepada divisi Sumber Daya Manusia untuk menjalankan aplikasi Human Resource Information System (HRIS).
The focus of the Information Technology Department during 2009 was to provide technical support and a help-desk for users in Bakrieland’s head office. This includes support for PC users, internet services, and other presentation tools. This year, the Information Technology department provided support for the Risk and Management & Compliance division to run web-based applications used in relation to the implementation of the Database Monitoring System, and for the Human Resources division to implement the Human Resource Information System (HRIS) application.
Menghadapi situasi perekonomian yang kurang menggembirakan sebagai dampak dari krisis ekonomi global sepanjang tahun 2009, memaksa perusahaan untuk mengalokasikan setiap sumber daya dengan lebih hati-hati dan efisien. Sebagai akibatnya, sejumlah rencana investasi harus dijadwalkan ulang, salah satunya adalah rencana implementasi sentralisasi database dari seluruh kegiatan unit usaha yang membutuhkan dana yang tidak sedikit dan lebih cenderung menjadi cost center pada tahap awal pembangunannya. Namun situasi tersebut memberikan porsi waktu yang lebih bagi departemen IT untuk fokus dalam meningkatkan kualitas dukungan yang telah tersedia melalui pengembangan prosedur standar, perawatan rutin dan keamanan.
The difficult economic situation during 2009, as an impact from the global economic crisis, has forced every company to carefully and efficiently allocate its resources. Consequently, several investment plans were rescheduled, among which included the plan to centralize the database of all business unit activities. This would have required a significant amount of funds and would have become a cost-center during its initial stage of development. However, this situation gave more time for the IT department to focus on upgrading the existing support quality by developing its standard procedures, routine maintenance and security.
119 Bakrieland Annual Report 2009
Adapun beberapa peningkatan atas dukungan yang tersedia yang telah dilaksanakan di tahun 2009 adalah sebagai berikut: - Sejumlah prosedur standar administrasi telah disempurnakan dan ditingkatkan. - Perawatan dan pencegahan diperluas meliputi standar digital filing dan prosedur back up. - Security protocol termasuk tekanan serangan virus diperbaharui dengan mekanisme yang lebih ketat dan penambahan firewall protocol.
Improvements on existing support conducted during 2009 were: - Improvement and upgrade on several standard procedures and administration. - Expansion on maintenance and prevention programs, which included digital filing standards and backup procedures. - Renewal of security protocols, including virus attack threats, by applying more strict mechanisms and additional firewall protocols.
Pengembangan Teknologi Informasi di tingkat anak perusahaan juga dilakukan sesuai dengan lingkup kegiatan usahanya. Bagi anak perusahaan yang bergerak di bidang hotel, dikembangkan sistem yang terintegrasi mulai dari pemesanan, penagihan, hingga sistem akuntansinya. Selain itu, dengan semakin meningkatnya penggunaan internet oleh masyarakat luas, di beberapa lokasi seperti Rasuna Office Park, Bogor Nirwana Residence, dan Nirwana Bali Resort disediakan fasilitas wi-fi dan hotspot.
Development of Information Technology at the subsidiaries was also conducted in line with each of the unit’s scope of business activities. For the hotel and resort business unit, an integrated system that involves ordering, billing, and accounting system was developed. Additionally, due to the increase of internet usage, such locations as the Rasuna Office Park, Bogor Nirwana Residence, and Nirwana Bali Resort are now equipped with wi-fi and hotspot facilities.
Untuk menghadapi tahun 2010, Departemen IT akan terus melanjutkan usahanya memperbaiki struktur IT, memperkaya aplikasi, meningkatkan pelayanan dan sistem yang terintegrasi ke dalam database yang tersentralisasi. Hal ini akan ditunjang dengan pengembangan organisasi departemen IT, pelatihanpelatihan dan peningkatan mutu sumber daya manusia yang tentunya akan membantu menjaga komitmen bagi penyediaan solusi untuk sistem informasi.
In facing 2010, the Information Technology department will continue its efforts to improve the IT structure, enrich its application, upgrade its support and implement an integrated system into a centralized database. This will be enabled by improvements in the IT department’s organizational structure, training, and human resource quality. This will surely help maintain the Company’s commitment to providing solutions for information systems.
120 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan Safety, Health, and Environment
Bakrieland menempatkan keselamatan dan kesehatan sebagai nilai utama Perusahaan dan memastikan bahwa karyawan juga menempatkan keselamatan dan kesehatan sebagai bagian dari budaya kerja. Bakrieland treats work safety and health as the Company’s core value with the commitment to ensure that employees also regard safety and health as part of their work culture.
121 Bakrieland Annual Report 2009
K2L sebagai Komitmen Bakrieland Lingkungan kerja yang aman, sehat dan peduli lingkungan bagi karyawan maupun mitra usaha merupakan hal penting yang telah menjadi prioritas Bakrieland sejak lama. Prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku di Bakrieland dijelaskan dalam Pedoman Perilaku, sebagai berikut:
Bakrieland’s Commitment to SHE A safe, healthy and ecologically-friendly workplace for employees and business partners is an essential element that has long been Bakrieland’s priority. The following principles of work safety and health applicable in Bakrieland are contained in the Code of Conduct:
1. Menempatkan keselamatan sebagai nilai utama Perusahaan dan memastikan bahwa karyawan juga menempatkan keselamatan sebagai bagian dari budaya kerja dan cara hidup mereka. 2. Menghargai nilai kehidupan di atas segalanya dan mengelola risiko dengan benar. 3. Tidak mengkompromikan nilai-nilai keselamatan dan kesehatan demi mencapai keuntungan maupun target produksi. 4. Mewujudkan dan meningkatkan sistem dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang terbaik guna menciptakan lingkungan kerja yang bebas dari kecelakaan. 5. Melaksanakan norma keamanan kerja sebagai suatu persyaratan kepegawaian. 6. Memastikan semua karyawan, mitra usaha, dan pihak-pihak terkait lainnya mendapatkan informasi dan pelatihan secara baik, serta berkomitmen untuk meningkatkan sistem keselamatan dan kesehatan kerja. 7. Bertanggungjawab untuk menaati dan secara terus menerus mengkomunikasikan prinsipprinsip keselamatan dan kesehatan.
1. To treat work safety as the Company’s core value with the commitment to ensure that employees also regard safety as part of their work culture and daily routine. 2. To attach the highest value to human life above all else and to appropriately manage risks. 3. To not compromise safety and health values for the sake of profit and production. 4. To establish and upgrade the best possible work safety and health systems and procedures on a continual basis in order to create an accident-free workplace. 5. To apply work safety norms as an employee requirement. 6. To ensure that all employees, business partners and other relevant parties are well informed and trained, and are committed to improving work safety and health systems. 7. To bear the responsibility of complying with and communicating the principles of work safety and health in a consistent manner.
Meskipun K2L menjadi tanggung jawab moral Bakrieland, namun dalam pelaksanaannya tetap memerlukan kerja sama yang baik dengan karyawan dan pihak-pihak terkait. Oleh karenanya, Bakrieland senantiasa melakukan sosialisasi kepada karyawan mengenai peran karyawan dalam K2L, serta berupaya membina kerjasama dengan Pemda maupun institusi lainnya untuk memastikan penerapan K2L secara benar.
Although SHE is part of Bakrieland’s moral obligation, the effective cooperation of employees and relevant parties is imperative for its actual implementation. Bakrieland therefore, must continue to sensitize employees on their role in the promotion of SHE, and in forging cooperation with the local government and other institutions to ensure the correct application of SHE principles.
Penerapan K2L pada unit usaha Bakrieland berada dalam pengawasan Divisi Operational Asset Management, yang membawahi Departemen. Departemen ini antara lain bertugas untuk memastikan berfungsinya seluruh peralatan
SHE implementation in Bakrieland’s business units is overseen by the Operational Asset Management Division, managing the Safety, Health and the Environment Department. This Department is responsible for ensuring that all safety equipment
122 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan Safety, Health, and Environment
keamanan gedung, lingkungan kerja yang memenuhi standar kesehatan, keselamatan kerja bagi seluruh karyawan, dan keterampilan petugas keamanan dalam bertugas dalam keadaan normal maupun darurat.
within company premises is well functioning, the work environment meets health standards, work safety is assured for all employees, and safety personnel are well trained in performing their duties under normal and emergency situations among other tasks.
Untuk mengatasi masalah-masalah terkait K2L dalam lingkup operasionalnya, Bakrieland senantiasa mengacu kepada perundangan dan peraturan pemerintah. Selain itu, seluruh konstruksi gedung dalam proyek Bakrieland telah dilengkapi dengan asuransi all risks dan TPL (asuransi terhadap pihak ketiga seperti pengunjung). Khusus untuk bisnis pengembangan jalan tol, asuransi all risks ini juga berlaku untuk kegiatan operasional yang mencakup karyawan, konsumen, dan para pemangku kepentingan. Dalam keadaan darurat dan kecelakaan, disediakan fasilitas gratis tim penyelamat, ambulans, mobil derek dan patroli.
To overcome SHE-related issues within its operational scope, Bakrieland constantly refers to government laws and regulations. In addition, all building construction in Bakrieland projects is covered by an all risks insurance policy and TPL (insurance covering third parties such as visitors). For toll road development projects in particular, an all risks insurance policy is also applicable for operational activities covering employees, consumers and stakeholders. In the event of an emergency situation or accident, facilities in the form of rescue teams, ambulances, tow trucks and patrol vehicles are available free of charge.
Implementasi 2009 Di tahun 2009, dilakukan kerja sama dengan pihakpihak berikut: • NFPA- Asia (National Fire Protection Association) untuk mengaudit system keselamatan & keamanan gedung. • Dinas Pemadam Kebakaran dalam bentuk pelatihan praktek dan kelas untuk menangani bahaya kebakaran pada gedung bertingkat tinggi, latihan evakuasi, serta pelatihan penanganan keadaan darurat. • Rumah Sakit, Badan SAR Nasional (Basarnas), dan Kepolisian untuk menangani kecelakaan lalu lintas di jalan tol.
Implementation in 2009 In 2009, cooperation was established with the following parties: • NFPA- Asia (National Fire Protection Association) to audit the safety and security system of buildings. • Local Fire Department in the form of practical training and courses in tackling fire hazards in high-rise buildings, evacuations, and handling emergencies. • Hospitals, National Search and Rescue Agency (Basarnas), and the police force in handling traffic accidents on toll roads.
Sepanjang tahun 2009 tidak ditemukan kecelakaan/ kasus K2L dalam lingkup kegiatan bisnis Bakrieland.
Throughout 2009, there were no serious SHE-related accidents/cases in Bakrieland’s business activities.
Sertifikasi Dalam rangka meningkatkan kualitas penerapan prinsip-prinsip K2L di lingkungan usahanya, Bakrieland terus berusaha menyempurnakan sistem dan prosedur K2L yang dimilikinya untuk memenuhi standar internasional. Setelah berhasil meraih sertifikasi ISO 9001:2009 pada bulan April 2009, saat ini Bakrieland tengah melakukan langkah persiapan untuk memperoleh sertifikasi OHSAS 18001:2007 yang penilaiannya akan dilakukan pada bulan April 2010.
Certifications In efforts to increase the quality of implementing SHE principles within its operating area, Bakrieland continues to upgrade its SHE system and procedure to be on par with international standards. After obtaining ISO 9001:2009 Certification in April 2009, Bakrieland is currently making preparations for securing the OHSAS 18001:2007 Certification due for assessment in April 2010.
123 Bakrieland Annual Report 2009
Proses yang dijalankan untuk memperoleh sertifikasi OHSAS 18001:2007 mencakup: 1. Tahapan persiapan dokumen yang berkenaan dengan visi dan misi Perusahaan, kebijakan, sasaran, pedoman, prosedur, instruksi, dan catatan mutu K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja), serta HIRACC (Hazard Identification Risk Assessment & Risk Control). 2. Tahapan implementasi dalam bentuk sosialisasi visi dan misi, pembentukan kesadaran, dan perancangan peraturan K3. Sejalan dengan hal ini, implementasi K2L yang pada tahun-tahun sebelumnya hanya mengacu kepada SOP dan Peraturan Perusahaan akan ditingkatkan sehingga mengacu kepada kriteria OHSAS.
The necessary steps for acquiring the OHSAS 18001:2007 Certification cover: 1. Document preparations related to Company vision and mission, policies, targets, guidelines, instructions and records on health and work safety, as well as HIRACC (Hazard Identification Risk Assessment & Risk Control). 2. Implementation stage which focuses on promoting Company vision and mission, awareness building and formulation of regulations on health and work safety. In line with this, SHE implementation which in previous years has only referred to Company Standard Operating Procedures and Regulations shall now also include OHSAS criteria.
Rencana Pengembangan Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai pelestarian lingkungan, di masa mendatang Bakrieland berencana mendirikan bangunan yang ramah lingkungan (green building), yang memperhatikan aspek efisiensi dalam hal energi dan penggunaan air, perlindungan lingkungan, kualitas lingkungan dalam, dan fitur-fitur pendukung lainnya. Proyek-proyek yang dikembangkan Bakrieland nantinya akan diarahkan untuk memenuhi ketentuan ISO 14000 mengenai Sistem Manajemen Lingkungan.
Development Plan With greater public awareness on environmental preservation, Bakrieland in the near future has plans to develop a green building that will receive attention on its energy and water efficiency, environmental protection, internal environmental quality and other supporting features. Projects developed by Bakrieland shall later be directed to fulfill ISO 14000 requirements associated with Environmental Management System.
124 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
LAPORAN CSR CSR REPORT
125 Bakrieland Annual Report 2009
127 128 130 136 139 140
Filosofi CSR Bakrieland | Bakrieland CSR Philosophy Bakrieland Goes Green Kegiatan CSR 2009 | CSR Activities in 2009 Inisiatif Baru 2009 | New Initiatives in 2009 Nilai Pengeluaran Program CSR | CSR Program Output Value Rencana Ke Depan | Future Plan
126 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
Kami berkomitmen untuk memberikan multiplier effect yang positif bagi masyarakat sekitar pada setiap pengembangan kawasan yang kami lakukan. We are commited to engendering a positive multiplier effect for local communities in every development project that we undertake.
127 Bakrieland Annual Report 2009
Filosofi CSR Bakrieland Kegiatan CSR yang dilakukan Bakrieland merupakan bentuk tanggung jawab moral Bakrieland terhadap para pemangku kepentingan strategisnya, terutama komunitas atau masyarakat di sekitar wilayah kerja dan operasinya. Sebagai perusahaan properti yang mengintegrasikan bisnisnya dengan pengembangan infrastruktur terkait properti, Bakrieland sangat menyadari bahwa kegiatan operasionalnya sangat mungkin memberikan dampak berdimensi sosial, ekonomi dan lingkungan kepada masyarakat sekitarnya. Oleh karenanya, dengan atau tanpa aturan hukum, Bakrieland menjunjung tinggi tanggung jawab moral ini.
Bakrieland CSR Philosophy CSR activities initiated by Bakrieland are tangible indications of its moral obligation towards its strategic stakeholders, particularly communities residing in proximity to its work and operating area. As a property developer that integrates its line of business with property-related infrastructure development, Bakrieland is fully cognizant that its operational activities may lead to social, economic and environmental consequences affecting surrounding communities. Hence, with or without the enforcement of regulations, Bakrieland will at all times firmly uphold this moral obligation.
Sebagai bagian dari Kelompok Usaha Bakrie (KUB), Bakrieland menjunjung tinggi amanah dari almarhum Bapak H. Achmad Bakrie, bahwa setiap sen yang dihasilkan oleh KUB harus bermanfaat untuk masyarakat. Sejalan dengan hal ini, sebelum memulai setiap proyeknya, Bakrieland sudah memikirkan dan mempersiapkan hal-hal yang akan menjadikan keberadaan proyek tersebut bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Bakrieland berupaya membawa angin perubahan bagi mitranya dalam rantai nilai lingkup pemangku kepentingan yang lebih luas: melihat sesuatu tidak hanya melalui kacamata bisnis, tetapi juga melalui kacamata sosial, ekonomi dan lingkungan.
As part of the Bakrie Business Group, Bakrieland holds true to the message imparted by the late H. Achmad Bakrie who exhorted that every cent earned by Bakrie Business Group must bring benefit to the people. In keeping with this, prior to the start of every project, Bakrieland puts much thought and preparation to various aspects that will ensure the project’s positive impact on nearby communities. Bakrieland endeavors to bring the winds of change to its partners for a much wider scope in stakeholder value chain: by viewing things not simply from a business angle but also from a social, economic and environmental perspective.
128 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
Dalam jangka panjang, Bakrieland meyakini bahwa peran aktifnya dalam kegiatan CSR selain memberikan kontribusi dan nilai tambah yang positif bagi pertumbuhan yang berkelanjutan, juga memberikan kesempatan bagi Bakrieland untuk berperan dalam memecahkan masalah sosial, ekonomi dan lingkungan yang terintegrasi dengan strategi bisnisnya. Pada saat yang bersamaan, Bakrieland dapat membangun citra dan reputasi yang positif dalam mewujudkan terciptanya tata kelola perusahaan yang baik.
In the long run, Bakrieland believes that its active role in CSR activities will not only yield positive contributions and added value for a sustainable growth, but also present Bakrieland with the opportunity to assume a decisive role in solving social, economic and environmental issues integrated into its business strategy. At the same time, Bakrieland can also build a respectable image and reputation in ensuring the implementation of good corporate governance.
Bakrieland Goes Green (BGG)
Bakrieland Goes Green (BGG)
Latar Belakang Komitmen Bakrieland untuk memadukan kepentingan ekonomi (profit), kepedulian sosial (people) dan partisipasi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet) dalam operasi bisnis diwujudkan dalam bentuk pengembangan program CSR Terintegrasi “Bakrieland Goes Green” (BGG) yang diluncurkan pada 4 Februari 2008. Bagi Bakrieland, program CSR Terintegrasi memiliki arti lebih dari sekadar perwujudan kedermawanan (philanthropy) perusahaan. Melalui berbagai program sosialekonomi dan lingkungan dalam BGG, Bakrieland yakin bahwa tujuan pengembangan pemangku kepentingan yang berkelanjutan dan lingkungan yang lestari akan dapat tercapai.
Background Bakrieland’s commitment to incorporate economic interest (profit), social empathy (people) and active participation in environmental preservation (planet) into its business operations is accomplished through the development of the integrated “Bakrieland Goes Green” (BGG) CSR program launched on 4 February 2008. For Bakrieland, its integrated CSR program holds more weight than purely as a form of corporate philanthropy. Through an array of socio-economic and environmental programs within BGG, Bakrieland is confident that the sustainable development of stakeholders and environmental conservation can be achieved.
129 Bakrieland Annual Report 2009
Visi dan Misi Visi program CSR Terintegrasi BGG adalah mendukung terciptanya properti yang peduli terhadap kualitas, lingkungan, sosial dan ekonomi yang berkelanjutan melalui implementasi program green architecture, green operation, dan green attitude. Visi ini dicapai melalui misinya untuk menciptakan lingkungan yang lestari dengan menerapkan arsitektur dan pengoperasian yang ramah lingkungan (green architecture and operation), serta peningkatan kualitas sosial ekonomi yang berkelanjutan dengan membangun sikap peduli terhadap lingkungan dan semua pemangku kepentingan (green attitude), termasuk terhadap sosial ekonomi masyarakat atau program pengembangan masyarakat.
Vision and Mission The BGG integrated CSR program aspires to support the development of properties that show concern about sustainable quality, environment, society and economy through the implementation of green architecture, green operation, and green attitude programs. This vision is ultimately achieved through a mission statement that aims to create a sustainable environment by applying green architecture and operations, and ensuring perpetual social and economic quality enhancements through the instilling of a green attitude not only about the environment and all stakeholders but also about social and economic well-being and community development programs.
Strategi dan Kebijakan Secara internal, program CSR Terintegrasi BGG dimaksudkan untuk mendorong budaya kerja yang lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan aktivitas bisnis, sehingga pada akhirnya dunia usaha akan dapat bertahan secara berkelanjutan untuk memperoleh manfaat ekonomi yang diinginkan. Secara eksternal, program BGG diharapkan dapat membentuk dan menciptakan properti yang berkelanjutan, dengan menciptakan dan melibatkan semangat sinergi dari semua pihak secara terus menerus dalam bidang sosial, ekonomi dan lingkungan yang lebih sejahtera dan mandiri.
Strategy and Policy With regard to the internal organization, the BGG integrated CSR program is intended to promote a more accountable work culture in carrying out its business activities to the extent that business endeavors ultimately are capable of surviving in a sustainable manner in order to derive the expected economic gains. Externally, the BGG program is expected to bring forth sustainable properties by nurturing a spirit of synergy involving all parties in a continual manner pertaining to the social, economic and environmental sectors for greater prosperity and independence.
Program Kerja Program kerja CSR Terintegrasi BGG dituangkan dalam bentuk program jangka pendek (1 tahun) dan jangka panjang (5 tahun). Untuk program jangka panjang, Bakrieland membentuk sinergi kegiatan dengan rencana pelaksanaan program perusahaan dan menjalin kerjasama sebagai mitra perusahaan untuk bersinergi dalam semangat program sejenis yang bertujuan pembangunan berkelanjutan.
Work Program The BGG integrated CSR work agenda is embodied in short-term (1 year) and long-term (5 years) programs. For its long-term program, Bakrieland needs to synchronize its activities with program implementation plans and to build cooperation with Company partners in order to bring into line comparable programs aimed at ensuring sustainable development.
Keberhasilan program CSR Terintegrasi BGG tidak dapat terwujud secara instan dalam jangka pendek dan hanya dapat tercapai jika terdapat partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan melalui keterlibatan dalam penilaian masalah, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan serta evaluasi program. Oleh karena itu, Bakrieland berusaha menggalang kerjasama dengan pihak-pihak seperti pemerintah, investor, kelompok politik, pelanggan, masyarakat, para pekerja, asosiasi dagang, dan pemasok. Dengan kerjasama ini diharapkan keberlanjutan Perusahaan baik dari sisi keuntungan ekonomi, sosial maupun lingkungan dapat terwujud.
It would be unrealistic to expect the instantaneous success of the BGG integrated CSR program as this can only be achieved through the active participation of all stakeholders in problem assessment, program planning, implementation, monitoring and evaluation. With this in mind, Bakrieland constantly seeks to galvanize cooperation with relevant parties including the government, investors, political groups, customers, the public, employees, trade associations and suppliers. Through close cooperation, the Company’s continued existence in terms of economic, social and environmental gains can therefore be assured.
130 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
Kegiatan CSR 2009
CSR Activities in 2009
Program Lanjutan Sebagian besar program CSR Terintegrasi BGG merupakan program jangka panjang dan berkelanjutan. Oleh karena itu, selain beberapa inisiatif baru, program yang dijalankan oleh Bakrieland di sepanjang tahun 2009 juga merupakan lanjutan dari program tahun sebelumnya.
Program Continuity The majority of BGG integrated CSR programs are both long-term and sustainable programs. In addition to several new initiatives, programs carried out by Bakrieland throughout 2009 therefore are also a continuation of previous years’ programs.
Program Ekonomi
Socio-Cultural and Economic-Driven Programs
Berdimensi
Sosial-Budaya
dan
Green Attitude Green attitude merujuk kepada budaya perusahaan yang dituntun ke arah nilai yang peduli terhadap lingkungan dan semua pemangku kepentingannya, termasuk terhadap sosial ekonomi masyarakat atau pengembangan program pembangunan masyarakat (community development). Program pembangunan masyarakat menggunakan pendekatan pengembangan dari masyarakat sendiri, dimana masyarakat berperan sebagai agen pembangunan dan pihak luar hanya sebagai pendukung proses pembangunan. Tujuan utama program ini adalah terwujudnya pemberdayaan masyarakat (community empowerment).
Social & Economy
Green Attitude Green attitude denotes a corporate culture steered towards cultivating values that pay heed to the environment and all stakeholders, including the socio-economic wellbeing of the community and the undertaking of community development programs. Community development programs adopt a selfreliant approach where community members themselves spearhead programs and act as agents of development while external parties are relegated to a supporting role in the development process. The key purpose of this program is to ensure community empowerment.
Environment
GREEN ATTITUDE
GREEN ARCHITECTURE
GREEN OPERATION
Community Development Program
Building & Construction Design
Waste Disposal Program
Green Area Design
Energy Efficiency Program
Internal Program Corporate Cultural Program
External Program
Social Program Education Program Health Program Culture Program Infrastructure Program
Economic Program Human Resources Program SME Program
Waste-water and Re-use Program
131 Bakrieland Annual Report 2009
Ruang lingkup program pembangunan masyarakat mencakup program internal dan program eksternal. Program internal ditujukan pada pembangunan masyarakat dalam konteks karyawan perusahaan, yang dijalankan dengan membentuk sikap “bersih, sehat dan senyum” dalam bekerja sebagai bagian dari budaya korporasi yang memiliki kepedulian terhadap upaya peningkatan kualitas hidup manusia dan lingkungannya.
The scope of community development programs covers both internal and external programs. Internal programs are geared at community development within the context of company employees by instilling a “clean, healthy and smiling” attitude working alongside a corporate culture that pays attention to efforts aimed at elevating the quality of human existence and of the environment.
Program pembangunan masyarakat eksternal ditujukan pada pembangunan masyarakat diluar Perusahaan, sebagai berikut: 1. Program Sosial, yaitu kegiatan yang berdampak pada peningkatan kualitas kehidupan sosial, kebudayaan, keagamaan dan kesejahteraan sosial. Program yang dikembangkan meliputi bidang pendidikan, kesehatan, penyediaan sarana perumahan, serta sarana dan prasarana sosial (infrastruktur).
External community development programs concentrate on the advancement of community members outside of the Company, including the following: 1. Social Programs are activities that contribute to improving the quality of social, cultural and religious life as well as social well-being. Programs being developed focus on education, health, housing facilities, as well as social infrastructure.
Program sosial yang dilaksanakan oleh Bakrieland maupun anak perusahaannya adalah: • Pendidikan: memberikan beasiswa untuk mahasiswa (Institut Teknologi Bandung dan Bakrie School of Management) atau anak-anak karyawan yang berprestasi dan kurang mampu secara finansial, memberikan sumbangan kepada sekolah-sekolah dan lahan binaan, membentuk taman bacaan anak-anak “Pustaka Anak Bakrie.” • Olah raga: memberikan bantuan bagi pengembangan sepak bola nasional melalui klub Pelita Jaya. • Keagamaan: memberikan santunan kepada kaum dhuafa dan yatim piatu, merehabilitasi mesjid dan mushola, menyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan bersama masyarakat setempat. • Kesehatan: menyelenggarakan program donor darah periodik dan program kebersihan, membangun MCK, khitanan massal, pemeriksaan kesehatan gratis. • Penyediaan sarana perumahan: membantu pemerintah dalam pembangunan rumah susun bersubsidi (rusunami) Apartemen Bersubsidi Sentra Timur Residence. • Konservasi air dan lingkungan: menyalurkan air bersih untuk masyarakat dengan kondisi pemukiman tertentu (kumuh, miskin, ilegal, bekas kebakaran, dll), mensosialisasikan pendidikan tentang air ke sekolah-sekolah, melakukan kampanye penyelamatan air, dan menyelenggarakan “Young Environmentalist of the Year Awards.”
Social programs implemented by Bakrieland and its subsidiaries are as follows: • Education: scholarships for university students (Institut Teknologi Bandung and Bakrie School of Management) or employees’ children who demonstrate academic distinction but lack the financial means, donations to schools and projects under corporate patronage, and the setting up of ”Bakrie Children’s Libraries.” • Sports: supports the development of the national Pelita Jaya football club. • Religion: helps the poor and orphans, rehabilitates mosques, and organizes various religious-oriented activities together with the local community. • Health: organizes periodic blood donation drives, cleanliness programs, builds public bathing, washing and toilet facilities, and provides mass circumcisions and free health examinations. • Housing facilities: assists the government in developing subsidized low-cost apartments at Sentra Timur Residence. • Water and environmental conservation: supplies clean water to communities under dismal housing conditions (slums, tenements, illegal, those damaged by fire, etc.), educates schools through water conservation campaigns and organizes the “Young Environmentalist of the Year Awards.”
132 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
2. Program Budaya, yaitu kegiatan-kegiatan pengembangan budaya dengan menciptakan budaya peduli melalui penyelenggaraan programprogram pelatihan eksternal bagi anggota masyarakat. Program budaya ini lebih ditekankan kepada kepedulian dan penciptaan budaya, baik budaya lokal yang tertuang dalam disain yang ‘peduli’ terhadap unsur lokal proyek, budaya peduli terhadap lingkungan, dan sejenisnya. Contoh penerapan Program Budaya adalah pelestarian seni budaya, tradisi lokal dan keagamaan, galeri lokal, dan penyelenggaraan kegiatan eco-tourism pada proyek-proyek dibawah Unit Usaha Hotel & Resort. 3. Program Ekonomi, yaitu kegiatan-kegiatan yang berdampak pada peningkatan peluang kerja dan peluang usaha, peningkatan pendapatan dan penurunan kemiskinan di masyarakat. Program yang dikembangkan meliputi pengembangan kualitas penduduk dan pemberdayaan UKM.
2. Cultural Programs are activities related to cultural development, cultivating a sense of shared empathy through the organizing of external training programs for members of the community. These cultural programs place more emphasis on awareness and the creation of culture, including local cultures infused into designs that pay attention to a project’s local elements, heighten concern over the environment and other activities with similar purposes. Cultural programs include those that aim to preserve arts and culture, local and religious traditions, local galleries, and ecotourism activities under Hotel & Resort projects.
Contoh Program Ekonomi yang masih berlangsung hingga saat ini adalah: • Pengelolaan dan penampungan pedagang kaki lima di sepanjang jalan Nyi Ageng Serang pada proyek Rasuna Epicentrum bekerja sama dengan Dinas UKM Jakarta Selatan (JS 09). • Pemberdayaan masyarakat sekitar proyek The Wave. • Bimbingan manajemen kelembagaan ekonomi dan pengembangan kapasitas UKM untuk menjadi UKM unggulan dilakukan di Nirwana Bali Resort melalui Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB). Program ini dilaksanakan di sekitar Desa Beraban dan Kabupaten Tanah Lot. Program difokuskan pada spesialisasi pendampingan/pelatihan dan konsultasi di bidang manajemen, teknologi, pemasaran dan promosi. • Pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan melibatkan masyarakat sekitar sebagai bagian dari operasional dan budaya lokal, diterapkan di Bali Nirwana Resort dan Kalianda Nirwana Resort.
3. Economic Programs are activities that lead to increased employment and business opportunities, higher income levels and reduced poverty in society. Programs undertaken include efforts to improve life quality and empower smalland medium-sized enterprises (SMEs).
Below are several ongoing economic programs: • Projects that organize and accommodate street vendors along the Nyi Ageng Serang road within the Rasuna Epicentrum complex with cooperation from the South Jakarta local SME office (JS 09). • Empowerment of communities around the The Wave project. • Management counseling on economic institutions and SME capacity building aimed at producing prime home industries in Nirwana Bali Resort through the Business Development Institute. Programs are carried out around Beraban Village and Tanah Lot District. Programs are focused on providing assistance/training and consultation in management, technology, marketing and promotion. • Community economic empowerment by involving nearby communities as part of local operations and culture as applied in Nirwana Bali Resort and Kalianda Nirwana Resort.
Program Berdimensi Lingkungan
Environmental-Oriented Programs
Green Architecture Green architecture mengandung arti bahwa semua produk Bakrieland, baik perumahan, hotel maupun perkantoran, dirancang secara ramah lingkungan. Penerapan hal ini meliputi:
Green Architecture Following Green Architecture implies that all Bakrieland products including residential complexes, hotels and office premises are designed with an ecofriendly concept. This approach covers:
133 Bakrieland Annual Report 2009
1. Green Area Design Green area design diharapkan dapat tercapai dengan mentargetkan minimal 20% pengembangan kawasan sebagai ruang terbuka hijau dan menanam jenis tanaman yang menghasilkan O2 dan menyerap CO2, serta berbagai polutan seperti logam berat, debu, belerang. Sehubungan dengan hal ini, Bakrieland melakukan studi karakteristik dan bekerjasama dengan badan terkait mengenai jenis tanaman yang merupakan karakter wilayah proyek, menerapkan konsep global, dan melakukan supervisi terhadap implementasinya.
1. Green Area Design Green area design is ensured by allocating at least 20% of development area for green open space and cultivating plant species that produce oxygen and absorb carbon dioxide as well as pollutants such as heavy metal, dust and sulphur. In line with this, Bakrieland has performed a characteristics study and works together with relevant bodies to identify plant species compatible with the environmental setting of project area, applies a global concept and oversees the entire implementation.
Contoh pelaksanaan: • Bogor Nirwana Residence (BNR) memiliki 60% ruang terbuka hijau dari lahan proyek seluas 1.200 hektar. BNR juga mengembangkan program penangkaran satwa (rusa dan unggas) dan program peduli lingkungan berupa penanaman pohon yang melibatkan masyarakat setempat. • Nirwana Bali Resort yang berlokasi di daerah Tabanan, Bali, memiliki luasan hijau hingga 70%. Sekitar 15 ha dari total lahan dipertahankan sebagai lahan sawah. • Pullman Legian Nirwana Suites & Residence memiliki 45% area hijau. • Rasuna Epicentrum melakukan penghijauan kawasannya antara lain dengan menghijaukan lahan tidur, membangun pembiakan tanaman, dan membuat roof top garden.
Examples of actual implementation: • Bogor Nirwana Residence (BNR) sets aside 60% of its 1,200 hectare project area for green open space. BNR also runs a wildlife sanctuary (deer and birds) and an environmental conservation program where local residents are involved in tree-planting activities. • Nirwana Bali Resort, situated in Tabanan, Bali tends to its own green space of up to 70%. Some 15 ha from total land area are preserved as rice fields. • Pullman Legian Nirwana Suites & Residence has 45% of green area. • Rasuna Epicentrum ensures the greening of its area by growing vegetation in idle spaces, and establishing a nursery and roof top garden.
134 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
2. Green Building and Construction Gedung dan konstruksi yang ramah terhadap lingkungan dibangun dengan memperhatikan aspek pencahayaan, suhu, dan akustik dalam suatu disain yang terintegrasi. Penerapan program ini selain mendorong penghematan energi juga ditujukan untuk mempertahankan keselarasan dengan nilai-nilai budaya masyarakat melalui disain arsitekturnya.
2. Green Building and Construction Eco-friendly buildings and construction are ensured by paying heed to the lighting, temperature and acoustics of an integrated design. Achieving this will not only lead to energy savings but also maintain harmony with local cultural values through their architectural designs.
Contoh pelaksanaan: • Pembangunan Apartemen The Wave mengadaptasi konsep green architecture dan green living. • Nirwana Bali Resort dirancang sesuai karakteristik bentuk bangunan lokal. • Penggunaan façade di Bakrie Tower dapat mereduksi panas hingga 80% sehingga mengurangi konsumsi energi untuk pendingin ruangan. • Pengolahan air kotor di Bakrie Tower memungkinkan penggunaan kembali air seluruhnya (100%) untuk water chilled chiller. • Pengolahan lansekap di seluruh kawasan Rasuna Epicentrum mengutamakan keselamatan dan kenyamanan pemakai, baik pejalan kaki maupun yang berkendaraan, karena dilengkapi dengan street furniture yang memadai.
Examples of actual implementation: • Construction of The Wave apartments adopts the green architecture and green living concepts. • Nirwana Bali Resort is designed according to the characteristics of local structures. • Bakrie Tower’s façade allows heat reduction of up to 80%, thus cutting down on energy consumption for air-conditioning. • Waste water management at Bakrie Tower allows for the total reuse of water (100%) for the water chiller. • Landscape management of the entire Rasuna Epicentrum complex prioritizes the safety and comfort of users, both pedestrians and motorists for the area is equipped with adequate street furniture.
135 Bakrieland Annual Report 2009
Green Operation Green operation mengandung implikasi bahwa setiap manajemen kawasan dan gedung Bakrieland akan mengoperasikan unit-unitnya dengan ramah lingkungan, dengan menerapkan konsep 3 R (reduce, reuse, recycle). Green operation mencakup program-program berikut:
Green Operation The implication of applying the green operation concept is for every Bakrieland area and building management to operate its units in an eco-friendly manner by implementing the 3R approach (reduce, reuse, recycle). Green operation covers the following programs:
1. Waste Water Treatment and Reuse Program Program ini menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi masalah pencemaran oleh air limbah domestik sebagai penyumbang terbesar terhadap pencemaran kota di Indonesia. Melalui program ini, air limbah diolah secara individual (on site treatment) sebelum dibuang ke saluran umum, sehingga melestarikan sumber daya air.
1. Waste Water Treatment and Reuse Program This is an alternative program that helps address pollution-related issues stemming from domestic waste water which contributes the most to urban pollution in Indonesia. Through this program, waste undergoes on-site treatment before it is disposed through the sewer system, thus water resources are conserved.
Penerapan program Waste Water Treatment and Reuse diwujudkan dalam 3 (tiga) bentuk kegiatan, yaitu pengolahan air limbah domestik menggunakan sistem bio-filter anaerob-aerob (gray waste water treatment), pengolahan air limbah hitam (black waste water treatment) dengan menggunakan septic tank biologi, serta konservasi air dengan membuat lubang biopori, kolam resapan, dan revitalisasi kanal untuk mengelola dan melestarikan sumber air dan mencegah banjir.
The Waste Water Treatment and Reuse program is implemented in 3 (three) types of activities: domestic waste treatment through the bio-filter anaerobic-aerobic system (gray waste water treatment), black waste water treatment by using septic tank biology and water conservation by puncturing bio-porous infiltration holes in the soil, water catchment areas, and the revitalization of canals to manage and preserve water sources, thus also preventing floodings.
Contoh pelaksanaan: • Rasuna Epicentrum membangun kolam resapan air, sewage treatment dan water treatment plant, membuat biopori, serta melakukan revitalisasi sungai Cideng. • Nirwana Bali Resort melakukan pengolahan sisa limbah air dan pemanfaatan air hujan dengan menggunakan sistem water treatment untuk digunakan kembali sebagai pengairan lapangan golf. Dari kebutuhan air sebesar 3.000 m3 per hari, hanya 500 m3 berasal dari tanah. Resor ini juga dikembangkan dengan tingkat kepadatan bangunan yang rendah, sehingga kondisi asli alam tetap terjaga untuk penyerapan air hujan.
Examples of actual implementation: • Rasuna Epicentrum established water catchment areas, a sewage and water treatment plant, installation of bioporous absorption holes and revitalization of Cideng River. • Nirwana Bali Resort ensured waste water treatment and the reuse of rainwater through the installation of a water treatment system that reuses water for golf course irrigation systems. From a total of 3,000 m3 of daily water consumption, only 500 m3 is groundwater. The design of this resort also ensures low building density, thus preserving the natural landscape of the area vital for the absorption of rainwater.
2. Waste Domestic Program Program ini mengelola permasalahan sampah kawasan secara komprehensif dengan fokus menyelesaikan masalah sampah dan memberikan nilai ekonomis bagi pengelolanya. Ke depan, direncanakan bahwa pengelolaan sampah akan dilakukan dengan menggunakan teknologi yang mengacu kepada komposisi sampah
2. Domestic Waste Program This program tackles waste management in a comprehensive manner by dealing directly with the issue while generating economic value for the operator. In the future, waste management will adopt technology that focuses on waste composition and the waste treatment of toxic and hazardous substances. This will allow the
136 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
dan pengelolaan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya). Pengelola dapat memperoleh pendapatan dari retribusi sampah serta hasil olahan sampah yang bernilai ekonomis.
Contoh pelaksanaan: • Saat ini Rasuna Epicentrum telah membuat Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) di setiap blok dan di dekat WTP Kali Cideng, dengan memisahkan sampah organik dan non organik.
operator to generate income from waste levies and the recyling of refuse with economic value.
Examples of actual implementation: • Rasuna Epicentrum is currently establishing a Temporary Waste Disposal Site in every block and in proximity to Cideng River WTP by separating organic and non-organic refuse.
3. Energy Efficiency Program Program ini bertujuan mengurangi penggunaan energi berbahan bakar fosil, menghasilkan energi yang ramah lingkungan dan membantu program pemerintah dalam penghematan energi.
3. Energy Efficiency Program This program seeks to reduce fossil energy consumption, produce environmental-friendly energy and assist government programs in energy saving campaigns.
Contoh pelaksanaan: • Rasuna Epicentrum membangun sarana publik dalam bentuk (1) fasilitas transportasi shuttle bus berbahan bakar bio solar, dan (2) area pejalan kaki selebar 10 meter yang diisi pepohonan penyerap CO2 tinggi dan fitur air untuk menurunkan suhu udara. • Nirwana Bali Resort menerapkan sistem cogeneration yang mengoptimalkan tenaga gas buang dari generator untuk keperluan cuci pakaian.
Examples of actual implementation: • Rasuna Epicentrum provides public amenities in the form of (1) shuttle buses that run on biosolar fuel, and (2) ten-meter wide pedestrian walks shaded with trees that absorb high amounts of CO2 and water and features in cooling down temperatures. • Nirwana Bali Resort applies a co-generation system that optimizes energy from generator emissions used for washing clothes.
Inisiatif Baru 2009 Selain program-program lanjutan CSR, Bakrieland juga memulai berbagai inisiatif baru, baik yang merupakan program berkelanjutan maupun bagian dari kegiatan sosial tanggap darurat dan pemulihan, yaitu sebagai berikut:
New Initiatives in 2009 In addition to the continuity of earlier CSR programs, Bakrieland also introduced new initiatives, both as sustainable programs and part of its social emergency response and recovery activities which include the following:
1. One Village, One Playground Program One Village One Playground merupakan suatu proyek percontohan yang diprakarsai PT Urbane dalam bentuk pembuatan sarana ruang interaksi sosial berupa taman bermain di lingkungan padat setingkat Rukun Warga di Bandung. Program ini bertujuan untuk mendidik masyarakat terutama anak-anak untuk kembali mencintai lingkungan yang bersih, sehat, beraktifitas positif, sehingga kelak menjadi bagian dari SDM Indonesia yang menghargai lingkungan dan cinta/ramah terhadap sesama. Lokasi: Babakan Asih, Bandung.
1. One Village, One Playground The One Village One Playground program is a pilot project pioneered by PT Urbane in the development of a social interaction facility in the form of a playground amid a densely-populated neighborhood in Bandung. This program aims to educate the public, particularly children, in encouraging them to care for a clean and healthy environment through constructive actions, shaping them into becoming part of Indonesia’s future human resources who appreciate the environment and show compassion to others. Location: Babakan Asih, Bandung.
137 Bakrieland Annual Report 2009
2. Mulai dari Sejuta Pohon Program ini merupakan penghijauan lahan-lahan lansekap dan tidak produktif sementara dengan melakukan penanaman tanaman produktif/ industri yang berdampak secara ekonomi kepada lingkungan sekitar lokasi maupun para pemangku kepentingan. Lokasi: Kanci-Pejagan (35 km).
2. Begin with a Million Trees This program concerns the greenery of landscapes and temporarily unproductive land by cultivating productive/industrial plants for the economic benefit of the surrounding environment and for stakeholders. Location: Kanci-Pejagan (35 km).
Penghijauan jalan tol Kanci-Pejagan bersama masyarakat merupakan proyek percontohan yang akan dikembangkan di ruas tol BTR lainnya. Total pohon dalam kerjasama ini berjumlah 1.200 pohon, yang tersebar sepanjang 4 km antara Kanci sampai Mertapada. Desa yang dilibatkan dalam kerjasama ini adalah desa Buntet, Asjap, Kendal, Japura Idul, Japura Bakti, Mertapada Kulon, Mertapada Wetan, Sida Mulya.
The greening of the Kanci-Pejagan toll road together with the community is a pilot project to be developed in other BTR tollroad sections. In this collaborative project, 1,200 trees are planted along the 4 km route connecting Kanci and Mertapada. This project involves the villages of Buntet, Asjap, Kendal, Japura Idul, Japura Bakti, Mertapada Kulon, Mertapada Wetan and Sida Mulya.
Dalam kerja sama penanaman pohon ini, BTR menyediakan lahan dan bibit tanaman, sementara masyarakat dibawah koordinasi 8 kepala desa, melakukan penanaman dan menyediakan pupuk awal serta memelihara/ menjaga tanaman hingga tumbuh besar. Pada usia pohon 5-6 tahun, masyarakat mendapat bagi hasil kayu yang ditanam, sisanya dibiarkan sebagai elemen hijau jalan tol.
For this tree-planting campaign, BTR provides the land and seedlings while the community under the coordination of 8 village chiefs will do the planting, prepare the initial fertilizer, and tend to the trees until they mature. When the trees reach the age of 5-6, the local community is entitled to a share of the trees while the rest are preserved as toll road greenery.
138 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
Berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari program penghijauan ini adalah: • Manfaat ekonomis bagi masyarakat berupa hasil tebang pohon. • Tingkat keberhasilan penghijauan lebih tinggi karena dijamin pemeliharaannya oleh petani setempat. • Penurunan karbon dioksida dan temperatur, pengurangan silau bagi pengendara, konservasi air tanah, dan sebagai pengarah jalan.
The greenery program brings certain benefits including: • Economic benefit for the community through shared tree harvest. • Higher success rate for the greenery project as maintenance is guaranteed by local farmers. • Reduces carbon dioxide and temperature levels, mitigates glare for motorists, conserves groundwater, and provides road directions.
3. Persiapan Pembangunan Sentra UMKM Kanci-Pejagan Pembangunan jalan tidak sekedar bisnis transportasi. Manfaat kehadiran jalan tol juga harus bisa dirasakan oleh warga sekitar jalan tol dengan membuka usaha di pinggiran jalan tol. Oleh karena itu, bersamaan dengan dibukanya jalur tol Kanci-Pejagan, Bakrieland mempersiapkan tempat peristirahatan, yang nantinya akan diisi oleh para pemilik UMKM setempat. Dari target keseluruhan seluas 200 hektar, pada tahap awal akan dibangun sentra UMKM di atas lahan seluas 2,5 hektar untuk menampung 100-200 pengusaha. Proses konstruksi sentra UMKM yang nantinya akan dikembangkan sebagai tempat wisata belanja dan wisata kuliner ini telah dimulai pada akhir tahun 2009.
3. Preparations for the Development of the Kanci-Pejagan Micro-, Small- and MediumSized Enterprise (MSME) Center Road development is not simply a transport business venture. The benefits from toll roads must also be enjoyed by communities residing in proximity to the highways by setting up businesses along these toll roads. In concurrence with the opening of the Kanci-Pejagan section, Bakrieland has also established a rest stop to be occupied by local MSME owners. From the entire 200 hectares of available land, the MSME center will initially cover 2.5 hectares to accommodate 100-200 entrepreneurs. Construction process for the MSME center began at the end of 2009 and will be further developed into a shopping and culinary center.
4. Pencanangan Green Office Konsep green office dicanangkan pada bulan Desember 2009. Dengan konsep ini, Bakrieland bermaksud membentuk lingkungan kerja yang ramah lingkungan dan hemat energi, sebagaimana tercermin dari tata ruang, pengurangan penggunaan kertas, penghematan listrik, dan sebagainya. Saat ini Bakrieland sedang menjajaki mitra kerja untuk melaksanakan konsep ini di tahun mendatang.
4. Commitment towards a Green Office Bakrieland in December 2009 has pledged its commitment to apply the green office concept. With this concept, Bakrieland intends to create a green and energy efficient workplace as reflected in office spatial layout, reduced paper use, electricity savings and others. Bakrieland is currently looking into the possibility of forging a partnership in implementing this concept in the near future.
5. Sosial Tanggap Darurat & Pemulihan Selama tahun 2009 terjadi dua kali bencana gempa bumi yang terjadi di Sumatera Barat dan Jawa Barat. Sehubungan dengan hal ini, Bakrieland berperan aktif dalam proyek bantuan pemulihan dalam bentuk kerjasama antara Bakrie Untuk Negeri (BUN) dengan Kelompok Usaha Bakrie (Bakrieland, Bakrie Brothers, Energi Mega Persada, Bakrie Sumatera Plantation, Bakrie Telecom, HP Esia Slank) bersama ANTV Peduli dan TVOne. Bakrieland juga berperan melakukan
5. Social Emergency Response and Recovery Throughout 2009, two major earthquakes struck West Sumatera and West Java. In response to this, Bakrieland reacted instantaneously by initiating recovery projects through joint cooperation between Bakrie Untuk Negeri (BUN) and the Bakrie Business Group (Bakrieland, Bakrie Brothers, Energi Mega Persada, Bakrie Sumatera Plantation, Bakrie Telecom, HP Esia Slank) alongside ANTV Peduli and TVOne. Bakrieland also monitors and oversees projects undertaken
139 Bakrieland Annual Report 2009
monitor dan pengawasan proyek dalam Program BUN. Sejauh ini Bakrieland telah terlibat dalam kegiatan perbaikan pembangunan 33 sekolah.
by BUN. Bakrieland has thus far, been involved in the rehabilitation of 33 schools.
Bantuan tanggap darurat untuk gempa Sumatera Barat diberikan ke wilayah Padang, Padang Pariaman, Pariaman Selatan, dan Pasaman Barat, sedangkan untuk gempa Jawa Barat diberikan ke wilayah Cianjur, Pengalengan, Garut, Tasikmalaya dan Ciamis.
Emergency response aid for the West Sumatera earthquake is channeled to Padang, Padang Pariaman, South Pariaman, and West Pasaman, while in West Java relief aid is distributed to Cianjur, Pengalengan, Garut, Tasikmalaya and Ciamis.
Selain bantuan tanggap darurat, diberikan pula bantuan pemulihan ke wilayah gempa tersebut. Di Sumatera Barat, dilakukan pembangunan kembali Masjid Asra (590 m2) di Padang, SDN 03 Batang Anai Padang Pariaman (829 m2) di Padang Pariaman, SDN 014 Marunggi (500 m2) di Pariaman Selatan, dan SDN Swadaya Masyarakat di Pasaman Barat. Sementara di Jawa Barat, diberikan bantuan renovasi 5 mesjid di Garut dan pembangunan SDN Suka Laksana I, Pangalengan, Jawa Barat.
Apart from relief aid, the disaster-hit areas also received recovery assistance. In West Sumatera, aid was used to rebuild Asra Mosque (590 sqm) in Padang as well as primary schools SDN 03 Batang Anai Padang Pariaman (829 sqm) in Padang Pariaman, SDN 014 Marunggi (500 sqm) in South Pariaman and SDN Swadaya Masyarakat in West Pasaman. In West Java, financial support helped renovate 5 mosques in Garut and rebuild SDN Suka Laksana I in Pangalengan.
Selain bantuan untuk dua daerah yang terkena bencana gempa tersebut, Bakrieland juga memberikan bantuan dalam bentuk sumbangan untuk korban bencana Situ Gintung.
In addition to these two regions badly affected by the earthquakes, Bakrieland also delivered support to victims of the Situ Gintung disaster.
Nilai Pengeluaran Program CSR Bakrieland memiliki komitmen untuk menyisihkan sebesar 1,5% dari laba bersih untuk kegiatan CSR setiap tahunnya. Di tahun 2009, jumlah dana yang dikeluarkan mencapai Rp 4,947,537,102 (empat miliar sembilan ratus empat puluh tujuh juta lima ratus tiga puluh tujuh ribu seratus dua rupiah).
CSR Program Output Value Bakrieland stands by its commitment to set aside 1.5% of its net profits for CSR programs each year. In 2009, the amount of funds expended reached 4,947,537,102 (four billion nine hundred and forty seven million and five hundred and thirty seven thousand and one hundred and two rupiahs).
140 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
Realisasi Pelaksanaan CSR | Realization of CSR Implementation Jenis Kegiatan Type of Activities
2009 Nilai | Value (Rp)
2008 %
Nilai | Value (Rp)
%
Pembangunan Sosial Masyarakat | Social and Community Development
1,294,926,390
26.17%
1,732,652,000
Kegiatan Olah Raga | Sport Activities
2,120,568,407
42.86%
248,000,000
9.11%
Pendidikan | Education
349,408,650
7.06%
345,500,000
12.70%
Program Kesehatan | Health Program
113,205,000
2.29%
39,775,000
1.46%
Bencana Alam | Natural Disaster
572,367,670
11.57%
5,000,000
0.18%
Lingkungan | Environment
497,060,985
10.05%
350,000,000
12.86%
4,947,537,102
100%
2,720,927,000
100%
Jumlah | Total
63.68%
Rencana Ke Depan Sejalan dengan semakin banyaknya kegiatan CSR yang dilaksanakan dari tahun ke tahun, diperlukan penanganan yang lebih sungguh-sungguh sehingga seluruh program dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien. Dilatarbelakangi hal ini, Bakrieland akan membentuk satu unit khusus yang akan bertanggungjawab atas pelaksanaan CSR oleh Bakrieland beserta anak perusahaannya. Unit ini akan mulai diaktifkan pada tahun 2010.
Future Plan In line with the increasing load of CSR work from year to year, a more serious handling of the matter is essential to ensure that all programs are more effectively and efficiently implemented. With this in mind, Bakrieland will establish a special unit to take responsibility for CSR implementation by the Company and its subsidiaries. This unit becomes effective in 2010.
Di tahun-tahun mendatang, Bakrieland masih akan melakukan inovasi dan pengembangan program secara berkesinambungan sehingga dapat menghasilkan nilai serta manfaat yang nyata bagi Bakrieland maupun para pemangku kepentingan. Selain melanjutkan berbagai kegiatan yang baru dirintisnya pada tahun-tahun sebelumnya, di tahun 2010 Bakrieland berencana untuk:
In subsequent years, Bakrieland remains committed to introducing more innovations and program developments in a sustainable manner in order to generate value and tangible benefit for Bakrieland and stakeholders. In addition to a list of new activities spearheaded in previous years, in 2010 Bakrieland also plans to:
141 Bakrieland Annual Report 2009
1. Melaksanakan program Bakrieland Goes To Campus, yaitu program kontribusi dalam bentuk pemberian beasiswa, magang, rekrutmen, pembicara tamu, serta pemberian sponsor dalam kegiatan seminar dan workshop di kampuskampus.
1. Implement the Bakrieland Goes to Campus program which involves various contribution programs including scholarships, internships, recruitment, guest speakers and sponsorships for seminars and workshops held at campuses.
2. Memulai pelaksanaan beberapa program baru, antara lain: • Rasuna Urban Forest • Green Office • One Village One Playground Menteng Atas 1 &2 • Pengembangan Sentra UMKM KanciPejagan. • Pengembangan Lembaga Pengembangan Bisnis di unit-unit lain.
2. Commencement of several new programs including: • Rasuna Urban Forest • Green Office • One Village One Playground in Menteng Atas 1&2 • Development of the Kanci-Pejagan MSME center • Establishment of business development institutions in other units.
142 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
LAPORAN GCG GCG Report
148 Komitmen Bakrieland | Bakrieland Commitment 149 Penerapan Asas GCG | Application of GCG Principles 150 Evaluasi dan Pencapaian 2009 | Evaluation and Achievements in 2009 151 Kerangka Penerapan GCG | Framework for GCG Application 152 Etika Perusahaan | Company Ethics 152 Pedoman Perilaku | Code of Conduct 153 Panduan Tata Kelola Perusahaan | Code of Corporate Governance 155 Sistem Pelaporan Pelanggaran (SPP) | Whistleblower System 158 Sertifikasi ISO 9001:2008 | ISO 9001:2008 Certification 158 Standar Prosedur Operasional dan Pengendalian Dokumen | Standard Operating Procedure and Document Control 159 Struktur Tata Kelola Perusahaan | Corporate Governance Structure
143 Bakrieland Annual Report 2009
176 176 177 178 180 182 185 189 191 194 196
Auditor Independen | Independent Auditor Transparansi dan Pengungkapan | Transparency and Disclosure Rencana Tahun 2010 | Plan for 2010 Pemeringkatan Tata Kelola Perusahaan | Corporate Governance Rating Adopsi Pedoman Umum GCG Indonesia | Adoption of Indonesia Code of GCG Sekretaris Perusahaan | Corporate Secretary Hubungan Investor | Investor Relations Perlindungan Konsumen | Consumer Care Laporan Komite Audit | Audit Committee Report Laporan Komite Pemantau Risiko | Risk Monitoring Committee Report Laporan Komite Nominasi dan Remunerasi | Nomination and Remuneration Committee Report
Aryanto Amir Jusuf & Mawar Registered Public Accountants
Plaza ABDA, Floor 10 & 11 Jl. Jend. Sudirman Kav. 59 Jakarta 12190, Indonesia Phone : (62) (21) 5140 1340 Fax : (62) (21) 5140 1350 www.rsm.aajasociates.com
LAPORAN PENILAIAN TATA KELOLA PERUSAHAAN ASSESSMENT REPORT ON CORPORATE GOVERNANCE
Dewan Komisaris dan Direksi/Board of Commissioners and Directors PT Bakrieland Development Tbk
Kami telah melakukan penilaian terhadap praktik tata kelola PT Bakrieland Development Tbk. (Bakrieland) untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada Pedoman Umum Good Corporate Governance (GCG) Indonesia 2006 yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance.
We have assessed corporate governance practices at PT Bakrieland Development Tbk. (Bakrieland) for the year ended December 31, 2009. The assessment was conducted with reference to the Indonesian Code of Good Corporate Governance (GCG) 2006 issued by the National Committee on Governance.
Penilaian dilakukan melalui review atas dokumen dan wawancara di kantor Bakrieland. Kami tidak melakukan validasi terhadap informasi yang diberikan oleh manajemen pada saat pelaksanaan penilaian. Manajemen Bakrieland bertanggung jawab untuk memastikan bahwa informasi yang diberikan kepada kami adalah benar, akurat, dan mutakhir. Kami yakin bahwa penilaian kami memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan kesimpulan. Penilaian kami tidak memberikan penentuan legal atas kepatuhan Bakrieland terhadap persyaratan tertentu.
The assessment was conducted through document reviews and interviews at Bakrieland’s office. We did not validate the information provided by management in the course of this assessment. It is the responsibility of Bakrieland’s management to ensure that the information provided to us were in fact true, accurate, and update. We believe that our assessment provides a reasonable basis for our conclusion. Our conclusion does not provide legal determination on Bakrieland’s compliance with specified requirements.
RSM Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto is an independent member firm of RSM International, an affiliation of independent accounting and consulting firms
Licence number : Minister of Finance : 1048/KM.1/2009 Capital Market Supervisory Board (BAPEPAM) : 405 Bank Indonesia : 063
Branch Office : Jl. Mayjen Sungkono Komplek Darmo Park I Blok III B 17-19 Surabaya 60256 - Indonesia
Kesimpulan dari penilaian kami terangkum di bawah.
Conclusion of our assessment is summarized below.
Asas Good Corporate Governance Bakrieland telah melakukan aktivitas agar asas GCG diterapkan pada setiap aspek usaha di seluruh lingkungan Perusahaan.
Good Corporate Governance Principles Bakrieland has conducted activities to ensure that GCG principles were applied in all business aspects within the Company.
Etika Bisnis Dan Pedoman Perilaku Bakrieland telah melakukan aktivitas untuk melandaskan usaha berdasarkan integritas. Beberapa hal yang telah dilakukan antara lain adalah dengan membuat pernyataan anggota Dewan Komisaris dan Direksi mengenai benturan kepentingan secara tahunan, memberlakukan pedoman perilaku untuk seluruh organ perusahaan, dan membentuk mekanisme untuk memfasilitasi pelaporan pelanggaran. Peningkatan dapat dilakukan dengan memastikan agar para pemegang saham dan pemangku kepentingan lain, seperti pemasok, yang memiliki hubungan usaha memiliki akses terhadap pedoman perilaku dan memahami etika bisnis yang diterapkan di Bakrieland, serta memastikan pelaksanaan pengawasan terhadap mekanisme pelaporan pelanggaran dan membentuk mekanisme untuk memfasilitasi pelaporan pelanggaran. Peningkatan dapat dilakukan dengan memastikan agar para pemegang saham dan pemangku kepentingan lain, seperti pemasok, yang memiliki hubungan usaha memiliki akses terhadap pedoman perilaku dan memahami etika bisnis yang diterapkan di Bakrieland, serta memastikan pelaksanaan pengawasan terhadap mekanisme pelaporan pelanggaran.
Business Ethics And Code Of Conduct Bakrieland has conducted activities to based operations on integrity. Among the efforts conducted by Bakrieland were issuance a non-conflict of interest statement on annual basis by Directors and Commissioners, expanded the coverage of code of conduct to include all of the Company’s organs, and establishment of whistleblower mechanism. Improvement opportunities exist in ensuring that all of the Company’s shareholders and stakeholders, such as suppliers, with business relationships have access to the Company’s code of conduct and that they understand the ethical values implemented in Bakrieland, and ensuring the monitoring of whistleblower mechanism. Improvement opportunities exist in ensuring that all of the Company’s shareholders and stakeholders, such as suppliers, with business relationships have access to the Company’s code of conduct and that they understand the ethical values implemented in Bakrieland, and ensuring the monitoring of whistleblower mechanism.
Organ Perusahaan Bakrieland telah melakukan aktivitas untuk memastikan kejelasan fungsi dan tugas setiap organ perusahaan, antara lain dengan membuat Piagam Direksi dan Dewan Komisaris serta merumuskan kriteria dasar penilaian kinerja Direksi dan Dewan Komisaris yang akan dielaborasi lebih lanjut. Selain itu, Bakrieland telah mengembangkan kerangka Enterprise Risk Management (ERM). Peningkatan dapat dilakukan dengan mendorong optimalisasi kinerja Komite Kebijakan Corporate Governance, dan memastikan penerapan ERM termasuk efektivitasnya.
Organs Of The Organization Bakrieland has conducted activities to ensure existence of a clear roles and responsibilities of each of the Company’s organs, among others through development of charter for Board of Commissioners and for Board of Directors, as well as development of basic performance evaluation criteria for Commissioners and Directors which are planned to be further elaborated. In addition, Bakrieland has developed Enterprise Risk Management (ERM) framework. Improvement opportunities exist in optimizing the performance of Corporate Governance Committee, and ensuring the implementation of ERM as well as its effectiveness.
Hak Dan Tanggung Jawab Pemegang Saham Bakrieland telah melakukan aktivitas untuk memenuhi hak dan tanggung jawab pemegang saham atas dasar kewajaran dan kesetaraan sesuai peraturan perundangan dan anggaran dasar perusahaan.
The Rights And Role Of Share Holders Bakrieland has conducted activities to fulfill the rights and role of shareholders based on the fairness principle and in accordance with prevailing laws and regulations as well as with the Company’s article of association.
Hak Dan Tanggung Jawab Pemangku Kepentingan Bakrieland telah melakukan aktivitas untuk menjamin terjalinnya hubungan yang sesuai dengan asas kewajaran dan kesetaraan berdasarkan ketentuan yang berlaku antara Perusahaan dengan karyawan, mitra bisnis, dan masyarakat, antara lain melalui program pengukuran kepuasan pelanggan serta pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan.
The Rights And Role Of Other Stakeholders Bakrieland has conducted activities to ensure that there a harmonious relationship exist between the company and employees, business partners, and community, based on the fairness principle and in accordance with the articles of association, among others through customer satisfaction measurement and corporate social responsibility program.
Pernyataan Tentang Penerapan GCG Bakrieland telah melakukan aktivitas untuk melakukan pengungkapan yang memadai tentang penerapan GCG di Perusahaan kepada publik. Pengakuan terhadap kualitas pengungkapan terlihat dari diperolehnya penghargaan sebagai peringkat pertama untuk perusahaan swasta terbuka – non keuangan dalam Annual Report Award dan beberapa penghargaan sejenis lainnya. Peningkatan dapat dilakukan dengan memperluas cakupan pengungkapan dalam laporan tahunan terkait efektivitas pelaksanaan sistem pengendalian internal yang meliputi pengendalian risiko serta sistem pengawasan dan audit internal; kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris dan Direksi beserta keluarganya di perusahaan lain; kepemilikan saham keluarga dari Dewan Komisaris dan Direksi di Bakrieland, dan aspek pedoman GCG Indonesia yang belum dilaksanakan beserta keterangannya.
Statement Of GCG Implementation Bakrieland has conducted activities to made sufficient disclosure on GCG practices at the Company to public. Recognition on the Company’s quality of disclosure was evidenced by attaining the first rank in the Annual Report Award for listed private – non finance companies and other similar awards. Improvement opportunities exist in enhancing the coverage of disclosure in annual report with regards to the effectiveness of the internal control system including risk management, control system and internal audit; the Commissioners and Directors’ shareholdings in other companies as well as their families’ shareholdings in Bakrieland and other companies; and aspect of Indonesia Code of GCG that has not been implemented along with its description.
Internalisasi Praktik GCG Bakrieland telah melakukan aktivitas dalam rangka internalisasi penerapan GCG antara lain melalui pengembangan rencana pelaksanaan GCG. Peningkatan dapat dilakukan dengan mengembangkan rencana pelaksanaan GCG dengan lebih rinci yang antara lain mencakup program internalisasi GCG dan program pelatihan berkelanjutan untuk mendukung penerapan GCG.
Internalization Of GCG Practices Bakrieland has conducted activities for the purpose of internalizing GCG implementation within the Company through development of GCG implementation plan. Improvement opportunities exist in detailing the plan to include GCG internalization program and continuous training program to support GCG implementation.
Area Penerapan GCG | Area of GCG Practices Baik/ Good
Membutuhkan Perbaikan/ Need Improvement
Buruk/ Poor
Asas Good Corporate Governance/ Good Corporate Governance Principles Etika Bisnis dan Pedoman Perilaku/ Business Ethics and Code of Conduct Organ Perusahaan/ Organs of the Organization Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham/ The Rights and Role of Shareholders Hak dan Tanggung Jawab Pemangku Kepentingan/ The Rights and Role of Other Stakeholders Pernyataan tentang Penerapan Pedoman GCG/ Statement of GCG Implementation Internalisasi Penerapan GCG/ Internalization of GCG Practices
Secara umum kami berkesimpulan bahwa Bakrieland telah melakukan berbagai aktivitas dalam upaya untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG dengan terus memperbaiki dan mengembangkan struktur yang dapat mendukung pelaksanaan GCG. Namun demikian, masih terdapat ruang untuk perbaikan dalam memastikan penerapan GCG secara konsisten.
In general, we conclude that Bakrieland has put in efforts to implement GCG principles by continuously improving and developing structures that can support GCG implementation. Nevertheless, there is still room for improvements to ensure that GCG can be implemented consistently.
26 Maret 2010
March 26, 2010
Angela Indirawati Simatupang Partner Risk & Internal Audit Advisory
148 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Berbagai kemajuan penting berhasil diraih dalam rangka memperkokoh penerapan GCG di Bakrieland, diantaranya dengan memberlakukan Sistem Pelaporan Pelanggaran, menyusun Pedoman Dewan Komisaris dan Direksi, kebijakan Benturan Kepentingan, serta pembentukan Komite Kebijakan Corporate Governance. Several significant progresses have been accomplished to strengthen GCG implementation in Bakrieland, among others by executing the Whistleblower System, Boards Manual, Conflict of Interest policy, and establishing Corporate Governance Policy Committee.
Gambaran Umum
General Overview
Komitmen Bakrieland
Bakrieland’s Commitment
Perkembangan dunia usaha telah menumbuhkan kesadaran dari berbagai pihak mengenai pentingnya penerapan GCG dalam mendorong terciptanya persaingan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif. Negara, pelaku usaha, dan masyarakat memiliki peran masing-masing dalam mendukung penerapan GCG untuk menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. Penerapan asas GCG menciptakan keunggulan bagi suatu perusahaan dalam menghadapi persaingan dan memberikan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan. Menyadari hal ini, maka Bakrieland berkomitmen untuk berperan aktif dengan senantiasa memastikan penerapan asas-asas GCG secara konsisten pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan dengan mewujudkan:
Advancements in the business world have raised the awareness of various parties on the significance of implementing GCG in order to stimulate healthy competition and create a conducive business climate. The state, business actors and the public assume their respective roles in supporting the application of GCG to bolster sustainable economic growth and stability. Putting GCG principles into practice creates advantages for a corporation in facing competition and affords added value for stakeholders. In full recognition of this, Bakrieland is committed to play an active role in ensuring that GCG principles are consistently applied within all business practice and within the corporate hierarchy through:
149 Bakrieland Annual Report 2009
1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi. 2. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komitekomite dan Satuan Kerja yang menjalankan fungsi pengendalian internal perusahaan. 3. Penerapan fungsi kepatuhan dan manajemen risiko. 4. Rencana strategis perusahaan berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). 5. Transparansi informasi, termasuk diantaranya kondisi keuangan Perusahaan.
1. The fulfillment of duties and obligations held by the Board of Commissioners and Board of Directors. 2. The inclusiveness and effective implementation of duties borne by Committees and Work Units responsible for corporate internal control. 3. Application of the compliance and risk management functions. 4. Corporate strategic plan based on Corporate Work Plan and Budget. 5. Information transparency, including the financial condition of the corporation.
Penerapan Asas GCG Sistem pengelolaan perusahaan yang berlaku di Bakrieland dirancang dengan memperhatikan penerapan asas keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian, serta kesetaraan dan kewajaran sebagaimana tercantum dalam Pedoman Umum GCG yang disusun oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG).
Application of GCG Principles The corporate management system established in Bakrieland is designed to take into account the implementation of the principles of transparency, accountability, responsibility, independence as well as equality and fairness as embodied in the GCG General Guidelines compiled by the National Committee on Governance Policy.
Keterbukaan Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnisnya, Bakrieland menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Bakrieland memberikan informasi yang seluasluasnya kepada publik dan pemegang saham, sesuai dengan peraturan Bapepam-LK maupun atas inisiatif sendiri. Laporan-laporan diterbitkan secara berkala dan tepat waktu dalam dua bahasa (Inggris dan Indonesia), mencakup Laporan Keuangan Triwulan, Laporan Keuangan Semester, dan Laporan Keuangan Tahunan yang diaudit, serta Laporan Tahunan. Informasi juga diberikan melalui paparan publik, media cetak dan elektronik, serta forum investor.
Transparency To maintain objectivity in running its business, Bakrieland provides material and relevant information, both easily accessible and comprehensible to stakeholders. Bakrieland offers the public and shareholders information to the fullest extent possible, both in compliance with Bapepam-LK’s regulations and on its own initiative. Bilingual reports (English and Indonesian) are published on a periodic basis and in a timely fashion, consisting of audited quarterly, half-yearly, and annual reports. Information is also presented through press statements, print and electronic media, and investor forums.
Akuntabilitas Bakrieland memiliki sistem pengelolaan perusahaan yang mendukung terciptanya kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ perusahaan. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menegakkan prinsip akuntabilitas, antara lain pelaporan Direksi kepada Dewan Komisaris mengenai rencana anggaran tahunan dan evaluasi bersama atas kinerja keuangan Perseroan, penyampaian laporan keuangan pada RUPS Tahunan, pembentukan Audit Internal dan penunjukan auditor eksternal, serta pemberlakuan Etika Bisnis dan Pedoman Perilaku Perusahaan.
Accountability Bakrieland has in place a corporate management system that supports clarity in the function, implementation and responsibility of units within the corporate structure. Measures initiated to uphold the principle of accountability among others, are the Board of Directors’ reporting to the Board of Commissioners on the annual budget plan and joint evaluation of the Company’s financial performance; submission of financial statements to the Annual General Meeting of Shareholders; establishment of an internal audit and the appointment of an external auditor; and compliance to business ethics and corporate code of conduct.
150 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Pertanggungjawaban Bakrieland senantiasa mengutamakan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan, sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai warga korporasi yang baik. Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) Terintegrasi, Bakrieland terlibat langsung dalam berbagai kegiatan sosial yang terpusat pada pengembangan masyarakat, olah raga, pendidikan, kesehatan dan pelestarian lingkungan.
Responsibility Bakrieland uncompromisingly places priority on adherence to existing laws and regulations, and in fulfilling its obligations to the public and the environment, hence sustaining long-term business continuity, earns Bakrieland recognition as a good corporate citizen. Through an integrated Corporate Social Responsibility (CSR) program, Bakrieland is directly engaged in a host of social endeavors focused on community development, sports, education, health and environmental preservation.
Independensi Bakrieland memastikan bahwa pengelolaan perusahaan dilakukan secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. Sebagai contoh, Dewan Komisaris dan Direksi Bakrieland memiliki pendapat yang independen dalam setiap keputusan yang diambil, namun dimungkinkan untuk mendapatkan saran dari konsultan independen, hukum, sumber daya manusia dan Komite-komite untuk menunjang kelancaran tugasnya.
Independence Bakrieland ensures that corporate management is applied in an independent manner where no corporate organ can dominate the other and neither can there be intervention from outside parties. For example, Bakrieland’s Board of Commissioners and Board of Directors hold independent views for each decision reached, leaving room however for soliciting advice from independent legal and human resource consultants, as well as relevant Committees to support the smooth implementation of duties.
Kewajaran dan Kesetaraan Bakrieland menerapkan perlakuan yang setara baik kepada publik, otoritas pasar modal, komunitas pasar modal, maupun para pemangku kepentingan. Hubungan dengan karyawan dijaga dengan memperhatikan hak dan kewajibannya secara adil dan wajar.
Fairness and Equality Bakrieland guarantees equal treatment to the public, capital market authorities, capital market communities and stakeholders. Relations with employees are maintained by paying close heed to the realization of equal and fair rights and responsibilities.
Evaluasi dan Pencapaian 2009 Selama 3 (tiga) tahun terakhir, evaluasi atas efektifitas penerapan GCG di Bakrieland telah dilaksanakan oleh pihak independen. Evaluasi pelaksanaan praktik-praktik GCG Bakrieland tahun 2007 dilakukan oleh CBA (Center for Business Advisory), sedangkan tahun 2008 dan 2009 oleh RSM-AAJ Associates. Berdasarkan hasil evaluasi dan rekomendasi yang diberikan, Dewan Komisaris dan Direksi melakukan langkah-langkah perbaikan dalam proses penyempurnaan pelaksanaan GCG.
Evaluation and Achievements in 2009 In the past 3 (three) years, evaluation on the effectiveness of GCG application in Bakrieland has been conducted by independent evaluators. In 2007, an assessment of Bakrieland’s implementation of GCG principles was performed by CBA (Center for Business Advisory), while in 2008 and 2009 the responsibility was handed over to RSM-AAJ Associates. Based on evaluation results and proposed recommendations, the Board of Commissioners and Directors have taken remedial measures to further improve the implementation of GCG.
151 Bakrieland Annual Report 2009
Kemajuan penting yang berhasil dicapai selama tahun 2009 adalah: 1. Penerapan Sistem Pelaporan Pelanggaran. 2. Sosialisasi dan penandatanganan atas Pedoman Perilaku Perusahaan. 3. Penyusunan Pedoman Dewan Komisaris dan Direksi. 4. Pembentukan Komite Kebijakan Corporate Governance. 5. Penyusunan Kebijakan Benturan Kepentingan. 6. Perubahan posisi Sekretaris Perusahaan dalam struktur organisasi Perusahaan. 7. Penerapan ketentuan mengenai jabatan Ketua Komite Nominasi dan Remunerasi oleh Komisaris Independen. 8. Penerapan Enterprise Risk Management (ERM). 9. Penerapan Database Monitoring System.
Key achievements in 2009: 1. Implementation of an Offense Reporting System. 2. Socialization and signing of the Corporate Code of Conduct. 3. Compilation of the Board Manual. 4. Establishment of a Committee on Corporate Governance Policy. 5. Formulation of a Conflict of Interest Policy. 6. Shift in the Corporate Secretary position within the Company’s organizational structure 7. Fulfillment of terms and conditions related to the status of the chair position of the Nomination and Remuneration Committee Chairman as held by an Independent Commissioner. 8. Implementation of Enterprise Risk Management (ERM). 9. Application of the Database Monitoring System.
Kerangka Penerapan GCG
Framework for GCG Application
Keberhasilan penerapan GCG dalam jangka panjang perlu dilandasi oleh integritas yang tinggi dari berbagai pihak yang terlibat. Oleh karenanya, setiap perusahaan harus memiliki Pedoman Perilaku sebagai acuan bagi organ perusahaan dan semua karyawan dalam menerapkan nilai-nilai dan etika bisnis sehingga menjadi bagian dari budaya perusahaan.
Success in implementing GCG in the long term needs to be built on the sound integrity of all relevant parties. A company, therefore, must abide by a Code of Conduct as reference for corporate organs and all employees in applying business values and ethics, which should ultimately become part of corporate culture.
Sebagai Perusahaan yang berkomitmen untuk senantiasa meningkatkan penerapan GCG, selain visi, misi dan nilai-nilai perusahaan yang telah ditetapkan pada awal berdirinya, Bakrieland secara bertahap melengkapi diri dengan berbagai perangkat seperti Pedoman Perilaku, Sistem Pelaporan Pelanggaran, Panduan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan, Peraturan Perusahaan, Pedoman Dewan Komisaris dan Direksi, serta berbagai Standar Prosedur Operasional. Semua ini merupakan suatu kesatuan sistem yang menunjang tercapainya keberhasilan penerapan GCG di Bakrieland.
As a Company firmly committed to enhancing its GCG implementation, in addition to corporate vision, mission and values set forth since its establishment, Bakrieland gradually seeks to equip itself with a broad range of mechanisms such as the Code of Conduct, Whistleblower System, Corporate Governance Implementation Guidelines, Company Regulations, Board Manuals, and various Standard Operating Procedures. All these aspects frame the entire system that supports the effective implementation of GCG in Bakrieland.
Pelaksanaan GCG di Bakrieland menggunakan pendekatan top-down, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku, best practice, dan budaya perusahaan. Agar penerapan GCG dapat berjalan dengan lancar dan mendapatkan dukungan dari seluruh unsur di dalam Perseroan, maka seluruh unsur tersebut dilibatkan mulai dari tahap persiapan, implementasi hingga evaluasi.
GCG implementation in Bakrieland adopts a topdown approach by taking into account prevailing legislation, best practices and corporate culture. To ensure the smooth application of GCG with the necessary support, all elements in the Company must be involved from the preparatory through implementation to the evaluation phases.
152 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Etika Perusahaan
Company Ethics
Pelaksanaan Etika Perusahaan yang berkesinambungan akan membentuk budaya perusahaan yang merupakan manifestasi dari nilainilai perusahaan. Etika Perusahaan yang berlaku di Bakrieland dituangkan dalam Pedoman Perilaku.
Abiding by company ethics on a continual basis shall nurture a corporate culture which is a manifestation of corporate values. Company ethics practiced in Bakrieland are embodied in the Code of Conduct.
Pedoman Perilaku
Code of Conduct
Pengesahan dan Sosialisasi Pedoman Perilaku Bakrieland telah disahkan melalui Surat Keputusan Direksi No. 047/SK-Dir/ IV/07. Seluruh manajemen dan karyawan wajib memahami Pedoman Perilaku ini sebagai dasar penerapan perilaku yang mengatur hubungan antara karyawan dengan Perusahaan, sesama karyawan, konsumen, pemasok, pemegang saham, pemangku kepentingan, pemerintah dan masyarakat. Efektif Juli 2009, seluruh manajemen dan karyawan telah melakukan penandatanganan atas Pedoman Perilaku tersebut.
Enactment and Socialization Bakrieland’s Code of Conduct is enacted through Board of Directors’ Directive No. 047/SK-Dir/IV/07. It is incumbent on all management and employees to have a good understanding of the Code of Conduct, to serve as basis for conduct in fostering relations between employees and the Company, among and between fellow employees, customers, suppliers, shareholders, stakeholders, the government and the public. As of July 2009, all management and staff have ratified the Code of Conduct.
Isi Pedoman Perilaku Pedoman Perilaku memuat aturan mengenai hubungan karyawan dengan pihak-pihak di dalam maupun luar Bakrieland, sebagai berikut: 1. Hubungan Karyawan dengan Perusahaan: Mengatur mengenai status kepegawaian, kerahasiaan karyawan, disiplin waktu kerja, penampilan dan cara berpakaian, bebas narkoba dan alkohol di tempat kerja, menghindari benturan kepentingan, investasi pribadi karyawan pada Perusahaan, penyampaian informasi kepada publik dan hubungan dengan media, kegiatan di luar Perusahaan, kegiatan dan kontribusi politik dan keagamaan, penanganan dan pengamanan informasi, pelaporan informasi, perlindungan terhadap hak cipta karyawan, keselamatan dan kesehatan kerja, serta pelaporan atas potensi pelanggaran maupun yang nyata. 2. Hubungan Sesama Karyawan: Mengatur perlakuan dan pengambilan keputusan yang adil, lingkungan kerja yang bebas dari pelecehan dan kerjasama antar karyawan. 3. Hubungan dengan Konsumen: Mengatur pelayanan kepada konsumen serta penerimaan dan pemberian hadiah dan hiburan. 4. Hubungan dengan Pemasok: Mengatur penggunaan jasa pihak ketiga atau agen, perlakuan terhadap pemasok dan larangan penerimaan kompensasi (suap), serta kepatuhan pemasok terhadap Pedoman Perilaku.
Contents of the Code of Conduct The Code of Conduct contains rules that govern employee relations with parties within and outside of Bakrieland, as follows: 1. Employee Relations with the Company: Governs employment status, employee confidentiality, work discipline, appearance and dress code, a drug- and alcohol-free workplace, avoidance of conflict of interest, employee’s personal investment in the Company, information delivery to the public and media relations, external activities, political and religious activities and contributions, information handling and security, information reporting, protection of employee copyright, work safety and health, and reporting of potential and actual offenses. 2. Relations with Other Employees: Governs fair treatment and decision making, an abuse-free workplace and cooperation among employees. 3. Relations with Consumers: Governs customer service as well as the acceptance and offering of gifts and entertainment. 4. Relations with Suppliers: Governs the use of third party or agent services, treatment towards suppliers and prohibition from accepting compensation (bribes), and supplier’s compliance with the Code of Conduct.
153 Bakrieland Annual Report 2009
5. Hubungan dengan Pemegang Saham: Mengatur perlindungan dan penggunaan yang tepat atas aset Perseroan, serta keakuratan pembukuan dan laporan Perseroan. 6. Hubungan dengan Pemerintah: Mengatur kepatuhan terhadap ketentuan/peraturan terkait, serta pembayaran pajak dan retribusi. 7. Hubungan dengan Masyarakat: Mengatur pelayanan masyarakat, pemberian donasi, dan kesadaran akan kelestarian lingkungan alam.
5. Relations with Shareholders: Governs the protection and appropriate usage of Company assets, and accuracy of Company records and reports. 6. Relations with the Government: Governs compliance toward relevant rules/regulations, and on tax and fee payment. 7. Relations with the Public: Governs community service, donations, and awareness on environmental conservation.
Penanganan Penyimpangan atas Pedoman Perilaku Penanganan terhadap tindak penyimpangan Pedoman Perilaku dilakukan melalui penyelidikan yang mendalam dan didasari fakta-fakta, sedangkan keputusannya dibuat dan diberikan berdasarkan pertimbangan akibat tindakan, derajat kesengajaan dan motif tindakan.
Handling Breach of Code of Conduct Any breach of the Code of Conduct is handled through a fact-based and thorough investigation, and resulting decisions are made and imposed by taking into account the attendant consequences of such breach, the degree of deliberateness and motive of misconduct.
Melalui pertimbangan yang cermat dan obyektif, Komite Sumber Daya Manusia memutuskan jenis sanksi yang disesuaikan dengan bobot penyimpangan dan hirarki organisasi (pangkat atau jabatan karyawan). Sanksi kepada karyawan dapat berbentuk teguran lisan, surat peringatan (I, II, III), tidak diberikan kenaikan gaji, pangkat atau bonus, hingga pemutusan hubungan kerja (PHK). Khusus untuk pemutusan hubungan kerja, setelah mendapatkan persetujuan CEO/Direksi, dilanjutkan dengan pengajuan permohonan ijin kepada Departemen Tenaga Kerja sesuai Undang-undang Ketenagakerjaan Republik Indonesia.
Through meticulous and impartial consideration, the Human Resource Committee decides on the type of sanction according to the degree of breach and position held within the organizational hierarchy (employee title or position). Sanctions meted out to an employee may be that the employee receives a verbal warning or warning letter (I, II, III); or the employee shall not be entitled to salary increase, job promotion or bonus; or the employee may suffer termination of employment. Specifically on the termination of employment, apart from the approval of the CEO/Board of Directors, such decision must also obtain formal approval from the Ministry of Manpower as stipulated in the Law on Manpower of the Republic of Indonesia.
Panduan Tata Kelola Perusahaan
Code of Corporate Governance
Sebagai wujud komitmen bersama atas penerapan GCG, Bakrieland menyusun Panduan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan, yang telah disahkan melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris dan Direksi No. 001/SK/Kom-BLD/X/07. Panduan ini merupakan landasan bagi Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi dan organ lain terkait proses GCG dalam menyusun berbagai kebijakan yang menjiwai praktik bisnis Perusahaan tanpa mengabaikan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika.
In order to realize the joint commitment for GCG implementation, Bakrieland has formulated the Code of Corporate Governance enacted through the Directive of the Board of Commissioners and Board of Directors No. 001/SK/Kom-BLD/X/07. This guideline serves as the foundation for Shareholders, Board of Commissioners, Board of Directors and other relevant organs involved in the GCG process in formulating various policies that guide the Company’s business practices without contravening existing legislation and ethical values.
Panduan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Bakrieland mencakup berbagai aspek, antara lain kebijakan Tata Kelola Perusahaan, pedoman Tata
Bakrieland’s Code of Corporate Governance encompasses various aspects including corporate governance policy, governance guidelines for
154 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Kelola bagi organ Perusahaan, prinsip-prinsip dan tujuan, struktur pengelolaan Perusahaan, serta kebijakan transparansi.
Company organs, principles and objectives, Company management structure and transparency policies.
Peraturan Perusahaan Peraturan Perusahaan Bakrieland telah disahkan melalui Surat Keputusan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. KEP.209/PHIJSK-PKKAD/ III/2008 yang berlaku hingga 2010. Secara umum, Peraturan Perusahaan memuat hak dan kewajiban karyawan dan Perusahaan, serta ketentuan yang bertujuan membina hubungan serasi, selaras, dan seimbang dalam usaha meningkatkan efisiensi, produktifitas dan prestasi kerja yang optimal.
Company Regulations Bakrieland’s company regulations were enacted with reference to the Manpower and Transmigration Ministerial Decree KEP.209/PHIJSK-PKKAD/III/2008. In general, Company regulations govern the rights and obligations of employees and the Company, and on the need to build harmonious, coordinated and balanced relationship in efforts to boost work efficiency, productivity and ensure optimum performance.
Pedoman Dewan Pedoman Dewan adalah petunjuk tata laksana kerja Dewan Komisaris dan Direksi yang menjelaskan tahapan aktivitas secara terstruktur, sistematis, mudah dipahami dan dapat dijalankan dengan konsisten, sehingga dapat menjadi acuan bagi Dewan Komisaris dan Direksi dalam melaksanakan tugas masing-masing untuk mencapai visi dan misi Perusahaan. Pedoman Dewan disahkan pada 31 Juli 2009.
Board Manual The Board Manual contains the codes of practice applicable to the Board of Commissioners and Directors and spell out activity stages in a structured, easy-to-understand and systematic manner, so as to be consistently implemented and to serve as reference for the Board of Commissioners and Directors in performing their respective duties geared to achieving Corporate vision and mission. The Board Manual was enacted on 31 July 2009.
Pedoman Dewan disusun berdasarkan prinsipprinsip hukum korporasi, ketentuan Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang berlaku, arahan Pemegang Saham, serta praktik-praktik terbaik GCG. Pelaksanaan Pedoman Dewan merupakan salah satu bentuk komitmen dari Dewan Komisaris dan Direksi untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG, sekaligus penjabaran lebih lanjut dari Panduan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang telah dimiliki Bakrieland. Karena sifatnya yang dinamis dan berkembang, maka Pedoman Dewan dapat disempurnakan kembali sesuai kebutuhan.
The Board Manual was established according to the principles of corporate law, Articles of Association, prevailing laws and regulations, directions from shareholders and GCG best practices. The implementation of the Board Manual is a form of commitment demonstrated by the Board of Commissioners and Directors in applying GCG principles, and at the same time is an elaboration of the Code of Corporate Governance adhered to by Bakrieland. Due to its dynamic and evolving nature, Board Manual can be improved upon according to the needs.
Tujuan penyusunan Pedoman Dewan adalah sebagai berikut: 1. Menjadi rujukan/pedoman tentang tugas pokok dan fungsi kerja masing-masing organ. 2. Meningkatkan kualitas dan efektivitas hubungan kerja antar organ. 3. Semakin memperjelas tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi maupun hubungan kerja diantara keduanya. 4. Semakin memudahkan bagi organ Dewan Komisaris dan Direksi untuk memahami tugas dan tanggung jawab masing-masing. 5. Menerapkan asas-asas GCG yakni transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaran.
The main objectives for producing the Board Manual are as follows: 1. As reference/guideline on key responsibilities and functions of each corporate organ. 2. To enhance the quality and effectiveness of work relations among corporate organs. 3. To further clarify the duties and responsibilities of the Board of Commissioners and Directors, including the work relationship between them. 4. To further facilitate members of the Board of Commissioners and Directors in understanding their respective duties and responsibilities. 5. To apply GCG principles including transparency, accountability, responsibility, independence and fairness.
155 Bakrieland Annual Report 2009
Sistem Pelaporan Pelanggaran (SPP)
Whistleblower System (WBS)
SPP adalah suatu mekanisme pengungkapan yang dilakukan secara rahasia atas tindakan pelanggaran atau perbuatan yang melawan hukum, perbuatan tidak etis/tidak bermoral atau perbuatan lain yang dapat merugikan organisasi maupun pemangku kepentingan, yang dilakukan oleh karyawan atau pimpinan organisasi kepada pimpinan organisasi atau kelembagaan lain yang dapat mengambil tindakan atas pelanggaran tersebut.
A WBS is a disclosure mechanism that ensures confidentiality for the person disclosing any offense or breach of the law, unethical/immoral action or other acts detrimental to the organization and/ or stakeholders, which were committed by an employee or organizational leader against another organizational leader or institution that can take action on the said offense.
Tujuan dan Manfaat SPP Di tahun 2009, Bakrieland mencatat kemajuan penting dalam penerapan GCG dengan memberlakukan SPP. Tujuan utama pemberlakuan SPP adalah sebagai berikut: 1. Menciptakan iklim yang kondusif dan mendorong pelaporan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian finansial maupun nonfinansial, termasuk yang dapat merusak citra perusahaan. 2. Mempermudah manajemen untuk menangani secara efektif laporan-laporan pelanggaran dan sekaligus melindungi kerahasiaan identitas pelapor serta pihak yang membantu menginformasikan hal tersebut dengan tetap menjaga informasi ini dalam arsip khusus yang dijamin keamanannya. 3. Membangun suatu kebijakan dan infrastruktur untuk melindungi pelapor dari balasan pihakpihak internal maupun eksternal. 4. Mengurangi kerugian melalui deteksi dini. 5. Meningkatkan reputasi perusahaan.
WBS Objective and Benefit In 2009, Bakrieland achieved an important milestone in GCG implementation with the establishment of WBS. Key objectives of having WBS in place include: 1. To create a conducive climate and encourage the reporting of events that can lead to financial and non-financial losses, including damages to the corporate image and reputation. 2. To facilitate management in the effective handling of offense reporting and at the same time protect the confidentiality of the informant’s identity and parties assisting in bringing the matter to attention and ensuring the safekeeping of such information in a special archive. 3. To establish a policy and infrastructure to protect the informant from any act of reprisal instigated by internal and external parties. 4. To reduce harmful consequences through early detection. 5. To upgrade the company reputation.
Adapun manfaat yang ingin dicapai antara lain adalah tersedianya cara penyampaian informasi penting dan kritis bagi perusahaan kepada pihak yang harus segera menanganinya secara aman, menimbulkan keengganan untuk melakukan pelanggaran, sebagai mekanisme deteksi dini yang memungkinkan penanganan masalah secara internal, dan meningkatkan reputasi perusahaan.
Expected benefits include: the availability of an effective delivery mechanism of essential and critical information for the corporation to allow responsible, prompt and safe handling of such reports; creating a reluctance to commit an offense, and; an early detection system that allows the internal handling of issues, enhancing corporate reputation.
Sosialisasi SPP Komitmen Direksi Bakrieland untuk mendukung pelaksanaan SPP ditunjukkan dalam SK Direksi Bakrieland No. 118/ SK/Dir-BLD/VIII/09 tentang Pembentukan dan Penunjukan Tim Khusus Pelaporan Pelanggaran (TKPP). TKPP terdiri dari Kepala Divisi dari HRD&GA, Internal Audit, Corporate Legal, dan Sekretaris Perusahaan.
Socialization of WBS The commitment of Bakrieland’s Board of Directors to support the implementation of WBS is reflected in its Directive No. 118/ SK/Dir-BLD/VIII/09 on the Formation and Appointment of a Special Team on Whistleblower Reporting. The team consists of the Division Heads of HRD&GA, Internal Audit, Corporate Legal and Corporate Secretary.
156 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
TKPP bertindak sebagai Administrator SPP dan bertugas menangani berbagai keluhan/laporan mengenai penyimpangan dan kecurangan terkait Etika Bisnis, Pedoman Perilaku, Peraturan Perusahaan, kepatuhan hukum, Anggaran Dasar, perjanjian/kontrak, kerahasiaan perusahaan, kebijakan tentang transaksi benturan kepentingan, dan kejadian penting lainnya yang relevan.
The Special Team on Whistleblower acts as WBS Administrator and is in charge of handling various grievances/reports on abuse and dishonest conduct associated with business ethics, the code of conduct, company regulations, legal compliance, Articles of Association, agreements/contracts, corporate confidentiality, conflict of interest policy, and other major relevant events.
RUPS Board of Commissioners Board of Directors
Audit Committee WBS Special Team
PT Bakrieland Development Tbk (Holding)
SBU Hotel & Resort
SBU
City Property
SBU Landed
Residential
SBU Property Related Infrastructure
Employee
Sosialisasi SPP di tingkat intern disampaikan melalui surat kabar intern dan presentasi yang diberikan oleh TKPP kepada para karyawan, sementara di tingkat ekstern melalui pengumuman.
Socialization to internal ranks on the presence of the Special Team is carried out through internal newsletters and presentations delivered by the Team to employees, while external promotion is done through public announcements.
Mekanisme SPP Pelapor menyampaikan laporan dalam bentuk surat dan dokumen pendukung yang diperlukan kepada TKPP yang dapat dilakukan melalui: 1. Surat ke TKPP di Wisma Bakrie 1 2. Email:
[email protected] 3. PO BOX BAKRIELAND JKTM 12700 4. Ombudsman Box
Whistleblower Mechanism The informant submits a report in the form of a letter with supporting documents, which can be done through: 1. Letter to WBS Special Team at Wisma Bakrie 1 2. Email to
[email protected] 3. PO BOX BAKRIELAND JKTM 12700 4. Ombudsman Box
Jika dokumen telah lengkap, TKPP melaporkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi melalui Komite Audit. Pada saat yang bersamaan, TKPP juga melakukan investigasi terhadap pihak-pihak terlapor. Laporan-laporan yang tidak terbukti akan dikembalikan kepada pelapor. Namun apabila terbukti, TKPP akan melaporkan hasil temuannya tersebut kepada Komite Audit untuk ditindaklanjuti oleh Dewan Komisaris dan Direksi.
The WBS Special Team will report to the Board of Commissioners and Board of Directors through the Audit Committee when all necessary documents are complete. The Team also concurrently mounts an investigation surrounding the alleged offence/ offender(s). Reports of allegations that remain unproven shall be returned to the informant. When a report is verified, however, the Team shall inform its findings to the Audit Committee for follow-up by the Board of Commissioners and Directors.
157 Bakrieland Annual Report 2009
Laporan yang berkaitan dengan TKPP disampaikan dalam bentuk surat dan ditujukan kepada Direktur Utama, sedangkan laporan-laporan yang berkaitan dengan Direktur Utama ditujukan kepada Komisaris Utama.
Laporan dari Pelapor ke TKPP Report from Informant to the WBS Special Team
Bukti Evidence
Laporan ke BoD dan BoC (melalui Komite Audit) bahwa TKPP akan melaksanakan investigasi Report to BoD and BoC (through the Audit Committee) that the WBS Special Team will conduct the investigation
Lengkap Complete
Tidak Lengkap Not Complete Dikembalikan ke Pelapor Return to Informant
Any report relating to WBS Special Team on Whistleblower shall be presented in letter format addressed to the President Director, while reports relating to the President Director shall be addressed to the President Commissioner.
Investigasi oleh TKPP Investigation by the WBS Special Team
Terbukti Proven
Laporan hasil investigasi ke BoD dan BoC (melalui Komite Audit) Investigation Report to the BoD and BoC (through the Audit Committee)
Tidak Terbukti Not Proven Informasi bersifat rahasia Strictly Confidential Information
Perlindungan Terhadap Pelapor SPP Bakrieland memberikan fasilitas dan perlindungan sebagai berikut: 1. Fasilitas saluran pelaporan (telepon, surat, email) yang independen, bebas, dan rahasia. 2. Perlindungan kerahasiaan identitas pelapor. Perlindungan ini diberikan bila pelapor memberikan identitas serta informasi yang dapat digunakan untuk menghubungi pelapor. Penyampaian pelaporan secara anonim, yaitu tanpa identitas, tidak direkomendasikan karena menyulitkan dilakukannya komunikasi untuk tindak lanjut atas pelaporan. 3. Perlindungan atas tindakan balasan dari terlapor atau organisasi, dalam bentuk perlindungan dari tekanan, penundaan kenaikan pangkat, pemecatan, gugatan hukum, harta benda, hingga tindakan fisik. Perlindungan ini tidak hanya untuk pelapor tapi dapat diperluas hingga anggota keluarganya. 4. Informasi pelaksanaan tindak lanjut, berupa kapan dan bagaimana serta kepada institusi mana tindak lanjut diserahkan. Informasi ini disampaikan secara rahasia kepada pelapor yang lengkap identitasnya.
Protection of Informant Bakrieland’s WBS provides the following facilities and protection: 1. Independent, free and confidential reporting channels (telephone, letters, emails). 2. Confidentiality of the informant’s identity is assured. Protection is provided when the informant discloses his or her identity and contact information. Anonymous reporting, where informant conceals his or her identity is not recommended as this will impede the establishment of communication for follow-up to the report. 3. Protection from an act of reprisal against the alleged offender or organization shall include protection from pressure, postponement in job promotion, dismissal, legal prosecution, physical abuse, and the protection of assets. Such protection is not only confined to the informant but can be extended to family members. 4. Information on follow-up measures, detailing when and how they shall be implemented and which institution shall look into the matter. Information is confidentially conveyed to an informant with full knowledge of his or her identity.
Tindak Lanjut Follow Up
158 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Perlindungan tidak diberikan kepada pelapor yang terbukti melakukan pelaporan palsu dan/atau fitnah. Pelapor yang melakukan laporan demikian dapat dikenai sanksi sesuai peraturan perundangan yang berlaku, misalnya KUHP pasal 310 dan 311 atau peraturan internal perusahaan.
Protection shall not be granted to an informant proven to have given out a fabricated report and/or false accusation. If such is the case, the informant is liable to sanctions pursuant to prevailing laws and regulation, for example Articles 310 and 311 of the Criminal Code or company internal regulations.
Insentif bagi Pelapor Untuk mempercepat perubahan ”budaya diam” menjadi ”budaya kejujuran dan keterbukaan”, Bakrieland akan memberikan penghargaan bagi pelapor dalam bentuk material atau piagam, dengan perhitungan sebesar dua per seribu (dua permil) dari kerugian Perusahaan yang berhasil dikembalikan.
Incentive for Informants To accelerate the shift from a “silent culture” to that of an “honest and open culture”, Bakrieland shall offer incentives to an informant in material form or a certificate of merit, which shall amount to two thousandths (2/1000’s) of averted Company losses.
Implementasi SPP di 2009 Selama tahun 2009 tidak ada kasus atau laporan yang diterima oleh TKPP.
WBS Implementation in 2009 Over the course of 2009 there was no case or report has been received by the WBS Special Team.
Sertifikasi ISO 9001:2008
ISO 9001:2008 Certification
Pada tanggal 7 April 2009, Bakrieland melalui anak perusahaannya, PT Bakrie Swasakti Utama, mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 dari SGS Indonesia mengenai Sistem Manajemen Mutu dalam “Operation Asset Management” yang sudah diimplementasikan untuk gedung Wisma Bakrie 1, Wisma Bakrie 2, Pasar Festival/Gelanggang Mahasiswa Sumantri Brodjonegoro dan Tower 18. Pada bulan November 2009, Bakrieland sendiri mulai melaksanakan penerapan ISO 9001:2008 mengenai Sistem Manajemen Mutu dalam “Holding Company and Project Management for Integrated Property under Bakrieland” untuk semua divisi yang ada di Perusahaan. Sertifikasi ini akan diperoleh pada bulan April 2010.
On 7 April 2009, Bakrieland through its subsidiary, PT Bakrie Swasakti Utama, was awarded the ISO 9001:2008 certification from SGS Indonesia on the Quality Management System in operation assets management already in place at Wisma Bakrie 1, Wisma Bakrie 2, Pasar Festival/Gelanggang Mahasiswa Sumantri Brodjonegoro and Tower 18. In November 2009, Bakrieland also adopted ISO 9001:2008 certification on the Quality Management System in “Holding Company and Project Management for Integrated Property under Bakrieland” in all of its divisions within the Company. Bakrieland will earn the ISO certification in April 2010.
Standar Prosedur Operasional dan Pengendalian Dokumen
Standard Operating Procedure and Document Control
Bakrieland memiliki Standar Prosedur Operasional yang memastikan bahwa seluruh kegiatan operasional di lingkungan Bakrieland berjalan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan. Standar ini juga berfungsi sebagai salah satu acuan dalam proses audit mutu yang dilakukan terhadap Perusahaan.
Bakrieland has in place a Standard Operating Procedure that ensures all operational activities in Bakrieland proceed according to existing rules and regulations. This standard also functions as reference for the quality audit process performed on the Company.
Seluruh dokumen Standar Prosedur Operasional tersebut dikendalikan dalam hal distribusi dan pemusnahannya. Semua dokumen Standar Prosedur Operasional yang sudah kadaluarsa yang masih disimpan untuk digunakan dalam kegiatan lain diberi tanda yang jelas. Penggandaan dokumen Standar Prosedur Operasional harus melalui persetujuan pejabat yang berwenang.
The entire Standard Operating Procedure documents are controlled both in term of distribution and destroy. All expired Standard Operating Procedure that is still being kept for use in other activities has clear sign. Multiple copies of Standard Operating Procedure documents shall get approval from an authorized personnel.
159 Bakrieland Annual Report 2009
Struktur Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance Structure
Struktur Tata Kelola Bakrieland terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi, Audit Internal, dan Komite-komite yang membantu Dewan Komisaris, serta Sekretaris Perusahaan.
Bakrieland’s Governance Structure consists of the General Meeting of Shareholders, Board of Commissioners, Board of Directors, Internal Audit, Committees assisting the Board of Commissioners, and the Corporate Secretary.
Rapat Umum Pemegang Saham Shareholders’ Meeting
Direksi Board of Directors
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Komite-Komite Committees Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
Komite Kebijakan Corporate Governance Corporate Governance Policy Committee
Tanggungjawab Sosial Perusahaan Coorporate Social Responsibility
Unit Bisnis Business Unit
Manajemen Risiko dan Kepatuhan Risk Management and Compliance
Komite Pemantau Risiko Risk Monitoring Committee
Sumber Daya Manusia Human Resources
Komite Nominasi & Remunerasi Nomination & Remuneration Committee
Audit Internal Internal Audit
Komite Audit Audit Committee
Satuan Kerja Lainnya Other Work Units
160 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Rapat Umum Pemegang Saham merupakan organ perusahaan yang memegang kekuasaan dan wewenang tertinggi. Kewenangan Rapat Umum Pemegang Saham antara lain mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi, mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi, menyetujui perubahan Anggaran Dasar, menyetujui laporan tahunan dan menetapkan bentuk dan jumlah remunerasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi.
General Meeting of Shareholders (GMS) GMS represents a corporate organ with the highest power and authority. The authority conferred to GMS includes the appointment and dismissal of members of the Board of Commissioners and Directors, performance evaluation of the Board of Commissioners and Directors, approval of amendments to the Articles of Association, approval of the annual report and setting the nature and amount of remuneration for members of the Board of Commissioners and Directors.
Selama tahun 2009, Bakrieland menyelenggarakan 1 (satu) kali Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, yaitu pada tanggal 26 Mei 2009. Keputusan penting yang ditetapkan dalam RUPS adalah: 1. Memberikan persetujuan atas laporan pertanggungjawaban Direksi tentang jalannya Perusahaan dan mengesahkan Neraca dan Perhitungan Laba/Rugi Perusahaan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2008, serta memberikan pembebasan tanggung jawab dan pelunasan kepada Direksi atas tindakan pengurusan dan kepada Dewan Komisaris atas tindakan pengawasan yang dilakukan dalam tahun buku yang sama. 2. Menyetujui pemberian wewenang kepada Direksi untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik Independen yang akan mengaudit buku Perusahaan untuk tahun buku 2009 dan menetapkan honorarium dan persyaratannya. 3. Menyetujui penetapan penggunaan 10% (sepuluh persen) dari laba bersih Perusahaan tahun 2008 untuk dana cadangan dan sisanya untuk pengembangan usaha serta modal kerja Perusahaan. 4. Menyetujui pengangkatan Mark Robert Harris sebagai anggota Dewan Komisaris untuk periode tahun 2009-2012 dan mengangkat kembali Dewan Komisaris dan Direksi untuk periode yang sama. 5. Menyetujui pemberian wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan remunerasi/ honorarium Direksi dan mengusulkan penetapan remunerasi/honorarium Dewan Komisaris setinggitingginya 40% dari remunerasi/honorarium yang diberikan kepada Direksi, dengan memperhatikan saran/rekomendasi dari Komite Remunerasi Perusahaan.
Throughout 2009, Bakrieland convened 1 (one) Annual General Meeting of Shareholders on 26 May 2009. Key decisions drawn from this GMS include: 1. Approval of the Board of Directors’ accountability report on the operations of the Company and of the Company’s Balance Sheet and Income Statement for the year ending 31 December 2008, and absolves both the Board of Directors from all responsibility in the administration of the Company and also the Board of Commissioners for oversight measures undertaken in the same fiscal year. 2. Approval on the conferring of authority to the Board of Directors in appointing an Independent Public Accounting Firm assigned to audit Company records for fiscal year 2009, and in determining the honorarium as well as terms and conditions. 3. Approval on setting aside 10% (ten percent) of Company net profit in 2008 for reserve funds and the rest for business development and Company’s working capital. 4. Approval on the appointment of Mark Robert Harris as a member of the Board of Commissioners for the 2009-2012 tenure and the re-appointment of the Board of Commissioners and Directors for the same office term. 5. Approval on conferring authority to the Board of Commissioners in determining the remuneration/ honorarium of the Board of Directors and proposing the remuneration/honorarium for the Board of Commissioners to a maximum of 40% from the remuneration/honorarium paid to the Board of Directors by taking into account the recommendations put forth by the Committee on Company Remuneration.
161 Bakrieland Annual Report 2009
Dewan Komisaris Dewan Komisaris bertanggungjawab atas pengawasan Perusahaan. Setiap anggota Dewan Komisaris wajib menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi dengan itikad baik, kehati-hatian, dan bertanggungjawab.
Board of Commissioners The Board of Commissioners bears the responsibility for overseeing the Company. It is incumbent upon every member of the Board of Commissioners to perform his or her oversight duties and to impart advice to the Board of Directors, in good faith as well as in a conscientious and responsible manner.
Persyaratan, Keanggotaan dan Masa Jabatan Seluruh anggota Dewan Komisaris Bakrieland telah memenuhi persyaratan formal dan material yang berlaku. Persyaratan formal bersifat umum, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, sedangkan persyaratan material bersifat khusus, disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat bisnis Perusahaan.
Requirements, Membership and Terms of Office Members of Bakrieland’s Board of Commissioners have fulfilled all formal and material requirements. Formal requirements are general in nature, according to existing laws and regulations, while material requirements are more specific in nature according to Company needs and type of business.
Dewan Komisaris Bakrieland terdiri dari 6 (enam) anggota, yaitu: 1 (satu) Presiden Komisaris, 3 (tiga) Komisaris dan 2 (dua) Komisaris Independen. 5 (lima) anggota Dewan Komisaris berdomisili di Indonesia dan 1 (satu) anggota berdomisili di luar Indonesia. Anggota Dewan Komisaris diseleksi oleh Komite Nominasi dan Remunerasi dan diangkat oleh RUPS, dengan periode jabatan masing-masing 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali sesuai keputusan RUPS. Jabatan anggota Dewan Komisaris akan berakhir apabila mengundurkan diri, tidak lagi memenuhi persyaratan, meninggal dunia, atau diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS.
Bakrieland’s Board of Commissioners consists of 6 (six) members: 1 (one) President Commissioner, 3 (three) Commissioners and 2 (two) Independent Commissioners. 5 (five) members of the Board of Commissioners are domiciled in Indonesia and 1 (one) member resides outside of Indonesia. Board members are selected by the Nomination and Remuneration Committee and officially appointed by General Meeting of Shareholders, each member serving for a 3 (three)-year tenure and may be reelected according to the decision of the General Meeting of Shareholders.
Susunan Dewan Komisaris per 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut: 1. Bambang Irawan Hendradi (Presiden Komisaris) 2. Lukman Purnomosidi (Komisaris Independen) 3. Kanaka Puradiredja (Komisaris Independen) 4. Edgardo Bautista (Komisaris) 5. Supartono (Komisaris) 6. Mark Robert Harris (Komisaris)
The composition of the Board of Commissioners as of 31 December 2009 is as follows: 1. Bambang Irawan Hendradi (President Commissioner) 2. Lukman Purnomosidi (Independent Commissioner) 3. Kanaka Puradiredja (Independent Commissioner) 4. Edgardo Bautista (Commissioner) 5. Supartono (Commissioner) 6. Mark Robert Harris (Commissioner)
162 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Periode Jabatan Dewan Komisaris | Board of Commissioners’ Terms of Office No
Nama | Name
Jabatan | Position
Periode Jabatan | Terms of Office
1
Bambang Irawan Hendradi
Presiden Komisaris | President Commissioner
2
Lukman Purnomosidi
Komisaris Independen | Independent Commissioner
May 2009 - May 2012 May 2009 - May 2012
3
Kanaka Puradiredja
Komisaris Independen | Independent Commissioner
May 2009 - May 2012
4
Edgardo Bautista
Komisaris | Commissioner
May 2009 - May 2012
5
Supartono
Komisaris | Commissioner
May 2009 - May 2012
5
Mark Robert Harris
Komisaris | Commissioner
May 2009 - May 2012
Tugas, Tanggung Jawab dan Kewajiban Dewan Komisaris bertanggungjawab mengawasi manajemen operasional Bakrieland yang dilaksanakan oleh Direksi dan memberikan nasihat kepada Direksi apabila diperlukan, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar, Keputusan RUPS Perseroan, peraturan serta undang-undang yang berlaku.
Duties, Responsibilities, Obligations The Board of Commissioners has the responsibility to oversee Bakrieland’s operational management as carried out by the Board of Directors, and offers advice to the Board of Directors, if required, according to provisions in the Articles of Association, the Company’s GSM Resolutions, regulations and existing legislation.
Dewan Komisaris berperan penting dalam melaksanakan prinsip-prinsip GCG sesuai fungsi pengawasan yang dilakukan. Melalui laporan Direksi dan komite-komite, Dewan Komisaris memantau dan mengevaluasi pelaksanaan seluruh kebijakan strategis Perusahaan, termasuk mengenai efektivitas penerapan manajemen risiko dan pengendalian internal.
The Board of Commissioners assumes an essential role in the implementation of GCG principles according to the oversight function undertaken. Through the Board of Directors and Committee reports, the Board of Commissioners monitors and evaluates the execution of all Company strategic policies, including those pertaining to the effectiveness of its risk management and internal control.
Terkait dengan RUPS, Dewan Komisaris memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain memberikan pendapat dan saran mengenai Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Perusahaan, melaporkan segera jika terjadi gejala menurunnya kinerja Perusahaan, menelaah dan menandatangani Laporan Tahunan, serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada RUPS.
In relation to GMS, the Board of Commissioners has the duties and responsibilities, among others, to offer views and recommendations on the Company’s Work Plan and Annual Budget, ensure prompt reporting of any indication on the Company’s declining work performance, examine and sign the Annual Report and be held accountable for the implementation of these duties to GMS.
Selama tahun 2009, Dewan Komisaris tidak menemukan pelanggaran hukum dan peraturan di sektor keuangan dan properti.
In 2009, the Board of Commissioners did not encounter any breach of the law or regulations in the financial and property sectors.
Rapat Dewan Komisaris Rapat Dewan Komisaris diselenggarakan sekurangkurangnya 4 (empat) kali dalam setahun di tempat kedudukan Perusahaan atau tempat kegiatan usahanya, atau melalui media telekonferensi, video konferensi atau media elektronik lain. Rapat dianggap sah dan mengikat apabila lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah anggotanya hadir dan diwakili dalam rapat. Selama tahun 2009, Dewan Komisaris menyelenggarakan 8 (delapan) kali rapat.
Board of Commissioners’ Meetings A Board of Commissioners’ Meeting is convened no less than 4 (four) times a year and is held at the Company’s office or the location of its business activities, or through teleconference, video conference or other electronic media. The meeting is considered valid and binding when more than ½ (half) of board members are present or represented during the meeting. In 2009, the Board of Commissioners held 8 (eight) meetings.
163 Bakrieland Annual Report 2009
Agenda Rapat dan Kehadiran Dewan Komisaris | Board of Commissioners’ Meeting Agenda and Attendance No
Tanggal Date
Agenda
Kehadiran | Attendance IHS
KP
MRH
SP
LP
ED
1
14 January
Pembahasan Agenda Rapat Komisaris Discussion on Board of Commissioners’ Meeting Agenda
1
1
0
1
1
1
2
12 February
Laporan Komite-Komite untuk Periode 2008 Report of the Committees for 2008 Period
1
1
0
1
1
1
3
11 March
Evaluasi Kinerja 2008 2008 Performance Evaluation
1
1
0
1
1
1
4
16 April
Pembahasan Penetapan Remunerasi Direksi Discussion on the Board of Directors’ Remuneration
1
1
0
1
1
1
5
29 July
1. Kinerja Semester-1 Semester-1 Performance 2. Pembahasan Code of Conduct dan Presentasi Whistleblower System Discussion on Code of Conduct and Presentation on Whistleblower System
1
1
1
1
1
1
6
19 August
Perkembangan dan Rencana Pengembangan Proyek Jalan Tol Progress and Development Plan of Toll Road Project
0
1
1
1
1
1
7
01 October
Perkembangan dan Rencana Pengembangan Unit Usaha City Property Progress and Development Plan of City Property Business Unit
0
1
0
1
1
1
8
11 November
Rencana Kerja dan Perkembangan Unit Usaha Landed Residential dan Hotel & Resort Work Plan and Progress of Landed Residential and Hotel & Resort Business Units
0
1
1
1
1
1
5
8
3
8
8
8
Keterangan | Note: IHS : Bambang Irawan Hendradi, KP : Kanaka Puradiredja, MRH : Mark Robert Harris, SP : Supartono, LP : Lukman Purnomosidi, ED : Edgardo Bautista Supartono
Komite Dewan Komisaris telah membentuk komite-komite sebagai pendukung dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, serta merumuskan kebijakan Dewan Komisaris sesuai ruang lingkup tugas komite yang bersangkutan. Penetapan pembentukan komitekomite dilakukan melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris dan setiap komite diketuai oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Selain Komite Audit yang wajib dan telah dibentuk, Dewan Komisaris Bakrieland juga dibantu oleh 3 (tiga) komite lain, yaitu Komite Pemantau Risiko, Komite Nominasi dan Remunerasi, serta Komite Kebijakan Corporate Governance.
Committee The Board of Commissioners has established committees to support the implementation of its duties and responsibilities, and formulate its policies according to the work scope of the respective committee. The establishment of committees is governed by Board of Commissioners’ Directive and each committee is chaired by a member of the Board of Commissioners appointed by the Board of Commissioners. In addition to the mandatory formation of the Audit Committee, Bakrieland’s Board of Commissioners must also be supported by 3 (three) other committees, namely the Risk Monitoring Committee, Nomination and Remuneration Committee, and the Corporate Governance Policy Committee.
Komite Audit Tugas utama Komite Audit adalah mendorong diterapkannya tata kelola perusahaan yang baik, terbentuknya struktur pengendalian internal yang memadai, meningkatkan kualitas keterbukaan dan pelaporan keuangan serta mengkaji ruang lingkup, ketepatan, kemandirian dan objektivitas akuntan publik.
Audit Committee The main task of the Audit Committee is to promote the implementation of good corporate governance, establishment of an effective internal control structure, enhance transparency and the quality of its financial reporting, and review the work scope, accuracy, independence and objectivity of the public accountant.
164 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Komite Audit bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris dan membantu Dewan Komisaris dengan melakukan tugas-tugas berikut: 1. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi, dan informasi keuangan lainnya. 2. Melakukan penelaahan atas ketaatan Perusahaan terhadap peraturan perundangan-undangan di bidang Pasar Modal dan peraturan perundanganundangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan Perusahaan. 3. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh Auditor Eksternal. 4. Melaporkan kepada Dewan Komisaris berbagai risiko yang dihadapi Perusahaan dan implementasi manajemen risiko oleh Direksi. 5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris sepanjang termasuk dalam lingkup tugas dan kewajiban Dewan Komisaris berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. 6. Melaksanakan ketentuan lain sebagaimana tercantum dalam Piagam Komite Audit.
The Audit Committee is accountable to the Board of Commissioners and assists the Board of Commissioners in carrying out the following duties: 1. To assess financial information for release by the Company, such as financial reports, projections and other financial information. 2. To assess the Company’s compliance to existing laws and regulations on the capital market and to other legislation concerning Company activities. 3. To assess the implementation of audit activities by the External Auditor. 4. To report to the Board of Commissioners on the risks that the Company must deal with and the managing of these risks by the Board of Directors. 5. To perform other duties assigned by the Board of Commissioners providing they are within the Board of Commissioners’ duty and obligation as governed in prevailing rules and regulations. 6. To implement other articles as embodied in the Audit Committee Charter.
Komite Audit berwenang untuk mengakses catatan atau informasi tentang karyawan, dana, aset serta sumber daya Perusahaan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. Dalam melaksanakan wewenangnya, Komite Audit wajib bekerja sama dengan pihak yang melaksanakan fungsi Internal Audit.
The Audit Committee is authorized to access records or information on employees, funds, assets and other Company resources associated with the implementation of its duties. In exercising its authority, the Audit Committee must work together with parties implementing the Internal Audit function.
Komite Audit beranggota 3 (tiga) orang, yang terdiri dari 1 (satu) orang Ketua merangkap Komisaris Independen dan 2 (dua) orang anggota independen. Jumlah ini telah memenuhi ketentuan yang tercantum dalam Pedoman Dewan. Seluruh anggota Komite Audit telah memenuhi kriteria independensi, keahlian, pengalaman dan integritas yang dipersyaratkan dalam berbagai peraturan yang berlaku.
The Audit Committee consists of 3 (three) members, with 1 (one) Chairman serving concurrently as the Independent Commissioner and 2 (two) independent members. These numbers conform to the directive set forth in the Board Manual. All Audit Committee members meet the criteria on independence, expertise, experience and integrity as required in various rules and regulations.
Susunan Komite Audit per 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut: 1. Kanaka Puradiredja (Ketua / Komisaris Independen) 2. Mohammad Hassan (Anggota/Independen) 3. Soenarso Soemodiwirjo (Anggota/Independen)
The composition of the Audit Committee as of 31 December 2009 is as follows: 1. Kanaka Puradiredja (Chair / Independent Commissioner) 2. Mohammad Hassan (Member/Independent) 3. Soenarso Soemodiwirjo (Member/Independent)
Sepanjang tahun 2009, Komite Audit telah melakukan 14 (empat belas) kali rapat.
Throughout 2009, the Audit Committee convened 14 (fourteen) meetings.
165 Bakrieland Annual Report 2009
Agenda Rapat Komite Audit dan Kehadiran | Audit Committee’s Meeting Agenda and Attendance No.
KP
MH
SS
1
22 January 2009
Tanggal | Date
Perkenalan anggota Komite Audit Introduction of Audit Committee Members
Agenda
1
1
1
2
26 February 2009
Pembahasan Progress Audit Laporan Keuangan 2008 Discussion on the Audit Progress of 2008 Financial Statements
1
1
1
3
17 March 2009
Presentasi Penilaian GCG Presentation on GCG Assessment
1
1
1
4
23 March 2009
Pembahasan Laporan Keuangan Audited 2008 Discussion on the 2008 Audited Financial Statements
1
0
1
5
14 April 2009
Pembahasan Temuan Internal Audit Discussion on Internal Audit Findings
1
1
1
6
29 April 2009
Pembahasan Laporan Keuangan Triwulan I 2009 Discussion on Financial Statements for Q1-2009
1
1
1
7
14 May 2009
Pembahasan Persetujuan Enterprise Risk Management Policy Discussion on the Approval of Enterprise Risk Management Policy
1
1
1
8
11 June 2009
Pembahasan Tax & Legal Issues | Discussion on Tax & Legal Issues
1
1
1
9
24 July 2009
1. 2. 3.
1
1
1
Pembahasan Sistem dan Mekanisme Pelaporan Pelanggaran (WBS) Discussion on the Whistleblower System (WBS) Mechanisms Pembahasan Laporan Keuangan dan Kinerja Triwulan II Discussion on Financial Statements and Performance in Q2 Pembahasan Ikhtisar Temuan Internal Audit Triwulan II Discussion on Summary of Internal Audit Findings in Q2
10
1 October 2009
Pembahasan Tax & Legal Issues | Discussion on Tax & Legal Issues
1
1
1
11
29 October 2009
1. 2.
0
0
1
Pembahasan Progress Eksternal Audit Plan Discussion on External Audit Plan Progress Review Lap. Keu/ Kinerja Keuangan TW IIII 2009 Review on Financial Statements for Q3-2009
12
17 November 2009
Pembahasan ERM Policy – Sesi 1 | Discussion on ERM Policy – Session 1
1
1
1
13
24 November 2009
Pembahasan ERM Policy – Sesi 2 | Discussion on ERM Policy – Session 2
1
1
1
14
11 December 2009
Pembahasan ERM Policy – Sesi 3 | Discussion on ERM Policy – Session 3
1
1
1
13
12
14
Keterangan | Note: KP : Kanaka Puradiredja, MH : Mohammad Hassan, SS : Soenarso Soemodiwirjo
Komite Pemantau Risiko Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko sebagai berikut: 1. Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris tentang masalah-masalah pengelolaan risiko. 2. Mengevaluasi sistem pengelolaan risiko dan pengawasan intern. 3. Menyediakan informasi kepada Dewan Komisaris terkait antisipasi risiko.
Risk Monitoring Committee The Risk Monitoring Committee bears the following duties and responsibilities: 1. To provide inputs to the Board of Commissioners on risk management issues. 2. To evaluate the risk management and internal control systems. 3. To provide information to the Board of Commissioners concerning risk anticipation.
Susunan Komite Pemantau Risiko per 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut: 1. Lukman Purnomosidi (Ketua / Komisaris Independen) 2. Supartono (Anggota / Komisaris)
The composition of the Risk Monitoring Committee as of 31 December 2009 is as follows: 1. Lukman Purnomosidi (Chairman / Independent Commissioner) 2. Supartono (Member / Commissioner)
Komite Pemantau Risiko mengadakan rapat sesuai kebutuhan Perusahaan dengan dihadiri oleh seluruh anggotanya. Sepanjang tahun 2009, Komite Pemantau Risiko telah menyelenggarakan 8 (delapan) kali pertemuan.
The Risk Monitoring Committee holds a meeting according to Company needs with full attendance by all members. In 2009, the Risk Monitoring Committee organized 8 (eight) meetings.
166 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Agenda Rapat Komite Pemantau Risiko dan Kehadiran | Risk Management Committee’s Meeting Agenda and Attendance No
LP
SP
1
14 May 2009
Tanggal | Date
Pembahasan Persetujuan Enterprise Risk Management Policy Discussion on Approval of Enterprise Risk Management Policy
Agenda
1
1
2
8 June 2009
Laporan Kegiatan Divisi Risk Management & Compliance periode Januari – Juni 2009 Report on Activities of Risk Management & Compliance for January – June 2009 period
1
1
1
1
3
15 July 2009
Progress Enterprise Risk Management Progress of Enterprise Risk Management
4
24 September 2009
1. Pilot Project – Project Risk Assessment Workshop Pilot Project – Project Risk Assessment Workshop 2. Rencana Database Monitoring System Database Monitoring System Plan
5
21 October 2009
1. Database Monitoring System Database Monitoring System 2. Persiapan Workshop Risk Assessment Preparation for Risk Assessment Workshop
6
17 November 2009
Pembahasan Kebijakan ERM – Sesi 1 Discussion on ERM Policy – Session 1
1
1
7
24 November 2009
Pembahasan Kebijakan ERM – Sesi 2 Discussion on ERM Policy – Session 2
1
1
8
11 December 2009
Pembahasan Kebijakan ERM – Sesi 3 Discussion on ERM Policy – Session 3
1
1
7
7
Keterangan | Note: LP : Lukman Purnomosidi, SP : Supartono
Komite Nominasi dan Remunerasi Tugas dan tanggung jawab Komite Nominasi dan Remunerasi adalah sebagai berikut: 1. Menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi anggota Dewan Komisaris, Direksi dan anggota Komite-komite satu tingkat dibawah Dewan Komisaris. 2. Membuat sistem penilaian dan memberikan rekomendasi jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi. 3. Terlibat didalam proses perekrutan (wawancara) dan memberikan rekomendasi atas calon anggota Dewan Komisaris, Direksi dan anggota Komite-komite Dewan Komisaris agar tercipta penempatan orang yang tepat pada posisi yang benar. 4. Memberikan rekomendasi kebijakan tentang remunerasi anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan anggota Komite-komite Dewan Komisaris. 5. Memberikan rekomendasi kebijakan tentang besaran gaji, benefit, tunjangan dan fasilitas yang kompetitif dan mengacu pada perkembangan pasar untuk anggota Dewan Komisaris dan Direksi. 6. Mengawasi proses pelaksanaan nominasi dan remunerasi agar tidak menyimpang dari prosedur yang telah ditetapkan. 7. Menyusun laporan atas pelaksanaan tugas dan wewenang diatas untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris dan selanjutnya akan dilaporkan kepada para pemegang saham melalui RUPST.
Nomination and Remuneration Committee The tasks and responsibilities of the Nomination and Remuneration Committee are as follows: 1. To determine the selection criteria and nomination procedure for members of the Board of Commissioners, Board of Directors, and Committees under the Board of Commissioners. 2. To establish an assessment mechanism and recommend the number of members for the Boards of Commissioners and Directors. 3. To be involved in the recruitment process (interview) and recommend on nominees for members of the Board of Commissioners, Board of Directors and Committees under the Board of Commissioners in order to ensure the right person in the right place. 4. To recommend policies on the remuneration of members in the Board of Commissioners, Board of Directors and Committees under the Board of Commissioners. 5. To recommend policies on the amount of salary, benefit, allowance and competitive facilities that correspond to market developments for members of the Board of Commissioners and Directors. 6. To oversee the implementation of the nomination and remuneration process to avoid any deviation from the predetermined procedure. 7. To produce a report on the execution of the foregoing duties and mandates to the Board of Commissioners, later to be presented to shareholders through the AGMS.
167 Bakrieland Annual Report 2009
Mengacu pada Pedoman Umum GCG Indonesia yang diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) mengenai ketentuan jabatan Ketua Nominasi dan Remunerasi oleh Komisaris Independen, maka pada tanggal 29 Juli 2009 dilakukan perubahan Ketua Komite dari Bambang Irawan Hendradi menjadi Lukman Purnomosidi (Komisaris Independen).
By referring to the Indonesian GCG General Guidelines published by the National Committee of Governance Policy on the election of the Nomination and Remuneration Committee Chairman by the Independent Commissioner, it was agreed on 29 July 2009 that Committee Chairman Bambang Irawan Hendradi shall be replaced by Lukman Purnomosidi (Independent Commissioner).
Per 31 Desember 2009, Komite Nominasi dan Remunerasi terdiri dari 3 (tiga) orang, sebagai berikut: 1. Lukman Purnomosidi (Ketua / Komisaris Independen) 2. Bambang Irawan Hendradi (Anggota / Komisaris) 3. Supartono (Anggota / Komisaris)
As of 31 December 2009, the Nomination and Remuneration Committee consisted of 3 (three) members: 1. Lukman Purnomosidi (Chairman / Independent Commissioner) 2. Bambang Irawan Hendradi (Member / Commissioner) 3. Supartono (Member / Commissioner)
Rapat Komite selama ini dilaksanakan sesuai kebutuhan Perusahaan dan dihadiri oleh seluruh anggota. Rapat Komite Nominasi dan Remunerasi telah dilaksanakan 6 (enam) kali di tahun 2009.
Committee meetings are normally held to suit Company needs and attended by all members. The Nomination and Remuneration Committee organized 6 (six) meetings throughout 2009.
Rapat Komite Nominasi dan Remunerasi dan Kehadiran | Nomination and Remuneration Committee Meeting and Attendance No
LP
IHS
SP
ED*
1
18 May
Tanggal | Date
Penunjukan Konsultan SDM utk Perubahan Struktur Organisasi Appointment of HR Consultant for the Changing of the Organization Structure
Agenda
1
1
1
1
2
2 June
Pembahasan dan Seleksi Calon Ketua Komite Nominasi dan Remunerasi Discussion and Selection of Candidates for Nomination and Remuneration Committee Chairman
1
1
1
1
3
3 June
Penyesuaian Remunerasi Komisaris dan Anggota Komite-komite Adjustment on the Remuneration of Commissioners and Members of Committees
1
1
1
1
4
2 November
Rencana Perubahan Struktur Organisasi dan Susunan BOD tahun 2009 Plan for Changes in Organization Structure and the 2009 Board of Directors’ Composition
1
1
1
-
5
2 November
Seleksi dan Penetapan Finance Group Director Selection and Determination of Finance Group Director
1
1
1
-
6
9 November
Penetapan Remunerasi Finance Group Director Determination of Remuneration for the Finance Group Director
1
1
1
-
6
6
6
3
Keterangan | Note: LP : Lukman Purnomosidi, IHS : Bambang Irawan Hendradi, SP : Supartono, ED : Edgardo Bautista Supartono * Menjabat hingga 28 Juli 2009 | Served until 28 July 2009
Komite Kebijakan Corporate Governance Dalam rangka meningkatkan dan menyempurnakan praktik GCG sehubungan dengan tugas dan fungsi pengawasan Dewan Komisaris, pada tanggal 13 Oktober 2009 Bakrieland membentuk Komite Kebijakan Corporate Governance berdasarkan SK Dewan Komisaris No. 07A/SK-KOM/BLD/X/2009.
Corporate Governance Policy Committee In order to promote and improve GCG practices related to the oversight function of the Board of Commissioners, on 13 October 2009 Bakrieland established the Corporate Governance Policy Committee based on the Board of Commissioners Directive No. 07A/SK-KOM/BLD/X/2009.
168 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Tugas dan kewajiban Komite Kebijakan Corporate Governance adalah memberikan pendapat dan dukungan kepada Dewan Komisaris dalam memenuhi tanggung jawab untuk: 1. Menelaah dan mengkaji ulang Anggaran Dasar. 2. Memastikan diterapkannya prinsip-prinsip GCG. 3. Memastikan diterapkannya prinsip-prinsip etika (code of conduct). 4. Melakukan evaluasi atas struktur dan keanggotaan setiap Komite dibawah Dewan Komisaris. 5. Memantau kepatuhan terhadap perundangundangan. 6. Mengkaji kebijakan serta menilai konsistensi penerapan tanggungjawab sosial perusahaan.
The Corporate Governance Policy Committee has the duty and obligation to offer its views and support to the Board of Commissioners in the effective discharge of its responsibilities to: 1. Examine and review the Articles of Association. 2. Ensure the implementation of GCG principles. 3. Ensure the implementation of ethical principles (code of conduct). 4. Evaluate the structure and membership of each Committee under the Board of Commissioners. 5. Monitor compliance to existing rules and regulations. 6. Review policies and assess the consistency in applying corporate social responsibility.
Anggota Komite Kebijakan Corporate Governance terdiri dari anggota Dewan Komisaris, namun apabila dibutuhkan dapat menunjuk pelaku profesi diluar Perusahaan. Susunan Komite Kebijakan Governance per tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut: 1. Kanaka Puradiredja (Ketua / Komisaris Independen) 2. Bambang Irawan Hendradi (Anggota / Komisaris) 3. Supartono (Anggota / Komisaris)
The Corporate Governance Policy Committee is comprised of members from the Board of Commissioners; nevertheless if necessary, members can be drawn from professionals outside of the Company. The composition of the Committee as of 31 December 2009 is as follows: 1. Kanaka Puradiredja (Chairman / Independent Commissioner) 2. Bambang Irawan Hendradi (Member / Commissioner) 3. Supartono (Member / Commissioner)
Komite ini efektif bekerja pada awal tahun 2010. The committee becomes effective in early 2010. Independensi Komite Bakrieland menyadari bahwa independensi sangat penting bagi Komite dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya, serta berpengaruh terhadap hasil kerja Komite itu sendiri. Untuk menjamin berlangsungnya independensi dalam Komite, maka setiap Komite yang ada di Bakrieland diketuai oleh seorang Komisaris Independen.
Committee Independence Bakrieland recognizes the significance of a Committee’s independence in performing its duties and responsibilities, and in contributing to the performance results of the Committee itself. To guarantee the continued independence of Committees, each Committee in Bakrieland shall be chaired by an Independent Commissioner.
Direksi
Board of Directors
Persyaratan, Keanggotaan dan Masa Jabatan Seluruh anggota Direksi Bakrieland telah memenuhi persyaratan formal dan material yang berlaku. Persyaratan formal bersifat umum, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, sedangkan persyaratan material bersifat khusus, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat bisnis Perusahaan.
Requirements, Membership and Terms of Office Members of Bakrieland’s Board of Directors have fulfilled all predetermined formal and material requirements. Formal requirements are general in nature according to prevailing laws and regulations, while material requirements are more specific in nature to correspond with Company needs and type of business.
Direksi Bakrieland terdiri dari 4 (empat) orang, yaitu 1 (satu) Presiden Direktur dan 3 (tiga) Direktur. Seluruh anggota Direksi berdomisili di Indonesia. Direksi diseleksi oleh Komite Nominasi dan Remunerasi dan
Bakrieland’s Board of Directors composes of 4 (four) members with 1 (one) President Director and 3 (three) Directors. All members of the Board of Directors are domiciled in Indonesia. Board
169 Bakrieland Annual Report 2009
diangkat oleh RUPS, dengan periode jabatan masingmasing anggota selama 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham. Jabatan anggota Direksi berakhir apabila mengundurkan diri, tidak lagi memenuhi persyaratan, meninggal dunia, diberhentikan oleh Dewan Komisaris atau berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.
members are selected by the Nomination and Remuneration Committee and officially appointed by GMS, where each member shall serve for a 3 (three)-year tenure and can be re-elected according to the GMS resolution. A Board member’s term of office ends in the event of a resignation, failure to meet requirements, death, dismissal by the Board of Commissioners, or a GMS decision.
Susunan Direksi per 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut: 1. Hiramsyah S. Thaib (Presiden Direktur & CEO) 2. Marudi Surachman (Direktur) 3. Hamid Mundzir (Direktur) 4. Sri Hascaryo (Direktur)
The composition of the Board of Directors as of 31 December 2009 is as follows: 1. Hiramsyah S. Thaib (President Director & CEO) 2. Marudi Surachman (Director) 3. Hamid Mundzir (Director) 4. Sri Hascaryo (Director)
Masa Jabatan Direksi | Board of Directors’ Term of Office No
Jabatan | Position
Periode Jabatan | Term of Office
1
Hiramsyah S. Thaib
Nama | Name
Presiden Direktur & CEO | President Director & CEO
May 2009 - May 2012
2
Marudi Surachman
Direktur | Director
May 2009 - May 2012
3
Hamid Mundzir
Direktur | Director
May 2009 - May 2012
4
Sri Hascaryo
Direktur | Director
May 2009 - May 2012
Tanggung Jawab dan Bidang Tugas Direksi bertanggungjawab atas pengurusan Perusahaan dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab. Setiap anggota Direksi bertanggungjawab penuh baik secara pribadi maupun bersama (renteng) atas kerugian Perusahaan apabila yang bersangkutan terbukti bersalah atau lalai.
Responsibilities and Scope of Duties The Board of Directors is responsible for managing the Company in good faith and with full responsibility. Every member of the Board of Directors holds absolute responsibility, both personally and collectively, on Company losses when culpability or negligence of the said member is proven.
Direksi bertanggungjawab atas pengelolaan Perusahaan melalui pengelolaan risiko dan pelaksanaan GCG pada seluruh jenjang organisasi. Tanggung jawab Direksi juga mencakup penerapan struktur pengendalian internal, pelaksanaan fungsi audit internal, dan pengambilan tindakan berdasarkan temuan-temuan Audit Internal sesuai dengan arahan Dewan Komisaris. Direksi wajib menyusun strategi bisnis, termasuk rencana kerja dan anggaran serta pelaksanaan praktek akuntansi dan pembukuan sesuai ketentuan perusahaan publik. Selain itu, Direksi juga wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham.
The Board of Directors is in charge of the administration of the Company through risk management and GCG implementation at all organizational ranks. The Board’s responsibility also covers the application of an internal control mechanism, performing the internal audit function, and the initiation of measures based on Internal Audit results according to directions from the Board of Commissioners. The Board of Directors must formulate a business strategy, including the work plan and budget, and implement accounting and bookkeeping practices as governed by provisions relevant to a publicly listed company. In addition, the Board of Directors is also answerable to shareholders through GMS with regard to the execution of its mandated duties.
Dalam hal RUPS tidak menetapkan pembidangan tugas Direksi, maka pembagian tugas Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi, sebagai berikut:
When a GMS does not determine the work scope of the Board of Directors, such matters shall adhere to the following decisions made by the Board of Directors:
170 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
1. Hiramsyah S. Thaib (Presiden Direktur & CEO) bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional di PT Bakrieland Development Tbk. 2. Marudi Surachman (Direktur) bertanggungjawab atas proyek-proyek yang dikembangkan. 3. Hamid Mundzir (Direktur) bertanggung jawab atas keuangan dan investasi. 4. Sri Hascaryo (Direktur) bertanggung jawab atas bidang hukum, pengelolaan risiko, sumber daya manusia, serta operasional dan administrasi.
1. Hiramsyah S. Thaib (President Director & CEO) is responsible for all operational activities in PT Bakrieland Development Tbk. 2. Marudi Surachman (Director) is responsible for projects development. 3. Hamid Mundzir (Director) is responsible for financial and investment. 4. Sri Hascaryo (Director) is responsible for legal affairs, risk management, human resources as well as operations and administration.
Direksi dapat menggunakan saran profesional atas biaya Perusahaan apabila benar-benar dibutuhkan dan dengan memperhatikan batas-batas efisiensi dan efektifitas, serta tidak terdapat benturan kepentingan.
The Board of Directors may solicit professional counsel at the Company’s expense if indeed necessary and by taking into account its efficiency and effectiveness, while ensuring the absence of any conflict of interest.
Rapat Direksi Rapat Direksi dapat diselenggarakan setiap waktu apabila diperlukan, dengan lokasi di tempat kedudukan Perusahaan atau tempat kegiatan Perusahaan, maupun melalui media telekonferensi, video konferensi atau media konferensi lain. Rapat Direksi dianggap sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah anggota Direksi hadir atau diwakili dalam rapat. Sepanjang tahun 2009, Direksi menyelenggarakan 36 (tiga puluh enam) kali rapat.
Board of Directors’ Meetings A Board of Directors meeting is convened whenever required, and held either at the Company’s office or the location of Company’s business activities, through teleconference, video conference or other conference media. A Board of Directors’ meeting is considered valid and capable of making binding decisions when more than ½ (half) of the number of Board members are present or represented at the meeting. Throughout 2009, the Board of Directors held 36 (thirty six) meetings.
Agenda Rapat dan Kehadiran Direksi | Board of Directors’ Meeting Agenda and Attendance No.
Tanggal Date
Agenda
Kehadiran | Attendance HST
MS
SH
HM
January 1
12
Evaluasi Kinerja Unit Usaha 2008 Evaluation on the 2008 Business Unit Performance
1
1
1
1
2
13
Pembahasan Realisasi Penggunaan Dana Right Issue III, Warrant, Obligasi I dan MESOP per 31 Desember 2008 Discussion on Realization of Utilization of Funds Resulting from Right Issue III, Warrant, Obligation I and MESOP as of 31 December 2008
1
1
1
1
February 3
9
Evaluasi Kinerja Unit Usaha Bulan Januari Evaluation on Business Unit Performance in January
1
1
1
1
4
13
Pembahasan Hasil Pemeringkatan Obligasi I Tahun 2008 Discussion on Bonds I Year 2008 Rating Result
1
0
1
1
March 5
10
Evaluasi Kinerja Unit Usaha Bulan Februari Evaluation on Business Unit Performance in February
1
1
1
1
6
16
Pembahasan Hasil Laporan Kajian GCG oleh Penilai Independen Discussion on Result of GCG Performance Report by Independent Appraiser
1
1
1
1
7
24
Pembahasan Laporan Keuangan Konsolidasi Per 31 Desember 2008 Discussion on Consolidated Financial Report as of 31 December 2008
1
1
0
1
171 Bakrieland Annual Report 2009
Agenda Rapat dan Kehadiran Direksi | Board of Directors’ Meeting Agenda and Attendance No
Tanggal Date
Agenda
Kehadiran | Attendance HST
MS
SH
HM
April 8
8
Evaluasi Kinerja Unit Usaha Bulan Maret Evaluation on Business Unit Performance in March
1
1
1
1
9
16
Pembahasan Rencana RUPS Tahunan Discussion on the Annual GMS Plan
1
1
1
1
10
27
Pembahasan Laporan Keuangan Konsolidasi per 31 Maret 2009 (Unaudited) & Annual Report 2008 Discussion on Consolidated Financial Statements (Unaudited) as of 31 March 2009 & 2008 Annual Report
1
1
1
1
Evaluasi Kinerja Unit Usaha Bulan April Evaluation on Business Unit Performance in April
1
1
1
1
May 11
11 June
12
9
Evaluasi Kinerja Unit Usaha Bulan Mei Evaluation on Business Unit Performance in May
1
1
1
1
13
15
Pembahasan Rencana Sosialisasi Pedoman Perilaku Discussion on the Code of Conduct Socialization Plan
1
1
1
1
14
23
Pembahasan Penerbitan Sukuk Ijarah I Tahun 2009 Discussion on the Issuance of Sukuk Ijarah I Year 2009
0
0
1
1
July 15
8
Evaluasi Kinerja Unit Usaha Bulan Juni dan Q1 & Q2 2009 Evaluation on Business Unit Performance in June and Q1 & Q2 2009
1
0
1
1
16
13
Pembahasan Realisasi Penggunaan Dana Right Issue III, Waran, Obligasi I dan MESOP per 30 Juni 2009 Discussion on Realization of Utilization of Fund resulting from Rights Issue III, Warrant, Bonds I and MESOP as of 30 June 2009
1
1
1
1
17
27
Pembahasan Laporan Keuangan Konsolidasian per 30 Juni 2009 Discussion on Consolidated Financial Statements as of 30 June 2009
1
1
1
1
August 18
3
Pembahasan Hasil Laporan Audit Penjatahan Sehubungan Dengan Penerbitan Sukuk Ijarah I - 2009 Discussion on the Result of Audit Report on Funds Allocation with regard to Issuance of Sukuk Ijarah I – 2009
1
1
1
1
19
10
Evaluasi Kinerja Unit Usaha Bulan Juli Evaluation on Business Units Performance in July
1
1
1
1
20
31
Presentasi Jalan Tol Presentation on Toll Road Project
1
1
1
1
Evaluasi Kinerja Unit Usaha Bulan Agustus. Evaluation on Business Unit Performance in August
1
1
1
1
Rencana Perpindahan Kantor ke Bakrie Tower Office Moving Plan to Bakrie Tower
1
1
1
0
Presentasi Perkembangan Proyek UMKM & IKM Presentation on SME & IKM Project Progress
1
1
1
1
September 21
7 October
22
6
23 24
9
Pembahasan Realisasi Penggunaan Dana Right Issue III, Waran, Obligasi I dan Sukuk Ijarah I per 30 September 2009 Discussion on Realization of Utilization of Fund Resulting from Right Issue III, Warrant, Bonds I and Sukuk Ijarah I as of 30 September 2009
1
1
1
1
25
12
Evaluasi Kinerja Unit Usaha Bulan September Pembahasan Risk Management, Compliance dan ISO 9001:2008 Evaluation on Business Units Performance in September Discussion on Risk Management, Compliance and ISO 9001:2008
1
1
0
1
172 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Agenda Rapat dan Kehadiran Direksi | Board of Directors’ Meeting Agenda and Attendance No.
Tanggal Date
26
20
27
21-23
28 29
Kehadiran | Attendance
Agenda
HST
MS
SH
HM
Anggaran Implementasi Sistem Pelaporan Pelanggaran Budget for Whistleblower System Implementation
1
1
1
1
Workshop Anggaran 2010 & Rencana Bisnis 2010-2014 2010 Budget & 2010-2014 Business Plan Workshop
1
1
1
1
26
Lanjutan Presentasi Perkembangan Proyek UMKM & IKM Continuation of the Presentation on SME & IKM Project Progress
1
1
1
1
27
Pembahasan Laporan Keuangan Bakrieland pada Triwulan III Discussion on Bakrieland’s Q3 Financial Statements
1
1
1
1
Presentasi Anggaran 2010 & Rencana Bisnis 2010-2014 Unit Usaha Landed Residential, Hotel & Resort Presentation on Landed Residential and Hotel & Resort’s 2010 Budget & 2010-2014 Business Plan
1
1
0
1
Presentasi Anggaran 2010 & Rencana Bisnis 2010-2014 Unit Usaha Toll Road Presentation on Toll Road’s 2010 Budget & 2010-2014 Business Plan
1
1
0
1
Presentasi Anggaran 2010 & Rencana Bisnis 2010-2014 Unit Usaha City Property Presentation on City Property’s 2010 Budget & 2010-2014 Business Plan
1
1
0
1
November 30
2
31
9
Evaluasi Kinerja Unit Usaha Bulan Oktober Evaluation on Business Units Performance in October
1
1
1
1
32
11
Pembahasan Rencana Pelaksanaan Public Expose Discussion on Public Expose Implementation Plan
1
1
1
1
33
17
Finalisasi Konsolidasi Anggaran 2010 & Rencana Bisnis 2010-2014 Bakrieland Finalization on Bakrieland’s 2010 Budget Consolidation & 2010-2014 Business Plan
1
1
1
1
December 34
7
Pembahasan Proyek Budget Hotel Discussion on Budget Hotel Project
1
1
1
1
35
8
Progres Implementasi ISO 9001:2008 ISO 9001:2008 Implementation Progress
1
1
1
1
36
17
Pengesahan Konsolidasi Anggaran 2010 & Rencana Bisnis 2010-2014 Bakrieland Enactment of Bakrieland’s 2010 Budget Consolidation & 2010-2014 Business Plan
1
1
1
1
JUMLAH | TOTAL
35
33
30
35
Keterangan | Note: HST : Hiramsyah Syambudhi Thaib, MS : Marudi Surachman, SH : Sri Hascaryo, HM : Hamid Mundzir
Komite dan Satuan Kerja Direksi Untuk membantu Direksi dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, dibentuk 2 (dua) satuan kerja dan 2 (dua) komite, yaitu: 1. Satuan Kerja Audit Internal, untuk memantau dan memastikan aktivitas pengendalian internal berjalan dengan baik. 2. Satuan Kerja Manajemen Risiko, untuk memastikan bahwa kerangka kerja pengelolaan risiko telah memberikan perlindungan yang memadai terhadap seluruh risiko Perusahaan. 3. Komite Investasi, untuk memberikan persetujuan investasi Perusahaan, baik berupa investasi saham maupun pelaksanaan proyek-proyek baru. 4. Komite Sumber Daya Manusia, untuk memastikan penerapan kebijakan sumber daya manusia yang optimal serta sesuai dengan arah dan strategi Perseroan.
Board of Directors’ Committees and Work Units To assist the Board of Directors in performing its functions and duties, 2 (two) work units and 2 (two) committees shall be established: 1. The Internal Audit Work Unit to monitor and ensure that internal control activities are well implemented. 2. Risk Management Work Unit to ensure that the framework of risk management provides adequate protection against all Company risks. 3. Investment Committee to approve on Company investments, both in shares and new projects. 4. Human Resource Committee to ensure the effective application of human resource policies consistent with Company direction and strategy.
173 Bakrieland Annual Report 2009
Rapat Gabungan Disamping rapat Dewan Komisaris dan rapat Direksi, anggota Dewan Komisaris dan Direksi juga mengadakan Rapat Gabungan sebanyak 6 (enam) kali.
Joint Meetings In addition to Board of Commissioners and Board of Directors meetings, Joint Meetings were also held on 6 (six) separate occasions between the Board of Commissioners and Directors.
Agenda dan Kehadiran Rapat Gabungan | Joint Meeting Agenda and Attendance No.
Tanggal Date
Kehadiran BoD BoD Attendance
Agenda
Kehadiran BoC BoC Attendance
HST
MS
HM
SH
IHS
LP
SUP
KP
ED
MRH
1
16 April
Pembahasan Rencana RUPS Tahunan Discussion on the Annual GMS Plan
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
2
14 July
Pembahasan Kinerja Semester 1 Discussion on Q1 Performance
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
13 August
Pengesahan Pembentukan & Penunjukkan Pelaporan Pelanggaran/Whistleblower Enactment of Formation & Appointment of Whistleblower Team
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
4
11 November
Presentasi Budget Hotel & Resort Hotel & Resort’s Budget Presentation
0
1
0
0
0
1
1
1
1
0
5
25 November
Presentasi Budget BLD 2010 & Business Plan 2010-2014 Bakrieland’s 2010 Budget & 2010-2014 Business Plan Presentation
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
6
16 December
Pengesahan Anggaran 2010 dan Rencana Bisnis 2010-2014 Enactment of the 2010 Budget and 20102014 Business Plan
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
5
6
5
5
4
6
6
6
3
4
Keterangan | Note: HST : Hiramsyah Syambudhi Thaib, MS : Marudi Surachman, SH : Sri Hascaryo, HM : Hamid Mundzir, IHS : Bambang Irawan Hendradi, LP : Lukman Purnomosidi, SP : Supartono, KP : Kanaka Puradiredja, ED : Edgardo Bautista Supartono, MRH : Mark Robert Harris
Mekanisme dan Evaluasi Kinerja Kinerja Dewan Komisaris dan Direksi dievaluasi oleh Pemegang Saham dalam RUPST berdasarkan pelaksanaan tugas dan kewajibannya, sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar Perusahaan maupun amanat Pemegang Saham. Akan halnya Komite dibawah Dewan Komisaris, kinerjanya ditentukan berdasarkan pencapaian tugas dan tanggung jawab yang ditetapkan Dewan Komisaris, yang akan memberikan penilaian satu tahun sekali sebelum Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan diadakan.
Mechanism and Performance Evaluation Performance of the Board of Commissioners and Directors are evaluated by Shareholders during the Annual GMS. This assessment is based on the execution of their duties and responsibilities as stated in the Company’s Articles of Association and the Shareholders’ mandate. As for Committees that work under the Board of Commissioners, their performance is determined based on completion of their duties and responsibilities as set forth by the Board of Commissioners, which will conduct an annual appraisal before the Annual GMS is held.
Penilaian keberhasilan Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite dilakukan dengan menggunakan Key Performance Index (KPI) yang disusun bersama-sama dalam suatu Rapat Dewan Komisaris yang terdiri dari Dewan Komisaris, Direksi, Komite Nominasi dan Remunerasi, dan diputuskan oleh Dewan Komisaris. Aspek Key Performance Index dapat meliputi, tetapi tidak terbatas pada perspektif keuangan, pelanggan,
Evaluation on the performance of the Board of Commissioners, Directors and Committees is performed using the Key Performance Index (KPI), which is mutually determined during a Board of Commissioners meeting consisting of the Board of Commissioners, Directors and Nomination and Remuneration Committee, and decided by the Board of Commissioners. KPI aspects may include,
174 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
proses internal, pengembangan sumber daya manusia, dan kepemimpinan. Penetapan KPI harus memenuhi kriteria Specific, Measurable, Accurate, Reliable, Timeline (SMART).
but are not limited to perspectives such as financial, customer, internal process, HR development, and leadership. The process of KPI determination shall satisfy Specific, Measurable, Accurate, Reliable, and Timeline (SMART) criteria.
KPI ditetapkan berdasarkan fokus atau sasaran kerja yang harus dicapai dalam periode tertentu sesuai rencana dan target kerja yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan. Oleh karena itu, KPI menjadi bahan evaluasi keberhasilan kinerja Dewan Komisaris, Direksi dan Komite di akhir periode anggaran untuk mencapai tujuan perusahaan. KPI akan dikaji ulang secara berkala untuk menyesuaikan dengan perkembangan yang ada. Prosedur dan penetapan penyusunan KPI diatur lebih lanjut dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris.
The KPI is set based on focus or work targets that must be accomplished in a certain period, in line with the work plan and target that has been determined in the Annual Work Plan and Budget. Therefore, the KPI serves as a basis for evaluating the Board of Commissioners’, Directors’, and Committee’ performance to achieve Company goals at the end of each budget period. The KPI will be reviewed periodically to adjust with current development. Procedures within and determination of the KPI is further explained in the Board of Commissioners’ Decree.
Hasil evaluasi terhadap kinerja Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite secara keseluruhan dan kinerja perorangan setiap anggota merupakan bagian tak terpisahkan dalam skema kompensasi dan pemberian insentif. Hasil evaluasi kinerja perorangan merupakan salah satu dasar pertimbangan untuk memberhentikan dan/atau menunjuk kembali anggota, serta berfungsi sebagai sarana penilaian dan peningkatan efektivitas. Tata cara evaluasi kinerja Direksi, Dewan Komisaris, dan komite di bawah Dewan Komisaris diatur dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris No.198/Kom-BLD/SK/XII/09.
Evaluation results on the overall performance of the Board of Commissioners, Directors, and Committees and those of individual members are an inseparable part of the compensation and incentive scheme. The outcome of individual performance appraisal serves as the basis for consideration in the dismissal and/ or reappointment of a member, and as a tool to assess and increase effectivity. Procedures for performance evaluation of the Board of Directors, Board of Commissioners, and the committees under the Board of Commissioners stipulated in Decree of the Board of Commissioners No.198/Kom-BLD/SK/ XII/09.
Kebijakan Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi menerima imbalan jasa dalam bentuk gaji, tunjangan, dan fasilitas. Sesuai Anggaran Dasar Bakrieland, remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham. Besaran remunerasi ditetapkan dengan memperhatikan besaran pendapatan tahuntahun sebelumnya, beban tugas dan tanggung jawab, serta disesuaikan dengan tingkat remunerasi eksekutif pada industri sejenis. Prosedur mengenai remunerasi bagi Direksi dan Dewan Komisaris ini tertuang dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 197/Kom-BLD/SK/XII/09.
Remuneration Policy The Board of Commissioners and Directors are entitled to compensation in the form of salary, benefits and facilities for services rendered. In accordance with Bakrieland’s Articles of Association, remuneration for the Board of Commissioners and Directors is determined through a GMS. The amount of remuneration is determined with due consideration of the income level of previous years, workload, degree of responsibility, and standard executive remuneration in similar industries. Procedures on the remuneration for the Board of Directors and the Board of Commissioners is set out in Decree No. BOC. 197/Kom-BLD/SK/XII/09.
175 Bakrieland Annual Report 2009
Remunerasi Karyawan (Perorangan) Tahun 2008 dan 2009 | Employee (Individual) Remuneration for Year 2008 and 2009 2008 Tertinggi | Highest
2009 Terendah | Lowest
Tertinggi | Highest
Terendah | Lowest
Gaji (Rp)/tahun Salary (Rp)/year
299,490,000
14,838,740
396,000,000
14,838,740
Tunjangan (Rp)/tahun Allowance (Rp)/year
102,172,424
12,544,289
175,142,053
13,433,620
Total (Rp)
401,662,424
27,383,029
571,142,053
28,272,360
Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Tahun 2008 dan 2009 | Remuneration of the Boards of Commissioners and Directors for Year 2008 and 2009 2008 Dewan Komisaris Board of Commissioners Gaji (Rp)/thn Salary (Rp)/year Tunjangan (Rp)/thn Allowance (Rp)/year Total (Rp)
2009 Direksi Board of Directors
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Direksi Board of Directors
1,498,000,000
5,293,000,000
1,698,000,000
5,916,000,000
-
1,536,423,200
174,000,000
2,358,643,400
1,498,000,000
6,829,423,200
1,872,000,000
8,274,643,400
Pelatihan Direksi Pada tahun 2009 anggota Direksi yang mengikuti pelatihan adalah sebagai berikut:
Training for Board of Directors In 2009, member of the Board of Directors who attended training sessions are as follow:
Pelatihan Direksi 2009 | Board of Directors’ Training in 2009 Tanggal | Date
Nama Peserta | Name of Attendance
Pelatihan | Training
29 April 2009
Hiramsyah S. Thaib
New Wave Marketing
Jakarta
27 August 2009
Hiramsyah S. Thaib
Sales Champion
Jakarta
25 November 2009
Hiramsyah S. Thaib
Execution Day by Dean Collinwood
Jakarta
11 March 2009
Marudi Surachman
Smart Investment in Financial Crisis
Jakarta
Kebijakan Benturan Kepentingan Benturan kepentingan adalah situasi dimana terdapat konflik antara kepentingan ekonomis Perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan Direksi. Untuk mengatur hal ini, maka pada tanggal 8 Juni 2009 diterbitkan SK Direksi dan Dewan Komisaris Bakrieland No. 079/DIR-KOM/SK/VI/09 tentang Benturan Kepentingan.
Conflict of Interest Policy A conflict of interest refers to a situation where a conflict of economic interest is present between the Company and the personal interest of shareholders, members of the Boards of Commissioners and/or Directors. To govern on this issue, a Directive was enacted on 8 June 2009 by Bakrieland’s Board of Directors and Board of Commissioners No. 079/DIRKOM/SK/VI/09 on Conflict of Interest.
Kebijakan Benturan Kepentingan memuat panduan bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi agar dalam menjalankan tugas dan kewajibannya mendahulukan kepentingan ekonomis Perusahaan dan tidak menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan atau keuntungan pribadi, keluarga dan pihak-pihak lain. Selain itu, kebijakan ini juga mengatur pemberian dan penerimaan hadiah dan donasi, kegiatan sampingan, dan kerahasiaan informasi.
The conflict of interest policy contains guidelines for members of the Boards of Commissioners and Directors to place priority on the Company’s economic interest in performing their duties and responsibilities and to refrain from abusing authority for personal interest or gain or for that of family members or other parties. Furthermore, the policy also governs the offering and acceptance of gifts and donations, participating in side activities and disclosure of confidential information.
Lokasi Location
176 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi setiap tahun menandatangani pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan terhadap setiap keputusan yang telah dibuatnya dan tidak memberikan sesuatu dan atau menerima sesuatu yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.
Every member of the Board of Commissioners and Board of Directors each year must sign a statement declaring that there is no conflict of interest in every decision made and will not offer and or accept anything that may affect decision making.
Auditor Independen
Independent Auditor
Memenuhi ketentuan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik dan peraturan Bapepam-LK No.VIII.A.2 tentang Independensi Akuntan yang Memberikan Jasa Audit di Pasar Modal, maka laporan keuangan konsolidasian Bakrieland mulai tahun buku 2009 diaudit oleh Akuntan Publik Tjahjadi, Pradhono dan Teramihardja. Hal ini oleh karena Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang telah mengaudit anak-anak perusahaan selama 5 (lima) tahun buku berturut-turut. Total biaya yang dikeluarkan untuk audit Bakrieland dan anak perusahaan sebesar Rp 1.205.000.000,00 (satu miliar dua ratus lima juta rupiah). Selain tugas audit Laporan Keuangan, Akuntan Publik ini tidak melakukan tugas-tugas audit lain dalam lingkungan Perseroan.
In compliance with the provisions set forth in the Indonesian Finance Ministerial Regulation No. 17/ PMK.01/2008 on the Services of Public Accountants and Bapepam-LK regulation No.VIII.A.2 regarding Independence of Accountant in the Audit Services in the Capital Market, starting fiscal year was audited by Tjahjadi, Pradhono dan Teramihardja Public Accountant. This is because Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang Public Accountant has audited the subsidiaries for 5 (five) consecutive years. The total costs incurred for the audit of Bakrieland and its subsidiaries amounted to Rp 1,205,000,000 (one billion two hundred and five million rupiah). Apart from the auditing of the Financial Report, the Public Accountant does not undertake any other audit activities within the Company.
Transparansi dan Pengungkapan
Transparency and Disclosure
Kepemilikan Saham Dewan Komisaris dan Direksi Dewan Komisaris dan Direksi setiap awal tahun mengungkapkan kepemilikan saham di Perseroan dalam surat pernyataan kepemilikan saham khusus yang dimuat dalam Laporan Tahunan Perusahaan. Per 31 Desember 2009, tidak satu pun dari anggota Dewan Komisaris maupun Direksi tercatat memiliki saham Bakrieland.
Board of Commissioners and Board of Directors Share Ownership The Board of Commissioners and Directors at the beginning of each year must disclose share ownership of the Company in a statement letter on share ownership specifically incorporated into the Company’s Annual Report. As of 31 December 2009, not a single member of the Board of Commissioners or Board of Directors is recorded as owning PT Bakrieland Tbk shares.
Kasus Litigasi dan Perkara Penting Per tanggal 31 Desember 2009, hanya terdapat 1 (satu) perkara yang dihadapi oleh Bakrieland melalui anak perusahaannya, PT Graha Adisentra Perkasa (GAP) yang digugat oleh pihak ketiga bernama Hasan dengan Perkara Nomor: 37/Pdt.G/2009/PN.BGR di Pengadilan Negeri Bogor. Perkara ini berkaitan dengan pemindahtanganan kavling Blok M-7 di Bogor Nirwana Residence Tahap I. Hingga saat ini sidang perkara ini masih berlangsung dan memasuki tahap eksepsi dan jawaban. Perkara ini tidak material dan tidak akan mengganggu jalannya usaha GAP maupun Perusahaan.
Litigation and Important Case As of 31 December 2009, Bakrieland had to deal with only 1 (one) case involving its subsidiary, PT Graha Adisentra Perkasa (GAP) where charges were filed against GAP by a third party under the name of Hasan for Case Number: 37/Pdt.G/2009/ PN.BGR at the Bogor District Court. The case concerns the ownership transfer of Blok M-7 lot at Bogor Nirwana Residence Phase I. The case to this day is still on trial and has entered the objection and sentencing phase. The case is immaterial and shall not interfere with the business operations of either GAP or the Company.
177 Bakrieland Annual Report 2009
Selama tahun 2009 tidak ada perkara penting yang dihadapi oleh Direksi dan anggota komisaris yang sedang menjabat.
Over the course of 2009, there was no important case faced by the Board of Directors and member of commissioners in charge.
Transaksi Benturan Kepentingan Sepanjang tahun 2009 tidak terdapat transaksi benturan kepentingan dalam kegiatan yang dilakukan Bakrieland.
Conflict of Interest Transactions Throughout 2009 there was no conflict of interest with regard to transactions in activities undertaken by Bakrieland.
Transaksi Afiliasi PT Bakrie Toll Road (BTR) telah mendapatkan pinjaman dana sebesar US$ 45.000.000 (empat puluh lima juta Dollar Amerika) dari Beleggingsmaatschappij Broem B.V, yang tertuang dalam Term Loan Facility Agreement tanggal 7 Oktober 2009. Dana ini digunakan untuk membiayai proyek Jalan tol ruas Kanci-Pejagan dengan memberikan pinjaman Pemegang Saham kepada PT Semesta Marga Raya (SMR), yaitu perusahaan pemegang konsesi Proyek Jalan Tol Ruas Kanci-Pejagan.
Affiliate Transactions PT Bakrie Toll Road (BTR) has secured loans worth US$ 45,000,000 (forty five million dollar) from Beleggingsmaatschappij Broem B.V, as embodied in the Term Loan Facility Agreement on 7 October 2009. Funds will be used to finance the toll road project for the Kanci-Pejagan section by providing a Shareholder Loan to PT Semesta Marga Raya (SMR), the concession holder for said project.
Pemberian Pinjaman Dana dari Beleggingsmaatschappij Broem B.V. kepada BTR ini merupakan Transaksi Afiliasi sebagaimana ketentuan Angka 2 sub ayat a Peraturan Bapepam dan LK No. IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep521/BL/2008 tanggal 12 Desember 2008, karena Beleggingsmaatschappij Broem B.V. adalah anak perusahaan yang sahamnya dimiliki seluruhnya oleh Avenue Luxembourg SARL (pemegang saham utama yang memiliki 30,76% saham dalam Perseroan/ BLD).
BTR’s loan from Beleggingsmaatschappij Broem B.V. is an affiliate transaction as governed in Point 2 Sub-Clause (a) of the Bapepam and LK Regulation No. IX.E.1 on Affiliate Transaction and Conflict of Interest in Specific Transactions, Annex to the Directive of the Head of Bapepam and LK No.: Kep-521/BL/2008 dated 12 December 2008, as Beleggingsmaatschappij Broem B.V. is a subsidiary whose shares are owned entirely by Avenue Luxembourg SARL (principal shareholder with 30.76% share ownership in the Company/BLD).
Atas transaksi ini telah dikeluarkan fairness opinion dari PT Zodiac Perintis Penilai, yang menyatakan bahwa Transaksi Pemberian Pinjaman ini wajar. Selain itu keterbukaan informasi berkenaan dengan transaksi ini juga telah dilakukan Perusahaan melalui Surat Kabar / harian Investor Daily pada tanggal 9 Oktober 2009.
With regard to this transaction, a fairness opinion was issued by PT Zodiac Perintis Penilai who declared the Loan Transaction as appropriate. In addition, information transparency associated with the transaction was assured by the Company through coverage in newspapers / Investor Daily on 9 October 2009.
Rencana Tahun 2010
Plan for 2010
Hal-hal yang akan dilakukan guna meningkatkan penerapan prinsip GCG di Bakrieland, antara lain: 1. Memperkuat kebijakan dan praktik-praktik GCG. 2. Lebih mendayagunakan komite-komite yang ada, terutama Komite Kebijakan Corporate Governance. 3. Meningkatkan internalisasi GCG dengan menyebarluaskan Pedoman Perilaku kepada seluruh pemangku kepentingan.
Measures to be initiated in ensuring greater implementation of GCG principles in Bakrieland, among others: 1. To strengthen GCG policies and practices. 2. To make more efficient use of existing committees, particularly the Corporate Governance Policy Committee. 3. To enhance internalization of Good Corporate Governance by disseminating Code of Conduct to all stakeholders.
178 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
4. Memperluas cakupan pengungkapan GCG dalam laporan tahunan. 5. Melanjutkan implementasi kebijakan ERM. 6. Mengadakan program pelatihan GCG yang berkelanjutan.
4. To extend GCG disclosure in the annual report. 5. To continue the implementation of ERM policy. 6. To conduct an ongoing GCG training program.
Pemeringkatan Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance Rating
Survei Persepsi Praktik GCG Dalam mengembangkan praktik corporate governance di Bakrieland, telah dilakukan survei kepada karyawan untuk mengetahui persepsi mengenai penerapan GCG di Bakrieland.
GCG Practices Perception Survey In our endeavor to improve corporate governance practices in Bakrieland, a survey on the employees has been performed to gain knowledge on perception regarding the implementation of GCG in Bakrieland.
Survei dilakukan dengan memberikan pertanyaan yang dikategorikan dalam 5 area yaitu dukungan Bakrieland dalam mendorong perilaku etis, kepemimpinan dan komitmen manajemen, manajemen risiko, proses pengambilan keputusan, serta pemahaman dan penerapan GCG.
The survey was performed by delivering questions in 5 categories, namely Bakrieland’s support in encouraging ethical conduct, leadership and commitment of the management, risk management, decision making process, and understanding and implementation of GCG.
94%
Bakrieland mendorong karyawan untuk berperilaku etis Bakrieland encourages employees to behave ethically
88%
Pimpinan Bakrieland telah memberikan contoh perilaku etis Bakrieland’s management has shown examples of ethical conduct
88%
Bakrieland telah memiliki kebijakan dan prosedur yang memadai untuk menangani risiko Bakrieland has adequate policies and procedures to manage risks
85% 95%
Pengambilan keputusan telah dilakukan secara objektif Decision making is carried out objectively Karyawan telah memahami GCG Employees understand GCG
Dukungan Bakrieland dalam Mendorong Perilaku Etis Mayoritas karyawan meyakini bahwa Perusahaan telah mendukung karyawan untuk berperilaku etis dan beraktivitas dengan integritas tinggi meskipun masih terdapat karyawan yang berpendapat bahwa Perusahaan belum menangani benturan kepentingan secara efektif dan pemastian pemahaman karyawan terhadap etika.
Bakrieland’s Support in Encouraging Ethical Conduct The majority of the employees believes that the Company has supported them to behave ethically and conduct activities with high integrity. Nevertheless, some employees still view that the Company has not yet managed conflict of interest issues effectively nor ensured employees’ understanding about ethics.
Kepemimpinan dan Komitmen Manajemen Melalui pemberian contoh perilaku etis, manajemen Bakrieland telah dapat menunjukkan kepemimpinan dan komitmen akan nilai-nilai perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan mayoritas karyawan yang menjawab setuju. Namun, masih terdapat karyawan yang merasa masih diperlukannya kerjasama dari manajemen dan pimpinan Bakrieland untuk menyampaikan pesan kepada seluruh karyawan mengenai nilai-nilai perusahaan.
Leadership and Commitment of Management By giving examples of ethical conduct, Bakrieland’s management has shown its leadership and commitment toward Company values. This view is felt by majority of the employees who agree. However, some employees emphasized the importance of Bakrieland’s management and Directors in conveying messages to all employees regarding Company values.
179 Bakrieland Annual Report 2009
Manajemen Risiko Walaupun secara umum, karyawan meyakini bahwa Bakrieland telah memiliki kebijakan dan prosedur untuk memastikan dilakukannya penilaian dan identifikasi risiko, namun masih ada beberapa pendapat bahwa perlu dilakukan sosialisasi mengenai konsep dan kebijakan manajemen risiko agar karyawan memiliki pemahaman yang memadai mengenai risiko untuk diterapkan dalam bidang kerjanya masing-masing.
Risk Management Although in general the employees believe that Bakrieland has its own policy and procedure to ensure risk valuation and identification, some still view that socialization on the risk management concept and policy is required so that employees will have adequate understanding regarding risks as applicable in their workplace.
Proses Pengambilan Keputusan Dalam proses pengambilan keputusan, rata-rata karyawan berkeyakinan bahwa proses pengambilan keputusan di Bakrieland dilakukan secara objektif, namun masih perlu dilakukan sosialisasi mengenai mekanisme pengambilan keputusan agar terdapat transparansi dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan.
Decision Making Process In decision making processes, the employees on average believe that decision making processes have been carried out objectively, but socialization on the decision making mechanism is still required to assure transparency and accountability.
Pemahaman dan Penerapan GCG Mayoritas karyawan telah mengerti mengenai konsep GCG dan ingin berpartisipasi dalam peningkatan kesadaran karyawan mengenai GCG. Walaupun demikian, masih diperlukan program internalisasi GCG yang terstruktur di lingkungan Bakrieland agar tercapainya pemahaman menyeluruh dari karyawan mengenai GCG.
Understanding and Implementation of GCG The majority of the employees have understood the GCG concept and are willing to participate in improving awareness in regard to GCG. However, a structured program to internalize GCG within the entirity of Bakrieland is required to fulfill a complete understanding of GCG.
Kesimpulan Survei Persepsi Praktik GCG Berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap karyawan atas praktik corporate governance di Bakrieland, dapat disimpulkan bahwa mayoritas karyawan telah memahami GCG dan bentuk penerapannya di lingkungan perusahaan.
Summary of GCG Practices Perception Survey Based on results of the survey conducted on employees regarding corporate governance in Bakrieland, it can be concluded that majority of the employees have a good understanding on GCG and its implementation within the company.
Penghargaan Penilaian Indeks Persepsi Tata Kelola Perusahaan 2008 – Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) Pada tahun 2009 Bakrieland ikut serta dalam survei penilaian GCG yang diselenggarakan oleh IICG dan majalah SWA. Metode penilaian meliputi 4 tahap, yaitu kuesioner penilaian yang dilakukan oleh responden, observasi di dalam perusahaan, diskusi panel para ahli, dan tahap validasi.
The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) – 2008 Corporate Governance Perception Index (CGPI) Award In 2009 Bakrieland took part on a GCG assessment survey conducted by the IICG and SWA Magazine. The assessment methodology comprises of 4 stages, namely self-assessment questionnaire by respondents, in-company observation, expert panel discussion, and construct validation stages.
Pengukuran mencakup 6 dimensi GCG, sebagai berikut: 1. Komitmen terhadap GCG. 2. Hak dan peran pemegang saham mayoritas. 3. Perlakuan seimbang bagi seluruh pemegang saham. 4. Peran pemangku kepentingan dalam pelaksanaan GCG.
The measurement covered 6 dimension of GCG, as follows: 1. Commitment to GCG. 2. Shareholders’ rights and the role of the majority shareholder. 3. Equal treatment to shareholders. 4. The role of stakeholders in GCG practices.
180 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
5. Keterbukaan dan transparansi. 6. Tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi.
5. Disclosure and transparency. 6. Responsibilities of the Board of Commissioners and Directors.
Setelah meraih peringkat “Cukup Terpercaya” di tahun sebelumnya, pada tahun 2009 Bakrieland berhasil meningkatkan peringkatnya menjadi “Terpercaya” dalam pemeringkatan Indeks Persepsi Tata Kelola Perusahaan 2008 berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh The Indonesian Institute For Corporate Governance & Majalah SWA Sembada.
Having reached “Sufficiently Trusted” in the previous year, in 2009 Bakrieland successfully improved its rank to “Trusted” in 2008 Corporate Governance Perception Index rating based on assessment conducted by The Indonesian Institute For Corporate Governance & SWA Sembada Magazine.
Penghargaan dan Pengakuan Lainnya Upaya Bakrieland untuk secara terus menerus meningkatkan penerapan GCG di lingkungan Perusahaan antara lain tercermin pada berbagai penghargaan dan pengakuan lain yang diterima dalam hal tata kelola perusahaan.
Other Awards and Recognitions Bakrieland’s endeavors to continuously improve GCG implementation within the Company are among others reflected on other awards and recognitions received in the area of corporate governance.
Pada GCG Award 2009, Bakrieland meraih predikat GCG Terbaik untuk Kategori Most Improved. Penghargaan diberikan berdasarkan penilaian Indonesia Institute for Corporate Directorship (IICD) & Business Review. Bakrieland juga dianugerahi Silver Award untuk Kategori Lingkungan pada Sektor Properti & Infrastruktur oleh Departemen Sosial RI dan Corporate Forum for Community Development (CFCD) pada Indonesian CSR Award 2008. Selain itu, pada tahun 2009 Bakrieland dianugerahi Peringkat #1 untuk Kategori Perusahaan Swasta Terbuka Non-Keuangan pada Annual Report Award 2008 yang diselenggarakan oleh Bapepam-LK, Bursa Efek Indonesia, Bank Indonesia, Ditjen Pajak, Kementerian BUMN, Institut Akuntansi Indonesia, dan Komite Nasional Kebijakan Governance.
At the 2009 GCG Award, Bakrieland accomplished the Best GCG predicate for Most Improved Category. The award was given based on the assessment conducted by Indonesia Institute for Corporate Directorship (IICD) & Business Review. Bakrieland was also awarded Silver Award for Environment Category in Property & Infrastructure Sector by the Social Affairs Department of RI & Corporate Forum for Community Development (CFCD) at the 2008 Indonesian CSR Award. In addition, in 2009 Bakrieland was also awarded #1 Rank for Listed Private Non-Finance Company Category at the 2008 Annual Report Award by Bapepam-LK, Indonesia Stock Exchange, Bank of Indonesia, Directorate General of Tax, State Ministry for State-Owned Enterprises, Indonesian Accounting Institute, and National Committee for Governance Policy.
Adopsi Pedoman Umum GCG Indonesia
Adoption of Indonesia Code of GCG
Penjelasan mengenai praktik corporate governance Bakrieland sesuai dengan Pedoman Umum GCG Indonesia (Pedoman GCG) disajikan pada tabel di bawah ini.
A description of Bakrieland corporate governance practice against the Indonesia Code of GCG is provided below.
181 Bakrieland Annual Report 2009
Hasil Penerapan Adopsi Pedoman Umum GCG Indonesia | Result of Adoption of Indonesian Code of GCG Implementation Adopsi Pedoman Adoption of Guidelines 1. Asas Good Corporate Governance Good Corporate Governance Principles
Penuh Fulfilled
Sebagian Partly Fulfilled
Keterangan Remarks
3
2. Etika Bisnis dan Pedoman Perilaku Business Ethics and Code of Conduct
Bakrieland berencana untuk memasukkan Pedoman Perilaku ke dalam website perusahaan, RUPS, dan kontrak dengan pihak ketiga agar seluruh pemangku kepentingan termasuk pemegang saham dan pemasok atau pihak yang mempunyai hubungan usaha dapat mengakses dan memahami Pedoman Perilaku.
3
Bakrieland plans to incorporate the Code of Conduct into its website, GMS, and third party contract so that all of its stakeholders, including shareholders and suppliers or other parties that has business relationship could access and understand the Code of Conduct. Selama tahun 2009, Bakrieland telah mengembangkan kerangka Enterprise Risk Management (ERM). Kebijakan ERM ini telah disahkan oleh Direksi pada Februari 2010 untuk kemudian diimplementasikan melalui sosialisasi dan pelaksanaan penilaian risiko atas proyek percontohan.Selain itu, Komite Kebijakan Corporate Governance yang telah dibentuk di akhir 2009 akan mulai efektif bekerja di awal 2010.
3. Organ Perusahaan Organs of the Organization
3
4. Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham Rights and Responsibilities of Shareholders
3
5. Hak dan Tanggung Jawab Pemangku Kepentingan Rights and Responsibilities of Stakeholders
3
6. Pernyataan tentang Penerapan Pedoman GCG Statement of GCG Implementation
Throughout 2009, Bakrieland has developed the Enterprise Risk Management (ERM) framework. The ERM policy was legalized by the Board of Directors in February 2010 to be implemented through socialization and implementation of risk assessment on the pilot projects. In addition, the Corporate Governance Policy Committee that was established at late 2009 will start working effectively at early 2010.
Bakrieland akan berupaya untuk memperluas cakupan pengungkapan dalam Laporan Tahunan 2009 terkait efektivitas pelaksanaan pengendalian risiko, sistem pengawasan dan audit internal; kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris dan Direksi beserta keluarganya dan aspek pedoman GCG Indonesia yang belum dilaksanakan beserta keterangannya.
3
Bakrieland will endeavor to expand its disclosure coverage in the 2009 Annual Report concerning the efficacy of risk management implementation, monitoring system and internal audit; ownership of shares by member of the Board of Commissioners and Directors including the family, and other aspects of the Indonesian GCG guidelines that have not been implemented together with the description. Dalam upaya meningkatkan internalisasi penerapan GCG di Bakrieland, Perusahaan akan mengembangkan rencana pelaksanaan GCG dengan lebih rinci yang antara lain mencakup program internalisasi GCG dan program pelatihan berkelanjutan untuk mendukung penerapan GCG.
7. Internalisasi Penerapan GCG Internalization of GCG Practices
3
In an effort to improve the internalization of GCG implementation in Bakrieland, the Company will develop more details on the GCG implementation by including among others the GCG internalization program and continuous training to support the GCG implementation.
182 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Mengacu kepada Peraturan Bapepam dan LK No. IX.I.4 dan Peraturan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) No. I-A, Perusahaan mengangkat Sekretaris Perusahaan yang bertugas sebagai pejabat penghubung antara Perusahaan dengan Organ Perusahaan dan pemangku kepentingan. Sekretaris Perusahaan bertanggungjawab kepada Direksi dan juga melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Dewan Komisaris.
With reference to Bapepam Regulation, LK No. IX.I.4 and Indonesian Stock Exchange (BEI) Regulation No. I-A, the Company appoints a Corporate Secretary to act as the liaison between the Company with corporate organs and with stakeholders. The Corporate Secretary is answerable to the Board of Directors and also reports to the Board of Commissioners on the discharging of responsibilities.
Tugas pokok Sekretaris Perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal. 2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal yang berkaitan dengan kondisi Perseroan. 3. Memberikan masukan kepada Direksi Perseroan untuk mematuhi ketentuan UU No.8 Tahun 2005 tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya. 4. Sebagai penghubung antara Perusahaan dengan Bapepam-LK dan masyarakat.
The main duties of a Corporate Secretary are as follows: 1. To keep abreast of capital market developments, notably on existing capital market regulations. 2. To offer information services to the public and all information required by share owners in relation to the condition of the Company. 3. To provide input to the Company’s Board of Directors in complying with provisions stipulated in Law No.8/2005 on Capital Market and its implementation regulations. 4. Acts as the liaison between the Company with Bapepam-LK and the public.
Kegiatan Sekretaris Perusahaan selama 2009 adalah sebagai berikut: 1. Memandu Perusahaan untuk senantiasa patuh terhadap peraturan pasar modal, dan mengikuti perkembangan peraturan baru untuk selanjutnya memastikan bahwa Perusahaan mengimplementasikan peraturan-peraturan tersebut. Perusahaan menerbitkan 4 (empat) Laporan Keuangan dan 1 (satu) Laporan Tahunan. 2. Melakukan korespondensi dengan regulator Pasar Modal (Bapepam-LK dan BEI) maupun lembagalembaga penunjang lainnya seperti KSEI, BAE dan Wali Amanat. Korespondensi yang dilakukan sebanyak 148 (seratus empat puluh delapan) kali. 3. Menyampaikan keterbukaan informasi terkait Perusahaan yang disampaikan melalui pelaporan, baik yang diatur maupun tidak, antara lain dalam bentuk siaran pers, website, mailing list dan melayani setiap kebutuhan informasi terkait kondisi Perusahaan. Siaran pers yang dilakukan sebanyak 8 (delapan) kali. 4. Mengkoordinasikan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). 5. Mengkoordinasikan pelaksanaan uji tuntas penerbitan Sukuk Ijarah I Bakrieland Development. 6. Mengkoordinasikan pelaksanaan paparan publik tahunan.
Activities undertaken by the Corporate Secretary for 2009 were as follows: 1. Steered the Company to ensure compliance with capital market regulations, and kept tabs on new regulations to further guarantee that the Company implements such regulations. The Company issued 4 (four) Financial Reports and 1 (one) Annual Report. 2. Drafted correspondence for Capital Market regulators (Bapepam-LK and BEI) and other supporting institutions such as KSEI, BAE and Trustees. Correspondence was carried out on 148 (one hundred and forty eight) separate occasions. 3. Delivered transparent information related to the Company through various reporting forms, either planned or unplanned, among others through press releases, websites, mailing lists and serving every information need pertaining to the Company. A total of 8 (eight) press statements were issued. 4. Coordinated the holding of the Annual General Meeting of Shareholders (AGMS). 5. Coordinated the implementation of due diligence on the issuance of Bakrieland Development’s Sukuk Ijarah I and Islamic syari’ah-compliant securities. 6. Coordinated the implementation of the annual public exposé.
183 Bakrieland Annual Report 2009
Siaran Pers | Press Releases No.
Tanggal | Date
Keterangan | Description
1
30 March 2009
2
25 May 2009
Bakrieland Menerbitkan Sukuk Ijarah Senilai Rp 150 Miliar Bakrieland to Issue Sukuk Ijarah worth of Rp 150 Billion
3
26 May 2009
Bakrieland Membukukan Kinerja Luar Biasa di Tahun 2008 Bakrieland booked impressive performance in 2008
4
31 July 2009
Pendapatan Q2-09 meningkat 27,3% dibandingkan Q1-09 2Q09 revenue improved 27.3% compared to 1Q09’s
5
11 August 2009
Program Bakrieland “Penanaman 1 juta Pohon” | Bakrieland’s 1 million trees planting program
6
8 October 2009
Bakrieland dan Permunas merayakan topping off Sentra Timur Residence Bakrieland and Perumnas celebrated topping off ceremony of Sentra Timur Residence
7
30 October 2009
Pendapatan Q3-09 naik 39% dibandingkan Q2-09 | 3Q09 revenue went up 39.3% compared to 2Q09’s
8
2 December 2009
Tren positif pasar properti berlanjut di 2010 | The positive trend in property market to continue in 2010
Laba Bersih Bakrieland Tahun 2008 Melonjak 102,8% | Bakrieland’s 2008 Net Profit Jumped 102.8%
Korespondensi dengan Bapepam-LK dan BEI | Correspondence with Bapepam-LK and IDX Tanggal | Date
Perihal Surat | Topic
Kepada | To
Peraturan | Regulation
8 Januari 2009
Pelaksanaan MESOP MESOP Implementation
BEI
SE-003/BEJ/09-2005
15 Januari 2009
Laporan Realisasi Penggunaan Dana Report on Realization of Funds Utilization
BAPEPAM/BEI
Peraturan BAPEPAM No. X. K. 4
16 Februari 2009
Pengumuman Pemeringkatan Obligasi Bonds Rating Announcement
BAPEPAM/BEI
Peraturan BAPEPAM-LK No. Kep-135/BL/2006
12 Maret 2009
Hasil Pelaksanaan MESOP Result of MESOP Implementation
BEI
SE-003/BEJ/09-2005
24 Maret 2009
Data Kewajiban Dalam Valuta Asing Data on Foreign Exchange Liabilities
BAPEPAM/BEI
Surat Edaran BAPEPAM-LK No. SE-02/BL/2009
30 Maret 2009
Laporan Keuangan 31 Desember 2009 Financial Statements as of 31 December 2009
BAPEPAM/BEI
Peraturan BAPEPAM No. X. K. 4
15 April 2009
Laporan Realisasi Penggunaan Dana Report on Realization of Funds Utilization
BAPEPAM/BEI
Peraturan BAPEPAM No. X. K. 4
15 April 2009
Penjelasan Pemberitaan Media Masa Explanation on Mass Media News
BEI
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
17 April 2009
Rencana RUPST The Annual GMS Plan
BAPEPAM/BEI
Peraturan BAPEPAM No. IX.I.1
30 April 2009
Laporan Tahunan PT Bakrieland Development 2008 PT Bakrieland Development 2008 Annual Report
BAPEPAM/BEI
Peraturan BAPEPAM No. X.K.6
30 April 2009
Laporan Keuangan 31 Maret 2009 Financial Statements as of 31 March 2009
BAPEPAM/BEI
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
11 Mei 2009
Bukti Iklan Panggilan RUPST Proof of Annual GMS Announcement Ad
BAPEPAM/BEI
Peraturan BAPEPAM No. IX.I.1
15 Mei 2009
Prospektus Ringkas Sukuk Ijarah I Sukuk Ijarah I Short Prospectus
BAPEPAM/BEI
Peraturan BAPEPAM No. IX.A.2
27 Mei 2009
Bukti Iklan Hasil RUPST Proof of Result of Annual GMS Ad
BAPEPAM/BEI
Peraturan BAPEPAM No. IX.I.1
5 Juni 2009
Pelaksanaan MESOP ESOP Implementation
BEI
SE-003/BEJ/09-2005
24 Juni 2009
Roadshow
BEI
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
2 Juli 2009
Prospektus Sukuk Ijarah I Sukuk Ijarah I Prospectus
BAPEPAM/BEI
Peraturan BAPEPAM No. IX.A.2
15 Juli 2009
Laporan Realisasi Penggunaan Dana Report on Realization of Funds Utilization
BAPEPAM/BEI
Peraturan BAPEPAM No. X. K. 4
24 Juli 2009
Roadshow
BEI
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
31 Juli 2009
Laporan Keuangan 30 Juni 2009 Financial Statements as of 30 June 2009
BAPEPAM/BEI
Peraturan BAPEPAM No. X. K. 4
5 Agustus 2009
Keterbukaan Informasi Information Transparency
BEI
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
14 Agustus 2009
Hasil Pelaksanaan MESOP Result of MESOP Implementation
BEI
SE-003/BEJ/09-2005
184 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Korespondensi dengan Bapepam-LK dan BEI | Correspondence with Bapepam-LK and IDX Tanggal | Date
Perihal Surat | Topic
Kepada | To
Peraturan | Regulation
20 Agustus 2009
Keterbukaan Informasi | Information Transparency
BEI
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
1 September 2009
Keterbukaan Informasi | Information Transparency
BEI
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
9 Oktober 2009
Informasi Kepada Pemegang Saham dan Fairness Opinion Information To Shareholders and Fairness Opinion
BAPEPAM/BEI
Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.E.1
12 Oktober 2009
Keterbukaan Informasi | Information Transparency
BEI
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
12 Oktober 2009
Laporan Realisasi Penggunaan Dana Report on Realization of Funds Utilization
BAPEPAM/BEI
Peraturan BAPEPAM No. X. K. 4
30 Oktober 2009
Laporan Keuangan 30 September 2009 Financial Statements as of 30 September 2009
BEI/BAPEPAM
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
5 November 2009
Perubahan Posisi Kewajiban Dalam Valuta Asing Changes of Foreign Exchange Liabilities Position
BAPEPAM/BEI
Surat Edaran BAPEPAM-LK No. SE-02/BL/2009
10 November 2009
Keterbukaan Informasi | Information Transparency
BEI
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
13 November 2009
Rencana Public Expose 2009 2009 Public Exposé Plan
BEI
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
23 November 2009
Keterbukaan Informasi | Information Transparency
BEI
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
3 Desember 2009
Hasil Public Expose 2009 2009 Public Exposé Result
BEI
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
9 Desember 2009
Penjelasan Pemberitaan Media Masa Explanation on Mass Media News
BEI
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
28 Desember 2009
Laporan Buyback Saham | Share Buyback Report
BEI
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
30 Desember 2009
Laporan Buyback Saham | Share Buyback Report
BEI
Peraturan BEI No. Kep-306/BEJ/07-2004
Akses Informasi Publik Masyarakat umum dan investor mempunyai akses yang seluas-luasnya untuk memperoleh informasi mengenai Perusahaan setiap saat melalui situs www.bakrieland.com, yang memuat informasi terkini seperti kemajuan proyek, pergerakan harga saham, aksi korporasi, dan lainnya. Bakrieland juga memiliki mailing list yang dapat memberikan informasi terkini kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Public Information Access The general public and investors have the widest possible access to information on the Company at any time through its official website at www. bakrieland.com, which presents recent information on project progress, share price movements, corporate actions and other pertinent information. Bakrieland also runs a mailing list which imparts up-to-date information to relevant parties.
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai Perusahaan, dapat menghubungi Sekretaris Perusahaan (Nuzirman Nurdin), Tel. (62-21) 5257835, Fax. (62-21) 5225063, Email:
[email protected]
For more details on the Company, please contact the Corporate Secretary (Nuzirman Nurdin), Tel. (62-21) 5257835, Fax. (62-21) 5225063, Email:
[email protected]
Profil Sekretaris Perusahaan Nuzirman Nurdin lahir di Palembang, 5 Juni 1970. Beliau menjabat sebagai Sekretaris Perusahaan Bakrieland sejak September 2005. Sebelum bergabung di Bakrieland pada tahun 2004 di bagian Hubungan Investor, beliau menimba pengalaman pasar modal melalui posisinya sebagai Fund Manager PT Dongsuh Investment Management, Head of Analyst PT Dongsuh Kolibindo Securities, dan Financial Analyst di Brasswinds Company, California, USA. Beliau meraih gelar MBA di bidang keuangan dari California State University, Amerika Serikat.
Profile of Corporate Secretary Nuzirman Nurdin was born in Palembang, June 5, 1970. He assumed his position as Bakrieland’s Corporate Secretary since September 2005. Prior to joining Bakrieland in 2004 in Investor Relations, he gained his capital market experiences through his position as Fund Manager at PT Dongsuh Investment Management, Head of Analyst at PT Dongsuh Kolibindo Securities, and Financial Analyst at Brasswinds Company, California, USA. He attained his MBA degree in finance from California State Universtiy, USA.
185
Hubungan Investor
Bakrieland Annual Report 2009
Investor Relations
Bakrieland membangun citra yang baik melalui pengembangan hubungan dengan investor/analis baik secara interaktif maupun penyampaian informasi berkala, terutama yang berkaitan dengan kinerja dan prospek perusahaan. Penyampaian informasi kepada investor/analis dilakukan melalui kegiatan road show, analyst meeting, investor conference, dan media komunikasi lainnya.
Bakrieland builds a positive corporate image through fostering good relations with investors/analysts in an interactive manner and periodically delivering information concerning company performance and prospects. Information delivery to investors/ analysts is accomplished through road shows, analyst meetings, investor conferences, and other communication media.
Forum Investor, Konferensi dan Road Show | Investor Forums, Conferences and Road Shows Penyelenggara | Organizer
Tema | Theme
Lokasi | Location
Waktu | Time
BNP Paribas
Indonesian Corporate Day
Singapore
22 Jan 2009
Merrill Lynch (1)
Stars Conference
Singapore
6 May 2009
Macquarie
(2)
Asean Conference
Singapore
2 Jun 2009
Macquarie (2)
Asean Conference
Hong Kong
3 Jun 2009
BNP Paribas
NDR
Hong Kong
22 Jun 2009
Macquarie
NDR
Singapore
21 Jul 2009
Macquarie
NDR
Sydney
23 Jul 2009
UBS (3)
Indonesia Corporate Day
Singapore
4 Aug 2009
UBS (3)
Indonesia Corporate Day
Hong Kong
5 Aug 2009
BNP Paribas
Indonesian Corporate Day
Singapore
20 Aug 2009
Credit Suisse
NDR
Hong Kong
Macquarie (4)
Asia Pacific Conference
Macquarie (4)
–
7 May 2009
–
23 Jun 2009
1 Sep 2009
–
2 Sep 2009
London
12 Oct 2009
–
13 Oct 2009
Asia Pacific Conference
New York
15 Oct 2009
–
16 Oct 2009
Citi
Indonesia Investor Conference
Jakarta
4 Nov 2009
JP Morgan
NDR
Hong Kong
10 Nov 2009
–
11 Nov 2009
CLSA (2)
Asean Acces Day
Hong Kong
23 Nov 2009
CLSA (2)
Asean Acces Day
Singapore
24 Nov 2009
Macquarie
Asia Pacific Infra & Transportation C.
Hongkong
7 Dec 2009
Keterangan | Remark (1) Dihadiri oleh beberapa perusahaan terkemuka di Asia | Attended by top companies in Asia (2) Bakrieland adalah salah satu dari beberapa perusahaan Indonesia | Bakrieland is one of a few companies from Indonesia (3) Dihadiri oleh beberapa perusahaan terkemuka di Indonesia | Attended by top companies in Indonesia (4) Dihadiri oleh beberapa perusahaan terkemuka di dunia. Bakrieland salah satu dari beberapa perusahaan Indonesia
Attended by top companies in the world. Bakrieland is one of a very few companies from Indonesia
186 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Rapat dengan Analis dan Manajer Investasi | Meetings with Analysts and Investment Managers No
Tanggal | Date
1
7 January 2009
2
Institusi | Institution
Negara | Country
Ciptadana Sekuitas
Indonesia
17 January 2009
UBS
Indonesia
3
20 January 2009
Pratama Capital
Indonesia
4
20 January 2009
Mandiri Sekuritas
Indonesia
5
20 January 2009
Churchill Research
USA
6
11 February 2009
Bahana TCW Investment
Indonesia
7
11 February 2009
Bahana securities
Indonesia
8
18 February 2009
GMT Asset Management
Indonesia
9
20 February 2009
Macquarie
Indonesia
10
26 February 2009
BNI sekuritas
Indonesia
11
11 March 2009
BNI Sekuritas
Indonesia
12
12 March 2009
Macquarie
Singapore
13
27 March 2009
Deutsche Verdhana
Indonesia
14
13 April 2009
Philips Securities
Indonesia
15
13 April 2009
Sucorinvest
Indonesia
16
13 April 2009
WATR Securities
Indonesia
17
13 April 2009
Pratama Capital
Indonesia
18
15 April 2009
CLSA
Indonesia
19
24 April 2009
Fortis Investment
Indonesia
20
20 April 2009
Credit Suisse
Indonesia
21
5 May 2009
Schroders
Indonesia
22
11 May 2009
BNP Paribas
Indonesia
23
13 May 2009
Belvedere
UK
24
13 May 2009
CIMB
Indonesia
25
15 May 2009
UOB
Indonesia
26
27 May 2009
Trimegah Asset Management
Indonesia
27
5 June 2009
Everest Capital
Singapore
28
5 June 2009
Macquarie
Singapore
29
8 June 2009
Kim Eng
Indonesia
30
9 June 2009
Danareksa
Indonesia
31
10 June 2009
TT International
Hong Kong
32
10 June 2009
Credit Suisse
Indonesia
33
12 June 2009
CIMB
Indonesia
34
12 June 2009
E Trading
Indonesia
35
16 June 2009
Fuh Hwa Investment
Taiwan
36
16 June 2009
HSBC
Taiwan
37
17 June 2009
Seylendra Capital
Indonesia
38
17 June 2009
Bahana Securities
Indonesia
39
26 June 2009
Credit Agricole
Singapore
40
26 June 2009
Credit Suisse
Indonesia
41
29 June 2009
UOB KayHian
Singapore
42
1 July 2009
Mandiri Sekuritas
Indonesia
43
2 July 2009
Ward Ferry
Hong Kong
44
2 July 2009
CLSA
Indonesia
45
3 July 2009
Societe Generale
Singapore
46
3 July 2009
CLSA
Indonesia
187 Bakrieland Annual Report 2009
Rapat dengan Analis dan Manajer Investasi | Meetings with Analysts and Investment Managers No
Tanggal | Date
47
14 July 2009
Goodman & Company
Institusi | Institution
Negara | Country Canada
48
15 July 2009
IndoPremier Securities
Indonesia
49
15 July 2009
One North Capital
Singapore
50
16 July 2009
Geosphere
Singapore
51
27 July 2009
Lazard
USA
52
29 July 2009
Lim Advisors
Hong Kong
53
11 August 2009
Kingsmead
Singapore
54
12 August 2009
JP Morgan
Indonesia
55
12 August 2009
CLSA
Indonesia
56
13 August 2009
CIMB
Indonesia
57
13 August 2009
DB
Indonesia
58
19 August 2009
Bina Artha Parama
Indonesia
59
26 August 2009
CIM I. M.
UK
60
27 August 2009
CLSA
Indonesia
61
27 August 2009
Carmignac Gestion
France
62
28 August 2009
Trimegah Securities
Indonesia
63
3 September 2009
Macquarie
Indonesia
64
8 September 2009
UOB KayHian
Singapore
65
8 September 2009
UOB KayHian
Indonesia
66
8 September 2009
Fuh Hwa
Taiwan
67
15 September 2009
Nikko Asset Managemet
Japan
68
15 September 2009
CIMB
Indonesia
69
29 September 2009
Tribridge
Hong Kong
70
30 September 2009
CIMB Standard
Malaysia
71
5 October 2009
Occam Asset Management
UK
72
5 October 2009
BNP Paribas
Indonesia
73
7 October 2009
Credit Suisse
Indonesia
74
7 October 2009
Belvedere
UK
75
7 October 2009
OSK
Malaysia
76
9 October 2009
Macquarie
Indonesia
77
9 October 2009
Fidelity
USA
78
19 October 2009
HQ Fonder
Sweden
79
19 October 2009
Citi
Indonesia
80
28 October 2009
Rohatyn Group
Singapore
81
28 October 2009
Deutsche Verdhana
Indonesia
82
2 November 2009
Charlton Capital Management
Singapore
83
2 November 2009
Merrill Lynch
Indonesia
84
3 November 2009
Neuberger Berman
USA
85
3 November 2009
CLSA
Indonesia
86
3 November 2009
Credit Suisse
Indonesia
87
6 November 2009
UBS
Singapore
88
6 November 2009
Credit Suisse
Indonesia
99
17 December 2009
CLSA
Hong Kong
100
17 December 2009
Schroders
Indonesia
101
17 December 2009
GE A. M.
China
102
22 December 2009
Lord Abbett
USA
188 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Laporan Riset | Research Report No
Tanggal | Date
Institusi | Institution
Rekomendasi | Recommendation
1
5 January 2009
Bahana Securities
Buy
2
26 January 2009
Churchill Research
Buy
3
5 February 2009
Mega Capital
Buy
4
30 March 2009
Samuel Securities
Buy
5
6 April 2009
BNI Securities
Buy
6
27 April 2009
Asia Securities
Buy
7
13 May 2009
BNP Paribas
Buy
8
3 June 2009
Mandiri Sekuritas
Buy
9
10 June 2009
Deutsche Verdhana
Buy
10
12 June 2009
UOB
Buy
11
16 June 2009
Kim Eng
Buy
12
25 June 2009
JP Morgan
Overweight
13
30 June 2009
Credit Suisse
Outperform
14
9 July 2009
Ciptadana Sekuritas
Buy
15
31 July 2009
CIMB
Outperform
16
9 October 2009
Macquarie
Outperform
17
9 November 2009
Indopremiere
Buy
18
21 November 2009
CLSA
Buy
19
26 November 2009
UBS
Neutral
Selama tahun 2009 terdapat 19 institusi keuangan dan sekuritas terkemuka yang melakukan liputan atas Bakrieland, dimana tidak ada satupun yang memberikan rekomendasi negatif atau “Jual”. Hal ini menunjukkan keyakinan akan fundamental dan prospek bisnis yang baik dari Bakrieland.
In 2009, none of the nineteen leading financial and securities institutions which conducted a review on Bakrieland, had a negative appraisal nor was there a recommendation to “sell”. This clearly reflects the confidence awarded to Bakrieland’s encouraging business fundamentals and prospects.
Sebagai perusahaan publik yang menjunjung tinggi aspek keterbukaan informasi, Bakrieland senantiasa berusaha meningkatkan kualitas dan akses informasi kepada para analis dan investor. Sebagai bentuk kepedulian yang tinggi terhadap kegiatan Hubungan Investor, setiap pertemuan/road show dengan para analis/fund manager juga dihadiri oleh CEO atau CFO Perusahaan.
As a publicly-listed company that upholds the principles of information transparency, Bakrieland persistently strives to improve information quality and access for analysts and investors. Bakrieland pays close attention to Investor Relations and makes sure that every meeting/road show with analysts/ fund managers is also attended by the Company’s CEO or CFO.
Perlindungan Konsumen Consumer Protection
Peningkatan Layanan Konsumen Konsumen merupakan salah satu pemangku kepentingan Bakrieland yang kepentingannya harus diperhatikan dan dilindungi. Dalam kaitan dengan perlindungan terhadap konsumen, Perusahaan memiliki tanggung jawab dan komitmen dalam peningkatan layanan kepada konsumen, sebagai berikut:
Consumer Services Improvement Consumers are one of Bakrieland’s stakeholders whose needs must be taken care of and protected. In regard with consumer protection, the Company has the responsibility and commitment to improve customer services, as follows:
• Di dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) antara anak perusahaan/unit usaha Bakrieland dengan konsumen telah dinyatakan dengan jelas bahwa Perusahaan akan memberikan jaminan masa pemeliharaan/perbaikan atas unit rumah/bangunan yang telah diserahkan kepada konsumen. Selain itu di dalam PPJB tersebut juga dinyatakan bahwa apabila Perusahaan terlambat dalam menyerahkan bangunan/rumah kepada konsumen, maka Perusahaan akan membayar denda.
• In the Preliminary Sale and Purchase Agreement (PPJB) between subsidiaries/business units of Bakrieland and its customer, it is clearly stated that the Company guarantees the maintenance/ repair of units that have been delivered to the customer. In addition, the PPJB also states that in the event the Company is late in delivering the purchased unit to the customer, it will recompensate with a levy.
• Pada Unit City Property, jaminan pemeliharaan diberikan selama 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal penandatanganan Berita Acara Serah Terima. Sedangkan denda keterlambatan penyerahan bangunan/ruang kantor adalah sebesar 1 (satu) permil perhari keterlambatan dihitung dari nilai prestasi bangunan yang tertunda dan setinggi-tingginya 3% (tiga persen) dari pembayaran harga jual yang telah diterima oleh Perusahaan.
• At the City Property Unit, the maintenance guarantee is provided for 3 (three) months following the date of the signing of the asset acceptance document. The levy for any delay in delivery of the unit is at 1 (one) per mil per day of late delivery, accounted from the value of the status of the asset being delayed and a maximum of 3% (three percent) of the sales price paid and received by the Company.
• Pada Unit Residensial, jaminan pemeliharaan bangunan/rumah adalah 90 (sembilan puluh) hari sejak serah terima dilakukan. Sedangkan denda keterlambatan penyerahan bangunan/ rumah adalah sebesar 1 (satu) permil perhari keterlambatan dihitung dari nilai prestasi bangunan yang tertunda dan setinggi-tingginya 5% (lima persen).
• At the Landed Residential Unit, the maintenance guarantee is for 90 (ninety) days since the delivery of the purchased unit. However the late charges is levied at 1 (one) per mil per day of late delivery, calculated from the value of the delayed status of the said property and maximum of 5% (five percent) of the total value.
189 Bakrieland Annual Report 2009
190 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
• Pada Unit Hotel & Resort, jaminan pemeliharaan Hotel adalah 90 (sembilan puluh) hari sejak serah terima dilakukan. Sedangkan denda keterlambatan penyerahan Hotel apabila konsumen telah melunasi harga jual akan dikenakan setelah 3 (tiga) bulan melewati tanggal serah terima, yaitu sebesar 2% (dua persen) perbulan, yang akan dihitung secara prorata dari jumlah pelunasan Harga Jual yang telah diterima oleh perusahaan dan setinggi-tingginya 6% (enam persen).
• At the Hotel & Resort Unit, the maintenance guarantee for the Hotel is for 90 (ninety) days from the date of receipt of the delivered unit by the customer. However, late charges will be levied only 3 (three) months from the time the customer completes its full payment of the asset, which is 2% (two percent) per month, prorated from the payments received by the Company and at maximum up to 6% (six percent).
• Pada Unit Infrastruktur Terkait Properti – Tol, perlindungan terhadap konsumen diberikan dalam bentuk pemberian asuransi kecelakaan dalam waktu tertentu (golden period).
• At the Property Related Infrastructure – Toll, protection to consumers is provided in form of insurance for accident occurring in a certain period of time (golden period).
Pusat Pengaduan Konsumen Untuk mewujudkan tanggung jawab dan komitmennya di atas serta meningkatkan pelayanannya, anak-anak perusahaan Bakrieland telah memiliki pusat pengaduan konsumen dalam bentuk Customer Service, Hotline Pengaduan, maupun Service Point 24 Jam. Bagian ini bertanggungjawab untuk menangani pengaduan/keluhan dan saran dari konsumen dan melakukan tindak lanjutnya. Berikut ini adalah beberapa nomor yang dapat dihubungi untuk menyampaikan pengaduan/keluhan dan saran: 1. City Property: (021) 52920090 2. Landed Residential: (0251) 8211290 3. Hotel & Resort: (021) 83707770 4. Tol - SMS Center: (021) 90200200
Customer’s Call Center To demonstrate the responsibility and commitment stated above, Bakrieland’s subsidiary companies have established centers for consumer’s complaints in form of Customer Service, Hotline for Complaints, and 24 Hours Service Point. These units are responsible for handling complaints and advises from consumers and implement the follow-up actions. Following are some contact numbers for expressing complaints and suggestions: 1. City Property: (021) 52920090 2. Landed Residential: (0251) 8211290 3. Hotel & Resort: (021) 83707770 4. Toll - SMS Center: (021) 90200200
Laporan Komite Audit Audit Committee Report
Kepada Yth: Dewan Komisaris PT Bakrieland Development Tbk. Wisma Bakrie 1, Lantai 7 Jalan HR. Rasuna Said Kav B-1, Jakarta 12920
To: Board of Commissioners PT Bakrieland Development Tbk. Wisma Bakrie 1, 7th Floor Jalan HR. Rasuna Said Kav B-1, Jakarta 12920
Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Komite Audit Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2009 Hingga Tanggal Laporan Tahunan.
Audit Committee Annual Activity Report For The Year Ended 31 December 2009 To The Date Of The Annual Report.
Komite Audit PT Bakrieland Development Tbk (Perusahaan) adalah sebuah Komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris yang sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, termasuk Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor Kep-29/PM/2004 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Pelaksanaan tugas Komite Audit diatur dalam Piagam Komite Audit yang disetujui oleh Dewan Komisaris. Fungsi utama Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris dalam melakukan fungsi pengawasannya. Hal tersebut terutama berkaitan dengan kecukupan sistem pengendalian internal Perusahaan, integritas dan mutu laporan keuangan, efektifitas pelaksanaan audit oleh auditor internal maupun eksternal, pengembangan aktifitas pengendalian risiko serta ketaatan terhadap perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.
The Audit Committee (AC) of PT Bakrieland Development Tbk (The Company) is established by the Board of Commissioners (BoC) in accordance with the prevailing regulations which including Bapepam Chairman Decision Letter No. KEP-29/ PM/2004 regarding the Formation and Guideline of Audit Committee. The tasks and responsibilities of the AC are described in the Audit Committee Charter approved by BoC. The main function of Audit Committee is to assist the BoC in carrying out its oversight function. In particular it is related to the overview of the adequacy of Company’s internal control, the integrity and quality of the financial statements, effectiveness of audit conducted by both internal and external auditors, establishment of risks management activities and compliance to the prevailing laws and regulations.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut di atas, perlu ditegaskan bahwa manajemen Perusahaan bertanggung jawab sepenuhnya atas penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan ketentuan yang berlaku, kecukupan sistem pengendalian internal serta kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku. Auditor eksternal bertanggung jawab untuk mengaudit laporan keuangan Perusahaan sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik yang berlaku di Indonesia dan memberikan opini apakah laporan keuangan tersebut telah menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, dan hasil usaha serta arus kas Perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
In relation to above, it is emphasized that the Company’s management is fully responsible for the presentation of financial statements in conformity with the generally accepted accounting principles and the relevant regulations, the adequacy of the Company’s internal control system and compliance to the prevailing laws and regulations. External Auditors are responsible to conduct their audit on the Company’s financial statements in accordance with the Auditing Standards applicable in Indonesia and render their opinion of whether the said financial statements are fairly presented, in all material respects, the Company’s financial positions, results of its operations and cash flows in conformity with generally accepted accounting principles in Indonesia.
191 Bakrieland Annual Report 2009
192 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Komite Audit di Perusahaan terdiri dari 3 (tiga) orang anggota yang independen dan dipimpin oleh seorang Komisaris Independen yang pada tahun 2009 adalah: - Kanaka Puradiredja (Ketua merangkap Anggota – Komisaris Independen) - Soenarso Soemodiwirjo (Anggota – Profesional Independen) - Mohamad Hassan (Anggota – Profesional Independen)
The AC of the Company consists of 3 (three) independent members and led by an Independent Commissioner which in 2009 were: - Kanaka Puradiredja (Chairman and member – Independent Commissioners) - Soenarso Soemodiwirjo (Member – Independent Professional) - Mohammad Hassan (Member – Independent Professional)
Selama tahun 2009, Komite Audit melakukan rapat formal sebanyak 14 (empat belas) kali dengan tingkat kehadiran Kanaka Puradiredja 93%, Soenarso Soemodiwirjo 100% dan Mohamad Hassan 86%. Fokus pembahasan dalam rapat formal tersebut adalah antara lain: mereview konsep final laporan keuangan auditan, membahas isu perpajakan dan hukum, melakukan monitoring atas proses audit oleh Auditor Eksternal, membahas dan memonitor hasil pemeriksaan Internal Audit, mengevaluasi pelaksanaan tata kelola perusahaan, memantau inisiatif penerapan Enterprise Risk Management dan rencana penerapan sistem Pelaporan Pelanggaran.
During 2009, the AC conducted 14 (fourteen) formal meetings. The level of attendance of each members is as follows: Kanaka Puradiredja 93%, Soenarso Soemodiwirjo 100% and Mohammad Hassan 86%. Focus of the meeting included the review of final draft of audited financial statements, discussion of tax and legal issues, monitoring the audit process conducted by external auditors, discuss the internal audit findings and monitor its follows up, evaluate implementation of corporate governance, monitor the initiative to implement Enterprise Risk Management and implementation plan of Whistle Blower system.
Dalam melakukan pengawasan atas proses audit eksternal, Komite Audit mengadakan pertemuan dengan eksternal auditor dan membahas rencana audit dan hambatan serta temuan audit yang penting. Dan selanjutnya memastikan bahwa hambatan dan temuan tersebut dapat diatasi dan ditindaklanjuti oleh manajemen.
In oversighting the audit process of external auditors, AC conducted meetings with them to discuss their audit plan, issues encountered during the audit and significant audit findings and ensure that all issues are resolved and findings are followed up by Management.
Komite Audit meminta perhatian manajemen agar penyajian dan pengungkapan laporan keuangan telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Di samping itu, Komite Audit juga mengevaluasi kualitas pelaksanaan audit dari eksternal auditor, kesesuaiannya dengan standar auditing yang berlaku di Indonesia, termasuk independensi dan obyektivitasnya.
The AC requested the Management to ensure that the financial statements are presented in conformity with the prevailing accounting standards. In addition, the AC also evaluates the quality of the auditing process conducted by the external auditors so as to comply with the auditing standards applicable in Indonesia, including their independency and objectivity.
193 Bakrieland Annual Report 2009
Komite Audit berupaya agar peran internal auditor dapat terus diberdayakan dengan melakukan evaluasi atas struktur organisasi, kompetensi, pelaporan pelaksanaan audit internal dan tindak lanjut atas temuannya. Pada bulan Desember 2008 Perusahaan telah membuat Internal Audit Charter, yang merupakan pedoman kerja Internal Audit dan posisinya didalam organisasi Perusahaan.
The AC attempts to empower the role of internal auditors by evaluating their organizational, structure, competences, reports and follows ups their findings. In December 2008, the Company established an Internal Audit Charter which serves as a guideline for Internal Auditors and reflects its position in the Company Organization.
Selama tahun 2009, Divisi Internal Audit telah melakukan pemeriksaan pada berbagai unit-unit usaha, yaitu City Property, Landed Residential, Hotel & Resort serta induk perusahaan.
During 2009, the Internal Auditors focused their audit in a number of business units including City Property, Landed Residential, Hotel Resort and Holding Company activities.
Komite Audit tidak mempunyai isu signifikan yang perlu dilaporkan secara berkala dalam laporan tahunan ini.
No particular significant issues are considered necessary to be reported in this annual report.
Jakarta, 29 Januari 2010
Jakarta, 29 January 2010
Kanaka Puradiredja Ketua Chairman
Mohamad Hassan Anggota Member
Soenarso Soemodiwirdjo Anggota Member
194 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Laporan Komite Pemantau Risiko Risk Monitoring Committee Report
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Kepada Yth: Dewan Komisaris PT Bakrieland Development Tbk. Wisma Bakrie 1, Lantai 7 Jalan HR. Rasuna Said Kav B-1, Jakarta 12920
To: The Board of Commissioners PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie 1, 7th Floor Jalan HR. Rasuna Said Kav B-1, Jakarta 12920
Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Komite Pemantau Risiko Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2009 Hingga Tanggal Laporan Tahunan.
The Risk Monitoring Committee Annual Activity Report for the Period Ended at 31 December 2009 until Date of Annual Report.
Kegiatan yang dilakukan Komite Pemantau Risiko dalam membantu Dewan Komisaris adalah melakukan pemantauan atas penerapan Enterprise Risk Management (ERM) dan pembahasan berbagai potensi risiko unit usaha, yang meliputi antara lain risiko operasional, keuangan, hukum, dan risiko pasar, berikut rekomendasi langkah-langkah mitigasi. Secara operasional, kegiatan pengelolaan risiko Perusahaan dilakukan oleh Divisi Risk Management & Compliance yang saat ini berada dalam lingkup Risk Management & Support.
To assist the Board of Commissioners, the Risk Monitoring Committee performs monitoring on the implementation of the Enterprise Risk Management (ERM) and discusses many potential business unit risks, which include among others, operational risks, financial risks, legal and market risks together with providing recommendation on steps to mitigate the risks. Operationally, the Company’s risk management activities are conducted by the Risk Management and Compliance Division, under the Risk Management and Support.
Komite Pemantau Risiko mengadakan 8 (delapan) kali rapat yang selalu dihadiri oleh seluruh anggotanya untuk membahas antara lain kebijakan ERM, kegiatan Divisi Risk Management & Compliance, serta melakukan penilaian risiko berikut mitigasinya.
The Risk Monitoring Committee conducted 8 (eight) formal meetings that were always attended by all committee members to discuss ERM policies and the activities of Risk Management and Compliance Division, and also to conduct risk evaluation as well as its mitigation.
Berkenaan dengan kebijakan ERM, Perusahaan akan memperkenalkan pendekatan ini untuk mengelola secara menyeluruh dan berkesinambungan atas seluruh risiko yang melekat pada setiap proses bisnis, baik di Perusahaan maupun unit-unit usahanya. Implementasi awal ERM akan dilakukan secara bertahap dari unit-unit usaha, untuk kemudian dilakukan sosialisasi pendekatan ERM di lingkungan Perusahaan yang dilanjutkan dengan proyek percontohan implementasi ERM pada beberapa proyek di unit usaha. Hasil dari proyek percontohan akan menjadi rekomendasi dalam penyempurnaan kerangka kerja dan pendekatan implementasi ERM tersebut. Proses dan sosialisasi ERM secara terus menerus akan disempurnakan sesuai dengan kondisi dan strategi di lingkungan Perusahaan dan unit usahanya.
With regard to ERM policy, the Company will introduce this approach in order to fully and continuously manage all associated risks that come with every business process, either in the Company or in the business units. Initial implementation of ERM will be conducted gradually from business unit level to be further socialized Company-wide, and will serve as a pilot project for ERM implementation in several of the business units’ projects. Results of the pilot project will become a recommendation to further enhance the ERM framework. The ERM process and socialization shall be continuously improved in line with the condition and the strategy of the Company as well as of the business units.
195 Bakrieland Annual Report 2009
Beberapa pencapaian yang telah diperoleh dalam rangka implementasi ERM di tahun 2009 antara lain sebagai berikut: • Penyelesaian kerangka dan struktur program pelaksanaan ERM. • Pembuatan kebijakan mengenai implementasi ERM berikut langkah dan cara pengawasannya. • Persetujuan untuk melaksanakan 3 (tiga) proyek percontohan pada proyek-proyek di Unit Usaha.
Achievements accomplished in 2009 with regard to the implementation of ERM include the following: • Completion of ERM implementation framework and structure. • Setting up policies concerning the implementation of ERM and steps and procedures for monitoring. • Approval for the implementation of 3 (three) pilot projects in Business Units.
Dalam melaksanakan kegiatan manajemen risiko di Bakrieland, selain mengimplementasikan ERM, Perusahaan telah melakukan manajemen risiko dengan pendekatan transactional based. Dalam melakukan pendekatan transactional based tersebut, selama tahun 2009, telah dilakukan 11 (sebelas) kali tinjauan terhadap proposal dan proyek yang memerlukan keputusan-keputusan strategis dari manajemen.
In carrying out risk management in Bakrieland, the Company not only implemented ERM but also conducted risk management using a transactionalbased approach. In using this approach, throughout 2009 some 11 (eleven) proposals and projects requiring the management’s strategic decision were reviewed.
Komite Pemantau Risiko juga telah memberikan persetujuan penilaian terhadap risiko yang dihadapi oleh Perusahaan, baik di tingkat Perusahaan sebagai induk perusahaan maupun risiko yang timbul dari kegiatan operasional dan kinerja operasional anak perusahaan, yang dapat berdampak negatif terhadap kinerja Perusahaan.
The Risk Monitoring Committee also approved the evaluation conducted on risks faced by the Company, both at the corporate level in the holding company and risks arising from operational activities and the performance of the Company’s subsidiaries which may bring about a negative impact to the Company’s overall performance.
Jakarta, 01 Februari 2010
Jakarta, 01 February 2010
Lukman Purnomosidi Ketua Chairman
Supartono Anggota Member
196 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Laporan Komite Nominasi dan Remunerasi Nomination and Remuneration Committee Report
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Kepada Yth: Dewan Komisaris PT Bakrieland Development Tbk. Wisma Bakrie 1, Lantai 7 Jalan HR. Rasuna Said Kav B-1, Jakarta 12920
To The Board of Commissioners PT Bakrieland Development Tbk. Wisma Bakrie 1, 7th Floor Jalan HR Rasuna Said Kav B-1, Jakarta 12920
Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Komite Nominasi dan Remunerasi Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2009 Hingga Tanggal Laporan Tahunan.
Annual Report on Activity Implementation of the Nomination and Remuneration Committee for the Period Ending 31 December 2009 up to the Date of the Annual Report
Anggaran Dasar Perusahaan menyebutkan bahwa remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan oleh RUPS dan pelaksanaannya didelegasikan kepada Dewan Komisaris. Untuk meningkatkan prinsip-prinsip GCG dalam hal sistem remunerasi Perusahaan, maka pada tanggal 2 Oktober 2007 Dewan Komisaris telah memutuskan dan membentuk Komite Nominasi dan Remunerasi (KNR).
The Company’s Articles of Association states that the remuneration of the Board of Commissioners and Board of Directors shall be determined by the GMS and its implementation delegated to the Board of Commissioners. To uphold the principles of GCG with regard to the Company’s remuneration system, on 2 October 2007 the Board of Commissioners arrived at the decision to establish the Nomination & Remuneration Committee (NRC).
Tugas dan tanggung jawab Komite Nominasi dan Remunerasi dalam bidang nominasi adalah menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi dan eksekutif lainnya, merancang sistem penilaian, dan memberikan rekomendasi tentang jumlah Direksi dan Komisaris. Sedangkan dalam bidang remunerasi antara lain menetapkan kebijakan dalam penyusunan sistem penggajian dan pemberian tunjangan, serta mempelajari dan memutuskan rekomendasi atas penilaian kinerja, pemberian saham, sistem pensiun dan kompensasi.
The duties and responsibilities of the Committee concerning nomination include determining the selection criteria and nomination procedure for members of the Board of Commissioners and Directors and other executives, designing the assessment mechanism and providing recommendation on the number of members for the Board of Commissioners and Directors. With regard to remuneration, the Committee is responsible for establishing policies on the payroll and benefit system, as well as reviewing and determining recommendations on performance appraisal, share ownership, pension scheme and compensation.
Selama tahun 2009, KNR telah menyelenggarakan rapat sebanyak 6 (enam) kali. Materi rapat yang dibahas antara lain tentang penyesuaian sistem remunerasi Komisaris, Direksi dan anggota komitekomite, perubahan struktur organisasi, serta seleksi nominasi calon anggota Direksi pada Perusahaan. Seiring dengan transformasi Perusahaan, jabatan ketua KNR yang dahulu dipegang oleh Komisaris, sesuai dengan Pedoman Umum GCG Indonesia pada tahun 2009 dijabat oleh salah satu Komisaris Independen.
Throughout 2009, the Committee has organized 6 (six) meetings. Meeting agendas focused on adjustments to the remuneration system of the Board of Commissioners, Directors and committee members; changes to the organizational structure; and nominee selection for the Company’s Board of Directors. In line with transformations within the Company, the Chairman of NRC previously held by a Commissioner, according to the 2009 Indonesian GCG General Guideline shall now be held by an Independent Commissioner.
197 Bakrieland Annual Report 2009
Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Perusahaan pada tahun 2009 telah menerima kompensasi remunerasi sebesar Rp. 10.465.532.289 (sepuluh miliar empat ratus enam puluh lima juta lima ratus tiga puluh dua ribu dua ratus delapan puluh sembilan rupiah), meningkat sebesar 18,5% dibandingkan dengan tahun 2008.
The Board of Commissioners, Directors and Company Committees in 2009 received remuneration amounting to Rp 10,465,532,289 (ten billion four hundred and sixty five million five hundred and thirty two thousand two hundred and eighty nine rupiah), an 18.5% increase compared to 2008.
Jakarta, 08 Februari 2010
Jakarta, 08 February 2010
Lukman Purnomisidi Ketua Chairman
Bambang Irawan Hendradi Anggota Member
Supartono Anggota Member
198 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Laporan MD&A MD&A Report
200 Makroekonomi | Macroeconomy 202 Tinjauan Industri | Industrial Overview 205 Prospek Industri | Industry Prospect 207 Kinerja Unit Usaha | Business Unit Perormance 223 Kinerja Masing-Masing Sub-Sektor | Performance of Each Sub-Sector 236 Kebijakan Akuntansi yang Signifikan | Significant Accounting Policies 239 Transaksi-transaksi Off Balance Sheet | Off Balance Sheet Transactions
199 Bakrieland Annual Report 2009
241 247 250 251 253 254 259
Strategi Usaha Utama | Main Business Strategy Prospek Perusahaan | Company Prospects Pangsa Pasar | Market Share Perkembangan Harga Produk | Fluctuation of Product Price Riset dan Pengembangan | Reseach and Development Realisasi Penggunaan Dana Dari Hasil Penawaran Umum | Realization of Utilization of Funds Resulting from the Public Offering Transaksi Afiliasi dan Transaksi Material | Affiliated and Material Transactions
200 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion and Analysis
Dalam situasi ekonomi yang penuh tantangan di tahun 2009, Bakrieland berhasil mempertahankan pendapatan di atas Rp 1 triliun. City Property dan Landed Residential tetap menjadi tulang punggung, dengan total kontribusi sekitar 80% dari total pendapatan Perusahaan. In a challenging economic situation in 2009, Bakrieland successfully maintained its revenue above Rp 1 trillion. City Property and Landed Residential remain the backbone, contributing around 80% of the Company’s total revenue.
Makroekonomi Didukung oleh rendahnya tingkat inflasi yang tercermin dari inflasi tahun 2009 yang hanya sebesar 2,78% (merupakan inflasi terendah selama 10 tahun terakhir, sumber: www.bps.go.id, Februari 2010), suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) yang sempat berada pada level 8,75% di awal tahun 2009 turun secara signifikan menjadi 6,5% menjelang akhir tahun 2009 (sumber: www.bi.go.id, Januari 2010) yang merupakan level terendah sepanjang sejarah BI rate (sumber: www.ekon.go.id, Januari 2010). Di tahun 2010 ini, dengan asumsi inflasi tetap terkendali yang didukung oleh harga minyak dunia bergerak dalam kisaran yang wajar maka BI rate meski berpotensi meningkat namun diperkirakan akan tetap berada pada level yang rendah yaitu sekitar 7,0% (sumber: Investor Daily, 9 Maret 2010).
Macroeconomy Buttressed by a low inflation rate in 2009 at 2.78% (the lowest rate in the past 10 years, source: www. bps.go.id, February 2010), the Bank Indonesia (BI rate) reference rate had earlier reached the level of 8.75% in early 2009 before making a significant drop to 6.5% by the end of 2009 (source: www.bi.go.id, January 2010) which represents the lowest point in the history of BI rates (source: www.ekon.go.id, January 2010). In 2010, with the assumption that inflation remains well under control as sustained by world oil prices oscillating within an acceptable range, the BI rate will linger at a low level of approximately 7.0% despite the tendency for an upward movement (source: Investor Daily, 9 March 2010).
Walaupun BI rate diperkirakan berpotensi meningkat namun tingkat suku bunga pinjaman seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) masih berpotensi untuk melanjutkan tren turunnya atau paling tidak bergerak mendatar. Hal ini didukung oleh rentang bunga bersih (net interest margin) perbankan di Indonesia
Despite projections of a rising trend in the BI rate, credit interest rates such as the housing loan interest rate still carry the potential of sliding downwards or at least maintaining a constant level. This is supported by the net interest margin of the banking industry in Indonesia which shows an
201 Bakrieland Annual Report 2009
yang masih berpotensi turun dari level yang cukup tinggi saat ini yaitu sebesar 5%-6%. Sebagai perbandingan, bank-bank di kawasan Asia memiliki rentang bunga bersih yang hanya sebesar 3%-4% (sumber: Darmin Nasution, www.suaramerdeka. com, 16 November 2009). Dengan tingkat suku bunga pinjaman yang lebih rendah maka daya beli masyarakat diharapkan dapat terus menguat apalagi pembelian rumah di Indonesia secara umum masih didominasi oleh pembeli yang menggunakan fasilitas pinjaman perbankan.
inclination for a declining trend from a current fairly high level of 5% - 6%. As a comparison, banking institutions in Asia have managed to maintain a net interest margin of only 3% - 4% (source: Darmin Nasution, www.suaramerdeka.com, 16 November 2009). With lower credit interest rates, consumer purchasing power is expected to strengthen even further, particularly when considering that housing purchases in Indonesia are generally still dominated by buyers who rely on bank loan facilities.
PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia di tahun 2009 tumbuh sebesar 4,5% dibandingkan dengan PDB di tahun 2008. Pencapaian angka pertumbuhan ini cukup membanggakan karena banyak negara di dunia yang mengalami pertumbuhan PDB tahun 2009 yang rendah bahkan ada yang mengalami penyusutan ekonomi atas dampak dari krisis keuangan global yang mencapai puncaknya di penghujung tahun 2008 (sumber: www.imf.org, Oktober 2009). Untuk tahun 2010, beberapa negara di dunia diperkirakan kembali mengalami kondisi yang kurang menguntungkan. Sedangkan Indonesia diperkirakan relatif lebih baik yang tercermin dari estimasi pertumbuhan PDB real 2010 sebesar 5,5% (sumber: APBN, www.kontan. co.id, 24 Agustus 2009).
Indonesia’s Gross Domestic Product (GDP) in 2009 recorded a 4.5% growth compared to the previous GDP in 2008. This is a reasonably commendable achievement as a large number of countries worldwide have experienced a sluggish GDP growth rate in 2009 where some countries have even suffered from economic decline brought about by the global financial turmoil which reached its peak towards the end of 2008 (source: www. imf.org, October 2009). For 2010, it is projected that numerous countries throughout the world will experience a relapse of low economic performance. Indonesia, however, is expected to fare relatively better as reflected in its real GDP growth forecast in 2010 at the level of 5.5% (source: APBN, www. kontan.co.id), 24 August 2009).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif tinggi ini tidak terlepas dari sehatnya kondisi perbankan di tanah air yang tercermin dari NPL sebesar 3,3% dan CAR sebesar 17,4% (sumber: www.bi.go.id, Februari 2010), dan komposisi PDB Indonesia yang sebagian besar (57,4%) adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga dengan net ekspor hanya sebesar 10,3% atau sangat rendah bila dibandingkan dengan beberapa negara di Asia Tenggara. Dengan komposisi PDB yang unik ini maka ekonomi Indonesia lebih bergantung pada permintaan domestik dan tidak terlalu bergantung pada pasar global. Tambahan pula, krisis keuangan global yang dampaknya masih terasa hingga saat ini berbeda dengan krisis keuangan Asia yang terjadi di tahun 1998 dimana penyebab krisis keuangan global sebagian besar bersumber di Amerika Serikat.
Indonesia’s relatively healthy economic growth is inextricably linked to its robust banking industry as evident from a 3.3% NPL and a 17.4% CAR (source: www.bi.go.id, February 2010), and the country’s GDP composition where the lion’s share (57.4%) represents household consumption expenditure with net exports at only 10.3%, considerably lower when compared to several countries in the Southeast Asian region. With its unique GDP composition, the Indonesian economy is more dependent on domestic demand and less reliant on global markets. Furthermore, the global financial crisis which continues to have an adverse effect even to this day, differs from the Asian financial turmoil experienced in 1998 as the current situation was primarily prompted by U.S. economic instability.
Tingkat kemakmuran penduduk Indonesia juga terus mengalami peningkatan yang signifikan, tercermin dari rata-rata pertumbuhan GDP per kapita per tahun yang sebesar 17,0% (CAGR) dalam 5 tahun terakhir, dan mencapai USD 2.558 pada tahun 2009. Hal ini menunjukkan semakin kuatnya daya beli masyarakat
Indonesia’s population has also enjoyed continued improvements to their overall well-being as mirrored in the average annual GDP per capita growth rate of 17.0% (CAGR) over the past 5 years, and by attaining USD 2,558 in 2009. This is an indication of stronger purchasing power among Indonesians, necessary
202 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Indonesia, yang sangat penting dalam mendorong tumbuhnya permintaan barang dan jasa domestik.
in driving an upward demand growth for domestic goods and services.
Nilai tukar Rupiah yang pada awal tahun 2009 sempat berada pada kisaran Rp 12.000/US$ menguat hingga berada pada kisaran Rp 9.500/US$ pada kwartal ke empat 2009 dan berlanjut hingga saat ini. Relatif baiknya fundamental dan prospek ekonomi Indonesia dibanding negara-negara lain telah membuat Indonesia sebagai tempat investasi yang menarik bagi investor yang pada akhirnya mendukung penguatan Rupiah. Hal ini juga tercermin dari cadangan devisa negara (foreign reserve) yang terus meningkat bahkan menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah pada bulan Desember 2009 yaitu sebesar US$66,1 miliar (sumber: www.bi.go.id, Februari 2010).
In early 2009, the rupiah exchange rate had initially hovered at Rp 12,000/US$ before appreciating to a level of Rp 9,500/US$ in the fourth quarter of 2009 and currently remains stable at this position. Indonesia’s comparatively agreeable economic fundamentals and prospects, in comparison to other countries, have turned it into an appealing investment location for investors which will ultimately support the strengthening of the rupiah currency. This is also reflected in the continued increase in foreign reserves, even rising to an unprecedented level of US$66.1 billion in December 2009 (source: www. bi.go.id, February 2010).
Dengan ekonomi Indonesia yang masih akan terus tumbuh dengan besaran yang relatif cukup baik, permintaan yang tertahan selama ini serta suku bunga pinjaman yang masih berpotensi menurun maka diharapkan industri properti di Indonesia baik secara keseluruhan maupun secara subsektor khususnya tempat hunian atau residensial memiliki prospek yang cukup baik di tahun 2010.
With an economic growth that continues to rise at a relatively significant rate, with sustained demand levels and with the likelihood of a further decline in credit interest rates, the property industry in Indonesia in overall and notably the landed residential sub-sector is expected to demonstrate fairly encouraging prospects in 2010.
Tinjauan Industri Kinerja dan kondisi keuangan Perusahaan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari internal Perusahaan, seperti strategi dan perencanaan bisnis serta rencana kerja, serta faktor-faktor eksternal, yaitu:
Industrial Overview The Company’s financial performance and fiscal condition is determined in large part by several internal factors such as business strategy, business planning and work plans, as well as by external factors which include the following:
Kondisi Perekonomian Indonesia Kondisi perekonomian di Indonesia yang didukung oleh kestabilan sosial politik dan keamanan serta permintaan domestik yang relatif besar akan sangat mendukung kegiatan usaha Perusahaan. Sementara itu, masih berpotensinya suku bunga pinjaman untuk melanjutkan tren turunnya atau paling tidak bergerak mendatar yang didukung oleh penurunan rentang bunga bersih (net interest margin) serta tingkat inflasi yang relatif terkendali juga juga terlihat positif bagi industri properti di tanah air. Di dalam usulan RAPBN-P 2010, Pemerintah memperkirakan bahwa BI rate akan sebesar 7% (sumber: Investor Daily, 9 Maret 2010). Angka ini relatif lebih rendah di banding rata-rata BI rate di sepanjang tahun 2009 yang sebesar 7,15%.
National Economic Condition The economic situation in Indonesia supported by socio-political stability and security as well as a relatively substantial domestic demand will be reasonably conducive for Company operations. The potential for a further decline or at least a constant trend in credit interest rates bolstered by decreasing net interest margin and a relatively controlled inflation rate will also have a positive impact on Indonesia’s property industry. In the proposed state budget for 2010, government estimates of the BI rate is at 7% (source: Investor Daily, 9th March 2010). This forecast is relatively lower than the average BI rate of 7.15% throughout 2009.
203 Bakrieland Annual Report 2009
Perubahan Kebutuhan Walaupun memiliki rumah masih merupakan hal yang dominan bagi masyarakat Indonesia namun seiring dengan semakin tingginya tingkat kemacetan di pusat kota, semakin meluasnya daerah-daerah yang terkena banjir, mahalnya biaya transportasi, perubahan gaya hidup serta alasan keamanan, maka keinginan untuk memiliki/tinggal di tempat hunian vertikal/apartemen yang memiliki fasilitas lengkap terlihat semakin diminati oleh masyarakat. Dengan kondisi ini, maka pengembangan hunian vertikal memiliki prospek yang cukup baik.
Shift in Buyer Needs Although house ownership remains a priority for Indonesians, an array of contributing factors such as worsening traffic gridlock in several city centers, widespread flooding in many areas, costly transport, shifts in lifestyle and security reasons have spurred public interest in owning/residing in vertical / apartment housing offering inclusive facilities. Under such circumstances, the development of vertical housing complexes will continue to show promising business prospects.
Kondisi Demografi Pasar Kondisi demografi pasar memiliki dampak yang berarti terhadap kegiatan usaha Perusahaan sebagaimana ditunjukkan dan didukung oleh fakta bahwa konsumen cenderung untuk memilih tempat hunian baik perumahan maupun apartemen yang telah memiliki komunitas yang berkembang. Faktor demografi di Indonesia yang terdiri dari beragam latar belakang sosial juga merupakan faktor yang sangat diperhatikan oleh manajemen dalam melakukan perencanaan strategis terkait penentuan segmen pasar dari lokasi dan jenis hunian yang dikembangkan.
Market Demography Market demographics have made a considerable impact on Company business operations as shown by the fact that consumers now tend to prefer housing estates or apartment blocks within a thriving community. Indonesia’s demography, which comprises diverse social backgrounds, is also a key factor that management should take into account in formulating its strategic plan to determine market segmentations in terms of location and type of residential areas to be developed.
Metode Penjualan Untuk memperluas pasar dalam menjual produkproduknya, Perusahaan memiliki beberapa metode penjualan yaitu tunai, tunai bertahap dalam masa kontruksi dan cicilan melalui perbankan. Untuk usaha hunian vertikal atau apartemen, metode tunai bertahap dalam masa konstruksi memiliki pangsa pasar yang cukup besar atau lebih kurang 70% sedangkan untuk usaha perumahan, metode cicilan melalui perbankan lebih dominan yaitu lebih kurang 70%. Dengan beragam metode penjualan ini maka pelanggan dapat memilih metode yang paling tepat yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Sales Method To expand market share of its products, the Company offers several sales methods including cash, cash installment during the construction phase and bank installments. For the vertical or apartment housing business units, the cash installment method during the construction phase contributes to a significant market share of approximately 70% while for the landed residential business unit, the bank installment is the leading method reaching roughly 70% of market share. With different sales methods on offer, customers can determine the most appropriate scheme suitable to their needs.
Perubahan pada Kompetitor Perusahaan selalu memperhatikan kondisi pasar antara lain dengan mengamati aktivitas yang dilakukan oleh kompetitor-kompetitor utamanya. Setiap langkah yang diambil oleh kompetitor akan dipelajari dan dianalisa untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan Perusahaan sehubungan dengan perencanaan strategi bisnisnya. Perubahan kondisi persaingan di pasar baik karena perubahan strategi yang dilakukan oleh kompetitor yang sudah ada saat ini maupun masuknya kompetitor baru di pasar, dapat berpengaruh pada pangsa pasar Perusahaan dan pada akhirnya pencapaian penjualan.
Shift in Competitors The Company pays considerable attention to market conditions by keeping track of activities carried out by its key competitors. Every strategic move made by rival companies is observed and analyzed to determine possible countermeasures that the Company can initiate with regard to its business strategic plan. Changes in market competition either due to strategy shifts by existing competitors or the entrance of new market players can duly affect the Company’s market share and consequently the achievement of its sales targets.
204 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Kenaikan Harga Sektor Properti dan Real Estat Kenaikan harga dalam sektor properti dan real estat secara umum tidak dapat terelakkan setiap tahunnya mengingat tanah memiliki korelasi yang erat dengan tingkat inflasi dalam suatu negara. Namun demikian, mengingat tempat hunian merupakan kebutuhan utama bagi setiap keluarga maka kenaikan harga yang masih dalam batas yang sehat atau sekitar 10% hingga 15% setiap tahunnya terlihat tidak berdampak negatif bagi pendapatan Perusahaan. Bahkan penjualan menunjukan trend yang positif dalam lima tahun terakhir meski terjadi kenaikan harga.
Price Increases in the Property and Real Estate Sectors Price escalations in the property and real estate business are generally bound to happen each year in light of the strong correlation between land and the inflation rate. Nevertheless, considering that housing is a principal need of every family, an acceptable price increase ranging from 10% to 15% each year will not have an adverse impact on Company revenues. Sales, instead, have demonstrated a positive trend in the last five years despite such price surges.
Pengaruh Produk Baru Peluncuran produk baru yang dilakukan Perusahaan disamping dapat meningkatkan penjualan dengan tanpa meningkatkan harga jual juga dapat meningkatkan brand awereness atas produk-produk lain Perusahaan. Di sisi lain peluncuran produk baru di pasaran yang terutama dimiliki oleh pesaing-pesaing utama merupakan potensi bagi berkurangnya pangsa pasar Perusahaan, terutama apabila produk-produk pesaing tersebut memiliki konsep baru yang lebih menarik dan menguntungkan konsumen. Berkaitan dengan hal ini maka Perusahaan selalu berupaya untuk dapat memasarkan produk yang unik dan inovatif.
Impact of New Products The launching of new products by the Company will not only boost sales without having to impose a price increase but also strengthen brand awareness for other Company products. On the other hand, new product launches in markets primarily dominated by key competitors carry the risk of shrinking Company market share, notably when rival products offer a fresh concept more appealing to and advantageous for customers. In relation to this, the Company constantly strives to develop and market distinct and innovative products.
Perubahan Perpajakan Setelah sekian lama menggunakan perhitungan pajak yang bersumber dari Laba sebelum pajak (earnings before tax), mulai tahun 2009 perusahaan pengembang properti kembali diwajibkan menggunakan perhitungan pajak yang bersifat final sebesar 5 persen yang mengacu pada penjualan perusahaan. Bagi perusahaan pengembang properti yang efisien, perhitungan pajak final ini akan lebih menguntungkan dilihat dari jumlah pajak yang harus dibayarkan bila dibandingkan dengan cara sebelumnya.
Shift in Tax Policy After a lengthy period of applying tax calculations based on earnings before tax, in 2009 it again became mandatory for property developers to calculate its tax obligation based on 5% of company sales. For an efficient property developer, this final tax calculation approach will be more advantageous with regard to the amount of payable tax if compared to the previous method.
Perubahan Peraturan Dalam upaya meningkatkan industri properti di Indonesia serta daya saingnya di antara negaranegara tetangga, diperkirakan Pemerintah akan merevisi peraturan kepemilikan properti untuk warga negara asing. Seperti yang diusulkan oleh Asosiasi perusahaan real estat di Indonesia (REI), warga negara asing diusulkan untuk dapat memiliki hak pakai atas aset properti di Indonesia langsung 70 tahun di muka dari yang berlaku saat ini hanya 25 tahun di muka. Mengingat multiplier effect dari industri properti yang sangat besar maka perubahan
Amendments to the Law In efforts to promote Indonesia’s property industry and strengthen its competitive edge in comparison to neighboring countries, the Government is expected to revise legislation on foreign ownership of property. As proposed by the Indonesian Real Estate Association (REI), foreign nationals should be allowed the right to use property in Indonesia for a period of 70 years instead of the existing duration of 25 years. Considering the multiple effects to the property industry, amendments to laws concerning
205 Bakrieland Annual Report 2009
peraturan kepemilikan asing atas properti di tanah air merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi.
foreign ownership of property in Indonesia are indeed unavoidable.
Prospek Industri Relatif lebih baiknya prospek ekonomi Indonesia di tahun 2010 dibanding kondisi ekonomi di tahun 2009 serta meningkatnya daya beli masyarakat seiring dengan turunnya suku bunga pinjaman dan permintaan pasar yang tertahan selama ini, maka diharapkan industri properti di Indonesia baik secara keseluruhan maupun subsektor khususnya perumahan dan apartemen akan memiliki prospek yang baik di tahun 2010.
Industry Prospect A reasonably promising economic outlook for Indonesia in 2010 compared to the economic situation in 2009 coupled with stronger consumer purchasing power in parallel with declining credit interest rates and sustained market demand are expected to engender business optimism in 2010 for the property industry in Indonesia as a whole as well as the housing and apartment sub-sectors in particular.
Apartemen Krisis keuangan global telah turut mempengaruhi pasar apartemen yang ditandai dengan perlambatan kinerja pada paruh pertama tahun 2009. Namun, dengan tetap terjaganya kondisi makro dalam negeri, suku bunga dan inflasi yang rendah, pasar apartemen secara bertahap bangkit kembali pada paruh kedua tahun 2009. Secara kumulatif pasokan apartemen di kawasan CBD Jakarta di tahun 2009 tumbuh sebesar 11,3 persen.
Apartments The global financial crisis has brought about serious ramifications to the apartment sub-sector as apparent in its decelerated performance in the first half of 2009. Resilient national macro conditions together with low interest and inflation rates however, gradually invigorated the apartment market in the second half of 2009. The cumulative supply of apartments at the CBD Jakarta area in 2009 experienced an 11.3% growth rate.
Tingkat hunian apartemen di kawasan CBD Jakarta tercatat mengalami sedikit kenaikan pada posisi 83,6 persen pada tahun 2009. Tren kenaikan diprediksi akan tetap terjadi pada tahun 2010 walaupun tidak signifikan. Prediksi tingkat hunian dimungkinkan mengalami perubahan ke arah tren yang positif, apabila peraturan mengenai kepemilikan properti oleh warga asing terwujud pada kuartal kedua tahun 2010. Peraturan ini memungkinkan warga asing untuk memiliki properti di Indonesia, khususnya untuk apartemen kelas atas. Apabila peraturan ini diaplikasikan, tingkat hunian apartemen di CBD Jakarta diperkirakan akan bergerak naik dari tahun ke tahun. Di tahun 2010 ini, diperkirakan tingkat hunian apartemen di kawasan CBD Jakarta sebesar 84,4 persen (sumber: Colliers International Indonesia, Januari 2010).
The apartment occupancy rate at the CBD Jakarta area has slightly increased to 83.6% in 2009. An upward trend is predicted to continue throughout 2010 although it may not be significant. There is the likelihood of a positive trend for the occupancy rate if the law on property ownership of foreign nationals is enacted in the second quarter of 2010. The regulation will enable foreign nationals to own property in Indonesia particularly for the upper segment of apartment housing. When the law enters into force, apartment occupancy rate at CBD Jakarta is expected to move upwards from year to year. In 2010, the apartment occupancy rate at the CBD Jakarta area is estimated at 84.4% (source: Colliers International Indonesia, January 2010).
Perkantoran Krisis keuangan global di akhir tahun 2008 turut mempengaruhi kinerja sektor perkantoran. Di tahun 2009, tingkat hunian di CBD Jakarta sedikit turun di level 88,6 persen. Selama krisis, dalam dua kuartal awal di tahun 2009, permintaan akan ruang kantor melambat. Sebagian besar perusahaan asing menunda ekspansi atau relokasi kantor mereka sambil menunggu perbaikan kinerja ekonomi. Maka, pada saat itu, eksekusi ruang kantor sewa lebih banyak berasal dari perusahaan lokal.
Office Buildings The global financial turbulence towards the end of 2008 has contributed to the slowing down of the office sub-sector performance. In 2009, the occupancy rate at CBD Jakarta experienced a minor setback to a level of 88.6%. Throughout the crisis, particularly in the early two quarters of 2009, demand for office space was lackluster. Most foreign companies have postponed expansion plans or relocated their offices while awaiting the recovery of the country’s economic performance. Hence, office space was primarily leased out to local tenants.
206 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Dibandingkan dengan sektor properti lain, sektor perkantoran pulih lebih cepat. Kecenderungan positif mulai terjadi di penghujung tahun 2009. Kinerja ekonomi yang lebih baik memicu terjadinya transaksi untuk ruang kantor yang lebih luas. Maka, tahun 2009 ditutup dengan level tingkat hunian 88,6 persen. Akan tetapi, dalam tiga tahun mendatang, diperkirakan tingkat hunian akan mulai menurun, mencapai level 85,3 persen di tahun 2012, level yang masih cukup sehat untuk industri pasar perkantoran. Sedangkan untuk tahun 2010, tingkat hunian diperkirakan sebesar 88,5 persen (sumber: Colliers International Indonesia, Januari 2010).
Compared to other property business units, the office building sector has experienced an early recovery. A positive trend was already evident by the end of 2009. An improved economic performance has triggered a larger volume of office space transactions. The year 2009 ended with a tenancy rate of 88.6%. Nevertheless, in the forthcoming three years the occupancy rate is expected to begin its downward spiral to 85.3% in 2012, a level still considered as fairly robust for the office market. In 2010, the tenancy rate is predicted to reach 88.5% (source: Colliers International Indonesia, January 2010).
Perhotelan Walau perlahan, hotel berbintang tiga sampai lima di CBD Jakarta menunjukkan peningkatan kinerja, dari tingkat hunian hanya 43,9 persen di tahun 2002, menjadi 68,3 persen di tahun 2009. Selain meningkatnya kinerja ekonomi Indonesia, yang menyebabkan peningkatan tingkat kunjungan tamu asing ke Jakarta; kinerja hotel di CBD Jakarta bergantung pada tamu domestik, baik sebagai individu maupun dalam group. Pasar MICE (meeting, incentive, convention and exhibition) merupakan penyumbang besar untuk pendapatan hotel dalam lima tahun terakhir.
Hotels Although increasing at a slow pace, three- and fivestar hotels in CBD Jakarta demonstrated increased occupancy rate from merely 43.9% in 2002 to 68.3% in 2009. In addition to Indonesia’s improved economic performance which further boosted the number of foreign visitors to Jakarta, the performance of hotels in CBD Jakarta depends on domestic guests, both individuals and group clients. The MICE (meeting, incentive, convention and exhibition) market segment is the highest contributor to hotel revenues in the past five years.
Krisis ekonomi global hanya dirasakan di akhir tahun 2008 dan awal 2009, ketika tingkat hunian pada periode tersebut mengalami sedikit penurunan. Akan tetapi, pasar mulai membaik sejak di paruh kedua tahun 2009, sehingga di akhir tahun 2009, tingkat hunian tercatat mencapai 68,3 persen. Untuk tahun 2010, tingkat hunian diperkirakan sebesar 71,0% (sumber: Colliers International Indonesia, Januari 2010).
The impact of the global economic crisis was only noticeable at the end of 2008 and early 2009 when hotel occupancy rate during that particular period experienced a slight reduction. Nevertheless, the market situation improved since the second half of 2009 which helped push occupancy rate to 68.3% by the end of 2009. For 2010, occupancy rate is estimated at 71.0% (source: Colliers International Indonesia, January 2010).
Perumahan Berdasarkan survei pada tahun 2009 pasokan rumah baru di Jabodetabek mengalami penurunan. Penurunan pasokan terutama terjadi pada perumahan segmen menengah-menengah dan menengah atas.
Housing Based on a 2009 survey, the supply of new housing in the Jabodetabek area revealed a declining trend. This supply cutback is primarily affecting the middle and upper-middle housing segments.
Tingkat bunga KPR yang relatif tinggi di tahun 2009 membuat konsumen menunda untuk membeli rumah, diperkirakan tingkat bunga ideal KPR adalah sebesar 8 - 11 persen. Tingkat bunga pada level ini akan menaikkan daya beli masyarakat untuk membeli rumah dan mendorong bank-bank mengeluarkan produk kredit perumahannya.
A relatively high housing loan interest rate in 2009 had given consumers reason to delay their housing purchase as the ideal credit interest rate is estimated at 8 - 11 percent. An interest rate at this level will boost the purchasing power of consumers, enabling them to purchase property and encourage banking institutions to offer housing credit facilities.
207 Bakrieland Annual Report 2009
Potensi permintaan perumahan di Jabodetabek pada tahun 2009 mencapai 165.185 unit, dan diperkirakan pada tahun 2010 akan mencapai 179.412 unit atau meningkat sebesar 8 persen. Peningkatan ini dipengaruhi bertambahnya keluarga baru yang ingin segera memiliki rumah. Prospek perumahan di wilayah Jabodetabek masih sangat besar, hal ini bisa dilihat dari jumlah backlog perumahan di Jabodetabek yang mencapai 1 juta rumah tangga yang belum mempunyai rumah, sehingga membutuhkan pasokan rumah baru rata-rata sebanyak 160.000 hingga 200.000 unit setiap tahunnya (Sumber: Pusat Studi Properti Indonesia, Januari 2010).
Housing potential demand in Jabodetabek for 2009 reached 165,185 units, and is projected to rise to 179,412 units in 2010 or an 8% increase. This rising demand is attributed to a greater number of new families who wish to become homeowners. The Jabodetabek area is consistently regarded as a lucrative segment as evident in the housing backlog of some 1 million households. These are families waiting in line to purchase their own houses, translating into an increasing demand for the supply of new houses at an average of 160,000 to 200,000 units each year. (Source: Indonesia Property Study Center, January 2010).
Pusat Perbelanjaan Dampak krisis global tidak terlalu terasa untuk ritel di CBD Jakarta karena umumnya pusat perbelanjaan di daerah ini memiliki pasar yang solid. Tingkat hunian turun dari 92,9 persen di tahun 2008 menjadi 88,8 persen di tahun 2009 – penurunan yang relatif kecil. Kecenderungan kinerja positif ini diproyeksikan akan terus berlanjut sepanjang tahun 2010. Dengan tidak adanya tambahan pasokan ruang ritel di tahun 2010, tingkat hunian diproyeksikan akan kembali naik menjadi 90,7 persen.
Shopping Centers The impact of the global crisis on the retail business in CBD Jakarta was insignificant as shopping malls within the area are characterized by a solid market. Tenancy rates decreased slightly from 92.9 percent in 2008 to 88.8 percent in 2009, thus considered to be a relatively minor impact. This encouraging trend in market performance is projected to continue throughout 2010. In the absence of an additional supply of retail space in 2010, occupancy rate is forecasted to regain its high level of 90.7 percent.
Dinamika tingkat hunian diproyeksikan akan terus terjadi hingga tahun 2011 dan 2012. Positifnya kinerja tingkat hunian pada tahun 2010 diperkirakan akan terus berlanjut sampai dengan tahun 2011. Dengan adanya keseimbangan antara pasokan dan penyerapan, kinerja tingkat hunian pusat perbelanjaan di CBD Jakarta sepanjang periode 2010-2012 akan tetap sehat pada angka rata – rata 90 persen (sumber: Colliers International Indonesia, Januari 2010).
The current dynamics in occupancy rate are expected to carry on until 2011 and 2012. The buoyant performance of the occupancy rate in 2010 will continue until 2011. The balance between supply and absorption will help maintain the tenancy rate of shopping centers at CBD Jakarta at an average robust level of 90 percent throughout the 2010-2012 period (Source: Colliers International Indonesia, January 2010).
Kinerja Unit Usaha Secara umum, kinerja unit-unit usaha Perusahaan selama tahun 2009 cukup baik, yang secara konsolidasi mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2008. Meningkatnya pendapatan Perusahaan ini, meskipun tidak terlalu besar, sesungguhnya merupakan sebuah pencapaian yang sangat baik mengingat tahun 2009 merupakan periode yang penuh tantangan sebagai akibat adanya krisis perbankan dan likuiditas global yang berimbas pada kondisi perbankan dan likuiditas di tanah air. Keberhasilan Perusahaan melewati kondisi yang penuh tantangan selama tahun 2009 dengan baik menunjukkan bahwa Perseroan memiliki kemampuan pengelolaan sumber daya dan manajemen risiko yang sangat baik.
Business Unit Performance In general, the performance of Company business units in 2009 showed a fairly impressive achievement, which in consolidated terms was marked by an enhanced performance in comparison to 2008. A satisfactory increase in Company revenues was indeed an admirable feat considering that 2009 was a year replete with challenges arising from the banking and global liquidity crisis which has affected the banking industry and liquidity situation in Indonesia. The Company’s success in navigating through these challenges throughout 2009 with exceptional results proves that the Company has demonstrated an outstanding capacity to effectively utilize resources and ensure the implementation of sound risk management.
208 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Perusahaan berhasil mempertahankan pendapatan di atas angka Rp 1 triliun yaitu mencapai Rp 1,06 triliun, atau sedikit mengalami kenaikan dari tahun 2008 sebesar Rp 1,05 triliun. Namun demikian, adanya kenaikan beban pokok penghasilan dan beban usaha telah mengakibatkan laba operasi turun menjadi Rp 166,8 miliar di tahun 2009 dibandingkan Rp 226,0 miliar dari tahun sebelumnya, dan berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 132,3 miliar atau mengalami penurunan dari tahun 2008 yang mencatat laba bersih sebesar Rp 272,1 miliar.
The Company has succeeded in sustaining its revenues at above Rp 1 trillion, to be precise Rp 1.06 trillion, a slight increase compared to the Rp 1.05 trillion generated in 2008. Nevertheless, a surge in the cost of revenue and operating expenses contributed to a decline in operating profits to Rp166.8 billion in 2009 compared to Rp 226.0 billion in the previous year, and the Company also managed to yield Rp 132.3 billion in net profits, a decrease from Rp 272.1 billion earned in 2008.
Keberhasilan Perusahaan dalam mempertahankan pendapatan yang baik tersebut tidak lepas dari kerja keras seluruh jajaran manajemen dan karyawan Perusahaan dalam mengembangkan proyek-proyek yang memiliki kualitas baik. Perusahaan memiliki proyek-proyek di lokasi-lokasi yang strategis dalam skala besar, dengan konsep pembangunan yang menyeluruh sesuai keinginan konsumen. Kelangsungan bisnis Perusahaan juga diharapkan terus berkelanjutan dengan didukung oleh cadangan lahan (land bank) yang besar dan dimungkinkan untuk terus bertambah. Sedangkan struktur permodalan yang kuat menjadi faktor penting bagi Perusahaan dalam menyelesaikan pembangunan proyekproyeknya secara tepat waktu dan berkualitas.
The Company’s ability to maintain an impressive income level is attributed to the relentless work of all Company management ranks and employees in developing first-rate quality projects. The Company is involved in large-scale and strategically-located projects by adopting a comprehensive development concept which caters to consumer needs. The sustainability of Company operations is expected to continue due to the presence of vast land banks and the prospect of further expansion. A solid capital structure is also another key factor that assures the Company’s timely completion of project developments of unquestionable quality.
2009
2008
Pendapatan | Revenue
(Rp Miliar Billion)
1,059.0
1,053.8
% 0.5
Laba Kotor | Gross Profit
(Rp Miliar Billion)
498.1
510.3
(2.4)
Laba Usaha | Operating Profit
(Rp Miliar Billion)
166.8
226.0
(26.2)
Laba Bersih | Net Profit
(Rp Miliar Billion)
132.3
272.1
(51.4)
Marjin Laba Kotor | Gross Profit Margin
(%)
47.0
48.4
(2.9)
Marjin Laba Usaha | Operating Profit Margin
(%)
15.7
21.4
(26.6)
2009
2008
%
Jumlah Aset | Total Assets
(Rp Miliar Billion)
11,592.6
8,335.0
39.0
Kas & Setara Kas | Cash & Cash Equivalent
(Rp Miliar Billion)
760.4
740.3
7.8 84.7
Jumlah Kewajiban | Total Liabilities
(Rp Miliar Billion)
5,794.1
3,133.7
Jumlah Ekuitas | Total Equity
(Rp Miliar Billion)
4,642.5
4,507.7
3.0
Debt to Equity Ratio
(%)
66.0
24.9
165.1
Pencapaian tersebut merupakan kontribusi dari unit-unit usaha Bakrieland, yaitu unit usaha City Property, Landed Residential dan unit usaha Hotel & Resort. City Property adalah unit usaha Bakrieland yang mengembangkan proyek superblok Rasuna Epicentrum di kawasan CBD utama Kuningan Jakarta, dengan produk utama apartemen dan bangunan tinggi lainnya seperti perkantoran. Sedangkan Landed Residential merupakan unit
These accomplishments constitute major contributions from Bakrieland business units namely City Property, Landed Residential and Hotel & Resort units. City Property is a Bakrieland business unit which is focusing on the development of the Rasuna Epicentrum superblock conveniently situated at the main CBD area in Kuningan, Jakarta as well as other apartment and high-rise buildings including office premises. Landed Residential is another Bakrieland
209 Bakrieland Annual Report 2009
usaha Bakrieland yang mengembangkan perumahan (landed housing) dengan proyek utamanya adalah perumahan Bogor Nirwana Residence yang berada di kawasan utama kota Bogor. Sementara itu, Hotel & Resort merupakan unit usaha yang bergerak dibidang perhotelan, dengan proyek utamanya berada di salah satu pusat pariwisata dunia yaitu Bali.
business unit engaged in the development of landed housing of which one of its main projects is the Bogor Nirwana Residence situated at a prime location in Bogor City. The Hotel & Resort business unit concentrates on the development of hotels and its leading project is advantageously located in Bali, one of the world’s tourist destination hubs.
Unit City Property
City Property Unit
Miliar Rupiah | IDR Billion
2008
% to Rev.
2009
% to Rev.
Pertumbuhan | Growth Rp
%
City Property Pendapatan | Revenue
553.6
100%
468.0
100%
-85.5
-15.5%
Beban Pokok Pendapatan | Cost of Sales
304.9
55.1%
257.1
54.9%
-47.8
-15.7%
Laba Kotor | Gross Profit
248.7
44.9%
210.9
45.1%
-37.8
-15.2%
Beban Usaha | Operating Expenses
168.2
30.4%
168.4
35.9%
0.2
0.1%
80.5
14.5%
42.5
9.1%
-38.0
-47.2%
Laba Usaha | Operating Profit
Unit City Property Bakrieland tetap menjadi penopang pendapatan Perusahaan, dan memberikan kontribusi terbesar selama tahun 2009, dimana unit City Property membukukan pendapatan Rp 468,0 miliar, atau turun sebesar 15,5% dari tahun 2008. Penurunan pendapatan unit City Property yang disebabkan turunnya penjualan unit-unit apartemen ini terkait dengan kondisi makroekonomi di tahun 2009 yang secara umum kurang baik akibat terkena dampak krisis yang terjadi pada akhir tahun 2008. Pendapatan dari Unit City Property dihasilkan dari penjualan proyek-proyek bangunan tinggi (high-rise) di antaranya perkantoran Bakrie Tower, The Grove Condominium, The Grove Suites, proyek komersial Lifestyle Center dan apartemen The Wave.
Bakrieland’s City Property Unit remains the mainstay of Company revenues, thus in 2009 contributed the largest portion by recording Rp 468.0 billion in revenues, or a 15.5% decrease from 2008. A decline in City Property revenues is due to lower sales of apartment units, as affected by the macro-economic condition in 2009 which in general suffered from a less than optimistic situation arising from the financial crisis that occurred at the end of 2008. Revenues from the City Property Unit are drawn from the sales of high-rise buildings including Bakrie Tower office premises, The Grove Condominium, The Grove Suites, Lifestyle Center commercial project and The Wave apartment building.
Bakrie Tower, proyek bangunan perkantoran 50 lantai yang menjadi flagship Perusahaan, telah hampir selesai dengan sebagian besar saleable areanya telah terjual atau tersewa. Pembangunan konstruksi Bakrie Tower hingga 31 Desember 2009 telah mencapai 95,1%, dengan take-up rate mencapai sekitar 80%, dimana sekitar 30% take-up rate di antaranya merupakan komitmen untuk menyewa bangunan kantor Bakrie Tower. Demikian pula proyek Lifestyle Center, yang pada 31 Desember 2009 progres konstruksinya telah mendekati selesai dengan tingkat penjualan yang juga memuaskan, dimana sekitar 65% dari total saleable area Lifestyle Center telah terjual atau dipesan untuk disewa. Sedangkan konstruksi pembangunan The Grove yang terdiri atas 2 tower kondominium dengan total 438 unit telah mencapai 65,4% hingga 31 Desember 2009, dan kurang lebih setengah dari total unit yang
The 50-storey Bakrie Tower office building serving as the Company’s flagship is near completion where most of its saleable area has either been sold or leased. The construction of Bakrie Tower by 31 December 2009 reached 95.1% completion with a take-up rate of 80% from which 30% constitutes leasing commitments on Bakrie Tower office space. By 31 December 2009, the Lifestyle Center project also entered the final stage of construction with satisfactory sales volumes where approximately 65% of Lifestyle Center’s total saleable area had been booked for lease. The construction of the Grove, which consists of 2 condominium towers with a total of 438 units, is 65.4% complete by 31 December 2009, and roughly half of the entire available units have been sold. The Grove Suites apartment project, which is intended for the upper market segment, by 31 December 2009 had sold
210 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
tersedia telah terjual. Sementara untuk proyek apartemen The Grove Suites, yang memiliki segmen pasar yang lebih tinggi, hingga 31 Desember 2009 telah terjual sekitar sepertiganya dengan progres konstruksi telah mencapai sekitar 75,6%.
approximately one third of available apartment units. Progress on this apartment project reached the 75.6% complete point of the entire construction process.
Beban pokok penjualan unit usaha City Property dapat dikelola dengan baik sehingga margin laba kotor meningkat menjadi sebesar 45,1% di tahun 2009 dari 44,9% di tahun 2008. Margin laba kotor yang lebih baik ini sebagai hasil dari manajemen proyek yang efisien dan profesional disamping adanya beberapa bahan-bahan material bangunan yang telah mengalami penurunan harga selama tahun 2009. Besarnya skala proyek yang dibangun juga memungkinkan terciptanya economic of scale sehingga pembelian bahan baku dapat lebih efisien.
A well-managed cost of sales by the City Property business unit resulted in a 45.1% increase in gross profit margin in 2009 compared to the level of 44.9% posted in 2008. An improved gross profit margin is attributed to the efficient and professional management of projects, in addition to price cuts for a range of construction materials in 2009. The development of large-scale projects has also allowed for greater economies of scale which increases efficiency with respect to the procurement of raw materials.
Disamping proyek-proyek di atas, bekerja sama dengan Perumnas, Bakrieland juga mengembangkan proyek rumah susun bersubsidi (Rusunami) Sentra Timur Residence di Jakarta Timur, untuk mendukung program pemerintah dalam pembangunan tempat hunian 1.000 tower. Pada tahap pertama, dikembangkan 3 tower yang memiliki total 1.327 unit, dengan rencana pengembangan keseluruhan hingga 11 tower. Pada bulan Oktober 2009 telah dilakukan topping off atas ketiga tower rusunami, dan hingga 31 Desember 2009, progres konstruksi Sentra Timur Residence telah mencapai 70,6% dengan take up rate mencapai sekitar 40%, dimana sejumlah 549 unit Rusunami telah terjual. Lokasi Sentra Timur Residence yang strategis berdekatan dengan akses jalan tol JORR (Jakarta Outer Ring Road) dan fasilitas yang cukup lengkap, menjadi faktor utama suksesnya proyek ini, dan diharapkan penjualan Rusunami Sentra Timur Residence akan semakin meningkat seiring dengan selesainya konstruksi bangunan.
Apart from the foregoing projects, Bakrieland in partnership with state-run Perumnas has helped develop the subsidized low-cost apartments of Sentra Timur Residence in East Jakarta as part of Company efforts to support the government program of developing 1,000 towers. At the first stage, three towers accommodating a total of 1,327 units were constructed with plans to develop a total of 11 towers. In October 2009, the topping off of the three apartment towers was officially launched, and by 31 December 2009 a 70.6% progress was achieved in the construction of Sentra Timur Residence with a 40% take-up rate where a total of 549 low-cost apartments have been sold. In addition, strategicallylocated in proximity to the JORR (Jakarta Outer Ring Road) highway access, Sentra Timur Residence offers reasonably complete facilities which are the key success factors of the project, and sales of its apartment units are expected to increase in line with progress in the completion of the construction project.
Ke depan, unit City Property diharapkan akan tetap memberikan kontribusi yang besar bagi Perusahaan. Beberapa proyek yang akan menjadi sumber pendapatan di tahun 2010 diantaranya proyek apartemen The Wave at Rasuna Epicentrum, dan proyek perkantoran The Convergence Indonesia. Apartemen The Wave yang pada tahap pertama dikembangkan 3 tower, yaitu tower Coral, Sand dan Breeze, memiliki total 861 unit apartemen. Tingkat penjualan tower Coral dan Sand sangat baik mencapai masing-masing sekitar 47% dan 33% dengan progres konstruksi hingga 31 Desember
In coming years, the City Property Unit is projected to maintain its significant contribution to Company revenues. Several income-generating projects for 2010 include The Wave at Rasuna Epicentrum apartment project and The Convergence Indonesia office building. The initial development phase of The Wave apartment block will concentrate on the construction of 3 towers namely the Coral, Sand and Breeze towers with a total of 861 apartment units. The Coral and Sand towers have managed to post impressive sales reaching 47% and 33% respectively and both towers were at 10% of the construction
211 Bakrieland Annual Report 2009
2009 masing-masing sekitar 10%. Sedangkan tower Breeze mencapai tingkat penjualan sekitar 10%. Sementara The Convergence Indonesia merupakan bangunan perkantoran 26 lantai seluas sekitar 26,000 m2, yang direncanakan selesai pada akhir tahun 2012. Dengan lokasi yang sangat strategis di jantung kota Jakarta yaitu di Jl. HR Rasuna Said, konsep pembangunan yang terintegrasi antara hunian apartemen, perkantoran dan komersial dengan fasilitas pendukung yang lengkap serta pemilihan segmen pasar yang tepat, maka proyek apartemen The Wave dan proyek perkantoran The Convergence Indonesia diharapkan akan menuai sukses dan turut mendukung kinerja unit City Property untuk lebih meningkat di tahun mendatang.
process by 31 December 2009. While sales of the Breeze tower have reached 10%. The Convergence Indonesia covers a 26-floor office building on a 26,000 sqm plot of land and is scheduled for completion by the end of 2012. Located strategically on the Jl. HR Rasuna Said thoroughfare at the heart of Jakarta City, its development concept seeks to integrate apartment, office and commercial buildings with wide-ranging supporting facilities and along with the right market segmentation these features are expected to ensure the success of The Wave apartment and The Convergence Indonesia office projects as well as in supporting City Property’s enhanced performance in the years ahead.
Unit Landed Residential
Landed Residential
Miliar Rupiah | IDR Billion
2008
% to Rev.
2009
% to Rev.
Pertumbuhan | Growth Rp
%
Landed Residential Pendapatan | Revenue
399.5
100%
375.0
100%
-24.5
-6.1%
Beban Pokok Pendapatan | Cost of Sales
187.4
46.9%
170.4
45.4%
-17.0
-9.1%
Laba Kotor | Gross Profit
212.1
53.1%
204.6
54.6%
-7.5
-3.6%
87.9
22.0%
98.1
26.2%
10.2
11.6%
124.2
31.1%
106.5
28.4%
-17.7
-14.3%
Beban Usaha | Operating Expenses Laba Usaha | Operating Profit
Kinerja Unit Landed Residential mengalami sedikit penurunan selama tahun 2009, dimana penjualan turun menjadi Rp 375,0 miliar dari Rp 399,5 miliar di tahun 2008, atau turun sebesar 6,1%. Relatif tingginya tingkat suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) pada tahun 2009 khususnya pada semester pertama, merupakan salah satu sebab utama turunnya penjualan perumahan Bakrieland, mengingat sebagian besar penjualan rumah menggunakan fasilitas KPR perbankan. Kontribusi penjualan terbesar unit usaha Landed Residential berasal dari proyek Bogor Nirwana Residence (BNR) sebesar Rp 255,3 miliar atau sekitar 70% dari total penjualan perumahan di Unit Landed Residential. Sedangkan proyek perumahan di Batam (Batam Nirwana Residence) dan Malang (Ijen Nirwana Residence) memberikan total kontribusi sekitar 12%. Selain dari penjualan perumahan, pendapatan Unit Landed Residential juga diperkuat oleh proyek lainnya seperti The Jungle Waterpark, Aston Hotel Bogor dan proyek komersial Orchard Walk.
The performance of Landed Residential Unit slightly weakened during 2009 where sales fell to Rp 375.0 billion from Rp 399.5 billion in 2008, or a 6.1% drop. Relatively prohibitive house ownership credit interest rates in 2009, notably in the first semester, was one of the principal causes of a decrease in the sales of Bakrieland housing units, considering that a major proportion of housing sales rely on bank credit facilities. The largest sales contribution for the Landed Residential Unit originates from the Bogor Nirwana Residence (BNR) project amounting to Rp 255.3 billion or roughly 70% from total housing sales for the Landed Residential Unit. Housing projects in Batam (Batam Nirwana Residence) and Malang (Ijen Nirwana Residence) represent a total contribution of approximately 12%. Apart from landed residential sales, revenues from this business unit are also strengthened by other projects such as The Jungle Waterpark, Aston Hotel Bogor and the Orchard Walk commercial project.
Lebih lanjut, disamping sebagai fasilitas yang memberikan daya tarik, wahana rekreasi air The
In addition to being an appealing recreational center, The Jungle Waterpark which began operations
212 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Jungle Waterpark yang mulai beroperasi di awal tahun 2008 juga memberikan kontribusi pendapatan yang cukup baik bagi Perusahaan. The Jungle Waterpark yang memiliki luas area 2,4 ha mampu menarik pengunjung sekitar 864 ribu orang dan mendatangkan pendapatan sekitar Rp 40,6 miliar selama tahun 2009. Sementara pada tahun 2008, pengunjung The Jungle mencapai 916 ribu orang dengan pendapatan yang dihasilkan sebesar hampir Rp 40 miliar.
in early 2008 is a significant source of income for the Company. Built on an area of 2.4 hectares, The Jungle Waterpark pulls in some 864 thousand visitors and manages to yield revenues worth Rp 40.6 billion in 2009. In 2008, visitors to the Jungle Waterpark reached 916 thousand people and generated almost Rp 40 billion in revenues.
Sebagaimana karakteristik proyek perumahan, margin laba kotor unit usaha Landed Residential tetap tinggi pada kisaran di atas 50% yaitu sebesar 54,6% atau sedikit lebih baik dari tahun 2008 dengan margin sebesar 53,1%. Sedangkan margin laba operasi mengalami sedikit penurunan menjadi 28,4% pada tahun 2009 dari 31,1% pada tahun sebelumnya, oleh karena peningkatan beban operasi.
As part of the characteristics of housing projects, the gross profit margin of the Landed Residential business unit was maintained at a high level of above 50%, or 54.6% to be precise, which is a slight improvement from the 53.1% margin in 2008. The operating profit on the other hand experienced a slight decrease to 28.4% in 2009 from 31.1% in the previous year due to an increase in operating expenses.
Ke depan, kinerja unit Landed Residential diharapkan akan lebih baik. Dengan lokasi yang strategis di wilayah utama kota Bogor, konsep yang mengintegrasikan hunian perumahan hijau dengan area komersial dan wahana rekreasi, adanya cadangan lahan yang besar khususnya di proyek utama Bogor Nirwana Residence (BNR), serta didukung oleh strategi dan segmentasi pemasaran yang tepat, maka dimasa datang diharapkan akan terjadi pertumbuhan penjualan yang tinggi. Disamping fasilitas-fasilitas yang telah ada seperti wahana rekreasi air The Jungle Waterpark serta area komersial The Jungle Mall dan Orchard Walk, pembangunan fasilitas yang penting untuk semakin menarik minat konsumen juga terus dibangun. Fasilitas tersebut meliputi hotel bintang 4 yang dibangun di sekitar area The Jungle Waterpark yang diharapkan akan selesai pada tahun 2010 dan rencana pembangunan lapangan golf 18 holes yang akan membuat proyek perumahan BNR semakin prestisius, sehingga nilai properti (property value) di kawasan BNR akan semakin tinggi. Di samping itu, tingkat suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang diharapkan akan semakin turun di tahun 2010 juga akan mendukung meningkatnya permintaan akan perumahan yang berujung pada pertumbuhan penjualan perumahan Bakrieland.
The performance of the Landed Residential business unit in years to come is projected to improve. Supported by a strategic location in Bogor city’s prime area, the adoption of a concept that integrates a green residential area with a commercial zone and recreational facility, the availability of vast land reserves primarily at its main project known as Bogor Nirwana Residence (BNR) and bolstered with the appropriate marketing strategy and segmentation, this business unit is expected to experience high sales growth. In addition to existing facilities available at the Jungle Waterpark, Jungle Mall and Orchard Walk commercial zones, the development of other equally important amenities is also crucial to heighten consumer interest. Facilities which include a four-star hotel built in proximity to the Jungle Waterpark is scheduled for completion in 2010 and plans are underway to develop an 18-hole golf course which will add prestige to the BNR project, thus increasing its property value. Furthermore, the housing loan interest rate is expected to decline further in 2010 which will stimulate demand for housing and ultimately boost sales growth of Bakrieland’s landed housing.
213 Bakrieland Annual Report 2009
Unit Hotel & Resort Miliar Rupiah | IDR Billion
Hotel & Resort Unit 2008
% to Rev.
2009
% to Rev.
Pertumbuhan | Growth Rp
%
Hotel & Resort Pendapatan | Revenue
100.8
100%
216.0
100%
115.2
114.4%
Beban Pokok Pendapatan | Cost of Sales
50.7
50.3%
132.8
61.5%
82.1
162.8%
Laba Kotor | Gross Profit
50.0
49.7%
83.2
38.5%
33.1
66.2%
Beban Usaha | Operating Expenses
28.7
28.5%
53.8
24.9%
25.2
87.8%
Laba Usaha | Operating Profit
21.4
21.2%
29.3
13.6%
8.0
37.3%
Pada tahun 2009, kontribusi dari unit usaha Hotel & Resort meningkat tajam, dimana pendapatan dari unit usaha ini mencapai Rp 216,0 miliar atau meningkat lebih dari dua kali lipat dari tahun 2008 sebesar Rp 100,8 miliar. Kinerja yang baik ini masih ditopang oleh suksesnya penjualan proyek Pullman Bali Legian Nirwana, hotel strata berbintang 5 pertama yang berlokasi di Kuta Bali, yang memberikan kontribusi sekitar 65% dari pendapatan Unit Hotel & Resort. Hingga akhir Desember 2009, pembangunan konstruksi di proyek Legian mencapai sekitar 98%, dengan tingkat penjualan yang sangat baik dimana dari 280 unit yang ditawarkan telah terjual sekitar 77% (marketing sales). Di samping itu, ada 80 unit yang tidak dijual dan akan disewakan. Sementara dari segi hasil operasi, unit usaha Hotel & Resort membukukan laba kotor yang cukup baik sebesar Rp 83,2 miliar, naik 66,2% dari tahun 2008 yang sebesar Rp 50 miliar, dan laba operasi meningkat menjadi Rp 29,3 miliar atau naik 37,3% dari Rp 21,4 miliar di tahun sebelumnya.
In 2009, Hotel & Resort contributions rose sharply as it managed to bring in Rp 216.0 billion in earnings or more than a twofold increase from 2008, generating Rp 100.8 billion. This notable performance was once again made possible by the impressive sales figures of Pullman Bali Legian Nirwana, the first five-star strata hotel located along Kuta area in Bali, allowing a 65% contribution for Hotel & Resort Unit’s overall earnings. By the end of December 2009, the construction process of the Legian project reached 98% completion posting extraordinary sales where 77% of the 280 units on offer have been sold. Furthermore, an additional 80 units are available for lease. With regard to its operating profit, the Hotel & Resort business unit recorded Rp 83.2 billion in gross profits, a 66.2% rise from Rp 50 billion in 2008. Operating profit also experienced a 37.3% surge from Rp 21.4 billion in the previous year to Rp 29.3 billion in 2009.
Faktor lain yang menyebabkan peningkatan pendapatan pada unit usaha Hotel & Resort adalah dikonsolidasikannya PT Bali Nirwana Resort (BNR Bali) ke dalam Bakrieland semenjak tanggal 31 Juli 2009, sebagai akibat penambahan modal yang disetor Perusahaan ke dalam BNR Bali sehingga kepemilikannya meningkat menjadi 52,5%. BNR Bali memiliki proyek Nirwana Bali Resort (NBR), sebuah proyek resort terintegrasi seluas 103 ha yang berlokasi di Tanah Lot, salah satu kawasan tujuan wisata utama di pulau Bali. NBR terdiri atas 278 kamar hotel mewah berbintang 5 yang dioperasikan oleh Le Meridien, dan dilengkapi fasilitas padang golf 18 holes rancangan legenda golf Greg Norman dan merupakan salah satu resort golf terbaik di Asia, yang dinobatkan sebagai Asian Leading Golf Resort oleh World Travel Award. Untuk tahun 2009, NBR memberikan kontribusi pendapatan sebesar Rp 69,6 miliar kepada Bakrieland.
Another key determinant which led to higher earnings for the Hotel & Resort business unit was the consolidation of PT Bali Nirwana Resort (BNR Bali) into Bakrieland since 31 July 2009, as the result of the Company’s capital injection into BNR Bali, thus increasing its ownership share to 52.5%. BNR Bali owns the Nirwana Bali Resort (NBR) project, an integrated resort developed on a 103-hectare land located at Tanah Lot, one of Bali’s foremost places of interest. NBR boasts 278 lavish five-star hotel rooms under the management of Le Meridien and features an 18-hole golf course designed by legendary golfer Greg Norman and is hailed as one of the best golf resorts in Asia when it was acknowledged as an Asian Leading Golf Resort by the World Travel Award. In 2009, NBR contributed Rp 69.6 billion to Bakrieland’s income.
214 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Sedangkan secara makro, faktor yang cukup penting dibalik tumbuhnya unit usaha Hotel & Resort adalah telah pulihnya iklim pariwisata di Indonesia, khusunya di Bali. Salah satu indikator utama akan hal ini adalah jumlah kunjungan wisatawan asing ke Bali yang mencapai 2,38 juta selama tahun 2009, meningkat cukup tajam dibanding tahun 2008 yang sebanyak 2,08 juta (sumber: Biro Pusat Statistik, BPS, Januari 2010). Jumlah kunjungan ini merupakan kunjungan wisatawan asing tertinggi yang pernah dicapai pulau Bali. Di samping itu, kepercayaan dunia internasional kepada Bali juga tetap tinggi, yang terlihat dari banyaknya acara-acara (event) internasional yang diselenggarakan di Bali seperti United Nations Climate Change Conference pada tahun 2007, Asian Beach Games pada tahun 2008, dan Asian Development Bank (ADB) Annual Meeting pada tahun 2009.
From a macro context, a fundamental factor behind the remarkable growth of the Hotel & Resort business unit is the recovery of the tourism industry in Indonesia particularly on the island of Bali. This is primarily indicated in the influx of foreign visitors to Bali which reached 2.38 million tourists in 2009, a substantial rise from 2.08 million visitors in 2008 (source: Central Bureau of Statistics, BPS, January 2010). This is indeed a record number of foreign tourist arrivals in Bali to date. In addition, the world continues to have high regard of Bali as evident from the organizing of numerous international events in Bali such as the United Nations Climate Change Conference in 2007, the Asian Beach Games in 2008 and the Asian Development Bank (ADB) Annual Meeting in 2009.
Ke depan, kinerja unit Hotel & Resort diharapkan akan semakin baik dengan selesainya proyek Pullman Bali Legian Nirwana, kontribusi dari NBR, serta didukung oleh iklim pariwisata di Bali yang diharapkan semakin kondusif.
In coming years, the performance of the Hotel & Resort unit is expected to improve further with the completion of the Pullman Bali Legian Nirwana, income contributions from NBR and support by the upturn in Bali’s tourism climate with increasingly brighter prospects.
Unit Infrastruktur Terkait Properti
Property-Related Infrastructure Unit
Miliar Rupiah | IDR Billion
2009
Toll Road Pendapatan | Revenue
-
Beban Pokok Pendapatan | Cost of Sales
-
Laba Kotor | Gross Profit
-
Beban Usaha | Operating Expenses
11.6
Laba Usaha | Operating Profit
-11.6
Dalam rangka memperkuat usaha properti sekaligus meningkatkan pendapatan yang berkelanjutan, Bakrieland mengembangkan unit usaha infrastruktur yang terkait usaha properti, diantaranya yaitu dibidang jalan tol dan pengelolaan air terpadu. Pengembangan usaha jalan tol didasarkan atas pertimbangan adanya sinergi antara bisnis properti dan jalan tol, dimana Bakrieland sebagai perusahaan properti memiliki kompetensi dalam pembebasan lahan yang sangat diperlukan dalam bisnis jalan tol. Demikian sebaliknya, dengan membangun jalan tol, maka Perusahaan dapat mengembangkan kawasan yang akan berkembang seiring dengan adanya pembangunan jalan tol tersebut. Sedangkan bidang air bersih terpadu merupakan sumber daya yang sangat penting dalam mendukung sebuah pengembangan kawasan properti secara menyeluruh.
In efforts to strengthen property business and ensure recurring income, Bakrieland has embarked on an expansion of its infrastructure business unit related to property development including toll road construction and integrated water management. Toll road construction is considered to be essential considering the synergy between the property business and toll road development, where Bakrieland as a property developer has accumulated the necessary experience in land acquisition, a vital competency in the toll road business. On the other hand, by being involved in toll road construction, Bakrieland will gain an advantage in the development of its properties by ensuring vital access to highways. Integrated water management is also a crucial element in supporting the comprehensive development of properties. Bakrieland’s investment
215 Bakrieland Annual Report 2009
Bakrieland berinvestasi dalam bidang pengelolaan air bersih terpadu melalui 75% kepemilikan di PT Alberta Utilities (Alberta), dimana Alberta memiliki kepemilikan saham di PT Aetra Air Jakarta (Aetra) sebesar 5%.
in the integrated water management sector is realized through 75% ownership of PT Alberta Utilities (Alberta). Alberta, likewise, holds 5% share ownership of PT Aetra Air Jakarta.
Di bidang jalan tol, saat ini Bakrieland telah membangun satu ruas jalan tol yaitu ruas KanciPejagan sepanjang 35 km, yang dibangun melalui anak usahanya PT Semesta Marga Raya (SMR) yang dimiliki Perusahaan sebesar 65%. Ruas KanciPejagan merupakan bagian dari jaringan jalan tol Trans Jawa yang akan menghubungkan Jakarta dengan Surabaya dalam satu konseksi jalan tol, yang merupakan program pemerintah dalam rangka membangun infrastruktur jalan di pulau Jawa.
In the toll road business, Bakrieland is currently engaged in the development of the 35-km long Kanci-Pejagan highway section where construction was made possible through its subsidiary PT Semesta Marga Raya (SMR) of which the Company has 65% ownership. The Kanci-Pejagan toll road is an extension of the Trans Java highway network connecting Jakarta and Surabaya under the same toll road concession project which is part of a government program in developing road infrastructure on the island of Java.
Jalan tol Kanci-Pejagan, yang menghubungkan Cirebon (Jawa Barat) dengan Brebes (Jawa Tengah), telah diujicobakan untuk digunakan pada saat hari raya lebaran pada bulan September 2009, untuk mengurangi kemacetan lalu-lintas baik pada saat arus mudik maupun arus balik Lebaran 2009. Pada tanggal 16 Desember 2009, konstruksi jalan tol KanciPejagan telah selesai dan telah diserahterimakan dari kontraktor kepada Bakrieland, untuk selanjutnya dapat beroperasi secara komersial setelah mendapat persetujuan dari Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT). Pada tahun 2009, belum ada kontribusi pendapatan yang dihasilkan dari proyek jalan tol ini.
The Kanci-Pejagan highway section linking Cirebon (West Java) and Brebes (Central Java) was put to the test during the Idul Fitri religious holidays in September 2009 in order to alleviate traffic congestion caused by the steady stream of vehicles departing for and later returning from their holidays. On 16 December 2009, the construction of the Kanci-Pejagan toll road was finalized and officially handed over from the contractor to Bakrieland for its commercial operations upon approval from the Highway Management Agency. The toll road project has yet to contribute to Company earnings.
Jalan tol Kanci-Pejagan, yang memiliki project cost sebesar Rp 2,2 triliun, akan mulai memberikan kontribusi pendapatan pada tahun 2010, yang diperkirakan akan memberikan pendapatan sekitar Rp 100 miliar hingga Rp 150 miliar kepada Perusahaan. Jalan tol Kanci-Pejagan ini akan memperkuat pendapatan Perusahaan yang bersifat tetap dalam jangka panjang.
The Kanci-Pejagan toll road project which cost Rp 2.2 trillion is expected to make an earning contribution in 2010, estimated to reach an amount of Rp 100 billion to Ro 150 billion for the Company. This highway project will help ensure the Company’s ability to generate continual and long-term income.
Ikhtisar Keuangan (dalam Miliar Rupiah) | Financial Highlights (in Billion Rupiah) Keterangan | Description
2008
Jumlah Aset | Total Asset
8,335.0
11,592.6
2009
Growth (%) 39.1%
Jumlah Kewajiban | Total Liabilities
3,133.7
5,794.1
84.9%
Ekuitas | Equity
4,507.7
4,642.5
3.0%
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas | Total Liabilities and Stockholders’ Equity
8,335.0
11,592.6
39.1%
Pendapatan Bersih | Net Revenues
1,053.8
1,059.0
0.5%
Laba Kotor | Gross Profit
510.3
498.1
-2.4%
Laba (Rugi) Usaha | Operating Profit (loss)
226.0
166.8
-26.2%
Laba Bersih | Net Profit
272.1
132.3
-51.4%
216 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Pendapatan Bersih Pendapatan Bakrieland berasal dari penjualan produkproduk propertinya, baik dari penjualan produk yang bersifat jual putus (development property) maupun pendapatan dari produk-produk properti yang disewakan (investment property). Pada tahun 2009, sumber-sumber pendapatan Bakrieland berasal dari:
Net Revenue Bakrieland draws revenues from the sales of property-related products, both from outright sales (development property) and lease (investment property) of products. In 2009, Bakrieland’s revenue sources included the following:
• Apartemen. Proyek apartemen yang menjadi sumber pendapatan utama Perusahaan di tahun 2009 adalah The Grove Condominium dan The Grove Suites yang berada dalam proyek Rasuna Epicentrum dan berlokasi di kawasan CBD utama Kuningan Jakarta. The Grove Condominium terdiri atas 2 menara dengan total 440 unit sedangkan Grove Suites terdiri atas 1 menara dengan 151 unit. • Perumahan (Landed Residential). Proyek perumahan Bakrieland terbesar berlokasi di kawasan utama Bogor, dengan nama Bogor Nirwana Residence dengan luas area pengembangan sekitar 810 hektar. Di samping itu, Bakrieland juga memiliki proyek perumahan di Batam yaitu Batam Nirwana Residence dan di Malang yaitu Ijen Nirwana Residence, dengan luas area pengembangan masing-masing 40 hektar dan 22 hektar. • Perkantoran Strata. Pendapatan dari proyek perkantoran strata terutama berasal Bakrie Tower di Rasuna Epicentrum, yang memiliki lebih kurang 65.000 m2 useable area perkantoran. Di samping itu, Perusahaan juga memperoleh kontribusi pendapatan dari perkantoran strata dari Lifestyle Center dan Rasuna Office Park. • Perkantoran Sewa. Pendapatan dari perkantoran sewa berasal dari 2 gedung perkantoran yang dimiliki Perusahaan, masing-masing yaitu Wisma Bakrie 1 yang memiliki 11.500 m2 leaseable area dan Wisma Bakrie 2 yang memiliki 18.000 m2 leaseable area. Kedua gedung ini terletak berdampingan yang berlokasi di CBD utama Jakarta di Jl. HR Rasuna Said Kuningan. • Hotel Strata. Pendapatan dari hotel strata terutama berasal dari proyek Pullman Bali Legian Nirwana yang berlokasi di Kuta, Bali. Hotel ini merupakan hotel berbintang 5 yang memiliki total 360 unit, dimana 80 unit diantaranya tidak untuk dijual namun akan disewakan. Proyek hotel strata lainnya adalah Aston Hotel Bogor, yang berada di dalam kompleks perumahan
• Apartments. The apartment project which serves as the primary source of Company revenue in 2009 is The Grove Condominium and The Grove Suites located within the Rasuna Epicentrum at the main CBD area in Kuningan, Jakarta. The Grove Condominium consists of 2 towers with a total of 440 units while The Grove Suites has one tower accommodating 151 units. • Landed Residential. Bakrieland’s largest housing project situated at Bogor’s prime area is known as Bogor Nirwana Residence on a development area covering 810 hectares. In addition, Bakrieland is also the developer for several other housing projects including Batam Nirwana Residence in Batam and Ijen Nirwana Residence in Malang which are built on 40- and 20- hectare plots of land respectively. • Strata Office Buildings. Revenue from strata office building projects are primarily derived from Bakrie Tower at Rasuna Epicentrum with approximately 65,000 sqm of useable office space. Furthermore, the Company also draws its revenue from two other strata office buildings namely Lifestyle Center and Rasuna Office Park. • Leased Office Buildings. Revenue from leased office buildings originates from two main projects owned by the Company namely Wisma Bakrie 1 covering 11,500 sqm of leasable area and Wisma Bakrie 2 with 18,000 sqm of leasable office space. Both buildings are located adjacent to each other at Jakarta’s CBD area on Jl. HR Rasuna Said in Kuningan. • Strata Hotels. The main source of revenue for strata hotels is generated by Pullman Bali Legian Nirwana located in Kuta, Bali. This five-star hotel accommodates 360 units where 80 units are set aside specifically for leasing purposes. Other strata hotel projects include the four-star Aston Hotel Bogor situated within the Bogor Nirwana Residence complex with a total of 124 rooms
217 Bakrieland Annual Report 2009
•
•
•
•
Bogor Nirwana Residence dan merupakan hotel berbintang 4 dengan total 124 kamar, dimana 84 unit kamar adalah untuk dijual sedangkan 40 unit lainnya untuk disewakan. Hotel & Resort. Pendapatan dari Hotel & Resort berasal dari hotel Aston yang terletak di kawasan Rasuna Epicentrum yang memiliki 160 kamar. Perusahaan juga memiliki proyek resort di Lampung yaitu Krakatoa Nirwana Resort dengan 42 kamar. Sejak 31 Juli 2009, Perusahaan juga memiliki secara mayoritas atas PT Bali Nirwana Resort yang memiliki aset resor terpadu NBR. Edutainment Waterpark. Pendapatan ini berasal dari wahana rekreasi The Jungle Waterpark, yang berlokasi di dalam kompleks perumahan Bogor Nirwana Residence. The Jungle Waterpark terdiri atas kolam renang dengan berbagai ukuran dengan berbagai tema, giant aquarium, birdpark dan taman-taman yang bernuansa hijau. Retail & Sportcenter. Pendapatan ini berasal dari penyewaan ruang retail Pasar Festival yang berlokasi di kawasan Rasuna Epicentrum, yang memiliki kurang lebih 10.500 m2 leasable area. Sedangkan pendapatan sportcenter merupakan pendapatan dari keanggotaan pusat kebugaran Gold’s Gym Elite Rasuna di kawasan Rasuna Epicentrum, yang keanggotaannya pada tahun 2009 mencapai 1.395 orang. Jasa Manajemen. Pendapatan dari jasa manajemen merupakan hasil dari pengelolaan gedung-gedung dan sarana-sarana pada proyek Bakrieland.
20.4%
•
•
•
•
available where 84 units are for sale and the remaining 40 units designated for lease. Hotel & Resort. Revenues from Hotel & Resort are derived from Aston Hotel located at Rasuna Epicentrum which has 160 rooms to offer. The Company also owns resort facilities in Lampung known as Krakatoa Nirwana Resort with 42 rooms. Since July 2009, the Company is also the majority owner of PT Bali Nirwana Resort that owns an integrated NBR assets. Edutainment Waterpark. Revenue is primarily sourced from The Water Junglepark recreational facility situated at Bogor Nirwana Residence. The Jungle Waterpark comes complete with swimming pools of various sizes carrying different themes, a giant aquarium, Bird Park and luxuriant gardens. Retail & Sports center. Revenue is derived from the leasing of retail space at Pasar Festival located at Rasuna Epicentrum, covering an approximate leasable area of 10,500 sqm. The sport center generates its income from the membership of the Gold’s Gym Elite Rasuna fitness center at Rasuna Epicentrum which in 2009 catered to some 1,395 members. Management Service. Revenues for management services originate from the management of buildings and facilities in Bakrieland projects.
Hotel and Resort
44.2% 35.4%
City Property Landed Residential
Pada tahun 2009, pendapatan Perusahaan tetap mampu tumbuh di tengah situasi yang sulit dengan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 1.059,0 miliar, dibanding tahun 2008 lalu yang juga diatas 1 triliun yaitu sebesar Rp 1.053,8 miliar.
In 2009, Company revenues managed to sustain an upward trend despite challenging times by generating Rp 1,059.0 billion in net income compared to the previous year where income also surpassed Rp 1 trillion at precisely Rp 1,053.8 billion.
Pendapatan Perusahaan terbesar berasal dari unit City Property yang menyumbangkan pendapatan sebesar Rp 468.0 miliar, atau sekitar 44,2% dari
The largest proportion of Company revenues was derived from the City Property unit which contributed some Rp 468.0 billion in income or roughly 44.2% of
218 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
total pendapatan Perusahaan pada tahun 2009. Pada tahun lalu, kontribusi unit City Property adalah sebesar 53%. Kontribusi yang penting juga diberikan oleh unit Landed Residential, yang memberikan kontribusi sekitar 35,4% atau Rp 375,0 miliar terhadap total pendapatan Perusahaan, relatif stabil dari tahun lalu yang memberikan kontribusi sebesar 38%. Sedangkan unit Hotel & Resort memberikan kontribusi sebesar Rp 216,0 miliar atau sekitar 20,4% dari keseluruhan pendapatan Perusahaan, meningkat tajam dari kontribusi tahun sebelumnya yang hanya 10%.
overall Company revenues in 2009. In the previous year, contributions from the City Property Unit reached 53%. Another primary source of revenue was gained from the Landed Residential unit with a 35.4% contribution at Rp 375.0 billion of the Company’s total revenue, a comparatively stable pattern from the previous year which contributed 38% in revenues. The Hotel & Resort unit drew in Rp 216.0 billion, approximately 20.4% of the Company’s total revenue, a sharp rise from the previous year’s contribution of only 10%.
Pengakuan pendapatan Perusahaan mengakui pendapatan sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia. Penghasilan dari penjualan real estat diakui berdasarkan PSAK No. 44, “Akuntansi Pengembangan Real Estat”. Pengakuan pendapatan atas penjualan real estat diakui penuh bila seluruh syarat berikut telah terpenuhi:
Revenue Recognition The Company’s revenue recognition abides by existing accounting principles applicable in Indonesia. Income from real estate sales is recognized according to the PSAK No. 44 Financial Accounting Standards on “Accounting for Real Estate Development”. Revenue recognition of real estate sales is recognized on full accrual method when all of the following requirements are met:
i) Penjualan bangunan rumah, ruko dan bangunan sejenis lainnya beserta tanah di atas di mana bangunan tersebut didirikan oleh penjual; • Proses penjualan telah selesai; • Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi di masa yang akan datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli; • Harga jual akan tertagih, dimana jumlah pembayaran yang diterima sekurangkurangnya telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati; • Penjual telah mengalihkan kepada pembeli seluruh resiko dan manfaat kepemilikan kepada pembeli dan penjual tidak mempunyai kewajiban atau terlibat lagi secara signifikan dengan unit bangunan tersebut. Dalam hal ini, bangunan tersebut telah selesai dan siap ditempati/digunakan.
i) Sale of houses, shop houses and other similar buildings along with the land on which such premises are erected by the seller; • A sale is consummated; • The seller’s receivable is not subject to future subordinated to other loans obtained by the buyer; • The selling price is collectible, in which the payment received is at least 20% of the agreed selling price; • The seller has transferred to the buyer the risks and benefits of ownership and the seller thereafter shall be waived of any duty or significant involvement in matters related to the building. With regard to this, the building is completed and ready to be occupied/used.
ii) Penjualan kapling tanah tanpa bangunan: • Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati dan pembeli tidak bisa meminta kembali; • Harga jual akan tertagih; • Proses pengembangan tanah telah selesai dan penjual tidak memiliki kewajiban lagi untuk menyelesaikan kapling tanah yang dijual;
ii) Sales of land without buildings: • Total payments by the buyer has reached at least 20% of the agreed sale price and the buyer shall no longer have the right to refunds; • The sale price is collectible; • The land development process is complete and the seller has no further obligations related to the land sold;
219 Bakrieland Annual Report 2009
• Tagihan penjual tidak subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang.
• The receivable is not subordinated to other loans in the future.
iii) Penjualan bangunan kondominium, apartemen dan perkantoran diakui dengan menggunakan metode prosentase penyelesaian apabila seluruh kriteria di bawah ini dipenuhi, yaitu: • Proses konstruksi melampaui tahap awal yaitu fondasi telah selesai dan semua persyaratan untuk memulai bangunan telah selesai; • Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali; • Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan handal.
iii) Sale of condominiums, apartments and office buildings are recognized using the percentage of completion method when all of the following set of criteria is satisfied: • The construction process has already commenced, that is, the building foundation has been completed and all of the requirements to commence construction have been fulfilled; • Total payment made by the buyer has reached 20% of the agreed sale price and that amount is not refundable; • The amount of revenue and the cost of the unit can be reliably estimated.
Penerimaan hasil penjualan tanah dan bangunan, serta kondominium yang belum memenuhi persyaratan tersebut, dikelompokkan sebagai “Uang Muka Pelanggan” dalam neraca konsolidasian.
The payments received from the sales of lands, buildings and condominiums which do not meet the above criteria are shown under “Advance from Customer” in the consolidated balance sheets.
Penghasilan hotel diakui pada saat barang atau jasa diserahkan kepada pelanggan. Penghasilan sewa dan iuran keanggotaan diakui pada saat sewa dan iuran keanggotaan jatuh tempo, sedangkan penghasilan dari penjualan makanan dan jasa diakui pada saat makanan dan jasa diberikan kepada pelanggan. Uang muka sewa dan pendapatan jasa yang diterima di muka dan iuran keanggotaan diterima di muka disajikan dalam akun “Uang Muka Pelanggan” dan “Pendapatan Ditangguhkan”.
Hotel revenues are recognized when the goods or services are provided or rendered to customers. Rental revenues and membership fees are recognized when they are due, while the sales revenue from food and beverage and services are recognized when they are served and rendered to the customers. The rental and service charge revenues and membership fees received from customers in advance are presented in the ‘Advance from Customers’ and ‘Deferred Income’ accounts.
Beban Pokok Pendapatan Sebagai perusahaan properti, beban pokok penjualan yang utama adalah beban untuk tanah dan biaya pembangunan (konstruksi). Pada proyek-proyek perumahan, komponen biaya untuk tanah pada umumnya mencakup sebagian besar dari harga pokok penjualan, sedangkan untuk proyek-proyek bangunan tinggi seperti apartemen, perkantoran atau hotel, bagian terbesar harga pokok penjualan adalah biaya konstruksi. Fluktuasi harga pokok penjualan pada umumnya terkait dengan naik turunnya biaya material pembangunan seperti besi baja, semen atau kayu. Sedangkan untuk komponen tanah, kenaikannya relatif dapat diprediksi.
Cost of Revenues As a property developer, the primary components of its cost of goods sold are land and construction costs. For residential projects, land costs generally constitute the major portion of cost of goods sold whereas for high-rise building projects such as apartments, office premises or hotels, construction costs represent the largest proportion of cost of goods sold. Fluctuations in cost of goods sold are typically associated with the rise and fall of construction material costs such as for iron, steel, cement or wood, while cost inflation for the land component can relatively be forecasted.
Sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia, beban pokok penjualan tanah meliputi harga perolehan tanah ditambah pengeluaran-
In conformity with accounting principles applicable in Indonesia, the cost of goods sold for land comprises of the cost for land procurement in addition to other
220 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
pengeluaran lain untuk pengembangan tanah. Beban pokok penjualan rumah tinggal, apartemen dan perkantoran meliputi tanah dan seluruh beban pembangunan rumah tinggal sampai siap ditempati/ digunakan. Beban diakui pada saat terjadinya.
expenses for land development. The cost of goods sold for houses, apartments and office buildings includes land and all construction costs until the completion of the building and it is ready for use. All expenses are recognized at the time of incurrence.
Beban pokok penjualan Perusahaan untuk tahun 2009 mencapai Rp 560,9 miliar atau sedikit naik 3,2% dari tahun 2008 yang mencapai Rp 543,5 miliar. Selama tahun 2009, beban pokok penjualan terutama berasal dari beban pokok penjualan tanah, rumah dan apartemen sebesar Rp 374,4 miliar atau berkisar 67% dari total beban pokok penjualan, sedangkan sekitar 21% berasal dari beban pokok penjualan unit perkantoran, serta sisanya berasal dari beban pokok penjualan hotel, sewa perkantoran, sewa ruangan, lapangan dan iuran keanggotaan serta sewa ruangan apartemen (12%).
The Company’ cost of goods sold in 2009 reached Rp 560.9 billion or a slight increase of 3.2% from Rp 543.5 billion 2008. Throughout 2009, cost of goods sold mainly covered all costs related to land, housing and apartments which amounted to Rp 374.4 billion or roughly 67% of total cost of goods sold, while 21% originated from the cost of goods sold for office units and the rest consisted of the cost of goods sold for hotels, office and space lease, sports field and membership fees as well as apartment leases (12%).
Beban Usaha Komponen utama dari beban usaha Perusahaan adalah beban penjualan serta beban umum dan administrasi. Beban penjualan sebagian besar terdiri atas biaya biaya iklan dan promosi dan komisi penjualan, sedangkan beban umum dan administrasi sebagian besar merupakan biaya gaji, biaya penyusutan, biaya konsultan dan biaya pemeliharan. Di samping itu terdapat berbagai komponen biaya lain, seperti biaya pajak dan asuransi, utilities (listrik, air, telpon), perjamuan, transportasi, perijinan dan lain-lain. Fluktuasi beban usaha biasanya terjadi pada beban penjualan, dimana akan sangat terkait dengan jumlah unit yang terjual sehingga mempengaruhi biaya komisi penjualan. Sedangkan komponenkomponen beban usaha yang lain relatif lebih mudah diprediksi.
Operating Expenses The main components of Company operating expenses are sales as well as general and administration costs. Sales costs primarily consist of advertising and promotion expenses and sales commission, while the major portion of general and administration expenses are comprised of salary costs, depreciation costs, consultancy costs and maintenance costs. Other cost components include tax and insurance, utilities (electricity, water and telephone), entertainment, transportation, and permits. Fluctuations in operating expenses normally occur for sales costs which are closely linked to the number of units sold, thus affecting the costs for sales commissions. Other items under operating expenses are on the other hand comparatively easier to forecast.
Beban usaha Bakrieland pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 331,3 miliar atau naik 16,5% dari beban usaha selama tahun 2008 sebesar Rp 284,2 miliar.
Bakrieland’s operating expenses for 2009 amounted to Rp 331.3 billion or a 16.5% rise from Rp 284.2 billion in 2008.
Biaya iklan dan promosi turun 19,4% menjadi sebesar Rp 27,5 miliar pada tahun 2009 dari Rp 34,1 miliar pada tahun 2008. Pada saat kondisi perekonomian kurang baik seperti pada tahun 2009, pengurangan aktivitas promosi diperlukan dalam upaya efisiensi biaya, namun tetap melakukan kegiatan iklan dan promosi secara selektif, sehingga promosi produk-produk properti Bakrieland berjalan efektif. Sementara itu beban komisi penjualan juga mengalami penurunan sebesar 12,2% menjadi Rp 17,2 miliar, yang terutama disebabkan aktivitas penjualan produk-produk properti yang juga menurun.
Advertising and promotion expenses dropped 19.4% to Rp 27.5 billion in 2009 from Rp 34.1 billion in 2008. Amid unfavorable economic conditions in 2009, cutting back on promotional activities was deemed necessary for cost efficiency but more selective advertising and promotion was required to ensure the effective implementation of Bakrieland’s marketing of its property-related products. Sales commission costs also experienced a 12.2% decrease to Rp 17.2 billion primarily as a result of a decline in the sales of its products.
221 Bakrieland Annual Report 2009
Komponen beban umum dan administrasi yang mengalami kenaikan terbesar adalah komponen gaji, upah dan tunjangan, yang naik 33,9% menjadi Rp 109,3 miliar dari Rp 81,6 miliar pada tahun 2008. Kenaikan beban gaji ini sebagian dikarenakan adanya kenaikan gaji karyawan untuk menyesuaikan terhadap adanya inflasi dan juga sebagai penghargaan atas kinerja karyawan yang baik. Di samping itu, penambahan jumlah karyawan Bakrieland selama tahun 2009 juga berdampak pada naiknya beban gaji.
Increases in the general and administration costs were mainly from the salary, wage and benefit components which saw a 33.9% increase to Rp 109.3 billion from Rp 81.6 billion in 2008. This rise in salary costs was partly due to increases in employee salary in adjustment to inflation and also as a form of appreciation for employees’ praiseworthy performance. In addition, the greater number of Bakrieland employees in 2009 also led to an escalation in salary costs.
Sementara itu, selama tahun 2009, beban penyusutan yang dialokasikan dalam beban operasi mengalami kenaikan cukup tinggi sebesar 93,9% menjadi sebesar Rp 47,9 miliar, dibanding Rp 24,7 miliar pada tahun 2008, karena adanya penambahan aktiva tetap yang cukup signifikan terutama dengan dikonsolidasikannya PT Bali Nirwana Resort yang memiliki properti Nirwana Bali Resort (NBR).
In 2009, depreciation costs as part of operating expenses experienced a considerable increase of 93.9% which amounted to Rp 47.9 billion in comparison to Rp 24.7 billion in 2008 due to a significant increase in fixed assets, particularly with the consolidation of PT Bali Nirwana Resort which owns the Nirwana Bali Resort (NBR).
Perusahaan juga menganggarkan biaya untuk tenaga konsultan, yang mengalami kenaikan cukup besar menjadi Rp 20,2 miliar pada tahun 2009, dari Rp 13,8 miliar pada tahun 2008. Perusahaan memerlukan tenaga konsultan yang ahli dibidangnya seperti dalam perencanaan infrastruktur bangunan, perencanaan desain baik eksterior dan interior serta arsitektur, dimana Perusahaan ingin memastikan bahwa konsep keseluruhan pembangunan berkualitas tinggi dan mampu bertahan dalam jangka panjang. Perusahaan juga memerlukan tenaga konsultan keuangan dimana Perusahaan menginginkan struktur pembiayaan yang terbaik untuk proyek-proyeknya.
The Company also incurred costs for consultancy services which posted a notable increase to Rp 20.2 billion in 2009 from Rp 13.8 in 2008. The Company relies on consultants with specific expertise in building infrastructure planning, interior and exterior design planning and architectural design planning to ensure that overall development concepts are of exceptional quality and long-lasting. It was also necessary for the Company to employ the services of financial consultants to establish the most effective financing structure for its projects.
Beban perbaikan dan pemeliharaan pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 20,1 miliar, meningkat 43,6% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 14,0 miliar, dimana perbaikan dan pemeliharaan aset-aset Perusahaan seperti gedung perkantoran, hotel, dan pusat perbelanjaan maupun kendaraan dilakukan secara rutin untuk memastikan seluruh aset Perusahaan berada dalam kondisi baik.
Repair and maintenance costs for 2009 amounted to Rp 20.1 million which represents a 43.6% rise from Rp 14.0 billion in the previous year where the repair and maintenance of Company assets such as office buildings, hotels and shopping centers as well as vehicles are routinely carried out to ensure that all Company assets remain in mint condition.
Penghasilan (Beban) lain lain Selain pendapatan dan beban dari aktivitas operasi, Perusahan juga memperoleh penghasilan dan beban dari kegiatan non operasional lainnya. Penghasilan lain-lain Perusahaan pada tahun 2009 terutama adalah pendapatan dari bunga deposito sebagai imbal hasil Perusahaan dalam menempatkan dananya. Perusahaan properti pada umumnya memiliki posisi
Other Income (Expenses) Apart from revenues and costs incurred from operational activities, Company income and expenses also originate from other non-operational work. In 2009, the Company’s additional income sources were derived from deposit interests as a form of incentive for the Company’s deposited funds. Property developers normally maintain substantial
222 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
kas yang cukup besar sebagai antisipasi dalam membeli tanah maupun membiayai konstruksi proyek-proyek propertinya.
cash levels to anticipate the possibility of procuring land or financing its property projects.
Sedangkan beban lain-lain pada tahun 2009 terutama adalah beban bunga, dimana Perusahaan memiliki pinjaman bank dan lembaga keuangan, Obligasi yang diterbitkan pada tahun 2008 dan Sukuk Ijarah pada tahun 2009 serta adanya beban pengelolaan kawasan dan beban akibat kerugian akibat selisih kurs.
Other significant costs for 2009 included interest expenses where the Company entered into loans from banks and financial institutions, issued bonds in 2008 and issued Sukuk Ijarah in 2009 as well as costs incurred for area development and due to losses from exchange rate differences.
Perusahaan mencatat Penghasilan lain-lain bersih sebesar Rp 36,4 miliar pada tahun 2009, dibanding Penghasilan lain-lain bersih sebesar Rp 132,3 miliar pada tahun 2008.
The Company’s Other Income recorded a total of Rp 36.4 billion in 2009 compared to Rp 132.3 billion generated in 2008.
Perpajakan Beban pajak tahun berjalan Perusahaan dan Anak perusahaan ditentukan berdasarkan laba kena pajak pada tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku di Indonesia. Lebih lanjut, pajak penghasilan sewa dan jasa pemeliharaan yang dikenakan pajak penghasilan final, beban pajak diakui proporsional dengan jumlah penghasilan menurut akuntansi.
Taxation Current tax expense by the Company and its Subsidiaries are determined based on taxable income for the period computed using the tax rate applicable in Indonesia. Furthermore, income tax for rental and service charges was subject to the final income tax, and tax expense is recognized in proportion to accounting based revenue.
Perusahaan dan Anak perusahaan menerapkan metode penangguhan pajak untuk menentukan manfaat (beban) pajak sesuai dengan PSAK No. 46, “Akuntansi Pajak Penghasilan.” Berdasarkan metode tersebut, Perusahaan mengakui aset dan kewajiban pajak tangguhan atas pengaruh pajak di masa yang akan datang yang mencerminkan perbedaan antara nilai tercatat aset dan kewajiban dengan masingmasing dasar pengenaan pajaknya. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak, sedangkan aset pajak tangguhan hanya diakui jika terdapat kemungkinan penghasilan kena pajak di masa yang akan datang dapat dimanfaatkan terhadap perbedaan temporer tersebut. Perubahan aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan.
The Company and its Subsidiaries apply the deferred tax method to determine the benefits (expenses) in accordance with PSAK No. 46 “Accounting for Income Tax.” Based on this method, the Company recognizes assets and deferred tax liability on a future tax effect which reflects the difference between the carrying value of assets and liabilities with the respective tax base. Deferred tax liability is recognized for all taxable temporary differences while deferred tax assets can only be recognized in the likelihood of future taxable income which can be used against the taxable temporary differences. Changes in the carrying amount of deferred tax assets and liabilities due to a change in the tax rate shall be charged to the current year’s operation.
Tidak terdapat pengakuan atas aset dan kewajiban pajak tangguhan yang berhubungan dengan pajak penghasilan final. Amandemen terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat diterimanya surat ketetapan, atau apabila dilakukan banding, ketika hasil banding sudah diputuskan.
There is no recognition for deferred tax assets and liabilities related to the final income tax. Amendments to a taxation obligation are recorded when an assessment is received, or if appealed against, when the results of the appeal are determined.
223 Bakrieland Annual Report 2009
Pada tahun 2009 taksiran pajak bersih Perusahaan adalah sebesar Rp 42,2 miliar, atau turun dibandingkan tahun 2008 yang sebesar Rp 81,8 miliar.
In 2009, the Company’s net tax estimate reached Rp 42.2 billion or a decrease from Rp 81.8 billion in 2008.
Laba Bersih Laba bersih Perusahaan merupakan hasil dari seluruh faktor-faktor yang telah diuraikan di atas. Perusahaan mencatatkan laba bersih konsolidasi tahun 2009 sebesar Rp 132,3 miliar, atau turun dari Rp 272,1 miliar pada tahun 2008. Penurunan laba bersih pada tahun 2009 diantaranya oleh karena turunnya Pendapatan lain-lain, dimana pada tahun sebelumnya Perusahaan mencatat Pendapatan lain-lain cukup besar sebagai akibat keuntungan selisih kurs dalam transaksi divestasi anak usaha. Di samping itu, kondisi perekonomian pada tahun 2009 secara umum kurang baik seperti relatif tingginya suku bunga kredit perumahan akibat pengaruh krisis likuiditas yang terjadi pada akhir tahun 2008. Hal ini memberikan dampak cukup signifikan bagi penjualan properti Perusahaan selama tahun 2009.
Net Income The Company’s net income represents the outcome of the whole range of factors mentioned earlier. In 2009, the Company recorded Rp 132.3 billion in consolidated net income, a drop from Rp 272.1 billion in 2008. This net income decrease in 2009 can be attributed to among other things a decline in Other Income through which the Company in the previous year managed to generate a significant amount as a result of gains from foreign exchange arising from the divestment of subsidiaries. In addition, the economic condition in 2009 was generally inauspicious as indicated from the relatively prohibitive housing loan interest rate due to the liquidity crisis at the end of 2008. Such adverse situations had a considerable impact on Company property sales throughout 2009.
Kinerja Masing-Masing Sub Sektor Bakrieland memiliki dua sub-sektor yang menjadi pilar utama bisnis Perusahaan, yaitu sub-sektor apartemen dan sub-sektor perumahan atau landed housing. Kedua sub-sektor ini pada tahun 2008 dan 2009 menyumbang masing-masing 46,8% dan 40,0% terhadap pendapatan konsolidasi Perusahaan. Proyek apartemen yang menjadi sumber pendapatan Perusahaan selama tahun 2009 terutama adalah The Grove Condominium, The Grove Suites, dan The Wave yang terletak di Rasuna Epicentrum Kuningan serta proyek apartemen bersubsidi Sentra Timur Residence di Jakarta Timur. Adapun proyek perumahan yang memberikan kontribusi utama terhadap pendapatan Perusahaan adalah proyek Bogor Nirwana Residence (BNR) di Bogor, yang pada tahun 2009 memasarkan perumahan klaster Harmony dan Cendana.
Performance of Each Sub-Sector Bakrieland relies on two main sub-sectors functioning as the Company’s principal business pillars namely the apartment and landed housing sub-sectors. Both sub-sectors in 2008 and 2009 contributed 46.8% and 40.0% respectively to the Company’s consolidated revenues. Apartment projects which are the primary source of revenue for the Company in 2009 were The Grove Condominium, The Grove Suites, and The Wave situated at Rasuna Epicentrum in Kuningan as well as the Sentra Timur subsidized low-cost apartment project in East Jakarta. The housing project contributing the most to Company revenues is Bogor Nirwana Residence (BNR) which in 2009 began marketing its Harmony and Cendana residential clusters.
Pada tahun 2008 dan 2009, Bakrieland juga membukukan pendapatan dari sub-sektor perkantoran strata yang cukup signifikan, dimana Bakrieland membangun proyek menara perkantoran besar yaitu Bakrie Tower. Namun demikian, bagi Perusahaan proyek perkantoran ini dalam jangka panjang bukan merupakan bisnis utama, dan Bakrieland membangun hanya pada saat Perusahaan melihat ada potensi permintaan yang nyata.
In 2008 and 2009, Bakrieland also recorded significant revenues for its strata office sub-sector which includes the development of the large-scale Bakrie office tower. Nevertheless, in the long-term this office building project will not be the Company’s main business focus, and Bakrieland’s development decision on this project is based on its tangible demand potential.
224 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Pertumbuhan Penjualan Masing-Masing Sub-Sektor | Sales Growth In Each Sub-Sector 2008 (Rp Miliar Billion) Total Pendapatan Bersih | Total Net Revenues
2009 (Rp Miliar Billion)
YoY Changes
1,053.8
1,059.0
0.5%
Perumahan | Landed Residential
353.3
301.1
-14.8%
Apartemen | Apartment
140.3
122.1
-13.0%
Kantor Strata | Office Strata
280.7
204.4
-27.2%
Hotel Strata | Hotel Strata
97.3
164.7
69.2%
Hotel & Resor | Hotel & Resort
32.3
106.1
229.1%
Wahana Air | Waterpark
39.7
40.6
2.2%
Kawasan Ritel & Olah Raga | Retail & Sport Area
46.5
50.5
8.3%
Sewa Kantor | Office Rent
19.0
19.3
1.7%
Manajemen Jasa | Service management
44.7
50.2
12.2%
Kontribusi Penjualan Masing-Masing Sub-Sektor | Sales Contributions Of Each Sub-Sector 2008 (Rp Miliar Billion) Total Pendapatan Bersih | Total Net Revenues
2009 (Rp Miliar Billion)
YoY Changes
1,053.8
1,059.0
0%
Perumahan | Housing
33.5%
28.4%
-15%
Apartemen | Apartment
13.3%
11.5%
-14%
Kantor Strata | Office Strata
-28%
26.6%
19.3%
Hotel Strata | Hotel Strata
9.2%
15.6%
69%
Hotel & Resor | Hotel & Resort
3.1%
10.1%
230%
Wahana Air | Waterpark
3.8%
3.8%
0%
Kawasan Ritel & Olah Raga | Retail & Sport Area
4.4%
4.7%
7%
Sewa Kantor | Office Rent
1.8%
1.8%
0%
Manajemen Jasa | Service management
4.3%
4.8%
13%
Perumahan Pendapatan dari sub-sektor perumahan sepanjang tahun 2009 mencapai Rp 301,1 miliar, atau mengalami penurunan dari tahun 2008 yang mencapai Rp 353,3 miliar. Kontribusi terbesar dari sub sektor perumahan terutama berasal dari proyek Bogor Nirwana Residence (BNR), yang menyumbangkan sekitar 85% dari penjualan perumahan. Penurunan penjualan sub-sektor perumahan ini secara umum cukup wajar mengingat kondisi krisis di akhir tahun 2008 masih sangat dirasakan hingga tahun 2009, seperti ketatnya likuiditas perbankan yang mengakibatkan suku bunga yang tinggi termasuk suku bunga KPR. Hal ini mengakibatkan turunnya penjualan dari sub-sektor perumahan, oleh karena sebagian besar pembeli perumahan menggunakan fasilitas KPR dari perbankan.
Residential Revenues from the housing sub-sector throughout 2009 amounted to Rp 301.1 billion, experiencing a decline from Rp 353.3 billion in 2008. The largest revenue contribution for the housing sub-sector is derived from the Bogor Nirwana Residence (BNR) project which brings in 85% in revenues from residential sales. This decline in housing sales level is essentially reasonable considering the unfavorable conditions occurring toward the end of 2008 which prolonged through until 2009, such as stringent bank liquidity measures resulting in high interest rates including for housing loans. As a consequence, the housing sub-sector endured a decline in sales as the majority of house buyers rely on housing loan facilities from banking institutions.
225 Bakrieland Annual Report 2009
Harga Beli Tanah, Biaya Pembangunan, Harga Jual Tanah dan Harga Jual Bangunan Land Purchase Price, Development Cost, Land Sale Price, and Building Sale Price BNR 2008
Batam 2009
2008
Malang 2009
2008
2009
Harga beli tanah mentah | Land purchase price Terendah | Lowest
Rp’000/sqm
20
20
18
18
494
494
Rata-rata | Average
Rp’000/sqm
79
168
30
30
494
494
Tertinggi | Highest
Rp’000/sqm
200
315
42
42
494
494
Biaya pembangunan | Development cost Terendah | Lowest
Rp’000/sqm
1,591
1,818
1,117
1,850
2,150
2,150
Rata-rata | Average
Rp’000/sqm
2,136
2,250
1,352
2,050
2,385
2,425
Tertinggi | Highest
Rp’000/sqm
2,682
2,682
1,586
2,250
2,619
2,974
Harga jual tanah | Land sale price Terendah | Lowest
Rp’000/sqm
1,258
905
532
591
2,135
1,973
Rata-rata | Average
Rp’000/sqm
1,992
1,926
653
687
3,118
2,712
Tertinggi | Highest
Rp’000/sqm
2,727
3,271
812
927
4,101
3,924
Rp’000/sqm
2,273
2,455
1,459
1,276
2,727
2,475
Harga jual bangunan | Building sale price Terendah | Lowest Rata-rata | Average
Rp’000/sqm
2,614
3,052
2,183
2,298
2,739
2,861
Tertinggi | Highest
Rp’000/sqm
2,955
3,650
2,457
5,316
2,750
3,000
Keterangan | Note: Harga belum termasuk PPN | Price does not include VAT
Apartemen Pada tahun 2009, sub-sektor apartemen memberikan kontribusi pendapatan kepada Perusahaan sebesar Rp 122,1 miliar, atau mengalami penurunan dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp 140,3 miliar. Disamping karena turunnya penjualan unit apartemen selama tahun 2009, angka yang terlihat kurang menggembirakan ini salah satunya sebagai akibat dari jeda waktu pengakuan pendapatan, oleh karena pengakuan pendapatan dari proyek bangunan tinggi (high rise) termasuk apartemen didasarkan pada persentase penyelesaian proyek, sedangkan proyek bangunan tinggi pada umumnya diselesaikan dalam waktu yang cukup lama, sekitar 2 tahun. Progres konstruksi The Grove Condominium dan The Grove Suites pada 31 Desember 2009 telah mencapai masing-masing 65% dan 75%, sedangkan progres pembangunan 2 tower apartemen The Wave baru mencapai sekitar 10%.
Apartments In 2009, revenue contributions from the apartment sub-sector for the Company totaled Rp 122.1 billion, a decline from Rp 140.3 billion in 2008. Apart from the drop in apartment sales throughout 2009, this less than satisfactory figure is partly due to the time interval in revenue recognition as revenue from high-rise building projects including apartments is recognized according to the percentage of project completion, and the time required to complete the development of high-rise buildings typically extends to a longer period, taking approximately two years to finalize. Construction progress for The Grove Condominium and The Grove Suites by 31 December 2009 reached 65% and 75% respectively, whereas the development of 2 apartment towers for The Wave is 10% into the construction process.
Proyek-proyek The Grove Condominium dan The Grove Suites serta The Wave di Rasuna Epicentrum masih akan tetap memberikan kontribusi pendapatan, dimana pendapatan dari sub-sektor apartemen yang belum dapat diakui (sales backlog) pada 31 Desember 2009 mencapai Rp 275 miliar.
The Company’s projects such as The Grove Condominium, The Grove Suites and The Wave at Rasuna Epicentrum will continue to contribute to Company earnings where income from the apartment sub-sector which has yet to be recognized (sales backlog) by 31 December 2009 amounted to Rp 275 billion.
226 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Biaya pengembangan dan harga apartemen per m2
Development Costs and Apartment Price per sqm
Biaya Pengembangan (Termasuk Tanah) | Development Cost (Including Land) 2009 Jumlah Biaya Proyek (Rp Miliar) | Total Project Cost (Rp Billion)
Harga jual | Sale price
The Grove
The Wave
1,066.7
545.4
The Grove Condo
The Grove Suites
Terendah | Lowest
Rp million/sqm
16
21
11.7
Rata-Rata | Average
Rp million/sqm
21
25
17.2
Tertinggi | Highest
Rp million/sqm
25
30
22.3
Keterangan: Harga belum termasuk PPN | Note: Price does not include VAT
Perkantoran Strata Dari sub-sektor perkantoran strata, Perusahaan mencatat penjualan sebesar Rp 204,4 miliar selama tahun 2009, atau turun 27% dibanding Rp 280,7 miliar selama tahun 2008. Kontribusi terbesar dari penjualan pada tahun 2009 terutama berasal dari proyek Bakrie Tower, dimana proyek perkantoran tersebut telah menyelesaikan tahap konstruksinya sekitar 95% pada akhir tahun 2009, dengan take-up rate kurang lebih sebesar sebesar 80% (50% terjual dan 30% telah dipesan untuk disewa).
Strata Office From the strata office sub-sector, the Company secured Rp 204.4 billion in sales during 2009, a 27% decline compared to 2008 which generated sales worth Rp 280.7 billion. The highest sales contribution in 2009 originated from the Bakrie Tower project where the construction of this office building has reached 95% near completion by the end 2009 with an approximate take-up rate of 80% (50% sold and 30% booked for lease).
Biaya pengembangan dan harga strata office per m2
Development Cost and Strata Office Price per sqm
Biaya Pengembangan (Termasuk Tanah) | Development Cost (Including Land) 2009
Bakrie Tower
Jumlah Biaya Proyek (Rp Miliar) | Total Project Cost (Rp Billion)
827.5
Harga jual | Sale price Terendah | Lowest
Rp million/sqm
17.0
Rata-Rata | Average
Rp million/sqm
20.6
Tertinggi | Highest
Rp million/sqm
22.8
Keterangan: Harga belum termasuk PPN | Note: Price does not include VAT
Perkantoran sewa Perusahaan juga memiliki sumber pendapatan dari sewa perkantoran, yang selama tahun 2009 mengalami sedikit kenaikan menjadi Rp 19,3 miliar, dibanding tahun 2008 sebesar Rp 19,0 miliar. Pendapatan dari perkantoran sewa ini merupakan kontribusi dari Wisma Bakrie 1 dan Wisma Bakrie 2, yang memiliki leasable area masing-masing sekitar 11.500 m2 dan 18.000 m2. Sedangkan dilihat dari tingkat hunian (occupancy rates), baik Wisma Bakrie 1 maupun Wisma Bakrie 2 memiliki tingkat hunian yang tetap tinggi di atas 90% mencapai masing-masing 91,6% dan 97,0% pada tahun 2009, dibanding 99,2% dan 97,1% di tahun 2008.
Office Rental The Company also has another source of revenue from office rental, which in 2009 experienced a slight rise to Rp 19.3 billion compared to Rp 19.0 billion in 2008. Revenue from office rental was derived from Wisma Bakrie 1 and Wisma Bakrie 2 which respectively have 11,500 sqm and 18,000 sqm of leasable area to offer. Seen from their occupancy rates, both Wisma Bakrie 1 and Wisma Bakrie 2 have shown consistent high tenancy levels of above 90%, standing precisely 91.6% and 97.0% respectively in 2009 compared to 99.2% and 97.1% in 2008.
227 Bakrieland Annual Report 2009
Hotel Strata Pada tahun 2009, Perusahaan memperoleh kontribusi pendapatan dari hotel strata sebesar Rp 164,7 miliar, atau naik 69% dibanding tahun 2008 yang sebesar Rp 97,3 miliar. Peningkatan penjualan dari subsektor hotel strata tersebut terutama disebabkan oleh suksesnya penjualan proyek Pullman Bali Legian Nirwana yang berlokasi di Kuta, Bali. Progres konstruksi proyek ini yang merupakan strata hotel pertama di kawasan Kuta ini telah mencapai sekitar 98% per 31 Desember 2009 dengan take-up rate sebesar 77%.
Strata Hotel In 2009, the Company managed to attain Rp 164.7 billion in revenues from the contribution of strata hotel projects, a 69% increase compared to Rp 97.3 billion in 2008. This sales boost from the strata hotel sub-sector is primarily attributed to the impressive sales of the Pullman Bali Legian Nirwana project developed in Kuta, Bali. This first-ever strata hotel in Kuta has now reached its final stage of construction or 98% near completion in 31 December 2009 with a 77% take-up rate.
Biaya pengembangan dan harga strata hotel per m2
Development Costs and Strata Hotel Price per sqm
Biaya Pengembangan (Termasuk Tanah) | Development Cost (Including Land) Pullman Bali Legian Nirwana
2009 Rp Miliar | Rp Billion
379.4
Harga jual | Sale price Terendah | Lowest
Rp million/sqm
15.6
Rata-Rata | Average
Rp million/sqm
21.0
Tertinggi | Highest
Rp million/sqm
31.2
Keterangan: Harga belum termasuk PPN | Note: Price does not include VAT
Di samping itu, pendapatan dari sub-sektor hotel strata juga didukung oleh pembangunan proyek Aston Hotel Bogor yang berlokasi di dalam kompleks perumahan Bogor Nirwana Residence. Progres konstruksi Aston Hotel mencapai sekitar 70% pada 31 Desember 2009 dengan take-up rate sebesar 70%.
Furthermore, revenues from the strata hotel subsector were also bolstered by the development of the Aston Hotel Bogor located within the Bogor Nirwana Residence complex. Construction progress for the Aston Hotel has reached 70% completion as at 31 December 2009 with a take-up rate of 70%.
Biaya Pengembangan (Termasuk Tanah) | Development Cost (Including Land) 2009
Aston Bogor Hotel
Jumlah Biaya Proyek (Rp Miliar) | Total Project Cost (Rp Billion)
141.3
Harga jual | Sale price Terendah | Lowest
Rp million/sqm
16.8
Rata-Rata | Average
Rp million/sqm
18.5
Tertinggi | Highest
Rp million/sqm
21.1
Keterangan: Harga belum termasuk PPN | Note: Price does not include VAT
Hotel & Resor Pendapatan dari Hotel & Resor selama tahun 2009 mencapai Rp 106,1 miliar, naik tajam dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 32,3 miliar. Kontribusi terbesar diperoleh dari Nirwana Bali Resort (NBR) yang memberikan pendapatan sebesar hampir Rp 70 miliar. BNR Bali sebagai pemilik NBR mulai dikonsolidasikan ke dalam Bakrieland sejak bulan Juli 2009. Sementara itu, Hotel Aston Rasuna
Hotel & Resort Throughout 2009, the Hotel & Resort sub-sector managed to gain Rp 106.1 billion in revenue, a sharp increase compared to Rp 32.3 billion in the previous year. Nirwana Bali Resort (NBR) presented the highest contribution in revenues totaling almost Rp 70 billion. BNR Bali (owner of NBR) was consolidated into Bakrieland in July 2009. Aston Rasuna Hotel through its hotel and resort units, on
228 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
memberikan kontribusi sekitar 30% terhadap pendapatan dari Hotel & Resor. Selama tahun 2009, Hotel Aston Rasuna mencatat kenaikan rata-rata tingkat hunian menjadi 85,9% dibanding rata-rata tingkat hunian selama tahun 2008 sebesar 82,1%. Sementara, tingkat hunian NBR sepanjang tahun 2009 tercatat sebesar 56%.
the other hand, contributed roughly 30% towards Company revenue. In 2009, Aston Rasuna Hotel attained an increase in its average occupancy rate to 85.9% compared to 82.1% in 2008. NBR’s occupancy rate in contrast recorded a level of 56% during 2009.
Waterpark Waterpark The Jungle mampu memberikan kontribusi pendapatan sangat baik sebesar Rp 40,6 miliar pada tahun 2009, sedikit mengalami peningkatan dari tahun 2008 sebesar Rp 39,7 miliar. Jumlah pengunjung The Jungle selama tahun 2009 cukup luar biasa mencapai 864 ribu orang, atau ratarata dikunjungi 2.360 orang setiap hari di tahun 2009. Wahana rekreasi air ini merupakan proyek Bakrieland yang berlokasi di dalam perumahan Bogor Nirwana Residence dan mulai beroperasi secara komersial di awal tahun 2008.
Waterpark The Jungle Waterpark succeeded in securing an impressive revenue contribution totaling Rp 40.6 billion in 2009, a slight increase from Rp 39.7 billion in 2008. The number of visitors to The Jungle Waterpark in 2009 reached a remarkable figure of some 864 thousand people or a daily average of 2,360 people throughout 2009. This water recreational facility is one of Bakrieland’s projects located within the Bogor Nirwana Residence area and began commercial operations early 2008.
Retail & Sport Area Pendapatan dari sub-sektor retail selama tahun 2009 tercatat sebesar Rp 50,5 miliar, atau naik dibanding Rp 46,5 miliar pada tahun 2008. Pendapatan dari subsektor ini terutama disumbangkan oleh penyewaan area perbelanjaan Pasar Festival, penjualan Orchard Walk di Bogor Nirwana Residence dan juga berasal dari keanggotaan Klub Rasuna yang mencapai 1.395 orang pada 31 Desember 2009. Untuk area komersial Pasar Festival, selama dua tahun terakhir memiliki tingkat hunian sangat baik mencapai 94,0% pada tahun 2008 dan 89.0% pada 2009.
Retail & Sports Area Revenues from the retail sub-sector in 2009 recorded a total of Rp 50.5 billion or an increase from Rp 46.5 billion in 2008. Retail revenue is principally derived from the leasing of Pasar Festival’s shopping space, sales of Orchard Walk at Bogor Nirwana Residence and also from Klub Rasuna membership of some 1,395 members in 31 December 2009. In the past two years, the tenancy rate for Pasar Festival’s commercial area saw an admirable performance of 94.0% in 2008 and 89.0% in 2009.
Pendapatan Berkelanjutan Sebagai perusahaan properti yang proyek utamanya adalah membangun apartemen dan perumahan, pendapatan Bakrieland turut dipengaruhi oleh stabilitas kondisi makro ekonomi. Pada saat terjadi gejolak perokonomian seperti naiknya suku bunga dan inflasi, atau adanya fluktuasi nilai tukar yang dapat berimbas pada kenaikan bahan baku/material bangunan, maka kinerja keuangan Perusahaan sangat mungkin mendapatkan pengaruh yang cukup signifikan. Dalam rangka mengantisipasi risiko-risiko tersebut, Bakrieland berupaya memperkuat pendapatan yang bersifat tetap dengan memiliki proyek-proyek yang menghasilkan pendapatan berkelanjutan. Sumbersumber pendapatan berkelanjutan yang saat ini dimiliki Bakrieland tersebut adalah Perkantoran Wisma Bakrie I & 2, Hotel Aston Rasuna, The Jungle Waterpark, Nirwana Bali Resort, Pasar Festival dan
Recurring Income As a property developer whose leading projects concentrate on the development of apartments and housing, Bakrieland revenues are duly affected by macro-economic conditions. Amid economic turbulence such as a rise in interest rates and inflation or exchange rate fluctuations which lead to price hikes in raw material/construction material, the Company’s financial performance will most likely experience a significant impact. To anticipate such risks, Bakrieland continues to strengthen its fixed income through the development of projects that yield recurring revenue. Sources of recurring income for Bakrieland at present are from Wisma Bakrie 1 & 2 office buildings, Aston Rasuna Hotel, The Jungle Waterpark, Nirwana Bali Resort, Pasar Festival and Gold Gym Elite, service management and Krakatoa Nirwana Resort. In 2009 and 2008, total revenues
229 Bakrieland Annual Report 2009
Goldgym Elite, Service Management serta Krakatoa Nirwana Resort. Pada tahun 2009 dan 2008, jumlah pendapatan yang dihasilkan oleh proyek-proyek ini adalah masing-masing Rp 255,7 miliar dan Rp 175,8 miliar, atau sekitar 24,2% dan 16,7% dari total pendapatan Perusahaan.
generated by these projects were Rp 255.7 billion and Rp175.8 billion respectively, or approximately 24.2% and 16.7% from the Company’s overall revenues.
Ke depan, pendapatan berkelanjutan Bakrieland diharapkan akan semakin meningkat seiring dengan telah selesainya proyek-proyek lain di tahun 2010 seperti gedung perkantoran Bakrie Tower, jalan tol Kanci-Pejagan, area komersial Lifestyle Center dan hotel Pullman Bali Legian Nirwana yang akan memperkuat kontribusi pendapatan berkelanjutan kepada Bakrieland. Dengan selesainya proyek-proyek ini, prosentase pendapatan bersifat tetap Bakrieland diharapkan sekitar 30% dari total pendapatan Perusahaan.
In coming years, Bakrieland’s recurring income is expected to increase further in line with the completion of other projects in 2010 such as Bakrie Tower office premises, Kanci-Pejagan toll road, Lifestyle Center commercial area and Pullman Bali Legian Nirwana, which will strengthen the contribution from Bakrieland’s recurring income. With the completion of these projects, Bakrieland’s fixed income is expected to reach 30% of the Company’s total revenues.
Likuiditas Bagi sebuah perusahaan properti, kondisi likuiditas yang baik adalah sangat penting guna terselesaikannya proyek-proyek yang dibangun. Likuiditas perusahaan properti dipengaruhi oleh banyak dan jenis proyek yang sedang berada dalam masa pembangunan, serta strategi perusahaan dalam melakukan kegiatan pendanaan pembangunan proyek-proyek tersebut. Kebutuhan likuiditas untuk proyek jenis properti investasi pada umumnya lebih tinggi dibandingkan proyek properti strata title, karena dalam proyek properti strata title, salah satu strategi perusahaan adalah menerapkan skema presale yang cukup membantu likuiditas selama masa konstruksi. Strategi lain yang diterapkan Perusahaan untuk menjaga likuiditas adalah penerapan skema pre-financing dari kontraktor dalam konstruksi proyek-proyek properti yang sedang dibangun. Dengan kombinasi strategi-strategi ini, sebagian besar dari kebutuhan likuiditas untuk pembangunan proyek properti telah terpenuhi, sehingga likuiditas Perusahaan dapat terjaga dengan baik.
Liquidity For a property developer, sound liquidity is crucial to ensure the completion of projects under construction. The liquidity of property developers is influenced by the number and type of projects in the construction phase as well as by company strategy in relation to the financing of these projects in the pipeline. The need for liquidity for projects under the property investment category is generally higher when compared to strata title property projects considering that one of the company strategies for strata title property projects is the application of a pre-sale scheme which can reasonably bolster liquidity during the construction process. Another strategy implemented by the Company in order to maintain liquidity is the adoption of a prefinancing scheme from the contractor for on-going property construction projects. By combining these strategies, a major portion of Company’s liquidity needs for the development of property projects has been met, therefore the Company’s liquidity can be well managed. 2008
2009
Arus kas bersih | Net cash flows (Rp miliar | Rp billion) Arus kas dari aktivitas operasi | Cash Flows from operations activities
(1,057.4)
(365.7)
Arus kas dari aktivitas investasi | Cash Flows from investing activities
(74.8)
(1,494.1)
Arus kas dari aktivitas pendanaan | Cash Flows from financing activities
829.6
1,879.9
Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Perusahaan membukukan arus kas bersih dari aktivitas operasi sebesar Rp (365,7) miliar pada
Net Cash from Operations The Company’s net cash from operational activities reached Rp (365.7) billion in 31 December 2009,
230 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
31 Desember 2009, sedangkan arus kas bersih dari aktivitas operasi pada tahun 2008 tercatat Rp (1.057,4) miliar. Angka arus kas bersih dari operasi yang negatif ini cukup wajar, dimana Perusahaan berada dalam masa pembangunan atau ekspansi sehingga banyak arus kas keluar untuk membiayai proyek-proyek yang dibangun Perusahaan selama tahun 2009 dan 2008. Terlebih lagi pada tahun 2009, Perusahaan masih dalam tahap penyelesian beberapa proyek properti investasi (investment property), diantaranya Lifestyle Center. Di samping itu, beberapa proyek bangunan tinggi juga sebagian bersifat investment property seperti pada The Bakrie Tower, Pullman Bali Legian Nirwana Hotels & Resorts, dan Aston Hotel Bogor.
while in 2008 the amount recorded was Rp (1,057.4) billion. A negative amount for its net operating cash is acceptable as Company projects underwent the development or expansion phase leading to an intense flow of incoming and outgoing cash to finance project activities throughout 2009 and 2008. Furthermore, in 2009 the Company was still in the phase of completing several investment property projects including the Lifestyle Center. In addition, a number of high-rise building projects are also part of the Company’s investment properties such as The Bakrie Tower, Pullman Bali Legian Nirwana Hotels & Resorts, and Aston Hotel Bogor
Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Pada tahun 2009, arus kas bersih Perusahaan dari aktivitas investasi adalah sebesar Rp (1.494,1) miliar dan pada tahun 2008 sebesar Rp (74,8) miliar. Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi tersebut terutama digunakan untuk pembangunan jalan tol dan penambahan investasi pada PT Bali Nirwana Resort.
Net Cash from Investment In 2009, the Company’s net cash from investment totaled Rp (1,494.1) billion and in 2008 it was Rp (74.8) billion. Net cash used for investmentrelated activities is largely allocated for toll road development and additional investments for PT Bali Nirwana Resort.
Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan Arus kas bersih Perusahan dari aktivitas pendanaan pada tahun 2009 dan 2008 adalah sebesar Rp 1.879,9 miliar dan Rp 829,6 miliar. Kas bersih dari aktivitas pendanaan pada tahun 2009 turut dikontribusikan oleh pinjaman dari Bank dan Lembaga Keuangan serta penerbitan Sukuk Ijarah I Bakrieland sebesar Rp 150 miliar.
Net Cash from Financing Activities The Company’s net cash from financing activities in 2009 and 2008 amounted to Rp 1,879.9 billion and Rp 829.6 billion respectively. Net cash for 2009 was partly drawn from loans provided by banking and financial institutions as well as the issuance of Bakrieland’s Sukuk Ijarah I worth Rp 150 billion.
Mengingat pentingnya kondisi likuiditas, Perusahaan akan tetap mengandalkan ketersediaan kas internal melalui aktivitas operasi Perusahaan (operating cash inflow), dengan didukung oleh pendanaan eksternal seperti hutang bank dan pendanaan dari pasar modal, untuk menjaga likuiditas tetap baik dimasa yang akan datang
In view of the significance of sound liquidity management, the Company will continue to rely on the availability of internal cash through its operating cash inflow with support from external financing such as bank loans and capital markets in order to sustain sufficient liquidity in coming years.
Hutang Salah satu sumber pendanaan Perusahaan untuk membiayai proyek-proyek yang sedang dibangun adalah dengan hutang, baik dari pasar modal yaitu obligasi/sukuk maupun dari perbankan dan sumber lainnya. Hal ini oleh karena Bakrieland membangun proyek-proyek properti dan infrastruktur dalam skala yang besar sehingga membutuhkan pendanaan yang juga besar. Pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2009, Perusahaan memiliki posisi hutang yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
Liabilities One of the Company’s sources of financing to help fund on-going projects is obtained from debt, either from the capital market through bonds/Sukuk or from banking institutions and other sources. This is deemed necessary in light of Bakrieland’s involvement in the development of large-scale property and infrastructure projects which require substantial funding. By 31 December 2008 and 2009, the Company’s debt position is detailed as follows:
231 Bakrieland Annual Report 2009
2008
2009
Hutang mengandung bunga | Interest bearing liabilities BRI
525.7
889.2
BNI
-
626.9
Bank Capital
-
101.4
Bukopin
65.8
126.1
BTN
11.9
43.5
BPD Jabar
-
96.3
BPD Jatim
-
72.3
BPD Jateng
-
32.5
Leasing
3.9
6.7
494.4
496.2
Sukuk Ijarah I
-
148.0
Beleggingsmaatschappij Broem BV
-
423.0
Obligasi I
Others Total
19.0
-
1,120.6
3,062.1
Posisi hutang Perusahaan pada akhir tahun 2009 adalah sebesar Rp 3.062,1 miliar, atau naik dibanding posisi hutang tahun 2008 sebesar Rp 1.120,6 miliar. Kenaikan posisi hutang ini terutama disebabkan oleh fasilitas pinjaman sindikasi sekitar Rp 1,3 triliun dari Bank BNI, Bank BRI dan beberapa Bank BPD yang digunakan untuk membangun konstruksi jalan tol Kanci-Pejagan. Pembangunan jalan tol ini juga didukung oleh pinjaman dari pemegang saham yang memberikan pinjaman sebesar kurang lebih Rp 423 miliar melalui anak usahanya, Beleggingsmaatschappij Broem BV. Kenaikan posisi hutang juga disebabkan oleh penerbitan Sukuk Ijarah I Bakrieland sebesar Rp 150 miliar pada bulan Juli tahun 2009, yang hasilnya terutama digunakan untuk membiayai proyek perumahan Bakrieland. Di samping itu, Bakrieland juga tetap mendapatkan kepercayaan dari beberapa kreditur perbankan yang turut serta dalam mendukung pembangunan proyekproyek Bakrieland.
The Company’s debt position by the end of 2009 reached the level Rp 3,062.1 billion, an increase from Rp 1,120.6 billion in 2008. This higher level of debt mainly arose from a syndicated loan facility worth Rp 1.3 trillion from Bank BNI, Bank BRI and several BPD banks to help finance the construction of the Kanci-Pejagan toll road. This highway development was also supported by shareholders’ loans amounting to approximately Rp 423 billion through its subsidiary, Beleggingsmaatschappij Broem BV. Another factor contributing to a higher debt position is the issuance of Bakrieland Sukuk Ijarah I worth Rp 150 billion in July 2009 whereby proceeds are mainly allocated for the financing of Bakrieland housing projects. In addition, Bakrieland also continues to gain the trust of several creditor banks involved in supporting the development of Bakrieland housing projects.
Setelah sukses menerbitkan Obligasi I Bakrieland senilai Rp 500 miliar pada bulan Maret 2008, pada bulan Juni 2009, Perusahaan kembali berhasil menerbitkan Sukuk Ijarah I Bakrieland sebesar Rp 150 miliar. Sukuk Ijarah tersebut terdiri dari Sukuk Ijarah Seri A yang memiliki tenor 2 tahun dengan cicilan imbalan sebesar Rp 154,8 juta per Rp 1 miliar per tahun dan Seri B dengan tenor 3 tahun yang memiliki cicilan imbalan sebesar Rp 160 juta per Rp 1 miliar per tahun. Obligasi dan Sukuk Ijarah Bakrieland mendapatkan peringkat masing-masing idBBB+ dan idBBB+(sy) dari Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO).
Following the success of Bakrieland Bond I issuance worth Rp 500 billion in March 2008, the Company again in June 2009 issued Bakrieland Sukuk Ijarah I amounting to Rp 150 billion. The Sukuk Ijarah issuance consists of Series A for a two-year tenor with Rp 154.8 million in return installment per Rp 1 billion per year and Series B for a three-year tenor with Rp 160 million in return installments of Rp 1 billion per year. Bakrieland’s bonds and Sukuk Ijarah was each rated idBBB+ and idBBB+(sy) by the Indonesia Credit Rating Agency (PEFINDO).
232 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Sementara itu, hutang sewa guna usaha (leasing) tercatat sebesar Rp 6,7 miliar pada 31 Desember 2009, naik dibanding Rp 3,9 miliar pada tahun 2008. Hutang sewa guna usaha adalah hutang kepada perusahaan pembiayaan dalam pembelian kendaraan.
Leasing obligation on the other hand reached Rp 6.7 billion as on 31 December 2009, which is an increase from Rp 3.9 billion in 2008. Leasing obligation is the amount of debt owed to financing companies for the purchase of vehicles.
Strukur Permodalan Secara historis, Bakrieland memiliki struktur permodalan yang konservatif. Hal ini tercermin dari besaran rasio hutangnya yang mengandung bunga (interest bearing liabilities) terhadap ekuitas Perusahaan (debt to equity ratio/DER) yang relatif rendah. DER Perusahaan pada tahun 2008 dan 2009 berturut-turut sebesar 24,9% dan 66,0%. Ekuitas Bakrieland merupakan salah satu yang terbesar diantara perusahaan properti di Indonesia. Tingginya ekuitas ini mencerminkan komitmen pemegang saham atas kelangsungan jalannya Perusahaan dalam jangka panjang. Sebagai perusahaan properti, Perusahaan senantiasa mengandalkan ekuitasnya dalam melakukan pembelian aset terutama tanah.
Capital Structure Bakrieland has historically had a conservative capital structure. This is reflected from a relatively low interest bearing liabilities to the Company’s equity (debt to equity ratio/DER). The Company’s DER in 2008 and 2009 were 24.9% and 66.0%, respectively. Bakrieland’s equity is one of the highest among property companies in Indonesia. High level of equity demonstrates the shareholders’ commitment on the Company’s sustainability in the long run. As a property company, the Company remains to rely on its equity in purchasing assets, particularly land.
(Rp miliar)
2008
2009
Ekuitas | Equity
4,507.7
4,642.5
Hutang | Interest Bearing Liabilities
1,120.6
3,062.1
736.4
2,560.4
Hutang Jangka Panjang | Long Term Debt
Dalam membiayai pembangunan proyek-proyek yang dibangun, selain dari ekuitas, perusahaan properti memerlukan sumber-sumber permodalan yang tepat. Sebagian besar hutang Perusahaan bersifat jangka panjang, dimana hal tersebut sesuai dalam mendanai proyek-proyek properti Bakrieland yang bersifat jangka panjang seperti apartemen. Di samping itu, hutang jangka panjang juga memberikan fleksibilitas waktu bagi Perusahaan dan mencerminkan kepercayaan kreditor yang baik.
In financing its project development, aside of equity, a property company requires appropriate source of capital. Most of the Company liabilities are long term, which is suitable for funding Bakrieland’s long-term property projects such as apartment. In addition, long-term liabilities also give time flexibility for the Company and show good credibility.
Ke depan, Perusahaan akan tetap menjaga struktur permodalannya tetap ideal, dengan menjaga tingkat hutangnya kurang dari 100% terhadap ekuitas. Sementara terkait pinjaman, baik dari bank, lembaga keuangan maupun institusi lainnya, besar maupun jangka waktunya akan disesuaikan dengan jumlah dan jenis proyek yang dikerjakan.
In the future, the Company will maintain its ideal capital structure by keeping its liability level below 100% to equity. In regard with loans, both from the banks, financial institutions and other institutions, the size and terms will be adjusted with the amount and type of projects being performed.
Pertumbuhan Aset Aset Perusahaan terus tumbuh sejalan dengan ekspansi yang dilakukan, yang terutama terwujud dalam bentuk terbangunnya proyek-proyek properti ataupun infrastruktur terkait properti lainnya. Pertumbuhan aktiva ini dibiayai baik oleh modal sendiri maupun sumber pembiayaan eksternal.
Assets Growth The Company’s assets have demonstrated a steady growth in line with business expansion notably in the form of accomplished property projects or property-related infrastructure projects. This growth in assets is financed both from internal capital and external sources.
233 Bakrieland Annual Report 2009
Pada tanggal 31 Desember 2009, total aset Perusahaan tercatat sebesar Rp 11.592,6 miliar, atau meningkat 39% dari total aktiva Perusahaan per 31 Desember 2008 sebesar Rp 8.335,0 miliar. Pertumbuhan aset ini terutama disebabkan oleh meningkatnya aktiva tetap, sebagai akibat telah selesainya proyek jalan tol Kanci-Pejagan yang konstruksinya telah diselesaikan pada bulan Desember 2009, serta dikonsolidasikannya PT Bali Nirwana Resort yang memiliki Nirwana Bali Resort.
On 31 December 2009, the Company’s total assets reached the amount of Rp 11,592.6 billion or a 39% increase from overall Company’s assets as of 31 December 2008, totaling Rp 8,335.0 billion. This assets growth is primarily due to an increase in fixed assets resulting from the completion of the KanciPejagan toll road project in December 2009 as well as the consolidation of PT Bali Nirwana Resort which owns Nirwana Bali Resort.
Pertumbuhan Ekuitas Ekuitas Perusahaan terus meningkat, yang didukung baik oleh kemampuan Perusahaan dalam menghasilkan laba, maupun adanya komitmen dari pemegang saham untuk menyuntikkan dananya guna manambah ekuitas Perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2009, total ekuitas Perusahaan mencapai Rp 4.642,5 miliar, atau bertumbuh 3% dibanding total ekuitas per 31 Desember 2008 sebesar Rp 4.507,7 miliar. Pertumbuhan ekuitas Perusahaan selama tahun 2009 terutama disebabakan oleh kemampuan Perusahaan dalam menghasilkan laba, dimana posisi saldo laba (retained earning) meningkat menjadi Rp 451,8 miliar dibanding saldo laba pada tahun 2008 sebesar Rp 319,6 miliar. Selama tahun 2008 dan 2009 tidak ada penambahan modal Perusahaan yang berasal dari aktivitas penerbitan saham baru (right issue).
Equity Growth An upward trend in the Company’s equity is supported by the ability to yield profits as well as the proven commitment of shareholders to invest funds aimed at elevating its equity. On 31 December 2009, the total of the Company’s equity amounted to Rp 4,642.5 billion, a 3% growth compared to Rp 4,507.7 billion as of 31 December 2008. The Company’s equity growth throughout 2009 was primarily due to the ability of the Company to generate profit as its retained earnings rose significantly to Rp 451.8 billion compared to Rp 319.6 billion in 2008. In 2008 and 2009 there were no other additions to the Company’s capital originating from a new rights issue.
Pertumbuhan Kewajiban Seiring semakin tingginya aktivitas bisnis Perusahaan, jumlah kewajiban Perusahaan meningkat baik kewajiban yang bersifat mengandung bunga seperti hutang bank ataupun surat hutang, maupun kewajiban yang tidak mengandung bunga seperti hutang usaha. Pada tanggal 31 Desember 2009, total kewajiban Perusahaan adalah sebesar Rp 5.794,1 miliar, atau meningkat dibanding total kewajiban Perusahaan 31 Desember 2008 sebesar Rp 3.133,7 miliar. Kenaikan jumlah kewajiban ini terutama disebabkan adanya kenaikan pinjaman dari perbankan yang memberikan fasilitas pendanaan dalam rangka pembangunan jalan tol Kanci-Pejagan. Kenaikan kewajiban juga disebabkan oleh keberhasilan Perusahaan dalam penerbitan Sukuk Ijarah I tahun 2009. Pada tahun 2009, total kewajiban yang mengandung bunga (interest bearing liabilities) berjumlah sebesar Rp 3.062,1 miliar, naik dari Rp 1.120,6 miliar pada tahun sebelumnya.
Liability Growth In proportion to the Company’s heightened business activity, its liabilities consequentially saw an increase both for its interest-bearing liabilities such as bank loans and bonds, and non-interest bearing liabilities such as trade payables. On 31 December 2009, the Company’s total liabilities amounted to Rp 5,794.1 billion, a rise compared to Rp 3,133.7 billion on 31 December 2008. This increase in liabilities is mainly due to a rise in bank loans which provided funding for the Kanci-Pejagan toll road construction. It is also the result of the Company’s successful issuance of Sukuk Ijarah I in 2009. Total interest bearing liabilities in 2009 reached Rp 3,062.1 billion, an increase from Rp 1,120.6 billion in the previous year.
Di samping itu, kenaikan kewajiban terutama juga disebabkan oleh naiknya hutang lain-lain dari pihak ketiga serta naiknya hutang usaha kepada mitra
In addition, this increase in liabilities is also partly due to a rise in other third-party liabilities and trade payables to the Company’s business partners such
234 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
bisnis Perusahaan seperti kontraktor dan supplier sebagai konsekuensi aktivitas bisnis Perusahaan. Kenaikan pendapatan yang ditangguhkan juga memberi kontribusi pada naiknya kewajiban.
as contractors and suppliers as a consequence of its business activities. A deferred income increase also contributed to an escalation in liabilities.
Solvabilitas Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan Perusahaan dalam memenuhi suluruh kewajibannya, termasuk kewajiban finansialnya yaitu hutang yang mengandung bunga (interest bearing liabilities). Solvabilitas perusahaan dapat diukur dengan membandingkan total kewajiban dengan total aset, maupun dengan membandingkan total kewajiban keuangan dengan total ekuitas (debt to equity ratio/ DER). Kondisi solvabilitas perusahaan juga dapat dilihat dari perbandingan antara kewajiban yang mengandung bunga dengan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA).
Solvability The solvability ratios show the ability of the Company in fulfilling its overall liability including its financial liabilities such as interest bearing liabilities. A company’s solvability can be measured by comparing total liabilities to total assets, as well as by comparing total financial liabilities to equity (debt to equity ratio/DER). A company’s solvability can also be observed from comparing interest bearing liabilities with earnings before interest, tax, depreciation and amortization (EBITDA).
Solvabilitas atas Total Kewajiban Tingkat solvabilitas Perusahaan berdasarkan perbandingan antara total kewajiban dengan total aset Perusahaan per tanggal 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 masing-masing adalah sebesar 49,9% dan 37,6%. Sedangkan tingkat solvabilitas Perusahaan apabila berdasar perbandingan antara kewajiban dengan total ekuitas Perusahaan per tanggal 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 adalah masing-masing sebesar 124,8% dan 69,5%. Rasio-rasio solvabilitas Perusahaan berada pada kisaran yang relatif moderat, dan mencerminkan besarnya aset dan ekuitas Perusahaan yang cukup mampu dalam memenuhi kewajiban Perusahaan.
Solvability over Total Liability The Company’s solvability level based on the comparison between total liabilities and total assets as at 31 December 2009 and 31 December 2008 were 49.9% and 37.6% respectively. While based on the comparison between liabilities and total equity as of 31 December 2009 and 31 December 2008, the solvability ratios were 124.8% and 69.5% respectively. The Company’s solvability ratios are within a relatively moderate range, and reflect a sufficient amount of Company assets and equity to cover total liabilities.
Solvabilitas atas Kewajiban Mengandung Bunga Di samping itu, Perusahaan juga memiliki kemampuan yang cukup baik dalam memenuhi kewajibannya terhadap hutang yang mengandung bunga (interest bearing liabilities), dimana hal ini merupakan faktor yang umumnya dipandang cukup penting oleh kreditur pemberi pinjaman. Salah satu rasio yang digunakan adalah dengan membandingkan total hutang berbunga terhadap ekuitas Perusahaan. Rasio hutang Perusahaan terhadap ekuitasnya (DER) pada tahun 2009 dan 2008 berturut-turut adalah sebesar 66,0% dan 24,9%. Meskipun terdapat kenaikan rasio DER pada tahun 2009 akibat kenaikan hutang, namun besaran rasio tersebut yang berada di bawah 100% adalah masih cukup baik. Meningkatnya rasio DER Perusahaan tersebut juga merupakan dampak dari kenaikan hutang Perusahaan yang telah dijabarkan dalam segmen hutang.
Solvability over Interest Bearing Liabilities Aside from the above, the Company has also shown sufficient capability in meeting its interest bearing liabilities, which is considered as a fairly important factor by creditors. One of the commonly used ratios is by comparing total interest bearing liabilities to the Company’s equity. The Company’s Debt to Equity Ratio (DER) in 2009 and 2008 were 66.0% and 24.9%, respectively. Despite the increase in DER in 2009 due to the increasing debt, the fact that the ratio is still below the 100% shows a relatively good performance. The increase of DER also reflects the impact of the Company’s increasing debt as described in the segment on debt.
235 Bakrieland Annual Report 2009
Rentabilitas Rasio rentabilitas menunjukkan kemampuan Perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada suatu periode tertentu. Rentabilitas perusahaan antara lain diukur dengan rasio-rasio margin laba bersih, imbal hasil aktiva (return on asset), dan imbal hasil ekuitas (return on equity).
Rentability The rentability ratio shows the Company’s ability in producing profit within a certain period. The Company’s rentability can be measured, among others, by the net earning ratio, return on asset ratio, and return on equity ratio.
Margin laba bersih adalah rasio antara laba bersih terhadap pendapatan bersih pada suatu periode tertentu. Margin laba bersih Perusahaan untuk tahun 2009 adalah sebesar 12,5%, atau menurun dibandingkan margin laba bersih pada tahun 2008 sebesar 25,8%. Turunnya laba bersih pada tahun 2009 terutama disebabkan oleh besarnya pendapatan lain-lain pada tahun 2008 sebagai akibat dari transaksi divestasi salah satu unit usaha, sedangkan pada tahun 2009, pendapatan lain-lain bersih Perusahaan relatif kecil.
Net profit margin is the ratio of net income to net revenue in a certain period of time. The Company net profit margin for the year 2009 amounted to 12.5%, lower than 2008’s of 25.8%. The Lower net profit margin in 2009 was mainly due to the high contribution of other revenues in 2008 as a result of a divestment transaction in one of the business unit, while in 2009 net other revenues was relatively smaller.
Imbal hasil aktiva adalah rasio dari perputaran aktiva dalam menghasilkan laba bersih, yang diukur dengan membandingkan antara laba bersih dengan total aktiva pada periode tertentu. Imbal hasil aktiva Perusahaan pada tahun 2009 adalah sebesar 1,1%, dibandingkan sebesar 3,3% pada tahun 2008. Penurunan imbal hasil Perusahaan ini terutama disebabkan kenaikan yang cukup tinggi pada sisi aktiva karena telah selesainya proyek jalan tol Kanci-Pejagan, namun proyek jalan tol ini belum memberikan kontribusi pendapatan pada tahun 2009. Namun demikian, Perusahaan berkeyakinan bahwa pendapatan Perusahaan dalam jangka panjang akan lebih kuat dengan adanya kontribusi dari jalan tol ini di masa mendatang.
Return On Assets is a ratio of asset turnaround in producing net income, which is measured by comparing the net income by total assets in a certain period. The Company’s return on assets in 2008 amounted to 1.1%, as compared to 3.3% in 2008. The decrease in the Company’s return on assets was mainly due to a significant increase in assets as a result of the completion of the Kanci-Pejagan toll road project. Although this project has not yet given revenue contribution in 2009, the Company believes that its long-term revenues will be strengthened with the contribution from the toll road in the future.
Imbal hasil ekuitas adalah rasio dari laba bersih pada periode tertentu terhadap jumlah ekuitas. Imbal hasil ekuitas Perusahaan pada tahun 2009 dan 2008 masing-masing adalah sebesar 2,8% dan 6,0%. Turunnya laba bersih pada tahun 2009 telah mengakibatkan imbal hasil ekuitas juga mengalami penurunan. Namun demikian secara umum, relatif rendahnya tingkat imbal hasil ekuitas Perusahaan salah satunya dikarenakan tingginya ekuitas Perusahaan.
Return On Equity is the ratio of net income to the amount of equity in a certain period. The Company’s ROE in 2009 and 2008 amounted to 2.8% and 6.0% respectively. The decrease in 2009 net income caused lower return on equity. Moreover, in general the Company’s relatively low level of ROE is caused by, among other things, its high level of equity.
Kolektibilitas Piutang Kolektibilitas piutang menunjukkan seberapa cepat piutang-piutang hasil penjualan perusahaan dapat tertagih, untuk selanjutnya tercatat menjadi penjualan. Kolektibilitas piutang dapat diukur melalui umur piutang. Namun demikian, umur piutang masing-masing unit usaha Perusahaan memiliki
Collectability of Receivables Collectability of Receivables shows how fast the Company is able to collect receivables and convert them into sales. It can be measured from an aging of receivables. However, characteristics of receivables aging for each business unit are quite different since the type of products sold in each business
236 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
perbedaan karakeristik yang cukup besar, karena adanya perbedaan jenis produk yang dijual pada masing-masing unit usaha. Untuk unit usaha Landed Residential dengan produk utama perumahan, umur piutangnya pada umumnya jauh lebih pendek dari unit usaha City Property yang memiliki produk utama apartemen. Hal ini disebabkan, jangka waktu pembangunan perumahan relatif pendek yaitu sekitar 5 hingga 6 bulan sedangkan pembangunan apartemen lebih panjang yaitu sekitar 2 tahun.
unit is different. Landed Residential for example, whose core product is housing, has a much shorter receivable aging than the City Property, whose main product is apartments, considering the relatively shorter period in housing development of around 5 months to apartment development which may take around 2 years to complete.
Untuk tahun 2009 umur piutang unit usaha Landed Residential adalah 245 hari, dibanding umur piutang tahun 2008 yaitu 216 hari. Sedangkan unit City Property memiliki umur piutang 496 hari, dibanding 313 hari pada tahun 2008. Adapun umur putang untuk unit usaha Hotel & Resort pada 2009 adalah 146 hari, dibanding umur putang pada tahun 2008 yaitu 90 hari.
In 2009, receivable’s aging in Landed Residential is 245 days, compared to 216 days in 2008. City Property receivables aging was 496 compared to 313 days in 2008. While for Hotel & Resort business unit, the receivables aging in 2009 was 146 days, compared to 90 days in the year 2008.
Kebijakan Akuntansi yang Signifikan Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAMLK) No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dan Surat Edaran No. SE 02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Real Estat.
Significant Accounting Policies Consolidated financial statements are prepared in accordance with accounting principles generally accepted in Indonesia, namely the Statement of Standard Financial Accounting (PSAK) and Regulation of Capital Market Agency and Financial Institutions (BAPEPAM-LK) No VIII.G.7 on Guidelines for Financial Reporting and Circular Letter No. SE 02/ PM/2002 dated 27 December 2002 on Guidelines for Issuer Financial Disclosure Reports or the Real Estate Industry Public Company.
Laporan keuangan konsolidasian, kecuali laporan arus kas disusun berdasarkan konsep akrual. Dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah konsep biaya perolehan, kecuali investasi dalam efek tertentu dan instrumen derivatif yang dicatat sebesar nilai wajarnya, dan persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dengan nilai realisasi bersih.
Consolidated financial statements, except the cash flow report, are prepared based on the accrual concept. The basis of measurement used in the preparation of financial reports is the cost acquisition concept, except for those investments in some particular securities and derivative instruments recorded at their fair values, and stocks which are stated in their acquisition value or net real value whichever is lower.
Neraca konsolidasian disajikan tanpa dikelompokkan ke dalam lancar dan tidak lancar (unclassified balance sheets) sesuai dengan PSAK No. 44, “Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat.”
The consolidated balance sheet is presented without grouping current and non-current account (unclassified balance sheets) in accordance to PSAK No. 44, “Accounting for Real Estate Development Activity.”
Untuk tahun buku 2009, tidak ada perubahan akuntansi yang signifikan. Beberapa kebijakan akuntansi yang signifikan dapat diuraikan sebagai berikut:
For the fiscal year of 2009, there was no significant changes in accounting policies. Some of the significant accounting policies can be described as follows:
237 Bakrieland Annual Report 2009
Transaksi dengan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Perusahaan dan Anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak tertentu yang dianggap mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik dengan ataupun tidak dengan harga dan persyaratan normal yang dilakukan terhadap pihak ketiga, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.
Transaction with Related Parties The Company and its subsidiaries entered into transactions with certain parties who are considered as related in accordance to PSAK No. 7, “Disclosure on Related Parties”. All transactions with such parties, either with or without a normal price and requirements applied to the third party, shall be disclosed on notes attached to the consolidated financial statements.
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal neraca. Laba atau rugi kurs yang terjadi diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
Transactions and Balances in Foreign Currency Transactions denominated in foreign currencies are converted into Rupiah at the exchange rate prevailing at the date of the transactions. At the balance sheet date, monetary assets and liabilities in foreign currencies are translated into Rupiah at the middle rate of Bank Indonesia at the balance sheet date. Exchange gains or losses arising are recognized in the consolidated statement of income.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, nilai tukar yang digunakan masing-masing adalah Rp 9.400 dan Rp 10.950 per AS$ 1.
As of 31 December 2009 and 2008, the exchange rates used were Rp 9,400 and Rp 10,950 per U.S. $ 1 respectively.
Persediaan Harga perolehan persediaan real estat dialokasikan ke masing-masing proyek real estat ditentukan dengan menggunakan metode identifikasi khusus untuk beban langsung dan berdasarkan meter persegi untuk beban fasilitas umum dan sosial.
Inventories The acquisition costs of real estate inventory are allocated to components of the real estate project based on the specific identification method for direct costs and based on per square meter for social and common facilities.
Harga perolehan persediaan real estat meliputi biaya perizinan, pembebasan (ganti rugi) tanah, pengurusan surat-surat tanah, pematangan tanah, prasarana, pengembangan dan pembangunan proyek, termasuk kapitalisasi bunga selama masa pembangunan dan pengembangan.
The acquisition cost of real estate inventory comprises licensing, acquisition, certificates, land clearing, infrastructure, project development and construction including capitalized interest during construction and development.
Persediaan real estat yang berupa bangunan apartemen (strata title) dicatat berdasarkan biaya perolehan yang ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata dan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan estimasi nilai realisasi bersih. Nilai realisasi bersih merupakan estimasi nilai jual dikurangi biaya pengembangan untuk menghasilkan produk yang siap dijual dan biaya untuk merealisasi penjualan.
Real estate inventories in the form of apartment building (strata title) are stated based on the acquisition cost which is determined using the average method and stated at the value of the acquisition cost or estimated net realizable value, whichever is lower. Net realizable value represents the estimated selling price less the development cost up to ready-for-sale products and the cost to actualize sales.
238 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Selisih antara harga perolehan dengan estimasi nilai realisasi bersih dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasian dalam akun “Beban Pokok Penjualan”. Bangunan dalam proses pengembangan dan bangunan yang siap untuk dijual dikelompokkan sebagai “Persediaan” di dalam neraca konsolidasian.
The difference between the acquisition cost and the estimated net realizable value is recorded in the Cost Of Goods Sold account in the consolidated Statements of Income. Buildings under development and those ready-for-sale are classified under “Inventory” in the consolidated balance sheet.
Persediaan makanan, minuman, perlengkapan dan barang dagangan hotel dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata. Nilai realisasi bersih ditentukan berdasarkan taksiran harga jual yang wajar setelah dikurangi taksiran biaya yang diperlukan untuk menjual persediaan tersebut. Penyisihan penurunan nilai persediaan dilakukan untuk mengurangi nilai tercatat menjadi nilai realisasi bersih. Penyisihan persediaan usang atau persediaan yang perputarannya lambat, ditentukan, jika ada, berdasarkan penelaahan atas kondisi masing-masing persediaan pada akhir tahun.
Inventories of food, beverage, equipment and hotel merchandise are stated at the lowest value between the acquisition cost and the net realizable value. The acquisition cost is determined by using the averaging method. Net realizable value is determined based on the estimated fair selling price reduced by the estimated cost required to sell the inventories. The allowances for decreases in inventory value are conducted to reduce the carrying value to their net realizable value. The allowances for obsolete or slow moving inventories are defined, if any, based on the review of inventory conditions at the end of the year.
Tanah yang belum dikembangkan Tanah yang belum dikembangkan dinilai berdasarkan harga perolehan, yang meliputi antara lain biaya pembebasan (ganti rugi), pengurusan surat-surat tanah dan pematangan tanah. Pada saat dimulainya pengembangan prasarana, nilai tanah tersebut akan direklasifikasi ke akun persediaan sebagai persediaan dalam pembangunan atau aset tetap sebagai proyek dalam penyelesaian.
Land bank The land bank is stated at cost, which comprises the cost for acquisition, certification, and land clearing. When the infrastructure development has started, the land is reclassified into inventory-in-progress or moved to the property and equipment account as construction in progress.
Properti investasi Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan dan Anak perusahaan telah menerapkan PSAK No. 13 (Revisi 2007), “Properti Investasi” yang menggantikan PSAK No. 13 (Revisi 1994), “Akuntansi untuk Investasi” menggunakan model biaya.
Investment Properties Effective on 1 January 2008, the Company and its subsidiaries have applied PSAK No. 13 (2007 Revision) on “Investment Property” which supersedes PSAK No. 13 (1994 Revision) on “Accounting for Investment,” utilizing the cost model.
Properti investasi terdiri dari bangunan dan prasarana untuk menghasilkan rental dan tidak untuk digunakan dalam operasi untuk tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. Properti investasi dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan penurunan nilai. Biaya perolehan meliputi biaya konstruksi sampai dengan saat pembangunan atau pengembangan selesai. Penyusutan bangunan dan prasarana dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama umur manfaat aset tetap selama 20 tahun.
Investment properties consist of buildings and infrastructure to earn rental income, rather than for use in operations or for administrative purposes or sale in the ordinary course of business. Investment property is stated at the cost of acquisition less accumulated depreciation and impairment losses. The carrying amount includes the construction cost until it is completed and ready for use. Depreciation of buildings and infrastructure is computed using the straight-line method over the estimated useful lives of the fixed assets of 20 years.
239 Bakrieland Annual Report 2009
Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut.
Investment Property is de-recognized when either it has been disposed of or when the investment property is permanently withdrawn from use and no future benefit is expected from its disposal. Gains or losses arising on the retirement or disposal of an investment property are recognized in the consolidated statement of income in the year of retirement or release.
Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau selesainya pembangunan atau pengembangan. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual.
Transfers are made to investment properties when, and only when, there is a change in use, evidenced by the end of owner occupation, commencement of an operating lease with another party or completion made from investment properties when, and only when, there is a change in use, evidenced by commencement of owner occupation or commencement of development with a view to sale.
Penggunaan estimasi Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban dan pengungkapan aset dan kewajiban kontijen pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama tahun berjalan. Hasil yang sebenarnya dapat berbeda dari jumlah yang diestimasi.
Use of Estimates Preparation of consolidated financial statements, in accordance to generally applicable accounting principles, requires management to make estimates and assumptions that affect the amount of assets and the disclosure of contingent liabilities on the date of the consolidated financial statements and the revenue amount and expenses during the fiscal year. Actual results may differ from the estimated amount.
Transaksi-transaksi Off Balance Sheet Pada periode yang berakhir 31 Desember 2009, Bakrieland tidak melakukan transaksi yang dicatat secara off balance sheet.
Off Balance Sheet Transactions For the period ended on 31 December 2009, Bakrieland did not perform any transactions recorded off balance sheet.
Persediaan Pada akhir tahun 2009, Perusahaan mencatat persediaan sebesar Rp 1.697,9 miliar atau naik dari Rp 1.972,4 miliar pada tahun 2008. Persediaan ini timbul dari aktivitas operasi Perusahaan, yaitu pembangunan proyek properti yang menghasilkan bangunan siap jual, bangunan dalam penyelesaian maupun dalam bentuk tanah.
Inventories At the end of 2009, the Company recorded inventories amounting to Rp 1,697.9 billion, increasing from Rp 1,972.4 billion in 2008. The inventory increased based on the Company’s operational activity, namely property project development that resulted in readyfor-sale buildings, buildings under construction and land.
Persedian | Inventories (Rp Miliar | Rp Billion)
2008
Tanah | Land
622.7
462.6
1,095.4
1,071.1
253.8
158.6
0.6
5.6
Bangunan dalam penyelesaian | In progress building Bangunan siap jual | Ready for sale building Persediaan Hotel | Hotel inventories
2009
240 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Lahan Cadangan Bagi sebuah perusahaan properti, ketersediaan cadangan lahan (land bank) dalam skala yang cukup besar dan terletak di lokasi yang stategis adalah merupakan modal pokok, guna menjamin kelangsungan usahanya dimasa yang akan datang. Bakrieland yang salah satu produk utamanya adalah apartemen, saat ini memiliki cadangan lahan di CBD utama Jakarta di kawasan Kuningan seluas 16,3 hektar, dimana hal ini merupakan landbank perusahaan properti terbesar dikawasan CBD utama Jakarta. Semakin langkanya tanah kosong dalam luasan yang besar dikawasan CBD utama Jakarta, membuat nilai tanah di kawasan ini semakin tinggi dari waktu ke waktu.
Land Bank For a property company, a relatively large land bank located at strategic locations is the main capital to ensure its business continuity in the future. With apartments as one of its main products, Bakrieland currently owns land banks at the Jakarta primary CBD in the Kuningan area of 16.3 hectares, the largest land bank owned by a property company in the primary Jakarta CBD. Scarcer large-acreage vacant lands in the Jakarta primary CBD has caused the land value in this area to rise from time to time.
Di samping apartemen, Bakrieland juga merupakan pengembang besar untuk produk properti perumahan atau landed housing. Perusahaan saat ini memiliki cadangan lahan yang cukup besar seluas hampir 700 hektar di kawasan utama kota Bogor, dan dimungkinkan untuk terus bertambah. Untuk kawasan hunian, Bakrieland melihat bahwa pengembangan perumahan di Bogor lebih menarik dibandingkan dengan daerah-daerah lain di sekitar Jakarta seperti Tangerang ataupun Bekasi seiring dengan pesatnya pembangunan di kota tersebut. Landbank yang besar yang dimiliki Bakrieland saat ini diharapkan mampu menopang bisnis Perusahaan baik City Property maupun Landed Residential, dalam jangka panjang.
In addition to apartments, Bakrieland is also a big developer for housing property products or landed housing. To date, the Company owns relatively large land banks totaling almost 700 hectares in the center of Bogor, and this may possibly increase. For residential areas, Bakrieland views that the housing development in Bogor is more attractive than other areas surrounding Jakarta such as Tangerang or Bekasi, along with the rapid development in the city. The large size of the land bank currently owned by Bakrieland is expected to bolster the Company’s business in City Property as well as Landed Residential in the long run.
Nilai Lahan Cadangan Bakrieland | Value of Bakrieland’s Land Bank Lahan Cadangan (Rp Miliar) | Land Bank (Rp Billion) City Property Landed Residential Hotel & Resort
2008
2009
1,276.1
1,282.0
584.0
677.9
4.2
13.3
Sebagian besar dari pendapatan Perusahaan berasal dari penjualan apartemen strata dan perumahan. Berdasarkan hal ini, maka memiliki lahan cadangan dalam jumlah ideal sangat diperlukan apalagi mengingat secara historis Bakrieland memiliki pertumbuhan yang tinggi. Dalam beberapa tahun terakhir Bakrieland melakukan pembelian tanah yang terletak di berbagai lokasi strategis di tanah air, khususnya di CBD Jakarta dan Bogor.
Most of the Company’s revenue is generated from the sales of strata apartments and residential units. Based on this situation, owning an ideal size of land bank is highly required considering that Bakrieland historically has a high growth rate. In the last couple of years, Bakrieland purchased lands located at various strategic locations in the country, particularly in Jakarta CBD and Bogor.
Pembelian tanah di CBD Jakarta lebih diutamakan karena terdapatnya pertumbuhan permintaan yang baik didukung tren urbanisasi yang meningkat, semakin tingginya tingkat kemacetan serta perubahan gaya hidup. Sedangkan untuk pembelian tanah di
The purchase of land in the Jakarta CBD is a priority due to its growing demand supported with an increasing trend of urbanization, higher levels of congestion and changes of lifestyles. The purchase of land in Bogor has also been prioritized since the
241 Bakrieland Annual Report 2009
Bogor juga diutamakan karena kawasan Jabodetabek adalah daerah yang memiliki permintaan yang tinggi atas unit-unit perumahan bila dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Indonesia.
Jabodetabek area has high demand for residential units compared with other areas in Indonesia.
Lahan Cadangan | Land Bank
Location
Dec 09 Land Bank
Dec 09 Development Area
Additional
Dec 06 Development Area
(Ha) City Property Rasuna Epicentrum
CBD Jakarta
16.3
53.5
8.8
44.7
Sentra Timur Residence
East Jakarta
1.6
3.2
3.2
-
678.0
810.0
710.0
100.0
Landed Residential Bogor Nirwana Residence
Bogor
Ijen Nirwana Residence
Malang
12.5
22.4
22.4
-
Batam Nirwana Residence
Batam
27.1
40.0
40.0
-
Krakatoa Nirwana Resort
Lampung
99.8
103.2
30.5
72.8
Balikpapan Nirwana S & R
Balikpapan
3.2
3.3
3.3
-
Ubud Nirwana Villas
Ubud
4.2
4.2
4.2
-
Pullman Bali Legian Nirwana
Kuta
-
2.4
-
2.4
Nirwana Bali Resort
Tabanan
17.0
103.0
-
103.0
Hotel & Resort
Strategi Usaha Utama Dalam memaksimalkan pengembangan usahanya serta meningkatkan daya saing yang dimiliki, Bakrieland secara konsisten menerapkan strategi usaha utama yaitu sebagai berikut:
Main Business Strategy To maximize the Company’s business development and enhance its competitiveness, Bakrieland consistently implements the following main strategies:
1. Fokus Pengembangan • Fokus pengembangan: tempat hunian segmen menengah dan menengah atas yang memiliki lokasi strategis: Dipilihnya tempat hunian sebagai fokus pengembangan tidak terlepas dari fakta bahwa dari semua sub sektor properti, tempat hunianlah yang memiliki permintaan paling tinggi. Sedangkan target segmen menengah dan menengah ke atas dipilih karena pertimbangan volume dan marjin yang ideal.
1. Development Focus • Development Focus: middle and middleupper residential segments in strategic locations: The selection on housing as a development focus is correlated to the fact that of all property sub-sectors, housing is the highest in demand. Whilst, the middle and middle-upper market segment is chosen for its ideal volume and margin.
242 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
• Memperkuat posisi proyek baru dengan menggunakan branding yang sudah ada serta keunggulan kompetitif Perusahaan. Dengan strategi ini diharapkan pengenalan produk-produk baru bisa relatif lebih mudah serta dapat mengulangi kesuksesan produkproduk sebelumnya.
• Strengthening new projects’ positioning with existing branding along with the Company’s competitive advantage. Using this strategy, new product launching is expected to be relatively easier and a repeat of the success of predecessors.
2. Percepatan Pengembangan • Mempercepat proses pembangunan dengan melakukan aliansi strategis (Joint Operation dan Joint Venture): Aliansi strategis tidak hanya dapat mempercepat pengembangan dari sisi pendanaan namun juga dari sisi keahlian dan juga peningkatan profesionalisme. • Meningkatkan penjualan dengan konsep Strata: Sebagai bagian dari manajemen risiko yaitu mengurangi risiko usaha jangka panjang. Tambahan pula, dengan konsep strata maka modal yang dimiliki dapat lebih produktif dikarenakan siklusnya yang lebih cepat.
2. Accelerated Development • Accelerating the development process through strategic alliances (Joint Operation and Joint Venture): A strategic alliance not only accelerates development in term of funding, but also improves professionalism. • Increasing sales using the concept of Strata: This strategy is part of a risk management strategy intended to reduce the business risk in the long-term. Moreover, the strata concept enables more productive capital as a result of a faster capital cycle.
3. Efektivitas Pendanaan • Meningkatkan pre-selling atas proyek baru: Disamping dapat mengetahui besarnya permintaan untuk suatu proyek dalam rangka mengurangi risiko juga dapat mengurangi modal kerja awal. • Memperkecil modal kerja awal dengan menggunakan proyek semi turn-key. Dengan skema pendanaan ini maka kelangsungan pengerjaan dari proyek-proyek yang ada dapat relatif lebih terjamin. • Memperkecil biaya investasi dengan mengundang investor strategis. Dengan partisipasi dana dari investor strategis maka modal yang diperlukan dalam suatu proyek dapat lebih kecil dan juga meningkatkan jumlah proyek yang dapat dikerjakan dalam waktu yang bersamaan.
3. Funding Effectiveness • Improving the pre-selling strategy for new projects: Other than being able to predict the demand of a certain project in order to reduce risks, it could also lower the initial working capital. • Reducing initial working capital by using the semi turn-key project scheme. This funding scheme strategy is intended to ensure continuity of currently existing projects. • Reducing investment costs by inviting strategic investors. With funding participation from strategic investors, the required amount of capital in a project could be lower, thus increasing the number of projects to be on-going simultaneously.
Dalam upaya mendapatkan pertumbuhan usaha yang cukup baik dan berkesinambungan, Bakrieland membagi manajemen ke dalam 2 team. Kelompok pertama bertanggung jawab atas pengembangan usaha konvensional seperti meningkatkan volume penjualan, meningkatkan margin usaha dan hal lainnya yang bersifat vertikal. Sedangkan manajemen dalam kelompok kedua memfokuskan kepada kegiatan merger & acquisition yang lebih bersifat horizontal. Hal ini terbukti membawa hasil yang menggembirakan yang tercermin dari pertumbuhan
In its endeavor to obtain significant and continuous growth, Bakrieland divided its management into 2 teams. The first team is responsible for conventional business development such as increasing sales volume, business returns and all other similar vertical developments. The second team, on the other hand, focuses on mergers and acquisitions that are horizontal in nature. This method is proven to have brought satisfactory results as reflected in
243 Bakrieland Annual Report 2009
penjualan rata-rata tahunan dalam 5 tahun terakhir sebesar 43,5%.
the average annual growth of 43.5% over the last 5 years.
Implementasi Strategi Usaha Bakrieland sebagai salah satu perusahaan properti terbesar di Indonesia sudah mempunyai tempat dan citra yang baik dimata masyarakat. Namun kelebihan ini harus tetap ditunjang dengan strategi usaha dan pemasaran yang dapat memperkuat posisi Perseroan mengingat perkembangan perekonomian yang berdampak positif terhadap sektor infrastruktur dan properti nasional membuat persaingan di pasar properti khususnya semakin kompetitif. Adapun strategi usaha yang ditetapkan Perseroan dalam rangka menjalankan dan mengembangkan kegiatan usahanya antara lain sebagai berikut:
Business Strategy Implementation As one of the largest property companies in Indonesia, Bakrieland has attained a good position and image in society. However, this advantage must be supported with business and marketing strategies that can strengthen the position of the Company, considering that economic development brought on positive impacts on the national infrastructure and property sectors provide a more competitive environment, particularly in property market. Among the business strategies determined by the Company in running and expanding its business activities are as follows:
Apartemen/Kondominium • Berfokus pada segmen apartemen yang memiliki pertumbuhan pangsa pasar tertinggi, yaitu segmen menengah dan menengah ke atas. • Meningkatkan sumber pendapatan yang berkelanjutan (recurring income) dengan cara tetap menjaga kepemilikan pada beberapa aset properti yang dianggap mampu memberikan pendapatan yang berkelanjutan kepada pendapatan Perseroan (pendapatan sewa). • Pemanfaatan potensi unit usaha di dalam group dan/atau afiliasi.
Apartment/Condominium • To focus on the apartment segment with the highest growth in market share, i.e. the middle and middle-upper segments. • To increase recurring income sources by maintaining ownership of some property assets that are considered to be capable of producing sustainable income to the Company revenue (rental income). • To attain benefit from business unit potentials within the group and/or affiliates.
Perumahan/Perkantoran • Selalu berusaha untuk mempertahankan posisi/ saldo lahan cadangan Perseroan dengan cara melakukan akuisisi lahan secara selektif untuk mendapatkan lahan cadangan di area yang strategis untuk pengembangan lebih lanjut di masa yang akan datang. • Meningkatkan nilai tambah dari aset-aset properti yang dikembangkan oleh Perseroan dengan cara memberikan fasilitas-fasilitas pendukung yang memadai. • Meningkatkan sumber pendapatan yang berkelanjutan (recurring income) dengan cara tetap menjaga kepemilikan pada beberapa aset properti yang dianggap mampu memberikan pendapatan yang berkelanjutan kepada pendapatan Perseroan (pendapatan sewa).
Residential/Office • To continue efforts to maintain the position / balance of the Company’s land banks by conducting selective land acquisition to acquire land banks in strategic locations for future developments. • To increase the value of the property assets developed by the Company by providing adequate supporting facilities, such as hotels, golf courses and retail centers. • To increase sustainable recurring sources of income by maintaining the ownership of some property assets considered capable of providing recurring income to the Company (rental income).
Hotel & Resort • Meningkatkan nilai tambah hotel dan resort dengan penyediaan infrastruktur yang lengkap dan memadai.
Hotel & Resort • To increase added value of Hotel and Resort properties by providing complete and adequate infrastructure.
244 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
• Memperkecil risiko dengan cara menggandeng mitra strategis yang berpengalaman dan memiliki reputasi yang baik dalam proses pembangunan maupun pengelolaannya. Selain memperkecil risiko, mitra strategis yang memiliki reputasi internasional dapat meningkatkan citra produkproduk Perseroan. Saat ini Perseroan telah bekerjasama dengan Aston International dan Accor Hotel Management. • Meningkatkan sumber pendapatan yang berkelanjutan (recurring revenues) dengan cara tetap menjaga kepemilikan pada aset-aset unit Hotel & Resort yang dianggap mampu memberikan pendapatan yang berkelanjutan kepada pendapatan Perusahaan (pendapatan sewa) • Berfokus pada penjualan unit hotel dengan status strata title untuk memaksimalkan keuntungan dan memperkecil risiko.
• To reduce risks by collaborating with strategic partners with experience and good reputation in the property development process and management. In addition to reducing risks, strategic partners with international reputation can boost the Company’s product image. Currently, the Company is in cooperation with Aston International Hotel and Accor Hotel Management. • To Increase recurring income by maintaining the ownership of some Hotel & Resort units considered capable of providing recurring income to the Company (rental income). • To focus on sales of strata title hotel units to maximize benefits and minimize risks.
Infrastruktur Terkait Properti • Mengembangkan proyek infrastruktur yang dapat memperkuat dan memperluas usaha properti perusahaan. • Mengurangi resiko dengan cara menggandeng mitra strategis yang berpengalaman dan memiliki reputasi yang baik dibidangnya. • Meningkatkan trafik jalan tol yang dikembangkan dengan cara mengembangkan kawasan disekitar jalan tol.
Property Related Infrastructure • To develop infrastructure projects capable of strengthening and expanding the Company’s property business. • To reduce risks by collaborating with strategic partners who have sufficient experience and a good reputation in the related area. • To increase traffic of the developed toll road by developing the areas surrounding the toll road.
Strategi Pemasaran 360° Optimalisasi strategi operasional Perusahaan dapat terwujud apabila didukung oleh strategi pemasaran yang tepat. Perusahaan menyadari bahwa agar menjadi lebih kompetitif di dunia usaha dan industri, Perusahaan harus mampu berpikir selangkah lebih maju dari yang lain. Langkah-langkah yang diambil dalam menentukan strategi harus lebih komprehensif dan terintegrasi, begitu pula dengan implementasi program-program pemasaran yang mampu merefleksikan identitas perusahaan sekaligus strategi yang diterapkan. Dengan demikian Perusahaan dapat menjawab kebutuhan konsumen dengan memberikan produk yang baik dan berkualitas tinggi.
360° Marketing Strategy Optimization of the Company’s operational strategy can be achieved if supported by the right marketing strategy. The Company realizes that to become more competitive in business and industry, it must be able to think forward. The steps taken in determining strategy must aim to make the marketing campaigns more comprehensive and integrated, and their implementation reflective of Company identity and strategy. With this, the Company can respond to consumer needs by providing good products with high quality.
Dalam mencapai hal tersebut, Perusahaan melakukan komunikasi terintegrasi 360 derajat, yaitu sebuah kampanye komunikasi yang melibatkan semua medium dari mulai media cetak, elektronik, hingga mulai merambah ke platform digital, seperti internet dan mobile service. Perlu dipastikan bahwa strategi dan program terintegrasi yang diterapkan
To accomplish this, the Company conducted a 360 degree integrated communication campaign involving all media from print, electronic, up to digital platforms such as internet and mobile service. The integrated strategy and program shall be suitable
245 Bakrieland Annual Report 2009
harus disesuaikan dengan pangsa pasar masingmasing unit sehingga pada akhirnya, strategi ini harus mampu berkontribusi terhadap penjualan masing-masing unit usaha.
for the market share of each unit, and in turn this strategy must be able to contribute to the sales of each business unit.
Perusahaan mengidentifikasi beberapa elemen pemasaran yang akan dilakukan antara lain sebagai berikut: • Riset dan Tren Pasar Perusahaan dapat mengerti kebutuhan konsumen dengan cara membuat bank data konsumen serta meminta pendapat serta saran mereka mengenai produk yang telah digunakan. Perusahaan dan membuat studi kelayakan untuk dapat lebih meningkatkan kepuasan konsumen. Selain itu, Perusahaan membuat riset tren dan pasar hingga mampu memberikan pandangan kepada calon pembeli atau investor mengenai prospek produk properti Perusahaan di masa depan.
Some marketing elements that have been identified by the Company include:
Penelitian dan analisa tren serta pasar dilakukan dengan metode market intelligence yang meliputi: - Tinjauan industri, termasuk perkembangan, perilaku konsumen, dan isu potensial - Penguatan medium penjualan, termasuk pelatihan SDM - Metode kualitatif (small “focus groups” dan personal interview) - Bank data yang terdiri dari existing dan potential customer
• Research and Market Trend The Company can comprehend consumer needs by creating a consumer data bank and determining their opinions on the products that have been used. The Company conducted feasibility studies in order to help improve consumer satisfaction. In addition, the Company performed trend and market research to show prospective buyers or investors regarding future prospects of the Company’s property products.
Trend and market research and their analysis are conducted using market intelligence methods comprised of: - Industrial review, including development, consumer behavior, and potential issues. - Strengthening sales media, including HR training. - Qualitative method (small focus groups and personal interviews) - Data banks of existing and potential customers.
• Branding Corporate Branding merupakan payung dari keseluruhan strategi komunikasi Perusahaan dan unit usaha. Hal ini berfungsi sebagai kiblat dari program yang akan dilakukan Perusahaan dan unit usaha dalam memperkuat posisi Perusahaan, mendapatkan eksposur yang lebih baik serta memberikan kontribusi finansial yang maksimal.
• Branding Corporate Branding is the umbrella of an overall corporate communication strategy of the Company and its business units. This functions as a guide for the programs that are going to be implemented by the Company and its business units in strengthening the Company position, obtaining better exposure and providing maximum financial contribution.
Secara garis besar, setiap unit usaha diwajibkan menerapkan beberapa acuan yang telah ditentukan oleh Perusahaan, serta mampu mengimplementasikannya pada setiap produk Perusahaan di masing-masing unit.
In general, each business unit is required to utilize standards as determined by the Company and implement them with each product.
Acuan tersebut meliputi: - Corporate Identity - Corporate and Brand Communication - Brand Positioning - Brand Hierarchy
The standards include the following: - Corporate Identity - Corporate and Brand Communication - Brand Positioning - Brand Hierarchy
246 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Dengan mengimplementasikan ketentuanketentuan yang ditetapkan Perusahaan, produk dari unit usaha akan memiliki brand positioning yang kuat karena merupakan bagian yang terintegrasi dari suatu payung besar Bakrieland sebagai Perusahaan.
By implementing the requirements set by the Company, products of the business units will have a strong brand positioning and be integrated under Bakrieland umbrella.
• Promosi Perusahaan dan unit usaha mengaplikasikan program promosi yang saling mendukung satu sama lain yaitu above the line (ATL) dan below the line (BTL).
• Promotion The Company and business units applied promotion programs that supported each other, namely above the line (ATL) and below the line (BTL).
Dimulai dengan hasil analisa hasil market survey, competitor intelligence dan market perception, Perusahaan dan unit usaha mulai menentukan obyektif apa yang ingin dicapai. Setelah itu Perusahaan membuat pemetaan yang mampu mengintegrasikan satu unit usaha dengan yang lainnya melalui benang merah corporate serta brand communication, dan melakukan aktifitas supervisi tiap-tiap program unit usaha agar dapat berjalan optimal. Untuk pelaksanaan aktifitas ATL dan BTL, program-program promosi tersebut harus mampu mencakup semua lapisan stakeholders mulai dari customer/end user, media, penanam modal, Pemerintah, asosiasi profesi, lembaga non-profit, hingga para tokoh masyarakat, serta ‘people like me’ endorser.
Commencing with analyses of the results of market surveys, competitor intelligence and market perception, the Company and its business units started to determine the objectives to be achieved. Next, the Company mapped the results to integrate one unit with another through corporate and brand communication, and conducted supervision activities to ensure each program of the business units runs optimally. For ATL and BTL activities, the promotion programs must be able to reach all stakeholders from customers/end users, media, investors, government, professional associations, nonprofit institutions, to public figures, and ‘people like me’ endorsers.
• Public Relations Perusahaan menyadari bahwa komunikasi yang baik membutuhkan corporate dan brand awareness yang kuat, hingga pada akhirnya mampu memberikan manfaat pada penjualan.
• Public Relations The Company is fully aware that good communication requires strong corporate and brand awareness, which in turn will benefit sales.
Dengan program-program agresif di tahun 2009 dimana telah memperlihatkan hasil positif bagi Perusahaan dan unit usaha, maka di tahun 2010 Perusahaan akan megimprovisasi program Public Relations yang lebih terintegrasi, seperti: - Program untuk mengedepankan CEO sebagai ikon Perusahaan yang mampu menjadi referensi industri - Pemilihan topik berita yang lebih komprehensif dan bersifat consumeroriented - Edukasi masyarakat melalui penempatan artikel yang informatif di media - Program regular Public Relations yang lebih ekstensif seperti: media visit, kitchen tour, profiling, creative advertorial, segmen opini, dan byline article.
With aggressive programs during 2009 showing positive results to the Company and its business units, in 2010 the Company plans to create more integrated Public Relations programs, such as: - Programs featuring CEO as a Company icon, as an industry reference. - A more comprehensive and consumeroriented choice of news topics. - Public education by placing informative articles in media. - More extensive Public Relations regular programs, such as media visits, kitchen tours, profiling, creative advertorials, opinion segments, and byline articles.
247 Bakrieland Annual Report 2009
-
-
-
-
Peningkatan kredibilitas berita dan dikaitkan dengan unit usaha Partisipasi dalam kegiatan-kegiatan media yang mampu memberikan dampak positif dan manfaat bagi Perusahaan dan unit usaha Program Corporate Social Responsibility yang lebih terfokus Pemanfaatan medium-medium baru untuk publikasi, seperti Digital
-
-
-
-
Improvement in news credibility related with business units. Participation in media activities that will bring positive impacts and benefits to the Company and its business units. A more focused Corporate Social Responsibility program. Utilization of new publication mediums such as digital media.
• Digital (Marketing 2.0) Seiring dengan improvisasi metode marketing yang konservatif, Perusahaan menyadari bahwa komunitas Digital merupakan masyarakat ‘baru’ yang menjanjikan bagi para unit usaha untuk memperluas publikasi, promosi sehingga mampu mendatangkan potential customer di masa mendatang.
• Digital (Marketing 2.0) In line with the enhancement of a conservative marketing method, the Company realizes that the digital community is a new promising community into which business units can expand publication and promotion, thus becoming more capable of bringing potential customers in the future.
Perusahaan akan menjalankan strategi komunikasi digital yang mampu mengundang conversation 2.0 melalui beberapa medium berikut: - Social media network sites - Blog - Penunjukkan Digital catalyst/ evangelist - Impovisasi Website Perusahaan dan unit usaha - Mobile phone promotion (Customer relations Management/ CRM) - Mobile billboard - Mobile TV signage
The Company will carry out a digital communication strategy which is able to invite conversation 2.0 through the following mediums: - Social media network sites - Blogs - Appointment of digital catalyst/evangelists - Improving Company and business units’ websites - Mobile phone promotion (customer relations management/CRM) - Mobile billboards - Mobile TV signage
Prospek Perusahaan Di samping prospek makro ekonomi Indonesia dan industri properti yang positif, prospek usaha Perseroan dan Anak Perusahaan juga ditunjang oleh hal-hal sebagai berikut: • Lokasi dari proyek-proyek Perseroan dan Anak Perusahaan yang strategis. Dalam usaha real estat dan properti, lokasi merupakan salah satu faktor utama dari suksesnya usaha pemasaran suatu proyek. • Adanya kesesuaian antara pemilihan target pasar dari setiap proyek dengan lokasi dan rancangan produknya. • Track record (rekam jejak) yang panjang dan baik sebagai pengembang properti di tanah air.
Company Prospects In addition to the above positive factors of the macro-economy and the industry, prospects of the Company and subsidiaries are also supported by the following: • Project strategic locations. In the real estate and property business, location is one of the key factors of a project’s successful marketing efforts. • Alignment of selected target markets with location and product design for each of the projects. • Having an extensive and excellent track record as property developer in the country.
Secara detail, prospek usaha dari tiap-tiap unit bisnis Perseroan dapat dijabarkan sebagai berikut:
In detail, the business prospects of each of the Company’s business units are explained below:
248 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Apartemen/Kondominium Meningkatnya minat untuk tinggal di pusat kota yang disebabkan oleh semakin macetnya lalu lintas, meluasnya daerah yang terkena banjir dan perubahan gaya hidup telah membuat permintaan atas unitunit apartemen cenderung meningkat. Hal ini tentu berdampak sangat baik bagi Perseroan yang saat ini sedang mengembangkan dua proyek kondominium yaitu The Grove Condominium dan The Wave di Rasuna Epicentrum.
Apartment/Condominium The growing tendency to live in the heart of the city is caused by worsening traffic congestion, the regular large-scale flooding in certain areas and changes in lifestyle and has brought about increasing demand for apartment units. This situation has resulted in a positive impact on the Company as it is now developing two condominium projects, namely The Grove Condominium and The Wave at Rasuna Epicentrum.
Proyek apartemen yang telah dikembangkan oleh Perseroan yaitu Apartemen Taman Rasuna yang memiliki tingkat hunian yang cukup tinggi (kurang lebih 90%) bila dibandingkan dengan tingkat hunian rata-rata apartemen yang berada di CBD Jakarta yang hanya sekitar 83,6% (Sumber: Colliers International Indonesia, Januari 2010).
The apartment project developed by the Company, Taman Rasuna Apartment, has had a relatively high occupancy rate of around 90% compared with the average apartments’ occupancy rate in CBD Jakarta area of approximately 83.6% (Source: Colliers International Indonesia, January 2010).
Didukung dengan lokasi yang sangat strategis yaitu di Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, fasilitas pendukung yang sangat lengkap, komunitas yang telah terbentuk dan terdapatnya jalur busway serta rencana monorel, membuat proyek apartemen yang sedang dikerjakan Perseroan memiliki prospek yang cukup baik.
With the highly strategic location at Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, South Jakarta, and having complete supporting facilities, built-up communities and availability of a busway line and planned monorail, the apartment project undoubtedly has a good prospect.
Perumahan Mahalnya harga tanah di Jakarta telah membuat daerah di sekitar Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi menjadi incaran bagi masyarakat yang bekerja di Jakarta. Dengan kondisi seperti ini, proyek perumahan Perseroan terbesar yaitu Bogor Nirwana Residence yang berlokasi di kota Bogor memiliki potensi yang cukup baik.
Residential The relatively high land price in Jakarta has caused such surrounding areas as Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi to be a target for those who work in Jakarta. In this respect, the Company’s residential project namely Bogor Nirwana Residence in Bogor has a high potential.
Disamping memiliki lokasi yang strategis, proyek perumahan Perseroan juga memiliki fasilitas yang sangat lengkap (the Jungle Edutainment Park dan kawasan retail) serta komunitas yang telah terbentuk yang tercermin dari jumlah unit yang terjual telah melebihi 2.000 unit.
Aside from its strategic location, this project also has complete facilities (the Jungle Edutainment Park and retail area) and a built-up community as reflected by the number of sold units that exceeds 2,000 units.
Didukung promosi yang efektif, skema pembayaran yang beragam serta pembidikan segmen pasar yang tepat, maka proyek perumahan yang dikembangkan Perseroan ini diharapkan dapat terus meningkatkan kinerja terbaiknya.
Supported with effective promotion, a variety of payment schemes and precise market segmentation, the residential project is expected to keep improving its best performance.
Perkantoran Perseroan saat ini mengelola dua gedung perkantoran yaitu Wisma Bakrie 1 dan Wisma Bakrie 2 yang memiliki lokasi strategis yaitu di pusat bisnis Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Tingkat
Office To date, the Company manages two office buildings, i.e. Wisma Bakrie 1 and Wisma Bakrie 2, strategically located in the business center at Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, South Jakarta.
249 Bakrieland Annual Report 2009
hunian ratarata dari Wisma Bakrie 1 dan Wisma Bakrie 2 di tahun 2009 masing-masing adalah 91,6% dan 97,0%. Dengan kecenderungan membaiknya kondisi perekonomian di Indonesia yang dapat berujung pada percepatan roda usaha, diharapkan bisnis penyewaan perkantoran juga akan membaik.
The average occupancy rate of Wisma Bakrie 1 and Wisma Bakrie 2 in 2009 was 91.6% and 97%, respectively. With a tendency toward improvement in Indonesia’s economy that may lead to business acceleration, business in office-lease is also expected to improve.
Walaupun tingkat hunian gedung perkantoran di CBD Jakarta saat ini cukup tinggi atau sekitar 88,6% (Sumber: Colliers International Indonesia, Januari 2010) namun kecenderungan subsektor properti ini untuk bergerak mendatar membuat Perseroan berhati-hati untuk membangun gedung perkantoran baru. Dalam rangka mengelola risiko, Perseroan akan memfokuskan untuk membangun gedung perkantoran yang telah memiliki ceruk pasar (captive market) seperti yang dilakukan Perseroan dalam pembangunan gedung perkantoran Bakrie Tower dan Convergence Indonesia.
Although the occupancy rate in Jakarta CBD office space is currently at a fairly high level of approximately 88.6% (Source: Colliers International Indonesia, January 2010), the tendency of this property sub-sector to move straight onward has made the Company cautious in developing new office buildings. To minimize risks, the Company will focus on developing office spaces which already have a captive market, such as what the Company has carried out in developing Bakrie Tower and Convergence Indonesia.
Perhotelan Saat ini Perseroan memiliki Aston Rasuna Hotel & Residence (”Aston”) dengan tingkat hunian rata-rata di tahun 2009 sebesar 85,9% atau jauh lebih tinggi dari tingkat hunian rata-rata hotel di CBD Jakarta yang sekitar 68,3% (Sumber: Colliers International Indonesia, Januari 2010).
Hotels The Company currently owns Aston Rasuna Hotel & Residence (“Aston”) with an average occupancy rate of 85.9% in 2009, far above the average hotel occupancy rate in Jakarta CBD of approximately 68.3% (Source: Colliers International Indonesia, January 2010).
Didukung kondisi perekonomian Indonesia di tahun 2010 yang relatif lebih baik dari kondisi perekonomian di tahun 2009, perjalanan bisnis diharapkan akan lebih meningkat, maka hotel-hotel yang berorientasi pada tamu bisnis di Jakarta seperti Aston memiliki prospek yang cukup cerah.
With a relatively stable economic situation in Indonesia expected in 2010 based on a good performance during the second semester of 2009, in turn possibly increasing business travel to Indonesia, Jakarta hotels with its business visitor orientation, such as the Aston, has a promising prospect.
Di samping memiliki Aston, saat ini Perusahaan sedang membangun condominium hotel (condotel) di Bali dan Bogor dengan status kepemilikan strata title. Dengan cara ini diharapkan dapat memberikan laba yang lebih besar disertai periode investasi yang relatif tidak lama. Condotel ini bukan saja memiliki lokasi yang strategis di pantai Kuta-Bali dan kota Bogor, tetapi juga memiliki desain yang cukup unik.
Other than Aston, the Company is presently developing a strata-title condotel (condominium hotel) in Bali. In this respect, more profit is expected to be generated at a relatively shorter investment period. The condotel not only has a strategic location at Kuta beach, Bali, but also a unique design.
Pusat Perbelanjaan Saat ini Perseroan mengelola sebuah pusat perbelanjaan yang bernama Pasar Festival yang berlokasi di pusat bisnis di Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan dengan tingkat hunian rata-rata di tahun 2009 cukup tinggi yaitu sebesar 89,0% atau relatif sama dengan tingkat hunian ratarata pusat perbelanjaan di Jakarta CBD yang sebesar 88,8%.
Shopping Malls The Company currently manages the Pasar Festival shopping mall, located at the business center of Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, South Jakarta, holding a high average occupancy level of 89.0% in 2009 or relatively the same as average occupancy rates in the Jakarta CBD shopping mall sector at 88.8%.
250 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Semakin bertambahnya gedung-gedung perkantoran dan tempat hunian di sekitar Pasar Festival diharapkan dapat lebih meramaikan Pasar Festival sekaligus meningkatkan tingkat huniannya. Sementara itu, revitalisasi Pasar Festival yang sedang dilakukan Perseroan juga diharapkan dapat lebih meningkatkan kinerjanya.
More office space and residences around this compound are expected to enliven the Pasar Festival, thus increasing its occupancy rate. In addition, the ongoing revitalization of Pasar Festival is also expected to further improve its performance.
Kawasan Wisata Kemajuan dalam dunia usaha telah mengakibatkan meningkatnya kesibukan kerja yang dapat meningkatkan stres, sehingga kebutuhan untuk berekreasi dan beristirahat dengan suasana berbeda merupakan hal yang diinginkan oleh orang-orang yang setiap harinya penuh dengan kesibukan kerja rutin.
Tourist Destination The fast progressing business world has escalated people’s workload, thus increasing their stress level. This creates a need for busy people whose lives are full with daily routines to have recreation and relaxation in a different ambience.
Dalam mengantisipasi permintaan yang muncul atas tempat wisata alternatif serta relatif sudah jenuhnya kawasan wisata seperti daerah Puncak dan Anyer, maka Perusahaan membangun kawasan wisata petualangan terpadu di Lampung yang terencana rapi dengan berbagai pilihan fasilitas. Dipilihnya Lampung sebagai lokasi pengembangan kawasan wisata tidak terlepas dari lokasi Lampung yang merupakan gerbang utama antara pulau Jawa dan pulau Sumatera.
To anticipate the demand for alternative tourist destinations and the fact that some destinations such as Puncak and Anyer are already saturated, the Company developed an integrated adventure tourist area in Lampung, which has been carefully planned and completed with choice facilities. Lampung was selected as a tourist development area for it serves as the main gateway between the islands of Java and Sumatera.
Pangsa Pasar Dengan konsep pembangunan properti yang terencana disertai strategi pemasaran yang tepat telah membuat Bakrieland berhasil menjual setiap proyek properti yang dikembangkan, sehingga memiliki pangsa pasar yang cukup signifikan terutama untuk proyek-proyek residensial yang merupakan bisnis inti dari Perseroan.
Market Share A well-planned property development concept coupled with precise marketing strategy has helped Bakrieland to succeed in selling its property projects, creating a relatively significant market share particularly for residential projects, which remain the Company’s main business.
Apartemen Untuk pasar apartemen, proyek-proyek apartemen yang dikembangkan Perseroan di Rasuna Epicentrum memiliki pangsa pasar yang cukup besar yaitu kurang lebih sepertiga dari total apartemen yang berlokasi di Jakarta CBD.
Apartment For the apartment market, apartment projects developed by the Company at Rasuna Epicentrum has a relatively large market share reaching approximately one-third of the total apartments located at Jakarta CBD.
Perumahan Perseroan melalui Bogor Nirwana Residence memiliki pangsa pasar untuk proyek perumahan yang berlokasi di kota Bogor sebesar lebih kurang 15%.
Residential The Company through Bogor Nirwana Residence secured approximately 15% of residential projects located in Bogor.
251 Bakrieland Annual Report 2009
Perkantoran Proyek-proyek perkantoran Perseroan yang meliputi the Bakrie Tower, Wisma Bakrie 1, Wisma Bakrie 2, dan proyek perkantoran di Lifestyle Center serta Rasuna Office Park memiliki pangsa sekitar 3,5% dari pasar perkantoran di Jakarta CBD.
Office Space The Company’s office projects which include the Bakrie Tower, Wisma Bakrie 1, Wisma Bakrie 2, and office project at Lifestyle Center and Rasuna Office Park has 3.5% of office market at Jakarta CBD.
Pusat perbelanjaan Perseroan melalui Pasar Festival dan Lifestyle Center memiliki pangsa pasar untuk pusat perbelanjaan (komersial) di Jakarta CBD sekitar 5%.
Shopping Malls Through Pasar Festival and Lifestyle Center, the Company secured around 5% of commercial shopping malls at Jakarta CBD.
Perhotelan Pangsa pasar Perseroan untuk hotel bintang 5 di Bali sekitar 6% dan kurang lebih 3% untuk hotel di Jakarta CBD.
Hotels The Company’s market share for five star hotels in Bali is around 6%, while for hotels in the Jakarta CBD is around 3%.
Perkembangan Harga Produk Bagi perusahaan properti, penetapan harga produkproduknya sangatlah penting dan bersifat stratejik. Meskipun dalam suatu periode waktu terdapat peningkatan harga bahan-bahan bangunan serta inflasi, penyesuaian harga produk-produk properti tidak selalu bergerak dalam tingkat yang sama. Kebijakan penetapan harga juga mempertimbangkan kondisi perekonomian secara umum, sebagai misal daya beli calon konsumen. Pada tahun 2009, Bakrieland menilai kondisi perokonomian yang kurang baik sangat mungkin mempengaruhi minat dan daya beli konsumen dalam melakukan belanja besar. Sehingga, selama tahun 2009 harga produkproduk properti utama Bakrieland mengalami kenaikan namun tidak besar.
Fluctuation of Product Price For a property company, determination of product prices is very important and strategic. Although periodically the prices of building materials and inflation increase, adjustments of property product prices do not always move at the same rate. Price determination policy also considers the general economic condition such as consumer purchasing power. In 2009, Bakrieland considered that the economic downturn might affect consumer demand and purchasing power for big expenses. Therefore, Bakrieland’s main property project prices only increased slightly in 2009.
Apartemen Harga jual apartemen yang dikembangkan oleh unit usaha City Property, selama tahun 2009 terjadi peningkatan harga yang cukup tinggi pada proyek apartemen The Grove Condominium sebesar kurang lebih 20%. Peningkatan harga jual yang cukup tinggi ini selain dipicu oleh kenaikan harga bahan bangunan selama tahun 2009, juga karena strategi Perusahaan untuk fokus pada tingkat keuntungan yang dihasilkan daripada tingkat penjualan semata. Sedangkan untuk apartemen The Grove Suites mengalami kenaikan harga jual sekitar 10%. Sementara harga jual apartemen The 18th relatif tidak mengalami kenaikan yang signifikan, kurang dari 5%, mengingat proyek apartemen ini sudah selesai dan hampir semua unit telah terjual. Selama tahun 2009, penjualan unit apartemen (marketing sales) tercatat sebanyak 78 unit, yang terutama berasal dari penjualan
Apartments Selling prices of apartments developed by City Property unit during 2009 experienced a relatively significant increase. The Grove Condominium in particular increased about 20%. In addition to the rise in the price of building materials during 2009, the increase of the selling price was also driven by the Company strategy to focus on profit instead of only sales growth. Prices of the Grove Suites went up 10%, while The 18th did not increase significantly (less than 5%) due to the fact this apartment has been completed and almost sold out. Throughout 2009, the marketing sales of apartment units reached 78 units, which was mainly generated from sales of The Wave, The Grove Condominium and The Grove Suites, decreasing compared to 2008 sales of 339 units. The sales decrease was an impact of liquidity crisis in 2009, as it was a time when the consumers
252 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
apartemen The Wave, The Grove Condominium dan The Grove Suites, yang menurun dibandingkan penjualan pada tahun 2008 dengan penjualan (marketing sales) sebanyak 339 unit. Penurunan ini merupakan dampak krisis likuiditas selama tahun 2009, dimana konsumen lebih memilih menyimpan atau memegang uang dibanding membelanjakannya terlebih untuk pembelanjaan besar (big spending) seperti produk properti.
prefered to save rather than to spend large sums of money on products such as property.
Harga Rata-Rata Apartemen per m2 dan Unit Terjual | Average Price per sqm and Unit Sold 2008 Rp million/sqm
2009 Rp million/sqm
Unit Terjual 2008 Unit Sold in 2008
Unit Terjual 2009 Unit Sold in 2009
The Grove Condo
16.9
20.9
39
13
The Grove Suites
22.4
24.7
28
10
The Wave
13.6
17.2
247
43
The 18th
13.4
13.9
25
12
Keterangan: Harga belum termasuk PPN | Note: Price does not include VAT
Perumahan Harga harga jual tanah pada proyek-proyek perumahan di tahun 2009 mengalami penyesuaian yang berbeda, akan tetapi cenderung stabil mengingat kondisi makro ditahun 2009 yang kurang mendukung. Harga jual tanah di proyek Bogor Nirwana Residence (BNR) relatif tetap pada kisaran Rp 2 juta per meter persegi (m2). Sedangkan di proyek perumahan Batam terjadi sedikit kenaikan harga jual tanah sekitar 5% hingga 7%. Sedangkan harga jual tanah di proyek perumahan Malang terlihat menurun oleh karena pada tahun 2008, penjualan tanah banyak terjadi pada lokasi yang utama seperti area Boulevard. Sementara dari sisi harga jual per unit rumah, ratarata harga jual per unit pada tahun 2009 mengalami kenaikan oleh karena penjualan unit lebih banyak untuk tipe-tipe rumah yang lebih besar dengan harga yang lebih tinggi, dimana produk ini ditujukan untuk segmen masyarakat atas yang cenderung tahan terhadap krisis. Selama tahun 2009, total penjualan proyek-proyek perumahan di Bogor, Batam, dan Malang mencapai 564 unit rumah, dibandingkan penjualan tahun 2008 sebanyak 953 unit rumah.
Residential The sales price of land at residential projects fluctuated differently in 2009, but tended to stabilize with unfavorable macro economic condition during the year. The sales price of land at Bogor Nirwana Residence remained relatively stable within a Rp 2 million range per sqm. Meanwhile, the land price at Batam residential projects increased slightly by around 5% to 7% and in Malang it tended to decrease due to the fact that most of the sales in 2008 occurred at the main locations such as the boulevard area. In terms of sales price per unit, the average sales price per unit in 2009 increased due to more sales in larger housing types with a higher price, aiming to the upper market segment which tends to be less sensitive to crises. Throughout 2009, the residential projects in Bogor, Batam, and Malang were able to sell a total of 564 housing units, compared to 953 units sold in 2008.
Harga Rata-Rata Tanah, Unit dan Jumlah Unit Terjual | Average Land Price, Unit, and Unit Sold Harga Tanah | Land Price (Rp Million/sqm)
Harga Unit | Unit Price (Rp Million/unit)
Unit Terjual Unit Sold
2008
2009
2008
2009
2008
Bogor
1.99
1.93
410.0
564.0
740
352
Batam
0.65
0.69
155.6
174.1
184
174
Malang
3.12
2.71
1,498.3
1,132.3
29
38
Keterangan: Harga belum termasuk PPN, unit terjual berdasarkan marketing sales Note: Price does not include VAT
2009
253 Bakrieland Annual Report 2009
Hotel Strata Untuk proyek Pullman Bali Legian Nirwana, harga jual rata-rata selama tahun 2009 terlihat sedikit mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini oleh karena sebagian besar penjualan pada tahun 2009 adalah pada unit-unit yang terletak di area nonprime, sedangkan pada tahun 2008 banyak penjualan unit di area prime, yaitu unit yang menghadap pantai yang memiliki harga lebih tinggi. Dari sisi jumlah unit yang terjual, minat konsumen akan produk hotel strata berbintang lima yang pertama di Kuta Bali ini semakin tinggi. Hal ini tercermin dari kenaikan unit yang terjual dari 42 unit pada tahun 2008 menjadi 68 unit pada tahun 2009.
Strata Hotel The average sales price for Pullman Bali Legian Nirwana project saw a slight downtrend compared with the previous year. This happened because most of 2009 sales occurred in units located in non-prime areas, while on the other hand 2008 sales were mostly for units in prime areas facing the beach, for which the price was higher. In terms of units sold, consumer demand for this first five-star strata hotel product in Kuta Bali has shown an uptrend. This was reflected by the increase of number of units sold, from 42 units in 2008 to 68 units in 2009.
Sementara itu untuk Aston Hotel Bogor, terjadi kenaikan harga yang cukup tinggi sebesar kurang lebih 20%, dimana pada tahun 2009 Perusahaan lebih percaya akan minat konsumen yang tinggi akan produk properti ini. Hal ini juga terlihat dari jumlah unit yang terjual selama tahun 2009 sebanyak 38 unit, dibanding 16 unit pada tahun sebelumnya.
Meanwhile, Aston Hotel Bogor experienced a relatively high increase in 2009. The Company believes that this property product has drawn a favorable consumer response. This is also shown from the number of units sold throughout 2009, reaching 38 units, compared to 16 units the previous year.
Harga Rata-Rata Hotel Strata per m2 dan Unit Terjual | Average Price per sqm and Unit Sold Harga | Price (Rp million/sqm) Pullman Bali Legian Nirwana
Unit Terjual | Unit Sold
2008
2009
2008
2009
21.6
21.0
42
68
Keterangan: Harga belum termasuk PPN, unit terjual berdasarkan marketing sales Note: Price does not include VAT
Harga | Price (Rp million/sqm) Aston Hotel Bogor
Unit Terjual | Unit Sold
2008
2009
2008
2009
15.3
18.5
16
38
Keterangan: Harga belum termasuk PPN, unit terjual berdasarkan marketing sales Note: Price does not include VAT
Riset dan Pengembangan Untuk memastikan bahwa produk-produk yang dikembangkan akan diterima konsumen dengan baik, Perusahaan senantiasa melakukan kegiatan riset dan pengembangan. Riset yang dilakukan Bakrieland pada umumnya merupakan suatu riset pasar, yaitu penggalian informasi yang berkaitan dengan proyek-proyek yang akan dipasarkan. Secara terus-menerus, Bakrieland melakukan pembaruan dan analisis data terkait kondisi makro dalam negeri, kondisi pasokan dan permintaan produk-produk properti, peluang-peluang bagi dibangunnya sebuah proyek, survey harga pasar, daya beli konsumen, konsep dan desain yang diinginkan konsumen serta informasi-informasi lain yang berkaitan dengan pengembangan sebuah proyek properti. Disamping
Research and Development To ensure that the products it develops will gain good response from consumers, the Company remains committed to conducting research and development. Research conducted by Bakrieland is usually in form of market research, to seek information related to the product to be marketed. Bakrieland conducts an on-going update and data analysis in regard to the national macro economic condition, demand and supply conditions for property products, opportunities for project development, market price surveys, consumer buying power, concept and design in demand by customers and other information related to project developments. Besides conducting internal research, Bakrieland also uses property consultant services, property
254 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
melakukan penelitian secara internal, Bakrieland juga menggunakan jasa konsultan properti maupun konsultan desain dan arsitek guna memastikan proyek-proyek yang dibangun berkualitas tinggi dan dapat diterima pasar.
design consultant services and architects to ensure that all projects under construction are of a high quality and acceptable to the market.
Realisasi Penggunaan Dana Dari Hasil Penawaran Umum
Realization of Utilization of Funds Resulting from the Public Offering
Realisasi Penggunaan Dana Dari Hasil Penawaran Umum Terbatas III Rencana penggunaan dana dari hasil Penawaran Umum Terbatas (PUT) III yang sebelumnya dimuat dalam prospektus PUT III mengalami perubahan dan telah disetujui oleh Pemegang Saham yang diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 11 September 2007.
Realization of Utilization of Funds Resulting from the Limited Public Offering III Plans for the utilization of funds collected from the Limited Public Offering (PUT) III, which was previously included in the PUT III prospectus, has been modified and approved by the Shareholders as determined at the Extraordinary General Meeting of Shareholders dated 11 September 2007.
Penggunaan dana hasil Penawaran Umum Terbatas (PUT) III setelah dikurangi biaya emisi adalah sebagai berikut:
Utilization of funds obtained from PUT III, after deduction of the issuing costs, is as follows:
Rencana Penggunaan Dana Awal Sebesar lebih kurang 83,7% akan digunakan untuk meningkatkan kepemilikan Perseroan dalam BSU dari sebesar 95,85% menjadi 98,73% melalui penyertaan saham tambahan sebanyak 127.666.666 lembar saham seri D dengan nilai nominal Rp 14.166 setiap lembar pada harga pelaksanaan Rp 18.000 setiap lembar.
Initial Fund Utilization Plan Approximately 83.7% will be used for increasing the Company’s ownership in BSU from 95.85% to 98.73% through additional investment of 127,666,666 shares series D with nominal value of Rp 14,166 per share, at exercise price of Rp 18,000 per share.
Selanjutnya dana tersebut akan digunakan oleh BSU (anak perusahaan Perseroan) dengan rincian penggunaan dana sebagai berikut: • Sebesar lebih kurang 85% akan dipergunakan percepatan pengembangan Rasuna Epicentrum, yang meliputi antara lain: pengembangan Bakrie Tower, Lifestyle Center, the Grove Condominium, Office Tower I, II III, dan Concert Hall. • Sebesar lebih kurang 15% akan dipergunakan untuk pembayaran hutang atas pembelian tanah kepada AJB Bumiputera 1912, biaya perijinan, dan soft development cost.
Funds utilized by BSU (a subsidiary company) have the following details:
Sebesar lebih kurang 15,6% akan digunakan untuk meningkatkan kepemilikan Perseroan dalam GAP dari sebesar 99,78% menjadi 99,92% melalui penyertaan saham tambahan sebanyak 4.277.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 100 (seratus Rupiah) setiap lembar pada harga pelaksanaan Rp 100 (seratus Rupiah) setiap lembar.
• Approximately 85% will be utilized for the acceleration of Rasuna Epicentrum development, which includes among others: Bakrie Tower, Lifestyle Center, the Grove Condominium, Office Tower I, II, III, and Concert Hall. • Approximately 15% will be utilized for payments of debts on land purchases to AJB Bumiputera 1912, licensing fees, and soft development costs. Roughly 15.6% will be utilized for increasing the Company’s ownership in GAP from 99.78% to 99.92% through an additional share investment of 4,277,000,000 shares, with nominal value of Rp 100 (one hundred) per share at exercise price of Rp 100 (one hundred) per share.
255 Bakrieland Annual Report 2009
Selanjutnya dana tersebut akan digunakan oleh GAP (anak usaha Perseroan) dengan rincian penggunaan dana sebagai berikut: • Sebesar lebih kurang 52,6% akan digunakan untuk percepatan pengembangan Nirwana Epicentrum (Bogor). • Sebesar lebih kurang 18,7% akan digunakan untuk pembelian 44.070 saham milik K.R.M.H. Japto S. Soerjosoemarno S.H., dan sebanyak 8.060 saham milik Eddy Rumpoko yang total keseluruhannya setara dengan 65% dari modal ditempatkan DPUL dengan harga pembelian Rp 1.534.624 per lembar saham. • Sebesar lebih kurang 28,7% akan digunakan untuk peningkatan penyertaan/kepemilikan pada SAN sebanyak 122.700 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000 (satu juta Rupiah) setiap lembar pada harga pelaksanaan Rp 1.000.000 (satu juta Rupiah) setiap lembar sehingga saham GAP dalam SAN seluruhnya menjadi 202.949 lembar saham.
Funds utilized by GAP (a subsidiary company) have details as follows: • Approximately 52.6% will be utilized for accelerating Nirwana Epicentrum (Bogor) development. • Approximately 18.7% will be utilized for purchasing 44,070 shares owned by K.R.M.H. Japto S. Soerjosoemarno S.H., and 8,060 shares owned by Eddy Rumpoko, which in total equals 65% of DPUL issued capital with purchase price of Rp 1,534,624 per share. • Approximately 28.7% will be utilized for increasing the investment/ownership at SAN amounting to 122,700 shares with nominal value of Rp 1,000,000 (one million rupiah) per share at exercise price of Rp 1,000,000 (one million rupiah) per share, increasing GAP shares in SAN to 202,949 shares.
Selanjutnya dana tersebut akan digunakan oleh SAN untuk percepatan pengembangan proyek Pullman Bali Legian Nirwana.
Funds will be utilized by SAN for accelerating the Pullman Bali Legian Nirwana project development.
Sebesar lebih kurang 0,7% atau Rp 20.000.000.000 akan digunakan oleh Perseroan sebagai pinjaman pemegang saham kepada KLTD yang dapat dikonversikan menjadi saham. Selanjutnya dana tersebut akan digunakan oleh KLTD untuk percepatan pengembangan Krakatoa Nirwana Resort.
Approximately 0.7% or Rp 20,000,000,000 (twenty billion rupiah) will be utilized by the Company as shareholder loan to KLTD which can be converted to shares. The funds will later be utilized by KLTD for accelerating the Krakatoa Nirwana Resort development.
Rencana Penggunaan Dana Yang Diubah Dan Telah Disetujui Oleh Pemegang Saham Sebesar lebih kurang 43,45% atau Rp 1.192.893.500.000 akan digunakan sebagai pinjaman pemegang saham kepada BSU.
The Amended Fund Utilization Plan, Approved by the Shareholders Approximately 43.45% or Rp 1,192,893,500,000 will be utilized as shareholder loan to BSU.
Selanjutnya dana tersebut akan digunakan oleh BSU (anak perusahaan Perseroan) dengan rincian penggunaan dana sebagai berikut: • Sebesar lebih kurang 70,16% atau Rp 836.893.500.000 akan dipergunakan untuk percepatan pengembangan Rasuna Epicentrum, yang meliputi antara lain: pengembangan Bakrie Tower, Lifestyle Center, the Grove Condominium, serta Office Tower I dan II. • Sebesar lebih kurang 29,84% atau Rp 356.000.000.000 akan dipergunakan untuk pembayaran hutang atas pembelian tanah kepada AJB Bumiputera 1912, biaya perijinan, dan soft development cost.
Funds utilized by BSU (subsidiary company) have details as follows: • Approximately 70.16% or Rp 836,893,500,000 will be utilized for acceleration of the Rasuna Epicentrum development, which includes among others: Bakrie Tower, Lifestyle Center, the Grove Condominium, and Office Tower I and II. • Approximately 29.84% or Rp 356,000,000,000 (three hundred and fifty six billion) will be utilized for payments of debts on land purchase to AJB Bumiputera 1912, licencing and soft development costs.
256 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Sebesar lebih kurang 18,61% atau Rp 511.020.000.000 akan digunakan sebagai pinjaman pemegang saham kepada GAP.
Approximately 18.61% or Rp 511,020,000,000 will be utilized as shareholder’s loan to GAP.
Selanjutnya dana tersebut akan digunakan oleh GAP (anak usaha Perseroan) dengan rincian penggunaan dana sebagai berikut: • Sebesar lebih kurang 50,10% atau Rp 256.020.000.000 akan digunakan untuk percepatan pengembangan Nirwana Epicentrum (Bogor). • Sebesar lebih kurang 15,66% atau Rp 80.000.000.000 telah digunakan untuk pembelian 44.070 saham milik K.R.M.H. Japto S. Soerjosoemarno S.H., dan sebanyak 8.060 saham milik Eddy Rumpoko yang total keseluruhannya setara dengan 65% dari modal ditempatkan DPUL dengan harga pembelian Rp 1.534.624 per lembar saham. • Sebesar lebih kurang 34,25% atau Rp 175.000.000.000 akan digunakan untuk pembelian tanah lebih kurang 400 ha di kawasan Bogor Nirwana Residence, Bogor, Jawa Barat.
Funds utilized by GAP (a subsidiary) have details of funds utilization as follows: • Approximately 50.10% or Rp 256,020,000,000 will be utilized for accelerating Nirwana Epicentrum (Bogor) development. • Approximately 15.66% or Rp 80,000,000,000 will be utilized for purchasing 44,070 shares owned by K.R.M.H. Japto S. Soerjosoemarno S.H., and 8,060 shares owned by Eddy Rumpoko, which in total equals to 65% of DPUL issued capital with purchase price of Rp 1,534,624 per share. • Approximately 34.25% or Rp 175,000,000,000 will be utilized for purchasing approximately 400 ha of land in Bogor Nirwana Residence area, Bogor, West Java.
Sebesar lebih kurang 0,73% atau Rp 20.000.000.000 akan digunakan oleh Perseroan sebagai pinjaman pemegang saham kepada KLTD yang dapat dikonversikan menjadi saham. Selanjutnya dana tersebut akan digunakan oleh KLTD untuk percepatan pengembangan Krakatoa Nirwana Resort.
Approximately 0.73% or Rp 20,000,000,000 will be utilized by the Company as shareholder’s loan to KLTD which can be converted to shares. The funds will later be utilized by KLTD for accelerating the Krakatoa Nirwana Resort development.
Sebesar lebih kurang 2,78% atau Rp 76.400.000.000 akan digunakan sebagai pinjaman dari perseroan kepada SAN untuk modal kerja pembangunan Pullman Bali Legian Nirwana.
Approximately 2.78% or Rp 76,400,000,000 will be utilized as a loan from the Company to SAN for working capital of the Pullman Bali Legian Nirwana development.
Sebesar lebih kurang 1,69% atau Rp 46.299.000.000 untuk pinjaman pemegang saham kepada BNS. Selanjutnya dana tersebut akan digunakan oleh BNS sebagai berikut: • Sebesar lebih kurang 64,79% atau Rp 30.000.000.000 akan dipergunakan untuk membeli 303.999 saham atau setara dengan 99,99% modal ditempatkan dan disetor penuh dalam LG. • Sebesar lebih kurang 2,81% atau Rp 1.300.000.000 akan dipergunakan sebagai pinjaman dari pemegang saham untuk modal kerja LG. • Sebesar lebih kurang 28,08% atau Rp 13.000.000.000 akan dipergunakan untuk membeli 14.999 saham atau setara dengan • 99,99% modal ditempatkan dan disetor penuh dalam BPL.
Approximately 1.69% or Rp 46,299,000,000 will be utilized as shareholder loan to BNS. The funds will be further utilized by BNS as follows: • Approximately 64.79% or Rp 30,000,000,000 will be utilized for purchasing 303,999 shares, equal to 99.99% of issued and paid up capital in LG. • Approximately 2.81% or Rp 1,300,000,000 will be utilized as a shareholder loan for LG’s working capital. • Approximately 28.08% or Rp 13,000,000,000 will be utilized for purchasing 14,999 shares, equal to • 99.99% issued and paid up capital in BPL.
257 Bakrieland Annual Report 2009
• Sebesar lebih kurang 4,32% atau Rp 1.999.000.000 akan dipergunakan sebagai pinjaman dari pemegang saham untuk modal kerja BPL.
• Approximately 4.32% or Rp 1,999,000,000 will be utilized as a shareholder loan for BPL’s working capital.
Sebesar lebih kurang 32,23% atau Rp 884.887.500.000 akan digunakan oleh Perseroan untuk akuisisi/penambahan modal pada perusahaan pemilik hak atas tanah yang bersangkutan dengan rincian penggunaan dana sebagai berikut: • Sebesar lebih kurang 39,24% atau Rp 347.212.000.000 akan dipergunakan oleh Perseroan untuk membeli 99,99% saham dalam SP dan sebesar lebih kurang 21,02% atau Rp 185.980.500.000 untuk meningkatkan modal disetor dalam SP. • Sebesar lebih kurang 39,75% atau Rp 351.695.000.000 akan dipergunakan oleh Perseroan untuk membeli 99,99% saham dalam BDM. • Sebesar 0,52% atau Rp 14.200.000.000 akan dipergunakan sebagai modal kerja Perseroan.
Approximately 32.23%, Rp 884,887,500,000, will be utilized by the Company for acquisition/additional capital in companies owning land rights, with details of funds utilization as follows: • Approximately 39.24% or Rp 347,212,000,000 will be utilized by the Company for buying 99.99% shares in SP and approximately 21.02% or Rp 185,980,500,000 for increasing the issued capital in SP. • Approximately 39.75% or Rp 351,695,000,000 will be utilized to purchase 99.99% shares in BDM. • 0.52% or Rp 14,200,000,000 will be utilized for the Company’s working capital.
Hingga 31 Desember 2009, dana dari hasil PUT III yang telah digunakan sebesar Rp 2.450 miliar sedangkan dana yang belum digunakan sebesar Rp 350 miliar.
Up to 31 December 2008, utilized funds obtained from PUT III totaled to Rp 2,300 billion, while remaining unutilized funds amounted to Rp 500 billion.
Realisasi Penggunaan Dana Dari Hasil Pelaksanaan Waran Seri I Dana yang diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri apabila dilaksanakan oleh para pemegang waran, akan digunakan Perseroan seluruhnya untuk tambahan modal kerja BSU dalam bentuk penyertaan saham.
Realization of Funds Resulting from Series I Warrant Exercise Funds from the Warrant, if exercised by warrant holders, will be utilized by the Company for additional working capital in form of share investment in BSU.
Harga Pelaksanaan Waran Seri I adalah Rp 250, sementara jumlah Waran Seri I sebanyak 1.960.000.000 (satu miliar sembilan ratus enam puluh juta).
The Exercise Price of Series I Warrant was Rp 250, while the number of Series I Warrant totaled 1,960,000,000 (one billion nine hundred and sixty million).
Hingga 31 Desember 2009, dana dari hasil pelaksanaan Waran Seri I sebesar Rp 79 miliar dan telah digunakan sebesar Rp 11 miliar, sehingga sisa dana hasil pelaksanaan Waran adalah Rp 68 miliar.
Up to 31 December 2009, Rp 11 billion of the total Rp 79 billion funds raised from Series I Warrant exercise has been utilized, leaving Rp 68 billion as remaining funds.
Realisasi Penggunaan Dana Dari Hasil Penawaran Umum Obligasi I Rencana penggunaan dana dari hasil Penawaran Umum Obligasi I sebelumnya telah dimuat dalam prospektus Penawaran Umum Obligasi I Bakrieland Development Tahun 2008 Dengan Tingkat Bunga Tetap Dengan Jumlah Pokok Sebesar Rp 500.000.000.000 (Lima Ratus Miliar Rupiah) yang diterbitkan pada tanggal 3 Maret 2008.
Realization of Utilization of Funds Obtained from Bonds I Public Offering The utilization plan for funds collected from Bonds I Public Offering has been previously included in the prospectus of the 2008 Bakrieland Development Bonds I Public Offering, with fixed interest rate and nominal value of Rp 500,000,000,000 (five hundred billion rupiah) issued on 3 March 2008.
258 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Obligasi I Bakrieland Development Tahun 2008 Dengan Tingkat Bunga Tetap akan digunakan: 1. Sebesar Rp 280.000.000.000 (dua ratus delapan puluh miliar Rupiah) setelah dikurangi biaya-biaya emisi sebesar Rp 5.000.000.000 (lima miliar Rupiah), akan digunakan oleh anak perusahaan Perseroan yaitu PT Bakrie Swasakti Utama (BSU) dalam bentuk hutang dengan rincian sebagai berikut: a. Rp 195.000.000.000 (seratus sembilan puluh lima miliar Rupiah), masing-masing digunakan untuk pembangunan perkantoran Bakrie Tower sebesar Rp 105.000.000.000 (seratus lima miliar Rupiah) dan komersial Life Style sebesar Rp 90.000.000.000 (sembilan puluh miliar Rupiah). b. Rp 80.000.000.000 (delapan puluh miliar Rupiah) digunakan untuk pelunasan hutang BSU di Bank Bukopin dengan jangka waktu sampai dengan Juni 2011 dan dengan tingkat bunga saat ini sebesar 12,75%.
Funds obtained from the Public Offering of the 2008 Bakrieland Development Bonds I with fixed interest rate will be utilized for the following: 1. A sum of 280,000,000,000 (two hundred and eighty billion rupiah) after deduction of issuance costs of Rp 5,000,000,000 (five billion rupiah), will be utilized by the subsidiary, PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), in form of debts with details as follows: a. Rp 195,000,000,000 (one hundred and ninety five billion rupiah), will be utilized for development of Bakrie Tower amounting to Rp 105,000,000,000 (one hundred and five billion rupiah) and the Life Style commercial building amounting to Rp 90,000,000,000 (ninety billion rupiah). b. Rp 80,000,000,000 (eighty billion rupiah) will be utilized for the payment of BSU’s debt at Bank Bukopin with loan period until June 2011 and with current interest rate of 12.75%.
2. Sebesar Rp 220.000.000.000 (dua ratus dua puluh miliar Rupiah) setelah dikurangi biaya-biaya emisi sebesar Rp 7.000.000.000 (tujuh miliar Rupiah), akan digunakan oleh anak perusahaan Perseroan yaitu BSU dan PT Bumi Daya Makmur (BDM) dalam bentuk hutang dengan rincian sebagai berikut: a. Rp 80.000.000.000 (delapan puluh miliar Rupiah) digunakan oleh BSU untuk pembangunan perkantoran Bakrie Tower dan Modal kerja sebesar Rp 13.000.000.000 (tiga belas miliar Rupiah). b. Rp 50.000.000.000 (lima puluh miliar Rupiah) digunakan oleh BDM untuk pengembangan proyek hunian yaitu apartemen The Wave At Rasuna Epicentrum. c. Rp 70.000.000.000 (tujuh puluh miliar Rupiah) untuk pelunasan hutang BSU di Bank Bukopin dengan jangka waktu sampai dengan Juni 2011 dan dengan tingkat bunga saat ini sebesar 12,75%.
2. A sum of Rp 220,000,000,000 (two hundred and twenty billion rupiah) after deduction of issuance costs of Rp 7,000,000,000 (seven billion rupiah), will be utilized by the subsidiaries i.e. BSU and PT Bumi Daya Makmur (BDM) in the form of debts, with details described below: a. Rp 80,000,000,000 (eighty billion rupiah) is utilized by BSU for building Bakrie Tower office and working capital totaling Rp 13,000,000,000 (thirteen billion rupiah). b. Rp 50,000,000,000 (fifty billion rupiah) is utilized by BDM for the development of the apartment project The Wave at Rasuna Epicentrum. c. Rp 70,000,000,000 (seventy billion rupiah) for paying BSU’s debt at Bank Bukopin with the loan period until June 2011 and current interest rate of 12.75%.
Pada 31 Desember 2009, seluruh dana dari hasil Penawaran Umum Obligasi I telah digunakan sesuai penggunaan dana dalam prospektus.
As of 31 December 2009, all funds from Bonds I Public Offering have been utilized properly as stated in the prospectus.
259 Bakrieland Annual Report 2009
Realisasi Penggunaan Dana Dari Hasil Penawaran Umum Sukuk Ijarah I Rencana penggunaan dana dari hasil Penawaran Umum Sukuk Ijarah I sebelumnya telah dimuat dalam prospektus Penawaran Umum Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Tahun 2009 yang diterbitkan pada tanggal 30 Juni 2009.
Realization of Utilization of Funds Obtained from Sukuk Ijarah I Public Offering The utilization plan for funds collected from Sukuk Ijarah I Public Offering has been previously included in the prospectus of the 2009 Bakrieland Development Sukuk Ijarah I Public Offering issued on 30 June 2009.
Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Sukuk Ijarah ini akan digunakan untuk: 1. Sekitar 80% atau Rp 120.000.000.000,(seratus dua puluh miliar Rupiah) setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk pengembangan proyek residensial Anak Perusahaan (GAP dan Anak Perusahaannya yaitu PT Bahana Sukmasejahtera). 2. Sekitar 13,33% atau Rp 20.000.000.000,- (dua puluh miliar Rupiah) setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk pengembangan fasilitas sentra UMKM. 3. Sekitar 6,67% atau Rp 10.000.000.000,(sepuluh miliar Rupiah) setelah dikurangi biayabiaya emisi akan digunakan untuk modal kerja dan pengembangan usaha Perseroan.
Funds obtained from the Sukuk Ijarah Public Offering will be utilized for the following: 1. Approximately 80% or Rp 120,000,000 (one hundred billion Rupiah) after deduction of issuing cost will be utilized for residential project development under Subsidiary Companies (GAP and its subsidiary i.e. PT Bahana Sukmasejahtera). 2. Approximately 13.33% or Rp 20,000,000,000 (twenty billion Rupiah) after deduction of issuing costs will be utilized for the SME center facilities development. 3. Approximately 6.67%, Rp 10,000,000,000 (ten billion Rupiah) after deduction of issuing costs, will be utilized for the Company’s working capital and business development.
Pada 31 Desember 2009, sebesar Rp 64 miliar dari dana hasil Penawaran Umum Sukuk Ijarah I telah digunakan, dan sisa dana hasil penawaran umum adalah sebesar Rp 86 miliar.
As of 31 December 2009, a total of Rp 64 billion of the funds from the Sukuk Ijarah I Public Offering has been utilized, and the remaining funds were Rp 86 billion.
Transaksi Afiliasi dan Transaksi Material
Affiliated and Material Transactions
Selama tahun 2009, Perusahaan melakukan aktivitas corporate action yang material maupun mengandung benturan kepentingan, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
Throughout 2009, the Company conducted some corporate actions that were both material and contained a conflict of interest, as described below:
Transaksi Afiliasi Perusahaan pada tanggal 7 Oktober 2009 telah menandatangani Term Loan Facility Agreement (TLF) dalam jumlah keseluruhan US$45.000.000 (empat puluh lima juta Dollar Amerika Serikat) dari Beleggingsmaatschappij Broem B.V., yang merupakan anak perusahaan yang sahamnya dimiliki seluruhnya oleh Avenue Luxembourg SARL. TLF tersebut berjangka waktu 3 tahun dengan tingkat pengembalian yang disepakati sebesar 15,875% per tahun. Total biaya dana pinjaman (cost of fund) yang akan dibayarkan kepada Pemberi Pinjaman didasarkan tingkat pengembalian investasi (internal rate of return atau IRR) sebesar 19,5% per tahun.
Affiliated Transaction On 7 October 2009, the Company signed Term Loan Facility (TLF) Agreement in total of US$45,000,000 (forty five million US Dollar) from Beleggingsmaatschappij Broem B.V., a subsidiary company fully owned by Avenue Luxembourg SARL. The TLF has a 3-years tenor with an agreed return of 15.875% per annum. The cost of fund to be paid to the Lender is determined based on an internal rate of return (IRR) of 19.5% per annum.
260 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Pihak-pihak yang terkait dalam transaksi adalah Beleggingsmaatschappij Broem B.V. yang merupakan perusahaan terafiliasi Avenue Luxembourg SARL sebagai kreditur, dan BTR sebagai debitur. Avenue merupakan pemegang saham utama yang memiliki 30,76% saham pada Perusahaan, sedangkan BTR adalah anak perusahaan Perusahaan, sehingga Avenue merupakan perusahaan yang terafiliasi dengan Perseroan dan juga terafiliasi dengan BTR. Selanjutnya pinjaman yang diperoleh oleh BTR akan disalurkan kepada SCP, anak perusahaan yang dimiliki 99,99% oleh BTR. Kemudian, pinjaman yang diperoleh SCP akan dipinjamkan ke SMR, anak perusahaan yang akan dimiliki BTR secara tidak langsung sebesar 99,99%.
Parties involved in the transaction were Beleggingsmaatschappij Broem B.V, an affiliated company of Avenue Luxembourg SARL, as creditor, and BTR as debtor. Avenue is the major stakeholder owning 30.76% of the Company share, while BTR is a subsidiary company, which means that Avenue is affiliated with the Company as well as with BTR. The loan obtained by BTR will be distributed to SCP, a subsidiary company 99.99% owned by BTR. Furthermore, the loan obtained by SCP will be lent to SMR, a subsidiary company that will be indirectly owned by BTR by 99.99%.
Transaksi tersebut telah dimintakan kewajarannya kepada pihak independen yaitu, PT Zodiac Perintis Penilai (Zodiac), yang terdaftar sebagai sebagai perusahaan profesi penunjang pasar modal di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“Bapepam dan LK”) dengan Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal dari Bapepam dan LK No. 27/STTD-PP/PM/1993 tanggal 22 Maret 1993. Berdasarkan analisis kewajaran atas transaksi tersebut, Zodiac berpendapat bahwa Transaksi yang dilakukan adalah wajar, baik bagi Bakrieland maupun bagi pemegang saham independen Bakrieland, oleh karena transaksi tersebut akan memberikan manfaat lebih kepada Perusahaan dan meringankan beban keuangan Perusahaan.
Fairness opinion of the transaction has been requested to PT Zodiac Perintis Penilai (Zodiac), which is registered as a supporting capital market institution at the Capital Market Supervisory Agency and Financial Institution (Bapepam and LK) under Letter of Registration of Capital Market Supporting Profession from Bapepam and LK No. 27/STTDPP/PM/1993 dated 22 March 1993. Based on the analysis of the transaction, Zodiac stated that the transaction is fair, both for Bakrieland and independent shareholders, since the transaction will give additional benefit to the Company and reduce the Company’s financial expenses.
Ekspansi/Akuisisi Bakrieland melalui anak perusahaannya PT Bakrie Toll Road (BTR) telah melakukan ekspansi/investasi/ akuisisi 99,99% saham milik PT. Jurgen International dalam PT. Satria Cita Perkasa (SCP) dengan nilai transaksi sebesar Rp 134,6 miliar. SCP adalah pemegang saham dalam PT Semesta Marga Raya (SMR), pemegang konsesi jalan tol Ruas KanciPejagan. Transaksi ini telah mendapat persetujuan dari para pemegang saham Independen berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 9 April 2008.
Expansion/Acquisition Bakrieland through its subsidiary PT Bakrie Toll Road (BTR) performed an expansion /investment/ acquisition of 99.99% of shares of PT Jurgen International in PT Satria Cita Perkasa (SCP) with a total transaction value of Rp 134.6 billion. SCP is a shareholder of PT Semesta Marga Raya (SMR), concession holder of Kanci-Pejagan toll road. This transaction obtained approval from independent shareholders based on the ExtraOrdinary General Meeting of Shareholders dated 9 April 2008.
Transaksi antara BTR dengan SCP tersebut, selain material, juga mengandung benturan kepentingan. Karena Bapak Hiramsyah S. Thaib (Presiden Direktur Bakrieland) memiliki 1 (satu) lembar saham dalam SCP dan menjabat sebagai Komisaris Utama SMR dan Bapak Anindya N. Bakrie yang adalah Komisaris Utama dalam SCP memiliki hubungan afiliasi dengan Bapak Nirwan Dermawan Bakrie, yang adalah
A transaction between BTR and SCP, other than being material, also contained a conflict of interest due to the fact Mr. Hiramsyah S. Thaib (President Director of Bakrieland) owns 1 (one) share in SCP and is concurrently the President Commissioner of SMR, and Mr. Anindya N. Bakrie as the President Commissioner of SCP is affiliated with Mr. Nirwan
261 Bakrieland Annual Report 2009
pemegang saham utama dalam PT Bakrie Capital Indonesia (BCI), dimana BCI adalah pemegang saham utama Bakrieland.
Darmawan Bakrie, the primary shareholder of PT Bakrie Capital Indonesia (BCI), the major shareholder of Bakrieland.
Investasi Bakrieland melalui anak perusahaannya PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS) telah melakukan peningkatan investasi di PT Bali Nirwana Resort sebesar Rp 149,8 miliar sehingga kepemilikan Bakrieland pada BNS pada 31 Desember 2009 adalah sebesar 52,5%. Transaksi ini telah mendapat persetujuan dari para pemegang saham Independen berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 19 Desember 2008.
Investment Bakrieland through its subsidiary PT Bakrie Nirwana Semesta has increased its investment in PT Bali Nirwana Resort amounting Rp 149.8 billion, thus Bakrieland’s ownership at BNS as of 31 December 2009 was 52.5%. This transaction has been approved by the independent shareholders, based on the ExtraOrdinary General Meeting of Shareholders dated 19 December 2008.
Divestasi Sepanjang tahun 2009, Bakrieland tidak melakukan transaksi divestasi yang bersifat material.
Divestment Throughout 2009, Bakrieland did not perform any material divestment transactions.
Untuk tahun buku 2009, tidak ada transaksi keuangan yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi.
For the fiscal year 2009, no extraordinary and rare financial transaction was recorded.
Perlindungan Konsumen Dalam kaitan dengan perlindungan terhadap konsumen, Perusahaan memiliki tanggung jawab dan komitmen sebagai berikut: • Di dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) antara anak perusahaan/unit usaha Bakrieland dengan konsumen telah dinyatakan dengan jelas bahwa perusahaan akan memberikan jaminan masa pemeliharaan/perbaikan atas unit rumah/bangunan yang telah diserahkan kepada konsumen. Selain itu di dalam PPJB tersebut juga dinyatakan bahwa apabila perusahaan terlambat dalam menyerahkan bangunan/rumah kepada konsumen, maka perusahaan akan membayar denda. • Pada unit City Property, jaminan pemeliharaan diberikan selama 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal penandatanganan Berita Acara Serah Terima. Sedangkan denda keterlambatan penyerahan bangunan/ruang kantor adalah sebesar 1 (satu) permil perhari keterlambatan dihitung dari nilai prestasi bangunan yang tertunda dan setinggi-tingginya 3% (tiga persen) dari pembayaran harga jual yang telah diterima oleh Perusahaan. • Pada unit Landed Residensial, jaminan pemeliharaan bangunan/rumah adalah 90 (sembilan puluh) hari sejak serah terima dilakukan. Sedangkan denda keterlambatan penyerahan bangunan/rumah adalah sebesar 1 (satu) permil perhari keterlambatan dihitung dari nilai prestasi bangunan yang tertunda dan setinggi-tingginya 5% (lima persen).
Consumer Protection In regard to consumer protection, the Company has the responsibility and commitment as follows: • In the Preliminary Sale and Purchase Agreement (PPJB) between subsidiaries/business units of Bakrieland and its customers, it is clearly stated that the Company guarantees the maintenance/ repair of units that have been delivered to the customer. In addition, the PPJB also states that in the event the Company is late in delivering the purchased unit to the customer, it will recompense with a reimbursement. • At the City Property unit, the maintenance guarantee is provided for 3 (three) months following the date of the signing of the asset acceptance document. The recompense for any delay in delivery of the unit is at 1 (one) per mil per day of late delivery, assessed from the value of the status of the asset delayed to a maximum of 3% (three percent) of the sales price paid and received by the Company. • At the Landed Residential unit, the maintenance guarantee is for 90 (ninety) days since the delivery of the purchased unit. However the late charge is levied at 1 (one) per mil per day of late delivery, calculated from the value of the delayed status of the said property at a maximum of 5% (five percent) of the total value.
262 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
• Pada unit Hotel & Resort, jaminan pemeliharaan Hotel adalah 90 (sembilan puluh) hari sejak serah terima dilakukan. Sedangkan denda keterlambatan penyerahan Hotel apabila konsumen telah melunasi harga jual akan dikenakan setelah 3 (tiga) bulan melewati tanggal serah terima, yaitu sebesar 2% (dua persen) perbulan, yang akan dihitung secara prorata dari jumlah pelunasan Harga Jual yang telah diterima oleh perusahaan dan setinggitingginya 6% (enam persen).
• At the Hotel & Resort unit, the maintenance guarantee for the Hotel is for 90 (ninety) days from the date of receipt of the delivered unit by the customer. However, late charges will be levied only 3 (three) months from the time the customer completes full payment of the asset, and are 2% (two percent) per month, pro-rated from the payments received by the Company to a maximum of 6% (six percent).
Perubahan Peraturan Perundang-undangan Di tahun 2009 lalu tidak terdapat perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap Bakrieland. Namun demikian, Pemerintah diperkirakan akan segera mengeluarkan peraturan baru yang berhubungan dengan kepemilikan properti di Indonesia oleh warga negara asing, dalam upaya lebih menggairahkan sektor properti serta meningkatkan iklim investasi di Indonesia.
Changes in the Rules and Regulations During 2009 there were no changes in the rules and regulations that significantly affected Bakrieland. However, there is a prediction that the Government will issue a new regulation concerning foreign property ownership in Indonesia, in efforts to boost property sector and improve local investment climate.
Apabila peraturan terkait kepemilikan properti oleh warga asing tersebut diterbitkan, warga negara asing diperbolehkan untuk dapat memiliki hak pakai atas aset properti vertikal di Indonesia lebih panjang, dibandingkan hak pakai yang berlaku saat ini selama 25 tahun dengan dua kali opsi perpanjangan hingga 70 tahun. Bila peraturan ini dapat dikeluarkan tentunya dapat meningkatkan daya saing atas aset properti di Indonesia.
If the regulation concerning foreign property ownership is issued, foreign citizens will be allowed to have property usage rights for vertical property assets in Indonesia at a longer term, compared with the current property usage rights of 25 years with two extension options up to 70 years. Issuance of this regulation is expected to improve Indonesian property competitiveness.
Bagi Bakrieland yang salah satu bisnis utamanya adalah pengembangan proyek properti vertikal, adanya peraturan ini akan berpengaruh sangat baik dan diperkirakan akan meningkatkan permintaan atas proyek-proyek apartemen secara signifikan.
Having relatively sizeable vertical property development projects, such regulation will positively affect Bakrieland and is expected to increase demand on apartment projects significantly.
Kejadian Penting setelah Tanggal Neraca Terdapat kejadian penting setelah tanggal laporan Auditor Independen untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja, anggota independen dari Morison International dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan yang perlu diungkapkan dalam Laporan Tahunan ini, yaitu: a. Pada tanggal 25 Januari 2010, PT Semesta Marga Raya (SMR), Anak perusahaan, telah mendapatkan persetujuan atas pengoperasian jalan tol Kanci - Ciledug dan Ciledug - Pejagan berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan
Significant Events Subsequent to the Date of Accounting Report There are some significant events after the date of Independent Auditor’s report dated 31 December 2009, audited by Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja Public Accountant, an independent member of Morison International with an Unqualified Opinion with the Explanation Paragraph required to be revealed in this Annual Report as follows: a. On January 25, 2010, PT Semesta Marga Raya (SMR), a Subsidiary, has received an approval for the operation of toll roads Kanci - Ciledug and Ciledug - Pejagan by the Ministry of Public Works in its Decision Letter No. 127/KPTS/
263 Bakrieland Annual Report 2009
Umum No. 127/KPTS/M/2010 tentang penetapan jalan tol, pengoperasian, golongan jenis kendaraan bermotor dan tarif tol pada jalan tol Kanci-Pejagan.
Besaran tarif tol pada jalan tol Kanci-Pejagan:
M/2010 concerning the operation of toll road, operational, classes of vehicles and toll rates on the Kanci-Pejagan toll road.
The amount of toll rate of Kanci-Pejagan are as follows:
Golongan | Group
Jenis kendaraan | Type of vehicle
Golongan I
Sedan, Jip, Pick up atau truk kecil dan bus / Sedan, Jeep, Pick-ups or small trucks and buses
Golongan II
Truk dengan 2 (dua ) gander | Trucks with 2 (two) yoke
Golongan III
Truk dengan 3 (dua ) gander | Trucks with 3 (three) yoke
Golongan IV
Truk dengan 4 (dua ) gander | Trucks with 4 (four) yoke
Golongan V
Truk dengan 5 (dua ) gander | Trucks with 5 (five) yoke
Besaran Tarif Tol Jalan Tol Kanci-Pejagan | Tariff at Kanci-Pejagan Toll Road Asal From
Tujuan To
Besarnya tarif (Rp) | Tariff (Rp) Gol. I Type I
Gol. II Type II
Gol. III Type III
Gol. IV Type IV
Gol. V Type VI
Kanci
Pejagan
21,500
32,500
43,500
54,500
65,000
Kanci
Ciledug
11,500
17,500
23,000
29,000
35,000
Ciledug
Pejagan
10,000
15,000
20,500
25,500
30,500
b. Berdasarkan Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Diluar Rapat yang telah diaktakan dengan Akta Notaris Firdhonal, SH., No. 30 tanggal 29 Januari 2010, pemegang saham PT Semesta Marga Raya (SMR), Anak perusahaan, telah menyetujui pengalihan seluruh saham-saham SMR milik PT Bakrie Investindo sebanyak 24.693.778 saham atau sebesar Rp 252 miliar dengan nilai nominal sebesar Rp 10.205 kepada PT Satria Cita Perkasa (SCP) sehingga kepemilikan SCP pada SMR menjadi sebesar 60%. c. Pada tanggal 29 Januari 2010, PT Bakrie Infrastructure, Anak perusahaan, telah melunasi pinjaman bank kepada PT Bank Capital Indonesia Tbk. d. Pada tanggal 12 Januari 2010, Perusahaan mendirikan BLD Investments Pte., Ltd., yang berdomisili di Singapura. e. Pada tanggal 20 Januari 2010, BLD Investments Pte., Ltd., membeli seluruh saham dalam F.K.A Hurleigh Investments Pte., Ltd., yang berdomisili di Singapura, yang kemudian diubah namanya menjadi BLD Asia Pte., Ltd. f. Pada tanggal 28 Januari 2010, PT Graha Andasentra Propertindo, Anak perusahaan telah melunasi seluruh hutang Kredit Investasi II yang dimilikinya kepada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
b. Based on the Statement of Shareholders Decisions which has notarized with Notarial Deed No. 30 of Firdhonal, S.H., dated January 29, 2010, the shareholders of PT Semesta Marga Raya (SMR), a Subsidiary, had ratified the transfer of all SMR shares owned by PT Bakrie Investindo of 24,693,778 shares or Rp 252 billion with a par value of Rp 10,205 to PT Satria Cita Perkasa (SCP), therefore the ownership of SCP in SMR is 60%. c. On January 29, 2010, PT Bakrie Infrastructure, a Subsidiary, has fully paid the bank loan to PT Bank Capital Indonesia Tbk. d. On January 12, 2010, the Company has established BLD Investments Pte., Ltd., which domiciled in Singapore. e. On January 20, 2010, BLD Investments Pte., Ltd. has acquired all shares of F.K.A Hurleigh Investments Pte., Ltd., which domiciled in Singapore, which later changed its name to BLD Asia Pte., Ltd. f. On January 30, 2010, PT Graha Andasentra Propertindo, a Subsidiary has been fully paid of Credit Investment II to PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
264 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Ikatan yang Material untuk Investasi Barang Modal Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan dan Anak-anak Perusahaan mengadakan beberapa perjanjian penting dengan pihak ketiga, yaitu sebagai berikut: a. Perjanjian Kerjasama Penataan, pengembangan, Pembangunan dan Pengelolaan Gelanggang Olahraga Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro dan Komplek Seni Budaya dan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, Kuningan Jakarta Selatan tertanggal 22 Agustus 1992, untuk selanjutnya disebut ”Perjanjian Soemantri”, yang dibuat antara PT Bakrie Investindo (”BIN”) dengan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta (”DKI”). Untuk melaksanakan segala hak dan kewajibannya BIN telah menunjuk BSU untuk melaksanakan hal-hal yang berkaitan baik langsung maupun tidak langsung kepada Perjanjian Soemantri. Hal tersebut telah diutarakan pula dalam Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.25853/IMB/1994 tertanggal 19 September 1994. Ruang Lingkup Bentuk kerjasama pembangunan dengan metode Build, Transfer and Operate pada wilayah sekitar Gelanggang Olahraga Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro dan Komplek Seni Budaya dan Pusat Perfileman H. Usmar Ismail, Kuningan Jakarta Selatan. b. Perjanjian Bangun Guna Serah/BOT (Build, Operate and Transfer) ”Menara Nusa” No. 4300/SES/09/2004 tertanggal 24 September 2004, yang dibuat antara Kantor Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (untuk selanjutnya disebut ”Bappenas”) dan BSU. Ruang Lingkup Meliputi pembangunan gedung yang bernama ”Menara Nusa/Wisma Bakrie 2” dengan cara Bangun Guna Serah/BOT oleh pihak BSU diatas tanah milik Bappenas. Jangka Waktu Pengelolaan Mulai pengelolaan dari 1 Januari 2005 sampai dengan 31 Desember 2029 (25 tahun). Setelah berakhirnya jangka waktu pengelolaan gedung yang diberikan Bappenas kepada BSU, maka pemanfaatan tanah, hak pengelolaan gedung, dan gedung akan diserahkan kembali oleh BSU kepada Bappenas.
Significant Commitments for Capital Investment In conducting its business, the Company and Subsidiaries entered into a number of important agreements with third parties, as follows:
a.
Management, Development, Building and Operation Agreement of the Soemantri Brodjonegoro Students Sports Hall and the H. Usmar Ismail Cultural Arts Compound and Film Center, Kuningan, South Jakarta dated 22 August 1992, further called ”Soemantri Agreement”, made between PT Bakrie Investindo (”BIN”) and the Government of Daerah Khusus Ibukota Jakarta (”DKI”). To execute all of its rights and obligations, BIN has appointed BSU to perform any activities directly and indirectly related with Soemantri Agreement. This has also been stated in the Governor of Daerah Khusus Ibukota Jakarta Decree No. 25853/IMB/1994 dated 19 September 1994. The development cooperation agreement covers the Build, Transfer and Operate method of areas around the abovementioned sports hall and cultural arts and film center, in Kuningan, South Jakarta. b. Build, Operate and Transfer/BOT Agreement of ”Menara Nusa” No/ 4300/SES/09/2004 dated 24 September 2004, between the Ministry of National Development Plan/National Development Plan Agency (hereafter called ”Bappenas”) and BSU. Coverage includes the development of the Menara Nusa/Wisma Bakrie 2 buildings with BOT by BSU on the land piece owned by Bappenas. The term of the management agreement began as per 1 January 2005 up to 31 December 2029 (25 years). Following this period, the utilization of the land, building management rights, and the building itself will be returned by BSU to Bappenas.
265 Bakrieland Annual Report 2009
Kebijakan Dividen Sebagai perusahaan terbuka, Bakrieland merencanakan untuk membayar dividen secara tunai setiap tahun dikaitkan dengan, antara lain keuntungan yang didapat pada tahun fiskal serta kewajiban Bakrieland untuk mengalokasikan dana cadangan sesuai dengan aturan yang berlaku dan kondisi keuangan Perseroan. Selain itu, tingkat pertumbuhan Bakrieland ke depan juga merupakan pertimbangan penting dalam pembagian dividen.
Dividend Policy As a public company, Bakrieland plans to disburse a cash dividend each year in association with, among other things, profits gained during the corresponding fiscal year and Bakrieland’s obligation to allocate reserve funds in accordance to the applicable rules and the Company’s financial condition. In addition, Bakrieland’s future growth rate is also an important consideration in dividend disbursement.
Dengan tidak mengabaikan kondisi keuangan Bakrieland dan tanpa mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham Bakrieland untuk menentukan lain dan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Bakrieland untuk setiap tahun fiskal yang berakhir pada setiap 31 Desember, Manajemen mengusulkan bahwa dividen dibayar secara tunai kepada pemegang saham yang namanya tercantum pada Daftar Pemegang Saham dengan jumlah maksimal 50% dari keuntungan bersih, kecuali ditentukan lain oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
By not disregarding the Company’s financial condition and without reducing the rights of Bakrieland’s General Meeting of Shareholders to determine otherwise and as stipulated in its Articles of Association, for each fiscal year ended on 31 December, the Management proposes to disburse cash dividends to the shareholders whose names are registered in the Shareholders List, a maximum of 50% of net income, except as determined otherwise by the General Meeting of Shareholders.
Sejak penawaran umum perdana pada tahun 1995, Bakrieland belum membayar dividen kepada pemegang saham. Disamping karena kondisi keuangan yang belum memungkinkan, pemegang saham lebih mengutamakan tingkat pertumbuhan Bakrieland ke depan.
Since its initial public offering in 1995, Bakrieland has not paid dividends to its shareholders. Apart from the Company’s financial condition, in this respect, the shareholders have been more concerned with Bakrieland’s future growth.
Perjanjian dan Komitmen Penting 1. Pada tanggal 31 Juli 2009 Para Pemegang Saham PT Bali Nirwana Resort (BNR) telah menandatangani Kesepakatan Bersama mengenai persetujuan pengalihan seluruh saham milik Perusahaan kepada PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS) dan persetujuan pengalihan seluruh saham milik PT Recapital Advisors (RA) kepada BNS serta persetujuan penerbitan saham baru Seri F sebanyak 82.967.414 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.805 per saham atau keseluruhan senilai Rp 149.756.182.270 (seratus empatpuluh sembilan miliar tujuhratus limapuluh enam juta seratus delapan puluh dua ribu duaratus tujuhpuluh Rupiah), yang seluruhnya akan diambil oleh BNS.
Significant Agreements and Commitments 1. On 31 July 2009, the shareholders of PT Bali Nirwana Resort (BNR) have signed the Memorandum of Understanding concerning the approval for transferring all of its shares to PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS) and approval for transferring all shares of PT Recapital Advisors (RA) to BNS and approval for issuing new F series shares amounting 82,967,414 shares with a nominal value of Rp 1,805 per share, in total amounting Rp 149,756,182,270 (one hundred and forty nine billion, seven hundred and fifty six million, one hundred and eighty two thousand, two hundred and seventy Rupiah); all will be taken by BNS.
266 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Para pemegang saham lainnya, diantaranya E-Crisps Trading Limited menyatakan melepaskan haknya untuk mendapatkan penawaran lebih dahulu (pre-emptive right) atas pengalihan saham-saham milik Perusahaan dan RA serta atas penerbitan saham baru tersebut.
Other shareholders such as E-Crisps Trading Limited agreed to release its pre-emptive rights on the transfer of shares owned by the Company and RA and on the new share issuance.
Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham (PPJB) antara Perusahaan dengan BNS atas pengalihan 27% saham milik Perusahaan telah dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2009 dan pelaksanaan jual belinya dilaksanakan pada tanggal 11 September 2009. Begitupun dengan pengalihan 2,5% saham milik RA telah dilakukan pengikatan jual beli pada tanggal 31 Juli 2009 dan pelaksanaan jual belinya dilaksanakan pada tanggal 11 September 2009.
The Preliminary Sale and Purchase Agreement between the Company and BNS for transferring 27% of shares owned by the Company was performed on 31 July 2009 and the sale and purchase itself was performed on 11 September 2009. As for the transfer of 2.5% of shares owned by RA, the Preliminary Sale and Purchase Agreement was performed on 31 July 2009 and the sale and purchase itself was performed on 11 September 2009.
Dengan pengambilalihan saham-saham milik Perusahaan dan RA serta pengambilan sahamsaham baru pada bulan September 2009, maka BNS mempunyai kepemilikan dalam BNR sebesar 52,55% saham.
With the take over of shares owned by the Company and RA and acquisition of new shares in September 2009, BNS ownership in BNR totaled 52.55%.
2. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Diluar Rapat PT Bakrie Bangun Persada (BBP) No. 25 tanggal 29 September 2009, yang dibuat dihadapan Muchlis Patahna, SH, Notaris di Jakarta telah disetujui pengalihan 399 lembar saham milik BBP dalam PT Provices Indonesia dan pengalihan 249 saham milik BBP dalam PT Rasuna Caturtama Corpora kepada PT Bakrie Pangripta Loka.
2.
Based on PT Bakrie Bangun Persada (BBP) Statement of Decision taken Outside Meeting, notarized by Muchlis Patahna, SH, Notary in Jakarta under Deed No. 25 dated 29 September 2009, it has been approved to transfer 399 shares owned by BBP in PT Provices Indonesia and transfer of 249 shares owned by BBP in PT Rasuna Caturtama Corpora to PT Bakrie Pangripta Loka.
3. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Bakrie Bangun Persada (BBP) No. 25 tanggal 29 September 2009, yang dibuat dihadapan Ukon Krisnajaya, SH., Notaris di Jakarta telah disetujui pengalihan 12.499 lembar saham milik Perusahaan dalam BBP kepada PT Graha Multi Insani.
3. Based on PT Bakrie Bangun Persada Minutes of Meeting, notarized by Ukon Krisnajaya, SH, Notary in Jakarta, under Deed No. 25 dated 29 September 2009, it has been approved to transfer 12,499 shares owned by the Company in BBP to PT Graha Multi Insani.
4. Berdasarkan surat pemberitahuan Perusahaan kepada PT Jurgen International (JI) tertanggal 31 Juli 2009, Perusahaan telah mengalihkan Hak Opsi yang diperolehnya dari JI, sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham No. 011/P-OPSI/BLDJI/XI/2007 tanggal 28 November 2007 kepada PT Bakrie Toll Road (BTR).
4. Based on notification letter from the Company to PT Jurgen International (JI) dated 31 July 2009, the Company has transferred Option Rights obtained from JI, as stated in the Agreement of Ownership Option and Controlling Shares No. 011/P-OPSI/BLD-JI/XI/2007 dated 28 November 2007 to PT Bakrie Toll Road (BTR).
267 Bakrieland Annual Report 2009
5. Berdasarkan pengalihan Hak Opsi dari Perusahaan tersebut, maka pada tanggal 20 Agustus 2009, BTR telah melaksanakan Hak Opsinya dengan melakukan pengambilalihan (Transfer of Share) 1 (satu) lembar saham milik JI dalam Transglobal Finance Limited dan berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 5 dan No.6 tanggal 27 Agustus 2009, yang dibuat dihadapan Firdhonal, SH., Notaris di Jakarta, BTR telah mengambilalih 99,99% saham milik JI dalam PT. Satria Cita Perkasa (SCP), yang mana TGF dan SCP tersebut adalah pemegang/pemilik masing-masing sebesar 25% saham dalam PT. Semesta Marga Raya (SMR), perusahaan pemegang konsesi untuk pelaksanaan pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan jalan tol ruas Kanci – Pejagan.
5. Based on the transfer of Option Rights from that company, on 20 August 2009 BTR exercised its Option Rights by transferring 1 (one) share owned by JI to Transglobal Finance Limited and based on Share Sale and Purchase Deed No. 5 and No. 6 dated 27 August 2009 of Firdhonal, SH, Notary in Jakarta, BTR has taken over 99.99% shares of JI in PT Satria Cita Perkasa (SCP), in which both TGF and SCP each are owners of 25% shares in PT Semesta Marga Raya (SMR), the concession holder of construction, operation and maintenance of Kanci – Pejagan toll road.
6. Berdasarkan Perjanjian tertanggal 7 Oktober 2009, BTR telah mendapatkan pinjaman sebesar US$ 45.000.000,- (empatpuluh lima juta Dollar Amerika Serikat) dari Beleggingsmaattschappij Broem B.V, anak perusahaan Avenue Luxembourg SARL (pemegang saham Perusahaan).
6. Based on Agreement on 7 October 2009, BTR has obtained a loan of US$ 45,000,000 (forty five million US dollar) from Beleggingsmaattschappij Broem B.V, a subsidiary of Avenue Luxembourg SARL (a Company shareholder).
Pinjaman yang di dapat BTR tersebut akan dipinjamkan kepada SCP, yang mana kemudian SCP juga akan meminjamkan dana tersebut kepada SMR untuk pembiayaan penyelesaian pembangunan jalan tol ruas Kanci-Pejagan.
The loan obtained by BTR will be lent to SCP, then SCP will lend the funds to SMR to finance the completion of Kanci-Pejagan toll road development.
268 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
269 Bakrieland Annual Report 2009
DATA PERUSAHAAN CORPORATE DATA
270 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Profile
Data Perusahaan Corporate Data
Bambang Irawan Hendradi Presiden Komisaris President Commissioner
Lukman Purnomosidi Komisaris Independen Independent Commissioner
Kanaka Puradiredja Komisaris Independen Independent Commissioner
Lahir di Semarang, Jawa Tengah, 15 Januari 1951. Beliau menjabat sebagai Presiden Komisaris Bakrieland sejak 2002 dan sejak bulan Juli 2008 menjabat sebagai Komisaris PT Bakrie Capital Indonesia. Sebelumnya, beliau juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Bakrie Capital Indonesia, Direktur Utama PT Djarot, dan Direktur Keuangan PT Pillar Abhimantra, Komisaris PT Bumi Resources Tbk, Komisaris PT Bakrie Finance Corporation, Direktur Utama Bakrieland, Managing Director PT Catur Swasakti Utama, dan Direktur PT Sanggraha Pelita Jaya. Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Trisakti, Jakarta, 1977, serta lulus dari Technishe Hoge Scholl, Delft, Belanda, 1981.
Lahir di Surabaya, Jawa Timur, 7 Januari 1959. Beliau menjabat sebagai Komisaris Independen Bakrieland sejak tahun 2001. Saat ini beliau masih menjabat sebagai Direktur Utama PT Jaringan Selera Asia, Direktur Utama PT Bukit Jonggol Asri dan Direktur Utama PT Bagasi Konstruksindo. Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Manajer Divisi Realti & Properti PT Wijaya Karya (Persero). Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung, 1983 dan menyelesaikan pendidikan pasca sarjana di Sekolah Tinggi Manajemen LPPM Jakarta, 1986, serta pada tahun 2000 beliau mengikuti pendidikan Lemhanas Jakarta KRA XXXIII.
Lahir di Bandung, 8 Desember 1944. Beliau menjabat sebagai Komisaris Independen Bakrieland dan menjadi Ketua Komite Audit mulai tahun 2008. Berpengalaman lebih dari 30 tahun sebagai Akuntan Publik. Pernah menjabat sebagai Managing Partner dan Chairman KPMG Indonesia, Senior Partner KAP Kanaka Puradiredja, Suhartono, anggota Dewan Pengawas BRR Aceh-Nias dan Dewan Kehormatan Professionals in Risk Management Association. Saat ini beliau juga menjabat sebagai Ketua Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia, Ketua Dewan Pengurus Ikatan Komite Audit Indonesia, dan anggota Komite Audit di berbagai perusahaan publik. Lulusan Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi, Universitas Padjajaran, Bandung.
Born in Semarang, Central Java, 15 January 1951. He has been the President Commissioner of Bakrieland since 2002 and Commissioner of PT Bakrie Capital Indonesia since July 2008. Previously, he was also in charge as President Director of PT Bakrie Capital Indonesia, President Director of PT Djarot, and Finance Director at PT Pillar Abhimantra, Commissioner of PT Bumi Resources Tbk, Commissioner of PT Bakrie Finance Corporation, President Director of Bakrieland, Managing Director of PT Catur Swasakti Utama, and Director of PT Sanggraha Pelita Jaya. He holds a Sarjana degree in Civil Engineering from Universitas Trisakti, Jakarta, 1977, and also graduated from Technishe Hoge Scholl, Delft, the Netherlands, 1981.
Born in Surabaya, East Java, 7 January 1959. He has been an Independent Commissioner of Bakrieland since 2001. Currently, he is also in charge as President Director of PT Jaringan Selera Asia, President Director of PT Bukit Jonggol Asri, and President Director of PT Bagasi Konstruksindo. Previously, he was a Division Manager of Realty and Property at PT Wijaya Karya (Persero). He holds a Sarjana degree in Civil Engineering from Institut Teknologi Bandung, 1983 and finished his post graduate education at LPPM Management School in Jakarta, 1986. In 2000, he took part in KRA XXXIII training program at the National Defense Institute (Lembaga Pertahanan Nasional) training program.
Born in Bandung, 8 December 1944. He has been an Independent Commissioner of Bakrieland and became the Chairman starting 2008. Experienced in public accountant practices for more than 30 years. Formerly held positions as Managing Partner and Chairman of KPMG Indonesia, Senior Partner at Kanaka Puradiredja, Suhartono Public Accounting Firm, Steering Committee BRR Aceh-Nias and Honorary Board of Professionals in Risk Management Association. Currently, he is also the Chairman of Honorary Board of Indonesian Institute of Accountants, Chairman of Executive Boards of Indonesian Institute of Audit Committee, and a member of audit committee in various public listed companies. Graduated from the Faculty of Economics majoring in Accounting at Universitas Padjajaran, Bandung.
271 Bakrieland Annual Report 2009
Edgardo A. Bautista Komisaris Commissioner
Supartono Komisaris Commissioner
Mark Robert Harris Komisaris Commissioner
Lahir di Dumalag, Capiz, Filipina, 15 Mei 1935. Beliau menjabat sebagai Komisaris Bakrieland sejak April 2007. Saat ini beliau juga menjabat sebagai President and CEO Acuatico Pte. Ltd., Komisaris Utama PT Aetra Air Jakarta, Direktur Cagayan Electric Power & Light Co., Inc. dan Direktur Lorenzo Shipping. Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Consultant to the President di San Miguel Corporation, Direktur Eksekutif, Head of Asia Infrastructure Business di Avenue Asia Investment Management, LLC, President dan CEO Hopewell Group of Companies, President dan CEO di Mirant Philippines Corporation, President Mirant Philippines Foundation, President dan CEO di Mirant Global Corporation. Beliau meraih gelar Bachelor of Science di bidang Teknik Mesin dari De La Salle College, Manila. Beliau mengikuti General Electric’s Two Year Technical & Management Program for International Graduate Engineers,19581960, Advanced Management Program yang diadakan oleh Harvard Business School, 1965, dan Certified Fellow of Institute of Corporate Directors.
Lahir di Jakarta, 31 Oktober 1953. Beliau menjabat sebagai Komisaris Bakrieland sejak April 2007. Saat ini beliau antara lain menjabat sebagai Treasury Advisor PT Energi Mega Persada Tbk, Presiden Komisaris PT MRE Utama, Presiden Komisaris PT Bakrie Kalila Investment, Direktur PT Kondur Indonesia dan Direktur PT Brantas Indonesia. Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Direktur PT Marathon Murti International dan Komisaris PT Mitraguna Intiga. Beliau lulus dari Goethe Institute Arolsen West Deutschland, Jerman, 1972, VW Wolsburg West Deutschland, Jerman, 1976, dan Program Extension Management dari Universitas Indonesia, 1979.
Lahir di California, USA, 13 Mei 1970. Saat ini beliau adalah Senior Managing Director di Avenue Capital Group Asia. Sebelumnya, beliau menjabat sebagai Corporate Financial Controller di Hutchison Telecommunications International Limited, Global Vice President of Finance dan pejabat Chief Financial Officer di Vsource, Inc., Manager di Global Capital Markets Group PricewaterhouseCoopers dan Senior Associate di Venture Capital and Software IPO Groups, San Jose, California. Beliau meraih gelar Master Bisnis Administrasi dari University of Chicago, gelar Sarjana Bisnis Administrasi dari California Polytechnic State University di San Luis Obispo, dan juga Certified Public Accountant, di California, Amerika Serikat.
Born in Dumalag, Capiz, the Philippines, 15 May 1935. He has been a Commissioner of Bakrieland since April 2007. Currently, he is also in charge as President and CEO Acuatico Pte. Ltd., President Commissioner PT Aetra Air Jakarta, Director Cagayan Electric Power & Light Co., Inc. and Director Lorenzo Shipping. Previously, he was in charge as Consultant to the President of San Miguel Corporation, Executive Director, Head of Asia Infrastructure Business of Avenue Asia Investments Management, LLC, President and CEO of Hopewell Group of Companies, President and CEO of Mirant Philippines Corporation, President of Mirant Philippines Foundation and President & CEO of Mirant Global Corporation. He holds a Bachelor of Science degree in Mechanical Engineering from De La Salle College, Manila. He participated in General Electric’s Two Year Technical & Management Program for International Graduate Engineers, 1958-1960, Advanced Management Program, held by Harvard Business School, 1965, and Certified Fellow of Institute of Corporate Directors.
Born in Jakarta on 31 October 1953. He has been a Commissioner of Bakrieland since April 2007. Currently, he is also in charge, among others, as Treasury Advisor of PT Energi Mega Persada Tbk, President Commissioner of PT MRE Utama, President Commissioner of PT Bakrie Kalila Investment, Director of PT Kondur Indonesia and Director of PT Brantas Indonesia. Previously, he was Director of PT Marathon Murti International and Commissioner of PT Mitraguna Intiga. He graduated from Goethe Institute Arolsen West Deutschland, Germany, 1972, and VW Wolsburg West Deutschland, Germany, 1976, as well as the Extension Management Program from Universitas Indonesia, 1979.
Born in California, USA, 13 May 1970. Currently, he is a Senior Managing Director of Avenue Capital Group Asia. Previously he served as Corporate Financial Controller of Hutchison Telecommunications International Limited, Global Vice President of Finance and acting Chief Financial Officer of Vsource, Inc., Manager in the Global Capital Markets Group of PricewaterhouseCoopers and Senior Associate of Venture Capital and Software IPO Groups in San Jose, California. He holds a Master degree in Business Administration from University of Chicago, Bachelor of Science in Business Administration from California Polytechnic State University in San Luis Obispo, and also Certified Public Accountant, California, United States of America.
272 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Profil Direksi Board of Directors’ Profile
Data Perusahaan Corporate Data
Hiramsyah Sambudhy Thaib Presiden Direktur & CEO President Director & CEO
Marudi Surachman Direktur Director
Lahir di Jakarta, 7 Mei 1962. Beliau menjabat sebagai Presiden Direktur & CEO Bakrieland sejak April 2007 dan saat ini juga menjabat sebagai Komisaris pada beberapa anak perusahaan Bakrieland. Sebelumnya beliau pernah menduduki berbagai posisi antara lain sebagai CEO PT Bakrie Capital Indonesia, Komisaris Bakrieland, Presiden Direktur Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Presiden Komisaris PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Presiden Direktur & CEO PT Bakrie Nirwana Resort, dan Vice President Bakrieland. Beliau juga pernah menjabat sebagai Senior Business Manager Regional Commercial Banking Area 1 di PT Bank Niaga Tbk. Beliau meraih gelar Sarjana Teknik dari Institut Teknologi Bandung, 1989.
Lahir di Bandung, Jawa Barat, 19 Januari 1959. Beliau menjabat sebagai Direktur Bakrieland sejak April 2007. Saat ini beliau juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Kalianda Lampung Tourism Development, PT Bakrie Nirwana Semesta, PT Samudra Asia Nasional, PT Libratindo Gemilang dan PT Bakrie Armo Nirwana serta sebagai Presiden Komisaris di PT Bali Nirwana Resort. Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Presiden Direktur Bakrieland, Direktur Utama PT Graha Andrasentra Propertindo, PT Graha Intan Bali, dan PT Sanggraha Pelita Sentosa. Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Arsitektur dari Institut Teknologi Bandung, 1983, dan meraih gelar M.Arch dari Southern California Institute of Architecture, Los Angeles - California, USA, 1987.
Born in Jakarta, 7 May 1962. He has been in charge as the President Director & CEO of Bakrieland since April 2007 and concurrently serves as Commissioner in some subsidiaries of Bakrieland. Previously he served, among others, as CEO of PT Bakrie Capital Indonesia, Commissioner of Bakrieland, President Director of PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, President Commissioner of PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, President Director & CEO of PT Bakrie Nirwana Resort, and Vice President of Bakrieland. He also served as the Senior Business Manager Regional Commercial Banking Area 1 of PT Bank Niaga Tbk. He holds a Sarjana degree in Engineering from Institut Teknologi Bandung, 1989.
Born in Bandung, West Java, 19 January 1959. He has been in charge as Director of Bakrieland since April 2007. Currently he also serves as President Director of PT Kalianda Lampung Tourism Development, PT Bakrie Nirwana Semesta, PT Samudra Asia Nasional, PT Libratindo Gemilang and PT Bakrie Armo Nirwana as well as President Commissioner of PT Bali Nirwana Resort. Previously he served as President Director of Bakrieland, PT Graha Andrasentra Propertindo, PT Graha Intan Bali, and PT Sanggraha Pelita Sentosa. He holds a Sarjana degree in Architecture from Institut Teknologi Bandung, 1993, and an M. Arch degree from Southern California Institute of Architecture, Los Angeles - California, USA, 1987.
273 Bakrieland Annual Report 2009
Hamid Mundzir Direktur Director
Sri Hascaryo Direktur Director
Lahir di Bandung, Jawa Barat, 14 Nopember 1961. Beliau menjabat sebagai Direktur Bakrieland sejak tahun 2000 dan saat ini beliau juga menjabat sebagai Direktur PT Graha Andrasentra Propertindo, Direktur Utama PT Dutaperkasa Unggullestari, PT Sanggraha Pelita Sentosa, PT Bahana Sukmasejahtera, Direktur PT Mutiara Permata Biru, PT Samudra Asia Nasional, dan PT Bakrie Infrastructure. Beliau memulai karir sebagai Akuntan Publik di KAP Dr. Mohtar Talib dan meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Padjajaran, Bandung, 1984.
Lahir di Yogyakarta, 8 Oktober 1963. Beliau menjabat sebagai Direktur Bakrieland sejak 2002. Saat ini beliau juga menjabat sebagai Direktur Utama pada: PT Bakrie Swasakti Utama dan PT Bakrie Bangun Persada, serta Komisaris Utama PT Provices Indonesia dan Komisaris PT Bakrie Pangripta Loka. Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Komisaris Utama PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Direktur PT Graha Intan Bali, PT Dinamika Nusantara Bestari, PT Graha Andrasentra Propertindo, dan PT Citra Saudara Abadi. Beliau meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 1989 dan juga gelar Sarjana Hukum dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1990.
Born in Bandung, West Java, 14 November 1961. He has been in charge as Director of Bakrieland since 2000. Currently he also serves as Director of PT Graha Andrasentra Propertindo, President Director of PT Dutaperkasa Unggullestari, PT Sanggraha Pelita Sentosa, PT Bahana Sukma Sejahtera, Director of PT Mutiara Permata Biru, PT Samudera Asia Nasional, and PT Bakrie Infrastructure. He began his career as a Public Accountant at KAP Dr. Mohtar Talib. He holds a Sarjana degree in Economics from Universitas Padjajaran, Bandung, 1984.
Born in Yogyakarta, 8 October 1963. He has been in charge as Director of Bakrieland since 2002. Currently he also serves as President Director of: PT Bakrie Swasakti Utama and PT Bakrie Bangun Persada, and President Commissioner of PT Provices Indonesia and Commissioner of PT Bakrie Pangripta Loka. Previously he served as President Commissioner of PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Director of PT Graha Intan Bali, PT Dinamika Nusantara Bestari, PT Graha Andrasentra Propertindo, and PT Citra Saudara Abadi. He holds a Sarjana degree in Economics from Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 1989 and also a Sarjana degree in Law from Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1990.
274 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Profil Komite-Komite Committees’ Profile
Data Perusahaan Corporate Data
Komite Audit Audit Committee
Kanaka Puradiredja Ketua Chairman
Soenarso Soemodiwirjo Anggota Member
Mohamad Hassan Anggota Member
Lahir di Bandung, 8 Desember 1944. Beliau menjabat sebagai Komisaris Independen Bakrieland dan menjadi Ketua Komite Audit mulai tahun 2008. Berpengalaman lebih dari 30 tahun sebagai Akuntan Publik. Pernah menjabat sebagai Managing Partner dan Chairman KPMG Indonesia, Senior Partner KAP Kanaka Puradiredja, Suhartono, anggota Dewan Pengawas BRR Aceh-Nias dan Dewan Kehormatan Professionals in Risk Management Association. Saat ini beliau juga menjabat sebagai Ketua Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia, Ketua Dewan Pengurus Ikatan Komite Audit Indonesia, dan anggota Komite Audit di berbagai perusahaan publik. Lulusan Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi, Universitas Padjajaran, Bandung.
Lahir di Jember, 9 Mei 1946. Beliau bergabung dalam Komite Audit Bakrieland sejak 2008. Sebagai seorang konsultan senior, beliau saat ini juga menjadi anggota Komite Audit pada PT Danareksa (Persero), PT Duta Graha Indah Tbk, PT Mustika Pelangi dan PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk. Memiliki pengalaman luas dalam bidangnya, antara lain dengan menjabat sebagai Ketua Tim Task Force Penyusunan Manual Komite Audit, konsultan manajemen PT Sucofindo (Persero), staf ahli Direksi PT PAN (Multi Finance Company), anggota Komite Audit PT Sucofindo (Persero) dan Bank Niaga. Beliau memperoleh gelar Sarjana (Akuntan) dari Institut Ilmu Keuangan, Departemen Keuangan, Jakarta, 1974.
Lahir di Jakarta, 21 Desember 1960. Beliau bergabung dalam Komite Audit Bakrieland sejak 2008. Saat ini, juga menjabat sebagai Direktur Jasa Konsultasi & Pengembangan di Yayasan Pendidikan Internal Audit. Beliau mengawali karirnya di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), sebelum menjabat sebagai Bendahara di Yayasan Pendidikan Internal Audit dan Manajer Keuangan dan Administrasi di PT Amintaland Group. Beliau meraih gelar Diploma dan Postgraduate Diploma Keuangan dan Akuntansi di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, 1983 dan 1991, serta Master dalam bidang Sistem Informasi Akuntansi dan Keuangan, Cleveland State University, Ohio, USA, 1993. Beliau juga memiliki sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA).
Born in Bandung, 8 December 1944. He has been an Independent Commissioner of Bakrieland and became the Chairman starting 2008. Experienced in public accountant practices for more than 30 years. Formerly held positions as Managing Partner and Chairman of KPMG Indonesia, Senior Partner at Kanaka Puradiredja, Suhartono Public Accounting Firm, Steering Committee BRR Aceh-Nias and Honorary Board of Professionals in Risk Management Association. Currently, he is also the Chairman of Honorary Board of Indonesian Institute of Accountants, Chairman of Executive Boards of Indonesian Institute of Audit Committee, and a member of audit committee in various public listed companies. Graduated from the Faculty of Economics majoring in Accounting at Universitas Padjajaran, Bandung.
Born in Jember, 9 May 1946. He joined Bakrieland’s Audit Committee since 2008. As a senior consultant, at present he is also a member of Audit Committee at PT Danareksa (Persero), PT Duta Graha Indah Tbk, PT Mustika Pelangi and PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk. He has vast experiences in his area, among others as Chairman of the Task Force for Setting Audit Committee Manual, management consultant of PT Sucofindo (Persero), expert staff for the Board of Directors of PT PAN (Multi Finance Company), and member of Audit Committee of PT Sucofindo (Persero) and Bank Niaga. He attained his Sarjana (Accountant) degree from the Financial Institute, Ministry of Finance, Jakarta, 1974.
Born in Jakarta, 21 December 1960. He joined Bakrieland’s Audit Committee since 2008. Currently, he is also Director of Consultation & Development Service at the Internal Audit Foundation. He started his career at the Finance and Development Supervisory (?) Board, before serving as Treasurer at the Internal Audit Foundation and Finance and Administration Manager at PT Amintaland Group. He attained his Diploma and Postgraduate Diploma in Finance and Accounting from the State College of Accountancy, 1983 and 1991, and Master of Accountancy and Financial Information System from Cleveland State University, Ohio, USA, 1993. He also holds the Qualified Internal Auditor (QIA) certification.
275 Bakrieland Annual Report 2009
Komite Nominasi dan Remunerasi Nomination and Remuneration Committee
Lukman Purnomosidi Ketua Chairman
Bambang Irawan Hendradi Anggota Member
Supartono Anggota Member
Catatan | Note Keterangan CV dapat dilihat di halaman 270 Curriculum Vitae can be seen on page 270
Catatan | Note Keterangan CV dapat dilihat di halaman 270 Curriculum Vitae can be seen on page 270
Catatan | Note Keterangan CV dapat dilihat di halaman 271 Curriculum Vitae can be seen on page 271
Komite Pemantau Risiko Risk Monitoring Committee
Lukman Purnomosidi Ketua Chairman
Supartono Anggota Member
Catatan | Note Keterangan CV dapat dilihat di halaman 270 Curriculum Vitae can be seen on page 270
Catatan | Note Keterangan CV dapat dilihat di halaman 271 Curriculum Vitae can be seen on page 271
Komite Kebijakan Corporate Governance Corporate Governance Regulatory Committee
Kanaka Puradiredja Ketua Chairman
Bambang Irawan Hendradi Anggota Member
Supartono Anggota Member
Catatan | Note Keterangan CV dapat dilihat di halaman 270 Curriculum Vitae can be seen on page 270
Catatan | Note Keterangan CV dapat dilihat di halaman 270 Curriculum Vitae can be seen on page 270
Catatan | Note Keterangan CV dapat dilihat di halaman 271 Curriculum Vitae can be seen on page 271
276 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Senior Manajemen Senior Management
Data Perusahaan Corporate Data
Perusahaan Induk | Holding Company
City Property
Ferdinand Sadeli (Chief Financial Officer)
Dicky Setiawan (Chief Operating Officer)
Achmad Az’har (Chief Risk Management and Support Officer)
Wawan D. Guratno (Chief Business Development Officer)
Nuzirman Nurdin (Corporate Secretary)
Fandrizal (Chief Financial Officer)
Erry Zulamri Djaelani (Risk Management & Compliance Division Head)
Ferry Supandji (Commercial Chief Marketing Officer)
A. Amri Aswono Putro (Corporate Treasury Division Head)
Deden E. Sudarbo (Residential Chief Marketing Officer)
Jordan Lubis (Internal Audit Division Head) Santoso Budi (Corporate Legal Division Head)
Landed Residential
Sesotyo Adhi WNT (Corporate Human Capital Division Head)
Darsono (Chief Financial Officer)
Caroline M. Gunawan (Capital Market Division Head)
Henry Harmen (Chief Business Development Officer)
Bram Subiandoro (Project Management)
Jo Eddy Respati (Chief Marketing Officer)
Yudha Muchty Zain (Banking Relations Division Head)
RPM. Henky Hendrayana Surya (Chief Estate Management Officer)
Buce Yeef (Financial Control Division Head) Hotel and Resort Edikar (Chief Financial Officer) Yogie P. Pratiknyo (Chief Business Development Officer) Andre R. Makalam (Chief Marketing Officer)
277
Produk dan Layanan Products and Services
City Property
• Rasuna Epicentrum (PT Bakrie Swasakti Utama): a. Aston Rasuna Hotel & Residence b. The 18th Residence Taman Rasuna c. Rasuna Office Park
d. Pasar Festival e. Gold’s Gym Elite Rasuna f. The Grove Condominium g. The Grove Suites h. The Wave at Rasuna Epicentrum i. Bakrie Tower
Bakrieland Annual Report 2009
j. Epicentrum Walk - Lifestyle & Entertainment Center k. Concert Hall & Office Tower l. The Convergence Indonesia • Wisma Bakrie 1 • Wisma Bakrie 2 • Sentra Timur Residence
278 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Data Perusahaan Corporate Data
Landed Residential
• Bogor Nirwana Residence (PT Graha Andrasentra Propertindo): a. Cluster Tirta Nirwana b. Cluster Arga Nirwana c. Cluster Padma Nirwana d. Cluster The Panorama
e. Cluster Bukit Nirwana f. Cluster Grand Harmoni g. Nirwana Epicentrum (The Jungle Water Adventure) h. Aston Hotel & Condominium i. The Jungle Mall
• Batam Nirwana Residence (PT Mutiara Permata Biru) • Ijen Nirwana Residence (PT Duta Perkasa Unggullestari)
279 Bakrieland Annual Report 2009
Hotel & Resort • Pullman Bali Legian Nirwana (PT Samudra Asia Nasional) • Krakatoa Nirwana Resort (PT Krakatau Lampung Tourism Development)
• Balikpapan Nirwana Suites & Residences (PT Libratindo Gemilang) • Nirwana Bali Resort (PT Bali Nirwana Resort)
280 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Data Perusahaan Corporate Data
Property-Related Infrastructure
PT BAKRIE INFASTRUCTURE • PT BAKRIE TOLL ROAD a. Ruas jalan Tol Kanci – Pejagan sepanjang 35 km b. Ruas jalan tol Pejagan – Pemalang sepanjang 58 km * c. Ruas jalan tol Batang – Semarang sepanjang 75 km * d. Ruas jalan tol Pasuruan – Probolinggo sepanjang 45 km * e. Ruas jalan tol Ciawi – Sukabumi sepanjang 54 km *
• PT ALBERTA UTILITIES a. PT Aetra Air Jakarta
* Bakrieland melalui anak perusahaan mempunyai opsi untuk memiliki saham dan saat ini mengelola jalannya perusahaan untuk ruas-ruas jalan tol tersebut. Through its subsidiaries, Bakrieland has an option to own shares and currently the subsidiaries manage each of those toll road sections.
Struktur organisasi ini berlaku hingga 15 Desember 2009 This organization structure is valid until 15 December 2009
Sri Hascaryo
Buce Yeef
Yudha Mufti Zain
CEO City Property
Financial Control
Banking Relations
CEO Hotel & Resort
Bram Subiandoro
Project Management
Marudi Surachman
* Merangkap | Concurrently
Task Force Team
Hiramsyah S. Thaib *
Chief Business Development Officer
A. Amri Aswono Putro
Corporate Treasury
STRATEGIC BUSINESS UNITS
Caroline M. Gunawan
Capital Market
Ferdinand Sadeli
Chief Financial Officer
Hiramsyah S. Thaib *)
Chief Executive Officer
Hiramsyah S. Thaib Marudi Surachman Hamid Mundzir Sri Hascaryo
Board of Directors
Shareholders’ Meeting
Corporate Legal Santoso Budi
Erry Zulamri Djaelani
Organization Structure
Hamid Mundzir
Corporate Governance Policy Committee
Achmad Az’har *)
IT & System
Jordan Lubis
Internal Audit
Audit Committee
Risk Management & Compliance
CEO Infrastructure & Toll Road
Sesotyo Adhi WNT
Corporate Human Capital
Achmad Az’har
Chief Risk Management & Support Officer
Risk Monitoring Committee
Struktur Organisasi
Hamid Mundzir
CEO Landed Residential
Nurziman Nurdin
Corporate Secretary
Remuneration & Nomination Committee
Board of Commissioners Bambang Irawan Hendradi Kanaka Puradiredja Lukman Purnomosidi Supartono Edgardo Bautista Mark R. Harris
281
Bakrieland Annual Report 2009
Struktur organisasi ini berlaku sejak 16 Desember 2009 This organization structure is valid since 16 December 2009
Corporate Secretary TBA
Ferdinand Sadeli *
Finance Group Director TBA
Investor Relations Group Director
Sri Hascaryo
Legal, Compliance & Risk Mgt, Group Director
TBA
Marketing Group Director
TBA
Government Relations Group Director
TBA
Human Capital Group Director
Internal Audit TBA
Data Perusahaan Corporate Data
Hamid Mundzir
Investment Group Director
Board of Commissioners
Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Marudi Surachman
Product Development Group Director
Hiramsyah S. Thaib
President Director & CEO
Meeting
Shareholders’
282
Direksi | Board of Directors
TBA: To Be Advised * Menunggu pengesahan RUPST 2010 Waiting for 2010 AGMS approval
283
Nama dan Alamat Anak Perusahaan Name and Address of Subsidiaries
PT VILLA DEL SOL Wisma Bakrie 1, 6th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063 PT SUPERWISH PERKASA Wisma Bakrie 1, 6th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063 PT BUMI DAYA MAKMUR Wisma Bakrie 1, 6th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063 PT BAKRIE SWASAKTI UTAMA Komplek Apartemen Taman Rasuna Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta 12960 Tel. +62 21 8305011 Fax. +62 21 8305012 PT RASUNA CATURTAMA CORPORA Apartemen Taman Rasuna Menara VIII – 9, Ground Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta 12960 Tel. +62 21 9393939 Fax. +62 21 8505374 PT BAKRIE PESONA RASUNA Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-22, Jakarta Selatan Tel. +62 21 5263212 Fax. +62 21 5263144
Bakrieland Annual Report 2009
Jl. Bhineka Karya Gunung Puyuh – Sukabumi, Jawa Barat Tel. +62 0266 6250695 Fax. +62 0266 6250696 PT DUTAPERKASA UNGGULLESTARI Jl. Ijen No. 63, Klojen Malang, Jawa Timur Tel. +62 341 566041 Fax. +62 341 555877 PT MUTIARA PERMATA BIRU Jl. Patam Lestari Sekupang, Batam Tel. +62 778 7081900 Fax. +62 778 327398 PT CITRA SAUDARA ABADI Jl. Raya Mauk km. 5 Tangerang, Banten Tel. +62 21 5583959 Fax. +62 21 5583959 PT BAKRIE NIRWANA SEMESTA Wisma Bakrie 1, 6th Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 5255067 Fax. +62 21 5256068 PT SAMUDRA ASIA NASIONAL Jl. Melasti No. 1 Legian – Kuta, Bali Tel. +62 361 751770 Fax. +62 361 753067
PT RASUNA RESIDENCE DEVELOPMENT Komplek Apartemen Taman Rasuna Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta 12960 Tel. +62 21 9391000 Fax. +62 21 83786244
PT KRAKATAU LAMPUNG TOURISM DEVELOPMENT Jl. Trans Sumatra km. 45 Desa Merak Belatung, Kalianda 35551 Tel. +62 727 322888 Fax. +62 727 322402
PT GRAHA ANDRASENTRA PROPERTINDO Perumahan Bogor Nirwana Residence Jl. Dreded - Pahlawan, Bogor, Jawa Barat 16132 Tel. +62 0251 8211290 Fax. +62 0251 8211295
PT GRAHA INTAN BALI Wisma Bakrie 1, 6th Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. B-1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 5255067 Fax. +62 21 5256068
PT SANGGRAHA PELITA SENTOSA Jl. Setia Mekar Raya – Bekasi Timur Tel. +62 21 8811685 Fax. +62 21 8813210
PT BERKAH PUHU LESTARI Desa Puhu Payangan Kabupaten Gianyar, Bali
284 Bakrieland Laporan Tahunan 2009 Data Perusahaan Corporate Data
PT LIBRATINDO GEMILANG Jl. Marsma Iswahyudi Sepinggan, Balikpapan Tel. +62 524 7028907 Fax. +62 524 764179
PT BAHANA SUKMASEJAHTERA Wisma Bakrie 1, 6th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063
PT BAKRIE BANGUN PERSADA Wisma Bakrie 1, 6th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063
PT PROVICES INDONESIA Wisma Bakrie 1, Ground Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 9393940 Fax. +62 21 9393938
PT BAKRIE PANGRIPTA LOKA Wisma Bakrie 1, 6th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063
PT BALI NIRWANA RESORT Graha Kapital, 3rd Floor Jl. Kemang Raya No. 4, Jakarta 12730 Tel. +62 21 7198634 Fax. +62 21 7198640
PT BAKRIE INFRASTRUCTURE Wisma Bakrie 1, 6th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063
PT BAKRIE SENTRA INVESTAMA Wisma Bakrie 1, 6th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 5255067 Fax. +62 21 5256068
PT BAKRIE TOLL ROAD Wisma Bakrie 1, 6th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 5257835 Fax. +62 21 5225063
PT BAKRIE GRAHA INVESTAMA Wisma Bakrie 1, 6th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 5255067 Fax. +62 21 5256068
PT BAKRIE GRAHA NIRWANA Wisma Bakrie 1, 6th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 5255067 Fax. +62 21 5256068
PT SATRIA CITA PERKASA Wisma Bakrie 1, 1st Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 5250212 Fax. +62 21 5257836
PT BAKRIE ARMO NIRWANA Wisma Bakrie 1, 6th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 5255067 Fax. +62 21 5256068
PT SEMESTA MARGA RAYA Wisma Bakrie 1, 1st Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 5250212 Fax. +62 21 5257836
PT ALBERTA UTILITIES Recapital Building, 10th Floor Jl. Adityawarman Kav. 55 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Tel. +62 21 2702277 Fax. +62 21 7246881
PAN GALACTIC INVETMENT LTD Offshore Incorporations Centre PO BOX 957, Road Town, Tortola British Virgin Islands
PT NIRWANA LEGIAN HOTEL Wisma Bakrie 1, 6th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920 Tel. +62 21 5255067 Fax. +62 21 5256068
TRANSGLOBAL FINANCE LTD Offshore Incorporations Centre PO BOX 957, Road Town, Tortola British Virgin Islands
285
Alamat Kantor Pemasaran Unit Usaha / Kemitraan
Bakrieland Annual Report 2009
Business Unit Marketing Offices / Partnership
BAKRIE NIRWANA SEMESTA (BNS)
BAKRIE SWASAKTI UTAMA (BSU)
Rasuna Office Park Ground Floor Podium Utara Komplek Apartemen Taman Rasuna Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta 12960 Tel. +62 21 83707770 Fax. +62 21 8350102
Marketing Gallery Rasuna Epicentrum Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta 12960 Tel. +62 21 52906666 Fax. +62 21 52906888 www.rasunaepicentrum.com
Pullman Bali Legian Nirwana Jl. Pantai Kuta, Legian Kuta, Bali Tel. +62 361 765743 Fax. +62 361 753066 www.legiannirwana.com Balikpapan Nirwana Suites and Residences Jl. Marsma Iswahjudi, RT 047 Sepinggan, Balikpapan 76114 Tel. +62 542 7028907, 7028970 Fax. +62 542 764179 www.balikpapannirwana.com Krakatoa Nirwana Resort Jl. Trans Sumatera km. 45 Desa Merak Belatung Kalianda, Lampung Selatan 35551 Tel. +62 727 322888 Fax. +62 727 322323 www.krakatoa-nirwana.com BAKRIE TOLL ROAD (BTR) Kantor Operasional Kanci-Pejagan Mertapada km 237,55 Cirebon, Jawa Barat Tel. +62 231 9291199
Marketing Sentra Timur Residence Kota Baru Perumnas Jakarta Jl. Raya Cakung Timur Jakarta 13950 Tel. +62 21 48704999 Fax. +62 21 48703182 www.sentratimuresidence.com
GRAHA ANDRASENTRA PROPETINDO (GAP) Marketing Gallery Bogor Nirwana Residence Jl. Dreded - Pahlawan Bogor - Jawa Barat 16132 Tel. +62 251 8211290 Fax. +62 251 8211295 www.bogornirwana.co.id Ijen Nirwana Residence Jl. Ijen No. 63 Malang Tel. +62 341 566041, 555887 Fax. +62 341 555877 www.ijennirwana.com Batam Nirwana Residence Komplek Nagoya Hill , Blok R 3 B 3, Nagoya, Batam Tel. +62 778 3553555, 7493939 Fax . +62 778 7493825 www.batamnirwana.com
286 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Informasi bagi Pemegang Saham Information for Shareholders
Data Perusahaan Corporate Data
Akuntan Publik | Independent Public Accountant Kantor Akuntan Publik Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja Gedung Jaya 4th Floor Jl. MH. Thamrin No. 12 Jakarta 13440 Tel. +62 21 31968550 Fax. +62 21 31908502 Biro Administrasi Efek | Share Registrar PT Sinartama Gunita Plaza BII Menara 3, 12th Floor Jl. MH. Thamrin No. 51 Jakarta 10350 Tel. +62 21 3922332 Fax. +62 21 3923003 Pemeringkat | Rating Agency PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Setiabudi Atrium, 8th Floor, suite 809-810 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 62 Jakarta 12920 Tel. +62 21 5210077 Fax. +62 21 5210078
Saham Tercatat | Stock Listing PT Bursa Efek Indonesia Indonesia Stock Exchange Building Tower 1 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Tel. +62 21 5150515 Fax. +62 21 5150330 Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan | Annual General Meeting of Shareholders Tuesday, 18 May 2010 Rasuna Epicentrum Jl. H.R. Rasuna Said, Kuningan Jakarta 12960
287
Surat Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi
Bakrieland Annual Report 2009
Statement from the Boards of Commissioners and Directors
Yang bertandatangan di bawah ini telah membaca dan memeriksa dengan seksama serta menyetujui isi dari naskah Buku Laporan Tahunan Perusahaan tahun 2009, yang didalamnya juga memuat Laporan Keuangan Perusahaan untuk tahun buku 2009. The undersigned have read and duly examined and approved the Annual Report of the Company for the year 2009, which includes the Financial Statements for the year 2009. Dewan Komisaris Board of Commissioners
Direksi Board of Directors
Bambang Irawan Hendradi Presiden Komisaris President Commissioner
Hiramsyah Sambudhy Thaib Presiden Direktur & CEO President Director & CEO
Lukman Purnomosidi Komisaris Independen Independent Commissioner
Marudi Surachman Direktur Director
Supartono Komisaris Commissioner
Hamid Mundzir Direktur Director
Edgardo Bautista Komisaris Commissioner
Sri Hascaryo Direktur Director
Kanaka Puradiredja Komisaris Independen Independent Commissioner
Mark Robert Harris Komisaris Commissioner
288 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Indeks untuk Bapepam-LK Index for Bapepam-LK
Materi & Penjelasan
Halaman Page
I. Umum
Subject & Explanation I. General
1. Dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, dianjurkan menyajikan juga dalam Bahasa Inggris.
√
1. In good and correct Indonesian, it is recommended to present the report also in English.
2. Dicetak pada kertas yang berwarna terang agar mudah dibaca dan jelas.
√
2. Printed on light-colored paper so that the text is clear and easy to read.
3. Mencantumkan identitas perusahaan dengan jelas.
√
3. Should state clearly the identity of the company.
Nama perusahaan dan tahun Annual Report ditampilkan di: 1. Sampul muka, samping, dan belakang. 2. Setiap halaman.
4. Laporan Tahunan ditampilkan di website perusahaan.
√
14-15
II. Ikhtisar Data Keuangan Penting
1. Informasi keuangan dalam bentuk perbandingan selama 5 tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 tahun.
1. 2. 3. 4.
17
18
In the form of tables and graphs.
3. The Annual Report must contain information regarding the number of bonds or convertible bonds issued which remain outstanding, the interest rate, and date of maturity in the last 2 financial years. 1. 2. 3. 4.
The number of bonds/convertible bonds outstanding. Interest rate. Maturity date. Rating of bonds.
III. Board of Commissioners’ and Board of Directors’ Report 32-37
Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Penilaian kinerja Direksi mengenai pengelolaan perusahaan. 2. Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh Direksi. 3. Komite-komite yang berada dibawah pengawasan Dewan Komisaris. 4. Perubahan komposisi Dewan Komisaris (jika ada).
2. Laporan Direksi. Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Kinerja perusahaan mencakup antara lain kebijakan strategis, perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan, dan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan. 2. Prospek usaha. 3. Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik yang telah dilaksanakan oleh perusahaan. 4. Perubahan komposisi Direksi (jika ada).
The information contained includes: 1. Sales/income from business. 2. Gross profit (loss). 3. Business profit (loss). 4. Net profit (loss). 5. Net profit (loss) per share. 6. Net working capital. 7. Total investment. 8. Total assets. 9. Total liabilities. 10. Total equity. 11. Financial ratio which are common and relevant to the company’s industry.
2. The Annual Report must contain information regarding the highest price of shares, lowest price of shares, and closing price, and the number of shares placed on the market (listed) for each three-month period in the last two (2) financial years (if any). The price of shares prior to the last revision in capital should be adjusted in the event, among others, that it was due to a splitting of shares, dividend on shares, and bonus shares.
Jumlah obligasi/obligasi konversi yang beredar. Tingkat bunga. Tanggal jatuh tempo. Peringkat obligasi.
1. Laporan Dewan Komisaris.
III. Laporan Dewan Komisaris dan Direksi
1. Financial information in comparative form over a period of 5 financial years or since the commencement of business if the company has been running its business activities for less than 5 years.
Dalam bentuk tabel dan grafik.
3. Laporan Tahunan wajib memuat informasi jumlah obligasi atau obligasi konvertibel yang diterbitkan yang masih beredar, tingkat bunga, dan tanggal jatuh tempo dalam 2 tahun buku terakhir.
4. The Annual Report is presented in the company’s website.
II. Summary of Key Financial Information
Informasi memuat antara lain: 1. Penjualan/pendapatan usaha. 2. Laba (rugi) kotor. 3. Laba (rugi) usaha. 4. Laba (rugi) bersih. 5. Laba (rugi) bersih per saham. 6. Modal kerja bersih. 7. Jumlah investasi. 8. Jumlah aktiva. 9. Jumlah kewajiban. 10. Jumlah Ekuitas. 11. Rasio-rasio keuangan secara umum dan yang relevan dengan industri perusahaan.
2. Laporan Tahunan wajib memuat informasi harga saham tertinggi, terendah, dan penutupan, serta jumlah saham yang diperdagangkan (dicatatkan) untuk setiap masa triwulan dalam 2 tahun buku terakhir (jika ada). Harga saham sebelum perubahan permodalan terakhir wajib disesuaikan dalam hal terjadi antara lain karena pemecahan saham, dividen saham, dan saham bonus.
Name of company and year of the annual report is placed on: 1. The front cover, sides, and back. 2. Each page.
1. Report of the Board of Commissioners.
38-45
Contains the following items: 1. Assessment on the performance of the Board of Directors in managing the company. 2. View on the prospects of the company’s business as established by the Board of Directors. 3. Committees under the Board of Commissioners. 4. Changes in the composition of the Board of Commissioners (if any).
2. Report of the Board of Directors.
Contains the following items: 1. The company’s performance, encompassing among others strategic policies, comparison between achievement of results and targets, and challenges faced by the company. 2. Business prospects. 3. Implementation of Good Corporate Governance by the company. 4. Changes in the composition of the Board of Directors (if any).
289 Bakrieland Annual Report 2009
Materi & Penjelasan
3. Tanda tangan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.
Halaman Page 287
Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Tanda tangan dituangkan pada lembaran tersendiri. 2. Pernyataan bahwa Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan. 3. Ditandatangani seluruh anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi dengan menyebutkan nama dan jabatannya. 4. Penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari yang bersangkutan dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris atau Direksi yang tidak menandatangani laporan tahunan, atau penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari anggota yang lain dalam hal tidak terdapat penjelasan tertulis dari yang bersangkutan.
1. Nama dan alamat perusahaan.
Mencakup antara lain: 1. Nama pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham. 2. Direktur dan Komisaris yang memiliki saham. 3. Pemegang saham masyarakat dengan kepemilikan saham masingmasing kurang dari 5%.
281-282
The information should contain: 1. Name. 2. Title (including titles in other companies or institutions). 3. Age. 4. Education. 5. Working experience.
7. Name, title, and brief curriculum vitae of the members of the Board of Directors. The information should contain: 1. Name. 2. Title (including titles in other companies or institutions). 3. Age. 4. Education. 5. Working experience.
8. Number of employees (comparative in two years) and description of competence building (for example: education and training of employees).
16 & 176
Includes the following: 1. Explanation on the company vision. 2. Explanation on the company mission.
6. Name, title, and brief curriculum vitae of the members of the Board of Commissioners.
112-114
In the form of a chart, giving the names and titles.
5. Company vision and mission.
272-273
Includes type of products and/or services produced.
4. Organizational structure.
270-271
Includes among others: date/year of establishment, name and change in the company name, if any.
3. Line of business.
10-11
Includes information on name and address, zip code, telephone and/or facsimile, email, website.
2. Brief history of the company.
Informasi memuat antara lain: 1. Jumlah karyawan untuk masing-masing level organisasi. 2. Jumlah karyawan untuk masing-masing tingkat pendidikan. 3. Pelatihan karyawan yang telah dan akan dilakukan. 4. Adanya persamaan kesempatan kepada seluruh karyawan. 5. Biaya yang telah dikeluarkan.
9. Komposisi pemegang saham.
8-9
Informasi memuat antara lain: 1. Nama. 2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain). 3. Umur. 4. Pendidikan. 5. Pengalaman kerja.
8. Jumlah Karyawan (komparatif 2 tahun) dan deskripsi pengembangan kompetensinya (contoh: aspek pendidikan dan pelatihan karyawan).
1. Name and address of the company.
Informasi memuat antara lain: 1. Nama. 2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain). 3. Umur. 4. Pendidikan. 5. Pengalaman kerja.
7. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota Direksi.
8-9
Mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Penjelasan tentang visi perusahaan. 2. Penjelasan tentang misi perusahaan.
6. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota Dewan Komisaris.
Dalam bentuk bagan, meliputi nama dan jabatan.
5. Visi dan misi perusahaan.
Back Cover
Meliputi jenis produk dan/atau jasa yang dihasilkan.
4. Struktur organisasi.
Contains the following items: 1. Signatures are set on a separate page. 2. Statement that the Board of Directors and the Board of Commissioners are fully responsible for the accuracy of the annual report. 3. Signed by all members of the Board of Commissioners and Board of Directors, stating their names and titles/positions. 4. A written explanation in a separate letter from each member of the Board of Commissioners or the Board of Directors who refuses to sign the annual report, or written explanation in a separate letter from the other members in the event that there is no written explanation provided by the said member.
IV. Company Profile
Mencakup antara lain: tanggal/tahun pendirian, nama dan perubahan nama perusahaan jika ada.
3. Bidang usaha.
3. Signature of members of the Board of Directors and the Board of Commissioners.
Meliputi informasi tentang nama dan alamat, kode pos, nomor telepon dan/atau nomor faksimili, email, website.
2. Riwayat singkat perusahaan.
IV. Profil Perusahaan
Subject & Explanation
The information should contain: 1. The number of employees for each level of the organization. 2. The number of employees for each level of education. 3. Training of employees that has been and will be conducted. 4. Availability of equal opportunity to all employees. 5. Expenses incurred.
9. Composition of shareholders.
Should include: 1. Names of shareholders having 5% or more shares. 2. Directors and Commissioners who own shares. 3. Public shareholders having respective share ownership of less than 5%.
290 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Materi & Penjelasan
10. Daftar anak perusahaan dan/atau perusahaan afiliasi.
1. Tinjauan operasi per segmen bisnis.
286
Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan antara kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya (dalam bentuk narasi dan tabel), antara lain mengenai: 1. Aktiva lancar, aktiva tidak lancar, dan jumlah aktiva. 2. Kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar, dan jumlah kewajiban. 3. Penjualan/pendapatan usaha. 4. Beban usaha. 5. Laba/Rugi bersih.
207-218
The information should contain: 1. How many audit periods has the accountant audited the financial statements of the company. 2. How many audit periods has the public accountant firm audited the financial statements of the company. 3. The amount of audit fee. 4. Other service provided by the accountant in addition to financial audit.
15. Reward and certification received by the company, both on a national scale and international scale.
283-285
The information contains, among others: 1. Name and address of share registrar. 2. Name and address of the public accountants’ office. 3. Name and address of the securities rating company.
14. Company accountant.
30-31
Includes among others: 1. Chronology of other securities listing. 2. Types of corporate action that caused changes in the number of securities. 3. Changes in the number of securities from the initial listing up to the end of the financial year. 4. Name of stock exchange where the company’s other securities are listed. 5. Rating of the securities.
13. Name and address of institution and or profession supporting the capital market.
176
Includes among others: 1. Chronology of shares listing. 2. Types of corporate action that caused changes in the number of shares. 3. Changes in the number of shares from the beginning of listing up to the end of the financial year. 4. Name of Stock Exchange where the company shares are listed.
12. Chronology of other securities listing.
Information should include: 1. Name of the reward. 2. Year of receiving the award. 3. Institution presenting the award. 4. Period of validity.
16. Name and address of subsidiary and or branch office or representative office (if any).
V. Management Analysis and Discussion on Company Performance
Memuat uraian mengenai: 1. Produksi. 2. Penjualan/pendapatan usaha. 3. Profitabilitas. 4. Peningkatan/penurunan kapasitas produksi untuk masing-masing segmen bisnis.
2. Uraian atas kinerja keuangan perusahaan.
The information contains, among others: 1. Name of subsidiaries/affiliated companies. 2. Percentage of share ownership. 3. Information on the field of business of the subsidiary or affiliated company. 4. Explanation regarding the operational status of the subsidiary or affiliated company (already operating or not yet operating).
11. Chronology of shares listing.
18
V. Analisis dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Informasi memuat antara lain: 1. Nama penghargaan. 2. Tahun perolehan. 3. Badan pemberi penghargaan. 4. Masa berlaku.
16. Nama dan alamat anak perusahaan dan atau kantor cabang atau kantor perwakilan (jika ada).
10. List of subsidiaries and/or affiliated companies.
Informasi memuat antara lain: 1. Berapa periode audit akuntan telah mengaudit laporan keuangan perusahaan. 2. Berapa periode audit kantor akuntan publik telah mengaudit laporan keuangan perusahaan. 3. Besarnya fee audit. 4. Jasa lain yang diberikan akuntan selain jasa financial audit.
15. Penghargaan dan sertifikasi yang diterima perusahaan baik yang berskala nasional maupun internasional.
16
Informasi memuat antara lain: 1. Nama dan alamat biro administrasi efek. 2. Nama dan alamat kantor akuntan publik. 3. Nama dan alamat perusahaan pemeringkat efek.
14. Akuntan perusahaan.
Mencakup antara lain: 1. Kronologi pencatatan efek lainnya. 2. Jenis tindakan korporasi yang menyebabkan perubahan jumlah efek lainnya. 3. Perubahan jumlah efek lainnya dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku. 4. Nama bursa dimana efek lainnya perusahaan dicatatkan. 5. Peringkat efek.
13. Nama dan alamat lembaga dan atau profesi penunjang pasar modal.
Subject & Explanation
Mencakup antara lain: 1. Kronologi pencatatan saham. 2. Jenis tindakan korporasi yang menyebabkan perubahan jumlah saham. 3. Perubahan jumlah saham dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku. 4. Nama Bursa dimana saham perusahaan dicatatkan.
12. Kronologi pencatatan efek lainnya.
23
Informasi memuat antara lain: 1. Nama anak perusahaan/perusahaan afiliasi. 2. Presentase Kepemilikan saham. 3. Keterangan tentang bidang usaha anak perusahaan atau perusahaan asosiasi. 4. Keterangan status operasi perusahaan anak atau perusahaan asosiasi (telah beroperasi atau belum beroperasi).
11. Kronologi pencatatan saham.
Halaman Page
1. Operational review per business segment.
218-228 & 232-233
Contains description of: 1. Production. 2. Sales/income from business. 3. Profitability. 4. Increase/decrease in production capacity in each business segment.
2. Description of company’s financial performance.
An analysis of the financial performance which includes a comparison between the financial performance of the current year and that of the previous year (in the form of narration and tables), among others concerning: 1. Current assets, non-current assets, and amount of assets. 2. Current liabilities, non-current liabilities, and amount of liabilities. 3. Sales/income from business. 4. Overhead cost. 5. Net profit/loss.
291 Bakrieland Annual Report 2009
Materi & Penjelasan
3. Bahasan dan analisis tentang kemampuan membayar hutang dan tingkat kolektibilitas piutang Perseroan.
218-223
13. Pernyataan mengenai kebijakan dividen dan tanggal serta jumlah dividen kas per saham dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau dibayar selama 2 tahun buku terakhir.
Memuat uraian mengenai: 1. Besarnya deviden untuk masing-masing tahun. 2. Besarnya Payout Ratio.
4. Discussion on capital structure, capital structure policies, and liquidity. Explanation on: 1. Capital structure. 2. Capital structure policies. 3. Liquidity.
5. Discussion on material ties for the investment of capital goods.
Explanation on: 1. The purpose of such ties. 2. Source of funds expected to fulfil the said ties. 3. Currency of denomination. 4. Steps taken by the company to protect the position of related foreign currency against risks.
7. Information regarding substantial components of earnings and other costs, in order to calculate the company’s income.
251-253
265
Information on the company prospects in connection with industry, economy in general, and the international market, which can be accompanied with supporting quantitative data if there is a reliable data source.
12. Information on marketing aspects.
Description of important events after the date of the accountant’s report including their impact on performance and business risks in the future.
11. Description of the company’s business prospects.
86-93 & 244-247
Is this disclosed or not.
10. Material Information and acts that occurred after the date of the accountant’s report.
247-250
Is this disclosed or not.
9. Discussion on the impact of price change to the company’s sales and net income and the operational profit of the company for the past two (2) years or since the company commenced its business, if the company has been operating for less than two years.
262-263
Is this disclosed or not.
8. If the financial statement discloses a material increase or decrease in the sales or net income, then an explanation should be included concerning the extent that such changes can be linked to, among others, the amount of goods or services sold, and or the existence of new products or services.
Uraian mengenai prospek perusahaan sehubungan dengan industri, ekonomi secara umum dan pasar internasional serta dapat disertai data pendukung kuantitatif jika ada sumber data yang layak dipercaya.
Uraian tentang pemasaran atas produk dan jasa perusahaan, antara lain meliputi pangsa pasar.
Explanation on: 1. Capacity to pay debts. 2. Collectable accounts receivable.
261 6. Discussion and analysis of financial information that was reported (Tidak ada concerning extraordinary and rare events. pengungkapan/ Not disclosed) Is this disclosed or not.
Uraian kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan termasuk dampaknya terhadap kinerja dan risiko usaha di masa mendatang.
12. Uraian tentang aspek pemasaran.
Ada atau tidak ada pengungkapan.
11. Uraian tentang prospek usaha perusahaan.
264
Ada atau tidak ada pengungkapan.
10. Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan.
3. Discussion and analysis on the capacity to pay debts and the company’s collectable accounts receivable.
Ada atau tidak ada pengungkapan.
9. Bahasan tentang dampak perubahan harga terhadap penjualan atau pendapatan bersih perusahaan serta laba operasi perusahaan selama 2 tahun atau sejak perusahaan memulai usahanya, jika baru memulai usahanya kurang dari 2 tahun.
8. Jika laporan keuangan mengungkapkan peningkatan atau penurunan Tidak ada yang material dari penjualan atau pendapatan bersih, maka wajib pengungkapan/ disertai dengan bahasan tentang sejauh mana perubahan tersebut dapat Not disclosed dikaitkan antara lain dengan, jumlah barang atau jasa yang dijual, dan atau adanya produk atau jasa baru.
Ada atau tidak ada pengungkapan.
7. Uraian tentang komponen-komponen substansial dari pendapatan dan beban lainnya, untuk dapat mengetahui hasil usaha perusahaan.
229-232
Penjelasan tentang: 1. Tujuan dari ikatan tersebut. 2. Sumber dana yang diharapkan untuk memenuhi ikatan-ikatan tersebut. 3. Mata uang yang menjadi denominasi. 4. Langkah-langkah yang direncanakan perusahaan untuk melindungi risiko dari posisi mata uang asing yang terkait.
6. Bahasan dan analisis tentang informasi keuangan yang telah dilaporkan yang mengandung kejadian yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi.
Subject & Explanation
Penjelasan tentang: 1. Struktur modal. 2. Kebijakan manajemen atas struktur modal. 3. Tingkat likuiditas perusahaan.
5. Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal.
234-236
Penjelasan tentang: 1. Kemampuan membayar hutang. 2. Tingkat kolektibilitas piutang.
4. Bahasan tentang struktur modal, kebijakan manajemen atas struktur modal, dan tingkat likuiditas perusahaan.
Halaman Page
Information regarding the marketing of the company’s products and services, among others concerning the market segment.
13. Statement regarding the dividend policy and the date and amount of cash dividend per share and amount of dividend per year as announced or paid during the past two (2) years.
Contains information on: 1. Amount of dividend for each year. 2. Pay-out ratio.
292 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Materi & Penjelasan
14. Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum.
15. Informasi material, antara lain mengenai investasi, ekspansi, divestasi, akuisisi, restrukturisasi hutang/modal, transaksi yang mengandung benturan kepentingan dan sifat transaksi dengan pihak afiliasi.
16. Uraian mengenai perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap perusahaan. Uraian memuat perubahan peraturan pemerintah dan dampaknya terhadap laporan keuangan. 17. Uraian mengenai perubahan kebijakan akuntansi.
254-259
262
16. Description on changes in laws and regulations having significant effects on the company.
236-239
Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota Komite Audit. 2. Uraian tugas dan tanggung jawab. 3. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite Audit. 4. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan Komite Audit. 5. Independensi anggota Komite Audit.
4. Komite Nominasi dan Remunerasi.
Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota Komite Nominasi dan Remunerasi . 2. Independensi anggota Komite Nominasi dan Remunerasi . 3. Uraian tugas dan tanggung jawab. 4. Uraian pelaksanaan kegiatan Komite Nominasi dan Remunerasi. 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite Nominasi dan Remunerasi .
Information containing amendment to government regulations and impacts on the financial statements.
17. Description of changes in the accounting policy.
Description should contain revisions to accounting policies, rationale and impact on the financial statement.
VI. Corporate Governance 161-163
1. Information on the Board of Commissioners.
168-172
Uraian memuat antara lain: 1. Ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing anggota Direksi. 2. Pengungkapan prosedur penetapan dan besarnya remunerasi anggota Direksi. 3. Frekuensi pertemuan. 4. Tingkat kehadiran anggota Direksi dalam pertemuan. 5. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Direksi.
3. Komite Audit.
Contains information on: 1. Total funds obtained. 2. Budget plan. 3. Details of budget plan. 4. Balance. 5. Change in the budget plan (if any).
15. Material information, among others concerning investment, expansion, divestment, acquisition, debt/capital restructuring, transactions containing conflict of interest, and the nature of transactions with affiliated parties.
Uraian memuat antara lain: 1. Uraian pelaksanaan tugas Dewan Komisaris. 2. Pengungkapan prosedur penetapan dan besarnya remunerasi anggota Dewan Komisaris. 3. Frekuensi pertemuan. 4. Tingkat kehadiran Dewan Komisaris dalam pertemuan.
2. Uraian Direksi.
14. Realization of uses of funds obtained from the public offering.
Uraian memuat perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya terhadap laporan keuangan.
1. Uraian Dewan Komisaris.
259-261
VI. Tata Kelola Perusahaan
Subject & Explanation
Memuat uraian mengenai: 1. Total perolehan dana. 2. Rencana penggunaan dana. 3. Rincian penggunaan dana. 4. Saldo. 5. Perubahan penggunaan dana (jika ada).
Halaman Page
2. Information on the Board of Directors.
163-165
The information should include: 1. Scope of work and responsibility of each member of the Board of Directors. 2. Disclosing the procedure for determining, and the amount of remuneration for the members of the Board of Directors. 3. Frequency of meetings. 4. Attendance of the Board of Directors in the meetings. 5. Training programs for improving the competence of the Board of Directors.
3. Audit Committee.
166-167 & 168
The information should contain: 1. Description of the tasks implemented by the Board of Commissioners. 2. Disclosing the procedure for determining, and the amount of remuneration for the members of the Board of Commissioners. 3. Frequency of meetings. 4. Attendance of the Board of Commissioners in the meetings.
Includes among others: 1. Name, title, and brief curriculum vitae of the members of the Audit Committee. 2. Description of tasks and responsibilities. 3. Frequency of meetings and the attendance of the Audit Committee. 4. Brief report on the activities carried out by the Audit Committee. 5. Independence of the members of the Audit Committee.
4. Nomination and Remuneration Committee.
Includes among others: 1. Name, title, and brief curriculum vitae of the members of the Nomination and Remuneration Committee. 2. Independence of the members of the Nomination and Remuneration Committee. 3. Description of the tasks and responsibilities. 4. Activities carried out by the Nomination and Remuneration Committee. 5. Frequency of meetings and the attendance of the Nomination and Remuneration Committee.
293 Bakrieland Annual Report 2009
Materi & Penjelasan
5. Komite Monitoring Risiko.
182-184
Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Aktivitas pelestarian lingkungan. 2. Aktivitas pengelolaan lingkungan. 3. Sertifikasi atas pengelolaan lingkungan. 4. Biaya yang telah dikeluarkan.
94-97
Information includes among others: 1. Setting up Center for Consumer Complaint. 2. Program for improving services to consumers. 3. Expenses incurred.
11. Description on the activities and expenses incurred related to corporate social responsibility, particularly on “community development program” which have been carried out.
126-141
Includes among others: 1. Explanation of the risks faced by the company (for example: risks caused by fluctuation of the exchange rate or interest rate, competition in business, supply of raw materials, provisions set by other countries or international regulations, and government policies). 2. Efforts to manage those risks.
10. Description of the activities and expenses incurred in related to corporate social responsibility, particularly on commitment to consumer protection.
126-141
Includes among others: 1. Information on the existence of the Internal Audit Unit. 2. Explanation on the Internal Audit Charter. 3. Explanation on the duties and responsibilities of the Internal Audit Unit. 4. Activities carried out by the Internal Audit Unit. 5. Name and brief curriculum vitae of the Head of the Internal Audit.
9. Description of the company’s risk management.
189-190
Includes among others: 1. Name and brief history of the position of corporate secretary. 2. Description of the tasks performed by the corporate secretary.
8. Description of the company’s Internal Audit Unit.
Includes among others: 1. Name, title, and brief curriculum vitae of the members of the committees. 2. Independence of the members of the committees. 3. Description of the tasks and responsibilities. 4. Activities carried out by the committees. 5. Frequency of meetings and the attendance of the committees.
7. Description of tasks and function of the corporate secretary.
98-109
Includes among others: 1. Name, title, and brief curriculum vitae of the members of the Risk Monitoring Committee. 2. Independence of the members of the Risk Monitoring Committee. 3. Description of the tasks and responsibilities. 4. Activities carried out by the Risk Monitoring Committee. 5. Frequency of meetings and the attendance of the Risk Monitoring Committee.
6. Other committees in the company.
Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Mitra Usaha binaan Perusahaan. 2. Program pengembangan pendidikan. 3. Program perbaikan kesehatan. 4. Program pengembangan seni budaya. 5. Biaya yang telah dikeluarkan.
12. Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan terutama aktivitas lingkungan.
Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Pembentukan Pusat Pengaduan Konsumen. 2. Program peningkatan layanan kepada konsumen. 3. Biaya yang telah dikeluarkan.
11. Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan terutama mengenai “community development program” yang telah dilakukan.
5. Risk Monitoring Committee.
Mencakup antara lain: 1. Penjelasan mengenai risiko-risiko yang dihadapi perusahaan (misalnya risiko yang disebabkan oleh fluktuasi kurs atau suku bunga, persaingan usaha, pasokan bahan baku, ketentuan negara lain atau peraturan internasional, dan kebijakan pemerintah). 2. Upaya untuk mengelola risiko tersebut.
10. Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan terutama mengenai komitmen perusahaan terhadap perlindungan konsumen.
167-168
Mencakup antara lain: 1. Informasi tentang keberadaan Unit Audit Internal. 2. Penjelasan tentang Piagam Audit Internal. 3. Penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab Unit Audit Internal. 4. Uraian pelaksanaan kegiatan Unit Audit Internal. 5. Nama dan riwayat hidup singkat kepala Unit Audit Internal.
9. Uraian mengenai manajemen risiko perusahaan.
Mencakup antara lain: 1. Nama dan riwayat jabatan singkat sekretaris perusahaan. 2. Uraian pelaksanaan tugas sekretaris perusahaan.
8. Uraian tentang Unit Audit Internal.
Subject & Explanation
Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite lain. 2. Independensi anggota komite lain. 3. Uraian tugas dan tanggung jawab. 4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite lain. 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite lain.
7. Uraian tugas dan fungsi sekretaris perusahaan.
165 & 168
Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota Komite Monitoring Risiko. 2. Independensi anggota Komite Monitoring Risiko. 3. Uraian tugas dan tanggung jawab. 4. Uraian pelaksanaan kegiatan Komite Monitoring Risiko. 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite Monitoring Risiko.
6. Komite-komite lain yang dimiliki oleh perusahaan.
Halaman Page
Information includes among others: 1. Supervised Business Partner. 2. Education development program. 3. Health improvement program. 4. Culture development program. 5. Expenses incurred.
12. Description on the activities and expenses incurred related to corporate social responsibility, particularly on environmental activities.
Information includes among others: 1. Preserving environment activity. 2. Environment management activity. 3. Certification to Environment management. 4. Expenses incurred.
294 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
Materi & Penjelasan
13. Perkara penting yang sedang dihadapi oleh Emiten atau Perusahaan Publik, Direksi dan anggota Dewan Komisaris yang sedang menjabat.
184
152-153
Memuat uraian tentang: 1. Keberadaan Code of Conduct. 2. Isi Code of Conduct. 3. Penyebaran Code of Conduct kepada karyawan dan upaya penegakannya. 4. Pernyataan mengenai budaya perusahaan yang dimiliki perusahaan.
1. Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan.
2. Opini akuntan atas laporan keuangan.
Kesesuaian dengan SPAP-IAI.
3. Deskripsi Auditor Independen di Opini.
Kesesuaian dengan peraturan Bapepam No. VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan.
Deskripsi memuat tentang: 1. Nama & tanda tangan. 2. Tanggal Laporan Audit. 3. Nomor ijin KAP (jika ada).
4. Laporan keuangan yang lengkap.
Memuat secara lengkap unsur-unsur laporan keuangan: 1. Neraca. 2. Laporan laba rugi. 3. Laporan perubahan ekuitas. 4. Laporan arus kas. 5. Catatan atas laporan keuangan.
13. Important cases faced by the Issuer or Public Company, current members of the Board of Directors and Board of Commissioners.
Information includes: 1. Material of the case/claim. 2. Case status. 3. Status of settlement of case/claim. 4. Potential impacts on the financial condition of the company.
14. Access to corporate information and data.
Description on the availability of access to corporate information and data to the public, for example through website, mass media, mailing list, bulletin etc.
15. Company ethics.
VII. Informasi Keuangan
Subject & Explanation
Uraian mengenai tersedianya akses informasi dan data perusahaan kepada publik, misalnya melalui website, media massa, mailing list, buletin dsb.
15. Etika perusahaan.
176
Informasi mencakup: 1. Pokok perkara/gugatan. 2. Kasus posisi. 3. Status penyelesaian perkara/gugatan. 4. Pengaruhnya terhadap kondisi keuangan perusahaan.
14. Akses informasi dan data perusahaan.
Halaman Page
Contains information on: 1. The existence of the Code of Conduct. 2. Content of the Code of Conduct. 3. Distribution of the Code of Conduct to the employees and efforts to uphold the Code. 4. Statement concerning the corporate culture.
VII. Financial Information √
1. Statement by the Board of Directors concerning the Responsibility of the Board of Directors on the Financial Statement.
Compliance with Bapepam Regulation No.VIII.G.11 on Responsibility of the Board of Directors on the Financial Statement.
Audited Report 2. Accountant’s opinion on the financial statement. ii Compliance with SPAP-IAI. Audited Report 3. iii
Description of the Independent Auditor in the Opinion. The description contains: 1. Name and signature. 2. Date of the audit report. 3. KAP license number (if any).
Audited Report 4. Comprehensive financial statement. 1-104 Contains all elements of the financial statement: 1. Balance sheet. 2. Profit loss statement. 3. Equity statement. 4. Cash flow report. 5. Notes to the financial statement.
5. Perbandingan tingkat profitabilitas.
Audited Report 4-5 & 17
6. Penyajian Laporan Arus Kas.
Audited Report 6. Presentation of Cash Flow Report. 8-9 Meets the following provisions: 1. Uses a direct method. 2. Grouped into three categories of activity: operational activity, investment, and funding. 3. Disclosing activities that do not influence the cash flow. 4. Separating the presentation between cash receipt and or cash expended to the customer, employee, supplier, and payment of taxes during the current year for operational activities. 5. Presenting the addition and payment of long-term debt as well as dividend in funding.
Memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. Penggunaan metode langsung (direct method). 2. Pengelompokan dalam tiga kategori aktivitas: aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. 3. Pengungkapan aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas. 4. Pemisahan penyajian antara penerimaan kas dan atau pengeluaran kas kepada pelanggan (customer), karyawan, pemasok, dan pembayaran pajak selama tahun berjalan pada aktivitas operasi. 5. Penyajian penambahan dan pembayaran hutang jangka panjang serta dividen pada aktivitas pendanaan.
7. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi.
Meliputi sekurang-kurangnya: 1. Konsep dasar penyajian laporan keuangan. 2. Pengakuan pendapatan dan beban. 3. Penilaian investasi. 4. Penilaian dan metode penyusutan aktiva tetap. 5. Dasar perhitungan laba per saham.
5. Comparison of profitability.
Audited Report 7. 17-30
Summary of Accounting Policy. Includes at least: 1. Basic concept in presenting a financial statement. 2. Recognition of income and overhead. 3. Assessment for investment. 4. Assessment and method of depreciating fixed assets. 5. Basis for calculating profit per share.
295 Bakrieland Annual Report 2009
Halaman Page
Materi & Penjelasan
Audited Report 8. Transaction with Affiliated Parties. 84-87 Issues that should be disclosed are: Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Rincian jenis transaksi, nama pihak yang memiliki hubungan istimewa, 1. Details on the type of transaction, name of the affiliated party, and dan jumlah piutang dan atau hutang yang terkait. total accounts receivable and or related debts. 2. Details on the individual assets, liabilities, sales and purchase 2. Dirinci jumlah masing-masing pos aktiva, kewajiban, penjualan dan pembelian (beban) kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa (charge) to the affiliated parties and percentage against the total beserta persentasenya terhadap total aktiva, kewajiban, penjualan dan assets, liabilities, sales and purchases. pembelian (beban). 3. Explanation of transactions that are not related to the core business 3. Penjelasan transaksi yang tidak berhubungan dengan kegiatan usaha and the amount of debt/accounts receivable in connection with the utama dan jumlah hutang/piutang sehubungan dengan transaksi said transaction. 4. Nature of the affiliation, type and element of transaction with tersebut. 4. Sifat hubungan, jenis dan unsur transaksi hubungan istimewa. affiliated parties. 5. Price policy and terms of transaction and a statement on whether 5. Kebijakan harga dan syarat transaksi serta pernyataan apakah penerapan kebijakaan harga dan syarat tersebut sama dengan kebijakan harga dan the application of said price policy and terms are the same as the syarat untuk transaksi dengan pihak ketiga. price policy and terms for transaction with a third party.
8. Transaksi dengan Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa.
9. Pengungkapan yang Berhubungan dengan Hal-hal yang diungkapkan selain Jenis dan Jumlah Hutang Perpajakan.
harus Audited Report 59-62
1. Rekonsiliasi antara beban (penghasilan) pajak dengan hasil perkalian laba akuntansi dengan tarif yang berlaku dengan mengungkapkan dasar perhitungan tarif pajak yang berlaku. 2. Rekonsiliasi fiskal dan perhitungan beban pajak kini. 3. Pernyataan bahwa Laba Kena Pajak (LKP) hasil rekonsiliasi telah sesuai dengan SPT. 4. Rincian aktiva dan kewajiban pajak tangguhan yang disajikan pada neraca untuk setiap periode penyajian, dan jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang diakui pada laporan laba rugi apabila jumlah tersebut tidak terlihat dari jumlah aktiva atau kewajiban pajak tangguhan yang diakui pada neraca. 5. Pengungkapan ada atau tidak ada sengketa pajak.
Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Penjelasan mengenai standar akuntansi keuangan dan peraturan baru yang diterapkan dan mempengaruhi aktivitas perusahaan; dan 2. Dampak penerapan standar akuntansi keuangan dan peraturan baru tersebut.
12. Komitmen dan Kontinjensi.
Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Untuk perikatan berupa perjanjian sewa, keagenan dan distribusi, bantuan manajemen, teknis, royalti dan lisensi memuat uraian tentang pihak-pihak yang terkait, periode berlakunya perikatan, dasar penentuan kompensasi dan denda, jumlah beban atau pendapatan pada periode pelaporan, dan pembatasan-pembatasan lainnya. 2. Untuk perikatan berupa Kontrak/perjanjian yang memerlukan penggunaan dana di masa yang akan datang, seperti: pembangunan pabrik, perjanjian pembelian, ikatan untuk investasi, dsb. memuat uraian tentang pihakpihak yang terkait dalam perjanjian, periode berlakunya perikatan, nilai keseluruhan, mata uang, dan bagian yang telah direalisasi. 3. Untuk pemberian jaminan/garansi memuat uraian tentang pihak-pihak yang dijamin dan yang menerima jaminan, yang dipisahkan antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan pihak ketiga untuk pihak yang dijamin, latar belakang dikeluarkannya jaminan, periode berlakunya jaminan, nilai jaminan. 4. Perkara/sengketa hukum dengan mengungkapkan pihak-pihak yang terkait, jumlah yang diperkarakan, serta latar belakang, isi dan status perkara dan pendapat hukum (legal opinion). 5. Untuk peraturan pemerintah yang mengikat perusahaan seperti: masalah lingkungan hidup, diungkapkan uraian singkat tentang peraturan dan dampaknya terhadap perusahaan.
1. Reconciliation between tax charge (income) and the result of multiplying the accounting profit with the current rate and disclosing the basis for calculating the tax rate. 2. Fiscal reconciliation and calculation of current tax. 3. Statement that the amount of Taxable Profit as calculated through reconciliation is in accordance with the Tax Return. 4. Details of the assets and liabilities in deferred tax presented in the balance sheet in each period of presentation, and amount of charge (income) of deferred tax acknowledged in the profit loss statement if the said amount is not evident in the asset or liability of deferred tax acknowledged in the balance sheet. 5. Disclosure of whether or not there is a tax dispute.
10. Assets and Liabilities in Foreign Currency.
11. Perkembangan Terakhir Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Audited Report Lainnya. 101-103
9. Disclosure related to matters which must be disclosed other than type and total of tax obligation.
10. Aktiva & Kewajiban Dalam Mata Uang Asing Hal-hal yang harus diungkapkan. Audited Report 91 1. Rincian aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing serta ekuivalennya dalam rupiah. 2. Posisi neto dari aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing. 3. Rincian kontrak valuta berjangka dan equivalen dalam rupiah. 4. Kebijakan manajemen risiko mata uang asing. 5. Apabila lindung nilai tidak dilakukan, alasan untuk tidak melakukannya.
Subject & Explanation
1. Details of the assets and liabilities in foreign currency and the equivalent in rupiah. 2. Net position of assets and liabilities in foreign currency. 3. Details of futures contract in foreign currency and equivalent in rupiah. 4. Risk management in foreign currency. 5. If hedging is not done, what is the reason?
11. Latest Development on Financial Accounting Standards and Other Regulations.
Matters that should be disclosed: 1. Description on applied new financial accounting standards and regulations affecting the company’s activities; and 2. The impact of the applied new financial accounting standards and regulations.
Audited Report 12. Commitment and Contingency. 92-97 Matters that should be disclosed: 1. For ties in the form of a lease agreement, agency and distribution, managerial assistance, technical, royalty and license, a description on the related parties, period of validity, basis for determining compensation and fine, amount of charge or income in the reporting period, and other restrictions. 2. For ties in the form of a contract/agreement which requires the use of funds in the future, such as: factory construction, purchase agreement, investment, etc., a description on the related parties in the agreement, the period of validity, total value, currency, and portion already realized. 3. For giving warranty/guarantee, a description on the parties to be covered and the party receiving the guarantee, and separating the affiliated parties and third party for the party being covered, the reason for issuing guarantee, period of validity of the guarantee, and value (amount) of the guarantee. 4. Lawsuits/disputes, disclosing the related parties, the amount being disputed, the background, content and status of the case, and a legal opinion. 5. For government regulations that bind the company, for example in environmental issues, a brief description of the regulation and its impact on the company.
296 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
297 Bakrieland Annual Report 2009
LAPORAN KEUANGAN FINANCIAL REPORT
PT Bakrieland Development Tbk Dan Anak Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 PT Bakrieland Development Tbk And Subsidiaries Consolidated Financial Statements For the Year Ended December 31, 2009 and 2008
298 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
299 Bakrieland Annual Report 2009
300 Bakrieland Laporan Tahunan 2009
301 Bakrieland Annual Report 2009
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DENGAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008)
CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS WITH INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008)
DAFTAR ISI
TABLE OF CONTENTS
Halaman/ Page Directors’ Statement Letter
Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen
i - iii
Independent Auditor’s Report
Neraca Konsolidasian
1-3
Consolidated Balance Sheet
Laporan Laba Rugi Konsolidasian
4-5
Consolidated Statement of Income
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
6-7
Consolidated Statement of Changes in Stockholders’ Equity
Laporan Arus Kas Konsolidasian
8-9
Consolidated Statement of Cash Flows
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
10 - 104
**************************
Notes to Consolidated Financial Statements
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
NERACA KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED BALANCE SHEET AS OF DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure As of December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ Notes
2009
2008
ASET
ASSETS
Kas dan setara kas 2c,4 Investasi jangka pendek 2h,5 Piutang usaha Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 7.881.117.267 pada tahun 2009 dan Rp 3.819.419.091 pada tahun 2008 2d,6 Pihak hubungan istimewa - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 1.731.274.723 pada tahun 2009 dan Rp nihil pada tahun 2008 2d,2e,6,39a Piutang lain-lain Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 44.001.669 pada tahun 2009 dan Rp nihil pada tahun 2008 2d,7 Pihak hubungan istimewa - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 2.866.983.437 pada tahun 2009 dan 2008 2d,2e,39d Persediaan 2i,8,49 Pajak dibayar di muka 23a Uang muka dan biaya dibayar di muka 2f,9 Dana dalam pembatasan 2c,10 Piutang hubungan istimewa - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 411.758.406 pada tahun 2009 dan 2008 2d,2e,39b Penyertaan saham pada perusahaan Asosiasi Tanah yang belum dikembangkan Properti investasi- setelah dikurangi akumulasi penyusutan masing-masing sebesar Rp 5.921.505.921 pada tahun 2009 dan Rp 3.491.013.794 pada tahun 2008 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan masing-masing sebesar Rp 475.357.357.557 pada tahun 2009 dan Rp 82.660.185.566 pada tahun 2008 Aset pajak tangguhan - bersih Selisih lebih harga perolehan terhadap nilai wajar Anak perusahaan - bersih Aset lain-lain Jumlah Aset
2l,11 2k,12,49
2m,13
2j,2n,2o,2p,14,49 23f 2x,15a 16
760.415.537.235 77.175.208.377
740.310.018.950 361.072.319.532
748.623.121.618
503.053.462.137
136.083.510.817
205.459.259.276
593.573.891.319
684.709.224.471
1.697.868.067.485 178.841.801.794 73.954.679.242 175.575.619.823
1.972.447.188.263 433.539.432 36.689.129.962 236.349.087.843
Cash and cash equivalents Short-term investment Trade receivables Third parties - net of allowance for doubtful accounts of Rp 7,881,117,267 in 2009 and Rp 3,819,419,091 in 2008 Related parties - net of allowance for doubtful accounts of Rp 1,731,274,723 in 2009 and Rp nil in 2008 Other receivables Third parties - net of allowance for doubtful accounts of Rp 44,001,669 in 2009 and Rp nil in 2008 Related parties - net of allowance for doubtful accounts of Rp 2,866,983,437 in 2009 and 2008 Inventories Prepaid taxes Advances and prepaid expenses Restricted funds
76.600.017.623
47.830.002.650
265.075.767.433 1.973.224.105.466
27.678.600.000 1.864.265.746.087
51.663.106.209
35.354.151.300
4.615.514.120.951 32.852.413.801
1.488.690.155.879 29.630.190.063
50.359.316.453 85.231.201.587
29.063.454.578 71.955.954.669
Due from related parties - net of allowance for doubtful accounts of Rp 411,758,406 in 2009 and 2008 Investment in shares of stock in Associated companies Land bank Investment properties - net of accumulated depreciation of Rp 5,921,505,921 in 2009 and Rp 3,491,013,794 in 2008 Fixed assets - net of accumulated depreciation of Rp 475,357,357,557 in 2009 and Rp 82,660,185,566 in 2008 Deferred tax assets - net Excess of acquisition cost over Subsidiaries' fair value - net Other assets
11.592.631.487.233
8.334.991.485.092
Total Assets
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements which are an integral part of these Consolidated Financial Statements. 1
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
NERACA KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED BALANCE SHEET (Continued) AS OF DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure As of December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ Notes
2009
2008
LIABILITIES AND STOCKHOLDERS’ EQUITY
KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Hutang bank dan lembaga keuangan jangka pendek Hutang usaha - pihak ketiga Hutang lain-lain - pihak ketiga Biaya masih harus dibayar Uang muka pelanggan Pendapatan ditangguhkan Hutang pajak Kewajiban pajak tangguhan - bersih Kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun Hutang bank dan lembaga keuangan Hutang usaha Hutang sewa pembiayaan Hutang hubungan istimewa Hutang obligasi Kewajiban jangka panjang - setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun Hutang bank dan lembaga keuangan Hutang usaha Hutang sewa pembiayaan Cadangan atas penggantian perabotan dan peralatan Selisih lebih nilai wajar terhadap harga perolehan Anak perusahaan - bersih
17 18 19 2u,20,37 2r,21,39e 2r,22,39f 2s,23b 2s,23f
138.459.000.000 718.561.894.846 535.101.138.660 362.282.138.098 48.681.249.003 296.166.096.900 220.235.933.542 22.417.793.275
30.387.201.550 451.791.888.489 133.625.270.773 425.429.372.908 146.162.571.344 180.234.338.312 175.850.085.487 56.346.581
24 25 2p,27 2e,39c 2z,26
356.475.185.349 22.111.886.018 4.150.640.989 22.849.092.318 644.135.605.166
349.857.832.965 19.897.194.364 1.749.957.753 34.373.642.663 494.382.271.838
24 25 2p,27
1.942.852.231.164 26.307.399.076 2.592.177.865
276.445.329.175 38.972.393.752 2.160.043.787
2v,2w
1.513.937.249
494.857.503
2x,15b
429.245.177.429
371.782.736.138
Long-term debts - net of current maturities of long- term debts Bank and financial institution loans Trade payables Obligation under capital lease Reserve for replacement of furniture and equipment Excess of Subsidiaries' fair value over acquisition cost - net
5.794.138.576.947
3.133.653.335.382
Total liabilities
1.155.964.795.717
693.659.379.952
Minority interest in net assets of Subsidiaries
Jumlah kewajiban
Hak minoritas atas aset bersih Anak perusahaan
Liabilities Short-term bank and financial institution loans Trade payables - third parties Other payables - third parties Accrued expenses Advances from customers Deferred income Taxes payable Deferred tax liabilities - net Current maturities of long-term debts Bank and financial institution loans Trade payables Obligation under capital lease Due to related parties Bonds payable
2y,43a
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements which are an integral part of these Consolidated Financial Statements.
2
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
NERACA KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED BALANCE SHEET (Continued) AS OF DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure As of December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ Notes Ekuitas Modal saham - nilai nominal saham seri A Rp 500 per saham dan saham seri B Rp 100 per saham Modal dasar - terdiri dari 1.400.000.000 saham seri A dan 21.000.000.000 saham seri B Ditempatkan dan disetor penuh 1.400.000.000 saham seri A dan 18.516.859.473 saham seri B pada tahun 2009 dan 1.400.000.000 saham seri A dan 18.516.074.473 saham seri B pada tahun 2008 Tambahan modal disetor - bersih Saham yang diperoleh kembali sebanyak 8.250.000 saham pada tahun 2009 dan nihil pada tahun 2008 Rugi yang belum terealisasi atas investasi efek yang tersedia untuk dijual Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan Asosiasi Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Saldo laba Jumlah ekuitas
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
2009
28 2q,30
2008 Stockholders’ Equity Capital stock - par value A series of Rp 500 per share and B series of Rp 100 per share Authorized capital - 1,400,000,000 shares for A series and 21,000,000,000 shares for B series Issued and fully paid - A series of 1,400,000,000 shares and B series of 18,516,859,473 shares in 2009 and A series of 1,400,000,000 shares and B series of 18,516,074,473 2.551.607.447.300 shares in 2008 1.599.628.005.271 Additional paid-in capital - net
2.551.685.947.300 1.603.132.327.929
54.732.012.959 451.827.770.407
54.732.012.959 319.571.857.602
Treasury stock of 8,250,000 shares in 2009 and nil in 2008 Unrealized loss on investment under available-for-sale Difference in the equity transaction of Associated companies Difference in value of restructuring transaction with entities under common control Retained earnings
4.642.528.114.569
4.507.678.769.758
Total stockholders' equity
11.592.631.487.233
8.334.991.485.092
Total Liabilities and Stockholders’ Equity
2ee,31
(
1.499.819.652 )
2h,5
(
2.467.491.020 )
(
2.511.587.520 )
2b,45
(
14.882.633.354 )
(
15.348.965.854 )
2t,44
-
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements which are an integral part of these Consolidated Financial Statements.
3
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ Notes
2009
PENGHASILAN USAHA BERSIH
2r,32,39a
1.059.003.993.596
1.053.801.217.899
NET REVENUES
BEBAN POKOK PENGHASILAN
2n,2r,13,14, 33,49
560.906.036.017
543.547.654.229
COST OF REVENUES
498.097.957.579
510.253.563.670
GROSS PROFIT
LABA KOTOR BEBAN USAHA
2008
2n,2r,2u,2aa, 14,34,36,37,49
OPERATING EXPENSES
Penjualan Umum dan administrasi
51.511.551.578 279.835.462.878
62.863.392.149 221.359.181.912
Jumlah beban usaha
331.347.014.456
284.222.574.061
Total operating expenses
LABA USAHA
166.750.943.123
226.030.989.609
INCOME FROM OPERATIONS
35
23.938.387.639
2.285.935.917
15
10.475.317.112
1.751.422.292
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Penghasilan bunga - bersih Amortisasi selisih lebih nilai wajar terhadap harga perolehan Anak perusahaan Laba atas penjualan investasi saham Anak perusahaan - bersih Laba selisih kurs - bersih Beban pengelolaan kawasan Penyisihan untuk penggantian peralatan usaha Laba (rugi) penjualan/penghapusan aset tetap Lain-lain - bersih
3d,3j,3k,3l,3s 2g 49
Jumlah taksiran beban pajak - bersih LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI
36.418.410.496
132.291.358.840
Other income - net
203.169.353.619
358.322.348.449
INCOME BEFORE PROVISION FOR TAX BENEFIT (EXPENSES)
(
21.045.211.393 109.784.727.503 ( 3.696.830.652 )
49
(
1.180.158.036 )
(
14 49
(
6.788.629.887 ) 6.679.236.879
LABA SEBELUM TAKSIRAN MANFAAT (BEBAN) PAJAK
TAKSIRAN MANFAAT (BEBAN) PAJAK Final Tahun berjalan Tangguhan
460.436.883 1.767.304.791
OTHER INCOME (EXPENSES) Interest income - net Amortization of excess of Subsidiaries' fair value over acquisition cost - net Gain on sales of investments in Subsidiaries - net Gain on foreign exchange - net Expenses from estate management Reserve for replacement of operating equipment Gain (loss) on sale/disposal of property and equipment Others - net
4.058.794.341 4.554.878.171 5.319.415.723 )
Pendapatan lain-lain - bersih
Selling General and administrative
1.106.849.287 )
( (
31.600.158.135 ) 12.452.170.732 ) 1.860.465.095
( (
2.461.238.134 ) 90.636.426.563 ) 11.253.472.590
PROVISION FOR TAX BENEFIT (EXPENSES) Final Current Deferred
(
42.191.863.772 )
(
81.844.192.107 )
Total provision for tax expenses - net
2s,23c,23e
160.977.489.847
276.478.156.342
INCOME BEFORE MINORITY INTEREST ON NET INCOME OF CONSOLIDATED SUBSIDIARIES
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements which are an integral part of these Consolidated Financial Statements.
4
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ Notes HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI
2y,43b
LABA BERSIH
Laba per saham dasar Laba usaha per saham
2009
(
28.721.577.042 )
(
4.378.584.972 )
MINORITY INTEREST IN CONSOLIDATED NET INCOME OF SUBSIDIARIES
132.255.912.805
272.099.571.370
NET INCOME
8,37
11,35
Basic earnings per share Operating income per share
6,64
13,66
8,37
11,06
6,64
13,32
2cc,46
Laba bersih per saham Laba per saham dilusian Laba usaha per saham
2008
2cc,46
Laba bersih per saham
Net income per share Diluted earnings per share Operating income per share
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements which are an integral part of these Consolidated Financial Statements.
5
Net income per share
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN STOCKHOLDERS’ EQUITY FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Saldo 1 Januari 2008 Laba bersih tahun 2008
Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh / Capital Stock Issued and Fully Paid
Tambahan Modal Disetor - Bersih / Additional Paid-in Capital - Net
2.522.188.980.000
1.553.807.017.992
-
-
Selisih Nilai Transaksi Selisih Restrukturisasi Transaksi Rugi yang Belum Entitas Perubahan Terealisasi atas Sepengendali / Ekuitas Investasi Efek Difference Perusahaan yang Tersedia in Value Assosiasi / untuk Dijual / of Restructuring Difference in the Unrealized Loss on Transaction Equity Transaction Investment under of Entities under of Associate Available-for-sale Common Control Companies
Saham yang Diperoleh Kembali/ Treasury Stock - ( -
45.076.555.000 ) -
54.732.012.959 ( -
Saldo Laba / Retained Earnings
Jumlah Ekuitas / Total Stockholders’ Equity
47.472.286.232
4.132.831.629.229
Balance January 31, 2008
272.099.571.370
272.099.571.370
Net income in 2008
292.112.954 ) -
Difference in the equity transaction of Associate companies (Note 2b)
Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan Asosiasi (Catatan 2b)
-
-
-
-
- (
Pemberian kompensasi berbasis saham kepada karyawan ( Catatan 2aa dan 36)
-
1.693.286.329
-
-
-
-
-
1.693.286.329
Stock based compensation (Notes 2aa and 36)
29.418.467.300
44.127.700.950
-
-
-
-
-
73.546.168.250
Exercise warrants (Note 29)
-
-
-
42.564.967.480
-
-
-
42.564.967.480
Available-for-sale (Notes 2h and 5)
2.551.607.447.300
1.599.628.005.271
319.571.857.602
4.507.678.769.758
Balance December 31, 2008
-
-
132.255.912.805
132.255.912.805
Net income in 2009
Pelaksanaan waran (Catatan 29) Tersedia untuk dijual (Catatan 2h dan 5) Saldo 31 Desember 2008 Laba bersih tahun 2009
- ( -
2.511.587.520) -
54.732.012.959 ( -
15.056.852.900 )
15.348.965.854 ) -
-
(
15.056.852.900 )
Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan Asosiasi (Catatan 2b)
-
-
-
-
-
466.332.500
-
466.332.500
Difference in the equity transaction of Associate companies (Note 2b)
Pemberian kompensasi berbasis saham kepada karyawan ( Catatan 2aa dan 36)
-
3.386.572.658
-
-
-
-
-
3.386.572.658
Stock based compensation (Notes 2aa and 36)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements which are an integral part of these Consolidated Financial Statements.
6
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN STOCKHOLDERS’ EQUITY (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh / Capital Stock Issued and Fully Paid Pelaksanaan waran (Catatan 29)
Tambahan Modal Disetor - Bersih / Additional Paid-in Capital - Net
78.500.000
117.750.000
Saham yang diperoleh kembali (Catatan 2ee dan 31)
-
-
Tersedia untuk dijual (Catatan 2h dan 5)
-
-
2.551.685.947.300
1.603.132.327.929
Saldo 31 Desember 2009
Selisih Nilai Transaksi Selisih Restrukturisasi Transaksi Rugi yang Belum Entitas Perubahan Terealisasi atas Sepengendali/ Ekuitas Investasi Efek Difference Perusahaan yang Tersedia in Value Assosiasi / untuk Dijual / of Restructuring Difference in the Unrealized Loss on Transaction Equity Transaction Investment under of Entities under of Associate Available-for-sale Common Control Companies
Saham yang Diperoleh Kembali/ Treasury Stock
-
(
1.499.819.652 )
(
1.499.819.652 ) (
Saldo Laba / Retained Earnings
Jumlah Ekuitas / Total Stockholders’ Equity
-
-
-
-
-
-
-
44.096.500
-
-
-
44.096.500
Available-for-sale (Notes 2h and 5)
451.827.770.407
4.642.528.114.569
Balance December 31, 2009
2.467.491.020)
54.732.012.959 (
14.882.633.354 )
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements which are an integral part of these Consolidated Financial Statements.
7
196.250.000
Exercise warrants (Note 29)
-
(
1.499.819.652 )
Treasury stock (Note 2ee and 31)
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2009 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok Pembayaran kas kepada karyawan Pembayaran kas untuk beban usaha Pembelian tanah Kas yang digunakan untuk operasi Penerimaan bunga Pembayaran beban keuangan Pembayaran pajak Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pembelian aset tetap Penurunan (peningkatan) penyertaan saham dan uang muka pembelian saham Peningkatan properti investasi Penurunan (peningkatan) investasi jangka pendek Penurunan dana dalam pembatasan Penerimaan penjualan aset tetap Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Peningkatan pinjaman jangka panjang Penerimaan dari obligasi Peningkatan pinjaman bank dan lembaga keuangan jangka pendek Peningkatan tambahan modal disetor - Realisasi waran Penurunan hutang hubungan istimewa Peningkatan modal disetor - Realisasi waran Peningkatan hutang sewa pembiayaan Peningkatan piutang hubungan istimewa Penurunan hutang usaha jangka panjang Biaya emisi obligasi Peningkatan saham diperoleh kembali Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan
( ( ( ( (
2008
907.321.016.408 795.570.694.966 ) 102.192.850.240 ) 213.274.885.021 ) 10.601.761.500 )
( ( ( ( (
Cash used in operations Interest received Interest and financial expenses payment Income tax payment
Net cash used for operating activities
( (
214.319.175.319 ) 71.779.643.703 51.384.354.391 ) 171.754.061.533 )
( (
1.042.921.860.940 ) 35.589.807.955 24.172.430.366 ) 25.902.218.785 )
(
365.677.947.540 )
(
1.057.406.702.136 )
(
1.574.316.322.007 )
(
297.981.268.690 )
( (
245.735.872.953 ) 18.739.447.036 )
(
347.253.797.735 22.756.403.383 )
(
283.941.207.655 60.773.468.022 5.000.000
(
1.494.071.966.319 )
(
74.798.997.123 )
302.015.515.336 500.000.000.000
98.482.798.450
11.400.000.000
(
117.750.000 11.524.550.344 )
( ( ( (
78.500.000 2.832.817.313 28.770.014.973 ) 10.450.303.022 ) 2.025.000.000 ) 1.499.819.652 )
(
( ( (
45.820.987.279 1.845.506.846 ) 29.418.467.300 24.105.482 36.578.718.804 ) 8.423.933.832 ) 12.191.422.472 ) -
829.639.493.443
20.105.518.285
(
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Acquisition of fixed assets Decrease (increase) in investment in shares of stock and advance for share purchase Increased in investment properties
169.649.402.015 ) Decrease (increase) in short-term investments 67.873.842.347 Decrease in restricted funds 460.436.883 Proceeds from sale of fixed assets
1.682.613.254.372 150.000.000.000
1.879.855.432.144
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
906.060.744.633 1.031.151.963.352 ) 77.902.999.628 ) 252.867.917.446 ) 587.059.725.147 )
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Cash received from customers Cash paid to suppliers Cash paid to employees Cash paid for operating expenses Acquisition of land
302.566.205.816 )
Net cash used for investing activities CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Increase in long-term debt Receipt from bonds payable Increase in short-term bank and financial institution loans Increased in additional paid-in capital Exercise warrant Decrease in due to related parties Increase in issued and fully paid capital stock Exercise warrant Increase in obligation under capital lease Increase in due from related parties Decrease in long-term trade payables Bond issuance costs Increase in treasury stocks
Net cash provided from financing activities NET INCREASED (DECREASED) IN CASH AND CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
740.310.018.950
1.042.876.224.766
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF THE YEAR
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
760.415.537.235
740.310.018.950
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF THE YEAR
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements which are an integral part of these Consolidated Financial Statements.
8
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2009 TAMBAHAN INFORMASI ARUS KAS Aktivitas yang tidak mempengaruhi kas: Reklasifikasi dari kewajiban derivatif ke pendapatan ditangguhkan
2008 SUPPLEMENT CASH FLOWS INFORMATION Non-cash activities: Reclassification from derivative obligation 91.180.000.000 to deferred income
-
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan. See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements which are an integral part of these Consolidated Financial Statements.
9
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
1.
UMUM
1.
a. Pendirian Perusahaan dan informasi umum
GENERAL a. Establishment and general information
PT Bakrieland Development Tbk. (Perusahaan) didirikan pada tanggal 12 Juni 1990 dengan Akta Notaris John Leonard Waworuntu, S.H., No. 209. Akta pendirian Perusahaan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2 1978.HT.01.01.TH.91 tanggal 31 Mei 1991 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 93 tanggal 19 Nopember 1991. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain, mengenai perubahan nama dari PT Elang Realty Tbk. menjadi PT Bakrieland Development Tbk. yang diaktakan dengan Akta Notaris Harun Kamil, S.H., No. 29 tanggal 3 April 1997, yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-3097.HT.01.04.Th.97 tanggal 25 April 1997, dan perubahan terakhir dengan Akta Notaris Sutjipto, S.H., M.Kn., No. 216 tanggal 23 Juni 2008 mengenai penyesuaian Anggaran Dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan ini telah mendapat persetujuan dari menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-58505AH.01.02. Tahun 2008 tanggal 3 September 2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 96 tanggal 28 Nopember 2008 Tambahan No. 25686.
PT Bakrieland Development Tbk. (the Company) was established with Notarial Deed of No. 209 of John Leonard Waworuntu, S.H., dated June 12, 1990. The Company’s articles of incorporation was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in its Decision Letter No. C2 1978.HT.01.01.TH.91 dated May 31, 1991 and was published in the State Gazette No. 93 dated November 19, 1991. The Company’s articles of association have been amended several times, among other, the changes of the Company’s name from PT Elang Realty Tbk. to PT Bakrieland Development Tbk. which have been notarized by Notarial Deed No. 29 of Harun Kamil, S.H., dated April 3, 1997. The change was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia, in its Decision Letter No. C2-3097.HT.01.04.Th.97 dated April 25, 1997 and the latest were amended by Notarial Deed No. 216 of Sutjipto, S.H., M.Kn., dated June 23, 2008 in order to conform with Corporate Law No. 40 Year 2007. This amendment was approved by the Ministry of Justice and Human Rights in its Decision Letter No. AHU-58505AH.01.02 Year 2008 dated September 3, 2008. And was published in Supplement No. 25686 of State Gazette No. 96 dated November 28, 2008.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasarnya, Perusahaan bergerak dalam bidang pembangunan, perdagangan dan jasa, termasuk usaha jasa manajemen dan penyertaan pada perusahaan yang berhubungan dengan usaha real estat dan properti, serta dalam bidang infrastruktur.
According to Article 3 of the Article of Association, the scope of the Company’s activities comprises of development, trading and services, including management service and investment in real estate and property, and infrastructure.
Perusahaan berdomisili di Jakarta, kantor pusat Perusahaan berlokasi di Gedung Wisma Bakrie 1 Lantai 6 dan 7, Jalan H.R. Rasuna Said Kav. B1, Jakarta Selatan. Saat ini Perusahaan dan Anak perusahaan memiliki properti yang terletak di Jakarta, Bogor, Malang, Sukabumi, Bekasi, Lampung, Batam, Balikpapan, Tangerang dan Bali.
The Company is domiciled in Jakarta and its head office is located at Wisma Bakrie 1, 6th and 7th Floor, Jalan H.R Rasuna Said Kav. B1, South Jakarta. The Company and its Subsidiaries have property at Jakarta, Bogor, Malang, Sukabumi, Bekasi, Lampung, Batam, Balikpapan, Tangerang and Bali.
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1990.
The Company started its commercial operations in 1990.
b. Penawaran umum efek dan obligasi Perusahaan
b. Public offering of shares and bonds of the Company On October 13, 1995, the Company has obtained an effective statement letter from the Chairman of the Capital Market Supervisory Agency (BAPEPAM) No. S-1304/PM/1995 to undertake an Intial Public Offering of its 110 million shares with par value of Rp 500 per share through Jakarta Stock Exchange at the offering price of Rp 625 per share. The Company has listed all its shares issued and fully paid in the Jakarta Stock Exchange on October 30, 1995.
Pada tanggal 13 Oktober 1995, Perusahaan telah memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. S-1304/PM/1995 untuk melakukan Penawaran Umum Perdana kepada masyarakat atas 110 juta saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham melalui Bursa Efek Jakarta dengan harga penawaran Rp 625 per saham. Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 30 Oktober 1995.
10
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
1.
UMUM (Lanjutan)
1.
b. Penawaran umum efek dan obligasi Perusahaan (Lanjutan)
GENERAL (Continued) b. Public offering of shares and bonds of the Company (Continued)
Pada tanggal 15 September 1997, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas I dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atas 1.050 juta saham dengan nilai nominal dan harga penawaran Rp 500 per saham. Seluruh saham telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 6 Oktober 1997.
On September 15, 1997, the Company conducted a Limitied Public Offering I through pre-emptive rights to issue 1,050 million shares with par value and offering price of Rp 500 per share. The whole shares have been listed in the Jakarta Stock Exchange on October 6, 1997.
Pada tanggal 22 Nopember 2005, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas II dengan HMETD atas 4,2 miliar saham biasa seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran Rp 150 per saham yang seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 12 Desember 2005.
On November 22, 2005, the Company conducted a Limited Public Offering II through pre-emptive rights to issue 4.2 billion B series shares with par value of Rp 100 per share and offering price of Rp 150 per share, which all of its shares issued and fully paid have been listed in the Jakarta Stock Exchange on December 12, 2005.
Pada tanggal 16 April 2007 Perusahaan memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran Emisi Saham dari ketua Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas III dengan HMETD atas 14 miliar saham biasa seri B dengan nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran Rp 200 per saham, yang seluruh saham ditempatkan dan disetor penuh telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 1 Mei 2007. Dengan diterbitkannya saham tersebut, maka jumlah saham Perusahaan yang telah dicatatkan di bursa menjadi sebanyak 19.600.000.000 saham.
On April 16, 2007, the Company received Effective Letter for share issuance from Bapepam-LK to conduct a Limited Public Offering III through preemptive rights to issue 14 billion B series shares with par value Rp 100 per share and offering price of Rp 200 per share, wihich all of its shares issued and fully paid have been listed in the Jakarta Stock Exchange on May 1, 2007. Therefore the total of shares listed on Stock Exchange is 19,600,000,000 shares.
Berkenaan dengan Penawaran Umum Terbatas III, Perusahaan juga menerbitkan waran, dimana untuk setiap 50 saham baru hasil pelaksanaan HMETD tersebut melekat 7 Waran Seri I yang diberikan cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham Perusahaan dan/atau pemegang HMETD yang melaksanakan haknya (lihat Catatan 29).
In regards to Limited Public Offering III, the Company also issued Warrant Seri I in which for each 50 new shares from pre-emptive rights includes 7 warrants issued as incentive for the Company shareholders and/or pre-emptive rights holders that exercise their right (see Note 29).
Pada tanggal 30 Nopember 2007, Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya telah bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia.
On 30 November 2007, Jakarta Stock Exchange and Surabaya Stock Exchange have merged becoming Indonesia Stock Exchange.
Pada tanggal 28 Pebruari 2008, Perusahaan telah mendapatkan pemberitahuan efektif pernyataan pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Obligasi I Bakrieland Development Tahun 2008 dengan Tingkat Bunga Tetap dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan berdasarkan Surat No. S-1220/BL/2008.
On February 28, 2008, the Company received effective confirmation statement in regards with Public Offering of Fixed Rate Bonds I Bakrieland Development Year 2008 from Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency’s based on its Letter No. S-1220/BL/2008.
Pada tanggal 11 Maret 2008, Perusahaan menerbitkan Obligasi I Bakrieland Development Tahun 2008 dengan Tingkat Bunga Tetap, dengan PT Bank Permata Tbk. sebagai wali amanat. Nilai nominal obligasi keseluruhan adalah Rp 500 miliar (lihat Catatan 26).
On March 11, 2008, the Company issued its Bakrieland Development Bonds I Year 2008 with Fixed Rates, with PT Bank Permata Tbk. as the trustee. The bonds have a total face value of Rp 500 billion (see Note 26).
11
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
1.
UMUM (Lanjutan)
GENERAL (Continued)
1.
Pada tanggal 29 Juni 2009, Perusahaan telah mendapatkan pemberitahuan efektif pernyataan pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Tahun 2009 dengan cicilan imbalan ijarah sebesar Rp 314,8 juta dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan berdasarkan Surat No. S-5660/BL/2009.
On June 29, 2009, the Company received effective confirmation statement in regards with Public Offering of Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Year 2009 with annual fixed Ijarah return (“Cicilan Imbalan Ijarah”) totalling of Rp 314.8 million from Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency’s based on its Letter No. S-5660/BL/2009.
Pada tanggal 7 Juli 2009, Perusahaan menerbitkan Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Tahun 2009, dengan PT Bank Mega Tbk. sebagai wali amanat. Nilai nominal Sukuk Ijarah keseluruhan sebesar Rp 150 miliar (lihat Catatan 26).
On July 7, 2009, the Company issued its Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Year 2009, with PT Bank Mega Tbk. as the trustee. The bonds have a total face value of Rp 150 billion (see Note 26).
c. Perusahaan dan Anak perusahaan
c. The Company and its Subsidiaries
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, Perusahaan memiliki Anak perusahaan sebagai berikut:
As of December 31, 2009 and 2008, the Company has Subsidiaries as follows: 2009
Anak perusahaan / Subsidiaries
Persentase Kepemilikan / Percentage of Ownership
Tahun Pendirian / Establishment
99,99
1988
99,99
1990
254.192.912.083
Lampung Bogor, Jawa Barat
90,00
1994
147.311.449.858
99,78
1988
2.187.179.851.419
Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta
69,62 69,99 99,99 69,99 99,99 99,99 99,96 99,98
1982 2006 2007 2006 2007 2008 2009 2009
3.006.511.742.390 595.847.253.246 797.166.650.279 489.885.471.695 3.144.852.918.209 52.385.190.985 5.372.059.535 5.753.248.763
Bekasi, Sukabumi, Jawa Barat Bali
99,30 98,78
1995 1997
19.324.212.926 148.242.031.219
Bali
99,78
2003
368.088.101.574
Malang, Jawa Timur Batam
65,86 99,77
1992 1999
163.883.055.642 67.332.804.424
Bogor, Jawa Barat
99,96
1996
526.404.502.859
Jakarta
94,70
1996
18.076.530.806
Jakarta
94,70
2004
12.742.193.409
99,99 99,99 99,80
2006 1999 2008
62.171.147.231 15.619.274.553 3.057.141.235
Lokasi proyek / Domicile
Kepemilikan saham secara Langsung / Direct Ownership: PT Citrasaudara Abadi (“CSA”) a)
Tangerang, Banten Cipanas, Jawa Barat
PT Villa Del Sol (“VDS”) a) b) PT Krakatau Lampung Tourism Development (“KLTD”) a) b) PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”) PT Bakrie Swasakti Utama (“BSU”) PT Superwish Perkasa (“SP”) b) PT Bakrie Nirwana Semesta (“BNS”) a) PT Bumi Daya Makmur (“BDM”) PT Bakrie Infrastructure (“BI”) PT Bakrie Pangripta Loka (“BPL2”) PT Bakrie Graha Investama (“BGI”) a) b) PT Bakrie Sentra Investama (“BSI”) b) Kepemilikan saham secara tidak Langsung / Indirect ownership: Melalui GAP / Through GAP: PT Sanggraha Pelita Sentosa (“SPS”) PT Graha Intan Bali (“GIB”) a) c) PT Samudra Asia Nasional (“SAN”) a) PT Dutaperkasa Unggullestari (“DPUL”) PT Mutiara Permata Biru (“MPB”) PT Bahana Sukmasejahtera (“BSS”) b) Melalui BSU / Through BSU: PT Bakrie Pesona Rasuna (“BPR”) PT Rasuna Residence Development (“RRD”)
Jumlah aset (sebelum eliminasi) / Total Assets (before elimination)
Rp
10.485.815.951
Melalui BNS / Through BNS: PT Libratindo Gemilang (“LG”) a) b)
Balikpapan, Kalimantan Timur PT Berkah Puhu Lestari (“BPL”) Ubud, Bali PT Bakrie Graha Nirwana (“BGN”) a) b) Jakarta a) b)
12
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
1.
UMUM (Lanjutan)
GENERAL (Continued)
1.
c. Perusahaan dan Anak perusahaan (Lanjutan)
c. The Company and its Subsidiaries (Continued) 2009
Anak perusahaan / Subsidiaries PT Bakrie Armo Nirwana (“BAN”) a) b) PT Nirwana Legian Hotel (“NLH”) PT Bali Nirwana Resort (“BNR”) a)
a) b)
Melalui BI / Through BI: PT Bakrie Toll Road (“BTR”) PT Alberta Utilities (AI) a) b) Melalui BTR / Through BTR: PT Satria Cita Perkasa (“SCP”) Transglobal Finance Limited (“TGF”) a) Pan Galactic Invesment (“PGI”) a)
Lokasi proyek / Domicile
Persentase Kepemilikan / Percentage of Ownership
Tahun Pendirian / Establishment
Balikpapan, Kalimantan Timur Kuta, Bali Tanah Lot, Bali
70,00 99,92 52,55
2008 2008 1992
218.954.534 9.983.782.819 681.721.901.182
Jakarta Jakarta
99,99 75,03
2008 2006
3.121.600.700.904 3.918.390.087
Jakarta
99,99
2002
809.346.083.997
100,00 100,00
2001 1999
179.703.517.276 108.000.012.629
British Virgin Island British Virgin Island
Jumlah aset (sebelum eliminasi) / Total Assets (before elimination)
Melalui SCP / Through SCP: PT Semesta Marga Raya (“SMR”) b)
Jawa Barat
24,99
2005
2.859.904.218.004
Melalui TGF / Through TGF: PT Semesta Marga Raya (“SMR”) b)
Jawa Barat
24,99
2005
2.859.904.218.004
Melalui PGI / Through PGI: PT Semesta Marga Raya (“SMR”) b)
Jawa Barat
14,99
2005
2.859.904.218.004
Jakarta
99,74
2008
23.435.558.475
Jakarta
99,59
1994
485.921.700
Melalui BPL2/ Through BPL2 PT Provices Indonesia (“PVI”) PT Rasuna Caturtama Corpora (“RCC”) a) c)
2008
Anak perusahaan / Subsidiaries Kepemilikan saham secara langsung / Direct ownership: PT Citrasaudara Abadi (“CSA”) a) PT Villa Del Sol (“VDS”)
a) b)
PT Krakatau Lampung Tourism Development (“KLTD”) a) b) PT Graha Andrasentra Propertindo (“GAP”) a) PT Bakrie Swasakti Utama (“BSU”) PT Superwish Perkasa (“SP”) b) PT Bakrie Nirwana Semesta (“BNS”) a) b) PT Bumi Daya Makmur (“BDM”) b) PT Bakrie Infrastructure (“BI”) a) b) PT Bakrie Bangun Persada (“B2P”) PT Bakrie Pangripta Loka (“BPL2”) a) b) Kepemilikan saham secara tidak langsung / Indirect ownership: Melalui GAP / Through GAP: PT Sanggraha Pelita Sentosa (“SPS”) a)
Persentase Kepemilikan / Percentage of Ownership
Tahun Pendirian / Establishment
99,99
1988
99,99
1990
253.310.404.685
Lampung Bogor, Jawa Barat
90,00
1994
172.758.069.551
99,78
1988
2.087.345.476.543
Jakarta Jakarta Bali dan/and Balikpapan, Kalimantan Timur Jakarta Jakarta
69,62 69,99
1982 2006
3.063.693.918.618 582.350.000.082
99,99 69,99 99,99
2007 2006 2007
192.810.651.799 436.192.836.497 110.350.684.745
Jakarta
99,99
2008
35.124.086.933
Jakarta
99,99
2008
13.482.441.058
Bekasi, Sukabumi, Jawa Barat
99,30
1995
22.572.837.801
Lokasi proyek / Domicile
Tangerang, Banten Cipanas, Jawa Barat
13
Jumlah aset (sebelum eliminasi) / Total Assets (before elimination)
Rp
10.603.305.528
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
1.
UMUM (Lanjutan)
GENERAL (Continued)
1.
c. Perusahaan dan Anak perusahaan (Lanjutan)
c. The Company and its Subsidiaries (Continued) 2008
Lokasi proyek / Domicile
Persentase Kepemilikan / Percentage of Ownership
Tahun Pendirian / Establishment
Bali
98,78
1997
147.581.908.330
Bali Malang, Jawa Timur
99,78
2003
307.667.341.626
64,86
1992
169.579.244.524
Batam Bogor, Jawa Barat
99,77
1999
58.907.770.187
99,96
1996
479.723.066.992
Jakarta
94,70
1996
13.871.441.870
Jakarta
94,70
2004
11.517.186.250
Balikpapan, Kalimantan Timur
99,99
2006
139.818.947.960
Ubud, Bali
99,99
1999
15.584.567.355
Jakarta Balikpapan, Kalimantan Timur
99,99
2008
1.786.356.592
70,00
2008
100.000.000
Kuta,Bali
99,92
2008
1.250.000.000
Jakarta Jakarta
99,99 75,03
2008 2006
38.637.386.758 3.927.280.059
Jakarta
99,99
2008
34.638.165.233
Jakarta
99,99
1994
485.921.700
Anak perusahaan / Subsidiaries PT Graha Intan Bali (“GIB”) a) c) PT Samudra Asia Nasional (“SAN”) a) PT Dutaperkasa Unggullestari (“DPUL”) a) PT Mutiara Permata Biru (“MPB”) a) PT Bahana Sukmasejahtera (“BSS”) a) b) Melalui BSU / Through BSU: PT Bakrie Pesona Rasuna (“BPR”) PT Rasuna Residence Development (“RRD”) Melalui BNS / Through BNS: PT Libratindo Gemilang (“LG”) a) b) PT Berkah Puhu Lestari (“BPL”) a) b) PT Bakrie Graha Nirwana (“BGN”) a) b) PT Bakrie Armo Nirwana (“BAN”) b) PT Nirwana Legian Hotel (“NLH”) b) Melalui BI / Through BI: PT Bakrie Toll Road (“BTR”) a) b) PT Alberta Utilities a) b) Melalui B2P / Through B2P: PT Provices Indonesia (“PVI”) PT Rasuna Caturtama Corpora (“RCC”) a) c) a)
a)
b)
b)
Diaudit oleh Auditor Independen lain Perusahaan dalam tahap pengembangan c) Tidak aktif
Jumlah aset (sebelum eliminasi) / Total Assets (before elimination)
Audited by other Independent Auditors A company under development stage c) Inactive
Kegiatan usaha Anak perusahaan adalah sebagai berikut:
Activities of Subsidiaries are as follows:
Anak perusahaan / Subsidiaries
Kegiatan usaha / Activities
Kepemilikan langsung / Direct ownership PT Citrasaudara Abadi PT Villa Del Sol
Perumahan / Residential area Pengembangan pariwisata di Cianjur, Jawa Barat / Tourism Development in Cianjur, West Java Pembangunan kawasan wisata Krakatoa Nirwana Resort / Krakatoa Nirwana Resort Tourism Resort Development Real estat, properti, perumahan dan perhotelan / Real estate, property, residential and hotels Real estat, properti, apartemen, perhotelan dan perkantoran / Real estate, property, apartment, hotels and office spaces Pembangunan dan real estat / Construction and real estate Pembangunan dan jasa / Construction and services Perdagangan, pembangunan dan jasa / Trading, construction and services
PT Krakatau Lampung Tourism Development PT Graha Andrasentra Propertindo PT Bakrie Swasakti Utama
PT Superwish Perkasa PT Bakrie Nirwana Semesta PT Bumi Daya Makmur
14
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
1.
UMUM (Lanjutan)
1.
c. Perusahaan dan Anak perusahaan (Lanjutan)
GENERAL (Continued) c. The Company and its Subsidiaries (Continued)
Anak perusahaan / Subsidiaries
Kegiatan usaha / Activities
PT Bakrie Infrastructure
Pembangunan, perdagangan dan jasa / Construction, trading and services Real estat dan perumahan / Real estate and residential area Perdagangan, pembangunan dan jasa / Trading, construction and services Perdagangan, pembangunan dan jasa / Trading, construction and services Perdagangan, pembangunan dan jasa / Trading, construction and services
PT Bakrie Bangun Persada PT Bakrie Pangripta Loka PT Bakrie Graha Investama PT Bakrie Sentra Investama
Kepemilikan tidak langsung / Indirect ownership Melalui GAP / Through GAP: PT Sanggraha Pelita Sentosa
Perumahan Graha Taman Kebayoran dan Graha Taman Sukabumi / Housing of Graha Taman Kebayoran and Graha Taman Sukabumi Perhotelan / Hotels Perhotelan / Hotels Perumahan dan real estat / Residential area and real estate Perumahan dan bidang industri estat / Residential area and real estate Perumahan dan real estat / Residential area and real estate
PT Graha Intan Bali PT Samudra Asia Nasional PT Dutaperkasa Unggullestari PT Mutiara Permata Biru PT Bahana Sukmasejahtera Melalui BSU / Through BSU: PT Bakrie Pesona Rasuna
Pengelola Pasar Festival, Klub Rasuna, Gelanggang Mahasiswa “Soemantri Brojonegoro” / Management of Pasar Festival, Klub Rasuna, Sport Center “Soemantri Brojonegoro” Pengelola Hotel Aston Residence / Management of Hotel Aston Residence
PT Rasuna Residence Development
Melalui BNS / Through BNS: PT Libratindo Gemilang PT Berkah Puhu Lestari PT Bakrie Graha Nirwana PT Bakrie Armo Nirwana
Pembangunan dan real estat / Construction and real estate Perhotelan / Hotels Perhotelan / Hotels Pembangunan, perdagangan dan jasa / Construction, trading and services Pariwisata / Tourism Pariwisata / Tourism
PT Nirwana Legian Hotel PT Bali Nirwana Resort Melalui BI / Through BI: PT Bakrie Toll Road
Pembangunan, perdagangan dan jasa / Construction, trading and services Pembangunan, perdagangan dan jasa / Construction, trading and services
PT Alberta Utilities
Melalui BTR / Through BTR: PT Satria Cita Perkasa
Perdagangan, pembangunan, jasa, pengangkutan darat, perbengkelan, percetakan, pertanian, pertambangan, real estate dan perindustrian / Trading, construction, service, transportation, workshop, printing, agriculture, mining, real estate and industry. Perusahaan investasi / Investment holding company Perusahaan investasi / Investment holding company
Transglobal Finance Limited Pan Galactic Investment Limited Melalui SCP / Through SCP PT Semesta Marga Raya
Pembangunan dan pengusahaan jalan tol / construction and development of toll road project
Melalui TGF / Through TGF PT Semesta Marga Raya
Pembangunan dan pengusahaan jalan tol / construction and development of toll road project
15
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
1.
UMUM (Lanjutan)
GENERAL (Continued)
1.
c. Perusahaan dan Anak perusahaan (Lanjutan)
c. The Company and its Subsidiaries (Continued)
Anak perusahaan / Subsidiaries
Kegiatan usaha / Activities
Melalui PGI / Through PGI PT Semesta Marga Raya
Pembangunan dan pengusahaan jalan tol / construction and development of toll road project
Melalui BPL2 / Through BPL2: PT Provices Indonesia
Pengelola gedung, apartemen dan perumahan / Management of building, apartment and residential area Properti / Property
PT Rasuna Caturtama Corpora
As of December 31, 2009, PT Graha Intan Bali and PT Rasuna Caturtama Corpora are inactive, meanwhile PT Villa Del Sol, PT Krakatau Lampung Tourism Development, PT Superwish Perkasa, PT Libratindo Gemilang, PT Berkah Puhu Lestari, PT Bakrie Graha Nirwana, PT Bakrie Armo Nirwana, PT Nirwana Legian Hotel, PT Bahana Sukmasejahtera PT Alberta Utilities, PT Bakrie Graha Investama, PT Semesta Marga Raya and PT Bakrie Sentra Investama are under development stages.
Pada tanggal 31 Desember 2009, PT Graha Intan Bali dan PT Rasuna Caturtama Corpora merupakan perusahaan yang tidak aktif beroperasi, sedangkan, PT Villa Del Sol, PT Krakatau Lampung Tourism Development, PT Superwish Perkasa, PT Libratindo Gemilang, PT Berkah Puhu Lestari, PT Bakrie Graha Nirwana, PT Bakrie Armo Nirwana, PT Nirwana Legian Hotel, PT Bahana Sukmasejahtera, PT Alberta Utilities, PT Bakrie Graha Investama, PT Semesta Marga Raya dan PT Bakrie Sentra Investama merupakan perusahaan yang masih dalam tahap pengembangan. d. Karyawan, direksi dan dewan komisaris
d. Employees, board of directors and commissioners
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, adalah sebagai berikut:
The Company’s boards of Commissioners and Directors as of December 31, 2009 and 2008 are as follows: 2009
Dewan Komisaris / Board of Commissioners 1. Bambang Irawan Hendradi 2. 3. 4. 5.
Supartono Edgardo Bautista Mark Robert Harris Lukman Purnomosidi
6. Kanaka Puradiredja
Direksi / Board of Directors
- Presiden Komisaris / President Commissioner - Komisaris / Commissioner - Komisaris / Commissioner - Komisaris / Commissioner - Komisaris Independen / Independent Commissioner - Komisaris Independen / Independent Commissioner
1. Hiramsyah Sambudhy Thaib 2. Marudi Surachman 3. Hamid Mundzir 4. Sri Hascaryo
- Presiden Direktur / President Director - Direktur / Director - Direktur / Director - Direktur / Director
2008 Dewan Komisaris / Board of Commissioners 1. Bambang Irawan Hendradi 2. Supartono 3. Edgardo Bautista 4. Lukman Purnomosidi 5. Kanaka Puradiredja
Direksi / Board of Directors
- Presiden Komisaris / President Commissioner - Komisaris / Commissioner - Komisaris / Commissioner - Komisaris Independen / Independent Commissioner - Komisaris Independen / Independent Commissioner
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, jumlah karyawan tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan masing-masing adalah 1.352 dan 394 orang (tidak diaudit).
1. Hiramsyah Sambudhy Thaib 2. Marudi Surachman 3. Hamid Mundzir 4. Sri Hascaryo
- Presiden Direktur / President Director - Direktur / Director - Direktur / Director - Direktur / Director
As of December 31, 2009 and 2008, the Company and its Subsidiaries have a total of 1,352 and 394 permanent employees, respectively (unaudited).
16
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
1.
UMUM (Lanjutan)
1.
GENERAL (Continued)
d. Karyawan, direksi dan dewan komisaris (Lanjutan)
d. Employees, board of directors and commissioners (Continued)
Gaji dan kompensasi lainnya yang dibayarkan kepada Dewan Komisaris dan direksi Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk tahun 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 10,14 miliar dan Rp 8,32 miliar.
Renumerations of the Boards of Commissioners and Directors of the Company and its Subsidiaries in 2009 and 2008 are Rp 10.14 billion and Rp 8.32 billion, respectively.
Susunan anggota komite audit pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
The composition of audit committee December 31, 2009 and 2008 are as follows:
as
of
2009 dan/and 2008 Ketua Anggota Anggota
Kanaka Puradiredja Soenarso Soemodiwirjo Muhammad Hassan
Sekretaris Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah Nuzirman Nurdin. 2.
Chairman Member Member
Corporate secretary as of December 31, 2009 and 2008 is Nuzirman Nurdin.
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
a. Dasar penyajian laporan keuangan konsolidasian
a. Basis preparation of consolidated financial statements
Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, dan Surat Edaran No. SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Real Estat.
The consolidated financial statements have been prepared in accordance with generally accepted accounting principles in Indonesia, namely the Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) and the Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency’s (Bapepam-LK) No. VIII.G.7 regarding Guidelines for Financial Report Presentation, and Circular Letter No. SE-02/PM/2002 dated December 27, 2002 regarding Financial Statements Presentation and Disclosure Guidelines for Real Estate Company, which offered their shares to public.
Laporan keuangan konsolidasian, kecuali laporan arus kas disusun berdasarkan konsep akrual. Dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah konsep biaya perolehan, kecuali investasi dalam efek tertentu yang dicatat sebesar nilai wajarnya, dan persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dengan nilai realisasi bersih.
The consolidated financial statements, except for the statements of cash flows are prepared using the accrual basis of accounting. The measurement basis used is historical cost, except for certain investment which are recorded at its fair value and inventory which are stated at the lower of cost or net realizable value.
Neraca konsolidasian disajikan tanpa dikelompokkan ke dalam lancar dan tidak lancar (unclassified balance sheets) sesuai dengan PSAK No. 44, “Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat”.
The consolidated balance sheets are presented based on unclassified method in accordance with PSAK No. 44, “Accounting for Real Estate Development Activities”.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
The consolidated statements of cash flow are prepared based on direct method by classifying cash flow on the basis of operating, investing and financing activities.
Mata uang yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan dan Anak perusahaan.
The reporting currency used in the preparation of the consolidated financial statements is Indonesian Rupiah, which is the functional currency of the Company and Subsidiaries.
17
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
b. Prinsip-prinsip konsolidasian
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) b. Principles of consolidation
Laporan keuangan konsolidasian mencakup akunakun keuangan Perusahaan dan Anak perusahaan dengan pemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, kecuali Anak perusahaan yang pengendaliannya bersifat sementara atau terdapat pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan Anak perusahaan untuk mengalihkan dananya kepada Perusahaan.
The consolidated financial statements include the accounts of the Company and Subsidiaries which are owned more than 50% either directly or indirectly, except for the Subsidiaries which is intended to be temporarily controlled or operates under long-term restrictions which significantly affects the ability to transfer funds to the Company.
Sesuai dengan PSAK No. 12, “Pelaporan Keuangan Mengenai Bagian Partisipasi (Interest) dalam Pengendalian Bersama Operasi dan Aset (Jointly Controlled Operations and Assets)”, partisipasi PT Bakrie Pangripta Loka (BPL2), Anak perusahaan, dalam kerja sama operasi tersebut telah dicatat menggunakan metode ekuitas dalam pencatatan akuntansi dan pelaporan keuangan dimana bagian partisipasi (interest) pada kerjasama operasi pada awalnya dibukukan sebesar biaya perolehan (cost) dan selanjutnya disesuaikan terhadap perubahan dalam bagian venturer atas pendapatan yang diperoleh dan beban-beban yang terjadi dari pengendalian bersama operasi.
In accordance with PSAK No. 12, “Financial Reporting of Interests in Jointly Controlled Operations and Assets”, participation of PT Bakrie Pangripta Loka (BPL2), a Subsidiary, in the joint operation has been accounted using equity method in accounting and financial reporting in which the participation (interest) portion on the joint operation was initially recorded at cost and adjusted with the changes in the venturer’s income received and expenses that occur from the joint controlled operations.
Saldo dan transaksi, termasuk keuntungan/kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan terkonsolidasi dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
Balance and transactions, including unrealized gains/losses on the consolidated inter-company transactions are eliminated to reflect the financial position and the result of operation of the Company and Subsidiaries as a single business entity.
Apabila diperlukan, laporan keuangan Anak perusahaan disesuaikan agar sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan.
The financial statements of Subsidiaries, if necessary, are adjusted to conform to the Company's accounting policies.
Sesuai dengan PSAK No. 40, “Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak perusahaan/perusahaan Asosiasi”, selisih antara nilai tercatat aset bersih Anak perusahaan tersebut yang bukan berasal dari transaksi antara Perusahaan dan Anak perusahaan yang terkait, dicatat dan disajikan sebagai “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Asosiasi” dalam komponen ekuitas pada neraca konsolidasian.
According to PSAK No. 40, “Accounting of Changes of Equity of Subsidiaries and Associated Company”, the differences between the recorded investment in shares by the Company and the Company’s portion of a Subsidiary’s net assets value resulting from the changes in the equity of a Subsidiary which not arising from transaction between the Company and those Subsidiaries, are recorded and presented as “Difference in the Equity Transaction of Associated Companies” under stockholders’ equity section of consolidated balance sheets.
c. Kas dan setara kas
c. Cash and cash equivalents
Kas terdiri dari kas di tangan dan kas di bank yang tidak dibatasi penggunaannya. Setara kas adalah deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan.
Cash consists of unrestricted cash on hand and cash in banks. Cash equivalents are time deposits with maturities of three months or less at the time of placement and not pledged as collateral.
Kas dan deposito yang dibatasi penggunaannya diklasifikasikan sebagai bukan kas dan dicatat dalam akun “Dana dalam Pembatasan”.
Cash and time deposits which are restricted in used are classified into non cash and recorded in “Restricted Funds” accounts.
18
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
d. Penyisihan piutang ragu-ragu
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) d. Allowances for doubtful accounts Trade receivables are stated net of an allowance for doubtful accounts. The allowance of doubtful accounts is determined based on a review of the status of the individual trade receivable accounts at the end of the year.
Piutang usaha disajikan sebesar jumlah neto setelah dikurangi dengan penyisihan piutang tidak tertagih. Penyisihan piutang tidak tertagih ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan masing-masing piutang pada akhir tahun. e. Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
f.
e. Transactions with related parties
Perusahaan dan Anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak tertentu yang dianggap mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
The Company and its Subsidiaries conduct transactions with certain parties, which have related party relationships in accordance with PSAK No. 7, “Related Party Disclosures”.
Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik dengan ataupun tidak dengan harga dan persyaratan normal yang dilakukan terhadap pihak ketiga, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.
All transactions with related parties, whether or not under the normal price and condition as those conducted with third parties, are disclosed in the notes to consolidated financial statements.
Biaya dibayar di muka
f.
Prepaid expenses Prepaid expenses are amortized over the periods benefited of each expense using the straight-line method.
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. g. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing
g. Foreign currency transactions and balances
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal neraca. Laba atau rugi kurs yang terjadi diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
Transactions denominated in foreign currencies are converted into Rupiah at the exchange rate prevailing at the date of transactions. At the balance sheet date, monetary assets and liabilities in foreign currencies are translated into Rupiah at the middle rate of Bank Indonesia at balance sheets date. Exchange gains or losses arising are recognized in the consolidated statements of income.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, nilai tukar yang digunakan masing-masing adalah Rp 9.400 dan Rp 10.950 per AS$ 1.
As of December 31, 2009 and 2008, the exchange rates used were Rp 9,400 and Rp 10,950 for US$ 1, respectively.
h. Investasi jangka pendek
h. Short-term investments
1)
Deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari 3 bulan pada saat penempatan, tidak dijaminkan atau tidak ditentukan penggunaannya disajikan sebagai “Investasi Jangka Pendek”. Deposito disajikan sebesar nilai nominal.
1)
Time deposits of more than 3 months maturity period that are not held as collateral nor intended for special purposes are presented as “Short-term Investment”. Time deposits are stated in par values.
2)
Berdasarkan PSAK No. 50, “Akuntansi Efek Tertentu”, Perusahaan Investasi menggolongkan investasi dalam bentuk surat berharga (efek) yang nilai wajarnya tersedia berupa efek hutang dan efek ekuitas, ke dalam 3 kelompok sebagai berikut:
2)
In accordance with PSAK No. 50, “Accounting for Investment in Certain Securities”, the Company classifies its investment in marketable securities that have fair market value such as debt securities and equity securities into 3 categories:
a. Diperdagangkan
a. Trading security
Efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat yang diukur secara nilai wajarnya.
Securities purchased and owned for resale in the near future are measured at their fair value.
19
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
h. Investasi jangka pendek (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) h. Short-term investments (Continued) b. Held-to-maturity
b. Dimiliki-hingga-jatuh-tempo Investasi dalam efek hutang yang dimaksudkan untuk dimiliki-hingga-jatuhtempo yang diukur sebesar harga perolehan yang disesuaikan dengan amortisasi premi atau diskonto yang belum diamortisasi.
Investment in debt securities intended to hold until maturity are measured at cost adjusted by the amortization of premium or unamortized discount.
c. Available-for-sale
c. Tersedia-untuk-dijual Investasi yang tidak memenuhi kriteria kelompok diperdagangkan dan yang dimiliki-hingga-jatuh-tempo diukur sebesar nilai wajarnya. Laba atau rugi yang belum direalisasi dari kepemilikan efek ini disajikan sebagai “Laba atau Rugi yang Belum Terealisasi atas Investasi Jangka Pendek Tersedia untuk Dijual” dalam komponen ekuitas pada neraca konsolidasian. 3)
i.
Investment in securites which are not classified under either the trading or heldto-maturity category, measured at their fair value. Unrealized gains or losses as result of the ownership of securities are reported as “Unrealized Gains or Losses of Investment Available for Sale” in equity component of the consolidated balance sheets.
Kontrak pengelolaan dana dicatat sebesar nilai perolehan dan pendapatan bunga atas kontrak pengelolaan dana tersebut dicatat secara akrual dan disajikan sebagai penghasilan bunga dalam laporan laba rugi konsolidasian.
3)
Persediaan
i.
Fund management contract (discretionary fund) is stated at cost. Interest income is recorded based on accrual and is presented as interest income in the consolidated statements of income.
Inventories
Harga perolehan persediaan real estat dialokasikan ke masing-masing proyek real estat ditentukan dengan menggunakan metode identifikasi khusus untuk beban langsung dan berdasarkan meter persegi untuk beban fasilitas umum dan sosial.
Cost of real estate inventory are allocated to components of the real estate project based on the specific identification method for direct costs and based on square meters for social and common facilities.
Harga perolehan persediaan real estat meliputi biaya pembebasan (ganti rugi) tanah, perizinan, pengurusan surat-surat tanah, pematangan tanah, prasarana, pengembangan dan pembangunan proyek, termasuk kapitalisasi bunga selama masa pembangunan dan pengembangan.
Cost of real estate inventory comprises of license, acquisition, certificate, land clearing, infrastructure, project development and construction including capitalized interest during construction and development.
Persediaan real estat yang berupa bangunan apartemen (strata title) dicatat berdasarkan biaya perolehan yang ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata dan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan estimasi nilai realisasi bersih. Nilai realisasi bersih merupakan estimasi nilai jual dikurangi biaya pengembangan untuk menghasilkan produk yang siap dijual dan biaya untuk merealisasi penjualan.
Inventories of real estate of apartment building (strata title) are stated based on the certain acquisition costs by the lower of cost or estimate net realizable value. Net realizable value represents the estimate selling price less than development cost up to ready-to-sale and realization selling expenses.
Selisih antara harga perolehan dengan estimasi nilai realisasi bersih dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasian dalam akun “Beban Pokok Penjualan”. Bangunan dalam proses pengembangan dan bangunan yang siap untuk dijual dikelompokkan sebagai “Persediaan” di dalam neraca konsolidasian.
The different between the cost of acquisition and estimated net realizable value are recorded in the account of “Cost of Revenues” of the consolidated statements of income. Real estate properties under development and inventories ready for sale are shown under “Inventories” in the consolidated balance sheets.
20
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) i.
2.
Persediaan (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) i.
Inventories of food, beverage, equipment and merchandise hotel are stated at the lower of cost or net realizable value. The cost is determined using average method. The net realizable value is determined based on the estimated fair selling price of the inventories less the estimate cost to sell the inventories. The allowances for decrease in inventories value is conducted to reduce the carrying value to their net realizable value. The allowances for obsolete or slow moving inventories are defined, if any, based on the review of inventories condition at the end of the year.
Persediaan makanan, minuman, perlengkapan dan barang dagangan hotel dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata. Nilai realisasi bersih ditentukan berdasarkan taksiran harga jual yang wajar setelah dikurangi taksiran biaya yang diperlukan untuk menjual persediaan tersebut. Penyisihan penurunan nilai persediaan dilakukan untuk mengurangi nilai tercatat menjadi nilai realisasi bersih. Penyisihan persediaan usang atau persediaan yang perputarannya lambat, ditentukan, jika ada, berdasarkan penelaahan atas kondisi masing-masing persediaan pada akhir tahun. j.
Aset bangun serah
j.
Aset tetap yang dimiliki melalui bangun serah diakui sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan aset bangun serah tersebut berdasarkan masa manfaat ekonomis aset bangun serah sesuai dengan perjanjian kerjasama bangun kelola dengan menggunakan metode garis lurus.
Asset under build and transfer Property and equipment owned under build and transfer is stated at cost less accumulated depreciation. Depreciation of asset under build and transfer is calculated based on economic useful life according to the build and operate agreement using straight-line method.
k. Tanah yang belum dikembangkan
k. Land bank Land bank is stated at cost, comprising of cost for acquisition, certification and land clearing. When the infrastructure development started, the land is reclassified into inventory-in-progress or property and equipment account as construction in progress.
Tanah yang belum dikembangkan dinilai berdasarkan harga perolehan, yang meliputi antara lain biaya pembebasan (ganti rugi), pengurusan surat-surat tanah dan pematangan tanah. Pada saat dimulainya pengembangan prasarana, nilai tanah tersebut akan direklasifikasi ke akun persediaan sebagai persediaan dalam pembangunan atau aset tetap sebagai proyek dalam penyelesaian. l.
Inventories (Continued)
Penyertaan saham pada perusahaan Asosiasi
l.
Investment in shares of stock in Associated company
Penyertaan jangka panjang pada perusahaan asosiasi dengan kepemilikan di bawah 20% yang dimiliki untuk sementara waktu dicatat sebesar harga perolehan.
Long-term investment in shares of stock in associated company with less than 20% ownership and investment for temporary ownership are stated at cost.
Penyertaan jangka panjang pada perusahaan dengan kepemilikan antara 20% sampai dengan 50% (perusahaan Asosiasi) dicatat dengan metode ekuitas. Berdasarkan metode ini, investasi saham pada perusahaan asosiasi disesuaikan dengan jumlah bersih kenaikan atau penurunan laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi dan deviden yang diterima sejak tanggal akuisisi.
Long-term investment in shares of stock in asscociated company with at least 20% ownership but not exceeding 50% is recorded by equity method in which investment in shares are recorded at cost and adjusted by net amount of increase or decrease of equity in the net earnings or losses of the associated company and the dividends received since the date of acquisition.
m. Properti investasi
m. Investment properties Effective January 1, 2008, the Company and its Subsidiaries have applied PSAK No. 13 (Revised 2008), “Investment Property”, which supersedes PSAK No. 13 (Revised 1994), “Accounting for Investments”, utilizing the cost model.
Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan dan Anak perusahaan telah menerapkan PSAK No. 13 (Revisi 2008), “Properti Investasi”, yang menggantikan PSAK No. 13 (Revisi 1994), “Akuntansi untuk Investasi” menggunakan model biaya.
21
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
m. Properti investasi (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) m. Investment properties (Continued)
Properti investasi terdiri dari bangunan dan prasarana untuk menghasilkan rental dan tidak untuk digunakan dalam operasi untuk tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. Properti investasi dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan penurunan nilai. Biaya perolehan meliputi biaya konstruksi sampai dengan saat pembangunan atau pengembangan selesai.
The investment properties consist of buildings and infrastructure to earn rentals, rather than for use administrative purposes or sale in the ordinary course of business. Investment property is stated at cost less accumulated depreciation and impairment losses. The carrying amount includes the construction cost until its completed and ready for use.
Penyusutan bangunan dan prasarana dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama umur manfaat aset tetap selama 20 tahun.
Depreciation of buildings and improvements is computed using the straight-line method over the estimated useful lives of the assets of 20 years.
Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut.
Investment property is derecognized when either it has been disposed of or when the investment property is permanently withdrawn from use and no future benefit is expected from its disposal. Gains or losses on the retirement or disposal of an investment property are recognized in the statements of income in the year of retirement or disposal.
Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau selesainya pembangunan atau pengembangan. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual.
Transfers are made to investment properties when, and only when, there is a change in use, evidenced by the end of owner occupation, commencement of an operating lease with another party or completion of construction or development. Transfers are made from investment properties when, and only when, there is a change in use, evidenced by commencement of owner occupation or commencement of development with a view to sale.
n. Aset tetap
n. Fixed assets
Aset tetap terdiri dari aset tetap selain hak pengusahaan jalan tol dan proyek tol dalam pelaksanaan.
Fixed assets consist of fixed assets other than toll road concession rights and toll project in progress.
Aset Selain Hak Pengusahaan Jalan Tol
Fixed assets other than toll road concession rights
Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan dan Anak perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No.16 (1994), “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK No.17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”, dimana Perusahaan dan Anak perusahaan telah memilih model biaya. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.
Effective January 1, 2008, the Company and Subsidiaries applied PSAK No. 16 (Revised 2007) on fixed Assets, which supersedes PSAK No. 16 (1994) on Fixed Assets and Other Assets and PSAK No. 17 (1994) on Accounting for Depreciation. The Company and Subsidiaries have selected the cost model. Implementation of this revised PSAK has no significant impact to the consolidated financial statement.
Aset tetap PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), Anak perusahaan, kecuali tanah, yang digunakan dalam usaha dan diperoleh hingga tanggal 12 September 1986, sebelum berlakunya PSAK No. 16 telah dinilai kembali berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 45 tanggal 2 Oktober 1986. Saldo revaluasi yang berasal dari revaluasi aset tetap tersebut dianggap sebagai biaya perolehan (deemed cost). Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), apabila Perusahaan dan Anak Perusahaan yang sebelum penerapan Pernyataan ini pernah melakukan revaluasi aset tetap dan masih memiliki saldo selisih penilaian kembali aset tetap, maka pada saat penerapan pertama kali Pernyataan ini harus mereklasifikasi seluruh saldo selisih nilai penilaian kembali aset tetap tersebut ke akun saldo laba.
Fixed assets, except for land, of PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), a Subsidiary, which used in the operating activities and acquired up to September 12, 1986, before the implementation of PSAK No.16 were revalued based on the Government Regulation No. 45 dated October 2, 1986. Balance of revaluation from revalued amount of fixed assets is considered as deemed cost. Based on PSAK No.16 (Revision 2007),if the Company and Subsidiaries before implemented this statement has conducted revaluation of its fixed assets and still has the balance of the difference in revaluation of fixed assets thus for the first implementation of this statement must reclassify the balance to the retained earning account. 22
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
n. Aset tetap (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) n. Fixed assets (Continued)
Aset tetap yang dimiliki secara langsung diakui sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
fixed assets directly owned are stated at cost less accumulated depreciation.
Tanah tidak disusutkan.
Land is not depreciated.
Penyusutan aset tetap selain tanah dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis sebagai berikut :
Depreciation of fixed assets, except land, is calculated using the straight-line method over the estimated useful life as follows: Tahun / Years
Bangunan Mesin dan peralatan Perabotan dan perlengkapan kantor Kendaraan bermotor
10 4 3 3
-
20 15 10 5
Buildings Machineries and equipments Furniture, fixtures and office equipments Motor vehicles
Aset tetap yang dalam penyelesaian dinilai berdasarkan harga perolehan dan dicatat sebagai bagian dari “Aset Tetap - Proyek Properti dalam Penyelesaian” dalam neraca konsolidasian. Akumulasi harga perolehan akan dipindahkan ke akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan.
Assets-in-progress are stated at cost and presented as part of “Fixed Assets - Property Project-in-Progress” in consolidated balance sheets. The accumulated costs will be reclassified to the appropriate property and equipment account when completed and ready for use.
Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya. Biaya-biaya pemugaran dan penambahan dalam jumIah signifikan dikapitalisasi. Aset tetap yang tidak digunakan lagi atau dijual, nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan konsolidasian, dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian tahun yang bersangkutan.
Repair and maintenance are charged to the consolidated statements of income during the period when incurred. The significant cost for renewals and betterments are capitalized. When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying value and the related accumulated depreciation are eliminated from the consolidated financial statements, and the resulting gains or losses on the disposal of property and equipment are recognized in the consolidated statements of income.
Proyek Jalan Tol Dalam Pelaksanaan
Toll Project in progress
Proyek jalan tol dalam pelaksanaan disajikan sebagai bagian dari aset tetap, dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke aset tetap hak pengusahaan jalan tol pada saat proyek selesai dikerjakan dan atau berdasarkan keputusan Menteri mengenai penetapan pengoperasian. Aset tetap hak pengusahaan jalan tol disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) selama masa hak pengusahaan jalan tol (masa konsesi).
Toll project in progress is represented as part of property and equipment, are stated at cost. The accumulated cost are reclassified to the toll road concession right assets when the construction is completed and or based on Ministerial decree regarding toll road operation. Toll road concession right assets is depreciated using the straight-line method over the period of the concession rights.
Adapun biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan pembangunan jalan tol meliputi biaya kontraktor, konsultan supervisi, penunjang proyek, provisi bank, kapitalisasi bunga yang secara langsung ataupun tidak langsung digunakan untuk mendanai proses pembangunan jalan tol serta biaya lainnya yang berkaitan dengan pembangunan jalan tol.
Cost incurred during the construction roads and other facilities consist of contractor, consultant supervision, support projects, provision of a bank, capitalized interest that are directly or indirectly and other cost directly used to fund toll construction.
23
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
o. Penurunan nilai aset
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) o. Impairment of assets value
Sesuai dengan PSAK No. 48, “Penurunan Nilai Aset”, setiap tanggal neraca, Perusahaan dan Anak perusahaan menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset.
In accordance with PSAK No. 48, “Accounting for Impairment of Assets”, at balance sheet date, the Company and Subsidiaries review whether there is any indication of asset impairment or not.
Aset tetap dan aset tidak lancar lainnya, termasuk aset tidak berwujud ditelaah untuk mengetahui apakah telah terjadi kerugian akibat penurunan nilai atau apakah telah terjadi perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tersebut. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai yang lebih tinggi antara harga jual neto dan nilai pakai aset.
Property and equipment and other non-current assets, including intangible assets are reviewed for impairment losses whenever events or changes in circumstances indicate that the carrying amount may not be recoverable. An impairment loss are recognized for the amount by which the carrying amount of the assets exceeds its recoverable amount, which is the higher of an asset’s net selling price and value in use.
p. Sewa
p. Leases
Sebelum tanggal 1 Januari 2008, transaksi sewa dicatat dengan menggunakan metode financing lease jika memenuhi semua kriteria yang dipersyaratkan dalam PSAK No. 30 (1990), “Akuntansi Sewa Pembiayaan”, sedangkan transaksi sewa yang tidak memenuhi kriteria dibukukan dengan menggunakan metode sewa menyewa biasa (operating lease method) dan penerimaan (pembayaran) sewa diakui sebagai penghasilan (beban) dalam laporan laba rugi konsolidasian dengan metode garis lurus selama masa sewa.
Before January 1, 2008, leases are accounted for using the financing lease method if all of the criteria required under PSAK No. 30 (1990), “Accounting for Leases” are met. Lease transactions that do not meet any of the criteria are accounted for using the operating lease method and lease payments received (payments) are recognized as income (expenses) in the consolidated statements of Income on a straight-line method over the lease term.
Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan dan Anak perusahaan menerapkan PSAK No.30 (Revisi 2007), “Sewa” menggantikan PSAK No.30 (1990) “Akuntansi Sewa Pembiayaan”. Berdasarkan PSAK No.30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK, revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Sewa pembiayaan dikapitalisasi pada awal masa sewa sebesar nilai terendah antara nilai wajar aset tetap sewaan atau nilai kini pembayaran sewa minimum. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Effective January 1, 2008, the Company and Subsidiaries implemented PSAK No. 30 (Revised 2007), “Leases” supersedes PSAK No. 30 (1990) “Accounting for Leases”. Based on PSAK No. 30 (Revised 2007), the determination of whether an arrangement is, or contains a lease is based on the substance of the arrangement at the inception date and whether the fulfillment of the arrangement is dependent on the use of a specific asset and the arrangement conveys a right to use the asset. Under this revised PSAK, leases that transfer substantially all of the risks and rewards incidental to ownership of the leased item to the lessee are classified as finance leases. Finance lease are capitalized at the commencement of the lease at the lower of the fair value of the leased assets and the present value of the minimum lease payments. Leases which do not transfer to the lessee substantially all of the risks and rewards incidental to ownership of the leased item to the lessee are classified as operating leases.
Sebagai Lessee
As Lessee
Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban.
The finance charge is allocated to each period during the lease term so as to produce a constant periodic rate of interest on the remaining balance of the liability.
24
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
p. Sewa (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) p. Leases (Continued)
Rental kontinjen, jika ada, dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi. Aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Dalam sewa operasi, Perusahaan mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus (straightline method) selama masa sewa.
Contingent rents, if any, are charged as expenses in the periods in which they are incurred. Finance charges are reflected in the statement of income. Capitalized leased assets (presented under the account of property and equipment) are depreciated over the shorter of the estimated useful life of the assets and the lease term, if there is no reasonable certainty that the Company will obtain ownership by the end of the lease term. Under an operating lease, the Company recognized lease payments as an expense on a straight-line method over the lease term.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis dari aset sewa pembiayaan yang sama dengan aset tetap pemilikan langsung.
Depreciation is computed using the straight-line method based on the estimated useful lives of the leased assets similar to the property and equipment acquired under direct ownership.
Setiap pembayaran sewa dialokasikan antara porsi pelunasan kewajiban dan beban keuangan. Jumlah kewajiban sewa, setelah dikurangi beban keuangan, disajikan sebagai kewajiban jangka panjang kecuali untuk bagian yang jatuh tempo dalam waktu kurang dari 12 bulan disajikan sebagai kewajiban jangka pendek. Unsur bunga dalam beban keuangan dibebankan ke laporan laba rugi konsolidasian selama masa sewa yang menghasilkan tingkat suku bunga konstan atas saldo kewajiban. Aset tetap yang diperoleh melalui sewa pembiayaan disusutkan selama taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan yang diterapkan untuk aset tetap yang diperoleh dengan pemilikan langsung.
Each lease payment is allocated between the liability portion and a finance charge. The corresponding rental obligations, net of finance charges are included in other long-term liabilities, except for those with maturities of less than 12 months are included in the current liabilities. The interest element of the finance cost is charged to the consolidated statements of income over the lease period so as to produce a constant periodic rate of interest on the remaining balance of the liability. Property, plant and equipment under finance leases are depreciated over the estimated useful life of the leased assets, which is similar to the property, plant and equipment acquired under direct ownership.
Sebagai Lessor
As Lessor
Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.
Lease incomes from operating leases are recognized as income on a straight-line method over the lease term. Initial direct costs incurred in negotiating an operating lease are added to the carrying amount of the leased asset and recognized over the lease term based straight line.
Manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan menyatakan bahwa penerapan PSAK No. 30 (Revisi 2008) tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Anak perusahaan.
The Company’s and Subsidiaries’ management believes that the implementation of PSAK No. 30 (Revised 2008) has no significant impact to the Company’s and Subsidiaries’ consolidated financial statements.
q. Beban emisi saham
q. Stock issuance cost All expenses related to the Company's stock issuance to public are recorded as deduction of “Additional Paid in Capital - Net” account which is part of the stockholders' equity in the consolidated balance sheets.
Seluruh beban yang terjadi sehubungan dengan penawaran saham Perusahaan kepada masyarakat dicatat sebagai pengurang akun “Tambahan Modal Disetor - Agio Saham - Bersih” yang merupakan komponen ekuitas di dalam neraca konsolidasian.
25
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
r. Pengakuan pendapatan dan beban
r.
Revenue and expense recognition Revenue from the sale of real estates are recognized based on PSAK No. 44, “Accounting for Real Estate Development Activities”. Revenue on sale of real estate is recognized on full accrual method when all the of following requirements are met:
Penghasilan dari penjualan real estat diakui berdasarkan PSAK No. 44, “Akuntansi Pengembangan Real Estat”. Pengakuan pendapatan atas penjualan real estat diakui penuh bila seluruh syarat berikut telah terpenuhi: i)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
i)
Penjualan bangunan rumah, ruko dan bangunan sejenis lainnya beserta tanah di atas di mana bangunan tersebut didirikan oleh penjual:
The sale of houses, shop houses and other buildings of the same type including the land where the buildings are built by the seller: A sale is consummated; The seller’s receivable is not subject to future subordinated to other loan obtained by the buyer; The selling price is collectible which is the payment received is at least 20% from the agreed selling price; and
Proses penjualan telah selesai; Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi di masa yang akan datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli; Harga jual akan tertagih, dimana jumlah pembayaran yang diterima sekurangkurangnya telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati; dan Penjual telah mengalihkan kepada pembeli seluruh resiko dan manfaat kepemilikan kepada pembeli dan penjual tidak mempunyai kewajiban atau terlibat lagi secara signifikan dengan unit bangunan tersebut. Dalam hal ini, bangunan tersebut telah selesai dan siap ditempati/digunakan.
The seller has transferred to the buyer the risks and benefits of ownership and the seller thereafter does not have any obligation or is no longer involved significantly with the asset (property). In this matter, the building is completed and is ready to be occupied/used.
ii) Penjualan kapling tanah tanpa bangunan:
ii) Sales of land without buildings:
Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati dan pembeli tidak bisa meminta kembali; Harga jual akan tertagih; Proses pengembangan tanah telah selesai dan penjual tidak memiliki kewajiban lagi untuk menyelesaikan kapling tanah yang dijual; dan Tagihan penjual tidak subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang.
The sale price is collectible; The land development process is complete so that the seller has no further obligations related to the land sold; and
iii) Penjualan bangunan kondominium, apartemen dan perkantoran diakui dengan menggunakan metode prosentase penyelesaian apabila seluruh kriteria di bawah ini dipenuhi, yaitu:
iii) The sale of condominiums, apartments and office buildings, are recognized using the percentage of completion method if all of the following criteria are satisfied, which are:
Proses konstruksi melampaui tahap awal yaitu fondasi telah selesai dan semua persyaratan untuk memulai bangunan telah selesai;
The construction process has already commenced, that is the building foundation has been completed and all of the requirements to commence construction have been fulfilled; Total payments by the buyer is at least 20% of the agreed sale price and that amount is not refundable; and
Total payments by the buyer is at least 20% of the agreed sale price and that amount is not refundable;
The receivable is not subordinated to other loans in the future.
Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali; dan Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan handal.
The amount of revenue and the cost of the unit can be reliably estimated.
Penerimaan hasil penjualan tanah dan bangunan, serta kondominium yang belum memenuhi persyaratan tersebut, dikelompokkan sebagai “Uang Muka Pelanggan” dalam neraca konsolidasian.
The payments received from the sale of lands, buildings and condominiums which do not meet the above criteria is shown under the “Advance from Customer” in the consolidated balance sheets.
Penghasilan hotel diakui pada saat barang atau jasa diserahkan kepada pelanggan.
Hotel revenues are recognized when the goods or services provided or rendered to customers.
26
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
r. Pengakuan pendapatan dan beban (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) r.
Revenue and expense recognition (Continued)
Penghasilan sewa dan iuran keanggotaan diakui pada saat sewa dan iuran keanggotaan jatuh tempo, sedangkan penghasilan dari penjualan makanan dan jasa diakui pada saat makanan dan jasa diberikan kepada pelanggan. Uang muka sewa dan pendapatan jasa yang diterima di muka dan iuran keanggotaan diterima di muka disajikan dalam akun “Pendapatan Ditangguhkan”.
Rental revenue and membership fee are recognized when they due, while the sales revenue from food and beverage and services are recognized when they are served and rendered to the customers. The rental and service charge revenues and membership fee received from customers in advance are presented in the accounts of “Deferred Income”.
Beban pokok penjualan tanah meliputi harga perolehan tanah ditambah pengeluaran-pengeluaran lain untuk pengembangan tanah. Beban pokok penjualan rumah tinggal, apartemen dan perkantoran meliputi tanah dan seluruh beban pembangunan rumah tinggal sampai siap ditempati/digunakan.
Cost of land sold comprises of cost for acquisition and other expenses incurred for land development. Cost of goods sold for housing, apartment and office building comprises of land and all construction costs until it is ready to use.
Beban diakui pada saat terjadinya (dasar akrual).
Expenses are recognized when incurred (accrual basis).
s. Perpajakan
s. Taxation
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau pada saat keputusan atas keberatan telah ditetapkan jika Perusahaan dan Anak perusahaan mengajukan keberatan.
Adjustments to taxation obligations are recorded when a Tax Assessment Letter is received and accepted or, if appealed against, when the result of the appeal is determined.
Pajak penghasilan final
Final income tax
Perbedaan nilai tercatat aset atau kewajiban yang berhubungan dengan pajak penghasilan final dengan dasar pengenaan pajaknya tidak diakui sebagai aset atau kewajiban pajak tangguhan.
The differences between the carrying amounts of existing assets or liabilities related to the final income tax and their respective tax bases are not recognized as deferred tax assets or liabilities.
Beban pajak periode berjalan sehubungan dengan penghasilan yang menjadi subyek pajak penghasilan final diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada periode berjalan.
Current tax expense related to income subject to final income tax is recognized in proportion to total income recognized during the current year for accounting purposes.
Selisih antara jumlah pajak penghasilan final yang telah dibayar dengan jumlah yang dibebankan sebagai beban pajak penghasilan final pada laporan laba rugi diakui sebagai pajak dibayar di muka atau hutang pajak.
The difference between the final income tax paid and the amount charged as final income tax expense in the Statements of Income is recognized as prepaid tax or tax payable.
Pajak penghasilan tidak final
Non final income tax
Beban pajak periode berjalan ditentukan berdasarkan penghasilan kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku di Indonesia.
Current tax expense is determined based on the taxable income for the year computed using prevailing tax rates.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak pada periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban pada tanggal neraca. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan akumulasi rugi fiskal, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi penghasilan kena pajak pada masa mendatang.
Deferred tax assets and liabilities are recognized for the future tax consequences attributable to differences between the carrying amounts of existing assets and liabilities in the financial statements and their respective tax bases at balance sheet date. Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences and deferred tax assets are recognized for deductible temporary differences and accumulated fiscal losses to the extent that it is probable that taxable income will be available in future years against which the deductible temporary differences and accumulated fiscal losses can be utilized. 27
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
s. Perpajakan (Lanjutan)
t.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) s. Taxation (Continued)
Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada periode berjalan.
Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantively enacted at balance sheet date. Changes in the carrying amount of deferred tax assets and liabilities due to a change in tax rates is charged to current year operations.
Untuk setiap perusahaan yang dikonsolidasi, pengaruh pajak atas perbedaan temporer dan akumulasi rugi pajak, yang masing-masing dapat berupa aset atau kewajiban, disajikan dalam jumlah bersih untuk masing-masing perusahaan tersebut.
For each of the consolidated entities, the tax effects of temporary differences and tax loss carryover, which individually are either assets or liabilities, are shown at the applicable net amounts.
Selisih nilai transaksi restrukturisasi dengan entitas sepengendali
t.
Laba atau rugi atas pengalihan aset, hutang serta modal saham dan akun yang berkaitan dengan ekuitas dari perusahaan-perusahaan yang berada di bawah pengendalian pemilikan yang sama tidak diakui. Selisih antara nilai pengalihan dengan nilai buku atas restrukturisasi di antara perusahaanperusahaan tersebut tidak disajikan sebagai goodwill melainkan dicatat sebagai bagian dari akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi dengan Entitas Sepengendali” dalam ekuitas konsolidasian.
No gain or loss are recognized in the transfer of assets, liabilities, shares and other ownership instruments of companies under common control. The difference between the transfer price and book value for each restructuring entities under common control is not recorded as goodwill but as “Difference in Value of Restructuring Transaction with Entities Under Common Control” account in the consolidated stockholders' equity.
u. Kesejahteraan karyawan
u. Employees’ benefits
Perusahaan dan Anak perusahaan mengimplementasikan PSAK No. 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja”. Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), perhitungan estimasi kewajiban untuk imbalan kerja karyawan berdasarkan undangundang ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial “Projected Unit Credit”.
The Company and Subsidiaries implement PSAK No. 24 (Revised 2004), “Retirement Benefits”. Under PSAK No. 24 (Revised 2004), an actuarial method “Projected Unit Credit” is determined as a basis to estimate liabilities for retirement benefit of employees based on labour law.
v. Cadangan atas penggantian peralatan operasi
v. Reserve for equipment
atas
penggantian
perabotan
replacement
of
operating
A Subsidiary conducting in hotel business provide a reserve for replacement of operational equipment by charging to operations an amount based on the estimated replacement amount of cost or damage items. Actual purchases are charged to a reserve account. At the end of the year, an adjustment is made to the reserve account to recognize the difference between the operational equipment items held at the end of the year and those initially supplied by a Subsidiary. Any items on hand at the end of period are adjusted to “Inventories” account.
Anak perusahaan yang bergerak dalam bidang perhotelan melakukan pencadangan atas penggantian peralatan operasi dengan membebankan jumlah tertentu pada biaya operasi sesuai dengan estimasi nilai penggantian dari harga perolehan atau barang yang rusak. Pembelian barang aktual dibebankan pada perkiraan pencadangan. Pada akhir tahun, penyesuaian dibuat atas perkiraan cadangan untuk mengakui perbedaan antara peralatan yang dimiliki pada akhir tahun dengan jumlah yang dibeli oleh Anak perusahaan. Nilai barang-barang yang tersedia pada akhir tahun disesuaikan ke akun “Persediaan”. w. Cadangan peralatan
Difference in value of restructuring transaction with entities under common control
dan
w. Reserve replacement equipment
Sehubungan dengan perjanjian yang diungkapkan di dalam Catatan 42 butir b, salah satu Anak perusahaan, yang merupakan badan pengelola properti hotel “Aston Residence” melakukan pencadangan atas penggantian perabotan dan peralatan sebesar 3% dari pendapatan hotel.
of
furniture
and
In accordance with the agreement referred to Note 42 point b, a Subsidiary, as a management of the hotel “Aston Residence” provides a reserve for replacement of furniture and equipment equivalent to 3% of the hotel’s revenue.
28
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
x. Selisih lebih harga perolehan (nilai wajar) terhadap nilai wajar (harga perolehan) Anak perusahaan - bersih
x. Excess of Acquisition cost (fair value) over Subsidiaries’ fair value (acquisition cost) - net
Selisih lebih antara harga perolehan dan nilai wajar aset bersih Anak perusahaan yang diakuisisi dibukukan sebagai “Selisih Lebih Harga Perolehan atas Nilai Wajar Anak perusahaan - Bersih” dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 5 sampai 20 tahun. Jika biaya perolehan lebih rendah dari bagian Perusahaan atas nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi pada tanggal akuisisi, nilai wajar aktiva non-moneter dikurangi secara proporsional sampai seluruh selisih tersebut dieliminasi. Apabila setelah nilai wajar aset selisih yang belum dieliminasi, maka sisa selisih tersebut dibukukan sebagai “Selisih Lebih Nilai Wajar terhadap Harga Perolehan Anak perusahaan - Bersih” dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama tidak kurang dari 20 tahun.
The excess of the purchase price over the underlying fair value of the net assets of the acquired Subsidiaries is booked as “Excess of Acquisition Cost Over Subsidiaries’ Fair Value Net” and is amortized using the straight-line method over 5 to 20 years. When the cost of acquisition is less than the interest in the fair values of the identifiable assets and liabilities acquired as at the date of acquisition, the fair values of the acquired non-monetary assets are reduced proportionately until all the excess is eliminated. The excess remaining after reducing the fair values of non-monetary assets acquired is recognized as “Excess of Fair Value Over Subsdiaries’ Acquisition Cost - Net” and is amortized using the straight-line method over no less than 20 years.
y. Hak minoritas atas aset bersih Anak perusahaan
y. Minority interest in net assets of Subsidiaries
Hak minoritas atas laba (rugi) bersih dan ekuitas Anak perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba (rugi) bersih dan ekuitas Anak perusahaan tersebut.
Minority interest in net income (loss) and equity of Subsidiaries are stated at proportion of minority shareholders in net income (loss) and equity Subsidiaries.
z. Hutang obligasi
z.
Bonds payable Bonds issued are presented at nominal value, net of unamortised discount and/or nominal value add unamortised premium value. Bond issuance costs in connection with the bonds issued are recognized as discounts and directly deducted from the proceeds of bond issued. The discounts are amortised over the period of the bonds using the straight-line method.
Hutang obligasi yang diterbitkan dicatat sebesar nilai nominal dikurangi saldo diskonto yang belum diamortisasi dan/atau nilai nominal ditambah saldo premium yang belum diamortisasi. Biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan hutang obligasi dan diskonto/premium dikurangkan/ditambahkan langsung dari hasil emisi dan di amortisasi selama jangka waktu hutang obligasi tersebut dengan menggunakan metode garis lurus. aa. Kompensasi Berbasis Saham
aa. Stock Based Compensation PSAK No. 53, “Accounting for Stock Based Compensation” regards the accounting treatment for fair value of stocks option granted to employees and other similar equity instruments. Fair value of stocks option was recognized on the grant date, which is calculated using Binomial method and is recognized as compensations cost. At the end of the year, the fair value of the unexercised option would be adjusted if there is a changed expectation of the option that may not be exercised.
PSAK No. 53, “Akuntansi Kompensasi Berbasis Saham” mengatur perlakuan akuntansi atas nilai wajar opsi yang diberikan kepada karyawan dan instrumen ekuitas sejenis lainnya. Nilai wajar opsi ditentukan pada tanggal pemberian opsi (grant date) yang dihitung dengan metode Binomial dan diakui sebagai beban kompensasi. Pada setiap akhir tahun nilai wajar dari opsi yang belum dieksekusi akan disesuaikan apabila terjadi perubahan ekspektasi jumlah opsi yang mungkin gagal dieksekusi. bb. Pelaporan segmen
bb. Segment reporting In accordance with PSAK No. 5 (Revised 2000), “Segment Reporting”, a business segment provides the information of products or services that is subject to risks and returns that are different from those of other business segments. A geographical segment is engaged in providing products or a service within a particular economics environment that are subject to risks and returns that are different from those of segments operating in other economic environment.
Sesuai PSAK No. 5 (Revisi 2000), “Pelaporan Segmen”, segmen usaha menyajikan informasi produk dan jasa yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen usaha lainnya. Sebuah segmen geografis menyediakan barang atau jasa di dalam lingkungan ekonomi tertentu yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen operasi lainnya yang berada dalam lingkungan ekonomi lain.
29
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
2.
bb. Pelaporan segmen (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) bb. Segment reporting (Continued)
Perusahaan dan Anak perusahaan menerapkan segmentasi usaha berdasarkan jenis barang dan jasa (produk).
The Company and Subsidiaries implement operating segment on goods or services (product) rendered.
cc. Laba per saham
cc. Earnings per share
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih tahun berjalan dengan rata-rata tertimbang saham yang beredar, setelah memperhitungkan pengaruh dari perubahan jumlah saham beredar. Jumlah rata-rata tertimbang saham per saham dasar pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing sebesar 19.916.859.473 saham dan 19.916.073.473 saham. Jumlah rata-rata tertimbang saham per saham dilusian pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 sebesar 19.916.859.473 saham dan 20.435.008.371 saham.
The basic earnings per share is calculated by dividing net income for the year by the weightedaverage number of outstanding ordinary shares during the year, after giving effect to the events that changed the number of outstanding shares. Weighted-average number of ordinary shares as of December 31, 2009 and 2008 are 19,916,859,473 shares and 19,916,073,473 shares, respectively. Weighted-average number of diluted shares as of December 31, 2009 and 2008 is 19,916,859,473 shares and 20,435,008,371 shares, respectively.
dd. Kapitalisasi biaya pinjaman
dd. Capitalization of interest expense
Sesuai dengan PSAK No. 26 (Revisi 1997) mengenai “Biaya Pinjaman”, biaya pinjaman dibebankan pada saat terjadinya. Biaya pinjaman dikapitalisasi apabila dapat secara langsung dikaitkan dengan perolehan, pembangunan atau produksi dari aset tertentu (qualifying assets).
In accordance with PSAK No. 26 (Revised 1997) on “Borrowing Costs”, borrowing costs are expensed as incurred. Borrowing costs are capitalized if they are directly attributable to the acquisition, construction or production of a qualifying asset.
Kapitalisasi biaya pinjaman dimulai ketika aktivitas untuk mempersiapkan pembangunan aset untuk dipergunakan atau dijual sesuai tujuannya sedang berlangsung dan pengeluaran serta biaya pinjaman sedang terjadi.
Capitalization of borrowing costs commences when the activities to prepare the asset for its intended use or sale are in progress and the expenditures and borrowing costs are being incurred.
Biaya pinjaman dikapitalisasi sampai dengan aset tersebut siap digunakan sesuai tujuannya. Apabila nilai tercatat dari aset tersebut melebihi jumlah yang diharapkan dapat dipulihkan atau nilai realisasi bersih, maka diakui rugi penurunan nilai.
Borrowing costs are capitalized until the assets are ready for their intended use. If the resulting carrying amount of the asset exceeds its recoverable amount or net realizable value, an impairment loss is recognized.
ee. Modal saham yang diperoleh kembali
ee. Treasury stock Treasury stock is stated at acquisition cost and shown as deduction from capital stock under the Shareholders’ Equity section of the consolidated balance sheets. The difference between the proceeds from resale of treasury stock and the related acquisition cost is accounted for as an addition to or deduction from additional paid-in capital. When the treasury stock is retired, the difference between acquisition cost and par value is allocated between the related additional paid-in capital and retained earnings.
Modal saham yang diperoleh kembali, dicatat sebesar nilai perolehan dan disajikan sebagai pengurang modal saham di bagian Ekuitas dalam neraca konsolidasian. Selisih antara nilai yang diterima atas penjualan saham yang diperoleh kembali dan harga perolehan yang terkait dicatat sebagai penambahan atau pengurangan dari agio saham. Apabila saham yang diperoleh kembali tersebut ditarik kembali, selisih antara harga perolehan dan nilai nominal dialokasikan antara agio saham dan saldo laba. ff. Penggunaan estimasi
ff. Use of estimation
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban dan pengungkapan aset dan kewajiban kontijen pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama tahun berjalan. Hasil yang sebenarnya dapat berbeda dari jumlah yang diestimasi.
The preparation of the consolidated financial statements, in accordance with generally accepted accounting principles, requires the use of management’s estimates and assumptions in determining the carrying values of certain assets and liabilities and disclosures of contingent assets and liabilities as of the date of the consolidated financial statements and the reported amounts for certain revenues and expenses during the current year. The actual results could differ from those method.
30
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
3.
PENDIRIAN, AKUISISI DAN DIVESTASI ANAK PERUSAHAAN DAN UNIT USAHA
ESTABLISHMENT, ACQUISITION AND DIVESTMENT OF SUBSIDIARIES AND BUSINESS UNIT
3.
a. Pada tanggal 3 Januari 2008, akta pendirian PT Bakrie Infrastructure mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU00228.AH.01.01.Tahun 2008.
a. On January 3, 2008, the establishment of PT Bakrie Infrastructure was approved by Minister of Law and Human Rights of Republic of Indonesia in its Decision Letter No. AHU00228.AH.01.01.Tahun 2008.
b. Pada tanggal 3 Januari 2008, PT Bakrie Anak perusahaan, mendirikan Infrastructure, PT Bakrie Toll Road dengan Akta Pendirian No. 1 yang dibuat dihadapan Notaris Muchlis Patahna, S.H., M.Kn. Kepemilikan PT Bakrie Infrastructure adalah sebesar 24.999 saham atau 99,99%. Akta pendirian telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-01158.AH.01.01.Tahun 2008 tanggal 8 Januari 2008.
b. On January 3, 2008, PT Bakrie Infrastructure, a Subsidiary, established PT Bakrie Toll Road which is notarized by Notarial Deed No. 1 of Muchlis Patahna, S.H., M.Kn. PT Bakrie Infrastructure has 24,999 shares or 99.99% ownership. The establishment was approved by Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in its Decision Letter No. AHU-01158.AH.01.01. Year 2008 dated January 8, 2008.
c. Pada tanggal 7 Januari 2008, PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), Anak perusahaan, menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham PT Karya Perkasa Buana dengan PT Graha Multi Insani dan Tn. Dendy Noviandry. Berdasarkan perjanjian tersebut, BSU membeli 399 saham dengan nilai nominal Rp 1 juta per saham. Harga beli pada nilai nominal adalah sebesar Rp 399 juta. Perjanjian jual beli ini telah mendapat persetujuan berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Karya Perkasa Buana yang telah diaktakan oleh Akta Notaris Muchlis Patahna, S.H., M.Kn., No. 7 tanggal 16 Januari 2008.
c. On January 7, 2008, PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), a Subsidiary, entered into Share Sale and Purchase Agreement (SPA) of PT Karya Perkasa Buana with PT Graha Multi Insani and Mr. Dendy Noviandry. Based on the agreement, BSU acquired 399 shares with par value of Rp 1 million. Acquisition price with par value amounting to Rp 399 million. The agreement was approved by Extraordinary Shareholders’ General Meeting of PT Karya Perkasa Buana as notarized by Notarial Deed No. 7 of Muchlis Patahna, S.H., M.Kn., dated January 16, 2008.
Pada tanggal 23 Juni 2008, BSU menjual 399 saham kepemilikan pada PT Provices Indonesia (dahulu PT Karya Perkasa Buana) kepada PT Bakrie Bangun Persada dengan nominal saham Rp 1 juta per saham. Harga jual pada nilai nominal sebesar Rp 399 juta. Transaksi jual beli tersebut sesuai dengan Akta Jual Beli Saham No. 32 oleh Muchlis Patahna, S.H., M.Kn., tanggal 23 Juni 2008.
On June 23, 2008, BSU sold its shares ownership of 399 shares in PT Provices Indonesia (formerly PT Karya Perkasa Buana) to PT Bakrie Bangun Persada with par value of Rp 1 million per share. The total selling price at par value is amounted to Rp 399 million. This sale and purchase transaction as agreed with Deed of Shares Sale and Purchase No. 32 by Muchlis Patahna, S.H., M.Kn., dated June 23, 2008.
d. Pada tanggal 22 Pebruari 2008, Perusahaan dan Limitless Holdings Pte. Ltd. (Limitless) mengadakan Perjanjian Utama. Limitless berminat untuk membeli saham-saham hingga 30% kepemilikan di BSU, BDM dan SP, Anak perusahaan, dengan jumlah keseluruhan harga pembelian sebesar AS$ 110 juta.
d. On February 22, 2008, the Company and Limitless Holdings Pte. Ltd. (Limitless) entered into Heads of Agreement. Limitless wishes to acquire such number of shares equivalent to 30% ownership in BSU, BDM and SP, Subsidiaries, with a total acquisition price of US$ 110 million.
Berdasarkan RUPSLB tanggal 9 April 2008 sebagaimana yang dimuat dalam Akta Notaris Sutjipto, S.H., M.Kn., No. 42 pada tanggal yang sama, pemegang saham menyetujui Perusahaan untuk menjual kepemilikan saham Perusahaan kepada Limitless di:
Based on Extraordinary Shareholders’ General Meeting dated April 9, 2008 as notarized by Notarial Deed No. 42 of Sutjipto, S.H., M.Kn., on the same date, the shareholders had gave an approval to the Company to sell its shares ownership to Limitless in:
-
-
BSU sebanyak 30% dengan cara (a) pengalihan Perusahaan di BSU sebesar piutang Rp 419,90 miliar atau ekuivalen dengan AS$ 46,14 juta kepada Limitless yang kemudian akan dikonversi oleh Limitless menjadi 12.519.500 saham seri E dengan nilai nominal sebesar Rp 33.540 per saham; (b) menjual 8.812.050 saham seri D dengan harga sebesar AS$ 30,16 juta; 31
BSU with percentage of ownership of 30% by (a) transfering receivable of the Company in BSU amounting to Rp 419.90 billion or equivalent to US$ 46.14 million to Limitless and Limitless will convert it into 12,519,500 E series shares with par value of Rp 33,540 per share; (b) sold 8,812,050 D series shares with selling price of US$ 30.16 million;
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
3.
PENDIRIAN, AKUISISI DAN DIVESTASI ANAK PERUSAHAAN DAN UNIT USAHA (Lanjutan) -
BDM sebanyak 30% atau 105.509 saham dengan harga sebesar AS$ 14,3 juta;
-
-
SP sebanyak 30% atau 141.302 saham dengan harga sebesar AS$ 19,4 juta.
-
BDM with percentage of ownership of 30% 105,509 shares with selling price US$ 14.3 million; SP with percentage of ownership of 30% 141.302 shares with selling price US$ 19.4 million.
or of of of
Pada tanggal 6 Juni 2008, Perusahaan dan Limitless World International Services 6 Ltd. menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham yang kemudian diubah dengan Perubahan Perjanjian Jual Beli Saham pada tanggal 19 September 2008, berkenaan dengan penjualan saham BSU, BDM dan SP dengan jumlah keseluruhan nilai transaksi sebesar AS$ 110 juta.
Òn June 6, 2008, the Company and Limitless World International Services 6 Ltd. entered into a Share Sale and Purchase Agreement and subsequently was amended with The Changes of Share Sale and Purchase Agreement on September 19, 2008, regarding to the sale of share of BSU, BDM and SP with a total price amounting to US$ 110 million.
Atas penjualan tersebut Perusahaan mengakui keuntungan sebesar Rp 84,12 miliar dan disajikan sebagai bagian dari akun “Laba atas penjualan investasi saham Anak perusahaan - Bersih” pada laba rugi konsolidasian.
The Company recognized gain amounted to Rp 84.12 billion and presented as part of “ Gain on Sales of Investments in Subsidiaries - Net” in consolidated statements of income .
Perubahan kepemilikan di BSU, BDM dan SP telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia masing-masing pada tanggal 7 Oktober 2008, 10 Oktober 2008 dan 7 Oktober 2008.
The changes of share ownership in BSU, BDM and SP was approved by the Ministry of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia on October 7, 2008, October 10, 2008 and October 7, 2008, respectively.
e. Pada tanggal 5 Maret 2008, PT Bakrie Toll Road (BTR), Anak perusahaan, mengadakan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham (PPJB) dengan PT Jurgen International (JI), sebagai pihak pemegang saham dalam PT Satria Cita Perkasa (SCP). SCP adalah pemegang kepemilikan 25% saham dalam PT Semesta Marga Raya (SMR), yaitu pihak yang telah ditunjuk oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk melaksanakan pembangunan Jalan Tol Ruas Kanci - Pejagan. f.
ESTABLISHMENT, ACQUISITION AND DIVESTMENT OF SUBSIDIARIES AND BUSINESS UNIT (Continued)
3.
Pada tanggal 1 April 2008, Perusahaan dan BSU mendirikan PT Bakrie Pangripta Loka (BPL2) yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangunan, perdagangan dan jasa berdasarkan Akta Notaris Muchlis Patahna, S.H., M.Kn., No. 01 pada tanggal yang sama. Penyertaan saham Perusahaan dan BSU pada BPL2 masing-masing 12.499 saham dan 1 saham dengan nilai nominal Rp 1 juta per saham. Pendirian tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-18628.AH.01.01.Tahun 2008 pada tanggal 14 April 2008.
g. Pada tanggal 17 Juni 2008, PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS) dan PT Libratindo Gemilang (LG), Anak perusahaan, mendirikan PT Bakrie Graha Nirwana (BGN) yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan, pembangunan, industri, percetakan, pertanian, pertambangan, jasa dan pengangkutan darat, yang telah diaktakan berdasarkan Akta Notaris Muchlis Patahna, S.H., M.Kn., No. 24 pada tanggal yang sama. Penyertaan saham BNS dan LG masingmasing sebesar 499 saham dan 1 saham dengan nilai nominal Rp 0,5 juta per saham. Pendirian tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU35865.AH.01.01.Tahun 2008 pada tanggal 25 Juni 2008.
e.
On March 5, 2008, PT Bakrie Toll Road (BTR), a Subsidiary, entered into Conditional Share Sale and Purchase Agreement (PPJB) with PT Jurgen International (JI), as PT Satria Cita Perkasa (SCP)’s shareholders. SCP owned of 25% of shares of PT Semesta Marga Raya (SMR), which is assigned by Government of the Republic of Indonesia to carry out development of Toll Road of Kanci - Pejagan.
f.
On April 1, 2008, the Company and BSU has established PT Bakrie Pangripta Loka (BPL2) based on Notarial Deed No. 01 of Muchlis Patahna, S.H., M.Kn. on the same date, which 12,499 shares and 1 shares with par value of Rp 1 million per share are owned by the Company and BSU, respectively. BPL2 conducts in development, trading and service activities. The establishment had been approved by the Ministry of Justice and Human Rights based on its Decision Letter No. AHU-18628.AH.01.01.Year 2008 dated April 14, 2008.
g. On June 17, 2008, PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS) and PT Libratindo Gemilang (LG), Subsidiaries, has established PT Bakrie Graha Nirwana (BGN) based on Notarial Deed No. 24 of Muchlis Patahna, S.H., M.Kn. on the same date, which 499 shares and 1 shares with par value of Rp 0.5 million per share are owned by BNS and LG, respectively. BGN conducts in trading, development, industry, printing, agriculture, mining, services and land transportation activities. The establishment had been approved by the Ministry of Justice and Human Rights based on its Decision Letter No. AHU-35865.AH.01.01.Year 2008 dated June 25, 2008.
32
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
3.
PENDIRIAN, AKUISISI DAN DIVESTASI ANAK PERUSAHAAN DAN UNIT USAHA (Lanjutan)
3.
ESTABLISHMENT, ACQUISITION AND DIVESTMENT OF SUBSIDIARIES AND BUSINESS UNIT (Continued)
h. Pada tanggal 18 Juni 2008, PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS), Anak perusahaan, mendirikan PT Bakrie Armo Nirwana (BAN) yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangunan, perdagangan dan jasa, yang telah diaktakan berdasarkan Akta Notaris Muchlis Patahna, S.H., M.Kn., No. 28 pada tanggal yang sama. Pernyertaan saham BNS dan Tn. Masha Ariobimo masing-masing sebesar 70 saham dan 30 saham dengan nilai nominal Rp 1 juta per saham. Pendirian tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-44255.AH.01.01.Tahun 2008 pada tanggal 24 Juli 2008.
h. On June 18, 2008, PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS), a Subsidiary, has established PT Bakrie Armo Nirwana (BAN) based on Notarial Deed No. 28 of Muchlis Patahna, S.H., M.Kn., on the same date, which 70 shares and 30 shares with par value of Rp 1 million per share are owned by BNS and Mr. Masha Ariobimo, respectively. BAN conducts in development, trading and services activities. The establishment had been approved by the Ministry of Justice and Human Rights based on its Decision Letter No. AHU44255.AH.01.01.Year 2008 dated July 24, 2008.
i.
Pada tanggal 30 Oktober 2008, PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS), Anak perusahaan, mendirikan PT Nirwana Legian Hotel (NLH) yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pariwisata, yang telah diaktakan berdasarkan Akta Notaris Muchlis Patahna, S.H., M.Kn., No. 16 pada tanggal yang sama. Kepemilikan saham BNS pada NLH sebesar 99,92% dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 19 Nopember 2008 berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-87602.AH.01.01 Tahun 2008.
i.
j.
Berdasarkan Akta Notaris Efran Yuniarto, S.H., M.Kn., No. 29 tanggal 26 Desember 2008, pemegang saham menyetujui pengalihan kepemilikan saham Perusahaan di EPS sebanyak 23.597.999 saham dengan harga pengalihan sebesar Rp 23,59 juta kepada PT Nugraha Panca Benua, pihak ketiga. Atas pengalihan tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 20 Maret 2009 berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.1002225 Tahun 2008.
j.
Atas penjualan tersebut Perusahaan mengakui rugi sebesar Rp 7,15 miliar dan disajikan sebagai bagian dari akun “Laba atas penjualan investasi saham Anak perusahaan - Bersih” pada laba rugi konsolidasian.
On October 30, 2008, PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS), a Subsidiary, has established PT Nirwana Legian Hotel (NLH), a company conducting in tourism activities, based on Notarial Deed No. 16 of Muchlis Patahna, S.H., M.Kn., on the same date. BNS shares of ownership in NLH amounted to 99.92%. and had been approved by the Ministry of Justice and Human Rights in its Decision Letter No. AHU-87602.AH.01.01 Year 2008 dated November 19, 2008.
Based on Notarial Deed No. 29 of Efran Yuniarto, S.H., M.Kn., dated December 26, 2008, the shareholder approved to transfer share ownership of the Company in EPS which 23.597.999 shares amounting to Rp 23.59 million to PT Nugraha Panca Benua. The transfer share had been approved by the Ministry of Justice and Human Rights in its Decision Letter No. AHUAH.01.10-02225 Year 2008 dated March 20, 2009.
The Company recognized loss amounted to Rp 7.15 billion and presented as part of “ Gain on Sales of Investments in Subsidiaries - Net” in consolidated statements of income.
k.
k. Berdasarkan Akta Notaris Efran Yuniarto, S.H., M.Kn., No. 28 tanggal 26 Desember 2008, pemegang saham menyetujui pengalihan kepemilikan saham Perusahaan di EPP sebesar Rp 48,92 juta kepada PT Datanusa Saktijaya. Atas pengalihan tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 20 Maret 2009 berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.1002223 Tahun 2008. Atas penjualan tersebut Perusahaan mengakui kerugian sebesar Rp 3,92 miliar dan disajikan sebagai bagian dari akun “Laba atas penjualan investasi saham Anak perusahaan - Bersih” pada laba rugi konsolidasian.
Based on Notarial Deed No. 28 of Efran Yuniarto, S.H., M.Kn., dated December 26, 2008, the shareholder approved to transfer share ownership of the Company in EPP amounting to Rp 48.92 million to PT Datanusa Saktijaya. The transfer share had been approved by the Ministry of Justice and Human Rights in its Decision Letter No. AHU-AH.01.10-02223 Year 2008 dated March 20, 2009.
The Company recognized loss amounted to Rp 3.92 billion and presented as part of “ Gain on Sales of Investments in Subsidiaries - Net” in consolidated statements of income .
33
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
3.
PENDIRIAN, AKUISISI DAN DIVESTASI ANAK PERUSAHAAN DAN UNIT USAHA (Lanjutan)
l.
3.
ESTABLISHMENT, ACQUISITION AND DIVESTMENT OF SUBSIDIARIES AND BUSINESS UNIT (Continued) l.
Efran Berdasarkan Akta Notaris Yuniarto, S.H., M.Kn., No. 27 tanggal 26 Desember 2008, pemegang saham menyetujui pengalihan kepemilikan saham Perusahaan di PDP sebesar Rp 103,38 juta kepada PT Mega Lintas Sejahtera. Atas pengalihan tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 23 Maret 2009 berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.1002262 Tahun 2008.
Based on Notarial Deed No. 27 of Efran Yuniarto, S.H., M.Kn., dated December 26, 2008, the shareholder approved to transfer share ownership of the Company in PDP amounting to Rp 103.38 million to PT Mega Lintas Sejahtera. The changes had been approved by the Ministry of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia in its Decision Letter No. AHU-AH.01.1002262 Tahun 2008 dated March 23, 2009.
The Company recognized loss amounted to Rp 52 billion and presented as part of “ Gain on Sales of Investments in Subsidiaries - Net” in consolidated statements of income .
Atas penjualan tersebut Perusahaan mengakui kerugian sebesar Rp 52 miliar dan disajikan sebagai bagian dari akun “Laba atas penjualan investasi saham Anak perusahaan - Bersih” pada laba rugi konsolidasian. m. Pada tanggal 8 Juli 2008, berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 7 dari Notaris Muchlis Patahna, S.H., MKn., PT Bakrie Infrastructure, Anak perusahaan membeli 938 saham kepemilikan di PT Alberta Utilities dari PT Bakrie Capital Indonesia dengan nilai nominal Rp 1 juta per saham. Harga jual nominal adalah sebesar Rp 21,35 miliar. Alberta adalah pemegang saham 1.235.000 saham atau 5% kepemilikan di PT Aetra Air Jakarta (Aetra) yang merupakan perusahaan penyediaan air bersih kepada masyarakat di wilayah timur DKI Jakarta.
m.
On July 8, 2008, based on the Deed of Sale and Purchase of Shares No. 7 of Muchlis Patahna, S.H., MKn., PT Bakrie Infrastructure, a Subsidiary, bought 938 shares ownership in PT Alberta Utilities from PT Bakrie Capital Indonesia with par value of Rp 1 million per share. The selling price amounted to Rp 21.35 billion. Alberta is the shareholders of 1,235,000 shares or 5% ownership in PT Aetra Air Jakarta (Aetra) which is a company providing clean water to citizens in east area of DKI Jakarta.
n. Pada tanggal 8 Oktober 2008, berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 4 dari Notaris Muchlis Patahnya, S.H., MKn., Perusahaan membeli 64.750 saham biasa Seri A dan 2.023.707 saham biasa Seri B kepemilikan di PT Bakrie Swasakti Utama, Anak perusahaan, dari PT Sejahtera Cipta Abadi, pihak ketiga, dengan harga perolehan sebesar Rp 25 miliar.
n.
On October 8, 2008, based on the Deed of Sale and Purchase of Shares No. 4 of Muchlis Patahna, S.H., MKn., the Company bought 64,750 A series shares and 2,023,707 B series shares ownership in PT Bakrie Swasakti Utama, a Subsidiary from PT Sejahtera Cipta Abadi, a third party with a purchased price of Rp 25 billion.
o. Pada tanggal 9 Juni 2009, Perusahaan dan PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS) mendirikan PT Bakrie Graha Investama (BGI) yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangunan, perdagangan dan jasa berdasarkan Akta Notaris Muchlis Patahna, S.H., M.Kn., No. 6 pada tanggal yang sama. Penyertaan Perusahaan dan BNS pada BGI masing-masing 4.999 saham dan 1 saham dengan nilai nominal Rp 1 juta per saham.
o.
On June 9, 2009, the Company and PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS) has established PT Bakrie Graha Investama (BGI) based on Notarial Deed No. 6 of Muchlis Patahna, S.H., M.Kn. on the same date, which 4,999 shares and 1 shares with par value of Rp 1 million per share are owned by the Company and BNS, respectively. BGI conducts in development, trading and service activities.
p. Pada tanggal 9 Juni 2009, Perusahaan dan PT Bakrie Infrastruktur (BI) mendirikan PT Bakrie Sentra Investama (BSI) yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangunan, perdagangan, perindustrian dan jasa berdasarkan Akta Notaris Muchlis Patahna, S.H., M.Kn., No. 7 pada tanggal yang sama. Penyertaan Perusahaan dan BI pada BSI masing-masing 2.499 saham dan 1 saham dengan nilai nominal Rp 1 juta per saham.
p.
On June 9, 2009, the Company and PT Bakrie Infrastruktur (BI) has established PT Bakrie Sentra Investama (BSI) based on Notarial Deed No. 7 of Muchlis Patahna, S.H., M.Kn. on the same date, which 2,499 shares and 1 shares with par value of Rp 1 million per share are owned by the Company and BI, respectively. BSI conducts in development, trading and service activities.
34
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
3.
PENDIRIAN, AKUISISI DAN DIVESTASI ANAK PERUSAHAAN DAN UNIT USAHA (Lanjutan)
3.
ESTABLISHMENT, ACQUISITION AND DIVESTMENT OF SUBSIDIARIES AND BUSINESS UNIT (Continued)
q. Pada tanggal 31 Juli 2009, para pemegang saham PT Bali Nirwana Resort (BNR) setuju untuk mengalihkan saham PT Recapital Advisor kepada PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS) serta setuju untuk menerbitkan saham baru Seri F sebanyak 82.967.414 saham dengan nilai nominal Rp 1.805 per saham atau keseluruhan senilai Rp 149,76 miliar, yang seluruhnya akan diambil oleh BNS. Sehingga BNS mempunyai kepemilikan dalam BNR sebesar 52,55%.
q.
On July 31, 2009, the shareholders of PT Bali Nirwana Resort (BNR) agreed to transfer the shares of PT Recapital Advisor to PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS), and agreed to the Rights Issue of 82,967,414 F Series shares at Rp 1,805 per share amounting to Rp 149.76 billion, all of which were subscribed by BNS. As such, BNS has ownership in BNR of 52.55%.
r.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Diluar Rapat PT Bakrie Bangun Persada (B2P) No. 25 tanggal 29 September 2009, yang dibuat dihadapan Muchlis Patahna, SH., Mkn., Notaris di Jakarta telah disetujui pengalihan 399 saham milik B2P dalam PT Provices Indonesia dan pengalihan 249 saham milik B2P dalam PT Rasuna Caturtama Corpora kepada PT Bakrie Pangripta Loka.
r.
Based on the Shareholder's Circular Resolution of PT Bakrie Bangun Persada (B2P) No. 25 dated September 29, 2009, signed in the presence of Muchlis Patahna, SH., Notary in Jakarta, the transfer of 399 shares owned by B2P in PT Provices Indonesia and the transfer of 249 shares of B2P in PT Rasuna Caturtama Corpora to PT Bakrie Pangripta Loka were agreed.
s. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Bakrie Bangun Persada (B2P) No. 25 tanggal 29 September 2009, yang dibuat dihadapan Ukon Krisnajaya, SH., Notaris di Jakarta telah disetujui pengalihan 12.499 saham milik Perusahaan dalam B2P kepada PT Graha Multi Insani.
s.
Based on Deed of Statament of Meeting Rapat PT Bakrie Bangun Persada (B2P) is notarized by Notarial Deed No. 25 of Muchlis Patahna, S.H., M.Kn. dated September 29, 2009 has approved the transfer of 12,499 shares of the Company in B2P to PT Graha Multi Insani.
Berdasarkan surat pemberitahuan Perusahaan kepada PT Jurgen International (JI) tertanggal 31 Juli 2009, Perusahaan telah mengalihkan Hak Opsi yang diperolehnya dari JI, sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham No. 011/P-OPSI/BLDJI/XI/2007 tanggal 28 Nopember 2007 kepada PT Bakrie Toll Road (BTR).
t.
Based on the notification letter of the Company to PT Jurgen International (JI) dated July 31, 2009, the Company has transferred its Option Rights that was obtained from JI as stated in the Option Agreement to Own and Control of Shares No. 011/P-OPSI/BLDJI/XI/2007 dated November 28, 2007 to PT Bakrie Toll Road (BTR).
t.
Based on the Option Rights of the stated Company, therefore on August 20, 2009, BTR have exercised its Option Rights with the transfer of 1 (one) share owned by JI in Transglobal Finance Limited and based on the Sales and Purchase Agreement No. 5 and No. 6 dated August 27, 2009, signed in the presence of Firdhonal, S.H., Notary in Jakarta, BTR have acquired 99.99% of JI’s shares in PT Satria Cita Perkasa (SCP), which stated that both TGF and SCP are each shareholders of 25% shares in PT Semesta Marga Raya (SMR), a company that holds the concession to develop, operate, and maintain the Kanci - Pejagan Toll Road.
Berdasarkan pengalihan Hak Opsi dari Perusahaan tersebut, maka pada tanggal 20 Agustus 2009, BTR telah melaksanakan Hak Opsinya dengan melakukan pengambilalihan (Transfer of Share) 1 saham milik JI dalam Transglobal Finance Limited (TGF) dan berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 5 dan No. 6 tanggal 27 Agustus 2009, yang dibuat dihadapan Firdhonal, SH., Notaris di Jakarta, BTR telah mengambilalih 99,99% saham milik JI dalam PT Satria Cita Perkasa (SCP), yang mana TGF dan SCP tersebut adalah pemegang/pemilik masingmasing sebesar 25% saham dalam PT Semesta Marga Raya (SMR), perusahaan pemegang konsesi untuk pelaksanaan pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan jalan tol ruas Kanci - Pejagan.
35
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
4.
KAS DAN SETARA KAS
4.
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2009
Kas
2008
3.111.827.943
Bank Pihak ketiga Dalam Rupiah PT Bank Capital Indonesia Tbk. PT Bank Mega Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank CIMB Niaga Tbk. (dahulu PT Bank Niaga Tbk.) PT Bank Bukopin Tbk. PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Danamon Tbk. PT Bank Mega Syariah PT Bank Permata Tbk. PT Bank OCBC NISP Tbk. (dahulu PT Bank NISP Tbk.) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten PT Bank Internasional Indonesia Tbk. PT Bank Panin Tbk. PT Bank Muamalat PT Bank ICB Bumiputera Tbk. (dahulu PT Bank Bumiputera Tbk.) PT Bank Nagari PT Bank CIMB Niaga Tbk. (dahulu PT Bank Lippo Tbk.) PT Bank Syariah Mandiri PT Bank IFI
Dalam Dolar Amerika Serikat PT Bank Mega Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank CIMB Niaga Tbk. (dahulu PT Bank Niaga Tbk.) PT Bank Danamon Tbk. PT Bank Permata Tbk.
Dalam Dolar Singapura PT Bank Danamon Tbk.
CASH AND CASH EQUIVALENTS
748.943.697
36.339.661.637 33.811.177.438
22.033.996.293
31.403.679.877
59.411.526.060
15.656.182.710
667.769.594
10.902.908.536
6.343.927.050
7.037.321.961
6.656.540.111
6.782.440.663 2.350.128.153 1.874.852.200 854.425.660 719.675.147 299.049.855
3.436.950.784 6.559.136.891 11.524.295.224 148.925.790 7.483.826.124
150.198.906
98.263.837
26.830.723
-
17.205.130 6.510.755 2.346.112
1.291.721.516 82.506.612 17.346.112
1.581.602 1.204.803
1.204.803
-
187.103.248 17.085.523 1.168.574
148.237.381.868
125.963.294.146
52.040.536.816
228.494.014
3.904.356.226
1.197.140.505
1.406.409.042
-
215.712.504
73.610.609
127.601.211 22.236.828 6.471.159
293.131.848 9.064.131
57.723.323.786
1.801.441.107
209.590.662
-
36
Cash on hand Cash in banks Third parties In Rupiah PT Bank Capital Indonesia Tbk. PT Bank Mega Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Tabungan Negara (Persero)Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank CIMB Niaga Tbk. (formerly PT Bank Niaga Tbk.) PT Bank Bukopin Tbk. PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Danamon Tbk. PT Bank Mega Syariah PT Bank Permata Tbk. PT Bank OCBC NISP Tbk. (formerly PT Bank NISP Tbk.) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten PT Bank Internasional Indonesia Tbk. PT Bank Panin Tbk. PT Bank Muamalat PT Bank ICB Bumiputera Tbk. (formerly PT Bank Bumiputera Tbk.) PT Bank Nagari PT Bank CIMB Niaga Tbk. (formerly PT Bank Lippo Tbk.) PT Bank Syariah Mandiri PT Bank IFI
In US Dollar PT Bank Mega Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank CIMB Niaga Tbk. (formerly PT Bank Niaga Tbk.) PT Bank Danamon Tbk. PT Bank Permata Tbk.
In Sin Dollar PT Bank Danamon Tbk.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
4.
KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan)
4. 2009
Dalam Euro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk. Jumlah kas di bank Deposito berjangka Dalam Rupiah PT Bank Capital Tbk. PT Bank CIMB Niaga Syariah PT Bank Mega Tbk. PT Bank Danamon Tbk. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. PT Bank CIMB Niaga Tbk. (dahulu PT Bank Niaga Tbk.) PT Bank Bukopin Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank ICB Bumiputera Tbk. (dahulu PT Bank Bumiputera Tbk.) PT Bank OCBC NISP Tbk. (dahulu PT Bank NISP Tbk.)
2008
13.880.176
-
206.184.176.492
127.764.735.253
529.720.317.730 8.000.000.000 4.066.268.847 3.000.000.000
1.400.000.000 580.000.000.000 1.000.000.000
2.127.435.718
-
1.668.494.942 1.280.455.563 644.560.000
1.739.780.000 644.560.000
612.000.000
612.000.000
-
4.000.000.000
-
500.000.000
551.119.532.800
589.896.340.000
Dalam Dolar Amerika Serikat PT Bank CIMB Niaga Tbk. (dahulu PT Bank Niaga Tbk.)
In Euro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk. Total cash in banks Time deposits In Rupiah PT Bank Capital Tbk. PT Bank CIMB Niaga Syariah PT Bank Mega Tbk. PT Bank Danamon Tbk. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. PT Bank CIMB Niaga Tbk. (formerly PT Bank Niaga Tbk.) PT Bank Bukopin Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank ICB Bumiputera Tbk. (formerly PT Bank Bumiputera Tbk.). PT Bank OCBC NISP Tbk. (formerly PT Bank NISP Tbk.)
In US Dollar PT Bank CIMB Niaga Tbk. (formerly PT Bank Niaga Tbk.)
-
21.900.000.000
-
21.900.000.000
Jumlah deposito berjangka
551.119.532.800
611.796.340.000
Total time deposits
Jumlah kas dan setara kas
760.415.537.235
740.310.018.950
Total cash and cash equivalents
Kisaran tingkat suku bunga tahunan untuk deposito berjangka adalah sebagai berikut:
Rupiah Dolar Amerika Serikat 5.
CASH AND CASH EQUIVALENTS (Continued)
The annual interest rate of time deposits are as follows:
2009 (%)
2008 (%)
6,50 - 12,50 -
6,50 - 10,50 3,25
INVESTASI JANGKA PENDEK
5.
Investasi jangka pendek terdiri dari:
Surat berharga - pihak ketiga: PT Danatama Makmur Jumlah
SHORT-TERM INVESTMENT Short-term investment consists of:
2009 Efek - pihak ketiga: PT Recapital Asset Management PT Capitalinc Investment Tbk.
Rupiah United States Dollar
2008
76.862.601.477 312.606.900
263.415.133.282 268.510.400
Investment in securities - third parties: PT Recapital Asset Management PT Capitalinc Investment Tbk.
-
97.388.675.850
Marketable securities - third party: PT Danatama Makmur
77.175.208.377
361.072.319.532
37
Total
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
5.
INVESTASI JANGKA PENDEK (Lanjutan)
5.
SHORT-TERM INVESTMENT (Continued)
Pada tanggal 6 Juli, 7 Juli dan 17 September 2009, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pengelolaan Dana dengan PT Recapital Asset Management (Recapital), dimana Perusahaan menunjuk Recapital untuk mengelola dana Perusahaan dalam bentuk efek yang berpenghasilan tetap masing-masing sebesar Rp 1,66 miliar untuk jangka waktu 12 bulan, Rp 12,74 miliar untuk jangka waktu 12 bulan dan Rp 7,20 miliar untuk jangka waktu 6 bulan dengan tingkat pengembalian berkisar 11,18% - 16,00% per tahun.
On July 6, July 7 and September 17, 2009, the Company entered into a Discretionary fund agreement with PT Recapital Asset Management (Recapital), whereas the Company appoints Recapital to manage its fund in fixed income securities amounting to Rp 1.66 billion for 12 months, Rp 12.74 billion for 12 months, and Rp 7.20 billion for 6 months, respectively, with annual return rate approximately 11.18% - 16.00% per annum.
Pada tanggal 15 Januari, 21 Maret, 28 Mei dan 15 Oktober 2009, Perusahaan menandatangani Amandemen Perjanjian Pengelolaan Dana dengan Recapital, dimana Perusahaan memperpanjang jangka waktu pengelolaan dana dalam bentuk efek yang berpenghasilan tetap untuk jangka waktu 12 bulan masing-masing sebesar Rp 25 miliar, Rp 5 miliar, Rp 11,25 miliar dan Rp 14 miliar dengan tingkat pengembalian berkisar 8,50% - 9,00% per tahun.
On January 15, March 21, May 28 and October 15, 2009, the Company entered into an Amandment of Discretionary Fund Agreement with Recapital, whereas the Company appoints Recapital to extend its fund in fixed income securities for 12 months amounting to Rp 25 billion, Rp 5 billion, Rp 11.25 billion and Rp 14 billion respectively, with annual return rate approximately 8.50% - 9.00% per annum.
Pada tanggal 5 Pebruari, 18 Maret, 28 Mei, 2 Juli, 28 Agustus, 11 September dan 12 Desember 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pengelolaan Dana dengan Recapital, dimana Perusahaan menunjuk Recapital untuk mengelola dana Perusahaan masingmasing sebesar Rp 42,40 miliar, Rp 15 miliar, Rp 11,25 miliar, Rp 32 miliar, Rp 30,31 miliar, Rp 20,5 miliar dan Rp 20,5 miliar dalam bentuk efek yang berpenghasilan tetap untuk jangka waktu 12 bulan dengan tingkat pengembalian berkisar 7,65% per tahun.
On February 5, March 18, May 28, July 2, August 28, September 11 and December 12, 2008, the Company entered into a Discretionary fund agreement with Recapital, whereas the Company appoints Recapital to manage its fund in fixed income securities amounting to Rp 42.40 billion, Rp 15 billion, Rp 11.25 billion, Rp 32 billion, Rp 30.31 billion, Rp 20.5 billion and Rp 20.5 billion, respectively, in fixed income securities for 12 months with annual return rate approximately 7.65% per annum.
Pada tanggal 13 Juni 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pengelolaan Dana dengan Recapital, dimana Perusahaan menunjuk Recapital untuk mengelola dana Perusahaan sebesar Rp 56,25 miliar dan Rp 47,26 miliar dalam bentuk efek yang berpenghasilan tetap untuk jangka waktu 6 bulan dengan tingkat pengembalian berkisar 7,65% per tahun. Pada tanggal 31 Juli dan 14 Agustus 2009 penempatan dana Perusahaan sebesar Rp 56,25 miliar dicairkan sebesar Rp 49,39 miliar, sedangkan Rp 47,26 miliar dicairkan sebesar Rp 39,37 miliar. Sisanya masingmasing sebesar Rp 6,85 miliar dan Rp 7,87 miliar diperpanjang untuk jangka waktu 12 bulan dengan tingkat pengembalian berkisar 7,65% per tahun.
On June 13, 2008, the Company entered into a Discretionary Fund Agreement with Recapital, whereas the Company appoints Recapital to manage its fund amounting to Rp 56.25 billion and Rp 47.26 billion in fixed income securities for 6 months with annual return rate approximately 7.65% per annum. On July 31, and August 14, 2009, the discretionary fund agreement amounting to Rp 56.25 billion was drawdown amounting to Rp 49.39 billion and Rp 47.26 billion was drawdown amounting to Rp 39.37 billion. The remaining funds amounting to Rp 6.85 billion and Rp 7.87 billion has been extended up to 12 months with annual return rate approximately 7.65% per annum.
Pada tanggal 15 Januari, 21 Maret, 15 Oktober, 29 Oktober dan 12 Desember 2008, Perusahaan menandatangani Amandemen Perjanjian Pengelolaan Dana dengan Recapital, dimana Perusahaan memperpanjang jangka waktu pengelolaan dana dalam bentuk efek yang berpenghasilan tetap untuk jangka waktu 12 bulan masing-masing sebesar Rp 25 miliar, Rp 5 miliar, Rp 14 miliar, Rp 13,87 miliar dan Rp 7,5 miliar dengan tingkat pengembalian berkisar 7,65% - 9,00% per tahun.
On January 15, March 21, October 15, October 29 and December 12, 2008, the Company entered into an Amendment of Discretionary Fund Agreement with Recapital to extend its fund in fixed income securities for 12 months amouting to Rp 25 billion, Rp 5 billion, Rp 14 billion, Rp 13.87 billion and Rp 7.5 billion with annual return rate approximately 7.65% - 9.00% per annum.
Seluruh pendapatan bunga dari penempatan dana pada Recapital sampai dengan tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 disajikan pada akun “Penghasilan Bunga Bersih” dalam laporan laba rugi konsolidasian.
All interest income from discretionary fund with Recapital until December 31, 2009 and 2008 are presented as “Interest Income - Net” in the consolidated statements of income.
38
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
5.
INVESTASI JANGKA PENDEK (Lanjutan)
5.
SHORT-TERM INVESTMENT (Continued)
Pada tanggal 3 Maret 2008, PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), Anak perusahaan, menandatangani perjanjian Discretionary Fund dengan Recapital, dimana BSU menunjuk Recapital untuk mengelola dananya sebesar Rp 11,33 miliar dengan tingkat pengembalian tahunan sebesar 15% per tahun. Pada tanggal 3 September 2008, perjanjian tersebut di addendum sehubungan dengan perubahan tanggal jatuh tempo menjadi tanggal 10 Juli 2009, dengan tingkat pengembalian tahunan sebesar 18% per tahun. Pada tanggal 31 Desember 2008, dana yang dikelola oleh Recapital adalah sebesar Rp 11,33 miliar. Selama tahun 2008, pendapatan bunga dari transaksi tersebut sebesar Rp 1,47 miliar dan disajikan sebagai bagian dari “ Penghasilan Bunga (Beban Keuangan) - Bersih” dalam laporan laba rugi konsolidasian. Sedangkan piutang bunga sehubungan dengan transaksi tersebut adalah sebesar Rp 1,24 miliar dan disajikan pada akun “Piutang lain-lain” dalam neraca konsolidasian.
On March 3, 2008, PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), a Subsidiary, entered into a Discretionary Fund Agreement with Recapital, whereas BSU appoints Recapital to manage its fund amounting to Rp 11.33 billion with annual return rate of 15% per annum. On September 3, 2008, this agreement was amended in connection with the change of due date until July 10, 2009, with annual return rate of 18% per annum. As of December 31, 2008, the Fund managed by Recapital is amounting to Rp 11.33 billion. During the year 2008, interest income of the transactions is amounted to Rp 1.47 billion and presented as part of “Interest Income (Financial Charges) - Net” in the consolidated statements of income. Interest receivable according to this transaction is amounted to Rp 1.24 billion and presented as part of “Other Receivables” in the consolidated balance sheets.
Pada tanggal 28 Maret 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian pengelolaan dana sebesar AS$ 8.000.000 dengan PT Danatama Makmur (Danatama), dimana Perusahaan menunjuk Danatama untuk mengelola dana Perusahaan dalam bentuk efek yang berpenghasilan tetap untuk jangka waktu 8 bulan. Pada tanggal 28 Nopember 2007, perjanjian kontrak jasa manajer investasi ini diperpanjang hingga 28 Nopember 2008. Terakhir, perjanjian tersebut diperpanjang lagi sampai dengan 2 Mei 2009. Pada tanggal 25 Pebruari 2009, Perusahaan telah mencairkan pengelolaan dana tersebut. Nilai wajar efek tersebut pada tanggal 31 Desember 2008 adalah AS$ 8.893.943 atau setara dengan Rp 97,39 miliar. Pada tahun 2008, selisih nilai wajar dengan harga perolehan sebesar Rp 4,6 miliar disajikan pada akun “Penghasilan Bunga (Beban Keuangan) - Bersih” dalam laporan laba rugi konsolidasian
On March 28, 2007, the Company entered into a Discretionary fund agreement of US$ 8,000,000 with PT Danatama Makmur (Danatama), whereas the Company appointed Danatama to manage its fund in fixed income securities for 8 months. On November 28, 2007, this agreement was extended until November 28, 2008. The latest, the agreement has been extended until May 2, 2009. On February 25, 2009, the Company has drawdown those funds. The fair value of the securities as of December 31, 2008 is amounted to US$ 8,893,943 or equivalent to Rp 97.39 billion. In 2008, the differences between the fair value and its cost amounting to Rp 4.6 billion is presented as “Interest Income (Financial Charges) - Net” in the consolidated statements of income.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, Perusahaan, PT Villa Del Sol dan PT Krakatau Lampung Tourism Development, Anak perusahaan, memiliki investasi dalam surat berharga berupa saham PT Capitalinc Investment Tbk. (dahulu PT Global Financindo Tbk.) (Capitalinc) masing-masing sejumlah 347.341 saham dengan nilai nominal saham sebesar Rp 900 dan 335.638 saham dengan nilai nominal saham sebesar Rp 800. Investasi saham tersebut diklasifikasikan sebagai “Investasi-Tersedia-untuk Dijual” dengan rincian sebagai berikut:
As of December 31, 2009 dan 2008, the Company, PT Villa Del Sol and PT Krakatau Lampung Tourism Development, Subsidiaries hold 347.341 shares with par value of Rp 900 and 335,638 shares with par value of Rp 800, respectively of PT Capitalinc Investment Tbk. (formerly PT Global Financindo Tbk.) (Capitalinc). The investment is classified as “Availablefor-Sale” with detail as follows:
2009 Biaya Perolehan: Nilai tercatat awal tahun Pengaruh divestasi PT Puri Diamond Pratama (lihat Catatan 3 butir l) Selisih perubahan ekuitas Anak Perusahaan
2.780.097.920
Nilai tercatat akhir tahun Penyesuaian efek ke nilai wajar: Jumlah awal tahun Pengaruh divestasi PT Puri Diamond Pratama
2008 45.763.000.000
-
(
28.395.950.000 )
-
(
14.586.952.080 )
2.780.097.920 (
2.780.097.920
2.511.587.520 )
(
-
45.076.555.000 ) 27.960.648.350
39
Cost: Carrying value at beginning of year Divestment of PT Puri Diamond Pratama (see Note 3 point l) Difference in the equity of Subsidiary Carrying value at end of year Adjustment of securities to fair value: Total at beginning of year Divestment of PT Puri Diamond Pratama
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
5.
INVESTASI JANGKA PENDEK (Lanjutan)
5. 2009
Selisih perubahan ekuitas Anak Perusahaan Penurunan tahun berjalan Jumlah penyesuaian efek ke nilai wajar
2008
44.096.500 (
Bersih
14.586.952.080 17.367.050
2.467.491.020 )
(
312.606.900
Net
As of December 31, 2009 and 2008, this short-term investment was 0.05% from total outstanding shares of Capitalinc.
6.
Akun ini terdiri dari:
TRADE RECEIVABLES This account consists of:
2009 Pihak ketiga Penjualan tanah, rumah dan apartemen Penjualan unit perkantoran Penyewa ruang, lapangan dan iuran keanggotaan Penyewa ruang apartemen Penyewa ruang perkantoran Hotel
(
Pihak ketiga - bersih Pihak hubungan istimewa Penjualan unit perkantoran Penyewa ruang perkantoran Hotel Penyewa ruang apartemen Penjualan tanah, rumah dan apartemen Jumlah pihak hubungan istimewa Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
Total adjustment of securities to fair value
268.510.400
PIUTANG USAHA
Jumlah pihak ketiga Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
Difference in the equity of Subsidiary Deduction in current year
2.511.587.520 )
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, investasi jangka pendek tersebut merupakan 0,05% dari jumlah saham beredar yang diterbitkan oleh Capitalinc. 6.
SHORT-TERM INVESTMENT (Continued)
(
2008
464.821.607.890 241.101.452.552
407.649.057.148 72.135.685.489
22.945.818.611 5.393.527.912 5.363.730.499 16.878.101.421
13.971.379.914 5.110.829.576 4.886.734.036 3.119.195.065
Third parties Sales of land, housing and apartment Sales of office unit Tenants of office spaces, courts and membership fees Tenants of units of apartment Tenants of office spaces Hotel
756.504.238.885
506.872.881.228
Total third parties
7.881.117.267 )
(
3.819.419.091 )
Less allowance for doubtful accounts
748.623.121.618
503.053.462.137
128.359.949.471 7.897.356.986 576.493.376 671.986.200
198.977.276.525 4.903.422.998 778.202.364 645.417.390
308.999.507
154.939.999
Related parties Sales of office unit Tenants of office spaces Hotel Tenants of units of apartment Sales of land, housing and apartment
137.814.785.540
205.459.259.276
Total related parties
-
Less allowance for doubtful accounts
1.731.274.723 )
Third parties - net
Pihak hubungan istimewa - bersih
136.083.510.817
205.459.259.276
Related parties - net
Jumlah piutang usaha
884.706.632.435
708.512.721.413
Total trade receivables
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu untuk piutang usaha adalah sebagai berikut:
The changes in the allowance for doubtful accounts of trade receivable are as follows:
2009 Pihak ketiga Saldo awal tahun Perubahan selama tahun berjalan Penambahan penyisihan Saldo akhir tahun
2008
3.819.419.091
1.452.933.603
4.061.698.176
2.366.485.488
Third parties Beginning balance of the year Changes during the year Addition of allowance
7.881.117.267
3.819.419.091
Ending balance of the year
40
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
6.
PIUTANG USAHA (Lanjutan)
6. 2009
Pihak hubungan istimewa Saldo awal tahun Perubahan selama tahun berjalan Penambahan penyisihan Saldo akhir tahun Jumlah
2008 -
-
1.731.274.723
-
Related parties Beginning balance of the year Changes during the year Addition of allowance
1.731.274.723
-
Ending balance of the year
9.612.391.990
3.819.419.091
Total
Seluruh piutang usaha dalam denominasi mata uang Rupiah.
All trade receivables was denominated in Rupiah currency.
Berdasarkan hasil penelaahan keadaan masing-masing akun piutang usaha pada akhir tahun, manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang.
Based on the review of each trade receivable at the end of the year, the Company’s and Subsidiaries’ management believe that the allowance for doubtful account is adequate to cover possible losses from uncollectible trade receivables.
Rincian piutang usaha berdasarkan umur piutang adalah sebagai berikut:
The summary of aging schedule of trade receivables is as follows:
2009 Sampai dengan 60 hari 61 hari sampai 90 hari Lebih dari 90 hari Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
2008
567.269.187.815 38.360.298.687 288.689.537.923 (
Jumlah
515.630.626.082 44.331.512.017 152.370.002.405
894.319.024.425 9.612.391.990 )
(
884.706.632.435
Total
As of December 31, 2009 and 2008, trade receivables of PT Bakrie Swasakti Utama, a Subsidiary amounting to Rp 199.97 billion were pledged as collateral of working capital construction loans to PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (see Note 24 point a). 7.
Akun ini terdiri dari:
OTHER RECEIVABLES - THIRD PARTIES This account consists of:
2009 Limitless World International Services - 6 Ltd. PT Datanusa Saktijaya PT Jurgen International PT Mutiara Prakarsa Mandiri PT Graha Multi Insani PT Megalintas Sejahtera Piutang Bunga PT Ario Legian Cottages PT Marga Setiapuritama PT Pejagan Pemalang Toll Road PT Pemalang Batang Toll Road PT Sejahtera Cipta Abadi Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 5 miliar)
Jumlah
Total Allowance for doubtful accounts
708.512.721.413
PIUTANG LAIN-LAIN - PIHAK KETIGA
Jumlah pihak ketiga Dikurangi penyisihan piutang ragu - ragu
Up to 60 days 61 days to 90 days More than 90 days
712.332.140.504 3.819.419.091 )
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, piutang usaha PT Bakrie Swasakti Utama, Anak perusahaan, sejumlah Rp 199,97 miliar digunakan sebagai jaminan atas hutang kepada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (lihat Catatan 24 butir a). 7.
TRADE RECEIVABLES (Continued)
(
2008
405.610.000.000 86.166.060.318 25.000.000.000 15.365.895.700 12.532.061.225 8.163.943.544 6.114.668.576 -
472.124.986.793 110.012.474.425 2.000.000.000 16.780.799.127 21.000.000.000 12.674.222.221 7.170.377.627 6.931.359.000 5.209.584.202
Limitless World International Services - 6 Ltd. PT Datanusa Saktijaya PT Jurgen International PT Mutiara Prakarsa Mandiri PT Graha Multi Insani PT Megalintas Sejahtera Interest Receivable PT Ario Legian Cottages PT Marga Setiapuritama PT Pejagan Pemalang Toll Road PT Pemalang Batang Toll Road PT Sejahtera Cipta Abadi
34.665.263.625
30.805.421.076
Others (each below of Rp 5 billion)
593.617.892.988
684.709.224.471
Total third parties
-
Less allowance for doubtful accounts
684.709.224.471
Total
44.001.669 ) 593.573.891.319
41
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
7.
PIUTANG LAIN-LAIN - PIHAK KETIGA (Lanjutan)
7.
OTHER RECEIVABLES - THIRD PARTIES (Continued) The summary of original currency of trade receivables is as follows:
Rincian piutang lain-lain berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut: 2009
2008
Dolar Amerika Serikat Rupiah Indonesia
405.610.000.000 187.963.891.319
472.124.986.793 212.584.237.678
United States Dollar Indonesian Rupiah
Jumlah
593.573.891.319
684.709.224.471
Total
Rincian piutang lain-lain berdasarkan jenisnya:
The summary of nature transaction of trade receivables is as follows:
2009
2008
Piutang pengalihan saham Anak perusahaan Piutang proyek jalan tol Piutang bunga Lain - lain
405.610.000.000 135.886.582.097 6.114.668.576 45.962.640.646
472.124.986.793 136.788.433.273 16.780.799.127 59.015.005.278
Receivable from transfer of the Company’s shares Toll road receivable project Interest Receivable Others
Jumlah
593.573.891.319
684.709.224.471
Total
Piutang kepada Limitless World International Services - 6 Ltd. (LWIS) merupakan piutang yang timbul atas pengalihan saham Perusahaan di PT Bakrie Swasakti Utama, PT Bumi Daya Makmur dan PT Superwish Perkasa, Anak perusahaan dengan jumlah keseluruhan sebesar AS$ 43,15 juta (lihat Catatan 3 butir d dan 42 butir g).
Receivable to Limitless World International Services - 6 Ltd. (LWIS) represents receivable from transfer of the Company’s shares in PT Bakrie Swasakti Utama, PT Bumi Daya Makmur and PT Superwish Perkasa, Subsidiaries, in a total amounted US$ 43.15 million (see Notes 3 point d and 42 point g).
Piutang lain-lain kepada PT Datanusa Saktijaya merupakan penyetoran dana talangan PT Bakrie Toll Road (BTR), Anak perusahaan untuk proyek pembangunan jalan tol ruas Ciawi - Sukabumi dan pembayaran bunga pinjaman PT Karya Perkasa Insani, Anak perusahaan PT Datanusa Saktijaya (lihat Catatan 42 butir k).
Other receivables to PT Datanusa Saktijaya represents deposit of PT Bakrie Toll Road (BTR), a subsidiary for toll road project development Ciawi - Sukabumi and payment of loan interest of PT Karya Perkasa Insani, a subsidiary of PT Datanusa Saktijaya (see Note 42 point k) .
Piutang lain-lain kepada PT Mega Lintas Sejahtera merupakan piutang BTR, Anak perusahaan, atas penyetoran dana talangan BTR untuk proyek pembangunan jalan tol ruas Pasuruan - Probolinggo (lihat Catatan 42 butir l).
Other receivables to PT Mega Lintas Sejahtera represents receivable of BTR, a Subsidiary from deposit for toll road project development Pasuruan Probolinggo (see Note 42 point l).
Piutang lain-lain kepada PT Media Dhana Antarkita merupakan piutang BTR, Anak perusahaan, atas penyetoran dana talangan BTR untuk proyek pembangunan jalan tol ruas Ciawi - Sukabumi (lihat Catatan 42 butir k).
Other receivables to PT Media Dhana Antarkita represents receivables of BTR, a Subsidiary from deposit for toll road project development Ciawi Sukabumi (see Note 42 point k).
Pada tanggal 31 Desember 2008, piutang kepada PT Jurgen Internasional (JI), PT Sejahtera Cipta Abadi (SCA), PT Marga Setiapuritama (MSP), PT Pejagan Pemalang Toll Road (PPTR) dan PT Pemalang Batang Toll Road (PBTR), pihak ketiga, merupakan penyetoran dana talangan Perusahaan untuk proyek pembangunan jalan tol (lihat Catatan 42 butir e).
On December 31, 2008, receivable to PT Jurgen International (JI), PT Sejahtera Cipta Abadi (SCA), PT Marga Setiapuritama (MSP), PT Pejagan Pemalang Toll road (PPTR) and PT Pemalang Batang Toll Road (PBTR), third parties, represents the Company’s deposit for toll road project development (see Note 42 point e).
Jumlah yang telah dibayarkan oleh Perusahaan untuk proyek jalan tol tersebut sampai dengan 31 Desember 2008 adalah Rp 110,01 miliar, Rp 5,21 miliar Rp 12,67 miliar Rp 7,17 miliar dan Rp 6,93 miliar masing-masing JI, SCA, MSP, PPTR dan PBTR.
Until December 31, 2008, the Company had paid in a total of Rp 110.01 billion, Rp 5.21 billion, Rp 12.67 billion, Rp 7.17 billion and Rp 6.93 billion for the toll road project to JI, SCA, MSP, PPTR and PBTR, respectively.
42
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
7.
PIUTANG LAIN-LAIN - PIHAK KETIGA (Lanjutan)
7.
Based on the review of each others receivable at the end of the year, the Company’s and Subsidiaries’ management believe that the receivables can be collected, therefore, the allowance for doubtful account is adequate to cover possible losses from uncollectible receivables.
Berdasarkan hasil penelaahan keadaan masing-masing akun piutang lain-lain pada akhir tahun, manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berkeyakinan bahwa piutang lain-lain pihak ketiga dapat tertagih sehingga penyisihan piutang ragu-ragu adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang. 8.
PERSEDIAAN
8.
Akun ini terdiri dari:
Hotel Perlengkapan dan suku cadang Makanan dan minuman
Jumlah
INVENTORIES This account consists of:
2009 Real estat Rumah, apartemen dan ruang perkantoran dalam penyelesaian: Bangunan Tanah Tanah untuk dijual Bangunan siap untuk dijual: Rumah Apartemen
OTHER RECEIVABLES - THIRD PARTIES (Continued)
2008
834.892.964.747 236.188.222.649 462.569.605.225
718.659.459.007 376.708.985.097 622.714.782.529
109.174.809.046 49.392.564.228
132.018.386.548 121.790.298.198
1.692.218.165.895
1.971.891.911.379
3.658.358.915 1.991.542.675
362.424.870 192.852.014
5.649.901.590
555.276.884
1.697.868.067.485
1.972.447.188.263
Real estate Residential houses, apartment and office space under construction: Building Land Land held for sale Building ready for sale: Residential house Apartment
Hotel Equipment and spare parts Food and beverages
Total
Bangunan apartemen untuk dijual terutama merupakan biaya pembangunan proyek Apartemen Taman Rasuna yang pendanaannya berasal dari pinjaman bank jangka panjang yang diperoleh PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), Anak perusahaan, dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (lihat Catatan 24 butir a).
Ready-for-sale apartment mainly represents development costs of Taman Rasuna Apartment which were partly financed by long-term bank loans obtained by PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), a Subsidiary, from PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (see Note 24 point a).
Persediaan rumah, apartemen dan ruang perkantoran dalam penyelesaian pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 terdiri dari persediaan pada BSU atas proyek Bakrie Tower, Life Style dan Entertainment Center dan the Grove serta PT Graha Andrasentra Propertindo dan Anak Perusahaan atas proyek perumahan di Bogor, Sukabumi, Batam dan Malang.
Inventory of residential houses and apartment under construction as of December 31, 2009 and 2008 consists of BSU’s inventory for the Bakrie Tower project, Life style and Entertainment Centre and the Grove and PT Graha Andrasentra Propertindo and Subsidiaries’ inventory for the real estate project in Bogor, Sukabumi, Batam and Malang.
Manajemen mengasuransikan bangunan apartemen yang tersedia untuk dijual terhadap risiko bencana alam dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Ramayana Tbk., pihak ketiga, berdasarkan suatu paket polis dengan jumlah nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 1,36 triliun pada tahun 2009 dan Rp 1,93 triliun dan AS$ 103.950 pada tahun 2008. Manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
The management insured the building of ready-for-sale apartment against the natural disaster risks and other risks to PT Asuransi Ramayana Tbk., third party, based on a blanket policy with the sum insured amounting to Rp 1.36 trillion in 2009 and Rp 1.93 trillion and US$ 103,950 in 2008. The Company’s and Subsidiaries’ management believe that the sum insured is sufficient to cover possible losses on insured assets.
Bunga pinjaman BSU, Anak perusahaan, yang dikapitalisasi ke dalam persediaan masing-masing sebesar Rp 186,32 miliar dan Rp 123,04 miliar sampai akhir tahun 2009 dan 2008.
Capitalization of borrowing costs BSU, Subsidiary to inventories is amounting to Rp 186.32 billion and Rp 123.04 billion until 2009 and 2008, respectively.
43
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
8.
9.
PERSEDIAAN (Lanjutan)
8.
INVENTORIES (Continued)
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, persediaan BSU dijadikan jaminan untuk pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Bukopin Tbk. dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 356 miliar (lihat Catatan 24 butir a dan b).
As of December 31, 2009 and 2008, BSU’s inventories are pledged as collateral for long-term bank loans obtained from PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. and PT Bank Bukopin Tbk. totaling of Rp 356 billion (see Notes 24 point a and b).
Pada tanggal 20 Januari 2009, persediaan barang The Commerce Club yang terletak di gedung Wisma Bakrie II sebesar kurang lebih Rp 104,89 juta musnah karena kebakaran (lihat Catatan 14).
On January 20, 2009, The Commerce Club’s inventories located in Wisma Bakrie II building amounted to Rp 104.89 million was damaged on fire (see Note 14).
Manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berkeyakinan bahwa tidak terdapat penurunan nilai persediaan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008. Di samping itu, manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan juga berkeyakinan bahwa tidak terdapat hambatan dalam penyelesaian proyek yang masih dalam tahap penyelesaian.
The Company’s and Subsidiaries’ management believe that there will no decline in the value of inventories as of December 31, 2009 and 2008. Meanwhile, the Company’s and Subsidiaries’ management believe that they will enable to complete the project-in-progress.
UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DI MUKA
9.
Akun ini terdiri dari:
ADVANCES AND PREPAID EXPENSES This account consists of:
2009
2008
Uang muka pembelian Karyawan Asuransi Renovasi kantor Uang muka proyek Sewa Lainnya
54.799.427.017 6.635.045.090 3.750.448.155 1.862.309.863 802.327.473 778.656.316 5.326.465.328
16.580.086.778 4.961.085.059 2.260.018.957 7.493.257.800 1.243.309.717 4.151.371.651
Advances for purchases Employees Insurance Office renovation Advance project Rental Others
Jumlah
73.954.679.242
36.689.129.962
Total
10. DANA DALAM PEMBATASAN
10. RESTRICTED FUNDS
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2009
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Bukopin Tbk. PT Bank Internasional Indonesia Tbk. PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank CIMB Niaga Tbk. (dahulu PT Bank Niaga Tbk.) PT Bank Permata Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Syariah Jumlah
2008
119.825.912.580 39.610.328.598 4.826.346.791 4.699.222.389
213.184.065.820 12.646.878.598 4.287.812.608 -
2.711.132.495 2.464.007.999
3.048.402.195 2.663.749.986
810.274.132
518.178.636
607.494.839
-
20.900.000
-
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Bukopin Tbk. PT Bank Internasional Indonesia Tbk. PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank CIMB Niaga Tbk. (formerly PT Bank Niaga Tbk.) PT Bank Permata Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Syariah
175.575.619.823
236.349.087.843
Total
44
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
10. DANA DALAM PEMBATASAN (Lanjutan)
10. RESTRICTED FUNDS (Continued) The annual interest rate of restricted funds are as follows:
Kisaran tingkat suku bunga tahunan untuk dana dalam pembatasan adalah sebagai berikut:
Rupiah
2009 (%)
2008 (%)
6,50 - 14,00
5,25 - 12,00
Rupiah
Dana dalam pembatasan pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) terutama merupakan dana pembatasan milik Perusahaan sehubungan dengan pengambilan pinjaman bank dari BRI sebesar Rp 57,50 miliar pada tahun 2009 dan Rp 209,20 miliar pada tahun 2008 dan deposito berjangka milik PT Graha Andrasentra Propertindo dan PT Bahana Sukmasejahtera, Anak perusahaan, yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank yang diperoleh dari BRI dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 37,92 miliar pada tahun 2009 dan Rp 286 juta pada tahun 2008.
Restricted funds in PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) mainly represent restricted funds owned by the Company regarding the collateral of bank loan from BRI amounting to Rp 57.50 billion in 2009 and Rp 209.20 billion in 2008 and time deposits owned by PT Graha Andrasentra Propertindo and PT Bahana Sukmasejahtera, Subsidiaries, used as collateral for bank loan obtained from BRI totaling of Rp 37.92 billion in 2009 and Rp 286 million in 2008.
Dana dalam pembatasan pada PT Bank Bukopin Tbk. (Bukopin) terutama merupakan deposito berjangka milik Perusahaan yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank yang diperoleh PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS) dan PT Bakrie Swasakti Utama, Anak perusahaan, dari Bukopin masing-masing sebesar Rp 19,89 miliar dan Rp 10,06 miliar pada tahun 2009 dan deposito berjangka milik BNS yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank yang diperoleh dari Bukopin sebesar Rp 9 miliar pada tahun 2009 dan Rp 12 miliar pada tahun 2008.
Restricted funds in PT Bank Bukopin Tbk. (Bukopin) mainly represent time deposits owned by the Company used as collateral for bank loan obtained by PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS) and PT Bakrie Swasakti Utama, Subsidiaries from Bukopin amounting to Rp 19.89 billion and Rp 10.06 billion, respectively, in 2009 and time deposits owned by BNS used as collateral for bank loan obtained from Bukopin amounting to Rp 9 billion in 2009 and Rp 12 billion in 2008.
Dana dalam pembatasan pada PT Bank Internasional Indonesia Tbk., PT Bank CIMB Niaga Tbk. (dahulu PT Bank Niaga Tbk.), PT Bank Permata Tbk. dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. terutama merupakan dana dalam pembatasan atas penjualan apartemen melalui kredit kepemilikan apartemen (KPA) PT Bakrie Swasakti Utama, Anak perusahaan dan kredit kepemilikan rumah (KPR) PT Graha Andrasentra Propertindo, Anak perusahaan.
Restricted funds in PT Bank Internasional Indonesia Tbk., PT Bank CIMB Niaga Tbk. (formerly PT Bank Niaga Tbk.), PT Bank Permata Tbk. and PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mainly represent restricted funds on sales of apartment through apartment loan program (KPA) of PT Bakrie Swasakti Utama, a Subsidiary and housing loan program (KPR) of PT Graha Andrasentra Propertindo (GAP), a Subsidiary.
11. PENYERTAAN SAHAM PADA PERUSAHAAN ASOSIASI
11. INVESTMENT IN SHARES OF STOCK IN ASSOCIATED COMPANIES Detail of investment in shares of stock in Associated companies as of December 31, 2009 and 2008 are as follows:
Rincian penyertaan saham pada perusahaan Asosiasi pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut: Persentase Kepemilikan/ Percentage of Ownership
Penyertaan saham PT Aetra Air Jakarta
2009 (%)
2008 (%)
3,75%
3,75%
Nilai Tercatat/ Carrying Value 2009 (Rp)
Uang muka pembelian saham PT Bakrie Investindo PT Graha Multitama Sejahtera PT Jurgen International Penyertaan saham dan uang muka penyertaan saham
2.678.600.000
2.678.600.000
Investment in shares of stock PT Aetra Air Jakarta
252.000.006.533 10.397.160.900 -
25.000.000.000
Advance for share purchase PT Bakrie Investindo PT Graha Multitama Sejahtera PT Jurgen International
27.678.600.000
Investment in shares of stock and advance for investment
265.075.767.433
45
2008 (Rp)
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
11. PENYERTAAN SAHAM PADA PERUSAHAAN ASOSIASI (Lanjutan)
11. INVESTMENT IN SHARES OF STOCK IN ASSOCIATED COMPANIES (Continued)
Berdasarkan Akta Jual Beli No. 7 tanggal 8 Juli 2008 oleh Muchlis Patahna, S.H., M.Kn., Perusahaan melalui PT Bakrie Infrastructure telah membeli kepemilikan saham PT Bakrie Capital Indonesia di PT Alberta Utilities yang memiliki penyertaan saham pada PT Aetra Air Jakarta (AAJ). Kepemilikan Perusahaan pada AAJ secara tidak langsung sebesar 3,75%.
Based on Notarial Deed No. 7 of Muchlis Patahna, S.H., M.Kn., dated July 8, 2008, the Company through PT Bakrie Infrastructure acquired PT Bakrie Capital Indonesia shares in PT Alberta Utilities, which own investment in shares of stock in PT Aetra Air Jakarta (AAJ). The Company’s ownership in AAJ indirectly amounted to 3.75%.
Pada tanggal 31 Desember 2009, uang muka pembelian saham kepada PT Bakrie Investindo (BIO) merupakan uang muka pembelian saham PT Semesta Marga Raya, Anak perusahaan, atas tambahan kepemilikan saham sebesar 35% atau sebesar Rp 252 miliar oleh PT Satria Cita Perkasa, Anak perusahaan yang dibeli dari BIO.
On December 31, 2009, advance for share purchase to PT Bakrie Investindo (BIO) represents advance for shares purchase of PT Semesta Marga Raya, a Subsidiary, for additional 35% shares ownership or amounting to Rp 252 billion by PT Satria Cita Perkasa, a Subsidiary, which bought from BIO.
Pada tanggal 31 Desember 2008, uang muka pembelian saham kepada PT Jurgen International (JI) merupakan uang muka pembelian saham PT Satria Cita Perkasa, Transglobal Finance Limited dan Pan Galatic Investment Limited sebesar Rp 25 miliar oleh PT Bakrie Toll Road, Anak perusahaan yang dibeli dari JI.
As of December 31, 2008, advance for shares purchase represents advances for shares purchase of PT Satria Cita Perkasa, Transglobal Finance Limited and Pan Galatic Investment Limited amounted to Rp 25 billion by PT Bakrie Toll Road, a Subsidiary, which bought from JI.
Pada tanggal 31 Desember 2009, uang muka pembelian saham kepada PT Graha Multitama Sejahtera (GMS) merupakan uang muka pembelian saham PT Bakrie Toll Road (BTR), Anak perusahaan, atas tambahan kepemilikan saham PT Trans Jabar Tol sebesar 20% oleh GMS yang dibeli dari PT Bukaka Teknik Utama (BTU) sesuai dengan Perjanjian Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham antara BTR dan PT Media Dhana Antarkita (pemilik saham GMS) dan PT Karya Perkasa Insani (lihat Catatan 42 butir f dan m) serta Perjanjian Opsi antara GMS dan BTU pada tanggal 6 Juni 2008.
As of December 31, 2009, advance for shares purchase to PT Graha Multitama Sejahtera (GMS) represents advance for shares purchase paid by PT Bakrie Toll Road (BTR), a Subsidiary, for additional 20% shares ownership in PT Trans Jabar Tol by GMS which bought from PT Bukaka Tehnik Utama (BTU) in accordance with shares Ownership Option Agreement between the BTR and PT Media Dhana Antarkita (the shareholder of GMS) and PT Karya Perkasa Insani (see Note 42 point f and m) and Option Agreement between GMS and BTU on June 6, 2008.
12. TANAH YANG BELUM DIKEMBANGKAN
12. LAND BANK
Rincian tanah belum dikembangkan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
Detail of land bank as of December 31, 2009 and 2008 are as follows:
2009 PT Superwish Perkasa PT Bakrie Swasakti Utama PT Graha Andrasentra Propertindo PT Bumi Daya Makmur PT Bakrie Nirwana Semesta PT Krakatau Lampung Tourism Development Jumlah
2008
578.815.688.939 527.907.383.102 677.919.975.013 175.317.376.034 13.263.682.378
564.442.927.439 527.907.383.102 584.018.685.366 183.707.806.240 -
-
4.188.943.940
PT Superwish Perkasa PT Bakrie Swasakti Utama PT Graha Andrasentra Propertindo PT Bumi Daya Makmur PT Bakrie Nirwana Semesta PT Krakatau Lampung Tourism Development
1.973.224.105.466
1.864.265.746.087
Total
Mutasi tanah yang belum dikembangkan adalah sebagai berikut:
Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo akhir
Changes of land bank is as follows:
2009
2008
1.864.265.746.087 183.814.953.811 ( 74.856.594.432 )
1.215.672.298.761 648.600.151.744 ( 6.704.418 )
1.973.224.105.466
1.864.265.746.087
46
Beginning balance Additional Deduction Ending balance
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
12. TANAH YANG BELUM DIKEMBANGKAN (Lanjutan)
12. LAND BANK (Continued)
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, tanah yang belum dikembangkan terdiri dari antara lain:
As of December 31, 2009 and 2008, land bank consists of, among others:
(1) tanah seluas 101,46 ha yang terletak di Desa Merak Belantung dan Desa Persiapan Gunung Terang, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan. Dari seluruh luas tanah tersebut, seluas 63,50 ha telah disertifikasi dan sisanya belum disertifikasi. Nilai perolehan tanah tersebut di atas adalah Rp 4,19 miliar.
(1) a lot of land of 101.46 ha are located in Merak Belantung and Persiapan Gunung Terang, Kalianda, South Lampung. Land bank of 63.50 ha has been certified and the remaining has not been certified yet. Cost of land bank above is amounting to Rp 4.19 billion.
(2) tanah seluas 8,57 ha yang terletak di daerah Karet Kuningan, kotamadya Jakarta Selatan, Kecamatan Setiabudi. Nilai perolehan tanah tersebut adalah sebesar Rp 1.291,11 miliar dan Rp 1.276,06 miliar masing-masing pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008. Tanah yang belum dikembangkan antara lain merupakan sisa tanah atas nama PT Asuransi Jiwa Bumiputera (AJB), ex tanah Sungai Budi 2,19 ha, ex tanah Mulia 2,56 ha, dan ex tanah Kuningan Persada Lot 20,92 ha.
(2) a lot of land of 8.57 ha are located in Karet Kuningan, Setiabudi, South Jakarta. Cost of land bank above is amounting to Rp 1,291.11 billion and Rp 1,276.06 billion as of December 31, 2009 and 2008, respectively. The land bank consists of the remaining land of PT Asuransi Jiwa Bumiputera (AJB), ex Sungai Budi land 2.19 ha, ex Mulia land 2.56 ha and ex Kuningan Persada lot land 20.92 ha.
(3) tanah seluas 400 Ha yang terletak di Desa Sukaharja, Sukamantri dan Desa Tajurhalang. Nilai perolehan tanah tersebut adalah sebesar Rp 677,92 miliar dan Rp 584,02 miliar masingmasing pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008.
(3) a lot of land of 400 ha are located in Sukaharja, Sukamantri and Tajurhalang village. Cost of land bank above is amounting to Rp 677.92 billion and Rp 584.02 billion as of December 31, 2009 and 2008, respectively.
13. PROPERTI INVESTASI
13. INVESTMENT PROPERTIES
Pada tanggal 31 Desember 2009, properti investasi Perusahaan dan Anak perusahaan terdiri dari bangunan dan prasarana Wisma Bakrie dan 1.279,32 m2 Rasuna Office Park yang disewakan kepada pihak ketiga berdasarkan perjanjian sewa, dan 86,64 m2 retail area apartemen Tower 18. Sedangkan pada tanggal 31 Desember 2008, terdiri dari bangunan dan prasarana Wisma Bakrie dan 1.250,60 m2 Rasuna Office Park yang disewakan kepada pihak ketiga berdasarkan perjanjian sewa.
As of December 31, 2009, the Company’s and Subsidiaries’ investment properties consists of building and improvements of Wisma Bakrie and 1,279.32 sqm of Rasuna Office Park which was rent to third parties based on rental agreement, and 86.64 sqm retail area of The 18th apartment. While as of December 31, 2008 consist of building and improvements of Wisma Bakrie and 1,250.60 sqm of Rasuna Ofice Park, which was rented to third parties based on rental agreement.
Mutasi properti investasi selama tahun 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
Changes in investment properties during 2009 and 2008 are as follows:
2009 Harga perolehan Saldo awal Penambahan nilai perolehan Saldo akhir Akumulasi penyusutan Saldo awal Beban penyusutan Saldo akhir Nilai buku bersih
2008
38.845.165.094 18.739.447.036
16.088.761.711 22.756.403.383
57.584.612.130
38.845.165.094
( (
3.491.013.794 ) 2.430.492.127 )
( (
2.307.302.319 ) 1.183.711.475 )
(
5.921.505.921 )
(
3.491.013.794 )
51.663.106.209
35.354.151.300
47
Costs Balance at beginning of the year Additional of costs Balance at end of the year Accumulated depreciation Balance at beginning of the year Depreciation expense Balance at end of the year Net book value
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
13. PROPERTI INVESTASI (Lanjutan)
13. INVESTMENT PROPERTIES (Continued)
Pendapatan sewa properti investasi yang diakui pada tahun 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 8,6 miliar dan Rp 8,70 miliar yang disajikan sebagai bagian dari penghasilan sewa perkantoran pada laporan laba rugi konsolidasian.
Rental income from the investment properties recognized in 2009 and 2008 amounted to Rp 8.6 billion and Rp 8.70 billion, respectively, which was presented as part of rental of office spaces in the consolidated statements of income.
Beban penyusutan selama tahun 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 1,97 miliar dan Rp 1,18 miliar disajikan sebagai bagian dari akun “Beban Pokok Penghasilan” pada laporan laba rugi konsolidasian.
Depreciation expense during 2009 and 2008 is amounted to Rp 1.97 billion and Rp 1.18 billion, respectively, is presented as part of “Cost of Revenues” in the consolidated statements of income.
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap nilai yang dapat diperoleh kembali dari properti investasi, manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berkeyakinan bahwa tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahanperubahan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008.
Based on the review on the recoverable value of the investment properties, the Company’s and Subsidiaries’ management believe that there is no events or changes indicating assets impairment as of December 31, 2009 and 2008.
14. ASET TETAP
14. FIXED ASSETS
Rincian dan mutasi aset tetap selama tahun 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
Details and changes of fixed assets during 2009 and 2008 are as follows: 2009
1 Januari/ January 1, Nilai tercatat Aset tetap selain pengusahaan jalan tol Tanah Bangunan dan prasarana Kendaraan bermotor Mesin dan peralatan Perabotan dan perlengkapan kantor Jumlah pemilikan langsung
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
Reklasifikasi/ Reclassifications
31 Desember/ December 31,
194.383.562.270
446.874.226.858
-
-
641.257.789.128
232.784.896.797 8.267.003.012
491.328.559.696 10.842.550.126
2.295.987.812
39.185.115.110 234.102.282
763.298.571.603 17.047.667.608
23.585.928.711
1.798.749.210
-
51.129.900.080
163.533.647.124
6.347.855.063
7.713.201.775
216.028.893.916
Carrying value Fixed assets other than toll road concession right Land Buildings and improvements Motor vehicles Machineries and equipments Furniture, fixtures and office equipment
510.151.290.870
1.114.377.733.014
8.643.842.875
39.419.217.392
1.655.304.398.401
Total direct ownership
10.486.835.573
3.946.584.000
-
14.199.317.291
Assets under capital leases Motor vehicles
167.335.777.543
2.296.582.002
-
169.632.359.545
Assets under build and transfer Buildings
(
7.713.201.775 )
17.671.476.146
Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor
Aset bangun serah Bangunan
Proyek properti dalam penyelesaian Bangunan 874.576.459.692 Bangunan (bangun serah) 8.799.977.767 Jumlah proyek properti dalam penyelesaian
26.980.565.306
-
41.021.582.228
-
(
234.102.282 )
-
(
39.185.115.110 ) -
912.193.469.883
Toll project in progress
68.002.147.534
-
-
2.339.541.933.388
-
-
2.339.541.933.388
Jumlah nilai tercatat 1.571.350.341.445
3.528.164.979.938
8.643.842.875
-
5.090.871.478.508 Total carrying value
48
39.185.115.110 )
Total property project-inprogress
862.371.909.888
883.376.437.459
Proyek jalan tol dalam pelaksanaan
(
49.821.559.995
Property projectin-progress Buildings Buildings (build and transfer)
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
14. ASET TETAP (Lanjutan)
14. FIXED ASSETS (Continued) 2009
1 Januari/ January 1, Akumulasi penyusutan Aset tetap selain pengusahaan jalan tol Bangunan dan prasarana Kendaraan bermotor
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
Reklasifikasi/ Reclassifications
31 Desember/ December 31,
10.075.595.695 5.004.574.531
221.586.017.718 8.073.510.101
149.513.030
(
138.028.599 )
231.661.613.413 12.790.543.003
(
3.712.441.559 )
7.966.530.376
Accumulated depreciation Fixed assets other than toll road concession right Buildings and improvements Motor vehicles
Machineries and Mesin dan peralatan Perabotan dan perlengkapan kantor
8.307.165.457
3.371.806.478
-
18.827.446.010
152.801.319.221
1.700.699.958
Jumlah pemilikan langsung
42.214.781.693
385.832.653.518
1.850.212.988
3.712.441.559 (
138.028.599 )
173.640.506.832
equipments Furniture, fixtures and office equipment
426.059.193.624
Total direct ownership
7.544.705.831
Assets under capital leases Motor vehicles
Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor
5.627.345.839
1.779.331.393
-
138.028.599
Assets under Aset bangun serah Bangunan
34.818.058.034
6.935.400.068
-
-
41.753.458.102
build and transfer Buildings
Jumlah akumulasi penyusutan
82.660.185.566
394.547.384.979
1.850.212.988
-
475.357.357.557
Total accumulated depreciation
Nilai buku bersih
1.488.690.155.879
4.615.514.120.951
Net book value
2008 1 Januari/ January 1, Nilai tercatat Aset tetap selain pengusahaan jalan tol Tanah Bangunan dan prasarana Kendaraan bermotor Mesin dan peralatan Perabotan dan perlengkapan kantor Jumlah pemilikan langsung
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
Reklasifikasi/ Reclassifications
31 Desember/ December 31,
109.707.160.893
37.736.042.328
-
46.940.359.049
194.383.562.270
18.818.306.121 4.690.260.913
177.156.072.331 2.570.350.749
128.500.000
36.810.518.345 1.134.891.350
232.784.896.797 8.267.003.012
14.262.786.320
9.323.142.391
-
-
23.585.928.711
33.129.816.904
19.059.234.032
1.059.150.856
-
51.129.900.080
Carrying value Fixed assets other than toll road concession right Land Buildings and improvements Motor vehicles Machineries and equipments Furniture, fixtures and office equipment
180.608.331.151
245.844.841.831
1.187.650.856
84.885.768.744
510.151.290.870
Total direct ownership
8.615.103.177
3.006.623.746
-
10.486.835.573
Assets under capital leases Motor vehicles
167.230.793.907
104.983.636
-
167.335.777.543
Assets under build and transfer Buildings
Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor
Aset bangun serah Bangunan
Proyek properti dalam penyelesaian Bangunan 805.651.438.203 Bangunan (bangun serah) 450.401.727
152.675.898.883
-
8.349.576.040
-
806.101.839.930
161.025.474.923
-
Jumlah nilai tercatat 1.162.556.068.165
409.981.924.136
1.187.650.856
Jumlah proyek properti dalam penyelesaian
49
(
1.134.891.350 )
-
(
83.750.877.394 ) -
(
83.750.877.394 ) -
8.799.977.767
Property projectin-progress Buildings Buildings (build and transfer)
883.376.437.459
Total property project-inprogress
874.576.459.692
1.571.350.341.445 Total carrying value
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
14. ASET TETAP (Lanjutan)
14. FIXED ASSETS (Continued) 2008
1 Januari/ January 1, Akumulasi penyusutan Aset tetap selain pengusahaan jalan tol Bangunan dan prasarana Kendaraan bermotor
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
Reklasifikasi/ Reclassifications
31 Desember/ December 31,
4.874.106.533 3.837.612.421
7.275.239.100 2.740.967.875
128.500.000
4.926.447.406
3.380.718.051
-
-
8.307.165.457
9.815.159.930
10.071.436.936
1.059.150.856
-
18.827.446.010
Accumulated depreciation Fixed assets other than toll road concession right Buildings and improvements Motor vehicles Machineries and equipments Furniture, fixtures and office equipment
23.453.326.290
23.468.361.962
1.187.650.856
42.214.781.693
Total direct ownership
3.059.444.313
1.122.395.761
-
1.445.505.765
5.627.345.839
Assets under capital leases Motor vehicles
Aset bangun serah Bangunan
24.338.100.531
8.406.207.565
-
2.073.749.938
34.818.058.034
Assets under build and transfer Buildings
Jumlah akumulasi penyusutan
50.850.871.134
32.996.965.288
1.187.650.856
-
82.660.185.566
Total accumulated depreciation
Nilai buku bersih
1.111.705.197.031
1.488.690.155.879
Net book value
Mesin dan peralatan Perabotan dan perlengkapan kantor Jumlah pemilikan langsung
( (
(
2.073.749.938 ) 1.445.505.765 )
3.519.255.703 )
10.075.595.695 5.004.574.531
Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor
Alokasi beban penyusutan selama tahun 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
Allocation of depreciation expense during 2009 and 2008 are as follows:
2009
2008
Beban pokok penghasilan Beban umum dan administrasi (lihat Catatan 34)
11.408.572.305
8.274.074.049
47.926.697.611
24.722.891.239
Cost of revenues General and administrative expenses (see Note 34)
Jumlah
59.335.269.916
32.996.965.288
Total
Pengurangan aset tetap merupakan penjualan aset dengan rincian sebagai berikut:
Deductions on fixed assets represent sales of fixed assets with details as follows:
2009 Nilai perolehan Akumulasi penyusutan
(
Nilai buku aset tetap Hasil penjualan aset tetap Laba (rugi) penjualan aset tetap
(
2008
8.643.842.875 1.850.212.988 )
(
1.187.650.856 1.187.650.856 )
Cost Accumulated depreciation
6.793.629.887 5.000.000
460.436.883
Net book value of fixed assets Proceed from sale of fixed assets
6.788.629.887 )
460.436.883
Gain (loss) on sale of fixed assets
On January 20, 2009, Furniture, Fixtures and Office Equipment of The Commerce Club which located in Wisma Bakrie 2 building with carrying value amounted to Rp 6.34 billion was damaged on fire accident. From the filing of claims made to the insurance company, the value of approved claims for fixed assets and inventories (see Note 8) amounted to Rp 3.72 billion and has been received by the Company on October 1, 2009. The difference between book value and income from insurance claims presented in "Other Income (Expenses) Others - Net" in the statements of income in 2009.
Pada tanggal 20 Januari 2009, perlengkapan kantor The Commerce Club yang terletak di gedung Wisma Bakrie 2 dengan nilai tercatat sebesar Rp 6,34 miliar musnah karena kebakaran. Dari hasil pengajuan klaim yang dilakukan kepada perusahaan asuransi maka nilai klaim yang disetujui untuk perlengkapan kantor dan persediaan (lihat Catatan 8) adalah sebesar Rp 3,72 miliar dan telah diterima oleh Perusahaan pada tanggal 1 Oktober 2009. Selisih antara nilai buku dan penerimaan klaim asuransi disajikan dalam “Penghasilan (Beban) lain-lain - lain-lain - bersih” dalam laporan laba rugi tahun 2009. 50
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
14. ASET TETAP (Lanjutan)
14. Fixed Assets (Continued)
Penambahan aset tetap untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 termasuk saldo awal aset tetap PT Bali Nirwana Resort (BNR) yang diakuisisi PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS), Anak perusahaan pada tanggal 16 September 2009 (lihat Catatan 3 butir q) dan PT Semesta Marga Raya (SMR) yang akuisisi oleh PT Bakrie Toll Road (BTR), Anak perusahaan melalui PT Satria Cita Perkasa (SCP) pada tanggal 28 Agustus 2009 (lihat Catatan 3 butir t).
Addition of property and equipment during 2009 includes beginning balance of fixd assets of PT Bali Nirwana Resort (BNR) which acquired by PT Bakrie Nirwana Resort (BNS), a Subsidiary on September 16, 2009 (see Note 3 point q) and PT Semesta Marga Raya (SMR) which acquired by PT Bakrie Toll Road (BTR), a Subsidiary through PT Satria Cita Perkasa (SCP) on August 28, 2009 (see Note 3 point t).
Pada tahun 2009 dan 2008, aset dalam penyelesaian terdiri dari proyek Menara Bakrie, Concert Hall and Office Tower dan Lifestyle and Entertainment Centre.
In 2009 and 2008, construction-in-progress consists of projects of Menara Bakrie, Concert Hall and Office Tower and Lifestyle and Entertainment Centre.
Aset tetap, kecuali tanah, diasuransikan terhadap risiko bencana alam, risiko kebakaran dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Ramayana Tbk., pihak ketiga, dengan jumlah nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 519,9 miliar dan Rp 319,7 miliar pada tahun 2009 dan 2008. Manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
Property and equipment, except for land, are insured against the risks of natural disaster, fire and others to PT Asuransi Ramayana Tbk., third party, with the sum insured amounting to Rp 519.9 billion and Rp 319.7 billion in 2009 and 2008, respectively. The Company’s and Subsidiaries management believe that the sum insured is sufficient to cover the possible losses on insured assets.
Pada tahun 2009 dan 2008, kapitalisasi beban pinjaman di PT Graha Andrasentra Propertindo, Anak perusahaan, sebesar Rp 9,10 miliar dan Rp 9,80 miliar.
In 2009 and 2008, PT Graha Andrasentra Propertindo, a Subsidiary, capitalized the borrowing costs amounting to Rp 9.10 billion and Rp9.80 billion, respectively.
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap, manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berpendapat bahwa tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahanperubahan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008.
Based on the review on the recoverable value of the property and equipment, the Company’s and Subsidiaries’ management believe that there is no event or change indicating assets impairment as of December 31, 2009 and 2008.
15. SELISIH LEBIH HARGA PEROLEHAN TERHADAP NILAI WAJAR DAN SELISIH LEBIH NILAI WAJAR TERHADAP HARGA PEROLEHAN ANAK PERUSAHAAN a.
15. EXCESS OF ACQUISITION COST OVER SUBSIDIARIES’ FAIR VALUE AND EXCESS OF SUBSIDIARIES’ FAIR VALUE OVER ACQUISITION COST
Selisih lebih harga perolehan terhadap nilai wajar Anak perusahaan - bersih
a. Excess of acquisition cost over Subsidiaries’ fair value - net
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2009
2008
Selisih lebih nilai perolehan terhadap nilai wajar Anak perusahaan PT Dutaperkasa Unggullestari PT Graha Andrasentra Propertindo PT Alberta Utilities PT Rasuna Caturtama Corpora Transglobal Finance Limited PT Sanggraha Pelita Sentosa PT Mutiara Permata Biru (
34.096.822.193
34.096.822.193
16.872.087.858 20.418.089.203
16.872.087.858 -
9.646.656.699 379.153.231
-
Jumlah
79.308.854.906
345.368.068 2.449.322.346 )
(
345.368.068 2.449.322.346 ) 48.864.955.773
51
Excess of acquisition cost over Subsidiaries’ fair value PT Dutaperkasa Unggullestari PT Graha Andrasentra Propertindo PT Alberta Utilities PT Rasuna Caturtama Corpora Transglobal Finance Limited PT Sanggraha Pelita Sentosa PT Mutiara Permata Biru Total
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
15. SELISIH LEBIH HARGA PEROLEHAN TERHADAP NILAI WAJAR DAN SELISIH LEBIH NILAI WAJAR TERHADAP HARGA PEROLEHAN ANAK PERUSAHAAN (Lanjutan) a.
15. EXCESS OF ACQUISITION COST OVER SUBSIDIARIES’ FAIR VALUE AND EXCESS OF SUBSIDIARIES’ FAIR VALUE OVER ACQUISITION COST (Continued)
Selisih lebih harga perolehan terhadap nilai wajar Anak perusahaan - bersih (Lanjutan)
a. Excess of acquisition cost over Subsidiaries’ fair value - net (Continued)
2009 Akumulasi amortisasi: PT Dutaperkasa Unggullestari PT Graha Andrasentra Propertindo PT Alberta Utilities PT Rasuna Caturtama Corpora Transglobal Finance Limited PT Sanggraha Pelita Sentosa PT Mutiara Permata Biru Jumlah
2008
(
17.048.411.097 )
(
10.229.046.658 )
( (
12.020.246.201 ) 1.531.356.690 )
(
10.370.103.564 ) -
( (
120.583.209 ) 6.319.221 )
(
345.368.068 ) 2.122.746.033
(
345.368.068 ) 1.143.017.095
Accumulated amortization: PT Dutaperkasa Unggullestari PT Graha Andrasentra Propertindo PT Alberta Utilities PT Rasuna Caturtama Corpora Transglobal Finance Limited PT Sanggraha Pelita Sentosa PT Mutiara Permata Biru
(
28.949.538.453 )
(
19.801.501.195 )
Total
Bersih
-
50.359.316.453
29.063.454.578
In 2009 and 2008, details of addition in excess of acquisition cost over Subsidiaries’ fair value are as follows:
Pada tahun 2009 dan 2008, rincian penambahan selisih lebih nilai perolehan atas nilai wajar Anak perusahaan adalah sebagai berikut: 2009 Nilai perolehan: PT Alberta Utilities PT Rasuna Caturtama Corpora Transglobal Finance Ltd. Jumlah
Net
2008
21.352.000.000
-
249.000.000 9.842
-
Acquisition cost: PT Alberta Utilities PT Rasuna Caturtama Corpora Transglobal Finance Ltd.
21.601.009.842
-
Total
933.910.797
-
Nilai wajar saat akuisisi: PT Alberta Utilities PT Rasuna Caturtama Corpora Transglobal Finance Ltd.
( (
9.397.656.699 ) 379.143.389 )
-
Fair value at acquisition: PT Alberta Utilities PT Rasuna Caturtama Corpora Transglobal Finance Ltd.
Jumlah
(
8.842.889.291 )
-
Total
-
Excess of acquisition cost over Subsidiaries’ fair value
Selisih lebih nilai perolehan atas nilai wajar Anak perusahaan
30.443.899.131
Amortisation expenses of acquisition cost over Subsidiaries’ fair value amounted to Rp 9.15 billion and Rp 7.49 billion were charged to consolidated statement of income in 2009 and 2008, respectively.
Beban amortisasi selisih lebih harga perolehan terhadap nilai wajar Anak perusahaan masingmasing sebesar Rp 9,15 miliar dan Rp 7,49 miliar, dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian pada tahun 2009 dan 2008.
52
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
15. SELISIH LEBIH HARGA PEROLEHAN TERHADAP NILAI WAJAR DAN SELISIH LEBIH NILAI WAJAR TERHADAP HARGA PEROLEHAN ANAK PERUSAHAAN (Lanjutan) b.
Selisih lebih nilai wajar terhadap perolehan Anak perusahaan - bersih
15. EXCESS OF ACQUISITION COST OVER SUBSIDIARIES’ FAIR VALUE AND EXCESS OF SUBSIDIARIES’ FAIR VALUE OVER ACQUISITION COST (Continued)
harga
b. Excess of Subsidiaries’ fair value over acquisition cost - net
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2009
2008
Selisih lebih nilai wajar terhadap harga perolehan Anak perusahaan PT Bahana Sukmasejahtera PT Bali Nirwana Resort PT Bakrie Swasakti Utama PT Provices Indonesia PT Berkah Puhu Lestari PT Libratindo Gemilang PT Satria Cita Perkasa
359.774.808.847 71.429.225.121 19.674.479.778 5.644.725.571 1.257.524.149 400.000.000 11.844.969
359.774.808.847 19.674.479.778 1.257.524.149 400.000.000 -
Excess of Subsidiaries’ fair value over acquisition cost PT Bahana Sukmasejahtera PT Bali Nirwana Resort PT Bakrie Swasakti Utama PT Provices Indonesia PT Berkah Puhu Lestari PT Libratindo Gemilang PT Satria Cita Perkasa
Jumlah
458.192.608.435
381.106.812.774
Total
Akumulasi amortisasi: PT Bahana Sukmasejahtera PT Bakrie Swasakti Utama PT Berkah Puhu Lestari PT Libratindo Gemilang PT Provices Indonesia PT Satria Cita Perkasa
( ( ( ( ( (
26.983.110.666 ) 1.147.677.987 ) 564.213.867 ) 181.672.000 ) 70.559.070 ) 197.416 )
( ( ( (
8.994.370.224 ) 163.953.998 ) 125.752.414 ) 40.000.000 ) -
Accumulated amortization PT Bahana Sukmasejahtera PT Bakrie Swasakti Utama PT Berkah Puhu Lestari PT Libratindo Gemilang PT Provices Indonesia PT Satria Cita Perkasa
Jumlah
(
28.947.431.006 )
(
9.324.076.636 )
Total
Bersih
429.245.177.429
371.782.736.138
Net
In 2009 dan 2008, details the addition in excess of Subsidiaries’ fair value over acquisition cost are as follows:
Pada tahun 2009 dan 2008, rincian penambahan selisih lebih nilai wajar terhadap harga perolehan Anak perusahaan adalah sebagai berikut: 2009
2008
Nilai perolehan: PT Bahana Sukmasejahtera PT Bakrie Swasakti Utama PT Satria Cita Perkasa PT Provices Indonesia
105.352.000.000 399.000.000
45.999.400.000 25.000.000.000 -
Acquisition cost PT Bahana Sukmasejahtera PT Bakrie Swasakti Utama PT Satria Cita Perkasa PT Provices Indonesia
Jumlah
105.751.000.000
70.999.400.000
Total
Nilai wajar saat akuisisi: PT Bahana Sukmasejahtera PT Bakrie Swasakti Utama PT Satria Cita Perkasa PT Provices Indonesia
105.363.844.969 6.043.725.571
405.774.208.847 44.674.479.778 -
Fair value at acquisition: PT Bahana Sukmasejahtera PT Bakrie Swasakti Utama PT Satria Cita Perkasa PT Provices Indonesia
Jumlah
111.407.570.540
450.448.688.625
Total
5.656.570.540
379.449.288.625
Excess of Subsidiaries’ fair value over acquisition cost
Selisih lebih nilai wajar bersih atas harga perolehan Anak perusahaan
53
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
15. SELISIH LEBIH HARGA PEROLEHAN TERHADAP NILAI WAJAR DAN SELISIH LEBIH NILAI WAJAR TERHADAP HARGA PEROLEHAN ANAK PERUSAHAAN (Lanjutan) b.
15. EXCESS OF ACQUISITION COST OVER SUBSIDIARIES’ FAIR VALUE AND EXCESS OF SUBSIDIARIES’ FAIR VALUE OVER ACQUISITION COST (Continued)
Selisih lebih nilai wajar terhadap harga perolehan Anak perusahaan - bersih (Lanjutan)
b. Excess of Subsidiaries’ fair value over acquisition cost - net (Continued)
Penghasilan amortisasi selisih lebih nilai wajar terhadap harga perolehan Anak perusahaan masing-masing sebesar Rp 19,62 miliar dan Rp 9,24 miliar dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian pada tahun 2009 dan 2008.
Amortization income of Subsidiaries’ fair value over acquisition cost amounted to Rp 19.62 billion and Rp 9.24 billion were charged to the consolidated statement of income in 2009 and 2008, respectively.
16. ASET LAIN-LAIN
16. OTHER ASSETS
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2009
2008
Beban ditangguhkan Aset kerjasama operasi Uang muka proyek Uang jaminan Lain-lain
54.502.095.258 16.293.257.800 11.538.884.513 2.412.265.040 484.698.976
37.345.524.099 16.528.324.726 17.773.148.045 308.957.799
Deferred charges Join operation asset Advance projects Security deposits Others
Jumlah
85.231.201.587
71.955.954.669
Total
Beban ditangguhkan terutama merupakan biaya praoperasi di PT Bakrie Infrastructure dan PT Bumi Daya Makmur, Anak perusahaan serta biaya iklan dan promosi di PT Graha Andrasentra Propertindo, Anak perusahaan yang ditangguhkan.
Deferred charges mainly represents pre-operating expenses in PT Bakrie Infrastructure and PT Bumi Daya Makmur, Subsidiaries and advertising and promotion costs in PT Graha Andrasentra Propertindo, a Subsidiary.
Uang muka proyek terutama merupakan tanah kavling di PT Bali Nirwana Resort, Anak perusahaan.
Advance projects mainly represents lots of land in PT Bali Nirwana Resort, a Subsidiary.
17. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN JANGKA PENDEK
17. SHORT-TERM BANK AND FINANCIAL INSTITUTION LOANS
Hutang bank dan lembaga keuangan jangka pendek terdiri dari:
Short-term and financial institution loans consists of:
2009
2008
PT Bank Capital Indonesia Tbk. PT Bank Bukopin Tbk. PT Danatama Makmur Amerasia International Limited
101.400.000.000 37.059.000.000 -
11.400.000.000 10.000.000.000 8.987.201.550
PT Bank Capital Indonesia Tbk. PT Bank Bukopin Tbk. PT Danatama Makmur Amerasia International Limited
Jumlah
138.459.000.000
30.387.201.550
Total
PT Bakrie Infrastructure (BI), Anak perusahaan, memperoleh pinjaman dari PT Bank Capital Indonesia Tbk. sebesar Rp 101,4 miliar dengan tingkat suku bunga tahunan sebesar 7,5%. Jangka waktu pinjaman adalah 3 bulan sejak tanggal 30 Nopember 2009 (lihat Catatan 48 butir c).
PT Bakrie Infrastructure (BI), a Subsidiary, obtained short-term bank loan from PT Bank Capital Indonesia Tbk. amounting to Rp 101.4 billion with an annual interest rate of 7.5%. The loan will due in 3 months since 30 November 2009 (see Note 48 point c).
Pada tahun 2009, PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS), Anak perusahaan, memperoleh beberapa fasilitas pinjaman modal kerja dari PT Bank Bukopin Tbk. (Bukopin) dengan jumlah pagu pinjaman sebesar Rp 7,5 miliar, Rp 8,57 miliar dan Rp 11,4 miliar dan akan jatuh tempo pada tanggal 16 Mei, 7 Maret dan 5 Oktober 2010. Fasilitas ini dikenakan suku bunga 1,5% di atas suku bunga deposito yang dijaminkan. Pinjaman tersebut dijamin dengan depostio milik Perusahaan dan BNS dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 28,895 miliar (lihat Catatan 10).
In 2009, PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS), a Subsidiary, obtained working capital loan facilities from PT Bank Bukopin Tbk. (Bukopin) with maximum credit limit of Rp 7.5 billion, Rp 8.57 billion and Rp 11.4 billion and will due on May 16, March 7 and October 5, 2010. This loan facilities bear annual interest rate of 1.5% above the collateral time deposits interest rate. These loan collateralized by time deposits owned by the Company and BNS amounting to Rp 28.895 billion (see Note 10).
54
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
,
17. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN JANGKA PENDEK (Lanjutan)
17. SHORT-TERM BANK AND FINANCIAL INSTITUTION LOANS (Continued)
Pada tahun 2008, BNS, Anak perusahaan, memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dari Bukopin dengan jumplah pagu pinjaman sebesar Rp 11,4 miliar dan akan jatuh tempo pada anggal 5 Oktober 2009. Fasilitas ini dikenakan suku bunga 1,5% di atas suku bunga deposito yang dijaminkan. Pinjaman tersebtu dijaminkan dengan deposito milik Perusahaan sebesar Rp 12 miliar (lihat Catatan 10).
In 2008, BNS, a Subsidiary, obtained working capital from Bukopin with maximum credit limit of Rp 11.4 billion and will due on October 5, 2009. This loan facilities bear annual interest rate of 1.5% above collateralized time deposits interest rate. The loan above are collateralized by time deposits owned by the Company amounting to Rp 12 billion (see Note 10).
Pada tanggal 1 Juni 2009, BSU memperoleh Fasilitas Kredit back-to-back dari Bukopin sebesar Rp 15 miliar untuk penyelesaian pembangunan gedung Bakrie Tower di kawasan Rasuna Epicentrum. Fasilitas kredit ini akan jatuh tempo dalam 6 bulan sejak tanggal perjanjian. Pada tanggal 14 Desember 2009 perjanjian kredit telah diperpanjang selama 3 bulan sampai dengan tanggal 2 Maret 2010. Pinjaman ini dijaminkan dengan deposito milik Perusahaan senilai Rp 10,06 miliar. Pada tanggal 31 Desember 2009, saldo hutang bank tersebut adalah sebesar Rp 9,59 miliar.
On June 1, 2009, BSU obtained back-to-back Credit Facility from Bukopin amounted Rp 15 billion for completion of Bakrie Tower building in Rasuna Epicentrum. This credit facility will mature in 6 months from the date of the agreement. On December 14, 2009 the loan has been extended for 3 months until March 2, 2010. This loan is secured by time deposit owned by the Company amounting to Rp 10,06 billion. On December 31, 2009, the outstanding balance for this bank loan is amounting to Rp 9.59 billion.
Pada tanggal 3 Mei 2007, PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), Anak perusahaan, menandatangani Perjanjian Pinjaman dengan PT Danatama Makmur dengan jumlah Rp 10 miliar yang ditujukan untuk pengembangan usaha BSU. Pinjaman tersebut dikenakan bunga sebesar 21% per tahun. Pinjaman tersebut jatuh tempo pada tanggal 3 Mei 2008 dan telah diperpanjang sampai dengan tanggal 31 Desember 2008. Pada tanggal 2 Januari 2009, BSU dan PT Danatama Makmur menandatangani addendum II atas perjanjian ini. Berdasarkan addendum tersebut jangka waktu pinjaman diperpanjang sampai dengan tanggal 31 Desember 2009. Pada tanggal 1 April 2009, BSU telah melunasi pinjaman ini.
On May 3, 2007, PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), a Subsidiary, entered into Loan Agreement with PT Danatama Makmur amounting to Rp 10 billion for development of BSU’s project. The loan bears annual interest rate of 21%. This loan was due on May 3, 2008 and has been extended until December 31, 2008. On January 2, 2009, BSU dan PT Danatama Makmur had entered into Amendment II of the loan agreement. Based on the amendment, the term of the loan agreement had been extended until December 31, 2009. On April 1, 2009, BSU had fully paid the loan.
Pada tanggal 28 Maret 2007, BSU menerbitkan Surat Sanggup sebesar AS$ 835.207, dimana BSU sanggup, tanpa syarat apapun, untuk membayar sejumlah tersebut di atas kepada Amerasia International Limited, perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum yang berlaku di wilayah British Virgin Island, pada tanggal 27 Juni 2007 dan telah diperpanjang hingga 11 Desember 2008. Pada tanggal 10 Desember 2008, BSU telah memperpanjang pinjamannya dengan nilai surat sanggup menjadi sebesar AS$ 923.223 sampai dengan tanggal 11 Maret 2009. Pada tanggal 16 Januari 2009, BSU melunasi Surat Sanggup ini.
On March 28, 2007, BSU had issued a promissory note amounted to US$ 835,207, which BSU without any conditions, to pay the amount mentioned above to Amerasia International Limited, a company incorporated under the laws of the British Virgin Island, on June, 27, 2007 and has been extended to December 11, 2008. On December 10, 2008, BSU had extended its loans with promissory notes value of US$ 923,223 until March 11, 2009. On January 16, 2009, BSU had fully paid this promissory note.
18. HUTANG USAHA - PIHAK KETIGA
18. TRADE PAYABLES - THIRD PARTIES
Rincian hutang usaha terdiri dari:
Trade payables consist of: 2009
PT Adhi Karya (Persero) Tbk. PT Hutama Karya (Persero) PT Aneka Sentratama Cahaya PT Bakomindo Utama PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. PT Indotek J.O. PT Guna Bangun Perkasa PT Widya Sapta Colas
2008
455.606.379.265 87.381.731.075 23.277.889.787 11.645.535.575
284.079.839.812 1.656.500.000 -
9.802.040.524 8.308.554.376 849.381.329 639.235.614
8.766.945.998 3.702.547.238 1.075.618.249
55
PT Adhi Karya (Persero) Tbk. PT Hutama Karya (Persero) PT Aneka Sentratama Cahaya PT Bakomindo Utama PT Pembangunan Perumahan (Persero)Tbk. PT Indotek J.O. PT Guna Bangun Perkasa PT Widya Sapta Colas
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
18. HUTANG USAHA - PIHAK KETIGA (Lanjutan)
18. TRADE PAYABLES - THIRD PARTIES (Continued)
2009
2008
PT Trocon Indah Perkasa PT Nuansa Graha Intipratama PT Dwi Satya Utama PT Worferstan Trower Indonesia Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)
287.944.792 -
3.314.907.375 2.590.004.286 2.109.590.318 1.071.646.101
PT Trocon Indah perkasa PT Nuansa Graha Intipratama PT Dwi Satya Utama PT Worferstan Trower Indonesia
120.763.202.509
143.424.289.112
Others (each below of Rp 1 billion)
Jumlah pihak ketiga
718.561.894.846
451.791.888.489
Total third parties
Hutang kepada PT Adhi Karya (Persero) Tbk. merupakan hutang PT Semesta Marga Raya (SMR), Anak perusahaan, atas pekerjaan pembangunan jalan tol Kanci - Pejagan.
Payable to PT Adhi Karya (Persero) Tbk. represents payable of PT Semesta Marga Raya (SMR), a Subsidiary, for the construction of toll road Kanci Pejagan.
Rincian hutang usaha berdasarkan umur hutang adalah sebagai berikut:
The summary of aging schedule of trade payables is as follows:
2009
2008
Sampai dengan 60 hari 61 hari sampai 90 hari Lebih dari 90 hari
349.545.762.957 79.318.493.731 289.697.638.158
318.112.355.940 49.659.893.073 84.019.639.476
Up to 60 days 61 days to 90 days More than 90 days
Jumlah
718.561.894.846
451.791.888.489
Total
As of December 31, 2009, balance of trade payables to third party more than 60 days which is due amounted to Rp 188.30 billion.
Pada tanggal 31 Desember 2009, saldo hutang usaha pihak ketiga dengan umur hutang lebih dari 60 hari yang telah jatuh tempo adalah sebesar Rp 188,30 miliar. 19. HUTANG LAIN-LAIN - PIHAK KETIGA
19. OTHER PAYABLES - THIRD PARTIES
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2009
2008
PT Jurgen International E-Crisps Trading Limited PT Global Buana Nasional PT Bakrie Bangun Persada PT Dinamika Nusantara Bestari PT Danatama Makmur PT Recapital Advisor PT Multhi Phi Beta Latham & Watkins DG Jones & Partners Pty, Australia PT CMP Indonesia PT Tri Manunggal Makmur Abadi PT Argo Manunggal Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)
255.279.585.290 199.414.091.000 21.352.000.000 10.278.026.945 3.402.838.976 3.000.000.000 2.717.783.748 1.234.685.000 1.229.320.836 1.115.181.268 1.050.015.986 -
8.234.162.607 3.000.000.000 1.559.320.836 71.007.212.800 1.158.660.631
PT Jurgen International E-Crisps Trading Limited PT Global Buana Nasional PT Bakrie Bangun Persada PT Dinamika Nusantara Bestari PT Danatama Makmur PT Recapital Advisor PT Multhi Phi Beta Latham & Watkins DG Jones & Partners Pty, Australia PT CMP Indonesia PT Tri Manunggal Makmur Abadi PT Argo Manunggal
35.027.609.611
48.665.913.899
Others (each below of Rp 1 billion)
Jumlah
535.101.138.660
133.625.270.773
Total
Others payable to PT Jurgen International represents payable of PT SCP, a Subsidiary, to Ashfield Business Ltd. is taken over by PT Jurgen International (JI). When SCP was acquired by PT Bakrie Toll Road (BTR), a Subsidiary, subsequently SCP’s payable to JI directly taken over by BTR as a shareholder.
Hutang lain-lain kepada PT Jurgen International merupakan hutang SCP, Anak perusahaan, kepada Ashfield Business Ltd yang diambilalih oleh PT Jurgen International (JI). Pada saat SCP diakuisisi oleh PT Bakrie Toll Road (BTR), Anak perusahaan, maka hutang SCP kepada JI secara langsung diambil alih oleh BTR sebagai pemegang saham.
56
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
19. HUTANG LAIN-LAIN - PIHAK KETIGA (Lanjutan)
19. OTHER PAYABLES - THIRD PARTIES (Continued) Other payable to E-Crisps Trading Limited represents payable of PT Bali Nirwana Resort, a Subsidiary, to its shareholder.
Hutang lain-lain kepada E-Crisps Trading Limited merupakan hutang PT Bali Nirwana Resort, Anak perusahaan, kepada salah satu pemegang sahamnya. 20. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR
20. ACCRUED EXPENSES
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2009
Pengembangan tanah, bangunan dan prasarana Taksiran biaya fasilitas umum dan sosial Kewajiban imbalan kerja karyawan (lihat Catatan 37) Bunga pinjaman (lihat Catatan 17 dan 24 butir a dan b) Taksiran biaya penyelesaian proyek Honorarium tenaga ahli Lain-lain Jumlah
2008
233.129.041.339
224.137.679.836
60.769.686.021
63.093.115.002
28.498.326.180
13.543.043.119
16.147.510.274 6.217.973.841 2.296.468.083 15.223.132.360
31.671.713.028 81.565.980.123 1.469.171.664 9.948.670.136
Development of land, bulidngs and infrastructure Estimated public and social facilities expenses Employee’s retirement benefits liabilities (see Note 37) Interest (see Notes 17 and 24 point a and b) Estimated cost to complete of the projects Professional fees Others
362.282.138.098
425.429.372.908
Total
Mutasi biaya yang masih harus dibayar - taksiran biaya fasilitas umum dan sosial adalah sebagai berikut:
Changes of accrued expense - estimated public and social facilites expenses are as follows:
2009
2008
Saldo awal Pengurangan: Pembangunan fasilitas umum dan dan sosial
63.093.115.002
65.284.924.059
2.323.428.981
2.191.809.057
Beginning balance Deduction: Development of public and social facilities
Saldo akhir
60.769.686.021
63.093.115.002
Ending balance
Beban pengembangan tanah, bangunan dan prasarana merupakan estimasi dari pengembangan proyek Perumahan Bogor Nirwana Residence di Bogor.
Cost of land development and infrastructure are the estimated cost for development project of housing estate in Bogor Nirwana Residence in Bogor.
Pada tanggal 31 Desember 2008, taksiran biaya penyelesaian proyek sebesar Rp 81,57 miliar terutama merupakan taksiran biaya penyelesaian atas proyek Balikpapan Nirwana Suites & Resort dari PT Libratindo Gemilang dan proyek PT Bakrie Swasakti Utama, Anak perusahaan. Sedangkan pada tanggal 31 Desember 2009, taksiran biaya penyelesaian proyek merupakan taksiran biaya penyelesaian atas proyek PT Bakrie Swasakti Utama, Anak perusahaan.
As of December 31, 2008, estimated cost to complete of the projects amounting to Rp 81.57 billion, mainly represent estimated cost to complete of Balikpapan Nirwana Suites & Resort project of PT Libratindo Gemilang and project of PT Bakrie Swasakti Utama, Subsidiaries. While as of December 31, 2009, the estimated to cost complete is estimated cost to complete PT Bakrie Swasakti Utama, a Subsidiary projects.
57
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
21. UANG MUKA PELANGGAN
21. ADVANCES FROM CUSTOMERS Represents advances received from customers for selling and rental office space and apartment and members' fee with details as follows:
Merupakan saldo uang muka yang diterima dari pelanggan atas penjualan dan penyewaan unit perkantoran dan apartemen serta iuran keanggotaan dengan rincian sebagai berikut: 2009 Pihak ketiga - dalam Rupiah: Penjualan rumah dan apartemen Penjualan unit perkantoran Penyewa ruang apartemen Penyewa ruangan dan lapangan Penyewa ruang perkantoran Iuran keanggotaan Club Rasuna dan The Commerce Lain-lain Pihak hubungan istimewa dalam Rupiah: Penjualan unit perkantoran Penyewa ruang perkantoran Jumlah
2008
14.856.881.903 8.468.307.214 6.509.544.473 6.436.906.421 3.306.504.616
113.580.061.952 5.556.881.982 5.130.546.195 2.293.201.416 4.514.315.167
63.286.052 3.022.148.323
108.286.052 4.247.005.499
5.323.176.737 694.493.264
10.093.176.981 639.096.100
48.681.249.003
146.162.571.344
Persentase jumlah uang muka pelanggan yang telah diterima dari harga jual, sebagai berikut:
Third parties - in Rupiah Sales of housing and apartment Sales of office space Tenants of units apartment Tenants of space and courts Tenants of office spaces Membership fees of Club Rasuna and The Commerce Others Related parties - in Rupiah Sales of office space Tenants of office spaces Total
The percentage of advance from customer that have been received from the sales price are as follows:
2009
2008
100% 50% - 99% 20% - 49% Dibawah 20%
48.681.249.003
43.215.080.779 16.616.070.034 19.961.532.733 66.369.887.798
100% 50% - 99% 20% - 49% Below 20%
Jumlah
48.681.249.003
146.162.571.344
Total
22. PENDAPATAN DITANGGUHKAN
22. DEFERRED INCOME
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2009
Pihak ketiga: Penjualan rumah dan apartemen Pendapatan bunga ditangguhkan (lihat Catatan 42 butir m) Penyewa ruangan, lapangan dan iuran keanggotaan Penyewa ruang perkantoran Pihak hubungan istimewa: Penjualan unit perkantoran Jumlah
2008
179.286.762.886
69.683.760.579
61.100.000.000
93.075.000.000
12.046.272.153 1.566.964.913
1.568.509.875 1.822.655.463
Third parties: Sales of housing and apartment Unearned interest income (see Note 42 point m) Tenants of space, courts and membership fees Tenants of office space
42.166.096.948
14.084.412.395
Related parties: Sales of office space
296.166.096.900
180.234.338.312
Total
58
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
23. PERPAJAKAN a.
23. TAXATION
Pajak dibayar di muka
a. Prepaid taxes
Akun ini terdiri dari:
This account consists of:
Pajak penghasilan: Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 4 (2) final Pajak Pertambahan Nilai Masukan Taksiran kelebihan pajak PPh pasal 29 Jumlah b.
2009
2008
76.480.916 244.589.983
21.299.480 223.765.403 15.606.387 172.868.162
178.407.311.612
-
113.419.283
-
Value Added Tax - Input Estimated tax overpayment Article 29
178.841.801.794
433.539.432
Total
Hutang pajak
b. Taxes payable
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2009
Pajak penghasilan: Pasal 21 Pasal 23 dan 26 Pasal 25 Pasal 29 Pasal 4 (2) Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah Pajak Pertambahan Nilai Keluaran Pajak Bumi Bangunan Pajak Pembangunan I SKP Pajak Penghasilan Badan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Pajak Hiburan Jumlah
2008 Income taxes: Article 21 Article 23 and 26 Article 25 Article 29 Article 4 (2) Value Added Tax - Luxury Sales Tax
2.600.933.436 7.911.537.054 26.799.550.466 97.519.142.728 54.276.903.327
2.177.541.045 4.536.092.326 20.149.284.095 100.485.257.226 6.460.627.715
17.571.142.676
31.376.785.358
10.923.117.994 1.640.678.462
4.953.089.808 4.561.009.865 775.979.845
-
301.254.571
600.073.249 392.854.150
45.960.000 27.203.633
Value Added Tax - Output Land and Building Tax Development Tax I Tax Assesment Letter of Corporate Income Tax Duty on Acquisition of Land Rights and Building Entertainment Tax
220.235.933.542
175.850.085.487
Total
Selama tahun 2009 dan 2008, jumlah pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan masing-masing sebesar Rp 3,20 miliar dan Rp 3,86 miliar. c.
Income taxes: Article 21 Article 23 Article 25 Article 4 (2) final
In 2009 and 2008, payment of Land and Building Tax amounted to Rp 3.20 billion and Rp 3.86 billion, respectively.
Taksiran beban (manfaat) pajak penghasilan badan
c. Provision for income tax expenses (benefit)
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2009
2008
Final - Anak perusahaan ( Tahun berjalan - Anak perusahaan ( Tangguhan - Anak perusahaan ( Tangguhan - Perusahaan
31.600.158.135 )
(
2.461.238.134 )
Final - Subsidiaries
12.452.170.732 ) 2.633.427.264 ) 4.493.892.359
(
90.636.426.563 ) 9.496.581.307 1.756.891.283
Current year - Subsidiaries Deferred - Subsidiaries Deferred - the Company
Bersih
42.191.863.772 )
(
81.844.192.107 )
Net
(
59
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
23. PERPAJAKAN (Lanjutan) d.
23. TAXATION (Continued)
Rekonsiliasi pajak penghasilan badan konsolidasian
d. Reconciliation of the consolidated corporate income tax A reconciliation between consolidated income before provision for income tax benefit (expense) as shown in the consolidated statements of income and the estimated fiscal losses in 2009 and 2008 is as follows:
Rekonsiliasi antara laba konsolidasian sebelum taksiran manfaat (beban) pajak seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi konsolidasian dengan taksiran rugi fiskal Perusahaan untuk tahun 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut: 2009 Laba sebelum taksiran manfaat (beban) pajak konsolidasian Ditambah (dikurangi): Laba bersih Anak perusahaan sebelum pajak penghasilan ( Bagian Perusahaan atas laba Anak perusahaan Laba komersial Perusahaan sebelum taksiran manfaat (beban) pajak
203.169.353.619
358.322.348.449
234.816.442.140 )
(
159.409.108.966
127.762.020.445
Beda tetap: Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Representasi dan sumbangan Laba (rugi) atas divestasi Anak perusahaan Beban kompensasi berbasis saham Bunga sewa pembiayaan Bagian Perusahaan atas laba Anak perusahaan ( Penghasilan bunga yang pajaknya bersifat final ( Denda pajak Lain-lain ( Jumlah beda tetap
2008
(
8.621.521.556 8.276.735.275
Income before provision for tax benefit (expenses) per consolidated statements of income Additions (deductions):
178.905.546.889
Net income of Subsidiaries before income tax expenses Company’s portion on net income of Subsidiaries
270.342.680.087
Commercial income before provision for tax benefit (expense) attributable to the Company
266.885.215.251 )
1.481.000.874 3.776.923.024
Permanent differences: Salaries, wages and employee benefit Representation and donations Gain (loss) on divestment of Subsidiaries
3.960.649.724
(
91.966.212.241 )
3.386.572.658 130.717.009
(
1.693.286.329 51.427.498 )
159.409.108.966 )
(
178.905.546.889 )
Stock based compensation Interest of capital lease Equity in net earnings of Subsidiaries
39.563.349.703 ) 6.096.996.568 )
(
27.235.588.855 ) 2.870.733.886 1.165.628.580
Interest income subject to final tax Tax penalty Others
180.693.259.015 )
(
287.171.202.790 )
Total permanent differences
Beda waktu: Beban penyusutan
-
275.857.521
Timing differences: Depreciation expense
Jumlah beda waktu
-
275.857.521
Total timing differences
Taksiran rugi fiskal sebelum kompensasi rugi fiskal tahun sebelumnya Akumulasi rugi fiskal tahun sebelumnya
(
52.931.238.570 )
(
16.552.665.182 )
(
51.508.334.317 )
(
34.955.669.135 )
Estimated fiscal loss before fiscal loss compensation of the previous years Accumulated fiscal loss of the previous years
Akumulasi rugi fiskal akhir tahun
(
104.439.572.887 )
(
51.508.334.317 )
Accumulated fiscal loss at the end of the year
60
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
23. PERPAJAKAN (Lanjutan) d.
23. TAXATION (Continued)
Rekonsiliasi pajak penghasilan badan konsolidasian (Lanjutan)
d. Reconciliation of the consolidated corporate income tax (Continued) In these consolidated financial statements, the amount of taxable income is based on a preliminary calculation. Therefore, this amount may differ from taxable income to be reported in the tax return. Furthermore, there is different of accumulated fiscal loss between reconciliation of corporate income tax in 2009 dan 2008 with SPT amounting to Rp 3.94 billion due to difference on positive and negative corrections in 2006.
Dalam laporan keuangan konsolidasian ini, jumlah penghasilan kena pajak berdasarkan perhitungan sementara. Oleh karena itu, jumlah tersebut mungkin berbeda dari jumlah penghasilan kena pajak yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPT). Lebih lanjut, jumlah akumulasi rugi fiskal pada rekonsiliasi pajak penghasilan badan pada tahun 2009 dan 2008 berbeda dengan SPT sebesar Rp 3,94 miliar. Hal ini disebabkan karena terdapat perbedaan koreksi positif dan negatif pada tahun 2006. e.
Manfaat (beban) pajak tangguhan
e. Deferred tax benefit (expense)
Perhitungan taksiran pajak penghasilan tangguhan adalah sebagai berikut:
Calculation of provision for deferred income tax benefit (expense) is as follows:
2009 Perusahaan: Rugi fiskal Penyusutan aset tetap
2008
4.493.892.359 -
(
4.493.892.359 Anak perusahaan: PT Bakrie Nirwana Semesta (konsolidasian) PT Krakatau Lampung Tourism Development PT Bakrie Graha Investama PT Bumi Daya Makmur PT Graha Andrasentra Propertindo (konsolidasian) PT Bakrie Swasakti Utama (konsolidasian) PT Superwish Perkasa PT Bakrie Pangripta Loka (konsolidasian) PT Bakrie Infrastructure (konsolidasian) PT Bakrie Bangun Persada (konsolidasian)
2.449.762.839
(
281.149.297 551.386 2.855.741.998 )
277.419.930 2.855.741.998
(
1.153.755.333 )
599.796.935
( (
1.133.496.843 ) 748.120.031 )
2.309.689.759 748.120.031
(
234.452.302 )
288.865.854
(
328.741.448 )
4.112.317
-
(
1.860.465.095
36.928.356 )
Subsidiaries: PT Bakrie Nirwana Semesta (consolidated) PT Krakatau Lampung Tourism Development PT Bakrie Graha Investama PT Bumi Daya Makmur PT Graha Andrasentra Propertindo (consolidated) PT Bakrie Swasakti Utama (consolidated) PT Superwish Perkasa PT Bakrie Pangripta Loka (consolidated) PT Bakrie Infrastructure (consolidated) PT Bakrie Bangun Persada (consolidated) Deferred tax benefit (expense) - net
11.253.472.590
Pajak tangguhan
f.
Akun ini terdiri dari:
Deferred tax This account consists of:
2009 Aset pajak tangguhan: Perusahaan Akumulasi rugi fiskal Akumulasi beda waktu Penyisihan atas aset pajak tangguhan
The Company: Fiscal loss Depreciation of fixed asset
1.756.891.283
3.539.180.008
Manfaat (beban) pajak tangguhan - bersih f.
1.825.855.663 68.964.380 )
2008
26.109.893.222 68.964.380 (
12.877.083.580 68.964.380
8.738.917.283 )
-
17.439.940.319
12.946.047.960
61
Deferred tax assets: the Company Accumulated fiscal loss Accumulated temporary difference Allowance for deferred tax asset
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
23. PERPAJAKAN (Lanjutan) f.
23. TAXATION (Continued)
Pajak tangguhan (Lanjutan)
f. 2009
Anak perusahaan: PT Bakrie Nirwana Semesta (konsolidasian) PT Bakrie Swasakti Utama (konsolidasian) PT Graha Andrasentra Propertindo (konsolidasian) PT Bakrie Infrastructure PT Krakatau Lampung Tourism Development PT Villa Del Sol PT Citra Saudara Abadi PT Bakrie Pangripta Loka PT Bakrie Graha Investama PT Bumi Daya Makmur PT Superwish Perkasa Jumlah aset pajak tangguhan Kewajiban pajak tangguhan: Anak perusahaan: PT Bakrie Nirwana Semesta (konsolidasian) PT Bakrie Bangun Persada (konsolidasian) PT Graha Andrasentra Propertindo (konsolidasian)
g.
Deferred tax (Continued)
2008
5.474.180.967
2.742.560.870
2.797.626.554
3.931.123.397
2.402.911.216 1.700.077.636
3.379.123.044 4.112.317
1.452.615.704 1.074.107.385 493.707.241 16.695.393 551.386 -
1.166.679.966 1.074.107.385 493.707.241 288.865.854 2.855.741.998 748.120.031
32.852.413.801
29.630.190.063
Subsidiaries: PT Bakrie Nirwana Semesta (consolidated) PT Bakrie Swasakti Utama (consolidated) PT Graha Andrasentra Propertindo (consolidated) PT Bakrie Infrastructure PT Krakatau Lampung Tourism Development PT Villa Del Sol PT Citra Saudara Abadi PT Bakrie Pangripta Loka PT Bakrie Graha Investama PT Bumi Daya Makmur PT Superwish Perkasa Total deferred tax assets Deferred tax liabilities: Subsidiaries: PT Bakrie Nirwana Semesta (consolidated) PT Bakrie Bangun Persada (consolidated) PT Graha Andrasentra Propertindo (consolidated)
22.417.793.275
-
-
36.928.357
-
19.418.224
Jumlah kewajiban pajak tangguhan
22.417.793.275
56.346.581
Total deferred tax liabilities
Aset pajak tangguhan - bersih
10.434.620.526
29.573.843.482
Deferred tax assets - net
Administrasi dan perubahan peraturan perpajakan
g. Administration and changes in tax regulation
Under the taxation laws of Indonesia, the Company and Subsidiary submits tax returns on the basis of self assessment. The Director General of Tax (“DGT”) may assess or amend taxes within ten years of the time the tax becomes due, or until the end of 2013, whichever is earlier. There are new rules applicable to fiscal year 2008 and subsequent years stipulating that the DGT may assess or amend taxes within five years of the time the tax becomes due.
Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Perusahaan dan Anak perusahaan menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terhutang. Direktur Jenderal Pajak ("DJP") dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejak saat terhutangnya pajak, atau akhir tahun 2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnya menentukan bahwa DJP dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak tersebut dalam batas waktu lima tahun sejak saat terhutangnya pajak.
62
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
23. PERPAJAKAN (Lanjutan) g.
23. TAXATION (Continued)
Administrasi dan perubahan peraturan perpajakan (Lanjutan)
g. Administration and changes in tax regulation (Continued)
Pada tanggal 23 September 2008, Presiden Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menandatangani Undang-undang No. 36 Tahun 2008 tentang “Perubahan Keempat atas Undang-undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan”. Peraturan ini mengatur perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun pajak 2009 dan 25% untuk tahun pajak 2010 dan seterusnya. Undang-undang ini berlaku efektif sejak 1 Januari 2009. Aset dan kewajiban pajak tangguhan disesuaikan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode ketika aset direalisasikan dan kewajiban diselesaikan berdasarkan tarif pajak yang akan diterapkan.
On September 23, 2008, the President of the Republic of Indonesia and the Minister of Law and Human Rights signed Law No. 36 of 2008 on “Fourth Amendment of Law No. 7 of 1983 on Income Taxes”. This revised Law stipulates change in the corporate tax rates from progressive tax rates to a single rate of 28% for fiscal year 2009 and 25% for fiscal years 2010 onwards. The revised Law will be effective January 1, 2009. Accordingly, deferred tax assets and liabilities has been adjusted to the tax rates that are expected to apply at the period when the asset is realized or liability is settled, based on the tax rates that will be enacted.
Pada tanggal 4 Nopember 2008, Presiden Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menandatangani Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2008 (“PP No. 71/2008”) tentang “Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 1994 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan”. Peraturan ini mengatur wajib pajak yang melakukan transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, pembayaran pajak penghasilan bersifat final sebesar 5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, kecuali atas pengalihan hak atas Rumah Sederhana dan Rumah Susun Sederhana yang dilakukan oleh wajib pajak yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dikenakan pajak penghasilan sebesar 1% dari jumlah bruto nilai pengalihan. Peraturan Pemerintah ini berlaku efektif sejak 1 Januari 2009. Perusahaan dan Anak perusahaan melakukan analisa terhadap peraturan ini dan membuat penyisihan seluruhnya atas aset dan kewajiban pajak tangguhan.
On November 4, 2008, the President of the Republic of Indonesia and the Minister of Law and Human Rights signed the Government Regulation No. 71 Year 2008 (“PP No. 71/2008”) on “Third Amendment of Government Regulation No. 48 of Year 1994 concerning Payment of Income Tax on Income from Transfer of Right on Land and/or Building”. This revised regulation stipulates tax payers that conducted transaction from transfer of right of land and/or buildings, tax payment is final tax amounted 5% from the gross value of transfer right of land/or buildings, except transfer of right of Simple House and Simple Apartment by tax payers which its main activity was transferring rights of land and/or buildings was applied with final tax amounted to 1% from the gross value of transfer. The Government Regulation will be effective January 1, 2009. The Company and Subsidiary has performed an analysis for the regulation and provided a full allowance of its deferred tax asset and liabilities.
Pada tanggal 10 Juni 2009, Menteri Keuangan menetapkan Peraturan Menteri Keuangan No. 103/PMK.03/2009, tentang “Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Keuangan No. 620/PMK.03/2004 tentang Jenis Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah selain Kendaraan Bermotor yang Dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah” yang berlaku mulai tanggal 10 Juni 2009. Pada lampiran Peraturan Menteri Keuangan tersebut, rumah dan town house dari jenis non strata title dengan luas bangunan 350 m2 atau lebih dan apartemen, kondominium, town house dari jenis strata title dan sejenisnya dengan luas bangunan 150 m2 atau lebih tergolong mewah dan dikenakan pajak penjualan atas barang mewah dengan tarif sebesar 20%.
On June 10, 2009, the Minister of Finance set a Regulation of the Minister of Finance No. 103/PMK.03/2009, on the "Third Amendment of the Minister of Finance Regulation No. 620/PMK.03/2004 about the type of taxable goods other than the lncluded Luxury Motor Vehicle Sales Tax imposed on luxury goods" which entered into force on June 10, 2009. In the appendix the Regulation of the Minister of Finance, homes and town houses of this type of non-strata title with an area of 350 sqm or more and an apartment, condominium, town house of the type of strata title and the like with an area of 150 sqm or more classified as luxurious and sales tax imposed on luxury goods with a tariff of 20%.
63
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
24. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN JANGKA PANJANG
24. LONG-TERM BANK AND FINANCIAL INSTITUTION LOANS
Hutang bank dan lembaga keuangan jangka panjang terdiri dari:
Long-term bank and financial institution loans consists of:
2009 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Bukopin Tbk. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. PT Bank Syariah Mandiri PT Bank OCBC NISP Tbk. (dahulu PT Bank NISP Tbk.) PT Bank Kesawan PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. Jumlah hutang bank Lembaga keuangan Beleggingsmaatschappij Broem B.V. Jumlah hutang bank dan lembaga keuangan Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Bagian jangka panjang
(
2008
889.212.282.713
525.671.761.005
626.899.036.392 89.044.483.614
54.352.351.455
96.339.624.857
-
72.278.474.492
-
32.473.396.955
-
43.472.870.507 20.976.669.465
11.884.315.782 27.116.182.485
3.907.943.686 1.122.532.357
5.051.732.086 1.451.078.413
600.101.475
775.740.914
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Bukopin Tbk. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah PT Bank Tabungan Negara (Persero)Tbk. PT Bank Syariah Mandiri PT Bank OCBC NISP Tbk. (formerly PT Bank NISP Tbk.) PT Bank Kesawan PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk.
1.876.327.416.513
626.303.162.140
Total bank loans
423.000.000.000
-
Financial institution Beleggingsmaatschappij Broem B.V.
2.299.327.416.513
626.303.162.140
Total bank loans and financial institution
356.475.185.349 )
(
1.942.852.231.164
349.857.832.965 )
Less current portion
276.445.329.175
Long-term portion
Loan from BRI consists of loan facility received by PT Semesta Marga Raya (SMR), PT Graha Andrasentra Propertindo (GAP), PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), PT Samudera Asia Nasional (SAN), PT Bahana Sukmasejahtera (BSS), and PT Dutaperkasa Unggullestari (DPUL), Subsidiaries, as follows:
Pinjaman dari BRI terdiri dari fasilitas pinjaman yang diperoleh PT Semesta Marga Raya (SMR), PT Graha Andrasentra Propertindo (GAP), PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), PT Samudera Asia Nasional (SAN), PT Bahana Sukmasejahtera (BSS), dan PT Dutaperkasa Unggullestari (DPUL), Anak perusahaan, sebagai berikut: 2009
2008
PT Semesta Marga Raya PT Bakrie Swasakti Utama PT Graha Andrasentra Propertindo PT Samudera Asia Nasional PT Bahana Sukmasejahtera PT Dutaperkasa Unggullestari
430.889.845.832 236.445.701.976
244.133.172.395
85.222.857.036 70.937.500.000 35.750.000.000 29.966.377.869
176.338.588.610 75.200.000.000 30.000.000.000
PT Semesta Marga Raya PT Bakrie Swasakti Utama PT Graha Andrasentra Propertindo PT Samudera Asia Nasional PT Bahana Sukmasejahtera PT Dutaperkasa Unggullestari
Jumlah
889.212.282.713
525.671.761.005
Total
64
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
24. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN JANGKA PANJANG (Lanjutan)
24. LONG-TERM BANK AND FINANCIAL INSTITUTION LOANS (Continued)
a. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) 1. Fasilitas Kredit (Refinancing)
Modal
Kerja
Konstruksi
a. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) I
1. Working Capital Construction I Loan Facility (Refinancing)
Pada tanggal 26 Juli 2007, PT Bakrie Swasakti tama (BSU), Anak perusahaan, mendapatkan fasilitas Kredit Modal Kerja Konstruksi I (Refinancing) sebesar Rp 26 miliar. Pinjaman tersebut ditujukan untuk membiayai kembali pembangunan 88 unit Apartemen pada Hotel/Apartemen Aston Rasuna. Pembayaran pokok pinjaman adalah setiap 3 bulanan sejak akad kredit ditandatangani dan akan jatuh tempo pada tanggal 26 Januari 2011. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2008, pinjaman tersebut telah dicairkan seluruhnya.
On July 26, 2007, PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), a Subsidiary, obtained Working Capital Construction I loan facility (refinancing) amounting to Rp 26 billion. The loan was used to refinance development of 88 apartment units in Aston Rasuna Hotel/Apartment. The Principal of the loan facility will be installed on a quarterly basis since the date of the agreement and will be due on January 26, 2011. Until December 31, 2008, BSU has fully withdrawn the loan facility.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, saldo hutang bank tersebut masing-masing adalah sebesar Rp 9 miliar dan Rp 17 miliar.
As of December 31, 2009 and 2008, that bank loan balance amounting to Rp 9 billion and Rp 17 billion, respectively.
2. Fasilitas Kredit Modal Kerja Konstruksi II
2. Working Capital Construction II Loan Facility
Pada tanggal 26 Juli 2007, BSU menandatangani Perjanjian Fasilitas Kredit Modal Kerja Konstruksi II sebesar Rp 250 miliar. Pinjaman tersebut ditujukan untuk pembangunan apartemen The Grove dan dibuat untuk jangka waktu 54 bulan terhitung sejak ditandatangani akta perjanjian yaitu sampai tanggal 26 Januari 2012. Pembayaran pokok dimulai bulan ke 27 sejak akad kredit ditandatangani. Pada tanggal 31 Desember 2008, pinjaman yang telah dicairkan oleh BSU adalah sebesar Rp 148,92 miliar.
On July 26, 2007, BSU obtained Working Capital Construction II loan facility amounting to Rp 250 billion. The loan is used to develope The Grove apartment and will be due in 54 months since the date of the agreement until January 26, 2012. Principal installment will be started on 27th month from the date of agreement. As of December 31, 2008, BSU has withdrawn Rp 148.92 billion.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 saldo hutang bank tersebut adalah sebesar Rp 200,98 miliar.
As of December 31, 2009 and 2008, that bank loan balance amounting to Rp 200.98 billion.
Kedua fasilitas pinjaman diatas dikenakan tingkat suku bunga sebesar 13,50% per tahun yang dapat ditinjau kembali setiap saat sesuai dengan suku bunga yang berlaku di BRI. Bunga dibayar setiap bulan. Jaminan sehubungan dengan fasilitas pinjaman BRI tersebut adalah sebagai berikut:
Both facilities bears annual interest rate of 13.50% and reviewable in accordance with interest rate prevailing in BRI. Interest expense will be paid on a monthly basis. These loans are secured by:
1. Hak Tanggungan atas tanah dan bangunan proyek “The Grove”, termasuk media Walk seluas 15.772 m2 yang berupa sertifikat hak guna bangunan (SHGB) senilai Rp 312 miliar; 2. Hak Tanggungan atas 88 unit apartemen Aston Hotel Residence senilai Rp 54 miliar; 3. Piutang usaha dengan nilai sebesar Rp 199,97 miliar; 4. Jaminan Perusahaan sebagai pemegang saham BSU.
1. Mortgage of Land and building “The Grove” project including Right to Build Certificate of media Walk of 15,772 sqm amounting to Rp 312 billion; 2. Mortgage of 88 unit apartment Aston Hotel Residence amounting to Rp 54 billion; 3. Trade receivables valuing of Rp 199.97 billion;
Pada tanggal 22 Oktober 2007, GAP mendapatkan Kredit Modal Kerja Konstruksi II dari BRI sebesar Rp 156 miliar. Pinjaman ini dijamin dengan sertifikat hak guna bangunan, deposito sebesar Rp 286 juta dan areal tanah Waterpark dengan tingkat bunga 12% per tahun untuk jangka waktu 30 bulan dengan masa tenggang waktu selama 6 bulan. Pembayaran cicilan pokok dilakukan setiap 3 bulan setelah masa tenggang waktu selama 6 bulan.
On October 22, 2007, GAP obtained Working Capital Construction II loan facility from BRI amounting to Rp 156 billion. This loan is secured by Right to Build Certificate, time deposit amounting to Rp 286 million and land of Waterpark, which is bears annual interest rate of 12%. The loan will due in 30 months after 6 months grace period. The principal of the loans facility will be paid on a quarterly basis, after 6 months grace period.
4. Corporate guarantee on behalf of the Company, as a shareholder of BSU.
65
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
24. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN JANGKA PANJANG (Lanjutan)
24. LONG-TERM BANK AND FINANCIAL INSTITUTION LOANS (Continued)
a. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) (Lanjutan)
a. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) (Continued)
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 saldo hutang bank tersebut masing-masing adalah sebesar Rp 30,81 miliar dan Rp 105,95 miliar.
As of December 31, 2009 and 2008, that bank loan balance amounting to Rp 30.81 billion and Rp 105.95 billion, respectively.
3. Fasilitas Kredit Modal Kerja Konstruksi III
3. Working Capital Construction III Loan Facility
Pada tanggal 12 Desember 2008, GAP Kerja memperoleh fasilitas Kredit Modal Konstruksi III sebesar Rp 114 miliar dengan tingkat bunga 13,5% yang dapat diubah sesuai dengan suku bunga terakhir dan akan jatuh tempo Desember 2010. Pinjaman ini dijamin dengan tanah di lokasi Bogor Nirwana Residence seluas 290.002 meter persegi. Jumlah pinjaman yang telah direalisasi sampai dengan tanggal 31 Desember 2009 sebesar Rp 26,85 miliar.
On December 12, 2008, GAP obtained Working Capital Construction III loan facility from BRI amounting to Rp 114 billion with annual interest rate of 13.5% which can be change in accordance with prevailing interest rate and will due on December 2010. This loan is secured by 290,002 sqm land located in Bogor Nirwana Residence. As of December 31, 2009, GAP has withdrawn Rp 26.85 billion.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 saldo hutang bank tersebut masing-masing adalah sebesar Rp 26,85 miliar dan Rp 15 miliar.
As of December 31, 2009 and 2008, that bank loan balance amounting to Rp 26.85 billion and Rp 15 billion, respectively.
Pada tanggal 17 Juli 2008, PT Samudera Asia Nasional (SAN), mendapatkan Fasilitas Kredit Modal Kerja dari BRI sebesar Rp 113,5 miliar selama 2 tahun dengan tingkat bunga 11,5% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan The Legian Nirwana Suites yang terletak di Legian, Bali.
On July 17, 2008, PT Samudera Asia Nasional (SAN), obtained Working Capital Loan facility from BRI amounting Rp 113.5 billion for 2 years with interest rate of 11.5% per annum. This loan is guaranteed with land and building of the Legian Nirwana Suites located in Legian, Bali.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 saldo hutang bank tersebut masing-masing adalah sebesar Rp 70,93 miliar dan Rp 75,20 miliar.
As of December 31, 2009 and 2008, that bank loan balance amounting to Rp 70.93 billion and Rp 75.20 billion, respectively.
Pada tanggal 8 September 2008, PT Dutaperkasa Unggullestari (DPUL), memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja III dari BRI dengan jumlah pagu maksimum sebesar Rp 43,5 miliar dengan tingkat bunga sebesar 11% per tahun dan jatuh tempo selama 30 bulan. Pinjaman ini dijamin dengan tanah proyek housing Ijen Nirwana Residence.
On September 8, 2008, PT Dutaperkasa Unggullestari (DPUL), obtain Working Capital Construction III loan facility from BRI with credit ceiling of Rp 43.5 billion and bear annual interest rate of 11%. This loan will due in 30 months. This loan is secured by land housing project Ijen Nirwana Residence.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 saldo hutang bank tersebut masing-masing adalah sebesar Rp 29,97 miliar dan Rp 30 miliar.
As of December 31, 2009 and 2008, that bank loan balance amounting to Rp 29.97 billion and Rp 30 billion, respectively.
4. Fasilitas Kredit Modal Investasi
4. Investment Loan Facility On May 9, 2008, BSU obtain an investment credit facility from BRI amounted to Rp 46.75 billion for refinancing the development of Pasar Festival and Klub Rasuna. This credit facility will be due in 51 months including greace period of 12 months from the agreement date. This loan is guaranteed with land in Karet, Kuningan which is owned by BSU amounted to Rp 75 billion and receivable amounted to Rp 199 billion. During the year of 2009 and 2008, BSU has drawdown the loan amounted to Rp 5.56 billion and Rp 26.15 billion respectively.
Pada tanggal 9 Mei 2008, BSU mendapatkan Fasilitas Kredit Investasi dari BRI sebesar Rp 46,75 miliar untuk membiayai kembali pengembangan Pasar Festival dan Klub Rasuna. Fasilitas kredit ini akan jatuh tempo dalam 51 bulan termasuk masa tenggang 12 bulan dari tanggal perjanjian. Pinjaman ini dijamin dengan tanah di Karet, Kuningan yang dimiliki oleh BSU senilai Rp 75 miliar dan piutang usaha senilai Rp 199 miliar. Selama tahun 2009 dan 2008, jumlah pinjaman yang dicairkan masing-masing sebesar Rp 5,56 miliar dan Rp 26,15 miliar.
66
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
24. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN JANGKA PANJANG (Lanjutan)
24. LONG-TERM BANK AND FINANCIAL INSTITUTION LOANS (Continued)
a. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) (Lanjutan)
a. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) (Continued)
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, saldo hutang bank tersebut masing-masing adalah sebesar Rp 26,46 miliar dan Rp 26,15 miliar.
As of December 31, 2009 and 2008, that bank loan balance amounting to Rp 26.46 billion and Rp 26.15 billion, respectively.
Pada tanggal 12 Desember 2008, GAP memperoleh Fasilitas kredit Investasi dengan pagu maksimum sebesar Rp 74 miliar untuk jangka waktu 30 bulan dengan masa tenggang waktu selama 6 bulan dengan tingkat suku bunga 12% per tahun. Jaminan pinjaman termasuk dalam fasilitas Kredit Modal Kerja Konstruksi II. Pembayaran cicilan pokok dilakukan setiap 3 bulan setelah masa tenggang waktu selama 6 bulan.
On December 12, 2008, GAP obtained an investment loan facility with a credit ceiling of Rp 74 billion. The loan will due in 30 months after 6 months grace period with annual interest rate of 12%. The loan’s collateral included in Working Capital Construction II loan facility. The principal of the loans facility will be paid on a quarterly basis, after 6 months grace period.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, saldo hutang bank tersebut masing-masing adalah sebesar Rp 27,56 miliar dan Rp 55,39 miliar.
As of December 31, 2009 and 2008, that bank loan balance amounting to Rp 27.56 billion and Rp 55.39 billion, respectively.
Pada tanggal 12 Desember 2008, GAP memperoleh fasilitas kredit investasi II dengan pagu maksimum sebesar Rp 6 miliar selama 1 tahun dengan tingkat bunga sebesar 13,5%.
On December 12, 2008, GAP obtained kredit investment II with a credit ceiling of Rp 6 billion for 1 year with annual interest rate of 13.5%.
Pada tanggal 1 Juni 2009, PT Bahana Sukmasejahtera (BSS) memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja dengan pagu maksimum sebesar Rp 12 miliar. Pinjaman ini ditujukan untuk keperluan tambahan modal kerja untuk usaha perumahan. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga 8,25% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 1 September 2009. Pinjaman ini dijamin dengan deposito berjangka atas nama Perusahaan di BRI sebesar Rp 12,63 miliar . Pinjaman ini telah diperpanjang beberapa kali, terakhir jatuh tempo pada tanggal 1 Pebruari 2010.
On June 1, 2009, PT Bahana Sukmasejahtera (BSS) obtain Working Capital Loan facility with a maximum credit of Rp 12 billion. This purpose of this loans was for additional working capital for the housing business and bears annual interest rate of 8.25%. This loan will due on September 1, 2009 and secured by deposits owned by the Company at the BRI amounting to Rp 12.63 billion. This loan has been extended several times, the last due on February 1, 2010.
Pada tanggal 1 Juli 2009, BSS memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja dengan pagu maksimum sebesar Rp 23,75 miliar. Pinjaman ini ditujukan untuk keperluan tambahan modal kerja untuk usaha perumahan. Pinjaman ini dikenai tingkat suku bunga 8,25% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 1 Agustus 2009. Pinjaman ini dijamin dengan deposito berjangka atas nama Perusahaan di BRI sebesar Rp 25 miliar. Pinjaman ini telah diperpanjang beberapa kali, terakhir jatuh tempo pada tanggal 1 Pebruari 2010.
On July 1, 2009, BSS obtain Working Capital Loan facility with a maximum credit of Rp 23.75 billion. This purpose of this loans was for additional working capital for the housing business and bears annual interest rate of 8.25%. This loan will due on August 1, 2009 and secured by deposits owned by the Company at the BRI amounting to Rp 25 billion. This loan has been extended several times, the last due on February 1, 2010.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, saldo hutang bank tersebut masing-masing adalah sebesar Rp 35,75 miliar dan Rp nihil.
As of December 31, 2009 and 2008, that bank loan balance amounting to Rp 35.75 billion and Rp nil, respectively.
67
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
24. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN JANGKA PANJANG (Lanjutan)
24. LONG-TERM BANK AND FINANCIAL INSTITUTION LOANS (Continued)
a. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) (Lanjutan)
a. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) (Continued)
Pada tanggal 31 Januari 2008, PT Semesta Marga Raya (SMR) menandatangani perjanjian kredit sindikasi dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur. Kelima bank tersebut memberikan fasilitas kredit maksimum sebesar Rp 1,36 triliun yang terdiri dari kredit investasi dan kredit bunga masa konstruksi masing-masing sebesar Rp 1,24 triliun dan Rp 114,13 miliar. Kedua fasilitas tersebut diberikan untuk keperluan pembangunan Jalan Tol Ruas Kanci - Pejagan.
On January 13, 2008, PT Semesta Marga Raya (SMR) entered into loan syndication with PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat and Banten, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah and PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur. These five banks are providing a credit facility with a credit ceiling of Rp 1.36 trillion which consists of investment credit and interest during contructions amounted to Rp 1.24 trillion and Rp 114.13 billion. Both facilities are provided for the development of toll road Kanci - Pejagan.
Jangka waktu kredit investasi dan kredit Interest During Construction (IDC) adalah 38 triwulan atau 9,5 tahun termasuk masa tenggang 8 triwulan atau 2 tahun sejak tanggal efektif. Suku bunga pinjaman ini adalah rata-rata tertimbang atas dasar suku bunga yang disampaikan masing-masing kreditur kepada agen fasilitas, untuk pertama kali adalah sebesar 14,5% per tahun.
The investment credit and interest during construction credit (IDC) term loan was 38 quarterly or 9.5 years including a grace period of 8 quarter or 2 years from the effective date. The interest rate of this loan is the weighted average interest rate on the basis of submitted by each creditor to the facility agent, for the first time is 14.5% per annum.
Jaminan atas pinjaman ini adalah: a. Pendapatan tol termasuk Pendapatan Usaha Lain atas Jalan Tol Kanci - Pejagan. b. Hak penyelenggaraan Jalan Tol (hak konsesi). c. Jaminan perusahaan PT Bakrie Investindo, PT Satria Cita Perkasa, Transglobal Finance Limited dan Pan Galactic Investment Limited. d. Gadai saham dari seluruh pemegang saham. e. Jaminan perusahaan dari Perusahaan.
The collateral of this loans are as follows: a. Toll revenue including Other Revenue of toll road Kanci - Pejagan b. Concession rights of toll road. c. Corporate guarantee of PT Bakrie Investindo, PT Satria Cita Perkasa, Transglobal Finance Limited and Pan Galactic Investment Limited. d. Fiduciary shares of all shareholders. e. Corporate guarantee from the Company.
Pada tanggal 31 Juli 2009, Perusahaan telah mengalihkan Perjanjian Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham kepada PT Bakrie Toll Road dan pada tanggal 31 Desember 2009, kepemilikan Perusahaan pada SMR secara tidak langsung melalui BTR adalah sebesar 64,99%.
On July 31, 2009, the Company had transferred Ownership and Controlling Option of Shares Agreement to PT Bakrie Toll Road (BTR) and on December 31, 2009, the Company’s indirectly ownership to SMR through BTR is 64.99%.
b. PT Bank Bukopin Tbk. (Bukopin)
b. PT Bank Bukopin Tbk. (Bukopin)
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, pinjaman dari Bukopin merupakan fasilitas pinjaman yang diperoleh PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), Anak perusahaan, masing-masing sebesar Rp 89,04 miliar dan Rp 54,35 miliar.
As of December 31, 2009 and 2008, loan from Bukopin represents loan facility obtained by PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), Subsidiary, amounting to Rp 89.04 billion and Rp 54.35 billion, respectively.
1. Pada tanggal 29 Pebruari 2008, BSU mendapatkan fasilitas pinjaman Kredit Modal Kerja Konstruksi sebesar Rp 75 miliar. Pinjaman tersebut ditujukan untuk pembiayaan kembali Apartemen Taman Rasuna (Tower 18th) dan penyelesaiannya. Pinjaman ini akan jatuh tempo dalam 48 bulan sejak tanggal perjanjian sampai dengan 29 Pebruari 2012.
1. On February 29, 2008, BSU obtain Working Capital Construction credit facility amounted to Rp 75 billion. This loan was for refinancing of development and completion of Taman Rasuna Apartment (Tower 18th). This loan will be due in 48 months since the agreement date or until February 29, 2012.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, saldo hutang bank tersebut masing-masing adalah sebesar Rp 29,04 miliar dan Rp 47,13 miliar.
As of December 31, 2009 and 2008, that bank loan balance amounting to Rp 29.04 billion and Rp 47.13 billion, respectively.
68
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
24. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN JANGKA PANJANG (Lanjutan)
24. LONG-TERM BANK AND FINANCIAL INSTITUTION LOANS (Continued)
b. PT Bank Bukopin Tbk. (Bukopin) (Lanjutan)
b. PT Bank Bukopin Tbk. (Bukopin) (Continued)
Fasilitas pinjaman tersebut dikenakan tingkat suku bunga sebesar 12,90% per tahun yang dapat ditinjau kembali setiap saat sesuai dengan suku bunga yang berlaku di Bukopin. Bunga dibayar setiap bulan. Fasilitas pinjaman Bukopin tersebut dijamin dengan Hak Tanggungan atas sertifikat Hak Guna Bangunan No. 383/Menteng Atas seluas 3.486 m2 dan No. 67/Menteng Atas seluas 1.495 m2 atas nama BSU.
The loan facility bear annual interest rate of 12.90% per annum and reviewable at any time based on the interest rate used at Bukopin. Interest will be paid in monthly basis. Bukopin loan facility was guaranteed with land used building certificate No. 383/Menteng Atas in area of 3,486 sqm and No. 67/Menteng Atas in area of 1,495 sqm under the name of BSU.
2. Pada tanggal 10 Juli 2008, BSU mengadakan perjanjian kredit dengan Bukopin sebesar maksimum Rp 135 miliar. Pinjaman tersebut digunakan untuk pembangunan gedung perkantoran IT dan Media Center di kawasan Rasuna Epicentrum. Pinjaman ini akan jatuh tempo dalam waktu 36 bulan terhitung sejak tanggal ditandatanganinya akta sampai tanggal 10 Juli 2011. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2009, jumlah pokok pinjaman yang telah dicairkan sebesar Rp 8,20 miliar.
2. On July 10, 2008, BSU and Bukopin had signed loan facility agreement amounting to Rp 135 billion. The loan is used to develop IT offices and Media Center in Rasuna Epicentrum. This loan will due in 36 months since the date of agreement until July 10, 2011. As of December 31, 2009, the BSU has withdrawn amounting to Rp 8.20 billion.
Pada tanggal 10 November 2009, BSU telah melunasi pokok pinjaman tersebut kepada Bukopin sebesar Rp 8,20 miliar.
On November 10, 2009, BSU has fully paid this loan principal to Bukopin amounting to Rp 8.20 billion.
Fasilitas pinjaman tersebut dikenakan tingkat suku bunga sebesar 13,40% per tahun, yang dapat ditinjau kembali setiap saat sesuai dengan suku bunga yang berlaku di Bukopin. Bunga dibayar setiap akhir bulan. Pinjaman ini dijaminkan dengan sebidang tanah dan bangunan dengan SHGB No. 518/Karet, Kuningan tertanggal 31 Juli 2007 yang dimiliki oleh Perusahaan seluas 5.600 m2 atas nama BSU.
This loan facilities bears annual interest rate of 13.40% per annum and reviewable in accordance with interest rate prevailing Bukopin. Interest expense will be paid on a monthly basis. These loans are secured by land with land and building use rights No. 518/Karet, Kuningan for 5,600 sqm dated July 31, 2007 on behalf of BSU.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, saldo hutang bank tersebut masing-masing adalah sebesar Rp nihil dan Rp 7,21 miliar.
As of December 31, 2009 and 2008, that bank loan balance amounting to Rp nil and Rp 7.21 billion, respectively.
3. Pada tanggal 4 Nopember 2009, BSU mengadakan perjanjian Kredit Investasi (Refinancing) dengan PT Bank Bukopin Tbk. sebesar maksimum Rp 135 miliar. Pinjaman tersebut digunakan untuk penyelesaian pembangunan gedung Lifestyle and Entertainment Centre di kawasan Rasuna Epicentrum. Pinjaman ini akan jatuh tempo dalam waktu 60 bulan terhitung sejak tanggal ditandatanganinya akta sampai tanggal 4 Nopember 2014. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2009, jumlah pokok pinjaman yang telah dicairkan sebesar Rp 60 miliar.
3. On November 4, 2009, BSU and Bukopin had signed loan facility agreement amounting to Rp 135 billion. The loan is used for completion of Lifestyle and Entertainment Centre in Rasuna Epicentrum. This loan will due in 60 months since the date of agreement until November 4, 2014. As of December 31, 2009, BSU has withdrawn amounting to Rp 60 billion.
Fasilitas pinjaman tersebut dikenakan tingkat suku bunga sebesar 15,25% per tahun, yang dapat ditinjau kembali setiap saat sesuai dengan suku bunga yang berlaku di Bukopin. Bunga dibayar setiap akhir bulan. Pinjaman ini dijaminkan dengan sebidang tanah dan bangunan dengan SHGB No. 501/Karet Kuningan tertanggal 30 Januari 2007 yang dimiliki oleh BSU seluas 8.835 m2.
This loan facilities bears annual interest rate of 15.25% per annum and reviewable in accordance with interest rate prevailing Bukopin. Interest expense will be paid on a monthly basis. These loans are secured by land with land and building use rights No. 501/Karet Kuningan for 8,835 sqm dated January 30, 2007 on behalf of BSU.
Pada tanggal 31 Desember 2009, saldo hutang bank tersebut adalah sebesar Rp 60 miliar.
On December 31, 2009, the outstanding balance for this bank loan amounting to Rp 60 billion.
69
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
24. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN JANGKA PANJANG (Lanjutan)
24. LONG-TERM BANK AND FINANCIAL INSTITUTION LOANS (Continued)
c. PT Bank Syariah Mandiri
c. PT Bank Syariah Mandiri Represents loan obtained by PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), a Subsidiary, from Club Deal facility led by PT Bank CIMB Niaga Tbk. (formerly PT Bank Lippo Tbk.), which then taken over by PT Bank Syariah Mandiri (see Note 38). This loan will due on March 2013.
Merupakan pinjaman yang diperoleh PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), Anak perusahaan, dari fasilitas Club Deal yang dipimpin oleh PT Bank CIMB Niaga Tbk. (dahulu PT Bank Lippo Tbk.), pinjaman tersebut kemudian diambil alih oleh PT Bank Syariah Mandiri (lihat Catatan 38). Pinjaman ini jatuh tempo pada bulan Maret 2013. d. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN)
d. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN)
2009
2008
PT Bumi Daya Makmur PT Mutiara Permata Biru
25.000.000.000 18.472.870.507
11.884.315.782
PT Bumi Daya Makmur PT Mutiara Permata Biru
Jumlah
43.472.870.507
11.884.315.782
Total
Pada tanggal 11 Desember 2009, PT Bumi Daya Makmur (BDM), Anak perusahaan, memperoleh fasilitas kredit dari BTN sebesar Rp 122 miliar yang digunakan untuk membangun 684 unit apartemen The Wave Rasuna Epicentrum. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 3 tahun dan dapat diperpanjang sampai dengan 5 tahun dan dikenai tingkat suku bunga pertahun sebesar 13,5%. Pinjaman tersebut dijamin dengan jaminan sebagai berikut: a. Tanah dan proyek The Wave at Rasuna Epicentrum yang terletak di Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan dengan bukti kepemilikan berupa SHGB atas nama BDM seluas 11.050 m2. b. Corporate guarantee dari Perusahaan. c. Cessie atas seluruh piutang yang berkaitan dengan penjualan unit-unit apartemen yang dibiayai oleh BTN.
On December 11, 2009, PT Bumi Daya Makmur (BDM), a Subsidiary, obtained a Credit Facility from BTN with maximum amount of Rp 122 billion, which is used to build 684 apartment units of The Wave Rasuna Epicentrum. Loan period is for 3 years and can be extended up to 5 years and subject to annual interest rate of 13.5%. The loan is secured by collateral as follows:
Pada tanggal 3 Mei 2005, PT Mutiara Permata Biru (MPB) memperoleh fasilitas kredit dari BTN cabang Batam dengan pagu maksimum sebesar Rp 10 miliar yang digunakan untuk membangun 284 unit rumah tinggal di Batam. Jaminan atas pinjaman ini adalah tanah seluas sekitar 30.760 m2 beserta bangunan yang telah dan akan berdiri diatasnya yang terletak di Perumahan Garden, Batam.
On May 3, 2005, PT Mutiara Permata Biru (MPB), obtained loan facility from BTN, Batam Branch, with a credit ceiling of Rp 10 billion, to finance the development of 284 unit of residential housing at Batam. The loan is secured by a lot of land of 30,760 sqm and buildings developed and will be developed at Perumahan Garden, Batam.
Pada tanggal 20 Agustus 2008, MPB memperoleh persetujuan penambahan fasilitas kredit konstruksi dengan jumlah pagu maksimum sebesar Rp 22,80 miliar. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada bulan Juli 2012 dan dikenai tingkat suku bunga 13% per tahun yang dapat ditinjau kembali sesuai ketentuan suku bunga yang berlaku. Pinjaman ini dijamin dengan kapling efektif seluas lebih kurang 95.258 m2 beserta bangunan yang telah dan akan berdiri diatasnya pada proyek Perumahan Mutiara Garden di Kelurahan Patam Lestari, Kecamatan Sekupang, Kota madya Batam dan jaminan tambahan berupa piutang senilai 150% dari pagu pinjaman dan jaminan dari GAP.
On August 20, 2008, MPB obtained the additional of construction credit facilities with a credit ceiling of Rp 22.80 billion. This loan will due on July 2012 and bears annual interest rate of 13% and reviewable in accordance with interest rate prevailing. This loan is secured by a lot of land of 95,258 sqm and the building developed and will be developed at Perumahan Mutiara Garden, Patam Lestari, Sekupang district,, Batam and additional collateral of accounts receivable valued at 150% of the credit ceiling and guarantee from GAP.
a. Land and The Wave at Rasuna Epicentrum projects located in Rasuna Epicentrum, South Jakarta with Certificate of ownership owned by BDM in an area of 11,050 sqm. b. Corporate guarantee from the Company. c. Cessie of all receivables related to sale of apartment units financed by the BTN.
70
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
24. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN JANGKA PANJANG (Lanjutan)
24. LONG-TERM BANK AND FINANCIAL INSTITUTION LOANS (Continued)
e. PT Bank OCBC NISP Tbk. (dahulu PT Bank NISP Tbk.), PT Bank Kesawan dan PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk.
e. PT Bank OCBC NISP Tbk. (formerly PT Bank NISP Tbk.), PT Bank Kesawan and PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. Represents loan obtained by PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), a Subsidiary, from the syndication led by Bank Hastin International. The Company has restructured the loan (see Note 38).
Merupakan pinjaman PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), Anak perusahaan, yang merupakan pinjaman sindikasi Bank Hastin Internasional. Pinjaman ini diselesaikan melalui Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) (lihat Catatan 38). f. Beleggingsmaatschappij Broem B.V.
f. Beleggingsmaatschappij Broem B.V.
Pada tanggal 7 Oktober 2009, PT Bakrie Toll Road (BTR), Anak perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas kredit berjangka (term loan facility agreement) (TLF) dengan Beleggingsmaatschappij Broem B.V. dengan jumlah pokok pinjaman sebesar AS$ 45 juta selama 3 tahun dengan tingkat bunga sebesar 15,875% per tahun.
On October 7, 2009, PT Bakrie Toll Road (BTR), a Subsidiary entered into term loan facility agreement (TLF) with Beleggingsmaatschappij Broem B.V. with a principal amount of US$ 45 million for 3 years with interest rate of 15.875% per annum.
Pinjaman ini digunakan untuk menutup biaya yang terkait dengan konstruksi proyek, termasuk segala biaya jasa konsultasi atau pembelian peralatan yang dibutuhkan sehubungan dengan konstruksi proyek. SMR wajib meminjamkan pendapatan dari pinjaman ini kepada PT Satria Cita Perkasa (SCP) berdasarkan pinjaman antar perusahaan dan SCP selanjutnya akan meminjamkan pinjaman antar perusahaan kepada PT Semesta Marga Raya (SMR) berdasarkan pinjaman antar perusahaan SMR.
These loans are used to cover the costs associated with the projects construction, including any consulting fees or purchase of equipment needed in connection with the project construction. SMR must lend the income from this loan to PT Satria Cita Perkasa (SCP) based on inter-company loans and further SCP will lend inter-company loan to PT Semesta Marga Raya (SMR) based on SMR’s inter-company loans.
Biaya dana pinjaman seluruhnya adalah sebesar 19,5% per tahun dengan rincian sebagai berikut: a. Beban bunga sebesar 15,875% per tahun dimana terdapat komitmen pembayaran bunga sebesar 2% per tahun yang akan dibayarkan sebesar 1% setiap 6 bulan selama 3 tahun. b. Biaya fasilitas sebesar sisa dari biaya dana pinjaman seluruhnya.
Total loan funding costs amounted to 19.5% per annum with details as follows: a. Interest expense of 15.875% per annum whereas there is a commitment to the payment of interest at 2% per annum which will be paid by 1% every 6 months for 3 years. b. The facility costs is the entire residual cost of borrowing funds.
Seluruh biaya dana pinjaman tersebut, kecuali yang dibayarkan setiap semester sebagaimana disebutkan pada butir a, akan dibayarkan pada saat jatuh tempo pinjaman.
The entire cost of the loan funds, except those paid every semester as mentioned in point a, will be paid at loan maturity.
Jaminan utama pinjaman antara lain: a. Gadai atas 100% saham SCP, PGI dan TGF. b. Gadai atas 100% saham BTR. c. Jaminan dari Perusahaan atas jumlah keseluruhan hutang berdasarkan TLF dalam sebesar proporsi kepemilikan Perusahaan baik secara langsung atau tidak langsung dalam SMR.
The main collateral of the loans among others: a. Fiduciary on 100% of SCP, PGI and TGF shares. b. Fiduciary on 100% of BTR shares. c. Guarantee of the Company for the total loan based on the TLF in proportion of the Company's ownership directly or indirectly in SMR.
Jaminan tambahan antara lain: a. Gadai atas 51% saham PT Graha Andrasentra Propertindo (GAP) yang dimiliki oleh Perusahaan. Jaminan ini akan dilepas jika Perusahaan telah memiliki 99,99% kepemilikan secara tidak langsung pada SMR.
Additional collateral, among others: a. Fiduciary on 51% shares ownership in PT Graha Andrasentra Propertindo (GAP) which is owned by the Company. This guarantee will be released if the Company has a 99.99% indirect ownership in SMR.
71
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
24. HUTANG BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN JANGKA PANJANG (Lanjutan)
24. LONG-TERM BANK AND FINANCIAL INSTITUTION LOANS (Continued)
f. Beleggingsmaatschappij Broem B.V. (Lanjutan)
f. Beleggingsmaatschappij Broem B.V. (Continued)
b. Pinjaman pemegang saham Perusahaan sebagai berikut: - Pengalihan Bersyarat (Conditional Assignment and Novation) atas pinjaman pemegang saham pada GAP senilai Rp 330 miliar dan Rp 48 miliar. - Pengalihan bersyarat (Conditional Assignment and Novation) atas pinjaman pemegang saham pada PT Bahana Sukmasejahtera (BSS) senilai Rp 82 miliar.
b. The Company’s shareholders loan as follows: - Conditional Assignment and Novation of the shareholders loan in GAP in value of Rp 330 billion and Rp 48 billion. - Conditional Assignment and Novation of shareholders loan in PT Bahana Sukmasejahtera (BSS) in value of Rp 82 billion.
Jaminan tersebut akan dilepas jika jalan tol ruas Kanci - Pejagan telah menunjukkan Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) mencapai 17.000 kendaraan per hari selama 3 bulan berturut-turut setelah 1 Januari 2010 dan EBITDA margin SMR mencapai 75%.
The guarantee will be released if Kanci - Pejagan toll road has shown Daily Traffic Average (LHR) to reach 17,000 vehicles per day for 3 consecutive months after January 1, 2010 and SMR’s EBITDA margin reached 75%.
c. Pemberi Pinjaman juga mensyaratkan jaminan perusahaan dari PT Jurgen International (JI) sebesar porsi yang belum dijamin oleh Perusahaan. Jaminan ini akan berkurang seiring dengan peningkatan kepemilikan Perusahaan secara langsung maupun tidak langsung pada SMR dan akan dilepaskan setelah kepemilikan Perusahaan mencapai 99,9% atau lebih dalam SMR.
c. The creditor had also requires a corporate guarantee from PT Jurgen International (JI) for the portion that has not been guaranteed by the Company. This guarantee will be reduced in line with the increasing of the Company’s ownership directly or indirectly in SMR and will be released after the Company's ownership reached 99.9% or more in SMR.
Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah hutang jangka panjang kepada Beleggingsmaatschappij Broem B.V. adalah sebesar AS$ 45 juta atau setara dengan Rp 423 miliar.
As of December 31, 2009, total long-term loan to Beleggingsmaatschappij Broem B.V. amounted to US$ 45 million or equivalent to Rp 423 billion .
Untuk mengurangi risiko atas perubahan mata uang asing atas pinjaman ini, Manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan akan melakukan transaksi lindung nilai. Perjanjian atas transaksi lindung nilai tersebut sampai dengan tanggal laporan keuangan ini masih dalam proses.
To mitigate risk arising from foreign currency exchange fluctuation of this loan, management of the Company and Subsidiaries will implement a hedging policy. Until the date of this report, the hedging agreement is still in process.
Manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berkeyakinan telah memenuhi batasan-batasan dalam perjanjian pinjaman.
The Company’s and Subsidiaries’ management have fulfilled certain covenants in the loan agreement.
25. HUTANG USAHA JANGKA PANJANG
25. LONG-TERM TRADE PAYABLES
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2009
PT Dumez GTM - Hutama Karya PT Dragages Indonesia PT Kinhill Indonesia PT Daniel Mann Johnson Mendenhall Keating PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Daniel Mann Johnson Mendenhall Rottet PT Worferstan Trower Indonesia
2008
15.588.657.765 10.250.000.019 7.880.836.691
20.151.191.745 13.250.000.019 7.880.836.691
7.100.310.002
7.100.310.002
2.632.237.061
3.382.650.437
1.370.238.005 912.150.773
1.370.238.005 1.509.604.841
72
PT Dumez GTM - Hutama Karya PT Dragages Indonesia PT Kinhill Indonesia PT Daniel Mann Johnson Mendenhall Keating PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Daniel Mann Johnson Mendenhall Rottet PT Worferstan Trower Indonesia
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
25. HUTANG USAHA JANGKA PANJANG (Lanjutan)
25. LONG-TERM TRADE PAYABLES (Continued)
2009 Enginnering Consultants International Ltd. Lainnya (masing-masing dibawah Rp 1 miliar) Jumlah Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
(
Bagian jangka panjang
2008
724.924.034
1.236.635.126
1.959.930.744
2.988.121.250
Enginnering Consultants International Ltd. Others (each below of Rp 1 billion)
48.419.285.094
58.869.588.116
Total
22.111.886.018 )
(
26.307.399.076
19.897.194.364 )
Less current portion
38.972.393.752
Long-term portion
Hutang usaha jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 merupakan hasil restrukturisasi hutang yang telah disepakati antara BSU dengan para pemasok, kontraktor dan kreditur konkuren lain yang diselesaikan melalui Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) (lihat Catatan 38).
Long-term trade payables as of December 31, 2009 and 2008 represent the balance due to suppliers which have been restructured by BSU, with suppliers, contractors and other concurrent creditors settled through the Temporary Postponement of Debt Payment (PKPU) (see Note 38).
Rincian hutang usaha jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 berdasarkan jatuh temponya adalah sebagai berikut:
The detail of long-term trade payable as of December 31, 2009 and 2008 based on the due date are as follows:
2009 Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember: 2009 2010 2011 2012 Jumlah Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
(
Bagian jangka panjang
2008
22.111.886.014 11.376.210.697 14.931.188.383
19.897.194.364 12.616.324.389 11.376.210.695 14.979.858.668
For the years ended December 31: 2009 2010 2011 2012
48.419.285.094
58.869.588.116
Total
22.111.886.018 )
(
26.307.399.076
26. HUTANG OBLIGASI
38.972.393.752
Long-term portion
This account consists of: 2009
Bersih
Less current portion
26. BONDS PAYABLE
Akun ini terdiri dari:
Obligasi I Bakrieland Development tahun 2009 dengan tingkat bunga tetap Sukuk Ijarah I Bakrieland Development tahun 2009 Dikurangi: Beban emisi hutang obligasi dan sukuk ( Akumulasi amortisasi beban emisi hutang obligasi
19.897.194.364 )
2008
8.352.027.638
6.573.694.310
Bakrieland Development Bonds I year 2009 with fixed rates Bakrieland Development Sukuk Ijarah I year 2009 Less: Bonds payable and sukuk issuance costs Accumulated amortization of bonds payable issuance costs
644.135.605.166
494.382.271.838
Net
500.000.000.000
500.000.000.000
150.000.000.000
-
14.216.422.472 )
(
73
12.191.422.472 )
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
26. HUTANG OBLIGASI (Lanjutan)
26. BONDS PAYABLE (Continued)
a. Obligasi I Bakrieland Development Tahun 2008
a.
Bakrieland Development bonds I Year 2008
Pada tanggal 11 Maret 2008, Perusahaan menerbitkan Obligasi I Bakrieland Development Tahun 2008 dengan Tingkat Bunga Tetap (“Obligasi I BLD”), dengan PT Bank Permata Tbk. sebagai wali amanat. Nilai nominal obligasi keseluruhan adalah Rp 500 miliar. Obligasi tersebut terdiri dari dua seri:
On March 11, 2008, the Company issued its Bakrieland Development Bonds I Year 2008 with Fixed Rates (“BLD Bonds I”), with PT Bank Permata Tbk. as the trustee. The bonds have a total face value of Rp 500 billion. The bonds consist of two series:
- Obligasi Seri A sebesar Rp 220 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 11,90% per tahun untuk jangka waktu 3 tahun. Obligasi Seri A ini akan jatuh tempo pada tanggal 11 Maret 2011.
- A series bonds amounting to Rp 220 billion with a fixed interest rate of 11.90% per annum and a 3 years period. These A series bonds will mature on March 11, 2011.
- Obligasi Seri B sebesar Rp 280 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 12,85% per tahun untuk jangka waktu 5 tahun. Obligasi Seri B ini akan jatuh tempo pada tanggal 11 Maret 2013.
- B series bonds amounting to Rp 280 billion with a fixed interest rate of 12.85% per annum and a 5 years period. These B series bonds will mature on March 11, 2013.
Perusahaan dapat menggunakan hak opsi untuk melakukan pembelian kembali (buy back) sebagian atau seluruh obligasi sebagai pelunasan, setelah 1 tahun sejak tanggal emisi obligasi. Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, nilai buku bersih obligasi masing-masing sebesar Rp 496,16 miliar dan Rp 494,38 miliar. Beban amortisasi selama tahun 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 1,78 miliar dan Rp 6,57 miliar dan dicatat sebagai bagian dari akun “Beban Usaha - Umum dan Administrasi” pada laporan laba rugi konsolidasian.
The Company could exercises its option to buy back part or all of the bonds as an early settlement, 1 year after the bonds issuance date. As of December 31, 2009 and 2008, net book value of the bonds amounted to Rp 496.16 billion and Rp 494.38 billion respectively. Amortization expense during 2009 and 2008 amounted to Rp 1.78 billion and Rp 6.57 billion respectively and recorded as part of “Operating Expense - General and Administration” accounts in consolidated statements of income.
Dana yang diperoleh dari penawaran Obligasi ini akan digunakan untuk:
Fund from this Bond will be used for:
a. BSU, Anak perusahaan, dalam bentuk hutang sebesar Rp 280 miliar setelah dikurangi biaya emisi sebesar Rp 5 miliar untuk: - Pembangunan perkantoran Bakrie Tower sebesar Rp 105 miliar dan komersial Life Style sebesar Rp 90 miliar. - Pelunasan hutang BSU di Bank Bukopin dengan jangka waktu sampai dengan Juni 2011 dengan tingkat bunga 12,75% sebesar Rp 80 miliar.
a. BSU, a Subsidiary, used in the form of debt amounting to Rp 280 billion after deducting the issuance cost of Rp 5 billion for: - Bakrie Tower Office development amounting to Rp 105 billion and commercial Life Style amounting to Rp 90 billion. - Debt repayment of BSU at Bank Bukopin for the period up to June 2011 with interest rate of 12.75% amounting to Rp 80 billion.
b. BSU dan BDM, Anak perusahaan, dalam bentuk hutang sebesar Rp 220 miliar setelah dikurangi biaya emisi sebesar Rp 7 miliar untuk: - BSU dalam pembangunan perkantoran Bakrie Tower dan modal kerja sebesar Rp 13 miliar. - BDM dalam pengembangan proyek apartemen The Wave di Rasuna Epicentrum sebesar Rp 50 miliar. - Pelunasan hutang BSU di Bank Bukopin dengan jangka waktu sampai dengan Juni 2011 dan tingkat bunga 12,75% sebesar Rp 70 miliar
b. BSU and BDM, Subsidiaries used in the form of debt amounting to Rp 220 billion after deducting the issuance cost of Rp 7 billion for: - Bakrie Tower Office development and working capital of BSU amounting to Rp 13 billion. - The Wave apartment project development of BDM in Rasuna Epicentrum amounting to Rp 50 billion. - Debt repayment of BSU at Bank Bukopin for the period up to June 2011 with interest rate of 12.75% amounting to Rp 70 billion.
Pelunasan hutang oleh Anak perusahaan akan digunakan Perusahaan untuk melunasi Obligasi ini.
The Company will be used repayment of debt by Subsidiaries to pay off these bonds.
74
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
26. HUTANG OBLIGASI (Lanjutan)
26. BONDS PAYABLE (Continued)
Obligasi ini dijamin dengan nilai jaminan sebesar 120% dari Nilai Pokok Obligasi yang terdiri dari:
This bonds was collateralized with collateral value of 120% from nominal value of the bonds, which consist of:
1. Sebidang tanah bersertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) No. 502/Karet Kuningan seluas 8.468 m2 dengan bangunan Bakrie Tower atas nama PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), Anak perusahaan; dan
1. Land with Building Used Rights (HGB) No. 502/Karet Kuningan for 8,468 sqm which consists of Bakrie Tower buildings on behalf of PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), a Subsidiary; and
2. Sebidang tanah bersertifikat HGB No. 526/Karet Kuningan seluas 1.277 m2 atas nama BSU, Anak perusahaan.
2. Land with HGB No. 526/Karet Kuningan for 1,277 sqm on behalf of BSU, a Subsidiary.
obligasi tersebut, Sehubungan penerbitan Perusahaan memperoleh peringkat “BBB+”; dengan “Stable Outlook”, dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
In relation with the bonds issuance, the Company obtained a rating of “BBB+”; with “Stable Outlook” from PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Berdasarkan persyaratan dalam perjanjian obligasi tersebut, Perusahaan diharuskan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yang telah disepakati mencakup, antara lain:
Under the terms of the covering bond agreement, the Company is required to comply with certain agreed restrictive covenants, which include, among others:
1. Menjaga rasio Earnings Before Interest, Tax, and Amortization (EBITDA) Depreciations terhadap beban bunga tidak kurang dari 2,0:1;
1. Maintain Earnings Before Interest, Tax, Depreciations and Amortization (EBITDA) to interest expense ratio not less than 2.0:1;
2. Menjaga rasio hutang terhadap modal tidak lebih dari 2,25:1;
2. Maintain debt to equity ratio not less than 2.25:1;
3. Mempertahankan nilai jaminan tidak kurang dari 120% dari jumlah terhutang; dan
3. Maintan the collateral value not less than 120% from the outstanding loan; and
4. Perusahaan tanpa persetujuan tertulis dari wali amanat tidak diperkenankan untuk, antara lain:
4. Without approval from the trusste, the Company shall not to, among others:
-
Melakukan penggabungan/peleburan atau pengalihan/penjualan, kecuali penggabungan yang tidak menimbulkan akibat negatif terhadap jalannya usaha Perusahaan; dan
- Carry out business combination/merge or transfer/ sell, except business combination that had no negative effect to the Company operation; and
-
Mengeluarkan surat hutang baru yang mempunyai tingkatan lebih tinggi dari obligasi.
- Issue new loan with higher ranking from the bonds.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, Perusahaan mempunyai rasio EBITDA terhadap beban bunga masing-masing sebesar 7,23 dan 5,49 dan rasio hutang terhadap modal masing-masing sebesar 0,66 dan 0,24.
As of December 31, 2009 and 2008, the Company had EBITDA ratio to interest expense amounted to 7.23 and 5.49 respectively and debt to equity ratio amounted to 0.66 and 0.24.
b. Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Tahun 2009
b.
Bakrieland Development Sukuk Ijarah I Year 2009
Pada tanggal 29 Juni 2009, Perusahaan menerbitkan Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Tahun 2009 ("Sukuk I BLD"), dengan PT Bank Mega Tbk. sebagai wali amanat. Nilai nominal sukuk Ijarah keseluruhan adalah Rp 150 miliar. Sukuk Ijarah tersebut terdiri dari dua seri:
On June 29, 2009, the Company issued its Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Year 2009 ("Sukuk I BLD") with PT Bank Mega Tbk. as the trustee. The bonds have a total face value of Rp 150 billion. The Sukuk Ijarah consists of two series:
-
-
Sukuk Ijarah Seri A sebesar Rp 60 miliar dengan imbalan Sukuk Ijarah sebesar cicilan Rp 154,8 juta per Rp 1 miliar per tahun. Sukuk Ijarah Seri A ini berjangka waktu 2 tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 7 Juli 2011; dan
75
Series A Sukuk Ijarah amounted to Rp 60 billion with annual fixed Sukuk Ijarah return (“Cicilan Imbalan Ijarah”) amounted to Rp 154.8 million per Rp 1 billion per annum. The term of these Series A Sukuk Ijarah is 2 years and will be due on July 7, 2011; and
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
26. HUTANG OBLIGASI (Lanjutan)
26. BONDS PAYABLE (Continued)
b. Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Tahun 2009 (Lanjutan) -
b.
Bakrieland Development Sukuk Ijarah I Year 2009 (Continued) -
Sukuk Ijarah Seri B sebesar Rp 90 miliar dengan cicilan imbalan Sukuk Ijarah sebesar Rp 160 juta per Rp 1 miliar per tahun. Sukuk Ijarah Seri B ini berjangka waktu 3 tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 7 Juli 2012.
Series B Sukuk Ijarah amounted to Rp 90 billion with annual fixed Ijarah return (“Cicilan Imbalan Ijarah”) amounted to Rp 160 million per Rp 1 billion per annum. The term of these Series B Sukuk Ijarah is 3 years and will be due on July 7, 2012.
Sehubungan penerbitan Sukuk Ijarah tersebut, Perusahaan memperoleh peringkat “BBB+(sy)”; dengan “Stable Outlook”, dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
In relation with the issuance of Sukuk Ijarah, the Company obtained a rating of “BBB+(sy)”; with “Stable Outlook” from PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Dana yang diperoleh dari penawaran Sukuk Ijarah ini akan digunakan untuk: a. Pengembangan proyek residensial di GAP dan BSS sebesar Rp 120 miliar; b. Pengembangan fasilitas sentra Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebesar Rp 20 miliar; dan c. Modal kerja dan pengembangan usaha Perusahaan sebesar Rp 10 miliar.
Fund from this Sukuk Ijarah will be used for: a. Development residential project in GAP and BSS amounting to Rp 120 billion; b. Development centre facilities of Small and Medium Enterprises (UMKM) amounting to Rp 20 billion;and c. Working capital and business development of the Company amounting to Rp 10 billion.
Sukuk Ijarah ini dijamin dengan nilai jaminan minimum sebesar 100% dari Nilai Sisa Imbalan Sukuk Ijarah, berupa sebidang tanah sertifikat Hak Guna Bangunan No. 1/Pasir Jaya, terletak di Desa/Kelurahan Pasir Jaya, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor seluas 1.172.110 m2 atas nama PT Bahana Sukmasejahtera.
These Sukuk Ijarah was collateralized with collateral value minimum of 100% from Residual Value Sukuk Ijarah return, a lot of land with right of building use certificate No. 1/Pasir Jaya, located in the Pasir Jaya village, Cijeruk district, Bogor regency in an area of 1,172,110 sqm under the name PT Bahana Sukmasejahtera.
Obyek Ijarah adalah The Jungle Edutainment Park dan Jungle Mall.
Ijarah object are The Jungle Edutainment Park and Jungle Mall.
Sehubungan dengan Sukuk ini, Perusahaan diwajibkan untuk memenuhi persyaratan, antara lain, memenuhi kewajiban keuangan konsolidasian berdasarkan laporan keuangan konsolidasian tahunan terakhir yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik dengan ketentuan kondisi keuangan, antara lain, sebagai berikut:
In connection with these bonds, the Company is required to meet the requirements, among others, to meet the consolidated financial statements obligations based on the latest annual consolidated financial statements which have been audited by public accounting firms with the provisions of the financial condition, among others, as follows:
1. Rasio Interest Coverage, yaitu perbandingan antara EBITDA dengan beban bunga dan cicilan imbalan Sukuk Ijarah tidak kurang dari 2:1; dan
1. Interest Coverage Ratio, which is the ratio of EBITDA to interest expense and annual fixed Sukuk Ijarah return not less than 2:1; and
2. Rasio Debt to Equity, yaitu perbandingan total Pinjaman dengan total Modal tidak lebih dari 2,25, dengan ketentuan apabila nilai pinjaman baru yang masuk adalah dalam kategori Pinjaman Senior atau minimal setingkat dengan Sukuk Ijarah, sedangkan apabila pinjaman baru yang masuk adalah dalam kategori Pinjaman Junior (subordinated loan) atau setingkat lebih rendah dari Sukuk Ijarah ini maka perbandingan total Pinjaman dengan total Modal adalah tidak lebih dari 2,75:1.
2. Debt to Equity Ratio, which is the ratio of total loans to total capital is not more than 2.25, with the stipulation if the value of new loans is categorize as a Senior Loan or a minimal level with the Sukuk Ijarah, whereas if the new loan is entered in the Junior Loans (subordinated loan) or a lower level of the Sukuk Ijarah then the ratio of total loans to total capital is no more than 2.75:1
Pada tanggal 31 Desember 2009, Perusahaan mempunyai rasio EBITDA terhadap beban bunga dan cicilan imbalan Sukuk Ijarah sebesar 7,23 dan rasio debt to equity sebesar 0,66.
As of December 31, 2009, the Company had EBITDA ratio to interest expense and annual fixed Ijarah return (“Cicilan Imbalan Ijarah”) amounted to 7.23 and debt to equity ratio amounted to 0.66.
76
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
27. HUTANG SEWA PEMBIAYAAN
27. OBLIGATION UNDER CAPITAL LEASE The Company and Subsidiaries entered into financial leases agreement to purchase transportation equipment with detail as follows:
Perusahaan dan Anak perusahaan menandatangani perjanjian sewa pembiayaan untuk pembelian kendaraan bermotor dengan rincian sebagai berikut: 2009
2008
PT Wahana Inti Otomotif PT Panin Bank Tbk. PT Toyota Astra Financial Services PT BCA Finance PT Astra Sedaya Finance PT Adira Dinamika Mobilindo PT U Finance Indonesia PT Astrido Toyota Finance PT Kencana Internusa Artha Finance PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT Karabha Perkasa PT Astra Credit Company PT Tunas Financindo Sarana PT Dipo Star Finance PT Oto Multiartha PT Stacomindo Sedaya Finance
2.247.280.951 1.364.872.509 1.033.262.953 766.185.618 669.876.205 134.820.958 127.297.271 91.659.056 86.800.000 81.080.000 67.641.673 66.941.667 5.099.993 -
850.117.291 1.778.532.310 293.738.880 162.983.336 151.370.500 119.350.000 115.200.003 83.022.224 79.918.013 131.000.906 114.747.389 15.667.020 14.353.668
PT Wahana Inti Otomotif PT Panin Bank Tbk. PT Toyota Astra Financial Services PT BCA Finance PT Astra Sedaya Finance PT Adira Dinamika Mobilindo PT U Finance Indonesia PT Astrido Toyota Finance PT Kencana Internusa Artha Finance PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT Karabha Perkasa PT Astra Credit Company PT Tunas Financindo Sarana PT Dipo Star Finance PT Oto Multiartha PT Stacomindo Sedaya Finance
Jumlah Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
6.742.818.854
3.910.001.540
Total
(
Bagian jangka panjang
4.150.640.989 )
(
2.592.177.865
Pembayaran sewa pembiayaan minimum di masa datang adalah sebagai berikut:
Jumlah Dikurangi bunga sewa pembiayaan Nilai sekarang kewajiban sewa pembiayaan Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang
(
2.160.043.787
Long-term portion
2008
3.698.000.947 2.523.876.429 1.495.193.977 4.301.300
2.617.958.239 1.484.502.352 720.128.200 201.269.000 -
7.721.372.653
5.023.857.791
978.553.799 )
(
6.742.818.854 (
Less current portion
Future minimum lease payments are as follows:
2009 Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember: 2009 2010 2011 2012 2013
1.749.957.753 )
4.150.640.989 )
(
2.592.177.865
Hutang sewa pembiayaan dijamin dengan aset yang disewa-guna-usahakan.
For the years ended December 31: 2009 2010 2011 2012 2013
1.113.856.251 )
Total Less interest of obligation under capital lease
3.910.001.540
Present value of obligation under capital lease
1.749.957.753 )
Less current portion
2.160.043.787
Long-term portion
Obligations under capital lease are secured by the related leased assets.
77
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
28. MODAL SAHAM
28. CAPITAL STOCK
saham pada tanggal Susunan pemegang 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
The composition of shareholders December 31, 2009 and 2008 is as follow:
Jumlah Saham / Number of Shares Pemegang Saham
2009
as
of
Persentase Kepemilikan / Percentage of Ownership 2008
2009
2008
CGMI 1 Client Segregated Secs PT Bakrie & Brothers Tbk. Masyarakat (masing-masing kurang dari 5%)
4.856.517.212 2.230.104.050
6.128.662.212 2.098.917.710
24,38% 11,20%
30,77% 10,54%
12.830.238.211
11.688.494.551
64,42%
58,69%
Jumlah
19.916.859.473
19.916.074.473
100,00%
100,00%
Rincian modal saham Perusahaan berdasarkan jenis saham adalah sebagai berikut:
Stockholders CGMI 1 Client Segregated Secs PT Bakrie & Brothers Tbk. Public (each below less than 5%) Total
Details of the Company’s capital stock based on types of shares are as follows: 2009
Jumlah Saham / Number of Shares Seri A Seri B
1.400.000.000 18.516.859.473
Jumlah
19.916.859.473
Nominal / Nominal 500 100
Jumlah / Total 700.000.000.000 1.851.685.947.300
Seri A Seri B
2.551.685.947.300
Total
2008 Jumlah Saham / Number of Shares Seri A Seri B
1.400.000.000 18.516.074.473
Jumlah
19.916.074.473
Nominal / Nominal 500 100
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, tidak terdapat saham Perusahaan yang dimiliki oleh Direktur dan Komisaris Perusahaan.
Jumlah / Total 700.000.000.000 1.851.607.447.300
Seri A Seri B
2.551.607.447.300
Total
As of December 31, 2009 and 2008, there is no Company shares owned by the Company's Director and Commissioners.
29. WARAN
29. WARRANT
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 17 April 2007, yang telah diaktakan dalam Akta Notaris Sutjipto, SH., Mkn., No. 134 pada tanggal yang sama, para pemegang saham menyetujui untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas III (PUT III) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atas 14 miliar saham biasa seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
Based on the Extraordinary Shareholders’ General Meeting dated April 17, 2007 , as notarized by Notarial Deed No. 134 of Sutjipto, SH., Mkn., on the same date, the shareholders approved to conduct a Limited Public Offering III through pre-emptive rights to issue 14 billion B series shares with par value of Rp 100 per share.
Seluruh saham ditempatkan dan disetor penuh tersebut telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 1 Mei 2007.
All of its shares issued and fully paid have been listed in the Jakarta Stock Exchange on May 1, 2007.
78
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
29. WARAN (Lanjutan)
29. WARRANT (Continued)
Berkenaan dengan PUT III tanggal 1 Mei 2007, Perusahaan juga menerbitkan waran, dimana setiap 50 saham baru hasil pelaksanaan HMETD tersebut melekat 7 Waran Seri I yang diberikan cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham Perusahaan dan/atau pemegang HMETD yang melaksanakan haknya.
On May 1, 2007, the Company, in relation to Limited Public Offering III, issued warrant whereby on each 50 shares arising from pre-emptive rights accompanied by 7 warrant of I Series free of charge as an incentives to the the Company’s shareholders and/or the holders of pre-emptive rights which execute the rights.
Waran Seri I adalah efek yang yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham seri B dengan Nilai Nominal Rp 100 setiap saham dengan harga pelaksanaan Rp 250 per saham yang dapat dilaksanakan selama periode pelaksanaan waran selama 3 tahun yaitu mulai tanggal 1 Nopember 2007 sampai dengan 30 April 2010.
Warrant of I Series is a security grants the rights to its holders to buy Seri B shares with the par value of Rp 100 per share with the purchase price of Rp 250 per share during the execution period of warrant during 3 years starting from November 1, 2007 to April 30, 2010.
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, jumlah waran yang dikonversi menjadi saham adalah sebanyak 316.859.473 saham dan 316.074.473 saham.
Until December 31, 2009 and 2008, total warrant that has been converted to shares is amounting 316,859,473 shares and 316,074,473 shares, respectively.
30. TAMBAHAN MODAL DISETOR - BERSIH
30. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL - NET
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2009
2008
Agio saham 1.671.278.920.950 Kompensasi berbasis saham kepada karyawan yang belum di eksekusi 5.079.858.987 Biaya emisi saham ( 73.226.452.008 ) Bersih
1.671.161.170.950
(
1.603.132.327.929
1.693.286.329 73.226.452.008 )
Additional paid-in capital Unexecuted stock based compensation to employee Stock issuance cost
1.599.628.005.271
Net
Pada tahun 2009 penambahan tambahan modal disetor sebesar Rp 0,12 miliar dan kompensasi berbasis saham kepada karyawan yang belum dieksekusi sebesar Rp 3,38 miliar masing-masing berasal dari pelaksanaan waran hasil Penawaran Umum Terbatas III dan program Management and Employee Stock Option Program (MESOP) (lihat Catatan 36).
In 2009, the increase in additional paid-in capital amounted to Rp 0.12 billion and stock-based compensation to employees which have not been executed amounted to Rp 3.38 billion is coming from the exercise of warrants from the Limited Public Offering III and Management and Employee Stock Option Program (MESOP) (see Note 36), respectively.
Sedangkan pada tahun 2008, penambahan tambahan modal disetor sebesar Rp 44,13 miliar dan kompensasi berbasis saham kepada karyawan yang belum dieksekusi sebesar Rp 1,69 miliar masing-masing berasal dari pelaksanaan waran hasil Penawaran Umum Terbatas III dan program Management and Employee Stock Option Program (MESOP) (lihat Catatan 36).
In 2008, the increase in additional paid-in capital amounted to Rp 44.13 billion and stock-based compensation to employees which have not been executed amounted to Rp 1.69 billion is coming from the exercise of warrants from the Limited Public Offering III and Management and Employee Stock Option Program (MESOP) (see Note 36), respectively.
31. SAHAM YANG DIPEROLEH KEMBALI
31. TREASURY STOCK Based on Decision Letter of the Chairman of the Capital Market Supervisory Agency (BAPEPAM-LK) No. Kep-401/BL/2008 dated October 9, 2008, the Company could repurchase its shares without the approval of the Shareholders General Meeting at most of 20% from the paid-up capital, when the market conditions have potential crisis. Therefore, the Company buy back its shares of 0.04% from the total paid-up capital with a maximum purchase price of Rp 182 per share.
Berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep401/BL/2008 tanggal 9 Oktober 2008, Perusahaan dapat melakukan pembelian kembali sahamnya tanpa persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham paling banyak 20% dari modal disetor, selama terjadi kondisi pasar yang berpotensi krisis. Atas hal tersebut maka Perusahaan melakukan pembelian kembali saham Perusahaan sebanyak 0,04% dari jumlah saham disetor dengan harga beli maksimum sebesar Rp 182 per saham.
79
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
31. SAHAM YANG DIPEROLEH KEMBALI
31. TREASURY STOCK Treasury stock transactions as of December 31, 2009 are as follows:
Transaksi saham diperoleh kembali sampai dengan tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut:
Keterangan/ Description
Jumlah Saham/ Number of Shares
Perolehan kembali Perolehan kembali Perolehan kembali
963.000 2.748.000 4.539.000
Jumlah
8.250.000
Harga Realisasi Rata - rata Saham/ Average Realisation Price per Shares
Nilai Perdagangan/ Trade Value
180 181 182
173.340.000 497.388.000 826.098.000
32. PENGHASILAN USAHA BERSIH Rincian penghasilan usaha bersih transaksi adalah sebagai berikut:
Jumlah
menurut
jenis
1.499.819.652
Total
638.043.414.035 204.430.731.625 116.594.425.725 67.573.689.718
635.352.972.559 280.658.428.290 42.241.177.056 63.079.550.648
30.948.027.726 1.413.704.767
30.713.055.060 1.756.034.286
Sale of land, housing and apartments Sales of office spaces Hotel Rental of office spaces Rental of spaces, courts and membership fees Rental of units of apartment
1.059.003.993.596
1.053.801.217.899
Total
In 2009 and 2008, total sales to related parties amounting to Rp 120.55 billion or 11.38% of total sales and Rp 253.95 billion or 24.09% of consolidated net revenues, respectively.
33. COST OF REVENUES menurut
Details of cost of revenue based on type of transactions are as follows:
jenis
2009
Jumlah
Buy back Buy back Buy back
2008
33. BEBAN POKOK PENGHASILAN
Penjualan tanah, rumah dan apartemen Penjualan unit perkantoran Hotel Sewa perkantoran Sewa ruangan, lapangan dan iuran keanggotaan Sewa ruangan apartemen
173.686.680 498.382.776 827.750.196
Details of net revenues based on type of transactions are as follows:
Pada tahun 2009 dan 2008, jumlah penjualan kepada pihak hubungan istimewa masing-masing adalah sebesar Rp 120,55 miliar atau 11,38% dari jumlah penjualan dan Rp 253,95 miliar atau 24,09% dari jumlah penjualan usaha bersih konsolidasian.
Rincian beban pokok penghasilan transaksi adalah sebagai berikut:
346.680 994.776 1.652.196
Jumlah/ Total
32. NET REVENUES
2009 Penjualan tanah, rumah dan apartemen Penjualan unit perkantoran Hotel Sewa perkantoran Sewa ruangan, lapangan dan iuran keanggotaan Sewa ruangan apartemen
Biaya Transaksi/ Transaction Cost
2008
374.442.696.201 115.137.085.274 30.414.698.760 23.950.359.602
332.578.532.846 142.587.146.921 27.742.680.753 22.670.147.498
16.431.544.088 529.652.092
17.440.117.045 529.029.166
Sale of land, housing and apartments Sales of office spaces Hotel Rental of office spaces Rental of spaces, courts and membersip fees Rental of units of apartment
560.906.036.017
543.547.654.229
Total
80
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
34. BEBAN USAHA
34. OPERATING EXPENSES
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2009
2008
Beban penjualan Iklan dan promosi Komisi Pameran dan hiburan Transportasi dan perjalanan dinas Listrik, air dan telepon Honorarium tenaga ahli Gaji, upah dan tunjangan Lain-lain
27.462.105.178 17.193.715.472 2.954.840.278 373.580.588 188.768.988 77.054.645 59.933.905 3.201.552.524
34.122.563.569 19.612.722.261 6.553.896.234 265.430.120 21.944.899 21.349.877 56.408.389 2.209.076.800
Selling expenses Advertising and promotion Commissions Exhibition and entertainment Transportation and travelling Electricity, water and telephone Professional fees Salaries, wages and benefits in kinds Others
Jumlah beban penjualan
51.511.551.578
62.863.392.149
Total selling expenses
109.317.100.321 47.926.697.611 20.154.653.243 20.071.013.115 17.702.168.080 12.984.502.546 9.090.481.130 5.320.735.554 4.819.731.869 4.555.984.634 4.089.447.283
81.571.319.556 24.722.891.239 13.787.603.260 14.000.005.783 21.725.604.004 9.710.733.966 9.032.610.244 6.860.382.242 4.402.108.569 4.369.619.299 3.983.931.737
4.046.784.369
3.771.950.232
3.386.572.658
1.693.286.342
1.778.333.328 14.591.257.137
6.573.694.310 15.153.441.129
General and administrative expenses Salaries, wages and benefits in kinds Depreciation (see Note 14) Professional fees Repairs and maintenance Tax and insurance Donations and entertainment Electricity, water and telephone Transportation and traveling Legal and permits Stationary and printing Rent Provision for doubtful account (see Notes 6, 7 and 39 point d) Stock based compensation (see Note 36) Bond issuance cost (see Note 26) Others
Jumlah beban umum dan administrasi
279.835.462.878
221.359.181.912
Total general and administrative expenses
Jumlah beban usaha
331.347.014.456
284.222.574.061
Total operating expenses
Beban umum dan administrasi Gaji, upah dan tunjangan Penyusutan (lihat Catatan 14) Honorarium tenaga ahli Perbaikan dan pemeliharaan Pajak dan asuransi Sumbangan dan perjamuan Listrik, air dan telepon Transportasi dan perjalanan dinas Perijinan dan litigasi Alat tulis dan cetakan Sewa Penyisihan piutang tak tertagih (lihat Catatan 6, 7 dan 39 butir d) Kompensasi berbasis saham (lihat Catatan 36) Biaya amortisasi emisi obligasi (lihat Catatan 26) Lain-lain
35. PENGHASILAN (BEBAN) BUNGA DAN KEUANGAN
35. INTEREST INCOME (EXPENSES) AND FINANCIAL CHARGES
Akun ini terdiri dari:
This account consists of: 2009
Pendapatan bunga deposito dan jasa giro Pendapatan bunga kontrak pengelolaan dana (lihat Catatan 5) Pendapatan (beban) bunga interest rate swap ( Bunga bank dan lembaga keuangan Administrasi bank Beban bunga obligasi Bunga sewa pembiayaan Cicilan imbalan sukuk ijarah Jumlah
( ( ( ( (
2008
50.769.733.636
10.316.128.557
42.657.396.704
Interest income from time deposit and current account
13.318.520.007
Interest income discretionary fund management (see Note 5)
55.517.722 )
(
9.641.378.128 )
26.211.991.985 ) 5.664.446.017 ) 3.847.680.985 ) 700.644.677 ) 667.193.168 )
( ( ( (
8.197.215.906 ) 5.321.572.880 ) 29.770.781.832 ) 759.032.048 ) -
23.938.387.639
2.285.935.917
81
Interest rate swap income (expenses) Interest on bank loans and financial institution loans Bank charges Bond interest expense Interest on obligation under capital lease Installment of sukuk ijarah return Total
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
36. KOMPENSASI KARYAWAN BERBASIS SAHAM
36. STOCK BASED COMPENSATION
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 11 September 2007, sebagaimana tertuang dalam Akta Notaris Sutjipto, S.H., M.Kn., No. 62 tanggal 11 September 2007, pemegang saham menyetujui hak opsi untuk melakukan Management and Employee Stock Option Program (MESOP), dengan jumlah hak opsi yang diterbitkan sebanyak 980 juta opsi yang dapat dikonversikan menjadi saham Perusahaan dengan membayar Harga Pelaksanaan pada Periode Pelaksanaan MESOP.
Based on the Extraordinary General Shareholders Meeting, as notarized by Notarial Deed No. 62 of Sutjipto, S.H., M.Kn., dated September 11, 2007, stockholders approved to issue option rights for Management and Employee Stock Option Program (MESOP) of 980 million option convertible to the Company’s share with the execution price at MESOP period.
Jumlah saham yang dikeluarkan dalam Program MESOP ini sebanyak-banyaknya adalah 980 juta saham Seri B dengan nilai nominal Rp 100 atau sebanyakbanyaknya 5% dari keseluruhan modal yang ditempatkan dan disetor penuh dalam Perusahaan pada saat itu.
Total shares issued by MESOP is maximum 980 million B series shares with par value of Rp 100 or maximum 5% from the total of issued and fully paid capital of the Company.
Pada tanggal 1 Juli 2008, periode pelaksanaan MESOP (Management and Employee Stock Option Program) dimulai. Program MESOP adalah pemberian Hak Opsi kepada peserta MESOP dengan jumlah hak opsi yang diterbitkan 278.501.041 saham untuk periode pemberian kompensasi tanggal 1 Juli 2008 sampai dengan 15 Januari 2011.
On July 1, 2008, the exercise of MESOP (Management and Employee Stock Option Program) was initiated. MESOP program represents option right to MESOP participant with the total issued option right is 278,501,041 shares for the period compensation of July 1, 2008 until January 15, 2011.
Program tersebut telah dieksekusi sebagai berikut:
The program was exercised with details as follows:
Tanggal Pemberian Opsi / Grant Dates Beban kompensasi/ Compensation expense
1 Juli 2008/ July 1, 2008
Periode Eksekusi/ Exercise Period 1 Juli 2008 sampai dengan 15 Januari 2011/ July 1, 2008 to January 15, 2011
Harga Eksekusi per Saham/ Exercise Price per Share 372
Biaya Kompensasi/ Compensation Costs 8.466.431.646
Saham yang dibagikan diambil dari saham dalam portepel dan bukan merupakan saham yang telah diterbitkan atau dibeli kembali. Hak opsi ini tidak dapat dialihkan dan diperdagangkan.
The shares of MESOP was provided from portepel shares and not from issued shares or buyback shares. The option right can not be transfered or sold.
Beban kompensasi ditentukan berdasarkan nilai wajar pada tanggal pemberian opsi. Nilai wajar setiap opsi yang diberikan ditentukan dengan menggunakan metode penentuan harga opsi “Metode Binomial” dengan asumsi sebagai berikut:
The compensation cost was determined based on the fair value at the option date. The fair value of each option granted was calculated using the “Binomial Method” with the following assumptions:
Estimasi dividen Ketidakstabilan harga yang diharapkan Suku bunga bebas risiko yang diharapkan Periode opsi yang diharapkan Tingkat kegagalan yang diharapkan
Estimated dividend Expected price volatility Expected risk free interest rate Expected option period Expected forfeitures rate
: 18,23% : 45% : 8,5% : 2,5 tahun : 20%
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, beban kompensasi berbasis saham dengan menggunakan asumsi di atas masing-masing berjumlah Rp 3,38 miliar dan Rp 1,69 miliar dicatat dalam akun “Beban Umum dan Administrasi” pada laporan laba rugi konsolidasian (lihat Catatan 34).
: 18.23% : 45% : 8.5% : 2.5 years : 20%
As of Desember 31, 2009 and 2008, stock based compensation using the assumption above amounted to Rp 3.38 billion and Rp 1.69 billion respectively, was recorded as part of “General and Administrative Expenses” in the consolidated statements of income (see Note 34).
82
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
37. KESEJAHTERAAN KARYAWAN
37. EMPLOYEE BENEFITS
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, Perusahaan dan Anak perusahaan mencatat penyisihan imbalan pasca-kerja berdasarkan perhitungan aktuaris independen yang dilakukan oleh PT Rileos Pratama (aktuaris independen), yang dalam laporannya masingmasing tertanggal 28 Januari 2010 dan 2 Pebruari 2009, menggunakan metode “Projected Unit Credit” dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:
As of December 31, 2009 and 2008, the Company and Subsidiaries recognize retirement benefit cost based on the actuary’s calculation of PT Rileos Pratama (an independent actuary) dated January 28, 2010 and February 2, 2009, respectively, using “Projected Unit Credit” method with assumption as follows:
Tingkat diskonto
Discount rate
:
11.00% in 2009 10.00% in 2008
Salary growth rate per year
:
Mortality table
:
8.34% in 2009 and 9.00% in 2008 Mortality table of Indonesia 2 5% from mortality table
:
Tingkat kenaikan gaji per tahun : Tabel mortalita
:
Tingkat cacat : Tingkat pengunduran diri :
Usia pensiun normal
:
11,00% pada tahun 2009 dan 10,00% pada 2008 8,34% pada tahun 2009 dan 9,00% pada tahun 2008 Tabel mortalita Indonesia 2 5% dari tabel mortalita
Handycap rate : Participants’ resignation rate :
5% sampai dengan usia 40 tahun, kemudian menurun secara linear sampai dengan 0% sampai dengan usia 60 tahun 60 tahun pada tahun 2009 dan 2008
Normal pension
Rincian beban penyisihan imbalan kerja Perusahaan dan Anak perusahaan yang diakui pada laporan laba rugi konsolidasian adalah sebagai berikut:
(
Jumlah
5% age 40 years and by proportional declined until 0% age 60 years
60 years in 2009 and 2008
The details of retirement benefit expense of the Company and Subsidiaries in the consolidated statements of income is as follows:
2009 Program pensiun manfaat pasti: Biaya jasa kini Biaya bunga Amortisasi biaya jasa lalu Biaya jasa lalu-vested yang diakui langsung Amortisasi keuntungan/(kerugian) aktuaria Biaya pemutusan hubungan kerja
:
and
2008
3.750.784.817 2.753.899.562 287.753.042
1.628.168.251 1.314.372.717 109.972.284
124.540.374
485.287.279
Defined retirement benefit plan: Current service cost Interest cost Amortization of past service cost Vested past service cost directly recognized
21.230.009 ) 288.436.200
39.634.693 210.697.990
Amortization of actuary gain/(loss) Separation payments
3.788.133.214
Total
7.184.183.986
Beban penyisihan imbalan kerja Perusahaan dan Anak perusahaan pada tahun 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 7,18 miliar dan Rp 3,79 miliar dan disajikan sebagai bagian dari biaya gaji, upah dan tunjangan di “Beban Usaha dan Administrasi” pada laporan laba rugi konsolidasian (lihat Catatan 34).
Provision for employee benefit of the Company and Subsidiaries in 2009 and 2008 amounting to Rp 7.18 billion and Rp 3.79 billion presented as part of “Salaries, Wages and Allowances” account in the consolidated statements of income (see Note 34).
Jumlah penyisihan imbalan kerja yang diakui dalam neraca konsolidasian adalah sebagai berikut:
Provision for retirement benefit presented in the consolidated balance sheets is as follows:
2009 Nilai kini kewajiban Beban jasa lalu yang belum diamortisasi Keuntungan (kerugian) aktuaria Pembayaran imbalan kerja Jumlah
2008
31.805.336.309 ( (
14.565.698.019
3.169.181.684 ) 137.828.445 ) -
( (
28.498.326.180
679.625.339 ) 343.029.561 ) 13.543.043.119
83
Fair value of liabilities Unamortized past service cost Unrecognized actuary’s gain (loss) Employee benefit paid Total
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
37. KESEJAHTERAAN KARYAWAN (Lanjutan)
37. EMPLOYEE BENEFITS (Continued) The Company’s and Subsidiaries’ management believe that employee’s retirement benefit liabilities as of December 31, 2009 and 2008 are adequate to cover the requirements of Labor Law.
Manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berkeyakinan bahwa jumlah tersebut cukup untuk memenuhi persyaratan Undang-Undang Ketenagakerjaan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008. 38. RESTRUKTURISASI HUTANG
38. DEBT RESTRUCTURING On January 10, 2003, PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), a Subsidiary, submitted the “Temporary Postponement of Debt Payment” (PKPU) No. 01/PKPU/2003/PN.NIAGA.JKT.PST to Commercial Court of Central Jakarta. Through the ballot voting conducted on March 5, 2003, the participating 123 creditors who represent the total debts of Rp 1.73 trillion or 96.7% of total principal debts approved the Debt Reorganization Plan.
Pada tanggal 10 Januari 2003, PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), Anak perusahaan, telah menyampaikan surat permohonan No. 01/PKPU/2003/PN.NIAGA.JKT. PST mengenai “Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang” (PKPU) di Kepaniteraan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Melalui pemungutan suara tertulis yang dilakukan pada tanggal 5 Maret 2003. Rencana Perdamaian telah disetujui oleh 123 kreditur peserta yang mewakili total tagihan sebesar Rp 1,73 triliun atau 96,7% dari total hutang pokok. 39. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
39. TRANSACTIONS AND BALANCES WITH RELATED PARTIES
Rincian pihak yang mempunyai hubungan istimewa, hubungan dengan Perusahaan dan sifat saldo akun/transaksi, adalah sebagai berikut:
The details of related parties, relationship with the Company and nature of transactions are as follows:
Perusahaan yang pemegang saham atau sebagian pengurus atau manajemennya baik secara langsung maupun tidak langsung sama dengan Perusahaan dan Anak perusahaan
Companies which its shareholders or part of their management also being members of the Company and Subsidiaries management directly or indirectly
No. 1
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa/ Related Parties
Hubungan/ Relationship
PT Bakrie Communications
Affiliasi Affiliated
2
PT Bakrie Telecom Tbk.
Affiliasi Affiliated
3
PT CMA Indonesia
Affiliasi
Affiliated 4
PT Cakrawala Andalas Televisi (Star ANTV)
Affiliasi Affiliated
5
PT Sinar Inti Prima
6
PT Bakrie & Brothers Tbk.
Affiliasi Affiliated Affiliasi
Affiliated 7
PT Petrocom Nuansa Nusantara
Affiliasi Affiliated
84
Sifat Saldo Akun/Transaksi Nature of Account Balances/Transactions Piutang usaha dan penghasilan sewa ruangan perkantoran Trade receivables and office space lease revenue Piutang usaha dan penghasilan sewa ruangan perkantoran Trade receivables and office space lease revenue Piutang usaha, penghasilan sewa ruangan perkantoran dan hutang hubungan istimewa Trade receivables, office space lease revenue and due to related parties Piutang hubungan istimewa dan hutang hubungan istimewa Due from related parties and due to related parties Piutang hubungan istimewa Due from related parties Piutang usaha, penghasilan sewa ruangan perkantoran dan piutang hubungan istimewa Trade receivables, office space lease revenue and due from related parties Penghasilan sewa ruangan perkantoran, piutang usaha dan piutang lain-lain Office space lease revenue, trade receivable and other receivables
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
39. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (Lanjutan)
No. 8
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa/ Related Parties
39. TRANSACTIONS AND BALANCES WITH RELATED PARTIES (Continued) Hubungan/ Relationship
Sifat Saldo Akun/Transaksi Nature of Account Balances/Transactions
Affiliasi
Piutang usaha dan penghasilan sewa ruangan perkantoran Trade receivables and office space lease revenue Piutang hubungan istimewa Due from related parties Piutang usaha, penghasilan sewa ruang perkantoran dan penjualan unit perkantoran Trade receivables, office space lease revenue and sales of office spaces Penghasilan sewa ruangan perkantoran, penjualan unit perkantoran dan piutang usaha Office space lease revenue, sales of office spaces and trade receivables Penghasilan sewa ruangan perkantoran dan penjualan unit perkantoran Office space lease revenue and sales of office spaces Penghasilan sewa ruangan perkantoran, penjualan unit perkantoran dan piutang usaha Office space lease revenue, sales of office spaces and trade receivables Piutang hubungan istimewa Due from related parties Penghasilan sewa ruang perkantoran dan piutang usaha Office space lease revenue and trade receivables Hutang hubungan istimewa Due to related parties Piutang usaha, piutang hubungan istimewa dan penghasilan sewa ruangan perkantoran Trade receivable, due from related parties and office space lease revenue Penghasilan sewa ruangan perkantoran, penjualan unit perkantoran dan piutang usaha Office space lease revenue, sales of office spaces and trade receivables
PT Bakrie Pipe Industries
Affiliated 9
PT Minarak Lapindo Jaya
10
PT Bumi Resources Tbk.
Affiliasi Affiliated Affiliasi Affiliated
11
Koperasi Karyawan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk., Jakarta
Affiliasi
Affiliated 12
PT Seamless Pipe Indonesia Jaya
Affiliasi Affiliated
13
PT Multi Kontrol Nusantara
Affiliasi
Affiliated 14
PT Pasirwangun
15
PT Bakrie Indo Infrastructure
Affiliasi Affiliated Affiliasi Affiliated
16 17
KSO Perum Perumnas - PT Bakrie Pangripta Loka PT Bakrie Capital Indonesia
Affiliasi Affiliated Affiliasi
Affiliated 18
PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk.
Affiliasi
Affiliated
In the normal course of business, the Company and Subsidiaries entered into transactions with related parties have been conducted under term and conditions similar to those of third parties, principally. The transactions with related parties are as follows:
Dalam melakukan kegiatan usahanya, Perusahaan dan Anak perusahaan mengadakan transaksi dengan pihakpihak hubungan istimewa dengan menggunakan kebijakan harga dan syarat yang sama dengan pihak ketiga. Rincian transaksi-transaksi dengan pihak hubungan istimewa adalah sebagai berikut: a.
Penghasilan dan piutang usaha
a. Revenues and trade receivables
Penghasilan usaha
Revenues 2009
PT Bakrie Indo Infrastructure PT Bakrie Telecom Tbk. PT Bumi Resources Tbk. PT Bakrie & Brothers Tbk.
2008
27.989.486.360 12.645.733.022 12.680.622.480 9.712.820.464
12.936.994.758 64.352.851.152 53.059.207.660
85
PT Bakrie Indo Infrastructure PT Bakrie Telecom Tbk. PT Bumi Resources Tbk. PT Bakrie & Brothers Tbk.
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
39. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (Lanjutan) a.
39. TRANSACTIONS AND BALANCES WITH RELATED PARTIES (Continued)
Penghasilan dan piutang usaha (Lanjutan)
a. Revenues and trade receivables (Continued)
Penghasilan usaha (Lanjutan)
Revenues (Continued) 2009
PT Bakrie Capital Indonesia PT Multi Kontrol Nusantara PT CMA Indonesia Koperasi Karyawan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk., Jakarta PT Petrocom Nuansa Nusantara PT Seamless Pipe Indonesia Jaya PT Bakrie Pipe Industries Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar) Jumlah
2008
5.410.186.992 4.772.153.140 3.633.534.163
45.118.122.062 2.079.549.570 28.963.818.821
2.988.384.372 2.512.585.658
32.810.055.480 2.558.030.097
702.748.910 684.427.500
3.553.598.325 2.728.473.574
36.813.263.895
5.786.459.553
PT Bakrie Capital Indonesia PT Multi Kontrol Nusantara PT CMA Indonesia Koperasi Karyawan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk., Jakarta PT Petrocom Nuansa Nusantara PT Seamless Pipe Indonesia Jaya PT Bakrie Pipe Industries Others (each below of Rp 1 billion)
120.545.946.956
253.947.161.052
Total
Piutang usaha
Trade receivables 2009
PT Bakrie Capital Indonesia Koperasi Karyawan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk., Jakarta PT CMA Indonesia PT Bakrie & Brothers Tbk. PT Bumi Resources Tbk. PT Bakrie Indo Infrastruktur PT Multi Kontrol Nusantara PT Petrocom Nuansa Nusantara PT Bakrie Communications PT Bakrie Telecom Tbk. Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar) Jumlah piutang usaha Dikurangi penyisihan piutang ragu ragu Jumlah
(
2008
47.013.494.898
46.507.469.924
24.689.220.000 22.011.973.171 15.612.364.520 9.582.762.000 8.964.080.276 3.938.127.772 1.832.029.025 1.265.196.224 832.995.708
35.041.479.237 27.632.258.767 47.177.766.419 42.666.107.000 1.090.807.157 1.265.196.224 1.547.682.227
2.072.541.946
2.530.492.321
PT Bakrie Capital Indonesia Koperasi Karyawan PT.Bakrie Sumatera Plantations Tbk., Jakarta PT CMA Indonesia PT Bakrie & Brothers Tbk. PT Bumi Resources Tbk. PT Bakrie Indo Infrastruktur PT Multi Kontrol Nusantara PT Petrocom Nuansa Nusantara PT Bakrie Communications PT Bakrie Telecom Tbk. Others (each below of Rp 1 billion)
137.814.785.540
205.459.259.276
Total trade receivables
-
Less allowance for doubtful accounts
205.459.259.276
Total
1.731.274.723 ) 136.083.510.817
PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), Anak perusahaan, menyewakan ruangan perkantoran kepada perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa dengan harga wajar. Piutang usaha tersebut disajikan sebagai bagian dari “Piutang Usaha - Sewa Perkantoran” pada neraca konsolidasian.
PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), a Subsidiary, leases the office spaces to related parties as the same price as conducted with third parties. Trade receivables are presented as a part of “Trade Receivables - Tenants of Office Space” in the consolidated balance sheets.
Jumlah penjualan kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa masing-masing adalah sebesar 11,38% dan 24,09% dari jumlah penghasilan usaha bersih konsolidasian pada tahun 2009 dan 2008.
Total sales to related parties are approximately 11.38% and 24.09% from the total consolidated net revenues in 2009 and 2008, respectively.
86
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
39. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (Lanjutan) a.
b.
39. TRANSACTIONS AND BALANCES WITH RELATED PARTIES (Continued)
Penghasilan dan piutang usaha (Lanjutan)
a. Revenues and trade receivables (Continued)
Piutang usaha (Lanjutan)
Trade receivables (Continued)
Saldo piutang usaha pihak hubungan istimewa pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masingmasing sebesar 1,17% dan 2,47% dari jumlah aset konsolidasian.
Balance of trade receivable related parties as of December 31, 2009 and 2008 are approximately 1.17% and 2.47% from the total consolidated assets, respectively.
Piutang hubungan istimewa
b. Due from related parties 2009
PT Sinar Inti Prima PT Pasirwangun PT Bakrie Capital Indonesia PT Minarak Lapindo Jaya PT Cakrawala Andalas Televisi Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar)
36.548.053.757 32.992.879.082 4.683.723.914 1.499.000.000 -
6.085.250.000 32.992.879.082 6.247.623.914 1.000.000.000
1.288.119.276
1.916.008.060
PT Sinar Inti Prima PT Pasirwangun PT Bakrie Capital Indonesia PT Minarak Lapindo Jaya PT Cakrawala Andalas Televisi Others (each below of Rp 1 billion)
Jumlah Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
77.011.776.029
48.241.761.056
Total
(
Bersih
c.
2008
411.758.406 )
(
76.600.017.623
411.758.406 )
Less allowance for doubftul accounts
47.830.002.650
Net
Piutang pihak hubungan istimewa berasal dari pemberian pinjaman dana (uang muka) dan penggantian biaya kepada pihak hubungan istimewa.
Balance due from related parties represents advances and reimbursement of expenses to the related parties.
Manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang pihak hubungan istimewa tersebut.
The Company’s and Subsidiaries’ management believe that the allowance for doubtful accounts is adequate to cover possible losses from noncollectible of due from related parties.
Saldo piutang pihak hubungan istimewa pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masingmasing sebesar 0,66% dan 0,57% dari jumlah aset konsolidasian.
Balance due from related parties as of December 31, 2009 and 2008 are approximately 0.66% and 0.57% from the total consolidated assets, respectively.
Hutang pihak hubungan istimewa
c. Due to related parties 2009
PT CMA Indonesia (lihat Catatan 24 butir f) KSO Perum Perumnas - PT Bakrie Pangripta Loka Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar) Jumlah
2008
18.321.821.001
33.176.698.311
3.618.519.951
-
908.751.366
1.196.944.352
PT CMA Indonesia (see Note 24 point f) KSO Perum Perumnas - PT Bakrie Pangripta Loka Others (each below of Rp 1 billion)
22.849.092.318
34.373.642.663
Total
Saldo hutang hubungan istimewa pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing adalah sebesar 0,39% dan 1,10% dari jumlah kewajiban konsolidasian.
Balance due to related parties as of December 31, 2009 and 2008 are approximately 0.39% and 1.10% from the total consolidated liabilities, respectively.
87
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
39. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (Lanjutan) d.
39. TRANSACTIONS AND BALANCES WITH RELATED PARTIES (Continued)
Piutang lain-lain
d. Other receivables 2009
PT Petrocom Nuansa Nusantara Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar)
2.373.870.956
2.373.870.956
493.112.481
493.112.481
PT Petrocom Nuansa Nusantara Others (each below of Rp 1 billion)
Jumlah Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
2.866.983.437
2.866.983.437
Total
(
2.866.983.437 )
Bersih
e.
2008
(
-
Less allowance for doubtful accounts
-
Net
Saldo piutang lain-lain pihak hubungan istimewa pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masingmasing sebesar nihil dari jumlah aset konsolidasian.
Balance of other receivables - related parties as of December 31, 2009 and 2008 are approximately nil from the total consolidated assets, respectively.
Manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berkeyakinan bahwa piutang lain-lain tersebut dapat tertagih.
The Company’s and Subsidiaries’ management believe that the other receivables are fully collectible.
Uang muka pelanggan
e. Customer Deposit 2009
f.
2.866.983.437 )
2008
PT Bakrie Telecom Tbk. PT Bakrie Kalila Investment Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)
5.223.176.737 -
5.223.176.737 4.200.000.000
794.493.264
1.309.096.344
PT Bakrie Telecom Tbk. PT Bakrie Kalila Investment Others (each below of Rp 1 billion)
Jumlah
6.017.670.001
10.732.273.081
Total
Saldo uang muka pelanggan pihak hubungan istimewa pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing sebesar 0,10% dan 0,34% dari jumlah kewajiban konsolidasian.
Balance of customer deposit as of December 31, 2009 and 2008 are approximately 0.10% and 0.34% from the total consolidated liabilities, respectively.
Pendapatan ditangguhkan
f. 2009
Pendapatan ditangguhkan: PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. PT Bumi Resources Tbk. PT Bakrie & Brothers Tbk. PT Bakrie Capital Indonesia PT CMA Indonesia PT Bakrie Indo Infrastructure Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar) Jumlah pendapatan ditangguhkan
Deferred income
2008 Deferred income: PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. PT Bumi Resources Tbk. PT Bakrie & Brothers Tbk. PT Bakrie Capital Indonesia PT CMA Indonesia
26.093.095.525 4.610.941.472 3.461.718.010 2.693.288.879 1.498.718.580
1.474.129.800 5.761.270.368 2.948.259.600 1.206.615.010 1.206.615.010
1.421.759.240
-
2.386.575.242
1.487.522.607
PT Bakrie Indo Infrastructure Others (each below of Rp 1 billion)
42.166.096.948
14.084.412.395
Total deferred income
Saldo pendapatan ditangguhkan pihak hubungan istimewa pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing sebesar 0,73% dan 0,45% dari jumlah kewajiban konsolidasian.
Balance of deferred income as of December 31, 2009 and 2008 are approximately 0.73% and 0.45% from the total consolidated liabilities, respectively.
88
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
40. SEGMEN USAHA
40. SEGMENT INFORMATION
Perusahaan dan Anak perusahaan memiliki usaha yang terbagi dalam tiga divisi operasi yang meliputi usaha yang berhubungan dengan penjualan tanah, rumah, apartemen dan ruang perkantoran, sewa ruangan dan lain-lain.
The Company and Subsidiaries divide its business into three operational divisions comprising of sales of land, housing, units of apartment and office space, space lease and others.
Informasi tentang Perusahaan dan Anak perusahaan menurut segmen adalah sebagai berikut:
The Company’s and Subsidiaries’s information is based on the segment operation as follows:
Nama Divisi /Division
Aktivitas / Activities
Penjualan tanah, rumah, apartemen dan ruang perkantoran
Penjualan rumah, apartemen Taman Rasuna, Tower 18, the Grove, dan ruang perkantoran Rasuna Office Park, Bakrie Tower, Lifestyle and Entertainment Centre.
Sales of land, housing, apartment and office spaces
Sales of the units of residential, Taman Rasuna Apartment, Tower 18, the Grove and office spaces Rasuna Office Park, Bakrie Tower, Lifestyle and Entertainment Centre.
Sewa ruangan
Penyewaan ruangan apartemen Taman Rasuna, gedung perkantoran Wisma Bakrie 1 dan 2, ruang pertokoan Pasar Festival, lapangan Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro dan Klub Rasuna.
Space lease
Lease of the Taman Rasuna Apartment units, office space of Wisma Bakrie 1 and 2, shopping units of Pasar Festival, sport facilites of Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro and Klub Rasuna.
Lain-lain
Kegiatan Hotel, jasa pengelolaan apartemen Taman Rasuna, penjualan atas produk barang dagangan dan keanggotaan dari Klub Rasuna dan the Commerce.
Others
Hotel activities, service management of Taman Rasuna Apartment, merchandises and the membership of Klub Rasuna and the Commerce.
a.
Penghasilan
a. Revenues 2009
Hotel: Anak perusahaan: PT Bakrie Swasakti Utama PT Krakatau Lampung Tourism Development PT Bakrie Nirwana Semesta Real estat dan apartemen: Anak perusahaan: PT Graha Andrasentra Propertindo PT Bakrie Swasakti Utama PT Bumi Daya Makmur PT Bakrie Pangripta Loka PT Citrasaudara Abadi PT Bakrie Nirwana Semesta Perkantoran dan pusat belanja: Anak perusahaan: PT Bakrie Swasakti Utama PT Bakrie Pangripta Loka PT Bakrie Bangun Persada Jumlah
2008
41.493.755.850
38.790.454.517
5.549.442.347 69.551.227.527
3.450.722.539 -
515.736.624.928 96.187.788.568 15.829.729.516 11.574.612.154 128.363.636 -
493.782.236.475 140.302.839.299 189.636.363 2.834.294.709
252.744.157.012 50.208.292.058 -
329.744.693.063 44.706.340.934
Hotel: Subsidiaries: PT Bakrie Swasakti Utama PT Krakatau Lampung Tourism Development PT Bakrie Nirwana Semesta Real estate dan apartment: Subsidiaries: PT Graha Andrasentra Propertindo PT Bakrie Swasakti Utama PT Bumi Daya Makmur PT Bakrie Pangripta Loka PT Citrasaudara Abadi PT Bakrie Nirwana Semesta Office and commercial space rent: Subsidiaries: PT Bakrie Swasakti Utama PT Bakrie Pangripta Loka PT Bakrie Bangun Persada
1.059.003.993.596
1.053.801.217.899
Total
89
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
40. SEGMEN USAHA (Lanjutan) b.
40. SEGMENT INFORMATION (Continued)
Laba (rugi) usaha
b. Income (loss) from operations 2009
Hotel: Anak perusahaan: PT Bakrie Swasakti Utama( PT Krakatau Lampung Tourism Development ( PT Bakrie Nirwana Semesta ( Real estat dan apartemen: Perusahaan ( Anak perusahaan: PT Graha Andrasentra Propertindo PT Bakrie Swasakti Utama PT Bumi Daya Makmur ( PT Bakrie Nirwana Semesta ( PT Bakrie Pangripta Loka ( PT Superwish Perkasa ( PT Villa Del Sol ( PT Bakrie Sentra Investama ( ( PT Citrasaudara Abadi Perkantoran dan pusat belanja: Anak perusahaan: PT Bakrie Swasakti Utama PT Bakrie Pangripta Loka PT Bakrie Bangun Persada Proyek tol: Anak perusahaan: PT Bakrie Infrastructure ( Jumlah c.
2008
2.034.212.293 )
(
2.046.461.984 )
951.922.899 )
(
1.110.631.609 )
5.234.972.281 )
-
57.836.606.792 )
(
49.706.486.588 )
176.626.188.333 3.624.183.479 7.369.393.122 )
( (
180.172.061.191 7.787.241.359 ) 12.541.267.316 )
2.046.010.261 ) 2.129.737.249 ) 962.035.972 ) 174.798.600 )
( ( ( (
8.311.199.561 ) 570.131.818 ) 6.733.538.090 ) 242.416.950 )
150.472.895 ) 120.539.470 )
(
82.064.274 )
70.344.987.152 6.619.147.554 -
127.718.451.568 7.271.988.399
11.452.861.561 )
(
166.750.943.123
226.030.989.609
Jumlah Aset
PT Bakrie Nirwana Semesta PT Bakrie Pangripta Loka PT Superwish Perkasa PT Villa Del Sol PT Bakrie Sentra Investama PT Citrasaudara Abadi Office and commercial space rent: Subsidiaries: PT Bakrie Swasakti Utama PT Bakrie Pangripta Loka PT Bakrie Bangun Persada Toll project: Subsidiaries: PT Bakrie Infrasructure Total
c. Total Assets 2009
Hotel: Anak perusahaan: PT Bakrie Nirwana Semesta PT Krakatau Lampung Tourism Development PT Bakrie Swasakti Utama Real estat dan apartemen: Perusahaan Anak perusahaan: PT Graha Andrasentra Propertindo PT Bakrie Swasakti Utama PT Superwish Perkasa PT Bumi Daya Makmur PT Villa Del Sol PT Bakrie Nirwana Semesta PT Bakrie Pangripta Loka PT Citrasaudara Abadi PT Bakrie Sentra Investama PT Bakrie Graha Investama Perkantoran dan pusat belanja: Anak perusahaan: PT Bakrie Swasakti Utama PT Bakrie Pangripta Loka PT Bakrie Bangun Persada
72.000 )
Hotel: Subsidiaries: PT Bakrie Swasakti Utama PT Krakatau Lampung Tourism Development PT Bakrie Nirwana Semesta Real estate dan apartment: The Company Subsidiaries: PT Graha Andrasentra Propertindo PT Bakrie Swasakti Utama PT Bumi Daya Makmur
2008
681.721.901.182
-
147.311.449.858 19.813.131.371
172.758.069.551 17.781.511.408
5.773.657.163.355
5.434.270.118.986
2.187.179.851.419 1.793.231.366.425 595.847.253.246 489.885.471.695 254.192.912.083 115.444.749.097 28.949.632.510 10.485.815.951 5.753.248.763 5.372.059.535
2.109.417.082.358 1.820.270.407.648 582.350.000.082 436.192.836.497 253.310.404.685 192.810.651.799 13.482.441.058 10.603.305.528 -
1.192.463.043.689 23.435.558.475 -
1.181.612.918.985 34.160.773.712 90
Hotel: Subsidiaries: PT Bakrie Nirwana Semesta PT Krakatau Lampung Tourism Development PT Bakrie Swasakti Utama Real estate dan apartment: The Company Subsidiaries: PT Graha Andrasentra Propertindo PT Bakrie Swasakti Utama PT Superwish Perkasa PT Bumi Daya Makmur PT Villa Del Sol PT Bakrie Nirwana Semesta PT Bakrie Pangripta Loka PT Citrasaudara Abadi PT Bakrie Sentra Investama PT Bakrie Graha Investama Office and commercial space rent: Subsidiaries: PT Bakrie Swasakti Utama PT Bakrie Pangripta Loka PT Bakrie Bangun Persada
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
40. SEGMEN USAHA (Lanjutan) c.
40. SEGMENT INFORMATION (Continued)
Jumlah Aset
c. Total Assets 2009
Proyek tol: Anak perusahaan: PT Bakrie Infrastructure
2008
3.144.852.918.209
110.350.684.745
Eliminasi
16.469.597.526.863 ( 4.876.966.039.630 )
12.369.371.207.042 ( 4.034.379.721.950 )
Jumlah
11.592.631.487.233
8.334.991.485.092
41. ASET DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING
Toll project: Subsidiaries: PT Bakrie Infrastructure Elimination Total
41. ASSET AND LIABILITIES IN FOREIGN CURRENCY Monetary assets and liabilities in United States Dollars and the Rupiah equivalent using the average exchange rate as published by Bank Indonesia at the balance sheets date (see Note 2 point g) is as follows:
Saldo aset dan kewajiban moneter dalam dolar Amerika Serikat beserta konversinya ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs rata-rata yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia masing-masing pada tanggal neraca (lihat Catatan 2 butir g) adalah sebagai berikut: 2009 Mata Uang Asing / Foreign Currency Aset: Kas dan setara kas
SIN$ EUR AS$
Piutang lain-lain Kewajiban: Hutang bank jangka panjang Pendapatan ditangguhkan Kewajiban moneter dalam mata uang asing - bersih
AS$
( SIN$ ( EUR AS$
Setara Rupiah Equivalent Rupiah
27.551 899 6.140.779 43.150.000
209.590.662 13.880.176 57.723.322.786 405.610.000.000
45.000.000 6.500.000
423.000.000.000 61.100.000.000
27.551 ) 899 ) 2.209.221
( (
209.590.662 ) 13.880.176 ) 20.766.677.214
Assets: Cash and cash equivalent
Other receivables Liabilities: Long term bank loans Deferred income Monetary liabilities in foreign currency - net
2008 Mata Uang Asing / Foreign Currency Aset: Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang lain-lain
AS$
Kewajiban: Hutang lembaga keuangan jangka pendek AS$ Pendapatan ditangguhkan Aset moneter dalam mata uang asing - bersih
AS$
Setara Rupiah Equivalent Rupiah 23.701.441.107 97.388.675.850 472.124.986.793
Assets: Cash and cash equivalent Short-term investment Other receivables
820.749 8.500.000
8.987.201.550 93.075.000.000
Liabilities: Short-term financial institution loans Deferred income
44.887.709
491.152.902.200
Monetary assets in foreign currency - net
2.164.515 8.893.943 43.150.000
91
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
42. PERJANJIAN - PERJANJIAN DAN KOMITMEN PENTING
42. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT
a. Perjanjian Bangun Guna Serah/BOT (Build, Operate and Transfer) Tanah dan Gedung “Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)”
a.
Agreement of Build, Operate and Transfer (BOT) of Land and Building of “Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)”
Pada tanggal 24 September 2004, PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), Anak perusahaan, menandatangani perjanjian Bangun Guna Serah/BOT (Build, Operate and Transfer) No. 4300/SES/09/2004 dengan BAPPENAS yang memperbaharui perjanjian sebelumnya yaitu No. 4973/WK/8/1995 dan 950A/WK/2/1998. Perjanjian tersebut berisi antara lain:
On September 24, 2004, PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), a Subsidiary, and BAPPENAS signed an Agreement of Build, Operate and Transfer (BOT) No. 4300/SES/09/2004 revoking the previous agreement No. 4973/WK/8/1995 and 950A/WK/2/1998. The agreements stipulate as follows:
-
Kompensasi yang akan diberikan BSU kepada BAPPENAS berupa tanah seluas kurang lebih 1,4 hektar yang terletak di Desa Jatisari dan Desa Jati Sampurna, Kota Bekasi. Kompensasi tersebut diberikan BSU sehubungan dengan pembangunan di lokasi di Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B2.
-
The compensation which should be rendered by BSU in form of land of approximately of 1.4 hectares located at Jatisari Village and Jati Sampurna Village, Bekasi City. The compensation rendered to BSU connected with constructing a building on the Bappenas’ land at Jl. H.R Rasuna Said Kav. B2.
-
Perubahan setoran kepada Pemerintah melalui Kantor Kas Negara selama jangka waktu pengelolaan yang semula sebesar AS$ 28.572 setiap tahun menjadi sebesar Rp 245,92 juta setiap tahun.
-
The change on the amount to be paid to Government during the operation period from US$ 28,572 become Rp 245.92 million annually.
-
Masa BOT dihitung mulai berlaku tanggal 1 Januari 2005 sampai 31 Desember 2029.
-
The BOT period is effective January 1, 2005 to December 31, 2029.
b. Perjanjian Jasa Pengelolaan Hotel/Apartemen
b.
from
Service Hotel/Apartment Management Agreement
Pada tanggal 21 Oktober 2003, BSU menandatangani perjanjian dengan PT Aston International Indonesia sehubungan dengan pengelolaan Hotel/Apartemen Aston yang terletak di Tower 3.
On October 21, 2003, BSU and PT Aston International Indonesia entered into the agreement on operational management of Hotel/Apartemen Aston located in Tower 3.
Jangka waktu perjanjian adalah 5 tahun sejak peresmian apartemen dan dapat diperpanjang sesuai perjanjian. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, perpanjangan perjanjian ini masih dalam proses.
The agreement is valid for 5 (five) years since the formal opening of apartment and can be extended if agreed by both parties. Until the date of auditors’ report, the extention of this agreement still in process. c.
c. Perjanjian Pengalihan Hak Pengelolaan Gelanggang Olahraga Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro & Pasar Festival (Hak Pengelolaan Properti)
Agreement of Transferring the Rights for Management of Gelanggang Olahraga Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro & Pasar Festival (Property Management Right) On 22 August 1998, BSU, a Subsidiary entered into an agreement with Dinas Olahraga DKI Jakarta concerning the operation of Gelanggang Olahraga Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro & Pasar Festival (GMSB), which BSU obligates to support the sports founding program for students of DKI Jakarta by conducting the inter-students sport competition with annual budget of Rp 300 million or by paying cash of Rp 300 million to Dinas Olahraga DKI Jakarta. The agreement further by BSU was transferred to PT Bakrie Pesona Rasuna, a Subsidiary.
Pada tanggal 22 Agustus 1998, BSU, Anak perusahaan mengadaan perjanjian dengan Dinas Olahraga DKI Jakarta tentang pengelolaan Gelanggang Olahraga Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro & Pasar Festival (GMSB) dimana BSU berkewajiban untuk mendukung program pembinaan keolahragaan mahasiswa DKI Jakarta melalui penyelenggaraan pertandingan olah raga antar mahasiswa dengan anggaran biaya Rp 300 juta per tahun atau dengan cara menyerahkan dana Rp 300 juta per tahun kepada Dinas Olah Raga DKI Jakarta. Perjanjian tersebut selanjutnya oleh BSU dialihkan kepada PT Bakrie Pesona Rasuna, Anak perusahaan.
92
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
42. PERJANJIAN - PERJANJIAN DAN KOMITMEN PENTING (Lanjutan)
42. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued)
d. Berdasarkan perjanjian No. 525/01/Binsar/1992 tanggal 27 Januari 1992, PT Villa Del Sol, Anak Perusahaan, mengadakan perjanjian kerja sama dengan Pemda Jawa Barat untuk membangun dan mengelola kawasan wisata agro selama 30 (tiga puluh) tahun di Desa Cikanyere, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur.
d.
Based on Agreement No. 525/01/Binsar/1992 dated January 27, 1992, PT Villa Del Sol, a Subsidiary, entered into a cooperation agreement with Local Government of West Java to develop and operate agro tourism site for a period of 30 (thirty) years on land in Cikanyere Village, Pacet, Cianjur.
e. Perjanjian Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham dengan PT Jurgen International
e.
Agreement with PT Jurgen International on Option for Ownership and Control
f.
Pada tanggal 20 Juli 2007, Perusahaan menandatangani Nota Kesepahaman (MOU) dengan PT Jurgen International (JI) dan PT Sejahtera Cipta Abadi (SCA) dengan jangka waktu 6 bulan, dimana Perusahaan menyatakan minatnya untuk menjadi mitra usaha strategis dalam pelaksanaan “Proyek Jalan Tol” yang ditawarkan oleh JI dan SCA.
On July 20, 2007, the Company has signed a Memorandum of Understanding (MOU) with PT Jurgen Internaional (JI) and PT Sejahtera Cipta Abadi (SCA) whereby the Company intends to be a strategic partner to develope “Toll Road Project” owned by JI and SCA. The MOU is valid for 6 months.
JI dan SCA adalah pemegang 100% saham PT Pejagan Pemalang Toll Road (PPTR), PT Pemalang Batang Toll Road (PBTR) dan PT Marga Setia Puritama (MSP) yang memiliki hak Penanaman Modal Jalan Tol masing-masing untuk ruas jalan tol Pejagan - Pemalang, Pemalang Batang dan Batang - Semarang.
JI and SCA are the holder of 100% share of PT Pejagan Pemalang Toll Road (PPTR), PT Pemalang Batang Toll Road (PBTR) and PT Marga Setia Puritama (MSP), own the investment right in Toll Road of Pejagan Pemalang, Pemalang - Batang, and Batang Semarang, respectively.
Perjanjian Pinjaman yang dapat dikonversi menjadi saham dengan PT Graha Multitama Sejahtera
f.
Agreement of convertible loan PT Graha Multitama Sejahtera On December 7, 2007, the Company and PT Graha Multitama Sejahtera (GMS) entered into Convertible Loan Agreement. The loan will due on December 7, 2009 and bears interest at 13.5% per annum. The Company intended to give loan to GMS amounting to Rp 20 billion for toll road project. GMS with its Subsidiary, PT Trans Jabar Tol, has toll road project of Ciawi - Sukabumi. First fund drawdown was amounting to Rp 1.40 billion.
Pada tanggal 7 Desember 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman yang dapat dikonversi menjadi saham dengan PT Graha Multitama Sejahtera (GMS). Pinjaman akan jatuh tempo pada tanggal 7 Desember 2009 dengan tingkat bunga sebesar 13,5% per tahun. Dalam perjanjian tersebut, Perusahaan menyetujui memberikan pinjaman dana sebesar Rp 20 miliar untuk pelaksanaan Proyek Jalan Tol kepada GMS. GMS melalui Anak perusahaannya yaitu PT Trans Jabar Tol mempunyai proyek Jalan Tol ruas Ciawi Sukabumi. Pencairan dana pertama adalah sebesar Rp 1,40 miliar. g. Perjanjian Jual Beli Bersyarat dengan Limitless World International-6 Services Ltd.
g.
Conditional Sales and Purchase Agreement with Limitless World International-6 Services Ltd. On June 6, 2008, the Company and LWIS entered into Sale and Purchase Agreement to transferred: a. The Company receivables from PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), a Subsidiary, amounted to Rp 419.90 billion. LWIS will convert those receivables into ownership of 12,519,500 shares (equivalent to 18.14% ownership). b. Investment in shares of stocks in BSU, PT Bumi Daya Makmur (BDM) and PT Superwish Perkasa (SP) of 8,182,050 shares, 105,509 shares and 141,302 shares (equivalent to 11,86%, 30% and 30%).
Pada tanggal 6 Juni 2008, Perusahaan dan LWIS menandatangani Perjanjian Jual Beli (Sale and Purchase Agreement) untuk mengalihkan: a. Piutang Perusahaan kepada PT Bakrie Swasakti Utama (BSU), Anak perusahaan, sebesar Rp 419,90 miliar. LWIS akan mengkonversi piutang tersebut menjadi penyertaan sebesar 12.519.500 saham (setara dengan kepemilikan 18,14%). b. Penyertaan kepada BSU, PT Bumi Daya Makmur (BDM) dan PT Superwish Perkasa (SP) masing-masing sejumlah 8.182.050 saham, 105.509 saham dan 141.302 saham (setara dengan 11,86%, 30% dan 30%).
93
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
42. PERJANJIAN - PERJANJIAN DAN KOMITMEN PENTING (Lanjutan)
42. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued) Based on the agreement, LWIS had ownership of 30%, 30% and 30% in BSU, BDM and SP. The purchased price of the above transactions in a total of US$ 110 million. On the transactions, the Company recorded gain amounted to Rp 84.12 billion in 2008 and receivables amounted to US$ 43.15 million in 2009 and 2008 (see Notes 3 point d and 7).
Dengan perjanjian tersebut, LWIS memiliki penyertaan sebesar 30%, 30% dan 30% kepada BSU, BDM dan SP. Harga transaksi diatas secara keseluruhan sebesar US$ 110 juta. Atas transaksi tersebut, Perusahaan mencatat laba sebesar Rp 84,12 miliar pada tahun 2008 dan Piutang sebesar US$ 43,15 juta pada tahun 2009 dan 2008 (lihat Catatan 3 butir d dan 7). h. Perjanjian Pinjaman yang dapat dikonversi menjadi saham dengan PT Karya Perkasa Insani
h.
On June 3, 2008, the Company had an agreement with PT Karya Perkasa Insani (KPI). This loan will be due on June 2, 2009, with interest rate of 13.5% per annum. The Company is agreed to provide a loan to KPI amounted to Rp 20 billion in relation to the construction of Toll Road Project Ciawi Sukabumi by PT Trans Jabar Tol (TJT), which KPI is a shares holders in those TJT. This agreement has been extended until June 1, 2009.
Pada tanggal 3 Juni 2008, Perusahaan membuat perjanjian pinjaman yang dapat dikonversi menjadi saham dengan PT Karya Perkasa Insani (KPI). Pinjaman akan jatuh tempo pada tanggal 2 Juni 2009 dengan tingkat bunga 13,5% per tahun. Perusahaan bersedia memberikan pinjaman kepada KPI sebesar Rp 20 miliar terkait dengan pelaksanaan Proyek Jalan Tol ruas Ciawi Sukabumi oleh PT Trans Jabar Tol (TJT) dimana KPI adalah pemegang saham pada TJT tersebut. Perjanjian telah diperpanjang hingga tanggal 1 Juni 2009. i.
j.
Loan agreement which can be converted into shares with PT Karya Perkasa Insani
Perjanjian Opsi dan Kepemilikan & Penguasaan Saham antara PT Bakrie Toll Road dengan Ananda Arthanelly
i.
Ownership Option Rights and Shares Control between PT Bakrie Toll road with Ananda Arthanelly
Pada tanggal 19 Maret 2008, PT Bakrie Toll Road (BTR), Anak perusahaan telah menandatangani Perjanjian Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham dengan Ananda Arthanelly selaku pemilik saham PT Banyuen Permatasari (BP), sedangkan BP adalah pemilik saham-saham dalam PT Marga Setiapuritama (MSP) yaitu perusahaan yang memperoleh konsensi sebagai penyelenggara dalam membangun, mengusahakan, mengoperasikan dan memelihara Jalan Tol Ruas Batang-Semarang.
On March 19, 2008, PT Bakrie Toll Road (BTR), a Subsidiary had signed Ownership Option Rights and Shares Control with Ananda Arthanelly, as the owner of of PT Banyuen Permatasari (BP) while BP is the shares owner of PT Marga Setiapuritama (MSP), a company which had a concession as an coordinator in constructing, managing, operating and maintaining Toll Road Batang - Semarang.
BTR bersedia menyediakan kebutuhan dana pemegang saham MSP untuk pelaksanaan Proyek Jalan Tol. Untuk menjamin kepentingan BTR, pemilik saham mengikatkan diri pada saatnya nanti untuk menjual atau mengalihkan seluruh saham-saham miliknya dalam BP kepada BTR. Periode Hak Opsi adalah selama 24 bulan sejak tanggal perjanjian dengan total indikasi harga pengalihan sebesar Rp 500 juta.
BTR had agreed to provide the needs of funds of the shares owner as a shareholders of MSP for Toll Road Project. To guarantee BTR interest, the shares owner will secure it self in the future time to sold or transfer all the shares ownership in BP to BTR. Option rights period was 24 months since the date of the agreement with indication total price of transfer amounted to Rp 500 million.
Perjanjian Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham antara PT Bakrie Toll Road dengan Goflex Investment Ltd.
j.
Ownership Option Rights and Shares Control between PT Bakrie Toll road with Goflex Investment Ltd.
Pada tanggal 16 Mei 2008, PT Bakrie Toll Road (BTR), Anak perusahaan, telah menandatangani Perjanjian Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham dengan Goflex Investment Ltd. selaku pemilik 65% saham dalam PT Pejagan Pemalang Toll Road (PPTR) yaitu perusahaan yang memperoleh konsensi sebagai penyelenggara dalam membangun, mengusahakan, mengoperasikan dan memelihara Jalan Tol Ruas Pejagan - Pemalang.
On May 16, 2008, PT Bakrie Toll Road (BTR), a Subsidiary had signed Ownership Option Rights and Shares Control with Goflex Investment Ltd., as the owner of 65% shares of PT Pejagan Pemalang Toll Road (PPTR), a company which had a concession as an coordinator in constructing, managing, operating and maintaining Toll Road Pejagan - Pemalang.
Pada tanggal 30 Januari 2009 dilakukan pembatalan atas Perjanjian Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham antara BTR dengan Goflex Investment Ltd.
On January 30, 2009, Ownership Option Rights and Shares Control between BTR and Goflex Investment Ltd. has cancelled.
Pada tanggal 30 Januari 2009 dilakukan Perjanjian Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham antara BTR dengan Anchorman Limited.
On January 30, 2009, BTR and Anchorman Limited has sign Ownership Option Rights and Shares Control between. 94
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
42. PERJANJIAN - PERJANJIAN DAN KOMITMEN PENTING (Lanjutan)
42. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued)
BTR bersedia menyediakan kebutuhan dana pemilik saham selaku pemegang saham PPTR untuk Proyek Jalan Tol. Untuk menjamin kepentingan BTR, Pemilik Saham mengikatkan dirinya pada saatnya nanti untuk menjual atau mengalihkan seluruh saham PPTR kepada BTR. Periode Hak Opsi adalah 24 bulan sejak tanggal perjanjian dengan total indikasi harga pengalihan sebesar Rp 25 miliar.
BTR had agreed to provide the needs of funds of the shares owner as a shareholders of PPTR for Toll Road Project. To guarantee BTR interest, the shares' owner will secure it self in the future time to sold or transfer all the shares ownership in PPTR to BTR. Option rights period was 24 months since the date of the agreement with indication total price of transfer amounted to Rp 25 billion.
k. Perjanjian Hak Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham antara PT Bakrie Toll Road dengan PT Media Dhana Antarkita dan PT Datanusa Sakti Jaya
l.
k.
Ownership Option Rights and Shares Control between PT Bakrie Toll road with PT Media Dhana Antarkita and PT Datanusa Sakti Jaya
Pada tanggal 6 Juni 2008, PT Bakrie Toll Road (BTR), Anak perusahaan, telah menandatangani Perjanjian Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham dengan PT Media Dhana Antarkita (MDA) dan PT Datanusa Sakti Jaya (DSJ) masing-masing selaku pemilik saham dalam PT Graha Multitama Sejahtera (GMS) dan PT Karya Perkasa Insani (KPI). Sedangkan GMS dan KPI masing-masing adalah pemilik 32,5% saham PT Trans Jabar Tol (TJT) yaitu perusahaan yang memperoleh konsensi sebagai penyelenggara dalam membangun, mengusahakan, mengoperasikan, dan memelihara Jalan Tol Ruas Ciawi - Sukabumi.
On June 6, 2008, PT Bakrie Toll Road (BTR), a Subsidiary had signed Ownership Option Rights and Shares Control with PT Media Dhana Antarkita (MDA) and PT Datanusa Sakti Jaya (DSJ), each as the owner of PT Graha Multitama Sejahtera (GMS) and PT Karya Perkasa Insani (KPI). Furthermore, GMS and KPI were the owner of 32.5% shares of PT Trans Jabar Tol (TJT), a company which had a concession as an coordinator in constructing, managing, operating and maintaining Toll Road Ciawi - Sukabumi.
BTR bersedia menyediakan kebutuhan dana pemilik saham selaku pemegang saham GMS dan KPI untuk Proyek Jalan Tol. Untuk menjamin kepentingan BTR, pemilik saham mengikatkan dirinya pada saatnya nanti untuk menjual atau mengalihkan seluruh kepemilikan saham pada GMS dan KPI kepada BTR. Periode Hak Opsi adalah 24 bulan sejak tanggal perjanjian dengan jumlah indikasi harga pengalihan sebesar Rp 700 juta.
BTR had agreed to provide the needs of funds of the shares owner as a shareholders of GMS and KPI for Toll Road Project. To guarantee BTR interest, the shares owner will secure it self in the future time to sold or transfer all the shares ownership in GMS and KPI to BTR. Option rights period was 24 months since the date of the agreement with indication total price of transfer amounted to Rp 700 million.
Perjanjian Hak Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham antara PT Bakrie Toll Road dengan PT Access Corporindo, pihak ketiga dan PT Mega Lintas Sejahtera, pihak ketiga.
l.
Ownership Option Rights and Shares Control between PT Bakrie Toll road with PT Access Corporindo, third party, and PT Mega Lintas Sejahtera, third party.
Pada tanggal 28 Agustus 2008, PT Bakrie Toll Road (BTR), Anak perusahaan, telah menandatangani Perjanjian Opsi Kepemilikan dan Penguasaan Saham dengan PT Access Corporindo (AC) dan PT Mega Lintas Sejahtera (MLS) masing-masing selaku pemilik saham dalam PT Sembilan Benua Makmur (SBM) dan PT Wahana Multi Insani (WMI).
On August, 28, 2008, PT Bakrie Toll Road (BTR), a Subsidiary had signed Ownership Option Rights and Shares Control with PT Access Corporindo (AC) dan PT Mega Lintas Sejahtera (MLS), each as the owner of PT Sembilan Benua Makmur (SBM) dan PT Wahana Multi Insani (WMI).
Sedangkan SBM dan WMI masing-masing adalah pemilik 32,5% saham PT Trans - Jawa Paspro Jalan Toll (TPJ) yaitu perusahaan yang memperoleh konsesi sebagai penyelenggara dalam membangun, mengusahakan, mengoperasikan, dan memelihara Jalan Toll Ruas Pasuruan - Probolinggo.
Furthermore, SBM and WMI were the owner of 32.5% shares of PT Trans - Jawa Paspro Jalan Tol (TPJ), a company which had a concession as an coordinator in constructing, managing, operating and maintaining Toll Road Pasuruan - Probolinggo.
BTR bersedia menyediakan kebutuhan dana pemilik saham selaku pemegang saham SBM dan WMI untuk Proyek Jalan Tol. Untuk menjamin kepentingan Perusahaan, Pemilik Saham mengikatkan dirinya pada saatnya nanti untuk menjual atau mengalihkan seluruh kepemilikan saham pada SBM dan WMI kepada Perusahaan. Periode Hak Opsi adalah 24 bulan sejak tanggal perjanjian dengan total indikasi harga pengalihan Rp 700 juta.
BTR had agreed to provide the needs of funds of the shares owner as a shareholders of SBM and WMI for Toll Road Project. To guarantee BTR interest, the shares owner will secure it self in the future time to sold or transfer all the shares ownership in SBM and WMI to BTR. Option rights period was 24 months since the date of the agreement with indication total price of transfer amounted to Rp 700 million.
95
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
42. PERJANJIAN - PERJANJIAN DAN KOMITMEN PENTING (Lanjutan)
42. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued) m.
m. Perjanjian USD Interest Rate Swap with Municipal Forward Rate Bias Index dengan Deutsche Bank AG, cabang Singapura.
USD Interest Rate Swap with Municipal Forward Rate Bias Index agreement with Deutsche Bank AG, Singapore branch.
Pada tanggal 14 Maret 2008, Perusahaan dan Deutsche Bank AG, cabang Singapura telah merubah USD Interest Rate Swap with BMA Municipal (USD Interest Rate Swap) dengan USD Interest Rate Swap with Municipal Forward Rate Bias Index. Kontrak tersebut berlaku efektif selama 5 tahun sejak tanggal 21 Maret 2008 sampai 21 Maret 2013 dengan kondisi sebagai berikut:
On March 14, 2008, the Company and Deuthsche Bank AG, Singapore branch had changes USD Interest Rate Swap with BMA Municipal (USD Interest Rate Swap) with USD Interest Rate Swap with Municipal Forward Rate Bias Index. The contract will effective for a period of 5 years since March 21, 2008 until March 21, 2013 with the following condition:
1. Perusahaan membayar dimuka sebesar AS$ 2 juta untuk 5 tahun. 2. Perusahaan menerima AS$ 10 juta untuk bunga selama 5 tahun. 3. Perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar bunga sebesar 6% setiap tahun. 4. Deutsche Bank memiliki kewajiban untuk membayar bunga sebesar:
1. the Company made a prepayment of US$ 2 million for a period of 5 years. 2. the Company received of US$ 10 million for interest for 5 years. 3. the Company had obligation to paid interest of 6% each year. 4. Deutsche Bank had obligation to paid interest amounted to:
- Tahun pertama: 4% + 5 (Cummulative Performance - 1,20%) - Tahun kedua: 4% + 5 (Cummulative Performance - 2,40%) - Tahun ketiga: 4% + 5 (Cummulative Performance - 3,60%) - Tahun keempat: 4% + 5 (Cummulative Performance - 4,80%) - Tahun kelima: 4% + 5 (Cummulative Performance - 6,00%)
Index
-
Index
-
Index
-
Index
-
Index
-
First year: 4% + 5 (Cummulative Performance - 1.20%) Second year: 4% + 5 (Cummulative Performance - 2.40%) Third year: 4% + 5 (Cummulative Performance - 3.60%) Fourth year: 4% + 5 (Cummulative Performance - 4.80%) Fifth year: 4% + 5 (Cummulative Performance - 6.00%)
Index Index Index Index Index
Pada tanggal 21 Maret 2008, Perusahaan telah membayar biaya dimuka sebesar AS$ 2 juta dan disajikan sebagai bagian dari akun “Beban ditangguhkan” pada neraca konsolidasian yang akan diamortisasi selama 5 tahun (lihat Catatan 16).
On March 21, 2008, the Company had made a prepayment of US$ 2 million and presented as part of “Deferred Charges” accounts in consolidated balance sheets, which will be amortized for a period of 5 years (see Note 16).
Pada tanggal 31 Desember 2009, bunga diterima dimuka atas kontrak interest rate swap adalah sebesar AS$ 6,5 juta atau setara dengan Rp 61,10 miliar dan disajikan sebagai bagian dari akun “Pendapatan Ditangguhkan” pada neraca konsolidasian (lihat Catatan 22).
On December 31, 2009, prepaid interest for interest rate swap contract amounted to US$ 6.5 million or equivalent to Rp 61.10 billion and presented as part of “Deferred Income” in the consolidated balance sheets (see Note 22).
n. Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Ruas Kanci Pejagan antara PT Semesta Marga Raya (SMR), Anak perusahaan, dengan Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia.
n.
Toll Road Concession Agreement Kanci - Pejagan between PT Semesta Marga Raya (SMR), a Subsidiary, with the Department of Public Works of the Republic of Indonesia. On May 29, 2006, PT Semesta Marga Raya (SMR), a Subsidiary entered into concession agreements for Kanci - Pejagan toll road with the Department of Public Works of the Republic of Indonesia with concession rights the toll road for 35 years from the date of the agreement. The Scope of toll road concession comprise of funding, technical planning, construction, operational and maintenance. At the end of concession rights, SMR must returned and handed back the toll road to Toll Road Regulatory Body (BPJT).
Pada tanggal 29 Mei 2006, PT Semesta Marga Raya (SMR), Anak perusahaan mengadakan perjanjian pengusahaan jalan tol ruas Kanci - Pejagan dengan Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia dengan hak konsesi selama 35 tahun sejak tanggal perjanjian. Lingkup Pengusahaan Jalan Tol meliputi pendanaan, perencanaan teknik, konstruksi, pengoperasian dan pemeliharaan. Pada akhir masa konsesi, SMR harus mengembalikan dan menyerahkan kembali jalan tol kepada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
96
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
42. PERJANJIAN - PERJANJIAN DAN KOMITMEN PENTING (Lanjutan)
42. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued)
o. Perjanjian Kerjasama Usaha (Perjanjian KSU) antara Perum Perumnas (Perumnas) dengan Perusahaan
o.
On February 6, 2008, based on joint controlled agreement No. DIRUT/089/97/II/2008 (for Perumnas) and No. 010A/Perj-Kerjasama/BLDPerumnas/II/2008 (for the Company), Perumnas and the Company entered into a Joint Controlled Operation of development and marketing Rusunami (KSU agreement) on Perumnas property, in accordance with the planning and development of Pulogebang Region and Sentra Primer Baru Timur under the name of KSO Perum Perumnas - PT Bakrie Pangripta Loka (KSO PPBPL2). The Company had appointed PT Bakrie Pangripta Loka (BPL2), a Subsidiary to change the Company's position in running the Joint Controlled Operation agreement with Perumnas and has been approved by Perumnas on April 8, 2008. Income or losses from operations will be distributed between the both parties with a percentage of 51% for BPL2 and 49% for Perumnas. The agreement period is 36 months and can be extended with the approval of both parties.
Pada tanggal 6 Februari 2008, berdasarkan perjanjian Kerjasama Usaha No. DIRUT/089/97/II /2008 (untuk Perumnas) dan No. 010A/PerjKerjasama/BLD-Perumnas/II/2008 (untuk Perusahaan), Perumnas dan Perusahaan mengadakan perjanjian Kerjasama Usaha pembangunan dan pemasaran Rusunami (perjanjian KSU) di atas tanah milik Perumnas, sesuai dengan perencanaan pengembangan Kawasan Pulogebang dan Sentra Primer Baru Timur dengan nama KSO Perum Perumnas - PT Bakrie Pangripta Loka (KSO PP-BPL2). Perusahaan menunjuk PT Bakrie Pangripta Loka (BPL2), Anak perusahaan untuk menggantikan posisi Perusahaan dalam menjalankan perjanjian Kerjasama Usaha dengan Perumnas dan telah mendapat persetujuan dari Perumnas pada tanggal 8 April 2008. Laba atau rugi dari operasi akan didistribusikan antara kedua belah pihak dengan persentase sebesar 51% untuk BPL2 dan 49% untuk Perumnas. Jangka waktu perjanjian tersebut adalah 36 bulan dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan para pihak. 43. HAK MINORITAS a.
43. MINORITY INTEREST
Hak Minoritas atas aset bersih Anak perusahaan
a. Minority interest in net assets of subsidiaries
Rincian hak minoritas atas aset bersih Anak perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
Details of minority interest in net asset of Subsidiaries as of December 31, 2009 and 2008 are as follows:
2009 PT Bakrie Swasakti Utama PT Bakrie Infrastructure PT Bakrie Nirwana Semesta PT Superwish Perkasa PT Bumi Daya Makmur PT Graha Andrasentra Propertindo PT Bakrie Pangripta Loka PT Bakrie Bangun Persada Jumlah b.
2008
444.593.621.819 250.849.662.907 196.435.632.206 139.016.232.601 98.043.846.195
424.782.735.067 314.003.874 5.434.185 139.529.483.727 102.677.044.135
26.996.244.184 29.555.805 -
26.334.531.783 16.147.181
PT Bakrie Swasakti Utama PT Bakrie Infrastructure PT Bakrie Nirwana Semesta PT Superwish Perkasa PT Bumi Daya Makmur PT Graha Andrasentra Propertindo PT Bakrie Pangripta Loka PT Bakrie Bangun Persada
1.155.964.795.717
693.659.379.952
Total
Hak Minoritas atas laba bersih Anak perusahaan yang dikonsolidasi
b. Minority Interest in consolidated net income of Subsidiaries Details of minority interest in net income of Subsidiaries during 2009 and 2008 are as follows:
Rincian hak minoritas atas laba bersih Anak perusahaan selama tahun 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut: 2009 PT Bakrie Nirwana Semesta PT Bakrie Swasakti Utama PT Graha Andrasentra Propertindo
Joint Controlled Operation Agreement between Perum Perumnas (Perumnas) with the Company
2008
13.939.470.388 19.810.886.751
(
661.712.401
95.905 ) 3.959.138.263 409.407.243
97
PT Bakrie Nirwana Semesta PT Bakrie Swasakti Utama PT Graha Andrasentra Propertindo
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
43. HAK MINORITAS (Lanjutan) b.
43. MINORITY INTEREST (Continued)
Hak Minoritas atas laba bersih Anak perusahaan yang dikonsolidasi (Lanjutan)
b. Minority Interest in consolidated net income of Subsidiaries (Continued)
2009 PT Bakrie Pangripta Loka PT Bumi Daya Makmur PT Superwish Perkasa PT Bakrie Infrastructure PT Bakrie Bangun Persada Jumlah
( ( (
2008
29.555.805 4.633.197.939 ) 513.251.126 ) 573.599.238 ) 28.721.577.042
44. SELISIH NILAI TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI
As of December 31, 2009 and 2008, difference in the equity transactions of Associated companies amounted to Rp 14.88 billion and Rp 15.35 billion, respectively.
46. LABA PER SAHAM DASAR
46. BASIC INCOME PER SHARE The following is the computation of basic income per share as of December 31, 2009 and 2008:
Berikut adalah perhitungan laba per saham yang digunakan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008:
Jumlah rata-rata tertimbang saham untuk perhitungan laba per saham dasar
Total
45. DIFFERENCE IN THE EQUITY TRANSACTIONS OF ASSOCIATED COMPANIES
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan Asosiasi masing-masing sebesar Rp 14,88 miliar dan Rp 15,35 miliar.
Jumlah Saham
4.378.584.972
As of December 31, 2009 and 2008, difference in value of restructuring transaction with entities under common control incurred relation to the additional Company investment in PT Bali Nirwana Resort (formerly PT Bakrie Nirwana Resort) among the group.
45. SELISIH TRANSAKSI PERUBAHAN EKUITAS PERUSAHAAN ASOSIASI
Laba bersih Laba usaha
PT Bakrie Pangripta Loka PT Bumi Daya Makmur PT Superwish Perkasa PT Bakrie Infrastructure PT Bakrie Bangun Persada
44. DIFFERENCE IN VALUE OF RESTRUCTURING TRANSACTION WITH ENTITIES UNDER COMMON CONTROL
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali terjadi sehubungan dengan penambahan saham Perusahaan pada PT Bali Nirwana Resort (dahulu PT Bakrie Nirwana Resort) diantara grup.
Laba
10.135.371
2009
2008
132.255.912.805 166.750.943.123
Earning
272.099.571.370 226.030.989.609 Saham / Shares
Saham / Shares
19.916.859.473
Net income Income from operations Number of shares
19.916.073.473
Total weighted-average number of shares of basic earnings per share calculation
11,35 13,66
Basic earnings per share (in full Rupiah amount): Operating income per share Net income per share
20.435.008.371
Total weighted-average number of shares of diluted earnings per share calculation
11,06 13,32
Diluted earnings per share (in full Rupiah amount): Operating income per share Net income per share
(
Laba per saham dasar (dalam Rupiah penuh): Laba usaha per saham Laba bersih per saham Jumlah rata-rata tertimbang saham untuk perhitungan laba per saham dilusian Laba per saham dasar dilusian (dalam Rupiah penuh): Laba usaha per saham Laba bersih per saham
8,37 6,64
19.916.859.473
8,37 6,64
98
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
46. LABA PER SAHAM DASAR (Lanjutan)
46. BASIC INCOME PER SHARE (Continued) In 2009, the average market price of the Company’s shares amounted to Rp 229, below from warrants exercise price amounted to Rp 250, therefore, the effects of warrants conversion and stock option were not computed for calculation of diluted earnings per share (anti-dilutive).
Pada tahun 2009, harga pasar rata-rata saham Perusahaan sebesar Rp 229, lebih rendah dari harga pelaksanaan waran sebesar Rp 250, oleh sebab itu efek berpotensi saham tersebut tidak diperhitungkan untuk tujuan perhitungan laba bersih per saham dilusian (antidilutif). 47. DAMPAK EKONOMI KRISIS GLOBAL TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA PERUSAHAAN DAN ANAK PERUSAHAAN
47. IMPACT OF GLOBAL ECONOMICS CRISIS ON THE COMPANY’S AND SUBSIDIARIES’ GOING CONCERN
Sejak semester kedua tahun 2008, pasar-pasar di belahan dunia mengalami kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan. Keadaan ini dipicu oleh salah satu diantaranya krisis kredit perumahan di Amerika Serikat yang meluas ke investasi, produk-produk keuangan terstruktur dan pasar komoditas. Gejolak pada pasar di Amerika Serikat ditambah dengan penurunan nilai Dolar Amerika Serikat yang tajam dan serangkaian perusahaan yang mengalami kebangkrutan dan diambil alih oleh entitas lain mengakibatkan krisis meluas ke bagian lain di dunia. Sementara itu pada tahun 2009, krisis keuangan tersebut berpengaruh terhadap Dubai World, induk perusahaan Limitless World International Services - 6 Ltd. yang dapat berdampak terhadap kelanjutan penyelesaian divestasi PT Bakrie Swasakti Utama, PT Bumi Daya Makmur dan PT Superwish Perkasa (lihat Catatan 3 butir d dan 7).
Starting in the second semester 2008, many markets in various parts of the world experienced adverse economic condition. This condition was triggered by, among others, the housing and mortgage loans crisis in the United States of America (USA) that spread to securities, structured products and commodity markets. The volatility in USA markets coupled with the sharp appreciation in the US Dollars and a series of corporate bankcruptcies and takeovers enabled the crisis to spread to other parts of the world. Meanwhile in 2009, the financial crisis had affected the Dubai World, the parent company of Limitless World International Services 6 Ltd. which can affect the continuation of the settlement of divestment of PT Bakrie Swasakti Utama, PT Bumi Daya Makmur and PT Superwish Perkasa (see Notes 3 point d and 7).
Akibat dari krisis finansial global ini juga telah dirasakan di Indonesia dengan adanya penurunan nilai Rupiah, penurunan permintaan, penurunan harga komoditas, penurunan pasar efek-efek, kenaikan suku bunga yang diikuti juga dengan likuiditas yang semakin ketat dan kenaikan risiko kredit secara signifikan.
The impact of the global financial crisis has also been felt in Indonesia as the Indonesia Rupiah weakened, demand decreased, commodity price decreased, securities market declines, interest rates increased, followed by decreases, tightened liquidity conditions and increased credit risks.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, beberapa Anak perusahaan mengalami akumulasi kerugian bersih dan defisiensi modal. Jumlah akumulasi rugi Anak-anak perusahaan tersebut pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing adalah sebesar Rp 1,38 triliun dan Rp 1,42 triliun dan defisiensi modal pada tahun yang sama masing-masing sebesar Rp 14,23 miliar dan Rp 13,43 miliar, terdiri dari:
As of December 31, 2009 and 2008, certain Subsidiaries were in deficit which resulted in negative cash flow, accumulated losses and capital deficiency. Total deficit from the Subsidiaries as of December 31, 2009 and 2008 amounted to Rp 1.38 trillion and Rp 1.42 trillion, and capital deficiency are amounted to Rp 14.23 billion and Rp 13.43 billion, respectively, comprising of:
2009
2008
Akumulasi Rugi PT Bumi Daya Makmur (BDM) ( 24.883.179.349 ) PT Bakrie Infrastructures (BI) ( 8.445.599.988 ) PT Superwish Perkasa (SP) ( 7.619.557.995 ) PT Bakrie Sentra Investama (BSI) ( 933.601.237 ) PT Krakatau Lampung Tourism Development (KLTD) ( 22.434.077.115 ) PT Citrasaudara Abadi (CSA) ( 193.513.183 ) PT Bakrie Swasakti Utama (BSU) ( 1.316.395.077.116 ) PT Bakrie Pangripta Loka (BPL2) Jumlah
( 21.585.868.908 ) ( 63.187.242 ) ( 1.381.619.275.041 ) ( 668.232.205 )
Accumulated losses PT Bumi Daya Makmur (BDM) PT Bakrie Infrastructures (BI) PT Superwish Perkasa (SP) PT Bakrie Sentra Investama (BSI) PT Krakatau Lampung Tourism Development (KLTD) PT Citrasaudara Abadi (CSA) PT Bakrie Swasakti Utama (BSU) PT Bakrie Pangripta Loka (BPL2)
( 1.419.284.470.524 )
Total
( (
( 1.380.904.605.983 )
9.439.186.219 ) 5.908.720.909 ) -
Defisiensi modal PT Krakatau Lampung Tourism Development (KLTD)
(
14.233.518.615 )
(
13.426.465.958 )
Capital Deficiencies PT Krakatau Lampung Tourism Development (KLTD)
Jumlah
(
14.233.518.615 )
(
13.426.465.958 )
Total
99
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
47. DAMPAK EKONOMI KRISIS GLOBAL TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA PERUSAHAAN DAN ANAK PERUSAHAAN (Lanjutan)
47. IMPACT OF GLOBAL ECONOMICS CRISIS ON THE COMPANY’S AND SUBSIDIARIES’ GOING CONCERN (Continued)
Perusahaan dan Anak Perusahaan telah dipengaruhi dan akan terus dipengaruhi oleh ketidakpastian yang akan berpengaruh pada kegiatan usaha dimasa yang akan datang. Agar operasional Anak perusahaan dapat berjalan dengan baik, Perusahaan telah merencanakan dan meneruskan tindakan-tindakan sebagai berikut:
The Company and its Subsidiaries have been influenced an will continue to be affected by the uncertainties which will effects on the Company’s future business and in order to assure that Subsidiaries have good prospects, the Company has planned and continuously implement the following:
a. Mendapatkan usaha-usaha baru yang prospektif; b. Memfokuskan pada proyek-proyek jangka pendek (strata title); c. Efisiensi biaya-biaya operasional; d. Meningkatkan profesionalisme karyawan dan manajemen; e. Mencari investor strategis untuk mempercepat pengembangan usaha; f. Memperpanjang jangka waktu kredit untuk pembelian tunai bertahap; dan g. Memberikan subsidi selisih bunga.
a. Finding new businesses that have good prospects; b. Focusing on short-term projects (strata title); c. Increasing cost efficiencies; d. Improving the professionalism of employees and the management; e. Finding strategic partners to accelerate project development; f. Extending the credit term for installment cash purchased; and g. Subsidizing interest difference.
Walaupun kondisi ekonomi tidak menguntungkan, manajemen berpendapat bahwa Perusahaan akan dapat terus melanjutkan operasi bisnisnya di masa mendatang. Oleh karena itu, laporan keuangan ini telah disusun dengan menggunakan basis usaha yang berkelanjutan.
Although the economic condition was not positive, the management believe that the Company can continue its operation in the future. Thus, the financial statements have been prepared based on going concern basis.
Tidak ada kejadian setelah tanggal neraca sampai dengan tanggal laporan ini yang mengindikasikan timbulnya ketidakpastian terhadap kemampuan kelangsungan usaha Perusahaan sebagai akibat dari memburuknya kondisi perekonomian Indonesia.
There is no events subsequent to balance sheet date until the date of this report occur that give rise to the uncertainties of the Company going concern as an impact of the worsening current economy of Indonesia.
48. KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA
48. SUBSEQUENT EVENTS a. On January 25, 2010, PT Semesta Marga Raya (SMR), a Subsidiary, has received an approval for the operation of toll roads Kanci - Ciledug and Ciledug - Pejagan by the Ministry of Public Works in its Decision Letter No. 127/KPTS/M/2010 concerning the operation of toll road, operational, classes of vehicles and toll rates on the Kanci Pejagan toll road.
a. Pada tanggal 25 Januari 2010, PT Semesta Marga Raya (SMR), Anak perusahaan, telah mendapatkan persetujuan atas pengoperasian jalan tol Kanci Ciledug dan Ciledug - Pejagan berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 127/KPTS/M/2010 tentang penetapan jalan tol, pengoperasian, golongan jenis kendaraan bermotor dan tarif tol pada jalan tol Kanci - Pejagan. Besarnya tarif tol pada jalan tol Kanci - Pejagan:
The amount of toll rate of Kanci - Pejagan are as follows:
Golongan / Group Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV Golongan V
Jenis kendaraan / Type of vehicle Sedan, Jip, Pick up atau truk kecil dan bus / Sedan, Jeep, Pick-ups or small trucks and buses Truk dengan 2 (dua ) gander / Trucks with 2 (two) yoke Truk dengan 3 (dua ) gander / Trucks with 3 (three) yoke Truk dengan 4 (dua ) gander / Trucks with 4 (four) yoke Truk dengan 5 (dua ) gander / Trucks with 5 (five) yoke Besarnya tarif (Rp) / Tariff (Rp)
Asal/ From Kanci Kanci Ciledug
Tujuan/ To Pejagan Ciledug Pejagan
Gol. I/ Type I
Gol. II/ Type II
Gol. III/ Type III
Gol. IV/ Type IV
Gol. V/ Type VI
21.500 11.500 10.000
32.500 17.500 15.000
43.500 23.000 20.500
54.500 29.000 25.500
65.000 35.000 30.500
100
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
48. KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA
48. SUBSEQUENT EVENTS
b. Berdasarkan Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Diluar Rapat yang telah diaktakan dengan Akta Notaris Firdhonal, SH., No. 30 tanggal 29 Januari 2010, pemegang saham PT Semesta Marga Raya (SMR), Anak perusahaan, telah menyetujui pengalihan seluruh saham-saham SMR milik PT Bakrie Investindo sebanyak 24.693.778 saham atau sebesar Rp 252 miliar dengan nilai nominal sebesar Rp 10.205 kepada PT Satria Cita Perkasa (SCP) sehingga kepemilikan SCP pada SMR menjadi sebesar 60%.
b. Based on the Statement of Shareholders Decisions which has notarized with Notarial Deed No. 30 of Firdhonal, S.H., dated January 29, 2010, the shareholders of PT Semesta Marga Raya (SMR), a Subsidiary, had ratified the transfer of all SMR shares owned by PT Bakrie Investindo of 24,693,778 shares or Rp 252 billion with a par value of Rp 10,205 to PT Satria Cita Perkasa (SCP), therefore the ownership of SCP in SMR is 60%.
c. Pada tanggal 29 Januari 2010, PT Bakrie Infrastructure, Anak perusahaan, telah melunasi pinjaman bank kepada PT Bank Capital Indonesia Tbk.
c. On January 29, 2010, PT Bakrie Infrastructure, a Subsidiary, has fully paid the bank loan to PT Bank Capital Indonesia Tbk.
d. Pada tanggal 12 Januari 2010, Perusahaan mendirikan BLD Investments Pte., Ltd., yang berdomisili di Singapura.
d. On January 12, 2010, the Company has established BLD Investments Pte., Ltd., which domiciled in Singapore.
e. Pada tanggal 20 Januari 2010, BLD Investments Pte., Ltd., membeli seluruh saham dalam F.K.A Hurleigh Investments Pte., Ltd., yang berdomisili di Singapura, yang kemudian diubah namanya menjadi BLD Asia Pte., Ltd.
e. On January 20, 2010, BLD Investments Pte., Ltd. has acquired all shares of F.K.A Hurleigh Investments Pte., Ltd., which domiciled in Singapore, which later changed its name to BLD Asia Pte., Ltd.
f.
Pada tanggal 28 Januari 2010, PT Graha Andasentra Propertindo, Anak perusahaan telah melunasi seluruh hutang Kredit Investasi II yang dimilikinya kepada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
f.
49. REKLASIFIKASI AKUN
On January 30, 2010, PT Graha Andasentra Propertindo, a Subsidiary has been fully paid of Credit Investment II to PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
49. RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS
Beberapa akun dalam laporan keuangan konsolidasian tahun 2008 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasian tahun 2009, dengan rincian sebagai berikut: Sebelum Reklasifikasi/ Before Reclassification Persediaan Tanah yang belum dikembangkan Aset tetap
Certain accounts in the 2008 consolidated financial statements have been reclassified to conform with the presentation of accounts in the 2009 consolidated financial statements, with details as follows: Setelah Reklasifikasi/ After Reclassification
Reklasifikasi/ Reclassification
2.319.277.438.394 2.053.736.631.692 952.389.020.143
( (
346.830.250.131 ) 189.470.885.605 ) 536.301.135.736
1.972.447.188.263 1.864.265.746.087 1.488.690.155.879
Inventories Land bank Fixed assets
543.547.654.229 221.359.181.912
Cost of revenue General and administrative expenses
Beban pokok penghasilan Beban umum dan administrasi
543.018.625.063 221.888.211.078
(
529.029.166 529.029.166 )
Beban pengelolaan kawasan Penyisihan untuk penggantian Peralatan usaha Pendapatan lain-lain - bersih
-
(
3.696.830.652 )
(
3.696.830.652 )
(
1.106.849.287 ) 4.803.679.939
(
1.106.849.287 ) 1.767.304.791
(
3.036.375.148 )
Expenses from estate management Reserve for replacement of operating equipment Others income - net
50. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) BARU DAN REVISI
50. NEW AND REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (PSAK)
Berikut ini ikhtisar Standar Akuntansi yang telah dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK), yang relevan buat Perusahaan dan Anak Perusahaan, sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Anak Perusahaan tetapi belum efektif adalah sebagai berikut:
The following summarizes the Accounting Standards issued by Indonesian Accounting Standards Board (DSAK), which are relevant to the Company and Subsidiaries, up to the date of completion of the Company’s and Subsidiaries’ consolidated financial statements but not yet effective as follows:
101
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
50. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) BARU DAN REVISI (Lanjutan)
50. NEW AND REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (PSAK) (Continued)
Efektif berlaku 1 Januari 2010:
pada
atau
setelah
tanggal
Effective on or after January 1, 2010:
-
PSAK No. 26 (Revisi 2008) “Biaya Pinjaman” Menentukan biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan asset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut;
-
PSAK No. 26 (Revised 2008) “Borrowing Costs” Prescribes for the borrowing costs that are directly attributable to the acquisition, construction or production of a qualifying asset form part of the cost of that asset;
-
PSAK No. 50 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” - Berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan;
-
PSAK No. 50 (Revised 2006) “Financial Instruments: Presentation and Disclosures” Contains the requirements for the presentation of financial instruments and identifies the information that should be disclosed;
-
PSAK No. 55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” - Mengatur prinsipprinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan; dan
-
PSAK No. 55 (Revised 2006) “Financial Instruments: Recognition and Measurement” Establishes the principles for recognizing and measuring financial assets, financial liabilities, and some contracts to buy or sell non-financial items; and
-
PSAK No. 5 “Pencabutan ISAK 06: Interpretasi atas Paragraf 12 dan 16 PSAK No. 55 (1999) tentang Instrumen Derivatif Melekat pada Kontrak dalam Mata Uang Asing”.
-
PSAK No. 5 “Revocation of ISAK 6: Interpretation of Paragraphs 12 and 16 of PSAK 55 (1999) on embedded Derivative Instruments in Foreign Currency”.
Efektif berlaku 1 Januari 2011:
pada
atau
setelah
tanggal
Effective on or after January 1, 2011:
-
PSAK No. 1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan Keuangan” - Menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain;
-
PSAK No. 1 (Revised 2009) “Presentation of Financial Statements” - Prescribes the basis for presentation of general purpose financial statements to ensure comparability both with the entity's financial statements of previous periods and with the financial statements of other entities;
-
PSAK No. 2 (Revisi 2009) “Laporan Arus Kas” Memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing) selama suatu periode;
-
PSAK No. 2 (Revised 2009) “Statement of Cash Flows” - Requires the provision of information about the historical changes in cash and cash equivalents by means of a statement of cash flows which classifies cash flows during the period from operating, investing and financing activities;
-
PSAK No. 4 (Revisi 2009) “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri” Akan diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk dan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan;
-
PSAK No. 4 (Revised 2009) “Consolidated and Separate Financial Statements” - Shall be applied in the preparation and presentation of consolidated financial statements for a group of entities under the control of a parent and in accounting for investments in subsidiaries, jointly controlled entities and associates when separate financial statements are presented as additional information;
-
PSAK No. 5 (Revisi 2009) “Segmen Operasi” Informasi segmen diungkapkan untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi;
-
PSAK No. 5 (Revised 2009) “Operating Segments” - Segment information is disclosed to enable users of financial statements to evaluate the nature and financial effects of the business activities in which the entity engages and the economic environments in which it operates;
102
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
50. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) BARU DAN REVISI (Lanjutan)
50. NEW AND REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (PSAK) (Continued)
-
PSAK No. 12 (Revisi 2009) “Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama” - Akan diterapkan untuk akuntansi bagian partisipasi dalam ventura bersama dan pelaporan aset, kewajiban, penghasilan dan beban ventura bersama dalam laporan keuangan venturer dan investor, terlepas dari struktur atau bentuk yang mendasari dilakukannya aktivitas ventura bersama;
-
PSAK No. 12 (Revised 2009) “Interests in Joint Ventures” - Shall be applied in accounting for interests in joint ventures and the reporting of joint venture assets, liabilities, income and expenses in the financial statements of venturers and investors, regardless of the structures or forms under which the joint venture activities take place;
-
PSAK No. 15 (Revisi 2009) “Investasi Pada Entitas Asosiasi” - Akan diterapkan untuk akuntansi investasi dalam entitas asosiasi. Menggantikan PSAK No. 15 (1994) “Akuntansi untuk Investasi Dalam Perusahaan Asosiasi” dan PSAK No. 40 (1997) “Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi”;
-
PSAK No. 15 (Revised 2009) “Investments in Associates” - Shall be applied in accounting for investments in associates. Supersedes PSAK No. 15 (1994) “Accounting for Investments in Associates” and PSAK No. 40 (1997) “Accounting for Changes in Equity of Subsidiaries/Associates”;
-
PSAK No. 25 (Revisi 2009) “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan” Menentukan riteria untuk pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan.
-
PSAK No. 25 (Revised 2009) “Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors” Prescribes the criteria for selecting and changing accounting policies, together with the accounting treatment and disclosure of changes in accounting policies, changes in accounting estimates and corrections of errors.
-
PSAK No. 48 (Revisi 2009) “Penurunan Nilai Aset” Menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkan dan jika aset tersebut terjadi penurunan nilai, rugi penurunan nilai harus diakui;
-
PSAK No. 48 (Revised 2009) “Impairment of Assets” - Prescribes the procedures applied to ensure that assets are carried at no more than their recoverable amount and if the assets are impaired, an impairment loss should be recognized;
-
PSAK No. 57 (Revisi 2009) “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi” - Bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran kewajiban diestimasi, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut;
-
PSAK No. 57 (Revised 2009) “Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets” Aims to provide that appropriate recognition criteria and measurement bases are applied to provisions, contingent liabilities and contingent assets and to ensure that sufficient information is disclosed in the notes to enable users to understand the nature, timing and amount related to the information;
-
ISAK No. 12 “Pengendalian Bersama Entitas (PBE): Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer” - Berkaitan dengan akuntansi venture untuk kontribusi nonmoneter ke PBE dalam pertukaran dengan bagian partisipasi ekuitas PBE yang dicatat baik dengan metode ekuitas atau konsolidasi proporsional.
-
ISAK No. 12 “Jointly Controlled Entities (JCE): NonMonetary Contributions by Venturers” - Deals with the venturer's accounting for nonmonetary contributions to a JCE in exchange for an equity interest in the JCE accounted for using either the equity method or proportionate consolidation.
Perusahaan dan Anak perusahaan masih mengevaluasi dampak yang mungkin timbul dari penerapan standarstandar ini terhadap laporan keuangan konsolidasian.
The Company and Subsidiaries is evaluating the effects of these standards on the consolidated financial statements.
51. INFORMASI TAMBAHAN
51. SUPPLEMENTARY INFORMATION The following financial information of the Company (parent company only) on pages 105 to 111 presents the Company’s investments in Subsidiaries under the equity method, as opposed to the consolidated method.
Berikut pada halaman 105 sampai dengan halaman 111, adalah informasi keuangan Perusahaan (induk perusahaan saja) yang menyajikan penyertaan Perusahaan pada Anak perusahaan berdasarkan metode ekuitas dan bukan dengan metode konsolidasi.
103
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
52. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
52. COMPLETION OF THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Manajemen Perusahaan bertanggungjawab terhadap penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini yang diselesaikan pada tanggal 11 Maret 2010.
The management of the Company is responsible for the preparation of the accompanying consolidated financial statements that were completed on March 11, 2010.
104
INFORMASI TAMBAHAN
SUPPLEMENTARY INFORMATION
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. Induk Perusahaan Saja
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. Parent Company Only
NERACA PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
BALANCE SHEET AS OF DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure As of December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2009
2008
ASET Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang lain-lain Pihak ketiga Pihak hubungan istimewa Biaya dibayar di muka Uang muka Piutang hubungan istimewa - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 411.758.406 pada tahun 2009 dan Rp nihil pada tahun 2008 Aset pajak tangguhan - bersih Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 2.786.879.125 pada tahun 2009 dan Rp 1.677.706.578 pada tahun 2008 Penyertaan saham Dana dalam pembatasan Aset lain-lain Jumlah Aset
ASSETS 500.913.713.011 76.908.479.877
650.615.840.316 349.514.083.682
470.521.389.857 1.134.000.000 21.354.020.539
532.994.567.410 121.798.004 1.032.995.011
1.816.383.859.197 17.439.940.319
1.270.544.402.813 12.946.047.960
4.617.268.661 2.724.717.056.302 125.098.450.000 28.802.504.207
4.736.344.957 2.370.299.129.313 221.204.096.696 33.649.626.133
Cash and cash equivalents Short-term investment Other receivables Third parties Related parties Prepaid expenses Advances Due from related parties - net of allowance for doubtful accounts of Rp 411,758,406 in 2009 and Rp nil in 2008 Deferred tax assets - net Fixed assets - net of accumulated depreciation of Rp 2,786,879,125 in 2009 and Rp 1,677,706,578 in 2008 Investment in shares of stock Restricted fund Other assets
5.787.890.681.970
5.447.658.932.295
Total Assets
105
INFORMASI TAMBAHAN
SUPPLEMENTARY INFORMATION
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. Induk Perusahaan Saja
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. Parent Company Only
NERACA (Lanjutan) PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
BALANCE SHEET (Continued) AS OF DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure As of December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2009
2008
LIABILITIES AND STOCKHOLDERS’ EQUITY
KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Hutang lain-lain - pihak ketiga Biaya masih harus dibayar Hutang pajak Uang muka pelanggan Pendapatan ditangguhkan Hutang sewa pembiayaan jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang hubungan istimewa Hutang sewa pembiayaan jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang obligasi Jumlah kewajiban
5.652.552.752 19.731.232.362 579.474.290 950.000.000 92.043.286.665
8.999.896.076 32.604.779.292 675.262.230 4.247.005.500 93.075.000.000
341.843.078 277.274.672.192
288.295.868 272.093.773.262
Liabilities Other payables - third parties Accrued expenses Taxes payable Advances from customer Deferred income Current maturities of obligation under capital leased Due to related parties
464.355.369 644.135.605.166
714.539.383 494.382.271.838
Obligation under capital lease - net of current maturities Bonds payable
1.041.173.021.874
907.080.823.449
Total liabilities
Selisih lebih akumulasi kerugian Anak perusahaan atas penyertaan saham - bersih
14.233.518.615
13.388.813.308
Excess of Subsidiaries' accumulated loss over investment in shares of stock value - net
Selisih lebih nilai wajar terhadap harga perolehan Anak perusahaan - bersih
89.956.026.912
19.510.525.780
Excess of Subsidiaries' fair value over acquisition cost - net
2.551.607.447.300 1.599.628.005.271
Stockholders’ Equity Capital stock - par value A series of Rp 500 per share and B series of Rp 100 per share Authorized capital - 1,400,000,000 shares for A series and 21,000,000,000 shares for B series Issued and fully paid - A series of 1,400,000,000 shares and B series of 18,516,859,473 shares in 2009 and A series of 1,400,000,000 shares and B series of 18,516,074,473 shares in 2008 Additional paid-in capital - net
Ekuitas Modal saham - nilai nominal saham seri A Rp 500 per saham dan saham seri B Rp 100 per saham Modal dasar - terdiri dari 1.400.000.000 saham seri A dan 21.000.000.000 saham seri B Ditempatkan dan disetor penuh 1.400.000.000 saham seri A dan 18.516.859.473 saham seri B pada tahun 2009 dan 1.400.000.000 saham seri A dan 18.516.074.473 saham seri B pada tahun 2008 Tambahan modal disetor - bersih Saham yang diperoleh kembali sebanyak 8.250.000 saham pada tahun 2009 dan nihil pada tahun 2008 Rugi yang belum terealisasi atas investasi efek yang tersedia untuk dijual Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan asosiasi
2.551.685.947.300 1.603.132.327.929
54.732.012.959 451.827.770.407
54.732.012.959 319.571.857.602
Treasury stock of 8,250,000 shares in 2009 and nil in 2008 Unrealized loss on investment under available-for-sale Difference in the equity transaction of associate companies Difference in value of restructuring transaction with entities under common control Retained earnings
Jumlah ekuitas
4.642.528.114.569
4.507.678.769.758
Total stockholders' equity
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
5.787.890.681.970
5.447.658.932.295
Total Liabilities and Stockholders’ Equity
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Saldo laba
(
1.499.819.652 )
(
2.502.921.600 )
(
2.511.587.520 )
(
14.847.202.774 )
(
15.348.965.854 )
106
-
INFORMASI TAMBAHAN
SUPPLEMENTARY INFORMATION
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. Induk Perusahaan Saja
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. Parent Company Only
LAPORAN LABA RUGI (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
STATEMENTS OF INCOME (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure As of December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2009 Beban usaha Umum dan administrasi Rugi usaha
Penghasilan (beban) lain-lain Bagian atas laba bersih Anak perusahaan dan perusahaan Asosiasi - bersih Penghasilan bunga Beban keuangan Laba (rugi) selisih kurs - bersih Laba (rugi) atas divestasi Anak perusahaan Amortisasi goodwill Lain-lain - bersih
2008
57.836.606.792 (
( ( ( (
49.706.486.588
57.836.606.792 )
159.409.108.966 56.069.817.673 5.303.752.012 ) 21.108.238.676 ) 3.960.649.724 ) 29.425.697 ) 521.766.708
(
(
(
Operating expenses General and administrative
49.706.486.588 )
Loss from operations
178.905.546.889 51.007.003.635 40.325.746.990 ) 109.867.436.161 21.045.211.393 996.324.170 ) 546.039.757
Other Income (expenses) Equity in net earnings of Subsidiaries and Associated companies - net Interest income Financial charges Gain (loss) on foreign exchange - net Gain (loss) on divestments of Subsidiaries Goodwill amortization Others - net
Penghasilan lain-lain - bersih
185.598.627.238
320.049.166.675
Other income - net
Laba sebelum taksiran manfaat (beban) pajak
127.762.020.446
270.342.680.087
Income before provision tax benefit (expenses)
4.493.892.359
1.756.891.283
Provision for tax benefit (expenses) Deferred
132.255.912.805
272.099.571.370
Net income
Taksiran manfaat (beban) pajak Tangguhan Laba bersih
107
INFORMASI TAMBAHAN
SUPPLEMENTARY INFORMATION
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. Induk Perusahaan Saja
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES Parent Company Only
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENT OF CHANGES IN STOCKHOLDERS’ EQUITY FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh / Capital Stock Issued and Fully Paid Saldo 1 Januari 2008 Laba bersih tahun 2008
Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan Asosiasi Pemberian kompensasi berbasis saham kepada karyawan Pelaksanaan waran Tersedia untuk dijual Saldo 31 Desember 2008 Laba bersih tahun 2009
Tambahan Modal Disetor - Bersih / Additional Paid-in Capital - Net
2.522.188.980.000
1.553.807.017.992
-
-
-
Selisih Nilai Transaksi Selisih Restrukturisasi Transaksi Rugi yang Belum Entitas Perubahan Terealisasi atas Sepengendali / Ekuitas Investasi Efek Difference Perusahaan yang Tersedia in Value Assosiasi / untuk Dijual / of Restructuring Difference in the Unrealized Loss on Transaction Equity Transaction Investment under of Entities under of Associate Available-for-sale Common Control Companies
Saham yang Diperoleh Kembali/ Treasury Stock - ( -
45.076.555.000 ) -
54.732.012.959 ( -
-
-
-
- (
292.112.954 ) -
15.056.852.900 )
Saldo Laba / Retained Earnings
Jumlah Ekuitas / Total Stockholders’ Equity
47.472.286.232
4.132.831.629.229
Balance January 31, 2008
272.099.571.370
272.099.571.370
Net income in 2008
-
(
15.056.852.900 )
Difference in the equity transaction of Associate companies
-
1.693.286.329
-
-
-
-
-
1.693.286.329
Stock based compensation
29.418.467.300
44.127.700.950
-
-
-
-
-
73.546.168.250
Exercise warrants
-
-
42.564.967.480
-
-
-
42.564.967.480
Available-for-sale
2.551.607.447.300
1.599.628.005.271
319.571.857.602
4.507.678.769.758
Balance December 31, 2008
-
-
132.255.912.805
132.255.912.805
Net income in 2009
- ( -
2.511.587.520) -
54.732.012.959 ( -
15.348.965.854 ) -
Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan Asosiasi
-
-
-
-
-
501.763.080
-
501.763.080
Difference in the equity transaction of Associate companies
Pemberian kompensasi berbasis saham kepada karyawan
-
3.386.572.658
-
-
-
-
-
3.386.572.658
Stock based compensation
108
INFORMASI TAMBAHAN
SUPPLEMENTARY INFORMATION
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. Induk Perusahaan Saja
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. AND SUBSIDIARIES Parent Company Only
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENT OF CHANGES IN STOCKHOLDERS’ EQUITY (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure For The Year Ended December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh / Capital Stock Issued and Fully Paid Pelaksanaan waran
Tambahan Modal Disetor - Bersih / Additional Paid-in Capital - Net
78.500.000
Saham yang Diperoleh Kembali/ Treasury Stock
117.750.000
-
Modal saham yang diperoleh kembali
-
- (
Tersedia untuk dijual
-
-
2.551.685.947.300
1.603.132.327.929
Saldo 31 Desember 2009
Selisih Nilai Transaksi Selisih Restrukturisasi Transaksi Rugi yang Belum Entitas Perubahan Terealisasi atas Sepengendali / Ekuitas Investasi Efek Difference Perusahaan yang Tersedia in Value Assosiasi / untuk Dijual / of Restructuring Difference in the Unrealized Loss on Transaction Equity Transaction Investment under of Entities under of Associate Available-for-sale Common Control Companies
1.499.819.652) -
(
1.499.819.652 ) (
Saldo Laba / Retained Earnings
Jumlah Ekuitas / Total Stockholders’ Equity
-
-
-
-
-
-
-
- (
8.665.920
-
-
-
8.665.920
Available-for-sale
451.827.770.407
4.642.528.114.569
Balance December 31, 2009
2.502.921.600)
109
54.732.012.959 (
14.847.202.774 )
196.250.000 1.499.819.652 )
Exercise warrants Treasury stock
INFORMASI TAMBAHAN
SUPPLEMENTARY INFORMATION
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. Induk Perusahaan Saja
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. Parent Company Only
LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure As of December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2009
Arus Kas dari Kegiatan Usaha Laba bersih Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba bersih menjadi kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi: Amortisasi beban emisi obligasi Penyusutan aset tetap Bagian laba bersih Anak perusahaan dan perusahaan Asosiasi Laba atas divestasi Anak perusahaan Beban (manfaat) pajak tangguhan Laba (rugi) selisih kurs - bersih Rugi penjualan/penghapusan aset tetap Perubahan dalam aset dan kewajiban operasional: Piutang lain-lain Biaya dibayar di muka Uang muka Aset lain-lain Hutang lain-lain Biaya masih harus dibayar Hutang pajak Uang muka pelanggan
(
2008
132.255.912.805
272.099.571.370
1.778.333.328
6.573.694.310
1.290.482.441
1.109.172.547
158.791.865.307 3.960.649.724 4.493.892.359 ) 65.483.273.458
( ( ( (
178.905.546.889 ) 21.045.211.393 ) 1.756.891.283 ) 92.843.774.804 ) -
( ( ( ( ( ( (
Kas bersih yang diperoleh dari kegiatan usaha
3.920.011.236 ) 1.134.000.000 ) 20.321.025.528 ) 4.847.121.926 3.347.343.324 ) 12.873.546.930 ) 95.787.940 ) 3.297.005.500 )
(
318.925.026.172
15.564.637.783 201.136.658 1.510.071.988 4.860.459.409 ) 2.391.458.292 28.483.843.899 560.451.231 4.247.005.500
33.329.159.800
Cash Flows From Operating Activities Net Income Adjustments to reconcile net income to net cash used in operating activities: Amortization of bonds issuance costs Depreciation of property and equipments Equity in net income of Subsidiaries and Associated companies Gain on divestments of Subsidiaries Deferred tax expense (benefit) Gain (loss) on foreign exchange - net Loss on sales/disposal of property and equipments Changes in operating assets and liabilities: Other receivables Prepaid expenses Advances Other assets Other payables Accrued expenses Taxes payable Advances from customer Net cash provided by operating activities
Peningkatan penyertaan saham Penerimaan atas penjualan penyertaan saham Peningkatan dana dalam pembatasan
(
Perolehan aset tetap
(
1.171.406.145 )
(
4.163.622.693 )
Cash Flows From Investing Activities Increased in short-term investment Increased in investment in shares of stock of Associated company Proceeds from sale of investment in shares of stock Increased in restricted funds Acquisition of property and equipment
Kas bersih yang digunakan untuk kegiatan investasi
(
77.829.962.225 )
(
734.807.149.982 )
Net cash used in investing activities
Arus Kas dari Kegiatan Investasi Peningkatan Investasi jangka pendek
272.614.269.725
(
215.556.817.922 )
445.378.472.501 )
(
753.978.740.729 )
96.105.646.696
(
373.942.398.058 135.050.366.696 )
110
INFORMASI TAMBAHAN
SUPPLEMENTARY INFORMATION
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. Induk Perusahaan Saja
PT BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. Parent Company Only
LAPORAN ARUS KAS (Lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (Dengan Angka Perbandingan Pada Tanggal 31 Desember 2008) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
STATEMENTS OF CASH FLOWS (Continued) FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 (With Comparative Figure As of December 31, 2008) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2009
2008
3.504.322.658 1.499.819.652 ) -
45.820.987.279 -
Cash Flows From Financing Activities Increased in bonds payable Increase in due from related parties Decrease in derivative obligation Increase (decrease) in due to related parties Bond issuance costs Increase in obligations under capital lease Increase in issued and fully paid capital stock Share issuance Exercise warrant Increase in additional paid-in capital Share issuance Exercise warrant Purchase of treasury stocks Share issuance cost
454.258.738.384
Net cash provided from (used for) financing activities
Arus Kas dari Kegiatan Pembiayaan Peningkatan hutang obligasi Peningkatan piutang hubungan istimewa Penurunan kewajiban derivatif Peningkatan (penurunan) hutang hubungan istimewa Biaya emisi obligasi
(
5.180.898.930 2.025.000.000 )
Peningkatan hutang sewa pembiayaan
(
196.636.804 )
Peningkatan setoran modal - Emisi saham - Realisasi waran Peningkatan tambahan modal disetor - Emisi saham - Realisasi waran Perolehan saham diperoleh kembali Biaya emisi saham
(
150.000.000.000 545.839.456.384 ) -
(
(
15.075.220.332 12.191.422.472 ) 681.856.703
78.500.000
(
500.000.000.000 124.546.370.758 ) -
29.418.467.300
Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) kegiatan pembiayaan
(
390.797.191.252 )
Penurunan kas dan setara kas
(
149.702.127.305 )
(
247.219.251.798 )
Decrease in cash and cash equivalents
Kas dan setara kas awal tahun
650.615.840.316
897.835.092.114
Cash and cash equivalents at beginning of the year
Kas dan setara kas akhir tahun
500.913.713.011
650.615.840.316
Cash and cash equivalents at end of the year
TAMBAHAN INFORMASI ARUS KAS Aktivitas yang tidak mempengaruhi kas: Reklasifikasi dari kewajiban derivatif ke pendapatan ditangguhkan
SUPPLEMENT CASH FLOWS INFORMATION Non-cash activities: Reclassification from derivative obligation 91.180.000.000 to deferred income
-
111
Laporan Tahunan 2009 Annual Report
PT Bakrieland Development Tbk Wisma Bakrie I, 6th & 7th Floor Jl. HR Rasuna Said Kav. B-1 Jakarta 12920 Tel. : +62 21 525 7835 Fax. : +62 21 522 5063 Email :
[email protected] www.bakrieland.com