1
Penerapan Teknik Membaca Dalam Hati untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Paragraf Siswa Kelas V SD Negeri 007 Pulau Tinggi Kecamatan Kampar Oleh Hamizi1, Eddy Noviana2, Syamsuar Alamsyah3 Abstract The aim of this research is to improve student's ability in understanding paragraph. The setting of the problem in this research, "is the application of silent reading improve students’ ability in understanding paragraph amog students of class V SD Negeri 007 Pulau Tinggi Kecamatan Kampar?". Hypothesis of this research is silent reading can improve students’ ability in understanding paragraph among students of class V SD Negeri 007 Pulau Tinggi Kecamatan Kampar. Data collection is done by observation technique understanding test. Before, student's is only in the number of 30% of clasical accomplishment number 70, cycle 1 in the second meeting, student have improfment with individual accoplishment number 80, cycle II first meeting in the number of 80, cycle II second meeting in the number of 81. Based on hypotesis stated before, we can say that application of silent reading improve students’ ability in understanding paragraph among students class V SD Negeri 007 Pulau Tinggi Kecamatan Kampar can be received. Key words: Silent Reading, Paragraph Understanding Capabilities
1. 2. 3.
Dosen Pebimbing I, Stap pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar , eHamizi @gmail.com Dosen Pebimbing I, Stap pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, e- eddynoviana
[email protected] Mahasiswa PGSD FKIP Universitas Riau, Syamsuar alamsyah Nim 0805165232
2
PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa selain berbicara, menyimak, menulis, sastra dan kebahasaan adalah membaca. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta di pergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Dengan membaca, anak akan memperoleh pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan daya pikirnya. Oleh sebab itu, guru perlu membina pengajaran membaca dengan benar dan selektif. Membaca adalah suatu keterampilan berbahasa yang hanya diperoleh dari latihan bukan pembawaan sejak lahir (Mulyati, 2006:5.3). Tujuan ini tidaklah akan tercapai maksimal jika guru kurang selektif terhadap pembinaan dan pengawasan keterampilan membaca anak, hal ini bisa mengakibatkan rendahnya pemahaman siswa dalam membaca. Berdasarkan wawancara dan observasi penulis dengan guru kelas V SD Negeri 007 Pulau Tinggi Kecamatan Kampar diperoleh kemampuan siswa memahami paragraf masih rendah, dari 20 orang siswa hanya 6 siswa (30%) yang mencapai KKM. Rendahnya kemampuan memahami paragraf tidak terlepas dari rendahnya kemampuan anak dalam membaca, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: a. Kurang latihan membaca terutama di rumah, perhatian siswa saat guru menjelaskan materi pelajaran di depan kelas. b. Metoda ceramah yang dilakukan oleh guru secara terus-menerus, siswa malas untuk bertanya, sehinga kurangnya interaksi antara siswa dan guru dalam proses belajar mengajar. c. Kurangnya bimbingan guru untuk mengenalkan teknik membaca dalam hati. d. Guru kurang mengawasi anak dalam membaca hal ini terlihat masih banyak siswa membaca bersuara, membaca sambil menunjuk baris bacaan. e. Pembelajaran yang digunakan selama ini lebih kepada hapalan dan tidak diikuti pengertian yang mendalam dan hal yang paling mendasar adalah guru tidak selektif dalam pembinaan membaca. Berdasarkan gejala-gejala tersebut di atas peneliti berkeinginan melakukan suatu perbaikan agar siswa mampu memahami paragraf yaitu dengan menerapkan teknik membaca dalam hati agar siswa dapat meningkatkan kemampuan memahami paragraf. Membaca dalam hati adalah cara atau teknik membaca tanpa suara jenis membaca ini lebih menekankan terhadap pemahaman isi bacaan (Tarigan, 2008:30). Sesuai dengan pendapat Finocchiaro dalam Tarigan (2008:16) mengemukakan bahwa pelajar harus dapat menemukan dari bahan bacaan jawaban terhadap beberapa pertanyaan, atau beberapa kata atau sesuatu ide, pendapat, atau pikiran utama/pikiran pokok, dan sebagainya. Tujuan khusus membaca dalam hati adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa memahami isi bacaan yang dibacanya, menangkap isi bacaan secara cepat dan cermat, baik tersirat maupun tersurat (Mulyati, 2006:4.18).
3
Paragraf merupakan kesatuan pikiran yang disusun melalui suatu kalimat utama dan penjelas, dengan adanya paragraf dapat mempermudah kita memahami isi bacaan, karena pengertian atau informasi yang terdapat dalam suatu paragraf menampilkan satu kalimat topik. Suparno, dkk (2007:3.27) “Paragraf adalah untaian kalimat bagian karangan, yang berisikan gagasan atau gagasan dasar yang diungkapkan dalam kalimat pengembang”. Senada (2006:63) mengemukakan bahwa paragraf adalah seperangkap kalimat yang membicarakan topik dalam sebuah karangan. Tarigan (1986:11) menambahkan bahwa paragraf merupakan seperangkat kalimat yang tersusun secara logis dan sistematis yang merupakan kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersurat dalam keseluruhan karangan. Tujuan dan mamfaat penelitian ini yaitu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan memahami paragraf siswa kelas V SD Negeri 007 Pulau Tinggi Kecamatan Kampar dengan penerapan teknik membaca dalam hati, sedangkan mamfaat penelitian teoretis untuk menambah khasanah dalam ilmu pendidikan bahasa Indonesia di sekolah dasar khususnya memahami paragraf, mamfaat praktis bagi siswa, sebagai cara untuk meningkatkan kemampuan siswa memahami paragraf, bagi guru, diharapkan menjadi salah satu alternatif pembelajaran bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan siswa memahami paragraph, bagi sekolah, diharapkan dapat dijadikan salah satu bahan masukan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa memahami paragraf, bagi peneliti, sebagai salah satu bahan rujukan dan bisa dijadikan dasar bagi peneliti lanjutan untuk meningkatkan kemampuan siswa memahami paragraf. Rumusan dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan teknik membaca dalam hati dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami paragraf kelas V SD Negeri 007 Pulau Tinggi Kecamatan Kampar”? METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Sukayati (2001) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas sangat praktis yang bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran di kelas, dengan cara melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas supaya lebih baik. Menurut Arikunto (2008:16) PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Adapun daur siklus menurut Arikunto (2008:75) dapat dilihat pada gambar 01 sebagai berikut: Gambar 01 Siklus PTK
4
1. Perencanaan Tindakan a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan standar kompetensi memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak. b. Mempersiapkan cerita terdiri dari beberapa paragraf. c. Mempersiapkan tes kemampuan siswa memahami paragraf. d. Mempersiapkan lembar pengamatan. e. Menentukan teman sejawat sebagai observer. 2. Pelaksanaan Tindakan Sejalan perencanaan pembelajaran selesai dibuat, peneliti melakukan pembelajaran sesuai dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang sudah direncanakan dengan observer. 3. Observasi Aspek-aspek yang diamati antara lain: a. Aktivitas guru dalam pembelajaran dengan menerapkan teknik membaca dalam hati yang dilakukan dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru. b. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan teknik membaca dalam hati yang dilakukan dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. 4. Refleksi Setelah perbaikan pembelajaran dilaksanakan guru dan observer melakukan diskusi dan menganalisis hasil dari proses pembelajaran yang dilaksanakan, sehingga diketahui keberhasilan dan kelemahan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Perangkat pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Silabus Silabus disusun berdasarkan prinsip pada pencapaian kompetensi, yang memuat identitas sekolah, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok dan uraian materi pokok, pengalaman belajar, indikator. Penilaian yang meliputi jenis tagihan, alokasi waktu dan sumber bahan atau alat. b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat sebagai pedoman dan merupakan langkah-langkah yang dijadikan bagi guru dalam mengajar, yang memuat identitas sekolah, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, tujuan pembelajaran, metode, indikator, dan Langkah-langkah pembelajaran. c. Lembar kerja siswa (terlampir) Agar siswa lebih terarah dalam melaksanakan latihan maka peneliti menyediakan LKS berupa teks cerita. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 007 Pulau Tinggi Kecamatan Kampar. Kelas yang ditetapkan menjadi sampel penelitian ini adalah kelas V SD Negeri 007 Pulau Tinggi Kecamatan Kampar berjumlah sebanyak 20 orang siswa yang majemuk, terdiri 12 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.
5
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi (non tes) Aktivitas guru dan data aktivitas siswa dengan penerapan teknik membaca dalam hati. 2. Tes pemahaman (tertulis) Tes pemahaman digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan siswa dalam memahami paragraf, tes yang dilakukan pada tiap pertemuan pembelajaran adalah pilihan ganda. Analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Aktivitas guru Untuk aktivitas guru langkah-langkah yang ditempuh adalah : a. Menentukan jenis aspek yang diamati b. Menentukan skala penilaian aktvitas guru. c. Menentukan jumlah. d. Menentukan rata-rata. e. Menentukan persentase. Skor yang diperoleh x 100% Persentase Nilai = Skor maksimal Tabel 01 Persentase Interval Aktivitas Guru Interval 85 sd 100% 70 sd 84% 55 sd 69% 40 sd 54% 0 sd 39%
Kategori Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali
2. Aktivitas siswa a. Menentukan jenis aspek yang diamati : b. Menentukan skala penilaian aktivitas siswa c. Menentukan jumlah. d. Menentukan rata-rata. e. Menentukan persentase. Skor yang diperoleh x 100% Persentase Nilai = Skor maksimal Tabel 02 Persentase Interval Aktivitas Siswa Interval 85 sd 100% 70 sd 84% 55 sd 69% 40 sd 54% 0 sd 39%
Kategori Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali
6
3. Kemampuan memahami paragraf Ketuntasan yang dinilai adalah ketuntasan individu dan klasikal. a. Ketuntasan Individu Ketuntasan individu diketahui jika setiap siswa mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 65, maka siswa dapat dikatakan tuntas. SS Dihitung dengan rumus: KI x 100 (Mulyati, 2006:1.35). SM Keterangan : KI = Ketuntasan belajar siswa. SS = Skor yang diperoleh siswa. SM = Skor maksimal. b. Ketuntasan klasikal Ketuntasan klasikal memahami paragraf secara klasikal dihitung dengan rumus persentase yaitu: p F x 100% N
Keterangan : F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu) P = Angka persentase (Sudjono, 2004: 43) Adapun penelitian ini dikatakan berhasil apabila ketuntasan belajar (nilai di atas 65) dalam belajar kalau mencapai 80% dari seluruh siswa. Hal ini berdasarkan dari depdiknas (dalam Salhana 2011:33). Sedangkan penilaian hasil tes kemampuan memahami paragraf berpedoman pada kategori yang dikemukakan oleh Tim Yustisia berikut: Tabel 03 Interval Kemampuan Memahami Paragraf Interval Kategori 86 sd 100 Baik sekali 71 sd 85 Baik 56 sd 70 Cukup 40 sd 55 Kurang < 40 Kurang sekali Sumber: Yustisia (2007:367). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Adapun data yang akan penulis paparkan adalah data aktivitas guru dan aktivitas siswa tiap pertemuan kemudian hasil kemampuan siswa memahami paragraf sebelum diterapkan teknik membaca dalam hati dan data kemampuan siswa dalam memahami paragraf siklus I dan siklus II tiap pertemuan. Perbandingan aktivitas guru pada siklus I dan II dapat dilihat pada tabel 04 sebagai berikut:
7
Tabel 04 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Tiap Pertemuann Siklus I dan Siklus II Siklus I No Indikator yang dinilai 1
Guru menjelaskan kosa kata atau kalimat yang diduga sulit dipahami siswa. Guru menyuruh siswa membaca dalam hati, dan memperhatikan agar siswa duduk dengan tenang dan sikap yang baik, jarak antara bacaan dengan mata + 25 cm. Guru mengingatkan kepada siswa agar tidak menggerak-gerakkan atau mengucapkan secara perlahan bacaannya, karena hal tersebut akan merusak konsentrasi siswa dalam memahami bacaan. Guru menyuruh siswa menutup buku bacaannya lalu menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan bacaan. Guru menyuruh siswa menceritakan secara ringkas isi bacaan. Bacaan dibuka lagi untuk mengoreksi jawaban siswa.
2
3
4
PI 2
Jumlah Persentase Kategori
Siklus II P II 3
PI 4
P II 4
3
3
3
3
2
3
4
4
3
2
3
3
15
17
20
22
62,5% 70,83% 83,33% 91,66% Cukup Baik Baik Baik sekali
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui aktivitas guru di siklus I pertemuan pertama berkategori cukup dengan jumlah 10 persentase 62,5%, pertemuan kedua berkategori baik dengan jumlah 12 dengan persentase 75%. Sedangkan sikls II pertemuan pertama berkategori baik dengan jumlah 13 dengan persentase 81,25%, dan pertemuan kedua berkategori baik sekali dengan jumlah 15 dengan persentase 93,75%. Observasi Siswa yang diamati adalah kegiatan siswa dalam melaksanakan proses pengajaran membaca dalam hati siklus I dan II tiap pertemuan dapat dilihat pada tabel 05 berikut ini: Tabel 05 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Tiap Pertemuan Siklus I dan Siklus II Indikator yang dinilai No 1
Siswa memperhatikan guru dalam menjelaskan kosa kata atau kalimat yang diduga sulit dipahami siswa. 2 Siswa membaca dalam hati, siswa duduk dengan tenang dan sikap yang baik, jarak antara bacaan dengan mata + 25 cm. Siswa tidak menggerakgerakkan atau mengucapkan secara perlahan bacaannya, karena hal tersebut akan merusak konsentrasi siswa dalam memahami bacaan. 3. Siswa menutup buku bacaannya lalu menjawab pertanyaan dari guru. Siswa menceritakan secara ringkas isi bacaan. 4. Siswa membuka bacaan lagi untuk mengoreksi jawaban secara bersama sama. Jumlah
Siklus I PI P II
Sikls II PI P II
3
3
3
3
3
4
4
4
2
3
3
4
2
2
4
3
14
17
21
21
8
Persentase Kategori
58,33% 70,83% 87,5% Cukup Baik Baik sekali
87,5% Baik sekali
Aktivitas siswa di siklus I pertemuan pertama berkategori cukup dengan jumlah 10 dengan persentase 62,5%, pertemuan kedua berkategori cukup dengan jumlah 11 dengan persentase 68,75%. Sedangkan siklus II pertemuan pertama berkategori baik sekali dengan jumlah 14 dengan persentase 87,5%, dan pertemuan kedua berkategori baik sekali dengan jumlah 15 dengan persentase 93,75%. Perbandingan antara kemampuan siswa memahami paragraf pada data awal, siklus I, siklus II tiap pertemuan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 07 Kemampuan Siswa Memahami Paragraf Siklus I dan II Tiap Pertemuan Skor
Kategori
86 – 100 71 – 85 56 – 70 41 – 55 < 40 Rata-rata Kategori Ketuntasan Tidak tuntas
Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali
Data awal 0 (%)) 6 (30%) 6 (30%) 8 (40%) (%) 58 Cukup 6 (30%) 14 (70%)
SIP1
SIP2
S II P 1
S II P 2
3 (15%) 3 (15%) 14 (70%) 0 (%) 0 (%) 70 Baik 11 (55%) 9 (45%)
9 (45%) 6 (30%) 5 (25%) 0 (%) 0 (%) 80 Baik 15 (75%) 5 (25%)
11 (55%) 5 (25%) 4 (20%) 0 (%) 0 (%) 80 Baik 16 (80%) 4 (20%)
7 (35%) 11 (55%) 2(10%) 0 (%) 0 (%) 81 Baik 18 (90%) 2 (10%)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa kemampuan memahami paragraf siswa kelas V SD Negeri 007 Pulau Tinggi Kecamatan Kampar terus mengalami peningkatan yaitu dari data awal dengan nilai rata-rata 58 meningkat pada siklus I pertemuan pertama dengan rata-rata 70 dengan persentase ketuntasan 55%, pada pertemuan kedua dengan rata-rata 80 dan persentase ketuntasan 75%. Sedangkan pada siklus II pertemuan pertama dengan rata-rata 80% dengan persentase ketuntasan 80%, pertemuan kedua dangan rata-rata 81 dengan persentase ketuntasan yaitu 90%. Karena telah mencapai ketuntasan klasikal 80% maka penelitian ini tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik membaca dalam hati dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami paragraf siswa kelas V SD Negeri 007 Pulau Tinggi Kecamatan, hal ini dapat dilihat dari: 1. Aktivitas guru Aktivitas guru siklus I pertemuan pertama berkategori cukup dengan jumlah 10 persentase 62,5%, pertemuan kedua berkategori baik dengan jumlah 12 dengan persentase 75%. Sedangkan sikls II pertemuan pertama berkategori baik dengan jumlah 13 dengan persentase 81,25%, dan pertemuan kedua berkategori baik sekali dengan jumlah 15 dengan persentase 93,75%. 2. Aktivitas siswa Aktivitas siswa siklus I pertemuan pertama berkategori cukup dengan jumlah 10 dengan persentase 62,5%, pertemuan kedua berkategori cukup dengan jumlah 11 dengan persentase 68,75%. Sedangkan siklus II pertemuan
9
pertama berkategori baik sekali dengan jumlah 14 dengan persentase 87,5%, dan pertemuan kedua berkategori baik sekali dengan jumlah 15 dengan persentase 93,75%. 3. Kemampuan siswa memahami paragraf Kemampuan siswa memahami paragraf pada data awal dengan nilai ratarata 58 dengan ketuntasan klasikal 30%. Setelah menerapkan teknik membaca dalam hati kemampuan siswa pada siklus I pertemuan pertama dengan nilai rata-rata 70, dengan ketuntasan klasikal 55%. Pertemuan kedua siklus I dengan nilai rata-rata 80, ketuntasan klasikal 75%. Kemudian siklus II pertemuan pertama dengan nilai rata-rata 80, ketuntasan klasikal 80%, pertemuan kedua siklus II dengan nilai rata-rata 81, dengan ketuntasan klasikal 90%. Bertolak dari kesimpulan dan pembahasan hasil penelitian di atas, berkaitan dengan penerapan teknik membaca dalam hati yang telah dilaksanakan, peneliti mengajukan beberapa saran, yaitu: 1. Bagi guru, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi guru dalam pelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca untuk meningkatan kemampuan siswa dalam memahami paragraf. 2. Bagi siswa, diharapkan untuk membiasakan membaca dalam hati agar pemahaman membaca lebih baik. 3. Guru sebaiknya lebih sering menerapkan membaca dalam hati, khususnya pada pelajaran bahasa Indonesia, serta guru perlu melakukan upaya-upaya guna mempertahankan kemampuan siswa dalam memahami paragraf demi tercapainya hasil belajar yang optimal. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih ditujukan kepada : 1. Dr. H. M. Nur Mustafa, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Drs. Zariul Antosa, M.Sn, selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 3. Drs. H. Lazim. N, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 4. Drs. Hamizi, S.Pd, selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan juga arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Eddy Noviana, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Drs. H. Darmawin Darin, M.Pd dan Otang Kurniaman, M.Pd, selaku dosen konsentrasi Bahasa Indonesia. 7. Seluruh Dosen PGSD yang telah membekali ilmu kepada penulis. 8. Kepala SD Negeri 007 Pulau Tinggi yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi. 9. Orang Tuaku tersayang yang selalu memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Istri dan anakku tercinta yang selalu memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan semangat untuk menyelesaikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
10
DAFTAR PUSTAKA Abbas, saleh. 2008. Pembelajaran Bahasa yang Efektif di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat ketenagaan. Arikunto, Suharsimin, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Kasbolah, Kasihani. 1988. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarata: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Mulyasa. 2003. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung. Rosda. Mulyati, Yeti, dkk. 2006. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di kelas Tinggi. Jakarta: Universitas Terbuka. Novi, Rosmini, dkk. 2006. Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI Pres. Razak, Abdul. 2000. Membaca Pemahaman dan Teori Aplikasi Pengajaran. Pekanbaru. Autografika. Russefendi. 2005. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang NonEsaktalainya. Bandung: Tarsito. Santosa, Puji. 2011. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka. Sardiman, A. M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. Rajawali, Pers. Suparno dan Yunus Muhammad. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Univeritas Terbuka. Supriyadi, dkk. 1994. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Universitas Terbuka. Tarigan, HG. 1986. Menulis Keterampilan Berbahasa. Bandung. Angkasa Tarigan, HG. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung Angkasa. Tim PPL. 2007. Pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan. Pekanbaru: tidak diterbitkan.